BAB III TINJAUAN UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TINJAUAN UMUM"

Transkripsi

1 BAB III TINJAUAN UMUM A. Tinjauan kota Bojonegoro 1. Keadaan Fisik dan Lingkungan Geografis Gambar 20 : Peta Bojonegoro Sumber : Kabupaten Bojonegoro merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Timur dengan jarak ± 110 km dari ibukota Propinsi jawa Timur yang memiliki luas 2.307,06 km² dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar jiwa (proyeksi Dinkes Prop. Jawa Timur & BPS Prop. Jawa Timur). Kabupaten Bojonegoro terletak pada posisi 6º59 sampai dengan 7º37 lintang selatan dan 111º25 sampai 112º09 Bujur timur. Secara administrative pemerintahan kabupaten Bojonegoro memiliki wilayah sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Tuban Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Lamongan Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten madiun, Nganjuk, dan Jombang 45

2 Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Ngawi dan Kabupaten Blora (Jawa Tengah). Kabupaten Bojonegoro dibagi menjadi 27 wilayah kecamatan dan 430 Desa/kelurahan yang rincianya adalah sebagai berikut : Table 3.kecamatan dan Jumlah desa Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 no Nama Kecamatan Jumlah desa/kelurahan Balen Baureno Bojonegoro Bubulan Dander Kalitidu Kanor Kapas Kasiman Kedungadem Kepoh baru Malo Margomulyo Ngambon Ngasem Ngraho Padangan Purwosari Sugihwaras Sumberrejo Tambakrejo Temayang Trucuk Sukosewu Godang Sekar Kedewan 25 7/ Sumber : BPS kabupaten Bojonegoro Wilayah Bojonegoro secara topografi terbagi menjadi dataran rendah yang meliputi sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo dan dataran tinggi di bagian selatan meliputi sepanjang kawasan Gunung Pandan, Kramat, dan 46

3 Gajah. Secara keseluruhan 81,29% berada pada ketinggian 25m atau lebih. Luas wilayah dengan kemiringan 2 s/d 14,99% sebesar 36,16%. Sebanyak 8,74% wilayah memiliki kemiringan kurang dari 2%. Dari wilayah tersebut, 32,53% digunakan untuk sawah dan 42,53% untuk hutan Negara. 2. Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 dari tahun sebelumnya 0,6 % (menurut BPS), lalun pertumbuhan penduduk Kabupaten Bojonegoro tahun 1990 sebesar 1,00 per tahun dan pada tahun 2000 sebesar 0,48 per tahun. Hasil perhitungan laju pertumbuhan penduduk tahun 2006 sebesar 0,14 per tahun. Jumlah penduduk kabupaten Bojonegoro pada tahun 2003 sebanyak jiwa.pada tahun 2004 jumlah tersebut mengalami peningkatan mencapai jiwa.sedangkan jumlah penduduk tahun 2005 mencapai jiwa.jumlah penduduk kabupaten Bojonegoro terus meningkat pada tahun 2006, jiwa dan pada tahun 2007, jiwa pada tahun jiwa. Jika digambarkan dalam grafik akan tampak sebagai berikut : Gambar 21 Jumlah penduduk kabupaten Bojonegoro Tahun Kepadatan penduduk Luas kabupaten Bojonegoro adalah 2.307,06 km², dengan kepadatan penduduk kabupaten bojonegoro adalah 545 jiwa/km² dengan kisaran antara 158 (kecamatan Margomulyo) 3255 (kecamatn Bojonegoro). Sebagai 47

4 pembanding kepadatan penduduk tahun jiwa/km² dan tahun ,75 jiwa/km². Wilayah kecamatan dengan kepadatan penduduk > 1000 jiwa/km² adalah kecamatan kota Bojonegoro, Balen, Baureno, dan kapas. Sedangkan kepadatan penduduk < 200 jiwa/km² adalah kecamatan margomulyo,bubulan dan sekitarnya. Luas wilayah kecmatan yang paling besar adalah tambakrejo (209,52 km²) dan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah kecamatan padangan dengan luas 42km². berikut kepadatan penduduk tiap kecamatan di kabupaten Bojonegoro tahun 2008 : Gambar 22: Kepadatan penduduk tiap kecamatan Bojonegoro tahun 2008 Sumber : Pdf Kabupaten Bojonegoro Laju perekonomian Kabupaten Bojonegoro Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro meningkat dalam kurun waktu tahun 2008 hingga Peningkatan itu sekitar 5,89% pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 6,66% pada tahun 2011.Prosentase itu dengan ketentuan non migas. Sedangkan pada tahun 2009 sebesar 10,44% meningkat pada tahun 2011 menjadi 13,83% pada sektor migas.hal mendasar yang mempengaruhi progres laju pertumbuhan ekonomi daerah di antaranya adalah 48

5 peningkatan signifikan pada beberapa sektor produksi. Serta dorongan dari terkendalinya tingkat inflasi.tahun 2008 saja, tingkat inflasi di Kabupaten Bojonegoro mencapai 11,06%. Sedangkan pada tahun 2011 menurun menjadi 4,17%.Sementara capaian Produk Domestik Bruto (PDRB) tahun juga terus mengalami kenaikan. Mulai dari PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2008 dengan migas mencapai Rp13,708 triliun dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi Rp25,110 triliun.sedangkan PDRB atas dasar harga konstan dengan migas tahun 2008 mencapai Rp6,6 triliun dan Rp9,252 pada tahun Untuk pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku tanpa migas tahun 2008 mencapai Rp9 juta dan pada tahun 2011 mencapai Rp12 juta.dengan demikian, kalkulasi sisi Pendapatan Regional Perkapita per bulan untuk tahun 2011 mencapai Rp Kondisi ini sudah diatas angka Upah Minimum Kabupaten (UMK) Rp ditahun 2011," ungkapnya. (blog.bojonegoro.com) 5. Potensi kegiatan perdagangan dan jasa Kabupaten Bojonegoro memiliki investasi daerah yang baik berupa potensi sumberdaya alam maupun potensi sumberdaya manusia. Kabupaten bojonegoro yang merupakan slaah satu dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur yang mempunyai potensi unggulan diantaranya adalah: a. Pertanian Dalam bidang pertanian kabupaten Bojonegoro adalah salah satu kabupaten yang memiliki sumber daya pertanian yang sangat melimpah yang kita dapat lihat dari data table berikut ini : Tabel 4 : hasil pertanian Kabupaten Bojonegoro no komoditas Produksi Luas lahan produktivitas 1. Padi ,41 ton/tahun ha 5,133 ton/ha gkg 2. Jagung ,24 ton ha 4,230 ton/ha 3. Ubi kayu ,95 ton ha 28,688 ton/ ha 4. Kedelai ton ha 1,157 ton/ha 5. Ubi jalar 7.213,86 ton 162 ha 44,530 ton/ha 6. Kacang tanah 2.217,58 ton ha 1,196 ton/ha 7. Kacang hijau 3.289,51 ton ha 0,798 ton/ha Sumber : kab. Bojonegoro,

6 Hasil pertanian kabupaten Bojonegoro menjadi unggulan dari berbagai komoditi yang ada dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain di sekitar kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Bojonegoro dijuluki Lumbung padi oleh pemerintah provensi Jawa Timur setelah pasuruan. Hasil pertanian kabupaten Bojonegoro didistribusikan ke pasar unit kota Bojonegoro dan juga didistribusikan ke pasar antar kabupaten seperti Ngawi, Cepu, Blora, dan Rembang. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Bojonegoro memiliki potensi pertanian. b. Hortikultura Selain potensi pertanian kabupaten Bojonegoro juga memiliki potensi Hortikultura yang tidak kalah dengan potensi pertanianya dan juga menjadi keunggulan kabupaten ini yang dapat kita lihat pada table berikut : Table 5 : Hasil Holtikultura Kabupaten Bojonegoro no Komoditas produktivitas 1. Belimbing kuintal 2. Mangga kuintal 3. Salak kuintal 4. Pisang kuintal 5. Papaya kuintal 6. Cabe merah 5.20 kuintal No. Komoditas Produktivitas 7. Tomat kuintal 8. Bawang merah kuintal 9. Terong kuintal 10. Ketimun kuintal Sumber : kab.bojonegoro 2013 pdf. Dari table di atas dapat kita simpulkan bahwa Holtikultura di Kabupaten Bojonegoto cukup melimpah dengan komuditas pisang yang sangat melimpah. Pemanfaatan lain dari hasil holtikultura tersebut menjadi satu jajanan khas kabupaten Bojonegoro yaitu Ledre, yang distribusinya sudah mencakup kota besar seperti Gresik hingga Surabaya. 50

7 c. Perkebunan Masih memngeksplorasi tentang potensi Kabupaten Bojonegoro memiliki hasil perkebunan yang saat ini menjadi pengembangan dan sorotan pemerintah kabupaten Bojonegoro antara lain : Kelapa sawit dengan luas lahan tanam ha dengan potensial lahan sekitar ha dan produksi ton yang diproduksi di seluruh kecamatan Bojonegoro, kapun randu dengan luas tanam ha dan produksi 241,288 ton yang diproduksi di seluruh kabupaten Bojonegoro kecuali kecamatan bojongegoro, hasil tembakau yang menjadikan Bojonegoro supplier bahan tembakau bagi PT. Gudang Garam dan PT Sampoerna dengan produktivitas ,78 ton, dan hasil perkebunan lain yang terdapat di Kabupaten Bojonegoro adalah Tebu dengan luas tanam 753 ha dengan produksi ton. d. Peternakan Populasi sapi potong di Kabupaten Bojonegoro mencapai ekor dengan produksi daging sebesar ton yang diproduksi hampir di seluruh kabupaten Bojonegoro.Kambing dengan populasi ekor dan domba ekor yang tersebar di seluruh kabupaten Bojonegoro memiliki tingkat produksi yang cukup tinggi yaitu mencapai untuk kambing ton dan domba ron, selain itu komuditas ayam dan telur mencapai populasi ekor dengan produksi ton dan telur 628,97 ton setiap panen menjadikan peternakan kabupaten Bojonegoro dapat dikatakan cukup baik. e. Perikanan Produksi ikan air tawar di kabupaten Bojonegoro di bagi menjadi beberapa komoditas yaitu komoditas penangkapan perairan umum 740,08, budi daya ikan kolam 1.053,6 ton, produksi ikan sawah/tambak 328,6 ton, produksi benih ikan balai benih ekor sedangkan di kolam pemisahan ikan mencapai ekor. f. Potensi Industri makanan Kabupaten Bojonegoro dikenal memiliki sentra produksi makanan khas yaitu Ledre yang diproduksi oleh industry rumahan sekitar 110 unit dengan produktivitas sebanyak per tahun dengan tenaga kerja 220 orang yang sudah dipasarkan ke kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang 51

8 hingga luar Jawa. Industry rengginang singkong dan bekicot menjadi komuditas baru yang mewarnai per industrian di Kabupaten Bojonegoro yang dapat mendistribusi hasil produksinya hingga mencapai ekspor ke manca Negara seperti Amerika, Kanada, Afrika hingga Taiwan. g. Industri Hasil Hutan Kabupaten Bojonegoro juga dikenal dengan kerajinan kayu jatinya yang memiliki sentra produksi meuble dan ukiran di desa sukorejo yang distribusinya mencangkup kota Bojonegoro hingga luar negeri. Salah satu produk unggulanaya adalah tunggak jati/gambol sentra industi kayu kerajinan yang dapat di jumpai di desa Geneng Kecamatan margomulyo ini sudah mencapai prestasi pasar Ekspor seperti Jerman dan Pasar Eropa. h. Industi lainya Industry batuk onyx yang berasal dari rekahan-rekahan yang mengandung batu onyx berada di desa Jari kecamatan Gondang menempati areal seluas 335ha dengan potensi produksi m² dan ada pula potensi indusri batik jonegoroan yang diluncurkan pada tanggal 29 Desember 2009 menjadi batik khas yang ada di Bojonegoro dengan produksi potong batik cap per hari. 6. Potensi pertambangan dan galian Wilayah Bojonegoro memiliki potensi galian yang meliputi gypsum, bentonit, fosfat, batu gamping, pasir serta tanah urug. Disamping itu terdapat batu gunung dan batu lempung, gypsum memiliki cadangan seluas 446 ha di kecamatan Purwosari dan Ngasem.Bentonit tersebar di kecamatan Temayang, Bubulan, dan dander dengan jumlah 466ha. Sepanjang sungai bengawan solo merupakan cadangan pasir yang tak terukur jumlahnya, sedangkan tanah urug dengan cadangan 14,5 ha tersebar di beberapa wilayah salah satunya desa Geneng kecamatan Margomulyo. Sementara tambang minyak bumi dan gas alam terdapat di Block wilayah cepu dan wilayah Sukowati. Di Block cepu (kecamatan Ngasem, Desa Mojodelik, Brabohan dan Wonorejo) memiliki potensi minyak dan gas alam sebanyak 250 juta barel dengan estimasi produksi sampai barel per hari dengan masa produksi 20 tahun. Untuk wilayah Sukowati 52

9 terdapat potensi minyak bumi dan gas alam 35 MMBOE dengan estimasi puncak produksi barel per hari.(kab.bojonegoro-2013 Pdf.) B. TINJAUAN PASAR UNIT KOTA BOJONEGORO 1. Pasar Unit kota di Kabupaten Bojonegoro Gambar 23 : Peta Lokasi Pasar Unit kota Bojonegoro Sumber : Pasar daerah Bojonegoro yang sering dikenal juga sebagai pasar Unit Kota Bojonegoro ini bangunanya sudah berdiri sejak tahun 1993, dan mulai dikelola oleh perusahaan daerah kabupaten Bojonegoro sejak tahun 2005 sampai tahun Sebelum dikelola oleh perusahaan daerah kabupaten Bojonegoro, pasar tradisional Bojonegoro tersebut dikelola oleh dinas pendapatan daerah hingga tahun 2005, yang membawahi 12 pasar daerah dan salah satunya pasar kota Bojonegoro, adapun data pasar tradisional yang tersebar di Kabupaten Bojonegoro yang dibawahi oleh perusahaan daerah kabupaten Bojonegoro sebagai berikut: Tabel 6 : Pasar Tradisional yang tersebar Di kabupaten Bojonegoro no Nama Pasar tradisional Lokasi pasar 1. Pasar Kalitidu Kec. Kalitidu 2. Pasar unit Kota Bojonegoro Kec. Bojonegoro 3. Pasar Padang Kec. Trucuk 4. Pasar Sumberejo Kec. Trucuk 5. Pasar Banjarjo Kec. Trucuk 6. Pasar Sukosewu Kec. Sukosewu 7. Pasar Kepoh Kec. Kepohbaru 53

10 No. Nama Pasar tradisional Lokasi Pasar 8. Pasar Banjarrejo Kec. Bojonegoro 9. Pasar Nglumber Kec. Kepohbaru 10. Pasar Bulu Kec. Sugihwaras 11. Pasar Balen Rejo Kec. Balen Sumber : P.D pasar Bojonegoro 2. Data eksisting Pasar Unit kota Bojonegoro Lokasi penelitian terfokus pada pasar Unit kota Bojonegoro. Pasar unit Kota Bojonegoro berada di jl. Pasar No. 01. Kelurahan Ledok Wetan Kecamatan Bojonegoro dengan setatus pasar adalah pasar daerah. Adapun data umum pasar Unit Kota Bojonegoro sebagai berikut : Luas lahan : m² Luas bangunan : m² Jumlah Stand ; 208 Jumlah los : 1082 Jumlah lesehan : 422 Jumlah pedagang : 1469 Status tanah : P.D Pasar Bojonegoro Fasilitas umum yang ada di Pasar Unit Kota Bojonegoro antara lain: Lahan parkir : 1861 m² Bongkar muat : 3 lokasi MCK : 2 lokasi 12 m² Mushola : 1 TPS : 1 Pasar Unit Kota Bojonegoro memiliki batas wilayah antara lain: Sebelah Utara : aliran sungai Bengawan Solo Sebelah Timur : Jalan Pasar Sebelah Barat : Jalan KH. Hasyim Ashari Sebelah Selatan : Perhutani dan Kantor Polantas Kab. Bojonegoro (sumber : P.D Pasar Kabupaten Bojonegoro) 54

11 Kawasan pasar unit kota Bojonegoro merupakan kawasan pusat perdagangan dan ruang publik Kota Bojonegoro yang di sekeliling kawasan tersebut banyak terdapat pertokoan dan ruang pedagang kakilima. Dari keterangan tersbut dapat disimpulkan bahwa kawasanan tersebut merupakan sentral perdagangan dan ruang usaha bagi masyarakat Bojonegoro. Dari data umum pasar Unit kota Bojonegoro terdapat 1692 pedagang pasar yang di klasifikasikan menjadi 2 tipe pedagang antara lain pedagang kering yaitu pedagang yang menjual dagangan seperti konveksi, sepatu, sandal, perhiasan, dan barang pecah belah. Pedagang basah yaitu pedagang yang menjual dagangan seperti sayur, buah, daging, ikan, jajanan, warung, dan selep/ penggilingan. Adapun data jumlah pedagang kering dan basah berikut ini : Table 7 : klasifikasi pedagang kering dan Basah No. Jenis pedagang Jumlah Pedagang 1. Pedagang Kering Pedagang Basah 958 Total : 1469 Sumber : P.D Pasar Kab. Bojonegoro Tabel 8. Data jumlah pedagang pasar unit kota Bojonegoro No. Komoditas dagangan Jumlah pedagang keterangan 1. Sembako 144 Kios/los 2. Kelontong 15 Kios/los 3. Sayuran basah 240 Los 4. Sayuran kering 83 Los 5. Buah-buahan 252 Kios/los 6. Hasil bumi/umbi-umbian 229 Kios/los 7. Daging sapi/kambing 28 Kios/los 8. Daging ayam 39 Kios/los 9. Ikan basah 37 Los 10. Ikan kering 36 Los 11. Bumbu dapur 80 Kios/los 55

12 No. Komoditas dagangan Jumlah pedagang keterangan 12. Tahu tempe mentah 45 los 13. Warung makan 34 Kios 14. Makanan basah 29 Los 15. Makanan kering 27 Kios 16. Aneka penggilingan 14 Kios/los 17. Gula jawa 12 Los 18. Pabrik es 4 Kios 19. Toko buku 26 Kios 20. Toko pakaian 36 kios 21. Toko sepatu/sandal 35 kios 22. Toko abrak 28 kios 23. Toko emas 9 kios 24. Toko aneka plastik 15 kios 25. Toko jam dan kacamata 17 Kios 26. PKL/lain-lain 47 Los Jumlah 1469 Sumber : P.D pasar unit kota Bojonegoro Kepala pasar Galuh Firmasnyah A.P, SH 3. Tinjauan umum dan fenomena pasar Unit Kota Bojonegoro Pasar unit kota Bojonegoro adalah pusat perdagangan induk dari 12 pasar yang tersebar di kecamatan Bojonegoro. Pasar Kota Bojonegoro menjadi salah satu jalur penghubung antara pasar daerah dengan pasar kota dan lebih banyak dikunjungi oleh masyarakat Bojonegoro. Daya jual pasar Kota Bojonegoro berbeda dengan pasar yang berada di daerah pinggiran atau daerah pedesaan, mayoritas pembeli datang dari masyarakat kota Bojonegoro yang terbilang memiliki daya beli lebih tinggi dibandingkan masyarakat pedesaan oleh karena itu pasar kota Bojonegoro menjadi tujuan dari pedagang pasar daerah karena daya jualnya yang tinggi. Namun akhir-akhir ini pasar Kota Bojonegoro mengalami pasang surut pengunjung yang diawali dengan menurunya minat masyarakat kota Bojonegoro untuk berbelanja di pasar tradisional karena maraknya 56

13 pasarmodern dan swalayan yang berada di Wilayah Kabupaten Bojonegoro, membawa dampak yang cukup terasa bagi pasar tradisional di wilayah setempat. Salah satunya mengakibatkan penurunan pengunjung pasar. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah setempat terus menggalakkan berbagai usaha agar pasar tradisional mampu eksis bersaing dengan pasar modern. Menurut Kepala Pasar Unit Kota Bojonegoro Bapak Nur Cholis Masjid beliau mengutarakan sejauh ini pasar tradisional terasa kurang diminati lantaran pasar modern memiliki banyak kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan kepada konsumen. Lokasi swalayan maupun pasar modern tersebar dan mudah diakses, bahkan tingkat kebersihannya pun terjaga, selain itu, kondisi pasar tradisional yang terkesan kumuh dan kurang perawatan menjadi salah satu faktor yang mengurangi nilai pasar itu sendiri. Dan beliau menambahkan, sebenarnya pasar tradisional merupakan aset yang penting bagi suatu wilayah karena langsung bersentuhan dengan ekonomi masyarakat.namun, sarana dan prasarana dan kondisi yang kurang nyaman membuat daya saing pasar tradisional turun.saya harap pemerintah bisa meningkatkan kualitas sarana untuk mengembalikan minat pembeli agar kembali berbelanja di pasar tradisional, salah satunya memperbaiki seluruh sarana dan prasarana pasar, Harapan beliau. (sumber : wawancara langsung Bapak Nur Cholis Masjid selaku Kepala Pasar Bojonegoro) Adapun hasil wawan cara langsung dengan komunitas pedagang yang ada di dalam pasar Kota Bojonegoro untuk menambahkan beberapa argumen menyikapi fenomena yang ada pada pasar Bojonegoro sebagai berikut : menurut pedagang baju yang menempati stand pertama dekat pintu masuk pasar Toko Betta fashion Umi Atun mengutarakan kondisi pasar kota Bojonegoro ini semakin sepi, mungkin karena banyaknya pasar modern seperti KDS (nama salah satu swalayan di Bojonegoro) yang sekarang lebih ramai dikunjungi oleh masyarakat. Tempat dan lingkunganya yang sudah bisa dibilang seperti mall menjadikan pasar Bojonegoro tertinggal. Sejak saya berjualan pertama kali di pasar Kota Bojonegoro ini tidak ada 57

14 perkembagnan sama sekali entah itu bangunanya maupun fasilitas yang ada di pasar Kota Bojonegoro ini bahkan semakin lama semakin memburuk, Ujar Umi atun. (sumber : wawancara langsung dengan salah satu pedagang pasar) Dari hasil beberapa wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa perlunya pengkajian terhadap fenomena permasalahan yang muncul yang disebabkan oleh menurunya kelayaknan bangunan pasar Unit Kota Bojonegoro dan memerlukan peremajaan atau renovasi bangunan pasar Unit Kota Bojonegoro sehingga dapat bersaing dengan pasar modern yang kini marak berkembang di Kota Bojonegoro. Selain itu fenomena ini menarik untuk kami kaji demi membentuk kembali antusias masyarakat Bojonegoro tentunya untuk kembali menghidupkan pasar tradisional yang merupakan aset bagi daerah Kabupaten Bojonegoro. 4. Data eksiting dan kondisi Bangunan pasar unit Kota Bojonegoro Gambar 24: Data analisa eksisting Pasar unit kota Bojonegoro Sumber : Rizal, 2016 gambar ini adalah kondisi eksisting pasar kota Bojonegoro, letak pasar kota Bojonegoro yang bersebrangan langsung dengan alun-alun kota Bojonegoro menjadikan pencapaian yang sangat mudah bagi masyarakat dan mudah diketahui letaknya. 58

15 Dan berikut ini adalah kondisi penampakan pasar unit kota Bojonegoro: Gambar 25 : eksisting pasar area parkir Sumber: data P.D pasar redraw autocad Salah satu dari penampakan pasar unit kota Bojononegoro adalah gamabar dan foto di atas. Foto di atas menunjukan beberapa aktivitas pasar dan kondisi jalan pasar yang sering mengalami permasalahan crowded yang disebabkan oleh kegiatan parkir mobil dan bongkar muat ditambah dengan banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang jalan. Jelas dengan adanya aktivitas tersebut sering terjadi kemacetan di area ini.kurangnya lahan parkir dan kesadaran para pedagang untuk tidak melakukan aktivitas bongkar muat di sepanjang jalan tersebut menjadi persoalan yang menyebabkan terganggunya arus lalu lintas di jalan pasar. Untuk itu di perlukan lahan parkir yang mampu menampung kegiatan parkir dan bongkar muat agar tidak menggangu lalu lintas di pasar unit kota Bojonegoro, dan dapat menambah kenyamanan pengunjung untuk berbelanja di pasar unit Kota Bojonegoro. 59

16 Gambar 26: eksisting pasar Sumber: data P.D pasar redraw autocad Gamabr dan foto di atas masih mengenai crowded yang disebabkan kurangya lahan parkir dan permasalahan yang muncul dari tukang becak yang memarkir becaknya yang hampir memakan separuh jalan dan tentu saja menambah keruwetan di pasar Unit Kota Bojonegoro. Gambar 27 : eksisting pasar kondisi bangunan Sumber: data P.D pasar redraw autocad 60

17 Gamabar dan foto di atas menunjukan kondisi toko yang ada di dalam pasar. Kondisi toko yang seharusnya memiliki penerangan yang baik serta sirkulasi udara yang baik tidak dapat dirasakan di dalam pasar unit kota Bojonegoro. Kondisi bangunan pasar Bojonegoro yang memperhantikan terlihat dari bangunan yang mulai rusak dan kumuh jelas terlihat pada foto di atas.untuk menarik minat pengunjung untuk datang kepasar unit Kota Bojonegoro ini diperlukan peremajaan dan perbaikan pasar. Gambar 28 : eksisting pasar penataan kios dan los Sumber: data P.D pasar redraw autocad Kondisi pasar yang kumuh dan semrawut terlihat pada foto di atas, kurangnya kesadaran pedagang untuk menjaga kebersihan menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam sebuah pasar, tingkat kebersihan pasar mempengaruhi kenyamanan pengunjung saat berbelanja.bau yang tidak sedap kondisi sirkulasi yang kotor dan semrawut menjadikan pasar Kota Bojonegoro mulai kehilangan pengunjung yang tentu saja berdampak pada perekonomian pedagang pasar maupun pendapatan daerah. 61

18 Gambar 29 : eksisting pasar Sumber: data P.D pasar redraw autocad Kondisi stand dan los yang dapat dikatakan tidak layak lagi untuk digunakan memperburuk kondisi pasar Kota Bojonegoro yang menjadi sentral industri perdangan di Kabupaten Bojonegoro, terlihat pada foto diatas sanitasi yang tersumbat dan atap pasar yang seadanya menjadikan pasar Unit Kota Bojonegoro untuk di perhatikan kondisi bangunanya dan diperlukanya renovasi menyeluruh pada stand dan los yang tidak layak lagi digunakan. Foto :fasilitas umum pasar Bojonegoro 62

19 Foto :Lingkungan warung di dalam pasar Kondisi fasilitas umum yang kurang memadahi terlihat pada foto diatas yang seharunya fasilitas ini menjadi sarana pendukung bagi pengunjung maupun pedagang. Kondisi tempat pedagang makanan yang tidak diperhatikan tingkat kebersihanya menjadikan pengunjung enggan untuk datang membeli makanan di dalam pasar. Dari tempat yang kotor dan lingkungan yang buruk tentu saja makanan yang dijual juga akan tidak sehat. Kondisi ini seharusnya dapat difasilitasi dengan baik oleh pengelola pasar. Berdasarkan kondisi yang sudah dipaparkan di atas, terlihat beberapa kekurangan pasar Unit kota Bojonegoro yang memerlukan perbaikan atau renovasi. Oleh karena itu, diperlukan perancangan sebuah pasar yang mampu memberikan wajah baru terhadap pasar Unit Kota Bojonegoro serta memperbaiki image sebuah pasar tradisional yang dikenal kumuh dan kotor. 63

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang tergolong besar di dunia. Indonesia juga termasuk dalam negara dengan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

1 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOJONEGORO 2 KEGIATAN : Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskeswan 3 LATAR BELAKANG

1 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOJONEGORO 2 KEGIATAN : Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskeswan 3 LATAR BELAKANG KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) USULAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2018 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TERNAK KEGIATAN: PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESWAN 2018 1 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : 1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Ciamis, secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 0 20 sampai dengan 108 0

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Ramalan II 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Ramalan II 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 74/11/35/Th XIII, 2 November PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Ramalan II ) A. PADI Angka Ramalan (ARAM) II produksi Padi Provinsi Jawa Timur tahun sebesar 13,05 juta ton Gabah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PASAR INDUK KRAMAT JATI

V GAMBARAN UMUM PASAR INDUK KRAMAT JATI V GAMBARAN UMUM PASAR INDUK KRAMAT JATI 5.1 Manajemen Pasar Induk Kramat Jati Pasar Induk Kramat Jati dengan dasar hukum menurut Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3 tahun 2009 tanggal 28 Juli

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 50 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Sumatera Barat Sumatera Barat yang terletak antara 0 0 54' Lintang Utara dan 3 0 30' Lintang Selatan serta 98 0 36' dan 101 0 53' Bujur Timur, tercatat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Rokan Hilir merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bengkalis dengan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN (PENGAWASAN TEKNIS)

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN (PENGAWASAN TEKNIS) DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN (PENGAWASAN TEKNIS) Nama Selesai 8 9 1 Pengawasan Rehabilitasi SDN Besah II Kec. Kasiman Sipil Dinas PU 640/289/PWS.BPG/412.34/2015 15.526.000,00 20 April 2015 17 Agustus 2015

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi. IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, secara makro Kabupaten Sleman terdiri dari daerah dataran rendah yang subur pada bagian selatan,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara administratif Kupang adalah sebuah kotamadya yang merupakan ibukota dari propinsi Nusa Tenggara Timur, dan secara geografis terletak antara 10º39 58

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perolehan pangan yang cukup baik dalam jumlah maupun mutu merupakan sesuatu yang penting bagi setiap manusia agar dapat hidup secara berkualitas. Oleh karena itu hak atas kecukupan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis 33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN JOMBANG I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas Batas Wilayah Secara administrasi, Kabupaten Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri dari 302 desa 4 kelurahan serta 1.258 dusun. Luas wilayah

Lebih terperinci

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN 2.1 Pengertian Umum Tentang Pasar 1 Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menopang kehidupan masyarakat Indonesia karena berperan dalam pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila. Salah satu cara mencapai keadaan tersebut diprioritaskan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila. Salah satu cara mencapai keadaan tersebut diprioritaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Salah satu cara mencapai keadaan tersebut diprioritaskan pada sektor ekonomi,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Indramayu, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yang membentang sepanjang pesisir pantai utara P.Jawa,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain 56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan

Lebih terperinci

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT UNTUK KEGIATAN : REHABILITASI PASAR KANDANGAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI &

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) No. 18/03/33 Th.VIII, 3 Maret 2014 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 diperkirakan 10,34 juta ton gabah kering

Lebih terperinci