KONSEP «MORBID CHIC» DALAM ROMAN L HYPER JUSTINE KARYA SIMON LIBERATI LAISA KHOERUN NISSA
|
|
- Lanny Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KONSEP «MORBID CHIC» DALAM ROMAN L HYPER JUSTINE KARYA SIMON LIBERATI LAISA KHOERUN NISSA FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA PERANCIS UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR Agustus, 2012
2 KONSEP «MORBID CHIC» DALAM ROMAN L HYPER JUSTINE KARYA SIMON LIBERATI Oleh : Laisa Khoerun Nissa 1 ABSTRAK Skripsi ini berjudul Konsep «Morbid Chic» dalam roman L hyper Justine karya Simon Liberati yang bersumber dari novel yang ditulis oleh pengarang pada tahun Morbid Chic merupakan suatu konsep yang menggambarkan imoralitas manusia dalam usahanya mencapai kepuasan dan kesenangan pribadi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui seperti apa konsep Morbid Chic yang tertuang dalam jalinan kisah dan bagaimana konsep tersebut menggerakan jalan cerita dalam novel ini. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan analisis alur, analisis tokoh, analisis latar dan analisis sudut pandang. Dari seluruh rangkaian analisis ini, kita dapat menemukan rangkaian fenomena yang merujuk pada konsep Morbid Chic dalam kehidupan para tokoh dalam novel ini. Kata Kunci : Moral, Amoralitas, Norma, Perilaku manusia, Degradasi moral. ABSTRACT This thesis entitled The Morbid Chic Concept in A Roman L hyper Justine by Simon Liberati sourced from a roman written by the author in Morbid Chic is a concept that show the imorality of human to gain their satisfaction and pleasure. The purpose of the research is to show how the Morbid Chic concept reflected and drive the whole story in this roman. To obtain that 1 Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Perancis Universitas Padjadjaran, lulus pada tanggal 27 Juni 2012
3 purpose, the analysis used are the analysis of sequences, analysis of characters, analysis of décor, and analysis of point of view. According to this whole series of analysis, we are able to find phenomenas in the life of the caracteres in this roman, which reflected the Morbid Chic concept. Pendahuluan Manusia dan segala permasalahannya seringkali menjadi suatu tema dalam berbagai karya sastra termasuk novel. Dalam suatu karya sastra, pengarang memberi opini, kritik maupun pemikirannya terhadap suatu masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia untuk kemudian disampaikan pada pembaca. Salah satu masalah yang paling sering disorot adalah moralitas manusia. Saat ini, manusia cenderung melupakan nilai-nilai moral dalam menjalankan kehidupannya. Manusia hanya memikirkan hasrat dan keinginankeinginannya semata dan berusaha memuaskan segala hasratnya termasuk dengan melakukan berbagai hal yang melanggar norma susila. Mereka tidak lagi peduli jika perilaku mereka membuat orang lain menderita, asalkan mereka mendapatkan segala keinginan mereka. Inilah yang disebut dengan Morbid Chic. Simon Liberati mengangkat masalah moral manusia dalam karyanya yang berjudul L hyper Justine. Melalui tokoh-tokohnya, ia menggambarkan perilaku manusia saat ini, ketika kepentingan dan kesenangan pribadi menjadi hal paling utama dalam kehidupan. Dengan menerapkan konsep Morbid Chic, ia mengangkat L hyper Justine sebagai sebuah potret nyata keadaan moral manusia saat ini, yang menarik untuk dianalisis. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji seperti apa konsep Morbid Chic yang tertuang dalam novel L hyper Justine dan bagaimana konsep tersebut menggerakan jalan cerita novel ini. tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami konsep Morbid Chic dan bagaimana penerapannya dalam novel L hyper Justine. Untuk mencapai tujuan penelitian
4 tersebut, penulis menggunakan metode analisis struktural yang mencakup analisis alur, tokoh, latar dan sudut pandang. Pembahasan Pierre al-hamdi, seorang penipu datang ke Paris. Tanpa sengaja, ia melihat seorang wanita cantik berdiri di balkon sebuah rumah. Terpesona, ia mengetahui wanita itu bernama Justine. Pertemuan itu membawanya untuk menemukan sebuah proyek film yang ditulis oleh Thérèse Legros, dan menyadari bahwa cerita film itu mirip dengan kisah hidup ibunya yang terbunuh di Yaman. Penuh kemarahan, Pierre mencari tahu kaitan antara Thérèse dan kematian ibunya. Menurut Schmitt dan Viala, cerita merupakan rangkaian dari peristiwaperistiwa, yang terdiri dari beberapa peristiwa utama yang mewujudkan suatu cerita utuh. Peristiwa-peristiwa itu dibagi dalam unit terkecil yang disebut sekuen. Sekuen ini harus berpusat pada satu titik perhatian misalnya suatu objek tertentu: sebuah peristiwa, seorang tokoh, sebuah ide, sebuah pemikiran. Bisa juga apabila beberapa tokoh terpusat pada satu objek atau beberapa objek menjadi pengamatan seorang tokoh. Dalam analisis sekuen dalam novel L hyper Justine, kita dapat melihat rangkaian peristiwa yang mendukung konsep Morbid Chic. Setiap bagian dari sekuen berhubungan satu dengan lainnya dan membentuk suatu hubungan sintagmatik. Menurut Barthes, hubungan sintagmatik adalah hubungan penelitian karya sastra melalui sekuen-sekuennya. Hubungan ini merupakan analisis struktural berdasarkan fungsinya yaitu fungsi kardinal, yang berarti kejadian yang menunjukkan sebab akibat dari sebuah cerita dan fungsi katalitas yang bersifat kronologis. Dalam analisis sekuen ini, kita dapat membagi alur cerita L hyper Justine menjadi 42 sekuen kardinal dan 117 sekuen katalisator. Secara umum, novel ini bercerita mengenai usaha tokoh utama untuk menyibak misteri kematian ibunya. Penulis menggunakan alur maju dan mundur untuk membantu pembaca agar dapat memahami cerita secara utuh. Melalui analisis sekuen, pembaca bisa melihat bagaimana tokoh-tokoh dalam cerita ini
5 hidup di dunia Morbid Chic yang penuh dengan hal-hal tidak bermoral seperti kriminalitas, sadisme, fetichisme dan lainnya. Teori dari Shmitt dan Viala serta dari Goldenstein digunakan dalam analisis tokoh. Menurut mereka, tokoh-tokoh yang ditemukan di dalam sebuah cerita dibentuk dari elemen-elemen yang ditiru dari kehidupan nyata. Oleh karena itu, tokoh-tokoh dalam suatu karya sastra dapat dikatakan lahir dari persilangan antara imajinasi pengarang dengan kenyataan. Tokoh yang dianalisis adalah mereka yang memiliki peran penting dalam pergerakan cerita, dalam hal ini penulis memilih tokoh Pierre, Thérèse, Justine, La Sultane dan Grisélidis untuk dianalisis. Dalam analisis tokoh, kita bisa menemukan ciri pembeda dari masingmasing tokoh. Thérèse merupakan seorang wanita tua kaya raya yang juga merupakan seorang lesbian. Ia adalah seorang ahli seni terkenal di Perancis, namun dibalik itu ia adalah seorang pembohong dan seorang manipulatif keji yang senang mempermainkan hidup orang lain. Kepribadiannya yang materialistis dan hedonis, membuatnya tak ragu untuk melakukan apapun demi mencapai keinginannya, tanpa peduli perbuatannya merugikan orang lain atau tidak. Tokohtokoh lainnya merupakan korban dari kekejian Thérèse. Ada Pierre, seorang penipu tampan yang mencari kebenaran tentang kematian ibunya. Seperti penipu lainnya, Pierre adalah seorang oportunis yang akan mengambil kesempatan apapun untuk kepentingan pribadi. Tumbuh tanpa kehadiran keluarga, Pierre menjadi sosok kesepian yang akan melakukan segalanya untuk bertahan hidup. Ia bepergian kemanapun sambil mencari petunjuk tentang kematian sang ibu yang sangat ia cintai. Usahanya menemui hasil ketika ia kembali ke Paris dan menemukan sebuah proyek film yang ditulis oleh Thérèse yang mirip dengan kisah hidup ibunya. Pierre kemudian menemui Thérèse untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Selanjutnya ada Justine, anak adopsi Thérèse. Justine merupakan seorang wanita menarik yang berasal dari Belgia. Justine sangat menyayangi Thérèse karenanya ia rela melakukan apapun untuk Thérèse. Dibalik sikap polosnya, Justine merupakan seorang wanita yang menyukai kekerasan. Ialah pewaris
6 kekayaan dan kekejian Thérèse yang sebenarnya. Lalu ada La Sultane, ibu dari Pierre. la Sultane tewas dibunuh pada masa pemberontakan islam di Yaman, tahun Ia merupakan seorang wanita cantik dan menyenangkan, namun memiliki nasib yang tragis. Ia menjadi seorang pelacur dan terbunuh karena profesinya tersebut. Kisah hidupnya menjadi inspirasi dari skenario yang ditulis Thérèse. Selanjutnya ada Grisélidis, mantan kekasih Thérèse. Ia meninggalkan Thérèse setelah mengetahui bahwa Thérèse memperalatnya untuk mendapatkan uang dengan menjual kisah pornografi berdasarkan hubungan seksual mereka. Analisis hubungan antartokoh mengijinkan kita untuk memahami kaitan antara tokoh yang satu dengan yang lainnya. Pierre, Justine, La Sultane dan Grisélidis adalah korban dari kekejaman Thérèse. Dari hubungan antara Pierre dan Thérèse, terlihat bahwa Thérèse adalah orang yang membuka seluruh misteri dalam kehidupan Pierre. Sebelumnya, Pierre menganggap bahwa Thérèse adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian ibunya, karena ia menulis skenario film berdasarkan kisah tragis La Sultane. Di akhir kisah terbukalah bahwa sebenarnya Thérèse adalah ibu kandung Pierre, yang memberikan putranya untuk diasuh La Sultane karena Thérèse tidak menyukai anak-anak. La Sultane sendiri merupakan teman Thérèse. Thérèse membantunya mencari pekerjaan di Paris, di sebuah bar bernama Le Brummel. Thérèse jugalah yang mengatur pertemuan agar La Sultane bekerja di Yaman. Setelah kematian La Sultane, Thérèse mencari keuntungan dengan menjual kisah tragis hidup La Sultane untuk dijadikan skenario film. Jadi hubungan antara Thérèse dan La Sultane adalah hubungan pertemanan yang saling menguntungkan. La Sultane mendapat pekerjaan berkat bantuan Thérèse, sementara La Sultane membayarnya dengan bersedia tidur dengan Thérèse. Di kemudian hari, Thérèse mendapatkan keuntungan dengan menjual kisah hidup temannya sendiri. Sementara hubungan antara La Sultane dengan Pierre adalah hubungan maternal, karena ialah yang merawat dan membesarkan Pierre dan Pierre selalu menganggap La Sultane sebagai ibunya. La Sultane adalah orang yang penting dalam kehidupan Pierre yang menyedihkan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Justine adalah anak angkat sekaligus ahli waris Thérèse. Ia akan melakukan apapun demi Thérèse termasuk menjadi
7 objek seksual dari ibu angkatnya. Selain tu, Justine merupakan penghubung antara Pierre da Thérèse karena berkat pertemuan pertama merekalah, Pierre bisa mengetahui kaitan Thérèse dan La Sultane. Sementara itu, hubungan antara Thérèse dan Grisélidis adalah hubungan asmara, namun romansa mereka berakhir buruk karena ulah Thérèse yang keterlaluan. Maka berdasarkan analisis tokoh dan hubungan antartokoh ini, kita dapat menyimpulkan bahwa tokoh-tokoh yang berada dalam novel ini adalah orang-orang amoral. Mereka tega melakukan apa saja untuk mendapat keinginannya, sesuai dengan dunia Morbid Chic yang melegalkan segala hal. Latar menurut Goldenstein adalah elemen penting dalam sebuah cerita karena latar memiliki peran untuk menciptakan situasi umum dari sebuah cerita. Latar dibagi menjadi tiga yaitu latar waktu, tempat dan sosial. Latar waktu dari cerita L hyper Justine adalah tahun 2007, namun inti cerita berawal dari kematian tokoh La Sultane di tahun Perbedaan waktu 30 tahun menunjukkan evolusi kepribadian manusia yang semakin lama semakin egois dan bebas melakukan apa saja. Latar tempat yang dipilih adalah kota Paris, sebagai simbol dari kota besar yang sering menjadi sarang yang nyaman bagi para pribadi amoral untuk berkumpul. Latar sosial menyoroti lingkungan pergaulan kalangan sosialita di Perancis, yang senang melakukan hal-hal yang tidak sesuai norma. Analisis latar semakin menjelaskan kekelaman para tokoh di novel ini. Sementara itu, menurut Goldenstein sudut pandang merupakan kedudukan narator terhadap apa yang diceritakan. Sudut pandang suatu cerita sangat penting sebab hal ini akan menyangkut masalah seleksi terhadap kejadian-kejadian cerita yang disajikan, menyangkut kesadaran siapa yang memaparkan serta kedudukan atau tempat berpijak si pencerita terhadap ceritanya. Sudut pandang terbagi dua menjadi sudut pandang terbatas (limitée) dan tidak terbatas (ilimitée). Analisis sudut pandang membantu pembaca untuk semakin memahami ide dan pemikiran narator terhadap konsep Morbid Chic. Dengan menggunakan sudut pandang tak terbatas, narator bebas keluar masuk pemikiran dan perasaan para tokoh untuk menunjukkan pandangannya terhadap dekadensi moral. Sudut
8 pandang terbatas digunakan agar pembaca memahami mengapa para tokoh bisa terseret ke dalam dunia Morbid Chic. Simpulan Maka berdasarkan keseluruhan analisis ini terlihat suatu konsep Morbid Chic yang memiliki karakteristiknya sendiri. Konsep Morbid Chic yang terlihat dari cerita L hyper Justine menitikberatkan pada hasrat manusia yang tidak terkendali, yang kemudian berubah menjadi suatu kebutuhan yang menyetir kepribadian seseorang agar melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ciri utama dari konsep Morbid Chic dalam novel ini ditunjukan melalui berbagai kekerasan, baik secara fisik maupun seksual, seperti fetichisme. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memenuhi kesenangan pribadi saja. L hyper Justine merupakan sebuah refleksi nyata dari kehidupan manusia. Dapatlah dikatakan apabila novel ini merupakan sebuah peringatan atas kondisi manusia saat ini yang semakin kehilangan sisi kemanusiaannya. Novel ini seakan ingin mengingatkan betapa pentingnya moralitas dalam kehidupan manusia, sebagai batasan sekaligus aturan dalam berperilaku, karena hal itulah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Daftar Sumber: htpp:// htpp:// Barthes, R Analyse Structurale du Récit. Paris : Soleil. Goldenstein, J. P Pour Lire le Roman. Brussel-Paris : De Boeck-Duculot. Liberati, Simon L hyper Justine. Paris : Flammarion. Schmitt, M.P., dan A. Viala Savoir lire. Paris : Didier.
Unsur-Unsur Emosi yang Mendasari Perilaku Tokoh Utama. Dalam Novel Week-end de chasse à la mère. Karya Geneviève Brisac. Oleh Kika Adriani Juniastika*
Unsur-Unsur Emosi yang Mendasari Perilaku Tokoh Utama Dalam Novel Week-end de chasse à la mère Karya Geneviève Brisac Oleh Kika Adriani Juniastika* Abstrak Skripsi yang berjudul Unsur-Unsur Emosi Yang
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. unsur intrinsik roman La Consolante karya Anna Gavalda, dapat. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap unusr-unsur pembangun atau unsur intrinsik roman La Consolante karya Anna Gavalda, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut 1. Wujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil proses pemikiran dan pengalaman batin pengarang yang dicurahkan lewat tulisan dengan mengungkapkan berbagai hal yang digali dari masalah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FANTASTIK DALAM TINJAUAN TEKNIK PENOKOHAN PADA NOVEL BIFTECK KARYA MARTIN PROVOST
KARAKTERISTIK FANTASTIK DALAM TINJAUAN TEKNIK PENOKOHAN PADA NOVEL BIFTECK KARYA MARTIN PROVOST Oleh Rima Dwi Septiana 1 Abstrak Karya ilmiah ini berjudul Karakteristik Fantastik dalam tinjauan teknik
Lebih terperinciPeran Bayangan Masa Lalu dalam membentuk Rasa Percaya Diri dalam Roman Le Voleur d Ombres Karya Marc Levi
1 Peran Bayangan Masa Lalu dalam membentuk Rasa Percaya Diri dalam Roman Le Voleur d Ombres Karya Marc Levi Oleh Sri Bashiroh Abstrak Karya ilmiah yang berjudul Peran Bayangan Masa Lalu dalam membentuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian
Lebih terperinciPENGARUH REALITAS SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN PASANGAN CAMPURAN DALAM NOVEL L HISTOIRE DE LA FEMME CANNIBALE KARYA MARYSE CONDÉ
PENGARUH REALITAS SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN PASANGAN CAMPURAN DALAM NOVEL L HISTOIRE DE LA FEMME CANNIBALE KARYA MARYSE CONDÉ Oleh : Rita Nurhasanah 180510070020 PROGRAM STUDI SASTRA PERANCIS FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi
BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi alur maju serta hubungan kausalitas yang erat. Hal ini terlihat pada peristiwaperistiwa yang memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi
Lebih terperinciKLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)
KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan
Lebih terperinciTrauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu
Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cuarahan hati pengarang. Cara pengarang menghadirkan tokoh merupakan hal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra memiliki fungsi sesuai sifatnya. Konsep dan fungsi sastra tidak banyak berubah. Karya sastra sebagai proses kreatif yang dimunculkan oleh pengarang, membuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari sebuah proses gejolak dan perasaan seorang pengarang terhadap realitas sosial yang merangsang kesadaran pribadinya. Dengan kedalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah karya yang dapat menghibur sekaligus dapat memberikan pelajaran hidup kepada para penikmatnya. Hal tersebut dikarenakan karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai keindahan. Sebuah karya sastra bukan ada begitu saja atau seperti agak dibuat-buat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra terbentuk dari hasil cipta rasa, dan karsa manusia atau pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil pemikirannya mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebuah karya sastra tercipta karena adanya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menjabarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian serta saran yang diharapkan dapat memberikan beberapa masukan bagi mahasiswa bahasa Perancis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang tentang hidup. Karya sastra yang diciptakan seorang pengarang adalah gambaran dan kepekaan terhadap
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebanyakan orang mendefinisikan karya sastra sebagai karangan dalam bentuk prosa tertulis yang hanya terdiri dari puisi, novel, cerpen, naskah drama dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta
1 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta imajinasi adalah alat. Sastrawan menggunakan media lingkungan sosial sekitar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca karya sastra sama dengan mencermati permasalahan atau problem-problem sosial yang sering terjadi di dalam masyarakat. Permasalahan yang terdapat dalam sebuah
Lebih terperinciCHAPTER V SUMMARY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program
CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 THE PORTRAYAL OF SOCIAL STATUS PURSUIT OF THE MAIN CHARACTER IN GUY DE MAUPASSANT S BEL-AMI Kartika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah tersentuh hatinya, dan mudah memikirkan hal-hal kecil. Dalam kenyataan, wanita cenderung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga Mendeskripsikan Alur Novel Remaja Terjemahan Tahun Ajaran 2013 belum ada. Namun, ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Novel Ritournelle de La Faim karya Le Clezio adalah representasi
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Novel Ritournelle de La Faim karya Le Clezio adalah representasi kehidupan pribadinya. Ia menjadikan pengalaman sang ibu sebagai inspirasi novel. Le Clezio juga memiliki beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa, sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama adalah salah satu genre karya sastra yang terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi sastra dan pementasan, Sastra berupa teks naskah sedangkan pementasan berhubungan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Meskipun analisis ini dapat dikatakan kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam sifat yaitu, karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non imajinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciEfek Domino Dari Sebuah Kamuflase Dalam Dongeng Berjudul Tristan Vox Karya Michel Tournier
Efek Domino Dari Sebuah Kamuflase Dalam Dongeng Berjudul Tristan Vox Karya Michel Tournier Oleh Uzlifatul Jannah Abstrak Penelitian ini bersumber dari sebuah dongeng filsafat dari buku kumpulan dongeng
Lebih terperinciRANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN
RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN I. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah : Théorie de la Littérature Française Kode Mata Kuliah : PRC 207 Jurusan : Pendidikan Bahasa Prancis Pengampu : Dian Swandayani, M.Hum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat. Governess adalah sebuah profesi yang biasanya dikerjakan oleh wanita
Lebih terperinciBAB 6 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan mengkaji struktur dan nilai-nilai pendidikan dalam cerpen harian Kompas tahun 2012 dan penerapan hasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai
Lebih terperinciRAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
Lebih terperinciAnalisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011
Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011 Oleh : Wawan Priyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu zaman. Artinya, melalui karya sastra, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah kegiatan kreatif sebuah ciptaan karya bernilai seni mengenai kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran, perasaan,
Lebih terperinciBAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar pengarang.
Lebih terperinciANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal 28-31 Paul Suparno, S.J. Sr. Bundanita mensharingkan pengalamannya bagaimana ia pernah mempunyai anak mas waktu mengajar di Sekolah
Lebih terperinciKAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Setelah melakukan analisis terhadap struktur dan analisis terhadap naskah drama Jamila dan Sang Presiden maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Haruki Murakami adalah seorang penulis, novelis, sastrawan, dan penerjemah yang berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bidang sastra tidak terlepas dengan kajian-kajian serta peroses terbentuknya suatu karya sastra. Karya sastra yang dikaji biasanya berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Sastra banyak diminati masyarakat karena bersifat mendidik dan menghibur (sebagai bacaan). Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia semakin kompleks seiring perkembangan zaman. Manusia dilahirkan dengan berbagai permasalahan hidup yang dihadapinya. Perasalahan hidup manusia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik akan memiliki sifat-sifat yang abadi dengan memuat
Lebih terperinci2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melalui karya sastra dapat diketahui eksistensi kehidupan suatu masyarakat di suatu tempat pada suatu waktu meskipun hanya pada sisi-sisi tertentu. Kenyataan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-
I. PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang yang kemudian lahir sebuah karya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile yang berarti menghibur dan mengajar. Kesenangan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah seni yang banyak memanfaatkan simbol atau tanda untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar kelihatan nyata dan lebih jelas, pengarang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra pada dasarnya mengungkapkan kejadian, namun kejadian tersebut bukanlah fakta yang sesungguhnya melainkan fakta dari hasil pemikiran pengarang. Pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik
Lebih terperinci