BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN"

Transkripsi

1 BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN Dalam BAB IV ini penulis akan melakukan analisa yaitu Suatu Analisa Teologi Misi Yohanes Calvin Terhadap Teologi Misi GBKP. Dalam analisa ini penulis khususnya fokus kepada pengertian misi, tujuan misi dan pelaku misi. Pada akhir BAB IV penulis akan menguraikan sebuah relevansi teologis tentang misi: Mewujudkan Missio Dei dalam konteks GBKP. A. Perbedaan Antara Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dengan Konsep Teologi Misi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) NO PERBEDAAN KONSEP TEOLOGI MISI YOHANNES CALVIN 1 Pengertian Misi Konsep misi menurut Yohannes Calvin tidak bisa KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) Sebagaimana pengertian misi dalam konsep GBKP adalah dipisahkan dengan Tiga hal kesaksian, memproklamirkan, penting berkaitan dengan misi dalam pemikiran Calvin, yaitu: Pertama, Calvin sangat menyebarluaskan Kerajaan Allah oleh tiap-tiap anggota GBKP. Matius 28:19-20 tetap dijadikan menekankan pentingnya sebagai Amanat Agung Tuhan pemberitaan Injil, sebagai cara Yesus, bukan dalam arti 61

2 Allah mengundang semua orang kepada keselamatan, karena aplikasi keselamatan oleh Roh Kudus didahului oleh panggilan Injil; Kedua, Calvin memberi perhatian kepada bangsabangsa kafir (gentiles), kristenisasi. Tapi dihubungkan dengan Matius 22:34-40, bahwa dengan menunjukkan kasih kepada Allah dan sesama, dengan menunjukkan berkat Allah yang telah kita terima, dan bukan kita membuat orang lain percaya, sebab itu pekerjaan Allah. Bila melalui karena kepada mereka juga kesaksian seperti ini orang lain jadi Calvin mengharapkan untuk menikmati doktrin tentang keselamatan; Ketiga, Bagi Calvin, semua orang diberikan kesempatan untuk dipanggil melalui pemberitaan Injil. Dengan demikian, misi Calvin bukanlah percaya, ia akan menjadi anggota GBKP. Jadi dalam pengertian misi menurut konsep GBKP selalu dihubungkan dengan Matius 28:19-20, misi diakui sebagai amanat agung Tuhan Yesus. Misi lebih bersifat kesaksian hidup (praktis) oleh setiap warga jemaat bersifat ekslusif, melainkan GBKP. inklusif, yaitu kepada semua orang. Begitu juga, Calvin menegaskan bahwa Tuhan Yesus tidak hanya diutus untuk orang bukan Yahudi. Hal ini Jadi dalam pengertian misi sebagaimana yang diuraikan Yohannes Calvin tidak secara mutlak tertuang dalam konsep pengertian misi di GBKP. GBKP 62

3 diteguhkannya dengan menjadikan Matius 28:19-20 mengutip teks Yesaya 2:4, bahwa: Ia akan menjadi Hakim antara bangsa-bangsa. Jadi misi menurut Calvin selalu sebagai amanat agung Tuhan Yesus dalam melaksanakan misi, sedangkan Yohannes Calvin tidak menyinggung Matius 28:19-20 berhubungan dengan sebagai amanat agung Tuhan pemberitaan Injil, yang menjadi objek pemberitaan Injil adalah bangsa-bangsa kafir dan Injil adalah kebenaran mutlak yang harus disampaikan kepada semua orang. 2 Tujuan Misi Tujuan misi menurut Yohannes Calvin adalah bahwa misi berhubungan dengan kerajaan Allah, kerajaan Allah harus diwujudnyatakan dalam dunia, artinya kerajaan Allah semakin meluas, dan untuk itu, para rasul telah memulainya, dan masih diteruskan oleh gereja. Kerajaan Allah, tentu bukanlah gereja, namun gereja dipanggil Yesus tetapi panggilan untuk melakukan pemberitaan Injil adalah berdasarkan sebagaimana Yesus dipanggil bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi kepada semua orang. Menurut GBKP ada tiga yang menjadi tujuan misi antara lain: Pertama, Memenuhi panggilan sebagai alat dan teman sekerja Allah dalam memproklamasikan Injil kerajaan Allah. Kedua, Meningkatkan jumlah orang-orang untuk dibabtis (dikristenkan). Ketiga, Membangkitkan semangat penginjilan. 63

4 untuk menjadi agen kerajaan Allah di semua aspek kehidupannya di dunia. Penyebarluasan kerajaan Allah ini, adalah melalui pemberitaan Injil yang dilaksanakan oleh gereja. Gereja adalah agen kerajaan Allah. Gereja diberi mandat untuk memberitakan Dari tujuan misi diatas dapat kita lihat bahwa GBKP mengaku, dengan melakukan misi GBKP memenuhi panggilannya sebagai alat dan teman sekerja Allah, melakukan kristenisasi dan semangat penginjilan tetap menjadi bagian dalam programprogram pelayanan gereja. tentang kerajaan Allah, dan gereja dipanggil untuk mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia kehidupan manusia. Sekalipun, gereja sebagai agen tunggal Allah, dan berperan dalam misi kerajaan Allah, namun perwujudan dan penyebarannya, bukanlah pekerjaan gereja, melainkan pekerjaan Allah. Yohanes Calvin, dalam Institusinya, mengajarkan mengenai tugas orang Kristen, yaitu untuk 64

5 memperkenalkan agama yang benar kepada semua orang. Tugas ini menjadi dasar bagi semua tugas orang Kristen, termasuk dalam misi gereja. Salah satu bukti sejarah yang kuat bahwa Calvin sebagai direktur misi, ialah Calvin berhasil menjadikan Genewa menjadi pusat Kekristenan sebagai pusat pendidikan, pusat misi bagi gereja-gereja di Barat, dan menjadi model bagi gereja-gereja Barat. Genewa mulanya adalah kota yang pemerintahannya kacau, masyarakatnya amoral, sarat dengan ajaran sesat, namun kehadiran Calvin di kota Genewa, disertai dengan pemikiran dan peran Calvin, maka kota tersebut telah diubah menjadi pusat misi di eranya. 65

6 Memang dalam hal ini, misi Calvin adalah misi pembaharuan gereja dan masyarakat. Pembaharuan yang terjadi di kota Geneva adalah meliputi pembaharuan moral masyarakat, hukum, politik, pendidikan, dan khsususnya pembaharuan gereja, baik teologi maupun tata gereja. Pembaharuan masyarakat yang berakar pada pembaharuan gereja di kota Geneva tersebut, membangkitkan sejumlah utusan-utusan Injil ke banyak tempat di belahan dunia pada itu. 3 Pelaku Misi Dalam tata gereja GBKP jelas disebutkan bahwa GBKP adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil untuk memberitakan Kerajaan Allah Pelaku misi menurut Yohannes Calvin dapat kita lihat sehubungan dengan ajaran Yohannes Calvin tentang predestinasi. Bagi Calvin, Firman 66

7 melalui kesaksian, persekutuan dan pelayanannya. (Matius 28 : 18-20; Markus 16:15; Johanes 17:21; Kisah Para Rasul 1:8; 2 :43-47; Efesus 2:10; 4 : 23-24; Pilipi 2:11; Kolose 1:10; I Petrus 2:9 dan Wahyu 21:5). Jadi GBKP mengakui sebagai gereja (persekutuan orangorang) yang dipanggil untuk memberitakan kerajaan Allah. Semua anggota persekutuan yang adalah manusia baru berperan dan mendapat bagian dalam kesaksian (marturia), persekutuan (koinonia) dan pelayanan (diakonia) gereja, sebagai wujud dari jemaat yang missioner dibawah koordinasi dan arahan dari para pelayan khusus: Pendeta, Penatua dan Diaken. Allah adalah satu-satunya norma yang mendasari diskusi kita mengenai predestinasi. Ajran predestinasi yang mengakui bahwa Tuhan oleh karena kasih karunianya (Sola Gratia) telah menentukan orang-orang yang diselamatkan atau dengan kata lain orang-orang yang sudah ditakdirkan untuk diselamatkan yaitu gereja. Jadi dengan demikian semua anggota gereja adalah orang-orang yang sudah ditakdirkan selamat oleh karena kasih karunia Allah (Sola Gratia). Orang-orang yang sudah diselamatkan (gereja) dipanggil untuk melakukan misi, jadi bagi Yohannes Calvin semua anggota gereja adalah juga pelaku misi. Pelaku misi juga dapat kita lihat melalui kontribusi Calvin dalam Untuk mensukseskan misi ialah berkenaan dengan 67

8 setiap program-program misi yang tertuang dalam programprogram bidang marturia maka penetapan beberapa jabatan gerejawi yang sangat terkait erat dengan tugas pemberitaan Injil. di GBKP telah ditetapkan ada Lima Unit Pelayanan di Bidang Calvin pengangkatannya mendasarkan mengenai Marturia GBKP, yakni: Pertama, Tim Pembinaan dan Pelatihan PI ke Klasis-Klasis dan ke Majelis-Mejlis. Kedua, PI keluar dan ke dalam, yang menjangkau daerahdaerah baru di wilayah GBKP dengan mengutus tenaga Detaser, Pemutaran film jabatan gereja berdasarkan Efesus 4:11-12, bahwa: Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pengajarpengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Tiga jabatan yang dimaksudkan adalah: Rohani, melaksanakan Pertama, Rasul adalah berkenaan Kebaktian Kebangunan Iman (KKI), dll. Ketiga, Unit Dialog Antar Iman (DAI), membina kerukunan antar umat beragama. Sebab dengan tugas: Pergilah, beritakanlah Injil kepada setiap makhluk (Markus 16:15). Berkenaan dengan ini, Calvin menegaskan tugas pemberitaan bagaimanapun Indonesia Injil yang dilakukan oleh orang bangsa yang majemuk, kita seperti orang yang tinggal percaya, tidak terikat pada batasbatas tertentu, melainkan seluruh 68

9 dalam satu rumah (rumah adat dunia diserahkan kepada mereka Karo, delapan keluarga dalam supaya mereka menjadi tunduk satu rumah), kita harus mampu saling menerima satu dengan yang lain. Keempat, Unit Wisata Rohani, membina jemaat dalam missi melalui wisata, termasuk ke daerah wisata yang dibangun oleh GBKP, yakni ke desa Buluh Awar, desa pertama masuk Injil ke Karo. Kelima, Varia GBKP: yaitu PI melalui Media Massa, seperti: radio dan media lainnnya. kepada Kristus, supaya dengan penyebaran Injil ke mana saja, mereka dapat mendirikan kerajaan- Nya di semua tempat dengan memberitakan Injil. Kedua Nabi, tidak ada lagi pada zaman ini, atau kurang teridentifikasi, kalau pun ada, itu hanya terbatas pada orang-orang yang mendapat karunia khusus. Ketiga, Menurut Yohannes Calvin, mereka berada di bawah jabatan rasul, namun yang paling dekat Pada masing-masing dengan jabatan rasul, yaitu tugas unit pelayanan telah diangkat para petugas (pengurus) oleh modramen GBKP dengan masa kerja selama lima tahun, dan dalam melaksanakan program pelayanannya para pengurus bertanggung jawab kepada memberitakan Injil seperti Lukas, Timotius, Titus dan lain-lain. Ketiga jabatan ini, diakui oleh Calvin, bahwa Allah kadangkadang membangkitkan rasul atau pengganti mereka, yakni pemberita Injil, seperti yang terjadi pada 69

10 modramen GBKP. masa Calvin. Pelaku misi di GBKP dapat dibagi dua yaitu: Pertma, Pelaku misi secara umum yaitu semua anggota jemaat yang dipanggil untuk melakukan misi dalam bentuk persekutuan (koinonia), kesaksian (marturia), dan pelayanan (diakonia). Kedua, Pelaku misi secara khusus yaitu Majelis (Pendeta, Penatua, Diaken), warga jemaat yang telah dilantik/ditabiskan untuk menjadi pengurus disetiap wilayah pelayanannya (Sinodal, Klasis, dan Runggun/Majelis Jemaat). Jadi para pelaku misi dalam melaksanakan programprogram pelayanannya sudah terorganisir, dan memiliki kepengurusan khusus, sehingga 70

11 dapat dikatakan pekerjaan misi adalah merupakan salah satu program pelayanan yang diutamakan di GBKP. B. Persamaan Antara Konsep Teologi Misi Yohannes Calvin Dengan Konsep Teologi Misi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) - Tujuan Misi Tujuan misi menurut GBKP dan Yohannes Calvin memiliki persamaan, sama-sama mengakui bahwa gereja adalah agen, alat dan utusan untuk melakukan misi yang bertujuan untuk memberitakan, menghadirkan dan menciptakan kerajaan Allah di dunia. GBKP melalui program-program misinya misalnya: Perkabaran Injil Kedalam (Evangelisasi), Program kerja PI keluar, Buluh Awar Mission, pemutaran film Rohani, Kebaktian Kebangunan Iman (KKI), mendirikan panti asuhan Gelora Kasih di Sukamakmur (untuk anak yatim piatu), Sekolah Luar Biasa (SLB) Alfa Omega di Kabanjahe (untuk anak-anak autis), YAPOS di Sukamakmur (untuk orang tua sejahtra/lansia), mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Credit Union (CU) sebagai program pelayanan GBKP untuk menunjukkan kepedulian kepada perekonomian jemaat dan masyarakat dll. Sebagaimana juga yang dilakukan oleh Yohannes Calvin khususnya di kota Geneva. Misi Calvin adalah misi pembaharuan gereja dan masyarakat. Pembaharuan yang terjadi di kota Geneva adalah meliputi pembaharuan moral masyarakat, hukum, politik, pendidikan, dan khsususnya pembaharuan gereja, baik teologi maupun tata gereja. 71

12 Jadi jelas terlihat GBKP yang beraliran Calvinis dalam membuat tujuan misi masih mewarisi tujuan misi Yohannes Calvin. Tujuan misi yang tidak hanya fokus kepada hal-hal pemberitaan Injil tetapi juga yang menyangkut masalah sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan hubungan gereja dan masyarakat. - Pelaku Misi Pelaku misi dalam GBKP dan menurut Yohannes Calvin memiliki kesamaan, pelaku misi secara umum dan secara khusus. Untuk jabatan-jabatan dalam gereja sebagai mana yang disebutkan Yohannes Calvin di GBKP ada terdapat jabatan-jabatan ataupun sering disebut dengan pelayan khusus, sebagaimana disebutkan dalam tata gereja GBKP: PELAYAN KHUSUS DAN PANGGILANNYA Hakekat, fungsi dan jenis pelayan khusus 1. Hakekat a. Pelayan khusus dalam gereja adalah orang-orang yang menerima tugas khusus sebagai pelayanan yang dianugrahkan oleh Tuhan Yesus Kristus. (Efesus 4:11). b. Pelayan khusus berasal dari anggota sidi jemaat yang menerima panggilan Yesus Kristus melalui pemilihan, penyerahan diri sepenuhnya untuk tugas gereja, penetapan dan penahbisan. 2. Fungsi Fungsi pelayan khusus adalah membina dan memperlengkapi seluruh warga jemaat GBKP, agar dapat mengembangkan karunia yang mereka miliki untuk tugas pekerjaan pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, bagi keikutsertaannya dalam melaksanakan rencana karya Tuhan Allah menyelamatkan dan mensejahtrakan dunia dan seluruh ciptaannya. (Efesus 4:11-16). 72

13 3. Pelayan khusus terdiri dari pendeta, penatua dan diaken, secara bersama-sama melakukan tugas sesuai dengan yang diamanatkan Yesus Kristus sebagai kepala gereja. 4. Kedudukan pendeta, penatua dan diaken adalah sama hanya dibedakan oleh tugas pelayanannya yaitu: a. Pendeta adalah pelayan khusus penuh waktu yang terpanggil dan menyerahkan diri sepenuhnya serta memilih tugas gereja sebagai satu-satunya bidang pengabdian dalam hidupnya. b. Penatua atau Diaken adalah pelayan khusus yang bukan penuh waktu namun terpanggil untuk menyerahkan hidupnya untuk pelayanan gereja. 1 Secara khusus fungsi pendeta adalah sebagai gembala, guru dan pemimpin. Jadi jabatanjabatan gereja dalam GBKP mewarisi jabatan-jabatan sebagai mana yang dibuat oleh Yohannes Calvin. Perbedaannya adalah terletak dalam sebutan untuk masing-masing jabatan, Calvin menggunakan istilah Rasul, dan Nabi. Sedangkan di GBKP menggunakan istilah pendeta, pertua/penatua, dan diaken. C. Relevansi Teologis Tentang Misi: Mewujudkan Missio Dei Dalam Konteks GBKP Sejak berdiri secara mandiri pada tahun 1941 GBKP telah banyak mengalami perkembangan dalam segala bidang. Berbagai peristiwa dan perubahan yang senantiasa terjadi dalam kehidupan jemaat membuat GBKP melakukan pembenahan dan pengembangan diri. Namun, proses pembenahan itu tidak cukup hanya meliputi struktur organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM), program kerja, atau pembangunan fisik gereja, namun juga harus meliputi 1 Moderamen GBKP, Tata Gereja GBKP , Kabanjahe, 2005,

14 pembenahan dan pengembangan pemahaman teologis mengenai misi GBKP dalam menghadapi situasi kehidupan yang terus berubah. Sampai hari ini tema perayaan Jubileum 100 Tahun kedatangan Injil ke Tanah Karo pada tahun 1990, Ini aku, utuslah aku (Yesaya 6:8) menjadi motto dan nilai yang dipegang serta dihidupi oleh GBKP dalam menjalankan perannya sebagai bagian dari misi Allah (Missio Dei) di dunia ini. Gereja (GBKP) ada karena adanya misi Allah. Allah adalah Allah yang missioner. 2 Oleh karena itu, GBKP perlu senantiasa bertanya dan bergumul ke dunia seperti apa aku diutus? Kini GBKP telah genap berumur 122 tahun (18 April April 2012). Tantangan dan perubahan yang dihadapi juga semakin kompleks. GBKP kini berhadapan dengan postmodernisme, globalisasi, kapitalisme, aliran neo kharismatik, dan lain-lain. Situasi dan realita ini membuat GBKP harus berefleksi dan merumuskan kembali misinya dengan tetap setia mengambil bagian dalam Missio Dei. Dengan melihat konsep misi menurut Yohannes Calvin dan menurut GBKP tersebut diatas, konsep misi Yohannes Calvin dan GBKP (yang sudah ada) penulis rasa masih mengarah kepada pendekatan misi yang eksklusif, karena disatu sisi masih menjadikan pemberitaan Injil sebagai tugas pokok misi dan menjadikan orang-orang diluar kekristenan sebagai objek misi. Melalui pemberitaan Injil diharapkan orang-orang yang diinjili akan masuk/menjadi anggota Kristen. Disisi lain baik konsep misi Yohannes Calvin maupun konsep misi GBKP sudah terlihat kedalam pendekatan inklusif dan pluralisme, khususnya melalui tujuan misi yang dilakukan yaitu sudah menyangkut masalah-masalah sosial, ekonomi, politik dan pendidikan di tengah-tengah masyarakat. Artinya program-program misi yang dilakukan oleh gereja baik di zaman Yohannes Calvin di Geneva dan program-program misi yang dilakukan oleh GBKP diseluruh wilayah 2 David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006,

15 pelayanannya tidak hanya untuk kepentingan warga gereja saja tetapi untuk keselamatan universal. Secara khusus untuk konteks GBKP masa kini kita harus kembali melihat kedalam konteks GBKP pada awalnya, yaitu sehubungan dengan kedatangan misionaris utusan zending NZG ke Tanah Karo adalah untuk mengkristenkan orang Karo agar bertobat dan tidak mengganggu perkebunan milik orang Belanda. Kristenisasi pada masa ini merupakan sebuah bentuk kolonialisme barat. Oleh karena itu, aturan yang ketat akan sepuluh hukum Allah dan siasat gereja dijalankan dengan sangat keras. Pietisme yang menekankan kesaksian/ gaya hidup saleh untuk mendapatkan keselamatan dan menghindari kekafiran menjadi tekanan utama. Dalam perkembangan selanjutnya, walalupun GBKP telah berdiri secara mandiri dan perkebunan Belanda telah diambil alih oleh pemerintah, namun paham teologis tentang misi untuk mengkristenkan orang lain (terutama yang dianggap kafir) dan penekanan kuat pada pietisme termasuk didalamnya menghindari penggunaan gendang dan musik Karo masih tetap diwarisi oleh GBKP. Namun, pada tahun 1966 dalam perayaan Jubileum 75 tahun GBKP akhirnya musik dan gendang Karo diterima dalam GBKP. Sejak tahun GBKP dengan gigih mewartakan Injil (berita simeriah) kepada orang Karo yang belum beragama, khususnya mereka yang masih menganut kepercayaan nenek moyang (perbegu). Para pekabar Injil dipersiapkan dengan baik untuk diterjunkan melayani mereka yang belum menerima keselamatan dari Yesus. Sementara itu, pembinaan ke dalam warga gereja sangat minim, bahkan hampir tidak ada. Mulai tahun 1970 kesibukan ber-pi beralih pada kesibukan mengembangkan pembinaan jemaat-jemaat akibat banyaknya pertambahan jumlah jemaat karena adanya baptisan massal hampir di seluruh Tanah Karo sebagai akibat peristiwa G-30 S/ PKI. Muncul kesadaran bahwa 75

16 pelayanan terhadap anggota jemaat bukan hanya pelayanan rohani, tetapi pelayanan manusia seutuhnya. Walaupun demikian, penginjilan ke desa-desa dan keluarga tetap dilanjutkan melalui program air bersih, jembatan, penyuluhan pertanian, listrik, dan kesehatan. Pada tahun 1990, dalam perayaan Jubileum 100 tahun GBKP, untuk pertama kalinya GBKP merumuskan misinya untuk menciptakan jemaat yang missioner yang terlibat secara sadar dan aktif dalam pelayanan dan kesaksian gereja. Misi ini dirumuskan sebagai antisipasi dalam menghadapi berbagai tantangan dalam bentuk perubahan nilai sebagai dampak pembangunan dan mobilitas masyarakat. 3 Dalam Garis Besar Pelayanan (GBP) GBKP dikatakan; Gereja sebagai tubuh Kristus harus menggarami konteks (lingkungan sekitar) dan waktu dimana ia berada agar relevan dan berdampak (Matius 5:13-15). Inilah yang disebut Gereja yang bersaksi (Marturia) yang di dalamnya pelayanan (Diakonia) dan kehidupan persekutuan (Koinonia) menyatakan kediriannya sebagai yang bukan dari dunia tapi di dunia (konteks). 4 Misi dalam GBKP yg tertuang dalam kesaksian (Marturia) yang salah satu bentuknya adalah penginjilan yang meliputi penginjilan kedalam dan keluar. Pihak yang dituju melalui pekabaran Injil GBKP adalah masyarakat suku Karo yang belum memeluk agama atau menganut kepercayaan nenek moyang (perbegu). Dari tinjauan di atas kita melihat bahwa misi dalam konteks GBKP sudah mengalami kemajuan dan perkembangan, namun sejak dulu sampai sekarang sebagian besar misi GBKP difokuskan pada kegiatan keluar, misalnya pekabaran Injil (PI) sedangkan pembinaan dan peningkatan kualitas kehidupan jemaat dalam hidup bergereja masih sangat kurang. Penulis tidak anti terhadap kegiatan PI. Penulis menduga bahwa warisan pengaruh pietisme yang kuat ikut menentukan perumusan misi tersebut. Misi untuk melakukan kontekstualisasi teologi demi 3 Sempa Sitepu, Kehadiran Injil Kerajaan Allah Membaharui Adat/ Budaya dan Kehidupan Suku-Karo Indonesia, Expo Sentana, Medan, 2000, Yoh 15:19; 17:14; 18:36; bandingkan Yoh 17:21 76

17 menghasilkan misi yang kontekstual bagi masyarakat dan pelayanan GBKP masih sangat kurang. Jika demikian, apakah GBKP masih mengarah pada hidup setia kepada Tuhan dalam menjalankan misi-nya? Saat ini GBKP memiliki 476 runggun 5 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar terdapat di Sumatera Utara. Setiap runggun memiliki pergumulan dan keprihatinan dalam konteksnya masing-masing. Namun, secara umum sebagai sebuah gereja suku yang masih memegang nilai-nilai adat dan budaya Karo, GBKP kini berhadapan dengan budaya postmodern, globalisasi, aliran neo kharismatik, dan lain-lain. Ketiga hal ini tidak hanya berpengaruh kepada GBKP, namun juga seluruh gereja di dunia. Dalam globalisasi dunia menjadi semakin terhubung. Globalisasi kebudayaan telah membawa GBKP dan dunia pada homogenisasi (mempersatukan), yaitu standarisasi kehidupan secara global melalui kolonisasi baru secara massal berdasarkan kapitalisme global. 6 Coca cola, Jeans, Mac Donalds, Kentucky Fried Chicken, MTV, internet, penggunaan HP bukan merupakan barang baru lagi bagi masyarakat GBKP, bahkan yang terpelosok sekalipun. Setelah homogenisasi muncul retribalisasi, yaitu perlawanan lokal terhadap yang global. Sebagian masyarakat GBKP menjadi sangat fundamentalis dalam hal adat dan budaya serta menghindari pengaruh global dalam kehidupan bergereja. Di sisi lain muncul pula kreolisasi/ glokalisasi, yaitu kebudayaan lokal berinteraksi dengan kebudayaan global yang akhirnya melahirkan kebudayaan hibridis. 7 Ini berarti dalam kehidupan masyarakat GBKP sendiri sudah terjadi percampuran kebudayaan. Setiap jemaat kini memiliki identitas jamak yang ditentukan oleh macam-macam kebudayaan. klasis. 5 Runggun merupakan persekutuan jemaat lokal yang telah berdiri secara mandiri dan berada di bawah 6 GEMA TEOLOGI, Jurnal Fakultas Theologia, 32 (2008) No. 1, Ibid.,

18 Sementara itu gaya hidup postmodern yang mengualifikasi situasi budaya baru yang ditandai oleh goyahnya dasar-dasar mutlak rasionalitas dan runtuhnya ideologi-ideologi besar sejarah terus muncul ke permukaan. Masyarakat didorong untuk hidup dalam norma konsumerisme yang memusatkan diri pada hidup sekarang ini. Kebebasan dari berbagai hambatan dan hanya memikirkan kenikmatan dan kepenuhan diri dianggap menjadi sesuatu yang hakiki. Pada satu sisi, nilai-nilai kekristenan dan budaya (Karo) mulai dipertanyakan. Namun, di sisi lain orang mulai kehilangan makna hidup dan orientasi masa depan. Belum selesai dengan budaya postmodern, kini budaya hipermodernisme telah hadir dalam masyarakat, termasuk masyarakat GBKP. Kecenderungan pribadi hipermodern adalah mencari kepuasan langsung dan menyingkirkan pembatas-pembatas, baik norma kolektif maupun tujuan bersama. Kebahagiaan pribadi cenderung menggantikan tindakan kolektif. Ada pemujaan terhadap hal-hal baru yang muncul. 8 Pengaruh ini mulai terlihat dalam kehidupan bergereja jemaat GBKP. Orang-orang pergi ke gereja hanya untuk mencari kepuasan langsung dan kebahagiaan pribadi setelah itu langsung pulang. Tidak peduli dengan hubungan kekerabatan dan unsur komunitas dalam gereja. Akibatnya tingkat partisipasi dalam kehidupan gereja menjadi rendah. Buku panduan persekutuan jemaat (PJJ) pada tahun 2008 mencatat jumlah kehadiran jemaat GBKP ke gereja 40% dan hanya 30% yang mau aktif dalam pelayanan di gereja. Dampak globalisasi, budaya postmodernisme, dan hipermodernisme di Tanah Karo khususnya, membuat GBKP kini menghadapi peningkatan jumlah penderita HIV AIDS, kerusakan lingkungan pertanian akibat penggunaan pestisida, alih fungsi hutan lindung menjadi lapangan golf, angka putus sekolah yang cukup tinggi akibat tidak termotivasi, tidak adanya semangat untuk belajar, dan menyandarkan diri pada kemapanan ekonomi keluarga. 8 Majalah Basis, Nomor (Mei-Juni) 2009, 8. 78

19 Pengaruh lain yang juga kini kuat muncul dalam masyarakat GBKP adalah perkembangan aliran kharismatik. Perpindahan jemaat GBKP (khususnya kaum muda) ke gereja-gereja kharismatik dan dual keanggotaan gereja menimbulkan persoalan tersendiri bagi GBKP. Selama ini GBKP menjalin hubungan yang baik dengan gereja-gereja pentakostal yang ada di sekitarnya. Namun, aliran neo kharismatik yang kini banyak berkembang dalam masyarakat GBKP menimbulkan persoalan tersendiri karena beberapa ajaran mereka melarang jemaatnya untuk terlibat dalam acara adat dan budaya Karo karena dianggap sebagai warisan kepercayaan nenek moyang. Masyarakat Karo seakan tercabut dari akarnya dan digantikan dengan sebuah identitas dari luar, yaitu khas Amerika. GBKP menghayati dirinya mengambil bagian/ikut serta dalam mewujudkan Missio Dei di dunia ini. Yesaya 6 : 8 yang menjadi motto dan semangat yang melandasi pelayanan GBKP selama ini menunjukkan bahwa GBKP terus bertekad untuk setia pada panggilannya dalam mewujudkan kerajaan Allah di bumi. Namun, penghayatan dan tekad ini tidak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan jika GBKP tidak berusaha merumuskan misinya yang kontekstual bagi masyarakat GBKP. Lima hal yang menjadi misi GBKP dalam program kerja untuk mewujudkan visi GBKP, Hidup Setia Kepada Tuhan adalah meningkatkan peribadatan; menghargai kemanusiaan; melakukan keadilan, kebenaran, kejujuran, dan kasih; mewujudkan warga yang dapat dipercaya; serta meningkatkan perekonomian jemaat. Misi yang telah dirumuskan oleh GBKP di atas merupakan misi yang sangat umum, yang menurut penulis belum memperhitungkan konteks GBKP sebagai sebuah gereja suku yang mengakar dalam kebudayaan Karo dan unsur-unsur lain yang kini mempengaruhinya. Melihat realita dan konteks yang kini dihadapi GBKP, seperti yang telah dikemukakan penulis pada 79

20 bagian sebelumnya, misi GBKP tersebut masih sangat kurang dan perlu untuk disempurnakan, terutama dalam hal kontekstualisasi teologi misi. Untuk mewujudkan kontekstualisasi teologi misi GBKP perlu meneliti dan mengkritisi pengaruh ajaran dan misionaris Eropa pada zaman kolonial yang masih mengakar kuat dalam kehidupan GBKP yang mungkin membuat relasi gereja dengan budaya dan lingkungan sekitarnya menjadi terganggu dan kurang terbuka. Selain itu, pengaruh budaya yang masuk dan digunakan dalam kehidupan bergereja juga perlu dikritisi. Sejak tahun 1966 musik dan gendang Karo sudah diterima oleh GBKP, namun sampai saat ini di seluruh Indonesia tidak ada GBKP yang menggunakan musik dan gendang Karo dalam kebaktian Minggu (bandk. Pemakaian gamelan dalam ibadah GKJ). Adat rebu yang menjadi dasar pemisahan tempat duduk dalam ibadah GBKP juga tampaknya perlu ditinjau ulang. Beberapa GBKP telah meninggalkannya namun sebagian besar masih setia mengadopsi adat tersebut. Harus diakui bahwa kontekstualisasi teologi, terutama teologi Misi di GBKP masih sangat kurang. Kontekstualisasi teologi yang terkait dengan GBKP dan kebudayaan Karo masih terbatas pada tataran akademis, khususnya mahasiswa teologi dan tidak berlanjut dalam kehidupan gereja. Dalam realita globalisasi, postmodern (bahkan hipermodernisme), dan aliran neo kharismatik sekarang ini kontekstualisasi teologi misi harus melibatkan warga jemaat GBKP. Kontekstualisasi mengarah pada doing theology. Artinya, tidak sekedar dari kita kepada konteks, namun juga melibatkan setiap elemen dalam konteks. Kebudayaan global coba untuk diakomodasi, namun juga tidak mengabaikan kebudayaan lokal. Hal ini berarti kontektualisasi adalah kontekstualisasi yang interkultural, membangun teologi misi bersama-sama dengan 80

21 konteksnya setelah melalui proses panjang saling mendengarkan. Melalui hal ini diharapkan dapat dihasilkan people s theology. 9 Kontekstualisasi teologi misi juga berarti mewujudkan jemaat missioner yang diharapkan dapat melayani dengan professional demi mewujudkan Kerajaan Allah di bumi. Jemaat diberi peran sesuai dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing. Gereja dan pemimpin jemaat lebih berperan sebagai bidan yang menolong dan mengarahkan dengan intensif. Hal ini mendorong masyarakat GBKP untuk lebih peka dan sadar serta dapat menunjukkan keterlibatannya dalam penanggulangan masalah HIV AIDS, kerusakan alam, dan pendidikan. Dengan demikian semua anggota GBKP turut serta dan terlibat dalam perwujudan misi Allah dan menghindari tujuan utama misi dalam paradigma modern yang menekankan penambahan anggota gereja, church growth berdasarkan keyakinan bahwa itu satu-satunya jalan bagi manusia untuk diselamatkan. 10 Dalam konteks kehidupan yang terus berkembang GBKP dituntut untuk menegaskan dan merumuskan misinya yang kontekstual sebagai bagian dari perwujudan Missio Dei di bumi ini. Untuk merumuskan misi tersebut GBKP perlu mempertimbangkan sejarah perkembangan misi GBKP di masa lalu dan sekarang. Dalam mewujudkan misi yang kontekstual, GBKP perlu melakukan kontekstualisasi teologi misi melalui kontektualisasi interkultural yang melibatkan peran jemaat untuk ikut serta dalam perwujudan Missio Dei. 9 GEMA TEOLOGI, Jurnal Fakultas Theologia, 32 (2008) No. 1, GEMA TEOLOGI, Jurnal Fakultas Theologia, 31 (2007) No. 2,

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pekabaran Injil (PI) atau penginjilan sering disebut juga dengan evangelisasi atau evangelisme, 1 merupakan salah satu bentuk misi Gereja. Kata Injil yang

Lebih terperinci

BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)

BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang sejarah singkat, teologi dan teologi misi yang mencakup pengertian misi, tujuan misi, dan pelaku misi dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Gereja yang ada dan hadir dalam dunia bersifat misioner sebagaimana Allah pada hakikatnya misioner. Yang dimaksud dengan misioner adalah gereja mengalami bahwa dirinya

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penginjilan merupakan salah satu dimensi yang esensial dari misi Kristen. Gereja bertanggungjawab untuk mewartakan injil ke seluruh dunia, untuk memberitakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata Zending, dan ada yang merujuk kepada pengertian Pekabaran Injil. Th Kobong, teolog

BAB I PENDAHULUAN. kata Zending, dan ada yang merujuk kepada pengertian Pekabaran Injil. Th Kobong, teolog BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja tidak akan berkembang tanpa adanya misi. Misi pada umumnya berbicara tentang pekabaran Injil. Adapun tujuan misi adalah untuk mengidentifikasi dari peristiwa

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri (internal) tetapi juga bagi

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri (internal) tetapi juga bagi BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Gereja adalah alat untuk melaksanakan misi Allah di dunia ini. Gereja bukan ada untuk dirinya sendiri. Tapi gereja lebih secara fungsional sebagai suatu komunitas yang hidup, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pada umumnya dipahami bahwa warga gereja terdiri dari dua golongan, yaitu mereka yang dipanggil penuh waktu untuk melayani atau pejabat gereja dan anggota jemaat biasa.

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen. Kelas/Semester : IX / II Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 50 Kurikulum Acuan : KTSP 1 KISI-KISI PENULISAN ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF. kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak tidak mengenyam

BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF. kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak tidak mengenyam BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF Kemiskinan adalah suatu masalah besar dan serius yang sedang terjadi ditengahtengah kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! I Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! 1 Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus di sebut... A Persekutuan D. Ibadah

Lebih terperinci

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius 28:19-20). Mandat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (10/2), mencatat ekonomi Indonesia tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus BAB V KESIMPULAN 5.1. Refleksi Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus hadir dalam tiga kesempatan yang berbeda: (1) Yesus membangkitkan anak Yairus (Matius 9:18-26, Markus

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

UKDW. Bab I Pendahuluan

UKDW. Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,

Lebih terperinci

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia Pertanyaan-pertanyaan Pelajaran Ikutilah Yesus! Sastra Hidup Indonesia 5 Bagian Pelayanan Orang Kristen Edisi yang Pertama 2013 (C01) Penerbit: Editor: Sastra Hidup Indonesia, http://www.sastra-hidup.net

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 1 BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL PENDAHULUAN A. Penulis. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 2. Ada yang merasa bahwa dia dilahirkan di Antiokhia di Siria, dan ada

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI JEMAAT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort

Lebih terperinci

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 Selain bekerja atas masing-masing kita, Roh Kudus juga bekerja dalam Gereja sebagai satu tubuh. Roh Kudus memelihara Gereja tetap bersatu sehingga kita dapat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) EDISI KEDUA VERSI 2.0 Kata Pengantar Selama bertahun-tahun, umat Allah telah menggunakan sekumpulan pertanyaan dan jawaban untuk membantu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG PENGESAHAN PROGRAM UMUM GNKP-INDONESIA TAHUN 2014 2019 BAB I PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa Kutoarjo merupakan salah satu gereja dari 11 Gereja Kristen Jawa yang berada dibawah naungan Klasis Purworejo. GKJ Kutoarjo merupakan sebuah gereja

Lebih terperinci

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Teologi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) Oleh David Sarman H Pardede Nim

Lebih terperinci

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan bagian berikutnya dalam seri khotbah Menemukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan

Lebih terperinci

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Bekerja Dengan Para Pemimpin Bekerja Dengan Para Pemimpin Sudah lebih dari setahun Kim menjadi anggota gerejanya. Dia telah belajar banyak sekali! Ia mulai memikirkan pemimpin-pemimpin di gereja yang telah menolongnya. Ia berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

I.1. PERMASALAHAN I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. PERMASALAHAN I.1.1. Latar Belakang Masalah Gereja adalah perwujudan ajaran Kristus. AjaranNya tidak hanya untuk diucapkan, melainkan juga untuk diperlihatkan secara nyata di dalam

Lebih terperinci

Gereja Mengajarkan Kebenaran

Gereja Mengajarkan Kebenaran Gereja Mengajarkan Kebenaran Sepanjang abad-abad banyak orang pandai telah mencari kebenaran. Namun demikian mereka tidak dapat menemukannya, jika mereka tidak mencarinya di tempat yang benar. Yesus mengatakan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

Buku buku Perjanjian Baru

Buku buku Perjanjian Baru Buku buku Perjanjian Baru Pada saat Perjanjian Baru mulai dituliskan, gambaran Perjanjian Lama sudah banyak berubah. Zaman para nabi sudah berlalu dan banyak orang bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian BAB III Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB 1. Sejarah Singkat GPIB GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian dari GPI (Gereja Protestan Indonesia) yang dulunya bernama

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW. atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk

BAB I. Pendahuluan UKDW. atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Gereja ada dan eksis di dunia ini bukan untuk dirinya sendiri, juga bukan atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk melaksanakan misi-nya

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS Sebagai orang yang sudah percaya harus mengetahui kebenaran tentang siapakah Roh Kudus itu maupun pekerjaannya. 1. Jelaskan bagaimanakah caranya supaya kita dapat menerima Roh Kudus? - Efesus 1 : 13-14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. TAHUN AYIN ALEPH Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33) Minggu I Pada tanggal 8 September 2010, kalender orang Yahudi berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18). Inilah janji yang indah! Ayat ini memberitahukan beberapa hal yang penting

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga Hari Pertama Kamis, 25 Mei 2006 Kerajaan Kristus...dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem,

Lebih terperinci

Misiologi David Bosch

Misiologi David Bosch Misiologi David Bosch Definisi Sementara Misi. 1. Iman Kristen bersifat misioner, atau menyangkali dirinya sendiri. Berpegang pada suatu penyingkapan yang besar dari kebenaran puncak yang dipercayai penting

Lebih terperinci

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dalam suatu masyarakat terdapat sebuah sistem dan komponen yang mendukung eksistensi komunitas. Komponen itu antara lain agama, kewarganegaraan, identitas suku,

Lebih terperinci

Darwin H Pangaribuan NPM

Darwin H Pangaribuan NPM TUGAS LAPORAN BUKU TRANSFORMASI MISI KRISTEN MATA KULIAH TEOLOGI MISI LANJUTAN Dosen Pengampu: Dr Drs Jerry Rumahlatu, M.Th. Darwin H Pangaribuan NPM 512036 PROGRAM PASCASARJANA TEOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP 2010-2015 Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk

Lebih terperinci

Setelah Ono Niha menjadi Kristen, lalu apa yang terjadi?

Setelah Ono Niha menjadi Kristen, lalu apa yang terjadi? Setelah Ono Niha menjadi Kristen, lalu apa yang terjadi? 1. Tercipta: Tiga jalan (Sara lala hada, sara lala fareta, sara lala Agama) 2. Terjadi dualisme kepercayaan dalam diri Ono Niha yang Kristen. Pada

Lebih terperinci

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja A. Amanat Agung dan Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja Amanat Agung Yesus Kristus diterima sebagai tugas atau mandat misi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

Minggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain?

Minggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain? Minggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain? Tips Ceramah 1. Tujuan: Di akhir dari ceramah ini, tamu-tamu akan membagikan kesaksian pribadi kepada kelompok. 2. Poin utama dari

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan hakekat keberadaan Gereja sebagai yang diutus oleh Kristus ke dalam dunia, maka gereja mempunyai hakekat yang unik sebagai berikut

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Level 2 Pelajaran 4 PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai pentingnya gereja Kristus. Saya ingin bacakan ayat dari Ibrani 10:25. Ayat itu berkata, Janganlah kita menjauhkan

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 21 Maret 2006, bertempat di Jakarta ditetapkanlah sebuah peraturan pemerintah yang baru, yang dikenal sebagai Peraturan Bersama dua Menteri (selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum Emeritasi merupakan istilah yang tidak asing di telinga kita. Dalam dunia pendidikan kita mengetahui adanya profesor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS Membandingkan bingkai pemikiran Nabeel Jabbour tentang gereja

BAB IV ANALISIS Membandingkan bingkai pemikiran Nabeel Jabbour tentang gereja BAB IV ANALISIS 4.1. Membandingkan bingkai pemikiran Nabeel Jabbour tentang gereja tidak Kasat Mata dengan John Calvin tentang Gereja yang tidak Kelihatan dalam persamaan dan perbedaannya. Nabeel Jabbour

Lebih terperinci

Imbuhanpatrick.wordpress.com

Imbuhanpatrick.wordpress.com Imbuhanpatrick.wordpress.com AYAT KUNCI Kisah 15:10,11 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk muridmurid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci