bahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGABSTRAKSI TEKS ANEKDOT K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "bahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGABSTRAKSI TEKS ANEKDOT K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013"

Transkripsi

1 K-13 Kelas X bahasa indonesia MEMPRODUKSI DAN MENGABSTRAKSI TEKS ANEKDOT SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 Standar Kompetensi 10. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar 10.1 Memproduksi dan mengabstraksi teks anekdot. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep dasar memproduksi dan mengabstraksi teks anekdot. 2. Memproduksi teks anekdot. 3. Mengabstraksi teks anekdot.

2 A. Memproduksi Teks Anekdot 1. Pengertian Memproduksi Teks Anekdot Produksi adalah proses mengeluarkan hasil atau ada yang dihasilkan (KBBI). Memproduksi teks anekdot berarti menulis teks anekdot atau menghasilkan teks anekdot. Hal-hal yang harus dipahami sebelum membuat teks anekdot adalah sebagai berikut. a. Pada dasarnya memproduksi teks anekdot sama dengan menulis sebuah cerita. Teks anekdot dapat berbentuk narasi dan dialog (seperti drama). Akan tetapi, tidak sepanjang cerpen dan drama. b. Teks anekdot merupakan cerita fiksi singkat yang lucu, konyol, atau menjengkelkan. Terkadang teks anekdot juga tidak mesti lucu, tetapi menarik karena di dalamnya terdapat kritikan tidak langsung berupa sindiran kepada orang tertentu. c. Struktur teks anekdot adalah abstraksi orientasi krisis reaksi koda. Abstraksi dan koda bersifat opsional: boleh ada dan boleh tidak. d. Teks anekdot memiliki unsur kebahasaan, seperti ada partisipan, latar, alur, majas (personifikasi, ironi, dan retoris), dan kalimat langsung. 2. Langkah-Langkah Menulis Teks Anekdot a. Menentukan Tema dan Pesan Tema adalah ide cerita yang akan dibuat teks. Dalam langkah pertama ini, kita menentukan tema yang menggelitik, lucu, konyol, atau jengkel. Namun, di dalamnya, terdapat hikmah atau pelajaran berupa sindiran. b. Menentukan Tujuan Tujuan membuat teks anekdot adalah memberikan pesan dalam bentuk kritik berupa sindiran secara tidak langsung kepada orang dengan unsur humor, kejengkelan, atau kekonyolan. c. Mengumpulkan Bahan Bahan dapat diperoleh dari buku, majalah, koran, internet, observasi lapangan, dan imajinasi atau daya khayal. d. Menyusun Kerangka Teks Dari tema yang telah ditentukan, buatlah sub-sub tema yang akan dijadikan kerangka sesuai dengan alur cerita yang telah ditentukan berdasarkan struktur teks anekdot sebagai berikut. 1) Abstraksi adalah bagian awal dari teks yang berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai isi. Biasanya, bagian ini menunjukkan hal unik yang terdapat di dalam teks, bersifat opsional. 2

3 2) Orientasi adalah bagian yang menunjukkan latar belakang sebuah peristiwa terjadi atau bagian yang menunjukkan awal kejadian. 3) Krisis adalah bagian ketika terjadi masalah yang tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan. 4) Reaksi adalah bagian yang berisi cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi. 5) Koda adalah bagian akhir dari cerita. Dalam koda, bisa juga berisi simpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Koda bersifat opsional. e. Mengembangkan Kerangka Teks Langkah selanjutnya adalah mengembangkan kerangka teks yang telah dibuat menjadi teks anekdot yang lengkap. f. Mengendapkan Tulisan Beberapa Saat Pengendapan ini bertujuan untuk memberi jeda sebelum diedit. Setelah itu, bacalah kembali. Apakah masih ada yang harus diperbaiki atau sudah sesuai dengan harapan. g. Menyunting Teks Menyunting teks, yaitu mengoreksi teks yang sudah dibuat. Koreksi teks berdasarkan kesesuaian isi dengan topik, kaidah, dan bahasa. Penulis menulis ulang teks yang sudah disunting lalu berilah judul yang menarik pembaca. 3. Contoh Memproduksi Teks Anekdot a. Langkah-langkah memproduksi teks anekdot politik 1) Tema: jawaban pejabat yang menjengkelkan. 2) Tujuan: mengkritik staf terdekat yang membantu pejabat dalam mengambil keputusan. 3) Bahan: mencari referensi tentang Sri Ratu Inggris dan cara mengambil keputusan. Bahan-bahan dapat diambil dari buku, majalah, artikel, atau anekdot seputar politik. 4) Menyusun kerangka teks a) Abstraksi: pejabat melakukan kunjungan kenegaraan. b) Orientasi: pejabat tertarik kepada kepemimpinan monarki Inggris. c) Krisis: Cara Sri Ratu mempertahankan rasa hormat rakyat. Pendapat orang-orang yang pintar di sekililing Sri Ratu. Pertanyaan ujian kepada David. 3

4 Perdana Menteri Inggris menjawab dengan tepat pertanyaan Ratu. Pejabat pulang ke tanah air. d) Reaksi: Pejabat meniru pertanyaan Ratu Inggris kepada stafnya. Staf ahli meminta waktu untuk menjawab pertanyaan pejabat. Staf ahli menelepon ajudan meminta jawaban pertanyaan pejabat. Ajudan memberi jawaban dengan tepat. Staf ahli salah menangkap maksud jawaban ajudan dan jawaban menjadi salah. Pejabat ngeloyor lagi ke kamar tidur. e) Koda: pejabat berharap jawaban itu semua cuma mimpi buruk. 5) Mengembangkan kerangka teks menjadi teks lengkap. 6) Menyunting teks dengan mengoreksi teks yang sudah dibuat tentang kesesuaian isi dengan topik, kaidah, dan bahasa. Setelah itu, memberi judul Pejabat Meniru Cara Ratu. b. Hasil Memproduksi Teks Anekdot Pejabat Meniru Cara Ratu Pada suatu waktu, pejabat RI melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris, beliau pun diterima secara resmi oleh Ratu Inggris dalam acara jamuan minum teh. Pejabat mempunyai ketertarikan terhadap kepemimpinan monarki Inggris yang sangat dihormati rakyatnya, beliau pun bertanya pada Sri Ratu. Pejabat : "Jika boleh saya bertanya kepada Paduka Ratu, bagaimana caranya Anda bisa mempertahankan rasa hormat rakyat Anda terhadap monarki Yang Mulia?" Sri Ratu : "Itu mudah saja Tuan Pejabat, dalam mengambil keputusan, monarki selalu dikelilingi orang-orang yang pintar untuk bisa dimintai pendapatnya." (Karena Pejabat masih terlihat kebingungan, Ratu meletakan gelas tehnya dan berkata lagi). Sri Ratu : "Anda masih bingung? Ini saya coba demonstrasikan." (Ratu mengambil telepon dan menelepon Downing Street untuk menghubungi perdana menteri). 4

5 Sri Ratu : "Halo David, saya ingin mengajukan pertanyaan ujian untuk Anda." PM Inggris : "Keinginan Yang Mulia adalah perintah bagi saya, silakan Paduka!" Sri Ratu : "Ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan bukan pula adikmu, siapakah anak itu?" PM Inggris : "Anak itu adalah saya Yang Mulia" Sri Ratu : "Bagus, pintar kamu!" (Ratu meletakkan telepon dan memandang pejabat melihat reaksinya, Pejabat RI mengerti dan terlihat manggut-manggut). Sepulangnya ke tanah air, pejabat langsung mencoba cara Ratu mengetes kepintaran orang-orang yang dia mintai pendapat. Beliau pun dengan segera mengumpulkan para staf khusus dan staf ahli di kediamannya, bertanyalah pejabat. Pejabat : "Ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan bukan pula adikmu, siapakah anak itu?" Ruangan pun bergemuruh oleh celotehan para staf pejabat. Setelah sekian lama berunding, tak dicapai kesepakatan jawaban. Salah seorang staf ahli memberanikan diri berkata. Staf Ahli : "Pak Pejabat, bolehkah kami meminta waktu tambahan untuk merundingkan jawabannya?" Pejabat : "Silakan, saya tinggal tidur dulu. Besok pagi kalian harus mendapatkan jawaban yang bisa memuaskan saya, selamat malam!" Karena takut ini merupakan pertanyaan jebakan dan jawabannya salah, seorang staf pejabat memutuskan untuk menelepon orang kepercayaan pejabat, yaitu ajudannya. Setelah dijelaskan pertanyaan pejabat oleh staf, ajudan dengan nada marah karena tidurnya terganggu menjawab dengan ketus. Ajudan : "Jika anak itu bukan kakak aku dan bukan pula adikku, anak itu jelas adalah aku!! (Brak, telepon pun dibanting ajudan. Para staf terlihat sangat puas mendapat jawaban). 5

6 Bangun dari tidur Pejabat mendatangi mereka dan bertanya. Pejabat : "Bagaimana, dilihat dari muka kalian tampaknya sudah punya jawabannya?" Salah seorang staf Pejabat : "Sudah Pak, anak itu adalah Pak Ajudan!" Mendapat jawaban seperti itu tanpa berkata apa pun pejabat ngeloyor lagi ke kamar tidur sambil berharap ini semua hanya mimpi buruk. Sumber: tamao-feryzawa.blog dengan pengubahan B. Mengabstraksi Teks Anekdot 1. Pengertian Mengabstraksi Teks Anekdot Dalam KBBI, disebutkan abstrak adalah ikhtisar (karangan, laporan, dan sebagainya), ringkasan, atau inti. Abstrak adalah hasil tulisan ringkas dari beberapa uraian. Mengabstraksi adalah proses menghasilkan abstrak (ringkasan). Uraian-uraian pokok yang ada dalam teks disusun menjadi sebuah teks baru yang ringkas, tetapi masih memperlihatkan sosok teks aslinya. Isi abstrak sudah meliputi seluruh bagian yang ada dalam teks. Mengabstraksi teks anekdot berarti meringkas teks anekdot menjadi lebih pendek dari teks aslinya, tetapi masih memperlihatkan sosok aslinya. Ada dua cara mengabstraksi atau meringkas adalah sebagai berikut. a. Merangkum hasilnya adalah rangkuman, yaitu cara mengabstraksi dengan mengurutkan setiap pokok-pokok pikiran kemudian disusun tanpa mengubah struktur tetap teks aslinya. b. Ikhtisar hasilnya adalah ikhtisar, yaitu mengabstraksi dengan menyusun pikiranpikiran pokok lalu pikiran-pikiran pokok tersebut dirangkai dengan cara tidak berurutan. Penulis ikhtisar bebas mengombinasikan kata-kata asal tidak menyimpang dari inti. Ketika mengabstraksi, kita harus mengetahui pokok-pokok penting teks anekdot. Pokok-pokok penting tersebut, yaitu partisipan, inti peristiwa dari setiap bagian (abstraksiorientasi-krisis-reaksi-koda), latar, kelucuan, kejengkelan, kekonyolan, dan hikmah. Pokokpokok penting tersebut harus terdapat dalam hasil mengabstraksi yang kita buat. 6

7 2. Langkah-Langkah Mengabstraksi Teks Anekdot Langkah-langkah mengabstraksi teks anekdot sebagai berikut. a. Membaca teks anekdot. b. Menentukan pokok-pokok teks anekdot. 1) Partisipan yang ada di teks harus terdapat dalam ringkasan. 2) Gagasan-gagasan pokok pada setiap bagian struktur teks anekdot. c. Mendata latar tempat, waktu, dan suasana kejadian. d. Memutuskan kandungan cerita: kelucuan, kejengkelan, atau kekonyolan. e. Memuat hikmah atau pesan yang ada di teks anekdot. f. Merangkai pokok-pokok anekdot dengan cara rangkuman atau ikhtisar. 3. Mengabstraksi Teks Anekdot Pejabat Meniru Cara Ratu Langkah-langkah mengabstraksi sebagai berikut. a. Membaca kesuluruhan teks anekdot Pejabat Meniru Cara Ratu Mengetes Kepintaran. b. Mendata partisipan: Sri Ratu Inggris, David (Perdana Menteri Inggris), Pejabat RI, Staf Pejabat (staf khusus dan staf ahli), dan ajudan. c. Gagasan pokok pada setiap peristiwa sesuai dengan yang ada pada bagian struktur teks. 1) Abstraksi: Pejabat RI melakukan kunjungan kenegaraan. 2) Orientasi: Pejabat tertarik kepada kepemimpinan monarki Inggris. 3) Krisis: Cara Sri Ratu mempertahankan rasa hormat rakyat. Pendapat orang-orang yang pintar di sekeliling Sri Ratu. Pertanyaan ujian kepada David. Perdana Menteri Inggris menjawab dengan tepat pertanyaan Ratu. Pejabat pulang ke tanah air. 4) Reaksi: Pejabat RI meniru Sri Ratu kepada stafnya. Staf ahli meminta waktu untuk menjawab pertanyaan pejabat. Staf ahli menelepon ajudan meminta jawaban pertanyaan pejabat. Ajudan memberi jawaban dengan tepat. Staf ahli memberi jawabannya, yaitu Pak Ajudan. Pejabat ngeloyor lagi ke kamar tidur. 7

8 5) Koda: Pejabat berharap jawaban itu semua cuma mimpi buruk. d. Latar tempat di Kerajaan Inggris dan kediaman pejabat. Latar waktu saat malam hari dan pagi hari. Latar suasana membingungkan dan menjengkelkan. e. Hikmah atau pesan yang ada di teks anekdot. f. Mengabstraksi teks berdasarkan pokok-pokok penting tersebut. 4. Hasil Mengabstraksi Teks Anekdot Pejabat Meniru Cara Ratu Pejabat Meniru Cara Ratu Terjadi dialog antara Pejabat RI dengan Sri Ratu saat kunjungan bisnis ke Inggris. Pejabat itu bertanya kepada Sri Ratu cara mempertahankan rasa hormat rakyat terhadapnya. Jawaban Sri Ratu adalah karena dalam mengambil keputusan, dikelilingi orang-orang yang pintar untuk bisa dimintai pendapatnya. Pejabat masih terlihat kebingungan. Ratu mendemonstrasikan dengan menelepon David, perdana menterinya untuk menjawab pertanyaan ujian. Ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan bukan pula adikmu, siapakah anak itu?" David pun menjawab, "Anak itu adalah saya yang mulia." Sepulangnya ke tanah air, pejabat langsung mencoba cara Ratu. Para staf khusus dan staf ahli di kediamannya dikumpulkan dan bertanyalah pejabat, "Ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan bukan pula adikmu, siapakah anak itu?" salah satu staf ahli meminta waktu tambahan untuk merundingkan jawabannya. Pejabat pun pergi tidur. Staf ahli langsung menelepon ajudan untuk meminta jawaban atas pertanyaan pejabat. Dengan nada marah, ajudan menjawab, Jika anak itu bukan kakak aku dan bukan pula adikku, anak itu jelas adalah aku!" Bangun dari tidur, pejabat mendatangi kumpulan staf-nya dan meminta jawabannya. Kata salah seorang staf pejabat, "Sudah, Pak, anak itu adalah Pak Ajudan!" Mendapat jawaban seperti itu, tanpa berkata apa pun pejabat ngeloyor lagi ke kamar tidur sambil berharap ini semua hanya mimpi buruk. 8

9 LATIHAN SOAL Bacalah teks anekdot di bawah ini dengan cermat untuk menjawab soal nomor 1 3. Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan Banjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Salah satu wilayah yang rajin adalah ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin, menjadi berita utama di berbagai media berita. Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memprihatinkannya kondisi area yang terkena banjir. Namun, dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan banjir besar yang melanda karena kebanyakan orang tidak mengukur dengan satuan sentimeter, meter, dan inchi. Akan tetapi, menggunakan ukuran sendiri dengan ukuran mata kaki, dengkul, betis, pinggang, bahkan dada. Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai pemikirannya. Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan ukuran sentimeter. (Sumber: eduspensa.com) 1. Teks anekdot di atas adalah hasil memproduksi dengan ide cerita atau tema yang diambil, yaitu. A. Jakarta sering kebanjiran B. ukuran tinggi banjir di Jakarta C. jurnalis kesulitan melaporkan berita banjir D. jurnalis menggunakan ukuran banjir yang dipahami orang kebanyakan E. Jakarta menjadi berita utama media massa 2. Bagian abstraksi teks anekdot tersebut dikembangkan dari gagasan pokok. A. banyak yang meliput banjir di Jakarta B. jurnalis mengalami kesulitan C. ukuran banjir kebanyakan orang Jakarta memakai badan 9

10 D. banjir kerap kali melanda Kota Jakarta E. jurnalis melaporkan ketinggian banjir dengan satuan sentimeter 3. Kelucuan yang terdapat pada teks anekdot tersebut adalah. A. Jurnalis memberikan laporan berita banjir dengan menggunakan satuan sedengkul, sepinggang, dan sedada orang dewasa. B. Jurnalis sambil berendam banjir melaporkan hasil liputannya. C. Jurnalis tetap melaporkan ketinggian banjir dengan satuan sentimeter sesuai dengan pemikirannya. D. Jurnalis membawa alat pengukur banjir dan mengukurnya sendiri. E. Sambil memain-mainkan air banjir saat melaporkan berita. Bacalah dengan cermat penggalan teks anekdot berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5. Nelayan : "Begini, aku mencoba membom ikan di dalam waduk dengan sebuah detonator atau bom kecil kemudian berhasil, ada 3 ekor ikan mengambang di permukaan air setelah alat yang saya gunakan meledak." Napi : "Wah kalau cuman itu harusnya beberapa hari saja, tidak sampai seumur hidup dong?" Nelayan : "Belum selesai, permasalahannya adalah setelah ikan yang mengapung, tak lama kemudian ada 2 mayat penyelam yang ikut mengapung!" 4. Hasil produksi teks anekdot tersebut harus disunting. Penyuntingan yang tepat di bawah ini, kecuali. A. 3 ekor ikan seharusnya dua ekor ikan dan 2 mayat seharusnya dua mayat B. membom seharusnya mengebom C. menggunakan tanda baca koma (,) setelah wah D. mengganti bom kecil kemudian menjadi bom kecil lalu E. menggunakan tanda baca titik (.) setelah kata meledak 5. Pesan yang penulis maksud dalam penggalan teks anekdot tersebut adalah. A. Nelayan seharusnya tidak menggunakan bom untuk mendapatkan ikan. B. Keputusan pengadilan bagi nelayan yang mengebom untuk dapat ikan terlalu lama. C. Ikan yang berhasil dibom hanya tiga ekor padahal dapat mencelakakan manusia. D. Bom atau detonator digunakan untuk kepentingan nelayan mendapatkan ikan jika tidak membahayakan orang lain. E. Bom dapat membunuh orang ada baiknya nelayan gunakan buat menangkap ikan. 10

11 6. Apabila kita memproduksi teks anekdot, hal yang terpenting perlu kita dahulukan adalah. A. Menulis judul semenarik mungkin karena judul sebagai daya pikat bagi pembaca. B. Membuat kerangka teks sesuai dengan alur dan struktur teks anekdot agar jalinan peristiwa menjadi enak dibaca. C. Menentukan tema dengan unsur lucu, jengkel, atau konyol serta pesan yang ingin disampaikan pembaca karena itulah yang menjadi ciri khas teks anekdot. D. Membuat hal-hal lucu saja yang akan kita masukkan ke dalam teks anekdot karena tujuan teks aneldot sekadar membuat orang tertawa. E. Mencari bahan-bahan atau referensi dengan sering membaca buku-buku humor dan sering berimajinasi. 7. Di bawah ini berhubungan dengan perihal mengabstraksi teks anekdot, kecuali. A. Mengabstraksi teks anekdot, yaitu meringkas teks anekdot menjadi lebih pendek dari teks aslinya dan masih memperlihatkan sosok aslinya. B. Ada dua cara mengabstraksi teks anekdot, yaitu merangkum dan ikhtisar. C. Hanya unsur lucu saja yang kita masukkan ke dalam abstraksi, sedangkan unsur sindiran ditiadakan. D. Partisipan yang ada pada teks anekdot yang akan diabstraksi jangan sampai satu pun yang tertinggal. E. Latar harus termuat di dalam abstraksi. Bacalah teks anekdot berikut untuk menjawab soal nomor Politisi Blusukan Banjir Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan. Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut. Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu, semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding: Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas. Darman pingsan! (Sumber: 11

12 8. Inti dari teks anekdot tersebut adalah. A. Para politisi yang blusukan dan niatnya tidak ikhlas akan mendapat bencana: hanyut terbawa banjir. B. Darman dapat diselamatkan oleh regu penolong saat terseret banjir cukup jauh. C. Politisi blusukan banjir semuanya pingsan. D. Politisi memberikan sumbangan kepada korban banjir dengan harapan di sorot media. E. Tulisan doa di posko banjir Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas. 9. Apabila kita ingin mengabstraksi teks anekdot tersebut harus semua partisipan masuk ke dalam ringkasan. Partisipan yang tidak terdapat pada teks tersebut adalah. A. Darman B. wartawan C. regu penolong D. masyarakat E. polisi 10. Peristiwa penting pada malam Jumat, sejumlah politisi melakukan blusukan ke daerahdaerah banjir. Mereka membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir. Tidak ketinggalan, Darman juga meninjau salah satu daerah yang menjadi korban banjir. Ia menebar senyum dan menjadi pusat perhatian warga. Akan tetapi, Darman sial. Ia terperosok ke selokan dan terseret oleh banjir. Darman ditolong oleh regu penyelamat. Lalu, ia dibawa ke tempat yang aman. Darman pingsan setelah melihat ada tulisan Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas yang menempel di dinding. Ringkasan di atas merupakan hasil mengabstraksi teks anekdot Politisi Blusukan Banjir. Berikut ini pernyataan yang tidak menggambarkan perbedaan di antara hasil abstraksi dan teks aslinya adalah. A. sejumlah politisi melakukan blusukan ke daerah-daerah banjir seharusnya paling banyak ditemukan politisi B. mereka membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir seharusnya bingkisan C. Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas seharusnya Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tidak ikhlas D. lalu, ia dibawa ke tempat yang aman seharusnya dia dibawa ke posko kesehatan E. setelah melihat ada tulisan seharusnya doa tertulis di dinding 12

Hukuman Penjara Seumur Hidup Untuk Pencuri Ikan

Hukuman Penjara Seumur Hidup Untuk Pencuri Ikan Contoh Anekdot Mencari Contoh Teks Anekdot Layanan Publik 1 Anekdot Hukum Hukuman Penjara Seumur Hidup Untuk Pencuri Ikan Sesudah di adili di pengadilan, seorang napi muda akhirnya djebloskan ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas SMA Negeri 2 Bandung yang beralamat di Jalan Cihampelas No.173

Lebih terperinci

bahasa indonesia Kelas X TEKS ANEKDOT K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013

bahasa indonesia Kelas X TEKS ANEKDOT K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 K-13 Kelas X bahasa indonesia TEKS ANEKDOT SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 Standar Kompetensi 1. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru, di dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran seperti

Lebih terperinci

Kritik dan Humor dalam Layanan Publik

Kritik dan Humor dalam Layanan Publik PELAJARAN IV Kritik dan Humor dalam Layanan Publik Sumber: Dokumemtasi Kemdikbud Gambar 4.1 Menahan gelak tawa 97 Pelajaran ini merupakan proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks anekdot. Pembelajaran

Lebih terperinci

Bab 5. Pengalamanku. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Pengalamanku. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita

Bab 5. Pengalamanku. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Pengalamanku. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita Bab 5 Pengalamanku M e n u U t a m a Peta Konsep Pengalamanku dibahas Memahami cerita dan teks drama Bertelepon dan bercerita Memahami teks Menulis paragraf dan puisi fokus fokus fokus fokus Menanggapi

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT DI KELAS X SMA NEGERI 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

INSTRUMEN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT DI KELAS X SMA NEGERI 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 LAMPIRAN INSTRUMEN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT DI KELAS X SMA NEGERI 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Bidang Studi Kelas/Semester Waktu : Bahasa Indonesia : X/Ganjil : 4 x 45 menit No Instrumen

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA (WAJIB)

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA (WAJIB) SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA (WAJIB) Satuan Pendidikan : SMA Kelas : X Kompetensi Inti : KI 1 : KI 2 : KI 3 : KI 4 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati

Lebih terperinci

Informasi 107. Bab 10. Informasi

Informasi 107. Bab 10. Informasi Informasi 107 Bab 10 Informasi Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menirukan percakapan teks drama yang dibacakan guru; 2) menceritakan peristiwa yang pernah dialami;

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 www.juraganles.com I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Bacalah penggalan pidato berikut! Hadirin yang

Lebih terperinci

KD Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca

KD Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca KD 16.1. Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca 1. Cerpen adalah kisah yang memberi kesan tunggal yang dominan tentang dalam satu latar dan satu situasi dramatis. 2. Drama adalah ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi misalnya acara OB (Office Boy) yang tayang di RCTI dan Tetangga Masa

BAB I PENDAHULUAN. situasi misalnya acara OB (Office Boy) yang tayang di RCTI dan Tetangga Masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi berupa berita, pesan, atau hiburan dalam bentuk lisan maupun tulis. Di dalam menggunakan bahasa, setiap

Lebih terperinci

bahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013

bahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 K-13 Kelas X bahasa indonesia MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 Standar Kompetensi 13. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG UKBM BIN-3.6/4.6/1/6 BAHASA INDONESIA PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG UNIT KEGIATAN BELAJAR BIN 3.6/4.6/1/6 MENDAUR TEKS ANEKDOT Kompetensi Dasar 3.6

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah faktor yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan sarana untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan, bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga Keluarga 117 Bab 11 Keluarga Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menirukan dialog drama yang dibacakan guru; 2) menceritakan peristiwa yang pernah dialami; 3) membaca

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

KISI-KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER SDN BALEWANGI 01 TP Indikator/ Materi Soal

KISI-KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER SDN BALEWANGI 01 TP Indikator/ Materi Soal KISI-KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER SDN BALEWANGI 01 TP. 2013-2014 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Bentuk Bobot STI Kelas / Semester : V / I Pilhan Ganda 15 1 15 Isian 10 2 20 soal/ waktu : 30/90 menit

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA,

Lebih terperinci

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK 3. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

1.6 Kompetensi DasarBahasa Inggris KELAS: X KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI INTI. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.6 Kompetensi DasarBahasa Inggris KELAS: X KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI INTI. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Indonesia pada masa Orde Baru dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4.6 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal Reformasi dan menyajikannya

Lebih terperinci

Peristiwa 75. Bab 7. Peristiwa

Peristiwa 75. Bab 7. Peristiwa Peristiwa 75 Bab 7 Peristiwa Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menanggapi cerita pengalaman teman. 2) melakukan percakapan melalui telepon. 3) membaca teks dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan menyimak, membaca, berbicara, menulis dan satu sama

Lebih terperinci

2016 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA TUTORIAL BERBASIS GENIUS LEARNING PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

2016 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA TUTORIAL BERBASIS GENIUS LEARNING PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT Instrumen observasi Sekolah Guru yang diamati Kelas yang diamati Tanggal Observasi :.. :.. :.. :.. No Aspek yang diamati 1. Perangkat Pembelajaran 2. Proses Pembelajaran (Guru) Indikator a. Identitas RPP

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7 Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/2 Standar Kompetensi : Mendengarkan 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa

Lebih terperinci

Moto Kurikulum Semangat Implementasi Kurikulum 2013

Moto Kurikulum Semangat Implementasi Kurikulum 2013 Moto Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia penghela dan pembawa pengetahuan Semangat Implementasi Kurikulum 2013 Selama proses pembelajaran teks berlangsung, guru berkewajiban membuat siswa terpukau dan gemar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi ini sangat menguntungkan bagi guru dan anak didik. dipahami, digunakan oleh siswa dengan baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi ini sangat menguntungkan bagi guru dan anak didik. dipahami, digunakan oleh siswa dengan baik. 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Teknik Penyajian Pelajaran Penggunaan teknik yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peserta didik lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu menganalisis dengan baik dan benar, oleh karena itu menganalisis disebut kegiatan produktif

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA SMA Negeri 1 Wonogiri Mata Pelajaran/Tema : Bahasa Indonesia/ Kelas/Semester Waktu : XI / Ganjil : 1 x Pertemuan (2 x 45 menit) Hari : Kamis, 23 Desember

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan 8 Hemat Energi Bertelepon dan bermain drama hampir sama. Dalam dua kegiatan tersebut terdapat percakapan. Tahukah kamu bagaimana berbicara di telepon? Apa pula yang dinamakan drama itu? Belajar Apa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu

Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu Bab 1 Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu M e n u U t a m a Peta Konsep Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu dibahas Memahami petunjuk dan cerita anak Bercerita dan menanggapi Memahami teks Menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan komunikasi. Dalam berkomunikasi setiap orang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan komunikasi. Dalam berkomunikasi setiap orang menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yang dinamakan komunikasi. Dalam berkomunikasi setiap orang menggunakan bahasa karena proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan

Lebih terperinci

2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI

2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI 2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI KEBUMEN (30/5/2014) www.pusluh.kkp.go.id Menulis dengan Hati???? Mengapa??? Semua jika dilakukan dengan hati

Lebih terperinci

Liburan 63. Bab 6. Liburan

Liburan 63. Bab 6. Liburan Liburan 63 Bab 6 Liburan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) mengomentari tokoh cerita Gara-gara Tape Recorder ; 2) memberikan tanggapan dan saran tehadap suatu masalah;

Lebih terperinci

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs 2. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMP/MTs KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai oleh siswa. Sekilas kompetensi menulis itu tampak mudah tapi jika diteliti lebih dalam lagi kompentensi

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : Tahun Pelajaran : Kelas : IV Smt

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang

Lebih terperinci

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung KELAS X SEMESTER 1 SILABUS Nama Sekolah : SMA / MA... Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung 1.1 Menanggapi siaran

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

Tugas 5 Membuat Dialog Berbentuk Teks "Anekdot Hukum Peradilan"

Tugas 5 Membuat Dialog Berbentuk Teks Anekdot Hukum Peradilan (a)...................................................................................................... (b)......................................................................................................

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Penulis: Editor: Ika Setiyaningsih Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri DISKLAIMER Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai

Lebih terperinci

proses penyambungan. Setelah proses penyambungan berhasil maka internet siap digunakan.

proses penyambungan. Setelah proses penyambungan berhasil maka internet siap digunakan. I. Jawablah pertanyaan berdasarkan teks prosedur kompleks di bawah ini. proses penyambungan. Setelah proses penyambungan berhasil maka internet siap digunakan. Cara Menyambungkan Komputer dengan Internet

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPA BAB 7. TEKS ANEKDOTLatihan Soal 7.4. lucu. ada partisipan. konyol

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPA BAB 7. TEKS ANEKDOTLatihan Soal 7.4. lucu. ada partisipan. konyol SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPA BAB 7. TEKS ANEKDOTLatihan Soal 7.4 1. Sewaktu kecil aku memang sedikit nakal. Kira-kira waktu aku duduk di bangku SD, sewaktu pulang sekolah, aku dan sepupuku

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KELAS: X KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, dorongan untuk berkomunikasi muncul dari keinginan manusia untuk dapat berinteraksi

Lebih terperinci

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK 48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

Mengajarkan Budi Pekerti

Mengajarkan Budi Pekerti 4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME Agung Gede Suputra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN, MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT, MEDIA KOMIKA, DAN MODEL FLEMING

BAB II PEMBELAJARAN, MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT, MEDIA KOMIKA, DAN MODEL FLEMING BAB II PEMBELAJARAN, MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT, MEDIA KOMIKA, DAN MODEL FLEMING 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Anekdot dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK Kelas X Kurikulum

Lebih terperinci

Pelajaran 10 MENGUBAH ROH PERTIKAIAN Sikap Pita Biru 08 Maret 2014

Pelajaran 10 MENGUBAH ROH PERTIKAIAN Sikap Pita Biru 08 Maret 2014 Pelajaran 10 MENGUBAH ROH PERTIKAIAN Sikap Pita Biru 08 Maret 2014 Sikap pita biru (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Seorang guru memutuskan untuk

Lebih terperinci

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran

Lebih terperinci

Peristiwa di Sekitarku

Peristiwa di Sekitarku 6 Peristiwa di Sekitarku Tidak ada satu pun peristiwa yang terjadi berlalu begitu saja. Peristiwa itu tetap menjadi bahan renungan untuk dipahami agar kamu lebih baik lagi dalam mencari ilmu pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan kebudayaan

Lebih terperinci

SOAL ULANGAN HARIAN. Standart Kompetensi : - Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan

SOAL ULANGAN HARIAN. Standart Kompetensi : - Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan SOAL ULANGAN HARIAN Hari / Tanggal :Senin, 03-09 - 2012 Kelas / semester :VI (Enam ) Waktu :35 menit Standart Kompetensi : - Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan No Soal soal Isilah titik-titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6 1. Bacalah kutipan cerpen berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6 (1) Pagi itu mbok salimah menangis keras. (2) Harta yang dikumpulkan berpuluh

Lebih terperinci

Suatu hari. Fara, kamu ibu ikutkan ke olimpiade Ipa ya! Seru Bu Guru yang membuat Fara kaget sekaligus senang.

Suatu hari. Fara, kamu ibu ikutkan ke olimpiade Ipa ya! Seru Bu Guru yang membuat Fara kaget sekaligus senang. Cerpen mu Komunitas Penulis Cerpen Indonesia, Kumpulan Cerpen Karya Anak Bangsa Home 100 Cerpen Terbaru Cerpen Pilihan Cerpen of The Month Top Authors Film Cerpenmu Kirim Cerpen Kontak Kami Penyesalan

Lebih terperinci

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita?

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita? Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita? Oleh, FizRahman.com Seorang pengarah yang berjaya, jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke. Sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU.. Di saat orang-orang terlelap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan Tema : Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan Tanggal : (24/7/17-28/7/17) Rangkuman materi : Sosial PKN : Hak dan Kewajiban Setiap anggota keluarga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan cara, perbuatan atau proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media adalah salah satu cara yang dilakukan masyarakat untuk mengutarakan pendapat. Adanya media ini masyarakat bisa memberikan informasi kepada khalayak umum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia sedang gencar-gencarnya dibenahi. Salah satunya yaitu pembaharuan sistem kurikulum guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Lebih terperinci

JENIS DAN TEMA TEKS DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMI KELAS X SERTA RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KURIKULUM 2013

JENIS DAN TEMA TEKS DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMI KELAS X SERTA RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KURIKULUM 2013 JENIS DAN TEMA TEKS DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMI KELAS X SERTA RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KURIKULUM 2013 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE HYPNO-NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI TEKS PUISI

2015 PENERAPAN METODE HYPNO-NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI TEKS PUISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, pemerintah mulai melakukan berbagai usaha untuk menyelamatkan Indonesia dari ketertinggalan. Sistem dari berbagai bidang

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran.

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran. SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks Aspek Standar : Mendengarkan : 1. Memahami informasi melalui tuturan Dasar 1.1. Menyimpulkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... : Kelas / Semester : V / 2 SILABUS PEMBELAJARAN Dasar Alokasi Waktu 5. Mendengarkan Memehami tentang suatu peristiwa dan pendek anak yang disampaikan secara lisan 5.1 Menang-gapi tentang

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK USIA DINI

MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK USIA DINI MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK USIA DINI Ns. Sri Puji Lestari, M.Kep, Sp.Kep.J SEMINAR NASIONAL UPGRADE & SHARING PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA ANAK USIA DINI 13 JANUARI 2018, STIKes Karya Husada

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kurikulum : KTSP 2006 Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2 1. Bacalah kutipan cepen berikut! Pagi hari ini adalah hari pertama di Kota Yogyakarta buat seorang Revanda. Dia dan keluarganya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang meliputi mendengar atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b)

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b) (Matius 28:18-20, Kisah 1:8b) Kita tidak diminta Tuhan Yesus datang ke gereja dengan konsep 4 D. Apa maksudnya? 4 D itu adalah Datang, Duduk, Diam, Dengar, tetapi kita perlu 4 P, apa itu? Pikirkan baik-baik,

Lebih terperinci

1. Bagaimana Mordekhai dan orang-orang Yahudi menerima berita itu?

1. Bagaimana Mordekhai dan orang-orang Yahudi menerima berita itu? Ester Bagian ke-2 Pengantar Dalam bagian pertama dari pelajaran ini, kita telah belajar bagaimana Ester menjadi ratu dari penguasa tertinggi pada jaman ini dan bagaimana perbuatan satu orang jahat hampir

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 235 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri 1 Pahoman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / Ganjil Waktu : 3 x 3 (1 x pertemuan) Siklus : 1 (satu) Pertemuan : 1 (satu)

Lebih terperinci

ANALISIS PRAGMATIK PADA SUMBER BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA JENJANG SMA KELAS X DALAM TEKS ANEKDOT DI KURIKULUM 2013

ANALISIS PRAGMATIK PADA SUMBER BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA JENJANG SMA KELAS X DALAM TEKS ANEKDOT DI KURIKULUM 2013 ANALISIS PRAGMATIK PADA SUMBER BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA JENJANG SMA KELAS X DALAM TEKS ANEKDOT DI KURIKULUM 2013 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Film 1. Judul : Ada Surga di Rumahmu 2. Genre : Drama, Religi, Keluarga 3. Durasi : 106 menit 4. Sutradara : Aditya Gumay 5. Produser : Putut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum ini berbasis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Keahlian itu sangat ditekankan pada arah dan tujuan pembentukan emosional. Seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karikatur adalah sebuah gambar atau penggambaran suatu objek konkret yang dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Karikatur sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha

Lebih terperinci

SOLUSI PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA (KODE : P17)

SOLUSI PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA (KODE : P17) SOLUSI PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA (KODE : P17) 1. Jawaban: C Makna kata yang tercetak miring secara berurutan adalah sinematografi: teknik perfilman, piawai: cakap dan terampil, artistik:

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Juli Membedakan berbagai bunyi bahasa Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang santun nyaring suku kata dengan lafal Menyalin berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan

Lebih terperinci