DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8
|
|
- Herman Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... ix HALAMAN PENGESAHAN... x RIWAYAT HIDUP... xi KATA PENGANTAR... xii DAFTAR ISI... xv DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xx I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 8 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Strategi... 9
2 2.2 Pemasaran Konsep Pemasaran Strategi Pemasaran Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Lingkungan internal Lingkungan eksternal Analisis SWOT Cabai Merah (Capsicum Annum L) Budidaya cabai merah (capsicum annum l) Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Teoritis III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan Informan Kunci Penelitian Sumber dan Jenis Data Sumber data Jenis data Teknik Pengumpulan Data Variabel dan Pengukuran Variabel Batasan Operasional Variabel Metode Analisis Data IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum STA Manik Mekar Nadi Tujuan dari STA Manik Mekar Nadi... 32
3 4.1.2 Struktur organisasi dan pembagian tugas V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Informan Kunci Faktor Internal Faktor kekuatan (strengths) Faktor kelemahan (weaknesses) Faktor Eksternal Faktor peluang (opportunities) Faktor ancaman (threats) Strategi yang harus dilakukan oleh STA Manik Mekar Nadi dalam Pemasaran Cabai Merah VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 58
4 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Kandungan Gizi Cabai Merah Per 100 Gram Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Merah Menurut Wilayah Kabupaten Potensial di Provinsi Bali Tahun Matrik SWOT Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran Strategi Pemasaran Cabai Merah pada STA. Manik Mekar Nadi Matrik Faktor Strategi Internal Matrik Faktor Strategi Eksternal Faktor Internal Strategi Pemasaran Cabai Merah pada STA Manik Mekar Nadi Tahun Faktor Eksternal Strategi Pemasaran Cabai Merah pada STA Manik Mekar Nadi Tahun Matrik SWOT Strategi Pemasaran Cabai Merah pada STA Manik Mekar Nadi Tahun
5 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berpikir Teoritis Strategi Pemasaran Cabai Merah (Capsicum Annum L) pada STA Manik Mekar Nadi Tahun Struktur Organisasi STA Manik Mekar Nadi Tahun
6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Bangunan STA Manik Mekar Nadi, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem-Bali Tahun Fasilitas Operasional STA Manik Mekar Nadi, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem-Bali Tahun Cabai Merah STA Manik Mekar Nadi, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem-Bali Tahun Data Kuesioner Informan Kunci Perhitungan Rating Faktor Internal pada STA Manik Mekar Nadi Tahun Data Kuesioner Informan Kunci Perhitungan Rating Faktor Eksternal pada STA Manik Mekar Nadi Tahun Data Kuesioner Informan Kunci Perhitungan Rating, Bobot, dan Skor Faktor Internal pada STA Manik Mekar Nadi Tahun Data Kuesioner Informan Kunci Perhitungan Rating, Bobot, dan Skor Faktor Eksternal pada STA Manik Mekar Nadi Tahun I. PENDAHULUAN
7 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam bidang perekonomian di Indonesia. Sektor pertanian merupakan sumber penghasilan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Keadaan geografis Negara Indonesia yang merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di wilayah khatulistiwa yang sangat cocok dan mendukung untuk digunakan dalam budidaya tanaman pertanian khususnya subsektor hortikultura mencakup tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Sayur-mayur banyak mengandung vitamin, mineral, dan serat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Kesadaran konsumen atau masyarakat luas tentang pentingnya kualitas bahan makanan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pendidikan, daya beli, dan kesadaran gizi. Adanya pergeseran pradigma terhadap kesehatan, yaitu mengurangi bahan-bahan kimia atau pestisida dalam bahan makanan yang menimbulkan residu atau kontaminasi khususnya pada sayur-mayur, sehingga konsumen menginginkan adanya sayur mayur yang bermutu baik (aman untuk dikonsumsi), segar dan tersedia secara kontinyu. Cabai merah (capsicum annum L) merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang sejak lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai merah banyak digunakan sebagai bahan baku industri pangan, meskipun cabai merah bukan bahan pangan utama masyarakat Indonesia, namun komoditi ini tidak dapat ditinggalkan. Cabai merah selain dapat
8 dikonsumsi segar sebagai campuran bumbu masakan, juga dapat diawetkan dalam bentuk sambal, saus, pasta acar, dan tepung. Ciri dan jenis sayuran ini rasanya pedas dan aromanya khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Cabai merah selain berguna sebagai penyedap masakan, juga memiliki manfaat untuk kesehatan manusia antara lain sebagai penambah nafsu makan, melarutkan lender di tenggorokan, mengobati perut kembung, dan sebagai obat gosok. Bahkan masakan yang dicampuri cabai mampu membakar kalori hingga 25 persen (Satyanaraya, 2006). Permintaan cabai merah di pasaran sangat banyak jumlahnya, mulai dari pasar rakyat, pasar swalayan, restoran, pabrik saus, hingga pabrik mie instan sehariharinya membutuhkan cabai merah dalam jumlah yang tidak sedikit. Permintaan cabai merah ditingkat nasional masih dipenuhi pasokan cabai dari daerah sentra produksi dan mengimpor dari luar negeri apabila terjadi kekurangan produksi (Prajnanta, 2004). Berdasarkan catatan Ditjen Hortikultura, Departemen Pertanian (2004), konsumsi sayuran penduduk Indonesia saat ini baru sebesar 36,63 kg/kapita/tahun. Jumlah tersebut masih jauh dari rekomendasi standar lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO), yaitu sebesar 65,75 kg/kapita/tahun. Padahal sayuran mengandung banyak zat gizi yang sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia, oleh karena itu diperlukan kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kualitas pemenuhan kebutuhan gizinya, yang salah satunya mengkonsumsi sayuran. Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, meskipun tidak
9 dikonsumsi dalam jumlah banyak seperti jenis sayuran lainnya namun kehadiran cabai merah sebagai pelengkap bumbu masakan tidak dapat tergantikan. Berikut adalah data mengenai kandungan gizi cabai merah per 100 gram dapat di lihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Kandungan Gizi Cabai Merah Per 100 Gram Kandungan Gizi Cabai Merah Segar Cabai Merah Kering Kalori (Kal) 31,0 311 Protein (g) 1,0 15,9 Lemak (g) 0,3 6,2 Karbohidrat (g) 7,3 61,8 Kalsium (mg) 29,0 160 Fosfor (mg) 24,0 370 Besi (mg) 0,5 2,3 Vitamin A (SI) Vitamin C (mg) 18,0 50,0 Vitamin B1 (mg) 0,05 0,4 Sumber: Ditjen Hortikultura, Berdasarkan data pada Tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa cabai merah mengandung banyak zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh manusia. Cabai merah mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitaminvitamin, dan mengandung senyawa-senyawa alkaloid, seperti capsaicin, flavenoid, dan minyak esensial. Cabai merah memiliki banyak manfaat dan khasiat dengan berbagai kandungan gizi yang ada di dalamnya. Data produksi yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencakup data produksi, luas panen, dan produktivitas cabai merah di Provinsi Bali. Data produksi yang disajikan merupakan angka tetap yang dikumpulkan dari laporan per bulan dari tahun , dapat di lihat pada Tabel 1.2.
10 Tabel 1.2 Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Merah menurut Wilayah Kabupaten Potensial di Provinsi Bali Tahun No URAIAN Produksi (ton) - Bangli Karangasem Kabupaten Lainnya *) BALI Luas Panen (ha) - Bangli Karangasem Kabupaten Lainnya *) BALI Produktivitas (ton/ha) - Bangli 14,36 14,5 12,83 - Karangasem 15,51 16,8 19,89 - Kabupaten Lainnya *) 6,67 10,53 12,04 - BALI 12,18 13,94 14,2 Sumber: Badan Pusat Statistika, Keterangan: *) Kabupaten lainnya adalah gambungan antara Kabupaten Jembrana, Badung, Gianyar, dan Buleleng.. Produksi cabai merah di Bali tahun 2014 sebesar ton dengan luas panen ha, mengalami peningkatan sebesar ton (31,87 persen) dengan luas panen ha di bandingkan tahun 2013, sedangkan pada tahun 2012 produksi cabai merah hanya ton dengan luas panen ha. Produksi cabai merah tahun 2014 terbesar dihasilkan di Kabupaten Bangli sebesar ton, Kabupaten Karangasem menghasilkan ton cabai merah, sedangkan kabupaten-kabupaten lainnya secara total memproduksi sebesar ton cabai merah.
11 Melihat hasil produksi cabai merah di Provinsi Bali dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan, menuntut adanya suatu sistem pemasaran yang lebih adil dan efisien untuk hasil-hasil pertanian dalam hal ini cabai merah, antara lain dengan mengembangkan kelembagaan pemasaran yang secara ideal dibangun dari, oleh, dan untuk para petani produsen yang bersangkutan. Bentuk kelembagaan itu ialah berupa Sub Terminal Agribisnis (STA) yang dibangun pada pusat-pusat (sentra) produksi tanaman pertanian. Sub terminal agribisnis (STA) merupakan suatu lembaga pemasaran hasil pertanian yang berada pada sentra produksi pertanian yang dilengkapi dengan sarana/prasarana penanganan pasca panen, sistem informasi, dan distribusi komoditas pertanian. STA bertujuan untuk memutus rantai pemasaran yang panjang, selain itu sebagai sarana untuk mengakomodasi berbagai kepentingan pelaku agribisnis, misalnya sarana dan prasarana pengemasan, sortasi, penyimpanan, transportasi serta pelatihan (Sinartani, 2014). Upaya pemerintah Provinsi Bali untuk mengembangkan lembaga pemasaran di tingkat basis produksi hasil pertanian sudah tersebar di seluruh kabupaten di Provinsi Bali. Hasil identifikasi terhadap STA di Provinsi Bali menunjukkan bahwa 5 (lima) dari 13 (tigabelas) STA telah mampu mengembangkan usaha agribisnis, kelima STA tersebut adalah STA Mitra Praja Werdhi Murthi (Sukasada, Buleleng), STA Giri Amerta (Payangan, Gianyar), STA Bukit Sari Bumi (Baturiti, Tabanan), STA Amerta Jati (Petang, Badung), dan STA Manik Mekar Nadi (Rendang, Karangasem). Dalam Majalah Bali Mandara (2016) ketua STA Manik Mekar Nadi I Gusti Ngurah Alit, pada tahun 2009 mendapat penghargaan dari Menteri Petanian Republik
12 Indonesia sebagai petani teladan, tahun 2011 I Gusti Ngurah Alit mendapat penghargaan dari Gubernur Bali sebagai pelaku usaha yang berprestasi peringkat I dalam evaluasi kinerja pelaku usaha tanaman sayuran bidang ketahanan pangan, tahun 2014 I Gusti Ngurah Alit mendapat penghargaan dari Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Pertanian Kementrian Pertanian RI sebagai pengelola STA berprestasi. Pada tahun 2014 juga, STA Manik Mekar Nadi mendapat sertifikat prima-3 dari Pemerintah Provinsi Bali Dinas Petanian Tanaman Pangan/Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah telah melaksanakan teknologi budidaya yang baik dan dinyatakan aman dikonsumsi komoditas cabai merah (capsicum annum L). Berbagai penghargaan yang diterima oleh ketua dan STA Manik Mekar Nadi menunjukkan bahwa, STA ini merupakan STA terbaik yang ada di Bali. Dalam menjalankan usahanya, STA Manik Mekar Nadi menerapkan strategi pemasaran untuk memasarkan hasil produksi pertaniannya khususnya cabai merah. Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Di samping itu, strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau panduan pada beberapa pasar sasaran. Melihat fenomena yang terjadi, dimana STA Manik Mekar Nadi merupakan STA terbaik di Bali dengan mendapat berbagai penghargaan di tingkat nasional maupun provinsi, serta dalam kegiatan usahanya menerapkan strategi pemasaran
13 untuk memasarkan hasil produksi tanaman pertanian khususnya cabai merah. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran cabai merah pada sub terminal agribisnis Manik Mekar Nadi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dalam pemasaran cabai merah pada STA Manik Mekar Nadi? 2. Bagaimana faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi STA Manik Mekar Nadi dalam pemasaran cabai merah? 3. Bagaimana strategi yang tepat yang harus dilakukan oleh STA Manik Mekar Nadi dalam pemasaran cabai merah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui, sebagai berikut. 1. Faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dalam pemasaran cabai merah pada STA Manik Mekar Nadi. 2. Faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi STA Manik Mekar Nadi dalam pemasaran cabai merah. 3. Strategi yang tepat yang harus dilakukan oleh STA Manik Mekar Nadi dalam pemasaran cabai merah. 1.4 Manfaat Penelitian
14 Manfaat peneliti menguraikan kemungkinan kontribusi hasil penelitian setelah tujuan tercapai atau masalah terpecahkan. Hasil penelitian ini diharpakan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Menambah wawasan peneliti mengenai strategi pemasaran dan menumbuhkan minat usaha serta menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Petanian Universita Udayana. 2. Sebagai masukan bagi STA. Manik Mekar Nadi tentang strategi pemasaran cabai merah yang tepat. 3. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang berminat mengkaji masalah yang sama di masa yang akan dating. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada proses faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan serta analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opprtunities Therats) untuk merumuskan strategi perusahaan dalam pemasaran cabai merah di STA. Manik Mekar Nadi.
BAB I PENDAHULUAN. Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa memperhatikan tingkat sosial. Komoditas ini berprospek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada
Lebih terperinciStrategi Pemasaran Cabai Merah Pada Sub Terminal Agribisnis Manik Mekar Nadi
Strategi Pemasaran Cabai Merah Pada Sub Terminal Agribisnis Manik Mekar Nadi NI NYOMAN TISNA DEWI, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, A.A.A. WULANDIRA SAWITRI DJELANTIK Program Studi Agribisnis, Program Non Reguler,
Lebih terperincigizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan
PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani, memperluas lapangan pekerjaan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber vitamin, mineral, penyegar, pemenuhan kebutuhan akan serat dan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penduduk dan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menyumbang devisa yang tinggi bagi suatu Negara. Sektor inipun dimanfaatkan dalam meningkatkan perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi wilayah (Badan Litbang Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi yang terkandung dalam sayur dan buah. Sayuran dan buah-buahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap sayuran dan buah-buahan semakin meningkat. Hal ini bukan hsanya karena meningkatnya jumlah penduduk namun juga oleh meningkatnya pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam upaya peningkatan perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)
1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014
No. 54/08/51/Th. III, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 20,35 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 28,44 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No: 02/M/Kp/ II/2000 tercantum bahwa pembangunan nasional akan berhasil jika didukung oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perekonomian suatu negara merupakan satu kesatuan yang dicirikan oleh adanya hubungan sektor ekonomi yang satu dengan sektor ekonomi yang lain. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang digemari masyarakat. Komoditas ini terkenal karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas 1. Selain itu wortel juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian unggulan yang memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi berarti peluang pasar internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya hidup pada sektor pertanian. Saat ini sektor pertanian sangat prospektif untuk dikembangkan, karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini
Lebih terperinciALTERNATIF PENANGANAN PASCA PANEN CABAI MERAH YANA MELIMPAH
ALTERNATIF PENANGANAN PASCA PANEN CABAI MERAH YANA MELIMPAH DISUSUN OLEH DARA TIKA SARI PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004
KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan masyarakat Indonesia. Pertanian di Indonesia terus berkembang seiring dengan bertambahnya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampah atau limbah baik rumah tangga, pabrik, maupun industri lainnya. Sampah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan pangan semakin meningkat. Hal ini berakibat pada meningkatnya sisa buangan berupa sampah atau limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang menjadikan sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. Walau termasuk sektor penting, namun sektor pertanian ini masih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar
I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar masyarakatnya bergerak dalam bidang pertanian. Sektor pertanian tidak saja sebagai penyedia kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di daerah tropis. Hampir setiap hari produk ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang dikembangkan dan memiliki prospek yang bagus serta memiliki kandungan gizi yang berfungsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah yang mempunyai prospek menguntungkan untuk dapat dikembangkan. Cabai rawit tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah sumber daya alam pertanian dengan intensif. maka itu pilihan terakhir karena usaha di bidang lainnya gagal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sektor pertanian di Indonesia sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang melimpah.dalam pandangan orang awam, dengan potensi yang demikian tentu memberi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber pangan yang diharapkan masyarakat yaitu memiliki nilai gizi tinggi serta menyehatkan. Salah satu sumber gizi yang tinggi terdapat pada bahan pangan kedelai, yang mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Peranan strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis buah-buahan yang diproduksi oleh negeri agraris ini. Melihat jumlah produksi yang cukup
Lebih terperincimi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. commit to user
digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena berkah kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber daya pertanian seperti lahan, varietas,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciSuplemen Majalah SAINS Indonesia. Edisi September Suplemen Pertanian (MSI 57).indd1 1 25/08/ :53:12
Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 57).indd1 1 25/08/2016 12:53:12 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 57).indd2 2 25/08/2016 12:53:16 Ekstrak Biji Mimba, Ampuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah anorganik dan limbah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya penduduk dan gaya hidup semakin modern sangat mempengaruhi terhadap volume limbah. Jumlah limbah yang meningkat dapat berdampak negatif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecap manis merupakan salah satu produk turunan kedelai yang mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber karbohidrat dan protein yang diperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi
Lebih terperinciTahun Bawang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris, sehingga pemerintah memprioritaskan pembangunan bidang ekonomi yang menitikberatkan pada sektor pertanian.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk Indonesia yang cukup pesat menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan juga semakin banyak. Perkembangan tersebut terlihat pada semakin meningkatnya jenis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat menuntut tersedianya bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk kelangsungan hidup. Bahan pangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan banyak diantaranya adalah petani sayuran. Produktivitas hasil pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agribisnis, agroindustri adalah salah satu subsistem yang bersama-sama dengan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya tanaman obat adalah salah satu cara penglolaan tanaman obat untuk mendatangkan keuntungan. Pembangunan ekonomi Indonesia bertumpu pada bidang pertanian dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya
Lebih terperinciKajian Efisiensi Tataniaga Cabai Merah Pada Pedagang Pengecer di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 170 Kajian Efisiensi Tataniaga Cabai Merah Pada Pedagang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciKata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Nama : Anak Agung Irfan Alitawan NIM : 1306105136 Abstrak Sektor Pertanian merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produksi (kg)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia, karena di dalam sayuran mengandung berbagai sumber vitamin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar dan beragam. Kekayaan akan sumber daya alam tersebut akan menjamin terjadinya arus perdagangan antar wilayah, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan
Lebih terperinciSTRATEGI MEMBANGUN SINERGI ANTAR SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) DI PROVINSI BALI 1
STRATEGI MEMBANGUN SINERGI ANTAR SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) DI PROVINSI BALI 1 DWI PUTRA DARMAWAN DAN I DEWA GEDE RAKA SARJANA Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling azasi, sehingga ketersedian pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kacang Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antar negara
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor tanaman pangan merupakan penghasil bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia salah satunya adalah komoditi kedelai.kedelai merupakan tanaman pangan yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu tanaman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran penting dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Selain bermanfaat sebagai penyedap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi jangka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lokal karena memiliki kandungan karbohidrat yang relatif tinggi. Zuraida dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dapat dimanfaatkan bagian umbinya sebagai bahan pangan alternatif lokal karena memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian khususnya tanaman hortikultura selama ini mempunyai peluang yang besar, tidak hanya sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa
Lebih terperinci