DAFTAR ISI. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III-1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III-1"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...ii DAFTAR TABEL...vii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR GRAFIK...xii BAB I PENDAHULUAN...I Latar Belakang... I Dasar Hukum Penyusunan... I Hubungan Antar Dokumen... I Sistematika Penulisan... I Maksud dan Tujuan... I-11 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH...II Aspek Geografi dan Demografi... II Karakteristik Lokasi Wilayah... II Letak dan Geografis...II Posisi Geografis... II Kawasan Kabupaten Lamongan...II Topografi... II Geologi... II Hidrologi... II Klimatologi... II Penggunaan Lahan... II Potensi Pengembangan Wilayah...II Wilayah Pembangunan I (WP I) Lamongan...II Wilayah Pembangunan II (WP II) Paciran-Brondong...II Wilayah Pembangunan III (WP III) Babat...II-8 III-1

2 Wilayah Pembangunan IV (WP IV) Sukodadi...II Wilayah Pembangunan V (WP V) Ngimbang...II Wilayah Rawan Bencana... II Bencana Banjir... II Bencana Gelombang Pasang...II Demografi... II Aspek Kesejahteraan Masyarakat... II Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi...II Pertumbuhan PDRB... II PDRB Perkapita... II Laju Inflasi... II Fokus Kesejahteraan Sosial... II Urusan Pendidikan... II Urusan Kesehatan...II Fokus Seni Budaya dan Olahraga...II Urusan Seni Budaya... II Urusan Kepemudaan dan Olah Raga...II Aspek Pelayanan Umum... II Fokus Layanan Urusan Wajib... II Urusan Pendidikan... II Urusan Pekerjaan Umum...II Urusan Perumahan...II Urusan Penanaman Modal...II Urusan Koperasidan Usaha Kecil Dan Menengah...II Urusan Kependudukan Dan CatatanSipil...II Urusan Ketenagakerjaan...II Ketahanan Pangan... II Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak...II Urusan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera...II Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, III-2

3 Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, danpersandian...ii Urusan Sosial... II Urusan Kearsipan... II Urusan Perpustakaan...II FokusLayanan Urusan Pilihan... II Urusan Kelautan dan Perikanan...II Urusan Pertanian... II Urusan Kehutanan...II Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral...II Urusan Perindustrian...II Urusan Pariwisata... II Aspek Daya Saing Daerah... II Transportasi... II Utilitas... II-57 BAB III GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN...III Kinerja Keuangan Masa Lalu... III Kinerja Pelaksanaan APBD... III Neraca Daerah... III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu...III Proporsi Penggunaan Anggaran...III Analisis Pembiayaan... III Kerangka Pendanaan... III Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama... III Penghitungan Kerangka Pendanaan...III Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah...III Arah Kebijakan Pendapatan Daerah...III-26 III-3

4 3.4.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah...III Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah...III-29 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS...IV Permasalahan Pembangunan KabupatenLamongan...IV Permaalahan Sarana dan Prasarana (Infrastruktur)...VI Permasalahan Ketenagakerjaan dan pengentasan pengangguran...iv Permasalahan Pertanian... IV Permasalahan Kemiskinan... VI Permasalahan Pendidikan... IV Permasalahan Kesehatan... IV Tata Kelola Pemerintahan... IV Isu-Isu Strategis... IV Kekuatan (Strength)... IV Fisik dan Sarana Prasarana...IV Sosial Budaya...IV Perekonomian...IV Kelemahan (Weaknesses)... IV Fisik dan Sarana Prasarana...IV Sosial Budaya...IV Perekonomian...IV Peluang (Opportunity)... IV Fisik dan Sarana Prasarana...IV Sosial Budaya...IV Perekonomian...IV Ancaman (Treath)... IV Fisik dan Sarana Prasarana...IV Sosial Budaya dan Perekenomian...IV Telaah Dokumen Perencanaan Terkait...IV Telaah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Provinsi Jawa Timur (RPJPD Provinsi) dan Kabupaten Lamongan (RPJPD Lamongan)... IV Telaah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Provinsi Jawa Timur (RPJMD Jawa Timur)...IV Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Jawa Timur dan Kabupaten Lamongan... IV Telaah RPJMD Daerah Sekitar...IV-23 BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN...V Visi... V Misi... V-2 III-4

5 5.3 Tujuan dan Sasaran... V-3 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN...VI Strategi... VI Arah Kebijakan... VI Arah Kebijakan Tahunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah...VI Strategi dan Arah Kebijakan Tata Ruang Wilayah...VI Umum... VI Rencana Struktur Ruang Kabupaten Lamongan...VI Sistem Perdesaan Kabupaten Lamongan...VI Sistem Perkotaan Kabupaten Lamongan...VI-32 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM...VII Program Pembangunan Daerah Untuk Pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Lamongan Tahun VII-1 BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN...VIII-1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH...IX-1 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN...X Pedoman Transisi... X Kaidah Pelaksanaan... X-1 BAB XI PENUTUP...XI-1 III-5

6 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Kecamatan, Luas Wilayah, dan Jumlah Desa/Kelurahan Daerah Per Kecamatan Menurut Klasifikasi Kemiringan II-2 II-4 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Kabupaten Lamongan Tata Guna Tanah Kabupaten LamonganTahun 2014 Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Lamongan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamongan Menurut II-6 II-12 II-13 Tabel 2.6 Lapangan Usaha (persen) Tahun Peranan Lapangan Usaha terhadap Total PDRB Kab. Lamongan II-14 Tabel 2.7 Tahun (persen) Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten II-18 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Lamongan Tahun (Persen) Tingkat Pendidikan Penduduk Tahun 2014/2015 Perkembangan Jumlah Atlet Berprestasi Kab. Lamongan Tahun II-18 II-26 Tabel Perkembangan Jumlah Lapangan Olahraga Kab. Lamongan tahun II-27 Tabel Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten II-28 Lamongan Tahun III-6

7 Tabel 2.12 II-30 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tabel 2.13 Kabupaten Lamongan Tahun Rasio Guru dan Murid SemuaJ enjang Pendidikan Tahun II-30 Tabel Prosentase Penduduk Dengan Akses Air Minum Aman di II-33 Tabel 2.15 Kabupaten Lamongan Tahun 2015 Realisasi Pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni II-35 Tabel 2.16 Tahun Perkembangan Jumlah PMDN, Domestik, dan PMA Tahun II-36 Tabel 2.17 Tabel Perkembangan Kelembagaan Koperasi Tahun Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten Lamongan Tahun II-37 II-39 Tabel 2.19 Tabel Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Lamongan Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tahun II-43 II-48 Tabel 2.21 (ton) Perkembangan Produksi &Produktivitas Pertanian Tahun II-49 Tabel Produksi dan produktivitas tanaman perkebunan tahun II-50 Tabel Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Lamongan Tahun II-51 Tabel Perkembangan Produksi Daging & Telur di Kabupaten II-51 Tabel 2.25 Tabel 2.26 Tabel 2.27 Lamongan Tahun Data Kehutanan Kabupaten Lamongan Luas Lahan Kritis Termasuk di Kawasan Hutan Kab. Lamongan Penggunaan daya listrik (watt) untuk rumah tangga miskin Kab. II-52 II-53 II-55 Tabel 2.28 Lamongan Tahun Perkembangan Volume Usaha Industri Rumah Tangga, Industri II-56 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Kecil Menengah dan Industri Besar Tahun Derajat Desentralisasi Fiskal Tahun (Rupiah) Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten III-2 III-4 Tabel 3.3 Lamongan Tahun s.d. Tahun 2016 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun III-6 Tabel 3.4 Tabel Rasio PAD Terhadap DAU Dalam APBD TA Neraca Daerah Kabupaten Lamongan Tahun (Dalam III-7 III-9 Tabel 3.6 Rupiah) Tran Realisasi DAU dan Gaji III-15 III-7

8 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Proporsi Komponen Belanja Langsung Tahun Perkembangan Defisit APBD dan Realisasinya Tahun Pengeluaran Periodek, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama III-17 III-18 III-21 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 dalam APBD Kab. Lamongan Tahun Pertumbuhan Pendapatan dan Silpa Tahun Proyeksi Pendapatan dan Silpa Tahun Pertumbuhan Belanja Langsung dan Tidak Langsung Tahun III-23 III-23 III III-8

9 Tabel 3.13 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 6.1 Tabel 6.2 Tabel 6.3 Tabel 6.4 Tabel 6.5 Tabel 6.6 Tabel 6.7 Tabel 6.8 Tabel 6.9 Tabel 6.10 Tabel 6.11 Proyeksi Belanja Langsung dan Tidak Langsung Tahun Telaah RPJPN, RPJPD Jawa Timur, dan RPJPD Lamongan Telaah RPJMN dan RPJMD Jawa Timur III-25 Indikator Kinerja Utama Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sasaran dan Strategi Misi 1 Sasaran dan Strategi Misi2 Sasaran dan Strategi Misi3 Sasaran dan Strategi Misi4 Sasaran dan Strategi Misi 5 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi 1 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi2 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi3 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi4 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi5 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah IV-19 IV-20 IV-24 V-4 V-9 VI-4 VI-6 VI-8 VI-9 VI-11 VI-13 VI-14 VI-16 VI-16 VI-17 VI-19 Tabel 7.1 Tabel 8.1 Kebijakan Sasaran, Strategi, ArahKebijakan,dan Program Daftar Rencana Program Prioritas Beserta Pagu Indikatif VII-3 VIII-2 Tabel 9.1 Kabupaten Lamongan (dalam jutaan) Indikasi Rencana Program Prioritas Kabupaten Lamongan Telaah RPJMD Daerah Sekitar IX-2 III-9

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 4.1 Gambar 6.1 Peta Wilayah Kabupaten Lamongan Peta Kawasan Bencana Lamongan Keterkaitan Permasalahan, Isu Strategis Dan Visi Misi Fokus/tema Pembangunan Kab. Lamongan Tahun II-1 II-11 IV-1 VI-13 III-10

11 DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Nilai Dan Perkembangan PDRB Perkapita Kab. Lamongan III-11 II-15

12 Grafik 2.2 Tahun Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) Kab. Lamongan II-16 Grafik 2.3 Grafik 2.4 Tahun Rata Rata Lama Sekolah Di Kab. Lamongan Lamongan Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD / MI / Paket II-17 II-19 Grafik 2.5 A Kab. Lamongan Tahun Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP / MTs / II-20 Grafik 2.6 Paket B Kab. Lamongan Tahun Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/ SMK / MA II-20 Grafik 2.7 / Paket C Kab. Lamongan Tahun Perkembangan Angka Harapan Hidup Kab. Lamongan Tahun II-21 Grafik Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) Kab. Lamongan II-22 Grafik 2.9 Tahun Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) Kab. Lamongan II-23 Grafik 2.10 Grafik 2.11 Tahun Jumlah Gizi Buruk Di Kab. Lamongan Tahun Jumlah Pemuda Berprestasi Pada Berbagai Bidang Di Tingkat II-23 II-26 Grafik 2.12 Nasional Tahun Perkembangan Bangunan Sekolah Baik Di Kab. II-31 Grafik 2.13 Lamongan Tahun 2015 Perkembangan Pembuatan KTP, KK & Penerbitan Akta II-38 Grafik 2.14 Kelahiran Tahun Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kab. II-40 Grafik 2.15 Lamongan Tahun Perkembangan Ketersediaan Pangan, Cadangan Pangan Dan II-41 Grafik 2.16 Pola Pangan Harapan (PPH) Perkembangan Jumlah Desa Rawan Pangan Kab. Lamongan II III-12

13 Grafik 2.17 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Di Kab. II-43 Grafik 2.18 Grafik 2.19 Lamongan Tahun Perkembangan IKM Kab. Lamongan Tahun Perkembangan Urusan Sosial Kab. Lamongan Tahun II-45 II-45 Grafik Perkembangan Jumlah SKPD Menerapkan Pengelolaan Arsip II-47 Grafik 2.21 Baku Kab. Lamongan Tahun Jumlah Pengunjung Perpustakaan Kab. Lamongan Tahun II-48 Grafik 2.22 Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik Jumlah Kunjungan Wisata Kab. Lamongan Tahun Grafik Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Perbandingan DAU Terhadap Pad Pada APBD Ta Tren Kenaikan DAU Dengan Belanja Gaji Proporsi Realisasi Belanja Tidak Langsung Dan Belanja II-56 III-7 III-8 III-17 III-17 Grafik 3.5 Langsung Tahun Dan Rencana Tahun 2017 Proporsi Komponen Belanja Langsung Tahun III-18 III-13

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan durasi waktunya, perencanaan pembangunan daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan adanya dokumen perencanaan pembangunan daerah. Dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai pedoman dalam pengalokasian program dan anggaran sesuai dengan target sasaran dan kebijakan pembangunan daerah. Salah satu dokumen yang harus disusun oleh III-14

15 pemerintah kabupaten adalah (RPJMD) yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, RPJMD Tahun merupakan penjabaran visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Lamongan periode tahun yang telah dilantik. Dokumen RPJMD Tahun merupakan rencana pembangunan jangka menengah periodesasi ketiga dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan. Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil Bupati dalam penyusunannya diselaraskan dengan sasaran prioritas pembangunan nasional sesuai dengan ketentuan dalam Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) , arah kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Timur dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun dan RPJPD Kabupaten Lamongan RPJMD Kabupaten Lamongan Tahun merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu masa bakti kepala daerah. Dengan dilantiknya H. Fadeli sebagai Bupati Lamongan dan Hj. Kartika Hidayati sebagai Wakil Bupati Lamongan yang dilantik pada tanggal 17 Februari 2016, maka Pemerintah Kabupaten Lamongan menyusun RPJMD Kabupaten Lamongan Tahun yang nantinya akan menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) pada setiap tahun dan juga dijadikan pedoman bagi Perangkat Daerah dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) PD. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 Pasal 25 Ayat (1) dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 69 Ayat (2). RPJMD sebagai suatu bentuk perencanaan strategis yang disusun melalui proses yang dilakukan dengan memperhatikan pendekatan dalam penyusunan perencanaan, penelaahan kondisi dan permasalahan daerah serta identifikasi potensi sumberdaya yang ada agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis dengan tetap berada dalam tatanan sistem manajemen pembangunan nasional. Dengan demikian, RPJMD Tahun merupakan dokumentasi rencana pemenuhan kebutuhan nyata serta untuk mengantisipasi berbagai persoalan aktual yang akan dihadapi oleh seluruh masyarakat Kabupaten Lamongan. III-15

16 Penyusunan RPJMD Kabupaten Lamongan dilandasi oleh semangat otonomi daerah dimana pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri pemerintahan menurut azas otonomi dan tugas pembantuan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 ayat 6. Pemberian otonomi dimaksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan daya saing, melalui prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan dalam pembangunan, serta meningkatkan daya guna potensi daerah dan keaneragaman sumber daya daerah. Pemberian otonomi kepada Daerah harus memperhatikan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah, kesinambungan pembangunan, dan hubungan yang sinergi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Dalam hal penyusunan perencanaan pembangunan, pemerintah memperhatikan keterkaitan antara perencanaan daerah tetap harus pemerintahan pusat, pemerintah propinsi dan perencanaan pembangunan pemerintah daerah di sekitarnya, sehingga pencapaian tujuan daerah mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek paling penting yang harus diperhatikan dalam rangka menjaga keselarasan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah adalah aspek hubungan keuangan, hubungan pemanfaatan sumber daya alam, pelayanan umum, dan sumber daya lainnya. Oleh karena itu tujuan dan sasaran pembangunan harus memperhatikan permasalahan yang menjadi lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Alokasi sumberdaya daerah harus mendukung penyelesaian masalah nasional disamping masalah yang ada di daerah masing-masing, sehingga tujuan maupun sasaran pembangunan yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah bersinergi dengan tujuan maupun sasaran yang ingin dicapai oleh pemerintah pusat. RPJMD sebagai suatu bentuk perencanaan strategis yang disusun melalui proses yang dilakukan dengan memperhatikan pendekatan dalam penyusunan perencanaan, penelaahan kondisi dan permasalahan daerah serta identifikasi potensi sumberdaya yang ada agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis dengan tetap berada dalam tatanan sistem manajemen pembangunan nasional. Dengan demikian, RPJMD Tahun merupakan dokumentasi rencana III-16

17 pemenuhan kebutuhan nyata serta untuk mengantisipasi berbagai persoalan aktual yang akan dihadapi oleh seluruh masyarakat Kabupaten Lamongan. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Penyusunan Kabupaten Lamongan Tahun dilandasi dasar hukum sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4286). 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421). 3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438). 4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4725). 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI tahun 2014 nomor 244, Tambahan Lembaran Negara nomor 5587) 7. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578). 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815). III-17

18 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817). 11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi. 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833). 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 15. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi. 16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 28/PMK.07/2016 tentang Penggunaan, Pemantauan, Dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau. 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Propinsi Jawa Timur tahun III-18

19 Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 Nomor 3, Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 39) 19. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lamongan Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun Hubungan Antar Dokumen Sebagai konsekuensi dari landasan hukum pada penyusunan RPJMD, maka dokumen RPJMD Tahun memiliki keterkaitan dengan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan lainnya. Adapun penjelasan keterkaitan dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Hirarki perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu, RPJMD merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan. RPJMD harus sinkron dan sinergi antar daerah, antarwaktu, antarruang dan antarfungsi pemerintah, serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah. 2. Substansi RPJP Nasional Tahun , RPJM Nasional Tahun , RPJMD Provinsi Jawa Timur , dan RPJPD Kabupaten Lamongan Tahun menjadi acuan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Lamongan Tahun Secara lebih lanjut bahwa RPJMD membentuk keterkaitan secara hirarkis dengan penyusunan RKPD setiap tahunnya. 3. Penyusunan RPJMD juga memperhatikan RTRW Kabupaten Lamongan Tahun , terutama dari sisi pola dan struktur tata ruang, sebagai dasar untuk III-19

20 menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Kabupaten Lamongan. 4. Selain berpedoman dan memperhatikan ketentuan dimaksud, penyusunan RPJMD juga memperhatikan: (1) Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI); (2) Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan (MP3KI); (3) Pelingkupan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); (4) Standar Pelayanan Minimal (SPM); (5) RPJMD dan RTRW kabupaten sekitar. 5. RKPD yang merupakan penjabaran RPJMD akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk program/kegiatan yang akan didanai dari APBD. Sementara program/kegiatan yang direncanakan untuk dibiayai dana APBN akan diserasikan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) melalui proses musrenbang nasional. RKP akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (RAPBN). Pedo man Diacu RPJP Daera h RPJM Nasio nal Renja KL Diacu Dijab ar kan RKP Pedo man Pedoma n RKA KL Rinci an APBD RAPB N APBN Diserasikan melalui MUSRENBANG Diperhatikan Pedo man RPJM Daera h Pedo man Renst ra PD UU SPPN Dijab ar kan RKP Daera h Pedo man Renja PD Pedoma n RAPB D APBD RKA PD Rinci an APBD Diacu Pe do ma n Pemerint ah Daerah RPJP Nasio nal Pedo man Pemerint ah Pusat Pedo man Renst ra KL UU KN Perencanaan makro selanjutnya diterjemahkan ke dalam perencanaan sektoral yang dikaitkan dengan perencanaan regional dan spasial. Berikut ini diagram III-20

21 alur yang memperlihatkan hubungan antara perencanaan makro, perencanaan regional dan spasial. PERENCANAAN PERENCANAAN MAKRO MAKRO PERENCANAA N SEKTORAL (Keterkaitan (Keterkaitan antarwilayah) antarwilayah) PERENCANAA N REGIONAL (Keterkaitan (Keterkaitan antarsektor) antarsektor) KESEJAHTERAAN, PELAYANAN, DAN DAYA SAING Penyusunan RPJMD Tahun Kabupaten Lamongan akan mempengaruhi perencanaan tata ruang kabupaten. Visi dan misi bupati terpilih akan diterjemahkan ke dalam perencanaan spasial. Sehubungan dengan penyusunan RPJMD ini maka Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lamongan yang sedang dilaksanakan Peninjauan Kembali, saat ini harus diselaraskan antara dokumen perencanaan dengan tata ruang kewilayahan. Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan kedudukan RTRW Kabupaten Lamongan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. III-21

22 Tujuan Pembangunan Nasional RPJP Nasional RPJM Nasional RTRWN RPJPD Jawa Timur RPJMD Jawa Timur RTRWP Jawa Timur RPJPD Lamongan RPJMD Lamongan RTRW Kab. Lamongan 1.4 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan RPJMD, maksud dan tujuan penyusunan, landasan normatif penyusunan, hubungan dengan dokumen III-22

23 perencanaan lainnya dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar HukumPenyusunan 1.3 HubunganAntarDokumen 1.4 Sistematika Penulisan 1.5 Maksud dan Tujuan BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bab ini menguraikan statistik dan gambaran umum kondisi daerah saat ini, dengan maksud mengetahui keadaan daerah pada berbagai bidang dan aspek kehidupan sosial ekonomi daerah yang akan diintervensi melalui berbagai kebijakan dan program daerah dalam jangka waktu lima tahun. Bab ini diperjelas dan diperinci ke dalam sub bab-sub bab sebagai berikut: 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3 Aspek Pelayanan Umum 2.4 Aspek Daya Saing Daerah BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Bab ini menjelaskan gambaran umum keuangan daerah dan pembiayaan pembangunan yang pada akhirnya akan diketahui kemampuan daerah dalam membiayai program-program pembangunan. Adapun struktur sub bab dalam bab ini adalah: 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu; 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu; 3.3 Kerangka Pendanaan. BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Bab ini berisi uraian tentang permasalahan pembangunan yang akan dianalisa, sehingga menghasilkan isu-isu strategis dengan tujuan untuk memudahkan proses perumusan arah kebijakan, strategi dan skala prioritas. 4.1 Permasalahan Pembangunan; 4.2 Isu Strategis; 4.3 Telaah Dokumen Perencanaan Terkait. III-23

24 BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Bab ini menguraikan rumusan visi dan misi Kabupaten Lamongan Tahun , serta tujuan dan sasaran pembangunan dalam kurun waktu tahun Adapun struktur sub bab dalam bab ini adalah: 5.1 Visi; 5.2 Misi; 5.3 Tujuan dan Sasaran. BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam bagian ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya serta arah kebijakan yang menjadi pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Dalam bagian ini diuraikan keterkaitan antara bidang pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasarana yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang telah di tetapkan. BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Bab ini menguraikan hubungan pemerintah daerah dengan PD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab PD. Pada bagian ini, disajikan pula pencapaian target indikator kinerja dan pagu indikatif masing-masing program pembangunan daerah serta pagu indikatif untuk program-program yang berhubungan dengan pemenuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Terdapat pula penjelasan target capaian pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan. BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Bab ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator III-24

25 capaian yang bersifat mandiri setiap tahun, sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Bab ini berisi pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan RPJMD. Bab ini bertujuan untuk tetap menjaga keberlangsungan dan kesinambungan proses pembangunan daerah yang sudah dilaksankan dengan masa yang akan datang. Adapun struktur sub bab dalam bab ini adalah: 10.1Pedoman Transisi 10.2Kaidah Pelaksanaan BAB XI. PENUTUP 1.5 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan dokumen RPJMD Tahun adalah sebagai berikut. 1. Memberikan arah pembangunan daerah jangka menengah, sebagai pedoman penyusunan Renstra PD dan rencana pembangunan tahunan (RKPD). 2. Menjadi tolok ukur kinerja Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta instrumen bagi DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan. 3. Menjadi acuan dalam melaksanakan pembangunan bagi seluruh pemangku kepentingan. Adapun tujuan penyusunan dokumen RPJMD Tahun adalah sebagai berikut. 1. Merupakan bagian dari RPJPD Tahun , yang berkedudukan sebagai dokumen perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 tahunan. 2. Merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu Bupati/Wakil Bupati Lamongan periode Menyediakan standar untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap PD. 4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dan DPRD dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur. III-25

26 5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dan DPRD untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan. BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Aspek Geografi dan Demografi Karakteristik Lokasi Wilayah Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas wilayah Kabupaten Lamongan adalah 1.812,8 km², atau menempati sekitar 3,73% luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Kabupaten Lamongan terdiri dari 27 kecamatan, yang meliputi 462 desa, 12 kelurahan dan dusun. Dalam skenario pengembangan sistem perwilayahan Jawa Timur, Kabupaten Lamongan termasuk Wilayah Pengembangan Germakertosusila Plus, yang secara struktur maupun pola ruang lebih banyak diarahkan untuk mendukung percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur. Disamping itu, untuk pengembangan sistem perdesaan diarahkan pada penguatan hubungan desa-kota melalui pemantapan sistem agropolitan. Peta wilayah administrasi Kabupaten Lamongan tersaji pada gambar berikut. III-26

27 Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Lamongan Batas wilayah administratif Kabupaten Lamongan adalah: Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Gresik Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban : Tabel 2.1 Kecamatan, Luas Wilayah, dan Jumlah Desa/Kelurahan No Kecamatan Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring Modo Luas (Km²) 41,47 54,15 114,32 195,44 93,07 63,84 91,29 84,43 77,80 Jumlah Desa/ Kelurahan Jumlah Dusun III-27

28 Babat Pucuk Sukodadi Lamongan Tikung Sarirejo Deket Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Karanggeneng Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong Jumlah 62,95 44,84 52,32 40,38 52,99 47,39 50,05 40,52 52,88 58,69 43,35 51,32 49,65 30,15 96,00 101,02 47,89 74, , Sumber : Lamongan Dalam Angka 2014 Berdasarkan data tersebut Kecamatan Sambeng merupakan kecamatan yang memiliki wilayah terluas dengan luas 195,44Km², memiliki 22 desa dan 86 dusun. Sedangkan Kecamatan Maduran merupakan kecamatan dengan wilayah yang terkecil dengan luas 30,15 Km², memiliki 17 Desa dan 31 dusun Letak dan Geografis Posisi Geografis Secara geografis, Kabupaten Lamongan memiliki letak yang sangat strategis, karena berada pada jalur Pantai Utara yang menghubungkan kabupaten/kota di wilayah Utara Jawa Timur. Kabupaten Lamongan berada dalam perlintasan jalur arteri primer Surabaya-Lamongan-Tuban hingga Jawa Tengah dan jalan provinsi MojokertoLamongan. Ibukota Kabupaten Lamongan berjarak 44,8 km dari Surabaya, Ibukota Provinsi Jawa Timur.Kabupaten Lamongan terletak pada 6º sampai dengan 7º 23 6 Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur sampai bujur timur Kawasan Kabupaten Lamongan III-28

29 Wilayah Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik yaitu : Bagian Tengah Selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu batu dengan kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan Solokoro. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun dan Glagah Topografi topografi Kabupaten Lamongan dapat ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan. Kabupaten Lamongan terdiri dari dataran rendah dan berawa dengan ketinggian 0-20 m dengan luas 50,17% dari luas Kabupaten Lamongan, daratan ketinggian 25- m seluas 45,68% dan sisanya 4,15% merupakan daratan dengan ketinggian di atas m. Tabel 2.2 Luas Daerah Per Kecamatan Menurut Klasifikasi Kemiringan Kabupaten Lamongan No Kecamatan Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring 0-2% % % > 40% Luas (Ha) III-29

30 Modo Babat Pucuk Sukodadi Lamongan Tikung Sarirejo Deket Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Karanggeneng Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong JUMLAH Sumber : Lamongan Dalam Angka Geologi Secara fisiografis wilayah Kabupaten Lamongan bagian utara dan selatan termasuk dalam Zone Rembang (van Bemmelen, 1949) yang disusun oleh endapan paparan yang kaya akan unsur karbonatan, sedangkan wilayah bagian tengah termasuk zone Randu blatung yang kenampakan permukaannya merupakan dataran rendah, namun sebetulnya merupakan suatu depresi (cekungan) yang tertutup oleh endapan hasil pelapukan dan erosi dari batuan yang lebih tua pada Zone Kendeng dan Rembang. Sejarah geologi Kabupaten Lamongan diperkirakan dimulai kurang lebih 37 juta tahun yang lalu (Kala Oligosen). Saat itu wilayah Kabupaten Lamongan masih berupa lautan(bagian dari Cekungan Jawa Timur).Selanjutnya terjadi proses sedimentasi secara berurutan ke atas berupa penghamparan batuan sedimentasi laut yang kaya unsur karbonatan. Proses ini berlangsung hingga kurang lebih 19 juta tahun (hingga Kala Polisen). Pada kurang lebih 1,8 juta tahun yang lalu terjadi aktifitas tektonik (Orogenesa Plio-Pleistosen)yang menyebabkan terangkatnya Kabupaten Lamongan muncul ke permukaan laut. III-30

31 Adapun jenis batuan yang dijumpai di Kabupaten Lamongan dapat dikelompokkan sebagai berikut: Satuan Batu Lanau dengan sisipan batu gamping pasiran dan batu lempung Satuan Napal dengan sisipan batu pasir gampingan, batu pasir dan tuff Satuan Batu Lempung dengan sisipan batu pasir gampingan dan batu gamping Satuan Batu Pasir Tufan dengan sisipan konglomerat, breksi dan batu lempung Satuan Batu Gamping Koral dan Klastik dengan sisipan napal dan batu lempung Aluvial Hidrologi Secara umum keberadaan air di Kabupaten Lamongan didominasi oleh air permukaan, dimana pada saat musim penghujan dijumpai dalam jumlah yang melimpah hingga mengakibatkan bencana banjir, namun sebaliknya pada saat musim kemarau disebagian besar wilayah Kabupaten Lamongan relatif berkurang. Ketersediaan air permukaan ini sebagian tertampung di waduk-waduk, rawa, embung dan sebagian lagi mengalir melalui sungai-sungai. Kabupaten Lamongan dilewati oleh 3 buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo sepanjang ± 68 Km dengan debit rata rata 531,61 m3/bulan (debit maksimum 1.758,46 m3 dan debit minimum 19,58 m3) yang bermata air di Waduk Gajah Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi sepanjang ± 27 Km dan Kali Lamong sepanjang ± 65 Km yang bermata air di Kabupaten Lamongan. Selain dialiri oleh ketiga sungai besar tersebut, kondisi hidrologi ditentukan oleh adanya telaga dan mata air yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan air bersih dan sarana rekreasi masyarakat Klimatologi Aspek klimatologi ditinjau dari kondisi suhu dan curah hujan. Keadaan iklim di Kabupaten Lamongan merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2 (dua) musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan di Kabupaten Lamongan tahun 2014 terbilang cukup tinggi. Tercatat rata-rata curah hujan yang diperoleh dari 25 stasiun pengamatan yang ada di Kabupaten Lamongan yaitu sebanyak III-31

32 1.702 mm dengan rata-rata curah hujan paling banyak terjadi pada bulan Desember 2014 yaitu sebanyak 312 mm Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Lamongan hingga tahun 2014 yang terbesar adalah untuk areal persawahan, dengan rincian sawah irigasi Ha atau 25,29 persen dan sawah tadah hujan seluas ,19 Ha atau 18,23 persen. Pemanfaatan lahan terbesar berikutnya adalah hutan seluas ,20 Ha atau setara dengan 18,45 persen dari total lahan. Selengkapnya berkaitan dengan tata guna lahan disajikan Tabel 2.3. Tabel 2.3 Tata Guna Tanah Kabupaten Lamongan Tahun 2014 No Jenis Penggunaan Lahan Permukiman Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Perkebunan Hutan Hutan Rakyat Tambak Sungai Waduk Tegalan/Ladang Pertambangan Peruntukan Lainnya (rawa,tanah tandus dll) Jumlah Sumber : Lamongan Dalam Angka Luas (ha) , ,00 33, , , , , , , , , ,00 Prosentase (%) 7, , ,00 Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Lamongan yang terdiri dari 27 kecamatan dibagi menjadi lima wilayah pengembangan (WP), atas dasar orientasi pergerakan terhadap pusat wilayah pengembangan (WP), tersedianya akses penunjang ke pusat wilayah pengembangan (WP), kesamaan terhadap potensi wilayah, mengurangi kesenjangan wilayah dan karakter penduduk. Masing-masing pusat Wilayah Pengembangan (WP) akan memiliki III-32

33 fungsi dan peran sesuai dengan potensi yang dimilikinya, serta arahan kegiatan utama berdasarkan kegiatan dominan yang mungkin dikembangkan di wilayah pengembangan masing-masing. Adapun sistem perwilayahan di Kabupaten Lamongan beserta fungsi, peran dan arahan kegiatannya adalah sebagai berikut Wilayah Pengembangan I (WP I) Lamongan WP Lamongan meliputi Kecamatan Lamongan, Kecamatan Dekat, Kecamatan Glagah, Kecamatan Tikung, Kecamatan Sarirejo, Kecamatan Karangbinangun dan Kecamatan Kembangbahu, dengan pusat di Perkotaan Lamongan. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah: 1. Sebagai pusat pemerintahan kabupaten; 2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten; 3. Sebagai pusat kesehatan skala kabupaten; 4. Sebagai pusat pendidikan; 5. Sebagai pusat olahraga dan kesenian skala kabupaten; 6. Sebagai pusat peribadatan kabupaten; 7. Sebagai pusat perlindungan sumber daya air (Sungai Bengawan Solo). Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 1. Pengembangan kegiatan pelayanan umum; 2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa; 3. Pengembangan kegiatan kesehatan (Rumah Sakit, praktek dokter, apotek, puskesmas); 4. Pengembangan pendidikan; 5. Pengembangan transportasi darat; 6. Pengembangan kegiatan olahraga dan kesenian skala kabupaten; 7. Pengembangan kegiatan peribadatan. Sedangkan kegiatan utama sebagai pendukung WP ini adalah : 1. Pengembangan pertambangan; 2. Pengembangan pertanian; 3. Pengembangan peternakan; 4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat), III-33

34 5. Pengembangan kegiatan perikanan; serta 6. Pengembangan kegiatan pariwisata dan sarana/prasarana penunjangnya Wilayah Pengembangan II (WP II) Paciran-Brondong WP Paciran-Brondong ini meliputi Kecamatan Paciran, Kecamatan Brondong, Kecamatan Laren dan Kecamatan Solokuro, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Paciran dan Brondong. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah : 1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal; 2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala regional; 3. Sebagai pusat industri besar dan strategis nasional; 4. Sebagai pusat transportasi nasional; 5. Sebagai pengembangan kawasan minapolitan; 6. Sebagai pusat pelabuhan dan industri perikanan skala regional dan nasional; 7. Sebagai pusat kegiatan pariwisata skala regional; 8. Sebagai pusat Pelayanan pelabuhan barang skala regional; 9. Sebagai pusat pengembangan pendidikan. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan; 2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa; 3. Pengembangan industri besar; 4. Pengembangan transportasi darat; 5. Pengembangan kegiatan pelabuhan dan perikanan laut; 6. Pengembangan kegiatan wisata skala Regional; serta 7. Pengembangan kegiatan pendidikan. Serta Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah: 1. Pengembangan kegiatan industri (Kerajinan Rakyat); 2. Pengembangan pertanian; III-34

35 3. Pengembangan peternakan; 4. Pengembangan pertambangan; 5. Pengembangan kehutanan; 6. Perlindungan kawasan lindung (mangrove) Wilayah Pengembangan III (WP III) Babat WP Babat meliputi Kecamatan Babat, Kecamatan Sekaran, Kecamatan Maduran, Kecamatan Pucuk dan Kecamatan Kedungpring, dengan pusat di Perkotaan Babat. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah : 1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal; 2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala Regional; 3. Sebagai pusat pengembangan Industri (kerajinan rakyat, industry pengolahan hasil pertanian); 4. Sebagai pusat perlindungan sumberdaya air (aliran sungai Bengawan Solo); 5. Pengembangan jaringan transportasi darat regional. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 1. Pengembangan pelayanan umum tingkat Kecamatan; 2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala Kabupaten dan Regional; 3. Pengembangan transportasi darat; 4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian); 5. Perlindungan kawasan konservasi sumberdaya air (aliran sungai Bengawan Solo); 6. Pengembangan transportasi darat (jalan dan kereta api). Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah: 1. Pengembangan pertanian; 2. Pengembangan peternakan; serta 3. Pengembangan pariwisata Wilayah Pengembangan IV (WP IV) Sukodadi III-35

36 WP Sukodadi ini meliputi Kecamatan Sukodadi, Kecamatan Turi, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Sugio, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Sukodadi. Fungsi dan peranan Perkotaan sebagai pusat WP ini adalah : 1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal; 2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala regional; 3. Sebagai pusat pelayanan umum; 4. Sebagai pusat pengembangan kegiatan industri; 5. Sebagai pusat kegiatan pariwisata; 6. Sebagai pusat kegiatan pertanian; serta 7. Pengembangan jaringan transportasi skala regional. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan; 2. Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal; 3. Pengembangan transportasi darat; 4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat; industri pengolahan hasil ternak dan pertanian); 5. Pengembangan kegiatan pariwisata alam dan budaya; 6. Pengembangan kegiatan pertanian (tanaman pangan, sayuran, hortikultura, dan perkebunan); serta 7. Pengembangan transportasi darat. Kegiatan utama sebagai pendukung WP ini adalah : 1. Pengembangan pertanian; 2. Pengembangan peternakan; 3. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat), 4. Pengembangan transportasi; 5. Pengembangan kegiatan pariwisata Wilayah Pengembangan V (WP V) Ngimbang WP Ngimbang ini terdiri dari Kecamatan Ngimbang, Kecamatan Sambeng, Kecamatan Bluluk, Kecamatan Sukorame, Kecamatan Mantup dan Kecamatan Modo, dengan pusat pelayanan berada di Kacamatan Ngimbang. Fungsi dan peranan Perkotaan sebagai pusat WP ini adalah: III-36

37 1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal; 2. Sebagai pusat kegiatan pertanian; 3. Sebagai pusat pengembangan Agropolitan; serta 4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian). Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan dan kabupaten; 2. Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal; 3. Pengembangan transportasi darat; 4. Pengembangan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan); 5. Pengembangan kegiatan agribisnis; serta 6. Pengembangan kehutanan. Kegiatan utama sebagai pendukung WP ini adalah : 1. Pengembangan pertanian (tanaman pangan dan perkebunan); 2. Pengembangan peternakan; 3. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat); 4. Pengembangan pariwisata; 5. Pengembangan kehutanan; serta 6. Pengembangan transportasi Wilayah Rawan Bencana Rawan bencana yang terdapat di Kabupaten Lamongan adalah bencana banjir dan bencana gelombang pasang Bencana Banjir Beberapa kawasan di Kabupaten Lamongan merupakan kawasan rawan banjir terutama pada kawasan yang dilalui oleh aliran Sungai Bengawan Solo yaitu di Kecamatan Babat, Sekaran, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Glagah dan Karangbinangun. Selain kawasan tersebut kawasan lainnya yang termasuk dalam rawan bencana banjir antara lain Kecamatan Deket dan Turi. Luas seluruh kawasan rawan bencana di Kabupaten Lamongan mencapai Ha atau sekitar 16,15 % dari luas wilayah Kabupaten Lamongan. Beberapa penyebab terjadinya banjir antara lain III-37

38 disebabkan oleh semakin berkurangnya kawasan hijau di sekitar daerah sungai, dan banyak terdapat kawasan budidaya di sekitar kawasan konservasi Bencana Gelombang Pasang Rawan bencana berupa rawan gelombang pasang perlu diantisipasi pada kawasan pantura yaitu di pesisir Brondong dan Paciran. Kawasan ini merupakan kawasan dengan intensitas pengembangan yang tinggi terutama untuk kegiatankegiatan budidaya. Untuk menyeimbangkan kelestarian lingkungan sekitar pantai dan untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya bencana terutama bencana gelombang pasang, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan sejak dini. Gambar 2.2 Peta Kawasan Bencana Lamongan Demografi demografi Kabupaten Lamongan berdasarkan perkembangan jumlah penduduk yang tercatat sepanjang tahun menunjukkan fluktuasi. Tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan sebanyak 1,65% tetapi pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebanyak 4,97%. Sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 0,70% dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 0,27%. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Lamongan rata-rata berada pada kisaran 0,72%. Kenaikan atau penurunan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lamongan III-38

39 masih relatif stabil. Perkembangan jumlah penduduk secara detail disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2.4 JUMLAH PENDUDUK DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TAHUN No. KECAMATAN r (laju pertumbuh penduduk 1 SUKORAME , BLULUK , MODO , NGIMBANG , BABAT , KEDUNGPRING , BRONDONG , LAREN , SEKARAN , MADURAN , SAMBENG , SUGIO , PUCUK , PACIRAN , SOLOKURO , MANTUP , III-39

40 17 SUKODADI , KARANGGENENG , KEMBANGBAHU , KALITENGAH , TURI , LAMONGAN , TIKUNG , KARANGBINANGUN , DEKET , GLAGAH , SARIREJO , , Jumlah Sumber: Capilduk Kabupaten Lamongan 2016 Jumlah Penduduk menurut Agama Population by Religion 2015 No. (1) Kecamatan/ District (2) Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring Modo Islam Kristen Katholik Hindu Budha Khonghucu Kepercayaan (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Jumlah/ Total (10) III-40

41 Babat Pucuk Sukodadi Lamongan Tikung Sarirejo Deket Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Karanggeneng Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong Jumlah / Total Tahun / Year 2014 Tahun / Year 2013 Tahun / Year 2012 Tahun / Year Aspek Kesejahteraan Masyarakat Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator ekonomi modern yang ditujukan untuk mengetahui tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi suatu negara/daerah/wilayah dihitung dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun berjalan dengan PDRB tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDRB dapat ditunjukkan berdasarkan struktur lapangan usaha. Laju pertumbuhan ekonomi Lamongan tahun 2015 sebesar 5,77 persen, melambat dibanding tahun 2014 mencapai 6,41 persen. Agregat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 terbentuk dari pertumbuhan masing-masing kategori lapangan usaha yang bervariasi dan semua mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha di Kabupaten Lamongan pada kurun waktu selalu diatas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Dari 17 sektor atau lapangan usaha sebanyak 14 sektor lapangan usaha yang pertumbuhannya diatas 5 %, sedangkan 3 sektor atau lapangan usaha yang III-41

42 pertumbuhannya dibawah 5 %. Pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha secara detail pada tabel di bawah. Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamongan Menurut Lapangan Usaha (persen) Tahun A. KATEGORI Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B. C. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik dan Gas 10,33 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -0,85 2,79 6,44 10,1 6 4,33 F. G. Konstruksi Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil &Sepeda Motor 4,67 10,25 4,01 9,40 5,89 9,85 5,08 7,84 1,66 7,20 H. I. Transportasi dan Pergudangan Penyediaan akomodasi & makan minum Informasi dan Komunikasi 6,07 10,38 6,28 5,69 8,09 6,04 8,87 9,66 7,61 12,80 7,81 7,84 10,3 3 10,8 4 3,97 1,44 7,81 6,80 6,93 13,05 7,05 7,14 9,09 8,07 8,03 5,85 1,69 6,36 0,88 6,84 6,05 8,74 7,99 7,96 9,10 9,69 9,14 4,27 6,86 7,34 6,41 7,06 5,77 J. K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estate , , , , ,57 5,73 8,31 1,65 6,94 6,08 8,47 9,64 8,14 3,78 2,83 0,45 7,91 3,46 5,43 9,34 11,75 M. N. O. Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,44 8,18 P. Q. Jasa Pendidikan 7,29 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R. S. T. U. Jasa lainnya Produk Domestik Regional Bruto Sumber: BPS Kabupaten Lamongan ,08 6,19 6,67 8,40 11,9 6 1,63 6,92 Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Lamongan masih didominasi lapangan usaha pertanian,kehutanan,dan perikanan daripada lapangan usaha ekonomi lainnya. Sumbangan terbesar pada tahun 2015 dihasilkan oleh lapangan usaha kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 39,96 persen; kemudian lapangan usaha kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor sebesar 19,75 persen; lapangan usaha kategori Konstruksi sebesar 10,50 persen; lapangan usaha kategori Industri Pengolahan sebesar 7,24 persen; dan lapangan III-42

43 usaha kategori informasi dan Komunikasi sebesar 6,23. Sementara peranan lapangan usaha kategori yang lain kontribusinya dibawah 5 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini mengenai seberapa besar peranan masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB. Apabila dilihat perkembangan kontribusi masing-masing kategori dari tahun ke tahun terhadap total PDRB pada lapangan usaha/kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan peran dan selalu menjadi penyumbang utama dalam pembentukan PDRB, demikian pula untuk kategori industri pengolahan dan perdagangan. Hal ini akan dicermati pada pokok pembahasan selanjutnya pada masing-masing kategori lapangan usaha. Tabel 2.6 Peranan Lapangan Usaha terhadap Total PDRB Kabupaten Lamongan Tahun (persen) KATEGORI Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang ,08 1,35 7, , ,08 1,26 7,12 0,07 0, ,56 1,19 7,02 0,06 0, ,13 1,28 7,13 0,05 0, ,96 1,36 7,24 0,05 0,10 F. G. Konstruksi Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil &Sepeda Motor 11,28 18, ,49 10,68 18,96 10,66 18,73 10,50 18,75 H. I. Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi & Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,71 1,28 0,69 1,26 0,71 1,25 0,74 1,31 0,76 1,41 7,15 1, ,28 4,86 6,87 1,94 1,97 0,27 4,72 6,62 2,03 1,99 0,27 4,44 6,30 2,06 1,95 0,26 4,10 6,23 2,07 2,04 0,26 4,02 2,47 0,74 2,03 2,53 0,75 1,84 2,55 0,77 1,76 2,58 0,80 1,80 2,58 0,81 1,86 A. B. C. D. E. J. K. L. M. N. O. P. Q. R. S. T. U. Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Produk Domestik Regional Bruto Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2016 III-43

44 PDRB Perkapita Indikator PDRB perkapita dapat digunakan untuk melihat kondisi kesejahteraan masyarakat suatu daerah. PDRB Perkapita adalah indikator makro yang secara agregat dihitung dari PDRB (ADHB) dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Hal ini penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan masyarakat dalam hubungannya dengan kemajuan sektor ekonomi. PDRB Perkapita pada umumnya selain dipengaruhi oleh faktor produksi juga sangat dipengaruhi oleh harga barang dan jasa yang berlaku dipasar, sehingga pengaruh inflasi menjadi cukup dominan. Trend perkembangan PDRB per kapita di Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa pertumbuhannya relatif stabil. Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Lamongan tersaji dalam grafik berikut. Grafik 2.1 Nilai dan Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: BPS Kabupaten Lamongan Laju Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang secara umum. Laju inflasi yang tidak terkendali dapat memicu penurunan daya beli masyarakat, terutama oleh masyarakat miskin yang tidak memiliki tabungan. Selain itu, tingginya laju inflasi juga memberikan dampak semakin melebarnya tingkat distribusi pendapatan di masyarakat. Inflasi yang tinggi juga berpotensi menghambat investasi produktif. Hal ini III-44

45 karena tingginya tingkat ketidakpastian (mendorong investasi jangka pendek) dan tingginya bunga. Secara makro, dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi terhambat. Inflasi di Kabupaten Lamongan relative belum stabil. Pada tahun 2011 dan 2012 berada pada kisaran 3%, namun pada tahun 2013 dan 2014 naik pada kisaran 7% dan turun tajam pada tahun 2015 menjadi 1,96%. Penurunan angka inflasi tersebut sangat dipengaruhi rendahnya inflasi di komoditas bahan makanan, pendidikan, rekreasi, olahraga, perumahan, air, listrik dan bbm, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Grafik Perkembangan Inflasi di Kabupaten Lamongan sebagai berikut : GRAFIK INFLASI (PERBAIKAN EKONOMI) Fokus Kesejahteraan Sosial IPM merupakan salah satu ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai outcame pembangunan multi dimensi dan jangka panjang. IPM juga merupakan Indeks komposit atas Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli. Capaian IPM Kabupaten Lamongan setiap tahunnya dalam kurun waktu 2011 sampai dengan 2015 senantiasa menunjukkan progress yang cukup signifikan dan berada diatas capaian Jawa Timur, sebagaimana tabel dibawah ini : III-45

46 CAPAIAN IPM KABUPATEN LAMONGAN TAHUN METODE BARU Indeks Pembangunan Manusia IPM , ,51 68, , ,8 4 Sumber: BPS Kabupaten Lamongan Bikino Grafik IPM TOOK!!! N diskripsinya hubungi bu Yayuk,, MKSH Indeks Pendidikan Salah satu komponen pembentukan IPM adalah dari dimensi pengetahuan yang diukur melalui tingkat pendidikan. Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years of Schooling) dan Harapan Lama Sekolah (Expected Years of Scholing). Pada proses pembentukan IPM, Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah diberi botot yang sama, kemudian penggabungan kedua indikator ini digunakan sebagai Indeks Pendidikan. Adapun data Indeks Pendidikan sebagaimana tabel di bawah ini. DATA INDEKS PENDIDIKAN TAHUN Indikator EYS , , , , ,43 MYS 6,63 6,84 7,06 7,27 7,28 Pendidikan Sumber: BPS Kabupaten Lamongan Urusan Pendidikan Angka Melek Huruf III-46

47 Angka Melek Huruf (AMH) adalah angka yang menunjukkan tingkat kemampuan baca tulis penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. AMH Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan dari 99,84 pada tahun 2011 menjadi 99,98 pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 0,14. Perkembangan AMH Kabupaten Lamongan tahun 2011 sampai tahun 2015 tersaji dalam grafik berikut. Grafik 2.2. Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan 2015 Pertumbuhan AMH pada periode tahun menunjukkan peningkatan linier dan mengalami lonjakan pada tahun Perkembangan yang signifikan pada tahun 2014 merupakan suatu indikasi bahwa program dalam upaya peningkatan angka melek huruf yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya, berjalan cukup efektif. Angka Rata-rata Lama Sekolah Komponen lainnya dari indeks pendidikan adalah rata-rata lama sekolah atau mean years of schooling (MYS). Rata-rata lama sekolah adalah sebuah angka yang menunjukkan lamanya bersekolah seseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengan Tingkat Pendidikan Terakhir (TPT). Angka rata-rata lama sekolah (MYS) di Kabupaten Lamongan dalam lima tahun terakhir ada peningkatan. Pada tahun 2011 angka rata-rata lama sekolah adalah sebesar 8,71 tahun, sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 8,75 tahun. III-47

48 Selanjutnya pada tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 8,80 hingga tahun 2015 mencapai angka 8,85. Grafik 2.3 Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Lamongan Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan 2015 Peningkatan angka rata-rata lama sekolah dari tahun ke tahun menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Namun demikian peningkatan ini perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas, baik sarana prasarana maupun mutu pendidikan di Kabupaten Lamongan. Angka Partisipasi Kasar (APK) Indikator pendidikan selanjutnya yang juga sangat mendukung tingkat pencapaian indeks pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK). APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK Kabupaten Lamongan dalam kurun waktu tahun Pada tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa pertumbuhan APK mulai SD sampai dengan SMA menunjukkan penurunan. III-48

49 Rata-rata penurunan APK tiap tahun untuk SD sebesar 0,05 % untuk APK SMP sebesar 0,81 % sedangkan untuk APK SMA rata-rata penurunan tiap tahun sebesar 2,56 %. Rata-rata pertumbuhan tiap tahun terbesar pada APK SMA. Perkembangan APK tahun tersaji dalam tabel berikut. Tabel 2.7 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Lamongan Tahun (Persen) TAHUN SD SMP ,98 125, ,26 130, Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan 2015 SMA 87,35 87, Angka Pendidikan yang Ditamatkan Perkembangan angka pendidikan yang ditamatkan sampai dengan akhir tahun 2015, menunjukkan bahwa untuk penduduk yang belum pernah atau tidak pernah sekolah sampai dengan tidak atau belum tamat tingkat pendidikan SD/MI sebesar 27,47 persen atau sebesar orang, tingkat pendidikan SMP/MTs sebesar 18,81 persen atau orang, tingkat pendidikan SMA/SMK/MA sebesar 16,91 persen atau orang, tingkat pendidikan Diploma dan Perguruan Tinggi sebesar 4,15 persen atau sebanyak orang. Tabel 2.8 Tingkat Pendidikan PendudukTahun 2014/2015 No Variabel Tidak/Belum pernah sekolah Tidak/Belum tamat SD Tamat SD No. 4 5 Tamat SMP Tamat SMA Variabel Jumlah % 14,63 12,84 32,66 Jumlah % 18,81 11,67 III-49

50 Tamat SMK Tamat Diploma 1/ Tamat Diploma 3/Sarmud Tamat Sarjana Tak Terjawab 0 Jumlah Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan ,24 0,51 0,17 3,47 0,00,00 Angka Partisipasi Murni Indikator pendidikan lainnya yang sangat mempengaruhi tingkat pencapaian indeks pendidikan adalah Angka Partisipasi Murni (APM). APM adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. APM Kabupaten Lamongan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 terus mengalami peningkatan, di tingkat SD (usia 7-12 tahun) pada 2011 sebesar 99,94 %, baru kemudian pada tahun 2012 naik menjadi 99,95 %, dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 99,97 %, tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 99,98 % dan stabil hingga tahun Grafik 2.4 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan 2015 Sedangkan untuk tingkat SMP (usia tahun) pada tahun 2011 sebesar 90,02 % dan mengalami kenaikan tipis sebesar 90,04 % pada tahun Pada tahun III-50

51 2013 terjadi kenaikan drastis sebesar 92,68 %, dan terus meningkat pada tahun 2014 sebesar 92,77 % hingga mencapai angka 92,89 % di tahun Grafik 2.5 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan 2015 Untuk tingkat SMA (usia tahun) menunjukkan tren yang menggembirakan karena secara terus menerus mengalami peningkatan. Tahun 2011 sebesar 60,46 % sedangkan pada tahun 2012 naik menjadi 62,59 %, dan meningkat menjadi 62,71 % pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 menjadi 63,47 % serta di tahun 2015 mencapai 64,14 %. Peningkatan APM pada tingkat SMA ini mencerminkan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya arti pendidikan disamping juga peran aktif pemerintah dalam menyediakan fasilitas sekolah yang memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya. Perkembangan APM tahun 2011 sampai dengan 2015 sebagaimana tersaji dalam tabel berikut. Grafik 2.6 III-51

52 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Urusan Kesehatan Angka Harapan Hidup Angka harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Perkembangan angka harapan hidup selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data Angka Harapan Hidup pada tahun 2011 sebesar 71,26 %, meningkat sebesar 71,35 % di tahun 2012, di tahun 2013 meningkat lagi menjadi 71,43% hingga tahun 2014 mencapai angka 71,47 %. Kenaikan drastis terjadi di tahun 2015 hingga mencapai angka 71,67 %. Perkembangan angka harapan hidup tahun seperti digambarkan pada grafik sebagai berikut. Grafik 2.7 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten Lamongan Tahun III-52

53 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) per Kelahiran Hidup Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan banyaknya kematian bayi berusia di bawah satu tahun per 0 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Perkembangan kasus Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Lamongan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Lamongan pada tahun 2011 sebesar 51 kasus, mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 58 kasus dan 88 Kasus di Tahun 2013, akan tetapi di tahun 2014 mengalami penurunan yaitu sebesar 82 kasus dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 109 kasus. Upaya menekan kasus kematian bayi ditempuh melalui peningkatan pelayanan terhadap kesehatan bayi. Upaya tersebut dilaksanakan dengan pemeriksaan kesehatan dan penimbangan berat badan secara rutin, serta pemberian makanan tambahan di Posyandu. Keberhasilan dalam penurunan kasus kematian bayi akan dipertahankan agar kasus kematian bayi dapat terus ditekan pada tahun-tahun berikutnya. Berikut grafik kasus kematian bayi Kabupaten Lamongan. Grafik 2.8 Perkembangan Kasus Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Lamongan Tahun III-53

54 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) per.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Lamongan pada tahun mengalami peningkatan dan penurunan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Lamongan tahun 2011 sebesar 17 Kasus, mengalami penurunan 11 kasus di tahun 2012, sedangkan untuk tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 17 kasus, pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Lamongan mengalami penurunan yaitu 10 kasus dan meningkat di tahun 2015 menjadi 13 kasus per.000 kelahiran hidup. Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan AKI, diantaranya melalui peningkatan monitoring selama kehamilan (ANC) yang lebih optimal dan melakukan konsultasi sedini mungkin setiap kelainan yang ditemukan di luar kasus Obgyn kepada dokter spesialis terkait, serta minimal satu kali konsultasi ke dokter umum selama kehamilan. Lebih lengkapnya berikut data angka kematian ibu Kabupaten Lamongan. Grafik 2.9 III-54

55 Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan 2015 Status Gizi Masyarakat Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat status gizi masyarakat. Perkembangan prosentase balita gizi buruk di Kabupaten Lamongan selama lima tahun terakhir menunjukkan tren yang turun. Perkembangan persentase balita gizi buruk tahun sebagaimana tersaji pada grafik berikut: Grafik 2.10 Jumlah Gizi Buruk di Kabupaten Lamongan Tahun III-55

56 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan 2015 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Warga Miskin Sesuai dengan semangat otonomi daerah dimana berusaha mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Begitu juga dalam kesehatan, pemerintah daerah berupaya mempermudah dan meningkatkan akses pelayanan dan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat, tidak terkecuali warga miskin. Pemerintah Pusat maupun pemerintah provinsi berupaya memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, begitu juga halnya yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Lamongan. Peserta jaminan pemeliharaan kesehatan warga miskin mulai di Kabupaten Lamongan mulai tahun berjumlah peserta dengan rincian sebanyak jiwa dari Jamkesmas dan jiwa dari Jamkesda Fokus Seni Budaya dan Olahraga Urusan Kebudayaan Jumlah Grup Kesenian Untuk menopang pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan adanya upaya untuk menjaga eksistensi kelompok seni dan budaya yang ada di masyarakat. III-56

57 Kelompok seni dan budaya yang berperan sebagai penyelenggara kesenian memberikan dukungan dalam pelestarian seni dan budaya. Perkembangan jumlah kelompok kesenian pada kurun 5 tahun tidak mengalami perubahan. Pada tahun 2011 hingga tahun 2015 jumlah grup kesenian ada di Kabupaten Lamongan sebanyak 188 grup. Jumlah Gedung Kesenian Gedung kesenian saat ini di Kabupaten Lamongan masih belum tersedia, sehingga perlu adanya pengadaan gedung kesenian untuk menjaga dan melestarikan kesenian daerah. Keberadaan gedung kesenian diharapkan dapat menjadi media segenap lapisan masyarakat dalam mengaktualisasi kebudayaan daerah dan sekaligus menjadi sarana dalam pengenalan maupun pelestarian seni dan budaya daerah. Berdasarkan data peningkatan jumlah grup kesenian di Kabupaten Lamongan, seharusnya kedepan mampu mendukung peningkatan dan eksistensi grup kesenian dengan memfasilitasi sarana dan prasarana pendukung, salah satunya adalah penyediaan gedung kesenian. Dengan tersedianya gedung kesenian diharapkan pelestarian kesenian dan kebudayaan lokal dapat berkembang dengan baik. Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya Penyelenggaraan festival seni dan budaya dilaksanakan di beberapa tempat, yaitu stadion, alun-alun, dan pendopo kabupaten. Dengan dukungan tempat penyelenggaraan tersebut diharapkan akan semakin meningkatkan jumlah kegiatan seni dan budaya yang dilaksanakan. Untuk menopang pelestarian seni dan budaya perlu upaya menjaga eksistensi kelompok seni dan budaya yang ada di masyarakat. Berdasarkan sumber dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan 2016 ditunjukkan bahwa prestasi seni dan budaya Kabupaten Lamongan yang diraih di tingkat provinsi beragam. Tahun 2011 prestasi yang diraih yaitu 10 penyaji terbaik festival karya tari dan 3 penata musik terbaik serta penyaji teraktif pawai budaya. Tahun 2012 prestasi seni budaya yang diraih yaitu 10 penyaji terbaik festival karya tari serta 3 penata musik terbaik. Tahun 2013 & tahun 2014 prestasi yang diraih 10 penyaji terbaik festival karya tari, 3 penata musik terbaik serta 10 penyaji III-57

58 unggulan festival lagu daerah. Sedangkan tahun 2015 yaitu 10 penyaji terbaik festival karya tari serta 3 penata rias busana pada festival karya tari. Benda Budaya Daerah di Kabupaten Lamongan Kabupaten Lamongan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki banyak peninggalan arkeologi (purbakala). Oleh karenanya Lamongan telah mengesahkan Perda Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pelestarian Benda Cagar Budaya.Di Lamongan terdapat 55 cagar budaya yang dilindungi dari 95 cagar budaya yang ada. Budaya tersebut perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai upaya untuk menyatukan dan memperkokoh budaya bangsa. Grafik 2.11 Realisasi Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya Tahun Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan 2015 Grafik 2.12 Realisasi Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Tahun III-58

59 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan 2015 Grafik 2.13 Realisasi Kelompok Seni dan Budaya yang Menerima Pembinaan Tahun Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan 2015 CATATAN : MAS OPECK UNTUK GRAFIKNYA DIMULAI TAHUN dan UNTUK TARGETNYA JUGA DIHAPUS!!!! Urusan Kepemudaan dan Olah Raga Jumlah Pemuda Berprestasi Pada Berbagai Bidang kecuali Olahraga di Tingkat Nasional III-59

60 Perkembangan jumlah pemuda berprestasi pada berbagai bidang di tingkat nasional dari Kabupaten Lamongan sepanjang tahun mengalami peningkatan dari 16 pemuda pada tahun 2011 menjadi 20 pemuda pada tahun Jumlah pemuda berprestasi pada berbagai bidang di tingkat nasional selama periode 2011 sampai dengan tahun 2015 tersaji dalam grafik berikut. Grafik 2.14 Jumlah Pemuda Berprestasi Pada Berbagai Bidang di Tingkat Nasional Tahun Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamongan 2015 Grafik 2.15 Realisasi Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Tahun III-60

61 Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamongan 2015 CATATAN : MAS OPECK UNTUK GRAFIKNYA DIMULAI TAHUN dan UNTUK TARGETNYA JUGA DIHAPUS!!!! Daftar atlet berprestasi Daftar atlet berprestasi ini mengukur tingkat keberhasilan pembinaan olahraga di Kabupaten Lamongan dengan menghitung jumlah cabang olahraga yang berprestasi di tingkat provinsi/nasional. Perkembangan prestasi cabang olahraga yang dibina oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut. Tabel 2.15 Perkembangan Jumlah Atlet Berprestasi Kabupaten Lamongan Tahun Prestasi Tahun Atletik Pencak silat Gulat Panahan Tenis meja Tarung drajat III-61

62 Tahun Prestasi Catur Panjat tebing Aeromodeling 3 10 Karate 8 4 Wushu 3 2 Tenis lapangan Taekwondo Sepak takraw 1 Bulu tangkis 1 Tolak peluru 8 Lontar martil 6 2 III-62

63 Tahun Prestasi Lompat tinggi 6 Lempar lembing 5 Lempar cakram 1 Lompat jauh - Balap sepeda no road race 2 Bina raga Basket 1 Jalan cepat Drum band Jumlah Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamongan 2015 Perkembangan menunjukkan jumlah peningkatan pemuda yang pertumbuhannya sebesar 23,17 %. sangat berprestasi signifikan. pada bidang Rata-rata olahraga tiap tahun Capaian prestasi bidang olahraga yang paling banyak di panjat tebing. Lapangan Olah raga Sampai dengan tahun 2015, jumlah lapangan olah raga sebanyak buah yang terdiri dari lapangan volley sebanyak 377 buah, lapangan sepak bola sebanyak 313 buah, lapangan basket sebanyak 26 buah, lapangan bulutangkis sebanyak 193 buah, kolam renang sebanyak 17 buah dan lapangan tenis meja sebanyak 298 buah. Dengan ketersediaan jumlah lapangan olahraga yang ada tersebut, maka yang perlu untuk ditingkatkan adalah peningkatan kualitas lapangan olah raga sesuai standar nasional, serta pemanfaatan dan pemeliharaannya. Dengan tersedianya lapangan olahraga yang memenuhi standar, maka diharapkan mampu mendukung peningkatan potensi dan prestasi olahraga di Kabupaten Lamongan. Lebih lengkapnya berikut data jumlah lapangan olahraga di Kabupaten Lamongan. III-63

64 Tabel 2.10 Perkembangan Jumlah Lapangan Olahraga Kabupaten Lamongan tahun 2014 dan 2015 NO NO NAMA STADION LAP. SEPAKBOLA HALL SERBAGUNA NAMA TAHUN TAHUN HALL CABOR 1 5 KOLAM RENANG PADEPOKAN TENIS MEJA LAP BASKET LAP VOLLY Peraturan 10 SANGGARDaerah SENAM Kabupaten Lamongan 23 tentang 34 III-64 Rencana Jangka Menengah 11 TENIS Pembangunan LAPANGAN 15 Daerah 34 (RPJMD) Kabupaten Lamongan LAP BULU TANGKIS PANJAT TEBING LAP SEPAK TAKRAW LAP FUTSAL JUMLAH

65 Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamongan Aspek Pelayanan Umum Fokus Layanan Urusan Wajib Urusan Pendidikan Angka Partisipasi Sekolah (APS) APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. APS adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan dasar (7-12 tahun dan tahun) yang masih menempuh pendidikan dasar per jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Perkembangan APS di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 2.11 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Lamongan Tahun No. Jenjang Pendidikan SD/MI Jumlah siswa usia 7-12 thn bersekolah di SD/MI Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun III-65

66 No. Jenjang Pendidikan APS SD/MI 99,9 99,9 99,9 98,5 SMP/MTs Jumlah siswa usia thn bersekolah di SMP/MTS 2.2. Jumlah penduduk kelompok usia tahun 2.3. APS SMP/MTs 89,9 90,0 92,6 92,7 3 SMA/MA/SMK 3.1 Jumlah siswa usia thn bersekolah di SMA/SMK/MA 3.2 Jumlah penduduk kelompok usia tahun 3.3 APS SMA/MA/SMK 60,4 62,6 77,1 63,5 Sumber: Dinas Pendidikan, Kabupaten Lamongan Tahun , , ,1 Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan Angka Partisipasi Sekolah pendidikan dasar untuk SD/MI cenderung konstan berada dikisaran 99%. Perkembangan angka partisipasi sekolah pendidikan Sekolah Menengah pertama (SMP/MTs) mengalami kenaikan dari 89,9% tahun 2011 menjadi 92,8% tahun Sedangkan Perkembangan angka partisipasi sekolah pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) tahun 2011 sebesar 60,4% menjadi 64,10% tahun APS tertinggi untuk SMA/MA/SMK sebanyak 77,10% tahun Jumlah APS yang tertinggi berada di kelompok 7-12 tahun (SD/MI) sebanyak 99,9%. Sedangkan APS yang rendah berada di usia tahun (SMA/MA/SMK) sebanyak 60,4%. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan SD/MI, SMP/Mts dan SMA/MA/SMK per jumlah penduduk usia pendidikan SD/MI, SMP/Mts dan SMA/MA/SMK. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Rasio yang paling III-66

67 tinggi berada di jenjang pendidikan SD/MI. Untuk mengetahui rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pada tabel berikut. Tabel Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Lamongan Tahun No Jenjang Pendidikan SD/MI Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun Rasio 1 : 91 1 : 87 SMP/MTs Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia tahun Rasio 1 : : 145 SMA/MA/SMK Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia tahun Rasio 1 : 30 1 : : 85 1 : 84 1 : : : : : 28 1 : 26 1 : 26 Rasio Guru/Murid Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK per jumlah murid pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar, disamping juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Perkembangan rasio guru terhadap murid di Kabupaten Lamongan pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 tersaji pada tabel berikut. III-67

68 Tabel Rasio Guru dan Murid Semua Jenjang Pendidikan Tahun No Jenjang Pendidikan SD/MI Jumlah guru Jumlah murid Rasio : 8, : 8,3 No. Jenjang Pendidikan SMP/MTs 2.1. Jumlah guru Jumlah murid Rasio 1 : 7,9 1 : 7,9 3 SMA/MA/SMK 3.1 Jumlah guru Jumlah murid Rasio 1 : 7,7 1 : 7,8 Sumber: Dinas Pendidikan, Kabupaten Lamongan Tahun : 8, : 7, :8 Dari tabel diatas dapat dilihat kecenderungan rasio jumlah guru dan murid menunjukkan peningkatan yang relatif stabil, baik itu SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA/SMK. Rata-rata rasio jumlah guru dan murid berkisar 8. Jadi 8 murid dipegang oleh 1 guru. Fasilitas Pendidikan Dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan terbaik kepada masyarakat diperlukan sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Lamongan bersama seluruh stakeholder yang ada berupaya menjamin ketersediaan bangunan sekolah dalam kondisi baik. Perkembangan jumlah bangunan sekolah dalam kondisi baik selama satu tahun terakhir tersaji dalam grafik berikut. Grafik 2.12 Perkembangan Bangunan Sekolah Baik di Kabupaten Lamongan Tahun 2015 III-68

69 Sumber: Dinas pendidikan Kabupaten Lamongan 2015 III-69

70 Dari grafik tersebut terlihat bahwa bangunan sekolah kondisi baik menunjukan fluktuasi baik SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA. Dari total jumlah ruang kelas yang ada, jumlah ruang kelas dalam kondisi yang baik di SD sebanyak gedung, SMP/MTS sebanyak gedung dan SMA/MA/SMK sebanyak 1. gedung Urusan Pekerjaan Umum Salah satu aspek yang penting dalam menjaga kualitas lingkungan adalah dengan menjaga kondisi sanitasi masyarakat. sanitasi Kabupaten Lamongan baik air limbah, persampahan, drainase secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut. a. Air Limbah Domestik cakupan air limbah domestik di Kabupaten Lamongan dibagi menjadi dua yaitu pada wilayah pedesaan dan perkotaan. Pada wilayah pedesaan BABS 10,45%, pengelolaan air limbah setempat (onsite) 88,86%, sistem komunal 0,69% dan sistem pengolahan air limbah terpusat (off site) 0%. Sedangkan pada wilayah perkotaan BABS 6,91%, pengelolaan air limbah setempat (on site) 91,26%, sistem komunal 1,82%. b. Persampahan cakupan layanan persampahan di Kabupaten Lamongan dibagi menjadi dua yaitu pada wilayah pedesaan dan perkotaan. Pada wilayah pedesaan sampah yang terangkut 0%, dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum teralayani %, dan 3R 0%. Sedangkan pada wilayah perkotaan sampah yang terangkut 43%, dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum teralayani 55%, dan 3R 2%. c. Drainase Perkotaan Terkait dengan penanganan sanitasi lingkungan, khususnya drainase lingkungan untuk wilayah perkotaan kabupaten Lamongan, bahwa untuk tahapan pengembangan drainase sebesar meter yang tersebar di 27 IKK dengan luas genangan 533,64 ha, d. Air Bersih Untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari masyarakat di Kabupaten Lamongan memperoleh air dari berbagai sumber baik dengan menggunakan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan. Sarana air bersih perpipaan diperoleh III-70

71 dari PDAM dan non PDAM yang dikelola masyarakat. Sistem air minum non perpipaan menggunakan sumur gali, penangkap air hujan serta dari mobil tangki. Penggunaan penangkap air hujan sebagai sumber air bersih terutama dilakukan oleh masyarakat yang kesulitan mendapatkan sumber air minum, dimana alternatif sumber air lainnya baik sistem perpipaan maupun sistem lain tidak memungkinkan. Di Kabupaten Lamongan penduduk dengan akses air minum Aman sebesar 34,21 % penduduk. Prosentase penggunaan sumber air minum penduduk kategori aman masing-masing jenis sumber di Kabupaten Lamongan pada tahun 2015 tersaji dalam tabel berikut: Tabel 2.14 Prosentase Penduduk Dengan Akses Air Minum Aman di Kabupaten Lamongan Tahun 2015 No Sumber Air Prosentase PDAM 5,30 Lainnya 0,98 HIPPAM 24,40 Total 30,68 Sumber : Bappeda (Data diolah) Kabupaten Lamongan 2015 Di Kabupaten Lamongan secara garis besar, terdapat 2 jenis kebutuhan air, yaitu untuk memenuhi kebutuhan domestik (rumah tangga) dan kebutuhan non domestik (memenuhi kebutuhan non rumah tangga), kebutuhan air bersih untuk kebutuhan domestik (rumah tangga) merupakan kebutuhan penduduk untuk masak, mandi, cuci dan kakus. Besarnya pemakaian untuk keperluan ini bervariasi untuk setiap wilayah. Berdasar data pemakaian air dan jumlah rekening yang ada di PDAM Kabupaten Lamongan pada tahun 2015, air yang terjual M3/ Tahun, dari data jumlah pemakaian air dan jumlah rekening diketahui bahwa pemakaian air rata-rata di III-71

72 PDAM sebesar 120 L/ orang/ hari dengan asumsi satusambungan digunakan oleh 4 jiwa. Jumlah pemakaian ini bervariasi di masing-masing unit yang berkisar antara 120 L/ orang/ hari. Sedangkan kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan non rumah tangga, yaitu untuk kegiatan ekonomi dan perkotaan misalnya untuk industri, perkantoran, pertokoan, hotel, penginapan, rumah makan, rumah sakit, puskesmas, sekolah, rumah ibadah, dan lain-lain. Perhitungan secara pasti untuk mengetahui kebutuhan air jenis ini sangat sulit dilakukan, karena beragamnya jenis fasilitas serta setiap sambungan akan memerlukan air yang berbeda dengan sambungan lainnya. Untuk memperkirakan kebutuhan non domestik, dilakukan dengan mengambil prosentase dari kebutuhan domestik. Berdasar data pemakaian air di PDAM Kabupaten Lamongan, jumlah pemakaian air non domestik Kabupaten Lamongan pelanggan Disamping itu untuk pembangunan dan penyediaan air bersih diarahkan pada daerah-daerah yang masuk kategori rawan air bersih, dengan harapan masyarakat dapat memperoleh kebutuhan air bersih yang cukup sesuai baku mutu air dan memenuhi syarat kesehatan, karena dengan semakin banyak masyarakat yang memperoleh air bersih maka akan semakin baik kondisi kesehatannya, memperhatikan hal tersebut ukuran air bersih dikatakan sehat apabila memenuhi kelayakan secara fisik, kimia dan bakteriologis Urusan Perumahan Kabupaten Lamongan sesuai arahan RTRW Provinsi Jawa Timur bahwasannya berdasarkan rencana struktur ruang, khususnya dalam rencana sistem perkotaan, adalah sebagai Pengembangan Kegiatan Lokal, atau masuk dalam bagian Wilayah Pengembangan dari Gerbangkertasusila Plus yang diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri. Disamping hal itu Kabupaten Lamongan juga dilewati jalur jalan tol trans jawa III-72

73 yang memungkinkan Kabupaten Lamongan akan menjadi daerah tujuan investasi di Jawa Timur. Memperhatikan hal tersebut Kabupaten Lamongan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan perlu mempersiapkan prasarana, sarana serta utilitas yang salah satunya adalah perumahan, baik yang diselenggarakan secara mandiri oleh masyarakat maupun oleh pengembang. Jika ditinjau dari data yang ada saat ini, jumlah rumah sebanyak Dalam rencana penataan kawasan permukiman di wilayah Kabupaten Lamongan, disamping hal-hal sebagaimana tersebut diatas, maka yang dipandang perlu untuk menjadi perhatian adalah berkenaan dengan keberadaan kawasan permukiman yang tertata maupun yang tidak tertata. Makna dari kawasan permukiman yang tertata disini adalah kawasan permukiman yang tertib, baik konfigurasi tapaknya, yaitu kondisi bangunan, kondisi jaringan jalan dan lahan yang tidak melanggar aturan dan kaidah tata ruang dan ketentuan zonasi serta memiliki legalitas. Dari data yang ada saat ini kawasan permukiman di Kabupaten Lamongan seluas ,47 Ha. Disamping itu, berdasarkan hasil pendataan terhadap kondisi rumah masyarakat di Kabupaten Lamongan, terdapat rumah yang sudah direhabilitasi. Realisasi rumah yang tidak layak huni berasal dari sumber dana: APBD sebanyak 605 rumah, APBN sebanyak rumah, KODAM sebanyak 1030 rumah, dan CSR sebanyak 140 rumah. Tujuan sumber dana tersebut untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan rumah yang layak huni dan lingkungan permukiman yang sehat, Pemerintah Kabupaten Lamongan melaksanakan kegiatan rehabilitasi rumah yang tidak layak huni maupun peningkatan lingkungan permukiman, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Tabel 2.15 Realisasi Pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Tahun Tahun Sumber Dana III-73

74 APBD (rumah) APBN (rumah) KODAM (rumah) 350 CSR (rumah) 50 III-74

75 Sumber Dana APBD APBN KODAM (rumah) (rumah) (rumah) Total Sumber: DPU Cipta Karya Kabupaten Lamongan 2015 Tahun CSR (rumah) Urusan Penanaman Modal Perkembangan investasi di Kabupaten Lamongan terus mengalami peningkatan, pada tahun 2015 nilai investasi PMDN sebesar Rp dan untuk nilai investasi PMA tahun 2015 sebesar Rp sehingga total nilai investasi sebesar Rp Realisasi investasi ini didukung oleh investor sebanyak investor. Untuk lebih meningkatkan investasi di daerah, maka perlu dilakukan peningkatan upaya promosi potensi daerah secara efektif serta memberikan kepastian perizinan kepada investor, baik dalam maupun luar negeri, yang akan menginvestasikan dananya di Kabupaten Lamongan. Peningkatan investasi dan usaha di Kabupaten Lamongan akan menambah perluasan dan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat Lamongan. Tabel 2.16 Perkembangan Jumlah PMDN, Domestik, dan PMA Tahun Tahun PMDN Jumlah PMA RP(M) Jumlah Total Rp (M) Jumlah Rp (M) , , , , , , , , ,400 III-75

76 , , , , , ,842 Sumber: Badan Penanaman Modal Dan Perijinan Kabupaten Lamongan Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum yang kegiatannya berdasarkan atas asas kekeluargaan guna mencapai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pada dasarnya koperasi merupakan organisasi yang mengisyaratkan kemandirian yaitu koperasi akan berkembang dalam suasana kemandirian. Artinya, berkembang atau tidaknya koperasi sangat tergantung seberapa kuat fundamen internal mendukung ketercapaian tujuan berkoperasi. Adanya kesamaan kepentingan ekonomi dari para anggota-anggotanya, adanya pengurus yang memiliki motivasi kuat dan sanggup amanah serta tersedianya manajemen yang profesional merupakan kunci keberhasilan pembangunan koperasi. Di dalam koperasi-koperasi tersebut terdapat juga koperasi wanita. Koperasi wanita diharapkan bukan saja memotong jalur kemiskinan di lingkungan wanita saja, namun juga untuk menanamkan jiwa wirausaha dan nilai-nilai berkoperasi di lingkungan generasi yang akan datang melalui media keluarga. Pengelolaan koperasi sebaiknya berpedoman pada Tiga Sehat, yaitu sehat organisasi, sehat usaha, dan sehat mental. Pembinaan koperasi dengan berpedoman pada Tiga Sehat tersebut diharapkan jumlah koperasi sehat di Kabupaten Lamongan meningkatkan dan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun perkembangan Koperasi tahun adalah sebagai berikut : Tabel 2.17 Persentase Koperasi Aktif Uraian Koperasi Aktif Jumlah Koperasi III-76

77 Persentase koperasi aktif (%) 78,33 80,13 88,05 92,25 94,34 Sumber: Dinas Koperasi Industri & Perdagangan Kabupaten Lamongan 2016 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang tahan banting pada waktu krisis ekonomi. UMKM banyak dilakukan oleh masyarakat dan mampu menyerap banyak tenaga kerja. UMKM di Kabupaten Lamongan terus berkembang hal ini tidak lepas dari ide-ide kreatif pelaku usaha serta adanya fasilitasi dari pemerintah daerah dan perbankan. Adapun Perkembangan UMKM di Kabupaten Lamongan tahun yang tercatat di Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan sebagai berikut : Tabel Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun Kompon en Mikro Kecil Menenga h Jumlah 2011 % 2012 % 2013 % 2014 % 2015 % 31,53 6 5, , ,95 0 4, , ,53 6 1, , ,17 6 1, ,066 34, ,02 7 1,348 37, , , , , Sumber: Dinas Koperasi Industri & Perdagangan Kabupaten Lamongan Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk Pelayanan kependudukan yang telah dilakukan sepanjang tahun meliputi pelayanan KTP, KK, dan Akta kelahiran. Trend untuk pelayanan pembuatan KTP mulai tahun mengalami penurunan. Untuk pelayanan pembuatan KK trendnya relatif stabil sampai dengan tahun Sampai dengan tahun 2015 telah III

78 dilakukan pelayanan KTP sebanyak (KTP tahun 2011 belum e-ktp) dan pelayanan pembuatan KK sebanyak Grafik 2.13 Perkembangan Pembuatan KTP, KK & penerbitan Akta Kelahiran tahun III-78

79 Sumber: Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten Lamongan 2016 Cakupan Penerbitan Akte Pencatatan Sipil Akta Kelahiran adalah Bukti Sah mengenai Status dan Peristiwa Kelahiran Seseorang yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bayi yang dilaporkan kelahirannya akan terdaftar dalam Kartu Keluarga dan diberi Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai dasar untuk memperoleh pelayanan masyarakat Lainnya. Untuk pelayanan pembuatan Akta Kelahiran trendnya relatif stabil sampai dengan tahun 2015 dengan jumlah Akta Kelahiran sebanyak Urusan Ketenagakerjaan Pengangguran Terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan progam ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Pada tabel di bawah ini diketahui bahwa pertumbuhan angkatan kerja mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja dari jiwa tahun 2011 menjadi jiwa tahun III-79

80 Perkembangan angkatan kerja di Kabupaten Lamongan pada 5 (lima) tahun terakhir tersaji pada tabel berikut. Tabel 2.18 Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten Lamongan Tahun Tahun Angkatan kerja Pertumbuhan , , , ,50 Sumber : Capilduk Kabupaten Lamongan 2015 Sedangkan perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada periode tahun mengalami penurunan dari 4,40% tahun 2011 menjadi 4,10%. Perkembangan TPT secara detail tersaji dalam grafik berikut. Grafik 2.14 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Lamongan Tahun III-80

81 Sumber: Dinsosnakertrans Kabupaten Lamongan Ketahanan Pangan Kecukupan Protein Per Kapita Protein adalah suatu senyawa organik yang digunakan oleh tubuh sebagai zat pembangun atau pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh seperti pengatur serta mempertahankan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu, kecukupan protein cukup berpengaruh terhadap tingkat kualitas kesehatan masyarakat.selain itu, protein juga sebagai cadangan energi jika karbohidrat dan lemak sudah habis. Karena adanya fungsi inilah maka penentuan kecukupan protein dilakukan pada saat kecukupan energi terpenuhi. Perkembangan Ketersediaan dan Angka Kecukupan Protein (AKP) terlihat bahwa ketersediaan pangan sampai tahun 2015 mengalami peningkatan. Sedangkan penguatan cadangan dan pola pangan grafiknya hampir berhimpitan. Grafik perkembangan ketersediaan dan angka kecukupan protein (AKP) sebagai berikut. III-81

82 Grafik 2.15 Perkembangan Ketersediaan Pangan, Cadangan Pangan dan Pola Pangan Harapan (PPH) Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan 2015 Penyelenggaraan pangan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 pengganti Undang-Undang Pangan Nomor 7 Tahun III-82

83 1996. Dalam Undang-Undang Pangan ini ditekankan pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat perorangan, dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal secara bermanfaat. Diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Diversifikasi konsumsi pangan tidak hanya sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi juga upaya peningkatan perbaikan gizi untuk mendapatkan manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing dalam percaturan globalisasi. Menurunnya Jumlah Daerah Rawan Pangan Kerawanan pangan sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang ditentukan oleh tingkat pendapatannya, rendahnya tingkat pendapatan memperburuk konsumsi energi dan protein. Di Kabupaten Lamongan terdapat daerah rawan pangan tetapi jumlah desanya mengalami penurunan. Pada tahun 2012 desa rawan pangan sebanyak 111 desa menjadi 82 desa pada tahun Diversifikasi pangan saat ini adalah kunci keberhasilan dalam mempertahankan ketahanan pangan. Program Diversifikasi Pangan ini merupakan langkah jitu untuk meredam gejolak pangan dunia dan nasional ditengah ancaman perubahan iklim. Selain itu, diversifikasi pangan menjadi cara mengembangkan kearifan lokal melalui pengoptimalan sumber daya yang ada. Implementasi diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal memerlukan strategi dan komitmen yang kuat dari pemerintah, petani, pengusaha, dan masyarakat. Keberhasilan program ini memerlukan kerjasama dan koordinasi yang dikuat dari berbagai pemangku kepentingan. Dimana pemerintah memegang peranan penting dalam membuat kebijakan yang pro pertanian lokal. Grafik 2.16 Perkembangan Jumlah Desa Rawan Pangan Kabupaten Lamongan III-83

84 Sumber Kantor Ketahan Pangan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, selama kurun waktu menunjukkan kenaikan dari 0,003 tahun 2011 menjadi 0,051 tahun Kenaikan ini harus diturunkan dengan berbagai program yang berada dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Untuk lebih detail rasio KDRT ditunjukkan sebagaimana grafik berikut. Grafik 2.17 Rasio KDRT di Kabupaten Lamongan Tahun Sumber BPPKB Kabupaten Lamongan Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan salah satu ukuran tingkat keberhasilan capaian pembangunan yang sudah mengakomodasi persoalan gender salah satunya diukur dengan Indeks Pembangunan Gender (IPG). IPG merupakan III-84

85 ukuran pembangunan manusia yang merupakan komposit dari empat indicator, yang lebih menekankan status perempuan khususnya dalam mengukur kemampuan dasar. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pencapaian pembangunan gender di Kabupaten Lamongan menunjukkan peningkatan pada tahun 2011 sebesar 82,85, mengalami peningkatan di tahun 2012 sebesar 84,78 dan sebesar 85,62 di tahun 2013 serta pada tahun 2014 sebesar 87,21 meningkat di tahun 2015 sebesar 87,71 (angka proyeksi) Sumber BPPKB Kabupaten Lamongan Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dari tahun mengalami peningkatan, hal ini merupakan wujud bahwa keberadaan wanita sudah diakui dan mempunyai peran dalam pembangunan pemerintah Kabupaten Lamongan. Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah pada tahun 2011 sebesar 2,09 % mengalami peningkatan di tahun 2012 sebesar 2,10 % dan 4,36 % pada tahun 2013 serta pada tahun 2014 sebesar 4,71 % meningkat di tahun 2015 sebesar 5,04 %. III-85

86 Sumber BPPKB Kabupaten Lamongan Urusan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera Keberhasilan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Lamongan dari tahun dipengaruhi antara lain Maksimalnya peran Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan sub Pembantu Pembina KB Desa (sub PPKBD) di lapangan yang memberikan informasi dan bantuan melalui pendidikan dan kegunaan alat kontrasepsi. Maksimalnya Advokasi-advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Hal ini dapat dilihat dari pencapaian Prevelensi Peserta KB Aktif pada tahun 2011 sebesar 79,73, meningkat di tahun 2012 sebesar 80,79, dan menurun di tahun 2013 dan 2014 sebesar 79,64 serta 79,50 di tahun 2015 III-86

87 Sumber BPPKB Kabupaten Lamongan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perfu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Kinerja pelayanan pemerintah Kabupaten Lamongan kepada masyarakat dinilai menggunakan indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). IKM diukur pada SKPD penyelenggara pelayanan masyarakat dan pemerintahan yang III-87

88 penilaiannya berdasarkan 14 unsur pelayanan. Semakin tinggi IKM menunjukkan semakin baiknya pencapaian sasaran meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah. Pada grafik di bawah ini ditunjukkan bahwa perkembangan IKM mulai tahun 2011 sampai dengan 2015 menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2011 IKM sebesar 73,04 mengalami peningkatan sebesar 78,73 tahun Hal ini menunjukkan bahwa semakin baiknya pencapaian sasaran meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah. Perkembangan IKM Kabupaten Lamongan sepanjang tahun sebagaimana grafik berikut. Grafik 2.18 Perkembangan IKM Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: Bagian organisasi Setda Lamongan Urusan Sosial Urusan sosial menangani Penyandang Masalah Kesehateraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Lamongan antara kemiskinan, gelandangan, anak terlantar, tuna susila serta bencana alam. Untuk menanggulangi dampak sosial PMKS, pemerintah Kabupaten Lamongan manfasiliasi antara lain panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi. III-88

89 Pada tahun 2011 sarana sosial yang ada sebayak 30 sarana dan mengalami peningkatan di tahun 2015 sebanyak 37 buah. Persentase PMKS yang mendapatkan bantuan sosial mengalami peningkatan dari 74,76% tahun 2011 menjadi 92,62% tahun 2015 begitu juga persentase penanganan penyandang PMKS mengalami peningkatan. Sedangkan persentase penduduk miskin mengalami penurunan dari 17,52% tahun 2011 menjadi 13,87% tahun Grafik 2.19 Perkembangan sosial Kabupaten Lamongan tahun III-89

90 Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi Kabupaten Lamongan 2016 UNTUK Penduduk Miskin Tahun diganti Data BPS!!! Yaitu = 2011; 17,41, 2012: 16,64, 2013;16, ;15,68, 2015;15, Urusan Kearsipan Untuk lebih meningkatkan informasi pembangunan yang berkualitas maka salah satu perangkat yang dibutuhkan adalah sistem kearsipan yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Lamongan melaksanakan pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip berupa boks arsip, mesinpenghancur kertas, rak arsip, yang dibutuhkan oleh seluruh SKPD se-kabupaten Lamongan serta melakukan pembinaan (perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pertanggungjawaban, pelaporan, monitoring dan evaluasi) kepada arsiparis (pengelola arsip) terutama di desa. Pada grafik di bawah ini ditunjukkan bahwa jumlah SKPD yang menerapkan pengelolaaan arsip baku mengalami peningkatan dari 48 SKPD tahun 2011 menjadi 75 SKPD tahun III-90

91 Grafik 2.20 Perkembangan Jumlah SKPD menerapkan Pengelolaan Arsip Baku Kabupaten Lamongan tahun Sumber: Badan Perpustakaan & Arsip Daerah Kabupaten Lamongan 2016 Bahwa sesuai RPJMD tahun Indikator penerapan pengelolaan arsip secara baku telah tercapai %. Dalam rangka peningkatan pengelolaan arsip maka target RPJMD Kabupaten Lamongan tahun menerapkan pengelolaan arsip secara tertib rapi dan andal dengan harapan dapat meningkatkan tata kelola kearsipan Urusan Perpustakaan Pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting,karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang bisaditempuh. diantaranya melalui perpustakaan. Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain III-91

92 kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer). Perkembangan jumlah pengunjung perpustakaan Kabupaten Lamongan selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Jumlah pengunjung pada tahun 2011 sebanyak orang menjadi orang pada tahun Pertumbuhan rata-rata tiap tahun jumlah pengunjung perpustakaan sebesar 13,37%. sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Grafik 2.21 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: Badan Perpustakaan & Arsip Daerah Kabupaten Lamongan 2016 III-92

93 Indikator pengunjung perpustakaan tahun 2015 sebanyak orang (tercapai %). Sedangkan ditahun 2016 sebesar orang. Target tersebut meningkat tajam dikarenakan : a. Terkait pengunjung perpustakaan capaian tahun orang (karena pada saat penyusunan RPJMD tahun cakupan layanan perpustakaan hanya pada wilayah Kecamatan Kota saja). b. Sedangkan target RPJMD Kabupaten Lamongan tahun 2016 sebesar orang (karena pada saat ini jangkauan layanan perpustakaan sudah keseluruh wilayah Lamongan meiputi : Perpustakaan Umum, Kecamatan, Desa, Lembaga Sekolah baik SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK Negeri dan Swasta sebagai Gerakan Literasi Lamongan) III-93

94 Grafik 2.22 Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: Badan Perpustakaan & Arsip Daerah Kabupaten Lamongan 2016 DATA JUMLAH PERPUSTAKAAN!!! JUMLAH PERPUSTAKAAN TOLONG BUATKAN GRAFIK YA MAS OPECK!!!! III-94

95 2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan Urusan Kelautan dan Perikanan Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan ataudisebut sebagai usaha agribisnis. Pada umumnya usaha perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi manusia. Tabel 2.20 Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tahun (ton) Komponen Produksi ikan tangkap , , , , ,50 Produksi Ikan Budidaya , , , , , , , , , ,40 Total Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan 2016 Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa produksi perikanan di Kabupaten Lamongan terdiri dari produksi ikan tangkap dan produksi ikan budaya. Perkembangan jumlah produksi perikanan mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan Pada tahun 2011 produksi perikanan sebesar ,58 ton menjadi ,40 ton pada tahun 2015 dengan rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 3,10% Urusan Pertanian Kesejateraan petani Pekerjaan penduduk Lamongan didominasi di sector pertanian yang meliputi tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Secara umum kesejahteraan petani Kabupaten Lamongan dapat dilihat dari data Nilai Tukar Petani III-95

96 (NTP).Kabupaten Lamongan telah melakukan penghitungan NTP. Adapun perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) tahun sebagai berikut : Tabel Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun Komponen Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks Harga yang diterima Petani (It) Indeks Harga yang diterima , 102, * 102, , , 0 118, , , 0 116, Petani (It) Keterangan : * proyeksi Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Subsektor tanaman pangan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, baik dikala kondisi ekonomi normal maupun saat menghadapi krisis. Tanaman pangan sangat relevan untuk di jadikan pilar ekonomi di daerah, mengingat sumber daya ekonomi yang dimiliki setiap daerah yang siap didayagunakan untuk membangun ekonomi adalah sumber daya pertanian tanaman pangan. Begitu juga halnya di Kabupaten Lamongan, dengan produksi tanaman pangan dijadikan andalan daerah, sehingga peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan harus menjadi prioritas utama. Pada tabel di bawah ini produksi dan produktivitas tanaman pangan masih didominasi oleh produksi padi. Produksi padi mengalami peningkatan dari ,17 ton tahun 2011 menjadi ton pada tahun 2015 dengan produktivitas padi sebesar 6,48. Urutan kedua berasal dari tanaman palawija sebanyak ton tahun 2011 menjadi ton tahun Sedangkan tanaman holtikultura (buah & sayur) sebanyak ton tahun 2011 menjadi ton tahun 2015 dengan produktivitasnya yang mengalami peningkatan sebesar 7,38 tahun Tabel 2.21 III-96

97 Perkembangan Produksi & Produktivitas Pertanian Tahun Komponen Satuan Produksi padi Produktivitas padi Ton/Ha Produksi tanaman palawija Produktivitas tanaman palawija Ton/ha Tahun , , , , ,00 5,31 6,38 6,45 6,57 6, , , , , ,00 5,73 6,24 6,55 6,35 5,41 III-97

98 Komponen Satuan Produksi tanaman holtikultura (buah & sayur) Produktivitas tanaman holtikultura (buah & sayur) Ton/ha Tahun ,07 6,19 6,22 6,26 7,38 Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan 2016 Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai meliputi mengolah, memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok maupun sayuran melainkan tanaman yang umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama. Secara umum perkembangan produksi tanaman perkebunan selama lima tahun terakhir dapat dikatakan mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini. Pada tabel di bawah ini produksi tanaman tebu yang paling dominan jika dibandingkan dengan tanaman tembakau. Produksi tanaman tebu sebesar ton tahun 2015 dengan produktivitas sebesar 62,02. Sedangkan produksi tanaman tembakau sebesar ton tahun 2015 dengan produktivitas sebesar 1,08. Tabel 2.22 Produksi dan produktivitas tanaman perkebunan tahun Komponen Sat Tahun III-98

99 Produksi tanaman Ton tembakau Produksi tanaman Ton tebu Produkivitas Ton 1,89 1,41 1,17 1,00 tanaman tembakau Produktivitas Ton 72,27 72,50 88,28,19 tanaman tebu Sumber: Dinas Pertanian & Perkebunan Kabupaten Lamongan ,08 62,02 Populasi dan Produksi Hasil Peternakan Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing dan domba dan ternak unggas,yaitu ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras dan itik. Secara umum populasi ternakdan unggas di Kabupaten Lamongan selama tahun mengalami peningkatan dengan kontribusi yang paling tinggi dari unggas. Jumlah populasi ternak sebanyak pada tahun 2011 menjadi atau meningkat 41,38%. Sedangkan produksi hasil peternakan yang berupa daging dan telur juga menunjukkan peningkatan. Tabel 2.23 Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Lamongan Tahun Komponen Ternak besar Ternak kecil Unggas Jumlah Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan 2016 Produksi Hasil Peternakan (Daging & Telur) III-99

100 Perkembangan produksi daging dan telur di Kabupaten Lamongan selama tahun secara umum mengalami peningkatan. Secara detail gambarannya ada di bawah. Tabel 2.24 Perkembangan Produksi Daging & Telur di Kabupaten Lamongan Tahun Komoditi Produksi daging (kg) , , , , , , , , ,20 Produksi telur (kg) Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Urusan Kehutanan Produksi dan Produktivitas Kehutanan Kehutanan adalah suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia. Pengelolaan hutan sebaiknya diselaraskan dengan pengelolaan sumber daya alam yang lainnya, sehingga pemanfaatan sumber daya hutan dapat terjalin dengan baik dan menguntungkan.kehutanan bukan hanya berfungsi sebagai pelestari ekosistem, tetapi juga menghasilkan sesuatu hal yang produktif. Perkembangan kehutanan di Kabupaten Lamongan dibagi menjadi tiga wilayah hutan yaitu Mojokerto, Tuban, dan Jombang. Perkembangan Jumlah hutan yang paling tinggi berasal dari Mojokerto sebesar ,60 Ha. Tabel 2.25 Data Kehutanan Kabupaten Lamongan Wilayah hutan KPH Mojokerto KPH Tuban KPH Jombang Hutan produksi , , ,00 Luas lahan Hutang lindung 252,90 - Jumlah , , ,00 III-

101 Jumlah ,30 252, ,20 Sumber: Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK) Kabupaten Lamongan Luas Lahan Kritis Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif, bersifat tandus, gundul, tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian, karena tingkat kesuburannya sangat rendah meskipun dikelola, produktivitasnya sangat rendah. Bahkan, dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih sedikit daripada biaya pengelolaannya. Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara lain sebagai berikut: a. Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan; b. Genangan air yang terus-menerus; c. Erosi tanah dan masswasting yaitu gerakan masa tanah menuruni lereng yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan, dan daerah yang miring; d. Pengolahan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan; e. Masuknya material yang tak dapat diuraikan oleh bakteri (misalnya plastik)dan dapat bertahan lama masuk ke lahan pertanian, sehingga sangat mengganggu kelestarian kesuburan tanah. Lahan kritis memiliki kondisi lingkungan yang sangat beragam tergantung pada penyebab kerusakan lahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi lahan kritis menyebabkan tanaman tidak cukup mendapatkan air dan unsur hara, kondisi fisik tanah yang tidak memungkinkan akar berkembang dan proses infiltrasi air hujan, kandungan garam yang tinggi akibat akumulasi garam sekunder atau tanaman keracunan oleh unsur toksik yang tinggi. Lahan kritis ditandai oleh rusaknya struktur tanah, menurunnya kualitas dan kuantitas bahan organik, defisiensi hara dan terganggunya siklus hidrologi, perlu direhabilitasi dan ditingkatkan produktivitasnya agar lahan dapat kembali berfungsi sebagai suatu ekosistem yang baik atau menghasilkan sesuatu yang bersifat ekonomis bagi manusia. Pada tabel di bawah ini ditunjukkan bahwa total luas lahan kritis sebesar ,87 Ha. Luas lahan kritis tersebut tersebar di 18 kecamatan. Lahan kritis terbesar 4.635,98 Ha di Kec. Sambeng. III-101

102 Tabel 2.26 Luas Lahan Kritis termasuk di kawasan hutan Kabupaten Lamongan No Kecamatan Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring Modo Babat Pucuk Luas Lahan Kritis 19, , , ,98 825,96 4,15 371, , , ,88 - Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha III-102

103 No Kecamatan Luas Lahan Kritis Sukodadi Ha Lamongan Ha Tikung Ha Sarirejo Ha Deket Ha Glagah Ha Karangbinangun 400,10 Ha Turi Ha Kalitengah 133,68 Ha Karanggeneng Ha Sekaran 212,32 Ha Maduran Ha Laren 3.137,31 Ha Solokuro 3.107,03 Ha Paciran 181,16 Ha Brondong 1.702,71 Ha Total ,87 Ha Sumber: Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Lamongan Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral Energi Listrik Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan akses masyarakat yang tidak mampu dan atau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata dengan cara menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat tidak mampu serta membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat mengurangi disparitas antar daerah. Dalam upaya mewujudkan peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu dan/atau terpencil terhadap energi, maka Pemerintah Kabupaten Lamongan mengembangkan jaringan listrik pedesaan, yang dilakukan untuk: (1) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang kurang mampu; (2) Menurunkan pengeluaran keluarga miskin dalam penggunaan minyak tanah untuk lampu penerangan; (3) Memperkecil pembiayaan pembangunan dalam rangka pengembangan III-103

104 energi listrik bagi daerah-daerah terpencil. Berikut perkembangan pemasangan listrik bagi RTM Pada tabel di bawah ini ditunjukkan perkembangan penggunaan daya listrik untuk rumah tangga miskin tahun Penggunaan daya listrik untuk rumah tangga miskin mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 berjumlah sambungan listrik menjadi tahun 2014 dengan rata-rata pertumbuhan tiap tahun sebesar 10,25%. Jumlah sambungan listrik ini mengalami peningkatan dari 450 watt menjadi 900 watt. Tabel 2.27 Penggunaan daya listrik (watt) untuk rumah tangga miskin Kabupaten Lamongan Tahun No Wilayah 1 Kabupaten Lamongan (UPJ Lamo-ngan, Brondong, Babat) Kabupaten Lamongan (UPJ Lamo-ngan, Brondong, Babat) Jumlah 2 Pengguna Daya 450 Watt 900 Watt Jumlah Sambungan Rumah Listrik Untuk Rumah Tangga Miskin (KK) , , , ,167 93,728 98, , , , , , ,973 Sumber: Bagian Perekonomian Setda Lamongan Potensi Pertambangan Berdasarkan hasil kajian, bahwa Kabupaten Lamongan memiliki cadangan sumber daya mineral, yang terdiri dari pertambangan mineral non logam/ batuan. Jenis mineral (non logam/ batuan) terdiri dari batu gamping, dolomit, pedel urug, lempung, phosphat dolomit. Jenis mineral tersebut tersebar di tujuh kecamatan yaitu kecamatan: Paciran, Brondong, Karanggeneng, Babat, Sambeng, Sugio, dan Mantup. Jumlah luas wilayah tambang sebanyak 1.251,596 Ha, luas keseluruhan yang sudah ditambang sebanyak luas wilayah usaha tambang yang paling banyak berada di Kecamatan Mantup dan Kecamatan Sambeng Urusan Perindustrian III-104

105 Sebagian besar kegiatan industri kecil berlokasi di daerah pedesaan dengan sifat dan metode pengusahaan yang tradisional, dan masih sangat tergantung pada pasaran lokal. Jenis industri kecil, menengah serta industri kerajinan rumah tangga mendapatkan perhatian yang cukup besar dari pemerintah sebagai salah satu alternative dalam mengupayakan penciptaan dan perluasan tenaga kerja, serta meningkatkan pendapatan seluruh rakyat, guna mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur. Penciptaan dan perluasan tenaga kerja melalui peningkatan persentase volume usaha industri kecil dan menengah mulai digalakkan di Kabupaten Lamongan. Hal tersebut tergambar jelas dari data Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan yang menggambarkan trend positif perkembangan usaha industri kecil dan menengah. Namun demikian jumlah IKM/IRT yang berlegalisasi usaha masih minim sehingga perlu dikembangkan. Adapun perkembangan jumlah industri di Kabupaten Lamongan sebagaimana tabel dibawah. Tabel 2.28 Perkembangan Industri Rumah Tangga, Industri Kecil Menengah dan Industri Besar Tahun Tahun Industri Rumah Tangga Indusri Kecil Menengah Industri Besar Sumber: Dinas Koperasi, Industri & perdagangan Kabupaten Lamongan Urusan Pariwisata III-105

106 Wisata religi, buatan dan alam merupakan salah satu jenis wisata yang menjadi andalan di Kabupaten Lamongan. Perkembangan kunjungan wisata ke Kabupaten Lamongan selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan dari pengunjung tahun 2011 menjadi pengunjung tahun Grafik 2.22 Jumlah Kunjungan Wisata Kabupaten Lamongan Tahun Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan 2.4 Aspek Daya Saing Daerah Transportasi Sistem transportasi di Kabupaten Lamongan lebih didominasi oleh transportasi darat termasuk sarana kereta api dan didukung keberadaan pelabuhan ASDP. Saat ini telah dikembangkan pelabuhan laut nasional-internasional oleh PT. Lamongan Shorebase dan Pelabuhan ASDP di wilayah utara Lamongan. Jaringan Trayek Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut. 1. Angkutan Penumpang Umum yang melayani dalam kota Kabupaten Lamongan dengan rute Terminal Lamongan Dalam Kota Lamongan Perumnas Made Perumda Deket 2. Angkutan Penumpang Umum Pedesaan yang melayani trayek antar Kecamatan dalam Kabupaten Lamongan terdiri dari 13 (tiga belas) rute yaitu : Lamongan Tikung Mantup Babatan III-106

107 Lamongan Tikung Kembangbahu Gondang Lamongan Sugio Gondang Lamongan Deket Kr. Binangun Glagah Lamongan Babat Sukodadi Kr. Geneng Banjarwati Pucuk Laren - Blimbing Laren Blimbing Babat Kalen Kedungpring Gondang Babat Modo Bluluk Sukorame Sukorame Kabuh - Ploso Ngimbang Brondong Paciran Sd. Duwur Solokuro - Nggodog Ngimbang Sambeng Mantup Balonggpanggang Utilitas DATA JALAN KABUPATEN KONDISI BAIK Dari total panjang Kabupaten di tahun 2011 yang dalam kondisi baik 57, 03 % dalam kondisi baik. Selama periode 5 tahun total panjang jalan kabupaten mengalami pertambahan dan selalu melampai target yang ditetapkan hingga tahun 2015 total jalan yang dalam kondisi baik 97,02%. III-107

108 DATA JALAN POROS STRATEGIS KONDISI BAIK Selain jalan Kabupaten, Pemerintah Kabupaten Lamongan juga memberikan perhatian terhadap perkembangan jalan poros strategis dimana dari total panjang jalan poros strategis meter yang dalam kondisi baik di tahun 2011 sebesar 51,35 % selama periode 5 tahun total panjang jalan poros strategis mengalami pertambahan dan selalu melampai target yang ditetapkan hingga tahun 2015 total panjang jalan poros strategis dalam kondisi baik 97,23%. III-108

109 DATA JALAN LINGKUNGAN KONDISI BAIK Dalam upaya mendukung dinamika pergerakan orang dilingkungan permukiman dibutuhkan keberadaan jalan lingkungan yang layak dan representatif, perhatian Pemerintah Kabupaten Lamongan terhadap jalan lingkungan selama periode lima tahun dari tahun terus mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan capaian kinerja jalan. Sebagaimana diketahui dari total panjang jalan lingkungan meter yang dalam kondisi baik tahun 2011 sebesar 71,34%, selanjutnya dalam tahun 2012 kinerja jalan meningkat menjadi 86,38% melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 76,17%. Sampai dengan tahun 2015 total panjang jalan lingkungan dalam kondisi baik menjadi meter melampaui dari target yang ditetapkan. DATA JEMBATAN KONDISI BAIK Jumlah jembatan di jalan Kabupaten sebanyak 236 unit dimana pada tahun 2011 jembatan kondisi baik sebanyak 151 unit. Pencapaian III-109

110 kinerja jembatan meningkat sebanyak 177 unit di tahun 2015 atau 75 % dalam kondisi baik. DATA LPJU KONDISI BAIK Total ketersedian PJU di Kabupaten Lamongan sebanyak 4812 unit di tahun 2011 meningkat menjadi di tahun 2015 III-110

111 JARINGAN IRIGASI DALAM KONDISI BAIK Untuk mendukung kegiatan produktifitas kegiatan pertanian dibutuhkan keberadaan jaringan irigasi yang memadai, pada tahun 2011 total panjang jaringan irigasi kondisi baik 76,46 % dari total panjang jaringan meter. Pertambahan panjang jaringan irigasi kondisi baik terus diupayakan dan hingga tahun 2015 telah mencapai 92,45 % atau meter. III-111

112 KETERSEDIAAN SUMBER AIR BAKU Potensi ketersediaan sumber air baku dikabupaten Lamongan ada sebanyak m3, pada tahun 2011 jumlah air baku yang dapat dimanfaatkan sebanyak m3 atau 70,58%. Melalui upaya normalisasi waduk dan Badan penangkap air lainnya pada tahun 2015 jumlah air baku yang dapat dimanfaatkan menjadi m3 atau 74,06%. III-112

113 DRAINASE IRIGASI DALAM KONDISI BAIK Indikator drainase irigasi dimaksudkan sebagai acuan kegiatan dalam rangka pengendalian banjir sehingga penanganan terhadap saluran pembuang yang dimulai dari hulu dan hilir sungai yang ada di wilayah Kabupaten Lamongan. Untuk tahun belum menjadi target kinerja BANGUNAN BER IMB KONDISI BAIK Dalam rangka kepastian hukum terhadap legalitas keberadaan sebuah bangunan di capai melalui kegiatan perijinan IMB dan pada tahun 2011 jumlah total bangunan yang berimb sebanyak unit atau 57,19 %. Partisipasi masyarakat dalam memperoleh IMB setiap tahunnnya diupayakan meningkat hingga pada tahun 2015 telah mencapai sebanyak unit atau 58,26 % III-113

114 LUAS RTH Sebagaimana diamanatkan dalan undang-undang bahwa setiap wilayah harus menyediakan ruang terbuka hijau sebesar 30 % dari total luas wilayah. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk membentuk lingkungan nyaman dan asri dan berkelanjutan. Pada tahun 2011 di Kabupaten Lamongan ruang terbuka hijau seluas 16,04 Ha atau 4,69%. Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk menambah ruang terbuka hijau hingga pada tahun 2015 luas ruang terbuka hijau di Kabupaten Lamongan seluas 23,40 Ha atau 6,84% III-114

115 DATA DRAINASE IKK DALAM KONDISI BAIK Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan penanganan banjir di kawasan pemukiman dibutuhkan keberadaan jaringan drainase yang layak dan memadai. Pada tahun 2011 panjang jaringan drainase dalam kondisi baik sepanjang meter atau 41,12 %. Pada tahun 2015 panjang jaringan drainase dalam kondisi baik meningkat menjadi meter atau 86,98%. III-115

116 RUMAH LAYAK HUNI Untuk membangun tatanan keluarga yang baik tentunya berangkat dari hunian rumah tangga yang sehat. Pemerintah Kabupaten Lamongan sangat serius mengupayakan keberhadaan hunian yang sehat melalui berbagai program dan kegiatan. Capaian Pada tahun 2011 jumlah rumah layak huni sebanyak unit atau 82,58 % dan meningkat di tahun 2015 rumah layak huni yang ada di Kabupaten Lamongan sebanyak unit atau 83,87% RUMAH TANGGA PENGGUNA AIR BERSIH Penyediaan air bersih adalah salah satu target capaian MDGs yang harus diikuti oleh Pemerintah Republik Indonesia. Untuk penyediaan air bersih di Kabupaten Lamongan pada tahun 2011 mencapai sambungan rumah tangga atau 22,42%. Upaya Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk memenuhi target MDGs tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat. Dan pada tahun 2015 cakupan layanan air bersih mencapai sambungan rumah tangga atau 30,68 % III-116

117 RUMAH TANGGA Bersanitasi MEMILIKI JAMBAN Akses sanitasi layak merupakan salah satu elemen pencapaian MDGs, dimana pada tahun 2011 di Kabupaten Lamongan jumlah rumah tangga yang bersanitasi sebanyak unit atau 56,49%. Pada tahun 2015 Akses sanitasi layak mencapai unit atau 57,64 PENANGANAN KAWASAN KUMUH kawasan kumuh di Kabupaten Lamongan pada tahun 2011 teridentifikasi seluas 149,99 Ha atau 5,1 % dari total luas wilayah Kabupaten Lamongan. Dalam upaya penurunan kawasan kumuh Pemerintah Kabupaten Lamongan telah melakukan berbagai upaya diantaranya melalui program perbaikan kawasan lingkungan. Pada tahun 2015 luas kawasan kumuh di Kabupaten Lamongan mengalami penurunan menjadi 130,20 Ha atau 4,40% III-117

118 Air Bersih Pembangunan sarana dan prasarana air bersih bagi suatu wilayah perkotaan merupakan salah satu pokok yang harus dipersiapkan, karena dapat mempengaruhi pengembangan perekonomian wilayah tersebut. Dengan kesiapan sarana dan prasarana air bersih, maka keinginan masyarakat untuk tinggal di wilayah tersebut semakin tinggi. Dengan semakin pesatnya masyarakat tinggal di wilayah tersebut, tentunya kegiatan masyarakat juga semakin meningkat, baik dalam kegiatan perdagangan, perkantoran, industri dan lain-lain. Dengan semakin tinggi aktifitas yang ada, maka kebutuhan air bersih juga semakin meningkat. Begitu pula dengan Kabupaten Lamongan, dengan pertumbuhan pemukiman penduduk yang semakin meningkat maka diperlukan pula peningkatan pelayanan kebutuhan air di wilayah tersebut. Pemenuhan kebutuhan air hingga saat ini diambilkan dari Sungai Bengawan Solo, dan pengelolaan air bersih yang dilakukan oleh masyarakat melalui kelompok HIPPAM (Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum).Pelayanan PDAM Kabupaten Lamongan baru melayani 10 dari 27 kecamatan di Kabupaten Lamongan melalui 12 area pelayanan yaitu di Kecamatan Lamongan, Sukodadi, Deket, Brondong, Kembangbahu, Sugio, Sekaran, Babat, Kedungpring dan Ngimbang. Persampahan Penanganan persampahan di Kabupaten Lamongan terpusat di 3 lokasi, yakni Kota Lamongan, Babat dan Paciran-Brondong, dimana ketiganya telah dilengkapi sarana TPA dengan metode pananganan control landfill, masing-masing dengan luasan 6.3 Ha (terletak di Desa Tambakrigadung Kecamatan Tikung) untuk Kota Lamongan 0,063 Ha (Desa Gendongkulon Kecamatan Babat) untuk Kota Babat, dan seluas 0,09 Ha (di Desa Dadapan, Kecamatan Solokuro) untuk Kota Brondong-Paciran. Adapun penanganan persampahan di tingkat masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri. Sampah dari masyarakat dikumpulkan di sebelas TPS (Tempat Pembuangan Sementara) melalui manajemen yang dikelola oleh masyarakat sendiri, kemudian sampah yang telah terkumpul tersebut di bawah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dengan menggunakan 6 buah dum truck dengan produksi 80 M3/hari. III-118

119 Adapun untuk Kota Babat dan Brondong-Paciran menggunakan container (sebagai TPS). Tersedia 4 kontainer di wilayah Kota Brondong-Paciran dan 3 kontainer di wilayah Kota Babat, masing-masing dilayani 1 amrol truck dengan produksi sampah perharinya 30 M3 36 M3. Untuk lokasi TPA Kota Lamongan telah dilengkapi dengan 3 buah boulduzer, 2 unit tanki air 6000 liter sedangkan pada 2 TPA lainnya untuk pekerjaan perataan dan pemadatan didatangkan boulduzer dari Kota Lamongan. Telekomunikasi Telekomunikasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat dalam menghadapi kemajuan di bidang teknologi informasi. Teknologi informasi memungkinkan masyarakat akan memperoleh kemudahan serta percepatan akses dalam penyebaran informasi. hingga saat ini, seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Lamongan telah terjangkau oleh sarana telekomunikasi baik melalui sarana telepon kabel FO maupun yang menggunakan sarana telekomunikasi seluler. Sementara di bidang pemerintahan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi juga menjadi suatu hal yang sangat penting, khususnya sebagai sarana interaksi antar perangkat daerah dalam hal penyediaan data atau informasi secara cepat, tepat dan akurat. Dalam hal ini Kabupaten Lamongan telah mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi melalui media Wireless LAN 27 titik di 27 kecamatan. Listrik Dalam rangka pemerataan pembangunan, maka penerangan ke wilayah terisolasi atau wilayah yang belum terjangkau kebutuhan akan listrik harus dilakukan melalui peningkatan penyediaan listrik di perkotaan dan pedesaan. Dengan meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan listrik akan terjadi pemerataan pelayanan diseluruh wilayah Kabupaten Lamongan, sehingga dapat diasumsikan bahwa setiap KK akan memperoleh layanan jaringan listrik, sehingga tidak ada masyarakat yang belum terlayani. Pengairan III-119

120 Manajemen pengelolaan sumberdaya air dalam kaitannya dengan penyediaan air bagi kegiatan pertanian dan perikanan di Kabupaten Lamongan terbagi dalam 7 wilayah Unit Pelayanan Teknis (UPT), yaitu UPT Lamongan, Kedungpring, Babat, Karanggeneng, Sukodadi, Kuro dan Laren yang meliputi 55 Daerah Irigasi (DI) dengan luasan area sawah Ha, meliputi Ha merupakan jaringan irigasi teknis, Ha jaringan irigasi semi teknis dan Ha jaringan irigasi sederhana. Sarana Pasar Perkembangan sarana pasar di Kabupaten Lamongan yaitu telah dibangun 2 Pasar Modern baru yaitu Lamongan Plaza dan Pasar Agrobis Semando Babat. Pasar Agrobis Babat diharapkan dapat mengembangkan eksistensi pedagang tradisional di tengah serbuan sarana perdagangan ritel modern. Keseluruhan terdapat 9 unit Pasar Daerah, yaitu Pasar Baru, Pasar Modern/Lamongan Plaza, Pasar Sidoharjo, Pasar Ikan, Pasar Babat, Pasar Agrobis, Pasar Blimbing/Brondong, Pasar Maduran, Pasar Hewan Tikung dan Pasar Hewan Babat. Sementara itu, Pasar Desa hingga saat ini berkembang menjadi 112 unit. III-120

121 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah merupakan komponen penting dalam perencanaan pembangunan, sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk memperoleh proyeksi yang tepat mengenai kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan pemecahan permasalahan strategis secara tepat. Dengan melakukan analisis keuangan daerah yang tepat akan melahirkan kebijakan yang efektif dalam pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan Kabupaten Lamongan dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan III-121

122 daerah. APBD merupakan instrumen yang menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah. Struktur APBD Kabupaten Lamongan terdiri dari: (1) Penerimaan Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah. (2) Pengeluaran Daerah yang didalamnya terdapat Belanja Daerah serta Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan dan mengembangkan potensi sumber daya di daerahnya. Ciri utama suatu daerah yang melaksanakan otonominya secara efektif yaitu: 1. Besarnya kemampuan keuangan daerah, berarti daerah tersebut memiliki kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola, dan menggunakan keuangannya sendiri untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan; Berkurangnya ketergantungan kepada bantuan pusat. Kinerja Keuangan Masa Lalu Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting) antara pemerintah dengan pemerintah daerah. Salah satu indikator kemampuan keuangan daerah adalah derajat desentralisasi fiskal yang diukur dengan membandingkan kontribusi realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total pendapatan daerah dalam APBD. Indikator ini bertujuan untuk melihat persentase kontribusi pendapatan asli III-122

123 daerah terhadap total pendapatan daerah sehingga mengetahui kemampuan daerah dalam kemandirian keuangan. Tabel 3.1 Derajat Desentralisasi Fiskal Tahun (Rupiah) Tahun Ratarata Pendapatan Asli Daerah Total Pendapatan Daerah , , , , , , , ,96 Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah 8,78 9,62 13,83 13, , ,93 11,36 Sumber : Laporan Realisasi APBD Kabupaten Lamongan (diolah) Berdasarkan tabel diatas, rata-rata derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Lamongan selama periode sebesar 11,36 persen yang menunjukkan peran/kontribusi pendapatan asli daerah dalam pendanaan keuangan. Namun demikian, UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah memberi harapan bagi pemerintah daerah khususnya Kab.Lamongan untuk meningkatkan peran pendapatan asli daerah dalam era desentralisasi fiskal Kinerja Pelaksanaan APBD Kinerja keuangan masa lalu menguraikan tentang kinerja pelaksanaan APBD. Kinerja pelaksanaan APBD diketahui dari kinerja pendapatan daerah dan kinerja belanja daerah. Struktur APBD Kabupaten Lamongan terdiri atas: (1) Pendapatan yang di dalamnya terdapat pendapatan asli daerah, pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah; (2) Belanja yang di dalamnya terdapat belanja operasi, belanja modal dan belanja tak terduga. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana III-123

124 terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah diperoleh melalui sumber-sumber meliputi : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Adapun komponen Pendapatan Daerah yang disusun oleh pemerintah Kabupaten Lamongan terdiri dari; 1. Pendapatan Asli Daerah berasal dari Hasil Pajak Daerah dan Hasil Retribusi Daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; 2. Pendapatan Transfer berasal dari Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan (berasal dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil bukan pajak/sumberdaya alam, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus), Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya (berasal dari dana penyesuain), serta Transfer Pemerintah Provinsi (berasal dari pendapatan bagi hasil pajak dan pendapatan bagi hasil lainnya); 3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah berasal dari Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya serta Pendapatan Lainnya. Selama lima tahun terakhir ( ), realisasi Pendapatan Daerah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata peningkatan per tahun sebesar % dengan kenaikan terbesar dari tahun 2014 menuju tahun 2015 yaitu sebesar Rp ,81 pada tahun 2014 dan Rp ,96 pada tahun Rata-rata pertumbuhan tertinggi ada pada komponen Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumberdaya Alam sebesar % diikuti oleh Dana Bantuan Keuangan Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya sebesar %, Pajak Daerah sebesar 35.09%, Dana Alokasi Khusus sebesar 32.72%, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar 31.73%, dan dikuti oleh Retribusi Daerah sebesar 30.87%. Adapun keterkaitan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan adalah sebagai berikut. III-124

125 III-125

126 Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Lamongan Tahun s.d. Tahun 2016 No Uraian (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 * pagu anggaran (Rp) (Rp) Rata-Rata Pertumbuhan(%) 1 PENDAPATAN , , , ,96 2,560,353,588, Pendapatan Asli Daerah , , , ,96 317,130,115, Pajak Daerah , , , ,00 85,030,948, Retribusi Daerah , , , ,00 27,262,833, Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan , , , ,90 21,351,833, Lain-lain PAD yang sah , , , ,06 183,484,499, Dana Perimbangan , , , ,00 1,467,704,812, Dana bagi hasil pajak , , , ,00 111,259,668, Dana bagi hasil bukan pajak /Sumber Daya Alam , , , , , Dana alokasi umum 832,015,926, ,344,988, ,042,124,514, ,064,300,915, ,166,655,654, Dana alokasi khusus 70,832,240, ,665,880, ,845,000, ,00 189,789,490, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah , , , ,00 775,518,660, Hibah ,118,000, Dana bagi hasil pajak dari Prov , , , ,00 141,836,093, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , , , ,00 629,716,876, Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya , , ,00 2,800,000, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III-126

127 Dana Bagi Hasil Restribusi dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya , , ,00-47,691, Sumber :Laporan Keuangan AuditedKab. Lamongan Tahun dan APBD Kab Lamongan Tahun 2016(diolah) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III

128 Analisis terhadap perkembangan pendapatan daerah ini dapat dijelaskan antara lain: 1. Realisasi total pendapatan daerah mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar persen yang dipengaruhi oleh adanya kenaikan semua unsur-unsur pendapatan daerah, yaitu: PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah. 2. Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) meningkat signifikan dengan rataratapertumbuhan sebesar 27,59 persen. Semua unsur PAD menunjukan trend meningkat (pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain PAD yang sah) kecuali tahun 2016 karena masih pagu anggaran. Kenaikan yang cukup besar dari unsur PAD menggambarkan adanya upaya intensifikasi dan ekstensifikasi PAD yang telah dilakukan khususnya pajak daerah yang merupakan unsur dominan dalam memberikan kontribusi terhadap PAD. Hal ini mengindikasikan bahwa gerak perekonomian Kabupaten Lamongan terus tumbuh karena meningkatnya pajak daerah berarti telah terjadi peningkatan pendapatan dunia usaha di daerah. 3. Realisasi penerimaan dana perimbangan mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9,90 persen. Kenaikan ini dipengaruhi oleh unsur DAK dan DAU yang juga cenderung meningkat. Kenaikan dana bagi hasil pajak dan atau bukan pajak menggambarkan meningkatnya pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan meningkatnya pendapatan dari ekplorasi/eksploitasi SDA yang dibagi hasilkan kepada daerah. Kenaikan DAK dan DAU ini mengindikasikan bahwa Kab. Lamongan masih tergantung dengan pusat. 4. Secara total realisasi, Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 25,64 persen. Pertumbuhan realisasi Pendapatan Asli Daerah selama kurun waktu yang sama, menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 27.59%. Selain itu, ratarata realisasi pendapatan yang dicapai melampaui rata-rata target yang telah ditetapkan dengan rasio efektivitas PAD mencapai kisaran % sampai dengan %. Perkembangan PAD pada periode tahun tersaji dalam tabel dan gambar berikut. III-128

129 Tabel 3.3 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Target Tahun PAD 120,937,919, ,361,759, ,416,661, ,353,495, Rata-rata Per Tahun Realisasi Pertumbuhan (%) PAD , ,087,916, ,409,285, ,667,133, Pertumbuhan (%) Rasio Efektivitas Sumber: Laporan Keuangan Audited Kab. Lamongan Tahun Sedangkan perkembangan realisasi pendapatan asli daerah dalam APBD Kabupaten Lamongan pada periode tahun tersaji dalam grafik berikut: Grafik 3.1 Grafik Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Sumber: Laporan Keuangan Audited Kab. Lamongan Tahun III-129

130 Dari tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa realisasi capaian PAD mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 berada di atas target. Pemerintah KabupatenLamongan sudah efektif dalam melakukan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah. Selain itu, sumber-sumber potensi pendapatan daerah masih cukup banyak yang dapat digali dan dikembangkan sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan daerah dengan tetap mengacu pada UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Hal yang perlu terus ditingkatkan adalah intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah serta penyederhanaan prosedur pemungutan yang dipadukan dengan penerapan sanksi yang efektif serta pengendalian dan pengawasan. Perkembangan kinerja kapasitas fiskal daerah Kabupaten Lamongan dapat dilihat kinerjanya dengan pendekatan rasio PAD terhadap DAU dalam APBD. Perkembangan rasio PAD terhadap DAU pada APBD tahun tersaji pada tabel dan grafik berikut. Tabel 3.4 Rasio PAD Terhadap DAU Dalam APBD TA Perbandingan DAU dan PAD Tahun Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) , ,087,916, ,409,285, ,667, ,9 Dana Alokasi Umum (DAU) Rasio PAD terhadap DAU 832,015,926, ,344,988, ,042,124,514, ,064,300,915, * 317,130,115, ,166,655,654, pagu anggaran 4 00 Sumber: Laporan Keuangan Audited Tahun dan APBD Kab Lamongan Tahun III-130

131 Grafik 3.2 Perbandingan DAU Terhadap PAD Pada APBD TA Sumber: Laporan Keuangan Audited Kab. Lamongan tahun Pada grafik diatas menjelaskan bahwa garis biru merupakan trend DAU dan garis merah menggambarkan trend PAD. Melihat data trend kenaikan DAU dan PAD dapat dilihat bahwa gapnya sangat lebar, artinya bahwa prosentase kenaikan PAD masih belum sebesar prosentase kenaikan DAU Neraca Daerah Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintah, neraca daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh pemerintah daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku sajatetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Kinerja neraca daerah Pemerintah menunjukkan Daerah bahwa Kabupaten aset Lamongan lancar rata-rata selama kurun waktu pertumbuhannya persen. Pertumbuhan nilai perolehan aset tetap sebanyak persen.aset lainnya mengalami rata-rata pertumbuhan yang sangat tinggi sebanyak persen. Rata-rata pertumbuhan aset yang tinggi tersebut juga diikuti dengan rata-rata pertumbuhan kewajiban baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.rata-rata pertumbuhan kewajiban jangka pendek menunjukkan kenaikan sebesar III-131

132 persen.sedangkan Ekuitas bersih Pemerintah Kabupaten Lamongan mengalami kenaikan dari tahun 2011 sampai dengan 2014, tetapi mengalami penurunan pada tahun 2015 karena penerapan penyusutan asset tetap dan penyisihan piutang. III-132

133 Tabel 3.5 Neraca Daerah Kabupaten Lamongan Tahun (Dalam Rupiah) No Uraian ASET ASET LANCAR Kas Piutang Penyisihan Piutang Persediaan INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Jangka Panjang ASET TETAP Tanah Peralatan dan mesin Gedung dan bangunan Jalan, irigasi, dan jaringan Aset tetap lainnya Konstruksi dalam pengerjaan Akumulasi Penyusutan ASET LAINNYA Tagihan penjualan angsuran Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah Kemitraandengan pihak kedua Aset tak berwujud Aset Lain-lain JUMLAH ASET DAERAH Rata-rata Pertumbuhan(%) , , ,73 0, , , , , ,24 ( ,05) , , , , ,69 ( ,55) , , , ,63 ( ,55) , , , , ,12 ( ,43) , ,93 21,14 16,88 97,32 0,00 16,78 23, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 22,16 29,42 17,18 13,79 13, ,00 0, ,00 0, , , , , , ,00 7, , , ,00 0 ( ,17) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,40 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,22 402,94-1,7 III-133

134 No Uraian KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang perhitungan pihak ketiga Utang Bunga Bagian Lancar Utang DN Pemerintah Pusat Pendapatan diterima di muka Utang Jangka Pendek Lainnya Utang Kepada Pihak Ketiga KEWAJIBAN JANGKA PANJANG JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR SILPA Cadangan piutang Cadangan persediaan Dana yg harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek Pendapatan yang ditangguhkan EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam asset tetap Diinvestasikan dalam asset lainnya Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,30 ( ,49) , , , ,00 ( ,72) , , , ,00 ( ,00) , , , ,00 ( ,00) - -4,2-11,37 63,53-0, , , , , ,80-67, , , , , , , , , ,88-23, , , , , , , , , , ,84 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,00 Rata-rata Pertumbuhan(%) 55, ,36 28,34 III-134

135 No. Uraian 2011 EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA , , , ,70 Rata-rata Pertumbuhan(%) , ,40 Sumber: BPKAD Kab. Lamongan Tahun 2015 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III-135-1,70

136 Aset daerah merupakan aset yang memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi yang dimiliki dan dikuasai pemerintah daerah, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa mendatang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam uang. Selama kurun waktu , rata-rata jumlah aset daerah Pemerintah Kabupaten Lamongan mengalami penurunan sebanyak 1,7% setiap tahunnya. Aset daerah terdiri dari aset lancar, aset tetap dan aset lainnya. Pertumbuhan rata-rata aset lancar mencapai 21,14 %. Pertumbuhan aset lancar ini berasal dari kas, piutang, dan persediaan. Kontribusi yang dominan berasal dari kas. Sedangkan untuk aset tetap, rata-rata pertumbuhannya mencapai 29,42%. Aset tetap tersebut berupa tanah, gedung, peralatan, jalan, bangunan serta sarana mobilitas dan peralatan kantor yang dipergunakan untuk pelayanan kepada masyarakat dan menunjang kelancaran tugas pemerintahan. Kinerja peningkatan asset daerah tidak hanya dari penambahan atau mutasi asset hasil pembelian tiap tahun tetapi juga dari hasil identifikasi aset daerah yang belum memiliki legalitas, sehingga belum dapat dimasukkan dalam neraca daerah. Aset lainnya mengalami rata-rata pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu sebanyak 75.53%. Aset lainnya ini berasal dari tagihan penjualan, tagihan ganti rugi daerah, kemitraan, aset tak berwujud, dan aset lainnya. Kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang, memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam kurun waktu 5 tahun ( ) berasal dari kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Rata-rata pertumbuhan tiap tahun kewajiban jangka pendek yang paling tinggi yaitu sebesar 55.67%. Sedangkan pertumbuhan kewajiban jangka panjang mengalami penurunan sebesar 48.60% dan mulai tahun tidak terdapat kewajiban jangka panjang. Rata-rata kewajiban ini menunjukan bahwa Pemerintah Kabupaten Lamongan selama kurun waktu tersebut belum optimal dalam melaksanakan kewajiban finansial jangka pendek yang cukup tinggi. III-136

137 Total Ekuitas dana ini merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah. Ekuitas dana lancar Pemerintah Kabupaten Lamongan selama kurun waktu lima tahun mengalami penurunan rata-rata sebesar 4.2.% begitu juga ekuitas dana investasi juga mengalami penurunan sebesar 21.88%. 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar akan tercermin pada kebijakan pendapatan, belanja serta pembiayaan APBD. Pengelolaan keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah. Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, mencantumkan bahwa sumber penerimaan daerah terdiri atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan (PPh) Perorangan, Sumber Daya Alam (SDA); Dana Alokasi Umum; dan Dana Alokasi Khusus; dan (3) Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Kab/Kota, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan. Sedangkan peneriman pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui: (1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai peraturan yang berlaku dan kondisi daerah; (2) Peningkatan kemampuan dan III-137

138 keterampilan SDM Pengelola Pendapatan Daerah; (3) Peningkatan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan; dan (4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya. Untuk itu digariskan sejumlah kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah, yaitu: 1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah, melalui; a. Koordinasi yang intensif dengan SKPD dan instansi terkait, peningkatan sosialisasi dan penyuluhan, peningkatan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan pengawasan serta penyederhanaan proses administrasi pemungutan. Beberapa upaya tersebut ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian target pendapatan daerah; b. Meningkatkan kualitas layanan publik yang lebih efektif dan maksimal, sehingga masyarakat merespon secara positif produk layanan publik yang ditawarkan ke masyarakat; c. Meningkatkan dan memperbaiki infrastruktur prasarana dan sarana umum yang mampu menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi yang dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan daerah, khususnya PAD; d. Melakukan pengawasan dan evaluasi secara rutin dan berjenjang, mulai dari tingkat bawah sampai atas, dalam pemungutan terhadap wajib pajak dan wajib retribusi, serta penerapan sanksi yang efektif bagi wajib pajak maupun wajib retribusi yang melanggar aturan; e. Meningkatkan pengendalian terhadap data base potensi pajak dan retribusi dengan melakukan pembentukan tim intensifikasi PAD, melakukan pemeliharaan dan update data wajib pajak/retribusi daerah dan pendataan bagi wajib pajak/wajib retribusi baru, dan Memperluas basis pajak daerah dan retribusi daerah III-138

139 Mengoptimalkan kinerja BUMD/Perusahaan Daerah untuk f. memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah; Mengevaluasi Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi g. Daerah, disesuaikan seiring dengan perkembangan peraturan dan pembangunan, agar dalam pelaksanaannya lebih efisien dan efektif, serta sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan memperhatikan kemampuan masyarakat wajib pajak daerah maupun wajib retribusi daerah; Memberikan insentif kepada instansi pemungut pajak dan h. retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; i. Melakukan penertiban atau penegakan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah dengan memberikan teguran secara lisan dan tertulis pada wajib pajak atau wajib retribusi yang tidak kooperatif; Melakukan secara intensif pendataan aset daerah dan legalisasi j. kepemilikan aset daerah, guna tertib administrasi aset daerah dan sebagai dasar pemanfaatan aset daerah; k. Mengintensifkan pemanfaatan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal (idle) untuk dikelola atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga; 2. Melakukan persiapan secara bertahap, baik dari sisi sarana dan prasarana, sumberdaya manusia maupun kelembagaan, terkait dengan pendaerahan pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan pada tahun 2014; 3. Meningkatkan koordinasi, informasi dan pelaporan pendapatan daerah kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dengan memberikan dukungan data yang cepat, tepat dan akurat, sehingga diperoleh dana perimbangan maupun dana lain sesuai kebutuhan daerah; 4. Melakukan kerjasama dengan investor sesuai dengan ketentuan perundangundangan dalam rangka membuka lapangan kerja yang mampu mendorong peningkatan pendapatan daerah. III-139

140 Selanjutnya, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun melalui pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan. Sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa setiap penganggaran harus berbasis kinerja (Performance Based Budgeting). Kebijakan pengelolaan keuangan pemenuhan belanja tidak langsung dan belanja daerah diarahkan pada langsung. Belanja tidak langsung dipergunakan untuk belanja gaji dan tunjangan, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sedangkan belanja langsung diarahkan pada: 1. Menopang proses pembangunan daerah yang berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi daerah; 2. Menjamin ketersediaan pendanaan pelayanan dasar secara memadai bagi kesejahteraan masyarakat, dengan memberikan fokus pembiayaan secara proporsional; 3. Menjamin ketersediaan pendanaan, khususnya untuk membiayai program pembangunan yang memiliki potensi besar bagi penyerapan tenaga kerja dan pengurangan kemiskinan; 4. Meminimalkan resiko fiskal, sehingga kesinambungan anggaran daerah dapat terjamin; 5. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan anggaran serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan perencanaan dan penganggaran. Belanja daerah digunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan pemerintahan kewenangan provinsi yang terdiri dari wajib dan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.belanja dalam III-140

141 rangka penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah.hal tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial, fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Analisis belanja dilakukan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan alokasi dana belanja daerah dengan tujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya. Analisis ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Analisis belanja dilakukan melalui analisis sebagai berikut: 1. Analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur; 2. Analisis belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat 3. prioritas utama; serta 4. Analisis proyeksi belanja daerah Proporsi Penggunaan Anggaran Dengan semakin bertambah jumlah pegawai di Kabupaten Lamongan, maka berakibat pada proporsi belanja tidak langsung yang semakin besar apabila dibandingkan dengan belanja langsung. Proporsi belanja pemenuhan aparatur tersaji dalam tabel berikut. Tabel 3.6 Tren Realisasi DAU dengan Gaji No Tahun Anggaran DAU 832,015,926, ,344,988, ,042,124,514, Gaji Pegawai 830,163,409, ,528,685, ,584,354, III-141

142 ,064,300,915, ,166,655,654, Sumber: BPKAD Kab. Lamongan Tahun ,650,519, ,146,465,767, Adapun untuk grafik tren kenaikan DAU dan Belanja Gaji bisa kita lihat pada grafik berikut ini. Grafik 3.3 Tren Kenaikan DAU dengan Belanja Gaji Sumber: BPKAD Kab. Lamongan Tahun 2016 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa selisih DAU yang digunakan untuk membiayai belanja langsung mulai tahun sudah mulai menyempit, hal itu bisa dilihat dari celah grafik garis di atas. Apabila tren kedua garis ternyata masih sejajar, artinya kenaikan belanja gaji selalu diikuti kenaikan DAU minimal sama. Apabila tren kedua garis di atas mengarah pada satu titik, maka artinya suatu saat bertemu berarti semua DAU digunakan untuk belanja gaji pegawai. Apabila diteruskan suatu saat dalam waktu yang tidak terlalu lama, pemerintah kabupaten akan kesulitan dalam pembiayaan pembangunan. Perkembangan proporsi realisasi belanja langsung dan belanja tidak langsung terhadap total belanja pada periode tahun serta rencana tahun 2017 tersaji dalam grafik berikut. Grafik 3.4 Proporsi Realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Tahun dan Rencana Tahun 2017 III-142

143 Sumber: Laporan Keuangan Audited, Tahun 2012 s.d 2015 & APBD 2016 (diolah) Pada komponen belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Belanja langsung didominasi oleh belanja modal dengan rata-rata sebesar 47,59%. Urutan selanjutnya belanja barang dan jasa sebesar 46,09% dan 6,32% belanja pegawai. Adapun proporsi masing-masing komponen belanja langsung terhadap total belanja langsung dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. Tabel 3.7 Proporsi Komponen Belanja Langsung Tahun Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal ,635,533, ,255,565, ,060,357, ,267,499, ,637,197, ,536,354, ,511,523, ,498,598, ,055,225, ,331,327, ,721,086, ,400,001, ,707,131, ,512,327, ,048,641, ,071,772, ,435,615, ,305,792, ,128,541,454 42,414,356,900 Sumber: Laporan Keuangan Audited dan APBD 2016 Grafik 3.5 Proporsi Komponen Belanja Langsung Tahun III-143

144 Pada komponen belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja bunga, belanja subsidi dan belanja tidak terduga. Proporsi belanja terbesar adalah untuk gaji pegawai, dimana pada tahun 2012 proporsinya sebesar 84.91% menjadi sebesar 68.18% pada tahun Pada tahun 2016 urutan proporsi komponen lainnya yang ada di belanja tidak langsung adalah belanja hibah sebesar 3.71% belanja bantuan sosial 0.81% belanja bagi hasil sebesar 0.20% belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa sebesar 27.06%, dan belanja tidak terduga sebesar0.04% (Laporan Keuangan Audited Kab. Lamongan dan APBD 2016) Analisis Pembiayaan Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara pendapatan dan belanja daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, serta penerimaan piutang daerah. Sedangkan untuk perkembangan defisit APBD setiap tahunnya dari tahun bisa kita lihat pada tabel berikut. III-144

145 Tabel 3.8 Perkembangan Defisit APBD dan Realisasinya Tahun Tahun Surplus/(Defisit) APBD (86,618,987,936.11) (56,913,877,506.02) (109,247,784,089.01) (160,713,664,218.80) (14,213,840,000) Realisasi Surplus/(Defisit) APBD (1,321,467,380.09) 67,873,186, ,965,866, ,032,467, Masih berjalan Sumber: Lap. Keuangan Audited Kab. Lamongan & APBD Tahun 2016 Dengan demikian, kebijakan pengelolaan keuangan daerah akan difokuskan untuk pembiayaan pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat, sedangkan pembiayaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan aparatur lebih pada fungsi-fungsi pemerintah yaitu sebagai fasilitator pembangunan. Adapun beberapa langkah yang perlu diupayakan diantaranya adalah: Mensinergikan alokasi belanja dari berbagai sumberdana pembiayaan 1. program dan kegiatan, agar semaksimal mungkin dapat mendukung pencapaian target yang ditetapkan pemerintah pusat pada masing-masing ; Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan belanja hibah agar kemampuan 2. keuangan yang ada semaksimal mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan; Penyusunan anggaran belanja daerah yang dituangkan dalam program dan 3. kegiatan harus didasarkan pada asas manfaat dan data capaian kinerja. 3.3 Kerangka Pendanaan Pada bagian ini akan dijelaskan berkaitan dengan pengeluaran keuangan yang harus dilakukan pemerintah daerah, baik terkait dengan pembelanjaan pada katagori kewajiban maupun pengeluaraan pembiayaan. Pengeluaran keuangan pemerintah daerah sepenuhnya mengacu pada pedoman pengelolaan keuangan daerah, sebagaimana ketentuan normatifnya telah disampaikan dalam uraian sebelumnya. Selanjutnya, pada bagian ini dijelaskan gambaran kerangka pendanaan dari hasil analisis sebagai berikut Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Dalam penyelenggaraan pemerintahan, dibutuhkan kemampuan pendanaan untuk memenuhi pengeluaran daerah, baik berupa belanja maupun pembiayaan. III-145

146 Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari dan ditunda sehingga harus dibayar dalam suatu tahun anggaran pemerintah daerah seperti: gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya. Sedangkan belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Daerah yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan seperti honorarium tenaga medis, dan belanja sejenis lainnya. Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis kerangka pendanaan. Analisis terhadap realisasi pengeluaran belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama selama tahun dapat dijelaskan antara lain: 1. Pertumbuhan rata-rata total realisasi pengeluaran belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama periode tahun adalah sebesar persen. Pertumbuhan yang tinggi disebabkan karena belanja tidak langsung dan belanja langsung untuk pengeluaran belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama cenderung meningkat. 2. Pertumbuhan rata-rata total belanja tidak langsung pada pengeluaran periodik dan pengeluaran yang wajib dan mengikat sebesar persen. Peningkatan terjadi di semua unsur belanja tidak langsung dengan pertumbuhan rata-rata paling tinggi yakni unsur belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa yang mencapai persen meskipun nominal terbesar diantara semua unsur belanja tidak langsung adalah Belanja Pegawai. 3. Pertumbuhan rata-rata total belanja langsung pada pengeluaran periodik dan pengeluaran yang wajib dan mengikat sebesar 23,92 persen. Peningkatan terjadi di semua unsur belanja langsung dengan pertumbuhan rata-rata paling tinggi yakni unsur belanja barang dan jasa sebesar persen diantara unsur-unsur yang lain. Selain itu belanja modal rata-rata pertumbuhannya sebesar persen. III-146

147 Apabila dianalis lebih lanjut dari sisi jenis belanja, kontribusi rata-rata terbesar belanja daerah selama tahun anggaran 2012 sampai dengan tahun 2015 masih ada pada belanja tidak langsung. Proporsi belanja tidak langsung pada tahun 2012 mencapai Rp 974,111,861, atau apabila dikalkulasi sebesar persen dari total belanja. Dari keseluruhan total belanja tidak langsung dari tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2013 total belanja tidak langsung 64.22% dan pada tahun 2014 total belanja tidak langsung mengalami penurunan proporsi terhadap total belanja atau mencapai %, pada tahun 2015 mengalami kenaikan proporsi belanja tidak langsung sebesar 60.31% terhadap total belanja atau sebesar Rp 146,752,8810, Hal ini menunjukkan komposisi yang kurang ideal, mengingat belanja tidak langsung masih menempati porsi yang cukup besar jika dibandingkan dengan belanja langsung. ideal yang diharapkan adalah belanja langsung (terutama yang bermanfaat langsung bagi publik) yang lebih besar dari belanja tidak langsung. Meskipun dalam komponen belanja tidak langsung, selain belanja pegawai terdapat belanja hibah dan belanja bantuan sosial yang merupakan kerangka regulasi daerah dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan daerah, namun prosentasenya tetap jauh lebih kecil dibandingkan dengan belanja pegawai. Pelaksanaan kegiatan dalam belanja hibah dan belanja bantuan sosial adalah oleh kelompok masyarakat, sehingga kemanfaatan atas hasil kegiatan tentunya secara langsung dirasakan oleh masyarakat. Untuk mengetahui perkembangan pengeluaran periodik yang wajib dan mengikat, serta pengeluaran periodik prioritas utama dapat tersaji pada tabel berikut. III-147

148 Tabel 3.9 Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Dalam APBD Kabupaten Lamongan TA Uraian BELANJA DAERAH BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal JUMLAH BELANJA Surplus/(Defisit) PEMBIAYAAN PENGELUARAN pembentukan dana cadangan penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah pembayaran pokok utang pemberian pinjaman daerah total pengeluaran (belanja+pembiayaan 1,473,747,394, ,111,861, ,163,409, ,205,861, ,585,113, ,530,280, ,259,133, ,606,782,530, ,064,722,172, ,528,685, ,006,201, ,742,064, ,842,448, ,557,386, ,913,817,056, ,031,395, ,045,385, ,666, ,635,533, ,255,565, ,331,327, ,048,641, ,473,747,394, (1,321,467,380.09) ,900,000, ,060,357, ,267,499, ,721,086, ,071,772, ,606,782,530, ,873,186, ,900,000, ,900,000, ,900,000, ( ,00) 32,956,160, ,900,000, ,062,374, ,520,709,769, ,657,811,474, ,451,686, ,954,168,742, ,432,940,334, ,160, Rata-rata pertumbuhan ,607,523,587, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III

149 Uraian Rata-rata pertumbuhan pengeluaran) Sumber: Laporan Keuangan Aduited Kab. LamonganTahun dan APBD Kab. Lamongan Tahun 2016 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III-149

150 3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan Perhitungan kerangka pendanaan berpedoman pada analisa penerimaan dan pengeluaran APBD pada tahun-tahun sebelumnya dengan memperhatikan kebijakan pembangunan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi. Analisa tersebut digunakan sebagai acuan untuk proyeksi target pendapatan dan proyeksi belanja ke depan.ratarata pertumbuhan pendapatan daerah selama tahun sebesar17,02% dengan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 12.90%.Untuk tahun , pendapatan daerah diproyeksikan naik sebesar5.50% tiap tahunnya dari pendapatan tahun Pendapatan tahun diproyeksikan naik hanya pada kisaran tersebut,meskipun rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah sebesar17,02% pada lima tahun terakhir. Dari rata-rata pertumbuhan belanja daerah, maka belanja daerah pada tahun diproyeksikan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 5.64%. Komposisi besaran kenaikan belanja tidak langsung dan belanja langsung memperhatikan kebijakan belanja pemerintah daerah tiap tahunnya. Realisasi pendapatan daerah dan silpa tahun , proyeksi kerangka pendapatan APBD tahun , pertumbuhan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung tahun serta proyeksi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Tahun tersaji dalam tabel berikut. III-150

151 Tabel 3.10 Pertumbuhan Pendapatan dan Silpa Tahun Uraian PENDAPATAN Pertumbuhan (%) SiLPA Pertumbuhan ,472,425,927, ,063,877, ,674,655,717, % 125,199,484, % ,969,782,922, % 165,213,664, % ,436,072,801, % 189,685,381,619, % 2016 Rata-rata Pertumbuhan , % 165,211,829, % 17.02% 19.84% Sumber: Laporan Keuangan Audited Kab. Lamongan Tahun dan APBD Tahun 2016 Selama lima tahun terakhir ( ), pendapatan daerah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata peningkatan per tahun sebesar 15.03% dengan kenaikan terbesar sebesar dari tahun 2013 menuju tahun 2014 yaitu sebesar Rp ,81 pada tahun 2014 dan Rp ,41 pada tahun Pertumbuhan SiLPA dari tahun mengalami fluktuatif, rata-rata pertumbuhan SiLPA menurun sebesar 7.97%, pertumbuhan tersebesar ada pada tahun 2013 menuju tahun 2014 yakni sebesar 45.47% dari semula Rp 125,199,484, menjadi Rp 165,213,664,218.80, dan pertumbuhan yang menurun paling besar ada pada tahun 2012 menuju tahun 2013 yakni sebesar 22.93% dari Rp 111,681,362, menjadi Rp 86,063,877, Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan dan Silpa Tahun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III-151

152 Rata-rata Pertumbuhan (%) 5.70% Uraian PENDAPATAN SILPA Tahun Dasar (2016) (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp) 2021 (Rp) 2,753,530,495, , , , , , , , , , , ,59 Sumber: BPKAD Kab. Lamongan Tahun 2016 Proyeksi selama lima tahun kedepan ( ), pendapatan daerah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata peningkatan per tahun sebesar 5.70 %. dari tahun 2016 jumlah pendapatan sebesar Rp 2,753,530,495, dan diakhir proyeksi di tahun 2021 menjadi Rp ,88. Proyeksi pertumbuhan SiLPA selama lima tahun kedepan ( ), dari tahun 2016 jumlah SiLPA sebesar Rp ,00 dan proyeksi tahun 2021 menjadi Rp ,59 Tabel 3.12 Pertumbuhan Belanja Langsung dan Tidak Langsung Tahun Pertumbuhan Belanja Belanja Langsung Tahun 2012 Tahun ,635,533, Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung Pertumbuhan 974,111,861, Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun ,060,357, % ,055,225, % 1,064,722,172, % 10.58% 24.63% 14.58% Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Rata-rata Pertumbuhan 23.92% 14.84% III-152

153 Sumber: BPKAD Kab. Lamongan Tahun 2016 Selama lima tahun terakhir ( ), pertumbuhan belanja yakni belanja langsung dan belanja tidak langsung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata peningkatan per tahun untuk belanja langsung sebesar 23.92% dengan kenaikan terbesar sebesar dari tahun 2013 menuju tahun 2014 yaitu sebesar Rp 542,060,357, pada tahun 2014 dan Rp Pertumbuhan dari tahun mengalami fluktuatif, rata-rata pertumbuhan belanja tidak langsung sebesar 14.84%, pertumbuhan tersebesar ada pada tahun 2014 menuju tahun 2015 yakni sebesar 24.63% dari semua Rp menjadi Rp Tabel 3.13 Proyeksi Belanja Langsung dan Tidak Langsung Tahun Uraian Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung ,00 Rata-rata Pertumbuhan 6,08% , , , , , ,00 6,08% , , , , ,79 Tahun Dasar (2016) Sumber: BPKAD Kab. Lamongan Tahun 2016 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III-153

154 Proyeksi selama lima tahun kedepan ( ), belanja langsung dan belanja tidak langsung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata peningkatan per tahun untuk belanja langsung dan tidak langsung sebesar 6.08%. Dari tahun 2016 jumlah belanja langsung sebesar Rp ,00 dan diakhir proyeksi di tahun 2021 menjadi Rp ,50 dan dari tahun 2016 jumlah belanja tidak langsung sebesar Rp ,00 dan diakhir proyeksi di tahun 2021 menjadi Rp ,79 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III-154

155 3.4 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Pengelolaan perencanaan, keuangan penganggaran, daerah meliputi pelaksanaan, keseluruhan penatausahaan, kegiatan pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini telah dijabarkan secara lebih rinci dan teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan selanjutnya dilakukan perubahan lagi dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Dalam rangka menjamin konsistensi tersebut, maka penyusunan RPJMD harus menerapkan penganggaran berbasis kinerja (Performance Based Budgeting), berjangka menengah (Medium Term Expenditure Framework) dan terpadu (Unified Budgeting) Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Sejalan dengan kebutuhan pendanaan pembangunan daerah yang terus meningkat, pemerintah daerah merencanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan yang bisa diupayakan oleh daerah sendiri (PAD), yang bersumber dari pusat (Dana Perimbangan), serta pendapatan lain lain. Saat ini sumber pendapatan dari PAD masih relatif kecil dibandingkan dengan dana perimbangan. Kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah melalui mobilisasi pendapatan asli daerah dan penerimaan daerah lainnya. Secara garis besar arah kebijakan pendapatan daerah, dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kebjakan Pendapatan Asli Daerah Intensifikasi a. Pajak/Retribusi Intensifikasi pajak dan retribusi daerah terutama diarahkan untuk meningkatkan kepatuhan (compliance) dan memperkuat basis V-155

156 pajak/retribusi yang ada. Upaya intensifikasi pajak/retribusi daerah dilakukan melalui: 1) Penyederhanaan proses administrasi pemungutan dan penyempurnaan sistem pelayanan pajak dan retribusi daerah; 2) Optimasi pelaksanaan landasan hukum yang berkaitan dengan penerimaan daerah; 3) Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak dan retribusi daerah; 4) Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan penerimaan daerah; 5) Peningkatan koordinasi dan kerja sama antar unit satuan kerja; serta 6) Memperkuat basis pajak (hotel, restoran dan hiburan) dengan melibatkan b. peran serta masyarakat. Ekstensifikasi Pajak/Retribusi Ekstensifikasi Pajak/Retribusi terutama diarahkan untuk memperluas basis pajak/retribusi, yang dicapai melalui: 1) Pengkajian jenis retribusi baru yang tidak kontra produktif terhadap perekonomian daerah; 2) Pengkajian jenis retribusi yang tidak layak dan perlu dihapus; 3) Pengkajian mekanisme pajak/retribusi untuk target group baru; serta 4) Peningkatan bagi hasil pajak. 2. Pengelolaan BUMD yang efisien dan efektif melalui peningkatan profesionalisme manajemen BUMD melalui restrukturisasi dan revitalisasi organisasi. a. Dana Perimbangan Sistem perhitungan yang ditetapkan pemerintah pusat dalam mengalokasikan dana perimbangan mengandung diskresi yang besar terkait kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Oleh karenanya kendati formula dasarnya telah ada namun pemerintah daerah tetap sulit untuk melakukan simulasi perhitungan yang riil sebagai dasar dalam menyusun proyeksi penerimaannya. Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik baiknya, meskipun relatif sulit untuk memperkirakan jumlah realisasinya karena bergantung pada pemerintah pusat. Sumber dana yang berasal dari Dana V-156

157 Alokasi Khusus (DAK) juga dapat diupayakan peningkatannya melalui penyusunan program program unggulan yang dapat diajukan untuk dibiayai dengan DAK. b. Lain Lain Pendapatan Yang Sah Bagi hasil pajak provinsi dan pusat dapat diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.pendapatan bagi hasil sangat terkait dengan aktivitas perekonomian daerah. Dengan demikian semakin meningkatnya aktivitas ekonomi akan berkorelasi dengan naiknya pendapatan yang berasal dari bagi hasil, oleh karena itu Pemerintah Daerah harus mendorong peningkatan aktivitas perekonomian Arah Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada peningkatan efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas melalui penetapan prioritas alokasi anggaran.kebijakan belanja daerah juga diarahkan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan publik.belanja daerah dikelompokan ke dalam belanja langsung dan tidak langsung yang masing-masing kelompok dirinci kedalam jenis belanja. Untuk belanja tidak langsung,jenis belanjanya terdiri atas belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, dan belanja tidak terduga. Sementara itu, untuk belanja langsung jenis belanjanya terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.prinsip efisiensi dan efektifitas harus diterapkan pada semua pos belanja daerah tersebut di atas. 1. Belanja Tidak Langsung Arah kebijakan belanja tidak langsung sampai dengan 2021 diperkirakan akan didominasi oleh belanja pegawai yang masih merupakan proporsi terbesar. Belanja yang signifikan pada kelompok belanja tidak langsung adalah belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa dimana hal ini terkait dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 V-157

158 tentang Desa, yang berdampak kenaikan yang cukup signifikan terhadap pendanaan untuk Pemerintah Desa, baik yang bersumber dari APBD dan APBN. Sedangkan untuk kebijakan belanja hibah akan selalu ditingkatkan prinsip prinsip pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel yang didasarkan bahwa pemberian hibah disamping harus diselaraskan dengan program pembangunan pemerintah Kabupaten Lamongan, guna tertib administrasi dan akuntabilitasnya, maka penerima hibah harus memiliki badan hukum Indonesia, sebagaimana ditentukan oleh peraturan yang berlaku. Alokasi bantuan sosial diarahkan kepada masyarakat dan berbagai organisasi baik profesi maupun kemasyarakatan.tujuan alokasi belanja bantuan sosial merupakan manifestasi pemerintah dalam memberdayakan masyarakat.mekanisme anggaran yang dilaksanakan adalah bersifat block grant, artinya masyarakat dapat merencanakan sendiri sesuai dengan kebutuhan, sepanjang tidak keluar dari koridor peraturan yang berlaku. Selain itu, komitmen Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan juga berimplikasi pada meningkatnya belanja hibah dan belanja sosial di bidang pendidikan dan kesehatan yang juga akan berpengaruh pada peningkatan belanja tidak langsung dalam lima tahun kedepan. 2. Belanja Langsung Belanja langsung adalah belanja pemerintah daerah yang berhubungan langsung dengan program dan kegiatan.program dan kegiatan yang diusulkan pada belanja langsung disesuaikan dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon anggaran, dan Rencana Strategis SKPD.Belanja langsung terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Belanja langsung untuk jangka waktu lima tahun ke depan diarahkan pada pencapaian visi dan misi lima tahun Pemerintah Kabupaten Lamongan, V-158

159 antara lain untuk peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, kesehatan, pengurangan kemiskinan, eksplorasi potensi pariwisata serta perbaikan infrastruktur untuk peningkatan pelayanan jasa. Besarnya dana yang dikeluarkan untuk masing masing kegiatan juga diperkirakan akan meningkat. Sementara itu, khusus untuk belanja modal, pengeluaran belanja modal pada lima tahun mendatang diprioritaskan untuk membangun prasarana dan sarana yang mendukung tercapainya Visi Pembangunan Pemerintah Kabupaten Lamongan Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Penerimaan Pembiayaan Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Pembiayaan defisit anggaran antara lain bersumber dari pinjaman daerah, sisa lebih perhitungan anggaran, dana cadangan dan penjualan aset. Namun demikian Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam 5 tahun ke depan, tetap akan menghindari penerimaan pembiayaan yang berasal dari Pinjaman Daerah sehingga lebih ditekankan kepada pengelolaan fiskal yang sehat dan suistainable dengan memanfaatkan Sisa Lebih Perhitungan Tahun Yang Lalu dan Penerimaan dari hasil pengelolaan dana bergulir. 2. Pengeluaran Pembiayaan Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran untuk memberikan dukungan kepada pelaksanaan program ekonomi kerakyatan, dengan memberikan pembiayaan dana bergulir yakni kepada kelompok petani, peternak, petembak, nelayan, pengusaha kecil, menengah dan mikro, serta penguatan lumbung pangan yang bersifat penyertaan modal non permanen. Sedangkan untuk penyertaan modal permanen, Pemerintah Kabupaten Lamongan dengan melalui pengeluaran pembiayaan akan tetap mendukung peranan BUMD dengan memberikan penyertaan modal yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan V-159

160 keuangan daerah, dan sesuai dengan komitmen sebagaimana yang ditentukan di dalam Peraturan Daerah. BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Dalam proses penyusunan, analisis terhadap isu-isu strategis sangat penting untuk dilakukan. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis akan meningkatkan akurasi dalam merumuskan prioritas pembangunan. Ketepatan dalam menentukan prioritas pembangunan akan mempermudah daerah merumuskan tujuan dan sasaran yang mendorong pelaksanaan program pembangunan daerah secara keseluruhan. Langkah awal dalam merumuskan isu-isu strategis adalah dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pembangunan yang ada di Kabupaten Lamongan. Permasalahan pembangunan tersebut akan disandingkan dengan kajian terhadap lingkungan eksternal. Analisis yang baik terhadap dinamika eksternal, khususnya selama 5 (lima) tahun yang akan datang, akan membantu pemerintah daerah mempertahankan dan bahkan meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Pemerintahan daerah yang tidak menyelaraskan diri secara sepadan atas isu strategisnya akan menghadapi potensi kegagalan dalam melaksanakan V-160

161 penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya atau gagal dalam melaksanakan pembangunan daerah. Gambar 4.1 Keterkaitan Permasalahan, Isu Strategis dan Visi Misi Memperhatikan Permendagri 2010!!! 4.1 Permasalahan Pembangunan Kabupaten Lamongan Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Lamongan menunjukkan perkembangan positif dari tahun ke tahun. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa permasalahan yang menjadi beban dan tantangan yang harus dituntaskan dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Berdasarkan hasil survei dan pemetaan, secara umum permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut Permasalahan sarana dan prasarana (infrastruktur) dasar Permasalahan ketenagakerjaan dan pengentasan pengangguran Permasalahan pertanian Permasalahan kemiskinan Kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan Kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan Tata kelola pemerintahan Berikut uraian lengkap tentang permasalahan pembangunan Kabupaten Lamongan Permasalahan Sarana dan Prasarana (Infrastruktur) V-161

162 Salah satu fokus pembangunan infrastruktur adalah pembangunan jalan. Pencapaian pembangunan jalan di Kabupaten Lamongan hingga tahun 2015 baik berupa jalan kabupaten, poros strategis, poros potensial, poros desa dan lingkungan mencapai diatas 90 % dalam kondisi baik. Meskipun tren jalan di Kabupaten Lamongan dari tahun ke tahun dalam kondisi baik, namun struktur tanah di Kabupaten Lamongan yang rata-rata lembek dan labil hampir di semua ruas, sehingga mengakibatkan usia fisik jalan secara alami lebih cepat menurun. Di samping itu, rendahnya kesadaran masyarakat khususnya pemakai jalan, untuk mematuhi batas maximum tonase yang diijinkan juga mempercepat kerusakan badan jalan. Oleh karenanya pembangunan infrastruktur ke depan disamping memperluas akses tetapi juga meningkatkan kualitas jalan melalui pemeliharaan sehingga memiliki kemanfaatan yang maksimal bagi masyarakat. Terlebih dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan daya saing daerah, mutlak adanya pemantapan kondisi infrastruktur daerah. Permasalahan lainnya berkaitan dengan genangan air di wilayah Bengawan Jero yang merupakan wilayah cekungan dan memiliki elevasi di bawah permukaan air laut sehingga dalam kondisi tertentu akan mengalami banjir. Dampak banjir tersebut yang dirasakan setiap tahun oleh masyarakat di 9 kecamatan yang dilalui Sungai Bengawan Solo adalah kerusakan jalan, saluran irigasi, gagal panen, kerusakan sarana dan prasarana fasilitas umum. Di sisi lain terjadinya pendangkalan waduk dan rawa yang memiliki sedimentasi sangat tinggi karena lebih dari 25 tahun tidak pernah dilakukan pengerukan terutama waduk-waduk dan rawa kewenangan Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat, sehingga berpengaruh terhadap penyediaan air baku yang dibutuhkan oleh masyarakat umum maupun petani. Permasalahan sarana dan prasarana lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah masih terdapatnya rumah tidak layak huni dan bersanitasi kurang layak. Hal ini berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat yang kurang sehat. Proses pembangunan kedepan perlu orientasi yang berwawasan lingkungan sehingga dibutuhkan kawasan ruang terbuka hijau di wilayah Kabupaten Lamongan, sedangkan pada tahun 2014 RTH untuk publik masih belum maksimal DITAMBAHKAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI!!! V-162

163 4.1.2 Permasalahan Ketenagakerjaan dan pengentasan pengangguran Permasalahan ketenagakerjaanyang utama adalah berkaitan dengan tingginya angka pengangguran. Salah satu faktor penyebabnya adalah minimnya peluang lapangan kerja baru serta minimnya iklim usaha yang ramah terhadap pengembangan perekonomian (baik investasi maupun pengembangan UMKM). Salah satu indikator yang nampak di Kabupaten Lamongan adalah masih tingginya angka penganggurandan rendahnya kompetensi daya saing,baik di sektor formal maupun informal.terlebih ketika dikaitkan dengan kebijakan integrasi ekonomi dan sosial dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN dan globalisasi. Dalam situasi yang demikian, isu untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing perlu disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan Permasalahan Pertanian Pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Lamongan. Hal tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Lamongan. Pada tahun 2014 sektor pertanian memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Lamongan yaitu 38,48 % dari total PDRB Kabupaten Lamongan. Besarnya kontribusi sub sektor ini didukung produksi gabah yang mencapai ton GKG. Selama Tahun tingkat produksi padi rata rata sebesar ton gabah kering giling pertahun menjadikan Kabupaten Lamongan sebagai salah satu kabupaten penyangga beras di Jawa Timur. Dengan potensi yang ada, sektor pertanian masih menjadi tumpuan perekonomian utama di Lamongan, namun beberapa permasalahan yang muncul dalam upaya pengembangan pertanian di Lamongan adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP) yang diakibatkan oleh besarnya biaya produksi, akan tetapi pendapatan yang dihasilkan petani masih relatif belum 2. memadai, sehingga selisih antara biaya produksi dan pendapatan relatif sempit. Petani masih banyak yang menggunakan peralatan tradisional, sehingga memerlukan sarana dan prasarana modern untuk meningkatkan produktifitas. 3. Belum berkembangnya penggunaan sarana produksi pertanian organik. Sebagai upaya untuk meningkatkan penghasilan petani di masa yang akan datang serta produktifitas pertanian dengan tidak merusak lingkungan adalah dengan mengembangkan produk pertanian organik. V-163

164 4. Lahan kering sebagai salah satu tipologi lahan usaha tani yang diusahakan oleh petani, secara umum memiliki beberapa tipikal yang berhubungan dengan ketersediaan air bagi tanaman, antara lain; 1) memiliki sumber daya air yang terbatas, 2) mengandalkan pada air hujan dan 3) memiliki air tanah yang relatif dalam dan 4) hilangnya air yang relatif cepat (fast-drain). Keterbatasan sumber air tersebut menjadikan daerah pertanian lahan kering sangat rawan terhadap kekeringan. 5. Kurangnya lembaga permodalan yang menangani kredit pertanian berdampak terhadap merebaknya kemiskinan petani. Kebutuhan permodalan bagi petani di desa-desa seringkali tidak ditangkap oleh pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Akibatnya banyak petani yang terjerat dengan individu/lembaga peminjaman modal non-formal, seperti rentenir, tengkulak dan sebagainya. 6. Pengolahan pasca panen produk-produk pertanian sebagian besar masih belum dilakukan pengolahan, sehingga nilai tambah masih rendah Permasalahan Koperasi dan UKM Permasalahan Kemiskinan Permasalahan kemiskinan menjadi permasalahan global yang tidak hanya dihadapi oleh Kabupaten Lamongan. Oleh karenanya dalam menangani permasalahan kemiskinan diperlukan pendekatan terpadu dan komprehensif dari berbagai sektor/dinas di Kabupaten Lamongan. Tidak hanya itu, pemerintah Kabupaten Lamongan juga perlu melakukan sinkronisasi dengan berbagai program pengentasan kemiskinan yang lain, baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Presentase jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan Data BPS pada tahun 2011 tercatat sebesar 17,41 persen, angka tersebut terus mengalami penurunan hingga di angka 15,18 persen pada tahun Meskipun mengalami penurunan, angka tersebut masih di atas Provinsi Jawa Timur sebesar 12,28 persen,sehingga permasalahan kemiskinan perlu mendapat perhatian Permasalahan Pendidikan Pendidikan adalah salah satu pondasi dalam menopang kualitas sumber daya manusia (SDM).Pendidikan menjadi bagian penting dari sasaran pembangunan, sehingga pemerintah daerah menaruh perhatian yang serius terhadap permasalahan ini.meskipun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lamongan secara agregat V-164

165 berada di atas IPM Jawa Timur, tapi tantangan ke depan menjadi semakin kompetitif dengan perubahan yang terjadi di lingkungan regional dan global. Isu dan permasalahan pokok pendidikan di Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: 1. Belum meratanya kualitas pendidikan, terutama disebabkan distribusi tenaga pendidik/guru yang tidak merata dan kurangnya tenaga administrasi di lembaga sekolah. 2. Permasalahan terkait dengan kondisi sarana dan prasarana yang terbatas dan mengalami kerusakan. Kerusakan terjadi dikarenakan beberapa hal, misalnya 3. karena usia bangunan yang sudah tua, bencana alam dan sebagainya. Permasalahan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. Kemampuan dan kapasitas tenaga pendidik dan kependidikan akan mempengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan. Di Kabupaten Lamongan, perlu ada upaya sistematis untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan dalam upaya meningkatkan daya saing sumberdaya manusia Permasalahan Kesehatan Bidang kesehatan juga menjadi faktor penting dalam memperkuat kualitas Sumber Daya Manusia. Kualitas SDM yang baik akan menunjang peningkatan daya saing daerah di masa yang akan datang. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam rangka pembangunan kesehatan Kabupaten Lamongan sebagai berikut : 1. Belum meratanya pelayanan kesehatan di Kabupaten Lamongan. Meski jumlah fasilitas kesehatan sudah terdistribusi diseluruh wilayah kecamatan, tetapi 2. sebagian masyarakat masih mengeluhkan minimnya peralatan yang dimiliki. Percepatan pemulihan penderita gizi buruk belum optimal, dikarenakan keterbatasan anggaran untuk pengadaan makanan tambahan. Masih tingginya penderita yang datang ke layanan dalam kondisi AIDS. Masih tingginya penderita DBD di masyarakat yang disebabkan masih rendah kesadaran masyarakat akan kebersihan ligkungan dan belum optimalnya Gerakan 5. Pembrantasan Sarang Nyamuk (PSN) di masyarakat masih belum optimal. Masih tingginya kasus Tuberkolusis (TB) V-165

166 6. Ketersediaan tenaga medis terutama Dokter Spesialis masih terbatas, sehingga pelayanan spesialis masih belum optimal Tata Kelola Pemerintahan Tata kelola pemerintah yang baik merupakan aspek mendasar dalam mengimplementasikan pembangunan daerah. Sebagai subyek utama pembangunan, penyelenggaraan pemerintahan diarahkan untuk dapat mewujudkan prinsip-prinsip good govervance dan clean government. Salah satu permasalahan tata kelola pemerintahan adalah berkaitan dengan peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah. Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah ditunjukkan dengan adanya akuntabilitas pelaporan keuangan yang memadai, meliputi kewajaran penyajian Laporan Keuangan Pemerintah daerah (LKPD) dan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L). Opini BPK terhadap Laporan Keuangan pemerintah Kabupaten Lamongan masih memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), yang menunjukkan bahwa akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah Kabupaten Lamongan perlu ditingkatkan. Permasalahan lainnya adalah berkaitan peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. Tata kelola pemerintahan yang baik dapat mendorong terwujudnya pelayanan publik yang prima. Ke depan, Pemerintah Kabupaten Lamongan perlu juga perlu memfokuskan pada upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat, yang dievaluasi secara periodik dengan mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat di beberapa unit layanan yang ada. 4.2 Isu-Isu Strategis Isu-isu strategis Kabupaten Lamongan dirumuskan dengan melakukan analisis SWOT terhadap kondisi eksisting Kabupaten Lamongan dengan kondisi lingkungan kebijakan di tingkat provinsi, nasional dan internasional Kekuatan (Strength) V-166

167 Kabupaten Lamongan memiliki banyak potensi yang dapat menjadi kekuatan daerah dalam membangun di masa yang akan datang. Berikut beberapa potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Lamongan Fisik dan Sarana Prasarana Kabupaten Lamongan memiliki lokasi yang strategis jika dilihat dari kontelasi regional.berada di jalur Pantai Utara Jawa Timur, Kabupaten Lamongan memiliki akses yang sangat terbuka baik melalui jalan darat maupun laut. Pada aspak fisik dan sarana prasarana Kabupaten Lamongan memiliki potensi sebagai berikut. 1. Pengembangan Kabupaten Lamongan sebagai kawasan Strategis Nasional dengan didukung oleh Perkotaan Lamongan, pengembangan Perkotaan Paciran sebagai pusat pengembangan industri dan pariwisata, pengembangan Perkotaan Brondong sebagai kawasan pelabuhan serta industri, serta pengembangan Perkotaan Babat sebagai kawasan perdagangan dan jasa regional, Perkotaan Ngimbang sebagai pusat agribisnis berpotensi menjadikan Kabupaten Lamongan 2. sebagai pusat pertumbuhan yang mampu. Kabupaten Lamongan memiliki angkutan kereta api komuter dengan rute Surabaya Lamongan Babat, yang memudahkan akses sosial dan ekonomi 3. masyarakat. Di Pantai Utara Kabupaten Lamongan berkembang beberapa prasarana 4. transportasi laut guna peningkatan sistem transportasi laut regional dan nasional. Di Lamongan juga sudah terdapat pelabuhan perikanan yang berskala besar yaitu Pelabuhan perikanan nusantara Brondong Sosial dan Budaya Kabupaten Lamongan memiliki keragaman dan kekayaan budaya Lamongan secara historis terbagi menjadi 2 (dua) wilayah sesuai karakteristik budaya dan kesenian yakni: 1. Wilayah Selatan yang kental dengan budaya Jawa (Mojopahit); 2. Wilayah Utara yang sangat dominan dan monumental dengan budaya Islam (Budaya Pesisir). V-167

168 Adanya perbedaan kondisi budaya tersebut melahirkan aneka seni budaya Jawa di Kawasan Selatan, seperti: Wayang Kulit, Sandur, Ketoprak, Tayub, Kepang Dor dan lain sebagainya. Sedangkan di Kawasan Utara yang diilhami oleh Kesenian dan Budaya Islam antara lain: Samroh, Seni Hadrah, Jidor, Sholawatan, Kentrung, Pencak Silat, Qosidah dan lain sebagainya, yang memang seharusnya dilestarikan dan dikembangkan sebagai upaya untuk memperkokoh budaya bangsa. Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Lamongan menjadi sektor yang sangat prospektif dan strategis untuk dikembangkan sebagai potensi daerah dalam meningkatkan pembangunan daerah khususnya dalam pengembangan kebudayaan dan kesenian serta kepariwisataan yang bernuansa global sesuai kondisi yang sedang berkembang Perekonomian Pada aspek perekonomian, Kabupaten Lamongan memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan dan menjadi kekuatan, yaitu: Pertanian Kategori pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan kontributor terbesar terhadap perekonomian di Kabupaten Lamongan. Kontribusi kategori ini pada tahun 2015 sebesar 39,96 % terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) (angka estimasi). Dominasi kategori ini disokong oleh sub kategori tanaman pangan yang mencapai 20,76%. Pada tahun 2015 produksi padi sebesar ton GKG dengan luas areal tanaman mencapai hektar dan produktivitasnya sebesar 6,48 ton per hektar. Produksi padi tersebut, apabila dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami penurunan yang disebabkan karena factor iklim.namun demikian produksi padi tetap menjadi penghasil padi nomor dua di Jawa Timur. Berbagai program dan kegiatan telah dilakukan oleh Pemerntah Kabupaten Lamongan dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian terutama untuk tanaman padi antara lain: bantuan sarana produksi berupa benih dan alat-alat pertanian yang lebih modern, peningkatan dan perbaikan jaringan irigasi, mengembangkan kawasan agropolitan, peningkatan kualitas SDM pertanian, mendorong penggunaan pupuk organik, agent hayati dan bantuan modal. V-168

169 Selain sub kategori tanaman pangan, Pemerintah Kabupaten Lamongan juga terus mendorong berkembangnya sumber pangan dan energy lainnya yaitu sub kategori peternakan. Berkembangnya peternakan ditunjukan oleh terus bertambahnya populasi ternak di Kabupaten Lamongan. Pada tahun 2015 populasi ternak besar yang meliputi sapi, kerbau dan kuda sebanyak ekor, ternak kecil sebanyak ekor yang terdiri dari kambing dan domba, serta unggas yang meliputi ayam buras, ayam ras, itik dan itik manila sebanyak ekor. Berkembangnya peternakan di Kabupaten Lamongan tidak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui kegiatan pemberian bantuan ternak untuk dibudidayakan berupa sapi, kambing, ayam, puyuh serta itik, bantuan cooper, pembinaan dan pengembangan agribis peternakan serta didukung oleh pembangunan sarana dan prasarana perternakan. Perikanan Potensi perikanan yang dimiliki oleh Kabupaten Lamongan cukup besar, pada tahun 2015 produksi ikan mencapai ,4 ton. Besarnya potensi ini didukung oleh panjang pantai yang dimiliki sepanjang 47 km, sawah tambak seluas 23,454,73 ha, tambak 1.754,20 ha, kolam 341,95 ha, rawa seluas ha, waduk ha dan sungai seluas 855,50 km serta adanya Pelabuhan Perikanan Nusantara, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pusat Pendaratan Ikan (PPI). Fokus pembangunan perikanan meliputi perikanan tangkap dan budidaya, menjadikan perikanan menjadi kategori yang memberikan kontribusi pada PDRB ADHB (estimasi) sebesar 17,85% tahun Hal ini didukung oleh berbagai program dan kegiatan dari Pemerintah Kabupaten Lamongan, antara lain: 1. Pengembangan kawasan minapolitan tangkap yang meliputi kecamatan Brondong 2. dan Paciran dengan minapolisnya di PPN Brondong. Pengembangan kawasan minapolitan budidaya yang meliputi kecamatan Kecamatan Karangbinangun, Deket, Lamongan, Turi, Karanggeneng, Kalitengah 3. dengan minapolisnya di Kecamatan Glagah. Peningkatan kualitas SDM pembudidaya dan nelayan dengan didukung sarana dan prasarana yang memadai Serta Gerakan Memasayarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). Melakukan sinergi dan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pusat terkait dengan pengelolaan wilayah laut sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun V-169

170 Potensi Perdagangan Pemerintah Kabupaten Lamongan memahami bahwa pembangunan perdagangan memiliki peranan penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan serta memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam menciptakan kategori serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan.aktivitas perdagangan terus dipacu baik perdagangan besar maupun eceran melalui peningkatan fasilitas perdagangan berupa pasar tradisonal yang lebih representative serta penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL), juga peran swasta melalui pembangunan toko dan ruko. Berbagai aktivitas diatas memberikan dampak terhadap besaran sumbangan untuk Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran : reparasi mobil dan motor sebesar 18,81% pada PDRB ADHB(estimasi). Tentunya didukung oleh tumbuhnya pusat-pusat perdagangan baru seperti Tikung, Kedungpring, Sekaran, Sugio dan Karanggeneng serta Lamongan, Babat, Ngimbang, Paciran, Brondong dan mantup yang merupakan jalur distribusi barang antar wilayah. Potensi Industri Pengolahan Industri pengolahan di Kabapaten Lamongan terus berkembang, hal ini ditunjukkan oleh semakin banyaknya jumlah industry yang ada, juga semakin variatif antara lain: industi pengolahan makanan dan minuman, pengolahan tembakau, pakaian jadi, kayu dan furniture. Berkembangnya industri pengolahan tidak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam upaya memfasilitasi ketersediaan infrastruktur, kawasan-kawasan industri serta kemudahan perijinan bagi industri besar. Demikian pula pada Industri Kecil dan Menengah (IKM)/ Industri Rumah Tangga (IRT) terus dipacu melalui peningkatan skill bagi SDM IKM/IRT, bantuan modal, pemasaran, pengembangan sentra-sentra dan fasilitasi legalisasi usaha. Mengingat IKM/IRT merupakan usaha yang cukup banyak dilakukan oleh masyrakat lamongan dan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Berkembangannya industri pengolahan ini telah memberikan dampak terhadap perekonomian, hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya kontribusi kategori industri pengolahan. Pada tahun 2015 kontribusinya sebesar 7,29% pada PDRB ADHB (estimasi). V-170

171 Potensi Wisata Kabupaten Lamongan memiliki 6 (enam) obyek wisata yang telah terkelola dengan baik dan menjadi detinasi wisata antara lain : 1. Wisata Religi Makam Sendang Duwur 2. Wisata Religi Sunan Drajat dan Museum Sunan Drajat 3. Wisata Bahari Lamongan 4. Obyek Wisata Maharani Zoo dan Goa 5. Obyek Wisata Waduk Gondang 6. Wisata Alam Mata Air Panas Brumbun Pemerintah Kabupaten Lamongan terus berupaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata serta melakukan promosi wisata. Hasil dari upaya ini ditunjukan oleh tingkat kunjungan wisata yang terus meningkat dari tahun ke tahun Kelemahan (Weaknesses) Beberapa kelemahan yang perlu mendapat perhatian lebih di Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: Fisik dan Sarana Prasarana Kelemahan Kabupaten Lamongan yang berhubungan dengan kondisi fisik dan sarana prasarana adalah keberadaan infrastruktur jalan yang memiliki usia fisik yang pendek. Kerusakan infrastruktur jalan dan sarana prasarana lain dikarenakan struktur tanah yang rata-rata lembek dan labil hampir di semua ruas. Kelemahan ini juga ditunjang dengan bencana banjir yang kerap mengancam Kabupaten Lamongan dengan meluapnya Sungai Bengawan Solo atau gelombang pasang di pesisir Utara. sebaliknya terjadi di wilayah Selatan, jika ancaman bencana banjir dan gelombang menjadi permasalahan terjadi Utara, di Selatan ketersediaan saluran air bersih kebutuhan rumah tangga menjadi salah satu permasalahan ketika musim kemarau. Beberapa kecamatan di wilayah Selatan Kabupaten Lamongan memiliki keterbatasan terhadap akses air bersih. Pada aspek yang lain, kondisi sarana dan prasarana di bidang pendidikan dan kesehatan juga masih belum optimal di Kabupaten Lamongan. Kelemahan yang muncul utamanya berkaitan dengan pemerataan terhadap akses dan kualitas pelayanan V-171

172 pendidikan dan kesehatan. Di beberapa kecamatan masih ditemukan ketersediaan sarana dan prasarana yang tidak seimbang jika dibandingkan dengan kecamatan yang ada di sekitar kota. Semakin jauh dari pusat kota, semakin banyak ditemukan ketidakseimbangan antara sarana dan prasarana dengan kebutuhan pelayanan kepada masyarakat Sosial Budaya Kelemahan yang muncul di Kabupaten Lamongan berkaitan dengan kondisi sosial dan dan budaya masyarakat adalah problem klasik kemiskinan dan pengangguran. Sebagaimana uraian sebelumnya, fenomena kemiskinan di Lamongan meliputi kurang sinkronnya beberapa program pengentasan kemiskinan. Meski sudah sangat banyak program pengentasan kemiskinan dijalankan, ternyata hanya memberikan dampak yang sangat kecil terhadap penurunan angka kemiskinan. Sedangkan permasalahan pengangguran muncul dikarenakan pertambahan angkatan kerja tidak diiringi dengan bertambahnya lapangan pekerjaan. Dengan struktur ekonomi yang didominasi oleh pertanian, pertambahan lapangan pekerjaan menjadi sulit untuk bertambah secara cepat jika tidak diiringi oleh pertumbuhan pada sektor-sektor riil yang lain. Di sisi yang lain, pertumbuhan sektor riil tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia/tenaga kerja juga berpotensi memunculkan permasalahan tidak terserapnya tenaga kerja lokal karena gagal bersaing dengan tenaga kerja dari luar daerah. Kendala ini yang ke depan harus direspon dengan berbagai kebijakan yang simultan dan komprehensif Perekonomian Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lamongan pada kurun waktu mengalami tren fluktuatif. Jika dilihat pada laju pertumbuhan ekonomi Lamongan tahun 2014 sebesar 6,41 persen, melambat dibanding tahun 2013 mencapai 6,86 persen. Agregat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 terbentuk dari pertumbuhan masing-masing kategori lapangan usaha yang bervariasi. Perlambatan pertumbuhan ini bukan hanya terjadi di wilayah Kabupaten Lamongan saja, tetapi perlambatan ini dialami kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia. V-172

173 Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah kabupaten yang berdampingan dan wilayah provinsi. Pertumbuhan Lamongan lebih tinggi dan perlambatan yang dialami Lamongan lebih landai. Perlambatan yang dialami perekonomian Indonesia ini diduga disamping karena kondisi ekonomi global yang belum membaik, juga disebabkan oleh berbagai kebijakan pemerintah yang kurang kondusif bagi dunia usaha diantaranya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL) dan tingginya tingkat suku bunga bank kebijakan pemerintah (BI rate). Di sisi yang lain, Kabupaten Lamongan sebagaimana kabupaten/kota lain di Indonesia rentan dengan inflasi yang tinggi. Inflasi adalah kenaikan harga barangbarang secara umum. Laju inflasi yang tidak terkendali dapat memicu penurunan daya beli masyarakat, terutama oleh masyarakat miskin yang tidak memiliki tabungan. Selain itu, tingginya laju inflasi juga memberikan dampak semakin melebarnya tingkat distribusi pendapatan di masyarakat. Inflasi yang tinggi juga berpotensi menghambat investasi produktif. Hal ini karena tingginya tingkat ketidakpastian (mendorong investasi jangka pendek) dan tingginya bunga. Dan secara makro, dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi terhambat Peluang (Opportunity) Di tengah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Kabupaten Lamongan, terdapat beberapa kondisi yang memberikan kesempatan dan peluang yaitu: Fisik dan Sarana Prasarana Usia fisik infrastruktur terutama jalan dan jembatan menjadi salah satu kelemahan Kabupaten Lamongan. Untuk dapat mengejar perbaikan jalan dan jembatan dibutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Dengan kapasitas keuangan daerah yang terbatas, pembangunan jalan tidak dimungkinkan dilakukan dalam waktu yang cepat. Oleh karenanya pemerintah daerah dapat mencari peluang dan kemungkinan agar pelaksanaannya dapat dilakukan dengan tuntas dan cepat. Beberapa peluang dan situasi yang memungkinkan terjadinya perbaikan kondisi infrastruktur adalah sebagai berikut. 1. Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa V-173

174 Implementasi Undang-Undang Desa memberikan dampak positif terhadap pembangunan di daerah. Adanya alokasi dana dari pemerintah pusat dan masuk dalam APBDes akan meringankan beban pemerintah daerah dalam membangun desa khususnya infrastruktur di tingkat desa. 2. Rencana Pembangunan Ring Road Lamongan Rencana pemerintah pusat untuk membangun jalan Ringroad Utara Lamongan menjadi peluang positif bagi pemerintah daerah. Jalan yang rencananya dibangun di Deket Wetan hingga Plosowahyu, disamping menjadi solusi kemacetan akibat aktifitas kereta api juga kan mendorong aktifitas perekonomian dan sosial masyarakat. Meski dalam pelaksanaannya masih belum optimal, ke depan rencana pembangunan ini tetap menjadi peluang yang harus ditangkap oleh Kabupaten Lamongan. 3. Rencana pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jawa Timur Rencana pengembangan SPAM akan memberikan keuntungan dan peluang bagi Kabupaten Lamongan. Pengembangan SPAM Regional Mojokerto-Lamongan (Mojolamong) dilakukan untuk mengoptimalisasi pemanfaatan air baku di Mojokerto sekaligus membantu Kabupaten Lamongan yang memiliki keterbatasan air baku. Untuk wilayah pelayanannya direncanakan meliputi wilayah di Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan dengan kapasitas sebesar 300 l/det. Konsep Pengelolaan SPAM Regional, untuk unit air baku dan produksi oleh Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jawa Timur sedangkan pendistribusian air minum ke masyarakat tetap dilakukan oleh PDAM Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan Sosial Budaya Permasalahan kemiskinan dan pengangguran yang menjadi salah satu kelemahan yang harus ditangani dan ditutup dengan kemampuan Kabupaten Lamongan memanfaatkan peluang yang ada di lingkungan kebijakannya. Beberapa kondisi yang dapat menjadi peluang bagi Kabupaten Lamongan di bidang sosial dan budaya adalah sebagai berikut: V-174

175 1. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan wujud nyata keinginan pemerintah pusat untuk mewujudkan jaminan kesehatan bagi setiap warganya. Dengan adanya jaminan sosial dan jaminan kesehatan tentunya memberikan motivasi bagi warga Negara untuk mampu meningkatkan kualitas pembangunan manusia dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.jaminan tersebut memberikan keamanan untuk meningkatkan kualitas SDM serta derajat kesehatan masyarakat. Penerapan BPJS juga membantu pemerintah daerah dalam mengoptimalkan peningkatan kualitas kesehatan bagi masyarakatnya. 2. Masterplan Percepatan dan Perluasan Kemiskinan Indonesia Dokumen MP3EI bertujuan mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia melalui peningkatan beragam investasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sedangkan MP3KI bertujuan untuk memastikan terwujudnya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, khususnya bagi masyarakat miskin dan marjinal untuk dapat terlibat secara langsung dan menerima manfaat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kedua dokumen ini dirancang sebagai dokumen kebijakan afirmatif dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi yang pro-growth, pro-poor, pro-job dan pro-environment. MP3KI merupakan dokumen perencanaan yang menjabarkan konsep dan desain, arah kebijakan, strategi penanggulangan kemiskinan, Rencana Kerja Pemerintah dan sebagainya. MP3KI menitikberatkan pada pengembangan livelihood melalui berbagai kebijakan peningkatan kapasitas masyarakat untuk mewujudkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik. Transformasi program-program penanggulangan kemiskinan yang ada saat ini dilakukan dengan tiga strategi utama, yaitu: pengembangan sistem perlindungan social secara menyeluruh, peningkatan pelayanan dasar kepada masyarakat miskin dan rentan, dan pengembangan penghidupan (sustainable livelihood) masyarakat miskin dan rentan. 3. Komitmen terhadap pelaksanaan Sustanaible Development Goals (SDGs) Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk meneruskan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) menjadi komitmen pemerintah Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang mengesahkan SDG s sebagai kesepakatan V-175

176 pembangunan global. Wakil Presiden Yusuf Kalla ikut hadir dalam Sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 25 September 2015 lalu di New York, Amerika Serikat bersama dengan 193 perwakilan negara-negara di dunia. Dalam konteks Indonesia, tujuan yang termuat dalam agenda SDG s memiliki kesesuaian dengan nawacita dan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Upaya pemerintah untuk melaksanakan SDGs menjadi peluang positif bagi pemerintah daerah, tidak terkecuali Kabupaten Lamongan Perekonomian Peluang dan kesempatan yang dapat menunjang pembangunan perekonomian di Kabupaten Lamongan meliputi beberapa hal berikut: 1. Pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Mei MP3EI merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi Negara maju dan termasuk sepuluh besar Negara di dunia pada tahun Selain itu, MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, berkeadilan, berkualitas dan berkelanjutan. Pelaksanaan MP3EI diharapkan mampu menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mendorong pemerataan pembangunan wilayah di seluruh wilayah tanah air. 2. Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Penerapan Undang-Undang Desa bukan saja berdampak terhadap pembangunan infrastruktur di tingkat desa, tetapi juga dapat berkontribusi terhadap perekonomian lokal. Salah satu klausul yang berkaitan dengan pembentukan Badan Usaha Milik Desa akan dapat menjadi penggerak perekonomian di tingkat desa. Hal ini tentu saja menjadi peluang positif bagi pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Lamongan yang memiliki potensi perekonomian yang khas di masingmasing wilayahnya Ancaman (Treath) V-176

177 Situasi dan kondisi yang menjadi ancaman Kabupaten Lamongan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut Fisik dan Sarana Prasarana Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Lamongan, terutama kondisi jalan, menghadapi tantangan dan ancaman berkaitan dengan pemeliharaan kondisi jalan. Beberapa ancaman terhadap perawatan kondisi jalan yaitu: 1. Kepadatan lalu lintas angkutan barang yang melewati Lamongan Lokasi Kabupaten Lamongan yang strategis memberikan dampak positif bagi perkembangan perekonomian. Namun hal itu memunculkan resiko bahwa Kabupaten Lamongan juga menjadi akses dan jalur tranportasi utama yang menghubungkan daerah-daerah lain di Jawa Timur. Hal ini berdampak terhadap kerusakan jalan karena tonase yang berlebihan dan frekuensi yang padat kendaraan. Semakin padatnya transportasi dan perhubungan, mengancam kerusakan jalan ketika tidak mampu mengontrol bobot/tonase kendaraan barang yang melintasi Kabupaten Lamongan. 2. Ancaman bencana alam Situasi lain yang juga menjadi ancaman terhadap kondisi infrastruktur adalah ancaman bencana alam. Beberapa kawasan di Kabupaten Lamongan merupakan kawasan rawan banjir terutama pada kawasan yang dilalui oleh aliran Sungai Bengawan Solo yaitu di Kecamatan Babat, Sekaran, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Glagah dan Karangbinangun. Selain kawasan tersebut kawasan lainnya yang termasuk dalam rawan bencana banjir antara lain Kecamatan Deket dan Turi. Luas seluruh kawasan rawan bencana di Kabupaten Lamongan mencapai Ha atau sekitar 16,15 % dari luas wilayah Kabupaten Lamongan Sosial Budaya dan Perekonomian Ancaman yang muncul dalam konteks sosial dan budaya berhubungan langsung dengan isu-isu strategis yang melingkupi Kabupaten Lamongan. Beberapa ancaman tersebut antara lain: V-177

178 1. Persaingan perekonomian global Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi peluang sekaligus ancaman. MEA telah berjalan sejak tahun 2015 dicirikan dengan kondisi sebagai beriku: a. Pasar tunggal dan produksi dasar, b. Sebuah ekonomi yang sangat kompetitif wilayah, c. Sebuah wilayah ekonomi yang adil pengembangan, dan d. Sebuah wilayah sepenuhnya terintegrasi ke dalam perekonomian global. Dengan situasi regional dan global tersebut, mau tidak mau mendorong daerah mempersiapkan diri agar tidak tergerus dengan persaingan global. Terintegrasinya pasar dengan perekonomian yang lebih kuat, kerap memangsa wilayah atau daerah yang lemah secara ekonomi. Oleh karenanya, dalam konteks Lamongan, tuntutan untuk mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing menjadi sesuatu yang tidak dapat ditolak. 2. Persaingan dengan daerah sekitar dalam pengembangan perekonomian di Cluster Segitiga Emas. Dalam perencanaan pembangunan jangka menengahprovinsi Jawa Timur, Kabupaten Lamongan masuk dalam cluster Segitiga Emas yang terdiri dari Kawasan Strategis Segitiga Emas Pertumbuhan Tuban, Lamongan dan Bojonegoro; Kawasan Strategis Agroindustri Gresik dan Lamongan; dan kawasan perbatasan antar-kabupaten/kota yang memiliki potensi pertumbuhan perekonomian sektoral yang tinggi pada Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Bojonegoro. Dengan kondisi serta potensi yang hampir sama antara Lamongan dengan daerahdaerah sekitar, ke depan perkembangan yang terjadi di daerah-daerah sekitar berpotensi menjadi ancaman terhadap Kabupaten Lamongan. Berdasarkan analisis SWOT di atas, maka dirumuskan isu-isu strategis Kabupaten Lamongan sebagai berikut. 1. Pemantapan kondisi sarana dan prasaran yang mampu mendukung dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan yang berdaya saing Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. V-178

179 4. Peningkatan kinerja pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan dan 5. perkebunan) berbasis kerakyatan. Penguatan perekonomian daerah melalui pengembangan sektor industri, perdagangan, koperasi dan UMKM. Optimalisasi sektor pariwisata sebagai penunjang pendapatan daerah Percepatan pengentasan kemsikinan melaui pemberdayaan masyarakat dan perluasan lapangan kerja. 8. Meningkatnya tatakelola pemerintahan yang baik untuk mewujudkan pelayanan publik yang unggul. 4.3 Telaah Dokumen Perencanaan Terkait Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah perlu menyesuaikan dengan dokumen perencanaan pembangunan yang lainnya, baik vertikal maupun horizontal, seperti RPJPN, RPJMN, RPJMD dan RTRW Provinsi Jawa Timur, RPJPD dan RTRW Kabupaten Lamongan, serta perbandingan dengan RPJMD dan RTRW Daerah sekitar Telaah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Provinsi Jawa Timur (RPJPD Provinsi) dan Kabupaten Lamongan (RPJPD Lamongan) Rencana Pembangunan Jangka Panjang baik di tingkat Nasional, Provinsi maupun Kabupaten Lamongan wajib untuk dijadikan dasar dalam merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Berdasarkan telaah yang dilakukan, periode perumusan RPJMD Kabupaten Lamongan beririsan dengan RPJP Nasional pada tahap Ketiga ( ), RPJPD Jawa Timur pada tahap Ketiga ( ) dan RPJPD Lamongan pada tahap Ketiga ( ). Tabel 4.1 Telaah RPJPN, RPJPD Jawa Timur, dan RPJPD Lamongan RPJP NASIONAL TAHAPAN TUJUAN Ketiga Memantapkan (2015pembangunan 2019) secara menyeluruh di pelbagai bidang RPJD Jawa Timur TAHAPAN TUJUAN Ketiga Memantapkan (2015pembangunan 2019) secara menyeluruh di pelbagai bidang RPJPD Lamongan NO MISI Ketiga Memantapkan (2016- pembangunan 2020) secara menyeluruh di pelbagai bidang V-179

180 dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat Sesuai dengan telaah pada Tabel 4.1 tujuan pembangunan jangka panjang pada tahap ketiga, baik di level nasional, provinsi maupun kabupaten merumuskan tujuan yang sama yaitu: Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di pelbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat Telaah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Provinsi Jawa Timur (RPJMD Jawa Timur) Disamping melakukan penyesuaian dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang di tingkat nasional, provinsi dan daerah, dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lamongan, juga harus bersesuaian dengan RPJM Nasional dan Provinsi Jawa Timur. Penyesuaian ini disamping untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang sinergis, juga menjadi pendorong pencapaian rencana pembangunan di Kabupaten Lamongan. Berdasarkan telaah yang dilakukan, terdapat benang merah yang kuat antara dokumen RPJMN dan RPJMD Jawa Timur. Dari visi yang ditetapkan, antara RPJMN dan RPJMD Jawa Timur memiliki aspek yang identik pada perwujudan kemandirian dan kepribadian/berakhlak. Sedangkan jika diturunkan pada misi, antara nasional dan Jawa Timur juga memiliki kesamaan. Misi keempat pada RPJMN menyebutkan Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, memiliki kesamaan V-180

181 dengan misi kesatu RPJMD Jawa Timur yang tertulis Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Kesamaan yang lain terdapat pada misi kelima RPJMN tentang Mewujudkan bangsa yang berdaya saing dengan misi kedua RPJMN Jawa Timur yaitu Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi (lihat Tabel 4.2) Tabel 4.2 Telaah RPJMN dan RPJMD Jawa Timur RPJMN VISI: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong NO MISI 1 Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan 2 Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum 3 Mewujudkan politik luar negeri bebasaktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritime RPJMD JAWA TIMUR VISI: Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak NO 1 MISI Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan 2 Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang 3 V-181

182 RPJMN VISI: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong NO MISI 4 Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera 5 Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6 7 RPJMD JAWA TIMUR VISI: Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak NO 4 MISI Meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik 5 Meningkatkan kualitas sosial dan harmoni sosial kesalehan Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Jawa Timur dan Kabupaten Lamongan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Jawa Timur bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah provinsi yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan melalui pengembangan sistem agropolitan dan sistem metropolitan. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi meliputi pengembangan: wilayah; struktur ruang; pola ruang; dan kawasan strategis. Berdasarkan perecanaan kewilayahan Jawa Timur, Kabupaten Lamongan masuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Gerbangkertosusila dan Malang. Tidak hanya itu, Kabupaten Lamongan juga masuk dalam wilayah pengembangan Germakertosusila Plus dengan pusat di Kota Surabaya meliputi: Kota Surabaya, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep, dengan fungsi: pertanian tanaman V-182

183 pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri; Dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan, ke depan Kabupaten Lamongan berupaya mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis pada sektor pertanian, industri dan pariwisata serta mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dan melindungi masyarakat dari bencana alam. Sedangkan fungsi dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan adalah: 1. Sebagai mantra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2. (RPJPD) Sebagai penyelaras antara kebijakan penataan ruang nasional, provinsi, dan daerah; Sebagai pedoman dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah; Sebagai acuan bagi instansi pemerintah, para pemangku kepentingan, dan masyarakat dalam pemanfaatan ruang di kabupaten. Berdasarkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lamongan, maka kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten meliputi: 1. Pengembangan pusat kegiatan permukiman di wilayah utara sebagai 2. penunjang kegiatan industri dan pariwisata; Pengembangan pusat kegiatan permukiman di wilayah selatan sebagai 3. penunjang kegiatan agropolitan; Pengembangan transportasi untuk menunjang kegiatan permukiman 4. perkotaan dan permukiman perdesaan serta integrasi antar kegiatan wilayah; Pemerataan prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan pertanian, 5. industri dan pariwisata; Pemantapan 6. kelestarian lingkungan sumberdaya alam dan buatan; dan Pengembangan kawasan budidaya dengan tetap menjaga sistem 7. keberlanjutan dalam jangka panjang; Pengembangan kegiatan pendukung Kawasan Brondong-Paciran perlindungan kawasan lindung untuk menjaga sebagai kegiatan pelabuhan, perindustrian dan pariwisata, pengembangan Kawasan Babat sebagai kegiatan perdagangan skala regional dan Kawasan Ngimbang sebagai pengembangan kegiatan agro-industri; V-183

184 8. Pengembangan kawasan pesisir dengan mempertahankan dan memperbaiki ekosistem pesisir, serta optimalisasi pengembangan kawasan pantai utara Jawa Timur Telaah RPJMD Daerah Sekitar Kabupaten Lamongan secara geografis berbatasan dengan lima kabupaten yaitu: Kabupaten Gresik, Mojokerto, Jombang, Tuban dan Bojonegoro. Dari lima kabupaten tersebut, dua diantaranya memiliki periodesasi RPJMD yang sama dengan Kabupaten Lamongan, yaitu Tuban dan Gresik. Sedangkan tiga kabupaten yang lain masih menjalankan Rencana Pembangunan Jangka Menengah sesuai dengan periodenya masing-masing. Dalam konteks perumusan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan, telaah terhadap dokumen RPJMD daerah sekitar yang masih berlaku, wajib hukumnya untuk dilakukan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi serta prediksi terhadap rencana pembangunan Lamongan di masa lima tahun yang akan datang. Perumusan tujuan dan sasaran pembangunan, yang nantinya diturunkan dalam bentuk strategi dan kebijakan harus mempertimbangkan perkembangan dan kondisi di daearah sekitar, baik pada aspek yang telah dicapai maupun yang akan dilakukan oleh daerah sekitar. Berdasarkan telaah yang dilakukan terhadap dokumen RPJMD Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Jombang, terdapat dua aspek/bidang pembangunan yang perlu mendapat perhatian. Pada ketiga kabupaten ditemukan kesamaan arah kebijakan di bidang pertanian dan perekonomian. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada kebijakan pertanian, ketiga kabupaten memiliki kesamaan dalam mengembangkan agroindustri. Bahkan untuk Jombang, pengembangan agroindustri diarahkan juga menjadi agro wisata. Sedangkan pada aspek perekonomian, Kabupaten Mojokerto fokus pada pengembangan industri pariwisata yang memiliki kesamaan dengan Bojonegoro. Pada aspek perekonomian ini, Kabupaten Bojonegoro juga memiliki kesamaan dengan Jombang berkaitan dengan pengembangan kawasan strategis. Jika di Jombang adalah kawasan indsutri Ploso maka di Bojonegoro mengembangkan kawasan agropolitan KDK (Kapas,Dander, Kalitidu). V-184

185 Tabel 4.3 Telaah RPJMD Daerah Sekitar RPJMD Kabupaten Mojokerto ASPEK TUJUAN RPJMD Kabupaten Bojonegoro ASPEK TUJUAN Visi Terwujudnya Kabupaten Mojokerto yang Mandiri, Demokratis, Adil, Makmur dan Bermartabat Visi Arah Kebijakan Pertanian Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri Arah Kebijakan Pertanian Arah kebijakan perekonom ian Peningkatan industri pariwisata Arah kebijakan perekonom ian RPJMD Kabupaten Jombang ASPEK TUJUAN Terwujudnya pondasi Bojonegoro sebagai Lumbung Pangan dan Energi Negeri yang Produktif, Berdaya Saing, Adil, Sejahtera, Bahagia dan Berkelanjutan Pengembangan Agroindustri pedesaan Visi Jombang Sejahtera Untuk Semua Arah Kebijakan Pertanian Optimalisasi cluster industri kawasan agropolitan KDK (Kapas, Dander, Kalitidu) Meningkatkan destinasi pariwisata berbasis even ekonomi, olahraga, religi, seni dan budaya Arah kebijakan perekono mian Meningkatkan fungsi dan peran kawasan agropolitan sebagai sentra produksi, pemasaran dan kunjungan agrowisata Penyediaan infrastruktur penunjang kawasan industri Ploso V-185

186 BAB V VISI, MISI TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi yang termuat dalam RPJMD merupakan visi Bupati/Wakil Bupati terpilihpada pemilukada yang 2015.Sebagaimanadisampaikan dilaksanakan pada tanggal pemaparan visi 9 dan Desember misi calon Bupati/Wakil Bupati di sidang DPRD dan sejalan dengan arah kebijakan pembangunan daerah yang termuat dalam tahapan ketiga Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun dan RTRW Kabupaten Lamongan Tahun , Visi tersebut juga disinergikan dengan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun serta RPJM Nasional Tahun (NAWACITA). Dari hasil integrasi dan harmonisasi beberapa kebijakan tersebut ditetapkan visi Kabupaten Lamongan Tahun , adalah: Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi yang dinamis antara masyarakat, Pemerintah Kabupaten dan seluruh V-186

187 stakeholder s dalam merealisasikan dan semakin memantapkan pembangunan Kabupaten Lamongansecara komprehensif. Secara filosofis visi tersebut dapat dijelaskan melalui makna yang terkandung di dalamnya, yaitu : Terwujudnya terkandung upaya melanjutkan peran Pemerintah 1) Daerah dalam mewujudkan Kabupaten Lamongan yang Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing. Lamongan adalah satu kesatuan masyarakat hukum dengan 2) segala potensi dan sumber dayanya dalam sistem Pemerintahan di Wilayah Kabupaten Lamongan. Lebih Sejahtera dalam pengertian semakin mantap dan 3) tercukupinya kebutuhan lahiriah dan batiniah yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat. Kesejahteraan yang akan diwujudkan adalah suatu tatanan yang sesuai dengan kondisi sosial-budaya-agama masyarakat dan kearifan lokal Kabupaten Lamongan. Lebih Berdaya saing dalam pengertian terwujudnya peningkatan 4) lebih lanjut keunggulan komparatif dan kompetitif daerah, sehingga mampu bersaing secara optimal dengan mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 5.2 Misi Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lamongan , Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing ditempuh melalui lima misi sebagai berikut. Misi 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, dengan penjelasan sebagai berikut: V-187

188 Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Kabupaten Lamongan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif melalui peningkatan akses serta kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan. Pelayanan pendidikan dan kesehatan yang sudah baik, semakin dimantapkan guna menghadapi tantangan pembangunan di masa yang akan datang. Misi 2. Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah, dengan penjelasan sebagai berikut: Misi ini dimaksudkan untuk memantapkan perekonomian Kabupaten Lamongan menjadi lebih mandiri dan berdaya saing, dengan menggali dan mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Potensi-potensi daerah sebagai penggerak perekonomian diantaranya pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, industri dan pariwisata. Misi 3. Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian lingkungan, dengan penjelasan sebagai berikut: Misi ini dimaksudkan untuk memantapkan penyediaan infrastruktur dasar berupa jalan, jembatan, perhubungan, permukiman, air bersih serta sarana penunjang produksi barang dan jasa yang keseluruhannya dapat menunjang akses perekonomian. Pemantapan infrastruktur dasar dilaksanakan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Misi 4. Mewujudkan Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik, dengan penjelasan sebagai berikut: Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) danpelayanan publik yang profesional.prinsip V-188

189 tersebut dilaksanakan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasipenyelenggaraan pemerintahan dengan mengedepankan kepentingan dan aspirasi masyarakat. Misi 5. Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal, dengan penjelasan sebagai berikut: Misi ini dimaksudkan untuk memantapkan kehidupan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang dan papandengan didukung kondisi stabiltas politik dan pemerintahan yang aman, tenteram serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sosial dan budaya. 5.3 Tujuan dan Sasaran Untuk merealisasikan pelaksanaan misi Pemerintah Kabupaten Lamongan, perlu ditetapkan tujuan pembangunan daerah (goals) yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan adalah untuk memberikan arah terhadap program pembangunan kabupaten secara umum.sementara itu, sasaran merupakan hasil yang diharapkan dari suatu tujuan (goals) yang telah ditetapkan. Dari lima misi yang telah diuraikan sebelumnya, berikut tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan: Meningkatnya pelayanan pendidikan yang merata dan berkeadilan Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan yang berdaya saing Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Meningkatnya kinerja pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan dan 5. perkebunan) berbasis kerakyatan Meningkatnya pertumbuhan sektor perindustrian dan perdagangan yang didukung dengan perkembangan sektor primer Terwujudnya pengembangan dan peningkatan koperasi dan UMKM Meningkatnya kinerja penanaman modal (PMA dan PMDN) Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata sebagai penunjang pendapatan daerah Meningkatnya pemberdayaan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja. V-189

190 10. Tersedianya infrastruktur yang mampu mendukung peningkatan aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Lamongan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan 11. Meningkatnya tatakelola pemerintahan yang baik 12. Meningkatnya kualitas pelayanan masyarakat 13. Terciptanya kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum 14. Terciptanya ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial 15. Terlaksanaya percepatan pengentasan kemiskinan 16. Meningkatnya pemberdayaan, kualitas hidup, serta perlindungan perempuan dan anak. Terlaksananya pengendalian pertumbuhan penduduk. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa Meningkatnya kapasitas pemuda dan olah raga. Terlaksananya pelestariaan seni dan budaya daerah. Berdasarkan tujuan pembangunan tersebut, maka indikator makro pembangunan daerah Kabupaten Lamongan adalah : Tabel 5.1 Indikator Kinerja Utama N o 1 2 Indikator kinerja utama Kabupaten Lamongan Pertumbuhan ekonomi PDRB per Kapita (Rp ) ADHB Awal ,77 Target Akhir ,5-6,5 24,22 42,90 3 Indeks Pembangunan Manusia 69,84 4 Tingkat Kemiskinan (%) 15, Tingkat Pengangguran Terbuka Opini BPK 4,10 WDP 70,59 71,00 12,65 10,00 3,45-3,00 WTP Dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap peran visi, misi, sampai dengan tujuan dan sasaran yang ditargetkan, berikut dijelaskan secara lebih detail keterkaitan misi, tujuan dan sasaran. V-190

191 Misi 1 Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, memiliki tujuan: 1. Meningkatnya pelayanan pendidikan yang merata dan berkeadilan. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah terjaminnya akses dan kesempatan pendidikan bagi 2. masyarakat Lamongan. Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan yang berdaya saingsasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Tersedianya SDM guru dan tenaga kependidikan yang proporsional dan berkualitas b. Tersedianya ruang belajar yang memadai (Sarana dan Prasarana Sekolah) c. Meningkatnya fungsi Perpustakaan sebagai sarana mencerdaskan 3. masyarakat/bangsa Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya status/derajat kesehatan ibu dan anak. b. Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular c. Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan d. Meningkatnya Kualitas Layanan RSUD Misi 2 Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah, memiliki tujuan: 1. Meningkatnya kinerja pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan dan perkebunan) berbasis kerakyatansasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan b. c. d. e. 2. perkebunan. Meningkatnya produksi perikanan. Meningkatnya produksi hasil peternakan Meningkatnya ketersediaan pangan Meningkatnya kesejahteraan petani Meningkatnya pertumbuhan sektor perindustrian dan perdagangan yang didukung dengan perkembangan sektor primer. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya kinerja sektor industri didukung oleh penguatan dan pengembangan IKM/IRT. b. Meningkatnya kapasitas perdagangan dengan didukung sarana dan prasarana yang representatif. c. Meningkatnya kemandirian pedagang informal V-191

192 3. Terwujudnya pengembangan dan peningkatan koperasi dan UMKM. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya kuantitas dan kualitas kelembagaan koperasi. b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas UMKM melalui penumbuhan wirausaha 4. baru. Meningkatnya kinerja penanaman modal (PMA dan PMDN). Sasaran dari tujuan 5. yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya minat investasi PMA dan PMDN. b. Meningkatnya realisasi investasi PMA dan PMDN. Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata sebagai penunjang pendapatan daerah. 6. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya destinasi wisata. b. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya kualifikasi tenaga kerja lokal yang bersertifikasi. b. Meningkatnyakemampuan dan ketrampilan masyarakat. c. Meningkatnyakesempatan kerja. Misi 3 Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian lingkungan, memiliki tujuan Tersedianya infrastruktur yang mampu mendukung peningkatan aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Lamongan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. 1. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana infrastruktur jalan. b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana infrastruktur pengairan c. Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas sarana prasarana perhubungan. d. Terwujudnya tata ruang dengan skenario aman dan nyaman untuk masyarakat. e. Meningkatnya akses masyarakat terhadap permukiman sehat f. Meningkatnya Konservasi Lingkungan dan pengendalian bencana g. Meningkatnya pemanfaatan energi, sumberdaya dan mineral. Misi 4 Mewujudkan reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik, memiliki tujuan: 1. Meningkatnya tatakelola pemerintahan yang baik. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: V-192

193 a. Meningkatnya kualitas perencanaan, dan pengendalian program serta kegiatan 2. pembangunan b. Meningkatnya kapasitas Aparatur Sipil Negara yang memadai c. Meningkatnyakapasitas dan kemandirian fiskal daerah. d. Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya e. Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan andal Meningkatnya kualitas pelayanan masyarakat. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dan peningkatan kualitas layanan kependudukan. b. Meningkatnya pelayanan perizinan c. Terwujudnya sistem informasi dan komunikasi yang mantap untuk mendukung pelayanan publik. Misi 5 Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal, memiliki tujuan: 1. Terciptanya kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum. Sasaran dari tujuan yang dimaksud 2. adalah: a. Meningkatnya harmoni sosial dan keagamaan b. Meningkatnya ketertiban masyarakat/ masyarakat taat hukum c. Meningkatnya kesadaran politik masyarakat Terciptanya ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial utamanya untuk PMKS 3. Terlaksananya percepatan pengentasan kemiskinan Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah menurunnya jumlah penduduk miskin. 4. Meningkatnya pemberdayaan, kualitas hidup, serta perlindungan perempuan dan anak. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak 5. Terlaksananya pengendalian pertumbuhan penduduk. Sasaran dari tujuan tersebut adalah meningkatnya pelaksanaan Keluarga Berencana. V-193

194 6. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah: a. Meningkatnya peran dan lembaga organisasi masyarakat desa yang aktif. b. Meningkatnya swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan 7. masyarakat. c. Terbentuknya Badan Usaha Milik Desa. Meningkatnya kapasitas pemuda dan olah raga. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah meningkatnya prestasi kepemudaan dan olahraga. 8. Terlaksananya pelestariaan seni dan budaya daerah. Sasaran dari tujuan yang dimaksud adalah meningkatnya pengembangan seni dan budaya daerah. V-194

195 TABEL 5.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran VISI: Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Misi 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan Tujuan Sasaran 1. Meningkatnya pelayanan pendidikan yang meratata dan berkeadilan Terjaminnya akses dan kesempatan pendidikan bagi masyarakat Lamongan Indikator Sasaran 1 Angka Melek Huruf (Penduduk tahun) Awal (2015) 99, Akhir (2021) 99,98 99,98 99,98 99,98 99,98 99,98 73,26 73,30 73,34 73,38 73,42 73,46 114,00 114,00 114,00 114,00 2 APK PAUD 73,26 3 APK SD/MI 114,00 4 APM SD/MI 99, ,00 114,00 5 APK SMP/MTs 127,97 127,97 127,97 127,97 127,97 127,97 127,97 6 APM SMP/MTs 92, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-195

196 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 2. Meningkat nya kualitas pelayanan pendidikan yang berdaya saing 1 Tersedianya SDM 1 guru dan tenaga kependidikan 2. yang proporsional dan berkualitas 3 Angka Ratarata Lama Sekolah % guru SD/ MI yang telah bersertifikasi profesi; % guru SMP/ MTs yang telah bersertifikasi profesi; 4 % tenaga pendidik SD/MI yang memenuhi standard kualifikasi pendidikan S1/D.IV Awal (2015) 8, ,86 8,88 8,91 8,94 8,97 Akhir (2021) 9,00 51,00 51,00 51,10 51,20 51,30 51,40 51,50 44,79 44,79 44,80 44,81 44,82 44,83 44,84 90,03 90,03% 90,62% 91,18% 91,74% 92,30% 92,86% Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-196

197 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 5 % tenaga pendidik SMP/MTs yang memenuhi standard kualifikasi pendidikan S1/D IV Awal (2015) 92, Akhir (2021) 92,18 92,64 93,30 93,91 94,52 95,13 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-197

198 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran Rasio Guru terhadap murid perkelas di SD/Mi, Rasio Guru terhadap murid perkelas di SMP/MTs rasio tenaga pendidik terhadap sekolah di SD/MI rasio tenaga pendidik terhadap sekolah di SMP/ MTs Awal (2015) 1: :8 1:8 1:8 1:8 1:8 Akhir (2021) 1:8 1:8 1:8 1:8 1:8 1:8 1:8 1:8 11:1 11:1 11:1 11:1 11:1 11:1 11:1 23:1 23:1 23:1 23:1 23:1 23:1 23:1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-198

199 Tujuan Sasaran 2 Tersedianya 1 ruang belajar yang memadai (Sarana dan Prasarana Sekolah) 2 Indikator Sasaran Persentase Ruang kelas dalam kondisi baik SD/MI Persentase ruang kls dlm kondisi baik, SMP/MTs Awal (2015) Akhir (2021) ,20 80,21 80,22 80,23 80,24 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-199

200 Tujuan Awal (2015) Akhir (2021) Persentase SD/MI berakreditasi minimal B Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 82,96 82,96 83,00 83,15 83,25 83,35 83,45 82,98 82,98 83,10 83,35 83,45 83,55 83,65 3 Meningkatnya 1 fungsi Perpustakaan sebagai sarana men-cerdaskan 2 masyarakat/bangsa Jumlah Pengunjung Perpustakaa n (orang) Jumlah kolek-si Buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah Jumlah Perpustakaa Indikator Sasaran Sasaran 3 4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-200

201 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Awal (2015) n Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-201 Akhir (2021)

202 Tujuan Awal (2015) 71, ,52 71,56 71,60 71,64 71,68 Akhir (2021) 71,72 Angka kema-tian bayi per kelahiran hidup Angka kema-tian ibu/.000 kelahiran Cakupan Bal-ita Gizi Buruk Mendapat Indikator Sasaran Sasaran 3. Meningkat 1 nya derajat kesehatan masyaraka 1 Meningkatnya 1 t status/derajat kesehatan Ibu dan Anak Angka Harap-an Hidup Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-202

203 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran Awal (2015) Akhir (2021) 76,71 76,84 77,30 77,87 78,45 79,02 79,60 Pelayanan 4 Persentase Posyandu Aktif Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-203

204 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran Awal (2015) 0, ,17 0,18 0,19 0,20 0,21 Akhir (2021) 0,22 2 Meningkatnya 1 Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Prevalensi Tuberkulosi s (TB) per.000 penduduk 2 Persentase penderita DBD yang ditangani 3 Persentase penanganan HIV/AIDS Meningkatnya 1 Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase jumlah Puskesmas Terakreditas i Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-204

205 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin Awal (2015) 111, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-205 Akhir (2021)

206 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran Awal (2015) Akhir (2021) 3 Rasio tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) di institusi kesehatan dibanding jumlah penduduk 0,19 0,22 0,22 0,23 0,23 0,24 0,24 4 Meningkatnya 1 Kualitas Layanan RSUD IKM bidang kesehatan B B B B B B B Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-206

207 Misi 2. Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 1. Mening 1 Meningkatnya 1 kat nya produksi dan kinerja produktivitas pertanian tanaman pangan, (tanaman hortikultura dan 2 pangan, perkebunan perikanan, peternakan 3 dan perkebunan 4 ) berbasis kerakyatan % pertumbuhan sektor pertanian terhadap PDRB Jumlah produksi padi (ton) produktiftas padi (kw/ha) Produksi palawija (ton) Produktifitas palawija (kw/ha) Produksi sayuran (ton) Produktifitas sayuran(kw/ ha) Awal (2015) ,03% 3,0 4,0 % , ,0 4,0 % Akhir (2021) 3,0 4,0 % 3,0 4,0 % 3,0 4,0 % Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-207 3,0 4,0 %

208 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 8 Produksi buah-buahan (ton) Awal (2015) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-208 Akhir (2021)

209 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran ,80 5,81 5,82 5,84 5,85 Akhir (2021) 5, Produktifitas buah-buahan (kw/ha) Produksi tebu (ton) 1 1 Produktifitas tebu (ton/ha 62,02 72,41 75,26 77,27 80,30 82,37 85, Produksi tembakau (ton) Produktifitas tembakau (ton/ha) Luasan lahan pertanian organik (ha) ,08 1,05 1,052 1,06 1,065 1,07 1, , , , , , , Meningkatnya Produksi Perikanan Awal (2015) 5,79 1 Produksi perikanan budidaya (ton) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-209

210 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 2 Produksi Perikanan Tangkap (ton) Awal (2015) , , , , , ,71 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-210 Akhir (2021) ,7 0

211 Tujuan 3 Meningkatnya 1 produksi hasil perternakan 2 Produksi Daging (kg) Awal (2015) Produksi telur (kg) Meningkatnya ketersediaan pangan Ketersediaan bahan pangan pokok daerah (Beras)(Ton) Ketersediaan bahan pangan pokok daerah (Jagung) (Ton) Ketersediaan bahan pangan pokok daerah (Kedelai) (Ton) Indikator Sasaran Sasaran Akhir (2021) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-211

212 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 3. Mening kat nya Pertumbuha n sektor perindustria n dan perdaganga n yang didukung dengan perkembang Awal (2015) 82, ,21 84,20 85,21 86,23 87,26 Akhir (2021) 88,30 4 Skor PPH 5 Meningkatny a jumlah lumbung pangan modern ,76 102,96 103,16 103,36 103,56 5 Meningkatnya kesejahteraan petani dalam 1 Nilai Tukar Petani (NTP) 102,00 102,56 1 Meningkatnya kinerja sektor industri didukung oleh penguatan & pengembangan IKM/IRT 1 % pertumbuha n sektor industri pengolahan 8,14 7,5 8,5 2 % pertumbuhan industri 2,00 2,00 7,5 8,5 2,00 7,5 8,5 7,5 8,5 7,5 8,5 2,00 2,00 2,00 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-212 7,5 8,5 2,00

213 Tujuan an sektor primer. Indikator Sasaran Sasaran 3 Jumlah IKM/IRT yang memiliki legalisasi usaha Awal (2015) Akhir (2021) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-213

214 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 4 2 Meningkatnya 1 kapasitas perdagangan 2 dengan didukung sarana dan prasarana yang representatif 3 3 Meningkatnya kemandirian pedagang informal 1 Cakupan Bina Sentra pengerajin % pertumbuhan sektor perdagangan Jumlah pasar tradisional yang direvitalisasi tahun bersangkuta n % Peningkatan jumlah perdagangan Persentase Cakupan bina kelompok pedagang informal/pk L Awal (2015) Akhir (2021) ,20 6,9 7,9 6,9 7,9 6,9 7,9 6,9 7,9 6,9 7,9 6,9 7, ,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 16,8 19,6 22,4 25,3 28,0 30,8 33,4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-214

215 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran 2 Meningkatnya 1 kualitas dan kuantitas UMKM melalui 2 penumbuhan wirausaha baru % Peningkatan koperasi aktif Jumlah modal sendiri koperasi (000.) %usaha kecil terhadap usaha mikro dan kecil Jumlah wirausaha baru 7. Mening 1 Meningkatnya 1 kat nya realisasi kinerja investasi PMA penanaman dan PMDN modal (PMA dan PMDN) jumlah realisasi investasi PMDN sampai dengan tahun berkenaan (Rp. Milyar) 6. Terwuj udnya Pengembang an dan peningkatan koperasi dan UMKM 1 Meningkatnya 1 kuantitas dan kualitas 2 kelembagaan koperasi Awal (2015) Akhir (2021) 94,34 94,59 94,84 95,09 95,34 95,59 95, ,0 40,0 40,5 41,0 41,5 42,0 42, , , , , , , ,938 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-215

216 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran Meningkatnya 1 minat investasi PMA dan PMDN jumlah realisasi investasi PMA s/d tahun berkenaan (Rp. Milayar) Jumlah investor s/d tahun berkenaan jumlah minat investasi PMDN berdasarkan izin sampai dengan tahun berkenaan (Rp. Milyar) Awal (2015) Akhir (2021) , , , , , , , , , , , , , ,264 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-216

217 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 2 jumlah minat investasi PMA berdasarkan izin sampai dengan tahun berkenaan (Rp. Milyar) Awal (2015) 9.842, , , , , ,339 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-217 Akhir (2021) ,45 6

218 Indikator Sasaran Tujuan Sasaran 9. Mening katnya kontribusi sektor pariwisata sebagai penunjang pendapatan daerah 1 Meningkatnya destinasi wisata 11. Mening katnya pemberdaya an masyarakat melalui 1 Meningkatnya 1 kualifikasi tenaga kerja lokal yang bersertifikasi Meningkatnya jumlah kunjungan wisata 1 % Peningkatan PAD wisata Jumlah destinasi wisata Jumlah kunjungan wisata Jumlah calon tenaga kerja yang bersertifikasi kompetensi Awal (2015) Akhir (2021) 1,80 1,85 1,90 1, ,05 2, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-218

219 Tujuan perluasan lapangan kerja Indikator Sasaran Sasaran Awal (2015) Meningkatnya Tingkat Penganggura n Terbuka % pencari kerja yang ditempatkan 4,10 3,73-3,55 3,68-3,46 3,64-3,37 3,60-3,28 3,56-3,18 3,45-3,00 94,37 94,37 94,38 94,39 94,40 94,41 94, Akhir (2021) Jumlah masyarakat yang dilatih Meningkatnya 1 kemampuan dan ketrampilan masyarakat kesempatan kerja Misi 3. Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian lingkungan. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Tersedianya 1 Meningkatnya 1 %panjang jalan Kabuinfrastruktur Kuantitas dan paten dalam yang mampu Kualitas sarana kondisi baik Awal (2015) Akhir (2021) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-219

220 Tujuan Sasaran mendukung peningkatan aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Lamongan dengan memperhatik an kelestarian lingkungan infrastruktur jalan Awal (2015) Akhir (2021) 2 %panjang ,33 74,51 75,69 77,25 78,82 80, ,97 14,99 16,58 18,16 19,74 21,32 22,91 89,23 60,56 63,00 65,00 67,00 69,00 71,00 Indikator Sasaran jalan poros strategis dalam kondisi baik %jembatan Kabupaten dalam kondisi baik %panjang jalan lingkungan IKK dalam kondisi baik % drainase lingkungan IKK dalam kondisi baik % ketersediaan sarana lampu penerangan jalan umum Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-220

221 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran Awal (2015) 2016 jaringan Meningkatnya 1 % irigasi dalam kuantitas dan kondisi baik kualitas sarana 74,06 2 %ketersediaan infrastruktur sumber air baku pengairan 3 % terpeliha70, ,14 57,14 3 Meningkatnya 1 Kuantitas dan Kualitas sarana 2 prasarana perhubungan 3 ranya drainase irigasi berkondisi baik Cakupan layanan angkutan darat % kendaran yang telah melakukan uji berkala % kapal yang layak diterbitkan PAS (dibawah 7 GT) Akhir (2021) ,05 73, ,14 57,14 57,14 57,14 57,14 0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-221

222 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran 4 % kapal yang layak diterbitkansk K (dibawah 7 GT) Awal (2015) Akhir (2021) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-222

223 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 4 Terwujudnya 1 % bangunan ber-imb tata ruang yang 2 % Luas RTH aman dan yang nyaman untuk ditangani masyarakat 3 Jumlah dokumen perencanaan tata ruang 5 Meningkatnya akses masyarakat terhadap permukiman sehat 1 % rumah 2 3 layak huni %rumah tangga pengguna air bersih %rumah tangga yang memiliki jamban Awal (2015) 58, Akhir (2021) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-223

224 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Awal (2015) Akhir (2021) 4 % penanganan kawasan kumuh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-224

225 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 6 Meningkatnya 1 % sampah yang ditangani Konservasi 2 Jumlahindustr Lingkungan dan y/perusahaan/ pengendalian badan usaha yang bencana menyusun AMDAL Cakupan pengawasan terhadap ijin lingkungan % penegakan hukum lingkungan Penanganan/r ehabilitasi lahan kritis (m2) % rehab / konservasi daerah tangkapan air Awal (2015) Akhir (2021) , ,36 11,44 12,37 13, ,25 18,75 31,25 43,75 56,25 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-225

226 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran 7 % Jumlah sumber air yang dilindungi Awal (2015) Akhir (2021) 0 0 3,33 6,67 10,00 13,33 16,67 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-226

227 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran Jumlah sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat terhadap pemehamanbe ncana & perubahan iklim Jumlah sarana mobil pemadam kebakaran L % Penangangan korban bencana alam Awal (2015) Akhir (2021) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-227

228 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran 7 Meningkatnya pemanfaatan energi sumberdaya dan mineral % jumlah KK berlistrik handal Awal (2015) Akhir (2021) 5,86 8,79 11,72 14,65 17,57 20,50 23,43 Misi 4. Mewujudkan Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik Indikator Sasaran Tujuan 1. Meni 1 ng katnya tatakelola pemerinta han yang baik (good governance ) dan profesional Meningkatnya kualitas perencanaan, dan pengendalian program serta kegiatan Sasaran 1 2 Persentase Program Tahunan yang mengacu ke Program RPJMD Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA Awal Akhir (2015) (2021) Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-228

229 pembanguna n Tersedianya dokumen RKPD yang ditetapkan dengan PERKADA Prosentase kegiatan sesuai dengan dokumen perencanaan Jumlah penelitian yang dihasilkan Jumlah penelitian pengembangan dan kajian yang didesiminasikan % Tindak lanjut rekomendasi APIP Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia 91,00 91,20 91,40 91,60 91,80 92,00 92, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-229

230 Tujuan Indikator Sasaran Sasaran % SKPD dengan nilai SAKIP B Mutu Indeks Kepuasan Masyarakat % kasus hukum yang ditangani % Laporan keuangan SKPD dan SKPKD yang disusun tepat waktu % Ketepatan penyusunan LAKIP % Ketepatan penyusunan LPPD %Cakupan pengadaan barang/jasa melalui LPSE Awal Akhir (2015) (2021) 40 B B B B B B B Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-230

231 2 Meningkatnya 1 kapasitas Aparatur Sipil Negara yang memadai Jumlah ASN yg mengikuti pendidikan dan latihan (struktural, fungsional,teknis) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V

232 Indikator Sasaran Tujuan Sasaran Meningkatnya 1 kapasitas dan 2 kemandirian fiskal daerah 3 Jumlah SKPD yang mendapatkan pendampingan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Tersedianya sistem informasi kepegawaian daerah % Dokumen kepegawaian yang diselesaikan tepat waktu Realisasi PAD ( ) Tersedianya sistem tata kelola keuangan dan barang daerah % Realisasi belanja daerah Awal Akhir (2015) (2021) 4 Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia , , , , , , , ,90 93,00 93,50 94,00 94,50 94,50 95,00 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-232 1

233 4 Meningkatnya 1 peran DPRD sesuai dengan fungsinya % Raperda yang diselesaikan menjadi Perda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-233

234 Indikator Sasaran Tujuan 2. Meni ngkatkan kualitas pelayanan masyaraka t Sasaran 5 Meningkatnya 1 pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan andal % penerapan pengelolaan arsip secaratertib, rapi dan andal 1 Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dan peningkatan kualitas layanan kependudukan % Penduduk berktp Elektronik % cakupan penerbitan KK % Cakupan penerbitan kutipan Akta Kelahiran % Cakupan penerbitan kutipan Akta Kematian Ketepatan waktu penyeleaaian izin usaha Awal Akhir (2015) 0 6,67 38,67 54,67 70,67 86,67 (2021) 87,17 91,47 92,14 93,13 94,16 95,00 95, ,50 2,00 3,00 5,00 6,00 8,00 9,00 98,13 98,20 98,25 98,30 98,35 98,40 98,45 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-234

235 Meningkatnya pelayanan perizinan 2 Ketepatan waktu penyeleaaian izin non usaha 98,01 98,10 98,20 98,25 98,30 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,35 V ,40

236 Indikator Sasaran Tujuan 3 Terwujudnya Sistem Informasi dan Komunikasi yang Mantap untuk Mendukung Pelayanan Publik Sasaran Jumlah SKPD yang menggunakan jaringan Fiber Optic Jumlah aplikasi berbasis TIK yang mendukung egoverment dan Layanan Publik Tersedianya dokumen kerjasama media Awal Akhir (2015) (2021) Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-236

237 Misi 5. Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal. Tujuan Indikator (Uraian) Sasaran 1. Terciptany 1 Meningkat 1 a nya kehidupan harmo-ni bermasyar sosial dan 3 akat yang keagamaa aman, n tenteram dan damai berdasark an nilai- nilai agama dan hukum 2 Meningkat nya ketertiban ma- 2 4 Frekuensi penyelenggaraan FKUB % tempat peribadatan yang dibantu % lembaga pendidikan keagamaan yang dibantu % Konflik sosial yang ditangani Kondi si Awal (2015 ) ,50 9,55 9,60 9,65 9,70 9,75 9,80 14,75 14,80 14,85 14,90 14,95 15,00 15,05 1 Jumlah pelanggar PERDA Persen penanganan pelanggaran K3 syarakat/ masyarak at Target Akhir (2021) taat hukum Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-237

238 3 Meningkat nya kesa- 1 % pembinaan terhadap ormas, orpol dan LSM daran politik masyarak at Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-238

239 Tujuan 4. Terciptanya 1 Meningkatny ketahanan a sosial dan masya-rakat jangkauan dalam pelayanan mencegah sosial dan utamanya mena- ngani masa- Awal (2015) Indikator (Uraian) Sasaran Target Akhir (2021) % PMKS yang memperoleh bantuan sosial % PMKS yang tertangani % Sarana sosial PMKS yang tertangani 92,63 92,64 92,65 92,66 92,67 92,68 92, % Penurunan tingkat kemiskinan 15,18 14,76 14,32 14,34 13,45 13,92 12,59 13,49 11,73 13,07 10,86 12,65 10,00 2 Jumlah transmigran terdata (KK) Indeks pembangunan gender 87,21 88,21 88,71 89,21 89,71 90,21 90,71 1 kualitas 2 3 untuk PMKS lah kesejahteraan sosial 5. Terlaksanan ya patan 1 Menurun-nya perce- jumlah pe- penduduk ngentasan miskin calon yang kemiskinan 1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-239

240 6. Meningkatk Meningkatny an pember- a dayaan, ku- pemberdayaa alitas hidup, n perempuan serta dan per- lindungan perlin- dungan anak Pendampingan Kasus kekerasan pada perempuan Pendampingan Kasus kekerasan pada anak % Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan ,09 5,14 5,19 5,24 5,29 5,37, 5,04 perempuan dan anak Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-240

241 Tujuan Indikator (Uraian) Sasaran 7. Terlaksana 1 Meningkatny nya a pengen- pelaksanaan dalikan Keluarga pertumbu Berencana 1 Awal (2015) Target Akhir (2021) Prevalensi peserta KB aktif 77,73 77,73 77,74 77,75 77,76 77,77 77,78 % LPM aktif 0,63 1,27 1,90 2,53 3,16 3,80 4,43 % PKK aktif 75,3 80,68 86,06 91,43 96,81 99,20 han penduduk 8. Meningkat 1 Meningkatny 1 nya pema peran dan 2 berdayaan lembaga masyaraka organisasi t desa masyarakat desa yang aktif Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-241

242 2 Meningkatny 2 a swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaa n masyarakat Jumlah swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat (Rp. M) 3 Terbentukny a BUMDes %Terbentuknya BUMDes ,03 50,00 62,99 73,81 83,55 92,21 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-242

243 Tujuan Sasaran 9. Meningkat nya kapasitas pemuda dan olahraga 1 Meningkatny 1 a prestasi 2 pemudadan olahraga 10.Terlaksana 1 Meningkatny 1 nya a pelestaria pengembang 2 n seni dan an seni dan budaya budaya daerah 3 daerah Indikator (Uraian) Awal (2015) Target Akhir (2021) jumlah pemuda berprestasi Jumlah prestasi olahraga di berbagai even Jumlah penyelenggaran festival seni dan budaya, % Kelompok seni dan budaya yang menerima pembinaan % benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan ,11 61,17 61,26 62,50 62,89 63,45 65,33 57,89 58,95 61,05 63,16 66,32 69,47 72,63 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan V-243

244 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan dirumuskan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lamongan. Dengan pendekatan komprehensif, strategi dan arah kebijakan akan menuntun pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Strategi pembangunan dirumuskan dalam bentuk program-program pembangunan indikatif, yang dalam pelaksanaannya dituntun oleh arah kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan. Arah kebijakan membantu Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam memilih fokus pembangunan dari waktu ke waktu selama kurun waktu lima tahun ke depan. Berikut strategi dan arah kebijakan Kabupaten Lamongan dalam upaya mencapai Visi, Misi, tujuan dan sasaran serta target kinerja RPJMD dengan efektif dan efisien selama 5 (lima) tahun ke depan. 6.1 Strategi Pembangunan Kabupaten Lamongan pada kurun waktu masuk tahapan ketiga dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang bertujuan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Pemantapan pembangunan difokuskan pada peningkatan daya saing perekonomian berbasis keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Sejalan dengan itu, tahapan pembangunan lima tahun mendatang juga merupakan keberlanjutan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh kepala daerah, H. Fadeli SH, MM yang terpilih kembali pada periode kedua. Oleh karenanya strategi umum yang dirumuskan dalam rangka mencapai visi, misi, VI-244

245 tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lamongan tahun adalah sebagai berikut. Pertama, pemantapan sarana dan prasarana dasar berbasis lingkungan Ketersediaan infrastruktur yang handal akan mempercepat peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pada lima tahun sebelumnya, pembangunan sarana dan prasarana dasar di Kabupaten Lamongan telah dilaksanakan pada berbagai aspek. Pemenuhan sarana dan prasarana pada lima tahun ke depan difokuskan pemantapan kondisi infrastruktur dengan memperhatikan aspek sosial dan kelestarian lingkungan. Pembangunan pada tahap lanjut, bukan hanya berhenti pada aspek fisik semata, tetapi juga mampu mendukung peningkatan kualitas kehidupan manusia dan daya dukung lingkungan. Kedua, pemantapan kualitas Sumber Daya Manusia yang unggul dan kompetitif Strategi kedua dalam Kabupaten Lamongan adalah pemantapan kualitas Sumber Daya Manusia yang unggul dan kompetitif. Strategi ini fokus pada upaya pemantapan pelayanan pendidikan, kesehatan dan masyarakat secara umum (usia produktif), bukan hanya sekedar memperluas akses tetapi pada saat yang bersamaan juga meningkatkan kualitas pelayanan. Kabupaten Lamongan dalam kurun waktu lima tahun terakhir memiliki pencapaian pelayanan pendidikan dan kesehatan yang sangat baik. Namun dengan semakin tingginya tantangan serta ancaman yang dihadapi terkait dengan kompetisi antar wilayah dan antar bangsa (MEA), pemantapan kualitas SDM menjadi strategi umum yang harus dilaksanakan di Kabupaten Lamongan. Ketiga, pemantapan perekonomian dan kemandirian daerah melalui pengembangan potensi dan produk-produk unggulan daerah VI-245

246 Strategi umum ketiga yang akan dilaksanakan di Kabupaten Lamongan adalah pemantapan perekonomian dan kemandirian daerah. Pemantapan ekonomi dalam menunjang kemandirian daerah dilakukan dengan meningkatkan kontribusi potensi dan produk-produk unggulan daerah. Perekonomian Kabupaten Lamongan masih didominasi oleh sektor pertanian yang memiliki tren meningkat dari tahun ke tahun. Dengan tetap memperkuat potensi produktifitas pertanian, ke depan juga diperlukan pengembangan sektor-sektor potensial yang lain di Lamongan. Beberapa sektor seperti perdagangan dan industri pengolahan dapat menjadi penopang baru perekonomian, ditunjang dengan perkembangan sub sektor lain seperti pariwisata. Strategi umum tersebut diturunkan dalam beberapa strategi yang secara spesifik dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran berdasarkan misi pembangunan jangka menengah Kabupaten Lamongan sebagai berikut: Misi 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan Misi pertama yang akan dicapai oleh Kabupaten Lamongan memiliki tiga tujuan yaitu: 1. Meningkatnya pelayanan pendidikan yang lebih merata dan berkeadilan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan berdaya saing 3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Dalam upaya mewujudkan pelayanan pendidikan yang lebih merata dan berkeadilan dirumuskan sasaranya yaitu terjaminnya akses dan kesempatan pendidikan bagi masyarakat Lamongan. Sasaran tersebut dicapai dengan strategi pemantapan akses layanan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah. Tujuan kedua adalah meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan berdaya saing, untuk mewujudkannya dirumuskan tiga sasaran dan strateginya yaitu: VI-246

247 1. Tersedianya SDM guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas dan proporsional dicapai dengan strategi peningkatan kualitas dan pemerataan tenaga pendidik dan kependidikan. 2. Tersedianya ruang belajar yang memadai (Sarana dan Prasarana Sekolah) dicapai dengan strategi peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. 3. Meningkatnya fungsi perpustakaan sebagai sarana mencerdaskan masyarakat/bangsa dicapai dengan strategi peningkatan minat baca siswa dan budaya literasi masyarakat. Tujuan ketiga meningkatkan derajat kesehatan masyarakatdiwujudkan melalui perumusansasaran dan strategi sebagai berikut: 1. Meningkatnya status/derajat kesehatan ibu dan anak,dicapai dengan strategi peningkatan kesehatan ibu dan anak, peningkatan status gizi masyarakat serta peningkatan kesadaran masyarakat dan promosi kesehatan. 2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular dicapai dengan strategi peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular 3. Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dicapai dengan strategi peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar serta peningkatan kualitas dan pemerataan tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan 4. Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan dicapai dengan strategi peningkatan kualitas layanan RSUD. Tabel 6.1 Sasaran dan Strategi Misi 1 SASARAN Terjaminnya akses dan kesempatan pendidikan bagi masyarakat Lamongan Tersedianya SDM guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas dan proporsional Tersedianya ruang belajar yang memadai (Sarana dan Prasarana STRATEGI Pemantapan akses layanan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah Peningkatan kualitas dan pemerataan tenaga pendidik dan kependidikan Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan VI-247

248 Sekolah) Meningkatnya fungsi Perpustakaan sebagai sarana mencerdaskan masyarakat/bangsa Meningkatnya status/derajat kesehatan Ibudan anak 4 5 Peningkatan minat baca siswa dan budaya literasi masyarakat Peningkatan kesehatan ibu dan anak Peningkatan status gizi masyarakat Peningkatan kesadaran masyarakat dan promosi kesehatan Meningkatnya Pengendalian Peningkatan pencegahan dan Penyakit Menular dan Tidak penanggulangan penyakit menular dan Menular tidak menular Meningkatnya Pemerataan dan Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar Mutu Pelayanan Kesehatan Peningkatan kualitas dan pemerataan tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan Meningkatnya Kualitas Layanan Peningkatan kualitas layanan RSUD RSUD Misi 2. Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah Misi kedua yang akan dicapai oleh Kabupaten Lamongan memiliki enam tujuan yaitu: 1. Meningkatnya kinerja pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan dan perkebunan) berbasis kerakyatan. 2. Meningkatnya pertumbuhan sektor perindustrian dan perdagangan yang didukung dengan perkembangan sektor primer. 3. Terwujudnya pengembangan dan peningkatan koperasi dan UMKM 4. Meningkatnya kinerja penanaman modal (PMA dan PMDN) 5. Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata sebagai penunjang pendapatan daerah 6. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja Dalam usaha mewujudkan peningkatan kinerja pertanian berbasis kerakyatan dirumuskan lima sasaran dan strateginya yaitu: 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dicapai dengan strategi peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan VI-248

249 2. Meningkatnya produksi perikanan dicapai dengan strategi peningkatan produksi perikanan 3. Meningkatnya produksi hasil perternakan dicapai dengan strategi peningkatan produksi hasil peternakan 4. Meningkatnya ketersediaan pangan dicapai dengan strategi peningkatan pasokan pangan dan cadangan pangan daerah 5. Meningkatnya kesejahteraan petani dicapai dengan strategi peningkatan pendapatan petani Untuk mewujudkan tujuan meningkatnya pertumbuhan sektor perindustrian dan perdagangan yang didukung dengan perkembangan sektor primer dirumuskan sasaran dan strateginya yaitu: 1. Meningkatnya kinerja sektor industri didukung oleh penguatan dan pengembangan IKM/IRT dicapai dengan strategi peningkatan kinerja industri yang ada dan mengembangkan potensi baru melalui pengembangan produk IKM/IRT 2. Meningkatnya kapasitas perdagangan dengan didukung sarana dan prasarana yang representatif dicapai dengan strategi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penataan kelembagaan perdagangan 3. Meningkatnya kemandirian pedagang informal dicapai dengan strategi penguatan sektor informal terhadap perekonomian daerah Sebagai upaya mewujudkan pengembangan dan peningkatan koperasi dan UMKM dirumuskan sasaran dan strategi sebagai berikut: 1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas kelembagaan koperasi dicapai dengan strategi peningkatan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan. 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas UMKM melalui penumbuhan wirausaha baru dicapai dengan strategi peningkatan kesempatan dalam berwirausaha Untuk mewujudkan peningkatan kinerja penanaman modal dirumuskan sasaran dan strategi sebagai berikut. 1. Meningkatnya minat investasi PMA dan PMDN dicapai dengan strategi peningkatankerjasama dan promosi penanaman modal VI-249

250 2. Meningkatnya realisasi investasi PMA dan PMDN dicapai dengan strategi peningkatan pelayanan penanaman modal Dalam upaya peningkatan sektor pariwisata sebagai penunjang pendapatan daerahdirumuskan sasaran dan strateginya yaitu: 1. Meningkatnya destinasi wisata dicapai dengan strategi pengelolaan dan penambahan destinasi wisata 2. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata dicapai dengan strategipeningkatan promosi dan kerjasama wisata Untuk mewujudkan peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja dirumuskan sasaran dan strategi sebagai berikut: 1. Meningkatnya kualifikasi tenaga kerja lokal yang bersertifikasi dicapai dengan strategi peningkatan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar dan perlindungan tenaga kerja 2. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan masyarakat bersertifikasi dicapai dengan strategipengembangan keberdayaan masyarakat melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan 3. Meningkatnya kesempatan kerja dicapai dengan strategi pengembangan kesempatan kerja. Tabel 6.2 Sasaran dan Strategi Misi 2 NO SASARAN Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Meningkatnya Produksi Perikanan Meningkatnya produksi hasil perternakan Meningkatnya ketersediaan pangan STRATEGI Peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Peningkatan produksi perikanan Peningkatan produksi hasil peternakan Peningkatan pasokan pangan cadangan pangan daerah Peningkatan pendapatan petani dan Meningkatnya kesejahteraan petani Meningkatnya kinerja sektor Peningkatan kinerja industri yang ada dan industri didukung oleh penguatan mengembangkan potensi baru melalui VI-250

251 NO SASARAN dan pengembangan IKM/IRT STRATEGI pengembangan produk IKM/IRT VI-251

252 NO SASARAN Meningkatnya kapasitas perdagangan dengan didukung sarana dan prasarana yang representatif Meningkatnya kemandirian pedagang informal Meningkatnya kuantitas dan kualitas kelembagaan koperasi Meningkatnya kualitas dan kuantitas UMKM melalui penumbuhan wirausaha baru Meningkatnya minat investasi PMA dan PMDN Meningkatnya realisasi investasi PMA dan PMDN Meningkatnya destinasi wisata STRATEGI Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penataan kelembagaan perdagangan Penguatan sektor informal terhadap perekonomian daerah Peningkatan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan Peningkatan kesempatan dalam berwirausaha Peningkatan kerjasama dan promosi penanaman modal Peningkatan pelayanan penanaman modal Pengelolaan dan penambahan destinasi wisata Peningkatan promosi dan kerjasama wisata Meningkatnya jumlah kunjungan wisata Meningkatnya kualifikasi tenaga Peningkatan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar dan perlindungan kerja lokal yang bersertifikasi tenaga kerja 16 Meningkatnya kemampuan ketrampilan masyarakat 17 Meningkatnya kesempatan kerja Misi 3. dan Pengembangan keberdayaan masyarakat melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan Pengembangan kesempatan kerja Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian lingkungan Dalam upaya menyediakan infrastruktur yang mampu mendukung peningkatan aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Lamongan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dirumuskan sasaran dan strategi pencapaiannya sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas sarana infrastruktur jalandicapai dengan strategi peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur, jalan dan jembatan 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana infrastruktur pengairan dicapai dengan strategi peningkatan kuantitas dan kualitas saluran irigasi 3. Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas sarana prasarana perhubungan dicapai dengan strategi peningkatan fasilitas jalan dan sarana perhubungan VI-252

253 4. Terwujudnya tata ruang yang aman dan nyaman untuk masyarakat dicapai dengan strategi peningkatan tata ruang yang aman dan nyaman sesuai dengan peraturan yang berlaku 5. Meningkatnya akses masyarakat terhadap permukiman sehat dicapai dengan strategi peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perumahan/ pemukiman 6. Meningkatnya konservasi lingkungan dan pengendalian bencana dicapai dengan strategi peningkatan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana 7. Meningkatnya pemanfaatan energi sumberdaya mineral dicapai dengan strategi peningkatan pemanfaatan energi sumberdaya mineral Tabel 6.3 Sasaran dan Strategi Misi 3 NO 1 SASARAN Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas sarana infrastruktur jalan Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana infrastruktur pengairan Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas sarana prasarana perhubungan Terwujudnya tata ruang yang aman dan nyaman untuk masyarakat STRATEGI Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur, jalan dan jembatan Peningkatan kuantitas dan kualitas saluran irigasi Peningkatan fasilitas jalan dan sarana perhubungan Peningkatan tata ruang yang aman dan nyaman sesuai dengan peraturan yang berlaku Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perumahan/ pemukiman Peningkatan pelestarian lingkungan Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana Meningkatnya akses masyarakat terhadap permukiman sehat Meningkatnya konservasi lingkungan dan pengendalian bencana pemanfaatan Meningkatnya pemanfaatan energi Peningkatan sumberdaya mineral sumberdaya mineral 6 7 Misi 4. energi Mewujudkanreformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik Misi keempat yang akan dicapai oleh Kabupaten Lamongan memiliki dua tujuan yaitu: 1. Meningkatnya tatakelola pemerintahan yang baik. VI-253

254 2. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat Dalam upaya meningkatkan tatakelola pemerintahan yang baik dirumuskan sasaran dan strategi pencapaiannya sebagai berikut: 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan dicapai dengan strategi peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian program dan kegiatan pembangunan. 2. Meningkatnya kapasitas Aparatur Sipil Negara yang memadai dicapai dengan strategi peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah daerah 3. Meningkatnya kapasitas dan kemandirian fiskal daerah dicapai dengan strategi peningkatan pendapatan daerah dan peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja daerah 4. Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya dicapai dengan strategi peningkatan peran DPRD sesuai dengan fungsinya 5. Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan andal dicapai dengan strategi peningkatan tata kelola kearsipan Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dirumuskan sasaran dan strategi pencapaiannya sebagai berikut: 1. Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dan peningkatan kualitas layanan kependudukan dicapai dengan strategi peningkatan kualitas pelayanan administrasi publik yang prima 2. Meningkatnya pelayanan perizinan dicapai dengan strategi peningkatan efektifitas pelayanan perizinan 3. Terwujudnya Sistem Informasi dan Komunikasi yang Mantap untuk Mendukung Pelayanan Publik dicapai dengan strategi Peningkatan pelayanan umum, komunikasi dan informasi Tabel 6.4 Sasaran dan Strategi Misi 4 NO 1 SASARAN STRATEGI Meningkatnya kualitas perencanaan, Peningkatan kualitas perencanaan dan VI-254

255 dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan Meningkatnya kapasitas Aparatur Sipil Negara yang memadai Meningkatnya kapasitas dan kemandirian fiskal daerah Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan andal pengendalian program dan kegiatan pembangunan Peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah daerah Peningkatan pendapatan daerah Peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja daerah Peningkatan peran DPRD sesuai dengan fungsinya Peningkatan tata kelola kearsipan 6 Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dan peningkatan kualitas layanan kependudukan Peningkatan kualitas pelayanan administrasi publik yang prima 7 Meningkatnya pelayanan perizinan 8 Terwujudnya Sistem Informasi dan Komunikasi yang Mantap untuk Mendukung Pelayanan Publik Peningkatan efektifitas pelayanan perizinan Peningkatan pelayanan umum, komunikasi dan informasi Misi 5 Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal Misi lima yang akan dicapai oleh Kabupaten Lamongan memiliki 8 tujuan yaitu: 1. Terciptanya kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum 2. Terciptanya ketahanan sosial dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial 3. Terlaksananya percepatan pengentasan kemiskinan 4. Meningkatkan pemberdayaan, kualitas hidup, serta perlindungan perempuan dan anak 5. Terlaksananya pengendalian pertumbuhan penduduk 6. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa 7. Meningkatkan kapasitas pemuda dan olahraga VI-255

256 8. Terlaksananya pelestarian seni dan budaya daerah Dalam upaya mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum dirumuskan sasaran dan strategi pencapaiannya sebagai berikut: 1. Meningkatnya harmoni sosial dicapai dengan strategi peningkatan toleransi dan integrasi sosial serta peningkatan penanganan konflik sosial 2. Meningkatnya ketertiban masyarakat/ masyarakat taat hukum dicapai dengan strategi peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundangan yang berlaku 3. Meningkatnya kesadaran politik masyarakat dicapai dengan strategi peningkatan kesadaran politik masyarakat Sedangkan upaya untuk meningkatkan ketahanan sosial dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial diwujudkan dengan sasaran meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial utamanya untuk PMKS. Untuk mencapainya dirumuskan strategi dalam bentuk pemulihan fungsi sosial masyarakat penyandang masalah kesejahteraan masyarakat. Untuk mempercepat pengentasan kemiskinan ditetapkan sasarannya adalah menurunnya jumlah penduduk miskin. Strategi yang akan dilakukan adalah percepatan penanggulangan kemiskinan lintas sektor dan antar sektor. Untuk meningkatkan pemberdayaan, kualitas hidup, serta perlindungan perempuan dan anak ditetapkan sasarannya adalah meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Strategi yang akan dilakukan adalah peningkatan kesetaraan gender dan perlindungan anak. Dalam upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk, sasaran yang ditetapkan adalah meningkatnya pelaksanaan Keluarga Berencana. Strategi yang akan dilakukan adalah peningkatan keluarga berencana dan penggunaan kontrasepsi. Sedangkan upaya untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa diwujudkan dengan sasaran sebagai berikut: VI-256

257 1. Meningkatnya peran dan lembaga organisasi masyarakat desa yang aktif dicapai dengan strategi peningkatan peran lembaga dan organisasi masyarakat desa 2. Meningkatnya swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat dicapai dengan strategi peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat desa Untuk meningkatkan kapasitas pemuda dan olahraga ditetapkan sasarannya adalah meningkatnya prestasi kepemudaan dan olahraga. Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai adalah dengan peningkatan prestasi kepemudaan dan olahraga. Sedangkan tujuan terakhir pada misi kelima yaitu melestarikan seni dan budaya daerah memiliki sasaran meningkatnya pengembangan seni dan budaya daerah. Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai adalah pelestarian pengembangan seni dan budaya. Tabel 6.5 Sasaran dan Strategi Misi 5 NO SASARAN STRATEGI Meningkatnya harmoni social Peningkatan toleransi beragama dan integrasi sosial dan keagamaan Meningkatnya ketertiban masya-rakat/ masyarakat taat hukum Meningkatnya kesadaran politik masyarakat Meningkatnya kehidupan beragama Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial utamanya untuk PMKS Menurunnya jumlah penduduk miskin Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Meningkatnya pelaksanaan Keluarga Berencana Peningkatan penanganan konflik sosial Peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundangan yang berlaku Peningkatan kesadaran politik masyarakat Peningkatan kerukunan beragama Pemulihan fungsi sosial masyarakat penyandang masalah kesejahteraan masyarakat Percepatan penanggulangan kemiskinan lintas dan antar sektor Peningkatan kesetaraan gender dan perlindungan anak Peningkatan keluarga penggunaan kontrasepsi berencana dan VI-257

258 NO SASARAN Meningkatnya peran dan lembaga organisasi masyarakat desa yang aktif Meningkatnya swadaya masyarakat Meningkatnya prestasi kepemudaan dan olahraga Meningkatnya pengembangan seni dan budaya daerah 6.2 STRATEGI Peningkatan peran lembaga dan organisasi masyarakat desa Peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat desa Peningkatan prestasi kepemudaan dan olahraga Pelestarian pengembangan seni dan budaya Arah Kebijakan Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Arah kebijakan juga merupakan instrumen perencanaan yang memberikan panduan kepada pemerintah daerah agar lebih terarah dalam menentukan pencapaian tujuan.tahapan dan prioritas yang ditetapkan harus mencerminkan urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan dengan memerhatikan pengaturan waktu. Meski penekanan prioritas pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai sasaran tahapan lima tahunan dalam RPJMD. Disamping itu, arah kebijakan juga dimaksudkan untuk memberikan jawaban atas permasalahan dan isu-isu strategis pembangunan kewilayahan. Analisis permasalahan dan isu-isu strategis kewilayahan akan menjadi basis utama rumusan arah kebijakan pembangunan kewilayahan untuk memberikan prioritas terkait pemerataan pembangunan dan penciptaan daerah-daerah unggulan. Untuk selanjutnya, fokus kebijakan kewilayahan harus dipedomani bersama seluruh SKPD yang terlibat di dalamnya. Rumusan arah kebijakan ini berfungsi untuk merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan tujuan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Penekanan fokus atau tema dalam setiap tahun selama 5 (lima) tahun memiliki kesinambungan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan. Fokus atau tema pembangunan Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada Gambar 6.1. sebagai berikut. VI-258

259 Gambar 6.1. Fokus/Tema Pembangunan Kabupaten Lamongan Tahun Arah Kebijakan Tahunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Arah kebijakan merupakan keputusan dari stakeholder sebagai pedoman untuk mengarahkan perumusan strategi yang dipilih agar selaras dalam mencapai tujuan dan sasaran pada setiap tahapan selama kurun waktu lima tahun. Secara keseluruhan arah kebijakan berdasarkan fokus tema pembangunan tahun dapat dilihat pada tabel berikut. Misi 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan Tabel 6.6 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi 1 NO 1 STRATEGI Pemantapan akses layanan pendidikan anak usia dini, ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) VI-259

260 NO 2 STRATEGI pendidikan dasar dan menengah Peningkatan kualitas dan pemerataan tenaga pendidik dan kependidikan ARAH KEBIJAKAN Memperluas akses Pendidikan Dasar dan Menengah Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan Meningkatkan pemerataan pendidik dan kependidikan tenaga VI-260

261 NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 3 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan Meningkatkan kualitas prasarana pendidikan 4 Peningkatan minat baca siswa dan budaya literasi masyarakat Peningkatan kesehatan ibu dan anak Peningkatan status gizi masyarakat Peningkatan kesadaran masyarakat dan promosi kesehatan Peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular Meningkatkan pelayanan perpustakaan dan budaya literasi masyarakat Meningkatkan kesehatan ibu dan anak Meningkatkan status gizi masyarakat Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit dan tidak menular Meningkatkan standar pelayanan kesehatan Meningkatkan cakupan jaminan kesehatan bagi keluarga miskin Meningkatkan ketersediaan dan pemerataan mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan Peningkatan kualitas dan pemerataan tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan Peningkatan kualitas layanan RSUD Misi 2. sarana Meningkatkan RSUD kualitas layanan Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah Tabel 6.7 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi 2 NO 1 STRATEGI Peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Peningkatan produksi perikanan Peningkatan produksi hasil peternakan 3 ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan efisiensi produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Meningkatkan daya dukung lahan dan lingkungan bagi usahatani Meningkatkan produksi perikanan budidaya Meningkatkan efisiensi produksi hasil peternakan VI-261

262 NO 4 STRATEGI Peningkatan pasokan pangan dan cadangan pangan daerah Peningkatan petani pendapatan ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan pasokan dan cadangan pangan daerah Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan Meningkatkan distribusi dan akses pangan daerah Meningkatkan kelembagaan petani sebagai basis pemberdayaan pertanian VI-262

263 NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Peningkatan kinerja industri yang ada dan mengembangkan potensi baru melalui pengembangan produk IKM/IRT Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penataan kelembagaan perdagangan Penguatan sektor informal terhadap perekonomian daerah Peningkatan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan Peningkatan kesempatan dalam berwirausaha Peningkatan kerjasama dan promosi penanaman modal Peningkatan pelayanan penanaman modal Pengelolaan dan penambahan destinasi wisata Memperkuat kinerja industri Mengembangkan IKM/IRT potensi daerah Meningkatkan efisiensi dan kapasitas perdagangan dalam negeri Meningkatkan fasilitasi pengembangan sektor informal Meningkatkan pembinaan koperasi dan lembaga keuangan mikro Peningkatan promosi dan kerjasama wisata Peningkatan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar dan perlindungan tenaga kerja Pengembangan keberdayaan masyarakat melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan Pengembangan kesempatan kerja Mengembangkan iklim usaha yang kondusif Meningkatkan kuantitas & kualitas promosi potensi penanaman modal daerah Menciptakan iklim berinvestasi yang kondusif Mengembangkan dan membangun pusat-pusat wisata unggulan dengan membuka peluang kerjasama dengan swasta Meningkatkan pemasaran dan jaringan pariwisata serta kerjasama antar daerah dan asosiasi terkait. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pembinaan dan pelatihan berbasis Meningkatkan kemandirian masyarakat dengan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Meningkatkan kesempatan kerja serta mendorong mobilitas tenaga kerja pada sektor ekonomi berbasis lokal VI-263

264 Misi 3 Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian lingkungan Tabel 6.8 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi 3 NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur, jalan dan jembatan Peningkatan kuantitas dan kualitas saluran irigasi Peningkatan fasilitas jalan dan sarana perhubungan Peningkatan tata ruang yang nyaman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perumahan/ pemukiman Peningkatan pelestarian lingkungan Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana Peningkatan pemanfaatan energi sumberdaya mineral Misi Mempercepat penanggulangan kerusakan infrastruktur, jalan dan jembatan Meningkatkan kuantitas dan kualitas saluran irigasi Meningkatkan fasilitas jalan dan sarana perhubungan Meningkatkan proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mewujudkan tata ruang wilayah yang aman dan nyaman Meningkatkan akses masyarakat terhadap rumah layak huni Meningkatan akses masyarakat terhadap lingkungan sehat perumahan Meningkatkan kualitas sarana danprasarana persampahan Meningkatkan pengendalian dan pengawasan lingkungan Meningkatkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana Meningkatkan SDM penanggulangan bencana Meningkatkan prosentase jumlah KK berlistrik handal Mewujudkan Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik. Tabel 6.9 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi 4 NO 1 STRATEGI Peningkatan perencanaan ARAH KEBIJAKAN kualitas dan Meningkatkan konsistensi perencanaan pembangunan yang partisipatif VI-264

265 2 pengendalian program dan kegiatan pembangunan Peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah daerah Meningkatkan pengendalian pembangunan Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan Meningkatkan layanan administrasi kepegawaian yang transparan, cepat, tepat dan akuntabel Peningkatan disiplin aparatur VI-265

266 NO 3 STRATEGI Peningkatan daerah pendapatan ARAH KEBIJAKAN Peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja daerah Peningkatan peran DPRD sesuai dengan fungsinya Peningkatan tata kelola kearsipan Peningkatan kualitas pelayanan administrasi publik yang prima Peningkatan efektifitas pelayanan perizinan Peningkatan pelayanan umum, komunikasi dan informasi Misi 5 Meningkatkan kualitas kebijakan pengembangan pendapatan daerah Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah Melaksanakan perencanaan penganggaran berbasis kinerja Melaksanaan pengendalian belanja sesuai dengan perencanaan Meningkatkan peran DPRD sesuai dengan fungsinya Meningkatkan penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil yang sesuai dengan pelayanan prima Meningkatkan mutu perijinan dan validasi dokumen perizinan Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pelayanan Memperluas jangkauan promosi danpublikasi program pembangunan Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal Tabel 6.10 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lamongan Misi 5 NO STRATEGI Peningkatan toleransi beragama dan integrasi sosial Peningkatan penanganan konflik sosial Peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundangan yang berlaku Peningkatan kesadaran politik masyarakat Pemulihan fungsi sosial masyarakat penyandang masalah kesejahteraan masy. ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang wawasan kebangsaan dan toleransi beragama Meningkatkan kerjasama penanganan konflik sosial Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap politik dan demokrasi Meningkatkan aksesabilitas PMKS dalam memperoleh pelayanan dan rehabilitasi Meningkatkan keterpaduan pengentasan kemiskinan program VI-266

267 Percepatan penanggulangan kemiskinan lintas dan antar sektor Meningkatkan jumlah calon transmigran VI-267

268 NO STRATEGI Peningkatan gender dan anak kesetaraan perlindungan Peningkatan keluarga berencana dan penggunaan kontrasepsi Peningkatan peran lembaga dan organisasi masyarakat desa Peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat desa ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan peran serta perempuan dan kesetaraan gender dalam pembangunan Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak Meningkatkan jumlah keluarga berencana dan pengguna kontrasepsi Meningkatkan kelembagaan masyarakat desa Meningkatkan kemandirian masyarakat desa Meningkatkan kelembagaan perekonomian desa Meningkatnya pembinaan kepemudaan Meningkatnya pembinaan olahraga Meningkatnya penyelenggaraan festival seni dan budaya Meningkatnya pembinaan kelompok seni dan budaya Meningkatnya pelestarian benda, situs dan kawasan cagar budaya Peningkatan prestasi kepemudaan dan olahraga 12 Pelestarian pengembangan seni dan budaya Adapun keterkaitan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan adalah sebagai berikut. VI-268

269 TABEL 6.11 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan VISI MISI 1 LAMONGAN LEBIH SEJAHTERA DAN BERDAYA SAING Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan Tujuan Sasaran No Strategi Arah Kebijakan Mewujudkan Terjaminnya akses dan 1 Pemantapan akses Meningkatkan Pendidikan Anak Usia Dini pelayanan kesempatan pendidikan bagi layanan pendidikan anak (PAUD) pendidikan masyarakat Lamongan usia dini, pendidikan Memperluas akses Pendidikan Dasar dan yang lebih dasar dan menengah Menengah merata dan berkeadilan Meningkatkan Tersedianya SDM guru dan 2 Peningkatan kualitas dan Meningkatkan kualitas tenaga pendidik kualitas pela- tenaga kependidikan yang pemerataan tenaga dan kependidikan yanan pendi- berkualitas dan proporsional pendidik dan Meningkatkan pemerataan tenaga pendidik dan kependidikan dikan berdaya kependidikan Peningkatan kualitas sarana Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana saing Tersedianya ruang belajar yang 3 dan prasarana pendidikan pendidikan memadai (Sarana dan Prasarana Sekolah) Meningkatnya fungsi 4 Peningkatan minat baca Meningkatkan pelayanan perpustakaan Perpustakaan sebagai sarana siswa dan budaya literasi dan budaya literasi masyarakat mencerdaskan masyarakat masyarakat/bangsa Meningkatkan Meningkatnya status/derajat 5 Peningkatan kesehatan Meningkatkan kesehatan ibu dan anak derajat kesehatan Ibu dan Bayi ibu dan anak Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-269

270 kesehat-an masyarakat 6 7 Peningkatan status gizi masyarakat Peningkatan kesadaran masyarakat dan promosi kesehatan Meningkatkan status gizi masyarakat Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-270

271 VISI MISI 1 Tujuan LAMONGAN LEBIH SEJAHTERA DAN BERDAYA SAING Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan Sasaran No Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya Pengendalian 8 Peningkatan pencegahan Meningkatkan upaya pencegahan dan Penyakit Menular dan Tidak dan penanggulangan penanggulangan penyakit dan tidak Menular penyakit menular dan menular tidak menular Peningkatan akses dan Meningkatkan standar pelayanan kesehatan Meningkatnya Pemerataan dan 9 kualitas pelayanan Mutu Pelayanan Kesehatan Meningkatkan cakupan jaminan kesehatan kesehatan dasar 10 Pengembangan dan Peningkatan 11 Kualitas Layanan RSUD Peningkatan kualitas dan pemerataan tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan Peningkatan kualitas layanan RSUD bagi keluarga miskin Meningkatkan ketersediaan dan pemerataan mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan Meningkatkan kualitas layanan RSUD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-271

272 VISI MISI 2 Tujuan Peningkatan kinerja pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan dan perkebunan) berbasis kerakyatan. Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah Sasaran No Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya produksi dan 1 Peningkatan produksi dan Meningkatkan efisiensi produksi produktivitas tanaman pangan, produktifitas tanaman tanaman pangan, hortikultura dan hortikultura dan perkebunan pangan, hortikultura dan perkebunan perkebunan Meningkatkan daya dukung lahan dan lingkungan bagi usahatani Meningkatnya Produksi 2 Peningkatan produksi Meningkatkan produksi perikanan Perikanan perikanan budidaya Meningkatnya produksi hasil 3 Peningkatan produksi Meningkatkan efisiensi produksi hasil perternakan hasil peternakan peternakan Meningkatnya ketersediaan 4 Peningkatan pasokan Meningkatkan pasokan dan cadangan pangan pangan dan cadangan pangan daerah pangan daerah Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan Meningkatkan distribusi dan akses pangan daerah Meningkatnya kesejahteraan 5 Peningkatan pendapatan Meningkatkan kelembagaan petani petani dalam arti luas petani sebagai basis pemberdayaan pertanian 6 Memperkuat kinerja industri Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-272

273 Pertumbuhan sektor perindustrian dan perdagangan yang didukung dengan perkembangan sektor primer. Meningkatnya kinerja sektor industri didukung oleh penguatan dan pengembangan IKM/IRT Meningkatnya kapasitas 7 perdagangan dengan didukung sarana dan prasarana yang representatif Meningkatnya kemandirian 8 pedagang informal Peningkatan kinerja industri yang ada dan mengembangkan potensi baru melalui pengembangan produk IKM/IRT Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penataan kelembagaan perdagangan Mengembangkan IKM/IRT berbasis potensi daerah Meningkatkan efisiensi perdagangan dalam negeri Penguatan sektor informal terhadap perekonomian daerah Meningkatkan sektor informal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan fasilitasi dan kapasitas pengembangan VI-273

274 VISI MISI 2 Tujuan Pengembangan dan peningkatan koperasi dan UMKM Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah Sasaran No Strategi Arah Kebijakan Peningkatan ekonomi Meningkatkan pembinaan koperasi Meningkatnya kuantitas dan 9 masyarakat berbasis lembaga keuangan mikro kualitas kelembagaan koperasi Meningkatnya kualitas dan 10 kuantitas UMKM melalui penumbuhan wirausaha baru Peningkatan Meningkatnya minat investasi 11 kinerja PMA dan PMDN penanaman Meningkatnya realisasi investasi 12 modal (PMA PMA dan PMDN dan PMDN) 13 Optimalisasi Meningkatnya destinasi wisata sektor pariwisata sebagai Meningkatnya jumlah 14 penunjang kunjungan wisata pendapatan daerah Peningkatan Meningkatnya kualifikasi tenaga 15 pemberdayaan kerja lokal yang bersertifikasi masyarakat ekonomi kerakyatan Peningkatan kesempatan dalam berwirausaha dan Mengembangkan iklim usaha yang kondusif Peningkatan kerjasama dan promosi penanaman modal Peningkatan pelayanan penanaman modal Peningkatan kuantitas dan kualitas promosi potensi penanaman modal daerah Penciptaan iklim berinvestasi yang kondusif Pengelolaan dan penambahan destinasi wisata Peningkatan promosi dan kerjasama wisata Peningkatan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar dan perlindungan tenaga kerja Mengembangkan dan membangun pusatpusat wisata unggulan dengan membuka peluang kerjasama dengan swasta Meningkatkan pemasaran dan jaringan pariwisata serta kerjasama antar daerah dan asosiasi terkait. Meningkatkan kompetensi tenaga melalui pembinaan dan pelatihan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-274 kerja

275 melalui perluasan lapangan kerja Meningkatnya kemampuan dan 16 ketrampilan masyarakat Perluasan kesempatan kerja VISI MISI 3 Tujuan Menyediakan infrastruktur yang mampu mendukung peningkatan aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Lamongan dengan memperhatika n kelestarian lingkungan 17 Pengembangan keberdayaan masyarakat melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan Pengembangan kesempatan kerja Meningkatkan kemandirian masyarakat dengan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Meningkatkan kesempatan kerja serta mendorong mobilitas tenaga kerja pada sektor ekonomi berbasis lokal Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian lingkungan Sasaran No Strategi Arah Kebijakan 1 Peningkatan kuantitas dan Mempercepat penanggulangan kerusakan Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas sarana kualitas infrastruktur, jalan infrastruktur, jalan dan jembatan infrastruktur jalan Meningkatnya kuantitas dan 2 kualitas sarana infrastruktur pengairan Meningkatnya Kuantitas dan 3 Kualitas sarana prasarana perhubungan Terwujudnya tata ruang dengan 4 skenario aman dan nyaman untuk masyarakat 5 dan jembatan Peningkatan kuantitas dan kualitas saluran irigasi Meningkatkan kuantitas dan kualitas saluran irigasi Peningkatan fasilitas jalan dan sarana perhubungan Meningkatkan fasilitas jalan dan sarana perhubungan Peningkatan tata ruang yang nyaman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku Peningkatan kualitas kuantitas sarana Meningkatkan proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mewujudkan tata ruang wilayah yang aman dan nyaman Meningkatkan akses masyarakat terhadap rumah layak huni dan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-275

276 Meningkatnya akses masyarakat terhadap permukiman sehat Meningkatnya Konservasi 6 Lingkungan dan pengendalian bencana VISI MISI 4 Tujuan Meningkatnya tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dan profesional prasarana pemukiman Peningkatan lingkungan perumahan/ pelestarian Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana Meningkatnya pemanfaatan 8 energi sumberdaya mineral Peningkatan pemanfaatan energi sumberdaya mineral Meningkatan akses masyarakat terhadap lingkungan sehat perumahan Meningkatkan kualitas sarana danprasarana persampahan Meningkatkan pengendalian dan pengawasan lingkungan Meningkatkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana Meningkatkan SDM penanggulangan bencana Meningkatkan prosentase jumlah KK berlistrik handal Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Mewujudkan Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik Sasaran No Meningkatnya kualitas 1 perencanaan, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan Meningkatnya kapasitas 2 Aparatur Sipil Negara yang memadai Strategi Arah Kebijakan Peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian program dan kegiatan pembangunan Peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah daerah Meningkatkan konsistensi perencanaan pembangunan yang partisipatif Meningkatkan pengendalian pembangunan Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan Meningkatkan layanan administrasi kepegawaian yang transparan, cepat, tepat dan akuntabel Peningkatan disiplin aparatur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-276

277 Optimalisasi kapasitas dan kemandirian fiskal daerah 3 Peningkatan daerah pendapatan 4 Peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja daerah Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat Meningkatnya peran DPRD 5 sesuai dengan fungsinya Meningkatnya pengelolaan arsip 6 pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal Peningkatan peran DPRD sesuai dengan fungsinya Peningkatan tata kelola kearsipan Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dan peningkatan kualitas layanan kependudukan Peningkatan kualitas pelayanan administrasi publik yang prima Peningkatan efektifitas pelayanan perizinan Peningkatan pelayanan umum, komunikasi dan informasi Meningkatnya perizinan pelayanan 8 Terwujudnya Sistem Informasi dan Komunikasi yang Mantap untuk Mendukung Pelayanan Publik VISI MISI 5 Tujuan Meningkatkan kualitas kebijakan pengembangan pendapatan daerah Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah Melaksanakan perencanaan penganggaran berbasis kinerja Melaksanaan pengendalian belanja sesuai dengan perencanaan Meningkatkan peran DPRD sesuai dengan fungsinya Meningkatkan penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil yang sesuai dengan pelayanan prima Meningkatkan mutu perijinan dan validasi dokumen perizinan Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pelayanan Memperluas jangkauan promosi danpublikasi program pembangunan Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal Sasaran No Strategi Arah Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-277

278 Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum Meningkatnya harmoni sosial dan keagamaan Meningkatkan ketahanan sosial dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial Mempercepat pengentasan kemiskinan Meningkatkan pemberdayaan, 1 2 Peningkatan toleransi beragama dan integrasi sosial Peningkatan penanganan konflik sosial Peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundangan yang berlaku Peningkatan kesadaran politik masyarakat Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap politik dan demokrasi Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang wawasan kebangsaan dan toleransi beragama Meningkatkan kerjasama penanganan konflik sosial Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan Meningkatnya ketertiban masyarakat/ masyarakat taat hukum 3 Meningkatnya kesadaran politik masyarakat 4 Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial utamanya untuk PMKS 6 Pemulihan masyarakat masalah masyarakat fungsi sosial penyandang kesejahteraan Peningkatan aksesabilitas PMKS dalam memperoleh pelayanan dan rehabilitasi Menurunnya jumlah penduduk miskin 7 Percepatan penanggulangan kemiskinan lintas dan antar sektor Meningkatnya keterpaduan program pengentasan kemiskinan Meningkatnya jumlah calon transmigran Peningkatan gender dan anak kesetaraan perlindungan Meningkatnya peran serta perempuan dan kesetaraan gender dalam pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-278

279 kualitas hidup, Meningkatnya pemberdayaan serta perlin- perempuan dan perlindungan dungan perem- anak puan dan anak Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-279 terhadap

280 VISI MISI 5 Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal Tujuan Mengendalikan pertumbuhan penduduk Meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa Meningkatkan kapasitas pemuda dan olahraga Melestarikan seni dan budaya daerah Sasaran Meningkatnya pelaksanaan Keluarga Berencana No Strategi 9 Peningkatan keluarga berencana dan penggunaan kontrasepsi Meningkatnya jumlah keluarga berencana dan pengguna kontrasepsi Arah Kebijakan Meningkatnya peran dan lembaga organisasi masyarakat desa yang aktif Meningkatnya swadaya masyarakat 10 Peningkatan peran lembaga dan organisasi masyarakat desa Meningkatnya desa 11 Peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat desa Meningkatnya prestasi kepemudaan dan olahraga 12 Peningkatan prestasi kepemudaan dan olahraga Meningkatnya kemandirian masyarakat desa Meningkatnya kelembagaan perekonomian desa Meningkatnya pembinaan kepemudaan Meningkatnya pembinaan olahraga Meningkatnya pengembangan seni dan budaya daerah 13 Pelestarian pengembangan seni dan budaya kelembagaan masyarakat Meningkatnya penyelenggaraan festival seni dan budaya Meningkatnya pembinaan kelompok seni dan budaya Meningkatnya pelestarian benda, situs dan kawasan cagar budaya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VI-280

281 Strategi dan Arah Kebijakan Tata Ruang Wilayah Umum Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lamongan adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis pada sektor pertanian, industri dan pariwisata serta mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dan melindungi masyarakat dari bencana alam. Sedangkan fungsi dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah: 1. sebagai matra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2. sebagai penyelaras antara kebijakan penataan ruang nasional, provinsi, dan daerah; 3. sebagai pedoman dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah; 4. sebagai acuan bagi instansi pemerintah, para pemangku kepentingan, dan 5. masyarakatdalam pemanfaatan ruang di kabupaten Berdasarkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lamongan, maka kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten meliputi: 1. Pengembangan pusat kegiatan permukiman di wilayah utara sebagai penunjang kegiatan industri dan pariwisata; 2. Pengembangan pusat kegiatan permukiman di wilayah selatan sebagai penunjang kegiatan agropolitan; 3. Pengembangan transportasi untuk menunjang kegiatan permukiman perkotaan danpermukiman perdesaan serta integrasi antar kegiatan wilayah; 4. Pemerataan prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan pertanian, industri dan pariwisata; 5. Pemantapan perlindungan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian lingkungansumberdaya alam dan buatan; dan 6. Pengembangan kawasan budidaya dengan tetap menjaga sistem keberlanjutan dalam jangka panjang; 7. Pengembangan kegiatan pendukung Kawasan Brondong-Paciran sebagai kegiatan pelabuhan, perindustrian dan pariwisata, pengembangan Kawasan Babat sebagai VII-281

282 kegiatan perdagangan skala regional dan Kawasan Ngimbang sebagai pengembangan kegiatan agro-industri; 8. Pengembangan kawasan pesisir dengan mempertahankan dan memperbaiki ekosistem pesisir, serta optimalisasi pengembangan kawasan pantai utara Jawa Timur. Untuk melaksanakan kebijakan penataan ruang wilayah, ditetapkan strategi penataan ruang wilayah kabupaten. Strategi tersebut meliputi : 1. Strategi untuk kebijakan Pengembangan pusat kegiatan permukiman di wilayah utara sebagai penunjang kegiatan industri dan pariwisata yaitu: a. memantapkan pusat kegiatan perkotaan sebagai bagian dari pengembangan b. Gerbangkertosusila; c. menetapkan pusat kegiatan perkotaan di wilayah tengah sebagai bagian dari d. pengembangan Perkotaan Nasional yaitu Perkotaan Lamongan bagian dari PKN kawasangerbangkertosusila; dan e. mengembangkan pusat pelayanan di wilayah utara untuk menunjang minat investasimelalui kegiatan industri dan pariwisata; 2. Strategi untuk kebijakan Pengembangan pusat kegiatan permukiman di wilayah selatan, yaitu: a. mengembangkan wilayah selatan sebagai kawasan agropolitan; dan b. mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan agropolitan. 3. Strategi untuk kebijakan pengembangan transportasi untuk menunjang kegiatanpermukiman perkotaan dan permukiman perdesaan serta integrasi antar kegiatan wilayah, yaitu: a. mengembangkan jalan bebas hambatan sebagai bagian dari trans utara Pulau Jawasekaligus pendukung pengembangan pusat ekonomi di wilayah utara, pengembanganjalan arteri primer di utara dan kolektor primer sebagai penghubung dengan wilayahperkotaan di bagian selatan; b. pengembangan jaringan transportasi wilayah selatan; c. mengembangkan prasarana transportasi melalui peningkatan fungsi terminal tipe B di ibukota kabupaten dan terminal tipe C di Kecamatan Paciran; d. mengembangkan prasarana kereta api untuk menunjang penyelenggaraan kereta apikomuter dan sistem jalur ganda (double track); dan VII-282

283 e. mengembangkan pelabuhan laut yang berorientasi terhadap kegiatan industri, perikanan 4. Strategi untuk kebijakan pemerataan prasarana wilayah untuk mendukung kegiatanpertanian, industri dan pariwisata, yaitu: a. meningkatkan penyediaan sumber daya energi untuk menunjang kebutuhan kegiatanindustri di wilayah pantura dan kegiatan lain yang berkembang di Kabupaten Lamongan; b. melindungi terhadap sumber air dan daerah resapan air untuk menunjang kegiatanpertanian, pariwisata dan industri; c. mengoptimalkan bendungan sebagai bangunan pengendali dan pencegahan banjir; d. mengembangkan menara pemancar bersama BTS (Base Transceiver Station) secaraterpadu yang didukung oleh kerjasama antar daerah; e. meningkatkan teknologi pengolahan limbah melalui pengkomposan sampah organik,teknologi daur ulang sampah non organik, teknologi pembakaran sampah denganincinerator serta teknologi sanitary landfill dengan prinsipprinsip 3R (reduce, reuse,recycle) serta prinsip pemulihan biaya (costrecovery) dalam pengelolaan sampah; dan f. menyediakan air bersih sampai tingkat perdesaan dengan memanfaatkan dan pengolahansumber air baku yang ada. g. meningkatkan kapasitas penampungan air pada waduk waduk pertanian desa. 5. Strategi untuk kebijakan pemantapan perlindungan kawasan lindung untuk menjagakelestarian lingkungan sumberdaya alam dan buatan, yaitu: a. mengamankan kawasan perlindungan setempat sepanjang pantai dilakukan denganmempertahankan ekosistem pantai meliputi mangrove, terumbu karang, rumput laut danestuaria; b. melakukan pengelolaan DAS Bengawan Solo untuk kegiatan irigasi dan air baku bagimasyarakat Lamongan c. memelihara nilai dan fungsinya cagar budaya sebagai peninggalan sejarah, objekpenelitian dan pariwisata; d. melakukan reboisasi/penghijauan di DAS Bengawan Solo sebagai pencegahan bencanabanjir; dan VII-283

284 e. melakukan revitaslisasi kawasan sekitar pantai melalui pengembangan hutan mangrovedan vegetasi untuk mencegah gelombang pasang. 6. Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan budidaya dengan tetap menjaga systemkeberlanjutan dalam jangka panjang, yaitu: a. melakukan kerjasama dengan masyarakat dalam mengelola hutan dengan ProgramPengelolaan Hutan Bersama Masyarakat; b. mengembangkan kawasan pertanian melalui penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan; c. meningkatkan produktivitas dan pemasaran perkebunan, pertanian, perikanan danpeternakan; d. meningkatkan budidaya perikanan darat melalui pengembangan secara intensifikasi; e. mengendalikan secara ketat penambangan pada kawasan yang membahayakanlingkungan; f. menyediakan kawasan untuk kegiatan industri besar di pantai utara disertai pengolahanlimbah dan penataan kawasan sekitar; g. mengembangkan dan memberdayakan industri kecil dan home industri berbasispengolahan hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan; h. memanfaatkan wisata alam khususnya alam laut sebagai wisata andalan; i. mengembangkan wisata buatan yang menyatu dengan potensi alam khususnya wisatabahari dan wisata geologi; j. membentuk zona wisata dengan disertai pengembangan paket wisata; dan k. menyediakan sarana dan prasarana serta meningkatkan kualitas permukiman perdesaan dan perkotaan; 7. Strategi untuk kebijakan pengembangan kegiatan pendukung Kawasan BrondongPaciransebagai kegiatan pelabuhan, perindustrian dan pariwisata, pengembangan Kawasan Babatsebagai kegiatan perdagangan skala regional dan Kawasan Ngimbang sebagai pengembangankegiatan agropolitan, yaitu: a. menyediakan tanah disertai lahan pengganti untuk pengelolaan kawasan sekitar panturadalam bentuk kerjasama; b. mengembangkan kegiatan ekonomi skala besar; c. menyediakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi; dan VII-284

285 d. menyediakan infrastruktur untuk mendorong pengembangan pelabuhan, pasar agrobisbabat dan kawasan agropolitan. 8. Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan pesisir dengan mempertahankan danmemperbaiki ekosistem pesisir, serta optimalisasi pengembangan kawasan pantai utarajawa Timur a. mengembangkan pola ruang Kawasan Brondong dan Paciran sebagai kawasan permukiman, pelabuhan dan industri dan kawasan lindung sehingga tetap terjadi keseimbangan pengembangan kawasan; b. melindungi ekosistem pesisir yang rentan perubahan fungsi kawasan; c. meningkatkan kegiatan kepariwisataan dan penelitian; d. mempertahankan dan memperbaiki ekosistem pesisir melalui kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam memelihara ekosistem pesisir;dan e. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung melalui pemanfaatan bakau dan terumbu karang sebagai sumber ekonomi perikanan dengan cara penangkapan yang ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan; f. menjadikan kawasan lindung sebagai obyek wisata dan penelitian ekosistem pesisir; dan g. menghindari pembukaan areal tambak baru pada hutan bakau Rencana Struktur Ruang Kabupaten Lamongan Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten menggambarkan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarki memiliki hubungan fungsional, sehingga terjadi pemerataan pelayanan dan mendorong pertumbuhan wilayah di perdesaan dan perkotaan Sistem Perdesaan Kabupaten Lamongan Rencana pengembangan untuk kawasan perdesaan di Kabupaten Lamongan adalah sebagai kawasan agropolitan dan minapolitan serta sentra bahan baku pangan, yaitu meliputi: 1. Pengembangan kegiatan agropolitan terdapat di Kecamatan Ngimbang dan wilayahhiterlandnya dengan arahan pengembangan adalah: VII-285

286 a. Pengoptimalan area pertanian yang ada melalui usaha intensifikasi lahan; b. Perluasan area pertanian dengan merubah penggunaan lahan non produktif dan memperhatikan pola penggunaan lahan optimal; c. Areal lahan pertanian pangan berkelanjutan dan tidak bisa dialihfungsikan menjadi penggunaan kegaiatan lain yaitu: sawah irigasi teknis dan daerah konservasi sungai; d. Meningkatkan kualitas produksi melalui modernisasi teknologi pertanian; e. Memperbaiki saluran irigasi. 2. Pengembangan kegiatan kawasan minapolitan terdapat di Kecamatan Brondong, Paciran dan Glagah, dengan arahan pengembangan : a. Pengoptimalan area tambak sebagai lahan usaha perikanan; b. Pengembangan diversifikasi usaha perikanan baik off farm maupun on farm Sistem Perkotaan Kabupaten Lamongan Setiap kawasan perkotaan akan memiliki jangkauan pelayanan tertentu sesuai dengan pusat kegiatan perkotaan masing-masing. Dalam lingkup Kabupaten Lamongan, Kota Lamongan menjadi pusat bagi wilayah pengembangan (WP) Lamongan, dan perkotaan kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi beberapa kecamatan lain atau memiliki cakupan wilayah pengembangan (WP). Adapun sistem perwilayahan di Kabupaten Lamongan beserta fungsi, peran dan arahan kegiatannya adalah sebagai berikut: 1. Wilayah Pengembangan I (WP I) Lamongan WP Lamongan meliputi Kecamatan Lamongan, Kecamatan Dekat, Kecamatan Glagah, Kecamatan Tikung, Kecamatan Sarirejo, Kecamatan Karangbinangun dan Kecamatan Kembangbahu, dengan pusat di Perkotaan Lamongan. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah: 8. Sebagai pusat pemerintahan kabupaten; 9. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten; 10.Sebagai pusat kesehatan skala kabupaten; 11.Sebagai pusat pendidikan; VII-286

287 12.Sebagai pusat olahraga dan kesenian skala kabupaten; 13.Sebagai pusat peribadatan kabupaten; 14.Sebagai pusat perlindungan sumber daya air (Sungai Bengawan Solo). Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 8. Pengembangan kegiatan pelayanan umum; 9. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa; 10.Pengembangan kegiatan kesehatan (Rumah Sakit, praktek dokter, apotek, puskesmas); 11.Pengembangan pendidikan; 12.Pengembangan transportasi darat; 13.Pengembangan kegiatan olahraga dan kesenian skala kabupaten; 14.Pengembangan kegiatan peribadatan. Sedangkan kegiatan utama sebagai pendukung WP ini adalah : 7. Pengembangan Pertambangan; 8. Pengembangan Pertanian; 9. Pengembangan Peternakan; 10.Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat), 11.Pengembangan Kegiatan Perikanan; serta 12.Pengembangan kegiatan pariwisata dan sarana/prasarana penunjangnya. 2. Wilayah Pengembangan II (WP II) Paciran-Brondong WP Paciran-Brondong ini meliputi Kecamatan Paciran, Kecamatan Brondong, Kecamatan Laren dan Kecamatan Solokuro, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Paciran dan Brondong. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah a. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal; b. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala regional; c. Sebagai pusat industri besar dan strategis nasional; d. Sebagai pusat transportasi nasional; e. Sebagai pengembangan kawasan minapolitan; VII-287

288 f. Sebagai pusat pelabuhan dan industri perikanan skala regional dan nasional; g. Sebagai pusat kegiatan pariwisata skala regional; h. Sebagai pusat Pelayanan pelabuhan barang skala regional; i. Sebagai pusat pengembangan pendidikan. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : a. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan; b. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa; c. Pengembangan Industri besar; d. Pengembangan transportasi darat; e. Pengembangan kegiatan pelabuhan dan perikanan laut; f. Pengembangan kegiatan wisata skala Regional; serta g. Pengembangan kegiatan pendidikan. Serta Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah: 7. Pengembangan kegiatan industri (Kerajinan Rakyat); 8. Pengembangan Pertanian; 9. Pengembangan Peternakan; 10.Pengembangan Pertambangan; 11.Pengembangan Kehutanan; 12.Perlindungan kawasan lindung (mangrove). 3. Wilayah Pengembangan III (WP III) Babat WP Babat meliputi Kecamatan Babat, Kecamatan Sekaran, Kecamatan Maduran, Kecamatan Pucuk dan Kecamatan Kedungpring, dengan pusat di Perkotaan Babat. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah : 6. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal; 7. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala Regional; VII-288

289 8. Sebagai pusat pengembangan Industri (kerajinan rakyat, industripengolahan hasil pertanian); 9. Sebagai pusat Perlindungan Sumberdaya Air (Aliran Sungai BengawanSolo); 10.Pengembangan Jaringan Transportasi Darat Regional. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 7. Pengembangan pelayanan umum tingkat Kecamatan; 8. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala Kabupaten dan Regional; 9. Pengembangan transportasi darat; 10.Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian); 11.Perlindungan Kawasan Konservasi Sumberdaya Air (Aliran Sungai Bengawan Solo); 12.Pengembangan Transportasi Darat (Jalan dan Kereta Api). Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah: 4. Pengembangan Pertanian; 5. Pengembangan Peternakan; serta 6. Pengembangan pariwisata. 4. Wilayah Pengembangan IV (WP IV) Sukodadi WP Sukodadi ini meliputi Kecamatan Sukodadi, Kecamatan Turi, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Sugio, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Sukodadi. Fungsi dan peranan Perkotaan sebagai pusat WP ini adalah : 8. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal; 9. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala regional; 10.Sebagai pusat pelayanan umum; 11.Sebagai Pusat Pengembangan kegiatan industri; 12.Sebagai Pusat kegiatan Pariwisata; 13.Sebagai Pusat kegiatan pertanian; serta 14.Pengembangan jaringan Transportasi skala regional. VII-289

290 Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 8. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan; 9. Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal; 10.Pengembangan transportasi darat; 11.Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat; industri pengolahan hasil ternak dan pertanian); 12.Pengembangan kegiatan pariwisata alam dan budaya; 13.Pengembangan kegiatan pertanian (tanaman pangan, sayuran, hortikultura, dan perkebunan); serta 14.Pengembangan transportasi darat. Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah : 6. Pengembangan Pertanian; 7. Pengembangan Peternakan; 8. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat), 9. Pengembangan transportasi; 10.Pengembangan kegiatan pariwisata. 5. Wilayah Pengembangan I (WP I) Ngimbang WP Ngimbang ini terdiri dari Kecamatan Ngimbang, Kecamatan Sambeng, Kecamatan Bluluk, Kecamatan Sukorame, Kecamatan Mantup dan Kecamatan Modo, dengan pusat pelayanan berada di Kacamatan Ngimbang. Fungsi dan peranan Perkotaan sebagai pusat WP ini adalah: 5. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal; 6. Sebagai pusat kegiatan pertanian; 7. Sebagai pusat pengembangan Agropolitan; serta 8. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian). Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 7. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan dan kabupaten; 8. Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal; VII-290

291 9. Pengembangan transportasi darat; 10.Pengembangan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan); 11.Pengembangan kegiatan agribisnis; serta 12.Pengembangan kehutanan. Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah : 7. Pengembangan pertanian (tanaman pangan dan perkebunan); 8. Pengembangan Peternakan; 9. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat); 10.Pengembangan pariwisata; 11.Pengembangan kehutanan; serta 12. Pengembangan transportasi. BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM Kebijakan umum dan program pembangunan daerah dirumuskan berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam VII-291

292 penjabarannya, kebijakan umum dan program pembangunan daerah disertai dengan target kinerja selama lima tahun ke depan. Kebijakan umum dan program-program pembangunan daerah tersebut dimaksudkan untuk melaksanakan misi dan prioritas daerah yang dituangkan ke dalam pelaksanaan semua pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Kabupaten Lamongan. Dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang berpedoman kepada strategi dan kebijakan umum yang telah ditetapkan sebelumnya, maka disusunlah program-program pembangunan Kabupaten Lamonganu tahun Program Pembangunan Daerah Untuk Pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Lamongan Tahun Program prioritas Bupati dan Wakil Bupati ditetapkan sesuai dengan janji Bupati dan Wakil Bupati selama kampanye Pemilihan Kepala Daerah. Program ini akan menjadi prioritas pertama dalam pembangunan daerah selama lima tahun kedepan yang didikung oleh program nomenklatur sebagai bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Adapun janji kampanye Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lamongan tahun yaitu : 1. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan 2. Menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 3. Peningkatan Pendidikan Anak Usia Dini; 4. Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan; 5. Pemerataan Tenaga Pendidik; 6. Pemantapan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian; 7. Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian melalui Pengembangan Agroindustri; 8. Pengembangan Industri Rumah Tangga (IRT) dan Industri Kecil dan Menengah (IKM); 9. Penumbuhan Investasi Daerah dengan didukung Promosi Potensi Unggulan; 10. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM); 11. Pengembangan Sektor Perdagangan dan Jasa terutama pariwisata. VII-292

293 12. Pemantapan dan Peningkatan Infrastuktur jalan dan jembatan ; 13. Pemeliharaan Jaringan Irigasi; 14. Pemantapan dan Peningkatan Infrastruktur Perkotaan dan Perdesaan; 15. Penataan Kembali Sistem Birokrasi Pemerintahan dan peningkatan Profesionalisme Aparatur; 16. Pengelolaan Keuangan yang Efektif dan Efisien; 17. Peningkatan Efektivitas Pemerintahan Kecamatan dan Desa; 18. Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban 19. Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berdasarkan janji politik tersebut dan dalam rangka pemenuhnan tugas pokok dan fungsi pemerintahan, maka program-program tersebut adalah sebagai berikut. VII-293

294 Tabel 7.1 Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Misi 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan Strategi Arah Kebijakan Pemantapan akses Meningkatkan Pendidikan layanan pendidikan anak Anak Usia Dini (PAUD) usia dini, pendidikan dasar dan menengah Memperluas akses Pendidikan Dasar dan Menengah Program Program Pendidikan Usia Dini APK PAUD (%) Awal 73,26 Target Akhir 73,46 APK SD/MI (%) APM SD/MI (%) APK SMP/MTs (%) APM SMP/MTs(%) 114,00 99,98 127,97 92,89 114,00 99,98 127,97 92,95 51,00 51,50 44,79 44,84 90,03 92,86 Indikator Program Anak Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun kualitas Program % guru SD/MI yang Peningkatan kualitas dan Meningkatkan tenaga pendidik dan bersertifikasi pemerataan tenaga Peningkatan Mutu telah kependidikan profesi; pendidik dan Pendidik dan % guru SMP/MTs kependidikan Tenaga yang telah Kependidikan bersertifikasi profesi; % tenaga pendidik SD/MI yang memenuhi standard kualifikasi pendidikan S1/DIV Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan VII-294

295 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program % tenaga pendidik SMP/MTs yang memenuhi standard kualifikasi pendidikan S1/DIV Awal 92,18 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Target Akhir 95,13 SKPD VII-295

296 Strategi Arah Kebijakan Meningkatkan pemerataan tenaga pendidik dan kependidikan Peningkatan sarana dan pendidikan kualitas prasarana Meningkatkan sarana dan pendidikan kualitas prasarana Program Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan Program Pengembangan Budaya Baca Indikator Program Rasio Guru terhadap murid perkelas di SD/Mi, Rasio Guru terhadap murid perkelas di SMP/MTs Rasio tenaga pendidik terhadap sekolah di SD/MI Rasio tenaga pendidik terhadap sekolah di SMP/MTs Persentase Ruang kelas dalam kondisi baik SD/MI Persentase SD/MI berakreditasi minimal B Persentase Ruang kelas dalam kondisi baik, SMP/MTs Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B Jumlah Pengunjung Perpustakaan (orang) Awal 1:8 Target Akhir 1:8 1:8 1:8 11 : 1 11 : 1 23 : 1 23 : 1 69,91 69,96 82,96 83,45 80,19 80,24 82,98 83, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi VII-296

297 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Pembinaan Jumlah koleksi buku Peningkatan minat baca Meningkatkan pelayanan dan yang tersedia di siswa dan budaya literasi perpustakaan dan budaya Perpustakaan perpustakaan masyarakat literasi masyarakat Jumlah perpustakaan Awal Target Akhir SKPD Perpustakaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VII-297

298 Strategi Peningkatan ibu dan anak Arah Kebijakan Program kesehatan Meningkatkan kesehatan Program ibu dan anak peningkatan keselamatan melahirkan anak Indikator Program ibu dan Angka kematian bayi per kelahiran hidup Angka kematian ibu/.000 kelahiran Peningkatan status gizi Meningkatkan status gizi Program Perbaikan Cakupan balita gizi buruk yang mendamasyarakat masyarakat Gizi Masyarakat Peningkatan kesadaran Meningkatkan promosi masyarakat dan promosi kesehatan dan kesehatan pemberdayaan masyarakat Peningkatan pencegahan Meningkatkan upaya dan penanggulangan pencegahan dan penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular dan tidak menular Program Kesehatan Masyarakat Upaya Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular patkan pelayanan Persentase Posyandu aktif Cakupan Desa Siaga aktif (%) Prevalensi Tuberkulosis (TB) per.000 penduduk Persentase penderita DBD yang ditangani Persentase penanganan HIV/AIDS Awal 6 Target Akhir ,71 79,60 14,56 34,81 0,16 0,22 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan VII-298

299 Strategi Arah Kebijakan Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar Meningkatkan standar pelayanan kesehatan Program Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Meningkatkan cakupan Program Pelayanan jaminan kesehatan bagi Kesehatan keluarga miskin Penduduk Miskin Indikator Program Persentase jumlah Puskesmas Terakreditasi Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Awal 0 Target Akhir 111,24 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi kesehatan VII-299

300 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Peningkatan kualitas dan pemerataan tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan Meningkatkan ketersediaan dan pemerataan mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan Program pemerataan dan peningkatan kualitas tenaga pelayan kesehatan Rasio tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) di institusi kesehatan dibanding jumlah penduduk Indeks Kepuasan Masyarakat RSUD Soegiri Indeks Kepuasan Masyarakat RSUD Ngimbang Jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Soegiri Jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Ngimbang BOR RSUD Soegiri (%) BOR RSUD Ngimbang (%) Peningkatan layanan RSUD kualitas Meningkatkan layanan RSUD kualitas Program penyelenggaraan pelayanan kesehatan Rumah sakit Awal Target Akhir 0,19 0,24 SKPD yang membawahi Kesehatan B B B B SKPD yang membawahi Kesehatan ,00 75,00 99,83 85,00 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD VII-300

301 Misi 2. Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah Strategi Peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Arah Kebijakan Meningkatkan efisiensi produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Program Indikator Program Program peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Jumlah produksi padi (ton) produktiftas padi (kw/ha) Produksi palawija (ton) Produktifitas palawija (kw/ha) Produksi sayuran (ton) Produktifitas sayuran(kw/ha) Produksi buahbuahan (ton) Produktifitas buahbuahan (kw/ha) Produksi tebu (ton) Produktifitas tebu (kw/ha) Produksi tembakau (ton) Produktifitas tembakau (kw/ha) Awal ,80 Target Akhir , ,10 30, ,59 1, ,79 5, , , ,08 1,075 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Pertanian VII-301

302 Strategi Arah Kebijakan Meningkatkan daya dukung lahan dan lingkungan bagi usaha tani Program Indikator Program Luasan Program pemanfaatan dan pertanian (ha) pemasyarakatan pupuk organik dan agen hayati lahan organik Awal 45 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Target Akhir 513 SKPD SKPD yang membawahi Pertanian VII-302

303 Strategi Peningkatan perikanan Arah Kebijakan produksi Meningkatkan perikanan Program Indikator Program produksi Program pengem- Produksi perikanan bangan budidaya budidaya (ton) perikanan Program pengem- Produksi perikanan bangan perikanan tangkap (ton) tangkap Peningkatan produksi Meningkatkan efisiensi Program hasil peternakan produksi hasil peternakan peningkatan produksi hasil peternakan Peningkatan pasokan Meningkatkan pasokan Program pangan dan cadangan dan cadangan pangan Peningkatan pangan daerah daerah Ketahanan Pangan Produksi Daging (kg) Produksi telur (kg) Ketersediaan bahan pangan pokok daerah (Beras) (Ton) Ketersediaan bahan pangan pokok daerah (Jagung) (Ton) Ketersediaan bahan pangan pokok daerah (Kedelai) (Ton) Awal ,9 0 Target Akhir , , , Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Kelautan dan Perikanan SKPD yang membawahi Kelautan dan Perikanan SKPD yang membawahi Pertanian SKPD yang membawahi Pangan VII-303

304 Strategi Arah Kebijakan Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan Program Program pengembangan penganekaragaman konsumsi Meningkatkan distribusi Program dan akses pangan daerah peningkatan distribusi dan akses pangan daerah Indikator Program Skor PPH (Pola Pangan Harapan) Meningkatnya jumlah lumbung pangan modern Awal 82,80 Target Akhir 88, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Pangan SKPD yang membawahi Pangan VII-304

305 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Awal 102,00 Target Akhir 103,56 Peningkatan pendapatan Mempermudah akses Program petani permodalan petani peningkatan kesejahteraan petani Meningkatnya NTP Peningkatan kinerja industri yang ada dan mengembangkan potensi baru melalui pengembangan produk IKM/IRT Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial Cakupan bina sentra pengrajin 3 6 % pertumbuhan industri 2% 2% Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Jumlah IKM/IRT yang memiliki legalisasi usaha % pertumbuhan sektor perdagangan Jumlah pasar tradisional yang direvitalisasi tahun bersangkutan Prosentase peningkatan jumlah pedagang % Cakupan bina kelompok pedagang informal/pkl 7,20 6,9-7, ,2 1,2 16,8 33,4 Memperkuat kinerja industri Mengembangkan IKM/IRT berbasis potensi daerah Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penataan kelembagaan perdagangan Penguatan sektor informal terhadap perekonomian daerah Meningkatkan efisiensi dan kapasitas perdagangan dalam negeri Meningkatkan pengembangan informal fasilitasi sektor Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Pertanian SKPD yang membawahi Perindustrian SKPD yang membawahi Perindustrian SKPD yang membawahi Perindustrian SKPD yang membawahi Perdagangan SKPD yang membawahi Perdagangan VII-305

306 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Peningkatan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan Meningkatkan pembinaan koperasi dan lembaga keuangan mikro Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi % Peningkatan koperasi aktif Jumlah modal koperasi (000) Awal Target Akhir 94,34 95, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi koperasi dan UMKM VII-306

307 Strategi Peningkatan kesempatan dalam berwirausaha Peningkatan kerjasama dan promosi penanaman modal Peningkatan pelayanan penanaman modal Arah Kebijakan Mengembangkan usaha yang kondusif iklim Peningkatan kuantitas dan kualitas promosi potensi penanaman modal daerah Penciptaan iklim berinvestasi yang kondusif Awal Target Akhir % usaha kecil terhadap Usaha Mikro & Kecil 39,0 42,5 jumlah baru , , , , , , , , Program Indikator Program Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi wirausaha jumlah minat investasi PMDN berdasarkan izin (Rp. Milyard) jumlah minat investasi PMA berdasarkan izin jumlah realisasi investasi PMDN sampai dengan tahun berkenaan (Rp Milyard) jumlah realisasi investasi PMA sampai dengan tahun berkenaan (Rp Milyard) Jumlah investor sampai dengan tahun berkenaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi koperasi dan UMKM SKPD yang membawahi koperasi dan UMKM SKPD yang membawahi Penanaman Modal SKPD yang membawahi Penanaman Modal VII-307

308 Strategi Pengelolaan penambahan wisata Arah Kebijakan dan destinasi Peningkatan promosi dan kerjasama wisata Peningkatan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar dan perlindungan tenaga kerja Pengembangan keberdayaan masyarakat melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan Pengembangan kesempatan kerja Mengembangkan dan membangun pusat-pusat wisata unggulan dengan membuka peluang kerjasama dengan swasta Meningkatkan pemasaran dan jaringan pariwisata serta kerjasama antar daerah dan asosiasi terkait. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pembinaan dan pelatihan Meningkatkan kemandirian masyarakat dengan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Meningkatkan kesempatan kerja serta mendorong mobilitas tenaga kerja pada sektor ekonomi berbasis lokal Program Program bangan wisata Indikator Program pengemdestinasi Jumlah wisata destinasi Program pengembangan pemasaran pariwisata Jumlah wisata kunjungan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program pelatihan ketrampilan masyarakat Jumlah Calon tenaga kerja yang bersertifikasi kompetensi Jumlah masyarakat yang mendapatkan pelatihan Program peningkatan kesempatan kerja % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) % pencari kerja yang ditempatkan Awal Target Akhir 6 7 SKPD yang membawahi Pariwisata SKPD yang membawahi Pariwisata ,10 3,45-3,00 94,37 94,42 SKPD yang membawahi Tenaga Kerja SKPD yang membawahi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa SKPD yang membawahi Tenaga Kerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD VII-308

309 Misi 3. Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian lingkungan Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur, jalan dan jembatan Mempercepat penanggulangan kerusakan infrastruktur, jalan dan jembatan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan % panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik %panjang jalan poros strategis dalam kondisi baik %panjang jalan lingkungan IKK dalam kondisi baik % Drainase lingkungan IKK dalam kondisi baik % ketersediaan sarana lampu penerangan jalan umum %jembatan dalam kondisi baik Program peningkatan sarana dan Prasarana Kebinamargaan Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan Awal Target Akhir ,05 87,41 86,97 22,91 89,23 71,00 75,00 80,00 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang VII-309

310 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Peningkatan kuantitas dan kualitas saluran irigasi Meningkatkan kuantitas dan kualitas saluran irigasi Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya % jaringan irigasi dalam kondisi baik Program penyediaan pengolahan baku %ketersediaan dan sumber air baku air Awal Target Akhir 69,37 81,21 SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang 74,06 80,01 SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD VII-310

311 Strategi Peningkatan fasilitas jalan dan sarana perhubungan Arah Kebijakan Meningkatkan angkutan Meningkatkan pengoperasian bermotor Peningkatan tata ruang yang nyaman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku pelayanan kelaikan kendaraan Meningkatkan proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mewujudkan tata ruang wilayah yang aman dan nyaman Awal Target Akhir % terpeliharanya drainase irigasi berkondisi baik 70,71 82,15 % cakupan layanan angkutan darat % kapal yang layak diterbitkan PAS (dibawah 7 GT) % kapal yang layak diterbitkan SKK (dibawah 7 GT) % Kendaran yang telah melaukan uji berkala 57,14 57,14 SKPD yang membawahi Perhubungan SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang Program Indikator Program Program pengembangan dan pengelolaan drainase irigasi Program peningkatan pelayanan angkutan Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor Program Perencanaan Ruang Jumlah Dokumen Tata Perencanaan Tata Ruang Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang % Bangunan berimb Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi Perhubungan VII-311

312 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Program % Luas RTH Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Awal 6,97 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Target Akhir 8,06 SKPD SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang VII-312

313 Strategi Arah Kebijakan Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perumahan/ pemukiman Meningkatkan akses masyarakat terhadap rumah layak huni Meningkatan masyarakat lingkungan perumahan Peningkatan lingkungan pelestarian Program Program Pengembangan Perumahan akses terhadap sehat Program Lingkungan Sehat Perumahan Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana persampahan Meningkatkan pengendalian dan pengawasan lingkungan Program Pengembangan kinerja pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Awal Target Akhir % rumah layak huni %rumah tangga pengguna air bersih % rumah tangga yang memiliki jamban % Penanganan Kawasan kumuh 83,87 30,68 86,42 43,78 90,65 93,51 23,87 51,72 % sampah ditangani 29,33 66, , Indikator Program yang Jumlah Industri/ perusahaan/badan Usaha yang menyusun AMDAL cakupan pengawasan terhadap ijin lingkungan % penegakan hukum lingkungan Penanganan rehabilitasi kritis (m2) / lahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman SKPD yang membawahi Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman SKPD yang membawahi Lingkungan Hidup SKPD yang membawahi Lingkungan Hidup SKPD yang membawahi Lingkungan Hidup SKPD yang membawahi Lingkungan Hidup SKPD yang membawahi Lingkungan Hidup VII-313

314 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program % rehab/konservasi daerah tangkapan air % jumlah sumber air yang dilindungi Awal Target Akhir 0 56, ,67 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi LH SKPD yang membawahi LH VII-314

315 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana Meningkatkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana Program kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana Jumlah sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat terhadap pemahaman bencana dan perubahan iklim Jumlah sarana mobil pemadam kebakaran liter % penanganan penanggulangan korban bencana alam % jumlah KK berlistrik handal Meningkatkan SDM penanggulangan bencana Peningkatan pemanfaatan energi sumberdaya mineral Meningkatkan prosentase jumlah KK berlistrik handal Program kebinaan dan ketenagalistrikan Awal Target Akhir ,86 23,43 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Trantibum Linmas SKPD yang membawahi Energi dan Sumberdaya Mineral VII-315

316 Misi 4. Mewujudkan Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian program dan kegiatan pembangunan Meningkatkan perencanaan pembangunan partisipatif Program perencanaan pembangunan daerah % Program Tahunan yang mengacu ke Program RPJMD % Kegiatan sesuai dokumen perencanaan Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA Tersedianya dokumen RKPD yang ditetapkan dengan PERKADA Jumlah penelitian yang dihasilkan Jumlah penelitian pengembangan dan kajian yang di desiminasi-kan konsistensi yang Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Program Penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Awal Target Akhir 91 92,20 Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Perencanaan) SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Penelitian dan pengembangan) VII-316

317 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Meningkatkan pengendalian pembangunan Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan KDH % tindak lanjut rekomendasi APIP % SKPD dengan nilai SAKIP B Jumlah SKPD yang mendapatkan pendampingan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Awal Target Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Inspektorat) VII-317

318 Strategi Peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah daerah Arah Kebijakan Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan Awal Target Akhir % kasus hukum yang ditangani % Laporan keuangan SKPD dan SKPKD yang disusun tepat waktu % Ketepatan waktu penyusunan LAKIP % Ketepatan waktu penyusunan LPPD Cakupan pengadaan barang/jasa melalui LPSE Jumlah ASN yg mengikuti pendidikan dan latihan (struktural, fungsional,teknis) Program Indikator Program Program Penanganan Kasus Hukum Program peningkatan dan pengembangan pengeloaan keuangan daerah Program Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Sekretariat Daerah) SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (keuangan) SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Setda) SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Kepegawaian Pendi-dikan dan Pelatihan) VII-318

319 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Jumlah ASN yang mengikuti bimtek Awal Target Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan VII-319

320 Strategi Peningkatan daerah pendapatan Arah Kebijakan Awal Target Akhir Tersedianya Sistem Informasi Kepegawaian Daerah Tersedia Tersedia Program peningkatan dan optimalisasi satuan kerja % Dokumen kepegawaian yang diselesaikan tepat waktu Realisasi PAD (juta) , , ,90 95 % Raperda yang diselesaikan menjadi Program Indikator Program Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Meningkatkan layanan administrasi kepegawaian yang transparan, cepat, tepat dan akuntabel Meningkatkan kualitas kebijakan pengembangan pendapatan daerah Peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja daerah Melaksanaan pengendalian belanja sesuai dengan perencanaan Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program pengendalian belanja daerah Peningkatan peran DPRD sesuai dengan fungsinya Meningkatkan peran DPRD sesuai dengan fungsinya Program peningkatan kapasitas lembaga Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah Tersedianya sistem tata kelola keuangan dan barang daerah % realisasi daerah belanja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Kepegawaian dan Diklat) SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Kepegawaian dan Diklat) SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Keuangan) SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Keuangan) SKPD yang membawahi penunjang VII-320

321 Strategi Arah Kebijakan Program Perwakilan Daerah Rakyat Indikator Program Awal Perda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Target Akhir SKPD Pemerintahan (Setwan) VII-321

322 Strategi Peningkatan kearsipan tata kelola Peningkatan kualitas pelayanan administrasi publik yang prima Peningkatan efektifitas pelayanan perizinan Peningkatan pelayanan umum, komunikasi dan informasi Arah Kebijakan Program Indikator Program Meningkatkan penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil yang sesuai dengan pelayanan prima Program penyelamatan & pelestarian dokumen/arsip daerah Program peningkatan layanan administrasi kependudukan dan catatan sipil % Penerapan pengelolaan arsip secara tertib, rapi dan andal % Penduduk ber-ktp Elektronik % Cakupan penerbitan KK % Cakupan penerbitan kutipan Akta Kelahiran % Cakupan penerbitan kutipan Akta Kematian Ketepatan waktu penyeleaaian izin usaha Ketepatan waktu penyeleaaian izin non usaha Jumlah SKPD yang menggunakan jaringan Fiber Optic Jumlah aplikasi berbasis TIK yang mendukung e-goverment dan Layanan Publik Meningkatkan mutu perijinan dan validasi dokumen perizinan Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pelayanan Program peningkatan pelayanan perizinan dengan konsep HGSL (Hapus, Gabung, Sederhanakan, Limpahkan) berbasis IT Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Awal Target Akhir 0 87,17 95, ,5 9,0 98,13 98,45 98,01 98, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi kearsipan SKPD yang membawahi Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil SKPD yang membawahi Penamanam Modal SKPD yang membawahi Komunikasi dan Informatika VII-322

323 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Memperluas jangkauan promosi dan publikasi program pembangunan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Tersedianya dokumen kerjasama media Awal Target Akhir Tersedia Tersedia SKPD SKPD yang membawahi Komunikasi dan Informatika Misi 5. Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal Strategi Peningkatan beragama dan sosial Peningkatan konflik sosial toleransi integrasi Awal Target Akhir 0 5 9,50 9,80 % lembaga pendidikan keagamaan yang dibantu 14,75 15,05 % konflik sosial yang ditangani Jumlah PERDA Arah Kebijakan Program Indikator Program Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang wawasan kebangsaan dan toleransi beragama Program pengembangan wawasan kebangsaan Program peningkatan kehidupan umat beragama Frekuensi penyelenggaraan FKUB % tempat peribadatan yang dibantu Program peningkatan lembaga pendidikan keagamaan Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan penanganan Meningkatkan kerjasama penanganan konflik sosial Peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundangan yang berlaku Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan pelanggar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Trantibum Linmas SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Setda) SKPD yang membawahi Trantibum Linmas SKPD yang membawahi Trantibum Linmas VII-323

324 Strategi Peningkatan kesadaran politik masyarakat Arah Kebijakan Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap politik dan demokrasi Program Indikator Program Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal Program pendidikan politik masyarakat % penanganan pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) % pembinaan terhadap ormas, orpol dan LSM Awal Target Akhir SKPD yang membawahi Trantibum Linmas SKPD yang membawahi Trantibum Linmas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD VII-324

325 Awal Target Akhir % PMKS yang memperoleh bantuan sosial % PMKS yang tertangani % sarana sosial PMKS yang tertangani % penurunan tingkat kemiskinan 92,63 92, ,18 12,65 10,00 SKPD yang membawahi Sosial Jumlah calon transmigran yang terdata (KK) Indeks Pembangunan Gender ,21 90,71 5,04 5,37 SKPD yang membawahi Transmigrasi SKPD yang membawahi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Pemulihan fungsi sosial masyarakat penyandang masalah kesejahteraan masyarakat Meningkatkan aksesabilitas PMKS dalam memperoleh pelayanan dan rehabilitasi Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Percepatan penanggulangan kemiskinan lintas dan antar sektor Meningkatnya keterpaduan program pengentasan kemiskinan Meningkatnya jumlah calon transmigran Peningkatan kesetaraan gender dan perlindungan anak Meningkatnya peran serta perempuan dan kesetaraan gender dalam pembangunan Program Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah sosial lainnya Program pembekalan calon transmigran Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan % Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Sosial VII-325

326 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Pendampingan Kasus kekerasan pada perempuan Awal Target Akhir 6 35 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak VII-326

327 Strategi Arah Kebijakan Program Pendampingan Kasus kekerasan pada anak Prevalensi peserta KB aktif Awal Target Akhir ,73 77,78 Peningkatan keluarga berencana dan penggunaan kontrasepsi Meningkatnya jumlah keluarga berencana dan pengguna kontrasepsi Program Berencana Peningkatan peran lembaga dan organisasi masyarakat desa Meningkatnya kelembagaan masyarakat desa Program peningkatanan kelembagaan masyarakat desa %LPM aktif % PKK aktif 0,63 75,3 4,43 Peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat desa Meningkatnya kemandirian masyarakat desa Program Peningkatan Kemandirian Masyarakat Pedesaan Meningkatnya kelembagaan perekonomian desa Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan (BUMDes) Program peningkatan peran serta kepemudaan Jumlah swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat (Milyar) % Terbentuknya BUMDes 32, Peningkatan prestasi kepemudaan dan olahraga Meningkatnya kepemudaan pembinaan Keluarga Indikator Program jumlah berprestasi pemuda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Pengendalian Pendudukan dan KB SKPD yang membawahi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa SKPD yang membawahi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa SKPD yang membawahi Pemberdayaan Masy. dan Desa SKPD yang membawahi Kepemudaan dan Olahraga VII-327

328 Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya olahraga pembinaan Program Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Indikator Program Jumlah olahraga even prestasi diberbagai Awal Target Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Kepemudaan dan Olahraga VII-328

329 Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Pelestarian pengembangan seni dan budaya Meningkatnya penyelenggaraan festival seni dan budaya Meningkatnya pembinaan kelompok seni dan budaya Program penyelenggaraan festival seni dan budaya Program pengelolaan keragaman budaya Meningkatnya pelestarian benda, situs dan kawasan cagar budaya Program pengelolaan kekayaan budaya Jumlah penyelenggaran festival seni dan budaya, % kelompok seni dan budaya yang menerima pembinaan % benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Awal Target Akhir ,11 65,33 57,89 72,63 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD SKPD yang membawahi Kebudayaan SKPD yang membawahi Kebudayaan SKPD yang membawahi Kebudayaan VII-329

330 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Indikasi rencana program prioritas Kabupaten Lamongan berisi program-program prioritas untuk mencapai visi dan misi Bupati, pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Program prioritas merupakan bentuk instrumen kebijakan yang terdiri dari satu atau lebih kegiatan pembangunan daerah. Kegiatan ini mendapat prioritas dalam pendanaan untuk melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan masing-masing SKPD sehingga pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan daerah dapat terwujud. Keseluruhan rangkaian perencanaan pembangunan daerah bermuara pada penentuan program prioritas yang selanjutnya diterjemahkan oleh tiap-tiap SKPD ke dalam kegiatan prioritas. Perencanaan program prioritas dalam dokumen RPJMD harus dirumuskan dengan seksama mengingat pentingnya esensi program prioritas bagi rujukan utama pelaksanaan perencanaan kegiatan tiap tahun yang dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Adapun pagu indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program tahunan dimana program-program prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatifnya kemudian dijadikan sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, termasuk penjabaran kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya. Pagu indikatif dialokasikan ke setiap program prioritas masing-masing untuk mencapai target setiap indikator yang telah ditetapkan. VIII-330

331 Uraian program sesuai disertai dengan indikator kinerja dan kerangka pendanaannya adalah sebagai berikut. VIII-331

332 Tabel 8.1 Daftar Rencana Program Prioritas Beserta Pagu Indikatif Kabupaten Lamongan Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) , , , , , , 0 73,26 73, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,62 91,18 91, ,86 92,18 92,18 92,64 93,30 93,91 93,52 95,13 Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : PENDIDIKAN Program Administrasi Perkantoran Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan % Unit kerja internal yang terlayani dengan baik Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD APK SD/Mi APM SD/Mi APK SMP/MTs APM SMP/MTs % Guru SD/MI yang telah bersertifikasi profesi; % Guru SMP/MTs yang telah bersertifikasi profesi; % Tenaga pendidik SD/MI yang memenuhi standard kualifikasi pendidikan S1 / D4 % Tenaga pendidik SMP/MTs yang memenuhi standard kualifikasi pendidikan S1 / D4 Rasio Guru terhadap murid perkelas di SD/Mi, 1:8 1: , , : ,0 1: ,0 1: ,0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan : ,0 VIII-332 1: ,0

333 Program Indikator Program Rasio Guru terhadap murid perkelas di SMP/MTs, Awal (2015) 1:8 Awal (2016) 1:8 Pagu Indikatif (000) Tahun :8 Pagu Indikatif (000) Tahun :8 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun :8 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) 1:8 1:8 VIII-333 Pagu Indikatif (000)

334 Program Indikator Program Program Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pendidikan Rasio tenaga pendidik terhadap sekolah di SD/MI Rasio tenaga pendidik terhadap sekolah di SMP/MTs Persentase Ruang kelas dalam kondisi baik SD/MI Persentase SD/MI berakreditasi minimal B Persentase Ruang kelas dalam kondisi baik SMP/MTs Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) 11 : 1 11 : 1 11 : 1 11 : 1 11 : 1 11 : 1 11 : 1 23 : 1 23 : 1 23 : 1 23 : 1 23 : 1 23 : 1 23 : ,19 80,19 80,20 80,21 80,22 80,23 80, % 83.10% 83.35% 83.45% 83.55% 83.65% % % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , , , , , , , ,0 URUSAN WAJIB : KESEHATAN Program Administrasi Perkantoran Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular % Unit kerja internal yang terlayani dengan baik Angka kematian bayi per kelahiran hidup Angka kematian ibu per.000 kelahiran Cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan pelayanan Persentase Posyandu aktif Cakupan Desa Siaga aktif Prevalensi Tuberkulosis (TB) per.000 penduduk % % 76.71% 76.84% 14.56% 17.93% ,0 % , % , , % 0.18 % , % , , % 0.19 % , % , , % 0.20 % , % , , % Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan % , , , % ,0 0, ,0 VIII-334

335 Program Indikator Program Persentase penderita DBD yang ditangani Persentase penanganan HIV/AIDS Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) % % % % % % % % % % % % % % Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-335 Pagu Indikatif (000)

336 Program Indikator Program Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program pemerataan dan peningkatan kualitas tenaga pelayanan kesehatan Persentase jumlah Puskesmas Terakreditasi Rasio tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) di institusi kesehatan dibanding jumlah penduduk Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Indeks kepuasan masyarakat RSUD Soegiri Jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Soegiri BOR RSUD Soegiri Indeks kepuasan masyarakat RSUD Ngimbang Jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Ngimbang BOR RSUD Ngimbang Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) 0% 30% , % B Tahun % Pagu Indikatif (000) , Tahun 2018 % Pagu Indikatif (000) , Tahun 2019 % Pagu Indikatif (000) ,0 Tahun 2020 % 0.23 Pagu Indikatif (000) , Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) % , % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 B ,0 B ,0 B ,0 B ,0 B ,0 B , % B 70.00% B 71.00% B 72.00% B 73.00% B 74.00% B 75.00% B % 99.83% 96.40% 91.75% 88.25% 86.80% 85.00% URUSAN WAJIB : PU DAN PENATAAN RUANG Program Administrasi Perkantoran Program Pembangunan Jalan dan Jembatan % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik % Panjang jalan poros strategis dalam kondisi baik , , , , , , 0 88, , 0 90, , , ,0 69, , 0 74, , 0 80, , 0 92,89 85,96 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan , , , 0 95, , , 0 92, ,0 VIII-336

337 Program Indikator Program % Panjang jalan lingkungan IKK dalam kondisi baik % Drainase lingkungan IKK dalam kondisi baik Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) , , , , , , ,0 86,97 14, ,0 16, , 0 18, , 0 19, , 0 21, , 0 22, ,0 Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) VIII-337 Pagu Indikatif (000)

338 Awal (2016) Pagu Indikatif (000) , , , , , ,0 % Ketersediaan sumber air baku , , , , , ,0 % Terpeliharanya drainase irigasi berkondisi baik % Jembatan dalam kondisi baik , , ,0 75, ,0 77, ,0 78, ,0 80, ,0 % Ketersediaan sarana lampu penerangan jalan umum Jumlah dokumen perencanaan tata ruang % Bangunanber-IMB 89,23 60, ,0 63, ,0 65, ,0 67, , 0 69, , 0 71, , , , , , , , ,0 62, ,0 62,76 1,126,490,0 62,90 1,231,639,0 63,05 1,347,302,0 63, ,0 Program Indikator Program Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Program penyediaan dan pengolahan air baku Program pengembangan dan pengelolaan drainase irigasi Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Program Perencanaan Tata Ruang Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang % jaringan irigasi dalam kondisi baik Awal (2015) 14 58,26 62,48 Tahun Pagu Indikatif (000) , 0 Tahun Pagu Indikatif (000) , 0 Tahun Pagu Indikatif (000) , 0 Tahun Pagu Indikatif (000) , 0 Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) ,0 URUSAN WAJIB : PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PEMUKIMAN Program Administrasi Perkantoran Program Pengembangan Perumahan Program Lingkungan Sehat Perumahan % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % Rumah layak huni % % ,0 % , 0 % , 0 % , 0 % 41,674,511, 792 % 45,841,962, ,28 86, ,0 86, ,0 86, ,0 86, ,0 86, ,0 % Rumah tangga pengguna air bersih % Rumah tangga yang memiliki jamban % Penanganan kawasan kumuh , , ,0 41, ,0 42, ,0 42, ,0 43, ,0 43, ,0 90,65 92,10 92,38 92,66 92,95 93,23 93,51 23,87 31,83 35,81 39,79 43,77 47,74 51,72 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-338

339 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Program Administrasi Perkantoran Program pengembangan wawasan kebangsaan Program peningkatan kehidupan umat beragama Program peningkatan lembaga pendidikan keagamaan Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal Program pendidikan politik masyarakat Program kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Frekuensi penyelenggaraan FKUB % % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , ,0 % tempat peribadatan yang dibantu 9,50 9, , , , , , % lembaga pendidikan keagamaan yang dibantu % konflik sosial yang ditangani 14,75 14, , , , , , , , , , , ,0 pelanggar , , , , , ,0 Persentase penanganan pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) % Pembinaan terhadap ormas, orpol dan LSM Jumlah sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat terhadap pemahaman bencana dan perubahan iklim Jumlah sarana mobil pemadam kebakaran liter , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah PERDA Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-339

340 Program Indikator Program % Penanganan korban bencana alam Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) VIII-340 Pagu Indikatif (000)

341 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) % % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 92,63 92, , , , , , Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : SOSIAL Program Administrasi Perkantoran Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah sosial(pmks) lainnya % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % PMKS yang memperoleh bantuan sosial % PMKS yang tertangani % Sarana sosial PMKS yang tertangani % Penurunan tingkat kemiskinan ,18 14,76 14, ,34 13, ,92 12, ,4911, ,07 10, ,0 12,65 10, ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , ,0 URUSAN WAJIB : TENAGAKERJA Program Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program peningkatan kesempatan kerja % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah calon tenaga kerja yang bersertifikasi kompetensi Jumlah masyarakat yang dilatih Tingkat pengangguran terbuka (TPT) % Pencari kerja yang ditempatkan ,10% ,73 3,55% 94.37% ,0 3,68 3,46% 94.38% ,0 3,64 3,37% 94.39% ,0 3,60 3,28% 94.40% ,0 3,56 3,18% 94.41% Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,0 3,45 3,00% 94.42% VIII ,0

342 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Program Administrasi Perkantoran Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Indeks pembangunan gender % Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan Pendampingan kasus kekerasan pada perempuan Pendampingan kasus kekerasan pada anak % % % % % % % ,21 88, , , , , , ,04 5, , , , , , URUSAN WAJIB : PANGAN Program Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program Pengembangan Keanekaragaman Konsumsi Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan Daerah % unit kerja yang terlayani baik Ketersediaan pangan pokok (Beras) (Ton) Ketersediaan pangan pokok (Jagung) (Ton) Ketersediaan pangan pokok (Kedelai) (Ton) Skor Pola Harapan internal dengan % % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 bahan daerah , , , , , ,0 bahan daerah bahan daerah Pangan , , , , , ,0 Meningkatnya lumbung modern jumlah pangan , , , , , ,0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-342

343 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : LINGKUNGAN HIDUP Program Administrasi Perkantoran Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % Sampah yang ditangani % % % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 29,33 36, ,0 42, ,0 48, ,0 54, ,0 60, ,0 66, ,0 Jumlah industri / perusahaan/ badan usaha yang menyusun AMDAL Cakupan pengawasan terhadap ijin lingkungan % Penegakan hukum lingkungan Penanganan / rehabilitasi lahan kritis (m2) % Rehab / konservasi daerah tangkapan air % Jumlah sumber air yang dilindungi % Luas RTH yang ditangani , , , , , ,0 0 7,58 9,09 10,36 11,44 12,37 13, , ,25 18,75 31,25 43,75 56, ,33 6,67 10,00 13,33 16, , , , , , , , , , , , ,0 URUSAN WAJIB : ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Program Administrasi Perkantoran Program peningkatan layanan administrasi kependudukan dan catatan sipil % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % Penduduk ber-ktp Elektronik % Cakupan penerbitan KK % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 87,17 91, ,0 92, ,0 93, ,0 94, ,0 95, ,0 95, ,0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-343

344 Program Indikator Program % Cakupan penerbitan kutipan Akta Kelahiran % Cakupan penerbitan kutipan Akta Kematian Awal (2015) 64 0,50 Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) ,00 3,00 5,00 6,00 8,00 9,00 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-344 Pagu Indikatif (000)

345 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Program Administrasi Perkantoran Program peningkatanan kelembagaan masyarakat desa Program Peningkatan Kemandirian Masyarakat Pedesaan Program bangan ekonomi (BUMDES) pengemlembaga pedesaan % unit kerja internal yg terlayani dengan baik %LPM aktif % PKK aktif Jumlah swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat (Rp. Milyar) % Terbentuknya BUMDes % % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 0,63% 75,3% 1,27 80,68% , ,0 1,90 86,06% , ,0 2,53 91,43% , ,0 3,16 96,81% , ,0 3,80 99,20% , ,0 4,43 %.507, , ,03% ,00% ,0 62,99% ,0 73,81% ,0 83,55% ,0 92,21% ,0 % ,0 URUSAN WAJIB : PENGENDALIAN PENDUDUKAN DAN KB Program Administrasi Perkantoran Program Berencana Keluarga % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Prevalensi peserta KB aktif % % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 77,73 77, , , , , , % % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , ,0 URUSAN WAJIB : PERHUBUNGAN Program Administrasi Perkantoran Program peningkatan pelayanan angkutan % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Cakupan layanan angkutan darat % Kapal yang layak diterbitkan PAS (dibawah 7 GT) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-345

346 Program Indikator Program Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor % Kapal yang telah diterbitkan SKK (dibawah 7 GT) % Kendaraan yang telah melakukan uji berkala Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) ,3 Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) ,5 Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun ,4 Pagu Indikatif (000) ,0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) ,7 VIII ,8

347 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Program Administrasi Perkantoran Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah SKPD yang menggunakan jaringan Fiber Optic Jumlah aplikasi berbasis TIK yang mendukung egoverment dan Layanan Publik Tersedianya dokumen kerjasama media % - % - % - % - % - % Tersedia Tersedia 2,805,000,0 - Tersedia 3,085,500,0 Tersedia 3,394,050,0 Tersedia 3,733,455,0 Tersedia 4,106,800,0 Tersedia 4,517,480,0 URUSAN WAJIB : KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH Program Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % Peningkatan koperasi aktif Jumlah modal koperasi % usaha kecil terhadap usaha mikro dan kecil jumlah wirausaha baru % ,0 % ,797 % ,0 % ,0 % ,0 % , % 94.59% , % , % , % , % , % , % 294,136, % ,0 298,548, % ,0 299,02 6,720 41% ,0 303,51 2, % ,0 308,06 4, % ,0 312,685, % , , , , ,469, , ,0 250 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-347

348 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 98,13 98, ,0 98, ,0 98, ,0 98,35 765,724,3 98,40 842,296,0 98,45 926,526,0 98,01 98,10 Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : PENANAMAN MODAL Program Administrasi Perkantoran Program peningkatan pelayanan perizinan dengan konsep HGSL (Hapus, Gabung, Sederhanakan, Limpahkan) berbasis IT Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi % Unit kerja internal yang terlayani dengan baik Ketepatan waktu penyeleaaian izin usaha Ketepatan waktu penyeleaaian izin non usaha Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan izin (Rp. Milyar) Jumlah minat investasi PMA berdasarkan izin (Rp. Milyar) Jumlah realisasi investasi PMDN sampai tahun berkenaan (Rp. Milyar) Jumlah realisasi investasi PMA sampai tahun berkenaan ( Rp. Milyar) Jumlah investor sampai tahun berkenaan 98, , , , , , , , , , , , ,0 98, , , , , , ,0 98, , , , , , ,0 URUSAN WAJIB : KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA Program Administrasi Perkantoran Program peningkatan peran serta kepemudaan Program Pembinaan % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah pemuda berprestasi % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , ,0 Jumlah , , , , ,0 prestasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-348

349 Program Indikator Program dan Pemasyarakatan Olahraga olahraga even di berbagai Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000),0 Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) 0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-349 Pagu Indikatif (000)

350 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , ,0 60,11 60, ,0 61, ,0 62, ,0 62, ,0 63, ,0 65, ,0 57,89 58, ,0 61, ,0 63, ,0 66, ,0 69, ,0 72, ,0 % % Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : KEBUDAYAAN Program Administrasi Perkantoran Program pengembangan nilai budaya Program pengelolaan keragaman budaya Program pengelolaan kekayaan budaya % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah penyelenggaran festival seni dan budaya, % Kelompok seni dan budaya yang menerima pembinaan % jumlah benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 6 URUSAN WAJIB : PERPUSTAKAAN Program Administrasi Perkantoran Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah pengunjung perpustakaan (orang) Jumlah koleksi Buku yang tersedia di perpustakaan Jumlah perpustakaan 177, , ,0 % , ,0 790 % , ,0 903 % , , % , ,0 % , , % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 0 6, ,0 38,67.000,0 54, ,0 70, ,0 86, , ,0 URUSAN WAJIB : KEARSIPAN Program Administrasi Perkantoran Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % penerapan pengelolaan arsip secara tertib, rapi dan andal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-350

351 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN PILIHAN : KELAUTAN DAN PERIKANAN Program Administrasi Perkantoran Program pengembangan budidaya perikanan Program Pengembangan Perikanan Tangkap % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Produksi perikanan budidaya (ton) Produksi perikanan tangkap (ton) % % 723,596,0 % 759,775,0 % 794,775,0 % 834,514,0 % 876,240.0 % 893,765, , , , , , ,4 4 2,284,357, , , 18 2,952,793, , , 24 3,248,072, , , 71 3,572,879, ,02 3,930,167,0 3,734,842, ,70 3,921,184,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , , , , , , , ,0 % , ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , , ,50 3,079,649,0 3,387,613,0 3,556,993,0 URUSAN WAJIB : PARIWISATA Program Administrasi Perkantoran Program pengembangan destinasi wisata Program pengembangan pemasaran pariwisata % Unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah destinasi wisata Jumlah wisata kunjungan URUSAN PILIHAN : PERTANIAN Program Administrasi Perkantoran Program peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan % unit kerja internal yg terlayani dengan baik Jumlah produksi padi (ton) produktiftas padi (kw/ha) Produksi palawija (ton) Produktifitas palawija (kw/ha) Produksi sayuran (ton) Produktifitas sayuran(kw/ha) % Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-351

352 Program Indikator Program Produksi buah-buahan (ton) Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun Pagu Indikatif (000) Tahun Pagu Indikatif (000) Tahun Pagu Indikatif (000) Tahun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) VIII-352 Pagu Indikatif (000)

353 Program Indikator Program Produktifitas buahbuahan (kw/ha) Produksi tebu (ton) Program Pemanfaatan dan Pemasyarakatan Pupuk Organik dan Agen Hayati Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program peningkatan produksi hasil peternakan Awal (2015) 5.79 Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Produktifitas tebu (kw/ha) Produksi tembakau (ton) Produktifitas tembakau (kw/ha) Luasan lahan pertanian organik (ha) Meningkatnya NTP Produksi Daging (kg) Produksi telur (kg) Awal (2016) 45 Pagu Indikatif (000) , , , , , ,0 102,00 102, ,0 102, ,0 102, ,0 103, ,0 103, ,0 103, , , , , , , ,0 URUSAN WAJIB : ENERGI SUMBER DAYA MINERAL Program Administrasi Perkantoran Program Kebinaan dan Ketenaga listrikan % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % Jumlah KK berlistrik handal % % 5,86 8,79 % % 13 % % % % % 11, ,0 14, ,0 17, ,0 20, ,0 23, , ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , , ,0 URUSAN WAJIB : PERDAGANGAN Program Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah pasar tradisional yang direvitalisasi tahun bersangkutan 47 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-353

354 Program Indikator Program Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan % Peningkatan jumlah pedagang Persentase Cakupan bina kelompok pedagang informal/pkl Awal (2015) Awal (2016) 1.20% 1.20% 16.80% 19.60% Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) 1.20% , % Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) 1.20% , % Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) 1.20% , % Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) 1.20% , % Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) 1.20% , % VIII ,0

355 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , , , , , , , ,0 Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) URUSAN WAJIB : PERINDUSTRIAN Program Administrasi Perkantoran Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah IKM/IRT yang memiliki legalisasi usaha Cakupan bina sentra pengrajin % pertumbuhan industri % ,00% 2,00% % % 2,00% 2,00% 2,00% 2,00% 2,00% URUSAN WAJIB : TRANSMIGRASI Program Administrasi Perkantoran Program pembekalan calon transmigran % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah calon transmigran yang terdata (KK) ,0 % - % - % - % - % , , , , ,0 PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN : PERENCANAAN Program Administrasi Perkantoran Program perencanaan pembangunan daerah % unit kerja internal yang terlayani dengan baik %Program Tahunan yang mengacu ke Program RPJMD Persentase kegiatan sesuai dengan dokumen perencanaan % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , ,0 91, ,40 91,60 91,80 92,00 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,20 VIII-355

356 Program Indikator Program Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA Tersedianya dokumen RKPD yang ditetapkan dengan PERKADA Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Tersedia Tersedia ,0 Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Pagu Indikatif (000) ,0 Tahun 2018 Tersedia Tersedia Pagu Indikatif (000) ,0 Tahun 2019 Tersedia Tersedia Pagu Indikatif (000) ,0 Tahun 2020 Tersedia Tersedia Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Pagu Indikatif (000) ,0 Target Akhir (2021) Tersedia Tersedia VIII-356 Pagu Indikatif (000) ,0

357 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) Pagu Indikatif (000) PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN : KEUANGAN Program Administrasi Perkantoran Program peningkatan dan pengembangan pengeloaan keuangan daerah % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % Laporan keuangan SKPD dan SKPKD yang disusun tepat waktu Realisasi PAD ( ) Tersedianya sistem tata kelola keuangan dan barang daerah % Realisasi belanja daerah % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , , , , , , , , , , ,00 93,50 94,00 94,50 94,50 95,00 PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN : KEPEGAWAIAN SERTA PENDIDIK DAN PELATIHAN Program Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan Optimalisasi Satuan Kerja % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Jumlah ASN yg mengikuti pendidikan dan latihan (struktural, fungsional,teknis) Jumlah ASN yang mengikuti bimtek Tersedianya sistem informasi kepegawaian daerah % Dokumen kepegawaian yang diselesaikan tepat waktu % Tersedia , ,0 % , , % , , % ,0 % , , , % , , Tersedia ,0 Tersedia ,0 Tersedia ,0 Tersedia ,0 Tersedia ,0 Tersedia ,0.000,0.000,0.000,0.000,0.000,0.000,0 PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN : PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-357

358 Program Indikator Program Program Administrasi Perkantoran % unit kerja internal yang terlayani dengan baik Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) % ,0 Tahun 2017 % Pagu Indikatif (000) ,0 Tahun 2018 % Pagu Indikatif (000) ,0 Tahun 2019 % Pagu Indikatif (000) ,0 Tahun 2020 % Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan Pagu Indikatif (000) ,0 Target Akhir (2021) % VIII-358 Pagu Indikatif (000) ,0

359 Program Indikator Program Program Penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jumlah penelitian yang dihasilkan Jumlah penelitian pengembangan dan kajian yang di desiminasikan Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) ,0 2 3 Tahun Pagu Indikatif (000) ,0 3 Tahun Pagu Indikatif (000) ,0 3 Tahun Pagu Indikatif (000) Tahun , Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) ,0 Pagu Indikatif (000) ,0 3 PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN : SEKRETARIAT DPRD Program Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % Raperda yang diselesaikan menjadi Perda % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , ,0 PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN : SEKRETARIAT DAERAH Program Administrasi Perkantoran Program Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang baik Program Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Penanganan Kasus Hukum % unit kerja internal yang terlayani dengan baik % Ketepatan penyusunan LAKIP % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , , , , , , ,0 % Ketepatan penyusunan LPPD , , , , , ,0 Cakupan pengadaan barang/jasa melalui LPSE % Kasus hukum yang ditangani , , , , , , , , , , , , ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % ,0 % , PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN : INSPEKTORAT Program Administrasi Perkantoran % unit kerja internal yang terlayani dengan % Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-359

360 Program Indikator Program Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) Tahun 2017 Pagu Indikatif (000) Tahun 2018 Pagu Indikatif (000) Tahun 2019 Pagu Indikatif (000) Tahun 2020 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) baik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan VIII-360 Pagu Indikatif (000)

361 Program Indikator Program Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan KDH % Tindak lanjut rekomendasi APIP % SKPD dengan nilai SAKIP B Jumlah SKPD yang mendapatkan pendampingan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Awal (2015) Awal (2016) Pagu Indikatif (000) , Tahun Pagu Indikatif (000) ,0 Tahun Pagu Indikatif (000) ,0 Tahun Pagu Indikatif (000) Tahun ,0 85 Pagu Indikatif (000) Target Akhir (2021) ,0 Pagu Indikatif (000) ,0 PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN : KECAMATAN Program Administrasi Perkantoran % unit kerja internal yang terlayani dengan baik TOTAL % , ,0 % , ,0 % , ,0 % ,0 % ,0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan , 0 % ,7 VIII , ,7

362 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah disusun berdasarkan indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya (impact). Gambaran lengkap kondisi dan rencana capaian kinerja selama lima tahun Pemerintah Kabupaten Lamongan disajikan dalam tabel berikut. IX-362

363 Tabel 9.1 Indikasi Rencana Program Prioritas Kabupaten Lamongan No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Utama 1 Pertumbuhan ekonomi 2 PDRB per Kapita (Rp ) ADHB 3 Indeks Pembangunan Manusia 4 Tingkat Kemiskinan (%) 5 Tingkat Pengangguran Terbuka 6 Opini BPK Aspek Kesejahtaraan Masyarakat Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Pemerintahan Umum 1.1 Pertumbuhan ekonomi 1.2 Laju inflasi Kabupaten 1.3 Tingkat Kemiskinan 2 Pertanian 2.1 Nilai Tukar Petani Fokus Kesejahteraan Masyarakat 1 Pemerintahan Umum 1.1 Opini BPK 2 Pendidikan 2.1 Angka Melek Huruf (penduduk th) 2.2 Rata-rata Lama Sekolah 2.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 Target Kinerja SKPD Penanggungjawab ,77 24,22 69,84 15,18 4,10 WDP 5,5 6,5 26,64 69,89 70,45 14,76 14,32 3,73-3,55 WDP 5,5 6,5 29,30 69,99 70,55 14,34 13,45 3,68 3,46 WDP 5,5 6,5 32,23 70,09 70,65 13,92 12,59 3,64 3,37 WDP 5,5 6,5 35,46 70,19 70,75 13,49 11,73, 3,60 3,28 WTP 5,5 6,5 39,00 70,29 70,85 13,07 10,86 3,56 3,18 WTP 5,5 6,5 42,90 70,59 71,00 12,65 10,00 3,45 3,00 WTP 5,77 1,96 15,18 5,5 6,5 3,75 14,76 14,32 5,5 6,5 3,75 14,34 13,45 5,5 6,5 3,45 13,92 12,59 5,5 6,5 3,45 13,49 11,73, 5,5 6,5 3,25 13,07 10,86 5,5 6,5 3,25 12,65 10,00 102,00 102,56 102,76 102,96 103,16 103,36 103,56 WDP WDP WDP WDP WTP WTP WTP 99,98 99,98 99,98 99,98 99,98 99,98 99,98 8,85 8,86 8,88 8,91 8,94 8,97 9,00 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan IX-363

364 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah PAUD Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 73,26 Target Kinerja , , , , ,42 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,46 SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Pendidikan IX-364

365 No Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun , ,00 114,00 114,00 114,00 114,00 114,00 SMP/MTs/ Paket B 127,97 127,97 127,97 127,97 127,97 127,97 127,97 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 99,98 99,98 99,98 99,98 99,98 99,98 99,98 SMP/MTs/Paket B 92,89 92,89 92,91 92,92 92,93 92,94 92,95 SD/MI 69,91 69,91 69,92 69,93 69,95 69,96 SMP/MTS 80,19 80,16 SD/MI 82,96 82,96 SMP/MTS 82,98 82,98 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah SD/MI/ Paket A Target Kinerja SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan % ruang kelas dalam kondisi baik Persentase minimal B 80,20 69,94 80,21 80,22 80,23 80,24 83,00 83,15 83,25 83,35 83,45 83,10 83,35 83,45 83,55 83,65 SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan berakreditasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan IX-365

366 No 3 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kesehatan 4.1 Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang Kesehatan 4.2 Angka Harapan Hidup Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 Target Kinerja B B B B B B B 71,48 71,52 71,56 71,60 71,64 71,68 71, Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi Cakupan Balita Gizi mendapat Pelayanan 4.6 Persentase Posyandu Aktif 76,71 76,84 77,30 77,87 78,45 79,02 79, Prevalensi Tuberkulosis (TB) per.000 penduduk 0,16 0,17 0,18 0,19 0,20 0,21 0, Persentasependerita DBDyang ditangani 4.9 Persentase HIV/AIDS 4.10 Cakupan Desa Siaga aktif 14,56 17,93 21,31 24,68 28,06 31,43 34,81 Buruk penanganan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan IX-366

367 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 4.11 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 111,24 Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Kesehatan IX-367

368 No 4 5 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 Target Kinerja SKPD Penanggungjawab Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 4.1 Indeks pembangunan gender 87,21 88,21 88,71 89,21 89,71 90,21 90,71 SKPD yang membawahi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pangan 5.1 Skor PPH 82,80 83,21 84,20 85,21 86,23 87,26 88,30 SKPD yang membawahi pangan SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Perencanaan) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Perencanaan) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Perencanaan) Aspek Pelayanan Umum Fokus Layanan Pemerintahan Umum 1 Pemerintahan Umum 1.1 Persentase Program Tahunan yang mengacu ke Program RPJMD 1.2 Persentase kegiatan sesuai dengan dokumen perencanaan 91,00 91,20 91,40 91,60 91,80 92,00 92, Tersedianya dokumen RKPD yang ditetapkan dengan PERKADA Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan IX-368

369 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Target Kinerja 1.4 Tersedianya dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan oleh PERDA 1.5 Jumlah penelitian dihasilkan yang Jumlah penelitian pengembangan dan kajian yang diseminasikan % tindak lanjut rekomendasi APIP % SKPD dengan nilai SAKIP B Jumlah SKPD yang mendapatkan pendampingan Sistem Pengendalian Internal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Perencanaan) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Penelitian dan pengembangan) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Penelitian dan pengembangan ) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Inspektorat) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Inspektorat) SKPD yg membawahi Pemerintahan Um- IX-369

370 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Pemerintah (SPIP) Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab um(inspektorat) IX-370

371 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kepuasan Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 B Target Kinerja B B B B B B 1.10 Mutu Indeks Masyarakat 1.11 % kasus hukum yang ditangani 1.12 % Laporan keuangan SKPD dan SKPKD yang disusun tepat waktu 1.13 % Ketepatan LAKIP penyusunan 1.14 % Ketepatan penyusunan LPPD 1.15 Cakupan pengadaan barang/jasa melalui LPSE Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Sekretariat Daerah) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Sekretariat Daerah) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Keuangan) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Sekretariat Daerah) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Sekretariat Daerah) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Sekretariat Daerah) IX-371

372 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun Target Kinerja Jumlah ASN yang mengikuti pendidikan dan latihan (struktural, fungsional,teknis) 1.17 Jumlah ASN yang mengikuti Bimtek Tersedianya sistem informasi kepegawaian daerah Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia 1.19 % Dokumen kepegawaian yang diselesaikan tepat waktu 1.20 Realisasi PAD ( ) , , , , , ,14 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab ,28 SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Badan kepegawaian dan pendidikan pelatihan) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Badan kepegawaian dan pendidikan pelatihan) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum ((Badan kepegawaian dan pendidikan pelatihan SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Badan kepegawaian dan pendidikan pelatihan) SKPD yang membawahi IX-372

373 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab Pemerintahan Umum (Keuangan) IX-373

374 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun Target Kinerja ,90 93,00 93,50 94,00 94,50 94,50 95, Tersedianya sistem tata kelola keuangan dan barang daerah 1.22 % realisasi belanja daerah 1.23 % Raperda yang diselesaikan menjadi Perda 1.24 %penerapanpengelolaan arsip secara tertib, rapi dan andal 0 6,67 38,67 54,67 70,67 86,67 Fokus Urusan Wajib Pelayanan Dasar 1 Pendidikan 1.1 Rasio guru terhadap murid SD/MI 1:8 1:8 1:8 1:8 1:8 1:8 1:8 SMP/MTS 1:8 1:8 1:8 1:8 1:8 1:8 1: Rasio tenaga pendidikterhadap sekolah SD/MI SMP/MTs % sekolah yang berakriditasi minimal B 11 : 1 23 : 1 11 : 1 23 : 1 11 : 1 23 : 1 11 : 1 23 : 1 11 : 1 23 : 1 11 : 1 23 : 1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan : 1 23 : 1 SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (keuangan) SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum SKPD yang membawahi Pemerintahan Umum (Sekretariat Dewan) SKPD yang membawahi kearsipan SKPD yang membawahi Pendidikan SKPD yang membawahi Pendidikan IX-374

375 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah SD/MI SMP/MTs Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 82,96 82,98 Target Kinerja ,96 82, ,00 83, ,15 83, ,25 83, ,35 83,55 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,45 83,65 SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Pendidikan IX-375

376 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Target Kinerja % tenaga pendidik yang memenuhi standart kualifikasi S1/DIV SD/MI 90,03 90,03% 90,62% 91,18% 91,74% 92,30% 92,86% SMP/MTS 92,18 92,18 92,64 93,30 93,91 94,52 95,13 % guru yang bersertifikasi profesi SD/MI Kesehatan 2.1 Rasio tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) di institusi kesehatan dibanding jumlah penduduk 2.2 Persen jumlah Puskesmas yang terakreditasi SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Pendidikan telah SMP/MTS 2 Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 SKPD yang membawahi Pendidikan 51,00 51,00 51,10 51,20 51,30 51,40 51,50 44,79 44,79 44,80 44,81 44,82 44,83 44,84 0,19 0,22 0,22 0,23 0,23 0,24 0,24 SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan 2.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin 111, Cakupan posyandu aktif 76,71 76,84 77,30 77,87 78,45 79,02 79, IKM RSUD Soegiri B B B B B B B Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan IX-376

377 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 2.6 IKM RSUD Ngimbang Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) B Target Kinerja 2016 B 2017 B 2018 B 2019 B 2020 B Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan B SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Kesehatan IX-377

378 No 3 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun Target Kinerja 2.7 Jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Soegiri 2.8 Jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Ngimbang BOR RSUD SOEGIRI 59,00 70,00 71,00 72,00 73,00 74,00 75, BOR RSUD NGIMBANG 99,83 99,83 96,40 91,75 88,25 86,80 85,00 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 3.1 % panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik ,22 90, %panjang jalan poros strategis dalam kondisi baik %jembatan Kabupaten dalam kondisi baik 75 73,33 74,51 75,69 77,25 78,82 80, %panjang jalan lingkungan IKK dalam kondisi baik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi Kesehatan SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang IX-378

379 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 3.5 % Drainase lingkungan IKK dalam kondisi baik Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 86,97 Target Kinerja , , , , ,32 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,91 SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi PU & penataan Ruang IX-379

380 No 4 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun , ,56 63,00 65,00 67,00 69,00 71,00 Target Kinerja 3.6 % ketersediaan sarana lampu penerangan jalan umum 3.7 %jaringan irigasi dalam kondisi baik % ketersediaan sumber air baku % Terpeliharanya drainase Irigasi berkondisi baik 70,71 72,05 73,63 75,42 77,44 76,69 82, % bangunan ber-imb Jumlah dokumen perencanaan tata ruang Luas RTH yang ditangani SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang SKPD yang membawahi PU dan Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan IX-380

381 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 4.1 % rumah layak huni Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Target Kinerja , , , , ,39 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,42 SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman IX-381

382 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 4.2 %rumah tangga pengguna air Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun ,96 41,52 42,09 42,65 43,22 43,78 Target Kinerja bersih % rumah tangga yang memiliki jamban 90,65 92,10 92,38 92,66 92,95 93,23 93, % penanganan kawasan kumuh 23,87 31,83 35,81 39,79 43,77 47,74 51, Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat 5.1 Frekuensi penyelenggaraan FKUB 5.2 % tempat peribadatan yang dibantu 9,50 9,55 9,60 9,65 9,70 9,75 9, % lembaga pendidikan keagamaan yang dibantu 14,75 14,80 14,85 14,90 14,95 15,00 15,05 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman SKPD yang membawahi Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman SKPD yang membawahi Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman SKPD yang membawahi Trantibum Linmas SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan (Setda) SKPD yang membawahi penunjang Pemerintahan IX-382

383 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 5.4 % konflik sosial yang ditangani Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab (Setda) SKPD yang membawahi Trantibum Linmas IX-383

384 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun Target Kinerja Jumlah pelanggar PERDA 5.6 Persen pelanggaran K3 penanganan 5.7 % pembinaan terhadap ormas, orpol dan LSM 5.8 Jumlah sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat terhadap pemahaman bencana dan perubahan iklim Jumlah sarana mobil pemadam kebakaran liter % 92,63 92,64 92,65 92,66 92,67 92,68 92,69 penanggulangan korban bencana alam 6 Sosial 6.1 % PMKS yang memperoleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Trantibum Linmas SKPD yang membawahi Trantibum Linmas SKPD yang membawahi Trantibum Linmas SKPD yang membawahi ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat SKPD yang membawahi kemasyarakatan umum SKPD yang membawahi ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat SKPD yang mem- IX-384

385 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah bantuan sosial 6.2 % PMKS yang tertangani Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 97 Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab bawahi Sosial SKPD yang membawahi Sosial IX-385

386 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 6.3 % sarana sosialpmks yang tertangani 6.4 % penurunan kemiskinan tingkat Fokus Urusan Wajib Pelayanan Non Dasar 1 Tenaga Kerja 1.1 Jumlah calon tenaga kerja yang bersertifikasi kompetensi 2 Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 Target Kinerja SKPD Penanggungjawab ,18 14,76 14,32 14,34 13,45 13,92 12,59 13,49 11,73, 13,07 10,86 12,65 10, Jumlah masyarakat yang dilatih % Tingkat Terbuka (TPT) Pengangguran 4,10 3,73-3,55 3,68 3,46 3,64 3,37 3,60 3,28 3,56 3,18 3,45 3, % pencari ditempatkan kerja 94,37 94,37 94,38 94,39 94,4 94,41 94,42 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2.1 % pendampingan kasus kekerasan terhadap perempuan yang % pendampingan kasus kekerasan terhadap anak Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD yang membawahi Sosial SKPD yang membawahi Sosial SKPD yang membawahi Tenaga Kerja SKPD yang membawahi Tenaga Kerja SKPD yang membawahi Tenaga Kerja SKPD yang membawahi Tenaga Kerja SKPD yang membawahi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak SKPD yang membawahi PP IX-386

387 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab dan Perlindungan Anak IX-387

388 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah % Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan Pangan 3.1 Ketersediaan pangan utama Beras (Ton) Jagung (Ton) Kedelai (Ton) 3.2 Meningkatnya jumlah lumbung pangan modern Lingkungan Hidup 4.1 % sampah yang ditangani Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun ,04 Target Kinerja ,09 5,14 5,19 5,24 5,29 5, Jumlah Industri/perusahaan/ badan usaha yang menyusun AMDAL Cakupan pengawas terhadap izin lingkungan 0 7,58 9,09 10,36 11,44 12,37 13, % penegakan lingkungan hukum Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak SKPD yang membawahi Pangan SKPD yang membawahi Pangan SKPD yang membawahi Lingkungan Hidup SKPD yang membawahi Lingkungan Hidup SKPD yang membawahi Lingk. Hidup SKPD yang membawahi Lingk. Hidup IX-388

389 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 4.5 Penanganan /rehabilitasi lahan kritis (m2) Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 0 Target Kinerja , , , , ,000 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,000 SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Lingk. Hidup IX-389

390 No 5 6 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 4.6 % rehab/konservasi tangkapan air 4.7 Jumlah sumber dilindungi air yang Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil 5.1 % Penduduk ber-ktp Elektronik Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun Target Kinerja ,25 18,75 31,25 43,75 56, ,33 6,67 10,00 13,33 16,67 87,17 91,47 92,14 93,13 94,16 95,00 95, % cakupan penerbitan KK 5.3 % Cakupan penerbitan kutipan Akta Kelahiran % Cakupan penerbitan kutipan Akta Kematian 0,50 2,00 3,00 5,00 6,00 8,00 9,00.1,27 1,90 2,53 3,16 3,80 4,43 Pemberdayaan masyarakat dan desa 6.1 % LPM aktif 0,63 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Lingk. Hidup SKPD yang membawahi Lingk. Hidup SKPD yang membawahi Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil SKPD yang membawahi Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil SKPD yang membawahi Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil SKPD yang membawahi Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil SKPD yang mem- IX-390

391 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab bawahi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa IX-391

392 No 7 8 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 6.2 % PKK aktif 6.3 Jumlah swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat(milyar) 6.4 % Terbentuknya BUMDes Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun ,30 SKPD Penanggungjawab ,68 86,06 91,43 96,81 99, , ,99 73,81 83,55 92,21 77,73 77,74 77,75 77,76 77,77 77,78 SKPD yang membawahi Pengendalian Pendudukan dan KB 57,14 57,14 57,14 57,14 57,14 57,14 57,14 SKPD yang membawahi Perhubungan SKPD yang membawahi Perhubungan SKPD yang membawahi Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 7.1 Prevalensi peserta KB aktif 77,73 Perhubungan 8.1 cakupan layanan angkutan darat Target Kinerja 8.2 % kendaraan yang telah melakukukan uji berkala 8.3 % kapal yang layak diterbitkan PAS (dibawah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD yang membawahi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa SKPD yang membawahi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa SKPD yang membawahi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa IX-392

393 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 7GT) 8.4 % kapal diterbitkan 7GT) yang layak SKK(dibawah Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab Perhubungan SKPD yang membawahi Perhubungan IX-393

394 No 9 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Komunikasi dan informatika 9.1 Jumlah SKPD yang menggunakan jaringan Fiber Optic Jumlah aplikasi berbasis TIK yang mendukung egoverment dan Layanan Publik Tersedianya dokumen kerjasama media Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 10.1 % Peningkatan koperasi aktif sendiri Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 Target Kinerja SKPD Penanggungjawab Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia 94,34 94,59 94,84 95,09 95,34 95,59 95, Jumlah modal koperasi (000) 10.3 % usaha kecil terhadap usaha mikro dan kecil 39,0 40,0 40,5 41,0 41, , jumlah wirausaha baru SKPD yang membawahi Komunikasi dan Informatikan SKPD yang membawahi Komunikasi dan Informatikan SKPD yang membawahi Komunikasi dan Informatikan SKPD yang membawahi koperasi dan UMKM SKPD yang membawahi koperasi dan UMKM SKPD yg membawahi koperasi dan UMKM SKPD yg membawahi koperasi dan UMKM Penanaman Modal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan IX-394

395 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 11.1 jumlah minat investasi PMDN berdasarkan izin sampai dengan tahun berkenaan (Rp. Miliyar) Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 5.829,632 Target Kinerja , , , , ,251 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,264 SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Penanaman Modal IX-395

396 No Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun , , , , , , ,456 SKPD yang membawahi Penanaman Modal , , , , , , , , , , , , ,252 SKPD yang membawahi Penanaman Modal SKPD yang membawahi Penanaman Modal SKPD yang membawahi Penanaman Modal Kepemudaan dan Olahraga 12.1 jumlah pemuda berprestasi Tersedia Tersedia Tersedia Ter sedia Tersedia Tersedia Tersedia Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 11.2 jumlah minat investasi PMA berdasarkan izin sampai dengan tahun berkenaan (Rp. Milyar) 11.3 Jumlah Investor sampai dengan tahun berkenaan jumlah realisasi investasi PMDN sampai dengan tahunberkenaan (Rp. Milyar) 5.881, jumlah realisasi investasi PMA sampai dengan tahun berkenaan (Rp. Milyar) Jumlah prestasi diberbagai event olahraga Statistik 13.1 Tersedianya dokumen Kabupaten Dalam Angka, PDRB, IPM, Profil Kecamatan Kebudayaan Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Kepemudaan dan Olahraga SKPD yang membawahi Kepemudaan dan Olahraga SKPD yang membawahi statistik IX-396

397 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 14.1 Jumlah penyelenggaran festival seni dan budaya, Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 6 Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Kebudayaan IX-397

398 No 15 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 14.2 % kelompok seni dan budaya yang menerima pembinaan 14.3 % benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Perpustakaan 15.1 Jumlah Perpustakaan Pengunjung 15.2 Jumlah Koleksi buku tersedia diperpustakaan 15.3 jumlah perpustakaan yang Fokus Layanan Urusan Pilihan 1 Kelautan dan Perikanan 1.1 Produksi perikanan budidaya (ton) Produksi perikanan tangkap (ton) Pariwisata 2.1 Kunjungan wisata (orang) Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun , ,17 61,26 62,50 62,89 63,45 65,33 57,89 58,95 61,05 63,16 66,32 69,47 72, , , , , , , , , , , , , , , Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Kebudayaan SKPD yang membawahi Kebudayaan SKPD yang membawahi Perpustakaan SKPD yang membawahi Perpustakaan SKPD yang membawahi Perpustakaan SKPD yang membawahi Kelautan dan Perikanan SKPD yang membawahi Kelautan dan Perikanan SKPD yang membawahi Pariwisata IX-398

399 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 2.2 Jumlah destinasi wisata Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 6 Target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD Penanggungjawab SKPD yang membawahi Pariwisata IX-399

400 No 3 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Pertanian 3.1 Produksi padi atau bahan pangan utama lokal lainnya Padi (ton) Palawija (ton) Sayuran (ton) Buah-buahan (ton) Tebu (ton) Tembakau (ton) 3.2 Luasan lahan pertanian organik (ha) 3.3 Peningkatan Produksi Hasil Ternak Produksi Daging (kg) Produksi telur (kg) 4 5 Energi dan Sumber Daya Mineral 4.1 % jumlah KK berlistrik handal Perdagangan 5.1 Jumlah pasar tradisional yang direvitalisasi tahun bersangkutan Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 Target Kinerja SKPD Penanggungjawab 2021 SKPD yang membawahi Pertanian ,86 8,79 11,72 14,65 17,57 20,50 23,43 SKPD yang membawahi energi sumber daya mineral SKPD yang membawahi Perdagangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan SKPD yang membawahi Pertanian SKPD yang membawahi Pertanian SKPD yang membawahi Pertanian IX-400

401 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Persentase Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal (PKL) Perindustrian 6.1 % pertumbuhan Industri 6.2 Jumlah IKM/IRT yang memiliki legalisasi usaha 6.3 Cakupan pengerajin Bina Sentra Transmigrasi 7.1 Jumlah calon transmigran yang terdata (KK) ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 1 Pertanian % pertumbuhan sektor pertanian terhadap PDRB Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun ,8 Target Kinerja ,6 22,4 25,3 28,0 30,8 33,4 SKPD yang membawahi Perdagangan SKPD yang membawahi Perindustrian SKPD yang membawahi Perindustrian SKPD yang membawahi Perindustrian SKPD yang membawahi Transmigrasi 3,03% 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 SKPD yang membawahi pertanian SKPD yang membawahi Pertanian 64,80 54,10 1,59 5,79 65,97 26,64 1,62 5,80 67,15 27,43 1,66 5,81 68,36 28,26 1,71 5,82 69,59 29,11 1,75 5,84 70,85 29,98 1,80 5,85 72,12 30,88 1,85 5,86 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya Padi (kw/ha) Palawija (kw/ha) Sayuran (kw/ha) Buah-buahan (kw/ha) SKPD Penanggungjawab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan IX-401

402 No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Tebu (kw/ha) Tembakau (kw/ha) Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) 62,02 1,08 Target Kinerja ,41 1, ,26 1, ,27 1, ,30 1, ,37 1,07 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan ,50 1,075 SKPD Penanggungjawab IX-402

403 No 2 3 Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Perdagangan % pertumbuhan perdagangan Kinerja Pada Awal RPJMD (Baseline) Tahun 2015 Target Kinerja SKPD Penanggungjawab sektor 7,20 6,9 7,9 6,9 7,9 6,9 7,9 6,9 7,9 6,9 7,9 6,9 7,9 SKPD yang membawahi Perdagangan Perindustrian % pertumbuhan sektor industri pengolahan 8,14 7,5-8,5 7,5-8,5 7,5-8,5 7,5-8,5 7,5-8,5 7,5-8,5 SKPD yang membawahi Perindustrian 98,13 98,20 98,25 98,30 98,35 98,40 98,45 98,01 98,10 98,20 98,25 98,30 98,35 98,40 SKPD yang membawahi penanaman modal SKPD yang membawahi penanaman modal Fokus iklim berinvestasi 1 Penanaman Modal Ketepatan waktu penyelesaian izin usaha Ketepatan waktu penyelesaian izin non usaha Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan IX-403

404 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1 Latar Belakang RPJMD merupakan dokumen rencana pembangunan daerah yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran pemerintahan daerah dalam lima tahun mendatang dan harus ditaati oleh seluruh pemangku kepentingan khususnya penyelenggara pemerintahan daerah. Untuk itu, menjadi penting dipahami oleh segenap pihak terkait tentang bagaimana mengoperasionalkan RPJMD ini baik dalam tahapan normal maupun masa transisi. Tak lain agar RPJMD benar-benar menjadi rujukan dalam pengelolaan kinerja oleh SKPD dalam koordinasi Bappeda. Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, maka RPJMD Kabupaten Lamongan menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJM dan Wakil Bupati terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya. Melalui pedoman transisi ini, maka diharapkan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJM ini dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru dapat terselesaikan Kaidah Pelaksanaan Guna mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi RPJM, maka diperlukan: Konsistensi penyusunan Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD dengan RPJMD; Pemantauan dan evaluasi kinerja pencapaian program RPJMD; Penguatan kemampuan dan kapasitas DPRD untuk memantau dan mengevaluasi RPJMD; I-404

405 4. Penguatan kemampuan dan kapasitas pihak non pemerintah (non government stakeholders) untuk memantau dan mengevaluasi implementasi RPJMD. Sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD ini dapat dicapai selama ada sinergitas usaha antara SKPD dan seluruh komponen masyarakat. Oleh karena itulah SKPD serta para pemangku kepentingan wajib melaksanakan program-program yang telah ditetapkan dengan sebaik-baiknya dan Bappeda wajib melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD dalam Renstra SKPD. Dalam proses pelaksanaannya, dimungkinkan dilakukan perubahan RPJMD sepanjang terjadi perubahan-perubahan yang mendasar mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan. Termasuk perubahan kebijakan ini adalah kebijakan nasional dan kebijakan daerah seperti Rencana Tata Ruang Wilayah yang menjadi acuan penyusunan RPJMD. Perubahan RPJMD tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah, kecuali perubahan pada capaian sasaran tahunan yang tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka menengah, perubahannya ditetapkan dengan Peraturan Bupati. I-405

406 I-406

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... ii DAFTAR TABEL......vii DAFTAR GAMBAR.........x DAFTAR GRAFIK......xii BAB I PENDAHULUANAN...... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan...... I-3 1.3 Hubungan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Latar Belakang Instansi/Perusahaan Kabupaten Lamongan adalah salah satu wilayah yang mempunyai peranan cukup penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2. 1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Karakteristik Lokasi Wilayah Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas wilayah Kabupaten Lamongan adalah 1.812,8 km², atau menempati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Lamongan GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMONGAN

Pemerintah Kabupaten Lamongan GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMONGAN II GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMONGAN 2.1 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS 2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah 2.1.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

KEADAAN SAMPAI DENGAN BULAN 02 NOPEMBER 2012. Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember Produksi (ton)

KEADAAN SAMPAI DENGAN BULAN 02 NOPEMBER 2012. Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember Produksi (ton) Komoditi : Padi REALISASI PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TAHUN 2012 KABUPATEN LAMONGAN 1 Sukorame 1.896 6,03 11.431 1.342 6,03 8.091 - - - 3.238 6,03 19.522 2 Bluluk 2.975 6,61 19.671 1.842 6,61 12.179

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... v Daftar Gambar... ix Daftar Isi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2035

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2035 ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2035 Imam Arifa illah Syaiful Huda, Melly Heidy Suwargany, Diyah Sari Anjarika Fakultas Geografi UGM Email: faillah.arif@gmail.com

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN PREVIEW III TUGAS AKHIR PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, ST., MT. Merisa Kurniasari 3610100038

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah senantiasa

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

TINJAUAN LINGKUP EKSTERNAL

TINJAUAN LINGKUP EKSTERNAL 2.1. KONDISI WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Lamongan, merupakan wilayah kabupaten yang berada di bagian Utara dari wilayah Propinsi Jawa Timur. Terletak diantara koordinat

Lebih terperinci

2.25. Jumlah Anak Balita Hidup dan Jumlah Kasus Kematian Balita di 32 KecamatanTahun II-42 Tabel Jumlah kasus kematian ibu hamil,

2.25. Jumlah Anak Balita Hidup dan Jumlah Kasus Kematian Balita di 32 KecamatanTahun II-42 Tabel Jumlah kasus kematian ibu hamil, LAMPRIAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN 2014-2019 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB III KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KOTA LAMONGAN TAHUN

BAB III KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KOTA LAMONGAN TAHUN BAB III KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KOTA LAMONGAN TAHUN 1975-1982 Untuk mengawali kajian mengenai kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat kota Lamongan, digambarkan terlebih dahulu gambaran

Lebih terperinci

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki arti sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan. Sesuai dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG 1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mempunyai posisi strategis, yaitu berada di jalur perekonomian utama Semarang-Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. PEDOMAN TRANSISI Walaupun masa jabatan Walikota Lubuklinggau periode 2013 2018 akan berakhir pada bulan Pebruari 2018, namun pelaksanaan RPJMD Kota Lubuklinggau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB IV Analisis isu-isu srategis Permasalahan Pembangunan Isu Strategis... 77

DAFTAR ISI. BAB IV Analisis isu-isu srategis Permasalahan Pembangunan Isu Strategis... 77 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I Pendahuluan... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 6 1.4. Sistematika Penulisan... 9 1.5. Maksud

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2014-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Amandemen ke-empat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR : TAHUN 2016 TANGGAL : 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016 2021 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Pasal 5 Ayat (2) UU Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), pengertian RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Peletakan sendi-sendi dasar pembangunan Sulawesi Tenggara periode 2008 2013, telah memperlihatkan kerangka pembangunan yang jelas, terarah dan sistematis dalam menyongsong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Pemerintah berkewajiban untuk menyusun perencanaan pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan Daerah pada dasarnya harus selaras dengan tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional secara exsplisit dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengacu pada Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiga bulan setelah Bupati / Wakil Bupati terpilih dilantik wajib menetapkan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : TANGGAL : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN 20162021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perwujudan dari perencanaan pembangunan tahunan diwajibkan daerah untuk menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL ( Dalam Proses Konsultasi ke Gubernur Jateng )

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL ( Dalam Proses Konsultasi ke Gubernur Jateng ) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL ( Dalam Proses Konsultasi ke

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR : TAHUN 2012 TANGGAL : 2012 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA

Lebih terperinci