PENGGUNAAN PROGRAM MAPINFO UNTUK PEMETAAN VARIABEL ISOTOP DAN KIMIA DALAM STUDI BIDANG HIDROLOGI. Satrio *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN PROGRAM MAPINFO UNTUK PEMETAAN VARIABEL ISOTOP DAN KIMIA DALAM STUDI BIDANG HIDROLOGI. Satrio *"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN PROGRAM MAPINFO UNTUK PEMETAAN VARIABEL ISOTOP DAN KIMIA DALAM STUDI BIDANG HIDROLOGI Satrio * ABSTRAK PENGGUNAAN PROGRAM MAPINFO UNTUK PEMETAAN VARIABEL ISOTOP DAN KIMIA DALAM STUDI BIDANG HIDROLOGI. MapInfo merupakan program aplikasi yang digunakan untuk tujuan pemetaan. MapInfo memberikan kemampuan variasi tampilan peta, peningkatan kualitas gambar dan proses edit pada setiap layer. Adanya fasilitas register memberikan tampilan peta secara lebih informatif, seperti menentukan jarak (jalan, sungai) ataupun luas dan skala suatu wilayah. Penggunaan dalam bidang hidrologi isotop dan kimia telah memberikan manfaat yang sangat berarti karena dapat menggambarkan variasi tampilan peta yang menarik yang berhubungan dengan penelitian isotop dan kimia sehingga memudahkan dalam melakukan interpretasi. ABSTRACT THE USE OF MAPINFO PROGRAM FOR MAPPING ISOTOPES AND CHEMISTRY VARIABLES IN THE HYDROLOGICAL STUDY. MapInfo is an application program which is used for mapping puspose. MapInfo has ability to improve map display, features quality and editing process of each layer. By using the register facilities, MapInfo can show more informative map such as co-ordinate, distance, area and scale in a region. The usage in isotope hydrology and chemistry have given useful information so that it is easy to conduct interpretation. PENDAHULUAN Dalam beberapa tahun ke belakang pemetaan untuk bidang hidrologi isotop masih dilakukan secara manual. Dengan banyaknya data, pengolahan data untuk pemetaan akan memerlukan waktu relatif lama bila dilakukan menggunakan program aplikasi yang sudah ada. Dengan adanya program aplikasi MapInfo untuk tujuan pemetaan, memberikan kemudahan dalam melakukan proses-proses atau manipulasi yang berhubungan dengan pemetaan. MapInfo dapat memberikan informasi secara rinci mengenai data atau label yang terlihat pada tampilan peta seperti koordinat peta penelitian, koordinat * Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN

2 titik sampling, jarak antar titik sampling, luas daerah penelitian, pola kontur sampai skala peta. Pemetaan dengan komputer terus dikembangkan sejalan meningkatnya berbagai penetian yang memanfaatkan peta sebagai media untuk menginterpretasikan data dan informasi. MapInfo merupakan salah satu alat peta terkini dan memiliki fungsi yang mampu malakukan analisis geografi dan kreasi keluaran secara visual. Diantara peta-peta, MapInfo memberikan pembatasan, raster image dan kemampuan mengedit. Beberapa peta telah diimprovisasi seperti pemetaan tematik baru, layer control dan styles. Penggunaan MapInfo dalam bidang hidrologi terutama ditujukan untuk memetakan pola aliran air tanah, baik air tanah dangkal maupun air tanah dalam, memetakan asal-usul air tanah, memetakan kontur umur air tanah. Beberapa jenis isotop yang biasa dipetakan adalah 2 H, 3 H, 18 O dan 14 C. Keempat jenis isotop tersebut merupakan isotop alam yang digunakan untuk penelitian air tanah. Variasi nilai isotop yang dipetakan tersebut akan memberikan gambaran yang lebih informatif sehingga membantu dalam memudahkan interpretasi data. Pola kontur pada mulanya dibuat menggunakan program aplikasi Surfer sebagai referensi pola yang akan di digitisasi pada MapInfo. Melalui fasilitas register dapat diketahui atau ditentukan lokasi sampling secara pasti berdasarkan koordinatnya. PETA DASAR Peta dasar merupakan peta hasil scaning dengan titik koordinat pada keempat titik sudutnya diketahui dengan pasti sehingga sangat memudahkan dalam proses registrasi. PROSEDUR UMUM PEMBUATAN PETA Secara singkat, pembuatan peta dalam MapInfo diawali dengan membuka tabel pada open table dialog displays. Kemudian bila ingin melakukan beberapa pemisahan file tabel dapat dialakukan melalui fasilitas layer control>add setelah sebelumnya membuka file New table. Bagan diagram alirnya sebagai berikut:

3 Single Layer Starting MapInfo Multi layer Preparing to Map in Layers Opening a Table General Procedures for Creating a Map Browsing a Table Reordering Layers in a Map Window Graphing Making a Layer Editable or Selected Selecting Cosmetic Layer Viewing Attached Data Customizing Layers Closing Table Labeling Objects in a Layers Printing Closing Layers Gambar-1. Diagram alir prosedur pembuatan peta dengan MapInfo Layer tunggal artinya hanya satu format file tabel yang dibuat untuk kreasi peta, editing dan penyimpanan. Sedangkan multi layer adalah proses pemetaan dengan memisahkan format peta dalam beberapa file secara terstruktur dan teritegrasi sehingga memudahkan proses pemisahan tampilan peta.

4 File tabel-1 File tabel-2 File tabel-3 Gambar-2. Pembuatan peta dengan cara pemisahan file tabel (multi layer) Peta dasar sebagai hasil scaning dapat ditampilkan dalam dua jenis tampilan, yaitu melalui fasilitas display dan register. Melalui display, peta hanya dapat diolah tanpa dapat memberikan informasi geografi secara pasti dan benar. Sedangkan dengan adanya fasilitas register, tampilan peta dapat memberikan informasi geografi secara pasti dan benar, seperti koordinat lokasi sampling maupun skala dan hal-hal lain yang diperlukan, sehingga dapat memperjelas situasi peta secara lebih detil. PEMETAAN HIDROLOGI ISOTOP Sebagai salah satu program untuk tujuan pemetaan, MapInfo telah dapat digunakan untuk memetakan beberapa hasil penelitian dalam bidang hidrologi isotop sehingga sangat membantu proses interpretasi. Peta-peta tersebut meliputi peta kontur umur air tanah akuifer dalam (>40 meter) daerah Bekasi dan sekitarnya, peta kontur umur air tanah dalam daerah Jakarta dan sekitarnya, peta tingkat pencampuran resapan air sampah terhadap air sumur penduduk daerah Leuwigajah Bandung, peta muka air tanah dangkal daerah Bekasi.

5 PETA KONTUR UMUR AIR TANAH BEKASI DAN SEKITARNYA Peta kontur umur air tanah daerah Bekasi dan sekitarnya dibuat untuk memperlihatkan pola kontur aliran air tanah bagian dalam (kedalaman 40 m lebih) menggunakan radioisotop alam 14 C. Dengan mengacu pada hasil kontur menggunakan Surfer, pola kontur dibuat dengan cara digitisasi pada garis kontur yang menggambarkan umur air tanah yang sama nilainya. Setelah seluruh garis kontur dibuat, maka dapat dilihat pola aliran atau pergerakan air tanah bagian dalam di daerah Bekasi dan sekitarnya, yaitu dari selat menuju barat laut seperti dapat dilihat pada Gambar-3. Berdasarkan peta kontur pada Gambar-3 terlihat bahwa arah aliran air tanah dalam daerah bekasi dan sekitarnya berasal dari selatan menuju utara. Pada bagian tengah hingga mendekati sisi utara ada kecenderungan arah alirannya sedikit berubah menuju barat-laut. Diduga hal ini sebagai dampak dari tingginya aktivitas pengambilan air tanah dalam di sekitar daerah Pulogadung yang merupakan daerah perindustrian. PETA KONTUR UMUR AIR TANAH JAKARTA DAN SEKITARNYA Peta kontur umur air tanah Jakarta dan sekitarnya dibuat untuk memperlihatkan gambaran mengenai pola aliran air tanah bagian dalam menggunakan radiosotop alam 14 C sehingga dapat menjelaskan perubahan aliran air tanah dan daerah mana saja yang melakukan pengambilan air berlebihan. Berdasarkan peta kontur umur pada gambar-4 terlihat bahwa distribusi air tanah dalam Jakarta berasal dari daerah selatan, sekitar Depok dan bergerak ke arah utara dengan pola seperti di atas. Kecenderungan bergerak ke arah sekitar Jakarta Barat dan Pulogadung sebagai akibat dari tingginya eksploitasi air tanah dalam pada kedua daerah tersebut yang merupakan daerah industri. Berdasarkan peta kontur pada Gambar-3 terlihat bahwa arah aliran air tanah dalam daerah bekasi dan sekitarnya berasal dari selatan menuju utara. Pada bagian tengah hingga mendekati sisi utara ada kecenderungan arah alirannya sedikit berubah menuju barat-laut. Diduga hal ini sebagai dampak dari tingginya aktivitas pengambilan air tanah dalam di sekitar daerah Pulogadung yang merupakan daerah perindustrian.

6 Gambar-3. Peta kontur umur air tanah bagian dalam Bekasi dan sekitarnya

7 Gambar-4. Pola kontur umur air tanah bagian dalam Jakarta dan sekitarnya

8 PETA KONTUR UMUR AIR TANAH JAKARTA DAN SEKITARNYA Peta kontur umur air tanah Jakarta dan sekitarnya dibuat untuk memperlihatkan gambaran mengenai pola aliran air tanah bagian dalam menggunakan radiosotop alam 14 C sehingga dapat menjelaskan perubahan aliran air tanah dan daerah mana saja yang melakukan pengambilan air berlebihan. Berdasarkan peta kontur umur pada gambar-4 terlihat bahwa distribusi air tanah dalam Jakarta berasal dari daerah selatan, sekitar Depok dan bergerak ke arah utara dengan pola seperti di atas. Kecenderungan bergerak ke arah sekitar Jakarta Barat dan Pulogadung sebagai akibat dari tingginya eksploitasi air tanah dalam pada kedua daerah tersebut yang merupakan daerah industri. Gambar-5. Tingkat pencampuran resapan air sampah

9 Hasil analisis dan peta pencapuran pada Gambar-5, resapan air sampah menunjukkan bahwa air sampah menyebar ke dalam sumur-sumur penduduk sejauh 0,25 km ke arah Tenggara dan 0,75 km ke arah Barat Daya atau searah dengan arah aliran air bawah permukaan dan aliran permukaan (sungai). Gambar-6. Kontur muka air tanah dangkal daerah Bekasi

10 Berdasarkan peta kontur muka air tanah dangkal pada Gambar-6 di atas terlihat bahwa pada bagian selatan yang merupakan daerah dengan elevasi tinggi memiliki kedalaman muka air yang agak dalam sekitar 40 m. Semakin ke utara kedalamannya semakin berkurang. KESIMPULAN Penggunaan program MapInfo dapat memberikan informasi yang lebih informatif sehingga sangat membantu dalam memudahkan peneliti hidrologi dalam menginterpretasikan data hasil penelitiannya. DAFTAR PUSTKA 1., MapInfo, User s Guide, MapInfo Corporation Troy, New York, TODD, D.K., Groundwater Hydrology, Second Edition, John Wiley and Sons, New York, (1980) FRIZ, P., MATTHESSA, G., BROWN, R.M., Deuterium and 18 O as Indicators of Leachwater Movement from a Sanitary Landfill, Interpretation of Environmental Isotope and Hydrochemic al Data in Groundwater Hydrology, International Atomic Energy Agency, Vienna, (1976) DOMENICO, PATRICK,A., SCHWARTZ, W., and FRANKLIN, W., Physical and Chemical Hydrogeology, John Willey & Sons, Inc., (1990) 19-19

11 DISKUSI BAKRI ARBIE 1. Mohon dijelaskan air tanah dari Bogor ke Depok selama tahun. 2. Bagaimana charge dan discharge agar Jakarta tidak kemasukan intrusi air laut. SATRIO 1. Air tanah Bogor pada saat jatuh ke tanah dianggap 0 tahun. Selama perjalanannya dalam tanah 14 C yang terlarut dalam air memancarkan â yang makin lama makin meluruh. Suatu saat di daerah Jakarta bagian utara diambil sampelnya dan diukur umurnya. 2. Untuk mengurangi intrusi air laut dibuat sumur resapan sehingga mengurangi masuknya air laut. IWA KUSTIWA Apakah hasil penelitian Bapak atau hasil penelitian pihak lain dengan tema yang sama pernah/akan disampaikan kepada pihak pemerintah/pengambil kebijaksanaan yang terkait/jika sudah, apa respon mereka? SATRIO Kami sudah bekerjasama dengan DGTL Bandung supaya membuat sumur resapan pada daerah yang dianggap krisis air. MIKE SUSMIKANTI Apakah parameter-parameter yang dimasukkan dalam MapInfo harus lengkap karena ada software yang jika dimasukkan parameter-parameter yang tidak lengkap tidak dapat diproses?

12 SATRIO Sebaiknya memasukkan data koordinat (proses register) supaya segala informasi yang berhubungan dengan peta dapat dilihat. EDWAREN LIUN 1. Apakah mutu air di Jakarta dapat diperbaiki setelah terjadi pencemaran oleh berbagai kegiatan manusia? 2. Solusi apa yang ditawarkan untuk perbaikan mutu air tersebut? 3. Apakah mungkin Jakarta memperoleh air tanah yang bermutu tanpa resapan air tanah dari Bogor? 4. Pada kondisi apakah kecepatan air tanah yang merambat dengan kecepatan + 1m/th itu? SATRIO 1. Bisa diperbaiki, asalkan semua pihak bisa mentaati saran-saran yang diajukan oleh peneliti dan pemberi kebijakan. Pencemaran ini bisa dikurangi bila dilakukan AMDAL terlebih dahulu. 2. Memberikan masukan kepada pemerintah supaya membuat sumur resapan. 3. Air tanah Jakarta sangat bergantung kepada pasokan air tanah dari Bogor dan sekitarnya. 4. Kecepatan air tanah 1 meter/tahun merupakan kecepatan rata. Tentu untuk beberapa lokasi kecepatannya berbeda tergantung porositas batuan di mana air tanah bergerak. DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Satrio 2. Tempat/Tanggal Lahir : Majalengka, 7 Agusus Instansi : P3TIR BATAN 4. Pekerjaan / Jabatan : Peneliti Hidrologi /Asisten Peneliti Madya 5. Riwayat Pendidikan : 1987, S1-MIPA Universitas Padjadjaran

13 6. Pengalaman Kerja : , Primagama , Untag 1994-sekarang, BATAN 7. Makalah yang Pernah disajikan : Penentuan Umur Stalagmite Gua Njirak Trenggalek dengan 14 C Evaluasi Program RDGSM untuk Database Data Geotermal Penentuan Rentang Umur 14 C Menggunakan LSC Packard 1900TR Kalibrasi LSC Packard 1900TR Studi Parameter Fisik Tailings DAM Pongkor dengan Teknik Perunut Radioisotop

14 DISKUSI BAKRI ARBIE 1. Mohon dijelaskan air tanah dari Bogor ke Depok selama tahun. 2. Bagaimana charge dan discharge agar Jakarta tidak kemasukan intrusi air laut. SATRIO 1. Air tanah Bogor pada saat jatuh ke tanah dianggap 0 tahun. Selama perjalanannya dalam tanah 14 C yang terlarut dalam air memancarkan â yang makin lama makin meluruh. Suatu saat di daerah Jakarta bagian utara diambil sampelnya dan diukur umurnya. 2. Untuk mengurangi intrusi air laut dibuat sumur resapan sehingga mengurangi masuknya air laut. IWA KUSTIWA Apakah hasil penelitian Bapak atau hasil penelitian pihak lain dengan tema yang sama pernah/akan disampaikan kepada pihak pemerintah/pengambil kebijaksanaan yang terkait/jika sudah, apa respon mereka? SATRIO Kami sudah bekerjasama dengan DGTL Bandung supaya membuat sumur resapan pada daerah yang dianggap krisis air. MIKE SUSMIKANTI Apakah parameter-parameter yang dimasukkan dalam MapInfo harus lengkap karena ada software yang jika dimasukkan parameter-parameter yang tidak lengkap tidak dapat diproses?

15 SATRIO Sebaiknya memasukkan data koordinat (proses register) supaya segala informasi yang berhubungan dengan peta dapat dilihat. EDWAREN LIUN 1. Apakah mutu air di Jakarta dapat diperbaiki setelah terjadi pencemaran oleh berbagai kegiatan manusia? 2. Solusi apa yang ditawarkan untuk perbaikan mutu air tersebut? 3. Apakah mungkin Jakarta memperoleh air tanah yang bermutu tanpa resapan air tanah dari Bogor? 4. Pada kondisi apakah kecepatan air tanah yang merambat dengan kecepatan + 1m/th itu? SATRIO 1. Bisa diperbaiki, asalkan semua pihak bisa mentaati saran-saran yang diajukan oleh peneliti dan pemberi kebijakan. Pencemaran ini bisa dikurangi bila dilakukan AMDAL terlebih dahulu. 2. Memberikan masukan kepada pemerintah supaya membuat sumur resapan. 3. Air tanah Jakarta sangat bergantung kepada pasokan air tanah dari Bogor dan sekitarnya. 4. Kecepatan air tanah 1 meter/tahun merupakan kecepatan rata. Tentu untuk beberapa lokasi kecepatannya berbeda tergantung porositas batuan di mana air tanah bergerak. DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Satrio 2. Tempat/Tanggal Lahir : Majalengka, 7 Agusus Instansi : P3TIR BATAN 4. Pekerjaan / Jabatan : Peneliti Hidrologi /Asisten Peneliti Madya 5. Riwayat Pendidikan : 1987, S1-MIPA Universitas Padjadjaran

16 6. Pengalaman Kerja : , Primagama , Untag 1994-sekarang, BATAN 7. Makalah yang Pernah disajikan : Penentuan Umur Stalagmite Gua Njirak Trenggalek dengan 14 C Evaluasi Program RDGSM untuk Database Data Geotermal Penentuan Rentang Umur 14 C Menggunakan LSC Packard 1900TR Kalibrasi LSC Packard 1900TR Studi Parameter Fisik Tailings DAM Pongkor dengan Teknik Perunut Radioisotop

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Laporan 2013-2015 SMC tentang DBD 1. Cakupan jumlah DBD di berdasarkan rekam medis di SMC pada. 2. Cakupan jenis kelamin DBD di berdasarkan rekam medis di SMC

Lebih terperinci

Diterima ; Diterima dengan revisi ; Disetujui

Diterima ; Diterima dengan revisi ; Disetujui Studi Karakteristik Air Tanah Dangkal Sekitar TPA Bantar (Satrio, dkk.) Studi Karakteristik Air Tanah Dangkal Sekitar TPA Bantar Shallow Groundwater Characteristics Study of Sanitary Landfill, Bantar Gebang,

Lebih terperinci

E-GUIDANCE SEBAGAI INTERPRETASI YANG INFORMATIF PADA WATERWORLD TAMAN SAFARI INDONESIA

E-GUIDANCE SEBAGAI INTERPRETASI YANG INFORMATIF PADA WATERWORLD TAMAN SAFARI INDONESIA E-GUIDANCE SEBAGAI INTERPRETASI YANG INFORMATIF PADA WATERWORLD TAMAN SAFARI INDONESIA Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Merdeka Malang Abstract Development of mapping technology to explore the

Lebih terperinci

POLA DINAMIKA AIR TANAH DI DAERAH BEKASI BERDASARKAN ANALISIS 14 RADIOISOTOP C. D.A. Siregar dan Satrio

POLA DINAMIKA AIR TANAH DI DAERAH BEKASI BERDASARKAN ANALISIS 14 RADIOISOTOP C. D.A. Siregar dan Satrio POLA DINAMIKA AIR TANAH DI DAERAH BEKASI BERDASARKAN ANALISIS RADIOISOTOP C 1 2 D.A. Siregar dan Satrio 1 Pusat Survei Geologi Jl. Diponegoro No. 57, Bandung 40122 2 Pusat Aplikasi teknologi Isotop dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam pencapaian tujuan. Berikut adalah gambar diagram alir dalam menyelesaikan penelitian ini: Data lapangan (AB/2, resistivitas

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH Setyawan Purnama 1, Erik Febriarta 2, Ahmad Cahyadi 3, Nurul Khakhim 4, Lili Ismangil 5 dan Hari

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI SEBAGIAN KECAMATAN KLATEN TENGAH, KABUPATEN KLATEN

KAJIAN PENGARUH LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI SEBAGIAN KECAMATAN KLATEN TENGAH, KABUPATEN KLATEN KAJIAN PENGARUH LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI SEBAGIAN KECAMATAN KLATEN TENGAH, KABUPATEN KLATEN Muhammad Rifqi G. I muhammad.rifqi.g.i@mail.ugm.ac.id Sudarmadji sudarmadji@geo.ugm.ac.id

Lebih terperinci

INTERPRETASI DATA KONDUKTIVITAS LISTRIK DALAM PENENTUAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI: STUDI KASUS DAERAH TELUK NIBUNG TANJUNG BALAI

INTERPRETASI DATA KONDUKTIVITAS LISTRIK DALAM PENENTUAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI: STUDI KASUS DAERAH TELUK NIBUNG TANJUNG BALAI INTERPRETASI DATA KONDUKTIVITAS LISTRIK DALAM PENENTUAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI: STUDI KASUS DAERAH TELUK NIBUNG TANJUNG BALAI Lastiar Sinaga dan Alkhafi M. Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Dera Yornanda*, Juandi M

Dera Yornanda*, Juandi M ANALISIS DISTRIBUSI PARAMETER FISIS AIR BAWAH TANAH PADA PERUMAHAN DI SEKITAR KAWASAN PABRIK KARET PT. P&P BANGKINANG KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU Dera Yornanda*, Juandi M Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Penentuan Zonasi Kawasan Imbuhan Cekungan Air Tanah (CAT) Subang yang ada di Wilayah Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat

Penentuan Zonasi Kawasan Imbuhan Cekungan Air Tanah (CAT) Subang yang ada di Wilayah Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Penentuan Zonasi Kawasan Imbuhan Cekungan Air Tanah (CAT) Subang yang ada di Wilayah Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat 1 Ahmad Komarudin, 2 Yunus Ashari

Lebih terperinci

Dekstop Mapping (Bagian 1)

Dekstop Mapping (Bagian 1) II. DEKSTOP MAPPING ARCGIS (Bagian I) Pada modul ini akan dijelaskan tentang jenis data dan karakteristik software ArcGis yang terdiri dari beberapa modul utama, yaitu: - ArcCatalog - ArcMap - ArcToolBox

Lebih terperinci

BAB 4 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TANAH KASUS WILAYAH JABODETABEK

BAB 4 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TANAH KASUS WILAYAH JABODETABEK BAB 4 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TANAH KASUS WILAYAH JABODETABEK Tujuan utama dari pemanfaatan air tanah adalah sebagai cadangan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih jika air permukaan sudah tidak memungkinkan

Lebih terperinci

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo

Lebih terperinci

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut Penelitian Terhadap Airtanah Dangkal di Desa Bantan Tua, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau Dewandra Bagus Eka Putra 1, Yuniarti

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERADAAN DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH BERDASARKAN PETA HIDROGEOLOGI DAN CEKUNGAN AIR TANAH DI KOTA MAGELANG

ANALISIS KEBERADAAN DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH BERDASARKAN PETA HIDROGEOLOGI DAN CEKUNGAN AIR TANAH DI KOTA MAGELANG Vol 1, No.2 2017 p. 01-08 ANALISIS KEBERADAAN DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH BERDASARKAN PETA HIDROGEOLOGI DAN CEKUNGAN AIR TANAH DI KOTA MAGELANG Puji Pratiknyo Jurusan Teknik Geologi FTM UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

INTRUSI AIR LAUT PADA AIR TANAH DANGKAL DI WILAYAH DIU JAKARTA OLEH : DJIJONO

INTRUSI AIR LAUT PADA AIR TANAH DANGKAL DI WILAYAH DIU JAKARTA OLEH : DJIJONO INTRUSI AIR LAUT PADA AIR TANAH DANGKAL DI WILAYAH DIU JAKARTA OLEH : DJIJONO PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 ABSTRAK DJIJONO. Intrusi Air Laut Pada Air Tanah Dangkal di Wilayah DKI

Lebih terperinci

Pembelajaran/ Media. Metode Ceramah, Tanya jawab,diskusi. - Tes Lisan. Media, Komputer, LCD. - Essai. Metode Ceramah, Tanya jawab,diskusi

Pembelajaran/ Media. Metode Ceramah, Tanya jawab,diskusi. - Tes Lisan. Media, Komputer, LCD. - Essai. Metode Ceramah, Tanya jawab,diskusi B. SATUAN ACARA PERKULIAHAN Tujuan Pembelajaran Umum Pertemuan I teori SIG Tujuan Pembelajaran Khusus pembelajaran SIG Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan a. Silabus dan Tata tertib perkuliahan Sistem Informasi

Lebih terperinci

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo

Lebih terperinci

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo

Lebih terperinci

Ahli Hidrogeologi Muda. Ahli Hidrogeologi Tingkat Muda. Tenaga ahli yang mempunyai keahlian dalam Hidrogeologi Tingkat Muda

Ahli Hidrogeologi Muda. Ahli Hidrogeologi Tingkat Muda. Tenaga ahli yang mempunyai keahlian dalam Hidrogeologi Tingkat Muda Ahli Hidrogeologi Muda Ahli Hidrogeologi Tingkat Muda Tenaga ahli yang mempunyai keahlian dalam Hidrogeologi Tingkat Muda Sub Kompetensi 1. Mampu melakukan inventarisasi dan penyusunan data base air tanah

Lebih terperinci

PROYEKSI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR INDUSTRI DI KABUPATEN TANGERANG

PROYEKSI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR INDUSTRI DI KABUPATEN TANGERANG PROYEKSI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR INDUSTRI DI KABUPATEN TANGERANG Puji Pratiknyo Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta

Lebih terperinci

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA Imam Fajri D. 1, Mohamad Sakur 1, Wahyu Wilopo 2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Sistem Informasi Geografis(SIG), website, iklan, properti. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Sistem Informasi Geografis(SIG), website, iklan, properti. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang sangat informatif, karena dapat menyajikan informasi spasial dan non spasial. Akan tetapi layanan informasi SIG ini masih

Lebih terperinci

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat BAB V ANALISIS DATA 5.1 Aliran dan Pencemaran Airtanah Aliran airtanah merupakan perantara yang memberikan pengaruh yang terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di dalam tanah (Toth, 1984).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia. Potensi panas bumi di Indonesia mencapai 29.038 MW atau setara dengan 40%

Lebih terperinci

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti * PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN Mike Susmikanti * ABSTRAK PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Pemodelan dalam penelitian berbagai bidang khususnya bidang industri, merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 206. ISSN.42-2960 POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah

Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadlini Pusat Aplikasi Teknologi Isotop

Lebih terperinci

Tahanan Jenis (Ohm meter)

Tahanan Jenis (Ohm meter) LAMPIRAN 39 Titik Pendugaan Geolistrik Kedalaman (m) Lampiran 1. Hasil interpretasi data geolistrik (ST.1-ST.7) Tahanan Jenis (Ohm meter) Penafsiran ST.1 0 1.3 1.3 5.3 5.3 13.7 13.7 31.5 31.5 80 80-3.16

Lebih terperinci

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A)

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A) PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A) Mellisa Saila 1, Muhajjir 1, dan Azmeri 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, FT Universitas Syiah Kuala,

Lebih terperinci

MODUL DASAR ArcGIS ver Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS

MODUL DASAR ArcGIS ver Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS MODUL DASAR ArcGIS ver 10.1 Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS 2015 Modul Dasar ArcGIS 10.1 1. Deskripsi Umum ArcGIS merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat menunjang Sistem Informasi

Lebih terperinci

PENDAHULAUAN. Suatu project baru dapat dibuat dengan cara membuat perintah : OpenJump. File - NewProject

PENDAHULAUAN. Suatu project baru dapat dibuat dengan cara membuat perintah : OpenJump. File - NewProject PENDAHULAUAN Suatu project baru dapat dibuat dengan cara membuat perintah : OpenJump File - NewProject OpenJump merupakan salah satu program GIS (Geographic Information System) yang berbasiskan Bahasa

Lebih terperinci

DIGITASI PETA RASTER. 3. Klik Close, hingga muncul screen windows berikut:

DIGITASI PETA RASTER. 3. Klik Close, hingga muncul screen windows berikut: MATERI 4 DIGITASI PETA RASTER Digitasi merupakan proses transfromasi elemen peta raster menjadi peta vektor digital. Proses ini dapat dilakukan dengan melakukan tracing (meruntut) elemen peta raster melalui

Lebih terperinci

PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (Jorong Ranah Salido Kanagarian Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

PENELITIAN POLA PERGERAKAN AIR WADUK JATILUHUR SECARA LATERAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERUNUT ISOTOP ALAM

PENELITIAN POLA PERGERAKAN AIR WADUK JATILUHUR SECARA LATERAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERUNUT ISOTOP ALAM PENELITIAN POLA PERGERAKAN AIR WADUK JATILUHUR Paston Sidauruk Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN, Jakarta ABSTRAK PENELITIAN POLA PERGERAKAN AIR WADUK JATILUHUR SECARA LATERAL DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

OP-027 INDIKASI INTRUSI AIR LAUT DARI KONDUKTIVITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PADANG UTARA

OP-027 INDIKASI INTRUSI AIR LAUT DARI KONDUKTIVITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PADANG UTARA OP-027 INDIKASI INTRUSI AIR LAUT DARI KONDUKTIVITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PADANG UTARA Tivany Edwin, Rinda Andhita Regia, Farah Dibba Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas e-mail: tivany@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di tengah lautan lepas merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air tawar, sehingga timbul masalah pemenuhan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI PARIWISATA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN BERBASIS WEB

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI PARIWISATA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN BERBASIS WEB PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI PARIWISATA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN BERBASIS WEB Aditya Galih Sulaksono 1) 1) Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Merdeka Malang

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN AIR TANAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN TEKNIK ISOTOP ALAM

PENYELIDIKAN AIR TANAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN TEKNIK ISOTOP ALAM Penyelidikan air tanah di Kabupaten Pasuruan dengan teknik isotop alam (Wandowo, dkk) PENYELIDIKAN AIR TANAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN TEKNIK ISOTOP ALAM Wandowo, Zainal Abidin, dan Djijono Puslitbang

Lebih terperinci

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU Heri Gokdi 1, M. Edisar 2, Juandi M 3 1 Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

Diro Eko Pramono I. PENDAHULUAN

Diro Eko Pramono I. PENDAHULUAN APLIKASI SEDERHANA SIG PADA PEMBANGUNAN PLOT KONSERVASI EKS SITU JABON DI GUNUNG KIDUL Simple Aplication SIG at Establihsment of Ex situ Plot of Conservation Jabon at Gunung Kidul Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap sumberdaya air khususnya air tanah, maka menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas air tanah merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Halaman 1 Dari 19

PENDAHULUAN. Halaman 1 Dari 19 PENDAHULUAN Peranan peta untuk kepentingan pemetaan lokasi wisata sangat di perlukan untuk memberikan informasi yang tepat bagi semua pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu kemampuan untuk membuat peta

Lebih terperinci

Optimasi Metode Jaringan Syaraf Tiruan pada Pemodelan Salinitas Air Tanah

Optimasi Metode Jaringan Syaraf Tiruan pada Pemodelan Salinitas Air Tanah Optimasi Metode Jaringan Syaraf Tiruan pada Pemodelan Salinitas Air Tanah Risa Rezki Permatasari1,a), Acep Purqon1,b) 1 Laboratorium Fisika Bumi, Kelompok Keilmuan Fisika dan Sistem Kompleks, Fakultas

Lebih terperinci

rneningkat seiring dengan perturnbuhan penduduk, kebutuhan air perkapita akan

rneningkat seiring dengan perturnbuhan penduduk, kebutuhan air perkapita akan 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya dam utama &lam kehidupan musia, hewan dan tumbuhan. Pada masa yang akan datang kebutuhan air akan semakin rneningkat seiring dengan perturnbuhan

Lebih terperinci

5) Tahap operasi dan pemeliharaan Tahap ini tidak dilakukan oleh penulis karena adanya keterbatasan waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN

5) Tahap operasi dan pemeliharaan Tahap ini tidak dilakukan oleh penulis karena adanya keterbatasan waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN 5) Tahap operasi dan pemeliharaan Tahap ini tidak dilakukan oleh penulis karena adanya keterbatasan waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN Studi Pustaka dan Konsultasi dengan Pakar Hasil dari studi pustaka yaitu

Lebih terperinci

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW Tujuan: - Mahasiswa dapat mengenal software Arcview beserta menu-menu yang terdapat di dalamnya - Mahasiswa dapat mengoperasikan software Arcview Pendahuluan Software ArcView

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Airtanah merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Airtanah merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang ada di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Airtanah merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang ada di bumi. Airtanah berasal dari pengisian kembali (recharge) dari infiltrasi air hujan ataupun

Lebih terperinci

C. Prosedur Pelaksanaan

C. Prosedur Pelaksanaan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan peta-peta digital beserta data tabulernya, yaitu peta administrasi, peta tanah, peta geologi, peta penggunaan Lahan (Landuse), peta lereng,

Lebih terperinci

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS Oleh : Mardi Wibowo *) Abstrak Surabaya merupakan salah satau kota terbesar di Indonesia dan sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar masuk ke sungai dan

Lebih terperinci

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler 159 Selain alat Bantu (tool) seperti yang telah disebutkan di atas, ada juga tomboltombol (buttons) yang berfungsi untuk melakukan beberapa analisis peta. Di bawah ini adalah jenis-jenis tombol-tombol

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 25 III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan meliputi seluruh Perairan (Gambar 3.1). Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari hingga Mei 2011. Pengambilan data

Lebih terperinci

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA HIDROGEOLOGI PANTAI GLAGAH-PANTAI CONGOT, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYKARTA Wahyu Wilopo*, Farma Dyva Ferardi Jurusan Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada *corresponding

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Aplikasi grafis 3 dimensi garis freatik di dalam bendungan urugan menggunakan drainase merupakan suatu aplikasi perhitungan dibidang teknik sipil, khususnya pada bidang geoteknik dan hidroteknik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DAS (Daerah Aliran Sungai) Daerah aliran sungai adalah merupakan sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis, yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR PANTAI BATAKAN KALIMANTAN SELATAN DENGAN METODE GEOLISTRIK

PENENTUAN POLA SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR PANTAI BATAKAN KALIMANTAN SELATAN DENGAN METODE GEOLISTRIK PENENTUAN POLA SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR PANTAI BATAKAN KALIMANTAN SELATAN DENGAN METODE GEOLISTRIK Ori Minarto 1, Sri Cahyo Wahyono 1, dan Totok Wianto 1 Abstrak: Desa Batakan merupakan daerah

Lebih terperinci

Model Hydrogeology for Conservation Zone in Jatinangor using Physical and Chemical Characteristic of Groundwater

Model Hydrogeology for Conservation Zone in Jatinangor using Physical and Chemical Characteristic of Groundwater Model Hydrogeology for Conservation Zone in Jatinangor using Physical and Chemical Characteristic of Groundwater Abstract Jatinangor district is located at foot of Manglayang Mountain. The growth of population

Lebih terperinci

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ARTIKEL PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ABSTRAK Arief Goeritno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali termasuk manusia. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan

Lebih terperinci

PETA DAN KARTOGRAFI (Bagian 2)

PETA DAN KARTOGRAFI (Bagian 2) Mata Kuliah : PEMETAAN DAN TATA RUANG LINGKUNGAN PESISIR DAN LAUT Kode MK : M10B.113 SKS : 3 (2-1) PETA DAN KARTOGRAFI (Bagian 2) OLEH SYAWALUDIN A. HRP, S.Pi., MSc. FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR YANG BERKUALITAS DI DENPASAR BARAT SKRIPSI BIDANG MINAT KEBUMIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR YANG BERKUALITAS DI DENPASAR BARAT SKRIPSI BIDANG MINAT KEBUMIAN APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR YANG BERKUALITAS DI DENPASAR BARAT SKRIPSI BIDANG MINAT KEBUMIAN I Kadek Suardika JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan air semakin meningkat namun daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil dari penelitian yang berjudul Kualitas Program Aplikasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil dari penelitian yang berjudul Kualitas Program Aplikasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Adapun hasil dari penelitian yang berjudul Kualitas Program Aplikasi MapInfo Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai di Pusat Survei Geologi Bandung

Lebih terperinci

Gambar 4.7. Diagram alir dari proses inversi.

Gambar 4.7. Diagram alir dari proses inversi. 4.3 Pemodelan Data yang digunakan dalam pemodelan adalah data anomali gayaberat 4D akibat perubahan fluida. Data dari titik pengukuran sangat sedikit untuk mencakup inversi daerah semarang yang luas, maka

Lebih terperinci

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut BAB VI MENGEDIT DATA VEKTOR Ringkasan Modul Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut 6.1. Mengedit Data Vektor Langkah awal

Lebih terperinci

PEMETAAN SEBARAN AIR TANAH ASIN PADA AQUIFER DALAM DI WILAYAH SEMARANG BAWAH

PEMETAAN SEBARAN AIR TANAH ASIN PADA AQUIFER DALAM DI WILAYAH SEMARANG BAWAH PEMETAAN SEBARAN AIR TANAH ASIN PADA AQUIFER DALAM DI WILAYAH SEMARANG BAWAH M. Irham N 1, Reyfana T Achmad 1 Sugeng Widodo 2 1). Jurusan Fisika FMIPA UNDIP 2). PS Kelautan FPIK UNDIP ABSTRACT A research

Lebih terperinci

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS Software SIG/GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Spesifikasi Hardware ArcGIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Table Of

Lebih terperinci

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il Textual information AGGREGATION ON GIS AND SPATIAL Indriani Putri, Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PERSEBARAN PEMUKIMAN KUMUH DI KOTAMADYA JAKARTA PUSAT

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PERSEBARAN PEMUKIMAN KUMUH DI KOTAMADYA JAKARTA PUSAT ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PERSEBARAN PEMUKIMAN KUMUH DI KOTAMADYA JAKARTA PUSAT SKRIPSI Oleh Benidicto Ady Prasetya 0900807646 Sigit Pramono 0900817136 Adhityo Priasmoro 0900823542

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Akuisisi Data Mulai Pengukuran Resistivitas Pengukuran

Lebih terperinci

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG Dinar DA Putranto dwianugerah@yahoo.co.id PENGERTIAN RUANG Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi Metode geologi yang dipergunakan adalah analisa peta geologi regional dan detail. Peta geologi regional menunjukkan tatanan geologi regional daerah tersebut, sedangkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor 2 2016 PEMBANGUNAN ONLINE ANALYTICAL PROCESSING YANG TERINTEGRASI DENGAN SISTEM INFORMASI HARGA BAHAN POKOK KOTA YOGYAKARTA C. Hutomo Suryolaksono 1, Paulina

Lebih terperinci

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto Pengertian SIG Sistem informasi yang menggunakan komputer untuk mendapatkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data yang mengacu pada lokasi geografis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan daerah penelitian, mengungkap fakta-fakta

Lebih terperinci

LATIHAN 3 : QUERY DATABASE

LATIHAN 3 : QUERY DATABASE LATIHAN 3 : QUERY DATABASE Start ArcMap dan buka peta existing Menambahkan map tips Identify Mencari objek Membuat query spasial Membuat layer hasil query Menyimpan layer data. Menyimpan dokumen peta dan

Lebih terperinci

Satrio dan Rasi Prasetio ISSN

Satrio dan Rasi Prasetio ISSN Satrio dan Rasi Prasetio ISSN 0216 3128 1 HUBUNGAN KONSENTRASI HCO3 DAN BOBOT C6H6 PADA ANALISIS ISOTOP ALAM 14 C SERTA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN SAMPLING DI LAPANGAN Satrio dan Rasi Prasetio Pusat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PENYUSUNAN ZONA PEMANFAATAN DAN KONSERVASI AIR TANAH PADA CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) DI JAWA TENGAH DINAS

Lebih terperinci

MODUL 4 MENGHUBUNGKAN DATABASE DENGAN PETA

MODUL 4 MENGHUBUNGKAN DATABASE DENGAN PETA MODUL 4 MENGHUBUNGKAN DATABASE DENGAN PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan dapat memahami cara menggunakan database untuk memasukkan data atribut peta. - Praktikan mampu melakukan pengolahan data menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KULINER BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH PURWOKERTO TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI KULINER BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH PURWOKERTO TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI KULINER BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH PURWOKERTO TUGAS AKHIR Disusun Oleh: Agus Tri Kurnia Rahman 07.01.2299 Awal Syara Patagia 07.01.2300 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNIK ISOTOP ALAM 18 O DAN 2 H UNTUK STUDI AIR TANAH PADA CEKUNGAN AIRTANAH SEMARANG, JAWA TENGAH

APLIKASI TEKNIK ISOTOP ALAM 18 O DAN 2 H UNTUK STUDI AIR TANAH PADA CEKUNGAN AIRTANAH SEMARANG, JAWA TENGAH 46 ISSN 0216-3128 Rasi Prasetio, dkk. APLIKASI TEKNIK ISOTOP ALAM 18 O DAN 2 H UNTUK STUDI AIR TANAH PADA CEKUNGAN AIRTANAH SEMARANG, JAWA TENGAH Rasi Prasetio, Satrio Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Batimetri Selat Sunda Peta batimetri adalah peta yang menggambarkan bentuk konfigurasi dasar laut dinyatakan dengan angka-angka suatu kedalaman dan garis-garis yang mewakili

Lebih terperinci

PEMETAAN RESORT (MR 207) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PEMETAAN RESORT (MR 207) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PEMETAAN RESORT (MR 207) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MR 207 Pemetaan Resort: S-1, 4 sks, semester 1 1. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini berstatus mata

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN : Pemetaan Sebaran Kandungan ph, TDS, dan Konduktivitas Air Sumur Bor (Studi Kasus Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat) Leonard Sihombing a, Nurhasanah a *, Boni. P. Lapanporo a a Prodi

Lebih terperinci

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa. BAB III METODA ANALISIS 3.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Bekasi dengan luas 127.388 Ha terbagi menjadi 23 kecamatan dengan 187 desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa. Sungai

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN Andita Yulli Puspita Dewi dita_mommyarkhan@yahoo.co.id Setyawan Purnama igiwan@ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan kondisi geologi regional termasuk dalam Dataran Alluvial Jawa Bagian

Lebih terperinci

12/19/2011. Polygon Arc Topology SPATIAL DATABASE MANAGEMENT. Konektivitas (Arc Node Topology) & Contiguity:

12/19/2011. Polygon Arc Topology SPATIAL DATABASE MANAGEMENT. Konektivitas (Arc Node Topology) & Contiguity: TAHAPAN PEMBANGUNAN DATA SIG TAHAPAN PEMBANGUNAN DATA SIG SPATIAL DATABASE MANAGEMENT CLEAN : Menbangun polygon topology BUILD : Membangun point & Line topology STORE : menyimpan data EDIT : melakukan

Lebih terperinci

Bab 3- Pengenalan QGIS

Bab 3- Pengenalan QGIS Bab 3- Pengenalan QGIS 3.1 Membuka Project Pada QGIS Buka Program Quantum GIS Desktop 1.8.0 Quantum GIS dapat menyimpan sebuah project yang berisi kumpulan data layers yang ingin kita gunakan. Buka Project

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi air di bumi terdiri atas 97,2% air laut, 2,14% berupa es di kutub, airtanah dengan kedalaman 4.000 meter sejumlah 0,61%, dan 0,0015% air pemukaan (Fetter, 2000).

Lebih terperinci

PERHITUNGAN FAKTOR KEAMANAN DAN PEMODELAN LERENG SANITARY LANDFILL DENGAN FAKTOR KEAMANAN OPTIMUM DI KLAPANUNGGAL, BOGOR

PERHITUNGAN FAKTOR KEAMANAN DAN PEMODELAN LERENG SANITARY LANDFILL DENGAN FAKTOR KEAMANAN OPTIMUM DI KLAPANUNGGAL, BOGOR PERHITUNGAN FAKTOR KEAMANAN DAN PEMODELAN LERENG SANITARY LANDFILL DENGAN FAKTOR KEAMANAN OPTIMUM DI KLAPANUNGGAL, BOGOR Fadhila Muhammad LT* 1, Muhammad Kholik, Syaiful 3 1,2,3 Universitas Ibn Khaldun

Lebih terperinci

Sesi Pokok Bahasan TIK Sub Pokok Bahasan Durasi Pre requisite Metoda/alat Referensi 1. Pengenalan

Sesi Pokok Bahasan TIK Sub Pokok Bahasan Durasi Pre requisite Metoda/alat Referensi 1. Pengenalan Tipe Pelatihan : Professional Materi Pembelajaran : PGA (Professional Geographic Information System Analyst using ArcGIS) Jumlah Sesi : 40 Jam (20 sesi @ 2 jam) + Final Test Deskripsi Singkat : Pelatihan

Lebih terperinci

Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut

Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Vol 9 No 2, Oktober 2013 pp 53-57 Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut Badrulfalah dan Iin Irianingsih Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur

Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 9, NOMOR 2 JUNI 2013 Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN ABEL PERIODIK UNSUR-UNSUR KIMIA BERBASISKAN PLAFORM ANDROID Mia Mustari. ( ), Dr. Ravi Ahmad Salim., MSc Jurusan Sistem Inf

APLIKASI PENGENALAN ABEL PERIODIK UNSUR-UNSUR KIMIA BERBASISKAN PLAFORM ANDROID Mia Mustari. ( ), Dr. Ravi Ahmad Salim., MSc Jurusan Sistem Inf APLIKASI PENGENALAN ABEL PERIODIK UNSUR-UNSUR KIMIA BERBASISKAN PLAFORM ANDROID Mia Mustari. (11108231), Dr. Ravi Ahmad Salim., MSc Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan eknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik. Terwujudnya sistem sanitasi yang baik tidaklah mudah, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. baik. Terwujudnya sistem sanitasi yang baik tidaklah mudah, diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas kebersihan lingkungan menjadi pokok utama dalam menjaga kelangsungan hidup manusia. Salah satu aspek utama yang mencerminkan kondisi kualitas kebersihan

Lebih terperinci

PATIR - BATAN. Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini

PATIR - BATAN. Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini PATIR - BATAN Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yaitu sebesar 27000 MW baru dimanfaatkan 1100 MW. Pemerintah mentargetkan kontribusi energi panas bumi

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Fisika FT UGM Jln. Grafika 2 Yogyakarta INDONESIA. 3

Jurusan Teknik Fisika FT UGM Jln. Grafika 2 Yogyakarta INDONESIA.  3 Aplikasi Teknologi Isotop Alam untuk Analisis Pola Aliran Airtanah sebagai Studi Awal Pencemaran Airtanah yang Disebabkan Tempat Pemakaman Umum Kauman Kecamatan Demak Gagad Rahmadi 1, Agus Budhie Wijatna

Lebih terperinci