Rendi Supiana, Robiana Modjo. Abstrak
|
|
- Sudirman Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penilaian Faktor Risiko Ergonomi Pada Pekerja Pengguna Komputer Terhadap Terjadinya Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) di Pusat Pelatihan dan Pendidikan BPS Tahun 204 Rendi Supiana, Robiana Modjo. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 6424, Indonesia 2. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 6424, Indonesia Abstrak Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor risiko dan keluhan Musculoskeletal Disorders dari pekerja pengguna komputer di Pusdiklat BPS tahun 204. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Dari penilaian Rapid Upper Limb Assessment (RULA) didapatkan risiko tinggi dengan skor range 5 hingga 7. Dari sampel penelitian yang berjumlah 40 orang, sebanyak 37 orang memiliki keluhan MSDs, dengan keluhan terbanyak pada leher bagian atas 27 orang (67,5%), leher bagian bawah 24 orang (60%), punggung 26 orang (65%), dan pinggang 2 orang (52,5%). Disarankan adanya program edukasi kesehatan kerja perihal bekerja dengan komputer yang benar, perbaikan desain workstation, dan perlunya istirahat setiap 2 jam sekali dari bekerja menggunakan komputer. Kata Kunci: Faktor risiko; RULA; Workstation; Musculoskeletal Disorders; pekerja Assessment Ergonomics Risk Factors In Worker Computer Users occurrence Complaints Of Musculoskeletal Disorders (MSDs) in the Training and Education Center BPS 204 Abstract This research discusses the risk factors and complaints of Musculoskeletal Disorders from workers computer users in Pusdiklat BPS 204. Study was a descriptive quantitative research with a cross-sectional study design. Assessment from the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) scores obtained with the high-risk range 5 to 7. From the sample of 40 people, as many as 37 people have complaints MSDs, with most complaints in the upper neck 27 people (67.5%), lower neck 24 people (60%), back of 26 people (65%), and waist 2 people (52.5%). It is recommended to make health education programs regarding working with the correct use of a computer, workstation design improvements, and need a break every once 2 hours of work using a computer. Keywords: Risk Factors; RULA; Workstation; Musculoskeletal Disorders; Workers Pendahuluan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat seiring dengan berjalannya waktu. Salah satu kemajuan dibidang teknologi adalah penggunaan komputer yang bisa dikatakan wajib untuk setiap perusahaan formal. Secara rata-rata, 95% dari pekerja Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
2 kantor menghabiskan waktu kerja dengan duduk di depan komputer (Ergonomic Info, 200). Pekerja kantor mendapat perhatian khusus tentang keterkaitannya dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Dengan lebih dari pengguna komputer di tempat kerja Amerika Serikat maka ada kekhawatiran tentang eskalasi kejadian untuk Musculoskeletal Disorders (Tittiranonda et al., 999 dalam Robertson et al., 2007). Musculoskeletal Disorders terdiri dari cacat fisik yang bersifat minor. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi yang mempengaruhi otot, tulang, dan sendi. Keparahan dari Musculoskeletal Disorders ini dapat bervariasi dan biasanya terjadi seperti nyeri dan ketidaknyamanan yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari (Cherney, 203). Berdasarkan penelitian tentang penggunaan dan pemakaian komputer untuk bekerja para pekerja kantor yang dapat menimbulkan terjadinya Musculoskeletal Disorders oleh Saputra et al. (203), menunjukkan bahwa sebanyak 36 responden dengan kategori duduk lebih dari 4 jam terdapat sebanyak 29 responden (80,6%) yang mengalami Musculoskeletal Disorders. Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan signifikan antara lama duduk di depan komputer dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (Saputra et al., 203). Guidance on the Prevention and Management of Musculoskeletal Disorders in the Workplace oleh HSENI & HSA (203) menyebutkan bahwa MSDs adalah penyebab utama kecacatan kerja di Uni Eropa. Negara Republik Irlandia melaporkan bahwa pada tahun 20 Departemen Perlindungan Sosial mendapat laporan klaim sebanyak.66 klaim kecacatan akibat kerja, hari hilang, yang mana 3% terjadi atas kasus yang berhubungan dengan Musculoskeletal Disorders seperti bagian punggung, leher, tulang rusuk dan tulang belakang (HSENI & HSA, 203). Total biaya ganti rugi di Amerika Serikat pada tahun 989 atas Musculoskeletal Disorders diperkirakan 563 juta dolar Amerika Serikat (Webster and Snook 994 dalam Lewis et al., 200). Pusdiklat BPS adalah lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan statistik dasar. Program kerja yang dilakukan adalah peningkatan kualitas SDM Pusdiklat, sarana dan prasarana diklat. Selain itu juga mengembangkan dan menyempurnakan sistem, kurikulum, silabi, modul pembelajaran (Pusdiklat BPS, 204). Pekerja dihadapkan oleh aktivitas menggunakan komputer setiap hari dan dalam jangka waktu yang lama sehingga memicu risiko tinggi terhadap Musculoskeletal Disorders. Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
3 Faktor risiko berasal dari postur tubuh yang tidak sesuai dan sering melakukan gerakan berulang seperti mengetik dan menggunakan mouse, serta dilihat dari desain tempat kerja yang ada seperti posisi dan dimensi meja dan kursi, posisi dan bentuk mouse, keyboard, monitor dan pencahayaan yang mendukung terjadinya keluhan Musculosceletal Disorders. Berdasarkan hasil walkthrough survey, peneliti menemukan keluhan yang terjadi saat wawancara dengan keluhan pada bagian leher bagian atas, bahu, pinggang, dan punggung. Selain itu juga peneliti melihat postur janggal pada pekerja yang menggunakan komputer untuk bekerja. Berdasarkan data dan fakta diatas maka dilakukan kajian tentang penilaian faktor risiko ergonomi pada pekerja pengguna komputer terhadap terjadinya keluhan Musculosceletal Disorders. Tinjauan Teoritis Faktor risiko terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders dapat terjadi karena postur kerja, durasi, office workstation, dan karakteristik pekerja. Pada office workstation, meja dan kursi disarankan memenuhi rekomendasi dari CSA Z42 agar mengurangi risiko yang ada. Tabel Rekomendasi Dimensi Kursi Dimensi Pengukuran Rekomendasi Panjang kursi cm Dudukan Lebar kursi 45 cm kursi Tinggi kursi 42-5 cm Jenis kursi Adjustable Lebar sandaran 35 cm Sandaran Tinggi sandaran cm lumbar support 5-25 cm Panjang 8 cm Penyangga Lebar 4,5 cm lengan Tinggi 9-25 cm Jenis kaki kursi Cabang 5 Sumber : CSA Z42 dalam OHCOW (2008) Tabel 2 Rekomendasi Dimensi Meja Dimensi Pengukuran Rekomendasi Panjang meja 20 cm Lebar meja 76 cm Tinggi meja 70,5-75,5 cm Tinggi ruang meja 68 cm Lebar ruang meja 50 cm Ketinggian keyboard 63,5-735 cm Sumber : CSA Z42 Ontario (2004) Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
4 Selain itu untuk monitor, ketinggian mata dengan tepi atas monitor sejajar serta sudut yang dibentuk antara mata dengan tepi bawah monitor adalah 60 0, sedangkan untuk jarak antara mata dengan layar monitor adalah cm. Mouse sendiri harus ditempatkan sedekat mungkin dan pada ketinggian yang memungkinkan lengan berada dalam kondisi relax dari bahu. Pergelangan tangan harus berada dalam posisi netral sehingga tangan sejalan/lurus dengan lengan bawah (Health & Safety Ontario, 20). Untuk posisi keyboard harus sejajar dengan mouse agar tidak terjadi ekstensi lengan yang berlebihan. Pada keyboard juga direkomendasikan memiliki palmrest untuk tumpuan pergelangan tangan. Usahakan untuk membuat siku tetap berada dengan tubuh saat mengetik (University of Toronto, 200). Selain itu, pekerja seringkali mengetik dari suatu berkas sehingga diperlukan document holder untuk menunjang posisi yang pas berkas yang akan diketik. Document holder harus diletakkan di samping layar atau dibidang yang sama. Posisi ini dimaksudkan agar meminimalkan perputaran leher yang terlalu ekstrem. Untuk pencahayaan sendiri, pencahayaan harus seimbang untuk mengurangi silau. Adanya silau dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memaksa pengguna untuk mengadopsi postur canggung saat menghindari silau. (Health & Safety Ontario, 20). Faktor risiko lainnya adalah faktor pekerjaan seperti postur dan durasi. Ada hubungan antara postur tubuh dengan terjadinya Musculoskeletal Disorders yaitu pada bagian tubuh leher dan bahu, pada bagian siku, tangan dan pergelangan tangan, dan tendon (berakibat pada peradangan tendon) (Bernard, 997). Menurut Irrishhealth (204) penyebab Musculoskeletal Disorders antara lain adalah postur tubuh yang buruk. Beberapa jenis gangguan yang ada berhubungan dengan tugas-tugas tertentu saat bekerja. Menggunakan komputer seperti duduk didepan komputer dalam jangka waktu lama, membentuk postur statis saat melihat layar monitor dalam jangka waktu lama, dan tidak adanya sandaran kursi sehingga harus duduk tegak dalam jangka waktu yang lama merupakan faktor risiko terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders (Wisha Services Division, 2002). Smith dan Carayon (996) dalam Cook (999) menyatakan ketidaknyamanan leher dan bahu terjadi saat menggunakan komputer dalam jangka waktu lama setiap hari. Menurut Bernard (997), karakteristik pekerja meliputi umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, dan masa kerja termasuk faktor risiko Musculoskeletal Disorders. Pada usia 35 tahun, pekerja memiliki keluhan sakit punggung (Guo et al. 995; Chaffin 979 dalam Bernard, 997). Pada Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
5 beberapa studi yang telah dilakukan, ditemukan bahwa prevalensi yang lebih tinggi terjadi terkena Musculoskeletal Disorders pada kelompok wanita (Hales et al., 994; Johansson, 994; Chiang et al., 993 dalam Bernard, 997). Cady et al. (979) menemukan bahwa kemampuan fisik berkaitan dengan musculoskeletal (Bernard, 997). Sedangkan berdasarkan survey diketahui bahwa pekerja yang bekerja lebih dari tahun lebih memiliki tingkat absen sakit dengan kasus kesakitan Musculoskeletal Disorders sehingga lama pekerja bekerja mempengaruhi kesakitan Musculoskeletal Disorders (Hakkanen et al,. 99 dalam Octarisya, 2009). Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantatif dengan pendekatan cross sectional dan bersifat observasional. Informasi data dan variabel dilihat atau diukur pada satu waktu bersamaan. Teknik observasional dengan melakukan penilaian postur kerja pekerja dengan metode RULA. Selain itu dilakukan penyebaran kuesioner untuk pengumpulan data karakteristik pekerja seperti masa kerja, usia, jenis kelamin, indek massa tubuh, dan aktifitas fisik (aktifitas fisik menggunakan kuesioner Baecke, 982), survey keluhan Musculoskeletal Disorders (Nordic Body Map), serta kesesuaian tata letak dan penggunaan peralatan kerja. Dimensi tempat kerja diukur dan dikomparasikan dengan panduan CSA Guidline On Office Ergonomics (CSA Z42). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 204. Lokasi penelitian berada di Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPS, Jl. Raya Jagakarsa 70, Lenteng Agung, Jakarta dengan total sampel 40 orang. Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
6 Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 3 Hasil Pengukuran Dimensi Kursi Dimensi Pengukuran Kursi Kursi Kursi Kursi Kursi Rekomen tipe A tipe B tipe C tipe D tipe dasi (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) E Panjang , ,5 kursi Dudukan Lebar kursi kursi Tinggi ,5-55,5 48, ,5 kursi Jenis kursi Adjustable Ya Tidak Ya Ya Ya Lebar sandaran , ,5 43 Sandaran Tinggi sandaran ,5 38, lumbar support Panjang 8 39,5 24, ,5 Tidak ada Penyang Tidak Lebar 4,5 5,5 5 5,5 5 ga lengan ada Tinggi ,5 9,5 8 7 Tidak ada Jenis kaki kursi Cabang 5 Ya Tidak Ya Ya Ya Sumber : data primer Hasil pengukuran dimensi kursi disetiap kursi didapatkan beberapa bagian kursi yang belum memenuhi standar CSA Z42. Bagian kursi tersebut terutama pada panjang kursi, tinggi kursi, jenis kursi, tinggi sandaran, penyangga lengan, dan jenis kaki kursi. Panjang kursi yang disarankan adalah minimal 42 cm dan maksimal 46 cm, sedangkan pada beberapa kursi belum memenuhi. Batas minimal tinggi kursi yang direkomendasikan adalah 42 cm, sedangkan kursi tipe A, D, dan E belum memenuhi. Sandaran kursi sendiri, untuk kursi tipe A, B, C, dan D belum memenuhi. Pada bagian penyangga lengan, kursi tipe E tidak mempunyai sandaran lengan. Pada jenis kaki kursi, kursi tipe B tidak bercabang lima dan tidak adjustable. Padahal kursi yang berjenis adjustable dan bercabang lima memungkinkan pekerja dapat mengukur ketinggian kursi sehingga kaki dapat menapak ke lantai dan kokoh. Dari hasil observasi, kursi tipe C mempunyai panjang yang tidak sesuai dan memungkinkan punggung tidak menempel ke sandaran kursi bagian lumbar support. Sedangkan jika dipaksakan, maka akan membuat sudut kaki lebih maju dan tidak menapak lantai secara penuh. Untuk kursi D sendiri pada saat observasi, ketinggian kursi digunakan pada batas minimal yaitu 38 cm. Hal itu menyebabkan pada saat diduduki, ujung paha sedikit terangkat dan badan agak turun. Padahal menurut Health & Safety Ontario (20), pada saat duduk Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
7 posisi paha harus sejajar dengan lantai. Untuk jenis sandaran yang terlalu rendah membuat lengan bawah tidak menempel dengan pas. Penyangga kursi sendiri akan sangat berguna karena bekerja dengan lengan didukung sandaran lengan akan meminimalkan beban otot ekstremitas atas dan meminimalkan beban bahu (Wells et at., 997 dalam Barrero et al., 999). Dimensi Pengukuran Tabel 4 Hasil Pengukuran Dimensi Meja Rekomendasi (cm) Meja Tipe A (cm) Meja Tipe B (cm) Panjang meja 20 0, ,5 Lebar meja 76 60, ,5 Tinggi meja 70,5-75, Tinggi ruang meja 68 72,5 7,5 72,5 Lebar ruang meja ,5 57 Ketinggian keyboard 63,5-73,5 68,5 76,5 65,5 Meja Tipe C (cm) Hasil pengukuran dimensi meja didapatkan untuk tinggi meja, tinggi ruang meja, lebar meja, dan ketinggian keyboard sudah memenuhi standar dari CSA Z42, kecuali untuk panjang meja dan lebar meja. Rekomendasi untuk panjang meja adalah lebih besar sama dengan 20 cm, sedangkan meja tipe A dan C belum memenuhi. Untuk lebar meja, ukuran yang direkomendasikan adalah lebih besar sama dengan 76 cm, sedangkan ketiga meja belum memenuhi. Padahal meja yang memiliki ukuran panjang dan lebar yang lebih kecil dari rekomendasi akan membuat sesak akan peralatan kantor seperti mouse, berkas-berkas, kalender, printer atau peralatan lain. Hal ini dapat menempatkan tubuh pekerja dalam posisi canggung dan postur yang tidak sesuai (WISHA Services Division, 2002). Misalnya pada penggunaan mouse, posisi mouse yang terlalu jauh atau dekat karena banyaknya peralatan menjadikan postur lengan tidak sesuai. Selain itu, pada bagian lebar ruang meja memang sudah sesuai, namun adanya CPU membuat pergerakan kaki menjadi sempit dan membentuk postur janggal. Tabel 5 Kesesuaian Monitor, Mouse, Keyboard, Document Holder, dan Pencahayaan Document Monitor Mouse Keyboard Kesesuaian Holder Pencahayaan n % n % n % n % n % Sesuai , ,5 Tidak Sesuai , ,5 Jumlah Pada tabel terlihat lebih banyak persentase ketidaksesuaian pada mouse, keyboard, dan document holder. Sedangkan untuk monitor dan pencahayaan, persentase sesuai lebih banyak. Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
8 Ketidaksesuaian pada monitor terjadi karena ketinggian tepi atas layar monitor dengan ketinggian mata dan jarak mata dengan monitor pada beberapa responden belum sesuai. Menurut WISHA Services Division (2002), posisi monitor yang terlalu rendah atau terlalu jauh juga dapat mengakibatkan postur canggung. Selain itu, ketidaksesuaian mouse pada sebagian responden terlihat pada penggunaan mouse yang tidak memiliki sandaran mouse pad. Padahal sandaran ini sendiri berguna untuk menumpu bagian pergelangan tangan agar lebih nyaman digunakan dan terhindar dari risiko Musculoskeletal Disorders. Selain itu, postur pergelangan tangan tidak lurus ketika menggunakan mouse dikarenakan posisi mouse terlalu jauh kekanan dari posisi tubuh sehingga terbentuk bengkok pada pergelangan tangan (Health & Safety Ontario, 20). Ketidaksesuaian keyboard pada sebagian responden terlihat pada penggunaan keyboard yang tidak memiliki sandaran keyboard. Sandaran keyboard direkomendasikan untuk tumpuan pergelangan tangan menjadi netral dan tidak menekuk. Penempatan keyboard juga direkomendasikan sejajar dengan mouse untuk menghindari ekstensi lengan yang berlebihan (University of Toronto, 200). Selain itu, terdapat sebagian responden yang mengetik dengan postur pergelangan menekuk kesamping sehingga terjadi postur yang tidak sesuai. Saat mengetik, pergelangan tangan harus lurus dan rileks. Untuk document holder, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua responden tidak memakai document holder ketika mengetik dari suatu berkas. Padahal penggunaan document holder penting digunakan untuk menunjang posisi yang pas pada berkas yang akan diketik. Penggunaan document holder dimaksudkan agar meminimalkan perputaran leher yang terlalu ekstrem sehingga gerakan kepala (Health & Safety Ontario, 20). Pada pencahyaan, ketidaksesuaian sebagian responden terhadap pencahayaan dikarenakan posisi tempat kerja yang terlalu dekat dengan jendela sehingga cahaya matahari yang masuk terlalu terang/silau. Hal ini dapat dikurangi dengan menutup jendela dengan gorden. Lampu yang digunakan sudah sesuai dan cukup untuk penerangan di setiap ruang. Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
9 Tabel Tabel A Tabel B Penggun aan Otot dan Beban Tabel 6 Penilaian Tingkat Risiko Ergonomi dengan Rapid Upper Limb Upper Arm -lengan abduksi Lower Arm Wrist -bengkok Wrist Twist Neck Trunk Legs Muscle use -bekerja lebih dari 2 jam tanpa istirahat Force/Load -Menggunakan komputer 4-6 jam/hari Assessment (RULA) Pekerja = = 35 0 = = = =2 8 0 =2 7 0 = = = = = 8 0 = =2 8 0 = = = 0 0 = =3 6 0 = = =2 4 0 =2 6 0 =2 2 0 = = = 25 0 = =3 2 0 =2 Skor Akhir = = 3 0 =2 0 =2 9 0 =2 2 Berdasarkan tabel diatas didapatkan skor-skor yang sesuai dari penilaian grup A maupun grup B (termasuk additional considerations, muscle use score dan force/load score). Dari skorskor yang ada lalu dimasukan ke tabel A dan tabel B sesuai dengan pembagiannya. Setelah didapat skor dari tabel A dan tabel B, lalu dimasukan ke tabel C sehingga didapat skor akhir. Skor yang didapatkan pada pengukuran tingkat risiko ergonomi dengan menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah pada risiko tinggi yaitu rentang 5 hingga 7. Hal ini menginterpretasikan bahwa perlu adanya investigasi dan perubahan yang harus langsung dilakukan. Tabel 7 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja Pengguna Komputer Keluhan MSDs Jumlah Presentase Ada keluhan 37 92,5 % Tidak ada keluhan 3 7,5 % Jumlah 40 00% Hasil survey dengan Nordic Body Map menunjukkan hasil sebanyak 37 responden (92,5%) mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders. Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
10 Gambar Jumlah Keluhan Perbagian Tubuh Pada hasil survey berdasarkan jumlah keluhan perbagian tubuh terlihat beberapa bahwa bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan oleh responden seperti leher bagian atas sebanyak 27 orang (67,5%), leher bagian bawah sebanyak 24 orang (60%), punggung sebanyak 26 orang (65%), dan pinggang sebanyak 2 orang (52,5%). Tabel 8 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Berdasarkan Durasi, Usia, Jenis Kelamin, Indeks Massa Tubuh, Aktiffitas Fisik, dan Masa Kerja Penggunaan komputer Keluhan MSDs Ada keluhan Tidak ada keluhan Total n % n % n Durasi <4 jam 2 66,7 33, jam >6 jam 5 88,2 2,8 7 Usia <35 tahun 6 94, 5, tahun 2 9,3 2 8,7 23 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 20 87,0 3 3,0 23 Indeks Massa Tubuh Kurus Normal 26 89,7 3 0,3 29 Gemuk Obesitas Aktifitas Fisik Ringan ,3 23 Berat 5 88,2 2,8 7 Masa Kerja < tahun tahun 25 89,3 3 0,7 28 Pada tabel diatas terlihat bahwa durasi mempengaruhi adanya keluhan Musculoskeletal Disorders. Pekerja dengan durasi yang lebih lama yaitu 4-6 jam dari >6 jam mempunyai proporsi yang lebih tinggi dari durasi <4 jam. Durasi yang lebih lama menurut Wisha Services Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
11 Division (2002) merupakan faktor risiko terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders. Faktor- faktor tersebut adalah duduk didepan komputer dalam jangka waktu lama termasuk bentuk postur statis saat melihat layar monitor. Smith dan Carayon (996) dalam Cook (999) menyatakan adanya keluhan Musculoskeletal Disorders seperti pada bagian leher dan bahu saat menggunakan komputer dalam jangka waktu lama setiap hari. Dari usia sendiri, terlihat bahwa usia responden yang berusia <35 tahun mempunyai proporsi lebih banyak mempunya keluhan Musculoskeletal Disorders daripada yang berusia 35 tahun. Hal ini disebabkan adanya faktor lain seperti postur saat bekerja, durasi, dan kesesuaian dengan computer workstation, dan jenis karakteristik responden yang lain. Selain penurunan fungsi musculoskeletal karena perkembangan gangguan degeneratif yang berkaitan dengan usia, kehilangan kekuatan jaringan karena usia juga dapat meningkatkan kemungkinan Musculoskeletal Disorders (Bernard, 997). Terlihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai proporsi lebih banyak mempunyai keluhan daripada yang berjenis kelamin perempuan. Semua responden laki-laki diketahui mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders. Hal ini tidak sejalan dengan studi Hales et al. (994); Johansson (994); Chiang et al. (993) dalam Bernard (997) yang menyatakan ditemukan bahwa prevalensi yang lebih tinggi terjadi terkena Musculoskeletal Disorders pada kelompok wanita. Ulin et al. (993) dalam Bernard (997) menyimpulkan bahwa perbedaan signifikan antara pria dan wanita terhadap terkena Musculoskeletal Disorders dikarenakan kurangnya akomodasi tempat kerja untuk menyesuaikan ketinggian pekerja antara postur tubuh tinggi pria dan wanita. Sedankan untuk Indeks Massa Tubuh, menurut Bernard (997), IMT dan Obesitas telah diidentifikasi dalam studi sebagai faktor risiko potensial untuk Musculoskeletal Disorders. Hasil diatas diketahui bahwa IMT kurus, gemuk dan Obesitas semuanya mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders. Hal ini sesuai pada penelitian bahwa Indeks Massa Tubuh adalah variabel yang paling berpengaruh pada Musculoskeletal Disorders (Werner et al., 994b dalam Bernard, 997). Namun, IMT kategori normal juga termasuk tinggi, hal ini disebabkan faktor risiko lainnya seperti postur kerja dan durasi. Pada hasil aktifitas fisik terlihat bahwa kedua kategori memiliki persentasi yang tinggi. Aktifitas fisik ringan lebih tinggi mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders daripada aktifitas berat. Menurut Holmstrom et al. (993) dalam Bernard (997) menyatakan hubungan antara aktifitas fisik dengan Musculoskeletal Disorders tidak hanya sekedar hubungan sebab akibat, karena dilain sisi aktifitas fisik dapat menyebabkan cedera dan kurangnya aktifitas Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
12 fisik juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap cedera. Pada hasil kategori masa kerja terlihat bahwa pekerja yang bekerja < tahun mempunyai proporsi yang paling tinggi. Padahal menurut penelitian Hakkanen et al. (99) dalam Octarisya (2009) diketahui bahwa pekerja yang bekerja lebih dari tahun lebih memiliki lebih banyak kasus kesakitan Musculoskeletal Disorders. Hal ini disebabkan faktor lain seperti durasi penggunaan komputer dan workstation. Pekerjaan yang melibatkan duduk di depan komputer dan mengoperasikan seperti mengetik atau menggerakan mouse yang dilakukan dalam jangka waktu lama, menjadikan cedera pada punggung yang berkembang dari waktu ke waktu (Cannadian Centre for Occupational Health and Safety, 2007). Tabel 9 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Perbagian Tubuh Berdasarkan Kesesuaian Tata Letak Monitor Keluhan MSDs Kesesuaian Monitor Sesuai Tidak Sesuai Total n % n % n % Leher Bagian Atas 6 59,3 40, Leher Bagian Bawah 4 58,3 0 4, Bahu Kiri 0 66,7 5 33, Bahu Kanan 64,7 6 35, Lengan Atas Kiri 6 75,0 2 25, Punggung 8 69,2 8 30, Lengan Atas Kanan 7 70,0 3 30, Pinggang 52,4 0 47, Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden yang sudah sesuai dalam kesesuaian tata letak monitor memiliki keluhan Musculoskeletal Disorders pada bagian tubuh. Beberapa bagian tubuh yang mempunyai keluhan terbanyak adalah leher bagian atas, leher bagian bawah, bahu kiri dan kanan, punggung, dan pinggang. Pada responden yang tidak sesuai dalam kesesuaian tata letak monitor juga cukup besar. Hal ini menurut OSHA (2003), bagian tubuh yang berpengaruh pada ketidaksesuaian monitor adalah leher, bahu, lengan atas, dan tulang belakang. Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
13 Tabel 0 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Perbagian Tubuh Berdasarkan Kesesuaian Mouse Kesesuaian Mouse Keluhan MSDs Sesuai Tidak Sesuai Total n % n % n % Leher Bagian Atas 5 8,5 22 8, Leher Bagian Bawah 4 6, , Bahu Kiri 4 26,7 73, Bahu Kanan 5 29,4 2 70, Lengan Atas Kiri 2,5 7 87, Lengan Atas Kanan 2 20,0 8 80, Lengan Bawah Kiri 2 40,0 3 60, Lengan Bawah Kanan 25,0 3 75, Pergelangan Tangan Kiri 3 33,3 6 66, Pergelangan Tangan Tangan 2 5,4 84, Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden yang tidak sesuai dalam kesesuaian mouse memiliki proporsi keluhan Musculoskeletal Disorders pada bagian tubuh lebih banyak. Hal ini dipengaruhi penggunaan mouse seperti tidak menempatkan mouse dekat dengan pengguna. Menurut WISHA Services Division (2002), bagian leher, lengan, bahu, dan pergelangan tangan adalah bagian tubuh yang rentan berisiko terkena Musculoskeletal Disorders dari penggunaan mouse yang tidak sesuai. Pada bagian pergelangan tangan kanan cukup besar persentasinya yaitu 84,6%, hal ini dipengaruhi pergelangan tangan yang tidak netral dan tidak lurus dengan lengan bawah (Health & Safety Ontario, 20). Banyak responden yang tidak menggunakan sandaran mouse, padahal mouse pad yang direkomendasikan adalah yang memiliki sandaran pergelangan tangan agar nyaman digunakan (OSHA 2003). Tabel Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Perbagian Tubuh Berdasarkan Kesesuaian Keyboard Kesesuaian Keyboard Keluhan MSDs Sesuai Tidak Sesuai Total n % n % n % Bahu Kiri 4 26,7 73, Bahu Kanan 4 23,5 3 76, Lengan Bawah Kiri 2 40,0 3 60, Lengan Bawah Kanan 25,0 3 75, Pergelangan Tangan Kiri 3 33,3 6 66, Pergelangan Tangan Tangan 4 30,8 9 69, Menurut WISHA (2002, bagian tubuh yang berisiko terhadap ketidaksesuaian keyboard adalah lengan bawah, pergelangan tangan, dan bahu. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden yang tidak sesuai dalam kesesuaian keyboard memiliki proporsi keluhan Musculoskeletal Disorders pada bagian tubuh lebih banyak. Hal ini dipengaruhi pada responden yang menggunakan keyboard terlalu tinggi sehingga pengguna tidak sadar Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
14 menaikkan lengan dan bahunya, hal ini dapat menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan serta meningkatkan risiko cedera. Selain itu, pada keyboard yang terlalu rendah, pengguna komputer akan membungkukkan tubuhnya kedepan dan ini bisa berakibat tekanan pada lengan dan punggungnya (Health & Safety Ontario, 20). Tabel 2 Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders Perbagian Tubuh Berdasarkan Kesesuaian Pencahayaan Kesesuaian Pencahayaan Keluhan MSDs Sesuai Tidak Sesuai Total n % N % n % Lengan Atas Kiri 3 37,5 5 62, Lengan Atas Kanan 4 40,0 6 60, Pergelangan Tangan Kiri 3 33,3 6 66, Lutut Kiri 2 33,3 4 66, Lutut Kanan 2 40,0 3 60, Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden yang sesuai dalam kesesuaian pencahayaan memiliki proporsi keluhan Musculoskeletal Disorders pada bagian tubuh lebih banyak. Namun pada responden yang tidak sesuai dalam kesesuaian pencahayaan juga cukup signifikan. Hal ini dipengaruhi dengan pencahayaan. Pencahayaan harus seimbang untuk mengurangi silau. Adanya silau dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memaksa pengguna untuk mengadopsi postur canggung saat menghindari silau (Health & Safety Ontario, 20). Pada hasil kuesioner menyatakan, ada responden yang merasa tempat kerja tidak terlindung dari silau. Terlihat pada hasil pembahasan diatas bahwa untuk risiko ergonomi workstation sendiri seperti dimensi kursi kerja dan dimensi meja kerja masih ada beberapa sampel yang tidak sesuai dengan rekomendasi CSA Z42. Workstation yang belum sesuai akan membuat postur tubuh menjadi janggal. Selain itu juga untuk hasil kesesuaian tata letak monitor, mouse, keyboard, document holder, dan lighting masih banyak responden yang belum sesuai. Menurut Health & Safety Ontario (20), risiko Musculoskeletal Disorders menjadi lebih tinggi terjadi pada pengguna komputer dibandingkan dengan pekerja kantor lain terutama untuk workstation yang belum sesuai. Dari hasil kuesioner, jenis keluhan yang banyak dirasakan responden adalah pegal-pegal, kesemutan, nyeri pada otot, lemah/letih yang semuanya berasal dari faktor-faktor risiko ergonomi yang belum sesuai dari segi workstation. Selain itu, terlihat pada hasil Rapid Upper Limb Assessment (RULA) yang mendapat skor tinggi pada tujuh orang sampel yang diteliti. Range skor RULA yang didapat adalah berkisar antara 5 hingga 7 poin. Hal ini berdasarkan interpretasi skor 5-6 menunjukkan perlu adanya Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
15 investigasi lebih lanjut dan perubahan/perbaikan segera pada responden dan langsung dilakukan untuk skor 7. Berdasarkan hasil kuesioner dari tujuh responden tersebut, terdapat bahwa mereka semuanya mengalami keluhan pada bagian tubuh dan banyak terdapat pada bagian leher bagian atas, leher bagian bawah, punggung, dan pinggang. Menurut Bernard (997) sendiri menyatakan bahwa ada bukti yang cukup kuat pada penelitiannya tentang adanya hubungan antara postur tubuh yang janggal dengan terjadinya Musculoskeletal Disorders. Bagian leher, bahu, siku, tangan dan pergelangan tangan, dan tendon adalah bagian tubuh yang rentan terjadinya Musculoskeletal Disorders (Bernard, 997). Hal itu terlihat dari jumlah keluhan sebanyak 37 responden (92,5%) yang mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders yang mana keluhan terbanyak pada leher, bahu, pergelangan tangan, punggung dan pinggang. Kesimpulan. Berdasarkan penilaian risiko ergonomi postur kerja dengan metode RULA, didapatkan hasil risiko tinggi dengan range 5 hingga 7 yang menunjukkan bahwa perlu adanya investigasi lebih lanjut dan perubahan/perbaikan segera/langsung. 2. Penilaian untuk kursi dan meja kerja menurut rekomendasi CSA Z42 sebagian besar sudah sesuai, kecuali untuk beberapa bagian seperti tinggi kursi, tinggi sandaran, jenis kaki kursi, panjang meja, dan lebar meja. 3. Hasil antara kesesuaian pada workstation didapatkan persentase yang belum sesuai lebih besar dari yang sudah sesuai, kecuali untuk monitor dan pencahayaan. 4. Hasil survey dengan Nordic Body Map menunjukkan hasil sebanyak 37 responden (92,5%) mempunyai keluhan Musculoskeletal Disorders. 5. Durasi penggunaan komputer perhari mempengaruhi keluhan Musculoskeletal Disorders. 6. Distribusi keluhan Musculoskeletal Disorders pada kategori karakteristik individu hampir merata dan tidak terdapat perbedaan signifikan. 7. Distribusi keluhan Musculoskeletal Disorders menunjukkan sebagian besar proporsi responden tidak sesuai pada kesesuaian workstation yang mengalami keluhan, kecuali untuk monitor dan pencahayaan. Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
16 Saran. Meja disarankan mempunyai luas yang cukup untuk menampung semua peralatan kantor sesuai rekomendasi dari CSA guidline on office ergonomics (Z42). Pindahkan barang-barang pada ruang bawah meja seperti CPU dan housekeeping untuk kabel-kabel agar tersedia ruang yang cukup untuk pergerakan kaki. 2. Penggunaan untuk semua kursi kerja memiliki sandaran lengan untuk meminimalkan beban otot ekstremitas atas dan meminimalkan beban bahu. Kursi juga disarankan dapat diatur ketinggiannya (adjustable) agar dapat disesuaikan dengan ketinggian meja serta ketinggian mata sama dengan tepi atas layar monitor. 3. Pengunaan document holder untuk pekerja, terutama pekerja yang mempunyai tugas-tugas entry data misal mengetik dari suatu berkas. 4. Penggunaan jenis mouse pad yang memiliki sandaran agar pergelangan tangan nyaman digunakan. Letakan posisi mouse sejajar dengan keyboard untuk mengurangi ekstensi lengan terlalu jauh. 5. Perbaikan postur tubuh agar tidak terbentuk postur janggal, misalnya tetap membuat punggung dan kepala tetap tegak saat bekerja. Lengan bawah tetap sejajar dengan lantai dan pergelangan tangan lurus ketika mengetik. 6. Disarankan menjaga jarak aman dengan monitor yaitu pada range cm. 7. Disarankan untuk istirahat dan streching setiap 2 jam ketika bekerja menggunakan komputer. 8. Adanya Standar Operational Procedure (SOP) untuk housekeeping agar pekerja menjaga kerapihan dan penataan peralatan seperti berkas-berkas, kalender meja, posisi mouse pad, posisi keyboard, gelas minum, telepon, dan lainnya. Daftar Referensi Applegate, L. M., Austin, R. D., & Soule, D. L. (2009). Corporate Information Strategy and Management. International Edition: McGraw Hill. QQ Bernard, et al. (997). Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors. [3 April 204] Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
17 Cherney, Kristeen. (203). Musculoskeletal Disorders. [27 Maret 204] Cannadian Centre for Occupational Health and Safety. (204). Work Related Musculoskeletal Disorders. [9 Juni 204] Health and safety Executive. (202). Musculoskeletal Disorders. [27 Maret 204] Health & Safety Ontario. (20). Office Workstation Design. Design.aspx [20 Maret 204] Irrishhealth.com. (204). Musculoskeletal Disorders. [ Juni 204] Lueder, Rani. (996). A Proposed RULA for Computer Users, Proccedings of the Ergonomics Summer Workshop, UC Berkeley Center for Occupational & Environmental Health Continuing Program, San Fransisco, August 8-9, 996. Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPS. Tentang Pusdiklat BPS RI. [0 april 204] Proffesional and Specialized Sevices Ontario. (2004). Computer Ergonomics : Workstation Layout and Lighting. [3 April 204] Robertson, Michelle (2007). The Effects of An Office Ergonomics Training and Chair Intervention on Worker Knowledge, Behavior and Musculoskeletal Risk. Journal of Applied Ergonomics, 40, Saputra et al. (203). Factor Related With Musculosceletal Disorders on Hasanuddin University Makassar Financial Departement s Computer Operation. Jurnal, [0 April 204] Stanton, et al. (2005). Handbook of Human Factors and ergonomic Methods. USA : CRC Press. Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
18 The Ergonomics Center of North Carolina. (2008). Rapid Upper Limb Assessment Smart Form. Ergonomics Center/portal/software.shtml [0 April 204] Wisha Services Division. (2002). Office Ergonomics : Practical Solutions a Safer Workplace. [3 April 204] World Health Organization (WHO). (2006). BMI Classification. [23 April 204] Penilaian faktor..., Rendi Supiana, FKM UI, 204
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciUniversitas Indonesia
36 BAB V HASIL 5. 1 Profil PT Soraya Intercine Films PT Soraya Intercine Flims merupakan rumah produksi yang didirikan pada tahun 1982. Aktivitas bisnis dari perusahaan ini antara lain adalah: 1. Memproduksi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian administrasi penjualan dan merupakan stasiun kerja yang menggunakan komputer sebagai alat bantu utama
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak
Petunjuk Sitasi: Restuputri, D. P., Baroto, T., & Enka, P. (2017). Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B265-271). Malang:
Lebih terperinciGambar 3.1 Metodologi Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE ROSA (RAPID OFFICE STRAIN ASSESSMENT)
ANALISIS POSTUR KERJA PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE ROSA (RAPID OFFICE STRAIN ASSESSMENT) Rosma Hani Damayanti 1, Irwan Iftadi 2, dan Rahmaniyah Dwi Astuti 3 Abstract: Penggunaan teknologi informasi,
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Gambaran Aktivitas Pekerjaan Butik LaMode merupakan usaha sektor informal yang dikelola oleh pemilik usahanya sendiri. Butik pada umumnya menerima jahitan berupa kebaya dan
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.
Lebih terperinciPerkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak
Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko
Lebih terperinciGAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA CUCI SEPEDA MOTOR DI JAKARTA PADA BULAN MEI 2013
GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA CUCI SEPEDA MOTOR DI JAKARTA PADA BULAN MEI 2013 Nama Penulis : Ambi Pradiptha dan Ridwan Zahdi Sjaaf Fakultas Kesehatan Masyarakat Departemen Keselamatan dan Kesehatan
Lebih terperinci19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus
Winda Halim, ST., MT IE-402 Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik Universitas Kristen Maranatha Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet Klasifikasi Skor RULA Penghitungan
Lebih terperinciMetode dan Pengukuran Kerja
Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali
Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi
Lebih terperinciDESAIN STASIUN KERJA
DESAIN STASIUN KERJA Antropologi Fisik Tata Letak Fasilitas dan Pengaturan Ruang Kerja Work Physiologi (Faal Kerja) dan Biomechanics Ruang Kerja Studi Metode Kerja DESAIN STASIUN KERJA Keselamatan dan
Lebih terperinciMetode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciEvaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK
Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,
Lebih terperinci93 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014
USULAN PERBAIKAN UKURAN MEJA PEWARNAAN DI STASIUN KERJA PEWARNAAN BATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) 1 Rama Abdurrafi Mutaqi, 2 Rino Andias Anugraha,
Lebih terperinciLAMPIRAN Kajian risiko cummulative..., Dieta Febriyanti, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia
LAMPIRAN RULA Employee Assessment Worksheet based on RULA: a survey method for the investigation of work-related upper limb disorders, McAtamney & Corlett, Applied Ergonomics 1993, 24(2), 91-99 A. Arm
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha
Lebih terperinciPOSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja
A. Deskripsi POSTUR KERJA Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Rapid
Lebih terperinciEVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)
EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil A. Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode RULA Hasil pengolahan data postur kerja pengawas radiasi pertama di SDPFPI- DPFRZR-BAPETEN dengan metode RULA, dapat dilihat
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI
ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI Peneliti : Anita Dewi Prahastuti Sujoso 1 Mahasiswa : Melisa Fani 2, Alifatul Fitria 3, Rsikita Ikmala 4 Sumber dana : 1, Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)
USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan melalui pembelajaran, penyempurnaan, atau temuan baru secara interaktif, berkolaborasi dengan berbagai kajian
Lebih terperinciPENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)
PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS) Rizki Wahyuniardi *), Dhia Malika Reyhanandar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi, dunia kerja tidak lepas dari kebutuhan akan adanya komputer yang membantu atau mempermudah dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Komputer
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini hampir semua aspek pekerjaan baik di sektor bisnis dan perkantoran maupun industri dan manufaktur telah memanfaatkan dukungan teknologi dan perangkat
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang baru saja didirikan dijurusan Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom. Laboratorium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
USULAN PERBAIKAN SPESIFIKASI ALAT BANTU DI STASIUN KERJA PENGIKISAN ALAT CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) Yuvie Mutiarasari 1, Rino Andias
Lebih terperinciAnalisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ
Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manual material handling atau penanganan material secara manual masih menjadi sebagian besar aktivitas yang ada di dunia industri seperti aktivitas pengangkatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot skeletal yang disebabkan karena tubuh menerima beban statis, atau bekerja pada postur janggal secara
Lebih terperinciBAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian terhadap proses pekerjaan finishing yang terdiri dari pemeriksaan kain, pembungkusan kain, dan pengepakan (mengangkat kain) ini memiliki
Lebih terperinciPerancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur 1 Isabella Nungki
Lebih terperinciDAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat kerja dapat terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Dari sekian banyak penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS
ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (Studi Kasus pada Bagian Bad Stock Warehouse PT. X Surabaya) ANALYSIS IMPROVEMENT OF OPERATOR
Lebih terperinciPerbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer
Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Maret 0, pp.77-8 ISSN 0-95X Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Saepul Bahri, Ja far Salim, Wahyu Susihono,, JurusanTeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA
ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE Mirsa Diah Novianti 1, Sultan Tanjung 2 1,2 Fakultas Teknik dan
Lebih terperinciANALISA RESIKO ERGONOMI KERJA OPERATOR INSPEKSI ERGONOMIC RISK ANALYSIS OF INSPECTION OPERATOR. Benedikta Anna Haulian Siboro 1
PROFISIENSI, Vol 5 No. 2 ;61-68 Desember, 2017 P-ISSN 2301-7244 E- ISSN 2598-9987 ANALISA RESIKO ERGONOMI KERJA OPERATOR INSPEKSI ERGONOMIC RISK ANALYSIS OF INSPECTION OPERATOR Benedikta Anna Haulian Siboro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk
Lebih terperinciANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak
ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com
Lebih terperinciGANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)
.~5."':!>.~~ Computer.BasedSystems GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA) Farry Firman H., Rina Prisilia Laboratorium Teknik Industri Menengah Jurusan
Lebih terperinciPenempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I
Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn,. M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA
ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA Henny *, Iyan Andriana dan Jazim Alkhamidi 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan pertambahan tenaga kerja menimbulkan berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya penyakit
Lebih terperinciGAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR
GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR Keluhan muskuloskeletal merupakan salah satu permasalahan umum yang dialami penjahit dalam menjalankan pekerjaannya. Keluhan muskuloskeletal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang terjadi pada punggung bagian bawah yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit maupun aktifitas
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan sehari-hari keluhan LBP dapat menyerang semua orang, baik jenis
Lebih terperinciPERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN
PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN
IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan
Lebih terperinciGAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013
GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013 Nyoman Virna Uginiari 1, I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti 2 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PENJAHIT DI PUSAT INDUSTRI KECIL MENTENG MEDAN 2015
HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PENJAHIT DI PUSAT INDUSTRI KECIL MENTENG MEDAN 2015 (CORRELATION OF WORKING POSTURE WITH MUSCULOSKELETAL DISORDERS THE TAILORS AT PUSAT INDUSTRI
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA
60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciPerbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ
Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ Tri Yanuar 1, Yayan Harry Yadi 2, Ade Sri Mariawati 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciJurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN
ANALISIS POSTUR KERJA DALAM SISTEM MANUSIA MESIN UNTUK MENGURANGI FATIGUE AKIBAT KERJA PADA BAGIAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI PT. ANGKASA PURA II POLONIA MEDAN Farida Ariani Staff Pengajar Departemen
Lebih terperinciCut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak
ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli
Lebih terperinciUniversitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya kebutuhan akan informasi dan hiburan di Indonesia menjadikan industri pada bidang media memiliki prospek yang menjanjikan baik untuk saat ini maupun
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN
Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING
Lebih terperinciMODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan
MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan
Lebih terperinciPerancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo
Performa (2011) Vol. 10, No. 2: 119-130 Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Maria Puspita Sari, Rahmaniyah Dwi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS Agus Santosa 1, Dwi Kuat Ariska 1 1 Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas
Lebih terperinciBAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN
21 BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di workshop Steel Tower PT. Bukaka Teknik Utama terhadap risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan unsur terpenting dalam perusahaan untuk meningkatkan produksi perusahaan, di samping itu tenaga kerja sangat beresiko mengalami masalah kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang bidang kesehatan terdiri atas upaya pokok di bidang kesehatan yang dituangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN disebutkan
Lebih terperinciNovena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa
ANALISIS POSTUR KERJA PADA INDUSTRI GERABAH Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA, Jln.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade Area (AFTA) semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Egonomi Ergonomi atau ergonomis berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
Lebih terperinciEVALUASI POSTUR KERJA PADA UNIT INTEGRATED OPERATION CENTER REGIONAL (IOCR) PT ABC MENGGUNAKAN METODE RAPID OFFICE STRAIN ASSESMENT (ROSA)
EVALUASI POSTUR KERJA PADA UNIT INTEGRATED OPERATION CENTER REGIONAL (IOCR) PT ABC MENGGUNAKAN METODE RAPID OFFICE STRAIN ASSESMENT (ROSA) NASKAH PUBLIKASI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan
Lebih terperinciLampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire
Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan dituntut untuk memperhatikan kinerja pekerjanya, karena pekerja merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat vital dalam kegiatan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi industri diikuti dengan risiko bahaya kesehatan akibat tidak adanya keseimbangan interaksi antara manusia dengan peralatan, lingkungan dan mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Guwatirta Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang UTRA. Dalam perusahaan
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT
SKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT Disusun Oleh : Sanusi Akbar NPM. 201310217011 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kursi roda menjadi alat bantu yang sangat penting bagi penyandang cacat fisik khususnya penyandang cacat bagian kaki dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Akan tetapi, kursi roda yang digunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN DODOL DI TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2016 Identitas Umum Responden 1. Nama : 2. Usia (thn) : 3. Jenis Kelamin : L/P
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tekstil merupakan salah satu sektor andalan industri di Indonesia dalam pertumbuhan perekonomian Nasional. Garmen merupakan bagian yang memberikan sumbangan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Batik Komar merupakan badan usaha milik perseorangan yang dimiliki oleh H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. yang bergerak dibidang produksi kain batik. Batik Komar didirikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian yang dilakukan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan dalam tugas akhir ini. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN TINGKAT KELUHAN SUBYEKTIF MUSKULOSKELETAL PADA PENJAGA PINTU TOL TEMBALANG SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN TINGKAT KELUHAN SUBYEKTIF MUSKULOSKELETAL PADA PENJAGA PINTU TOL TEMBALANG SEMARANG Dhandy Dwi Yustica, Suroto, Ekawati Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK
ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,
Lebih terperinci