ABSTRAK. Kata Kunci :Tingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Koperasi, Profitabilitas.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata Kunci :Tingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Koperasi, Profitabilitas."

Transkripsi

1 Judul : PengaruhTingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Koperasi Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Klungkung Tahun ). Nama : I Komang Tirta Arimbawa Nim : ABSTRAK Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asas kekeluargaan yang anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hokum dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Peran dan manfaat koperasi di Indonesia sangatlah penting, karena koperasi membuka pintu gerbang Usaha Kecil dan Menengah (UKM), menciptakan masyarakat yang mandiri, penggerak perekonomian hingga menciptakan lapangan kerja baru. Penelitian dilakukan pada Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Klungkung Tahun Sampel penelitian ini adalah laporan keuangan masing-masing koperasi serba usaha yang ada di Kabupaten Klungkung yang berjumlah 21 koperasi pada tahun yang dipilih dengan metode noprobability samplingdengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data berupa dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat perputaran aktiva lancar, ukuran perusahaan dan pertumbuhan koperasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan tingkan perputaran modal kerja dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian yang menunjukan tingkat perputaran aktiva lancar, tingkat ukuran perusahaan dan pertumbuhan koperasi berpengaruh positif, ini berarti jika tingkat perputaran aktiva lancar, tingkat ukuran perusahaan dan pertumbuhan koperasi naik maka profitabilitas meningkat, ini berarti koperasi sudah melakukan efisiensi. Hasil penelitian yang menunjukan tingkat perputaran modal kerja dan likuiditas berpengaruh negatif, ini berarti jika tingkat perputaran modal kerja dan likuiditas naik maka profitabilitas menurun, ini berarti koperasi belum melakukan efisiensi pada variabel ini. Kata Kunci :Tingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Koperasi, Profitabilitas.

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Landasan Teori Teori Sinyal Aktiva lancar Modal Kerja Likuiditas Ukuran Perusahaan Faktor-faktor UkuranPerusahaan Pertumbuhan Laba Profitabilitas Rumusan Hipotesis Penelitian Pengaruh tingkat perputaran aktiva lancar terhadap profitabilitas Pengaruh tingkat perputaran modal kerja terhadap profitabilitas Pengaruh tingkat likuiditas terhadap profitabilitas Pengaruh tingkat ukuran perusahaan terhadap profitabilitas Pengaruh tingkat pertumbuhan koperasi terhadap profitabilitas BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi Penelitian Objek Penelitian Identitas Variabel Definisi Operasional Variabel... 34

3 3.6 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Populasi dan Sampel Populasi Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Linear Berganda Uji Statistik t Uji Statistik F Koefisien Determinasi BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Hasil Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Linear Berganda Uji F Uji Koefisien Determinasi Uji Hipotesis (Uji t) BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN... 70

4 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Koperasi Aktif, Tidak Aktif dan RAT, Tidak RAT di Kabupaten Klungkung Tahun Seleksi Sampel Statistik Deskriptif Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Autokolerasi Uji Heteroskedastisitas Rekapitulasi Hasil Olahan SPSS... 52

5 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian... 32

6 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Tingkat Perputaran Aktiva Lancar (X1), Tingkat Perputaran Modal Kerja (X2), Tingkat Likuiditas (X3), Ukuran Perusahaan (X4), Tingkat Pertumbuhan Koperasi (X5), dan Tingkat Profitabilitas (Y) Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Klungkung Perhitungan Tingkat Perputaran Aktiva Lancar Pada Masing-Masing Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Klungkung Perhitungan Tingkat Perputaran Modal Kerja Pada Masing-Masing Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Klungkung Perhitungan Tingkat Likuiditas Pada Masing-Masing Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Klungkung Perhitungan Tingkat Ukuran Perusahaan Pada Masing-Masing Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Klungkung Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Koperasi Pada Masing-Masing Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Klungkung Perhitungan Tingkat Profitabilitas Pada Masing-Masing Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Klungkung UjiRegresi Linear Berganda UjiAsumsiKlasik... 86

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki pandangan yang khusus terhadap perekonomian. Hal ini termuat dalam UUD 1945 Bab XIV Pasal 33 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Merujuk arti dari Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, maka aturan tersebut paling tepat ditujukan terhadap koperasi. Definisi koperasi di Indonesia termuat dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasiaan yang menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Tahun 2013 terjadi perlambatan ekonomi di Bali, jika pada tahun 2012 perekonomian tumbuh tinggi dengan angka pertumbuhan mencapai 6,65%. Sementara, tahun 2013 pertumbuhan ada diangka 5,62%. Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun 2013, koperasi diharapkan terlibat dan berperan dalam menstabilkan ekonomi di Pulau Dewata. Koperasi merupakan badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Selain berfungsi sebagai

8 lembaga sosial, koperasi juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi yang dipergunakan untuk mencari keuntungan guna mensejahterakan anggotanya dan masyarakat pada umumnya dan dalam kegiatannya tetap berpegang pada nilai serta prinsip koperasi. Sejak awal perkembangannya, koperasi telah menjadi salah satu tulang punggung perekonomian rakyat Indonesia karena koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia (Kadir, 2012). Koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional. Koperasi diharapkan dapat berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Peran dan manfaat koperasi di Indonesia sangatlah penting karena koperasi membuka pintu gerbang usaha kecil dan menengah (UKM), menciptakan masyarakat yang mandiri, penggerak perekonomian hingga menciptakan lapangan kerja baru. Pemanfaatan koperasi secara maksimal dan optimal akan dapat menciptakan perekonomian nasional yang selaras dengan pertumbuhan koperasi. Perusahaan tidak terkecuali koperasi dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif dan mampu meningkatkan kinerja yang dimilikinya serta mampu menghasilkan profit yang maksimal untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan usaha di masa yang akan datang. Sebagaimana pendapat Horton (2000), yang menyatakan bahwa perkembangan kompetisi dewasa ini lebih merupakan kompetisi antar kompentensi dari masing-masing perusahaan. Koperasi perlu mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal yang dimilikinya sehingga dapat menghadapi berbagai ancaman yang dapat menghambat perkembangan usahanya (Devita, 2012). Kenyataanya banyak

9 koperasi kesulitan mempertahankan eksistensinya. Salah satunya karena manajemen koperasi belum profesional. Anggota dan pengurus koperasi memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan seperti yang dikemukakan oleh Davis (1999), lemahnya kemampuan bersaing koperasi, ditandai oleh pertumbuhan koperasi yang relatif rendah bahkan mengalami kemunduran. Leunupun (2003) mengungkapkan bahwa terkait dengan keputusan dalam hal pengelolaan penggunaan dana, maka pihak koperasi harus mampu mengalokasikan sumber daya keuangan yang dimiliki secara efisien serta menekan biaya-biaya penggunaan dana sehingga akan mampu meningkatan laba atau sisa hasil usaha (SHU) pada masa mendatang. Pengelolaan berbagai aspek keuangan sebagai salah satu sumber daya strategis dalam menjalankan usaha memiliki dampak yang signifikan pada keberhasilan usaha sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Keberhasilan pengelolaan keuangan dapat diukur melalui analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan bermanfaat sebagai alat penilaian dan pengevaluasian apakah operasional koperasi berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif sehingga dapat segera diambil tindakan strategis untuk mengoptimalkan profit dan memastikan koperasi terhindar dari kemungkinan bangkrut di masa depan. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas koperasi sangat penting untuk diteliti karena laba yang tinggi belum menjadi ukuran koperasi itu bekerja secara efisien. Efisien baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau menghitung profitabilitasnya. Munawir (2012:33) menjelaskan bahwa

10 profitabilitas atau rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam koperasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusaan itu rentable. Koperasi yang mempunyai modal lebih besar lazimnya akan memperoleh laba yang besar pula daripada koperasi yang mempunyai modal lebih sedikit. Berkembangnya pembangunan koperasi di Kabupaten Klungkung sangat berperan bagi perekonomian masyarakat. Koperasi di Kabupaten Klungkung dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kabupaten Klungkung merupakan kota yang kecil dan terdiri dari 4 Kecamatan. Masing-masing kecamatan hanya memiliki sedikit koperasi yang aktif, yaitu Kecamatan Banjarangkan 19 koperasi, Kecamatan Dawan 19 koperasi, Kecamatan Nusa Penida 22 koperasi dan Kecamatan Klungkung 76 koperasi. Tahun 2013 sampai 2015 Kabupaten Klungkung memiliki jumlah koperasi paling sedikit dibandingkan kabupaten lain. Melihat jumlah tersebut peneliti tertarik meneliti koperasi di Kabupaten Klungkung. Peneliti juga tertarik karena belum ada penelitian sejenis yang ada di Kabupaten Klungkung, dengan ini peneliti bisa membandingkan dengan penelitian yang sejenis di kota-kota lain. Sejauh ini salah satu koperasi di Kabupaten Klungkung sudah banyak mendapatkan penghargaan. Permasalahan yang terjadi pada koperasi di Kabupaten Klungkung cukup banyak, umumnya yakni masalah sumber daya manusia yang masih perlu dibina, disamping masih banyak koperasi tersebut belum menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT).

11 Selain permasalahan tersebut, sebagian koperasi tak sehat itu mengalami permasalahan diantaranya permodalan dan pemasaran. Menurut Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Klungkung periode 2016 jumlah keseluruhan koperasi di Kabupaten Klungkung adalah sebanyak 136 koperasi. Dari 136 koperasi yang ada di Kabupaten Klungkung sebanyak 115 koperasi aktif dan sebanyak 21 koperasi yang tidak aktif. Sebanyak 84 koperasi yang sudah melaksanakan RAT dan sebanyak 52 koperasi yang belum melaksanakan RAT. Gambaran koperasi aktif, tidak aktif dan RAT, tidak RAT di Kabupaten Klungkung dapat dilihat dalam tabel 1.1. Tabel 1.1 Koperasi Aktif, Tidak Aktif dan RAT, Tidak RAT di KabupatenKlungkung Tahun 2016 Jenis Koperasi Jumlah Aktif Tidak Aktif RAT Tidak RAT Koperasi Unit Desa Koperasi Pegawai Republik Indonesia Koperasi Serba Usaha Koperasi Wanita Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Pertanian Koperasi Karyawan Primer Koperasi Koperasi Pasar Koperasi Pensiunan Koperasi Lainnya Koperasi Sekunder /Pusat Jumlah Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Klungkung, Tahun 2016

12 Dari tabel di atas 136 koperasi di Kabupaten Klungkung yang paling banyak tidak aktif dan belum RAT adalah Koperasi Serba Usaha. Undang-undang No 25 tahun 1992 tentang penyelenggaraan RAT bahwa pelaksanaan RAT paling lambat 3 bulan sesudah tutup buku, sebanyak 18 koperasi serba usaha belum melaporkan RATnya hingga bulan November dan ini tidak sesuai dengan Undang-undang. Selain itu alasannya adalah karena dalam Koperasi Serba Usaha terdapat banyak unit, yaitu unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan, unit produksi dll. Jumlah Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Klungkung sebanyak 39 koperasi dengan yang tidak aktif sebanyak 9 koperasi dan belum melaporkan RAT 18 koperasi. Untuk itu peneliti tertarik meneliti Koperasi Serba Usaha karena diantara seluruh jenis koperasi di Kabupaten Klungkung, Koperasi Serba Usaha memiliki koperasi yang paling banyak belum melaporkan RATnya. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas guna peningkatan kinerja koperasi serba usaha di Kabupaten Klungkung sehingga dapat berkembang seperti Koperasi Pasar Srinadi yang meraih banyak prestasi. Aktiva lancar sangat penting dalam perusahaan terutama dalam kegiatan operasionalnya. Aktiva lancar berputar setiap harinya dan dari perputaran aktiva tersebut diharapkan terdapat laba yang optimal sehingga profitabilitas perusahaan tercapai. Kebijakan perusahaan di dalam mengadakan aktiva lancar harus diperhitungkan dengan secermat mungkin agar tidak terjadi kelebihan investasi (over investment) pada aktiva tersebut. Apabila terjadi kelebihan investasi maka akan terdapat aktiva yang menganggur dan juga akan memperbesar biaya yang

13 dikeluarkan untuk pengadaaan dan pemeliharaan aktiva tersebut, sehingga akan memperkecil laba usaha perusahaan. Sering kali perusahaan seperti koperasi kurang cermat dalam memerhitungkan hal tersebut. Untuk dapat melihat perputaran aktiva lancar dalam suatu perusahaan, maka dapat digunakan perbandingan indikator antara aktiva lancar dengan total aktiva. Aktiva lancar yang dimaksud dalam koperasi adalah kas, surat-surat berharga, piutang usaha, piutang anggota, piutang karyawan, persediaan barang dagangan, biaya-biaya yang dibayar dimuka, perlengapan usaha dan lain-lain. Seperti yang diungkapkan Riyanto (2001:64), bahwa tingkat perputaran modal kerja dan aktiva lancar dapat pula dihitung dari neraca dan perhitungan laba rugi (income statement) Modal yang dipergunakan untuk kegiatan usaha ini disebut modal kerja. Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh koperasi untuk menyelenggarakan kegiatan operasional sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat dimana kas yang tersedia diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Periode perputaran modal kerja dipengaruhi oleh periode perputaran masing-masing komponen dari modal kerja tersebut (Riyanto, 2001:62). Lamanya periode perputaran tergantung sifat atau kegiatan operasi suatu koperasi. Perputaran modal kerja diharapkan terjadi dalam jangka waktu yang relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan cepat kembali. Perputaran modal kerja yang rendah bisa disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan, perputaran piutang, dan saldo kas yang terlalu besar (Munawir, 2012:80).

14 Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah perusahaan itu menanggung risiko. Menurut Munawir (2012:31), likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Secara umum pengertian likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah ilikuid. Wawan (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh efisiensi modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponen yang terdapat di bursa efek Indonesia, variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Berbeda pendapat dengan Wawan, Hakim (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, hutang dan likuiditas terhadap rasio profitabilitas perusahaan, hasil dari variabel likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan, terjadi ketidakkonsistenan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, log size, harga pasar saham dan lain-lain. Besar kecilnya perusahaan akan

15 mempengaruhi kemampuan dalam menanggung resiko yang mungkin timbul dari berbagai situasi yang dihadapi perusahaan. Perusahaan besar memiliki resiko yang lebih rendah dari pada perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pasar, sehingga mereka mampu menghadapi persaingan ekonomi. Selain itu perusahaan-perusahaan besar mempunyai lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan nilai perusahaan karena memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber-sumber informasi eksternal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Selain itu ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan, maka semakin dikenal oleh masyarakat yang artinya semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Bahkan perusahaan besar yang memiliki total aktiva dengan nilai aktiva yang cukup besar dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan (parasetyorini, 2013). Semakin besar suatu perusahaan maka kecendrungan penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Sering kali perusahaan-perusahaan kecil seperti koperasi tergeser oleh keberadaan perusahaan-perusahaan yang besar, sehingga koperasi sangat sulit berkembang. Pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan (Simorangkir, 1993) dalam Hapsari, (2007). Pertumbuhan laba yang baik, mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan, karena besarnya

16 dividen yang akan dibayar di masa akan datang saat bergantung pada kondisi perusahaan. Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang diperoleh. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar sehingga memberikan peluang lebih besar didalam menghasilkan profitabilitasnya. Porter (1980) dalam Hamid (2001), merumuskan bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualan yang tinggi. Semakin tinggi tingkat perputaran aktiva lancar, modal kerja, likuiditas, ukuran perusahaan dan pertumbungan koperasi menunjukan profitabilitas yang tinggi dicapai oleh koperasi semakin tinggi pula tingkat efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas maka potensi Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima juga makin besar atau dengan kata lain SHU yang diterima dalam jumlah yang banyak. Mengingat pentingnya SHU ini, maka pengurus koperasi dituntut untuk mampu meningkatkan kerjanya untuk memperoleh laba. Alternatif solusinya dengan mengatur tingkat perputaran aktiva lancar, modal kerja, likuiditas, ukuran perusahaan dan pertumbungan koperasi. Tingkat perputaran aktiva lancar, modal kerja, likuiditas, ukuran perusahaan dan pertumbungan koperasi tersebut diharapkan tinggi, sehingga SHU dan tingkat profitabilitas ekonomi dapat dicapai oleh koperasi. Atas dasar alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran

17 Perusahaan dan Pertumbuhan Koperasi Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Klungkung Tahun ). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah tingkat perputaran aktiva lancar berpengaruh terhadap profitabilitas di Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun ? 2) Apakah tingkat perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas di Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun ? 3) Apakah tingkat perputaran likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas di Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun ? 4) Apakah tingkat ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas di Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun ? 5) Apakah tingkat pertumbuhan koperasi berpengaruh terhadap profitabilitas di Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh dan membuktikan secara empiris tingkat perputaran aktiva lancar terhadap profitabilitas di Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun

18 2) Untuk mengetahui pengaruh dan membuktikan secara empiris tingkat perputaran modal kerja terhadap profitabilitas di Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun ) Untuk mengetahui tingkat pengaruh dan membuktikan secara empiris perputaran likuiditas terhadap profitabilitas di Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun ) Untuk mengetahui pengaruh dan membuktikan secara empiris tingkat ukuran perusahaan terhadap profitabilitas di Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun ) Untuk mengetahui pengaruh dan membuktikan secara empiris tingkat pertumbuhan koperasi terhadap profitabilitasdi Koperasi Serba Usaha Kabupaten Klungkung tahun Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan secara empiris tentang pengaruh tingkat perputaran aktiva lancar, tingkat perputaran modal kerja, likuiditas, ukuran perusahaan dan pertumbuhan koperasi pada profitabilitas koperasi serba usaha di Kabupaten Klungkung. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan wawasan mengenai pengaruh tingkat perputaran aktiva lancar, tingkat perputaran modal kerja,

19 likuiditas, ukuran perusahaan dan pertumbuhan koperasi pada profitabilitas koperasi serba usaha di Kabupaten Klungkung dan hasil penelitian ini diharakan mendukung teori sinyal. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pengurus Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Klungkung dalam rangka menetapkan kebijakan-kebijakan yang bersifat keuangan 1.5 Sistematika Penelitian Pembahasan skripsi ini disusunatas beberapa bab untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinci mengenai masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Adapun sistematika penyajian penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori yang mendukung penelitian, hasil penelitian sebelummnya yang terkait dan digunakan sebagai acuan dalam penelitian sekarang, serta rumusan hipotesis penelitian.

20 Bab III Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan suber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab ini diuraikan mengenai deskripsi hasil penelitian, hasil pengujian atas uji asumsi klasik serta pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini memuat simpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan.

21

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 25 tahun 1992 mendeskripsikan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tepat ditujukan terhadap koperasi. Undang-Undang No 17 Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. paling tepat ditujukan terhadap koperasi. Undang-Undang No 17 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki pandangan yang khusus terhadap perekonomian. Hal ini termuat dalam UUD 1945 Bab XIV Pasal 33 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak baik di bidang jasa, barang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional karena melalui pembangunan dapat dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional karena melalui pembangunan dapat dihasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan dewasa ini bidang ekonomi merupakan penggerak utama perekonomian nasional karena melalui pembangunan dapat dihasilkan sumber daya dan peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat diperlukan manajemen yang baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat diperlukan manajemen yang baik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Kemajuan perekonomian yang semakin baik di Indonesia menyebabkan munculnya banyak usaha besar maupun usaha kecil yang didirikan dan dikembangkan, pasti mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mengacu pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, maka cara yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk lembaga yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini, persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Ada beberapa faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Ada beberapa faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham (stock) merupakan salah satu alternatif investasi dapat menghasilkan keuangan dalam bentuk dividen dan capital gain. Apabila seorang investor membeli saham, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan pasar modal yang terjadi pada saat ini dapat menciptakan berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor. Disisi lain, perusahaan pencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian nasional Indonesia yang saat ini dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian nasional Indonesia yang saat ini dihadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional Indonesia yang saat ini dihadapi oleh dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat dan dinamis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, koperasi sebagai salah satu badan usaha penggerak perekonomian rakyat, turut ambil bagian dalam perkembangan pembangunan dibidang ekonomi, sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat berwujud laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan gambaran mengenai posisi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : YULIANA PRASMAWATI

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat menuntut koperasi / perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat menuntut koperasi / perusahaan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat menuntut koperasi / perusahaan untuk meningkatkan usahanya terutama menarik konsummen dengan memberikan pelayanan dan pengelolaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Merger dan akuisisi adalah salah satu tindakan strategis perusahaan untuk menjaga eksistensi dan mengembangkan usahanya. Dalam merger, entitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN KOPERASI DILIHAT DARI SEGI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS PADA PUSAT KOPERASI WARIS SURAKARTA DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian, hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. demikian, hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan sokoguru perekonomian Nasional diharapkan mampu bertahan terhadap berbagai goncangan yang terjadi di Indonesia. Kondisi perekonomian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi negaranya. Bagi negara yang pertumbuhan dan perkembangan ekonominya baik, tidak akan terlepas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian setiap Negara saling berhubungan dan memiliki tingkat ketergantungan yang mutualis. Artinya kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpaksa jatuh bangun, bahkan ada yang menutup perusahaan ditengah ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. terpaksa jatuh bangun, bahkan ada yang menutup perusahaan ditengah ketatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan yang bergerak dalam lingkungan dunia bisnis, sekarang ini tidak akan dapat terlepas dari persaingan untuk tetap bertahan. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tata perekonomian nasional terdapat tiga sektor kekuatan penggerak ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta dan koperasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi mempunyai peran penting dalam tercapainya kesejahteraan bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi dalam kegiatannya memiliki dua karakter yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya masyarakat bisa menilai dan mengukur keberhasilan suatu perusahaan dari kemampuan kinerja manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset

BAB I PENDAHULUAN. Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset lancar perusahaan yang sifatnya paling likuid, kas berada pada posisi teratas dalam

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

: AYU ASTREA NINGSIH B.

: AYU ASTREA NINGSIH B. ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Leverage, Earnings Volatility

Judul : Pengaruh Leverage, Earnings Volatility Judul : Pengaruh Leverage, Earnings Volatility dan Pajak Penghasilan pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 Nama : A. A. Istri Mega Cahyani NIM : 1215351167

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kemakmuran negara antara lain terlihat dari pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia terdapat tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum setiap perusahaan yang didirikan bertujuan untuk mencapai laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk

Lebih terperinci

NGAKAN PUTU TEJA HADINATA NIM

NGAKAN PUTU TEJA HADINATA NIM PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, LIKUIDITAS, DAN PERTUMBUHAN KOPERASI PADA RENTABILITAS EKONOMI DI KOPERASI PASAR SRINADI KLUNGKUNG TAHUN 2012-2014. SKRIPSI OLEH : NGAKAN PUTU TEJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

PROFITABILITAS EKUITAS DAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (Studi Empiris Pada KUD di Kabupaten Semarang)

PROFITABILITAS EKUITAS DAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (Studi Empiris Pada KUD di Kabupaten Semarang) SKRIPSI PROFITABILITAS EKUITAS DAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (Studi Empiris Pada KUD di Kabupaten Semarang) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS SEBAGAI SALAH SATU PENGUKUR TINGKAT EFISIENSI MODAL KERJA PADA KPRI KOPENDIK WONOGIRI TAHUN

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS SEBAGAI SALAH SATU PENGUKUR TINGKAT EFISIENSI MODAL KERJA PADA KPRI KOPENDIK WONOGIRI TAHUN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS SEBAGAI SALAH SATU PENGUKUR TINGKAT EFISIENSI MODAL KERJA PADA KPRI KOPENDIK WONOGIRI TAHUN 2005-2007 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Judul : Pengaruh Pengendalian Intern Kredit, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan pada Kemampulabaan Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Jessy Janawati NIM : 1306305045 Abstrak Lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnissaat ini berada dalam era globalisasi di iringi perkembangan teknologiyang semakin canggih dan memadai yang dapat dirasakan manfaatnya oleh semua orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ini tercermin dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan.

BAB I PENDAHULUAN. Ini tercermin dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini sudah tergolong sangat pesat. Ini tercermin dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan. Keadaan ini memaksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan suatu perusahaan yang ditinjau dari sudut pandang ekonomi adalah untuk memperoleh laba, menjaga kelangsungan hidup, dan kesinambungan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan kebutuhan yang layak dan memadai,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keuangan yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keuangan yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik, mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini begitu ketat dan kompetitif. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kesulitan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting untuk menunjang kesejahteraan rakyat. Dengan pembangunan ini, kemakmuran yang adil dan merata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat tercapai dan lebih unggul dari perusahaan lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat tercapai dan lebih unggul dari perusahaan lain dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari keuntungan untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan. Di Indonesia saat ini banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat mendorong pertumbuhan ekonomi yang dimana pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini dunia usaha dan indsutri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Perputaran piutang (Receivable Turnover) termasuk dalam rasio aktivitas. Menurut Hanafi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 2006-2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis, sehingga dalam menjalankan suatu usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada umumnya adalah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membiayai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membiayai kegiatan operasional dan pengembangan bisnisnya sehingga modal menjadi salah satu elemen penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang profit oriented maka tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari hutang. Dana yang diterima perusahaan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Disamping itu, kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Disamping itu, kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia globalisasi yang semakin meningkat dewasa ini, serta semakin banyaknya perusahaan sejenis yang bermunculan membuat dunia persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa tahun lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOFOOD T.bk YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005/2007

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOFOOD T.bk YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005/2007 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOFOOD T.bk YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005/2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian yang semakin baik di Indonesia menyebabkan munculnya banyak usaha besar maupun usaha kecil dimana usaha yang didirikan tersebut mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperbaiki dan menyempurnakan bidang usahanya agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperbaiki dan menyempurnakan bidang usahanya agar dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi perekonomian dunia menyebabkan peningkatan perkembangan dunia usaha di Indonesia. Perkembangan ini menimbulkan persaingan yang ketat, khususnya antarperusahaan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Operasional, dan Capital Adequacy Ratio

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Operasional, dan Capital Adequacy Ratio Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Operasional, dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kemampulabaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Gianyar Nama : A.A. Mirah Siswandari NIM : 1306305167

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi berkedudukan sebagai pilar perekonomian nasional dan sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan dan difungsikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Kun Muflihati dan Hening (2015) Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris dan membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka. keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka. keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi ekonomi global yang terus maju pada saat ini, akan dapat menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong manajer perusahaan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Jasman Syarifuddin Hasibuan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen. Dividen merupakan salah satu faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal atau mendapatkan laba sebesar besarnya. Ini diperlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. maksimal atau mendapatkan laba sebesar besarnya. Ini diperlukan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau organisasi akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pengaturan terhadap sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pengaturan terhadap sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara dalam menghadapi era globalisasi sangat perlu untuk melakukan suatu pengaturan terhadap sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Tujuan perekonomian Indonesia adalah mewujudkan. masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Tujuan perekonomian Indonesia adalah mewujudkan. masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu perekonomian Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan perekonomian Indonesia adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu

Lebih terperinci

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh:

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGANN TERHADAP LABAA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis antar perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis antar perusahaan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis antar perusahaan di Bursa Efek Indonesia semakin ketat. Hal ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan pasar

Lebih terperinci