Referensi: Bioavailabilitas dan bioekivalensi. Bioavailabilitas. Bioavailabilitas. Bioavailabilitas. Bioavailabilitas
|
|
- Inge Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Referensi: Bioavailabilitas dan bioekivalensi BASIC PHARMACOKINETICS Michael Makoid, Ph.D.; Phillip Vuchetich, Pharm.D.; Umesh Banakar, Ph.D Dr. Akhmad Kharis Nugroho, M.Si., Apt. Bioavailabilitas Bioavailabilitas: Kecepatan dan level absorpsi obat/zat aktif dari suatu produk sehingga tersedia pada tempat aksinya Persyaratan bioekuivalensi: Persyaratan yang diberikan FDA terkait uji in vitro in vivo yang harus dipenuhi oleh suatu produk obat Produk obat yang bioekuivalen: Produk-produk yang tergolong ekuivalen maupun alternatif secara farmasetik ketika dilakukan pengujian dengan kondisi yang serupa Bioavailabilitas Alternatif farmasetik: Produk obat yang mengandung zat aktif yang sama dalam bentuk kimia (garam, ester, atau kompleks) yang berbeda Ekuivalen secara farmasetik: Produk obat dengan kandungan zat aktif dalam dosis, bentuk kimia, bentuk sediaan dan rute pemakaian yang sama tetapi berbeda pada bentuk, eksipien, mekanisme pelepasan obat, pengemasan, shelf life, dan dalam batas tertentu penandaan Substitusi farmasetik: Penggantian produk obat dalam peresepan dengan produk obat alternatif farmasetik Bioavailabilitas Alternatif terapetik: Produk obat dengan zat aktif berbeda tetapi mempunyai terapetik dan tujuan klinik yang sama Ekuivalen secara terapetik: Produk obat yang ekuivalen secara farmasetik dan mempunyai efek klinik dan keamanan yang sama jika diberikan pada pasien dengan kondisi serupa dan sesuai dengan petunjuk pemakaian yang ada Substitusi terapetik: Penggantian produk obat dalam peresepan dengan produk obat alternatif terapetik Bioavailabilitas Bioavailabilitas relatif: Bioavailabilitas suatu produk obat dibandingkan dengan produk standar [ AUC ] A doseb BA relative = x [ AUC ] dose B Bioavailabilitas absolut : Bioavailabiltas suatu produk obat dibandingkan dengan bioavailabilitas secara intravena [ AUC ] PO doseiv BA absolut = F = x [ AUC ] dose IV A PO
2 Contoh ilustrasi Faktor-faktor yang mempengaruhi Bioavailabilitas Bioavailabilitas absolut produk B = 50% Bioavailabilitas absolut produk C = 40% Biovaiabilitas relatif produk C terhadap produk B = 80% Alur fase biofarmasetik tablet Alur fase biofarmasetik tablet Tablet utuh Granul Partikel Obat Setiap proses yang mempengaruhi tahapan dalam fase tersebut mempengaruhi bioavailabilitas Obat terlarut dalam cairan saluran cerna Obat terabsorpsi Secara general digolongkan: Faktor terkait dosage form Faktor terkait kondisi pasien Faktor dosage form Faktor dosage form Contoh: ukuran partikel luas permukaan spesifik mempengaruhi: Disolusi Absorpsi Jenis eksipien Mg stearat lipofilik memperlambat disolusi
3 Faktor dosage form Faktor pasien Faktor yang mempengaruhi GET (1) Faktor yang mempengaruhi GET (2) Faktor pasien Faktor pasien Contoh: Gastric emptying time mempengaruhi level dan kecepatan bioavailabilitas Penghambatan GET Memperlambat bioavailabilitas Meningkatkan resiko dekomposisi obat Menurunkan level bioavailabilitas
4 Faktor pasien Metode Penentuan Bioavailabilitas A. Konsentrasi obat dalam plasma (Cp): t max (waktu Cp max ) Perkiraan kecepatan absorpsi Cp max Indikasi efektifitas atau toksisitas terapi Indikasi secara kasar kecepatan absorpsi a t max = F.k a.dose Cp max = e Vd.(k k ) 2.3 log( ka / k ) k k a ( ka.t k. t ) max max e Metode Penentuan Bioavailabilitas A. Konsentrasi obat dalam plasma (Cp): AUC Jumlah total obat aktif yang mencapai sirkualsi sistemik Ukuran level bioavailabilitas Metode trapezoid Eliminasi tak terjenuhkan sebanding dengan dosis [ AUC ] = 0 F.Dose k. Vd Metode Penentuan Bioavailabilitas B. Ekskresi obat dalam urin (Cu): D u (Jumlah kumulatif obat terekskresi di urin) Indikasi jumlah total obat terabsorpsi dd u / dt (kecepatan ekskresi obat) Umumnya merupakan proses orde 1 yeang tergantung k dan Cp Bentuk kurva serupa dengan profil Cp Waktu tercapainya maksimum kecepatan ekskresi = t max t (waktu total obat terekskresi) Penting sebagai pembanding bioavailabilitas berbagai tipe obat Metode Penentuan Bioavailabilitas C. Efek farmakodinamik akut Beberapa obat : assay Cp tidak mudah Obat dengan tujuan non sistemik: Cp tidak mencerminkan bioavailabilitas di tempat aksi. Bioavailabilitas ditentukan berdasarkan profil kurva dosisrespon Uji bioekuivalen AUC profil farmakodinamik vs time Puncak efek farmakodinamik Waktu untuk mencapai puncak efek farmakodinamik Contoh: bronkodilator penurunan volume pernapasan Pemakaian topikal preparat steroid pemucatan kulit Metode Penentuan Bioavailabilitas D. Observasi klinik akurasi, sensitifitas, dan reproducibilitas paling rendah Hanya digunakan jika metode dengan Cp, Du dan efek farmakologi tidak memungkinkan E. Metode in vitro Uji disolusi sebagai estimasi kecepatan proses absorpsi Uji kesetimbangan dan kinetik pengikatan pada gramgaram asam empedu, misalnya:kolesteramin resin
5 Desain studi bioavailabilitas Single vs multiple dose Subyek : manusia (pria) sehat Usia tahun Tinggi dan bobot badan normal Jumlah minimum = 12 subyek Durasi sampling: harus cukup untuk menjamin lengkapnya data fase absorpsi (>3 T 0,5 ) Frekuensi sampling harus mencukupi Multiple vs single dose : Keuntungan Tidak perlu ekstrapolasi profil Cp untuk menentukan total AUC Tidak perlu menunggu wash-out period yang lama diantara dosis Lebih sesuai dengan kondisi real terapi klinik dan memungkinkan pengukuran Cp yang akan dijumpai pada proses terapi Cp lebih tinggi pengukuran lebih mudah dan lebih dapat dipercaya Dapat dengan mudah mengidentifikasi kondisi saturable pharmacokinetics pada steady-state Multiple vs single dose : Kerugian Perlu waktu studi lebih panjang Lebih sulit dan mahal (monitor subyek uji yang lebih lama) Masalah lebih besar dengan compliance control Resiko adverse drug reactions lebih besar karena pemejanan obat yang lebih lama dan dalam dosis yang lebih besar Desain studi bioavailabilitas Mengapa tidak pada pasien? Fungsi fisiologis normal Pasien mungkin menggunakan obat yang lain interaksi yang mengaburkan data kecepatan dan level bioavailabilitas Diet dan jumlah air yang diminum pada pasien dapat mempengaruhi bioavailabilitas Pasien akan lebih sulit untuk diminta mengikuti protokol uji yang diperlukan Desain studi bioavailabilitas Jika diperlukan informasi tentang pengaruh kondisi patologis terhadap bioavailabilitas: Uji terpisah pada pasien yang bersesuaian dengan obat yang diuji
6 Apakah uji in vitro bisa menggantikan uji in vivo? Pada umumnya tidak ada korelasi yang jelas antara tingkat absorpsi dengan disolusi kecuali obat dengan klasifikasi biofarmasetik gol II, karena: Disolusi in vitro tidak sama dengan kondisi in vivo Tingkat disolusi mungkin bukan rate limiting step bioavailabilitas Perlu persyaratan ketat sebelum suatu obat dapat digolongkan sebagai biowaiver Bioekivalensi Bioekivalensi Perbandingan bioavailabilitas 2 produk obat dimana salah satu berfungsi sebagai produk referensi Produk referensi adalah produk pemula (pioner) sedangkan produk uji umumnya adalah sediaan generik atau sediaan bermerk yang baru Kriteria bioekivalensi: Rate Cpmax Extent AUC Tidak berbeda signifikan secara statistik Bioekivalensi Asumsi dasar: 2 produk bioekivalens ekivalen secara terapetik dapat saling menggantikan dalam terapi Persyaratan FDA: Ekivalen farmasetis Bioekivalen Sesuai standar kompendia ttg potensi, kemurnian, kualitas dan identitas Pemberian label yang baik Diproduksi mengikuti kaidah cgmp Bioekivalensi Kasus produk produk bioinekivalen banyak terjadi Panitia ad hoc Committee on Drug Product Selection of the American Pharmaceutical Association (1973) daftar obat yang potensial untuk terjadinya inekivalen secara terapetik
7 Uji Bioekuivalensi A. Desain Melibatkan ahli statistik, farmakokinetik, dokter, analis Protokol studi Batasan etik untuk studi pada manusia Sediaan yang serupa, dosis, rute pemberian yang sama B. Metoda Analisis Akurat, sensitif dan spesifik Studi Bioavailabilitas memerlukan juga analisis metabolit utama C. Formulasi standar (referens) Referensi: inovator produk yang telah dipasarkan dan memiliki data valid tentang efikasi dan keamanannya Uji Bioekuivalensi D. Persyaratan khusus untuk sediaan lepas terkontrol Menguji apakah: Mekanisme liberasi obat sesuai klaim Dose dumping Steady state setara dengan produk normal Profile PK konsisten diantara individual tablet E. Produk kombinasi beberapa obat Menguji apakah kecepatan dan level bioavailabilitas setiap komponen setara dengan profil bioavailibilitas individual obat tersebut Prosedur pengajuan bioekivalen Prosedur pengajuan bioekivalen Kriteria obat yang perlu uji bioekivalen Kriteria obat yang perlu uji bioekivalen
8 Kriteria obat yang perlu uji bioekivalen Tipe uji bioekivalen Kapan uji pada manusia mutlak diperlukan? Kriteria produk obat yang tidak diwajibkan uji bioekivalen Jika salah satu kriteria berikut dipenuhi Kriteria produk obat yang tidak diwajibkan uji in vivo pada manusia Kriteria produk obat yang tidak diwajibkan uji in vivo pada manusia
9 Desain studi Sukarelawan dewasa sehat (min 12 orang) Kondisi puasa (10 jam, + 2 s.d 4 jam setelah dosing Skema alur studi Desain studi Washing out : 1 minggu (>10 * T 0,5 ) Frekuensi sampling : harus cukup (10-15 kali) memudahakn determinasi AUC, tmax, Cpmax dan parameter PK lain Kriteria tambahan: Desain studi: multiple atau single dose? Desain studi: multiple atau single dose? Sebagian besar kasus: Single dose Multiple dose diperlukan pada kondisi sbb: Penentuan bioekivalensi Kriteria Farmakokinetika : AUC (extent) dan Cmax (rate) Kriteria statistik: Metode Westlake: Contoh kasus FDA: 90% confidence interval rasio AUC dan Cmax produk uji terhadap referen berada pada kisaran 80% - 125%
10 Beberapa persamaan: Beberapa persamaan: Beberapa persamaan: 1. BE Digoksin tablet (Aboul-Enein et al, 2004) 1. BE Digoksin tablet (Aboul-Enein et al, 2004) 1. BE Digoksin tablet (Aboul-Enein et al, 2004)
11 1. BE Digoksin tablet (Aboul-Enein et al, 2004) 2. BE Metformin Atanasova, et al, Clin Drug Invest 2003; 23 (11), Apakah kedua tablet bioekivalens? Apakah data disolusi dapat digunakan sebagai dasar penetuan bioekivalensi untuk tablet digoksin? 2. BE Metformin Atanasova, et al, Clin Drug Invest 2003; 23 (11), BE Metformin Atanasova, et al, Clin Drug Invest 2003; 23 (11), BE Metformin Atanasova, et al, Clin Drug Invest 2003; 23 (11), Kafein Apakah kedua tablet metformin tergolong bioekivalen?
12 4. Cefetamet 4. Cefetamet
Substitusi Produk Obat
Substitusi Produk Obat Pengantar Pelayanan kefarmasian Peresepan obat paten Harga relatif mahal Dapatkah diatasi??? Dr. Akhmad Kharis Nugroho Substitusi dengan produk obat lain Pengantar Pemilihan/substitusi
Lebih terperinciBIOFARMASI Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika
10/3/2012 BIOFARMASI 1 Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed @Dhadhang_WK SEJARAH BIOFARMASI Pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960- an bermunculan laporan, publikasi dan diskusi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA. meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang ilmu
BAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA DESKRIPSI MATA KULIAH Bab ini menguraikan secara singkat tentang ilmu farmakokinetik dasar yang meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang
Lebih terperinciEVALUASI KETERSEDIAAN HAYATI
12/11/2012 1 EVALUASI KETERSEDIAAN HAYATI Metode uji ketersediaan hayati Perhitungan parameter ketersediaan hayati @Dh hadhang_wk Jurusan Farm asi FKIK Unsoed Pwt PENDAHULUAN Badan Pengawas Obat dan Makanan
Lebih terperinciUJI BIOEKIVALENSI IN VITRO PRODUK OBAT BERMEREK DAN GENERIK BERLOGO YANG MEGANDUNG FUROSEMID
UJI BIOEKIVALENSI IN VITRO PRODUK OBAT BERMEREK DAN GENERIK BERLOGO YANG MEGANDUNG FUROSEMID Ni Luh Dewi Aryani, Christina Avanti, Siti Aisyah, Anis Thohiroh Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya
Lebih terperinciPharmacokinetika for Oral Absorption. Nani Kartinah, S.Farm, M.Sc, Apt
Pharmacokinetika for Oral Absorption Nani Kartinah, S.Farm, M.Sc, Apt Introduction Pemberian obat secara ekstravaskular lebih rumit dibandingkan pemberian obat secara intravaskular. Terutama dalam pengaturan
Lebih terperinciPengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi
Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Farmakokinetik - 2 Mempelajari cara tubuh menangani obat Mempelajari perjalanan
Lebih terperinciAPLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH
APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH Disusun: Apriana Rohman S 07023232 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2011 A. LATAR BELAKANG Farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi di mana dalam pengobatannya membutuhkan
Lebih terperinciTUGAS FARMAKOKINETIKA
TUGAS FARMAKOKINETIKA Model Kompartemen, Orde Reaksi & Parameter Farmakokinetik OLEH : NURIA ACIS (F1F1 1O O26) EKY PUTRI PRAMESHWARI (F1F1 10 046) YUNITA DWI PRATIWI (F1F1 10 090) SITI NURNITA SALEH (F1F1
Lebih terperinciToksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.
Uji Pra-Klinik Uji Pra-Klinik dimaksudkan untuk mengetahui apakah obat menimbulkan efek toksik pada dosis pengobatan ataukah tetap aman dipakai. Karena itulah penelitian toksisitas merupakan cara potensial
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II UJI PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA SUATU OBAT SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA URIN DAN DARAH Disusun oleh : Kelas
Lebih terperinciTECHNOLOGY. Yeyet Cahyati Sumirtapura Kelompok Keilmuan Farmasetika Sekolah Farmasi ITB RINGKASAN
Perkembangan Persyaratan Mutu Biofarmasetik Sediaan Obat Oral Padat Yeyet Cahyati Sumirtapura Kelompok Keilmuan Farmasetika Sekolah Farmasi ITB RINGKASAN Produk obat harus aman, berkhasiat dan memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling sering terjadi dan merupakan penyebab utama stroke, faktor resiko utama arteri koroner, serta kontributor
Lebih terperinciTujuan Instruksional:
Isnaini, S.Si, M.Si, Apt. Tujuan Instruksional: Mahasiswa setelah mengikuti kuliah ini dapat: Menjelaskan secara benar tujuan pemantauan obat dalam terapi Menjelaskan secara benar cara-cara pemantauan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA PERCOBAAN 1 SIMULASI INVITRO MODEL FARMAKOKINETIK PEMBERIAN INTRAVASKULAR (INTRAVENA) Disusun oleh : Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA PERCOBAAN 1 SIMULASI INVITRO MODEL FARMAKOKINETIK PEMBERIAN INTRAVASKULAR (INTRAVENA) Disusun oleh : Kelompok 2 Suci Baitul Sodiqomah Feby Fitria Noor Diyana Puspa Rini
Lebih terperinciBy: Dr. Fatma Sri Wahyuni, Apt.
By: Dr. Fatma Sri Wahyuni, Apt. 1. Bidang farmakologi a. Mekanisme kerja obat dalam tubuh, khususnya untuk mengetahui senyawa yang mana yang sebenarnya bekerja dalam tubuh; apakah senyawa asalnya, metabolitnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kelarutan yang buruk, karena mempunyai struktur hidrofobik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibuprofen merupakan salah satu obat yang sukar larut dalam air dan menunjukkan kelarutan yang buruk, karena mempunyai struktur hidrofobik (Bushra dan Aslam, 2010; Mansouri,
Lebih terperinciTujuan Instruksional:
Isnaini, S.Si, M.Si, Apt. Tujuan Instruksional: Mahasiswa setelah mengikuti kuliah ini dapat: Menjelaskan secara benar tujuan pemantauan obat dalam terapi Menjelaskan secara benar cara-cara pemantauan
Lebih terperinciKinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:
FARMAKOKINETIK Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh: Absorpsi (diserap ke dalam darah) Distribusi (disebarkan ke berbagai jaringan tubuh) Metabolisme (diubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. Walaupun nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan diagnosis, pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, teknologi di bidang farmasi saat ini
Lebih terperinciCHECK LIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT BARU
CHECK LIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT BARU I. INFORMASI PRODUK Nama Obat : Bentuk sediaan & Kekuatan : Zat aktif : Kemasan : Pendaftar : Produsen : Kategori registrasi : II. DOKUMEN YANG DISERAHKAN No. Parameter
Lebih terperinciPENGEMBANGAN APLIKASI KOMPUTER DALAM STUDI PEMODELAN PARAMETER FARMAKOKINETIK
PENGEMBANGAN APLIKASI KOMPUTER DALAM STUDI PEMODELAN PARAMETER FARMAKOKINETIK 1. Pendahuluan Aplikasi computer jenis ini merupakan aplikasi computer dalam penelitian dan pengembangan di bidang farmasi
Lebih terperinciPENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv LEMBAR PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu analisis,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Disolusi Disolusi merupakan suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam suatu pelarut (Shargel, 2004). Disolusi secara singkat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBagian Pertama PENDAHULUAN UMUM
Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM Bioanalisis merupakan salah satu ilmu terapan yang bermanfaat dan memberikan dukungan yang cukup besar terhadap kemajuan berbagai aspek ilmu yang lain, diantaranya untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di masyarakat kita, banyak ditemukan penyakit kelainan muskuloskeletal
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH Biofarmasetika & Oleh : Dr. Muslim Suardi, MSi, Apt Prof. Dr. Henny Lucida, Apt Drs. Salman, MSi, Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE JANUARI JUNI 2007 SKRIPSI Oleh : TRI HANDAYANI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1. Latar Belakang Penelitian Asma adalah suatu penyakit obstruksi saluran pernafasan yang bersifat kronis dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interaksi Obat Interaksi obat adalah peristiwa dimana aksi suatu obat di ubah atau dipengaruhi oleh obat lain yang di berikan bersamaan. Interaksi obat terjadi jika suatu obat
Lebih terperinciMATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR
MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR AKADEMI FARMASI TADULAKO FARMA PALU 2015 SEMESTER II Khusnul Diana, S.Far., M.Sc., Apt. Obat Farmakodinamis : bekerja terhadap fungsi organ dengan jalan mempercepat/memperlambat
Lebih terperinciAplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari
Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari ketepatan rancangan aturan dosis yang diberikan. Rancangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN YENI FARIDA M.SC., APT
PENDAHULUAN YENI FARIDA M.SC., APT KONTRAK BELAJAR Mahasiswa 4S (Senyum Semangat Sopan SAntun) Pakaian sopan dan rapi, kemeja berkerah, dan bersepatu HP silent, tidak diperkenankan smsan ato OL saat kelas
Lebih terperincirelatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan
BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat terutama dalam bidang industri farmasi memacu setiap industri farmasi untuk menemukan dan mengembangkan berbagai macam sediaan obat. Dengan didukung
Lebih terperincioleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;
BAB 1 PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan dalam bidang farmasi, perkembangan terhadap metode pembuatan sediaan obat untuk meningkatkan mutu obat juga semakin maju. Dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang farmasi begitu pesat, termasuk pengembangan berbagai
Lebih terperinciBAB VIII UJI KLINIS SEDIAAN OBAT
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 FARMASI/SMK BAB VIII UJI KLINIS SEDIAAN OBAT Nora Susanti, M.Sc., Apt KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 BAB
Lebih terperinciSISTEMATIKA STUDI FARMAKOKINETIK Y E N I F A R I D A S. F A R M., M. S C., A P T
SISTEMATIKA STUDI FARMAKOKINETIK Y E N I F A R I D A S. F A R M., M. S C., A P T Studi farmakokinetik Profil ADME obat baru Bentuk sediaan, besar dosis, interval pemberian dan rute pemberian HEWAN UJI
Lebih terperinciFARMAKOKINETIKA FA
FARMAKOKINETIKA FA 532520 BGPP - SAP disusun oleh Dr.rer.nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si., Apt. Dewa Ayu Swastini, S.Farm., Apt. Rasmaya Niruri, S.Si., Apt. JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1. Latar Belakang Masalah Obat anti-inflamasi non steroid (AINS) banyak dimanfaatkan pada pengobatan kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Furosemid merupakan obat golongan loop diuretik yang banyak digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Furosemid merupakan obat golongan loop diuretik yang banyak digunakan untuk berbagai macam indikasi, diantaranya: antihipertensi, asites, sindrom kekurangan
Lebih terperinciBAB 3 MODEL KOMPARTEMEN SATU TERBUKA : PEMBERIAN INTRAVENA BOLUS
Nama : Putri Windasari NIM : 12330083 BAB 3 MODEL KOMPARTEMEN SATU TERBUKA : PEMBERIAN INTRAVENA BOLUS PERTANYAAN PEMBELAJARAN 1. Seorang sukarelawan dengan berat badan 70 kg diberi antibiotika dosis intravena
Lebih terperinciFaktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat Al Syahril Samsi, S.Farm., M.Si., Apt 1 Faktor yang Mempengaruhi Liberation (Pelepasan), disolution (Pelarutan) dan absorbtion(absorbsi/difusi)lda
Lebih terperinciPEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR) dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed
PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR) dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed PRE TEST 1. Sebutkan macam-macam bentuk sediaan obat! 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan formula magistralis, formula officinalis, dan formula
Lebih terperinciFARMAKOKINETIKA. Oleh Isnaini
FARMAKOKINETIKA Oleh Isnaini Definisi: Farmakologi: Kajian bahan-bahan yang berinteraksi dengan sistem kehidupan melalui proses kimia, khususnya melalui pengikatan molekul regulator dan pengaktifan atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.05.3.1818 TENTANG PEDOMAN UJI BIOEKIVALENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metoclopramidi Hydrochloridum 2.1.1 Tinjauan umum Gambar 2. Rumus bangun Metoclopramidi Hydrochloridum Rumus molekul: C 14 H 22 ClN 3 O 2. HCl.H 2 O Nama kimia: 4-Amino-5-kloro-N-[2-(dietilamino)etil-o-anisamida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi kelainan musculoskeletal, seperti artritis rheumatoid, yang umumnya hanya meringankan
Lebih terperinciBAB 8: UJI KLINIS SEDIAAN OBAT
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 FARMASI BAB 8: UJI KLINIS SEDIAAN OBAT Nora Susanti, M.Sc, Apk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB VIII UJI
Lebih terperinciProfil Farmakokinetik dan Ketersediaan Hayati Tiga Sediaan Tablet Natrium Diklofenak Salut Enterik
JMS Vol. 2 No. 2, hal. 47-56, Oktober 1997 Profil Farmakokinetik dan Ketersediaan Hayati Tiga Sediaan Tablet Natrium Diklofenak Salut Enterik Yeyet C. Sumirtapura 1), Herwanto Suhalim 2) dan Weda Wibawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk sediaan yang sudah banyak dikenal masyarakat untuk pengobatan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jaman yang semakin modern menuntut semua hal yang serba cepat dan praktis, termasuk perkembangan sediaan obat. Bentuk sediaan obat padat berupa
Lebih terperinciMinggu 7 MA2151 SIMULASI & KOMPUTASI MATEMATIKA
Minggu 7 MA2151 SIMULASI & KOMPUTASI MATEMATIKA Pertumbuhan Terbatas Populasi, secara teori, memiliki potensi untuk mengalami pertumbuhan secara eskponensial. Populasi biasanya bertambah secara cepat pada
Lebih terperincidiperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.
BAB 1 PENDAHULUAN Pemberian obat oral telah menjadi salah satu yang paling cocok dan diterima secara luas oleh pasien untuk terapi pemberian obat. tetapi, terdapat beberapa kondisi fisiologis pada saluran
Lebih terperinciFARMAKOKINETIK KLINIK ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA G I N A A R I F A H : : A S T I Y U N I A : : YUDA :: R I F N A
FARMAKOKINETIK KLINIK ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA G I N A A R I F A H : : A S T I Y U N I A : : YUDA :: R I F N A AMINOGLIKOSIDA Senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula amino yang terikat lewat
Lebih terperincitanpa tenaga ahli, lebih mudah dibawa, tanpa takut pecah (Lecithia et al, 2007). Sediaan transdermal lebih baik digunakan untuk terapi penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam dekade terakhir, bentuk sediaan transdermal telah diperkenalkan untuk menyediakan pengiriman obat yang dikontrol melalui kulit ke dalam sirkulasi sistemik (Tymes et al., 1990).
Lebih terperinciCOKORDA ISTRI SRI ARISANTI
COKORDA ISTRI SRI ARISANTI POKOK BAHASAN Pendahuluan Kinetika iv bolus dosis ganda Kinetika pemberian secara oral dosis ganda Efek perubahan dosis, interval dosis dan waktu paro terhadap akumulasi obat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI - JUNI 2007 SKRIPSI Oleh : WAHYU
Lebih terperinciPERBANDINGAN MUTU FISIK DAN PROFIL DISOLUSI TABLET IBUPROFEN MERK DAGANG DAN GENERIK SKRIPSI
0 PERBANDINGAN MUTU FISIK DAN PROFIL DISOLUSI TABLET IBUPROFEN MERK DAGANG DAN GENERIK SKRIPSI Oleh : ISFILAWATI ZUBAIDAH K 100040173 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2009
Lebih terperinciPengembangan Program Aplikasi Komputer untuk Mengolah Data Uji Bioekivalensi
Pengembangan Program Aplikasi Komputer untuk Mengolah Data Uji Bioekivalensi Sukmadjaja Asyarie, Lucy Dewi Nurhayati Sasongko, dan Yusrani Salman Laboratorium Farmakokinetika, Kelompok Keahlian Farmasetika,
Lebih terperinciBAB II. STUDI PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciDESAIN SEDIAAN FARMASI
1 DESAIN SEDIAAN FARMASI Prinsip-prinsip Variasi sediaan farmasi Aspek-aspek yang perlu diperhatikan PENDAHULUAN Identitas produk, efikasi, dan kemurnian merupakan kriteria penting untuk pengobatan Investigasi
Lebih terperinciNasib Obat dalam Tubuh (Farmakokinetika)
Nasib Obat dalam Tubuh (Farmakokinetika) Apa yang terjadi pada obat setelah masuk ke tubuh kita? Pharmacokinetics: science that studies routes of administration, absorption* and distribution*, bioavailability,
Lebih terperinciSedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi
BAB 1 PENDAHULUAN Sampai saat ini, sediaan farmasi yang paling banyak digunakan adalah sediaan tablet, yang merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkular,
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.05.3.1818 TENTANG PEDOMAN UJI BIOEKIVALENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberian pulveres kepada pasien ini dilakukan dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Pada pelayanan kefarmasian ada berbagai macam bentuk sediaan yang diresepkan oleh dokter untuk pasien, baik berupa sediaan jadi ataupun sediaan racikan. Di Indonesia bentuk sediaan
Lebih terperinciKINETIKA & LAJU REAKSI
KINETIKA & LAJU REAKSI 1 KINETIKA & LAJU REAKSI Tim Teaching MK Stabilitas Obat Jurusan Farmasi FKIK UNSOED 2013 2 Pendahuluan Seorang farmasis harus mengetahui profil suatu obat. Sifat fisika-kimia, stabilitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentagamavunon-0 (PGV-0) atau 2,5-bis-(4ʹ hidroksi-3ʹ metoksibenzilidin) siklopentanon adalah salah satu senyawa analog kurkumin yang telah dikembangkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama obat yang mengalami eliminasi utama di ginjal (Shargel et.al, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dalam mengatur kadar cairan dalam tubuh, keseimbangan elektrolit, dan pembuangan sisa metabolit dan obat dari dalam tubuh. Kerusakan
Lebih terperinciKINETIKA & LAJU REAKSI
1 KINETIKA & LAJU REAKSI Tim Teaching MK Stabilitas Obat Jurusan Farmasi FKIK UNSOED 2013 2 Pendahuluan Seorang farmasis harus mengetahui profil suatu obat. Sifat fisika-kimia, stabilitas. Sifat tersebut
Lebih terperinciSEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL)
BAB II SEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL) PENDAHULUAN Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab II yang diberikan pada pertemuan kedua dan ketiga, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan komponen, prinsip pembuatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode yang sistematis. Hal ini juga didukung oleh perkembangan yang
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Farmakologi. Copyright 2002, 1998, Elsevier Science (USA). All rights reserved.
Prinsip-prinsip Farmakologi Prinsip-prinsip Farmakologi Obat Zat kimia yang mempengaruhi proses dalam organisme hidup. Prinsip-prinsip Farmakologi Farmakologi Studi atau ilmu tentang obat Prinsip-prinsip
Lebih terperincimengontrol biosintesis mediator inflamasi (prostaglandin,leukotriene) dengan meng inhibisi asam arakidonat.
A. PENDAHULUAN Tujuan praktikum ini lah mengenal dan memahami yang mungkin terjadi antara obat-obat p resep polifarmasi. Praktikum ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa setiap dokter pasti akan melakukan
Lebih terperinci(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.
BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini, rasa sakit atau nyeri sendi sering menjadi penyebab salah satu gangguan aktivitas sehari-hari seseorang. Hal ini mengundang penderita untuk segera mengatasinya
Lebih terperinciDRUG DELIVERY SYSTEM INTRANASAL FIFI ELVIRA JAMRI ( )
DRUG DELIVERY SYSTEM INTRANASAL FIFI ELVIRA JAMRI (12330713) PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi, perkembangan di dunia farmasi pun tidak ketinggalan. Semakin hari semakin
Lebih terperinciFARMAKOLOGI 3 SKS (SEMESTER 2) PENGAMPU
FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI 3 SKS (SEMESTER 2) PENGAMPU : 1.Tanti Azizah, Apt (7x) 2.Nurcahyanti W., M.Biomed., Apt (7x) KULIAH : HARI SENIN JAM : 08.40-11.10 (Kelas B & D) 12.30-15.00 (Kelas A & C) KONTRAK
Lebih terperinciPenentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin
Penentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin Tujuan Umum Menentukan parameter farmakokinetikasuatu obat dengan menggunakan data Turin Tujuan Khusus - Mahasiswa mampu menerapkan cara mendapatkan
Lebih terperinciPENENTUAN EKIVALENSI ANTAR TABLET SALBUTAMOL NAMA GENERIK DENGAN MEREK DAGANG
PENENTUAN EKIVALENSI ANTAR TABLET SALBUTAMOL NAMA GENERIK DENGAN MEREK DAGANG Nur Illiyyin Akib, Rifa atul Mahmudah, Wa Ode Sitti Zubaydah Faculty of Pharmacy, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma
Lebih terperinciDRUG RELATED PROBLEMS
DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS
Lebih terperinciEffervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang farmasi semakin pesat, khususnya dalam pengembangan berbagai macam rancangan sediaan obat. Rancangan sediaan obat
Lebih terperinciUJI BIOEKIVALENSI TABLET METOKLOPRAMID BAHAN TAMBAHAN SARI TAPE DIBANDINGKAN DENGAN TABLET METOKLOPRAMID MEREK DAGANG PADA HEWAN KELINCI SECARA KCKT
UJI BIOEKIVALENSI TABLET METOKLOPRAMID BAHAN TAMBAHAN SARI TAPE DIBANDINGKAN DENGAN TABLET METOKLOPRAMID MEREK DAGANG PADA HEWAN KELINCI SECARA KCKT SKRIPSI OLEH: DESY SUSANTI NIM 081501007 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciDefinisi STUDI BIOEKUIVALEN
Definisi Biofarmasetik adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat kima obat, sediaan obat yang diberikan, rute pemberian obat, dan tingkat absrobsi obat secara sistemik. STUDI BIOEKUIVALEN Perbedaan dalam
Lebih terperinciParadigma dalam pengembangan obat. Pertimbangan terapeutik Pertimbangan biofarmasetik Pendekatan fisikokimia 4/16/2013 1
Paradigma dalam pengembangan obat Tahapan pengembangan obat Pertimbangan terapeutik Pertimbangan biofarmasetik Pendekatan fisikokimia 4/16/2013 1 Aspek Sasaran kerja obat Desain obat Sintesis In the past
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Penghambat kanal Ca 2+ adalah segolongan obat yang bekerja
Lebih terperinciUJI PRESISI DAN PROFIL DISOLUSI TABLET LOSARTAN INOVATOR DAN COPY PRODUCT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBLE
UJI PRESISI DAN PROFIL DISOLUSI TABLET LOSARTAN INOVATOR DAN COPY PRODUCT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBLE Wahyunita Yulia Sari, Ika Yuni Astuti, Didik Setiawan Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciNASIB OBAT DALAM TUBUH (FARMAKOKINETIKA) REZQI HANDAYANI S.Farm, M.P.H., Apt
NASIB OBAT DALAM TUBUH (FARMAKOKINETIKA) REZQI HANDAYANI S.Farm, M.P.H., Apt KEGUNAAN FARMAKOKINETIKA 1. Bidang farmakologi Farmakokinetika dapat menerangkan mekanisme kerja suatu obat dalam tubuh, khususnya
Lebih terperinciFARMAKOKINETIKA. Farmakologi. Oleh: Isnaini
FARMAKOKINETIKA Oleh: Isnaini Farmakologi Interaksi bahan dgn sistem kehidupan melalui proses kimia, khususnya melalui pengikatan molekul regulator dan pengaktifan atau penghambatan proses tubuh yang normal
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.1 Pemeriksaan bahan baku Hasil pemeriksan bahan baku ibuprofen, Xanthan Gum,Na CMC, sesuai dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan obat hewan pada masa
PENDAHULUAN Latar Belakang Industri perunggasan di Indonesia, terutama broiler saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan obat hewan pada masa pemeliharaan broiler untuk meningkatkan
Lebih terperinciPENGANTAR FARMAKOLOGI
PENGANTAR FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI : PENGGUNAAN OBAT - PREVENTIV - DIAGNOSIS - PENGOBATAN GEJALA PENYAKIT FARMAKOTERAPI : CABANG ILMU PENGGUNAAN OBAT - PREVENTIV - PENGOBATAN FARMAKOLOGI KLINIK : CABANG
Lebih terperinciUJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN YANG MENGANDUNG ERDOSTEIN 1 Fetri Lestari, 2 Hilda Aprilia 1,2 Program Studi Farmasi,
Lebih terperinciSejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran
Uji Klinik Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran Konsep dasar pemikiran Bahan yang dipakai Pemikiran/metode 2000 SM Magis, sakral Bahan alam Kepercayaan 0 Empiris primitif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai
Lebih terperinciDi bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :
Peresepan obat pada lanjut usia (lansia) merupakan salah satu masalah yang penting, karena dengan bertambahnya usia akan menyebabkan perubahan-perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik. Pemakaian obat
Lebih terperinciDifusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Contoh difusi : a. Difusi gas b. Difusi air Hukum I Ficks : Q = - D dc/dx Ket : D Q dc/dx = Koofisien
Lebih terperinci