BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %"

Transkripsi

1 BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Jamur Tiram yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dari segi rasa maupun kegunaannya. Produk jamur tiram ini sangat baik karena merupakan salah satu jamur kayu baik dan aman untuk dikonsumsi. Jamur tiram merupakan jamur yang paling lezat rasanya dibanding jamur pangan lainnya dan juga mempunyai kandungan nutrisi yang cukup baik. Jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus dengan alasan 100 persen sayuran yang bersih mengandung protein tinggi dan kaya vitamin-mineral, rendah karbohidrat, lemak, dan kalori. Berikut kandungan gizi jamur tiram Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam % 1 Protein 5,94 2 Karbohidrat 50,59 3 Abu 1,14 4 Lemak 0,17 5 Serat 1,56 Sumber: Buku Panen Jamur Tiap Musim Tabel 2.2 Kandungan Jamur Tiram Segar per 100 Gram Kandungan Dalam Gram Protein 13,8 Serat 3,5 Lemak 1,41 Abu 3,6 Karbohidrat 61,7 Zat besi 4,1 Fosfor 0,31 Vitamin B1 0,12 Vitamin B2 0,64 Vitamin C 5 Niacin 7,8 Sumber: Buku Panen Jamur Tiap Musim

2 2 Memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dengan kalori yang rendah, jamur tiram ini dapat dimakan sekehendak hati atau bebas tanpa memperhitungkan banyaknya jamur yang dimakan. Justru semakin banyak akan membuahkan hasil semakin bagus pada kesehatan badan / jasmani manusia. Karena Jamur tiram juga memiliki sifat sebagai imunomodulator (meningkatkan sistem kekebalan tubuh). Selain sebagai bahan pangan yang baik, jamur tiram juga berguna untuk keperluan kesehatan dan pengobatan. jamur tiram juga mengandung karbohidrat, lemak, kalori rendah, dan serat tinggi yang cocok untuk dikonsumsi dalam program diet penderita diabetes dan hipertensi. Beberapa khasiat jamur tiram untuk kesehatan diantaranya Tabel 2.3 Khasiat Jamur Tiram Untuk Kesehatan NO. KHASIAT PENJELASAN 1 Meningkatkan produksi sel darah merah Kadar zat besi, niasin, dan mineral lainnya dalam jamur tiram dapat membantu proses pembentukan eritrosit atau sel darah merah. 2 Mengobati kanker Jamur tiram mengandung senyawa senyawa polisa-karida, seperti beta D-glucans yang berfungsi sebagai antitumor, antikanker, antivirus, antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. 3 Sebagai tambahan gizi untuk ibu hamil Kandungan asam folat pada jamur tiram sangat baik untuk ibu hamil karena dapat mengurangi risiko cacat kelahiran dan cacat otak pada anak. 4 Menurunkan kolesterol Jamur tiram mampu menurunkan kadar kolesterol karena mengandung senyawa aktif lovastatin Sumber: Buku Bisnis Jamur Tiram

3 3 Selain untuk bahan pangan dan kesehatan, limbah dari baglog jamur tiram juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan pakan alternatif ternak seperti ikan, unggas, sapi, dan kerbau. Banyak manfaat yang berguna dari produk jamur tiram hingga limbahnya, maka tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan. UncleMushroom menjual jamur tiram dengan harga rata-rata per Kg jamur sebesar Rp Penetapan harga sebesar Rp Ini diambil berdasarkan perhitungan berikut Harga satuan bahan baku bibit jamur (baglog) sebesar Rp 2000 Rata rata 1 baglog dapat menghasilkan produk jamur tiram sebanyak 500 gram selama 3 bulan Rata rata penghasilan dari 1 baglog adalah 0,5 Kg x Rp = Rp Margin kotor dari 1 baglog adalah Rp Rp = Rp atau 137,5 % dalam 3 bulan (1 bulan = 46%) Dari perhitungan di atas margin kotor tersebut masih akan dikurangi biaya operasional, pembayaran gaji pegawai, dan sebagainya yang akan dibahas lebih jelas dalam bab 5. Saat ini UncleMUSH juga sedang melakukan negosiasi untuk dapat jadi pemasok jamur di sebuah restoran di persimpangan Masjid Gadog yaitu restoran Rumah Makan Selera Anda yang memang dekat dengan lokasi kumbung UncleMUSH. Pembudidayaan jamur tiram UncleMUSH benar-benar menghasilkan produk jamur yang berkualitas dan selalu segar. Hal ini dapat dilihat dari gambar-gambar dibawah ini.

4 4 Gambar 2.1 Suasana dalam kumbung jamur Sumber: Penulis Gambar 2.2 Baglog Jamur Sumber: Penulis

5 5 Gambar 2.3 Jamur tiram sebelum panen Sumber: Penulis Gambar 2.4 Jamur tiram setelah di petik dari baglog Sumber: Penulis

6 6 Gambar 2.5 Jamur tiram siap kemas Sumber: Penulis Gambar 2.6 Jamur tiram ketika di timbang Sumber: Penulis

7 7 Dari gambar - gambar di atas menunjukan bahwa UncleMush sangat menjaga kebersihan kumbung agar jamur dapat tumbuh dengan optimal. Pada budi daya jamur tiram suhu udara, kelembaban, cahaya, dan udara memegang peranan penting untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase tumbuh yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar Antara 22-28C, pada fase pembentukan tubuh buah suhu lingkungan diperlukan Antara 16-22C. Kandungan air di dalam subtract juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur. Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu, bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman akan didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman. Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak menghendaki genangan air. Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan kelembapan udara sekitar 70-85%. Gambar 2.7 Alat Higrometer Sumber: Penulis

8 8 Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban yang ada di dalam kumbung jamur UncleMUSH. Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman. Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil. Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, jamur tiram di Indonesia sangat baik dibudidayakan di daerah dataran menengah dan dataran tinggi. Budi daya jamur tiram di dataran rendah dapat dilakukan tetapi perlu biaya yang lebih besar untuk memanipulasi kondisi suhu dan kelembaban lingkungan. Lokasi budi daya jamur tiram UncleMUSH memenuhi syarat yang ada untuk mendapatkan hasil yang optimal yaitu di daerah Kp. Sawah, Desa Pandan Sari Kecamatan Ciawi. Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan tubuh buah. Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan secara baik.

9 9 Gambar 2.8 Ventilasi yang terdapat di dalam kumbung Sumber: Cathlin Yuamanda (2014) Diversifikasi usaha produk olahan berbasis jamur tiram, akhir-akhir ini berkembang dengan pesat di Indonesia. Beragam rumah makan dengan menu jejamuran bermunculan dimana-mana. Industri pengolahan jamur tiram juga tumbuh pesat, permintaan keripik jamur tiram setiap hari mencapai 0,5 2,0 ton, sedangan produsen keripik jamur baru mampu mensuplai pasar Kg setiap hari (Maulana, 2012). Kondisi ini menggambarkan bahwa usaha produksi jamur tiram dan usaha beragam produk olahannya sangat prospektif dan menjanjikan. 2.2 Keunggulan Produk Budidaya jamur tiram memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan usaha budidaya komoditas pertanian yang lain. Saat ini, budidaya jamur tiram telah dilakukan di berbagai daerah, bahkan hingga ke pelosok desa. Walaupun metode budidaya yang digunakan berbeda, mayoritas pembudidaya jamur mengakui kalau budidaya jamur tiram cukup menguntungkan. Berikut ini adalah keunggulan budidaya jamur tiram: 1. Panen setiap hari Salah satu keunggulan jamur tiram adalah dapat tumbuh sepanjang tahun, atau tidak tergantung pada musim. Hal ini menjadikan produksi jamur tiram bersifat berkelanjutan. Dilihat dari segi bisnis, terlihat jelas perputaran uang

10 10 akan terus mengalir. Tubuh buah jamur yang telah tumbuh dan mekar, dapat dipanen setiap hari selama tiga bulan. 2. Teknologi sederhana Kelebihan lain budidaya jamur tiram adalah proses budidaya yang mudah dilakukan, bahkan tidak memerlukan alat-alat khusus, cukup sediakan kumbung dan bibit jamur yang tersedia dalam bentuk baglog. kondisi lingkungan yang sesuai dengan kondisi hidup jamur, termasuk suhu dan kelembapan, serta sterilnya bibit dan kumbung jamur, sudah dapat melakukan perawatan dengan mudah. Jamur tiram juga terkenal jarang terserang hama penyakit. Hal ini menjadikan risiko kegagalan panen sangatlah kecil.dibanding usaha budidaya yang lain,jamur tiram mempunyai waktu panen yang singkat tidak membutuhkan biaya pakan, obat-obatan, dan pupuk. tenaga kerja yang sedikit sehingga hasil bisa maksimal. 3. Pasar yang pasti Perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung memilih makanan sehat dengan mengonsumsi sayuran, seperti olahan jamur, kini semakin meningkat. Bagi kaum vegan (sebutan untuk vegetarian) jamur digunakan sebagai pengganti daging. Pasar jamur tiram di Indonesia masih terfokus di kotakota besar. Permintaan banyak berdatangan dari rumah makan, hotel-hotel berbintang, usaha katering, hingga restoran tertentu yang menyediakan menu olahan jamur. Kini jamur tiram tidak hanya dipasarkan dalam keadaan segar, tetapi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan siap saji. Harga jamur tiram juga bisa dikatakan stabil. Dalam usaha apapun pasti tidak lepas dari berbagai macam kendala. Didalam pemeliharaan atau budidaya jamur tiram juga terdapat kendala yang kadang bagi orang yang baru pertama memelihara jamur tiram ini seperti saya masih sulit untuk mencari solusinya. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan dilingkungan sekitar tempat budidaya jamur tiram UncleMUSH, berikut kendala dalam pemeliharaan jamur tiram 4. Produk UncleMUSH bebas dari bahan kimia Hampir seluruh makanan yang dijual dipasaran tercemar oleh zat kimia, sayuran dan buah dipenuhi pestisida. Dalam budi daya jamur tiram, UncleMUSH tidak melibatkan bahan kimia sintetis. Dalam penanganan hama pun, UncleMUSH masih memakai cara tradisional untuk menghilangkannya. Jadi jamur UncleMUSH bebas kimia dan amat sehat untuk dikonsumsi.

11 Kelemahan Produk Dalam usaha apapun pasti tidak lepas dari berbagai macam kendala. Didalam pemeliharaan atau budidaya jamur tiram juga terdapat kendala yang kadang bagi orang seperti saya yang baru pertama memelihara jamur tiram ini masih sulit untuk mencari solusinya. Berikut ini adalah kelemahan dari usaha budidaya jamur tiram 1. Jamur tiram tidak tumbuh optimal Jamur Tiram yang tidak tumbuh optimal dapat disebabkan oleh cuaca di sekitar tempat pemeliharaan jamur tiram. Cuaca yang panas dapat mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram terhambat, bahkan jamur tiram tersebut bisa mati. Untuk menjaga suhu dan kelembaban pada kumbung jamur dapat dilakukan salah satunya dengan penyiraman pada jamur (pengabutan). Hal ini dimaksudkan agar kondisi baglog tetap dalam kondisi lembab sehingga jamur tidak mati atau kering. 2. Baglog berwarna kekuningan Jika baglog jamur berwarna kekuningan hal ini bisa disebabkan oleh air yang terlalu banyak di dalam baglog jamur. untuk mengatasinya yaitu dengan menghilangkan air pada baglog jamur yang biasanya terletak pada bagian depan baglog jamur. Jika terbentuk seperti ini maka akan mengakibatkan pertumbuhan jamur yang tidak optimal selain itu dapat mengakibatkan warna jamur kekuningan pada bagian yang terkena air tersebut. 3. Ulat pada jamur tiram Ulat merupakan salah satu kendala yang paling sering dialami. Ulat tersebut bisa disebabkan oleh adanya kotoran yang menempel pada jamur. Untuk menghilangkan ulat pada jamur dapat dilakukan dengan insect yang dibuat secara alami dan untuk mencegah adanya ulat, kumbung jamur harus dijaga kebersihannya setiap selesai panen. Kelemahan produk yang telah disebutkan diatas tidak menjadi hambatan saya untuk terus menjalankan bisnis ini. Hal tersebut justru menjadi motivasi untuk saya dalam menjalankan usaha budidaya jumur tiram UncleMUSH.

12 12

13 BAB 3 PEMASARAN 3.1 Riset Pemasaran Suatu perusahaan harus mempunyai konsep pemasaran dalam menjalankan aktivitasnya agar usaha yang dijalankan menjadi efisien dan keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang baik. Perencanaan strategi pemasaran menjadi salah satu kunci utama kesuksesan sebuah usaha. Begitu pula dalam menjalankan peluang bisnis budidaya jamur tiram. Tidak hanya melihat kualitas hasil panen yang didapatkan, tapi tanpa dukungan strategi pemasaran jamur yang tepat maka bisa dipastikan tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan produk. Sehingga pemasaran produk jamur tersebut kurang berjalan lancar, dan akhirnya mengalami kerugian. Oleh karena itu sebelum menjalankan bisnis budidaya jamur tiram, kami memperhatikan kondisi pasar yang ada sebelum menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan. Saat ini permintaan produk jamur segar masih sangat mendominasi pasar, sehingga kita bisa memanfaatkan keadaan tersebut sebagai sebuah peluang untuk memperluas bisnis jamur tiram. Tidak hanya di dalam negeri, tapi permintaan akan jamur ini juga sangat besar di pasar internasional. Hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh ITC (International Trade Center) tentang negara pengekspor jamur ke dunia selama lima tahun terakhir yaitu periode 2007 sampai dengan Tabel 3.1 Negara Pengekspor Jamur ke Dunia Rank Eksportir Trend Pangsa World % 1 China % 2 Netherlands % 3 France % 4 Spain % 5 Poland % 6 India % 7 Italy % 8 Indonesia % 9 Germany % 10 Vietnam % Sumber: International Trade Centre (ITC), satuan milyarusd Sumber: International Trade Center, 2012 ( 25

14 26 Dari data diatas terlihat bahwa pasokan jamur dunia relatif stabil berada pada kisaran 1 Milyar USD tiap tahunnya. Kendati demikian, pasokan dari Indonesia justru menurun sekitar 21.01% dari tahun Hal ini sangat disayangkan mengingat kontribusi Indonesia masih sangat kecil (hanya sebesar 1% dari total pasokan dunia pada tahun 2011). Melihat potensi yang masih sangat besar ini, seharusnya para pelaku agribisnis dapat lebih mengembangkan industri jamur Indonesia. Hal ini didukung juga oleh iklim Indonesia yang cukup kondusif untuk menanam jamur dan juga biaya sumber daya manusia yang relative lebih rendah dibandingkan Negara maju seperti Belanda, Prancis, Spanyol, dan Polandia yang merupakan lima besar pemasok jamur dunia. Tidak hanya pasar luar negeri, permintaan jamur pasar dalam negeri dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat dari data yang dikeluarkan oleh BPS tentang proyeksi kebutuhan terhadap jamur di Jakara Tabel 3.2 Kebutuhan Masyarakat Jakarta Terhadap Jamur Kebutuhan Tahun (Kg/bulan) Sumber : Buku Budidaya Jamur Dari data diatas terlihat bahwa setiap tahun kebutuhan masyarakat Jakarta akan jamur meningkat. Hal ini mendukung pernyataan bahwa pasar jamur tiram sangat potensial. Penelitian ITPC Osaka juga mengeluarkan data yang menyatakan bahwa produksi jamur tiram menduduki peringkat ke dua di dunia setelah jamur kancing, yaitu sekita 25% dari total produksi jamur dunia.

15 Faktor Ekonomi Ukuran Pasar dan Target Pasar Tabel 3.3 Penyediaan, Penggunaan dan Ketersediaan Jamur Indonesia Sumber: Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2012 Oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN) tentang konsumsi pangan Indonesia tahun 2012, dapat diketahui bahwa rata-rata produksi jamur Indonesia dari tahun adalah sebesar 47,180 ton per tahun. Namun apabila dibandingkan dengan total penggunaan jamur Indonesia yang mempunyai rata-rata sebesar 48,160 ton per tahunnya ( ) dapat disimpulkan bahwa masih ada permintaan yang belum dapat terpenuhi dalam pasar jamur domestik Indonesia. Karena data yang dikeluarkan oleh PUSDATIN mengacu pada produksi jamur konsumsi dari semua jenis secara keseluruhan, maka untuk menetukan besar pasar jamur tiram saja diasumsikan bahwa pasar jamur tiram adalah 25% dari total produksi jamur. Asumsi ini diambil dengan

16 28 anggapan bahwa produksi jamur tiram Indonesia sama dengan produksi jamur tiram dunia, yang menurut data ITPC Osaka adalah sebesar 25% total produksi jamur dunia secara keseluruhan. Mengacu pada data PUSDATIN tahun 2011 dimana total produksi jamur Indonesia adalah sebesar 45,850 ton/tahun maka menurut asumsi diatas total produksi jamur tiram adalah 11,462 ton/tahun atau 31,840 KG/hari. Dalam hal ini, UncleMush mempunyai target awal untuk dapat memenuhi 2.5% total produksi jamur tiram Indonesia atau sebesar 796 KG/hari Target Permintaan Permintaan akan jamur dapat dilihat dari data lain yang dikeluarkan PUSDATIN pada Statistik Pertanian Dalam buku ini, PUSDATIN memaparkan bahwa konsumsi jamur per kapita Indonesia memiliki tren yang meningkat tiap tahunnya. Peningkatan yang signifikan terutama terjadi pada tahun 2013, dimana pada tahun sebelumnya konsumsi jamur per kapita hanya sekitar 0.06 KG per kapita per tahun melonjak menjadi 0.57KG per kapita per tahun atau pertumbuhan sebesar 900% dari tahun sebelumnya. Perlu diketahui juga bahwa menurut data yang dikeluarkan PUSDATIN ini, jamur mempunyai pertumbuhan terbesar apabila dibandingkan dengan 27 komoditas sayur-sayuran lainnya. Tabel 3.4 Konsumsi Sayur-Sayuran Indonesia Sumber: Statistik Pertanian 2013

17 29 Oleh Badan Pusat Statistik diolah PUSDATIN Tren Pasar Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan signifikan konsumsi jamur per kapita masyarakat Indonesia adalah meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap jamur sebagai makanan konsumsi. Apabila sebelumnya jamur hanya sebagai makanan pelengkap atau tambahan dari suatu menu, sekarang sudah banyak ditemukan jamur sebagai makanan utama. Bahkan sebagian restoran telah mengusung jamur sebagai tema utamanya, sebut saja Rumah Makan Jejamuran, Cempaki Mushroom Restaurant, O-Jamur, Rumah Jamur, dll Peluang Perkembangan Bisnis Usaha jamur tiram relatif lebih mudah dibudidayakan dibandingkan dengan jamur lain, Dalam buku Panen Jamur Tiap Musim yang ditulis oleh Erie Maulana Sy. Mengemukakan bahwa kelayakan usaha jamur tiram dapat ditunjukkan dengan beberapa indikator antara lain: 1. Daya serap pasar jamur tiram sangat tinggi dan terus meningkat setiap tahun. 2. Kemungkinan stagnasi pasar sangat kecil karena merupakan konsumsi masyarakat sehari-sehari. 3. Bahan baku beragam, murah, dan mudah diperoleh (limbah). 4. Kebutuhan skill tidak begitu tinggi. 5. Proses pemeliharaan tergolong mudah. 6. Tidak memerlukan lahan yang luas. 7. Budi daya jamur tiram tidak mengenal musim sehingga dapat menghasilkan keuntungan terus-menerus sepanjang tahun. 8. Jamur tiram merupakan sayuran organic yang higenis, lezat, sehat, dan bergizi tinggi. 9. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan 10. Kompos sisa media tanam dapat digunakan untuk pupuk organic, campuran pakan ikan, campuran pakan ternak, dan media memelihara cacing. 11. Usaha budi daya jamur tiram dapat dilakukan secara parsial (sebagian) ataupun keseluruhan. Usaha parsial yang dapat dilakukan, yaitu: 1) Produksi Bibit

18 30 2) Produksi Bibit sebar 3) Produksi media tanam baglog 4) Produksi jamur tiram segar 5) Beragam produk olahan berbasis jamur tiram 6) Industri / pabrikasi produk berbahan baku jamur tiram 7) Produksi pupuk organic dan pakan ternak dari kompos sisa media tanam 8) Agrowisata berbasis jamur tiram dan resto healthy food Peluang untuk membudidayakan jamur tiram di Indonesia masih sangat terbuka lebar. hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan pasar dan stabil dari waktu ke waktu. beberapa tahun belakangan permintaan jamur tiram cenderung terus meningkat hal ini disebabkan jamur merupakan sayuran yang dapat dikonsumsi dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Perubahan paradigma masyarakat terhadap pola hidup yang sehat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah konsumsi makanan yang dipandang lebih sehat, termasuk diantaranya adalah konsumsi jamur tiram putih. Rasa dan aroma dari jamur tiram banyak disukai dibandingkan dengan jamur lain, harganya jugs sangat terjangkau oleh semua kalangan. Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Tabel 3.5 Permintaan jamur tiram di beberapa kota besar di Indonesia 2012 No Kota Kebutuhan per hari (kg) 1 Jabodetabek Cianjur Sukabumi Bandung Semarang Yogyakarta Malang Surabaya Sumber: Buku Bisnis Jamur Tiram Diperkirakan pada tahun 2015, dengan asumsi kenaikan pasar sekitar 5% per tahun, maka kebutuhan jamur tiram untuk wilayah Indonesia akan naik menjadi

19 ton/tahun. Padahal kemampuan petani untuk menyediakannya baru sekitar ton/tahun. Dari informasi di atas sudah jelas bahwa prospek budidaya akan jamur tiram putih ini sangat baik dan peluang ini belum termasuk permintaan terhadap produk olahan jamur tiram itu sendiri. (Piryadi, 2013) Faktor penghalang dalam memasuki pasar Setiap usaha yang dijalankan, pasti ada yang sukses dan ada yang belum mencapai titik keberhasilan seperti halnya usaha ini. Ada beberapa hal yang menurut kami akan menghambat dan sangat mendukung dalam menjalankan usaha ini. Faktor penghambat tersebut diantaranya 1. Banyaknya usaha yang sama 2. Mudah terserang hama lalat jamur 3. Daya simpan yang tidak lama 4. Kesulitan dalam proses pengiriman jarak jauh karena tulang-tudungnya mudah hancur Ketika menjalankan usaha UncleMUSH kami sudah merencanakan untuk memecahkan masalah faktor penghambat tersebut diantaranya yaitu, pertama menyikapi banyaknya usaha yang sama, disini diperlukan adanya sebuah inovasi dalam bisnis. Ketika membicarakan inovasi, maka sebenarnya inovasi tidak bisa dibatasi. Inovasi sangatlah luas, batasnya adalah kemampuan berfikir manusia. Inovasi yang biasa dilakukan oleh perusahaan adalah inovasi produk, inovasi proses, inovasi pelayanan, inovasi organisasi, dan inovasi model bisnis. Saat ini UncleMUSH telah melakukan inovasi pada produk dengan membuat jamur olahan, inovasi terhadap ide bisnis dengan optimalisasi lahan yang nanti akan djelaskan di sub bab selanjutnya. Sedangkan untuk salah satu faktor penghambat yaitu mudah terserang hama lalat jamur, kami sudah mengidentifikasi penyebab serangan dan cara terbaik untuk melawan perusak jamur, baik hama maupun penyakit adalah dengan mencegahnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kami untuk menjaga kebersihan dan melakukan monitoring secara intensif, terarah, dan terprogram pada tiap tahap budi daya jamur. Kemudian kesulitan dalam proses penyimpanan yang tidak tahan lama serta ulang tudung jamur yang mudah hancur ketika proses pengiriman jarak jauh, kami atasi dengan adanya diversifikasi produk jamur olahan. hal ini tidak hanya sekedar melakukan diversifikasi produk, tapi dengan hal ini kami mempunyai strategi sebagai salah satu cara untuk melakukan diversifikasi pada saluran distribusi. Adanya diversifikasi Produk jamur olahan ini adalah untuk membuat produk tahan

20 32 lebih lama, mengarah kepada produk siap konsumsi, memenuhi selera dan kebutuhan konsumen serta memperluas pasar, mempermudah transportasi, memberi nilai tambah, pendapatan dan lain sebagainya. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan laba, tetapi untuk memaksimalkan perusahaan harus melakukan strategi yang efektif, dengan diversifikasi produk maka perusahaan akan mampu memaksimalkan revenue. Adapun faktor pendukung usaha ini yang membuat kami semakin yakin melakukan usaha ini, diantaranya: 1. Kondisi tempat budidaya UncleMUSH yang kondusif untuk menanam jamur, dan dengan peralatan yang memadai 2. Jenis jamur tiram relatif mudah dibudidayakan 3. Toleran terhadap perubahan musim serta cuaca 4. Produktivitasnya cukup baik dengan panen setiap hari 5. Higienis dan harga yang relatif terjangkau 6. Merupakan salah satu bagian produk yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat 3.3 Pelanggan Budidaya jamur tiram sekarang ini telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua wirausaha budidaya jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Permintaan jamur tiram semakin hari semakin meningkat, masyarakat semakin sadar akan pentingnya mengkonsumsi jamur tiram untuk tujuan kesehatan. Jamur tiram ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain memiliki nilai gizi yang lebih tinggi serta membuat pola makan masyarakat meningkat. Target market usaha ini adalah: Pengumpul maupun tengkulak Pengumpul merupakan pihak yang melakukan pembelian jamur tiram hasil produksi produsen. Pengumpul kemudian melakukan penjualan kepada pedagang besar atau dapat juga dijual langsung kepada konsumen. Seorang pengumpul umumnya juga mengangkut komoditas pertanian lain selain jamur tiram untuk dijual kembali. konsumen rumah tangga dengan memasarkannya melalui pasar swalayan, supermarket.

21 33 restoran, rumah makan, catering ataupun hotel - hotel apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai. Adapun saluran pemasaran antara satu bagian dengan bagian lainnya dari suatu organisasi adalah satu kesatuan yang saling tergantung, yang nantinya akan memperlancar arus produk dan jasa kepada konsumen. Gambar 3.1 Saluran Distribusi Sumber: Penulis 3.2 Analisa Pesaing Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang dan jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan.. Keberhasilan bisnis salah satunya ditentukan oleh kemampuan memahami pesaing. Output dari kemampuan tersebut, menopang manajemen dalam memutuskan dimana akan bersaing dan bagaimana posisi diantara pesaing. Kualitas perusaahaan akan meningkat akibat adanya persaingan yang sehat. Sebelum melangkah lebih jauh untuk analisa pesaing, dibutuhkan proses analisa pemecahan masalah agar mendapatkan sebuah informasi yang penting, input, dan umpan balik sehingga mendapatkan sebuah keputusan yang tepat. Salah satu analisis yang dibutuhkan adalah analisis SWOT. melakukan analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threats) dari bisnis yang dijalani. Dari analisa tersebut seorang wirausaha dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman, dengan kata lain perusahaan dapat menjadi tahu strategi bersaing yang tepat untuk diterapkan pada usahanya.

22 34 Dalam proses analisa pesaing selain menganalisa SWOT, bisnis jamur UncleMUSH juga menganalisis dengan berbagai macam strategi, diantaranya: 1. Menganalisis faktor internal dan eksternal yang dimiliki perusahaan. 2. Membandingkan beberapa faktor keberhasilan dengan keunggulan kompetitor yang ada. 3. IE Matrix (Internal-External). Matriks ini memposisikan berbagai divisi suatu perusahaan dalam 9 kuadran. 4. CPM (Competitive Profile Matriks) yang digunakan untuk mengidentifikasi para pesaing utama perusahaan mengenai kekuatan dan kelemahan utama mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan SWOT Bisnis Jamur Tiram UncleMUSH Faktor-faktor internal yang teridentifikasi sebagai kekuatan (Strength) bagi bisnis jamur UncleMUSH adalah sebagai berikut : 1. Memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok Pemasok berperan penting dalam menentukan mutu produk, biaya, pengembangan produk, dan akses pembiayaan bagi perusahaan. Mutu produk dan layanan, sebagai penentu kepuasan pelanggan, salah satunya bergantung kepada kualitas pemasok yang dipilih. Pasokan yang berkualitas tentu memudahkan perusahaan menghasilkan produk dan layanan yang berkualitas pula. 2. Letak lokasi usaha yang strategis Lokasi UncleMUSH berada di dataran menengah. Dimana lokasi tersebut sesuai dengan kebutuhan jamur tiram dapat tumbuh secara optimal. Oleh karena itu, kami dapat memaksimalkan keuntungan usaha. 3. Kualitas produk yang baik Kualitas produk yang ditawarkan oleh UncleMUSH baik karena UncleMUSH memiliki komitmen memberikan pelayanan secara konsisten dengan menawarkan dari segi kualitas & tujuan kesehatan bagi konsumen. UncleMUSH juga mempertahankan kualitas produknya dengan tidak memakai obat-obatan kimia dalam penanggulangan hama. Sehingga jamur tiram UncleMUSH dijamin lebih sehat dibandingkan dengan jamur tiram lainnya.

23 35 4. Komunikasi antara pemilik usaha dengan karyawan berjalan lancar Pemilik atau pemimpin perusahaan harus selalu berkomunikasi dan berkordinasi dengan karyawannya. Komunikasi yang baik ini tidak hanya dalam hal pekerjaan. Hal ini akan menciptakan hubungan kekeluargaan yang baik antara pemilik dan karyawannya. Kondisi seperti itu dapat menciptakan kenyamanan karyawan dalam bekerja dan tentunya juga akan meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. 5. Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas Salah satu kendala dalam menjalankan bisnis adalah tidak adanya atau keterbatasan lahan untuk melakukan usaha. Sedangkan UncleMUSH masih memiliki lahan yang cukup luas, sehingga hal tersebut dapat menjadi salah satu kekuatan UncleMUSH untuk mengembangkan usaha budi daya jamur tiram ini. 6. selalu mengutamakan kebersihan di lingkungan usaha UncleMUSH selalu mengutamakan kebersihan di lingkungan kumbung jamur. Karena dengan menjaga kebersihan secara berkala merupakan salah satu cara mencegah adanya hama pada jamur, dan hasil produksi jamur tiram lebih optimal. 7. fasilitas produksi untuk budidaya jamur baik Kumbung jamur UncleMUSH sudah dilengkapi dengan fasilitas produksi yang baik, diantaranya adalah bangunan kumbung yang sesuai dengan kebutuhan jamur tiram, terdapat alat pengukur suhu agar suhu di dalam kumbung tetap stabil dan juga terdapat alat pengkabutan untuk menjaga kelembaban kumbung jamur. Faktor-faktor internal yang teridentifikasi sebagai kelemahan (Weakness) bagi bisnis jamur UncleMUSH adalah sebagai berikut : 1. Kapasitas produksi belum optimal Modal yang masih terbatas menjadikan kapasitas produksi belum optimal. 2. Masih belum adanya labelisasi atau merek dagang Belum adanya merek dagang pada kemasan, karena UncleMUSH saat ini masih memasarkan jamur tiram ke wholesaler, dimana kemasan yang dibutuhkan hanya dalam bentuk pelastik bening per 5 Kg. Ketika UncleMUSH sudah berhasil masuk ke retailer, UncleMUSH akan memberi merek dagang UncleMUSH pada kemasan jamur tiram tersebut.

24 36 3. Modal yang masih sangat terbatas Keterbatasan modal merupakan masalah yang sering dihadapi oleh usaha kecil dan menengah. Kondisi ini juga terjadi pada UncleMUSH dimana keterbatasan modal ini menghambat perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi permintaan yang ada. Modal masih terbatas juga karena saat ini UncleMUSH masih menggunakan dana pribadi. 4. Teknologi yang digunakan masih sederhana Teknologi yang digunakan masih sederhana karena bisnis UncleMUSH ini masih dalam tahap pengembangan dan kapasitas jamur tiram yang belum maksimal, menyebabkan UncleMUSH masih memakai teknologi sederhana dalam produksinya. 5. Promosi yang dilakukan masih sederhana Selama memasarkan produknya, UncleMUSH belum melakukan labelisasi atau menggunakan merek dagang pada produknya. Akan tetapi UncleMUSH memberikan kuitansi transaksi penjualan kepada pelanggan dengan menyertakan nama perusahaan serta nomor telepon perusahaan untuk pemesanan lebih lanjut. Faktor-faktor eksternal yang teridentifikasi sebagai peluang (Opportunity) bagi bisnis jamur UncleMUSH adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan ekonomi yang positif Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Berdasarkan dari data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 6,5 % dibanding tahun sebelumnya. hal ini akan menjadi peluang bagi UncleMUSH untuk dapat mengembangkan usahanya. 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap kesehatan Saat ini konsumen semakin cerdas dalam memilih suatu produk. Gaya hidup sehat yang semakin memasyarakat menjadikan sebagian konsumen cenderung memilih produk yang aman untuk dikonsumsi dengan indikator produk tersebut lebih sedikit mengandung bahan pengawet. Salah satu produk yang tidak mengandung bahan pengawet adalah jamur tiram putih sebagai komoditas hortikultura yang diharapkan mampu

25 37 dijadikan produk yang dapat memenuhi kebutuhan giji masyarakat yang dapat dikonsumsi untuk semua umur. Jamur dapat menjadi makanan utama dimasa depan, karena kaya akan manfaat kesehatan dengan cita rasa yang lezat. 3. Permintaan pasar tiap tahunnya selalu meningkat Melihat permintaan pasar yang selalu meningkat, UncleMUSH memanfaatkan keadaan tersebut sebagai sebuah peluang untuk memperluas bisnis jamur tiram. Tidak hanya di dalam negeri, tapi permintaan akan jamur ini juga sangat besar di pasar internasional. 4. Industri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan, pengembangan teknologi kesehatan, dan obat-obatan Selain sebagai bahan pangan yang baik, jamur tiram juga berguna untuk keperluan kesehatan dan pengobatan. jamur tiram juga mengandung karbohidrat, lemak, kalori rendah, dan serat tinggi. Oleh karena itu jamur tiram diarahkan untuk ketahanan pangan, pengembangan teknologi kesehatan, dan obat-obatan. 5. Sumber daya manusia yang memadai di sekitar lokasi usaha Tidak sulit mecari sumber daya manusia di sekitar lokasi UncleMUSH. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah para petani yang tidak mempunyai lahan dan menjadi buruh tani. Hal tersebut akan menjadi suatu peluang yang baik apabila dimanfaatnya secara terorganisir. Faktor-faktor eksternal yang teridentifikasi sebagai ancaman (Threats) bagi bisnis jamur UncleMUSH adalah sebagai berikut : 1. Perubahan cuaca tidak menentu Cuaca merupakan salah satu faktor yang harus sangat diperhatikan untuk menunjang keberhasilan budidaya jamur tiram putih. Dalam memproduksi bibit dan media tanam jamur tiram putih diperlukan suhu dan kelembapan yang relatif tetap atau stabil. Cuaca yang terlalu panas akan mengakibatkan pertumbuhan miselium terhambat yang bila tidak ditangani dengan cepat akan mengakibatkan kegagalan dalam mempoduksi bibit jamur tiram putih. Perubahan cuaca yang tidak menentu merupakan ancaman yang harus dihadapi. 2. Situasi keamanan sekitar Situasi keamanan lingkungan sekitar merupakan faktor ancaman yang

26 38 cukup penting untuk diperhatikan agar tidak berdampak merugikan bagi perusahaan. 3. Kemungkinan adanya penyakit atau virus pada jamur Penyakit dan hama sering timbul karena kurangnya ketelitian dan kehatihatian dalam melakukan penanganan produksi salah satunya proses pemeliharaan. Hal tersebut menimbulkan pekerjaan baru karena penyakit dan hama yang menyerang harus segera ditangani. 4. Peningkatan impor jamur Tingginya persaingan industri dapat dilihat dengan adanya peningkatan pengimpor jamur tiram putih. Pesaing yang berasal dari luar negeri telah berhasil memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi lebih unggul IFE Matriks Bisnis Jamur Tiram UncleMUSH Tabel 3.6 IFE Matriks Bisnis Jamur Tiram UncleMUSH Faktor Internal Bobot Ranking Score Strength Memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok Letak lokasi usaha yang strategis Kualitas produk yang baik Komunikasi antara pemilik usaha dengan pegawai berjalan lancer lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas selalu mengutamakan kebersihan di lingkungan usaha fasilitas produksi untuk budidaya jamur baik Weakness Kapasitas produksi belum optimal Masih belum adanya labelisasi atau merek dagang Modal yang masih sangat terbatas Teknologi yang digunakan masih sederhana Promosi yang dilakukan masih sederhana

27 39 Total Sumber: Penulis Berdasarkan hasil analisis faktor internal pada matriks IFE, dapat dilihat yang menjadi kekuatan utama bisnis jamur UncleMUSH adalah kualitas produk yang baik dengan nilai tertimbang 0,48. Faktor lain yang juga merupakan kekuatan bisnis Jamur UncleMUSH adalah selalu mengutamakan kebersihan di lingkungan usaha (nilai tertimbang = 0,8), lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas (nilai tertimbang = 0,3), memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok (nilai tertimbang = 0,2), letak lokasi yang strategis (nilai tertimbang = 0,1), fasilitas produksi untuk budidaya jamur baik (nilai tertimbang = 0,08), dan komunikasi antara pemilik usaha dengan pegawai berjalan lancar (nilai tertimbang = 0,04). Identifikasi faktor kelemahan yang memiliki posisi terbesar bagi perusahaan adalah kapasitas produksi jamur tiram belum optimal dengan nilai tertimbang 0,4, Faktor lain yang juga menjadi kelemahan adalah modal yang masih terbatas (nilai tertimbang = 0,15), masih belum adanya labelisasi atau merek dagang (nilai tertimbang = 0,08), teknologi yang digunakan masih sederhana (nilai tertimbang = 0,03), dan promosi yang dilakukan masih sederhana dengan nilai tertimbang 0,05. Dari Tabel IFE tersebut diketahui bahwa total nilai tertimbang adalah 2,67. Saat ini kondisi internal perusahaan berada di atas kondisi rata-rata, yaitu 2,5. Hal tersebut menyatakan bahwa usaha jamur UncleMUSH sudah mampu dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menutupi kelemahannya.

28 EFE Matriks Bisnis Jamur Tiram UncleMUSH Tabel 3.7 EFE Matriks Bisnis Jamur Tiram UncleMUSH Faktor Eksternal Bobot Ranking Score Opportunity Pertumbuhan ekonomi yang positif Meningkatnya kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap kesehatan Permintaan pasar tiap tahunnya selalu meningkat Industri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan dan pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan Sumber daya manusia yang memadai di sekitar lokasi usaha Threats Perubahan cuaca tidak menentu Situasi keamanan sekitar kemungkinan adanya penyakit atau virus pada jamur Peningkatan impor jamur Total Sumber: Penulis Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal pada matriks EFE, menunjukkan bahwa peluang terbesar yang dimiliki oleh usaha UncleMUSH adalah permintaan pasar tiap tahun selalu meningkat dengan nilai tertimbang sebesar 0,88. Faktor lain yang menjadi peluang bagi usaha UncleMUSH adalah meningkatnya kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap kesehatan = 0,64), sumber daya manusia yang memadai di sekitar lokasi usaha (nilai tertimbang =0,3), pertumbuhan ekonomi yang positif (nilai tertimbang = 0,2). Industri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan, pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan (nilai tertimbang = 0,07). Faktor yang menjadi ancaman terbesar bagi usaha budi daya jamur tiram UncleMUSH

29 41 adalah kemungkinan adanya penyakit atau virus pada jamur (nilai tertimbang = 0,2), peningkatan impor jamur (nilai tertimbang = 0,1), kemudian diikuti oleh perubahan cuaca tidak menentu (nilai tertimbang = 0,16), dan situasi keamanan sekitar (nilai tertimbang = 0,07). Dari Tabel EFE tersebut diketahui bahwa total nilai tertimbang adalah 2,62. Hal tersebut menyatakan bahwa bisnis UncleMUSH dapat menanggapi peluang dan ancaman dengan baik, yaitu dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari ancaman eksternal perusahaan Matriks Internal Eksernal Gambar 3.2 Matriks Internal Eksternal Sumber: Penulis Berdasarkan analisis Matriks IE pada Gambar diatas menunjukkan bahwa Bisnis Jamur UncleMUSH untuk Tahun 2014 berada di kuadran V. Pada kuadran V strategi yang sesuai untuk perusahaan adalah strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Alternatif strategi yang dapat digunakan untuk perusahaan yang berada di kuadran V biasanya strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi mencari pangsa pasar yang lebih besar lewat produk saat ini, di pasar yang sekarang melalui pemasaran yang lebih baik. Sedangkan strategi pengembangan produk adalah suatu strategi mengupayakan

30 42 peningkatan penjualan melalui perbaikan produk saat ini atau pengembangan produk yang baru. Tahun 2014 strategi penetrasi pasar sebaiknya digunakan untuk mempercepat penjualan produk pada segmen pasar yang sudah dituju dengan melakukan perbaikan pada saluran distribusi. Perbaikan tersebut bisa dilakukan dengan menambah saluran distribusi yang dianggap strategis dalam meningkatkan penjualan. Tujuan penambahan tersebut untuk menambah pangsa pasar serta konsumen lebih mudah memperoleh produk jamur tiram. Strategi penetrasi pasar juga dapat dilakukan dengan cara promosi yang lebih gencar melalui periklanan di internet. Hal tersebut bertujuan agar produk jamur tiram UncleMUSH lebih dikenal masyarakat. Disamping melakukan penetrasi pasar, perusahaan juga bisa menjalankan strategi pengembangan produk bisa dilakukan perusahaan dengan membuat produk jamur olahan, Tujuan penambahan produk jamur olahan untuk mengoptimalkan kapasitas produksi serta melengkapi produk yang sudah ada dipasaran. Produk tersebut bisa dijual pada segmen pasar yang telah dituju ataupun pasar di wilayah geografis baru Competitive Profile Matrix Competitive Profile Matrix (CPM) mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahannya. Dalam hal ini pesaing dari UncleMUSH adalah: 1. Nama Perusahaan : Jamur Tegalwaru Alamat : desa Tegalwaru kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor 2. Nama Perusahaan : CV Wahyu Makmur Sejahtera Alamat : Kampung Gadog RT 03/RW 03

31 43 Tabel 3.8 Competitive Profile Matrix Bisnis Jamur UncleMUSH Perusahaan Jamur Tegalwaru CV Wahyu Makmur Sejahtera Faktor Bobot Peringkat Skor Bobot Peringkat Skor Bobot Peringkat Skor Keberhasilan Kualitas produk Kebersihan kumbung jamur Daya saing harga Kualitas pelayanan hubungan dengan supplier Lokasi usaha Kualitas manajemen Total Sumber: Penulis Kondisi diatas menggambarkan bahwa bisnis jamur UncleMUSH merupakan bisnis yang paling unggul dengan peringkat pertama dalam kualitas produk, kebersihan kumbung jamur, daya saing harga, kualitas pelayanan, hubungan dengan supplier, lokasi usaha, dan kualitas manajemen dengan total skor sebesar 3,49. Kemudian peringkat kedua diperoleh oleh CV Wahyu Sejahtera dengan total skor sebesar 2,15, dan peringkat ketiga diperoleh oleh Perusahaan Tegalwaru dengan total skor sebesar 1, Rencana pemasaran Memiliki usaha dengan jumlah permintaan yang melimpah dapat dikatakan sebagai tolak ukur sebuah keberhasilan seseorang yang menjalankan bisnis. Hal ini lah yang akhirnya menjadi salah satu faktor penting dalam merintis usaha, selain kualitas produk itu sendiri tentunya. Dalam menjalankan bisnis jamur, untuk dapat

32 44 menjual seluruh hasil panen dengan baik, pelaku bisnis harus memiliki jaringan pemasaran yang efektif dan solid. Hampir semua pengusaha jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya Aspek Pemasaran Aspek pemasaran disini akan dijelaskan melalui marketing mix, yang merupakan strategi dasar manajemen pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Bauran pemasaran ini terdiri dari 4 macam yang biasa disingkat dengan 4P, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion. Produk (Product) Produk yang ditawarkan UncleMUSH adalah jamur segar dengan kualitas terbaik tanpa menggunakan bahan kimia dalam pemeliharaannya. Untuk saat ini UncleMUSH masih dalam tahap proses menstabilkan tingkat produksi dan penjualan baru melalui wholesaler. Namun pada tahap selanjutnya UncleMUSH akan memproduksi jamur olahan, sehingga UncleMUSH dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Harga (Price) UncleMUSH menetapkan harga sebesar Rp per-kg. Harga tersebut merupakan harga yang sesuai dengan kualitas produk yang UncleMUSH berikan. Namun harga tersebut dapat berubah naik maupun turun sesuai dengan jumlah permintaan pasar akan jamur tiram dan juga tergantung pengaruh musim atau cuaca. Lokasi (Place) Lokasi bisnis jamur UncleMUSH terletak pada daerah dengan kondisi lingkungan yang optimum (suhu udara, cuaca, tingkat kelembaban) untuk melakukan budi daya jamur tiram. Hal ini membuat biaya produksi UncleMUSH menjadi lebih efisien, karena tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pengkondisian lingkungan tumbuh jamur. Promosi (Promotion) Promosi yang dilakukan UncleMUSH masih dalam tahap promosi mulut ke mulut. Untuk itu UncleMUSH memastikan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pelanggan. Sehingga pelanggan tersebut

33 45 dapat ikut memasarkan produk UncleMUSH kepada koleganya. Menurut Jurvetson (2008), kepuasan pembelian pelanggan lebih dipengaruhi oleh rekomendasi orang terdekat dibandingkan dengan iklan-iklan komersial. Cara tersebut sudah cukup untuk memasarkan produk UncleMUSH yang masih tergolong usaha mikro dengan hasil produksi per-hari yang masih relatif kecil. 3.6 Proyeksi Penjualan (Sales Forecast) Skenario terbaik (Best-Case) adalah ketika 1 baglog mencapai produksi maksimum yaitu 6 ons dalam tiga bulan. Untuk tahun pertama dimana UncleMUSH menargetkan baglog, maka hasil panen maksimum sekitar Kg per bulan. Sedangkan untuk skenario Terburuk (Worst-Case) pada penjualan Bisnis Jamur UncleMUSH ketika 1 baglog hanya menghasilkan 4 ons dalam tiga bulan, sehingga pada tahun pertama hasil panen minimum sekitar Kg per bulan. Kemudian pada Skenario Sedang (Normal-Case) hasil panen akan fluktuatif, namun dengan strategi rotasi pergantian baglog, panen yang didapat diharapkan mendekati hasil maksimum. Berikut adalah grafik ketiga scenario tersebut Gambar 3.3 Simulasi Penjualan Terbaik, Sedang, Terburuk Sumber: Penulis

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam % BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Jamur Tiram yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dari segi rasa maupun kegunaannya. Produk jamur tiram ini sangat baik karena merupakan salah satu jamur kayu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Rencana

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil hutan non kayu sudah sejak lama masuk dalam bagian penting strategi penghidupan penduduk sekitar hutan. Adapun upaya mempromosikan pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BUSINESS START UP BUDI DAYA JAMUR TIRAM OLEH UNCLEMUSH

BUSINESS START UP BUDI DAYA JAMUR TIRAM OLEH UNCLEMUSH 1 BUSINESS START UP BUDI DAYA JAMUR TIRAM OLEH UNCLEMUSH Cathlin Yuamanda Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 Ycathlin@ymail.com Karyana Hutomo, S.T.,M.M.

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis lingkungan eksternal perusahaan berkaitan dengan keadaan luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kegiatan di perusahaan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara

BAB I PENDAHULUAN. bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas bisnis di Indonesia sangat didukung dengan potensi alam Indonesia yang menyediakan berbagai sumber daya yang dapat diolah menjadi produk-produk bermutu tinggi.

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( ) TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN (10712002) JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PROGRAM STUDY HORTIKULTURA POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keragaman sumber daya alam di Indonesia dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (hipertensi) dan aman

BAB I PENDAHULUAN. kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (hipertensi) dan aman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jamur tiram merupakan komoditas hortikultura yang kaya akan protein dan saat ini masyarakat lebih memilihnya sebagai sumber nutrisi. Siswono (2003) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber pangan yang diharapkan masyarakat yaitu memiliki nilai gizi tinggi serta menyehatkan. Salah satu sumber gizi yang tinggi terdapat pada bahan pangan kedelai, yang mempunyai

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN Disusun Oleh : Nama : Galih Manunggal Putra NIM : 11.12.5794 Kelas : 11-S1SI-06 Kelompok : H ABSTRAK Bisnis budidaya ikan konsumsi memang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian di bidang pangan khususnya hortikultura pada saat ini ditujukan untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperbaiki

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM disusun oleh : Nama : Fandi Hidayat Kelas : SI TI-6C NIM : 08.11.2051 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan penduduk dunia khususnya di negara-negara Asia Tenggara menghendaki adanya pemenuhan kebutuhan bahan makanan yang meningkat dan harus segera diatasi salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, jika dilihat dari sudut belahan bumi Indonesia bagian manapun juga. Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkomsumsi jamur (sebagai bahan pangan maupun bahan baku obat-obatan).

BAB I PENDAHULUAN. mengkomsumsi jamur (sebagai bahan pangan maupun bahan baku obat-obatan). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamur adalah salah satu komoditas yang mempunyai masa depan cerah untuk dikembangkan, seiring semakin banyaknya orang yang mengetahui dan menyadari nilai gizi jamur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi berarti peluang pasar internasional

Lebih terperinci

Usaha Kuliner Lingkungan Bisnis Keripik Jamur Tiram

Usaha Kuliner Lingkungan Bisnis Keripik Jamur Tiram Usaha Kuliner Lingkungan Bisnis Keripik Jamur Tiram Shofriya Alfiyani 11.12.5556 S1.SI.03 STMIK AMIKOM YOGYAKART ABSTRAK Jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang hidup di kayu mudah dibudidayakan menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, misalnyadi hutan atau di kebun, jamur dapat tumbuh sepanjang tahun, terutama

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Sampai hari ini tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih cenderung sangat tinggi. Sebagai salah satu komoditas hasil peternakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumennya sehingga tercipta persaingan yang cukup ketat. Produk

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumennya sehingga tercipta persaingan yang cukup ketat. Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini berbagai bentuk makanan dan minuman kesehatan banyak beredar di masyarakat. Para produsen berusaha untuk menawarkan yang terbaik bagi konsumennya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya hidup pada sektor pertanian. Saat ini sektor pertanian sangat prospektif untuk dikembangkan, karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... ix HALAMAN PENGESAHAN... x RIWAYAT HIDUP... xi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No: 02/M/Kp/ II/2000 tercantum bahwa pembangunan nasional akan berhasil jika didukung oleh

Lebih terperinci

BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH

BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH Strategi Produk Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida) sangat popular saat ini, kaena merupakan salah satujamur kayu yang sangat enak dimakan serta mempunyai kandungan gizi yan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM Disusun oleh: Nama : JASMADI Nim : Kelas : S1 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL. Ring road utara, condongcatur, sleman yogyakarta ABSTRAK Budidaya jamur tiram memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi Pada tahun 2012 jumlah penduduk Indonesia mencapai 240 juta jiwa dan diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BBKBN)

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan nasional sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Bisnis Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis yang berkaitan dengan pariwisata seperti hotel, tempat rekreasi, serta kuliner

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya pada bidang usaha. Indonesia sedang melakukan terobosan baru

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya pada bidang usaha. Indonesia sedang melakukan terobosan baru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di segala bidang agar mengubah dari Negara berkembang menjadi Negara maju, salah satunya

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu komoditas pertanian khas tropis yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat sebagai salah satu kebutuhan hidup mereka. Seiring dengan. juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat sebagai salah satu kebutuhan hidup mereka. Seiring dengan. juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup sehat telah menjadi ukuran standar kualitas hidup masyarakat. Pola hidup sehat bukan sekedar menyeimbangkan antara kesehatan dan olahraga. Saat ini, Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman sekarang banyak dari masyarakat Indonesia yang terlalu bergantung pada beras, mereka meyakini bahwa belum makan jika belum mengonsumsi nasi. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang tumbuh di permukaan batang pohon yang sudah lapuk. Jamur tiram putih dapat ditemui di alam bebas sepanjang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi dalam jamur hampir mengimbangi nutrisi pada daging sapi dan daging ayam.

BAB I PENDAHULUAN. gizi dalam jamur hampir mengimbangi nutrisi pada daging sapi dan daging ayam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamur merupakan sumber bahan pangan nabati yang cukup potensial di sekitar kita. Bahkan beberapa jenis jamur dari alam sudah lama dibudidayakan manusia sebagai sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manuasia akan pangan merupakan hal yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, baik dipandang dari segi kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan yang cukup penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Salah satu peranan sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan. Pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dan semakin sengit. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dan semakin sengit. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif dan semakin sengit. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan tersebut muncul karena perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Aspek pasar antara lain mengkaji potensi pasar baik dari sisi

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko Sutawi (2008) mengemukakan bahwa kemitraan merupakan salah satu upaya untuk menekan risiko yang dihadapi petani. Dengan cara mengalihkan

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah berkembang menjadi masalah serius. Gejolak tersebut mulai mempengaruhi stabilitas ekonomi global

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menyumbang devisa yang tinggi bagi suatu Negara. Sektor inipun dimanfaatkan dalam meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara agraris dan sektor pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perekonomian suatu negara merupakan satu kesatuan yang dicirikan oleh adanya hubungan sektor ekonomi yang satu dengan sektor ekonomi yang lain. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang cukup besar di dunia. Pada masa zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Indonesia merupakan negara terkenal yang menjadi pemasok hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sistem agribisnis memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness)

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT I. Perumusan Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang optimal membutuhkan sebuah pemahaman yang luas dimana pengelolaan SDA harus memperhatikan aspek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun

Lebih terperinci