BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing 1. Definisi auditing Pengertian auditing menurut Arens, Beasley (2008:4) adalah Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person" Sedangkan menurut Soekrisno Agoes (2007:3) audit memiliki definisi sebagai berikut: Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut Dari definisi diatas, maka definisi audit terdiri atas unsur-unsur seperti informasi yang dapat diukur dan kriteria yang diterapkan, entitas ekonomi, pengumpulan, dan pengevaluasian bahan bukti, orang yang kompeten dan independen, dan pelaporan. 2. Jenis-jenis Audit Arens, Beasley (2008:13) membagi audit menjadi 3 jenis, yakni: a. Audit laporan keuangan (Financial audit). Audit ini bertujuan menentukan apakan laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria tersebut pada umumnya adalah prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum. 9

2 10 b. Audit operasional (Operational audit). audit ini merupakan penelaahan atas bagian manajemen dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya. c. Audit kepatuhan (Compliance audit). Audit ini bertujuan mempertimbangkan apakah auditee telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu, baik yang ditetapkan oleh pihak interen perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Sedangkan berdasarkan jenis auditor, pada umumnya terdiri atas akuntan publik, auditor pemerintah, auditor pajak dan auditor internal. Untuk selanjutnya penulis akan memaparkan mengenai auditor internal. B. Auditor Internal Pada saat ini profesi audit internal mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan berkembangnya dunia usaha dan perekonomian yang menuntut suatu perusahaan untuk menjalankan operasinya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan perusahaan. 1. Definisi Audit Internal Statement Of Responsibilities of Internal Auditors (1999:29), mendefinisikan audit sebagai berikut: Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate activities as a service to the organization. The objective of internal audit is to assist member of organization in effective discharge of their responsibilities to this end internal audit furnishes them with analysis, appraisal, recommendation, concept and information concerning the activities reviewed. The objective include promoting effective control at reasonable cost Sedangkan menurut Hiro Tagiman (2003:11), internal audit didefinisikan sebagai:

3 11 Suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan interen adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawab secara efektif dan efisien. Definisi tersebut dilengkapi oleh Sawyer (2003:10), yang mendefinisikan internal audit sebagai: Sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan, operasi telah akurat dan dapat diandalkan, (2) resiko yang dihadapi telah diidentifikasi dan diminimalisasi, (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, (4) kriteria operasi yang memuaskan telah terpenuhi, (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengkondisikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga mengajukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada pada standar profesi audit internal dan menangkap luas lingkup dari auditor internal moderen yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan resiko, tata kelola, dan pengendalian. Menurut Arens, Beasley (2008:836) audit internal adalah: Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity design to add value and improve an organization s operations, it help an organization accomplish its objectives by bringing a systemic disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance processes. Dari pengertian-pengetian internal audit diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep pokok internal audit yaitu objektif dan independen, menyediakan jasa konsultatif dan assurance, bernilai tambah, dilakukan melalui pendekatan yang sistematis dan mengevaluasi resiko, pengendalian dan tata kelola, serta

4 12 mengevaluasi kepatuhan (complience) organisasi terhadap ketentuan yang berlaku. 2. Tujuan Audit Internal Tujuan audit internal menurut Hiro Tugiman (2002:11) adalah: Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggorta organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu pemeriksaan internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dan biaya yang wajar. Hal serupa diungkapkan oleh institute of Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh Amin (2008:2) mengenai tujuan audit, yaitu: The objective of internal audit to provide the guidance and related matter to the organization so as to assistance management in the dischange of its responsibilities for installing and maintaining controls that to ensure organizational objectivesare achived. To this end it furnished them with analysis, appraisals, recomendation, consultation and information concerning the activities reviewed. Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tujuan audit sudah tersirat dalam pengertian audit internal itu sendiri yaitu membantu seluruh anggota manajemen agar dapat melaksanakan tanggung jawab secara efektif dengan jalan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi, dan saran dari kegiatan operasional perusahaan. 3. Ruang Lingkup Audit Internal Pada dasarnya ruang lingkup audit internal berbeda-beda tergantung pada ukuran, struktur suatu entitas dan permintaan dari manajemen (ICCA, 2002:10). Namun demikian, The Insitute Of Chartered Accountants In Australia (ICCA, 2002:10), menyatakan bahwa secara umum audit internal beroperasi dalam satu atau lebih area-area berikut ini:

5 13 a. Penilaian sistem akuntansi dan pengendalian intern yang terkait dengan sistem tersebut. b. Pemeriksaan atau manajemen operasi keuangan dan operasional c. Pemeriksaan ekonomis, efisiensi, dan efektivitas operasi termasuk pengendalian non-keuangan. Ruang lingkup internal audit yang dikemukakan oleh IIA dalan Practice Advisory (CIA Review, 2006:99) adalah: The scope of internal auditing work encompasses a sistematic, disciplined approch to evaluating and improving the adquacy and effectiveness of risk management, control, and governance processes and the quality of performance in carrying out assigned responsiblities. The purpose of evaluating the adquancy of the organization s existing risk management, control and governance processes is provide reasonable assurance that these processes are functioningas intended and will enable organization s objectives and goals to be met. They also provide recommendations for improving the organization operation, in terms of both efficient and effective performance. Based on the result of risk assesment, the internal audit activity should evaluate the adequance and effectivness of controls encompassing the organizationals governance, operations, and information systems. This should include: 1. Realibility and integrity of financial and operational information 2. Effectivenessand efficiency of operations. 3. Safe guarding of assets. 4. Complience with laws, regulations and contracts. Menurut pernyataan IIA diatas, berdasarkan hasil penilaian resiko, aktivitas audit interal harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalianpengendalian yang meliputi pengelolaan organisasi, operasi, dan sistem infomasi. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi: 1) Keandalan dan integritas dari informasi keuangan dan informasi operasional. 2) Efektivitas dan efisiensi operasi.

6 14 3) Pengamanan harta perusahaan 4) Ketaatan pada hukum, peraturan, dan kontrak. Berdasarkan persyaratan-persyaratan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup audit internal pun ada kaitannya dengan kepatuhan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, yakni ketaatan terhadap hukum, peraturan dan kontrak. 4. Tahap Audit Internal Hiro Tugiman (2003:53) menyatakan bahwa tahap-tahap audit internal secara umum terdiri atas perencanaan atas pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, penyampaian hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Sedangkan menurut Ratliff (2003:183) fase internal audit dimulai dari selection of audit, audit plannning, preliminary survey, internal control evaluation, expending testing, finding, reporting, follow up, dan evaluation. Dikutip dari buku Audit Manajemen, berdasarkan model PDSA (Plan-Do- Study-Act) yang dipopulerkan oleh Deming, audit untuk sistem manajemen mutu terdiri atas langkah-langkah berikut: 1. Perencanaan audit 2. Pelaksanaan audit 3. Memepelajari hasil audit 4. Tindakan perbaikan atau tindak lanjut hasil audit (Bayangkara, 2008:237) Kesimpulannya adalah bahwa mengaudit apapun, internal audit memililki tahapan yang sama, yakni dimulai dari perencanaan audit, pelaksanaan audit, mempelajari hasil audit, dan tindakan hasil audit.

7 15 5. Kompetensi Auditor Internal Kepercayaan dan keandalan dalam proses audit tergantung pada kompetensi personel yang melaksanakan audit. kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dalam pelaksanaan tugasnya. (Hiro Tugiman, 2003: 27) Definisi kompetensi menurut Iskandar Indranata (2006:36) adalah: Keseluruhan pengetahuan, kemampuan/keterampilan dan sikap kerja ditambah atribut kepribadian yang dimiliki oleh seorang yang mencakup kemampuan berfikir kreatif, keluasan pengetahuan, kecerdasan emosional, pengalaman, daya juang, sikap positif, ketrampilan kerja serta kondisi kesehatan yang bauj yang mempu dibuktikan atau duperagakan dalam melajsanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor internal adalah kemampuan dan sikap kerja serta atribut kepribadian yang dimiliki oleh seorang auditor internal dalam melaksanakan tugasnya agar diperoleh hasil yang efektif. Pentingnya kompetensi auditor internal dalam melaksanakan tugasnya diungkapkan pula oleh Hiro Tugiman (2003:30) bahwa para internal audit harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan berbagai disiplin ilmu yang penting dalam pelaksanaan pemeriksaan. Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional (2005:20) dalam buku panduan audit sistem manajemen mutu yang diadaptasi dari klausul 7 ISO 1911:2002, tolak ukur kompetensi auditor internal dalam mengaudit sistem manajemen mutu dapat dilihat dari: 1. Atribut Auditor (Klausul 7.2), yaitu kepribadian yang meliputi sikap etika terbuka, diplomatis, pemerhati, cerdas, cakap dalam berbagai hal, tangguh, tegas, dan percaya diri.

8 16 2. Pengetahuan dan keterampilan umum (Klausul 7.3.1). pengetahuan dan keterampilan umum yang menjadi indikator kompetensi auditor internal adalah prinsip, prosedur dan teknik audit, system manajemen dan dokumen acuan, situasi organisasi yang diaudit, dan hukum, peraturan dan persyaratan lain yang berlaku. 3. Pengetahuan umum yang harus dimiliki ketua tim audit (Klausul 7.3.2), ketua tim audit sebaiknya memiliki kemampuan berikut ini sebagai indikatornya, yaitu perencanaan dan penggunaaan sumber daya, pengorganisasian dan pengarahan, kepemimpinan dan pelaporan audit. 4. Pengetahuan dan keterampilan khusus tentang mutu (klausul 7.3.3), auditor yang kompeten sebaiknya memiliki pengetahuan dan keterampilan secara khusus tentang mutu yaitu dalam hal metode dan teknik yang berkaitan dengan mutu, proses dan produk termasuk jasa. 5. Pendidikan, pengalaman kerja, dan pelatihan auditor (7.4), pendidikan auditor, pengalaman kerja serta pelatihan auditor menjadi salah satu indikator untuk mengukur kompetensi auditor internal sistem manajemen mutu. Kelima dimensi diatas akan dijadikan dasar untuk menghasilkan indikator dalam mengukur kompetensi auditor internal atas sistem manajemen mutu. C. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu digunakan untuk memberikan pelayan terbaik untuk pelanggan melalui produk yang bermutu. Standarisasi sistem manajemem mutu dibutuhkan untuk mempermudah hubungan antara tempat dan atau antar negara.

9 17 Berikut ini akan dijelaskan mengenai sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2008. Sistem manajemen mutu menjadi jaminan agar mutu produk yang dihasilkan telah melewati proses yang dapat dipercaya. Sistem manajemen mutu ini muncul biasanya menggunakan standar. Berikut ini akan uraikan mengenai ISO 9001, khususnya ISO 9001:2008 yang merupakan standar untuk sistem manajemen mutu. 1. Pengenalan ISO 9001 ISO (The International Organization For Standarization) adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagaangan international yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. ISO adalah suatu federasi badan standar nasional seluruh dunia yang berasal lebih dari 100 negara dan merupan lembaga non pemerintah yang didirikan pada tahun ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu yang diakui dunia dan bersifat global. ISO 9001, khususnya ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penelitian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 2. Seri Standar ISO 9001 ISO 9001 memiliki standar, pedoman dan laporan teknis yang terangkum didalamnya dan dinamai ISO 9001 series. ISO 9001 terdiri atas: a. ISO 9000:2000, dasar dan kosa kata sistem manajemen mutu. Dibuat sebagai langkah awal untuk standar dan definisi isitilah-istilah dasar yang digunakan dalam ISO 9001:2000 family yang dibutuhkan untuk membantu memahami ketika digunakan.

10 18 b. ISO 9001:2008, Persyaratan sistem manajemen mutu. Berisi persyaratan standar yang digunakan utnuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi pelanggan dan peraturan yang sesuai. c. ISO 9004:2000, Pedoman untuk kinerja peningkatan sistem manajeman mutu. Pedoman standar yang menyediakan acuan dalam peningkatan berkelanjutan sistem manajemen mutu untuk memberikan keuntungan pada semua pihak, termasuk kepuasan pelanggan. d. ISO 19011, Pedoman Audit Sistem manajemen mutu dan lingkungan. Pedoman ini memberikan panduan untuk memverifikasi kemampuan sistem dalam mecapai sasaran mutu. Standar ini dapat digunakan untuk audit internal ataupun mengaudit pemasok. e. ISO 10005:1995, Manajemen mutu - pedoman untuk rencana mutu. Menyediakan pedoman untuk membantu dalam persiapan, tinjauan, penerimaan dan revisi rencana mutu. f. ISO 10006:1997, Manajemen mutu pedoman mutu dalam manajemen proyek. Pedoman untuk membantu dalam memastikan mutu dari proses dan produk proyek. g. ISO 10007:1995, Manajemen Mutu Pedoman untuk susunan Manajemen. h. ISO D/S 10012, Manajemen Mutu Persyaratan jaminan mutu untuk pengukuran peralatan. i. ISO 10013:1995, Pedoman untuk mengembangkan manual mutu. Memberikan pedoman dalam mengembangkan dan memelihara manual mutu. j. ISO 10014:1994, Pedoman untuk Pengelolaan Ekonomi Mutu. Pedoman yang menjalankan bagaimana mencapai keuntungan ekonomi dan penerapan manajemen mutu. k. ISO 10015:1999, Manajemen Mutu - Pedoman Pelatihan. Memberikan pedoman dalam pengembangan, penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan strategi dan sistem pelatihan yang mempengaruhi mutu produk. (Iskandar Indranata, 2006:9-10; Rudi Suardi. 2003:33-34) Pedoman-pedoman tersebut dapat digunakan dan juga dikombinasilkan dalam membantu organisasi dalam mencapai sasarannya. 3. Manfaat ISO Sistem manajemen mutu akan memberikan jaminan bagi pelanggan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab tentang mutu dan mampu menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Pada dasarnya standar hanya menentukan apa yang harus diawasi. Perusahaan yang memahami mengapa mereka memperkenalkan sistem manajemen mutu dapat menerapkan suatu sistem

11 19 fleksibel yang cocok bagi perusahaan tersebut dan menyadari manfaat serta keefektifan yang dihasilkan oleh sistem ini. Standar ISO 9001 sebagai standar sistem manajemen mutu internasional banyak yang dapat dirasakan oleh perusahaan. Mafaat tersebut terdiri dari manfaat internal dan eksternal. Dikutip dari pernyataan Iskanda Indranata (2006: 14-15) manfaat dari secara internal dari penerapan ISO 9001 adalah: a. Meningkatkan sistem kerja yang lebih baik dan konsisten, sehingga membuat sistem kerja dalam suatu organisasi menjadi standar kerja yang terdokumentasi. b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sehingga produk yang dihasilkan ada jaminan bahwa organisasi itu mempunyai sistem manajemen kualitas dan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan. c. Media untuk peningkatan berkesinambungan. d. Sedangkan manfaat secara ekstenal diantaranya adalah: e. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dengan memberikan jaminan manajemen mutu. f. Meningkatkan citra organisasi terutama dikaitkan dengan perubahan persepsi pelanggan dari mutu produk ke mutu proses. g. Meningkatkan kompetisi dengan organisasi lain, sebagai sarana antisipasi terhadap kecenderungan semakin ketatnya persyaratan yang berkaitan dengan keamanan penggunaan di pasar internasional.

12 20 4. Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ISO 9001:2008 mendasarkan manajemen mutu pada 8 (delapan) prinsip manajemen mutu yang terdiri atas fokus pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan SDM, pendekatan proses, pendekatan sistem dalam pengelolaan, perbaikan yang terus meneruss (berkelanjutan), pembuatan keputusan berdasarkan fakta dan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok (Zuhrawaty, 2009:9;IBK Bayangkara, 2008:230) Berikut adalah penjelasan masing-masing prinsip sistem manajemen berdasarkan ISO 9001:2008: a. Fokus pada pelanggan Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, semakin tinggi kemampuan untuk memenuhi harapan/keinginan pelanggan, semakin tinggi pula potensi perusahaan untuk mendapatkan laba yang lebih besar, pasar yang lebih luas, pertumbuhan dan perkembangan usaha yang signifikan. Penerapan fokus terhadap pelanggan ini akan mengarahkan perusahaan untuk: 1) menyediakan dan memahami kebutuhan pelanggan 2) memastikan bahwa tujuan dan sasaran perusahaan berhubungan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan 3) mengkomunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan dengan organisasi secara keseluruhan. 4) Menyelaraskan pendekatan dalam memuaskan pelanggan dan pihak yang berkepentingan serta mengambil tindakan atas hasil yang diperoleh

13 21 5) Memastikan keseimbangan antara kepuasan pelanggan dengan pihak lain yang berkepentingan seperti pemilik, karyawan, pemasok, investor, serta pemangku kepentingan lainnya. b. Kepemimpinan Kepemimpinan harus mampu merumuskan visi misi perusahaan sebagai sesuatu yang khas dan menciptakan serta memelihara lingkungan internal yang kondusif dalam pencapaian tujuan perusahaan. Penerapan prinsip kepemimpinan di dalam perusahaan akan membantu perusahaan untuk: 1) memandang semua kebutuhan pihak terkait sebagai satu kesatuan 2) menciptakan visi dan misi yang jelas untuk masa depan perusahaan. 3) Menetapkan tujuan, sasaran, serta target yang menantang dan realistis 4) Bertindak bebas dengan disertai dengan tanggung jawab dan akuntabilitas c. Keterlibatan SDM Untuk mencapai keunggulan bersaing, perusahaan harus menjadikan keterlibatan karyawannya sebagai bagian penting dalam pengelolaan SMNnya. Penerapan prinsip-prinsip keterlibatan SDM akan membantu setiap individu dan kelompok untuk: 1) Memahami tentang pentingnya kontribusi dan peranan mereka dalam perusahaan. 2) Mengidentifikasi kendala-kendala yang dapat menghambat kinerja mereka. 3) Bertanggung jawab terhadap masalah yang dihadapi dan mencari solusi bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut.

14 22 4) Mampu menilai kinerjanya sendiri dihubungkan dengan tujuan perusahaan dan tujuan peribadinya. 5) Berusaha meningkatkan kompetensi guna memberikan kontribusi yang lebih tinggi kepada perusahaan. 6) Menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya dengan bebas serta mendiskusikan masalah-masalah yang sedang berkembang. d. Pendekatan proses Pendekatan proses mensyaratkan perusahaan untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan dan peningkatan berkelanjutan proses yang dibutuhkan dalam sistem manajemen mutu dan mengelola interaksi masing-masing proses yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. Beberapa manfaat penting dari pendekatan proses ini adalah: 1) penurunan biaya dan waktu siklus menjadi lebih pendek melalui efektivitas penggunaan sumber daya. 2) Hasil yang diperoleh meningkat, konsisten, dan dapat diperkirakan. 3) Peningkatan kesempatan menjadi prioritas dan terfokus. e. Pendekatan sistem terhadap manajemen Pendekatan ini diidentifikasikan sebagai pengidentifikasian pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk mencapai tujuan dan peningkatan sasaran perusahaan secara efektif dan efisien f. Perbaikan yang terus menerus (Berkelanjutan) Peningkatan berkesinambungan merupakan pengembangan dari konsep peningkatan terus menerus dimana dalam peningkatan yang berkesinambungan dilakukan suatu stabilisasi terlebih dahulu terhadap

15 23 peningkatan yang telah dilakukan sebelumnya untuk melakukan peningkatan yang telah dilakukan sebelumnya untuk melakukan peningkatan berikutnya. g. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta Keputusan yang efektif dibuat berdasarkan analisa yang tepat serta data dan informasi yang akurat yang mewakili fakta yang terjadi. Manfaat yang dapat diperoleh adalah: 1) Mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat. 2) Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektifitas dari keputusan terdahulu melalui referensi terhadap fakta-fakta yang terdokumentasi. 3) Meningkatkan kemampuan untuk meninjau ulang serta mengubah opini dan keputusan-keputusan. h. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok Menjadikan pemasok sebagai mitra bisnis utama selain pelanggan berarti perusahaan melibatkan pemasok dalam berbagai keputusan strategi bisnisnya. Dengan demikian perusahaan telah mengelola dengan baik rantai bisnisnya untuk menjadikan bisnisnya tumbah dan berkembang. Manfaat bagi organisasi dalam menerapkan prinsip ini antara lain: 1) Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak. 2) Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama untuk menanggapi perubahan pasar atau kebutuhan dan harapan pelanggan. 3) Mengoptimalkan biaya dan penggunaan sumber-sumber daya.

16 24 Adapun gambaran keterkaitan antara prinsip sistem manajemen mutu ISO 9001: Mengutamakan Pelanggan 3. Keterlibatan karyawan Perencanaan Strategi 2. Kepemimpinan 4. Pendekatan Proses 5. Pendekatan Sistem untuk Pengelolaan 6. Peningkatan Berkesinambungan 7. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta 8. Hubungan Saling Menguntungkan dengan pemasok Gambar 2.1 : Interelasi 8 Prinsip Manajemen Mutu (Rudi Suardi, 2003:59) D. Penelitian Sebelumnya Sehubungan dengan penelitian ini, telah diadakan penelitian sebelumnya yang berlokasi di PT. Perkebunan Nusantara VII Jawa Barat yang menghasilkan kesimpulan adanya pengaruh yang signifikan antara kompetensi auditor internal terhadap kepatuhan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebesar 0,97%.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan garmen PT. X sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organization) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5%

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Advertising sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organisasi) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan untuk dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini

Lebih terperinci

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Modul ke: 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Dewi Rosaria, SE.,Msi.,Ak.,CA.,CPAI Program Studi AKUNTANSI Materi Definisi dan sejarah Internal Auditing Auditor ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1 Pengertian Hubungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:409), Hubungan diartikan sebagai berikut: Hubungan adalah (1) keadaan berhubungan; (2) kontak; (3) sangkutpaut; (4) ikatan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komaruddin (1994;768), yang dimaksud peranan adalah : 1) Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2) Pola penilaian

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah: 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen; 2. Pola penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Penelitian ini mengenai hubungan antara pemahaman auditor internal dengan redefinisi auditor internal dengan kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Penelitian ini mengenai hubungan antara pemahaman auditor internal dengan redefinisi auditor internal dengan kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan, mengatur,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan, mengatur, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan, mengatur, dan mengendalikan segala aktivitas organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Jamsostek merupakan salah satu Perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa asuransi. Jasa Asuransi yang dihasilkan PT. Jamsostek ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang dengan pesat dan memegang peranan penting dalam aktivitas bisnis. Berbagai macam aktivitas berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak bisa lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk menciptakan suatu keadaan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula berbagai jenis perusahaan baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang medis contohnya rumah sakit, terdapat manajemen yang akan melaksanakan semua kegiatan yang telah direncanakan. Manajemen

Lebih terperinci

Brink s Modern Internal Auditing

Brink s Modern Internal Auditing Brink s Modern Internal Auditing A Common Body of Knowledge ROBERT R. MOELLER John Wiley & Sons, Inc. Changing Definitions of Internal Auditing 1947 1981 1999 Independent appraisal activity within an organization

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing pada saat ini adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak

Lebih terperinci

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING Penyebab Resiko Informasi Kecenderungan : Pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya Jauhnya sumber informasi Bias dan motif penyedia informasi Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk salah satu negara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai akhir tahun 2015. Dampak berlakunya MEA adalah terciptanya pasar

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal Auditor dalam Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Operasional Unit Kerja pada BUMN

Lebih terperinci

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan jasa yang menyediakan berbagai macam jasa untuk umum. Salah satunya adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkebunan menjadi salah satu sektor potensial pembangunan Jawa Barat, karena telah mampu memberikan andil besar dalam kehidupan perekonomian. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis moneter yang berkepanjangan. Ada beberapa perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal Audit merupakan pengendalian manajemen serta pendukung utama untuk tercapainya pengendalian internal dalam suatu organisasi. Selama melaksanakan kegiatannya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian Internal Audit Institute of Internal Auditor (IIA) (2004:1) sebagai sebuah institusi atas internal auditor memberikan definisi bahwa : Internal

Lebih terperinci

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill PROFRESI & STANDAR UNTUK PRAKTIK PROFESIONAL Pendahuluan Internal Audit Department (IAD). merupakan bagian integral kerangka kerja tata kelola NT Corp. Kewenangan spesifik suatu fungsi yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor saat ini memiliki peran yang penting dalam sebuah siklus bisnis. Sebuah entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Secara umum auditing merupakan suatu proses perbandingan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada, yang bertujuan untuk menilai apakah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi ekonomi pada era globalisasi ditandai dengan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan baik yang berskala kecil hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit internal memiliki fungsi untuk memastikan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan secara sederhana adalah perusahaan dapat beroperasi secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat menuntut pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jangkauan aktivitas dari audit internal tidak hanya menyangkut pada pemeriksaan keuangan saja, akan tetapi jangkauan pemeriksaannya telah diperluas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Pengertian peranan menurut Amran YS Chaniago (2002) : Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dalam dunia perekonomian saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dalam dunia perekonomian saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dalam dunia perekonomian saat ini dimana laju pertumbuhan ekonomi sangat pesat, dimana setiap negara pun sedang berlomba mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi peranan Dalam penelitian ini, Peranan Audit Internal dapat diartikan sebagai alat bantu manajemen yang diharapkan dapat dimanfaatkan serta dijadikan acuan dan alat

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT

PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT N. Tri Suswanto Saptadi MATERI PEMBAHASAN PERTEMUAN 1 1. Pengertian, Tujuan, Standar Audit SI. 2. Latar belakang dibutuhkan Audit SI. 3. Dampak Komputer pada Kendali Internal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang agar mampu bersaing dengan negaranegara

Lebih terperinci

KONSEP AUDIT SI. Pertemuan ke 5 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi. Diema Hernyka S, M.Kom

KONSEP AUDIT SI. Pertemuan ke 5 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi. Diema Hernyka S, M.Kom KONSEP AUDIT SI Pertemuan ke 5 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi Diema Hernyka S, M.Kom Konsep Audit SI/TI Outline : Definisi Sasaran Keuntungan Siapa Yang mengaudit Siapa ynag diaudit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi yang telah berkembang saat ini, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan cepat

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sebagai alat penghasil informasi keuangan bagi para pengambil keputusan bisnis harus memberikan tanggapan atas adanya dinamika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mensana in corporesano, artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Itulah pepatah yang menunjukkan bahwa kesehatan merupakan hal yang paling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit internal terkenal dengan aktivitasnya dalam melakukan inspeksi, verifikasi, dan cek dan ricek, bahkan ada yang menyebutkan senang mencari-cari kesalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini, baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini, baik pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini, baik pada sektor industri, perdagangan, maupun jasa membuat persaingan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Intern Dalam proses yang ruang lingkupnya lebih besar, pimpinan tidak mungkin melaksanakan semua kegiatan operasi secara langsung, sehingga keamanan harta kekayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa definisi mengenai analisis yaitu: 1. Menurut Kamus Akuntansi (2000; 48): Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Definisi Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, H.(2006:4), Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung terciptanya kelancaran penyaluran arus barang dan jasa serta memenuhi kebutuhan pokok rakyat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja persaingan yang berasal dari perusahaan-perusahaan nasional saja tetapi lebih merupakan world

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL OLEH EKA SAPUTRA DESTILVIANUS 321110012 JONATHAN HENRY GUNAWAN 321110013 MARGARETHA FELICIA 321110017 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih 1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Selama ini masyarakat selalu memandang bahwa peran auditor pemerintah tidak berjalan sesuai fungsinya. Hal tersebut didasarkan pada kontradiksi antara banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Perusahaan perusahaan yang ada bukan lagi hanya dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat dan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, akan mengakibatkan persaingan yang semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan semakin rumitnya masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS. dari buku-buku, yang berkaitan dengan profesionalisme audit internal dan kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS. dari buku-buku, yang berkaitan dengan profesionalisme audit internal dan kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka, penulis menjabarkan hasil tinjauan teori yang diambil dari buku-buku, yang berkaitan dengan profesionalisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entitas ekonomi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entitas ekonomi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entitas ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan tersebut manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini merupakan pengertian audit internal menurut para ahli. Menurut Mulyadi (2002:29) mengatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini merupakan pengertian audit internal menurut para ahli. Menurut Mulyadi (2002:29) mengatakan bahwa : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Variabel Penelitian 2.1.1 Audit Internal 2.1.1.1 Pengertian Audit Internal Profesi audit internal mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan bisnis pada era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167).

BAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167). Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini audit internal memberikan penekanan pada hubungan antar manusia. Audit internal merupakan interaksi antara auditor internal, manajer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya Sumber Daya Manusia mengakibatkan persaingan di bidang ekonomi yang semakin ketat, begitu juga

Lebih terperinci

Peran Audit Internal : Risk Management Di Perguruan Tinggi. By: Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA

Peran Audit Internal : Risk Management Di Perguruan Tinggi. By: Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA Peran Audit Internal : Di Perguruan Tinggi By: Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA Menurut definisi terbaru audit internal yaitu: audit internal is an independent, objective assurance and consulting activity

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing dan Internal Auditing Sebelum kita memahami pengertian audit internal terlebih dahulu kita memahami pengertian auditing menurut Arens

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan bisnis semakin ketat dan mendorong perusahaan untuk memberikan yang lebih kepada pelanggannya daripada yang diberikan pesaing. Mutu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entitas ekonomi yang

Lebih terperinci

Perencanaan Audit Tahunan

Perencanaan Audit Tahunan Perencanaan Audit Tahunan Perencanaan Strategis: 5 th atau lebih 9 Evaluasi 1 Pemilihan Auditee 2 Tujuan dan lingkup penugasan PAT 8 Monitoring tindak lanjut 7 Pelaporan hasil audit SIKLUS FUNGSI AUDIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan harus dapat bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pemasaran produk dalam era globalisasi yang diawali pada abad 19 atau awal abad 20 merupakan tantangan bagi setiap pengusaha untuk memikirkan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar, ternyata skandal tersebut terjadi di Indonesia. Banyaknya kasus pelanggaran yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Intern 2.1.1 Pengertian Pemeriksaan Intern internal auditing is an independent appraisal function established withing an organization to examine and evaluate its

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita menyadari bahwa krisis ekonomi yang melanda Indonesia telah memberikan pelajaran yang berharga. Praktek-praktek tidak terpuji dari para pelaku ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT Oleh: Jufina

INTERNAL AUDIT Oleh: Jufina 1 INTERNAL AUDIT Oleh: Jufina A udit merupakan suatu kegiatan yang lazim di suatu perusahaan atau organisasi. Dalam ISO 19011: 2011 mengenai guidelines for auditing management systems, audit terbagi atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Nova Paulina 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Peranan berasal dari kata peran yaitu harapan tentang perilaku yang patut bagi pemegang jabatan tertentu dalam organisasi, khususnya menyangkut fungsi yang

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS. Pada umumnya audit merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap suatu

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS. Pada umumnya audit merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Audit Pada umumnya audit merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap suatu kesatuan ekonomi yang dilakukan seseorang atau kelompok/lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal auditing, dimana disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. internal auditing, dimana disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang The Institute of Internal Auditor telah melakukan redifinisi terhadap internal auditing, dimana disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu aktivitas independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga menimbulkan persaingan dan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen untuk bersaing

Lebih terperinci