Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8
|
|
- Johan Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8 KAJIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR TANAH DI CEKUNGAN AIR TANAH BANDUNG-SOREANG TAHUN (STUDY ON WATER QUALITY AND QUANTITY OF GROUND WATER IN BASIN BANDUNG-SOREANG AT ) Bethy C. Matahelumual Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan Jl. Dipenogoro No.57 Bandung Pos-el: bethycm@yahoo.com (Diterima 24 Januari 2012; Disetujui 20 April 2012) SARI Bertambahnya penduduk meningkatkan kebutuhan air bersih. Saat ini air bersih tidak hanya untuk air minum dan rumah tangga, tetapi juga untuk kegiatan industri tekstil dan bahkan air minum dalam kemasan yang diperdagangkan, sehingga air menjadi komoditas ekonomi.pada tahun 2007 hingga 2009 dilakukan pengukuran kedalaman sumur dan permukaan air tanah, serta pengambilan percontoh air di CAT (Cekungan Air Tanah) Bandung-Soreang. Metode yang digunakan adalah pengukuran langsung di lapangan dan analisis kualitas air di laboratorium dengan mengacu pada Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater dan Standar Nasional Indonesia. Kualitas percontoh air mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/ MENKES/SK/VII/2002 tentang Standar Kualitas Air Minum dan sistem Storage and Retrieval (STORET) tentang Klasifikasi Mutu Air Tanah.Kedalaman sumur pada sistem akuifer tak tertekan antara tahun adalah 1,85-22,00 m dengan permukaan air tanah 0,50-12,90 m dibawah permukaan tanah; kedalaman sumur pada akuifer tertekan atas terukur m dengan permukaan air tanah 5,13-90,0 m dibawah permukaan tanah; kedalaman sumur pada akuifer tertekan bawah terukur antara m dengan permukaan air tanah 3,57-93,68 m di bawah permukaan tanah.hasil analisis kualitas air tanah di CAT Bandung-Soreang tahun menunjukkan bahwa umumnya percontoh air, baik pada akuifer tak tertekan, akuifer tertekan atas, dan akuifer tertekan bawah, tidak memenuhi persyaratan kualitas air minum. Jika kualitas air tanah dihitung berdasarkan sistem STORET maka akuifer tak tertekan termasuk kelas sedang, sedangkan akuifer tertekan atas dan bawah masuk dalam kelas buruk. Kata kunci : kuantitas, kualitas, air tanah ABSTRACT The growth of population increases the need of clean water. Nowadays, clean water is not only for drinkings and household, but for textile industrial activities as well as for commercialized drinking water that become economic commodity.measurement of groundwater surface and its depth in Bandung-Soreang Ground Water Basin was conducted in year 2007 till The Methodology used is direct measurement and laboratory analysis related with Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater and Standar Nasional Indonesia. Water quality is based on The Minister Decree for Public Health of RI Number 907/MENKES/SK/VII/2002 about Standard of Drinking Water Quality and Storage Retrieval System (STORET) about Classification Quality of Ground Water.Well depth at unconfined aquifer system between year measured is m with ground water surface between m below ground surface; well depth at upper confined aquifer measured is m with ground water surface between m below ground surface; well depth at deep confined aquifer measured is m with ground water surface between m below ground surface. Analysis result of ground water quality in Bandung-Soreang Ground Water Basin year indicates that samples taken from unconfined aquifer, upper confined aquifer, and deep confined aquifer, do not fulfill drinking water quality. According to STORET system, quality of unconfined ground water is medium class, upper and deep confined aquifer are poor class. Keywords : quantity, quality, ground water 1
2 Kajian Kondisi Air Tanah Di Cekungan Air Tanah Bandung-Soreang Tahun (Bethy C. Matahelumual) PENDAHULUAN Cekungan air tanah terdiri atas daerah imbuhan air tanah dan daerah lepasan air tanah yang satu sama lainnya mempunyai kaitan erat dalam proses hidrogeologi yang berlangsung dalam cekungan air tanah tersebut. Secara umum batasan daerah imbuhan adalah air tanah pada akuifer tertekan yang dicirikan oleh permukaan air tanah tidak tertekan (muka preatik) yang lebih tinggi dari permukaan air tanah tertekan (muka piezometrik) pada kondisi alamiah. Kaidah ini didasarkan atas sistem aliran air tanah. Hampir semua air tanah berasal dari hujan atau salju yang mencair yang meresap kedalam tanah menuju sistem aliran yang dilapisi batuan geologi. Zona tanah mempunyai kemampuan kuat dan unik untuk mengubah sifat kimia air, sebagai resapan yang terjadi melalui zona biologi aktif yang tipis. Pada daerah tangkapan (recharge) zona tanah mengalami kehilangan bahan-bahan mineral yang larut dalam aliran air. Ketika air tanah bergerak dalam jalur aliran dari daerah tangkapan menuju daerah lepasan (discharge), kondisi kimianya diubah oleh berbagai proses geokimia (Freeze and Cherry, 1979). Air merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Peningkatan pemanfaatan air dapat menimbulkan terjadinya penurunan permukaan air tanah dan kualitasnya air tanah tersebut. Oleh karena itu, pengambilan dan pemanfaatan air perlu ditangani secara baik. Pengambilan percontoh air yang berasal dari wilayah CAT Bandung-Soreang tahun dikelompokkan berdasarkan akuifernya, yaitu percontoh air sumur gali dan pantek (akuifer tidak tertekan), percontoh air sumur bor pantau dan produksi (akuifer tertekan atas), dan percontoh air sumur bor pantau dan produksi (akuifer tertekan bawah). Pengambilan percontoh air dilakukan oleh Tim Penelitian Hidrogeologi Daerah Imbuhan Air Tanah dengan Metode Isotop dan Hidrokimia (Tahun ). MAKSUD DAN TUJUAN Kajian percontoh air tanah di CAT Bandung- Soreang dimaksudkan untuk mengetahui kondisi air tanah tahun , dengan tujuan untuk dipakai sebagai acuan bagi pemerintah daerah setempat dan instansi terkait lainnya dalam menentukan langkah penyelamatan air tanah. METODE ANALISIS Metode yang digunakan untuk mengetahui kedalaman sumur dan permukaan air tanah di CAT Bandung-Soreang ini adalah analisis data primer percontoh air pada Sistem Akuifer Tidak Tertekan (kedalaman sumur < 40 m), sistem akuifer Tertekan Atas (kedalaman sumur antara 40 dan 140 m) dan sistem akuifer Tertekan Bawah (kedalaman sumur > 140 m). Pengukuran kedalaman sumur dan permukaan air tanah menggunakan alat Water Level. Analisis percontoh air mengacu pada Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater (APHA, 1995) dan Standard Nasional Indonesia (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 1994). Kualitas percontoh air mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/ MENKES/SK/VII/2002 tentang Standar Kualitas Air Minum dan sistem Storage and Retrieval (STORET) (Canter, 1977) tentang Klasifikasi Mutu Air Tanah. HASIL ANALISIS DAN DISKUSI Kondisi kedalaman sumur di CAT Bandung-Soreang dapat dilihat pada Gambar 1 yaitu Peta Sebaran Kedalaman Sumur yang dibuat berdasarkan data primer (pengukuran langsung di lapangan) akuifer tak tertekan atau sumur gali (38 percontoh), tertekan atas atau sumur bor dengan kedalaman m (33 percontoh), dan tertekan bawah atau sumur bor dengan kedalaman > 140m (28 percontoh). Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa kedalaman sumur yang diukur dengan Water Level pada akuifer tak tertekan terukur adalah antara 1,85-22,0 m, akuifer tertekan atas terukur antara m, akuifer tertekan 148,0-256,0 m. Ini berarti banyak warga yang memanfaatkan air tanah melalui pembuatan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Di wilayah sekitar Cipamokolan dan Kabupaten Bandung bagian selatan masih ditemukan warga yang memanfaatkan sumur gali, sedangkan industri-industri memanfaatkan air sumur bor dengan kedalaman > 140 m. Kondisi permukaan air tanah di CAT Bandung- Soreang dapat dilihat pada Gambar 2, yaitu Peta Sebaran Permukaan air Tanah yang dibuat berdasarkan data primer (pengukuran langsung di lapangan) akuifer tak tertekan, tertekan atas dan bawah. 2
3 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8 Gambar 1. Peta Sebaran Kedalaman Sumur CAT Bandung-Soreang Tahun Gambar 2. Peta Sebaran Muka Air Tanah CAT Bandung-Soreang Tahun
4 Kajian Kondisi Air Tanah Di Cekungan Air Tanah Bandung-Soreang Tahun (Bethy C. Matahelumual) Kedalaman permukaan air tanah di kota Bandung yang diukur dengan Water Level umumnya m dan > 20 m. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya warga yang memanfaatkan sumur bor menyebabkan permukaan air tanah turun. Kedalaman permukaan air tanah pada sumur gali yang digunakan warga adalah <10 m. Analisis fisika kimia air tanah dilakukan terhadap 84 percontoh yang terdiri atas 38 percontoh air pada akuifer tak tertekan (Tabel 4), 22 percontoh air akuifer tertekan atas (Tabel 5), dan 24 petcontoh air pada akuifer tertekan bawah (Tabel 6). Kualitas air tanah di CAT Bandung-Soreang dinilai berdasarkan sistem Storage and Retrieval (STORET) tentang Klasifikasi Mutu Air Tanah yang dikeluarkan oleh EPA (Environmental Protection Agency, Canter, 1977) yang mengklasifikasikan mutu air ke dalam 4 kelas, yaitu : Cara Penilaian: Nilai negatif (-) diberikan bila hasil analisis melampaui atau tidak memenuhi syarat baku mutu. Nilai nol (0) diberikan bila hasil analisis memenuhi syarat baku mutu. Nilai param Biologi = 3x nilai param Fisika. Nilai param Kimia = 2x nilai param Fisika. Bila angka rata-rata param hasil analisis melampaui baku mutu, diberi nilai = 3x nilai yang diberikan pada param maksimum atau minimum yang melampaui baku mutu. Jumlah percontoh dari suatu stasiun yang 10, diberi nilai = 2x dari jumlah contoh < 10. Jumlah nilai negatif (-) dari seluruh param dihitung dan ditentukan status mutunya dengan melihat skor yang didapat. Kelas A : Baik Sekali, Skor = 0 B : Baik Skor = -1 sd -10 C : Sedang Skor = -11 sd -30 D : Buruk Skor -31 Tabel 1. Penetapan Sitem Nilai Untuk Menentukan Status Mutu Perairan Jumlah Perontoh < 10 Nilai Param Fisika Kimia Biologi Maksimum Minimum Rata-rata Maksimum Minimum Rata-rata Sistem STORET dapat digunakan untuk menentukan baku mutu air berdasarkan wilayah atau satu titik (sumur) yang pengambilan percontoh airnya dilaksanakan berulang dalam kurun waktu tertentu. Penilaian sistem STORET untuk kualitas air CAT Bandung-Soreang dibagi berdasarkan akuifernya yaitu akuifer tak tertekan (Tabel 2), tertekan atas (Tabel 3), dan tertekan bawah (Tabel 4). Kualitas air berdasarkan sistem STORET dapat dilihat pada Gambar 3. Kualitas air berdasarkan sistem STORET menunjukan bahwa akuifer tak tertekan dan akuifer tertekan bawah termasuk dalam kategori kelas D atau buruk. Akuifer tak tertekan berkadar besi tinggi rata-rata 0,43 mg/l. Akuifer tertekan bawah berkadar besi tinggi rata-rata 0,53 mg/l dan mangan rata-rata 0,16 mg/l. Akuifer tertekan atas termasuk kategori kelas C atau sedang dimana kadar rata-rata besi dan mangan masih memenuhi persyaratan air minum. Kualitas air buruk pada akuifer tak tertekan atau sumur gali dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan setempat yang tidak higienis, dimana sumur gali tersebut misalnya dibuat dengan sederhana, tidak ditembok, berdekatan dengan jamban, tempat pembuangan sampah, dan permukaan sumur tidak ditutup, sehingga bahan pencemar mudah menyerap kedalam tanah dan mencemari air sumur tersebut. Kualitas air buruk pada akuifer tertekan bawah atau sumur bor dengan kedalaman diatas 140 m, yang umumnya dimiliki oleh industri-industri, dapat disebabkan oleh pengambilan air dari semua lapisan akuifer untuk mendapatkan debit yang besar. 4
5 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8 Tabel 2. Status Mutu Air pada Akuifer Tak Tertekan CAT Bandung-Soreang Tahun Menurut Sistem Nilai STORET (Canter, 1977) Peruntukan Air Minum (No. 907/MENKES/SK/VII/2002) UNSUR SATUAN BAKU MUTU Hasil Pengukuran Skor Maksimum Minimum Rata-rata FISIKA, Kekeruhan NTU 5 35,4 0 5,1-8 W a r n a TCU ,8-8 B a u - Tidak berbau R a s a - Tidak berasa Daya Hantar Listrik ms/cm TDS (Zat Padat Terlarut) mg/l KIMIA, ph unit ph 6,5-8,5 7,84 4,89 7,01-4 Kesadahan mg/l CaCO ,5 42,5 167,3 0 Ca2+ (kalsium) mg/l - 138,6 11,3 46,2 Mg2+ (magnesium) " - 28,7 2 12,4 Fe3+ (besi) jumlah " 0,3 5,88 0 0,43-16 Mn2+ (mangan) " 0,1 0,36 0 0,02-4 K + (kalium) " - 22,4 0 6,9 Na+ (natrium) " ,5 0 Li+ (litium) " - 0,6 0 0,1 NH4+ (amonium) " 1,5 6,8 0 1,2-4 CO32-(karbonat) " HCO3-(bikarbonat) " - 336,7 39,5 168,6 CO2 (karbon dioksida) " - 217,5 8,9 46,8 Cl- (klorida) " ,1 7,3 44,8 0 SO42-(sulfat) " ,9 0 31,2 0 NO2- (nitrit) " 3 1,57 0 0,18 0 NO3- (nitrat) " 50 68,6 0 7,7-4 SiO2 (silikat) " ,1 29,3 Jumlah skor -48 Kualitas air sumur pada akuifer tak tertekan (SG) termasuk kelas D atau buruk dengan skor -48 atau
6 Kajian Kondisi Air Tanah Di Cekungan Air Tanah Bandung-Soreang Tahun (Bethy C. Matahelumual) Tabel 3. Status Mutu Air pada Akuifer Tertekan Atas CAT Bandung-Soreang Tahun Menurut Sitem Nilai STORET (Canter, 1977) Peruntukan Air Minum (No. 907/MENKES/SK/VII/2002) UNSUR SATUAN BAKU MUTU Hasil Pengukuran Maksimum Minimum Rata-rata Skor FISIKA, Kekeruhan NTU ,4-4 W a r n a TCU ,1-4 B a u - Tidak berbau R a s a - Tidak berasa Daya Hantar Listrik ms/cm TDS (Zat Padat Terlarut) mg/l KIMIA, ph unit ph 6,5-8,5 8,39 6,63 7,5 0 Kesadahan mg/l CaCO ,1 39,3 129,6 0 Ca2+ (Kalsium) mg/l - 45,2 7,6 27,6 Mg2+ (magnesium) " - 28,7 4,9 14,5 Fe3+ (besi) jumlah " 0,3 1,2 0 0,17-4 Mn2+ (mangan) " 0,1 0,18 0 0,01-4 K + (kalium) " - 17,5 0 4,9 Na+ (natrium) " ,7 0 Li+ (litium) " - 0,1 0 0 NH4+ (amonium) " 1,5 3,7 0 0,5-4 CO32-(karbonat) " - 15,8 0 2,1 HCO3-(bikarbonat) " - 310,5 86,9 190,7 CO2 (karbon dioksida) " ,2 Cl- (khlorida) " , SO42-(sulfat) " ,6 0 13,7 0 NO2- (nitrit) " 3 0,5 0 0,1 0 NO3- (nitrat) " 50 21,8 0 3,2 0 SiO2 (Silikat) " ,9 49,3 Jumlah skor -20 Kualitas air pada akuifer tertekan atas (SB) masuk dalam kelas C atau sedang dengan skor -20 atau <
7 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8 Tabel 4. Status Mutu Air pada Akuifer Tertekan Bawah CAT Bandung-Soreang Tahun Menurut Sitem Nilai STORET (Canter, 1977) Peruntukan Air Minum (No. 907/MENKES/SK/VII/2002) FISIKA, UNSUR SATUAN BAKU MUTU Hasil Pengukuran Maksimum Minimum Rata-rata Kekeruhan NTU ,5-4 W a r n a TCU ,2-4 B a u - Tidak berbau R a s a - Tidak berasa Daya Hantar Listrik ms/cm TDS (Zat Padat Terlarut) mg/l Skor KIMIA, ph unit ph 6,5-8,5 8,67 7,07 7,7-4 Kesadahan mg/l CaCO ,9 59,9 146,8 0 Ca2+ (Kalsium) mg/l - 45,9 8,2 31,6 Mg2+ (magnesium) " - 24,1 3,1 16,2 Fe3+ (besi) jumlah " 0,3 6,14 0 0,53-16 Mn2+ (mangan) " 0,1 3,63 0 0,16-16 K + (kalium) " Na+ (natrium) " ,3 0 Li+ (litium) " - 0,4 0 0,1 NH4+ (amonium) " 1,5 2,1 0 0,7-4 CO32-(karbonat) " - 13,2 0 1,8 HCO3-(bikarbonat) " - 353,2 79,6 237,5 CO2 (karbon dioksida) " - 117,8 0 29,3 Cl- (khlorida) " ,3 7,7 41,5 0 SO42-(sulfat) " ,6 0 NO2- (nitrit) " 3 2,1 0 0,1 0 NO3- (nitrat) " 50 24,6 0 1,7 0 SiO2 (Silikat) " ,4 Jumlah skor -48 Kualitas air sumur pada akuifer tertekan bawah (SB) termasuk kelas D atau buruk dengan skor -48 atau -31. Kualitas air sedang pada akuifer tertekan atas menunjukkan pembuatan sumur tersebut sudah memenuhi persyaratan konstruksi sumur bor, hanya beberapa contoh saja yang mungkin mengalami kebocoran, sehingga terlihat keruh, berwarna, berkadar besi, mangan, atau ammonium tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Kedalaman sumur pada sistem akuifer tak tertekan antara tahun terukur adalah 1,85-22,00 m dengan permukaan air tanah antara 0,50-12,90 m di bawah permukaan tanah; kedalaman sumur pada akuifer tertekan atas terukur antara m dengan permukaan air tanah antara 5,13-90,0 m dibawah permukaan tanah; kedalaman sumur pada akuifer tertekan bawah terukur antara m dengan permukaan air tanah 3,57-93,68 m di bawah permukaan tanah. Hasil analisis kualitas air tanah di CAT Bandung- Soreang tahun menunjukkan bahwa 12 dari 41 percontoh air pada akuifer tak tertekan, 14 dari 22 percontoh air pada akuifer tertekan atas, dan 14 dari 24 percontoh air pada akuifer tertekan bawah, memenuhi persyaratan kualitas air minum. Jika kualitas air tanah dihitung berdasarkan sistem STORET maka akuifer tak tertekan termasuk kelas sedang, sedangkan akuifer tertekan atas dan bawah masuk dalam kelas buruk. 7
8 Kajian Kondisi Air Tanah Di Cekungan Air Tanah Bandung-Soreang Tahun (Bethy C. Matahelumual) Gambar 3. Peta Kualitas Air Tanah CAT Bandung-Soreang Tahun Pemanfaatan air tanah harus dipertimbangkan dengan baik, untuk menjaga kuantitas dan kualitasnya. Untuk memperbaiki kondisi dan lingkungan air tanah yang telah mengalami kerusakan, perlu dilakukan upaya pemulihan yang dapat dilakukan dengan cara antara lain mengurangi atau menghentikan pengambilan air tanah, mengusahakan pasokan air bersih yang berasal dari sumber air lain, dan membuat imbuhan air tanah buatan. ACUAN Anonymous th Edition. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. APHA-AWWA-WPCF. Canter 1977, dalam makalah Kursus Laboratorium Lingkungan, 1998, kerjasama antara Pusat Penelitian Sumber daya Alam dan Lingkungan, Lembaga PenelitianUniversitas Padjadjaran Bandung (PPSDAL, LP UNPAD) dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL). Freeze, R. A., and Cherry, J. A., Groundwater. Prentice-Hall,Inc. Englewood Clifts, New Jersey. 8 Standar Nasional Indonesia. Pengujian Kualitas Air Sumber dan Limbah Cair. Direktorat Pengembangan Laboratorium Rujukan dan Pengolahan Data. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.907/ MENKES/SK/VII/2002 tentang Standar Kualitas Air Minum.
Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 2 Juni 27: 113118 Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang Bethy Carolina Matahelumual Pusat Lingkungan Geologi, Jln. Diponegoro No.
Lebih terperinciKajian kondisi air tanah di Kecamatan Porong dan Tanggulangin tahun
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 2 Agustus 2013: 149-162 Kajian kondisi air tanah di Kecamatan Porong dan Tanggulangin tahun 2011-2013 Study of groundwater conditions in Porong and Tanggulangin
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN AIR BAKU
BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan
Lebih terperinciKajian kondisi air tanah Jakarta tahun 2010
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 21: 131 149 Kajian kondisi air tanah Jakarta tahun 21 Bethy C. Matahelumual Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi Jln. Diponegoro 57 Bandung
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph
KUALITAS FISIKA DAN KIMIA AIR BERSIH DI DESA PESISIR MINAHASA UTARA (Studi Kasus Di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur) Priskila E. Posumah*, Oksfriani J. Sumampouw*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciPENENTUAN STATUS MUTU AIR
PENENTUAN STATUS MUTU AIR I. METODE STORET I.. URAIAN METODE STORET Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,
Lebih terperinciGroundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin
Groundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin Tantowi Eko Prayogi Faizal Abdillah Janner Rahmat Nababan Enda Mora
Lebih terperinciKondisi air tanah untuk irigasi di Kabupaten Sumbawa Barat
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3 No. 1 April 12: 21 Kondisi air tanah untuk irigasi di Kabupaten Sumbawa Barat Condition of groundwater for irrigation in West Sumbawa Regency Bethy C. Matahelumual
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM
BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari
Lebih terperinciJURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016
JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 Volume 14, Nomor 1, Juni 2016 KAJIAN KUALITAS HIDROLOGI PERTAMBANGAN NIKEL DI KABUPATEN MORAWALI PROPINSI SULAWESI TENGAH Andi Rusdin Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 4 Analisa dan Bahasan
BAB 4 Analisa dan Bahasan 4.1. Penentuan Komposisi untuk Kolom Dari data yang telah didapatkan setelah melakukan percobaan seperti pada 3.5 maka selanjutnya di analisa untuk mendapatkan komposisi yang
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel
Lebih terperinciEdisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA
TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA Dadan Sumiarsa 1, Yayat Dhahiyat 2, dan Sunardi 3 1. Lab. Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciKualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015
Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No.1, Agustus 2017, pp.26-30 http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU
85 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No Parameter Satuan A. FISIKA Bau Jumlah
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng
59 Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 60 Lampiran 2. Diagram alir pengolahan air oleh PDAM TP Bogor 61 Lampiran 3. Perbandingan antara kualitas air baku dengan baku mutu pemerintah
Lebih terperinciPOTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA
POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA Imam Fajri D. 1, Mohamad Sakur 1, Wahyu Wilopo 2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Agustus 2009 di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor. Lokasi pengambilan contoh (Dekeng)
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR
BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR 4.1 Sistem Panas Bumi Secara Umum Menurut Hochstein dan Browne (2000), sistem panas bumi adalah istilah umum yang menggambarkan transfer panas alami pada volume
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
STUDI PENCEMARAN AIR DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI CODE, YOGYAKARTA GUNA MENDUKUNG UPAYA KONSERVASI AIRTANAH PASCA ERUPSI MERAPI 2010 T. Listyani R.A. 1) dan A. Isjudarto 2) 1) Jurusan Teknik Geologi STTNAS
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
Lampiran Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air A. Daftar Kriteria Kualitas Air Golonagan A (Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KUALITAS SUMBERDAYA AIR KAWASAN PANAS BUMI STUDI KASUS DIENG DAN WINDU WAYANG
KARAKTERISTIK KUALITAS SUMBERDAYA AIR KAWASAN PANAS BUMI STUDI KASUS DIENG DAN WINDU WAYANG Igna Hadi S. 1, Dyah Marganingrum 1, Eko Tri Sumanardi 1, Mutia Dewi Yuniati 1, dan Andarta Khoir 1 1 Pusat Penelitian
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI KARAJAE SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH UNTUK KOTA PAREPARE
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 STUDI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI KARAJAE SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH UNTUK KOTA PAREPARE Rahmawati 1, Muh. Saleh Pallu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK KIMIA AIRTANAH DAN STATUS MUTU AIR DI KAWASAN CANDI SONGGORITI KELURAHAN SONGGOKERTO KECAMATAN BATU KOTA BATU
STUDI KARAKTERISTIK KIMIA AIRTANAH DAN STATUS MUTU AIR DI KAWASAN CANDI SONGGORITI KELURAHAN SONGGOKERTO KECAMATAN BATU KOTA BATU Mohammad Bisri 1, Emma Yuliani 1, Chyntia Raharsiwi 2 1 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciKAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciPotensi terjadinya hujan asam di Kota Bandung
Jurnal Lingkungan dan Bencana, Vol. 1 No. 2 Agustus 2010: 59-70 Potensi terjadinya hujan asam di Kota Bandung Bethy C. Matahelumual, Badan Jln. Diponegoro 57 Bandung 40122 SARI Hujan merupakan bagian dari
Lebih terperinciJenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-028-IDN Alamat Bidang Pengujian : Jl. Jend. Ahmad Yani No. 315, Surabaya 60234 Bahan atau produk Gaplek SNI 01-2905-1992 butir 7.1 Pati Serat Pasir/Silika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hidrologi Hidrologi merupakan cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Hidrologi adalah ilmu yang membahas
Lebih terperinciLampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur
LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur Hari/ Tgl Menara Fahutan No Jam Meteran terbaca Volume Ketinggian Air Di Air Menara Terpakai Keterangan (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) 1 6:00
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anderson, Mary P. and Woessner, William W., Applied Groundwter Modeling, Academic Press, Inc, San Diego, California, 1992
Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat DAFTAR PUSTAKA Anderson, Mary P. and Woessner, William W., Applied
Lebih terperinciBAB IV GEOKIMIA AIR PANAS
4.1 Tinjauan Umum. BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS Salah satu jenis manifestasi permukaan dari sistem panas bumi adalah mata air panas. Berdasarkan temperatur air panas di permukaan, mata air panas dapat dibedakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG BAKU MUTU LINDI BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA
TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. M.T. Haryono / Banggeris
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.
40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian Aspek Teknis 5.1.1 Data Jumlah Penduduk Data jumlah penduduk Kabupaten Jembrana selama 10 tahun terakir berturut turut disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda,
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP
STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5
III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Bakung desa Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung, jarak Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)
Lebih terperinciAir mineral SNI 3553:2015
Standar Nasional Indonesia ICS 67.160.20 Air mineral Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini
Lebih terperinciUji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 1, 59-64, Mei 212 59 Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling (Physical Model Test Water Treatment Media Shape Pipe with
Lebih terperinciV.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu:
BAB V V.1 Umum Dalam sebuah proses pengolahan hal terpenting yang harus ada adalah bahan baku. Bahan baku yang dijadikan input dalam proses pengolahan air minum dinamakan air baku. Air baku yang diolah
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober
Lebih terperinci: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan
AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tidak akan ada kehidupan. Demikian pula manusia tidak
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI KULON PROGO,
BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa pengaturan Air Tanah dimaksudkan untuk memelihara kelestarian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode
Lebih terperinci2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi. Menurut Indarto (2012) : Air adalah substansi yang paling melimpah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 1. Cekungan Aitanah Yogyakarta Sleman memiliki kondisi hidrogeologi seperti
BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan 1. Cekungan Aitanah Yogyakarta Sleman memiliki kondisi hidrogeologi seperti berikut : Tipe akuifer pada Cekungan Airtanah Yogyakarta Sleman adalah akuifer bebas, yang meliputi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar
68 BAB V PEMBAHASAN Salah satu parameter penentu kualitas air adalah parameter TDS, yang mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar kecilnya DHL yang dihasilkan. Daya hantar
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003)
STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003) Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S-1 Program
Lebih terperinciTugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat
BAB V ANALISIS DATA 5.1 Aliran dan Pencemaran Airtanah Aliran airtanah merupakan perantara yang memberikan pengaruh yang terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di dalam tanah (Toth, 1984).
Lebih terperinciBAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI
BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI IV.1 Kondisi Hidrogeologi Regional Secara regional daerah penelitian termasuk ke dalam Cekungan Air Tanah (CAT) Bandung-Soreang (Distam Jabar dan LPPM-ITB, 2002) dan Peta Hidrogeologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk
Lebih terperinciTARIF LINGKUP AKREDITASI
TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan
Lebih terperinciPenyelidikan potensi air tanah skala 1: atau lebih besar
Standar Nasional Indonesia Penyelidikan potensi air tanah skala 1:100.000 atau lebih besar ICS 13.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung merupakan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup di dalamnya
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO KAJIAN GEOMETRI AKUIFER BERDASARKAN KARAKTERISTIK HIDROKIMIA AIRTANAH UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KABUPATEN DONGGALA (Studi kasus: Sumur BOR SD 108 Sidera, SD 110 Solowe
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2012 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperincisedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Harapan Jaya merupakan salah satu dari enam kelurahan yang berada di dalam Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi
Lebih terperinciRina Widyaningsih 1,*, CH. Muryani 2, Danang Endarto 2. *HP: ,
KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI AREA INDUSTRI TEPUNG AREN DESA DALEMAN KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012 (THE ANALYSIS OF SHALLOW GROUND WATER QUALITY IN THE AREA OF SUGAR PALM FLOUR INDUSTRY
Lebih terperinci8. ASIDI-ALKALINITAS
Asidialkalinitas 8. ASIDIALKALINITAS 8.1. Umum Pengertian asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam. Asidialkalinitas
Lebih terperinciPENENTUAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DAN ARAHAN PENGELOLAAN (STUDI KASUS KABUPATEN SUMENEP)
PENENTUAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DAN ARAHAN PENGELOLAAN (STUDI KASUS KABUPATEN SUMENEP) Determination of Shallow Ground Water Quality and Management Guidelines (Case Study at Sumenep) Bambang Rahadi*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciPENELITIAN AIR BERSIH DI PT. SUMMIT PLAST CIKARANG
PENELITIAN AIR BERSIH DI PT. SUMMIT PLAST CIKARANG Maria Christine Sutandi Jurusan Teknik Sipil - Universitas Kristen Maranatha Email: mrxtine@gmail.com ABSTRAK Air merupakan kebutuhan dasar dan sangatlah
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan
Lebih terperinciLAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000 PEDOMAN TEKNIS EVALUASI POTENSI AIR BAWAH TANAH I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sumberdaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih, tidak
Lebih terperinciLaporan Penelitian Air Bersih Menjadi Air Minum PT.SUMMIT PLAST Jl.Kruing 3 Delta Silikon - Cikarang
Laporan Penelitian Air Bersih Menjadi Air Minum PT.SUMMIT PLAST Jl.Kruing 3 Delta Silikon - Cikarang Ir.Maria Christine Sutandi.,MSc Staff Ahli PT.Bunjamin Mitra Sejahtera Dibiayai oleh PT.Bunjamin Mitra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting
Lebih terperinciEVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Hadi Iswanto 1) dan Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA
SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA 3306100095 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat ekonomi,
Lebih terperinciANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO Hasrianti 1, Nurasia 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 hasriantychemyst@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah administrasi di Kabupaten Temanggung, Kabupaten dan Kota Magelang. Secara morfologi CAT ini dikelilingi
Lebih terperinciJenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-607-IDN Fisika/Kimia/ Tepung terigu Keadaan produk: Bentuk, Bau, Warna SNI 3751-2009, butir A.1 Mikrobiologi Benda asing SNI 3751-2009, butir A.2 Serangga
Lebih terperinciLAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER
LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai
Lebih terperinciSKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )
SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l
Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l No Panjang Gelombang % T Absorbansi (nm) 1 500 75 0,1249 2 505 74 0,1308 3 510 73
Lebih terperinciLAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet
LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna Benda uji Tabung reaksi berisi laktosa broth Di Pipet Diinkubasi pada suhu 35 ± 0,5ºC selama 24 jam Tahap Pendugaan Gas + dalam 24 jam Gas dalam
Lebih terperinciAplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk Pemetaan Akuifer di Kota Denpasar
Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk Pemetaan Akuifer di Kota Denpasar JUITA HARIANJA R. SUYARTO*) I WAYAN NUARSA Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana JL. PB
Lebih terperinciUJI MIKROBIOLOGIS KUALITAS AIR SUMUR PENDUDUK DI DESA LALANG. MEDAN SUNGGAL DENGAN AIR PENGOLAHAN SKRIPSI SYAHFITRI LUBIS
UJI MIKROBIOLOGIS KUALITAS AIR SUMUR PENDUDUK DI DESA LALANG. MEDAN SUNGGAL DENGAN AIR PENGOLAHAN SKRIPSI SYAHFITRI LUBIS 040805002 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS EVALUASI POTENSI AIR BAWAH TANAH
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1451 K/10/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 PEDOMAN TEKNIS EVALUASI POTENSI AIR BAWAH TANAH I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran air
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :
Pemetaan Sebaran Kandungan ph, TDS, dan Konduktivitas Air Sumur Bor (Studi Kasus Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat) Leonard Sihombing a, Nurhasanah a *, Boni. P. Lapanporo a a Prodi
Lebih terperinciAir mineral alami SNI 6242:2015
Standar Nasional Indonesia Air mineral alami ICS 67.160.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii
Lebih terperinciKESADAHAN DAN WATER SOFTENER
KESADAHAN DAN WATER SOFTENER Bambang Sugiarto Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jogjakarta Jln. SWK 104 Lingkar Utara Condong catur Jogjakarta 55283 Hp 08156897539 ZAT PENGOTOR (IMPURITIES) Zat-zat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah senyawa H2O yang merupakan bagian paling penting dalam kehidupan dan manusia tidak dapat dipisahkan dengan air. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50
Lebih terperinciSNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-080-IDN Bahan atau produk yang Jenis Pengujian atau sifat-sifat yang Spesifikasi, metode pengujian, teknik yang Kimia/Fisika Pangan Olahan dan Pakan Kadar
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas manusia dan lingkungan yang sudah tidak diinginkan lagi keberadaannya. Sampah sudah semestinya dikumpulkan dalam suatu tempat
Lebih terperinciEVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU
EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU Afandi Andi Basri,1), Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP
Lebih terperinciPengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1
Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ) Mojosongo Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR NIM K 5410012 P. Geografi FKIP UNS A. PENDAHULUAN Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan primer bagi semua makhluk hidup. Di bumi terdapat dua jenis air yaitu air tawar dan air laut. Air tawar tersedia dalam jumlah yang terbatas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
UJI KUALITAS FISIK DAN KIMIA AIR SUMUR GALI DI DESA GALALA KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN TAHUN 2015 Meyrwan N. Alting*, Rahayu H. Akili*, Joice R. T. S. L. Rimper* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinci