Lampiran 1. Panduan Wawancara. Wawancara dengan Pejabat Humas dan Dokumentasi Badan Narkotika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Panduan Wawancara. Wawancara dengan Pejabat Humas dan Dokumentasi Badan Narkotika"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 Lampiran 1. Panduan Wawancara Wawancara dengan Pejabat Humas dan Dokumentasi Badan Narkotika Nasional : 1. Adakah program khusus dari BNN dan Kemenkum HAM untuk mencegah peredaran narkoba di dalm lingkungan lapas? 2. Strategi apa yang digunakan? 3. Media yang digunakan dalam kampanye pemeberantasan narkoba di dalam lapas khususnya kepada sipir apa saja? 4. Kendala yang dihadapi apa saja? 5. Apakah program tersebut berhasil? 6. Apakah para sipir juga turut serta melaksanakan program tersebut? 7. Humas BNN itu seperti apa? Wawancara dengan petugas Lapas: 1. Apakah BNN pernah melakukan kampanye pencegahan peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan? 2. Selama kampanye berlangsung apakah para petugas lapas menerapkan program tersebut? 3. Media apa saja yang digunakan BNN selama kampanye berlangsung di dalam lapas? 4. Apakah para petugas lapas menyetujui program kampanye yang diberikan BNN?

3 Lampiran 2. Transkrip Hasil Wawancara Narasumber, Khrisna Anggara, SH, Msi (Kepala Sub Bagian Ro Um Settama Humas BNN), Tanggal 5 Oktober 2012 Peneliti: Apa yang menjadi target utama BNN? Informan: Koorbisnis BNN dibagi menjadi 3 hal, yaitu 1. Upaya pemberantasan, BNN selalu mengupayakan penegakan hukum dengan memburu, membongkar jaringan sindikat pengedar narkoba. 2. Upaya Pencegahan, BNN terjun langsung ke masyarakat melakukan tindakan pencegahan narkoba dengan cara melakukan kegiatan kampanye dalam bentuk penyuluhan, pameran, dll. 3. Upaya Rehabilitasi, BNN mengobati para pelaku penyalahgunaan narkoba secara humanis, ini diperuntukkan bagi mereka yang sukarela datang ke panti rehab dan tidak akan dipidana. Lain hal jika ia tertangkap tangan sedang mengedarkan atau mengkonsumsi narkoba proses hukum harus tetap berjalan. Peneliti: Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang ancaman bagi BNN ini? Informan: Dukungan penuh dari pemerintah, komitmen dari lembaga legislative dan eksekutif tinggi, bisa dilihat dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan. Seperti UU no. 35, dalam UU tersebut BNN memiliki kewenangan operasional. Lembaga Legislatif secara bertahap memberikan dukungan anggaran operasional yang semakin meningkat. Kelemahannya ego sektoral tinggi di setiap kementerian lembaga pemerintah kita yang di dalamnya juga memiliki fungsi untuk melakukakan upaya pencegahan peredaran narkoba. Idealnya karena memarangi hal yang sama akan lebih efektif jika bahu-membahu namun di setiap instansi ada kalanya enggan untuk berkomunikasi, membaur, karena masing-masing lembaga ingin menonjol.

4 Peluangnya, tingkat pemahaman di kalangan masyarakat terus meningkat ini membantu pihak BNN dalam bersikap positif membuat kegiatan yang menyadarkan sesama anggota masyarakat. Peneliti: Apa yang menjadi motivasi BNN untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan Humas BNN? Informan: Humas BNN berupaya melakukan kegiatan sesuai anggaran yang ada dan tidak selalu ketergantungan dengan anggaran, karena sebagai Humas harus flexible program-program yang seperti apa yang bisa dilakukan untuk menjangkau masyarakat dalam upaya mengkampanyekan bahaya penyalahgunaan narkoba. Peneliti: Sejak kapan BNN mengkampanyekan suatu program? Informan: Kampanye sudah ada sejak BNN berdiri. Dulu karena keterbatasan personil dan dana juga bentuk kampanyenya juga berbeda, sehingga masyarakat belum begitu mengetahui. Saat ini anggaran dan personil memadai sehingga leluasa dalam menyusun program-program kampanye. Peneliti: apa yang dimaksud kampanye sendiri menurut bapak? Informan: Kampanye adalah upaya penyampaian informasi yang melibatkan masyarakat luas, berupaya menyampaikan program-program organisasi dengan output yang diharapkan adalah masyarakat menjadi paham inti pesan yang ingin disampaikan organisasi dan mau melaksanakan ajakan dalam berpartisipasi aktif di dalamnya. Peneliti: Apa yang dilakukan pihak BNN dalam mencegah peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan? Informan: dalam mencegah peredaran narkoba di dalam lapas, kita bekerjasama dengan kementerian hukum dan ham bentuk kerjasama ini tertuang dalam bentuk MoU yang ditandatangani oleh Kepala BNN saat itu bapak Gories Mere dan Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsuddin. Pihak

5 BNN dan Kemenkumham bahu-membahu mencegah peredaran gelap narkoba di dalam penjara. Peneliti: Apakah ada strategi sendiri dari BNN untuk membentuk pola pikir supaya para petugas sipir penjara ini menjadi petugas yang tertib menjalankan tugasnya? Informan: Upaya yang kita lakukan bisa dalam bentuk sosialisasi berupa seminar pendidikan dan pelatihan. Disini kita kumpulkan para kepala sipir/rutan/lapas, dalam seminar tersebut kita beritahu gambaran efek negative apa saja apabila mereka turut terlibat mengedarkan narkoba di dalam lapas. Hukuman yang didapat apabila tertangkap tangan turut mengedarkan dan mengkonsumsi narkoba bisa dengan pemecatan dan sanksi pidana, dan ini sanksi ini tegas seperti yang dikatakan oleh bapak Menkumham kita, Amir Syamuddin. Peneliti: Bagaimana caranya mengatasi peredaran gelap narkoba di lapas? Informan: BNN dan Kemenkumham bekerjasama dalam mengatasi peredaran gelap narkoba di lapas, dengan dikukuhkannya Satgas P4GN diharapkan akan memberikan penguatan terhadap akuntabilitas petugas khususnya petugas pengamanan Lapas / Rutan, karena peran petugas di lapangan sangat krusial agar terciptanya suasana yang aman dan tertib. Pemberantasan narkoba cukup sulit di Lapas / Rutan karena berbagai hal diantaranya banyaknya penghuni adalah pecandu dan bandar narkoba. Hampir 50 persen penghuni adalah pecandu narkoba karena itu sangat relevan apabila dibentuk satgas P4GN yang fungsinya mengatasi gangguan keamanan dan ketertiban penyalahgunaan narkoba. Peneliti: Bagaimana memilih personil Satgas P4GN? Informan: Memilih personil satgas P4GN di dalam lapas tentunya personil yang di dalamnya merupakan petugas lapas itu sendiri. Namun sistem kerja dalam pengawasan dan pengarahan sebelumnya dari BNN dan Kemenkumham. Selama operasi yang dilakukan satgas P4GN di beberapa

6 Lapas / Rutan di Jakarta berhasil mengamankan sejumlah barang yang dilarang berada di dalam Lapas dan Rutan. Peneliti: aktivitas apa saja yang dilakukan satgas P4GN? Informan: Selain melakukan razia, tim satgas P4GN juga melakukan pemeriksaan narkotika terhadap pegawai Lapas. pemeriksaan ini bukan diambil dari tes urine saja namun dari rambut pegawai Lapas. Tes rambut ini mampu mendeteksi seseorang yang menggunakan narkotika. Apabila hasil tes terbukti ada pegawai yang positif mengkonsumsi narkotika, maka akan ditindak tegas secara administrasi. Apabila terbukti ada pegawai yang mengkonsumsi narkotika maka tindakan tegas berupa pemecatan dan sanksi pidana. Pengawasan serta pencegahan peredaran gelap narkoba di lapas atau rutan ini sebagai wujud konkret pelaksanaan P4GN. Peneliti: Bagaimana penyusunan rencana pelaksanaan program P4GN? Informan: Penyusunan rencana merupakan implementasi pelaksanaan perjanjian kerjasama dan juga merupakan aksi bersanma antara Satgas P4GN bersama BNN yang meliputi langkah preventif, prefektif dan represif dalam upaya P4GN. Seperti yang telah diketahui antara Kemenkumham dan BNN telah melakukan MoU atau perjanjian kerjasama yang ditandatangani pada tanggal 6 Desember 2011 lalu. Agar ada regulasi yang jelas dan tegas mengenai teknis pelaksanaan operasi P4GN masing-masing lembaga tetap menghormati tugas dan kewenangan masing-masing. Kedua belah pihak juga sepakat bahwa implementasi pelaksanaan kerjasama tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa aspek: Pertama; integrative dan kordinatif, yaitu melibatkan unsur Kementerian Hukum dan HAM dengan BNN yang merupakan satu kesatuan yang saling memahami peran dan kewenangan masing-masing. Kedua; profesionalisme dan proporsionalitas, yaitu keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegiatan harus diarahkan pada tujuan keberhasilan kegiatan sesuai dengan batas kewenangan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Ketiga; mengutamakan penanganan yang bersifat preventif dan represif.

7 Keempat; efektif dan efesien, yang memperhatikan keseimbangan antara hasil dengan upaya sarana yang digunakan. Kelima; Pelaksanaan kegiatan harus bersifat proaktif, transparan dan akuntabel. Peneliti: Media apa yang digunakan selama kampanye berlangsung? Informan: Kami menaruh poster di dalam lapas yang bertujuan untuk para pegawai lapas dan para penghuninya paham mengenai dampak yang dihasilkan apabila turut mengedarkan narkoba di dalam Lapas. Peneliti: Apakah ada hambatan yang terjadi yang tidak sesuai dengan perencanaan program? Informan: Ada beberapa kendala teknis yang kami hadapi dalam melaksanakan kampanye pencegahan peredaran narkotika di Jakarta. Misalnya kendala teknis di lapangan, komunikasi yang terhambat dengan beberapa para petugas ketika melalui tahap persiapan untuk kegiatan kampanye ini. Adanya perbedaan culture menyebabkan miss persepsi dalam proses komunikasi, sehingga di lapangan sering terjadi adanya bentrokan antara para petugas dan penghuni lapas yang merasa terganggu dengan adanya kegiatan ini. Peneliti: Bagaimana tahapan evaluasi yang dilakukan? Informan: Evaluasi kegiatan kampanye pencegahan ini itu pasti dilakukan karena untuk mengukur sejauh mana program tersebut berjalan sesuai rencana awal, tepat sasaran atau tidak. Evaluasi biasanya dilakukan oleh pihak internal BNN, kita mengadakan briefing evaluasi bagaimana pelaksanaan kegiatan kampanye kemarin? Apa yang menjadi kendalanya? Kekurangan kita apa saja selama program tersebut berjalan? Dengan harapan kejadian tersebut tidak terulang lagi. Cara mengatasi kendala tersebut dengan mengadakan komunikasi dari internal BNN dan pihak Kemenkumham supaya program kerjasama ini berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Peneliti: Adakah cara lain untuk melakukan evaluasi program?

8 Informan: Dengan cara perbandingan kepada lapas lain, misalnya kenapa lapas / rutan cipinang pencapaian targetnya tinggi tapi lapas salemba tidak? Ya kita Tanya bagaimana cara atau teknis yang digunakan seperti apa kepada para petugas P4GN. Maka dengan evaluasi yang dilakukan kita mempunyai tolak ukur keberhasilan untuk menjadi fondasi apakah program kampanye yang telah diinstruksikan oleh BNN dan Kemenkumham telah berhasil atau tidak. Narasumber, Bapak Drs. Sumirat Dwiyanto (Kepala Bagian Humas BNN), Tanggal 5 Oktober 2012 Peneliti: Strategi apa yang digunakan BNN untuk mencegah peredaran narkoba di dalam Lapas? Key Informan: Strategi yang dilakukan dari BNN ialah membentuk pola pikir yang diinginkan agar para sipir tersebut menjadi lebih bertanggung jawab akan tugas negara yang diembannya untuk mengamankan situasi yang kondusif, bebas narkoba dan segala transaksi haram lainnya di dalam lapas. Banyak hal yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan untuk kampanye pencegahan peredaran narkoba di dalam lapas ini. Hal yang mendasar yang harus dilakukan adalah koordinasi dengan pihak Kemenkumham maupun pihak internal BNN sendiri. Selain itu diperlukan konsep kegiatan yang efektif dan inovatif agar program kampanye ini berhasil. Komunikasi yang baik dari pihak Humas kepada pihak Kemenkumham ini merupakan salah satu wujud MoU antara BNN dan Kemenkumham untuk mewujudkan Lapas bersih dari peredaran gelap narkoba. Peneliti: Cara apa yang dilakukan untuk mengetahui para petugas Lapas turt mengkonsumsi narkoba atau tidak? Key Informan: dengan melakukan tes rambut dapat dideteksi penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama. Sedangkan untuk tes urine dilakukan agar dapat diketahui dengan cepat positif dan negatifnya kandungan narkoba. Jika BNN menemukan pengguna akan diselidiki lebih lanjut dan direhabilitasi.

9 Peneliti: Kampanye apa yang dilakukan? Key Informan: Kampanye untuk para petugas sipir, kita menggunakan cara seperti seminar kepada kalapas, yang nantinya bisa diterapkan kepada para bawahannya. Kita juga membentuk kader anti narkoba di dalam lapas, hal ini nantinya sebagai corongnya informasi dari BNN yang disampaikan kepada kader tersebut yang nantinya akan disampaikan kepada para sipir lainnya. Peneliti: Bagaimana cara membentuk kader anti narkoba di dalam Lapas? Key Informan: dengan membentuk Kader Anti Narkoba, salah satu program Humas BNN yaitu membentuk kader anti narkoba di lapas. Syarat menjadi kader anti narkoba ini adalah harus paling berpengaruh diantara kelompoknya agar bisa memberikan pengaruh positif bagi lingkungan di dalam Lapas. Pengkaderan dan penyuluhan anti narkoba dan HIV/Aids ini merupakan salah satu program kerja BNN. Tujuannya untuk mengantisipasi dan mengingatkan kepada semua pihak khususnya di dalam lapas untuk tidak terpengaruh dan terperangkap dalam jaringan peredaran narkoba. Narasumber, Petugas Sipir Penjara di Jakarta, Tanggal 18 September 2012 Peneliti: Selama program kampanye berjalan, bagaimana cara membuktikan para petugas ikut mengkonsumsi narkoba atau tidak? Informan: tes urine dan tes rambut diadakan untuk mengecek para pegawai di dalam lapas ini apakah turut mengkonsumsi narkoba atau tidak. Selama adanya program ini belum pernah ada petugas lapas cipinang ini yang terbukti mengkonsumsi narkoba. Peneliti: Bagaimana menurut bapak tentang strategi kampanye yang dilakukan BNN dan Kemenkumham? Informan: Saya sebenarnya tidak tahu terlalu banyak mengenai program kampanye apa saja yang dilakukan BNN, selama ini memang ada penyuluhan

10 yang dilakukan BNN dan Kemenkumham. Ya kita sebagai bawahan ikut atasan aja gimana baiknya. Peneliti: Menurut bapak bagaimana kerjasama yang dilakukan BNN dan Kemenkumham? Informan: Sejauh ini kerjasama yang dilakukan baik akan tetapi implementasi saat operasi mendadak yang dilakukan wamenkumham dan BNN terkadang membuat para petugas dan napi tidak nyaman. Peneliti: Kendala apa saja yang dihadapi para petugas P4GN saat razia? Informan: Razia yang dilakukan satgas P4GN selama ini dilakukan secara manual karena keterbatasan peralatan canggih dan sumber daya manusia yang ada. Selama satu bulan terakhir, tim satgas P4GN berhasil mengamankan sejumlah barang yang dilarang berada di dalam lapas dan rutan. Barang bukti yang ditemukan seperti, 188 handphone dalam berbagai merk, satu tablet, gunting sebanyak 6 buah, paku dan benda terlarang lainnya. Selain melakukan razia, tim satgas P4GN juga melakukan pemeriksaan narkotika terhadap pegawai Lapas se-jakarta. Pemeriksaan ini bukan diambil dari tes urine namun dari rambut pegawai, karena alat yang digunakan mampu mendeteksi seseorang yang menggunakan narkotika. Apabila hasil tes membuktikan ada pegawai lapas yang positif mengkonsumsi narkotika, segera ditindak tegas secara administratif. Namun, apabila tertangkap tangan maka sanksi berupa administratif dan pidana. Peneliti: apa ada kendala teknis di lapangan saat razia? Informan: Ada beberapa kendala teknis yang kami hadapi dalam melaksanakan kampanye pencegahan peredaran narkotika di Jakarta. Misalnya kendala teknis di lapangan, komunikasi yang terhambat dengan beberapa para petugas ketika melalui tahap persiapan untuk kegiatan kampanye ini. Adanya perbedaan culture menyebabkan miss persepsi dalam proses komunikasi, sehingga di lapangan sering terjadi adanya bentrokan antara para petugas dan penghuni lapas yang merasa terganggu dengan adanya kegiatan ini. Berbicara mengenai

11 kendala yang dihadapi namun tidak lantas membuat para satgas P4GN jera, mereka tetap harus menjalankan program BNN dan Kemenkumham untuk mencegah peredaran gelap narkoba di dalam lapas. Kami akan terus melakukan koordinasi dengan pihak BNN untuk mensukseskan program Indonesia bebas narkoba. Kendala yang kami hadapi adalah adanya kesalahpahaman antara petugas dengan para penghuni lapas, sehingga keributan sering terjadi. Ada yang menolak untuk diperiksa karena merasa terganggu kenyamanannya.

12 Lampiran 3. Berita Terkait Supir dan Narkotika Sumber: d/detail/ /terlibat-narkobasipir-cipinang-terancam-dipecat Sumber : /Sipir-Diduga-Jadi-Pemasok-Narkoba-di- Penjara Sumber : 5/ /Sipir.di.LP.Pekanbaru.Lindung i.bandar.narkotika

13 Lampiran 4. Foto Dokumentasi BNN Penyuluhan kepada petugas sipir Penandatanganan MoU BNN dan Kemenkumham oleh Menteri Amir Syamsuddin dan Gorries Mere

14 Menteri Hukum dan HAM saat mengadakan Breakfast Meeting untuk mensosialisasikan kerjasama BNN dengan Kemenkumham. Kemenkumham memberikan statement kerjasama BNN dengan lembaganya sukses

15 Pemeriksaan urine oleh petugas BNN Pengarahan oleh Kalapas Cipinang Zulkifli didampingi petugas BNN sebelum dilakukan tes urine kepada para petugas lapas.

16 Contoh Poster 1 Contoh Poster 2

17 Contoh Poster 3 Seminar Pembentukan Satgas P4GN

18 Seminar Sosialisasi program P4GN Direktur Kamtib Ditjen PAS, Wibowo Joko Harjono bersama Victor Pudjiadi selaku Direktur advokasi pada Deputi Pencegahan BNN

19 Direktur Kamtib Ditjen PAS, Wibowo Joko Harjono bersama Victor Pudjiadi selaku Direktur advokasi pada Deputi Pencegahan BNN membahas tindak lanjut kerjasama upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba (P4GN) di Lapas dan Rutan. Buku Pedoman P4GN

20 Tes Urine Poster 4

21 Leaflet Jenis-Jenis Narkoba dan Ancaman Hukuman Brosur Ketentuan Wajib Lapor Bagi Pecandu

22 Contoh Poster 5 Leaflet Jenis dan Efek Samping Narkoba

23 DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elninaro. Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Cutlip, Scott M., Allen H. Center Broom, Glen M. Broom. Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010 Effendy, Onong Uhjana. Kamus Komunikasi. Bandung: CV Mandar Maju, 2000 Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press Handayaningrat, Soewarno. Administrasi Pemerintahan dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Gunung Agung, 2002 Hasan, Erliana. Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: Refika Aditama, 2005 Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005 Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2004 Kriyantono, Rahmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2009

24 Kusumastuti, Frida. Dasar-Dasar Humas. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004 Kuswadi dan Ema Mutiara. DELTA: Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik dalam Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001 Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara: Jakarta Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, Panduan Umum Humas Pemerintah. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika RI, Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah, 2008 Prawito, Ph.D Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Putra, I gusti Ngurah. Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1999 Rahmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010

25 Salam, Dharma Setyawan. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Djambatan, 2004 Sedarmayanti,. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Rafika Aditama, 2010 Sekretariat Bakohumas. Pengertian Humas dalam Bakohumas No. 1, Agustus 1980 Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta Widjaja, A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta, 2000 Yin, Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode, Terjemahan: M. Djauzi Mudzakir. Jakarta: PT Rajawali Pers Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Internet: Pemasok-Narkoba-di-Penjara

26 dungi.bandar.narkotika kerjasama-dengan-bnn-sukses. Kemenkumham.Kerjasama.

27 Riwayat Hidup Nama : Prista Desfia Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 14 May 1986 Alamat : Komplek Polri ex Asrama Brimob rt 004/02 No 28 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan Agama : Islam pristadesfia@yahoo.de Pendidikan Formal Tahun SD Pertiwi Bangdes Tahun Pondok Pesantren Assyafi iyah Jatiwaringin Pondok Gede Tahun SMU Bina Bangsa Sejahtera Bogor Jawa Barat Tahun Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Bahasa Jerman Tahun Universitas Mercu Buana Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations Pengalaman Relawan untuk 1001 Buku Red Card to Illiteracy Jakarta tahun 2006 Bergabung dalam IKPD FIB UI (Ikatan Kekerabatan Program Diploma Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) tahun 2006 Pengalaman Kerja Magang kerja di PT Duta Visual Nusantara (Trans 7) sebagai staff operasional HRD tahun 2008 Magang kerja di Museum Nasional Jakarta sebagai Penerjemah Bahasa Jerman tahun 2008 Magang kerja di Kementrian Luar Negeri sebagai Staff Operasional di Direktorat Informasi dan Media tahun 2009 Call Centre di Infomedia tahun 2009 Staff HRD di Kalrez Petroleum tahun 2010

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Setelah melakukan proses wawancara dengan beberapa narasumber terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada Kampanye Pencegahan Peredaran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BERSAMA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-09.HM.03.02 TAHUN 2011 NOMOR: 12/PER-BNN/XII/2011 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang bertujuan menyajikan informasi secara sangat tepat dan teliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang bertujuan menyajikan informasi secara sangat tepat dan teliti BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah tipe penelitian deskriptif. Hamidi 1 menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMA Plus PGRI Cibinong merupakan sekolah menengah atas dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMA Plus PGRI Cibinong merupakan sekolah menengah atas dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan SMA Plus PGRI Cibinong merupakan sekolah menengah atas dengan akreditasi A selain itu SMA Plus PGRI Cibinong sebagai sekolah swasta SMA Program Pembinaan Pelaksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan

Lebih terperinci

KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN

KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN (Studi pada Deputi Pelayanan Dan Pengaduan Masyarakat PLN Kota Ambon) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Pelaksanaan Special Event dalam Sosialisasi Pajak di Kalangan Mahasiswa

Pelaksanaan Special Event dalam Sosialisasi Pajak di Kalangan Mahasiswa Pelaksanaan Special Event dalam Sosialisasi Pajak di Kalangan Mahasiswa (Studi Pada Event Pajak Creactive 2012 di UMM) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000. 103 DAFTAR PUSTAKA Agenti Paul A, The Power of Corporate Communication, Crafting the voice & image of your business, Jakarta : Salemba Humanika. Ardianto Elvinaro dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PERILAKU PUBLIK PADA PROGRAM PELESTARIAN BATIK KHAS MOJOKERTO

KECENDERUNGAN PERILAKU PUBLIK PADA PROGRAM PELESTARIAN BATIK KHAS MOJOKERTO KECENDERUNGAN PERILAKU PUBLIK PADA PROGRAM PELESTARIAN BATIK KHAS MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhamadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan

Lebih terperinci

PERAN PETUGAS (PRO) HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Sinar Mas Malang) SKRIPSI

PERAN PETUGAS (PRO) HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Sinar Mas Malang) SKRIPSI PERAN PETUGAS (PRO) HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Sinar Mas Malang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Dari analisis data hasil temuan lapangan dan interpretasi data berdasarkan

BAB IV PENUTUP. Dari analisis data hasil temuan lapangan dan interpretasi data berdasarkan 123 BAB IV PENUTUP Dari analisis data hasil temuan lapangan dan interpretasi data berdasarkan teori yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Dilihat dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya Instruksi Presiden

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya Instruksi Presiden BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 1.1.1 Sejarah Umum BNN Sejarah 1 penanggulangan bahaya Narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio TA TV, dari pengamatan peneliti pada 6 episode program acara UNS Menyapa di TA TV, dan dari hasil

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak Pidana Narkotika merupakan salah satu tindak pidana yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Tersebarnya peredaran gelap Narkotika sudah sangat banyak memakan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Annoname Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA. Annoname Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Annoname. 2007. Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. A, Suhartini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya narkoba sudah mencengkeram Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC)

Lebih terperinci

PENGHAMBAT AKTIVITAS HUMAS DALAM MENSOSIALISASIKAN POTENSI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK

PENGHAMBAT AKTIVITAS HUMAS DALAM MENSOSIALISASIKAN POTENSI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK PENGHAMBAT AKTIVITAS HUMAS DALAM MENSOSIALISASIKAN POTENSI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK (Studi Pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Gresik) SKRIPSI Oleh : Aliyatul

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1284, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Informasi Publik. Pelayanan. Pengelolaan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang bersifat merusak, baik merusak mental maupun moral dari para pelakunya, terlebih korban yang menjadi sasaran peredaran

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor: PJ 23 Tahun 2017 Nomor: NK/43/X/2017/BNN

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor: PJ 23 Tahun 2017 Nomor: NK/43/X/2017/BNN KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor: PJ 23 Tahun 2017 Nomor: NK/43/X/2017/BNN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001

DAFTAR PUSTAKA. Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001 DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001 Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Yogyakarta, Rajawali Pers, 1998 Assegaf, Jaffar, Jurnallistik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Rehabilitasi. Penyalahgunaan. Pencandu. Narkotika. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS DINAS PARIWISTA DALAM MEMPROMOSIKAN PANTAI NATSEPA

AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS DINAS PARIWISTA DALAM MEMPROMOSIKAN PANTAI NATSEPA AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS DINAS PARIWISTA DALAM MEMPROMOSIKAN PANTAI NATSEPA (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku) SKRIPSI Oleh FIRDAUS FIDMATAN 07220450 Dosen Pembimbing: 1. Drs.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENANGANAN TERSANGKA ATAU TERDAKWA PENYALAH GUNA, KORBAN PENYALAHGUNAAN, DAN PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN TERSANGKA DAN/ATAU TERDAKWA PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA KE DALAM LEMBAGA REHABILITASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.465, 2014 PERATURAN BERSAMA. Penanganan. Pencandu. Penyalahgunaan. Narkotika. Lembaga Rehabilitasi. PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA.

DAFTAR PUSTAKA. DAFTAR PUSTAKA Adya Atep, Brata. Dasar-Dasar Pelayanan Prima, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2004. Ardianto, Elvinaro. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung

Lebih terperinci

PENILAIAN WARTAWAN TERHADAP KINERJA HUMAS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN INFORMASI

PENILAIAN WARTAWAN TERHADAP KINERJA HUMAS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN INFORMASI PENILAIAN WARTAWAN TERHADAP KINERJA HUMAS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN INFORMASI (Studi Pada Wartawan Yang Bertugas Di Kantor Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro)

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan 41 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Cara Polda DIY Dalam Memberantas Tindak Pidana Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. berdasarkan pada penelitian yang telah penulis laksanakan.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. berdasarkan pada penelitian yang telah penulis laksanakan. BAB V Kesimpulan dan Saran Dalam Bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian. Selain itu penulis juga akan memberikan saran berdasarkan pada penelitian yang telah penulis

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012 PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 17 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh segenap element bangsa. Ancaman

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Oemi Dasar-Dasar Public Relations. PT Citra Aditya Bakti.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Oemi Dasar-Dasar Public Relations. PT Citra Aditya Bakti. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Oemi. 2001. Dasar-Dasar Public Relations. PT Citra Aditya Bakti. Anggoro, M. Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: Bumi Aksara. Bungin, Burhan. 2001 Metode Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Hukum

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ANTARA. NOMOR : PAS-07.HM TAHUN 2414 NOMOR : J U KNlSlO 1 llt,l201 4 BARESKRIM

PETUNJUK TEKNIS ANTARA. NOMOR : PAS-07.HM TAHUN 2414 NOMOR : J U KNlSlO 1 llt,l201 4 BARESKRIM PETUNJUK TEKNIS ANTARA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DENGAN BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PAS-07.HM.05.02

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL HUMAS DALAM MENJALIN HUBUNGAN DENGAN MEDIA MASSA DI MASA KRISIS (Studi pada Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo)

PENERAPAN MODEL HUMAS DALAM MENJALIN HUBUNGAN DENGAN MEDIA MASSA DI MASA KRISIS (Studi pada Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) PENERAPAN MODEL HUMAS DALAM MENJALIN HUBUNGAN DENGAN MEDIA MASSA DI MASA KRISIS (Studi pada Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. legal apabila digunakan untuk tujuan yang positif. Namun

BAB I PENDAHULUAN. legal apabila digunakan untuk tujuan yang positif. Namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan bahwa salah tujuan dari pengaturan narkotika adalah untuk menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Hal Itu berarti bahwa penegakan hukum menjadi yang utama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat pesat, hal ini dapat terlihat pada setiap perkantoran suatu instansi pemerintahan telah menggunakan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan kajian-kajian per bab yang telah Penulis uraiakan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengenai Kualifikasi Tindak Pidana terhadap Penyalahguna Narkotika

Lebih terperinci

BIO DATA KOTA TANGERANG

BIO DATA KOTA TANGERANG BIO DATA NAMA : H AKHMAD F. HIDAYANTO SPd, MM KOTA TANGERANG PANGKAT / NRP : AKBP/ 69090628 JABATAN : KEPALA BNN KOTA TANGERANG LAHIR : PANDEGLANG, 12-9-1969 STATUS : K-4 ALUMNI : SEPA PK THN 96-97 SELAPA

Lebih terperinci

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Pengaruh Tingkat Kesadaran Publik tentang Community Relations terhadap Opini Publik tentang Duta Catering (Studi pada Masyarakat Kelurahan Dadaprejo, Kota Batu) SKRIPSI Disusun oleh: Fibriana Eka CK 07220042

Lebih terperinci

TUGAS HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN MELALUI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi pada Bank BNI Cabang Probolinggo)

TUGAS HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN MELALUI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi pada Bank BNI Cabang Probolinggo) TUGAS HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN MELALUI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi pada Bank BNI Cabang Probolinggo) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif, karena sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 148 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan teori internal relation, bagaimana

Lebih terperinci

IV. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. A. Sejarah dan Letak Badan Narkotika Provinsi (BNP)

IV. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. A. Sejarah dan Letak Badan Narkotika Provinsi (BNP) 40 IV. Gambaran Umum Lokasi Penelitian A. Sejarah dan Letak Badan Narkotika Provinsi (BNP) Lampung Badan Narkotika Provinsi (BNP) Lampung berdiri pada tanggal 09 Desember 2009, yang ditetapkan melalui

Lebih terperinci

Tjiptono, Fandy, Gregorius, Chandra. Service Quality and Statisfactions. Penerbit Andi, Yogyakarta Chip, Bell R. Customer as Partners Building

Tjiptono, Fandy, Gregorius, Chandra. Service Quality and Statisfactions. Penerbit Andi, Yogyakarta Chip, Bell R. Customer as Partners Building DAFTAR PUSTAKA Pace, R. Wayne. Deddy Mulyana. Komunikasi Organisasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2001. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan Kelima. PT. Remaja Rosdakarya,

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 MUHAMMAD AFIED HAMBALI Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta PROCEDDING A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tekanan kelompok dan ketidakharmonisan keluarga.

BAB V PENUTUP. tekanan kelompok dan ketidakharmonisan keluarga. 52 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Faktor penyebab anak anak melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika adalah karena faktor individu anak meliputi kepribadian anak yang lemah dan labil, dorongan

Lebih terperinci

PERSEPSI PUBLIC RELATIONS OFFICER

PERSEPSI PUBLIC RELATIONS OFFICER PERSEPSI PUBLIC RELATIONS OFFICER TENTANG PANDANGAN PIMPINAN PERGURUAN TINGGI MENGENAI URGENSI PUBLIC RELATIONS Study pada Anggota PERHUMAS Malang Raya SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Rehabilitasi. Penyalahgunaan. Pencandu. Narkotika. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI BNNK SLEMAN

STRUKTUR ORGANISASI BNNK SLEMAN STRUKTUR ORGANISASI BNNK SLEMAN KEPALA Drs. Kuntadi, M.Si KEPALA SUBBAGIAN UMUM Dra Giyarni Perencana, Program, dan Anggaran Wasisno, S. Kom Pengadministrasi Umum Andree Kusuma Bendahara Pengeluaran Kabul

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Yogyakarta yang telah diuraikan dalam BAB IV, maka dapat dikemukakan. 1) Melakukan kegiatan pembinaan dan penyuluhan

BAB V PENUTUP. Yogyakarta yang telah diuraikan dalam BAB IV, maka dapat dikemukakan. 1) Melakukan kegiatan pembinaan dan penyuluhan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya polisi dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba oleh mahasiswa di Kota Yogyakarta yang telah diuraikan dalam BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN Pada bagian awal dari bab in akan dibahas tentang permasalahan narkoba dan mengenai ditetapkannya Strategi Nasional Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkotika,

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain yang biasa disingkat

BAB I LATAR BELAKANG. Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain yang biasa disingkat 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain yang biasa disingkat Narkoba, merupakan masalah global yang krusial hampir di setiap negara tidak terkecuali

Lebih terperinci

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT Kamis, 11 September 2014 10:28:28 Medan (SIB)- Badan Narkotika Nasional Provinsi melakukan tes urine terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Sumatera Utara di kantor perwakilan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip, M.Scott, Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relations. Jakarta: Kencana,Edisi ke-9, 2006

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip, M.Scott, Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relations. Jakarta: Kencana,Edisi ke-9, 2006 DAFTAR PUSTAKA Buku A W, Silih & Macnamara, Jim Strategi Public Relations. Jakarta: Gramedia, 2010 Ardianto, Elvinaro, Metodologi Penelitian untuk Public Relations-Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip, Scott M., Broom, Glen M., and Allen H. Center. Effective Public Relations Edisi

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip, Scott M., Broom, Glen M., and Allen H. Center. Effective Public Relations Edisi DAFTAR PUSTAKA Cutlip, Scott M., Broom, Glen M., and Allen H. Center. Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana, 2009 Mulyana Dedy, dkk. Ilmu Komunikasi Sekarang dan Tantangan Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman bahaya narkoba telah melanda sebagian besar negara dan bangsa di dunia. Kecenderungan peredaran narkoba sebagai salah satu cara mudah memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MCA No.52 Pemberantasan Narkoba Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 17/03/2016

Analisis Isi Media Judul: MCA No.52 Pemberantasan Narkoba Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 17/03/2016 Analisis Isi Media Judul: MCA No52 Pemberantasan Narkoba Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 17/03/2016 Sebaran Media Hasil monitoring pada hari Kamis, 17 Maret 2016 mengenai Pemberantasan Narkoba paling

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.779, 2016 BNN. Jabatan Fungsional. Penyuluh Narkoba. Pembina. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN2016 TENTANG PEMBINA FUNGSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili

BAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakim adalah aparat penegak hukum yang paling dominan dalam melaksanakan penegakan hukum. Hakimlah yang pada akhirnya menentukan putusan terhadap suatu perkara disandarkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv )

SKRIPSI. PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv ) SKRIPSI PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv ) Disusun Oleh : Afrianto (09220138) Dosen Pembimbing : 1. Nurudin M.Si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan nasional yang berkaitan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia tidak kunjung tuntas dan semakin memprihatinkan bahkan sampai mengancam

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peranan BNN dalam menjalankan fungsi pencegahan tindak pidana narkotika. yaitu :89

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peranan BNN dalam menjalankan fungsi pencegahan tindak pidana narkotika. yaitu :89 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Peranan BNN dalam menjalankan fungsi pencegahan tindak pidana narkotika yaitu :89 a. Preventif, adalah upaya pencegahan yang dilakukan secara dini, dengan cara melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PERAN HUMAS DALAM PELAKSANAAN MEDIA PUBLIKASI PROGRAM LUMBUNG PANGAN DAN ENERGI PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI

PERAN HUMAS DALAM PELAKSANAAN MEDIA PUBLIKASI PROGRAM LUMBUNG PANGAN DAN ENERGI PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI PERAN HUMAS DALAM PELAKSANAAN MEDIA PUBLIKASI PROGRAM LUMBUNG PANGAN DAN ENERGI PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Oleh

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dahlan, M., dkk. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya: Target Press

DAFTAR PUSTAKA. Dahlan, M., dkk. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya: Target Press DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). PT. Rineka Cipta: Jakarta. 2002. Azhari, Rama dan Putra Kencana. Membongkar Rahasia Jaringan Cinta Terlarang Kaum Homoseksual.

Lebih terperinci

PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA

PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA Jakarta, 22 Desember 2016 Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang mengancam dunia

Lebih terperinci

Kowalski, Theodore J. Public Relations in School. Educational Leadership Faculty Publications: Paper 49, Kusumastuti, Frida.

Kowalski, Theodore J. Public Relations in School. Educational Leadership Faculty Publications: Paper 49, Kusumastuti, Frida. DAFTAR RUJUKAN Alma, Buchari dan Ratih Hurriyati (ed). Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008. Ahmadi, Rulam. Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif. Malang:

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

A. PENDAHULUAN. I. Latar Belakang DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI III DPR-RI KE LAPAS NARKOTIKA II A PROVINSI DI YOGYAKARTA PADA MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014 A. PENDAHULUAN I.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penjara bagi kalangan awam adalah tempat bagi penjahat/ kriminal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penjara bagi kalangan awam adalah tempat bagi penjahat/ kriminal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjara bagi kalangan awam adalah tempat bagi penjahat/ kriminal menjalani hukuman atas perbuatannya. Dalam perspektif hukum, penjara adalah sebuah institusi

Lebih terperinci

White, John., and Laura Mazur. Strategic Communications Management, UK, Addison-Wesley, 1994 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Grasindo,

White, John., and Laura Mazur. Strategic Communications Management, UK, Addison-Wesley, 1994 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Grasindo, DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro. Public Relations Praktis, Bandung, Widya Padjajaran, 2009 Barnes, James G. Secret of Customer Relations Management, Yogyakarta, Andi, 2003 Cangara, Haffied. Pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika sebagai bentuk tindakan yang melanggar hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh anak-anak, antara lain : bentuk penanggulangan secara preventif yaitu :

BAB III PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh anak-anak, antara lain : bentuk penanggulangan secara preventif yaitu : BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya BNNP DIY dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba terus menjadi permasalahan global. Permasalahan ini semakin lama semakin mewabah, bahkan menyentuh hampir semua bangsa di dunia ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Humas mempunyai fungsi pekerjaan yang aktif dan dinamis. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Humas mempunyai fungsi pekerjaan yang aktif dan dinamis. Kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Humas mempunyai fungsi pekerjaan yang aktif dan dinamis. Kegiatan yang dilakukan oleh Humas harus mampu menumbuhkan komunikasi aktif secara timbal balik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perspektif penelitian kualitatif dengan metode grounded theory. Metode ini digunakan karena yang menjadi

Lebih terperinci

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang V. Kesimpulan dan Saran V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang dilakukan oleh Public Relations PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, di mana analisis ini dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting, penyalahgunaan narkotika dapat berdampak negatif, merusak dan mengancam berbagai aspek

Lebih terperinci

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA KEGIATAN DISEMINASI INFORMASI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) KEPADA PELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KONVENSIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

ANALISIS ISI MEDIA INTERNAL HUMAS PERGURUAN TINGGI DI MALANG

ANALISIS ISI MEDIA INTERNAL HUMAS PERGURUAN TINGGI DI MALANG ANALISIS ISI MEDIA INTERNAL HUMAS PERGURUAN TINGGI DI MALANG (Studi pada Media Humas Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang Periode Tahun Terbitan 2007) SKRIPSI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KERJA SAMA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KERJA SAMA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KERJA SAMA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Manajemen PR dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. the dynamic library bagi pencapaian tujuan dari sebuah perpustakaan. Untuk itu

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. the dynamic library bagi pencapaian tujuan dari sebuah perpustakaan. Untuk itu BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Perpustakaan Kota Jogja sangat menyadari akan nilai penting dari sebuah citra the dynamic library bagi pencapaian tujuan dari sebuah perpustakaan. Untuk itu perpustakaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

STRATEGI HUMAS KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM MEMPERBAIKI CITRA NEGATIF. Studi Kasus Pada Bagian Humas Tentang Kinerja Polres Probolinggo Kota

STRATEGI HUMAS KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM MEMPERBAIKI CITRA NEGATIF. Studi Kasus Pada Bagian Humas Tentang Kinerja Polres Probolinggo Kota STRATEGI HUMAS KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM MEMPERBAIKI CITRA NEGATIF Studi Kasus Pada Bagian Humas Tentang Kinerja Polres Probolinggo Kota SKRIPSI Oleh: FITRIA ADE PUTRA 09220244 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KERJA SAMA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang peneliti dapatkan melalui hasil wawancara dan observasi mengenai bagaimana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang peneliti dapatkan melalui hasil wawancara dan observasi mengenai bagaimana BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang peneliti dapatkan melalui hasil wawancara dan observasi mengenai bagaimana Pelindo III membangun brand awareness kepada masyarakat

Lebih terperinci

PRAKTIK KOMUNIKASI PELAYANAN KEPOLISIAN RESORT KOTA PASURUAN (Studi pada Petugas Layanan Surat Ijin Mengemudi) SKRIPSI

PRAKTIK KOMUNIKASI PELAYANAN KEPOLISIAN RESORT KOTA PASURUAN (Studi pada Petugas Layanan Surat Ijin Mengemudi) SKRIPSI PRAKTIK KOMUNIKASI PELAYANAN KEPOLISIAN RESORT KOTA PASURUAN (Studi pada Petugas Layanan Surat Ijin Mengemudi) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci