BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi

1 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Merumuskan konsep penataan koridor Kalimas berdasar roh lokasi (spirit of place) bertujuan untuk menghidupkan kembali roh lokasi (spirit of place) kawasan tersebut. Hal terpenting dari perumusan konsep tersebut adalah identifikasi roh lokasi dan memahami kondisi perubahan yang terjadi di masa sekarang. Sehingga di dapat kepastian tentang potensi pengembangan penataan koridor dengan menggunakan roh lokasi kawasan itu sendiri. Roh lokasi sebagai bahan yang menjadi dasar dalam merumuskan konsep penataan yang dimiliki oleh koridor Kalimas adalah sebagai berikut : 1. Makna atau simbolisme, yang menyangkut banyak aspek dan sangat kompleks, seperti wujud bangunan atau lingkungan yang muncul karena interaksinya dengan masyarakat/pemakai atau karena aspek fungsional dapat diwujudkan oleh peran dan fungsi sungai. Fungsi Kalimas menjadi sangat penting mengingat fungsi kawasan adalah kawasan perdagangan. Fungsi perdagangan disini menjadi sangat menarik disebabkan oleh keterikatan kegiatan ini dengan sungai yang ada di dekat sebagai sarana pengangkutan barang dagangan mereka. Kegiatan bongkar muat barang dagangan menjadi hal yang menarik dan istimewa disebabkan kegiatan ini secara spesifik hanya dilakukan di kawasan sungai dan tidak dapat dilakukan ditempat lain. Pemandangan menjadi sangat menarik oelh kesibukan para pedagang dalam membongkar muatan dimana sungai menjadi latar belakang pemandangan kegiatan ini. Makna kawasan yang lain adalah keistimewaan sejarah oleh perang kemerdekaan yang pernah dilakukan di kawasan ini. Peristiwa sejarah tersebut menjadi hal yang istimewa bagi kawasan dan menambah dan memperdalam karakter kesan konservasi kawasan. 2. Aktivitas dan fungsi-fungsi lokal unik yang merupakan gambaran terhadap interaksi antara manusia dan tempat, bangunan dan lingkungan, serta sistem budaya masyarakat di koridor Kalimas Ruas Jembatan Semut-Jembatan Merah 145

2 dan Jembatan Merah-Jembatan Petekan adalah aktivitas yang berhubungan dengan keberadaan sungai, tepiannya dan bangunan yang ada di sepanjang tepiannya. Kegiatan tesebut meliputi bagaimana masyarakat memanfaatkan keberaadan Kalimas dan bagaimana masyarakat pengguna tersebut memperlakukan sungai sebagai hal yang sangat berperanan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kegiatan tersebut menjadi hal yang khusus mengingat keberadaan sungai menjadi hal yang sangat utama dan banyak berpengaruh bahkan ada kebergantungan terhadap kelancaran kegiatan masyarakat yang berada di tepiannya. Pemanfaatan Kalimas dalam memenuhi kegiatan masyarakat tersebut adalah sebagai : a. sarana transportasi air b. sarana pembuangan saluran kota c. sarana bahan baku air minum d. dermaga di banyak titik di sepanjang tepiannya e. sarana jalan dan sirkulasi di sepanjang tepiannya yang sekaligus berperanan sebagai precint bagi dermaga yang ada di banyak titik di sepanjang tepiannya. 3. Keistimewaan fisik dan tampilan di koridor Kalimas Ruas Jembatan Semut- Jembatan Merah dan Jembatan Merah-Jembatan Petekan, diperlihatkan oleh : a. style bangunan di sepanjang Koridornya adalah neoklasik, vernakular dan modern. b. orientasi bangunan ke arah Kalimas atau ke Kalimas dan ke jalan c. ketinggian bangunan yang rata antara 1-2 dan 2-3 lantai. d. set back atau garis sempadan bangunan nol meter. Keistimewaan aspek fisik ini sangat spesifik dikarenakan posisi koridor berada di tepian sungai dan bangunan pengisi adalah bangunan konservasi. Keistimewaan ini berpotensi sebagai kondisi khusus yang dapat memberikan keutamaan kekhasan Kota Surabaya, sebagai kota dengan sungai dan sejarah kotanya yang berasal dari sungai. Keistimewaan fisik yang dipunyai oleh bangunan yang berada ditepiannya tersebut diatas telah menunjukkan keistimewaan koridor Kalimas khususnya Ruas Jembatan Semut-Jembatan Merah dan Jembatan Merah-Jembatan Petekan. 146

3 Keistimewaan keberadaan bangunan tidak hanya terletak pada bangunan itu sendiri tetapi juga menyangkut penempatannya. Secara fisik ada hubungan antara sungai dengan bangunan yang ada ditepiannaya. Arah orientasi dan posisi bangunan terhadap sungai, dimana jarak antara sungai dengan bangunan hanya dipisahkan oleh jalan, sehingga bisa dikatakan bahwa jalan menjadi penghubung antara bangunan dengan sungai, karena jalan juga berfungsi sebagai precinct. Perubahan yang kemudian terjadi adalah disebabkan oleh berubahnya fungsi Kalimas sebagai pusat dan orientasi kegiatan masyarakat yang ada ditepiannya. Intaraksi sungai dengan bangunan di tepiannya tidak lagi ada. Kegiatan yang terjadi tidak menghubungkan antara sungai dengan bangunan yang ada di tepiannya. Rumusan konsep yang kemudian dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Mempertahankan makna Kawasan 2. Menghidupkan kembali aktivitas khusus yang menghubungkan sungai dengan tepiannya. 3. Mempertahankan pola tatanan kawasan 4. Mempertahankan bentuk bangunan sesuai dengan bangunan peninggalan yang ada. Penjelasan dari konsep penataan Koridor Kalimas tersebut diatas adalah sebagai berikut : Makna Kawasan dipetahankan, sehingga aktivitas yang memaknai koridor dihidupkan kembali, dan pola penataan yang dipertahankan mengharuskan bangunan harus mempunyai gaya Vernakular, Neoklasik dan Modern dan berorientasi ke sungai, meletakkan bangunan di tepi jalan (pemunduran nol meter) serta mempunyai harmonisasi ketinggian bangunan yang sama rata, tidak ada klimaks dan antiklimaks. Dengan demikian perubahan fungsi kawasan dan fungsi bangunan tidak mempengaruhi roh lokasi (spirit of place). 147

4 Detail pelaksanaan dalam penataan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mempertegas makna kawasan, dibuatkan gerbang kawasan yaitu : - Dibuat desain taman di sisi seberang sungai dari taman Jayengrono, sehingga Kalimas diapit oleh taman yang berfungsi sebagai gerbang Kalimas ke arah utara dan sekaligus kearah Selatan. - Dibuat desain dermaga dan tempat duduk-duduk seperti bentuk shelter trem listrik di jalan Jembatan Merah, untuk pintu gerbang Jembatan Merah sebelah selatan. 2. untuk menghidupkan aktivitas sungai dengan bangunan di tepiannya : - mengalokasikan lahan di belakang Jembatan Merah Plaza sebagai kawasan pasar dan kali lima. - Membuat sungai sebagai kawasan wisata air, sehingga dermagadermaga yang ada dapat di manfaatkan kembali. - Membangun panggung gembira di sekitar lokasi pasar dan wisata air sebagai fasilitas yang akan menarik minat masyarakat untuk datang. 3. untuk mempertahankan pola tatanan bangunan di tepiannya : - pembangunan bangunan baru harus sesuai dengan pola yang sudah ada. Pengembangan pola tatanan baru dihindari. - Orientasi bangunan ke Kalimas, pemunduran bangunan nol meter dan ketinggian bangunan 2-3 lantai. 4. untuk mempertahankan gaya dan fasade bangunan yang ada di tepiannya : - fasade bangunan dan gaya bangunan vernakular, neoklasik atau modern Saran Penelitian ini membahas pada peran Kalimas dengan batasan keilmuan urban design, waterfront dan heritage. Beberapa materi yang seharusnya menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari pembahasan kasus yang diangkat dalam penelitian ini tidak dibahas, mengingat batasan penelitian dalam ranah ilmu urban design. Dengan demikian saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 148

5 a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap bangunan-bangunan yang ada di Koridor Kalimas untuk mengidentifikasikan sekaligus memberikan rekomendasi cagar budaya. Hal ini perlu dilakukan mengingat masih banyaknya bangunan kuno yang mempunyai sejarah perkembangan arsitektur dan dalam kondisi masih asli namun tidak terpelihara. Nilai sejarah perkembangan arsitektur pada bangunan, permukiman dan kawasan khusus masih sangat luas untuk dapat digali. Dengan demikian koridor Kalimas dapat tetap dipertahankan keadaannya bahkan dapat dihidupkan kembali. b. Konsep penataan Koridor Kalimas berdasar roh lokasi (spirit of place) yang telah dibahas pada bab sebelumnya membutuhkan banyak dana dan tenaga sehingga memerlukan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat serta kerjasama dengan developer atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pengembangan dan pembangunan kawasan. Peran serta banyak pihak sangat diperlukan agar konsep ini dapat berjalan. c. Dukungan dan kerjasama pemerintah dengan memberikan insentif dan disentif terhadap pemeliharaan bangunan bersejarah. 149