KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2016

2 2 laporan kinerja Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya T.A 2016Laporan

3 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 3 media pertanggung jawaban pelaksanaan program dan kegiatan unit organisasi dan merupakan piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya selama 1 (satu) tahun

4 4 laporan kinerja

5

6 6 laporan kinerja

7 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 7 Daftar Isi

8 8 laporan kinerja Daftar Isi

9 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Kata Pengantar Daftar Isi Pendahuluan Perencanaan Kinerja Kapasitas Organisasi Akuntabilitas Kinerja Penutup Lampiran

10 10 laporan kinerja Daftar Gambar Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Karya Gambar 1.2. Struktur Organisasi Balai Teknik Air Minum dan Balai Teknik Sanitasi Gambar 2.1. Peta Strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya Gambar 2.2. Strategi Pembiayaan dalam Pencapaian Sasaran Program Gambar 3.1. Komposisi SDM DJ CK Berdasarkan Status Kepegawaian Gambar 3.2. Komposisi SDM DJ CK Berdasarkan Status Kepegawaian ASN di Setiap Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Gambar 3.3. Komposisi SDM DJ CK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar 3.4. Komposisi SDM DJ CK Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 3.5. Komposisi SDM Berjenis Kelamin Perempuan pada Posisi Struktural di Lingkungan DJCK Gambar 3.6 Persebaran Alokasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Direktorat Jenderal Cipta Karya Gambar 3.7 Sistem Pelaksanaan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Gambar 4.7. Capaian Nasional berdasarkan Capaian Kontribusi Ditjen Cipta Karya (APBN) Gambar 4.8. Kinerja Penyelenggaraan Output Mendukung Sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Gambar 4.9 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat Kepulauan Mentawai Gambar 4.10 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat Manokwari Gambar 4.11 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat Kabupaten Buton Utara. Gambar 4.12 Kinerja penyelenggaraan output pendukung sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman Gambar 4.13 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek pada Kawasan Wasela Timur, Halmahera timur, Maluku Utara Gambar 4.14 Kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek pada Kawasan Argasunya, Cirebon Gambar 4.15 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek pada Kawasan Bulak, Kota Surabaya Gambar 4.16 Kinerja output pendukung sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Gambar 4.17 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek pada TPA Bungo, Jambi Gambar 4.18 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek pada IPLT Batang Hari, Jambi Gambar 4.19 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek IPLT Bangka Tengah, Bangka Belitung Gambar 4.20 Pelayanan Publik Pengurusan Rumah Negara Golongan III

11 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 11 Daftar Tabel Tabel 2.1. Target Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Tabel 2.2. Revisi Perjanjian Kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016 Tabel 2.3. Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBNP Tahun Tabel 2.4. Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman Layak dari Dana APBNP Tahun 2016 Tabel 2.5. Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBNP Tahun 2016 Tabel 3.1 Data Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya. Tabel 4.1. Rincian Rata-Rata Nilai Kinerja Individu Ditjen. Cipta Karya Tabel 4.2. Jumlah sistem/aplikasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tabel 4.3. Jumlah Lembaga Pengelola Yang Meningkat Kapasitasnya Tabel 4.4. Jumlah SDM Lembaga Pengelola yang Meningkat Kapasitasnya Tabel 4.5. Nilai hasil evaluasi penyelenggaraan SAKIP unit organisasi DJCK Tabel 4.6. Jumlah NSPK yang di terbitkan dalam tahun 2016 Tabel 4.7. Jumlah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki Peraturan Penyelenggaraan Permukiman Tabel 4.8. Pencapaian Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2016 Tabel 4.9. Kontribusi Ditjen Cipta Karya terhadap Sasaran Program Nasional Tabel Peningkatan cakupan pelayanan air minum Periode Tabel Bobot pada Masing-masing Kriteria Tabel Pemenang Penghargaan PUPR tahun 2016 Tabel Capaian Outcome Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2016

12 12 laporan kinerja

13 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 13 Bab I Pendahuluan

14 14 laporan kinerja Pendahuluan Dalam RPJMN III, salah satu arah kebijakan umum pembangunan nasional adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) Direktorat Jenderal Cipta Karya disusun untuk memberikan gambaran yang jelas dan transparan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja serta capaian yang telah dilaksanakan selama 1 (satu) tahun. Hasilnya diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan dan seluruh jajaran instansi Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai bahan acuan dalam penyusunan program dan kegiatan di tahun mendatang sehingga tersusun program yang lebih fokus, efektif, efisien, terukur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai alat untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya kepada masyarakat dan stakeholders lainnya. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia dalam bentuk rumusan visi, misi, dan arah pembangunan nasional. Pelaksanaan RPJPN terbagi dalam periodesasi Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 5 (lima) tahunan yang dituangkan dalam RPJMN I Tahun , RPJMN II Tahun , RPJMN III Tahun , dan RPJMN IV Tahun Dalam RPJMN III, salah satu arah kebijakan umum pembangunan nasional adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Buku II RPJMN III Tahun pada Bab 9 tentang Bidang Penyediaan Sarana dan Prasarana mengamanatkan pembangunan infrastruktur diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh serta mewujudkan peningkatan keandalan dan keberlanjutan layanan sumber daya air untuk pemenuhan air minum, sanitasi, dan irigasi guna menunjang ketahanan air dan pangan. Sejalan dengan RPJMN III, salah satu tujuan Kementerian PUPR yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR adalah menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua yang akan dicapai salah satunya melalui sasaran strategis meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman Instrumen kebijakan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman adalah Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.

15 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 15 Keberhasilan pelaksanaan program pada Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran program, yaitu: 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses air minum; 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dengan indikator kinerja penurunan luasan permukiman kumuh; 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses sanitasi. Dalam mencapai sasaran program tersebut di atas, dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Pengaturan, Pembinaan dan Pelaksanaan Pengembangan Permukiman 2. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Penataan Bangunan Gedung 3. Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan 4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 5. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman 6. Penyusunan Kebijakan Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja, Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai salah satu Unit Organisasi Kementerian PUPR, wajib melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya pada setiap akhir tahun. Laporan ini merupakan wujud pertanggung jawaban pelaksanaan program untuk mencapai misi dan tujuan organisasi yang disampaikan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tugas dan Fungsi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengamanatkan bahwa Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 3. Perumusan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,

16 16 laporan kinerja pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembang an sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengem bangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 15/ PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung oleh 6 (enam) unit kerja, meliputi: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui penyelenggaraan fungsi: a. pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana; b. pelaksanaan urusan administrasi keuangan, tata usaha, dan rumah tangga direktorat jenderal; c. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, fasilitasi advokasi hukum, pemberian pertimbangan hukum serta penyelenggaraan komunikasi publik direktorat jenderal; d. pengelolaan barang milik negara direktorat jenderal; dan e. koordinasi, pemantauan dan evaluasi sarana dan prasarana penanggulangan darurat bencana alam. 2. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, bertugas melakukan penyusunan keterpaduan perencanaan dan kemitraan, pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaan data dan sistem informasi serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman, serta penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air min um dan penyehatan lingkungan permukiman, melalui penyelenggaraan fungsi: a. penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman; b. penyusunan keterpaduan perencanaan dan kemitraan pembangunan infrastruktur permukiman; c. penyusunan keterpaduan program, pembiayaan tahunan yang bersumber dari APBN dan pembiayaan lainnya; d. pemantauan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman; e. pengelolaan data dan sistem teknologi informasi; f. pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program kegiatan dan pembangunan infrastruktur permukiman; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 3. Direktorat Bina Penataan Bangunan, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan perencanaan teknis, penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan, gedung, pengelolaan rumah negara, penataan bangunan dan lingkungan

17 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 17 khusus, serta penyusunan standarisasi dan penguatan kelembagaan, Direktorat Bina Penataan Bangunan melalui penyelenggaraan fungsi: a. penyiapan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; e. fasilitasi, pemberdayaan, dan penguatan kelembagaan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 4. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, melalui penyelenggaraan fungsi: a. penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus; b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus; c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah; d. pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus;

18 18 laporan kinerja e. penyusunan dan penyebarluasan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus; f. fasilitasi pembinaan kelembagaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 5. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman melalui penyelenggaraan fungsi: a. Penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait serta fasilitasi penyediaan tanah; d. pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; e. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; f. fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 6. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum melalui penyelenggaraan fungsi: a. penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan laporan pengembangan sistem penyediaan air minum; b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus; c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah; d. pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum; e. penyiapan penyusunan norma, standar,

19 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 19 prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum; f. fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Setiap Unit Kerja, pada pelaksanaan tugasnya, didukung oleh 5 (lima) sub direktorat (subdit.) yang menjalankan fungsi perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan NSPK dan pemberian bimbingan teknis, serta 1 unit Tata Usaha yang menjalankan fungsi dukungan administrasi. Diagram struktur organisasi Direktorat Jenderal Karya, dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya SEKRETARIAT Direktorat Jenderal BAGIAN KEPEGAWAIAN, DAN TATA LAKSANA BAGIAN KEUANGAN DAN UMUM BAGIAN HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK BAGIAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA Direktorat KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Direktorat BINA PENATAAN BANGUNAN Direktorat PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Direktorat PENGEMBANGAN spam Direktorat PENGEMBANGAN PLP SUBBAG TATA USAHA SUBBAG TATA USAHA SUBBAG TATA USAHA SUBBAG TATA USAHA SUBBAG TATA USAHA SUBDIT KETERPADUAN PERENCANAAN & KEMITRAAN SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS SUBDIT KETERPADUAN PEMBIAYAAN SUBDIT BANGUNAN GEDUNG SUBDIT KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN SUBDIT spam perkotaan SUBDIT pengelolaan air limbah SUBDIT KETERPADUAN PELAKSANAAN SUBDIT PENGELOLAAN RUMAH NEGARA SUBDIT KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN SUBDIT spam perdesaan SUBDIT pengelolaan persampahan SUBDIT PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM INFORMASI SUBDIT PENATAAN BANGUNAN & LINGKUNGAN KHUSUS SUBDIT KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS SUBDIT spam kawasan khusus SUBDIT penyehatan lingkungan permukiman khusus SUBDIT PEMANTAUAN DAN EVALUASI SUBDIT STANDARISASI DAN KELEMBAGAAN SUBDIT STANDARISASI DAN KELEMBAGAAN SUBDIT STANDARISASI DAN KELEMBAGAAN SUBDIT STANDARISASI DAN KELEMBAGAAN BALAI TEKNIK AIR MINUM BALAI TEKNIK SANITASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

20 20 laporan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya juga memiliki 2 (dua) Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang bertanggungjawab langsung pada Direktur Jenderal Cipta Karya, yaitu Balai Teknik Air Minum dan Balai Teknik Sanitasi, dengan tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 20 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR. 1. Balai Teknis Air Minum, bertugas melaksanakan bimbingan teknis perencanaan dan pemberdayaan pengelolaan kelembagaan bidang air minum, dengan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan bimbingan teknis perencanaan sistem penyediaan air minum; b. pelaksanaan bimbingan teknis pemberdayaan kelembagaan pengelolaan sistem penyediaan air minum; c. pelaksanaan fasilitasi dan penyebarluasan penerapan teknologi rancang bangun pengolahan sistem penyediaan air minum; d. pengelolaan laboratorium dan bengkel kerja bidang air minum; dan e. penyusunan program dan anggaran, pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan tata kearsipan, perlengkapan, pengelolaan barang milik negara, pengelolaan penerimaan negara bukan pajak serta urusan rumah tangga Balai. 2. Balai Teknis Sanitasi, memiliki tugas melaksanakan bimbingan teknis perencanaan sistem dan pemberdayaan pengelolaan bidang penyehatan lingkungan permukiman, dengan menyelenggarakan fungsi: - pelaksanaan pembinaan teknis sistem penyehatan lingkungan permukiman; - pelaksanaan pembinaan teknis pemberdayaan kelembagaan pengelolaan sistem penyehatan lingkungan permukiman; - pelaksanaan fasilitas dan penyebarluasan penerapan teknologi rancang bangun pengolahan sistem penyehatan lingkungan permukiman; - pengelolaan laboratorium dan bengkel kerja bidang penyehatan lingkungan permukiman; dan - penyusunan program dan anggaran, pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan tata kearsipan, perlengapan, pengelolaan barang milik negara, pengelolaan penerimaan negara bukan pajak serta urusan rumah tangga balai. Diagram struktur organisasi baik Balai Teknik Air Minum maupun Balai Teknik Sanitasi adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 1.2. Gambar 1.2. Struktur Organisasi Balai Teknik Air Minum dan Balai Teknik Sanitasi kepala balai SUBBAGIAN TATA USAHA SEKSI BIMBINGAN TEKNIS PERENCANAAN Kelompok Jabatan Fungsional SEKSI BIMBINGAN TEKNIS PEMBERDaAYAAN KELEMBAGAAN

21 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 21 Bab II Perencanaan Kinerja

22 22 laporan kinerja Perencanaan Kinerja Penyelenggaraan dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas dengan prinsip infrastruktur untuk semua melalui pembangunan yang terpadu, inklusif dan berkelanjutan. Perencanaan Kinerja merupakan salah satu aspek dari penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja pada instansi pemerintah. Aspek ini menggambarkan kualitas dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1-5 tahun, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit organisasi, dengan mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis organisasi bersangkutan. Perencanaan kinerja unit organisasi Cipta Karya, dituangkan dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) dan untuk pelaksanaannya dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja (PK) antara Direktur Jenderal Cipta Karya sebagai pemangku unit organisasi, dengan Menteri PUPR selaku pemangku Kementerian PUPR. Uraian pada bagian ini menyampaikan ikhtisar halhal penting yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra)dan dokumen perjanjian kinerja (PK), meliputi: output, outcome dan metode pengukuran kinerja unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 50/SE/Dc/2016 Tentang Rencana Strategis Ditjen. Cipta Karya , telah tertuang bahwa tujuan pelaksanaan Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dilaksanakan dalam rangka mencapai Penyelenggaraan dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas dengan prinsip infrastruktur untuk semua melalui pembangunan yang terpadu, inklusif dan berkelanjutan. Pencapaian tujuan tersebut dilaksanakan melalui beberapa sasaran program, meliputi: 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses air minum; 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dengan indikator kinerja penurunan luasan permukiman kumuh; 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses sanitasi. Upaya pencapaian sasaran program tersebut selanjutnya dijabarkan dalam sebuah peta strategi yang menggambarkan peta jalan yang harus dilakukan oleh Ditjen.Cipta Karya. Adapun peta strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya dapat digambarkan sebagai berikut:

23 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 23 Gambar 2.1. Peta Strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. SP 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak SP 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 2. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK 3. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 4. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 5. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Leraning & Growth SK 6. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 7. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 8. Meningkatnya kehandalan sistem dan teknologi informasi

24 24 laporan kinerja Berdasarkan Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya seperti tersebut di atas, tergambarkan bahwa 3 (tiga) sasaran program Ditjen. Cipta Karya dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian salah satu sasaran strategis Kementerian PUPR yaitu Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman. Sasaran strategis ini merupakan tanggapan Kementerian PUPR terhadap harapan stakeholder/customer yang berupa Meningkatnya kehandalan infratstruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan sasaran program tersebut, selanjutnya memerlukan proses internal unit organisasi Ditjen. Cipta Karya yang berintegritas. Untuk itu, proses internal dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya melalui pelaksanaan fungsi Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pembangunan (Turbinwas) serta penggunaan tiga strategi pendekatan, yaitu membangun sistem, memfasilitasi pemerintah daerah provinsi, kota dan kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat. Sasaran kegiatan yang harus dicapai dalam proses internal ini terdiri dari: 1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran, dan pemrograman 2. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman 3. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman 4. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi, dan kampanye publik 5. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Untuk menjamin terlaksananya proses internal yang efektif dan efisien, maka diperlukan upayaupaya pengelolaan sumber daya yang dimiliki unit organisasi melalui proses learning and growth dengan sasaran kegiatan meliputi: 1. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan integritas 2. Meningkatnya kualitas tata laksana, tata kelola keuangan dan BMN 3. Meningkatnya kehandalan sistem dan teknologi informasi Keberhasilan pelaksanaan sasaran program memerlukan kerangka kelembagaan yang efektif, efisien, dan akuntabel sehingga tanggung jawab untuk mencapai kinerja sasaran program didistribusikan pada setiap direktorat yang berada di Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) yang didukung oleh unit kerja satuan kerja (satker) SPAM baik di pusat maupun di provinsi yang terdiri dari: 1. Satker. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi 2. Satker. Pengembangan Air Minum Strategis 3. Satker. Pengembangan Air MinumBerbasis Masyarakat Sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dilaksanakan oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan (BPB) dan Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) dengan didukung oleh unit kerja Satker. BPB dan PKP baik di pusat maupun

25 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 25 di provinsi yang terdiri dari: 1. Satker. Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi 2. Satker. Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis 3. Satker. Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus 4. Satker. Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi 5. Satker. Pengembangan Kawasan Permukiman Strategis 6. Satker. Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus 7. Satker. Kawasan Permukiman Pusat Pertumbuhan Sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) dengan didukung oleh unit kerja Satker. PPLP baik di pusat maupun di provinsi yang terdiri dari: 1. Satker. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi 2. Satker. Pengembangan Penyehatan Lingkungan PermukimanStrategis 3. Satker. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat Proses pengelolaan sumber daya organisasi (dukungan manajemen) dikoordinir oleh Sekretariat Direktorat Jenderal (SetDitjen.) yang didukung oleh unit kerja yang terdiri dari: 1. Balai Teknik Air Minum 2. Balai Teknik Sanitasi 3. Satker. Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan 4. Satker.Sekretariat Nasional Habitat 5. Satker. Tanggap Darurat Permukiman Peta Strategi Ditjen.Cipta Karya didistribusikan secara merata kepada seluruh sumber daya manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya, melalui penyusunan indikator kinerja individu. Penyelarasan kinerja unit organisasi dengan kinerja individu yang menggerakan unit organisasi tersebut, secara detail dapat dilihat pada lampiran Target Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya , target sasaran program Ditjen.Cipta Karya yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Proses internal dalam menterpadukan sistem infratrukturpermukiman yang dimulai sejak tahap perencanaan, pemrograman dan anggaran ketiga sasaran program tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) dengan didukung oleh unit kerja Satker. Perencanaan dan Pengendalian Infrastruktur Provinsi.

26 26 laporan kinerja Tabel 2.1. Target Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya No Sasaran Program/Indikator Kinerja 2015 (%) 2016 (%) 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%) Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat. 1 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak. Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat. 3 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi Sumber: Renstra Ditjen. Cipta Karya Penetapan target sasaran program Ditjen. Cipta Karya merujuk pada target pembangunan infrastruktur permukiman sebagaimana tercantum dalam RPJMN , yang melibatkan pendanaan multi stakeholder. Komposisi pendanaan tersebut meliputi APBN sebesar 35%, APBD sebesar 25%, Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) 10%, Swasta 15%, dan sisanya merupakan pembiayaan dari masyarakat atau lainnya sebesar 15% sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2.2. melalui corporate social responsibility (CSR) yang merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungannya. Selain itu, pendanaan lainnya diharapkan dapat terwujud melalui peran masyarakat pada kegiatan pemberdayaan ataupun kegiatan swadaya masyarakat. Gambar 2.2. Strategi Pembiayaan dalam Pencapaian Sasaran Program Dalam Renstra DJCK, digambarkan alokasi anggaran APBN diberikan sebagai pembiayaan pembangunan infrastruktur maupun sumberdaya lainnya yang dimaksudkan untuk mendorong pergerakan pembangunan kota/kabupaten. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah kota/ kabupaten diharapkan lebih berperan aktif dalam melaksanakan sasaran program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman guna mencapai sasaran strategis Kementerian PUPR, berupa meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman. Peran aktif dari sumber pembiayaan lainnya direncanakan didapatkan dari berbagai pihak melalui berbagai skema pembiayaan, antara lain Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) maupun 15% 10% 15% 25% Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Sektor Swasta PHLN Masyarakat Sumber: Renstra Ditjen. Cipta Karya %

27 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 27 Kegiatan utama yang akan dilakukan untuk pencapaian sasaran program Ditjen. Cipta Karya hingga tahun 2019 adalah: 1. Pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat a. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Khusus; b. Pengembangan SPAM PDAM terfasilitasi dan SPAM non-pdam terfasilitasi; c. Pembinaan penyelenggaraan SPAM/ penyehatan; d. Pendampingan restrukturisasi; e. Fasilitasi opsi pembiayaan SPAM (perbankan); dan f. Fasilitasi kepengusahaan SPAM (pendampingan KPS). 2. Pencapaian target pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak a. Peningkatan kualitas permukiman kumuh; b. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan; c. Pembangunan dan pengembangan kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan rawan atau paska bencana; d. Penyusunan peraturan penataan bangunan dan lingkungan; e. Dukungan legalisasi perda gedung dan pendampingan penyusunan ranperda bangunan gedung; dan f. Penyelenggaraan bangunan gedung dan penyelenggaraan penataan bangunan. 3. Pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat a. Pembangunan sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik, yaitu dengan penambahan infrastruktur air limbah sistem terpusat, penambahan pengolahan air limbah komunal, penambahan IPAL skala kawasan, dan peningkatan pengelolaan lumpur tinja melalui pembangunan IPLT; b. Pembangunan sarana prasarana pengelolaan persampahan, yaitu dengan pembangunan TPA, penyediaan fasilitas 3R komunal, fasilitas pengolahan sementara; dan c. Pembangunan sarana prasarana drainase, yaitu dengan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan Perjanjian Kinerja Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menyebutkan bahwa Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan, disertai dengan indikator kinerja pada satu tahun anggaran. Perjanjian Kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun Anggaran 2016 disusun untuk memenuhi target sasaran program dengan pembiayaan yang bersumber dari APBN TA. 2016, sebagai berikut:

28 28 laporan kinerja No Tabel 2.2. Revisi Perjanjian Kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016 Program/Sasaran PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 1 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat 2 3 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Sumber: Dokumen Perjanjian Kinerja Ditjen. Cipta Karya, 2016 Indikator kinerja Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum ddf;akjf ;dek;s Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan d df;akjf ;dek;s Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi Target Awal Revisi 1,68 % 0,69 % 0,56 % 0,61 % 2,08 % 2,00 % Pada tahun 2016, Perjanjian Kinerja Direktur Jenderal Cipta Karya mengalami sekali perubahan target capaian kinerja karenaterjadinya perubahan alokasi anggaranyang mengakibatkan perubahan target sasaran program. Hal ini disajikan dalam Tabel 2.2., target awal sasaran program adalah 1,68% peningkatan cakupan pelayanan akses air minum, 0,56% penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan dan 2,08% peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi. Target awal ini didukung dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. Perubahan alokasi anggaran (APBNP) telah menyebabkan adanya revisi target sasaran program menjadi 0,69% peningkatan cakupan pelayanan akses air minum, 0,61% penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan dan 2% peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi. Target revisi ini didukung dengan alokasi APBN Perubahan kedua sebesarrp Pada tahun 2016, upaya pencapaian target sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat sebesar 0,69% didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan output berupa peningkatan kapasitas SPAM Perkotaan sebanyak l/det, peningkatan kapasitas SPAM Regional sebanyak 300 l/det, peningkatan kapasitas SPAM Khusus sebanyak 75 l/det, serta peningkatan kapasitas SPAM kawasan rawan air sebanyak 215 l/det. Pencapaian target sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak sebesar 0,61% didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman dan Direktorat Bina Penataan Bangunan dengan output berupa pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman kumuh perkotaan sebesar Ha, penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan seluas m2 dan revitalisasi kawasan tematik sebanyak 108 kawasan. Pencapaian target sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat sebesar 2% didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dengan output berupa Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional, Kota, Kawasan dan Khusus untuk KK atau sekitar jiwa terlayani sertasistem Penanganan Persampahan Skala Regional, Kota, Kawasan, dan Khusus untuk KK atau sekitar jiwa terlayani.

29 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Metoda Pengukuran Untuk memudahkan pengukuran kinerja, pada saat penentuan target kinerja perlu diketahui metode pengukuran yang disepakati untuk digunakan. Manfaat adanya informasi metode pengukuran tersebut adalah untuk menjamin konsistensi penggunaan indikator kinerja yang terukur (measurable). 1. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kontribusi terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat No Tabel 2.3. Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBNP Tahun 2016 Output L/det (RKAKL) Sambungan Rumah* Jiwa Terlayani ** Proyeksi Penduduk *** Kontribusi DJCK (1) (2) (3) (4) (5) PERKOTAAN SPAM Perkotaan SPAM Regional PERDESAAN SPAM Khusus Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air Total (6) (7) = (5)/(6) x 100% % Sumber: Revisi Perjanjian Kinerja Direktorat PSPAM, 2016 Keterangan: * Asumsi untuk Perkotaan, 1 l/det = 100 sr Asumsi untuk Perdesaan, 1 l/det = 320 sr ** Aumsi 1 KK = 4 jiwa ** Data BPS (Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia , tahun 2013) 2. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman yang Layak

30 30 laporan kinerja Tabel 2.4. Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman Layak dari Dana APBNP Tahun 2016 Total No Output Target 2016 Kawasan % Kumuh Pelayanan (1) (2) (3) 1 Pembangunan dan Pengembangan Ha Kawasan Permukiman Perkotaan (4) (5) = (3)/(4)x(5) 2 Penyelenggaraan Penataan Bangunan 212,530 m2 dan Lingkungan % 3 Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan 108 Kawasan Sumber: Revisi Perjanjian Kinerja Direktorat PKP dan BPB, Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat No (1) Tabel 2.5. Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBNP Tahun 2016 Output Unit Satuan Jiwa Terlayani % (2016) Pelayanan (2) (3) Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota, Kawasan dan Komunal (4) (5) = (4)/ x 100% 1. a. Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota 7 Kab./Kota 9 Kawasan Jiwa b. Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kawasan 30 Kab./Kota 30 Kawasan Jiwa c. Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Komunal 211 Kab./Kota 755 Kawasan Jiwa 2. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja 53 Kab./Kota 53 Kawasan Jiwa 3. Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah 44 Kab./Kota 44 Kawasan Jiwa 4. Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R 136 Kab./Kota 194 Kawasan Jiwa 5. Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Sampah Antara 3 Kab./Kota 3 Kawasan Jiwa , ,41 Sumber: Direktorat PKP dan BPB Keterangan: Jumlah penduduk : jiwa merupakan Data BPS (Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia , tahun 2013)

31 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 31 Bab III Kapasitas Organisasi

32 32 laporan kinerja Kapasitas Organisasi Dalam mewujudkan visi dan misinya membutuhkan sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana, serta metode pelaksanaan kegiatan Agar suatu organisasidapat beroperasi secara maksimal perlu didukung unsur mana jerial berupa sumberdaya manusia (man), modal (money), bahan (material), alat (machines), dan metode (method). Demikian pula Direktorat Jenderal Cipta Karya, dalam mewujudkan visi dan misinya membutuhkan sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana, serta metode pelaksanaan kegiatan. Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Cipta Karya didukung oleh orang pegawai dengan berbagai tingkat pendidikan, usia, dan status kepegawaian. Berdasarkan status kepegawaian, SDM di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya terbagi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Non-Aparatur Sipil Negara (Non-ASN). ASN terbagi menjadi ASN pusat dan ASN daerah, sedangkan non-asn terbagi menjadi non-asn honorer dan non-asn terkontrak (KI) Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) menjadi ujung tombak beroperasinya organisasi, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menjalankan suatu organisasi. Direktorat Jenderal Cipta Karya membutuhkan sumber daya manusia yang berintegritas, berorientasi pada pelayanan, dapat bekerjasama, dan memiliki komitmen terhadap pencapaian visi dan misi organisasi. Tabel 3.1 Data Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya Status ASN NON ASN Pegawai Pusat Daerah Pusat Letak Sarjana Non Sarjana Non Sarjana Non Sarjana Penempatan Sarjana Sarjana Sarjana Daerah Non Sarjana Total Pegawai di Lingkungan DJCK Pusat Daerah Jumlah % Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2016

33 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 33 Gambar 3.1. Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Status Kepegawaian 2% 18% 53% 27% ASN Pusat ASN Daerah Non ASN Honorer Non ASN Terkontrak (KI) Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2016 Komposisi SDM dilingkungan Direktorat Jenderal CiptaKaryapadatahun 2016 didominasi oleh non- ASN honorer yaitu sebanyak orang (53% dari total SDM DJCK). Persebaran SDM pada unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Status Kepegawaian ASN di Setiap Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Dit PSPAM Dit PLP Dit bpb Dit PKP Dit KIP SETDITJEN Daerah Pusat Daerah Pusat Daerah Pusat Daerah Pusat Daerah Pusat Daerah Pusat ASN Daerah Non ASN Daerah ASN Pusat Non ASN Pusat 00.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2016

34 34 laporan kinerja Pada Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa persebaran SDM dengan status ASN daerah paling banyak berada di Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Satker PSPAM dengan jumlah 419 orang yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Untuk SDM dengan status ASN pusat paling banyak berada di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman sebanyak 190 orang. Persebaran SDM dengan status non-asn terkontrak (KI) paling banyak pada Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Satker PPLP sebanyak 329 orang. Untuk SDM dengan status non-asn honorer terbanyak ada pada Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman dan Satker PKP sebanyak 505 orang. Komposisi SDM di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya berdasarkan tingkat pendidikan terbagi menjadi SD/SLTP/SLTA, D3/D4. S1, S2, dan S3. Pada Gambar 3.3. komposisi SDM didominasi dengan tingkat pendidikansd/sltp/slta yaitu sebesar 49% atau sebanyak orang. Gambar 3.4. Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin 31% 69% Gambar 3.3. Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun % 31% 49% 8% SD/SLTP/SLTA D3/D4 S 1 S 2 Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2016

35 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 35 Berdasarkan jenis kelamin, komposisi SDM dengan status ASN di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya terbagi menjadi orang pegawai laki-laki (64%) dan 907 (36%) orang pegawai perempuan. Komposisi SDM berjenis kelamin perempuan pada posisi struktural di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dapat dilihat pada Gambar 3.5. Pegawai perempuan dengan jabatan pengawas yang turut menyumbang penentuan kebijakan Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan menduduki posisi sebagai Eselon IV sebanyak 18 orang atau sekitar 50% dari jumlah pegawai perempuan yang menduduki jabatan struktural. Gambar 3.5. Komposisi SDM Berjenis Kelamin Perempuan pada Posisi Struktural di Lingkungan DJCK 3.2. Sarana dan Prasarana Dalam mendukung pelaksanaan kegiatannya, Direktorat Jenderal Cipta karya memerlukan sarana dan prasarana yang terdiri dari kendaraan operasional dan bangunan gedung sebagai berikut: 1. Bangunan Gedung Bangunan gedung yang dimiliki Direktorat Jenderal Cipta Karya seluas ,92 m2 yang terdiri dari depo dan gedung kantor dan laboratorium. Depo digunakan untuk penyimpanan sarana dan prasarana tanggap darurat. 2. Kendaraan Operasional Kendaraan operasional yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah 483 buah kendaraan dengan kondisi baik sebanyak 366 unit, rusak ringan 40 unit, dan rusak berat 77 unit. 11% 50% 39% Eselon II Eselon III Eselon IV Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2016

36 36 laporan kinerja No. 1. Gedung / Bangunan Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2016 Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya Sarana dan Prasarana Jumlah Bangunan - Gedung Ditjen. Cipta Karya 1 - Depo PS Tanggap Darurat 1 - Wisma Sanita Pejompongan 1 - Gedung Kantor Satker Bangkim 1 - Gedung Kantor Tanggap Darurat 1 - Mess Pejompongan 1 - Gedung TC Pejompongan 1 - Gedung Ex Tata Bangunan 1 - Gedung Kantor Habitat Wijaya I 1 - Gedung Kantor BPPSPAM 1 - Gedung Cipta Karya Cipaku V 1 - Gedung Balai Teknik Wilayah Gedung Arsip Bekasi 1 - Gedung B.I.C 1 - Rumah Negara Golongan III Tipe A Permanen 81 - Rumah Negara Golongan III Tipe A Semi Permanen 1 - Rumah Negara Golongan III Tipe A Darurat 15 - Rumah Negara Golongan III Tipe B Permanen 69 - Rumah Negara Golongan III Tipe B Semi Permanen 9 - Rumah Negara Golongan III Tipe C Permanen Rumah Negara Golongan III Tipe C Semi Permanen 25 - Rumah Negara Golongan III Tipe C Darurat 6 - Rumah Negara Golongan III Tipe D Permanen Rumah Negara Golongan III Tipe D Semi Permanen 31 - Rumah Negara Golongan III Tipe D Darurat 2 - Rumah Negara Golongan III Tipe E Permanen 91 - Rumah Negara Golongan III Tipe E Semi Permanen 52 - Rumah Negara Golongan III Tipe E Darurat 1 - Rumah Negara Golongan III Lainnya 64 Jumlah Kendaraan Operasional unit Kendaraan Bermotor Roda 2 - Sepeda Motor 37 Kendaraan Bermotor Roda 4 - Mini Bus (Penumpang 14 Orang ke bawah) 68 - Pick Up 1 - Jeep 8 - Mobil Pers Van 1 Jumlah 78

37 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Alokasi Anggaran Pada awal tahun 2016, Direktorat Jenderal Cipta Karya mendapatkan anggaran sejumlah Rp ,- yang merupakan anggaran kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh unit kerja Eselon II. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman mendapat anggaran kegiatan yang terbesar, yaitu mencapai 32% dari total anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya. Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pengurangan luasan kawasan kumuh. Selama pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2016, telah terjadi 2 (dua) kali revisi yang berdampak pada perubahan komposisi anggaran dan target kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya yang ditunjukkan pada Gambar 3.6. Pengembangan Kawasan Permukiman (32%). Unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal dan Direktorat Bina Penataan Bangunan mendapatkan tambahan pagu anggaran karena adanya kebijakan penambahan dana untuk tunjangan kinerja pada Setditjen Cipta Karya dan untuk mendukung pembangunan venue Asian Games. Menindaklanjuti Instruksi Presiden no. 8 tahun 2016 tentang langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/ Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan belanja Negara Tahun Anggaran 20016, alokasi anggaran Ditjen. Cipta Karya mengalami perubahan yang kedua, menjadi Rp (22 desember 2016). Adanya kebijakan menteri PUPR yang dituangkan dalam surat Sekertaris Jenderal Kementerian 6,000,000,000,000 Gambar 3.6 Persebaran Alokasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Direktorat Jenderal Cipta Karya 5,000,000,000,000 4,000,000,000,000 3,000,000,000,000 2,000,000,000,000 1,000,000,000,000 Alokasi Awal Alokasi Perubahan 0 Setditjen Dit KIP Dit PKP Dit BPB Dit PLP Dit PSPAM Sumber: RKAKL Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2016 Pagu anggaran dari APBNP pada Bulan September 2016 sebesar Rp ,- memperlihatkan bahwa komposisi anggaran terbesar tetap berada pada unit kerja Direktorat PUPR no. KU Mn/846, tanggal 6 September 2016 tentang Penyampaian usulan Penghematan (self bloking) kementerian PUPR TA. 2016, maka alokasi anggaran Ditjen. Cipta Karya harus

38 38 laporan kinerja dihemat lagi sebesar Rp ,-, sehingga besarnya anggaran efektif yang digunakan untuk mewujudkan program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman adalah sebesar Rp , SISTEM YANG MEWADAHI PELAKSANAAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Proses analisis pencapaian sasaran program untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Cipta Karya, baik sumber daya manusia, anggaran, dan sarana prasarana digunakan satu sistem evaluasi kinerja yang disebut sebagai SIMEKA. Pada pelaksanaan operasionalisasinya, SIMEKA didukung oleh sistem lainnya terkait proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Dalam proses perencanaan, sistem yang digunakan adalah SIPPa (Sistem Informasi Perencanaan dan Pemrograman) untuk proses usulan Daftar Isian Program dan Anggaran (DIPA). Alat yang digunakan untuk proses pemantauan pelaksanaan kegiatan secara elektronik, disebut e-monitoring. Untuk proses evaluasi SDM digunakan alat yang berupa sistem evaluasi kinerja individu, disebut e-kinerja, sedangkan alat untuk melakukan analisis dan evaluasi sarana dan prasarana unit organisasi digunakan Sistem Informasi Manejemen Barang Milik Negara (SIMBMN). Selain itu, alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan anggaran, digunakan e-performance. Secara detail sistem yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan di Lingkungan Direkotat Jenderal Cipta Karya, digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.7. Sistem Pelaksanaan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya 4 e-monitoring 4.1 Pagu DIPA 4.2 Rencana AKSI 4.3 Progress Pelaksanaan DIPA 5 sippa sippa.ck.pu.go.id 5.1 RKA K/L 5.2 Profil ke CK-an Kab/Kota 5.1 Kinerja Satker 5.2 Kinerja Kab/Kota 3 e-performance emonitoring.pu.go.id/ e-performance 3.1 Realisasi Kinerja Outcome 3.1 Manfaat 1SIM di lingkungan PU yang Relevan 6 bpsdm kinerja.pu.go.id 6.1 Informasi SKP 2 e-hrm pu ehrm.pu.go.id 2.1 Data Pegawai 1 sim bmn 1.1 Profil Kapasitas Sarpa Unit Kerja SIMEKA Super admin 5.1 Data Master 5.2 Renstra & PR JMN 5.3 Peta SS dan IKU CK 5.4 Elemen KKE 5.5 Setting 5.1 Status Entry data Pengaturan 6 admin unit kerja (Esl 1, Esl 2 dan Satker) 6.1 Distribusi RKT 6.2 Create PK 6.3 Isi Variabel Pengukuran 6.4 Tindak Lanjut LHP 6.1 LAKIP 6.2 LKE dan LJP 6.3 Capaian PK 7 pimpinan unit kerja (Esl 1, Esl 2 dan Satker) 7.1 Penilaian Alasan ke SKP 7.1 Capaian PK (+ cascadingnya) 7.2 LKE 7.3 LHP 7.4 Capaian Renstra 10 PUBLIK 10.1 Renstra dan Realisasinya 10.2 LAKIP Eselon 1,2, dan Satker 10.3 Profil Kinerja ke CK an Kab-Kota evaluator implementasi sakip 8 pegawai Pengguna Publik Sumber: Proses Bisnis SIMEKA Tahun Informasi sebagai dasar Penilaian KKE 9.1 Nilai KKE 9.2 BA Temuan (LHP) 9.3 Narasi LKE 8.1 Capaian Kinerja Individu Pengguna Sistem Internal CK

39 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 39 Bab IV Akuntabilitas Kinerja

40 40 laporan kinerja Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai salah satu entitas akuntabilitas kinerja melakukan pemantauan kinerjanya secara berkala melalui sistem informasi e-monitoring. Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.setiap entitas akuntabilitas kinerja menyusun dokumen perjanjian kinerja kemudian melakukan pengukuran capaian kinerjanya Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai salah satu entitas akuntabilitas kinerja melakukan pemantauan kinerjanya secara berkala melalui sistem informasi e-monitoring. Analisa dan evaluasi kinerja dilakukan secara berjenjang mulai dari penggunaan sumber daya sebagai input atau modal organisasi (learning and growth perspective), proses bisnis dalam menghasilkan output (internal perspective) sampai dengancapaian program yang dihasilkan oleh organisasi (customer/stakeholder perspective) Dukungan Sumber Daya Penggunaan sumber daya sebagai input organisasi Ditjen. Cipta Karya di tahun 2016 menunjukkan kinerja sebagai berikut: Sumber Daya Manusia (SDM) Ditjen. Cipta Karya berkomitmen untuk memiliki SDM yang berkualitas, dalam arti kompeten dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan pencapaian sasaran program dan berintegritas dalam pelaksanaan tugasya. Kinerja sasaran kegiatan meningkatnya SDM yang berkualitas digambarkan melalui: 1. Persentase Pegawai yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan (assesment) Salah satu tantangan mewujudkan SDM Ditjen. Cipta Karya yang berkualitas adalah jumlah ASN teknis yang lebih sedikit daripada ASN non-teknis dengan kompetensi teknis yang belum memadai. Pemetaan terhadap ASN yang mengikuti standar kompetensi jabatan (assessment) selama tahun menunjukkan bahwa rata-rata 57,42%ASN Ditjen. Cipta Karya telah memenuhi standar kompetensi jabatan. Pada tahun 2016, upaya peningkatan kompetensi teknis telah dilakukan, antara lain melalui penyusunan standar kompetensi teknis bidang cipta karya serta kerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian PUPR untuk meningkatkan kompetensi teknis.

41 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Kualitas Kehadiran Pegawai Komitmen SDM Ditjen. Cipta Karya dapat dilihat dari ketaatan dalam mematuhi ketentuan jam kerja. Sejak diberlakukannya aplikasi Sistem Informasi Kehadiran (data finger print) di awal tahun 2016, tingkat kehadiran pegawai Ditjen. Cipta Karya terlihat bervariasi. Dari Gambar 4.1. dan 4.2. terlihat bahwa pada Bulan Juli sampai dengan Desember 2016 merupakan periode dengan tingkat intensitas bekerja tertinggi. Pada periode tersebut ratarata 24,7% pegawai Ditjen. Cipta Karya datang sebelum pukul dan pulang di atas pukul dengan tingkat Gambar 4.1. Tingkat Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya di Atas Pukul Jumlah Pegawai SETDITJEN PKP PPLP BPB KIP PSPAM 0 JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Sumber: Subdit PDSI Direktorat KIP 300 Gambar 4.2. Tingkat Kepulangan Pegawai Ditjen. Cipta Karya di Atas Pukul Jumlah Pegawai SETDITJEN PKP PPLP BPB KIP PSPAM 0 JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Sumber: Subdit PDSI Direktorat KIP

42 42 laporan kinerja kehadiran pegawai tertinggi terdapat pada Direktorat PSPAM yaitu sebesar 26,57% pegawai. terlihat bahwa kemajuan penyerapan anggaran Ditjen. Cipta Karya semakin meningkat sejak Bulan Juli hingga Bulan Gambar 4.3. Kemajuan Penyerapan Anggaran Ditjen Cipta Karya TA (status 13 Jan 2017 Pukul WIB) PAGU DIPA: Rp. 17,72 T Rp. 17,72 T (100%) Dalam Milyar Rupiah Rp. 14,18 T (80,04%) Rencana Akhir Desember 2016 Rp. 15,25T (86,09%) rencana realisasi pagu djck Sumber: Direktorat KIP Peningkatan intensitas bekerja secara umum terjadi pada Unit Kerja Satker. dalam rangka mengejar ketertinggalan progres kegiatan. Tingkat kedisiplinan terendah pegawai terjadi pada Bulan Juni 2016, dimana rata-rata 19,08% pegawai Ditjen. Cipta Karya hadir di atas pukul dan pulang sebelum pukul Hal ini disebabkan karena Bulan Juni Tahun 2016 bertepatan dengan Bulan Ramadhan dan Bulan Syawal. Gambaran intensitas kerja SDM Ditjen. Cipta Karya sebagaimana disampaikan sebelumnya, menunjukkan keselarasan dengan kurva kemajuan penyerapan anggaran (Kurva S). Pada Gambar 4.3, Desember beriringan dengan tingkat intensitas bekerja SDM Ditjen. Cipta Karya Tata kelola Keuangan, Barang Milik Negaran (BMN) dan Tata Laksana Kinerja sasaran kegiatan untuk meningkatkan kualitas tata kelola keuangan, BMN dan tata laksana digambarkan melalui pencapaian sebagai berikut: 1. Nilai aset dalam proses hibah Pemanfaatan infrastruktur permukiman hasil pembangunan yang dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya, sangat bergantung dengan status aset dari prasarana dan sarana terbangun tersebut. Aset yang belum diserah terimakan kepada

43 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 43 pemerintah daerah atau masyarakat akan menyebabkan tidak adanya keberlanjutan pengelolaan aset tersebut sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Pada tahun 2016, dari seluruh total aset BMN Ditjen. Cipta Karya senilai 68 Trilyun, sebesar 70%-nya atau setara dengan 47,6 Trilyun, merupakan aset yang berpotensi untuk dihibahkan namun hanya 8 Trilyun saja aset yang dapat diusulkan, 7,2 Trilyun aset yang dapat diproses dan 3,1 Trilyun aset yang telah diserah terimakan (Gambar 4.4.). - Perubahan ketentuan Kementerian Keuangan untuk memproses hibah BMN yang terlalu cepat sehingga mengakibatkan tersendatnya proses alih status/hibah BMN yang sedang berlangsung Hasil survey yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya Tahun 2016 di 8 (delapan) provinsi menunjukkan bahwa sarana prasarana yang sudah diserahterimakan memiliki aspek keberlajutan yang cukup tinggi dan terbukti dapat memberikan Gambar 4.4. Total BMN Potensi, Usulan dan Proses Alih Status/Hibah BMN ,6 Total aset Potensi Usulan Proses Serah Terima ,0 7,2 3,1 0 Total aset Potensi Usulan Proses Serah terima Sumber: Bagian Barang Milik Negara (BMN) Setditjen Cipta Karya Masih rendahnya nilai aset yang dapat diproses alih status/hibah pada tahun 2016 antara lain karena: - Usulan hibah dari satuan kerja masih sedikitnya - Satker belum fokus untuk memproses alih status/hibah BMN manfaat yang cukup besar kepada masyarakat. Sebagai contoh, pada sektor air minum, keberlanjutan pengelolaan infrastruktur air minum ditunjukkan dengan adanya lembaga pengelola yang dibentuk oleh Pemda. Selain itu, dukungan partisipasi masyarakat

44 44 laporan kinerja terhadap pemeliharan infrastruktur permukiman yang dibangun telah dapat memberikan layanan dan manfaat bagi masyarakat sebagai pengguna. Lebih detil terkait hasil survey evaluasi manfaat dapat dilihat pada lampiran. 2. Tingkat kualitas laporan keuangan Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Ditjen. Cipta Karya Tahun 2015 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP).Status laporan keuangan ini menurun setelah sebelumnya pada tahun 2014 mendapatkan status Wajar Tanpa Namun demikian, upaya untuk memperoleh status WTP atas Laporan Keuangan Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016 tetap dilakukan, antara lain melalui percepatan proses likuidasi aset. 3. Persentase Tingkat Kinerja SDM Kinerja pada aspek ini dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja individu terhadap Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang telah disusun di awal tahun. Penilaian terhadap kinerja individu (status 18 Januari 2017) menunjukkan rata-rata nilai kinerja individu sebesar 86,67% 1 atau berkategori Baik, dengan rincian per unit kerja Eselon II sebagai berikut: Tabel 4.1. Rincian Rata-Rata Nilai Kinerja Individu Ditjen. Cipta Karya Unit Kerja Eselon II Rata-rata Nilai Kinerja Individu (%) Seditjen 87,36% Direktorat KIP 88,23% Direktorat BPB 86,30% Direktorat PKP 85,31% Direktorat PPLP 88,63% Direktorat PSPAM 84,19% Total Rata-Rata 86,67% Sumber: Bagian Kepegawaian Seditjen Cipta Karya Pengecualian (WTP). Beberapa hal yang menyebabkan opini WDP adalah: - Banyak aset yang belum diserahterimakan kepada pemerintah kabupaten/kota - Penggabungan Kementerian Pekerjaan Umum dengan Kementerian Perumahan Rakyat - Pengelolaan dan penatausahaan rumah negara golongan III terkait piutang Jika nilai kinerja SDM ini dibandingkan dengan kinerja rata-rata capaian output, dapat disampaikan bahwa capaian kinerja output tahun 2016 sebesar 94,27% didukung oleh kinerja individu dengan rata-rata kinerja sebesar 86,67%. Beberapa faktor yang ditengarai berperan terhadap tidak optimalnya kinerja SDM dalam menghasilkan kinerja capaian output adalah: 1 Nilai ini diukur dengan mererata nilai kinerja atas SKP seluruh individu

45 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 45 - komposisi SDM Ditjen Cipta Karya yang masih didominasi oleh SDM non teknis - kompetensi teknis yang tidak memadai khususnya pada Unit Kerja Satker Tantangan terbesar dalam mengelola dan menilai kinerja SDM pada tahun 2016 adalah: - penyusunan SKP belum sesuai dengan kinerja individu - belum ada standar teknis uraian kegiatan sesuai nama jabatan - SKP belum dianggap sebagai bagian dari tata laksana kegiatan Kinerja penyelenggaraan tata laksana juga dapat dilihat pada penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM), dimana pada Tahun 2016 terdapat satuan kerja yang telah berhasil mendapat sertifikasi SMM yaitu Satker. Balai Teknis Informasi Permukiman dan Perkotaan (BTIPP). Kinerja Satker. ini dibuktikan melalui penghargaan Sertifikat ISO 9001:2015, Sertifikat ISO 27001:2013 dan Sertifikat Eco Hotel dari lembaga sertifikasi internasional TÜV SUD Indonesia Keandalan Sistem dan Teknologi Informasi Penguatan keandalan sistem dan teknologi informasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dilakukan secara komprehensif melalui pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan TIK di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Rencana Induk Pengembangan (RIP) TIK Direktorat Jenderal Cipta Karya. Pengelolaan teknologi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dilakukan untuk merencanakan, melaksanakan, dan memanfaatkan serta menjadi media penyebar luasan informasi dengan memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya, pengelolaan risiko terkait TIK dan mempertimbangkan penggunaan teknologi mutakhir, tepat guna, dan berkelanjutan. Pengelolaan TIK dibagi menjadi 4 (empat) pilar utama yaitu: 1. sumber daya manusia dan manajemen TIK (brainware) Pada pilar brainware telah diterbitkan SE Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 53 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Teknologi Infor masi Komunikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang memuat panduan dalam manajemen dan teknis pengelolaan TIK di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Terkait hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menyusun Rencana Induk Pengembangan Pengembangan (RIP) TIK Tahun yang berisi langkahlangkah untuk mewujudkan target pengembangan TIK sampai dengan tahun perangkat keras (hardware) Pengelolaan perangkat keras (hardware) diwujudkan dengan membangun jaringan komunikasi data antara pusat dengan 33 provinsi yang meliputi jaringan kabel, nirkabel, absensi elektronik, video conference dan sistem

46 46 laporan kinerja server provinsi menggunakan teknologi Virtual Private Network (VPN). Saat ini telah dikembangkan jaringan CCTV kegiatan strategis yang meliputi kegiatan PLBN di 7 (tujuh) lokasi (Entikong, Motaain, Motamasin, Wini, Skouw, Nanga Badau dan Aruk) dan TPA Regional di 2 (dua) lokasi (Legok Nangka dan Nambo). 3. perangkat lunak (software) Pada pilar pengelolaan perangkat lunak (software) telah difasilitasi 47 sistem/ aplikasi aktif di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang telah terhosting di Virtual Private Server (VPS) Pusdatin Kementerian PUPR dan dapat diakses pada alamat web ciptakarya.pu.go.id. Seluruh sistem/ aplikasi tersebut telah didampingi tata kelolanya agar sesuai dengan standar Kementerian PUPR. Pada akhir Desember 2016, dari 65 sistem/aplikasi yang ada, 47 sistem/aplikasi sudah hosting di web Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan sisanya masih dalam proses hosting seperti dapat dilihat dalam tabel berikut: 4. substansi data dan informasi (dataware) Pilar terakhir dalam Pengelolaan Data dan Informasi (dataware) telah dikembangkan Data Warehouse Cipta Karya yang merupakan kumpulan aplikasi yang terintegrasi untuk mendukung proses dalam pengambilan keputusan. Kinerja lain terkait penguatan keandalan sistem dan teknologi informasi di tahun 2016 adalah dengan dikembangkannya Sistem Informasi Manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA). Sistem ini merupakan salah satu sistem yang dihasilkan Ditjen Cipta Karya untuk mengadopsi Grand Design Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya sebagaimana tertera pada Gambar 4.5. No Tabel 4.2. Jumlah sistem/aplikasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Unit Kerja Jumlah Aplikasi Server Cipta Karya Hosting di Luar Server 1. Dit. PSPAM Dit. PPLP Dit. PKP Dit. BPB Dit. KIP Setditjen BPPSPAM 1-1 Total Sumber: Subdit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi tahun 2016

47 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 47 Gambar 4.5. Grand Design Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) DJCK PERENCANAAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA PENGUKURAN, EVALUASI DAN PELAPORAN KINERJA ORGANISASI tusi Tugas & Fungsi rpjm Rencana Program jangka Menengah renstra Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya IKU/IKP Indikator Kinerja Utama rkp Rencana Kerja Program renja Rencana Kerja rkakl Rencana Kerja Anggaran Kementerian/ Lembaga rkp Komitmen Pimpinan untuk Melaksanakan Rencana Kinerja dalam bentuk dokumen PK DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran renstra aksi Pengukuran Kinerja tahunan/ Triwulan Pelaksanaan Kerja Monitoring dan Evaluasi tahunan/ Triwulan Hasil dan Laporan (LaKIP) FEEDBACK Komitmen Pegawai untuk Melaksanakan RKT dalam bentuk dokumen SKP (AKP berbasis kinerja organisasi) PENILAIAN KINERJA PEGAWAI EVALUASI INDIVIDU PERENCANAAN KINERJA PEGAWAI (INDIKATOR KINERJA INDIVIDU} MONITORING KINERJA PEGAWAI HASIL KINERJA PEGAWAI Reward and Punishment LEGENDA : Menggambarkan proses internal organisasi : Menggambarkan hubungan keterkaitan antara organisasi dan pegawai : Menjadi warning, mendapat catatan dari itjen Sumber: Direktorat KIP Grand Design SAKIP Ditjen. Cipta Karya menggambarkan suatu siklus perencanaan kinerja, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, evaluasi kinerja dan pelaporan kinerja yang terjadi secara bersama-sama pada unit organisasi dan individu Ditjen Cipta Karya. Kinerja organisasi dan kinerja individu akan saling terhubung melalui penggunaan seperangkat indikator kinerja. Penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Kinerja Perencanaan merupakan tahap awal dari manajemen kinerjayang dimulai dengan perumusan visi dan misi organisasi, perumusan tugas pokok dan struktur organisasi, sasaran dan fungsi-fungsi unit organisasi hingga uraian jabatan, sasaran kinerja dan rencana tindakan kinerja setiap orang di masing-masing unit organisasi. Pada unit organisasi, tahapan ini menggambarkan kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan indikator kinerja beserta target-targetnya berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik. Pada individu/pegawai, rencana kinerja ini berisikan uraian jabatan dan tugas serta sasaran kinerja dari jabatan individu tersebut. Seperti halnya pada unit organisasi, masing-masing individu juga memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU). 2. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan

48 48 laporan kinerja tekad dan janji dalam bentuk kinerja yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/ kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab/kinerja. Pada individu, pernyataan tekad ini tercermin dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang ditandatangani bersama dengan atasan langsung individu tersebut. 3. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran merupakan hasil dari suatu penilaian (assessment) yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikatorindikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. 4. Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja merupakan kegiatan untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi atau unit kerja dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Evaluasi kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja. Evaluasi secara menyeluruh antara lain mencakup penilaian terhadap apa yang dilaporkan dan dihasilkan, serta penilaian atas pencapaian hasil;penilaianatasaktivitas, program, kebijakan dan keselarasan dengan misi dan visi organisasi; penilaian atas akuntabilitas keuangan dan ketaatan pada peraturan perundangundangan; penilaian atas pelaksanaan tugas; penilaian kinerja pegawai; penilaian kinerja pengawas; pelanggan, dan pihak ketiga lainnya. 5. Pelaporan Kinerja Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan. Pelaporan kinerja merupakan wujud akuntabilitas setiap instansi yang harus mempertanggungjawabkan anggaran yang telah dialokasikan kepadanya. Laporan kinerja memperlihatkan keberhasilan atau kegagalan suatu unit organisasi/individu dalam pencapaian hasil kinerja dibandingkan dengan kinerja yang sudah ditetapkan pada awal tahun. Proses bisnis SIMEKA dalam mengintepretasikan Grand Design SAKIP dapat dilihat pada Gambar 4.6. Proses bisnis SIMEKA terbagi menjadi 6 (enam) modul aplikasi utama yang terbagi dalam 3 (tiga) proses inputproses-output.

49 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 49 Gambar 4.6. Proses Bisnis SIMEKA 1 PERENCANAAN 2 PERJANJIAN KINERJA 3 PENGUKURAN 4 PENGOLAHAN 5 PELAPORAN 6 EVALUASI pengelolaan A.4 data renstra DIPA/RKAKL E-MONITORING DATA INDUK n DATA MASTER (WILAYAH, A.1 ORGANISASI, PEGAWAI) n PETA SS & IKU n KKE PENYUSUNAN A.1 LAKIP B KINERJA INDIVIDU A KINERJA ORGANISASI pembuatan A.4 rkt review A.15 renstra pengelolaan B.1 Peta SS, IKU Jabatan, dan Cascadingnya database simeka A.6 B.2 PEMBUATAN PK (load data pagu) PEMBUATAN A.7 RENCANA AKSI (load rencana aksi emon) n Daftar IKU, JFU Pegawai n Entry Nilai SKP INPUT HASIL A.9 PEMANTAUAN & PENGUKURAN LOAD PROGRES A.8 PELAKSANAAN DIPA DARI EMON SETTING A.2 SANDINGAN IKU VS NOMENKLATUR OUTPUT SETTING VARIABEL DAN RUMUS A.3 IKU, MANFAAT, KETERPADUAN, EVALUASI SATKER A.10 REALISASI KINERJA PENYUSUNAN A.11 LAKIP INFORMASI A.12 UNTUK EVALUATOR KKE DASHBOARD A.13 UNTUK PIMPINAN INFORMASI A.13 UNTUK PUBLIK INFORMASI A.13 CAPAIAN SKP KELOLA A.16 LKE & LHE INPUT PROSES OUTPUT Sumber: Direktorat KIP Keenam modul tersebut adalah Perencanaan, Perjanjian Kinerja, Pengukuran, Pengolahan, Pelaporan dan Evaluasi. Pada setiap modul, proses input hingga output akan selalu mengkaitkan antara kinerja organisasi dengan kinerja individu. Pada proses perencanaan, terdapat data yang diinput antara laindata master berupa matriks renstra yang meliputi indikator kinerja serta peta sasaran strategis IKU. Kedua data tersebut diproses dengan output yang dihasilkan diantaranya adalah Form RKT serta Peta Sasaran Strategis dan IKU yang terselaraskan hingga individu. Pada tahapan Perjanjian Kinerja, data yang diinput berupa pagu DIPA, target PK serta variabel rumusan kinerja. Data input ini akan diproses untuk menghasilkan output berupa PK dan Rencana Aksi. Output PK selanjutnya akan menjadi rujukan dalam penyusunan SKP. Tahap pengukuran meliputi input progres pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari E-Monitoring yang selanjutnya akan diproses untuk dipantau dan diukur kinerjanya. Output dari tahapan pengukuran adalah data dan informasi pelaksanaan output yang akan dilaporkan melalui Laporan Monitoring dan Evaluasi Triwulanan. Tahapan Pengolahan merupakan salah satu tahapan penting dalam proses SAKIP karena pada tahapan ini data dan informasi realisasi kinerja outcome akan dihasilkan melalui seperangkat variabel rumusan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Output dari tahapan ini adalah informasi realisasi kinerja yang akan menjadi input bagi tahapan selanjutnya.

50 50 laporan kinerja Pada tahapan pelaporan, input berupa data dan informasi realisasi kinerja yang akan dimanfaatkan bagi penyusunan Laporan Kinerja, Penilaian Kinerja Pegawai, Evaluasi Implementasi SAKIP dan informasi untuk pimpinan. Pada tahapan evaluasi, fitur pada SIMEKA ditujukan bagi para evaluator untuk menilai implementasi SAKIP unit kerja melalui pengelolaan kertas kerja evaluasi. SIMEKA dapat diakses melalui pu.go.id/simeka Proses Bisnis Internal Direktorat Jenderal Cipta Karya Proses bisnis internal Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam menghasilkan output pada tahun 2016 menunjukkan kinerja sebagai berikut: Keterpaduan Perencanaan, Pemrograman dan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Sasaran kegiatan untuk meningkatkan keterpaduan perencanaan, pemrograman dan pelaksanaan infrastruktur permukiman tahun 2016 digambarkan melalui: 1. Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPI2JM Untuk menjaga dan memastikan keterpaduan penyelengggaraan infrastruktur permukiman perlu diperhatikan konsistensi antara proses perencanaan, pemrograman dan penganggaran yang dapat diukur dengan membandingkan kegiatan yang ada dalam dokumen penganggaran (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)/Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga) dengan RPI2JM yang menjadi dasar perencanaan penyelenggaraan infrastruktur per mukiman dengan perhitungan sebagai berikut: (Jumlah kegiatan dalam DIPA yang sesuai RPI2JM) (Total jumlah kegiatan dalam DIPA) 100% Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman tahun 2016 menun jukkan nilai sebesar 75%, naik dari persentase tahun 2015 yaitu sebesar 70%. Angka ini diukur dari kesesuaian RPI2JM terhadap Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL). Hasil tersebut diperoleh dari kegiatan Fasilitasi Rencana Penyusunan Strategi Rencana Aksi Daerah di tingkat Provinsi yang dilaksanakan untuk mendapatkan RPI2JM Bidang Cipta Karya yang berkualitas dalam rangka me wujud kan permukiman layak huni dan berkelanjutan sebagai target RPJMN dan mendorong terlaksananya gerakan Sam pai dengan tahun 2016 sebanyak 302 kabupaten/ kota telah memiliki RPI2JM yang berkualitas. 2. Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Dengan menggunakan pendekatan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga, status penyerapan anggaran Ditjen. Cipta Karya per tanggal 31 Desember adalah 87,14% terhadap pagu efektif. Kinerja penyelenggaraan ini belum maksimal dikarenakan: a. terdapat pagu yang masuk kategori penghematan sebesar 1,5 Trilyun yang dananya melekat (tidak bisa dihilangkan)

51 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 51 b. terdapat 16 kegiatan PHLN dengan pagu 1,17 Trilyun yang ditolak oleh Kementerian Keuangan c. terdapat 14 paket kegiatan dengan total 193,73 Miliar yang semula ditargetkan akan terkontrak pada Desember 2016, namun belum dapat terialisasi karena: - adanya lelang ulang terkait adanya sanggah dan aduan - tanda tangan kontrak menunggu terbitnya SK Satker. pembangunan infrastruktur permukiman, adalah belum siapnya kelembagaan di tingkat daerah untuk menerima dan mengelola infrastruktur terbangun. Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan di daerah antara lain dengan mengoptimalkan pendampingan kepada lembaga pengelola dan SDM pengelolanya, dengan kinerja sebagai berikut: 1. Jumlah lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya No Sektor Tabel 4.3. Jumlah Lembaga Pengelola Yang Meningkat Kapasitasnya Jumlah Lembaga Pengelola yang mendapat pendampingan Jumlah Lembaga Pengelola yang meningkat kapasitasnya 1. Air Minum 35 PDAM 35 PDAM 9 UPTD 9 UPTD 2. Sanitasi 57 kabupaten/kota 2 kabupaten/kota (Halmahera dan Bojonegoro) 3. Penataan Bangunan dan Lingkungan 22 Forum Komunitas Hijau (FKH) 22 FKH 4. Permukiman Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) BKM 33 provinsi (Bappeda PU dan Dinas PU) 33 provinsi (Bappeda PU dan Dinas PU) Sumber : Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP, Direktorat BPB - keterlambatan pokja - masih menunggu izin multiyears d. Sebagian satker belum melakukan updating e-monitoring Pada pencapaian output belanja, kinerja Ditjen. Cipta Karya adalah sebesar 89,51%. Kinerja yang belum maksimal ini disebabkan adanya pembatalan pelaksanaan kegiatan karena ketidaksiapan readiness criteria Kapasitas kelembagaan Salah satu kendala dalam pemanfaatan Pada sektor air minum, upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan melalui: a. pendampingan kepada 21 PDAM untuk penggunaan aplikasi Info Air Minum dan kepada 14 PDAM untuk penguatan kelembagaan penyelenggara SPAM b. pendampingan kepada 4 BLU untuk memproses UPTD menjadi PPK BLUD dan kepada 5 BLU untuk perbaikan penguatan struktur organisasi dan kelengkapan dokumen peraturan

52 52 laporan kinerja Pada sektor sanitasi, upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan melalui pendampingan kepada kabupaten/kota dalam membentuk unit pengelola persampahan dan sanitasi. Pada tahun 2016, dari 57 kabupaten/ kota yang didampingi baru terealisasi 2 unit pengelola persampahan dan sanitasi yaitu di Kabupaten Halmahera dan Kabupaten Bojonegoro. Pada sektor penataan bangunan dan lingkungan, upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola antara lain dilakukan melalui lokalatih kepada 22 Forum Komunitas Hijau, sementara pada sektor permukiman upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan melalui sosialisasi NSPK pada 33 pemerintah provinsi (Dinas PU dan BAPPEDA Provinsi), pembinaan kepada BKM yang terlibat dalam program KotaKu (Kota Tanpa Kumuh). 2. Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Pada tahun 2016, hasil pendampingan kepada lembaga pengelola menghasilkan peningkatan kapasitas terhadap SDM lembaga pengelola dengan total sebanyak orang melalui mekanisme pembinaan teknis pada Balai Teknis Air Minum dan Balai Teknis Sanitasi, pembinaan teknis oleh direktorat teknis terkait serta pelatihan Pengendalian dan pengawasan Sasaran kegiatan pengendalian dan pengawasan pada tahun 2016 dapat dilihat kinerjanya sebagai berikut: 1. Tingkat implementasi SAKIP Nilai implementasi SAKIP menggambarkan seberapa jauh tingkat akuntabilitas kinerja organisasi Ditjen Cipta Karya. Pada tahun 2015, tingkat akuntabilitas kinerja Dijten Cipta Karya mencapai 72,81% 2. Angka ini bermakna bahwa kinerja organisasi Ditjen. Cipta Karya sangat baik dengan intepretasi bahwa organisasi Ditjen. Cipta Karya telah akuntabel dan telah memiliki sistem manajemen kinerja yang sangat baik. Tabel 4.4. Jumlah SDM Lembaga Pengelola yang Meningkat Kapasitasnya No Sektor Jumlah SDM yang meningkat kapasitasnya Air Minum Sanitasi Penataan Bangunan dan Lingkungan - TABG - Tim Pengkaji Teknis orang 430 orang 134 orang 9 orang 4. Permukiman Sumber: Direktorat BPB, Direktorat PSPAM, Balai Teknik Air Minum, Balai Teknik Sanitasi 201 orang 2 Surat Irjen Kementerian PUPR kepada Dirjen Cipta Karya No. Kj Ij/630 tanggal 28 Maret 2016 tentang Laporan Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2015

53 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 53 Detail capaian kinerja SAKIP Ditjen. Cipta Karya sebagaimana ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.5. Nilai hasil evaluasi penyelenggaraan SAKIP unit organisasi DJCK No Komponen Bobot/Nilai Maksimal Nilai Hasil Evaluasi A. B. C. D. E. Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Kinerja Capaian Kinerja Jumlah Total Nilai 30% 25% 5% 10% 20% 90% 100% 24,03% 19,38% 12,96% Tidak Dinilai 9,17% 65,53% 72,81% Sumber: Surat Irjen Kementerian PUPR kepada Dirjen Cipta Karya No. Kj Ij/630 tanggal 28 Maret 2016 tentang Laporan Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2015 Walaupun telah akuntabel, namun masih terdapat beberapa catatan dari evaluator terhadap pelaksanaan kinerja Ditjen. Cipta Karya agar dapat ditindaklanjuti sehingga tingkat akuntabilitas kinerja meningkat di tahun berikutnya sebagai berikut: a. Pencantuman tujuan dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya yang berorientasi pada hasil/output penting yang harus diwujudkan; b. Reviu Renstra Ditjen. Cipta Karya agar tujuan, target serta indikator kinerja selaras dengan target kinerja Renstra Kementerian PUPR maupun RPJMN; c. Pengukuran kinerja secara berjenjang dari staf hingga manajerial; d. Penyediaan data akurat atas selisih realisasi terhadap target Renstra 2015; e. Tujuan dalam Renstra disertai dengan target keberhasilan; dan f. Reward and punishment atas hasil pengukuran kinerja Eselon IV ke atas. Tindak lanjut yang telah dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya terkait catatan evaluator tersebut di tahun 2016 antara lain: a. Reviu terhadap target kinerja dan indikator kinerja dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya agar selaras dengan target kinerja dalam RPJMN dan Renstra Kementerian PUPR; b. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA) yang terintegrasi dengan sistem lainnya seperti SiPPa, Sipro, E-mon, dan Sistem Kepegawaian; c. Inisiasi penyusunan indikator kinerja individu yang berjenjang dari staf hingga manajerial; d. Sosialisasi penyusunan SKP berbasis kinerja organisasi; e. Penetapan 10 (sepuluh) tenaga evaluator SAKIP; dan f. Sosialisasi SAKIP dan tata cara penyusunan laporan kinerja ke seluruh entitas akuntabilitas kinerja. 2. Penyelesaian temuan Itjen, BPKP, dan BPK-RI Pada status 31 Desember 2016, dari total temuan sebanyak 71,9 M telah ditindaklanjuti sebesar

54 54 laporan kinerja 54,93%, sedangkan sisanya belum ditindaklanjuti dengan rincian sebagai berikut: a. Progres Temuan Inspektorat Jenderal Pada temuan Inspektorat Jenderal, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang belum ditindaklanjuti adalah sebesar 1,43 M untuk Kode 01 (Keborosan), 3,59 M untuk Kode 02 (Kebocoran) dan 380 kejadian untuk Kode (Administrasi) b. Progres Temuan BPK Pada temuan BPK, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang belum ditindaklanjuti sebesar 4,667 M, dengan sisa temuan terbesar dari Direktorat Pengembangan PLP (termasuk MSMHP, USRI) sebesar 4,066 M c. Progres Temuan BPKP Pada temuan BPKP, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang belum ditindaklanjuti yaitu sebesar 32,924 M untuk Kode 01 (Keborosan), 1,947 M untuk Kode 02 (Kebocoran) dan kejadian untuk Kode (Administrasi) Dalam menyikapi permasalahan proses tindak lanjut temuan BPK-RI, Itjen dan BPKP pada Satker. di lingkungan Ditjen. Cipta Karya yang sering kali melampaui batas waktu 60 hari, pada di tahun 2016 Ditjen. Cipta Karya telah memberikan peringatan dini kepada Satker. terkait untuk segera menindaklanjuti temuan sebelum 60 hari sesuai dengan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Peningkatan Kualitas Pengaturan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kuantitas landasan hukum penyelenggaraan infrastruktur permukiman, Ditjen. Cipta Karya mendorong penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang permukiman baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun ranperda/ perkab/perwali oleh pemerintah daerah. Capaian kinerja sasaran kegiatan peningkatan kualitas pengaturan dan pengelolaan infrastruktur permukiman adalah sebagai berikut: 1. Jumlah NSPK bidang permukiman yang diterbitkan tahun 2016 Pada tahun 2016, Ditjen. Cipta Karya telah menerbitkan 20 (dua puluh) NSPK yang terdiri dari 1 (satu) Peraturan Presiden, 1 (satu) Peraturan Pemerintah, 6 (enam) Peraturan Menteri PUPR, 1 (satu) Surat Edaran Menteri PUPR, 5 (lima) Surat Edaran Dirjen Cipta Karya, 2 (dua) Pedoman Teknis, 1 (satu) Penyusunan Pedoman, 1 (satu) Penyusunan Rancangan Undang- Undang, 1 (satu) Penyusunan Bahan, dan 1 (satu) Penyempurnaan Panduan (Tabel 4.6). Judul NSPK secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.

55 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 55 Tabel 4.6. Jumlah NSPK yang di terbitkan dalam tahun 2016 No Komponen Jumlah NSPK tahun Air Minum 2. Bina Penataan Bangunan 3. Pengembangan Kawasan Permukiman 4. Penyehatan Lingkungan Permukiman 5. Dukungan Manajemen Sumber: Seditjen, Direktorat KIP, Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP, Direktorat BPB 2. Jumlah pemerintah daerah kabupaten/ kota yang memiliki peraturan penyelenggaraan infrastruktur permukim an (dokumen perencanaan/ ranperda/perkab/perwali) Pada tataran pemerintahan daerah, Ditjen. Cipta Karya telah mendorong adanya peningkatan kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman melalui penyusunan dokumen perencanaan/ranperda/perkab/ perwali penyelenggaraan infratruktur permukiman, dengan kinerja di tahun 2016 seperti yang tergambar dalam Tabel NSPK 4 NSPK 5 NSPK 3 NSPK 2 NSPK Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari total 514 kabupaten/kota 3, sebanyak 469 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM), 424 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki peraturan daerah tentang bangunan gedung (Perda BG), 26 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki SK TABG, 16 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki peraturan daerah tentang penetapan kawasan kumuh (Perda Kumuh) dan 479 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Tabel 4.7. Jumlah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki Peraturan Penyelenggaraan Permukiman No Sektor Bentuk Peraturan Pemerintah Kabupaten/Kota yang Memiliki Peraturan Tahun 2016 Akumulasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang Telah Memiliki Peraturan 1. Air Minum RIS SPAM 16 Kab/Kota 469 Kab/Kota 2. Bina Penataan Bangunan Perda BG SK TABG (Tim Ahli Bangunan Gedung) 69 kab/kota 11 Kab/Kota 443 Kab/Kota 26 Kab/Kota 3. Pengembangan Kawasan Permukiman Perda Kumuh Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) 19 Kab/Kota 96 Kab/Kota 22 Kab/Kota 96 Kab/Kota 4. Penyehatan Lingkungan Permukiman SSK 165 Kab/kota 479 Kab/Kota Sumber: Seditjen, Direktorat KIP, Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP, Direktorat BPB 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan

56 56 laporan kinerja Tahun 2016 merupakan tahun terakhir pendampingan penyusunan Rancangan Perda BG melalui APBN.Dalam rangka mendorong percepatan penyelesaian Perda BG, pada tahun 2016 Ditjen. Cipta Karya melakukan strategi percepatan penyelesaian Perda BG melalui kegiatan pendampingan bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM serta menyediakan Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung dan Panduan Pelaksanaan Kegiatan.Bantuan teknis dari pemerintah pusat berupa Model Perda BG ini dapat membantu Pemerintah Daerah dalam menyusun Rancangan Perda BG agar sesuai dengan amanat Undang-undang tentang Bangunan Gedung (UUBG) dan Peraturan Pemerintah tentang Bangunan Gedung (PPBG) Peningkatan Kualitas Komunikasi, Edukasi dan Kampanye Publik Upaya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap manfaat penyelenggaran infrastruktur permukiman telah dilakukan oleh Ditjen.Cipta Karya melalui peningkatan kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik.kinerja sasaran kegiatan ini di tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Jumlah publikasi yang diterbitkan Selama tahun 2016, Ditjen. Cipta Karya telah menerbitkan sebanyak 12 buletin yang membahas tentang bidang Cipta Karya. 2. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti hingga Desember 2016 adalah 71,42%, sisanya masih dalam proses tindak lanjut. Selain menerbitkan publikasi dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat, Ditjen. Cipta Karya juga mengikuti pameran baik berskala nasional maupun internasional sebanyak 15 kali, kampanye dan talkshow sebanyak 26 kali, penyelenggaraan Duta Sanitasi, penyerbarluasan informasi PIP2B, serta pembuatan video ataupun film bertema permukiman Capaian Kinerja Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Capaian kinerja Ditjen. Cipta Karya, pada akhir tahun anggaran 2016 adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Pencapaian Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2016 Sasaran Program Indikator Kinerja Target APBN (%) Target APBNP (%) Capaian (%) Kinerja Terhadap APBNP (%) Meningkatnya konstribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum 1,68 0,69 0, Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan 0,56 0,61 0,64 104,91 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi 2,08 2,00 1,93 96,5 Sumber: Seditjen, Direktorat KIP, Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP, Direktorat BPB

57 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 57 Rata-rata capaian kinerja Ditjen. Cipta Karya pada tahun 2016 adalah sebesar 100,47%, dengan dengan kinerja tertinggi pada pencapaian sasaran program Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak yaitu sebesar 104,91%. Alokasi anggaran APBN Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016 dalam rangka melaksanakan Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman telah memberikan kontribusi peningkatan capaian sasaran program nasional yang ditunjukkan pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.7. Jika dibandingkan dengan target nasional maka kontribusi Ditjen. Cipta Karya (APBN) adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Kontribusi Ditjen Cipta Karya Terhadap Sasaran Program Nasional Sasaran Program Indikator Kinerja Baseline TR CA TR CA TR TA TR TR Meningkatnya konstribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi Sumber: Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP Keterangan : TR : Target Renstra (%), CA: Capaian APBN (%), TA : Target APBN (%) Gambar 4.7. Capaian Nasional berdasarkan Capaian Kontribusi Ditjen Cipta Karya (APBN) 84, , Target Renstra layanan air minum (%) Capaian layanan air minum (%) Target Renstra Penanganan kumuh (%) Capaian Penanganan kumuh (%) Target Renstra Layanan Sanitasi (%) Capaian Layanan Sanitasi (%) Sumber: Subdit Perencanaan Teknis Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP, Direktorat BPB

58 58 laporan kinerja Renstra Kementerian PUPR menyebutkan bahwa, Ditjen. Cipta Karya berkontribusi pada pencapaian sasaran strategis kesembilan (SS- 9) meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak. Pencapaian sasaran Strategis tersebut diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sasaran Strategis = Keterangan : IKP 1 : IKP 2 : IKP 3 : IKP 1+IKP 2+IKP 3 3 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi Sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi Masyarakat Kinerja sasaran ini digambarkan melalui indikator meningkatnya cakupan pelayanan akses air minum. Pada tahun 2016, telah terealisasi sebanyak liter/detik atau setara dengan 0.69% cakupan pelayanan akses air minum. Angka realisasi ini merupaan total target kapasitas SPAM terbangun baik di perkotaan maupun di perdesaan berdasarkan perhitungan full capacity SPAM terbangun. Pada tahun 2016, target sasaran ini adalah 83%, dengan realisasi capaian sebesar 75,76%. Terjadinya selisih capaian ini dipengaruhi oleh kinerja cakupan pelayanan akses sanitasi yang belum dapat tidak terealisasi dengan baik Pelaksanaan kinerja sasaran ini didukung oleh output yang dilaksanakan Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM). Kecenderungan kinerja output yang diselenggarakan Direktorat PSPAM dalam meningkatkan cakupan pelayanan air minum di tahun 2016 ditunjukkan oleh Gambar 4.8. Gambar 4.8. Kinerja Penyelenggaraan Output Mendukung Sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Target (%) Realisasi (%) TR I TR II TR III TR IV Sumber: Subdit Perencanaan Teknis Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP, Direktorat BPB

59 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 59 Dalam mencapai target 0,69% telah dilakukan pembangunan di 231 kawasan SPAM Perkotaan, 22 SPAM Kawasan Rawan Air, 10 SPAM Kawasan Khusus, 2 Kawasan SPAM Regional, 64 Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air, 33 Kawasan Pengembangan Jaringan Perpipaan Kawasan Khusus serta 421 SDM lembaga pengelola mendapat pembinaan teknis dengan kinerja fisik rata-rata sebesar 92,15%. Selain pendekatan pembangunan untuk menambah kapasitas terbangun, di tahun 2016 dilakukan pula kegiatan-kegiatan lain seperti: 1. Rapat konsultasi regional dan rapat penajaman program SPAM, yang merupakan upaya penjaringan usulan pengembangan SPAM dan seleksi atas usulan tersebut sesuai dengan readiness criteria yang sudah ditetapkan. 2. Sinkronisasi air baku untuk air minum, yang merupakan kegiatan rapat koordinasi bersama antara Ditjen. Cipta Karya dan Ditjen. Sumber Daya Air, yang salah satu tujuannya adalah dalam rangka upaya penjaminan air baku untuk air minum, sehingga target kapasitas SPAM terbangun dapat tetap terpenuhi. 3. Mid Term Review yang merupakan kegiatan konsolidasi tengah tahun dalam upaya pendataan potensi permsalahan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan pembangunan SPAM termasuk upaya pendataan komitmen Pemda dalam bentuk Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan target sambungan rumah (SR) yang akan dibangun oleh pemerintah daerah dengan DDUB tersebut. 4. Rapat koordinasi evaluasi akhir tahun, yang merupakan kegiatan konsolidasi pengembangan SPAM di akhir tahun dalam upaya pendataan dan konsolidasi hasil pelaksanaan pembangunan selama satu tahun anggaran. Walaupun realisasi cakupan pelayanan air minum telah sesuai target, namun dalam pelaksanaannya masih ditemui kendala serta tantangan sebagai berikut: 1. revisi DIPA yang meliputi rekomposisi MYC, self blocking, tunggakan PMK, serta pergeseran FAS yang memerlukan waktu relatif lama 2. pelaksanaan konstruksi yang terhambat di lapangan (ijin crossing, ijin hutan lindung, sengketa sumber air/lahan, pengiriman material) pada Satker PSPAM Provinsi Jambi, Satker PSPAM Strategis, dan Satker PSPAM Provinsi Jawa Timur 3. gagal lelang atau lelang ulang di beberapa satker provinsi (Jawa Timur, DIY, NTB, Jawa Tengah, Satker PSPAM Strategis) akibat kurang cermat dalam merujuk kaidah pelelangan yang berlaku 4. tidak maksimalnya pelaksanaan bimbingan teknik kepada pengelola PDAM yang dilakukanoleh Balai Teknis Air Minum karena adanya penghematan dan perubahan prioritas dari pembinaan teknis menjadi peningkatan kualitas prasana dan sarana Balai Teknis Air Minum 5. adanya keterbatasan sumber air baku pada daerah pelayanan 6. masih adanya kapasitas produksi (idle capacity) pada sistem eksisting 7. komitmen pemerintah daerah yang masih rendah untuk membangun jaringan distribusi perpipaan 8. masih kurangnya komitmen PDAM

60 60 laporan kinerja untuk mempercepat perluasan pemasangan sambungan rumah 9. masih besarnya biaya penyambungan SR pada konsumen Pada dokumen Renstra Ditjen. Cipta Karya disampaikan bahwa dalam memenuhi target 100% cakupan pelayanan air minum di tahun 2019, pendanaan APBN berkontribusi sebesar 35% dan sisanya merupakan kontribusi dari APBD, swasta dan masyarakat. Jika menggunakan asumsi bahwa dengan pendanaan 35% mampu menghasilkan peningkatan cakupan pelayanan air minum sebesar 0,69% di tahun 2016, maka diperkirakan sisa pendanaan lainnya mampu menghasilkan tambahan cakupan pelayanan air minum sebesar 1,207%. Ini berarti pada tahun 2016 diperkirakan akan terdapat penambahan cakupan pelayanan air minum secara nasional sebesar 1,857%. Berdasarkan baseline cakupan pelayanan air minum nasional tahun 2015 sebesar 70,97% dan dengan potensi realisasi cakupan pelayanan air minum tahun 2016 sebesar 1,857%, maka cakupan pelayanan air minum nasional hingga tahun 2016 diperkirakan sebesar 72,827%. Jika realisasi ini disandingkan dengan target Renstra sebagaimana disampaikan pada Bab II (82%), maka masih terdapat selisih sebesar 9,173% di tahun 2016 atau sebesar 27,173% terhadap target tahun Ini berarti, ratarata yang harus dicapai per tahun hingga 2019 adalah sebesar 9,057%. Jika kinerja sasaran tahun 2016 dibandingkan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya, maka peningkatan cakupan pelayanan air minum pada periode menunjukkan tren yang positif sebagaimana terlihat pada tabel Pembangunan sistem penyediaan air minum telah memberikan manfaat berupa pelayanan air minum untuk masyarakat melalui pemanfaatan sambungan rumah. Hasil evaluasi manfaat yang dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya terhadap prasarana dan sarana terbangun tahun menunjukkan bahwa peningkatan akses air minum aman akan menurunkan angka keluhan diare sebesar 3,49% dan meningkatkan angka harapan hidup sebesar 33,23% 4. Pada 8 (delapan) provinsi lokasi survey, pada umumnya,pemanfaat langsung infrastruktur air minum merasakan kondisi lebih baik setelah mendapatkan akses air Tabel Peningkatan cakupan pelayanan air minum Periode Sasaran Program/ Indikator Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum (%) 0,60 1,04 1,49 1,64 2,205 0,69 Kapasitas air (l/det) Sumber: Direktorat PSPAM 4 Evaluasi manfaat dilakukan melalui dua tahapan: 1) Evaluasi Manfaat Total: menganalisa kontribusi cakupan air minum aman terhadap tingkat keluhan diare dan angka harapan hidup dengan menggunakan metode regresi., 2) Evaluasi Manfaat Parsial yang dilakukan dengan melakukan survey langsung kepada masyarakat pengguna pada 8 (delapan) Provinsi yaitu Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Lampung, Jawa Timur, DI Jogyakarta, NTB, Maluku utara dan Bali. Lebih detail terkait hasil survey, dapat dilihat pada lampiran.

61 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 61 minum. Bentuk manfaat terbesar infrastruktur air minum adalah pada penghematan waktu dan tenaga serta penghematan biaya yang tergolong cukup tinggi. Akses air minum membantu menurunkan biaya masyarakat untuk mendapat air minum, lebih murah bila dibandingkan dengan membeli air di pasaran. Lebih detail terkait hasil survey manfaat atas pelayanan air minum dapat dilihat pada lampiran. Beberapa output terbangun yang telah memberikan manfaat antara lain: 1. SPAM Desa Saliguma, Dusun Gotab, Kecamatan Siberut Tengah, Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat Gambar 4.9 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat Kepulauan Mentawai Koordinat : S E Sumber: Pamsimas.org

62 62 laporan kinerja 2. SPAM Desa Inoduas, Kecamatan Manokwari Utara, Provinsi Papua Barat Gambar 4.10 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat Manokwari Koordinat: S E Sumber: Pamsimas.org

63 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA SPAM Desa Dampala Jaya, Kecamatan Kulisusu Barat, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara Gambar 4.11 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat Kabupaten Buton Utara Koordinat: S E Koordinat : S E Sumber: Pamsimas.org Dengan memperhatikan hasil kinerja tahun 2016, maka dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan air minum di tahun mendatang akan dilakukan beberapa rencana tindak lanjut antara lain: 1. melakukan penyesuaian target tahunan pada periode dalam rangka mewujudkan cakupan pelayanan akses air minum 100% 2. mengoptimalkan peran turbinwas Ditjen. Cipta Karya untuk mendorong peran swasta, masyarakat dan APBD dalam meningkatkan cakupan pelayanan air minum nasional 3. membangun lebih banyak SPAM jaringan perpipaan baru sebagai salah satu upaya terbesar untuk mencapai 100% cakupan akses air minum 4. mengembangkan SPAM Regional sebagai salah satu solusi atas kondisi ketersediaan air baku yang tidak merata 5. menetapkan kebijakan kabupaten/ kota binaan, yaitu kabupaten/kota yang memiliki akses AM baik (mendekati 100%) yang akan difasilitasi untuk mencapai pelayanan 100%

64 64 laporan kinerja Sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Kinerja sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman layak digambarkan melalui indikator kinerja penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan dengan target di tahun 2016 sebesar 0,61%. Pada tahun 2016, realisasi kinerja sasaran ini adalah 0,64% atau setara dengan 2.462,74 Ha di 141 kabupaten/kota. Sasaran ini didukung oleh output yang dihasilkan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman dan Direktorat Bina Penataan Bangunan. Adapun kecenderungan pengelolaan kinerja output ini di tahun 2016 adalah sebagaimana tergambar pada Gambar dengan ratarata kinerja fisik sebesar 96,28%. Pelaksanaan sasaran ini di tahun 2016 masih terkendala dengan: 1. Penetapan lokasi penanganan permukiman kumuh 2. Proses perubahan akun belanja dari bantuan sosial ke belanja bantuan pemerintah yang memerlukan perubahan pada pedoman umum dan panduan pelaksanan yang cukup lama 3. Penghematan dengan proses self blocking pada kegiatan utama yang mengakibatkan kegiatan pendukung tidak dapat terserap 4. Masih kurang sempurnanya formulasi penghitungan capaian penanganan permukiman kumuh. Selain pendekatan pembangunan fisik untuk menuntaskan kawasan kumuh, di tahun 2016, dilakukan pula kegiatan-kegiatan lain untuk mendukung permukiman yang layak huni seperti: Gambar 4.12 Kinerja penyelenggaraan output pendukung sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman TR I TR II TR III TR IV Sumber : Laporan Rencana Aksi (E-Monitoring status 9 Januari 2017) Target (%) Realisasi (%)

65 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Penyusunan Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Peraturan menteri ini bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni perumahan kumuh dan per mukiman kumuh. Lingkup pengaturan dalam peraturan menteri ini meliputi kriteria dan tipologi; penetapan lokasi dan perencanaan penanganan; pola-pola penanganan; pengelolaan; dan pola kemitraan, peran masyarakat, dan kearifan lokal. 2. Penyusunan SE Dirjen.Cipta Karya No. 40/ SE/DC/2016 tentang Pedoman Umum Kota Tanpa Kumuh yang menjadi dasar pelaksanaan program KotaKu (Kota Tanpa Kumuh). Surat Edaran ini bertujuan untuk mendukung pemerintah daerah dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mewujudkan permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan. 3. Pendampingan kepada kabupaten/kota untuk legalisasi perda kumuh, dengan realisasi ditahun 2016 sebanyak 21 Perda tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. 4. Pendampingan penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) pada kabupaten/kota. Pendampingan ini merupakan bentuk fasilitasi kepada kabupaten/kotadalam penanganan permukiman kumuh. Pada tahun 2016, terdapat 96 kabupaten/kotayang berhasil menghasilkan dokumen RP2KPKP. 5. Pendampingan legalisasi 67 Peraturan Daerah Bangunan Gedung. 6. Penyelenggaraan Bangunan Gedung seluas m2 yang meliputi pembangunan 13 (tiga belas) kebun raya, rehabilitasi pembangunan istana kepresidenan, pembangunan Tempat Evakuasi Sementera (TES) di 3 (tiga) lokasi, renovasi Gelora Bung Karno sebagai dukungan bagi terlaksananya Asian Games XVIII, serta pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di 7 (tujuh) lokasi. 7. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan seluas m2 yang meliputi penataan kawasan strategis di 9 (sembilan) lokasi. 8. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan seluas Ha yang dilaksanakan melalui peningkatan kualitas kawasan permukiman perdesaan dan pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah (PISEW). 9. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus seluas 438,38 Ha, yang diantaranya meliputi kawasan permukiman pasca bencana erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo seluas 250 Ha, Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) di kawasan perbatasan secara multi years contract seluas 188,38 Ha, pengembangan kawasan permukiman di 10 (sepuluh) lokasi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional melalui penyusunan dokumen perencanaannya, serta kawasan permukiman rawan bencana dan pulaupulau kecil terluar melalui penyusunan dokumen rencana implementasi dan roadmap kegiatan jangka pendek. 10. Pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan di kel/desa di 269 kabupaten/kota. 11. Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan sebanyak 80 kawasan yang meliputi penataan

66 66 laporan kinerja Ruang Terbuka Pendukung Kebun Raya di 12 kawasan, penataan RTH di 4 (empat) kawasan, Penataan Kawasan Revitalisasi Kota Pusaka di 8 (delapan) kawasan, Penataan Kota Hijau (P2KH) di 7 (tujuh) kawasan. Upaya Ditjen. Cipta Karya dalam berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman diapresiasi oleh masyarakat sebagai pemanfaat. Hasil evaluasi manfaat yang dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya terhadap prasarana dan sarana terbangun untuk pengurangan kawasan kumuh tahun , menunjukkan bahwa peningkatan infrastruktur kawasan kumuh akan menurunkan angka keluhan diare sebesar 15,81% dan meningkatkan angka harapan hidup sebesar 41,95% 5. Pada 8 (delapan) provinsi lokasi survey, pemanfaat langsung infrastruktur kawasan kumuh (infrastruktur jalan lingkungan dan drainase lingkungan) merasakan kondisi lebih baik. Bentuk manfaat terbesar infrastruktur kawasan kumuh adalah pada kenyamanan lingkungan, kesehatan serta penghematan waktu dan tenaga. Lebih detail terkait hasil survey manfaat atas penyediaan infrastruktur kawasan kumuh dapat dilihat pada lampiran. Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman di tahun 2016, telah memberikan manfaat kepada masyarakat, melalui meningkatnya kualitas kawasan permukiman, diantaranya: 1. Peningkatan kualitas jalan desa (agropo litan) di Kawasan Wasela Timur, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Gambar 4.13 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek pada Kawasan Wasela Timur, Halmahera timur, Maluku Utara Koordinat: N E Sumber: Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Evaluasi manfaat dilakukan melalui dua tahapan: 1) Evaluasi Manfaat Total: menganalisa kontribusi cakupan air minum aman terhadap tingkat keluhan diare dan angka harapan hidup dengan menggunakan metode regresi., 2) Evaluasi Manfaat Parsial yang dilakukan dengan melakukan survey langsung kepada masyarakat pengguna pada 8 (delapan) Provinsi yaitu Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Lampung, Jawa Timur, DI Jogyakarta, NTB, Maluku utara dan Bali. Lebih detail terkait hasil survey, dapat dilihat pada lampiran.

67 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Peningkatan kualitas kawasan melalui pembangunan jembatan di Kawasan Argasunya Kota Cirebon Gambar 4.14 Kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek pada Kawasan Argasunya, Cirebon Koordinat: S E Sumber: Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman 2016

68 68 laporan kinerja 3. Pekerjaan Penahan Jalan Kawasan Bulak, Kota Surabaya Gambar 4.15 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek pada Kawasan Bulak, Kota Surabaya Koordinat: 7º S 112º47 43,24 E Sumber: Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman 2016 Dengan memperhatikan kinerja tahun 2016, untuk mempercepat pengurangan luasan kumuh hingga 0% pada akhir tahun 2019, rencana tindak lanjutnya adalah sebagai berikut: 1. pemantapan basis data dan sistem informasi 2. penguatan kelembagaan nasional dan daerah 3. peningkatan kapasitas melalui pelatihan peningkatan inisiatif dan penguatan kapasitas 4. penguatan peran dan kapasitas masyarakat 5. pengelolaan hasil (lingkungan permukiman dan infrastruktur) dan evaluasi Sasaran Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat Kinerja sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat layak digambarkan melalui

69 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 69 indikator kinerja cakupan pelayanan sanitasi dengan target di tahun 2016 sebesar 2% yang terdiri dari 0,60% untuk air limbah dan 1,33% untuk persampahan. Pada tahun 2016, realisasi kinerja sasaran ini adalah 1,93% atau setara dengan KK dengan rincian sebesar 0,6% untuk air limbah ( KK) dan 1,33% untuk persampahan ( KK). Tidak maksimalnya pencapaian kinerja sasaran ini, dikarenakan terdapat beberapa output yang memiliki target pelayanan cukup besar batal dilaksanakan antara lain karena ketidaksiapan lahan. Pelaksanaan kinerja sasaran ini dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman melalui pembangunan infrastruktur air limbah skala kota di 33 kabupaten/kota, pembangunan infrastruktur air limbah skala kawasan di 783 kawasan pada 212 kabupaten/kota, pembangunan infrastruktur air limbah khusus di 774 kawasan pada 200 kabupaten/kota, pembangunan TPA regional di 2 kawasan pada 2 kabupaten/kota, pembangunan TPA skala Kota di 46 kawasan pada 46 kabupaten/kota, pembangunan sistem persampahan skala kota di 148 kawasan pada 196 kabupaten/kota, pembangunan sistem persampahan khusus di 144 kawasan pada 192 kabupaten/kota, pembangunan infrastruktur drainase seluas 850 Ha, serta bimbingan teknis kepada 430 SDM pengelola bidang sanitasi. Kinerja penyelenggaraan output untuk mendukung pencapaian sasaran ini di tahun 2016 adalah sebagaimana tergambar pada Gambar dengan rata-rata kinerja fisik sebesar 93,32%. Gambar 4.16 Kinerja output pendukung sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Target (%) Realisasi (%) TR I TR II TR III TR IV Sumber : Laporan Rencana Aksi (E-Monitoring status 9 Januari 2017)

70 70 laporan kinerja Terhadap penyelenggaraan output tersebut, masih dijumpai kendala antara lain: 1. Tidak tuntasnya proses pembebasan lahan TPA Anambas Provinsi Riau yang menyebabkan Rp14,59 M tidak bisa terserap dan pembatalan paket 2. Perubahan lokasi yang mengakibatkan paket drop pada IPLT Desa Madurejo Sleman Yogyakarta, IPLT Kota Dumai, IPLT Raja Ampat 3. Penolakan dari masyarakat yang mengakibatkan paket drop pada IPAL Kota Kalabahi Alor, IPLT Pohuwato Gorontalo, TPA Kabupaten Bone Bolango 4. Belum ada dokumen lingkungan yang mengakibatkan paket drop pada IPAL Kawasan Painan Utara Kabupaten Pesisir Selatan 5. Keterlambatan persetujuan ijin Multi Years Contract oleh Kementerian Keuangan yang tidak memungkinkan penyerapan pada TPA Banjarbakula, TPA Balikpapan, TPA Rawa Kucing Tangerang dengan total Rp11,39 M 6. Tidak disetujuinya drop alokasi anggaran PHLN untuk MSMHP, DSDP-II, MSMIP, Sanimas IDB, ERIC/KFW dengan total Rp145,58 M Jika dibandingkan dengan tahun 2015, cakupan pelayanan akses sanitasi tahun 2016 mengalami penurunan, dimana semula hanya 1,94% atau setara dengan jiwa menjadi 1,93% atau setara dengan jiwa. Realisasi 1,93% merupakan kontribusi dari penggunaan APBN yang di dalam struktur pembiayaan hanya berperan sebesar 35% saja. Dengan menggunakan asumsi bahwa 35% mampu menghasilkan 1,93%, maka diperkirakan pendanaan non-apbn yang berjumlah 65%, mampu berkontribusi meningkatkan cakupan pelayanan akses sanitasi sebesar 3,58%. Pada tingkat nasional penambahan cakupan pelayanan sanitasi di tahun 2016 diperkirakan adalah sebesar 5,51%. Berdasarkan capaian cakupan pelayanan sanitasi nasional tahun 2015 sebesar 62,14% (BPS) realisasi tahun 2016 berpotensi untuk mampu menambah cakupan pelayanan sanitasi nasional menjadi 67,65%. Penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi yang dilakukan oleh Ditjen.Cipta karya telah memberikan manfaat langsung dan ada yang memberikan manfaat tidak langsung kepada masyarakat. Hasil evaluasi manfaat yang dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya terhadap prasarana dan sarana terbangun tahun menunjukkan bahwa peningkatan akses sanitasi akan menurunkan angka keluhan diare sebesar 13,09% dan meningkatkan angka harapan hidup sebesar 32,42% 6. Pada 8 (delapan) provinsi lokasi survey, pemanfaat langsung infrastruktur sanitasi merasakan kondisi lebih baik setelah mendapatkan akses sanitasi.bentuk manfaat terbesar infrastruktur sanitasi adalah pada kesehatan diikuti manfaat berupa kenyamanan lingkungan yang tergolong cukup tinggi. Lebih detail terkait hasil survey manfaat atas pelayanan air minum dapat dilihat pada lampiran.beberapa contoh sarana dan prasarana sanitasi terbangun yang bermanfaat bagi masyarakat antara lain: 6 Evaluasi manfaat dilakukan melalui dua tahapan: 1) Evaluasi Manfaat Total: menganalisa kontribusi cakupan air minum aman terhadap tingkat keluhan diare dan angka harapan hidup dengan menggunakan metode regresi., 2) Evaluasi Manfaat Parsial yang dilakukan dengan melakukan survey langsung kepada masyarakat pengguna pada 8 (delapan) Provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Lampung, Jawa Timur, DI Jogyakarta, NTB dan Bali. Lebih detail terkait hasil survey, dapat dilihat pada lampiran.

71 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Bungo, Jambi Gambar 4.17 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek pada TPA Bungo, Jambi Koordinat: 7º S 112º47 43,24 E Sumber: Direktorat Penyehatan Lingkungan Permukiman 2016

72 72 laporan kinerja 2. Pembangunan IPLT Batang Hari, Jambi Gambar 4.18 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek pada IPLT Batang Hari, Jambi Koordinat: 1º42 36,36 S 103º04 57,74 E Sumber: Direktorat Penyehatan Lingkungan Permukiman 2016

73 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pembangunan IPLT Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung Gambar 4.19 Kondisi sebelum dan sesudah Pelaksanaan Proyek IPLT Bangka Tengah, Bangka Belitung Koordinat: 2º S 106º E Sumber: Sumber: Direktorat Penyehatan Lingkungan Permukiman 2016 Selain penggunaan pendekatan pembangunan baik melalui pembangunan sistem ataupun pemberdayaan masyarakat dilakukan juga beberapa kegiatan untuk mendorong meningkatnya cakupan pelayanan akses sanitasi, yaitu: 1. Peningkatan kesadaran Pemda dan masyarakat melalui pelaksanaan program PPSP serta menjalin kemitraan/kerjasama dengan K/L lain dan AKKOPSI 2. Pengembangan dan penerapan peraturan perundang-undangan diantara nya melalui penyusunan RUU Sanitasi, serta fasilitasi perda sanitasi 3. Peningkatan kemampuan pendanaan melalui fasilitasi CSR, kemitraaan dengan pihak donor melalui pinjaman/ hibah, serta kemitraan dengan badan usaha/swasta 4. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM melalui fasilitasi pembentukan kelembagaan, serta pelatihan teknis kepada pemerintah daerah

74 74 laporan kinerja Dengan memperhatikan hasil kinerja tahun 2015 dan selisih target yang harus dicapai dalam mewujudkan 100% cakupan pelayanan akses sanitasi di tahun 2019, maka rencana tindak lanjut untuk dilaksanakan pada periode berikutnya antara lain: 1. pengembangan pengelolaan air limbah yang diselaraskan dengan penyediaan air minum 2. penyediaan prasarana dan sarana sanitasi yang berpihak pada masyarakat berpenghasilan rendah dan mengedepan kan peran aktif masyarakat 3. mempercepat penyusunan peraturanperaturan yang bersifat operasional 4. memperkuat peran turbinwas Ditjen. Cipta Karya untuk mendorong pengembangan struktur kelembagaan di daerah yang representatif dalam pengelolaan sanitasi 5. pengembangan kemitraan dengan swasta untuk meningkatkan alokasi investasi dari swasta 6. mendorong pemerintah daerah untuk memiliki master plan yang terintegrasi dengan rencana tata ruang 7. mendorong pengembangan pengolahan air limbah sistem terpusat (o ff site) serta kualitas TPA sesuai dengan ketentuan teknis 8. perkuatan dan penerapan hukum 9. mengubah cara pandang atau prilaku terhadap masalah sanitasi 10. meningkatkan dana penelitian dalam bidang sanitasi 4.4. Capaian Kinerja Lainnya Dukungan Pembangunan Infrastruktur Asian Games Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018, Ditjen. Cipta Karya ikut menunjang penyelenggaraan Asian Games melalui rehabilitasi Venue Gelora Bung Karno dengan alokasi dana sebesar Rp 2,8 T (pendanaan tahun jamak). Dukungan Ditjen Cipta Karya berupa rehabilitasi 12 bangunan venue olahraga, training facilities, penataan kawasan GBK Senayan dan penataan kawasan Wisma Atlet Kemayoran Pembangunan Pos Lintas Batas Negara Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan 7 (tujuh) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan, Ditjen. Cipta Karya ikut mendukung pembangunan PBLN di 7 (tujuh) lokasi prioritas yaitu Entikong, Aruk, Nanga Badau, Wini, Motaain, Motamasin, dan Skouw. Kinerja kegiatan ini di bulan Desember tahun 2016 adalah 99,13% (fisik) dengan lembaga pengelola/institusi pengelola PLBN Terpadu dalam proses pembentukan oleh BNPP. Pada tahun 2016, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dan PLBN Motaain NTT telah diresmikan oleh Presiden RI. Pada tahun 2017, selanjutnya Ditjen. Cipta Karya akan melanjutkan pembangunan tahap kedua untuk zona pendukung PLBN terkait pengembangan pemukiman, seperti misalnya pembangunan pasarserta pemenuh an kebutuhan air bersih dan sanitasi.

75 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Penataan Kawasan Permukiman Nelayan/ Tepi Air Dalam menindaklanjuti arahan Presiden RI (Direktif Presiden), Ditjen. Cipta Karya bekerjasama dengan pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan penataan kawasan permukiman nelayan/tepi air di 11 (sebelas) lokasi prioritas percontohan, yaitu: 1. Kampung Beting, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 2. Kampung Sumberjaya, Kota Bengkulu 3. Kampung Tegalsari, Kota Tegal, Jawa Tengah 4. Kampung Nelayan Indah, Kota Medan, Sumatera Utara 5. Kampung Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 6. Kampung Morodemak, Kabupaten Demak, Jawa tengah 7. Kampung Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah 8. Kampung Kuin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 9. Kampung Untia, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 10. Kampung Oesapa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur 11. Kampung Hamadi, Kota Jayapura, Papua Pada tahun 2016, penataan kawasan tepi air dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu: 1. penataan fisik di 3 (tiga) lokasi yaitu: di Kampung Beting Kota Pontianak (22 Ha), Kampung Sumberjaya Kota Bengkulu (11,8 Ha), Kampung Tegalsari Kota Tegal (27 Ha). Penataan fisik ini diperkirakan telah memberikan manfaat kepada KK. 2. penyusunan dokumen perencanaan (DED) pada 8 (delapan) lokasi lainnya Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, Ditjen. Cipta Karya turut mendukung pengembangan 10 (sepuluh) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional sesuai Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional Tahun , yaitu: 1. Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara 2. Tanjung Kelayang, Provinsi Bangka Belitung 3. Kepulauan Seribu, Provinsi DKI 4. Tanjung Lesung, Provinsi Banten 5. Borobudur, Provinsi jawa Tengah 6. Bromo, Tengger Semeru, Provinsi Jawa Tengah 7. Mandalika, Provinsi Nusa Tenggara Barat 8. Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Barat 9. Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara 10. Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara Pada tahun 2016, Ditjen Cipta Karya memberikan dukungan berupa penyusunan dokumen perencanaan kawasan (DED) dan penyusunan dokumen lapangan Kerjasama Pelatihan Teknik Air Minum Ditjen. Cipta Karya turut mendukung MOU (Memorandum of Understanding) Kerjasama antara Kementerian Pekerjaan Umum Pemerintah Timor Leste dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia melalui kerjasama pelatihan air minum dan sanitasi. Pelatihan ini dilaksanakan di Balai Teknik Air Minum, Ditjen. Cipta Karya di Bekasi, pada tanggal November 2016 dengan jumlah peserta 15 orang yang berasal dari Timur Leste.

76 76 laporan kinerja Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) P2KH merupakan salah satu wujud komitmen pemerintah dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 terkait dengan pemenuhan ruang terbuka hijau. Dalam program ini terdapat delapan atribut kota hijau, yaitu Green Planning and Design, Green Building; Green Open Space; Green Waste; Green Water; Green Transportation; Green Energy; dan Green Community. Kota Hijau merupakan metafora dari kota berkelanjutan dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu dan bangunan hijau, serta mensinergikan partisipasi aktif masyarakat dalam komunitas hijau. Hingga tahun kelima pelaksanaan program ini, telah ada 165 kabupaten/kota yang menjadi anggota P2KH untuk menyusun Rencana Aksi Kota Hijau, Masterplan Ruang Terbuka Hijau, dan Peta Komunitas Hijau, serta telah membentuk Forum Komunitas Hijau, menyelenggarakan festival dan aksi kota hijau, serta melaksanakan penataan fisik kawasan hijau di setiap kotanya Pelayanan Publik Pada tahun 2016, Ditjen. Cipta Karya melakukan pelayanan publik secara langsung baik kepada masyarakat maupun kepada kementerian/lembaga. Pelayanan publik tersebut antara lain: Pembinaan Teknis Bangunan Gedung Negara (BGN) Ditjen. Cipta Karya melalui Direktorat Bina Penataan Bangunan memberikan dukungan pembinaan teknis kepada setiap kementerian dan lembaga negara yang hendak membangun atau merenovasi bangun an gedung negara. Dukungan tersebut diberikan dalam bentuk penyediaan tenaga pengelola teknis dan konsultasi. Pada tahun 2016 kinerja pelayanan publik ini adalah pembinaan teknis BGN terhadap bangunan gedung negara Pengurusan Rumah Negara Pelayanan publik lain yang dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya adalah terkait pengurusan rumah negara. Pelayanan yang diberikan di antaranya berupa pengalihan status Rumah Negara Golongan II menjadi Golongan III, pengalihan status Rumah Negara Golongan III menjadi pribadi, penyerahan hak milik sampai dengan pelepasan hak atas tanah. Gambar 4.20 Pelayanan Publik Pengurusan Rumah Negara Golongan III Sumber: Dokumentasi Subdit Pemantauan dan Evaluasi, 2016

77 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 77 Pada tahun 2016, kinerja pelayanan publik ini berupa pengalihan status rumah negara Golongan III sebanyak 503 unit, pelayanan atas sewa beli rumah negara sebanyak 353 unit dan pelayanan atas sewa rumah negara sebanyak 120 unit. Data secara nasional menunjukkan hingga saat ini terdapat rumah negara yang telah dialihkan statusnya, dimana Rumah Sewa SK Golongan III sebanyak 1962 rumah, SK Pengalihan rumah, status pengalihan Sewa Beli rumah, dan status pengalihan Hak Milik sebesar rumah PUPR Award Penghargaan PUPR Tahun 2016 merupakan penghargaan kepada pemerintah daerah yang berprestasi dan berkinerja baik dalam bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, termasuk didalamnya adalah Sub Bidang Cipta Karya. Ditjen. Cipta Karya fokus memberikan apresiasi terhadap pemerintah daerah yang berprestasi/ berhasil menunjukkan kinerja dalam mewujudkan permukiman yang layak huni dan keberlanjutan dengan memadukan ke-4 komponen yang termasuk dalam Sub Bidang Cipta Karya, yaitu Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan Kawasan Permukiman dan Bina Penataan Bangunan. Kategori penilaian dibagi menjadi Kabupaten dan Kota sedangkan mekanisme yang digunakan dalam penyelenggaraan Penghargaan PUPR Sub Bidang Cipta Karya mengacu pada mekanisme penilaian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Penilaian dilakukan kepada instansi pemerintah kota/kabupaten terhadap pembangunan infrastruktur permukiman.pelaksanaan penilaian dilakukan oleh Tim Penilai Penghargaan PUPR Sub Bidang Cipta Karya yang melibatkan unsur purnakarya dari seluruh komponen di Ditjen. Cipta Karya. Penilaian dilakukan dengan cara mengelompokkan kabupaten/kota sesuai dengan wilayahnya. Pembagian wilayah tersebut meliputi: 1. Wilayah Barat : Pulau Sumatera 2. Wilayah Tengah : Pulau Jawa dan Kalimantan 3. Wilayah Timur : Pulau Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku, dan Papua Penilaian dilakukan untuk mendapatkan usulan longlist Sub Bidang Cipta Karya yang kemudian digabungkan dengan usulan longlist oleh unit organisasi lainnya di lingkungan Kementerian PUPR. Setelah adanya penggabungan usulan longlist, disepakati shortlist dengan cara mempertimbangkan daerah yang paling banyak diusulkan oleh seluruh unit organisasi dan ditindaklanjuti dengan survey ke daerah untuk mendapatkan nilai sebagai nominasi pemenang pada masing-masing kategori dan wilayah. Penyelenggaraan Penghargaan PUPR Tahun 2016 mengusung tema Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Permukiman yang bermaksud untuk mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan infrastruktur dengan mengedepankan keterpaduan antar sektor dan pemangku kepentingan mulai dari tahap perencanaan, pemrograman, pembiayaan, implementasi, operasi dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi. Selain itu, 7 Sistem Informasi Rumah Negara 2016

78 78 laporan kinerja juga diharapkan tercapainya efisiensi dan efektifitas pembangunan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kriteria penilaian yang telah disepakati terdiri dari perencanaan dan pengaturan, pelaksanaan dan pengelolaan aset, capaian terhadap target Sub Bidang Cipta Karya, dan manfaat dengan bobot yang dapat dilihat melalui tabel berikut. Kriteria tersebut di atas disesuaikan lagi dengan masing-masing komponen pada Ditjen. Cipta Karya. Tabel Bobot pada Masing-masing Kriteria Bobot Komponen (%) Perencanaan dan Pengaturan 15 Pelaksanaan dan Pengelolaan Aset 35 Capaian terhadap Target Sub Bidang Cipta Karya 30 Manfaat 20 Sumber: Buku Panduan Penghargaan PUPR, 2016 Setelah melalui proses penilaian maka Tim Juri Kementerian PUPR memutuskan bahwa pemenang Penghargaan PUPR Tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel Pemenang Penghargaan PUPR tahun 2016 Kabupaten kota Wilayah Barat Wilayah Tengah Wilayah Timur Tanah Datar Gresik Tabanan Sumber: Hasil Penilaian Penghargaan PUPR, 2016 Banda Aceh Malang Mataram Selain pemenang tersebut di atas, adapula pemenang Penghargaan Khusus, yaitu Kota Surabaya. Kota Surabaya diberikan penghargaan khusus karena Pemerintah Kota mendapatkan nilai tertinggi selama 3 tahun terakhir. Hal ini mempunyai makna bahwa kinerja pemerintah Kota Surabaya dinilai stabil dan berkomitmen tinggi terhadap pencapaian permukiman layak huni dan berkelanjutan Penyerapan Anggaran Dengan menggunakan pendekatan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/ PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga selanjutnya dilakukan analisis dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran di tahun Hasil analisa pendekatan ini seperti tercantum dalam e-performance memperlihatkan bahwa kinerja pelaksanaan anggaran Ditjen. Cipta Karya dapat dinilai sebesar 93,41% atau sangat baik (hasil perhitungan terlampir). Pencapaian ini dipengaruhi oleh beberapa indikator penilaian diantaranya yaitu: Realisasi Anggaran Realisasi anggaran dalam mencapai sasaran tersebut di atas adalah 80,12% dari pagu anggaran APBN yang teralokasi dalam DIPA Perubahan kedua sebesar Rp ,- atau 91,53% terhadap pagu efektif sebesar Rp ,. Tidak maksimalnya penyerapan ini dikarenakan adanya dana self blocking dan drop loan Konsistensi perencanaan dengan implementasi Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi sebesar 72,86%. Hal ini disebabkan oleh adanya proses revisi yang berulang kali terjadi sehingga menyebabkan rencana penyerapan dana berubah. Konsistensi antara perencanaan dan implementasi tertinggi terdapat pada Bulan Juni 2016 yaitu sebesar 87,57%.

79 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Output Terhadap penggunaan anggaran di tahun 2016 telah dihasilkan berbagai output yang hingga akhir Desember 2016 telah terealisasi dengan tingkat kinerja rata-rata sebesar 94,80%. Output yang terealisasi tidak maksimal umumnya berasal dari sektor PLP yang disebabkan adanya kegagalan pelaksanaan kegiatan akibat permasalahan readiness criteria Efisiensi Efisiensi adalah kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat, serta tidak membuang waktu, tenaga serta biaya. Dalam konteks pelaksanaan tugas di Ditjen. Cipta Karya, efisiensi yang terjadi di tahun 2016 adalah sebesar 57,34%. Kegagalan pelaksanaan kegiatan pada sektor PLP menjadi penyebab utama ketidakefisienan pelaksanaan output Ditjen. Cipta Karya karena kegiatan PLP yang gagal memiliki kontribusi pendanaan dan cakupan pelayanan yang cukup besar Aspek Manfaat Pada pencapaian kinerja sasaran di tahun 2016, atas penggunaan anggaran Ditjen. Cipta Karya telah tercapai kinerja sebesar 100,31%. Terdapat sasaran program yang tidak tercapai sesuai target karena adanya kegagalan pelaksanaan, yaitu pada sasaran program meningkatnya kontribusi pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat. Tabel Capaian Outcome Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2016 Outcome Target Outcome Realisasi Outcome Realisasi/ Target Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat 0,69 0,69 1,00 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak 0,61 0,64 1,05 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan akses sanitasi bagi masyarakat 2,00 1,92 0,96 Sumber: Direktorat PSPAM

80 80 laporan kinerja

81 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 81 Bab V Penutup

82 82 laporan kinerja Penutup Dalam rangka mewujudkan program Pengembangan dan Pembinaan Infrastruktur Permukiman, pada tahun anggaran 2016, seluruh komponen sumber daya unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung pencapaian tiga sasaran program yang telah dituangkan dalam perencanaan kinerja. Adapun target capaian perencanaan kinerja tersebut telah disepakati antara Direktur Jenderal Cipta Karya dengan seluruh pimpinan unit kerja dan Kepala Satuan Kerja dalam unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya. Pada beberapa pokok capaian, terdapat kegiatan memberikan kontribusi melebihi target pencapaian sasaran program yang sudah disepakati dalam perjanjian kinerja. Adapun capaian kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun anggaran 2016, adalah: 1. Terhadap sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat telah terlaksana kegiatan yang dapat menambah kapasitas pelayanan sebesar l/ detik. Peningkatan pelayanan tersebut memberikan kontribusi pencapaian pelayanan air minum melalui dana APBN sebesar 0,69%. 2. Terhadap sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak telah terlaksana kegiatan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh pada beberapa kawasan dengan total seluas 2.464,74 Ha. Hasil kegiatan dengan dana APBN Ditjen. Cipta Karya pada TA tersebut telah menurunkan luasan kawasan kumuh dan meningkatkan permukiman layak sebesar 0,64%. 3. Terhadap sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, telah dilaksanakan kegiatan yang memberikan pelayanan pada KK, dan memberikan kontribusi pada tercapainya peningkatan akses sanitasi sebesar 1,93%. Pencapaian tersebut di atas didukung oleh orang yang terdiri dari 45% Aparat Sipil Negara (ASN) maupun tenaga professional dan tenaga pendukung non-asn sebesar 55% dari total sumber daya manusia yang turut menyumbang pencapaian organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya. Realisasi anggaran dalam mencapai sasaransasaran tersebut di atas adalah 80,12% dari pagu anggaran APBN yang teralokasi dalam DIPA perubahan, Rp ,-, atau 91,53% terhadap pagu efektif, Rp ,-. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian berdasarkan hasil pencapaian target sasaran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Masih perlunya optimalisasi fungsi perencanaan program dan anggaran, serta pengendalian pelaksanaan untuk meminimalkan proses revisi anggaran dan kesiapan readiness criteria. 2. Masih perlunya dukungan SDM professional

83 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 83 dengan kompetensi teknis bidang infrastruktur permukiman untuk menjaga kualitas dan kesinambungan manfaat pembangunan. 3. Masih perlunya dukungan ketersediaan data dan informasi permukiman, khususnya terkait dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, swasta dan masyarakat. 4. Perlunya peningkatan kualitas monitoring dan evaluasi pasca pelaksanaan kegiatan untuk memantau pencapaian manfaat dari pembangunan infrastruktur permukiman. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah memberikan berkontribusi pada pencapaian sasaran strategis kesembilan (SS-9) sebesar 75,76 % dari target yang tertera dalam Renstra Kementerian PUPR, 83%. Terjadinya selisih antara capaian terhadap target SS-9 tersebut, disebabkan tidak tercapainya cakupan pelayanan akses sanitasi, seperti telah dijelaskan pada bab II dan bab IV. Berdasarkan hasil kinerja tahun 2016, beberapa rencana aksi yang dilakukan sebagai perbaikan ke depan antara lain: 1. Pengelolaan Kinerja a. Peningkatan dukungan SDM Ditjen. Cipta Karya melalui pelaksanaan assessment centre yang berbasis kompetensi dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi teknis b. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Evaluasi Kinerja dan sistem aplikasi lain yang ada di Ditjen. Cipta Karya yang terintegrasi untuk melakukan pengelolaan data kinerja c. Mengembangkan sistem arsitektur data dan informasi kinerja, nomenklatur program/kegiatan baikdalam proses reviu Renstra maupun dalam penyusunan anggaran d. Meningkatkan nilai alih status/hibah BMN melalui penatausahaan BMN, peningkatan kompetensi teknis untuk pengelola BMN, serta pembinaan pengamanan dan hibah BMN 2. Program dan Kegiatan a. mengoptimalkan peran turbinwas Ditjen. Cipta Karya untuk mendorong peran swasta, masyarakat dan APBD dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur cipta karya di daerah; b. melakukan pembinaan terkait pemahaman dan konsistensi pemanfatan peraturan sebagai dasar hukum bagi pelaksanaan program pembangunan infrastruktur cipta karya; c. melakukan pendampingan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengurangan luasan permukiman kumuh di perkotaan dan memelihara kualitas permukiman layak; d. meningkatkan kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat dan menjalin kemitraan/kerjasama dengan kementerian/ lembaga lain dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur cipta karya e. menyusun rencana pelaksanaan program dan kegiatan serta penetapan target kinerja yang lebih akurat dengan memanfaatkan sistem informasi terbangun dengan mempertimbangkan tujuan organisasi, kemampuan SDM, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan alokasi anggaran dan faktor terkait lainnya f. mendorong peningkatan manfaat infrastruktur terbangun, melalui fasilitasi penguatan kelembagaan di daerah (pemda, masyarakat) dalam penerimaan ataupun pemanfaatan infrastruktur terbangun

84 84 laporan kinerja

85 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 85 Lampiran

86 86 laporan kinerja

87 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 87 Daftar Isi Lampiran 88 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (DIPA Awal) 89 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (Revisi) 90 Realisasi PK Peta Sebaran Peta Strategi 121 Penyelarasan Kinerja PMK Cipta Karya Sertifikasi 194 Dokumentasi Pembangunan Infrastruktur Permukiman 198 Judul Judul NSPK 199 Hasil Pelaksanaan Evaluasi Manfaat Pembangunan Infrastruktur Permukiman

88 88 laporan kinerja 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (DIPA Awal)

89 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (Revisi)

90 90 laporan kinerja 3. Realisasi PK 2016 No (1) 1. PROGRAM/SASARAN (2) (3) PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat INDIKATOR KINERJA Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum TARGET (4) 1,68 % CAPAIAN (5) 0,68 % 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan 0,56 % 0,62 % 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi 2,08 % 1,93 %

91 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Peta Sebaran

92 92 laporan kinerja

93 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 93

94 94 laporan kinerja

95 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 95

96 96 laporan kinerja

97 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 97

98 98 laporan kinerja

99 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 99

100 100 laporan kinerja

101 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 101

102 102 laporan kinerja

103 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 103

104 104 laporan kinerja

105 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 105

106 106 laporan kinerja

107 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 107

108 108 laporan kinerja

109 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 109

110 110 laporan kinerja

111 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 111

112 112 laporan kinerja

113 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 113

114 114 laporan kinerja

115 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 115

116 116 laporan kinerja

117 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 117

118 118 laporan kinerja

119 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 119

120 120 laporan kinerja

121 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Peta Strategi 1) Direktorat Jenderal Cipta Karya Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. SP 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak SP 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 4. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK 6. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 7. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 8. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Leraning & Growth SK 9. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 10. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 11. Meningkatnya kehandalan sistem dan teknologi informasi

122 122 laporan kinerja KODE SK Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Cipta Karya sasaran strategis URAIAN KODE IKU IKU URAIAN SATUAN TARGET PELAKSANA RUMUS/FORMULA PENGHITUNGAN SK-1 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat SK-1.1 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum % Direktorat PSPAM / Satker Provinsi Jumlah jiwa yang terlayani akses air minum dari hasil pembangunan oleh DJCK / Jumlah jiwa yang terayani air minum seluruhnya (nasional) X 100% SK-2 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak SK-2.1 SK-2.2 Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik. % % Direktorat PKP / Satker Provinsi Direktorat BPB / Satker Provinsi Luas pengurangan permukiman kumuh sebagai hasil pembangunan oleh DJCK /Luas pengurangan permukiman kumuh nasional X 100% Jumlah Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik / Bagunan Gedung Negara yang dikelola seluruhnya X 100%. SK-2.3 Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Hari Direktorat BPB / Satker Provinsi Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan perijinan Rumah Negara dari mulai pengajuan hingga terbitnya keputusan/ijin SK-2.4 Jumlah RTH Fungsional yang direvitalisasi % Direktorat BPB / Satker Provinsi Dijumlahkan RTH fungsional yang direvitalisasi SK-3 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat SK-3.1 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi % Direktorat PPLP / Satker Provinsi Jumlah jiwa yang terlayani akses sanitasi dari hasil pembangunan oleh DJCK / Jumlah jiwa yang terayani air minum seluruhnya (nasional) X 100% SK-4 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman SK-4.1 SK-4.2 Persentase kegiatan dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja % % Direktorat KIP Direktorat KIP Jumlah kegiatan dalam RPIJM yang terakomodasi dalam DIPA / Jumlah kegiatan di dalam RPIJM seluruhnya X 100% Jumlah anggaran beserta output belanja yang terserap / Jumlah anggaran dan output belanja seluruhnya X 100% SK-5 Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK-5.1 SK-5.2 Persentase lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya % SDM Direktorat PSPAM Direktorat PKP Direktorat PPLP Direktorat BPB Direktorat PSPAM Direktorat PKP Direktorat PPLP Direktorat BPB Jumlah Lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya / Jumlah lembaga pengelola yang diberikan fasilitasi seluruhnya X 100% Dijumlahkan SDM yang diberikan pembinaan/bimbingan teknis. SK-6 Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK-6.1 SK-6.2 Jumlah NSKK bidang permukiman yang diterbitkan Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan infrastruktur permukiman NSKK % Direktorat PSPAM Direktorat PKP Direktorat PPLP Direktorat BPB Direktorat PSPAM Direktorat PKP Direktorat PPLP Direktorat BPB Dijumlahkan seluruh NSKK yang tersusun atau diterbitkan dari seluruh Direktorat Teknis. Jumlah Kab/Kota yang dapat menyusun Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan infrastruktur permukiman / Jumlah Kab/Kota yang diberikan fasilitasi penyusunan Ranperda/Perkab/Perwali seluruhnya X 100% (Ranperda/Perkab/Perwali yang dimaksud adalah seluruh dokumen penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang akan diterbitkan menjadi Perda, seperti RISPAM, Perda Bangunan Gedung dsb).

123 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 123 sasaran strategis KODE SK URAIAN KODE IKU IKU URAIAN SATUAN TARGET PELAKSANA RUMUS/FORMULA PENGHITUNGAN SK-7 Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik SK-7.1 SK-7.2 Jumlah publikasi yang diterbitkan Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Naskah % Setditjen Setditjen Dijumlahkan naskah publikasi yang diterbitkan di berbagai media Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti / Jumlah pengaduan masyarakat seluruhnya X 100% SK-8 Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan SK-8.1 Tingkat akuntabilitas kinerja % Direktorat KIP Mengukur kinerja penerpan SAKIP dari hasil pelaporan akuntabilitas kinerja sesuai kategori yang ditetapkan MenPAN & RB. Kriteria pengukuran : Kategori AA=100%; Kategori A=85%; Kategori B=75%; Kategori CC=65%; Kategori C=50%; Kategori D=30%. SK-8.2 Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan % Direktorat KIP Jumlah pelaksanaan kegiatan yang dilaporkan (sesuai kriteria) secara tepat waktu /Jumlah kegiatan seluruhnya X 100% SK-8.3 Persentase LHP yang ditindaklanjuti % Setditjen Jumlah LHP yang ditindaklanjuti / Jumlah LHP seluruhnya X 100% SK-9 Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berkualitas SK-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan % Setditjen Jumlah pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan / Jumlah pejabat seluruhnya X 100% SK-10 Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN SK-10.1 SK-10.2 Nilai asket dalam proses hibah Tingkat Kualitas Laporan Keuangan % % Setditjen Setditjen Jumlah asket hasil kegiatan yang diserah terimakan / Jumlah asket hasil kegiatan seluruhnya X 100% Mengukur kinerja pengelolaan / pertanggungjawaban keuangan dari hasil penilaian/audit laporan keuangan oleh BPKKriteria Pengukuran: WTP=100%; WDP=90%;TW=80%; TMP=70% SK-10.3 Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian ATAU Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai % Setditjen Jumlah usulan keputusan kepegawaian yang diproses tepat waktu / Jumlah usulan keputusan kepegawaian seluruhnya X 100% ATAU Jumlah pejabat dan pegawai yang menyampiakan SKP dan Penilaian SKP secara teat waktu / Jumlah pejabat dan pegawai seluruhnya X 100% SK-11 Meningkatnya kualitas layanan sistem dan teknologi informasi SK-11.1 Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK % Direktorat KIP Jumlah bagian sistem informasi DJCK yang sudah diintegrasikan / Jumlah bagian sistem informasi DJCK seluruhnya X 100%

124 124 laporan kinerja 2) Sekretariat Direktorat Jenderal Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 2. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 3. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 4. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Leraning & Growth Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 9. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas SK 11. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN

125 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 125 sasaran strategis (SK) KODE SK URAIAN SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 SK-5 SK-6 Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SETDITJEN KODE IKU URAIAN SK-1.1 Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen SK-2.1 SK-3.1 Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Jumlah publikasi yang diterbitkan SK-4.1 Tingkat akuntabilitas % kinerja Setditjen SK-4.2 Tingkat kepatuhan % pelaporan pelaksanaan kegiatan Setditjen SK-4.3 Persentase LHP yg % ditindaklanjuti SK-5.1 Persentase pejabat % yang telahmemenuhi standar kompetensi jabatan. SK-5.2 SK-6.1 SK-6.4 Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian. Persentase kelengkapan SOP Direktorat Jenderal Nilai asket dalam proses hibah % SAT Ranper (NSKK) Naskah % % % SK-6.2 Tingkat Kualitas % Laporan Keuangan SK-6.3 Persentase % penyelesaian tatalaksana kearsipan Rp. Bagian Keuangan dan Umum Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Bagian Keuangan dan Umum Bagian Keuangan dan Umum Bagian Keuangan dan Umum Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana Bagian Keuangan dan Umum Bagian Keuangan danumum Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara PELAKSANA Subbagian Kas dan Perbendaharaan Subbagian Perundangundangan Subbagian Advokasi Hukum Subbagian Komunikasi Publik Subbagian Komunikasi Publik Subbagian Verifikasi dan Pelaporan Subbagian Kas dan Perbendaharaan Subbagian Verifikasi dan Pelaporan Subbagian Pengembangan Pegawai Subbagian Tata Usaha Kepegawaian Subbagian Organisasi dan Tata Laksana Subbagian Verifikasi dan Pelaporan Subbagian Umum Subbagian Umum Subbagian Pemanfaatan dan Pengalihan BMN Subbagian Penatausahaan BMN Subbagian Pengamanan BMN IKU BAGIAN DAN SUBBAG Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Persentase permasalahan yang diberikan pertimbangan hukum Persentase surat izin penghunian/ pemanfaatan Rumah Negara di lingkungan Direktorat Jenderal yang diterbitkan tepat waktu Persentase kasus yang diberikan advokasi hukum Jumlah publikasi yang diterbitkan Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Setditjen Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan. Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian. Persentase kelengkapan data base kepegawaian Persentase kelengkapan SOP Direktorat Jenderal Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai Tingkat Kualitas Laporan Keuangan (WTP =100%) Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan peralatan, perlengkapan, prasarana dan sarana perkantoran Nilai asket dalam proses hibah Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Persentase Satker yang mencaai ratarata pengamanan fisik sebesar...%

126 126 laporan kinerja Penjabaran IKU Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya Sekretaris Direktorat Jenderal Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Persentase peningkatan pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan Persentase LHP Ditjen CK yg ditindaklanjuti Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Jumlah publikasi yang diterbitkan Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Nilai asket dalam proses hibah Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Kabbag Kepegawaian dan Ortala Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase peningkatan pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik Persentase penyerapan anggaran & pencapaian output belanja Setditjen Persentase LHP Ditjen CK yg ditindaklanjuti Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Kabbag Hukum dan Komunikasi Publik Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Jumlah publikasi yang diterbitkan Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Kabbag Pengelolaan Barang Milik Negara Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Nilai asket dalam proses hibah Persentase Satker yang mencaai rata-rata pengamanan fisik Kasubbag Tata Usaha Kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Kasubbag Kas dan Perbendaharaan Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen Kasubbag Perundang-undangan Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Kasubbag Penatausahaan BMN Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Persentase kelengkapan data base kepegawaian Presentase unit kerja yang menapai target PNBP Persentase permasalahan yang diberikan pertimbangan hukum Kasubbag Pengembangan Pegawai Persentase peningkatan pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Kasubbag Verifikasi dan Pelaporan Persentase LHP yg ditindaklanjuti Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Kasubbag Advokasi Hukum Persentase surat izin penghunian/pemanfaatan Rumah Negara di lingkungan Direktorat Jenderal yang diterbitkan tepat waktu Persentase kasus yang diberikan advokasi hukum Kasubbag Pemanfaatan dan Pengalihan BMN Nilai asket dalam proses hibah Kasubbag Organisasi dan Tata Laksana Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai Kasubbag Umum Persentase pemenuhan peralatan, perlengkapan, prasarana dan sarana perkantoran Kasubbag Komunikasi Publik Jumlah publikasi yang diterbitkan Kasubbag Pengamanan BMN Persentase Satker yang mencapai rata-rata pengamanan fisik Persentase penyelesaian analisa jabatan, analisa beban kerja, peta jabatan. Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipanjabatan, analisa beban kerja, peta jabatan. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti IKU Sesditjen yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Sesditjen yang TIDAK menjadi IKU Direktur IKU Kabbag yang menjadi IKU Sesditjen IKU Kabbag yang TIDAK menjadi IKU Sesditjen IKU Kasubbag yang menjadi IKU Kabbag IKU Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU Kabbag

127 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 127 3) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Peta Strategi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 2. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Leraning & Growth SK 3. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 4. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 5. Meningkatnya kehandalan sistem dan teknologi informasi

128 128 laporan kinerja Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman sasaran strategis (SK) KODE SK SK-1 URAIAN Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DIREKTORAT KODE IKU URAIAN SK-1.1 Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA SAT % PELAKSANA Subdirektorat Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan IKU SUBDIERKTORAT DAN SEKSI/SUBBAG TU Seksi Keterpaduan Perencanaan Seksi Kemitraan Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan infrastruktur permukiman yang tersusun Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun SK-1.2 Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja % Subdirektorat Keterpaduan Pembiayaan Seksi Keterpaduan Pembiayaan I Seksi Keterpaduan Pembiayaan II Persentase penyerapan anggaran dan pencapaianoutput belanja bidang PKP dan PBL Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan kawasan permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan Persentase penyerapan anggaran dan pencapaianoutput belanja bidang SPAM dan PPLP Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan SPAM dan PPLP SK-2 Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan SK-2.1 Tingkat akuntabilitas kinerja % Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Seksi Pemantauan dan Evaluasi I Seksi Pemantauan dan Evaluasi II Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait Jumlah pedoman evalaui kinerja bidang SPAM dan PPLP yang tersusun Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait. Jumlah pedoman evalaui kinerja bidang PKP dan BPB yang tersusun SK-2.2 Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan % Subdirektorat Keterpaduan Pelaksanaan Seksi Keterpaduan Pelaksanaan I Seksi Keterpaduan Pelaksanaan II Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilaksanakan Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun SK-2.3 Persentase LHP yg ditindaklanjuti % Subbaggian Tata Usaha SK-3 Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas SK-3.1 Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian % Subbaggian Tata Usaha SK-3.2 Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai % Subbaggian Tata Usaha SK-4 Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN SK-4.1 SK-4.2 Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN % % Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha

129 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 129 sasaran strategis (SK) KODE SK SK-5 URAIAN Meningkatnya kualitas layanan sistem dan teknologi informasi INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DIREKTORAT KODE IKU SK-5.1 URAIAN Persentase penyelesaiantahapan integrasi sistem informasi DJCK SAT % PELAKSANA Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Informasi IKU SUBDIERKTORAT DAN SEKSI/SUBBAG TU Seksi Pengembangan Sistem Informasi Persentase penyelesaiantahapan integrasi sistem informasi DJCK Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi bidang pembangunan infrastruktur permukiman SK-5.2 Persentase kelengkapan data base per sektor pengembangan dan pembangunan infrastruktur permukiman % Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Informasi Seksi Pengelolaan Data Persentase kelengkapan data base per sektor pengembangan dan pembangunan infrastruktur permukiman Jumlah Pedoman Pengelolaan data bidang pembangunan infrastruktur permukiman yang tersusun Penjabaran IKU Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK Persentase kelengkapan data base per sektor Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Kasubdit. Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan Kasi Keterpaduan Perencanaan Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan unfrastruktur permukiman yang tersusun Kasi Fasilitas Kemitraan Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun. Kasubdit. Keterpaduan Pembiayaan Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase realisasi pembiyaan lainnya pembangunan infrastruktur permukiman Kasi Keterpaduan Pembiayaan I Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang PKP dan PBL Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang PKP dan PBL Kasi Keterpaduan Pembiayaan II Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang SPAM dan PPLP Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan SPAM dan PPLP Kasubdit Keterpaduan Pelaksanaan Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Jumlah pedoman dan juknis yang tersusun Kasi Keterpaduan Pelaksanaan I Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilksanakan Kasi Keterpaduan Pelaksanaan II Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun Kasubdit. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK Persentase kelengkapan data base per sektor Kasi Pengembangan Sistem Informasi Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi Kasi Pengelolaan Data Persentase kelengkapan data base per sektor Jumlah Pedoman Pengelolaan data Kasubdit. Pemantauan dan Evaluasi Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Kasi Pemantauan dan Evaluasi I Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait Kasi Pemantauan dan Evaluasi II Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Kasubbag Tata Usaha Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Direktur KIP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Direktur KIP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Kasubdit/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur KIP IKU Kasubdit/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

130 130 laporan kinerja 4) Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Peta Strategi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Leraning & Growth SK 7. Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

131 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 131 Sasaran Strategis Dan Rancangan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Pengembangan Kawasan sasaran strategis INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) (SK) SETDITJEN KODE SK URAIAN KODE IKU URAIAN SAT SK-1 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak SK-1.1 Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan % SK-2 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman SK-1.2 SK-1.3 Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus Ha % SK-2.1 Persentase dalam RPIJM % yang terakomodasi di dalam DIPA SK-2.2 Persentase penyerapan % anggaran dan pencapaian output belanja PELAKSANA Subdirektorat Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Subdirektorat Satker-Satker Pengembangan Provinsidi wilayah Kawasan Permukiman Pulau Sumatera dan Perdesaan Jawa. Seksi Kawasan Permukiman Perdesaan I Satker-Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Subdirektorat Satker-Satker Pengembangan Provinsidi wilayah Kawasan Permukiman Pulau Sumatera dan Khusus Jawa Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Satker-Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Seksi Kawasan Permukiman Perkotaan I Satker-Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Seksi Kawasan Permukiman Perkotaan II Seksi Kawasan Permukiman Perdesaan II Seksi Kawasan Permukiman Khusus I Satker-Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi Kawasan Permukiman Khusus II Seksi Penyusunan Rencana Seksi Penyusunan Rencana IKU BAGIAN DAN SUBBAG Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaandi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapananggaran dan pencapaian output belanja

132 132 laporan kinerja sasaran strategis (SK) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SETDITJEN KODE SK URAIAN KODE IKU URAIAN SAT SK-3 Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK-3.1 Jumlah Kelurahan yang mendapatkan pendampingan masyarakat SK-3.2 % SDM SK-4 SK-5 SK-6 SK-7 Meningkatnya kualitas pengaturan Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya SK-4.1 Jumlah NSKK bidang NSKK Permukiman yang tersusun SK-4.2 Persentase Pemda % Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman SK-5.1 Tingkat akuntabilitas % kinerja SK-5.2 Tingkat kepatuhan % pelaporan pelaksanaan kegiatan SK-5.3 Persentase LHP yg % ditindaklanjuti SK-6.1 Persentase ketepatan % waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian SK-6.2 Persentase tingkat % pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja % pejabat dan pegawai SK-7.1 Tingkat ketepatan % waktu penyampaian Laporan Keuangan SK-7.2 Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha PELAKSANA Seksi Kelembagaan Seksi Kelembagaan Seksi Standarisasi Seksi Standarisasi Seksi Analisa Teknis Seksi Analisa Teknis IKU BAGIAN DAN SUBBAG Jumlah Kelurahan yang mendapatkan pendampingan masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

133 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 133 Penjabaran IKU Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Permukiman Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Kasubdit. Perencanaan Teknis Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Kasubdit. PKP Perkotaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perkotaan Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan Kasubdit PKP Perdesaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perdesaan Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus Kasubdit. PKP Khusus Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Khusus Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Kepala Satker Provinsi dan/atau Satker Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab Perwali penyelenggaraan permukiman Kasubdit. Standarisasi dan Kelembagaan Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Kasubbag Tata Usaha Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Kasi Penyusunan Rencana Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Kasi Analisa Teknis Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP Kasi KP Perkotaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi KP Perkotaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kasi KP Perdesaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi KP Perdesaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kasi KP Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi KP Khusus II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Kasi Standarisasi Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman Kasi Kelembagaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Direktur KIP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Direktur KIP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Kasubdit/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur KIP IKU Kasubdit/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

134 134 laporan kinerja 5) Direktorat Bina Penataan Bangunan Peta Strategi Direktorat Bina Penataan Bangunan Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 1.Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Leraning & Growth SK 7. Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

135 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 135 Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Bina Penataan Bangunan sasaran strategis INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) (SK) DIREKTORAT KODE SK URAIAN KODE IKU URAIAN SAT SK-1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak SK-1.1 Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik. SK-1.2 Penyelenggaraan Bangunan Gedung SK-1.3 SK-1.4 SK-1.5 Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun Penyelenggaraan Penataan Bangunan % m2 Hari % Ha Subdirektorat Bangunan Gedung Subdirektorat Bangunan Gedung Subdirektorat Pengelolaan Rumah Negara Subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus Subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus PELAKSANA Seksi Bangunan Gedung Negara Satker Provinsi Seksi Bangunan Gedung Umum Seksi Wilayah I Seksi Wilayah II Satker Provinsi Seksi Wilayah I Satker Provinsi Seksi Wilayah II IKU SUBDIREKTORAT DAN SEKSI/ SUBBAG TU Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik Penyelenggaraan Bangunan Gedung Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera Jumlah kawasan yang direvitalisasi di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera Penyelenggaraan Penataan Bangunandi wilayah Pulau Jawa dan Sumatera Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Jumlah kawasan yang direvitalisasi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Penyelenggaraan Penataan Bangunandi wilayah PulauKalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah PulauPulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

136 136 laporan kinerja Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Bina Penataan Bangunan sasaran strategis INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) (SK) DIREKTORAT KODE SK URAIAN KODE IKU URAIAN SAT SK-2. SK-3 SK-4 SK-5 SK-6 SK-7 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman Meningkatnya kualitas pengaturan Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN SK-2.1 Persentase dalam RPIJM % yang terakomodasi di dalam DIPA SK-2.2 Persentase % penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja SK-3.1 Keswadayaan % Masyarakat SK-3.2 Jumlah SDM lembaga SDM pengelola yang meningkat kapasitasnya SK-4.1 Jumlah NSKK bidang NSKK penataan bangunan gedung dan lingkungan yang diterbitkan SK-4.2 Persentase Pemda % Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan Bangunan Gedung SK-5.1 Tingkat akuntabilitas % kinerja SK-5.2 Tingkat kepatuhan % pelaporan pelaksanaan kegiatan SK-5.3 Persentase LHP yg % ditindaklanjuti SK-6.1 Persentase ketepatan % waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian SK-6.2 Persentase tingkat % pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai SK-7.1 Tingkat ketepatan % waktu penyampaian Laporan Keuangan SK-7.2 Tingkat ketepatan % waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha PELAKSANA Seksi Penyusunan Rencana Seksi Penyusunan Rencana Seksi Kelembagaan Seksi Kelembagaan Seksi Standarisasi Seksi Standarisasi Seksi Analisa Teknis Seksi Analisa Teknis IKU SUBDIERKTORAT DAN SEKSI/ SUBBAG TU Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Keswadayaan Masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang penataan bangunan gedung dan lingkungan yang diterbitkan Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan Bangunan Gedung Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

137 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 137 Penjabaran IKU Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktur Bina Penataan Bangunan Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Kasubdit. Perencanaan Teknis Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik. Luas Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kasubdit. Bangunan Gedung Persentase Satker yang memenuhi target kinerja penyelenggaraan BG Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Kasubdit Pengelolaan Rumah Negara Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun Luas Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kasubdit. PBL Khusus Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Khusus Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Kepala Satker Provinsi dan/atau Satker Luas Penyelenggaraan Bangunan Gedung Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun Jumlah NSKK bidang PBL yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PBL Kasubdit. Standardisasai dan Kelembagaan Jumlah NSKK bidang PBL yang tersusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PBL Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan Kasubbag Tata Usaha Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Kasi Penyusunan Rencana Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Kasi Analisa Teknis Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat BPB Kasi KP Perkotaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja penyelenggaraan BG Kasi Bangunan Gedung Negara Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik. Kasi Wilayah I Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di wilayahjabodetabek Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di wilayah Jabodetabek Kasi Wilayah II Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di luar wilayahjabodetabek Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di luar wilayah Jabodetabek Kasi KP Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Wilayah II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Luas Penyelenggaraan Penataan Bangunan Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Jumlah SDM bidang BG dan PBL yang meningkat kapasitasnya Kasi Standarisasi Jumlah NSKK bidang PBL yang tersusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PBL Kasi Kelembagaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Jumlah SDM bidang BG dan PBL yang meningkat kapasitasnya Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Direktur KIP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Direktur KIP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Kasubdit/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur KIP IKU Kasubdit/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

138 138 laporan kinerja 6) Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peta Strategi Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Leraning & Growth SK 7. Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

139 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 139 Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Bina Penataan Bangunan sasaran strategis INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) (SK) DIREKTORAT PELAKSANA IKU SUBDIREKTORAT DAN SEKSI/ KODE URAIAN KODE URAIAN SAT SUBBAG TU SK IKU SK-1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat SK-1.1 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan % Subdirektorat SPAM Perkotaan Satker Provinsi di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa SK-2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman SK-1.2 SK-1.3 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus % % SK-2.1 Persentase dalam RPIJM % yang terakomodasi di dalam DIPA SK-2.2 Persentase % penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja Subdirektorat SPAM Perdesaan Subdirektorat SPAM Khusus Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Seksi SPAM Perkotaan I Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Seksi SPAM Perkotaan II Satker Provinsi di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Seksi SPAM Perdesaan I Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi SPAM Perdesaan II Satker Provinsi di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Seksi SPAM Khusus I Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi SPAM Khusus II Seksi Penyusunan Rencana Seksi Penyusunan Rencana Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja

140 140 laporan kinerja sasaran strategis INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) (SK) DIREKTORAT KODE SK URAIAN KODE IKU URAIAN SAT SK-3 Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK-3.1 Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya SK-3.2 % SDM SK-4 SK-5 SK-6 SK-7 Meningkatnya kualitas pengaturan Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya SK-4.1 Jumlah NSKK bidang NSKK Permukiman yang tersusun SK-4.2 Persentase Pemda % Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM SK-5.1 Tingkat akuntabilitas % kinerja SK-5.2 Tingkat kepatuhan % pelaporan pelaksanaan kegiatan SK-5.3 Persentase LHP yg % ditindaklanjuti SK-6.1 Persentase ketepatan % waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian SK-6.2 Persentase tingkat % pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai SK-7.1 Tingkat ketepatan % waktu penyampaian Laporan Keuangan SK-7.2 Tingkat ketepatan % waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha PELAKSANA Seksi Kelembagaan Seksi Kelembagaan Seksi Standarisasi Seksi Standarisasi Seksi Analisa Teknis Seksi Analisa Teknis IKU SUBDIREKTORAT DAN SEKSI/ SUBBAG TU Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

141 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 141 Penjabaran IKU Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan SPAM Kasubdit. Perencanaan Teknis Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan SPAM Kasi Penyusunan Rencana Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Kasi Analisa Teknis Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan SPAM Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan Kasubdit Pengembangan SPAM Perkotaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perkotaan Kasi SPAM Perkotaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi SPAM Perkotaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan Kasubdit Pengembangan SPAM Perdesaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perdesaan Kasi SPAM Perdesaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi SPAM Perdesaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kasubdit. Pengembangan SPAM Khusus Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Khusus Kasi SPAM Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi SPAM Khusus II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus Kepala Satker Provinsi dan/atau Satker Terkait Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus Jumlah NSKK bidang SPAM yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan SPAM Kasubdit. Standardisasai dan Kelembagaan Jumlah NSKK bidang SPAM yang tersusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Kasi Standarisasi Jumlah NSKK bidang SPAM yang tersusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM Kasi Kelembagaan Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Kasubbag Tata Usaha Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Direktur KIP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Direktur KIP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Kasubdit/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur KIP IKU Kasubdit/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

142 142 laporan kinerja 7) Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Peta Strategi Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Leraning & Growth SK 7. Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

143 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 143 Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Bina Penataan Bangunan sasaran strategis INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) (SK) DIREKTORAT PELAKSANA IKU SUBDIREKTORAT DAN KODE URAIAN KODE URAIAN SAT SEKSI/SUBBAG TU SK IKU SK-1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat SK-1.1 Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah % Subdirektorat Pengelolaan Air Limbah Satker Wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Seksi Pengelolaan Air Limbah I SK-2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman SK-1.2 SK-1.3 Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus % % SK-2.1 Persentase dalam RPIJM % yang terakomodasi di dalam DIPA SK-2.2 Persentase % penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja Subdirektorat Pengelolaan Persampahan Subdirektorat Penyehatan Lingkungan Permukiman Khusus Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Satker Wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi Pengelolaan Air Limbah II Satker Wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Seksi Pengelolaan Persampahan I Satker Wilayahdi Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi Pengelolaan Persampahan II Satker Wilayah Pulau Sumatera dan Jawa SeksiPenyehatan Lingkungan Permukiman Khusus I Satker Wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman Khusus II Seksi Penyusunan Rencana Seksi Penyusunan Rencana Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

144 144 laporan kinerja sasaran strategis INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) (SK) DIREKTORAT KODE SK URAIAN KODE IKU URAIAN SAT SK-3 SK-4 SK-5 SK-6 SK-7 Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman Meningkatnya kualitas pengaturan Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN SK-3.1 Persentase lembaga pengelolayang meningkat kapasitasnya SK-3.2 Jumlah SDM lembaga SDM pengelola yang meningkat kapasitasnya SK-4.1 Jumlah NSKK bidang NSKK PLP tersusun % SK-4.2 Persentase Pemda % Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan PLP SK-5.1 Tingkat akuntabilitas % kinerja SK-5.2 Tingkat kepatuhan % pelaporan pelaksanaan kegiatan SK-5.3 Persentase LHP yg % ditindaklanjuti SK-6.1 Persentase ketepatan % waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian SK-6.2 Persentase tingkat % pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai SK-7.1 Tingkat ketepatan % waktu penyampaian Laporan Keuangan SK-7.2 Tingkat ketepatan % waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha PELAKSANA Seksi Kelembagaan Seksi Kelembagaan Seksi Standarisasi Seksi Standarisasi Seksi Analisa Teknis Seksi Analisa Teknis IKU SUBDIREKTORAT DAN SEKSI/SUBBAG TU Persentase lembaga pengelolayang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang PLP yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PLP Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

145 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 145 Penjabaran IKU Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan PLP Kasubdit. Perencanaan Teknis Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan PLP Kasi Penyusunan Rencana Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Kasi Analisa Teknis Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan PLP Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah Kasubdit. Pengelolaan Air Limbah Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perkotaan Kasi Pengelolaan Air Limbah I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Pengelolaan Air Limbah II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan Kasubdit Pengelolaan Persampahan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perdesaan Kasi Pengelolaan Persampahan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Pengelolaan Persampahan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kasubdit. PLP Khusus Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Khusus Kasi PLP Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi PLP Khusus II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus Kepala Satker Provinsi dan/atau Satker Terkait Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus Jumlah NSKK bidang PPLP yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PPLP Kasubdit. Standardisasai dan Kelembagaan Jumlah NSKK bidang PPLP yang tersusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PPLP Persentase lembaga pengelola (UPTD dan non UPTD) yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Kasi Standarisasi Jumlah NSKK bidang SPAM yang tersusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PPLP Kasi Kelembagaan Persentase lembaga pengelola (UPTD dan non UPTD) yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Kasubbag Tata Usaha Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Direktur KIP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Direktur KIP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Kasubdit/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur KIP IKU Kasubdit/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

146 146 laporan kinerja 6. Penyelarasan Kinerja 1) Sekretariat Direktorat Jenderal NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN 1. BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORGANISASI DAN TATA LAKSANA 1.1. Kepala Subbag Tata Usaha Kepegawaian (1).Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Analis Kepegawaian Persentase berkas usulan kenaikan pangkat yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas (2). Persentase kelengkapan data base kepegawaian Persentase berkas kenaikan gaji berkala yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Persentase berkas untuk update DUK / SIMKA yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Persentase dokumen identitas pegawai yang disiapkan tepat waktu Dokumen Identitas terdiri dari Askes, Taspen, Karpeg, Karsu, Karis. Persentase berkas mutasi dan pensiun pegawai yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Persentase Dokumen SKP yang selesai diperiksa tepat waktu Pengolah Data dan Informasi Persentase konsep laporan Daftar Urut kepangkatan yang disusun tepat waktu Persentase Data Pegawai di SIMKA yang diperbaharui tepat waktu 1 pegawai = 1 data Persentase konsep laporan nominasi kenaikan pangkat dan pensiun yang diselesaiakan tepat waktu Persentase laporan rekapitulasi pegawai yang disusun tepat waktu Persentase Konsep SK Kenaikan Pangkat yang disusun tepat waktu Persentase laporan hasil monev kepegawaian yang disusun tepat waktu 1.2. Kepala Subbag Pengembangan Pegawai (1). Persentase peningkatan pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan Analis Kepegawaian Persentase dokumen penawaran diklat yang disiapkan tepat waktu (2). Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Persentase berkas Penyelenggaraan Pembinaan Jabatan Fungsional yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pembinaan = 1 (satu) berkas Persentase pemutakhiran materi diklat/bintek dan evaluasi hasil bintek yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) diklat/bimtek = 1 (satu) berkas Persentase konsep Ijin Belajar yang disusun tepat waktu Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Kompetensi Teknis Aparat Satker yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas

147 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 147 NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Kompetensi Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Kinerja Aparat yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Ketrampilan dalam pengelolaan Gedung yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas 1.3. Subbag Organisasi dan Tata Laksana (1). Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai (2). Persentase penyelesaian analisa jabatan, analisa beban kerja, peta jabatan 2. BAGIAN KEUANGAN DAN UMUM 2.1 Kepala Subbagian Kas dan Perbendaharaan (1). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen Bendahara Pengeluaran Persentase dokumen buku kas umum (BKU) yang disusun tepat waktu (2). Presentase unit kerja yang menapai target PNBP Persentase dokumen Buku Kas Bank, Kas Tunai, Uang Persediaan (UP) dan Panjar yang disusun tepat waktu Persentase dokumen Buku Pengawasan Anggaran dan Laporan Keadaan Kas (LKKA) yang disiapkan tepat waktu Persentase Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran (BP) Satuan Kerja yang disusun tepat waktu 1 (satu) Satker = 1 (satu) Laporan Persentase dokumen Berita Acara Pemeriksaan Kas Triwulan dan Berita Acara Rekonsiliasi Internal Satuan Kerja yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) Satker = 1 (satu) dokumen. 1 (satu) Berita Acara = 1 (satu) dokumen. Penata Keuangan Persentase berkas Surat Setoran Pajak (SSP), Faktur-faktur, Daftar Gaji serta Honorarium PNS dan CPNS yang disiapkan tepat waktu Persentase dokumen SPT Pajak Tahunan PNS yang disusun tepat waktu Persentase berkas administrasi gaji dan transfer gaji yang disiapkan tepat waktu Persentase berkas administrasi KGB, kenaikan pangkat dan SKPP yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas 1 (satu) pegawai = 1 (satu) Dokumen 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

148 148 laporan kinerja NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Persentase berkas SPT Pajak tahunan dan Surat Pertangungjawaban Mutlak Pegawai yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Pengadministrasi Umum Persentase data dokumen yang diinput ke dalam Buku Kas Umum (BKU) tepat waktu Persentase Dokumen Pembukuan Pajak yang disiapkan tepat waktu Persentase data dokumen laporan pajak yang diinput tepat waktu 2.2. Kepala Subbagian Verifikasi dan Pelaporan (1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti (2). Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Penelaah LHP dan Kerugian Negara Persentase berkas LHP yang diinput dalam database tepat waktu Persentase konsep laporan bulanan LHP dan tindak lanjut tingkat eselon I yang disusun tepat waktu 1 (satu) bulan = 1 (satu) konsep laporan (3). Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Persentase konsep laporan final Rekening Satker yang disusun tepat waktu 1 (satu) satker = 1 (satu) konsep laporan Persentase konsep laporan bulanan LHP dan tindak lanjut tingkat Kementerian yang disusun tepat waktu Satuan: Konsep Laporan 1 (satu) bulan = 1 (satu) konsep laporan Pengadministrasi umum Persentase data dokumen SPP yang diinput tepat waktu Persentase dokumen Lembar-2 SPPD yang diketik tepat waktu Pengolah database SPM Verifikator Penyusun Monev dan Pelaporan Verifikator Data dan Informasi Persentase dokumen perjalanan dinas yang direkap tepat waktu Persentase berkas data perusahaan yang diinput di aplikasi SPP/SPM tepat waktu Persentase berkas data SPP/SPM yang diinput dan dicetak tepat waktu Persentase dokumen SPP yang diverfikasi tepat waktu Persentase dokumen data yang dimasukkan ke dalam Buku Pengawasan Anggaran tepat waktu Persentase berkas data ADK yang dikonsolidasi menjadi Laporan Keuangan tepat waktu Persentase konsep laporan LRA Tingkat Eselon I yang disusun tepat waktu Persentase konsep laporan Neraca Tingkat Eselon I yang disusun tepat waktu Persentase konsep laporan penjelasan hasil rekonsiliasi yang disusun tepat waktu Persentase berkas data ADK yang dikonsolidasi menjadi Laporan Keuangan tepat waktu 1 (satu) berkas = 1 (satu) perjalanan dinas 1 (satu) berkas = 1 (satu) perusahaan 1 (satu) berkas = 1 (satu) perusahaan

149 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 149 NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Persentase konsep laporan LRA Tingkat Eselon I yang disusun tepat waktu Persentase konsep laporan Neraca Tingkat Eselon I yang disusun Persentase konsep laporan Calk Eselon I yang disusun tepat waktu 2.3. Kepala Subbagian Umum (1). Persentase pemenuhan peralatan, perlengkapan, prasarana dan sarana perkantoran Pengadmnistrasi Umum Persentase konsep surat undangan yang disusun tepat waktu (2). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase surat yang dicatat dibuku agenda dan didistribusikan tepat waktu Persentase konsep laporan kegiatan swakelolan yang disiapkan tepat waktu Arsiparis Persentase berkas penyusunan ksepakatan bersama yang disiapkan tepat waktu Persentase berkas permohonan perubahan status rumah negara yang disiapkan tepat waktu 3. BAGIAN hukum dan komunikasi publik 3.1. Kepala Subbagian Perundangundangan (1). Jumlah Rancangan Peraturan (NSPK) bidang permukiman yang diterbitkan Perancang Peraturan Perundangan Persentase dokumen yang ditelaah tepat waktu (2). Persentase permasalahan yang diberikan pertimbangan hukum Persentase konsep usul prakarsa penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan yang disusun tepat waktu Persentase konsep Surat Edaran yang disusun tepat waktu Persentase konsep hasil telaahan peraturan perundang-undangan yang disusun tepat waktu Persentase berkas diseminasi produk perundang-undangan yang disiapkan tepat waktu Persentase konsep laporan hasil evaluasi peraturan perundangundangan yang disiapkan tepat waktu 3.2. Kepala Subbagian Advokasi Hukum (1). Persentase surat izin penghunian/pemanfaatan Rumah Negara di lingkungan Direktorat Jenderal yang diterbitkan tepat waktu Penelaah Bantuan Hukum Persentase konsep pemberian bantuan hukum yang disusun tepat waktu (2). Persentase kasus yang diberikan advokasi hukum Persentase konsep penyelesaian perkara dan sengketa yang disusun tepat waktu Persentase konsep penyelesaian masalah hukum BMN yang disusun tepat waktu

150 150 laporan kinerja NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Arsparis Persentase berkas penyelesaian perkara yang disiapkan tepat waktu Persentase konsep surat dalam rangka penyuluhan bantuan hukum yang disusun tepat waktu Penelaah Bantuan Hukum Persentase konsep rekomendasi hasil telaahan kontrak yang disusun tepat waktu Persentase konsep Surat Kesepakatan Bersama yang disusun tepat waktu Persentase konsep konsep Surat Perjanjian Kerjasama yang disusun Persentase berkas usulan penetapan status Rumah Negara yang disiapkan tepat waktu Persentase Konsep Surat Izin Penghunian Rumah Negara yang disusun tepat waktu Persentase berkas usulan perubahan status Rumah Negara yang disiapkan tepat waktu Kepala Subbag Komunikasi Publik (1). Jumlah publikasi yang diterbitkan (2). Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 4. BAGIAN pengelolaan barang milik negara 4.1. Kepala Subbagian Penatausahaan BMN Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Pengolah BMN Persentase konsep surat usulan penghapusan BMN yang disusun tepat waktu. Persentase konsep Berita Acara Penghapusan BMN yang disusun tepat waktu Kepala Subbagian Pemanfaatan dan Pengalihan BMN Nilai asset dalam proses hibah Penelaah Laporan BMN Persentase konsep laporan rekonsiliasi BMN yang disusun tepat waktu. Persentase konsep laporan BMN Satker yang disusun tepat waktu. Pengolah BMN Persentase konsep surat usulan penghapusan BMN yang disusun Persentase konsep Berita Acara Penghapusan BMN yang disusun tepat waktu Kepala Subbagian Pengamanan BMN Persentase Satker yang mencaai rata-rata pengamanan fisik Penelaah Laporan BMN Persentase konsep laporan rekonsiliasi BMN yang disusun tepat waktu. Persentase konsep laporan BMN Satker yang disusun tepat waktu.

151 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 151 2) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN 1. SUBDIT KETERPADUAN PERENCANAAN DAN KEMITRAAN 1.1. Kasi Keterpaduan Perencanaan (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Penelaah Kebijakan dan Strategi Jumlah konsep Jakstra yang disusun Satuan: Konsep (2). Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan infrastruktur permukiman yang tersusun Jumlah berkas kegiatan pembahasan Jakstra yang disiapkan Satuan: Berkas Pengintegrasi Perencanaan Program Penelaah Kebijakan dan Strategi Jumlah konsep sinkronisasai rencana pembangunan dengan RPI2JM yang disusun Satuan: Konsep Jumlah berkas kegiatan pembahasan Jakstra yang disiapkan Satuan: Berkas Pengintegrasi Perencanaan Program 1.2. Kasi Fasilitas Kemitraan (1). Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan Satuan: berkas (2). Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa Satuan: Dokumen Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep 2. SUBDIT KETERPADUAN PEMBIAYAAN 2.1 Kasi Keterpaduan Pembiayaan I (1). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang PKP dan PBL Pengolah Pengembangan Investasi Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan Satuan: berkas (2). Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang PKP dan PBL. Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa Satuan: Dokumen Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan Satuan: berkas

152 152 laporan kinerja NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Jumlah berkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa Satuan: Dokumen Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep 2.2 Kasi Keterpaduan Pembiayaan II Pengolah Pengembangan Investasi Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan Satuan: berkas Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa Satuan: Dokumen Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep 3. SUBDIT KETERPADUAN PELAKSANAAN 3.1. Kasi Keterpaduan Pelaksanaan I (1). Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah berkas bahan fasilitasi penyiapan program CSR yang disiapkan Satuan: berkas (2). Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilaksanakan Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah berkas bahan fasilitasi penyiapan program CSR yang disiapkan Satuan: berkas Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Data MP yang diperiksa Satuan: dokumen Jumlah konsep Pembahasan Pengintegrasian SIPPA DJCK yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah konsep Pembahasan pedoman yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam konreg yang diolah Satuan: Dokumen Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam Musrenbang yang diolah Satuan: Dokumen Jumlah berkas Kertas Kerja RKAKL yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan dokumen DIPA yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/ DIPA/POK yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan evaluasi pelaksanaan anggaran yang disiapkan Satuan: berkas

153 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 153 NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Jumlah konsep profil kegiatan CK yang disusun Satuan: Konsep Pengolah Data dan Anggaran Jumlah konsep kontrak yang disusun Satuan: Konsep surat Jumlah konsep SK yang disusun Satuan: Konsep surat Jumlah konsep SPK jasa konsultasi yang disusun Satuan: Konsep surat 3.2. Kasi Keterpaduan Pelaksanaan II (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Data MP yang diperiksa Satuan: dokumen (2). Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun Jumlah konsep Pembahasan Pengintegrasian SIPPA DJCK yang disiapkan Jumlah konsep Pembahasan pedoman yang disiapkan Satuan: Konsep Satuan: Konsep Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam konreg yang diolah Satuan: Dokumen Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam Musrenbang yang diolah Satuan: Dokumen Jumlah berkas Kertas Kerja RKAKL yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan dokumen DIPA yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/ DIPA/POK yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan evaluasi pelaksanaan anggaran yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep profil kegiatan CK yang disusun Satuan: Konsep Pengolah Data dan Anggaran Jumlah konsep kontrak yang disusun Satuan: Konsep surat Jumlah konsep SK yang disusun Satuan: Konsep surat Jumlah konsep SPK jasa konsultasi yang disusun Satuan: Konsep surat 4. SUBDIT PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM INFORMASI 4.1. Seksi Pengelolaan Data (1). Persentase kelengkapan data base per sektor Pengolah Data dan Informasi Jumlah konsep laporan 2 mingguan pemantauan kegiatan yang disusun Satuan: Konsep Laporan (2). Jumlah Pedoman Pengelolaan data yang diterbitkan Jumlah konsep laporan 3 bulanan pemantauan kegiatan yang disusun Jumlah konsep laporan monitoring pelaksanaan pembangunan yang disusun Satuan: Konsep Laporan Pengolah Data dan Informasi Jumlah konsep laporan peta tematik dan GIS yang disusun Satuan: Konsep Laporan

154 154 laporan kinerja NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Jumlah bahan pengelolaan aplikasi dan situs web yang dikumpulkan Satuan: Pengolah Data dan Informasi Jumlah laporan pengaduan layanan yang disusun Satuan: Laporan Jumlah laporan penyelesaian tindakan perbaikan yang disusun Satuan: Laporan 4.2. Seksi Pengembangan Sistem Informasi (1). Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK Pengolah Data dan Informasi Jumlah konsep artikel yang disusun untuk buletin Satuan: Konsep Artikel (2). Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi Jumlah konsep naskah hasil peliputan yang disusun untuk buletin Satuan: Konsep Berita Jumlah konsep naskah produk publikasi yang disusun Satuan: Konsep Pengolah Data dan Informasi Jumlah naskah yang di upload di website Satuan: Naskah Jumlah konsep yang disusun Satuan: Konsep E-mali 5. SUBDIT PEMANTAUAN DAN EVALUASI 5.1. Kasi Pemantauan dan Evaluasi I (1). Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK Pengevaluasi Program dan Kebijakan Jumlah dokumen laporan kinerja yang diperiksa Dokumen LAKIP dan PK dari Unit/UKM (2). Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait Jumlah konsep laporan kinerja yang disusun Konsep PK dan LAKIP DJCK Pengevaluasi Program dan Kebijakan Jumlah dokumen laporan kinerja yang diperiksa Dokumen kinerja dari Subdit/Subbag/Satker. Jumlah konsep laporan kinerja yang disusun Konsep PK dan LAKIP Bina Program Pengevaluasi Program dan Kinerja Jumlah konsep pedoman evaluasi yang disusun Jumlah konsep laporan hasil evaluasi yang disusun Pengolah Data dan Sistem Informasi Jumlah berkas data kinerja yang diperiksa Jumlah berkas data yang diinput ke dalam SIMEKA 5.2. Kasi Pemantauan dan Evaluasi II (1). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Pengevaluasi Program dan Kinerja Jumlah konsep pedoman evaluasi yang disusun (2). Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait Jumlah konsep laporan hasil evaluasi yang disusun Pengolah Data dan Sistem Informasi Jumlah berkas data kinerja yang diperiksa Jumlah berkas data yang diinput ke dalam SIMEKA

155 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 155 NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN 6 Subbag Tata Usaha (1). Persentase LHP yg Analis Kepegawaian Jumlah berkas daftar gaji dan gaji Satuan: Berkas; ditindaklanjuti terusan yang disiapkan 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran Penata Keuangan Pengelola BMN Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan

156 156 laporan kinerja NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun Satuan: konsep laporan 3) Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS (1). Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (2). Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (3). Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu Satuan: konsep (4). Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu 1 kegiatan konstruksi = 1 laporan Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu 1 kegiatan = 1 konsep laporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Pengawas Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelapor E-Monitoring Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelaksana Administrasi Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Satuan: surat Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Satuan: surat

157 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 157 NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN UUKB Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Satuan: berkas Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Satuan: konsep laporan Urusan Pelaporan Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1. SUBDIT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN 1.1 Kasi Kawasan Permukiman Perkotaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Pengintegrasi Perencanaan Program Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian Satuan: Konsep Penyusun Monev dan Pelaporan JumlahL aporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Pengolah Data dan informasi Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap Satuan: berkas Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon Satuan: berkas Pengolah Anggaran Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa Satuan: berkas Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Administrasi Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan Satuan: dokumen Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Teknik Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: berkas

158 158 laporan kinerja NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN 1.2. Kasi Kawasan Permukiman Perkotaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pengintegrasi Perencanaan Program Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian Satuan: Konsep Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah Laporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Pengolah Data dan informasi Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap Satuan: berkas Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon Satuan: berkas Pengolah Anggaran Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa Satuan: berkas Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Administrasi Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan Satuan: dokumen Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Teknik Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: berkas 2. SUBDIT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN 2.1. Kasi Kawasan Permukiman Perdesaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Pengolah data dan Informasi Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan Satuan: Berkas Satuan: Berkas Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan

159 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 159 NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Pelaksana Teknik Jenjang II Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: Berkas Pelaksana Anggaran Jenjang II Jumlah berkas SPP yang diperiksa Jumlah konsep laporan yang disusun Satuan: Berkas Satuan: Konsep Pelaksana Administrasi Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor Satuan: Berkas Jumlah berkas II SPPD yang diketik Satuan: Berkas Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP. Satuan: Berkas 2.2. Kasi Kawasan Permukiman Perdesaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pengolah data dan Informasi Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan Satuan: Berkas Satuan: Berkas Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Pelaksana Teknik Jenjang II Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: Berkas Pelaksana Anggaran Jenjang II Jumlah berkas SPP yang diperiksa Jumlah konsep laporan yang disusun Satuan: Berkas Satuan: Konsep Pelaksana Administrasi Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor Satuan: Berkas Jumlah berkas II SPPD yang diketik Satuan: Berkas Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP. Satuan: Berkas 3 SUBDIT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS 3.1. Kasi Kawasan Permukiman Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Pengolah data dan Informasi Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan Satuan: Berkas Satuan: Berkas Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan

160 160 laporan kinerja NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Pelaksana Teknik Jenjang II Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: Berkas Pelaksana Anggaran Jenjang II Jumlah berkas SPP yang diperiksa Jumlah konsep laporan yang disusun Satuan: Berkas Satuan: Konsep Pelaksana Administrasi Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor Satuan: Berkas Jumlah berkas II SPPD yang diketik Satuan: Berkas Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP. Satuan: Berkas 3.2. Kasi Kawasan Permukiman Khusus II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pengolah data dan Informasi Jumlah berkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan Satuan: Berkas Satuan: Berkas Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Pelaksana Teknik Jenjang II Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: Berkas Pelaksana Anggaran Jenjang II Jumlah berkas SPP yang diperiksa Jumlah konsep laporan yang disusun Satuan: Berkas Satuan: Konsep Pelaksana Administrasi Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor Satuan: Berkas Jumlah berkas II SPPD yang diketik Satuan: Berkas Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP. Satuan: Berkas Pengintegrasi Perencanaan Program Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun Satuan: Konsep Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah Laporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan

161 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 161 NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Pengolah Data dan informasi Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap Satuan: berkas Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon Satuan: berkas Pengolah Anggaran Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa Satuan: berkas Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Administrasi Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan Satuan: dokumen Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Teknik Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: berkas Pengintegrasi Perencanaan Program Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun Satuan: Konsep Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah Laporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Pengolah Data dan informasi Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap Satuan: berkas Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon Satuan: berkas Pengolah Anggaran Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa Satuan: berkas Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Administrasi Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan Satuan: berkas

162 162 laporan kinerja NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan Satuan: dokumen Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Teknik Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: berkas 4 SUBDIT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN Kasi Standarisasi Kasi Kelembagaan (1). Jumlah NSPK bidang permukiman yang tersusun (2). Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman (1). Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat (2). Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya 5 SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS Kasi Penyusunan Rencana Kasi Analisa Teknis (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA (2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti (2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP

163 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 163 NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN 6 KASUBBAG TATA USAHA (1). Persentase LHP yang ditindaklanjuti Analis Kepegawaian Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Satuan: Konsep surat (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Penata Keuangan Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Pengelola BMN Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan

164 164 laporan kinerja NO. PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ SUBBAGIAN NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PELAKSANA IKU KETERANGAN Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun Satuan: konsep laporan 4) Direktorat Bina Penataan Bangunan NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS (1). Luas Penyelenggaraan Bangunan Gedung (2). Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara 1. SUBDIT BANGUNAN GEDUNG (3). Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun (4). Luas Pemyelenggaraan Penataan Bangunan (5). Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Kasi Bangunan Gedung Umum Kasi Bangunan Gedung Negara Persentase Satker yang memenuhi target kinerja penyelenggaraan BG Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik 2. SUBDIT PENGELOLAAN RUMAH NEGARA 2.1. Kasi Wilayah I Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di wilayah Jabodetabek Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di wilayah Jabodetabek

165 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 165 NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN 2.2. Kasi Wilayah II Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di luar wilayah Jabodetabek Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di luar wilayah Jabodetabek 3. SUBDIT PBL KHUSUS Kasi Wilayah I Kasi Wilayah II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua 4. SUBDIT STANDARRDISASI DAN KELEMBAGAAN 4.1. Kasi Standarisasi (1). Jumlah NSPK bidang PBL yang tersusun Penyusun NSPK Jumlah konsep materi Rapermen yang disusun Satuan: Konsep (2). Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan PBL Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah konsep materi harmonisasi RPP Jumlah konsep undangan pembahasan yang disusun Jumlah kosep laporan kegiatan yang disusun Satuan: Konsep Satuan: Konsep Satuan: Konsep 4.2. Kasi Kelembagaan (1). Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Penyusun Bimbingan Teknis Jumlah berkas materi Deseminasi yang disiapkan Satuan: berkas (2). Jumlah SDM bidang BG dan PBL yang meningkat kapasitasnya Jumlah berkas bahan dan materi Workshop yang disiapkan Jumlah konsep Laporan Kegiatan yang disusun Satuan: berkas Satuan: Konsep 5. SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS Kasi Penyusunan rencana Kasi Analisa Teknis (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA (2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti (2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat BPB

166 166 laporan kinerja SUB DIREKTORAT / SEKSI NO. NAMA JABATAN IKU 6. KASUBBAG TATA USAHA (1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran NAMA JABATAN Analis Kepegawaian Penata Keuangan Pengelola BMN PEJABAT FUNGSIONAL IKU Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun KETERANGAN Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan

167 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 167 NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun Satuan: konsep laporan 5) Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS (1). Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (2). Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (3). Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu Satuan: konsep 1 kegiatan konstruksi = 1 laporan Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu 1 kegiatan = 1 konsep laporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Pengawas Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelapor E-Monitoring Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelaksana Administrasi Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Satuan: surat Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Satuan: surat

168 168 laporan kinerja NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN UUKB Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Satuan: berkas Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Satuan: konsep laporan Urusan Pelaporan Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu Satuan: konsep Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu 1 kegiatan konstruksi = 1 laporan Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu 1 kegiatan = 1 konsep laporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Pengawas Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelapor E-Monitoring Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelaksana Administrasi Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Satuan: surat Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Satuan: surat UUKB Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Satuan: berkas Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Satuan: konsep laporan Urusan Pelaporan Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan

169 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 169 NO Kasi SPAM Perkotaan I SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU 1. SUBDIT PENGEMBANGAN SPAM PERKOTAAN Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Penyusun Program dan Rencana Anggaran Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Pengawas Pelapor E-Monitoring Pelaksana Administrasi UUKB NAMA JABATAN Urusan Pelaporan Pengolah Data Monev dan Pelaporan Pengadministrasi Umum Penata Keuangan PEJABAT FUNGSIONAL IKU Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah I A yang direkapitulasi Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah I A yang disusun KETERANGAN Satuan: konsep 1 kegiatan konstrksi = 1 laporan 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 konsep laporan 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan Satuan: surat Satuan: surat Satuan: berkas Satuan: konsep laporan 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1 Wajib Pajak = 1 berkas Satuan: konsep laporan Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: dokumen Satuan: berkas Satuan: Konsep laporan

170 170 laporan kinerja NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Pengolah Data Monev dan Pelaporan Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun Satuan: Konsep laporan Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan Satuan: berkas Pengadministrasi Umum Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah I B yang direkaiputlasi Satuan: dokumen Penata Keuangan Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses Satuan: berkas Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah IB yang disusun Satuan: Konsep laporan 1.2. Kasi SPAM Perkotaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pengolah Data Monev dan Pelaporan Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan Satuan: Konsep laporan Satuan: berkas Pengadministrasi Umum Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah II A yang direkaiputlasi Satuan: dokumen Penata Keuangan Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses Satuan: berkas Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah II A yang disusun Satuan: Konsep laporan Pengolah Data Monev dan Pelaporan Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun Satuan: Konsep laporan Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan Satuan: berkas Pengadministrasi Umum Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah II B yang direkaiputlasi Satuan: dokumen Penata Keuangan Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses Satuan: berkas Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah II B yang disusun Satuan: Konsep laporan

171 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 171 NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN 2. SUBDIT PENGEMBANGAN SPAM PERKOTAAN 2.1. Kasi SPAM Perdesaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa 2.2. Kasi SPAM Perdesaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua 3. SUBDIT PENGEMBANGAN SPAM KHUSUS 3.1. Kasi SPAM Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Pengolah Data dan Informasi Jumlah laporan pendampingan terhadap PDAM dalam penyusunan proposal pinjaman perbankan yang disusun Jumlah konsep daftar minat PDAM untuk melakukan pinjaman perbankan yang disusun Pengadministrasi Umum Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan Bendahara Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun Pengelola Database SPM Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun 3.2. Kasi SPAM Khusus II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pengolah Data dan Informasi Jumlah laporan pendampingan terhadap PDAM dalam penyusunan proposal pinjaman perbankan yang disusun Jumlah konsep daftar minat PDAM untuk melakukan pinjaman perbankan yang disusun Pengadministrasi Umum Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan Bendahara Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun Pengelola Database SPM Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun

172 172 laporan kinerja NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Pengolah Data dan Informasi Jumlah laporan pendampingan Pemda dalam penyusunan studi kelayakan KPS yang disusun Jumlah konsep daftar minat Kabupaten/ Kota untuk mengikuti program hibah air minum yang disusun Pengadministrasi Umum Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan Bendahara Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun Pengelola Database SPM Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun Pengolah Data dan Informasi Jumlah laporan pendampingan Pemda dalam penyusunan studi kelayakan KPS yang disusun Jumlah konsep daftar minat Kabupaten/ Kota untuk mengikuti program hibah air minum yang disusun Pengadministrasi Umum Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan Bendahara Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun Pengelola Database SPM Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun 4. SUBDIT STANDARRDISASI DAN KELEMBAGAAN 4.1. Kasi Standarisasi Jumlah NSPK bidang SPAM yang tersusun Penyusun NSPK Jumlah konsep materi teknis dan batang tubuh peraturan perundangundangan yang disusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM Jumlah konsep final peraturan perundang-undangan bidang air minum yang siap dilegislasi oleh Bagian/Biro Hukum yang disusun

173 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 173 NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Pengadministrasi Umum Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan 4.2. Kasi Kelembagaan Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya 5. SUBIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS Kasi Penyusunan Rencana Kasi Analisa Teknis (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA (2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti (2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan SPAM Penyusun Rencana, Program dan Anggaran Pengadministrasi Umum Penyusun Rencana, Program dan Anggaran Pengolah Data dan Sistem Informasi Penyusun Monitoring dan Evaluasi Pengolah Data dan Sistem Informasi Pengolah Data dan Sistem Informasi Jumlah Bahan Presentasi yang dibuat Jumlah berkas kegiatan Manajemen Advisory Penyusunan Rencana Induk SPAM Wilayah I & II yang didokumentasikan Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan Jumlah konsep RKA yang disusun Jumlah berkas kegiatan Penyiapan dan Penyusunan Program 2014 yang didokumentasikan Jumlah berkas kegiatan Rapat Sinkronisasi Program Air Baku untuk Air Minum yang didokumentasikan Jumlah berkas Usulan Air Baku yang didokumentasikan Jumlah berkas kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan yang didokumentasikan Jumlah konsep laporan hasil pemantauan DAK yang disusun Jumlah Bahan Presentasi yang dibuat Jumlah berkas kegiatan Pendampingan Sistem Manajemen Mutu Direktorat Pengembangan Air Minum yang didokumentasikan Jumlah berkas kegiatan Kampanye Publik Bidang Air Minum yang didokumentasikan Jumlah Bahan Presentasi yang dibuat Satuan: Naskah Satuan: berkas Satuan: surat Satuan: surat Satuan: konsep Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: Konsep laporan Satuan: Naskah Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: Naskah

174 174 laporan kinerja SUB DIREKTORAT / SEKSI NO. NAMA JABATAN IKU 6. KASUBBAG TATA USAHA (1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran NAMA JABATAN Analis Kepegawaian PEJABAT FUNGSIONAL IKU Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun KETERANGAN Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Penata Keuangan Pengelola BMN Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Satuan: konsep surat Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan

175 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 175 NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun Satuan: konsep laporan 6) Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS (1). Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (2). Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (3). Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu Satuan: konsep 1 kegiatan konstruksi = 1 laporan Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu 1 kegiatan = 1 konsep laporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Pengawas Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelapor E-Monitoring Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelaksana Administrasi Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Satuan: surat Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Satuan: surat

176 176 laporan kinerja NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN UUKB Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Satuan: berkas Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Satuan: konsep laporan Urusan Pelaporan Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu Satuan: konsep Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu 1 kegiatan konstrksi = 1 laporan Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu 1 kegiatan = 1 konsep laporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Pengawas Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelapor E-Monitoring Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelaksana Administrasi Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Satuan: surat Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Satuan: surat UUKB Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Satuan: berkas Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Satuan: konsep laporan Urusan Pelaporan Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas

177 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 177 NO Kasi Pengelolaan Air Limbah I Kasi Pengelolaan Air Limbah II SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU 1. SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN AIR LIMBAH Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua NAMA JABATAN Pengolah Pengembangan Investasi Pengolah Pengembangan Investasi Pengolah Bimbingan Teknis dan Bantuan Teknis Penyusun Bimbingan Teknik PEJABAT FUNGSIONAL IKU Jumlah berkas bahan dan kelengkapan administrasi terkait pengembangan investasi bidang air limbah di daerah yang dikumpulkan Jumlah laporan monitoring ke daerah dalam rangka mendokumentasikan potensi pengembangan investasi daerah yang disusun Jumlah konsep penyusunan rencana pengembangan investasi bidang air limbah yang disiapkan Jumlah konsep surat-surat terkait pengembangan investasi yang disiapkan Jumlah berkas bahan dan kelengkapan administrasi terkait pengembangan investasi bidang air limbah di daerah yang dikumpulkan Jumlah laporan monitoring ke daerah dalam rangka mendokumentasikan potensi pengembangan investasi daerah yang disusun Jumlah konsep penyusunan rencana pengembangan investasi bidang air limbah yang disiapkan Jumlah konsep surat-surat terkait pengembangan investasi yang disiapkan Jumlah SOP pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Jumlah berkas data terkait penerapan standar operasi dan pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Jumlah berkas pendampingan penerapan dokumen perencanaan kegiatan air limbah I yang disiapkan Jumlah konsep fasilitasi perbaikan sarana dan prasarana air limbah akibat bencana dan kerusuhan sosial yang disiapkan Jumlah berkas data terkait pemanfaatan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Jumlah laporan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang disusun Jumlah berkas perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis bidang PLP untuk subdit air limbah untuk wilayah I yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang air limbah dengan instansi atau K/L terkait yang dikumpulkan KETERANGAN Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: Dokumen Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: Berkas Satuan: Berkas

178 178 laporan kinerja NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Jumlah berkas bahan laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah naskah notulen pembahasan kegiatan air limbah yang dibuat Satuan: naskah Pengolah Bimbingan Teknis dan Bantuan Teknis Jumlah SOP pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah berkas data terkait penerapan standar operasi dan pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas pendampingan penerapan dokumen perencanaan kegiatan air limbah I yang disiapkan Satuan: Berkas Jumlah konsep fasilitasi perbaikan sarana dan prasarana air limbah akibat bencana dan kerusuhan sosial yang disiapkan Satuan: konsep Jumlah berkas data terkait pemanfaatan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah laporan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang disusun Satuan: Laporan Penyusun Bimbingan Teknik Jumlah berkas perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis bidang PLP untuk subdit air limbah untuk wilayah I yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang air limbah dengan instansi atau K/L terkait yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas bahan laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah naskah notulen pembahasan kegiatan air limbah yang dibuat Satuan: naskah 2. SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 2.1. Kasi Pengelolaan Persampahan I Persentase Satker yang meme nuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Pengolah Data dan Informasi Jumlah data teknis Evaluasi Kegiatan persampahan yang dikumpulkan Jumlah data untuk pemutakhiran database a yang diinput Jumlah data dan informasi e-monitoring yang direkap Jumlah berkas koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Satuan: data Satuan: data Satuan: data Satuan: berkas

179 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 179 NO Kasi Pengelolaan Persampahan II SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua NAMA JABATAN Penyusun monev dan Pelaporan Pengolah Data dan Informasi Penyusun monev dan Pelaporan Pengolah Pengembangan Investasi Pengolah Pengembangan Investasi PEJABAT FUNGSIONAL IKU Jumlah berkas monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan Jumlah berkas untuk Konsinyasi dan Diseminasi TPA yang disiapkan Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang dikumpulkan Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yag disusun Jumlah data teknis Evaluasi Kegiatan persampahan yang dikumpulkan Jumlah data untuk pemutakhiran database a yang diinput Jumlah data dan informasi e-monitoring yang direkap Jumlah berkas koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Jumlah berkas monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan Jumlah berkas untuk Konsinyasi dan Diseminasi TPA yang disiapkan Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang diumpulkan Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yang disusun Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan sosialisasi dan diseminasi produk-produk dan peraturan terkait investasi infrastruktur yag disiapkan Jumlah dokumen perencanaan kegiatan Implementation Consultant for emission reduction in cities yang disiapkan Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yang disusun Jumlah berkas kegiatan Konsinyasi dan Diseminasi DED TPA dan 3R yang disiapkan Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan KETERANGAN Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: laporan Satuan: data Satuan: data Satuan: data Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: laporan Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: dokumen Satuan: laporan Satuan: berkas Satuan: berkas

180 180 laporan kinerja NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Jumlah berkas bahan sosialisasi dan diseminasi produk-produk dan peraturan terkait investasi infrastruktur yang disiapkan Satuan: berkas Kasi PLP Khusus I Jumlah dokumen perencanaan kegiatan Implementation Consultant for emission reduction in cities yang disiapkan Satuan: dokumen Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yang disusun Satuan: laporan Jumlah berkas kegiatan Konsinyasi dan Diseminasi DED TPA dan 3R yang disiapkan Satuan: berkas Penyusun Bimbingan Teknis Jumlah berkas bahan perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas pelaksanaan kegiatan Diseminasi 3R yang disiapkan Satuan: berkas Penyusun Bimbingan Teknis Jumlah berkas bahan perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas pelaksanaan kegiatan Diseminasi 3R yang disiapkan Satuan: berkas 3. SUBDIREKTORAT PLP KHUSUS 3.1. Kasi PLP Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang dikumpulkan Jumlah berkas jadwal monitoring ke daerah yang disiapkan Jumlah konsep laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi drainase di 33 provinsi yang disusun Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: konsep laporan

181 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 181 NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Jumlah laporan kegiatan swakelola sudbit drainase yang dikumpulkan Satuan: laporan Jumlah konsep laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disiapkan Satuan: konsep laporan Pengolah Data dan Informasi Jumlah data dan sistem informasi subdit drainase yang diolah Satuan: Data Jumlah naskah form ulir pengumpulan data dan penyebarluasan informasi bidang drainase yang disiapkan Satuan: Naskah Jumlah data e-monitoring per 2 minggu dan merekapitulasi form P1-P9 setiap Satker per 2 minggu yang diolah Satuan: Data Jumlah dokumen info umum dan pemaketan kegiatan Direktorat yang diinput secara online Satuan: dokumen Jumlah naskah penyajian informasi pekerjaan drainase Satker di 33 propinsi yang disusun Satuan: Naskah Jumlah laporan evaluasi hasil monitoring yang disusun Satuan: laporan Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun Satuan: laporan Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas jadwal monitoring ke daerah yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi drainase di 33 provinsi yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah laporan kegiatan swakelola sudbit drainase yang dikumpulkan Satuan: laporan Jumlah konsep laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disiapkan Satuan: konsep laporan Pengolah Data dan Informasi Jumlah data dan sistem informasi subdit drainase yang diolah Satuan: Data Jumlah naskah formulir pengumpulan data dan penyebarluasan informasi bidang drainase yang disiapkan Satuan: Naskah Jumlah data e-monitoring per 2 minggu dan merekapitulasi form P1-P9 setiap Satker per 2 minggu yang diolah Satuan: Data Jumlah dokumen info umum dan pemaketan kegiatan Direktorat yang diinput secara online Satuan: dokumen Jumlah naskah penyajian informasi pekerjaan drainase Satker di 33 propinsi yang disusun Satuan: Naskah

182 182 laporan kinerja NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Jumlah laporan evaluasi hasil monitoring yang disusun Satuan: laporan Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun Satuan: laporan 3.2. Kasi PLP Khusus II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Penyusun Bimbingan Teknik Jumlah naskah daftar kebutuhan bimbingan teknis drainase perkotaan yang disusun Jumlah konsep Kerangka Acuan Kerja/ TOR yang disusun Satuan: naskah Satuan: Konsep Jumlah berkas materi teknis sistem drainase perkotaan yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah laporan materi teknis perencanaan/ kelembagaan/peran masyarakat yang disusun Satuan: laporan Jumlah konsep laporan kegiatan pemetaan kebutuhan NSPK dengan menganalisis kegiatan sektor drainase yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah dokumen bahan NSPK (kebijakan/peraturan/panduan/ pedoman) sebagai bahan konsultasi panduan drainase yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah laporan hasil monitoring di provinsi wilayah barat (Sumatera dan Jawa) yang disusun Satuan: laporan Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun Satuan: laporan Penyusun Bimbingan Teknik Jumlah naskah daftar kebutuhan bimbingan teknis drainase perkotaan yang disusun Satuan: naskah Jumlah konsep Kerangka Acuan Kerja/ TOR yang disusun Satuan: Konsep Jumlah berkas materi teknis sistem drainase perkotaan yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah laporan materi teknis perencanaan/ kelembagaan/peran masyarakat yang disusun Satuan: laporan Jumlah konsep laporan kegiatan pemetaan kebutuhan NSPK dengan menganalisis kegiatan sektor drainase yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah dokumen bahan NSPK (kebijakan/peraturan/panduan/ pedoman) sebagai bahan konsultasi panduan drainase yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah laporan hasil monitoring di provinsi wilayah barat (Sumatera dan Jawa) yang disusun Satuan: laporan Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun Satuan: laporan

183 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 183 NO. Kasi Standarisasi Kasi Kelembagaan SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU 4. SUBDIT STANDARRDISASI DAN KELEMBAGAAN (1). Jumlah NSPK bidang SPAM yang tersusun (2). Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan PPLP (1). Persentase lembaga pengelola (UPTD dan non UPTD) yang meningkat kapasitasnya (2). Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya 5. SUBIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS NAMA JABATAN Penyusun NSPK Penyelenggara Diseminasi/ sosialisasi Pengolah Kinerja Kelembagaan PEJABAT FUNGSIONAL IKU Jumlah konsep NSPK bidang PLP yang diusun Jumlah berkas rencana penyelenggaraan workshop Penyiapan NSPK bidang PLP yang disiapkan Jumlah laporan pelaksanaan Lomba Poster dan Karya Tulis tingkat SMP di Provinsi yang dikumpulkan Jumlah notulen rapat-rapat persiapan dalam rangka kegiatan Jambore Sanitasi yang disusun Jumlah surat dan undangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan subdit yang didistribusikan Jumlah dokumen rencana kerja untuk penyegaran duta sanitasi yang disiapkan Jumlah dokumenrencana fasilitasi kegiatan kampanye dan edukasi bidang PLP yang disiapkan Jumlah berkas bahan kampanye Gerakan Peduli Sanitasi yang disiapkan Jumlah surat undangan workshop fasilitasi kelembagaan TPA Regional yang diketik Jumlah konsep pelaksanaan pekerjaan Fasilitasi yang disiapkan Jumlah berkas bahan untuk pelaksanaan pekerjaan Fasilitasi yang dikumpulkan Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pekerjaan Fasilitasi ang dibuat Jumlah draft buku panduan yang disusun Jumlah berkas rencana penyelenggaraan workshop yang disiapkan Jumlah naskah tayangan terkait bidang pembinaan kelembagaan yang disiapkan KETERANGAN Satuan: konsep Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: Notulen Satuan: Surat Satuan: Dokumen Satuan: Dokumen Satuan: Berkas Satuan: Surat Satuan: konsep laporan Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: konsep laporan Satuan: Berkas Satuan: Naskah 5.1. Kasi Penyusunan Rencana (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Penyusun program dan Rencana Anggaran Jumlah berkas Bahan Sosialisasi Konsultasi Regional, Rencana Kerja dan Rencana Kerja Pemerintah Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Satuan: Dokumen (2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Jumlah dokumen Rencana Kerja Anggaran Kementerian / Lembaga (RKA K/L) Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Satuan: Dokumen

184 184 laporan kinerja NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN 5.2. Kasi Analisa Teknis (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah berkas data prakiraan maju kebutuhan penganggaran yang dikumpulkan Satuan: Berkas (2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan PLP Jumlah Laporan hasil Konsultasi Regional, Rencana Kerja dan Rencana Kerja Pemerintah Satker Propinsi Wilayah Tengah yang disusun Satuan: Laporan Jumlah berkas data Persiapan Sinkronisasi dan Penajaman Kegiatan Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas Data Petunjuk Operasional Kegiatan Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas data Petunjuk Khusus Kegiatan per Satuan Kerja Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas Format, Bahan dan Perangkat Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas data Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas data Tindak Lanjut Penyelesaian Permasalahan dalam Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas data identifikasi Permasalahan dan Potensi Permasalahan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas Data Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah berkas data Hasil Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah laporan Hasil Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang disusun Satuan: Laporan Jumlah laporan rekapitulasi Daftar Inventarisasi Permasalahan bidang PLP yang disusun Satuan: Laporan Pengolah Data dan Informasi Jumlah dokumen Rencana Kerja Kementerian (aplikasi) Satker Propinsi yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah dokumen Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) Satker Propinsi yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah dokumen konsep DIPA (aplikasi) Satker Propinsi yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah dokumen Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan dan/atau DIPA Satker Propinsi yang dikumpulkan Satuan: Dokumen

185 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 185 NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Jumlah dokumen data dukung Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan dan/ atau DIPA Satker Propinsi yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah dokumen Daftar Usulan Program/Kegiatan dari surat permohonan kabupaten/kota yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah dokumen Daftar Usulan Program/Kegiatan dari Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/kota yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah dokumen Daftar Usulan Program/Kegiatan dari Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten/ kota yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah naskah Format Isian Readiness Criteria sektor Pengembangan PLP yang dibuat Satuan: Naskah 6. KASUBBAG TATA USAHA (1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran Analis Kepegawaian Penata Keuangan Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

186 186 laporan kinerja NO. SUB DIREKTORAT / SEKSI NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL IKU KETERANGAN Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Satuan: konsep Pengelola BMN Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Satuan: konsep surat Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Satuan: konsep Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun Satuan: konsep laporan

187 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PMK Cipta Karya Penyerapan Anggaran ESELON I Akumulasi realisasi anggaran (RA) Akumulasi pagu anggaran (PA) Penyerapan Anggaran (P) Cipta Karya ,77 Konsistensi Antara Perencanaan Dan Implementasi Bulan Rencana Penyerapan Dana (RPD) Rencana Penyerapan Dana kumulatif (RPDK) Realisasi Anggaran (RA) Realisasi Anggaran Kumulatif (RAK) Tingkat penyerapan tiap bulan januari ,00 februari ,24 maret ,57 april ,92 mei ,33 juni ,57 juli ,33 agustus ,97 september ,50 oktober ,67 nopember ,04 desember ,10 Konsistensi antara perencanaan dan implementasi (K) 72,85 Konsistensi Antara Perencanaan Dan Implementasi indikator kinerja keluaran (output) IKK Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (NSPK) 5 6 1,00 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM (Laporan) ,00 SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi (Kawasan) ,00 SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi (Kawasan) ,00 Pembangunan SPAM Perkotaan (IKK) Lpd ,99 Pembangunan SPAM Kawasan Khusus (Kawasan) Lpd ,00 Pembangunan SPAM Regional (Kawasan) Lpd ,00 Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air (Kawasan) Lpd ,03 Pengembangan Jaringan Perpipaan Kawasan Khusus (Kawasan) ,10 Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan (NSPK) 4 4 1,00 Penyelenggaraan Bangunan Gedung (m2) ,00 Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan (m2) ,97 Fasilitasi Edukasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bidang Penataan target output (TKK) Realisasi output (RKK) RKK / TKK Bangunan dan Lingkungan (Kecamatan) 7 6 0,86 Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan (Kawasan) ,97 Pencapaian keluaran 94,80

188 188 laporan kinerja indikator kinerja keluaran (output) IKK target output (TKK) Realisasi output (RKK) RKK / TKK Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman (NSPK) 2 2 1,00 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Permukiman (Laporan) ,00 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan (Ha) ,74 1,00 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan (Ha) ,00 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus (Ha) ,38 1,01 Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat (Kelurahan) ,00 Perintisan Inkubasi Kota Baru (Rencana Teknis) 2 2 1,00 Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (NSPK) 3 3 1,00 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Kab/kota) ,00 Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional (KK) ,00 Sistem Pengelolaan Drainase Kawasan / Lingkungan (Ha) ,00 Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional (KK) ,00 Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota (KK) ,00 Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota (KK) ,43 Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan (KK) ,67 Sistem Pengolahan Air Limbah Khusus (KK) ,34 Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan (KK) ,89 Sistem Penanganan Persampahan Khusus (KK) ,25 Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman (Laporan) ,00 Pembiyaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) 9 9 1,00 Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) 8 8 1,00 Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) 8 8 1,00 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) ,00 Perencanaan Dan Pengendalian Program Bidang Permukiman (Laporan) ,00 Dokumentasi Administrasi Dan Pengelolaan Kepegawaian/Ortala (Laporan) ,00 Laporan Admistrasi Keuangan Dan Akuntansi (Laporan) ,00 Laporan penyelenggaraan kegiatan bantuan hukum dalam rangka penanganan perkara (Laporan) ,00 Dokumen Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (Laporan) ,00 Laporan Penyelenggaraan Habitat (Laporan) 9 9 1,00 Prasarana dan Sarana Gedung, Kantor dan Peralatannya (Tahun) 1 1 1,00 Infrastruktur Tanggap Darurat/Kebutuhan Mendesak (Paket) 7 7 1,00 Layanan Publik (PNBP) (Tahun) 1 1 1,00 Laporan Pembinaan Teknis Cipta Karya (Laporan) ,00 Laporan Penyelenggaraan Balai (Laporan) 8 8 1,00 Pencapaian keluaran

189 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 189 Efisiensi Keluaran Peraturan Pengembangan Sistem Target (TVK) Volume Realisasi (RVK) Pagu per Output (PAK) Anggaran Realisasi per Output (RAK) RAK/ RVK PAK/ TVK [ 1- (RAK/ (RAK/ RVK)/ RVK)/ (PAK/ (PAK/ TVK) TVK) ]*100 Penyediaan Air Minum (NSPK) ,81 19,10 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM (Laporan) ,86 13,62 SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi (Kawasan ,91 8,88 SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi (Kawasan ,87 12,95 Pembangunan SPAM Perkotaan (IKK) Lpd ,93 7,04 Pembangunan SPAM Kawasan Khusus (Kawasan) Lpd ,54 45,67 Pembangunan SPAM Regional (Kawasan) Lpd ,19 80,57 Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air (Kawasan) Lpd ,96 3,51 Pengembangan Jaringan Perpipaan Kawasan Khusus (Kws) ,87 13,05 Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan (NSPK) ,85 15,21 Penyelenggaraan Bangunan Gedung (m2) ,93 6,95 Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan (m2) ,96 3,80 Fasilitasi Edukasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan (Kecamatan) ,03-2,90 Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan (Kawasan) ,02-2,03 Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman (NSPK) ,91 9,39 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Permukiman EFISIENSI % NILAI EFISIENSI (Laporan) ,93 7,25 4,28 60,71 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan (Ha) ,90 9,75 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan (Ha) ,04 95,54 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus (Ha) ,72 28,02 Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat (Kelurahan) ,62 38,25 Perintisan Inkubasi Kota Baru (Rencana Teknis) ,60 40,00 Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (NSPK) ,82 17,55 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Kab/kota) ,72 28,34 Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional (KK) ,84 15,73 Sistem Pengelolaan Drainase Kawasan / Lingkungan (Ha) ,43 57,01 Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional (KK) ,85 14,84 Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota (KK) ,73-172,90 Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota (KK) ,83-82,68 Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan (KK) ,18-17,93 Sistem Pengolahan Air Limbah Khusus (KK) ,56-156,30

190 190 laporan kinerja Keluaran Target (TVK) Volume Realisasi (RVK) Pagu per Output (PAK) Anggaran Realisasi per Output (RAK) RAK/ RVK PAK/ TVK [ 1- (RAK/ (RAK/ RVK)/ RVK)/ (PAK/ (PAK/ TVK) TVK) ]*100 Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan (KK) ,04-4,06 Sistem Penanganan Persampahan Khusus (KK) ,75-174,84 Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman (Laporan) ,81 18,92 Pembiyaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) ,91 9,30 Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) ,92 7,99 Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) ,86 13,78 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) ,94 5,81 Perencanaan Dan Pengendalian Program Bidang Permukiman (Laporan) ,96 4,40 Dokumentasi Administrasi Dan Pengelolaan Kepegawaian/Ortala (Laporan) ,93 7,06 Laporan Admistrasi Keuangan Dan Akuntansi (Laporan) ,99 1,01 Laporan penyelenggaraan kegiatan bantuan hukum dalam rangka penanganan perkara (Laporan) ,94 6,45 Dokumen Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (Laporan) ,94 6,23 Laporan Penyelenggaraan Habitat (Laporan) ,95 5,26 Prasarana & Sarana Gedung, Kantor & Peralatannya (Tahun) ,97 2,81 Infrastruktur Tanggap Darurat/Kebutuhan Mendesak (Paket) ,26 73,60 Layanan Publik (PNBP) (Tahun) ,61 38,70 Laporan Pembinaan Teknis Cipta Karya (Laporan) ,91 9,32 Laporan Penyelenggaraan Balai (Laporan) ,83 16,66 EFISIENSI % NILAI EFISIENSI Aspek Manfaat CAPAIAN HASIL (Outcome) direktorat Outcome target realisasi outcome outcome realisasi/ target capaian hasil Cipta Karya Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat 0,69 0,69 1,00 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak 0,61 0,64 1,05 100,31 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan akses sanitasi bagi masyarakat 2,00 1,92 0,96 Sangat Baik ASPEK IMPLEMENTASI ASPEK direktorat MANFAAT (CH) (CH) (CH) (CH) (CH) NILAI ASPEK IMPLEMENTASI NILAI ASPEK EVALUASI (I) (NK) Cipta Karya 79,77 72,85 94,80 60,71 100,31 79,60 93,41

191 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM 1)

192 192 laporan kinerja Sistem Manajemen Mutu (SMM 2)

193 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 193 Sistem Manajemen Mutu (SMM 3)

194 194 laporan kinerja 9. Dokumentasi Pembangunan Infrastruktur Permukiman 1) Pengembangan Kawasan Permukiman + Penataan Permukiman Kumuh Karang Waru Kumuh Karangwaru lokasi Kota Yogyakarta, Provinsi D.I. Yogyakrata lokasi Koordinat : Longitude 110º Manfaat latitude 7º : Mengurangi kawasan kumuh seluas 0,7 Ha Kondisi Awal Kondisi Awal Kondisi Akhir

195 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 195 2) Bina Penataan Bangunan + Penyelenggaraan Penataan Bangunan Sail Karimata lokasi Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat lokasi Koordinat : Longitude 109º latitude -1º Manfaat : Mendukung kegiatan Sail Karimata 2016 melalui penataan kawasan seluas 5 Ha Pekerjaan Pelataran Pekerjaan Signage Pekerjaan Ornamen Tugu

196 196 laporan kinerja 3) Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum + Pembangunan IPA Pontianak lokasi Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat lokasi Koordinat : longitude 109º Latitude 0º Manfaat : Memberikan layanan air minum untuk SR dari target total sebesar SR Bangunan Operasional Intake IPA Kapasitas 300 liter/detik

197 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 197 4) Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman + Pendampingan Operasional IPLT Suwung lokasi Kota Bali, Provinsi Bali lokasi Koordinat : longitude 115º 26, Latitude 8º Manfaat : Jaringan pipa (5 km) cakupan pelayan sebesar SR (6.500 Jiwa) dan IPLT kapasitas 400 m3/ hari : cakupan pelayanan jiwa (wilayah Kuta Selatan, Kuta, Kuta Utara dan Kota Denpasar yang tidal terlayani DSDP Pekerjaan Pipa Jaringan Air Limbah Bangunan IPLT Suwung

198 198 laporan kinerja 10. Judul-Judul NSPK No Sektor Judul NSPK 1 PKP SE DJCK No.40/se/dc/2016 tentang Pedoman Umum kota tanpa kumuh. Permen PUPR No.2/PRT/m/2016 tentang peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh PP no.14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman SE DJCK No. 63/se/dc/2016 tentang petunjuk teknis penyaluran bantuan pengembangan kawasan permukiman 2 PSPAM SE DJCK No. 17/se/dc/2016 tentang pedoman pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah Perpres No.90/2016 tentang BPPSPAM Permen PUPR No.10/2016 tentang pemberlakuan SKKNI Permen PUPR No.19/2016 tentang pemberian dukungan oleh pemerintah pusat dan/ atau Pemda dalam Kerjasama Penyelenggaraan SPAM Permen PUPR No.25/2016 tentang Pelaksanaan penyelenggaraan SPAM untuk memenuhi kebutuhan sendiri oleh badan usaha Permen PUPR No.27 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan SPAM 3 BPB Permen PUPR No.36 tahun 2016 tentang tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja BPPSPAM dan Sekretariat BPPSPAM Penyusunan pedoman teknis kemudahan bangunan gedung Pedoman teknis pemanfaatan bangunan gedung diatas dan atau dibawah tana/air dan atau prasarana umum SE Menteri PUPR tentang bangunan gedung hijau 4 PPLP Pedoman teknis kelayakan fungsi bangunan gedung Penyusunan rancangan Undang-undang bidang Sanitasi Penyusunan bahan NSPK bidang PPLP 5 Dukungan Manajemen Penyempurnaan panduan bidang pengeloaan persampahan SE Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 53 tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Teknologi Informasi Komunikasi di lingkungan Ditjen Cipta Karya. SE Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 80 / SE/ DC/ 2016 Tentang Pedoman Pengelola Sistem Informasi Kehadiran Pegawai DJCK

199 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Hasil Pelaksanaan Evaluasi Manfaat Pembangunan Infrastruktur Permukiman RINGKASAN PELAKSANAAN SURVEY EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN TAHUN 2016

200 200 laporan kinerja Pendahuluan 1.1 EVALUASI MANFAAT Evaluasi manfaat infrastruktur permukiman dilakukan di 10 provinsi terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Cipta Karya tahun Evaluasi dilakukan berupa; 1. Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman kepada para pemanfaat yang dilakukan dengan cara menggali informasi kondisi akses/ manfaat sebelum dan setelah menerima layanan tersebut. 2. Evaluasi Bentuk dan Tingkat Manfaat, yang menunjukkan berbagai bentuk manfaat yang diperoleh setelah menerima layanan tersebut. Sedangkan tingkat manfaat adalah besaran manfaatkan yang dirasakan dengan adanya infrastruktur tersebut.. 3. Evaluasi Keberlanjutan Manfaat, menunjukkan kecenderungan keberlanjutan pelayanan infrastruktur yang diterima, dalam bentuk dukungan/partisipasi masyarakat maupun pemerintah. Untuk perhitungan bentuk evaluasi, tingkat manfaat dan keberlanjutannya, dilakukan dengan metode interpolasi kontinyu, dengan kriteria sebagai berikut Tabel 1. Kategori Besaran dan Keberlanjutan Manfaat Kategori Besaran Manfaat Keberlanjutan Manfaat 76% - 100% Tinggi 51% - 75% Cukup tinggi 26% - 50% Cukup rendah 0% - 25% Rendah Manfaat yang dirasakan besar Manfaat yang dirasakan cukup besar Manfaat yang dirasakan cukup kecil Manfaat yang dirasakan kecil Manfaat yang ditimbulkan potensial akan meningkat Manfaat yang ditimbulkan potensi masih terus ada Manfaat yang ditimbulkan potensial menurun Manfaat yang ditimbulkan potensial menghilang/ habis

201 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DATA DAN INFORMASI Data dan informasi dikumpulkan secara langsung dari 10 provinsi, dengan fokus pada beberapa kabupaten/kota di provinsi. Sumber data adalah pengguna langsung infrastruktur yang dibangun tahun 2014 berupa infrastruktur air minum, air limbah, drainase lingkungan, jalan lingkungan dan pengelolaan sampah. Jumlah informan di setiap daerah tidak sama, karena tujuan analisisnya adalah tingkat nasional. Karena itu bagi daerah yang jumlah informannya sedikit atau tidak ada, maka tidak dapat diolah dengan metode statistik yang digunakan, sehingga dikosongkan. Provinsi-provinsi yang disurvei untuk pengumpulan datanya adalah sebagai berikut, Sumatera Utara Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Maluku Utara Lampung DIY Jawa Timur Bali NTB Sulawesi Selatan

202 202 laporan kinerja Hasil Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman Evaluasi manfaat infrastruktur permukiman disajikan dengan menampilkan data dan informasi tentang outcome infrastruktur permukiman berupa akses penduduk terhadap infrastruktur permukiman seperti sanitasi, air minum dan persentase luas permukiman kumuh serta persentase sampah yang diangkut ke TPA pada ibu kota provinsi. Outcome tersebut selanjutnya menimbulkan beberapa bentuk manfaat langsung maupun tidak langsung seperti terhadap persentase penduduk dengan keluhan diare, Angka Harapan Hidup, tingkat pendapatan dan tingkat kemiskinan. Selain itu juga dilakukan evaluasi terhadap manfaat infrastruktur permukiman dari pendapat para pengguna langsung, termasuk tingkat manfaat dan keberlanjutannya. Uraian hasil evaluasi manfaat disajikan untuk setiap provinsi.

203 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 203 Provinsi Bali Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Bali jika dibandingkan dengan data nasional, menunjukkan bahwa akses sanitasi layak dan air minum pada Provinsi Bali lebih tinggi daripada tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara, untuk persentase permukiman kumuh nilainya lebih tinggi dibanding rata-rata nasional dan timbulan sampah nilainya lebih rendah dibanding rata-rata nasional. Manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Bali dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Angka harapan hidup dan jumlah serta persentase penduduk miskin nilainya lebih bagus daripada tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 2.1 Data sekunder Outcome dan Benefit Provinsi Bali Kategori 2014 Nasional 2015 Nasional Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) 79,4 89,1 3,92 71, ,1 68,4 3,8 70, ,5 91,3 480,88 40,49 3,83 62, Jumlah penduduk miskin (jiwa) ,93 Persentase penduduk miskin 4,77 10,96 5,27 Sumber Data : BPS dan Dit. KIP Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Hasil survei manfaat infrastruktur permukiman yang dilakukan kepada pengguna langsung di Provinsi Bali terdapat dalam tabel berikut : Tabel 2.2 Hasil uji sampel berpasangan di Provinsi Bali Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0,111 0,045 0,008-0,037 Kurang signifikan Signifikan Sangat Signifikan - Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan

204 204 laporan kinerja Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infrastruktur beragam, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini. INFRASTRUKTUR Air minum Tabel 2.3 Bentuk manfaat Infrastruktur di Provinsi Bali BENTUK MANFAAT Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Ekonomi/ penghematan Penghematan waktu/tenaga Kesehatan Ketertiban Masyarakat Kenyamanan Lingkungan Air Limbah Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Ekonomi/ Penghematan Penghematan waktu/tenaga Drainase Lingkungan Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Ekonomi/ Penghematan Ketertiban Masyarakat Jalan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Kenyamanan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Persampahan Kebersihan Lingkungan Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Ekonomi/ Penghematan Sumber : Hasil Perhitungan Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Hasil survei manfaat infrastruktur permukiman yang dilakukan kepada pengguna langsung di Provinsi Bali terdapat dalam tabel berikut : Gambar 2.1 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air minum/bersih Sumber : Hasil Perhitungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.2 Air Mengalir Lancar dan Jernih pada Sambungan Rumah

205 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 205 Air Limbah Bentuk manfaat paling besar adalah pada kesehatan dan kenyamanan lingkungan sementara bentuk manfaat paling kecil adalah pada penghematan waktu/tenaga. Gambar 2.3 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air Limbah Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Drainase Lingkungan Bentuk manfaat paling besar adalah kenyamanan lingkungan sementara bentuk manfaat paling kecil adalah pada ketertiban masyarakat Gambar 2.4 Infrastruktur Drainase Lingkungan Gambar 2.5 Tingkat Manfaat Infrastruktur Drainase Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan

206 206 laporan kinerja Jalan Lingkungan Bentuk manfaat paling besar adalah ketertiban masyarakat sementara bentuk manfaat paling kecil adalah pada penghematan waktu/tenaga dan kenyamanan lingkungan. Gambar 2.6 Tingkat Manfaat Infrastruktur Jalan Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Persampahan Bentuk manfaat paling besar adalah kebersihan lingkungan sementara bentuk manfaat paling kecil adalah pada penghematan biaya/ekonomi. Gambar 2.1 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air minum/bersih Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.8 Tempat dan proses pengolahan sampah Hasil survei kepada pengguna/ pemanfaat infrastruktur menunjukkan bahwa tingkat keberlanjutan infrastruktur permukiman memiliki nilai yang tinggi dimana tingkat dukungan partisipasi tertinggi terdapat pada infrastruktur air minum, seperti yang ditampilkan dalam gambar berikut Gambar 2.9 Tingkat Dukungan Partisipasi Masyarakat terhadap infrastruktur Sampah Jalan Lingkungan Drainase lingkungan Air Limbah Air Minum

207 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 207 Untuk hasil layanan infrastruktur permukiman menunjukkan bahwa infrastruktur jalan lingungan memiliki nilai layanan yang tinggi sementara, hasil layanan terendah adalah pada infrastruktur air limbah. Berikut tabel ringkasan evaluasi manfaat di Provinsi Bali : 1 Manfaat Gambar 2.10 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur Sampah Jalan Lingkungan Drainase lingkungan Air Limbah Air Minum Tabel 2.4 Ringkasan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Bali Hasil pembangunan infrastruktur permukiman yang dirasakan oleh masyarakat sebagai pengguna langsung ialah terciptanya kondisi lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya pembangunan infrastruktur permukiman Bentuk Manfaat Keberlanjutan Outcome Sebagian besar bentuk manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah terciptanya kenyamanan lingkungan. Dukungan partisipasi masyarakat terhadap pemeliharan dan dukungan infrastruktur permukiman masih berlangsung namun, perlu dilakukan peningkatan, terutama pada infrastruktur jalan lingkungan yang dikategorikan rendah agar infrastruktur permukiman yang dibangun tetap memberikan layanan dan manfaat bagi masyarakat pengguna sehingga tidak saja mengandalkan peran dari pemerintah saja. hasil layanan infrastruktur permukiman sudah memberikan benefit yang cukup bagus berdasarkan hasil survei, hal tersebut menunjukkan bahwa layanan yang diberikan sudah membuat masyarakat puas terhadap layanan yang sudah diberikan.

208 208 laporan kinerja Provinsi D.I. Yogyakarta Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi D.I Yogyakarta dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Akses sanitasi layak dan air minum nilainya lebih bagus daripada tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara untuk persentase permukiman kumuh nilainya lebih tinggi dibanding ratarata nasional dan timbulan sampah terangkut nilainya lebih rendah dibanding rata-rata nasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa, hal tersebut menunjukkan kondisi capaian 2 indikator outcome tersebut belum mencapai target nasional. Manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi D.I Yogyakarta dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Angka harapan hidup dan jumlah serta persentase keluhan diare dan penduduk miskin nilainya lebih bagus daripada tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik sementara, untuk pendapatan per kapita angkanya masih di bawah rata-rata nasional dan jumlah serta persentase penduduk miskin nilainya masih di atas rata-rata nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 2.5 Data sekunder Outcome dan Benefit Provinsi D.I Yogyakarta Kategori 2014 Nasional 2015 Nasional Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) 82,5 77,3 3,37 74, ,1 68,4 3,8 70, ,3 81,0 406,04 26,25 3,13 62, Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin 14,64 10,96 13,21 11,93 Sumber Data : BPS dan Dit. KIP

209 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 209 Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Survei terhadap infrastruktur permukiman kepada pengguna langsung air minum dan air limbah di Provinsi D.I Yogyakarta menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 2.6 Hasil uji sampel berpasangan di Provinsi DI. Yogyakarta Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0,001 0,004 Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infrastruktur beragam, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah sebagai berikut : Tabel 2.7 Bentuk manfaat Infrastruktur Permukiman Provinsi D.I Yogyakarta BENTUK MANFAAT INFRASTRUKTUR Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Air minum/bersih Kesehatan Kesehatan Ekonomi/ Penghematan Ketertiban Masyarakat Kenyamanan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Air limbah Kenyamanan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Ketertiban Masyarakat Ekonomi/ Penghematan Sumber : Hasil Perhitungan Air Minum Bentuk manfaat terbesar dari infrastruktur air minum/bersih di Provinsi DI. Yogyakarta adalah kesehatan dan kenyamanan lingkungan sementara bentuk manfaat paling kecil adalah penghematan biaya/ekonomi. Lebih lengkap terkait bentuk dan tingkat manfaat Air Minum adalah sebagai berikut: Gambar 2.11 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air minum/bersih Sumber : Hasil Perhitungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan

210 210 laporan kinerja Air Limbah Bentuk manfaat paling besar adalah kesehatan dan kenyamanan lingkungan sementara bentuk manfaat paling kecil adalah pada penghematan waktu/tenaga. Lebih lengkap terkait bentuk dan tingkat manfaat Air Minum adalah sebagai berikut: Gambar 2.12 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air Limbah Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.13 Kondisi instalasi Pengolahan Air Limbah Tingkat keberlanjutan infrastruktur permukiman, menunjukkan nilai yang cukup tinggi, dimana tingkat dukungan partisipasi terbesar terpada pada infrastruktur air minum, seperti yang ditampilkan dalam gambar di bawah : Gambar 2.14 Tingkat Dukungan Partisipasi Masyarakat terhadap infrastruktur Air Limbah air Minum 0 Gambar 2.15 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur Air Limbah air Minum

211 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 211 Hasil layanan infrastruktur yang dirasakan paling besar manfaatnya oleh pengguna langsung di DI. Yogyakarta adalah pada infrastruktur air minum sementara, hasil layanan terendah adalah pada infrastruktur air limbah. Hasil wawancara pada pihak pemerintah daerah menyatakan bahwa, secara umum pembangunan infrastruktur permukiman berupa jalan lingkungan di Provinsi D.I Yogyakarta yang dirasakan pengguna (masyarakat) dirasakan sudah sesuai dengan prioritas kebutuhan wilayah dan mempunyai arti penting bagi wilayah seperti yang ditampil kan dalam gambar di Hasil wawancara kepada pengelola tentang infrastruktur yang memiliki arti penting bagi wilayah di Provinsi D.I Yogyakarta, menunjukkan bahwa infrastruktur jalan lingkungan yang dirasakan memiliki arti penting bagi wilayah dengan nilai yang tergolong tinggi bagi wilayah. Hasil survey untuk mengetahui keberlanjutan bawah ini : Gambar 2.16 Tingkat manfaat kesesuaian pembangunan infrastruktur bagi wilayah jalan Lingkungan air Limbah dari infrastruktur permukiman yang dibangun, menunjukkan bahwa dukung an yang diberikan oleh pemerintah daerah cukup tinggi dan tingkat dukungan dari pemerintah daerah/ kelembagaan paling tinggi adalah terhadap jalan lingkungan sementara yang paling rendah adalah pada infrastruktur air limbah. Gambar 2.18 Tingkat dukungan pemerintah daerah/kelembagaan terhadap infrastruktur permukiman jalan Lingkungan air Limbah air Minum Berikut tabel ringkasan evaluasi manfaat Provinsi D.I Yogyakarta air Minum Gambar 2.17 Tingkat manfaat arti penting infrastruktur bagi wilayah jalan Lingkungan air Limbah air Minum

212 212 laporan kinerja Manfaat Bentuk Manfaat Keberlanjutan Outcome Tabel 2.8 Ringkasan Evaluasi Manfaat D.I Yogyakarta Masyarakat pengguna infrastruktur permukiman merasakan terciptanya kondisi lingkungan yang lebih baik di lingkungan tempat tinggalnya semenjak adanya layanan infrastruktur permukiman dibandingkan dengan sebelum adanya layanan infrastruktur permukiman. Bentuk manfaat yang dirasakan dari adanya infrastruktur permukiman adalah pada kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan sebelum adanya layanan infrastruktur permukiman, selain itu bentuk manfaat lain yang dirasakan adalah : penghematan biaya ekonomi serta penghematan waktu dan tenaga setelah mereka mengakses layanan infrastruktur permukiman. Dukungan partisipasi masyarakat terhadap beberapa infrastruktur permukiman menunjukkan hasil yang cukup rendah, oleh karena itu perlu peningkatan kesadaran dari masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan menjaga infrastruktur permukiman agar tetap memberikan manfaat karena dari hasil survei yang dilakukan kepada pemerintah, dukungan yang diberikan sudah cukup optimal dan nilainya tergolong tinggi secara umum. Hasil layanan infrastruktur permukiman secara umum tergolong sudah cukup baik dan mengakomodir kebutuhan masyarakat sebagai pengguna langsung walaupun, beberapa kendala operasional masih terjadi di lapangan.

213 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 213 Provinsi Jawa Timur Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Jawa Timur dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Akses sanitasi layak dan air minum nilainya lebih bagus daripada tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara untuk persentase permukiman kumuh nilainya di atas rata-rata nasional dan timbulan sampah terangkut nilainya lebih rendah dibanding ratarata nasional. Hal tersebut menunjukkan kondisi capaian 2 indikator outcome belum mencapai target secara nasional. Untuk manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Jawa Timur dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. persentase keluhan diare nilainya lebih bagus daripada tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara untuk angka harapan hidup dan PDRB/kapita nasional nilainya masih di bawah rata-rata nasional serta untuk jumlah serta persentase penduduk miskin angkanya lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini; Tabel 2.9 Data sekunder Outcome dan Benefit Provinsi Jawa Timur Kategori Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin ,7 75,6 2,5 70, ,3 Nasional ,1 68,4 63,5 76, ,14 22,05 3,8 70,6 2, ,96 12,3 Nasional 62, ,93 Sumber Data : BPS dan Dit. KIP Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Survei terhadap pengguna langsung infrastruktur per mukim an (air minum, air limbah dan jalan lingkungan) di Provinsi Jawa Timur meng gambarkan hasil sebagai berikut: Tabel 2.10 Hasil uji sampel berpasangan di Provinsi Jawa Timur Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0,111 0,045 0,008-0,037 Kurang signifikan Signifikan Sangat Signifikan - Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan

214 214 laporan kinerja Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infrastruktur beragam, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah sebagai berikut : Tabel 2.11 Bentuk manfaat Infrastruktur di Provinsi Jawa Timur BENTUK MANFAAT INFRASTRUKTUR Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Air minum/bersih Kesehatan Ekonomi/ Penghematan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Air limbah Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Ketertiban Masyarakat Jalan Lingkungan Kenyamanan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Sumber : Hasil Perhitungan Air Minum Bentuk manfaat paling besar adalah kesehatan dan penghematan biaya/ ekonomi sementara bentuk manfaat paling kecil adalah ketertiban masyarakat. Lebih detail terkait besaran bentuk Gambar 2.19 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air minum/bersih Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan dan tingkat manfaat setiap Sumber : Hasil Perhitungan infrastruktur permukiman, adalah sebagai berikut: Gambar 2.20 Infrastruktur air minum/bersih (HIPAM) yang digunakan untuk mendistribusikan layanan air minum kepada masyarakat pengguna

215 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 215 Air Limbah Bentuk manfaat paling besar adalah kesehatan dan kenyamanan lingkungan sementara bentuk manfaat paling kecil adalah ketertiban masyarakat. Jalan Lingkungan Bentuk manfaat paling besar adalah kenyamanan lingkungan sementara bentuk manfaat paling kecil adalah penghematan waktu/tenaga. Gambar 2.21 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air Limbah Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2,22 Tingkat Manfaat Infrastruktur Jalan Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.23 Proses sebelum (atas) dan sesudah (bawah) pembangunan jalan lingkungan

216 216 laporan kinerja Tingkat keberlanjutan infrastruktur permukiman menunjuk kan nilai yang tinggi dimana tingkat dukungan partisipasi masyarakat terbesar adalah pada infrastruktur air minum sementara, dukungan terendah adalah pada infrastruktur jalan lingkungan, seperti yang ditam pilkan dalam gambar Hasil manfaat layanan infrastruktur yang tergolong nilainya tinggi oleh pengguna langsung adalah pada infrastruktur air minum dan jalan lingkungan sementara, hasil layanan terendah adalah pada infrastruktur air limbah. Hasil wawancara kepada pengelola (pemerintah daerah atau kelompok yang ada di masyarakat selaku pengelola) menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur permukim an di Provinsi Jawa Timur dirasakan sudah sesuai dengan prioritas kebutuhan wilayah dan mempunyai arti penting bagi wilayah seperti yang ditampilkan dalam gambar 2.26 Gambar 2.24 Tingkat Dukungan Partisipasi Masyarakat terhadap infrastruktur jalan Lingkungan air Limbah air Minum Gambar 2.25 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur jalan Lingkungan air Limbah air Minum Gambar 2.26 Tingkat manfaat kesesuaian pembangunan infrastruktur bagi wilayah jalan Lingkungan air Limbah air Minum Gambar 2.27 Tingkat manfaat arti penting infrastruktur bagi wilayah jalan Lingkungan air Limbah Hasil survei kepada pengelola, menunjukkan bahwa infrastruktur yang dirasakan ke se - suai annya paling tinggi bagi wilayah adalah pada infrastruk tur air minum/bersih sementara, infrastruktur yang air Minum

217 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 217 kesesuaiannya bagi wilayah tergolong rendah adalah pada infrastruktur drainase lingkungan dan ruang terbuka publik. Hasil wawancara kepada pengelola tentang infrastruktur yang memiliki arti penting bagi wilayah di Provinsi Jawa Timur, menunjukkan bahwa infrastruktur air minum/bersih dirasakan memiliki arti penting bagi wilayah dengan nilai yang tergolong tinggi bagi wilayah sementara, infrastruktur ruang terbuka publik dan drainase lingkungan nilainya tergolong rendah. Gambar 2.28 Tingkat dukungan pemerintah daerah terhadap infrastruktur permukiman jalan Lingkungan air Limbah air Minum Hasil survey terkait keber lanjutan dari infrastruktur per mukiman yang dibangun, menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan oleh pemerintah daerah cukup tinggi dan tingkat dukung an dari pemerintah daerah/kelembagaan paling tinggi adalah terhadap air minum/bersih. Berikut ringkasan evaluasi manfaat infrastruktur di Provinsi Jawa Timur Manfaat Bentuk Manfaat Keberlanjutan Outcome Tabel 2.12 Ringkasan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Jawa Timur Masyarakat pengguna infrastruktur permukiman merasakan terciptanya kondisi lingkungan yang lebih baik di lingkungan tempat tinggalnya sesudah adanya layanan infrastruktur permukiman dibandingkan sebelum adanya layanan dari infrastruktur permukiman. Bentuk manfaat yang dirasakan dari adanya infrastruktur permukiman adalah kondisi kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, bentuk manfaat lain ialah penghematan biaya ekonomi serta penghematan waktu dan tenaga setelah mereka mengakses layanan infrastruktur permukiman. Dukungan partisipasi masyarakat terhadap infrastruktur permukiman menunjukkan hasil yang cukup tinggi, hal tersebut ditunjang karena sudah terbentuknya organisasi pemeliharan dan pengelola di tingkat masyarakat juga, ditunjang dari adanya dukungan yang diberikan oleh pemerintah daerah sudah cukup optimal. Hasil layanan infrastruktur permukiman secara umum tergolong sudah cukup baik, hal tersebut menunjukkan bahwa layanan infrastruktur permukiman sudah mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat puas atas layanan yang sudah diberikan dari adanya infrastruktur permukiman yang dibangun.

218 218 laporan kinerja Provinsi Kalimantan Barat Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Kalimantan Barat dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum Akses sanitasi layak dan air minum nilainya lebih bagus dibandingkan rata-rata nasional, hal tersebut menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara timbulan sampah nilainya lebih rendah dibanding rata-rata nasional dan permukiman kumuh angkanya di atas rata-rata nasional. Hal tersebut menunjukkan kondisi capaian 2 indikator outcome tersebut belum mencapai target nasional. Manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Kalimantan Barat dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Persentase dan jumlah penduduk miskin nilainya lebih rendah dibandingkan tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara untuk keluhan diare angkanya di atas rata-rata nasional, angka harapan hidup di bawah rata-rata nasional dan PDRB/kapita nasional angkanya lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 2.13 Data Sekunder Outcome dan Benefit Provinsi Kalimantan Barat Kategori Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin ,7 75,6 2,5 70, ,3 Nasional 61,1 68,4 3,8 70, , ,8 68,4 186,56 60,7 4, ,48 Nasional 62, ,93 Sumber Data : BPS dan Dit. KIP Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Survei kepada pengguna langsung atas pemanfaatan infrastruktur permukiman (air minum dan jalan lingkungan) di Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 2.14 Hasil Uji Sampel Berpasangan Provinsi Kalimantan Barat Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0,008 Sangat Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan

219 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 219 Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infrastruktur beragam, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah sebagai berikut: Tabel Bentuk Manfaat Infrastruktur Permukiman Provinsi Kalimantan Barat BENTUK MANFAAT INFRASTRUKTUR Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Air minum/bersih Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Ekonomi/ penghematan Ketertiban Masyarakat Jalan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Sumber : Hasil Perhitungan Air Minum Bentuk manfaat paling besar adalah penghematan waktu/ tenaga sementara bentuk manfaat paling kecil adalah ketertiban masyarakat. Lebih detail terkait besaran bentuk dan tingkat manfaat setiap infrastruktur permukiman adalah sebagai berikut: Gambar 2.29 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air minum/bersih Sumber : Hasil Perhitungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.30 Infrastruktur pengolahan air minum/bersih (kiri) dan bersama dengan pengelola air minum/ bersih dari unsur PDAM setempat (kanan)

220 220 laporan kinerja Jalan Lingkungan Bentuk manfaat paling besar adalah Penghematan waktu/ tenaga walaupun, output belum sepenuhnya selesai dibangun sehingga dalam pemanfaatannya belum optimal pelayanannya. Hasil survei kepada pengguna/ pemanfaat infrastruktur, menunjukkan tingkat keberlan jutan infrastruktur permukiman yang cukup tinggi, seperti yang ditampilkan dalam gambar 2.32 ; Hasil survei kepada pengguna langsung di Provinsi Kalimantan Barat, menun jukkan bahwa tingkat dukungan partisipasi masyarakat terbesar adalah pada infrastruktur jalan lingkungan sementara, dukungan terendah adalah pada infrastruktur air minum/bersih. Gambar 2.31 Tingkat Manfaat Infrastruktur Jalan Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.32 Tingkat Dukungan Partisipasi Masyarakat terhadap infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Air Bersih/Minum Gambar 2.33 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Air Bersih/Minum Hasil survei kepada peng guna langsung di Provinsi Kalimantan Barat, menunjukkan bahwa hasil layanan infrastruktur yang tergolong nilainya tinggi adalah pada infrastruktur jalan lingkungan sementara, hasil layanan terendah adalah pada infrastruktur air minum/bersih

221 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 221 Hasil wawancara pada pihak pemerintah daerah menunjukkan bahwa pembangunan infra struktur permukiman di Provinsi Kalimantan Barat yang dirasakan pengguna (masyarakat) sudah sesuai dengan prio ritas kebutuhan wilayah dan mempunyai arti penting bagi wilayah dengan nilai yang cukup tinggi seperti yang ditampilkan dalam gambar 2.34 Infrastruktur yang dirasakan kesesuaiannya paling tinggi bagi wilayah adalah pada infrastruktur air minum/bersih dan drainase lingkungan sementara, infrastruktur yang kesesuaiannya bagi wilayah tergolong rendah adalah pada infrastruktur ruang terbuka publik dan jalan lingkungan. Hasil wawancara kepada pengelola tentang infrastruktur yang memiliki arti penting bagi wilayah di Provinsi Kalimantan Barat, menunjukkan bahwa infrastruktur air minum/bersih dan drainase lingkungan dirasakan memiliki arti penting bagi wilayah dengan nilai yang tergolong tinggi bagi wilayah. Survei kepada pemerintah daerah selaku pihak yang berkepentingan Gambar 2.34 Tingkat manfaat kesesuaian pembangunan infrastruktur bagi wilayah Ruang Terbuka Publik Jalan Lingkungan Drainase Lingkungan Air Minum Gambar 2.35 Tingkat manfaat arti penting infrastruktur bagi wilayah Ruang Terbuka Publik Jalan Lingkungan Drainase Lingkungan Air Minum Gambar 2.36 Tingkat dukungan pemerintah daerah terhadap infrastruktur permukiman Ruang Terbuka Publik Jalan Lingkungan Drainase Lingkungan Air Minum dalam pengelolaan dan pemeliharaan, menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan oleh pemerintah daerah cukup tinggi dengan tingkat dukungan paling tinggi adalah terhadap air minum/bersih sementara yang paling rendah adalah pada drainase lingkungan. Untuk ruang terbuka publik dan jalan lingkungan, belum mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah adalah karena output belum dapat

222 222 laporan kinerja dimanfaatkan oleh pengguna, untuk ruang terbuka publik misalnya belum dimanfaatkan karena belum serah terima ke pemerintah daerah, sementara untuk jalan lingkungan masih dalam tahap proses pengerjaan. Berikut ringkasan evaluasi manfaat Infrastruktur di Provinsi Kalimantan Barat Manfaat Bentuk Manfaat Keberlanjutan Outcome Tabel 2.16 Ringkasan Evaluasi Manfaat Kalimantan Barat Pengguna infrastruktur permukiman merasakan terciptanya kondisi lingkungan yang lebih baik semenjak adanya layanan infrastruktur permukiman dibandingkan sebelum adanya layanan. Pengguna merasakan lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari nya sehingga kendala yang muncul sebelum adanya infrastruktur permukiman sudah teratasi. Bentuk manfaat yang dirasakan dari adanya infrastruktur permukiman adalah penghematan waktu/ tenaga, semenjak adanya layanan infrastruktur permukiman, mereka tidak perlu mengeluarkan energi dan biaya lebih, bentuk manfaat lain ialah kondisi lingkungan yang lebih baik termasuk kesehatan. Dukungan partisipasi masyarakat terhadap infrastruktur permukiman menunjukkan hasil yang cukup rendah, rendahnya tingkat partisipasi tersebut karena merasa pemeliharan dan pengelolaan sepenuhnya sudah menjadi tugas pemerintah, walaupun begitu namun, beberapa aspek masyarakat perlu untuk ikut ambil bagian dalam pemeliharaan terutama untuk bantuan dana operasional layanan agar infrastruktur permukiman tidak hanya mengandalkan bantuan atau dukungan dari pemerintah saja. Hasil layanan infrastruktur permukiman secara umum tergolong sudah cukup baik dan nilainya tergolong cukup tinggi serta sudah mengakomodir kebutuhan masyarakat sebagai pengguna langsung sehingga masyarakat cukup puas atas layanan dari adanya infrastruktur permukiman.

223 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 223 Provinsi Kalimantan Selatan Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian-capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum, timbulan sampah nilainya lebih baik dibanding nasional sehingga menunjukkan kondisi yang lebih baik sementara, untuk akses sanitasi layak dan air minum nilainya lebih rendah dibanding rata-rata nasional sementara angka permukiman kumuh di atas rata-rata nasional. Hal tersebut menunjukkan kondisi capaian 3 indikator outcome tersebut belum mencapai target nasional. Manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Persentase dan jumlah penduduk miskin nilainya lebih bagus daripada tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara untuk keluhan diare angkanya masih di atas rata-rata nasional, angka harapan hidup dan PDRB/kapita nasional angkanya lebih rendah dibanding rata-rata nasional, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 2.17 Data sekunder Outcome dan Benefit Provinsi Kalimantan Selatan Kategori Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin ,4 61,7 3,99 67, Nasional ,1 68,4 3,8 70, ,83 10,96 60,1 62, ,51 70,61 3,87 Nasional 62, ,75 11,93 Sumber Data : BPS dan Dit. KIP Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Survei terhadap pengguna lang sung atas pemanfaatan infrastruktur permukiman (air minum dan air limbah) di Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 2.18 Hasil uji sampel berpasangan Provinsi Kalimantan Selatan Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0,000 Sangat Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan

224 224 laporan kinerja Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infrastruktur beragam, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah sebagai berikut : Tabel 2.19 Bentuk Manfaat Infrastruktur Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan BENTUK MANFAAT INFRASTRUKTUR Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Air minum/bersih Air limbah Sumber : Hasil Perhitungan Ekonomi/ penghematan Ekonomi/ Penghematan Air Minum Bentuk manfaat paling besar adalah penghematan biaya/ ekonomi sementara bentuk manfaat paling kecil adalah kesehatan dan penghematan waktu/tenaga. Lebih detail terkait besaran bentuk dan tingkat manfaat setiap infrastruktur permukiman adalah sebagai berikut : Kenyamanan Lingkungan Ketertiban masyarakat Gambar 2.38 Kantor pengelola air minum/bersih (kiri) dan foto setelah melakukan wawancara dengan pengelola air minum/bersih dari PDAM (kanan) Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Gambar 2.37 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air minum/bersih Sumber : Hasil Perhitungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga

225 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 225 Air Limbah Semua bentuk manfaat memiliki nilai yang sama besar. Hasil survei kepada pengguna/ pemanfaat infrastruktur menunjukkan bahwa tingkat keberlanjutan infrastruktur per mukiman memiliki nilai yang tinggi dengan tingkat dukungan partisipasi masyarakat terbesar adalah pada infrastruktur air limbah sementara, dukungan te rendah adalah pada infra struktur air minum/bersih, se perti yang ditampilkan dalam gambar sebagai berikut; Gambar 2.39 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air Limbah Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.40 Plang pengelola air limbah di Kota Banjarmasin Hasil survei kepada peng guna langsung di Provinsi Kalimantan Selatan, menunjukkan bahwa hasil layan an infrastruktur yang ter golong nilainya tinggi adalah infrastruktur air limbah sementara, hasil layanan terendah adalah pada infrastruktur air minum/bersih. Hasil wawancara pada pihak pemerintah daerah menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur permukiman di Provinsi Kalimantan Barat dirasa kan sudah sesuai dengan prioritas kebutuhan wilayah dan mempunyai arti penting bagi wilayah dengan hasil sebagai berikut; Gambar 2.41 Tingkat Dukungan Partisipasi Masyarakat terhadap infrastruktur permukiman Air Limbah air Minum

226 226 laporan kinerja Infrastruktur yang dirasakan kesesuaiannya paling tinggi bagi wilayah adalah pada infrastruktur air limbah sementara, infrastruktur yang kesesuaiannya bagi wilayah tergolong rendah adalah pada infrastruktur air minum/bersih. Hasil wawancara kepada pengelola tentang infrastruktur yang memiliki arti penting bagi wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan, menunjukkan bahwa infrastruktur air limbah dirasakan memiliki arti penting bagi wilayah dengan nilai yang tergolong cukup tinggi bagi wilayah sementara, infrastruktur air minum tergolong cukup rendah. Gambar 2.42 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur permukiman Air Limbah air Minum Gambar 2.43 Tingkat manfaat kesesuaian pembangunan infrastruktur bagi wilayah Air Limbah air Minum 0 0 Gambar 2.44 Tingkat manfaat arti penting infrastruktur bagi wilayah Untuk hasil keberlanjutan dari infrastruktur permukiman yang dibangun, dilakukan survei kepada pemerintah daerah selaku pihak yang berkepentingan dalam penge lolaan dan pemeliharaan, dengan hasil survei menunjukkan bahwa disajikan dalam gambar sebagai berikut : Air Limbah air Minum Gambar 2.45 Tingkat dukungan pemerintah daerah terhadap infrastruktur permukiman Air Limbah Dari hasil survei yang dilakukan kepada pemerintah daerah dan pengelola infrastruktur per mukiman di Provinsi Kalimantan Selatan hasilnya menunjukkan bahwa secara air Minum

227 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 227 umum dukungan yang diberikan oleh peme rintah daerah cukup tinggi dan tingkat dukungan dari pemerintah daerah/kelemba gaan nilainya sama tinggi terhadap air minum/bersih dan air walaupun, untuk air minum/bersih di lapangan kondisi existing nya belum dapat dimanfaatkan oleh pengguna karena masih dalam tahap proses pengerjaan namun, dukungan terhadap infrastruktur tersebut ditunjukkan dengan telah disediakannya dana dan lahan agar output segera sele sai dibangun dan segera dapat dimanfatkan. Berikut ring kasan evaluasi manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Kalimantan Selatan Manfaat Bentuk Manfaat Keberlanjutan Outcome Tabel 2.20 Ringkasan Evaluasi Manfaat Kalimantan Barat Pengguna infrastruktur permukiman merasakan manfaat dari adanya pembangunan infrastruktur permukiman adalah efektivitas dan efisien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, selain itu, manfaat lain yang dirasakan adalah pada terciptanya kondisi lingkungan yang lebih baik.. Bentuk manfaat yang dirasakan dari infrastruktur permukiman adalah penghematan biaya/ekonomi dan manfaat lain yang dirasakan adalah kenyamanan lingkungan. Dukungan partisipasi masyarakat terhadap infrastruktur permukiman menunjukkan hasil yang cukup tinggi, cukup tingginya dukungan partisipasi tersebut dikarenakan masyarakat memiliki sense of belong yang baik mengingat infrastruktur yang dibangun tersebut dibutuhkan oleh masyarakat pengguna sehingga, mereka ikut membantu dalam hal pemeliharaan infrastruktur permukiman. Hasil layanan infrastruktur permukiman secara umum tergolong sudah cukup baik walaupun untuk infrastruktur air minum/bersih beberapa output belum selesai dibangun sehingga belum dapat dimanfaatkan.

228 228 laporan kinerja Provinsi Lampung Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian-capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Lampung dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum, akses sanitasi layak, air minum serta timbulan sampah terangkut nilainya lebih rendah dibanding rata-rata nasional sementara, angka permukiman kumuh di atas rata-rata nasional. Hal tersebut menunjukkan kondisi capaian indikator-indikator outcome pada indikator-indikator tersebut belum mencapai target nasional. Manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Lampung dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Angka keluhan diare nilainya lebih bagus daripada tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara untuk angka harapan hidup dan PDRB/kapita nasional angkanya lebih rendah dibanding rata-rata nasional, untuk Persentase dan jumlah penduduk miskin angkanya di atas rata-rata nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini; Tabel 2.21 Data sekunder Outcome dan Benefit Provinsi Lampung Kategori 2014 Nasional 2015 Nasional Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) 37,3 49,9 3,04 69, ,1 68,4 3,8 70, ,8 55, ,02 10,79 2,89 62, Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin 17,93 10,96 13,57 11,93 Sumber Data : BPS dan Dit. KIP Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Survei terhadap infrastruktur permukiman (air minum, air limbah, drainase lingkungan, jalan lingkungan) kepada pengguna langsung di Provinsi Lampung menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 2.22 Hasil uji sampel berpasangan Provinsi Kalimantan Selatan Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0,000 0,247 0,5 0,000 Sangat Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Sangat Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan

229 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 229 Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infrastruktur beragam, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah sebagai berikut : INFRASTRUKTUR Air minum/bersih Tabel 2.23 Bentuk manfaat infrastruktur permukiman Provinsi Lampung BENTUK MANFAAT Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Ekonomi/ penghematan Penghematan waktu/tenaga Kesehatan Kenyamanan Lingkungan Air Limbah Kesehatan Kenyamanan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Ekonomi/ penghematan Ketertiban masyarakat Drainase Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Ekonomi/ Ekonomi/ penghematan Ketertiban masyarakat Penghematan waktu/tenaga Lingkungan Jalan Lingkungan Ketertiban Lingkungan penghematan Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Sumber : Hasil Perhitungan Air Minum Bentuk manfaat paling besar adalah penghematan biaya/ ekonomi sementara bentuk manfaat paling kecil adalah kenyamanan lingkungan. Le bih detail terkait besaran bentuk dan tingkat man faat setiap infrastruktur per mukiman adalah sebagai berikut: Gambar 2.46 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air minum/bersih Sumber : Hasil Perhitungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.47 Pengguna sedang menunggu giliran mendapatkan layanan air minum/bersih

230 230 laporan kinerja Air Limbah Bentuk manfaat terbesar adalah kesehatan sementara, bentuk manfaat terendah adalah ketertiban masyarakat. Drainase Lingkungan Bentuk manfaat terbesar adalah kenyamanan lingkungan semen tara, bentuk manfaat terendah adalah penghematan waktu/tenaga. Gambar 2.48 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air Limbah Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.49 Tingkat Manfaat Infrastruktur Drainase Lingkungan Kesehatan Jalan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Bentuk manfaat terbesar Kenyamanan Lingkungan adalah ketertiban lingkungan Ketertiban Masyarakat dan penghematan biaya/ Ekonomi/Penghematan ekonomi sementara, bentuk manfaat terendah adalah penghematan waktu/tenaga. Gambar 2.50 Infrastruktur drainase lingkungan yang dibangun untuk mengurangi genangan di lokasi sekitar permukiman pengguna

231 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 231 Hasil survei kepada pengguna/pemanfaat infrastruktur menunjukkan tingkat keberlanjutan infrastruktur permukiman yang tinggi, dengan tingkat dukungan partisipasi masyarakat terbesar adalah pada infrastruktur Drainase Lingkungan sementara, dukung an terendah adalah pada infrastruktur air limbah. Gambar 2.51 Tingkat manfaat infrastruktur jalan lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.52 Tingkat Dukungan Partisipasi Masyarakat terhadap infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Hasil survei kepada pengguna langsung di Provinsi Lampung, menunjukkan bahwa hasil layanan infrastruktur yang tergolong nilainya tinggi oleh pengguna langsung adalah pada infrastruktur drainase lingkungan. Drainase Lingkungan Air Limbah Air Bersih/Minum Gambar 2.53 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Berikut ringkasan evaluasi manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Lampung Drainase Lingkungan Air Limbah Air Bersih/Minum Manfaat Bentuk Manfaat Keberlanjutan Outcome Tabel 2.24 Ringkasan Evaluasi Manfaat Infrastruktur permukiman Lampung Pengguna infrastruktur permukiman merasakan manfaat dari adanya pembangunan infrastruktur permukiman adalah terciptanya kondisi lingkungan yang lebih baik dibanding sebelum adanya pembangunan infrastruktur permukiman.. Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna langsung diantaranya ialah kenyamanan lingkungan, penghematan waktu/tenaga dan penghematan biaya/ekonomi. Dukungan partisipasi masyarakat terhadap infrastruktur permukiman menunjukkan hasil yang tinggi, terutama pada infrastruktur drainase lingkungan. Tingginya dukungan partisipasi tersebut dikarenakan pada tingkat masyarakat sudah ada organisasi yang ikut membantu dalam hal pemeliharaan infrastruktur permukiman. Hasil layanan infrastruktur permukiman secara umum tergolong memiiliki nilai yang tinggi terutama untuk layanan dari infrastruktur air minum/bersih dan drainase lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil layanan yang diberikan mampu untuk mengatasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna

232 232 laporan kinerja Provinsi Maluku Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian-capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Maluku Utara dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum, indikator outcome belum mencapai target secara nasional, akses sanitasi layak, air minum dan timbulan sampah nilainya lebih rendah dibanding rata-rata nasional serta permukiman kumuh angkanya di atas ratarata nasional. Hal tersebut menunjukkan kondisi capaian indikator-indikator outcome tersebut belum mencapai target nasional. Manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Maluku Utara dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum, angka keluhan diare persentase dan jumlah penduduk miskin nilainya lebih bagus daripada tingkat nasional dan menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara, angka harapan hidup dan PDRB/kapita nasional angkanya lebih rendah dibanding rata-rata nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 2.25 Data sekunder Outcome dan Benefit Provinsi Maluku Utara Kategori 2014 Nasional 2015 Nasional Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) 55,8 57,0 3,87 67, ,1 68,4 3,8 70, ,2 60,1 503,1 4,26 3,22 62, Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin 7,45 10,96 6,26 11,93 Sumber Data : BPS dan Dit. KIP Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Survei terhadap infrastruktur permukiman (air minum, drainase lingkungan dan jalan lingkungan) kepada pengguna langsung di Provinsi Lampung menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 2.26 Hasil uji sampel berpasangan Provinsi Maluku Utara Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0,211 Tidak Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan

233 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 233 Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infrastruktur beragam, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah sebagai berikut : Tabel 2.27 Bentuk manfaat infrastruktur permukiman Provinsi Maluku Utara INFRASTRUKTUR BENTUK MANFAAT Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Air minum/bersih Kesehatan Penghematan Kenyamanan waktu/tenaga Lingkungan Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Sumber : Hasil Perhitungan Kenyamanan Lingkungan Kenyamanan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Penghematan waktu/tenaga Air Minum Bentuk manfaat paling besar adalah kesehatan sementara bentuk manfaat paling kecil adalah kenyamanan. Lebih detail terkait bentuk dan tingkat manfaat setiap infrastruktur permukiman adalah sebagai berikut : Drainase Lingkungan Semua bentuk manfaat nilainya rata memiliki nilai yang sama besar yaitu penghematan waktu/tenaga dan kenyamanan lingkungan. Gambar 2.54 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air minum/bersih Sumber : Hasil Perhitungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.55 Tingkat Manfaat Drainase Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Sumber : Hasil Perhitungan

234 234 laporan kinerja Gambar 2.56 infrastruktur drainase lingkungan yang digunakan untuk mengalirkan air (kiri) dan proses wawancara dengan pengelola infrastruktur drainase lingkungan(kanan) Drainase Lingkungan Semua bentuk manfaat nilainya rata dan memiliki nilai yang sama besar yaitu penghematan waktu/tenaga dan kenyamanan lingkungan. Gambar 2.56 Tingkat Manfaat Infrastruktur Drainase Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Jalan Lingkungan Semua bentuk manfaat nilainya rata dan memiliki nilai yang sama besar yaitu penghematan waktu/tenaga dan kenyamanan lingkungan. Gambar 2.57 Tingkat Manfaat Jalan Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan

235 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 235 Gambar 2.58 Infrastruktur jalan lingkungan yang sering dipakai pengguna dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari Hasil survei kepada pengguna/ pemanfaat infrastruktur menunjukkan bahwa tingkat keberlanjutan infrastruktur permukiman memiliki nilai yang tinggi, dimana tingkat dukungan partisipasi masyarakat terbesar adalah pada insfrastruktur jalan lingkungan dan drainase lingkungan seperti yang ditampilkan dalam gambar di samping : Gambar 2.59 Tingkat Dukungan Partisipasi Masyarakat terhadap infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Drainase lingkungan 0 Gambar 2.60 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Drainase lingkungan Air Bersih/Minum

236 236 laporan kinerja Hasil survei kepada pengguna langsung di Provinsi Maluku Utara, menunjukkan bahwa hasil layanan infrastruktur yang tergolong nilainya tinggi oleh pengguna langsung adalah pada infrastruktur jalan lingkungan dan drainase lingkungan. Hasil wawancara pada pihak pemerintah menunjukkan bahwa secara umum pembangunan infrastruktur permukiman di Provinsi Maluku Utara dirasakan sudah sesuai dengan prioritas kebutuhan wilayah dan mempunyai arti penting bagi wilayah. Infrastruktur yang dirasakan kesesuaiannya paling tinggi bagi wilayah adalah infrastruktur air minum/ bersih dan jalan lingkungan sementara, infrastruktur yang kesesuaiannya bagi wilayah tergolong rendah adalah pada infrastruktur air limbah dan drainase lingkungan. Gambar 2.61 Tingkat manfaat arti penting infrastruktur bagi wilayah Jalan Lingkungan Drainase lingkungan Air Limbah Air Minum Berdasarkan hasil survey kepada pemerintah daerah selaku pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan dan pemelihara an menunjukkan bahwa keberlanjutan dari infrastruktur permukiman yang dibangun cukup tinggi dimana tiingkat dukungan dari pemerintah daerah/kelembagaan tertinggi adalah terhadap infrastruktur jalan lingkungan sementara, nilai terendah adalah pada pada air limbah. Gambar 2.62 Tingkat dukungan pemerintah daerah terhadap infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Sedangkan infrastruktur air minum/bersih dan jalan lingkungan dirasakan memiliki arti penting bagi wilayah dengan nilai yang tergolong cukup tinggi bagi wilayah. Drainase lingkungan Air Limbah Air Minum

237 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 237 Berikut ringkasan evaluasi manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Maluku Utara: Tabel 2.28 Ringkasan Evaluasi Manfaat Infrastruktur permukiman Maluku Utara 1 Manfaat Pengguna infrastruktur permukiman merasakan manfaat dari adanya infrastruktur permukiman adalah terciptanya kondisi lingkungan lebih baik yang menunjang efektivitas dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari Bentuk Manfaat Keberlanjutan Outcome Bentuk manfaat yang dirasakan dari adanya infrastruktur permukiman adalah kenyamanan lingkungan lalu, manfaat lain yang dirasakan adalah penghematan waktu/tenaga untuk mencapai tujuan ketika melaksanakan kegiatan sehari-hari. Dukungan partisipasi masyarakat terhadap infrastruktur permukiman menunjukkan hasil yang cukup tinggi, cukup tingginya dukungan partisipasi tersebut dikarenakan masyarakat pro aktif terlibat dalam hal pemeliharaan dan mereka merasa infrastruktur tersebut vital untuk menunjang kegiatan seharihari mereka. Untuk air minum/bersih karena pengelolaannya dilakukan oleh PDAM angka partisipasi masyarakat tidak begitu besar dibanding infrastruktur lain. Hasil layanan infrastruktur permukiman secara umum tergolong sudah baik dengan nilai yang tergolong tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa layanan dari infrastruktur permukiman sudah mengakomodir kebutuhan masyarakat pengguna selama ini.

238 238 laporan kinerja Provinsi Nusa Tenggara Barat Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian-capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum, akses sanitasi layak, air minum, dan timbulan sampah terangkut nilainya lebih rendah dibanding ratarata nasional sementara, angka permukiman kumuh di atas rata-rata nasional. Hal tersebut menunjukkan menunjukkan bahwa kondisi capaian indikator-indikator outcome tersebut belum mencapai target nasional. Manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum angka harapan hidup dan PDRB/kapita nasional angkanya lebih rendah dibanding rata-rata nasional sementara, angka keluhan diare serta persentase dan jumlah penduduk miskin angkanya di atas rata-rata nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 2.29 Data sekunder manfaat dan outcome Provinsi Nusa Tenggara Barat Kategori 2014 Nasional 2015 Nasional Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) 59,4 64,3 6,17 64, ,1 68,4 3,8 70, ,7 71,7 725,44 45,06 6,59 62, Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin 17,11 10,96 16,61 11,93 Sumber Data : BPS dan Dit. KIP Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Survei terhadap infrastruktur permukiman air minum, air limbah dan jalan lingkungan kepada pengguna langsung di Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 2.30 Hasil uji sampel berpasangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0,000 0,000 0,018 Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan

239 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 239 Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infrastruktur beragam, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah sebagai berikut : Tabel 2,31 Bentuk manfaat infrastruktur permukiman Provinsi Nusa Tenggara Barat BENTUK MANFAAT INFRASTRUKTUR Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Air minum/bersih Penghematan waktu/tenaga Ekonomi/ penghematan Kenyamanan Lingkungan Ketertiban masyarakat Air Limbah Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Ketertiban lingkungan Jalan Lingkungan Sumber : Hasil Perhitungan Kenyamanan Lingkungan Air Minum Bentuk manfaat paling besar adalah penghematan waktu/ tenaga sementara bentuk manfaat paling kecil adalah ketertiban masyarakat. Lebih detail terkait besaran bentuk dan tingkat manfaat setiap infrastruktur permukiman adalah sebagai berikut : Penghematan waktu/tenaga Ekonomi/ penghematan Gambar 2.63 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air Minum/bersih Sumber : Hasil Perhitungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.64 papan program air minum/bersih (kiri) dan instalasi air minum/bersih yang sedang mengalir (kanan)

240 240 laporan kinerja Air Limbah Bentuk manfaat kesehatan dan kenyamanan lingkungan memiliki nilai yang sama besar sementara ketertiban lingkungan memiliki nilai terendah. Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Gambar 2.65 Tingkat Manfaat Air Limbah Ekonomi/Penghematan Jalan Lingkungan Bentuk manfaat penghematan waktu/tenaga dan kenyamanan lingkungan memiliki nilai yang sama besar sementara, ekonomi/penghematan memiliki nilai yang rendah dibanding lainnya. Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Gambar 2.66 Tingkat Manfaat Jalan Lingkungan Ekonomi/Penghematan Gambar 2.67 Wawancara dengan pengguna layanan jalan lingkungan (kiri) dan pengelola jalan lingkungan (kanan) Hasil survei kepada pengguna/ pemanfaat infrastruktur menun juk kan bahwa tingkat keberlanjutan infrastruktur permukiman menunjukkan nilai yang tinggi, dengan tingkat dukungan partisipasi masyarakat terbesar adalah pada infrastruktur jalan lingkungan.

241 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 241 Hasil survei kepada pengguna langsung di Provinsi Nusa Tenggara Barat, menunjukkan bahwa hasil layanan infrastruktur yang tergolong nilainya tinggi oleh pengguna langsung adalah pada infrastruktur jalan lingkungan sementara, hasil layanan terendah adalah pada infrastruktur air limbah. Berikut ringkasan evaluasi manfaat infrastruktur permukim an di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gambar 2,68 Tingkat Dukungan Partisipasi Masyarakat terhadap infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Air Limbah Gambar 2.69 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Air Limbah Air Bersih/Minum Manfaat Bentuk Manfaat Tabel 2.31 Ringkasan Evaluasi Manfaat Infrastruktur permukiman Maluku Utara Pengguna infrastruktur permukiman merasakan manfaat dari adanya pembangunan infrastruktur permukiman adalah terciptanya kondisi lingkungan lebih baik yang menunjang efektivitas dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Bentuk manfaat dari adanya infrastruktur permukiman adalah timbulnya kenyamanan lingkungan dan kondisi kesehatan yang lebih baik, khususnya semenjak mengakses layanan air minum/bersih. 3 4 Keberlanjutan Outcome Dukungan partisipasi masyarakat terhadap infrastruktur permukiman menunjukkan hasil yang cukup tinggi, cukup tingginya dukungan partisipasi khususnya pada infrastruktur jalan lingkungan dan drainase lingkungan dikarenakan masyarakat pro aktif terlibat dalam hal pemeliharaan. Mereka merasa infrastruktur tersebut vital untuk menunjang kegiatan sehari-hari mereka. Untuk air minum/bersih karena pengelolaannya dilakukan oleh PDAM sehingga partisipasi masyarakat tidak begitu besar dibanding infrastruktur lain. Hasil layanan infrastruktur permukiman secara umum tergolong sudah baik dengan nilai yang tergolong tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa layanan dari infrastruktur permukiman sudah mengakomodir kebutuhan masyarakat pengguna dan masyarakat puas terhadap layanan yang diberikan dari layanan infrastruktur permukiman.

242 242 laporan kinerja Provinsi Sulawesi Selatan Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian-capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Sulawesi Selatan dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum, akses sanitasi layak dan air minum nilainya lebih bagus dibanding nasional, hal tersebut menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara, untuk permukiman kumuh angkanya di atas rata-rata nasional dan timbulan sampah terangkut nilainya lebih rendah dibanding ratarata nasional. Hal tersebut menunjukkan kondisi capaian outcome pada 2 indikator tersebut belum mencapai target nasional. Manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Sulawesi Selatan dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum angka keluhan diare dan persentase serta jumlah penduduk miskin menunjukkan nilai yang lebih baik dibanding nasional, hal tersebut menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara, angka harapan hidup dan PDRB/kapita nasional angkanya lebih rendah dibanding rata-rata nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 2.32 Data sekunder Outcome dan Benefit Provinsi Sulawesi Selatan Kategori Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin Sumber Data : BPS dan Dit. KIP ,1 68,9 Nasional ,1 68,4 3,5 3,8 69,6 70, ,56 10,96 72,4 72, ,11 49,55 2,99 Nasional 62, ,16 11,93 Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Survei terhadap infrastruktur permukiman air minum, air limbah, jalan lingkungan dan pengelolaan sampah kepada pengguna langsung di Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 2.33 Hasil uji sampel berpasangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0,028 0,000 0,002 0,008 Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan

243 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 243 Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infra struktur beragam, seperti yang ditampilkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2.34 Bentuk manfaat infrastruktur permukiman Provinsi Sulawesi Selatan BENTUK MANFAAT INFRASTRUKTUR Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Air minum/bersih Kesehatan Ekonomi/ penghematan Ketertiban Masyarakat Kenyamanan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Air Limbah Kenyamanan Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Ekonomi/ penghematan Ketertiban Masyarakat Jalan Lingkungan Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Penghematan waktu/tenaga Persampahan Kebersihan Lingkungan Kesehatan Kenyamanan Lingkungan Sumber : Hasil Perhitungan Air Minum Bentuk manfaat paling besar adalah kesehatan sementara bentuk manfaat paling kecil adalah kenyamanan lingkungan, penghematan waktu/ tenaga dan ketertiban masyarakat dengan nilai yang sama rata. Lebih detail terkait besaran bentuk dan tingkat manfaat setiap infrastruktur permukiman maka, dibuat ke dalam gambar di bawah sebagai berikut : Gambar 2.70 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air minum/bersih Sumber : Hasil Perhitungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.71 wawancara bersama pengelola air minum/bersih

244 244 laporan kinerja Jalan Lingkungan Bentuk manfaat yang memiliki nilai paling tinggi adalah kenyamanan lingkungan sementara ketertiban masya rakat memiliki nilai yang paling rendah dibanding bentuk manfaat lainnya. Persampahan Bentuk manfaat yang memiliki nilai paling tinggi adalah kenyamanan lingkungan semen tara bentuk manfaat penghematan waktu/tenaga dan ketertiban masyarakat me miliki nilai lebih rendah dibandingkan kenyamanan lingkungan. Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Gambar 2.72 Tingkat Manfaat Jalan Lingkungan Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan 0 Gambar 2.73 Infrastruktur jalan lingkungan yang sering digunakan warga untuk aktifitasnya sehari-hari Hasil survei kepada pengguna/ pemanfaat infrastruktur menunjukkan tingkat keberlanjutan infrastruktur permukim an yang tinggi, seperti yang ditampilkan dalam gambar di samping Hasil survei kepada pengguna langsung di Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa tingkat dukungan partisipasi masyarakat terbesar adalah pada infrastruktur air limbah semen tara nilai terendah adalah pada infrastruktur persampahan. Gambar 2.74 Tingkat Manfaat Infrastruktur Persampahan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan 0 Gambar 2.75 Tingkat dukungan partisipasi masyarakat terhadap infrastruktur permukiman Sampah Jalan Lingkungan Air Limbah Air Bersih/Minum Hasil survei kepada pengguna langsung di Provinsi Sulawesi

245 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 245 Selatan, menunjukkan bahwa hasil layanan infrastruktur yang tergolong nilainya tinggi oleh pengguna langsung adalah pada infrastruktur jalan lingkungan dan air limbah sementara, hasil layanan terendah adalah pada infrastruktur persampahan. Dari hasil wawancara pada pihak pemerintah, secara umum pembangunan infrastruktur permukiman di Provinsi Sulawesi Selatan dirasa kan sudah sesuai dengan prioritas kebutuhan wilayah dan mempunyai arti penting bagi wilayah tergolong cukup rendah seperti yang ditampilkan dalam gambar di samping Hasil survei kepada pengelola di Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa infrastruktur yang dirasakan kesesuaiannya paling tinggi bagi wilayah adalah pada infrastruktur persampahan sementara infrastruktur jalan lingkungan nilainya lebih rendah. Hasil wawancara kepada pengelola di Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa infrastruktur jalan lingkungan dirasakan memiliki arti penting Gambar 2.76 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur permukiman Sampah Jalan Lingkungan Air Limbah Air Bersih/Minum Gambar 2.77 Tingkat manfaat kesesuaian pembangunan infrastruktur bagi wilayah Sampah Jalan Lingkungan Gambar 2.78 Tingkat manfaat arti penting infrastruktur bagi wilayah Sampah Jalan Lingkungan cukup tinggi bagi wilayah sementara, infrastruktur persampahan walaupun mempunyai nilai yang cukup tinggi namun lebih rendah nilainya dibandingkan jalan lingkungan. Untuk hasil keberlanjutan dari infrastruktur permukiman yang dibangun, dilakukan survei kepada pemerintah daerah selaku pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan dan pemeliharaan, dengan hasil survey menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan pemerintah daerah cukup tinggi yaitu pada infrastruktur jalan lingkungan.

246 246 laporan kinerja Berikut ringkasan evaluasi manfaat infrastruktur permukim an di Provinsi Sulawesi Selatan. Gambar 2.79 Tingkat dukungan pemerintah daerah terhadap infrastruktur permukiman Sampah Jalan Lingkungan Manfaat Tabel 2.35 Ringkasan evaluasi manfaat Infrastruktur permukiman Sulawesi Selatan Pengguna infrastruktur permukiman merasakan manfaat dari adanya pembangunan infrastruktur permukiman adalah terciptanya kondisi lingkungan lebih baik yang menunjang efektivitas dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari Bentuk Manfaat Keberlanjutan Outcome Bentuk manfaat yang dirasakan dari adanya infrastruktur permukiman adalah kenyamanan lingkungan dan kondisi kesehatan yang lebih baik semenjak mereka mengakses layanan air minum/bersih khususnya. Dukungan partisipasi masyarakat terhadap infrastruktur permukiman menunjukkan hasil yang cukup tinggi, terutama pada infrastruktur air limbah, hal tersebut dikarenakan selain masyarakat pro aktif terlibat dalam hal pemeliharaan juga sudah terbentuknya organisasi pemelihara infrastruktur. Untuk infrastruktur persampahan nilainya rendah karena belum adanya inisiatif untuk ikut merawat dan menjaga infrastruktur permukiman sehingga beluma da organisasi yang khusus menjadi pemelihara infrastruktur tersebut. Hasil layanan infrastruktur permukiman secara umum tergolong sudah baik dengan nilai yang tergolong tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa layanan dari infrastruktur permukiman sudah mengakomodir kebutuhan masyarakat pengguna selama ini dan masyarakat sebagai pengguna merasakan kepuasan terhadap layanan yang diberikan dari adanya infrastruktur permukiman.

247 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 247 Provinsi Sumatera Utara Manfaat Dan Outcome Infrastruktur Permukiman Capaian outcome dan manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Sumatera Utara dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum, akses sanitasi layak nilainya lebih bagus dibanding nasional, hal tersebut menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara, angka air minum dan timbulan sampah terangkut nilainya lebih rendah dibanding rata-rata nasional sementara, angka permukiman kumuh di atas rata-rata nasional. Hal itu menunjukkan kondisi capaian outcome pada 3 indikator tersebut belum mencapai target nasional. Manfaat infrastruktur permukiman di Provinsi Sumatera Utara dapat dibandingkan dengan tingkat nasional. Secara umum persentase serta jumlah penduduk miskin menunjukkan nilai yang lebih baik dibanding nasional, hal tersebut menunjukkan kondisi yang lebih baik. Sementara, angka keluhan diare di atas ratarata nasional serta angka harapan hidup dan PDRB/kapita nasional angkanya lebih rendah dibanding rata-rata nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.36 Data Sekunder Outcome dan Benefit Provinsi Sumatera Utara Kategori 2014 Nasional 2015 Nasional Outcome % Sanitasi layak % Air Minum aman % Permukiman Kumuh % Timbulan Sampah Terangkut Provinsi (di ibu kota provinsi) Manfaat/Benefit % Penduduk keluhan diare Angka Harapan Hidup (tahun) PDRB/kapita (Rp.000) 66,9 66,9 5,2 68, ,1 68,4 3,8 70, ,9 71,4 288,96 16,55 5,09 62, Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin 9,88 10,96 10,83 11,93 Sumber Data : BPS dan Dit. KIP Keberlanjutan dan Tingkat Manfaat Infrastruktur Permukiman Survei kepada pengguna langsung infrastruktur permukiman air limbah dan jalan lingkungan di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 2.37 Hasil uji sampel berpasangan Provinsi Sumatera Utara Sektor Hasil Uji (1-tail test) Keterangan Air Minum Air Limbah Drainase Lingkungan Jalan Lingkungan Pengelolaan Sampah 0, 017 Signifikan Sumber : Hasil Perhitungan

248 248 laporan kinerja Bentuk manfaat yang dirasakan oleh pengguna/ pemanfaat langsung setelah mengakses beberapa infrastruktur permukiman, seperti yang ditam pilkan dalam tabel di bawah sebagai berikut: Tabel 2.38 Bentuk manfaat infrastruktur permukiman Provinsi Sumatera Utara BENTUK MANFAAT INFRASTRUKTUR Terbesar-1 Terbesar-2 Terbesar-3 Terbesar-4 Terbesar-5 Air Limbah Kesehatan Jalan Lingkungan Kenyamanan Lingkungan Penghematan waktu/tenaga Kesehatan Ketertiban Masyarakat Sumber : Hasil Perhitungan Air Limbah Bentuk manfaat paling besar dari infrastruktur air limbah adalah kesehatan. Lebih detail terkait besaran bentuk dan tingkat manfaat setiap infrastruktur Permukiman adalah sebagai berikut: Jalan Lingkungan Bentuk manfaat yang memiliki nilai paling tinggi adalah kenyamanan lingkungan dan penghematan waktu/ tenaga sementara ketertiban masyarakat dan kesehatan memiliki nilai yang lebih rendah. Sumber : Hasil Perhitungan Gambar 2.80 Tingkat Manfaat Infrastruktur Air Limbah Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.81 Jaringan infrastruktur air limbah yang berada di tengah kawasan permukiman Hasil survei kepada pengguna/ pemanfaat infrastruktur, tingkat keberlanjutan infrastruktur permukiman, menunjukkan nilai yang tinggi, seperti yang ditampilkan dalam gambar di bawah :

249 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 249 Hasil survei kepada pengguna langsung di Provinsi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa tingkat dukungan partisipasi masyarakat terbesar adalah pada infrastruktur jalan lingkungan sementara nilai terendah adalah pada infrastruktur air limbah. Gambar 2.82 Tingkat Manfaat Jalan Lingkungan Kesehatan Penghematan waktu/tenaga Kenyamanan Lingkungan Ketertiban Masyarakat Ekonomi/Penghematan Gambar 2.83 Infrastruktur jalan lingkungan yang sering dilalui oleh warga Hasil survei kepada pengguna langsung di Provinsi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa hasil layanan infrastruktur yang tergolong nilainya tinggi oleh pengguna langsung adalah pada infrastruktur air limbah sementara, hasil layanan terendah adalah pada jalan lingkungan. Hasil wawancara pada pihak pemerintah menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur permukiman di Provinsi Sumatera Utara yang dirasakan pengguna (masyarakat) dirasakan sudah sesuai dengan prioritas kebutuhan wilayah dan mem punyai arti penting bagi wilayah tergolong cukup rendah seperti yang ditampilkan dalam gambar di bawah ini : Hasil survei kepada pengelola di Provinsi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa Gambar 2.84 Tingkat Dukungan Partisipasi Masyarakat terhadap infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Air Limbah Gambar 2.85 Tingkat manfaat hasil layanan infrastruktur permukiman Jalan Lingkungan Air Limbah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 2 LaPORAN Kinerja DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 3 Laporan Kinerja Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja Direktorat

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015 2 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 3 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015 4 LAPORAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KINERJA 205 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 2 KINERJA 205 KINERJA 205 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 1 2 LaPORAN Kinerja DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 3 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Disampaikan oleh: Ir. Rina Agustin Indriani, MURP Sekretaris

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR

Direktorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR PENGANTAR Sesuai dengan kewajiban, maka dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2007, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, sebagai Lembaga Pemerintah Tingkat Eselon I menyusun Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES TAHUN 2019 POSISI SANITASI INDONESIA DI ASIA

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI 2015-2019 Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP KONDISI SANITASI SAAT INI SUB SEKTOR 2010 2011 2012 2013 Air Limbah 55,53% 55,60% 57,82%

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A217 Halaman : 1 33 33.1 33.1.1 2379 2382 2383 2384 2387 5682 33.1.2 2381 2389 239 33.2 33.2.3 2391 2392 2393 2394 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2.747.76.255

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN TAHUN ANGGARAN 213 NOMOR DIPA-33.5-/213 DS 11-823-4351-5822 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara.

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN RAKYAT KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG, DAN KEBERSIHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA

kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 1 2 PROGRAM KERJA PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 3 Kata Pengantar Keterpaduan

Lebih terperinci

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

[RENCANA AKSI DIREKTORAT RUMAH SWADAYA]

[RENCANA AKSI DIREKTORAT RUMAH SWADAYA] TAHUN 2016 0 KATA PENGANTAR Rencana Aksi merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh masing-masing unit organisasi dan unit kerja sebelum melaksanakan tugas dan kegiatannya. Direktorat Rumah, sebagai

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya Denpasar, 22 Juni 2017 POINT PEMBAHASAN : 1. RPIJM DAN KPJM BIDANG CIPTA KARYA. 2. KEDUDUKAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Bina Program. Ir. Antonius Budiono MCM NIP i - 1

PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Bina Program. Ir. Antonius Budiono MCM NIP i - 1 PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-nya maka LAKIP Direktorat Bina Program Tahun 2013 ini dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya. LAKIP ini disusun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

Penerapan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) PUPR Tingkat Satker di Lingkungan Ditjen Cipta Karya

Penerapan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) PUPR Tingkat Satker di Lingkungan Ditjen Cipta Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M E N U J U Penerapan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) PUPR Tingkat Satker di Lingkungan Ditjen Cipta Karya Kasubdit Pengelolaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar isi...ii. Ikhtisar eksekutif... iii. Bab I Pendahuluan...1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar isi...ii. Ikhtisar eksekutif... iii. Bab I Pendahuluan...1 DAFTAR ISI Kata Pengantar...i Daftar isi...ii Ikhtisar eksekutif... iii Bab I Pendahuluan...1 1.1 Struktur Organisasi dan sumber daya aparatur...1 1.1.1 Tugas dan fungsi...1 1.1.2 Struktur Organisasi...2

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP Oleh: Direktur Pengembangan PLP Jakarta, 26 Januari 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TARGET BIDANG SANITASI Amanat RPJPN 2005-2025 Pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF i ii iii iv v vi BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI I 1 1.2. KONDISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PU

PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PU MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 22/PRT/M/2010 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2. VISI : 3. MISI : 4. Sasaran Strategis

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN MEMIMPIN, MENGKOORDINASIKAN DAN MENGENDALIKAN TUGAS-TUGAS DIBIDANG PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAWASAN YANG MELIPUTI PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS DAN KERJASAMA PENGEMBANGAN KAWASAN;

Lebih terperinci

KETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

KETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya KETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Oleh: Dwityo A. Soeranto Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Lebih terperinci

Pengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015

Pengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015 VOLUME 4 Pengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya DAFTAR ISI 6 / Latar Belakang 12 / Kebutuhan Pendanaan 2015-2019 17

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

LAKIP DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 2016 DAFTAR ISI

LAKIP DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL, GAMBAR, BAGAN DAN GRAFIK... ii DAFTAR LAMPIRAN... vii KATA PENGANTAR... viii RINGKASAN EKSEKUTIF... ix BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tugas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Surabaya, 31 Desember 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

Surabaya, 31 Desember 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 [Document subtitle] BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia merupakan bagian

Lebih terperinci

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Persentase Juta Jiwa MENGAPA ADA PERMUKIMAN KUMUH? Urbanisasi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS

PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS OUTLINE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

AGENDA KEGIATAN DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN TAHUN ANGGARAN 2017

AGENDA KEGIATAN DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN TAHUN ANGGARAN 2017 Subdirektorat Keterduan Perencanaan dan Kemitraan 1 Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Pedoman dan Standar Kawasan Layak Huni 2 Sosialisasi dan Evaluasi Pencapaian SDG Berbasis RAD (Rencana

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Disampaikan Oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Bidakara, 9 10 Februari 2011 Umum Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015

Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015 TARGET PEMBANGUNAN SANITASI NASIONAL 2015-2019 Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015 CAPAIAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN TA 2015 LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RINGKASAN EKSEKUTIF Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA 2017 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

PROGRAM KERJA 2017 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM KERJA 2017 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Direktorat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal

Lebih terperinci

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI Jakarta, 4 April 2018 Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/ Bappenas CAPAIAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci