PENGUKURAN TINGKAT KELELAHAN DAN KETIDAKNYAMANAN PADA KARYAWAN FRONT LINER STUDI KASUS: CUSTOMER SERVICE SRSR BINUS
|
|
- Fanny Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGUKURAN TINGKAT KELELAHAN DAN KETIDAKNYAMANAN PADA KARYAWAN FRONT LINER STUDI KASUS: CUSTOMER SERVICE SRSR BINUS Andi Jorinatan Perum. Taman Sentosa Blok H3 no. 11, Cikarang Bekasi , Henrico Perkasa Cengkareng Indah Blok BI/CD no. 4, Cengkareng Jakarta , Richard Senjaya Jl. Ir. H. Juanda no. 27, Bekasi Timur Bekasi , Rida Zuraida ST., MT. ABSTRAK Kelelahan merupakan suatu hal yang sangat wajar terjadi dalam dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara kelelahan dengan banyaknya keluhan di bagian musculoskeletal yang dialami pekerja. Pengambilan data digunakan dengan metode RULA, fatigue likelihood scoring (FLS), individual fatigue likelihood scoring (IFLS) dan kuesioner Nordic (NMQ). Data-data yang dikumpulkan kemudian diolah lagi dengan melakukan pengujian korelasi Kendall Tau. Pengujian dilakukan dengan nilai α sebesar 10%. Hasil pengujian menghasilkan nilai p-value untuk korelasi antara jumlah keluhan (NMQ) dengan RULA, FLS, dan IFLS masing-masing sebesar 0,821; 0,078; 0,606. Dengan ini dapat dikatakan bahwa jumlah keluhan yang dialami pekerja memiliki berkorelasi positif dengan skor FLS, dan tidak memiliki hubungan dengan skor RULA dan IFLS. Kata kunci: RULA, NMQ, FLS, IFLS, kelelahan PENDAHULUAN Penggunaan komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di perkantoran merupakan hal yang lazim saat ini. Bekerja dengan komputer dalam jangka panjang, disadari memiliki dampak terhadap penurunan kesehatan dan produktivitas. Penggunaan komputer secara umum memerlukan dukungan otot leher, bahu, tangan, dan otot lengan serta sambungannya, jika aktivitas dilakukan terus-menerus akan menyebabkan trauma (Ming & Zaproudina, 2003). Universitas Bina Nusantara merupakan salah satu universitas yang cukup besar di Indonesia yang menerapkan sistem komputerisasi untuk menunjang operasional, sehingga karyawan akan lebih sering menggunakan komputer dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk operasional penyelenggaraan pendidikan, ditangani oleh unit-unit yang melayani seluruh jurusan ataupun program studi, salah satu unit yang ada adalah Student Registration And Service Center (SRSC), yang khusus melayani mahasiswa berkaitan dengan keuangan, registrasi, dan masalah yang berkaitan dengan perkuliahan mahasiswa, dimana karyawan bekerja dalam posisi duduk. Sifat pekerjaan yang lebih banyak dalam posisi duduk, dengan durasi yang cukup lama serta sedikitnya waktu jeda dikarenakan jumlah mahasiswa yang dilayani cukup banyak, dapat mendorong
2 terjadinya kelelahan otot, kelelahan penglihatan, kelelahan mental, kelelahan syaraf dan kelelahan monoton, serta dapat menyebabkan trauma yang sering disebut musculoskeletal disorders. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi bekerja dan waktu kerja karyawan SRSC, serta pengaruhnya terhadap keluhan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dialami oleh karyawan SRSC, setelah itu memberikan pedoman bagi karyawan SRSC untuk mengurangi risiko cedera musculoskeletal dalam bekerja. METODE PENELITIAN Berikut adalah langkah langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Studi pendahuluan diawali dengan pencarian data dan fakta sebagai acuan dasar dalam menentukan faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan dan ketidaknyamanan yang dialami oleh para pegawai Student Registration And Service Center (SRSC). Setelah itu dilakukan identifikasi masalah dengan mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan dan ketidaknyamanan para karyawan SRSC, selanjutnya dilakukan studi pustaka untuk mencari teori teori dan metode metode yang tepat sebagai dasar dalam menentukan data apa saja yang perlu diambil dan membantu dalam pengolahan data, dimana teori-teori tersebut dapat ditemukan di buku maupun sumber lain. Metode metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rapid Upper Limb Assesment (RULA), The Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ), Fatigue Likelihood Scoring (FLS) dan Individual Fatigue Likelihood Scoring (IFLS). Gambar 1 Kerangka Pikir Sebelum memulai pengumpulan data, responden terlebih dahulu dijelaskan mengenai penelitian yang dilaksanakan. Pada informed consent, responden akan dijelaskan prosedur apa saja yang harus dilakukan selama pengumpulan data dilakukan. Tujuan penelitian dan risiko selama proses pengambilan data juga dijelaskan pada informed consent. Pada informed consent juga terdapat pernyataan bahwa kerahasiaan datadata dari responden akan terjamin. Setelah responden membaca informed consent, responden diminta untuk memberi tanda tangan di bagian yang telah disediakan sebagai pertanda menyetujui keikutsertaan dalam penelitian yang dilaksanakan. Selain informed consent, responden juga diberikan petunjuk standar eksperimen yang berisi mengenai metodemetode apa yang akan digunakan selama penelitian dan juga alokasi waktu yang dibutuhkan dalam setiap pengambilan data yang dilakukan selama masa penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengambilan gambar/foto posisi saat bekerja (RULA), mengisi kuesioner berisi pertanyaan mengenai keluhan rasa sakit atau ketidaknyamanan di bagian tubuh tertentu yang
3 dialami responden (NMQ), mengisi kuesioner mengenai jadwal kerja (Fatigue Likelihood), dan mengisi kuesioner mengenai kelelahan pribadi yang dialami responden (IFLS). Gambar 2 Kuesioner NMQ Selanjutnya data yang telah didapat kemudian diolah dengan menggunakan metode berdasarkan teori yang digunakan. Gambar/foto posisi kerja yang telah diambil kemudian dihitung sudut-sudut pada setiap kriteria sehingga menghasilkan nilai yang dapat menunjukkan tingkat risiko pada posisi bekerja sekarang. Jawaban dari kuesioner NMQ diolah untuk mengetahui keluhan-keluhan para karyawan SRSC. Jawaban dari Kuesioner Fatigue Likelihood diolah untuk mendapatkan nilai level kelelahan yang dapat digunakan sebagai parameter tingkat kelelahan para karyawan SRSC. Kemudian jawaban dari kuesioner IFLS diolah untuk mengetahui nilai level kelelahan pribadi yang dapat digunakan sebagai parameter tingkat kelelahan pribadi para karyawan SRSC.
4 Gambar 3 RULA Employee Assessment Worksheet Setelah seluruh data diolah, kemudian hasil tersebut dianalisa untuk mencari korelasi antara setiap data yang digunakan. Untuk menguji hubungan hasil nilai risiko digunakan uji Kendall Tau, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Gambar 4 Postur Tubuh Responden saat Bekerja
5 HASIL DAN BAHASAN Pengamatan dilakukan terhadap seluruh karyawan front liner yang berjumlah 17 orang dan dilakukan selama bulan April-Mei Responden terdiri dari 8 pria dan 9 wanita dengan rentang umur antara 17 hingga 29 tahun. Selain dengan pengamatan langsung, pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner yang bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai keluhan-keluhan di bagian tubuh tertentu, jadwal kerja dan waktu tidur dalam 48 jam terakhir. Berikut ini adalah hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan metode RULA. Kriteria Tabel 1 Hasil Perhitungan RULA Responden ke Upper Arm Lower Arm Wrist Wrist Twist Neck Trunk Legs Muscle Use Force/Load Skor Akhir Berdasarkan hasil dari pengukuran dengan metode RULA, 1 responden memperoleh skor 2, 13 responden memperoleh skor akhir 3, dan 3 responden memperoleh skor 4. Skor akhir 3 diperoleh paling banyak responden, namun baik skor 3 maupun 4 memiliki arti yang sama. Rata-rata skor akhir 3,118. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa investigasi lebih lanjut perlu dilakukan dan kemungkinan membutuhkan diadakannya perubahan agar dapat mencegah atau mengurangi risiko dari postur kerja saat ini. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan dari stasiun kerja saat ini adalah posisi layar komputer yang berada di bawah meja, yang mengharuskan leher dari responden untuk membungkuk agar bisa melihat layar dengan jelas. Selain bagian leher, tulang belakang dari responden juga harus membungkuk. Kuesioner Nordic digunakan untuk mengetahui keluhan di bagian tubuh mana saja yang dialami oleh tiap responden dalam pekerjaannya selama 12 bulan terakhir dan 7 hari terakhir. Selain itu juga untuk mengetahui apakah keluhan-keluhan di bagian tubuh tersebut menghambat responden untuk melakukan kegiatannya. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari pengumpulan data dengan kuesioner NMQ. Tabel 2 Hasil Pengumpulan Data Nordic Musculoskeletal Questionnaire No Bagian Tubuh Keluhan Kurun Waktu 12 Bulan Terakhir Kurun Waktu 7 Hari Terakhir Merasa Terganggu Pekerjaannya Ya Ket. Tidak Ya Ket. Tidak Ya Tidak 1 Leher Bahu 1 kanan 7 2 kanan kiri 1 kiri
6 8 kiri dan kanan 5 kiri dan kanan 3 Siku 2 kanan 14 2 kanan Pergelangan Tangan/ Tangan 0 kiri 0 kiri 1 kiri dan kanan 1 kiri dan kanan 6 kanan 6 4 kanan kiri 0 kiri 4 kiri dan kanan 4 kiri dan kanan 5 Punggung Atas Punggung Bawah Pinggul/Paha/Bokong Lutut Pergelangan Kaki/Kaki Total (x) Total pertanyaan * Jumlah Responden (y) Persentase (x/y) 56% - 44% 39% - 61% 42% 58% Berdasarkan hasil Nordic Musculoskeletal Questionnaire yang telah dirangkum dapat terlihat bahwa dalam 12 bulan terakhir 56% responden mengalami keluhan di tubuhnya, sedangkan 44% responden tidak merasakan keluhan. Dalam 7 hari terakhir, hanya 39% yang mengalami keluhan, sebaliknya yang tidak mengalami keluhan ada sebanyak 61% responden. 58% responden tidak merasa bahwa keluhan yang dialami dapat mencegah atau menghambat pekerjaannya, sebaliknya hanya 42% responden yang merasa pekerjaannya dapat terganggu dengan adanya keluhan di bagian tubuhnya. Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa keluhan terbanyak dalam 12 bulan terakhir berada di bagian leher dan punggung atas responden, sedangkan bagian siku memperoleh paling sedikit. Hampir sama dengan 12 bulan terakhir, pada 7 hari terakhir bagian punggung atas memperoleh jumlah keluhan terbanyak dan siku dengan jumlah keluhan paling sedikit. Penilaian tingkat kelelahan dari karyawan berdasarkan jadwal pekerjaannya menggunakan metode Fatigue Likelihood Scoring (FLS) yang dibuat oleh Transport Canada. Penilaian terhadap jadwal kerja ini dapat juga digunakan untuk menilai apakah responden memperoleh kesempatan istirahat yang cukup dengan jadwal yang ada. Nilai akhirnya akan menunjukkan posisi dari tingkat kelelahannya yang terbagi menjadi lima level. Pengambilan data menggunakan sebuah kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai jadwal pekerjaan dari setiap responden. Berikut ini adalah hasil pengumpulan data berdasarkan metode Fatigue Likelihood Scoring (FLS) yang telah dibuat dalam bentuk grafik. Gambar 5 Grafik Skor Akhir FLS
7 Dari hasil perhitungan skor akhir FLS yang diubah dalam bentuk grafik di atas, dapat terlihat bahwa nilai akhir FLS berada pada warna kuning. Hal ini dapat diartikan bahwa jadwal kerja yang sekarang ini perlu diinvestigasi lebih lanjut lagi. Tingkat kelelahan yang sudah melalui batas aman (warna hijau) dapat juga mengurangi sleep opportunity yang dimiliki oleh responden. Karena itulah pengukuran kelelahan dilanjutkan ke pengukuran kelelahan pribadi (Individual Fatigue Likelihood Score) untuk mengetahui apakah dengan jadwal kerja yang sekarang ini, responden memiliki waktu tidur yang cukup. Pengukuran untuk tingkat kedua ini menggunakan data dari waktu tidur dan kerja selama 48 jam terakhir untuk memperoleh data apakah dengan jadwal yang ada sekarang ini responden tetap dapat memiliki waktu tidur yang cukup. Tabel 3 Individual Fatigue Likelihood Score Responden Total (start) , Total (end) 8, ,5 11,17 5, ,5 1, Berdasarkan data perhitungan pada tabel diatas, 11 responden mendapatkan nilai 0 untuk total pada awal kerja, yang berarti bahwa tidak ada aksi yang perlu dilakukan, karena berdasarkan penilaian metode ini responden tidak memiliki kelelahan yang diakibatkan oleh waktu tidur yang tidak cukup. Sehingga responden dapat melakukan pekerjaan seperti biasa tanpa perlu melakukan kontrol. Responden 4, 6, 11, dan 15 memiliki tingkat risiko yang minor sehingga diharuskan melakukan self-monitoring dan melakukan counter-measures untuk mengurangi tingkat kelelahan secara pribadi. Responden 1 dan 5 membutuhkan pengawasan dari supervisor untuk mengurangi dampak dari kelelahan yang dialami, bisa dengan cara melakukan task reallocation ataupun dengan melakukan tidur siang. Pengujian korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara skor akhir tingkat risiko berdasarkan postur tubuh (RULA), skor akhir tingkat kelelahan berdasarkan jadwal kerja (FLS), skor akhir tingkat kelelahan pribadi (IFLS) dengan banyaknya keluhan yang dialami responden (NMQ) seperti yang telah dibuat dalam kerangka pikir penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan dengan Kendal Tau, korelasi antara RULA dan keluhan sebesar 0,109 (p-value = 0,610), korelasi antara FLS dan keluhan sebesar 0,335 (p-value = 0,078), dan korelasi antara IFLS dan keluhan adalah sebesar 0,104 (p-value = 0,606). H 0-1 dan H 0-3 diterima karena nilai p-value (0,610 dan 0,606) lebih besar dari α (0,1) sehingga kesimpulannya adalah RULA dan IFLS tidak mempengaruhi jumlah keluhan. H 0-2 ditolak karena nilai p-value (0,078) lebih kecil dari α (0,1) sehingga kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara FLS dan jumlah keluhan. FLS memiliki hubungan dengan jumlah keluhan dengan nilai korelasi yang positif sebesar 0,335, berarti FLS (jadwal kerja) secara signifikan mempengaruhi jumlah keluhan pada tingkat moderat hingga kuat (Vaus, 2002). Hal ini tentunya diakibatkan karena semakin tinggi skor akhir FLS, dapat mengurangi sleep opportunity yang dimiliki responden sehingga dapat menyebabkan responden mengalami kekurangan waktu tidur yang selanjutnya dapat menimbulkan rasa kantuk saat bekerja. Rasa kantuk inilah yang dapat menyebabkan rasa sakit dan juga meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap rasa sakit (Lautenbacher, Kundermann, & Krieg, 2006). Pada penelitian ini, nilai RULA tidak memiliki hubungan dengan jumlah keluhan bisa disebabkan karena posisi kerja setiap responden dan beban kerja yang sama. Selain itu, responden berada pada rentang umur dimana tingkat risiko untuk mengalami keluhan di bagian musculoskeletal relatif sama (Zwart, Broersen, W., Frings-Dresen, & Dijk, 1997). Sama seperti RULA, IFLS juga tidak memiliki hubungan dengan jumlah keluhan yang dialami responden. IFLS sendiri merupakan skor yang diperoleh berdasarkan waktu tidur dan bangun responden. Tidak adanya hubungan antara IFLS dan jumlah keluhan bisa disebabkan responden dapat mengatur waktu tidur dan bangun secara individu, jadi tingkat kelelahan dari IFLS dapat dengan mudah dikurangi bahkan dihilangkan
8 hanya dengan pengaturan jam tidur yang tepat oleh responden, sangat berbeda dengan FLS yang diakibatkan oleh jadwal kerja yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawan sehingga tidak bisa diubah-ubah. Selain itu, jam kerja di SRSC dimulai jam 8 pagi hingga jam 8 malam, jadi sekalipun ada pekerja yang pulang jam 8 malam dan keesokan harinya masuk jam 8 pagi, ia masih bisa memiliki waktu tidur yang cukup. Korelasi antara FLS dan IFLS bernilai -0,047 dengan nilai p-value 0,815, maka dapat disimpulkan bahwa IFLS tidak memiliki hubungan dengan FLS. FLS memang menentukan sleep opportunity bagi seorang karyawan, namun kapan waktu untuk tidur dan bangun dari tidur ditentukan oleh karyawan itu sendiri. Pengaturan waktu tidur sangatlah penting, bahkan jika suatu pekerjaan memiliki skor akhir FLS yang rendah belum tentu karyawan itu memiliki nilai IFLS yang rendah juga. IFLS dapat diatur dan dikendalikan oleh karyawan itu sendiri. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa, berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini. Posisi bekerja karyawan SRSC berdasarkan RULA perlu diinvestigasi lebih lanjut karena ada kemungkinan dibutuhkan perubahan untuk mencegah atau mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan oleh posisi bekerja saat ini. Kemudian berdasarkan metode FLS tingkat kelelahan para karyawan SRSC berada pada warna kuning, yang artinya tingkat kelelahannya berada diluar batas aman (warna hijau). Oleh karena itu jadwal kerja karyawan perlu diinvestigasi lebih lanjut lagi. Posisi bekerja karyawan (berdasarkan metode RULA) dan tingkat kelelahan individu (berdasarkan metode IFLS) dengan jumlah keluhan rasa sakit dan ketidaknyamanan karyawan (berdasarkan kuesioner NMQ) tidak berkorelasi secara signifikan, sedangkan jadwal kerja karyawan (berdasarkan metode FLS) berkolerasi secara signifikan dengan jumlah keluhan rasa sakit dan ketidaknyamanan karyawan SRSC. Serta karyawan SRSC perlu diberi pengetahuan mengenai postur tubuh yang baik pada saat bekerja menggunakan komputer sehingga mengurangi risiko cedera musculoskeletal. Berikut saran yang dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya risiko. Sebaiknya diadakan perubahan pada posisi layar montor. Posisi monitor karyawan diletakkan di atas meja kerja agar karyawan tidak perlu menunduk untuk melihat ke layar monitor. Kemudian, untuk penggunaan keyboard sebaiknya disediakan wrist rest. Sebaiknya kursi yang dipergunakan diganti dengan kursi yang memiliki arm rest yang sesuai dengan standar OSHA. Sebaiknya dilakukan pengaturan kembali jadwal kerja agar karyawan dapat memperoleh waktu istirahat yang cukup dan tingkat kelelahannya lebih rendah dengan ketentuan seperti yang ada pada tabel 4. Total waktu kerja dalam 7 hari Tabel 4 Ketentuan dalam Pembuatan Jadwal Kerja Keterangan Batasan Waktu kerja maksimum dalam 1 shift Jarak waktu untuk memulai shift berikutnya Jumlah jam kerja malam dalam 7 hari Jumlah hari libur kurang dari 44 jam kurang dari 10 jam lebih dari 13 jam kurang dari 8 jam paling sedikit 1 hari untuk tiap 7 hari REFERENSI Asundi, K., Odell, D., Luce, A., & Dennerlein, J. T. (2012). Changes in posture through the use of simple inclines with notebook. Applied Ergonomics, 43, BINUS University. (2013). BINUS University History. Retrieved 7 6, 2013, from BINUS University: BINUS University. (2013). BINUS University Vision & Mission. Retrieved 7 6, 2013, from BINUS University: Calvin Dytham. (2010). Choosing and Using Statistics: A Biologist's Guide, 3rd Edition. Wiley-Blackwell.
9 Dickinson, C., Campion, K., Foster, A., Newman, S., O'Rourke, A., & Thomas, P. (1992). Questionnaire Development: an Examination of the Nordic Musculoskeletal Questionnaire. Applied Ergonomics. Korhan, O., & Mackieh, A. (2010). A model for occupational injury risk assessment of musculoskeletal discomfort. Safety Science, 48, Lautenbacher, S., Kundermann, B., & Krieg, J.-C. (2006). Sleep deprivation and pain perception. Sleep Medicine Reviews, McAtamney, L., & Corlett, E. N. (1993). RULA: a survey method for the investigation of work-related upper limb disorder. 10. Ming, Z., & Zaproudina, N. (2003). Computer use related upper limb musculoskeletal (ComRULM). Pathophysiology, 9(3), Nurmianto, E. (2008). Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya (Edisi kedua cetakan kedua ed.). Guna Widya. Occupational Safety and Health Administration. (1997). Working Safely with Video Display Terminals. Retrieved June 26, 2013, from United States Department of Labor: Transport Canada. (2011, 5 18). Chapter 5 Level 1 Controls Providing Sufficient Sleep Opportunity. Retrieved 6 20, 2013, from Transport Canada: htm Transport Canada. (2011, 5 19). Chapter 6 Level 2 Controls Assessng Actual Sleep. Retrieved 6 20, 2013, from Transport Canada: Transport Canada. (2012, 1 17). Chapitre 3 - Fatigue Risk Management System. Retrieved from Transport Canada: Vaus, D. d. (2002). Surveys in Social Research. Australia: Allen & Unwin. Wignjosoebroto, S. (2003). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya. Zwart, B. C., Broersen, J. P., W., M. H., Frings-Dresen, & Dijk, F. J. (1997). Musculoskeletal complaints in the Netherlands in relation to age, gender and physically demanding work RIWAYAT PENULIS Makalah ini dibuat oleh tiga penulis. Penulis pertama adalah Andi Jorinatan, lahir di kota Ambon pada tanggal 11 Juni 1991, yang merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara jurusan Teknik Industri angkatan Penulis kedua, Henrico Perkasa, lahir di kota Jakarta pada tanggal 7 juli 1991, merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara jurusan Teknik Industri angkatan Terakhir, penulis ketiga adalah Richard Senjaya, lahir di kota Jakarta pada tanggal 16 Desember Penulis merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara jurusan Teknik Industri angkatan Penulis dibimbing oleh Rida Zuraida, Lulus dari Teknik dan Manajemen Industri Universitas Pasundan tahun 2000, dan menyelesaikan Master dari Teknik dan Manajemen Industri Institut Teknologi Bandung, 2004, dan telah menjadi pengajar di Universitas Bina Nusantara sejak tahun 2009.
BAB 2 LANDASAN TEORI
4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) Kuesioner NMQ berisi pertanyaan mengenai rasa sakit dan ketidaknyamanan di sembilan area tubuh, yaitu leher, bahu, siku tangan, pergelangan
Lebih terperinciANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak
ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com
Lebih terperinciEVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)
EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol
Lebih terperinciANALISIS BEBAN KERJA DAN KELELELAHAN KERJA KARYAWAN FRONT LINER DI INSITITUSI X
ANALISIS BEBAN KERJA DAN KELELELAHAN KERJA KARYAWAN FRONT LINER DI INSITITUSI X Rida Zuraida; Andi Jorinatan; Henrico Perkasa; Richard Senjaya Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...
Lebih terperinciLAMPIRAN Kajian risiko cummulative..., Dieta Febriyanti, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia
LAMPIRAN RULA Employee Assessment Worksheet based on RULA: a survey method for the investigation of work-related upper limb disorders, McAtamney & Corlett, Applied Ergonomics 1993, 24(2), 91-99 A. Arm
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.
Lebih terperinciPerkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak
Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci
Lebih terperinciCut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak
ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli
Lebih terperinciAnalisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ
Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium
Lebih terperinciANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA
ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA Studi Kasus : UD. Dhiana Kali Ampo Batu - Malang Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja.
Lebih terperinci19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus
Winda Halim, ST., MT IE-402 Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik Universitas Kristen Maranatha Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet Klasifikasi Skor RULA Penghitungan
Lebih terperinciMetode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang baru saja didirikan dijurusan Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom. Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciAnalisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 11-16 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE ROSA (RAPID OFFICE STRAIN ASSESSMENT)
ANALISIS POSTUR KERJA PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE ROSA (RAPID OFFICE STRAIN ASSESSMENT) Rosma Hani Damayanti 1, Irwan Iftadi 2, dan Rahmaniyah Dwi Astuti 3 Abstract: Penggunaan teknologi informasi,
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
30 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Perencanaan Produk Sebelum dilakukan perancangan produk yang akan dibuat, terlebih dahulu pernyataan misi yang nantinya akan
Lebih terperinciGambar 3.1 Metodologi Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian
Lebih terperinciINSTRUMEN SURVEI GANGGUAN OTOT-RANGKA
INSTRUMEN SURVEI GANGGUAN OTOT-RANGKA PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA 2016 1. Latar belakang Gangguan otot-rangka mempengaruhi pekerja di berbagai jenis industri. Gangguan otot-rangka dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciE = Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kcal/menit). (E-5,0) = Habisnya cadangan energi (kcal/menit). Tw = Waktu kerja (menit).
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kelelahan (Fatigue) Kelelahan merupakan proses yang terakumulasi dari berbagai faktor penyebab dan mendatangkan ketegangan yang dialami oleh manusia. Kelelahan dapat diartikan
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN DALAM BEKERJA PADA PENGRAJIN KESET KAIN LIMBAH PRINGAPUS SEMARANG
ANALISIS PENYEBAB NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN DALAM BEKERJA PADA PENGRAJIN KESET KAIN LIMBAH PRINGAPUS SEMARANG Rida Zuraida Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Bina
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil A. Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode RULA Hasil pengolahan data postur kerja pengawas radiasi pertama di SDPFPI- DPFRZR-BAPETEN dengan metode RULA, dapat dilihat
Lebih terperinciMetode dan Pengukuran Kerja
Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali
Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN
Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja Anak Sekolah Dasar Saat Menggunakan Komputer: Sebuah Studi Kasus
Performa (2013) Vol. 12, No.1: 19-24 Analisis Postur Kerja Anak Sekolah Dasar Saat Menggunakan Komputer: Sebuah Studi Kasus Martika Mayangsari,1), Irwan Iftadi 2), Taufiq Rochman 2) 1) Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciEvaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK
Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,
Lebih terperinciJurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN
ANALISIS POSTUR KERJA DALAM SISTEM MANUSIA MESIN UNTUK MENGURANGI FATIGUE AKIBAT KERJA PADA BAGIAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI PT. ANGKASA PURA II POLONIA MEDAN Farida Ariani Staff Pengajar Departemen
Lebih terperinciABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pabrik Tahu Cibuntu merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan di Bandung yang memproduksi tahu. Berlokasi di daerah jalan Babakan Ciparay, Kecamatan Bandung Kulon, pabrik ini memiliki
Lebih terperinciPENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)
PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS) Rizki Wahyuniardi *), Dhia Malika Reyhanandar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan
Lebih terperinciPERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL
PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri
Lebih terperinciPerancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo
Performa (2011) Vol. 10, No. 2: 119-130 Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Maria Puspita Sari, Rahmaniyah Dwi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observational analitik
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observational analitik dengan desain penelitian cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2010), desain penelitian
Lebih terperinciPerbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ
Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ Tri Yanuar 1, Yayan Harry Yadi 2, Ade Sri Mariawati 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Egonomi Ergonomi atau ergonomis berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
Lebih terperinciAnalisis Resiko Postural Stress Pada Pekerja Di UD.XYZ Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment
Analisis Resiko Postural Stress Pada Pekerja Di UD.XYZ Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment Katherine Macella Silvanus Sie, Felix Valentino, Elvina Yunia Dearosa, Benedictus Rahardjo Jurusan Teknik
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA
ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA Henny *, Iyan Andriana dan Jazim Alkhamidi 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer
Lebih terperinciPerbandingan Metode-Metode Evaluasi Postur Kerja
Petunjuk Sitasi: Jumeno, D. (2017). Perbandingan Metode-Metode Postur Kerja. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B112-117). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Perbandingan Metode-Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah penyedia layanan jasa yang harus sadar akan pentingnya kualitas pelayanan terhadap pasien sebagai konsumen. Salah satu yang berperan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan dituntut untuk memperhatikan kinerja pekerjanya, karena pekerja merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat vital dalam kegiatan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciPOSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja
A. Deskripsi POSTUR KERJA Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Rapid
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak
Petunjuk Sitasi: Restuputri, D. P., Baroto, T., & Enka, P. (2017). Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B265-271). Malang:
Lebih terperinciDAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR
Lebih terperinciUsulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment Dan Antropometri Pada Stasiun Kerja Linking (Study Kasus: Sentra Industri
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS
IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS Meri Andriani Universitas Samudra, Jl. Meurandeh Prodi Teknik Industri. Email: meri_zulham@yahoo.com Abstrak Postur
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS
ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (Studi Kasus pada Bagian Bad Stock Warehouse PT. X Surabaya) ANALYSIS IMPROVEMENT OF OPERATOR
Lebih terperinciKAJIAN POSTUR KERJA PADA PENGRAJIN TENUN SONGKET PANDAI SIKEK
KAJIAN POSTUR KERJA PADA PENGRAJIN TENUN SONGKET PANDAI SIKEK Dessi Mufti 1, Eva Suryani 2 dan Novia Sari 3 Abstract: Working position of Songket workers at Tenunan Antik Pusako Minang Pandai Sikek were
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT
SKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT Disusun Oleh : Sanusi Akbar NPM. 201310217011 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciRendi Supiana, Robiana Modjo. Abstrak
Penilaian Faktor Risiko Ergonomi Pada Pekerja Pengguna Komputer Terhadap Terjadinya Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) di Pusat Pelatihan dan Pendidikan BPS Tahun 204 Rendi Supiana, Robiana Modjo.
Lebih terperinciPERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI
PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Batik Komar merupakan badan usaha milik perseorangan yang dimiliki oleh H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. yang bergerak dibidang produksi kain batik. Batik Komar didirikan
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR II-21 II-22 II-24
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) II-21 Gambar 2.2 Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) Gambar 2.3 Postur Tubuh Pergelangan Tangan (Wrist) II-22 II-23 Gambar
Lebih terperinci1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Pemindahan Material Secara Manual Pada Pekerja Pengangkut Kayu Dengan Menggunakan Metode
Lebih terperinciMODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan
MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan
Lebih terperinciRAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)
RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu merancang metode kerja berdasarkan pada prinsip-prinsip biomekanika. 2. Mengetahui postur kerja yang baik menurut prinsip-prinsip RULA. 3.
Lebih terperinciPERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK PENGGUNA NOTEBOOK DI INDONESIA
PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK PENGGUNA NOTEBOOK DI INDONESIA Faradina Rizki Amalia 1, Nanda Agung Astrabawa Nugroho 2, Rizky Kaharuddin 3, Rida Zuraida 4 1 faradinamalia@yahoo.com, +62 812 864 15065, 2
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2016. Penelitian
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI
ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI Peneliti : Anita Dewi Prahastuti Sujoso 1 Mahasiswa : Melisa Fani 2, Alifatul Fitria 3, Rsikita Ikmala 4 Sumber dana : 1, Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Fitriadi dan Bambang (2015) ini mengangkat judul Perancangan Alat Bantu Penyayatan untuk Peningkatan Kapasitas
Lebih terperinciAnalisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.43-54 Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA Alfin Nur Bintang *, Shanty Kusuma Dewi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Guwatirta Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang UTRA. Dalam perusahaan
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA
60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi merupakan interaksi dari tenaga kerja, metode kerja, fasilitas kerja dan lingkungan kerja untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk. Peranan manusia
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Latar Belakang
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang baru saja didirikan di Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom.
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA
DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kursi roda menjadi alat bantu yang sangat penting bagi penyandang cacat fisik khususnya penyandang cacat bagian kaki dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Akan tetapi, kursi roda yang digunakan
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDER DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASESSMENT
USULAN PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDER DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASESSMENT (Studi Kasus: CV. Budi Jaya) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Lebih terperinci93 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014
USULAN PERBAIKAN UKURAN MEJA PEWARNAAN DI STASIUN KERJA PEWARNAAN BATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) 1 Rama Abdurrafi Mutaqi, 2 Rino Andias Anugraha,
Lebih terperinciPERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN
PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciGambar 3. 1 Flowchart Penelitian
BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, metode serta desain penelitian yang dipergunakan di dalam melaksanakan penelitian. Tahapan proses
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)
USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciperusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr
ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL SECARA MANUAL PEKERJA PENGANGKUT GENTENG UD. SINAR MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Dian Herdiana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
USULAN PERBAIKAN SPESIFIKASI ALAT BANTU DI STASIUN KERJA PENGIKISAN ALAT CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) Yuvie Mutiarasari 1, Rino Andias
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA
PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA Dwi Nurul Izzhati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik UDINUS Jl. Nakula I, No.5-11, Semarang E-mail: dwinurul@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Konsep ergonomi telah muncul lama berselang bahkan bentuk-bentuknya sudah ada sejak jaman Mesir kuno, tetapi bagi sebagian besar orang, istilah ergonomi masih terdengar
Lebih terperinciProsiding Teknik Industri ISSN:
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Fasilitas Kerja Berdasarkan Prinsip Ergonomi pada Stasiun Kerja Pemasangan Insole Sepatu di CV. Iruls Bandung Facility Design Based on The Principle
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian administrasi penjualan dan merupakan stasiun kerja yang menggunakan komputer sebagai alat bantu utama
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA
ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE Mirsa Diah Novianti 1, Sultan Tanjung 2 1,2 Fakultas Teknik dan
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015 I GUSTI PUTU INDRA YUDA PRAMANA NIM: 1120025004 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN RISIKO KELELAHAN PENGGUNA MEJA NOTEBOOK DENGAN METODE JOB STRAIN INDEX DAN RAPID OFFICE STRAIN INDEX
ANALISIS PENGUKURAN RISIKO KELELAHAN PENGGUNA MEJA NOTEBOOK DENGAN METODE JOB STRAIN INDEX DAN RAPID OFFICE STRAIN INDEX Caesar Danu WIjaya 1, Karimah 2, Yunita 3, Rida Zuraida 4 1, 2, 3, 4 Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)
PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu) Meity Martaleo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X
PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi, dunia kerja tidak lepas dari kebutuhan akan adanya komputer yang membantu atau mempermudah dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Komputer
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PENJAHIT DI PUSAT INDUSTRI KECIL MENTENG MEDAN 2015
HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PENJAHIT DI PUSAT INDUSTRI KECIL MENTENG MEDAN 2015 (CORRELATION OF WORKING POSTURE WITH MUSCULOSKELETAL DISORDERS THE TAILORS AT PUSAT INDUSTRI
Lebih terperinciPerbaikan Fasilitas Kerja pada Stasiun Kerja Jahit di Home Industry Konveksi Permata
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perbaikan Fasilitas Kerja pada Stasiun Kerja Jahit di Home Industry Konveksi Permata Working Facilities Improvements on a Sewing Work Station in Konveksi Permata
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) STUDI KASUS PT TJ FORGE INDONESIA
ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) STUDI KASUS PT TJ FORGE INDONESIA Nurul Dzikrillah dan Euis Nina Saparina Yuliani Program Studi Magister Teknik Industri,Universitas
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural stress. Oleh karena itu setiap
Lebih terperinci