Satrio dan Rasi Prasetio ISSN
|
|
- Liani Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Satrio dan Rasi Prasetio ISSN HUBUNGAN KONSENTRASI HCO3 DAN BOBOT C6H6 PADA ANALISIS ISOTOP ALAM 14 C SERTA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN SAMPLING DI LAPANGAN Satrio dan Rasi Prasetio Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN satrio@batan.go.id ABSTRAK HUBUNGAN KONSENTRASI HCO3 DAN BOBOT C6H6 PADA ANALISIS ISOTOP ALAM 14 C SERTA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN SAMPLING DI LAPANGAN. Telah dilakukan proses sampling air tanah akuifer dalam di daerah Jakarta dan sekitarnya untuk analisis isotop alam 14 C. Sampling air tanah ini didahului dengan menghitung konsentrasi HCO3 (ion bikarbonat) melalui cara titrasi di lapangan. Banyaknya pengulangan sampling ditentukan berdasarkan data konsentrasi HCO3 yang didapat. Pengulangan sampling ini sangat menentukan perolehan larutan C6H6 (benzena) saat proses sintesis benzena. Di lapangan, sampling dilakukan dengan cara mengekstak 60 liter air menjadi endapan BaCO3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi HCO3 terhadap bobot C6H6 yang diperoleh pada analisis isotop alam 14 C serta mengevaluasi jumlah pengulangan sampling yang semestinya dilakukan. Berdasarkan hasil analisis titrasi di lapangan, diperoleh bahwa konsenrtrasi HCO3 berkisar antara ppm dengan perolehan benzena antara 1,84 4,5 gram. Terdapat hubungan yang kuat antara konsentrasi HCO3 dan bobot C6H6 yang diperoleh pada proses sintesis benzena dengan korelasi sekitar 0,900. Korelasi ini dapat ditingkatkan dengan cara mengukur konsentrasi HCO3 terlebih dahulu di laboratorium yang cenderung lebih akurat dibandingkan di lapangan. Kata Kunci: sampling air tanah, isotop alam 14 C, sintesis benzena, ion HCO3, akuifer dalam Jakarta ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN HCO3 CONCENTRATION TO WEIGHT OF C6H6 OF ENVIRONMENTAL ISOTOP 14 C ANALYSIS AND ITS RELATIONSHIP WITH SAMPLING IN THE FIELD. It has been done the groundwater sampling process of deep aquifer in Jakarta and surrounding areas for the analysis of environmental isotope 14 C. Groundwater sampling was preceded by calculating the concentration of HCO3 (bicarbonate ion) through titration in the field. The number of repetitions of sampling is determined by the concentration data of HCO3 which obtained. The Repetition of this sampling will determine the acquisition of a solution of C6H6 (benzene) during the synthesis process benzene. In the field, the sampling is done by extracting of 60 liters of water to precipitate BaCO3. The sampling process is repeated based on data from the bicarbonate ion concentration. The purpose of this study to determine the relationship between the concentration of HCO3 to the weights C6H6 which obtained in the analysis of environmental isotope 14 C and evaluate the number of repetitions of the sampling that should be done. Based on the analysis of titration in the field, shows that konsenrtrasi HCO3 ranged between ppm with the acquisition of benzene between 1.84 to 4.5 grams. There is a strong relationship between the concentration of HCO3 and C6H6 weights obtained in the process of synthesis of benzene with a correlation of about 0,900. This correlation can be improved by measuring the concentration of HCO3 in advance in the laboratory tend to be more accurate than in the field. Keywords: groundwater sampling, environmental isotope 14 C, benzene syntesis, HCO3 ion, deep aquifer Jakarta PENDAHULUAN A ir tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, baik untuk kebutuhan air minum maupun untuk berbagai keperluan lainnya [1]. Di wilayah DKI Jakarta, kebutuhan air bersih sebagian dipasok dari perusahaan daerah air minum (PDAM) yang umumnya berasal dari proses penjernihan air sungai Kalimalang dan Kali Krukut. Sementara itu sebagian lagi masih mengandalkan pasokan air bersih yang bersumber dari air tanah. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri, kebutuhan terhadap air bersih khususnya yang berasal dari air tanah terus meningkat dari setiap tahunnya. Namun demikian, eksploitasi air tanah secara terusmenerus akan berdampak terhadap lingkungan, seperti penurunan muka air tanah, penurunan permukaan tanah dan terjadinya intrusi air laut [2, 3]. Diperkirakan sekitar 54 % kebutuhan rumah tangga dapat dilayani dari jaringan PDAM, sementara sisanya masih bergantung pada sumber daya air tanah [4]. Kebutuhan air yang berasal dari pemanfaatan air
2 2 ISSN Satrio dan Rasi Prasetio tanah akuifer dalam yang terus meningkat menyebabkan perubahan pola aliran air tanah pada akuifer tersebut [5]. Kondisi sebenarnya mengenai air tanah akuifer dalam ini dapat diketahui melalui penelitian menggunakan isotop alam 14 C berdasarkan umur air tanahnya [6,7]. Pemanfaatan isotop alam 14 C secara luas telah diaplikasikan dalam bidang hidrologi sebagai alternatif dating tool yang dapat mengukur umur air tanah hingga tahun [8]. Dari datadata isotop alam 14 C yang diperoleh pada suatu daerah penelitian dapat dipetakan pola kontur umur air tanah menurut pola isoagenya [9]. Namun demikian, validitas data umur air tanah sangat bergantung pada kandungan karbon yang terdapat dalam bentuk senyawa C 6H 6 (benzena). Bobot C 6H 6 yang diperoleh pada proses sintesis benzena sangat ditentukan oleh proses pengambilan sampel air tanah di lapangan. Pengambilan sampel air tanah untuk analisis isotop alam 14 C biasanya dilakukan berdasarkan data ion HCO 3 (bikarbonat) yang selama ini diukur dengan cara titrasi di lapangan. Jumlah pengulangan pengambilan sampel didasarkan pada data konsentrasi ion HCO 3 tersebut. Bobot benzena minimal yang diperlukan pada saat proses sintesis benzena sebesar 3,516 gram atau setara dengan 4 ml. Dengan demikian, sebelum pelaksanaan sampling dilakukan di lapangan terlebih dahulu harus diketahui konsentrasi HCO 3 yang diukur di laboratorium sehingga lebih akurat. TATA KERJA Pengambilan sampel Gambar 1. Pengambilan sampel air tanah untuk analisis isotop alam 14 C Pelaksanaan pengambilan sampel air tanah didahului dengan proses titrasi di lapangan untuk mengetahui konsentrasi ion HCO 3. Data konsentrasi ion HCO 3 ini untuk menentukan jumlah pengulangan pengambilan sampel yang mesti dilakukan. Selanjutnya dilakukan proses pengambilan sampel, yaitu dengan cara sampel air tersebut diambil langsung dari sumbernya untuk menghindari kontaminasi udara dan dimasukkan ke dalam tabung pengendap berkapasitas 60 liter [10]. Gambar 1 menjelaskan mengenai proses pengambilan sampel air tanah di lapangan. Proses pengendapan karbonat dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah larutan kimia seperti FeSO 4.7H 2O, NaOH (bebas CO 2), BaCl 2 dan Praestol dalam kondisi basa. Dari proses ini diperoleh endapan sampel dalam bentuk senyawa BaCO 3. Endapan BaCO 3 yang diperoleh dibawa ke laboratorium untuk dilakukan analisis kandungan 14 C dan 13 C. Analisis Isotop 14 C Proses analisis dilakukan menggunakan alat sintesis benzena melalui beberapa tahapan reaksi sebagai berikut: o C Bobot larutan benzena (C 6H 6) yang diperoleh kemudian ditimbang menggunakan neraca digital. Setelah ditambahkan 1 ml sintilator [11], aktivitas 14 C yang terkandung dalam senyawa benzena dicacah menggunakan alat Liquid Scintillation Counter merek Packard 1900TR selama 20 menit sebanyak 50 pengulangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 memperlihatkan lokasi pengambilan sampel air tanah akuifer dalam (> 40 m) yang diambil di beberapa lokasi di daerah Jakarta dan sekitarnya. Kedalaman sumur bervariasi antara 55 m hingga 250 m di bawah permukaan tanah setempat (dbpts). Lokasi pengambilan terdiri atas 12 sampel berasal dari daerah Jakarta, 3 sampel dari daerah Tangerang, 2 sampel dari daerah Bekasi dan 1 sampel dari daerah Depok. Kedalaman sumur air tanah maksimum 250 m dbpts berasal dari PT. Diamond yang terletak di Jakarta Utara dan kedalaman sumur minimum 55 m berasal dari PT. Susu Bendera yang terletak di Jakarta Selatan. Secara umum daerah utara Jakarta memiliki kedalaman sumur lebih dari 100 m dbpts. Gambar 2 berikut memperlihatkan lokasi pengambilan sampel air tanah akuifer dalam di daaerah Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi dan Depok.
3 Satrio dan Rasi Prasetio ISSN Tabel 1. Lokasi pengambilan sampel daerah Jakarta dan sekitarnya Kedalaman Koordinat No. Kode Lokasi Sumur X Y (m, dbpts) 1 B1 PT. Lion Star B2 PT. Ancol Iron Factory B3 PT. Diamond B4 PT. Bogasari B5 Gajah Mada Plaza B6 PT. Tancho Indonesia B7 PT. Arthamas B8 PT. Sinar Sosro B9 PT. Yuasa B10 LEMIGAS B11 PT. Kaos Aseli B12 PT. Wonderful B13 PT. Peony Blanket B14 PT. Trebor B15 PT. Susu Bendera B16 PT.Sari Sedap B17 PT. Gillete B18 PT. YKK Zipper Tabel 2. Konsentrasi bikarbonat (HCO 3 ) dan bobot benzena (C 6H 6) yang diperoleh No. Kode * Konsentrasi Sampling di Bobot Benzena Pengulangan HCO3 (ppm) Lapangan (gram) Sampling Semestinya 1 B kali 2,868 2,5 ** (3 kali) 2 B kali 4,018 1,8 (2 kali) 3 B kali 2,656 2,6 (3 kali) 4 B kali 3,360 2,1 (3 kali) 5 B kali 2,565 2,7 (3 kali) 6 B kali 4,256 1,7 (2 kali) 7 B kali 3,120 2,3 (3 kali) 8 B kali 2,740 3,8 (4 kali) 9 B kali 4,000 1,8 (2 kali) 10 B kali 3,518 2,0 (2 kali) 11 B kali 1,840 1,9 (2 kali) 12 B kali 5,520 2,5 (3 kali) 13 B kali 3,174 3,3 (4 kali) 14 B kali 4,050 2,6 (3 kali) 15 B kali 2,400 1,5 (2 kali) 16 B kali 2,474 1,4 (2 kali) 17 B kali 2,540 2,8 (3 kali) 18 B kali 3,600 2,0 (2 kali) * titrasi di lapangan ** dibulatkan
4 4 ISSN Satrio dan Rasi Prasetio Gambar 2. Peta lokasi pengambilan sampel air tanah akuifer dalam daerah Jakarta dan sekitarnya Berdasarkan data pada Tabel 2 terlihat bahwa konsentrasi bikarbonat yang berasal dari air tanah akuifer dalam daerah Jakarta dan sekitarnya bervariasi antara 180 ppm hingga 600 ppm. Konsentrasi terkecil berasal dari sampel B8 dan konsentrasi terbesar berasal dari sampel B6 dan B9. Pelaksanaan sampling di lapangan dilakukan antara satu hingga empat kali pengulangan pada setiap lokasi sampel tersebut diambil. Pada setiap analisis bobot minumum benzena yang diharpakan sebesar sebesar 3,516 gram atau setara 4 ml benzena. Dengan demikian, 1. Sebanyak 11 sampel (B1, B3, B4, B5, B7, B8, B11, B13, B15, B16, B17) menghasilkan bobot benzena kurang dari bobot minimum tersebut. Bobot benzena yang diperoleh antara 1,84 gram hingga 3,36 gram. Konsentrasi total bikarbonatnya antara 480 ppm hingga 980 ppm, sehingga diperlukan pengulangan sampling antara 2 4 kali. 2. Sebanyak 7 sampel (B2, B6, B9, B10, B14, B18) menghasilkan bobot benzena antara 3,518 gram hingga 4,256 gram yang sesuai dengan bobot minimum yang dikehendaki. Konsentrasi total bikarbonat bikarbonatnya antara ppm. 3. Satu sampel yaitu B12 menghasilkan bobot paling tinggi sebesar 5,52 gram dengan konsentrasi total bikarbonat 1400 ppm, namun ini dilakukan dengan pengulangan sampling empat kali, padahal dengan tiga kali pengulangan sampling saja sudah cukup mendapatkan bobot benzena minimum tersebut. Hal ini tentunya memboroskan bahan kimia sampling sebagaimana disebutkan di atas. Gambar 3. Grafik hubungan bobot benzena terhadap konsentrasi HCO 3
5 Satrio dan Rasi Prasetio ISSN Sebagaimana diperlihatkan melalui grafik hubungan antara konsentrasi bikarbonat (HCO 3 ) terhadap bobot benzena (C 6H 6) terlihat bahwa semakin rendah konsentrasi bikarbonat diperlukan pengulangan sampling yang lebih banyak. Sebaliknya konsentrasi bikarbonat yang tinggi, jumlah pengulangan sampling lebih sedikit. Dengan demikian, dari grafik tersebut terlihat bahwa dengan korelasi sekitar 0,900 mengindikasikan terdapat hubungan yang kuat antara konsentrasi bikarbonat dengan bobot benzena yang diperoleh dalam analisis sampel isotop 14 C. Bobot benzena minimum yang dibutuhkan untuk analisis isotop 14 C sebesar 3,516 gram sehingga pada pelaksanaan sampling harus diperhatikan agar memenuhi kebutuhan minimum bobot benzena tersebut. Berdasarkan persamaan bobot benzena terhadap konsentrasi bikarbonat terlihat bahwa untuk mendapatkan 1 gram benzena, maka konsentrasi bikarbonatnya sekitar 203 ppm atau Pada analisis isotop 14 C diperlukan 3,515 gram yang setara dengan 4 ml benzena, maka konsentrasi total bikarbonat yang diperlukan sekitar 1042 ppm. Dari dari pembahasan tersebut diperlukan data konsentrasi bikarbonat sebelum dilakukan sampling sesungguhnya di lapangan, sehingga pengulangan sampling yang akan dilakukan dapat diketahui secara pasti. KESIMPULAN Konsentrasi bikarbonat yang berasal dari air tanah akuifer dalam daerah Jakarta dan sekitarnya bervariasi antara 180 ppm hingga 600 ppm. Konsentrasi terkecil berasal dari sampel B8 dan konsentrasi terbesar berasal dari sampel B6 dan B9. Pelaksanaan sampling di lapangan dilakukan antara satu hingga empat kali pengulangan pada setiap lokasi sampel tersebut diambil. Jumlah sampling ini hanya didasarkan pada pengukuran titrasi bikarbonat di lapangan yang cenderung kurang akurat. Terdapat hubungan yang kuat antara konsentrasi HCO 3 dan bobot C 6H 6 yang diperoleh pada proses sintesis benzena dengan korelasi sekitar 0,900. Korelasi ini dapat ditingkatkan dengan cara mengukur konsentrasi HCO 3 terlebih dahulu di laboratorium yang cenderung lebih akurat dibandingkan di lapangan. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kami ucapkan kepada tim lapangan dari Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi Bandung dalam membantu mendapatkan data lokasi sampling. DAFTAR PUSTAKA 1. Satrio dan Paston Sidauruk, Studi Daerah Imbuh Sistem Air Sungai Bawah Tanah Gunungkidul Yogyakarta Menggunakan Isotop Stabil 18 O dan 2 H, Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, Vol. 12 No Agus, R. N., Ferrina Q dan Yusuf, M., Analisis Potensi Intrusi Air Asin Menggunakan Anomali Gravitasi Mikro Antar Waktu (Studi Kasus: DKI Jakarta), Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya, Unpad, Nurnawaty dan Inarmiwati, Model Penurunan Muka Tanah Akibat Pemompaan Air Tanah, Prosiding SNTT FGDT, Fakultas Teknik UM Makasar, Wahyono, A., dan Wardiat, D., Integritas Pelayanan Publik Dalam Perizinan Pemanfaatan Air Bawah Tanah Di DKI Jakarta, Jurnal Masyarakat & Budaya, Vol. 14, No. 1, Satrio dan Taufiq, A., Studi Air Tanah Akuifer Dalam Di Cekungan SemarangDemak Menggunakan Isotop Alam 14 C, Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN, Puji Indiyati, E.R., dan Satrio, Aplikasi Isotop Alam ( 18 O, 2 H dan 14 C) Untuk Studi Dinamika Air Tanah dan Hubungannya Dengan Air Sungai Di Daerah Bandung, Eksplorium, Vol 34 No.2, Takahashi, H.A., Nakamura, T., Tsukamoto, H., et.al., Radiocabon Dating Of Groundwater In Granite Fractures In Abukuma Province, Northeast Japan, Radiocarbon, Vol. 55, Nr 23, Faurescu, I., Feru, A., Varlam, C., et.al., Use of C14 and Environmental Isotopes to Estimate Aquifer Recharge Conditions, Rom. Journ. Phys., Vol. 56, Nos. 1 2, Hoque, M.A., Burgess, W.G., (2012), 14 C dating of deep groundwater in the Bengal Aquifers System, Bangladesh: Implications for aquifer anisotropy, recharge sources and sustainibility, Journal of Hydrology, , Satrio dan Nurfadlini, Studi AsalUsul Air Tanah Daerah Sembalun Rinjani Nusa Tenggara Barat Menggunakan Isotop Alam, Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2016, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Satrio dan Abidin, Z., Perbandingan Metode Sintesis Benzena dan Absorpsi CO 2 untuk Penanggaln Radioisotop 14 C, Jurnal Aplikasi Isotop dan Radiasi, Vol. 3 No. 1, 2007.
6 6 ISSN Satrio dan Rasi Prasetio TANYA JAWAB Darlina Apakah ada hubungan antara konsentrasi HCO 3 yang ditemukan dengan pencemaran dari pabrik? Apakah tujuan dari pabrik dalam pengukuran air tanah? Satrio Tidak ada, karena sampel air yang diambil langsung dari air tanah tanpa melalui proses di pabrik. Tidak ada penambahan apapun ke dalam air tanah tersebut. Penentuan umur/dating air tanah bertujuan untuk melihat efek eksploitasi air tanah terhadap kesetimbangan hidrologis, bukan tingkat pencemaran.
VALIDASI PROGRAM KOMPUTER TRIGA-MCNP DENGAN PERCOBAAN KEKRITISAN REAKTOR KARTINI
VALIDASI PROGRAM KOMPUTER TRIGA-MCNP DENGAN PERCOBAAN KEKRITISAN REAKTOR KARTINI Argo Satrio Wicaksono dan Syarip, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta email: argosw@batan.go.id ABSTRAK VALIDASI
Lebih terperinciPOLA DINAMIKA AIR TANAH DI DAERAH BEKASI BERDASARKAN ANALISIS 14 RADIOISOTOP C. D.A. Siregar dan Satrio
POLA DINAMIKA AIR TANAH DI DAERAH BEKASI BERDASARKAN ANALISIS RADIOISOTOP C 1 2 D.A. Siregar dan Satrio 1 Pusat Survei Geologi Jl. Diponegoro No. 57, Bandung 40122 2 Pusat Aplikasi teknologi Isotop dan
Lebih terperinciStudi Karakteristik Air Tanah Daerah Nganjuk Jawa Timur dengan Isotop Alam
Studi Karakteristik Air Tanah Daerah Nganjuk Jawa Timur dengan (Satrio, dkk.) Studi Karakteristik Air Tanah Daerah Nganjuk Jawa Timur dengan Characteristics Study of Regional Groundwater East Java Nganjuk
Lebih terperinciAplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah
Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadlini Pusat Aplikasi Teknologi Isotop
Lebih terperinciAPLIKASI ISOTOP ALAM 18 O, 2 H DAN 14 C UNTUK STUDI AIR TANAH DI KEPULAUAN SERIBU. Bungkus Pratikno, Zainal Abidin, Paston Sidauruk dan Satrio
Vol. 5 No. 1 Juni 009 APLIKASI ISOTOP ALAM 18 O, H DAN 14 C UNTUK STUDI AIR Bungkus Pratikno, Zainal Abidin, Paston Sidauruk dan Satrio Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir
Lebih terperinciSatrio dan Paston Sidauruk ABSTRAK
2-METOKSIETILAMIN SEBAGAI ALTERNATIF ABSORBER (Satrio, dkk.) 2-METOKSIETILAMIN SEBAGAI ALTERNATIF ABSORBER Satrio dan Paston Sidauruk Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNIK ISOTOP ALAM 18 O DAN 2 H UNTUK STUDI AIR TANAH PADA CEKUNGAN AIRTANAH SEMARANG, JAWA TENGAH
46 ISSN 0216-3128 Rasi Prasetio, dkk. APLIKASI TEKNIK ISOTOP ALAM 18 O DAN 2 H UNTUK STUDI AIR TANAH PADA CEKUNGAN AIRTANAH SEMARANG, JAWA TENGAH Rasi Prasetio, Satrio Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
Lebih terperinciBuletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8
Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8 KAJIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR TANAH DI CEKUNGAN AIR TANAH BANDUNG-SOREANG TAHUN 2007-2009 (STUDY ON
Lebih terperinciPusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN Diterima 12 September 2012; Disetujui 06 November 2012
Studi Asal-Usul Air Lumpur Lapindo Periode 2007 2012 (Satrio, dkk.) Studi Asal-Usul Air Lumpur Lapindo Periode 2007 2012 Study of The Lapindo Mud Burst Origin in The 2007 2012 Period Using Environmental
Lebih terperinciPENYELIDIKAN AIR TANAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN TEKNIK ISOTOP ALAM
Penyelidikan air tanah di Kabupaten Pasuruan dengan teknik isotop alam (Wandowo, dkk) PENYELIDIKAN AIR TANAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN TEKNIK ISOTOP ALAM Wandowo, Zainal Abidin, dan Djijono Puslitbang
Lebih terperinciBAB 4 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TANAH KASUS WILAYAH JABODETABEK
BAB 4 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TANAH KASUS WILAYAH JABODETABEK Tujuan utama dari pemanfaatan air tanah adalah sebagai cadangan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih jika air permukaan sudah tidak memungkinkan
Lebih terperinciPENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI
PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI Yusuf Syetiawan, Sugianto, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE SINTESIS BENZENA DAN ABSORPSI CO 2 UNTUK PENANGGALAN RADIOISOTOP 14 C
PERBANDINGAN METODE SINTESIS BENZENA DAN ABSORPSI CO 2 UNTUK PENANGGALAN RADIOISOTOP 14 C (Satrio dan Zainal Abidin) PERBANDINGAN METODE SINTESIS BENZENA DAN ABSORPSI CO 2 UNTUK PENANGGALAN RADIOISOTOP
Lebih terperinciPATIR - BATAN. Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini
PATIR - BATAN Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yaitu sebesar 27000 MW baru dimanfaatkan 1100 MW. Pemerintah mentargetkan kontribusi energi panas bumi
Lebih terperinciINTRUSI AIR LAUT PADA AIR TANAH DANGKAL DI WILAYAH DIU JAKARTA OLEH : DJIJONO
INTRUSI AIR LAUT PADA AIR TANAH DANGKAL DI WILAYAH DIU JAKARTA OLEH : DJIJONO PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 ABSTRAK DJIJONO. Intrusi Air Laut Pada Air Tanah Dangkal di Wilayah DKI
Lebih terperinciKAJIAN DISTRIBUSI SPASIAL SALINITAS AIRTANAH BERDASARKAN KANDUNGAN KLORIDA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA
KAJIAN DISTRIBUSI SPASIAL SALINITAS AIRTANAH BERDASARKAN KANDUNGAN KLORIDA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA Ahmad Cahyadi, Muh Aris Marfai, Tommy Andryan Tivianton, Wulandari dan Wahyu Hidayat
Lebih terperinciTanggapan Laporan Masyarakat Kepulan Asap dari dalam Tanah di Gedangsari GunungKidul
Tanggapan Laporan Masyarakat Kepulan Asap dari dalam Tanah di Gedangsari GunungKidul Bersama ini kami sampaikan tanggapan atas laporan masyarakat adanya kepulan asap di Desa Sampang, Gedangsari, Kabupaten
Lebih terperinciPENGGUNAAN PROGRAM MAPINFO UNTUK PEMETAAN VARIABEL ISOTOP DAN KIMIA DALAM STUDI BIDANG HIDROLOGI. Satrio *
PENGGUNAAN PROGRAM MAPINFO UNTUK PEMETAAN VARIABEL ISOTOP DAN KIMIA DALAM STUDI BIDANG HIDROLOGI Satrio * ABSTRAK PENGGUNAAN PROGRAM MAPINFO UNTUK PEMETAAN VARIABEL ISOTOP DAN KIMIA DALAM STUDI BIDANG
Lebih terperinciBAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan Absorpsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas
BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan 6.2.1. Absorpsi CO 2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas Data yang diperoleh dari percobaan ini adalah laju alir volumetrik (air 0.05 L/s,
Lebih terperinciDiterima ; Diterima dengan revisi ; Disetujui
Studi Karakteristik Air Tanah Dangkal Sekitar TPA Bantar (Satrio, dkk.) Studi Karakteristik Air Tanah Dangkal Sekitar TPA Bantar Shallow Groundwater Characteristics Study of Sanitary Landfill, Bantar Gebang,
Lebih terperinciPENANGGALAN 14 C UNTUK MENENTUKAN UMUR PELAPUKAN TANAH DENGAN METODE RADIOKARBON
PENANGGALAN 14 C UNTUK MENENTUKAN UMUR PELAPUKAN TANAH DENGAN METODE RADIOKARBON RADIOCARBON METHOD ON 14 C DATING FOR AGE DETERMINATION OF TIMBER DETERIORATION Darwin A. Siregar 1 & Satrio 2 1 Pusat Survei
Lebih terperinciBERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012
BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN KAPUR DAN TAWAS PADA PENGOLAHAN AIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL TUGAS AKHIR
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN KAPUR DAN TAWAS PADA PENGOLAHAN AIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL TUGAS AKHIR OLEH: MELYANA TAMBA NIM 102410006 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS
Lebih terperinciINTERPRETASI DATA KONDUKTIVITAS LISTRIK DALAM PENENTUAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI: STUDI KASUS DAERAH TELUK NIBUNG TANJUNG BALAI
INTERPRETASI DATA KONDUKTIVITAS LISTRIK DALAM PENENTUAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI: STUDI KASUS DAERAH TELUK NIBUNG TANJUNG BALAI Lastiar Sinaga dan Alkhafi M. Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciGroundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin
Groundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin Tantowi Eko Prayogi Faizal Abdillah Janner Rahmat Nababan Enda Mora
Lebih terperinciANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO Hasrianti 1, Nurasia 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 hasriantychemyst@gmail.com
Lebih terperinciBAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar
Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan
Lebih terperinciKarakteristik Air Tanah Akuifer Dalam Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang-Bekasi, Jawa Barat
Karakteristik Air Tanah Akuifer Dalam Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang-Bekasi, Jawa Barat Characteristics of Deep Groundwater Aquifer in Bantar Gebang Sanitary Landfill Area-Bekasi,
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI
ISSN 1979-2409 PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI. Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciPROGRAM PERENCANAAN PENDAYAGUNAAN AIRTANAH
PROGRAM PERENCANAAN PENDAYAGUNAAN AIRTANAH DR. Heru Hendrayana Geological Engineering, Faculty of Engineering Gadjah Mada University Perrnasalahan utama sumberdaya air di Indonesia Bank data (kelengkapan(
Lebih terperinciVARIASI TEMPORAL KANDUNGAN HCO - 3 TERLARUT PADA MATAAIR SENDANG BIRU DAN MATAAIR BEJI DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN DAN KECAMATAN GEDANGAN
TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 1, Januari 2017 Halaman: 1621
Lebih terperinciDESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG
DESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG Fanrico Sanjaya Tambunan*, Muhammad Edisar, Juandi M Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut
Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut Penelitian Terhadap Airtanah Dangkal di Desa Bantan Tua, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau Dewandra Bagus Eka Putra 1, Yuniarti
Lebih terperinciKARAKTERISTIK UNSUR KARBON GRAFIT DAN APLIKASINYA UNTUK ADSORPSI ION Cr DAN Pb DALAM CAIRAN SKRIPSI BIDANG MINAT FISIKA TERAPAN
KARAKTERISTIK UNSUR KARBON GRAFIT DAN APLIKASINYA UNTUK ADSORPSI ION Cr DAN Pb DALAM CAIRAN SKRIPSI BIDANG MINAT FISIKA TERAPAN Ni Wayan Sariasih JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciSTUDI SALINITAS AIR TANAH DANGKAL DI DAERAH PESISIR BAGIAN UTARA KOTA MAKASSAR
JURNAL TUGAS AKHIR STUDI SALINITAS AIR TANAH DANGKAL DI DAERAH PESISIR BAGIAN UTARA KOTA MAKASSAR DISUSUN OLEH : ANNISA DWI DAMAYANTI D121 11 258 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciSTUDI PEMANFAATAN SIFAT PEMBIASAN CAHAYA PADA PORTABLE BRIX METER UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN KONSENTRASI LARUTAN SUKROSA (C12H22O11) TERHADAP ph
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 3, Juli 2015, Hal 231-236 STUDI PEMANFAATAN SIFAT PEMBIASAN CAHAYA PADA PORTABLE BRIX METER UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN KONSENTRASI LARUTAN SUKROSA
Lebih terperinciPENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR
PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR S A R I Oleh : Sjaiful Ruchiyat, Arismunandar, Wahyudin Direktorat Geologi Tata Lingkungan Daerah penyelidikan hidrogeologi Cekungan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT Pertamina EP adalah anak perusahaan dari PT Pertamina (PESERO) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi minyak bumi. Salah satu lokasi dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan Percobaan proses demineralisasi untuk menghilangkan ionion positif dan negatif air PDAM laboratorium TPA menggunakan tangki penukar ion dengan
Lebih terperinciK I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas
K I M I A A I R A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas Asiditas/ alkalinitas Berbeda dengan ph, tetapi ph bisa menjadi indikasi Pertahanan air terhadap pengasaman dan pembasaan (buffer) Parameter
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20
Lebih terperinciModul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air
vii B Tinjauan Mata Kuliah uku ajar pengelolaan sumber daya air ini ditujukan untuk menjadi bahan ajar kuliah di tingkat sarjana (S1). Dalam buku ini akan dijelaskan beberapa pokok materi yang berhubungan
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama
KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN Andita Yulli Puspita Dewi dita_mommyarkhan@yahoo.co.id Setyawan Purnama igiwan@ugm.ac.id
Lebih terperinciPREDIKSI KEDALAMAN AKUIFER BEBAS RATA-RATA STUDI KASUS KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU. Juandi M., Rofeah,Defrianto
PREDIKSI KEDALAMAN AKUIFER BEBAS RATA-RATA STUDI KASUS KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU Juandi M., Rofeah,Defrianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciJurusan Teknik Fisika FT UGM Jln. Grafika 2 Yogyakarta INDONESIA. 3
Aplikasi Teknologi Isotop Alam untuk Analisis Pola Aliran Airtanah sebagai Studi Awal Pencemaran Airtanah yang Disebabkan Tempat Pemakaman Umum Kauman Kecamatan Demak Gagad Rahmadi 1, Agus Budhie Wijatna
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 2017. p-issn.1412-2960.; e-2579-521x
Lebih terperinciPercobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR Candra Tri Kurnianingsih Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :
Pemetaan Sebaran Kandungan ph, TDS, dan Konduktivitas Air Sumur Bor (Studi Kasus Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat) Leonard Sihombing a, Nurhasanah a *, Boni. P. Lapanporo a a Prodi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai
Lebih terperinciBAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA
BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciPENELITIAN POLA PERGERAKAN AIR WADUK JATILUHUR SECARA LATERAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERUNUT ISOTOP ALAM
PENELITIAN POLA PERGERAKAN AIR WADUK JATILUHUR Paston Sidauruk Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN, Jakarta ABSTRAK PENELITIAN POLA PERGERAKAN AIR WADUK JATILUHUR SECARA LATERAL DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada
Lebih terperinciOP-027 INDIKASI INTRUSI AIR LAUT DARI KONDUKTIVITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PADANG UTARA
OP-027 INDIKASI INTRUSI AIR LAUT DARI KONDUKTIVITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PADANG UTARA Tivany Edwin, Rinda Andhita Regia, Farah Dibba Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas e-mail: tivany@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar adalah air, bahkan hampir 60 70 % tubuh
Lebih terperinciDestabilisasi Koloid Non Gula Pada Tetes Tebu
Destabilisasi Koloid Non Gula Pada Tetes Tebu Bambang Kurniawan* dan Dr. A Koesdarminta Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang
Lebih terperinciPRODUKSI BIOMASSA Spirulina sp. DENGAN VARIASI KONSENTRASI CO2 DAN FOTOPERIODE. Okta Nugraha 1) dan Elida Purba 1)
PRODUKSI BIOMASSA Spirulina sp. DENGAN VARIASI KONSENTRASI CO2 DAN FOTOPERIODE Okta Nugraha 1) dan Elida Purba 1) 1) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANALISIS SENYAWA KARSINOGENIK NITROSODIETILAMIN (NDEA) PADA IKAN SARDEN KEMASAN KALENG DENGAN EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION-HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY SKRIPSI INDAH LESTARI SETIOWATI
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPEMETAAN SEBARAN AIR TANAH ASIN PADA AQUIFER DALAM DI WILAYAH SEMARANG BAWAH
PEMETAAN SEBARAN AIR TANAH ASIN PADA AQUIFER DALAM DI WILAYAH SEMARANG BAWAH M. Irham N 1, Reyfana T Achmad 1 Sugeng Widodo 2 1). Jurusan Fisika FMIPA UNDIP 2). PS Kelautan FPIK UNDIP ABSTRACT A research
Lebih terperinciKajian Potensi Kolam Perikanan Untuk Konservasi Sumber Daya Air: Respon Air Tanah
Kajian Potensi Kolam Perikanan Untuk Konservasi Sumber Daya Air: Respon Air Tanah Tjandra Chrismadha Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Kompleks LIPI Cibinong, Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong 16911, tlp 021
Lebih terperinciOTOMATISASI TITRASI ASAM BASA BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRACT
OTOMATISASI TITRASI ASAM BASA BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh: Fahrunnisa, Arfan Eko Fahrudin, S.Si., M.Eng., Iwan Sugriwan, S.Si., M.Si. Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciTEKNOLOGI ISOTOP ALAM UNTUK MANAJEMEN EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI AIR TANAH. Zainal Abidin, Hudi Hastowo dan Aang Hanafiah
TEKNOLOGI ISOTOP ALAM UNTUK MANAJEMEN EKSPLORASI Zainal Abidin, Hudi Hastowo dan Aang Hanafiah Badan Tenaga Nuklir Nasional ABSTRAK TEKNOLOGI ISOTOP ALAM UNTUK MANAJEMEN EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI AIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu
Lebih terperinciBAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI DI GUNUNG RAJABASA
BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI DI GUNUNG RAJABASA IV.1 TINJAUAN UMUM Manifestasi panas bumi adalah keluaran fluida panas bumi dari reservoar ke permukaan melalui rekahan atau melalui suatu unit batuan yang
Lebih terperinciSetiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.
1 Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Gas Hasil Elektrolisis Terhadap Unjuk Kerja Dan Emisi (Pada Motor Bakar 4 Langkah) (The Influence of Potassium Hydroxide Molarity on Brown's Gas from the
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR
BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR 4.1 Sistem Panas Bumi Secara Umum Menurut Hochstein dan Browne (2000), sistem panas bumi adalah istilah umum yang menggambarkan transfer panas alami pada volume
Lebih terperinciANALISIS PERSEBARAN INTRUSI AIR LAUT PADA AIRTANAH FREATIK DI DESA RUGEMUK KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG
ANALISIS PERSEBARAN INTRUSI AIR LAUT PADA AIRTANAH FREATIK DI DESA RUGEMUK KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG Nahor M. Simanungkalit 1, Walbiden Lumbantoruan 1 1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas
Lebih terperinciANALISIS INTRUSI AIR LAUT DENGAN DAYA HANTAR LISTRIK PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DI KECAMATAN DUMAI TIMUR KOTA DUMAI. Skripsi.
ANALISIS INTRUSI AIR LAUT DENGAN DAYA HANTAR LISTRIK PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DI KECAMATAN DUMAI TIMUR KOTA DUMAI Skripsi Diajukan Oleh: DERLINA SIMARMATA NIM.060801053 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS
Lebih terperinciCadangan Airtanah Berdasarkan Geometri dan Konfigurasi Sistem Akuifer Cekungan Airtanah Yogyakarta-Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Cadangan Airtanah Berdasarkan Geometri dan Konfigurasi Sistem Akuifer Cekungan Airtanah Yogyakarta-Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Sepanjang sejarah peradaban
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, tabung reaksi, higrometer, altimeter, pipet berskala, labu ukur, oven, spektrofotometer, gunting, plastik, alat
Lebih terperinciPENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT)
PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT) SISWANTI, GEDE SUTRENA W Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinciPenentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius
Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi oleh: Yulfiperius Pendahuluan Alat-alat ukur : ph meter, oksigen meter, dan pengukur (probe) amonia. Alat-alat diatas amatlah berguna namun tidak murah.
Lebih terperincisedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Harapan Jaya merupakan salah satu dari enam kelurahan yang berada di dalam Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003)
STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003) Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S-1 Program
Lebih terperinciPENGENDAPAN KROMIUM HEKSAVALEN DENGAN SERBUK BESI ANDRE BRAMANDITA
PENGENDAPAN KROMIUM HEKSAVALEN DENGAN SERBUK BESI ANDRE BRAMANDITA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ABSTRAK ANDRE BRAMANDITA. Pengendapan
Lebih terperinciKata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang
INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI E. COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG YANG DIJUAL DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KELURAHAN KUIN CERUCUK, KELURAHAN KUIN SELATAN DAN KELURAHAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN
Lebih terperinciINTRUSI AIR LAUT PANTAI BAROMBONG MAKASSAR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK
INTRUSI AIR LAUT PANTAI BAROMBONG MAKASSAR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK Haswida Yanti, Ahmad Yani, Muhammad Arsyad Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNM Jl. Mallengkeri Raya UNM Parantambung, Makassar
Lebih terperinciPENGARUH FILTRASI TERHADAP PADATAN TERLARUT TOTAL AIRTANAH DI PERUMAHAN TAMAN NAROGONG INDAH BEKASI. Warnadi, Asma Irma Setianingsih
PERUMAHAN TAMAN NAROGONG INDAH BEKASI Dosen Prodi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta Email : warnadi_andi@gmail.com, Irma_Syukri@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPENGARUH VOLUME SAMPEL SERUM DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR ASAM URAT SKRIPSI FITRI JUNITASARI
PENGARUH VOLUME SAMPEL SERUM DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR ASAM URAT SKRIPSI FITRI JUNITASARI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB 4 Analisa dan Bahasan
BAB 4 Analisa dan Bahasan 4.1. Penentuan Komposisi untuk Kolom Dari data yang telah didapatkan setelah melakukan percobaan seperti pada 3.5 maka selanjutnya di analisa untuk mendapatkan komposisi yang
Lebih terperinciOPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131
OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131 SUGILI PUTRA, SURYO RANTJONO, TRISNADI ARIFIANSYAH Abstrak OPTIMASI JUMLAH TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA
Lebih terperinciSILVER RECYCLING FROM PHOTO-PROCESSING WASTE USING ELECTRODEPOSITION METHOD
12 SILVER RECYCLING FROM PHOTO-PROCESSING WASTE USING ELECTRODEPOSITION METHOD Pengambilan Perak dari Limbah Pencuci Film Melalui Pengendapan Elektrolitik Mochammad Feri Hadiyanto, Agus Kuncaka Chemistry
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tercantum dalam lampiran 1. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. penafsiran potensi panasbumi daerah penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek yang akan diamati dalam penelitian ini adalah manifestasi panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. Penelitian dikhususkan kepada aspek-aspek
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Panas bumi, reservoar, geotermometer, Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi.
ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN KIMIA MATA AIR PANAS DI DAERAH MAPOS KABUPATEN MANGGARAI TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UNTUK PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOAR PANAS BUMI Panas bumi merupakan salah satu
Lebih terperinciANALISIS KATION DAN ANION AIR TANAH DI DAERAH SUKABUMI JAWA BARAT
ANALISIS KATION DAN ANION AIR TANAH DI DAERAH SUKABUMI JAWA BARAT Hendrawati*, Siti Maryam Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hendrageulis@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciPuji Pratiknyo. Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta
INDIKASI BELUM SIAPNYA PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA DALAM IMPLEMENTASI PERATURAN PENGELOLAAN AIR TANAH (STUDI KASUS DI KABUPATEN GOWA, SULAWESI SELATAN) Puji Pratiknyo. Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kimia airtanah menunjukkan proses yang mempengaruhi airtanah. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen. Nitrat merupakan salah
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan adalah daun kacang panjang, alkohol 70%, HCl 0,7%, NaOH 1N, ZnSO 4 5%, Ba(OH)
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Hasil Pengamatan Tabel 2. Hasil Pengamatan Karbon Aktif tanpa Penambahan Zeolit Volume Volume t V1 ph V2 buffer EBT (menit) (ml) (ml) (tetes) (tetes) awal Sesudah Kesadahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Judul... i Pengesahan... ii Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Intisari... vi Abstract... vii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xii Daftar Istilah... xiii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PEMBENTUKAN DAN KESTABILAN HIDRINDANTIN SERTA KONSENTRASI NINHIDRIN PADA PEMBUATAN TES KIT SIANIDA ABSTRAK
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 704-710, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 2 March 2015, Accepted 2 March 2015, Published online 4 March 2015 PENGARUH WAKTU PEMBENTUKAN DAN KESTABILAN HIDRINDANTIN
Lebih terperinci