Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT SPEEDOMETER RODA DUA DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Ahmad Rofhiudin NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015

2 LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Ahmad Rofhiudin N.I.M : Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknik Jusul Skripsi : Analisa Perencanaan Produksi Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia Nippon Seiki. Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau menjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan. Penulis, (Ahmad Rofhiudin) i

3 LEMBAR PENGESAHAN Analisa Perencanaan Produksi Agregat Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia Nippon Seiki Disusun Oleh : Nama : Ahmad Rofhiudin NIM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing, (Agung Chandra, ST. MT) Mengetahui, Koordinator Tugas Akhir / Ketua Program Studi (Ir. M. Kholil, MT) ii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Analisa Perencanaan Produksi Agregat Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia Nippon Seiki. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta. Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda tercinta Hasanudin Mahmud dan Ibunda yang kusayangi Sri Mulyani, Adik-adiku Tercinta Ririn Nuryani, Ghina Athiyyah dan Kartika N. Putri dan Abangku Raymond S. Lapian yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada Bapak Agung Chandra, ST. MT. selaku Pembimbing yang telah membantu penulisan skripsi ini. Serta ucapan terima kasih kepada : 1. Yth. Bapak M. Kholil, MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Mercu Buana. 2. Yth. Ibu Puspita Dewi Widayat, ST. MT. selaku dosen penguji sidang skripsi yang memberikan banyak masukan. 3. Seluruh Staff Pengajar Fakultas Teknik Industri Universitas Mercu Buana yang senantiasa memberikan banyak ilmu. vii

5 4. Teman-teman seperjuangan Teknik Industri Program Kelas Karyawan Universitas Mercu Buana Angkatan 24 yang telah banyak membantu dalam memberikan tambahan referensi dalam penulisan skripsi ini dan selalu solid dalam menjalani masa-masa perkuliahan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak dan apabila ada yang tidak tersebutkan mohon maaf serta menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik dari isi, tata bahasa dan cara penulisan. Semoga laporan ini bermanfaat tidak hanya bagi penulis, tetapi bagi instansi terkait dan semua pembaca. Jakarta, 5 Juli 2015 Ahmad Rofhiudin viii

6 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Objek Penelitian Metode Penelitian Sistematika Penulisan... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Production Planning and Inventory Control (PPIC) Perancangan Produksi Perencanaan Produksi Karakteristik Produksi Teori Peramalan Definisi Peramalan (Forecasting) Peranan dan Kegunaan Peramalan Jenis-jenis Peramalan Teknik Peramalan Perlunya Ketelitian Peramalan Perencanaan Agregat Strategi Perencanaan Agregat Jadwal Induk Produksi (JIP) Perencanaan Kapasitas dan JIP Pengendalian Produksi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penulisan Asumsi asumsi Penelitian Pembatasan Penelitian Skema Penelitian Level Strategy ix

7 3.4.2 Chase Strategy Mixed Strategy Metode Kalkulasi Formula-formula yang digunakan Tools dan Software yang digunakan BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perencanaan Produksi Prakiraan (Forecasting) Pola Data Perencanaan Agregat BAB V ANALISA HASIL Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy Analisa Biaya Masing-masing Strategi Analisa Hasil Masing-masing Strategi Discussion Jadwal Induk Produksi (JIP) BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Alur Perencanaan Produksi PT. Indonesia Nippon Seiki Gambar 2. Skema 1 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat Gambar 3. Skema 2 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat Gambar 4. Grafik Forecasting Tahun xi

9 DAFTAR TABEL Halaman Table 1. Rencana Produksi PT. INS Tahun Table 2. Hasil Perhitungan Forecast Dengan 3 Metode Table 3. Hasil Forecast Tahun 2015 Menggunakan Metode Moving Average Table 4. Forecast PT. INS pada bulan April-Desember Table 5. Demand PT. INS Periode April-Des Table 6. Kapasitas produksi Speedometer PT. INS Table 7. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang Table 8. Kapasitas Penyimpanan perbulan Level Strategic Table 9. Biaya Penyimpanan Level Strategi periode April-Desember Table 10. Perhitungan biaya Level Strategi periode April-Des Table 11. Jumlah TK Chase Strategi periode April-Desember Table 12. Biaya TK Chase Strategi Periode April-Des Table 13. Perhitungan Biaya Chase Strategi periode April-Des Table 14. Biaya Penyimpanan Mixed Strategi periode April-Des Table 15. Perhitungan Biaya Mix Strategi periode April-Des Table 16. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi Table 17. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi Perencanaan Agregat Table 18. Jadwal Induk Produksi Speedometer April-Mei xii

10 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Forecasting 2015 Metode Weight Moving Average Lampiran 2. Grafik forecasting 2015 Weight Moving Average Lampiran 3. Forecast 2015 Metode Exsponential Smoothing Lampiran 4. Grafik forecasting 2015 Exponential Smoothing Lampiran 5. Perencanaan Agregat Level Strategic pada PT. INS tahun Lampiran 6. Perencanaan Agregat Chase Strategic pada PT. INS tahun Lampiran 7. Perencanaan Agregat Mixed Strategic pada PT. INS tahun Lampiran 8. Statistik Produksi Aktual Sepeda Motor Lampiran 9. Struktur Organisasi PPC PT. INS Lampiran 10.Katalog Produk Speedometer PT. INS xiii

11 ABSTRAK Latar belakang penelitian ini untuk melihat perencanaan produksi secara optimal selama satu tahun kedepan menggunakan perencanaan agregat dengan tiga metode, yaitu level strategy, chase strategy dan mixed strategy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalkan biaya manufaktur dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tenaga kerja dan persediaan serta beberapa variable lain yang dapat dikendalikan sehingga perusahaan bisa memilih perencanaan produksi yang paling minim biayanya. Bentuk penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, objek penelitiannya yaitu speedometer. Metode analisis data yang digunakan adalah pembuatan rencana produksi peramalan (forecasting) dengan memadankan tingkat produksi sesuai permintaan, mengurangi atau menambah tenaga kerja sesuai permintaan, memfluktuasikan tingkat persediaan atau menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat permintaan. Sehingga dari opsi-opsi tersebut peneliti bisa melakukan perencanaan mana yang akan direkomendasikan untuk perusahaan terutama yang paling minimum biayanya. Dari hasil analisa dan penelitian ini penulis menetapkan perencanaan agregat dengan chase strategi yang dipilih, karena biaya yang diperlukan perusahaan untuk produksi paling minimum. Setelah semua perencanaan tersebut dipilih untuk digunakan oleh perusahaan maka perusahaan bisa langsung membuat jadwal induk produksi. Kata kunci : Peramalan, Perencanaan agregat, dan Jadwal Induk Produksi.

12 ABSTRACT The background of this research is to see production planning optimally for one year planning fore uses aggregate with three methods, namely the level of strategy, chase strategy and mixed strategy. The purpose of this research is to minimize the cost of manufacturing with adapt planning at the level of production labor and supplies as well as some other variable that can be controlled so the company can choose production planning the most minimum cost. This study using the form of quantitative methods, the object of his research that is a speedometer.the method of analysis the data used was making the production of forecasting plan by combining production level on demand, reduce or increase the labor on demand, fluctuations in the level of supplies or combine production level with the level of demand. So researchers can do the options of planning which would most especially to the company recommended minimum cost.the result of this research sets the author of the analysis and planning strategy chosen on aggregate with chase, because the cost of production required companies to the minimum.after all the planning is chosen to be used by companies and companies to immediately make the master production schedule. Keyword : Forecasting, Aggregate Planning, and Master Production Scheduling.

13 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur adalah kelompok perusahaan yang mengolah bahanbahan atau bahan baku (raw material) menjadi barang setengah jadi atau menjadi barang jadi yang pada akhirnya akan mempunyai nilai tambah yang lebih besar. (Prawirosentono, 2007).Salah satu contohnya adalah industri manufaktur otomotif yang melakukan produksi kendaraan bermotor untuk memenuhi kebutuhan manusia akan alat transportasi. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman, manusia dituntut untuk serba cepat dalam berbagai hal yang mengakibatkan pergeseran kebutuhan masyarakat, dari kendaraan roda dua yang tidak bermesin banyak diminati oleh masyarakat menjadi kendaraan roda dua bermesin yang lebih lagi disukai banyak orang, karena kendaraan tersebut dapat langsung digunakan tanpa menggunakan tenaga manusia. Data permintaan tersebut dapat dilihat pada lampiran, Statistik produksiasosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Tingginya permintaan pasar, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, berkualitas, dan sesuai dengan permintaan konsumen, tidak hanya itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan 1

14 faktor persaingan. Untuk itu, setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar tidak kehilangan pasar. Dalam mengadakan kegiatan produksi perusahaan dituntut untuk dapat memprediksi tingkat permintaan pasar, kapasitas produksi pabrik, tempat dan biaya penyimpanan serta tenaga kerja yang diperlukan, sehingga mengefisiensikan biaya produksi dan operasi namun mengoptimalkan output produk. Untuk memenuhi hal itu perusahaan memerlukan sistem perencanaan produksi yang tepat. Dengan adanya perencanaan yang baik, maka biaya produksi akan lebih efektif serta permintaan pasar dapat terpenuhi. Oleh karena itu perencanaan produksi merupakan aspek penting yang harus diperhatikan perusahaan. Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis adalah bertujuan memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumberdaya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan produk yang akan dihasilkan. Dengan maksud utama adalah menetapkan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi, jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan, sehingga diperoleh biaya minimal dalam horizon perencanaan tertentu. Beberapa faktor penting dalam perencanaan produksi adalah forecasting (peramalan) yang merupakan acuan target kapasitas produksi yang akan dicapai untuk memenuhi permintaan konsumen baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, kapasitas gudang sebagai stasiun perhentian terakhir produk sebelum menuju konsumen, serta faktor faktor lain yang mempengaruhi proses produksi. Salah satu metode untuk perencanaan produksi adalah menggunakan Perencanaan Produksi Agregat. Menurut Handoko (2000), Perencanaan Agregat adalah proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu keluaran selama 2

15 periode waktu tertentu (biasanya antara 3 bulan sampai 1 tahun) melalui penyesuaian variabel variabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan variabel variabel yang dapat dikendalikan lainnya. Kendaraan bermotor roda dua, terdiri atas beberapa komponen untuk dirakit menjadi produk yang mempunyai fungsi. Salah satunya adalah speedometer yaitu alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang merupakan perlengkapan standar setiap kendaraan yang beroperasi di jalan. Speedometer berfungsi agar pengemudi mengetahui kecepatan kendaraan. Perkembangan negara yang semakin modern dan fleksibel, pada saat ini ada beberapaindustri manufaktur yang memproduksi speedometer dikarenakan tingginya permintaan masyarakat akan kendaraan bermotor roda dua. Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada tahun1996 produksi sepeda motor di Indonesia sebanyak unit, tahun 2006 mencapai produksi unitsepeda motor, dan pada tahun 2010 produksi sepeda motor naik lagi hingga unit ( Dan industri pembuatan komponen speedometer di Indonesia salah satunya adalah Nippon Seiki Indonesia, Co.,Ltd PT. Indonesia Nippon Seiki merupakan perusahaan manufaktur yang hasil produksinya adalah komponen kendaraan bermotor roda dua dan roda empat, khususnya speedometer. PT. Astra Honda Motor adalah bagian dari pemegang saham dan salah satu customer tetap perusahaan. Selain AHM, PT. INS juga memiliki beberapa customer antara lain PT. Astra Daihatsu Motor, PT. Honda Prospect Motor, PT. Yamaha Indonesia Manufacturing, PT. Suzuki Indonesia Motor, dan PT. Kawasaki Motor Indonesia. Hal inilah yang menjadi pertimbangan 3

16 untuk memilihtopik Analisa Perencanaan Produksi Agregat Periode April Desember 2014 dalam kegiatan penelitiana di PT. Indonesia Nippon Seiki. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah yang akan diangkat oleh penulis dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah bagaimana merancang perencanaan produksi speedometer periode Mei 2015 Desember 2015 yang optimal dengan menggunakan perencaan agregat, sehingga dapat meminimalkan biaya produksi serta tercapainya efisiensi dan efektifitas produksi. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini diharapkan tertuju pada benang merah masalah yang sudah ditetapkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah. Agar penelitian ini tidak melebar atau melampau ruang lingkup masalah, maka penulias mencoba memberikan batasan masalah : a. Ruang lingkup penelitian hanya mencangkup satu tahun terakhir yaitu Januari 2014 Desember b. Hanya mencangkup ruang lingkup Department Produksi dan PPIC pada PT. Indonesia Nippon Seiki. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk meminimumkan biaya manufaktur dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tingkat tenaga kerja, dan tingkat persediaan, serta beberapa variabel lain yang dapat dikendalikan. 4

17 2. Untuk mencapai perencanaan produksi satu tahun kedepan dengan cara menganalisis metodelevel, chase dan mixed strategi dalam perencanaan produksi agregat serta dipilih yang paling minimum biayanya. 1.5 Objek Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis adalah sebuah komponen elektrik sepeda motor roda dua yaitu speedometer. Adapun pemilihan speedometer ini sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa perencanaan produksi pada PT. Indonesia Nippon Seiki masih menggunakan cara lama yaitu dengan menganalisa perencanaan produksi berdasarkan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya. 1.6 Metode Penelitian Metode yang dilakukan penulis meliputi studi lapangan dan studi pustaka dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Menetapkan tujuan penelitian b. Melakukan studi awal di lokasi dan studi pustaka c. Mengidentifikasi masalah d. Melakukan pengumpulan data e. Melakukan pengolahan data f. Melakukan analisis g. Menetapkan model perbaikan masalah h. Mengusulkan konsep pemecahan masalah i. Kesimpulan 5

18 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini disusun berdasarkan suatu sistematika penulisan yang secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan metodologi penulisan serta sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini menerngkan secara singkat tentang teori-teori yang berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir dalam proses pemecahan masalah penelitian. BAB III Metodologi Penelitian Dalam bab ini penulis memberikan informasi yang berisi data-data yang dapat digunakan sebagai landasan atau pedoman untuk mengolah data hasil riset yang berguna dalam memecahkan masalah. BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan dalam proses produksi, pengendalian waktu secara garis besar. Dijelaskan pula mengenai pengambilan data yang diperlukan di dalam pemecahan masalah, hasil pengamatan terhadap permasalahan dan hasil analisa pengujian data yang diperoleh dari perusahaan. 6

19 BAB V Hasil dan Analisa Pada bab ini diuraikan mengenai pembahasan dari hasil yang telah diperoleh sesuai dengan pedoman pada landasan teori serta dibuatkan langkah-langkah penyelesaian berdasarkan alternative yang ada. BAB VI Penutup Bab ini merupakan bab yang berisi suatu kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh pada bab sebelumnya disertai dengan saran-saran yang diusulkan penulis agar dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan. 7

20 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Production Planning and Inventory Control (PPIC) Menurut Handoko (2000), Production Planning and Inventory Control (PPIC) berarti perencanaan produksi dan pengendalian persediaan. Setiap perusahaan dituntut untuk memiliki tenaga kerja supervisor PPIC yang handal dalam membuat perencanaan dan pengendalian produksi, serta membantu manajer produksi dalam menjalankan kegiatan produksi pada sebuah industri.tujuan dari perencanaan produksi dan pengendalian persediaan adalah merencanakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai.pengendalian produksi dan persediaan dimaksudkan untuk mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama dalam usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan.oleh karena itu PPIC dapat mengevaluasi perkembangan permintaan konsumen, posisi modal, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Tugas aktivitas PPIC adalah menginterprestasikan tujuan yang saling berlawanan antara bagian produksi, bagian penjualan, bagian keuangan dan menjabarkannya ke dalam rencana produksi dan kebijaksanaan persediaan untuk

21 mencari keputusan optimal. Di dalam suatu organisasi, PPIC berguna untuk meningkatkan produktivitas, meminimasi pemborosan dengan mengkoordinasikan ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan baku, dengan dapat meningkatkan kinerja PPIC secara khusus, maka perbaikan produktivitas juga dapat ditingkatkan dengan cara mengatur rancangan tata cara kerja produksi dengan baik (Handoko, 2000). 2.2 Perancangan Produksi Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam semua jenis organisasi itu adalah menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi menghasilkan produk-produk atau jasa-jasa yang dirancang secara tepat, atau keluaran-keluaran yang dapat memuaskan kenginan para langganan (Handoko, 2000). Perbaikan produktivitas dapat dilakukan dengan meningkatkan rancangan dan tata cara kerja produksi sehingga menjadi efisien (Kusuma, 1999). 2.3 Perencanaan Produksi Kegiatan perencanaan produksi dimulai dengan melakukan forecasting (prakiraan) untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perlu diproduksi bermaksud untuk memperkirakan permintaan akan barang-barang atau jasa-jasa perusahaan (Handoko, 2000). Dikemukakan oleh Kusuma (1999), bahwa peramalan kebutuhan merupakan titik awal kegiatan pengendalian produksi, peramalan dilakukan dalam satu jangka waktu perencanaan yang disebut horison perencanaan. Organisasi yang sehat, para perencana terus-menerus merencanakan jadwal terinci aktivitas untuk beberapa periode mendatang, merencanakan

22 bagaimana kondisi optimal ketersediaan sumber daya dengan ekspetasi permintaan produk, serta mengembangkan strategi penggunaan sumber daya itu. Perencanaan produksi adalah pernyataan suatu rencana produk dalam bentuk agregat.perencanaan produksi merupakan dasar untuk membuat Jadwal Induk Produksi (JIP).Empat langkah utama perencanaan produksi yaitu peramalan, pemerataan pengunaan kapasitas, menentukan alternative produksi yang layak dan mengalokasikan permintaan ke periode produksi. Dasar dari dibuatnya perencanaan produksi adalah bahwa terdapat masalah dalam suatu proses produksi, yaitu fluktuasi permintaan pasar yang tidak dapat diidentifikasi. Sehingga perlu adanya alternatif penyelesaian masalah tersebut yaitu penyesuaian tenaga kerja, sistem persediaan dan jam kerja lembur.keberhasilan pemakaian alternative ini diukur dari ongkos yang dikeluarkan seminimal mungkin dan kebutuhan sebanyak mungkin Karakteristik Produksi Perencanaan produksi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain : 1. Tidak rinci, rencana dibuat untuk famili atau kelompok produk. 2. Periode perencanaan biasanya bulanan. 3. Horizon perencanaan bisa sama panjang dengan rencana bisnis, biasanya lima tahun.

23 2.4 Teori Peramalan Untuk menyelesaikan masalah di masa datang yang tidak dapat dipastikan, orang senantiasa berupaya menyelesaikannya dengan model pendekatanpendekatan yang sesuai dengan perilaku aktual data, begitu juga dalam melakukan peramalan. Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa di waktu mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut perlu direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu periode waktu paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang dipengaruhi kebijaksanaan tersebut. Peramalan diperlukan disamping untuk memperkitakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang juga para pengambil keputusan perlu untuk membuat planning Definisi Peramalan (Forecasting) Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya merupakan suatu taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih daripada hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan manusia.

24 Sebelum menjabarkan tentang metode peramalan ini, maka terlebih dahulu diuraikan definisi dari peramalan itu sendiri. Menurut (Biegel, 1999): Peramalan adalah kegiatan memperkirakan tingkat permintaan produk yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Dalam peramalan (forecasting) tidak jarang terjadi kesalahan misalnya saja penjualan sering tidak sama dengan nilai eksak yang diperkirakan. Sedikit variasi dari perkiraan sering dapat diserap oleh kapasitas tambahan, sediaan penjadwalan permintaan. Tetapi, variasi perkiraan yang besar dapat merusak operasi. Ada tiga cara untuk mengakomodasi perkiraan, yaitu : yang pertama adalah mencoba mengurangi kesalahan melakukan pamerakiraan yang lebih baik. Yang kedua adalah, membuat fleksibilitas pada operasi dan yang terakhir adalah mengurangi waktu tunggu yang dibutuhkan dalam prakiraan. Tetapi kemungkinan kesalahan terkecil adalah tujuan yang konsisten dengan biaya prakiraan yang masuk akal. Menurut (Elwood, 1996): Peramalan atau forecasting diartikan sebagai penggunaan teknik-teknik statistik dalam bentuk gambaran masa depan berdasarkan pengolahan angka-angka historis. Menurut (Makridakis, 1988): Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen.

25 Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduka faktor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut. Kebutuhan akan peramalan meningkat sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti. Peramalan menjadi lebih ilmiah sifatnya dalam menghadapi lingkungan manajemen. Karena setiap organisasi berkaitan satu sama lain, baik buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi. (Makridakis, 1988) Peranan dan Kegunaan Peramalan Beberapa bagian organisasi dimana peramalan kini memainkan peranan yang penting antara lain (Makridakis, 1988): a. Penjadwalan sumberdaya yang tersedia Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi, transportasi, kas, personalia dan sebagainya. b. Penyediaan sumber daya tambahan Waktu tenggang (lead time) untuk memperolah bahan baku, menerima pekerja baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang. c. Penentuan sumber daya yang diinginkan Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam jangka panjang. Keputusan semacam itu bergantung pada kesempatan pasar, faktor-faktor lingkungan dan pengembangan internal dari sumber daya financial, manusia, produk dan teknologis. Semua

26 penentuan ini memerlukan ramalan yang baik dan manajer dapat menafsirkan perkiraan serta membuat keputusan yang tepat. Walaupun terdapat banuyak bidang lain yang memerlukan peramalan namun tiga kelompok di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan jangka pendek, menengah dan panjang dari organisasi saat ini. Dengan adanya serangkaian kebutuhan itu, maka perusahaan perlu mengembangkan pendekatan berganda untuk memperkirakan peristiwa yang tidak tentu dan membangun suatu sistem peramalan. Pada gilirannya, organisasi perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang meliputi paling sedikit empat bidang yaitu identifikasi dan definisi masalah peramalan, aplikasi serangkaian metode peramalan, prosedur pemilihan metode yang tepat untuk situasi tertentu dan dukungan organisasi untuk menerapkan dan menggunakan metode peramalan secara formal. Tiga kegunaan peramalan antara lain adalah : 1. Menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik. 2. Menentukan perencanaan lanjutan bagi produk-produk yang ada untuk dikerjakan dengan fasilitas yang ada. 3. Menentukan penjadwalan jangka pendek produk-produk yang ada untuk dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada Jenis-jenis Peramalan Situasi peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola dan berbagai aspek lainnya. Untuk menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah dikembangkan. Peramalan pada umumnya dapat dibedakan dari berbagai segi tergantung dalam cara melihatnya.

27 Dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: a. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester. Lebih tegasnya peramalan jangka panjang ini berorientasi pada dasar atau perencanaan. b. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang dilakukan kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester. Penetapan jadwal induk produksi untuk bulan yang akan datang atau periode kurang dari satu tahun sangat tergantung pada peramalan jangka pendek. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau ketajaman pikiran orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil peramalan. 2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metodemetode dalam penganalisaan data tersebut. Dilihat dari sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: 1. Peramalan kualitatif atau teknologis, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif masa lalu. Hasil peramalan yang ada tergantung pada orang

28 yang menyususnnya, karena peramalan tersebut sangat ditentukan oleh pemikiran yang bersifat intuisi, judgement (pendapat) dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Metoda kualitatif dibagi menjadi dua metode, yaitu: a. Metode eksploratif Pada metoda ini dimulai dengan masa lalu dan masa kinoi sebagai awal dan bergerak ke arah masa depan secara heuristik, sering kali dengan melihat semua kemungkinan yang ada. b. Metode normatif Pada metode ini dimulai dengan menetapkan sasaran tujuan yang akan datang, kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia. 2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat tergantung pada metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut (Makridakis, 1988): 1. Informasi tentang keadaan masa lalu. 2. Informasi tersebut dapat dikualifikasikan dalam bentuk data numerik. 3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berkelanjutan pada masa yang akan datang.

29 Metode peramalan kuantitatif terbagi atas dua jenis model peramalan yang utama, yaitu: 1. Model deret berkala (time series), yaitu: Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang merupakan deret waktu. 2. Model Kausal Yaitu metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktu yang disebut metode korelasi atau sebab akibat. a. Metode regresi dan korelasi b. Metode ekonometri c. Metode input dan output Teknik Peramalan Teknik peramalan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: A. Metode Time Series (Deret Waktu) Secara garis besar metode time series dapat dikelompokkan menjadi: 1. Metode Averaging Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga fluktasi random data dapat direndam dengan rata-ratanya. Biasanya dipakai untuk peramalan jangka pendek. Adapun metode-metode yang termasuk didalamnya, antara lain:

30 a. Simple Average Rumus yang digunakan: T+(n 1) F T+n = X = X i T i=n (Rumus 1) Dimana : X bar = F T Xi = Hasil ramalan = Periode = Demand pada periode t b. Simple Moving Average Apabila diperoleh data yang stasioner, metode ini cukup baik untuk meramalkan keadaan. Rumus yang digunakan: F = X = X + X + + X T (Rumus 2.2) Dimana : X bar = F T Xi = Hasil ramalan = Periode = Demand pada periode t 2. Metode Smoothing (Pemulusan) Dipakai pada kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda dengan data pada periode sebelumnya dan membentuk fungsi Exponential yang biasa disebut Exponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan data karena tidak perlu lagi menyimpan data historis. Pengaruh besar kecilnya a berlawanan arah dengan pengaruh memasukan jumlah pengamatan. Metode

31 ini selalu mengikuti setiap trend dalam data sebenarnya karena yang dapat dilakukannya tidak leboh dari mengatur ramalan mendatang dengan suatu persentase dari kesalahan terakhir. Untuk menentukan a mendekati optimal memerlukan beberapa kali percobaan. Rumus yang digunakan: F = F + (X F ) (Rumus 2.3) Dimana: F = Hasil peramalan untuk periose t + 1 a Xt Ft = Konstsnta pemulusan = Data demand pada periode t = Periode Sebelumnya Perlunya Ketelitian Peramalan Tanpa mempermasalahkan bagaimana memperolehnya, ketelitian peramalan adalah suatu hal yang pokok dan perlu sekali. Kebijaksanaan dalam perusahaan secara langsung atau tidak langsung akan didasarkan oleh ramalanramalan. Oleh karena itu, ketidak telitian dan kesalahan dalam ramalan-ramalan dapat menghasilkan kebijaksanaan yang tidak menguntungkan. Dengan suatu pasar yang persaingannya tinggi, berhasil atau gagal tergantung pada tingkat pengendalian melalui ramalan-ramalan yang baik. 2.5 Perencanaan Agregat Perencanaan produksi agregat adalah perencanaan produksi yang dibuat untuk seluruh produk dengan menggunakan sumber yang sama tanpa rinci ke dalam masing-masing produk yang berbeda.

32 Tujuan perencanaan produksi agregat adalah untuk mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fleksibel dan optimal. Fleksibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar dan sesuai dengan kapasitas yang ada. Optimal berarti menggunakan sumber daya yang efektif dan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Biaya-biaya yang termasuk dalam perencanaan produksi agregat adalah : 1. Biaya Jam Kerja Normal (Regular time cost) 2. Biaya Jam Kerja Lembur (Over Time Cost) 3. Biaya Persediaan (Inventory Cost) 4. Biaya Subkontrak 5. Biaya Penambahan Tenaga Kerja (Hiring Cost) 6. Biaya Pengurangan Tenaga Kerja (Lay Off Cost) Menurut Heizer dan Render (2005), perencanaan agregat adalah sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah antara tiga hingga delapan belas bulan. Perencanaan agregat berfungsi untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur dan tingkat subkontrak, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : Rencana Produksi = (Permintaan Total Inventori awal) + Inventori akhir

33 2.5.1 Strategi Perencanaan Agregat Terdapat tujuh strategi yang dipakai dalam perencanaan agregat yaitu melakukan variasi tingkat persediaan, melakukan variasi jam kerja, melakukan variasi jumlah tenaga kerja, subkontrak, menggunakan tenaga kerja paruh waktu, mempengaruhi permintaan dan pemesanan tertunda selama permintaan tinggi, tidak semua sistem produksi dengan menggunakan semua alternatif tersebut, tiaptiap alternatif dapat dikombinasikan pemakaiannya untuk mendapatkan strategi produksi terbaik dengan biaya produksi minimum. Berikut ini penjelasan dari ketujuh perencanaan agregat : 1. Variasi tingkat persediaan Jumlah karyawan dan waktu kerja tetap sehingga rata-rata produksi tetap, kelebihan produksi disimpan untuk kemudian digunakan pada saat permintaan melebihi tingkat produksi. 2. Variasi jam kerja Jumlah karyawan tetap untuk suatu tingkat produksi tertentu.jika permintaan naik, diadakan penambahan jam kerja untuk menambah produksi, sedangkan jika permintaan turun dilakukan pengurangan jam kerja. 3. Variasi jumlah tenaga kerja Jika permintaan tinggi dilakukan penambahan tenaga kerja, jika sebaliknya maka akan dilakukan pengurangan tenaga kerja.

34 4. Subkontrak Permintaan bertambah sementara kapasitas produksi tidak cukup dan perusahaan tidak menghendaki hilangnya permintaan atau pelanggan penting. 5. Penggunaan pekerja paruh waktu Biaya rendah dan lebih fleksibel daripada menggunakan tenaga kerja tetap.namun mengakibatkan pergantian tenaga kerja dan biaya pelatihan lebih tinggi, serta mempengaruhi konsistensi produk. 6. Mempengaruhi permintaan Jika permintaan turun, perusahaan berusaha menaikkan permintaan dengan diskon, iklan, promosi dan lain-lain 7. Pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi Pemesanan tertunda adalah pemesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi baru dapat dipenuhi kemudian setelah perusahaan mempunyai persediaan Menurut Ma arif dan Tanjung (2003), Secara garis besar, terdapat dua strategi pokok yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu : Chase Strategy dan Level Strategy.

35 1) Chase Strategy Chase Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan cara menetapkan produksi sama dengan forecast.ciri-ciri Chase Strategy adalah : Memadankan tingkat produksi dengan tingkat permintaan. Menambah/mengurangi tenaga kerja sesuai dengan tingkat permintaan. Jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jam kerja tidak tetap. 2) Level Strategy Level Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara menjaga tingkat output, produksi, tenaga kerja yang konstan. Ciri-ciri Level Strategy adalah : Mempertahankan tingkat produksi yang tetap. Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs dan lost sales 3) Mixed Strategy Mixed Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara penggabungan antara Chase dan Level Strategy. Ciri-ciri MixedStrategy adalah : Menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat permintaan dan tetap. Menggabungkan dari dua metode level dan chase tingkat persediaan, order backlogs dan lost sales

36 2.5.2 Jadwal Induk Produksi (JIP) Menurut Handoko (2000), suatu rencana terperinci tentang apa dan berapa banyak perusahaan merencanakan untuk memproduksi masing-masing produk akhir dalam setiap periode waktu (biasanya minggu) untuk beberapa bulan yang akan datang. JIP merupakan rencana induk perusahaan dan telah disetujui akan mengendalikan sistem Production Planning Inventory Control (PPIC). Bagaimanapun juga, hal ini dapat diubah secara periodik untuk mencerminkan pesanan-pesanan baru atau ramalan-ramalan baru dengan berjalannya waktu Perencanaan Kapasitas dan JIP Menurut Handoko (2000), penyusun jadwal harus mengetahui kira-kira berapa banyak jam kerja karyawan, atau ton, atau berbagai ukuran beban kerja menyeluruh lainnya yang akan dibebankan pada setiap departemen utama untuk mengerjakan pesanan-pesanan yang telah diterima. Hal ini menunjukan kuantitas dan waktu kapasitas yang tersedia dalam setiap departemen. Selanjutnya perlu juga diperhatikan urutan pembebanan kerja dalam departemen-departemen yang berbeda agar tidak terjadi penundaan-penundaan. JIP untuk pesanan-pesanan yang direncanakan untuk diselesaikan dan dikirim per periode waktu, sehingga pemberian perintah dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Menurut Heizer dan Render (2005), kapasitas adalah jumlah maksimum unit yang diproduksi dalam suatu waktu tertentu. Kapasitas desain adalah output maksimum sistem secara teoritis dalam suatu waktu tertentu. Sebagian besar organisasi mengoperasikan fasilitasnya pada tingkat yang lebih rendah dari kapasitas desain. Mereka

37 melakukannya secara sadar karena mereka dapat beroperasi secara lebih efisien bila sumber daya digunakan tidak melampaui batas maksimum. Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh sebuah perusahaan dengan keterbatasan operasi yang ada. Utilisasi adalah persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai. Utilisasi = Output aktual/kapasitas desain. Efisiensi adalah persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai. Efisiensi = Output aktual/kapasitas efektif. 2.6 Pengendalian Produksi Menurut Kusuma (1999), pengendalian produksi berkepentingan dengan peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan masukan yang dibutuhkan, serta perencanaan dan penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan produksi atau konversi yang dibutuhkan. Peran pengendalian produksi adalah meminimisasi pemborosan dengan mengkoordinasikan ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan. Pada sistem manufaktur yang kontinyu, masalah pengendalian produksi terletak pada: 1) Ketersediaan bahan baku baku pada saat yang tepat dengan jumlah dan jenis yang tepat. 2) Menghindarkan terjadinya bottle-neck pada lintas produksi. 3) Pemindahan dan distribusi produk jadi dari lintas produksi ke titik penyimpanan atau penjualan.

38 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penulisan Penelitian dilakukan di PT. Indonesia Nippon Seiki yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Jl. Utama Modern Industri Blok E Desa Barengkok, Kecamatan Kibin, Serang Banten.Metode penulisan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.dalam mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu Data Primer dan Data Sekunder.Setelah data yang diperlukan terkumpul kemudian dilakukan perencanaan produksi agregat, pengolahan data dengan menggunakan metode Chase Strategy, Level Strategy dan Mixed Strategy. 3.2 Asumsi asumsi Penelitian Adapun asumsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Tenaga kerja yang dimasukan kedalam penelitian ini adalah TK yang produktif. b) Output yang dihasilkan konstan. c) Mesin dalam keadaan normal. d) Pemakaian listrik, air dan telepon diasumsikan sama tidak fluktuasi

39 27 e) Biaya tenaga kerja diasumsikan sama rata sesuai dengan ketentuan UMP kota tsb. 3.3 Pembatasan Penelitian Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud, dalam skripsi ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai berikut : a) Data-data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data tahun b) Tipe barang yang dilakukan penelitian adalah speedometer, salah satu komponen elektrik pada sepeda motor. c) Penelitian hanya dilakukan di bagian PPIC dan Produksi Assembling.

40 Mulai CUSTOMER Mengirimkan rencana pemesanan bulanan SALES AND COST Menerima dan mengirimkan pesanan kepada PPC PRODUCTION PLAN CONTROL Menyusun Rencana poduksi dan pengendaliannya PCR, PIS, PRS, dan SYS Menerima planning ppc dan mengatur stock untuk dipersiapkan produksi tidak Disetujui? ya ASSEMBLING Melakukan proses produksi dan operasi serta melaporkan kendala-kendala yang timbul dalam proses produksi. QUALITY CONTROL Melakukan double check dan pengujian mutu produk tidak Disetujui? ya WAREHOUSE FINISHING GOOD Menginput hasil produksi aktual dan melakukan rencana pengiriman Selesai Gambar 1. Alur Perencanaan Produksi PT. Indonesia Nippon Seiki

41 3.4 Skema Penelitian Dalam penelitian ini, penulis membuat skema penelitian agar lebih mudah dimengerti. Untuk skemanya adalah sbb : Skema 1 Customer Demand(Actual) Forecast Moving Average Weight Moving Average Exponential Smoothing Perencanaan Produksi (Agregat Planning) Skema 2 Level Strategy Chase Strategy Mixed Strategy Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) Gambar 2. Skema 1 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat

42 Skema 2 Agregat Planning Level Strategy Chase Strategy Mixed Strategy Kapasitas Inventory Man Power Manufaktur Material Purchasing Inv. Cost Total Biaya Pilih Strategy dengan Biaya Paling Minimum Gambar 3. Skema 2 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat Level Strategy Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubah-ubah, ciri strategi ini: Mempertahankan tingkat produksi yang tetap. Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs and lost seads Chase Strategy Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand. Ciri strategi ini: Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan/ order. Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan.

43 3.4.3 Mixed Strategy Mix strategic merupakan metode pengabungan antara Level dan Chase Stategic. Ciri strategi ini: Memiliki tingkat produksi yang tetap pada beberapa periode dan berfluktuasi sesuai perubahan permintaan berdasarkan periode yang di tetapkan Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan dengan permintaan 3.5 Metode Kalkulasi Formula-formula yang digunakan Plan Produksi = {(Total Demand Inventori awal) + Inventori akhir}.(1) Demand (d B) = Σ(d)...(2) Initial Inventory (In I)= Σ(ss) (3) Rencana Produksi (R prod ) = Average (Σd B ) (4) Kapasitas Prod Optimal Pekerja (KO P) = Average (ΣKO T ).... (5) Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan 1.(8) Inv cost = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan (9) Tools dan Software yang digunakan Tools yang digunakan dalam pengolahan data skripsi ini adalah menggunakan POM QM For Windows Version 3.2 & Microsoft Excel versi 2007 dengan formula-formula yang sudah di informasikan sesuai rumus diatas. 1 Disesuaikan dengan UMR regional pembulatan (serang-banten) 2 Asumsi berdasarkan dummy perusahaan (lihat lampiran)

44 32 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Perencanaan Produksi Perencanaan produksi diperlukan karena didalam setiap unit produksi ada manusia, mesin, dan material yang dimanfaatkan sebaik baiknya, agar menghasilkan laba. Produksi yang modern bersifat kompleks, baik secar teknologi maupun administratif, oleh karena itu harus direncanakan dengan teliti untuk memperhitungkan keterbatasan yang mungkin ada. Rencana Produksi harus mengacu pada permintaan total, sehingga secara umum formula untuk rencana total adalah: Plan Produksi = {(Total Demand Inventori awal) + Inventori akhir}...(1) Maka rencana produksi tahun 2015 pada PT. INS dapat dihitung sebagai berikut: Table 1. Rencana Produksi PT. INS Tahun 2015 Speedometer Tipe W Tipe X Tipe Y Tipe Z TOTAL Total Permintaan unit unit unit unit unit Inventory Awal unit unit unit unit unit Inventory Akhir unit unit unit unit unit Rencana Produksi unit unit unit unit unit Sumber : Data forecast hasil (POM) PT.Indonesia Nippon Seiki 2014

45 Keterangan: Total permintaan : Didapatkan dari total rencana produksi (forecast) Inventory awal : Diperoleh dari data stock awal bulan Maret 2015 Inventory akhir : Diperoleh dari data stock akhir bulan Maret 2015 Rencana produksi : Rumus diatas Type speedometer ditentukan berdasarkan nama dari customer diatas Prakiraan (Forecasting) Merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan (Heizer dan Render, 2005). Pada PT. INS menggunakan horizon waktu perkiraan jangka menengah yaitu satu sampai lima tahun. Untuk pendekatan dalam prakiraan, PT. INS menggunakan metode kulitatif dengan tinjauan permintaan pasar (sales force compoite), maksud dari metode ini adalah setiap tenaga penjualanan pada PT. INS yang melakukannya adalah pihak kedua/customer dalam meramalkan berapa jumlah penjualan yang bisa dilakukan pada perusahaan customer dan pesanan ditujukan ke pada PT. INS untuk dibuatnya forecasting oleh PPC pada Tabel 1 dan Tabel 2 hasil perbandingan dari 3 metode time series. Table 2. Hasil Perhitungan Forecast Dengan 3 Metode Error MAD MAPE Moving Average % Weight Moving Average % Exponential Smoothing %

46 Table 3. Hasil Forecast Tahun 2015 Menggunakan Metode Moving Average Month Demand(y) Forecast Error Error Error^2 % Error January February March April May June July August September October November December TOTALS AVERAGE Next period (Bias) (MAD) (MSE) (MAPE) Std err Pola Data Pola data menginformasikan pemintaan produksi sepeda motor selama beberapa bulan, pola data permintaan cukup stabil. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar jumlah permintaan setiap bulan berada disekitar unit speedometer. Untuk lebih jelas lihat Gambar unit Forecast Poduksi speedometer ar 1ar 1ar 1ar 1ar 1ar Gambar 1. Grafik Forecasting Tahun 2015 Produksi Aktual

47 5.1.3 Perencanaan Agregat Perencanaan Agregat adalah perencanaan dari keseluruhan proses produksi untuk menetapkan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi, jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan sehingga diperoleh biaya dari horizon perencanaan waktu tertentu. Hal ini memiliki arti proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu keluaran selama periode waktu tertentu, dan mengabungkan prakiraanprakiraan barang atau jasa menjadi unit unit yang homogen. Perencanaa agregat menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, sering kali tiga sampai delapan belas bulan kedepan. Dalam hal ini menajer operasi dituntut untuk mampu menentukan cara terbaik untuk memenuhi ramalan permintaan dengan menyesuaikan antara tingkat produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan, waktu lembur, tingkat nilai sub kontrak, dan semua variabel yang dapat dikendalikan, dengan tujuan meminimisasi biaya sepanjang periode perencanaan. Perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem perencanaan produksi yang lebih besar, sehingga peramalan mengenai keterkaitan antara rencana dan beberapa faktor internal dan eksternal merupakan sesuatu yang berguna,manajer operasi tidak hanya menerima input dari ramalan permintaan yang dilakukan departemen pemasaran, tapi juga berurusan dengan keuangan, karyawan, kapasitas dan ketersediaan bahan mentah. Dalam perencanaan agregat ada beberapa metode yang umum digunakan yang mencakup manipulasi tingkat persediaan, produksi, tingkat tenaga kerja, kapasitas serta variabel variabel yang mungkin dikendalikan. Menurut Heizer & Render (2001), ada delapan pilihan metode, lima pilihan pertama disebut pilihan

48 kapasitas karena pilihan ini tidak mencoba mengubah untuk mengubah permintaan tetapi berupaya untuk menyerap fluktuasi permintaan. Tiga pilihan lainnya merupakan pilihan permintaan, agar dapat memuluskan perubahan perubahan sepanjang periode perencanaannya. a. Pilihan Kapasitas 1. Tingkat persediaan yang berubah ubah, manajer dapat menambah persediaan sepanjang satu periode dimana tingkat permintaan rendah, untuk memenuhi tingkat permintaan yang tinggi, pada periode yang akan datang. Jika memilih strategi murni ini, maka biaya biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi penanganan, kelalaian, pencurian, dan modal yang di investasikan akan meningkat. Dipihak lain, ketika perusahaan memasuki periode dimana permintaan meningkat, dapat terjadi kekurangan stok sehingga tidak terjadi penjualan yang semestinya dapat dihasilkan, karena waktu antara yang kemungkinan lebih lama dan pelayanan konsumen yang lebih buruk. 2. Mengubah jumlah tenaga kerja dengan cara merekrut ataupun memberhentikan tenaga kerja. Satu cara untuk memenuhi permintaan adalah mempekerjakan atau memberhentikan para pekerja produksi untuk menyesuaikan dengan tingkat produksi. Namun,sering kali pekerja baru perlu dilatih dan produktivitas akan menurun selagi mereka terserap kedalam perusahaan. Pemberhentian atau pemecatan dapat menurunkan moral para pekerja dan dapat mengarah pada produkivitas yang lebih rendah lagi.

49 3. Mengubah tingkat produksi berdasarkan waktu lembur atau waktu kosong. Kadangkala mungkin bagi kita untuk mempertahankan jumlah tenaga kerja yang konstan, tetapi jam kerjanya yang akan diubah. Meskipun demikian, walaupun dalam keadaan permintaan meningkat, waktu lembur yang realistis tentu ada batasnya. Upah lembur jumlahnya lebih besar, dan waktu lembur yang terlalu panjang dapat membuat pekerja letih, sehingga produktivitas menurun secara drastis. Waktu lembur juga mengindikasikan biaya pabrikase yang bertambah karena fasilitas produksinya berjalan. Dipihak lain ketika permintaan menurun, perusahaan harus dengan cara apa pun menyerap waktu kosong pekerja, hal ini biasanya merupakan proses yang sulit. 4. Subkontrak. Perusahaan dapat juga memperoleh kapsiats sementara dengan melakukan subkontrak pada beberapa pekerja selama permintan konsumen berada pada periode puncak. Meskipun demikian, tindakan melakukan subkontrak sangat merugikan. Pertama subkontrak memakai biaya, kedua subkontrak membuka kemungkinan klien akan lari kepesaing, ketiga sering kali sulit menemukan pemasok subkontrak yang sangat tepat, yaitu pemasok yang selalu memasok produk yang bermutu baik, tepat pada waktunya. 5. Mempekerjakan tenaga tenaga kerja paruh waktu. Khususnya disektor jasa, pekerja paruh waktu dapat mengisi kebutuhan akan pekerja tak terlatih. b. Pilihan Permintaan 1. Mempengaruhi Permintaan. Pada saat permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba meningkatkan permintaan melalui periklanan, promosi, penjualan sistem personal selling, dan potongan potongan harga.

50 2. Pesanan cadangan dalam memenuhi permintaan pada periode permintaan tinggi. Pesanan cadangan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan namun tidak dapat dilayani pada saat itu (baik karena sengaja maupun kebetulan), namun pendekatan ini dapat menghilangkan kesempatan menjual barang barang atau jasa yang lain. 3. Product mix antar musim. Teknik pemulusan aktif yang banyak digunakan secara luas diantara perusahaan perusahaan manufaktur adalah pengembangan product mix untuk barang barang yang berlawanan musim ramainya. Namun, perusahaan jasa (juga manufaktur) yang menerapkan pendekatan iniakan menemukan bahwa mereka terlibat dalam pelayanan jasa atau produk yang di luar jangkauan keahlian mereka atau diluar pasar target mereka. Meskipun kedua strategi diatas dapat memproduksi jadwal agregat yang efektif dari segi biaya, kombinsai dari pilihan pilihan tersebut, (strategi campuran) sering kali lebih berhasil. Strategi campuran mencakup pengabungan dua atau lebih variabel variabel yang dapat dikendalikan untuk menetapkan rencana produksi. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan kombinasi dari jam lembur, subkontrak, dan pemerataan persediaan, ataupun ribuan kombinasi berbeda, karena tidak selalu memungkinkan bagi kita untuk menemukan satu rencana agregat yang optimal. Startegi strategi yang umum digunakan dalam perencanaan agregat adalah sebagai berikut:

51 Table 4. Forecast PT. INS pada bulan April-Desember 2015 Bulan UNIT SPEEDOMETER ASSY ANALOG DAN DIGITAL Type W Tipe X Tipe Y Tipe Z Total April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Sumber: Data forecast PT. Indonesia Nippon Seiki Tahun 2015 Ket: tipe speedometer dari customer yang diproduksi pada mesin & peralatan yang sama Tipe W Tipe X Tipe Y Tipe Z : KV, KY, KW, KX, dan KM : XA,XB,XC, dan XD : S1, S2, dan S3 : C123, C122, dan C121 Adapun untuk pengumpulan dan pengolahan data adalah sebagai berikut : a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian PPC. d B = Σ(d)...(2) d B = demand produk/bulan d = demand masing masing jenis produk/bulan

52 (d) April = (Tipe W + Tipe X + Tipe Y + Tipe Z) = ( ) = unit Speedometer Table 5. Demand PT. INS Periode April-Des 2015 Bulan Jumlah Permintaan Bulan Jumlah Permintaan April September Mei Oktober Juni Nopember Juli Desember Agustus Rata-rata b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya. In I In I Ss In I = Σ(ss) (3) = inventori awal = safety stock = = unit. c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat berubah sesuai kebutuhan maupun faktor faktor tertentu. R prod = Rata rata (Σd B ) (4)

53 R prod = Rencana produksi bulanan d B = demand produk/bulan R prod = ( ) / 9 = unit/bulannya. d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KO P ) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal. KO P KO P KO T = Rata rata (ΣKO T ) (5) = Kapasitas produksi optimal pekerja = kapasitas produksi tenaga kerja/bulan Table 6. Kapasitas produksi Speedometer PT. INS Lini Produksi Kapasitas/jam Man Power SA1 218 unit 22 SA2 212 unit 22 SA3 212 unit 22 SA4 218 unit 22 SA5 212 unit 22 SA6 100 unit 17 SA7 212 unit 22 SD1 168 unit 8 SD2 93 unit 8 SD3 106 unit 9

54 KO P SA 1 dan 4 : 1 jam = 218 speedometer; maka 1 shift = 218 x 8 jam kerja = unit/shift Dalam satu bulan = x 22 1 hari = unit speedometer/bulan dalam satu shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan: TK/shift = 1.744speedometer/bulan. KO P SA 2,3,5,7, dan 8 : 1 jam = 212 speedometer; maka 1 shift = 212 x 8 jam kerja = unit/shift Dalam satu bulan = x 22 hari = unit speedometer/bulannya dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan: TK/shift = speedometer/bulan. KO P SA 6 : 1 jam = 100 speedometer; maka 1 shift = 100 x 8 jam kerja = 800 unit/shift Dalam satu bulan = 800 x 22 hari = unit speedometer/bulannya dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan: TK/shift = speedometer/bulan. KO P SD 1 : 1 jam = 168 speedometer; maka 1 shift = 168 x 8 jam kerja = unit/shift 1 Rata-rata hari kerja perbulan

55 Dalam satu bulan = x 22 hari = unit speedometer/bulannya dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan: = speedometer/bulan. 8 TK/shift KO P SD 2 : 1 jam = 93 speedometer; maka 1 shift = 93 x 8 jam kerja = 744 unit/shift Dalam satu bulan = 744 x 22 hari = unit speedometer/bulannya dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan: TK/shift = speedometer/bulan. KO P SD 3 : 1 jam = 106 speedometer; maka 1 shift = 106 x 8 jam kerja = 848 unit/shift Dalam satu bulan = 848 x 22 hari = unit speedometer/bulannya dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan: TK/shift = speedometer/bulan. Maka diperoleh akumulasi tingkat produksi optimal pekerja sebagai berikut: KOp = Rata rata (ΣKO T )......(6) Kop = (2x1.744) (5x1.696) Lini Produksi = speedometer/bulan. Maka berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan satu orang tenaga kerja mampu memproduksi speedometer dalam waktu satu bulan.

56 TK db =..... (7) KOp TK = Jumlah Tenaga kerja d B = demand produk/bulan KO P = Kapasitas produksi optimal pekerja TK pada bulan April = speedomete r/bulan speedomete r/tk = 259, Maka menurut Level strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan pada bulan April adalah 259 orang tenaga kerja. Ingat: karena tingkat produksi tetap setiap bulannya maka jumlah tenaga kerja konstan dari bulan April sampai pada akhir periode pada bulan Desember. Jika tidak terjadi penambahan jumlah produksi pada periode ini.

57 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy 1. Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubah ubah Ciri strategi ini: Mempertahankan tingkat produksi yang tetap. Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs and lost seads. Perhitungan biaya pada Level Strategic: 1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan. Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan 1.(1) Biaya TK bulan April = 259 orang x Rp ,-= Rp Karena TK pada setiap bulan adalah konstan maka biaya tenaga adalah: Rp x 9 bulan = Rp ,- 1 Disesuaikan dengan UMR regional pembulatan (serang-banten) 45

58 46 2. Biaya Penyimpanan (Inventory cost) adalah biaya yang diperlukan dalam proses penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan bergerak, dan biaya listrik. Inv cost = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan (2) Table 1. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang No Keterangan Harga satuan (Rp) Jumlah Hari Kerja Jumlah objek Σ Biaya (Rp) 1 Upah tenaga kerja 2,020, , Pembelian air minum galon 17, , Neon philip 100 watt 79, , Komputer scan barang 1,700, , Iuran listrik 1,050, , TOTAL 236, Asumsi Satu Tahun 19, Asumsi 12 Lokasi Storage 1, Table 2. Kapasitas Penyimpanan perbulan Level Strategic INVENTORY AKHIR (unit) Apr Aug Mei Sep Jun Okt Jul Nop Des Maka biaya penyimpanan adalah: April = unit x Rp 1.645,- = Rp ,- 2 Asumsi berdasarkan dummy perusahaan (lihat lampiran)

59 47 Table 3. Biaya Penyimpanan Level Strategi periode April-Desember 2015 Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Mei 237,445,880 September 49,409,220 Juni 209,390,405 Oktober 56,010,605 Juli 17,236,310 November 64,278,375 Agustus 126,355,740 Desember 114,770,005 Table 4. Perhitungan biaya Level Strategi periode April-Des 2015 Bulan Dalam Rupiah (Rp) Reguler Biaya Inventory Total Cost April 523,180, ,584, ,764,355 Mei 523,180, ,445, ,625,880 Juni 523,180, ,390, ,570,405 Juli 523,180,000 17,236, ,416,310 Agustus 523,180, ,355, ,535,740 September 523,180,000 49,409, ,589,220 Oktober 523,180,000 56,010, ,190,605 Nopember 523,180,000 64,278, ,458,375 Desember 523,180, ,770, ,950,005 Total Cost 5,792,100,895 Berdasarkan perhitungan data pada Lampiran dan Tabel 10 di atas dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Level Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp ,- 2. Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand. Ciri strategi ini: Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan / order Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan

60 48 Secara umum rumus dan data adalah sama dengan Level Strategic. Namun perbedaan ada pada jumlah kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja, Inventori akhir dan total biaya perencanaan. a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian PPC. d B = Σ (d)...(3) b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya. In I = Σ (ss) (4) c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat berubah sesuai kebutuhan maupun faktor faktor tertentu Karena tingkat produksi disesuaikan dengan jumlah forecast maka tidak dilakukan penghitungan, terhadap rencana kapasitas produksi. d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KO P ) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal. TK db = (5) KOp TK April = = 228, orang

61 49 Maka berdasarkan perhitungan Chase strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan pada periode April Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 11 ini: Table 5. Jumlah TK Chase Strategi periode April-Desember 2015 Bulan Σ Tenaga kerja Bulan Σ Tenaga kerja Mei 250 September 284 Juni 268 Oktober 257 Juli 271 November 256 Agustus 274 Desember 243 perhitungan biaya pada Chase Strategic: 1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan. Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan....(6) Biaya TK bulan April = 229orang x Rp ,- = Rp ,- Berdasarkan perhitungan diatas, biaya tenaga kerja dengan metode Chase startegic dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini: Table 6. Biaya TK Chase Strategi Periode April-Des 2014 Bulan Σ Tenaga kerja Bulan Σ Tenaga kerja Mei Rp September Rp Juni Rp Oktober Rp Juli Rp November Rp Agustus Rp Desember Rp

62 50 2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan bergerak, dan biaya listrik. (Inv cost) = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan......(7) Dikarenakan jumlah inventori adalah konsiten yaitu pada titik buffer stock, maka biaya penyimpanan juga konsisten pada setiap bulannya, yaitu : Inv = x Rp 1.645,- = Rp ,- Maka total biaya penyimpanan pada periode April Desember adalah: Rp ,- x 9 = Rp ,- Table 7. Perhitungan Biaya Chase Strategi periode April-Des 2015 Bulan Dalam Rupiah Reguler Biaya Inventory Total Cost April 462,580, ,770, ,350,005 Mei 505,000, ,770, ,770,005 Juni 541,360, ,770, ,130,005 Juli 547,420, ,770, ,190,005 Agustus 553,480, ,770, ,250,005 September 573,680, ,770, ,450,005 Oktober 519,140, ,770, ,910,005 Nopember 517,120, ,770, ,890,005 Desember 490,860, ,770, ,630,005 Total Cost 5,743,570,045 Berdasarkan perhitungan Chase Strategipada Lampiran dan Tabel 13, dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Case Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp ,-

63 51 2. Mix strategic merupakan metode pengabungan antara Level dan Case Stategic.Ciri strategi ini: Memiliki tingkat produksi yang tetap pada beberapa periode dan berfluktuasi sesuai perubahan permintaan berdasarkan periode yang di tetapkan Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan dengan permintaan a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian PPC. d B = Σ (d)...(1) b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya. Data dan rumus yang digunakan sama dengan Level Strategic. In I = Σ (ss) (2) c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat berubah sesuai kebutuhan maupun faktor faktor tertentu. R prod = (Rata rata d B periode I) + (Rata rata d B periode II)+dst...(3) R prod (3 bulanan) maka dapat di hitung sebagai berikut:

64 Periode April Juni = ( ) 3 = Periode Juli September = ( 3 ) = Periode Oktober Desember = ( ) 3 = d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KO P ) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal. TK db = (4) KOp TK April Juni = = 249 orang TK Juli September = TK Oktober- Desember = = 276orang = 252orang Maka berdasarkan perhitunganmix strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan pada periode April Desember 2015untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran.

65 53 Perhitungan biaya pada Mix Strategic: 1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan. Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan...(5) Biaya TK bulan April Juni = 249 orang x Rp = Rp ,- Biaya TK bulan Juli Sept = 276 orang x Rp = Rp ,- Biaya TK bulan Okt Des = 252 orang x Rp = Rp ,- 2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan bergerak, dan biaya listrik. (Inv cost) = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan (6) Maka Biaya penyimpanan adalah: Inv April = x Rp 1.645,- = Rp ,-

66 54 Untuk biaya penyimpanan setiap bulannya adalah sebagai berikut: Table 8. Biaya Penyimpanan Mixed Strategi periode April-Des 2015 Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Mei 174,366,710 September 114,768,360 Juni 114,771,650 Oktober 99,583,365 Juli 131,070,310 November 86,064,755 Agustus 138,388,915 Desember 114,770,005 Table 9. Perhitungan Biaya Mix Strategi periode April-Des 2015 Bulan Dalam Rupiah Reguler Biaya Inventory Total Cost April 502,980, ,044, ,024,770 Mei 502,980, ,366, ,346,710 Juni 502,980, ,771, ,751,650 Juli 557,520, ,070, ,590,310 Agustus 557,520, ,388, ,908,915 September 557,520, ,768, ,288,360 Oktober 509,040,000 99,583, ,623,365 Nopember 509,040,000 86,064, ,104,755 Desember 509,040, ,770, ,810,005 Total Cost 5,859,448,840 Berdasarkan perhitungan Mix Strategi data pada Lampiran dan Tabel 15 diatas, dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Mix Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp ,- 5.2 Analisa Biaya Masing-masing Strategi Perbandingan biaya hasil perhitungan masing masing strategi, maka dapat disimpulkan pada Tabel 16 berikut ini:

67 55 Table 10. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi Metode Level Strategic Chase Strategic Mixed Strategic Biaya Tenaga Kerja (Rp) 4,708,620,000 4,710,640,000 4,708,620,000 Biaya Penyimpanan (Rp) 1,083,480,895 1,032,930,045 1,150,828,840 Total Biaya (Rp) 5,792,100,895 5,743,570,045 5,859,448, Analisa Hasil Masing-masing Strategi Perbandingan hasil perhitungan masing masing strategi, maka dapat disimpulkan pada Tabel 17 berikut ini: Table 11. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi Perencanaan Agregat Metode Level Strategic Chase Strategic Mix Strategic Total Biaya Rp ,- Rp ,- Rp ,- Tingkat Produksi Tetap Fluktuatif Tetap dalam beberapa periode dan fluktuatif Tingkatan Biaya Kedua Pertama Ketiga Biaya rendah Biaya Tinggi Biaya lebih rendah Hasil Membatasi permintaan pasar Tidak membatasi permintaan dari metode chase Tidak membatasi permintaan Bahwa dalam Perencanaan Agregat periode April Desember 2015 pada PT. INS metode yang memiliki biaya produksi paling minim adalah Chase dan Level strategi. Maka metode yang paling baik untuk diterapkan adalah Chase strategic karena memiliki biaya lebih kecil di bandingkan Level Strategic.

68 Discussion Jumlah Tenaga Kerja yang konstan cenderung menghasilkan output stabil dibandingkan dengan TK yang fluktuatif. Tenaga kerja yang fluktuatif cenderung memberikan image perusahaan, kondisi financial yang kurang stabil. Fungsi recruitment dalam administrasi juga menjadi lebih banyak jika terlalu banyak merekrut dan berganti-ganti man power. 5.5 Jadwal Induk Produksi (JIP) Sistem JIP berasal dari perencanaan agregatspeedometer PT. INS secara keseluruhan, JIP untuk bulan April 2015 dibuat pada saat bulan Maret JIP produk pada bulan April 2015 berasal dari Costumer Order (pesanan konsumen) yaitu unit speedometer. Dalam pembuatan JIP pesanan konsumen dinaikan 10%. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kekurangan jumlah produk yang diakibatkan dari cacat produk dan perubahan permintaan sebesar 5%. Dibawah ini merupakan langkah untuk membuat JIP periode April Mei 2015 sebagai berikut : Table 12. Jadwal Induk Produksi Speedometer April-Mei 2015 Bulan April Mei Minggu 0 I II III IV V VI VII VIII GR CO OH JIP-R JIP-S AP

69 57 1. Gross Requerment adalah jumlah produk yang akan di produksi pada periode tertentu, jumlah ini diperoleh melalui forecast bulanan yang di breakdown menjadi target produksi mingguan. 2. Customer Order adalah jumlah pesanan konsumen yang harus dipenuhi sesuai waktu yang ditentukan (diasumsikan dari hasil produksi bulanan). 3. On Hand inventory merupakan jumlah stock yang disimpan pada akhir periode produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan permintaan pada periode berikutnya. 4. JIP R (JIP Requerment/Real) adalah suatu jumlah produk yang diharapkan untuk diselesaikan dan tersedia pada periode tertentu. 5. JIP-S (JIP Schedule) adalah rencana produksi yang akan dilakukan, JIP S ditentukan satu periode sebelumnya. 6. Available-to-Promise (AP) adalah jumlah stok yang tersedia pada periode tertentu setelah order sudah dipenuhi (siap untuk memenuhi order baru).

70

71 58 BAB VI PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dan perhitungan Perencanaan Agregat Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia Nippon Seiki menggunakan metode Chase, Level dan Mixed Strategy dengan metode peramalan penjualan yang mendapatkan error terkecil dan grafik ramalan penjualanyang paling responsive adalah metode deret berkala (time series methode), yaitu Moving Average. Maka diperoleh hasil biaya yang paling minimum yaitu Chase Strategy sebesar Rp. Rp ,- Sehingga perusahaan bisa menentukan dan memilih perencanaan produksi satu tahun kedepan dengan optimal serta dapat mempertimbangkan biaya yang paling minim. 58

72 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk para pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut: Dari hasil perencanaan produksi yang telah dibuat hendaknya perusahaan menerapkan sistem perencanaan produksi agregat satu tahun kedepan. Sehingga perusahaan dapat melakukan perencanaan yang optimal dan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena perencanaan produksi yang digunakan oleh perusahaan masih berdasarkan pengalaman atau histori. Peneliti dalam melakukan penelitian memiliki keterbatasan, diantaranya berkaitan dengan subjek penelitian yang terbatas pada divisi Production Planning & Inventory Control. Penulis menyarankan melakukan penelitian lebih lanjut pada bagian Purchasing untuk menentukan Kebutuhan Material (Material Requrement Planning) yang akan di produksi dan perencanaan Jadwal Induk Produksi yang lebih mendetail. 59

73 DAFTAR PUSTAKA AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia). Statistic Motorcycle Production Wholesales Domestic and Exports. 5 Januari Assauri, S Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Assauri, S Teknik dan Metode Peramalan Penerapannya Dalam Ekonomi dan Dunia Usaha. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Buffa, Elwood S dan Sarin, Rakesh K Manajemen Operasi & Produksi Modern. Ed ke-8. Jakarta: Binarupa Aksara. [FT UI] Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Inhouse Training Agustus Jakarta : Universitas Indonesia. Handoko, T. Hani Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Ed ke- 1. Yogyakarta: BPFE. Heizer, jay dan Reinder, B dan Manajemen Operasi. Ed ke-7. Jakarta: Salemba Empat. Ishak, Aulia Manajemen Operasi. Jakarta: Graha Ilmu. Kusumah, Hendra Manajemen Produksi. Ed ke-3. Yogyakarta: Andi. Makridakis Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Bina Aksara. Ma arif, M.S. dan H. Tanjung Manajemen Operasi (edisi 3). Jakarta: Grasindo.

74 Samuel Perencanaan Agregat PT. Aqua Golden Missisipi Plant Mekarsari [Tugas Akhir]. Bogor: Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa. Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor.

75 LAMPIRAN 62

76 Lampiran 1. Forecasting 2015 Metode Weight Moving Average Month Demand(y) Forecast Error Error Error^2 % Error January February March April May June July August September October November December TOTALS AVERAGE Next period (Bias) (MAD) (MSE) (MAPE) Std err Lampiran 2. Grafik forecasting 2015 Weight Moving Average 62

77 Lampiran 3. Forecast 2015 Metode Exsponential Smoothing Month Demand(y) Forecast Error Error Error^2 % Error January February March April May June July August September October November December TOTALS AVERAGE Next period (Bias) (MAD) (MSE) (MAPE) Std err Lampiran 4. Grafik forecasting 2015 Exponential Smoothing 63

78 Lampiran 5. Perencanaan Agregat Level Strategic pada PT. INS tahun 2015 Bulan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Initial Inventori Tenaga Kerja Lembur Tingkat Produksi Deman Forecasting Inventori (akhir) Lampiran 6. Perencanaan Agregat Chase Strategic pada PT. INS tahun 2015 Bulan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November desember Total Initial Inventori Tenaga Kerja Lembur Tingkat Produksi Deman Forecasting Inventori (akhir)

79 Lampiran 7. Perencanaan Agregat Mixed Strategic pada PT. INS tahun 2015 Bulan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November desember Total Initial Inventori Tenaga Kerja Lembur Tingkat Produksi Deman Forecasting Inventori (akhir) ,411, , ,001 69,773 79,681 84,130 69,771 60,539 52,320 69,769 65

80 Lampiran 8. Statistik Produksi Aktual Sepeda Motor Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI)

81 Lampiran 9. Struktur Organisasi PPC PT. INS 67

82 Lampiran 10.Katalog Produk Speedometer PT. INS 68

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT SPEEDOMETER RODA DUA DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penulisan Penelitian dilakukan di PT. Indonesia Nippon Seiki yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Jl. Utama Modern Industri Blok E Desa Barengkok,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 32 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Perencanaan Produksi Perencanaan produksi diperlukan karena didalam setiap unit produksi ada manusia, mesin, dan material yang dimanfaatkan sebaik baiknya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SEJARAH SINGKAT PT. GMF AEROASIA Dimulai pada tahun 1949, GMF AeroAsia berasal dari Divisi Teknik Garuda Indonesia Airlines di Kemayoran dan Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY BAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY BAB V ANALISA HASIL 5.1 1. Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy Level strategic dimana tingkat produksi tetap

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy 1. Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubah ubah Ciri strategi ini: Mempertahankan tingkat produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui transformasi dari masukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X merupakan industri makanan di Depok yang memproduksi roti dengan 23 varian roti. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah sering terjadinya over stock dan terkadang lost sales yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Landasan Teori Jadwal Induk Produksi Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: production, aggregate planning, cost efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: production, aggregate planning, cost efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT P.T Senayan Sandang Makmur is a company engaged in the manufacturing industry. In the course of its operations, the company is always striving to achieve its objectives, namely to meet consumer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PengertianPeramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Landasan Teori Jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PRODUK CJM TIPE PICK UP STANDARD DENGAN METODE AGGREGATE PLANNING

SKRIPSI ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PRODUK CJM TIPE PICK UP STANDARD DENGAN METODE AGGREGATE PLANNING SKRIPSI ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PRODUK CJM TIPE PICK UP STANDARD DENGAN METODE AGGREGATE PLANNING ( Studi Kasus Di PT. Krama Yudha Ratu Motor, Kawasan Industri Pulo Gadung ) Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini adalah data permintaan produk CJM tipe PU STD periode Januari 2015 sampai Desember 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini adalah data permintaan produk CJM tipe PU STD periode Januari 2015 sampai Desember 2015. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan ekonomi nasional saat ini semakin terus meningkat, hal ini ditandai dengan upaya dari berbagai perusahaan yang terus mengembangkan inovasi, dan kreativitas

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI6) 2010

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI6) 2010 PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN ONGKOS PRODUKSI MINIMUM PADA PERUSAHAAN ABC Ahmad Staf Pengajar Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: ahmad_industri@tarumanagara.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan persaingan yang makin ketat di antara perusahaan-perusahaan yang ada di pasar. Setiap perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha iii ABSTRAK Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin pesat, persaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Keadaan seperti ini membuat perusahaan terus melakukan perbaikan terutama dalam mengefisienkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 9 Pokok Bahasan Dosen : Perencanaan Produksi : Prof.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT BLOK REM KERETA API: STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT BLOK REM KERETA API: STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT BLOK REM KERETA API: STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Afni Sahara (0911011) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT PT. X is a private company engaged in the food production. PT. X produces 3 types of raw crackers such as onion crackers, yellow crackers and tongue crackers. Increase in number of food production

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

Bab 5-6. Perencanaan Kapasitas

Bab 5-6. Perencanaan Kapasitas Bab 5-6 Perencanaan Kapasitas Capacity Planning Menetapkan tingkat keseluruhan sumber daya produktif Mempengaruhi respon lead time, biaya & daya saing Menentukan kapan dan berapa banyak untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, beikut adalah beberapa pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Peramalan Makridakis(1993:4) mendefinisikan peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. Organisasi selalu menentukan sasaran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri (diferensiasi)

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri (diferensiasi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mendirikan suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, penciptaan produk atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diajukan. Sugiyono (2014:2) mengatakan bahwa: secara umum metode. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. diajukan. Sugiyono (2014:2) mengatakan bahwa: secara umum metode. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang digunakan Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Daniel Kurniawan 1, Tanti Octavia 2 Abstract: Production planning, capacity determination and objective value on CV. X only refers

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG TUGAS AKHIR Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

SKRIPSI. : Guntur Dwi Prakoso NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

SKRIPSI. : Guntur Dwi Prakoso NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016 ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CAT PADA PT. KANSAI PAINT INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN PERBANDINGAN TEKNIK LFL, EOQ, DAN PPB SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin ketat. Akibatnya perusahaan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan, dimana salah satu tujuan

Lebih terperinci

berhati-hati dalam melakukan perencanaan agar tidak terjadi kekosongan stok akan bahan baku dan produk jadi. Salah satu kesalahan perencanaan yang dil

berhati-hati dalam melakukan perencanaan agar tidak terjadi kekosongan stok akan bahan baku dan produk jadi. Salah satu kesalahan perencanaan yang dil Penyusunan Jadwal Induk Produksi Pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia Alden Siregar (30404050) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Contact Person : Alden

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Flowchart pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat melakukan penelitian. Dimulai dari tahap observasi di PT. Agronesia

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian dan Peranan Peramalan Aktivitas manajerial khususnya dalam proses perencanaan, seringkali membutuhkan pengetahuan tentang kondisi yang akan datang. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bisnis semakin berkembang dengan cepat membuat kompetisi di antara perusahaan semakin ketat. Hal ini membuat perusahaan mencari cara yang terbaik untuk mengatasi masalah persaingan, dimana untuk

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Tinjauan Pustaka Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT. LG Electronics adalah sebagai berikut : 1. Peramalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

Abstract. Keywords : fluctuating demand, aggregate planning, strategy. Universitas Kristen Maranatha

Abstract. Keywords : fluctuating demand, aggregate planning, strategy. Universitas Kristen Maranatha Abstract Setia Bakery Company is a private company engaged in the field of home industry. The type of products manufactured and sales are fresh bread. Increasing number of companies engaged in the food

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA 1110931016 Pembimbing : Ir. JONRINALDI Ph.D, IPM JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Pengendalian Stock Cutting Tool Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Di Workshop United Can Company

TUGAS AKHIR. Pengendalian Stock Cutting Tool Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Di Workshop United Can Company TUGAS AKHIR Pengendalian Stock Cutting Tool Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Di Workshop United Can Company Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi Kotak Karton Tipe PB/GL pada PT.Guru Indonesia Ciracas, Jakarta Timur dengan Metode Transportasi.

Perencanaan Produksi Kotak Karton Tipe PB/GL pada PT.Guru Indonesia Ciracas, Jakarta Timur dengan Metode Transportasi. Perencanaan Produksi Kotak Karton Tipe PB/GL pada PT.Guru Indonesia Ciracas, Jakarta Timur dengan Metode Transportasi. Ariyanto Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkoordinasikan penggunaan sumber daya sumber daya yang berupa. sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya dana serta

BAB I PENDAHULUAN. mengkoordinasikan penggunaan sumber daya sumber daya yang berupa. sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya dana serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen operasi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini mendorong perusahaan untuk semakin mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen dan juga kemampuan untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Oleh karena

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI PRODUK BATEEQ MENGGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PT. EFRATA RETAILINDO SUKOHARJO

PERAMALAN PRODUKSI PRODUK BATEEQ MENGGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PT. EFRATA RETAILINDO SUKOHARJO PERAMALAN PRODUKSI PRODUK BATEEQ MENGGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PT. EFRATA RETAILINDO SUKOHARJO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. sebagainya, sehingga proses dapat dilaksanakan dengan biaya yang minimum. Perusahaan PT ORIENTAL merupakan sebuah perusahaan yang bergerak

ABSTRAKSI. sebagainya, sehingga proses dapat dilaksanakan dengan biaya yang minimum. Perusahaan PT ORIENTAL merupakan sebuah perusahaan yang bergerak ABSTRAKSI Dengan semakin tingginya persaingan dunia industri celup kain, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara menjaga efisiensinya guna dapat bersaing

Lebih terperinci

ANALYSIS OF THE AGGREGATE PLANNING TO MINIMIZE THE PRODUCTION COST AT PT.ANELA

ANALYSIS OF THE AGGREGATE PLANNING TO MINIMIZE THE PRODUCTION COST AT PT.ANELA ANALYSIS OF THE AGGREGATE PLANNING TO MINIMIZE THE PRODUCTION COST AT PT.ANELA Hasbi Nuradli 1501176076 Abstract The rapid growth of seafood industry has lead to fierce competition. PT. Anela is one of

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Untuk membantu penelitian ini maka diperlukan acuan atau perbandingan dalam perencanaan agregat maka diperlukan penelitian terdahulu. Dapat dijelaskan

Lebih terperinci

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Matoa Indonesia Digdaya bergerak di bidang manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa jam tangan kayu. Bahan baku utama yang digunakan merupakan kayu sisa yang sudah tidak terpakai. Guna

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1 PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1 Materi #6 Perencanaan Produksi 2 Perencana produksi adalah karyawan yang berinteraksi dengan sistem persediaan dan sales forecast untuk menentukan berapa banyak yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Di Indonesia, sektor industri properti mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Salah satu produk yang digunakan untuk pembangunan yaitu beton ready mix. Adapun kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap bertahan menghadapi persaingan yang semakin ketat. beli masyarakat. Sehingga harga yang ditawarkan menjadi tinggi, dan

BAB I PENDAHULUAN. tetap bertahan menghadapi persaingan yang semakin ketat. beli masyarakat. Sehingga harga yang ditawarkan menjadi tinggi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian dunia saat ini sedang mengalami penurunan, termasuk negara Indonesia. Hal ini karena terjadinya krisis global yang menerpa di semua

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PERSEDIAAN PART UNTUK ORDER EKSPOR SERVICE PART YANG DIAKIBATKAN OLEH ABNORMAL DEMAND DARI IMPORTER

ANALISIS SISTEM PERSEDIAAN PART UNTUK ORDER EKSPOR SERVICE PART YANG DIAKIBATKAN OLEH ABNORMAL DEMAND DARI IMPORTER UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISIS SISTEM PERSEDIAAN PART UNTUK ORDER EKSPOR SERVICE PART YANG DIAKIBATKAN OLEH ABNORMAL

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

PENERAPAN BULLWHIP EFFECT DALAM MODEL PERSEDIAAN Q DENGAN PENDEKATAN HADLEY WITHIN PADA RANTAI PASOK PT. BUDI RAYA PERKASA TUGAS SARJANA

PENERAPAN BULLWHIP EFFECT DALAM MODEL PERSEDIAAN Q DENGAN PENDEKATAN HADLEY WITHIN PADA RANTAI PASOK PT. BUDI RAYA PERKASA TUGAS SARJANA PENERAPAN BULLWHIP EFFECT DALAM MODEL PERSEDIAAN Q DENGAN PENDEKATAN HADLEY WITHIN PADA RANTAI PASOK PT. BUDI RAYA PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Penulisan Tugas

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011 Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktifitas produksi yang terjadi pada sebuah perusahaan tidak hanya terbatas pada hal yang berkaitan dengan menghasilkan produk saja, namun kegiatan tersebut erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

Penerapan Two Level Master Production Schedule. Untuk Perencanaan Produksi Multi Produk. (Studi Kasus PT. Peleburan Baja, Tbk) TUGAS AKHIR

Penerapan Two Level Master Production Schedule. Untuk Perencanaan Produksi Multi Produk. (Studi Kasus PT. Peleburan Baja, Tbk) TUGAS AKHIR Penerapan Two Level Master Production Schedule Untuk Perencanaan Produksi Multi Produk (Studi Kasus PT. Peleburan Baja, Tbk) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: productions, plans, strategy. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: productions, plans, strategy. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Aggregate planning is an approach to determine the amount and time of production in the medium term. Therefore, production planning is to look better by the company especially to obtain the most

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik (Electrical Equipment) yaitu PT.. Schneider

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Indah Widyasari 0700678465

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERANAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOT SIZING UNTUK PRODUK GARMEN LEGING PADA PT.

TUGAS AKHIR ANALISA PERANAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOT SIZING UNTUK PRODUK GARMEN LEGING PADA PT. TUGAS AKHIR ANALISA PERANAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOT SIZING UNTUK PRODUK GARMEN LEGING PADA PT. XYZ Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar

Lebih terperinci