BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fungsional manajemen dan seberapa jauh pertunjukan tayub memberi kontribusi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fungsional manajemen dan seberapa jauh pertunjukan tayub memberi kontribusi"

Transkripsi

1 40 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk menjawab permasalahan yaitu bagaimana penerapan aspek fungsional manajemen dan seberapa jauh pertunjukan tayub memberi kontribusi sosial ekonomi bagi masyarakat penyelenggara, maka dalam bab ini akan memaparkan aspek fungsional manajemen yang terjadi dalam penyelenggaran pertunjukan tayub. Sebagaimana dipaparkan dalam bab pertama, ada empat aspek fungsional yaitu manajemen produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan. Secara sistematis berikut ini ulasannya. A. Manajemen Produksi Manajemen produksi berkaitan dengan perencanaan hingga operasional suatu kegiatan. Perencanaan pertunjukan tayub diawali dengan oleh inisiator yaitu tuan rumah yang ingin mengadakan hajatan. Pada umumnya tayub diselenggarakan sebagai bagian dari acara perkawinan, memperingati ulang tahun atau daur hidup manusia, dan juga memperingati kegiatan kemasyarakatan, seperti bersih desa. Inisiator akan menghubungi pihak-pihak yang terkait dengan pertunjukan tayub dan memberikan order (panjer). Panjer digunakan untuk mengikat janji antara yang punya gawe dengan pengisi acara dalam hal ini adalah ledhek. Terkadang 1 tahun lebih pun sudah dipanjer, bahkan sampai belum ada tanggalnya pun semisal tahun 2016, Mbak Giyanti sudah dikontrak oleh orang yang pnya hajatan (syukuran, mantu, sunatan, ulang tahun),namun yang terbanyak adalah acara mantenan. Kalau sudah dipanjer ya harus berangkat, wong tidak dipanjer saja kita berangkat 1 1 Wawancara dengan Dwi Purwanto pada Senin 12 Mei 2014 di Pulokulon, Grobogan.

2 Manajer ledhek, Dwi Purwanto mengatakan bahwa bila sudah dapat panjer, mereka harus konsekuen. Bila ada tawaran lain yang akan memberikan panjer yang lebih besar dan lebih menjanjikan, mereka tidak menerima. Baginya panjer itu seperti harga mati, tidak bisa ditarik. Bila mereka menerima panjer dari orang lain dan membatalkan tawaran yang pertama, pasti host akan kecewa dan pasti cerita tentang penolakan joged akan menjadi penilaian yang buruk dan tidak akan mendapatkan order. Halangan seperti hujan, banjir, dan petir tidak menghalangi untuk hadir berperan dalam pertunjukan tayub,, kata Dwi Purwanto. Kita harus disiplin, dan itu yang akan menjadi kebanggaan orang, akan berkesan baik agar saatnya nanti kita akan dipanggil untuk pentas, lanjutnya. Secara satu persatu, pihak ledhek, pengurus kelompok karawitan, pengelola tata panggung termasuk tata lampu dan tata suara, dan juga pengelola video shooting akan dihubungi oleh tuan rumah. Biasanya dilakukan via telpon atau menemui ke rumah mereka. Dalam masalah pemesanan yang diutamakan bukan masalah panjer, sebaiknya 6 bulan sebelum acara bisa langsung menghubungi saya untuk saya cek waktunya. Ya bisa via telpon atau ketemu langsung ke rumah seperti ini. Setelah itu kita mempersiapkan hal-hal yang perlu dipersiapkan misalnya beskap, seragam, warna baju, dan jumlah ledhek. 2 Persiapan yang dilakukan elemen-elemen pertunjukan di atas dilakukan secara sendiri-sendiri tanpa ada latihan bersama. Dwi Purwanto 2 Wawancara dengan Dwi Purwanto pada Senin 12 Mei 2014 di Pulokulon, Grobogan. 41

3 yang beristrikan ledhek yang sekaligus sebagai manajer bagi istrinya akan menanyakan kepada pihak pengundang hal-hal yang mereka inginkan sehingga dia mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan seperti seragam ledhek. B. Manajemen Pemasaran Pemasaran berorientasi kepada semua pihak yang terlibat, yaitu para penyelenggara, mitra penyelenggaran, pelaku kesenian dan juga penonton (Achsan Permas, 2002). Untuk orientasi tersebut maka ditentukan rancangan pemasaran, sasaran pemasaran, dan promosi. Dalam rancangan pemasaran, pihak-pihak yang berkepentingan melakukan pemasaran dengan caranya. Dalam kesenian, orientasi bisa diarahkan kepada karya seni (art for art) atau diarahkan kepada pasar (art for mart). Dalam penyelenggaraan pertunjukan tayub, pelaku kesenian seperti ledhek tidak melakukan promosi secara nyata. Promosi yang mereka lakukan bukanlah membuatkan dan menyebarkan pamflet, atau promosi melalui radio, atau menyatakan keunggulan dirinya dalam media cetakan atau non cetakan lainnya. Promosi yang mereka lakukan yaitu tampil sebagai jodeg dengan sebaik-baiknya. Artinya, sebagai joged mereka memenuhi janji untuk tampil dalam suatu acara, berdandan yang menarik, menyanyi dan menari dengan baik, dan juga berperilaku yang baik pula. Hal ini berkaitan dengan kesan yang akan ditimbulkan dari pelayanan yang mereka lakukan. Para penonton dan pihak lain seperti host akan memberikan penilaian terhadapa kinerja 42

4 mereka. Bila mereka melakukan fungsinya dengan baik, maka secara tidak langsung akan mengarahkan pada kesan yang baik. Penilaian ini merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran mereka. Merupakan suatu kegiatan terencana untuk mendatangkan penonton atau order. Dalam hal ini pemasaran bisa diartikan sebagai proses tukar menukar. Pemasaran berorientasi kepada semua pihak, baik itu penonton, pelaku seni, dan masyarakat pada umumnya. Ada enam langkah dalam pemasaran (1) menentukan sasaran pemasaran, (2) menentukan posisi, (3) melakukan audit pemasaran, (4) mengembangkan rencana pemasaran, (5) mengembangkan kampaye promosi. Hal-hal yang diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan, frekuensi pertunjukan, dan kapan pertunjukan itu tercapai. Secara positioning dalam pemasaran itu merupakan usaha menempatkan keunikan yang unggul dari organisasi. Posisi yang unik, unggul itu menunjukkan perbedaan diantara atau dibanding pesainnya. Biasanya positioning terungkap dalam motto atau slogan. Bukan hanya joged yang melakukan pemasaran seperti ini, pihak karawitan juga demikian. Bila mereka telah menerima panjer, berapapun panjernya, mereka akan konsekuen. Mereka tidak tergiur dengan tawaran yang uang panjernya lebih tinggi. Begitu juga dari pihak sound system, mereka telah memiliki jadwal untuk mempersiapkan tata suara dan panggung pada waktu-waktu mendatang. Mereka tidak melakukan promosi secara nyata namun order untuk pelayanan mereka selalu mereka terima. 43

5 Dari contoh ini menunjukkan bahwa pihak-pihak yang berkepentingan kurang melakukan kampanye promosi dengan persuasif namun pasif. Hal yang paling menonjol dalam perspektif pemasaran untuk pertunjukan tayub adalah penerimaan order. Dapat dinyatakan dilakukan perencanaan pemasaran yang baik bila selama satu bulan, para pelaku kesenian ini mendapatkan order setiap hari. Hal ini telah dilakukan oleh joged kondang, Giantini, yaitu selama satu bulan penuh (Agustus 2014) setiap hari dia menjadi joged. Gambar 5.1. Buku Panjer oleh Dwi Purwanto Untuk mendapatkan order, Giantini biasanya dihubungi via telpon atau ada utusan yang datang ke rumah. Mengingat suaminya, Dwi Purwanto mengatur kegiatan pentas, maka melalui suaminyalah 44

6 diputuskan menerima dan tidaknya tawaran tersebut. Sebagai manajer, Dwi mencatat dalam bukunya tanggal-tanggal pementasan. Untuk mendapatkan order, pelaku kesenian bisa dihubungi langsung, seperti dihubungi melalui telpon atau datang ke rumah atau ke sekretariat, namun tidak sering pula mereka dihubungi oleh broker, atau pihak penghubung. Ada yang melalui salah satu dari unsur pelaku yang dihubungi seperti joged, pengarih tamu, pembawa acara, pengelola sound system, pihak karawitan dan pengguyub. Dari dari salah satu dari mereka, pihak lain akan mendapat order. Artinya bila order datang dari salah satu joged, kemudian joged itu menghubungi pihak pengelola tata suara, pihak karawitan, pihak pembawa acara dan lainnya. Umumnya pihak yang mendapatkan order akan melihat jadwal yang telah ada. Bila mereka tidak ada pementasan pada tanggal tersebut, maka pembahasan berikutnya adalah nilai uang dari pelayanan yang akan mereka lakukan. Setelah mendapatkan kepastian nilai uangnya, maka dilakukan panjer atau uang muka. Dengan diterimanya uang muka tersebut maka pihak tersebut telah berjanji untuk memberikan pelayanan pada waktu yang telah ditentukan. C. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia dilakukan untuk menjamin kemampuan orang-orang yang ada di dalam organisasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal yang dilakukan adalah merinci pekerjaan yang harus dilakukan. Untuk membantu pekerjaan semua pihak dalam 45

7 menjalankan tugasnya, maka yang perlu dilakukan adalah merinci pekerjaan-pekerjaan tersebut, mengelompokkan pekerjaan tersebut, dan membagi tugas kepada anggota sesuai minat, bakat dan kemampuan mereka. Selain itu membuat mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan atau unit kerja yang dibentuk. Ketiga hal tersebut akan menjadi tidak efektif bila tidak dibuat mekanisme untuk mengkoordinasi unit kerja yang dibentuk. Dalam pertunjukan tayub, dapat dirinci pihak-pihak yang berperan, yaitu joged, pengarih tamu, pembawa acara, host, pihak karawitan, pengatur tata suara, pengatur tata lampu, pengatur panggung, dan pengibing. Joged atau ledhek bertugas menari sambil bernyanyi. Menarinya dengan pola gerak dan lantai seperti tarian Gambyong (Widyastutieningrum, 2007). Berbusana dan berdandan yang menarik yaitu mengenakan kebaya berlengan pendek, jarik batik yang diwiron, mengenakan selendang di pinggang, dan rambut disanggul. Pada umumnya joged berusia dari 15 tahun sampai 45 tahun (Widyastutieningrum, 2007). Dalam kisaran umur tersebut, digolongkan joged senior (ledhek mbok-mbokan) dan joged yunior (ledhek wurukan). Kedua golongan joged ini tetap berperan untuk menyanyi dan menari sambil berdiri, namun tingkat ketrampilan yang berbeda. Ledhek mbokmbokan lebih menguasai lagu (gending) daripada ledhek wurukan. Mbak Giantini, mbak Sri dan ledhek mbok-mbokan yang lain itu memiliki cengkok yang pas dengan gending yang dimainkan, kata Pardi seorang pengibing 46

8 aktif. Ledhek wurukan harus belajar nyanyi yang pas dengan ledhek mbokmbokan, katanya lebih lanjut. Dalam pentas, umumnya ada ledhek mbokmbokan dan ledhek wurukan. Bila yang dilibatkan tiga orang joged, maka yang senior hanya satu orang joged, dan dua lainnya adalah yunior. Dengan demikian joged senior melakukan regenerasi dengan melibatkan joged yunior. Joged yang yunior pun mengasah ketrampilan menyanyinya dengan memperhatikan joged senior juga berlatih secara mandiri yaitu berlatih di rumah menggunakan media karaoke. Dalam pementasan, biasanya joged yang yunior akan menyanyikan lagu yang populer, khususnya lagu yang sedang tren dan lagunya tidak sulit dinyanyikan. Joged yang senior akan menyanyikan lagu yang lebih sulit. Di atas panggung, yang mengatur jalannya pertunjukan adalah Pengarih Tamu. Pengarih tamu bertugas untuk mengatur tamu yang ingin menari (mengibing). Umumnya pengarih tamu ada dua orang. Orang pertama pengarih tamu adalah mengatur tamu yang ingin menari dengan memberikan tanda urutan. Urutan pertama selalu diberikan kepada host. Setelah pihak host dan keluarga dan mitra dekatnya menari, barulah tamu umum yang diperkenankan menari. Orang ini berada di tengah-tengah penonton dan sejak awal telah memperhatikan siapa saja yang hadir. Pengarih tamu yang kedua bertugas di atas panggung dan bertugas menerima tanda urutan dan memberikan selengdang kepada pengibing. Pengibing kadang-kadang ada yang berperilaku kurang menyenangkan dan pengarih tamu melindungi para joged dari para pengibing yang iseng. 47

9 Gambar 5.2. Tempat Saweran dalam Bonang yang Dibalik Pengarih tamu yang di atas panggung juga bertugas mengumpulkan uang saweran dari pengibing yang diletakkan di tengah-tengah lipatan selendang. Pengarih tamu kemudian mengambil uang saweran dan diletakkan di dalam wadah bonang (walikan bonang). Kedua pengarih tamu adalah laki-laki dan berbusana khas seperti beskap dengan celana panjang disertai kain batik, dan berhiaskan blangkon. Wajah pun beriaskan bedak dan kosmetik lainnya. Kadang-kadang pula, pengarih tamu berdandan seperti tokoh petruk bagong dalam wayang orang. Bahkan pula ada yang berdandan seperti buto atau tokoh gagah dalam legenda orang Jawa. Pembawa acara membawakan acara dalam bahasa Jawa krama. Sebagai pembawa acara, dia mengatur jalannya acara baik secara 48

10 seremonial dan sampai hiburan. Seremonial adalah mengundang para joged naik ke atas panggung dan di atas panggung para joged menari tari gambyong sebagai penghormatan kepada host dan tamu undangan. Seremonial dilanjutkan dengan pengarih tamu yang menari tari Sliring dengan maksud yang sama, yaitu menghormati host dan tamu. Setelah seremonial selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan hiburan yaitu mempersilakan hadirin untuk menari bersama joged. Dalam menjalankan tugasnya, pembawa acara tidak perlu berdandan seperti pengarih tamu, yaitu cukup berpakaian rapi. Pun bisa mengenakan jas modern adalah suatu penghormatan kepada host. Pihak penyelenggara atau host bertugas untuk menyelenggarakan acara. Tugasnya yaitu menghubungi pihak-pihak yang berkepentingan dan mengatur kehadiran mereka. Host juga yang membayar fee atas jasa yang diberikan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam sebuah hajatan keluarga seperti pernikahan dan ritual daur hidup lainnya (ulang tahun, aqiqah dan khitanan), maka hostnya adalah rumah tangga seseorang. Setiap penyelenggara menyelenggarakan acara sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Umumnya seberapa besar tingkat penyelenggaraan dilihat dari jumlah ledhek yang menari di atas panggung. Penyelenggaraan yang paling kecil adalah joged sejumlah tiga orang saja. Pun penyelenggaraan yang besar yang selama ini terjadi adalah sejumlah 20 orang joged. Dalam pelaksanaan pertunjukan, host mendapatkan tempat utama yaitu di tempatkan di panggung pada saat serimonial. Pihak 49

11 pembawa acara akan mengucapkan berulang-ulang tentang acara yang terselenggara atas nama keluarga yang mengundangnya. Pihak karawitan dalam penyelenggaraan pertunjukan tayub bertugas sebagai pengiring nyanyian bagi joged dan memberikan suasana musikal bagi yang mendengarnya. Pihak karawitan ini biasanya memiliki anggota tetap dan terdiri dari minimal 12 orang sampai 30 orang. Untuk memainkan seperangkat gamelan dibutuhkan 16 orang. Untuk memainkan alat musik kendhang dibutuhkan ketrampilan khusus dan untuk itu dari seluruh anggota karawitan ada yang telah ditunjuk untuk bermain kendang dengan lihai. Untuk instrumen lainnya biasanya anggota bisa bertukar tempat. Selain memainkan instrumen gamelan, ada yang bertugas sebagai wiyogo atau penyanyi laki-laki. Penyanyi laki-laki ini menyanyikan lagu yang bersahutan dengan penari (joged). Dalam beberapa kegiatan, ada kelompok karawitan yang berbusana seragam yaitu beskap lengkap, namun ada pula kelompok karawitan yang berbusana seperti busana harian. Pihak pengatur tata suara, pengatur tata lampu, dan pengatur panggung biasanya diorganisir dalam satu perusahaan, atau dikenal dalam sistem paket. Umumnya yang dicermati adalah ukuran panggung. Setelah mengetahui ukuran dari panggung, maka akan ditentukan jumlah dan spesifikasi dari tata suara dan tata lampu. Perusahaan ini pula yang menyediakan meja dan kursi untuk tamu atau hadirin. Pihak perusahaan telah menyiapkan perlengkapan pada malam hari sebelum 50

12 penyelenggaraan pada hari esoknya. Mereka akan membongkar perlengkapan pada hari kedua setelah penyelenggaraan. Dengan demikian tim dari perusahaan ini minimal ada dua malam di lokasi. Bila sedang banyak order, pihak operator bahkan tidak pulang ke rumahnya karena setiap hari harus memberikan pelayanan. Pengibing adalah para hadirin yang ingin menari bersama joged. Tugasnya tidak lain adalah menari sesuai dengan irama lagu dan berhadapan dengan para joged. Umumnya penari dari tamu adalah lakilaki. Walaupun tidak ada larangan bagi perempuan untuk menari bersama joged, namun dalam kenyataan jarang ditemui para hadirin perempuan yang menari bersama joged. Selain menari, para pengibing memberikan sejumlah uang minimal Rp ,00 yang diselipkan di tengah-tengah lipatan selendang. Selendang akan diterima saat naik panggung dan selendan diberikan kembali kepada Pengarih Tamu saat akan meninggalkan panggung. Kalau latihan bersama jarang dilakukan, karena mereka sangat-sangat profesional. Jadi apa yang diminta, misalnya menyanyikan lagu tertentu, langsung mereka langsung bisa. Selain itu telinga mereka itu tajam. Begitu mendengar nadanya, mereka langsung mencari iringan gamelannya dan sama sekali itu tidak sulit 3 3 Wawancara dengan Endah Fitriana pada 13 Mei 2014 di Kabupaten Grobogan. 51

13 Keempat pihak di atas berperan sesuai tugasnya tanpa ada komando atau koordinasi sebelumnya. Semua pihak berdiri sendiri-sendiri tanpa dibentuk dalam satu organisasi. Pihak joged tidak melakukan latihan atau evaluasi atau berkoordinasi dengan pihak karawitan. Begitu juga pihak karawitan tidak berkoordinasi dengan pihak lainnya. Untuk itu mekanisme koordinasi terjadi di atas panggung. Pengarih tamu dan pembawa acara pun demikian. D. Manajemen Keuangan Dalam manajemen keuangan berarti mengelola keuangan sesuai dengan proses manajemen (planning, organizing, actuating dan controlling). Langkah awal adalah merancang keuangan atau anggaran. Dalam anggaran kita dapat merancang kapan uang diterima, kapan uang keluar,berapa sisa usaha, kapan investasi dan kapan berhutang, dan sebagaimana. Kita dapat melihat perkembangan organisasi dengan melihat potret keuangan. Ada neraca yang menggambarkan posisi keuangan organisasi pada saat tertentu. Seluruh catatan pemasukan dan pengeluaran uang disebut arus kas. Supaya terjadi kesehatan keuangan, maka perlu dilakukan pengendalian keuangan supaya tidak terjadi penyimpangan. Halhal keuangan merupakan sesuatu yang rahasia atau sensitif sehingga perlu dilakukan pendekatan yang baik supaya pihak yang ditanya mau dengan tulus menjawab pertanyaan saat penelitian berlangsung. 52

14 Dalam perspekti manajemen, financial management berarti mengelola keuangan sesuai dengan proses manajemen yaitu terjadinya planning, organizing, actuating dan controlling (Achsan Permas, 2003). Dalam pelaksanaannya, langkah awal yang dilakukan adalah menyusun perencanaan keuangan. Dalam perencanaan keuangan, akan disusun kapan uang diterima, kapan uang dibelanjakan, berapa sisa usaha, kapan melakukan investasi, dan kapan berhutang. Dari hal tersebut maka akan ada neraca yang menggambarkan posisi keuangan organisasi. Dalam pertunjukan tayub, pihak-pihak yang berkepentingan bukan bergabung dalam sebuah organisasi yang rapi. Dalam paparan sebelumnya justru menyatakan bahwa pihak-pihak tersebut berdiri sendiri-sendiri tanpa berada dalam satu manajemen yang sama. Hanya pihak karawitan yang merupakan satu buah organisasi dengan anggota yang tetap. Joged melakukan tugasnya bukan karena ditunjuk oleh pimpinan organisasi namun ditunjuk karena diminta oleh host. Begitu juga bagi pengarih tamu, pembawa acara, pengelola tata suara dan penunjangnya. Dengan demikian, maka tidak akan muncul neraca keuangan selayaknya sebuah organisasi yang rapi. Hal yang dapat diamati adalah pengelolaan keuangan setiap pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hitungan secara kasar, biaya penyelenggaraan bisa berkisar dari 15 juta hingga 50 juta. Kisaran ini diperhitungkan dengan menghitung jumlah penari. Dilakukan perhitungan asumsi, yaitu pembiayaan dengan 3 penari dan dengan 12 penari. Dengan tiga penari diasumsikan sebagai 53

15 kegiatan dengan skala keci. Dengan dua belas penari diasumsikan sebagai kegiatan dengan skala besar. Memodali hajatan itu bisa gunakan arisan. Jadi bapakbapak itu kumpul untuk mengumpulkan uang. Misalnya besok ada yang punya kerja, nah bapak-bapak ini kumpul dan uang yang terkumpul itu diberikan kepada yang punya hajatan. Jadi bukan seperti diundi atau dikocok. 4 Arisan adalah sistem pinjaman yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu dengan melakukan iuran sejumlah nilai uang tertentu setiap bulan. Sejumlah nilai total bisa dipinjamkan kepada yang membutuhkan atau dilakukan undian. Pembiayaan penari, gamelan, panggung, sound system, dan segala atribut tayub ditanggung oleh tuan rumah. Jaman dahulu panggung dibuat sendiri karena belum ada persewaan seperti sekarang ini. Biasanya dibayar dengan memakai uang muka biasanya 10% dari tarif penyewaaannya dan memakai uang tunai. Setelah acara selesai pelunasannya adalah saat itu juga. Kalau sebulan bisa pentas 20 hari tanpa henti jadi terkadang tidak pulang. 5 Pembiayaan seluruh operasional acara ditanggung oleh tuan rumah atau penyelenggarannya. Semua pembiayaan seperti yang tercantum dalam bab sebelumnya menunjukkan seluruh pengeluaran di tanggung oleh tuan rumah. Dalam konteks seperti ini, pertunjukkan yang sepenuhnya dibiayai oleh pihak tertentu merupakan commercial support. 6 Dalam pemenuhan pembiayaan maka tuan rumah bisa melakukan banyak hal, seperti menjual harta miliknya seperti ternak. Saya punya sapi yang kandangnya bersama dengan warga. Kandang yang buat dinas peternakan. Kandangnya besar, ada dua tempat untuk dua sapi saya. Ya kalau beranak ya saya jual karena butoh (kebutuhan), seperti untuk tayub besok. 7 4 Wawancara dengan Endah Fitriana pada 13 Mei 2014 di kota Purwodadi. 5 Wawancara dengan Budi Pasminto pada 28 Mei 2014 di Desan Genengsuran, Kabupaten Grobogan. 6 Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 2002), Wawanara dengan Parno pada 14Mei 2014 di Desan Genengsuran, Kabupaten Grobogan. 54

16 Bukan hanya ternak yang mereka jual tapi juga harta lainnya seperti perhiasan. Walaupun demikian, para tuan rumah telah mempersiapkan diri saatnya mereka akan membuat hajatan. Sumber dana dari yang punya hajat itu sendiri, dan sebenarnya sudah dipersiapkan. Apabila ada kekurangan baru ditutup oleh sumbangan-sumbangan. Sumbangan dicatat bisa disebut sinoman, dan merupakan permintaan dari yang punya hajat. Dan itu diberikan pada malam sebelum hari H. Biasanya dari sanak keluarga juga memberikan sumbangan dan hal itu dicatat. Mengembalikan itu semua saat ada hajatan serupa. Rokok, gula merupakan hal paling sering yang disumbangkan. Minyak, beras, mie adalah sembangan yang diberikan pada saat hari H. 8 Gambar 5.3. Catatan Hantaran 8 Wawancara dengan Budi Pasminto pada 28 Mei 2014 di Desan Genengsuran, Kabupaten Grobogan 55

17 Setiap rumah tangga yang mengadakan hajatan, maka tetangga dan saudara secara otomatis datang ke rumah yang memiliki hajatan dan membawa sembako atau beragam kebutuhan hajatan. Pada umumnya mereka membawa beras, minyak goreng, mie kering, gula, juga rokok. Semua sumbangan yang disebut hantaran dicatat dalam sebuah buku tulis. Buku itu disimpan dan pada saata tetangga atau saudara itu mengadakan hajatan, maka dia akan mengembalikan senilai dengan hantaran yang didapatnya.. Pun saat mengantar hantaran ini, ada yang seringkali menambahkan, yang disebut sebagai tumpangan. Artinya, diletakkan sesuatu tambahan di atas (menumpang) beras.. 56

BAB IV DESKRIPSI PERTUNJUKAN TAYUB. Jawa Tengah. Kesenian ini biasa digunakan pada acara syukuran, antara lain

BAB IV DESKRIPSI PERTUNJUKAN TAYUB. Jawa Tengah. Kesenian ini biasa digunakan pada acara syukuran, antara lain BAB IV DESKRIPSI PERTUNJUKAN TAYUB A. Sejarah Tayub di Kabupaten Grobogan Tayub merupakan salah satu kesenian yang ada maupun berkembang di Jawa Tengah. Kesenian ini biasa digunakan pada acara syukuran,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN JUDUL PENELITIAN : PENGELOLAAN PERTUNJUKAN TAYUB DALAM MEMBERI KONTRIBUSI SOSIAL EKONOMI BAGI MASYARAKAT PENYELENGGARANYA

LAPORAN PENELITIAN JUDUL PENELITIAN : PENGELOLAAN PERTUNJUKAN TAYUB DALAM MEMBERI KONTRIBUSI SOSIAL EKONOMI BAGI MASYARAKAT PENYELENGGARANYA LAPORAN PENELITIAN JUDUL PENELITIAN : PENGELOLAAN PERTUNJUKAN TAYUB DALAM MEMBERI KONTRIBUSI SOSIAL EKONOMI BAGI MASYARAKAT PENYELENGGARANYA (STUDI KASUS DI KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH) Rachel Mediana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kajian seni budaya ini memperhatikan aspek kontekstual. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. kajian seni budaya ini memperhatikan aspek kontekstual. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif karena kajian seni budaya ini memperhatikan aspek kontekstual. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif

Lebih terperinci

anggota masyarakat di pedesaan.

anggota masyarakat di pedesaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Blora memiliki banyak memiliki kesenian rakyat, salah satunya kesenian pertunjukan ritual kerakyatan tari tayub. Tari tayub itu sendiri adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang peneliti asal Amerika, Clifford Geertz dalam bukunya The

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang peneliti asal Amerika, Clifford Geertz dalam bukunya The BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertunjukan Tayub dikenali masyarakat sudah sangat lama. Seorang peneliti asal Amerika, Clifford Geertz dalam bukunya The Religion of Java mendeskripsikan pertunjukan tayub di sebuah

Lebih terperinci

JURNAL SENI TARI PERAN MASYARAKAT TERHADAP KESENIAN TAYUB DI DESA BEDINGIN KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

JURNAL SENI TARI PERAN MASYARAKAT TERHADAP KESENIAN TAYUB DI DESA BEDINGIN KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA JST 5 (2) (2016) JURNAL SENI TARI http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst PERAN MASYARAKAT TERHADAP KESENIAN TAYUB DI DESA BEDINGIN KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA Ayu Mustika Sari, Malarsih Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah Negara yang memiliki beragam kebudayaan daerah dengan ciri khas masing-masing. Bangsa Indonesia telah memiliki semboyan Bhineka Tunggal

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Secara umum simpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa pertunjukan kesenian terbang merupakan bentuk pertunjukan yang sudah ada sejak jaman para

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?

DAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan? Lampiran 1 63 Lampiran 2 DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana sejarah kesenian Jonggan! 2. Mengapa disebut dengan Jonggan? 3. Apa fungsi kesenian Jonggan? 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah Provinsi Daerah Ibukota Jakarta Dinas Kebudayaan dan Permusiuman, 2005:335), kesenian Topeng

Lebih terperinci

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA 1 TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA DALAM RANGKA PERESMIAN GEDUNG OLAH RAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 22 JANUARI 2008 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren

Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren Oleh : Zuliatun Ni mah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa zuliatunikmah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM BUWUHAN PADA PERNIKAHAN DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT. A. Analisis Komparasi Hukum Islam Dan Hukum Adat Tentang Buwuhan

BAB IV ANALISIS SISTEM BUWUHAN PADA PERNIKAHAN DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT. A. Analisis Komparasi Hukum Islam Dan Hukum Adat Tentang Buwuhan BAB IV ANALISIS SISTEM BUWUHAN PADA PERNIKAHAN DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT A. Analisis Komparasi Hukum Islam Dan Hukum Adat Tentang Buwuhan Pada Pernikahan Di Desa Gesikan Kabupaten Tuban Analisis

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER MATA PELAJARAN : SBK Standar Kompetensi : 9. Mengapresiasi seni rupa SENI RUPA 9.1. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Ari Rahmawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rahmawatiarie21@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Budaya maupun kesenian di setiap daerah tentunya berbeda beda.

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah sebelum

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.15. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

Usaha Sampingan Jasa Rias Pengantin

Usaha Sampingan Jasa Rias Pengantin Usaha Sampingan Jasa Rias Pengantin Hari pernikahan adalah hari yang sangat istimewa bagi pasangan laki laki dan perempuan. Maka dandanan pada hari itu tentulah spesial dan berbeda dengan hari hari biasanya.

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF PIMPINAN DAN ANGGOTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi

Lebih terperinci

KUESIONER INOVASI PELAYANAN MELALUI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DITINJAU DARI DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PADA USAHA RENTAL SOUND SYSTEM DRAGON 85

KUESIONER INOVASI PELAYANAN MELALUI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DITINJAU DARI DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PADA USAHA RENTAL SOUND SYSTEM DRAGON 85 KUESIONER INOVASI PELAYANAN MELALUI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DITINJAU DARI DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PADA USAHA RENTAL SOUND SYSTEM DRAGON 85 Kepada Yth. Responden di tempat Terkait dengan penelitian

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

Ibu ada di dalam. Ayo ikut saya. Ibu tidak bisa mengantar cucian, kakinya agak sakit. Tidak apa apa, Pak, saya yang ambil cucian.

Ibu ada di dalam. Ayo ikut saya. Ibu tidak bisa mengantar cucian, kakinya agak sakit. Tidak apa apa, Pak, saya yang ambil cucian. JEJAK JEJAK LUDRUK Pak Amin berdiri termenung menatap panggung tempatnya pentas. Lukisan pemandangan gunung yang menjadi latar belakang panggung berukuran 6 x 4 meter, mulai pudar warnanya. Lampu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin

Lebih terperinci

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas dan bersifat kompleks, sebuah kebudayaan yang lahir di dalam suatu lingkungan

Lebih terperinci

EKSISTENSI TAYUB MANUNGGAL LARAS DESA SRIWEDARI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN NGAWI Nina Wulansari Joko Wiyoso, S. Kar, M. Hum

EKSISTENSI TAYUB MANUNGGAL LARAS DESA SRIWEDARI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN NGAWI Nina Wulansari Joko Wiyoso, S. Kar, M. Hum EKSISTENSI TAYUB MANUNGGAL LARAS DESA SRIWEDARI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN NGAWI Nina Wulansari Joko Wiyoso, S. Kar, M. Hum mahasiswa Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era an banyak bermunculan novel-novel yang berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era an banyak bermunculan novel-novel yang berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era 1960-1970an banyak bermunculan novel-novel yang berbahasa Jawa. Hampir tiap penerbit di kota-kota besar di Jawa berlomba membukukan karya-karya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni tidak bisa lepas dari produknya yaitu karya seni, karena kita baru bisa menikmati seni setelah seni tersebut diwujudkan dalam suatu karya konkrit,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,

Lebih terperinci

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016 WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG DAFTAR ISI A. Pendahuluan B.

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 75/Kpts/KPU-Kab /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 75/Kpts/KPU-Kab /2015 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 75/Kpts/KPU-Kab-011.329047/2015 TENTANG MEKANISME KAMPANYE DEBAT PUBLIK DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN

Lebih terperinci

KETENTUAN PELAKSANAAN FESTIVAL TEATER TINGKAT SMP/MTs KE-VI SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016

KETENTUAN PELAKSANAAN FESTIVAL TEATER TINGKAT SMP/MTs KE-VI SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 KETENTUAN PELAKSANAAN FESTIVAL TEATER TINGKAT SMP/MTs KE-VI SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 A. Tema Kegiatan Kegiatan ini bertemakan Teks Sastra Sebagai Inspirasi Pertunjukan Teater dalam Era

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERIMAAN TAMU KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERIMAAN TAMU KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERIMAAN TAMU KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa Bali sebagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pertunjukan dan kehidupan berkesenian pada umumnya merupakan salah satu perilaku budaya manusia, baik secara individu maupun sebagai sebuah kelompok masyarakat.

Lebih terperinci

kasihan kepada dia. Susuk yang sering dipakai oleh joged adalah susuk bersinar. Selain susuk tadi, ada juga joged yang mempunyai pengasihan

kasihan kepada dia. Susuk yang sering dipakai oleh joged adalah susuk bersinar. Selain susuk tadi, ada juga joged yang mempunyai pengasihan 141 Mereka menggunakan susuk pengasihan tersebut mempunyai tujuan agar mereka lebih kelihatan menarik dan bersinar ketika di atas panggung, sehingga orang yang melihatnya menjadi suka dan tertarik untuk

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 17 SILABUS Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi seni rupa 9.1.Mengidentifikasi jenis motif hias pada seni rupa

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT WISUDA

SYARAT-SYARAT WISUDA YAYASAN KEPERAWATAN SYARAT-SYARAT WISUDA dapat mengikuti wisuda AKPER YKY apabila memenuhi syarat syarat sebagai berikut : 1. Mengisi Formulir pendaftaran Wisuda AKPER YKY dengan lengkap dan jelas. 2.

Lebih terperinci

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan A. Pendahuluan B. Hasil Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya

Lebih terperinci

OKK TAHUN 2010 UNDIKSHA PANITIA PELAKSANA 0KK TAHUN 2010 BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TERSEDIA:

OKK TAHUN 2010 UNDIKSHA PANITIA PELAKSANA 0KK TAHUN 2010 BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TERSEDIA: UNDIKSHA OKK TAHUN 2010 PANITIA PELAKSANA 0KK TAHUN 2010 TERSEDIA: Jadwal Acara Tata tertib Form Minat dan Bakat Contact Person: WIJAYA : 085739088874 SARASWATI : 081805339217 BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Lebih terperinci

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat Sunda Ciamis mempunyai kesenian yang khas dalam segi tarian yaitu tarian Ronggeng Gunung. Ronggeng Gunung merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era globalisasi pada berbagai aspek kehidupan kian merebak. Persaingan tersebut terjadi dalam aspek

Lebih terperinci

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa BUKU SAKU Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Kewajiban Siswa Setiap siswa wajib : 1. Mempunyai dan membawa buku saku setiap mengikuti kegiatan di sekolah 2. Memahami, menghayati, dan melaksanakan semua ketentuan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF PIMPINAN DAN ANGGOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi dalam kelompok adalah bagian dari kegiatan keseharian kita. Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan, karena melalui kelompok

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : SBK KELAS / SEMESTER : VI (Enam) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

FINANCIAL PLANNING BAGI IBU-IBU PENERIMA BANTUAN PKH KEC. BLUTO

FINANCIAL PLANNING BAGI IBU-IBU PENERIMA BANTUAN PKH KEC. BLUTO FINANCIAL PLANNING BAGI IBU-IBU PENERIMA BANTUAN PKH KEC. BLUTO 1 Agusriyanti Puspitorini, 2 Fery Sudarwadi STKIP PGRI Sumenep rianti@stkippgrisumenep.ac.id ABSTRAK Masalah kelompok Ibu-ibu penerima bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Hiburan adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Hiburan

Lebih terperinci

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia kaya akan ragam suku sehingga dari keberagaman tersebut lahirlah banyak kesenian tradisi yang bersifat unik dan khas. Poerwadarminta (2001,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang diajukan diawal tentang

BAB IV PENUTUP. dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang diajukan diawal tentang BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil pembahasan. Terdapat beberapa temuan yang bisa dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala * BENTUK PENYAJIAN TARI LINGGANG MEUGANTOE DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Janurul Aina 1*, Taat Kurnita 1, Cut Zuriana 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA RATAM JURUSAN PGSD TAHUN 2013

TATA TERTIB PESERTA RATAM JURUSAN PGSD TAHUN 2013 1. UMUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PANITIA PELAKSANA DAN RATAM JURUSAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa yang mempunyai latar belakang sosio budaya yang berbeda-beda. Keragaman ini terdiri dari kebudayaan-kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo seperti pada upacara-upacara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo seperti pada upacara-upacara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keberadaan budaya tersebut terlihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tari Jaipong telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, terlihat dari tarian yang ditampilkan oleh penari wanita, gerak yang semula hadir dengan gerak-gerak

Lebih terperinci

Standar Penampilan Pribadi.

Standar Penampilan Pribadi. Standar Penampilan Pribadi Standar dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang disepakati Sedangkan penampilan pribadi mempunyai pengertian sebagai penampilan (performance) dari diri seseorang maupun organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan BAB III METODE PENELITIAN 1. Desain Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan data peneliti menggunakan metode etnomusikologi, studi kasus dan performance studies.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian Rebana banyak berkembang di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan perkembangannya, kesenian yang menggunakan alat musik rebana mengalami perubahan baik dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan karya seni yang diciptakan bukan hanya dinikmati oleh golongan seniman itu sendiri, akan tetapi untuk dinikmati oleh masyarakat luas

Lebih terperinci

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI 30. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI KELAS: I Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan Negeri Wisata Sejuta Pesona. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

Citra Wanita dalam Pertunjukan Kesenian Tayub

Citra Wanita dalam Pertunjukan Kesenian Tayub Citra Wanita dalam Pertunjukan Kesenian Tayub (The Woman Image In the Tayub Art Performance) Endang Ratih E.W., Malarsih, dan Wahyu Lestari Ketiganya adalah Staf Pengajar Jurusan Sendratasik, Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu

Lebih terperinci

Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan

Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan Oleh: Eko Santosa Salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam proses penciptaan teater adalah manajemen. Dalam teater bahasan manajemen

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG JENIS, MUTU DAN TEMPAT PERTUNJUKAN KESENIAN DAERAH UNTUK WISATAWAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG JENIS, MUTU DAN TEMPAT PERTUNJUKAN KESENIAN DAERAH UNTUK WISATAWAN GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG JENIS, MUTU DAN TEMPAT PERTUNJUKAN KESENIAN DAERAH UNTUK WISATAWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016

HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 A. TEMA KEGIATAN Kegiatan ini bertemakan Permainan Tradisional dalam Seni Pertunjukan.

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN 37 BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN A. Gambaran Umum Desa Kombangan 1. Letak Lokasi Desa Kombangan merupakan satu desa yang berada di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 1 MATA PELAJARAN : SBK Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 15 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. 9.1. Mengidentifikasi jenis pada karya seni Jenis motif hias motif hias rupa nusantara pada karya daerah lain. seni rupa

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS APARATUR SIPIL

Lebih terperinci

MENGENAL POS-POS PENGELUARAN YANG BESAR

MENGENAL POS-POS PENGELUARAN YANG BESAR MENGENAL POS-POS PENGELUARAN YANG BESAR Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 708/XIV Meski tidak pernah diinginkan terjadi dalam keuangan keluarga ataupun perusahaan, defisit itu seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya tertentu. Sebuah pernyataan tentang kesenian Jawa, kesenian Bali, dan kesenian flores, semuanya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 6/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akses Internet yang sekarang diberitakan memberikan biaya yang murah pun, jika. sehingga kebutuhan akan warnet akan selalu ada.

BAB I PENDAHULUAN. akses Internet yang sekarang diberitakan memberikan biaya yang murah pun, jika. sehingga kebutuhan akan warnet akan selalu ada. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teknologi berkembang dengan cepat, pemenuhan akan akses Internet yang murah dan cepat saat ini hanya bisa diberikan oleh warnet. Beberapa teknologi akses Internet yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari,

BAB V PENUTUP. hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari, 54 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesenian Ledhek merupakan kesenian rakyat yang hadir sebagai suatu hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari, kabupaten Gunungkidul. Kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan bunyi yang terorganisir dan tersusun menjadi karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Musik memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda dan bervariasi.

Lebih terperinci

misalnya : puisi, lukisan, tarian, kerajinan, dan sebagainya8. Sedangkan

misalnya : puisi, lukisan, tarian, kerajinan, dan sebagainya8. Sedangkan Pusat Seni Tradisional Jogjakarta BAB II KESENIAN TRADISIONAL JOGJAKARTA 2.1. DEFINISI SENI TRADISIONAL Seni dapat diartikan sebagai penjelmaan rasa indah yang terkandung di dalam hati setiap orang, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. selamatan dan hajatan. Dalam pelaksanaan hajatan dan selamatan tersebut

BAB V PENUTUP. selamatan dan hajatan. Dalam pelaksanaan hajatan dan selamatan tersebut BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kehidupan masyarakat Jawa di Dusun Jatirejo tidak dapat dilepaskan dari serangkaian kegiatan upacara yang berkaitan dengan siklus daur hidup, dimana dalam siklus daur hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan tradisional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keanekaragaman suku-suku di Indonesia yang merupakan bagian terpenting dari kebudayaan Indonesia

Lebih terperinci

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH 2016 2017 1 Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada orang laindan secara terorganisir dinamakan a katalog b

Lebih terperinci