KAJI KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK DI KABUPATEN REJANG LEBONG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJI KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK DI KABUPATEN REJANG LEBONG"

Transkripsi

1 KAJI KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK DI KABUPATEN REJANG LEBONG (Comparative Assessment of the Income of Dairy Cattle Farming Based on Ownership Scale in Rejang Lebang) DADANG SUHERMAN Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Jl. Raya Kandang Limun, Bengkulu ABSTRACT A research was conducted to study the income of dairy cattle farming in Rejang Lebong regency, based on two scales of livestock ownership, that is above and under average of livestock ownership in this area. The study also compared the income between both scales. Thirty dairy cattle breeders were selected from some locations in Rejang Lebong regency. They represented those who are having a potency for developing dairy cattle farming in Rejang Lebong regency. They were grouped into 2 strata of livestock ownership: strata 1 for the ownership of livestock 3 productive cows and strata 2 for the ownership of livestock > 3 productive cows. Results showed that average income per year of dairy cattle in strata 1 was equal to Rp. 4,362,545. This was equal to 35.52% of total family income. The average income per year of dairy cattle farming in strata 2 was equal to Rp. 10,160,489. This was equal to 65.72% of total family income. A comparative analysis on income of dairy cattle farming between both strata showed a significant different (P < 0.01). The dairy cattle farming in strata 2 was indicated by a higher income than that of dairy cattle farming in strata 1. Key Words: Comparative, Income, Dairy Cattle Farming ABSTRAK Suatu penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pendapatan yang diperoleh dari usaha ternak sapi perah pada dua skala pemilikan ternak, yaitu di atas dan di bawah rata-rata pemilikan ternak. Penelitian ini juga bermaksud untuk membandingkan pendapatan diantara keduanya. 30 peternak diambil sebagai responden. Responden dikelompokkan ke dalam dua strata pemilikan ternak, yaitu 3 ekor sapi perah betina produktif (Strata 1) dan > 3 ekor sapi perah betina produktif (Strata II). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata usaha ternak sapi perah per tahun pada strata I sebesar Rp Pendapatan tersebut mampu menyumbang terhadap penerimaan keluarga sebesar 35,52%. Pendapatan rata-rata usaha ternak sapi perah per tahun pada strata II sebesar Rp Pendapatan tersebut mampu menyumbang terhadap penerimaan keluarga sebesar 65,72%. Hasil analisis statistik perbandingan pendapatan usaha ternak sapi perah diantara kedua strata pemilikan ternak menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha ternak sapi perah pada strata II lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan strata I. Kata Kunci: Komparatif, Pendapatan, Usaha Ternak Sapi Perah PENDAHULUAN Usaha peternakan sapi perah yang dikelola masyarakat pada umumnya hanya merupakan usaha sampingan yang bertujuan sebagai upaya mendapatkan uang tunai harian, penghasil pupuk dan tabungan. Sistem pemeliharaan biasanya dilakukan secara tradisional. Pola usaha semacam ini pada umumnya belum memperhitungkan usaha secara ekonomis. Keadaan tersebut akan berakibat pada rendahnya produktivitas ternak dan pendapatan yang diperoleh peternak. Meskipun demikian, ternyata usaha ternak sapi perah yang dilakukan masyarakat mampu memberikan arti penting sebagai pendapatan tambahan (DIRJEN PETERNAKAN, 1993). 339

2 Usaha peternakan sapi perah rakyat, sebagian usaha berada pada kondisi yang serba terbatas dengan skala usaha yang relatif kecil (SUKRAENI, 1984; SUHERMAN, 2003). Walaupun demikian, kedudukan ekonomi usaha ternak sapi perah tersebut bagi peternak besar artinya, sebab kehadiran ternak selain untuk memanfaatkan tenaga kerja keluarga dan limbah usahatani, serta kotoran sapi perah sebagai pupuk kandang, yang utama adalah mendapatkan uang tunai harian. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan pendapatan peternak, usaha ini cukup memadai untuk dikembangkan. Jumlah ternak sapi perah yang dipelihara pada skala keluarga umumnya relatif kecil, antara 1 6 ekor pemilikan sapi betina produktif (HARDIKUSUMO, 1981; SUKRAENI, 1984). Di Kabupaten Rejang Lebong rata-rata tingkat pemilikan ternak sapi perah betina produktif sebanyak 3 ekor (BASTARI, 2006). Beberapa kelemahan yang muncul pada usaha skala kecil adalah ketidakmampuan memanfaatkan sumber daya ternak secara efisien serta peternak belum secara optimal memanfaatkan alokasi waktu dan tenaga kerja keluarga yang terlibat, sehingga penerimaan yang diperoleh relatif kecil. Oleh karena itu, tingkat pemilikan ternak yang mampu mengefisienkan pemanfaatan waktu, tenaga kerja, dan keuntungan yang diperoleh merupakan fenomena yang harus diterapkan oleh peternak. Mengingat peternakan sapi perah termasuk suatu usaha dengan penanaman modal yang tinggi per tenaga kerja bila dibandingkan dengan kebanyakan usaha ternak yang lain, hal ini menuntut penggunaan fasilitas yang tersedia untuk mendapatkan output yang tinggi. Penggunaan yang maksimal daripada semua sumber daya, bila pendapatan yang maksimal ingin dicapai. Produksi susu tahunan yang tinggi merupakan hasil dari perhatian yang dicurahkan setiap hari terhadap segala hal yang berhubungan dengan breeding, feeding, dan management. Bila secara praktis teknik tersebut diterapkan pada suatu kelompok dalam jumlah yang cukup hasilnya akan merupakan pendapatan yang memuaskan (FOLEY et al., 1973). Peternak sapi perah dengan jumlah ternak yang lebih banyak mempunyai kesempatan mendapatkan keuntungan yang meningkat (DASUKI, 1983). Hal ini dikemukakan pula bahwa peningkatan dalam jumlah tidak selalu menjamin peningkatan pendapatan bersih, karena operasional yang lebih besar ada dibawah kesanggupan mengelola dari peternaknya sendiri. Jumlah yang lebih besar umumnya akan memperlihatkan biaya produksi yang lebih rendah per ekor sapi perah, juga keefisienan tenaga kerja akan meningkat. Kondisi tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam mencapai tujuan produksi dan pendapatan, jumlah pemilikan ternak sapi perah betina produktif menjadi masalah yang perlu dipertimbangkan. Tingkat pemilikan ternak yang optimum dalam menghasilkan keuntungan yang memadai harus menjadi pertimbangan dalam menjalankan kegiatan usaha ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh dari usaha ternak sapi perah pada dua kelompok pemilikan ternak sapi perah betina produktif, yaitu di atas dan di bawah rata-rata tingkat pemilikan ternak sapi perah betina produktif, selain itu penelitian ini, juga bertujuan mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapatan usaha ternak sapi perah yang diperoleh pada dua skala pemilikan ternak produktif tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tingkat pendapatan yang diperoleh dari usaha ternak sapi perah pada dua skala pemilikan ternak sapi perah betina produktif, selain itu dengan membandingkan pendapatan yang diperoleh pada dua skala pemilikan ternak sapi perah produktif tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada petani ternak mengenai skala pemilikan ternak yang optimum dalam menghasilkan keuntungan. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan dengan metode survei. Sampel responden sebanyak 30 peternak dipilih dari lokasi-lokasi yang merupakan daerah sentral pengembangan usaha ternak sapi perah di kabupaten Rejang Lebong. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) yaitu di desa Air Putih Kali Bandung, desa Air Duku, dan desa Sambirejo kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong. Pemilihan daerah tersebut sebagai 340

3 lokasi penelitian, karena daerah tersebut merupakan sentral program pengembangan peternakan sapi perah untuk propinsi Bengkulu yang merupakan program dari pemerintah, dalam hal ini yang dilakukan lewat Dinas Peternakan Kabupaten. Peternakan sapi perah ini dikelola peternak yang tergabung dalam kelompok tani di desa tersebut sejak tahun Sampel ditentukan dengan metode Stratified Random Sampling, berdasarkan rata-rata pemilikan ternak sapi perah betina produktif (SUKRAENI, 1984; SUHERMAN, 2003) yang dikelompokkan ke dalam dua strata, yaitu strata I, dibawah rata-rata pemilikan sapi perah betina produktif ( 3 ekor) dan strata II, diatas rata-rata pemilikan sapi perah betina produktif (> 3 ekor). Peubah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini adalah pendapatan usaha ternak sapi perah pada kedua skala pemilikan ternak sapi perah betina produktif. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t (SUGIYONO, 2002). Definisi operasional: 1. Pemilikan ternak sapi perah adalah jumlah ternak yang dipelihara peternak dalam kurun waktu 1 tahun, digunakan satuan pengukuran satuan ternak produktif (Satuan Ternak). 2. Ukuran satuan ternak produktif. Termasuk dalam ternak produktif adalah sapi perah sedang laktasi dan kering. 3. Penerimaan usaha ternak sapi perah adalah besarnya penerimaan yang diperoleh dari usaha ternak sapi perah, termasuk penerimaan tunai maupun yang diperhitungkan selama periode 1 tahun. Satuan pengukuran rupiah per tahun. 4. Biaya produksi/pengelolaan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam pemeliharaan ternak sapi perah, termasuk biaya produksi tunai maupun yang diperhitungkan selama periode 1 tahun. Satuan pengukuran rupiah per tahun. 5. Pendapatan usaha ternak sapi perah adalah penerimaan usaha ternak sapi perah dikurangi dengan biaya produksi/ pengelolaan selama periode 1 tahun. Satuan pengukuran rupiah per tahun. 6. Penerimaan keluarga adalah pendapatan usaha ternak sapi perah dan penerimaan usaha lainnya, termasuk usahatani sayuran, buruh tani, dagang, pegawai, pertukangan, dan pengrajin. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan umum lokasi penelitian Desa Air Putih Kali Bandung, desa Air Duku, dan desa Sambirejo termasuk kecamatan Selupu Rejang, kabupaten Rejang Lebong, propinsi Bengkulu berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut dengan suhu minimum 19 C dan suhu maksimum 28,3 C. Keadaan temperatur lingkungan di ketiga desa tersebut termasuk pada kisaran temperatur yang ideal untuk pengembangan sapi perah, seperti yang dikemukakan WILLIAMSON dan PAYNE (1978) dan Makin (1990), bahwa Comfort Zone untuk ternak sapi perah daerah tropis berkisar 5 21 C dengan kelembaban udara 50 70%. Bila suhu udara lebih dari 21,5 C maka produksi susu akan menurun karena menurunnya konsumsi ransum akibat naiknya suhu udara (BAKAR, 1984). Populasi ternak sapi perah di kecamatan Selupu Rejang berjumlah 134 ekor dari ketiga desa. Jumlah ternak sapi perah yang berada di desa Air Putih Kali Bandung sebesar 46,27%, di desa Air Duku sebesar 46,27% dan di desa Sambirejo sebesar 7,46% dari seluruh jumlah ternak sapi perah. Identitas responden Umur responden menunjukkan usia terendah 28 tahun dan usia tertinggi 74 tahun. Kelompok umur tersebut terdistribusi pada usia tahun berjumlah 19 orang atau 95% untuk strata I dan berjumlah 10 orang atau 100% untuk strata II, sedangkan kelompok usia > 60 tahun berjumlah 1 orang atau 5% untuk strata I dan untuk strata II tidak ada yang berumur > 60 tahun. Kondisi kelompok umur seperti ini sangat mendukung dalam melakukan kegiatan usaha ternak sapi perah termasuk kegiatan beternak, karena pada umur tahun merupakan umur seseorang untuk melakukan segala sesuatu dengan berpikir dan bertindak secara hati-hati (SANTOSO et al., 1979; HERNANTO, 1996). PRAYITNO dan ARSYAD (1987) berpendapat bahwa tingkat umur akan berpengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahatani maupun pekerjaan tambahan lainnya, namun demikian 341

4 setelah melewati usia produktif, semakin tinggi umur seseorang maka kemampuan kerjanya relatif menurun. Tingkat pendidikan responden tergolong rendah bila dibandingkan dengan program pendidikan dasar 9 tahun yang telah dicanangkan pemerintah hingga saat ini. Hasil penelitian serta analisis data menunjukkan bahwa hanya 35% pada strata I dan 20% pada strata II yang mempunyai tingkat pendidikan di atas SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama). Tingkat pendidikan yang rendah pada umumnya akan menghambat masuknya suatu inovasi baru (MOSHER, 1977). Sejalan dengan pendapat PRAYITNO dan ARSYAD (1987), bahwa pendidikan yang dimiliki petani peternak mempunyai pengaruh terhadap kemampuan adopsi teknologi dan keterampilan manajemen. Pengalaman beternak responden dalam mengelola usaha ternak sapi perah masih belum lama yang berkisar antara 2 7 tahun. Pengalaman dalam mengelola suatu kegiatan usaha akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan dalam mengelola usaha tersebut, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pula dalam pengambilan keputusan-keputusan manajemen, seperti dikemukakan SAMSUDIN (1977) dan SUHERMAN (2003), bahwa bertambahnya tingkat keterampilan diharapkan petani peternak lebih dinamis, aktif dan terbuka dalam mengadopsi inovasi baru. Pemeliharaan ternak sapi perah Sistem pengelolaan usaha ternak sapi perah yang dilakukan responden dengan cara semi intensif. Ternak sapi perah hanya diberikan pakan rumput saja, berupa rumput gajah dan lapang. Rata-rata jumlah rumput yang diberikan per hari 54,41 kg/ekor sapi perah produktif. Jumlah pemberian rumput sudah mencukupi pemberian ideal bagi sapi perah yaitu sebanyak 10% dari berat sapi perah tersebut (SUDONO, 1999). Tetapi kebutuhan nutrisi untuk sapi perah yang sedang laktasi belum tercukupi, maka akibatnya produksi susu lebih rendah. Berat sapi betina produktif Friesian Holstein (FH) yang dipelihara responden rata-rata sebesar 560 kg. Pengelolaan ternak sapi perah sepenuhnya dilkerjakan oleh tenaga kerja keluarga yang meliputi; ayah, ibu, anak-anak dan orang-orang yang menjadi tanggungan kepala keluarga peternak. Jenis kegiatan yang dilakukan dalam mengelola ternak sapi perah meliputi mencari pakan, memberi pakan dan minum, membersihkan kandang, memandikan, memerah sapi perah, serta mengantarkan hasil produksi susu (SUKRAENI, 1984; SUHERMAN, 2003). Dalam hal perkandangan, yang banyak digunakan adalah sistem kandang tunggal, sedangkan sistem two row plan dengan memakai central alley dan sapi-sapi menghadap keluar hanya digunakan sebagian kecil peternak. Letak kandang berjarak dari rumah peternak antara 1,5 7 m, sedangkan keadaan kandang tersebut, sebagian besar atap dari seng, tiang dari kayu dan sebagian besar lantainya dari beton. Dalam satu lokal kandang berkisar 2 5 ekor. Adapun ukuran setiap unit kandang dengan panjang rata-rata 1,8 meter, lebar 1,6 meter, dan tinggi 2,25 3 meter. Sistem perkawinan pada ternak sapi perah telah dilakukan secara inseminasi buatan. Adapun biaya untuk perkawinan seluruhnya ditanggung oleh peternak. Dalam pencegahan penyakit pada sapi perah dilakukan oleh petugas dari Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong. Demikian pula dalam hal pengobatan penyakit. Hasil produksi utama dari usaha ternak sapi perah berupa susu, anak sapi dan hasil tambahan berupa pupuk kandang. Hasil tambahan lainnya adalah pertambahan nilai ternak, karena pertambahan berat badan dan jumlah ternak. Produksi susu yang dihasilkan selama masa pemerahan, sebagian besar dijual, sebagian kecil dikonsumsi keluarga dan diberikan pada anak sapi perah. Hal pemasaran susu di Kabupaten Rejang Lebong, keadaannya belum cukup lancar, karena perusahaan susu yang menampung penjualan susu terbatas dalam fasilitas penampungan, sehingga peternak ada yang menjual secara langsung ke konsumen. Harga pembelian susu oleh perusahaan susu sebesar Rp per liter. Biaya produksi dan penerimaan usaha ternak sapi perah Biaya produksi usaha ternak sapi perah meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh 342

5 peternak dalam mengelola usaha ternak sapi perah, yang meliputi biaya tunai maupun yang diperhitungkan. Biaya tunai meliputi pembelian obat-obatan, kesehatan dan IB. Biaya diperhitungkan meliputi biaya tenaga kerja keluarga mengelola usaha ternak dan mencari rumput, penyusutan peralatan usia pakai lebih 1 tahun, penyusutan induk atau bibit, dan penyusutan kandang. Untuk lebih jelasnya bagaimana perbandingan biaya produksi dari kedua strata usaha ternak sapi perah dapat ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil penelitian yang tertera pada Tabel 1. menunjukkan bahwa biaya produksi ternak sapi perah per tahun berkisar antara Rp hingga Rp dengan rata-rata Rp ,00 untuk strata I, serta berkisar antara Rp hingga Rp dengan rata-rata Rp untuk strata II. Perbedaan biaya produksi ini ditentukan oleh perbedaan jumlah jam kerja yang dicurahkan untuk mencari pakan dan penggunaan tenaga kerja keluarga yang harus diperhitungkan sebagai biaya, serta perbedaan jumlah ternak sapi perah betina produktif yang dipelihara. Hal ini sejalan dengan pendapat SUWARDI (1995) dan SUHERMAN (2006) bahwa semakin meningkat pemilikan ternak sapi perah maka lebih besar menyerap modal, biaya, dan tenaga kerja yang lebih tinggi pula. Tabel 1. Rataan Biaya produksi dan penerimaan usaha ternak sapi perah pada dua perbedaan strata usaha Parameter Strata I Strata II Biaya produksi usaha ternak sapi perah (Rp) Penerimaan usaha ternak sapi perah (Rp) Penerimaan usaha ternak sapi perah meliputi seluruh penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan usaha pemeliharaan ternak sapi perah. Penerimaan ini meliputi penerimaan tunai dan penerimaan yang diperhitungkan. Penerimaan tunai usaha ternak sapi perah meliputi hasil penjualan susu, anak dan penjualan kotoran ternak. Penerimaan yang diperhitungkan meliputi kenaikan nilai ternak, anak yang dihasilkan dan kotoran ternak serta air susu yang dimanfaatkan sendiri oleh peternak. Sebagaimana diungkapkan SUKRAENI (1984) bahwa penerimaan usaha ternak sapi perah keturunan FH dapat diperoleh dari penjualan susu, pupuk kandang, penjualan ternak dan nilai tambah ternak. Hasil penelitian yang tertera pada Tabel 1 menunjukkan bahwa penerimaan usaha ternak sapi perah berkisar antara Rp hingga Rp per tahun dengan ratarata Rp untuk strata I, serta berkisar antara Rp hingga Rp per tahun dengan rata-rata Rp untuk strata II. Perbedaan penerimaan usaha ternak sapi perah ini dipengaruhi oleh jumlah pemilikan ternak sapi perah. Hal ini sesuai dengan pendapat SUWARDI (1995) dan SUHERMAN (2001) bahwa semakin meningkat jumlah pemilikan ternak sapi perah betina produktif maka semakin meningkat penerimaannya. Penerimaan keluarga dan pendapatan usaha ternak sapi perah Penerimaan keluarga peternak meliputi seluruh penerimaan yang diperoleh peternak dari semua sumber yang dapat menghasilkan, baik dari usaha tani yang meliputi hasil usaha tani dan upah buruh tani, maupun penerimaan diluar usaha tani yang meliputi upah buruh bangunan, gaji pegawai negeri sipil, hasil perdagangan, hasil kerajinan, dan hasil yang diperoleh peternak. Untuk lebih jelasnya tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan penerimaan keluarga dan pendapatan usaha ternak sapi perah pada kedua strata usaha Parameter Strata I Strata II Penerimaan keluarga (Rp) Pendapatan usaha ternak sapi perah (Rp) Hasil penelitian yang tertera pada Tabel 2 menunjukkan bahwa penerimaan keluarga ratarata sebesar Rp per tahun (Rp per bulan) untuk strata I dan Rp per tahun (Rp per bulan) untuk strata II. Angka tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan upah yang berlaku di kabupaten Rejang Lebong 343

6 Propinsi Bengkulu pada saat perhitungan yaitu sebesar Rp per bulan. Namun penerimaan keluarga yang diperoleh peternak dihasilkan seluruh anggota keluarga. Hal ini sejalan dengan pendapat ADIWILAGA (1982) bahwa usahatani yang dilakukan peternak di pedesaan merupakan usaha ternak keluarga yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Pernyataan ini diperkuat pendapat MUBYARTO (1989) bahwa dalam kegiatan usahatani sebagian besar tenaga berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak petani. Pendapatan usaha ternak sapi perah merupakan selisih antara penerimaan usaha ternak sapi perah dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan. Hasil penelitian seperti yang tertera pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pendapatan usaha ternak sapi perah berkisar antara Rp hingga Rp per tahun dengan rata-rata Rp per tahun untuk strata I dan berkisar antara Rp hingga Rp per tahun dengan rata-rata Rp per tahun untuk strata II. Pendapatan usaha ternak sapi perah pada strata I mampu menyumbang terhadap penerimaan keluarga sebesar 35,52%, sedangkan untuk strata II mampu menyumbang sebesar 65,72%. Hasil penelitian DASUKI (1983) di Jawa Barat menunjukkan bahwa sumbangan ternak sapi perah terhadap pendapatan usahatani mencapai lebih besar 50% untuk dataran tinggi. Analisis komparatif menggunakan uji t, menunjukkan hasil berbeda nyata (P < 0,01). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan usaha ternak sapi perah pada strata I (skala pemilikan ternak 3 ekor sapi perah betina produktif) dengan strata II (skala pemilikan ternak > 3 ekor sapi perah betina produktif). Dapat pula diartikan bahwa usaha ternak sapi perah dengan tingkat pemilikan pada strata II lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan tingkat pemilikan ternak pada strata I, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2 yang menunjukkan bahwa pendapatan usaha ternak sapi perah pada strata II lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan usaha ternak strata I. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendapatan usaha ternak sapi perah pada strata I sebesar Rp per tahun, sedangkan strata II sebesar Rp per tahun. 2. Sumbangan pendapatan usaha ternak sapi perah terhadap penerimaan keluarga pada strata I sebesar 35,52%, sedangkan pada strata II sebesar 65,72%. 3. Terdapat perbedaan yang nyata (P < 0,01) antara pendapatan usaha ternak sapi perah pada strata I dengan strata II. DAFTAR PUSTAKA ADIWILAGA, A Ilmu Usaha Tani. Alumni. Bandung. BAKAR, A Perlukah Kawin Silang antara Bangsa Sapi Perah. Supplemen Poultry Indonesia (2) tahun I. BASTARI, A Evaluasi faktor-faktor penentu tehnis, tatalaksana, peralatan kandang dan penyakit usaha peternakan sapi perah di kabupaten Rejang Lebong. Karya Ilmiah. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu. DASUKI, M.A Perspektif Pengembangan Peternakan Sapi Perah sebagai Landasan Kesepadanan mengisi Kebutuhan Susu di Jawa Barat. Disertasi. Universitas Padjadjaran, Bandung. DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN Peternakan Bagian Integrasi dalam Usaha Konservasi Lahan Kering. Bull. Teknik dan Pengembangan Peternakan. Jakarta. FOLEY, N.E., D.L. BATH, F.N. DICKINSON and H.A. TUCKER Dairy Cattle: Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger. Philadelphia. HARDIKUSUMO, H Efisiensi Ekonomi Factorfaktor Produksi pada Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Daerah Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. HERNANTO, F Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta. 344

7 MAKIN, M Studi sifat-sifat Pertumbuhan, Reproduksi dan Produksi Susu Sapi Perah, Sahiwal Cross (Sahiwal x Fries Holland) di Jawa Barat. Disertasi. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. MOSHER, A.T Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV Yasaguna, Jakarta. MUBYARTO Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. PRAYITNO, H. dan L. ARSYAD Petani Desa dan Kemiskinan. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. SAMSUDIN, U Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Binacipta. Bandung. SANTOSO, U. KUSNADI, K. SURIADISASTRA dan S. SITORUS Analisa Usaha Peternakan Sapi Perah di daerah Jalur Susu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Buletin Lembaga Penelitian Peternakan. 23: SUDONO, A Produksi Sapi Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor. SUGIYONO Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta, Bandung. SUHERMAN, D Kajian Agribisnis Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kecamatan Selupu Rejang kabupaten Rejang Lebong. Laporan Penelitian. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu. SUHERMAN, D Pendapatan dan Pencurahan Tenaga Kerja Keluarga Pada Berbagai Skala Usaha Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Sukaraja Bengkulu. J. Sain Peternakan Indonesia. I(2): SUHERMAN. D Hubungan Fungsional antara konsumsi Energi (TDN), Umur, dan Bobot Badan dengan Produksi susu pada berbagai Skala Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk mencapai Produktivitas Optimum Berkelanjutan. Rapat tahunan Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian BKS- PTN Bandar Lampung. I: SUKRAENI, E Keefisienan Tehnis dan Ekonomis Usaha Ternak Sapi Perah Rakyat pada Beberapa Tingkat Skala Usaha di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Tesis. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. SUWARDI, N.K Prospek Perkembangan usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kecamatan Lembang ditinjau dari efisiensi tehnis dan ekonomis. Karya ilmiah. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung. WILLIAMSON, G. and W.J.A. PAYNE An Introduction to Animal Husbandry in the Tropics. Longmans, Green and Co. Ltd. London. DISKUSI Pertanyaan: Pakan dan hijauan yang digunakan apa saja? Apakah menggunakan konsentrat? Jawaban: Penggunaan konsentrat menyebabkan produk susu tidak bisa dijual, karena mahal permasalahannya belum ada teknologi untuk pengolahan susu. 345

K. Budiraharjo dan A. Setiadi Fakultas Peternakan Univesitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

K. Budiraharjo dan A. Setiadi Fakultas Peternakan Univesitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK KAMBING DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK (Comparative Analyse on the Income of Goat Farming in Semarang City Based on the Scale of Livestock

Lebih terperinci

Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong

Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong ISSN 1978 3000 Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong Evaluation of Application of Technical Management on Small Holder

Lebih terperinci

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas.

PENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pembangunan dalam usaha dibidang pertanian, khusunya peternakan dapat memberikan pembangunan yang berarti bagi pengembangan ekonomi maupun masyarakat. Pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden

Lebih terperinci

Moch. Makin, dan Dwi Suharwanto Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Moch. Makin, dan Dwi Suharwanto Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Makin, M. Dan Suharwanto, D., Performa Sifat Produksi dan Reproduksi Performa Sifat-Sifat Produksi Susu dan Reproduksi Sapi Perah Fries Holland Di Jawa Barat (Milk Production and Reproduction Performance

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Economic Analysis on Dairy Cattle Scheme of Farmers in Pakem Sub-

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class

Lebih terperinci

Yunilas Staf Pengajar Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Yunilas Staf Pengajar Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PERBANDINGAN ALOKASI WAKTU TENAGA KERJA WANITA DAN PRIA DALAM USAHA PENGGEMUKKAN SAPI DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG (Comparative of Woman and Man Worker Time Allocation in Fattening

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Yunilas 1

I. Pendahuluan. Yunilas 1 Yunilas: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dalam Pemeliharaan Ternak Sapi di Kecamatan Hamparan Perak

Lebih terperinci

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya)

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya) Volume, Nomor 2, Hal. 09-6 ISSN 0852-8349 Juli - Desember 2009 DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya) Muhammad Farhan dan Anna

Lebih terperinci

Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman

Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman Sains Peternakan Vol. 5 (2), September 2007: 6-11 ISSN 1693-8828 Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman S. Emawati Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN PENGADAAN CALON INDUK SAPI PERAH ANTAR WILAYAH SENTRA PENGEMBANGAN SAPI PERAH

ANALISIS PEMBIAYAAN PENGADAAN CALON INDUK SAPI PERAH ANTAR WILAYAH SENTRA PENGEMBANGAN SAPI PERAH ANALISIS PEMBIAYAAN PENGADAAN CALON INDUK SAPI PERAH ANTAR WILAYAH SENTRA PENGEMBANGAN SAPI PERAH FINANCING ANALYSIS PROCUREMENT OF REPLACEMENT STOCK BETWEEN DEVELOPMENT CENTRE OF DAIRY CATTLE Iip Latipah¹,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

D. Mardiningsih Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK

D. Mardiningsih Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN (Productivity on Women Labour at Dairy Cattle Farmers in Pakem Sub District, District

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI USAHA TERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS KONTRIBUSI USAHA TERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS ANALISIS KONTRIBUSI USAHA TERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS Zulfikri, Eva Dolorosa dan Komariyati Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi EVALUASI KECUKUPAN NUTRIEN PADA SAPI PERAH LAKTASI PRODUKSI SEDANG MILIK ANGGOTA KOPERASI DI KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (KPBS) PANGALENGAN Refi Rinaldi*, Iman Hernaman**, Budi Ayuningsih** Fakultas

Lebih terperinci

B. Suryanto, K. Budirahardjo dan H. Habib Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK

B. Suryanto, K. Budirahardjo dan H. Habib Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWAH (PE) DI DESA SAMBONGREJO KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA (The Comparative Analysis of Ettawah Crossbreed Goats Farming Income at Sambongrejo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan TINJAUAN PUSTAKA Geografi Desa Celawan a. Letak dan Geografis Terletak 30677 LU dan 989477 LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Cermin dengan ketinggian tempat 11 mdpl, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Zul Efendi, Harwi Kusnadi, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 201, p -0 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI PERAH DI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pedesaan pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani, selain usaha pertaniannya, usaha peternakan pun banyak dikelola oleh masyarakat pedesaan salah satunya

Lebih terperinci

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam pemeliharaannya selalu diarahkan pada peningkatan produksi susu. Sapi perah bangsa Fries Holland (FH)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berkembang paling pesat di negara-negara berkembang. Ternak seringkali dijadikan sebagai aset non lahan terbesar dalam

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dimulai dengan pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, Milking

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dimulai dengan pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, Milking 10 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Usahaternak Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi prinsip sebagai penghasil susu. Susu merupakan sekresi fisiologis dari kelenjar susu yang merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang

Lebih terperinci

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI Sapta Andaruisworo Email : saptaandaruisworo@gmail.com Nur Solikin Email : gatotkoco.80@gmail.com Abstrak : Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi susu sangat menentukan bagi perkembangan industri susu sapi perah nasional. Susu segar yang dihasilkan oleh sapi perah di dalam negeri sampai saat ini baru memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki 15 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki populasi kambing Jawarandu yang tinggi

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

EVALUATION OF SLAUGHTERED FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED DIARY COWS IN PRODUCTIVE AGE AT KARANGPLOSO SUB DISTRICT MALANG

EVALUATION OF SLAUGHTERED FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED DIARY COWS IN PRODUCTIVE AGE AT KARANGPLOSO SUB DISTRICT MALANG EVALUATION OF SLAUGHTERED FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED DIARY COWS IN PRODUCTIVE AGE AT KARANGPLOSO SUB DISTRICT MALANG Riski Ary Fauzi, Sarwiyono, and Endang Setyowati Faculty of Animal Husbandry, University

Lebih terperinci

Analisis Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

Analisis Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Analisis Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang K. Budiraharjo, M.Handayani dan G. Sanyoto Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang Abstract This

Lebih terperinci

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci Fatati 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI USAHA SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

EFISIENSI EKONOMI USAHA SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR EFISIENSI EKONOMI USAHA SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR (ECONOMIC EFFICIENCY OF DAIRY CATTLE FARMING IN LIVESTOCK BUSINESS AREA PAMIJAHAN DISTRIC, BOGOR

Lebih terperinci

PERFORMANS PERTUMBUHAN DAN BOBOT BADAN SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND UMUR 0-18 Bulan

PERFORMANS PERTUMBUHAN DAN BOBOT BADAN SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND UMUR 0-18 Bulan PERFORMANS PERTUMBUHAN DAN BOBOT BADAN SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND UMUR 0-18 Bulan Didin S. Tasripin ; Asep Anang ; Heni Indrijani Fakultas Peternakan Universitas Padjadjarani Disampaikan pada Ruminant

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian

Lebih terperinci

SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH

SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH Sori Basya Siregar (Balai Penelitian Ternak Ciawi) PENDAHULUAN Keuntungan yang tinggi per satuan waktu merupakan tujuan dari setiap

Lebih terperinci

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BOBOT BADAN KAWIN PERTAMA SAPI PERAH FRIES HOLLAND DENGAN PRODUKSI SUSU HARIAN LAKTASI PERTAMA DAN LAKTASI KEDUA DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN JAWA

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten

Lebih terperinci

KERAGAAN USAHA SAPI PERAH DAN UPAYA PERBAIKANNYA: KASUS DI KABUPATEN REJANG LEBONG-BENGKULU

KERAGAAN USAHA SAPI PERAH DAN UPAYA PERBAIKANNYA: KASUS DI KABUPATEN REJANG LEBONG-BENGKULU KERAGAAN USAHA SAPI PERAH DAN UPAYA PERBAIKANNYA: KASUS DI KABUPATEN REJANG LEBONG-BENGKULU (Performance of The Dairy Cattle Farming and Improvement Efforts: A Case Study of Rejang Lebong Bengkulu) UMI

Lebih terperinci

Korelasi Genetik dan Fenotipik Produksi Susu Laktasi Pertama dengan Daya Produksi Susu Sapi Fries Holland

Korelasi Genetik dan Fenotipik Produksi Susu Laktasi Pertama dengan Daya Produksi Susu Sapi Fries Holland ISSN 1978-3000 Korelasi Genetik dan Fenotipik Produksi Susu Laktasi Pertama dengan Daya Produksi Susu Sapi Fries Holland Genetic and phenotypic correlation between first lactating milk production and milk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.

Lebih terperinci

Darlim Darmawi 1. Intisari

Darlim Darmawi 1. Intisari Aspek Ekonomi Pemeliharaan Ternak Sapi Program CSR (Cooperate Social Respontibility) dalam Pola Usaha Tani Petani Kelapa Sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Darlim Darmawi 1 Intisari Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat)

ANALISIS USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat) ANALISIS USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat) M. Iqbal Azhar Hasibuan* ), Meneth Ginting** ), Emalisa** ) * ) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan)

PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan) PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan) COMPARISON OF PRODUCTION PERFORMANCE OF IMPORTED HOLSTEIN DAIRY COWS WITH THEIR PROGENY

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah merupakan sapi yang dapat menghasilkan susu yang dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas susu sapi perah dipengaruhi

Lebih terperinci

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Mardalena 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas susu hasil pemerahan pagi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

ALOKASI WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS

ALOKASI WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS ALOKASI WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS (Working Time Allocation and Income of Cattle Farmers at Megang Sakti Subdistrict Musi Rawas Regency)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan 64 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala

Lebih terperinci

Endang Sulistyowati, Siwitri Kadarsih, Lobis Sutarno, dan Gilbert Tampubolon

Endang Sulistyowati, Siwitri Kadarsih, Lobis Sutarno, dan Gilbert Tampubolon Performans Produksi Susu Sapi Perah Friesh Holland (FH) di Desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Milk Production Performance of FH Dairy Cows

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK Susy Edwina, Dany Varian Putra Fakultas Pertanian Universitas Riau susi_edwina@yahoo.com

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (KPBS) Pangalengan. Jumlah anggota koperasi per januari 2015 sebanyak 3.420

PENDAHULUAN. (KPBS) Pangalengan. Jumlah anggota koperasi per januari 2015 sebanyak 3.420 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha peternakan sapi perah di Indonesia saat ini didominasi oleh peternak rakyat yang tergabung dalam koperasi peternak sapi perah. Salah satu koperasi peternak sapi

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah sejak zaman Hindia Belanda. Usaha

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DAN KEPUTUSAN

UNDANG-UNDANG DAN KEPUTUSAN PENDAHULUAN Kandang merupakan bagian dari sistem pemeliharaan sapi perah. Sistem perkandangan di Indonesia belum begitu banyak mendapat perhatian. Bentuk dan ukuran kandang masih beraneka ragam. Persyaratan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA Animal Agriculture Journal 5(1): 195-199, Juli 2015 On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

POTENSI PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN POTENSI PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Development Potency of Beef Cattle in Tanjung Bintang District South Lampung Regency Heru Yoga Prawira

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Peternakan adalah suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik berupa hewan ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak yang bertujuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA PETERNAKAN BABI RAKYAT DI DESA CIGUGUR, KECAMATAN CIGUGUR, KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Simon Pardede* Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI (Comparison of Two Methods for Estimating Milk Yield in Dairy Cattle Based on Monthly Record) E. Kurnianto

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT Dewi Hastuti, Renan Subantoro, Muammar Ismail Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH STRES PANAS TERHADAP PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI PERAH BATURRADEN

PENGARUH STRES PANAS TERHADAP PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI PERAH BATURRADEN PENGARUH STRES PANAS TERHADAP PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI PERAH BATURRADEN (Effects of Heat Stress on Milk Production Performance of Friesian

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH KECAMATAN BANYUMANIK, KECAMATAN GETASAN, DAN KECAMATAN CEPOGO. D. Anindyasari, A. Setiadi, dan T.

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH KECAMATAN BANYUMANIK, KECAMATAN GETASAN, DAN KECAMATAN CEPOGO. D. Anindyasari, A. Setiadi, dan T. ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH KECAMATAN BANYUMANIK, KECAMATAN GETASAN, DAN KECAMATAN CEPOGO D. Anindyasari, A. Setiadi, dan T. Ekowati Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada peningkatan pendapatan, taraf hidup, dan tingkat pendidikan masyarakat yang pada akhirnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP (Income analysis of beef and racing cattle farmers in Sapudi Island Regency of Sumenep) Riszqina 1),

Lebih terperinci

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016 50 ANALISIS PERSEPSI DAN HARAPAN PETERNAK SAPI MADURA TERHADAP SISTEM BAGI HASIL TERNAK DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN Agus Widodo 1), Agung Budianto Ahmad 1), Lita Rakhma Yustinasari 2)

Lebih terperinci

Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK

Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK PENDEKATAN ANALISIS SWOT DALAM MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI BALI PROGRAM BANTUAN SAPI BIBIT PADA TOPOGRAFI YANG BERBEDA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NTT Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan,

Lebih terperinci

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT QUANTITATIVE CHARACTERISTICS OF PASUNDAN CATTLE IN VILLAGE FARMING Dandy Dharma Nugraha*, Endang Yuni Setyowati**, Nono Suwarno** Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani karena hampir 100% dapat dicerna.

Lebih terperinci

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

E. Prasetyo, T. Ekowati, dan Mukson Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

E. Prasetyo, T. Ekowati, dan Mukson Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK KONDISI DAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHATANI TERNAK SAPI PERAH DI KABUPATEN SEMARANG (The Condition and Potential of the Dairy Farm Development in Semarang Regency) E. Prasetyo, T. Ekowati, dan Mukson Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Curahan Tenaga Kerja dan Pendapatan Keluarga...Yahya Rahman Lubis ANALISIS CURAHAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN KELUARGA PETERNAK SAPI PERAH

Analisis Curahan Tenaga Kerja dan Pendapatan Keluarga...Yahya Rahman Lubis ANALISIS CURAHAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN KELUARGA PETERNAK SAPI PERAH ANALISIS CURAHAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN KELUARGA PETERNAK SAPI PERAH Analysis of Worktime Allocation and Family Income of Dairy Farmers Yahya Rahman Lubis*, Achmad Firman**, Hasni Arief** Universitas

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI THE EFFECT OF USING PROBIOTIC IN COMPLETE FEED ON QUANTITY AND QUALITY OF MILK PRODUCTION

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN (IB) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI DAERAH JAWA BARAT

DAMPAK PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN (IB) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI DAERAH JAWA BARAT DAMPAK PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN (IB) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI DAERAH JAWA BARAT TATIT SUGIARTI dan SORI B. SIREGAR Balai Penelitian Ternak P. O. Box 221, Bogor 16002,

Lebih terperinci

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Petani dan Usahatani Menurut Hernanto (1995), petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang memiliki luas 589,946 HA, terletak pada Koordinat Bujur Timur 107,575, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang memiliki luas 589,946 HA, terletak pada Koordinat Bujur Timur 107,575, dan 29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian TPK Sukamenak merupakan salah satu TPK yang berada diwilayah kerja KPBS, yang terletak di Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Kabupaten

Lebih terperinci

KONSTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETENAK (Studi Kasus di DesaSukolilo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang)

KONSTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETENAK (Studi Kasus di DesaSukolilo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang) KONSTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETENAK (Studi Kasus di DesaSukolilo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang) Hadi Meta Setiawan 1 ; Budi Hartono 2 dan Hari Dwi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Deskripsi Lokasi Lokasi usaha peternakan sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terletak di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU MARZUKI HUSEIN Dinas Peternakan Provinsi RIAU Jl. Pattimura No 2 Pekanbaru ABSTRAK Sebagai usaha sampingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu kewaktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil 9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Peternakan Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil susu. Susu didefinisikan sebagai sekresi fisiologis dari kelenjar ambing. di antara

Lebih terperinci