BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
|
|
- Ade Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini berupa hasil jawaban dari pertanyaan penelitian dan tujuan awal dari penelitian yaitu bagaimana karakter Place kawasan, faktor-faktor apa saja untuk memperkuat Place kawasan dan arahan rancangan kawasan Jalan Pos, Kawasan Pasar Sudimampir dan Kawasan Kampung Sungai Baru untuk Banjarmasin Riverfront City. Adapun kesimpulan dari observasi dengan Variabel-Unit Amatan Penelitian tersebut diperoleh hasil penelitian, identifikasi, analisis dan pembahasan tentang Banjarmasin Riverfront City Dengan Pendekatan Placemaking yang menunjukkan bahwa pada tepian Sungai Martapura, sebagai berikut : Karakter Place kawasan 1. Bentuk Bangunan (Building Form/Figure Ground) Figure ground pada kawasan penelitian terutama permukiman sekitar tepian Sungai Martapura terlihat kumuh dan tidak teratur. Figure ground pada kawasan komersial (perdagangan dan jasa) didominasi solid daripada void yang terkesan penuh/padat dan tidak adanya ruang terbuka berupa place untuk publik. Tata bangunan di kawasan komersial berkisar 1 sampai 3 lantai, terkecuali bangunan pusat perbelajaan yang mencapai 5 lantai (Mitra Plaza dan Lima Cahaya). Bangunan yang didominasi dengan bentuk atap yang menerus/ menyambung antar bangunan. Orientasi dan fasad bangunan ke arah jalan darat daripada kearah sungai baik kawasan komersial (perdagangan dan jasa) maupun tempat tinggal (permukiman), dan adanya paradigma (pemikiran) penduduk sekitar kawasan penelitian lebih mengutamakan sesuatu yang efektif dan efisien. 150
2 2. Fungsi Lahan (Land Use) Fungsi lahan pada kawasan komersial (perdagangan dan jasa) berkisar 80 %, kawasan perkantoran pemerintahan 60 %, dan permukiman 40 %. Fungsi lahan pada kawasan Pasar Sudimampir dengan KDB antara 90 sampai 100 % tanpa adanya space yang tersisa, terkecuali jalan umum dan jalan lingkungan, bahkan area tertentu seperti pedestrian way dimanfaatkan sebagai tempat meletakkan barang dagangan. Kawasan permukiman sekitar tepian Sungai Martapura terlihat kumuh dan tidak teratur dikarenakan penduduk setempat lebih mengutamakan kemudahan dalam beraktifitas (bekerja). 3. Kegiatan Pendukung (Activity Support) Aktifitas/kegiatan dalam hal interaksi secara sosial dan budaya dalam kehidupan sehari-hari penduduk sekitar tepian Sungai Martapura mulai berkurang terutama dalam berkegiatan kehidupan sehari-hari cenderung melalui daratan daripada melalui jaringan perairan/sungai. 4. Sirkulasi (Linkage/Circulation) Sirkulasi moda transportasi sungai/air sekitar tepian Sungai Martapura mulai berkurang baik jaringan pergerakan manusia maupun barang, yang lebih mengutamakan moda transportasi darat. Hal ini dikarenakan semakin terhubungnya jaringan jalan darat baik dari kota Banjarmasin menuju antar kota Kabupaten, dan Provinsi, serta adanya paradigma penduduk dalam sirkulasi tentang moda transportasi darat yang lebih efisien waktu dan biaya. 5. Pandangan (Visual) Karakter visual (Place) di kawasan ini terutama akses berupa Mainentrance terutama jalan (daratan) dengan riverfront (perairan) terhalang oleh massa bangunan. Pattern (pengaturan elemen bangunan) dan garis pengikat facade (hubungan dan kesatuan deretan bangunan) dikawasan ini banyak dipengaruhi oleh keinginan pemilik bangunan untuk menunjukkan keberadaannya dan cenderung monoton. Alignment (Vertikal dan Horizontal), Setback hubungan ruang antara (transition space) antara indoor dan outdoor lebih mengutamakan 151
3 nilai komersial daripada ruang publik, Size and Shape (sudut pandang pengamatan), dan Skala dan Ketinggian bangunan (seluruh bidang penglihatan) didominasi oleh bentuk signage berupa baliho (Ballyhoo) dan papan reklame/iklan yang tidak proporsi dan tidak teratur sehingga kekuatan Place sebagai identitas suatu kawasan tepian Sungai Martapura cenderung terabaikan. 152
4 153
5 6.1.2 Faktor-faktor untuk memperkuat Place kawasan 1. Bentuk Bangunan (Building Form/Figure Ground) Figure ground pada kawasan komersial (perdagangan dan jasa) dengan penataan bentuk dan massa bangunan (solid ataupun void) yang lebih tertata dan teratur, serta lebih mengutamakan ruang terbuka/area hijau berupa place untuk publik. Orientasi dan fasad bangunan ke arah sungai sebagai upaya memperkuat dan mendukung keberadaan sungai baik kawasan komersial (perdagangan dan jasa) maupun tempat tinggal (permukiman). Kawasan Pasar Sudimampir terdapat bangunan yang memiliki nilai sejarah yang dapat menciptakan karakter yang khas dalam arsitektur terutama bangunan yang terdapat pada sisi Utara dan Selatan jalan Sudimampir. Bangunan yang memiliki nilai sejarah ini merupakan peninggalan kolonial Belanda, namun keberadaan bangunan disekitar kawasan ini tertutupi oleh baliho (Ballyhoo) ataupun papan reklame/iklan dan material bangunan yang baru dikarenakan adanya perubahan bentuk fasad dan fungsi dibeberapa bangunan. Keberadaan bangunan konservasi tersebut dapat direstorasi (mengembalikan bentuk bangunan sesuai kondisi fisik aslinya dengan cara memasang kembali ornament/elemen aslinya yang telah rusak ataupun hilang dan menghilangkan ornament/elemen tempelan ataupun tambahan) untuk memperkuat place kawasan. 2. Fungsi Lahan (Land Use) Fungsi lahan yang dengan penzoningan yang lebih tertata dan terarah baik pada kawasan komersial, Mixed use, dan kawasan permukiman sekitar tepian Sungai Martapura. Dan mengembalikan fungsi lahan pada tepian Sungai Martapura sebagai area ruang terbuka hijau. 3. Kegiatan Pendukung (Activity Support) Menghidupkan kembali budaya dan interaksi sosial berupa aktifitas/kegiatan sungai yang merupakan ciri khas kebudayaan dan tradisi dari kedaerahan penduduk sekitar dengan pengembangan potensi sungai dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan potensi sungai dengan menambah Atraksi ke sungai seperti festival budaya sungai dan lainnya. 154
6 4. Sirkulasi (Linkage/Circulation) Pengembangan potensi sungai dengan menambah aksesibilitas dan kejelasan ke sungai sebagai prasarana pergerakan baik untuk manusia maupun barang, dengan memperhatikan tingkat perkembangan, kualitas dan kuantitas serta antar jaringan penghubung dalam kawasan kota. Memperbaiki jaringan sirkulasi yang telah ada, meciptakan jaringan sirkulasi yang baru dan memperkuat jaringan antar sirkulasi dalam kawasan. 5. Pandangan (Visual) Karakter visual (Place) di kawasan ini dapat diperkuat dengan membuka Vista disekitar kawasan dengan cara pengurangan solid bangunan dengan lebih mengutamakan void sebagai space untuk publik, dengan membuka akses berupa Mainentrance terutama jalan (daratan) dengan riverfront (perairan) terutama pada kawasan Pasar Sudimampir, sehingga dapat memperkuat dan memperjelas karakter visual (Place) kawasan. Bentuk-bentuk bangunan dengan Pattern, Alignment (Vertical dan Horizontal), Setback hubungan ruang antara indoor dan outdoor, Size and Shape, Skala dan Ketinggian yang keterkaitan dengan kearifan lokal dan arsitektur tradisional terhadap keberadaan sungai dapat menciptakan visual yang menarik dan khas sebagai kekuatan Place yang menjadi identitas kawasan pada tepian Sungai Martapura. Hal ini dapat diperkuat dengan adanya kebijakan yang tertuang dalam peraturan pemerintah kota Banjarmasin dalam bentuk konsep dan rancangan kawasan. Pada kawasan kota Banjarmasin yang berbasis sungai terutama kawasan tersebut, diperlukan suatu kawasan agar tercipta Public Space menjadi Place, yang memiliki Value dengan kualitas didalamnya yang berguna bagi publik dan juga lingkungan sekitar, dan tentunya memperkuat karakter Place dengan pendekatan Placemaking untuk perkembangan dan pembangunan Kota Banjarmasin. Keberadaan suatu tempat (Place) yang berkualitas sangat dipengaruhi kegiatan/aktifitas didalamnya terutama Kawasan Jalan Pos, Kawasan Pasar Sudimampir dan Kawasan Kampung Sungai Baru yang merupakan Sub District, Central Business Distrit (CBD) Pusat Kota Banjarmasin menjadi lebih nyaman dan memberikan pengaruh Value positif terhadap aspek ekonomi, 155
7 sosial dan budaya bagi perkembangan dan pembangunan Kota Banjarmasin, dan ini merupakan salah satu langkah dalam meningkatkan pariwisata setempat kota Banjarmasin khususnya dan Kalimantan Selatan umumnya baik ditingkat domestik maupun mancanegara. Selain itu dapat meningkatkan perekonomian/ taraf kehidupan penduduk setempat dan sekitar, tentunya meningkatkan dan menambah nilai PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Banjarmasin. 6.2 Rekomendasi Rekomendasi kawasan penelitian untuk Banjarmasin Riverfront City Dengan Pendekatan Placemaking yang menunjukkan bahwa pada tepian Sungai Martapura terutama pada Kawasan Jalan Pos, Kawasan Pasar Sudimampir dan Kawasan Kampung Sungai Baru, antara lain : 1. Fungsi lahan (Land use) pembagian Segment/zoning berupa spot-area, guna memperkuat dan mendukung Place kawasan tepian Sungai Martapura seperti Spot rekreasi dan bermain keluarga, Amphitheater, wisata kuliner, kampung wisata berupa kampung ketupat sekitar kawasan, Rumah Lanting, dermaga apung, gedung galeri adat-budaya Banjar dan prasarana penunjang lainnya, selain itu diperlukan adanya event festival budaya tahunan dengan packaging yang menarik di sekitar kawasan tersebut untuk meningkatkan ketertarikan penduduk baik domestik maupun mancanegara. 2. Sirkulasi (Linkage/Circulation), diperlukan adanya manajemen dan rekayasa lalu lintas dari Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin dan kesadaran penduduk dalam mentaati peraturan untuk moda transportasi darat agar tidak terjadi crowding dan kemacetan. Sedangkan untuk kawasan komersial terutama para pedagang diperlukan suatu sistem manajemen dan koordinasi dengan Dinas Pengelola Pasar dalam hal waktu ataupun tempat dalam parkir kendaraan angkutan umum atau pribadi dan melakukan bongkar muat barang agar tidak terjadi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas baik di jalan arteri primer, jalan arteri sekunder, jalan kolektor ataupun jalan lingkungan sekitar kawasan. Selain itu diperlukan adanya manajemen dan rekayasa lalu lintas dari Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin dan Pemerintah Kota Banjarmasin berupa 156
8 program/himbauan ataupun anjuran yang lebih menarik dan unik untuk Penduduk sekitar Kota Banjarmasin dan wisatawan untuk mengajak dan menumbuhkan kembali kesadaran dan rasa kecintaan terhadap moda transportasi air/sungai dan lingkungan, hal ini dapat juga mengurangi tingkat terjadinya crowding dan kemacetan lalu lintas di darat. Contohnya pembangunan dermaga apung air/sungai dengan sarana pendukung yang lengkap, nyaman dan aman, serta diberikan voucher gratis dan rewards dalam durasi tertentu untuk penggunaan moda transportasi air/sungai. 3. Pandangan (Visual) kawasan berupa akses jalan, bangunan dan air/sungai terlihat mudah, jelas dan nyaman, fasad bangunan dengan cara perpaduan antara kearifan lokal (unsur setempat), arsitektur tradisional dan modern, agar tetap terjaga dan terpelihara dengan baik tentunya memperkuat Place kawasan. Selain itu Kawasan tepian sungai merupakan potensi alam yang secara visual dapat dikembangkan dan dibangun serta dijadikan sebagai sarana ataupun wadah wisata air/sungai, contohnya bangunan gedung dengan menggunakan atap ataupun ornament tradisional (Pattern/ritme ABA-ABA ataupun sebaliknya) dan antar bangunan dihubungkan dengan Pedestrian way ataupun Promenade dengan Plaza yang dapat difungsikan untuk berjalan santai, jogging track ataupun disatukan dengan jalan setapak (pathway), vegetasi dan pergola berbahan fiber yang tembus pandang, kemudian wisatawan dapat menyusuri tepian Sungai Martapura dan kanal-kanal dengan menggunakan perahu/klotok, sampan/jukung untuk menikmati keindahan dan panorama kawasan tersebut, dan sosial-budaya kehidupan sehari-hari penduduk sekitar. Dan tentunya dengan Skala dan Proporsi yang terarah dan teratur terhadap kawasan tersebut. Arahan dan konsep Guideline design berupa Riverfront Eco-Belt dapat dijadikan sebagai alternatif rancangan dalam integration kawasan (menyatukan) antar zona/spot setiap kawasan berupa Promenade dan wisata moda transportasi jaringan air/sungai yang menghubungkan setiap kawasan, serta dengan menampilkan keunikan ataupun kekhasan masing-masing dan didukung tersedianya area parkir serta sarana prasarana penunjang lainnya di setiap zona/spot kawasan tersebut. 157
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Intisari... vi Abstract... vii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xi BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciRENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL
RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL Rencana Lanskap Berdasarkan hasil analisis data spasial mengenai karakteristik lanskap pemukiman Kampung Kuin, yang meliputi pola permukiman, arsitektur bangunan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.2. Tipologi kota-kota perairan di Pulau Kalimantan Sumber: Prayitno (dalam Yudha, 2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota-kota di Pulau Kalimantan memiliki kaitan yang erat terhadap sungai. Hal ini dikarenakan kota-kota tersebut merupakan kota yang mengalami perkembangan dari jejalur
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinci2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).
Oleh: Zaflis Zaim * Disampaikan dalam acara Sosialisasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Hotel Sapadia Pasir Pengaraian, 21 Desember 2011. (*) Dosen Teknik Planologi, Program Studi Perencanaan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa, didapatkan faktor-faktor pembentuk karakter fisik ruang jalan dan kualitas karakter fisik pada Perempatan Ring Road Condong Catur
Lebih terperinci6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan
6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan Hasil dalam perubahan kawasan dapat dilihat berdasarkan teori-teori yang digunakan pada perencanaan ini. Dalam hal perancangan kawasan ini menggunakan teori yang sangat
Lebih terperinciPERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri
BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Redevelopment atau yang biasa kita kenal dengan pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari,
Lebih terperinciBab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian mengenai elemen ROD pada kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: -
Lebih terperinciBAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI
BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI Bab ini memberikan arahan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kawasan studi, dengan membawa visi peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa
Lebih terperinciVI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN
VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pengembangan kawasan pesisir Barat Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai kawasan wisata yang diharapkan dapat menjadi salah satu sektor andalan dan mampu untuk memberikan konstribusi
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman Jalan merupakan salah satu ruang publik dalam suatu kawasan yang memiliki peran penting dalam
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN
BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN 6.1 Potensi Wisata yang dapat ditemukan di Kampung Wisata Batik Kauman Dari hasil penelitian dan analisis terhadap Kampung Wisata Batik Kauman didapatkan kesimpulan
Lebih terperinciKAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Arjuna terletak pada bagian Barat Kota Bandung ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Bandung (RTRW Kota Bandung 2003-2013).
Lebih terperinciCitywalk Kalimas di Surabaya
JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1, (2012) 1-8 1 Citywalk Kalimas di Surabaya Catherine Susanto W. dan Rony G. Sunaryo, S.T., M.T. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciThe Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S
The Via And The Vué Apartment Surabaya Dyah Tri S 3107 100 509 Apartemen sebagai pemenuhan kebutuhan manusia akan hunian sebagai tempat untuk berteduh, untuk tinggal dan melakukan kegiatan harus memiliki
Lebih terperinci3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari
BAB 5 KESIMPULAN 5.1. Kriteria desain arsitektur yang sesuai untuk masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan Setelah mengkaji desa labang secara keseluruhan dan melihat teori -teori pengembangan tentang
Lebih terperinciPerencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)
Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG) Kilas balik Komponen Rancangan Permen PU no 06/2007 tentang Pedoman Umum RTBL, dengan penyesuaian 1. Struktur peruntukan lahan ( bangunan)
Lebih terperinciELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA
ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA Tataguna Lahan Aktivitas Pendukung Bentuk & Massa Bangunan Linkage System Ruang Terbuka Kota Tata Informasi Preservasi & Konservasi Bentuk dan tatanan massa bangunan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah kota, sebagai untuk mengebumikan jenazah makam juga
Lebih terperinciKriteria Khusus Untuk Perancangan Kampung Wisata Berwawasan Lingkungan Di Daerah Perbatasan
Kriteria Khusus Untuk Perancangan Kampung Wisata Berwawasan Lingkungan Di Daerah Perbatasan Peningkatan kualitas lingkungan (prinsip pembangunan berwawasan lingkungan) Pelayanan Terhadap Masyarakat (perbaikan
Lebih terperinciHIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA
HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA KEDUDUKAN PERENCANAAN TATA RUANG DALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, dimana berasal dari kata pedos yang berarti kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Perancangan Kota (Kawasan) 1. Roger Trancik, 1986 Merancang kota (kawasan) menurut Trancik (1986), adalah tindakan untuk menstrukturkan ruang-ruang di kota tersebut
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN V.1 Strategi Karena batasan luas yang besar maka pengembangan kawasan kerajinan gerabah membutuhkan pembagian pengembangan menjadi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinci6.1 Peruntukkan Kawasan
6.1 Peruntukkan Kawasan BAB VI RBAN DESIGN GIDELINES Peruntukan kawasan di Sempadan Sungai Jajar ditentukan dengan dasar : 1. Hasil analisis zoning 2. Karakteristik penggunaan lahan Peruntukkan kawasan
Lebih terperinciHOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR - 36 Periode Januari Juni 2011 HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Diajukan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciGedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta mengalami permasalahan rumit sebagaimana halnya dialami kota-kota besar lainnya di dunia. Harus diakui betapa sulit menyediakan kebutuhan akan ruang untuk menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Air merupakan sumber kehidupan dan penghidupan, sekaligus melengkapi kehidupan manusia dan seluruh flora dan fauna yang ada di bumi. Air selain menopang kehidupan secara
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berawal ketika Pemerintah Kota Semarang memindahkan beberapa PKL dari kawasan Stasiun Tawang, Jl Sendowo, dan Jl. Kartini pada awal dekade 80-an. Beberapa PKL tersebut
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciBAB 5 REVITALISASI KAWASAN ARJUNA
BAB 5 REVITALISASI KAWASAN ARJUNA 5.1 Strategi Penataan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya Kawasan Arjuna terdiri atas bagian-bagian kawasan ( cluster ) yang beragam permasalahan dan potensinya.
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA
BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA Dalam pembahasan bab ini akan menjelaskan persepsi dan preferensi masyarakat, analisis gap dan analisis kuadran. Dari hasil
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA
BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam beraktivitas di ruang kota pasti akan disajikan pemandangan yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan menjadi bagian
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE
BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. masyarakat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap data di lapangan dan kuesioner masyarakat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Elemen yang menjadi identitas
Lebih terperinciREDESAIN PASAR KOTA KLATEN 3 LANTAI
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PASAR KOTA KLATEN 3 LANTAI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : SARI DEWI YUSNAWATI
Lebih terperincimempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan
Lebih terperinciUrban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)
Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciPENGEMBANGAN WISATA GOA GONG Di PACITAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN WISATA GOA GONG Di PACITAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : LILIK BAYU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai sebuah kota yang terletak pada kawasan pantai utara Jawa memiliki berbagai potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan. Sesuai dengan Peraturan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai merupakan salah satu bentuk badan air lotik yang bersifat dinamis yang berguna bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sungai memiliki fungsi ekologis yang dapat
Lebih terperinciPenerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan Suci Febriyani (1), Agus Ekomadyo (2), Hari Hajaruddin Siregar (3) (1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciKAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat)
KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat) Bambang Supriyadi ABSTRAKSI Kota Semarang merupakan salah satu kota yang banyak memiliki ruang-ruang kota yang pertumbuhannya berawal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode perancanagan. Latar belakang merupakan dasar pemikiran awal yang diambilnya judul Penataan Kawasan Obyek Wisata
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK
26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI VI.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis temuan lapangan dan temuan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai karakter visual penggal jalan alun-alun Selatan-Panggung
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Merumuskan konsep penataan koridor Kalimas berdasar roh lokasi (spirit of place) bertujuan untuk menghidupkan kembali roh lokasi (spirit of place) kawasan tersebut.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar Isi... i
DAFTAR ISI Halaman Depan Halaman Pengesahan Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi... i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Penelitian... 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi
Lebih terperinciPRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION
TUGAS AKHIR PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION ARSITEKTUR HIJAU DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1 SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH : IMAM ZULFIKAR FAJRI
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab I. Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang beragam tidak terlepas dari berbagai aktifitas yang membutuhkan tempat untuk mewadahinya. Dalam arsitektur sering dikenal istilah space, atau
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Studi Elemen Preservasi Kawasan Kota dengan studi kasus Koridor Jalan Nusantara Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun diantaranya menghasilkan beberapa kesimpulan:
Lebih terperinciAPARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota metropolitan kedua setelah Jakarta dan saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota yang sudah maju di bidang industri, maupun perdagangan.
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN HUTAN KOTA
VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL
KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL Konsep Lanskap Total Konsep total dari perancanaan ini adalah menata apa yang ada saat ini dan mengendalikan tapak sedemikian rupa untuk mencegah penggunaan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur
Lebih terperinciBab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas
Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas VI.1 Simulasi Rancangan Rancangan kawasan TOD Dukuh Atas merupakan hasil akhir dari penulisan tesis ini. Hasil rancangan memperlihatkan bahwa kawasan ini
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Selatan, pemerintah telah membuat kebijakan dan program yang tertuang dalam
Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pemilihan Kasus Kota Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Selatan, mempunyai tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang publik merupakan tempat berinteraksi bagi semua orang tanpa ada batasan ruang maupun waktu. Ini merupakan ruang dimana kita secara bebas melakukan segala macam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront
BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6
Lebih terperinci2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung telah mengalami perkembangan pesat sebagai kota dengan berbagai aktivitas yang dapat menunjang pertumbuhan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang
Lebih terperinciPelabuhan Teluk Bayur
dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dengan adanya pemekaran Propinsi Riau, maka pada tahun 1999 terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat pemerintahan. Sebagai kabupaten yang sedang
Lebih terperinciREVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN
REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN Alderina 1) Fransisco HRHB 2) ABSTRAKSI Tujuan penelitian ; mengetahui karakteristik dan potensi Pedagang Kaki Lima di kawasan
Lebih terperinciPASAR IKAN DAN PASAR FESTIVAL IKAN DI SUNDA KELAPA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR IKAN DAN PASAR FESTIVAL IKAN DI SUNDA KELAPA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN
BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN SELATAN 2.1.1. Kondisi Wisata di Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan merupakan salah
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, metode analisis data serta metode penyajian hasil analisis data.
BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu optimalisasi peran dan fungsi ruang publik Taman Sungai Kayan kota Tanjung Selor Kalimantan Utara, maka diperlukan penajaman metode penelitian
Lebih terperinciPERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III
BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111
Lebih terperinciPENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN Diajukan oleh
Lebih terperinciBAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data
BAB II Analisa yang Mewujudkan Art Deco Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data data yang telah lengkap dan akurat merupakan tahap tahap yang harus dilalui penulis sebelum
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus
Lebih terperinci