BAB 4 METODE PENELITIAN
|
|
- Farida Harjanti Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 37 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan perairan Waduk Cirata yang meliputi 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur, Purwakarta dan Bandung Barat. Terdiri dari 6 kecamatan dan 15 desa yang terletak di pinggiran Waduk Cirata. dan daerah bendungan PLTA UP-PJB dan BPWC yang berada di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered, Kabupaten Purwakarta. Gambar lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1 (Satu). Pengumpulan data, pengolahan dan penulisan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan sekunder. Tabel 6 dibawah ini adalah matriks keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data dan metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini : Tabel 6. Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data dan Metode Analisis Data No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1 Identifikasi Sumber Sedimentasi Data Primer Data Sekunder Analisis Statistika Descriptive 2 Estimasi Kerugian Ekonomi PLTA Data Primer Analisis Benefit dan Cost 3 Analisis Kelembagaan - Identifikasi dan analisis interaksi pengguna SD - Identifikasi dan analisis karakteristik SD Data Primer Data Sekunder Data Primer Data Sekunder - Identifikasi dan analisis kebijakan Data Primer Data Sekunder - Identifikasi dan analisis variabel Data Primer unit lain : ekonomi, politik, kebijakan dan teknologi Data Sekunder - Redesign Kelembagaan Data Primer Data Sekunder Analisis stakeholder dan analisis konflik Analisis Deskriptif Analisis Kontent dan Analisis Gap Pendekatan Dolsak dan Ostrom (2003) Pendekatan Dolsak dan Ostrom (2003)
2 38 Data primer diperoleh langsung dari responden terpilih melalui wawancara secara mendalam dengan pertanyaan-pertanyaan terstruktur berupa kuesioner dan diskusi terfokus FGD untuk analisis kelembagaan. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan data-data statistik yang berasal dari instansi-instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cianjur, Purwakarta, dan Bandung Barat, Instansi BPWC, BPS, PT PJB, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi. Untuk estimasi kerugian PLTA wawancara dilakukan langsung dengan petugas PLTA dan seksi terkait untuk pengambilan data keuangan dan data produksi. Secara lengkap jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2 (Dua). 4.3 Metode Pengambilan Sampel Untuk identifikasi sumber sedimentasi sektor rumah tangga, industri, pertanian dan perikanan (KJA) dilakukan secara cluster random sampling. Clustering didasarkan pada pembagian keempat sektor diatas. Mengingat luasnya wilayah pengamatan yang meliputi tiga kabupaten yaitu Cianjur, Bandung Barat dan Purwakarta, maka pemilihan sampling didasarkan atas area geografis tertentu. Area geografis yang dimaksud yaitu kecamatan-kecamatan yang terletak di pinggiran waduk. Pemilihan sample berikutnya ditentukan berdasarkan sub set tertentu, yaitu dipilih desa-desa yang berada di sekitar genangan dan menjadi sentra perikanan KJA dari masing-masing kabupaten. Untuk identifikasi sumber sedimentasi pada sektor pertanian dan industri, maka terlebih dahulu akan dilakukan identifikasi luas lahan dan pemiliknya serta jumlah industri yang berada di sekitar waduk. Selanjutnya dari hasil jumlah identifikasi tersebut akan dilakukan pemilihan secara acak dengan besarnya jumlah sample proporsional. Adapun untuk menghitung besarnya jumlah sampel di masing-masing desa dan sektoral dilakukan dengan mengaju pada Fauzi (2001) dengan rumusan sebagai berikut: n = Dimana :
3 39 n = jumlah sampel yang diambil N = Jumlah populasi Z = Standar deviasi yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan (95%) d = Tingkat akurasi/presisi (10%) Berdasarkan perhitungan besaran sample diatas, maka dapat ditentukan besarnya jumlah sample wilayah penelitian untuk cluster sektor rumah tangga meliputi 3 Kabupaten, 6 kecamatan dan 15 desa, dengan jumlah responden sebesar 284 orang. Penentuan jumlah responden di setiap desa dilakukan secara proporsional dan pemilihan responden di masing-masing desa akan dilakukan secara acak. Mengingat kondisi wilayah yang akan diteliti bersifat homogen yang dicirikan dengan tingkat pendapatan masyarakat yang relatif sama, besarnya skala usaha yang dimiliki hampir serupa dan kondisi tempat tinggal yang sama, maka pengambilan sample dilakukan sebanyak 50 responden yang mewakili masingmasing cluster; sehingga total untuk tiga cluster sebanyak 150 sample (Lihat Tabel 7). Adapun jenis kuesioner dibagi menjadi empat sektor dengan masingmasing sektor dilengkapi dengan kuesioner data demografi responden yang terdapat pada kuesioner sektor rumah tangga domestik. Kuesioner sektor rumah tangga domestik, sektor pertanian, sektor perikanan dan sektor usaha berturutturut terdapat pada Lampiran 3, 4, 5 dan 6. Untuk analisis kelembagaan, penentuan responden dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap jenis lembaga yang ada di tiga zonasi waduk sesuai zona pembagian wilayah pengelola waduk, yaitu Zona Bandung Barat, Purwakarta dan Cianjur. Kelembagaan yang sejenis akan dilakukan wawancara dan FGD dengan sampling secara acak yang mewakili tiga zona wilayah tersebut. KII juga akan dilakukan terhadap tokoh-tokoh kunci yang berperan dalam pengelolaan waduk dengan menggunakan panduan pertanyaan seperti terdapat pada kusioner FGD dan KII pada Lampiran 7 (Tujuh). Adapun kelompok yang telah diwawancarai terdapat pada Tabel 8 (Delapan).
4 40 Tabel 7. Pembagian Besarnya Jumlah Responden per-unit Desa Penelitian Kabupaten Desa Kecamatan Jumlah Jumlah RT Sample Margalaksana Cipeundeuy Margaluyu Cipeundeuy Bandung Barat Nanggeleng Cipeundeuy Nyenang Cipeundeuy Bojong Mekar Cipeundeuy Citamiang Maniis Purwakarta Sinar Galih Maniis Tegal Datar Maniis Pasir Jambu Maniis Bobojong Mande Mande Mande Cianjur Cikidang Bayangbang Mande Kertajaya Tanggeung Gunung Sari Sukanagara Kamurang Cikalongkulon TOTAL Tabel 8. Daftar Kelompok Target Wawancara dan FGD No Kelompok Sasaran Target (Kel) 1 BPWC 1 2 PT. PJB 1 3 Dinas Perikanan Kab. Cianjur 1 4 Dinas Perikanan Kab. Purwakarta 1 5 Dinas Perikanan Kab. Bandung Barat 1 6 Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat 1 7 Kelompok Petani Ikan ASPINDAC 3 8 Kelompok Petani Ikan Non ASPINDAC 3 9 ASPINDAC 1 10 GPMT 1 11 Penjual Pakan/pemilik gudang 3 TOTAL Metode Analisis Data Estimasi Kerugian Pendekatan untuk estimasi nilai kerugian PLTA dilakukan dengan menggunakan analisis cost dan benefit. Data benefit dapat memperlihatkan trend
5 41 produksi yang diperoleh selama siklus project berjalan dan kita dapat mengetahui terjadinya perubahan produksi listrik yang dihasilkan dengan kondisi sedimentasi yang ada saat ini. Perubahan produksi ini akan mempengaruhi keuntungan atau benefit suatu proyek. Pendekatan cost dilakukan untuk mengukur tingkat kerugian yang dialami oleh PLTA. Dengan melihat trend biaya yang harus dikeluarkan untuk operasional dan maintenance, maka kita dapat melihat apakah terjadinya sedimentasi dapat menyebabkan biaya yang semakin tinggi terhadap operasional peralatan dan maintenance berjalannya proyek. Cost yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi hanya operational cost dan maintenance cost, karena kedua komponen tersebut yang paling mempengaruhi nilai keuntungan atau kerugian PLTA, sedangkan Benefit yang dimaksud adalah produksi listrik dalam satuan KWh. Perhitungan total cost dan benefit merupakan penjumlahan dari cost operasional dan maintenance dan produksi listrik yang dihasilkan selama periode proyek dimulai sampai dengan dengan berakhirnya proyek PLTA. Berdasarkan hasil wawancara dengan staf PT. PJB, umur proyek diperkirakan dari besarnya tampungan mati (dead storage) yang dipersiapkan pada saat pembangunan waduk untuk menampung sedimen. Hasil perhitungan staf PT. PJB, umur waduk pada elevasi +185 diperkirakan 87 tahun. Oleh karena itu perhitungan cost dan benefit diestimasi dari mulai tahun 1988 sampai dengan tahun Masing-masing komponen total cost dan total benefit dihitung dengan nilai uang saat ini, yang disebut Net Present Value (NPV). Adapun rumusan untuk mendapatkan nilai moneter saat ini adalah sebagai berikut : Tc = c o + c 1 + c c 87 Tc = Total Cost tahun ke 0 s/d 87 Tb = b 0 + b 1 + b b 87 Tb = Total Benefit tahun ke 0 s/d 87 Masing-masing dibuat dalam bentuk net present value untuk mendapatkan nilai mata uang saat ini : NPV Tc = = NPV Tb = =
6 42 Dalam analisis benefit dan cost, hasil yang diperoleh/outcome dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak menentu antara lain adalah kenaikan harga suku cadang, kenaikan harga listrik, suku bunga/interest rate. Jika suku bunga pada saat tertentu meningkat, maka akan mempengaruhi nilai jual dasar listrik, yang pada akhirnya akan mempengaruhi keuntungan PLTA. Oleh karena itu dalam analisis benefit dan ratio diperlukan analisis sensitivitas. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sensitivitas hasil yang diperoleh terhadap faktorfaktor yang tidak bisa diantisipasi. Sensitivitas analisis ini membantu kita mengkomunikasikan kepada pemegang kebijakan mengenai resiko yang harus diantisipasi terhadap faktor-faktor yang tidak pasti. Dalam analisis sensitivitas model ini akan dilakukan dengan perubahan suku bunga/interest rate, untuk r 1 = 10%, r 2 = 15% dan r 3 = 5%. Untuk menghitung produksi listrik yang merupakan benefit proyek, dilakukan dengan menggunakan rumus persamaan dasar yang diacu dari Simanjuntak (2011) sebagai berikut : Dimana : (P) Power = Tenaga listrik dalam kilowatt atau Kw (H) Head = Jarak Kejatuhan air dari turbin ( dalam satuan kaki atau feet) (Q) Flow = Jumlah aliran air (diukur dalam cubic feed per second atau cfs) ( ) Efisiensi turbin = 60% (0,06) untuk instalasi yang sudah tua atau tidak dipelihara dan 90% (0,09) untuk instalasi yang baru dengan pemeliharaan yang baik. ( = 9,81 = gaya gravitasi bumi Untuk mengetahui besarnya penjualan listrik maka, rumus diatas dikalikan dengan harga jual dasar listrik Identifikasi Sumber Sedimentasi Utama Untuk survey identifikasi sumber sedimentasi/pencemar, analisis yang dilakukan dengan menggunakan analisis statistika deskriptive dimana parameter
7 43 yang dicari adalah mean/nilai rata-rata, nilai minimal, maksimal dan simpangan baku. Adapun rumus untuk nilai rata-rata yang digunakan adalah sebagai berikut : n Ei Ei i E 1 i E 1 n n di mana: n E : nilai rata-rata volume limbah yang dibuang ke waduk Cirata E i : nilai pada contoh-i (volume limbah cair dan padat pada setiap sektor) n : jumlah responden Simpangan baku (standar deviation) atau ukuran keragaman (variance) dapat digunakan untuk mengukur resiko secara statistik. Rumus ragam (V 2 ) dan simpangan baku (V) sebagai berikut : V 2 n i1 n 1 E E i 2 V 2 V Dalam rangka mencari solusi untuk perbaikan kualitas lingkungan akibat sedimentasi, maka dilakukan pendekatan CVM (Contingent Valuation Method). Pendekatan ini disebut contingent (tergantung) karena pada prakteknya informasi yang diperoleh sangat tergantung dari hipotesis yang dibangun, misalnya seberapa besar biaya yang harus ditanggung, bagaimana pembayarannya dan lain sebagainya. Pada hakekatnya pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui keinginan membayar (willingness to pay) masyarakat, misalnya terhadap perbaikan lingkungan. Untuk mendapatkan informasi ini maka dilakukan dengan tehnik survey. Masyarakat akan diminta untuk menyebutkan berapa besar mereka ingin membayar untuk mengatasi masalah sampah yang dapat berkontribusi terhadap sedimentasi di waduk. Hasil WTP ini akan menjadi bagian sharing cost dengan pihak pengelola waduk dalam upaya melakukan perbaikan terhadap isu sedimentasi. Data WTP yang diperoleh dari hasil survey akan diregresikan dengan beberapa variabel tidak bebas (dependent variabel) yang dapat mempengaruhi WTP. Dalam penelitian ini, variabel bebas untuk analisis WTP adalah pendapatan (i), pendidikan (e), umur (a), indikator perubahan lingkungan (q), pekerjaan (o),
8 44 jarak rumah (d) dari waduk, jumlah anggota rumah tangga (f), asal responden (j) dan jenis kelamin (s). WTP = f(i, e, a, q, o, d, f, j, s) Analisis Kelembagaan Studi kelembagaan akan mengacu pada kerangka berpikir Dolsak&Ostrom (2003). Bagaimana sumber daya dapat dimanfaatkan tergantung pada faktorfaktor yang saling berkaitan. Faktor ekonomi, politik, kebijakan dan teknologi akan menjadi unit analisis. Hubungan antara faktor-faktor tersebut dan kaitannya dengan karakteristik pengguna sumber daya serta karakteristik sumber daya itu sendiri akan sangat mempengaruhi jenis dan bentuk struktur dan infrastruktur kelembagaan dalam pengelolaan Waduk Cirata. Hal tersebut dapat dilihat dalam diagram pada gambar 6 dibawah ini : Gambar 6. Metode Analisis Kelembagaan Dari sisi faktor ekonomi akan dilihat bagaimana demand dari budidaya perikanan yang mempengaruhi semakin banyaknya jumlah KJA. Dalam hal ini akan mengkaji berapa permintaan pasar baik lokal, domestik maupun nasional terhadap ikan setiap tahunnya, jumlah usaha pendukung lain yang bergerak dibidang budidaya perikanan seperti usaha pakan ikan, bibit ikan maupun alat-alat
9 45 pembudidaya. Adanya biaya transaksi yang terjadi pada perijinan budidaya, retribusi dan premanisme yang terjadi di sekitar waduk yang mempengaruhi biaya produksi budidaya perikanan dan kontribusi kegiatan budidaya perikanan ini terhadap PAD dari 3 kabupaten yang melingkupi Waduk Cirata menjadi kajian dalam pembahasan faktor economic enviroment. Untuk political enviroment, akan ditelusuri sejauhmana pemegang kebijakan yang berkuasa saat ini dan bagaimana mereka membuat kebijakan terkait dengan pengelolaan Waduk Cirata. Hal ini akan terlihat dari instruksi gubernur, SK pemerintah daerah maupun undang-undang lain yang terkait dengan kebijakan pemerintah di tiga kabupaten. Wilayah waduk yang beririsan diantara 3 kabupaten di Jawa Barat yaitu Purwakarta, Bandung Barat dan Cianjur juga mempengaruhi kebijakan pengelolaan waduk. Kesamaan persepsi terkait dengan aktivitas KJA diantara tiga kabupaten tentunya akan mempengaruhi keberlanjutan waduk. Kajian legal enviroment akan dilakukan dengan melakukan analisa kontent untuk masing-masing kebijakan/undang-undang yang menjadi dasar pengelola waduk. Bagaimana undang-undang dan kewenangan tersebut diimplementasikan serta respon dari masyarakat terkait undang-undang tersebut dan kinerja lembaga juga akan ditelaah. Pada unit analisis ini, parameter yang digunakan untuk mengamati arah kebijakan terletak pada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah terhadap pengelolaan waduk. Sinkronisasi kebijakan yang dikeluarkan antara ketiga wilayah administrasi di perairan waduk yaitu pemerintah daerah Bandung Barat, Purwakarta dan Cianjur juga patut ditelusuri, karena ketika salah satu wilayah tidak mendukung kebijakan lingkungan maka akan mempengaruhi kondisi waduk keseluruhan. Analisis berikutnya terutama ditujukan untuk aturan yang ditetapkan oleh Gubernur Propinsi Jawa Barat mengenai daya dukung lingkungan waduk dan jumlah KJA yang diperbolehkan berada di area waduk. Teknologi yang digunakan oleh para penggguna sumber daya akan diidentifikasi dan dianalisis apakah penggunaanya dapat merugikan pihak lain atau menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan. Misalnya penggunaan drum atau busa untuk konstruksi karamba apakah dapat menyebabkan terjadinya
10 46 perbedaan produksi dan menimbulkan dampak lingkungan. Penggunaan teknologi berkaitan dengan biaya produksi, dan biaya eksternalitas. Semakin baik konstruksi karamba KJA tentunya akan semakin mahal biaya investasi yang mempengaruhi pendapatan seseorang, sehingga pengguna sumber daya cenderung mencari alternatif yang lebih murah dan mudah dalam membuat kontruksi KJA, yang tentu saja memiliki dampak lingkungan yang berbeda. Jenis pakan ikan, frekuensi pemberian pakan serta jenis ikan yang ditanam, akan memberikan dampak yang berbeda baik terhadap lingkungan maupun profit yang diperoleh petani KJA. Ketiadaan aturan main yang jelas dalam hal penggunaan teknologi ternyata juga dapat mengancam keberlanjutan waduk. Kebutuhan data dari setiap unit analisis, yaitu ekonomi, politik, hukum dan teknologi dapat dilihat pada Tabel 9. Untuk karakteristik pengguna sumber daya, analisis ini akan memetakan stakeholder yang berperan dalam melaksanakan dan yang menjadi sasaran kebijakan. Berdasarkan teori kelembagaan analisis stakeholder mengacu pada seperangkat alat untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan stakeholder atas dasar atributnya, hubungan timbal baliknya dan kepentingannya dalam kaitannya dengan isu atau sumber daya yang ada. Analisis yang dilakukan berupa : siapa para aktor yang berperan, bagaimana posisinya, apa hasil yang diharapkan oleh para aktor, bagaimana keterkaitan aksi dan hasil, siapa yang melakukan kontrol terhadap perilaku aktor dan informasi apa saja yang dimiliki aktor serta biaya dan manfaat yang ditanggung oleh aktor untuk melakukan pengorganisasian kelembagaan sumber daya. Pemetaan pengguna sumber daya ini dilakukan dengan menggunakan Tabel 10. Hasil analisis stakeholder dapat memperlihatkan bagaimana interaksi antara aktor. Interaksi yang diperoleh dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis konflik. Dalam analisis ini dilakukan pemetaan terhadap konflik indikator, peace indikator dan stakeholder analisis. Konflik indikator memetakan akar masalah yang menyebabkan konflik, faktor-faktor yang menyebabkan konflik (proximate cause) dan faktor-faktor yang menjadi pemicu konflik (trigger). Ketiga indikator tersebut akan dikaitkan dengan situasi politik, ekonomi dan sosial cultural. Peace indikator merupakan hal-hal yang biasa dilakukan masyarakat dalam rangka menangani konflik diantara mereka. Dalam peace
11 47 indikator tersebut akan dirangkum bagaimana sistem keadilan yang diterapkan masyarakat atau konflik carrying capacity dari masyarakat, bagaimana proses yang dilakukan dalam menjalankan sistem keadilan tersebut dan tools apa yang digunakan oleh masyarakat dalam menjalankan sistem keadilan di masyarakat. Data-data terkait konflik analisis diatas akan diperoleh melalui FGD dan diskusi dengan para stakeholder kelembagaan di wilayah perairan Waduk Cirata. Tabel 11 digunakan untuk memandu analisis konflik dalam bentuk matriks. Tabel 9. Parameter yang digunakan untuk setiap unit analisis Unit Analisis Parameter Economic - Akses ke pasar barang dan jasa Enviroment - Trend harga pasar untuk ikan - Trend Permintaan ikan - PAD Kab Cianjur, Purwakarta, Bandung Barat - Jumlah tenaga kerja - Jenis usaha pendukung lainnya - Biaya transaksi (retribusi, preman, biaya lain-lain) - Pendanaan dari luar negeri - Dampak globalisasi ekonomi Political Enviroment Legal Enviroment Teknologi - Dampak resesi ekonomi global - Produk kebijakan yang dihasilkan dari proses politik - Kebijakan terhadap budidaya perikanan - Kinerja lembaga pemerintah yang menangani CPRs - Penegakan aturan-aturan pemerintah - Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.7 tahun 2011 tentang Pengelolaan Perikanan - SK Gubernur No. 45 tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah No.14/2002 tentang Usaha Perikanan dan Retribusi Usaha Perikanan - Peraturan Gubernur No.16 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu - SK Gubernur No.27tahun 1994 tentang petunjuk pelaksanaan peraturan No.11/1986 tentang Tata Cara Pemanfaatan Perairan Umum untuk Usaha Perikanan - Keputusan Bersama Gubernur Jawa Barat, Bupati Bandung, Cianjur, Purwakarta dan Direktur PJB tahun 2003 tentang Pengembangan Pemanfaatan Kawasan Waduk Cirata - Peraturan Daerah Kab. Purwakarta No.6/2010 tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan - Konstruksi karamba jaring apung - Siklus pemberian pakan ikan - Jenis ikan pemakan plankton
12 48 Tabel 10. Analisis stakeholder Daftar Stakeholder Agenda/Power Need Keterkaitan aksi dan hasil (Action) Sumber : Hidayat (2010) Tabel 11. Analisis Konflik Konflik Indikator Peace Indikator Stakeholder Analysis Summary Conclusion Sumber : Barena (2003) Analisis karakteristik sumber daya, mengkaji mengenai sumber daya waduk dan kaitannya dengan PLTA sebagai fungsi utama dibangunnya waduk. Ciri dan masalah waduk sebagai CPRs, provision dan appropriation problem yang mempengaruhi penggunaan waduk. Tata kelola sumber daya, mengkaji struktur dan infrakstruktur kelembagaan serta analisis konflik diantara institution dan multiple user seperti KJA, PLTA, petani, maupun masyarakat di sekitar waduk. Analisis infrastruktur kelembagaan adalah pemahaman makna aturan main atau peraturan yang berlaku dalam kelompok masyarakat lokal melalui identifikasi isu. Peraturan tersebut akan dianalisis dengan menggunakan Tabel 12 sehingga mudah dilihat keterhubungan peraturan tersebut dan kaitannya terhadap siapa yang berwenang untuk melaksanakan peraturan tersebut dan sejauh mana wewenang tersebut telah diimplementasikan. Analisis kebijakan selanjutnya disandingkan dengan hasil FGD tentang implementasi kebijakan di lapangan dan bagaimana peraturan tersebut dapat menjawab permasalahan terkait sedimentasi khususnya dan perbaikan lingkungan waduk pada umumnya. Kesenjangan yang terjadi atau hasil analisis gap dimasukkan dalam Tabel 13.
13 49 Tabel 12. Analisis Konten Peraturan/aturan main yang berlaku Substansi/Amanat Peraturan Perundang- Undangan Mengatasi masalah apa? Aktor yang berperan Sumber : Hidayat (2010) Tabel 13. Analisis Gap Hasil Analisis Kontent Realisasi/Implementasi Peraturan Gap Analysis Sumber : Parasuraman et al. (1985) Faktor faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelembagaan tersebut dapat menjadi data bagi rancangan kelembagan baru yang dapat mengurangi terjadinya eksternalitas yaitu sedimentasi dalam pemanfaatan CPRs. Design kelembagaan untuk mengelola CPRs contohnya design peraturan mengenai alokasi penggunaan sumber daya, monitoring dan penegakkannya membutuhkan usaha yang besar. Para appropriator akan merasakan pentingnya kelembagaan jika mendapat manfaat dari adanya lembaga tersebut. Motivasi ekonomi untuk merubah aturan main pengelolaan sumber daya ternyata tidak cukup untuk dapat melakukannya. Perlu adanya otoritas yang berwenang untuk melakukannya. Oleh karena itu para peneliti (Dolsak&Ostrom, 2003) mendiskusikan prinsip umum yang dipakai untuk meningkatkan kinerja design kelembagaan. Prinsip umum tersebut menjadi batasan dalam melakukan interview dengan stakeholder untuk merekonstruksi stuktur kelembagaan baru. Redesign
14 50 kelembagaan tersebut juga akan mengacu pada evaluasi outcome yang diperoleh dari hasil analisis-analisis diatas. Prinsip umum tersebut, yaitu : 1. Peraturan dibuat dan dikelola oleh pengguna sumber daya 2. Keluhan tentang aturan mudah untuk dimonitor 3. Aturan mampu ditegakkan bersama 4. Sangsi dapat diberlakukan 5. Pengadilan tersedia dengan biaya yang rendah 6. Ratio petugas dan pengguna sumber daya proporsional 7. Lembaga yang mengatur CPRs perlu dibuat dalam berbagai tingkatan 8. Prosedur untuk merevisi aturan tersedia Dalam menawarkan model redesign kelembagaan baru yang tepat digunakan dalam pengelolaan Waduk Cirata berdasarkan hasil wawancara dan telaah teori pembangunan good governance, maka akan dibuat tiga skenario design kelembagaan baru. Skenario tersebut mencakup best case scenario, statusquo scenario dan worst case scenario. Best scenario merupakan skenario terbaik pengelolaan waduk untuk mencapai suistanability, equity dan prosperity, dimana masing-masing aktor dapat terakomodasi baik kepentingan dan perilakunya. Status-quo scenario adalah keadaan dimana keadaan berjalan normal seperti biasa (bussiness as usual), tentunya dengan kondisi-kondisi pengelolaan saat ini yang harus diperbaiki. Worst case scenario adalah keadaan dimana masing-masing stakeholder tidak lagi mampu menaati peraturan yang dibuat dan berjalan sendiri sesuai mandat dan kebutuhan yang ingin dicapainya.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI III.1 LETAK DAN KONDISI WADUK CIRATA Waduk Cirata merupakan salah satu waduk dari kaskade tiga waduk DAS Citarum. Waduk Cirata terletak diantara dua waduk lainnya, yaitu
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertambahan penduduk yang tinggi banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, telah menghabiskan surplus sumberdaya alam yang diperuntukkan bagi pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti potensi alam, keindahan alam, flora dan fauna memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan
Lebih terperinciMaria Maghdalena Diana Widiastuti Surel: Jurusan Agribisnis FAPERTA UNMUS ABSTRACT
Agricola, Vol 5 (2), September 2015, 70-89 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS KELEMBAGAAN MODEL AGENT-PRINCIPLE PADA PETANI KERAMBA JARING APUNG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT Maria Maghdalena
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sentra produksi tahu yang terletak di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Purwokerto 1. Penentuan lokasi ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA
RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Waduk adalah genangan air dalam suatu cekungan permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai kepentingan, yang airnya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan
Lebih terperinciKEBIJAKAN UNTUK KEBERLANJUTAN EKOLOGI, SOSIAL, EKONOMI DAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK CIRATA. Aceng Hidayat, Zukhruf Annisa, Prima Gandhi
Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 3 No. 3, Desember 2016: 175-187 ISSN : 2355-6226 E-ISSN : 2477-0299 http://dx.doi.org/10.20957/jkebijakan.v3i3.16250 KEBIJAKAN UNTUK KEBERLANJUTAN EKOLOGI,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang analisis fungsi kelembagaan perikanan ini dilaksanakan di Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian pendirian agroindustri berbasis ikan dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan
Lebih terperinciKELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK
Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Waduk Cirata, di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. adalah petani ikan. Keberadaan responden yang diamati adalah:
BAB IV METODE PENELITIAN 4.. aktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksakan pada Bulan September sampai Oktober 0 Penelitian dilakukan pada petani ikan Karamba Jaring Apung (KJA) di perairan aduk
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lombok Barat-Propinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu di kawasan pesisir Kecamatan Sekotong bagian utara, tepatnya di Desa Sekotong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR
1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
31 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Minapolitan Kampung Lele Kabupaten Boyolali, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Penelitian
Lebih terperinciGambar 2. Peta Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yaitu Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Alasan penentuan lokasi karena hutan Kabupaten Kuningan merupakan salah satu hutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
36 36 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Budidaya pembesaran ikan kerapu bebek (Chromileptes altivelis) dengan sistem KJA dan budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan sistem Long
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN KABUPATEN BEKASI
KERANGKA ACUAN KERJA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN KABUPATEN BEKASI I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aktivitas sosial dan budaya mencirikan perkembangan suatu wilayah di samping aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
Lebih terperinciANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1
1 Abstrak ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1 Zainal Abidin 2 Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian
35 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Timur, khususnya di PPP Labuhan. Penelitian ini difokuskan pada PPP Labuhan karena pelabuhan perikanan tersebut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang perkembangannya memicu sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain menghasilkan produk-produk yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan batasan penelitian Penelitian ini berlokasi di proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai di Dusun Kalangbahu Desa Jawai Laut Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas Kalimantan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TPA Pasir Sembung yang berada di Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciDAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN KELEMBAGAAN USAHA KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI WADUK JATILUHUR
Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 3 No. 3, Desember 2016: 248-261 ISSN : 2355-6226 E-ISSN : 2477-0299 http://dx.doi.org/10.20957/jkebijakan.v3i3.16257 DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN KELEMBAGAAN
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat
Lebih terperinciEVALUASI POLA PENGELOLAAN TAMBAK INTI RAKYAT (TIR) YANG BERKELANJUTAN (KASUS TIR TRANSMIGRASI JAWAI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT)
EVALUASI POLA PENGELOLAAN TAMBAK INTI RAKYAT (TIR) YANG BERKELANJUTAN (KASUS TIR TRANSMIGRASI JAWAI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT) BUDI SANTOSO C 25102021.1 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Industri Cilegon yang meliputi Anyer (perbatasan kota Cilegon-Kabupaten Serang), Merak, dan Cilegon, yang
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang
Lebih terperinciBuku Putih Sanitasi Kota Bogor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
42 III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di daerah Cilegon serta kawasan industri di Cilegon (Kawasan Industri Estate Cilegon, KIEC). Jenis industri di daerah tersebut adalah
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.
24 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap studi pustaka, pembuatan proposal, pengumpulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Jawa Barat, dengan waktu pelaksanaan pengumpulan data pada bulan Juni sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1
BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan
Lebih terperinciBAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.
Lebih terperinciI. FORMAT SURAT USULAN RENCANA PENERBITAN OBLIGASI DAERAH KOP SURAT GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
I. FORMAT SURAT USULAN RENCANA PENERBITAN OBLIGASI KOP SURAT GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA Nomor : [NOMOR SURAT] [KOTA], [TGL, BLN, ] Sifat : [SIFAT SURAT] Lampiran : 5 (lima) Berkas Hal : Usulan Rencana Penerbitan
Lebih terperinciEVALUASI KELAYAKAN PEMBANGUNAN COLD STORAGE DI PELABUHAN BENOA
EVALUASI KELAYAKAN PEMBANGUNAN COLD STORAGE DI PELABUHAN BENOA Laporan Tugas Akhir Oleh : Surya Mandala Sakti Perwira Negara NPM. : 110214053 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat,
Lebih terperinciANALISIS WILLINGNESS TO PAY
ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PETANI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN IRIGASI Studi Kasus Daerah Irigasi Klambu Kanan Wilalung, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah Oleh : FAHMA MINHA A14303054 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian dilakukan di perkebunan jambu biji UD. Bumiaji Sejahtera milik Bapak Imam Ghozali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive
Lebih terperinciANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Hesty Suryanti, Minar Ferichani, dan Suprapto Program Studi Agribisnis Universitas
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring dengan berkembangnya pembangunan waduk di Indonesia. Pembangunan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar III.1 di bawah ini. Gambar III.1. Diagram Alir Penelitian 28 III.2 Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk
Lebih terperinciEVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO
EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO NEIKLEN RIFEN KASONGKAHE 3311202811 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. JONI HERMANA, MscES., PhD Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Institut Teknologi
Lebih terperinciUraian secara lengkap setiap aspek dan kriteria yang menjadi bahan. pertimbangan dalam penentuan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur
Keterangan Gambar 2 : K 1 = Penyerapan tenaga kerja K 2 = Potensi konflik dengan masyarakat rendah K 3 = Menumbuhkan lapangan usaha K 4 = Menumbuhkan sektor formal dan/atau informal K 5 = Penguatan peran
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi konsep ekonomi pencemaran, Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode valuasi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Dari studi kasus penelitian manajemen terintegrasi, sumber energi di
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metodologi Penelitian Dari studi kasus penelitian manajemen terintegrasi, sumber energi di kawasan Kabupaten Bangli, belum terintegrasi dan tersinkroninasi antar subsistem.
Lebih terperinciSatria Duta Ninggar
Satria Duta Ninggar 2204 100 016 Pembimbing : Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng NIP. 130 520 749 Ir. Teguh Yuwono NIP. 130 604 244 Pertumbuhan pelanggan di Jawa Tengah yang pesat mengakibatkan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi berperan penting dalam pembangunan di Indonesia sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan kemajuan teknologi. Dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan Sub DAS Batulanteh dengan memilih Desa Batudulang, Kecamatan Untir Iwis dan Kecamatan Sumbawa sebagai daerah sampel.
Lebih terperinciALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL
ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur Karakteristik pembudidaya ikan KJA di Jatiluhur dilihat dari umur, pengalaman dan pendidikan.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian
METODE PENELITIAN 36 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : Peta-peta tematik (curah hujan, tanah, peta penggunaan lahan, lereng, administrasi dan RTRW), data-data
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu pada bulan Agustus 2013. B. Alat dan Objek Penelitian Alat
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan Pantai Wisata Tanjung Pasir, terletak di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumberdaya Air Air adalah semua air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan dan
Lebih terperinciLay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi
Lay out TPST A A B ke TPA 1 2 3 B 14 10 11 12 13 4 Pipa Lindi 18 15 9 8 18 7 5 19 16 17 18 1) Area penerima 2) Area pemilahan 3) Area pemilahan plastik 4) Area pencacah s.basah 5) Area pengomposan 6) Area
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang
Lebih terperinciOPTIMASI DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN PURI KARANG MULYO RESIDENCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SYMPLEKS DAN QM FOR WINDOWS VERSI 2.
OPTIMASI DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN PURI KARANG MULYO RESIDENCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SYMPLEKS DAN QM FOR WINDOWS VERSI 2.0 (1) (1) Program Studi Teknik Sipil S2, Program Pascasarjana, Institut
Lebih terperinci2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi. Menurut Indarto (2012) : Air adalah substansi yang paling melimpah
Lebih terperinciKajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta
Kajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Evy Anisa 1, Ussy Andawayanti 2, Harry M. Sungguh 3 1) Mahasiswa Program Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waduk Waduk merupakan badan air tergenang yang dibuat dengan cara membendung sungai, umumnya berbentuk memanjang mengikuti bentuk dasar sungai sebelum dijadikan waduk. Terdapat
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.
ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 hingga April 2011, berlokasi di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Teknologi dan
Lebih terperinciBAB 8 ANALISIS KELEMBAGAAN
113 BAB 8 ANALISIS KELEMBAGAAN Dengan mengacu pada kerangka analisis Ostrom (2003), maka dapat diperoleh gambaran umum analisis kelembagaan yang meliputi karakteristik sumber daya waduk, faktor-faktor
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi
Lebih terperinciSTUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA
STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA Madestya Yusuf 2204 100 023 Pembimbing : Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng NIP. 194612111974121001
Lebih terperinciBusiness analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN ISSN 0853-7607 ANALISIS USAHA KERAMBA JARING APUNG, PROSPEK DAN KENDALA PENGEMBANGANNYA DI NAGARI TANJUNG SANI KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT Business analysis floating
Lebih terperinciPemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan
Pendahuluan 1.1 Umum Sungai Brantas adalah sungai utama yang airnya mengalir melewati sebagian kota-kota besar di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya. Sungai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Wangunjaya Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama satu
Lebih terperinciAnalisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara
Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28 Jurnal perikanan dan kelautan 17,2 (2012): 28-35 ANALISIS USAHA ALAT TANGKAP GILLNET di PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI WADUK CIRATA
Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 3 No. 2, Agustus 2016: 87-107 ISSN : 2355-6226 E-ISSN : 2477-0299 http://dx.doi.org/10.20957/jkebijakan.v3i2.15509 ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERIKANAN
Lebih terperinciBUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN
BUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN I. PENDAHULUAN Saat ini budidaya ikan di waduk dengan menggunakan KJA memiliki prospek yang bagus untuk peningkatan produksi
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi masyarakat dan pertambahan penduduk yang semakin pesat mempengaruhi sektor pembangunan di suatu daerah. Salah satu kebutuhan primer bagi
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Analisis kelayakan pendirian industri bioinsektisda Bta di Bogor merupakan analisis yang dilakukan sebagai bagian dari tahap pra invetasi pada proyek pembangunan industri
Lebih terperinciTujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada pada kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero) Propinsi Sumatera Utara. PTPN IV bergerak di bidang usaha perkebunan dengan
Lebih terperinci