BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)"

Transkripsi

1 BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang sejarah singkat, teologi dan teologi misi yang mencakup pengertian misi, tujuan misi, dan pelaku misi dalam Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). A. Sejarah Singkat GBKP Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) secara organisatoris berawal dari pekerjaan badan pekabaran Injil Nederlandsche Zendeling Genootschap (NZG) yang dimulai pada tahun Selain karena dorongan pengajaran yang benar dan keinginan yang murni untuk mengabarkan Injil, juga terselip harapan dari maskapai perkebunan Belanda di Sumatera Timur (sebagai penyandang dana bagi pekerjaan tersebut) agar orang Karo tidak lagi mengganggu kelancaran usaha perkebunan mereka. 1 Motivasi ganda itu rupanya menjadi salah satu sebab, mengapa pertumbuhan GBKP sangat lambat pada saat-saat permulaan. Secara garis besar, sejarah GBKP dapat dibagi atas tujuh periode, yaitu: 1. Tahun-tahun permulaan ( ); 2. Masa penanaman dan penggarapan ( ); 3. GBKP berdiri sendiri ( ); 4. Masa membangun kembali ( ); 5. Masa pertumbuhan pesat ( ); 6. Masa tantangan membangun kedalam dan keluar ( ); 7. Persiapan menuju jemaat missioner ( ). 2 1 Th. Muller Kruger, Sedjarah Geredja di Indonesia, Djakarta: BPK Gunung Mulia, 1959, F.L. Cooley & Team Penelitian GBKP, Benih Yang Tumbuh IV, Jakarta 1976, 6. 38

2 A.1. Tahun-tahun Permulaan ( ) Periode ini, yang dimulai tanggal 18 April 1890, bersifat perintisan dengan tibanya pekabar Injil pertama H. C. Kruyt dari Tomohon dan empat orang penginjil lain pada tahun berikutnya. Mereka tinggal di kampung Buluh Awar, daerah Deli Hulu. Dua tahun kemudia, datang pendeta J. K. Wijngaarden menggantikan H. C. Kruyt. Pendeta ini berhasil melakukan pembabtisan pertama terhadap enam orang suku karo pada tanggal 20 Agustus 1893 di desa Buluh Awar. Pada tahun 1894, pendeta J. K. Wijngaarden meninggal dan digantikan oleh pendeta Joustra yang kemudia menerjemahkan Alkitab dan buku katekisasi ke dalam bahasa Karo. Lembaran baru sejarah penginjilan Karo dimulai tahun 1990, ketika pendeta J. H. Neuman membuka pos penginjilan baru di Sibolangit, lalu mengadakan pendekatan multi aspek melalui kegiatan kolportase, pelayanan dibidang kesehatan, pertanian, perdagangan dan pendidikan. A.2. Masa Penanaman dan Penggarapan ( ) Program pendidikan zending yang bertujuan menghasilkan guru sekolah dan sekaligus mendukung pekerjaan perkabaran Injil, ternyata tidak berjalan lancar bahkan akhirnya ditutup pada tahun Tenaga-tenaga pengajarnyakemudian dialihkan menjadi penginjil di desa-desa. Pada tahun 1940, jemaat-jemaat mulai berdiri dan diangkatlah penatua-penatua menjadi anggota majelis jemaat. Dibawah pimpinan pendeta J.V. Muylwijk, pendidikan guru sekolah dua tahun dibuka kembali. Sekolah ini kemudian berkembang di desa-desa. Pada tahun 1941, dibuka juga HIS di Kabanjahe dan Tigajumpa. Pelaksanaan perkabaran Injil yang multi aspek seperti yang dilakukan oleh pendeta J.H. Neuman terus berlanjut, namun pendekatan kultural masih terabaikan. Walaupun pospos pekabaran Injil banyak dibuka di tengah-tengah masyarakat Karo, namun setelah masa perkabaran Injil mencapai kurun waktu 50 tahun, jumlah orang kristen di tengah-tengah 39

3 masyarakat Karo baru mencapai 5000 orang dengan tenaga pekerja pendeta dari NZG 6 orang, guru jemaat/guru Injil 38 orang dan 2 orang calon pendeta suku Karo. A.3. GBKP Berdiri Sendiri ( ) Tahun 1941 menjadi sejarah yang penting bagi perkembangan kekristenan Karo. Pada tanggal 23 Juli, diadakan sidang sinode pertama yang mencatat beberapa hal penting, yakni: - Penahbisan pertama dua orang pendeta Karo; - Lahirnya Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang sebelumnya disebut dengan Gereja Zending. Pecahnya Perang Dunia II tahun 1942 mengakibatkan GBKP harus segera menangani sendiri seluruh kegiatan pelayanan, baik organisasi maupun keuangannya. Oleh karena itu, diadakanlah sidang sinode II pada bulan September 1943 yang menetapkan penerjemahan dan penyempurnaan tata gereja serta kepengurusan sinode. Ketika pecah aksi Polisionil pada tahun 1947, Belanda kembali memasuki daerah Karo tetapi pemimpin GBKP mengambil sikap pro Republik dan aktif berjuang mempertahankan kemerdekaan. Dalam masa-masa sulit itu, khususnya dalam menanggung penderitaan pengungsian di hutan-hutan Bukit Barisan, kehidupan orang kristen Karo sangat mengesankan bagi orang lain, karena tetap memiliki kepercayaan yang teguh, pengharapan yang kuat dan rasa persaudaraan yang erat. Sesudah Konperensi Meja Bundar tahun 1949, keadaan mulai tenang dan GBKP mulai membangun dirinya. A.4. Masa Membangun Kembali ( ) Hasil kesaksian masa lalu sewaktu mengalami penderitaan, ternyata menyuburkan pertumbuhan GBKP. Pengalaman selama tahun itu, semakin membuka mata orang Karo terhadap Injil. Kota-kota besar yang menampung banyak pemuda-pemudi Karo, 40

4 mulai menjadi pusat kegiatan GBKP. Pekabaran Injil terhadap orang tua dengan dibantu oleh para pemuda, sangat banyak mendorong perkembangan gereja. Sebuah contoh yang sulit dilupakan oleh GBKP adalah pembabtisan satu Batalion TNI-AD dari suku Karo pada tahun Pelayanan terhadap warga GBKP terus dibenahi, misalnya pembentukan organisasi kaum ibu dan pemuda gereja, demikian juga hubungan dengan lembaga-lembaga gereja di luar negeri. Kerjasama dengan gereja-gereja di Indonesia diwujudkan melalui keikutsertaan GBKP dalam pembentukan DGI tahun 1950 dan kerjasama oikumenis lainnya. A.5. Masa Pertumbuhan Pesat ( ) Pada tahun , GBKP benar-benar merasakan tekanan dari Partai Komunis Indonesia dan organisasi onderbouwnya. Mereka juga menyusupi gereja dengan memasukkan tokoh-tokohnya ke dalam organisasi GBKP. Namun demikian, gejala pertumbuhan dan perkembangan pesat GBKP mulai nampak pada tahun 1963 dengan semakin banyaknya orang Karo datang meminta pengajaran katekisasi dan pembabtisan. Tahun 1965 terjadi kejutan bagi perkembangan kuantitas anggota GBKP yang pada waktu tersebut telah mencapai jumlah anggota ± orang, sedangkan 15 tahun sebelumya hanya berjumlah 5000 orang. Sehubungan dengan itu, ada dua peristiwa penting yang menarik untuk disimak: Pertama, peringatan jubileum 75 tahun GBKP di Medan. Peringatan jubileum tersebut menghasilakan beberapa terobosan baru, antara lain: - Spontanitas dari jemaat-jemaat GBKP untuk menerima musik dan gendang tradisional karo digunakan di luar kebaktian gereja; - Munculnya tekat dari tokoh-tokoh awam GBKP, yang dengan kesadaran sendiri menyatakan keinginannya untuk berbuat sesuatu bagi kemajuan gereja. Mereka 41

5 menggalakkan perkabaran Injil dengan mengunjungi keluarga mereka, khususnya di desa-desa. Kedua, peristiwa pemberontakan G 30 S/PKI ternyata menjadi salah satu pendorong pertambahan anggota GBKP. Kedua hal di atas semakin memacu GBKP lebih giat melakukan pekerjaan perkabaran Injil. Pada tahun 1966, terjadilah babtisan-babtisan masal di beberapa kota, kecamatan dan desa-desa di Kabupaten Karo, Langkat dan Deli Serdang, sehingga dalam pelaksanaannya GBKP harus meminta bantuan dari gereja-gereja tetangga di Sumatera Utara, bahkan dari GMIM (Gereja Minahasa) dan GPM (Gereja Maluku). Pertumbuhan pesat itu mendorong GBKP untuk segera menambah tenaga pendeta, baik melalui program pendidikan akademis (STT) maupun dengan kursus pendeta bagi guru agama yang dianggap memenuhi syarat. Selain itu dikembangkan juga bentuk-bentuk pelayanan kemasyarakatan, seperti panti asuhan, perluasan sekolah-sekolah Masehi, pengadaan Institut Pendidikan Neumann, pemberian bea siswa bagi mahasiswa-mahasiswa GBKP di perguruan Tinggi. A.6. Tantangan Membangun Kedalam dan Keluar ( ) Pembabtisan massal pada periode sebelumnya telah menyebabkan pertambahan jumlah anggota GBKP. Pada tahun 1972, anggota GBKP mencapai orang dari keseluruhan orang Karo sebanyak jiwa, yang 5% diantaranya beragama Islam, 13% anggota gereja lain dan selebihnya masih menganut agama perbegu (penyembah berhala). 3 Pertambahan anggota masih terus terjadi walaupun tidak sebanyak pada periode lalu. GBKP juga mulai memberikan perhatian pada bidang pembinaan warga gereja. Disamping 3 Ibid,

6 pembinaan kedalam dan penginjilan keluar, GBKP mulai memperhatikan dengan lebih serius perihal hubungannya dengan budaya Karo. Hubungan dengan budaya semakin dirasakan manfaatnya, sehingga Moderamen GBKP terdorong untuk mengadakan beberapa seminar adat Karo, antara lain tahun 1980 dan 1983 serta konsultasi theologia tentang budaya Karo pada tahun Hal ini menyiratkan bahwa GBKP semakin menyadari eksistensinya di tengah-tengah budaya Karo dan berupaya menggumulinya secara kontekstual. A.7. Persiapan Menuju Jemaat Misioner ( ) Periode ini diawali dari kegiatan Jubileum 100 tahun GBKP, yang dipandang sebagai suatu momen untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan. Menyadari tantangan menjelang abad ke-21 dengan terjadinya perubahan nilai-nilai sebagai dampak pembangunan dan mobilitas masyrakat, GBKP memanfaat pesta jubileum tersebut sebagai media penjemaatan pemahaman jemaat misioner dengan motivasi warganya agar berperan serta secara sadar dan aktif dalam seluruh kegiatan pelayanan dan kesaksian GBKP. 4 Untuk itu, melalui Sidang Sinode 1994, GBKP dengan Garis-garis Besar Pelayanan Tahun menetapkan empat tujuan yang hendak dicapai, yakni: kemandirian theologia, daya, dana dan administrasi. Hal itu menunjukkan bahwa pembinaan warga jemaat menjadi perhatian penting. Sekarang, menurut statistik GBKP, jumlah anggota pada tahun 1996 ada orang dengan diantaranya berada di wilayah Kabupaten Karo. 5 Ini berarti sebagian besar warga GBKP berada di luar wilayah Kabupaten Karo, namun mereka tetap menggunakan bahasa dan tata cara Karo. Ini berarti dalam aktivitas pelayanan GBKP, baik 4 Panitia Jubileum 100 Tahun GBKP, Ini Aku Utuslah Aku, Medan: Sekretariat Panitia Jubileum 100 Tahun GBKP, 1990, 5. 5 Penjelasan Pdt. M. Sinulingga, 59 tahun, Sekretaris Umum GBKP 1996, dalam pertemuan tanggal 10 Juli 1996 di Kabanjahe. 43

7 menyangkut pemisioneran jemaat ataupun bentuk pelayanan lainnya, unsur budaya Karo tetap merupakan faktor yang dianggap penting. B. Teologi GBKP Sebelum penulis menguraikan seputar teologi misi GBKP ada baiknya disini penulis menguraikan teologi GBKP secara umum. Dengan demikian melalui pengenalan akan teologi GBKP kita akan mengetahui pengertian misi, tujuan misi, dan pelaku misi. Teologi GBKP tertuang dalam pengakuan dasar (konfesi) GBKP, sebagaimana yang terdapat dalam tata gereja GBKP: 6 Pengakuan Dasar (Konfesi) GBKP Pasal 1 : Allah Allah adalah pencipta, pemelihara dan pengatur alam semesta dan isinya. Sehingga pengenalan anak-nya, dengan bantuan Roh Kudus, adalah melalui ciptaan-nya dan Alkitab yang berpusat pada kesaksian kasih-nya dalam Yesus Kristus. Pasal 2 : Ciptaan a. Seluruh alam semesta dan isinya, baik yang nampak maupun yang tidak nampak adalah Ciptaan, sehingga berada dibawah kuasa Allah. Maka tidaklah layak untuk disembah atau dialihkan. (Kel. 20:1-5) b. Setiap komponen ciptaan berada dalam hukum saling ketergantungan antar-sesama ciptaan, dan hubungan saling ketergantungan antar ciptaan ini adalah baik bahkan amat baik. Dan manusia dimandatkan oleh Allah untuk mempertahankan keharmonisan hubungan saling ketergantungan antara ciptaanya ini. Sebagai yang dimandatkan oleh Allah, manusia haruslah tidak pernah mengambil alih hak kepemilikan ciptaan dari Allah. Pasal 3 : Alkitab a. Alkitab adalah salah satu bentuk dari kumpulan kesaksian tentang Allah yang kontekstual yang dituliskan dengan bantuan Roh Kudus, dalam kumpulan tulisan yang dinamakan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. b. Inti kesaksian Alkitab adalah Kasih Allah yang tidak berkesudahan yang dimulai sejak awal penciptaan dunia hingga kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikan dan kedatangan Yesus kelak. Oleh karena itu, dengan bantuan Roh Kudus, Alkitab haruslah difungsikan sebagai dasar kehidupan gereja, teologia dan manusia yang menyebut dirinya Kristen. (Yoh. 1: 1-14; Fil. 2:6-11). 6 Moderamen GBKP, Tata Gereja GBKP , Kabanjahe, 2005,

8 Pasal 4 : Manusia a. Manusia diciptakan dalam bentuk dan rupa Allah sebagai lelaki dan perempuan yang bermartabat dan berkemampuan sama untuk menjaga keharmonisan tatanan ciptaan, yang awalnya adalah dalam kondisi sangat baik (Kej. 1:26, 28, 31). b. Bagaimanapun kedominasian dosa dalam keberadaan manusia, yang seutuhnya, dan hal ini berdampak ketatanan masyarakat dan keutuhan ciptaan. Sehingga Roh Kudus yang telah diberikan kepada manusia dalam babtisan adalah penolong yang selalu memampukan manusia untuk bertahan dalam proses menuju kesempurnaan dirinya, yang akan berdampak dalam perubahan di masyarakat dan keutuhan ciptaan. Sehingga keselamatan adalah anugrah Allah semata dan hak Allah. Dan selayaknyalah orang yang telah dibabtis memunculkan pola hidup sebagai manusia baru yang hidup didalam Roh. (Roma 8 : 1-9; 2 Kor. 5:17). Pasal 5 : Gereja a. Gereja adalah persekutuan manusia baru yang harus terus menerus diperbaharui oleh Roh Kudus, agar mampu dan bertahan menjadi garam dan terang di konteks dimana ia berada. Sehingga gereja haruslah menyaksikan pola hidup Yesus, agar kerajaan Allah terwujud di dunia ini. Inilah arti gereja sebagai tubuh Kristus dan Kristus sebagai kepalanya. (Mat. 5:13-16; Ef. 4:12-16). b. Gereja tidak mengadopsi nilai-nilai dunia, tapi memproklamasikan nilai-nilai Allah yang nampak dari kehidupan Yesus yaitu cinta kasih, keberpihakan pada yang miskin, tidak berdaya, dan yang tersingkirkan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan (diakonia). Inilah panggilan gereja, menyelamatkan dunia; mengubah dan mentransformasinya. c. Gereja harus mampu melakukan dialog dengan pemerintah dimana ia berada. d. Semua anggota persekutuan yang adalah manusia baru berperan dan mendapat bagian dalam kesaksian (marturia), persekutuan (koinonia) dan pelayanan (diakonia) gereja, sebagai wujud dari jemaat yang missioner dibawah koordinasi dan arahan dari para pelayan khusus: pendeta, penatua dan diaken. Pasal 6 : Ibadah a. Sebagai manusia yang telah diselamatkan Allah, haruslah kehidupan orang-orang Kristen sebagai ungkapan rasa syukur yang dinampakkan melalui pikiran, ucapan dan tindakannya. Inilah ibadah orang Kristen yang sejati. (Roma 12:1). b. Selayaknyalah orang Kristen mempersembahkan diri, pekerjaan dan keluarganya utuh-penuh kepada Allah. c. Setiap orang Kristen haruslah berada di dalam dunia ini, tapi tidak pernah menjadi sama dengan dunia ini. d. Setiap orang Kristen haruslah berani memberi dalam bentuk materi dari keadaan kekurangannya bukan kelebihannya, agar terhindar dari masalah kekawatiran dan mampu memuliakan Allah di segala keberadaannya. (2 Kor. 8:1-5). e. Setiap orang Kristen haruslah mempunyai pengharapan dalam kehidupannya karena Allah mempunyai rencana atas tiap-tiap orang pilihan-nya, sehingga mampu bersukacita senantiasa. (Fil. 4:4) 45

9 f. Setiap perkawinan Kristen ialah perkawinan antara lelaki dan perempuan yang berdasarkan ikatan perjanjian seperti yang diteladankan Allah kepada manusia sejak zaman Nuh hingga pengutusan anak-nya Yesus: yaitu perjanjian yang dilandasi oleh kasih setia yang tidak berkesudahan. Sehingga dalam perkawinan Kristen tidak dikenal perceraian, karena Allah tidak pernah memutuskan penuh hubungannya dengan manusia. (Kej. 1:27; Mat. 19:4-6). g. Untuk mampu mewujudkan ibadahnya setiap saat dan di segala tempat, hendaklah orang Kristen bersekutu bersama dalam perayaan ibadah komunal, seperti ibadah minggu, untuk bersama memuji Allah, bersama mendengar kesaksian tentang Allah dan tuntutan hidup baru, bersama diperbaharui dan saling menguatkan dan dikuatkan. Maka di dalam persekutuan ibadah minggulah dilaksanakan pemberitaan firman, baik dalam bentuk khotbah maupun sakramen babtisen anak dan orang dewasa serta perjamuan kudus. h. Hendaklah anak dan anggota keluarga Kristen yang tidak dalam status pengembalaan khusus, dibaptis dan mengikuti perjamuan kudus. i. Hendaklah ibadah minggu dilaksanakan dalam suasana ucapan syukur memuliakan Tuhan, yang dinampakkan dalam sikap peserta dan pemimpin ibadah. j. Hendaklah peserta dan pelaku ibadah minggu membawakan diri, pemberian dan pelayanan yang terbaik bagi Allah. k. Hendaklah pelayan ibadah menguasai dasar-dasar teologis dari liturgi dan nyanyian yang digunakan dalam kekbaktian, sehingga dari awal hingga akhir kebaktian nampak suatu teologia yang utuh. l. Hendaklah dasar teologia, bentuk dan irama dari liturgi dan nyanyian yang digunakan dalam ibadah adalah hasil dari hubungan yang dialetik antara Alkitab dan Tradisi dengan konteks peserta dan pemimpin ibadah. Demikianlah pengakuan dasar (konfesi) GBKP yang mewarnai seluruh program-program pelayanan dan tata gereja (peraturan GBKP). C. Teologi Misi GBKP C.1. Pengertian Misi Pengertian misi tidak ada disebutkan secara rinci dalam pengakuan dasar (konfesi) GBKP, tetapi kosep misi dapat kita lihat dalam pengakuan dasar (konfesi) GBKP khususnya tentang gereja, yaitu gereja haruslah menyaksikan pola hidup Yesus, agar kerajaan Allah terwujud di dunia ini. Inilah arti gereja sebagai tubuh Kristus dan Kristus sebagai kepalanya. Gereja memproklamasikan nilai-nilai Allah yang nampak dari kehidupan Yesus yaitu cinta 46

10 kasih, keberpihakan pada yang miskin, tidak berdaya, dan yang tersingkirkan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan (diakonia). Inilah panggilan gereja, menyelamatkan dunia, mengubah dan mentransformasinya. Semua anggota persekutuan yang adalah manusia baru berperan dan mendapat bagian dalam kesaksian (marturia), persekutuan (koinonia) dan pelayanan (diakonia) gereja, sebagai wujud dari jemaat yang missioner dibawah koordinasi dan arahan dari para pelayanan khusus: pendeta, penatua, dan diaken. 7 Jadi pengertian misi dalam konsep GBKP menyangkut menyaksikan dan meproklamirkan pola hidup Yesus, nilai-nilai Allah yang nampak dari kehidupan Yesus. Sehingga dalam pembukaan tata gereja GBKP disebutkan: Allah memanggil semua orang untuk diselamatkan. Untuk itu Yesus Kristus diutus ke dalam dunia sebagai jalan keselamatan dan hidup bagi manusia. Orang-orang yang menyambut panggilan ini dikuduskan dan dipersekutukan oleh Roh Kudus di dalam suatu persekutuan baru dengan Dia. Persekutuan ini meliputi umat manusia di segala tempat dan disepanjang zaman, disebut gereja yang Kudus dan Am. Di dalam persekutuan dengan Dia, gereja dipanggil dan dipergunakan oleh Allah dan teman sekerja dalam memproklamasikan Injil Kerajaan Allah melalui hidup yang bersekutu, bersaksi dan melayani sampai akhir zaman. (1 Ptr. 2:9-10;Yoh. 17:17-18;1 Kor. 3:9). 8 Misi bagi semua anggota jemaat GBKP adalah memproklamasikan Injil kerajaan Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Dalam tata gereja GBKP juga disebutkan tugas dan kewajiban anggota sidi yaitu: menjalankan fungsi dan peran sebagai Nabi, Imam dan Raja (imamat am orang percaya) untuk menyebarluaskan Kerajaan Allah (Keluaran 19:5-6; Petrus 2:9-10). 9 Dalam hal ini misi diartikan menyebarluaskan kerajaan Allah. 7 Moderamen GBKP, Tata Gereja GBKP , Kabanjahe, 2005, Ibid, 1. 9 Ibid, 5. Jika dibandingkan dengan Amanat dan tugas anggota gereja dalam tata gereja GBKP tahun 1971 yaitu kepada gereja diamanatkan Tuhan untuk memberitakan kabar kesukaan ke seluruh dunia (Matius 28:19-20) memberikan kesaksian dan menyampaikan kasihnya kepada manusia (Johanes 13:15; 17:18; Matius 25:46; 1Korintus 13:13).Tim Peneliti GBKP Dan Staf Proyek Survey Menyeluruh DGI (PGI) Dr. Frank L. Cooley, Benih Yang Tumbuh IV, Jakarta: Lembaga Penelitian dan Study Dewan Gereja-Gereja Di Indonesia, 1976,

11 Jelas terlihat sebagaimana hakekat kegiatan gereja yang dituangkan dalam tata gereja GBKP adalah: Haketkan kegiatan gereja adalah: Buah iman warga jemaat pada bidang Marturia (kesaksian), Koinonia (persekutuan) dan Diakonia (pelayanan) untuk pertumbuhan dan pembangunan jemaat sebagai perwujudan Tubuh Kristus di tengah dunia bagi kemuliaan nama Tuhan. (Matius 28:16-20; Efesus 4:16; Matius 25:41-46). Konsep misi jelas terlihat dalam kegiatan Marturia (Kesaksian), kegiatan ini mencakup: 1. Mengadakan Pekabaran Injil Keluar kepada seluruh manusia yang belum mengenal Kristus. 2. Mengadakan Pekabaran Injil Kedalam sesuai dengan ajaran GBKP dan disetujui oleh Majelis Jemaat, Klasis, Moderamen sesuai wilayah pelayanannya. 3. Memobilisasi seluruh warga jemaat (pribadi/kelompok) agar kita ikut bertanggung jawab dalam tugas Pekabaran Injil melalui doa, daya, dana maupun perilaku kristiani dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mempersiapkan warga jemaat menjadi warga jemaat yang missioner. 5. Mengadakan dan mengembangkan sarana Pekabaran Injil. 6. Mengadakan dialog antar iman 7. Pengembangan Wisata Rohani. 10 Dari tujuh kegiatan marturia (kesaksian) yang disebutkan satu sampai lima menekankan Pekabaran Injil (PI) baik keluar maupun kedalam. Konsep misi juga tidak bisa dipisahkan dengan marturia (kesaksian), seperti yang dikatakan Pdt. Kongsi Kaban.S.Th (Ketua bidang Marturia Modramen GBKP). Pengertian misi adalah kesaksian anggota GBKP yang tetap menjadikan Matius 28:19-20 sebagai amanat agung Tuhan Yesus, tapi bukan dalam arti kristenisasi. Tapi dihubungkan dengan Matius 22:34-40, bahwa dengan menunjukkan kasih kepada Allah dan sesama, dengan menunjukkan berkat Allah yang telah kita terima, dan bukan kita membuat 10 Moderamen GBKP, Tata Gereja GBKP , Kabanjahe, 2005,

12 orang lain percaya, sebab itu pekerjaan Allah. Bila melalui kesaksian seperti ini orang lain jadi percaya, ia akan menjadi anggota GBKP. 11 Jadi pengertian misi menurut GBKP adalah menyaksikan, memproklamirkan, dan menyebarluaskan kerajaan Allah (pola hidup meneladani Yesus) oleh setiap anggota GBKP, misi dimasukkan kedalam kegiatan-kegiatan marturia (kesaksian), koinonia (persekutuan), dan diakonia (pelayanan). C.2. Tujuan Misi Tujuan misi dalam GBKP adalah: - Memenuhi panggilan sebagai alat dan teman sekerja Allah dalam memproklamasikan Injil kerajaan Allah. Allah memanggil semua orang untuk diselamatkan. Untuk itu Yesus Kristus diutus ke dalam dunia sebagai jalan keselamatan dan hidup bagi manusia. Orang-orang yang menyambut panggilan ini dikuduskan dan dipersekutukan oleh Roh Kudus di dalam suatu persekutuan baru dengan Dia. Persekutuan ini meliputi umat manusia di segala tempat dan sepanjang zaman, disebut Gereja yang Kudus dan Am. Di dalam persekutuan dengan Dia, Gereja dipanggil dan dipergunakan oleh Allah sebagai alat dan teman sekerja dalam memproklamasikan Injil Kerajaan Allah melalui hidup yang bersekutu, bersaksi dan melayani sampai akhir zaman. (I Ptr. 2:9-10; Yoh. 17:17-18; I Kor. 3:9). - Meningkatkan jumlah orang-orang untuk dibabtis (dikristenkan). Sebagaimana yang tertuang dalam Garis Besar Pelayanan GBKP, penginjilan adalah sebuah program yang utama dalam keberadaan GBKP. Penginjilan amat penting karena menunjukkan Kasih Allah kepada dunia (Yoh. 3:16). Oleh sebab itu maka program Penginjilan harus dikembangkann sebagai wujud kesetiaan kepada Allah Bapa sebagai 11 Hasil Wawancara dengan Pendeta Kongsi Kaban. S.Th, (Ketua bidang Marturia Modramen GBKP), 9 February 2012, 5:30 PM. 49

13 pemilik gereja sehingga berita keselamatan harus diberitakan kepada semua orang (Mat 28:18-20; Mark 16:15; Kis 1:8). Gereja atau semua orang percaya berkewajiban untuk memberitakan injil, sehingga pewujudan berlaku sebagai tubuh Kristus sungguh dapat dinyatakan melalui program pekabaran injil yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah orang-orang untuk dibabtis (dikristenkan). - Membangkitakan semangat penginjilan. Buluh Awar Mission adalah sebuah program untuk menggantikan nama Wisata Rohani. Pergantian ini adalah untuk lebih menekankan arti dan makna peristiwa bersejarah masuknya Injil bagi orang karo. Dengan nama baru ini kita akan lebih didekatkan kepada maksud program ini yang bertujuan untuk tetap membangkitkan semangat penginjilan pada setiap gerak GBKP kini dan akan datang. Dalam pengembangan program ini untuk mengenang peristiwa masuknya Injil bagi masyrakat Karo maka program ini akan menjadikan Buluh Awar sebagai satu tempat wisata rohani dengan fasilitas pendukung yang layak untuk sebuah program wisata yang mengandung unsur pendidikan dan pembinaan yang berorientasi penginjilan disetiap bagian kegiatannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka sinode/moderamen GBKP membuat program antara lain: - Perkabaran Injil Kedalam (Evangelisasi) Pelayanan melalui kebaktian-kebaktian dan PA yang dilakukan di GBKP bertujuan untuk membangun iman jemaat agar dapat berlaku sebagai mana tugas dan panggilan yang diterima dari Allah Bapa kepada gerejanya. Pada kenyataannya jemaat yang terbangun imannya hanya anggota jemaat yang aktif ke gereja (kurang lebih 40%) mereka juga yang aktif menghadiri PJJ dan PA Lembaga. Sedangkan yang kurang aktif dan tidak aktif sama sekali tidak tersentuh oleh pemberitaan Firman Tuhan. 50

14 Dalam pelaksanaan PI kedalam atau yang dimaksud juga Evangelisasi maka kegiatan ini lebih dititik beratkan dilaksanakan oleh klasis dan terutama Runggun-Runggun bersama lembaga Kategorial pelayanan diwilayahnya masing-masing. Dalam hal ini bidang kesaksian di Modramen akan lebih melakukan pemberdayaan kepada Klasis-Klasis dan bukan sebagai pelaksana langsung dari kegiatan PI kedalam yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pelayanan dalam hal PI kedalam (Evangelisasi) ini diprogramkan untuk dilaksanakan oleh setiap lingkup pelayanan GBKP baik Sinode/Modramen, Klasis, Runggun, dan unit pelayanan dan pelayanan Kategorial yang dianggap membutuhkan sehingga pelayanan ini akan: 12 Program Kerja Di Wilayah Sinode/Modramen 1. Ibadah Minggu. Melakukan pengembangan program guna peningkatan kwalitas Ibadah minggu yang akan disosialisasikan ke setiap Klasis yang kemudian diteruskan ke Runggun-Runggun. 2. PA, Perpulungun Jabu-Jabu, Perkunjungan Rumah Tangga, Kebaktian Kebangunan Iman. Mengadakan pengkajian dan pengembangan metode dan strategi dengan berbagai cara antara lain dengan pemutaran film, Kebaktian Kebangunan Iman, penempatan tenaga Detaser, dan lainnya. Dalam program ini akan ditemukan metode PI perkotaan, dan juga desa, sehingga ini dapat dipergunakan bagi semua unit pelayanan diwilayah masing-masing, dan juga bekerjasama dengan lembaga PI yang ada dari dalam luar GBKP. 12 Modramen GBKP, Garis Besar Pelayanan GBKP , Kabanjahe, 2010,

15 3. Pemberdayaan. Memberdayakan dan mengembangkan gerakan Evangelisasi oleh Klasis, Runggun, sehingga setiap Klasis dan Runggun memiliki program yang jelas dengan pencapaian hasil yang berdampak positif kepada peningkatan kehadiran jemaat setiap tahunnya. Program Kerja Di Wilayah Klasis. 1. Ibadah Minggu Melakukan pemberdayaan peningkatan kwalitas pelaksanaan Ibadah Minggu di Runggun-Runggun. 2. PA, Perpulungen Jabu-Jabu, Perkunjungan Rumah Tangga, Kebaktian Kebangunan Iman. Mengadakan pengkajian dan pengembangan metode dan strategi dengan berbagai cara antara lain dengan pemutaran film, Kebaktian Kebangunan Iman, penempatan tenaga Detaser, dan lainnya. Dalam program ini akan ditemukan metode PI perkotaan dan juga desa, sehingga ini dapat dipergunakan bagi semua unit pelayanan di wilayah masing-masing, dan juga bekerja sama dengan lembaga PI yang ada dari dalam luar GBKP. 3. Pemberdayaan. Memberdayakan dan mengembangkan gerakan Evangelisasi oleh runggun sehingga oleh setiap Runggun memiliki progam yang jelas dengan pencapaian hasil yang berdampak positif kepada peningkatan kehadiran jemaat setiap tahunnya. 52

16 Program Kerja Di Wilayah Runggun. 1. Ibadah Minggu Melakukan upaya peningkatan kwalitas Ibadah minggu dari setiap bagian acara dengan memperhatikan makna mengajak dan memotivasi dengan cara penyampaian yang tidak kaku namun jelas, memperkaya kreativitas acara sehingga tidak monoton dan minim acara, memperlengkapi peralatan-peralatan pendukung yang sesuai dengan kebutuhan berupa Alkitab, buku nyanyian, sound system, LCD Proyektor, kebersihan kerapian gedung gereja dan halaman. 2. PA, Perpulungen Jabu-Jabu (Kebaktian Rumah Tangga). Melakukan upaya kreatif terhadap pelaksanaan PA, Perpulungen Jabu-Jabu dengan berbagai metode, dan merumuskan hasil dan manfaat yang akan dicapai menurut pembagian waktu bulanan triwulan, dan tahunan. 3. Perkunjungan Rumah Tangga. Membentuk tim atau pribadi untuk melakukan perkunjungan rumah tangga yang terdiri dari para pelayanan atau anggota jemaat dengan membagi seluruh anggota jemaat menurut pengelompokan yang ada dan memberikan tugas tanggungjawab yang jelas bagi tim atau setiap orang yang ditunjuk sebagai petugas pelayan untuk kelompok atau pribadi yang dianggap perlu untuk mendapat pelayanan. 4. Kebaktian Kebangunan Iman. Menggalakkan Kebaktian Kebangunan Iman yang diselenggarakan oleh Majelis jemaat/runggun untuk memberikan ruang kreativitas dan penyegaran bagi anggota jemaat. 5. Pengembangan Metode. Mengadakan pengkajian dan pengembangan metode dan strategi dengan berbagai cara antara lain dengan pemutaran film, Kebaktian Kebangunan Iman dan lainnya. 53

17 Dalam program ini akan ditemukan metode PI perkotaan, dan juga desa, sehingga ini dapat dipergunakan bagi semua unit pelayanan diwilayah masing-masing, dan juga bekerja sama dengan lembaga PI yang ada dari dalam luar GBKP. 6. Pemberdayaan. Memberdayakan dan mengembangkan gerakan Evangelisasi oleh runggun sehingga setiap Klasis dan Runggun memiliki program yang jelas dengan pencapaian hasil yang berdampak positif kepada peningkatan kehadiran jemaat setiap tahunnya. - Program kerja PI keluar Penginjilan adalah sebuah program yang utama dalam keberadaan GBKP. Penginjilan sangat penting karena menunjukkan kasih Allah kepada dunia (Yoh 3:16). Oleh sebab itu maka program Penginjilan harus dikembangkan sebagai wujud kesetiaan kepada Allah Bapa sebagai pemilik gereja sehingga berita keselamatan harus diberitakan kepada semua orang (Mat 28:18-20; Mark 16:15; Kis 1:8). Gereja atau semua orang percaya berkewajiban untuk memberitakan Injil, sehingga pewujudan berlaku sebagai tubuh Kristus sungguh dapat dinyatakan melalui program ini. Program Kerja Di Wilayah Sinode/Modramen. 1. Melakukan pengembangan metode dan cara PI keluar yang lebih efektif dan berdampak kepada pertambahan orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan Juruselamat di kota dan desa dengan berbagai cara. Dalam program ini akan ditemukan metode PI perkotaan dan juga desa, sehingga ini dapat dipergunakan bagi semua unit pelayanan di wilayah masing-masing. 54

18 2. Memberdayakan pembentukan dan pelatihan tim PI di Klasis dan lembaganya untuk memiliki kemampuan PI keluar dengan hasil yang nyata terjadi pertambahan orang yang menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. 3. Pemberdayaan jemaat untuk menjadi pelaku PI melalui: a. Pembinaan kesadaran dan pemahaman PI melalui tulisan, kursus, PJJ dan bahan PA. b. Pembinaan jemaat tentang perkabaran Injil pribadi melalui perkataan dan cara hidup sehari-hari sebagai orang Kristen. c. Mengajak jemaat untuk mengabarkan Injil kepada keluarga yang belum percaya. d. Mendorong jemaat kota menetapkan daerah PI dan jemaat binaan di desa. e. Pemetaan dan penempatan tenaga PI yang bekerja sama dengan majelis jemaat/klasis setempat. Program Kerja Di Wilayah Klasis. 1. Melakukan pengembangan metode dan cara PI keluar yang lebih efektif dan berdampak kepada pertambahan orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan Juruselamat di kota dan desa dengan berbagai cara. Dalam program ini akan ditemukan metode PI perkotaan dan juga desa, sehingga ini dapat dipergunakan bagi semua unit pelayanan diwilayah masing-masing. 2. Membentuk dan melatih tim PI di Klasis dan lembaganya, Runggun dan lembaganya untuk memiliki kemampuan PI keluar dengan hasil yang nyata terjadi pertambahan yang menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. 55

19 3. Pemberdayaan jemaat untuk menjadi pelaku PI melalui: a. Pembinaan kesadaran dan pemahaman PI melalui tulisan, kursus, PJJ dan bahan PA. b. Mendorong jemaat kota menetapkan daerah PI dan jemaat binaan di desa. c. Pemetaan dan penempatan tenaga PI yang bekerja sama dengan majelis jemaat/klasis setempat. Program Kerja Di Wilayah Runggun. 1. Melakukan pengembangan metode dan cara PI keluar yang efektif dan berdampak kepada pertambahan orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan Juruselamat di Runggun dengan berbagai cara. Dalam program ini akan ditemukan metode PI yang dapat dipergunakan bagi semua unit pelayanan di wilayah masing-masing. 2. Membentuk dan melatih tim PI di Runggun dan lembaganya untuk memiliki kemampuan PI keluar dengan hasil yang nyata terjadi pertambahan orang yang percaya Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. 3. Pemberdayaan jemaat untuk menjadi pelaku PI melalui: a. Pembinaan jemaat tentang Perkabaran Injil pribadi melalui perkataan dan cara hidup sebagai orang Kristen. b. Mengajak jemaat untuk mengabarkan Injil kepada keluarga yang belum percaya. - Buluh Awar Mission Buluh Awar Mission adalah sebuah program untuk menggantikan sebuah nama Wisata Rohani. Pergantian ini adalah untuk lebih menekankan arti dan makna peristiwa 56

20 bersejarah masuknya Injil bagi orang Karo. Dengan nama Buluh Awar Mission ini kita akan lebih didekatkan kepada maksud program ini yang bertujuan untuk tetap membangkitkan semangat penginjilan pada setiap gerak GBKP kini dan akan dating. Dalam pengembangan program ini untuk mengenang peristiwa masuknya Injil bagi masyarakat Karo maka program ini akan menjadikan Buluh Awar sebagai salah satu tempat wisata rohani dengan fasilitas pendukung yang layak untuk sebuah program wisata yang mengandung unsur pendidikan dan pembinaan yang berorientasi penginjilan disetiap bagian kegiatannya. Program Kerja Di Wilayah Sinode/Modramen 1. Mengembangkan program yang berorientasi penginjilan (mission oriented) yang berpusat di Desa Buluh Awar dalam berbagai bentuk antara lain: Wisata Napak Tilas Zending, Perkemahan PI, Festival PI, Malam perenungan Missi Ber-PI, Keperdulian Missi. 2. Meningkatkan fasilitas/sarana di Buluh Awar sehingga kondusif sebagai tempat wisata dan sekaligus pembinaan penginjilan GBKP. 3. Pusat Training Penginjilan GBKP di Desa Buluh Awar. Mengimani bahwa Buluh Awar dipilih oleh Tuhan Allah sebagai pos pertama Injil masuk ketanah Karo, maka untuk mengenang dan melanjutkan momentum bersejarah ini, Buluh Awar dijadikan sebagai pusat Training Penginjilan GBKP yang menyediakan pendidikan dan pelatihan Pekabaran Injil bagi semua pelayanan dan warga GBKP yang membutuhkan dan terutama Tim PI GBKP disemua lingkup pelayanan yang ada: a. Pengadaan Trainer Penginjilan masa kini untuk desa dan kota. b. Pengadaan Modul Pelatihan Penginjilan GBKP. c. Pengadaan sarana Pelatihan Penginjilan. 57

21 4. Menempatkan dan memberdayakan tenaga Detaser sebagai tenaga yang memiliki tugas dan kemampuan melakukan Pekabaran Injil. Penempatan tenaga Detaser adalah penempatan orang yang memiliki kemampuan untuk Penginjilan. Dengan demikian perlu diadakan program pelatihan bagi tenaga-tenaga Detaser secara regular sehingga GBKP akan memiliki tenaga yang terlatih dan cukup untuk melakukan Penginjilan diberbagai daerah yang dianggap butuh. Program Kerja Di Wilayah Klasis. 1. Dalam mengenang moment Buluh Awar dipilih sebagai Pos Penginjilan pertama masuknya Injil ke masyarakat Karo, maka program yang berorientasi penginjilan (mission oriented) dengan nama program Buluh Awar Mission dalam berbagai bentuk antara lain: Wisata Napak Tilas Zending, Perkemahan PI, Festival PI, Malam Perenungan Missi ber-pi, Keperdulian Missi, dilaksanakan di Klasis masing-masing yang waktunya pada peringatan masuknya Injil (Sehna Berita Simeriah) setiap tahunnya. 2. Training Penginjilan GBKP di Desa Buluh Awar. Mempersiapkan dan mengkoordinasi Tim PI dari setiap Klasis dan Runggun-Runggun untuk mengikuti training di pusat training Penginjilan GBKP Buluh Awar. Program Kerja Di Wilayah Runggun. 1. Dalam mengenang moment Buluh Awar dipilih sebagai Pos Penginjilan pertama masuknya Injil kemasyarakat Karo, maka program yang berorientasi penginjilan (mission oriented) dengan nama program Buluh Awar Mission dalam berbagai bentuk antara lain: Wisata Napak Tilas Zending, Perkemahan PI, Festival PI, Malam Perenungan Missi ber-pi, Keperdulian Missi. Dilaksanakan di runggun 58

22 masing-masing yang waktunya pada peringatan masuknya Injil (Sehna Berita Simeriah) setiap tahunnya. 2. Training Penginjilan GBKP di Desa Buluh Awar. Mempersiapkan dan mengkoordinasi Tim PI dari Runggun untuk mengikuti training di Pusat Training Penginjilan GBKP di Buluh Awar. C.3. Pelaku Misi GBKP adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil untuk memberitakan Kerajaan Allah melalui kesaksian, persekutuan dan pelayanannya. (Matius 28 : 18-20; Markus 16:15; Johanes 17:21; Kisah Para Rasul 1:8; 2 :43-47; Efesus 2:10; 4 : 23-24; Pilipi 2:11; Kolose 1:10; I Petrus 2:9 dan Wahyu 21:5). 13 Allah memanggil semua orang untuk diselamatkan. Untuk itu Yesus Kristus diutus ke dalam dunia sebagai jalan keselamatan dan hidup bagi manusia. Orang-orang yang menyambut panggilan ini dikuduskan dan dipersekutukan oleh Roh Kudus di dalam suatu persekutuan baru dengan Dia. Persekutuan ini meliputi umat manusia di segala tempat dan sepanjang zaman, disebut Gereja yang Kudus dan Am. Di dalam persekutuan dengan Dia, Gereja dipanggil dan dipergunakan oleh Allah sebagai alat dan teman sekerja dalam memproklamasikan Injil Kerajaan Allah melalui hidup yang bersekutu, bersaksi dan melayani sampai akhir zaman. (I Ptr. 2:9-10; Yoh. 17:17-18; I Kor. 3:9). Semua anggota persekutuan yang adalah manusia baru berperan dan mendapat bagian dalam kesaksian (marturia), persekutuan (koinonia) dan pelayanan (diakonia) gereja, sebagai wujud dari jemaat yang missioner dibawah koordinasi dan arahan dari para pelayan khusus: pendeta, penatua dan diaken. 13 Moderamen GBKP, Tata Gereja GBKP , Kabanjahe, 2005, 4. 59

23 Untuk mensukseskan setiap program-program misi yang tertuang dalam programprogram bidang marturia maka di GBKP telah ditetapkan ada 5 Unit Pelayanan di Bidang Marturia GBKP, yakni : 1. Tim Pembinaan dan Pelatihan PI ke Klasis-Klasis dan ke Majelis-Mejlis. 2. PI keluar dann ke dalam, yang menjangkau daerah-daerah baru di wilayah GBKP dengan mengutus tenaga Detaser, Pemutaran Film Rohani, melaksanakan Kebaktian Kebangunan Iman (KKI), dll. 3. Unit Dialog Antar Iman (DAI), membina kerukunan antar umat beragama. Sebab bagaimanapun Indonesia bangsa yang majemuk, kita seperti orang yang tinggal dalam satu rumah (rumah adat Karo, delapan keluarga dalam satu rumah), kita harus mampu saling menerima satu dengan yang lain. 4. Unit Wisata Rohani, membina jemaat dalam missi melalui wisata, termasuk ke daerah wisata yang dibangun oleh GBKP, yakni ke desa Buluh Awar, desa pertama masuk Injil ke Karo. 5. Varia GBKP: yaitu PI melalui Media Massa, seperti: radio dan media lainnnya. 14 Pada masing-masing unit pelayanan telah diangkat para petugas (pengurus) oleh modramen GBKP dengan masa kerja selama lima tahun, dan dalam melaksanakan program pelayanannya para pengurus bertanggung jawab kepada modramen GBKP. 14 Hasil Wawancara dengan Pendeta Kongsi Kaban. S.Th, (Ketua bidang Marturia Modramen GBKP), 9 February 2012, 5:30 PM. 60

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pekabaran Injil (PI) atau penginjilan sering disebut juga dengan evangelisasi atau evangelisme, 1 merupakan salah satu bentuk misi Gereja. Kata Injil yang

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN

BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN BAB IV STUDY PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TEOLOGI MISI YOHANES CALVIN DENGAN KONSEP TEOLOGI MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN Dalam BAB IV ini penulis akan melakukan analisa yaitu Suatu Analisa Teologi Misi

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri (internal) tetapi juga bagi

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri (internal) tetapi juga bagi BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Gereja adalah alat untuk melaksanakan misi Allah di dunia ini. Gereja bukan ada untuk dirinya sendiri. Tapi gereja lebih secara fungsional sebagai suatu komunitas yang hidup, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP 2010-2015 Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! I Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! 1 Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus di sebut... A Persekutuan D. Ibadah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

2

2 Pk. 17.00 WIB 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN BAPTISAN KUDUS DEWASA, BAPTIS ANAK, PENGAKUAN PERCAYA (SIDI), PENERIMAAN ANGGOTA & PEMBARUAN PENGAKUAN PERCAYA PENGANTAR PF : Dalam kebaktian hari ini akan dilayankan

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Level 2 Pelajaran 4 PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai pentingnya gereja Kristus. Saya ingin bacakan ayat dari Ibrani 10:25. Ayat itu berkata, Janganlah kita menjauhkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG PENGESAHAN PROGRAM UMUM GNKP-INDONESIA TAHUN 2014 2019 BAB I PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen. Kelas/Semester : IX / II Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 50 Kurikulum Acuan : KTSP 1 KISI-KISI PENULISAN ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN

Lebih terperinci

BAB 5. Penutup. (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7

BAB 5. Penutup. (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7 BAB 5 Penutup Pada bagian penutup ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari penelitian dan juga saran kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan KAKR. 5. 1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pada umumnya dipahami bahwa warga gereja terdiri dari dua golongan, yaitu mereka yang dipanggil penuh waktu untuk melayani atau pejabat gereja dan anggota jemaat biasa.

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS Sebagai orang yang sudah percaya harus mengetahui kebenaran tentang siapakah Roh Kudus itu maupun pekerjaannya. 1. Jelaskan bagaimanakah caranya supaya kita dapat menerima Roh Kudus? - Efesus 1 : 13-14

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN [1] Allah adalah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya, termasuk manusia yang diciptakan menurut gambar- Nya. Allah menciptakan segalanya baik namun dosa manusia menyebabkan

Lebih terperinci

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN [1] Allah adalah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya, termasuk manusia yang diciptakan menurut gambarnya. Allah menciptakan segalanya

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya dinamai suku Karo sekarang ini (P. Sinuraya,2000: 1). Setelah hancurnya Kerajaan Haru Wampu, Kerajaan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018 BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN MING- 07 Januari 14 Januari 21 Januari 28 Januari 04 Februari Keluaran 3:10-15 Mazmur 8:1-10 Yohanes 21:1-11 1Samuel 9:1-10 Markus 5:22-34 Mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata Zending, dan ada yang merujuk kepada pengertian Pekabaran Injil. Th Kobong, teolog

BAB I PENDAHULUAN. kata Zending, dan ada yang merujuk kepada pengertian Pekabaran Injil. Th Kobong, teolog BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja tidak akan berkembang tanpa adanya misi. Misi pada umumnya berbicara tentang pekabaran Injil. Adapun tujuan misi adalah untuk mengidentifikasi dari peristiwa

Lebih terperinci

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius 28:19-20). Mandat ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan semua kajian dalam bab-bab yang telah dipaparkan di atas, pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini terutama bagi gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

TRAINING BERTEMPAT DI GEREJA SESI 1 - Model Untuk Training Pelayanan

TRAINING BERTEMPAT DI GEREJA SESI 1 - Model Untuk Training Pelayanan TRAINING BERTEMPAT DI GEREJA SESI 1 - Model Untuk Training Pelayanan PENDAHULUAN Ketika Yesus memulai pelayanan-nya di muka bumi ini, Ia memulai sebagai seorang guru yang diutus Allah. (Yohanes 3:1-2).

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF. kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak tidak mengenyam

BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF. kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak tidak mengenyam BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF Kemiskinan adalah suatu masalah besar dan serius yang sedang terjadi ditengahtengah kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum Emeritasi merupakan istilah yang tidak asing di telinga kita. Dalam dunia pendidikan kita mengetahui adanya profesor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,

Lebih terperinci

PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK YULIA CITRA, LENDA DABORA J.F. SAGALA STT SIMPSON

PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK YULIA CITRA, LENDA DABORA J.F. SAGALA STT SIMPSON PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK YULIA CITRA, LENDA DABORA J.F. SAGALA STT SIMPSON PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PENGINJILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: BAB V PENUTUP Pada bagian ini penulisan akan dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. 5.1.KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Gereja adalah persekutuan orang percaya

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian BAB III Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB 1. Sejarah Singkat GPIB GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian dari GPI (Gereja Protestan Indonesia) yang dulunya bernama

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya. Karena itu organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG

Lebih terperinci

Barisan Pemenang GBI Misi Kasih

Barisan Pemenang GBI Misi Kasih Barisan Pemenang GBI Misi Kasih BY WWW.MISIKASIH.ORG APA ITU BARISAN PEMENANG? Barisan Pemenang yang disebut BP adalah sebuah tim kecil yang terdiri dari tujuh orang yang sebagai kelompok yang dapat menjawab

Lebih terperinci

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Bekerja Dengan Para Pemimpin Bekerja Dengan Para Pemimpin Sudah lebih dari setahun Kim menjadi anggota gerejanya. Dia telah belajar banyak sekali! Ia mulai memikirkan pemimpin-pemimpin di gereja yang telah menolongnya. Ia berpikir

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (10/2), mencatat ekonomi Indonesia tumbuh

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria KESATUAN ALKITAB DAN GEREJA ATAU JEMAAT Roh Kudus merupakan kekuatan penggerak di belakang kesatuan Jemaat (Ef. 4:4-6). Dengan memanggil mereka dari pelbagai suku-bangsa, Roh Kudus membaptiskan mereka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,

Lebih terperinci

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong 1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11 Pdt. DR. Stephen Tong Yesus mengatakan ada dua macam orang yang melayani Tuhan, yang semacam adalah gembala yang lainnya adalah orang upahan. Gembala mengasihi domba-domba

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Mengaryakan Pelayanan dan Kesaksian dengan Mewujudkan Kebebasan, Keadilan, Kebenaran dan Kesejahteraan bagi Sesama dan Alam Semesta (LUKAS 4:19) Minggu,

Lebih terperinci

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 Selain bekerja atas masing-masing kita, Roh Kudus juga bekerja dalam Gereja sebagai satu tubuh. Roh Kudus memelihara Gereja tetap bersatu sehingga kita dapat

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki

Lebih terperinci

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 1 BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL PENDAHULUAN A. Penulis. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 2. Ada yang merasa bahwa dia dilahirkan di Antiokhia di Siria, dan ada

Lebih terperinci

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang SUPLEMEN MATERI KHOTBAH PELKAT 10 11 MARET 2017 Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang YOHANES 4 : 27 54 Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil.

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai

Lebih terperinci

10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT 10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT Sembah Puji (20 Menit) 2 lagu Pengagungan - 2 Lagu sesuai tema Firman Tuhan (Silahkan pilih 2 lagu berikut): 1. Bila Roh Allah di didalamku 2. Nyanyi bagi

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Dalam pelajaran dua kita melihat pentingnya mengajar, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Sejarah pengajaran dalam Alkitab merupakan pedoman bagi

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan lagu-lagu baru (Jika tidak ada kantoria, bagian kantoria dinyanyikan oleh umat). Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI JEMAAT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu Pemuliaan Kristus

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu Pemuliaan Kristus TATA IBADAH HARI MINGGU Minggu Pemuliaan Kristus 13 Mei 2018 TATA IBADAH PERSIAPAN Pengenalan / Latihan lagu-lagu untuk beribadah Doa para Presbiter di Konsistori Ucapan Selamat Datang P.2 Jemaat yang

Lebih terperinci

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK 3.1 Sejarah dan Perkembangan GKI Palsigunung Depok Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur. Berdirinya

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 21 Mei 2017

GPIB Immanuel Depok Minggu, 21 Mei 2017 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU V SESUDAH PASKAH Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/ selamat sore warga jemaat yang Tuhan

Lebih terperinci

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia Pertanyaan-pertanyaan Pelajaran Ikutilah Yesus! Sastra Hidup Indonesia 5 Bagian Pelayanan Orang Kristen Edisi yang Pertama 2013 (C01) Penerbit: Editor: Sastra Hidup Indonesia, http://www.sastra-hidup.net

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 08 Januari 2017

GPIB Immanuel Depok Minggu, 08 Januari 2017 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH EPIFANIA Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah yang sejati seperti yang ditegaskan oleh Rasid Rachman 1 sebagai refleksinya atas Roma 12:1, adalah merupakan aksi dan selebrasi. Ibadah yang sejati tidak

Lebih terperinci