TRAUMA REGIO MANUS (815)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRAUMA REGIO MANUS (815)"

Transkripsi

1 TRAUMA REGIO MANUS (815) - Distal dari metacarpal (ossa carpalia masuk regio wrsit) - Fungsi terpenting adalah gerakan ibu jari terhadap jari telunjuk/jari tengah (50%) 1. Fraktur Penanganan Fraktur : Secara umum : a. Stabil gips atau bidai (MP angulasi lebih dari 60 0, tidak melebihi distal palmer crease tidak stabil orif (pinning, plating) Komplikasi : rotasi (patokan aah jari kedua sampai empat adalah os. Scaphoid) b. Intraartikuler reduksi seanatomis mungkin (sering open pinning dengan k.wire) ekstraartikuler c. Terbuka debriment + k. wire Bila luka kotor dilakukan delayed primary closure (3-5 hari) Tertutup bebat dengan compression dressing, fiksasi jari sebelah, fore slab/back slab posisi posisi jari MP dengan IP joint ekstensi. Secara khusus : a. Fraktur basis metacarpal I (Bennet s fracture) (815.1) Merupakan fraktur dislokasi intraartikuler, tidak stabil perlu reduksi anatomis, lebih disukai pinning (terbuka atau tertutup) penanganan yang sama pada fraktur basis metacarpal V. b. Fraktur shaft metacarpal (815.3) Disebabkan gaya torsi, umumnya stabil karena periosteum dan soft tissue sekitarnya, bila stabil reduksi tertutup (komplikasi : rotasi), tidak stabil percutan k. write atau platting small fragmen c. Fracture nack metacarpal (815.4) Gerakan AP metacarpal jari 1 dan 2 minimal perlu reduksi near anatomis jari 3 (20 0 ), jari 5 (30-50). Reduksi tertutup dengan general anesthesi + relaksan otot (dipertahankan 2 minggu) bila tidak stabil ORIF (k. wire)

2 d. Fraktur shaft phalang proksimal dan media (816.1) Merupakan fraktur intraartikular, sering rotasi perlu reduksi anatomis e. Fraktur shaft phalang proksimal dan media (816.1) Fraktur basis phalang proksimal fleksi sendi MP 90 0 selama 2 minggu bila gagal reduksi tertutup ORIF f. Fraktur volar sendi interphalang (IP) = Wilson s fracture. Bila fragmen lebih 15 0 permukaan sendi open pinning, pullet out wire looped. Kurang dari 15 0 reduksi tertutup, fleksi phalang g. Fraktur avulsi phalang distal pada insersi tendon ekstensor (baseball fracture) (816.2) 1. Fragmen kecil hiperekstensi sendi 6 8 mgg Terapi yang sama untuk Mallet finger (ruptur tendon ekstensor proximal dari insersi) bidai sendi distal phalang posisi hiperkestensi (sendi PIP bebas). Bila phalang fragmen leboh dari 30 0 permukaan sendi ORIF dengan k, write atau pullet out wire. 2. Boutonniere = button hole Ruptur sentral slip traumatik dari ekspansi ekstensor dekat sendi PIP (Persisten Flexion Deformity) terapi perbaikan tendon, immobilisasi dengan k. wire sendi PIP posisi ekstensi penuh selama 3 minggu dilanjutkan fisioterapi fleksi aktif. 2. Ruptur dan dislokasi ligamen a. Ligamen kolateral dapat ruptur dengan atau tanpa dislokasi b. Cara Reduksi : 1. Dislokasi sendi MP perlu terbuka (vollar app.) karena head MC interposisi dengan soft tissue sisi palmar sendi 2. Dislokasi dorsal sendi PIP reduksi tertutup, dengan atau anestesi lokal c. Terapi post reduksi pressure dressing (bila edema), bidai sendi MP 90 0 fleksi sendi IP ekstensi sampai bengkak dan nyeri hilang dilanjutkan fisioterapi 10 hari kemudian d. Game keeper s thumb Ruptur ligamen kolateral ulna disertasi subluksasi kerah radier (fungsi pinch lemah) Terapi : ruptur inkomlit scaphoid cast 6 8 minggu

3 ruptur komplit tidak stabil, open repair + gips 8 minggu 3. Laserasi tendon ekstensor Terapi : repair sekunder 4. Ruptur tendon flexor a. Dibagi menjadi 3 zona : Zona 1 (zona hijau) : pertengahan phalang media distal sampai finger tip Zona 2 (zona merah) : distal palmar crease sampai pertengahan media proksimal Zona 3 (zona kuning) : proksimal dari palmer crease distal b. Terapi : Zona 1 ruptur diperbaiki primer > 1 cm, stumb distal dieksisi-proksimal dijahit ke periosteal flap dengan bannel pullout wire < 1 cm, terapi sebagai zona 2 Zona 2 perlu keterampilan tinggi (hand surgeon) Untuk pemula hanya jahit kulit diikuti delayed repair Ruptur tendon ibu jari sebaiknya dikerjakan primer Zona 3 diperbaiki primer, namun perlu keterampilan tinggi untuk hasil yang baik 5. Terapi definitif untuk finger tip Golden period dapat diperpanjang menjadi jam bila luka bersih dan diberi AB. a. Skin loss << hanya hebat Skin loss >> split thickness antebrachii atau hipothenar b. Bila kuku intak full thickness skin graft akan memberi bantalan diatas tulang c. Tulang terkena potong sedikit tulang sampai bersih dengan knabel + tutup primer

4 6. Tenosynovitis non infeksi a. Tipe akut : Terjadi dalam beberapa jam dengan nyeri hebat saat menggerakkan tendon yang bersangkutan disertasi hangat dan warna kemerahan b. Tipe kronik : Tampak sebagai fenomena tringger dari tendon fleksor, didapatkan disproporsi tendon sheth dan isinya. Keluhan nyeri dan kaku pada jari, sekali difleksikan tidak dapat atau sulit mengekstensikan sendi DIP, sering teraba nodul di proksimal tendon sheath. Predileksi : Abduktor pollicis longus (APL) dan ekstensor pollicis brevis (EPB) tipe ini disebut de Quervain tenosynotivis Terapi : - diistirahatkan dengan imobilisasi + NSAID - injeksi steroid pada tendon sheath - insisi tendon sheath untuk mengurangi fenomena tringger 7. Gigitan manusia : - Merupakan trauma yang serius - Terapi : debrimen, rawat luka terbuka dan AB spektrum luas Komplikasi trauma tangan : - Biasanya iatrogenik dan dapat dihindari - Imobilisasi yang pendek dan segera diikuti latihan aktif dimungkinkan bila vaskularisasi tangan baik, ukuran tulang kecil, vaskularisasi tulang cancellous cukup banyak 8. Compartemen syndroma manus - Dasar : iskemia otot dan saraf - Gejala utama adalah : a. Nyeri yang menetap, progresif dan tidak hilang dengan imobilisasi. Nyeri saat stretching otot pasif merupakan tanda klinis yang dapat dipercaya

5 b. Parestasi atau berkurangnya sensasi merupakan tanda penting kedua c. Kelemahan otot yang progresif (paralise) merupakan tanda yang sangat penting d. Terakhir, palpasi daerah kompartemen akan terasa tegang dan nyeri - Cara menilai : a. compartemen tangan intrinsik : passive abduksi dan adduksi jari akan meningkatkan nyeri (posisi sendi MP ekstensi dan fleksi sendi PIP) b. compartemen ibu jari adduktor : - menarik ibu jari ke arah abduksi palmar, stetching otot-otot adduktor c. otot-otot thenar : - radial abduksi ibu jari d. otot-otot hipothenar : - ekstensi dan abduksi jari kelingking - Terapi : Satu-satunya cara adalah dekompresi Immediate fasciotomy merupakan cara terbaik untuk penyembuhan yang lebih baik (kalau bisa hindari nervus cutaneus dan vena besar, ski flap untuk menutup nervus medianus, release n. medianus pada carpal tuneal dan canal Guyon, insisi lurus pada wrist haruus dihindari) 9. Replantasi - Terminologi : Replantasi : penyambungan kembali bagian yang teramputasi secara komlit Revaskularisasi : rekonstruksi bagian amputasi yang tidak putus seluruhnya - Indikasi absolut : ibu jari, multiple digit, complete hand - Indikasi lain : setiap bagian dari anak kecil, wrist atau antebranchii, elbow dan humerus, digit distal dari insersi tendon fleksor superfisialis sampai 4 masing-masing kulit dorsal nail plate harus utuh. - Kontra indikasi : crush injury, multiple level amputasi, disertai penyakit dan kelainan mental, prolonged warm ischemic time - Warm ischemic time : < 6 jam untuk amputasi proksimal corpus < 12 jam untuk phalang

6 Cold ischemic time : > 12 jam untuk amputasi proksimal, prognosis jelek - Penanganan & preservasi : a. stump dilakukan bebat tekan b. puntung (amputat) dimasukkan dalam plastik yang kedap air c. amputat dalam plastik dimasukkan dalam termos berisi air +es - Operasi teknik replantasi phalang dan manus : a. Identifikasi vasa dan nervus b. Debridement c. Shortening dan fiksir tulang d. Repair tendon ekstensor e. Repair tendon fleksor f. Anastomose arteri g. Repair nervus h. Anstomose vena i. Penutupan luka

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah baik trauma langsung maupun trauma tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari fungsi tangan dan penggunaan jarijari tangan sangat penting untuk sebagian besar melakukan berbagai aktifitas dan hampir setiap profesi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Fleksor Tendon 1.Anatomi dari Fleksor Tendon dan Struktur di Sekitarnya Carpal tunnel Merupakan ruang yang terletak antara tulang carpalia dan transverse

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala 1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan 1 BAB I PENDAHULUAN Pembangunan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan merupakan sesuatu yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan selalu berkembang dan semakin maju. Oleh

Lebih terperinci

a. fraktur midshaft umum pada anak-anak maupun orang dewasa muda.

a. fraktur midshaft umum pada anak-anak maupun orang dewasa muda. 1. Klasifikasi patah tulang terbuka: menurut Gustilo Tipe I Luka kecil kurang dan 1 cm, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda-tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang

Lebih terperinci

FINGER TIP INJURY. Yoyos Dias Ismiarto, dr., SpOT(K)., MKes., CCD

FINGER TIP INJURY. Yoyos Dias Ismiarto, dr., SpOT(K)., MKes., CCD FINGER TIP INJURY Yoyos Dias Ismiarto, dr., SpOT(K)., MKes., CCD DEPARTEMEN/SMF ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr. PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr. SOEDJONO MAGELANG Disusun oleh: FATHIA NURUL RAHMA J 100 090 019 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh:

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi radiocarpal, sendi intercarpal dan sendi radioulnar distal. Persendian antara lengan bawah dan tangan terutama melalui sendi radiocarpal dan sendi radioulnar

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Di susun oleh : ALFIAN RUDIANTO J 100 090 049 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat Indonesia mulai memilih alat transportasi yang praktis, modern, dan tidak membuang banyak energi seperti kendaraan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR)

LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR) LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR) I. KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi 1. Kontraktur merupakan suatu keadaan patologis tingkat akhir dari suatu kontraksi. Umumnya kontraktur terjadi apabila pembentukan sikatrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kerangka Teoritis II.1.1 Definisi Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan konsep yang sangat individual dan subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan arti sehat tersebut, dimensi kesehatan dibedakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Jl. Jend. A. Yani No. 51 (0357) 881410 Fax. 883818 Pacitan 63511 Website : http://rsud.pacitankab.go.id, Email : rsud@pacitankab.go.id KEPUTUSAN DIREKTUR

Lebih terperinci

Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dibidang kesehatan adalah penyelenggaran upaya kesehatan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hidup sehat pada

Lebih terperinci

Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus

Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus INDIKASI PEMERIKSAAN RADIOGRAFI Trauma / cidera Fraktur, fisura, dislokasi, luksasi, ruptur Pathologis Artheritis, Osteoma, dll. Benda asing (corpus

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang penting dalam melakukan berbagai aktivitas baik ringan maupun berat. Aktivitas tersebut antara

Lebih terperinci

Fingertip Injury. Ahmad Fauzi Bagian Orthopaedi dan Traumatologi, Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Fingertip Injury. Ahmad Fauzi Bagian Orthopaedi dan Traumatologi, Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung [ TINJAUAN PUSTAKA ] Fingertip Injury Ahmad Fauzi Bagian Orthopaedi dan Traumatologi, Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Tujuan utama pengobatan cedera fingertip adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran penting dalam melakukan berbagai aktivitas dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Apabila terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik perhatian bagi seseorang fisioterapis, problem permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik perhatian bagi seseorang fisioterapis, problem permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan muskuloskeletal mempunyai banyak permasalahan yang selalu menarik perhatian bagi seseorang fisioterapis, problem permasalahan muskuloskeletal adalah hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand)

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand) MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand) Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis Wismanto, SSt.Ft, S.Ft,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat terutama dalam bidang penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang menghubungkan seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh, merasakan, memanipulasi, dan mengubah

Lebih terperinci

FACIAL GUN SHOT WOUND IN CONFLICT AREA

FACIAL GUN SHOT WOUND IN CONFLICT AREA FACIAL GUN SHOT WOUND IN CONFLICT AREA PENDAHULUAN Penyebab tersering trauma wajah pada daerah konflik biasanya adalah luka tembak selain ledakan bom, yang ditandai dengan adanya penetrasi peluru pada

Lebih terperinci

DEWI BARIRIET BAROROH PSIK FIKES UMM 2014/2016. Patah tulang Adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya

DEWI BARIRIET BAROROH PSIK FIKES UMM 2014/2016. Patah tulang Adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya DEWI BARIRIET BAROROH PSIK FIKES UMM 2014/2016 Definisi Patah tulang Adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya Penyebab Pukulan langsung Gaya meremuk Gerakan puntir

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST PINNING FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST PINNING FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST PINNING FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment Dislokasi Hips Posterior Mekanisme trauma Caput femur dipaksa keluar ke belakang acetabulum melalui suatu trauma yang dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi panggul dalam posisi fleksi atau semifleksi.

Lebih terperinci

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah. Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat.

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah. Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat. 1. Kalau kalian sudah mengenal tentang fraktur coba jelaskan klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustilo dan Jelaskan critical point serta implikasi bagi perawat dari masing - masing derajat? Klasifikasi

Lebih terperinci

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI CARPAL TUNNEL SYNDROME OLEH : AMANDA KRISTIN SEMBIRING PEMBIMBING : DR. ANTUN SUBONO, SP.S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA 2014 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM

TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM TRAUMA MUKA DAN HIDUNG DEPT. THT FK USU / RSHAM PENDAHULUAN Hidung sering fraktur Fraktur tulang rawan septum sering tidak diketahui / diagnosis hematom septum Pemeriksaan dapat dilakukan dengan palpasi

Lebih terperinci

2. Gangguan stabilitas temporer Terjadi bila lesi lewat komponen tulang. Tindakan stabilitas konservatif, kecuali

2. Gangguan stabilitas temporer Terjadi bila lesi lewat komponen tulang. Tindakan stabilitas konservatif, kecuali I. TRAUMA VERTEBRA CERVICAL Tujuan utama dari manajemen trauma vertebra adalah : 1. Painless stable spine (stabilitas vertebra bebas nyeri) 2. Mencegah komplikasi pada medulla spinalis Gangguan stabilitas

Lebih terperinci

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur. Definisi fraktur Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 maka diselenggarakanlah pembangunan nasional pada semua bidang yang salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergelangan tangan terdiri dari persendian ujung distal radius dengan deretan proksimal tulang-tulang karpal. Stabilitas pergelangan tangan disebabkan oleh ligamen-ligamen

Lebih terperinci

Gambar 1. Kompartemen dorsal pertama pergelangan tangan pada daerah tepi lateral dari snuffbox.

Gambar 1. Kompartemen dorsal pertama pergelangan tangan pada daerah tepi lateral dari snuffbox. Pendahuluan De Quervain s syndrome dikenal dengan beberapa macam cara penulisan. Pada beberapa referensi seperti pada kamus Dorland tertulis de Quervain s disease, pada kamus Stedman tertulis de Quervain

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION CLOSE FRACTURE METACARPAL V DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION CLOSE FRACTURE METACARPAL V DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION CLOSE FRACTURE METACARPAL V DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MUSCLE OF UPPER EXTREMITY DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OTOT-OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR 1. Kelompok otot pada gelang bahu 2. Kelompok otot regio brachii (lengan atas)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Masalah Dari sekian banyak anggota tubuh yang dimiliki dalam tubuh manusia, kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan keharmonisan aktivitas seseorang

Lebih terperinci

Patofisiologi Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persarafan dan pembulu

Patofisiologi Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persarafan dan pembulu Fraktur Femur Fraktur Femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang atau osteoporosis.

Lebih terperinci

Semester 5 Prodi D3 Fisioterapi STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya

Semester 5 Prodi D3 Fisioterapi STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya Semester 5 Prodi D3 Fisioterapi STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya 1. Nondisplaced 2. Medial displacement 3. Lateral displacement 4. Distracted 5. Overidding with posterior & superior displacement

Lebih terperinci

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ADAPTASI LOKOMOSI BERLARI Melibatkan gerakan cyclic dan berulang anggota gerak (stride=satu siklus anggota gerak pada gait tertentu) Gait = satu kali

Lebih terperinci

LAPORAN STATUS KLINIK D III FISIOTERAPI FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL. Program Studi Fisioterapi

LAPORAN STATUS KLINIK D III FISIOTERAPI FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL. Program Studi Fisioterapi LAPORAN STATUS KLINIK D III FISIOTERAPI FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL Program Studi Fisioterapi Nomor Urut: 2/R/2014 NAMA MAHASISWA N.I.M TEMPAT PRAKTEK PEMBIMBING : Triastika Restti Alfiandri : J100110059

Lebih terperinci

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur. B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI DE QUERVAIN SYNDROME DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED, ULTRA SOUND, DAN TERAPI LATIHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI DE QUERVAIN SYNDROME DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED, ULTRA SOUND, DAN TERAPI LATIHAN 1 PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI DE QUERVAIN SYNDROME DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED, ULTRA SOUND, DAN TERAPI LATIHAN DI PUSKESMAS KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : FITRI KUSUMA DEWI

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Klavikula merupakan tulang penghubung antara lengan atas dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Klavikula merupakan tulang penghubung antara lengan atas dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Klavikula merupakan tulang penghubung antara lengan atas dengan dada (trunkus), sehingga klavikula memiliki peran penting dalam fungsi pada gelang bahu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : LENY MUSTIKA PUTRI J 100 050 049 KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST FIKSASI. EKSTERNAL (Gips) e.c FRACTURE COLLES TYPE FRYKMANN III DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST FIKSASI. EKSTERNAL (Gips) e.c FRACTURE COLLES TYPE FRYKMANN III DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST FIKSASI EKSTERNAL (Gips) e.c FRACTURE COLLES TYPE FRYKMANN III DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kecelakaan lalu lintas yang semakin meningkat lebih sering disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan perlengkapan berkendara dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Sejarah Fraktur Radius Distal Sejak jaman Hipocrates sampai awal abad 19, fraktur distal radius masih disalah artikan sebagai dislokasi dari pergelangan tangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari penyakit, cacat, bahkan kelemahan maka dalam sistem kesehatan. menyeluruh, dan dapat terjangkau masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari penyakit, cacat, bahkan kelemahan maka dalam sistem kesehatan. menyeluruh, dan dapat terjangkau masyarakat luas. BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggi- tingginya yang meliputi sehat jasmani, rohani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No 23,1992). Oleh karena itu kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur ekstremitas atas cukup sering terjadi, biasanya disebabkan karena jatuh dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat barang, mencuci, ataupun aktivitas

Lebih terperinci

BAB III PROSES FISIOTERAPI

BAB III PROSES FISIOTERAPI BAB III PROSES FISIOTERAPI A. Pengkajian Fisioterapi Pengkajian fisioterapi merupakan upaya atau tindakan yang dilakukan untuk memperoleh data-data tentang pasien untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST PINNING FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST PINNING FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST PINNING FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

2. ETIOLOGI a. Trauma b. Gerakan pintir mendadak. c. Kontraksi otot extreme d. Keadaan patologik : osteoporosis, neoplasma e.

2. ETIOLOGI a. Trauma b. Gerakan pintir mendadak. c. Kontraksi otot extreme d. Keadaan patologik : osteoporosis, neoplasma e. A. Pengertian Fraktur adalah diskontinuitas atau kepatahan pada tulang baik bersifat terbuka atau tertutup. Fraktur Radius ulna terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, yang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. De Quervain Syndrome Dextra, meliputi: (1) pengkajian data, (2) pelaksanaan

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. De Quervain Syndrome Dextra, meliputi: (1) pengkajian data, (2) pelaksanaan 43 BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS Proses pemecahan masalah yang harus dihadapi oleh fisioterapi pada kasus De Quervain Syndrome Dextra, meliputi: (1) pengkajian data, (2) pelaksanaan terapi, (3) evaluasi

Lebih terperinci

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J 100 050 019 KARYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakukan aktifitasnya sepanjang hari tentunya akan melibatkan anggota gerak tubuh dan anggota tubuh yang banyak berperan dalam aktifitas kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan jaman, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah semakin padatnya arus lalu lintas dewasa ini mengakibatkan meningkatnya angka kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan

BAB I PENDAHULUAN. atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuaan teknologi dan informasi yang berkembang pesat menimbulkan dampak positif maupun negative terhadap manusia.dampak positif yang muncul misalnya adanya

Lebih terperinci

FRAKTUR DIAFISIS TIBIA DAN FIBULA. Yoyos Dias Ismiarto, dr., SpOT(K)., M.Kes., CCD.

FRAKTUR DIAFISIS TIBIA DAN FIBULA. Yoyos Dias Ismiarto, dr., SpOT(K)., M.Kes., CCD. FRAKTUR DIAFISIS TIBIA DAN FIBULA Yoyos Dias Ismiarto, dr., SpOT(K)., M.Kes., CCD. DEPARTEMEN / SMF ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR SUPRACONDYLAR HUMERI DENGAN K-WIRE DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J 100 090 02

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST RELEASE DEQUERVAIN TENOSINOVITIS SYNDROME DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST RELEASE DEQUERVAIN TENOSINOVITIS SYNDROME DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST RELEASE DEQUERVAIN TENOSINOVITIS SYNDROME DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1) pada pasien manula, terbaik untuk tidak mempedulikan fraktur tetapi berkonsentrasi pada pengembalian gerakan;

BAB I PENDAHULUAN. (1) pada pasien manula, terbaik untuk tidak mempedulikan fraktur tetapi berkonsentrasi pada pengembalian gerakan; BAB I PENDAHULUAN Fraktur radius distal ataupun Fraktur Colles adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan menumpu

Lebih terperinci

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) Medical First Responder Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) SASARAN Selesai mengikuti pelajaran, peserta mampu: 1. Menjelaskan patah tulang terbuka & tertutup, serta menyebutkan 4 tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, lempeng epiphyseal atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan lunak, tekanan fisik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan

Lebih terperinci

DE QUERVAIN SYNDROME 1. Pendahuluan 2. Anatomi

DE QUERVAIN SYNDROME 1. Pendahuluan 2. Anatomi DE QUERVAIN SYNDROME 1. Pendahuluan 2. Anatomi Tendon merupakan bagian dari otot yang digunakan untuk menggerakkan tulang. Pergelangan tangan bagian dorsal yang terdiri dari otot-otot ekstensor dibungkus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma /ruda paksa atau tenaga fisik yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah sangat luas, hampir semua kegiatan manusia tidak lepas dari perangkat teknologi. Seolah-olah

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi 1 KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR 1/3 DISTAL HUMERI DEXTRA POST ORIF (OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION) DI RSUP Dr. SARDJITO Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA Oleh : DWI NUR KHAYATI J 100 070 005 Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur merupakan suatu perpatahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan atau primpilan korteks, biasanya patahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome adalah neuropati kompresi simtomatik nervus medianus pada pergelangan tangan berupa peningkatan tekanan di dalam

Lebih terperinci

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) : Sindrom Kanalis Cubitalis (Cubital Tunnel Syndrome) Kesemutan atau baal biasanya terjadi di jari manis. Atau terjadi di wilayah saraf ulnaris. Gejalanya seperti sindrom ulnaris. Baal biasanya terjadi tidak

Lebih terperinci

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus Asuhan neonatus, bayi, dan balita trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus Oleh: Witri Nofika Rosa (13211388) Dosen Pembimbing Dian Febrida Sari, S.Si.T STIKes MERCUBAKTIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and

BAB I PENDAHULUAN. baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inovasi adalah perbuatan mengenalkan sesuatu yang baru dengan cara yang baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and Industry,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini telah

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi tangan dan jari dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam aktifitas kerja, vokasi, olahraga maupun kegiatan hobi dan rekreasi sangatlah penting.

Lebih terperinci

FRAKTUR DAN DISLOKASI SENDI SIKU PADA ANAK. Yoyos Dias Ismiarto, dr, SpOT(K),M.Kes.CCD

FRAKTUR DAN DISLOKASI SENDI SIKU PADA ANAK. Yoyos Dias Ismiarto, dr, SpOT(K),M.Kes.CCD FRAKTUR DAN DISLOKASI SENDI SIKU PADA ANAK Yoyos Dias Ismiarto, dr, SpOT(K),M.Kes.CCD DEPARTEMEN / SMF ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995: 3). Fraktur adalah

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang

BAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI Sindrom terowongan karpal merupakan suatu kumpulan gejala akibat kompresi nervus medianus pada pergelangan tangan. Penyakit ini sering ditemukan dalam praktek sehari-hari.

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLES 1/3 DISTAL SINISTRA DI RUMAH SAKIT TENTARA Dr SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLES 1/3 DISTAL SINISTRA DI RUMAH SAKIT TENTARA Dr SOEDJONO MAGELANG PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLES 1/3 DISTAL SINISTRA DI RUMAH SAKIT TENTARA Dr SOEDJONO MAGELANG Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN Tugas Mata Kuliah Sistem Muskuluskeletal Disusun Oleh: Widha Widyaningrum 2010 03 0274 PROGRAM S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini

Lebih terperinci

Fraktura Os Radius Ulna

Fraktura Os Radius Ulna Fraktura Os Radius Ulna Pendahuluan Fraktura adalah patah atau ruptur kontinuitas struktur dari tulang atau cartilago dengan atau tanpa disertai dislokasio fragmen. Fraktur os radius dan fraktus os ulna

Lebih terperinci