FINANCIAL PLANNING BAGI IBU-IBU PENERIMA BANTUAN PKH KEC. BLUTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FINANCIAL PLANNING BAGI IBU-IBU PENERIMA BANTUAN PKH KEC. BLUTO"

Transkripsi

1 FINANCIAL PLANNING BAGI IBU-IBU PENERIMA BANTUAN PKH KEC. BLUTO 1 Agusriyanti Puspitorini, 2 Fery Sudarwadi STKIP PGRI Sumenep rianti@stkippgrisumenep.ac.id ABSTRAK Masalah kelompok Ibu-ibu penerima bantuan PKH di desa Gilang dan Gingging Kec. Bluto adalah pengelolaan keuangan di mana dijumpai pengeluaran-pengeluaran yang melebihi pemasukan sehingga terjadi defisit keuangan pada akhir bulan atau adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. Masalah lainnya pada ibu-ibu penerima bantuan PKH, yaitu bantuan yang ditujukan untuk biaya pendidikan dan kesehatan ternyata tidak sepenuhnya digunakan untuk hal itu tetapi digunakan untuk kebutuhan sehari hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam pengabdian masyarakat ini adalah merubah pemikiran masyarakat (khusunya ibu-ibu rumah tangga) agar lebih terarah dalam mengelola keuangan keluarga serta membuka kesadaran tentang pentingnya perencanaan dan pengelolaan keuangan. Metode pelaksanaan dalam IbM ini dilakukan melalui penyuluhan, simulasi dan demonstrasi pelatihan penyusunan rencana anggaran keuangan keluarga, dan evaluasi dan tindak lanjut. Hasil yang diperoleh dari pengabdian ini adalah adanya peningkatan pemahaman pengelolaan ekonomi keluarga, peningkatan kemampuan peserta dalam mengelola ekonomi keluarga, peningkatan pemahaman investasi jangka panjang, peningkatan kemampuan dalam menganalisa pendapatan atau pemasukan keluarga, peningkatan kemampuan dalam menganalisa dan merencanakan kebutuhan pokok dalam rumah tangga, peningkatan pemahaman dalam mengelola hutang dan cicilan, adanya buku pedoman keuangan, buku kas keuangan. Kata Kunci: financial, planning, bantuan, PKH 1. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Kesejahteraan masyarakat adalah salah satu tujuan dan cita-cita negara karena masyarakat yang sejahtera, tercukupi kebutuhan hidupnya merupakan salah satu ciri dari bangsa yang maju. Namun untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat tentu bukanlah hal yang mudah untuk dicapai, butuh usaha dari berbagai pihak baik dari masyarakat itu sendiri ataupun dari pemerintah. Seperti yang telah dilakukan oleh Pemerintah melalui Kementerian Sosial yang memberikan bantuan kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM) melalui program PKH. PKH merupakan program keluarga harapan di mana PKH lebih dimaksudkan sebagai upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Adapun tujuan pemerintah dengan adanya PKH, yaitu pengurangan penduduk miskin dan kelaparan, pendidikan dasar, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita, dan pengurangan kematian ibu melahirkan. Pada pelaksanaan PKH, bantuan akan diberikan kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM) dan sebagai imbalannya RTSM tersebut diwajibkan untuk menyekolahkan anaknya, melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan gizi dan imunisasi balita, serta memeriksakan kandungan bagi ibu hamil. Dengan adanya bantuan melalui PKH diharapkan bantuan ini akan membantu mengurangi beban pengeluaran RTSM untuk dalam jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antar generasi. Kemiskinan merupakan masalah yang menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Kemiskinan dapat diartikan sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan adalah dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu atau miskin yang disebut sebagai Bantuan Sosial (Bansos) seperti dana BOS, Jamkesmas, PNPM-Mandiri, Raskin, Bantuan Langsung Tunai dan juga Program Keluarga Harapan. Bantuan dana PKH menyebar pada semua daerah di seluruh Indonesia termasuk RTSM yang berada di Kec. Bluto. Kecamatan Bluto merupakan kecamatan yang daerahnya merupakan daerah yang memiliki potensi hasil yang cukup besar seperti srikaya, degan, sawu. Selain itu sentra kerajinan seperti batik dan keris juga menjadi keunggulan dari daerah 7

2 Bluto. Hasil laut juga menjadi potensi yang dapat dihasilkan oleh masyarakat Bluto seperti rumput laut dan hasil tangkapan ikan. Dengan potensi keunggulan yang dimiliki harusnya masyarakat Bluto mampu menjadi masyarakat yang tingkat kesejahteraannya tinggi. Akan tetapi kenyataan yang sebenarnya, masyarakat Bluto masih banyak masuk dalam data RTSM dan masuk dalam data penerima bantuan PKH. Bantuan PKH yang diberikan oleh pemerintah diharapkan mampu mengatasi kesulitan masyarakat khusunya dalam memberikan pendidikan yang utuh kepada putra-putrinya serta kesehatan yang baik bagi keluarganya. Namun kenyataannya dana yang diberikan oleh pemerintah tidak sedikit yang dipergunakan oleh sebagian keluarga untuk membeli kebutuhan lainnya di luar kebutuhan pendidikan anak-anaknya yakni untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Pada sisi lain, seiring dengan berkembangnya jaman dan derasnya arus globalisasi, menuntut masyarakat harus lebih kreatif dan pandai dalam menemukan peluang dalam ketatnya persaingan ekonomi. Perencanaan yang matang dan usaha yang dilakukukan dituntut lebih giat dan bekerja keras guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari membuka usaha secara mandiri maupun kelompok seperti usaha di bidang kuliner, kerajinan, jasa dan usahausaha lainnya. Sebesar apapun penghasilan yang didapat namun dengan menajemen yang buruk tentulah berpeluang dalam mengganggu stabilitas keuangan keluarga. Berdasarkan analisis situasi yang dikemukakan di atas maka dirasa sangat penting untuk mensikapi kesulitan ekonomi dengan pengelolaan ekonomi keluarga yang baik dan mencari usaha alternatif lainnya yang dapat menambah pemasukan keuangan keluarga. Tidak selamanya kemapanan ekonomi keluarga hanya dapat dinikmati oleh orangorang yang memiliki penghasilan tinggi. Sebenernya kemapanan ekonomi keluargapun dapat dinikmati oleh siapapun termasuk oleh keluarga yang penghasilannaya rendah atau pas-pasan saja dengan catatan asalkan keluarga tersebut terampil dalam mengelola keuangan yang dimiliki sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sampai jangka panjang. Hal ini yang menjadi permasalahan kedua mitra. Berdasarkan analisis situasi dan wawancara dengan beberapa penerima bantuan PKH bahwasanya dana yang diterimanya tidak mampu dikelola dengan baik sehingga uang tersebut habis dan tanpa wujud yang berarti. Kesalahan dalam mengelola keuangan dalam keluarga dapat mengakibatkan pengeluaran dalam rumah tangga akan lebih besar dari pendapatan atau pemasukan sehingga kondisi ini dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal dan masalah bagi dalam keluarga. Kemampuan mengelola keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki agar hidup lebih terkendali, tidak terbiasa boros dan dapat merencanakan kebutuhan jangka panjang. Dengan demikian ada mainset yang harus tertanam sehingga masyarakat dapat dan mampu menyisihkan pendapatan yang dapat ditabung sebagai bentuk investasi untuk menyiapkan hidup di masa depan agar lebih baik. Kebiasaan masyarakat Indonesia khusunya masyarakat Madura, pengelolaan keuangan dalam rumah tangga terpusat pada ibu-ibu di mana ibu-ibu yang diberi kewenangan dalam mengatur keuangan rumah tangga dari kebutahan anak, kebutuhan di dapur serta kebutuhan lainnya. Akan tetapi tidak semua ibu-ibu mampu mengelola keuangan keluarga dengan baik, tidak sedikit dari ibu-ibu rumah tangga yang boros dan tidak memperhitungkan dalam berbelanja, misalnya berbelanja kebutuhan yang tidak menjadi pokok kebutuhan dalam rumah tangga seperti berbelanja baju, tas, sandal atau barang mewah lainnya. Terlebih lagi ketika akan ada hajatan atau pesta pernikahan family atau tetangga, maka kebiasaan hidup berganti-ganti kostum menjadi kebiasaan hidup boros yang tidak berguna. Untuk itu dibutuhkan ilmu dalam perencanaan keuangan keluarga Permasalahan Mitra Dari analisis situasi di atas, dapat diketahui dan diidentifikasi permasalahan mitra yang dialami. Seperti halnya yang terjadi pada kelompok Ibu-ibu penerima bantuan PKH yang dalam hal ini menjadi mitra dari kegiatan pengabdian ini. Mitra 1 merupakan kelompok ibu-ibu penerima bantuan PKH di desa Gilang Kec. Bluto dan Mitra II adalah kelompok Ibu-ibu penerima bantuan PKH di desa Gingging. Kedua mitra tersebut merupakan kumpulan ibu-ibu rumah tangga penerima bantuan PKH yang selain mengisi kegiatan sehari-harinya dengan melakukan 8

3 pengajian atau kegiatan PKK tugas utamanya sebagai istri adalah mengelola semua pendapatan/penerimaan baik penerimaan rutin maupun tidak rutin dan pengeluaran rutin maupun pengeluaran tidak rutin sehari-hari untuk keperluan keluarganya. Masalah kelompok Ibu-ibu penerima bantuan PKH di desa Gilang dan Gingging yang selalu dibicarakan mengenai pengelolaan keuangan di mana dijumpai pengeluaran-pengeluaran yang melebihi sehingga terjadi defisit keuangan pada akhir bulan atau adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. Masalah dalam mengatur keuangan keluarga seringkali menjadi penyebab utama perselisihan dalam keluarga. Pada dasarnya, hampir semua orang memiliki arus keuangan yang sama, di mana setiap bulan mereka mendapatkan pemasukan, dan dari pemasukan tersebut mereka mengambilnya untuk membayar pengeluaranpengeluarannya. Jumlah pemasukan dan pengeluaran itu bisa berbeda-beda pada setiap orang, bergantung pekerjaan dan gaya hidup seseorang. Yang sering menjadi masalah adalah berapapun pemasukan, hal itu tidak menjamin bahwa seseorang bisa mengatur pengeluarannya. Inilah yang menyebabkan seringnya terjadi defisit. Defisit adalah sumber dari hampir segala masalah keuangan. Dengan adanya defisit, maka lama-lama simpanan akan habis, harta benda akan habis, dan akhirnya berutang yang melebihi kemampuan untuk melunasinya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya permasalahan dalam hidup. Seperti halnya yang terjadi pada ibu-ibu rumah tangga penerima bantuan PKH di desa Gilang dan Gingging. Ibu-ibu rumah tangga penerima bantuan PKH di desa Gilang menjadi mitra I dan ibu-ibu rumah tangga penerima bantuan PKH di desa Gingging menjadi mitra II dari program pengabdian ini. Adapun permasalahan yang dialami oleh rumah tangga penerima bantuan PKH di dua desa ini adalah kurang produktifnya keluarga dalam mengembangkan kreativitasnya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Bantuan yang mereka terima setiap 3 bulan sekali dengan nominal Rp Rp , kurang mampu dikelola dengan baik oleh RTSM penerima bantuan PKH. Hal ini akan menghambat tujuan pemerintah dalam meningkatkan kesejateraan masyarakat dan mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Oleh karena itu pola pemikiran masyarakat harus mampu diarahkan menjadi masyarakat yang kreatif serta mampu dalam mengatur serta merencanakan keuangan dalam rumah tangga sehingga kesejahteraan mereka secara bertahap akan meningkat. Permasalahan ekonomi yang dihadapi masyarakat pada saat ini semakin beragam dan berat seperti naiknya berbagai harga kebutuhan pokok yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari seperti beras yang sudah mencapai lebih dari Rp per kilo gramnya, harga cabe, bahan bakar gas elpiji, gula, minyak goreng yang semakin melambung di pasaran. Naiknya harga-harga tersebut di pasaran tentu mengakibatkan ketidakstabilan pada harga-harga lainnya, terlebih lagi dengan adanya HP tentu menjadi kebutuhan pokok setiap orang yang tidak bisa dihindari lagi. Dengan keadaan dan kondisi ini maka setiap individu atau rumah tangga harus mampu berhemat dan lebih pandai dalam mengelola ekonomi dalam keluarga. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa ibu-ibu yang menjadi mitra dalam pengabdian ini ditemukan beberapa orang ibu rumah tangga yang mengaku mengalami kesulitan dalam merencanakan keuangan rumah tangganya, terlebih kesulitan dalam mengelola hutang dan banyaknya cicilan. Tetapi ada juga sebagian dari ibu-ibu rumah tangga (mitra) mengaku menabung dan berinvestasi rutin setiap bulan, untuk kebutuhan masa depan. Namun sebagian besar dari ibu-ibu belum mampu merencanakan keuangan untuk memenuhi tujuan keuangan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Melalui kegiatan pengabdian inilah digagas adanya kegiatan penyuluhan dan pendampingan mengenai perencanaan keuangan dalam keluarga bagi penerima bantuan PKH yang ada di desa Gilang dan Gingging. 2. METODE PENGABDIAN Berdasarkan permasalahan mitra yang telah disebutkan di atas, maka tahapan rencana kegiatan yang dilakukan adalah, pertama mengadakan pendekatan dengan pendekatan kepada ibu-ibu penerima bantuan PKH desa Gilang dan Gingging. Kedua adalah pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Berdasarkan permasalahan yang telah dianalisis, maka penyuluhan yang dirancang adalah penyuluhan tentang financial planning 9

4 dan tentang perencanaan keuangan keluarga sesuai dengan tahapan kegiatan. Selain itu agar solusi yang ditawarkan dari permasalahan mitra dapat mencapai target luaran yang diharapkan, diperlukan suatu metode dan strategi yang tepat dalam melaksanakan program IbM ini. Tabel 1. Target Kinerja Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Untuk memenuhi solusi yang akan diterapkan maka perlu adanya target kinerja yang akan dilakukan. Berikut ini target pencapaian Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat. Kegiatan Indikator Kinerja Luaran Peserta memahami pentingnya pengelolaan ekonomi keluarga Peningkatan pemahaman pengelolaan ekonomi keluarga Penyuluhan Wawasan dan kemampuan peserta dalam Peningkatan kemampuan peserta dalam mengelola ekonomi keluarga mengelola ekonomi keluarga Peserta memahami tentang pentingnya investasi jangka panjang Peningkatan pemahaman investasi jangka panjang Simulasi dan Demonstrasi pelatihan penyusunan rencana anggaran keuangan keluarga Evaluasi dan tindak lanjut Analisa pendapatan atau pemasukan keluarga Analisa kebutuhan pokok dalam rumah tangga Pola hutang dan cicilan Peserta dapat menerapkan materi dan teori yang didapatkan pada kegiatan penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari Kesejahteraan masyarakat dapat meningkat 2.1. Waktu dan Tempat Pengabdian Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2017 yang bertempat di desa Gingging Kec. Bluto Metode dan Rancangan Pengabdian Adapun metode pelaksanaan dalam IbM ini dapat dilakukan melalui 3 tahapan yakni tahapan persiapan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi 1) Tahapan Persiapan Pada tahapan ini dilakukan persiapanpersiapan dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan antara lain sebagai berikut: a) Sosialisasi program IbM pada kelompok sasaran (Kelompok Mitra) b) Menyiapkan permohonan mengadakan kegiatan penyuluhan c) Menyiapkan undangan dan materi d) Menyiapkan surat dan administrasi lainnya seperti daftar hadir dan dokumentasi. 2) Tahapan Pelaksanaan Peningkatan kemampuan dalam menganalisa pendapatan atau pemasukan keluarga Peningkatan kemampuan dalam menganalisa dan merencanakan kebutuhan pokok dalam rumah tangga Peningkatan pemahaman dalam mengelola hutang dan cicilan Adanya buku pedoman keuangan Buku kas keuangan Dalam tahapan ini pengabdi bersama tim melakukan tahapan sebagai berikut: a. menjelaskan materi b. latihan dalam merencanakan pengeluaran c. tanya jawab dengan pemateri d. pembahasan bersama e. memberikan umpan balik dari pelaksanaan pendampingan. 3) Tahapan Observasi Pada tahapan ini pengabdi dan tim melakukan pengamatan terhadap apa yang telah dilakukan oleh mitra. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon dan tindak lanjut dari kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan. 4) Tahapan Evaluasi Pada tahapan ini pengabdi dan tim mengevaluasi hal-hal yang masih menjadi kendala atau kesulitan selama program ini dilakukan baik dari segi teknis maupun aplikasi yang telah diterapkan kepada mitra. Untuk mengetahui pencapaian dari program ini maka perlu dilakukan suatu evaluasi yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan 10

5 evaluasi tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan pihak-pihak terkait dan pakar-pakar ilmuwan lainnya yang memahami tentang program ini. Selain itu juga diperlukan indikator pencapaian dan tolak ukur pencapaian dari program yang akan dilaksanakan dalam IbM ini. Pada evaluasi akhir ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan secara keseluruhan dengan cara melakukan uji kemauan peserta untuk melakukan pencatatan dengan menggunakan buku kas dalam memanajemen keuangan keluarga yang dibuat. Di samping itu, juga akan dilakukan pemantauan khusus tentang penerapan financial planning bagi ibuibu rumah tangga penerima bantuan PKH dengan cara menyebarkan kuesioner maupun tanya jawab secara langsung apakah kegiatan ini dapat diterapkan secara maksimal dan dapat memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Ibu-ibu penerima bantuan PKH di desa Gingging dan Gilang yang berjumlah 56 orang. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah para ibu-ibu penerima bantuan PKH yang ada di desa Gingging dan Gilang yang berjumlah 20 orang. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada bulan Agusutus 2017 bertempat di desa Gingging Kec. Bluto. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwasanya program ini dilakukan dengan tujuan untuk masyarakat desa Gilang dan Gingging Kecamatan Bluto dalam merubah pola pikir dan sikap masyarakat dalam mengelola ekonomi keluarga sehingga masyarakat dapat mempunyai wawasan dan kemampuan mengelola ekonomi keluarga agar efisien dan efektif. Selain itu tujuan dari kegiatan ini agar Pemerintah pusat dan daerah serta pemerintahan desa agar bantuan dana PKH dapat tepat penggunaan dan tepat sasaran sehingga mampu menaikkan kesejahteraan masyarakat berkategori RTSM. Dalam pelaksanaannya, program ini merupakan kolaborasi antara tim pengabdi STKIP PGRI Sumenep, dengan pendamping PKH di Kec. Bluto. Berikut ini langkahlangkah yang telah dilakukan selama kegiatan IBM. A. Tahap Persiapan Kegiatan persiapan pelaksanaan diawali dengan melakukan koordinasi awal dengan pendamping PKH desa Gingging dan Gilang serta koordinator pendamping Kec. Bluto. Selain itu, sebelum tim bergerak ke lapangan, tim melakukan konsultasi dengan P3M STKIP PGRI Sumenep terkait teknis dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Selanjutnya Tim pengabdi IbM melakukan pertemuan sekaligus koordinasi dengan pendamping PKH untuk mendapatkan masukan dan saran, dilanjutkan dengan membahas persiapan pelaksanaan pelatihan dengan melibatkan ketua kelompok dari penerima bantuan PKH yang ada di desa Gingging dan desa Gilang. Selain itu tim juga melakukan koordinasi dengan pakar ahli ekonomi bagaimana merancang form budget perencanaan perekonomian dalam keluarga. Dalam koordinasi ini juga disampaikan tujuan yang ingin dicapai serta tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan. Selain itu juga dilakukan koordinasi mengenai jadwal kegiatan, peserta yang akan ikut dalam pelatihan, serta teknik pelaksanaan pelatihan di lapangan. Setelah dicapai kesepakatan bersama, tim pengabdi meminta para ketua kelompok untuk mensosialisasikan lebih awal tentang kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya, program yang ditawarkan disosialisasikan kepada kedua mitra sekaligus mengundang mitra dalam satu forum untuk mengikuti pelatihan tentang perencanaan keuangan dalam keluarga. B. Tahap Pelaksanaan Pemilihan target terhadap ibu-ibu penerima bantuan PKH dikarenakan agar mereka adalah dapat merencanakan dan menggunakan keuangan dengan baik. Konteks dari penyuluhan dan pelatihan tersebut adalah: a. Menganalisa pendapatan atau pemasukan keluarga b. Menganalisa dan merencanakan kebutuhan pokok dalam rumah tangga c. Manajemen hutang d. Memberikan pemahaman tentang pentingnya investasi jangka panjang e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan tanya jawab dengan pemateri f. Meminta pada masyarakat membagi pengalamannya dalam mengelola ekonomi rumah tangga g. Mencatat pengalaman masyarakat dan membahasnya bersama 11

6 h. Mencatat sumbang saran dari masyarakat dan membahasnya bersama sampai dirasa solusi tersebut dianggap sebagai jalan yang terbaik. C. Tahap Evaluasi Program Sebagai bahan kajian untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang telah dilakukan dari kegiatan program IbM ini maka dilakukan evaluasi program. Dalam kegiatan evaluasi ini ditemukan beberapa hal yang masih menjadi kendala dari kegiatan IbM ini. Adapun beberapa kendala yang dijumpai dari awal observasi sampai dengan tahapan pelaporan IbM ini adalah : 1. Pemahaman masyarakat tentang perencanaan perekonomian keluarga sangat rendah sehingga masyarakat kurang bisa mengatur perekonomiannya dengan baik 2. Kurangnya kemampuan masyarakat dalam hal melakukan perhitungan keuangan keluarga dan melakukan perencanaan dalam jangka panjang 3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengembangkan usaha sebagai penopang kehidupan sehari-hari. Tahapan evaluasi program ini menjadi perbaikan dan catatan bagi tim pengabdi dalam pengabdian selanjutnya sehingga hal-hal yang menjadi kendala untuk periode mendatang dapat diminimalisir sehingga akan terlaksana lebih baik. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan a. Pelaksanaan IbM dapat diterima dengan baik oleh masyarakat penerima bantuan PKH di desa Gingging dan Gilang b. Tingkat partisipasi yang tinggi dari peserta pelatihan memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program IbM sehingga ilmu yang ditransfer lebih mengena pada sasaran pada peningkatan pemahaman dalam perencanaan perekonomian keluarga. keberhasilan dalam menggunakan keuangan dalam rumah tangga c. Diharapkan dalam kegiatan pengabdian berikutnya dapat disusun suatu buku pedoman dalam penyusunan anggaran keuangan keluarga. 5. DAFTAR PUSTAKA Sekretariat Tim Nasional. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Buku Kerja Pedoman Pelaksanaan Program keluarga Harapan. Jakarta : Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Senduk, Safir Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Saran a. Tingginya partisipasi masyarakat dalam mengikuti program kegiatan IbM ini diharapkan masyarakat dapat menerapkan perencanaan perekonomian dengan baik b. Diharapkan keberlanjutan program dari kegiatan untuk memantau sejauh mana 12

Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA

Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA Disarikan dari buku: [BUKAN] DOSA-DOSA ORANGTUA TERHADAP ANAK DALAM HAL FINANSIAL, oleh Agus Arijanto (2015) MENYIASATI DUIT ( UANG ) BAGAIMANA

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011 EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011 Erna Fidyatun Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan

Lebih terperinci

BAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan.

BAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan. BAB 7 : PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Komponen Input 1. Kebijakan berpedoman dari Kementerian Sosial RI, Kementerian Kesehatan RI dan Surat Keputusan Walikota Padang. Kebijakan ini belum maksimal disosialisasikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih termasuk ke dalam kategori negara berkembang. Ilmu pengetahuan dan perekonomian menjadi tolak ukur global sejauh mana suatu negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah kemiskinan masih tetap menjadi masalah fenomenal yang masih belum dapat terselesaikan hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang sampai saat ini masih terus dicari langkah yang tepat untuk menanggulanginya. Kemiskinan merupakan masalah multi dimensi

Lebih terperinci

KONSOLIDASI KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAERAH

KONSOLIDASI KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAERAH SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSOLIDASI KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAERAH DISAMPAIKAN OLEH : DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN,

Lebih terperinci

Sudah Sehatkah Keuangan Anda?

Sudah Sehatkah Keuangan Anda? Sudah Sehatkah Keuangan Anda? Agenda Apakah Anda Komponen Rencana Keuangan Financial Check Up Switch & Activate Your Money RESEP OBAT : Utang Kartu Kredit Utang, Boleh Gak? Kesimpulan 2 Apakah Anda merasa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bogor, April Penulis

KATA PENGANTAR. Bogor, April Penulis KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-nya, shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan gagasan tertulis

Lebih terperinci

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, selanjutnya ditindaklanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Masalah Di negara yang sedang berkembang, daftar pelayanan sosial mencakup pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan kesejahteraan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi individu dengan hidup yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi individu dengan hidup yang sehat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi individu dengan hidup yang sehat maka individu akan mampu melaksanakan aktifitas sehari-hari untuk bekerja sehingga

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI 1. Dasar Hukum : a. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Mengatur antara lain pemisahan peran,

Lebih terperinci

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH Beberapa usulan program yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban masalah yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Wayan Sanglah diantaranya adalah sebagai berikut. 3.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan multidimensial yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Adapun masalah

Lebih terperinci

PROSEDUR PERMINTAAN DAN PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU OLEH PEMERINTAH DAERAH

PROSEDUR PERMINTAAN DAN PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU OLEH PEMERINTAH DAERAH SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIIK INDONESIA PROSEDUR PERMINTAAN DAN PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU OLEH PEMERINTAH DAERAH DISAMPAIKAN OLEH: BAMBANG WIDIANTO DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT

Lebih terperinci

Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi

Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi Elan Satriawan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Jakarta, Februari 2015 TIM NASIONAL PERCEPATAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan

Lebih terperinci

1 BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

1 BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 1 BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1. Program Program ini ditetapkan dari prioritas permasalahan yang dialami keluarga Bapak I Gusti Ketut Yadnyana. Program ini diharapkan dapat dilaksanakan selama

Lebih terperinci

SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL

SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL 1 SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL a. Membangun 22 Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS) b. Mengoptimalkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS) GOAL ( TUJUAN UMUM ) MENINGKATKAN KUALITAS

Lebih terperinci

AGENDA PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA

AGENDA PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA AGENDA PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA Agenda Perencanaan Keuangan Keluarga membantu Anda untuk mengontrol keuangan keluarga. Agenda ini akan membantu Anda mengelompokan jenis aset, merancang tujuan keuangan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Vinus Maulina Universitas Kanjuruhan Malang Abstrak Perencanaan keuangan keluarga merupakan suatu keahlian untuk

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT BAMBANG WIDIANTO DEPUTI BIDANG KESRA KANTOR WAKIL PRESIDEN RI APRIL, 2010 KLASTER 1: PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERSASARAN KELUARGA/RUMAH

Lebih terperinci

KONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung

KONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung KONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung Ringkasan Eksekutif Masalah kemiskinan akan sangat berkaitan dengan ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal

Lebih terperinci

d. Alasan : d. Lainnya, sebutkan. 3. Dalam pemberian dana PKH, apakah Ibu menerima Kartu Peserta PKH?

d. Alasan : d. Lainnya, sebutkan. 3. Dalam pemberian dana PKH, apakah Ibu menerima Kartu Peserta PKH? 1. Daftar Kuesioner 1. Apakah ibu mengerti tentang tujuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) ini? a. Mengerti b. Kurang Mengerti tahu d. Alasan :. 2. Dari mana awalnya Ibu mengetahui tentang Program Keluarga

Lebih terperinci

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan

Lebih terperinci

BAB II E-WARONG KUBE JASA PKH SEJAHTERA WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA. II ini akan menjelaskan mengenai objek penelitian yaitu e-warong Kube Jasa

BAB II E-WARONG KUBE JASA PKH SEJAHTERA WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA. II ini akan menjelaskan mengenai objek penelitian yaitu e-warong Kube Jasa BAB II E-WARONG KUBE JASA PKH SEJAHTERA WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA Sebagaimana yang telah disampaikan pada bab pendahuluan, maka pada bab II ini akan menjelaskan mengenai objek penelitian yaitu e-warong

Lebih terperinci

APBN 2008 dan Program Kompensasi. Freddy H. Tulung Dirjen SKDI

APBN 2008 dan Program Kompensasi. Freddy H. Tulung Dirjen SKDI APBN 2008 dan Program Kompensasi Freddy H. Tulung Dirjen SKDI 1 Filosofi Kebijakan Pemerintah Kebijakan yang populer belum tentu benar, kebijakan yg benar tidak selamanya populer Ekonomi negara harus dikelola

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Capaian kinerja kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terbelakang, melainkan juga dialami oleh negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. dan terbelakang, melainkan juga dialami oleh negara-negara maju. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan sudah menjadi masalah global yang dialami oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak hanya berada di negara-negara berkembang dan terbelakang, melainkan

Lebih terperinci

JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PROGRAM KELUARGA HARAPAN - PKH BANTUAN TUNAI

Lebih terperinci

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, selanjutnya ditindak lanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, selanjutnya ditindaklanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan

Lebih terperinci

BukuGRATISinidapatdiperbanyakdengantidakmengubahkaidahsertaisinya.

BukuGRATISinidapatdiperbanyakdengantidakmengubahkaidahsertaisinya. EdisiBukuSaku Bersama-samaSelamatkanUangRakyat Disusunoleh: Tim SosialisasiPenyesuaianSubsidi BahanBakarMinyak JokoSulistyo(TataLetak) Komikoleh: @irfanamalee(creativedirector) ZahraSafirah(Naskah) Isnaeni(Ilustrator)

Lebih terperinci

PENGANTAR PERENCANAAN KEUANGAN RUMAHTANGGA

PENGANTAR PERENCANAAN KEUANGAN RUMAHTANGGA PENGANTAR PERENCANAAN KEUANGAN RUMAHTANGGA DR. ARDITO BHINADI, MSI arditobhinadi@gmail.com MENDENGAR KELUHAN MASYARAKAT Harga-harga barang terus naik. Pendapatan tidak naik. Bagaimana mensiasatinya? Pendapatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesejahteraan negara adalah cita cita luhur dari founding father kita.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesejahteraan negara adalah cita cita luhur dari founding father kita. BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesejahteraan negara adalah cita cita luhur dari founding father kita. Kemerdekaan bukan saja bermakna kebebasan dari penjajah, lebih dari itu adalah tercapainya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini kemiskinan merupakan masalah yang banyak terjadi di masyarakat. Kemiskinan yang terjadi saat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.189, 2014 KPP & PA. Pembangunan. Keluarga. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2013

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam

Lebih terperinci

Program Kompensasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak 2013

Program Kompensasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak 2013 Program Kompensasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak 2013 Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 semula masih memberikan alokasi yang cukup besar terhadap subsidi energi, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 MDGs dalam Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 1 Cakupan Paparan I. MDGs sebagai suatu Kerangka untuk

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI 8.1 Mekanisme dan Prosedur Monitoring Berbagai upaya yang dilakukan melalui pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan dapat dimaksimalkan bila

Lebih terperinci

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, selanjutnya masalah tersebut ditindaklanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masalah

Lebih terperinci

Pemberdayaan Ekonomi Kumpulan Pengajian Perempuan (KPP) Al Munajad Dan Baitul Muqorrobin Desa Tahunan Jepara

Pemberdayaan Ekonomi Kumpulan Pengajian Perempuan (KPP) Al Munajad Dan Baitul Muqorrobin Desa Tahunan Jepara Pemberdayaan Ekonomi Kumpulan Pengajian Perempuan (KPP) Al Munajad Dan Baitul Muqorrobin Desa Tahunan Jepara Noor Arifin 1, Hadi Ismanto 2, Eko Nur Fu ad 3 1,2,3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNISNU Jepara

Lebih terperinci

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT KODE UNIT : O.842340.045.01 JUDUL UNIT : Mengoordinasikan petugas pendirian dan pelayanan dasar shelter DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini yang merupakan bagian penutup dari laporan penelitian memuat kesimpulan berupa hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan demi keberhasilan proses

Lebih terperinci

Anggaran Setelah Perubahan. Jumlah. Modal

Anggaran Setelah Perubahan. Jumlah. Modal LAMPIRAN I.3 : PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah, sebagaimana halnya di bidang-bidang lainnya. Usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah, sebagaimana halnya di bidang-bidang lainnya. Usaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah pusat telah menggariskan kebijaksanaan untuk mengembangkan dan meningkatkan peranan dan kemampuan pemerintah daerah di bidang keuangan dan ekonomi daerah,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Setiap orang memiliki tujuan-tujuan keuangan seperti untuk

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Setiap orang memiliki tujuan-tujuan keuangan seperti untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan keuangan menjadi suatu topik penelitian yang sering dilakukan dikarenakan pada zaman modern dan berkembang ini banyak manusia memiliki banyak kebutuhan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Kopah merupakan salah satu desa diantaranya 6 desa yang berada di

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Kopah merupakan salah satu desa diantaranya 6 desa yang berada di 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Georafis Desa Kopah Desa Kopah merupakan salah satu desa diantaranya 6 desa yang berada di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi.Desa

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil dan pembahasan dari group field project mengenai perencaan keuangan individu. Individu yang akan dibahas dibagi menjadi dua golongan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat kompleks. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak hanya di negara berkembang, bahkan di Negara maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak hanya di negara berkembang, bahkan di Negara maju sekalipun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah suatu permasalahan dunia yang dialami oleh seluruh Negara. Tidak hanya di negara berkembang, bahkan di Negara maju sekalipun. Permasalah ini sangat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

9 PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH): ANTARA PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PENGENTASAN KEMISKINAN

9 PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH): ANTARA PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PENGENTASAN KEMISKINAN 9 PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH): ANTARA PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PENGENTASAN KEMISKINAN Oleh: Syahputra Adisanjaya Suleman & Risna Resnawaty syahputraasuleman@yahoo.com; risna.resnawaty@unpad.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terlalu tinggi maka hasil analisis secara keseluruhan yang dapat peneliti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terlalu tinggi maka hasil analisis secara keseluruhan yang dapat peneliti BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil dari jenis komponen untuk meminimalisir biaya agar tidak terlalu tinggi maka hasil analisis secara keseluruhan yang dapat peneliti analisis, yaitu bila dilihat

Lebih terperinci

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR Bab 9 Kesimpulan Kehidupan rumah tangga nelayan tradisional di Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal pada umumnya berada di bawah garis kemiskinan. Penyebab kemiskinan berasal dari dalam diri nelayan sendiri

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) 2012

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) 2012 1. Pendahuluan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) 2012 Pemerintah akan mengalokasikan dana tunai sebesar Rp 25,6 triliun kepada 18,5 juta keluarga miskin atau 74 juta jiwa sebagai kompensasi

Lebih terperinci

PROGRAM KELUARGA HARAPAN

PROGRAM KELUARGA HARAPAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTS diwajibkan melaksanakan persyaratan

Lebih terperinci

PINJAMAN OLEH PEMERINTAH DAERAH. Ilustrasi: https://www.cermati.com

PINJAMAN OLEH PEMERINTAH DAERAH. Ilustrasi: https://www.cermati.com PINJAMAN OLEH PEMERINTAH DAERAH Ilustrasi: https://www.cermati.com I. Pendahuluan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mempunyai peran penting bagi Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan tugas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan, CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP 2013 A. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September 2011 sebesar 29,89 juta orang (12,36 persen).

Lebih terperinci

IBM PENGELOLAAN KEUANGAN BAGI IBU RUMAH TANGGA JEMAAT GEREJA KRISTEN MURIA INDONESIA (GKMI) SEMARANG

IBM PENGELOLAAN KEUANGAN BAGI IBU RUMAH TANGGA JEMAAT GEREJA KRISTEN MURIA INDONESIA (GKMI) SEMARANG 376 IBM PENGELOLAAN KEUANGAN BAGI IBU RUMAH TANGGA JEMAAT GEREJA KRISTEN MURIA INDONESIA (GKMI) SEMARANG Suhaji, Yeni Kuntari Prodi Manajemen STIE Widya Manggala Email: haji_solo@yahoo.co.id ABSTRAK Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Agar tujuan perusahaan tercapai maka dibutuhkan pengelolaan sumber daya yang dimiliki, pihak manajemen

Lebih terperinci

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL Indah Hartati 1, Laeli Kurniasari 1, Darmanto 2, Hasan 3 1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan, maka dilaksanakan beberapa tindakan untuk memberikan solusi atas permasalahan keluarga Bapak Gede Sukra

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 1. DASAR HUKUM a. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TNP2K DALAM PENGELOLAAN DATA TERPADU YANG MENDUKUNG STRATEGI TRANSFORMASI PKH

KEBIJAKAN TNP2K DALAM PENGELOLAAN DATA TERPADU YANG MENDUKUNG STRATEGI TRANSFORMASI PKH KEBIJAKAN TNP2K DALAM PENGELOLAAN DATA TERPADU YANG MENDUKUNG STRATEGI TRANSFORMASI PKH BAMBANG WIDIANTO DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESRA DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN/ SEKRETARIS EKESEKUTIF TNP2K TANGERANG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Masih tingginya angka kemiskinan, baik secara absolut maupun relatif merupakan salah satu persoalan serius yang dihadapi bangsa Indonesia hingga saat ini. Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia berupa hasil pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Outline 1. Latar Belakang 3. Tujuan PKH 6. Pendampingan 9.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA SUBSIDI HARGA TEBUS BERAS MISKIN KOTA SURABAYA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. (KSM/RTSM), untuk membantu meningkatkan kesehatan dan pendidikan bagi

BAB V PENUTUP. (KSM/RTSM), untuk membantu meningkatkan kesehatan dan pendidikan bagi BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Program Keluarga Harapan (PKH) yang menjadi salah satu program pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan, merupakan program yang diperuntukkan bagi Keluarga Sangat Miskin/Rumah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tidak hanya penting untuk perusahaan saja, tetapi pengetahuan akan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tidak hanya penting untuk perusahaan saja, tetapi pengetahuan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan keuangan pribadi (perencanaan dan pengendalian keuangan) merupakan salah satu bentuk aplikasi dari manajemen keuangan. Manajemen keuangan tidak

Lebih terperinci

BAB III USULAN DAN PENSOLUSIAN MASALAH

BAB III USULAN DAN PENSOLUSIAN MASALAH BAB III USULAN DAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program 3.1.1 Solusi untuk Masalah Perekonomian Penghasilan bapak Saleh sebagai seorang buruh lepas harian tidak selalu mencukupi kebutuhan keluarga. Meskipun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2001 TENTANG TIM KEBIJAKAN PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2001 TENTANG TIM KEBIJAKAN PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2001 TENTANG TIM KEBIJAKAN PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa privatisasi Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga minyak mentah dunia berimbas kepada meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Walaupun sumber daya migas di Indonesia cukup berlimpah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh Pemerintah adalah mengurangi beban subsidi Pemerintah terhadap minyak tanah, mengalokasikan kembali minyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Perilaku keluarga dan peran serta setiap individu anggota keluarga akan membantu kita untuk mengerti

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Ko TEPOS (Komunitas The Powerfull of ASI) sebagai sebuah Wadah Untuk Para Ibu Menyusui Agar Lebih Banyak Lagi Ibu yang Menyusui Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu formal, informal dan non formal. Pendidikan informal merupakan kegiatan pembelajaran di luar

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Untuk kelancaran pelaksanaan program pemberian

Lebih terperinci