PENGANTAR. Jakarta, Maret 2007 Direktur Jenderal, Ir. Agoes Widjanarko, MIP NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGANTAR. Jakarta, Maret 2007 Direktur Jenderal, Ir. Agoes Widjanarko, MIP NIP"

Transkripsi

1 PENGANTAR Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, bahwa setelah berakhirnya suatu Tahun Anggaran setiap Lembaga Pemerintah wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerjanya masing-masing. Demikian halnya Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, sebagai Lembaga Pemerintah Tingkat Eselon I telah berhasil menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya selama Tahun 2006, yang selanjutnya disebut sebagai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Dalam proses penyusunan laporan yang menyajikan segala kegiatan sekaligus sebagai piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja selama satu tahun, sepenuhnya mengacu pada Keputusan Lembaga Administrasi Negara No. 239/IX/6/8/2003, tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Meskipun telah ditetapkan bahwa sebagai landasan penyusunan adalah RENSTRA Departemen Pekerjaan Umum Tahun , namun agar terdapat kesinambungan isi laporan, maka landasan yang digunakan pada Rencana Stratejik Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah Rencana Stratejik Tahun , sehingga laporan ini dapat tetap mencerminkan sasaran pencapaian yang konsisten selama kurun waktu 5 (lima) tahun, dengan demikian LAKIP Tahun 2005 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari LAKIP-LAKIP tahun berikutnya. Apa yang kami sajikan dalam bentuk laporan ini, telah kami upayakan semaksimal mungkin, namun kami yakin masih terdapat kekurangan ataupun kesalahan yang masih perlu disempurnakan, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, sumbang saran serta masukan untuk perbaikannya. Akhirnya kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya tugas yang diemban oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2006 yang lalu. Jakarta, Maret 2007 Direktur Jenderal, Ir. Agoes Widjanarko, MIP NIP TAHUN 2005 i

2 DAFTAR ISI PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii IKHTISAR EKSEKUTIF... iii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Lingkup Tugas Struktur Organisasi Kondisi yang Mempengaruhi... 5 BAB II. PERENCANAAN STRATEJIK 2.1. Rencana Stratejik Visi Misi Tujuan dan Sasaran Kebijakan, Program, dan Kegiatan Rencana Kinerja Rencana Kinerja Tahunan Kegiatan Indikator Kinerja BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran Kinerja Evaluasi Kinerja Analisis Akuntabilitas Kinerja Aspek Keuangan Hal-hal yang Memerlukan Perhatian untuk Peningkatan Kinerja. 93 BAB IV. PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN ii

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam mengemban tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya melaksanakan pembangunan prasarana dan sarana ke-cipta Karya-an, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005, telah merumuskannya dengan dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, dan Program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Secara garis besar pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya selama tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1. SEKTOR PERKOTAAN DAN PERDESAAN SERTA PENDUKUNG DAN PENUNJANG a. Perkotaan dan Perdesaan Rencana kinerja Kegiatan Peningkatan Infrastruktur Perdesaan yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi desa pada 45 kabupaten tersebar di 4 propinsi. Kegiatan ini mencapai sasaran fisik sebanyak desa (100%) dan sasaran keuangan Rp ,- (90,75%). b. Pendukung dan Penunjang Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Rencana kinerja yang diprogramkan dicapai tahun anggaran 2006 untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebanyak personil. Pada tahun 2006 pencapaian sasaran untuk Peningkatan Kualitas SDM sebanyak personil (100%). Penyusunan Rencana, Program, Kebijakan dan Pengaturan (NSPM) Pada tahun 2006 direncanakan sebanyak 153 paket rumusan yang dihasilkan. Pencapaian sasaran fisik pada tahun 2006 sebanyak 143 paket kegiatan (93,46%). Keuangan Pencapaian sasaran keuangan Rp ,- (78,24%). 2. SEKTOR PENGEMBANGAN AIR MINUM Pelaksanaan pengembangan di bidang air minum, secara program tergabung dengan pembangunan pengembangan sistem pelayanan air limbah. Hal ini disebabkan karena penyelenggaraan kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum ditangani oleh Satuan Kerja Sementara (SKS) Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Pengelolaan Sanitasi. Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Pengelolaan Sanitasi iii

4 bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan sektor air minum dan sektor air limbah. Pengembangan sistem penyediaan air minum bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memperluas pelayanan, meningkatkan kapasitas dan pembangunan sistem baru yang terintegrasi dengan sistem kota, peningkatan pelayanan/pengelolaan sanitasi, serta menuju sasaran Millennium Development Goal (MDG), gerakan nasional percepatan penyediaan air minum dan sanitasi serta mendukung Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNPSR). Jumlah investasi yang digunakan untuk pengembangan fisik sistem penyediaan air minum yang memberi pengaruh pada tingkat manfaat adalah sebesar Rp 454,989 milyar yang tersebar di 385 lokasi di 32 propinsi di Indonesia. Diharapkan kegiatan pengembangan sistem penyediaan air minum tersebut dapat memberi manfaat kepada jiwa. Investasi tersebut di atas direalisasikan untuk kegiatan : Pembangunan intake kapasitas 227 l/d Pembangunan broncaptering kapasitas 171 l/d Pengadaan dan pemasangan pipa sepanjang m Pembangunan IPA kapasitas 982 l/d Pembangunan reservoir volume m3 Pengadaan dan pemasangan pompa kapasitas 946 l/d Pengadaan dan pemasangan terminal air/hidran umum sejumlah 677 unit Pembangunan sumur kapasitas 156 l/d Pengadaan mobil tangki sejumlah 3 unit Pengadaan dan pemasangan sambungan rumah sejumlah unit Selain pekerjaan fisik, dilakukan pula pekerjaan non-fisik yang terdiri dari penyusunan NSPM, bantuan teknis (bantek), dan bimbingan teknis. Pada TA 2006 Direktorat Pengembangan Air Minum melalui Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air Limbah telah menghasilkan 2 (dua) Rancangan Peraturan Menteri, 42 bantuan teknis, dan 31 NSPM senilai Rp 36,153 milyar. 3. SEKTOR PENGEMBANGAN PLP a. Rencana Kinerja Tahunan Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan Pengembangan sistem pengelolaan persampahan bertujuan untuk peningkatan kebersihan kawasan perkotaan dan derajat kesehatan masyarakat. Kriteria Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan meliputi: Stimulasi (reward) peningkatan kualitas dan kapasitas prasarana dan sarana TPA regional untuk kawasan perkotaan kota besar dan metropolitan Initial investment yang bersifat stimulan dan reward untuk pemerintah kabupaten/kota yang sudah mengoperasikan TPA dengan baik tetapi masih perlu dioptimalkan operasionalnya. iv

5 Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Pengembangan sistem drainase bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisasi tingkat genangan sehingga dapat menurunkan tingkat gangguan ekonomi kota dan kerugian harta benda yang berskala nasional, serta untuk peningkatan kualitas lingkungan perumahan dalam upaya dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNSPR). Kriteria Pengembangan Sistem Drainase meliputi : Stimulasi rehabilitasi dan pembangunan sistem drainase primer di kawasan strategis perkotaan kota besar dan metropolitan yang rawan terhadap genangan/banjir dan akan menimbulkan gangguan berskala nasional dan regional serta kerugian harta benda. Rehabilitasi dan pembangunan drainase dalam upaya dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNSPR). Perhatian diberikan pada daerah yang selalu tergenang di perkotaan. Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Pengembangan sistem pengelolaan air limbah bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah perkotaan padat penduduk dan rawan penyakit, serta kawasan strategis lainnya di kota besar dan metropolitan menuju sasaran Millennium Development Goal (MDG) dan gerakan nasional percepatan pembangunan air minum dan sanitasi. Kriteria Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah meliputi : Pengembangan prasarana dan sarana air limbah terpusat di wilayah strategis, cepat tumbuh, dan padat di kawasan perkotaan kota besar dan metropolitan. Optimalisasi sistem terpusat yang telah dibangun baik namun tingkat pelayanannya masih rendah (< 60% cakupan pelayanan) Bantuan fisik dalam rangka penyiapan pengembangan prasarana dan sarana pengolahan air limbah terpusat di kota-kota sedang/ibukota kabupaten baru/kota baru. Penyediaan prasarana dan sarana air limbah sistem on-site terkait dengan kawasan pelayanan air bersih di kawasan rawan sanitasi. b. Kegiatan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kegiatan Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan TA Kegiatan pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang direncanakan antara lain sebagai berikut : Pengadaan Dump Truck sejumlah 54 unit Pengadaan Truck Sampah sejumlah 15 unit Pengadaan Arm Roll Truck sejumlah 48 unit Pengadaan Container Sampah sejumlah 78 unit Pengadaan Landasan Container Sampah sejumlah 14 unit Pengadaan Bulldozer sebanyak 3 unit Pengadaan Excavator sejumlah 2 unit v

6 Pembuatan Trans Depo/TPS sejumlah 46 unit Optimalisasi TPA sejumlah 3 unit Pengembangan TPA sejumlah 2 unit Pembangunan TPA sejumlah 3 paket Diharapkan dengan kegiatan pengembangan sistem pengelolaan persampahan tersebut dapat memberi manfaat kepada jiwa. Kegiatan Pengembangan Sistem Drainase Perkotaan TA Pengembangan sistem drainase direalisasikan untuk : Pembangunan saluran drainase perkotaan primer sepanjang meter Peningkatan saluran drainase perkotaan sekunder sepanjang meter Pembangunan Prasarana dan Sarana Drainase ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada jiwa dengan luas areal penanggulangan genangan air seluas Ha. Kegiatan Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah TA Kegiatan Pengembangan sistem Air Limbah yang direncanakan antara lain: Truck/Mobil Tinja sejumlah 27 unit Pembangunan IPAL sejumlah 3 unit Pembangunan Sistem Air Limbah Terpusat sejumlah 27 unit Rehabilitasi IPLT sejumlah 15 unit Pembangunan IPLT sejumlah 6 unit Denpasar Sewerage Development Project sejumlah 1 paket Pengembangan Sewerage sejumlah 13 unit Rehabilitasi IPAL sejumlah 1 unit SANIMAS di 86 Lokasi Pembangunan MCK/Septictank Komunal sejumlah 34 unit Pembangunan MCK Knock Down sejumlah 61 unit Pengadaan WC Mobile sejumlah 1 unit Pelatihan/Sosialisasi Bidang Air Limbah sejumlah 11 pertemuan Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Bidang Air Limbah sejumlah 4 paket Penyusunan Studi/DED/Evaluasi sejumlah 94 laporan Diharapkan dengan kegiatan pengembangan sistem pengelolaan air limbah tersebut dapat memberi manfaat kepada jiwa. 4. SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN a. Pengembangan Kawasan Agropolitan Realisasi kinerja kegiatan pengembngan kawasan Agropolitan meliputi : Jalan poros desa sepanjang meter Jalan usaha tani sepanjang ,38 meter Jembatan sebanyak 20 unit Pasar sebanyak 18 unit Los Pasar sebanyak 5 unit Puskesmas sebanyak 1 unit vi

7 Dermaga sebanyak 1 unit b. Pengembangan Prasarana Sarana Perdesaan (DPP/KTP2D) Terlaksananya peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan melalui program KTP2D dengan dana senilai Rp ,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan : Jalan lingkungan sepanjang ,51 meter Saluran lingkungan sepanjang ,24 meter Jalan setapak sepanjang meter Plat duiker sepanjang 68 meter Box culvert sebanyak 9 unit Gorong-gorong sebanyak 9 unit Jembantan sebanyak 1 unit Talud sepanjang 225 meter Tambatan perahu sebanyak 1 unit Shelter sebanyak 1 unit Bahan bangunan sebanyak 80 unit Balai pertemuan sebanyak 1 unit Kios sebanyak 6 unit c. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) d. Penataan dan Perbaikan Lingkungan Permukiman (NUSSP) e. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pelaksanaan Pengembangan Permukiman dengan dana Rp ,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan rusunawa dan PSD Permukiman sebanyak 23 twin blok. f. Dukungan Kawasan Perumahan PNS/TNI-Polri/Pekerja g. Penyediaan Infrastruktur Permukiman di Kawasan Terpencil/Pulau Kecil Tersedianya prasarana dan sarana permukiman di pulau-pulau kecil, terpencil, dan daerah tertinggal dengan dana Rp ,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan : Jalan lingkungan sepanjang ,89 meter Saluran lingkungan sepanjang 6.137,22 meter Jalan setapak sepanjang 6.218,09 meter Box culvert sebanyak 5 unit Plat duiker sepanjang 20 meter MCK sebanyak 11 unit Bahan bangunan sebanyak 160 unit Rumah pelintas batas sebanyak 30 unit Tambatan perahu sebanyak 4 unit Sumur bor sebanyak 7 unit Talud sepanjang 170 meter Balai pertemuan sebanyak 1 unit Dermaga sepanjang 522,50 meter vii

8 Rumah tumbuh sepanjang 522,50 meter Penjemuran ikan sepanjang 522,50 meter h. Penyediaan Infrastruktur Permukiman di Kawasan Perbatasan Pengembangan Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman Kawasan Perbatasan dengan dana senilai Rp ,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan : Jalan lingkungan sepanjang meter Saluran lingkungan sepanjang meter Jalan poros desa sepanjang meter Jembatan sebanyak 3 unit Talud sepanjang 816 meter Pompa sebanyak 10 unit Genset sebanyak 2 unit IPA sebanyak 3 unit Rumah pompa sebanyak 1 unit Tangki kimia sebanyak 3 unit Reservoir sebanyak 8 unit Pos jaga sebanyak 3 unit Pipa air bersih sepanjang meter Hidrant Umum (HU) sebanyak 93 unit Broncaptering sebanyak 12 unit Bak air sebanyak 6 unit Pasar sebanyak 3 unit Bak sampah sebanyak 2 unit Mess sebanyak 1 unit i. j. Satker Pengembangan Permukiman (Daerah) Rencana kinerja yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun anggaran 2006 meliputi : Terehabilitasinya prasarana dan sarana permukiman pasca konflik/ bencana alam dengan dana senilai Rp ,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan : Jalan lingkungan sepanjang meter Saluran lingkungan sepanjang meter Jalan setapak sepanjang meter Pembangunan rumah sebanyak 160 unit MCK sebanyak 10 unit Cubluk sebanyak 60 unit Sumur dangkal sebanyak 11 unit viii

9 Tersedianya dukungan prasarana dan sarana dasar pada Kasiba/Lisiba dengan dana senilai Rp ,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan : Jalan poros sepanjang ,97 meter Saluran lingkungan sepanjang ,41 meter Jalan setapak sepanjang 1.028,57 meter Gorong-gorong sebanyak 68 unit Talud sepanjang 965 meter Plat duiker sepanjang 116 meter k. Satker Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman Kawasan Perbatasan l. Satker Peningkatan Prasarana dan Sarana Perdesaan Peningkatan Prasarana dan Sarana Perdesaan dengan dana senilai Rp ,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan : Jalan lingkungan sepanjang meter Saluran lingkungan sepanjang meter Jalan setapak sepanjang meter Gorong-gorong sebanyak 8 unit Pipa air bersih sepanjang meter Jalan poros desa sepanjang ,27 meter Plat duiker sebanyak 3 unit Tambatan perahu sebanyak 2 unit Jembatan sebanyak 11 unit Terminal sebanyak 1 unit Los pasar sebanyak 7 unit Kios pasar sebanyak 4 unit Pasar desa sebanyak 5 unit m. Satker Pelaksanaan Pengembangan Permukiman n. Satker Pengembangan Permukiman (Pusat) Sistem Pengembangan Kawasan Perumahan Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi : Pendidikan dan Pelatihan 1 laporan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen 2 paket Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 5 laporan 2 paket Penyuluhan dan Penyebaran Informasi 5 laporan Pemantauan dan Evaluasi 4 laporan 1 paket Penguatan Kelembagaan 1 paket ix

10 Pengkajian dan Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Standarisasi 4 paket Pembinaan Pengembangan Permukiman Baru Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi : Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 10 paket Pengembangan Kelembagaan 2 laporan Pengembangan Sistem Informasi 2 laporan Pemantauan dan Evaluasi 4 laporan Pembinaan Pengembangan Permukiman Kawasan Metropolitan Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi : Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 3 laporan 5 paket Pemantauan dan Evaluasi 1 laporan Pengadaan Meubelair 1 set Pengadaan Alat Pengolah Data 2 paket Pengembangan Rumah Susun Sederhana Sewa 1 paket Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Komunitas 1 paket Monitoring/Pengawasan Pelaksanaan Program/Kegiatan 1 laporan Penguatan Kelembagaan 8 paket Bantuan Sarana dan Prasarana 12 paket Pembinaan Pengembangan Desa Pusat Pertumbuhan Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi : Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 7 paket Pengembangan Lingkungan Perumahan pada KTP2D 1 laporan Bantuan Studi 1 laporan Monitoring dan Evaluasi 1 laporan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi : Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 10 paket Pengembangan Kawasan Perbatasan 1 laporan Pengembangan Pulau Kecil/Terpencil/Tertinggal 1 laporan Bantuan Studi 1 laporan o. Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP) Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi : Penetapan kelurahan/desa yang telah membentuk BKM, Sosialisasi dan Diseminasi, Rembug Warga, Evaluasi NUP, Persetujuan NOL Kontrak oleh ADB, dan Pencairan Komponen Infrastruktur. x

11 p. Satker Pengembangan PS Kawasan Desa Agropolitan 5. SEKTOR BANGUNAN GEDUNG Dalam rangka pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana strategis di atas, maka Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyusun rencana kegiatan yang secara umum terdiri dari 9 (sembilan) kegiatan utama yaitu : a. Program Bantuan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Daerah Bencana Rencana kegiatan dalam Program Bantuan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung dan Lingkungan di daerah bencana adalah untuk membantu pemerintah propinsi dan kabupaten/kota dalam penanganan pasca bencana tsunami dalam mengendalikan pemanfaatan ruang. b. Program Penguatan Kelembagaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Rencana kegiatan dalam Program Penguatan Kelembagaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung meliputi kegiatan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan di daerah dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan melalui sosialisai dan pelatihan peraturan perundang-undangan dan standar teknis penataan bangunan dan lingkungan serta dalam rangka pemberdayaan masyarakat (empowerment ). c. Program Penyusunan NSPM Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan Rencana kegiatan dalam Program Penyusunan NSPM Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan meliputi kegiatan penyusunan NSPM penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan sebagai tindak lanjut Undang-undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Undangundang No. 72 tahun 1959 tentang Rumah Negara, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan. d. Program Pembinaan Bangunan Gedung dalam rangka memenuhi Keselamatan dan Keamanan Rencana kegiatan dalam Program Program Pembinaan Bangunan Gedung Dalam Rangka Memenuhi Keselamatan dan Keamanan di 33 propinsi yang meliputi kegiatan bantuan teknis prenyusunan peraturan daerah, fasilitasi percontohan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan teknis, serta pelatihan tenaga pendata harga dan keandalan bangunan gedung. e. Program Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Rencana Kegiatan dalam Program Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi kegiatan bantuan teknis pembangunan bangunan gedung negara dan pengelolaan rumah negara dalam rangka pengalihan status golongan rumah negara golongan II menjadi rumah negara golongan III. xi

12 f. Program Rehabilitasi Bangunan Gedung Istana Kepresidenan dan Kebun Raya Rencana Kegiatan dalam Program Rehabilitasi Bangunan Gedung Istana Kepresidenan dan Kebun Raya meliputi kegiatan rehabilitasi bangunan gedung Istana Kepresidenan agar laik fungsi serta rehabilitasi bangunan gedung pada Kebun Raya. g. Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh, Nelayan dan Tradisional Rencana Kegiatan dalam Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh, Nelayan, dan Tradisional meliputi kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam menata lingkungan permukimannya, khususnya dalam pembangunan/perbaikan prasarana dan sarana lingkungan permukimannya agar terwujud lingkungan yang nyaman, sehat, dan aksesibel, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerjanya serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya. h. Program Penataan dan Revitalisasi Penataan Bangunan Gedung/ Bersejarah dan Lingkungannya Rencana Kegiatan dalam Program Penataan dan Revitalisasi Penataan Bangunan Gedung/Bersejarah dan lingkungannya meliputi kegiatan rehabilitasi bangunan bersejarah dan lingkungannya untuk laik fungsi sehingga dapat mendorong pengembangan ekonomi wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keserasian lingkungan. i. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan melalui Bantuan Langsung Masyarakat Rencana Kegiatan dalam Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan meliputi kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin untuk dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan penataan lingkungan yang lebih nyaman serta terbangunnya modal sosial kemasyarakatan sesuai konsep tridaya. xii

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005, Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas merumuskan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di Bidang Cipta Karya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi yang meliputi : 1. Penyusunan kebijakan, program dan anggaran, serta evaluasi kinerja pembangunan Bidang Cipta Karya. 2. Pembinaan teknis dan penyusunan Norma, Standar, Pedoman, Manual (NSPM) untuk air minum, air limbah, persampahan, drainase, terminal, pasar, dan fasilitas sosial fasilitas umum lainnya. 3. Fasilitasi pembangunan dan pengelolaan infrastruktur permukiman perkotaan dan perdesaan. 4. Pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasi air minum dan sanitasi melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, serta standarisasi bidang permukiman, air minum, penyehatan lingkungan permukiman, dan tata bangunan. 5. Penyediaan infrastruktur pekerjaan umum (PU) bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat. 6. Fasilitasi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan. 7. Penyediaan infrastruktur permukiman untuk kawasan kumuh/nelayan, perdesaan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, dan pulau-pulau kecil. 8. Penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarkat miskin dan rawan air. 9. Pembinaan teknis dan pengawasan pembangunan bangunan gedung serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara. 10. Penanggulangan darurat dan perbaikan kerusakan infrastruktur permukiman akibat bencana alam dan kerusuhan sosial. 11. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal dan pemberdayaan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya STRUKTUR ORGANISASI Untuk dapat menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum, maka perangkat institusi/unit kerja yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, meliputi : TAHUN

14 1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Cipta Karya didukung oleh organisasi yang terdiri dari : a. Bagian Kepegawaian dan Ortala, yang terdiri dari : Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian Sub Bagian Pengembangan Pegawai dan Administarasi Jabatan Fungsional Sub Bagian Organisasi dan Tata Laksana b. Bagian Keuangan, yang terdiri dari : Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan Sub Bagian Anggaran Pembiayaan Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan c. Bagian Hukum dan Perundang-undangan, yang terdiri dari : Sub Bagian Perundang-undangan Sub Bagian Bantuan Hukum Sub Bagian Informasi dan Dokumentasi d. Bagian Umum, yang terdiri dari : Sub Bagian Rumah Tangga Sub Bagian TU dan Kearsipan Sub Bagian Perlengkapan e. Kelompok Jabatan Fungsional 2. Direktorat Bina Program Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Program didukung oleh organisasi yang terdiri dari : a. Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi, yang terdiri dari : Seksi Rencana dan Kebijakan Seksi Rencana Jangka Menengah b. Sub Direktorat Program dan Anggaran, yang terdiri dari : Seksi Program Air Minum dan Penyehatan Seksi program Tata Bangunan dan Permukiman c. Sub Direktorat Evaluasi Kinerja, yang terdiri dari : Seksi Perencanaan dan Pelaporan Seksi Evaluasi Kinerja d. Sub Direktorat Kerjasama Luar Negeri dan Pola Investasi, yang terdiri dari : Seksi Kerjasama Luar Negeri Seksi Investasi e. Sub Direktorat Data dan Informasi, yang terdiri dari : Seksi Data dan Sistem Informasi Seksi Dokumentasi dan Publikasi f. Sub Bagian Tata Usaha 2

15 3. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan didukung oleh organisasi yang terdiri dari : a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis dan Pengaturan, yang terdiri dari : Seksi Perencanaan Seksi Pengaturan b. Sub Direktorat Penataan Lingkungan Wilayah I, yang terdiri dari : Seksi Wilayah Sumatera Seksi Wilayah Jawa c. Sub Direktorat Penataan Lingkungan Wilayah II, yang terdiri dari : Seksi Wilayah Kalimantan dan Sulawesi Seksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua d. Sub Direktorat Bangunan Gedung, yang terdiri dari : Seksi Bangunan Gedung Wilayah I Seksi Bangunan Gedung Wilayah II e. Sub Direktorat Gedung dan Rumah Negara, yang terdiri dari : Seksi Gedung Negara Seksi Rumah Negara f. Sub Bagian Tata Usaha 4. Direktorat Pengembangan Permukiman Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman didukung oleh organisasi yang terdiri dari : a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis dan Pengaturan, yang terdiri dari : Seksi Perencanaan Seksi Pengaturan b. Sub Direktorat Pengadaan Permukiman Baru, yang terdiri dari : Seksi Wilayah I Seksi Wilayah II c. Sub Direktorat Peningkatan Permukiman Wilayah I, yang terdiri dari : Seksi Wilayah Sumatera Seksi Wilayah Jawa d. Sub Direktorat Peningkatan Permukiman Wilayah II, yang terdiri dari : Seksi Wilayah Kalimantan/Sulawesi Seksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Papua e. Sub Direktorat Kawasan Metropolitan, yang terdiri dari : Seksi Perencanaan dan Pelaporan Seksi Pembinaan/Fasilitasi f. Sub Bagian Tata Usaha 5. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman didukung oleh organisasi yang terdiri dari : 3

16 a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis dan Pengaturan, yang terdiri dari : Seksi Perencanaan Seksi Pengaturan b. Sub Direktorat Pengembangan Sistem Air Limbah, yang terdiri dari : Seksi Wilayah I Seksi Wilayah II c. Sub Direktorat Pengembangan Sistem Drainase dan Sampah, yang terdiri dari : Seksi Wilayah I Seksi Wilayah II d. Sub Direktorat Investasi Penyehatan Lingkungan Permukiman, yang terdiri dari : Seksi Analisis Wilayah I Seksi Analisis Wilayah II e. Sub Pengelolaan dan Pengusahaan, yang terdiri dari : Seksi Bintek OP Seksi Pembinaan Teknis f. Sub Bagian Tata Usaha 6. Direktorat Pengembangan Air Minum Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Air Minum didukung oleh organisasi yang terdiri dari : a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis dan Pengaturan, yang terdiri dari : Seksi Perencanaan Seksi Pengaturan b. Sub Direktorat Wilayah I, yang terdiri dari : Seksi Wilayah Sumatera Seksi Wilayah Jawa c. Sub Direktorat Wilayah II, yang terdiri dari : Seksi Wilayah Kalimantan/Sulawesi Seksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Papua d. Sub Direktorat Investasi, yang terdiri dari : Seksi Investasi Wilayah I Seksi Investasi Wilayah II e. Sub Direktorat Pengelolaan dan Pengusahaan, yang terdiri dari : Seksi Bintek O dan P Seksi Bintek Manajemen dan Kelembagaan Adapun Struktur Organisasi dapat digambarkan, sebagai berikut : 4

17 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA SEKRETARIAT DITJEN. CIPTA KARYA DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KABAG. KEPEGAWAIAN DAN ORTALA SUBDIT. KEBIJAKAN DAN STRATEGI SUBDIT. PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGATURAN SUBDIT. PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGATURAN SUBDIT. PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGATURAN SUBDIT. PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGATURAN KABAG. PER-UU-AN SUBDIT. PROGRAM DAN ANGGARAN SUBDIT. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN BARU SUBDIT. PENGEMBANGAN AIR MINUM WILAYAH I SUBDIT. PENGEMBANGAN SISTEM AIR LIMBAH SUBDIT. PENATAAN LINGKUNGAN WIL. I KABAG. UMUM SUBDIT. KLN DAN POLA INVESTASI SUBDIT. PENINGKATAN PERMUKIMAN WIL. I SUBDIT. PENGEMBANGAN AIR MINUM WILAYAH II SUBDIT. PENGEMB. SISTEM DRAINASE DAN PERSAMPAHAN SUBDIT. PENATAAN LINGKUNGAN WIL. II KABAG. KEUANGAN SUBDIT. EVALUASI KINERJA SUBDIT. PENINGKATAN PERMUKIMAN WIL. II SUBDIT. INVESTASI AIR MINUM SUBDIT. INVESTASI PLP SUBDIT. BANGUNAN GEDUNG SUBDIT. DATA DAN INFORMASI SUBDIT. KAWASAN METROPOLITAN SUBDIT. PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SUBDIT. PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SUBDIT. PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA TAHUN

18 1.3. KONDISI YANG MEMPENGARUHI Tugas dan tanggung jawab yang harus diemban oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang ada, antara lain : 1. Timbulnya permasalahan daerah yang semakin kompleks atau multi dimensional. 2. Terjadinya degradasi sosial masyarakat yang semakin tajam dan mengarah pada terjadinya kenflik sosial masyarakat di berbagai daerah. 3. Semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin dan pengangguran, terutama di daerah perkotaan. 4. Perkembangan sektor informal yang kurang terkendali. 5. Terjadinya degradasi daya dukung lingkungan baik di perkotaan maupun di perdesaan. 6. Keterbatasan tersedianya infrastruktur perkotaan dan perdesaan yang dapat mendukung pengembangan perekonomian lokal. 7. Semakin menurunnya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan umum. 8. Masih terbatasnya pemahaman tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance and Management). 9. Kerjasama yang masih kurang kondusif antara Eksekutif dengan Legislatif. 10. Dalam masa transisi proses desentralisasi masih perlu pemantapan. TAHUN

19 BAB II PERENCANAAN STRATEJIK 2.1. RENCANA STRATEJIK Dalam penyelenggaraan fungsi, tugas, dan tanggungjawabnya, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menyusun Rencana Stratejik yang dirancang dan digunakan sebagai acuan awal dalam menuju sasaran yang akan dicapai. Penyusunan Rencana Stratejik sepenuhnya mempertimbangkan tuntutan lingkungan stratejik yang bersifat lokal, nasional, maupun global. Rencana Stratejik yang dimaksud pada hakekatnya memuat tujuan akhir yang hendak dicapai dalam penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya. Secara garis besar, prasarana dan sarana yang saling mendukung antar sektoral sangat beragam, dengan demikian kegiatan dan kebijakan yang ada sangat bersifat multi (lintas) sektoral. Rumusan yang konstruktif dan terpadu dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi yang mempengaruhi serta tantangan yang dihadapi. Untuk itu telah dirumuskan langkahlangkah perencanaan dalam bentuk Visi, Misi, Kebijakan, Strategi, serta Program yang dapat digambarkan sebagai berikut : VISI Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur yang handal dalam pengembangan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan penyehatan lingkungan permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan MISI Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur) permukiman di perkotaan dan perdesaan dalam rangka mengembangkan permukiman yang layak huni, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, aman, tenteram, dan berkelanjutan untuk memperkuat pengembangan wilayah. Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman, termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasinya. Melaksanakan pembinaan penataan kawasan perkotaan dan perdesaan serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan. 6

20 Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar, dan daerah tertinggal, serta air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air. Memperbaiki kerusakan infrastruktur permukiman dan penanggulangan darurat akibat bencana alam dan kerusuhan sosial. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional, serta pengembangan NSPM, dengan menerapkan prinsip good governance TUJUAN DAN SASARAN a. TUJUAN Melaksanakan penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang dilakukan melalui pendekatan pengembangan wilayah dan pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan teknologi dalam mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis dan Indonesia yang lebih sejahtera. b. SASARAN Terdukungnya penyediaan PS (infrastruktur) dalam penanganan pasca bencana (± unit rumah di NAD dan Nias) serta kerusuhan sosial di berbagai wilayah di Indonesia sebanyak unit rumah. Penanganan tanggap darurat sebanyak unit rumah dan rehabilitasi PS (infrastruktur) permukiman pada daerah lokasi pasca konflik pada 60 kawasan antara lain NAD, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Tersedianya PS (infrastruktur) permukiman di pulau-pulau kecil, terpencil, dan daerah tertinggal di 11 propinsi. Terdukungnya pengembangan PS (infrastruktur) permukiman di daerah perbatasan sebanyak 60 kawasan pada 7 propinsi. Meningkatnya kapasitas penyelenggaraan pembangunan infrastruktur SDM yang profesional dan handal serta terwujudnya sistem institusi/organisasi yang efektif sebanyak 130 paket. Meningkatnya kapasitas pemerintah daerah dalam penyelenggaraan konstruksi dan keselamatan bangunan serta penataan lingkungan permukiman di 160 kabupaten/kota. Tersedianya berbagai perangkat kebijakan, pedoman, prosedur sebanyak 150 paket NSPM, serta pengembangan piranti lunak, bantuan teknik, dan bimbingan teknik sebanyak 50 paket. Terfasilitasinya prasarana dan sarana permumahan dan permukiman yang layak huni dan terjangkau 671 unit, dukungan rusunawa 30 ribu unit, dan meningkatnya kualitas permukiman di perdesaan di 665 kawasan, serta terentaskannya kemiskinan di kelurahan. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan PS air minum kepada 11 juta jiwa di perkotaan dan perdesaan (terutama kawasan rawan air bersih perkotaan dan perdesaan), pengelolaan sanitasi di 276 kabupaten/kota, pengembangan drainase dan pengelolaan sistem 7

21 persampahan, serta meningkatnya kualitas lingkungan permukiman di kawasan kumuh dan nelayan seluas ha yang mencakup sekitar 4,2 juta unit. Meningkatnya penerapan standar keselamatan bangunan gedung di 32 propinsi dan terehabilitasinya bangunan gedung negara di 15 propinsi. Meningkatnya kualitas lingkungan dan vitalitas kawasan perekonomian kota, bersejarah, pariwisata, dan kawasan lainnya melalui revitalisasi 247 kawasan serta tertatanya kembali lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah pada 395 kawasan, termasuk fasilitasi dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di 150 kota. Tersedianya PS (infrastruktur) perkotaan dan perdesaan, terutama akses jalan, di kawasan cepat tumbuh, di daerah pinggiran kota melalui kawasan desa pusat pertumbuhan, serta kawasan agropolitan dan daerah tertinggal di 31 propinsiuntuk meningkatkan keterkaitan hubungan kota-desa. Meningkatnya keikutsertaan swasta dalam investasi pembangunan PS (infrastruktur) air minum di 50 kota metro/besar/sedang KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN a. KEBIJAKAN Orientasi kebijakan pembangunan prasarana dan sarana Bidang Cipta Karya yang digariskan mencakup butir-butir sebagai berikut : Penanggulangan dampak konflik sosial dan bencana dalam rangka tanggap darurat dan peningkatan pelayanan infrastruktur di pulau-pulau, daerah terisolir, dan perbatasan. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif, dan SDM yang professional dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PU (Capacity Building). Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) penyelenggaraan infrastruktur perumahan permukiman. Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PU dalam mewujudkan perumahan dan permukiman yang berkelanjutan. Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh dan nelayan untuk menanggulangi kemiskinan. Pembinaan bangunan gedung dalam rangka menuju standar keselamatan dan keamanan bangunan sesuai standar yang berlaku dan pengelolaan gedung dan rumah negara. Peningkatan produktivitas fungsi kawasan perkotaan dan revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan kawasan lainnya yang menurun kualitasnya serta pembinaan ruang terbuka hijau. Peningkatan pelayanan infrastruktur perdesaan, kawasan agropolitan, daerah tertinggal dan dalam rangka keterkaitan kota-desa. Mendorong keterlibatan swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana air minum. 8

22 b. PROGRAM Secara garis besar, klasifikasi program diorientasikan pada penyelenggaraan prasarana dan sarana bidang Air Minum, Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP), Pengembangan Permukiman, Tata Bangunan dan Lingkungan serta Pendukung dan Penunjang, masing-masing untuk kurun waktu tahun adalah sebagai berikut : 1. SEKTOR PERKOTAAN DAN PERDESAAN SERTA PENDUKUNG DAN PENUNJANG Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Selama tahun diprogramkan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan yang meliputi Penataan dan Revitalisasi Kawasan dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM (PKPS BBM) di 32 propinsi di Indonesia. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Selama tahun diprogramkan untuk meningkatkan sumber daya manusia sebanyak personil. Penyusunan Rencana, Program, Kebijakan dan Pengaturan (NSPM) Penyusunan Rencana, Program, Kebijakan dan Pengaturan (NSPM) selama tahun diprogramkan sebanyak 750 paket rumusan yang dihasilkan. 2. SEKTOR AIR MINUM Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM. Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum, dengan kegiatan: perbaikan PS Air Minum di kawasan kerusuhan sosial, termasuk di NAD, Maluku, Maluku Utara, Papua. Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum, dengan kegiatan Program Pembinaan Kapasitas Daerah, Masyarakat, dan Dunia Usaha dengan kegiatan tersebar di seluruh 32 propinsi di Indonesia. Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum, dengan kegiatan pengembangan kapasitas air minum sebanyak 15 ribu l/dt dan dukungan PS air minum untuk kawasan rawan air di kawasan. Pengembangan Sistem Air Minum dengan kegiatan fasilitasi penyediaan air minum mendukung perumahan serta penyediaan air minum di perkotaan dan perdesaan. 3. SEKTOR PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM. Program Pengembangan sistem persampahan dan drainase dengan kegiatan pengembangan PSDPP, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil di 330 kawasan perdesaan. 9

23 Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase dengan kegiatan Program Pembinaan Kapasitas Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dengan kegiatan tersebar di seluruh 32 propinsi di Indonesia. Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase, dengan kegiatan : Pengembangan persampahan regional di kota Metro, besar, dan sedang di 173 kota/kabupaten, dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di beberapa kota. Stimulasi pengembangan prasarana drainase untuk penanggulangan genangan di perkotaan dan kawasan strategis pada 306 lokasi. Program pengembangan sistem persampahan dan drainase dengan kegiatan penataan dan revitalisasi kawasan di kawasan strategis, potensial, dan kota lama yang mengalami degradasi ekonomi, sosial, dan budaya di 247 kawasan. Program pengembangan sistem air limbah di 276 kabupaten/kota untuk fasilitasi pengembangan sistem air limbah terpusat di kota metropolitan/besar serta percontohan sistem air limbah di kota sedang dan kecil. 4. SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Program Pengembangan Perumahan dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek pengembangan perumahan sebanyak 300 paket. Program Pengembangan Perkotaan dan Perdesaan dengan kegiatan piranti lunak peraturan perundang-undangan, peningkatan fungsi kawasan, pengembangan perdesaan terpadu, pengembangan perkotaan, NSPM, kebijakan, bantek, bintek pengembangan perkotaan dan perdesaan. Program pengembangan perumahan dengan kegiatan penanganan pasca bencana alam dan kerusuhan sosial sebanyak unit rumah serta penanganan tanggap darurat sebanyak unit rumah. Dukungan pengembangan perumahan, dengan kegiatan: Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada Kasiba/Lasiba sebanyak 1,3 juta unit PSD. Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada Rusunami sebanyak 65 ribu unit PSD. Fasilitasi pengembangan Rusunawa dan PSD Permukiman sebanyak unit. Program Pembangunan PSDPP jalan desa. 5. SEKTOR BANGUNAN GEDUNG Program Pengembangan Komunitas Perumahan dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek pemberdayaan komunitas perumahan sebanyak 130 paket. 10

24 Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan, dengan kegiatan : Fasilitasi Penyediaan perumahan dan PSD Permukiman yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat, penataan dan rehabilitasi lingkungan kumuh sebanyak 4,5 unit; Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) sebanyak KK. Pengembangan perumahan dengan kegiatan rehabilitasi gedung negara di 15 propinsi, pembinaan gedung dan rumah negara di 32 propinsi, dan peningkatan kebun raya istana presiden. Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan fasilitasi perbaikan, dan penataan kembali lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah di 395 lokasi. Program pengembangan perumahan dengan kegiatan penguatan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan gedung di 160 kota/kabupaten. Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman di 80 kota/kabupaten. c. KEGIATAN Rehabilitasi dan pembangunan rumah sebanyak unit dalam rangka penanganan pasca bencana alam di NAD dan Nias, kerusuhan sosial sebanyak unit di berbagai wilayah di Indonesia, serta penanganan tanggap darurat sebanyak unit rumah di 6 propinsi. Penyediaan PS (infrastruktur) air minum, air limbah, persampahan, dan drainase untuk 60 kawasan di 6 propinsi pada daerah lokasi pasca konflik meliputi : NAD, Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Penyediaan PS (infrastruktur) air minum dan pengelolaan sanitasi di pulaupulau kecil dan terpencil di 11 propinsi. Pengembangan PS (infrastruktur) permukiman, persampahan, dan drainase di pulau-pulau kecil dan terpencil di 11 propinsi. Penyediaan PS (infrastruktur) air minum, jalan poros, persampahan, dan drainase pada kawasan perbatasan di 9 propinsi. Fasilitasi pengembangan permukiman di 190 kawasan di daerah tertinggal dan pulau kecil serta 60 kawasan di daerah perbatasan. Pendampingan kepada daerah dalam penyiapan strategi pembangunan kota, penyusunan RPJM, penyiapan Renstra, pengembangan sosial-budaya dan ekonomi lokal, serta penanganan lingkungan di 250 kota. Pendampingan dalam pemberdayaan komunitas perumahan sebanyak 300 paket dan penyusunan pedoman 130 paket. Penguatan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan gedung di 160 kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM sektor air minum, air limbah, persampahan, dan drainase, serta bidang jalan kota sebanyak 150 paket. 11

25 Melakukan kegiatan piranti lunak peraturan perundang-undangan, peningkatan fungsi kawasan, pengembangan perdesaan terpadu, pengembangan perkotaan, kebijakan, bantek dan bintek pengembangan perkotaan dan perdesaan sebanyak 50 paket di 32 propinsi. Melakukan kegiatan pengembangan perumahan meliputi : Dukungan PSD permukiman pada Kasiba/Lisiba sebanyak 671 unit Fasilitas pengembangan rusunawa dan PSD Permukiman sebanyak kelurahan Penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) sebanyak kelurahan. Peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan melalui program KTP2D di 665 kawasan. Pengembangan kapasitas air minum sebanyak 15 ribu l/dt dan dukungan PS (infrastruktur) air minum untuk kawasan rawan air di kawasan, serta pengembangan sistem air limbah di 276 kabupaten/kota. Kegiatan pengembangan PS (infrastruktur) persampahan dan drainase meliputi : Pengembangan persampahan regional di beberapa kota metro dan besar, dan stimulan TPA di 173 kota sedang. Stimulasi pengembangan prasarana dan drainase untuk penanggulangan genangan di perkotaan dan kawasan strategis pada 306 lokasi. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh dan penyediaan perumahan melalui pemberdayaan masyarakat sebanyak 4,2 juta unit rumah dan peningkatan kualitas kawasan kumuh seluas ha di 32 propinsi. Rehabilitasi bangunan gedung negara di 15 propinsi dan peningkatan kebun raya/istana presiden. Penataan dan revitalisasi kawasan strategis, potensial yang mengalami degradasi ekonomi, sosial, dan budaya di 247 kawasan. Kegiatan fasilitasi perbaikan dan penataan kembali lingkungan tradisional dan bersejarah di 395 lokasi, peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman. Bantuan teknis dalam pengelolaan ruang terbuka hijau di perkotaan sebanyak 150 kota, kegiatan pengembangan PS (infrastruktur) desa pusat pertumbuhan seperti pembangunan jalan poros desa sepanjang km, serta pengembangan jalan akses km untuk mendukung 1 juta rumah dan jalan sekunder perkotaan. Pengembangan PS (infrastruktur) desa agropolitan (jalan poros, terminal, pasar desa/regional) sebanyak 238 kawasan yang tersebar di 31 propinsi. Fasilitasi keterlibatan swasta dalam penyediaan air minum untuk mendukung pengembangan kawasan perumahan dan penyediaan air minum di 50 perkotaan metro/besar/sedang. 12

26 2.2. RENCANA KINERJA RENCANA KINERJA TAHUNAN 1. SEKTOR PERKOTAAN DAN PERDESAAN SERTA PENDUKUNG DAN PENUNJANG Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi desa dengan 45 kabupaten tersebar di 4 propinsi. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Rencana kinerja yang diprogramkan dicapai tahun anggaran 2006 untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebanyak personil. Penyusunan Rencana, Program, Kebijakan dan Pengaturan (NSPM) Rencana kinerja yang telah diprogramkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 sebanyak 153 paket rumusan yang dihasilkan. 2. SEKTOR AIR MINUM Jumlah investasi yang digunakan untuk pengembangan fisik sistem penyediaan air minum yang memberi pengaruh pada tingkat manfaat adalah sebesar Rp 454,989 milyar yang tersebar pada 385 lokasi di 32 propinsi di Indonesia. Diharapkan kegiatan pengembangan sistem penyediaan air minum tersebut dapat memberi manfaat kepada jiwa. 3. SEKTOR PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan Pengembangan sistem pengelolaan persampahan bertujuan untuk peningkatan kebersihan kawasan perkotaan dan derajat kesehatan masyarakat. Kriteria Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan meliputi : Stimulasi (reward) peningkatan kualitas dan kapasitas prasarana dan sarana TPA regional untuk kawasan perkotaan kota besar dan metropolitan Initial investment yang bersifat stimulan dan reward untuk Pemerintah kabupaten/kota yang sudah mengoperasikan TPA dengan baik tetapi masih perlu dioptimalkan operasionalnya. Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Pengembangan sistem drainase bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisasi tingkat genangan sehingga dapat menurunkan tingkat gangguan ekonomi kota dan kerugian harta benda yang berskala nasional serta untuk peningkatan kualitas lingkungan perumahan dalam upaya dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNSPR). Kriteria Pengembangan Sistem Drainase meliputi : Stimulasi rehabilitasi dan pembangunan sistem drainase primer di kawasan strategis perkotaan kota besar dan metropolitan yang rawan 13

27 terhadap genangan/banjir dan akan menimbulkan gangguan berskala nasional dan regional dan kerugian harta benda. Rehabilitasi dan pembangunan drainase dalam upaya dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNSPR). Perhatian diberikan pada daerah yang selalu tergenang di perkotaan Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Pengembangan sistem pengelolaan air limbah bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah perkotaan padat penduduk dan rawan penyakit, serta kawasan strategis lainnya di kota besar dan metropolitan, serta menuju sasaran Millennium Development Goal (MDG) dan gerakan nasional percepatan pembangunan air minum dan sanitasi. Kriteria Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah meliputi : Pengembangan prasarana dan sarana air limbah terpusat di wilayah strategis dan cepat tumbuh, dan padat di kawasan perkotaan kota besar dan metropolitan. Optimalisasi sistem terpusat yang telah dibangun baik namun tingkat pelayanannya masih rendah (< 60% cakupan pelayanan) Bantuan fisik dalam rangka penyiapan pengembangan prasarana dan sarana pengolahan air limbah terpusat di kota-kota sedang/ibu Kota Kab baru/kota Baru. Penyediaan prasarana dan sarana air limbah sistem on-site terkait dengan kawasan pelayanan air bersih di kawasan rawan sanitasi. 4. SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Rencana kinerja yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun anggaran 2006 meliputi : Program penanggulangan dampak konflik sosial dan bencana dalam rangka tanggap darurat/rehabilitasi dan peningkatan infrastruktur perumahan dan permukiman di pulau-pulau kecil, terpencil, daerah terisolir, dan perbatasan melalui kegiatan : Pembangunan PS Permukiman di pulau-pulau kecil, terpencil, daerah tertinggal dengan dana Rp ,- di 45 kota/kabupaten pada 50 kawasan dengan jumlah penduduk terlayani jiwa. Pembangunan PS Permukiman pasca konflik/bencana dengan dana Rp ,- di 5 kota/kabupaten dengan jumlah KK terlayani 160 KK. Selain itu, ada Satker Inpres 6/2003 yang bertujuan untuk mendukung penanganan prasarana dan sarana Bidang Cipta Karya pada daerah pasca konflik di Maluku dan Maluku Utara yang pada tahun 2006 mempunyai anggaran dana sebesar Rp ,-. Pembangunan PS Permukiman di daerah perbatasan dengan dana Rp ,- di 24 kota/kabupaten pada 24 kawasan dengan jumlah penduduk terlayani jiwa. Program meningkatkan kapasitas manajemen pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha di daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PU melalui kegiatan : 14

Direktorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR

Direktorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR PENGANTAR Sesuai dengan kewajiban, maka dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2007, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, sebagai Lembaga Pemerintah Tingkat Eselon I menyusun Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS TA.2006

PROGRAM PRIORITAS TA.2006 PROGRAM PRIORITAS TA.2006 SUB SEKTOR PERSAMPAHAN & DRAINASE 1. PENINGKATAN KUALITAS TPA (11 KOTA & 3 KAB. YANG TERDIRI DARI 7 PAKET DAN 6 UNIT PEKERJAAN/KEGIATAN DENGAN TOTAL ANGGARAN SEBESAR Rp. 9,431

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI 2015-2019 Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP KONDISI SANITASI SAAT INI SUB SEKTOR 2010 2011 2012 2013 Air Limbah 55,53% 55,60% 57,82%

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN TAHUN ANGGARAN 213 NOMOR DIPA-33.5-/213 DS 11-823-4351-5822 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara.

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA

kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 1 2 PROGRAM KERJA PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 3 Kata Pengantar Keterpaduan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN DISAMPAIKAN OLEH : A.PONGSILURANG ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN 1. Aksesibilitas Pengelolaan Air Limbah Permukiman

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota A. Visi Visi sanitasi kota Mamuju dapat di rumuskan sebagai berikut : Mewujudkan Lingkungan yang bersih

Lebih terperinci

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI Jakarta, 4 April 2018 Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/ Bappenas CAPAIAN

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota. - 20 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN PERUMAHAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA TATA RUANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN JOMBANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN MEMIMPIN, MENGKOORDINASIKAN DAN MENGENDALIKAN TUGAS-TUGAS DIBIDANG PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAWASAN YANG MELIPUTI PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS DAN KERJASAMA PENGEMBANGAN KAWASAN;

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF LAMPIRAN i ii iii iv V vi xii BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN 1.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN KEGIATAN PERDESAAN POTENSIAL DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-CIPTA KARYA-AN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN RAPAT KOORDINASI MINAPOLITAN TAHUN 2014 BATAM 21 23 SEPTEMBER 2014 DIREKTORAT PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( ) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) Bagian

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN RAKYAT KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Disampaikan Oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Bidakara, 9 10 Februari 2011 Umum Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2011

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 2 LaPORAN Kinerja DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 3 Laporan Kinerja Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja Direktorat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2009

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2009 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Instansi Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu Dinas yang bergerak dalam bidang Ke Cipta Karyaan, sebelumnya bernama Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

Buletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara

Buletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara Tentang Program Kotaku Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2006

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 /PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

- 26 - PEMERINTAH. 3. Penetapan rencana. 3. Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai

- 26 - PEMERINTAH. 3. Penetapan rencana. 3. Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai - 26 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,

Lebih terperinci

D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air

D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air

Lebih terperinci

1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air

Lebih terperinci

PROFILE DINAS CIPTA KARYA

PROFILE DINAS CIPTA KARYA PROFILE DINAS CIPTA KARYA A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Dinas Cipta Karya adalah pelaksanaan Bidang Pekerjaan Umum Khususnya bidang Keciptakaryaan yang diberikan kewenangan dan kepercayaan untuk menjadikan

Lebih terperinci

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.371, 2015 KEMENPU PR. Dana Alokasi Khusus. Insfrastuktur. Petunjuk Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03/PRT/M/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Akses terhadap layanan sanitasi yang layak merupakan hak asasi bagi manusia, untuk itu penyediaan layanan sanitasi yang baik dan mudah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008 BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Lebih terperinci

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. Permasalahan yang Dihadapi BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan

Lebih terperinci

- 6 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

- 6 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. - 6-3. BIDANG PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu 3. Penetapan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 A. Capaian Kinerja Tahun Pengukuran kinerja atas sasaran dilakukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2015-2019 DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 LANDASAN

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2016 2 laporan kinerja Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya T.A 2016Laporan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN (KSNP-SPALP)

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH UNTUK MENDUKUNG TERWUJUDNYA PERMUKIMAN LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

PELAKSANAAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH UNTUK MENDUKUNG TERWUJUDNYA PERMUKIMAN LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN PELAKSANAAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH UNTUK MENDUKUNG TERWUJUDNYA PERMUKIMAN LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN Disampaikan Oleh: Kasubdit. Perencanaan Teknis/Kepala PMU Program Kotaku Direktorat Pengembangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA PADANGSIDIMPUAN]

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA PADANGSIDIMPUAN] BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higieni Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yag dilakukan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN.

A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN. LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 10 TAHUN 2007 TANGGAL : 28 Desember 2007 A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN. 1. Kebijakan : 1.1. Kebijakan dan Standar : a. Penetapan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam Renstra Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo 2012-2017 telah ditetapkan visi jangka menengah, yaitu Terwujudnya Infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Berkualitas

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun

Lebih terperinci

NO LD.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT

NO LD.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT A. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN SUB BIDANG SUB-SUB BIDANG PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi

Lebih terperinci

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH - 11 - C. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air di 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori RUSUN (rumah susun) merupakan model yang tepat dengan filosofi dasar untuk meningkatkan martabat masyarakat berpenghasilan rendah dengan penyediaan fasilitas

Lebih terperinci

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi 5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja kabupaten, hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto. EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh : Arif Mudianto Abstrak Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Disampaikan oleh: Ir. Rina Agustin Indriani, MURP Sekretaris

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

Formulir Hasil Renja Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2017

Formulir Hasil Renja Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2017 ormulir Hasil Renja Pertanahan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2017 Kode Sasaran Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.669, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Bantuan Stimulan. Peningkatan Kualitas. Kumuh. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-033.11-0/2013 DS 0213-6410-3677-6422 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-033.11-0/AG/2014 DS 9272-2750-2151-8497 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci