BAB III METODE PENELITIAN
|
|
- Ridwan Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Konsep Desain Konsep desain awal coolbox berbasis hybrid termoelektrik adalah pengembangan dari desain sebelumnya. Adalah menambahkan water cooling pada sisi panas elemen peltier. Sebagai acuan digunakan temperature 15 C di dalam coolbox dan tanpa ada beban pendinginan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka perlu digambarkan pemikiran pemikiran umum yang dibutuhkan untuk perancangan alat yaitu : Digunakan dua unit elemen peltier yang dilengkapi dengan sistem water cooling terbuka (tidak memakai radiator atau cooling tower). Sistem water cooling fan ini berfungsi sebagai konveksi paksa, mengingat tingginya temperatur yang dihasilkan pada sisi panas peltier Sistem hybrid (water cooling fan) pada sisi panas peltier berfungsi untuk menjaga Th peltier tidak terlalu tinggi. Sehingga di dapat Tc peltier yang diinginkan. Karena prinsip kerja peltier menggunakan prinsip ΔT, yaitu temperatur dingin maksimal = temperatur panas maksimal ΔT. Sehingga Th peltier harus ditekan serendah mungkin 22
2 Digunakan bahan alumunium pada coldsink di dalam cool box dan dilengkapi oleh fan untuk sirkulasi udara di dalam box Tutup cool box bagian dalam ditempelkan sterofoam agar dingin di dalam box terisolasi dengan baik sehingga kerugian dingin yang terbuang ke luar dapat ditekan Dalam proses pemasangan antara water block elemen peltier coldsink. Tentunya ada rongga - rongga berukuran mikro yang dapat menyebabkan tidak meratanya proses heat transfer antar komponen. Untuk itu, diperlukan suatu material yang mempunyai konduktivitas thermal yang tinggi dan dapat mengisi rongga rongga mikro. Material yang digunakan berupa pasta. Selain daya hantar thermal yang tinggi, pasta juga memiliki sifat yang dapat melekatkan, sehingga ketika cool box dioperasikan. Posisi komponen tidak bergeser Cool box disuplai oleh switching power supply dengan tegangan 12 VDC Air yang dialirkan pada sistem water cooling disuplai oleh pompa yang diatur debit alirannya oleh katup keluaran dan aliran air dibagi ke kedua elemen peltier oleh tie fitting 3.2 Desain alat Dalam mendesain cool box tentunya mengacu pada dimensi elemen peltier, cool box dan komponen-komponen pelengkap lainnya. Selain ukuran, hal yang paling penting tentunya fungsi, biaya, dan ketersediaan barang di pasaran. 23
3 5a b Gambar 3.1 Detail desain cool box 24
4 Tabel 3.1 Keterangan komponen pada coolbox 1 Tutup cool box 2 Lembar fin alumunium heatsink 3 Fan heatsink 4 Water block 5a Sisi panas elemen peltier 5b Sisi dingin elemen peltier 6 Coldsink 7 Fan coldsink (resirkulasi) 8 Bodi cool box Komponen pada cool box Dalam pemilihan material untuk alat ini perlu pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pembuatannya. Sebelumnya telah dibahas sedikit mengenai pertimbangan pemilihan material dilihat dari sisi biaya, fungsi dan ketersediaan komponen di pasaran. Sebagai rinciannya akan dijelaskan sebagai berikut : Fan coldsink Dengan dimensi 40x40x10 mm. (lihat lampiran). Small Fan ini berfungsi sebagai resirkulasi udara di dalam cool box untuk melewatkan udara ke coldsink bagian dalam. Karena konduktivitas termal udara rendah, hanya W/mK. Sehingga, konveksi paksa oleh fan resirkulasi menjadi diperlukan untuk mempercepat fungsi pendinginan. Kalor di dalam cool box kemudian akan dipindahkan oleh modul peltier ke luar cool box. Prinsipnya hampir sama dengan evaporator dalam sistem refrigerasi. Hanya saja, dalam sistem termoelektrik ini tidak dilengkapi dengan fasilitas drain air kondensasi dari udara. Sehingga hanya panas sensibel yang dapat dikeluarkan oleh sistem termoelektrik tersebut 25
5 Gambar 3.2 coldsink fan Coldsink Coldsink berbahan alumunium dengan merk cooler master, memiliki konduktivitas termal yang tinggi agar dapat meningkatkan fungsi pendinginan cool box. Coldsink Gambar 3.3 coldsink Thermopasta Jika ada dua material yang bersentuhan langsung, dalam hal ini adalah peltier dengan coldsink dan heatsink.pastinya ada celah celah mikron yang dapat menghambat 26
6 transfer kalor. Maka perlu ditambahkan thermopasta untuk mengisi celah celah mikron tersebut agar tidak ada penghambatan heat transfer saat cool box dioperasikan Gambar 3.4 Thermo pasta Elemen peltier Peltier didapat dengan cara membeli langsung barang yang ada di pasaran. Ketersediaan barang di pasaran adalah elemen dengan dimensi 40x40x3.5 mm. Elemen peltier ini berfungsi sebagai heat pump agar kalor sensibel pada udara di dalam cool box dapat dipindahkan ke luar cool box 27
7 Gambar 3.5 Elemen peltier Water block Alat ini merupakan bagian water cooling yang bersentuhan langsung dengan sisi panas elemen peltier. Panas dari elemen peltier akan mengalir secara konduksi ke plat water block. Kemudian panas tersebut akan mengalir secara konveksi pada air yang mengalir di bagian dalam water block Gambar 3.6 water block Heatsink Heatsink bagian luar berbahan alumunium terdiri dari lembaran-lembaran tipis untuk meningkatkan transfer panas dan kalor yang dibawa oleh air pendingin dapat di disipasi ke lingkungan 28
8 Gambar 3.7 Fin alumunium heatsink Fan bagian luar Fan ini berfungsi untuk mendinginkan air yang telah membawa panas dari water block Gambar 3.8 Heatsink fan Pompa Pompa berfungsi untuk mengalirkan air pendingin menuju waterblock. Outlet dari pompa akan dibagi ke kedua waterblock dengan menggunakan tie fitting 29
9 Gambar 3.9 pompa air Bodi cool box Untuk bodi cool box langsung dibeli di pasaran karena sudah memiliki nilai estetika dan jika membuat baru maka akan memakan biaya yang cukup tinggi. Cool box ini memiliki dimensi 280 x 180 x 200 mm. Dan memiliki tebal 2 mm Berbahan plastik dan diinsulasi oleh polyurethane foam. Polyurethane merupakan polimer campuran antara diisocyanate dan polyol. Fungsi isolasi Polyurethane adalah untuk mencegah terjadinya perpindahan panas dari atau keluar sistem. Agar kalor pada ruang pendingin tidak bocor maka isolasi ini dibentuk menyelimuti bagian ruang pendingin. Gambar 3.10 Bodi cool box 30
10 Keunggulan dari isolasi polyurethane adalah Konstanta konduktivitas kalor yang kecil sebesar 0,020-0,035 W/mK sehingga dapat berfungsi sebagai isolasi termal Komponen pendukung Komponen pendukung yang dimaksud adalah komponen-komponen yang dibutuhkan untuk proses pengujian cool box. Yaitu sebagai berikut : Multimeter digital Multimeter ini digunakan untuk mengukur tegangan dan arus yang diberikan pada beban yang diuji yaitu elemen peltier. Multimeter yang digunakan dapat mengukur arus sampai 20 A. Gambar 3.11 Multimeter digital Termokopel Termokopel adalah suatu sensor temperatur berdasarkan prinsip 2 logam berbeda yang dihubungkan yang akan menghasilkan tegangan yang 31
11 berhubungan dengan perbedaan temperature antara ujung pengukuran dan ujung referensi (biasanya dihubungkan ke alat ukur). Termokopel yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe-k Gambar 3.12 Termokopel tipe-k Sumber : Gambar 3.13 Spesifikasi termokopel lutron Termometer infrared Alat ini digunakan untuk mengukur temperature di bagian yang sulit dan untuk mengukur temperature air pendingin yang masuk dan keluar dari water block 32
12 Gambar 3.14 Termometer infrared Sumber : Gambar 3.15 Spesifikasi termometer infrared Power supply Untuk mengoperasikan cool box, digunakan power supply jenis DC. Saat melakukan pengujian, ada dua jenis power supply yang digunakan. Yaitu : 1. DC Voltage Regulator yang dilengkapi alat ukur voltase dan arus yang dapat diubah nilai tegangan dan arus aktualnya. Power supply tersebut menggunakan 33
13 tegangan input sebesar 220 VAC kemudian akan diubah menjadi arus DC dengan range tegangan maksimum 30 VDC dan arus 10 Ampere. Power supply jenis ini akan disambungkan ke elemen peltier Gambar 3.16 regulated DC power supply 2. Switching mode power supply. Tidak seperti power supply pada umumnya yang menggunakan trafo dan rectifier atau dioda sebagai penyearah. Catu daya jenis ini menggunakan transistor sebagai saklar elektronika untuk memutus dan menyambung arus listrik dari input tegangan AC 50Hz. Kemudian hanya gelombang sinusoidal bagian positif saja yang diteruskan oleh saklar. Sehingga output yang didapat akan menjadi arus listrik searah atau DC. Catu daya ini bermerk hiled dengan output 12 VDC ; 8 A. Catu daya ini akan disambungkan ke fan heatsink maupun fan coldsink 34
14 Gambar 3.17 Switching mode power supply 3.3 Pembuatan alat Proses pembuatan dan pemasangan alat dapat langsung dipasang ketika dibeli dari pasaran dan ada juga beberapa alat yang perlu di customize, agar sesuai dengan desain yang diinginkan. Namun semua komponen-komponen mengacu pada ketersediaan alat di pasaran. Untuk lebih detail langkah langkah pembuatan alat, dapat dijelaskan sebagai berikut : 35
15 Mulaii Pembuatan lubang untuk dudukan peltier dan heatsink Pemasangan elemen peltier Modifikasi heatsink Pemasangan coldsink dan fan Pemasangan selang air Pemasangan styrofoam Selesai Gambar 3.18 Skema proses pembuatan alat Pembuatan lubang untuk dudukan peltier dan heatsink Bodi cool box berbahan dasar polyurethane yang dilapisi metal stainless steel untuk insulasi thermal. Cool box ini dapat dibeli langsung dari toko dengan ukuran volume yang sudah ditentukan yaitu 6 liter. Bodi cool box yang telah dibeli di pasaran tersebut harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan lubang sebagai tempat dudukan heatsink juga elemen peltier. Lubang untuk baut heatsink dipasangi ring karena diameter mata bor yang digunakan untuk melubangi tutup cool box lebih besar dari diameter baut heatsink. Proses pelubangan. Setelah proses pelubangan baut dan dudukan elemen peltier selesai, maka dilanjut dengan pemasangan elemen peltier tepat diantara waterblock dan coldsink, lalu fan resirkulasi dibaut.tujuannya ialah agar menahan elemen peltier tetap pada tempatnya 36
16 Modifikasi heatsink Karena akan digunakan watercooling sebagai pendingin sisi panas elemen peltier, maka heatsink harus dimodifikasi sedemikian rupa agar dapat dialiri oleh air pendingin. Pertama heatpipe harus dipotong lalu diamplas agar hasil potongan tidak tajam, lalu lembaran alumunium diambil 4pcs agar selang air dapat dihubungkan dengan heat pipe Pemasangan selang air Setelah heatpipe selesai dipotong, selanjutnya adalah pemasangan selang air yang menghubungkan antara pompa ke masing masing heatsink, konfigurasi pemasangan selang dapat dilihat pada gambar dibawah ini, Ke tanki Ke tanki Dari pompa Gambar 3.19 Konfigurasi pemasangan selang air Selang air dicabangkan ke kedua heatsink dengan menggunakan tie fitting, lalu outlet dari tiap heatsink akan dihubungkan ke tanki yang sebelumnya melewati ball valve terlebih dahulu agar flow air pendingin dapat diatur 37
17 Pemasangan elemen peltier Sebelum elemen peltier dipasang, perlu dilakukan pengolesan thermal pasta pada sisi dingin dan sisi panas elemen peltier agar dengan tujuan membantu pelepasan kalor. Hal ini perlu dilakukan karena permukaan baik alumunium maupun peltier tidak sepenuhnya rata. Bila terdapat rongga antara permukaan yang bersentuhan seperti permukaan sisi panas atau dingin dengan alumunium maka panas yang diberikan akan terhambat dikarenakan adanya proses konveksi dirongga tersebut yaitu adanya medium udara (Gambar 3.20). Dengan adanya pasta termal tersebut dapat meningkatkan konduktivitas Termal antarmuka. Akan tetapi penggunaan berlebihan pasta termal tersebut dapat mencegah kontak antarmuka dan terjadi sebaliknya, konduktivitas termalnya berkurang. Umumnya pasta termal terbuat dari silicon dengan tambahan ZnO yang menghasilkan performa yang baik. Sumber : A design method of thermoelectric cooler. Elsevier Inc Gambar 3.20 Thermal pasta yang dioleskan antar muka logam Pemasangan coldsink dan fan resirkulasi Coldsink yang digunakan berbahan alumunium yang dapat dibeli di pasaran yang biasa digunakan untuk pelepas panas pada processor mainboard komputer. Diatas sirip coldsink diletakkan fan kecil untuk resirkulasi udara di dalam cool box. Fan kemudian dibaut ke tutup cool box, Pemasangan baut ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati 38
18 agar tekanan yang diberikan tidak kurang dan tidak lebih. Jika tekanan yang diberikan kekurangan, maka peltier dan coldsink akan mudah bergeser dari tempatnya. Jika tekanan yang diberikan berlebihan tentunya dapat merusak peltier sehingga tidak dapat digunakan lagi Pemasangan styrofoam Fungsi dari pemasangan styrofoam ini ialah membatasi proses serapan kalor supaya hanya terjadi pada ruang pendingin dan tidak menyebar ke bodi dan sekitarnya. Sekaligus pula untuk mencegah masuknya kalor dari luar system pendingin. Maka dari itu isolasi harus memiliki sifat isolator yang bagus /daya hantar kalor yang sangat rendah (daya hantar kalor yang sangat rendah karena berfungsi sebagai pembatas utama antara sistem dengan lingkungan), mudah dibentuk sesuai keinginan, dan elastis (supaya dapat mengisi celah antara heatsink dengan tutup) 3.4 Spesifikasi teknis Gambar 3.21 Coolbox 39
19 Tabel 3.2 Spesifikasi teknis coolbox SPESIFIKASI TEKNIS Dimensi Total Volume Input Fungsi Modul peltier Material insulasi Temperature minimum 270 x 180 x 170 mm 6 liter 12 VDC; 3,4 A Pendingin berbasis termoelektrik 2 buah (TECI-12706) polyurethane 15 C (susunan pararel) 3.5 Tujuan pengujian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah merancang dan membuat alat cool box yang berbobot ringan, mudah dipindahkan, memiliki konsumsi daya yang rendah, dan menguji kinerja pendinginan elemen peltier dengan digunakannya pendingin heat pipe-cooling water pada sisi panas elemen peltier dan merupakan pengembangan dari desain terdahulu 3.6 Instalasi alat pengujian Instalasi meliputi proses pemasangan komponen komponen tambahan sebelum alat yang telah selesai dirakit akan di uji. Hal ini dilakukan untuk mendukung lancarnya proses pengambilan data. Hal ini penting dilakukan agar data yang di ambil dapat akurat dan tepat. 40
20 3.6.1 Skema alat pengujian Sumber listrik yang digunakan untuk pengujian alat adalah dari arus AC PLN kemudian dialirkan ke ketiga beban yaitu, DC voltage regulator, SMPS power supply, dan pompa air pendingin. Agar lebih jelas, dapat dilihat pada skema rangkaian pengujian sebagai berikut : ` (a) (b) (c) Gambar 3.22 Skema rangkaian pengujian alat Pada Gambar 3.22 (a), arus AC diubah menjadi arus DC yang kemudian akan digunakan untuk menyuplai arus listrik pada elemen peltier. Arus listrik pada elemen peltier dapat diubah baik tegangan maupun arusnya, sehingga dapat diberikan beberapa variasi daya listrik pada elemen peltier. Arus listrik yang digunakan pada peltier juga terpisah dengan fan heatsink maupun fan coldsink. Hal ini ditujukan agar variasi daya yang diberikan hanya digunakan untuk peltier saja, sehingga data hasil pengujian dapat lebih akurat dan didapat daya paling optimal untuk mencapai temperatur minimum. Sumber listrik yang digunakan oleh fan heatsink dan fan coldsink disuplai oleh SMPS power supply (gambar 3.22 b) dengan tegangan 12VDC. Rangkaian yang digunakan 41
21 pada fan adalah pararel. Arus listrik yang digunakan oleh pompa air pendingin langsung dari listrik AC PLN Persiapan sebelum pengujian berikut Beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum pengujian adalah sebagai Pemasangan termokopel Termokopel yang digunakan adalah termokopel type-k dengan spesifikasi range pengambilan temperature antara -50 C sampai 1100 C. Termokopel ini digunakan untuk mengukur temperature ruang di dalam cool box, sisi panas peltier, dan sisi dingin peltier. Pemasangan kabel peltier dan kabel fan heatsink-coldsink Dalam pengujian ini dilakukan variasi rangkaian seri dan pararel. (a) (b) Gambar 3.23 Rangkaian pada peltier 42
22 Untuk pengujian rangkaian pararel (gambar 3.23 a), kabel merah (positif) dari kedua peltier disatukan lalu kemudian dihubungkan ke sisi positif power supply, begitu pula dengan kabel hitam (negatif) dari kedua peltier disatukan dan dihubungkan ke sisi negatif power supply. Untuk rangkaian seri (gambar 3.23 b) kabel merah dari peltier A dihubungkan ke sisi positif power supply, kabel hitam peltier A dihubungkan ke kabel merah peltier B, dan terakhir kabel hitam peltier B dihubungkan ke sisi negatif power supply. Untuk rangkaian pada fan heatsink-coldsink, kabel merah dari tiap fan disatukan dan dihubungkan ke sisi positif power supply. Begitu juga kabel hitam dari tiap fan disatukan dan dihubungkan ke sisi negatif dari power supply Sistem air pendingin Pompa air sudah terendam di dalam air tanki pendingin dan siap untuk mendinginkan sisi panas kedua elemen peltier, namun karena diameter lubang keluaran pompa tidak sama dengan diameter selang air yang digunakan, maka perlu dipasang adaptor di bagian keluaran pompa, lalu noozle keluaran adaptor dihubungkan ke selang air. Karena air akan dialirkan ke kedua heatsink, maka dipasang tie fitting dan outlet dari tie fitting akan dihubungkan ke bagian inlet masing masing heatsink. Kemudian keluaran tiap tiap heatsink akan dialirkan kembali ke tanki air pendingin Pemasangan multimeter digital Sebenarnya pada power supply DC voltage regulator sudah dilengkapi dengan jarum penunjuk tegangan dan arus, namun penunjukan kurang akurat karena masih menggunakan display analog, maka perlu ditambahkan ke rangkaian suatu alat ukur digital sehingga pengukuran menjadi lebih presisi. Untuk mengukur tegangan, 43
23 multimeter dipasang pararel pada rangkaian. Sedangkan untuk mengukur arus, multimeter dipasang seri. 3.7 Prosedur pengujian Prosedur pengujian menjelaskan mengenai urutan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan data. Pengambilan data dilakukan untuk mencapai tujuan dari pengujian yaitu mengetahui unjuk kerja dari alat. Langkah - langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Prosedur perakitan Peletakan posisi cool box dalam pengujian sebaiknya di sekitarnya tidak dekat/tidak ada sumber panas yang dapat menyebabkan proses pendinginan menjadi tidak maksimal. yang pada akhirnya berakibat tidak optimalnya proses pendinginan dan ketidaktelitian hasil data pengujian. Dalam memasang termokopel pada cool box sebaiknya dipastikan termokopelnya statis di tempat, tidak berubah ubah dalam semua proses pengambilan data. Bila posisi termokopel berbeda - beda, maka hasil data yang didapat tidak akurat Pemasangan rangkaian pada peltier maupun pada fan heatsink-coldsink sudah terpasang dengan benar. Kemudian tutup junction dengan selotip agar sisi positif listrik tidak bersentuhan dengan sisi negatif listrik yang dapat menimbulkan konsleting listrik 44
24 2. Prosedur pengujian Siapkan air ke dalam ember sebagai tanki air pendingin, kemudian periksa kembali rangkaian selang air yang menuju heatsink sampai kembali ke tanki air. Nyalakan pompa air dan atur pembukaan katup sampai full-open. 8.2 liter/min Tutup dan kunci penutup cool box, lalu nyalakan power supply untuk fan heatsink-coldsink. Kemudian ukur dengan multimeter agar diketahui besar daya yang digunakan Nyalakan display termokopel dan pastikan temperature di dalam cool box sudah sama atau mendekati dengan temperature ambient C Nyalakan power supply, atur daya yang diinginkan. Setelah itu matikan kembali power supply Siapkan alat tulis dan stopwatch untuk menulis data pengujian Pasang rangkaian peltier dan cek sudah dalam kondisi yang benar, kemudian secara bersamaan nyalakan power supply dan mulai hitung waktu pada stopwatch Pengujian dilakukan selama satu jam dan pengambilan data temperature dan arus tiap-tiap 5 menit Setelah satu jam pengujian, matikan power supply dan catat kenaikan temperatur hingga mencapai temperatur ambient 3.8 Variasi pengambilan data pengujian Pengambilan data pengujian dilakukan dengan asumsi temperatur ambien sekitar C. Terdapat beberapa variasi pengambilan data yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik alat. Variasi pengujian tersebut meliputi : 45
25 1. Variasi susunan rangkaian peltier Variasi susunan peltier dilakukan untuk mengetahui karakteristik arus, tegangan, dan daya dari masing-masing susunan peltier tersebut. Variasi susunan peltier meliputi susunan peltier secara seri, susunan peltier secara paralel 2. Penggunaan arus optimum Pengunaan arus optimum dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja alat dan waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kondisi setimbang pada range suhu yang diperlukan, yaitu 15 oc. 3. Cool Box dengan Beban Penggunaan coolbox dengan menambahkan beban panas berupa kaleng minuman, untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai temperature 15 C 46
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Daniel Sidabutar NIM : 41313110087
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR
BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR 3.1 KONSEP DESAIN Pada desain alat ini, digunakan temperatur cool box tanpa beban, sekitar 2-5 0 C sebagai acuan. Desain ini juga merupakan perbaikan dari desain sebelumnya.berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil dan Analisa pengujian Pengujian yang dilakukan menghasilkan data data berupa waktu, temperatur ruang cool box, temperatur sisi dingin peltier, dan temperatur sisi panas
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Termal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Juni Oktober 2016). 3.2 Jenis
Lebih terperinciBAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR
BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR 3.1 INSTALASI ALAT PENGUJIAN berikut: Instalasi alat pengujian yang dilakukan terlampir dengan gambar sebagai Gambar 3.1 Skema instalasi alat penguji Urutan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan mesin pendingin minuman dan makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER
BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN 3. 1. Perancangan Modul Percobaan Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan saat merancang percobaan untuk melakukan pengujian terhadap thermoelectric generator
Lebih terperinciTabel 4.1 Perbandingan desain
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemilihan Desain Perbandingan desain dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan desain rancangan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Tabel 4.1 Perbandingan desain Desain Q m P Panjang
Lebih terperinciPENDINGIN TERMOELEKTRIK
BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena
Lebih terperinciGambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( https://ferotec.com. (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Modul termoelektrik adalah sebuah pendingin termoelektrik atau sebagai sebuah pompa panas tanpa menggunakan komponen bergerak (Ge dkk, 2015, Kaushik dkk, 2016). Sistem pendingin
Lebih terperinciBAB III METODE PROSES PEMBUATAN
BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel
BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA 3.1 Tujuan Perancangan Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel surya sebagai energy tenaga surya. Untuk mempermudah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah
Lebih terperinciUJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMOELECTRIC COOLING
UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMOELECTRIC COOLING Lukman Nulhakim Program Studi Teknik Mesin Politeknik Enjinering Indorama Email: lukman.mesin@gmail.com ABSTRAK Thermoelectric cooling
Lebih terperinciPerancangan Dan Pembuatan Kotak Pendingin Berbasis Termoelektrik Untuk Aplikasi Penyimpanan Vaksin Dan Obat-Obatan
Perancangan Dan Pembuatan Kotak Pendingin Berbasis Termoelektrik Untuk Aplikasi Penyimpanan Vaksin Dan Obat-Obatan Ficho Cahaya Putra 1, V. Vekky R. Repi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan
Lebih terperinciUJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMO ELECTRIC COOLING
UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMO ELECTRIC COOLING Lukman Nulhakim Program Studi Teknik Mesin Politeknik Enjinering Indorama Email: lukman.mesin@gmail.com ABSTRAK Thermo electric cooling
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pendingin Air Menggunakan Elemen Peltier Berbasis Mikrokontroler ATmega8535
Perancangan Sistem Pendingin Air Menggunakan Elemen Peltier Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Frima Gandi*, Meqorry Yusfi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas *frimagandi@rocketmail.com ABSTRAK Perancangan
Lebih terperinciUJI COBA KOTAK PENYIMPANAN IKAN BERPENDINGIN Thermo Electric Cooler (TEC) UNTUK KAPAL IKAN SKALA KECIL
Uji Coba Kotak Penyimpanan Ikan Berpendingin..untuk Kapal Ikan Skala Kecil (Wibowo,S., et al) Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:btl.puslitbangkan@gmail.com BULETINTEKNIKLITKAYASA
Lebih terperinciEXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK
EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK Jurusan Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI
II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI Dalam bab ini membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penelitian seperti: tempat serta waktu dilakukannya penelitian, alat dan bahan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi alat pengisi baterai menggunakan modul termoelektrik generator. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi perancangan
Lebih terperinciOLEH : DEDDY REZA DWI P DOSEN PEMBIMBING : IR. DENNY M. E. SOEDJONO,MT.
PERHITUGAN HEAT RATE HEATSINK PADA SISI PANAS THERMOELEKTRIK TEC 12706 PADA DAYA 22,4 WATT OLEH : DEDDY REZA DWI P 2107030033 DOSEN PEMBIMBING : IR. DENNY M. E. SOEDJONO,MT. ALUR PRESENTASI Dasar Teori
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan
Lebih terperinciAGUS PUTRA PRASETYA
KAJI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEATSINK DENGAN SISTEM CASCADE THERMOELEKTRIK TEC 12706 AGUS PUTRA PRASETYA 2108030028 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT
Lebih terperinciKOLABORASI KIPAS ANGIN DENGAN ELEMEN PELTIER UNTUK MENDAPATKAN UDARA SEJUK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Atmega8535 SKRIPSI MUHAMMAD ABRAL
KOLABORASI KIPAS ANGIN DENGAN ELEMEN PELTIER UNTUK MENDAPATKAN UDARA SEJUK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Atmega8535 SKRIPSI MUHAMMAD ABRAL 140821031 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Penelitan Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka dilakukan pengujian untuk mengukur kadar asap yang dapat disepositkan menggunakan alat ini. Percobaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciBAB III PERBAIKAN ALAT
L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CIGARETTE SMOKE FILTER
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CIGARETTE SMOKE FILTER 3.1 KONSEP DESAIN Konsep desain Cigarette Smoke Filter ini adalah membuat alat yang mampu menghisap dan menyaring asap rokok (sidestream smoke)
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di
22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN
RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN Muhammad Gilang Satria* Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila* Abstrak Teknologi termoelektrik
Lebih terperinciBab III. Metodelogi Penelitian
Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)
Lebih terperinciANALISIS PEMANFAATAN DUA ELEMEN PELTIER PADA PENGONTROLAN TEMPERATUR AIR
DOI: doi.org/10.21009/spektra.021.02 ANALISIS PEMANFAATAN DUA ELEMEN PELTIER PADA PENGONTROLAN TEMPERATUR AIR Meqorry Yusfi 1, a), Frima Gandi, Heru Sagito Palka 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengujian dalam penulisan skripsi ini adalah berupa pengambilan data data eksperimen berupa temperature, debit air dan besarnya irradiasi matahari selama proses pengujian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.
3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendingin merupakan suatu kebutuhan bagi manusia,sebagai pendingin ruangan, penggunaan AC (AirConditioner) mulai meningkat secara signifikan. Ini merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian.
Lebih terperinciAdapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk dan Sampel Penelitian Bentuk penelitian ini adalah eksperimen untuk mengetahui produktifitas gas hidrogen dan gas oksigen selama proses elektrolisis. Sampel yang digunakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Blok diagram alat yang dibuat secara keseluruhan ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Setrika Kolektor
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN
PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN 0 o, 30 o, 45 o, 60 o, 90 o I Wayan Sugita Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : wayan_su@yahoo.com ABSTRAK Pipa kalor
Lebih terperinciRancang Bangun Pendingin Portable Dengan Menggunakan Konsumsi Daya Rendah
Rancang Bangun Pendingin Portable Dengan Menggunakan Konsumsi Daya Rendah Nurul Iman¹, Heri Haryanto² 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jln. Jenderal Sudirman Km 3 Cilegon-
Lebih terperinciPENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN
PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 6 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN Nugrah Suryanto 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE
BAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE Setelah selesai pembuatan prototipe, maka dilakukan evaluasi prototipe, apakah prototipe tersebut telah sesuai dengan SNI atau tidak, setelah itu baru
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier
Rancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier Irnanda Priyadi #1, Khairul Amri Rosa #2, Rian Novriansyah #3 #1,2,3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bengkulu Jalan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan dalam merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan energi terbuang dari panas setrika listrik untuk disimpan
Lebih terperinciPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDINGIN AIR PELTIER DENGAN RANGKAIAN KASKADE PARALEL TUGAS AKHIR Ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Diajukan Oleh : ANDREAS HERMAWAN
Lebih terperinciAplikasi Pendingin Elektrik TEC dengan Water Cooling pada Cooler Box Semikonduktor
Aplikasi Elektrik TEC1-1706 dengan Water Cooling pada Cooler Box Semikonduktor APLIKASI PENDINGIN ELEKTRIK TEC1-1706 DENGAN WATER COOLING PADA COOLER BOX BERBASIS SEMIKONDUKTOR Bagas Permana Agung Sedayu
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENDINGIN RUANGAN PORTABLE DENGAN MEMANFAATKAN EFEK PERBEDAAN SUHU PADA THERMO ELECTRIC COOLER (TEC)
JRM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2015, 100-109 RANCANG BANGUN PENDINGIN RUANGAN PORTABLE DENGAN MEMANFAATKAN EFEK PERBEDAAN SUHU PADA THERMO ELECTRIC COOLER (TEC) Munib Ahsani D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI
BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI 4.1. Hasil Pembuatan Mesin DC Magnetron Sputtering Mesin DC Magnetron Sputtering yang sudah selesai dibuat dan siap dilakukan pengujian untuk pelapisan pada bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TEC dilakukan pada tanggal 20 Maret April 2017 bertempat di
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pengujian mesin pendingin yang menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 dilakukan pada tanggal 20 Maret 2017-30 April 2017 bertempat di rumah penulis yang
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN
KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Peralatan Pengujian Pembuatan alat penukar kalor ini di,aksudkan untuk pengambilan data pengujian pada alat penukar kalor flat plate, dengan fluida air panas dan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS
19 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS 3.1 Kawasan Perumahan Batununggal Indah Kawasan perumahan Batununggal Indah merupakan salah satu kawasan hunian yang banyak digunakan sebagai rumah tinggal dan
Lebih terperinciBAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN
30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY
BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis
Lebih terperinciSistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal
ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 222 Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal Heru Sagito Palka *, Meqorry Yusfi Jurusan
Lebih terperinciALAT PENDINGIN DAN PEMANAS PORTABLE MENGGUNAKAN MODUL TERMOELEKTRIK TEGANGAN INPUT 6 VOLT DENGAN TAMBAHAN HEAT PIPE SEBAGAI MEDIA PEMINDAH PANAS
ALAT PENDINGIN DAN PEMANAS PORTABLE MENGGUNAKAN MODUL TERMOELEKTRIK TEGANGAN INPUT 6 VOLT DENGAN TAMBAHAN HEAT PIPE SEBAGAI MEDIA PEMINDAH PANAS Hendra Abdul Aziz 1, Rahmat Iman Mainil 2, dan Azridjal
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull
BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan peralisasian pemanfaatkan modul termoelektrik generator untuk mengisi baterai ponsel. Teori teori yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan
Lebih terperinciPENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR
PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR Ardhi Kamal Haq 1*, Juhri Hendrawan 1, Ahmad Hasan Asyari 1, 1 Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara,
Lebih terperinciPenggunaan Modul Thermoelectric sebagai Elemen Pendingin Box Cooler
Penggunaan Modul Thermoelectric sebagai Elemen Pendingin Box Cooler Rahmat Iman Mainil 1, Azridjal Aziz 1, Afdhal Kurniawan M 2, 1 Laboratorium Rekayasa Thermal, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Radiator Radiator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lainnya yang tujuannya untuk mendinginkan maupun memanaskan.radiator
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi
KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN ALAT
BAB III RANCANGAN ALAT Perancanangan alat uji ini dilakukan untuk menyempurnakan alat agarose jel elektroforesis yang sudah ada. alat yang ada saat ini mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya tidak
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK
BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK 4.1. Hasil Pengujin Dapur Busur Listrik Dapur busur listrik yang telah dibuat kemudian diuji untuk peleburan logam dengan variasi massa logam sesuai kapasitas tungku
Lebih terperinciPERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER
PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian (flow chat) Mulai Pengambilan Data Thi,Tho,Tci,Tco Pengolahan data, TLMTD Analisa Grafik Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3845 PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA KONDISI MESIN
BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN 4.1. KONDENSOR Penggunaan kondensor tipe shell and coil condenser sangat efektif untuk meminimalisir kebocoran karena kondensor model ini mudah untuk dimanufaktur dan terbuat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE
BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE Green Medical Box Portable dirancang dengan menggunakan sistem refrigerasi yang terintegrasi dengan box. Box terdiri dari dua tingkat, tingkat pertama/bawah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan kebutuhan energi listrik semakin besar. Namun, energi listrik yang diproduksi masih belum memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan Air Conditioning dan untuk penyimpanan bahan makanan dan. minuman menggunakan Domistic Refrigerant ( lemari es ).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi serta kemajuan zaman pada saat ini ternyata sistem pendinginan banyak memberikan keuntungan bagi manusia yang secara tidak
Lebih terperinciPENGEMBANGAN COOL-HOT BOX BERBASIS POMPA KALOR THERMOELETRIK DAN HEAT-PIPE SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN COOL-HOT BOX BERBASIS POMPA KALOR THERMOELETRIK DAN HEAT-PIPE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik LEO SAHAT PARUNTUNGAN 0706198650
Lebih terperinciSTUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI
STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI Oleh : La Ode Torega Palinta (2108100524) Dosen Pembimbing : Dr.Eng Harus L.G, ST, M.Eng PROGRAM SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MEMBUAT KULKAS KECIL PORTABLE MENGGUNAKAN PENDINGIN TERMOELEKTRIK
TUGAS AKHIR MEMBUAT KULKAS KECIL PORTABLE MENGGUNAKAN PENDINGIN TERMOELEKTRIK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Bayu Widodo NIM
Lebih terperinciSeminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) VIII
M2-003 Rancang Bangun Modifikasi Dispenser Air Minum Ekadewi A. Handoyo, Fandi D. Suprianto, Debrina Widyastuti Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121 131, Surabaya 60263,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI
BAB III PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI 3.1. Uji Penelitian Suhu knalpot Penelitian dilakukan secara sistematik untuk mendapatkan data-data empiris pada perancangan alat "Perancangan Alat pemindah kalor pada
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES Ersi Selparia *, Maksi Ginting, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB 3 DESAIN SISTEM ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER
BAB 3 DESAIN SISTEM ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER 3.1. Desain Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang didesain memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1).
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT
BAB IV PENGUJIAN ALAT Untuk mengetahui apakah tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat, dan sebagai bagian
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pada penelitian metode elektrokinetik untuk tanah lempung ekspansif, variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh besaran voltase terhadap pengembangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan
Lebih terperinci