FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI KONFLIK LAUT CINA SELATAN THE FACTORS BEHIND THE INVOLVEMENT OF UNITED STATES OF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI KONFLIK LAUT CINA SELATAN THE FACTORS BEHIND THE INVOLVEMENT OF UNITED STATES OF"

Transkripsi

1 FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI KONFLIK LAUT CINA SELATAN THE FACTORS BEHIND THE INVOLVEMENT OF UNITED STATES OF AMERICA IN SOUTH CHINA SEA Naufal Hibatullah Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2 Abstrak Banyak negara yang terlibat di dalam konflik Laut Cina Selatan dengan klaim mereka masing-masing. Namun ada satu negara yang tidak memiliki klaim di Laut Cina Selatan tetapi ikut terlibat, yaitu Amerika Serikat. Skripsi ini akan membahas faktor yang melatarbelakangi keterlibatan Amerika Serikat di konflik Laut Cina Selatan. Tujuan dari penelitan adalah untuk mengetahui apa faktor yang melatarbelakangi keterlibatan Amerika Serikat di konflik Laut Cina Selatan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan Teori Geopolitik yang dijelaskan dengan metode kualitatif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang melatarbelakangi keterlibatan Amerika Serikat adalah adanya kepentingan nasional untuk melindungi jalur perdagangan. Keyword : Kebijakan Luar Negeri, Amerika Serikat, Laut Cina Selatan 1

3 2

4 PENDAHULUAN Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, dunia terbagi menjadi dua kubu, satu kubu dipimpin oleh Amerika Serikat, dan satu kubu lagi dipimpin oleh Uni Soviet, yang disebut sebagai Perang Dingin. Perang ini dianggap sebagai persaingan kekuatan dan ideologi diantara kedua negara adidaya. Amerika Serikat membuat kebijakan containment untuk meredam ekspansi Uni Soviet, termasuk dengan ikut dalam perang Korea dan Vietnam. Uni Soviet pun akhirnya jatuh dan terbelah menjadi beberapa negara dan Perang Dingin secara resmi berakhir. Setelah perang dingin Amerika Serikat berhasil mempertahankan statusnya sebagai negara adidaya. Namun pengaruh Amerika Serikat mulai berkurang terutama karena persaingan ekonomi dengan negara-negara yang mulai bangkit, termasuk Cina Di abad ke 21, Amerika Serikat masih melanjutkan kebijakan luar negerinya yg aktif dalam melakukan intervensi. Untuk melindungi kepentingan nasional. Menjadi salah satu produsen minyak bumi terbesar di dunia membuat sumber cadangan minyak menjadi kepentingan nasional bagi Amerika Serikat, termasuk mempertahankan hubungan baik dengan negara yg memiliki cadangan minyak besar seperti Arab Saudi. Dan dengan terjadinya perang antara Iraq dan Iran, pasukan Amerika Serikat pun dikirimkan untuk melindungi kepentingannya di Teluk Persia 3

5 (Francona, 2007). Selain di Teluk Persia, Amerika Serikat terus melibatkan diri dengan konflik-konflik di luar negaranya, baik berupa diplomasi maupun bantuan militer, termasuk ke konflik Laut Cina Selatan. Konflik Laut Cina Selatan adalah konflik akibat adanya klaim maritim antara beberapa negara berdaulat di kawasan tersebut, yaitu Brunei Darussalam, Republik Rakyat Cina, Taiwan, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Sementara negara-negara yg tidak ikut melakukan klaim menginginkan Laut Cina Selatan untuk tetap sebagai perairan internasional. Bisa dilihat banyaknya kekayaan yang dimiliki Laut Cina Selatan dan bagaimana pentingya Laut Cina Selatan. Hal inilah yg membuat negara-negara yg terlibat konflik ini berjuang keras melindungi klaim mereka. Namun ada satu negara yg tidak memiliki klaim di Laut Cina Selatan tetapi ikut berpartisipasi dalam konflik ini, yaitu Amerika Serikat Serikat. TEORI Friedrich Ratzel adalah ahli geografi yg menjadi salah satu satu pencetus teori Geopolitik. Ratzel terkenal dengan essaynya yang berjudul Lebensraum. Kontribusi utama Ratzel adalah penerapan konsep biologi yaitu pertumbuhan dan perkembangan pada geografi. Di dalam essaynya, Ratzel mencetuskan teori Raum yang berarti ruang. Ratzel berkata Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang makin 4

6 memungkinkan kelompok politik itu tumbuh. (Ratzel, 1940). Ratzel menganggap negara membutuhkan ruang untuk terus berkembang melewati perbatasannya. Menurutnya, semakin tinggi budaya bangsa, semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya alam yg diperlukan Pada zaman itu, negara dengan perbatasan mereka dianggap statis, terikat ke lokasi geografis tertentu. Namun, negara menurut Ratzel, adalah sesuatu yg bersifat organik dan terus tumbuh, dengan batas-batas yang mewakili hanya penghentian sementara dalam gerakan mereka. Sama seperti organisme biologis tumbuh dan berkembang, tidak alami bagi negara-negara untuk menjadi statis. Menurutnya, adalah sifat alami untuk suatu negara melakukan ekspansi di luar perbatasannya Dari Teori Raum-nya, Ratzel melanjutkan bahasannya ke Teori Geopolitik. Di dalam essaynya Ratzel mengatakan States as spatial organisms require the room or space in which growth is possible. Borders become insignificant in that a developing state or one that is advancing is likely to require annexation of territories that are controlled by other less powerful states.. Negara akan terus tumbuh berkembang keluar dari ruang:-nya, dan menurut Ratzel untuk memenuhi kebutuhannya negara harus berusaha mengambil kontrol teritori yang bernilai strategis. Teritori ini bisa bernilai strategis secara ekonomi maupun militer. Hal ini harus dilakukan, meskipun harus melibatkan diri dengan konflik ke negara lain, atau wilayah yang dikontrol oleh negara lain. 5

7 Penulis mengaplikasikan teori Raum ini dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat secara umum. Amerika Serikat merupakan negara yang masih fokus berkembang di wilayahnya sendiri sebelum Perang Dunia Kedua. Namun setelah memenangkan Perang Dunia Kedua bersama sekutu, Amerika Serikat tumbuh menjadi negara adidaya. Dan semakin besar Amerika Serikat tumbuh, semakin besar kebutuhan yang Amerika Serikat miliki, baik secara ekonomi maupun politik. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Amerika Serikat tumbuh keluar dari wilayahnya, dan mulai memasuki wilayah negara lain. Hal ini bisa dilihat dengan berbagai kebijakan luar negeri Amerika Serikat, seperti mengirimkan pasukan ke Vietnam dan Korea untuk memerangi ideologi komunisme yg bertentangan ideologi Amerika Serikat. Atau bisa dilihat dimana Amerika Serikat mengirimkan pasukan militer ke teluk Persia dengan misi mengamankan cadang minyak yang merupakan kebutuhan penting bagi negaranya. Dan termasuk juga keterlibatan Amerika Serikat di konflik Laut Cina Selatan. Penulis lalu mengaplikasikan teori Geopolitik secara khusus dengan apa yg menjadi kepentingan Amerika Serikat untuk ikut terlibat di konflik Laut Cina Selatan. Meskipun Laut Cina Selatan secara geografis berada jauh dari wilayah Amerika Serikat, dan Amerika Serikat sendiri tidak memiliki klaim di konflik Laut Cina Selatan, tetapi Amerika Serikat tetap mempunyai kepentingan di konflik ini. Laut Cina Selatan menjadi nilai penting bagi Amerika Serikat karena jalur perdagangannya 6

8 PEMBAHASAN SELATAN BENTUK KETERLIBATAN AMERIKA DI KONFLIK LAUT CINA A. Keterlibatan Amerika Serikat secara Politik A.1 UNCLOS Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (Bahasa Inggris: United Nations Convention on the Law of the Sea) disingkat UNCLOS, juga disebut Konvensi Hukum Laut atau Hukum Perjanjian Laut, adalah perjanjian internasional yang dihasilkan dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang ketiga (UNCLOS III) yang berlangsung dari tahun 1973 sampai dengan tahun Konvensi Hukum Laut ini mendefinisikan hak dan tanggung jawab negara dalam penggunaan lautan di dunia serta menetapkan pedoman untuk bisnis, lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam laut. Joining the Convention would secure our navigational rights and our ability to challenge other countries behavior on the firmest and most persuasive legal footing, including in critical areas such as the South Cina Sea and the Arctic. Only as a Party to the Convention can the United States best protect the navigational 7

9 freedoms enshrined in the Convention and exert the level of influence that reflects our status as the world s foremost maritime power Kutipan di atas adalah potongan dari pidato Hillary Clinton ketika memberi kesaksian di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri A.S. Di dalam pidato nya, Clinton menyatakan bahwa meratifikasi UNCLOS akan memberikan keuntungan bagi Amerika Serikat. Karena dengan meratifikasi UNCLOS Amerika Serikat akan melindungi hak-hak dan kebebasan perairan mereka. Selain itu menurut Clinton, dengan meratifikasi UNCLOS, akan menguatkan kemampuan Amerika Serikat dalam mencegah klaim negara lain secara hukum, seperti di Laut Cina Selatan. Dan setelah pidatonya, proses ratifikasi UNCLOS oleh Amerika Serikat terus berjalan maju Meskipun meratifikasi UNCLOS bertujuan melindungi hak-hak dan kebebasan perairan Amerika Serikat secara umum, namun dari pidato Hillary Clinton dapat terlihat bahwa klaim Laut Cina Selatan merupakan salah satu hal yang menjadi alasan Amerika Serikat meratifikasi UNCLOS. Dan proses peratifikasian ini menunjukan keterlibatan lansgsung Amerika Serikat di konflik Laut Cina Selatan A.2 Resolusi 524 (S.Res th Congress) Satu lagi hal yang memperlihatkan keterlibatan Amerika Serikat di Konflik Laut Cina Selatan adalah Resolusi 524 yang di pelopori oleh Senator John Kerry dan sudah disetujui oleh Senat Amerika Serikat pada tahun Dari banyak hal yang dinyatakan, resolusi tersebut bisa disimpulkan menjadi beberapa poin, yang 8

10 pertama yaitu Amerika Serikat mendukung proses diplomatik oleh semua penggugat untuk menyelesaikan perselisihan dan termasuk di dalamnya yaitu Amerika Serikat mendukung deklarasi Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea 2002 di antara negara-negara anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan China. Poin selanjutnya adalah Amerika Serikat mendesak semua pihak untuk menahan diri dalam melakukan aktivitas yang akan mempersulit perselisihan dan stabilitas, termasuk menahan diri untuk tidak menghuni pulau-pulau yang tak berpenghuni, terumbu karang, kawanan ikan, dan fitur lainnya. Bisa dilihat bagaimana setiap negara yang melakukan klaim di Laut Cina Selatan, ingin menunjukan klaim mereka dengan menduduki pulau-pulau maupun fitur lainnya yang ada di Laut Cina Selatan yang makin mempersulit konflik di daerah tersebut. Sehingga demi kelancaran proses penyelesain konflik Laut Cina Selatan, Amerika Serikat mendesak semua pihak yang memiliki klaim untuk berhenti menduduki pulau-pulau wilayah tersebut. Satu lagi poin penting di resolusi tersebut adalah mendukung operasi Angkatan Bersenjata A.S. di Pasifik Barat, termasuk di Laut Cina Selatan, untuk mendukung kebebasan navigasi, pemeliharaan perdamaian, penghormatan terhadap hukum internasional, dan perdagangan tanpa hambatan. 9

11 B. Keterlibatan Amerika Serikat secara Militer Salah satu poin di Resolusi 524 dapat memperlihatkan pandangan Amerika Serikat tentang konflik Laut Cina Selatan. Meskipun banyak negara yang melakukan klaim di Laut Cina Selatan, Amerika Serikat menganggap Laut Cina Selatan sebagai perairan bebas dan. Seperti di perairan lainnya, Amerika Serikat pun mengerahkan angkatan bersenjatanya dan melakukan operasi freedom of navigation di Laut Cina Selatan yang bertujuan untuk memantau keadaan dan menjaga keamanan di daerah tersebut Pada hari Tahun 2015, Angkatan Laut A.S. memastikan bahwa USS Lassen, kapal perang Amerika Serikat, telah menyelesaikan rangkain kegiatan pertama dalam serangkaian rencana operasi navigasi (FONOP) yang terencana di Laut Cina Selatan. Operasi tersebut adalah penegasan terkuat oleh Angkatan Laut A.S. bahwa mereka menolak klaim maritim Cina Angkatan Laut AS. menyatakan bahwa USS Lassen juga berada dalam batas 12 mil dari fitur di laut yang disengketakan yang diklaim oleh sekutu perjanjian Vietnam Filipina. Kapal tersebut berlayar di dalam wilayah 12 mil laut di Pulau Karang Subi, sebuah pulau buatan yang dibangun oleh China pada tahun Mereka mengatakan patroli "freedom of navigation" semacam itu diperkirakan semakin sering terjadi dan akan menjadi hal yang permanen (Blanchard, 2015) 10

12 FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KETERLBATAN AMERIKA SERIKAT DI KONFLIK LAUT CINA SELATAN Laut Cina Selatan memiliki peran besar untuk negara-negara di dunia, termasuk juga Amerika Serikat. Namun perdagangan Internasional jauh lebih penting untuk Amerika Serikat dibanding kebanyakan negara lain. Seperti yang selalu terjadi selama siklus pertumbuhan dan resesi sebelumnya, ekspor memegang tempat penting dalam ekonomi A.S. Pada tahun 2008, ekspor barang dan jasa AS, mencapai $ 1,84 triliun, meningkat 12 persen dari tahun Selama dekade terakhir, pangsa produk domestik bruto AS yang dicatat oleh ekspor telah berkembang - dari 10,9 persen pada tahun 1998 menjadi 13,0 persen di tahun Pada tahun 2008, menurut angka yang dikumpulkan oleh Biro Sensus, ekspor barang-barang manufaktur mencapai $ 1,12 triliun. Ekspor manufaktur mendukung sekitar 6 juta pekerjaan A.S. di tahun 2006, tahun terakhir dimana angka tersedia. Dari pekerjaan yang didukung ekspor tersebut, 2,58 juta berada di industri manufaktur. Pekerjaan tersebut menyumbang 19,9 persen dari seluruh pekerjaan manufaktur A.S., hampir satu dari setiap lima pekerjaan. Pada tahun 2008, layanan - komponen lain dari ekspor - membukukan surplus perdagangan sebesar $ 139,7 miliar, meningkat 17,3 persen dari tahun Ekspor layanan mencapai $ 544,4 miliar pada tahun 2008, meningkat 9,5 persen selama 2007.Tingkat ekspor layanan AS termasuk yang lain. Layanan pribadi, seperti 11

13 layanan bisnis, profesional, dan teknis ($ 238,3 miliar); Perjalanan ($ 110,5 miliar); Dan biaya royalti dan lisensi ($ 88,2 miliar). (Ward, 2009) Bisa dilihat dari angka di atas bagaimana perdagangan internasional merupakan salah satu bagian penting dari ekonomi Amerika Serikat secara kesuluruhan. Perdagangan internasional merupakan salah satu sumber pemasukan Amerika Serikat. Selain itu sekitar 1 dari 5 pekerjaan di Amerika Serikat berhubungan dengan perdagangan internasional. Apabila terjadi sesuatu yang menyebabkan kerugian di perdagangan internasional Amerika Serikat, maka hal itu akan sangat mempengaruhi ekonomi mereka Meskipun banyak dugaan dari berbagai ahli maupun negara lain tentang apa tindakan yang akan diambil RRC jika mereka berhasil mengklaim wilayah Laut Cina Selatan sesuai acuan nine-dash line mereka, tetapi itu semua masih hanya sebagai sebuah dugaan. Amerika Serikat tidak bisa mengambil resiko mengingat adanya persaingan antara Amerika Serikat dan RRC beberapa tahun ini. Dampak yang bisa terjadi ke Amerika Serikat terlalu besar, mengingat kapal perdagangan Amerika Serikat bisa dilarang menggunakan jalur perdagangan Laut Cina Selatan. Tidak bisa menggunakan jalur tersebut berarti kapal perdagangan Amerika Serikat harus memutar menggunakan jalur lain yang berarti biaya tambahan yang harus ditanggung 12

14 kapal perdagangan Amerika Serikat. Dan bila terjadi dalam jangka panjang maka hal itu akan mempengaruhi ekonomi dari Amerika Serikat. Dengan didukung oleh teori Geopolitik dapat terlihat yang menjadi faktor kenapa Amerika Serikat terlibat dalam konflik Laut Cina Selatan. Amerika Serikat berusaha melindungi jalur perdagangan di Laut Cina Selatan. Amerika Serikat berusaha membuat perairan Laut Cina Selatan tetap sebagai wilayah perairan terbuka. Sehingga tidak ada dampak buruk yang terjadi terhadap pedagangan Amerika Serikat maupun negara lain di dunia KESIMPULAN Setelah memenangkan Perang Dunia Kedua Amerika Serikat berubah menjadi negara adidaya. Amerika Serikat yang dulunya hanya mementingkan kepentingan di dalam negeri, mulai melindungi kepentingan nasionalnya yang berada di luar negeri, meskipun harus terlibat dalam konflik, seperti Konflik Laut Cina Selatan Konflik Laut Cina Selatan adalah konflik akibat adanya klaim maritim antara beberapa negara berdaulat di kawasan tersebut, yaitu Brunei Darussalam, Republik Rakyat Cina, Taiwan, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Sementara negara-negara yg tidak ikut melakukan klaim menginginkan Laut Cina Selatan untuk tetap sebagai perairan internasional. 13

15 Cina selama beberapa tahun terakhir, telah berusaha mengambil kontrol yang semakin besar atas perairan yang jauh dari wilayah negara mereka sendiri yang sebelumnya dianggap sebagai perairan internasional atau diklaim oleh negara lain. Cina, menggunakan nine-dash line sebagai acuan klaim mereka. Hal ini menyebabkan konflik, karena zona yang Cina klaim begitu luas Secara geografis, Laut Cina Selatan memainkan peran penting dalam geopolitik Indo-Pasifik. Laut Cina Selatan berbatasan dengan Brunei, Kamboja, Cina, Indonesia, Malaysia, Filipina Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Laut Cina Selatan juga mengandung sumber yang kaya akan perikana. Selain itu Laut Cina Selatan memiliki cadangan besar minyak dan gas. Bisa dilihat banyaknya kekayaan yang dimiliki Laut Cina Selatan dan bagaimana pentingya Laut Cina Selatan. Hal inilah yg membuat negara-negara yg terlibat konflik ini berjuang keras melindungi klaim mereka. Namun ada satu negara yg tidak memiliki klaim di Laut Cina Selatan tetapi ikut berpartisipasi dalam konflik ini, yaitu Amerika Serikat Serikat. Amerika Serikat Serikat ikut terlibat baik secara diplomasi maupun bantuan militer. Pada masa kepresidenan George W. Bush, Amerika Serikat mengirimkan bantuna militer untuk membantu pertahanan militer Filipina. Tidak hanya di Filipina, Amerika Serikat terus meningkatkan kekuatan militernya di Asia Tenggara, terutama di sekitar Laut Cina Selatan. Amerika Serikat juga melibatkan diri dengan Konflik 14

16 Laut Cina selatan di bidang politik. Hillary Clinton,Menteri Luar Negeri Amerika Serikat kala itu, ikut mendukung dalam persetujuan kongres dari Law of the Sea Convention, yang akan memperkuat kemampuan Amerika Serikat untuk mendukung negara-negara lain menentang klaim Cina untuk pulau-pulau di daerah tertentu. Amerika tidak memiliki klaim wilayah maupun akses ke sumber daya alam yang tersedia di Laut Cina Selatan. Namun Amerika tetap memiliki kepentingan nasional di daerah tersebut yaitu untuk melindungi jalur perdagangan Bila dilihat dari angka statistik yang tersedia perdagangan internasional merupakan salah satu bagian penting dari ekonomi Amerika Serikat secara kesuluruhan. Apabila terjadi sesuatu yang menyebabkan kerugian di perdagangan internasional Amerika Serikat, maka hal itu akan sangat mempengaruhi ekonomi mereka Meskipun banyak dugaan dari berbagai ahli maupun negara lain tentang apa tindakan yang akan diambil RRC jika mereka berhasil mengklaim wilayah Laut Cina Selatan sesuai acuan nine-dash line mereka, tetapi itu semua masih hanya sebagai sebuah dugaan. Namun Amerika Serikat tidak bisa mengambil resiko tersebut mengingat adanya persaingan antara Amerika Serikat dan RRC beberapa tahun ini. Dampak 15

17 yang bisa terjadi ke Amerika Serikat terlalu besar, mengingat kapal perdagangan Amerika Serikat bisa dilarang menggunakan jalur perdagangan Laut Cina Selatan. Dengan didukung oleh teori Geopolitik dapat terlihat yang menjadi faktor kenapa Amerika Serikat terlibat dalam konflik Laut Cina Selatan. Amerika Serikat berusaha melindungi jalur perdagangan di Laut Cina Selatan. Amerika Serikat berusaha membuat perairan Laut Cina Selatan tetap sebagai wilayah perairan terbuka. Sehingga tidak ada dampak buruk yang terjadi terhadap pedagangan Amerika Serikat maupun negara lain di dunia 16

18 Daftar Pustaka BBC. (2016, Juli 12). Why is the South China Sea contentious? Retrieved Agustus 24, 2016, from BBC News: Blanchard, B. (2015, Oktober 25). Angry China shadows U.S. warship near man-made islands. Retrieved 10 Agustus, 2017, from Reuters: Bond, L. (2015). Konflik Laut Cina Selatan. Andi Publisher. Brown, P. (2008, Desember 8). Calculated ambiguity in the South China Sea. Retrieved Agusuts 9, 2017, from Asia Times: Cobus, P. (2013, Maret 23). Conflict and Diplomacy on the High Seas. Retrieved Agustus 9, 2017, from VOA: Fisher, M. (2016, Juli 14). The South China Sea: Explaining the Dispute. Retrieved Agustus 24, 2016, from The New York Times: Francona, R. (2007, September 21). The war is about oil but it's not that simple. Retrieved Desember 25, 2016, from MSNBC: Friedrich, R. (1920). Die Erde und das Leben (The Earth and Life). Glaser, B. S. (2015, April). Armed Clash in the South China Sea. Retrieved Agustus 24, 2016, from Council on Foreign Relations: 17

19 IRO-UVA. (2013, Januari 3). Case Study: Fishing FOr Power. Retrieved Agustus 9, 2017, from International Relations Organization at UVA: Kramer, M. (2013, Februari 7). South China Sea. Retrieved Agustus 9, 2017, from EIA Beta: st/south_china_sea/south_china_sea.pdf Mazza, M. (2016, Juli 12). Beware China: America Fights Back in the South China Sea. Retrieved Desember 25, 2016, from The National Interest: Pike, J. (2014, October 4). South China Sea Oil and Natural Gas. Retrieved Agustus 24, 2016, from Global Security: Ratzel, F. (1940). Classical Geopolitics: A summary of key thinkers and theories from the claasical period of geopolitics. Retrieved Januari 3, 2017, from EnerGeoPolitics: Sisci, F. (2010, Juni 29). US toe-dipping muddies South China Sea. Retrieved Agusuts 9, 2017, from Asia Times: Thayer, C. (2011, Juli 14). South China Sea disputes: ASEAN and China. Retrieved Agustus 9, 2017, from East Asia Forum: Times, S. (2016, Februari 29). Turf War On the South China Sea. Retrieved Juni 9, 2017, from Straits Times: 18

20 Wang, Z. (2016, Juli 11). China and UNCLOS: An Inconvenient History. Retrieved Agustus 10, 2017, from The Diplomat: Ward, J. (2009, Mei 17). Importance of Trade to U.S. Economy Highlighted in World Trade Week Events. Retrieved Agustus 10, 2017, from International Trade Administration: 19

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB III BENTUK KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI LAUT CINA SELATAN. A. Keterlibatan Amerika Serikat secara Politik

BAB III BENTUK KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI LAUT CINA SELATAN. A. Keterlibatan Amerika Serikat secara Politik BAB III BENTUK KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI LAUT CINA SELATAN Meskipun tidak memiliki klaim di wilayah tersebut Amerika Serikat tetap secara terbuka menunjukan keterlibatannya di konflik Laut Cina Selatan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR GRAFIK... iii DAFTAR SINGKATAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB IV KEPENTINGAN JALUR PERDAGANGAN AMERIKA SERIKAT DI LAUT CINA SELATAN. Semua negara yang terlibat di konflik Laut Cina Selatan memiliki klaim

BAB IV KEPENTINGAN JALUR PERDAGANGAN AMERIKA SERIKAT DI LAUT CINA SELATAN. Semua negara yang terlibat di konflik Laut Cina Selatan memiliki klaim BAB IV KEPENTINGAN JALUR PERDAGANGAN AMERIKA SERIKAT DI LAUT CINA SELATAN Semua negara yang terlibat di konflik Laut Cina Selatan memiliki klaim dengan tujuan mendapatkan wilayah. Serta ada faktor lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar 80% merupakan wilayah lautan. Hal ini menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai jalur alur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin buruk. Penyebabnya adalah pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk individu, negara juga memiliki kepentingan-kepentingan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. makhluk individu, negara juga memiliki kepentingan-kepentingan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara-negara dalam melakukan hubungan-hubungan yang sesuai kaidah hukum internasional tidak terlepas dari sengketa. Seperti halnya manusia sebagai makhluk individu,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh

BAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh BAB V KESIMPULAN Laut memiliki peranan penting baik itu dari sudut pandang politik, keamanan maupun ekonomi bagi setiap negara. Segala ketentuan mengenai batas wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban

Lebih terperinci

KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI]

KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI] KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI] INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2015 1 HISTORICAL BACKGROUND 2 Secara geografis kawasan Laut Cina Selatan dikelilingi sepuluh

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM TENTANG PENETAPAN BATAS LANDAS KONTINEN,

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

BAB III KONFLIK LAUT CINA SELATAN. itu bernama Cina memproduksi peta LCS dengan 9 garis putus-putus dan

BAB III KONFLIK LAUT CINA SELATAN. itu bernama Cina memproduksi peta LCS dengan 9 garis putus-putus dan BAB III KONFLIK LAUT CINA SELATAN A. Sejarah Konflik Laut Cina Selatan Berbicara tentang konflik LCS tentu tidak bisa dilepaskan dengan penetrasi yang di lakukan oleh Tiongkok atas klaim sepihak mereka

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM TENTANG PENETAPAN BATAS LANDAS KONTINEN,

Lebih terperinci

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses

Lebih terperinci

KEPENTINGAN JALUR PERDAGANGAN YANG MELATARBELAKANGI KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI KONFLIK LAUT CINA SELATAN

KEPENTINGAN JALUR PERDAGANGAN YANG MELATARBELAKANGI KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI KONFLIK LAUT CINA SELATAN KEPENTINGAN JALUR PERDAGANGAN YANG MELATARBELAKANGI KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI KONFLIK LAUT CINA SELATAN The Factor Of Trade Route Interest Behind The Involvement Of United States Of America In South

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang BAB V KESIMPULAN Fenomena hubungan internasional pada abad ke-20 telah diwarnai dengan beberapa konflik. Terutama di Kawasan Asia Pasifik atau lebih tepatnya kawasan Laut China Selatan. Laut China Selatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diatur oleh hukum internasional yakni okupasi terhadap suatu wilayah harus

BAB V PENUTUP. diatur oleh hukum internasional yakni okupasi terhadap suatu wilayah harus BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bedasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka penulis mencoba menarik kesimpulan, yaitu: Pertama, telah terjadinya pelanggaran klaim kedaulatan wilayah yang dilakukan

Lebih terperinci

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Melalui penelitian mengenai peran ASEAN dalam menangani konflik di Laut China Selatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sengketa di Laut China Selatan merupakan sengketa

Lebih terperinci

BAB II DINAMIKA KONFLIK LAUT CINA SELATAN. Konflik Laut Cina adalah konflik yang terjadi karena adanya perebutan

BAB II DINAMIKA KONFLIK LAUT CINA SELATAN. Konflik Laut Cina adalah konflik yang terjadi karena adanya perebutan BAB II DINAMIKA KONFLIK LAUT CINA SELATAN Konflik Laut Cina adalah konflik yang terjadi karena adanya perebutan wilayah, baik darat maupun laut, antar beberapa negara yang masing-masing memilii klaim tersendiri.

Lebih terperinci

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy

Lebih terperinci

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laut memiliki peranan penting baik itu dalam sudut pandang politik,

BAB I PENDAHULUAN. Laut memiliki peranan penting baik itu dalam sudut pandang politik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laut memiliki peranan penting baik itu dalam sudut pandang politik, keamanan maupun ekonomi bagi setiap negara. Karenanya, segala ketentuan mengenai batas wilayah, tindakan

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB II KLAIM TIONGKOK TERHADAP LAUT CHINA SELATAN DAN NATUNA. Dalam bab ini akan dijelaskan alasan Tiongkok mengklaim wilayah Laut China Selatan

BAB II KLAIM TIONGKOK TERHADAP LAUT CHINA SELATAN DAN NATUNA. Dalam bab ini akan dijelaskan alasan Tiongkok mengklaim wilayah Laut China Selatan BAB II KLAIM TIONGKOK TERHADAP LAUT CHINA SELATAN DAN NATUNA Dalam bab ini akan dijelaskan alasan Tiongkok mengklaim wilayah Laut China Selatan serta memasukkan perairan Natuna kedalam peta Nine-Dashed

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016 No. 51/09/17/Th. VII, 1 September 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016 Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 7,58 juta. Nilai Ekspor ini mengalami penurunan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016 No. 57/10/17/Th. VII, 3 Oktober PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 18,26 juta. Nilai Ekspor ini mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

perdagangan, industri, pertania

perdagangan, industri, pertania 6. Organisasi Perdagangan Internasional Untuk mempelajari materi mengenai organisasi perdagangan internasional bisa dilihat pada link video berikut: https://bit.ly/2i9gt35. a. ASEAN (Association of South

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK SINGAPURA TENTANG PENETAPAN GARIS BATAS LAUT WILAYAH KEDUA NEGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta km² dan mempunyai kedalaman sekitar meter. 1 Laut China Selatan

BAB I PENDAHULUAN. juta km² dan mempunyai kedalaman sekitar meter. 1 Laut China Selatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laut China Selatan terletak di antara Samudera Pasifik di sebelah Timur dan Samudera Hindia di sebelah Barat. Laut China Selatan memiliki luas 3.447 juta km²

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut dalam perkembangannya kini tidak lagi berfungsi hanya

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut dalam perkembangannya kini tidak lagi berfungsi hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah laut dalam perkembangannya kini tidak lagi berfungsi hanya sebagai sumber mata pencaharian untuk menangkap ikan, lalu lintas perdagangan dan pelayaran internasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laut Cina Selatan merupakan bagian dari Samudera Pasifik, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laut Cina Selatan merupakan bagian dari Samudera Pasifik, yang meliputi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laut Cina Selatan merupakan bagian dari Samudera Pasifik, yang meliputi sebagian wilayah dari Singapura dan Selat Malaka hingga ke Selat Taiwan dengan luas

Lebih terperinci

Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional

Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional Wilayah Negara Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933 menyatakan bahwa: The state as a person of international law should possess the following qualifications: (a) a

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek BAB V KESIMPULAN Illegal Fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan yang tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk

Lebih terperinci

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI Introduksi Perbedaan Latar belakang sejarah, status ekonomi, kepentingan nasional,

Lebih terperinci

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1982, tepatnya tanggal 10 Desember 1982 bertempat di Jamaika

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1982, tepatnya tanggal 10 Desember 1982 bertempat di Jamaika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1982, tepatnya tanggal 10 Desember 1982 bertempat di Jamaika merupakan hari bersejarah bagi perkembangan Hukum Laut Internasional. Saat itu diadakan Konferensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai dilaksanakan atau tidaknya kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai dilaksanakan atau tidaknya kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sengketa Internasional Menurut Mahkamah Internasional, sengketa internasional merupakan suatu situasi ketika dua negara mempunyai pandangan yang bertentangan mengenai dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

Kepentingan Vietnam Dalam Konflik Laut China Selatan

Kepentingan Vietnam Dalam Konflik Laut China Selatan Kepentingan Vietnam Dalam Konflik Laut China Selatan I Gede Made Dwi Jaya Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email: dwijaya1990@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK SINGAPURA TENTANG PENETAPAN GARIS BATAS LAUT WILAYAH KEDUA NEGARA DI BAGIAN BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak Orde Baru memegang kekuasaan politik di Indonesia sudah banyak terjadi perombakan-perombakan baik dalam tatanan politik dalam negeri maupun politik luar negeri.

Lebih terperinci

I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 5. A. TUJUAN AJAR: Dapat menjelaskan evolusi batas maritim nasional di Indonesia

I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 5. A. TUJUAN AJAR: Dapat menjelaskan evolusi batas maritim nasional di Indonesia I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 5 A. TUJUAN AJAR: Dapat menjelaskan evolusi batas maritim nasional di Indonesia B.POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN: Konsep Negara kepulauan Evolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dalam lingkungan wilayah yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan

BAB I PENDAHULUAN. dan dalam lingkungan wilayah yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Wilayah atau teritori adalah salah satu manifestasi paling utama dari kedaulatan suatu negara.oleh karena itu dalam lingkungan wilayahnya tersebut suatu negara

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekuatan militer merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas negara. Semua negara termasuk Indonesia membangun kekuatan militernya untuk menjaga keamanan

Lebih terperinci

BAB I. Potensi Konflik Laut Tiongkok Selatan

BAB I. Potensi Konflik Laut Tiongkok Selatan BAB I Potensi Konflik Laut Tiongkok Selatan A. Laut Tiongkok Selatan dan Claimant States Laut Tiongkok Selatan 1, terletak di wilayah yang berbatasan dengan Tiongkok, Taiwan, dan sebagian negara ASEAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh United Nations Security Council yang menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh United Nations Security Council yang menyebabkan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional, tidak terlepas dari munculnya berbagai organisasi internasional pasca Perang Dunia ke II. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penetapan batas wilayah teritorial laut telah menjadi permasalahan antar negaranegara bertetangga sejak dulu. Kesepakatan mengenai batas teritorial adalah hal penting

Lebih terperinci

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut. BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa. Potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan internasional yang diadakan antar negara tidak selamanya terjalin dengan baik. Acapkali hubungan itu menimbulkan sengketa diantara mereka. Sengketa dapat bermula

Lebih terperinci

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3 KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Bab 3 1. Pengertian Kerjasama Ekonomi Internasional Hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) www.appf.org.pe LATAR BELAKANG APPF dibentuk atas gagasan Yasuhiro Nakasone (Mantan Perdana Menteri Jepang dan Anggota Parlemen Jepang) dan beberapa orang diplomat

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR PERENCANAAN KAWASAN PESISIR Hukum Laut Internasional & Indonesia Aditianata Page 1 PENGERTIAN HUKUM LAUT : Bagian dari hukum internasional yang berisi normanorma tentang : (1) pembatasan wilayah laut;

Lebih terperinci

Kompleksitas Sengketa Celah Timor

Kompleksitas Sengketa Celah Timor Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

Industri global adalah industri di mana posisi-posisi strategis pesaing dalam pasar geografis atau nasional utama pada dasarnya dipengaruhi posisi

Industri global adalah industri di mana posisi-posisi strategis pesaing dalam pasar geografis atau nasional utama pada dasarnya dipengaruhi posisi Industri global adalah industri di mana posisi-posisi strategis pesaing dalam pasar geografis atau nasional utama pada dasarnya dipengaruhi posisi globalnya secara keseluruhan. Perusahaan global adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang terus bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan data Departemen

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang terus bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan data Departemen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang terkenal dengan jumlah penduduk yang terus bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan data Departemen Perdagangan AS, melalui sensus

Lebih terperinci

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace Pasal 2 (3) dari Piagam PBB - Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak

Lebih terperinci

Dari Kekuatan Ekonomi hingga Teknologi: Potensi China dan India Menyalip Amerika Serikat. Oleh: Hendra Permana

Dari Kekuatan Ekonomi hingga Teknologi: Potensi China dan India Menyalip Amerika Serikat. Oleh: Hendra Permana Dari Kekuatan Ekonomi hingga Teknologi: Potensi China dan India Menyalip Amerika Serikat Oleh: Hendra Permana Pendahuluan Dua peristiwa besar beberapa Minggu terakhir ini mengguncang dunia. Pertama, China

Lebih terperinci

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III Gambar Batas-batas ALKI Lahirnya Konvensi ke-3 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai hukum laut (United Nation Convention on the Law of the Sea/UNCLOS),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, APRIL 2017 No. 33/06/17/Th. VIII, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, APRIL 2017 Total ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 24,17 juta. Nilai ekspor ini mengalami peningkatan

Lebih terperinci

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) Copyright 2002 BPHN UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) *9571 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1996 WILAYAH. KEPULAUAN. PERAIRAN. Wawasan Nusantara (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada zaman Romawi, penguasaan laut belum menimbulkan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada zaman Romawi, penguasaan laut belum menimbulkan persoalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman Romawi, penguasaan laut belum menimbulkan persoalan perlintasan laut, karena kekuatan Romawi sebagai kekuasaan kekaisaran (imperium) masih menguasai Laut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri

Lebih terperinci

ANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF

ANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF Ardigautama Agusta. Analisis Undang-undang Kelautan di Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif 147 ANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF Ardigautama Agusta Teknik Geodesi dan Geomatika,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA MENGENAI PENETAPAN BATAS ZONA EKONOMI EKSKLUSIF,

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

Internasionalisasi Selat Malaka

Internasionalisasi Selat Malaka Internasionalisasi Selat Malaka 20 June 2016 Edy Burmansyah Harian Indoprogress http://indoprogress.com/2016/06/internasionalisasi-selat-malaka/ BERAKHIRNYA Perang Dingin telah menciptakan ketidakpastian

Lebih terperinci

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Setelah Perang Dunia ke II (PD II) berakhir, negara-negara di kawasan Asia Tenggara mulai dihadapkan pada dua kondisi yang berbeda. Kondisi pertama,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

Hukum Internasional Kl Kelautan. Riza Rahman Hakim, S.Pi

Hukum Internasional Kl Kelautan. Riza Rahman Hakim, S.Pi Hukum Internasional Kl Kelautan Riza Rahman Hakim, S.Pi Hukum laut mulai dikenal semenjak laut dimanfaatkan untuk kepentingan pelayaran, perdagangan, dan sebagai sumber kehidupan seperti penangkapan ikan

Lebih terperinci

LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NAMA : Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA TTL : Jogjakarta, 27 Oktober 1954 Alamat Jabatan : Jln. Kemanggisan Hilir. Blok M 2 A, Komplek Setneg-Slipi-Jakbar : Gubernur Lemhanas RI Pendidikan Umum

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA MENGENAI PENETAPAN BATAS ZONA EKONOMI EKSKLUSIF,

Lebih terperinci

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA 2008 DAFTAR 151 PEN D A H U l U A N... 1 Latar Belakang Buku Putih.................................. 1 Esensi Buku Putih..............................4

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN LUAR NEGERI RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 NO. A. BATAS MARITIM, RUANG LAUT, DAN DIPLOMASI MARITIM A.1 PERUNDINGAN DAN PENYELESAIAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009 BADAN PUSAT STATISTIK No. 72/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$11,88 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT FOR THE IMPLEMENTATION OF THE PROVISIONS OF THE UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA OF 10 DECEMBER

Lebih terperinci

KONSEP NEGARA KEPULAUAN MENURUT HUKUM LAUT INTERNASIONAL (UNCLOS 1982) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA NIGER GESONG ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA

KONSEP NEGARA KEPULAUAN MENURUT HUKUM LAUT INTERNASIONAL (UNCLOS 1982) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA NIGER GESONG ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA KONSEP NEGARA KEPULAUAN MENURUT HUKUM LAUT INTERNASIONAL (UNCLOS 1982) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA NIGER GESONG ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA Immanuel Yulian Yoga Pratama Ilmu Hukum, Universitas Atma

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (PIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa di Honolulu, Amerika Serikat, pada tanggal 5 September 2000, Konferensi Tingkat Tinggi Multilateral mengenai Konservasi dan Pengelolaan Sediaan Ikan

Lebih terperinci

Perkembangan Hukum Laut Internasional

Perkembangan Hukum Laut Internasional Perkembangan Hukum Laut Internasional Hukum laut internasional adalah seperangkat norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara negara pantai atau yang berhubungan dengan pantai, yang terkurung oleh

Lebih terperinci