BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu analisis, perancangan, pembuatan, dan implementasi. Tahap analisis, perancangan, dan pembuatan akan dibahas dalam Bab 3 ini, sedangkan tahap implementasi akan dilanjutkan di Bab Analisis Masalah Saat ini biaya kesehatan semakin tinggi, ditambah perekonomian yang semakin tidak stabil dan menyebabkan kemampuan masyarakat untuk mengeluarkan biaya pengobatan ke dokter ketika sakit semakin berkurang. Kondisi ini kemudian menyebabkan masyarakat lebih banyak menggunakan obat obat umum yang dijual bebas untuk menyembuhkan penyakit. Masyarakat beranggapan bahwa obat obat umum tersebut memberikan regimen pengobatan yang dianggap sesuai untuk semua orang. Namun, pada kenyataannya beberapa orang penyakitnya tidak kunjung sembuh, dan akhirnya mencoba menambah dosis obat yang diminum agar efek yang diberikan obat akan bertambah. Terkadang hal ini memang akan menyembuhkan penyakit tersebut karena tingginya dosis yang diminum. Tetapi hal tersebut bisa menyebabkan keracunan atau timbul efek samping yang berbahaya. Ketika penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh, barulah penderita akan pergi ke dokter. Setelah diperiksa oleh dokter, maka akan diberikan resep obat yang harus diminum. Jika diamati secara farmasi, obat obat yang diberikan terkadang

2 56 memiliki zat yang sama dengan obat obat umum yang diminum sebelumnya, tetapi memiliki dosis yang sudah disesuaikan dengan kondisi pasien. Berbicara tentang regimen dosis yang tertera pada masing masing obat bebas yang dijual, pabrik farmasi hanya akan memberikan regimen dosis obat yang diperkirakan sesuai untuk semua orang, dan obat tidak akan menjadi racun bagi tubuh jika dikonsumsi sesuai dengan regimen yang diberikan. Perlu diketahui setiap orang memiliki karakteristik fisiologis yang berbeda dan generalisasi regimen dosis akan merugikan pasien, karena pasien akan membutuhkan waktu pengobatan yang lebih lama agar konsentrasi obat bisa mencapai dosis minimum yang dibutuhkan. Secara umum, setelah obat diminum beberapa kali dengan dosis dan selang waktu minum obat yang sama, maka konsentrasi obat dalam tubuh akan stabil pada suatu rentang konsentrasi tertentu. Rentang konsentrasi ini adalah rentang konsentrasi obat yang memberikan efek pengobatan yang efektif dan aman. Selain faktor faktor di atas, faktor lain yang bisa menyebabkan proses pengobatan dengan obat umum tidak terlalu efektif adalah pasien tidak mengikuti jadwal minum obat yang sudah diberikan, sehingga konsentrasi obat sudah turun ke bawah batas minimum efektifnya, sehingga butuh beberapa waktu kembali, agar obat dapat melewati batas minimum efektifnya lagi. 3.2 Usulan Pemecahan Masalah Dari analisis masalah diatas, ada dua faktor utama yang bisa diambil yaitu dosis yang sesuai dengan masing masing individu dan penjadwalan minum obat yang efektif dan efisien. Dua faktor tersebut dapat ditentukan berdasarkan kadar konsentrasi obat di dalam tubuh terhadap waktu. Jadi diperlukan suatu alat yang bisa membantu dalam

3 57 menentukan dosis dan jadwal minum obat yang sesuai dengan keadaan riil agar pengobatan yang dijalankan bisa memberikan hasil yang paling efisien bagi pengobatan tapi masih dalam batas yang aman. Sebelum menentukan persamaan matematika yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, harus terlebih dahulu memilih model farmakokinetik yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Model yang akan digunakan untuk bisa menggambarkan konsentrasi obat dalam tubuh adalah model satu kompartemen. Walaupun model ini kurang cocok untuk sebagian obat, tetapi penggunaannya dalam penentuan regimen dosis telah banyak digunakan oleh banyak praktisi farmasi, terutama dalam pembuatan regimen dosis untuk pemberian oral. Sebagian besar obat umum bebas yang dijual di pasaran saat ini diberikan secara oral, sehingga penggunaan model satu kompartemen masih sesuai. Hal lain yang membuat model ini dipilih adalah ketersediaan data yang dibutuhkan dalam pembuatan model matematika yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan program yang dibuat, maka objek yang akan dibuat bukanlah berdasarkan zat tunggal, melainkan berdasarkan obat yang sudah dijual bebas di pasaran, yang bisa mengandung beberapa jenis obat dalam satu tablet. Jadi dengan meminum satu tablet obat, maka pengguna akan mendapatkan gambaran konsentrasi obat dari semua zat yang terkandung dalam obat tersebut dan penambahan satu jenis zat juga akan menambah zat lainnya dalam bagian yang sama banyak. Selain itu, untuk memberi pengertian yang mudah dimengerti oleh pengguna aplikasi, maka grafik yang ditampilkan adalah massa obat yang diminum bukannya konsentrasi obat. Hal ini dikarenakan konsentrasi dihitung dengan membagi massa dosis

4 58 obat yang diminum dengan volume distribusinya. Sehingga untuk mengetahui massa obat yang ada dalam tubuh yang berubah terhadap waktu, dapat diperoleh dengan mengalikan konsentrasi obat dalam darah dengan volume distribusinya. Model model matematika dapat dibuat untuk menggambarkan konsentrasi kadar obat dalam tubuh sesuai dengan model farmakokinetika yang dipilih, dalam skripsi ini adalah model satu kompartemen. Pemodelan matematika ini bisa memegang peranan yang penting dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di atas. Peran pokok model matematika dalam riset adalah studi terhadap pola, analisis terhadap struktur matematikanya (termasuk terhadap parameter-parameter penting yang menyusun model matematikanya), dan penafsirannya, yang menjadi bahan pertimbangan untuk keputusan praktis yang hendak dibuat. Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa peran dan kegunaan dari program aplikasi yang dirancang adalah: a. Memberikan penggambaran visual mengenai grafik konsentrasi obat yang diamati dalam tubuh. b. Melakukan penghitungan numerik atas model matematika dari parameter farmakokinetik obat yang diamati. c. Memberikan estimasi nilai dari parameter-parameter yang terlibat dalam model matematika yang dibuat, yang diperlukan untuk menentukan dosis dan penjadwalan minum obat yang diamati agar efektif dan aman. Ketiga peran dan tugas program aplikasi yang dirancang akan dibahas satu per satu dengan metode langkah-mundur (backward method) berdasarkan pertimbangan bahwa pemahaman mengenai yang kemudian akan memudahkan pemahaman mengenai yang terdahulu. Ringkasnya, dengan memahami lebih dahulu apa saja parameter-

5 59 parameter yang terlibat dalam model matematika yang dibangun, serta hubungan antar parameter yang ditunjukkan dengan model matematika yang dibangun, dapat dirancang metode penghitungan yang tepat untuk menyelesaikan model matematikanya. Selanjutnya, hasil penghitungan model matematika itulah yang menjadi bahan untuk penggambaran visual dari konsentrasi obat dalam tubuh yang diamati. 3.3 Parameter-parameter yang Terlibat Penjelasan mengenai farmakokinetik, mulai dari proses yang terjadi hingga parameter dan faktor faktor yang mempengaruhinya pada Bab 2 sebenarnya telah memberikan petunjuk mengenai parameter parameter yang terlibat dalam model matematika sistem yang ingin dibuat. Tabel di bawah ini meringkaskan parameterparameter yang terlibat dalam model matematika sistem farmakokinetika model satu kompartemen untuk obat dengan cara pemberian intravena dan juga oral beserta pengertian yang direpresentasikannya. Tabel 3.1 Parameter-parameter yang terlibat simbol MEC MTC kuantitas yang direpresentasikan Minimum Effective Concentration Minimum Toxic Concentration t ½ Waktu paruh obat t max Waktu mencapai konsentrasi puncak K Ratio eleminasi obat

6 60 k a Ratio absorpsi obat V d Volume distribusi obat dalam tubuh F Berat badan Bioavailabilitas obat Faktor yang mempengaruhi MEC dan MTC obat Tinggi badan Umur Jenis kelamin Parameter-parameter yang terlibat ini menjadi masukan (input) dari program aplikasi yang dirancang. Ada nilai yang akan diinput oleh user yang kemudian akan disimpan dalam database, dan ada parameter yang akan dihitung secara langsung atau dengan menggunakan metode numeric untuk mendapatkan hasilnya. Parameter parameter tersebut yang bersifat umum, seperti MEC, MTC, t ½, t max, V d dan F akan diinput terlebih dahulu oleh user sesuai dengan zat obat yang kemudian akan disimpan ke dalam database. Sedangkan nilai K akan dihitung dengan persamaan matematika yang ada dan k a akan hitung dengan persamaan matematika yang hasilnya akan diperoleh lewat perhitungan dengan metode numeric. Sedangkan parameter yang bersifat khusus, yang menjelaskan karakteristik individu, seperti usia, berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin akan tetap diisi oleh user ketika akan melakukan penghitungan konsentrasi obat dalam darah dari obat yang dipilih. Berikut ini diringkaskan kembali penjelasan untuk setiap parameter yang terlibat.

7 61 MEC adalah konsentrasi minimal obat dalam tubuh agar obat bisa bekerja dan menunjukkan hasil yang diharapkan. Sedangkan MTC adalah konsentrasi minimal obat dalam tubuh sehingga obat memberikan efek racun bukannya menyembuhkan. MEC dan MTC dari zat obat, dalam hasil penelitian dalam jurnal digabungkan menjadi satu menjadi range terapeutic. Range terapeutik adalah suatu rentang nilai dimana obat akan memberikan efek yang dibutuhkan tetapi tidak menjadi racun di dalam tubuh. Range terapeutic (mg) ini diberikan per satuan volume distribusi (L). Volume distribusi adalah parameter yang menunjukkan volume yang dibutuhkan untuk obat menyebar secara homogen pada darah, plasma dan cairan plasma. Vd bukanlah volume tubuh yang sebenarnya, tetapi hanya volume semu yang menggambarkan luasnya distribusi obat dalam tubuh. Besarnya Vd ditentukan oleh ukuran dan komposisi tubuh, kemampuan molekul obat memasuki berbagai kompartemen tubuh, dan derajat ikatan obat dengan protein plama dan dengan berbagai jaringan. Faktor ukuran dan komposisi tubuh yang menentukan besarnya Vd dapat diukur dengan menghitung berat badan dan juga tinggi badan pengguna obat. Dalam berbagai hasil penelitian, Vd diberikan per satuan berat badan. Tetapi, untuk pengguna yang memiliki berat badan 30% lebih besar dari berat badan yang ideal, maka harus digunakan berat badan yang disesuaikan. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah lemak dalam tubuh, sedangkan dalam kebanyakan obat, lemak tidak ikut menjadi kompartemen penyebaran obat. Berat badan yang disesuaikan dan berat badan ideal dapat dihitung dengan persamaan :

8 62 Bioavailabilitas adalah parameter yang menunjukkan fraksi dari dosis obat yang mencapai peredaran darah sistemik dalam bentuk aktif. K dan Ka adalah ratio eliminasi dan ratio absorpsi obat dalam tubuh. Kedua ratio ini tidak bisa diukur secara langsung, tetapi ratio ini bisa dihitung dengan persamaan matematika dengan cara mengukur waktu paruh obat dan juga waktu obat mencapai konsentrasi puncak di dalam tubuh. K dan Ka dalam model satu kompartemen dapat dihitung dengan persamaan berikut: t k ln 2 k 2,3 Jadi dari penjelasan di atas, MEC dan MTC suatu jenis obat dapat dihitung berdasarkan faktor berat badan, volume distribusi, dan range terapeuticnya yang dipengaruhi umur, luas permukaan tubuh dan jenis kelaminnya. Faktor umur yang akan diperhitungkan hanya untuk yang berumur tahun. Hal ini dikarenakan untuk sebagian besar obat, belum dilakukan penelitian untuk pemberian pada anak di bawah 12 tahun. Faktor yang paling mempengaruhi adalah belum sempurnanya perkembangan alat pencernaan pada anak di bawah 12 tahun. Setelah semua parameter yang dibutuhkan lengkap, maka dapat dibuat sebuah pemodelan matematika yang menggambarkan konsentrasi semua zat yang terkandung dalam sebuah obat.

9 Prosedur Utama Program Aplikasi Dalam merancang program aplikasi ini ada dua algoritma utama, yaitu algoritma penghitungan konsentrasi obat algoritma menentukan zat pembatas Algoritma Perhitungan Konsentrasi Obat Berikut ini adalah algoritma penghitungan konsentrasi obat. 1. Hitung berat badan ideal. 2. Jika berat badan pengguna lebih besar 30% dari berat badan ideal, hitung dan gunakan berat badan yang disesuaikan. 3. Hitung volume distribusi berdasarkan berat badan atau berat badan yang disesuaikan. 4. Hitung ratio eliminasi dan ratio absorpsi. 5. Hitung MEC dan MTC awal berdasarkan range terapeutic dan volume distribusi. 6. Hitung luas permukaan tubuh berdasarkan berat badan dan tinggi badan. 7. Sesuaikan penghitungan MEC dan MTC berdasarkan umur, luas permukaan badan dan jenis kelamin. 8. Hitung dosis obat yang dapat diminum tanpa melebihi MTC dan simpan waktu minum obat. 9. Hitung konsentrasi akumulasi obat yang berubah terhadap waktu 10. Jika konsentrasi dibawah MEC dan waktu setelah minum obat terakhir sudah lebih dari waktu paruhnya, maka ulangi langkah Jika konsentrasi melebihi MTC, akan keluar peringatan. 12. Ulangi langkah 9 11 hingga batas hari yang sudah ditentukan.

10 Algoritma Penentuan Zat Pembatas Berikut ini adalah algoritma penentuan zat pembatas. 1. Bagi massa obat maksimum per dosis dengan massa obat dalam satu tablet. 2. Ulangi langkah 1 untuk semua zat yang terkandung dalam satu obat. 3. Urutkan zat mulai dari nilai yang terkecil Algoritma Program Aplikasi Berikut ini adalah algoritma dasar program aplikasi ini. 1. Buka file program dengan nama Medicine.exe. 2. Pilih menu Input (Input Zat, Input Obat, Input User), View (View Zat, View Obat), Help dan About untuk memunculkan form menu yang dipilih. 3. Klik menu View Zat jika ingin melihat semua zat yang sudah dimasukkan dan disimpan di database. 4. Klik menu View Obat jika ingin melihat semua zat yang sudah dimasukkan dan disimpan di database. 5. Klik menu Input Zat jika ingin memasukkan zat yang ingin dimasukkan dan disimpan di database. 6. Klik menu Input Obat jika ingin memasukkan obat yang ingin dimasukkan dan disimpan di database. 7. Klik menu Input User jika ingin menggambarkan konsentrasi obat yang dipilih sesuai dengan karakteristik setiap user. 8. Klik menu Help jika ingin melihat penjelasan dari input yang harus diisi oleh user.

11 65 9. Klik menu About jika ingin melihat informasi mengenai program aplikasi dan pembuatnya. 10. Ulangi langkah 2 9, sebanyak yang diinginkan, dengan data yang sama atau yang baru. 11. Tutup program jika sudah tidak diperlukan lagi. 3.5 Perancangan Program Aplikasi Pada tahap perancangan ini, akan dibuat rancangan layar dan rancangan proses dari program aplikasi yang sedang dibangun Perincian Syarat 1. Program dibuat menggunakan program IDE Microsoft Visual Studio 2008 C#, yang dioperasikan pada sistem operasi Microsoft Windows XP Professional. 2. Metode farmakokinetik yang digunakan adalah model satu kompartemen. 3. Cara pemberian yang diperhitungkan adalah dengan injeksi intravena dan cara oral, bentuk tablet dan cair. 4. Data yang digunakan adalah data rata rata yang didapat dari hasil penelitian yang dipublikasikan.

12 Hirarki Menu Hirarki menu pada program aplikasi ini dapat dilihat pada gambar: Menu Utama View Data Input Help Zat Obat Zat Obat User About Gambar 3.1 Hirarki Menu Use Case Diagram Untuk menggambarkan kebutuhan software secaraa visual, maka digunakan diagram use case seperti gambar dibawah ini: Sistem View Zat Menyimpan data zat Input Zat View Obat Input Obat Input User Sorting zat Kalkulasi Mengambil data zat Menyimpan data obat Mengambil data obat Gambar 3.2 Use case diagram

13 67 Pada gambar 3.2 terdapat 1 aktor dan 11 use case. Pengguna aplikasi adalah aktor yang menggunakan aplikasi. Deskripsi, prekondisi, proses, dan kondisi akhir dari tiap elemen-elemen use case dijelaskan dengan narasi pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Narasi Use Case No Elemen Use Case Keterangan 1 Nama View Zat Deskripsi Menampilkan data zat yang sudah disimpan dalam database Prekondisi Proses Kondisi akhir Sistem menampilkan form utama Use case Mengambil Data Zat dijalankan Sistem menampilkan form view zat 2 Nama View Obat Deskripsi Menampilkan data obat yang sudah disimpan dalam database Prekondisi Proses Kondisi akhir Sistem menampilkan form utama Use case Mengambil Data Obat dijalankan Sistem menampilkan form view zat 3 Nama Input Zat Deskripsi Memasukkan data zat yang baru ke dalam data base

14 68 No Elemen Use Case Keterangan Prekondisi Proses Sistem menampilkan form utama User memasukkan data zat sesuai dengan input yang dibutuhkan Validasi input Use case Menyimpan Data Zat dijalankan Kondisi akhir Form input zat akan di reset ke kondisi awal 4 Nama Input Obat Deskripsi Prekondisi Proses Memasukkan data obat yang baru ke dalam data base Sistem menampilkan form utama User memasukkan data obat sesuai dengan input yang dibutuhkan Validasi input Use case Menyimpan Data Obat dijalankan Kondisi akhir Input sudah valid 5 Nama Sorting Zat Deskripsi Melakukan proses sorting zat yang terkandung dalam satu obat, untuk menentukan zat yang akan menjadi patokan dosis yang digunakan Prekondisi Use case Input Obat sudah dijalankan

15 69 No Elemen Use Case Keterangan Proses Membagi dosis total per hari suatu obat dengan massa obat yang terkandung dalam obat Urutkan zat dari yang nilainya kecil sebagai zat 1 Use case Menyimpan Data Obat dijalankan Kondisi akhir Zat sudah diurutkan dengan zat yang menjadi patokan menjadi zat pertama 6 Nama Menyimpan Data Zat Deskripsi Prekondisi Proses Kondisi akhir Menyimpan data zat Use case Input Data Zat sudah dijalankan Data yang sudah valid akan diinput ke data base Form input zat akan di reset ke kondisi awal 7 Nama Mengambil Data Zat Deskripsi Mengambil data dari data base untuk ditampilkan atau untuk digunakan dalam perhitungan Prekondisi Proses Kondisi akhir Use case View Zat atau Kalkulasi dijalankan Membaca data base Data berhasil didapat 8 Nama Menyimpan Data Obat Deskripsi Menyimpan data obat

16 70 No Elemen Use Case Keterangan Prekondisi Proses Kondisi akhir Use case Input Data Obat sudah dijalankan Data yang sudah valid akan diinput ke data base Form input obat akan di reset ke kondisi awal 9 Nama Mengambil Data Obat Deskripsi Mengambil data dari data base untuk ditampilkan atau untuk digunakan dalam perhitungan Prekondisi Proses Kondisi akhir Use case View Obat atau Kalkulasi dijalankan Membaca data base Data berhasil didapat 10 Nama Input User Deskripsi User memasukkan parameter fisiologis yang akan digunakan Prekondisi Proses Sistem menampilkan form utama Sistem memunculkan form input user User memasukkan input sesuai dengan yang dibutuhkan Validasi input Use case Kalkulasi dijalankan Kondisi akhir Input sudah valid

17 71 No Elemen Use Case Keterangan 11 Nama Kalkulasi Deskripsi Melakukan proses perhitungan parameter farmakokinetik yang dibutuhkan dan melakukan pemodelan grafik dari data yang ada Prekondisi Use case Input User sudah dijalankan Proses Melakukan perhitungan semua parameter farmakokinetik yang digunakan Membuat grafik sesuai dengan perubahan konsentrasi obat yang berubah terhadap waktu Kondisi akhir Sistem memunculkan form baru menampilkan grafik yang dibuat

18 Sequence Diagram Gambar 3.3 Sequence Diagram

19 Perancangan Layar Rancangan Layar Utama Rancangan untuk form utama disusun seperti Gambar 3.3. di bawah ini. Gambar 3.4 Rancangan Layar Form Utama Pada form utama ini terdapat menu menu utama, yaitu Input, View, About dan Help. Menu Input terdiri dari sub menu Input Zat, Input Obat, dan Input User. Sedangkan menu View terdiri dari sub menu View Zat dan View Obat. Setiap menu dan sub menu yang ada akan membuka form baru pada form utama berdasarkan menu yang dipilih. Selain itu juga ada tombol Exit untuk keluar dari program aplikasi.

20 Rancangan Form Input Zat Seperti diuraikan di atas, pada saat menu Input Zat dipilih, akan muncul form baru yaitu form Input Zat. Form Input Zat dirancang seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 3.5 Rancangan Layar Form Input Zat Input yang harus diisi oleh user adalah a. Nama Zat, yaitu nama zat yang akan diinput, tipe data input string. b. Max Obat/ Hari, yaitu maksimal massa obat yang diperbolehkan untuk diminum dalam periode 24 jam dalam satuan milligram (mg), tipe data input double.

21 75 c. Max Obat/ 1 kali minum, yaitu maksimal massa obat yang diperbolehkan untuk diminum untuk setiap 1 kali minum dalam satuan milligram (mg), tipe data input double. d. Volume Distribusi, yaitu volume distribusi obat dalam satuan L/ kg, tipe data input double. e. Oral Availability, yaitu nilai bioavailabilitas obat dengan pemberian oral, user memilih nilai antara f. Range Terapeutic, yaitu range therapeutic untuk zat yang diinput dalam satuan mg/ L, tipe data input double. g. Waktu Paruh, yaitu range waktu paruh dalam satuan jam, tipe data input double. h. Waktu Mencapai Konsentrasi Puncak, yaitu range waktu mencapai waktu puncak dalam satuan jam, tipe data input double. Terdapat dua pilihan tindakan setelah semua parameter terisi, yaitu OK dan cancel. Jika user memilih OK, maka sistem akan melakukan proses pengecekan validasi input, dan akan menyimpan data zat yang sudah valid. Sedangkan jika user memilih Cancel, maka form Input Zat akan ditutup Rancangan Form Input Obat Seperti diuraikan di atas, pada saat menu Input Obat dipilih, akan muncul form baru yaitu form Input Obat. Form Input Obat dirancang seperti pada gambar di bawah ini.

22 76 Gambar 3.6 Rancangan Layar Form Input Obat Input yang harus diisi oleh user adalah: a. Nama Obat, yaitu nama obat yang akan diinput, tipe data input string. b. Cara Pemberian, yaitu cara pemberian obat kepada pasien, user memilih oral tablet, oral cair, injeksi intravena. c. Volume, yaitu volume obat dalam bentuk cair jika pemberian obat diberikan dengan cara injeksi intravena dan oral berbentuk cair dalam satuan milligram (mg), tipe data input double. d. Penambahan, yaitu penambahan bagian terkecil dari obat yang bisa diberikan, dengan pilihan ¼, ½, 1. e. Max Hari Penggunaan, yaitu banyak hari penggunaan maksimal obat dalam satuan hari, user memilih nilai antara 1-7.

23 77 f. Zat 1 s/d Zat 5, yaitu zat yang terkandung dalam satu jenis obat, dengan pilihan nama nama zat yang sudah disimpan sebelumnya. g. Massa, yaitu massa zat yang terkandung dalam 1 tablet obat dalam satuan mg, tipe data input double. h. Peringatan, yaitu peringatan yang akan ditampilkan ketika obat dihitung konsentrasinya. Terdapat dua pilihan tindakan setelah semua parameter terisi, yaitu OK dan cancel. Jika user memilih OK, maka sistem akan melakukan proses pengecekan validasi input, dan akan menyimpan data obat yang sudah valid. Sedangkan jika user memilih Cancel, maka form Input Obat akan ditutup Rancangan Form Input User Input yang harus diisi oleh user adalah: a. Nama Obat, yaitu nama obat yang akan digunakan, memilih nama obat yang sudah disimpan. b. Umur, user memilih nilai antara c. Berat Badan, dalam satuan kg, tipe data input int, nilai antara d. Tinggi Badan, dalam satuan kg, tipe data input int, nilai antara e. Jenis Kelamin, user memilih antara pria dan wanita. f. Faktor Waktu Paruh, yaitu perhitungan waktu paruh yang akan digunakan dari range waktu paruh yang dimiliki setiap zat yang dihitung, user memilih nilai antara 0 1 dengan peningkatan nilai sebesar 0,01.

24 78 g. Faktor Waktu Puncak, yaitu perhitungan waktu puncak yang akan digunakan dari range waktu mencapai konsentrasi puncak yang dimiliki setiap zat yang dihitung, user memilih nilai antara 0 1 dengan peningkatan nilai sebesar 0,01. Form Input User dirancang seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 3.7 Rancangan Layar Form Input User Terdapat dua pilihan tindakan setelah semua parameter terisi, yaitu OK dan cancel. Jika user memilih OK, maka sistem akan melakukan proses pengecekan validasi input, dan akan menghitung konsentrasi data obat dan regimen pengobatan yang efektif dan aman. Sedangkan jika user memilih Cancel, maka form Input User akan ditutup.

25 Rancangan Form View Zat Seperti diuraikan di atas, pada saat menu View Zat dipilih, akan muncul form baru yaitu form View Zat. Form View Zat dirancang seperti pada gambar di bawah ini. Pada form ini akan ditampilkan semua zat yang sudah disimpan dalam data base dengan semua parameter yang sudah dinput. Gambar 3.8 Rancangan Layar Form View Zat Rancangan Form View Obat Seperti diuraikan di atas, pada saat menu View Obat dipilih, akan muncul form baru yaitu form View Obat. Form View Obat dirancang seperti

26 80 pada gambar di bawah ini. Pada form ini akan ditampilkan semua obat yang sudah disimpan dalam data base dengan semua parameter yang sudah dinput. Gambar 3.9 Rancangan Layar Form View Obat Rancangan Form Help Pada menu Help, terdapat User Manual yang bertujuan untuk membantu user agar mengetahui arti dari setiap input yang diminta dan cara pemakaian program aplikasi.

27 81 Gambar 3.10 Rancangan Layar Form Help Rancangan Form About Pada menu About, terdapat perincian informasi mengenai judul program aplikasi, perancang program aplikasi, tahun pembuatan program aplikasi, serta dosen-dosen pembimbing skripsi ini. Gambar 3.11 Rancangan Layar Form About

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dari hasil perancangan yang dilakukan oleh penulis, pada bab ini disajikan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dari hasil perancangan yang dilakukan oleh penulis, pada bab ini disajikan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dari hasil perancangan yang dilakukan oleh penulis, pada bab ini disajikan implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan spesifikasi sistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat berusaha untuk mengobati penyakit dengan menggunakan obat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat berusaha untuk mengobati penyakit dengan menggunakan obat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya biaya berobat ke dokter saat ini, menyebabkan masyarakat berusaha untuk mengobati penyakit dengan menggunakan obat obatan yang dijual bebas. Ketika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI KOMPUTER DALAM STUDI PEMODELAN PARAMETER FARMAKOKINETIK

PENGEMBANGAN APLIKASI KOMPUTER DALAM STUDI PEMODELAN PARAMETER FARMAKOKINETIK PENGEMBANGAN APLIKASI KOMPUTER DALAM STUDI PEMODELAN PARAMETER FARMAKOKINETIK 1. Pendahuluan Aplikasi computer jenis ini merupakan aplikasi computer dalam penelitian dan pengembangan di bidang farmasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM 4.1 Spesifikasi Sistem Tentunya untuk merancang program, penulis membutuhkan seperangkat komputer. Komputer yang digunakan untuk merancang program memiliki spesifikasi tertentu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisis Kegunaan dari Program Aplikasi yang Dirancang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisis Kegunaan dari Program Aplikasi yang Dirancang BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Kegunaan dari Program Aplikasi yang Dirancang Telah disinggung pada bagian pendahuluan bahwa para epidemiolog menggunakan model matematika untuk merunut kemajuan

Lebih terperinci

APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH

APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH Disusun: Apriana Rohman S 07023232 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2011 A. LATAR BELAKANG Farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh

Lebih terperinci

PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv LEMBAR PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Implementasi Ada beberapa spesifikasi yang dibutuhkan pengguna agar program aplikasi ini dapat berjalan, yaitu: 4.1.1. Kebutuhan Piranti Keras (Hardware)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan dibahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

TUGAS FARMAKOKINETIKA

TUGAS FARMAKOKINETIKA TUGAS FARMAKOKINETIKA Model Kompartemen, Orde Reaksi & Parameter Farmakokinetik OLEH : NURIA ACIS (F1F1 1O O26) EKY PUTRI PRAMESHWARI (F1F1 10 046) YUNITA DWI PRATIWI (F1F1 10 090) SITI NURNITA SALEH (F1F1

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis, BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis, perancangan,

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 26 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem 3.1.1 Pembahasan Metode Prototyping Metode penelitian yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini adalah prototyping model. Seringkali

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

Minggu 7 MA2151 SIMULASI & KOMPUTASI MATEMATIKA

Minggu 7 MA2151 SIMULASI & KOMPUTASI MATEMATIKA Minggu 7 MA2151 SIMULASI & KOMPUTASI MATEMATIKA Pertumbuhan Terbatas Populasi, secara teori, memiliki potensi untuk mengalami pertumbuhan secara eskponensial. Populasi biasanya bertambah secara cepat pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT. EVRBRIGHT ditemukan bahwa sistem yang ditemukan untuk menetukan kadar obat hitam baterai belum

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL KOMPARTEMEN SATU TERBUKA : PEMBERIAN INTRAVENA BOLUS

BAB 3 MODEL KOMPARTEMEN SATU TERBUKA : PEMBERIAN INTRAVENA BOLUS Nama : Putri Windasari NIM : 12330083 BAB 3 MODEL KOMPARTEMEN SATU TERBUKA : PEMBERIAN INTRAVENA BOLUS PERTANYAAN PEMBELAJARAN 1. Seorang sukarelawan dengan berat badan 70 kg diberi antibiotika dosis intravena

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM. dengan struktur yang sederhana dengan algoritma yang rumit, sehingga

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM. dengan struktur yang sederhana dengan algoritma yang rumit, sehingga 38 BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM 4.1 Perancangan Program Aplikasi 4.1.1 Bentuk Program Perancangan program cutting stock problem solver tergolong program dengan struktur yang sederhana dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak. 3.1 ANALISA SISTEM Analisa aplikasi ini meliputi 3 (tiga)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengatur dan mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam pengembangan aplikasi penyederhanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 45 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Laporan skripsi ini mencoba untuk membuat sebuah perancangan aplikasi permainan Color Memory menggunakan metode Brute Force. Dalam proses pembuatan aplikasi

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II UJI PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA SUATU OBAT SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA URIN DAN DARAH Disusun oleh : Kelas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Implementasi aplikasi pengolahan pasien ini membutuhkan beberapa perangkat lunak (software) serta perangkat keras (hardware) yang mendukung untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan pada sistem yang beroperasi pada perangkat komputer, game yang dikembangkan adalah

Lebih terperinci

Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari

Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari ketepatan rancangan aturan dosis yang diberikan. Rancangan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir apikasi image to text

Gambar 3.1. Diagram alir apikasi image to text ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dalam tahap ini penulis menganalisa kebutuhan dasar sistem. Analisa dilakukan terhadap data-data yang merepresentasikan masalah, sehingga dapat diketahui spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah PT. Mandiri Agung Sentosa masih menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel dalam proses pencatatan dan pengelolaan penyusutan aset tetap masih

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sistem Analisa perancangan kompresi file yang akan dibangun mengimplementasikan algoritma Deflate Zip, algoritma pengkompresian file yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 69 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Pakar Spesifikasi sistem (hardware dan software) sangat perlu diperhatikan agar prototipe sistem pakar dapat berjalan dengan baik. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem sedang berjalan dan diperlukan untuk berbagai perubahan yang dirasa

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem sedang berjalan dan diperlukan untuk berbagai perubahan yang dirasa BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang sedang berjalan Analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem sedang berjalan dan diperlukan untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Hasil penentuan jarak terdekat akan menjadi sebuah pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan jalur yang akan ditempuh. Perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1.Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri-industri makanan atau industri-industri lain yang menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri-industri makanan atau industri-industri lain yang menggunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam industri-industri makanan atau industri-industri lain yang menggunakan bahan baku yang dapat cepat rusak jika diukur dengan parameter waktu, sangat memerlukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Pada tugas akhir ini, akan dibuat aplikasi desktop berbasis komputer menggunakan bahasa pemrograman VB.NET yang diberi nama Aplikasi virtual

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang terpenting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk untuk memeriksa kekompakan antara komponen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 30 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem digunakan untuk menguraikan sistem pembelajaran menjadi komponen-komponen untuk diidentifikasi dan dievaluasi permasalahannya.

Lebih terperinci

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut : 37 3. Jenis Kelamin Contoh input data jenis kelamin adalah : Jenis Kelamin : Laki-Laki III.1.2. Analisa Proses Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses deteksi adanya viskositas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menghasilkan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan administrasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menghasilkan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan administrasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi dan evaluasi adalah tahap mengimplementasikan analisis dan perancangan yang telah dibuat agar dapat melakukan proses rekam medis dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil analisis dari permasalahanpermasalahan yang menjadi latar belakang masalah seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, namun

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Rumah Sakit Pondok Indah 3.1.1 Latar Belakang Guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya rumah sakit swasta dengan pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, wilayah yang diamati adalah wilayah Jakarta. Data yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, wilayah yang diamati adalah wilayah Jakarta. Data yang BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Wilayah dan Jadwal Penelitian Dalam penelitian ini, wilayah yang diamati adalah wilayah Jakarta. Data yang digunakan adalah pasien yang tercatat di RSUP Persahabatan, di Jakarta

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga mengetahui

Lebih terperinci

BAB III ANALISA, KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA, KONSEP DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA, KONSEP DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tahap analisis merupakan tahapan awal dalam membuat sebuah perangkat lunak dimana penulis menganalisa kebutuhan dasar dari sistem yang akan dibuat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV. 1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Tahapan analisis permasalahan terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahapan permasalahan dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS 29 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS Dengan menggunakan Visual Basic 6.0 aplikasi perangkat ajar pengelolaan dan perhitungan ekspresi matematika yang akan dibangun dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. PT.Aneka Tambang, Tbk adalah perusahaan tambang dan logam Indonesia milik negara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. PT.Aneka Tambang, Tbk adalah perusahaan tambang dan logam Indonesia milik negara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Harga emas di Indonesia berpatokan pada harga di PT.Aneka Tambang, Tbk. PT.Aneka Tambang, Tbk adalah perusahaan tambang dan logam Indonesia milik negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perusahaan atau instansi tentu nya memiliki data yang cukup besar, salah satunya adalah inventory. Suatu kegiatan dalam proses pengolahan data pada suatu gudang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jadwal yang disusun tetap realistis untuk digunakan. berjalan sebagaimana mestinya. Agar praktikum berjalan dengan baik, kepala

BAB 1 PENDAHULUAN. jadwal yang disusun tetap realistis untuk digunakan. berjalan sebagaimana mestinya. Agar praktikum berjalan dengan baik, kepala 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan merupakan salah satu hal yang penting bagi sebuah lembaga pendidikan, mengingat bahwa dengan adanya penjadwalan yang baik maka sumber daya manusia, ruang,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Perencanaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan CV Madrhos merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, khususnya memproduksi bedak dengan merk Trisna

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI DATA PENGUNJUNG MUSEUM. Disusun oleh: Tri Raharjo TI/22

PEMBUATAN APLIKASI DATA PENGUNJUNG MUSEUM. Disusun oleh: Tri Raharjo TI/22 PEMBUATAN APLIKASI DATA PENGUNJUNG MUSEUM Disusun oleh: Tri Raharjo 13111052 TI/22 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015 DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Bab ini mengenai analisis yang dilakukan sebelum membuat aplikasi kesehatan untuk menentukan menu diet dengan model What-If Analyisis serta tampilan sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Sebelum melakukan perancangan sistem yang diusulkan pada perpustakaan di SMA Negeri 9 Bandung, maka harus terlebih dahulu melakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pencarian Lokasi ini merupakan masalah untuk mencari rute atau lintasan Lokasi yang bisa dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa titik Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sebuah perancangan sistem dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik informasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4-1 algoritma First in First Out 4-1.

PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4-1 algoritma First in First Out 4-1. BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Setelah melakukan proses analisa sistem maka akan dilakukan proses perancangan sistem yang diharapkan sesuai dengan yang kebutuhan pengguna yang dianalisa.perancangan sistem ini

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisa sistem adalah uraian keseluruhan bagaimana sistem yang berjalan saat ini baik dilihat dari analisis fungsional dan analisis nonfungsional

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan Aplikasi Pengelolaan Data Anak Tuna Grahita yaitu:

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan Aplikasi Pengelolaan Data Anak Tuna Grahita yaitu: 5. BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan Aplikasi Pengelolaan Data Anak Tuna Grahita yaitu: a. Software

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi yang didapat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Spesifikasi Rumusan Rancangan Program aplikasi ini terdiri dari 2 bagian, bagian input data dan bagian analisis data. Bagian Input Data: pada bagian ini user akan diminta

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM Dari hasil perancangan yang dilakukan oleh penulis, pada bab ini disajikan implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan spesifikasi sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Tahapan analisis permasalahan terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahapan permasalahan dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software Rancangan ini dibuat dan diuji pada konfigurasi hardware sebagai berikut. Processor: Intel Pentium 4 1500 MHz. Memory: 256 Mbytes.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kosong. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan berapa jumlah limit yang

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kosong. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan berapa jumlah limit yang BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada puskesmas Kupang, sistem yang diperlukan oleh puskesmas adalah sistem yang dapat membantu dan memenuhi kebutuhan semua proses yang ada secara terkomputerisasi dengan baik

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Perancangan aplikasi terjemahan melalui perangkat mobile phone Android dibuat agar dapat dengan mudah digunakan oleh siapa saja. Aplikasi yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Sebagian besar masyarakat tidak perduli akan penyakit yang dideritanya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 52 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem Pembuatan Aplikasi materi Pembelajaran tentang Farmakologi bagi Mahasiswa Kedokteran saat ini masih bersifat manual, dengan perkembangan informasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras dan piranti lunak sebagai berikut : Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. terdiri dari analisis perangkat lunak dan analisis perangkat keras serta analisis user

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. terdiri dari analisis perangkat lunak dan analisis perangkat keras serta analisis user BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem adalah uraian keseluruhan bagaimana sistem yang berjalan saat ini baik dilihat dari analisis fungsional dan analaisis

Lebih terperinci

Pharmacokinetika for Oral Absorption. Nani Kartinah, S.Farm, M.Sc, Apt

Pharmacokinetika for Oral Absorption. Nani Kartinah, S.Farm, M.Sc, Apt Pharmacokinetika for Oral Absorption Nani Kartinah, S.Farm, M.Sc, Apt Introduction Pemberian obat secara ekstravaskular lebih rumit dibandingkan pemberian obat secara intravaskular. Terutama dalam pengaturan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN

BAB III ANALISA DAN DESAIN BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1. Analisis Masalah Kemudahan untuk mendapatkan informasi merupakan salah satu tuntutan di era teknologi yang semakin berkembang, seperti misalnya kemudahan untuk mengakses

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA. meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang ilmu

BAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA. meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang ilmu BAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA DESKRIPSI MATA KULIAH Bab ini menguraikan secara singkat tentang ilmu farmakokinetik dasar yang meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Bab ini berisi analisis dan perancangan terhadap perangkat lunak yang akan dibangun. Analisis dan perancangan tersebut diantaranya adalah pembuatan diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam akses

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam akses BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan pada sebuah program aplikasi On- Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Pembuatan animasi pembelajaran reproduksi manusia bagi mahasiswa kedokteran di rancang berdasarkan beberapa tahap, adapun tahap pertama yang di lakukan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. terbagi menjadi dua, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. terbagi menjadi dua, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Sistem yang digunakan untuk membuat Sistem Informasi Koperasi terbagi menjadi dua, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Perancangan Program 3.1.1 Struktur Program Input yang diperlukan program berupa data inventori. Data inventori yang dibutuhkan di sini meliputi ID barang, nama barang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berdasarkan hasil analsis dan perancangan serta pengujian sistem aplikasi yang akan ditawarkan kepada instansi, maka dapat ditampilkan beberapan screen

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini berisi uraian mengenai tahapan untuk membangun / mewujudkan rancangan sistem baru secara nyata. Kegiatan yang dibahas meliputi pengujian perangkat lunak. Diagram UML untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 51 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan dibahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. IV.1.1. Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan dan studi laboratorium dimana penulis mempelajari teori-teori teknik pencarian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN. yang jelas untuk perbaikan ataupun pengembangan dari suatu sistem.

BAB III ANALISA DAN DESAIN. yang jelas untuk perbaikan ataupun pengembangan dari suatu sistem. 27 BAB III ANALISA DAN DESAIN Analisis sistem digunakan untuk melakukan penguraian terhadap suatu sistem informasi secara nyata yang bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap masalah yang mungkin

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Berjalan 3.1.1. Penyusunan Menu Makanan Dalam penyusunan menu makanan banyak hal yang perlu diperhatikan, terutama jika menu makanan yang disusun untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Sistem Keylogger merupakan aplikasi yang digunakan untuk merekam segala aktifitas pada komputer yang berhubungan dengan fungsi keyboard, metode string matching

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bayi adalah anak dari manusia atau hewan yang masih berusia sangat muda. Ketika bayi sudah mulai berjalan, disebut dengan balita. Umumnya istilah

Lebih terperinci

Manual. Alokasi Mengajar

Manual. Alokasi Mengajar Manual Alokasi Mengajar Binus University Software Laboratory Cente r 2011 Splash Screen Gambar 1. Tampilan Layar Halaman Splash Screen Pada saat pertama kali aplikasi dijalankan akan muncul layar Splash

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah aplikasi mobile, kita perlu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah aplikasi mobile, kita perlu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah aplikasi mobile, kita perlu lebih mengenal tentang sistem yang sedang berjalan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA VI.1. Hasil Pada bab ini, penulis akan menampilkan tampilan hasil perancangan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dari aplikasi Perancangan Sistem Informasi Kehadiran Dosen

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan tentang analisa dan perancangan sistem untuk mengimplementasikan metode Double Exponential Smoothing (DES) pada aplikasi prediksi jumlah pasien

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap yang bertujuan untuk merubah hasil analisis dan perancangan ke dalam bahasa pemrograman yang dimengerti oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompeten di bidangnya. Karena kepentingan itulah rumah sakit bisa dibedakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompeten di bidangnya. Karena kepentingan itulah rumah sakit bisa dibedakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu bagian dari sarana publik vital yang harus dimiliki setiap negara dan setiap daerah. Setiap rumah sakit harus memiliki pekerja

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu, analisis, perancangan,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu, analisis, perancangan, 28 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu, analisis, perancangan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Dalam tugas akhir ini, akan dibuat sebuah aplikasi peenyelesaian perhitungan matematika, dimana akan sangat membantu para mahasiswa dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Pada saat ini belum ada aplikasi berbasis mobile yang menyampaikan informasi mengenai kebudayaan di Indonesia. Sehingga untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci