BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Humas mempunyai fungsi pekerjaan yang aktif dan dinamis. Kegiatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Humas mempunyai fungsi pekerjaan yang aktif dan dinamis. Kegiatan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Humas mempunyai fungsi pekerjaan yang aktif dan dinamis. Kegiatan yang dilakukan oleh Humas harus mampu menumbuhkan komunikasi aktif secara timbal balik antara lembaga dengan publik atau masyarakat sehingga tercipta hubungan kerja yang baik. Keberadaan departemen kehumasan di suatu lembaga atau intansi pemerintah merupakan suatu keharusan, baik secara fungsional maupun operasional yang mampu bertindak sebagai publik informations dan public comunications dalam upaya penyebarluasan informasi tentang kebijakan, program dan kegiatan kerja pembangunan pada instansi bersangkutan, baik ditujukan kepada publik internal maupun publik eksternal. Pemerintah merupakan pihak yang berwenang dalam pengambilan kebijakan tertentu. Sepak terjang pemerintah menjadi sorotan karena setiap langkah yang diambil berhubungan dan berpengaruh secara langsung terhadap masyarakat luas, keberadaan unit kehumasan disebuah lembaga pemerintah menjadi keharusan, baik secara fungsional maupun secara operasional. 1 melalui unit kerja tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasi atau menjelaskan kebijaksanaan serta tindakan tertentu terkait dengan tugas tugas pemerintahnya. 1 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Edisi revisi, PT. Rajawali Pers, Jakarta

2 2 Humas lembaga pemerintah sebagai tangan kanan dan telinga organisasi mempunyai kewajiban untuk ikut serta memantapkan program-program lembaga. Humas lembaga pemerintahan bertugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan lalu lintas arus informasi kedalam dan keluar organisasi, juga berfungsi sebagai penyaring atau filter dari proses komunikasi dengan tujuan untuk menciptakan dan membina stabilitas sosial. Melalui program kerja humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kegiatan atau tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajibankewajiban pemerintahnya. Salah satu tugas penting dari pihak humas instansi atau lembaga pemerintah antara lain adalah upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan apa dan bagaimana yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut. 2 Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi. Tetapi berbeda dengan jenis kegiatan komunikasi lainnya, kegiatan komunikasi dalam humas mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri dari komunikasi dalam humas adalah komunikasi yang bersifat timbal balik (two way communications). Komunikasi yang bersifat timbal balik ini sangat penting dan mutlak harus ada dalam kegiatan humas dan terciptanya feedback merupakan fungsi pokok humas. 2 Frank Jefkins dan Daniel Yadin, Public Relations, edisi 5, Jakarta, Erlangga, 2003 hal 27

3 3 Seringkali orang menuding ketidak berhasilan kegiatan-kegiatan pemerintah yang diperuntukan bagi orang banyak karena kurang sosialisasi tapi banyak pihak pula yang kurang sosialisasi seperti apa yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan tersebut. Untuk membahasnya perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian dari sosialisasi itu sendiri. Menurut Paul B. Horton an Chester L. Hunt mengatakan bahwa sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati norma norma kelompok dimana dia hidup sehingga timbulya diri atau self yang unik. 3 Sosialisasi adalah proses mempelajari seluruh kebiasaan yang dipunyai manusia dibidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama, politik, dan sebagainya yang harus dipelajari oleh setiap anggota baru suatu masyarakat. 4 Jumlah remaja pengguna narkoba meningkat dalam empat tahun terakhir. Minimnya kepedulian masyarakat hingga pemerintah dalam mengawasi peredaran narkoba, dituding jadi penyebabnya. Data saat ini, jumlah pengguna narkoba di Indonesia 2,2 persen dari total penduduk atau sekitar 5 juta orang. Dan dari jumlah ini, 80 persennya remaja berusia tahun. Angka itu terus meningkat."kemungkinan jumlah pengguna narkoba yang belum terungkap sepuluh kali lipat dari data tersebut," ujar Kepala Sudirektorat Lingkungan Kerja dan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Dik Dik Kusnadi. Salah satu kunci menekan bahaya, kata Kusnadi, adalah kepedulian keluarga, masyarakat, dan pemerintah. 5. Penyalahgunaan narkoba menyebabkan gangguan bio-psiko-sosialkultural yang bersifat kompleks dan mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan sosial seseorang. Secara psikologis narkoba menurunkan kecerdasan, karena 3 4 Sutaryo. Sosialisasi Komunikasi. Yogyakarta: Bumi Intaran Hal Sutaryo. Ibid. Hal narkoba-meningkat (sumber kompas)

4 4 mengakibatkan kerusakan pada otak dan sistem syaraf. Penggunaan yang berulang dan bersifat jangka panjang (pada beberapa jenis zat malah tidak dibutuhkan penggunaan jangka panjang) akan mempengaruhi berbagai macam sirkuit otak, diantaranya yang mengatur rasa senang dan motivasi, belajar dan mengingat, serta kontrol perilaku. Pecandu narkoba akan mengalami perasaan nagih yang kuat, yang seringkali sulit dikontrol dan menggiring penggunanya untuk selalu berupaya memenuhi keinginannya akan narkoba. Ancaman penyalahgunaan narkoba dapat terjadi di berbagai lapisan masyarakat tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia, maupun tingkat pendidikan. Dari pengusaha, artis, pedagang, pegawai, anggota TNI dan Polri, buruh, bahkan pelajar dan mahasiswa telah menjadi korban. Narkoba membawa masalah serius bagi keluarga, baik aspek ekonomi, psikologi, maupun sosial. Tidak hanya keluarga, negara juga sangat dirugikan oleh narkoba, bukan saja secara ekonomi, tetapi juga kehilangan generasi penerus bangsa. Untuk menanggulangi perederan dan penyalahgunaan narkoba yang makin meningkat di kalangan remaja, Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) pun menggelar sosialisasi bahaya dari penggunaan barang haram di tingkat Universitas yang berada di Jakarta. Dalam rangka implementasi Undang-Undang No. 35 tahun 2009 dan mendorong suksesnya program pemerintah terkait wajib lapor, serta sebagai upaya memenuhi hak para penyalah guna, Deputi Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Narkoba BNNP menyelenggarakan Sosialisasi yang bertemakan Advokasi Bahaya Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba serta

5 5 Kebijakannya di Universitas Trisakti, Jakarta Barat, dan juga diadakan pembentukan kader bahaya narkoba di lingkungan kampus. Narkoba dianggap sebagai bisnis baru memang sedang berkembang pesat dengan banyaknya jenis-jenis narkoba model baru bukan tidak mungkin si penjual akan bilang bahwa ini suplemen supaya lebih banyak yang tertarik. Menyusun strategi untuk rencana adalah bagian tersulit dari proses perencanaan. Jika strategi yang diterapkan tepat, maka segalanya akan berjalan dengan lancar. Strategi seperti perencanaan berlaku untuk semua program maupun kegiatan kegiatan tunggal, dan strategi menjadi hal yang paling penting karena memberikan fokus terhadap usaha yang dilakukan. Landasan secara umum dalam penyusuna Strategi Public Relations atau Strategi Humas menurut Ahmad S. Adnanputra dalam makalah Public Relations Strategic yang berkaitan dengan fungsi fungsi Humas secara integral melekat pada manajemen suatu organisasi atau lembaga. 6 Untuk itu, upaya pemberantasan melalui program sosialisasi bahaya narkoba juga terus akan dilakukan dalam rangka mewujudkan "Indonesia Bebas Narkoba". Karena upaya pencegahan merupakan hal yang penting didalam pemberantasan narkoba dibandingkan dengan rehabilitasi. Alasannya, saat ini Indonesia sudah menjadi pasar yang sangat menggiurkan bagi para jaringan narkotika internasional. "Kita berharap, dengan pemahaman dan pengetahuan 6 Anthony davis, Everything you should know about Public Relations, PT, Elex m,edia komputindo, Jakarta, 2005 hal 95

6 6 bahaya narkoba, para pelajar dapat membentengi dirinya dan menjauhi narkotika," imbuhnya. 7 Berbagai aktivitas program kerja departemen kehumasan pada suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan tujuan yang ditetapkan oleh organisasi. Dan mengapa program sosialisasi itu dilakukan, karena semakin maraknya peredaran narkoba yang terjadi di masyarakat akan semakin membuat resah masyarakat terhadap bertambah maraknya pengedaran dan penggunaan narkoba tersebut. Maka dari itu, pihak BNNP melakukan sosialisasi tersebut dengan tujuan untuk memberikan informasi informasi pendidikan untuk masyarakat tentang bahanya narkotika, serta dapat menjalin kerjasama baik antara pihak BNNP dengan masyarakat, agar masyarakat mempunyai kesadaran penting terhadap bahayanya narkotika. Sebagai lembaga pemerintah yang bertujuan menanggulangi dan memberantas permasalahan narkoba di Indonesia, BNNP mempunyai tugas yang sangat banyak, namun salah satu tugas utama BNNP adalah memberikan informasi dan pengetahuan tentang narkoba kepada pelajar/mahasiswa dan masyarakat, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai narkoba. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan pelajar/mahasiswa dan masyarakat dapat menghindari narkoba. Alasan peneliti mengambil instansi pemerintah Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) dikarenakan Lembaga Pemerintahan yang berfungsi untuk memberantas peredaran narkoba di Indonesia. Maka Humas BNNP sangat 7 Ibid Hal. 9

7 7 berperan penting dalam hal untuk menyosialisakan suatu kegiatan atau program yang harus dilakukan untuk mencegah peredaran narkoba serta pengguna narkoba. Selain itu BNNP juga diberi instruksi langsung oleh presiden untuk memeberantas perederan dan penggunaan narkoba di indonesia guna menciptakan indonesia bersih dari narkoba. Alasan peneliti untuk meneliti program sosialisasi tersebut adalah untuk mengetahui maraknya bahaya narkoba dikalangan masyarakat terutama pelajar serta memberikan informasi dan penyuluhan terhadap bahayanya narkoba. Karena banyak dilingkungan universitas-universitas di Jakarta yang menjadi tempat peredaran narkoba dan pengguna narkoba, BNNP melihat fenomena yang terjadi banyak dilingkungan kampus yang mengedarkan atau memakai narkoba, salah satu universitas di Jakarta yaitu di Universitas Trisakti Jakarta, BNNP melihat di masa lampau banyak peredaran dan pemakaian narkoba yang bebas disana, baik di dalam kampus atau di sekeliling wilayah universitas tersebut. Mahasiswa disana bebas melakukan peredaran narkoba dan pemakaian narkoba di lingkungan kampus, karena semakin bebasnya peredaran dan pemakaian narkoba di lingkungan kampus pihak BNNP melakukan kegiatan sosialisasi untuk memberikan informasi dan pengetahuan terhadap bahaya narkoba kepada mahasiswa, agar mahasiswa tidak ada lagi yang menggunakan narkoba apa lagi mengedarkan narkoba di lingkungan kampus. Diharapkan dengan aktivitas sosialisasi tersebut dapat memberitahukan terhadap khalayak bahwa BNNP mempunyai peranan penting untuk memberantas perederan narkotika di Indonesia. Hal ini juga berguna untuk bahan pengapresiasian bentuk dari aktivitas

8 8 baru yang dirancang oleh Humas yang dilakukan oleh Humas BNNP untuk mengelolah suatu program kegiatan Humas yang dapat bermanfaat bagi lembaga instansi khususnya untuk kalangan masyarakat. Karena disini masyarakat juga mempunyai peranan penting agar tumbuhnya kesadaran penting terhadap bahayanya narkoba. Penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta pada alasannya karena Humas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) memiliki target kepada masyarakat Indonesia agar terbebas dari penggunaan Narkoba dan menghilangkan produksi Narkoba di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, sedangkan alasan memilih wilayah di DKI Jakarta dikarenakan adanya kenaikan jumlah penyalah guna di Provinsi DKI Jakarta yang cukup tajam jumlah pengguna narkoba di Indonesia 2,2 persen dari total penduduk atau sekitar 5 juta orang. Dan dari jumlah ini, 80 persennya remaja berusia tahun. Mengingat semakin meningkatnya pengguna narkoba maka humas BNNP memiliki target untuk memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. 1.2 Fokus Penelitian Untuk mengetahui bagaimana Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta (BNNP) dalam menyosialisasikan bahaya narkoba di lingkungan universitas Trisakti Jakarta Barat. Fokus penelitian ini mengacu pada empat tahapan strategi berdaarkan teori Scott M. Cuttlip dan Allen H. Center yang dikutip oleh Rusady Ruslan, menjelaskan bahwa proses perencanaan program kerja dilalui oleh proses empat

9 9 tahapan atau langkah langkah pokok yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah: 1. Menentukan Masalah (defining the problem) Langkah pertama ini meliputi untuk meneliti dan mengawasi pengetahuan, pendapat, sikap dan tingkah laku khalayak yaitu pihak pihak yang berkepentingan atau terpengaruh oleh tindakan dan kebijakan organisasi atau perusahaan. Pada intinya langkah pertama ini, merupakan kegiatan inteligen untuk mengumpulkan informasi atau data yang menjadi dasar berpijak praktisi humas mengambil langkah selanjutnya. Dalam kegiatan penentuan masalah ini, praktisi Humas harus menjawab pertanyaan apa yang terjadi saat ini? 2. Perencanaan dan penyusunan Program (Planning and Programming) Masalah yang ditentukan pada langkah pertama digunakan untuk menyusun program tujuan, tindakan, dan strategi komunikasi, langkah kedua mencaup tindakan untuk memasukkan temuan yang diperoleh pada langkah pertama kedalam kebijakan dan program organisasi. Langkah keduan ini merupakan proses untuk menjawab pertanyaan berdasarkan situasi yang telah kita pelajari maka apa yang harus kita ubah, perbuat dan katakana? 3. Melakukan Tindakan dan Berkomunikasi (taking action and Communicating) Langkah ketiga mencakup kegiatan melaksanakan tindakan dan melakukan yang sejak awal diracang untuk mencapai tujuan tertentu.

10 10 Pertanyaan yang harus diajukan dalam tahapan ini adalah siapa yang harus melakukan dan mengatakannya, kapan, dimana, bagaimana caranya? 4. Evaluasi Program (Evaluating the Program) Langkah terakhir ini mencakup penilaian dan evaluasi atas persiapan, pelaksanaan dan hasil hasil program. Program dapat dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan bagaimana kita atau komunikasi yang telah yang dilaksanakan dapat dilaukan berdasarkan umpan balik yang diterima 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak penulis ketahui yaitu Untuk Mengetahui dan menggambarkan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) dalam menyosialisasikan Bahaya Narkoba di Lingkungan Universitas atau kampus periode Manfaat Penelitan Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan berguna untuk pengembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang studi Public Relations. Selain itu juga diharapkan mampu menjadi perbandingan dalam teori komunikasi serta masukan dalam mempelajari program-program komunikasi. serta diharapkan penelitian ini juga berguna untuk referensi peneliti berikutnya.

11 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini merupakan gambaran strategi humas BNNP di dalam pelaksanaan program Sosialisasi Bahaya Narkoba, yang kemudian dapat diperoleh kesimpulan seberapa pentingkah sosialisasi yang dilakukan humas BNNP ini untuk mengurangi penggunaan Narkoba dan meluasnya peredaran jaringan Narkoba maka perlu dirancang jadwal sosialisasi dan disesuaikan dengan waktu yang tersedia bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humas sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi

Lebih terperinci

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahgunaan narkoba in telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahgunaan narkoba in telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba saat ini menjadi persoalan global yang melanda semua wilayah negara diseluruh dunia. Di Indonesia sendiri penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan tanggung-jawab bersama, karena penyelesaiannya melibatkan banyak faktor dan kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea Ke Empat yang menyebutkan bahwa tujuan pembentukan Negara Indonesia adalah melindungi segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memperhatikan adalah mengarah kepada dan mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu perbuatan. 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat pesat, hal ini dapat terlihat pada setiap perkantoran suatu instansi pemerintahan telah menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bahwa visi atau tujuan Nasional Negara Republik Indonesia adalah untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan

BAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan BAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA Pada prinsipnya perlindungan hukum tidak membedakan terhadap kaum pria maupun wanita, sistem pemerintahan negara sebagaimana yang telah dicantumkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya non tembakau dan alkohol) baik di tingkat global, regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia saat ini menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat dan telah sampai ke semua lapisan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi setiap hari antara anggota-anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Pergaulan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan situs berbagai perusahaan atau hompage saat ini tengah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan situs berbagai perusahaan atau hompage saat ini tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan situs berbagai perusahaan atau hompage saat ini tengah menunjukan masa keemasannya dan semua perusahaan yang menyadari tentang begitu besarnya peranan media

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Setelah melakukan proses wawancara dengan beberapa narasumber terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada Kampanye Pencegahan Peredaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah yang di perkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT Kamis, 11 September 2014 10:28:28 Medan (SIB)- Badan Narkotika Nasional Provinsi melakukan tes urine terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Sumatera Utara di kantor perwakilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di Indonesia memerlukan pemecahan bersama, melibatkan seluruh pemangku kebijakan dan seluruh komponen masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena peredarannya melingkupi disemua lapisan masyarakat baik miskin, kaya, tua, muda, dan bahkan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.779, 2016 BNN. Jabatan Fungsional. Penyuluh Narkoba. Pembina. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN2016 TENTANG PEMBINA FUNGSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberitahuan. Iklan merupakan segala bentuk pesan suatu produk. maupun jasa yang disampaikan menggunakan media yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. pemberitahuan. Iklan merupakan segala bentuk pesan suatu produk. maupun jasa yang disampaikan menggunakan media yang ditujukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan adalah tindakan menginformasikan, memberitahukan ataupun pemberitahuan. Iklan merupakan segala bentuk pesan suatu produk maupun jasa yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa dan raga. Masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan melibatkan masyarakat umum atau khalayak luas, biasanya diperlukan kegiatan Media Relations ( Menjalin Hubungan

Lebih terperinci

2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega

2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega No.303, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pelayanan. Lembaga Rehabilitasi Narkoba. Komponen Masyarakat. Pelaksanaan. Penelitian. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Komunikasi menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yaitu organizing dan actuating yang berkesinambungan (secara terus

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yaitu organizing dan actuating yang berkesinambungan (secara terus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan masyarakat (Humas) pada dasarnya merupakan salah satu fungsi manajemen yaitu organizing dan actuating yang berkesinambungan (secara terus menerus)

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak Pidana Narkotika merupakan salah satu tindak pidana yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Tersebarnya peredaran gelap Narkotika sudah sangat banyak memakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman bahaya narkoba telah melanda sebagian besar negara dan bangsa di dunia. Kecenderungan peredaran narkoba sebagai salah satu cara mudah memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang kurang perhatian orang tua, dan begitu beragamnya kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang kurang perhatian orang tua, dan begitu beragamnya kegiatan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses perubahan sosial yang tengah berlangsung di Indonesia menandai pula perkembangan kota-kota dengan kompleksitas fungsinya yang tidak lagi hanya mempunyai

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS KINERJA BIDANG KESEHATAN -NARKOBA-

LAPORAN ANALISIS KINERJA BIDANG KESEHATAN -NARKOBA- LAPORAN ANALISIS KINERJA BIDANG KESEHATAN -NARKOBA- Disusun Oleh Alit Sri Lestari 1102120224 Arif Maulana Nasution 1102112970 Claudya Shelviana Angelina 1102113147 Chyntia Joneta 1102113072 Mimi Sartika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil dan makmur, sejahtera, tertib dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkoba (Narkotika dan obat-obat terlarang) atau Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang penggunaannya di

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 02 Maret 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 29 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 29 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan peninggalan yang tidak ternilai harga dari para pejuang terdahulu. Sebagai generasi penerus bangsa selayaknya jika kita mengisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN Pada bagian awal dari bab in akan dibahas tentang permasalahan narkoba dan mengenai ditetapkannya Strategi Nasional Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkotika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba terus menjadi permasalahan global. Permasalahan ini semakin lama semakin mewabah, bahkan menyentuh hampir semua bangsa di dunia ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang terus meningkat. Hal ini merupakan ancaman yang serius bukan saja terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. Pendahuluan Penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif secara kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh

Lebih terperinci

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015 Permasalahan narkotika merupakan salah satu permasalahan global yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika diperlukan oleh manusia untuk pengobatan sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pengobatan dan studi lmiah diperlukan suatu produksi narkotika

Lebih terperinci

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi, sedangkan di tingkat

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usia remaja merupakan masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari semakin memprihatinkan terlebih di Indonesia. Narkotika seakan sudah menjadi barang yang sangat mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran dan penyalahgunaan narkotika tidak hanya menjadi masalah nasional, namun sudah menjadi masalah Internasional. Tidak memandang usia, status, lokasi

Lebih terperinci

Judul Tugas Akhir : Strategi Humas RS. Telogorejo Dalam Mengelola Komunikasi Eksternal : Miftah Noor Fajriani NIM : D0C ABSTRAKSI

Judul Tugas Akhir : Strategi Humas RS. Telogorejo Dalam Mengelola Komunikasi Eksternal : Miftah Noor Fajriani NIM : D0C ABSTRAKSI Judul Tugas Akhir : Strategi Humas RS. Telogorejo Dalam Mengelola Komunikasi Eksternal Nama : Miftah Noor Fajriani NIM : D0C 007 065 ABSTRAKSI Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pengobatan dan studi ilmiah sehingga diperlukan suatu produksi narkotika yang terus menerus

Lebih terperinci

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN DAN PELANTIKAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI (BNNP) SULAWESI TENGAH DI PALU KAMIS, 03 MARET 2011

Lebih terperinci

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Narkoba atau yang kini dikenal juga dengan sebutan NAPZA, adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Bahan/ zat adiktif. Narkoba merupakan bahan/ zat

Lebih terperinci

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 "... yang melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 ... yang melindungi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan cita-cita dari sebuah negara. Indonesia merupakan negara yang dikategorikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepolisian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka hendaknya setiap aturan hukum

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 MUHAMMAD AFIED HAMBALI Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta PROCEDDING A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan nasional yang berkaitan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia tidak kunjung tuntas dan semakin memprihatinkan bahkan sampai mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins merupakan semua bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins merupakan semua bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins merupakan semua bentuk komunikasi yang terencana baik kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan seluruh

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain yang biasa disingkat

BAB I LATAR BELAKANG. Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain yang biasa disingkat 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain yang biasa disingkat Narkoba, merupakan masalah global yang krusial hampir di setiap negara tidak terkecuali

Lebih terperinci

BABI. Pada masa sekarang, diketahui bahwa banyak sekali larangan dan. himbauan yang berupa tulisan maupun lisan, baik di media cetak ataupun

BABI. Pada masa sekarang, diketahui bahwa banyak sekali larangan dan. himbauan yang berupa tulisan maupun lisan, baik di media cetak ataupun BABI PENDAHULUAN, BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang, diketahui bahwa banyak sekali larangan dan himbauan yang berupa tulisan maupun lisan, baik di media cetak ataupun elektronik mengenai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1284, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Informasi Publik. Pelayanan. Pengelolaan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA KEGIATAN DISEMINASI INFORMASI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) KEPADA PELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KONVENSIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang rentan dalam fase pertumbuhan dan perkembangan manusia. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan batubara. Dimana hampir setiap sudut kota adalah surga bisnis bagi para

BAB I PENDAHULUAN. dan batubara. Dimana hampir setiap sudut kota adalah surga bisnis bagi para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balikpapan telah dikenal sebagai kota bisnis dan kota minyak, tambang dan batubara. Dimana hampir setiap sudut kota adalah surga bisnis bagi para investor, serta sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa transisi merupakan faktor risiko utama timbulnya masalah kesehatan pada usia remaja. Masa transisi pada remaja meliputi transisi emosional, transisi sosialisasi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai pengelolaan kampanye antinarkoba di lingkungan pelajar dan mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merupakan salah satu lembaga tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan

Lebih terperinci

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35 Akhir akhir ini, Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung zat adiktif/berbahaya dan terlarang) begitu populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia. Hal ini didukung oleh data

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat terbatas. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba itulah yang mendorong terjadinya penyalahgunaan terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PELAYANAN LEMBAGA REHABILITASI NARKOTIKA KOMPONEN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebanyakan memutuskan berhenti saat menduduki kelas 3 SLTP. 1

BAB I PENDAHULUAN. kebanyakan memutuskan berhenti saat menduduki kelas 3 SLTP. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan masyarakat dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang berdiri sendiri maupun melebur dengan bagian yang lain. Misalnya di Pemkot Batu, Humas dilebur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting, penyalahgunaan narkotika dapat berdampak negatif, merusak dan mengancam berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahaya penyalahgunaan narkoba ditingkat pelajar mencapai angka yang sangat menghawatirkan, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia merupakan lembaga pemerintah yang bergerak untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman terbukti megubah sebagian besar gaya hidup manusia. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahngunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (selanjutnya disebut narkoba) merupakan permasalahan kompleks baik dilihat dari faktor penyebab maupun

Lebih terperinci

mapun yang tidak kenal sama sekali. Peranan komunikasi tidak hanya berguna

mapun yang tidak kenal sama sekali. Peranan komunikasi tidak hanya berguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu aspek yang terpenting, namun juga kompleks dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya

Lebih terperinci

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H A. PENDAHULUAN Narkoba sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, narkoba sudah menjadi momok bagi orang tua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba, kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang membawa kesengsaraan bagi manusia. Dampak negatif

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang membawa kesengsaraan bagi manusia. Dampak negatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang pesat dalam bidang tekhnologi, komunikasi dan sistem informasi di dunia ini sesungguhnya membawa dua dampak yang sangat besar yaitu dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Bahaya narkotika di Indonesia saat ini semakin mengkhawatirkan bangsa-bangsa beradab hingga saat ini. Sehingga Pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. rawan menjadi sasaran peredaran gelap narkotika. penyalahgunaan narkotika. peredaran gelap narkotika.

BAB III PENUTUP. rawan menjadi sasaran peredaran gelap narkotika. penyalahgunaan narkotika. peredaran gelap narkotika. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Upaya BNNP DIY dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan peredaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dewasa ini sedang berlangsung proses pembaharuan hukum pidana. Pembaharuan hukum pidana meliputi pembaharuan terhadap hukum pidana formal, hukum pidana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PR menurut (British) Institute of Public Relations adalah kesuluruhan upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. PR menurut (British) Institute of Public Relations adalah kesuluruhan upaya yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pentingnya keberadaan komunikasi dirasakan oleh perusahaan terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan atau organisasi yang membentuk departemen khusus

Lebih terperinci

2014 PENDAPAT PESERTA ADIKSI PULIH TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DI RUMAH CEMARA

2014 PENDAPAT PESERTA ADIKSI PULIH TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DI RUMAH CEMARA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini masyarakat lambat laun berkembang, di mana perkembangan itu selalu diikuti proses penyesuaian diri yang kadang-kadang proses tersebut terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dewasa ini sudah menjadi permasalahan serius, dan dapat dikatakan sebagai suatu kejahatan yang luar biasa (Extra

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang apabila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan dengan publiknya baik itu publik internal maupun publik

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan dengan publiknya baik itu publik internal maupun publik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Komunikasi di era modern semakin meluas. Kehadiran Ilmu Komunikasi dalam dunia keilmuan menambah warna dan kekayaan bidang ilmu yang membantu

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. No.135, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA REHABILITASI

Lebih terperinci