PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 1

2 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENE LITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 2

3 KATA PENGANTAR Dinamika Pembangunan saat ini menuntut dipenuhinya akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah Daerah sehingga Gubernur Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 061/Kep.1409-org/2015 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut setiap Organisasi Perangkat Daerah harus mendukung Indikator Kinerja Utama Gubernur sesuai dengan TUPOKSI dari masing-masing OPD. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat perlu menyesuaikan indikator kinerja BP2D melalui penyesuaian Rencana Strategis (Renstra) BP2D yang mendukung tercapainya Indikator Kinerja Utama Gubernur. Penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kedalam Rencana strategis BP2D Provinsi Jawa Barat disusun dapat diukur melalui indikator kinerja dari sasaran. Indikator Kinerja dimaksud adalah Indikator Kinerja Badan yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD. Jumlah Indikator Kinerja BP2D sebagai OPD yang tertuang pada Renstra sebelum direvisi sebanyak 7 (tujuh) Indikator dengan Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 dijadikan Indikator Utama Kepala BP2D sebanyak 6 Indikator. Hasil evaluasi RENSTRA yang dilaksanakan pada tahun 2016 terdapat hal-hal sebagai berikut : (1) Terdapat Indikator Renstra yang sulit diukur secara kuantitatif ; (2) Terd apat Indikator Kinerja BP2D dan Indikator Kinerja Utama BP2D yang terlalu teknis sehingga akan dialihkan menjadi indikator kinerja Eselon III BP2D; (3) terdapat Indikator Utama dan Indikator Kinerja BP2D yang tidak dijabarkan kedalam Indikator Eselon III dan IV BP2D. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, mulai tahun 2017 Indikator Kinerja BP2D berubah menjadi : (1) Jumlah Indikator Kinerja menjadi 7 Indikator ;(2) 5 Indikator Kinerja BP2D yang asalnya Indikator Kinerja Utama Kepala BP2D menjadi Indikator Kinerja Eselon III; (3) Dari 6 Indikator Kinerja Utama Kepala BP2D sebelum revisi terdapat 1 Indikator yang baru akibat adanya perubahan SOTK awal tahun (4) Pada tahun 2017 dan selanjutnya sampai dengan tahun 2018 terdapat 7 (tujuh) Indikator yang dijadikan Perjanjian Kinerja Kepala BP2D dengan Gubernur yang ditujukan untuk mendukung Indikator Kinerja Utama Gubernur. (5) IKU Kepala BP2D yang ditetapkan dalam rangka mendukung IKU Gubernur sesuai RPJMD Jabar yang telah direvisi adalah Prosentase hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat i

4 riset dan IPTEK yang diterapkan serta Prosentase hasil penelitian yang digunakan dalam perencanaan. Demikian Revisi Renstra BP2D ini dapat dilaksanakan oleh seluruh insan BP2D dengan Baik, maka hal-hal yang sangat krusial untuk dilaksanakan setiap tahunnya adalah sebagai berikut: 1) Indikator Kinerja BP2D yang tertuang dalam renstra adalah kewajiban seluruh insan BP2D untuk mencapainya berasarkan hirarki kewenangan, dan merupakan hasil kumulatif dari program dan kegiatan yang dilaksanakan BP2D, yang pada akhirnya bermuara kepada tercapainya Indikator Kinerja Utama (IKU) gubernur yang terkait dengan fungsi perencanaan. 2) Untuk membuat Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan BP2D setiap tahunnya, sebagai bahan untuk acuan penganggaran program kegiatan dan sebagai bahan evaluasi. 3) Mensosialisasikan Renstra ini kepada seluruh karyawan dan mitra serta stakeholder BP2D. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat ii

5 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Landasan Hukum Tujuan dan Sasaran Penyusunan Renstra Sistematika Penulisan...7 BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sumber Daya Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Sumber Daya Manusia Organisasi dan Tata Kerja Kinerja Pelayanan Bidang Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Pembiayaan Bidang Penelitian dan Pengembangan Pencapaian Indikator Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kondisi Umum Pembangunan Bidang Penelitian dan Pengembangan Daerah BAB II I ISU STRATEGIS BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Telahaan Kebijakan Nasional terkait Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi Rencana Pembangunan Nasional Nawacita Telaahan Kebijakan Daerah Provinsi Jawa Barat terkait Bidang IPTEK Visi Provinsi Jawa Barat Tahun Program Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Kebijakan Lingkungan Hidup Dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 3

6 3.4 Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Periode Visi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Misi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa B arat Tujuan dan Sasaran Strategi dan Kebijakan BAB V INDIKASI PROGRAM RENSTRA...66 BAB VI INDIKATOR TERKAIT RPJMD Indikator Kinerja SKPD Indikator Kinerja Utama SKPD PENUTUP Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 4

7 DAFTAR TABEL Tabel II. 1 Pegawai BP2D Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Golongan Tabel II. 2 Kebutuhan Kepakaran untuk Pelaksanaan Program Strategis BP2D Tabel II. 3 Pencapaian Indikator Kinerja Tahun Berjalan terhadap RPJMD Tabel II. 4 Pencapaian Indikator Kinerja Renstra Tahun Berjalan Tabel II. 5 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Barat, Tabel II. 6 Jenis dan Luasan Lahan Sawah di Jawa Barat, Tabel II. 7 Keragaan Lahan Bukan Sawah di Jawa Barat, Tabel II. 8 Luas Penutupan Lahan Dalam dan Luar Kawasan Hutan Tabel III. 1 Penetapan dan Arahan Penanganan Kawasan Strategis Provinsi Tabel IV. 1 Kondisi Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun Tabel IV. 2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tabel IV. 3 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Tahun Tabel V. 1 Klasifikasi Prioritas Kegiatan BP2D Provinsi Jawa Barat Tabel V. 2 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Tabel VI. 1 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Tabel VI. 2 Indikator Kinerja Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 5

8 DAFTAR GAMBAR Gambar I. 1 Skema Penyusunan Dokumen Renstra BP2D Jawa Barat...4 Gambar II. 1 Struktur Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Gambar II. 2 Komposisi Pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Gambar II. 3 Komposisi Pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Gambar II. 4 Pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Jabatan Fungsional Gambar II. 5 Rencana Pengembangan SDM Peneliti BP2D Gambar II. 6 Tren Anggaran Belanja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Gambar II. 7 Tren Proyeksi Penduduk Jawa Barat, Gambar II. 8 Proporsi lahan Sawah di Jawa Barat Gambar II. 9 Luas Kawasan Hutan di Provinsi Jawa Barat Gambar II. 10 Perguruan Tinggi di Jawa Barat Gambar III. 1 Peta Pusat Kegiatan Nasional Provinsi (PKNp) Jawa Barat Gambar III Gambar IV. 1 Kebijakan Operasional untuk Kelanjutan Pembangunan Jawa Barat Gambar IV. 2 Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Gambar IV. 3 Common Goals Pembangunan Jawa Barat Tahun Gambar IV. 4 Kerangka Analisis Pohon Kinerja BP2D mengacu pada Misi Kesatu RPJMD Gambar IV. 5 Kerangka Analisis Pohon Kinerja BP2D mengacu pada Misi Ketiga RPJMD Gambar VI. 1 Keterkaitan IKU Gubernur dengan IKU Kepala BP2D Jabar Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 6

9 creative research for west java development Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat vii

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) wajib membuat dokumen perencanaan lima tahunan yaitu Rencana Strategis OPD yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam kerangka pembangunan Jawa Barat tahun sesuai RPJMD Jawa Barat Tahun maka setiap OPD menyusun dokumen perencanaan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk jangka waktu lima tahun tersebut. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, merupakan Lembaga Pemerintah Bidang Penelitian dan Pengembangan Daerah melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Jawa Barat. Dengan adanya penyempurnaan dalam tugas pokok dan fungsi, dipandang perlu untuk melakukan evaluasi Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah sebagai acuan dan arahan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya guna mendukung tercapainya Visi dan Misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun yaitu Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua. Penyelenggaraan Pemerintah bidang penelitian dan pengembangan daerah yang meliputi bidang analisis kebijakan IPTEK, bidang penelitian, pengembangan, dan penerapan IPTEK, bidang penguatan sistem inovasi daerah, bidang monitoring evaluasi dan layanan IPTEK serta didukung pula oleh UPTB Balai Agro Teknologi memiliki peran penting dalam pembangunan di Jawa Barat. Selama ini pelaksanaan pembangunan di bidang penelitian dan pengembangan daerah Jawa Barat telah diselenggarakan melalui berbagai program dan kegiatan yang memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Namun, dalam beberapa hal penyelenggaraan dan hasil yang diharapkan masih belum optimal. Besarnya potensi di Jawa Barat yaitu salah satunya adanya lembaga penelitian kementerian dan perguruan tinggi terdiri dari 11 Perguruan Tinggi Negeri, 386 Perguruan Tinggi Swasta dan 35 Institusi Litbang dapat diperankan untuk menjalankan Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 1

11 amanat UU No 18 Tahun 2002 serta meningkatkan kinerja pembangunan Jawa Barat khususnya dalam hal penelitian, pengembangan dan penerapan. Untuk itu dibutuhkan suatu rencana pembangunan lima tahun ke depan yang dapat dijadikan acuan dalam penetapan arah penyelenggaraan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan daerah yang berbasis inovasi daerah serta penerapan IPTEK dalam pembangunan Jawa Barat. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai Lembaga Litbang Daerah perlu menyusun rencana strategi, kebijakan, dan program kerja yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra). Renstra adalah dokumen perencanaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk periode lima tahun yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi OPD serta berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Dokumen Renstra menjadi salah satu tolok ukur dalam penilaian pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja instansi, termasuk Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah di dalamnya. Renstra sebagai suatu dokumen perencanaan taktis strategis yang menjabarkan potret permasalahan pembangunan daerah serta indikasi program yang akan dilaksanakan secara terencana dan bertahap melalui pembiayaan APBD dengan mengutamakan kewenangan wajib disusul dengan bidang lainnya sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah. Dalam lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dokumen Renstra diharapkan dapat mencerminkan kebutuhan pembangunan sebagai bagian dari skenario pembangunan Jawa Barat secara keseluruhan, dapat menjadi acuan bagi penyusunan program-program sektor bidang Litbang, dan menjadi dasar perencanaan pembangunan tahunan yaitu Rencana Kerja (Renja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. Pada akhir tahun 2014, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah yang masih bernama Badan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahun dan Teknologi (BP3IPTEK) telah menyusun Renstra Tahun yang mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Namun, sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah menyebabkan perubahan urusan dan kewenangan sehingga terjadi perubahan struktur dan tugas utama Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 nama badan menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. Oleh karena itu, dirasa Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 2

12 perlu untuk melakukan penyesuaian pada Renstra Dokumen Rensta yang telah disesuaikan dengan perubahan-perubahan disebut sebagai Renstra Adapun tahapan penyusunan Renstra sebagai berikut: 1. Identifikasi isu-isu strategis yang akan dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan bidang penelitian dan pengembangan daerah berbasis penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi yang selaras dengan kebijakan Gubernur selama lima tahun ke depan, yang meliputi aspek regulasi, teknis, kelembagaan, manajemen, dan sumberdaya manusia. 2. Perumusan visi dan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dengan tujuan mencapai Visi dan Misi Pemerintah Daerah Jawa Barat dan disesuaikan dengan nomenklatur serta tugas pokok dan fungsi Badan. 3. Pengkajian strategi pencapaian visi-misi dan penanganan tantangan isu strategis yang dihadapi meliputi kebijakan, program, dan indikasi kegiatan berikut indikator pencapaian kinerjanya sebagai instrumen pengendali dan pengukur kinerja pelaksanaan pembangunan bidang penelitian dan pengembangan daerah. 4. Sinkronisasi dan koordinasi untuk menjaring aspirasi dan masukan, sinkronisasi program, mencapai kesepakatan dan membangun komitmen dalam perencanaan dan pelaksanaan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. Pelaksanaan sinkronisasi dan koordinasi ini dilakukan antar tingkat pemerintahan yaitu dengan kementerian/lembaga di tingkat pusat maupun OPD Kabupaten/Kota. Selain itu, untuk menjamin sinergitas antar institusi Litbang serta masyarakat, dilakukan pula sinkronisasi dan koordinasi dgn OPD terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 5. Sosialisasi Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah yang telah disahkan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk membangun komitmen bersama dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang penelitian dan pengembangan daerah dalam lima tahun ke depan. Proses penyusunan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari isu-isu strategis yang berkembang, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Oleh karena, itu proses penyusunan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah merupakan sinkronisasi antara kebijakan di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Renstra dan rumusan program juga sedapat mungkin mencerminkan kebutuhan program setiap unit kerja di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat. Kontribusi kebijakan dan program setiap bidang menjadi salah satu landasan dalam penyusunan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 3

13 2018. Secara skematis, alur proses penyusunan Revisi Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada skema Gambar I.1. Gambar I. 1 Skema Penyusunan Dokumen Renstra BP2D Jawa Barat 1.2 Landasan Hukum Peraturan perundangan yang melatarbelakangi penyusunan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84; 5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional; 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 4

14 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 14. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 17. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun ; 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87); 19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 46); Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 5

15 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47); 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah 46); 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 11 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah 47); 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat; 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 64, Seri E); 25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 160); 26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SISRENBANGDA) Provinsi Jawa Barat; 27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun ; 28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jawa Barat ; 29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun ; 30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat; 31. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat; 32. Peraturan Gubernur Jawa Barat No 10 Tahun 2015 tentang Dewan Riset Daerah Provinsi Jawa Barat 33. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat; 34. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor /Kep.695-BP3IPTEK/2015 tentang Tim Koordinasi Sistem Inovasi Daerah; 35. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 071/Kep.941-BP3IPTEK/2015 tentang Pengangkatan anggota Dewan Riset Daerah Provinsi Jawa Barat Masa Jabatan Tahun ; Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 6

16 36. Keputusan Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Provinsi Jawa Barat Nomor 070/Kep.II.1/BP3IPTEK/2016 Tentang Majelis Badan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Provinsi Jawa Barat; 37. Surat Edaran Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat No. 050/378/PPD Perihal Penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-OPD) Provinsi Jawa Barat. 1.3 Tujuan dan Sasaran Penyusunan Renstra Tujuan penyusunan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah merencanakan arah program pembangunan bidang penelitian dan pengembangan daerah sebagai pedoman dalam melaksanakan pembangunan selama periode sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. Sedangkan sasaran dari penyusunan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah: 1. Adanya acuan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka mencapai visi jangka menengah daerah. 2. Terwujudnya sinergitas antar unit kerja di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan program dan kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah tahun Adapun Tujuan Revisi Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat adalah mengoptimalkan peran lembaga riset dan pengembangan daerah khususnya Indikator Kinerja Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah terhadap tercapainya Indikator Kinerja Utama Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. 1.4 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 7

17 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang penyusunan Rencana Strategis berikut tujuan dan sasaran serta peraturan perundangan terkait yang menjadi landasan hukum. Pada bab ini digambarkan pula alur pemikiran dan tahapan dalam proses penyusunan Renstra. BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH Bab ini menggambarkan stuktur organisasi serta tugas pokok dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah sehingga dapat diketahui apa saja yang menjadi kewenangan, tugas dan tanggungjawab Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dalam pembangunan di Jawa Barat khususnya bidang penelitian dan pengembangan daerah. Selain itu dibahas pula evaluasi pelaksanaan tugas pada periode waktu mulai berdirinya Badan ini yaitu tahun 2015 saat Badan masih bernama Badan Penerapan, Pengembangan dan Penerapan Iptek. Dari hasil evaluasi pelaksanan pembangunan didapatkan hasil kajian mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah di waktu yang akan datang. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bab ini terdapat isu-isu bersifat strategis yang dihadapi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dalam pelaksanaan tugas jangka menengah ke depan. Penggambaran isu dimulai dari isu pengembangan dan potensi daerah Jawa Barat. Selanjutnya, isu yang dibahas terkait sektoral yang lebih spesifik mengenai isu analisis kebijakan Iptek, isu penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK, isu inovasi daerah serta masalah kelembagaan/organisasi serta pembiayaan pembangunan. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Setelah penjelasan isu strategis yaitu tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dalam lima tahun ke depan, pada bab ini disampaikan pernyataan Visi dan Misi Badan yang merupakan penjabaran dari Visi Misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dimiliki. Selain pernyataan visi dan misi, pada bab ini diuraikan pula indikator dan target pencapaian untuk setiap misi pada tahun Bab ini mengupas langkah strategis yang akan dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dalam menjalankan fungsinya dan memberikan kontribusi pada percepatan pembangunan di Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 8

18 Jawa Barat. Strategi pembangunan ini meliputi kebijakan, program dan sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan bidang Litbanng disertai indikator kinerja yang terukur untuk target pencapaiannya. BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Bab kelima ini berisi uraian indikator kinerja dan target pencapaian per tahun yang selanjutnya dijabarkan dalam rencana program dan indikasi kegiatan per tahun yang akan dilaksanakan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah sampai tahun Program dan kegiatan meliputi program prioritas urusan wajib dan urusan pilihan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Badan. Indikasi kegiatan yang disusun dilengkapi dengan perkiraan kebutuhan pembiayaan, dan kelompok sasaran. BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Bab terakhir ini berisi ringkasan Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah serta langkah-langkah yang akan dilaksanakan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dalam mengimplementasikan Rencana Strategis. PENUTUP Pada bagian akhir ini memuat tentang ringkasan Renstra serta langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam mengimplementasikan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 9

19 BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu unsur Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat yang menjalankan fungsi dan peran pembangunan di bidang penelitian dan pengembangan daerah. Untuk mempermudah menjalankan fungsinya sebagai salah satu elemen pembangunan dan sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugasnya dibantu satu Sekretariat; empat Bidang yaitu Bidang Analisis Kebijakan IPtek, Bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek, Bidang Penguatan Sistem Inovasi Daerah, dan Bidang Monitoring, Evaluasi dan Layanan Iptek; satu UPTB yaitu Balai Agro Teknologi ;serta kelompok Jabatan Fungsional. Tugas pokok dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat, sesuai Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Tugas Pokok Melaksanakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan, meliputi analisis kebijakan Iptek, penelitian, pengembanga n, dan penerapan Iptek, penguatan sistem inovasi daerah, dan monitoring, evaluasi, dan layanan Iptek yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya. 2. Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan yang menjadi kewenangan Provinsi; b. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan yang menjadi kewenangan Provinsi; c. Penyelenggaraan administrasi Badan; Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 10

20 d. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Badan; dan e. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Adapun fungsi dari Kepala Badan, Sekretariat, dan Bidang, pada Badan Penelitian dan Pengembangan adalah sebagai berikut: 1. Kepala Badan Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, membina, mengendalikan, dan menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan, meliputi analisis kebijakan Iptek, penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek, penguatan sistem inovasi daerah, dan monitoring, evaluasi, dan layanan Iptek yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sektetariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun fungsi kepala Badan yaitu: a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan; b. Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan memimpin pelaksanaan penelitian dan pengembangan; c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Badan; dan d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 2. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi Badan, meliputi perencanaan dan pelaporan, keuangan dan aset, kepegawaian dan umum serta membantu Kepala Badan mengkoordinasikan Bidang-Bidang. Adapun fungsi sekretariat yaitu: a. penyelenggaraan koordinasi, menghimpun dan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh Bidang-Bidang; b. Penyelenggaraan perencanaan dan pelaporan, pengadministrasian keuangan dan aset, kepegawaian dan umum; c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Badan; dan d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 11

21 3. Bidang Analisis Kebijakan Iptek Bidang Analisis Kebijakan Iptek mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan aspek analisis kebijakan Iptek, meliputi penyusunan rencana induk penelitian dan pengembangan, pemberian masukan arah, kebijakan strategi dan pengembangan serta masukan pada perencanaan pembangunan daerah dan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan aspek analisis kebijakan Iptek.. Adapun fungsi bidang Analisis Kebijakan Iptek yaitu: a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang analisis kebijakan Iptek; b. penyelenggaraan analisis dan kebijakan Iptek; c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang; d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 4. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek Bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek. mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan aspek penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek, meliputi penyusunan rencana induk penelitian dan pengembangan, pelaksanaan dan fasilitasi penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek skala prototype, usaha terbatas konsultasi mediasi dan fasilitasi penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek serta pelaksanaan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek. Adapun fungsi bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek yaitu: a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek; b. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan di bidang penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek; c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang; d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 5. Bidang Penguatan Sistem Inovasi Daerah Bidang Penguatan Sitem Inovasi Daerah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan aspek penguatan sistem inovasi daerah, meliputi penyusunan rencana Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 12

22 induk penelitian dan pengembangan dan rencana kerja tahunan, fasilitasi kebutuhan pengembangan dan penguatan sistem inovasi serta rekomendasi regulasi dan kebijakan kepada Bupati/Walikota dan perangkat daerah dalam pengembangan daerah, konsultasi mediasi dan fasilitasi penguatan sistem inovasi daerah Kabupaten/Kota fasilitasi anugerah inovasi penelitian dan pengembangan aspek penguatan sistem inovasi daerah. Adapun fungsi bidang Penguatan Sitem Inovasi Daerah yaitu: a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang penguatan sitem inovasi daerah; b. Penyelenggaraan penguatan sistem inovasi daerah; c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang; d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 6. Bidang Monitoring Evaluasi dan Layanan IPTEK Bidang Monitoring, Evaluasi dan Layanan Iptek mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan aspek monitoring, evaluasi dan layanan Iptek. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Bidang Monitoring, Evaluasi dan Layanan Iptek mempunyai fungsi: a. penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan layanan Iptek. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan aspek monitoring, evaluasi dan layanan Iptek. c. penyelenggaraan fasilitasi pelaksanaan bidang monitoring, evaluasi dan layanan Iptek. d. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang. e. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat, struktur organisasi tampak pada Gambar II.1. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 13

23 Gambar II. 1 Struktur Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Sumber: Subbag Perencanaan dan Pelaporan BP2D, Sumber Daya Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Sumber daya Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah adalah Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Kerja, serta Lingkungan Eksternal Sumber Daya Manusia Jumlah SDM Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah mencapai 51 orang yang terdiri dari 36 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah (PNSD), dan 15 orang pegawai non-pns (Gambar II.2). Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 14

24 29% 71% PNS NON PNS Gambar II. 2 Komposisi Pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Sumber : Subbag Kepegawaian dan Umum BP2D, 2016 Berdasarkan laporan Subag Kepegawaian dan Umum tahun 2015, tingkat pendidikan pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah didominasi oleh lulusan Strata 2 (S2). Jumlah pegawai dengan tingkat pendidikan pascasarjana pun cukup banyak yaitu 13 orang sementara yang telah mencapai tingkat doktor mencapai 3 orang (Gambar II.3) Stra ta 3 (S3) Stra ta 2 (S2) Stra ta 1 (S1) 2 Diploma 3 (D3) 6 Sekolah M enenga h Ata s (SMA) Gambar II. 3 Komposisi Pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat Berdasarkan Pendidikan Sumber: Subbag Kepegawaian dan Umum BP2D, 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 15

25 Tabel II. 1 Pegawai BP2D Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Golongan Sumber: Subbag Kepegawaian dan Umum BP2D, Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Pertama Gambar II. 4 Pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Jabatan Fungsional Sumber: Subbag Kepegawaian dan Umum BP2D, 2015 Jumlah SDM berdasarkan jenjang pendidikan tersebut akan terus ditambah jumlahnya agar terpenuhi kebutuhan SDM yang ideal untuk melaksanakan penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek di Jawa Barat. Pemenuhan kebutuhan SDM tersebut diproyeksikan untuk SDM dengan pendidikan setingkat strata 1 (S1), strata 2 (S2), dan strata 3 (S3) serta SDM, kepakaran/fungsional peneliti. Proyeksi kebutuhan SDM sampai dengan tahun 2018, yaitu: SDM dengan pendidikan S1 sebanyak 42 orang, SDM dengan pendidikan S2 sebanyak 34 orang, dan SDM dengan pendidikan S3 sebanyak 14 orang. Komposisi tersebut dapat diartikan bahwa 1 (satu) orang SDM dengan tingkat pendidikan S3 akan didampingi oleh SDM dengan tingkat pendidikan S2 sebanyak 2 (dua) orang, dan SDM dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 3 (tiga) orang. Dengan komposisi tersebut maka diharapkan akan terjalin pembinaan SDM secara terstruktur. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 16

26 S3 S2 S1 Jumlah (Tahun) Gambar II. 5 Rencana Pengembangan SDM Peneliti BP2D Provinsi Jawa Barat Selain kebutuhan SDM berdasarkan jenjang pendidikan dibutuhkan juga SDM berdasarkan kepakaran. Sebagai suatu institusi kelitbangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah akan membutuhkan kepakaran Bidang Teknologi dan Kepakaran Bidang Sosial. Hasil identifikasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat sampai dengan tahun 2018 membutuhkan 30 (tiga puluh) bidang kepakaran masingmasing 12 (dua belas) kepakaran bidang Ilmu Sosial dan 18 (delapan belas) kepakaran bidang Ilmu teknologi, seperti terlihat pada Tabel II.2 Tabel II. 2 Kebutuhan Kepakaran untuk Pelaksanaan Program Strategis BP2D KEPAKARAN SOSI AL 1. Ilmu Politik 2. Ilmu Pemerintahan 3. Imu Administrasi Publik 4. Ilmu Sosial Budaya 5. Ilmu Pendidikan Luar Sekolah 6. Ilmu Manajemen Pengembangan SDM 7. Ilmu Pendidikan Kemasyarakatan 8. Ilmu Kebijakan Publik 9. Ilmu Ekonomi Pembangunan 10. Ilmu Ekonomi Manajemen 11. Ilmu Ekonomi Makro 12. Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian KEPAKARAN TEKNOLOGI 1. Ilmu Kesehatan Masyarakat 2. Ilmu Budi Daya Pertanian 3. Ilmu Pasca Panen Pertanian 4. Ilmu Teknologi Pangan 5. Ilmu Perternakan 6. Ilmu Kehutanan 7. Ilmu Perikanan 8. Ilmu Teknologi Industri 9. Ilmu Bio Energi 10. Ilmu Teknologi Mikro Hidro 11. Ilmu Teknologi Mineral 12. Ilmu Teknologi Industri Kreatif 13. Ilmu Transportasi 14. Ilmu Teknologi Informatika dan Komunikasi 15. Ilmu Mitigasi Bencana 16. Ilmu Tehnik Lingkungan 17. Ilmu Bio Teknologi 18. Ilmu Pengembangan Wilayah Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 17

27 2.2.2 Organisasi dan Tata Kerja Dalam rangka mencapai visi dan misi pembangunan daerah Jawa Barat telah dibentuk Badan Daerah Provinsi mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi. Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit, dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat, terdiri dari sekretariat yang menangani urusan perencanaan, kepegawaian keuangan dan umum, bidang-bidang teknis terkait analisis kebijakan Iptek, Riset dan Penerapan Iptek, Penguatan Sistem Inovasi Daerah, serta Monitoring Evaluasi dan Layanan Iptek serta ditunjang UPTB yaitu Balai Agro Teknologi. Selain kekuatan struktural tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah juga diperkuat oleh kelompok jabatan fungsional meliputi peneliti yang turut berkontribusi dalam pelaksanaan tupoksi Badan. Sesuai fungsi yang dimiliki oleh Badan, telah terjalin hubungan kerja sama yang baik antara Badan dengan instansi vertikal yaitu Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Dalam Negeri, dan kementerian/lembaga lainnya. Selain itu jaringan dan hubungan kerja yang baik juga telah terjalin dengan terbentuknya majelis/dewan riset daerah yang mencerminkan sinergitas seluruh pemangku kepentingan di Jawa Barat terutama dalam hal penelitian dan pengembangan daerah. Kelemahan dalam tata kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah antara lain: 1. Akurasi dan kemutakhiran basis data bidang Litbang di Jawa Barat. 2. Kurangnya tenaga ahli kepakaran baik dalam bidang ilmu sosial dan ilmu teknologi. Adapun antisipasi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penyamaan persepsi antar bidang mengenai basis data yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan daerah. 2. Penggunaan GIS sebagai basis data Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 18

28 3. Menyelenggarakan Forum OPD Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah yang menjadi wadah koordinasi penyusunan rencana program kegiatan seluruh stakeholder terkait. 2.3 Kinerja Pelayanan Bidang Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Menurut penilaian kinerja yang tertuang pada Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2015 dan tahun 2016, secara umum Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat dinilai sangat baik dalam mencapai sasaran strategis pembangunan bidang penelitian dan pengembangan daerah di Provinsi Jawa Barat yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Kepala Badan kepada Gubernur Jawa Barat. Artinya Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah telah mampu mencapai target Indikator Kinerja Utama yang tercantum pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 dan 2016 dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis pada Renstra Badan. Hal ini tentu saja menjadi titik awal yang baik untuk penyusunan Renstra selanjutnya yaitu periode Analisis kinerja pelayanan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat untuk tahun dapat dilihat dari tren pembiayaan pembangunan bidang Litbang di Jawa Barat, pencapaian indikator kinerja sasaran tahun serta kondisi umum bidang Litbang di Jawa Barat tahun Pembiayaan Bidang Penelitian dan Pengembangan Kinerja pelayanan bidang kelitbangan tidak terlepas dari sumber pembiayaan yang ada. BP2D berperan sebagai OPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bidang penelitian dan pengembangan yang meliputi aspek analisis kebijakan Iptek, penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek, penguatan sistem inovasi daerah, dan monitoring, evaluasi, dan layanan Iptek menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi serta melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya. Hingga saat ini sumber pembiayaan pembangunan bidang kelitbangan ini mengandalkan sumber pendanaan APBD Provinsi Jawa Barat mengingat keberadaan Badan ini sebagai unsur penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah yang menjadi pilihan sesuai kewenangan daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 19

29 Adapun Tren anggaran belanja pembangunan bidang Litbang sejak tahun cenderung meningkat (Gambar II.6). APBD 2015; Rp APBD 2016; Rp ,- Gambar II. 6 Tren Anggaran Belanja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat Sumber: Subag Perencanaan Program, BP2D, Pencapaian Indikator Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Evaluasi terhadap kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dapat dilakukan dengan membandingkan pencapaian Badan terhadap target RPJMD Terdapat satu indikator kinerja Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah yang disertakan sebagai indikator kinerja utama (IKU) di dalam dokumen RPJMD. Indikator Kinerja Daerah tersebut adalah mengenai Jumlah karya IPTEK yang didaftarkan HAKI serta Indeks Daya Saing Provinsi. Berdasarkan penilaian pada tahun 2015 dan 2016, pencapaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah adalah sangat baik. Capaian kinerja masingmasing indikator lebih dari 90% dengan rata-rata capaian 97,87% (Tabel II.3). Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 20

30 Tabel II. 3 Pencapaian Indikator Kinerja Tahun Berjalan terhadap RPJMD REALISASI (%) TARGET CAPAIAN NO SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA KINERJA (%) (%) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Meningkatkan daya saing Jumlah Karya IPTEK yang sumber daya manusia dan didaftarkan HAKI 1 kelembagaan serta berbudaya IPTEK 2 Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintahan serta perluasan partisipasi publik Indeks Daya Saing Provinsi Selain dua indikator kinerja utama dalam RPJMD, penilaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah juga dilakukan terhadap 6 indikator kinerja lain yang tercantum dalam dokumen Renstra. Penilaian ke-6 indikator kinerja ini disusun dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat. Pada tahun 2016 realisasi capaian Badan terhadap target Renstra memperoleh nilai rata-rata 83,45%. Indikator kinerja terkait Prosentase Rekomendasi Kebijakan Daerah yang ditindaklanjuti, Prosentase Inovasi yang Sudah Terbentuk Menjadi Sistem Inovasi Daerah (SIDa), Prosentase hasil penelitian yang digunakan dalam perencanaan serta Prosentase Kerjasama Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK yang diimplementasikan mencapai dalam kisaran % yang artinya sangat baik. Namun, 2 indikator lainnya berhasil memperoleh nilai lebih dari 66% dan 76% sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah sangat baik (Tabel II.4). Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 21

31 Tabel II. 4 Pencapaian Indikator Kinerja Renstra Tahun Berjalan 2016 No. Sasaran Indikator Capaian Thn Lalu Target Target Realisasi % Realisasi Target Akhir Renstra Capaian Thn 2016 terhadap Target Akhir Renstra Meningkatnya Kajian dan Analisis untuk Kebijakan Pembangunan Jawa Barat 2 Meningkatnya Inovasi Daerah bagi Kemajuan Masyarakat Jawa Barat 3 Meningkatnya Inovasi Daerah bagi Kemajuan Masyarakat Jawa Barat 4 Meningkatnya hasil Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan IPTEK yang Dibutuhkan Masyarakat Jawa Barat 5 Meningkatnya hasil Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan IPTEK yang Dibutuhkan Masyarakat Jawa Barat Prosentase Rekomendasi Kebijakan Daerah yang ditindaklanjuti Prosentase Inovasi yang Sudah Terbentuk Menjadi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Jumlah Karya Iptek yang Didaftarkan HAKI Tingkat Provinsi Jawa Barat Prosentase Hasil Riset dan IPTEK yang diterapkan Prosentase hasil penelitian yang digunakan dalam perencanaan INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) , , , , ,75 6 Meningkatnya Kerjasama Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Prosentase Kerjasama Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK yang diimplementasikan , Rata-Rata 191,85 83,45 Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 22

32 No. Sasaran Indikator Capaian Thn Lalu Target Target Realisasi % Realisasi Target Akhir Renstra Capaian Thn 2016 terhadap Target Akhir Renstra Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Organisasi Prosentase Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Aparatur Prosentase Peningkatan Kualitas SDM Prosentase Kualitas Penatausahaan Keuangan Prosentase Peningkatan Kualitas Perencanaan NON IKU , ,67 Rata-Rata 98, ,4175 Sumber : LKIP BP2D, 2016 Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 23

33 2.3.3 Kondisi Umum Pembangunan Bidang Penelitian dan Pengembangan Daerah a. Kondisi Wilayah Peluang pelayanan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah luas wilayah daratan Jawa Barat yang mencapai seluas ,32 ha. Sebagian besar wilayah kabupaten/kota di Jawa Barat berbatasan dengan laut sehingga wilayah Jawa Barat memiliki garis pantai cukup panjang, yaitu 755,83 km. Kondisi topografis Provinsi Jawa Barat beragam dan secara administrative wilayahnya terbagi dalam 27 kabupaten/kota (18 kabupaten dan 9 kota). Berdasarkan data Potensi Desa (Podes) tahun 2011 di wilayah pesisir Jawa Barat terdapat 448, sedangkan di wilayah bukan pesisir yang adalah desa, yang terdiri atas 181 desa di lembah desa di lereng dan buah desa di pedataran. Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang cukup besar baik dari sisi letak geografi maupun dari sisi sumber daya (sumber daya alam dan sumber daya manusia) sebagai basis pembangunan ekonomi. Dari sisi letak geografi, Jawa Barat sangat diuntungkan karena berdekatan dengan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Dari sisi sumber daya alam, Jawa Barat dianugrahi alam yang indah dengan panorama pegunungan, pantai dan budaya masyarakat serta berbagai sumber daya alam terbarukan, seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Kondisi di atas dapat dikatakan sebagai potensi peluang Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dalam memberikan pelayanan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek khususnya solusi peningkatan nilai tambah sumber daya yang dimiliki Jawa Barat. b. Penduduk, Ketenagakerjaan dan IPM Penduduk Jawa Barat pada tahun 2014 berjumlah meningkat sekitar 0,985% dari tahun sebelumnya yang terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak jiwa, dan perempuan sebanyak jiwa (RKPD Provinsi Jawa Barat 2016). Sex ratio antara penduduk laki-laki dan perempuan sebesar 102,91%. Proyeksi penduduk Jawa Barat menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2018 penduduk Jawa Barat diproyeksikan sebesar jiwa. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 24

34 47,961,400 47,351,270 46,738,210 (Jiwa) 45,521,420 46,124, (Tahun) Gambar II. 7 Tren Proyeksi Penduduk Jawa Barat, Tabel II. 5 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Barat, Kondisi ketenagakerjaan mengalami trend peningkatan. Jumlah penduduk usia kerja bertambah sebanyak kurang lebih 1,28 juta orang pada Tahun 2014, trend yang sama juga berlaku untuk penduduk angkatan kerja dan penduduk bekerja walaupun kenaikannnya dibawah satu juta orang. Sementara untuk pengganggur (mencari kerja), tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat penggangguran terbuka mengalami trend penurunan dari Tahun 2013 ke Garis kemiskinan Jawa Barat bulan September 2014 sebesar Rp ,- mengalami peningkatan sebesar 6,46% dibandingkan dengan garis kemiskinan bulan September 2013 (Rp , -). Untuk daerah perkotaan garis kemiskinan bulan September 2014 sebesar Rp , - naik 4,80% dari kondisi September 2013 (Rp ,-), Garis kemiskinan di daerah perdesaan mengalami peningkatan yang lebih tinggi yaitu 6,27% menjadi sebesar Rp ,- dibandingkan dengan kondisi September 2013 yaitu sebesar Rp ,- dengan demikian jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar orang atau prosentase penduduk miskin berkurang sebesar 0,43% dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 25

35 penduduk miskin orang atau 9,18% pada September orang atau 9,61% pada Tahun 2013 menjadi Keragaan penduduk Jawa Barat seperti tersebut di atas adalah suatu peluang untuk pengembangan program dan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek. c. Sumberdaya Lahan 1) Lahan Pertanian Jawa Barat memiliki Lahan Pertanian dan Lahan Bukan Pertanian. Karakteristik lahan pertanian inilah yang sangat menentukan naik turunnya produksi hasil pertanian dan juga keragamannya. Lahan pertanian terdiri dari Lahan sawah dan lahan bukan sawah (Tegal, Ladang, Hutan, Perkebunan, Kolam, dll). Lahan sawah di Jawa Barat rata-rata seluas 942, ha, sebagian besar berupa lahan sawah dengan irigasi teknis dengan rata-rata 375, ha (40%). Selain lahan sawah dengan irigasi teknis Jawa Barat memiliki lahan sawah dengan pengairan, yaitu: 1) Irigasi Setengah Teknis; 2) Irigasi Sederhana/Desa; dan 3) Irigasi Bukan P U. Irigasi Bukan P U 16% Lebak 0% Tadah Hujan 19% Pasang Surut 0% Polder & Lainnya 0% Irigasi Teknis 40% Irigasi Setengah Teknis 14% Irigasi Sederhana / Desa 11% Gambar II. 8 Proporsi lahan Sawah di Jawa Barat Selain lahan sawah Jawa Barat memiliki lahan bukan sawah yang luasannya pada tahun 2012 mencapai ha. Lahan bukan sawah terluas adalah lahan hutan negara (538,417 ha) dan lahan Tegal/Kebun (552,836 ha). Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 26

36 Tabel II. 6 Jenis dan Luasan Lahan Sawah di Jawa Barat, Jenis Lahan Sawah Irigasi Teknis 378, , , , , ,757 Irigasi Setengah Teknis 121, , , , ,131 - Irigasi Sederhana / Desa 105, , , , ,305 - Irigasi Bukan P U 156, , , , ,084 - Tadah Hujan 180, , , , , ,270 Lebak ,733 Pasang Surut , Polder & Lainnya 2,289 2,956 1,576 1,729 1,757 - Jumlah 944, , , , , ,058 Tabel II. 7 Keragaan Lahan Bukan Sawah di Jawa Barat, Jenis Lahan Rumah Bangunan dan Pekarangan 213, , , , , Tegal/ Kebun 561, , , , , Ladang/ Huma 304, , , , , Kolam/Tebat/Empang 76,815 35,363 35,968 29,096 28, Padang rumput 71,249 31,586 35,844 27,153 27, sementara tidak diusahakan 62,733 12,487 12,957 8,932 10, Hutan Rakyat Tanaman Kayukayuan 189, , , , , Hutan Negara 570, , , , , Perkebunan 263, , , , , Lain-lain 132, , , , ,852 2) Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan SK Menhut No 195/Kpts-II/2003 tanggal 4 Juli 2003 Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Jawa Barat seluas ha. Kawasan hutan tersebut meliputi : 1. Hutan Konservasi seluas ha (16%) ; 2) Hutan Lindung seluas ha (36%); 3) Hutan Produksi Terbatas seluas ha (23%);dan 4) Hutan Produksi seluas ha (25%). Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 27

37 Gambar II. 9 Luas Kawasan Hutan di Provinsi Jawa Barat Kondisi penutupan lahan di Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut : Tabel II. 8 Luas Penutupan Lahan Dalam dan Luar Kawasan Hutan di Provinsi Jawa Barat KAWASAN HUTAN TOTAL (000 ha) PENUTUPAN HUTAN TETAP APL LAHAN KSA- HL HPT HP HPK Jumlah Jumlah % KPA A. Hutan 101,5 167,7 117,7 93, ,6 177,5 658,1 17,7 Hutan 7,9 4,7 29, ,6 0,1 41,7 1,1 Primer Hutan 56 59, , ,5 18,2 169,8 4,6 Sekunder Hutan 37,6 108,1 67, ,5 159,1 446,6 12 Tanaman B. Non 30,7 123,6 72,4 109, , ,4 82,3 Hutan Total 132,2 291,3 190, , , ,5 100,0 Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan, 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 28

38 Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.781/Kpts-II/2012 terdapat DAS yang mengalir ke bagian utara dan selatan Jawa Barat. Ada beberapa DAS besar yang menjadi prioritas penanganannya, yaitu DAS Cisadane, DAS Ciliwung DAS Citarum, DAS Cimandiri, DAS Ciwulan, DAS Cimanuk, DAS Cisanggarung dan DAS Citanduy. Dari DAS besar tersebut terdapat 3 DAS yang lintas provinsi yaitu DAS Cisadane (Jawa Barat- Banten), DAS Ciliwung (Jawa Barat-DKI Jakarta) dan DAS Citanduy (Jawa Barat-Jawa Tengah). Posisi Kawasan Hutan Dalam DAS secara sederhana proporsi kawasan hutan negara berdasarkan posisinya dalam DAS tergambarkan dalam grafik berikut ini: Keberadaan kawasan hutan yang berada di hulu DAS mencapai 61,25%, di tengah DAS 24,25% dan di hilir DAS 14,5%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa hutan yang ada berada pada areal-areal yang perlu mendapatkan perhatian lebih karena posisinya. Kawasan hutan yang berada di hulu DAS mengindikasikan bahwa kondisi kawasan tersebut akan banyak mempengaruhi keadaan pada daerah tengah dan hilir DAS. Selain DAS terdapat pula hutan mangrove yang menjadi ciri khas ekosistem pantai. Hutan mangrove di Provinsi Jawa Barat seluas ,89 ha. Hutan mangrove yang ada di dalam kawasan hutan mencapai angka ,59 ha (80,52%) dan sisanya 7.816,30 ha (19,48%) berada di luar kawasan hutan. Hutan mangrove rusak mencapai ,51 (38,06%) dari total hutan mangrove yang ada. d. Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi Pengarusutamakan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan penekanan pentingnya melibatkan perguruan tinggi dan lembaga Litbang yang ada di Jawa Barat. Di Jawa Barat terdapat banyak lembaga Litbang Kementerian dan Perguruan Tinggi (9 Perguruan Tinggi Negeri, dan 370 Perguruan Tinggi Swasta). Litbang Kementerian dan Perguruan Tinggi tersebut merupakan kekuatan sumber daya Iptek yang dapat diperankan untuk meningkatkan kinerja penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek dan pembangunan di Jawa Barat. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 29

39 BEKASI (ATMI) KARAWANG (UNSIKA) SUBANG (UNSUB) KAWASAN JATINANGAOR UNPAD 2 IPDN IKOPIN UNWIM KAWASAN BUMI PARAHYANGAN POLBAN UNPAR UPI UNPAS 3 NHI POLMAN UNIKOM ITHB UNPAD 1 KUNINGAN (UNIKU) INDRAMAYU (UNWIR) CIREBON (UNSWAGATI) MARANATHA STIPAR ITB ITENAS WIDYATAMA STT YPKP UIN UNJANI STBA UNISBA UNPAS 2 STIA LAN DEPOK (UI) BOGOR (IPB) UNNUR ST TEKSTIL AKPER AMIK/STIMIK UNPAS 1 UNLA STSI ST KARAWITAN ST SENI & DESAIN UNINUS STT TELKOM TASIK (UNSIL) GARUT (UNIGA) CIAMIS (UNIV.GALUH) Gambar II. 10 Perguruan Tinggi di Jawa Barat Untuk itu, program sosialisasi dan pendampingan untuk dana hibah penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek kepada Perguruan Tinggi yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat terus dikembangkan melalui wadah kemitraan dengan Perguruan Tinggi. Program hibah tersebut dilakukan untuk meningkatkan budaya riset Jawa Barat sekaligus untuk menghasilkan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek yang dibutuhkan masyarakat dan pembangunan Jawa Barat. Selain dengan Perguruan Tinggi kemitraan dengan lembaga Litbang Kementerian, juga terus ditingkatkan. e. Lembaga Pemerintahan Provinsi Dalam rangka percepatan pembangunan dan perbaikan pelayanan publik, peningkatan kualitas dan kemudahan memperoleh pelayanan prima bagi masyarakat dipandang sebagai sebuah terobosan untuk mempercepat pembangunan. Peningkatan kualitas dan kemudahan memperoleh pelayanan bagi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan pembangunan. Keberhasilan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan masyarakat akan banyak ditentukan oleh keberadaan lembaga pemerintahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 30

40 Di lingkup Pemerintah Jawa Barat terdapat sebanyak 36 organisasi perangkat daerah (OPD) terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas serta Badan. Keberhasilan penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat oleh 36 OPD tersebut akan sangat membutuhkan dukungan penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 31

41 BAB III ISU STRATEGIS BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tugas pokok Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat (BP2D) yaitu: Melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi di bidang penelitian dan pengembangan yang meliputi aspek analisis kebijakan Iptek, penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek, penguatan sistem inovasi daerah, dan monitoring, evaluasi, dan layanan Iptek menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi serta melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya. Namun peran penting tersebut tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung sumber daya yang baik. Permasalahan utama yang dihadapi BP2D untuk menjalankan tugas pokok tersebut, yaitu masih terbatasnya sumber daya manusia (SDM) khususnya SDM Peneliti. Jumlah SDM Peneliti terbatas dan belum seluruhnya memenuhi kompetensi bidang-bidang penelitian yang dibutuhkan, yaitu Bidang: 1) Pendidikan, 2) Kesehatan, 3) Infrastruktur dan Energi, 4) Ekonomi Pertanian, 5) Ekonomi Non Pertanian, 6) Lingkungan Hidup dan Kebencanaan, 7) Seni, Budaya dan Pariwisata, 8) Ketahanan Keluarga dan Kependudukan, 9) Kemiskinan dan PMKS, dan 10) Pemerintahan. SDM Peneliti yang terbatas akan berdampak pada akselerasi penanganan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek di Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, diperlukan suatu terobosan agar permasalahan tersebut dapat diatasi. Kemitraan dengan perguruan tinggi dan lembaga Litbang Kementerian dan penerimaan pegawai baru maupun penerimaan melalui mutasi dan alih tugas merupakan suatu terobosan dalam rangka mengatasi keterbatasan jumlah SDM Peneliti di BP2D. Selain permasalahan terbatasnya SDM Peneliti ada beberapa hal yang menjadi hambatan dan kendala yang dihadapi, antara lain: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 32

42 1) Belum seluruhnya data base tersedia sebagai data dan informasi pendukung kelitbangan; 2) Belum optimalnya program kerja sama baik antar daerah, swasta dan masyarakat; 3) Belum terkoordinasinya, sinkronisasi dan terintegrasinya program-program kelitbangan antar OPD; 4) Belum optimalnya peran lembaga-lembaga pendukung kelitbangan seperti Dewan Riset Daerah (DRD), Tim Koordinasi SIDa, Tim Advisori Iptek dan Sosial Budaya, dan Majelis BP2D. Dewan Riset Daerah (DRD), Tim Koordinasi SIDa, Tim Advisori Iptek dan Sosial Budaya dan Majelis BP2D dan mitra kelitbangan dapat dioptimalkan sebagai lembaga pendukung yang diharapkan dapat membantu BP2D Provinsi Jawa Barat dalam penyusunan kebijakan teknis dan memberikan rekomendasi kebjakan. 3.2 Telahaan Kebijakan Nasional terkait Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi Rencana Pembangunan Nasional Visi RPJPN adalah Indonesia yang maju, mandiri, adil dan makmur. Visi itu dijalankan melaui delapan misi pembangunan. Kedelapan misi tersebut yaitu: 1) Mewujudkan masyarakat berahlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah pancasila. 2) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 3) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum. 4) Mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu. 5) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan bekeadilan. 6) Mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari. 7) Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. 8) Mewujudkan Indonesia yang berperan penting dalam pergaulan dunia internasional. Visi dan Misi RPJPN tersebut sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 33

43 Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Adapun keberadaan Badan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek Provinsi Jawa Barat secara nasional dalam rangka mencapai misi pembangunan nasional kedua, yaitu Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Namun secara tidak langsung kontribusi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat sangat mendukung dalam rangka pencapaian misi pembangunan nasional lainnya. Strategi untuk memantapkan misi tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode lima tahunan atau RPJM masing-masing tahap mempunyai skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode sebelumnya. Dalam penyusunan Renstra Badan ini telah difokuskan terhadap prioritas utama dan strategi RPJM Nasional jilid III tahun yaitu : RPJM Nasional ketiga ( ) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pencapainan daya saing kompetitif perekonomian, berlandaskan keunggulan SDA dan SDM berkualitas serta kemampuan yang terus meningkat Nawacita Sembilan agenda Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada periode tahun adalah dirumuskan dalam rumusan Kebijakan yang disebut Nawa Cita. Nawa Cita didasari pada tiga permasalahan pokok bangsa dalam perjuangan menca pai tujuan nasional, yakni (1) merosotnya kewibawaan negara, (2) melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, dan (3) merebaknya intoleransi dan krisi kepribadian bagsa. Atas dasar tiga permasalahan pokok bangsa tersebut Presiden dan Wakil Presiden terpilih mengukuhkan kembali jalan idiologis yaitu Pancasila 1 Juni 1945 dan Trisakti. Pancasila 1 Juni 1945 meletakkan dasar dan sekaligus memberikan arahan dalam membangun jiwa bangsa untuk menegakkan kembali fungsi public Negara; menggelorakan kembali harapan ditengah krisis social yang mendalam; menemukan jalan bagi masa depan bangsa; dan meneguhkan kembali jiwa gotong royong. Trisakti memberikan pemahaman mengenai dasar untuk memulihkan harga diri bangsa dalam pergaulan antar-bangsa yang sedrajat dan bermartabat yakni berdaulat Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 34

44 dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkeprobadian dalam kebudayaan. Jalan Trisakti menjadi basis dalam pembangunan karakter kebangsaan dan landasan kebijakan nasional masa depan. Trisakti mewadahi semangat perjuangan nasional yang diterjemahkan dalam tiga aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam lima tahun kedepan, Visi Pemerintah yang merupakan Visi Presiden dan Wakil Presiden terpilih adalah : Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Upaya untuk mewujudkan Visi tersebut di atas itu akan ditempuh melalui Misi sebagai berikut: 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedauatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamnkan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokrtis berlandaskan Negara hukum 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim. 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6) Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju, kuat, dan berbasisikan kepentingan nasional 7) Mewujudkan mesyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk mewujudkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politi, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, maka dirumuskan Sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan kedepan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut Nawa Cita, yang mencakup : 1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Melalui pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 35

45 2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4) Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia Pintar dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. Dan program Indonesia Sehat untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Serta Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengan mendorong program kepemilikan tanah seluas sembilan juta hektar. 6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi dan domestik. 8) Melakukan revolusi karakter bangsa melalu penataan kembali kurikulum pendidikan nasional. 9) Memperteguh Keb-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui penguatan kebhinekaan dan menciptakan ruang dialog antar warga. Sembilan agenda Presiden dan Wakil Presiden terpilih tersebut menjadi landasan kebijakan yang tidak dapat dilepaskan dengan segala kehidupan dan aktvitas berbangsa dan bernegara. Secara spesifik, tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat berkaitan erat dengan Nawacita pada poin ke -6, yaitu Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional serta poin ke -7 yaitu, Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi dan domestik. 3.3 Telaahan Kebijakan Daerah Provinsi Jawa Barat terkait Bidang IPTEK Visi Provinsi Jawa Barat Tahun Visi Provinsi Jawa Barat Tahun adalah: Dengan Iman dan Takwa, Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia. Pencapaian Visi tersebut ditandai dengan 7 (tujuh) Bidang Unggulan Sebagai Penciri Jawa Barat Termaju di Indonesia Tahun 2025, yaitu: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 36

46 1) penyelenggaraan pemerintahan yang bermutu (beyond the expectation), akuntabel dan berbasis ilmu pengetahuan; 2) masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi; 3) energi baru dan terbaharukan serta pengelolaan sumber daya air; 4) industri manufaktur, industri jasa dan industri kreatif; 5) hidup yang berimbang untuk pembangunan yang berkelanjutan;dan 6) pengembangan budaya lokal Tahapan pembangunan jangka panjang Jawa Barat dibagi ke dalam 5 (lima) tahapan, yaitu: Tahapan : Penataan dan Persiapan Pranata Pendukung Melalui Kualitas Sumber Daya Manusia Tahapan : Penyiapan Kemandirian Masyarakat Jawa Barat Tahapan : Memantapkan Pembangunan Secara Menyeluruh Tahapan : Mencapai Kemandirian Masyarakat Jawa Barat Tahapan : Mencapai Keunggulan Masyarakat Jawa Barat Disegala Bidang. a. Tahap Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat tahun merupakan tahap ketiga dari RPJP Provinsi Jawa Barat yaitu tahap memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapa n kemandirian masyarakat Jawa Barat. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang sertaisu-isustrategis yang terjadi di Jawa Barat, maka Visi Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun ditetapkan sebagai berikut: "Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua " Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut: Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 37

47 tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial. Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan. Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat Dalam rangka pencapaian visi tersebut telah ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut: Misi Pertama: Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK, memiliki spirit juara dan siap berkompetisi. Misi Kedua: Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan.Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan non pertanian yang mampu menarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja, serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Misi Ketiga: Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas kabupaten/kota. Misi Keempat: Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung dan daya Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 38

48 tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi. Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Kehidupan sosial kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal sosial dalam pembangunan, meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni dan warisan budaya dan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan lokal. Sesuai tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat, maka kontribusi terhadap pencapaian Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut adalah pada Misi Kesatu : Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing dengan Indikator Kinerja Daerah yaitu Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan HAKI serta pada Misi Ketiga : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik dengan Indikator Kinerja Daerah yaitu Indeks Daya Saing Provinsi Program Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Program Prioritas Gubernur ditetapkan sesuai dengan janji Gubernur dan Wakil Gubernur selama kampanye pemilihan Kepala Daerah. Di dalam RPJMD , Janji Gubernur ditujukan dalam program yang harus menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan lima tahun kedepan, yaitu: 1) Pendidikan gratis SD, SLTP dan SLTA di seluruh Jawa Barat. 2) Beasiswa pendidikan untuk pemuda, tenaga medis, serta keluarga atlit berprestasi dan guru 3) Revitaliasi posyandu dan dana operasional kader posyandu 4) Membuka 2 juta lapangan kerja baru dan mencetak wirausahawan baru Jawa Barat 5) Alokasi 4 triliyun untuk infrastruktur desa dan perdesaan Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 39

49 6) Rehabilitasi rumah rakyat miskin 7) Pembangunan pusat seni dan budaya jawa barat di kabupaten/kota Pembangunan gelanggang olahraga di kabupaten/kota Keberadaan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat sebagai penunjang dalam pencapaian Janji Gubernur tersebut Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan salah satu objek yang dapat digunakan dalam penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek yang hasilnya dapat digunakan sebagai masukan untuk pengembangan ruang dan wilayah tersebut. Arahan dari penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek menjadi penting sebagai acuan dalam menetapkan peruntukkan ruang dan wilayah, sehingga peruntukkan ruang dan wilayah tersebut tidak semata-mata ditetapkan secara subjektif, namun ditetapkan secara objektif berdasarkan potensi dan kenhandalan sumber daya yang dimiliki di masing-masing ruang atau wilayah. Wilayah Provinsi Jawa Barat direncanakan untuk pengembangan sistem perkotaan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Nasional Provinsi (PKNp). PKNterdiri atas: 1) Penetapan Kawasan Perkotaan Bodebek (Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi), 2) Penetapan Kawasan Perkotaan Bandung Raya (Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan 5 kecamatan di Kabupaten Sumedang), dan 3) Penetapan Kawasan Perkotaan Cirebon (Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon) sebagai PKN dengan peran menjadi pusat koleksi dan distribusi skala internasional, nasional atau beberapa provinsi. Sedangkan PKNp terdiri atas: 1) PKNp Pangandaran dan 2) PKNp Palabuhanratu. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 40

50 Gambar III. 1 Peta Pusat Kegiatan Nasional Provinsi (PKNp) Jawa Barat Penetapan PKN Kawasan Perkotaan Bodebek, PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya, dan PKN Cirebon, dilakukan rencana pengembangan meliputi: 1. Mengendalikan pertumbuhan kegiatan di PKN Kawasan Perkotaan Bodebek Berdasarkan kecenderungan perkembangan sampai saat ini, kota-kota di sekitar DKI Jakarta berkembang akibat pengaruh perkembangan DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan nasional. Perkembangan tersebut meluas sampai ke wilayah Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang (Provinsi Banten), sehingga RTRWN menetapkan wilayah tersebut menjadi PKN Kawasan Perkotaan Jabodetabek, dengan tingkat pertumbuhan paling pesat, yang berimplikasi pada alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman berskala besar, industri manufaktur, serta pusat perdagangan dan jasa berskala nasional dan internasional. 2. Mengendalikan pertumbuhan kegiatan di PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya. Wilayah yang termasuk ke dalam PKN Kawasan Perkotaan BandungRaya adalah Kota Bandung, kawasan perkotaan di dalam wilayah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang yang berbatasan dengan Kota Bandung. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 41

51 Penetapan Kawasan Perkotaan Bandung Raya sebagai PKN memperhatikan perkembangan kegiatan perkotaan yang sangat pesat, terutama pada sektor industri, perdagangan dan jasa, serta pendidikan tinggi berskala nasional dan internasional. Perkembangan tersebut salah satunya diindikasikan oleh tingginya alih fungsi lahan menuju kawasan perkotaan dan tingkat urbanisasi yang tinggi. Kota Bandung dan Kota Cimahi memiliki tingkat urbanisasi 100%. 3. Memantapkan fungsi PKN Cirebon PKN Cirebon meliputi kawasan perkotaan Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon, yang ditetapkan berdasarkan upaya untuk menciptakan pusat pertumbuhan baru di wilayah timur Jawa Barat, dan pemerataan pertumbuhan wilayah serta memperhatikan posisi strategis yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Ditinjau dari skala pelayanan ekonomi dan persebaran penduduk, PKN Cirebon belum berkembang sebagai sebuah PKN, mengingat potensi aksesibiitas dengan pusat-pusat pemerintahan, jasa dan produksi berskala nasional dan internasional tidak dimiliki oleh PKN Cirebon. Kawasan Andalan Ciayumajakuning merupakan wilayah yang masih perlu didorong perkembangannya. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur, kegiatan ekonomi yang sesuai dengan kondisi lokal serta berorientasi pasar nasional maupun internasional, serta peningkatan pelayanan kegiatan bisnis dan pemerintahan berskala nasional dan internasional di PKN Metropolitan Cirebon diharapkan dapat membantu perkembangan kawasan Ciayumajakuning serta pemantapan fungsi PKN Cirebon. 4. Penetapan Pangandaran dan Palabuhanratu sebagai PKNp yang mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan internasional, nasional atau beberapa provinsi. PKNp Pangandaran ditetapkan dengan memperhatikan potensi pariwisata yang akan dikembangkan dengan dukungan pembangunan pusat rekreasi terpadu skala nasional dan internasional. PKNp Palabuhanratu ditetapkan dengan memperhatikan potensi perikanan yang akan dikembangkan dengan dukungan pembangunan. Upaya mengendalikan perkembangan PKN Kawasan Perkotaan Bodebek dan PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya, serta upaya mendorong pemantapan fungsi PKN Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 42

52 Cirebon perlu didukung dengan upaya mendorong pemantapan fungsi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terutama dalam memberikan pelayanan skala regional yang dapat mengurangi pergerakan langsung dari PKL dan kawasan perdesaan ke PKN. Rencana pengembangan sistem perkotaan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Wilayah Provinsi (PKWp) di Jawa Barat, terdiri atas : Penetapan Kota Sukabumi, Palabuhanratu, Cikampek-Cikopo, Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya dan Pangandaran sebagai PKW dengan peran menjadi pusat koleksi dan distribusi skala nasional. Penetapan Kota Banjar, dan Rancabuaya sebagai PKWp yang mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan provinsi atau beberapa Kabupaten/Kota. Upaya mendorong perkembangan fungsi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan kaitannya dengan desa pusat produksi, rencana pengembangan sistem perkotaan menetapkan PKL dalam sistem perkotaan provinsi sebagai pendukung berfungsinya PKW dan mengurangi pergerakan dari desa pusat produksi langsung ke PKN. Rencana pengembangan sistem perkotaan PKL di Jawa Barat, terdiri atas : 1) Penetapan kawasan Cibadak, Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang, Sumedang, Pamanukan, Subang, Jalan Cagak, Jatibarang, Majalengka, Kuningan, Garut, Pameungpeuk, Singaparna, Ciamis, Banjarsari, Parigi sebagai PKL perkotaan dengan wilayah pelayanan Kabupaten/Kota dan beberapa kecamatan. 2) Penetapan Jampang Kulon, Sagaranten, Jampang Tengah, Sukanagara, Wanayasa, Plered, Rengasdengklok, Cilamaya, Wado, Tomo, Conggeang, Ciasem, Pagaden, Kalijati, Pusakanagara, Karangampel, Kandanghaur, Patrol, Gantar, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh, Cikijing, Talaga, Cilimus, Ciawigebang, Luragung, Kadugede, Cikajang, Bungbulang, Karangnunggal, Kawali, Cijeungjing, Cikoneng, Rancah, Panjalu, Pamarican, Cijulang sebagai PKL perdesaan dengan wilayah pelayanan Kabupaten/Kota dan beberapa kecamatan. Selain itu di Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan Kawasan Strategis Provinsi (KSP). KSP adalahwilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap aspek pertahanan keamanan negara, Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 43

53 lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan budaya, dan/atau pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi. KSP Jawa Barat ditetapkan sebanyak 24 KSP yang tersebar di Kabupaten/Kota. Untuk kepentingan Pertahanan dan Keamanan ditetapkan KSP Pulau Nusa Manuk- Tasikmalaya. Untuk kepentingan Pertumbuhan ekonomi meliputi: 1) KSP Jonggol, 2) KSP Pangandaran dan sekitarnya, 3) KSP Sukabumi bagian selatan dsk, 4) KSP Koridor Bekasi- Cikampek, 5) KSP koridor Purwakarta-Padalarang, 6) KSP pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat, 7) KSP Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity, 8) KSP Koridor Bandung-Cirebon, 9) KSP Perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah, dan 10) KSP Kilang Minyak Balongan. Selanjutnya untuk kepentingan Sosial dan budaya, Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, dan Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup ditetapkan KSP seperti tercantum pada tabel di bawah ini. Tabel III. 1 Penetapan dan Arahan Penanganan Kawasan Strategis Provinsi No Kepentingan KSP 1. Sosial dan budaya KSP Pendidikan Jatinangor KSP Pusat Pemerintahan Gedung Sate 2. Pendayagunaan sumber KSP Observatorium Bosscha daya alam dan/atau KSP panas bumi Wayang Windu teknologi tinggi KSP panas bumi Kamojang-Darajat-Papandayan KSP Panas Bumi dan Pertambangan Mineral Gunung Salak- Pongkor KSP Panas Bumi Sangkanhurip KSP Panas Bumi Gunung Gede-Pangrango 3. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup KSP Bandung Utara KSP Hulu Sungai Citarum KSP Bogor-Puncak-Cianjur KSP Garut Selatan dsk KSP Pesisir Pantura Untuk gambaran lebih jelas mengenai penanganan kawasan strategis provinsi dapat dilihat pada Gambar III.2 berikut ini Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 44

54 Gambar III. 2 Peta Arahan Penanganan Kawasan Strategis Provinsi Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 45

55 3.3.4 Kebijakan Lingkungan Hidup Dalam RPJPD Provinsi Jaw a Barat Arah Kebijakan Lingkungan Hidup dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat , yaitu: Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Asri dan Lestari. Lingkungan hidup yang asri dan lestari akan meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjamin tersed ianya sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan. Penerapan prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan dan sinergitas implementasi di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan. Pengendalian pertumbuhan penduduk alami maupun arus migrasi dan persebarannya diarahkan untuk menjaga daya tampung suatu wilayah dalam suatu kesatuan ruang. Kesadaran masyarakat untuk berperilaku ramah lingkungan merupakan aspek penting untuk memperoleh kualitas lingkungan yang layak. Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat lebih diarahkan melalui peningkatan pendidikan lingkungan sejak dini, sosialisasi, komunikasi dan informasi lingkungan, serta memperkenalkan berbagai kearifan lokal kepada seluruh lapisan masyarakat. Keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan diarahkan untuk mengendalikan perkembangan kota-kota besar dan metropolitan sehingga menjadi suatu kota yang berkelanjutan melalui penerapan manajemen perkotaan yang meliputi optimasi dan pengendalian pemanfaatan ruang serta pengamanan zona lindung, penciptaan aktivitas ekonomi melalui penyediaan ruang-ruang investasi beserta dukungan sistem transportasi masal yang efisien dan ramah lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup diarahkan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan, memantapkan kepranataan, menguatkan sistem informasi sumber daya alam dan lingkungan, mengoptimalkan penggunaan teknologi ramah lingkungan, serta menguatkan kelembagaan pengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup, terutama pengelola sumber daya air, sumber daya pesisir dan laut dan kawasan lindung. Berbagai upaya tersebut perlu didukung oleh sistem penegakan hukum dan pemerintahan yang baik, dengan arahan pada tersedianya perangkat hukum dan perundangan yang memberikan kepastian kewenangan dan penegakan hukum secara adil dan konsisten. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 46

56 3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Isu Strategis Bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek dirumuskan dari beberapa kondisi penting yang menjadi perhatian serius dalam pembangunan Jawa Barat, yaitu: 1. Pembangunan Jawa Barat berbasis Iptek Jawa Barat menghadapi tantangan besar dalam berbagai sektor dalam mewujudkan visi dan misinya. Tanpa upaya pembangunan berbasis iptek, Jawa Barat diprediksi akan mengalami keterpurukan di berbagai sektor. Beberapa tantangan besar dihadapi Jawa Barat menjelang tahun 2025, yaitu bagaimana menciptakan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan, masyarakat berkedaulatan pangan, serta mengantisipasi pertumbuhan penduduk yang pesat. Tanpa skenario pembangunan yang mengedepankan iptek, maka akan sulit bagi pemerintah daerah untuk memenyhi kebutuhan seluruh warganya secara memadai. Pendekatan perencanaan pembangunan saat ini sudah saatnya mengedepankan teknokratik dan akademis, selain pendekatan partisipatif stakeholder. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan berbasis Iptek menjadi sangat penting dalam akeselrasi pembangunan. 2. Optimalisasi pemanfaatan Hasil Penelitian oleh dunia usaha dan masyarakat Kebutuhan akan lembaga Litbang IPTEK adalah sejalan dengan konstruksi pembangunan Jawa Barat yang dirancang berbasis Iptek. Keberadaan BP2D, diharapkan menghasilkan berbagai kegiatan yang dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan OPD Provinsi Jawa Baratdalam menyusun perencanaan pembangunan daerah.kegiatan Litbang harus mampu memberikan solusi yang tepat dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan Pemerintah. Menurut Hakim (2014), pentingnya keberadaan Litbang dilihat dari setiap pertimbangan pemerintah yang harus didukung oleh scientific yang kuat. Tugas-tugas pemerintahan tidak bisa dihindari dari pertimbangan-pertimbangan ilmiah yang diambil. Optimalisasi pemanfaatan hasil-hasil Litbang dalam penyiapan kebijakan adalah agar: a) kualitas kebijakan dalam perencanaan pembangunan daerah dapat lebih ditingkatkan melalui rekomendasi yang diangkat dari hasil Litbang; b) hasil Litbang dapat memperkuat landasan proses pengambilan kebijakan strategis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 47

57 pemerintahan; dan c) melalui kegiatan Litbang, pelaksanaan otonomi daerah berikut kewenangan yang ada dapat diwujudkan ke dalam suatu strategi dan arahan kebijakan yang mampu memicu daerah agar lebih mandiri. 3. Sinkronisasi penelitian dengan kebutuhan pembangunan Jawa Barat Peran strategis yang diharapkan dari keberadaan institusi Litbangpada era otonomi daerah, juga terkait dengan perannya dalam pembangunan Iptek di daerah adalah sebagai institusi Pemerintah Daerah yang melaksanakan, mengkoordinasikan, dan memfasilitasi seluruh kegiatan Litbang. Koordinasi dan fislitasi tersebut diperlukan dalam rangka sinkronisasi, sinergi, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan Litang di daerah. Dalam perspektif Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian Pengembangan dan Penerapan Iptek., disebutkan bahwa peran dan fungsi institusi Litbang di Daerah diperlukan dalam penumbuhkembangan motivasi, pemberi stimulasi dan fasilitas, serta penciptaan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan, serta sinergi unsur kelembagaan, sumberdaya, dan jaringan Iptek d i wilayah pemerintahannya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek. 4. Keterbatasan SDM Peneliti Lemahnya peran lembaga Litbang di daerah disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) fungsional peneliti/perekayasa pada lembaga Litbang daerah. SDM peneliti kedudukannya sangat penting untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek di daerah. SDM peneliti yang berkualitas dan profesional merupakan salah satu faktor penentu dalam usaha peningkatan kapabilitas sebuah Lembaga Litbang Daerah. 5. Penguatan Kemitraan/Jejaring penelitian dan penerapan Iptek Keterbatasan SDM peneliti/perekayasa BP2D akan diatasi dengan mengembangkan Kemitraan/Jejaring penelitian dan penerapan Iptek. Sumber daya Iptek seperti lembaga Litbang kementerian dan perguruan tinggi negeri maupun swasta cukup banyak terdapat di Jawa Barat. Keberadaannya dapat dijadikan sebagai mitra dalam penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek dan peningkatan kapabilitas BP2D. BP2D merupakan salah satu OPD dalam lingkungan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari OPD lain. Hubungan kerja antara Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 48

58 BP2D dengan OPD lain ditunjukkan pada proses awal lahirnya kegiatan penelitian dan pada tahap pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang harus berkoordinasi dengan Dinas Teknis yang memiliki kewenangan dalam melaksanakaan program dan kegiatan sektoral. Selain dengan lembaga Litbang kementerian dan perguruan tinggi negeri maupun swasta, penguatan Kemitraan/Jejaring penelitian dan penerapan Iptekjuga dilakukan dengan institusi/lembaga Litbang di Kabupaten/Kota. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat: 1) hasil penelitian dan pengembangan belum sepenuhnya dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan pembangunan daerah, 2) belum terkoordinasinya dengan baik pelaksanaan program dan kegiatan Penelitian dan Pengembangan dengan Kabupaten/Kota, dan 3) masih rendahnya implementasi inovasi Iptek bagi pembangunan di daerah. 6. Kabupaten/Kota umumnya belum memiliki lembaga litbang daerah Masih banyaknya Kabupaten/Kota yang belum memiliki lembaga litbang daerahpadahal lembaga Litbang daerah memiliki peran sentral dalam menggerakan penguatan inovasi daerah. Dalam konteks system inovasi, setiap lembaga pengembangan Iptek mempunyai 3 (tiga) kapasitas, yakni: 1) kapasitas dalam mengakses informasi tentang realita kebutuhan teknologi, potensi sumber daya yang dapat dikelola atau diakses, teknologi yang telah tersedia, perkembanga mutakhir ilmu pengetahuan, keberadaan pakar luar-lembaga yang potensial untuk berkolaborasi, dan sumber pembiayaan kegiatan riset (sourcing capacity); 2) kapasitas dalam mempublikasikan hasil-hasil risetnya, mendifusikan paket teknologi yang dihasilkan, dan memberikan landasan akademik untuk perumusan kebijakan public (disseminating capacity); dan 3) kapasitas intinya dalam pelaksanaan riset dan pengembangan teknologi secara produktif, bermutu, dan relevan, serta sepadan dengan kapasitas adopsicalon pengguna potensialnya (R&D capacity) (Lakitan, 2011). Sedangkan menurut Permendagri No 20 Tahun2011, kelitbangan memiliki dua fungsi, yaitu fungsi utama dan fungsi pendukung. Fungsiutama terbagi lagi dalam beberapa hal yaitufungsi untuk penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, perekayasaan dan pengoperasian. Sementara untuk fungsi pendukung, terdiri dari empat pokok utama yaitu untukpeningkatan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, Sumber Daya Manusia (SDM) dansumber daya organisasi lainnya. Kedua fungsi besar Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 49

59 diatas (utamadan pendukung) beserta turunannya tersebut bermuara pada satu tujuan yaitu sebagai pegangan untuk perumusan kebijakan, regulasi dan inovasi daerah. Permendagri No. 20 Tahun 2011 telah mengalami perkembangan yaitu dengan ditetapkannya Peraturan Bersama Menristek dan Mendagri No 3 Tahun 2012 dan No 36 Tahun 2012 tentang penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), menurut peraturan bersama ini tugas dan fungsi lembaga kelitbangan antara lain berperan sebagai formulasi kebijakan dan regulasi, evaluasi kebijakan dan regulasi serta menetapkan alat ukur dalam menilai kebijakan dan regulasi yang memiliki dampak terhadap masyarakat. 7. Pendanaan untuk penelitian dan penerapan Iptek belum menjadi prioritas Dalam melakukan kegiatan-kegiatannya, sebagian besar lembaga Litbang memperoleh porsi anggaran yang sangat terbatas, sehingga eksistensi unit kerja Litbang pemerintahan daerah cenderung rendah. Tidak hanya di daerah, d ukungan anggaran terhadap Litbang secara keseluruhan saat ini dirasakan masihkurang.bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga, dana Pemerintah untuk bidang Litbang di Indonesia sekarang ini hanya 0,025% dari Gross Domestic Product (GDP) setiap tahun. Jumlah ini jauh lebih kecil bila dibandingkandengan Jepang dengan dana litbang mencapai 2,5% dari GDP, maupundi Malaysia sebesar 2,5% dari GDP. Minimnya anggaran yang diberikanpemerintah kepada institusi Litbang menjadikannya sulit berkembang. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 50

60 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Periode Pembangunan Provinsi Jawa Barat pada tahun telah menempatkannya pada peringkat keenam yang memiliki daya saing kuat dalam skala nasional Republik Indonesia. Beberapa capaian Provinsi Jawa Barat menjelang akhir tahun 2016 tampak pada Tabel IV.1. Tabel IV. 1 Kondisi Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun CAPAIAN TANTANGAN 1. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi Sektor nontradable (perdagangan dan jasa) tumbuh lebih cepat Tingkat investasi relatif rendah sehingga perlu ditingkatkan terutama pada sektor tradable (pertanian dan industri) 2. Kemiskinan menurun, ketimpangan pendapatan Ketimpangan pendapatan cenderung meningkat Disparitas kemiskinan kota-desa masih tinggi meningkat 3. Tingkat pengangguran menurun Kualitas SDM Rendah Jumlah Setengah Penganggur dan pekerja informal masih tinggi 4. IPM meningkat Disparitas IPM antar kab/kota tinggi 5. Daya saing kuat Kondisi infrastruktur, kesehatan masyarakat dan pendidikan perlu ditingkatkan Berdasarkan kondisi pembangunan Provinsi Jawa Barat yang telah dicapai selama tahun , Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan kebijakan operasional untuk perencanaan pembangunan periode tahun (Gambar IV.1).

61 Gambar IV. 1 Kebijakan Operasional untuk Kelanjutan Pembangunan Jawa Barat Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2013 Berdasarkan lima kebijakan pada Gambar IV.1 maka visi pembangunan Provinsi Jawa Barat untuk tahun adalah: Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua. Penjabaran makna dari visi Provinsi Jawa Barat tersebut adalah: Maju berarti: 1. Terciptanya masyarakat yang produktif, berdaya saing, dan mandiri. 2. Melahirkan SDM yang terdidik, terampil, inovatif dan berdaya saing tinggi melalui kolaborasi dengan institusi pendidikan-penelitian. 3. Perwujudan tata kelola pemerintahan sebagai provinsi modern yang bermutu, akuntabel, handal, efektif, serta efisien. 4. Tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak, dan adaptif terhadap dinamika perubahan. Namun, tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 52

62 5. Berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi, dan sosial. Sejahtera berarti: 1. Kemajuan seluruh elemen yang ada di masyarakat baik masyarakat wilayah maupun pelaku usaha. 2. Berbasis pada ketahanan keluarga sebagai dasar pengokohan sosial masyarakat. 3. Merupakan perpaduan antara kesejahteraan lahiriah/materil dengan kesejahteraan bathiniah/jiwa. 4. Memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya serta membangun kepercayaan diri kolektif. Untuk Semua berarti: 1. Hasil pembangunan dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen, dan komponen masyarakat Jawa Barat. 2. Hasil pembangunan yang berkeadilan dan tersebar di kabupaten/ kota, kecamatan, dan desa/ kelurahan sebagai satu kesatuan Jawa Barat. 3. Keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pembangunan serta berperan aktif dalam pergaulan dunia. 4. Keterbukaan informasi pembangunan dan terwujudnya jejaring komunikasi bagi seluruh institusi dan masyarakat. Agar visi dapat diwujudkan serta dapat mendorong efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, dirumuskan misi Provinsi Jawa Barat (Gambar IV.2). Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 53

63 Gambar IV. 2 Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah sebagai OPD Penunjang pengemban misi Pemprov Jawa Barat, berkaitan langsung dengan Misi 1; Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing, yang memiliki indikator kinerja daerah Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan HAKI, serta Misi ketiga yaitu Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik dengan mendukung pencapaian indikator kinerja utama daerah Indikator daya saing daerah. Selain itu, BP2D merupakan OPD Pendukung dan Penjaminan Mutu untuk seluruh Misi Pembangunan Provinsi Jawa Barat terutama dalam rangka meningkatkan pelayanan aspek kesejahteraan daerah dan aspek pelayanan umum daerah. Terdapat 4 sasaran pada misi kesatu, yaitu: 1. Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul terjangkau dan merata 2. Meningkatnya aksesibilitas kualitas layanan kesehatan Masyarakat yang terjangkau dan merata; 3. Meningkatnya daya saing sumber daya manusia, kelembagaan, serta berbudaya Iptek Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 54

64 4. Meningkatnya kualitas ketahanan keluarga Dalam sasaran misi kesatu tersebut terdapat satu indikator pembangunan yang menjadi tanggung jawab Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu Jumlah Karya Iptek yang didaftarkan HAKI dalam sasaran poin ketiga Meningkatnya daya saing sumber daya manusia, kelembagaan, serta berbudaya Iptek Terdapat 4 (empat) sasaran pada misi ketiga, yaitu: 1. Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintahan serta perluasan publik; 2. Meningkatnya profesionalisme aparatur; 3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan berbasis IPTEK 4. Meningkatnya stabilitas tribumtranmas, kesadaran politik dan hukum Dalam sasaran misi ketiga tersebut terdapat satu indikator pembangunan yang menjadi tanggung jawab Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu Indeks Daya Saing Provinsi dalam sasaran poin kesatu Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintahan serta perluasan publik. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 2014 dengan nama BP3IPTEK dengan maksud untuk menjawab tantangan pembangunan yang tercatat pada tahun 2014 yaitu di antaranya : 1. Adanya ketimpangan yang cukup besar pada LPE antar kabupaten/kota di Jawa Barat. 2. Proporsi angka kemiskinan dan pengangguran walaupun ada kecenderungan menurun tetapi pada beberapa tahun kedepan diperkirakan masih relatif besar, sehingga program pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja harus masih menjadi prioritas 3. Target Indeks daya beli masyarakat Jawa Barat tahun 2014 diproyeksikan sebesar 65,39 65,49 dengan PPP sebesar Rp 642,96 643,37 Ribu Rupiah, perlu adanya upaya-upaya yang kongkrit untuk mencapai target tersebut. Dengan tantangan perubahan iklim dan out break hama penyakit, dikawatirkan produksi Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 55

65 pangan Jawa Barat akan mengalami penurunan pada beberapa tahun ke depan. Perlu adanya upaya peningkatan produksi pangan melalui perbaikan sistem perbenihan, intensifikasi, proteksi, pengolahan hasil, fasilitasi sarana produksi. 4. Kelangkaan energi pada beberapa tahun mendatang diperkirakan akan semakin terasa, sehingga untuk antisipasinya perlu ada upaya peningkatan eksplorasi dan pengembangan sumber energi alternatif. 5. Terjadi penurunan daya saing beberapa produk an dalan Jawa Barat di pasar Global seperti tekstil dan lain-lain, perlu ada upaya-upaya peningkatan daya saing produk Jawa Barat. 6. Di bidang teknologi, peran Perguruan Tinggi dan lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk pembangunan masih relatif rendah, sehingga perlu adanya upaya peningkatan peran Perguruan Tinggi dan lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk pembangunan Jawa Barat. 7. Tuntutan upah minimum kerja semakin mencuat di beberapa daerah industri Dari uraian tantangan pembangunan di atas, diharapkan peran dan kontribusi dari BP2D dalam pembangunan jawa barat adalah dalam rangka menjawab tantangan pembangunan terutama pada poin ke -4, ke-5 dan ke-6. Untuk pencapaian pembangunan dilakukan melalui strategi Common Goals dan Non Common Goals. Untuk pencapaian Common Goals membutuhkan sinergitas lintas bidang dan OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, antar tingkatan pemerintahan baik pusat, kabupaten/kota maupun desa/kelurahan dan antar pelaku pembangunan baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, serta perwilayahan pembangunan. Ciri utama dari sinergitas tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tingginya komitmen kebersamaan lintas OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi 2. Perencanaan program/kegiatan terpilih dibuat secara bersama-sama seluruh OPD yang terlibat berdasarkan prinsip SMART PLANNING dan bersifat akselerasi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. 3. Program dan kegiatan terpilih dilaksanakan berdasarkan prinsip SHEWHART CYCLE (Plan, Do, Check, Action). 4. Pelibatan secara aktif lintas OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, OPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah pusat serta segenap pelaku Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 56

66 pembanguan lain termasuk masyarakat sebagai mitra strategis sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Program/kegiatan yang disinergikan melalui Common Goals merupakan bagian dari upaya pencapaian Visi dan Misi Jawa Barat Common Goals merupakan rencana kerja prioritas pembangunan yang dikelompokkan dalam 10 (sepuluh) Common Goals dapat dilihat dalam Gambar IV.3 berikut. Gambar IV. 3 Common Goals Pembangunan Jawa Barat Tahun Berdasarkan Program Prioritas Pembangunan atau yang lebih dikenal C ommon Goals, Sasaran Strategis BP2D Provinsi Jawa Barat terletak pada CG 1, CG 3, CG 5 serta CG 10 dengan perincian sebagai berikut : CG 1 : Peningkatan kualitas dan aksesbilitas pendidikan serta kepemudaan, Sasaran ke-4 : Peningkatan relevansi dan kualitas perguruan tinggi Program Terkait : Program Penelitian, Studi dan Survey/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK, dengan Sasaran Program yaitu Meningkatnya Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 57

67 pemanfaatan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek sesuai kebutuhan masyarakat Jawa Barat Indikator Kinerja Utama: (1) Prosentase hasil riset dan IPTEK yang diterapkan (2) Prosentase hasil penelitian yang digunakan dalam perencanaan CG 3 : Peningkatan daya beli masyarakat Sasaran ke-4 : Pengembangan agribisnis, forest bisnis, marine bisnis, agroindustri, dan industri manufaktur Program terkait : Program Penelitian, Studi dan Survey/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK serta Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan Sasaran Program yaitu Terselenggaranya sistem inovasi daerah bagi pembangunan dan kemajuan masyarakat Jawa Barat Indikator Kinerja Utama: 1) Prosentase Inovasi yang sudah terbentuk menjadi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 2) Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan HAKI Tingkat Provinsi Jawa Barat 3) Jumlah paket teknologi yang diterapkan di masyarakat CG 5 : Peningkatan kinerja aparatur dan tata kelola pemerintah yang melibatkan komunitas Sasaran ke-4 : Kerjasama pembangunan antar wilayah dan antar wilayah perbatasan Program terkait : Program Kerjasama Pembangunan, dengan Sasaran Program yaitu Terwujudnya jaringan kerjasama penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek Indikator Kinerja Utama: Prosentase Kerja sama Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK yang diimplementasikan Sasaran ke-5 : peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas pembangunan Program terkait : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 58

68 Program Penelitian, Studi dan Survey/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK, dengan Sasaran Program yaitu Meningkatnya Kajian dan Analisis untuk Kebijakan Pembangunan Jawa Barat Indikator Kinerja Utama: 1) Prosentase hasil riset dan IPTEK yang diterapkan 2) Prosentase hasil penelitian yang digunakan dalam perencanaan. CG 10 : Pengembangan budaya lokal dan destinasi wisata Sasaran ke-3 : Pengembangan destinasi wisata, dengan fokus ekowisata, wisata budaya dan heritage serta wisata IPTEK yang terintegrasi dalam rangka destinasi wisata jawa-bali Program terkait : Program Penelitian, Studi dan Survey/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK, dengan Sasaran Program yaitu Meningkatnya pemanfaatan riset dan IPTEK dalam pengembangan ekonomi, budaya, sosial dan pariwisata. Indikator Kinerja Utama: 1) Prosentase hasil riset dan IPTEK yang diterapkan 2) Jumlah paket teknologi yang diterapkan di masyarakat Selain itu beberapa kegiatan masuk dalam Program Non Common Goals. Program Non-Common Goals adalah merupakan rencana kerja penunjang yang dikategorikan bukan merupakan kegiatan prioritas pembangunan yang diarahkan untuk kegiatan - kegiatan yang mendukung operasional dan peningkatan kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BP2D. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 59

69 4.2 Visi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Guna mendukung tercapainya Visi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat , Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah menetapkan visi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut: MENJADI LEMBAGA TERKEMUKA DALAM PENELITIAN KREATIF DAN PENERAPAN IPTEK UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN JAWA BARAT Penjelasan: Lembaga Terkemuka: Penelitian Kreatif dan Penerapan Iptek: Percepatan Pembangunan: a. Lembaga dengan Sumber Daya yang kuat b. Lembaga terdepan, leader, koordinator atas seluruh pelaku Iptek (PT dan Lemlitbang) di Jabar a. Penelitian yang dibutuhkan masyarakat Jabar b. Hilirisasi Iptek c. Peningkatan TRL d. Mendorong terbentuknya STP/ TP a. Pembangunan tercapai tepat sasaran, sesuai target b. Motor pembangunan menuju Jabar yang maju 4.3 Misi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Sesuai dengan kondisi dan tantangan peningkatan kualitas dan kinerja bidang kelitbangan di daerah Jawa Barat serta selaras dengan tugas pokok dan fungsi, dalam mencapai visi yang telah ditetapkan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat menetapkan tiga misi sebagai berikut: 1) Mewujudkan kebijakan pembangunan berbasis kajian dan analisis. 2) Meningkatkan pemanfaatan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek sesuai kebutuhan masyarakat Jawa Barat. 3) Menguatkan sistem inovasi daerah Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 60

70 4) Menguatkan sistem monitoring dan evaluasi penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK 5) Mengembangkan pusat agribisnis berbasis IPTEK 6) Meningkatkan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya 4.4 Tujuan dan Sasaran Tujuan pembangunan penelitian dan pengembangan yang tertuang dalam enam misi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dijabarkan dalam sasaran rencana strategis. Sasaran ini merupakan prioritas kerja yang akan dicapai pada jangka menengah ke depan. Penjabaran tujuan dan sasaran jangka menengah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah tahun dapat dilihat pada Tabel IV.2. Tabel IV. 2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun NO. TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA [1] [2] [3] [4] Misi I Mewujudkan kebijakan pembangunan berbasis kajian dan analisis. Target [5] TARGET Realisasi [6] [7] [8] 1 Meningkatkan kualitas Meningkatnya Prosentase 80% 77% 83% 85% perencanaan dan Kajian dan analisis Rekomendasi kebijakan pembangunan berbasis kajian dan untuk kebijakan pembangunan Kebijakan Daerah yang analisis Jawa Barat ditindaklanjuti Misi II Meningkatkan pemanfaatan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek sesuai kebutuhan masyarakat Jawa Barat. 2 Meningkatkan hasil-hasil Meningkatnya Prosentase hasil 20% 40% 50% 60% penelitian,pengembangan hasil penelitian, riset dan IPTEK dan penerapan Iptek pengembangan, yang diterapkan sebagai solusi dan penerapan Prosentase hasil 25% 67% 70% 80% permasalahan pembangunan Jawa IPTEK yang dibutuhkan penelitian yang digunakan dalam Barat masyarakat Jawa perencanaan Barat Misi III Menguatkan sistem inovasi daerah 3 Mengembangkan inovasi Meningkatnya Prosentase Inovasi 20% 50% 55% 60% dan daya saing daerah inovasi daerah yang sudah bagi kemajuan bagi kemajuan terbentuk menjadi masyarakat Jawa Barat masyarakat Jawa Sistem Inovasi Barat Daerah (SIDa) Jumlah Karya karya IPTEK yang karya IPTEK karya karya didaftarkan HAKI IPTEK IPTEK IPTEK Tingkat Provinsi Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 61

71 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target TARGET Realisasi [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Jawa Barat Misi IV Menguatkan sistem monitoring dan evaluasi penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK 4 Meningkatkan sistem monitoring dan evaluasi untuk penguatan jejaring dan kualitas penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK Meningkatnya Implementasi Kerja sama Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Misi V Mengembangkan pusat agribisnis berbasis IPTEK 5 Meningkatkan nilai tambah produk agribisnis Berkembangannya pusat agribisnis berbasis IPTEK Prosentase Kerja sama Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK yang diimplementasikan Jumlah paket teknologi yang diterapkan di masyarakat 90% 100% 100% 100% paket 3 paket 4.5 Strategi dan Kebijakan Untuk menyusun strategi dan kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dilaksanakan dengan Analisis Logical Frame Work dan pohon kinerja sebagai berikut: 1) Analisis Logical Frame Work, dilaksanakan melalui Focus Group Disscusion Internal bersama Bidang-Bidang di Lingkungan BP2D; 2) Analisis Cascade down dan Pohon Kinerja Kerangka analisis Analisis Logical Frame Work, menganalisis untuk menghasilkan indikator kinerja BP2D Provinsi Jawa Barat yang dipadukan dengan Pohon Kinerja yang merujuk kepada karakteristik lembaga penelitian dan pengembangan daerah sebagai penjabaran dari visi dan misi BP2D. Hasil dari analisis tersebut menghasilkan (1) Strategi; (2) Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 62

72 Kebijakan; dan Indikator yang harus dicapai oleh BP2D sebagai OPD Bidang Litbang yang meliputi Indikator untuk eselon II, III dan IV, seperti dibahas pada Bab Selanjutnya. Gambar IV. 4 Kerangka Analisis Pohon Kinerja BP2D mengacu pada Misi Kesatu RPJMD Gambar IV. 5 Kerangka Analisis Pohon Kinerja BP2D mengacu pada Misi Ketiga RPJMD Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 63

73 Strategi dan kebijakan pembangunan merupakan penjabaran tujuan dan sasaran jangka menengah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. Strategi dan kebijakan pembangunan menjadi pedoman dalam menyusun dan melaksanakan program selama periode tahun (Tabel IV.3). Tabel IV. 3 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Tahun Visi Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Visi BP2D, Misi I : Meningkatkan Meningkatnya Menyelenggarakan Penyediaan adalah: Mewujudkan kualitas perencanaan Kajian dan kajian dan analisis kajian dan Menjadi kebijakan dan kebijakan Analisis untuk kebijakan Iptek analisis kebijakan Lembaga pembangunan pembangunan Kebijakan didasarkan pada Iptek didasarkan Terkemuka berbasis kajian berbasis kajian dan Pembangunan isu-isu yang pada isu-isu yang dalam dan analisis. analisis Jawa Barat membutuhkan solusi membutuhkan Penelitian yang responsif dan solusi yang Kreatif dan antisipatif. responsif dan Penerapan antisipatif. Iptek untuk Misi II : Meningkatkan hasil- Meningkatnya Menyelenggarakan Penyediaan Percepatan Meningkatkan hasil hasil penelitian, penelitian, Pembangunan pemanfaatan penelitian,pengemba Penelitian, pengembangan dan pengembangan Jawa Barat. penelitian, ngan dan penerapan Pengembanga penerapan iptek dan penerapan pengembangan Iptek sebagai solusi n, dan tepat guna iptek tepat guna dan penerapan permasalahan Penerapan Menyebarluaskan Penyebarluasan Iptek sesuai pembangunan Jawa IPTEK yang hasil penelitian, penelitian, kebutuhan Barat dibutuhkan pengembangan dan pengembangan masyarakat masyarakat penerapan iptek dan penerapan Jawa Barat. Jawa Barat tepat guna iptek tepat guna Misi III : Mengembangkan Meningkatnya Menyelenggarakan Penyelenggaraan Menguatkan inovasi dan daya Inovasi Daerah sistem inovasi sistem inovasi sistem inovasi saing daerah bagi bagi daerah bagi daerah bagi daerah kemajuan masyarakat Kemajuan pembangunan dan pembangunan Jawa Barat Masyarakat kemajuan dan kemajuan Jawa Barat masyarakat Jawa masyarakat Barat Jawa Barat Misi IV: Meningkatkan sistem Meningkatnya Menyelenggarakan Melaksanakan Menguatkan monitoring dan Kualitas dan monitoring dan monitoring dan sistem evaluasi untuk Implementasi evaluasi serta kerja evaluasi serta monitoring dan penguatan jejaring Kerja sama sama penelitian, kerja sama evaluasi dan kualitas Penelitian pengembangan dan Penelitian, penelitian, penelitian, Pengembanga penerapan IPTEK Pengembangan pengembangan pengembangan dan n dan dan Penerapan dan penerapan penerapan IPTEK Penerapan IPTEK IPTEK IPTEK Misi V : Meningkatkan nilai Berkembangny Memfasilitasi dan Mengembangkan Mengembangka tambah produk a pusat mengembangkan penerapan hasiln pusat agribisnis agribisnis penelitian agribisnis hasil penelitian agribisnis berbasis IPTEK berbasis IPTEK agribisnis berbasis IPTEK berbasis IPTEK Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 64

74 Visi Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Misi VI : Meningkatkan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya Meningkatkan profesionalisme, kinerja dan akuntabilitas kelembagaan BP2D Meningkatnya kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur, perencanaan, pengelolaan asset dan keuangan Memfasilitasi peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur, perencanaan, pengelolaan asset dan keuangan Melaksanakan peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur, perencanaan, pengelolaan asset dan keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 65

75 BAB V INDIKASI PROGRAM RENSTRA Pada Bab IV telah dijelaskan strategi dan kebijakan maupun program -program yang akan dilaksanakan serta sasaran yang akan dicapai untuk mewujudkan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat yang telah ditetapkan. Selanjutnya pada bagian ini akan diuraikan lebih rinci mengenai indikator atau target pencapaian dari masing-masing sasaran setiap tahunnya. Dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran dari program pembangunan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat, fokus program pembangunan hingga tahun 2018 adalah: 1. Penyiapan dan penguatan pranata yang meliputi aspek regulasi, data dan informasi, kelembagaan, SDM (aparatur dan masyarakat), serta pembiayaan. 2. Peningkatan kinerja Badan terutama dalam rangka mendukung pencapaian indikator kinerja daerah yaitu indeks daya saing provinsi dan jumlah karya iptek yang didaftarkan HAKI. Akibat perubahan SOTK pada awal tahun 2017, program yang terkait dengan bidang kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat pun berubah. Terdapat Program baru yang merupakan urusan wajib menjadi tanggung jawab BP2D yaitu Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan. Selain itu, Program Penelitian, Studi dan Survei berubah nomenklatur menjadi Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK. Dalam koridor fungsi kelitbangan, BP2D telah menetapkan Kriteria Penelitian yang menjadi domain BP2D, yaitu : o Penelitian yang strategis, mempunyai daya ungkit besar terutama mendongkrak ekonomi dan menyentuh hajat masyarakat luas o Kegiatan penelitian lebih lanjut atau bersifat terobosan yang belum pernah dilakukan oleh OPD lain o Penelitian di kawasan Techno Park atau yang berpotensi menjadi Techno Park Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 66

76 Dalam rencana strategis Badan telah ditetapkan Program Strategis yang selaras dengan pencapaian kinerja BP2D sebagai Lembaga yang berfungsi Kelitbangan di Jawa Barat, program tersebut di antaranya: 1. Program Kerjasama Pembangunan 2. Program Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah 3. Program Penelitian, Studi dan Survei 4. Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK 5. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 6. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi 7. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur 8. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 10. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasrana Aparatur 11. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 12. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur 13. Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah 14. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah Dalam pelaksanaan program dan kegiatannya BP2D Provinsi Jawa Barat menjabarkan kedalam 3 (tiga) klasifikasi prioritas kegiatan yaitu : 1) Basic Office, 2) Basic Activity, dan 3) Transformasi. Basic Office merupakan kegiatan-kegiatan yang diperuntukan untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar organisasi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan aparatur, sarana prasarana, penyelenggaraan pembiayaan operasional kantor untuk mendukung tugas pokok dan fungsi BP2D. Basic Activity merupakan kegiatan-kegiatan yang aktivitasnya perlu dilakukan untuk mendukung terhadap capaian indicator kinerja utama BP2D, yang apabila tidak dilakukan akan mempengaruhi terhadap capaian kinerja yang telah direncanakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 67

77 Transformasi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan pencapaian visi dan misi BP2D Provinsi Jawa Barat. Adapun rincian dari 3 (tiga) kelompok kegiatan utama, adalah sebagai berikut: Tabel V. 1 Klasifikasi Prioritas Kegiatan BP2D Provinsi Jawa Barat Basic Office KEGIATAN 1. Gaji dan Tunjangan 2. Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran BP2D dan UPTB Balai Agro Teknologi Provinsi Jawa Barat 3. Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Aparatur 4. Peningkatan Kesejahteraan Aparatur BP2D Provinsi Jawa Barat 5. Peningkatan dan Pengadaan Sarana Prasarana Aparatur Kantoe BP2D serta UPTB Balai Agro Teknologi Provinsi Jawa Barat 6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran BP2D dan UPTB Balai Agro Teknologi Provinsi Jawa Barat 7. Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Internal 8. Pengelolaan Sistem, Pengelolaan Data dan Web BP2D 9. Penyusunan Perencanaan Tahunan BP2D 10. Pengelolaan Keuangan BP2D Basic Activity Transformasi 1. Penellitian Mandiri untuk Mendukung Kebijakan Pembangunan Jawa Barat 2. Peningkatan Kualitas Penelitian BP2D 3. Fasilitasi HAKI Tingkat Provinsi Jawa Barat 4. FGD untuk Solusi Permasalahan Jawa Barat Berbasi Iptek 5. Operasionalisasi Dewan Riset Daerah dalam Mendukung Arah dan Kebijakan Riset 6. Inventarisasi dan Rekomendasi IPTEK melalui Tim Advisori 7. Penyebarluasan Hasil-Hasil Penelitian dan Peragaan Iptek 8. Analisis Berbasis Iptek untuk Kebijakan Pembangunan Jawa Barat 9. Pengembangan Inovasi Daerah, Budaya Riset dan Intermediasi Teknologi 10. Pengembangan Kemitraan Dan Kolaborasi Riset untuk Pembangunan Jawa Barat 11. Penyusunan DED Gedung BP2D dan Analisis Perencanaan Pembangunan Gedung BP2D 12. Pembangunan Gedung BP2D 1. Penelitian Terapan untuk Solusi Permasalahan Jawa Barat Berbasis Tematik Sektoraal dan Kewilayahan 2. Kerjasama Pelaksanaan Program Riset Kreatif untuk Pembangunan Jawa Barat dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Riset Terkemuka 3. Kompetisi Riset Kreatif Untuk Percepatan Pembangunan Jawa Barat 4. Kajian Komprehensif Kegiatan Monumental Jawa Barat Kelompok sasaran dari pelaksanaan pro gram dan kegiatan BP2D Provinsi Jawa Barat adalah para pemangku kebijakan, peneliti, OPD Lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat, OPD yang membidangi Kelitbangan Lingkup Pem Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daeraherintah Kabupate n/kota di Jawa Barat, perguruan tinggi negeri dan Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 68

78 perguruan tinggi swasta di Jawa Barat, Aparatur Sipil Negara BP2D Provinsi Jawa Barat, swasta, dan masyarakat. Adapun rencana program dan kegiatan dari setiap unit kerja di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel V.2. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 69

79 Tabel V. 2 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] 1 Meningkatkan kualitas perencanaan dan kebijakan pembangunan berbasis kajian dan analisis Meningkatnya Kajian dan analisis untuk kebijakan pembangunan Jawa Barat Prosentase Rekomendasi Kebijakan Daerah yang ditindaklanjuti Misi I Mewujudkan kebijakan pembangunan berbasis kajian dan analisis. Program Penelitian, Studi dan Survei/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan I PTEK Implementasi Kebijakan dan Strategi Daerah (JAKSTRADA) Riset Jawa Barat Analisis Penerapan dan Penyusunan model Penanggulangan Banjir DAS Citarum Perumusan Arah Kebijakan Dewan Riset Daerah untuk pengembangan dan penerapan IPTEK di Jawa Barat FGD Perumusan Solusi Permasalahan Jawa Barat Berbasis Kajian Pengembangan Kualitas Internal Provinsi Jawa Barat Tersusunnya Kajian Jakstrada Riset di Jawa Barat Tersusunnya analisis dan model penanggulangan banjir DAS Citarum Tersusunnya rumusan kebijakan hasil dari Dewan Riset Daerah untuk pengembangan IPTEK di Jawa Barat Terumuskannya Rekomendasi Solusi Permasalahan Jawa Barat berbasis Iptek Terumuskannya Rekomendasi terhadap 1 dokumen UNI T KERJA OPD LOKASI 83% 85% BIDANG ANALISIS KEBIJAKA N IPTEK 200 Jabar 1 kajian kajian 500 Kota Bandung 2 dokumen/ prosiding paket paket dokumen 200 Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 70

80 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] pengembangan kebijakan di Jawa Barat Model Manajemen Tersusunnya model Konstruksi Pembangunan manajemen konstruksi Rutilahu pembangunan Rutilahu Kajian Komprehensif KEK Tersusunnya kajian KEK berbasis IPTEK berbasis IPTEK Kajian Komprehensif Tersusunnya Kajian Varietas baru Tumbuhan Varietas baru tumbuhan penetral polusi Limbah penetral polusi limbah Kahatex kahatex Kajian Komprehensif Tersusunnya kajian varietas Varietas baru Burung baru burung penghirup Penghirup CO2 tinggi CO2 tinggi Kajian Komprehensif Jabar Tersusunnya Kajian Jabar dengan PAD sebesar 52 dengan PAD Sebesar 52 Triliun Trilun Kajian Komprehensif Tersusunnya Kajian Varietas Baru Tumbuhan Varietas baru tumbuhan Cepat Tumbuh cepat tumbuh Kajian Komprehensif Tersusunnya kajian Pengembangan pengembangan Metropolitan dan Pusat metropolitan dan pusat Pertumbuhan pertumbuhan Kajian Komprehensif Tersusunnya kajian Teknologi penanganan teknologi penanganan Limbah Domestik di TPA limbah domestik di TPA Legok Nangka Legok Nangka Kajian Komprehensif Tersusunnya kajian pengembangan PLTM pengembangan PLTM Cirompang Cirompang 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen UNI T KERJA OPD LOKASI Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 71

81 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] 2 Meningkatkan hasil-hasil penelitian,pengemb angan dan penerapan Iptek sebagai solusi permasalahan pembangunan Jawa Barat Meningkatnya hasil penelitian, pengembangan, dan penerapan IPTEK yang dibutuhkan masyarakat Jawa Barat Rekomendasi Tindak lanjut sinergitas Kab/Kota dalam penerapan MPTS Inventarisasi dan Rekomendasi Riset dan IPTEK Adanya rekomendasi tindak lanjut sinergitas Kab/Kota dalam penerapan MPTS Tersusunnya kebijakan baru berbasis rekomendasi Riset dan IPTEK 1 dokumen paket Misi I I Meningkatkan pemanfaatan penelitian, pengembangan dan penerapan I ptek sesuai kebutuhan masyarakat Jawa Barat. Prosentase hasil riset dan IPTEK yang diterapkan Program Penelitian, Studi dan Survei/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan I PTEK Pengembangan Techno Park Agribisnis Cikadu Penelitian Mandiri yang Dilakukan oleh Fungsional Peneliti BP2D Penelitian Mandiri untuk Mendukung Kebijakan Pembangunan Jawa Barat Penyusunan Buku Panduan Kompetisi Riset untuk Perguruan Tinggi Terbangunnya tempat penerapan Riset dan IPTEK di Jabar Tersedianya Hasil -hasil penelitian para peneliti Pemprov Jabar yang digunakan untuk pembangunan Tersedianya Hasil -hasil penelitian para peneliti Pemprov Jabar yang digunakan untuk pembangunan Tersusunnya buku panduan pelaksanaan kompetisi riset untuk perguruan tinggi 1 kawasan 10 Dokumen 1 Penelitian 1 dokuem 50 UNI T KERJA OPD LOKASI 50% 60% BIDANG PENELITIA N, PENGEMB ANGAN Kab. kawasan DAN Cianjur PENERAPA Dokumen Penelitian 300 N IPTEK Kab./Kot a di Jawa Barat 500 Kab./Kot a di Jawa Barat Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 72

82 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] Prosentase hasil penelitian yang digunakan Pelaksanaan Penelitian Riset 125 Juta oleh Perguruan Tinggi Pelaksanaan Penelitian Riset 50 Juta oleh Perguruan Tinggi Seleksi Proposal Penelitian Riset Kreatif Implementasi Konsep Pengembangan Taman Budaya Ilmu dan Teknologi (TBIT) di Jatinangor Seminar Riset Kreatif Penelitian Untuk Penyusunan Big Data Banana Green Belt di Jabar Selatan Uji coba penerapan teknologi penanganan limbah industri di Rancaekek Program Penelitian, Studi dan Survei/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan I PTEK Adanya hasil riset kreatif dari Perguruan Tinggi Adanya hasil riset kreatif dari Perguruan Tinggi Terlaksananya seleksi proposal penelitian riset kreatif untuk mendapat dukungan Terimplementasikannya konsep pengembangan TBIT di Jatinangor Terselenggaranya seminar riset kreatif Tersedianya konsep penyusunan big data banana green belt di Jabar Selatan terlaksananya ujicoba penerapan teknologi penanganan limbah industri di Rancaekek 5 Riset Kreatif 10 Riset Kreatif paket 50 1 dokumen kawasan paket psket paket 400 UNI T KERJA OPD LOKASI 1 paket 300 Kab Bandung BIDANG PENELITIA N, PENGEMB Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 73

83 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] dalam perencanaan Penyusunan isu aktual Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek oleh Tim Pengendali Mutu Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Penelitian Genetik Sapi Pasundan Terumuskannya rekomendai litbangrap berdasarkan isu aktual Tersedianya hasil penelitian rekayasa genetik sapi pasundan yang siap diterapkan oleh OPD 1 dokumen dokumen 45% 400 UNI T KERJA OPD 300 ANGAN DAN PENERAPA N IPTEK LOKASI Bandung Penelitian Mobil Pedesaan Untuk Spesifikasi Engine dan prototipe multifungsi (Lanjutan) Penelitian Pola Tanam Padi Ratun Untuk Daya Dukung Produktivitas Padi Di Jawa Barat Penelitian Biodiversity, Geodiversity dan Culturediversity di Kawasan Geopark Nasional Ciletuh - Palabuhanratu Pengembangan VUB Kentang Dataran Medium Tersedianya hasil penelitian mobil perdesaan untuk spesifikasi engine dan prototipe multifungsi Tersedianya hasil penelitian pola tanam padi ratun untuk daya dukung produktivitas padi di Jabar Tersediannya hasil penelitian Biodiversity, Geodiversity dan Culturediversity di Kawasan Geopark Nasional Ciletuh - Palabuhanratu Terumuskannya konsep pengembangan VUB Kentang dataran medium 1 kawasan kawasan 1 paket paket Sukabumi Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 74

84 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] 3 Mengembangkan inovasi dan daya saing daerah bagi kemajuan masyarakat Jawa Barat Meningkatnya inovasi daerah bagi kemajuan masyarakat Jawa Barat Prosentase Inovasi yang sudah terbentuk menjadi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Penelitian untuk variaetas kopi tanpa naungan Tersedianya hasil penelitian varietas kopi tanpa naungan Misi I I I Menguatkan sistem inovasi daerah Program Penelitian, Studi dan Survei/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan I PTEK Pembinaan dan Penguatan Kelembagaan SIDa Jawa Barat a. Terbangunnya jaringan kerjasama penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek b. Meningkatnya daya saing daerah dengan mengoptimalkan segenap potensi daerah secara bijak c. Teroptimalkannya penerapan hasil penelitian untuk mendukung aktivitas bisnis dan non bisnis d. Bertumbuhkembangnya SDM berbudaya Iptek yang mampu mendayagunakan segenap hasil penelitian untuk mendukung aktivitasnya, baik dalam aktivitas bisnis maupun non bisnis 1 paket % 60% UNI T KERJA OPD 1 paket paket 200 BIDANG PENGUAT AN SISTEM INOVASI DAERAH LOKASI Kab./Kot a di Jawa Barat Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 75

85 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan HAKI Tingkat Provinsi Jawa Barat Roadmap SIDa Komoditas Unggulan Kabupaten/Kota di Empat BKPP Jawa Barat Intermediasi Teknologi untuk SIDa Anugerah Budhipura Jawa Barat Teriden 4 Laporan Terlaksananya intermediasi teknologi untuk SIDa Tersusunnya Seleksi Budhipura Kelengkapan Anugerah Program Penelitian, Studi dan Survei/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan I PTEK Fasilitasi HAKI Hasil IPTEK a. Tersosialisasikannya materi- materi mengenai hak kekayaan intelektual (HKI) 3 dokumen 2 dokumen UNI T KERJA OPD LOKASI BKPP di Jabar dokumen 500 Kab./Kot a di Jawa Barat 100% 250 Bandung karya IPTEK 55 karya IPTEK dokumen 100 BIDANG ANALISIS KEBIJAKA N IPTEK Bandung Finalisasi Naskah Akademik Perubahan Perda Perlindungan HAKI Jawa Barat No 5 Tahun 2012 b. Terwadahinya lembaga dan personal yang akan membuat perlindungan hukum atas karya/cipta yang dihasilkan Tersusunnya NA Perda HAKI yang terbaru 1 dokumen 100 Jawa Barat Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 76

86 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] 4 Meningkatkan sistem monitoring dan evaluasi untuk penguatan jejaring dan kualitas penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK Meningkatnya Implementasi Kerja sama Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Misi I V Menguatkan sistem monitoring dan evaluasi penelitian, pengembangan dan penerapan I PTEK Prosentase Kerja sama Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK yang diimplementasik an Program Pengembangan Data/I nformasi/statistik Daerah Pembangunan dan Termanfaatkannya sistem Penerapan Sistem Informasi pengelolaan data Dicision Supporting System (DSS) penelitian dan IPTEK yang terintegrasi Pengembangan Website Terpublikasikannya seluruh Badan Penelitian Dan Program/ Kegiatan Badan Pengembangan Daerah Penelitian dan Provinsi Jawa Barat Pengembangan Provinsi Jawa Barat kepada Masyarakat melalui Media Online Program Penelitian, Studi dan Survei/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan I PTEK Penyebarluasan Hasil-Hasil Terinformasikannya seluruh Penelitian di Jawa Barat hasil penelitian di Jawa Barat melalui kolokium dan pameran Penerbitan e-jurnal dan Buletin Keluarnya publikasi dan informasi melalui media online maupun offline secara rutin dan berkala UNI T KERJA OPD 100% 100% BIDANG MONITOR ING, EVALUASI DAN 1 paket paket 100 LAYANAN IPTEK 1 paket paket paket paket paket paket 200 LOKASI Kota Bandung Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 77

87 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] 5 Meningkatkan nilai tambah produk agribisnis Berkembangannya pusat agribisnis berbasis IPTEK Jumlah paket teknologi yang diterapkan di masyarakat Penyelenggaraan Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Meningkatnya kerjasama BP2D dengan stakeholder litbang Forum Komunikasi Penelitian Terselenggaranya forum komunikasi seluruh stakeholders litbang Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penelitian, Pengembangan, Penerapan, dan Pelayanann IPTEK Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Evaluasi Pelaksanaan Agenda Riset Daerah (ARD) Jabar Tahun Join Research dengan Flinder University Australia Selatan Evaluasi Penerapan Teknologi di Kawasan Industri jawa Barat Terlaksananya fungsi pengendalian program kegiatan BP2D sehingga lebih akuntabel dan berbasis kinerja Terselenggaranya fungsi pengendalian pelaksanaan ARD Jabar Terselenggaranya kerja sama dalam rangka peningkatan riset dan IPTEK Adanya informasi hasil evaluasi penerapan teknologi di Kawasan Industri Jawa Barat Misi V Mengembangkan pusat agribisnis berbasis I PTEK Program Penelitian, Studi dan Survei/Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan I PTEK 1 paket paket kegiatan paket paket paket paket kerjasama paket paket 3 paket UNI T KERJA OPD LOKASI Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 78

88 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] 6 Meningkatkan profesionalisme, kinerja dan akuntabilitas kelembagaan BP2D Meningkatnya kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur, perencanaan, pengelolaan asset dan keuangan Jumlah Dokumen Perencanaan yang dihasilkan Tingkat Akuntabilitas Laporan Keuangan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian / Perkebunan UPTB BPAT Pemeliharaan Rutin/Berkala Tanaman Hortikultura dan Palawija UPTB BPAT Hasil pasca panen Komoditas Pertanian/ Perkebunan BPPT Cikadu Cianjur memenuhi kebutuhan pasar Terpeliharanya Tanaman di BPPT Cikadu Cianjur Misi VI Meningkatkan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Penyusunan Perencanaan Tahunan Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Pengelolaan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Jumlah dokumen perencanaan (Renstra, Renja, RKT, RKA, dan DPA) Penggunaan anggaran BP2D yang dapat dipertanggungjawabkan 5 dokumen 19 Dokumen UNI T KERJA OPD 45% 400 UPTB Balai Agro Teknologi LOKASI Kab Cianjur 45% 400 Kab Cianjur dokumen Dokumen Subag Perencan aan & Pelaporan Subag Keuangan & Aset Subag Perencan aan & Pelaporan Kota Bandung Kota Bandung Kota Bandung Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 79

89 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] Jumlah Dokumen Evaluasi Kinerja Organisasi Tingkat Kepuasan Layanan Kepegawaian Tingkat Kepuasan Layanan Kepegawaian Pengendalian, Evaluasi Dan Pelaporan Internal Program Pengembangan Kompetensi Aparatur Peningkatan Kapasitas Dan Kualitas Aparatur BP2D Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur UPTB Balai Pengembangan Agro Teknologi Cikadu Cianjur Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Pelaksanaan program dan kegiatan BP3IPTEK sesuai dengan perencanaan dan pendanaan Tingkat Kepuasan Layanan Kepegawaian Tingkat Kepuasan Layanan Kepegawaian Tingkat Kepuasan Layanan Kepegawaian 5 dokumen dokumen % % UNI T KERJA OPD Subag Kepegaw aian dan Umum 70% % 500 Subag Kepegaw aian dan Umum 70% % 100 UPTB Balai Agro Teknologi LOKASI Kota Bandung Kota Bandung Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 80

90 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] Tingkat Kepuasan Layanan Sarana Prasarana Tingkat Kepuasan Layanan Sarana Prasarana Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Operasional Organisasi Dalam Mendukung Tupoksinya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran UPTB BPAT Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BP2D Provinsi Jawa Barat Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTB BPAT Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran BP2D Pelayanan Administrasi Perkantoran UPTB Balai Agro Tingkat Kepuasan Layanan Sarana Prasarana Tingkat Kepuasan Layanan Sarana Prasarana Tingkat Kepuasan Layanan Sarana Prasarana Tingkat Kepuasan Layanan Sarana Prasarana Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Operasional Organisasi Dalam Mendukung Tupoksinya Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Operasional Organisasi UNI T KERJA OPD 70% % 3000 Subag Kepegaw aian dan Umum 70% % 900 UPTB Balai Agro Teknologi % % 750 Subag Kepegaw aian dan Umum 70% 75% 500 UPTB Balai Agro Teknologi % % 4200 Subag Kepegaw aian dan Umum 75% % 400 UPTB Balai Agro Teknologi LOKASI Kota Bandung Kota Bandung Kota Bandung Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 81

91 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI S I NDI KATOR KI NERJA Program/Kegiatan I NDI KATOR KI NERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGI ATAN (OUTPUT) TARGET KI NERJA PROGRAM DAN PENDANAAN (dalam juta rupiah) Target Biaya Target Biaya [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] Dalam Mendukung Tupoksinya UNI T KERJA OPD LOKASI Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 82

92 BAB VI INDIKATOR TERKAIT RPJMD Sesuai Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka dokumen perencanaan Badan Penelitian dan Pengembagan Daerah tahun 2017 ini telah mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun Indikator kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat sebagai OPD telah dihasilkan melalui analisis Logical Frame Work, Bulkonah/Keterkaitan dan pohon kinerja seperti pada Bab IV. Fokus Indikator kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat sebagai OPD adalah memendukung tercapainya Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur untuk pencapaian Misi Kesatu dan Ketiga RPJMD IKU kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat akan dicapai oleh IKU eselon III dan IKU eselon III akan dicapai oleh IKU eselon IV sebagai hasil pelaksanaan program dan kegiatan. Keterkaitan antara IKU Gubernur dan IKU Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat sebagai berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 83

93 Gambar VI. 1 Keterkaitan IKU Gubernur dengan IKU Kepala BP2D Jabar 6.1. Indikator Kinerja SKPD Penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kedalam Rencana strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah provinsi Jawa Barat disusun dapat diukur melalui indikator kinerja dari sasaran. Indikator Kinerja dimaksud adalah Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD. Jumlah Indikator Kinerja BP2D sebagai SKPD yang tertuang pada RENSTRA sebelum direvisi sebanyak 6 Indikator dengan Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 dijadikan Indikator Utama Kepala BP2D sebanyak 6 Indikator. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, mulai tahun 2017 Indikator Kinerja BP2D berubah menjadi : (1) Jumlah Indikator Kinerja menjadi 7 Indikator ;(2) 5 Indikator Kinerja BP2D yang asalnya Indikator Kinerja Utama Kepala BP2D menjadi Indikator Kinerja Eselon III; (3) Dari 6 Indikator Kinerja Utama Kepala BP2D sebelum revisi terdapat 1 Indikator yang baru akibat adanya perubahan SOTK awal tahun (4) Pada tahun 2017 dan selanjutnya sampai dengan tahun 2018 terdapat 7 (tujuh) Indikator Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 84

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat adalah dokumen rencana pembangunan BPMPT untuk periode 1 (satu) tahun yang penyusunannya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan

1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta perangkat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENSTRA BADAN KETAHANAN PANGAN BAB I PENDAHULUAN

RENSTRA BADAN KETAHANAN PANGAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diterbitkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Ngawi Tahun BAB I - 1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Ngawi Tahun BAB I - 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) memerlukan perencanaan yang baik, yang meliputi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang I - 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

1.1 Latar Belakang I - 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah dibagi menjadi beberapa tahapan mulai dari Perencanaan Jangka Panjang, Jangka Menengah, dan Tahunan. Dokumen perencanaan jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM DAERAH) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN III)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN III) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN III) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 insi Kepulauan Riau menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Berdasarkan hasil Pilkada tersebut ditetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta berpedoman kepada Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor

Lebih terperinci

Page 1 of 12 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dinamika dan perkembangan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat pesat sejalan dengan perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI Alamat : Jalan Hos Cokroaminoto No.1 Slawi i KATA PENGANTAR Review Rencana Strategis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :24 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI Tanggal : 26 Nopember 2010 Nomor : 6 Tahun 2010 Tentang : TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 54 TAHUN 2008 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2008 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Pasal 5 Ayat (2) UU Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), pengertian RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi,

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Untuk menjamin konsistensi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebagai upaya pencapaian indikator kinerja pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Proses perumusan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah proses yang direncanakan dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Aspek pembangunan meliputi sosial,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang B Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun Rancangan Awal Rencana

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA BADAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS (RENJA SKPD) TAHUN 2015 HIDUP MUARA BELITI 2014 i DAFTAR ISI Kulit Muka Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB. I PENDAHULUAN... 1 I.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkenaan dengan telah disusunnya Perubahan Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019, maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN JALAN RAYA Jakarta KM. 50. CIMANDALA KEC SUKARAJA Perubahan Renstra 2013-2018

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i KATA PENGANTAR Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng disingkat Diskominfo adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 3 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang :

Lebih terperinci

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2011

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2011 GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci