KAJIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDANA KELOLAAN BESAR (PERIODE DESEMBER 2004-DESEMBER 2005) Oleh NOVI INDAH KUSUMA DEWI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDANA KELOLAAN BESAR (PERIODE DESEMBER 2004-DESEMBER 2005) Oleh NOVI INDAH KUSUMA DEWI H"

Transkripsi

1 KAJIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDANA KELOLAAN BESAR (PERIODE DESEMBER 2004-DESEMBER 2005) Oleh NOVI INDAH KUSUMA DEWI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 KAJIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDANA KELOLAAN BESAR (PERIODE DESEMBER 2004-DESEMBER 2005) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh NOVI INDAH KUSUMA DEWI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

3 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN KAJIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDANA KELOLAAN BESAR (PERIODE DESEMBER 2004-DESEMBER 2005) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh NOVI INDAH KUSUMA DEWI H Menyetujui, Juni 2006 Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Ujian : 30 Mei 2006 Tanggal Lulus :

4 ABSTRAK Novi Indah Kusuma Dewi. H Kajian Kinerja Reksa Dana Saham Berdana Kelolaan Besar (Periode Desember 2004-Desember 2005). Di bawah bimbingan Widigdo Sukarman. Investasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang. Salah satu bentuk investasi adalah reksa dana. Reksa dana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Reksa dana memiliki kelebihan antara lain, investasi awal yang relatif kecil dan likuiditas yang cukup tinggi. Di tengah keterpurukan yang menimpa industri reksa dana selama tahun 2005, reksa dana saham ternyata mampu bertahan dari gelombang redemption. Hal ini didorong oleh meningkatnya kinerja pasar saham yang merupakan indikator yang mempengaruhi kinerja reksa dana saham. Di antara 20 reksa dana saham yang tercatat aktif selama periode Desember Desember 2005, 11 diantaranya memiliki nilai dana kelolaan di atas Rp 50 miliar per Desember Penelitian ini bertujuan (1) Untuk menentukan reksa dana saham berdana kelolaan besar yang mampu memberikan return sesuai dengan risiko (VaR) yang ditanggung dengan membandingkan pada tolak ukur (IHSG), (2) Untuk menilai kinerja masing-masing reksa dana saham berdana kelolaan besar jika dibandingkan pada tolak ukurnya (IHSG) berdasarkan risk adjusted measures of performances, (3) Untuk mengetahui seberapa besar variasi return reksa dana saham berdana kelolaan besar yang dipengaruhi oleh variasi return pasar (IHSG) untuk melihat tingkat diversifikasinya, (4) Untuk mengetahui reksa dana saham berdana kelolaan besar yang memiliki kinerja superior berdasarkan kesesuaian antara return dengan risiko (VaR), penilaian kinerja berdasarkan risk adjusted measures of performances, serta uji koefisien determinasi serta menentukan karateristiknya. Pengambilan data dilakukan mulai dari bulan Februari 2006 hingga April 2006 dengan mengambil data dari Bapepam, Bursa Efek Jakarta, Harian Bisnis Indonesia, dan Bank Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder periode Desember 2004-Desember Data NAB reksa dana saham dan IHSG diambil pada hari penutupan, yaitu Jumat, serta tingkat suku bunga SBI 1 bulan. Metode pengambilan sampel secara purposive (sengaja). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan menganalisis data menggunakan uji coefficient of variation di mana risiko dihitung dengan Value at risk (VaR), metode risk adjusted measures of performances dan uji Koefisien Determinasi. Dari 11 reksa dana saham dengan dana kelolaan minimal Rp 50 miliar per Desember 2005, reksa dana yang memiliki kinerja superior berdasarkan kesesuaian antara return dengan risiko (VaR), risk adjusted measures of performances dan uji Koefisien Determinasi adalah TRIM Kapital, Platinum Saham, Manulife Dana Saham, Citi Reksadana Ekuitas, Si Dana Saham, Phinisi Dana Saham, Danareksa Mawar, Schroder Dana Prestasi Plus, dan Panin Dana Maksima. Sedangkan karateristik yang dapat ditentukan berdasarkan penilaian kinerja superior, yaitu reksa dana tersebut harus memiliki return yang lebih tinggi dari pasar (IHSG) dan investasi bebas risiko (SBI), walaupun dengan risiko, baik total risiko ataupun risiko sistematik, yang lebih tinggi dari pasar.

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 November Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Kusninto Hardi dan Fransisca Sri. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Patra I Jakarta pada tahun 1990, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 03 Pagi Jakarta. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 74 Jakarta. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 81 Jakarta dan masuk dalam program IPA pada tahun Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten Mata Kuliah Ekonomi Umum tahun ajaran Pada tahun 2005, penulis meraih juara harapan II dalam Lomba Karya Tulis antar Mahasiswa Berprestasi Tingkat Departemen Manajemen.

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolongan-nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi di mana pada tahun 2005 lalu mengalami penurunan nilai aktiva bersih. Di tengah keterpurukan industri reksa dana, investor perlu mencari investasi alternatif, salah satunya adalah reksa dana saham di mana pada tahun lalu terjadi peningkatan NAB. Untuk itu, perlu di kaji kinerjanya terutama yang memiliki dana kelolaan besar. Skripsi ini berjudul Kajian Kinerja Reksa Dana Saham Berdana Kelolaan Besar (Periode Desember 2004-Desember 2005). Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis. 2. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME dan Ibu Beatrice Mantoroadi, SE.Ak, MM atas kesediaan untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji. 3. Bapak Ahmad Fajar atas kesediaan waktunya yang turut membimbing penulis serta telah banyak memberikan saran kepada penulis. 4. Bapak Adriansyah dan Staf Bapepam yang telah memberikan informasi yang berguna dalam penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB. 6. Mama dan papa atas seluruh doa dan kasih sayangnya, serta kakak-kakakku, Mba Ci dan Mas Adji, Mas Ui dan Mba Ani serta bidadari kecilku Kay, yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

7 7. Sahabat-sahabatku, Nurul, Aphe, Wira, Anet,Erma, Putu, Lames, Ricky dan Hana atas kebersamaan dalam suka maupun duka selama 4 tahun ini yang telah mewarnai hidup penulis dan persahabatan yang begitu indah 8. Kak Irfan yang telah membagi ilmunya kepada penulis serta membantu penulis dalam bidang akademis. 9. Teman-teman Kardhita Crew, Nanin, Vina, Aga, Bagus, Iin, Abdi, serta semua Crew Kardhita atas keceriaan, perhatian, semangat dan kebersamaan selama ini. 10. Windri, Uray, Arie, Apsari, Irwan, Ryan my x-roomate, Fieta atas kebersamaan selama ini, yang selalu bersedia menjadi tempat curahan hati penulis. 11. Rekan satu bimbingan (Anggie P, Lia, Eko, dan Iwed) yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. 12. Seluruh teman-teman Manajemen Angkatan 39 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah. 13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Juni 2006 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA Investasi Reksa Dana Klasifikasi Reksa Dana Reksa Dana Saham Kelebihan Reksa Dana Saham Risiko Reksa Dana Saham Tolak Ukur (Benchmark) Manajer Investasi Portofolio Return dan Risiko Return Risiko Kesesuaian Antara Return dengan Risiko Nilai Aktiva Bersih Pengukuran Kinerja Reksa Dana (Risk Adjusted of Performances) Hasil Penelitian Terdahulu III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengambilan Sampel Metode Pengolahan dan Analisis Data... 25

9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Reksa Dana Saham Perhitungan Return dan Resiko (VaR) Kinerja Pasar Saham Return Reksa Dana Saham dan Pasar Risiko Reksa Dana Saham dan Pasar Kesesuaian Antara Return dengan Risiko Perhitungan Risk Adjusted Measures of Performances Metode Sharpe Metode Treynor Metode Jensen Metode M-Squared Perhitungan Koefisien Determinasi Kinerja Reksa Dana Saham Superior dan Kriteria Superior KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 62

10 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Return reksa dana saham dan pasar (Desember 2004-Desember 2005) Standar deviasi reksa dana saham dan pasar (Desember 2004-Desember 2005) Perhitungan rasio standar deviasi dengan return (Desember 2004-Desember 2005) Perhitungan rasio VaR dengan return (Desember 2004-Desember 2005) Perhitungan kinerja reksa dana saham dan pasar berdasarkan metode Sharpe (Desember 2004-Desember 2005) Nilai kovarian dan beta reksa dana saham (Desember 2004-Desember 2005) Perhitungan kinerja reksa dana saham dan pasar berdasarkan metode Treynor (Desember 2004-Desember 2005) Perhitungan kinerja reksa dana saham berdasarkan metode Jensen (Desember 2004-Desember 2005) Perhitungan kinerja reksa dana saham berdasarkan metode M-Squared (Desember 2004-Desember 2005) Perhitungan koefisien determinasi reksa dana saham (Desember 2004-Desember 2005)... 51

11 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Fluktuasi total NAB reksa dana Periode Alokasi dana kelolaan reksa dana per Desember 2004 dan Desember Kerangka pemikiran konseptual Perkembangan nilai aktiva bersih reksa dana dan reksa dana saham Nilai aset reksa dana saham, obligasi, pasar uang, campuran secara global tahun Pergerakan IHSG periode Desember 2004-Desember Tingkat suku bunga SBI 1 bulan periode Desember 2004-Desember Grafik nilai rasio Sharpe 11 reksa dana saham dan pasar (Desember 2004-Desember 2005) Grafik nilai rasio Treynor 11 reksa dana saham dan pasar (Desember 2004-Desember 2005) Grafik nilai rasio Alpha Jensen 11 reksa dana saham (Desember 2004-Desember 2005) Grafik nilai rasio M-Squared 11 reksa dana saham (Desember 2004-Desember 2005)... 50

12 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Daftar reksa dana saham aktif beserta total NAB (Desember 2004-Desember 2005) Suku bunga SBI 1 bulan periode Desember 2004-Desember Indeks Harga Saham Gabungan periode Desember 2004-Desember NAB Bahana Dana Prima periode Desember 2004-Desember NAB BNI Dana Berkembang periode Desember 2004-Desember NAB Citi Reksadana Ekuitas periode Desember 2004-Desember NAB Danareksa Mawar periode Desember 2004-Desember NAB Manulife Dana Saham periode Desember 2004-Desember NAB Panin Dana Maksima periode Desember 2004-Desember NAB Phinisi Dana Saham periode Desember 2004-Desember NAB Platinum Saham periode Desember 2004-Desember NAB Schroder Dana Prestasi Plus periode Desember 2004-Desember NAB Si Dana Saham periode Desember 2004-Desember NAB TRIM Kapital periode Desember 2004-Desember

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang yang berguna untuk mengantisipasi adanya inflasi yang terjadi setiap tahunnya. Investasi juga dapat diartikan sebagai pembelian suatu aset dengan harapan bahwa aset tersebut akan menghasilkan pendapatan di masa datang. Ada berbagai macam bentuk investasi yang sudah cukup dikenal masyarakat, yaitu tabungan,deposito membeli emas, tanah, dan bangunan. Selain itu, terdapat pula bentuk investasi lain seperti obligasi, valas, saham, dan jenis investasi baru yaitu dalam bentuk reksa dana. Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang cukup menarik bagi investor. Bentuk investasi ini menawarkan beberapa keuntungan bagi investor, antara lain investasi awal yang relatif kecil sehingga memungkinkan semua orang dapat berinvestasi, dan memiliki likuiditas yang tinggi dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Reksa dana, menurut Undang- Undang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Oleh karena itu, melalui reksa dana investor yang memiliki dana terbatas dapat melakukan diversifikasi pada portofolio investasinya sehingga dapat mengurangi risiko dibandingkan jika investor melakukan investasi sendiri. Penanaman modal pada reksa dana dapat dilakukan melalui tujuh jenis reksa dana yaitu, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana terproteksi, reksa dana dengan penjaminan, dan reksa dana indeks. Setiap jenis reksa dana memiliki tujuan investasi dan risiko yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi pada reksa dana, setiap investor perlu mengetahui tujuan investasi dan kemampuan investor menerima risiko.

14 Reksa dana mulai diperkenalkan pada tahun 1996, namun perkembangannya masih sangat fluktuatif, seperti yang terjadi pada tahun 2005 ini yang dapat dilihat pada Gambar Feb- 05 Mar- 05 Jul- 05 Dec- 05 Tahun NAb Reksa Dana (dalam Triliun) Gambar 1. Fluktuasi total NAB reksa dana periode ( Pada awal tahun 2005, reksa dana mencatat nilai aktiva bersih (NAB) yang cukup tinggi yaitu mencapai Rp 113,6 triliun. Namun, sejak bulan Maret 2005 NAB reksa dana mengalami penurunan yang cukup tajam di mana per 22 Desember 2005 hanya sebesar Rp 28,37 triliun (Santi, 2005). Penurunan nilai aktiva bersih disebabkan kondisi perekonomian Indonesia ditandai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta meningkatnya harga minyak mentah dunia yang berdampak pada peningkatan harga bahan bakar minyak domestik. Peningkatan ini menurunkan daya beli masyarakat sehingga terjadi lonjakan tingkat inflasi di Indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat tingkat inflasi (year on year) hingga bulan Desember 2005 mencapai 17,11 persen dibandingkan pada tahun 2004 yang hanya mencapai 6,4 persen ( Peningkatan tingkat inflasi ini mendorong Bank Indonesia untuk melakukan kebijakan moneter dengan meningkatkan tingkat suku bunga BI guna meredam laju inflasi. Meningkatnya suku bunga BI diikuti pula dengan peningkatan suku bunga SBI. Tingkat suku bunga SBI 1 bulan pada bulan Desember 2004 adalah 7,43 persen dan pada bulan Desember 2005 meningkat menjadi 12,75 persen. Peningkatan yang terjadi pada suku bunga SBI ini

15 mengakibatkan terjadinya penurunan harga obligasi. Penurunan ini berdampak pada menurunnya return reksa dana pendapatan tetap sehingga nilai aktiva bersih reksa dana pendapatan tetap mengalami penurunan yang cukup tajam. Penurunan nilai aktiva bersih reksa dana pendapatan tetap mengakibatkan adanya redemption (pencairan unit penyertaan) yang dilakukan oleh para investor. Sehingga alokasi dana kelolaan reksa dana, yang mayoritas dikuasai reksa dana pendapatan tetap, selama Desember 2004 hingga Desember 2005 mengalami perubahan drastis di mana persentase alokasi dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap mengalami penurunan tajam hingga mencapai 50 persen. Dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap menurun dari Rp 87,81 triliun pada Desember 2004 menjadi Rp 13,93 triliun pada Desember Namun demikian, reksa dana saham mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dari Rp 1,8 triliun pada Desember 2004 menjadi Rp 4,93 triliun pada Desember 2005, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pasar uang, 9.1% Campuran, 4.5% Saham, 1.8% Pendapatan Tetap, 84.6% per Desember 2004 (Total : Rp 102,79Triliun) Campuran, 19% Terproteksi, 10% Pendapatan Tetap, 47% Pasar Uang, 7% Saham, 17% per Desember 2005 ( Total : Rp 29,42 Triliun ) Gambar 2. Alokasi dana kelolaan reksa dana per Des 2004 & Des 2005 (Darmawan, 2006)

16 Gelombang redemption yang dialami reksa dana pendapatan tetap membuat investor mencari alternatif investasi lain. Salah satunya adalah reksa dana saham. Walaupun reksa dana saham memiliki risiko yang cukup besar namun dapat menghasilkan return yang lebih besar dari jenis reksa dana lain. Reksa dana saham sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga saham karena 80 persen portofolio investasinya dalam bentuk efek ekuitas. Jenis reksa dana ini sangat cocok untuk investor yang bersifat agresif dan memiliki tujuan investasi jangka panjang. Pada awal Januari 2005, reksa dana saham mampu menghasilkan total return sebesar 35 persen. Hal ini disebabkan makin membaiknya pasar saham di mana pada bulan Januari 2005 IHSG tercatat berada pada posisi 1.000,233 dan pada bulan Juni mulai menguat pada posisi Pada bulan Agustus, sempat mengalami penurunan NAB yang diakibatkan oleh kenaikan harga minyak mentah dunia serta posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang melampaui Rp Namun, penurunan NAB tidak mengakibatkan terjadinya gelombang redemption secara besar-besaran seperti yang terjadi pada reksa dana pendapatan tetap. Sehingga dapat dikatakan reksa dana ini masih memiliki prospek yang cerah, karena pada bulan Desember 2005 kinerja IHSG menguat pada posisi 1162,63 (Wahyana, 2005 dan Di tengah keterpurukan industri reksa dana, para investor seharusnya tidak perlu takut untuk menanamkan modalnya pada reksa dana, khususnya reksa dana saham. Dari Desember 2004 hingga Desember 2005, tercatat 20 reksa dana saham aktif, masih melakukan transaksi selama periode tersebut, 11 diantaranya memiliki dana kelolaan besar (Lampiran 1). Dari 11 reksa dana saham tersebut, para investor mungkin mengalami kesulitan memilih reksa dana yang berkinerja superior yaitu mampu memberikan kinerja di atas pasar serta kriterianya. Oleh karena itu, perlu dikaji kinerjanya dengan melihat return dan risk yang dihasilkan serta excess return-nya (rata-rata return yang dihasilkan di atas rata-rata return investasi bebas risiko) dengan membandingkan pada kinerja pasar, untuk membantu para investor memilih reksa dana saham yang memiliki kinerja superior selama periode Desember

17 2004-Desember 2005 serta memberikan informasi mengenai kriteria dari reksa dana berkinerja superior. Sehingga dapat dijadikan masukan bagi investor untuk dapat berinvestasi di periode mendatang Rumusan Masalah 1. Reksa dana saham berdana kelolaan besar manakah yang mampu memberikan return sesuai dengan risiko (VaR) yang ditanggung dengan membandingkannya pada tolak ukur (IHSG)? 2. Bagaimana kinerja masing-masing reksa dana saham berdana kelolaan besar jika dibandingkan pada tolok ukurnya (IHSG) berdasarkan risk adjusted measures of performances? 3. Seberapa besarkah variasi return reksa dana saham berdana kelolaan besar dipengaruhi oleh variasi return pasar (IHSG) untuk melihat tingkat diversifikasinya? 4. Reksa dana saham yang berdana kelolaan mana yang memiliki kinerja superior berdasarkan kesesuaian antara return dengan risiko (VaR), penilaian kinerja berdasarkan risk adjusted measures of performances, serta uji koefisien determinasi dan bagaimana karateristiknya? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menentukan reksa dana saham berdana kelolaan besar yang mampu memberikan return sesuai dengan risiko (VaR) yang ditanggung dengan membandingkan pada tolak ukur (IHSG). 2. Untuk menilai kinerja masing-masing reksa dana saham berdana kelolaan besar jika dibandingkan pada tolak ukurnya (IHSG) berdasarkan risk adjusted measures of performances. 3. Untuk mengetahui seberapa besar variasi return reksa dana saham berdana kelolaan besar yang dipengaruhi oleh variasi return pasar (IHSG) untuk melihat tingkat diversifikasinya. 4. Untuk mengetahui reksa dana saham berdana kelolaan besar yang memiliki kinerja superior berdasarkan kesesuian antara return dengan risiko (VaR), penilaian kinerja berdasarkan risk adjusted measures of performances, serta uji koefisien determinasi serta menentukan karateristiknya.

18 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, seperti : 1. Umum Diharapkan hasil penelitian ini mampu membantu investor mengetahui reksa dana saham berdana kelolan besar yang memiliki kinerja superior serta karateristiknya. 2. Penulis Dari hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, dan mampu mencari solusi bagi setiap permasalahan yang terjadi pada dunia nyata Batasan Penelitian Dari 20 jenis reksa dana saham yang aktif selama Desember Desember 2005, penelitian ini dibatasi hanya pada jenis reksa dana saham yang memiliki dana kelolaan minimal 50 miliar rupiah per akhir Desember Setelah diseleksi didapat 11 reksa dana saham. Hal ini dikarenakan dengan dana kelolaan yang cukup besar, berarti reksa dana tersebut mendapat kepercayaan yang cukup tinggi dari para investor yang mengindikasikan bahwa reksa dana ini diharapkan mampu memberikan kinerja yang baik. Selain itu, pemilihan reksa dana saham berdana kelolaan besar dikarenakan 98 persen total nilai aktiva bersih didominasi nilai aktiva bersih reksa dana jenis ini (lampiran 1). Untuk mengukur kinerja reksa dana, periode yang digunakan dari Desember 2004 hingga Desember Nilai aktiva bersih diambil pada setiap hari penutupan yaitu hari Jumat. Diasumsikan tidak ada pembagian dividen pada setiap reksa dana karena pembagian dividen bersifat privat dan hanya diketahui oleh investor (data primer). Rata-rata Return menggunakan perhitungan rata-rata geometrik return per periode karena perhitungan ini lebih akurat daripada aritmatik, dapat mereprentasikan return yang konstan untuk menilai kinerja masa lalu. Reksa dana saham melakukan investasi minimal 80 persen pada efek ekuitas (saham) untuk itu diasumsikan tolok ukur (pasar) yang digunakan

19 sebagai pembanding adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena merupakan indikator dari pergerakan harga saham yang dapat berpengaruh pada pendapatan reksa dana saham. Untuk menjaga konsistensi perhitungan, diasumsikan komposisi portofolio selama penelitian tidak berubah atau tetap karena komposisi portofolio tiap reksa dana selalu berubah-ubah setiap saat. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan data sekunder di mana data primer tidak diperoleh karena bersifat privat (tertutup). Dalam perhitungan risiko dengan Value at risk (VaR) diasumsikan bahwa setiap investor melakukan investasi awal sebesar Rp (investasi minimum) pada setiap reksa dana saham. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 99 persen, karena perhitungan kerugian maksimum yang diterima investor dihitung per hari. Selain itu, data yang digunakan untuk metode ini diasumsikan tersebar normal agar dapat mendeskripsikan tingkat kepercayaan sebagai single parameter, α, untuk melihat seberapa jauh penyimpangan nilai dari nilai rata-ratanya. Meski demikian dalam kenyataannya tidak semua data tersebar normal.

20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi menurut Burton G. Malkiel dalam Eko P. Pratomo (2004) adalah Method of Purchasing aset in order to gain profit in the form of reasonably predictable income (dividen, interest or rentals) and/or appreciation over the long term. Selain itu, dapat pula diartikan sebagai sebuah metode dalam membeli suatu aset dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan memprediksikan keuntungan yang akan di dapat di masa datang (Jones, 2000). Investasi dapat pula diartikan sebagai pembelian suatu aset dengan harapan bahwa aset tersebut akan menghasilkan pendapatan di masa datang. Dalam perpektif ekonomi, investasi adalah pembelian suatu barang yang tidak dikonsumsi pada masa sekarang tetapi digunakan di masa datang yang bertujuan untuk menghasilkan kekayaan. Dalam istilah keuangan, investasi adalah pembelian suatu aset moneter dengan maksud aset tersebut akan menghasilkan pendapatan di masa datang dan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya ( Investasi dapat memberikan manfaat bagi kita antara lain (Jones, 2000) : Investasi dapat menghasilkan uang di masa datang. Investasi dapat meningkatkan kesejahteraan baik sekarang maupun yang akan datang. Dengan melakukan investasi, maka investor dapat mengharapkan kemungkinan peningkatan konsumsi di masa datang Reksa Dana Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 ayat 27 mendefinisikan reksa dana sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio oleh manajer investasi. Jones (2000) mengartikan reksa dana dengan an investment company whose capitalization constantly changes as new shares are sold and outstanding shares are redeemed.

21 Klasifikasi Reksa Dana Reksa dana menurut Bapepam dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok berdasarkan profil tingkat risiko dan return serta kebijakan investasinya adalah : 1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds) Reksa dana jenis ini melakukan investasi pada efek yang bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Risiko pada reksa dana ini relatif lebih rendah dibandingkan reksa dana lainnya. Instrumen pada reksa dana ini adalah surat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun, antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito, Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), Commercial Papers, dll. 2. Reksa Dana Obligasi atau Pendapatan Tetap Reksa dana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari reksa dana Pasar Uang. 3. Reksa Dana Saham Reksa dana ini melakukan investasi sekurang-kurangya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Walaupun risikonya lebih tinggi dibandingkan dua jenis reksa dana lainnya, namun reksa dana ini menghasilkan return yang tinggi. 4. Reksa Dana Campuran Reksa dana ini memiliki investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan utang, yang perbandingannya tidak termasuk reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham. Reksa dana ini berisiko tinggi dengan return yang relatif lebih tinggi daripada reksa dana pendapatan tetap. Perbandingan komposisi portofolionya sangat beragam baik dalam efek utang, ekuitas maupun efek pasar uang. 5. Reksa Dana Terproteksi Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang melakukan investasi pada efek bersifat utang yang masuk dalam kategori layak investasi (investment grade), sehingga nilai efek bersifat utang

22 pada saat jatuh tempo sekurang-kurangnya dapat menutupi jumlah nilai yang diproteksi. Di mana jumlah investasi yang terproteksi sekurang-kurangnya sama dengan jumlah investasi awal. 6. Reksa Dana dengan Penjaminan Reksa dana dengan penjaminan adalah reksa dana yang melakukan investasi pada efek bersifat utang yang masuk dalam kategori layak investasi (investment grade) sekurang-kurangnya 80 persen dari nilai aktiva bersih. Di mana manajer investasi dan bank kustodian dengan pihak yang memberikan jaminan (Penjamin/Guarantor) menjamin jumlah investasinya, sekurang kurangnya sama dengan jumlah investasi awal. 7. Reksa Dana Indeks Reksa dana Indeks adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 persen dari nilai aktiva bersih wajib diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut Reksa Dana Saham Reksa dana saham adalah suatu wadah investasi yang menanamkan modalnya minimal 80 persen pada efek saham dan memiliki risiko tinggi. Jenis reksa dana ini sangat cocok pada jenis investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang minimal 3 tahun serta investor yang bersifat agresif, yakni investor yang berani menerima risiko. Adapun keuntungan dari reksa dana saham antara lain (Cahyono, 2004): Investasi awal kecil Pengelolaan portofolio dilakukan oleh perusahaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian Investasi terdiversifikasi dengan otomatis Tidak harus memiliki pengetahuan dan informasi dalam berinvestasi dalam reksa dana ini dibanding berinvestasi secara langsung Saham merupakan bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan (Keown, 2001). Ada dua bentuk dari ekuitas, yaitu :

23 a. Saham Preferen Saham preferen adalah suatu sekuritas hibrida dengan karateristik saham biasa dan obligasi. Sama dengan saham biasa karena sama-sama tidak memiliki tanggal jatuh tempo, dividen yang tidak dibayarkan tidak akan menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan, dan dividen tidak dapat mengurangi pajak. Jumlah dividen yang diterima memiliki batas tertentu, selain itu pemegang saham preferen tidak memperoleh sisa pendapatan perusahaan melainkan terbatas pada dividen tahunan yang telah ditetapkan. b. Saham Biasa Saham biasa menunjukkan kepemilikan dalam perusahaan. Saham biasa tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo, tetapi sebagai pemilik selama perusahaan masih berdiri. Jika terjadi kebangkrutan, pemegang saham biasa tidak dapat menuntut terhadap aktiva sebelum kewajiban terhadap kreditor perusahaan, termasuk pemegang obligasi dan pemegang saham preferen telah dipenuhi Kelebihan Reksa Dana Saham Reksa dana merupakan salah satu sarana investasi, di mana memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan melakukan investasi secara langsung. Adapun kelebihan yang dimiliki reksa dana menurut Jaka E. Cahyono (2004) : 1. Terjangkau Reksa dana merupakan produk investasi yang memberikan kesempatan bagi investor yang memiliki dana terbatas melakukan investasi di pasar modal yang mana jika dilakukan secara langsung membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan reksa dana, investor yang memiliki dana Rp dapat membuka rekening investasi di reksa dana. 2. Sangat Likuid Unit penyertaan reksa dana memiliki likuiditas sangat tinggi sehingga dapat dijual kembali sewaktu-waktu kepada reksa dana.

24 3. Dikelola oleh Profesional dan Murah Investor yang menempatkan dananya pada reksa dana sebagian besar dikarenakan mereka tidak memiliki waktu untuk melakukan analisa dan memiliki pengetahuan terbatas. Reksa dana yang dikelola oleh para pelaku yang profesional membantu para investor untuk melakukannya dengan dukungan sarana dan prasarana yang menunjang. Selain itu, para pelaku profesional itu memiliki akses untuk mencari peluang investasi sehingga akan memperkecil risiko yang akan ditanggung oleh investor. 4. Terdiversifikasi secara Otomatis Reksa dana merupakan kumpulan dana dari para investor. Oleh karena itu, jumlah dana yang besar tersebut dapat dibelikan berbagai macam surat-surat berharga. Maka secara otomatis, dengan reksa dana investasi sudah terdiversifikasi. 5. Kemudahan dalam Alokasi Aset Dalam konsep investasi semakin banyak dana yang ditempatkan maka akan memperoleh banyak kemudahan dan akan memberikan hasil yang lebih besar. Demikian pula yang terjadi pada reksa dana, karena memiliki jumlah dana yang besar maka reksa dana mendapatkan banyak kemudahan. 6. Lebih Aman, diatur Lebih Ketat Reksa dana lebih aman dibandingkan instrumen investasi lainnya karena diatur secara ketat oleh peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam. Selain itu, Bapepam juga menjadi pengawas atas investasi reksa dana agar tidak melewati batas-batas yang telah ditentukan yang bertujuan untuk melindungi investor. 7. Keterbukaan Reksa dana memberikan keterbukaan bagi para investorya. Setiap enam bulan sekali, perusahaan mengeluarkan laporan keuangan dan kondisi portofolio efek reksa dana tersebut. Dengan demikian maka investor dapat mengetahui posisi NAB dan potensi risiko dan hasilnya.

25 Risiko Reksa Dana Saham Sebagai salah satu instrumen investasi, reksa dana saham juga memiliki risiko karena setiap jenis investasi apapun pasti akan memiliki risiko. Adapun risiko yang dihadapi reksa dana menurut Jaka E. Cahyono (2004) adalah 1. Risiko Berkurangnya Nilai UP Tidak ada jaminan bahwa dalam mengelola dana, perusahaan Manajer Investasi akan terus memberi hasil. Nilai unit penyertaan reksa dana dapat naik atau turun sejalan dengan kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas dan efek yang menjadi sarana investasi reksa dana tersebut, misalnya melemahnya kinerja emiten ekuitas bisa membuat harga saham turun dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi turunnya unit penyertaan. 2. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik Perubahan kondisi ekonomi dan politik yang terjadi di Indonesia sangat berpengaruh terhadap pandangan umum terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia termasuk perusahaan yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia. Akhirnya, pandangan umum tersebut dapat membuat investor melikuidasi portofolio efeknya sehingga harga efek tersebut turun. 3. Risiko Likuiditas Perusahaan Manajer Investasi wajib membeli kembali unit penyertaan dari investor. Untuk memenuhi kewajiban ini PMI bisa menjual sebagian portofolio investasinya. Jika pada suatu saat PMI tidak mempunyai uang tunai yang cukup besar untuk membeli kembali UP dari investor dan pada saat yang sama PMI tersebut diijinkan meminjam guna melunasinya. Namun, pinjaman tersebut dibatasi dan disesuaikan dengan kondisi PMI yang bersangkutan. Artinya, jika setelah meminjam sejumlah dana, penjualan kembali oleh investor terus berlangsung maka bisa jadi penjualan kembali tersebut akan tertunda sampai kondisi memungkinkan.

26 4. Risiko Wanprestasi Risiko yang muncul karena kegagalan pihak yang terkait ; emiten, bank kustodian, pialang dalam memenuhi kewajibannya. Kegagalan ini dapat menurunkan nilai aktiva bersih reksa dana. 5. Risiko Berkaitan dengan Peraturan Adanya peraturan yang membatasi reksa dana dalam berinvestasi membuat reksa dana sulit untuk menghindari risiko yang mungkin dihadapinya. Misalnya adanya peraturan tidak diperbolehkan membeli efek di luar negeri mengakibatkan jika pasar modal di Indonesia sedang turun, pengelola tidak dapat memindahkan dananya ke pasar modal luar negeri Tolok Ukur (Benchmark) Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham diperlukan suatu tolok ukur sebagai pembanding, untuk mengetahui reksa dana mana yang memiliki kinerja lebih baik dari tolok ukurnya. Tolok ukur yang digunakan adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). IHSG merupakan barometer pergerakan harga saham keseluruhan baik saham biasa maupun saham preferen yang tercatat pada bursa efek (Kontan, 2005). Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada bursa yang merupakan total perkalian setiap saham yang tercatat dengan harga di bursa efek Jakarta pada hari tersebut. Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari yaitu setelah penutupan perdagangan setiap hari ( Manajer Investasi Manajer investasi, menurut UU no. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 11 adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku ( Manajer investasi (Cahyono, 2004) adalah perusahaan pengelola aset reksa dana baik yang berupa dana maupun dalam bentuk portofolio dengan mendapat ijin usaha dari badan pengawas pasar modal (Bapepam), lembaga pemerintah

27 yang mengawasi pasar modal di Indonesia. Manajer investasi yang disebut juga sebagai perusahaan investasi merupakan perusahaan keuangan yang menjual saham kepada publik dan menggunakan dana tersebut untuk diinvestasikan ke dalam sekuritas portofolio. Manajer investasi melakukan tugas antara lain mengalokasikan dana dari berbagai investor, melakukan diversifikasi portofolio dari aset yang dibeli, dan memberikan berbagai macam pelayanan (Jones, 2000). Manajer Investasi bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusankeputusan investasi, memonitor pasar investasi dan melakukan tindakantindakan yang dibutuhkan (Pratomo dan Nugraha, 2004) Portofolio Portofolio (Markowitz dalam Usman dan Ratnasari, 2004) merupakan sekumpulan aset yang dimiliki oleh investor yang dijadikan sebagai sebuah unit investasi. Teori portofolio menurut Markowitz (1952) menyatakan bahwa secara teoritis risiko dapat dikurangi dengan mengkombinasikan aset ke dalam suatu portofolio Return dan Risiko Return Return merupakan dorongan dalam proses investasi di mana ini merupakan hasil yang diterima dari melakukan investasi (Jones,2000). Expected return dapat juga diartikan sebagai return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang dihasilkan di masa datang. Karena return ini merupakan suatu perkiraan maka return aktual mungkin akan menghasilkan lebih tinggi maupun lebih rendah (Ross et al., 2002). Perhitungan return dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ratarata aritmatik dan geometrik (arithmetic and geometric mean): a. Rata-rata Aritmatik Rata-rata aritmatik dihitung dengan mejumlahkan semua data dan membaginya dengan jumlah data yang diobservasi. Perhitungan dengan aritmatik memiliki kelebihan, yaitu konsep perhitungan sudah dikenal bagi sebagian orang. Namun aritmatik juga

28 memiliki kelemahan, yaitu jika terdapat nilai data pencilan (variasi pada return) yang cukup ekstrem maka hasil dari perhitungan ini tidak merepresentasikan kesemua data atau dapat memberikan hasil yang bias.(levin dan Rubin, 1991). Misalnya, nilai awal investasi adalah 1000, lalu pada tahun t naik menjadi 2000 (naik 100 persen), dan pada tahun t+1, return menurun menjadi 1000 (turun 50 persen). Maka jika digunakan rumus aritmatik, return investor secara keseluruhan naik sebesar 25 % (100+(-50)/2). Perhitungan rata-rata aritmatik sangat cocok untuk mengukur kinerja masa depan (Bodie, Kane, Marcus, 2002). b. Rata-rata Geometrik Pendekatan kedua adalah perhitungan rata-rata geometrik. Perhitungan geometrik dihitung dengan mengalikan kesemua data yang diobservasi lalu dipangkatkan dengan jumlah data yang diobservasi (Levin dan Rubin, 1991). Perhitungan geometrik dapat memberikan hasil yang lebih akurat, seperti pada contoh sebelumnya, hasil yang didapat dengan menggunakan perhitungan geometrik adalah 0. Untuk itu, perhitungan ini sangat cocok untuk menghitung return pada masa lalu karena dapat mereprentasikan return yang konstan yang digunakan untuk menilai kinerja masa lalu (Bodie, Kane, Marcus, 2002). Setelah dihitung rata-rata return per-periode, maka untuk menghitung return selama periode Desember 2004-Desember 2005 (kinerja historis) digunakan metode time weighted rate of return (Pratomo dan Nugraha, 2004) Risiko Risiko (Keown, 2001) adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai atau penyimpangan atas expected return dengan memperhitungkan risiko (standar deviasi). Risiko dapat dibagi dua, yaitu :

29 a. Risiko Unik Perusahaan (Risiko Non-Sistematis) Risiko non-pasar adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi investasi, di mana variabilitas dalam total return sekuritas tidak sepenuhnya berhubungan dengan variabilitas pasar. Risiko ini bersifat unik dikarenakan berkaitan dengan faktor-faktor dari perusahaan seperti risiko bisnis dan risiko keuangan seperti layaknya risiko likuiditas. b. Risiko pasar (risiko sistematis) Risiko pasar adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi investasi. Risiko berkaitan dengan faktor makro yang berpengaruh kepada seluruh jenis sekuritas, di mana variabilitas dalam total return sekuritas berkaitan dengan pergerakan pasar. Risiko ini akan mempengaruhi semua sekuritas yang ada di pasar. Konsep risiko dapat diukur dengan cara sebagai berikut : 1. Standar Deviasi Standar deviasi (Keown, 2001) adalah ukuran lebar dispersi titik tengah distribusi probabilitas atau rata-rata penyimpangan pangkat dua dari setiap kemungkinan return terhadap rata-rata return. Sedangkan menurut Cahyono (2004), standar deviasi merupakan pengukur fluktuasi kinerja reksa dana yang lebih tepat dan berlaku untuk semua jenis reksa dana karena turut memperhitungkan risiko pasar dan non-pasar. Standar deviasi mengukur besarnya penyimpangan dari hasil rata-rata. Semakin besar perubahan yang terjadi, maka standar deviasi portofolio tersebut akan semakin tinggi, yang berarti semakin berfluktuasi pula portofolio tersebut. 2. Value at Risk (VaR) Value at risk didefinisikan sebagai kerugian maksimum yang masih dapat diterima oleh investor ketika memegang suatu sekuritas atau portofolio pada periode dan tingkat kepercayaan tertentu (confidence level). Pengukuran VaR tidak menekankan pada seberapa besar kerugian aktual yang melebihi nilai VaR,

30 karena jumlah kerugian maksimum mungkin terjadi pada keseluruhan portofolio investor, namun metode ini menekankan pada seberapa besar harapan yang kerugian yang masih dapat diterima. Perbedaan antara VaR dan standar deviasi ialah Value at risk mengukur risiko portofolio yang memberikan informasi mengenai seberapa besar kerugian yang masih dapat diterima oleh investor secara moneter. Sedangkan standar deviasi (variasi dari return portofolio) hanya memberikan informasi mengenai seberapa besar variabilitas return investor, dan tidak dapat memberikan informasi mengenai berapa besar kerugian yang dapat diterima secara moneter (Dowd,1998). Sebagian besar metode pengukuran VaR didesain untuk mengukur risiko dengan jangka waktu pendek, misalnya kerugian yang dapat diterima selama satu hari (Crouhy,et al, 2001). 3. Beta Beta mengukur kesensitifan pergerakan portofolio terhadap pergerakan pasar (Ross et al., 2002). Sedangkan menurut Pratomo dan Nugraha (2004), beta menggambarkan sensitivitas perubahan kinerja portofolio dibandingkan dengan kinerja pasar. Dengan kata lain, risiko tersebut disebabkan oleh faktor-faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi semua surat berharga yang ada di pasar, misalnya faktor ekonomi makro (tingkat suku bunga, inflasi, dll) dan politik. Beta merupakan pembanding dengan nilai pasar, di mana nilai beta pasar bernilai 1 (satu). Jika kinerja reksa dana memiliki nilai beta yang sama dengan 1 (satu), maka portofolio reksa dana memiliki tingkat risiko dan return yang sama dengan tolok ukurnya. Jika reksa dana memiliki beta lebih besar dari nilai pasar (misalnya, β = 1,5 ), maka reksa dana akan bersifat agresif karena memiliki volatilitas yang lebih besar daripada pasar, di mana risiko dan return naik lebih besar dari pasar pada saat fase bullish dan turun lebih besar ketika fase bearish. Sebaliknya, jika reksa dana memiliki β lebih kecil

31 daripada pasar (misalnya β = 0,5 ) maka reksa dana akan bersifat defensif, akan naik lebih kecil dari pasar pada saat pasar dalam keadaan bullish dan turun lebih kecil dari pasar jika pasar berada dalam keadaan bearish (Black, 1990) Kesesuaian Antara Return dengan Risiko Untuk mengetahui risiko yang ditanggung sesuai atau tidak, perlu membandingkan dengan return yang dihasilkan di mana dilakukan dengan menggunakan uji coefficient of variation. Coefficient of variation merupakan rasio perbandingan antara standar deviasi dengan return. Untuk mengetahui portofolio mana yang menghasilkan standar deviasi sesuai dengan return, perlu dibandingkan dengan portofolio lainnya (Bodie, Kane, Marcus, 2002) Nilai Aktiva Bersih Ketika manajer investasi mengalokasikan aset yang berasal dari investor individual, mereka juga perlu membagikan klaim atas aset-aset yang dimiliki investor. Para investor membeli saham dari manajer investasi dan kepemilikannya proposional dengan nilai dari saham yang dibeli. Nilai dari setiap saham tersebut disebut nilai aktiva bersih (NAB). Nilai aktiva bersih sama dengan nilai aset yang dimiliki dikurangi dengan kewajiban-kewajiban dibagi dengan saham yang dimiliki reksa dana (Ross et al., 2002). Sedangkan menurut Pratomo dan Nugraha (2004), Nilai aktiva bersih reksa dana dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai masing-masing efek yang dimilikinya, berdasarkan harga pasar penutupan efek yang bersangkutan, kemudian menguranginya dengan kewajiban-kewajiban reksa dana, yaitu biaya manajer investasi, biaya bank kustodian dan biaya lainnya Pengukuran Kinerja Reksa Dana (Risk Adjusted Measures of Performances) Pengukuran kinerja reksa dana hanya didasarkan atas perubahan NAB/unit dan ada tidaknya pembagian dividen. Ada empat metode pengukuran kinerja reksa dana berdasarkan risk adjusted measures of performances dengan memperhitungkan return dan risiko, antara lain metode

32 Sharpe, Treynor, dan Jensen, M 2. Sedangkan koefisien determinasi lebih menekankan pada seberapa terdiversifikasi suatu reksa dana. a. Metode Sharpe Metode Sharpe mengukur kinerja portofolio dengan menghitung rasio excess return ( rata-rata return yang dihasilkan di atas rata-rata return investasi bebas risiko) per standar deviasi. Semakin tinggi nilai rasio Sharpe semakin baik kinerja portofolio, dengan membandingkannya pada nilai yang dihasilkan pasar. Jika hasil perhitungan menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai pasar, maka portofolio (reksa dana) tersebut memiliki kinerja yang inferior, begitu sebaliknya (Jones, 2000). Pengukuran dengan metode Sharpe digunakan untuk investor yang menginvestasikan seluruh total aset yang dimilikinya, karena pengukuran ini memperhitung rata-rata return per total risiko, termasuk risiko nonsistematik. b. Metode Treynor Seperti metode Sharpe, metode Treynor mengukur kinerja portofolio dengan membagi excess return dengan risikonya, tetapi risiko yang digunakan adalah risiko sistematik bukan total risiko dalam hal ini berarti pembaginya adalah beta. Penggunaan risiko sistematik, karena dalam metode ini diasumsikan portofolio telah terdiversifikasi dengan baik. Pengukuran ini tepat, bagi investor yang hanya memiliki sebagian kecil dari total aset yang dimilikinya, untuk itu risiko yang digunakan adalah risiko sistematik. Semakin tinggi nilai rasio Treynor semakin baik kinerja portofolio, dengan membandingkannya pada nilai yang dihasilkan pasar. Jika hasil perhitungan menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai pasar, maka portofolio (reksa dana) tersebut memiliki kinerja yang inferior, begitu sebaliknya (Jones, 2000). c. Metode Jensen Metode Jensen mengukur perbedaan antara return portofolio dengan expected return dengan memperhitungkan risiko pasar (Jones, 2000). Ini berarti menggambarkan seberapa besar manajer investasi mampu menghasilkan kinerja di atas kinerja pasar. Jika reksa dana mampu

33 menghasilkan rata-rata return di atas rata-rata return pasar berdasarkan risiko sistematik, maka nilai alpha akan positif. Dan dapat dikatakan memiliki kinerja yang superior. d. M-Squared (M 2 ) Metode M-squared merupakan variasi atau pengembangan dari metode Sharpe di mana metode ini menghitung seberapa besar rata-rata return suatu portofolio jika memiliki standar deviasi yang sama dengan portofolio pasar atau dengan tolok ukurnya. Metode ini dapat dibandingkan secara langsung dengan return portofolio pasar (rm) dengan tujuan untuk mengetahui apakah kinerja ini reksa dana superior atau inferior (Bodie, Kane, Marcus, 2002). e. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mereprentasikan proporsi dari variasi return reksa dana yang dipengaruhi variasi return pasar yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (Jones, 2000). Jika nilai koefisien determiniasi reksa dana sebesar 0,85, ini berarti bahwa 85 % pergerakan return reksa dana dipengaruhi oleh return tolok ukurnya (pasar). (Sharpe et al., 1990). Jika suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik maka nilai total risikonya atau standar deviasi akan mendekati nilai risiko sistematiknya, di mana peringkat berdasarkan metode Sharpe dan metode Treynor akan menunjukkan peringkat yang sama. Begitu sebaliknya (Jones, 2000) Hasil Penelitian Terdahulu Linda (2004) melalui tesisnya berjudul Evaluasi Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, Reksa Dana Campuran Periode 01 Januari Desember 2003 dengan Metode Sharpe,menganalisis bahwa kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, Reksa Dana Campuran dengan Metode Sharpe diketahui bahwa pengembalian tinggi tidak berarti kinerja tinggi dikarenakan kinerja reksa dana juga melibatkan risiko. Hasil penelitian menyatakan bahwa pada tahun reksa dana campuran terbaik adalah Dana Unggul Investasi Terpercaya sedangkan reksa dana saham memiliki kinerja terendah dikarenakan adanya fluktuasi dari IHSG. Reksa dana saham memiliki pengembalian tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di masa sekarang ini banyak orang berpikir untuk investasi. Banyak juga orang mengatakan investasi tanpa jelas dan mengerti apa itu investasi dan apa contoh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tujuan Investasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Tujuan Investasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Kamaruddin, 2004). Menurut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan mereka memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut terbatas. Manusia membutuhkan sandang,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan usia yang semakin lanjut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Reksa Dana 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan perekonomian suatu negara, perlu dibangun dan dikembangkan. Pembangunan suatu Negara membutuhkan

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 21 Mei 2013 Bursa Efek Indonesia mengalami peristiwa penting dimana IHSG mencapai level 5.251,296 dimana level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA PERIODE JANUARI 2006-APRIL Oleh YAYUK LESTARI H

KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA PERIODE JANUARI 2006-APRIL Oleh YAYUK LESTARI H KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA PERIODE JANUARI 2006-APRIL 2007 Oleh YAYUK LESTARI H24103052 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Reksa Dana Fortis Ekuitas Reksa Dana Fortis Ekuitas mulai efektif pada tanggal 16 Januari 2001, selaku manajer investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat serta karunia-nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan investasi yang semakin maju terutama investasi di pasar modal Indonesia menjadi salah satu alternatif investasi yang menguntungkan. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012).

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia investasi khususnya investasi pada aset finansial mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dibuktikan oleh semakin variatifnya instrumen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan bagaimana mencapai tujuan tersebut Pratomo (2004) Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pihak yang memerlukan dana menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini, masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan mengenai cara menginvestasikan dana yang dimiliki agar dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunan rata-rata sebesar 5,6% (BPS 2015). Peningkatan pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. tahunan rata-rata sebesar 5,6% (BPS 2015). Peningkatan pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pertumbuhan tingkat perekonomian Indonesia yang tinggi maka kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat. Berdasarkan data dari BPS pada tahun 2011 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kegiatan investasi pada instrumen keuangan menjadi suatu pilihan yang banyak dipilih oleh para pemilik modal untuk dapat mengembangkan aset yang mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan masyarakat dalam melakukan investasi. Tingginya tingkat pengembalian dari instrumen investasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung

Lebih terperinci

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan BAB IV METODE RISET 4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah salah satu jalan untuk menempatkan dana atau uang dengan harapan kita akan mendapatkan keuntungan atau tambahan tertentu atas dana atau uang tertentu.

Lebih terperinci

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh: REKSADANA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang Disusun Oleh: Fitria Mayasari Evi Atikah Sari Arif Puji Utomo B.241.09.0051 B.241.10.0017 B.241.10.0047 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi pada khususnya. Jika di masa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi 1) Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan

Lebih terperinci

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) Oleh: DEDEN MULYANA Disampaikan pada Seminar Bulanan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 15 Mei 2013 Pendahuluan Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penilaian kinerja suatu organisasi sangat perlu dilakukan untuk memperoleh informasi tentang bagus atau tidaknya kinerja suatu organisasi. Kinerja merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana

Lebih terperinci

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. 2 Fungsi Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi Indonesia selama tahun 2003 ternyata mampu bertahan dan mengalami pertumbuhan walaupun menghadapi situasi yang kurang menguntungkan bagi pemulihan perekonomian

Lebih terperinci

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 Indonesia cukup beruntung, karena menjadi negara yang masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif tahun 2009 sebesar 4,4 % di tengah krisis keuangan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS KINERJA REKSA DANA PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN Nama : Pricilia Meidy Sapulete NPM : 28211722 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi mempunyai peranan yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tanpa adanya investasi maka pertumbuhan perekonomian suatu negara akan berhenti.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu pilar ekonomi di Indonesia yang dapat menjadi penggerak perekonomian nasional melalui peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan sektor ekonomi global saat ini didominasi oleh peranan pasar modal. Globalisasi telah memungkinkan hubungan saling terkait dan saling mempengaruhi dari hampir

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan 11 BAB II DISKRIPSI REKSA DANA 2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan

Lebih terperinci

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan di berbagai bidang yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini dapat terlihat dari berbagai ragam sarana investasi yang ditawarkan kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi berkaitan dengan Penanaman dana yang dilakukan suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksa Dana Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund manager), memilih berbagai jenis investasi yang ada ke dalam portfolionya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada april 2009 menjadi Rp 1,857 triliun pada September 2009.

BAB I PENDAHULUAN. pada april 2009 menjadi Rp 1,857 triliun pada September 2009. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Indonesia adalah masyarakat penabung. Hal tersebut dapat dilihat dari data jumlah dana pihak ketiga yang parkir di bank-bank sangatlah besar.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian Indonesia, masyarakat dunia semakin menyadari kebutuhannya untuk berinvestasi. Hal ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci