Connecting Diversity. Laporan Tahunan 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Connecting Diversity. Laporan Tahunan 2013"

Transkripsi

1 Connecting Diversity Laporan Tahunan 2013

2 Entitas Anak Daftar Isi PT Aero Wisata (Aerowisata) 1 Pembuka 130 Tinjauan Pendukung Bisnis 239 Data Perusahaan Bidang Usaha: Industri pariwisata dan hospitality, antara lain perhotelan, jasa boga, transportasi darat dan keagenan serta tours & travel. 2 Memberikan perjalanan yang lebih nyaman untuk menikmati keindahan Indonesia 4 Menghubungkan Anda dengan lebih banyak destinasi di dunia 6 Tentang Garuda Indonesia 10 Ikhtisar Keuangan & Operasional 13 Ikhtisar Saham 16 Peristiwa Penting Sumber Daya Manusia 140 Teknologi Informasi 144 Procurement Tata Kelola 148 Perusahaan 150 Tata Kelola Perusahaan 374 Profil Dewan Komisaris 376 Profil Direksi 380 Pejabat Senior 384 Direktur Utama Entitas Anak 386 Pejabat Kantor Cabang 388 Struktur Organisasi 390 Perkembangan Armada 392 Armada 394 Alamat Kantor Cabang 400 Surat Pernyataan Anggota Dewan PT Abacus Distribution Systems Indonesia (Abacus DSI) Bidang Usaha: Penyedia jasa teknologi informasi meliputi bidang jasa sistem komputerisasi reservasi. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) 26 Penghargaan & Sertifikasi 32 Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan 34 Strategi 2013 Tanggung 220 Jawab Sosial Perusahaan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2013 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. 38 Laporan Dewan Komisaris 44 Laporan Direksi 222 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bidang Usaha: Jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk engine dan komponennya. PT Aero Systems Indonesia (Asyst) 53 Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Laporan 234 Keuangan Konsolidasian 54 Industri 58 Komersial 70 Operasional 82 Layanan 92 SkyTeam 96 New Passenger Service System (PSS) 98 SBU & Entitas Anak 120 PT Gapura Angkasa 122 Tinjauan Keuangan 234 Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 Dan Laporan Auditor Independen Bidang Usaha: Jasa konsultasi dan rekayasa sistem teknologi informasi serta jasa pemeliharaan bagi perusahaan penerbangan maupun industri lain. PT Citilink Indonesia Bidang Usaha: Jasa angkutan udara niaga berbiaya murah (low cost airline).

3 Laporan Tahunan Connecting Diversity Tahun 2013 merupakan tahun Network Expansion dalam strategi Quantum Leap Pada tahun tersebut, Garuda Indonesia melakukan investasi berupa penambahan jumlah dan tipe pesawat, serta pembukaan destinasi dan rute baru. Pada akhir tahun 2013, Garuda Indonesia juga telah menyelesaikan persiapan akhir untuk bergabung dengan aliansi global SkyTeam di awal tahun Strategi yang dilakukan Garuda Indonesia tersebut semakin mengukuhkan langkah untuk terus tumbuh dan mendominasi pasar full service carrier di Indonesia, serta sebagai global player. Dengan memberikan lebih banyak pilihan destinasi kepada penumpang, Garuda Indonesia menghubungkan keanekaragaman potensi budaya, sosial dan ekonomi antara Indonesia dan dunia internasional.

4 2 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Memberikan perjalanan yang lebih nyaman untuk menikmati keindahan Indonesia Garuda Indonesia membuka akses untuk menjelajahi beragam keindahan alam dan keunikan budaya yang menjadi daya tarik wisata di kepulauan Indonesia.

5 3 Garuda Indonesia mulai mengoperasikan pesawat turboprop ATR pada tahun 2013 untuk melayani penerbangan rute jarak pendek dan remote area di Indonesia. Pesawat dengan sub-brand Explore ini melengkapi pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen sub-brand Explore-Jet yang telah dioperasikan sejak tahun Melalui pengoperasian tipe pesawat ini, Garuda Indonesia terus meningkatkan konektivitas wilayah Indonesia serta mengembangkan jaringan penerbangan ke wilayah-wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan tujuan wisata baru di Indonesia. 44 dalam Destinasi di negeri 5 Balikpapan, Hub di Medan, Surabaya, Denpasar Makassar

6 4 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Menghubungkan Anda dengan lebih banyak destinasi di dunia Berbagai keunikan di dunia kini menjadi lebih dekat dan mudah dijangkau melalui kerjasama internasional Garuda Indonesia.

7 5 Pada Desember 2013, Garuda Indonesia telah terbang ke 20 destinasi internasional di Asia, Australia, Timur Tengah, dan Eropa. Selain itu, Garuda Indonesia juga melayani 26 destinasi internasional melalui kerjasama code share dengan berbagai maskapai dunia, termasuk Etihad Airways. Garuda Indonesia akan bergabung dengan aliansi global SkyTeam sebagai anggota ke-20, pada 5 Maret 2014, yang akan membuka jalan untuk terbang ke destinasi SkyTeam di 178 negara. Sebagai persiapan bergabung dengan SkyTeam, Garuda Indonesia sejak Juni 2013 telah berhasil mengimplementasikan Passenger Service System (PSS) ALTEA, yang terintegrasi dengan platform yang digunakan di aliansi maupun mitra code share. 20 Destinasi Internasional 14 Code Share Agreement

8 6 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tentang Garuda Indonesia Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, Perusahaan terus mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia. Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama Indonesian Airways dilakukan pada 26 Januari Pada tahun yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo Garuda Indonesian Airways, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways. Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi Perusahaan Negara. Pada masa itu, Perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC-3, 8 pesawat laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada Perusahaan terus berkembang, dimana untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah pada tahun Perjalanan terbang ke kawasan Eropa dimulai Garuda Indonesia pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam. Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasi dan restrukturisasi besar-besaran di sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat. Selain itu, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan Pesawat di Bandara Internasional Soekarno- Hatta pada masa itu. Di awal tahun 1990, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga tahun Jumlah armada juga terus ditingkatkan sehingga Garuda Indonesia menjadi salah satu dari 30 besar maskapai penerbangan di dunia.

9 7 Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan Perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia. Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari Perusahaan resmi menjadi perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Pebruari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalui kerja keras serta dedikasi berbagai pihak. Per 31 Desember 2013, struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia sebagai Emiten dan Perusahaan publik adalah Negara Republik Indonesia (69,14%), karyawan (0,4%), investor domestik (24,34%), dan investor internasional (6,12%).

10 8 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tentang Garuda Indonesia Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis Perusahaan induk, yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, dan PT Citilink Indonesia. Dalam menjalani kegiatan operasionalnya, Perusahaan didukung oleh orang karyawan, termasuk orang siswa yang tersebar di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. Garuda Indonesia group pada 31 Desember 2013 mengoperasikan 140 pesawat yang terdiri dari 2 pesawat Boeing , 7 pesawat Airbus A , 11 pesawat Airbus A , 7 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 65 pesawat Boeing NG, 12 pesawat CRJ1000 NextGen, 2 pesawat ATR72-600, 4 pesawat Boeing ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A , 5 pesawat Boeing serta 1 pesawat Boeing Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel, Garuda Indonesia saat ini melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan yang terdiri dari 44 kota di area domestik dan 20 kota di area internasional. Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan akan jasa industri penerbangan, Garuda Indonesia terus mengembangkan jaringan penerbangannya hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah Timur Indonesia. Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, saat ini Garuda Indonesia juga melaksanakan perjanjian code share dengan 14 maskapai internasional. Selain itu, mulai 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam, sebagai bagian dari program pengembangan jaringan internasionalnya. Dengan bergabung dalam SkyTeam, pengguna jasa Garuda Indonesia dapat terhubung ke destinasi di 178 negara yang dilayani oleh seluruh maskapai Armada 2013 Garuda Indonesia Citilink Jenis Pesawat Jumlah Jenis Pesawat Jumlah Boeing Airbus A Airbus A Boeing Airbus A Boeing Boeing 737 Classic (seri 300/500) 7 Boeing NG 65 Bombadier CRJ1000 NextGen 12 ATR Boeing ER 4 Total

11 9 penerbangan anggota SkyTeam dengan total lebih dari penerbangan per hari. Selain itu, para pengguna jasa Garuda Indonesia juga dapat memperoleh akses ke 564 lounges terbaik SkyTeam terbaik di seluruh dunia. Selain itu dengan masuknya Garuda Indonesia ke dalam SkyTeam juga akan menguatkan Indonesia dalam peta Air Travel dunia. Seiring dengan peningkatan kinerja di berbagai aspek operasional dan layanan yang dilaksanakan, Garuda Indonesia meraih apresiasi dan penghargaan dari berbagai lembaga nasional maupun internasional. Pada tahun 2012, Garuda dinobatkan sebagai The Best International Airline oleh lembaga riset Roy Morgan di Australia, serta The World s Best Regional Airline oleh Skytrax, lembaga pemeringkat airline yang berkedudukan di London, dalam ajang pameran kedirgantaraan Farnborough Airshow. Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan layanan kepada pengguna jasa, Garuda Indonesia memperkenalkan layanan khas Garuda Indonesia Experience, yang menghadirkan keramahtamahan, budaya, dan segala hal terbaik dari Indonesia melalui kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk diimplementasikan dalam layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post- journey. Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai yang terdaftar sebagai IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator dan menerapkan standar keamanan dan keselamatan yang setara dengan maskapai internasional besar anggota IATA lainnya. Garuda Indonesia menerima sertifikat IOSA pada tahun 2008 lalu. Selanjutnya, dalam pameran kedirgantaraan Paris Air Show Juni 2013 lalu, Garuda Indonesia juga memperoleh penghargaan The World s Best Economy Class dan Best Economy Class Airline Seat, serta masuk dalam jajaran The World s Top 10 Airlines. Selain itu, pada acara Passenger Choice Award 2013 yang diselenggarakan pada September 2013 di Anaheim, California, Amerika Serikat, oleh Airline Passenger Experience Association (APEX), asosiasi peningkatan layanan penerbangan yang berkedudukan di New York, Garuda Indonesia terpilih sebagai Airline Terbaik di Kawasan Asia dan Australasia ( Best in Region: Asia and Australasia ).

12 10 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Ikhtisar Keuangan & Operasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. & Entitas Anak (Dalam USD penuh kecuali dinyatakan lain) * Jumlah Pendapatan Usaha Jumlah Beban usaha Laba Usaha Jumlah Pendapatan (Beban) Non-Usaha Lainnya ( ) ( ) Laba Sebelum Pajak Manfaat (Beban) Pajak ( ) ( ) Laba Bersih Tahun Berjalan Laba (Rugi) Komprehensif Lain-lain ( ) Jumlah Laba Komprehensif Laba (Rugi) Bersih per Saham 0, , ,00288 Jumlah Aset Lancar Jumlah Aset Tidak Lancar Jumlah Aset Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Utang Bank dan Lembaga Keuangan Liabilitas Sewa Pembiayaan Pinjaman Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Modal Saham (lembar saham) Modal Sebelum Ditempatkan (lembar saham) Modal Ditempatkan dan Disetor Tambahan Modal Disetor Komponen Ekuitas Lainnya ( ) ( ) ( ) Opsi Saham Saldo Laba (Defisit) ( ) Kepentingan Non Pengendali Jumlah Ekuitas Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Jumlah Investasi

13 11 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. & Entitas Anak (Dalam USD penuh kecuali dinyatakan lain) * Jumlah Investasi pada Entitas lain Modal Kerja Bersih ( ) ( ) Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Operasi Arus Kas Digunakan untuk Aktivitas Investasi ( ) ( ) ( ) Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan Rasio Marjin EBITDA ** 5,86% 8,58% 7,30% Marjin Laba Usaha 1,52% 4,84% 2,98% Marjin Laba Bersih 0,30% 3,19% 2,07% Tingkat Pengembalian Aset 0,38% 4,40% 3,08% Tingkat Pengembalian Ekuitas 1,00% 9,94% 6,96% Rasio Lancar 83,25% 84,40% 116,12% Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas 164,40% 125,84% 125,73% Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Aset 62,18% 55,72% 55,70% Liabilitas Terbeban Bunga/Ekuitas 0,54x 0,36x 0,29x Informasi terkait Pendapatan Penumpang Jumlah Penumpang (ribu) , , ,0 Penumpang Kilometer Diangkut (dalam juta) , , ,7 Tempat Duduk Kilometer Tersedia (dalam juta) , , ,7 Tingkat Isian Penumpang (%) 74,1 75,9 75,2 Informasi terkait Pendapatan Kargo Kargo (juta kilogram) 345,9 280,3 229,4 Muatan kargo (juta ton-kilometer) 630,7 532,9 465,0 * Sebelum kuasi reorganisasi ** Marjin EBITDA dihitung dengan menjumlahkan Laba (Rugi) Usaha dan beban Penyusutan, dibagi Pendapatan Usaha

14 12 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Ikhtisar Keuangan & Operasional Pendapatan Usaha (USD Juta) 56 Laba Usaha (USD Juta) Laba Bersih Tahun Berjalan (USD Juta) Total Aset (USD Juta) Total Liabilitas (USD Juta) Total Ekuitas (USD Juta)

15 13 Ikhtisar Saham Kinerja Saham Garuda Indonesia (GIAA) di Bursa Efek Indonesia Harga (Rp) Volume Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 0 Sumber: Bloomberg Finance L.P. Harga Volume Harga, Volume Saham - Triwulanan (Rupiah, kecuali disebutkan lain) Q 1 Q 2 Q 3 Q Pembukaan Tertinggi Terendah Penutupan Volume Transaksi (Jutaan Saham) Total Saham (Jutaan Saham) Jumlah Saham Beredar (Jutaan Saham) Kapitalisasi Pasar (Jutaan Rupiah) Kinerja Saham (Rupiah) Harga Tertinggi Harga Terendah Volume Transaksi (jutaan saham) Total Saham (jutaan saham) Harga pada Akhir Tahun Laba per Saham (USD) 0, , ,0029 Nilai Buku per Saham (USD) 0,0493 0,0492 0,0407

16 14 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Ikhtisar Saham Komposisi Pemegang Saham (per 31 Desember 2013) Kepemilikan Pemerintah, Domestik & Internasional Kepemilikan Saham Domestik & Internasional 24,74% 6,12% 2013 Jumlah Saham % DOMESTIK Negara Republik Indonesia ,14% Ritel ,54% Karyawan ,40% Institusional (Trans Airways) ,90% Institusional (less than 5%) ,91% Total Domestik ,88% Negara Republik Indonesia 69,14% INTERNASIONAL Ritel ,02% Institusional ,10% Total Internasional ,12% TOTAL % Domestik Internasional Kepemilikan Saham (per 31 Desember 2013) Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients Negara Republik Indonesia Publik PT Trans Airways 2,04% 69,14% 17,93% 10,89% PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 99,99% 99,99% 99,99% 94,27% 95,00% PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia * PT Aero Systems Indonesia * PT Aero Wisata PT Citilink Indonesia PT Abacus Distribution Systems Indonesia * Kepemilikan langsung dan tidak langsung

17 15 Kronologi Pencatatan Obligasi Peringkat: A (idn) PT Fitch Ratings Indonesia Tanggal Pencatatan Jumlah (Rp) Bunga / Jangka Waktu Obligasi Berkelanjutan I Garuda Indonesia Tahap I Tahun Juli ,25% p.a. / 5 tahun Pembayaran Bunga Obligasi Berkelanjutan I Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013 hingga 31 Desember 2013 Keterangan Tanggal Pembayaran Jumlah (Rp) Pembayaran Bunga ke-1 5 Oktober Komentar Analyst YingYing Hou - BoA Merrill Lynch Matthew Wibowo RHB OSK Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan akan terus berlanjut di tahun 2013 dan 2014, didorong oleh pencapaian program Quantum Leap, kondisi pricing yang positif, pertumbuhan pesat bandara-bandara sekunder, dan keanggotaan di aliansi global SkyTeam mulai triwulan pertama Garuda Indonesia (GIAA) telah bertransformasi menjadi salah satu maskapai terbaik dunia melalui berbagai kerjasama dan aliansi global. Kami memulai cakupan analisa saham Garuda dengan rekomendasi BELI pada Target Price Rp 800, yaitu pada 8 x EV/EBITDAR Paul Yong CFA - DBS Vickers Securities Indonesia adalah primadona pasar penerbangan ASEAN. Sebagai negara kepulauan dengan 235 juta penduduk dan segmen kelas menengah yang tumbuh pesat, Indonesia menjadi sasaran utam bagi semua maskapai regional. Kami baru-baru ini mulai meng-cover analisa saham Garuda Indonesia dengan rekomendasi BELI pada Target Price (TP) Rp 650, sejalan dengan pertumbuhan permintan pasar penerbangan di Indonesia.

18 16 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Peristiwa Penting Januari Garuda Indonesia Memenangkan Skyscanner Asia Pacific Airline Food Awards Situs pencarian perjalanan global terkemuka Skyscanner mengumumkan Garuda Indonesia sebagai pemenang Asia Pacific Airline Food Awards 2012 yaitu maskapai dengan makanan terbaik oleh sejumlah wisatawan internasional. Lebih dari 200 blogger dan wisatawan internasional dari seluruh Asia Pasifik telah dimintai pendapat mengenai makanan yang tersaji dalam penerbangan. Pada kategori penerbangan jarak jauh, Garuda Indonesia keluar sebagai pemenang pertama, menyisihkan beberapa maskapai negara tetangga. 30 Januari GMF Dipercaya Sebagai Pusat Perawatan Produk BE Aerospace GMF AeroAsia, anak Perusahaan Garuda Indonesia bidang Maintenance Repair Overhaul (MRO), mendapat kepercayaan dari BE Aerospace, produsen utama produk-produk interior dan kabin pesawat dari Amerika Serikat, untuk menjadi Approved Service Center (ASC) produk-produk B/E Aerospace. Penunjukan sebagai Approved Service Center akan meningkatkan kapabilitas dan kapasitas GMF AeroAsia dalam perawatan kabin dan interior serta manufacturing seat, galley, dan cabin interior pesawat. 25 Februari Garuda Indonesia Resmikan Garuda Indonesia and Liverpool FC Experience Garuda Indonesia dan Liverpool Football Club (LFC) meresmikan Garuda Indonesia and Liverpool Experience disaksikan pemain legendaris Liverpool era , Ian Rush di Garuda Indonesia Gallery, Senayan City, Jakarta. Peresmian galeri ini merupakan upaya Garuda Indonesia untuk lebih mendekatkan Liverpool FC kepada pencinta sepakbola di Jakarta, dan Indonesia secara umum. Hal ini juga merupakan bagian dari peningkatan layanan kepada pengguna jasa, khususnya masyarakat Indonesia pencinta sepakbola. 7 Maret Garuda Indonesia Terima Penghargaan Contact Center Service Excellence Award 2013 Berkat berbagai upaya berkelanjutan dalam memberikan pelayanan terbaik, Garuda Indonesia menerima Contact Center Service Excellence Award 2013 dari Majalah Service Excellence dan Carre Center for Customer Satisfaction and Loyalty (Carre- CCSL). Pemenang ditentukan melalui survei Mystery Customer yang melakukan komunikasi melalui call center maupun center. Aspek yang dinilai adalah kepraktisan, kecepatan dalam merespon pelanggan, serta layanan personal kepada pelanggan yang ditunjang dengan teknologi.

19 17 14 Februari Garuda Indonesia Raih Penghargaan The Best Airline dalam Pelaksanaan Penerbangan Haji Garuda Indonesia meraih penghargaan The Best Airline dalam pelaksanaan penerbangan haji dari Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Arab Saudi (General Authority of Civil Aviation/GACA) dan King Abdul Aziz International Airport, Jeddah, atas kinerja yang baik selama pelaksanaan penerbangan haji tahun Penghargaan diberikan berdasarkan penilaian terhadap tiga aspek, yaitu perencanaan penerbangan haji, operasional dan pelayanan (service), dan tingkat ketepatan penerbangan (On-Time Performance/ OTP). 17 Februari 2013 Garuda Indonesia Perluas Jaringan Penerbangan Menuju 6 Destinasi Code Share Baru Sebagai bagian program perluasan jaringan penerbangan, Garuda Indonesia melalui Code share Agreement dengan Etihad Airways menambah layanan penerbangan menuju 6 destinasi baru di Eropa dan Timur Tengah yaitu Frankfurt, Brussels, Milan, Dusseldorf, Munich, dan Bahrain. Kini total destinasi code share Garuda yang dilayani maskapai Etihad menjadi 13 destinasi, dengan kota tambahan Abu Dhabi, London, Paris, Manchester, Moskow, Athena, dan Muscat. Penerbangan ke-13 destinasi tersebut dilayani melalui hub Abu Dhabi. 15 Maret Garuda Indonesia Luncurkan Layanan Wheelchair Transporter Untuk Penumpang Penyandang Difabel dan Pengguna Kursi Roda Garuda Indonesia meresmikan pengoperasian Wheelchair Transporter di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng guna meningkatkan layanan khususnya untuk penyandang difabel dan penumpang umum pengguna kursi roda (wheelchair). Mobil khusus kursi roda ini memberi kemudahan dan kenyamanan ketika melakukan boarding khususnya bila pesawat sedang diparkir di daerah remote (tempat parkir pesawat yang jauh dari terminal penumpang). 23 Maret Garuda Indonesia Kembali Dukung Earth Hour 2013 Garuda Indonesia melaksanakan kampanye switch off Earth Hour 2013 di Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Cengkareng, dihadiri Direksi, Direktur Konservasi WWF serta karyawan Garuda Indonesia, yang merupakan salah satu bentuk kepedulian Garuda Indonesia terhadap pelestarian alam dan lingkungan, serta perwujudan komitmen kepada pengurangan dampak perubahan iklim. Tahun 2013 ini merupakan tahun ke-5 keikutsertaan Garuda Indonesia dalam kampanye ini sejak dilaksanakan tahun 2009 lalu.

20 18 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan 4 April Garuda Indonesia Gallery Terbesar dan Terlengkap di Surabaya Garuda Indonesia meresmikan pembukaan Garuda Indonesia Gallery, fasilitas layanan terbesar dan terlengkap di Indonesia yang berlokasi di lantai satu pusat perbelanjaan Ciputra World, Surabaya. Ini adalah fasilitas layanan terpadu (one stop service) untuk kemudahan penerbangan dengan Garuda meliputi layanan reservasi dan pembelian tiket, city check-in dan self check-in, paket wisata Garuda Indonesia Holiday, layanan Garuda Frequent Flyer, layanan bagi penumpang yang bepergian dengan grup, serta layanan lainnya. 22 April Garuda Indonesia dan ALAFCO Tandatangani Perjanjian Kerjasama Pengadaan 2 Boeing ER dengan Prinsip Syariah Garuda Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama pengadaan 2 pesawat Boeing ER dengan Perusahaan leasing dan financing asal Kuwait, Aviation Lease and Finance Company (ALAFCO) dengan prinsip syariah. Kerjasama ini adalah salah satu milestones penting mengingat Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai di Indonesia yang pertama kali melaksanakan perjanjian kerjasama pengadaan pesawat yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariah. 3 Mei Garuda Indonesia Resmikan Medan Sebagai Hub Baru di Indonesia Barat Untuk mendukung national connectivity transportasi udara di wilayah Indonesia Barat, Garuda Indonesia meresmikan kota Medan, Sumatera Utara, sebagai Hub ke-4. Penetapan Medan sebagai Hub ke-4 Garuda Indonesia, setelah Jakarta, Denpasar dan Makassar, adalah program pengembangan jaringan penerbangan dan wujud komitmen mendukung program Pemerintah Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) guna meningkatkan perekonomian, perdagangan dan bisnis di kota kota di kawasan. 5 Mei Garuda Indonesia Terapkan Immigration on Board Rute Shanghai-Jakarta Garuda Indonesia menerapkan layanan Immigration on Board pada rute Shanghai Jakarta sejalan dengan upaya peningkatan layanan serta menunjang peningkatan kepariwisataan dari China ke Indonesia umumnya dan Shanghai ke Jakarta khususnya. Layanan Immigration on Board yang baru di rute Shanghai-Jakarta ini melengkapi layanan yang sama yang telah diterapkan sebelumnya di enam rute lain antara Tokyo (Narita) Jakarta, Seoul Jakarta, Sydney Jakarta, Tokyo (Narita) Denpasar, Osaka Denpasar dan Sydney Denpasar.

21 19 25 April Garuda Indonesia Luncurkan Garuda Orient Holidays (GOH) Taiwan Sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, Garuda Indonesia melalui entitas anaknya, PT Aerowisata, meluncurkan Garuda Orient Holidays (GOH) Taiwan di Taipei, Taiwan. GOH merupakan inhouse wholeseller atau unit yang mengembangkan produk paket wisata destinasi Indonesia bagi wisatawan asal negara tersebut. Produk-produk yang akan ditawarkan oleh Garuda Orient Holidays ini nantinya akan saling melengkapi dengan produkproduk paket wisata yang yang sudah ada di pasar Taiwan. 26 April Garuda Indonesia Laksanakan RUPS Tahunan 2013 Garuda Indonesia melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) bertempat di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta. RUPST ketiga yang dilaksanakan Garuda sejak melaksanakan IPO pada bulan Februari 2011 menghasilkan beberapa keputusan penting, di antaranya mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan tahun 2012, perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi, serta persetujuan Penawaran Umum Terbatas (PUT) melalui Right Issues dan/atau instrumen pinjaman dalam rangka pengembangan usaha. 11 Mei Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) 2013 Setelah mencatat sukses di tahun-tahun lalu, Garuda Indonesia kembali menggelar Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) 2013 yang merupakan event fotografi berskala internasional sejak dimulai tahun 2007 lalu diikuti para fotografer nasional dan internasional dari ASEAN, Australia, China, Jepang, Timur Tengah dan Eropa. Tema GAWPC 2013 adalah My Enchanting Town dengan entry photo dari peserta dan 45 negara. 28 Mei Garuda Indonesia Terima Penghargaan Indonesia Service Quality Award 2013 dan Indonesia Most Admired Companies 2013 Berkat berbagai pencapaian yang diraih sejalan dengan program transformasi Perusahaan yang dilaksanakan selama ini, Garuda Indonesia menerima penghargaan sebagai Indonesia Most Admired Companies dari Warta Ekonomi serta juga menerima penghargaan di acara Indonesia Service Quality Award 2013 untuk kategori Domestic Airline dan International Airline dari Majalah Service Excellence bekerjasama dengan Carre Center for Customer Satisfaction & Loyalty, sebuah lembaga konsultan bidang service dan customer satisfaction.

22 20 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan 7 Juni Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Kerjasama Penyediaan Jasa Road Feeder Service di Eropa Garuda Indonesia melalui Strategic Business Unit (SBU) Garuda Indonesia Cargo menandatangani kerjasama Road Feeder Services (trucking) dengan Perusahaan trucking asal Belanda, Jan de Rijk di Munchen, Jerman. Melalui kerjasama ini, Garuda Cargo dapat melayani pengiriman kargo ke lebih dari 30 kota destinasi di Eropa. Pengiriman kargo akan menggunakan penerbangan rute Jakarta Amsterdam yang kemudian didistribusikan Jan de Rick ke kota-kota destinasi di wilayah Eropa. 11 Juni Garuda Indonesia Menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I 2013 Garuda Indonesia melaksanakan Due Dilligence Meeting & Public Expose dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013 yang menyerap dana hingga Rp 2 triliun dan ditawarkan dengan jangka waktu (tenor) 5 tahun. Obligasi ini memperoleh rating A (idn) (Single A) dari PT Fitch Ratings Indonesia dan direncanakan agar terlaksana sepenuhnya pada semester kedua tahun Juni Garuda Indonesia Implementasikan Sistem Layanan Penumpang Baru Sejalan dengan persiapan untuk bergabung dengan aliansi penerbangan global SkyTeam, Garuda Indonesia melaksanakan peningkatan sistem reservasi dan layanan penumpang melalui penerapan The Altéa Passenger Services System (PSS) yang dikembangkan oleh Amadeus. Sistem baru tersebut menggantikan sistem reservasi lama Garuda Indonesia, Automatic Reservation Garuda Indonesia (ARGA), yang telah dipergunakan sejak tahun 1987 serta mampu menghadirkan pelayanan terbaik untuk kenyamanan pengguna jasa. 2 Juli Garuda Indonesia dan Kementerian Perhubungan Gelar International Green Aviation Conference 2013 Bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Garuda Indonesia menggelar International Green Aviation Conference 2013 di Benoa, Bali. Mengangkat tema, Indonesia Green Aviation Initiatives for Sustainable Development of Air Transportation, konferensi ini merupakan forum pertama yang pernah dilaksanakan di kawasan regional Asia Pasifik yang mengusung tema Green Aviation Initiatives dalam kaitan dengan Sustainable Air Transportation. Sejumlah topik terkait perkembangan industri penerbangan akan menjadi fokus pembahasan konferensi tersebut; perkembangan infrastruktur bandara untuk mendukung efisiensi penerbangan, serta upaya pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca.

23 21 18 Juni Garuda Indonesia Raih World s Best Economy Class 2013 dari Skytrax di Paris Airshow Kinerja Garuda Indonesia semakin diakui di tingkat internasional setelah di ajang Paris Airshow 2013 berhasil meraih predikat World s Best Economy Class 2013 dari Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen berkedudukan di London. Garuda Indonesia berhasil mengalahkan kandidat maskapai-maskapai lain yaitu Singapore Airlines dan Asiana Airlines. Dalam kesempatan yang sama, Garuda Indonesia juga berhasil meraih award Best Economy Class Airline Seat 2013 dari Skytrax. 22 Juni Garuda Indonesia Kini Partner Penuh Bali Beach Clean Up Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menjadi partner penuh program Bali Beach Clean Up (BBCU) yang diinisiasi Coca-Cola Amatil Indonesia dan Quiksilver guna mendukung berbagai program pelestarian lingkungan dan penghijauan pantaipantai tujuan wisata di Pulau Bali. Melalui kemitraan yang erat dengan Bendesa Adat Kuta, Legian, Seminyak, Jimbaran, dan Kedonganan, BBCU telah berkembang menjadi sebuah program harian, dengan 74 kru pembersih pantai yang setiap hari membersihkan 9,7 km garis pantai yang paling ramai di Bali. 2 Juli Garuda Indonesia Sambut Boeing ER dan Resmikan Layanan First Class PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. meresmikan armada terbaru pesawat state-of-the-art Boeing ER, sekaligus meluncurkan layanan premium First Class, yang dipadukan dengan konsep keramahtamahan Indonesia, Garuda Indonesia Experience. Pesawat Boeing ER dan layanan First Class merupakan upaya pengembangan jaringan penerbangan internasional, terutama untuk rute-rute penerbangan jarak jauh, dan sebagai bagian dari langkah Perusahaan untuk menjadi Global Player 4 Juli Garuda Indonesia dan Taman Safari Indonesia Resmikan Konservasi dan Pelestarian Jalak Bali Sebagai bagian dari program CSR dan bentuk kepedulian terhadap burung Jalak Bali (Bali Mynah) yang terancam kepunahan, Garuda Indonesia melakukan kerjasama Program Konservasi Burung Jalak Bali dengan Bali Safari & Marine Park. Melalui program ini, Garuda Indonesia berupaya meningkatkan populasi jalak Bali dengan memberikan bantuan pembangunan 1 unit rumah (aviary) dan pelestarian sebanyak 18 ekor Jalak Bali, yang diharapkan membantu pelestarian populasi burung Jalak Bali.

24 22 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan 19 Juli Garuda Indonesia dan Liverpool FC luncurkan Garuda Frequen Flyer Liverpool FC Edition Card Sebagai bagian dari pelaksanaan Global Partnership antara Garuda Indonesia dengan Liverpool Football Club diluncurkan Garuda Frequent Flyer Liverpool Football Club (GFF LFC) Edition Card yang merupakan kartu berdesain khusus yang diperuntukkan bagi para pelanggan Garuda Indonesia dan fans Liverpool FC. Sebagaimana kartu GFF reguler, kartu ini memiliki empat tingkat keanggotaan, yaitu Blue, Silver, Gold, dan Platinum. Dengan memiliki GFF LFC Edition Card pemilik kartu akan menikmati berbagai penawaran menarik. 31 Juli Garuda Indonesia Menerima 2 Penghargaan dalam Pelestarian Lingkungan Upaya Garuda Indonesia untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan telah mendapat apresiasi dari masyarakat dengan diterimanya penghargaan Indonesia Green Company Achievement 2013 serta Sri Kehati Award atas komitmen Garuda Indonesia terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Penghargaan diberikan oleh majalah SWA dan merupakan penyelenggaraan yang pertama kalinya. 11 September Garuda Indonesia Terpilih sebagai Maskapai Terbaik Region Asia dan Australasia dalam Ajang Passengers Choice Awards 2013 di Anaheim, USA Garuda Indonesia terpilih sebagai pemenang kategori Best in Region: Asia and Australasia dalam ajang penghargaan Passenger Choice Awards 2013 yang diselenggarakan oleh Airline Passenger Experience Association (APEX) asosiasi peningkatan layanan penerbangan berkedudukan di New York, Amerika Serikat. Garuda Indonesia berhasil mengungguli 5 maskapai penerbangan lain, yaitu Singapore Airlines, Qantas Airways, Cathay Pacific, Air New Zealand, dan Pakistan Airlines. 13 September Garuda Indonesia Bersama BNI Menggelar Garuda Indonesia Travel Fair 2013 Garuda Indonesia bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia sebagai bank partner kembali menggelar Travel Fair terbesar di Indonesia, Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2013 di Jakarta yang merupakan puncak dari pelaksanaan roadshow GATF di 15 kota besar di Indonesia sepanjang tahun 2013 ini, antara lain di Makassar, Manado, Padang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Balikpapan, Denpasar, Medan, Semarang, Banjarmasin, Jayapura, Palembang, Pekanbaru dan Pontianak.

25 23 3 Agustus Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta Tanjung Pinang (Bintan) Dalam rangka memperluas jaringan penerbangan domestik, Garuda Indonesia mulai melayani rute penerbangan baru Jakarta Tanjung Pinang (Pulau Bintan). sebanyak satu kali dalam sehari (daily flight), dengan menggunakan armada Boeing yang berkapasitas 96 penumpang. Pembukaan rute baru ini diharapkan memudahkan pengguna jasa, khususnya pebisnis dan wisatawan, serta meningkatkan potensi pariwisata serta iklim investasi di kota Tanjung Pinang melalui akses penerbangan langsung dari Jakarta. 9 September Garuda Indonesia Terbangkan Calon Jemaah Haji Garuda Indonesia memulai pelaksanaan penerbangan kloter pertama calon jemaah haji Indonesia secara serentak di 7 embarkasi dari 10 embarkasi yang dilayani. Kesepuluh embarkasi yang dilayani adalah Padang, Solo, Balikpapan, Makassar, Lombok, Jakarta Medan, Palembang, Banjarmasin dan Banda Aceh. Pelaksanaan fase keberangkatan adalah 10 September 2013 hingga 9 Oktober 2013, sementara penerbangan fase kepulangan dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2013 hingga 19 November Oktober Garuda Indonesia Hadirkan Layanan Inflight Connectivity di Pesawat B ER Garuda Indonesia menghadirkan layanan Inflight Connectivity secara komersial di seluruh penerbangan Boeing ER sehingga penumpang Garuda Indonesia, baik First Class, Executive Class, maupun Economy Class, dapat terhubung dengan koneksi internet melalui WiFi selama penerbangan. Kehadiran layanan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna jasa karena mereka dapat tetap melanjutkan aktivitas bisnis selama penerbangan. 18 Oktober Garuda Indonesia Terpilih sebagai The Rising Star Carrier of The Year untuk Layanan Kargo dalam Ajang Payload Asia Award 2013 Garuda Indonesia terpilih sebagai The Rising Star Carrier of The Year untuk layanan kargo dalam ajang Payload Asia Award 2013 yang dilaksanakan Contineo Media dari Singapura. Penetapan Garuda Indonesia sebagai pemenang kategori tersebut didasarkan pada survei terhadap pengguna jasa yang memberikan penilaian terhadap aspek Network Growth and Development Strategy, Operational Performance in Year 2012, Customer Service Product Innovations serta Market Responsiveness/Adaptability.

26 24 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan 20 November Garuda Indonesia Jet Airways Tandatangani Kerjasama Code Share Garuda Indonesia dan maskapai dari India, Jet Airways, menandatangani Code Share Agreement dimana Garuda menempati marketing party Jet Airways pada rute-rute antara Singapura dengan Mumbai, Delhi, dan Chennai. Sedangkan Jet Airways menempati marketing party Garuda Indonesia pada rute Indonesia - Singapura. Kerjasama ini juga mencakup layanan full fledged frequent flyer partnership kedua maskapai, yaitu Jet Airways JetPrivilage dan Garuda Indonesia Frequent Flyer (GFF). 20 November Garuda Indonesia Hentikan Pengangkutan Produk Hiu Garuda Indonesia menghentikan layanan pengangkutan produk ikan hiu sebagai wujud kepedulian dan komitmennya menjaga kelestarian alam dan lingkungan, berlaku bagi segala pengiriman dan pengangkutan sirip ikan hiu maupun produk hiu lainnya melalui jasa angkutan kargo berdasarkan kebijakan Embargo On Shipment All Kind Shark Fin. Sebelumnya Garuda juga mendukung kampanye anti perdagangan hiu #SOSharks yang diinisiasi oleh WWF-Indonesia serta berkontribusi dalam pengurangan perdagangan sirip ikan hiu di pasar global. 16 Desember Garuda Indonesia Raih Penghargaan Indonesia Sustainable Business Awards 2013 untuk Kategori Logistik dan Transportasi Garuda Indonesia meraih apresiasi sebagai Industry Champion Indonesia Sustainable Business Awards 2013 untuk kategori sektor usaha logistik dan transportasi dalam kegiatan End of Year Press Conference Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD). Garuda melaksanakan program mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan, yang dimanifestasikan dalam CSR and Sustainability Program mencakup berbagai aspek, seperti ekonomi, pembinaan masyarakat, dan lingkungan hidup secara berkesinambungan. 17 Desember Tingkatkan Layanan, Garuda Luncurkan Mobile Ticketing Counter Garuda Indonesia meluncurkan layanan Mobile Ticketing Counter (MTC) yaitu fasilitas reservasi dan ticketing bergerak yang menggunakan satu unit kendaraan (bus) khusus yang tersedia di lokasi tertentu, untuk melayani para pengguna jasa yang tinggal atau berkantor jauh dari ticketing/sales office Garuda Indonesia. Melalui Mobile Ticketing Counter ini, para pengguna jasa Garuda Indonesia dapat membeli tiket, melakukan Reservasi, dan melakukan city check-in, layanan Garuda Indonesia Frequent Flyer (GFF), serta layanan lainnya.

27 25 25 November Garuda Indonesia Perkenalkan Sub-Brand Explore ATR untuk Melayani Rute-rute Penerbangan di Remote Area Garuda Indonesia memperkenalkan sub-brand Explore seiring bergabungnya pesawat turboprop ATR dalam jajaran armada serta memperkenalkan sub-brand Explore Jet melalui armada Bombardier CRJ1000 NextGen untuk melayani penerbangan Garuda Indonesia di wilayah timur dan barat Indonesia. Penggunaan kedua sub-brand tersebut sejalan dengan keunggulan armada ATR dan Bombardier CRJ1000 NextGen yang mampu melayani rute-rute penerbangan ke wilayah-wilayah baru yang memiliki keterbatasan landasan. 28 November Turnamen Internasional Garuda Indonesia Tennis Open 2013 dan Garuda Indonesia Tennis Junior Masters 2013 Dimulai Garuda Indonesia menggelar turnamen internasional Garuda Indonesia Tennis Open 2013 serta Garuda Indonesia Tennis Junior Masters yang merupakan pengembangan dari tournament GITM yang telah dilaksanakan setiap tahun sejak tahun GITM adalah turnamen internasional yang diikuti 32 petenis putera dan 16 petenis puteri berdasarkan ranking ITF dan PNP dengan total hadiah USD untuk pemenang putera dan USD untuk pemenang puteri. 19 Desember Garuda Indonesia Kembangkan Layanan Inflight Connectivity di Jajaran Armada Airbus A330 Setelah menghadirkan fasilitas Inflight Connectivity pada penerbangan Boeing ER, Garuda Indonesia akan mengembangkan layanan tersebut di armada Airbus A330 baik di Executive Class maupun Economy Class yang memungkinkan penumpang untuk terhubung ke koneksi internet melalui WiFi selama penerbangan. Secara bertahap Garuda Indonesia akan menerapkan layanan ini pada rute-rute penerbangan domestik maupun internasional yang dilayani dengan seluruh pesawat A dan A Desember Garuda Indonesia ANA (All Nippon Airways) Tandatangani MoU Kerjasama Strategis Garuda Indonesia dan ANA (All Nippon Airways) menandatangani MoU kerjasama strategis meliputi code share agreement dan Frequent Flyer program. Dengan kerjasama ini, penumpang ANA yang hendak melakukan penerbangan ke Indonesia melalui Jakarta, dapat melakukan penerbangan lanjutan dengan Garuda ke kota-kota besar di Indonesia. Sementara para penumpang Garuda yang hendak melakukan penerbangan ke Jepang melalui Tokyo (via Narita dan Haneda) dan Osaka (via Kansai), dapat melakukan penerbangan lanjutan dengan ANA ke beberapa kota besar di Jepang.

28 26 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Penghargaan & Sertifikasi PASSENGER CHOICE AWARDS 2013 BEST IN REGION : ASIA AND AUSTRALASIA Top 5 Best Overall Passenger Experience Top 5 Best Ground Experience Top 5 Best Inflight Publication ASIA PACIFIC AIRLINE FOOD AWARDS 2012 The Best Long-haul Airline Food Top 5 Short-haul Airline Food SKYTRAX AWARDS 2013 The World s Best Economy Class Best Economy Class Aırlıne Seat ASEAN PREMIUM AIRLINE OF THE YEAR dari Frost & Sullivan CUSTOMER SATISFACTION AWARD Domestic Airline Of The Year 2012 dari Roy Morgan

29 27 No. Penghargaan & Sertifikat Dari Tanggal 1 Asia Pacific Airline Food Awards 2012 The Best Long-haul Airline Food Top 5 Short-haul Airline Food Skyscanner 14 Januari Indonesia Inhouse Magazine Award 2013 Gold Winner The Best of State Owned Enterprise Inhouse Magazine (InMA) 2013 Award for VIEW Edition No.3/2012 Internal Magazine of Garuda Indonesia SPS 8 Februari Top Brand Award 2013 Category: Airlines Majalah Marketing & Frontier 8 Februari /2012 Vision Awards Annual Report Competition First Rank Top 100 Annual Reports Worldwide First Rank (Platinum Award) category Aerospace & Defense First Rank (Platinum Award) category Transportation & Logistics Special Achievement Award : The Most Engaging Annual Report (Platinum) worldwide League of American Communications Professionals (LACP) 25 Februari Indonesia Most Admired CEO 2013 Warta Ekonomi 26 Februari 2013 Call Center Award Contact Center Service Excellence Award 2013 Service Excellence, Carre 7 Maret 2013 Penghargaan atas partisipasi SBU Garuda Cargo dalam 10 mensukseskan pelaksanaan Sistem National Single Window (NSW) Airportnet Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta untuk mendukung Indonesia National Menteri Perhubungan RI 13 Maret 2013 Single Window (INSW) 11 Indonesia Service To Care Award 2013 Marketeers, MarkPlus Insight 18 Maret Penghargaan Aksi untuk Bumi 2013 Kategori Bisnis WWF Indonesia & komunitas EARTH HOUR Indonesia 23 Maret ASEAN Premium Airline Of The Year Frost & Sullivan 28 Maret 2013 Customer Satisfaction Award 14 Roy Morgan 28 Maret 2013 Domestic Airline Of The Year CEO Inovatif Untuk Negeri GATRA 15 April Penghargaan Nasional Hak Kekayaan Intelektual The 20 Best Airlines In The World Ranking at #7 In-Flight Experience: 80 On-Time Performance: 74 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual 26 April 2013 Business Insider 26 April 2013

30 28 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Penghargaan & Sertifikasi No. Penghargaan & Sertifikat Dari Tanggal Fortune Most Admired Companies 2013 The First Winner in Infrastructure, Utilities and Transportation Industry Fortune Most Admired Companies 2013 The Third Winner in Cross Sector Industry The Best CEO 2013 The 1 st Rank of The Best CEO 2013 Penghargaan Atas Pencapaian Kinerja dan Terobosan yang Dilakukan dalam BUMN Penyambung Nusantara Penghargaan Atas Pencapaian Kinerja Dan Terobosan Yang Dilakukan Dalam Pelaksanaan Program BUMN Peduli Fortune Indonesia 2 Mei 2013 Fortune Indonesia 2 Mei 2013 SWA, Ipsos and Dunamis Organization Services 13 Mei 2013 Kementerian BUMN 19 Mei 2013 Kementerian BUMN 19 Mei Indonesia Most Admired Companies 2013 Warta Ekonomi 28 Mei 2013 Service Quality Award Category: International Airline Service Excellence, Carre 28 Mei BUMN Best PR Program Forum Humas BUMN 5 Juni BUMN Best PR Officer Forum Humas BUMN 5 Juni Web BUMN Awards 2013 BERITASATU.COM 10 Juni 2013 Corporate Image Award 2013 Bloomberg Businessweek, 28 Category: Airlines Frontier Consulting Group 12 Juni 2013 Skytrax Awards 2013 The World s Best Economy Class Skytrax 18 Juni 2013 Best Economy Class Aırlıne Seat Indonesia Green Awards 2013 Category: Pelestari Hutan The La Tofi School of CSR 25 Juni 2013 Pelopor Pencegahan Polusi Pemimpin Pelestari Bumi (for Pak Emirsyah Satar) BUMN Innovation Expo & Award Pemenang II Stan Terbaik Debindo, Kementerian BUMN RI 30 Juni 2013 The 1 35 Champion of Indonesia Original Brand 2013 Product Category: Airline Service SWA 4 Juli Vision Awards Annual Report Competition First Rank (Platinum Award) category Transportation & League of American Logistics Communications Professionals Ranking at #6 Top 100 Annual Reports Worldwide (LACP) Ranking at #4 Top 50 Annual Reports In The Asia- 15 Juli 2013 Pacific Region Best In-House Annual Report Platinum Worldwide 40 The Indonesia Brand Champion Award 2013 Marketeers, MarkPlus Insight 25 Juli 2013 Indonesia Most Favorite Women Brand Category: Airline Marketeers, MarkPlus Insight 25 Juli

31 29 No. Penghargaan & Sertifikat Dari Tanggal 42 Indonesia Green Company Achievement 2013 SWA 31 Juli A Listed Company In Sustainable Responsible Investment (SRI) Kehati Index ARC Awards International XXVII SILVER in the category/classification Traditional Annual Report: Airline International Business Awards (IBA) Bronze Stevie Winner Best Annual Report (Print) Senayan City Infinite Merit Award 2013 Presented to Mr. Emirsyah Satar BUMN Marketing Award 2013 Special Corporate Marketing Recognition Award 2013 BUMN Marketing Award 2013 Bronze Winner, Category Strategic Word of Mouth Marketing Most #1 Recommended Brand First Winner In Flight / Airline Service Category Indonesia s Top 50 Company Excellent Achievement Passenger Choice Awards 2013 Best in Region : Asia and Australasia Top 5 Best Overall Passenger Experience Top 5 Best Ground Experience Top 5 Best Inflight Publication Indonesia Best Brand Platinum 2013 Product Category: Airline Service Anugerah Business Review 2013 The Best Corporate Communication of The Year 2013 GKPM Awards 2013 CSR Best Practice for MDG s Kategori: MDGs Tujuan-1, MDGs Tujuan-7 Best In Travel 2013 Best Cabin Service Payload Asia Award 2013 The Rising Star Carrier of The Year Presented to SBU Garuda Cargo Travel Rave Leaders GALA Travel Business Leader Award in Asia Pacific (TBLA) The 2013 Travel Business Leader of the Year Indonesia Most Favorite Netizen Brand 2013 Category: Airline Indonesian Biodiversity Foundation Mercomm Stevie Awards 31 Juli Juli Agustus 2013 Senayan City 18 Agustus 2013 BUMN Track 27 Agustus 2013 BUMN Track 27 Agustus 2013 SWA, onbee 29 Agustus 2013 Koran SINDO 27 Agustus 2013 Airline Passenger Experience Association (APEX) 9 September 2013 SWA, MARS 20 September 2013 Business Review 24 September 2013 Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 2 Oktober 2013 Asia Smart Travel 3 Oktober 2013 Contineo Media Pte Ltd 17 Oktober 2013 Singapore Tourism Board, CNBC 22 Oktober 2013 Marketeers, MarkPlus Insight 28 Oktober 2013

32 30 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Penghargaan No. Penghargaan & Sertifikat Dari Tanggal th Infobank BUMN Awards 2013 BUMN Kategori Industri Non-Keuangan yang Berpredikat Sangat Bagus The 5 th IICD Corporate Governance Conference And Awards Best Right of Shareholders 2013 Digital Marketing Award 2013 Great Performing Website Category: Airlines PR Program & People Of The Year 2013 Best of the Best Marketing Public Relations Program 2013 Program: Garuda Indonesia & Liverpool FC Experience Economic Challenges Awards 2013 Category: Airline Industry Sector Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2013 The Best in Achieving Total Customer Satisfaction Category: Airline 2013 Strategy Into Performance Execution Excellence (SPEX2) Award The Best in Airline Industry Indonesia Sustainable Business Awards 2013 Logistic & Transportation Penghargaan Serikat Perusahaan Pers (SPS) Indonesia Public Relations Awards & Summit (IPRAS) 1. Korporasi Pilihan SPS CEO Pilihan SPS Tokoh PR Pilihan SPS 2013 Piagam Penghargaan Perusahaan Pemeduli Terhadap Penyandang Disabilitas Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial (UPKS) Dalam Rangka Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tingkat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 Anugerah BUMN 2013 Juara 1 BUMN Jasa Non Keuangan Berdaya Saing Terbaik Indonesia Human Capital Study (IHCS) The Best For Human Capital Initiative - Industrial Relationship 2. The Best For Human Capital Initiative - Culture Development 3. The Best For All Criteria 4. The Best For CEO Commitment Infobank 30 Oktober 2013 The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) 30 Oktober 2013 Survey One, Majalah Marketing 7 November 2013 MIX 7 November 2013 Metro TV 15 November 2013 Frontier Consulting Group, SWA 20 November 2013 GML Consulting, Fortune Indonesia Magazine Sustainable Business Awards (SBA) 25 November November 2013 SPS 29 November 2013 Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta 5 Desember 2013 BUMN Track 5 Desember 2013 Business Review, Dunamis Human Capital 5 Desember 2013

33 31 No. Penghargaan & Sertifikat Dari Tanggal rd Creativity International Awards Gold Magazine Design Complete Award for Garuda Indonesia In-flight magazine Colours, March 2013 Agency Fish Akuntan Award 2013 Akuntan of The Year 2013 Good Corporate Governance Award 2013 Most Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) Indonesia Travel & Tourism Awards 2013/14 Category: Indonesia Leading International Airline Customer Loyalty Award 2013 Net Promoter Leader The Net Promoter Score (NPS) Leader for Airlines Category 82 The Best Airline Hajj Season 1434H/2013 Creativity International Awards Desember 2013 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) 12 Desember 2013 SWA, IICG 16 Desember 2013 ITTA Foundation 16 Desember 2013 SWA, Net Promoter, Hachiko 18 Desember 2013 General Authority of Civil Aviation (GACA) King Abdul Aziz International Airport Desember 2013

34 32 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan Visi Menjadi Perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia. Misi Sebagai Perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional. Nilai-nilai Perusahaan Tata Nilai Perusahaan yang disebut sebagai FLY-HI terdiri dari: efficient & effective, Loyalty, Customer CentricitY, Honesty & openness, dan Integrity.

35 33 efficient & effective Bekerja dengan akurat, hemat dan tepat waktu untuk memberikan hasil yang berkualitas. Loyalty Menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Customer CentricitY Melayani dengan tulus dan mengutamakan kepuasan pelanggan. Honesty & openness Menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan, keterbukaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Integrity Menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan Perusahaan.

36 34 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Strategi 2013 Guna memastikan pertumbuhan masa depan, Perusahaan memfokuskan pada strategi pengembangan jaringan, sebagai bagian dari Strategi Quantum Leap Garuda Indonesia menyusun Strategi Quantum Leap demi memastikan tercapainya pertumbuhan bisnis Perusahaan secara berkesinambungan, sehingga Perusahaan dapat mencapai kondisi profitabilitas yang berkesinambungan (sustainable profitable growth). Di tahun 2013, Perusahaan memfokuskan strateginya pada pengembangan jaringan (network expansion), yang merupakan bagian dari Strategi Quantum Leap Selain memfokuskan pada pengembangan jaringan, Perusahaan juga memiliki tiga indikator strategis yang ingin dicapai yaitu pencapaian produktivitas (ASK/Employee) sebesar 5,52 juta, kembali diterapkannya layanan First Class, Right Issue, dan dioperasikannya pesawat tipe baru ATR Selain itu, Perusahaan mencatat pencapaian lain sebagai berikut: Pemenuhan minimal 90% persyaratan keanggotaan Aliansi Global SkyTeam. Keseluruhan proses diharapkan dapat selesai di triwulan pertama tahun 2014 sehingga Garuda Indonesia diharapkan akan siap menjadi anggota Aliansi Global SkyTeam di triwulan tersebut. Kendati proses belum selesai, Garuda Indonesia telah merasakan peningkatan competitive advantage sebagai kandidat anggota SkyTeam dengan berhasil diselesaikannya berbagai kesepakatan bilateral dengan beberapa airline anggota SkyTeam. Pembukaan jalur penerbangan ke berbagai propinsi di Indonesia, dengan menggunakan CRJ, yang merupakan pesawat narrow body dengan kapasitas < 100 seats, dan mampu melayani low density market. Keseriusan Garuda Indonesia dalam mengembangkan jaringan ke wilayah Timur Indonesia dengan menggunakan CRJ ini akan semakin mempertajam eksistensi Garuda Indonesia sebagai flag carrier. Kedatangan Boeing tipe B ER, yang memperkuat jajaran armada Garuda Indonesia untuk armada berbadan lebar (wide body), dan untuk jarak jelajah jauh (long haul), merupakan gambaran komitmen Garuda Indonesia dalam mencapai target Quantum Leap yang telah ditetapkan.

37 35 Strategic Milestones Quantum Leap Quantum Leap 2014 Service Excellence 2011 IPO Initial Public Offering (IPO) Citilink Revitalization 2012 Global Alliance Dedicated Terminal Garuda Sub- 100 Seater 2013 Network Expansion ASK/ Employee 5.52 mio First Class Service ATR Best Cabin Crew SkyTrax 5 Star Denpasar Dedicated Terminal Fly to All Province Capital Member of SkyTeam 194 Aircraft Dedicated Aircrafts for Hajj First Flight to USA Dalam menjalankan strateginya, Perusahaan menggunakan pendekatan Balance Score Card (BSC), dan menetapkan sasaran-sasaran strategis (strategic objectives) yang dikelompokkan kedalam 4 perspektif yaitu perspektif Keuangan/Financial, perspektif Pelanggan/Customer, perspektif Proses Internal/Internal Process dan perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan/Learning & Growth. Keterkaitan seluruh sasaran strategis tersebut, dapat dilihat pada peta strategis (strategic map) dibawah ini. Dengan menggunakan pendekatan ini, Perusahaan memperoleh beberapa keuntungan dalam melakukan pengelolaan strategi, yaitu: 1. Dapat memberikan gambaran utuh bagaimana strategi pencapaian visi/tujuan Perusahaan. 2. Sebagai alat untuk menjamin bahwa visi/tujuan-tujuan Perusahaan didukung oleh setiap individu di Perusahaan (mendukung proses penjabaran strategi), 3. Membantu penyusunan indikator kinerja untuk individu, sehingga mendukung sistem manajemen kinerja Perusahaan. Inisiatif strategis Perusahaan kemudian dijabarkan ke dalam tujuh komponen pendorong Strategi Quantum Leap atau dikenal sebagai 7 Drivers Quantum Leap. Ketujuh komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Domestic Perusahaan mencanangkan untuk terus tumbuh dan mendominasi pasar full service carrier di Indonesia. Strategi yang diambil adalah peningkatan layanan sebagai bagian dari upaya pemenuhan target rating Skytrax, yaitu menjadi bintang 5, dan sekaligus mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas ASEAN di tahun 2015 serta memperkuat posisi di kelas premium di pasar domestik. Selain itu juga dilakukan peningkatan produk dengan dihadirkannya produk penerbangan dengan menggunakan pesawat tipe ATR International Di pasar Internasional, Perusahaan memiliki potensi peningkatan yang besar. Agar dapat terus meningkatkan daya saing terutama dibandingkan dengan pesaing regional di Asia Pasifik, beberapa strategi yang digunakan adalah: Melakukan kerjasama code share, dengan maskapai penerbangan potensial yang setara, dengan prinsip mutualisme. Beberapa kerjasama code share telah dilakukan, yang terakhir adalah code share dengan Etihad Airways. Kerjasama ini dilakukan dengan prinsip mutualisme, dan sebagai realisasi kerjasama tersebut, di bulan Desember 2012 Garuda Indonesia memindahkan transit point untuk penerbangan

38 36 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Strategi 2013 Strategy Map Customer Financial Sustainable Profitable Growth Consistent High Quality of Products & Services Internal Business Process Revenue Enhancement Product Quality Enhancement Operational Excellence Learning & Growth Employer of Choice High Performance Organization ke Eropa dari Dubai ke Abu Dhabi. Dari kerjasama code share ini, keuntungan yang diperoleh adalah perluasan jaringan penerbangan melalui Abu Dhabi, terhubungnya jaringan penerbangan Garuda Indonesia dengan Etihad Airways, dan sebaliknya. Persiapan untuk bergabung dalam aliansi global SkyTeam. SkyTeam saat ini beranggotakan 19 maskapai penerbangan besar. Manfaat keanggotaan aliansi ini diantaranya adalah terhubungnya Garuda Indonesia ke dalam Jaringan rute yang luas, dengan 15,000 penerbangan per hari, mencakup 1,024 tujuan di 178 negara, dan rata-rata melayani 569 juta penumpang per tahun, serta 530 Airport Lounges di seluruh dunia. 3. LCC Perusahaan mengisi pasar Low Cost Carrier melalui Citilink. Keberadaan Citilink di industri akan semakin memperkuat posisi Garuda Indonesia sebagai premium airline. Strategi yang diterapkan untuk Citilink adalah sebagai berikut: Memisahkan manajemen Perusahaan dari Garuda Indonesia (Spin Off), dengan Corporate Culture Citilink: Simple, On Time, dan Convenient. Melakukan ekspansi penambahan armada dengan prinsip Simple Fleet (jenis yang sama, dan sesuai untuk market LCC). Memaksimalkan perawatan pesawat, serta jaminan keselamatan penerbangan. Berfokus pada rute-rute jarak pendek dan menengah, baik domestik dan internasional. Memaksimalkan utilisasi pesawat agar mencapai level jam yang tinggi. Konsep layanan yang efisien dan tanpa layanan tambahan. Biaya distribusi yang rendah. Perusahaan akan terus mengembangkan Citilink sehingga bisa mandiri dan menguntungkan.

39 37 4. Fleet Strategi Garuda Indonesia dalam pengembangan armada adalah menyeimbangkan jumlah armada dengan kebutuhan armada yang beragam, sehingga dapat mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan. Dengan demikian, armada yang ada dapat dioperasikan secara efisien dan memiliki fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan jaringan rute Garuda Indonesia yang beragam. Kedatangan armada Boeing ER di tahun 2013 menambah kekuatan armada Garuda Indonesia dengan armada untuk kategori jarak jauh (long haul), dan akan memungkinkan Perusahaan untuk memperkenalkan produk baru yaitu layanan kabin First Class. Selain itu Perusahaan juga mendatangkan pesawat tipe ATR untuk melayani rute-rute perintis di domestik. 5. Brand Seperti halnya di tahun 2012, strategi Garuda Indonesia di tahun 2013 pada aspek pengembangan brand adalah melalui pengembangan lanjutan dari Konsep The Garuda Experience. Strategi ini berupaya memberikan proposisi premium untuk produk Garuda Indonesia, yang dicapai melalui pengembangan 4 komponen utama, yaitu: Keramahan Khas Indonesia Kualitas Customer Service yang prima Interior kabin yang modern Armada baru 6. Cost Discipline Strategi Perusahaan di tahun 2013 untuk aspek cost discipline adalah memfokuskan pada upaya penekanan biaya secara secara berkesinambungan namun tanpa mengabaikan peningkatan kualitas pelayanan. Strategi ini diterapkan melalui dua inisiatif berikut: Peralihan dari Indirect Sales Model (c/o: agen) menjadi Direct Sales Model (c/o: internet, call center), sehingga dapat menekan biaya penjualan. Pengoperasian armada baru yang dapat mengurangi biaya perawatan dan biaya bahan bakar. 7. Human Capital Strategi Perusahaan di tahun 2013 untuk aspek pengembangan sumber daya manusia adalah berfokus pada internalisasi Fly-Hi, yang diimplementasikan melalui berbagai inisiatif strategis sebagai berikut: Pengembangan Organisasi Meningkatkan Performance Management System Membangun kapabilitas kepemimpinan Strategi Sumber Daya Manusia yang sejalan dengan strategi Garuda Membangun budaya, penjualan, pelayanan, operasional berkinerja tinggi, serta learning culture. Dengan menjalankan strategi tersebut di atas, diharapkan akan terjadi peningkatan produktivitas karyawan yang dapat mendukung peningkatan profitabilitas Perusahaan. Pada akhirnya, hal tersebut juga akan memberikan dampak positif pada peningkatan tingkat pendapatan per karyawan. 7 Drivers 1 2 Domestic Grow and Dominate Full Service Market International Enormous Upside Potential 7 Human Capital Right Quality & Right Quantity 3 LCC Citilink to Address the LCC Opportunity Cost Discipline Efficient in Cost Structure Compared to Peers 6 Brand Stronger Brand, Better Product & Services 5 Fleet Expand, Simplify & Rejuvenate Fleet 4

40 38 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Laporan Dewan Komisaris Pembukaan ruterute domestik baru merupakan dukungan terhadap program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Perekonomian Indonesia menghadapi banyak tantangan di tahun Tekanan terhadap neraca berjalan dan anggaran pemerintah membuat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi rata-rata sebesar 33% pada tanggal 21 Juni 2013 yang memicu tingginya inflasi domestik di tahun tersebut. Tekanan terhadap neraca berjalan membuat mata uang Rupiah mengalami depresiasi yang signifikan, yaitu sebesar 23% di tahun 2013, depresiasi terbesar dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara-negara ASEAN lainnya. Di antara komponen-komponen Produk Domestik Bruto, sektor transportasi masih mencatat kenaikan tertinggi pada tahun 2013 yaitu 10,2%, yang antara lain tercermin dari pertumbuhan trafik penumpang domestik dan internasional. Di tahun 2013, trafik penumpang domestik tumbuh sebesar 15% sementara penumpang internasional tumbuh sebesar 5,1%. Sementara itu, inflasi Indonesia tercatat sebesar 8,4% di tahun 2013, lebih tinggi dibandingkan dengan 4,3% di tahun Untuk meredam laju inflasi, BI menaikkan suku bunga acuan secara bertahap sejak bulan Juni 2013, dan hal tersebut memicu kenaikan suku bunga perbankan pada umumnya. Tingginya inflasi dan suku bunga pada gilirannya menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Produk Domestik Bruto (PDB) hanya tumbuh sebesar 5,8% di tahun 2013, menurun dibandingkan 6,3% di tahun Apabila dilihat berdasarkan sektor kegiatan, maka sektor transportasi masih mencatat kenaikan tertinggi

41 39 Bambang Susantono Komisaris Utama

42 40 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Laporan Dewan Komisaris yaitu 10,2% yang antara lain tercermin dari pertumbuhan trafik penumpang domestik dan internasional. Data dari Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa jumlah penumpang udara domestik tumbuh sebesar 15% pada tahun Secara keseluruhan, jumlah penumpang udara pada tahun 2013 mencapai 93,6 juta penumpang, terdiri dari 82,1 juta penumpang domestik dan 11,4 juta penumpang internasional, meningkat dari total 81,3 juta penumpang udara di tahun Penilaian Kinerja Direksi atas Hasil Usaha Perusahaan Di tahun 2013, Manajemen Garuda Indonesia melanjutkan pelaksanaan strategi Quantum Leap yang telah dicanangkan sebelumnya, dengan fokus pada ekspansi jaringan penerbangan. Sejalan dengan objektif tersebut, Direksi telah melaksanakan berbagai program dan inisiatif untuk mengembangkan jaringan penerbangan, antara lain melalui penambahan jumlah armada dan menjalin kerjasama code share dengan beberapa maskapai penerbangan internasional seperti Jet Airways untuk memperluas jaringan penerbangan internasional. Di samping itu, persiapan untuk bergabung dengan SkyTeam telah mencapai tahap akhir, dan diharapkan Garuda dapat masuk secara resmi menjadi anggota aliansi global SkyTeam pada triwulan pertama tahun Untuk sektor domestik, Garuda Indonesia telah meluncurkan sub brand Explore ATR dan Explore-Jet Bombardier CRJ1000 NextGen untuk melayani penerbangan ke rute-rute remote di seluruh pelosok Nusantara. Kami menilai langkah Perusahaan membuka jalur penerbangan baru ke pusat-pusat eknomi baru tersebut akan semakin memperkuat posisi Garuda Indonesia di wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur. Langkah ini juga merupakan dukungan Garuda Indonesia terhadap program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dilaksanakan pemerintah, melalui pengembangan konektivitas antar kota di 6 koridor pengembangan ekonomi di Indonesia. Tidak hanya pada tingkatan induk Perusahaan, investasi juga dilaksanakan pada entitas anak Perusahaan, dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif Perusahaan anak di bidang industri masing-masing. Investasi ini menimbulkan beban yang cukup besar di tahun 2013, namun hasil yang dicapai akan dapat mendukung pertumbuhan bisnis Garuda Indonesia beserta entitas anak dalam jangka menengah dan jangka panjang. Iklim perekonomian yang kurang kondusif dan persaingan di industri penerbangan yang semakin ketat membuat Perusahaan hanya mencatat pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 7,0% di tahun 2013 menjadi USD 3,72 miliar. Sejalan dengan pengembangan armada yang dilaksanakan, beban operasional meningkat secara berarti yaitu 12,6% menjadi USD 3,71 miliar di tahun 2013, meski demikian Perusahaan tetap dapat menghasilkan laba operasional sebesar USD 56,4 juta. Laba bersih mengalami penurunan dari USD 111 juta di tahun 2012 menjadi USD 11 juta di tahun 2013, selain karena faktor-faktor yang telah disebutkan diatas juga diakibatkan oleh kerugian yang dibukukan oleh entitas anak Perusahaan, Citilink. Terlepas dari hal tersebut, Komisaris menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Manajemen atas upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan reputasi Perusahaan di pasar internasional. Upaya dan langkah tersebut telah mendapatkan apresiasi dan recognition dari berbagai stakeholders, yang antara lain ditandai dengan keberhasilan Garuda Indonesia memperoleh penghargaan The World s Best Economy Class 2013 dan The Best Economy Class Airline Seat 2013 dari Skytrax dan meraih peringkat ke-8 dalam daftar The World s Top 10 Airlines. Pandangan atas Prospek Usaha Perusahaan Mengacu pada pencapaian di tahun 2013, khususnya di sisi pengembangan armada dan jaringan, Garuda Indonesia akan memiliki landasan yang lebih kokoh untuk meningkatkan posisinya di industri penerbangan global. Dengan semakin baiknya konektivitas antar daerah dan internasional yang dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia, maka Perusahaan akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperbaiki kinerjanya ketika perekonomian domestik menunjukkan perbaikan. Secara umum, tekanan inflasi diproyeksikan akan berkurang di tahun 2014, demikian halnya dengan tekanan terhadap mata uang Rupiah. Dengan demikian, walaupun ketidakpastian

43 41 politik akan mewarnai tahun 2014 karena adanya pemilihan umum, kinerja sektor transportasi diproyeksikan akan meningkat. Hal ini akan memberikan iklim yang kondusif bagi Garuda Indonesia untuk melanjutkan pertumbuhannya di tahun Atas nama pribadi dan Dewan Komisaris, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada Sonata Halim Yusuf dan Bambang Wahyudi atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti sebagai anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris berharap Direksi dapat terus melanjutkan program Quantum Leap yang telah ditetapkan sebelumnya di tahun Dewan Komisaris akan terus meningkatkan pengawasan agar di tahun 2014 Garuda Indonesia dapat meningkatkan kinerja keuangannya. Namun, perhatian khusus tetap perlu diberikan kepada Strategic Business Unit (SBU) serta anak-anak Perusahaan agar kinerjanya dapat terus ditingkatkan sehingga dapat mendukung kinerja Perusahaan secara konsolidasi. Komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris Pada tahun 2013 sebagai tindak lanjut atas peraturan Menteri Negara BUMN dalam meningkatkan pengurusan dan pengawasan BUMN, Dewan Komisaris melakukan perampingan jumlah Komite Komisaris dari yang sebelumnya 3 (tiga) Komite Komisaris menjadi 2 (dua) Komite Komisaris, yaitu Komite Audit, serta Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko. Komite Nominasi Remunerasi dan Tata Kelola Perusahaan, yang sebelumnya menjadi salah satu Komite yang membantu tugas Dewan Komisaris, dilebur tugas-tugasnya ke Komite Audit. Sesuai peraturan-peraturan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) dan kementerian BUMN, pada tahun 2013 Komite Audit telah menyusun Piagam Komite Audit baru yang telah ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan berlaku mulai tanggal 25 Juni Pada RUPST tersebut telah diangkat Bagus Rumbogo sebagai anggota Dewan Komisaris, dan Chris Kanter sebagai anggota Dewan Komisaris Independen yang baru. Kami menyambut gembira kehadiran Bagus Rumbogo dan Chris Kanter ke dalam Dewan Komisaris yang dengan keahlian dan pengalaman yang dimilikinya akan memperkuat fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Pada tanggal 2 Desember 2013, Bagus Rumbogo mengajukan pengunduran diri sebagai anggota Dewan Komisaris, sejalan dengan penugasan barunya yang efektif diberlakukan terhitung tanggal 26 November Atas nama Dewan Komisaris, saya mengucapkan terima kasih kepada Pemegang Saham atas dukungan yang telah diberikan kepada Garuda Indonesia, dan juga kepada Manajemen serta seluruh karyawan Garuda Indonesia atas upaya dan kerja keras yang telah diberikan, sehingga Perusahaan tetap dapat mencatat kinerja yang baik di tengah perekonomian domestik yang kurang mendukung di tahun Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada seluruh pelanggan, mitra kerja dan mitra usaha Garuda Indonesia atas segenap dukungan yang telah diberikan kepada Garuda Indonesia di tahun 2013, dan kami berharap dukungan serta kerjasama yang baik dapat terus dilanjutkan di masa-masa mendatang. Perubahan Susunan Dewan Komisaris Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Garuda Indonesia tanggal 26 April 2013 mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Sonata Halim Yusuf dan Bambang Wahyudi sebagai anggota Dewan Komisaris. Bambang Susantono Komisaris Utama

44 42 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Dewan Komisaris Wendy Aritenang Komisaris Chris Kanter Komisaris Independen

45 43 Bambang Susantono Komisaris Utama Betti Setiastuti Alisjahbana Komisaris Independen Peter F. Gontha Komisaris Independen

46 44 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Laporan Direksi Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir dan hemat bahan bakar, Garuda Indonesia akan mampu meningkatkan efisiensi secara signifikan di tahun-tahun mendatang. Tahun 2013 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Kenaikan harga bahan bakar bersubsidi dipertengahan tahun memicu inflasi domestik hingga mencapai 8,4%, dan defisit neraca berjalan yang meningkat menyebabkan Rupiah terdepresiasi sangat tajam selama tahun Tingginya inflasi dan melemahnya Rupiah tersebut menyebabkan permintaan terhadap jasa transportasi udara, khususnya pada pasar full service airline seperti Garuda Indonesia mengalami penurunan. Tidak hanya individu yang harus mengalami penyesuaian pola Pada tahun 2013, Garuda Indonesia mendatangkan 36 pesawat baru, termasuk 10 untuk Citilink, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2013 menjadi 140 pesawat, termasuk 12 Bombardier CRJ-1000 NextGen dan 2 ATR yang melayani rute-rute remote di kawasan Indonesia timur dan barat, dengan rata-rata umur pesawat membaik menjadi 5 tahun dari 5,8 tahun pada tahun pengeluaran akibat tekanan inflasi dan pelemahan mata uang, namun korporasi juga harus mengurangi anggaran belanja transportasinya. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap kinerja Perusahaan di tahun tersebut. Kendati di tahun 2013 jumlah penumpang yang diangkut mengalami peningkatan sebesar 22,3%, namun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pasar secara keseluruhan, sehingga Perusahaan mencatat penurunan pangsa pasar, baik untuk sektor domestik maupun internasional.

47 45 Emirsyah Satar Direktur Utama

48 46 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Laporan Direksi Sementara itu, dalam rangka mempersiapkan pengembangan bisnis ke depan, di tahun 2013 Garuda Indonesia melakukan investasi yang cukup besar dalam penambahan armada untuk menunjang kegiatan operasional penerbangan. Tidak hanya pada tingkatan induk Perusahaan, investasi juga kami laksanakan pada entitas anak Perusahaan, dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif Perusahaan anak di bidang industri masing-masing. Investasi ini menimbulkan beban yang cukup besar di tahun tersebut, namun hasil yang dicapai akan dapat mendukung pertumbuhan bisnis Garuda Indonesia beserta entitas anak dalam jangka menengah dan jangka panjang. Dalam situasi dan kondisi tersebut, Garuda Indonesia berupaya secara konsisten melakukan peningkatan efisiensi. Berbagai indikator efisiensi menunjukkan perbaikan, seperti fuel burn/blockhours yang menurun dari di tahun 2012 menjadi di tahun Perbaikan juga tercermin dalam Cost per ASK yang mengalami penurunan dari USc 7,9 menjadi USc 7,6. Sejalan dengan strategi Quantum Leap yang telah dicanangkan Perusahaan, di tahun 2013 Perusahaan memfokuskan pada pengembangan network penerbangan dan persiapan yang intensif dalam memenuhi persyaratan menjadi anggota resmi aliansi global SkyTeam di tahun 2014 mendatang untuk menjadikan Garuda Indonesia pemain global (global player). Kinerja Perusahaan Tahun 2013 Kebijakan Strategis Iklim perekonomian yang kurang kondusif dan persaingan di industri penerbangan yang semakin ketat membuat Perusahaan hanya mencatat pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 7,0% di tahun 2013 menjadi USD 3,72 miliar. Dari sisi keuangan, sejalan dengan pengembangan armada yang kami laksanakan, beban operasional meningkat secara berarti yaitu 10,8% menjadi USD 3,66 miliar di tahun 2013, namun Perusahaan dapat tetap mencatat laba operasional sebesar USD 56,4 juta. Walaupun Perusahaan harus menghadapi beban biaya yang cukup besar terkait dengan ekspansi yang dilakukan serta kerugian besar yang dibukukan oleh entitas anak Citilink, akan tetapi Perusahaan mampu mencatat laba bersih sebesar USD 11,2 juta di tahun 2013, menurun dari USD 110,8 juta di tahun 2012, dan meraih laba komprehensif sebesar USD 565,5 ribu di tahun 2013, menurun dari USD 145,4 juta di tahun Selain itu, meskipun mengalami penurunan laba, hal penting yang kami laksanakan di tahun 2013 adalah kemampuan kami melakukan pelunasan kredit sindikasi sebesar USD 55 juta dari Citi Club Deal di triwulan kedua tahun 2013 dan USD 75 juta kredit dari Indonesia Exim Bank di triwulan ketiga tahun Selain itu, Perusahaan juga berhasil menerbitkan obligasi sejumlah Rp 2 triliun di bulan Juli Dalam aspek operasional, tahun 2013 Garuda Indonesia mendatangkan 36 pesawat baru yang terdiri dari 2 Airbus A , 1 Airbus A , 4 Boeing ER, 10 Boeing NG, 7 Bombardier CRJ1000 NextGen, 2 ATR dan 10 Airbus A untuk Citilink serta melepaskan 2 pesawat, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2013 menjadi 140 pesawat, dengan rata-rata umur pesawat membaik menjadi 5,0 tahun dari 5,8 tahun pada tahun Seiring dengan kedatangan pesawat ATR72-600, dan pengoperasian armada sub 100- seater Bombardier CRJ1000 NextGen sejak Oktober 2012, Garuda Indonesia pada November 2013 meluncurkan sub brand Explore dan Explore Jet yang melayani rute-rute remote di wilayah timur dan barat Indonesia. Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir dan hemat bahan bakar, maka Perusahaan akan dapat terus meningkatkan efisiensi di tahun-tahun mendatang.

49 47 Dalam bidang komersial, kami terus melakukan pengembangan rute dan jaringan (network) penerbangan, baik di pasar domestik maupun internasional. Di tahun 2013, kami membuka 28 rute baru yang terdiri dari 24 rute domestik (1 rute di antaranya adalah re-instate) dan 4 rute internasional. Rute baru tersebut melayani 11 kota tujuan baru, yaitu Bengkulu, Tanjungpinang, Tanjungpandan, Berau, Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende, Penang, dan Brisbane. Selain itu, kami juga meningkatkan kerjasama code share dengan beberapa maskapai internasional, seperti Jet Airways dari india. Kinerja Entitas Anak & Strategic Business Unit (SBU) Seiring dengan pertumbuhan kinerja Garuda Indonesia, maka Entitas Anak dan SBU juga terus didorong untuk menjadi entitas bisnis yang mandiri dan menguntungkan. Di tahun 2013, kinerja SBU secara umum mengalami perbaikan, demikian halnya dengan kinerja entitas anak. Namun, Citilink masih membukukan rugi komprehensif sebesar USD 48 juta karena Citilink masih berada dalam tahap pengembangan untuk melayani pasar segmen LCC yang terus berkembang. Dari aspek layanan, kami memperkenalkan New Service Concept serta layanan First Class yang bisa dinikmati di pesawat baru Boeing ER, dan juga memperkenalkan layanan Executive Class dan Economy Class baru yang lebih baik. Peningkatan layanan ini merupakan persiapan kami menuju service excellence di tahun Sejalan dengan berbagai perbaikan dan pengembangan yang dilaksanakan secara berkelanjutan, Garuda Indonesia memperoleh apresiasi dan penghargaan (award) dari berbagai institusi dalam dan luar negeri. Pada tahun 2013 Perusahaan berhasil memperoleh 82 penghargaan, terdiri dari 23 awards internasional, seperti The World s Best Economy Class 2013 dan The Best Economy Class Airline Seat 2013 dari Skytrax dan meraih peringkat ke-8 dalam daftar The World s Top 10 Airlines serta 59 penghargaan dari dalam negeri, mencakup aspek transformasi, manajemen, pelayanan, keuangan, Good Corporate Governance, branding, dan human capital. Melalui penerapan budaya Perusahaan FLYHI yang terus dikembangkan dan dilandasi semangat One Team, One Spirit, One Goal, maka produktivitas karyawan secara umum mengalami peningkatan di tahun 2013 yang akan membawa Perusahaan sebagai High Performance Organization di masa datang. Kami akan terus meningkatkan kinerja Entitas Anak dan SBU di masa datang sehingga memiliki kemampuan untuk mandiri yang pada gilirannya dapat mendukung pencapaian kinerja keuangan Garuda Indonesia secara konsolidasi. Perbandingan Hasil yang Dicapai dengan yang Ditargetkan Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, kondisi perekonomian domestik yang kurang kondusif dan tingginya persaingan membuat Perusahaan tidak berhasil memenuhi beberapa target yang telah ditetapkan untuk tahun 2013, baik target dari sisi keuangan maupun operasional. Faktor melemahnya Rupiah terhadap US dollar telah pula menyebabkan terjadinya penurunan permintaan secara keseluruhan sehingga mempengaruhi pencapaian pendapatan Perusahaan. Sementara itu, dalam kaitan dengan rencana pengoperasian dedicated terminal, maka Garuda Indonesia akan melanjutkan proses penyelesaian dan pengoperasian dedicated terminal tersebut yang belum sepenuhnya terselesaikan pada tahun 2013.

50 48 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Laporan Direksi Kendala-Kendala yang Dihadapi Kepadatan bandara dan fasilitas infrastruktur lainnya merupakan salah satu tantangan yang harus dapat kami kelola, mengingat kualitas infrastruktur bandara akan mempengaruhi kualitas layanan kami kepada pelanggan, selain juga sangat mempengaruhi kegiatan operasional penerbangan khususnya terhadap ketepatan jadwal penerbangan (On Time Performance) dan efisiensi bahan bakar. Selain itu sejalan dengan ekspansi usaha Perusahaan, kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang mendapatkan fokus perhatian Perusahaan, sehingga berbagai pelatihan terus kami lakukan untuk meningkatkan kapabilitas karyawan dalam melaksanakan rencana-rencana Perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Prospek Tahun 2014 Dengan harapan terjadinya perbaikan perekonomian Indonesia di tahun 2014 dan terus membaiknya perekonomian global, maka Perusahaan optimis dapat memperbaiki kinerjanya di tahun Tahun 2014 Perusahaan akan menekankan pada tercapainya service excellence, disamping tentunya terus melanjutkan momentum pertumbuhannya. Garuda Indonesia telah dijadwalkan akan resmi menjadi anggota Sky Team pada tanggal 5 Maret 2014 yang akan semakin mengokohkan posisi Perusahaan sebagai global player. Perusahaan juga akan terus mengembangkan Garuda Indonesia menjadi organisasi yang memiliki world class process, system and human capital. Dalam kaitan dengan entitas anak, khususnya Citilink yang memberikan kontribusi negatif kepada Perusahaan di tahun 2013, maka Perusahaan akan terus berupaya memperkuat manajemen Citilink dan melakukan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja Citilink di tahun Ulasan Penerapan Good Corporate Governance Tahun 2013 merupakan tahun terakhir dalam tahapan Good Garuda Citizen, guna mewujudkan Perusahaan yang beretika dan bertanggung jawab dengan membangun budaya Good Corporate Governance. Pada tahun 2013 ini Garuda Indonesia menetapkan hasil penilaian praktik penerapan GCG sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI) Perseroan. Tahapan penerapan Good Corporate Governance selanjutnya yaitu tahap Garuda Group Governance antara tahun 2014 hingga 2015, dimana Garuda Indonesia akan menerapkan dan membentuk perangkat Good Corporate Governance pada entitas anak. Sehingga diharapkan Garuda Indonesia beserta seluruh entitas anak secara grup berkomitmen dan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Garuda Indonesia melaksanakan GCG Assessment untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 yang dilakukan oleh Ernst & Young Indonesia selaku assessor independen. Assessment dilakukan dengan mengacu kepada indikator/ parameter GCG di dalam surat No. SK-16/S.MBU/2012 dari Kementerian Negara BUMN. Sampai dengan buku Laporan Tahunan ini diterbitkan, pelaksanaan GCG assessment masih berlangsung sehingga Perseroan belum memperoleh skor GCG assessment tahun buku Pada sisi lain, untuk kelima kalinya Garuda Indonesia di tahun 2013 kembali mengikuti riset pemeringkatan implementasi GCG untuk tahun buku 2012 yang diselenggarakan The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dengan tema Good Corporate Governance dalam Perspektif Pengetahuan. Garuda Indonesia memperoleh skor 85,93 dan termasuk dalam kategori Most Trusted Company.

51 49 Sementara itu, ASEAN Capital Market Forum telah menetapkan ASEAN GCG Scorecard yang diadopsi dari berbagai international standards and best practices sebagai dasar untuk menilai praktik GCG Perusahaan publik di wilayah ASEAN. The Indonesian Institute Corporate Directorship (IICD) sebagai lembaga independen penilai praktik GCG pada Perusahaan publik di Indonesia, dengan menggunakan ASEAN GCG Scorecard telah menetapkan Garuda Indonesia sebagai Perusahaan BUMN terbaik untuk kategori Best Rights of Shareholders pada 30 Oktober Apresiasi Sebagai penutup, saya mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan, mitra usaha, mitra kerja, dan stakeholders lain atas kerjasama dan dukungan yang telah diberikan kepada Garuda Indonesia selama tahun Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh karyawan atas kerja keras dan dedikasi yang telah diberikan kepada Perusahaan sehingga Garuda Indonesia tetap mencatat kinerja yang positif di tengah berbagai tantangan dalam industri maupun perekonomian domestic dan global. Kami juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemegang Saham atas segenap dukungan yang diberikan, sehingga Perusahaan dapat terus melakukan pengembangan di tahun 2013 dan melanjutkan momentum pertumbuhannya untuk menjadi global player. Emirsyah Satar Direktur Utama

52 50 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Direksi Handrito Hardjono Direktur Keuangan Batara Silaban Direktur Teknik & Pengelolaan Armada Meijer Frederik Johannes Direktur Pemasaran & Penjualan Emirsyah Satar Direktur Utama

53 51 Novianto Herupratomo Direktur Operasi Faik Fahmi Direktur Layanan Judi Rifajantoro Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & Umum

54 52 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Pada tahun 2013, Garuda Indonesia Group melayani 25 juta penumpang rute domestik dan internasional, meningkat dari 20,4 juta penumpang pada tahun 2012.

55 53

56 54 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Industri Trafik penumpang penerbangan internasional dari Indonesia tercatat meningkat 9,5% sementara jumlah penumpang domestik meningkat 2,1%. Kondisi Umum Global Pada awal tahun 2013, ancaman krisis ekonomi dunia masih tetap tinggi dengan sumber penyebab utamanya adalah proses pemulihan krisis di Zona Eropa dan melemahnya kapabilitas ekonomi Amerika Serikat akibat program pengetatan belanja publik. Namun pada akhirnya, pemulihan ekonomi global yang sebelumnya tersendat, perlahan mulai melaju dengan tumpuan penggerak utamanya adalah Zona Asia dan AS sendiri. Selain itu, indikasi positif atas pemulihan krisis Eropa dan pertumbuhan negara ekonomi utama Asia, yaitu Jepang, Cina dan India ikut memotori perbaikan ekonomi global. Perbaikan ini akan berlanjut sampai tahun 2014 sehingga dapat menstimulasi kembali kestabilan ekonomi global.

57 55 Produksi & Trafik (Mainbrand + Citilink) Tonase Kilometer Diangkut (000) Tonase Kilometer Tersedia (000) Penumpang Diangkut Penumpang Kilometer Diangkut (000) Tempat Duduk Kilometer Tersedia (000) Tingkat Isian Penumpang (%) 74,07 75,92 Indikator Penting Ketepatan Waktu Penerbangan Mainbrand (%) 83,8 84,9 Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun 2014 akan mencapai 3,2% atau lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi pada bulan Juni 2013 yaitu 3%, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan selama tahun 2013 sebesar 2,4%. Ekonomi negara berkembang juga diproyeksi tumbuh sekitar 5,3% tahun ini atau meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,8% (sumber: Web Sekretariat Kabinet Republik Indonesia). Adanya indikasi prospek yang cerah ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk ikut menjaga pertumbuhan ekonominya, dengan tumpuan utamanya dari jalur perdagangan maupun jalur finansial.

58 56 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Industri Kondisi Umum Domestik Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,8%, mengalami penurunan dibandingkan 6,2% di tahun Pertumbuhan PDB ini terjadi di semua sektor lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dibukukan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 10,2%. Kondisi ekonomi makro yang kurang stabil di tahun 2013, seperti meningkatnya inflasi, pelemahan nilai tukar Rupiah dan defisit transaksi berjalan telah mempengaruhi kinerja perusahaan selama tahun Industri penerbangan Indonesia pada tahun 2013 dinilai masih sangat prospektif. Prospek ini tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia. Menggeliatnya permintaan terhadap industri penerbangan membuat semakin banyaknya maskapai penerbangan yang berlomba-lomba meramaikan lalu lintas udara Indonesia. Harga tiket yang semakin terjangkau serta makin bervariasinya pilihan maskapai penerbangan menyulut pertumbuhan pesat masyarakat Indonesia yang memilih untuk mengakses moda transportasi tersebut sebagai pilihan utama. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mencatat persaingan dalam industri penerbangan akan semakin sengit dan akan diimbangi pula dengan peningkatan jumlah penggunanya. Pada akhir 2013 maskapai penerbangan asing yang masuk ke bandara Soekarno Hatta tercatat berjumlah 37 buah, yaitu Air Asia, Air China, All Nippon, Royal Brunei Airlines, Cathay Pacific Airways, Cebu Pacific, China Airlines, China Southern Airlines, Emirates, Etihad Airways, Eva Air, Japan Airlines, Jetstar, KLM, Korean Air, Kuwait Airways, Mihin Lanka, Malaysia Airlines, Philippines Airlines, Qantas Airways, Qatar Airways, Saudi Arabia Airlines, Sinchuan Airlines, Singapore Airlines, Thai Airways, Tiger Airways, Turkish Airways, Value Air, Vietnam Airlines, Yemenia Airways, Business Air, Malindo Airways, Asiana Airlines, National Air, Xiamen Airlines, China Eastern, Thai Lion Air. (Sumber: Airport Authority) Pasar Bisnis Penumpang Bisnis penerbangan internasional dunia mengalami pertumbuhan trafik Revenue Passenger Kilometers (RPK) sebesar 5,2%, sebagaimana yang dilaporkan oleh IATA. Pemulihan trafik ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan ditopang oleh penambahan kapasitas Available Seat Kilometers (ASK) sebesar 4,8%. Seat Load Factor (SLF) rata-rata penerbangan internasional tercatat sebesar 79,5%, meningkat dibandingkan periode tahun lalu sebesar 78,9%. Trafik penumpang penerbangan internasional Asia Pasifik - sebagaimana yang dilaporkan oleh maskapaimaskapai penerbangan anggota Association of Asia Pacific Tujuan Wisata Tana Toraja Sesuai dengan arti namanya, Tana Toraja bagaikan tanah para raja. Aman terlindung oleh gunung-gunung tinggi dan tebing-tebing granit, hutan hijau dan persawahan yang membentang indah mewarnai dataran tinggi di utara propinsi Sulawesi Selatan ini. Orang Toraja saat ini masih mematuhi kuno mereka, ritual kepercayaan dan tradisi, walaupun banyak yang telah memeluk agama Kristen. Toraja terkenal dengan upacara pemakaman yang unik, namun sangat rumit, lama dan melibatkan seluruh penduduk desa. Untuk menuju ke sana, Garuda Indonesia menyediakan layanan penerbangan ke Makassar dan dari sana wisatawan dapat memilih untuk melanjutkan perjalanannya melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat perintis, atau menggunakan bus melalui jalan darat.

59 57 Airlines (AAPA) mencapai 219 juta orang di tahun 2013, mengalami peningkatan sebesar 6% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, RPK juga meningkat 5,2% menjadi 813 miliar pada tahun Peningkatan ini mencerminkan kuatnya permintaan pada rute-rute regional yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik dan penambahan kapasitas ASK sebesar 4,8%. SLF rata-rata penerbangan internasional Asia Pasifik tercatat sebesar 78,2%. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia melayani 15,85 juta penumpang dalam penerbangan di 76 rute domestik, serta 3,77 juta penumpang dalam penerbangan di 31 rute internasional yang diterbangi sendiri. Trafik penumpang penerbangan internasional Indonesia yang diangkut dari Indonesia tercatat meningkat 9,5% dari 11,9 juta orang pada tahun 2012 menjadi 13 juta orang pada tahun 2013 (sumber: BPS). Kenaikan penumpang internasional yang berasal dari Indonesia diperkirakan juga dipicu oleh meningkatnya aktivitas ekonomi dan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah. Jumlah penumpang domestik meningkat 2,1% dari 54,5 juta orang pada tahun 2012 menjadi 55,7 juta orang (sumber: BPS). Kenaikan ini sebagai hasil dari aktivitas perekonomian nasional yang bertumbuh, meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat Indonesia, penambahan maskapai penerbangan, harga tiket yang terjangkau dan pemenuhan kualitas pelayanan serta keselamatan penerbangan. Pasar Bisnis Kargo Udara. Bisnis penerbangan kargo udara global mengalami peningkatan Freight Tonne Kilometer (FTK) 1,4% dan Available Freight Tonne Kilometer (AFTK) sebesar 2,6% sebagaimana yang dilaporkan oleh IATA. Sementara tingkat isian kargo rata-rata penerbangan global tercatat sebesar 45,3%. Peningkatan FTK dan AFTK terutama terjadi di area Middle East, yaitu masing-masing sebesar 12,8% dan 11,8%. Namun harga pengiriman kargo secara global mengalami penurunan sebesar 4,9%, yang berdampak pada penurunan pendapatan kargo secara global sebesar 3,2%.

60 58 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Komersial Pada tahun 2013, jaringan penerbangan Garuda Indonesia diperluas dengan penambahan 30 rute baru baik rute domestik dan internasional. Garuda Indonesia terus melakukan ekspansi jaringan guna meningkatkan connectivity antar wilayah di Indonesia. Ekspansi jaringan tidak hanya difokuskan pada kota-kota besar di Indonesia, melainkan juga ke pelosok daerah di tanah air. Namun kondisi perekonomian domestik yang kurang mendukung menyebabkan kinerja komersial tidak optimal, sebagaimana tercermin dalam kurang seimbangnya antara produksi dengan pendapatan yang diperoleh di tahun Network Management Kebijakan pengembangan jaringan penerbangan di tahun 2013 tetap sejalan dengan kebijakan Quantum Leap , dimana di tahun 2013 difokuskan pada network expansion. Selain itu perusahaan juga ikut aktif menyukseskan program Pemerintah MP3EI (Master Plan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan berupaya mengoptimalisasikan sumber daya yang semakin bertambah. Garuda Indonesia Laporan 2013 Laporan Tahunan Tahunan 2013

61 59 Ekspansi jaringan di tahun 2013 dilakukan dengan menambah 26 pesawat baru, yaitu 4 pesawat Boeing ER, 2 pesawat Airbus A , 1 pesawat Airbus A , 10 pesawat Boeing NG, 7 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, 2 pesawat ATR Selain itu, Garuda Indonesia juga membuka 28 rute baru yang terdiri dari 24 rute di Domestik (1 rute di antaranya adalah re-instate) dan 4 rute di Internasional. Rute baru tersebut melayani 11 kota tujuan baru, yaitu Bengkulu, Tanjungpinang, Tanjungpandan, Berau, Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende, Penang, dan Brisbane. Strategi Jaringan Penerbangan Domestik Strategi jaringan penerbangan Domestik difokuskan pada ekspansi melalui pembukaan beberapa rute baru dan kota tujuan baru. Rute Bengkulu, Tanjung Pandan, dan Tanjung Pinang dilayani dengan B737 classic, rute Berau, Sorong, dan Manokwari dilayani dengan CRJ1000, sementara kota tujuan Bima, Labuan Bajo dan Ende dilayani dengan jenis pesawat baru ATR Pesawat ATR dengan kapasitas 70 seat berfungsi sebagai feeder rute dari dan ke kota pendukung. Sebanyak 2 unit ATR mulai dioperasikan pada bulan Desember 2013, dari 25 buah yang sudah dipesan oleh Perusahaan. Pertumbuhan pasar

62 60 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Komersial domestik selama tahun 2013 tercatat sebesar 13,2% di tahun 2013 yang diakomodasi dengan pertumbuhan produksi ASK sebesar 15,8%. Sejalan dengan program Pemerintah MP3EI, Perusahaan ikut mengembangkan perekonomian melalui pembangunan hub-hub baru, seperti Medan dan Balikpapan melengkapi hub sebelumnya di Cengkareng, Denpasar, Surabaya, dan Makassar. Diharapkan dengan pembangunan lebih banyak hub baru ini, sumber daya Perusahaan dapat digunakan semakin optimal. Dalam upaya menciptakan percepatan eksekusi proses bisnis, terutama untuk mendukung pencapaian target penjualan, Perusahaan membentuk 4 Region Domestik, dengan pusat region di Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar. Strategi Jaringan Penerbangan Internasional Strategi jaringan penerbangan internasional dilakukan dengan memperkuat rute-rute internasional melalui penambahan frekuensi dan pembukaan rute baru. Pertumbuhan pasar Internasional selama tahun 2013 pada rute-rute yang diterbangi Perusahaan mencapai 7,7% yang diakomodasi dengan pertumbuhan produksi ASK sebesar 13,5%. Di tahun 2013, perusahaan membuka 2 rute internasional baru, yaitu Penang dan Brisbane. Sementara itu, dalam rangka menciptakan percepatan eksekusi proses bisnis, terutama untuk mendukung pencapaian target penjualan, Perusahaan juga merestrukturisasi region dan membentuknya menjadi 5 Region Internasional, dengan pusat di Singapore, Tokyo, Shanghai, Sydney dan Amsterdam. Ekspansi dan strategi menambah frekuensi yang dilakukan selama tahun 2013 telah meningkatkan jumlah penumpang sebesar 5,1%, dan masih perlu ditingkatkan mengingat produksi ASK (Available Seat Kilometer) yang ditawarkan meningkat sebesar 13,5%. Selain mengatur strategi jaringan penerbangan domestik dan internasional, unit Network Management juga bertanggung jawab terhadap hal berikut: 1. EU-ETS: European Union Emissions Trading Scheme Tahun 2013 merupakan Trading Period EU ETS yang kedua, namun Garuda Indonesia masuk ke dalam kategori de minimis, yaitu kategori operator penerbangan yang tidak ikut terlibat dalam skema EU ETS untuk dipantau selama periode tertentu. Adapun kriteria de minimis adalah frekuensi penerbangan kurang dari 243 flights dalam periode 4 bulan berturutturut (Januari-April, Mei-Agustus, September-Desember), atau total emisi tahunan kurang dari tonnes per tahun. Tujuan Wisata Nusa Tenggara Timur Ada dua hal yang membuat NTT dikenal dunia, pertama adalah komodo dan yang kedua adalah danau tiga warna Kelimutu. Akan tetapi sesungguhnya NTT menyimpan ragam pesona alam lainnya, seperti Liang Bua, sebuah goa di bukit batu kapur. NTT juga memiliki desa adat Bena yang unik dengan rumah-rumah yang terbuat dari alang-alang yang ditata dengan rapi. Buat pecinta laut, di NTT ada Taman Laut Maumere dengan keindahan alam bawah laut. Garuda Indonesia mempromosikan Nusa Tenggara Timur (NTT) ke manca negara melalui pembukaan penerbangan ke tiga kabupaten di NTT, yaitu Bandara Komodo Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Sumba Barat

63 61 Total frekuensi penerbangan Garuda di wilayah Eropa pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: Januari April : 148 flights Mei Agustus : 194 flights September Desember : 210 flights Karena frekuensi penerbangan perusahaan tidak melebihi 243 flights pada periode empat bulanan di tahun 2013, maka perusahaan tidak terlibat dalam skema EU ETS Akibatnya, perusahaan tidak perlu mengkompensasi keluaran emisi di tahun tersebut kendati total keluaran emisi Garuda sesungguhnya melebihi 10,000 tonnes. 2. Kerjasama dengan Airline Partners Dalam rangka meningkatkan kinerja melalui kerjasama dengan airline partners, selama tahun 2013 Garuda Indonesia bekerjasama dengan 14 airline, yaitu China Airlines (CI), China Eastern Airlines (MU), China Southern Airlines (CZ), Etihad (EY), Jet Airways (9W), KLM, Kenya Airways (KQ), Korean Air (KE), Philippines Airlines (PR), Singapore Airlines (SQ), Royal Brunei (BI), Silk Air (MI), Turkish Airlines (TK) dan Xiamen Airlines (MF). Dengan adanya kerjasama tersebut, maka per 31 Desember 2013 perusahaan telah memiliki sekitar 846 penerbangan berjadwal yang dioperasikan oleh Airlines partners ke 26 destinasi baru yang tidak dioperasikan oleh Garuda Indonesia.

64 62 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Komersial Rute Domestik Hub Medan Hub Surabaya Hub Denpasar Banda Aceh Medan Banjarmasin Semarang Pekanbaru Batam Padang Palembang Surabaya Kupang Bandung Denpasar Labuan Bajo Bima Lombok Ende Banda Aceh Medan Tarakan Pekanbaru Batam Tanjung Pinang Pontianak Berau Padang Jambi Pangkal Pinang Balikpapan Palembang Tanjung Pandan Palangkaraya Bengkulu Banjarmasin Tanjung Karang Jakarta Bandung Semarang Yogyakarta Solo Surabaya Malang Denpasar Mataram Lombok 25 Rute Baru Domestik Medan Batam Medan Medan Padang Medan Medan Palembang Medan Padang Pekanbaru Padang Batam Pekanbaru Batam Medan Aceh Medan Jakarta Aceh Jakarta Jakarta Tanjung Pinang Jakarta Jakarta Bengkulu Jakarta Jakarta Tanjung Pandan Jakarta Medan Pekanbaru Medan Medan Batam Tanjung Karang Batam Medan Denpasar Bandung Denpasar Surabaya Kupang Surabaya Denpasar Semarang Denpasar Denpasar Kupang Denpasar Jakarta Ternate Jakarta Surabaya Banjarmasin Surabaya Balikpapan Banjarmasin Balikpapan Balikpapan Berau Balikpapan Balikpapan Manado Balikpapan Jakarta Ambon Jakarta Makassar Sorong Manokwari Jayapura Manokwari Sorong Makassar

65 63 Hub Balikpapan Hub Makassar Berau Manado Sorong Manokwari Jayapura Balikpapan Makassar Banjarmasin Manado Ternate Palu Gorontalo Sorong Manokwari Biak Jayapura Kendari Ambon Makassar Timika Labuan Bajo Bima Ende Kupang Rute Baru ATR Denpasar Bima Lombok Denpasar Denpasar Labuan Bajo Ende Labuan Bajo Denpasar 5 Hub Medan Surabaya Denpasar Balikpapan Makassar 44 Destinasi Domestik Destinasi Baru 2013: Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pandan, Berau, Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende.

66 64 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Komersial Rute Internasional Manchester Amsterdam Dusseldorf London Frankfurt Brussels Munich Paris Milan Moscow Athena Bahrain Abu Dhabi Jeddah Muscat Rute 2012 Code Share Rute Baru Rute Baru Internasional Medan Penang Medan Surabaya Singapura Surabaya Jakarta Osaka Jakarta Jakarta Brisbane Jakarta Jakarta Perth Jakarta 13 Destinasi Code Share dengan Etihad Frankfurt, Brussels, Milan, Dusseldorf, Munich, Bahrain, Abu Dhabi, London, Paris, Manchester, Moskow, Athena, Muscat.

67 65 Beijing Seoul Tokyo Shanghai Osaka Guangzhou Hong Kong Taipei Bangkok Penang Kuala Lumpur Medan Singapore Surabaya Balikpapan Makassar Jakarta Denpasar Brisbane Perth Sydney Melbourne

68 66 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Komersial 3. Global Alliance dengan SkyTeam. Sebagai kelanjutan dari program keikutsertaan Garuda Indonesia dalam Aliansi Global SkyTeam telah dibentuk Team yang akan memantau progress milestone keanggotaan perusahaan di SkyTeam: 1. TST (Transition Support Team) yang anggotanya terdiri dari Maskapai Penerbangan yang telah memiliki perjanjian bilateral dengan Garuda Indonesia (Airline Partners Sponsor) dan SkyTeam Office. Tugas dari TST ini adalah Anggota SkyTeam (Airline Partners Sponsor) membantu Garuda Indonesia dalam proses pemenuhan persyaratan keanggotaan untuk menjadi anggota SkyTeam, sedangkan SkyTeam Office lebih melihat kemajuannya (sejauh mana perusahaan telah memenuhi persyaratan keanggotaan). Koordinasi TST untuk memantau kemajuan pemenuhan syarat keanggotaan ini dilakukan setiap 3 bulanan di Jakarta. 2. IT2 (Information IT 2 (Information System Integrated Team) Tugas tim ini akan meliputi: Pelaksanaan conference call minimal sekali setiap bulan dengan seluruh airline partners SkyTeam. Issue: perbedaan waktu antar SkyTeam partners Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi dan seluruh aktivitas integrasi system Garuda Indonesia dengan sistem masing-masing anggota Di samping 2 tim di atas, setiap bulannya juga dilakukan Big Conference Call dengan beberapa anggota SkyTeam yang mengangkat issue mengenai time difference antar SkyTeam partners. Tujuannya adalah untuk melihat kemajuan perusahaan dari sisi bisnis dan untuk airline partner membantu perusahaan dalam memenuhi persyaratan keanggotaan. Adapun persyaratan SkyTeam juga mencakup pengadaan Modul Frequent Flyer. Modul ini berfungsi untuk memperbaiki kinerja GFF agar keluhan/complaint yang selama ini banyak dapat diminimalkan. Kemajuan yang diharapkan dari Project SkyTeam selama tahun 2013 adalah mempersiapkan Garuda Indonesia dalam menghadapi SkyTeam Audit sebagai bagian utama untuk dapat diterima menjadi anggota SkyTeam. Hal ini sangat memerlukan komitmen dan kerjasama dari semua personel perusahaan dan semua pemangku kepentingan untuk dapat memanfaatkan peluang agar Garuda Indonesia dapat menjadi airline terbesar di antara anggota SkyTeam mengingat pertumbuhan pasar Asia dan Indonesia yang sangat pesat. Diharapkan dengan sudah memenuhi semua persyaratan yang diperlukan, maka target untuk menjadi full member di awal tahun 2014 dapat dipenuhi. Revenue Management Seiring dengan perkembangan bisnis Perusahaan dan adanya tuntutan peningkatan kinerja, Perusahaan telah berhasil menerapkan sistem baru Passenger Service System (PSS), yaitu Altea yang dapat memenuhi tuntutan perkembangan bisnis global. Dengan PSS yang baru ini diharapkan Garuda Indonesia akan dapat memenangkan persaingan yang semakin ketat. Di awal tahun 2013, perusahaan telah mengganti sistem lama Revenue Management System dengan sistem baru, yaitu PROS, yang merupakan sistem pendukung pengambil keputusan Revenue Management yang berfungsi untuk memaksimalkan pendapatan. Perusahaan pun telah menggunakan Fare Management System sebagai deal management dalam penentuan dan distribusi harga, yang sekaligus juga merupakan database harga yang terpusat. Dengan adanya sistem ini selain akan meningkatkan efisiensi juga akan menjamin terlaksananya Good Corporate Governance.

69 67 Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan, maka pada bulan Januari 2013, Perusahaan telah memasukkan biaya pelayanan jasa penerbangan Passenger Service Charge (PSC) pada tiket pesawat karena mekanisme pembayaran PSC sebelumnya dianggap kurang mendukung kelancaran pelayanan penumpang di bandara. Untuk penerbangan domestik, hanya Garuda Indonesia yang telah menerapkan PSC dalam tiket ini, sementara hampir sebagian besar negara di dunia ini telah menerapkan sistem ini. Program-program yang berhasil dan telah berjalan dengan baik pada tahun 2013 akan terus dilakukan dan disempurnakan dalam pelaksanaannya. Program Early Birds, Advanced Purchased, harga khusus melalui direct channel dan harga khusus untuk partnership dan sponshorship akan terus dilakukan. Selain itu pemberian harga khusus untuk corporate yang selama ini telah berjalan juga akan terus dilaksanakan dan disempurnakan. Untuk meningkatkan jaringan penerbangan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, Perusahaan telah melakukan kerjasama dengan lebih dari 50 airline partner untuk memperluas tujuan perjalanan dengan harga yang kompetitif dan memasukkan harga tersebut ke dalam sistem sehingga proses auto pricing saat menerbitkan tiket dapat dilakukan. Proses auto pricing memegang peranan yang penting karena dapat meningkatkan efisiensi dan akan mengurangi kesalahan yang ditimbulkan akibat human error. Dalam upaya mendukung program efisiensi biaya, sepanjang tahun 2013 perusahaan juga telah melakukan negosiasi dengan Global Distribution System (GDS) sebagai penyedia sistem reservasi dan ticketing bagi para travel agent sehingga dapat mendukung peningkatan layanan penjualan melalui indirect channel. Di tahun 2013 perusahaan berhasil melakukan penghematan sebesar 29,30% dari total anggaran untuk biaya GDS. Passenger Yield Harga Secara keseluruhan terjadi penurunan yield di tahun 2013 dari USc 9,99 di tahun 2012 menjadi USc 9,1 seiring melemahnya Rupiah terhadap US dollar dan semakin ketatnya persaingan di industri. Pemasaran Garuda Indonesia aktif melakukan promosi di tahun Salah satu aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah Garuda Indonesia Travel Fair (GATF). GATF merupakan kegiatan tahunan Garuda Indonesia yang diadakan di berbagai daerah dan puncaknya dilakukan di Jakarta. Untuk pelaksanaan GATF 2013 di daerah, Perusahaan mengadakan secara serentak di 15 kota, yaitu Makassar, Manado, Surabaya, Padang, Yogyakarta, Medan, Denpasar, Balikpapan, Semarang, Bandung, Banjarmasin, Pontianak, Pekanbaru, Palembang dan Jayapura. Selain sebagai strategi pemasaran dan strategi komunikasi korporat Garuda Indonesia, pelaksanaan GATF 2013 ini juga dilatarbelakangi oleh perkembangan produk dan layanan Tujuan Wisata Yogyakarta Kombinasi antara berbagai candi kuno berusia ratusan tahun, tempattempat bersejarah lainnya dalam peradaban Jawa, diwarnai dengan berbagai atraksi budaya, dan keindahan alam membuat Yogyakarta sangat menarik untuk dikunjungi baik oleh wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Itu sebabnya, Yogyakarta menjadi destinasi wisata di Indonesia yang menduduki posisi tertinggi setelah Bali.

70 68 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Komersial Garuda Indonesia serta Garuda Indonesia Group yang masih dianggap perlu untuk dikomunikasikan kepada mitra usaha maupun masyarakat umum. Selain itu, hubungan baik dengan pihak industri pariwisata di masing-masing kota tersebut serta dengan mitra usaha Garuda Indonesia di ke-15 kota tersebut juga perlu ditingkatkan melalui kegiatan GATF ini yang juga sebagai sarana pembelajaran bagi mitra usaha Garuda Indonesia di daerah dalam kegiatan pameran. Distribusi Penjualan Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat di bidang teknologi dan komunikasi, saluran distribusi Garuda Indonesia pun ikut berkembang dan semakin bervariasi. Melalui dua saluran penjualan utama, yaitu saluran langsung (direct channel) dan saluran tidak langsung (indirect channel), Perusahaan berusaha untuk mendekatkan diri dengan pelanggan. Puncak GATF berlangsung di Jakarta pada tanggal 13 hingga 15 September Tidak kurang dari 50 Travel Agent, 20 Hotel, 8 National Tourism Office (NTO), 19 korporasi, 13 Hotel & Park dan 22 Media Partner serta 15 UKM dan mitra binaan Garuda Indonesia berpartisipasi dalam acara tersebut. Dalam acara tersebut, GATF menampilkan miniatur pesawat Boeing ER dengan layanan baru First Class. Selain armada dan layanan baru Garuda Indonesia, hal lain yang juga diperkenalkan dalam event GATF 2013 adalah informasi mengenai bergabungnya Garuda Indonesia dengan aliansi global SkyTeam. Kalimat singkat Joining in March 2014 yang ditempatkan bersama logo Garuda Indonesia pada sebuah wall of fame mewakili informasi tersebut. Untuk tahun 2013, event GATF berhasil menghasilkan penjualan lebih dari Rp 70 miliar, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp 54 miliar. Direct channel terdiri dari Call Center, Sales Office & Ticketing Office, Website, Garuda Online Sales (GOS), Interline Staff Travel Agremeent (ISTA), sementara Indirect Channel terdiri dari Agent IATA-BSP, GSA (General Sales Agent), dan IBCS (IATA BSP Consolidator System). Demi meningkatkan kemudahan akses masyarakat terhadap Garuda Indonesia, Perusahaan telah melakukan penambahan dan pengembangan kantor cabang, kantor penjualan dan pengembangan konsep distribusi baru di seluruh wilayah Indonesia. Di tahun 2013, Perusahaan membangun 9 kantor cabang baru dan 8 kantor penjualan. Selain itu, Garuda Indonesia juga telah menambah jenis saluran penjualan langsung dengan meluncurkan kembali Mobile Ticketing Counter (MTC) pada bulan November MTC merupakan konsep penyediaan layanan reservasi dan layanan lainnya dengan menggunakan unit kendaraan bergerak. Saat ini terdapat 2 MTC yang beroperasi di wilayah Jakarta, dan direncanakan akan bertambah di wilayah lainnya di seluruh Indonesia. Tujuan Wisata Derawan Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur, yang terdiri dari beberapa pulau dan beberapa gosong karang, merupakan salah satu surga bagi pecinta wisata alam dan dunia bawah laut. Di sana terdapat beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil yang menjadi tempat perlindungan bagi banyak spesies, seperti penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan lain-lain. Sebagai bagian dari komitmen Garuda Indonesia untuk membantu mempromosikan tujuan wisata Kepulauan Derawan, selain menambah jumlah penerbangan dari Balikpapan tujuan Berau, juga dengan mengundang jurnalis dan blogger untuk mengunjungi Derawan.

71 69 Saluran penjualan lain yang dikembangkan oleh Garuda Indonesia adalah Gerai Counter, yaitu counter penjualan yang bersifat moveable (dapat dipindahkan) dan dikelola oleh pihak ketiga. Umumnya gerai counter berada di lobby hotel, mall, dan gedung perkantoran. Gerai pertama telah diluncurkan di Tangerang City Mall pada September Di tahun 2013, perusahaan telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk membangun 14 gerai di Wamena, Bulukumba, Maros, Tambolaka, Ende, Labuan Bajo, Bima, Pekanbaru, Tasikmalaya dan Jakarta. Garuda indonesia akan melakukan pengembangan gerai lainnya ke beberapa kota lainnya di Indonesia di masa mendatang. Selama tahun 2013 porsi penjualan melalui travel agent (IATA BSP agent) merupakan penyumbang terbesar di antara seluruh channel distribusi, dengan jumlah agent aktif tercatat sebanyak 673 Agen IATA BSP Domestik dan agen IATA BSP Internasional. Sedangkan jumlah anggota Garuda Online System (GOS/badan usaha selain travel agent) mencapai anggota. Di tahun 2013, terdapat penambahan kantor penjualan General Sales Agent (GSA) di 3 negara, yaitu India, Malaysia (Penang), Srilanka, selain kantor GSA yang telah ada sebelumnya di USA, Canada, Vietnam, Philippines, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Brunei, Kuwait, Frankfurt, London, Belgium, dan Abu Dhabi dan Auckland. Corporate Sales Corporate Sales menjadi salah satu prioritas yang dilakukan oleh Perusahaan guna meningkatkan pendapatan mengingat besarnya potensi yang dimiliki oleh segmen ini. Potensi penjualan untuk pasar corporate masih terbuka lebar dan akan terus dikembangkan oleh Perusahaan seiring dengan terus bertambahnya jumlah corporate customers maupun pendapatan yang dihasilkan. Garuda Indonesia secara aktif terus menggarap pasar ini dengan mengadakan kerjasama dengan berbagai Perusahaan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Keuntungan yang didapat oleh pelanggan corporate berupa harga khusus korporasi dan manfaat lain yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, seperti pengkreditan PPN, tambahan bagasi 10 kg dan lainnya. Bagi Garuda Indonesia, keuntungan yang diperoleh dari peningkatan corporate sales adalah terciptanya captive market yang berkesinambungan, disamping juga akan mengurangi biaya distribusi dan mendukung perluasan pasar. Di tahun mendatang, Garuda Indonesia akan lebih fokus pada perusahaan besar yang mempunyai banyak cabang dan mempunyai potensi tinggi dalam perjalanan dinas atau untuk keluarganya Untuk pasar luar negeri, perusahaan telah mengembangkan konsep kerjasama Global Contract dengan perusahaan bertaraf multinasional. Kontrak kerjasama tersebut berlaku di semua negara dimana perusahaan tersebut memiliki perwakilan. Kontrak yang sedang berjalan adalah global contract dengan Shell International Ltd., Standard Chartered Bank, Citibank NA, Microsoft, Total, Caterpillar, IBM, UBS, HSBC Selain itu, Perusahaan juga sedang dalam proses dengan beberapa perusahaan lainnya seperti Merck dan World Bank. Sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah pelanggan corporate mencapai perusahaan, dengan kenaikan pendapatan rata-rata dari tahun 2007 hingga 2013 mencapai 46,8%. Pendapatan di tahun 2013 tercatat sebesar Rp 2,01 triliun. E-Commerce Di tahun 2013, Garuda Indonesia juga terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dari jalur distribusi E-Commerce. Total Penumpang (passenger traffic) dari jalur distribusi ini mencapai penumpang di tahun 2013, atau menyumbang sekitar 16,6% dari total penumpang Garuda Indonesia. Hal ini pada gilirannya meningkatkan penjualan E-Commerce Perusahaan dari USD 308 juta di tahun 2012 menjadi USD 401,3 juta di tahun 2013 atau meningkat sebesar 30,4%. Unit kerja e-commerce (EC) membawahi 5 channel distribusi yaitu: B2C ( B2T (gosga. garuda-indonesia.com); B2B (corga.garuda-indonesia.com); mobile/aps (m.garuda-indonesia.com ) dan call center ( atau ).

72 70 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Operasional Secara keseluruhan, indikator-indikator kinerja operasional berhasil dipertahankan tetap baik di tengah ekspansi jaringan penerbangan dan jumlah armada. Perekonomian domestik yang kurang kondusif di tahun 2013 turut mempengaruhi kinerja operasional perusahaan. Ekspansi armada yang signifikan di tahun 2013 tidak dapat mencapai hasil yang optimal di tengah tingginya laju inflasi dan pelemahan Rupiah terhadap mata uang global. Namun perusahaan terus berusaha meningkatkan efisiensi demi mendukung pertumbuhan yang berkesinambungan di masa datang. Perusahaan juga terus berupaya meningkatkan daya saingnya guna memperkokoh posisinya di industri penerbangan nasional dan internasional. Armada Sarana produksi atau pesawat yang digunakan sampai dengan bulan Desember 2013 berjumlah 140 pesawat, mengalami peningkatan dari 106 pesawat di tahun Selama tahun 2013, perusahaan mendatangkan 36 pesawat baru, yang terdiri dari 2 pesawat Airbus A , 1 pesawat Airbus A , 10 pesawat Boeing NG, 4 pesawat Boeing ER, 7 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen dan 2 pesawat ATR (untuk melayani penerbangan mainbrand Garuda Indonesia), serta 10 pesawat Airbus A untuk melayani penerbangan low cost carrier (Citilink).

73 71 Pada bulan Juni 2013, perusahaan mendatangkan pesawat Boeing ER dan pada bulan November 2013 perusahaan menambah jumlah armadanya dengan pesawat ATR yang memulai penerbangan perdananya pada tanggal 3 Desember Selain melakukan ekspansi rute, Perusahaan juga meningkatkan frekuensi penerbangan, baik di sektor domestik maupun internasional demi memperkokoh posisi Perusahaan di sektor domestik dan mendominasi frequency share di sektor domestik. Rute dan Jaringan Pada tahun 2013 Garuda Indonesia membuka 28 rute baru yang terdiri dari 24 rute di Domestik (juga terdapat 1 rute re-instate) dan 4 rute di Internasional. Rute baru tersebut melayani 11 kota tujuan baru yaitu Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pandan, Berau, Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende, Penang dan Brisbane. Selama tahun 2013, total frekuensi meningkat sebesar 21,9% menjadi penerbangan. Jumlah frekuensi penerbangan domestik pada tahun 2013 adalah penerbangan atau 83% dari total frekuensi penerbangan mainbrand. Peningkatan frekuensi ini merupakan hasil kajian Perusahaan atas permintaan terhadap sarana transportasi udara. Perusahaan senantiasa melakukan studi

74 72 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Operasional kelayakan sebelum membuka rute baru atau meningkatkan frekuensi untuk memastikan bahwa penambahan rute dan peningkatan frekuensi ini akan berdampak positif terhadap kinerja operasional Perusahaan. Aircraft Maintenance Management Mengacu pada visi Garuda Indonesia yaitu menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan pelayanan berkualitas kepada masyarakat dunia dengan menggunakan keramahan Indonesia, maka Aircraft Maintenance Management sebagai bagian dari Direktorat Teknik bertanggung jawab dalam mendukung operasional penerbangan Garuda Indonesia, baik domestik maupun internasional melalui penyediaan pesawat yang handal serta kondisi kabin yang prima. Aircraft Maintenance Management memastikan bahwa pengaturan serta pemeliharaan pesawat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan Company Maintenance Manual (CMM) serta Continuing Airworthiness Maintenance Program (CAMP) yang telah disahkan oleh Authority serta persyaratan keselamatan dan kelaikan udara lainnya untuk masingmasing tipe pesawat. Perawatan pesawat secara terencana dan terkendali perlu dilakukan agar pemenuhan jumlah dan tipe pesawat setiap harinya sesuai dengan rencana penerbangan unit Operasi dan Niaga, baik rute domestik maupun internasional. Kontribusi keterlambatan jadwal penerbangan yang disebabkan oleh kerusakan pesawat atau penyebab teknis lainnya, harus diminimalkan untuk mendukung target ketepatan penerbangan Garuda Indonesia. Ground time yang memadai untuk pemeliharaan dan perawatan sangat diperlukan, guna memastikan dilaksanakan pekerjaannya dengan benar sehingga pesawat selalu berada dalam kondisi layak terbang. Kondisi kabin pesawat berikut penampilan interior dan eksterior pesawat juga harus dijaga dan dirawat agar selalu memberikan kenyamanan kepada penumpang. Peralatan yang ada di dalam pesawat seperti Seat, Passenger Entertainment System/ PES, Cabin Light, Lavatory, Galley, Luggage Bin harus dipastikan berfungsi dengan baik agar dapat memberikan kenyamanan kepada penumpang. Kebersihan dan kerapihan kondisi Carpet, Seat Cover, Curtain, Sidewall, Cabin Partition, Ceiling juga harus terus dijaga untuk memenuhi standar tampilan interior kabin airline bintang lima. Demikian pula dengan tampilan eksterior atau bagian luar pesawat juga menjadi ukuran dalam upaya menciptakan kenyamanan penumpang. Semua aktivitas yang dilakukan sejalan dengan target Perusahaan untuk mencapai 5 Star Airline dari Skytrax pada tahun Pencapaian Aircraft Maintenance Management secara umum meliputi pemenuhan pesawat, fungsional kabin dan penampilan interior kabin dan eksterior. Aircraft Availability Pemenuhan pesawat di tahun 2013 mencapai 99,54%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 99,65%. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa kejadian AOG (Aircraft on Ground) di tahun 2013 terutama untuk tipe pesawat Airbus A Cabin Functionality Kinerja fungsional kabin rata-rata di tahun 2013 tercatat sebesar 99,81% meningkat dari 99,38% di tahun Penambahan stok material baik dalam hal jenis maupun jumlah di Cengkareng dan beberapa lokasi diluar Cengkareng, permintaan Free of Charge (FOC) material untuk roll over program dan percepatan pengiriman stok material consignment adalah beberapa strategi yang dilakukan untuk mencapai kinerja ini. Cabin Interior and Exterior Appearance Pencapaian indikator penampilan interior kabin di tahun 2013 mempunyai nilai rata-rata sebesar 95,01%, meningkat darii 94,83% di tahun Hal ini terkait erat dengan implementasi penuh Aircraft Interior Maintenance Program (AIMP) yang sudah dimulai pada akhir tahun Di tahun 2014, Garuda Indonesia juga akan mengembangkan kemampuan perawatan kabin di 5 lokasi besar, yaitu Medan, Balikpapan, Surabaya, Denpasar dan Makassar sebagai upaya menjaga fungsionalitas dan penampilan di area kabin. Kinerja Operasional Secara umum kinerja operasional mengalami perbaikan di tahun 2013 kecuali indikator On Time Performance yang mengalami penurunan terutama karena faktor fasilitas bandara.

75 73 On Time Performance Tingkat ketepatan penerbangan On Time Performance (OTP) Garuda Indonesia tercatat sebesar 83,79%, mengalami penurunan dari 84,9% di tahun Penyebab penurunan OTP antara lain adalah faktor fasilitas bandara 9,71%, faktor teknik 1,77% dan faktor cuaca 1,16%. Perbaikan tingkat OTP dilakukan dengan peningkatan operational monitoring and control serta dengan station management control. Garuda Indonesia juga terus melakukan program OTP enhancement dan monitoring terhadap 2 faktor penyebab keterlambatan. Jika memperhatikan OTP pada setiap stasiun pada periode Januari - Desember 2013, maka Perth merupakan bandara dengan OTP tertinggi yaitu 96,5%. Sedangkan Jeddah adalah bandara dengan OTP terendah: 53,08%. Untuk stasiun domestik, OTP tertinggi adalah Banda Aceh yaitu 94,13% dan OTP terendah adalah Sorong, yaitu 46,34%. On Time Performance Produktivitas Awak Kokpit dan Awak Kabin Produktivitas awak pesawat yang dihitung berdasarkan total block hours dibandingkan dengan jumlah awak pesawat yang berproduksi mengalami sedikit penurunan di tahun 2013 dibandingkan dengan tahun Hal tersebut dikarenakan jumlah penambahan awak kabin dan kokpit yang lebih besar dari penambahan jumlah jadwal penerbangan. Penambahan awak pesawat ini dilakukan sebagai persiapan penambahan jadwal penerbangan pada tahun berikutnya mengingat proses training crew yang membutuhkan waktu lama. Produktivitas Awak Kabin tercatat sebesar 84 jam 34 menit di tahun 2013, menurun dibandingkan dengan 86 jam 39 menit di tahun Penurunan produktivitas terutama terjadi di bandara Cengkareng dan Jepang. Sementara itu, produktivitas awak kokpit juga menurun dari 67 jam 01 Penyebab Keterlambatan ,71 9,13 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Apt. Fac. 1,58 1,77 0,98 0,98 0,81 0,83 1,09 1,16 0,76 0,99 0,37 0,36 0,23 0,17 Technic Flops Comm. Weather Sta Handl System Other Utilisasi Pesawat Tingkat utilisasi armada mainbrand secara rata-rata stabil pada 10 jam 44 menit per hari di tahun 2012 maupun di tahun Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tipe pesawat Boeing dan pesawat berbadan lebar. Sementara tipe pesawat Boeing mengalami penurunan akibat pengalihan operasi ke pesawat baru dan kebijakan stand by. Garuda Indonesia akan terus mengembangkan rute dan jaringan penerbangannya ke seluruh propinsi di Indonesia untuk meningkatkan tingkat utilisasi pesawat di masa yang akan datang. menit menjadi 66 jam 51 menit. Penurunan produktivitas ini terutama terjadi di tipe pesawat Boeing dan Boeing 737. Jumlah Awak Kabin perusahaan tercatat sebanyak orang di tahun 2013, meningkat dari orang di tahun 2012, seiring dengan peningkatan jumlah armada serta penambahan rute penerbangan.

76 74 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Operasional Efisiensi Biaya Program Efisiensi Biaya yang dilakukan oleh jajaran Direktorat Operasi pada tahun 2013 merupakan kelanjutan dari apa yang telah diterapkan pada tahun 2012 dengan program tambahan e-learning DG & AVSEC agar dapat dicapai hasil yang lebih optimal. Program efisiensi yang dijalankan adalah melalui penerapan Economical Tanking, Optimalisasi penggunaan Ground Power Unit (GPU), Flight Fuel Conservation, Centralized Flight Planning, Crew Transport dan Zero Flight Time Training. Zero Flight Time Training merupakan Flight Training yang semula harus menerbangkan pesawat digantikan secara simulator. e-learning DG and AVSEC, Recurrent Dangerous Good dan AVSEC yang diwajibkan untuk Flight Operation Officer (FOO) sekali setahun dilakukan secara e-learning. Penghematan yang diperoleh meliputi biaya transportasi, akomodasi, SPPD, biaya instruktur dan biaya penggunaan kelas. Economical Tanking, yaitu program untuk menghemat biaya bahan bakar dengan menerapkan prosedur tankering dengan tujuan memperoleh keuntungan dari perbedaan harga bahan bakar diantara dua stasiun (departure dan arrival). Selama tahun 2013 program ini diterapkan di station Balikpapan, Jakarta, Jayapura, Denpasar, Manado, Medan, Surabaya, Ujung Pandang, Kuala Lumpur, Penang dan Singapura. Optimalisasi Penggunaan GPU merupakan upaya mengoptimalkan penggunaan GPU sebagai pengganti Auxiliary Power Unit (APU) di bandara domestik dan Internasional untuk pesawat yang RON (Remain Over Night; Pesawat yang menginap di bandara hingga melewati hari), pesawat penerbangan pertama setelah selesai RON dan untuk pesawat yang transit lebih dari 2 jam. Station yang melakukan optimalisasi penggunaan GPU selama tahun 2013 adalah stasiun domestik (Ambon, Banjarmasin, Balikpapan, Batam, Jakarta, Denpasar, Yogyakarta, Mataram, Manado, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Pontianak, Semarang, Surabaya, SOC dan Ujung Padang) dan Internasional (Amsterdam, Guangzhou, Korea, Osaka, Tokyo, Sydney, Beijing dan Shanghai). Flight Fuel Conservation, merupakan penghematan penggunaan bahan bakar yang diperoleh dari selisih Flight Plan Trip Fuel (yang selanjutnya disebut sebagai Plan Fuel) dengan Fuel Burn (yang selanjutnya disebut sebagai Actual Fuel). Fuel saving terjadi ketika actual fuel lebih kecil dibandingkan plan fuel. Upaya-upaya yang dilakukan untuk memperoleh penghematan tersebut adalah Potable Water Management, Optimum Centre of Gravity, Nearest alternate, Implementasi Cost Index, Peningkatan Koordinasi dengan ATC untuk mendapatkan optimum flight level dan direct routes, CANPA (Constant Angle Non Precision Approach) dan IFP Cat.D, ETOPS untuk pesawat A330, PBN (RNPAR, STAR CGK), Optimasi route Jeddah-Cengkarang dan Conservation yang dilakukan dalam Maintenance Program. Efisiensi biaya yang diperoleh pada tahun 2013 mencapai Rp 124 miliar, mengalami peningkatan 41% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 88 miliar. Sementara itu, Flight Fuel Conservation berhasil menghemat penggunaan bahan bakar pada tahun 2013 sebesar 18,5 juta liter, lebih rendah 24% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 24,2 juta liter. Penurunan ini dimungkinkan oleh meningkatnya flight time yang disebabkan oleh meningkatnya kepadatan lalu-lintas udara. Total pemakaian bahan bakar (fuel burn) di tahun 2013 tercatat sebesar juta liter, meningkat sebesar 16% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu juta liter. Peningkatan ini dipicu oleh peningkatan produksi dimana frekuensi penerbangan mengalami peningkatan sebesar 22% sedangkan Available Tonne Kilometer (ATK) mengalami peningkatan sebesar 16%. Rencana Tahun 2014 Untuk menjaga konsistensi terhadap kualitas produk dan pelayanan dari sisi operasional, Garuda Indonesia akan tetap menargetkan ketepatan penerbangan (On Time Performance/OTP) sebesar 85%. Target OTP tersebut akan dicapai melalui peningkatan manajemen operasional yaitu dengan pengalihan beberapa rute penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Halim Perdana Kusuma, penempatan Base Pesawat dan awak pesawat di luar Cengkareng. Hal ini guna menghindari kepadatan arus penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu di Tahun 2014 dilakukan pengoperasian dedicated gate Garuda di beberapa bandara domestik.

77 75 0,76 0, ,29 0,25 Incident Rate per keberangkatan Safety Achievement Safety Target OHR Target vs Achievement Achievement (Reports) Target (Reports) Peningkatan manajemen Operasional di bidang tekhologi akan dilakukan dengan melengkapi teknologi terbaru di pesawat dengan pemasangan electronic flight bag (EFB) dan implementasi Centralized Flight Planning/Dispatch (CFP/D). Implementasi CFP/D yang telah dilakukan di Australia akan dilanjutkan di Haneda, Taipei, dan Halim Perdana Kusuma. Peningkatan manajemen operasional juga akan dilakukan untuk domestik Hub yang baru saja dibentuk di Makassar, Balikpapan, dan Medan dan akan dilanjutkan di tahun 2014 di Surabaya dan Denpasar. Efisiensi biaya menjadi perhatian yang sangat besar. Selain melanjutkan program efisiensi yang sudah ada seperti Fuel Conservation Program, Centralized Flight Dispatch Document Service, Zero Flight Time Training dan e-learning DG and AVSEC, Garuda Indonesia bekerjasama dengan General Electric (GE) untuk melakukan kajian terhadap pengelolaan pemakaian bahan bakar pesawat di perusahaan dan mencari inisiatif baru dalam program penghematan fuel (Fuel conservation program). Aspek Keselamatan Penerbangan Garuda Indonesia berkomitmen untuk mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan, dengan senantiasa mengacu pada SOP maupun standard dan best practices yang berlaku di setiap kegiatan operasionalnya. Garuda Indonesia sebagai IOSA (IATA Operational Safety Audit) Operator mematuhi standar keselamatan IOSA Standards yang merupakan acuan/standar internasional tertinggi dan digunakan oleh maskapai bertaraf internasional lainnya.

78 76 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Operasional Di tahun 2013 Garuda Indonesia telah mempersiapkan diri untuk resertifikasi sebagai IOSA Operator pada tahun 2014 dan mempertahankan standar safety sesuai dengan aturan yang terbaru dengan mengadakan Departmental Audit pada bulan Juli Desember 2013 di area operasional. Resertifikasi tesebut merupakan resertifikasi ketiga bagi Garuda Indonesia. IOSA Standards merupakan acuan/ standar internasional tertinggi dari IATA untuk aspek Safety & Aviation Security yang harus diaplikasikan oleh Maskapai anggota IATA dan sangat disarankan bagi Maskapai non-anggota IATA lainnya, dimana jika Garuda Indonesia memenuhi standar dalam IOSA tersebut, maka Garuda Indonesia juga mempunyai standar keselamatan dan keamanan bertaraf internasional yang sama dengan Maskapai lainnya, terutama yang menjadi anggota IATA atau yang non-anggota IATA tetapi juga bersertifikasi IOSA. Garuda Indonesia juga secara konsisten menerapkan Safety Management System (SMS) sebagai metode pengelolaan Safety di maskapai penerbangan dalam mengidentifikasi potensi penyebab kecelakaan, memitigasi risiko yang ada pada tingkat yang serendah mungkin yang tujuannya menjaga dan meningkatkan kinerja keselamatan penerbangan pada tingkat yang setinggi mungkin, dan diukur dalam bentuk incident rate. Pencapaian Incident rate per keberangkatan di tahun 2013 adalah 0,25 atau lebih rendah dibandingkan dengan incident rate di tahun 2012 sebesar 0,29. Hal tersebut mengindikasikan bahwa unit-unit yang terkait dengan operasional penerbangan Garuda Indonesia sudah lebih konsisten terhadap pengelolaan operasional sehingga dapat mengurangi jumlah insiden yang timbul di tahun 2013 ini. Laporan Operational Hazard, yang merupakan salah satu sarana untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat membahayakan dan menimbulkan risiko terjadinya insiden pada operasional penerbangan, disamping juga menunjukkan konsistensi karyawan untuk peduli terhadap keselamatan dan keamanan operasional penerbangan, tercatat sebanyak laporan, lebih tinggi dibandingkan dengan laporan pada tahun Untuk mendukung implementasi dari komitmen Garuda Indonesia terhadap aspek keselamatan penerbangan, maka dilakukan Management Review secara korporat oleh Corporate Safety Committee (CSC) yang diketuai oleh Direktur Utama dan Direktur yang lain sebagai anggota, dan dilaksanakan 2 (dua) kali setahun Rencana Tahun 2014 Sebagai maskapai penerbangan yang mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan, Garuda Indonesia, akan terus melakukan usaha-usaha untuk selalu mematuhi standar keselamatan IOSA Standards, dengan mempertahankan dan mengelola IOSA compliance. Tujuan Wisata Bunaken Diresmikan tahun 1991, Taman Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu taman laut pertama di dunia dan dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Bunaken memiliki 20 titik penyelaman, dan berhiaskan 13 jenis terumbu karang serta 91 jenis ikan. Pemandangan yang paling sensasional di bawah laut Bunaken adalah terumbu karang vertikal yang menjulang ke bawah sedalam meter. Sebagai tempat yang sudah dikenal di dunia internasional, akses ke tempat wisata Taman Laut Bunaken sangat mudah, ada banyak penerbangan menuju Manado. Garuda Indonesia menyediakan jadwal penerbangan dari Jakarta ke Manado dua kali sehari, 7 hari seminggu.

79 77 Di tahun 2014 perusahaan akan menurunkan jumlah maximum incident yang dapat diterima per departures, meningkatkan jumlah minimum Operational Hazard Report per tahun dan menyelesaikan IOSA Certification Audit di bulan April Pada Corporate Safety Committee telah ditetapkan bahwa target maksimal incident rate tahun 2014 adalah sebesar 0,72 per departures dan target minimal penerimaan Operational Hazard Report (OHR) adalah sebanyak laporan. Kesehatan dan keselamatan terhadap penumpang Keselamatan dan kesehatan penumpang, awak pesawat, serta kelayakan pesawat dapat terjaga dengan baik bila keseluruhan operasi penerbangannya berlangsung sesuai peraturan dan standarisasi yang ada. Semua itu dilakukan agar operasi penerbangan dapat berjalan dengan aman, nyaman dan efisien. Standarisasi ini didokumentasikan dalam bentuk Operation Manuals, dengan sumber yang menjadi acuan dalam penetapan standar mengacu kepada ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Annexes (ketentuan-ketentuan yang berasal dari ICAO), CASR (Civil Aviation Safety Regulation) merupakan ketentuan dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dari Kementrian Perhubungan. IOSA (praktek terbaik industri penerbangan yang direkomendasikan) Kebijakan Internal Peran Flight Attendant menjaga Keselamatan Penumpang Kegiatan yang mencerminkan seorang Flight Attendant tetap menjaga keselamatan penerbangan, antara lain; Initial Flight Attendant dinyatakan qualified jika telah menyelesaikan ground safety training yang dilanjutkan pada tahapan flight training serta mereka telah lulus medical examination. Setiap kurun waktu 12 bulan, mereka mendapatkan recurrent safety training untuk menguji ulang kemampuan mereka pada aspek safety, termasuk melakukan penyelamatan penumpang pada saat terjadi keadaan darurat. Bagi mereka yang belum lulus dalam recurrent training harus menyelesaikan specific training yang disebut Requalification Training. Setiap kurun waktu 12 bulan melakukan medical examination untuk memastikan mereka selalu dalam kondisi fit to fly. Pada saat mereka aktif sebagai Flight Attendant mereka harus mengacu/melaksanakan semua prosedur yang ada pada operation/safety manual mereka, termasuk menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang selama penerbangan. Program Penerbangan Haji Di tahun 2013, penerbangan haji Garuda Indonesia berhasil mencapai tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) sebesar 94%, mengalami peningkatan dibandingkan 85% di tahun OTP Fase-1 Keberangkatan tercatat sebesar 97%, sementara OTP Fase-2 Kepulangan tercatat sebesar 91%. Perbaikan OTP ini dimungkinkan oleh digunakannya Dedicated Gate di East Terminal bandara King Abdulaziz, Jeddah, Saudi Arabia pada saat pemulangan jamaah haji ke Indonesia. Kegiatan operasional penerbangan haji 1434H/2013M, untuk fase-1 dilaksanakan pada tanggal 10 September hingga 9 Oktober 2013 (khusus Embarkasi Jakarta dan Medan Penerbangan ke Madinah berlangsung tanggal 10 hingga 24 September 2013), sedangkan Fase-2 dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober hingga 19 November 2013 (khusus Embarkasi Jakarta dan Medan, penerbangan dari Madinah menuju tanah air tanggal 4 hingga 19 November 2013). Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menerbangkan jemaah haji yang tergabung dalam 234 kelompok terbang (kloter) dari 10 embarkasi, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebagai akibat dari penurunan kuota jamaah haji sebanyak 20% yang diberlakukan kepada setiap negara oleh pemerintah Saudi Arabia karena Masjidil Haram sedang diperluas. Dalam penerbangan haji tahun ini Garuda Indonesia mengoperasikan 12 pesawat yang terdiri dari 9 pesawat Airbus A330, 2 pesawat Boeing dan 1 pesawat Boeing ER. Pesawat tersebut rata-rata berusia muda dan bahkan ada pesawat yang diproduksi tahun 2011.

80 78 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Operasional Sebagai bagian dari pelayanan Garuda kepada para jamaah, khususnya untuk mengatasi kendala komunikasi (bahasa), mengingat sebagian jemaah haji hanya mampu berbahasa daerah, maka perusahaan telah menugaskan 492 orang awak kabin haji, yang mayoritas di antaranya adalah putera/puteri daerah yang berasal dari daerah-daerah embarkasi. Jumlah Embarkasi, Jemaah & OTP Operasional Haji Embarkasi Jumlah Jamaah Pesawat Digunakan Kapasitas Penumpang Jumlah Kloter OTP - Fase 1 (%) OTP - Fase 2 (%) Banda Aceh B Medan B ,33 Padang A ,25 Palembang A ,24 Jakarta B ,5 Solo A ,14 Banjarmasin A Balikpapan A ,67 Makassar A ,63 Lombok A , * 91* * Rata-rata OTP Pemulangan WNI Overstay Pada saat pelaksanaan operasional haji Fase 1 tahun 1434H/2013M, Garuda Indonesia membantu program Pemerintah untuk memulangkan Warga Negara Indonesia Overstay (WNIO) dari Saudi Arabia dengan menggunakan Empty Flight pesawat haji. Pelaksanaan pemulangan WNIO dilakukan dalam 2 kali empty flight pesawat haji fase-1 dengan jumlah yang diangkut sebanyak 716 penumpang termasuk 47 bayi. 1). GA 7119/06 Oktober 2013, total 352 penumpang, termasuk 25 bayi 2). GA 6319/09 Oktober 2013, total 363 penumpang, termasuk 22 bayi. Untuk pemulangan WNIO ini Garuda Indonesia memperoleh tambahan pendapatan sebesar USD WNI Overstay 2013 Kloter Nomor penerbangan Tanggal Dewasa Anak-anak Bayi Total Oktober Oktober /983 9 November / November / November / November /983 1 Desember

81 79 Penerbangan Haji Khusus Penerbangan haji khusus untuk fase-1 berlangsung sejak tanggal 22 September hingga 10 Oktober 2013, dengan total frekuensi sebanyak 19 flight dan dilayani oleh 18 regular flight dan 1 extra flight. Jumlah penumpang tercatat sebanyak penumpang. Total pendapatan yang diperoleh pada fase-1 adalah sebesar USD 6 juta. Di fase-2, penerbangan haji khusus ini berlangsung sejak tanggal 19 Oktober hingga 4 November 2013 dengan total frekuensi sebanyak 16 flight dan jumlah penumpang sebanyak penumpang. Total pendapatan yang diperoleh pada fase-2 adalah sebesar USD 6,2 juta. Kontribusi Unit Umrah, Hajj Plus & Workers pada operasional penerbangan haji khusus 2013, yaitu : - Fase-1, sebanyak penumpang atau sebesar 50% dari total penumpang Fase 1. - Fase-2, sebanyak penumpang atau sebesar 46% dari total penumpang Fase 2. Service Improvement Garuda Indonesia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas layanan kepada para pelanggan. Di tahun 2013, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada para pelanggan adalah sebagai berikut: Perusahaan menyiapkan website yang dapat diakses oleh masyarakat dan data dari website ini bersifat real-time (on-line) untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi tentang jadwal keberangkatan dan kepulangan penerbangan haji, Kegiatan sosialisasi mengenai ketentuan barang bawaan disampaikan kepada jamaah haji, mulai dari penyebaran brosur/booklet, sosialisasi langsung kepada jamaah haji dan PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji), distribusi dan penayangan CD/VCD perihal ketentuan barang bawaan, serta pemasangan standing poster/spanduk di asrama haji embarkasi.

82 80 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Operasional Pelaksanaan body search dan sweeping bagasi yang di luar ketentuan kepada jamaah haji dengan menggunakan hand metal detector oleh petugas haji Garuda Indonesia dilakukan di area Plaza Airport KAIA- Jeddah sebelum jamaah haji tersebut masuk ke dalam airport. Kegiatan ini dilakukan selain untuk kenyamanan, keselamatan dan keamanan dalam penerbangan juga untuk memperlancar proses security Xray oleh pihak Airport Authority Jeddah. Program rekrutmen awak kabin haji putera dan puteri daerah terus dilakukan untuk dapat melancarkan komunikasi dalam melayani jamaah haji khususnya pada saat di dalam pesawat (in flight service). Penyediaan makanan di pesawat yaitu dua (2) kali meal dan satu (1) kali snack selama penerbangan. Menu makanan yang disediakan Garuda Indonesia telah sesuai dengan selera jamaah haji dari masing masing embarkasi dengan persetujuan Gubernur setempat. Garuda Indonesia memberikan uang santunan asuransi extra cover kepada jamaah haji yang wafat selama dalam layanan penerbangan. Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan asuransi PT Jasindo dan di tahun 2013 perusahaan telah menyerahkan santunan kepada 8 (delapan) orang ahli waris di beberapa embarkasi. Pada pelaksanaan program Continual Improvement operasional haji tahun 1434H/2013M telah dilakukan serangkaian kegiatan audit sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO Kegiatan sertifikasi sistem manajemen mutu ini dilakukan oleh Unit Haji, VVIP & Charter sebagai upaya implementasi penjaminan kualitas pelayanan kepada jamaah haji. Dalam pelaksanaan kegiatan Safety & Security, Unit Haji, VVIP & Charter tetap berkomitmen untuk melakukan implementasi program Safety & Security mengacu kepada program IOSA yang telah dicanangkan oleh perusahaan. Pada kegiatan pelaksanaan program pengukuran tingkat kepuasan jamaah haji, telah dilaksanakan riset kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh Unit Marketing Research. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan jemaah haji. Metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan distribusi kuesioner kepada jemaah haji di pesawat dan wawancara di asrama haji embarkasi. Hasil Customer Satisfaction Index (CSI) yang dicapai pada pelaksanaan operasional haji tahun 1434H/2013 adalah sebesar 81%, di atas target yang ditetapkan yaitu 79%. Kinerja Finansial Berdasarkan total jamaah haji yang diangkut, yaitu sebanyak orang, maka total pendapatan bersih angkutan haji tahun 1434H/2013M tercatat sebesar Rp (USD 195,1 juta). Selain itu, Garuda Indonesia juga memperoleh pendapatan lainnya, yang berasal dari program kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perhubungan dalam pengangkutan WNIO tahun 2013 (Empty Flight Haji dan Charter Flight WNIO Amnesti dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perhubungan) tercatat sebesar Rp (USD 1,9 juta). Penghargaan Pada pelaksanaan operasional haji tahun 1434H/2013M, General Authority of Civil Aviation (GACA) Saudi Arabia memberikan penghargaan kepada perusahaan penerbangan yang telah berpartisipasi atas suksesnya operasional haji 1434H/2013M di King Abdulaziz International Airport Jeddah. Pada tahun ini Garuda Indonesia kembali mendapat Award dari GACA sebagai The Best Airline Hajj Operation 2013, untuk lingkup Planning, Operations, Services & Ontime Performance.

83 81 Selain itu Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI, Bapak Anggito Abimanyu juga telah memberikan apresiasi kepada Perusahaan atas pelaksanaan penerbangan haji tahun ini, khususnya dalam hal pelayanan dan tingkat ketepatan waktu penerbangan Garuda Indonesia. Rencana Tahun 2014 Total kuota jamaah yang akan diangkut sebanyak jamaah mengacu kepada kuota pemerintah dan menunggu hasil tender Garuda Indonesia di Kementerian Agama RI. Pesawat yang digunakan 12 pesawat berbadan lebar. Garuda Indonesia akan memberikan 1 galon air zamzam (isi 10 Liter) kepada jamaah jika pemerintah Saudi Arabia memberikan izin dibawa pada fase-1 empty flight pesawat haji.

84 82 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Layanan Garuda Indonesia meluncurkan layanan First Class, serta memperkenalkan New Service Concept untuk meningkatkan kualitas pelayanan menuju standar Skytrax 5-Star. New Service Concept merupakan pengembangan lebih lanjut dari Garuda Indonesia Experience, konsep layanan yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada para penumpang yang telah diluncurkan tahun Melalui Garuda Indonesia Experience, Garuda Indonesia menciptakan ciri khas yang membanggakan yang didasarkan pada 5 panca indra atau 5 senses (sight, sound, scent, taste, touch) dan mencakup 24 Customer Touch Points mulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight dan post-journey. Garuda Indonesia Laporan 2013 Laporan Tahunan Tahunan 2013

85 83 Kualitas layanan selama penerbangan (in-flight cabin services) secara konsisten terus meningkat dari tahun ke tahun, 84 Indeks Kepuasan Pelanggan ,6 Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Awak Kabin Sight Konsep sight menawarkan berbagai keindahan Indonesia, termasuk beragam tekstil tradisional yang menyajikan warna cerah, pola indah, serta tekstur unik. Keseluruhan konsep tersebut dapat ditemui pada desain interior yang baru di kabin pesawat Garuda Indonesia, yang memadukan warna-warna alami dan motif tradisional Indonesia yang indah. Konsep sight juga tercermin dalam warna-warna menarik seragam awak kabin Garuda Indonesia. Sound Musik dan alat musik tradisional Indonesia merupakan cermin keragaman kelompok etnis dan budaya di Indonesia. Para penumpang dapat menikmati kecanggihan perangkat hiburan di penerbangan First Class, kelas Bisnis maupun Ekonomi. Perangkat mutakhir Audio and Video On Demand (AVOD) menawarkan berbagai pilihan untuk menikmati hiburan, termasuk musik tradisional dan kontemporer Indonesia.

86 84 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Layanan Scent Beragam kelopak bunga dan tumbuhan beraroma telah digunakan sejak zaman dahulu. Keharuman ini merupakan perpaduan dari minyak sari dari tumbuhan dan rempahrempah asli Indonesia seperti cengkeh dan pala, demi menciptakan aroma yang menyegarkan sekaligus menenangkan, yang dapat juga dirasakan di kantor penjualan dan di Lounge Garuda. Taste Seni kuliner Indonesia dipengaruh budaya berbagai negeri yang kini menyatu dalam cita-rasa makanan tradisional. Cita-rasa dan pengalaman khas Indonesia terwujud dalam sajian makanan dan minuman khas Garuda Indonesia seperti aneka sate, nasi kuning dan jus martebe, racikan buah markisa dan terung belanda. Touch Garuda Indonesia Experience adalah konsep layanan baru yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada para penumpang. Mulai dari saat reservasi penerbangan hingga tiba di bandara tujuan, para penumpang akan dimanjakan oleh layanan tulus dan bersahabat yang menjadi ciri keramahtamahan Indonesia, dan disimbolkan oleh Salam Garuda Indonesia dari para awak kabin. Di tahun 2013, Garuda Indonesia terus melakukan berbagai program layanan yang diharapkan dapat terus memberikan nilai tambah bagi Garuda Indonesia. Berbagai program yang dilaksanakan adalah: Pre Flight Sejalan dengan penambahan layanan First Class maka salah satu program Garuda Indonesia adalah menghadirkan First Class Lounge dimana Garuda Indonesia menjadi satu-satunya maskapai di Indonesia yang memiliki layanan ini. Selain itu, Garuda Indonesia juga menghadirkan New Business Class Lounge untuk meningkatkan konsep layanan kepada penumpang Business Class di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Selanjutnya layanan ini juga akan dihadirkan di bandara yang menjadi Hub utama Garuda Indonesia. Hal ini selaras dengan tujuan Garuda Indonesia menuju 5-Star versi SkyTrax. Selain itu, peningkatan layanan ini juga dalam rangka menyongsong bergabungnya Garuda Indonesia dengan aliansi SkyTeam. Fasilitas First Class Lounge Garuda Indonesia menyajikan beragam hidangan bintang lima ala carte dan ruang tunggu penuh kemewahan dengan ciri khas terbaik Indonesia. Sofa yang memanjakan pelanggan First Class lengkap dengan Smart TV, VIP Room, ruang refleksi dan ruang ibadah. New Business Class Lounge juga hadir dengan konsep layanan yang lebih nyaman, modern, penuh kehangatan dan serta menyajikan beragam hidangan buffet. Fasilitas yang disediakan antara lain berupa VIP room serta business center dengan pelayanan yang ramah.

87 85 Selain layanan lounge Garuda Indonesia, para pelanggan juga dapat merasakan kenyamanan di bandara saat menunggu keberangkatan. Fasilitas lain yang dapat dinikmati yaitu layanan Premium Check-in counter, layanan priority untuk para pelanggan premium, serta Personal Service Assistant. In Flight Berbagai program yang dilaksanakan di tahun 2013, di antaranya adalah implementasi New Service Concept, sebuah konsep layanan baru yang dikembangkan untuk memberikan pengalaman penerbangan kelas dunia, yang dimulai dengan hadirnya layanan First Class di pesawat Boeing ER serta penambahan fungsi baru pada standar layanan Awak Kabin, yakni Chef on Board, Manager Cuisine dan Maitre d Cabin. Termasuk di dalam new service concept tersebut adalah: Implementasi layanan baru First Class untuk pesawat Boeing ER Penambahan pesawat Boeing pada tahun 2013 diimbangi dengan menciptakan layanan baru dengan konsep Intimate, warm, and Luxury. Implementasi layanan baru Executive Class di pesawat Boeing ER dan Airbus A Bersamaan dengan layanan First Class juga dilakukan peningkatan layanan pada Executive Class, untuk di beberapa macam tipe pesawat. Adapun filosofi layanan yang diberikan: Energetic, Authentic, and Dynamic Implementasi layanan baru Economy Class Selaras dengan program peningkatan layanan di berbagai kelas, maka Economy Class pun diperbarui dalam layanan dengan filosofi: Dynamic, Positive and Warm.

88 86 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Layanan Peralatan baru untuk semua layanan. Sesuai dengan peningkatan layanan baru yang memiliki filosofi berbeda dengan sebelumnya, maka dibuatkan spesifikasi baru untuk semua peralatan pendukung layanan tersebut, seperti crockery, cutleries, pajamas, slipper, dan amenity. IFE dan IFC untuk pesawat Boeing ER Adapun fasilitas yang dapat dinikmati adalah: Wifi Broadband, Real time live TV, IP TV. Layanan internet diberikan free of charge untuk pelanggan First Class dan berbayar untuk pelanggan Business dan Economy class Peningkatan layanan pada pesawat CRJ Penyajian makanan panas untuk rute-rute tertentu - Layanan ipad untuk penumpang business class. Food & Beverage Filosofi kuliner Garuda Indonesia adalah Sajian yang disukai secara global yang ditawarkan dalam format yang beragam Globally Preferred Cuisines offered in a diverse format. Adapun 3 pilihan yang ditawarkan adalah an Indonesian regional festival degustation, Japanese kaiseki dan Modern European. Selain itu juga ditawarkan berbagai pilihan minuman yang eksklusif serta aneka juice segar berkualitas baik. Semua pelanggan First Class dilayani oleh Chef on Board yang berpengalaman. Untuk itu, Perusahaan secara teratur mengukur indeks kepuasan pelanggan melalui survei di dalam pesawat yang disajikan dalam Inflight Magazine. Melalui survei ini penumpang memberikan penilaian terhadap kinerja layanan pada 28 Customer Touch Point. Penumpang juga memberikan pengukuran terhadap tingkat kepentingan dari setiap titik layanan tersebut bagi pelanggan. Berdasarkan hasil pengukuran di tahun 2013 Garuda Indonesia berhasil mempertahankan level kepuasan pelanggan pada Indeks 84, sama dengan pencapaian tahun Dengan skala pengukuran 100, indeks tersebut menunjukkan bahwa pelanggan Garuda Indonesia berada pada level Satisfaction/Puas terhadap kinerja layanan secara keseluruhan. Customer Satisfaction Index ini kemudian digunakan sebagai informasi untuk menetapkan fokus pengembangan dan strategi Perusahaan ke depannya. Indeks Kepuasan Pelanggan Post Flight Pada tahun 2013, inovasi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia dalam upaya meningkatkan layanan kepada pelanggan adalah dengan menciptakan layanan Premium Arrival Lounge and Baggage Collection di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Selanjutnya layanan ini juga akan dihadirkan di 6 Hub Domestik Utama Garuda Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah pelanggan yang ada, maka Garuda Indonesia berupaya untuk terus dapat meningkatkan layanan kepada semua pelanggan terutama para pelanggan premium. Layanan ini memberikan kenyamanan bagi para pelanggan ketika baru saja mendarat dan menunggu bagasi mereka. Indeks Kepuasan Pelanggan Salah satu parameter yang digunakan Perusahaan untuk mengukur tingkat keberhasilan berbagai program layanan yang telah diupayakan adalah dengan melakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan : Very Satisfied : Satisfied 50-74,99 : Not Fully Satisfied 25-49,99 : Dissatisfied Berdasarkan hasil pengukuran terhadap layanan Awak Kabin di tahun 2013, Garuda Indonesia berhasil memperoleh level kepuasan pelanggan pada Indeks 98,6, meningkat dibandingkan dengan pencapaian tahun Dengan skala pengukuran 100, indeks tersebut menunjukkan bahwa pelanggan Garuda Indonesia berada pada level Satisfied/ Puas terhadap kinerja layanan Awak Kabin, yang sekaligus menyatakan bahwa ini merupakan atribut paling penting (The Most Important Attribute). Customer Satisfaction Index ini kemudian digunakan sebagai informasi untuk menetapkan fokus pengembangan layanan Awak Kabin dan strategi Perusahaan ke depannya.

89 87 Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan guna mendukung implementasi New Service Concept di tahun 2013, Garuda Indonesia memberikan pelatihan uplifting service kepada Awak Kabin. Pelatihan yang dikembangankan khusus ini bertujuan untuk mencetak Awak Kabin dengan pola pikir bintang lima. Garuda Indonesia juga melakukan pembaruan terhadap standar layanan Awak Kabin seperti pengembangan standar bahasa negara asal dan tujuan untuk pemberitahuan di dalam pesawat serta perubahan tata cara layanan dalam rangka pemenuhan SkyTeam Onboard Requirement dan juga dalam rangka pencapaian layanan bintang lima versi Skytrax. Feedback Performance Komitmen yang tinggi terhadap layanan membuat Perusahaan menerapkan sistem yang memungkinkan diperolehnya feedback dari para pelanggan demi kemajuan layanan Perusahaan. Dalam rangka membangun komunikasi yang simultan dengan pelanggan, Garuda Indonesia dituntut untuk menemukan metode yang paling kreatif dan efektif untuk menampung aspirasi customer serta memiliki komitmen penuh untuk mengolah feedback menjadi serangkaian langkah perbaikan maupun inovasi baru. Menyediakan berbagai akses yang mudah dijangkau oleh Customer untuk menyampaikan Voices yang merupakan bentuk keterbukaan dan komitmen Perusahaan untuk menjalankan prinsip Customer Centricity. Saat ini Perusahaan menyediakan media untuk mengakomodasi penilaian dari para pelanggan terhadap layanan Perusahaan, penilaian ini disebut Customer Voice, yang dapat disampaikan melalui , Call Centre, Suggestion Form yang tersedia di Inflight Magazine, ataupun melalui Surat.

90 88 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Layanan 63% 64% 21% 21% 16% 16% Compliment Complain Suggestion Feedback Performance C. Enhance Customer Intimacy Program Database Customer Voice juga dioptimalkan untuk membangun hubungan dengan para pelanggan. Perusahaan menetapkan program Attentive Customer dengan memberikan apresiasi kepada pelanggan tertentu yang memberikan masukan dengan frekuensi tertentu dalam periode 1 tahun. Program ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Perusahaan serius dalam mencermati dan mengolah setiap masukan yang diberikan. Disamping media yang disediakan oleh Perusahaan, Garuda Indonesia juga memantau seluruh feedback yang disampaikan melalui berbagai media online maupun media sosial. Upaya perbaikan dan konsistensi layanan, yang dilaksanakan selama tahun 2013, membuahkan hasil yang positif, sebagaimana tercermin pada peningkatan Compliment dari 63% di tahun 2012 menjadi 64% di tahun Sementara itu, persentase komplain menurun dari 21% di tahun 2012 menjadi 16%, Suggestion meningkat dari 16% di tahun 2012 menjadi 21% di tahun Optimasi Customer Feedback Keseluruhan feedback yang diterima kemudian dikelola dalam database yang up-to-date dan komprehensif. Database ini kemudian dikelola menjadi berbagai laporan manajemen dan program perbaikan: A. Laporan Manajemen Setiap customer feedback diolah menjadi informasi yang disampaikan ke manajemen dan unit terkait pengambil keputusan. Adapun laporan manajemen yang tersedia antara lain adalah: - Monthly Management Report yang ditujukan kepada Direksi dan Unit terkait. B. Reference for Related Department. Laporan ini berfungsi sebagai informasi bagi departemen terkait untuk melakukan bisnis proses lanjutan. D. Tools to Review Business Process Berbagai masukan yang disampaikan digunakan sebagai review terhadap kelengkapan Standard Operation Procedure (SOP). Sejalan dengan upaya Perusahaan untuk terus melakukan penataan, perbaikan dan pengembangan pelayanan agar selalu dapat memenuhi harapan para pengguna jasa, maka setiap masukan yang berupa Customer Need and Wants kemudian dikelola menjadi sebuah informasi dan referensi bagi unit terkait sehingga dapat menjadi acuan dalam menetapkan corrective action maupun improvement program. Berbagai masukan dari pelanggan telah menjadi acuan bagi perbaikan layanan, terutama dalam hal peningkatan titik layanan yang memiliki kesenjangan antara tingkat kepentingan dan kinerja yang dirasakan oleh pelanggan. Garuda Frequent Flyer Garuda Frequent Flyer (GFF) sebagai program loyalitas pelanggan Garuda Indonesia terus aktif melaksanakan berbagai inisiatif guna mempertahankan serta menambah jumlah pelanggan setia Garuda Indonesia. Anggota GFF pada akhir tahun 2013 tercatat berjumlah atau meningkat sebesar 28,5% dibandingkan dengan tahun Trafik penerbangan dari anggota GFF terhadap penerbangan Garuda Indonesia adalah 30,11%, angka ini mengalami peningkatan dari 29,4% di tahun Dalam rangka memberikan tambahan manfaat bagi anggota GFF saat menggunakan layanan penerbangan airlines partner, Garuda Indonesia menjalin kerjasama Frequent Flyer Program (FFP) dengan 3 airline partner baru di 2013, yaitu Etihad Airways, Air France/KLM, dan Jet Airways.

91 89 Memasuki pertengahan tahun 2013, GFF melaksanakan berbagai program akuisisi baru yaitu GFF Instant Membership di Premium Check-in Counter di Bandara Soekarno-Hatta. Penumpang yang belum menjadi anggota GFF akan langsung memperoleh nomor kartu keanggotaan GFF pada saat check in dan penerbangannya akan memperoleh miles. Guna menjaring lebih banyak anggota baru dari segmen khusus, GFF menerbitkan edisi spesial kartu co-branding dengan Liverpool Football Club sejak Juli Pada bulan Agustus 2013, GFF mempersembahkan layanan baru yaitu Lounge Redemption. Anggota GFF Silver dapat menikmati layanan airport lounge yang telah bekerjasama dengan GFF dengan cara menukarkan mileagenya menjadi voucher lounge. Selain digunakan sendiri, voucher lounge dapat pula diberikan kepada anggota keluarga dan rekan untuk bersama-sama menikmati layanan airport lounge. Hal ini merupakan perbaikan layanan bagi anggota GFF, dimana sebelumnya hanya penumpang kelas eksekutif, anggota GFF Platinum dan GFF Gold yang dapat menikmati layanan airport lounge. Keberadaan GFF juga menghasilkan kontribusi revenue bagi Garuda Indonesia yang berasal dari penjualan mileage pada kerjasama Co-branding, FFP Partnership airline dan non-airline, Program Buy Mileage, dan keanggotaan ECPlus. Di tahun 2013 total pendapatan GFF mencapai Rp , meningkat 32% dibanding tahun sebelumnya. Jumlah & Pertumbuhan Anggota GFF Jumlah Anggota GFF Pertumbuhan ,50 97, ,7 28,4 29,4 30,11 58,32 47,77 35,22 25,93 GFF Revenue (Miliar Rupiah) Kontribusi Trafik GFF (%)

92 90 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Layanan Skytrax Cabin Staff Award Di tahun 2013, Garuda Indonesia memperoleh peringkat ke tujuh pada kategori Best Cabin Staff versi Skytrax, mengalami perbaikan dibandingkan posisi tahun Pencapaian ini menunjukkan adanya peningkatan pada standar serta konsistensi pelayanan Awak Kabin. The World s Best Airline Cabin Staff Malaysia Airlines 1 Cathay Pacific Airways 2 Asiana Airlines 2 Asiana Airlines 3 EVA Air 3 Malaysia Airlines 4 Singpore Airlines 4 EVA Airlines 5 ANA All Nippon Airways 5 Singpore Airlines 6 Thai Airways 6 ANA All Nippon Airways 7 Qatar Airways 7 Garuda Indonesia 8 Garuda Indonesia 8 Qatar Airways 9 Cathay Pacific Airways 9 Hainan Airways 10 Hainan AIrways 10 Thai Airways Selain itu, Skytrax menyatakan bahwa terdapat peningkatan terhadap atribut layanan Awak Kabin dibandingkan dengan hasil audit sebelumnya. Di tahun 2013 ini terhadap 86 atribut pada kategori Cabin Staff. Rencana Tahun 2014 Di tahun 2014, Garuda Indonesia akan terus berupaya meningkatkan layanan demi mendukung peningkatan pangsa pasar Perusahaan, implementasi layanan baru untuk semua kelas akan terus dilanjutkan yang sebelumnya fokus untuk rute International, pada tahun 2014 akan fokus pada rute Domestik, dan juga program peningkatan content In Flight Entertainment, selain itu juga training uplifting service, initial training yang bertaraf international serta pengembangan instruktur akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan serta kualifikasi Awak Kabin yang diharapkan dapat terus memberikan nilai tambah bagi Garuda Indonesia, dan sebagai persiapan mencapai Best Cabin Staff 2014 versi Skytrax. Selain itu tahun 2014, Garuda Indonesia akan fokus pada peningkatan layanan di Ground, baik dari layanan di pre journey (Call Center, Airport/ City Ticketing Office), pre/ post flight khusus peningkatan Airport dan post journey (layanan Customer Care). Garuda Indonesia akan membuat standarisasi baru mengenai layanan di Ground dalam rangka pencapaian bintang lima versi Skytrax di tahun Terkait GFF, inisiatif utama yang akan dilakukan adalah rebranding GFF, yang antara lain meliputi perubahan nama produk, desain kartu keanggotaan, dan penambahan tingkat keanggotaan tertinggi. Brand FFP Garuda Indonesia akan menjadi GarudaMiles mulai bulan Maret Tujuan dari rebranding ini adalah untuk meningkatkan brand awareness dan brand equity GFF sehingga GFF dapat berkembang lebih dari sekedar sebuah Frequent Flyer Program. Dengan brand yang baru, Program Frequent Flyer Garuda Indonesia akan bertransformasi menjadi sebuah program loyalitas yang berorientasi pada bisnis dan memberikan keuntungan lebih bagi Garuda Indonesia.

93 91 Rencana yang tidak kalah pentingnya di tahun 2014 adalah implementasi system FFP yang baru yang tidak saja dapat digunakan untuk program loyalitas pelanggan namun dapat mendukung program-program Customer Relationship Management. Penggunaan sistem baru ini nantinya diharapkan dapat mendukung pelaksanaan inovasi-inovasi GFF dalam jangka panjang. Seiring dengan perkembangan FFP dunia, GFF akan terus mengembangkan program-programnya agar dapat lebih menyetarakan diri dengan FFP terkemuka dunia. Di tahun 2014 GFF merencanakan untuk meluncurkan beberapa produk baru yang akan memberikan kemudahan dan meningkatkan daya tarik bagi anggota, seperti Online Redemption, GFF Mobile, dan Corporate Mileage Program. Disamping itu, seiring dengan rencana bergabungnya Garuda Indonesia dalam aliansi global SkyTeam, maka anggota GFF akan mendapatkan banyak keuntungan baru berupa perolehan mileage di seluruh penerbangan 19 airlines SkyTeam dan juga penukaran mileage dengan award ticket di seluruh penerbangan airlines SkyTeam tersebut. Selain itu, anggota GFF Platinum dan GFF Gold akan dikenali sebagai anggota SkyTeam Elite Plus dan Elite yang akan menikmati berbagai keuntungan ketika menggunakan layanan penerbangan airlines SkyTeam seperti bagasi tambahan, priority reservation, priority check-in dan priority boarding. Selain kerjasama dengan airlines-airlines SkyTeam, GFF juga akan menambah keuntungan bagi anggotanya melalui kerjasama FFP dengan partner airlines terkemuka lainnya. Adapun untuk meningkatkan pendapatan dari kerjasama dengan nonairline partner, GFF akan menambah jumlah non-airline partner dan bekerjasama dengan lebih intensif meluncurkan program-program baru yang menarik minat partner dan pelanggannya untuk bertransaksi dengan GFF.

94 92 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Penumpang Garuda Indonesia dapat terbang ke berbagai destinasi dunia dalam jaringan penerbangan maskapai SkyTeam dengan kenyamanan dan kemudahan optimal. Langkah Strategis Memperkuat Pertumbuhan Bergabungnya Garuda Indonesia dengan SkyTeam merupakan sebuah keputusan strategis yang dapat menjadi landasan untuk memperkuat pertumbuhan Perusahaan di masa depan. Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia akan resmi menjadi anggota ke-20 aliansi SkyTeam, sebuah aliansi kerjasama penerbangan antar maskapai penerbangan di dunia. Garuda Indonesia memilih untuk bergabung dengan SkyTeam, satu di antara tiga aliansi maskapai penerbangan dunia, karena jaringan penerbangan SkyTeam dan Garuda Indonesia bisa saling melengkapi. Maskapai-maskapai penerbangan yang menjadi anggota SkyTeam dapat mengembangkan bisnisnya bersama-sama secara terintegrasi. Garuda Indonesia melihat adanya peluang pertumbuhan usaha yang begitu besar dengan bergabung ke SkyTeam.

95 93 SkyTeam membawa lebih dari seribu destinasi baru di seluruh dunia bagi Garuda Indonesia, dengan demikian jaringan penerbangan yang dapat dinikmati oleh pelanggan Garuda Indonesia menjadi semakin luas. Namun bukan ini saja keuntungan yang dapat diraih Garuda Indonesia dari SkyTeam. beberapa touch point sebagai berikut: check-in baggage, drop-off baggage, ticket office queueing, passport control, security lines, boarding, transfer desk & baggage handling. Terkait hal tersebut, Garuda Indonesia harus mempertahankan kualitas layanannya pada level terbaik dunia untuk dapat terus berada dalam aliansi SkyTeam. Di lain pihak, penumpang dari maskapai lain dalam aliansi SkyTeam akan semakin mudah untuk melakukan perjalanan ke berbagai destinasi dalam negeri yang dilayani oleh Garuda Indonesia. Hal ini berarti potensi Garuda Indonesia untuk meraih penumpang dari luar negeri akan semakin besar. Pendapatan Garuda Indonesia diproyeksikan meningkat antara 10 hingga 15 persen setelah Garuda Indonesia bergabung dengan SkyTeam. Di luar hal-hal tersebut di atas, ada hal-hal lain yang sama pentingnya bagi masa depan Garuda Indonesia. Pertama. Kualitas layanan yang dapat dinikmati pelanggan Garuda Indonesia akan meningkat secara signifikan, antara lain melalui layanan premium SkyPriority. SkyPriority menawarkan kemudahan akses di bandara bagi high value customers yang meliputi penumpang Elite Plus, First Class dan Business Class. Akses tersebut dapat dirasakan oleh high value customers dengan tersedianya priority pada Kedua. Maskapai-maskapai yang tergabung dalam SkyTeam dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman, sehingga secara bersama-sama semua maskapai tersebut dapat mengembangkan layanannya secara maksimal. Ketiga. Sinergi antar maskapai SkyTeam akan menciptakan efisiensi biaya yang signifikan. Sebagai contoh, Garuda Indonesia dapat memanfaatkan fasilitas di bandara secara bersama-sama dengan anggota lainnya. Keempat. Garuda Indonesia juga akan mendapatkan keuntungan intangible yang sangat penting untuk kesinambungan usahanya, yakni Brand Value. Garuda Indonesia sebagai sebuah brand akan semakin kuat di mata dunia. Secara garis besar, bergabung dengan SkyTeam sejalan dengan strategi jangka panjang Garuda Indonesia dan mendukung upayanya untuk mencapai target Quantum Leap

96 94 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SkyTeam Kenyamanan Jaringan SkyTeam Dengan bergabung ke SkyTeam, Garuda Indonesia dapat memberi manfaat lebih bagi para penumpangnya dalam bentuk jaringan penerbangan ke seluruh penjuru dunia yang dirancang untuk memberi kenyamanan optimal dalam perjalanan, baik sebelum keberangkatan, saat transit, hingga kedatangan. Salah satu bentuk layanan yang disediakan SkyTeam dan maskapai-maskapai anggotanya adalah proses transfer penumpang dan bagasi dari penerbangan yang satu ke penerbangan berikut dengan cara yang cepat dan nyaman. Selain pilihan jadwal lebih beragam dan jaringan penerbangan yang sangat luas, serta pengelolaan yang profesional, maka kemana pun tujuan penerbangannya, Semua fasilitas bersama anggota SkyTeam menyediakan layanan check-in, premium customer check-in, transfer desks dan lounge. Untuk memperlancar proses transfer, maskapai anggota SkyTeam membuka layanan transfer kiosk di beberapa bandara. Bila penumpang ketinggalan pesawat, maka transfer kiosk ini dapat membantu memberikan boarding pass baru untuk penerbangan alternatif, serta memberikan layanan lain yang dibutuhkan penumpang sambil menunggu keberangkatan. SkyTeam Lounge Sejak bergabung dengan SkyTeam ada banyak fasilitas baru yang dapat dinikmati oleh penumpang Garuda Indonesia. Salah satunya adalah SkyTeam Lounge. para penumpang akan mendapatkan layanan proses reservasi antar connecting flight yang dirancang sederhana dan mengutamakan kenyamanan penumpang pesawat. SkyTeam terus menerus meninjau jaringan penerbangan global yang dimilikinya untuk menemukan destinasidestinasi baru dan meningkatkan kualitas dari bandarabandara di destinasi yang sudah ada. SkyTeam mengupayakan proses transfer dan check-in yang cepat dan nyaman di setiap bandara yang disinggahi oleh maskapai-maskapai penerbangan anggotanya. Dengan demikian, penumpang Garuda Indonesia dapat menikmati pengalaman terbang yang menyenangkan dimana pun dan kapan pun mereka terbang. Ada lebih dari 530 lounge eksklusif di seluruh penjuru dunia tersedia bagi penumpang Garuda Indonesia. Semua lounge yang dimiliki oleh maskapai-maskapai yang menjadi anggota SkyTeam dirancang untuk memberi standar kenyamanan dan layanan yang konsisten, antara lain suasana lounge yang nyaman dan tenang, staff yang ramah, sopan dan profesional, serta fasilitas yang memenuhi syarat yang diajukan oleh SkyTeam. SkyTeam menyadari bahwa lounge bukan sekedar ruang tunggu keberangkatan namun harus memberi manfaat lebih bagi para calon penumpang, baik untuk sekedar beristirahat, maupun untuk melanjutkan aktivitas bisnis.

97 95 Oleh sebab itu, selain menyediakan layanan makanan dan minuman, lounge-lounge tersebut harus memiliki layanan yang mendukung keperluan bisnis, seperti koneksi wi-fi yang dapat diandalkan. SkyTeam mensyaratkan seluruh anggotanya untuk saling bekerja sama dalam penggunaan lounge. Dengan demikian, penumpang dari setiap maskapai SkyTeam dapat menggunakan fasilitas lounge dari maskapai anggota SkyTeam lainnya. Penumpang yang berhak menggunakan fasilitas lounge, atau Lounge Access, dari maskapai anggota SkyTeam adalah para pemegang SkyTeam Frequent Flyer Elite Plus, penumpang First Class dan penumpang Business Class. Tentang SkyTeam SkyTeam didirikan oleh empat maskapai penerbangan dunia, yakni Aeromexico, Air France, Delta Air Lines dan Korean Air pada bulan Juni tahun Pada tahun 2013, SkyTeam tumbuh menjadi sebuah aliansi beranggotakan 19 maskapai penerbangan, yang menawarkan lebih dari destinasi, serta frekuensi penerbangan yang lebih tinggi dan konektivitas yang lebih luas. Dalam sepuluh tahun terakhir, di saat dunia penerbangan global sedang menghadapi tantangan, SkyTeam justru berhasil menggandakan jumlah penerbangan dan jumlah destinasinya. Dalam mengembangkan jaringan penerbangannya, sebagaimana yang terlihat dari keragamannya, SkyTeam berfokus pada pertumbuhan jaringan yang tidak hanya semakin luas namun juga saling melengkapi. SkyTeam juga SkyTeam Lounge Access Fasilitas SkyTeam Lounge Access diberikan kepada penumpang premium pada hari keberangkatan, baik untuk penerbangan transit dari dalam atau ke luar negeri yang menggunakan maskapai anggota SkyTeam. Fasilitas ini dapat dinikmati penumpang mulai dari 24 jam sebelum keberangkatan. merancang berbagai program menarik dan kemudahan bagi penumpang maskapai penerbangan anggotanya. Baik untuk perjalanan bisnis maupun perjalanan pribadi, SkyTeam memberikan pilihan yang lebih beragam dan lebih nyaman bagi penumpang pesawat. Di masa mendatang, seiring dengan pertumbuhannya SkyTeam akan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan, sambil tetap berpegang pada semboyannya: Caring more about you.

98 96 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan New Passenger Service System (PSS) Amadeus ALTEA Passenger Service System (PSS) adalah salah satu sistem utama sebuah maskapai penerbangan. PSS adalah sistem yang digunakan untuk melayani penumpang mulai dari tahapan penjualan di reservasi, ticketing, hingga tahapan check-in di bandara. Sistem PSS ini juga digunakan untuk pengaturan schedule penerbangan, inventory, alokasi seat di pesawat, pengelolaan fare & pricing, pengelolaan bagasi penumpang, pengelolaan code share dan interline, serta layanan-layanan lainnya. Pada umumnya PSS juga terintegrasi dengan sistem dan aplikasi lain seperti Revenue Management System, Revenue Accounting System, Scheduling System, Data Warehouse, Pricing Engine, Internet Booking Engine, Catering System, dan sistem-sistem lainnya yang saling mendukung untuk memberikan layanan kepada penumpang dan mengoptimalkan pendapatan bagi maskapai. Selain itu, PSS juga terhubung dengan sistem pihak ke-3 seperti Global Distribution System (GDS) untuk penjualan di travel agent dan PSS maskapai lain yang bekerja sama untuk keperluan code share, interline, dan lainnya. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia telah berhasil migrasi ke sistem PSS baru bernama Altèa yang dikembangkan oleh Amadeus dan telah digunakan oleh 8 dari 16 maskapai yang tergabung dalam SkyTeam. Sistem Altèa-Amadeus juga digunakan lebih dari 160 maskapai yang ada di seluruh dunia. Kelebihan New PSS (ALTEA) Sistem PSS Altéa yang dikembangkan oleh Amadeus menggunakan model hosted community system, dimana pengelolaan, pemeliharaan, pengembangan, dan penanganan atas masalah yang terjadi pada sistem dan hal teknis lainnya merupakan tanggung jawab penyedia layanan PSS (Amadeus). Selain itu Amadeus telah memiliki beberapa customer yang tergabung menjadi satu komunitas pengguna layanan PSS. Komunitas inilah yang menjadi pendorong pengembangan dan sumber inisiatif agar sistem bisa mengikuti dan memiliki fungsionalitas terbaik dan best practice PSS. Pada komunitas ini maskapaimaskapai dapat bertukar pikiran dan bekerja sama untuk melakukan pengembangan sistem ke depan agar dapat lebih kompetitif. Oleh karena itu, maskapai tidak perlu lagi berinvestasi untuk keperluan infrastruktur sistem karena penyedia layanan PSS telah memiliki kesadaran dan selalu cepat tanggap untuk memenuhi ketentuan standar industri tepat pada waktunya. Di sisi lain, maskapai dapat lebih fokus untuk melakukan pengembangan bisnis dan kebijakan/prosedur guna meningkatkan pendapatan dan tidak perlu dipusingkan lagi dengan masalah-masalah teknis pengembangan yang menjadi kewajiban penyedia layanan. Maskapai akan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk berinovasi menggunakan sistem yang sudah siap dari segi fungsionalitas untuk menghadapi kompetisi dengan pesaing-pesaingnya dan memperoleh peningkatan pendapatan. Berada di dalam sistem yang memiliki banyak customer juga berarti bahwa segala bentuk koneksi antar sistem dengan sistem/aplikasi pihak ketiga yang pernah dibuat untuk salah satu maskapai anggota komunitas pengguna layanan PSS (baik sistem milik internal maupun eksternal/partner), dapat digunakan juga oleh anggota komunitas lainnya tanpa harus melakukan pengembangan lagi dari awal. Hal ini memberikan efisiensi yang cukup besar, bukan hanya dari sisi biaya tetapi juga waktu dan sumber daya untuk pengembangan.

99 97 Keuntungan-keuntungan seperti inilah yang saat ini masih belum dimiliki oleh Garuda yang masih menggunakan model in-house system dan tidak memiliki komunitas. Walaupun ada beberapa maskapai lain yang memiliki platform yang sama dengan Garuda, akan tetapi karena perbedaan dalam model sistem, membuat Garuda harus lebih banyak berusaha sendiri untuk memenuhi standar internasional industri penerbangan, mengikuti best practice, mengusahakan pengembangan fungsionalitas ke depan dan membangun sendiri koneksi dan integrasi dengan sistem/ aplikasi lain, membangun sendiri koneksi dengan sistem PSS maupun aliansi global dari awal, dan harus berinvestasi besar untuk keperluan infrastruktur sistem secara periodik agar dapat terus mengikuti kemajuan teknologi. Proses pengimplementasian ALTEA Implementasi PSS ini akan dilakukan dalam dua fase cut over. Pertama, cut over sistem reservasi, ticketing, dan inventory yang akan dilaksanakan selama 1 tahun dan ditargetkan selesai pada Juni Kedua, cut over sistem Departure Control (DCS). Sistem DCS ini diimplementasikan secara bertahap mulai September 2013 sampai November Setelah seluruh proses cut over dilaksanakan, Proyek memasuki proses post implementation support, untuk menyediakan dukungan dan help desk pasca cut over. Implementasi ini melibatkan seluruh kantor penjualan Garuda dan bandara yang menjadi tujuan Garuda. Training untuk keperluan peralihan sistem ini dimulai pada Februari 2013 dan meliputi lebih dari 40 instruktur dan endusers yang terdiri dari petugas inventory, front-liners, airport staff, call center, dan travel agents. Kondisi setelah mengimplementasikan ALTEA Dengan terintegrasinya keseluruhan sistem core airline dalam satu database, mulai dari inventory, rerservation and ticketing, sampai dengan departure control, maka sinkronisasi data penerbangan dan penumpang menjadi lebih baik dan akurat, sehingga dapat meminimalisir permasalahan ketidaksinkronan data pada sistem. Selain itu, sinkronisasi data dengan sistem GDS dan airline partner pun menjadi lebih baik. Altea juga mendukung beberapa persyaratan untuk bergabung dengan Aliansi Global SkyTeam pada Maret 2014, di antaranya: Alliance Display PNR View Share Frequent Flyer Profiles Real-time access to partner airline Redemption class availability display for all partners Simple code share & thru check-in

100 98 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak SBU Garuda Sentra Medika (SBU GSM) SBU GSM mendukung pencapaian program Quantum Leap Garuda Indonesia melalui pengelolaan awak pesawat, mulai dari proses rekrutmen calon awak pesawat (pilot dan awak kabin), health monitoring dan health coaching awak pesawat, sampai dengan pelaksanaan case management program untuk awak pesawat yang mengalami kasus long sick atau dinyatakan unfit. Dalam melaksanakan pengelolaan kesehatan awak pesawat, SBU GSM mengikuti aturan yang tertulis dalam ketentuan ICAO Annex 1, Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 67 dan part 183 tentang pemeliharaan kesehatan oleh operator penerbangan. SBU dan Entitas Anak mencatat perbaikan kinerja di tahun 2013, kecuali Citilink yang masih mengalami kerugian karena fase investasi yang sedang dijalaninya. Bertindak sebagai pelaksana dalam pengelolaan kesehatan awak pesawat adalah para dokter spesialis kesehatan penerbangan (SpKP) dan dokterdokter penerbangan (Flight Surgeon) yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun serta didukung oleh fasilitas layanan kesehatan yang lengkap. Selain itu, para dokter SBU GSM juga berperan dalam mengajarkan Basic Medical Knowledge untuk awak kabin. Untuk menjamin kontinuitas dan efektivitas pelaksanaan program pemeliharaan kesehatan awak pesawat Garuda Indonesia, SBU GSM selama tahun 2013 telah merekrut dan mengirim beberapa dokternya untuk mengikuti pendidikan dokter penerbangan (Flight Surgeon) di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa TNI-AU (Lakespra). Dalam pelaksanaan pengelolaan kesehatan awak pesawat Garuda Indonesia, SBU GSM telah memperoleh kepercayaan dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara cq Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) untuk melakukan Medical Check Up Personil Penerbangan kelas II dan Kelas III (Cabin Crew, Flight Operations Officer dan Air Craft maintenance Engineer), Garuda Indonesia Laporan 2013 Laporan Tahunan Tahunan 2013

101 99 mengacu pada ketentuan ICAO Annex 1 Chapter 6 tentang Medical Provisions for Licensing Standard, Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 67, Keputusan Menteri Perhubungan No. 25 Tahun 2000 dan peraturan terkait lainnya. Pada tahun 2013 selain di Jakarta, SBU GSM juga telah melakukan Medical Check Up & Licensing di beberapa Hub yaitu Denpasar dan Makassar. SBU GSM juga melakukan koordinasi dengan Hatpen untuk kelancaran kegiatan Medical Check Up awak kokpit sehingga target penyelesaian lisensi kesehatan bagi awak kokpit dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu. SBU GSM melaksanakan Program Pencegahan dan Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba oleh awak pesawat dan personil terkait lainnya, melalui pemeriksaan Alkohol dan Narkoba baik secara rutin maupun random check, sehingga keselamatan (safety) dalam penerbangan terjaga sesuai dengan aturan Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 120 subpart E Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Klinik-klinik yang dimiliki oleh SBU GSM ditunjuk sebagai provider utama perusahaan asuransi untuk melayani pengobatan awak pesawat Garuda Indonesia berdasarkan Service Level yang disepakati antara Garuda Indonesia dengan perusahaan asuransi. Di samping itu SBU GSM juga tetap menjalankan fungsi promotif dan preventif bagi awak pesawat untuk mengurangi terjadinya loss of work days yang berkepanjangan sehingga produktivitas kerja awak pesawat lebih terjaga. Upaya promotif dan preventif oleh SBU GSM antara lain dilakukan melalui pelaksanaan program health coaching secara individu bagi awak pesawat yang berisiko tinggi sehingga faktor risiko terjadinya sudden in capacity dapat diminimumkan. Sementara bagi awak pesawat yang mengalami kasus long sick, SBU GSM melakukan case management program dengan melakukan health monitoring terhadap penyakit yang diderita oleh awak pesawat, agar kasus dapat cepat diselesaikan dan awak pesawat kembali On-line. SBU GSM berkoordinasi dengan Hatpen untuk melakukan advokasi terhadap awak kokpit yang dinyatakan unfit (grounded) oleh Hatpen karena masalah kesehatan, bila perlu dengan melakukan medical flight test baik di simulator maupun saat menerbangkan pesawat untuk menilai status aero medis dan kelaikan terbang awak kokpit. Bentuk dukungan SBU GSM dalam operasional penerbangan di luar pelayanan kesehatan adalah penyediaan dan distribusi Aviation Kit yang terdiri dari Emergency Medical Kit, First Aid Kit dan Universal Precaution Kit sesuai dengan ketentuan dari ICAO annex 6 tentang persyaratan pesawat komersial. Selain menyiapkan Kits untuk penerbangan Garuda Indonesia, SBU GSM juga telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan penerbangan swasta yang ada di Indonesia maupun perusahaan penerbangan asing yang melakukan perawatan pesawatnya di PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia. Di samping itu SBU GSM berperan dalam melakukan assessment dan approval penumpang sakit, layanan pendampingan terhadap penumpang yang memerlukan penanganan khusus (medical escort) dan pengelolaan terhadap tabung oksigen yang khusus dipergunakan dalam kabin pesawat. Setiap tahunnya SBU GSM menjadi salah satu unit yang mendukung pelaksanaan kegiatan haji Garuda Indonesia meliputi rekrutmen calon awak kabin haji di berbagai area embarkasi, pemeliharaan kesehatan awak kabin dan petugas haji selama musim haji termasuk di Saudi Arabia, melakukan assessment dan approval pemulangan jemaah haji yang sakit, serta penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan untuk setiap embarkasi dan armada pesawat Garuda Indonesia yang digunakan dalam operasional haji sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh Departemen Agama RI dan Departemen Kesehatan RI.

102 100 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak Sebagai unit kesehatan di Garuda Indonesia, SBU GSM memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang terkait dengan kegiatan kesehatan. Kerjasama pelaksanaan CSR dilakukan SBU GSM dengan unit Social Responsibility dan PKBL Garuda Indonesia, dengan melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan (health talk), pengobatan massal, khitanan dan donor darah Kunjungan Pasien KMO GSO TGR BKS BNT Total Aspek Operasional Jumlah kunjungan pasien selama tahun 2013 tercatat sebanyak kunjungan, mengalami penurunan sebesar 4,7% bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan di tahun 2012 yang sebanyak kunjungan. Menurunnya angka kunjungan ini disebabkan oleh pengalihan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) karyawan Garuda Indonesia dan keluarganya yang sebelumnya dikelola oleh SBU GSM menjadi dikelola oleh pihak asuransi. Hal tersebut sedikit banyak berpengaruh kepada penurunan angka kunjungan ke SBU GSM karena cukup banyak peserta yang memilih provider layanan kesehatan di luar jaringan klinik yang dimiliki oleh SBU GSM. Walaupun secara total kunjungan pasien selama tahun 2013 mengalami penurunan, jumlah kunjungan pasien asuransi dan umum di Klinik Kemayoran (KMO) dan Klinik Satelit Bintaro (BNT) selama 2013 mengalami peningkatan masingmasing sebesar 3,4% dan 615% bila dibandingkan dengan tahun Klinik Bintaro didirikan oleh SBU GSM pada bulan Agustus Sedangkan jumlah kunjungan pasien di Klinik Garuda Sentra Operasi (GSO), Bekasi (BKS) dan Tangerang (TGR) mengalami penurunan masing-masing sebesar 30,3%, 11,5% dan 1,5%. Aspek Keuangan Meskipun jumlah kunjungan pasien SBU GSM selama tahun 2013 mengalami penurunan, pendapatan mengalami peningkatan sebesar 21% menjadi USD 3.08 juta di tahun 2013 dari USD 2,55 juta di tahun Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan bisnis Health Care sebesar USD 0,83 Juta atau 37% dari USD 2,25 juta di tahun Kontributor pendapatan Health Care terbesar adalah Farmasi; Laboratorium; Poli Gigi dan Dental Cosmetic; Poli Umum; dan Medical Check Up. Sementara itu, pendapatan usaha Managed Care mengalami penurunan sebesar USD 0,30 Juta. Di tahun 2013 kontributor pendapatan SBU GSM terbesar berasal dari customer peserta asuransi yaitu mencapai 77% dari total keseluruhan pendapatan Health Care. Rencana Spin Off SBU GSM Pada tahun 2013 Garuda Indonesia merencanakan untuk melakukan pemisahan (Spin-Off) terhadap SBU GSM. Perusahaan sudah meminta konsultan hukum untuk melakukan kajian hukum berkenaan dengan rencana pemisahan SBU GSM tersebut. 2,25 3,08 2,55 3,08 Garuda Sentra Medika Revenues (USD Juta) 0,3 0 Managed Care Health Care Total

103 101 Berdasarkan kajian hukum dari konsultan hukum, dalam melakukan pemisahan SBU GSM, selain harus memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas, pihak ketiga dan tenaga kerja, Garuda Indonesia juga harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti melakukan penyertaan modal dalam bentuk Aktiva Tetap berupa Tanah dan Bangunan di Kemayoran yang selama ini digunakan untuk operasional SBU GSM. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan adanya potensi pembayaran kompensasi atas penggunaan Tanah Hak Pengelolaan Lahan kepada Pusat Pengelola Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) oleh perusahaan jika pemisahan SBU GSM jadi dilakukan. Manajemen Perusahaan telah memutuskan untuk menunda proses pemisahan SBU GSM dan memerintahkan manajemen SBU GSM untuk melakukan program Optimalisasi Aset dan Bisnis SBU GSM ke depan agar semakin mandiri dan berkembang. Rencana Tahun 2014 Sejalan dengan rencana Perusahaan untuk fokus ke bisnis jasa angkutan udara, di mana Perusahaan akan memperluas jaringan usaha dengan membuka Hub di beberapa kota besar di Indonesia, maka manajemen SBU GSM juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dengan mengembangkan bisnis jaringan klinik di kota-kota di mana terdapat perwakilan Garuda Indonesia sehingga dukungan terhadap operasional Garuda Indonesia bisa optimal, sekaligus bisa meningkatkan nilai pasar SBU GSM melalui pengembangan kompetensi unggulan dan meningkatkan pangsa pasar bisnis layanan kesehatan kepada perusahaanperusahaan asuransi, korporasi dan masyarakat umum di mana SBU GSM beroperasi. Di tahun 2014, Perusahaan berencana akan melakukan program Optimalisasi Aset dan Bisnis SBU GSM antara lain dengan: 1. Mengoptimalkan competitive advantage GSM sebagai satu-satunya Civil Aviation Medical Center di Indonesia yang diakui oleh Ditjen Perhubungan Udara guna mendukung sepenuhnya kegiatan operasional Garuda Indonesia dan memanfaatkan peluang bisnis di Aviation Medical Services 2. Membangun kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa optimalisasi aset dan bisnis SBU GSM dapat direalisasikan. 3. Mengingat potensi bisnis yang ada terkait dengan jumlah karyawan dan keluarga yang dimiliki oleh Garuda Indonesia dan Anak Perusahaan ( ± jiwa), saat ini sedang dikaji kemungkinan untuk mengembalikan fungsi utama SBU GSM sebagai Airline Medical Department yang mengelola benefit kesehatan seluruh karyawan dan keluarga Garuda Indonesia Group. Jika SBU GSM difungsikan sebagai pengelola utama benefit kesehatan seluruh Garuda Indonesia Group, maka dengan pengelolaan yang tepat dan profesional SBU GSM dapat mengembangkan bisnisnya dengan cepat dan mandiri. SBU Cargo SBU Cargo menangani pelayanan jasa angkutan barang melalui transportasi udara dengan menggunakan pesawatpesawat yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Selain melakukan penjualan langsung, SBU Cargo juga menjual layanannya melalui kerjasama dengan para mitra, yaitu Agen atau Freight Forwarder dan GSSA (General Sales and Service Agent), baik untuk tujuan domestik maupun internasional. SBU Cargo melalui Cargo Service Center (CSC) melayani pengiriman barang City to Port ataupun City to City, sehingga proses pengiriman barang semakin dekat dengan pemilik dan juga penerima barang. Di akhir tahun 2013, telah dibangun lebih dari 30 Cargo Service Center di kotakota besar di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, dan Makassar sebagai tambahan dari CSC yang sudah berdiri di bandara-bandara. Di Jakarta sendiri telah dibangun 9 Kantor CSC, yang tersebar di beberapa wilayah Jakarta. SBU Cargo menjalin kerjasama dengan maskapai seperti Korean Airline, Malaysia Airline, China Airline, untuk memperluas layanan pengiriman barang ke beberapa destinasi mancanegara. Selain itu SBU Cargo juga melakukan self-handled warehouse di Gudang Cengkareng, Soekarno Hatta. Sementara di gudang lainnya, kegiatan pergudangan dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga. Sejalan dengan peningkatan lalu lintas barang di bandara Cengkareng, SBU Cargo telah bekerjasama dengan pengelola pergudangan lainnya, yaitu PT Gapura Angkasa dan PT Pos Logistik, dengan tujuan untuk memperluas area pengelolaan pergudangan khususnya untuk pengiriman domestik. Pada akhir tahun 2013, SBU Cargo telah menjalankan pengiriman door to door, bekerjasama dengan pihak ketiga dan memperkenalkan kembali produk GO Express. Dengan adanya produk ini, maka masyarakat dapat melakukan pengiriman yang akan diambil dari tempat pemilik barang dan diantar langsung ke tujuan penerima barang, layaknya pengiriman dengan jasa kurir.

104 102 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak Aspek Operasional Pada tahun 2013, Freight Tonne Carried penerbangan mencapai tonnes, meningkat sebesar 15,98% dibandingkan tahun 2012, sementara Freight Tonne Kilometres mencapai , atau meningkat sebesar 15,18%. Cargo Load Factor tercatat sebesar 46,08%, mengalami penurunan dibandingkan 47,51% di tahun 2012 sebagai akibat dari kenaikan kapasitas, terutama di sektor domestik. Aspek Keuangan Selama tahun 2013, jumlah Pendapatan Angkutan Udara Kargo meningkat sebesar 5,51% dari USD 184,8 juta di tahun 2012 menjadi USD 195,0 juta di tahun Peningkatan ini dipicu oleh penambahan kapasitas Freight Available Tonne Kilometres sebesar 18,75%, dan strategi penerapan harga yang kompetitif yang berdampak pada peningkatan kargo diangkut. Pendapatan barang memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan kargo yaitu USD 186,3 juta di tahun 2013, meningkat dari USD 177,8 juta di tahun Sementara sisanya berasal dari pendapatan pos yang tercatat sebesar USD 8,8 juta, atau naik 24,50% dari tahun sebelumnya. Pendapatan lain SBU Garuda Cargo diperoleh melalui jasa pergudangan di Gudang Cengkareng, Soekarno-Hatta, yang meningkat sebesar 9,93% dari USD 24,3 juta di tahun 2012 menjadi USD 26,7 juta di tahun Rencana Tahun Mengembangkan kerjasama SPA dengan maskapai penerbangan lainnya khususnya untuk destinasi Eropa dan Amerika. 2. Menunjuk GSSA di kota kota luar negeri yang tidak diterbangi oleh Garuda untuk mengembangkan saluran distribusi. 3. Menerapkan strategi harga untuk beberapa penerbangan berdasarkan waktu dan tingkat isian. 4. Melakukan standarisasi layanan operasional dengan menjadi anggota dari Cargo Mengembangkan layanan angkutan udara dengan menggunakan pesawat khusus kargo. 6. Mengembangkan kerjasama operasi dengan pihak ke-3 untuk meningkatkan jumlah gerai dan efisiensi biaya dari kantor penjualan kargo Garuda. 7. Menerapkan kerjasama untuk penanganan kargo umrah dan haji. 8. Pengadaan additional warehouse equipment dan upgrade system untuk memperlancar proses penanganan kargo. 9. Melaksanakan kerjasama untuk Cargo Village. 10. Melakukan persiapan untuk bergabung dengan Cargo SkyTeam. 11. Membentuk perusahaan mandiri dengan melakukan SpinOff dari Garuda Indonesia. Operational Excellence Untuk menuju Operational Excellence, SBU Cargo telah menerapkan standar internasional dalam kegiatan bisnisnya dengan memiliki sertifikasi IOSA. Selain itu, Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai domestik yang memiliki lisensi penanganan DG (Dangerous Good) di Indonesia. Peningkatan layanan juga dilakukan di gudang berkaitan dengan proses pengiriman kargo. Saat ini SBU Cargo telah menyediakan cool room dan cold storage sebagai tempat penyimpanan produk yang mudah rusak (perishable).

105 103 Entitas Anak Garuda Indonesia memiliki 5 Entitas Anak, yaitu PT Aero Wisata, PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia dan PT Citilink Indonesia. Kepemilikan Saham di Entitas Anak PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 99,00% 51,00% 99,99% 94,27% 95,00% PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia PT Aero Systems Indonesia PT Aero Wisata PT Citilink Indonesia PT Abacus Distribution Systems Indonesia Perseroan memiliki penyertaan saham secara langsung pada 6 Entitas Anak sebagai berikut: No Entitas Anak Bidang Usaha Kepemilikan Tahun Penyertaan Keterangan Operasional 1 PT Abacus Distribution Systems Indonesia Penyedia jasa sistem komputerisasi reservasi 95,00% kepemilikan langsung oleh Perseroan 1995 Sudah Beroperasi 2 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang 99,00% kepemilikan langsung oleh Perseroan 2002 Sudah Beroperasi 1,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 3 PT Aero Systems Indonesia Penyedia jasa teknologi informasi 51,00% kepemilikan langsung oleh Perseroan 49,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 2005 Sudah Beroperasi 4 PT Citilink Indonesia Angkutan udara niaga 94,27% kepemilikan langsung oleh Perseroan 2009 Sudah Beroperasi 5 Garuda Indonesia Holiday France Biro perjalanan wisata 6 PT Aero Wisata Perhotelan, jasa boga dan agen perjalanan 5,73% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 100,00% kepemilikan langsung oleh Perseroan 99,99% kepemilikan langsung oleh Perseroan 2014 Dalam Tahap Pengembangan 1989 Sudah Beroperasi

106 104 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Perseroan memiliki penyertaan saham secara tidak langsung pada 14 Entitas Anak melalui Aerowisata sebagai berikut: No Entitas Anak Bidang Usaha Kepemilikan Tahun Penyertaan Keterangan Operasional 1. PT Mirtasari Hotel Development 2. PT Aerofood Indonesia (dahulu bernama) PT Angkasa Citra Sarana Catering Service 3. PT Aero Globe Indonesia (dahulu bernama) PT Biro Perjalanan Wisata Satriavi 4. PT Aerotrans Services Indonesia (dahulu bernama) PT Mandira Erajasa Wahana Hotel Jasa boga pesawat Biro perjalanan wisata Jasa Transportasi 99,994% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 99,9991% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 99,9995% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 99,998% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 5. PT Aerojasa Perkasa Penjualan tiket 99,87% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 6. PT Aerojasa Cargo Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarding) 7. PT Senggigi Pratama Hotel Internasional 8. Garuda Orient Holidays, Biro perjalanan wisata Pty, Limited 9. Garuda Orient Holidays Biro perjalanan wisata Korea Co, Limited 10. Garuda Orient Holidays Biro perjalanan wisata Japan Co, Ltd 99,91% kepemilikan tidak langsung melalui Aerojasa Perkasa 99,993% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 100,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 60,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 60,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 11. PT GIH Indonesia Biro perjalanan wisata 60,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 12. PT Bina Inti Dinamika Hotel 61,89% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 13. PT Aero Hotel Management Manajemen Hotel 90,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 10,00% kepemilikan tidak langsung melalui PT Mirtasari Hotel Development 14. PT Belitung Intipermai Hotel 99,999968% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 1979 Sudah Beroperasi 1982 Sudah Beroperasi 1974 Sudah Beroperasi 1988 Sudah Beroperasi 1998 Sudah Beroperasi 2003 Sudah Beroperasi 1997 Sudah Beroperasi 1981 Sudah Beroperasi 2008 Sudah Beroperasi 2009 Sudah Beroperasi 2012 Sudah Beroperasi 1987 Sudah Beroperasi 2009 Sudah Beroperasi 1992 Dalam tahap pengembangan

107 105 Perseroan memiliki penyertaan saham baik langsung maupun tidak langsung sebesar kurang dari 50% pada Entitas Asosiasi sebagai berikut: No Entitas Anak Bidang Usaha Kepemilikan Tahun Penyertaan Keterangan Operasional 1. PT Aeronurti Jasa Akomodasi 45,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 2. PT Aeroprima Jasa Akomodasi 40,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 3. PT Bumi Minang Padang Jasa Akomodasi 10,10% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 4. PT Nusa Dua Graha Internasional Jasa Akomodasi 6,06% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 5. PT Arthaloka Indonesia Jasa Pengelolaan Properti 2,58% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 6. PT Gapura Angkasa Pengelolaan tata operasi darat dan penunjang usaha penerbangan 7. Pan Asia Pacific Aviation Services Ltd. 8. Abacus International Pte. Ltd. 9. PT Merpati Nusantara Airlines Pengelolaan tata operasi darat dan penunjang usaha penerbangan Sistem Informatika Penerbangan 37,50% kepemilikan langsung oleh Perseroan 17,65% kepemilikan langsung oleh Perseroan 2,06% kepemilikan langsung oleh Perseroan 4,21% kepemilikan langsung oleh Perseroan 1996 Sudah Beroperasi 1993 Sudah Beroperasi 1989 Sudah Beroperasi 1988 Sudah Beroperasi 1988 Sudah Beroperasi 1998 Sudah Beroperasi 1998 Sudah Beroperasi 1997 Sudah Beroperasi 1978 Sudah Beroperasi Salah satu Perusahaan Asosiasi yang tidak masuk ke dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan namun memiliki peran besar terhadap kelancaran operasional Garuda Indonesia adalah PT Gapura Angkasa yang bergerak di bidang ground handling.

108 106 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak PT Aero Wisata PT Aero Wisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973 dengan misi mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata dan hospitality. Untuk mendukung misi ini, Aerowisata memiliki sejumlah Entitas Anak yang bergerak di usaha-usaha perhotelan, jasa boga, transportasi darat dan keagenan serta tours & travel. Perusahaan-perusahaan anak dengan kepemilikan hak suara lebih dari 50% adalah PT Bina Inti Dinamika, PT Mirtasari Hotel Development, PT Senggigi Pratama International, PT Aerofood Indonesia, PT Aerotrans Services Indonesia, PT Aero Globe Indonesia, Garuda Orient Holidays Pty. Ltd, Garuda Orient Holidays Korea Co. Ltd. PT Aerojasa Perkasa, Garuda Orient Holidays Japan Co. Ltd, PT Aero Hotel Management dan PT Belitung Inti Permai. Susunan pengurus PT Aero Wisata selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Abdulgani Komisaris : Abdul Anshari Ritonga Komisaris : Agus Priyanto Direksi Direktur Utama Direktur : Alexander M.T. Maneklaran : Doddy Virgianto

109 107 Ikhtisar Keuangan (IDR Juta) Uraian Perkembangan % Pendapatan Usaha ,1 Beban Usaha ,0 Laba Usaha ,3 Laba Bersih ,9 Aset ,2 Liabilitas ,3 Ekuitas ,1 Disajikan sesuai Laporan Keuangan yang diaudit dalam mata uang Rupiah Selama tahun 2013 pendapatan usaha PT Aerowisata meningkat 13,1% dari tahun lalu menjadi sebesar Rp 2,83 triliun sementara itu beban usaha sebesar Rp 2,73 triliun, meningkat 12,0% dari tahun lalu. Meskipun ada peningkatan biaya usaha sebesar 12,0% pencapaian laba usaha mengalami peningkatan 53,3% dibandingkan tahun lalu menjadi sebesar Rp 99,67 miliar yang berasal dari kenaikan pendapatan usaha sebesar 13,1% terutama akibat peningkatan meal uplift. Dengan memperhitungkan pendapatan dan biaya lain lain, maka pada tahun 2013 laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp 66,1 miliar. Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp 2,46 triliun, meningkat 22,2% dari tahun sebelumnya terutama karena piutang usaha dan aset tetap meningkat. Liabilitas per 31 Desember 2013 meningkat sebesar 32,3% menjadi sebesar Rp 904,12 miliar terutama karena peningkatan utang usaha dan utang jangka panjang. Ekuitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp 1,56 triliun, meningkat 17,1% dari tahun 2012 seiring perbaikan kinerja. Kepemilikan Saham di Entitas Anak Entitas Anak Lokasi Kegiatan Usaha Utama Persentase Kepemilikan % Tahun Operasi Komersial PT Aero Wisata dan entitas anak/ and subsidiaries (PT AWS) Aerowisata Building Jl. Prapatan No. 32 Jakarta Tel. (62-21) Fax. (62-21) Hotel, jasa boga, penjualan tiket 99,

110 108 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak PT Abacus Distribution Systems Indonesia PT Abacus Distribution Systems Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi. Visi perusahaan adalah menjadi salah satu GDS (Global Distribution Systems) dan penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi terdepan di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan meliputi bidang jasa sistem komputerisasi reservasi, menyewakan perangkat komputer kepada biro-biro perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan kepada karyawan biro perjalanan dan menyediakan petugas yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh biro perjalanan dalam mengoperasikan Computerized Reservation Systems (CRS). Susunan pengurus PT Abacus Distribution Systems Indonesia selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Faik Fahmi Komisaris : Mega Satria Komisaris : Peter John Gammon Direksi Direktur : Iswandi Said

111 109 Ikhtisar Keuangan (USD) Uraian Perkembangan % Pendapatan Usaha ,5 Beban Usaha (2,2) Laba Usaha ,5 Laba Bersih ,0 Aset (10,6) Liabilitas (44,9) Ekuitas (4,1) Pendapatan usaha yang diperoleh PT Abacus DSI tercatat sebesar USD di tahun 2013, meningkat 8,5% dibandingkan dengan tahun 2012 terutama karena adanya peningkatan pendapatan komisi. Beban usaha menurun sebesar 2,2% menjadi USD karena adanya penurunan biaya penjualan sebagai dampak dari adanya sharing biaya dengan Garuda Indonesia dan Abacus International Pte Ltd (AIPL) sehingga laba usaha yang dicapai meningkat secara signifikan menjadi USD dan laba bersih meningkat sebesar 75,0% menjadi USD Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD , menurun 10,6% dari tahun 2012 karena adanya penurunan aset tetap. Liabilitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD , menurun 44,9% dari tahun 2012 karena adanya penurunan utang lain-lain. Ekuitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD , menurun 4,1% dari tahun 2012 karena adanya penurunan nilai wajar aset tetap hasil appraisal. Kepemilikan Saham di Entitas Anak Entitas Anak Lokasi Kegiatan Usaha Utama Persentase Kepemilikan % Tahun Operasi Komersial PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI) Jl. Mampang Prapatan Raya No. 93 Jakarta Tel. (62-21) , Fax. (62-21) Penyedia jasa sistem komputerisasi reservasi 95,

112 110 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMFAA) didirikan pada tanggal 26 April 2002 untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang serta bidang lainnya yang berkaitan dengan jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang, serta memupuk keuntungan bagi Garuda Indonesia dengan menyelenggarakan jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk engine dan komponennya. Susunan pengurus PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Heriyanto Agung Putra Komisaris : Djoko Murdjatmodjo Komisaris : Batara Silaban Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur : Richard Budihadianto : Gatot Satriawan : Setijo Awibowo : Harkandri M Dahler : Iwan Joeniarto : Agus Sulistyono

113 111 Ikhtisar Keuangan (USD) Uraian Perkembangan % Pendapatan Usaha ,8 Beban Usaha ,7 Laba Usaha ,4 Laba Bersih ,5 Aset ,7 Liabilitas ,7 Ekuitas ,6 GMFAA mencatat pendapatan usaha sebesar USD di tahun 2013, meningkat 8,8% dibandingkan tahun Sementara itu, beban usaha tercatat sebesar USD , meningkat sebesar 7,7% dibandingkan tahun 2012 sehingga laba usaha yang diraih mencapai USD , atau meningkat 23,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini berasal dari kenaikan pendapatan GA-PBTH (Power by the Hour) dan pendapatan non Garuda Indonesia. Laba bersih tercatat sebesar USD , meningkat 73,5% dibandingkan tahun sebelumnya terutama disebabkan oleh laba selisih kurs. Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD , meningkat 15,7% dibandingkan tahun 2012 karena adanya peningkatan aset tetap. Liabilitas per 31 Desember 2013 meningkat sebesar 8,7% menjadi USD karena adanya peningkatan utang jangka panjang. Ekuitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD , meningkat 26,6% dari tahun sebelumnya karena adanya perbaikan kinerja. Kepemilikan Saham di Entitas Anak Entitas Anak Lokasi Kegiatan Usaha Utama Persentase Kepemilikan % Tahun Operasi Komersial PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) Gedung Manajemen GMF Lt. 3 Bandara Soekarno Hatta Cengkareng Tel. (62-21) Fax. (62-21) Perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang 99,

114 112 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak PT Aero Systems Indonesia PT Aero Systems Indonesia, sebelumnya dikenal dengan nama PT Lufthansa Systems Indonesia, berdiri sejak tahun Per akhir Desember 2010, Garuda Indonesia memiliki 51% kepemilikan di perusahaan ini, sementara sisanya sebesar 49% dimiliki oleh PT Aero Wisata. Ruang lingkup kegiatan PT Aero Systems Indonesia meliputi bidang jasa konsultasi dan rekayasa sistem teknologi informasi serta jasa pemeliharaan bagi perusahaan penerbangan maupun industri lain. Susunan pengurus PT Aero Systems Indonesia selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Judi Rifajantoro Komisaris : Heriyanto Komisaris : Jeny Mustopha Direksi Direktur Utama Direktur : Tulus Danardono : Mohammad Ismed Arifin

115 113 Ikhtisar Keuangan (USD) Uraian Perkembangan % Pendapatan Usaha ,7 Beban Usaha ,1 Laba Usaha ,0 Laba Bersih ,6 Aset (0,8) Liabilitas (5,8) Ekuitas ,3 Pendapatan Usaha PT Aero Systems Indonesia selama tahun 2013 tercatat sebesar USD meningkat sebesar 13,7% dari tahun Biaya usaha meningkat 8,1% menjadi sebesar USD sehingga laba usaha yang diperoleh tercatat sebesar USD meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu yang sebesar USD Dengan peningkatan pendapatan usaha yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya usaha, maka PT Aero System Indonesia mampu membukukan peningkatan laba bersih sebesar 53,6% di tahun 2013 menjadi USD Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD , menurun sebesar 0,8% dibandingkan tahun 2012 akibat adanya penurunan kas dan setara kas. Liabilitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD menurun 5,8% karena adanya penurunan biaya yang masih harus dibayar dan utang tidak lancar. Ekuitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD atau meningkat 6,3% dari tahun sebelumnya karena adanya peningkatan kinerja. Kepemilikan Saham di Entitas Anak Entitas Anak Lokasi Kegiatan Usaha Utama Persentase Kepemilikan % Tahun Operasi Komersial PT Aero Systems Indonesia (dahulu/formerly) PT Lufthansa Systems Indonesia Ratu Plaza (Office Tower) Lt Jl. Jend. Sudirman Kav. 9 Jakarta Tel. (62-21) , , / jidom 2540 Fax. (62-21) Penyedia jasa teknologi informasi 51,

116 114 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak PT Citilink Indonesia PT Citilink Indonesia didirikan pada tahun 2009 dan menjalankan usaha di bidang jasa angkutan udara niaga berbiaya murah (low cost). Citilink telah memperoleh Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal No. SIUAU/ NB-027 tanggal 27 Januari 2012 dan Air Operator Certificate (AOC) No. AOC/ tanggal 22 Juni 2012 masing-masing dari Kementerian Perhubungan. Dengan diperolehnya surat izin usaha dan AOC ini, Citilink resmi berdiri sebagai entitas sendiri. Sebagai kelanjutan dari pengembangan usaha low cost carrier (LCC), Citilink mendapat investasi 5 unit pesawat Boeing dan aset-aset lainnya dari Garuda Indonesia. Disamping itu terhadap pesawat Airbus A yang disewa Garuda Indonesia dilakukan sub-lease ke Citilink. Investasi yang besar pada Citilink ini akan membuat perusahaan ini lebih siap bersaing dan memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan usaha di masa mendatang. Modal ditempatkan dan disetor Citilink per 31 Desember 2013 adalah Rp juta atau setara USD , yang terdiri dari lembar saham yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan lembar saham yang dimiliki oleh PT Aero Wisata. Persentase kepemilikan oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Aero Wisata per 31 Desember 2012 masing-masing adalah 94,27% dan 5,73%.

117 115 Susunan pengurus Citilink selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Handrito Hardjono Komisaris : Meijer Frederik Johannes Komisaris : Daryatmo Direksi Direktur Utama : Muhammad Arif Wibowo Direktur Produksi : Hadinoto Soedigno Direktur Keuangan : Albert Burhan Operasional Industri penerbangan nasional terus mencatat pertumbuhan, baik dari segi kapasitas maupun jumlah penumpang yang diangkut. Penambahan kapasitas yang berasal dari penambahan armada pesawat dari para operator penerbangan pada gilirannya mendorong peningkatan jumlah penumpang domestik sebesar 2,1% dari 54,5 juta orang pada tahun 2012 menjadi 55,7 juta orang pada tahun 2013 sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara itu, kendati perekonomian masih mencatat laju pertumbuhan yang relatif tinggi yaitu 5,78%, pelemahan nilai tukar telah meningkatkan biaya-biaya operasi penerbangan karena sejumlah biaya berbasis US Dollar, seperti sewa dan pemeliharaan pesawat. Di sisi lain, kepadatan (congestion) bandara-bandara utama membatasi optimalisasi penambahan frekuensi dan rute penerbangan dari para operator. Citilink menerapkan strategi yang ditujukan untuk mengembangkan pasar, mengambil pangsa pasar budget traveller yang cukup besar dan mendukung Garuda Indonesia dalam mempertahankan dominasinya di semua segmen. Mengingat Citilink baru berdiri pada tahun 2012, maka strategi ini dijalankan secara bertahap. Citilink menjalankan strategi Network Penetration dengan mengembangkan hub Batam dan membuka rute-rute dan destinasi baru yang didukung oleh penambahan pesawat, peningkatan layanan ground support dan ticketing office di bandara, serta fokus keselamatan dan keamanan penerbangan. Sebagai hasilnya, pangsa pasar Citilink dapat terus ditingkatkan. Di tahun 2013, Citilink menambah pesawat sebanyak 10 unit Airbus A dengan cara sewa (leasing). Sementara itu, satu pesawat milik Boeing mengalami total loss di Padang. Dengan demikian, jumlah pesawat bertambah dari 21 unit di tahun 2012 menjadi 30 unit di tahun Per 31 Desember 2013, Citilink mengelola 24 unit Airbus A sewa, 4 unit Boeing milik sendiri, 1 unit Boeing sewa dan 1 unit Boeing sewa. Usia rata-rata pesawat menurun dari 9,0 tahun di tahun 2012 menjadi 6,7 tahun di tahun Network penetration diwujudkan dengan menjadikan Batam sebagai hub ketiga sesudah Jakarta dan Surabaya, membuka 14 rute baru, menambah kota yang dilayani dan meningkatkan jumlah frekuensi penerbangan. Frekuensi penerbangan dari Batam ditingkatkan dari 6 kali sehari di tahun 2012 menjadi 13 kali sehari di tahun Rute-rute baru dari Jakarta menuju Bengkulu, Jambi, Yogyakarta, Malang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Semarang dan Tanjung Pandan. Rute-rute baru lainnya adalah Batam-Pekanbaru, Batam-Palembang, Balikpapan-Yogyakarta, Balikpapan- Makassar, Surabaya-Kupang dan Makassar-Ambon. Jumlah kota dan destinasi baru yang dilayani ada 12 yaitu Bengkulu, Jambi, Yogyakarta, Malang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Semarang, Tanjung Pandan, Palembang, Kupang, Solo dan Ambon. Jumlah frekuensi penerbangan searah harian pada akhir tahun 2013 meningkat dari 98 kali sehari di akhir tahun 2012 menjadi 134 kali sehari di akhir tahun Sementara itu, layanan penerbangan rute Balikpapan-Denpasar, Balikpapan-Makassar, Balikpapan- Solo, Surabaya-Makassar, Makassar-Ambon dan Bandung- Denpasar dihentikan karena pertimbangan ekonomis. Ruterute ini dan destinasi Solo dan Ambon tidak ditampilkan dalam Gambar Jaringan Rute karena tidak dilayani pada akhir Desember 2013.

118 116 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak Jaringan Rute penerbangan akhir 2013 adalah sebagai berikut: Jaringan Rute Citilink Desember 2013 medan PEKANBARU Batam Padang JAMBI PANGKAL PINANG BaliKpapan TANJUNG PANDAN BENGKULU PALEMBANG jakarta SEMARANG bandung YOGYAKARTA banjarmasin surabaya MALANG denpasar makassar MATARAM KUPANG Citilink mencatat utilisasi pesawat sebesar 7:23 jam per hari, relatif stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya 7:24 jam per hari. Pencapaian utilisasi ini dipengaruhi oleh struktur rute dengan rata-rata jarak segmen penerbangan (stage length) 789 kilometer dan kepadatan bandarabandara utama. Dengan skala produksi yang meningkat tajam, jangkauan destinasi yang meluas dan pemenuhan layanan penerbangan yang basic, Citilink menambah sumber daya di segala lini, baik operasional, manajemen maupun administratif. Citilink menambah awak kokpit, awak kabin, personil penjualan dan pemasaran serta profesi lainnya sehingga jumlah personil pada akhir Desember 2013 tercatat sebanyak 951 orang dari 531 orang pada akhir Desember Jumlah Pegawai Uraian 31 Desember Desember 2012 Perubahan Penerbang ,9% Awak kabin ,3% Teknik ,1% Niaga ,4% Keuangan dan Akuntansi ,0% Teknologi informasi ,0% Operasi ,2% Administrasi & Umum ,2% Jumlah ,1%

119 117 Selama tahun 2013, beberapa inisiatif yang dilakukan oleh Citilink untuk memperbaiki kinerja operasional adalah: Penambahan pesawat baru Airbus Penambahan personil cockpit crew, cabin crew dan profesi lainnya; dan pengisian pejabat Vice President, Senior Manager, serta penggantian beberapa District Sales Manager. Persiapan dari sisi operasional baik berupa peningkatan On Time Performance, persiapan destinasi baru, pembenahan ground support, dan kerjasama maintenance. Upaya pengurangan biaya dengan dimulainya fuel conservation program, pengurangan biaya RON (Remain Over Night), pengurangan tipe pesawat, pengurangan biaya maintenance & ground handling. Payment channel di Alfamart, Alfamidi, dan Lawson (sekitar toko) Payment channel di PT Pos Indonesia bekerja sama dengan Citibank Mobile application untuk Blackberry, Android, dan ios. Ticketing office baru di Terminal 1 C Wall unit self check-in counter di Terminal 1 C Peningkatan ancillary revenues berupa fee atas pembayaran dengan kartu kredit/debit, peningkatan tarif excess baggage dan green seat Kerjasama passenger, cargo dan donasi di web dengan PMI. Pemberhentian operasional Boeing 737 sejak pertengahan Juli 2013 Perusahaan mencatat kenaikan kapasitas kursi yang tersedia dan ASK sebagai hasil dari penambahan jumlah pesawat dan frekuensi penerbangan. Kursi yang tersedia dalam penerbangan meningkat sebesar 74,0% menjadi ribu sementara ASK meningkat sebesar 75,1% menjadi juta. Indikator Penerbangan Citilink Uraian Agustus - Desember 2012 Perubahan Perubahan Agustus - Desember Jumlah pesawat 31 Des ,9% Rata-rata jumlah pesawat 22,5 13,2 70,5% Utilisasi armada (jam/hari) 7:23 7:24 (0,2%) Jumlah pegawai - 31 Des ,1% Jumlah rute ,4% Jumlah kota yang dilayani ,1% Jumlah pesawat 31 Des ,9% Indikator Keuangan: Passenger Yield (USc) 6,1 5,8 6,1 5,4% 0,8% Biaya per ASK (USc) 6,3 6,5 6,3 (1,7%) (1,7%) Harga avtur per liter (USc) 87,4 92,3 92,3 (5,3%) (5,3%)

120 118 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak Jumlah penumpang yang diangkut dan volume penjualan revenue passenger kilometres (RPK) meningkat cukup besar sehingga menaikkan pangsa pasar penumpang domestik. Jumlah penumpang meningkat sebesar 86,9% menjadi ribu orang dan RPK meningkat sebesar 87,7% menjadi juta. Pangsa pasar Citilink dalam pasar domestik meningkat 4,3 percentage point menjadi 9,6%. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan kapasitas dan tingkat isian tempat duduk (seat load factor). Citilink meraih dua penghargaan dan mencatat ratarata On Time Performance (OTP) tahun 2013 sebesar 80,5%. Penghargaan ini adalah Service to Care Awards yang diterima dari Marketeers pada bulan Maret 2013 berdasarkan survei pembaca MarketPlus Magazine dan pakar industri serta Indonesia Leading Low Cost Airline dari program The Indonesian Travel and Tourism Awards (ITTA) pada bulan Desember Citilink dapat meningkatkan pendapatan dari penumpang dengan menaikkan harga jual tiket rata-rata per kilometer (passenger yield) dan kenaikan SLF. Harga jual tiket ratarata dinaikkan sebesar 5,4% dari USc 5,8 menjadi USc 6,1 pada Tingkat isian penumpang meningkat sebesar 5,3 percentage points dari 71,7% pada tahun 2012 menjadi 77% pada tahun Kenaikan ini didukung oleh network penetration, peningkatan brand awareness dan penerapan revenue management yang dilakukan dalam upaya merebut pangsa pasar dan memasarkan rute-rute baru. Biaya unit Cost/ASK dapat ditekan sebesar 1,7% dari USc 6,5 pada tahun 2012 menjadi USc 6,3 pada tahun Penurunan ini terutama dimungkinkan oleh penurunan harga avtur sebesar 5,3% menjadi USc 87,4 per liter, penggunaan jenis pesawat Airbus A yang berkapasitas 180 kursi dan inisiatif untuk mengurangi biaya. Statistik Operasional Citilink Uraian Unit Agustus - Desember 2012 Perubahan Perubahan Agustus - Desember FY 2013 Frekuensi ( 000) 39 24,1 13, ,8% 221% Frekuensi mingguan pada bulan Desember ,3% 51% Kursi yang tersedia ( 000) ,0% 239% Tempat duduk-kilometer tersedia (ASK) Rata-rata jarak segmen penerbangan (juta) , ,1% 244% km ,0% 2% Jam terbang ( 000) ,0% 239% Jumlah penumpang diangkut ( 000) ,9% 270% Penumpang-kilometer diangkut (RPK) (juta) ,7% 275% Tingkat isian tempat duduk (SLF) % 77,0 71,7 76,1 70,6 5,3pp. 6,6pp Pangsa pasar penumpang % 9,6 5,3 3,2 6,1 4,3pp. 3,5pp Tonase kargo diangkut (000 ton) ,2% 216% Tonase-kilometer diangkut (RTK) (juta) ,7% 291%

121 119 Tinjauan Keuangan Di tahun 2012 Citilink hanya beroperasi selama 5 bulan, yaitu sejak Agustus 2012 hingga Desember Sebelum periode tersebut, Citilink menggunakan AOC Garuda Indonesia sehingga dibukukan dalam laporan keuangan Garuda Indonesia. Dengan demikian, angka perbandingan merupakan angka 12 bulan di tahun 2013 dibandingkan dengan 5 bulan di tahun Citilink membukukan kenaikan jumlah pendapatan usaha sebesar 272% dari sejumlah USD 73 juta di tahun 2012 menjadi USD 273 juta di tahun Peningkatan ini terutama berasal dari kenaikan kapasitas ASK sebesar 244%, kenaikan SLF sebesar 6,6 percentage points dan kenaikan passenger yield sebesar 0,8%. Sedangkan beban usaha meningkat sebesar 218% dari USD 105 juta menjadi USD 334 juta di tahun Kenaikan ini berasal dari kenaikan ASK yang sebesar 244%, penambahan pesawat, personil dan infrastruktur operasional untuk pengembangan usaha lebih lanjut. Kenaikan beban usaha ini mengakibatkan Citilink mencatat peningkatan rugi usaha dan rugi bersih komprehensif dibandingkan tahun sebelumnya menjadi masing-masing sebesar USD 60 juta dan USD 48 juta. Investasi dan penambahan aset yang dilakukan berhasil meningkatkan jumlah aset sebesar 45% dari USD 73 juta pada 31 Desember 2012 menjadi USD 106 juta pada 31 Desember Aset yang meningkat antara lain adalah dana perawatan pesawat dan uang jaminan, uang muka pembelian pesawat serta aset pajak tangguhan. Liabilitas mengalami peningkatan terutama liabilitas jangka panjang sedangkan Ekuitas menurun karena kerugian yang dialami. Liabilitas jangka pendek per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 73 juta, meningkat dari USD 45 juta per 31 Desember Liabilitas jangka panjang per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 58 juta, meningkat dari USD 5 juta per 31 Desember Ekuitas menurun dari USD 23 juta menjadi defisit sebesar USD 25 juta.

122 120 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak Citilink menggunakan kas untuk aktivitas operasi dan investasi masing-masing sejumlah USD 31 juta dan USD 30 juta. Pendanaan bersih yang diperoleh berjumlah USD 61 juta yang berasal dari induk perusahaan. Ikhtisar Keuangan (USD 000) Perkembangan Jumlah pendapatan usaha % Jumlah beban usaha % Laba (rugi) usaha (60.205) (31.545) Penghasilan keuangan (2.818) 308 Laba (rugi) sebelum pajak (63.023) (31.237) Manfaat pajak % Laba (rugi) bersih periode berjalan (48.480) (28.410) Laba komprehensif lain % Jumlah laba (rugi) bersih komprehensif (47.969) (22.095) Jumlah aset lancar % Jumlah aset tidak lancar % Jumlah aset % Jumlah liabilitas jangka pendek % Jumlah liabilitas jangka panjang % Modal saham % Tambahan modal disetor (3.104) - Komponen ekuitas lainnya % Saldo laba (defisit) (71.320) (25.124) Jumlah ekuitas (24.980) Jumlah liabilitas dan ekuitas % Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (31.089) Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (30.221) Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan (109) Rencana Tahun 2014 Di tahun 2014, Citilink akan melanjutkan pengembangan usaha untuk dapat meningkatkan kinerja dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan melalui hal-hal berikut: 1. Menjamin ketersediaan armada pesawat melalui komitmen dengan pabrik pesawat terbang 2. Penambahan armada melalui cara sewa 3. Mengembangkan hub-hub penerbangan domestik, baik pada medium-high density market maupun secondary market 4. Ekspansi di regional 5. Penetrasi brand di pasar budget traveller 6. Mengembangkan layanan non-penerbangan untuk mendapat ancillary income 7. Penambahan dan peningkatan sumber daya manusia dan infrastruktur 8. Menjalankan beragam inisiatif untuk menurunkan unit cost secara berkelanjutan. 9. Mengembangkan layanan penerbangan carter.

123 121 Kepemilikan Saham di Entitas Anak Entitas Anak Lokasi Kegiatan Usaha Utama Persentase Kepemilikan % Tahun Operasi Komersial PT Citilink Indonesia Kantor Pusat Menara Citicon Lt. 16 Jl. S. Parman Kav. 72 Jakarta Jasa penerbangan LCC 94,

124 122 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan SBU & Entitas Anak PT Gapura Angkasa PT Gapura Angkasa dibentuk berdasarkan perjanjian kerjasama tiga Badan Usaha Milik Negara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Tujuan utama didirikannya Perusahaan ini pada tahun 1998 adalah untuk memenuhi kebutuhan akan bertumbuhnya jasa ground handling yang profesional bagi perusahaan penerbangan domestik maupun internasional yang beroperasi di seluruh bandara-bandara di Indonesia. PT Gapura Angkasa mulai beroperasi pada tanggal 01 April 1998 melayani 11 airlines, dengan total produksi mencapai 42,000 flights per tahun, sebagian besar adalah penerbangan Garuda Indonesia. Sejak itu, Gapura Angkasa terus bertumbuh baik secara organisasi maupun kemampuannya. Komitmen Perusahaan terhadap kualitas, safety & security serta customer satisfaction menjadi faktor-faktor kunci bagi keberhasilan Gapura Angkasa. Keberhasilan itu telah dibuktikan dengan diterimanya beberapa pengakuan maupun penghargaan, diantaranya Sertifikat Operasi, ISO 9001:2000, SNI Award maupun ISAGO.

125 123 Saat ini Perusahaan didukung oleh lebih dari karyawan yang berdikasi dan berkompetensi di bidangnya dan sejumlah unit armada GSE yang terdiri atas motorized dan non motorized. Perusahaan juga melayani lebih dari 43 airlines dengan total produksi flights termasuk di dalamnya Chartered Flights, VVIP Flights dan Military Flights dengan jaringan operasi lebih dari 30 bandara di Indonesia. Susunan Pengurus PT Gapura Angkasa adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Capt. Novianto Herupratomo Komisaris : Rinaldo J. Azis Komisaris : Yushan Sayuti Komisaris : Edie Haryoto Kimisaris : IGN Bambang Tjahjono Direksi: Direktur Utama Direktur Operasi Direktur Komersial Direktur Keuangan : Agus Priyanto : Heru Legowo : Tharian : Hariyanto Kepemilikan Saham di Entitas Anak Entitas Anak Lokasi Kegiatan Usaha Utama Persentase Kepemilikan % Tahun Operasi Komersial PT Gapura Angkasa Jl. Angkasa Kota Baru Bandar Kemayoran Jakarta Tel Ground handling, smart handling, logistics 37,5% 1988

126 124 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tinjauan Keuangan Pendapatan Usaha Perusahaan pada tahun 2013 tercatat USD juta, meningkat 7,0% atau USD 244 juta dibandingkan tahun Im qu Lingkungan Operasional Perekonomian global mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan di tahun 2013 seiring mulai menguatnya perekonomian Amerika Serikat dan Eropa. Sementara itu, kendati mengalami penurunan, China masih mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu sebesar 7,7% di tahun Hal ini memicu permintaan terhadap jasa penerbangan, baik penumpang ataupun kargo untuk mendukung aktivitas perdagangan dunia. Trafik penumpang penerbangan internasional Asia Pacific, sebagaimana yang dilaporkan oleh maskapai-maskapai penerbangan anggota Association of Asia Pacific Airlines (AAPA), mencapai 220 juta orang di tahun 2013, meningkat lebih dari 12 juta orang atau 6,0% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Revenue Passenger Kilometers (RPK) juga meningkat sebesar 5,2% menjadi 813 miliar, yang mencerminkan kuatnya permintaan terhadap rute-rute regional yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik dan penambahan kapasitas Available Seat Kilometers (ASK) sebesar 4,8%. Sementara itu, perekonomian domestik mencatat penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 5,8% di tahun 2013 dibandingkan dengan 6,2% di tahun Pertumbuhan tertinggi masih dicatat oleh sektor pengangkutan dan telekomunikasi yaitu sebesar 10,2%. Pertumbuhan ekonomi ini dicapai di tengah laju inflasi yang tinggi, pelemahan nilai tukar rupiah serta defisit transaksi berjalan.

127 125 Industri penerbangan di tahun 2013 masih tetap prospektif, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia. Menggeliatnya permintaan terhadap industri penerbangan membuat persaingan bisnis di industri penerbangan berlangsung ketat. Garuda Indonesia memilih untuk melihat persaingan ini sebagai tantangan untuk memicu Perusahaan menjadi lebih baik dan memberikan yang terbaik bagi seluruh pelanggan dan stakeholder lainnya. Hasil-Hasil Operasional Pencapaian kinerja keuangan Perusahaan di tahun 2013 dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah depresiasi mata uang Rupiah, Yen, dan Won terhadap US Dollar, tingkat inflasi yang tinggi, dan kepadatan beberapa bandara utama domestik. Sedangkan faktor internal utama yang mempengaruhi adalah pengembangan rute-rute baru sebagai initial investment bagi Perusahaan. Pendapatan Usaha Pendapatan usaha Garuda Indonesia Grup meningkat sebesar USD 243,6 juta atau 7,0% menjadi USD juta pada tahun Peningkatan ini terutama berasal dari kenaikan sebesar 9,8% pada penerbangan berjadwal menjadi USD juta dan kenaikan sebesar 4,4% pada pendapatan usaha lainnya menjadi USD 330 juta. Sementara itu pendapatan dari penerbangan tidak terjadwal mengalami penurunan sebesar 19,7% menjadi USD 216 juta di tahun 2013, dari USD 269 juta di tahun 2012 terutama akibat pembatasan kuota haji oleh Pemerintah Arab Saudi. Pendapatan Usaha Penerbangan Berjadwal Pendapatan dari penerbangan berjadwal meningkat sebesar 9,8% di tahun 2013 menjadi USD juta. Pendapatan ini mendominasi pendapatan usaha Perusahaan di tahun 2013, yaitu mencakup 85,3% dari total pendapatan usaha. Peningkatan pendapatan penumpang penerbangan berjadwal antara lain dimungkinkan oleh peningkatan sebesar 22,3% pada jumlah penumpang dari 20,4 juta penumpang di tahun 2012 menjadi 25 juta penumpang di tahun Hal ini menyebabkan kenaikan pendapatan dari penumpang sebesar 10,0% dari USD juta di tahun 2012 menjadi USD juta di tahun Kenaikan penumpang di tahun 2013 antara lain mencerminkan keberhasilan program Garuda Travel Fair (GATF), program early bird promotion, dan perbaikan dalam e-commerce. Sementara itu, pendapatan kargo dari penerbangan berjadwal juga naik sebesar 6,0% menjadi USD 196 juta di tahun Pendapatan ini menyumbang sekitar 6,2% dari total pendapatan penerbangan berjadwal di tahun Kenaikan ini dimungkinkan oleh peningkatan muatan kargo diangkut dari 280 juta kg di tahun 2012 menjadi 346 juta kg pada tahun Peningkatan pendapatan kargo diantaranya disebabkan oleh program reservasi Sky Chain dan implementasi Cargo Service Centre di pasar domestik. Pendapatan dari Penumpang Penerbangan Berjadwal (USD Juta) Perkembangan % Penerbangan Mainbrand ,5% Penerbangan Citilink ,8% Total ,0%

128 126 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tinjauan Keuangan Pendapatan Usaha Penerbangan Tidak Berjadwal Pembatasan kuota Haji sebesar 20% oleh Pemerintah Arab Saudi menyebabkan penurunan pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal sebesar 19,7% di tahun 2013, dari USD 269 juta di tahun 2012 menjadi USD 216 juta di tahun Pendapatan dari penerbangan haji mencakup 90,4% dari total pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal. Pendapatan Usaha Lainnya Pendapatan Usaha Lainnya mengalami peningkatan sebesar 4,4% dari USD 316 juta di tahun 2012 menjadi USD 330 juta di tahun Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan jasa boga sebesar 20,6%, dari USD 50 juta di tahun 2012 menjadi USD 60 juta di tahun 2013 akibat meningkatnya jumlah meal uplift kepada operator penerbangan lain serta peningkatan industrial catering. Beban Usaha Beban usaha mengalami peningkatan sebesar 10,8% dari USD juta di tahun 2012 menjadi USD juta di tahun 2013 antara lain dipicu oleh peningkatan sebesar 17,6% pada beban operasional penerbangan. Beban operasional penerbangan menyumbang 61,3% terhadap beban usaha. Kendati beban operasional penerbangan mengalami peningkatan, unit cost layanan penumpang jasa penerbangan berjadwal turun sebesar 3,8% menjadi USc 7,55 di tahun 2013 dari USc 7,85 di tahun Penurunan ini mencerminkan upaya efisiensi yang dilakukan Perusahaan. Beban operasional penerbangan tercatat sebesar USD juta, atau meningkat 17,6% dari USD juta di tahun 2012 seiring dengan kenaikan beban bahan bakar, beban sewa dan charter pesawat. Beban bahan bakar merupakan penyumbang terbesar dari beban operasional penerbangan, yaitu mencakup 63,3% dari total beban operasional penerbangan di tahun Beban bahan bakar meningkat sebesar 13,2% dari USD juta di tahun 2012 menjadi USD juta di tahun 2013, terutama akibat peningkatan jam terbang, dimana Block Hour (BH) meningkat sebesar 23,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, walaupun harga rata-rata avtur mengalami penurunan dari USc 91,0/liter di tahun 2012 menjadi USc 87,6/liter di tahun Fuel burned/bh mengalami penurunan sebesar 3,1% dari liter/bh di tahun 2012 menjadi liter/bh di tahun 2013, menunjukkan keberhasilan Perusahaan melakukan efisiensi bahan bakar melalui pemanfaatan armada yang lebih efisien serta keberhasilan pelaksanaan program fuel conservation. Beban sewa dan charter pesawat meningkat 32,0% dari USD 449 juta di tahun 2012 menjadi USD 592 juta di tahun 2013 seiring penambahan armada sewa yang dilakukan selama tahun 2013 untuk mendukung strategi pertumbuhan bisnis Perusahaan melalui pengembangan jaringan rute yang beragam. Melalui pengoperasian armada pesawat baru yang lebih efisien, Perusahaan dapat mengurangi beban perawatan dan penggunaan bahan bakar pesawat. Usaha-usaha lain dalam efisiensi biaya terus dilakukan untuk memperbesar margin keuntungan serta dilakukannya sale and lease back atas armada pesawat baru untuk mengurangi beban keuangan dan beban depresiasi. Beban tiket, penjualan dan promosi yang menyumbang 9,2% dari total beban usaha juga mengalami peningkatan sebesar 5,8% menjadi USD 336 juta. Beban pemeliharaan dan perbaikan tercatat sebesar USD 288 juta, mengalami penurunan sebesar 0,2% dari tahun 2012 seiring dengan semakin rendahnya rata-rata umur pesawat yang dimiliki Perusahaan dan menurunnya beban pemeliharaan dan perbaikan pada pihak ketiga. Beban pelayanan penumpang mengalami peningkatan sebesar 7,4% dari USD 264 juta di tahun 2012 menjadi USD 284 juta di tahun 2013 seiring peningkatan jumlah penumpang dan peningkatan kualitas layanan yang diberikan oleh Perusahaan. Upaya peningkatan kualitas pelayan tetap dibarengi dengan fokus pada pemakaian biaya secara tepat guna dan terus menurus. Hal ini terlihat dari cost/ask yang mengalami penurunan sebesar 3,8%, dari USc 7,85 pada tahun 2012 menjadi USc 7,55 pada tahun Beban bandara mengalami peningkatan dari USD 240 juta di tahun 2012 menjadi USD 267 juta di tahun 2013 seiring peningkatan jumlah penerbangan dari pada tahun 2012 menjadi pada tahun 2013, serta pembukaan kantor cabang dan rute baru di tahun Beban ini menyumbang 7,3% dari total beban usaha di tahun Beban administrasi dan umum berjumlah USD 219 juta atau 6,0% dari total beban usaha, mengalami kenaikan sebesar 2,4% yang dipicu oleh kenaikan beban pajak, penyusutan dan asuransi. Beban operasional hotel meningkat 30,8% dari USD 26 juta di tahun 2012 menjadi USD 34 juta di tahun 2013, disebabkan oleh meningkatnya beban operasi dan bahan baku makanan. Beban ini menyumbang 0,9% dari total beban usaha.

129 127 Beban operasional transportasi dan operasi jaringan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 8,3% dan 6,7%. Adapun porsi beban ini terhadap total beban usaha masing-masing sebesar 0,5%. Perusahaan memperoleh pendapatan lain-lain sebesar USD 50 juta tahun 2013 yang terutama berasal keuntungan selisih kurs sebesar USD 48 juta, sedangkan untuk tahun 2012 perusahaan mencatat keuntungan selisih kurs sebesar USD 9 juta. Laba Bersih Laba bersih tercatat sebesar USD 11 juta di tahun 2013, menurun dari USD 111 juta di tahun Sebagai akibat dari penurunan laba bersih, margin bersih mengalami penurunan dari 3,2% di tahun 2012 menjadi 0,3% di tahun Laba Komprehensif Lain Perusahaan mencatat rugi komprehensif lain sebesar USD 11 juta di tahun 2013 dibandingkan dengan laba komprehensif Cost/ASK Penerbangan Berjadwal (USD Cent) Perkembangan % Penerbangan Mainbrand Domestik 8,58 8,83-2,8% Internasional 7,07 7,28-2,9% Rata-rata 7,76 7,98-2,8% Penerbangan Citilink 6,07 6,46-6,0% Rata-Rata Penerbangan Berjadwal 7,55 7,85-3,8% Laba Usaha dan EBITDA Perusahaan membukukan laba usaha sebesar USD 56 juta di tahun 2013, mengalami penurunan sebesar 66,4% dari USD 168 juta di tahun sebelumnya. Sebagai akibatnya, EBITDA mengalami penurunan sebesar 26,9% menjadi USD 218 juta di tahun Penghasilan (Beban) Lain-lain Perusahaan mencatat penghasilan lain-lain yang berasal dari pendapatan keuangan sebesar USD 10 juta di tahun Selain pendapatan keuangan, penghasilan lain-lain juga berasal dari bagian laba bersih asosiasi yang tercatat sebesar USD 2 juta di tahun Sementara itu, beban lain-lain berasal dari beban keuangan yang meningkat menjadi USD 60 juta di tahun 2013 dari USD 25 juta di tahun Peningkatan beban keuangan ini terutama berasal dari beban bunga yang meningkat menjadi USD 44 juta di tahun 2013 akibat penambahan pinjaman jangka panjang dan terkait penambahan armada untuk mendukung ekspansi Perusahaan di tahun Laba Sebelum Pajak Laba sebelum pajak tercatat sebesar USD 9 juta di tahun 2013, mengalami penurunan sebesar 94,2% dibandingkan tahun 2012 yang tercatat sebesar USD 152 juta. lain sebesar USD 35 juta di tahun Penurunan ini terutama disebabkan oleh selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan sebesar USD 27 juta. Jumlah Laba Komprehensif Jumlah laba komprehensif tercatat sebesar USD 0,6 juta, mengalami penurunan dari USD 145 juta di tahun Posisi Keuangan Aset Jumlah aset Perusahaan tercatat sebesar USD juta di tahun 2013, mengalami peningkatan dibandingkan dengan USD di tahun 2012, terutama dipicu oleh peningkatan sebesar 28,7% dalam aset lancar dan 13,5% dalam aset tidak lancar. Aset Lancar Aset lancar tahun 2013 tercatat sebesar USD 819 juta, meningkat dibandingkan aset lancar di tahun 2012 yang sebesar USD 637 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh: Peningkatan kas dan setara kas sebesar 45,9% menjadi USD 475 juta di tahun 2013 dari USD 326 juta di tahun 2012, terutama disebabkan oleh penerimaan pengembalian uang muka pembelian pesawat di tahun 2013 serta perolehan pinjaman jangka panjang dan untuk mendukung ekspansi bisnis Perusahaan melalui

130 128 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tinjauan Keuangan pengoperasian armada baru yang diharapkan dapat mengurangi biaya perawatan dan biaya bahan bakar. Peningkatan piutang usaha sebesar 8,1% menjadi USD 140 juta di tahun 2013 seiring peningkatan tagihan kepada pihak ketiga. Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar mengalami peningkatan sebesar 13,5% dari USD juta di tahun 2012 menjadi USD juta di tahun Kenaikan ini antara lain disebabkan oleh: Kenaikan dana perawatan pesawat dan uang jaminan yang meningkat sebesar 33,7%, dari USD 462 juta di tahun 2012 menjadi USD 618 di tahun Dana perawatan pesawat meningkat sebesar 134,9% dari USD 351 juta di tahun 2012 menjadi USD 473 juta di tahun 2013 seiring meningkatnya jumlah pesawat yang disewa, dari 84 pesawat di tahun 2012 menjadi 117 pesawat di tahun Peningkatan aset tetap-bersih sebesar 8,15%, dari USD 798 juta di tahun 2012 menjadi USD 863 di tahun 2013, terutama disebabkan oleh penambahan aset tetap seperti rotable parts, simulator, aset sewa pembiayaan, dan pengembangan aset sewa seiring ekspansi armada Perusahaan. Liabilitas Liabilitas jangka pendek mengalami peningkatan sebesar 30,5% menjadi USD 984 juta di tahun 2013 antara lain disebabkan oleh kenaikan utang bank dan lembaga keuangan dari USD 6 juta di tahun 2012 menjadi USD 45 juta di tahun Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun juga mengalami kenaikan dari USD 186 juta di tahun 2012 menjadi USD 348 juta di tahun 2013 seiring dengan jatuh jatuh temponya beberapa pinjaman jangka panjang yang dimiliki oleh Perusahaan. Sementara itu, liabilitas jangka panjang mengalami peningkatan sebesar 31,4% dari USD 649 juta di tahun 2012 menjadi USD 853 di tahun 2013 yang terutama dipicu oleh kenaikan sebesar 110,1% dalam pinjaman jangka panjang di tahun 2013 untuk menunjang pengembangan bisnis Perusahaan, yang terutama ditujukan untuk penambahan armada. Rencana strategis Perusahaan dalam hal penambahan armada baru tersebut adalah untuk menyelesaikan target-target yang Perusahaan telah ditetapkan dalam program ekspansi Quantum Leap. Melalui program Quantum Leap, Perusahaan memiliki target untuk mengoperasikan sekitar 190 armada. Perusahaan menilai bahwa jika program Quntum Leap ini dapat dilakukan dengan baik, Perusahaan akan tumbuh sesuai dengan perkembangan dan permintaan pasar dan pada saat yang bersamaan bersinergi dengan Pemerintah dalam mendukung pembangunan Republik Indonesia, khususnya pelaksanaan program konektivitas MP3EI. Ekuitas Ekuitas mengalami peningkatan dari USD juta di tahun 2012 menjadi USD juta di tahun 2013 sebagai akibat dari laba bersih yang diperoleh Perusahaan di tahun Arus Kas Pada tanggal 31 Desember 2013, kas dan setara kas tercatat sebesar USD 475 juta, meningkat sebesar 45,9% dibandingkan posisi pada 31 Desember 2012 yang tercatat sebesar USD 326 juta. 1. Aktivitas Operasional Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi mencapai USD 139 juta di tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 61,9% dibandingkan dengan USD 365 juta di tahun 2012, terutama berasal dari pengeluaran kas kepada pemasok dan karyawan yang meningkat sebesar 24,7% dari USD juta di tahun 2012 menjadi USD juta di tahun Aktivitas Investasi Arus kas yang digunakan untuk kegiatan investasi mencapai USD 383 juta di tahun 2013, mengalami penurunan dibandingkan dengan USD 524 juta di tahun Hal ini terutama disebabkan oleh penerimaan pengembalian uang muka pembelian atas pesawat yang delivery tahun 2013 meningkat sebesar 442,5% dari USD 73 juta di tahun 2012 menjadi USD 399 juta di tahun Aktivitas Pendanaan Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan meningkat sebesar 472,9% dari USD 75 juta di tahun 2012 menjadi USD 432 juta di tahun 2013, terutama berasal dari pinjaman jangka panjang sebesar USD 813 juta, dimana sebesar USD 431 juta dari pinjaman jangka panjang, sebesar USD 182 juta penerimaan uang bank dan lembaga keuangan serta penerimaan obligasi sebesar USD 200 juta. Pada tahun 2013 perusahaan membayar pinjaman jangka panjang dan utang bank dan lembaga keuangan masing-masing sebesar USD 228 juta dan USD 142 juta.

131 129 Pengungkapan Lain-lain Struktur Permodalan Struktur permodalan Perusahaan dan susunan pemegang saham serta komposisi kepemilikan saham Perusahaan per tanggal 31 Desember 2013 berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perusahaan tanggal 16 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh PT Datindo Entrycom selaku Biro Administrasi Efek Perusahaan adalah sebagai berikut: Saham dengan Nilai Nominal Rp 459,- per saham Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal % Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna Saham Biasa Atas Nama Seri B Jumlah Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Seri A Dwiwarna: Negara Republik Indonesia ,000 Saham Biasa Atas Nama Seri B: - Negara Republik Indonesia , Credit Suisse AG Singapore TR AC CL PT Trans Airways , Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients ,0436 Dewan Komisaris: - Wendy Aritenang Yazid Direksi: - Emirsyah Satar , Handrito Hardjono , Faik Fahmi , Heriyanto Agung Putra , Batara Silaban , Novijanto Herupratomo ,0005 Masyarakat dengan kepemilikan di bawah 2% ,9111 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,0000 Jumlah Saham Dalam Portepel Kemampuan Membayar Utang Debt Financial to Equity Ratio (DER) Perusahaan tahun 2013 adalah sebesar 0,71x atau mengalami kenaikan sebesar 30,9% dibandingkan tahun Hal ini disebabkan oleh kenaikan total liabilitas terkait dengan program ekspansi dan revitalisasi armada untuk memenuhi pertumbuhan pasar yang pesat. Hingga saat ini pembayaran utang Perusahaan masih dikategorikan lancar. Tingkat solvensi (solvency ratio) Perusahaan, yang dihitung dengan membagi jumlah laba bersih dan penyusutan dengan jumlah liabilitas jangka pendek dan jangka panjang mengalami penurunan dari 17,2% di tahun 2012 menjadi 9,4% di akhir tahun Penurunan ini disebabkan oleh penurunan laba bersih yang signifikan di tahun Kolektibilitas Piutang Usaha Kolektibilitas adalah pengukuran piutang yang dapat ditagih oleh Perusahaan kepada customer/debitur sebagai akibat dari transaksi penjualan secara kredit dan atau bentuk kerjasama lainnya dimana penyelesaian kewajiban debitur ditentukan dengan jangka waktu jatuh tempo tertentu sesuai kesepakatan. Penggolongan piutang berdasarkan kolektibilitas sebagai aset produktif adalah klasifikasi piutang berdasarkan kelancaran atau ketidaklancaran penyelesaian piutang, dengan penggolongan kolektibilitas sebagai berikut: Lancar, piutang belum jatuh tempo dan tidak terdapat tunggakan;

132 130 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tinjauan Keuangan Kurang Lancar, piutang telah jatuh tempo melampaui 6 bulan dan belum ada pelunasan serta terdapat tunggakan. Upaya penyelesaian piutang masih dilakukan melalui proses negosisasi dengan debitur; Macet, piutang telah jatuh tempo melampaui jangka waktu 12 bulan dan belum ada pelunasan serta terdapat tunggakan. Upaya penyelesaian diserahkan kepada pihak pengadilan negeri (pihak berwajib lainnya) atau diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi. Rata-rata periode kolektibilitas piutang merupakan jumlah piutang usaha dibagi dengan pendapatan dikali 365 hari. Periode kolektitibilitas rata-rata selama tahun 2013 adalah 14 sampai dengan 26 hari. Restrukturisasi Utang Restrukturisasi utang Perusahaan telah selesai ditandatangani pada akhir tahun 2010, tetapi hal tersebut merupakan awal dari babak baru dimana Perusahaan harus tetap membayar cicilan pokok utangnya secara teratur. Dalam tahun 2013, seluruh pembayaran bunga dan pokok utang kepada tiap kreditur dapat dilaksanakan pada waktunya. Pembayaran bunga selama tahun 2013 adalah sebesar USD 5,230,250 dan pokok sebesar USD 85,012,270. Hal ini mengakibatkan saldo pokok utang yang direstrukturisasi berkurang menjadi USD 151,689,143. Sumber dana pembayaran bunga dan utang pokok pada tahun 2013 berasal dari pendapatan operasional Perusahaan. Fasilitas Utang di Tahun 2013 Pada tahun 2013, Perusahaan telah memperoleh fasilitas utang baru dengan total sebesar USD 350 juta dari Sindikasi Citibank, Permata Bank, BRI, Panin Bank dan Sindikasi BCA. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai pengembangan armada. Pinjaman ini adalah pinjaman tanpa agunan, dengan bunga cukup rendah, yang sekaligus membuktikan kepercayaan perbankan kepada Perusahaan semakin kuat. Pada awal bulan Juli 2013, Perusahaan telah menerbitkan surat utang jangka panjang berbentuk Obligasi sebesar Rp 2 triliun berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga kupon 9,25% per tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 5 Juli Hasil pemeringkatan atas obligasi ini adalah A(idn) (Single A) yang diberikan oleh Lembaga Pemeringkat Efek PT Fitch Ratings Indonesia. Kebijakan Investasi Kebijakan investasi Perusahaan di tahun 2013 adalah menjaga capital expenditure agar tidak melebihi anggaran secara keseluruhan, kendati terdapat kebutuhan untuk melakukan investasi. Kebijakan Dividen Dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, kondisi keuangan Perusahaan serta kewajiban Perusahaan terhadap para kreditur termasuk kreditur ECA, manajemen Perusahaan merencanakan kebijakan pembagian dividen tunai maksimum 50,0% dari laba bersih Perusahaan untuk setiap tahunnya dengan ketentuan: (i) terdapat kelebihan kas (excess cash) Perusahaan di tahun yang bersangkutan sebagaimana disyaratkan dalam Restrukturisasi Utang tanggal 21 Desember 2010, (ii) tidak ada saldo yang jatuh tempo dan belum dibayar atas perjanjian sewa dan tidak ada saldo lainnya yang jatuh tempo dan belum dibayar atas peminjaman utang lainnya, dan (iii) tidak ada kejadian sehubungan dengan pailit dan ketidakmampuan membayar kewajiban yang ada. Berdasarkan hal tersebut diatas, manajemen Perusahaan berencana untuk membagikan dividen setidaknya sekali setahun kecuali diputuskan lain dalam RUPS. Pendanaan Penambahan Armada Selama tahun 2013 Garuda Indonesia mendatangkan 26 pesawat dan Citilink mendatangkan 10 pesawat. Skema pendanaan untuk penambahan armada ini adalah sebagai berikut: Sale & Lease Back Operating Lease EDC Financing Total Garuda Indonesia Boeing ER 4 4 Airbus A Boeing NG Bombardier CRJ ATR Citilink Airbus A Total

133 131 Asuransi Armada Pesawat Peningkatan exposures Asuransi Pesawat karena pertumbuhan jumlah armada yang cukup besar menimbulkan dampak positif, sehingga pada tahun 2013 Perusahaan berhasil memperoleh penurunan premi yang signifikan. Penurunan premi ini juga disebabkan oleh menurunnya Loss Ratio 5 tahunan secara signifikan. Selain penurunan premi, pada tahun 2013 Perusahaan berhasil mendapat penyelesaian klaim atas pesawat Boeing dan Boeing dengan registrasi PK-GGN dan PK- GGA. Tetap dipertahankannya Sertifikat IOSA juga semakin meningkatkan kepercayaan underwriter di pasar asuransi dunia. Kinerja asuransi di atas telah membawa Perusahaan hampir mendekati rate asuransi maskapai penerbangan lain yang setara di industri penerbangan internasional khususnya Asia Pasifik. Pada tahun-tahun mendatang Perusahaan akan terus berupaya menurunkan rate asuransi agar sejajar dengan perusahaan penerbangan international yang setara. Asuransi Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 Sepanjang tahun 2013, Perusahaan telah melaksanakan Asuransi Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara sebagai kepatuhan terhadap Peraturan Menteri Perhubungan No. 77 tahun 2011 jo Peraturan Menteri Perhubungan No. 92 tahun Penanganan kompensasi atas kerugian penumpang akibat kecelakaan, ketidaknyamanan perjalanan, kerugian atas bagasi dan kargo secara baik telah mendudukkan Perusahaan pada posisi yang comply (sangat patuh) pada penerapan Peraturan Menteri dimaksud. Cash Management Untuk mendukung aktivitas Cash Management, Perusahaan telah melakukan sosialisasi dan pelatihan untuk Pooling Operational Bank Account di seluruh kantor cabang domestik yang mendorong kemampuan Finance Manager kantor cabang melakukan internet banking, pembayaran e-tax dan efisiensi rekening di kantor cabang. Selain itu untuk pengelolaan kas dan rekening bank yang optimal telah dikembangkan Sistem Automatisasi Daily Report dan Sistem Proxy Management. Perusahaan juga tetap memonitor pengembangan cash management yang sebelumnya telah dilakukan seperti Virtual Account untuk efisiensi jumlah rekening, Weekly Transfer Fund dengan Branch Office Domestik, Automatic Payment yaitu pembayaran menggunakan data yang telah diposting di SAP langsung ke server Bank serta Automatic Posting MT940 dari Bank ke server SAP. Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan konsolidasian dan hasil usaha Perusahaan, yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 30 Januari 2014 atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Transaksi Benturan Kepentingan Sepanjang tahun 2013, Perusahaan tidak melakukan transaksi yang dapat digolongkan sebagai transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi dengan pihak berelasi, yang didefinisikan sebagai pihak atau entitas dimana Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh signifikan berdasarkan kepemilikan atau pengendalian manajemen. Pemerintah Republik Indonesia adalah pemegang saham mayoritas di Perusahaan. Nama-nama pihak yang berelasi, serta bentuk dan jumlah transaksi dengan masing-masing pihak berelasi tersebut diungkapkan secara terinci pada Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian. Pengaruh Perubahan Peraturan Pemerintah Tidak ada perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan berdampak langsung terhadap laporan keuangan. Pengaruh Perubahan Kebijakan Akuntansi Tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi sampai dengan 31 Desember 2013.

134 132 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Peningkatan kualitas pelayanan dalam New Service Concept memberikan lebih banyak kenyamanan dan kemudahan bagi penumpang sebelum, selama, dan setelah penerbangan.

135 133

136 134 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Sumber Daya Manusia Strategi bisnis yang dilakukan oleh Garuda Indonesia pada tahun 2013 difokuskan pada upaya untuk terus mengembangkan dan memperkuat jaringan penerbangannya baik di pasar domestik maupun pasar internasional melalui pembukaan layanan rute baru penerbangan. Hal ini sejalan dengan dengan upaya Perusahaan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari strategi Perusahaan di pasar domestik, pada bulan November 2013 lalu, Garuda Indonesia memperkenalkan sub-brand Explore dan Explore Jet, yang akan melayani rute penerbangan ke wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dan tujuan wisata di remote area di Indonesia. Explore dan Explore Jet akan memanfaatkan pesawat-pesawat baru yang dimiliki Garuda Indonesia, yakni pesawat turboprop ATR dan pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen. Perluasan rute dan jaringan penerbangan diimbangi dengan upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia dari sisi jumlah maupun kualitas. Perluasan jaringan dan penambahan armada dengan pesawat-pesawat baru berteknologi mutakhir ini membutuhkan dukungan kuat dari sisi sumber daya manusia. Oleh sebab itu perencanaan sumber daya manusia yang dilakukan Garuda Indonesia pada tahun 2013 disesuaikan dengan strategi pertumbuhan yang disusun oleh Perusahaan. Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen Pada dasarnya, perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu proses penyediaan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Agar perencanaan sumber daya manusia ini dapat dilakukan dengan baik, terkait dengan strategi Perusahaan di tahun 2013, maka perlu terlebih dahulu mengidentifikasi dan menganalisa apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan Perusahaan. Dengan demikian perencanaan sumber daya manusia dapat mendukung pelaksanaan strategi dan pencapaian target perusahaan. Untuk mendorong produktivitas pegawai dan menjadikan Garuda Indonesia sebagai organisasi berkinerja tinggi, perencanaan sumber daya manusia di Perusahaan dibangun di atas 3 pilar utama, yakni: 1. Budaya Perusahaan yang akan mendorong terciptanya working environment yang kondusif, yang pada akhirnya akan mendorong kinerja yang terbaik dan berkelanjutan;

137 Pengelolaan talenta yang akan memastikan tersedianya para pemimpin perusahaan di masa depan; dan 3. Meningkatkan dan mengembangkan peran people manager yang mampu menjadi mentor dan coacher yang kompeten sehingga pegawai dapat mengembangkan kompetensinya serta terjaga produktivitas dan kinerjanya. Tujuan dari proses pengelolaan talent di garuda Indonesia adalah: 1. Mempertahankan talent-talent terbaik yang dimiliki Perusahaan; 2. Mengikuti perubahan yang terjadi pada Perusahaan; 3. Mengembangkan tim unggulan terbaik; 4. Memperoleh calon pengganti untuk posisi-posisi kunci; 5. Mengantisipasi dan memenuhi persyaratan keahlian di masa depan; 6. Membantu perencanaan sumber daya organisasi; 7. Memastikan adanya peluang bagi pegawai yang berpotensi tinggi; serta 8. Membangun budaya yang mendorong pencapaian kinerja yang maksimal. Pada tahun 2013 fokus pengelolaan talent yang dilakukan oleh Perusahaan, antara lain mencakup: Talent Acquisition baik dari internal ataupun eksternal. Talent acquisition secara internal dilakukan melalui proses review dan evaluasi terhadap talent-talent yang saat ini telah dimiliki oleh Perusahaan. Sedangkan Talent Acquisition secara eksternal dilakukan melalui proses rekrutment untuk mengisi posisi-posisi yang penting guna meningkatkan kompetitivitas perusahaan sesuai dengan perkembangan industri. Pada tahun 2013, Talent Acquisition dari eksternal berfokus pada pemenuhan Management Trainee.

138 136 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Sumber Daya Manusia Pengembangan Talent yang mencakup aspek assignment, mentoring dan leadership development. Program pengembangan talent yang dilakukan di tahun 2013, adalah: - Meningkatkan kerjasama dengan General Electric (GE) guna mengembangkan leadership dan kemampuan manajemen para talent melalui Garuda Indonesia GE Institute. Training yang dilakukan bersifat massal, regional ataupun global. Selain itu pada tahun 2013 juga dilakukan pelatihan bersama dengan perusahaan lain, dengan tujuan mengembangkan networking para talent. - Melaksanakan Program Management Trainee (MT) sebanyak 3 (tiga) batch dengan fokus pengembangan di bidang Sales & Marketing, Finance, Services dan Flight Operation Officer, sebagai upaya untuk mempersiapkan Future Leaders. Tahun 2013 adalah tahun pertama pelaksanaan Program Management Trainee dengan fokus pengembangan di bidang Services dan Flight Opration Officer, untuk memenuhi kebutuhan SDM Perusahaan terkait dengan peningkatan operasional dan ekspansi layanan perusahaan. - Mengembangkan talent dari Cabin Crew melalui Cabin Crew Development Program (CCDP). Dengan adanya CCDP diharapkan perusahaan akan mendapatkan talent yang siap menjadi pemimpin di unit Cabin Crew dan pemimpin di unit lain. Program ini mempunyai durasi selama satu tahun dan diikuti oleh 20 orang peserta. Pengembangan peran kepala unit sebagai People Manager yang sejalan dengan perannya sebagai Bisnis Manager yang berkewajiban untuk mengelola dan memastikan kinerja unit yang dipimpinnya sejalan dengan kinerja Perusahaan. Pengembangan peran sebagai People Manager dilaksanakan dengan mengadakan program yang meningkatkan kemampuan coaching dan mentoring untuk mengembangkan talent yang berada di bawah koordinasinya. Pada tahun 2013, Perusahaan mengadakan Mentors Forum guna meningkatkan kemampuan kepala unit sebagai people manager terutama kemampuan dalam melakukan coaching dan mentoring. Pelaksanaan Mentors Forum juga bertujuan untuk menunjang program-program pengembangan talent seperti Management Trainee dan Cabin Crew Development Program. Proses dan mekanisme melalui Talent Review (meliputi kinerja dan potensi) dilakukan untuk memastikan tersedianya key people dan key position melalui strategi dan metode Talent Management yang terintegrasi dengan strategi perencanaan dan target jangka panjang Perusahaan serta sesuai dengan peraturan perundangan. Kinerja SDM Performance Management System (PMS) merupakan salah satu sarana bagi People Manager untuk mengelola pegawai di jajarannya serta memastikan pencapaian KPI individu dan unit yang dikelolanya. Siklus PMS terdiri dari Plan, Performance & Development Plan, Tracking dan Review. Dengan melaksanakan siklus ini, people manager dapat menyusun rencana KPI dan target individu, melakukan langkah-langkah pengembangan yang tepat, melakukan coaching dan tracking, dan melakukan review atas pencapaian target. Semua tahapan siklus tersebut diarahkan untuk memastikan pencapaian target. Dengan memperhatikan karakteristik dari setiap kelompok pegawai, Performance Management System diterapkan secara berbeda untuk Fungsi Penerbang, Awak Kabin dan Pegawai Head Office-Branch Office (HOBO). PMS untuk Penerbang difokuskan pada produktivitas, kepatuhan dalam menjalankan tugas yang diberikan, disiplin dan komitmen terhadap Perusahaan. PMS bagi Awak Kabin difokuskan pada perilaku melayani/service dan Produktivitas dari Awak Kabin. Sedangkan bagi pegawai HOBO, PMS difokuskan kepada pencapaian KPI yang dikelola oleh people manager melalui siklus PMS. Pada tahun 2014, PMS bagi pegawai HOBO akan disesuaikan dengan karakter jabatan, terutama untuk pegawai di bagian sales dan layanan. Dengan demikian penerapan PMS akan semakin tajam dan fokus dalam menilai Kinerja Pegawai.

139 137 Budaya Perusahaan Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut Perusahaan untuk mengambil langkah strategis agar organisasi dapat terus berkembang dengan baik sesuai dengan perubahan yang terjadi. Salah satu langkah yang diambil Perusahaan adalah melakukan internalisasi budaya perusahaan secara konsisten dan berkesinambungan. Budaya perusahaan dapat menjadi pembeda mengapa suatu strategi dapat diimplementasikan dengan sukses pada suatu perusahaan, namun gagal di perusahaan lain. Karena budaya perusahaan mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku seluruh pegawai, maka budaya perusahaan juga menentukan kemampuan Perusahaan dalam mengubah arah strateginya. Semakin banyak karyawan yang memahami dan melaksanakan budaya perusahaan maka semakin mudah Perusahaan menyesuaikan strateginya dengan dinamika pasar. Transformasi Budaya Perusahaan Budaya perusahaan Garuda Indonesia Fly-Hi yang terdiri dari nilai-nilai efficient & effective, Loyalty, customer centricity, Honesty & openness dan Integrity hingga saat ini terus menjadi panduan/pedoman perilaku Insan Garuda Indonesia. Melalui program internalisasi yang terstruktur dan sistematis, nilai-nilai budaya Fly-Hi menjadi bagian tak terpisahkan dari Strategi Transformasi Budaya untuk mendukung Transformasi Bisnis, yang bertujuan membentuk High Performance People yang menerapkan nilai-nilai budaya perusahaan dalam segala aspek organisasi dan mencapai Result Operational Excellence, sehingga dapat menjadikan Garuda Indonesia sebagai High Performance Organization. Dengan tujuan tersebut maka program internalisasi dan implementasi budaya Fly-Hi yang sudah berlangsung sejak tahun 2007, terus dijalankan oleh seluruh unsur dalam perusahaan dari berbagai aspek organisasi. Sejalan dengan arahan Direktur Utama, pada tahun 2013 telah disusun dan dilakukan berbagai inisiatif program dan internalisasi yang bertujuan untuk terus mendorong implementasi Fly-Hi di seluruh unit kerja dan kantor cabang, serta melakukan standardisasi program implementasi dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Fly-Hi di tingkat perusahaan, dan memperluas unit yang terlibat sehingga mendorong kinerja Perusahaan secara optimal dan berkesinambungan. Kick Off Program 2013 dan Fly-Hi Expo Sebagai implementasi Fly-Hi, Perusahaan telah menyusun Corporate Program dengan tiga program utamanya, yakni: 1. Innovation Culture; 2. Service Culture; dan 3. Learning Culture. Corporate Program didukung oleh Supporting Program yaitu Risk Culture. Corporate dan Supporting Program menjadi acuan program budaya di seluruh unit yang ditujukan untuk memberikan dampak positif pada perubahan perilaku, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, serta mendorong pencapaian kinerja dan produktivitas individu, unit dan perusahaan secara menyeluruh. Kick Off Program Fly-Hi 2013 dan Expo dilaksanakan pada tahun 2013 ini dengan melibatkan seluruh Unit Kerja dan Kantor Cabang Domestik, yaitu dengan menghadirkan perwakilan tim implementasi Fly-Hi (TIF) di unit-unit tersebut. Fly-Hi Expo merupakan sarana internal untuk melakukan perbandingan/benchmark dengan unit kerja lain, baik yang sudah mampu secara konsisten dan secara penuh menjalankan program Fly-Hi maupun unit kerja yang belum melaksanakan.

140 138 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Sumber Daya Manusia Sharing Forum Fly-Hi Memasuki tahun ketujuh tahap internalisasi nilainilai perusahaan, dan salah satu titik berat adalah implementation evidence, baik dampak Fly-Hi terhadap perubahan perilaku, memberi nilai tambah kepada Unit Kerja dan berdampak kepada kinerja unit; tentunya, untuk terus mendorong proses tersebut diperlukan media yang menunjukkan bentuk implementasi Fly-Hi sehingga mampu mendorong unit lain untuk melakukannya. Salah satu media tersebut adalah sharing forum, yaitu sharing untuk berbagi pengalaman dan memberikan inspirasi efektivitas penerapan budaya. Sharing forum sebagai media internal dan eksternal best practices sharing yang dirasakan penting untuk mendapatkan insight mengenai bagaimana unit menerapkan Fly-Hi (proses), bagaimana hasilnya (result), peran Pimpinan dan Tim Implementasi Fly-Hi (TIF) dalam mendorong implementasi secara konsisten dan selalu walk the talk yang akan mendorong pegawai di jajarannya untuk menerapkannya dalam keseharian kerja. Fly-Hi Acceleration Sharing Forum bertujuan untuk: Sarana sharing antar TIF di seluruh unit kerja; Sarana komunikasi mengenai implementasi Fly-Hi di masing-masing unit kerja HO dan BO; Sarana monitoring progress implementasi Fly-Hi; Sharing implementasi dari perusahaan yang budaya perusahaannya dianggap kuat. Induction Program Pada tahun 2013, Perusahaan juga melakukan induction program melalui Workshop Transformasi Budaya yang dilaksanakan secara periodik bagi para karyawan baru. Tujuan dari program ini adalah proses pembelajaran kepada para karyawan baru mengenai nilai-nilai perusahaan, sehingga mereka dapat dengan capat beradaptasi dan berperilaku sesuai nilai-nilai perusahaan, apapun latar belakang mereka. Workshop yang diikuti oleh karyawan Head Office dan Branch Office, juga awak kabin serta pilot, ini dilaksanakan selama 1 hari dengan metode experiential learning. Peserta menpelajari konsep Fly-Hi dan 10 perilaku utama melaui sekumpulan simulasi, agar peserta dapat melakukan dan mengalaminya sendiri. Selain itu juga dilakukan group discussion terkait dengan perilaku-perilaku yang harus muncul dalam keseharian kerja sesuai dengan nilai-nilai Fly-Hi dan in class method. Materi yang diberikan adalah pesan dari CEO tentang Implementasi Fly-Hi, GA Group CEO Message, pemaparan terkait pentingnya budaya dalam organisasi, diskusi perilaku stop-start-continue, serta presentasi hasil diskusi kelompok. Workshop diakhiri dengan wrap up serta penandatangan komitmen dari seluruh peserta. Customized Training Program Dalam kaitan dengan upaya memberikan awareness dan reminder di segala lini, telah diselenggarakan sejumlah workshop yang disesuaikan dengan kebutuhan unit, seperti: Workshop Direktorat, Workshop GA dan GA Group Strategi Remunerasi Strategi Remunerasi Garuda Indonesia disusun dengan mempertimbangkan 3 hal yaitu: Market, Meritocracy dan Company Capability. Untuk tetap kompetitif di pasar tenaga kerja, Garuda Indonesia menerapkan kebijakan dimana nilai suatu kelompok jabatan didasarkan pada beberapa ukuran, antara lain jenis pekerjaan, bobot jabatan dan harga jabatan tersebut di pasar. Garuda Indonesia juga mempertimbangkan kinerja dan produktivitas pegawai dalam menetapkan penghargaan kepada pegawai. Selain itu, untuk menjaga sustainability perusahaan maka pemberian penghargaan tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan baik di tahun berjalan ataupun di masa depan.

141 139 Pada tahun 2013 Garuda Indonesia mempertajam strategi remunerasi bagi karyawan dengan menerapkan pemberian penghargaan melalui komponen remunerasi kepada Penerbang, Awak Kabin dan Pegawai HOBO yang disesuaikan (customized) dengan karakter pekerjaan. Pengembangan Kompetensi/Pendidikan Selain yang telah diuraikan di atas, pengembangan kompetensi bagi pegawai secara keseluruhan juga dilakukan melalui sistem Employee Development Program (EDP). EDP dilakukan bersamaan dengan proses Performance Management System. Di awal tahun, People Manager melakukan coaching dengan pegawai untuk menyepakati pengembangan yang akan diberikan kepada pegawai baik melalui training, seminar atau penugasan pekerjaan. Corporate University Dalam upaya semakin meningkatkan pengembangan SDM Perusahaan, pada 2013 Perusahaan menyelenggarakan soft launching beberapa academy diantaranya: Pilot Academy, Flight Attendant Academy, Finance Academy, Maintenance & Engineering Academy, Ground Service Academy, Marketing & Sales Academy, serta Cargo Academy. Diperuntukan sebagai lembaga yang mampu memberikan solusi pembelajaran serta menghasilkan karyawan yang memiliki kinerja tinggi, seluruh academy dalam Corporate University ini diharapkan dapat turut berkontribusi pada pertumbuhan bisnis Garuda Indonesia. Pengembangan Karir Garuda Indonesia memberi kesempatan mengembangkan karir yang jelas dan terencana tanpa membedakan gender, suku, agama dengan melalui talent review pada setiap jenjang yang dipertimbangkan adalah kemampuan, pengetahuan, prilaku, kinerja serta potensi dari setiap pegawai. Jumlah Karyawan Jumlah karyawan pada tahun 2013 adalah sebanyak karyawan meningkat sebesar 12,2% dibandingkan dengan jumlah karyawan pada tahun 2012 yaitu sebanyak karyawan. Hal ini untuk mendukung operasional dengan pemenuhan terutama karyawan di sektor yang dipengaruhi secara langsung penambahan jumlah armada dan penambahan kapasitas (operasional). Jumlah Karyawan Berdasarkan Usia Kelompok Usia (tahun) > < Total % % 13% 31% % 13% 33% 14% 35% 10% > < 21

142 140 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Sumber Daya Manusia Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita Total % % 53% % Pria Wanita Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan % 5% S3 4 4 S S Diploma SLTA Total % % 50% % 21% 11% S2 S1 Diploma SLTA S3 : 0% Jumlah Karyawan berdasarkan Profesi No Profesi Tetap Capeg Kontrak Siswa A.1 Pilot & Copilot Aktif Diperbantukan Cuti Di Luar Tanggunan Perusahaan Cuti Gravida Cabin Attendant Aktif Cuti Gravida Cuti Di Luar Tanggungan Perusahaan 3 Sales & Promotion Airport Handling Maintenance & Engineering

143 141 Jumlah Karyawan berdasarkan Profesi No Profesi Tetap Capeg Kontrak Siswa All Other Personel Cuti Di Luar Tanggungan Perusahaan Pegawai diperbantukan Jumlah Pegawai PT Garuda Indonesia (A) B.1 SBU GSM SBU GARUDA CARGO Jumlah SBU (B) Total Karyawan (A+B) Total Jumlah Karyawan Biaya Program Pengembangan SDM Perusahaan berkomitmen untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan Garuda Indonesia. Komitment tersebut diwujudkan melalui program-program training dan learning. Pada tahun 2013, Perusahaan mengeluarkan training investment bagi karyawan sebesar Rp 20,65 juta per orang yang terbagi dalam 4 kategori program training, yaitu: Flight Operation Training, Flight Attendant Training, Airline Business Training dan Flight Operation Officer Training. Pengelolaan Hubungan Industrial Garuda Indonesia memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang disusun bersama dengan serikat pekerja dan ditinjau secara periodik setiap dua tahun. Setelah ditandatanganinya PKB pada tahun 2012, maka pada tahun 2013 adalah melaksanakan hal-hal yang tercantum dalam PKB tersebut serta terus meningkatkan hubungan komunikasi di antara Serikat Pekerja dan Manajemen melalui Lembaga Kerjasama Bipartit (LKS Bipartit). LKS Bipartit dilandasi dengan pemahaman akan peran, tugas serta tanggung jawab masing-masing, yang merupakan harapan setiap perusahaan dan karyawan. LKS Bipartit terdiri dari unsur manajemen dan unsur perwakilan serikat pekerja yang terdiri dari Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga), Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), dan Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG). LKS Bipartit merupakan komite karyawan dan manajemen yang dibentuk secara sukarela bertujuan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang menjadi kepentingan bersama yang umumnya tidak didiskusikan dalam perundingan. LKS Bipartit memberi ruang bagi manajemen dan karyawan untuk membangun komitmen dalam ruang dialog yang egaliter dan dinamis menuju hubungan industrial yang harmonis. LKS Bipartit juga berupaya untuk menumbuhkan komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan, dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja dan produktivitas, sehingga bisa mencapai target dan tujuan bersama. Sepanjang tahun 2013, LKS Bipartit juga banyak membahas mengenai kesejahteraan pegawai, hingga masukan-masukan karyawan terkait operasional perusahaan. Semuanya menjadi masukan untuk meningkatnya kinerja dan produktivitas Perusahaan secara utuh.

144 142 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Jenis Imbalan Kerja Dan Deskripsi a. Imbalan Pasca-kerja Program Iuran Pasti Perusahaan dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA), entitas anak, menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA), yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-403/KM.17/1999 tanggal 15 Nopember luran dana pensiun masing-masing berjumlah 7,5% dari gaji dasar karyawan dimana sebesar 2% ditanggung karyawan dan sisanya ditanggung entitas anak. Surat Keputusan No. KEP-044/KM.10/2007 tanggal 26 Maret Iuran dana pensiun berasal dari kontribusi PT Aero Wisata dan karyawan masingmasing sebesar 11,40% dan 5% dari gaji kotor. Pada masa pensiun, karyawan akan memperoleh manfaat sebesar 2,5% kali masa kerja kali penghasilan dasar pensiun. Grup (GMFAA, ADSI, ASI dan AWS) juga memberikan imbalan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kebijakan Perusahaan yang didasarkan pada Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perusahaan tanggal 26 April 2013, di setujui dan ditetapkan perubahan iuran dana pensiun Perusahaan dari yang semula 7,5% dari gaji dasar karyawan menjadi 10% dan perubahan iuran yang ditanggung karyawan dari yang semula 2% menjadi 3% dan sisanya menjadi tanggungan Perusahaan. PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI), entitas anak, menyelenggarakan program penutupan asuransi atas jaminan hari tua untuk semua karyawan yang memenuhi persyaratan. Program jaminan hari tua ini memberikan manfaat jaminan hari tua yang ditentukan berdasarkan penghasilan terakhir peserta. Program jaminan hari tua ini dikelola oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Pendanaan jaminan hari tua berasal dari kontribusi entitas anak tersebut dan karyawannya masingmasing sebesar 7,5% dan 2,5% dari gaji dasar. Program Imbalan Pasti PT Aero Wisata, entitas anak, menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang dikelola oleh Dana Pensiun Aero Wisata yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan b. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain Grup (GMFAA, ADSI, ASI dan AWS) memberikan penghargaan masa bakti kepada karyawan yang telah bekerja selama 20 tahun sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini. Kebijakan Akuntansi Imbalan Kerja a. Imbalan Pasca-Kerja Perhitungan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui menggunakan metode koridor. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar diantara nilai kini liabilitas imbalan pasti atau nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung, apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya diakui sebagai beban dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian diakui langsung ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi.

145 143 Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasca-kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial belum diakui dan biaya jasa lalu belum diakui, dan dikurangi dengan nilai wajar aset program. b. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain Perhitungan imbalan kerja jangka panjang ditentukan dengan menggunakan Projected Unit Credit. Biaya jasa lalu dan keuntungan (kerugian) aktuarial diakui langsung pada periode yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian diakui langsung ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan kerja pasti. Employee Engagement Perusahaan mengamati engagement pegawai setiap tahun melalui survei yang selalu dimutahirkan metode dan proses pengukurannya. Hasil survei menjadi materi People Manager untuk meningkatkan engagement pegawai di unitnya. Untuk itu perusahaan telah melakukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan People Manager dalam melakukan coaching sumber daya manusia. Dengan demikian para People Manager berkewajiban untuk menciptakan suasana engage sehingga timbul kreativitas, inovasi dan peningkatan produktivitas pegawai. Hasil survei juga menjadi masukan unit Human Capital Management dalam memutahirkan kebijakan perusahaan dalam pengelolaan sumber daya manusia. Selain itu, pengukuran engagement pegawai menjadi salah satu unsur penilaian perusahaan berkinerja unggul.yang akhirnya terkait dengan perusahaan sebagai Employer of Choice.

146 144 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Teknologi Informasi Berbagai program pengembangan teknologi informasi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia sepanjang tahun 2013 pada dasarnya diarahkan untuk mendukung strategi bisnis yang dijalankan Perusahaan. Kian ketatnya persaingan seiring dengan masuknya maskapai asing dan bertumbuhnya perusahaan penerbangan low cost carrier, serta dalam rangka menyongsong Quantum Leap tahun 2014, membuat upaya pengembangan teknologi informasi perusahaan harus bermuara kepada operational excellence. Kebijakan Masterplan IT Garuda Indonesia telah menyusun dan menerapkan IT Masterplan untuk mendukung pencapaian target bisnis Perusahaan melalui inisiatif-inisiatif yang terfokus, serta pemilihan teknologi yang realistis dan pragmatis. Inisiatif TI tahun 2013 difokuskan untuk mendukung migrasi platform PSS ke sistem Amadeus Altea serta bergabungnya Garuda Indonesia ke dalam SkyTeam. Inisiatif IT Garuda Indonesia dilaksanakan berdasarkan skala prioritas yang difokuskan pada key objective berikut: 1. Mengganti core airline system (PSS); 2. Menyediakan teknologi yang dibutuhkan untuk bergabung dengan SkyTeam. 3. Membangun platform teknologi yang handal untuk semua area bisnis. 4. Memfasilitasi untuk memberikan diferensiasi terfokus pada area bisnis tertentu. 5. Membangun kapabilitas TI sehingga dapat meningkatkan kemampuan Garuda Indonesia secara signifikan dalam mengimplementasi berbagai inisiatif Teknologi Informasi.

147 145 Masterplan IT Garuda Indonesia dibangun di atas delapan prinsip teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk mendukung pencapaian target Perusahaan, serta melakukan diferensiasi bila diperlukan. Ke delapan prinsip tersebut adalah: 1. Memilih sistem standar industri penerbangan, dan menerapkannya untuk fungsi-fungsi yang menawarkan kemampuan bagi Garuda untuk kompetitif. 2. Memilih sistem IT yang dinamis dan mempunyai kemampuan yang terbaik dikelasnya, untuk digunakan pada fungsi-fungsi yang membutuhkan kemampuan diferensiasi kompetitif. Untuk fungsi lainnya difokuskan untuk menggunakan sistem terintegrasi menggunakan platform yang telah terbukti handal dan tidak perlu kustomisasi. 3. Mengembangkan arsitektur IT yang luwes dan dapat digunakan kembali, serta memberikan kemudahan bagi calon penumpang untuk mengakses layanan dan informasi melalui berbagai channel. 4. Mengembangkan arsitektur IT yang dapat menjamin kerahasiaan data pelanggan dan perusahaan, dengan menerapkan kebijakan, proses dan perangkat keamanan yang sesuai. 5. Menerapkan standard best practice di sistem aplikasi. 6. Melakukan integrasi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang memberikan manfaat untuk pelanggan dan perusahaan. 7. Memanfaatkan infrastruktur dengan menyediakan bandwith yang memadai, keamanan, dan kontinuitas bisnis. 8. Melaksanakan proyek dan menyediakan layanan IT yang sesuai standar industri dengan dukungan mitra IT terpercaya untuk menjamin ketepatan waktu dan efektivitas.

148 146 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Pelaksanaan Program di Tahun 2013 Di tahun 2013 telah banyak rencana roadmap inisiatif IT Masterplan Perusahaan yang dilaksanakan dan membawa dampak penting dalam mendukung pertumbuhan Perusahaan menyongsong Quantum Leap Garuda Indonesia. Inisiatif IT pada tahun 2013 difokuskan untuk menyiapkan seluruh IT requirement dalam rangka mendukung diterapkannya sistem baru untuk layanan penumpang, yakni Passenger Services Systems (PSS) Amadeus Altea, dan mendukung bergabungnya Garuda Indonesia ke dalam SkyTeam. Berikut ini adalah berbagai inisiatif IT Masterplan yang dilaksanakan di tahun 2013: Melakukan peningkatan capacity, reliability, dan security terkait network untuk mendukung kesiapan operasional sistem Amadeus Altea. Menyelesaikan Implementasi Enterprise Service Bus (ESB) yang meliputi ESB, ODS (Operation Data Stores) dan MQ Server. ESB akan berfungsi untuk mengintegrasikan sistem PSS baru dengan IOCS, IBE, dan seluruh impacted system. Migrasi Sistem PSS ARGA menjadi Amadeus Altea. Dan di tahun yang sama diselesaikan implementasi Reservation, Inventory, dan Ticketing (RIT) dan Departure Control System (DCS), sehingga seluruh operasional di branch office, airport domestik dan internasional sudah menggunakan sistem Amadeus Altea. Menyelesaikan Integrated Contact Center untuk mendukung layanan pelanggan sesuai dengan standar SkyTeam Menyelesaikan integrasi Garuda Frequent Flyer (GFF) dengan FFP seluruh anggota SkyTeam dengan menggunakan aplikasi integrator sesuai dengan platform SkyTeam. Arsitektur IT Perusahaan (EA) telah selesai penyusunannya, mencakup arsitektur infrastruktur, arsitektur aplikasi dan arsitektur informasi perusahaan. EA ini digunakan sebagai panduan menyusun kebijakan IT yang strategis dan sejalan dengan aspek bisnis. Lingkup awal implementasi EA meliputi Direktorat Operasi (DO), Direktorat Marketing & Sales (DN), dan beberapa unit di bawah Direktorat Service (DC). Menyelesaikan set-up Disaster Recovery Center (DRC) untuk sistem IOCS, yang ditujukan untuk memastikan business continuity. Akan menyusul set-up DRC untuk core application lainnya yang memiliki critical business impact bagi Garuda Indonesia. Untuk inisiatif terkait pengembangan kapabilitas IT serta model operasional IT telah dilakukan dalam beberapa inisiatif TI antara lain penyusunan IT Service Catalog, managed service web developer untuk menangani permintaan user akan pembuatan website, set-up PMO IT, dan set-up Tools untuk IT Service Desk. Kebijakan, standard, dan prosedur terkait IT Security (ISMS) sesuai ISO sudah disetujui Board of Director (BoD) dan secara bertahap sudah diimplementasikan. Ini merupakan salah satu persyaratan dari SkyTeam, untuk memastikan keamanan data dari member aliansi. Proyek penyusunan tata kelola TI sudah dimulai dan ditargetkan selesai di tahun Inisiatif ini dilaksanakan untuk memenuhi target Permen BUMN PER-02/MBU/2013 tentang IT Governance yang mensyaratkan bahwa Tata kelola TI BUMN minimal berada pada maturity level 3 di tahun Project IT Maintenance Repair and Overhaul (MRO) sudah memasuki tahap realisasi. yaitu data cleansing di sistem lama yang akan dimigrasikan ke sistem baru. Implementasi Fare Management System (FMS) selesai dilakukan. Rencana 2014 Objective Rolling Initiatives IT Master Plan di tahun 2014 adalah build engine for growth. Tema ITMP tersebut dipilih dalam rangka mendukung rencana bisnis untuk meningkatkan kelangsungan kenaikan pendapatan perusahaan melalui peningkatan kualitas produk dan layanan kepada pelanggan pada tahap pertumbuhan. Berdasarkan rencana bisnis Garuda tersebut maka disusun inisiatif IT untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

149 147 Berikut ini adalah inisiatif IT Masterplan yang akan dijalankan di tahun 2014: Peningkatan fitur di website Garuda Frequent Flyer (GFF) yaitu Interactive Redemption Upgrade (IRU) dan Profile Access Synchronization. Sistem GFF saat ini belum memilki fitur tersebut untuk diintegrasikan dengan PSS Amadeus Altea. Peningkatan utilisasi Self Service Check In (SSCI) dengan penambahan KIOSK yang akan ditempatkan di Airport Cengkareng. Konsolidasi enterprise reporting berdasarkan Roadmap Enterprise Data Warehouse. Cakupan awal enterprise reporting adalah Commercial (BLF, SLF, Route Profitability), Treasury (Profit, Revenue, Free Cash Flow), dan PSS Operational Reporting. Melanjutkan implementasi EITA dengan cakupan di Direktorat Service (DC) dan Direktorat Strategi, Pengembangan Bisnis & Risk Management (DQ). Implementasi Customer Relationship Management (CRM). Melakukan kalibrasi untuk sistem commercial planning. Mengintegrasikan bisnis proses Operations dengan Network Planning, melalui integrasi sistem IOCS dengan sistem Netlineplan. Mengintegrasikan bisnis proses operations dengan Maintenance Repair Overhaul, melalui integrasi sistem IOCS dengan Sistem MRO. Inisiatif untuk mendukung single version of truth melalui pelaksanaan project Enterprise Data Warehouse, telah menghasilkan roadmap yang akan diimplementasikan selama 5 tahun ke depan. Inisiatif-inisiatif terebut disusun ke dalam dokumen Information Technology Portfolio (ITPP) tahun Unit IT berkewajiban untuk melaksanakan inisiatif tersebut dengan manajemen IT berdasarkan standar kerangka kerja IT yaitu COBIT dan ITIL. Oleh karena itu unit IT tetap melakukan improvement terhadap kerangka kerja IT tersebut pada tahun 2014 agar sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia dalam melaksanakan tata kelola IT (IT Governance). Selain inisiatif IT tersebut di atas untuk mendukung bisnis, IT juga mendukung komunikasi dan koordinasi kerja agar produktivitas karyawan meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Garuda telah bekerjasama dengan Microsoft dengan menggunakan Office 365 untuk memberikan layanan yang prima terhadap karyawan. Untuk mencapai layanan yang prima terhadapa bisnis dibutuhkan layanan operasional IT yang prima, oleh karena itu Divisi IT juga memperkuat layanan operasional IT dengan alignment inisiatif dengan Asyst, anak perusahaan yang bergerak dalam bidang IT. Bersama Asyst, Garuda IT juga akan melaksanakan layanan standard IT yaitu ITIL secara bertahap. Pada tahap awal akan dilaksanakan improvement terhadap Service Desk yang mencakup layanan helpdesk dengan aplikasi terbaik untuk layanan ITIL. Tahap selanjutnya adalah peningkatan layanan IT terhadap bisnis dengan memanfaatkan IT Service Catalog yang telah disusun pada tahun 2013 untuk membangun layanan IT problem management dan Incident management sehingga layanan operasional IT dapat mencapai kinerja terbaik. Pada akhirnya, semua inisiatif IT tersebut memerlukan dukungan infrastruktur IT yang prima sebagai fondasi IT untuk mendukung operasional IT. Dengan memanfaatkan teknologi terbaru masa kini maka beberapa inisiatif untuk melakukan improvement adalah: Bersama dengan Asyst membangun DC berbasis VMWare dan juga DRC untuk aplikasi aplikasi yang kritis terhadap bisnis. Membangun New IT Backbone dan peningkatan reliability network di airport untuk meningkatkan layanan jaringan guna mendukung aplikasi serta operasional bisnis. Mengimplementasikan IT Security Policy berdasarkan Manual Keamanan Informasi (MKI) Garuda agar selaras dengan IT Policy SkyTeam untuk menjamin keamanan IT guna bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam

150 148 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Procurement Saat ini, pengadaan telah berkembang menjadi salah satu fundamental dalam kesuksesan pencapaian bisnis perusahaan. Hal ini dikarenakan Garuda Indonesia menyadari pentingnya penerapan strategi pengadaan dalam mendukung kinerja perusahaan. Melalui strategi penerapan yang direncanakan dengan matang dan disesuaikan dengan strategi bisnis perusahaan, Perusahaan dapat meningkatkan competitive advantagesnya baik dari sisi efisiensi,efektivitas maupun nilai tambah yang diperoleh dari strategi pengadaan barang dan jasa. Itu sebabnya, Garuda Indonesia menjalankan strategi pengadaan secara konsisten dalam satu rangkaian proses yang terencana sesuai dengan Garuda Indonesia Procurement Roadmap. Dengan tercapainya tahap Procurement Excellence, fungsi Pengadaan kini merupakan salah satu elemen strategis dalam meningkatkan kinerja Garuda Indonesia. Garuda Indonesia Procurement Roadmap merupakan rangkaian proses yang terdiri dari empat tahapan. Tahap pertama adalah tahap Basic Buying, dimana di awal perjalanannya, pengadaan dilakukan secara desentralisasi, parsial dan belum adanya proses konsolidasi yang berpengaruh pada standarisasi kualitas dan harga atas barang/jasa. Tahap berikutnya adalah tahap Strategic Buying, dimana pembelian dilakukan secara terkonsolidasi dengan kontrak jangka panjang, dan melakukan klasifikasi supplier berdasarkan kompetensinya. Pada tahap selanjutnya, atau tahap Partnership, fokus Perusahaan beralih dari upaya efisiensi dan jangka pendek ke arah efisiensi biaya dari sisi vendor yang dilakukan dengan strategi kerjasama jangka panjang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas vendor yang akan berdampak pula pada kinerja Perusahaan. Pada tahap ini, Perusahaan mengembangkan sistem value chain untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengadaan. Tahap ke empat, dimana Perusahaan berada saat ini, adalah tahap Procurement Excellence. Pada tahap ini, Perusahaan melakukan implementasi atas Supply Chain Management secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai aspek seperti source quality & risk, supplier s cost driver, serta customer focus. Pada tahap ini, proses pengadaan di Perusahaan mengarah pada prinsip buyer focuses on own core competencies, dimana Perusahaan membangun banyak kemitraan, sehingga proses transaksional dalam pengadaan barang/jasa dapat dikurangi dan Perusahaan dapat memfokuskan upayanya pada core business serta pengembangan strategi ke depan.

151 149 DRIVES STRATEGY THROUGH PROCUREMENT Garuda Indonesia Quantum Leap Working Capital Bottom Line Balance Sheet Procurement Result Supply Chain Procurement System Development Governing Strategic Procurement Culture Procurement Challenges Kemitraan yang dibangun oleh Perusahaan diarahkan pada Continous Joint Performance Improvement, dimana setiap pihak yang terlibat melakukan penyempurnaan proses dan peningkatan kinerja sehingga dapat mendorong pertumbuhan serta memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak. Perusahaan telah melakukan langkah-langkah pengembangan strategi pengadaan pada tahun 2013 untuk menjawab tantangan bisnis yang pertumbuhannya semakin pesat, khususnya dalam industri penerbangan. 1. Supply Chain Integrasi yang efektif dalam suatu supply (Supply Chain Management) akan menjadi faktor kunci bagi Perusahaan dalam mencapai perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar perusahaan tetap kompetitif. Dalam upaya menerapkan Supply Chain Management Perusahaan yang efektif, efisien, serta dapat memberikan pelayanan prima bagi Customer, di tahun 2013, Perusahaan melakukan beberapa perubahan business process dan strategi pengadaan, antara lain Joint Procurement yang mendukung efektivitas serta menjaga standarisasi kualitas dalam rangka bergabungnya Perusahaan pada Aliansi Global SkyTeam. Perusahaan juga melakukan pemberdayaan pada Bagian Pengadaan di Branch Office guna mendukung percepatan dan efektivitas penyediaan barang/jasa yang berpengaruh pada peningkatan pelayanan dan efektivitas operasonal. Hal ini juga sejalan dengan strategi Perusahaan yang memfokuskan planning & strategi pengadaan di area pusat dan eksekusi di area Branch Office. Di samping itu, Perusahaan menerapkan Sourcing Strategy dengan melakukan intensifikasi skema horizontal supply chain (partnership), dimana Perusahaan membangun kolaborasi dan sinergi yang intensif, baik dengan anak perusahaan maupun dengan pihak ketiga lain, sehingga risiko bisnis dan proses transaksional dapat diminimalisasi serta perusahaan dapat fokus pada core business dan pengembangan strategi lebih lanjut. Sampai dengan saat ini Perusahaan telah mengembangkan kemitraan dengan beberapa pihak antara lain General Electric (GE) dalam kaitannya dengan pengembangan kapabilitas GMF untuk maintenance engine, Accor Hotel Group dalam ruang lingkup penyediaan jasa akomodasi untuk awak pesawat Garuda dan kemitraan lain yang memfokuskan pada peningkatan nilai tambah baik itu bagi Perusahaan maupun pihak ketiga.

152 150 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Ruang lingkup Sourcing Strategy juga meliputi evaluasi atas kinerja supplier, baik yang sedang dalam masa pelaksanaan pekerjaan maupun yang telah selesai masa pelaksanaan pekerjaan. Hal ini merupakan instrumen penting bagi Perusahaan dalam upaya menjaga standar kualitas dan performance Perusahaan melalui dukungan pihak ketiga. logistik yang handal dan terintegrasi yaitu dengan core sistem Material Management dan Supplier Relationship Management untuk menunjang proses pengadaan dan pengelolaan logistik yang ada di Perusahaan. Ruang lingkup sistem pengadaan tersebut mencakup end to end process pengadaan dimulai dari permintaan pengadaan, interaksi dengan supplier sampai dengan penerimaan barang/jasa serta pengelolaan inventory. 2. Procurement & Logistic System Development Sebagai bagian dari strategi pengadaan dimana saat ini kecepatan, akurasi dan transparansi proses pengadaan menjadi tuntutan utama, peran Teknologi Informasi (TI) dalam pengadaan sangat diperlukan. Perusahaan telah melakukan implementasi sistem pengadaan dan Pada tahun 2013, Perusahaan secara intensif melakukan pengembangan sistem berbasis Material Management & Supplier Relationship Management antara lain sistem konsinyasi, sistem barcode dan pengembangan E-Catalogue untuk meningkatkan efektivitas pengadaan dan pengelolaan logistik untuk menunjang produktivitas dan kinerja Perusahaan. Garuda Indonesia s End to End Procurement & Logistic System Payment Warehouse Inventory Invoice Verification Requisition Good Receipt Supplier Determination Consumption PO Monitoring Order Processing Vendor Selection

153 151 Di samping itu, Perusahaan juga mengoptimalkan penggunaan Electronic Procurement berbasis web sebagai media penyampaian informasi serta ketentuan Pengadaan di Perusahaan dan juga menampilkan kemudahan kepada supplier untuk mendaftar sebagai rekanan Garuda. Sepanjang tahun 2013, Forum Pengadaan secara rutin juga dilakukan sebagai salah satu implementasi Knowledge Management dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan proses pengadaan yang sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang berlaku di Perusahaan. 3. Governing Strategic Procurement Culture Penerapan budaya perusahaan merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam implementasi pengadaan. Integritas sebagai salah satu budaya perusahaan merupakan nilai utama yang harus dipegang teguh bagi setiap personil pengadaan dalam setiap aktivitas pengadaan. Untuk itu, sebagai wujud komitmen untuk menjunjung tinggi profesionalisme kerja dalam rangka menunjang pencapaian kinerja perusahaan serta berkaitan dengan implementasi Kode Etik serta Budaya Perusahaan, secara rutin dilaksanakan penandatanganan Pakta Integritas (Conflict of Interest) setiap tahun oleh personil pengadaan. Di samping itu, setiap pegawai yang memiliki fungsi pengadaan harus mempunyai kemampuan dan kompetensi yang standar guna menjalankan strategi pengadaan sesuai dengan arah perkembangan bisnis Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan di tahun 2013 menerbitkan Procurement License yang diberikan kepada personil pengadaan melalui serangkaian training dan evaluasi. Procurement License ini memiliki masa berlaku 2 tahun dan dapat dibatalkan/dicabut apabila personil pengadaan terbukti terlibat dengan permasalahan integritas Langkah-langkah pengembangan pada strategi pengadaan yang dilakukan secara fokus dan konsisten diarahkan untuk memberikan dampak yang positif kepada kinerja Perusahaan, termasuk pada aspek finansial yang nantinya berkembang pula dalam penentuan strategi Perusahaan. Rencana tahun 2014 Strategi pengadaan di tahun 2014 adalah melanjutkan ke tahapan pengembangan selanjutnya sebagai upaya menjadi World Class Procurement yaitu dengan mengembangkan risk based procurement sebagai strategi pengadaan, pengembangan sistem pengadaan yang berorientasi bisnis, serta membangun iklim yang eksternal fokus untuk optimalisasi sistem pengadaan. Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan Perusahaan dapat terus meningkatkan competitive advantage yang berperan dalam penentuan strategi Perusahaan ke depan.

154 152 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Garuda Indonesia memperoleh penghargaan The Best Airline Hajj Operation dari General Authority of Civil Aviation Saudi Arabia atas kinerja operasional yang baik selama operasional haji tahun 2013.

155 153

156 154 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pada tahun 2013 Garuda Indonesia menetapkan hasil penilaian praktik penerapan GCG sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI) Perseroan Kerangka Penerapan GCG Garuda Indonesia senantiasa berkomitmen penuh untuk selalu melaksanakan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) dalam kegiatan usahanya serta selalu berupaya untuk terus meningkatkan dengan melakukan berbagai usaha perbaikan dalam penerapan Good Corporate Governance, guna mewujudkan perusahaan yang dapat dipercaya dari para pemangku kepentingan, berkinerja unggul dan dapat tumbuh secara berkesinambungan. Penerapan Good Corporate Governance Garuda Indonesia mengacu dan berpedoman kepada Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 perihal Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, Pedoman Umum Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun Sebagai wujud implementasi Good Corporate Governance, Garuda Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan Pedoman Kebijakan Perusahaan, yang merupakan pedoman kebijakan pelaksanaan tata kelola perusahaan; Board Manual, yang merupakan pedoman bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya; Etika Kerja & Etika Bisnis, yang merupakan pedoman perilaku kerja pegawai Garuda Indonesia dan pedoman bagi pegawai Garuda Indonesia

157 155 dalam melaksanakan kegiatan usaha perusahaan dengan pihak pemangku kepentingan. Garuda Indonesia juga telah menetapkan dan memperbaharui secara terus menerus prosedur-prosedur operasional dan manual-manual teknis pada seluruh lini organisasi sehingga setiap fungsi organisasi dalam melaksanakan tugasnya berpedoman dan tunduk kepada aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan tersebut. Tahapan Good Corporate Governance Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2013, Garuda Indonesia menetapkan 3 (tiga) tahapan dalam penerapan Good Corporate Governance. Pada tahap Good Garuda Governance antara tahun 2005 hingga 2008, Garuda Indonesia memfokuskan diri pada upaya pemenuhan terhadap peraturan dan perundangundangan. Pada tahap Good Governed Garuda, antara tahun 2009 hingga 2010, Garuda Indonesia melakukan proses internalisasi tata nilai budaya kerja baru yang disingkat Fly-Hi (efficient & effective, Loyalty, customer centricity, Honesty & openness and Integrity). Selanjutnya pada tahap Good Garuda Citizen, antara tahun , Garuda Indonesia berusaha mewujudkan praktik bisnis yang bersih, beretika dan bermartabat di semua lapisan manajemen dan pegawai Perusahaan. Pada tahun 2011, sejalan dengan rencana QuantumLeap, Garuda Indonesia meluncurkan buku pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja Garuda Indonesia yang mengatur mengenai apa yang patut dan tidak patut untuk dilakukan oleh setiap pegawai Garuda Indonesia dalam relasinya dengan semua Pemangku Kepentingan baik dengan pelanggan, pegawai, vendor, agen, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya. Peluncuran buku yang telah dilengkapi dengan panduan Whistleblowing System ini diharapkan dapat membentuk mindset dan perilaku bersih disetiap Insan Garuda Indonesia dalam jangka panjang. Tahap Good Garuda Citizen memiliki sasaran untuk membangun budaya GCG melalui pendekatan pada 3 (tiga) aspek penting yaitu Leadership, Systems & Members. Terkait aspek Leadership telah dilakukan workshop berkaitan dengan fungsi dan peran para leader sebagai role model dalam membangun budaya GCG. Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi terhadap penerapan GCG di Garuda Indonesia juga ditunjukkan dengan pelaksanakan assessment GCG secara konsisten dan melakukan tindak lanjut atas rekomendasi hasil assessment.

158 156 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Terkait aspek System, Garuda Indonesia memastikan bahwa setiap individu memahami peran, tugas, ukuran kinerja serta target yang harus dicapai.untuk itu Perusahaan merancang suatu model sistem manajemen kinerja yang terstruktur dan sistematis. Sistem ini memuat kontrak manajemen antara Direksi dan Dewan Komisaris yang memuat Indikator Kinerja Utama (Key Performace Indicators) dan targettarget perusahaan yang harus dicapai, kemudian dijabarkan menjadi KPI dan target unit kerja hingga target individu setiap pegawai. Terkait aspek Members, Garuda Indonesia merancang program pelatihan dengan mengintegrasikan konsep dan prinsip-prinsip GCG dalam silabus program pelatihan. Perusahaan melakukan program komunikasi internal melalui berbagai saluran media perusahaan atau intranet dengan memuat artikel-artikel berkenaan dengan GCG baik konsep maupun implementasinya di Perusahaan. Tahapan penerapan Good Corporate Governance selanjutnya yaitu tahap Garuda Group Governance, antara tahun 2014 hingga 2015, yang mana Garuda Indonesia akan menerapkan dan membentuk perangkat Good Corporate Governance pada anak perusahaannya. Sehingga diharapkan Garuda Indonesia beserta anak perusahaannya secara group berkomitmen dan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Struktur Tata Kelola Perusahaan Struktur tata kelola perusahaan Garuda Indonesia secara garis besar tunduk dan sesuai pada ketentuan perundangundangan yang berlaku, yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Masing-masing organ perusahaan tersebut mempunyai hak dan kewajiban serta peran dalam penerapan Good Corporate Governance sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Garuda Indonesia dan/atau diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. RUPS merupakan organ perusahaan tertinggi yang merupakan wadah bagi para pemegang saham perusahaan dalam mengambil keputusan penting dan material berkaitan dengan perusahaan dan melaksanakan haknya, dengan tetap memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan perundang-undangan yang berlaku. RUPS tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan kewenangan dari Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi atas kebijakan pengurusan perusahaan, termasuk memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan Good Corporate Governance. Penerapan Asas Good Corporate Governance Dalam menjalankan praktik bisnisnya, Perusahaan mengutamakan kelangsungan hidup Perusahaan dan kepentingan stakeholders. Perusahaan juga mengutamakan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai BUMN dan perusahaan terbuka, Perusahaan menerapkan prinsip-prinsip GCG untuk tumbuh, berkembang dan berkelanjutan. Penerapan GCG pada Perusahaan bertujuan untuk: a. Mengoptimalkan nilai Perusahaan agar Perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan Perusahaan; b. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, efisien dan efektif serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ Perusahaan; c. Mendorong agar organ Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholders) maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN; d. Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional; dan e. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.

159 157 Perusahaan harus senantiasa memastikan terlaksananya prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan bisnis Perusahaan, yaitu: a. Transparansi (Transparency) Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, Perusahaan menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Namun demikian prinsip keterbukaan yang dianut oleh Perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi. b. Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan berupaya untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar melalui pengelolaan yang benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Perusahaan memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran Perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha Perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system). c. Tanggung Jawab (Responsibility) Organ Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) mematuhi peraturan, perundang-undangan, Anggaran Dasar dan peraturan Perusahaan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan, sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. d. Independensi (Independency) Untuk melancarkan pelaksanaan asas tata kelola perusahaan yang baik, Perusahaan dikelola secara independen sehingga masing-masing organ Perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Masing-masing organ Perusahaan tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. e. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness) Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Pelaksanaan GCG Tahun 2013 Tahun 2013 merupakan tahun terakhir dalam tahapan Good Garuda Citizen, guna mewujudkan perusahaan yang beretika dan bertanggung jawab dengan membangun budaya Good Corporate Governance. Pada tahun 2013 ini Garuda Indonesia menetapkan hasil penilaian praktik penerapan GCG sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI) perusahaan. Proses Penilaian Kinerja Direksi dan Dewan Komisaris 1. Prosedur penetapan remunerasi Pada setiap akhir tahun dan awal tahun buku, Direksi membuat dan menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang dilengkapi dengan Ukuran Kinerja Utama (Key Performance Indicators/KPI) dan target yang harus dicapai. RKAP, KPI dan target perusahaan, disahkan dan ditandatangani bersama oleh Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan. Dewan Komisaris melakukan penilaian atas kinerja manajemen berdasarkan pencapaian KPI dan target serta berdasarkan indikator yang digunakan oleh Dewan Komisaris. Hasil penilaian Dewan Komisaris atas kinerja manajemen selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk membuat usulan pemberian remunerasi dan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris kepada Kementerian BUMN, selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna. Key Performance Indicator (KPI) Komitmen Direksi dalam mencapai Key Performance Indicator (KPI) tahun 2013 dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 29 Januari 2013.

160 158 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Sasaran Strategis, KPI dan Target 2013 Sasaran Strategis Key Performance Indicator Target 2013 Sustainable Profitable Growth Net Profit USD 90,6 Mio EBITDAR USD 694,1 Mio Margin per ASK USc 0,52 Subsidiaries Operating Profit in RKAP International Route Performance USD 4,5 Mio RR* Cost per ASK (CASK) USc 8,14 Market Share 28,6% Domestik / 26,5% International Consistent of High Quality of Products & Services Internal Audit IQSA 100% SKYTRAX rating 4 Star (with 60% of the attribute getting 5 star SKYTRAX rank) Revenue Enhancement SLF and CLF 76,7% and 48,10% # of FFP Membership % of GFF Traffic Contribution 36% % of GFF Membership Contribution in Premium Cabin Global Alliances New Routes Performance Level (with min age of route & months) 51% 90% meet the membership requirement CM3 * Product Quality Enhancement Customer Satisfaction Index Avg. 80/min index per attribute 75 # of New Aircraft 2 A332, 1 A333, 4 B773ER, 10 B738, 7 CRJ1000 Average Age of Fleet 5.20 years Operation Excellence Aircraft Utilization 10:59 hours/day Reliability Index 99,27 Number of Pilot Number of Cabin Crew GA B ER (1st delivery) 100% in May 2013 Employee of Choice Percentage of Employee Engagement 62% Employee Satisfaction Index 70% with unfavorable criteria <20% % of Employee Development Plan 80% Rating Perusahaan Idaman Big 5 High Performance Organization ASK/Employee 5,28 Mio Strategic Planning Deviation 80% KPKU Score 510 GCG Index 85 Score of PKBL Program Effectivity 70% SBU Spin Off GA Cargo & GSM Information Capital Readiness Index 75% Evaluasi dan Pencapaian Pada tahun 2013, Perusahaan berhasil mencapai beberapa pencapaian positif di antaranya: Jumlah penumpang meningkat sebesar 22,3% menjadi 25 juta, dan kargo meningkat sebesar 23,4% menjadi ton. Tingkat isian penumpang mencapai 74,1% dan tingkat utilisasi pesawat dapat kita pertahankan, yaitu 10 jam 44 menit.

161 159 Ditengah kepadatan lalu lintas di bandara khususnya Soekarno-Hatta, tingkat ketepatan penerbangan dapat kita pertahankan di atas 80%, yaitu 83,8%. Pendapatan Operasi meningkat sebesar 7% menjadi USD 3,72 miliar dibanding tahun 2012 yang sebesar USD 3,47 miliar, dan pendapatan dari penumpang meningkat 10% menjadi USD 2,96 miliar dibanding tahun 2012 yang sebesar USD 2,69 miliar. Sepanjang tahun 2013, industri penerbangan menghadapi kondisi cukup berat dimana nilai tukar rupiah terhadap USD melemah dan harga bahan bakar juga relatif tinggi. Pada tahun lalu Perusahaan juga harus melakukan serangkaian investasi untuk menunjang peningkatan operasional, dan proses pelepasan Citilink sebagai low cost carrier. Kondisi tersebut mempengaruhi kinerja keuangan Perusahaan, dimana pada tahun 2013 perolehan Laba Operasi perusahaan menurun sebesar 66,4% menjadi USD 56,4 juta, dibanding tahun 2012 lalu yang sebesar USD 168,1 juta, Laba Bersih juga menurun dari USD 110,8 juta pada tahun 2012 menjadi USD 11,2 juta tahun ini. Meskipun mengalami penurunan laba, namun pada tahun 2013 Perusahaan berhasil melunasi pinjaman sebesar total USD 130 juta; yang terdiri dari USD 55 juta dari Citi Club Deal-1, dan USD 75 juta dari Indonesia Exim Bank. Selama tahun 2013, Garuda Indonesia Group menerima 36 pesawat baru terdiri dari 4 Boeing ER, 2 Airbus , 1 Airbus , 10 Boeing NG, 7 Bombardier CRJ1000 NextGen, 2 ATR , dan 10 Airbus A320 untuk Citilink, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2013 adalah sebanyak 140 pesawat, dengan rata-rata usia pesawat 5 tahun. Ekspansi Operasional dan Peningkatan Layanan yang Kita Laksanakan Tahun 2013: Sejalan dengan peningkatan potensi pasar penerbangan baik pasar domestik maupun internasional, pada tahun 2013 yang lalu perusahaan membuka berbagai rute baru, seperti : Domestik: Bandung Denpasar, Batam Pekanbaru, Balikpapan Banjarmasin, Balikpapan Menado, Balikpapan Berau, Jakarta Bengkulu, Jakarta Tanjung Pandan, Jakarta Tanjung Pinang, Makassar Sorong Manokwari Jayapura. Internasional: - Surabaya Singapura, Denpasar Brisbane, dan penerbangan langsung Jakarta Osaka (yang sebelumnya dilayani melalui Denpasar). - Melalui kerjasama dengan Etihad Airways, Perusahaan menambah layanan penerbangan ke 6 destinasi baru di Eropa dan Timur Tengah yang dilayani Etihad Airways, yaitu Frankfurt, Brussels, Milan, Dusseldorf, Munich, dan Bahrain. Untuk melayani penerbangan (konektivitas) di wilayah barat Indonesia, pada bulan Mei 2013, perusahaan membuka Hub di Medan, sehingga perusahaan dapat melayani penerbangan langsung dari Medan menuju kota-kota di sekitarnya (Pekanbaru, Batam, Palembang, Padang, Aceh dan Penang) dengan menggunakan pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen. Pada Juli 2013, Perusahaan memperkenalkan New Service Concept yang menghadirkan layanan First Class yang pernah dimiliki sebelumnya di armada baru Boeing ER, dan memperkenalkan layanan Executive Class dan Economy Class baru yang lebih baik. Guna melayani penerbangan pada rute-rute ke remote area di wilayah timur dan barat Indonesia, pada November 2013 lalu, maka Perusahaan memperkenalkan sub-brand Explore yang dilayani dengan armada baru turboprop ATR , dan sub-brand Explore Jet melalui armada Bombardier CRJ1000 NextGen yang dioperasikan sejak Oktober 2012 lalu. Award dan Apresiasi Tahun 2013 Pada tahun 2013 perusahaan berhasil meraih berbagai apresiasi dan award dari dalam dan luar negeri; dalam bidang pelayanan, operasional, pengembangan SDM, maupun good corporate governance, sebanyak 82 penghargaan meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebanyak 68 penghargaan. Pada Juni 2013, dalam kesempatan acara Paris Airshow, Skytrax mengumumkan Garuda sebagai World s Best Economy Class 2013 dan Best Economy Class Airline Seat 2013, dan perusahaan juga berhasil meraih posisi nomor 8 dari The 10 World s Best Airline. Selain itu, sepanjang tahun 2013 Garuda Indonesia juga berhasil meraih beberapa penghargaan internasional lainnya dan berbagai penghargaan di dalam negeri. Sementara itu, sebagai bentuk pengakuan penerapan GCG dari lembaga internasional, Garuda meraih penghargaan 1st Rank Top 100 Annual Reports Worldwide, dan Annual Report Garuda juga meraih beberapa penghargaan internasional lainnya.

162 160 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pencapaian KPI Corporate No. Indikator Satuan Target Realisasi A. Aspek Operasional 1 Seat Load Factor % 76,69 73,66 2 Cargo Load Factor % 48,10 46,08 3 On Time Performance % 85,00 83,79 4 Market Share International % 26,50 23,70 5 Market Share Domestic % 28,60 27,98 6 # of FFP Membership Member Reliability Index Index 99,27 99,46 8 Fleet Utilization Hours/day Customer Satisfaction Index Min index factor per attribute 75 80,00 83,80 10 IOSA Certification % certificated SKYTRAX rating Index (star) # of New Aircraft A (unit) 2 2 A 330 (unit) 1 1 B ER (unit) 4 4 B (unit) CRJ-1000 (unit) 7 7 ATR (unit) Number of Pilot Person Number of Cabin Crew Person Average Age of Fleet Years GA B ER (1st delivery) Date 100% in May % 17 # of Dedicated Terminal/Gate % 2 Terminal/gate 2 Terminal/gate Implementation (2 terminal/gate in 2013) Jumlah Bobot B. Aspek Finansial 1 Net Profit USD (Million) 90,56 11,04 2 EBITDAR USD (Million) 803,68 705,78 3 Margin per ASK Usc 0,52 0,03 4 Cost per ASK Usc 8,14 7,76 5 % of FFP Member Contribution % 36,00 30,10 6 % of GFF Contribution in Premium Cabin % 51,00 49,30 7 Subsidiaries Operating Profit in RKAP 2013 USD (Million) 3,80 (28,20) 8 International Route Performance RR RR+ RR- 9 New Routes Performance Level (USD Mio) CM3 CM3+ CM3-

163 161 Pencapaian KPI Corporate No. Indikator Satuan Target Realisasi C. Aspek Dinamis 1 Employee Development Plan % 80,00 81,10 2 Percentage of Employee Satisfaction a. Satisfaction % 63,00 71,70 b. Engagement % 62,00 67,40 3 ASK/Employee Juta 5,52 5,30 4 Information Capital Readiness Index Index 75,00 75,98 5 SBU Spin Off # of SBU 2,00 1,00 6 Global Alliance % 90,00 96,30 7 Rating Perusahaan Idaman Number 5,00 5,00 8 GCG Implementation % 85,00 90,91 Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam Undang-undang tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dan ketentuan Anggaran Dasar ( AD ). Pemungutan Suara Perusahaan memiliki 2 jenis saham yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham yang terdiri dari: Saham seri A dwiwarna Saham seri B Pada tahun 2013, Garuda Indonesia telah melaksanakan RUPS Tahunan Tahun Buku 2012 yang diselenggarakan pada tanggal 26 April 2013 ( RUPS Tahunan ). Prosedur pelaksanaan RUPS Tahunan Prosedur penyelenggaraan RUPS Tahunan telah memenuhi ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku, termasuk ketentuan peraturan di bidang Pasar Modal. Prosedur tersebut adalah sebagai berikut: Memberitahukan rencana penyelenggaraan RUPS Tahunan kepada Otoritas Jas Keuangan (OJK) sesuai batas waktu yang dipersyaratkan. Mengiklankan pengumuman mengenai akan dilaksanakannya RUPS Tahunan dalam 2 harian berbahasa Indonesia dan 1 harian berbahasa Inggris, sesuai batas waktu yang dipersyaratkan. Mengiklankan panggilan RUPS Tahunan kepada para Pemegang Saham dalam 2 harian berbahasa Indonesia dan 1 harian berbahasa Inggris, sesuai batas waktu yang dipersyaratkan. Mengumumkan hasil RUPS Tahunan dalam 2 surat kabar berbahasa Indonesia dan 1 surat kabar berbahasa Inggris, sesuai batas waktu yang dipersyaratkan. Perusahaan memberikan hak-hak istimewa kepada pemegang Saham Seri A dan hanya khusus dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Hak dan batasan yang berlaku pada saham Seri B juga berlaku bagi saham Seri A. Hak-hak istimewa dimaksud adalah untuk: (i) Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris dan Direksi (ii) Menyetujui perubahan Anggaran Dasar termasuk perubahan modal (iii) Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan Perseroan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran (iv) Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal. Sesuai dengan Pasal 25 ayat 13 Anggaran Dasar Perseroan, tata cara pemungutan suara yang dilakukan dalam pelaksanaan RUPS adalah secara lisan kecuali apabila Pimpinan Rapat menentukan lain.

164 162 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pemungutan suara secara lisan dilakukan dengan Mengangkat Tangan dengan prosedur sebagai berikut: 1. Mereka yang memberikan suara Tidak Setuju akan diminta untuk mengangkat tangan dan menyerahkan kartu suaranya. 2. Mereka yang tidak memberikan Suara (Abstain) diminta untuk mengangkat tangan dan menyerahkan kartu suaranya. a. Sesuai dengan Pasal 25 ayat 11 Anggaran Dasar Perseroan, Suara Abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara. b. Selanjutnya jumlah suara yang tidak setuju akan diperhitungkan dengan suara yang sah dan selisihnya merupakan jumlah suara yang setuju. Apabila terdapat peserta Rapat yang kehadirannya telah diperhitungkan dalam menentukan kuorum, namun tidak berada di ruangan Rapat pada saat pemungutan suara dilakukan, maka yang bersangkutan dianggap menyetujui segala keputusan yang diambil dalam Rapat. Perseroan memberikan hak yang setara kepada seluruh pemegang saham, tanpa membedakan jumlah, jenis dan kelas saham yang dimiliki. Pelaksanaan RUPS RUPS Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 26 April 2013 dihadiri oleh 83,679% atau seluruhnya berjumlah (delapan belas miliar sembilan ratus empat puluh lima juta tujuh ratus delapan ribu dua ratus delapan puluh sembilan) saham dari seluruh Pemegang Saham. Hal ini berarti telah memenuhi ketentuan AD Pasal 25 mengenai kuorum, hak suara dan keputusan dalam RUPS. RUPS telah memutuskan hal-hal sesuai dengan agenda rapat. Agenda RUPS Tahunan : 1. Persetujuan dan Pengesahan Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2012 termasuk di dalamnya Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, serta Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012; 2. Persetujuan Laporan Kegiatan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan tahun buku 2012, dan Pengesahan Laporan Keuangan PKBL Tahun Buku 2012; 3. Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2012; 4. Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Untuk Memeriksa Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2013; 5. Penetapan Tantiem Tahun Buku 2012, Gaji/Honorarium berikut Fasilitas dan Tunjangan lainnya bagi Direksi dan Dewan Komisaris Tahun Buku 2013; 6. Perubahan Susunan Kepengurusan Perseroan; 7. Perubahan Nomenklatur anggota-anggota Direksi Perseroan; 8. Pelimpahan Kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dalam rangka pelaksanaan program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP); 9. Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-03/MBU/2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara tanggal 29 Maret 2012 dan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN tanggal 24 Agustus 2012; 10. Persetujuan Perubahan Iuran Program Pensiun; 11. Persetujuan Pendanaan/Pembiayaan Dalam Rangka Pengembangan Usaha, melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan/atau Instrumen Pinjaman. Keputusan RUPS Tahunan tanggal 26 April 2013 adalah: Agenda 1 Pengambilan keputusan agenda 1 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4)

165 163 Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. 1. Menyetujui dan mengesahkan: a. Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2012, termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2012; b. Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu sebagaimana dalam laporannya No. GA113/0142/GIA/OS tertanggal 26 Maret 2013, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dalam semua hal yang material posisi keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., dan entitas anak tanggal 31 Desember 2012, 1 Januari 2012/31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan Indonesia. 2. Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku yang berakhir 31 Desember 2012, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Keuangan konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan Agenda 2 Pengambilan keputusan agenda 2 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4) Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. 1. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan/ PKBL tahun buku 2012 termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu sebagaimana dalam Laporannya No. GA PKBLGIA OS tertanggal 26 Maret Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan PKBL yang telah dijalankan selama tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sejauh tindakan tersebut tercermin di Laporan Pelaksanaan PKBL Tahun Agenda 3 Pengambilan keputusan agenda 3 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4) Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.

166 164 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Perseroan tahun buku 2012 sebesar USD ,00 sebagai berikut: 1. Dividen sebesar 0%; 2. Sebesar 5% dari Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD ,00 digunakan untuk Cadangan Wajib Perseroan. 3. Sebesar 95% dari Laba Yang Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD ,00 digunakan untuk Cadangan Lainnya. Untuk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ini, Perseroan tidak mengalokasikan Laba Bersih tahun 2012 untuk sumber dana PKBL, tetapi Perseroan akan membentuk cadangan biaya tahun 2013 untuk Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Perseroan Agenda 4 Pengambilan keputusan agenda 4 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4) Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. Menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk melakukan pemilihan/seleksi atas Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013 dan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2013 dan penetapannya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham seri A Dwiwarna, dengan ketentuan Dewan Komisaris harus mengajukan usulan Kantor Akuntan Publik tersebut kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dalam waktu 2 (dua) bulan setelah ditutupnya Rapat. Agenda 5 Pengambilan keputusan agenda 5 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4) Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.

167 Menetapkan gaji Direktur Utama Perseroan tahun 2013 sebesar Rp ,00 per bulan, sedangkan gaji Direktur dan honorarium Dewan Komisaris mengikuti ketentuan sebagai berikut: - Direktur : 90% gaji Direktur Utama - Komisaris Utama : 40% gaji Direktur Utama - Komisaris : 36% gaji Direktur Utama 2. Menetapkan tantiem atas kinerja Perseroan tahun buku 2012 untuk Direksi dan Dewan Komisaris sebesar Rp ,00, yang dibagi untuk Direktur Utama, anggota Direksi, Komisaris Utama, anggota Dewan Komisaris masing-masing 100%, 90%, 40%, 36% dan dibagikan secara proporsional sesuai dengan masa bakti yang bersangkutan pada tahun Pajak Penghasilan atas tantiem dibebankan kepada penerima dan tidak boleh dibebankan sebagai biaya Perseroan. 3. Menetapkan tunjangan dan fasilitas Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tahun 2013 sama dengan tahun sebelumnya sesuai pada ketentuan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-07/MBU/2010 tanggal 27 Desember Agenda 6 Pengambilan keputusan agenda 6 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Menteri BUMN No. SR-117/MBU/2013 tanggal 20 Februari 2013 perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya RUPS ini, dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu waktu dapat memberhentikan yang bersangkutan sebelum masa jabatannya berakhir. 3. Memberhentikan dengan hormat Tuan Bambang Wahyudi dari jabatannya sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan sesuai surat Menteri BUMN No. SR-216/MBU/2013 tanggal 8 (delapan) April 2013 perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya RUPS ini, dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti sebagai anggota Dewan Komisaris. 4. Mengangkat Tuan Chris Kanter sebagai anggota Dewan Komisaris Independen Perseroan sesuai surat Menteri BUMN No. SR-216/MBU/2013 tanggal 8 April 2013 perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris Perseroan, terhitung sejak ditutupnya RUPS ini, dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan yang bersangkutan sebelum masa jabatannya berakhir. Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4) Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. A 1. Mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Tuan Sonatha Halim Yusuf sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak tanggal 16 Januari 2013, sehubungan dengan surat Menteri BUMN No. SR-49/MBU/2013 tanggal 28 Januari 2013, perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan. 2. Mengangkat Tuan Bagus Rumbogo, sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan sesuai surat 5. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris Perseroan sejak ditutupnya Rapat ini menjadi sebagai berikut: a. Tuan Bambang Susantono sebagai Komisaris Utama; b. Nyonya Betti Setiastuti Alisjahbana sebagai Komisaris Independen; c. Tuan Peter Frans Gontha sebagai Komisaris Independen; d. Tuan Wendy Aritenang sebagai Komisaris; e. Tuan Doktorandus Bagus Rumbogo sebagai Komisaris; f. Tuan Chris Kanter sebagai Komisaris Independen.

168 166 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 6. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan hak subtitusi untuk menyatakan dalam akta notaris tersendiri mengenai keputusan dalam agenda Rapat ini dan melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk untuk mendaftarkan susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan. B 1. Memberhentikan dengan hormat Tuan Elisa Lumbantoruan dari jabatannya sebagai anggota Direksi Perseroan sesuai surat Menteri BUMN No. SR-286/MBU/2013 tanggal 23 April 2013 perihal Perubahan susunan kepengurusan dan Nomenklatur Anggota-anggota Direksi Perseroan, terhitung sejak ditutupnya RUPS ini, dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti sebagai anggota Direksi. 2. Mengangkat Tuan Meijer Frederik Johannes, sebagai Direktur yang merupakan Direktur Tidak Terafiliasi dalam rangka memenuhi ketentuan Pasar Modal, terhitung sejak ditutupnya Rapat ini, dengan tidak mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan yang bersangkutan sebelum masa jabatannya berakhir. Apabila yang bersangkutan masih menjabat pada jabatan lain yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan untuk dirangkap dengan jabatan Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari jabatannya tersebut. Pengangkatan ini berlaku efektif setelah ditetapkannya keputusan tentang pemberhentian yang bersangkutan dari jabatannya saat ini. Agenda 7 Pengambilan keputusan agenda 7 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. 1. Mengubah nomenklatur jabatan anggota-anggota Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut: - semula Direktur Utama tetap Direktur Utama; - semula Direktur Keuangan menjadi Direktur; - semula Direktur Layanan menjadi Direktur; - semula Direktur Pemasaran dan Penjualan menjadi Direktur - semula Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum menjadi Direktur; - semula Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada menjadi Direktur; - semula Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko menjadi Direktur; - semula Direktur Operasi menjadi Direktur. 2. Mengalihkan penugasan anggota-anggota Direksi Perseroan yang diangkat berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2011 tanggal 27 April 2012 sehubungan dengan perubahan nomenklatur menjadi sebagai berikut: a. Tuan Handrito Hardjono semula Direktur Keuangan menjadi Direktur; b. Tuan Faik Fahmi semula Direktur Layanan menjadi Direktur; c. Tuan Heriyanto Agung Putra semula Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum menjadi Direktur; d. Tuan Batara Silaban semula Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada menjadi Direktur; e. Tuan Judi Rifajantoro semula Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko menjadi Direktur; f. Tuan Novianto Herupratomo semula Direktur Operasi menjadi Direktur. Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4)

169 167 Dengan demikian susunan anggota Direksi Perseroan sejak ditutupnya Rapat ini menjadi sebagai berikut: a. Tuan Emirsyah Satar sebagai Direktur Utama; b. Tuan Handrito Hardjono sebagai Direktur; c. Tuan Faik Fahmi sebagai Direktur; d. Tuan Heriyanto Agung Putra sebagai Direktur; e. Tuan Batara Silaban sebagai Direktur; f. Tuan Judi Rifajantoro sebagai Direktur; g. Tuan Novianto Herupratomo sebagai Direktur; h. Tuan Meijer Frederik Johannes sebagai Direktur. Adapun pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi Perseroan. 3. Masa jabatan Direksi Perseroan yang dialihtugaskan sebagaimana dimaksud pada jangka 2 (dua) diatas meneruskan sisa masa jabatannya sesuai dengan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2011 tanggal 27 April Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan hak substitusi untuk menyatakan dalam akta notaris tersendiri mengenai keputusan dalam agenda Rapat ini dan melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk untuk mendaftarkan susunan anggota Direksi Perseroan. Agenda 8 Pengambilan keputusan agenda 8 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4) Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. Menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menyatakan realisasi peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan Program Management and Employees Stock Option Plan (MESOP) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 15 November 2010 dan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 26 Januari 2011, untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak ditutupnya Rapat ini. Agenda 9 Pengambilan keputusan agenda 9 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4) Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.

170 168 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Menyetujui pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN sebagai berikut: 1. Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/2012 tanggal 29 Maret 2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan BUMN; 2. Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung -Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN. Menyetujui rencana pengembangan usaha Perseroan melalui penambahan armada pesawat, mesin maupun aset lainnya dan penguatan kebutuhan modal Perseroan dengan model pendanaan melalui pinjaman komersial, penerbitan obligasi dan/atau penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT). Terhadap rencana tersebut Direksi perlu menyiapkan kajian dan rencana pelaksanaan secara komprehensif sehingga diperoleh waktu yang tepat untuk pelaksanaan pada Agenda 10 Pengambilan keputusan agenda 10 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4) Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. Menyetujui perubahan Iuran Program Pensiun yaitu (i) Iuran Perusahaan semula 5,5% (lima koma lima persen) menjadi 7% (tujuh persen); (ii) Iuran Pegawai yang semula 2% (dua persen) menjadi 3% (tiga persen). harga yang wajar, dengan tetap memperhatikan ketentuan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam RUPS tersebut Direksi juga menyampaikan laporanlaporan sebagai berikut: 1. Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Saham Perdana. Agenda 11 Pengambilan keputusan agenda 10 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut: Jumlah Suara Yang Hadir Jumlah Suara Abstain Jumlah Suara Tidak Setuju Jumlah Suara Setuju Total Suara Setuju (1) (2) (3) (4) (2)+(4) Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. Pada awal tahun 2011, Garuda Indonesia telah berhasil mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek. Dari hasil penjualan saham, Garuda Indonesia berhasil memperoleh dana sebesar Rp ,00. Garuda Indonesia berkomitmen untuk memaksimalkan dana hasil Initial Public Offering (IPO), sebesar 80% digunakan untuk ekspansi usaha, pengembangan rute dan armada baru, serta 20% digunakan untuk membiayai belanja modal Perseroan maupun Anak Perusahaan.

171 169 Penggunaan dana yang telah terpakai sampai dengan tahun 2012 sebesar: a. Rp ,00 untuk pengembangan armada baru yaitu untuk mendanai Pre-Delivery Payment ( PDP ), security deposit dan biaya lain terkait pengembangan armada b. Rp ,00 untuk belanja modal Perseroan Dengan demikian sisa dana hasil Penawaran Umum yang belum digunakan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp ,00, yang seluruhnya dialokasikan untuk membiayai belanja modal investasi kepada anak perusahaan. Realisasi Penggunaan Dana IPO per 31 Desember Rencana penggunaan dana menurut prospektus: a. Pengembangan Armada (80%) - Pre Delivery Payment Rp ,00 - Security Deposit dan biaya lain terkait pengembangan armada Rp ,00 Sub Total sebesar Rp ,00. b. Belanja modal Perseroan (20%) - Perseroan Rp ,00 - Anak Perusahaan Rp ,00 Sub Total Rp ,00. Sehingga total keseluruhan sebesar Rp ,00. Realisasi Penggunaan Dana Menurut Prospektus a. Pengembangan Armada (80%) - Pre Delivery Payment Rp ,00 - Security Deposit dan biaya lain terkait pengembangan armada Rp ,00 Sub Total sebesar Rp ,00. b. Belanja modal Perseroan (20%) - Perseroan Rp ,00 - Anak Perseroan nihil Sub Total Rp ,00. Sehingga total keseluruhan sebesar Rp ,00. Sisa Dana Hasil Penawaran Umum adalah sebagai berikut : - Anak Perseroan Rp ,00 Sehingga sisa total seluruhnya Rp , Laporan Perkembangan Tambahan Penyertaan Modal Negara. Pada tanggal 28 Juni 2012, pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengeluaran saham baru oleh Perseroan yang akan diambil bagian seluruhnya oleh Negara Republik Indonesia sebagai bagian dari tambahan penyertaan modal negara atas aset berupa unit jet engine test cell eks Protocol Loan Perancis yang pengadaannya melalui DIP Departemen Perhubungan tahun 1982/1983 (sesuai surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-124/MK.016/1993 tanggal 28 Januari Saat ini, Perseroan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan masih mendiskusikan tambahan penyertaan modal negara tersebut. Laporan ini disampaikan memberikan keterbukaan informasi kepada pemegang saham terkait dengan status tambahan penyertaan modal negara tersebut. Realisasi Keputusan RUPS 1. Pemilihan/seleksi atas Kantor Akuntan Publik Dewan Komisaris Perseroan telah melakukan pemilihan/ seleksi atas Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013 dan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2013 dan telah mengajukan usulan Kantor Akuntan Publik tersebut kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dalam waktu sebelum 2 (dua) bulan setelah ditutupnya Rapat. 2. Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan Dengan dikukuhkannya Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/2012 tanggal 29 Maret 2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan BUMN, dalam merencanakan pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan, Perseroan mengacu kepada peraturan tersebut.

172 170 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 3. Perubahan Susunan Kepengurusan Perseroan Perseroan telah menyatakan dalam akta notaris tersendiri atas keputusan mengenai perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris sesuai akta Notaris Aryanti Artisari SH. MKn. No. 129 tanggal 26 April 2013 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan (Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan HAM sesuai suratnya No. AHU-AH tanggal 20 Juni Organ Pendukung Dewan Komisaris Perseroan telah menindaklanjuti agenda kesembilan keputuasn RUPS mengenai pengukuhan Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan usaha Milik Negara, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2013 tanggal 23 September 2013, Perseroan mengubah jumlah Komite Dewan Komisaris dari sebelumnya 3 (tiga) Komite menjadi 2 (dua) Komite, yaitu Komite Audit dan Komite Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko. 5. Perubahan Iuran Program Pensiun Perusahaan sebagai Pendiri Dana Pensiun Garuda Indonesia telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50023/13 tanggal 10 Juni 2013 dan telah disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No. KEP-467/NB.1/2013 tanggal 21 Agustus 2013 tentang Pengesahan Atas Peraturan Dana Pensiun Garuda Indonesia dari Dana Pensiun Garuda Indonesia, yang mengubah (i) Iuran Perusahaan semula 5,5% (lima koma lima persen) menjadi 7% (tujuh persen); (ii) Iuran Pegawai yang semula 2% (dua persen) menjadi 3% (tiga persen). Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan atas kebijakan kepengurusan Perseroan dan kegiatan usaha Perseroan serta untuk memberikan nasihat kepada Direksi sebagaimana diminta atau ketika diperlukan dalam rangka memastikan Perseroan dikelola sesuai dengan maksud dan tujuan usahanya, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu. Dewan Komisaris wajib, dengan itikad baik dan tanggung jawab penuh, melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan. Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan dengan Pemegang Saham pengendali dan Direksi Perseroan. Hal ini diatur dalam Pasal 108 UUPT, Pasal 31 UU BUMN, Pasal 15 AD, Pasal 12 Permen BUMN No. 01/2011). Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Dewan Komisaris Karakteristik mendasar Dewan Komisaris adalah bahwa Dewan Komisaris merupakan suatu majelis, dimana setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendirisendiri melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Sebagaimana disebutkan di awal, tugas Dewan Komisaris adalah dengan itikad baik dan tanggung jawab penuh melakukan pengawasan dan memberikan nasihat dan pendapat kepada Direksi dalam rangka memastikan bahwa Perseroan dikelola sesuai dengan maksud dan tujuan kegiatan usaha Perseroan. Tugas khusus dapat diberikan kepada Komisaris Independen. Dewan Komisaris membuat pembagian tugas yang diatur oleh anggota Dewan Komisaris itu sendiri. Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris Tahun Pemantauan atas pelaksanaan RJPP dan RKAP Pemantauan atas implementasi Capital Expenditure (Capex) 3. Pemantauan atas pelaksanaan Enterprise Risk Management (ERM) 4. Pemantauan atas pelaksanaan program implementasi GCG 5. Pemantauan atas pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan 6. Pemantauan atas pelaksanaan audit internal dan eksternal perusahaan, serta tindak lanjutnya 7. Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap RKAP Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris memiliki beberapa kewajiban sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 116 UUPT, Pasal 31 UU BUMN, Pasal 15 (2b) AD Perseroan, Pasal 12 dan 15 Peraturan Menteri No. 01/2011 : a. Pengawasan Mengawasi perkembangan kegiatan dan kinerja kepengurusan Perseroan termasuk menyediakan laporan pendapat dan saran untuk RUPS sehubungan dengan seluruh tugas pengawasan dan tindakan yang dilakukan selama tahun buku sebelumnya. Dewan Komisaris bertanggung jawab dan berwenang melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberikan nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan nasihat yang diberikan dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai maksud dan tujuan Perseroan, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu.

173 171 b. Tanggapan atas Laporan Tahunan Direksi Meneliti dan memberikan tanggapan kepada RUPS atas laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan oleh Direksi dan memastikan bahwa Direksi bertanggung-jawab terhadap Laporan Keuangan dengan memberikan sertifikasi terhadap Laporan Keuangan sesuai dengan peraturan OJK (Bapepam-LK) dan menandatangani Laporan Tahunan tersebut. Dewan Komisaris harus memastikan bahwa dalam Laporan Tahunan Perseroan telah memuat informasi mengenai identitas Direksi, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di perusahaan lain, termasuk rapat rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang diterima dari Perseroan. c. Rapat Dewan Komisaris dan Risalahnya Menyelenggarakan rapat bulanan Dewan Komisaris dan menyiapkan risalah rapat Dewan Komisaris dan memegang salinan risalah tersebut. Seluruh anggota Dewan Komisaris wajib menandatangani risalah Rapat Dewan Komisaris paling lambat 7 hari kerja setelah dilakukannya Rapat Dewan Komisaris. d. Keterbukaan Kepemilikan Saham Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan saham mereka dan keluarga mereka di Perseroan atau Perusahaan lain. Peraturan Pasal Modal mewajibkan Dewan Komisaris untuk melaporkan kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan dalam waktu 10 hari sejak terjadinya transaksi. e. Persetujuan RKAP dan RJPP Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap RJPP dan RKAP yang disusun Direksi. Dengan disetujuinya RJPP dan RKAP oleh Dewan Komisaris, maka Direksi berwenang untuk melaksanakan dan mengimplementasikan pelaksanaan RJPP dan RKAP selama periode tahun anggaran tersebut. f. Usulan Akuntan Publik Mengusulkan kepada RUPS mengenai penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan baik entitas induk maupun anak perusahaan. g. RKAP Tahunan Dewan Komisaris dan Penilaian Kinerja Komisaris Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan. Dewan Komisaris dapat memberikan usulan mengenai Indikator Pencapaian Kinerja/Key Performance Indicator (KPI) yang merupakan ukuran penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris, kepada RUPS. Dewan Komisaris dapat memberikan penugasan kepada Komite Nominasi dan Remunerasi berupa penyusunan Key Performance Indicator (KPI) Dewan Komisaris dengan sistem self assessment atau sistem lain untuk kemudian diputuskan dalam rapat Dewan Komisaris. h. Penilaian Kinerja Direksi Dewan Komisaris memberikan penilaian dan evaluasi mengenai kinerja Direksi berdasarkan KPI yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, baik secara perseorangan maupun kolektif. i. Persetujuan atas Pendayagunaan Aktiva Tetap Perseroan Dewan Komisaris harus memberikan persetujuan atau penolakan selambat lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah menerima permohonan dari Direksi atas Pendayagunaan Aktiva Tetap. Dalam hal Pendayagunaan Aktiva Tetap harus disetujui oleh RUPS, maka Dewan Komisaris juga harus memberikan tanggapan tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari, yang ditujukan kepada Direksi setelah menerima permohonan dari Direksi mengenai pendayagunaan tersebut. Pendayagunaan Aktiva Tetap (Pasal 32 dan 33 Permen BUMN No. 06/2011). j. Melakukan Pelaporan Kepada RUPS Dewan Komisaris wajib menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS. k. Memantau Pelaksanaan Good Corporate Governance Pemantauan atas penerapan Good Corporate Governance dilakukan oleh Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa Good Corporate Governance di Perseroan telah berjalan secara efektif dan berkelanjutan. l. Melakukan Evaluasi Terhadap Sekretariat Dewan Komisaris Dewan Komisaris melakukan evaluasi atas kinerja Sekretariat Dewan Komisaris setiap 1 tahun dengan menggunakan metode yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. m. Mengkaji Visi dan Misi Perseroan Dewan Komisaris secara periodik bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui penyempurnaan Visi dan Misi Perseroan.

174 172 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan n. Memastikan tindak lanjut atas temuan Whistleblowing System Dewan Komisaris dapat mengakses sistem Whistleblowing System untuk melihat atau memonitor laporan yang diterima oleh Whistleblowing System, melalui penanggung jawab yang sebelumnya telah ditetapkan atau ditunjuk dengan menggunakan user login yang telah disampaikan sebelumnya. Pengawasan dan Pengendalian Internal Fungsi pengawasan dan pengendalian ada pada Dewan Komisaris, mencakup fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat (embedded internal control) pada setiap unit bisnis, termasuk unit-unit pendukung, Audit Internal, audit eksternal, serta fungsi asuransi dan manajemen risiko. Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit. Dalam melakukan tindakan pengawasan atas tindakan pengurusan yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris berwenang untuk: a. memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi; b. memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroan; c. meminta keterangan/penjelasan dari Direksi atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan dan Direksi harus memberikan semua keterangan/penjelasan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris; d. mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi; e. meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris; f. mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris; g. memberhentikan sementara anggota Direksi; h. membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Pemantau Risiko dan komite lainnya jika dianggap perlu; i. menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan terhadap hal yang dibicarakan; j. melakukan tindakan pengawasan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan AD. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah memiliki pedoman kerja terkait tata kelola perusahaan (Board Manual) yang disusun sebagai pedoman dan etika bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk kepentingan terbaik bagi Perseroan. Secara garis besar Board Manual memuat pedoman dan ketentuan mencakup 3 bidang, yaitu: 1. Organ Perseroan yaitu Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham 2. Tindakan Perseroan (corporate action) tertentu 3. Hubungan antara Perseroan dengan pemegang saham dan lembaga pemerintah. Dalam bab Organ Perseroan dimuat ketentuan, antara lain, mengenai tugas, wewenang, larangan, tanggung jawab, masa jabatan, etika binis dan anti korupsi, rapat, serta hubungan antar Organ Perseroan. Di bagian tindakan Perseroan tertentu, diatur mengenai transaksi afiliasi dan benturan kepentingan, transaksi material, serta keterbukaan informasi. Pada bab akhir, dimuat ketentuan tentang hubungan Perseroan dengan pemegang saham Seri A Dwiwarna, serta kementerian dan lembaga Pemerintah sebagai regulator. Pada bulan Oktober 2012, Direksi dan Dewan Komisaris telah mengesahkan Board Manual hasil penyempurnaan Board Manual terbitan tahun Independensi Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga, hubungan keuangan dan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi, anggota Komisaris lainnya dan Pemegang Saham Pengendali. Hubungan keluarga dan hubungan keuangan secara detil dapat dilihat pada tabel berikut:

175 173 Hubungan Keluarga Dengan Hubungan Keuangan Dengan Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham Pengendali Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham Pengendali Nama Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Bambang Susantono Bambang Wahyudi* Wendy Aritenang Sonatha H. Yusuf* Betti Alisjahbana Peter F. Gontha Chris Kanter* Bagus Rumbogo* *Perubahan susunan Dewan Komisaris pada RUPST tanggal 26 April 2013 Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki jabatan rangkap pada anak perusahaan Garuda Indonesia. Jabatan rangkap Dewan Komisaris di luar Garuda Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Rangkap Jabatan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Periode 2013 Nama Komisaris Posisi di Garuda Indonesia Posisi di Institusi Lain Perusahaan/Badan Organisasi Bidang Usaha Bambang Susantono Komisaris Utama Wakil Menteri Perhubungan Kementerian Perhubungan Pemerintah Bambang Wahyudi* Komisaris Komisaris PT Nusantara Turbin dan Propulsi Industri Sonatha Halim Yusuf* Komisaris Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Kementerian BUMN Pemerintah Betti S. Alisjahbana Komisaris Independen Komisaris Komisaris PT Quantum Business International PT Sigma Cipta Caraka Industri Kreatif Jasa Teknologi Informasi Wendy Aritenang Komisaris Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan Pemerintah Peter F. Gontha Komisaris Independen Group Publisher Beritasatu Media Holding Industri Media Bagus Rumbogo* Komisaris Staf Ahli Bidang Hubungan Kementerian BUMN Pemerintah Antar Lembaga Chris Kanter* Komisaris Independen Chairman Sigma Sembada Group Industri Energi dan Logistik * Perubahan susunan Dewan Komisaris pada RUPST tanggal 26 April 2013

176 174 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Rapat Dewan Komisaris Sesuai ketentuan Pasal 16 ayat 7 Anggaran Dasar, Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali, dalam Rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi. Sampai dengan Desember 2013, Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat sebanyak 18 kali dengan rincian jumlah rapat dan tingkat kehadiran seperti tertuang dalam tabel berikut ini: Rapat Internal Dewan Komisaris No Peserta Rapat Jabatan Hadir Jumlah Rapat Tingkat Kehadiran 1 Bambang Susantono Komisaris Utama % 2 Bambang Wahyudi* Komisaris % 3 Wendy Aritenang Komisaris % 4 Sonatha H. Yusuf* Komisaris % 5 Betti Alisjahbana Komisaris Independen % 6 Peter F. Gontha Komisaris Independen % 7 Chris Kanter* Komisaris Independen % 8 Bagus Rumbogo* Komisaris % *Perubahan susunan Dewan Komisaris pada RUPST tanggal 26 April 2013 Rapat Dewan Komisaris Bersama Direksi No Peserta Rapat Jabatan Hadir Jumlah Rapat Tingkat Kehadiran DEWAN KOMISARIS 1 Bambang Susantono Komisaris Utama % 2 Bambang Wahyudi* Komisaris % 3 Wendy Aritenang Komisaris % 4 Sonatha H. Yusuf* Komisaris % 5 Betti Alisjahbana Komisaris Independen % 6 Peter F. Gontha Komisaris Independen % 7 Chris Kanter* Komisaris Independen % 8 Bagus Rumbogo* Komisaris % DIREKSI 1 Emirsyah Satar Direktur Utama % 2 Handrito Hardjono Direktur Keuangan % 3 Faik Fahmi Direktur Layanan % 4 Elisa Lumbantoruan** Direktur Pemasaran dan Penjualan % 5 Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & Umum % 6 Batara Silaban Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada 7 Judi Rifajantoro Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko % % 8 Novijanto H. Direktur Operasi % 9 Meijer Frederik Johannes** Direktur Pemasaran dan Penjualan % ** Perubahan susunan Direksi pada RUPST tanggal 26 April 2013

177 175 Masa Jabatan Komisaris Masa jabatan keanggotaan Dewan Komisaris adalah terhitung sejak tanggal ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang ke-5 setelah tanggal pengangkatannya, namun dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan para anggota Dewan komisaris sebelum masa jabatannya berakhir. Definisi Komisaris Independen Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang bukan merupakan pegawai atau orang yang berurusan langsung dengan Perseroan dan tidak mewakili pemegang saham. Komisaris Independen yang diangkat baik yang sedang atau pernah menjabat sebagai posisi Presiden Direktur sebuah perusahaan dari sektor industri yang berbeda. Komisaris Independen diangkat karena pengalamannya dianggap berguna bagi Perseroan. Mereka bisa mengawasi bagaimana Perseroan dijalankan. Komisaris Independen dianggap berguna karena mereka bisa bersikap objektif dan memiliki risiko kecil dalam conflict of interest. Program Orientasi Bagi Komisaris Perseroan mengadakan program orientasi bagi Direksi dan Komisaris yang baru bergabung dengan Perseroan melalui pemberian soft copy dan atau hard copy dokumen dan atau data Perseroan yang perlu di ketahui oleh Direksi dan Komisaris serta memberi jawaban atas pertanyaan atau memberi penjelasan apabila diminta. Program Pelatihan bagi Komisaris Perseroan memberikan alokasi anggaran tersendiri bagi Direksi dan Komisaris untuk program pengembangan diri Direksi dan Komisaris dan Perseroan memberi informasi program pelatihan yang akan berlangsung dan mungkin dapat diikuti oleh Direksi dan Komisaris. Perubahan dan Penetapan Organ Pendukung Dewan Komisaris Komite Komisaris Untuk meningkatkan pengurusan dan pengawasan BUMN, Menteri Negara BUMN melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, menyebutkan bahwa Dewan Pengawas/Dewan Komisaris hanya boleh memiliki Komite Audit dan dapat memiliki 1 Komite lainnya dengan keanggotaan masingmasing Komite berasal dari luar Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara BUMN tersebut, Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan perampingan jumlah Komite Komisaris dari yang sebelumnya 3 Komite Komisaris menjadi 2 Komite Komisaris, yaitu Komite Audit dan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko. Komite Nominasi Remunerasi dan Tata Kelola Perusahaan yang baik yang sebelumnya menjadi salah satu Komite yang membantu tugas Dewan Komisaris, dilebur tugas-tugasnya ke dalam Komite Audit. Perubahan Komite Komisaris tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2013 tentang Perubahan Kedua Atas Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/ SKEP/037/2012 Tentang Pembentukan Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Periode jabatan anggota komite yang bukan berasal dari anggota Dewan Komisaris Perusahaan paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan selama 2 (dua) tahun, dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu waktu. Untuk Komite Audit berdasarkan kepada Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/063/2013 tentang Perubahan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/ SKEP/038/2012 Tentang Penetapan Komite Audit Sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, susunan keanggotaannya ialah sebagai berikut: Komite Audit Ketua : Betti S. Alisjahbana Wakil Ketua : Wendy Aritenang Anggota : Prasetyo Suhardi Anggota : Chaerul D. Djakman Susunan keanggotaan Komite Audit tersebut telah diubah sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/011/2014 tanggal 13 Maret 2014 tentang Perubahan Kedua Surat Keputusan No. JKTDW/ SKEP/038/2012 tentang Penetapan Komite Audit sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. sehingga susunan keanggotaannya menjadi sebagai berikut: Komite Audit Ketua : Betti S. Alisjahbana Anggota : Prasetyo Suhardi Anggota : Chaerul D. Djakman

178 176 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Untuk Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko berdasarkan kepada Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/064/2013 tentang Perubahan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2012 Tentang Pembentukan Komite Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko Sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, susunan keanggotaannya ialah sebagai berikut: Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Ketua : Peter F. Gontha Wakil Ketua : Chris Kanter Wakil Ketua : Bagus Rumbogo* Anggota : Asril Fitri Syamas Anggota : Ahmad Ridwan Dalimunthe *Bapak Bagus Rumbogo telah menyampaikan pengunduran diri melalui surat tanggal 2 Desember Pengunduran diri tersebut efektif sejak tanggal 26 November 2013, namun belum dikukuhkan di RUPS. Sekretaris Dewan Komisaris Untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, sesuai ketentuan Pasal 15 ayat 2.a.6 Anggaran Dasar, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/ SKEP/053/2012 Dewan Komisaris telah menunjuk seorang Sekretaris Dewan Komisaris, yaitu Sdr. Achmad Jaka Santos Adiwijaya untuk masa jabatan selama 3 tahun. Direksi Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Direksi Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung jawab untuk menjalankan pengurusan Perseroan sehari-hari untuk kepentingan terbaik Perseroan, yaitu dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Perseroan serta memastikan agar Perseroan melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan AD Perseroan dan Board Manual, Direksi berperan sebagai pengambil keputusan, dimana untuk hal-hal tertentu, dalam mengambil keputusan Direksi harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan RUPS. Selain melaksanakan kepengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan, Direksi juga bertindak selaku pimpinan serta mengurus dan memelihara kekayaan Perseroan. Direksi bertanggung jawab atas tugas dan fungsi untuk melakukan pengurusan dan pengelolaan Perseroan. Sesuai dengan AD Perseroan, dalam hal pembagian tugas dan fungsi Direksi tidak ditentukan oleh RUPS, maka pembagian tugas dan fungsi Direksi diatur dalam Rapat Direksi. Oleh karenanya setiap anggota Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan fungsinya tersebut masing-masing. Dalam menjalankan tugasnya yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan maka Direksi juga bertindak mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan sebagaimana ditentukan dalam AD Perseroan. Direksi berwenang untuk menjalankan pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan UUPT dan/atau AD Perseroan. Dari ketentuan UUPT tersebut terkandung konsep fiduciary duty. Fiduciary duty adalah suatu doktrin yang menunjukkan jalinan hubungan yang terjadi antara Direksi dengan Perseroan terbatas. Tanggung Jawab Direksi sesuai Bidang Kerja Masing-masing Direksi bertanggung jawab atas tugas dan fungsinya sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing. Direktur Utama: Mengendalikan dan menjamin keberlangsungan bisnis Perusahaan yang efektif dan efisien berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Direktur Layanan: Menjamin keberlangsungan peningkatan layanan prima, melalui pengelolaan service planning & development, passenger services, dan customer loyalty secara terintegrasi berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Direktur Operasi: Menjamin keberlangsungan operasional penerbangan yang handal, melalui pengelolaan Awak Kokpit, Ground Operations, Operation Control, dan dukungan operasional lainnya berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Direktur Teknik & Pengelolaan Armada: Menjamin keberlangsungan tersedianya pesawat yang airworthy melalui pengendalian dan pengelolaan fleet acquisition, fleet management, aircraft maintenance, dan airworthiness berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

179 177 Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko: Menjamin keberlangsungan tersedianya strategi dan perencanaan jangka panjang yang efisien dan efektif serta dukungan teknologi informasi yang handal dan pengelolaan risiko berlandaskan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Direktur Keuangan: Memastikan keberlangsungan dan pengendalian keseimbangan cash flow Perusahaan melalui pengelolaan treasury, budget, akuntansi, dan aset, serta memperhatikan kepatuhan terhadap aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Direktur SDM & Umum: Menjamin keberlangsungan pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Manusia serta layanan administrasi dan umum yang efektif dan efisien dengan tetap mematuhi aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Direktur Pemasaran & Penjualan: Menjamin keberlangsungan pertumbuhan pendapatan dan penjualan, melalui pengelolaan network, marketing, revenue, secara terintegrasi dengan tetap memenuhi aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kewajiban-Kewajiban Direksi Kewajiban-kewajiban Direksi secara terperinci diatur di dalam AD dan Board Manual Perseroan dengan mengacu kepada ketentuan perundangan yang berlaku. Sebagai perusahaan publik yang terdaftar, maka Direksi juga tunduk pada kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur di dalam ketentuan perundangan pasar modal. Diantara kewajibankewajiban Direksi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Menyampaikan AD Perseroan dan setiap perubahannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk memperoleh persetujuan atau pernyataan pemberitahuan, untuk kemudian didaftarkan pada Daftar Perseroan dan diumumkan dalam Berita Negara oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Pasal 21 (1) - (3), 29, 30 UUPT). 2. Menyampaikan beberapa perubahan tertentu dari AD Perseroan kepada Kementerian Perhubungan. 3. Membuat dan memelihara (atau menunjuk suatu BAE untuk melakukan hal tersebut) daftar pemegang saham yang mencatat: (a) nama dan alamat seluruh pemegang saham; (b) jumlah, nomor, dan tanggal pengambilalihan saham atau sertifikat saham kolektif; (c) nama dan alamat pemegang gadai saham Perseroan; (d) setiap informasi penting lainnya (Pasal 100 (1) (a) UUPT, Pasal 12 (2.b.4) AD Perseroan). 4. Membuat dan memelihara daftar khusus yang berisi kepemilikan saham setiap anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan keluarga dari masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut dalam Perseroan dan dalam Perseroan lainnya, serta tanggal perolehan saham tersebut (Pasal 100 (1) (a) UUPT, Pasal 12 (2.b.4) AD Perseroan). 5. Menyiapkan dan memelihara seluruh Risalah Rapat Direksi (Pasal 100 (1) UUPT, Pasal 12 (b.4, b.11) AD Perseroan). 6. Memelihara seluruh daftar, dokumen pendaftaran dan dokumen Perseroan, termasuk keputusan, risalah RUPS, Risalah Rapat Direksi, risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan di tempat kedudukan Perseroan, serta menyediakan akses bagi pemegang saham atas dokumen-dokumen tersebut (Pasal 100 (1) (c), (d), (2) UUPT, Pasal 12 (2.b.10 dan 2.b.11) AD Perseroan). 7. Menyusun Laporan Keuangan dan memelihara sistem akuntansi Perseroan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsipprinsip pengendalian intern, terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan, dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit (Pasal 68, 69 UUPT, Pasal 12 (2.b.6 dan 2.b.12) AD Perseroan). Laporan Keuangan yang telah diaudit kemudian disampaikan kepada Bapepam-LK, Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perhubungan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 8. Paling lambat dalam 5 bulan setelah tahun fiskal berakhir, menyiapkan, menyerahkan serta memberikan penjelasan mengenai Laporan Tahunan dan dokumen keuangan sebagai wujud pertanggungjawaban atas pengurusan Perseroan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan setelah ditelaah dan disetujui oleh Dewan Komisaris (Pasal 66, 67, 100 ayat (1)-(3) UUPT, Pasal 12 (2.b.5), (2.b.7), (2.b.8) AD Perseroan). 9. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) serta seluruh perubahannya, dan menyampaikannya serta memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 hari sebelum tahun buku baru dimulai untuk mendapatkan persetujuan (Pasal UUPT, Pasal 12 (2.b.2, 2.b.3) AD Perseroan).

180 178 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 10. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi (sebagai bagian dari Laporan Keuangan di dalam Laporan Tahunan) yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Perdagangan dan Menteri Perhubungan (UUPT, UU Penerbangan dan Kepmen Perdagangan). 11. Membangun program manajemen risiko korporasi, menetapkan sistem pengendalian internal dalam rangka mengamankan investasi dan aset Perseroan, mengatur mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan etika kerja Perseroan, menyelenggarakan pengawasan internal melalui pembentukan Satuan Pengawasan Intern dan menyelenggarakan fungsi Sekretaris Perusahaan (Pasal Permen BUMN No. 01/2011, Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.7). 12. Menetapkan tata kelola Teknologi Informasi yang efektif serta menyiapkan laporan kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan program Teknologi Informasi dan Sumber Daya Manusia tersebut (Pasal 30 Peraturan Menteri Negara BUMN No. 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara ( Permen BUMN No. 01/2011 )). 13. Melaporkan kepemilikan saham dirinya dan keluarganya kepada Perseroan dan Perseroan lain untuk dicatat di dalam Daftar Khusus. Peraturan Pasar Modal mewajibkan Direksi untuk melaporkan kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan dalam waktu 10 hari sejak terjadinya transaksi. 14. Melakukan keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, antara lain mengumumkan transaksi material. 15. Direksi dalam setiap pengambilan keputusan/tindakan harus mempertimbangankan risiko usaha serta membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan Good Corporate Governance. 16. Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen risiko dan penanganannya bersamaan dengan laporan berkala perusahaan. (Pasal 25 Permen BUMN No. 01/2011). 17. Direksi wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan Pendayagunaan Aktiva Tetap untuk kepentingan Perseroan, serta menjamin pendayagunaan tersebut agar bebas dari tekanan, paksaan dan campur tangan dari pihak lain. Pendayagunaan Aktiva Tetap adalah tindakan Perseroan untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan aktiva tetap untuk menciptakan nilai tambah bagi Perseroan dengan tidak mengakibatkan beralihnya kepemilikan Perseroan atas aktiva tetap tersebut, antara lain melalui bangun guna serah, bangun serah guna, kerjasama operasi, kerjasama usaha, sewa, atau pinjam pakai atas aktiva tetap Perseroan ( Pendayagunaan Aktiva Tetap ). 18. Direksi wajib mengevaluasi perjanjian Pendayagunaan Aktiva Tetap yang belum dilaksanakan apabila Direksi berpendapat bahwa perjanjian yang sudah ditandatangani merugikan Perseroan atau belum memberikan keuntungan yang optimal, dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan (Pasal 5 butir 12 Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-06/ MBU/2011 tentang Pedoman Pendayagunaan Aktiva Tetap Badan Usaha Milik Negara ( Permen BUMN No. 06/2011 )). 19. Direksi perlu melakukan pelaporan mengenai rencanarencana pengadaan substansial yang akan dilakukan Perseroan. Selain hal tersebut, Direksi wajib melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengadaan substansial barang/jasa yang telah tertuang dalam RJPP/RKAP yang menunjang kegiatan usaha utama Perseroan dengan nilai di atas 5% dari ekuitas Perseroan dalam satu transaksi. Pelaporan atas pengadaan substansial tersebut dilakukan sebelum Direksi melakukan pengikatan atau menandatangani suatu perjanjian dengan pihak vendor. (Surat Dewan Komisaris No. GARUDA/DEKOM-021/2011 tanggal 6 April 2011 tentang Pengadaan Barang & Jasa). Wewenang Direksi Dalam menjalankan tugasnya, selain adanya kewajibankewajiban yang harus dijalankan, Direksi juga memiliki kewenangan dalam melaksanakan tanggung jawab kepengurusan Perseroan. 1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan. 2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seseorang atau beberapa orang anggota Direksi yang ditunjuk atau kepada seseorang atau pegawai Perseroan dan mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan kepada Kepala Cabang atau kepala perwakilan di dalam maupun di luar negeri. 3. Mengatur ketentuan tentang kepegawaian Perseroan, termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

181 Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan. 5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan. 6. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/ atau pihak lain dengan Perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada optimalisasi pemanfaatan aset Perseroan, dengan pembatasan sebagaimana diatur dalam AD Perseroan. Batasan Kewenangan Direksi Sesuai Anggaran Dasar Garuda Indonesia, Pasal 12 ayat 7, terdapat batasan atas perbuatan-perbuatan Direksi yang perlu ditetapkan lebih lanjut oleh Dewan Komisaris. Sehubungan dengan hal tersebut, Dewan Komisaris menerbitkan surat keputusan dengan No. JKTDW/ SKEP/077/2012 tanggal 31 Oktober 2012 mengenai batasan wewenang yang diberikan kepada Direksi untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu menurut Pasal 12 ayat 7 Anggaran Dasar Perusahaan. Pembatasan Kewenangan Direksi Perseroan tersebut adalah sebagai berikut: Direksi wajib meminta persetujuan Dewan Komisaris sebelum melaksanakan hal-hal sebagai berikut: a. Memindahtangankan dan menghapuskan aktiva tetap milik Perseroan yang melebihi batas nilai Rp (lima puluh miliar Rupiah) atau dalam nilai agregat yang jumlahnya sama dengan atau lebih dari 3% (tiga persen) dari total nilai Aktiva Tetap Perseroan dalam tahun yang sama. Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasional Perseroan yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan, dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Memindahtangankan Aktiva Tetap dapat dilaksanakan dengan cara menjual, tukar menukar atau hibah, yang wajib dilaksanakan oleh Perseroan dengan prinsip kehati-hatian dan berdasarkan ketentuan yang berlaku, termasuk pasar modal. b. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain dalam bentuk kerjasama operasi, kontrak manajemen, kerjasama lisensi Bangun Guna Serah (Build, Operate, Transfer/BOT), Bangun Guna Milik (Build, Operate and Own/BOO) dan perjanjianperjanjian lain yang memiliki sifat yang sama yang jangka waktunya melebihi dari jangka waktu yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Kerjasama yang dimaksud di atas adalah kerjasama yang: a. Memiliki jangka waktu lebih dari 3 tahun; dan/atau b. Nilai transaksi lebih dari 3% dari Total Nilai Aktiva Tetap; dan/atau c. Menimbulkan kewajiban kontinjen (contingent liabilities) dengan nilai lebih dari 3% dari Total Nilai Aktiva Tetap. Yang dimaksud dengan perjanjian-perjanjian lain yang memiliki sifat yang sama di atas adalah perjanjianperjanjian yang sifatnya sama dengan bentuk kerjasama operasi, kontrak manajemen, kerjasama lisensi Bangun Guna Serah (Build, Operate, Transfer/BOT), dan Bangun Guna Milik (Build, Operate and Own/BOO). Berikut adalah penjelasan terkait dengan perjanjian kerjasama di atas: Kerjasama Operasi ( KSO ) Pengertian KSO adalah kerjasama dengan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara Perseroan dengan mitra kerjasama, dimana Perseroan terlibat dalam manajemen pengelolaan kerjasama tersebut. Pendayagunaan aktiva tetap dengan cara KSO, dilakukan terhadap aktiva tetap Perseroan berupa tanah, bangunan dan/atau aktiva tetap lainnya. Objek KSO yang diberdayagunakan tersebut diperhitungkan sebagai penyertaan Perseroan dalam KSO yang bersangkutan. Kontrak Manajemen Kontrak Manajemen adalah suatu perjanjian dimana aset, sumber daya, dan dana disediakan oleh Perseroan sedangkan jasa manajemen atau pengelolaan diserahkan kepada mitra. Bangun Guna Serah ( BOT ) Bangun Guna Serah (Build Operate and Transfer/ BOT) adalah kerjasama pendayagunaan aktiva tetap berupa tanah milik Perseroan oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

182 180 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Selanjutnya, tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya akan diserahkan kepada Perseroan setelah berakhirnya jangka waktu. Pendayagunaan ini dilakukan terhadap Aktiva Tetap dalam bentuk tanah. Dalam hal terdapat Aktiva Tetap tidak dapat dijadikan sebagai objek kerjasama, maka Aktiva Tetap tersebut dihapusbukukan dan diperhitungkan dalam penetapan kompensasi. c. Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang dalam nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan ataupun tanpa jaminan, kecuali pinjaman utang atau piutang yang timbul karena transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada anak perusahaan Perseroan hanya perlu dilaporkan kepada Dewan Komisaris. Untuk memberikan pinjaman kepada pihak ketiga, batas wewenang Direksi adalah sampai dengan Rp (lima puluh miliar Rupiah) per tahun dan sepanjang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan. pembukuan adalah sampai dengan Rp (lima puluh miliar Rupiah) atau dalam tahun yang sama nilai agregat yang jumlahnya kurang dari 5% (lima persen) dari nilai ekuitas Perseroan. Tindakan tersebut perlu dilaporkan kepada Dewan Komisaris disertakan dengan data dan informasi mengenai tahapan-tahapan proses penagihan yang telah dilakukan Direksi sebelum melakukan penghapusbukuan sesuai dengan ketentuan Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Menetapkan struktur organisasi sampai dengan 1 tingkat di bawah Direksi. Kecuali ditetapkan lain oleh RUPS, Direksi mendiskusikan dan memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris untuk menetapkan struktur organisasi Direksi dan organisasi satu tingkat di bawah Direksi. Direksi melaporkan kepada Dewan Komisaris Keputusan Direksi atas pembagian kewenangan di antara anggota Direksi dan nama-nama pejabat dalam struktur organisasi satu tingkat di bawah Direksi. f. Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang dapat berdampak finansial bagi Perseroan. Untuk menerima pinjaman dari pihak ketiga batas wewenang Direksi adalah sampai dengan Rp (lima ratus miliar Rupiah) atau dalam tahun yang sama nilai agregat/akumulasi jumlahnya <10% nilai Ekuitas. Dalam hal pinjaman tersebut memerlukan persetujuan Dewan Komisaris, persetujuan Dewan Komisaris tersebut berlaku selama 12 bulan sejak persetujuan diberikan oleh Dewan Komisaris. Direksi wajib mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dalam hal (i) yayasan, organisasi, dan atau perkumpulan tersebut didirikan untuk jangka waktu lebih dari 3 tahun, dan/atau (ii) nilai dari pembentukan yayasan, organisasi dan atau perkumpulan tersebut lebih dari 3% (tiga persen) dari Total Nilai Aktiva Tetap. Dalam hal tindakan ini tidak memerlukan persetujuan Dewan Komisaris, maka Direksi wajib melaporkan tindakan tersebut kepada Dewan Komisaris. Persetujuan Dewan Komisaris dikecualikan untuk (i) pinjaman utang atau piutang yang timbul karena transaksi bisnis, dan (ii) pinjaman yang diberikan kepada anak perusahaan Perseroan, dengan ketentuan pemberian pinjaman tersebut dilaporkan kepada Dewan Komisaris. d. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati, dalam nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Batas wewenang Direksi untuk menghapuskan piutang macet dan persediaan barang mati Perseroan dari Untuk memastikan agar yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan dikelola secara profesional, Direksi dapat mengangkat pengurus dari pihak eksternal Perseroan untuk melakukan pengurusan rutin. g. Membebankan biaya Perseroan yang bersifat rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan. Direksi menetapkan anggaran tahunan (apabila ada) untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan bersamaan dengan penetapan anggaran (budget) Perseroan.

183 181 Selain pembebanan biaya yang bersifat rutin dan tetap dari organisasi, kegiatan yayasan, dan atau perkumpulan sebagaimana tersebut di bawah ini, maka perlu mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris: INACA, PATA, IATA, Kadin, Air Promotion Group, Zone Employee Discount Multi Bilateral Agreement (ZED MIBA Forum), Dana Pensiun Garuda, Yayasan At Taqwa, Yayasan Kesehatan Garuda, KOAPGI, KOKARGA, Masyarakat Hukum Udara (MHU), Member of Board of Airline Representative in Netherlands (BARIN), Member Board of Governor PATA BENELUX (Belgium, Netherland & Luxemburg), AOC (Airlines Operator Committee), Member of BARSA (Board of Airlines Representative), BAR (Board of Airlines Representative), KASEC (Korea Airlines Secretary), BARINDO (Board of Airlines Representative Indonesia), Forum Human Capital BUMN, Forum IT BUMN, ICSA (Indonesian Corporate Secretary Association), PERHUMAS, AAPA (Association of Asia Pacific Airlines). h. Mengusulkan wakil Perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada anak perusahaan Perseroan yang memberikan kontribusi signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Direksi mengusulkan nama-nama serta data lengkap dari rekam jejak pihak-pihak yang dinominasikan menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada anak perusahaan. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut harus menjalani proses pemilihan sesuai dengan ketentuan dan tatacara pencalonan anggota Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan BUMN yang berlaku. i. Tidak lagi menagih piutang macet yang telah dihapusbukukan dalam nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Direksi membutuhkan persetujuan dari Dewan Komisaris untuk tidak lagi menagih piutang macet yang telah dihapusbukukan dengan nilai di atas Rp (sepuluh miliar Rupiah). Tindakan tersebut perlu dilaporkan kepada Dewan Komisaris disertakan dengan data dan informasi mengenai tahapan-tahapan proses penagihan yang telah dilakukan Direksi sebelum melakukan penghapusbukuan sesuai dengan ketentuan Perseroan yang berlaku. j. Menetapkan dan mengubah logo Perseroan Logo Perseroan adalah termasuk logo baru dan logo yang saat ini sudah terdaftar atau sedang dalam proses untuk didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan dan Intelektual. k. Melakukan penyertaan modal dalam Perseroan lain dalam nilai yang melebihi batas dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris, sepanjang penyertaan modal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal. Direksi wajib meminta persetujuan dari Dewan Komisaris untuk melakukan penyertaan modal yang nilainya lebih besar dari 10% (sepuluh persen) dari nilai ekuitas Perseroan. Perseroan melaksanakan penyertaan modal dalam perusahaan lain dalam rangka mengembangkan kegiatan usaha utamanya, kegiatan usaha pendukung, dan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, atau pelaksanaan keputusan peraturan yang berlaku. l. Mendirikan anak perusahaan, sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan Peraturan Pasar Modal. m. Melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan, sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal. Bahwa pelepasan penyertaan modal pada anak perusahaan termasuk terdilusinya presentase kepemilikan saham Perseroan. n. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan dan pembubaran anak perusahaan, sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal. o. Menetapkan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan. p. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist) yang mempunyai akibat keuangan yang melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan peraturan perundangan.

184 182 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Borg menurut Pasal 1820 KUH Perdata adalah suatu persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya. Tindakan pemberian jaminan termasuk juga diantaranya berupa pemberian jaminan ganti rugi (indemnity) dan corporate guarantee. Aval menurut Pasal 129 KUH Dagang adalah perjanjian jaminan (aval) yang dapat diberikan oleh pihak ketiga, atau oleh orang yang tanda tangannya terdapat dalam surat wesel. Pemberi aval (avalist) terikat dengan cara yang sama seperti orang yang diberi aval. q. Menyusun RJPP dan RKAP termasuk setiap perubahan terhadap RJPP dan RKAP tersebut. RJPP adalah rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan Perseroan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 tahun. RKAP merupakan penjabaran tahunan dari RJPP yang dipersiapkan oleh Direksi dan disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS untuk mendapatkan pengesahan. RKAP memuat antara lain, anggaran tahunan Perseroan untuk tahun anggaran yang akan datang, yang dibuat sebelum tahun anggaran berikutnya tersebut dimulai. Direksi menyiapkan RJPP dan RKAP Perseroan serta seluruh perubahannya, dan menyampaikannya serta memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 hari sebelum tahun buku baru dimulai untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris. Rancangan RKAP disetujui oleh Dewan Komisaris paling lambat 30 hari setelah tahun anggaran Perseroan berjalan. Dalam hal rancangan RKAP belum disetujui Dewan Komisaris dalam kurun waktu 30 hari setelah tahun anggaran Perseroan berjalan, maka RKAP yang sebelumnya diberlakukan. Independensi Direksi Untuk senantiasa menjaga independensi dari anggota Direksi, maka setiap anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga, hubungan keuangan dan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali. Hubungan keluarga dan hubungan keuangan secara detil dapat dilihat pada tabel berikut: Hubungan Keluarga Dengan Hubungan Keuangan Dengan Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham Pengendali Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham Pengendali Nama Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Emirsyah Satar Meijer Frederik Johannes Novianto Herupratomo Batara Silaban Heriyanto Agung Putra Handrito Hardjono Faik Fahmi Judi Rifajantoro

185 183 Beberapa anggota Direksi menjabat sebagai Komisaris di anak perusahaan Garuda Indonesia. Jabatan rangkap anggota Direksi di luar Garuda Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut: Nama Posisi Di Garuda Indonesia Posisi Di Institusi Lain Perusahaan/ Badan Organisasi Bidang Usaha Emirsyah Satar Direktur Utama Anggota Dewan Gubernur IATA (International Air Transport Association) Transportasi Meijer Frederik Johannes Direktur Pemasaran & Penjualan Novianto Herupratomo Direktur Operasi Batara Silaban Direktur Teknik & Pengelolaan Armada Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & Umum Handrito Hardjono Direktur Keuangan Faik Fahmi Direktur Layanan Judi Rifajantoro Direktur Strategi, Pengembagan Bisnis & Manajemen Risiko Rapat Direksi Sesuai ketentuan Pasal 13 Anggaran Dasar, penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila (i) dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi; (ii) atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau (iii) atas permintaan tertulis dari 1 orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Sampai dengan 31 Desember 2013, Direksi telah menyelenggarakan 35 kali rapat Direksi. Jumlah Rapat Direksi dan Tingkat Kehadiran (1 Januari - 23 April 2013) No Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran Tingkat Kehadiran 1. Emirsyah Satar Direktur Utama % 2. Batara Silaban Direktur Teknik & Pengembangan Armada 3. Elisa Lumbantoruan* Direktur Pemasaran & Penjualan ,90% % 4. Faik Fahmi Direktur Layanan ,81% 5. Handrito Hardjono Direktur Keuangan % 6. Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & Umum % 7. Judi Rifajantoro Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko % 8. Novianto Herupratomo Direktur Operasi % * Dibebaskan sebagai Direktur melalui RUPS Tahunan Perseroan tanggal 26 April 2013

186 184 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Jumlah Rapat Direksi dan Tingkat Kehadiran (30 April 31 Desember 2013) No. No Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran Tingkat Kehadiran 1. Emirsyah Satar Direktur Utama % 2. Batara Silaban Direktur Teknik & Pengembangan Armada ,67% 3. Faik Fahmi Direktur Layanan ,67% 4. Meijer Frederik Johannes* Direktur Pemasaran & Penjualan ,84% 5. Handrito Hardjono Direktur Keuangan ,84% 6. Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & Umum ,5% 7. Judi Rifajantoro Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko ,67% 8. Novianto Herupratomo Direktur Operasi ,34% * * Diangkat menjadi Direktur melalui RUPS Tahunan Perseroan pada tanggal 26 April 2013 Penunjukan Direktur yang Bertanggung Jawab Dalam Penerapan dan Pemantauan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/ GCG ) & Umum Perseroan sebagai Direktur yang bertanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di Garuda Indonesia. Dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 19 Permen BUMN No.1/2011, bahwa salah seorang anggota Direksi ditunjuk oleh Rapat Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di BUMN yang bersangkutan, maka melalui Keputusan Rapat Direksi tanggal 30 April 2013, Direksi telah menunjuk Direktur SDM Pelatihan dan Pengembangan Direksi Pelatihan dan pengembangan Direksi merupakan salah satu parameter implementasi tata kelola perusahaan yang baik. Selama tahun 2013, Direksi telah melaksanakan pelatihan dan pengembangan diri sesuai dengan bidang kerja dari masing-masing direktoratnya. Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013 No. Seminar Waktu Lokasi Keterangan EMIRSYAH SATAR - DIREKTUR UTAMA 1. Rapat Koordinasi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2013 JASINDO dengan tema TRANSFORMASI 31 Januari 2013 Jakarta Pembicara 2. War Game diselenggarakan oleh Garuda Indonesia 13 Februari 2013 Jakarta Peserta 3. Indonesia Airline Partnership & Acilliary Revenue Conference (IAPARC) Business Sharing dalam acara yang diselenggarakan oleh KADIN Indonesia Jawa Tengah dengan topic Menuju World Class UMKM 5. Institute Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) CEO Talks 6. GE Global Leadership Training Business Management Course (BMC) 7. World Bank Workshop: Sharing Session topic Visioning and Strategic Direction Workshop 20 Februari 2013 Jakarta Opening Remarks 11 Maret 2013 Semarang Pembicara 2 April 2013 Jakarta Pembicara 8 Mei 2013 Jakarta Peserta 14 Mei 2013 Jakarta Pembicara 8. Indonesia Brand Forum (IBF) Talkshow 20 Mei 2013 Jakarta Narasumber

187 185 Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013 No. Seminar Waktu Lokasi Keterangan 9. Indonesia Aircraft Maintenance Shop Association (IAMSA): 22 Mei 2013 Jakarta Pembicara Seminar Aviation MRO Indonesia (AMROI) dengan tema Building Effective Partnerships in the MRO Sector 10. Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-indonesia dibuka oleh 14 Juni 2013 Bali Pembicara Presiden RI 11. Pemaparan Inspirasi Penyelematan Lingkungan dari Garuda 25 Juni 2013 Jakarta Narasumber Indonesia dalam acara Indonesia Green Awards Cargo QBR 2013 topic Business Transformation How to be 19 Agustus 2013 Jakarta Keynote Speaker Global Player 13. Asean Business Council (ABAC) ASEAN Conference topic 23 Agustus 2013 Singapore Pembicara Aviation Industry 14. Pembekalan Penyambutan dan Pengenalan Mahasiswa Baru 28 Agustus 2013 Jakarta Pembicara Tahun Akademik 2013/2014 Universitas Pancasila 15. 2nd Annual South East Asia Airport Expansion Summit 29 Agustus 2013 Jakarta Pembicara topic Developing Airport and Airline Synergies to Improve Passengers Service 16. Metro TV: Panelis International Seminar How much is your 17 September 2013 Jakarta Pembicara Brand Worth 17. 6th Annual Aviation Outlook 2013 Conference topic Growing 22 Oktober 2013 Singapore Pembicara Revenue Share in Indonesia s Busy Skies 18. KOMPAS.COM: Officers Forum Topic Leadership that Brings 18 November 2013 Jakarta Pembicara Success for Indonesia Future Leaders to Prepare for AFTA (Cross Culture Leadership) 19. Hay Group International Conference Leading Transformation 27 November 2013 Shanghai Pembicara 20. Komite Ekonomi Nasional (KEN): Seminar Prospek Ekonomi 3 Desember 2013 Jakarta Peserta Indonesia 2014 Tantangan Ekonomi di Tengah Tahun Politik 21. KOMPAS TV: Live Talkshow Kanal KPK Mencegah dengan Berbuat 9 Desember 2013 Jakarta Narasumber BATARA SILABAN - DIREKTUR TEKNIK & PENGELOLAAN ARMADA 1. AMROI (Aviation MRO Indonesia) Conference 22 May 2013 Hotel Sultan Jakarta Pembicara 2. Workshop Developing JKTDEGA 13 Juni 2013 Garuda Indonesia Peserta 3. Human Factors Recurrent Training 11 Oktober 2013 Garuda Indonesia Peserta FAIK FAHMI - DIREKTUR LAYANAN 1 Mobiliary Global Luxury Conference Maret 2013 Grand Ballroom, The Pembicara Dharmawangsa 2 Workshop Capacity Building Peran Pemerintah dan Masyarakat 22 Mei 2013 Hotel Grand Aston, Pembicara dalam Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Sektor Transportasi Yogyakarta 3 Pembicara pada Gathering Wartawan 06 September 2013 Lembah Mandiri, Pembicara Bogor 4 GA Group Corporate Culture Workshop 19 September 2013 Hanggar 3, GMF Peserta HANDRITO HARDJONO - DIREKTUR KEUANGAN 1. 16th Credit Suisse Asian Investment Conference (AIC) Maret 2013 Hongkong Conference 2. HSBC s Inaugural Aviation Conference 10 April 2013 Hongkong Conference 3. Boeing Capital Asia Executive Finance Summit Mei 2013 Bangkok Conference 4. APEC 2013 CEO Summit Oktober 2013 Denpasar, Bali Conference 5. Culture GA Group 19 September 2013 Cengkareng Workshop

188 186 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013 No. Seminar Waktu Lokasi Keterangan 6. Annual General Meeting INACA November Surabaya Conference Penataan Permodalan BUMN Restrukturisasi Melalui Penataan Permodalan BUMN 06 Desember 2013 Denpasar, Bali Workshop HERIYANTO AGUNG PUTRA - DIREKTUR SDM & UMUM 1. Binus Festival of Inovation & Enterprise Jakarta Pembicara 2. Character Building by Telkom & Telkomsel 22 Januari 2013 Bandung Pembicara 3. National Marketing Conference Interconnectivity 14 Februari 2013 Jakarta Pembicara 4. 3rd Asia Corporate University Summit Maret 2013 Jakarta Pembicara 5. Indonesia Training & Development Summit April 2013 Yogyakarta Pembicara 6. Sharing Session Performance Management PT Astra 08 Mei 2013 Jakarta Pembicara International 7. Seminar Where Are Your Ready Now Leader by Daya Dimensi 31 Mei 2013 Jakarta Partisipan Indonesia 8. HR ASIA Congress 12 Juni 2013 Jakarta Pembicara 9. KPK Workshop International Strengthening Integrity through 24 Juni 2013 Medan Partisipan Public-Private Partnership : Preventing Facilitation Payments and Managing Gratuities 10. Lokakarya Nasional Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 25 Juni 2013 Jakarta Pembicara (Kementerian kelautan dan perikanan) 11. Corporate Transformation Conference 26 Juni 2013 Jakarta Pembicara 12. Asian Workshop on Strengthening Collective Action between 27 Agustus 2013 Jakarta Partisipan Public-Private-Civil Society in Addressing Corruption and Briberry by Transparency International Indonesia 13. Reducing Cost of Health Plans 05 September 2013 Jakarta Pembicara 14. 3rd Nasional HRD Conference Talent War untuk Profesi Pilot 10 September 2013 Jakarta 15. HR Workshop Strategic HCM PT Tiga Raksa 26 September 2013 Jakarta Pembicara 16. Seminar Rehearse Your Best Performers to Present Perfect 08 November 2013 Jakarta Partisipan Harmony by Daya Dimensi Indonesia 17. Seminar OJK Garuda Indonesia Transformation 14 November 2013 Jakarta Pembicara 18. Seminar Peran HR sebagai Strategic Partner 17 November 2013 Jakarta Pembicara 19. Human Capital Sharing by IHCS 05 Desember 2013 Jakarta Pembicara 20. Pekan Anti Korupsi Seminar by KPK 09 Desember 2013 Jakarta Pembicara JUDI RIFAJANTORO - DIREKTUR STRATEGI, PENGEMBANGAN BISNIS & MANAJEMEN RISIKO 1. Asia Pacific Satellite Communication System International Juni 2013 Jakarta Peserta Conference ASPAT Global Customer Summit (GCS) Agustus 2013 Crotonville, USA Peserta 3. Indonesia Risk Management Summit September 2013 Jakarta Pembicara 4. Winning Competition Through Product Management 9-11 Oktober 2013 Jakarta Pembicara

189 187 Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013 No. Seminar Waktu Lokasi Keterangan NOVIANTO HERUPRATOMO DIREKTUR OPERASI 1 Asean Aviation Training & Education Summit (AATES) 22 sd 23 Januari 2013 Jakarta (The Sultan Hotel) 2 Sky War Team Garuda Indonesia 13 Februari 2013 Jakarta (Borobudur Hotel) 3 Seminar Health, Safety Environment oleh Universitas Indonesia 26 Maret 2013 Depok (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia) Pembicara Partisipan Pembicara 4 IATA Operational Conference April 2013 Vienna - Austria Pembicara 5 52nd IFATCA Annual Conference April 2013 Denpasar - Bali Pembicara 6 Seminar Nasional Keselamatan Perkeretaapian Indonesia 14 Mei 2013 Jakarta (Borobudur Hotel) Pembicara 7 Seminar Shell s Safety Day Juni 2013 Singapura Pembicara 8 Indonesia Green Aviation Conference 2 Juli 2013 Nusa Dua - Bali Pembicara 9 GE Global Customer Summit ASEAN Executive Program Agustus 2013 Crotonville New York 10 ICAO/Mc Gill Pre Assembly Symposium Regulatory Response to Customer Concerns 1 22 September 2013 Montreal - Canada 11 Seminar Manajemen Transportasi 09 Desember 2013 Depok (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) Partisipan Pembicara Pembicara Kebijakan Penetapan Remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris Penetapan remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan mengacu kepada ketentuan sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-04/Mbu/2013 Tentang Perubahan AtAs Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per- 07/Mbu/2010 Tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, Dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, prinsip penetapan penghasilan bagi Direksi dan Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris dapat terdiri dari: a. Imbalan kerja jangka pendek b. Imbalan kerja pasca kerja c. Pembayaran berbasis saham. Sedangkan penetapan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri tersebut antara lain: a. Pemberian tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris diberikan dalam hal BUMN memperoleh keuntungan dalam tahun buku yang bersangkutan. b. Anggota Direksi dan Dewan Komisaris dapat diberikan tantiem apabila pencapaian ukuran Kinerja Utama (KPI) lebih dari 70% dan tingkat kesehatan dengan nilai lebih dari 70. c. Pencapaian ukuran kinerja utama yang diperhitungkan dalam tantiem maksimal sebesar 150% d. Komposisi besarnya tantiem ditetapkan sebagai berikut: Direktur Utama 100% Anggota Direksi 90% dari Direktur Utama Komisaris Utama 40% dari Direktur Utama Anggota Dewan Komisaris 36% dari Direktur Utama Perusahaan dapat memberikan tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris dalam hal Perusahaan mengalami peningkatan kinerja walaupun Perusahaan masih mengalami kerugian dalam tahun buku yang bersangkutan, atau akumulasi kerugian dari tahun buku sebelumnya.

190 188 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan RUPS Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 26 April 2013 telah menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2012 serta menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium Dewan Komisaris serta tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi No. Keterangan Direksi Per 31 Desember 2013 Komisaris 1 Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja pasca kerja Pesangon pemutusan kontrak kerja Pembayaran berbasis saham - - Total IDR Total (dalam USD: kurs ) Desember Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Ketua : Bapak Peter F. Gontha Wakil Ketua : Bapak Chris Kanter Wakil Ketua : Bapak Bagus Rumbogo* Anggota : Bapak Asril Fitri Syamas Anggota : Bapak Ahmad Ridwan Dalimunthe * mengundurkan diri pada 26 November 2013 Tugas dan tanggung Jawab Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2012 tanggal 4 Agustus 2012 tentang Pembentukan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko, KPUPR mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk: A. Tugas terkait dengan Pengembangan Usaha: 1. Membantu Dewan Komisaris dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap realisasi rencana bisnis perusahaan. 2. Membantu Dewan Komisaris dalam mengevaluasi rencana pengembangan/ekspansi bisnis perusahaan. B. Tugas terkait dengan Pemantauan Risiko: 1. Mendapatkan pemahaman atas manajemen risiko perusahaan yang mencakup berbagai risiko yang dihadapi perusahaan, strategi, sistem dan kebijakan manajemen risiko perusahaan, pengendalian intern perusahaan, termasuk kebijakan, metodologi dan infrastruktur. 2. Melakukan evaluasi terhadap berbagai model pengukuran risiko yang digunakan perusahaan dan memberikan rekomendasi penyempurnaan lebih lanjut. 3. Memantau kesesuaian berbagai kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan dan memantau berbagai potensi risiko yang dihadapi perusahaan. 4. Mengevaluasi berbagai kebijakan manajemen risiko perusahaan. 5. Melakukan koordinasi implementasi dan pengawasan keberadaan dan tingkat efektivitas masing-masing komponen dan Enterprise Risk Management (ERM) dalam perusahaan. 6. Mengukur efektivitas masing-masing komponen dari ERM yang telah diterapkan di perusahaan. 7. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Biografi Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Biografi singkat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko dapat dilihat pada bagian Data Perusahaan dalam buku laporan tahunan ini. Indepedensi Anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko diketuai oleh Komisaris Independen dan wakil ketua oleh salah seorang Komisaris, dengan dua anggota yang

191 189 profesional yang berasal dari luar perusahaan yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam pengelolaan perusahaan serta pengetahuan tentang manajemen risiko. Masa jabatan komite adalah 3 (tiga) tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali. Kegiatan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko 1. Kajian Tantangan dan Risiko Evaluasi kinerja profitability routes 3. Evaluasi kinerja CRJ Pemantauan dan evaluasi kinerja Citilink 5. Review rencana perubahan (revisi) RKAP Review rencana penerbitan obligasi 7. Review persiapan peralihan (cut over) ke PSS Amadeus Altea 8. Review implementasi ERM (Enterprise Risk Management) dan BCM (Business Continuity Management) 1. Kajian Tantangan dan Risiko 2013 Kajian dilakukan dalam rangka memberikan gambaran prospek Perseroan pada tahun 2013 yang meliputi perkiraan situasi dan kondisi perekonomian, baik perekonomian di dalam negeri maupun perekonomian global, serta persaingan di dalam usaha jasa penerbangan yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Kajian ini menyoroti strategi pengembangan usaha yang diarahkan pada peningkatan pangsa pasar dan pengembangan rute baru. Pengoperasian pesawat CRJ1000 yang telah dimulai pada akhir 2012 dan akan ditingkatkan jumlahnya pada tahun 2013 dimaksudkan sebagai pengembangan usaha kepada pasar yang lebih luas, khususnya pasar yang masuk dalam kategori high yield-low density. Untuk kapasitas yang lebih kecil dan jarak terbang yang lebih pendek akan dilayani dengan pesawat ATR Dalam hal rute internasional, upaya difokuskan pada peningkatan kinerja pada ruterute yang masih menghasilkan kinerja negatif. Untuk pangsa pasar LCC (Low Cost Carier), Citilink masih harus meningkatkan kinerjanya. Di samping strategi pengembangan usaha, strategi pendanaan menjadi hal penting lainnya, mengingat pengembangan usaha yang sedang dilaksanakan memerlukan pendanaan yang jadwal pemenuhannya diupayakan tidak terganggu. 2. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Citilink Secara keseluruhan kinerja operasi route result tahun 2013 menghasilkan nilai positif. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa rute seperti rute internasional yang beberapa di antaranya masih belum mampu menghasilkan route result yang positif, meskipun beberapa di antaranya sudah membaik jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu. Selain itu, rute-rute yang diterbangi oleh CRJ 1000 juga menghasilkan kinerja negative. Atas peningkatan kinerja terhadap rute-rute tersebut Direksi telah menyiapkan langkah-langkah strategis yang diharapkan mampu meningkatkan kinerjanya pada tahun Demikian halnya terhadap pembukaan rute-rute internasional baru, yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 seiring dengan datangnya pesawat-pesawat baru. 3. Evaluasi kinerja CRJ 1000 Perbaikan kinerja CRJ 1000 diupayakan secara terus menerus melalui program kegiatan sebagai berikut: Peningkatan utilisasi: - Menambah Hub di Denpasar - Membuka rute dengan jam terbang yang lebih panjang Efisiensi Operasi: - Restrukturisasi rute (pengurangan frekuensi) yang memberikan negative result cukup tinggi. - Menerapkan aircraft RON di MDC untuk bisa menggarap pasar lebih optimal (earlier flight) Peningkatan Pemasaran: - Penyesuaian Jadwal penerbangan pada beberapa rute disesuaikan dengan market time preference - Campaign harga via Web - Intensive brand awareness and media communication - Menggarap Small Shipment Cargo 4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Citilink Keterbatasan dukungan infrastruktur bandara Soekarno Hatta dalam kapasitas slot penerbangan telah menyulitkan Citilink dalam melakukan pengembangan usahanya. Hal ini meyebabkan utilisasi pesawat yang dimiliki menjadi belum optimal. Langkah-langkah yang telah dilaksanakan manajemen Citilink untuk meningkatkan kinerja antara lain:

192 190 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Efisiensi biaya operasi: - Penghentian operasional Boeing yang dinilai sudah tidak efisien lagi - Pengurangan biaya melalui dimulainya fuel conservation program, pengurangan biaya RON, pengurangan tipe pesawat, efisiensi biaya maintenance & ground handling. Peningkatan utilisasi pesawat: - Menambah slot penerbangan dari/ke Jakarta melalui bandara Halim Perdanakusuma - Penambahan rute-rute baru di luar dari/ke Jakarta, termasuk rute potensial di Indonesia bagian Timur, serta penerbangan regional di kawasan negara ASEAN. 5. Review Rencana Perubahan (Revisi) RKAP 2013 Berkenaan dengan dinamika usaha yang cepat, baik di dalam Perseroan maupun pada anak perusahaan, dan dalam rangka peningkatan kinerja Perseroan direncanakan untuk melaksanakan beberapa kegiatan (corporate action) yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2013, maka pada bulan Juli 2013 dipandang perlu untuk melakukan perubahan RKAP Selanjutnya setelah melalui pembahasan ditetapkan RKAP perubahan tahun 2013 menjadi acuan kerja manajemen. 6. Review Rencana Penerbitan Obligasi Penerbitan obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan yang direncanakan pada tahun 2013 untuk memenuhi kebutuhan pendanaan antara lain pembayaran uang muka pengadaan pesawat dan mesin. Penerbitan obligasi sebesar Rp 4 triliun dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap I dilaksanakan tahun 2013 dengan target nilai sebesar Rp 2 triliun. Hasil penerbitan tahap I tersebut adalah terjadinya over subscribed dari Rp 2 triliun dan dengan tingkat bunga 9,25% per tahun dan tenor 5 tahun. 7. Review Persiapan Peralihan (Cut Over) ke PSS Amadeus Altea. Penggantian PSS (Passenger Service System) selain dimaksudkan untuk bergabung dengan aliansi global SkyTeam, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas layanan IT (information technology) yang selama ini merupakan salah satu corporate risk profile yang perlu mendapat penanganan secara serius. Keberhasilan peralihan PSS lama ke PSS baru (Amadeus Altea) ditentukan oleh 4 area yaitu people, process, technology and information. Ketidaksiapan (kegagalan) salah satu dari proses di antara keempat area tersebut berpotensi risiko terhambatnya/tertundanya proses cutover PSS. Mitigasi risiko atas kegagalan operasi atas PSS baru dilakukan dengan memposisikan PSS lama sebagai backup dan dalam kondisi standby pada saat pelaksanaan Cut Over. Dengan persiapan yang matang dan menyeluruh, pengalihan sistem dapat berjalan tanpa adanya hambatan yang berarti. 8. Evaluasi Implementasi ERM (Enterprise Risk Management) Dalam rangka peningkatan efektivitas penerapan ERM di perusahaan yang pengembangan sistemnya sudah dimulai sejak tahun 2009, maka perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Evaluasi meliputi antara lain: Efektivitas Penerapan ERM Evaluasi atas praktik ERM di perusahaan selama ini. Dari evaluasi ini akan dihasilkan rekomendasi peningkatan efektivitas implementasi ERM termasuk ERM roadmap serta implementasi selected ERM quick-win initiatives di antaranya peningkatan kualitas Enterpise Risk Profile Report. Integrasi ERM System Integrasi ERM System yang ada saat ini dengan Safety and Security Management System, Treasury Risk Management dan ERM System pada anak perusahaan. ERM Communication Pengembangan ERM communication program dalam rangka peningkatan ERM awareness pada perusahaan dan pada anak perusahaan. Dalam kegiatan evaluasi tersebut, Unit ERM dibantu oleh konsultan Ernst and Young (EY). EY telah melakukan analisis dan pengukuran tingkat maturitas penerapan ERM dan ERM Improvement Roadmap. Pengukuran tingkat maturitas penerapan ERM di perusahaan meliputi 6 area: Governance & Organization, Risk Management Strategy, Risk Management Activities, Report & Communication, Tools & Technology dan Culture & Capabilities. Dari hasil pengukuran tingkat maturitas penerapan ERM dapat disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Risiko (ERM) dan penerapannya di Perusahaan masih dalam tingkat pengembangan yang perlu ditingkatkan pengembangan sistem dan penerapannya.

193 191 Rapat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko (Januari April 2013) No Peserta Rapat Jabatan Hadir Jumlah Rapat Tingkat Kehadiran 1 Peter F. Gontha Ketua % 2 Bambang Wahyudi *) Wakil Ketua % 3 Asril F Syamas Anggota % 4 Ahmad Ridwan Dalimunthe Anggota % *) Berdasarkan RUPST tanggal 26 April 2013 tidak menjabat lagi sebagai Komisaris Rapat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantau Risiko (Mei Desember 2013) No Peserta Rapat Jabatan Hadir Jumlah Rapat Tingkat Kehadiran 1 Peter F. Gontha Ketua % 2 Bagus Rumbogo* Wakil Ketua % 3 Chris Kanter* Wakil Ketua % 4 Asril F Syamas Anggota % 6 Ahmad Ridwan Dalimunthe Anggota % *) Berdasarkan RUPST tanggal 26 April 2013 diangkat sebagai sebagai Komisaris. Selanjutnya diangkat menjadi Wakil Ketua Komite Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko Sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/064/2013 tertanggal 23 September 2013 dan berlaku surut sejak tanggal 1 Mei 2013 Komite Audit Perseroan membentuk Komite Audit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk mendorong Good Corporate Governance yang dilaksanakan secara konsisten dan patuh terhadap perundangan-undangan dan peraturan-peraturan yang terkait dan berlaku. Komite Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara profesional dan independen sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam rangka membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan (oversight) atas akuntansi dan proses pelaporan keuangan, pelaksanaan audit, pengendalian internal, dan implementasi dari Corporate Governance yang dijalankan oleh Direksi dalam mengelola perusahaan Komite Audit telah menyusun Piagam Komite Audit baru pada tahun 2013 sesuai peraturan-peraturan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) dan kementerian BUMN. Dewan Komisaris menanda tangani Piagam Komite Audit yang baru dan berlaku 25 Juni Menerapkan peraturan Kementerian Negara BUMN, maka ruang lingkup tugas Komite Audit diperluas dengan tugas terkait Nominasi dan Remunerasi per 23 September 2013 Komite Audit mempunyai tanggung jawab dan telah melaksanakan tanggung jawab sebagai berikut: A. Pengendalian Internal 1. Menelaah tingkat kecukupan dan efektivitas pengendalian internal Perseroan, melalui: - Auditor Internal - Auditor Eksternal - Observasi langsung 2. Menelaah tingkat kecukupan upaya manajemen dalam menindaklanjuti rekomendasi auditor internal dan eksternal. - Memantau penyelesaian temuan-temuan KAP dan BPK 3. Mengevaluasi tingkat kecukupan upaya manajemen dalam mengembangkan arti penting budaya pengawasan (control culture). - Mendukung sosialisasi budaya pengawasan 4. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan, melalui: - Internal Auditor - Audiensi langsung dengan pelapor - Whistle Blowing System

194 192 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 5. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaannya. - Terkait Sistem dan Teknologi Informasi - Terkait dengan sistem pengadaan barang dan jasa dari induk dan anak perusahaan - Terkait konsolidasi keuangan perusahaan 6. Memastikan terdapat prosedur review terhadap informasi signifikan yang dikeluarkan Perseroan. 7. Melakukan penelahaan atas informasi mengenai Perseroan, Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, Laporan Manajemen dan informasi lainnya. B. Laporan Keuangan 1. Menelaah laporan keuangan tahunan dan memastikan apakah laporan tersebut telah lengkap dan konsisten dengan informasi-informasi keuangan sebelumnya, melakukan review ikhtisar laporan keuangan (financial highlight), laporan Direksi dan laporan Dewan Komisaris, termasuk memastikan data-data keuangan yang disajikan dalam laporan tahunan telah diaudit/review oleh auditor eksternal. 2. Mereview hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor eksternal. 3. Mereview laporan keuangan dan mendiskusikannya dengan Direksi, auditor internal dan atau auditor eksternal sebelum laporan tersebut akan dikeluarkan/dipublikasikan Perseroan untuk pihak pemerintah (regulator) maupun pihak-pihak lainnya. 4. Memastikan Perseroan melakukan evaluasi terhadap proses pelaporan keuangan 5. Menelaah kecukupan batasan rasio keuangan 2. Menelaah ruang lingkup dan pendekataan audit yang digunakan auditor eksternal yang independen, dan memastikan bahwa tidak terdapat pembatasan ruang lingkup yang dapat mengaburkan atau membiaskan hasil audit. 3. Menelaah hasil audit dan kecukupan pihak manajemen dalam menindaklanjuti hasil audit eksternal. 4. Menilai kualitas kinerja auditor eksternal dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris berkaitan dengan penunjukan auditor eksternal. 5. Mengkaji kecukupan cakupan pelaksanaan audit eksternal, termasuk di dalamnya perencanaan audit. 6. Memberi masukan kepada anak perusahaan untuk menilai independensi calon auditor eksternal untuk anak perusahaan 7. Melakukan koordinasi dengan Komite Audit anak perusahaan untuk melaksanakan supervisi audit E. Peraturan dan Perundangan Memberikan arahan kepada Perseroan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang terkait dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan. F. Kode Etik Perseroan Memberi masukan kepada Perseroan untuk upaya mensosialisasikan dan mengefektifkan kode etik tersebut kepada seluruh komponen Perseroan. G. Nominasi Mengevaluasi kriteria dan usulan direksi anak-anak perusahaan C. Audit Internal 1. Komite Audit mengevaluasi kecukupan Piagam Internal Audit dan memberikan masukan untuk penyempurnaan 2. Menelaah perencanaan, pelaksanaan, hasil dan efektivitas tindak lanjut hasil audit internal yang dilakukan 3. Menelaah laporan audit internal yang disampaikan kepada Dewan Komisaris. 4. Meningkatkan keterlibatan auditor internal dalam fungsi pengawasan D. Audit Eksternal 1. Menyeleksi dan mengusulkan calon auditor eksternal yang independen untuk audit umum atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan, mengusulkan imbalan jasa audit. Lain-lain 1. Melakukan kunjungan kerja ke perwakilan Perseroan 2. Evaluasi implementasi Data Recovery 3. Berkoordinasi dengan Komite lain seperti Komite Persaingan Usaha dan Kebijakan Risiko untuk memperkuat implemetansi tatakelola perusahaan 4. Melaksanakan tugas kajian dari Dewan Komisaris atas rencana Corporate Action perusahaan Biografi Komite Audit Biografi singkat Komite Audit dapat dilihat pada bagian Data Perusahaan dalam buku laporan tahunan ini. Independensi Anggota Komite Audit Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen, dengan anggota dua orang profesional yang berasal dari luar perusahaan dan memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan.

195 193 Anggota Komite Audit tidak memiliki usaha atau memiliki saham pada perusahaan yang mempunyai hubungan bisnis dengan Perusahaan. Masa jabatan komite adalah 2 tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali. Komite Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dan independen. Rekapitulasi Kehadiran Rapat Anggota Komite Audit Tahun 2013 Tingkat Kehadiran Rapat No Nama Rapat Internal Rapat Manajemen Rapat Lain Jumlah 1 Betti S. Alisjahbana Wendy Aritenang Chaerul D. Djakman Prasetyo Suhardi Jumlah Seluruh Rapat Komite Audit tahun 2013 : 48 kali Sekretaris Perusahaan Tugas Pokok Fungsi Sekretaris Perusahaan Pada intinya, tanggung jawab utama dari Sekretaris Perusahaan adalah untuk memastikan kepatuhan Perusahaan terbuka terhadap seluruh peraturan perundangundangan yang berlaku dan terkait dengan kegiatan usaha Perusahaan. Khususnya, Sekretaris Perusahaan bertugas untuk memberikan pendapat kepada Direksi Perusahaan dalam memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan di bidang pasar modal. Biografi VP Sekretaris Perusahaan Ike Andriani menjabat sebagai VP Corporate Secretary sejak Oktober 2009 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/ SKEP/50056/09. Masa jabatan struktural Perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku dibatasi selamalamanya 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selamalamanya 3 (tiga) tahun. Beliau sebelumnya bekerja di PT XL Axiata, Tbk. (dahulu PT Exelcomindo Pratama, Tbk.) sejak tahun 2005 dengan posisi terakhir sebagai Corporate Secretary dan Kepala Divisi Hukum & Manajemen Tata Kelola. Ike Andriani lahir 9 Juli Meraih gelar Sarjana di bidang Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, tahun Dalam rangka melakukan tugas tersebut, Sekretaris Perusahaan wajib terus mengikuti setiap perkembangan hukum, khususnya dalam sektor pasar modal (Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4). Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan wajib juga bertindak sebagai penghubung antara Perusahaan terbuka, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan masyarakat pemodal atau investor. Selain itu, Sekretaris Perusahaan wajib menyediakan seluruh informasi sehubungan dengan status dan kondisi Perusahaan yang diperlukan oleh investor. Untuk tujuan ini, Peraturan BEI No. I-A mewajibkan perusahaan terbuka yang terdaftar pada papan bursa BEI untuk mengangkat Sekretaris Perusahaan dan menyediakan akses terhadap seluruh informasi material tentang perusahaan terbuka terkait sesuai dengan prinsip keterbukaan informasi dan transparansi. Untuk maksud dan tujuan yang sama, kewajiban untuk membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan ini juga berlaku bagi perusahaan sebagai BUMN sebagaimana diatur dalam Permen BUMNNo. 01/2011. Peranan dan tanggung jawab ini tidak hanya berlaku bagi Perusahaan tetapi juga bagi seluruh Entitas Anaknya. Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan Tanggung jawab khusus Sekretaris Perusahaan pada Perusahaan berdasarkan Peraturan BEI No. I-A dan Permen BUMN No. 01/2011 adalah sebagai berikut: 1. Memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG; 2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktuwaktu apabila diminta; 3. Menyiapkan daftar khusus sehubungan dengan kepemilikan saham dan hubungan usaha dari Direksi, Dewan Komisaris dan anggota keluarga mereka masingmasing dalam Perusahaan, yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; 4. Menyiapkan buku Daftar Pemegang Saham Perusahaan, yang wajib memuat seluruh pihak yang memiliki 5% atau lebih saham Perusahaan; 5. Sebagai penghubung (liaison officer) antara Perusahaan dengan masyarakat; 6. Menghadiri rapat Direksi;

196 194 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 7. Bertanggung jawab untuk pelaksanaan RUPS Perusahaan; dan 8. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS. Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris (Pasal 29 (3) Permen BUMN No. 01/2011). Berdasarkan ketentuan AD, Direksi berwenang untuk menunjuk dan mengangkat Sekretaris Perusahaan. Organisasi Sekretaris Perusahaan terakhir dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur SDM & Umum No.JKTDI/SKEP/50030/13 tanggal 24 Mei Kinerja Sekretaris Perusahaan Tahun Memastikan Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG Sekretaris Perusahaan telah mempersiapkan dan menyampaikan informasi material yang dipersyaratkan oleh Pasar Modal kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan serta melakukan disclosure kepada publik atas informasi material yang dibutuhkandalam kerangka kepatuhan kepada pasar modal sesuai dengan batas waktu yang dipersyaratkan. 2. Bertanggung jawab untuk pelaksanaan RUPS Perusahaan Sekretaris Perusahaan telah mempersiapkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Pelaksanaan RUPS telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Anggaran Dasar Perusahaan. 3. Menghadiri Rapat Direksi Pada tahun 2013, Sekretaris Perusahaan telah menyelesaikan sebanyak 35 risalah rapat Direksi. Sekretaris Perusahaan memastikan adanya dokumentasi Risalah Rapat Direksi, Risalah rapat Direksi & Komisaris serta risalah RUPS. 4. Sebagai penghubung (liaison officer) antara Perusahaan dengan masyarakat, regulator dan Pemegang Saham Sekretaris Perusahaan membina hubungan dengan Kantor Kementerian BUMN (sebagai Pemegang Saham Seri A Dwi Warna), Kantor Kementerian Perhubungan dan Kantor Kementerian Keuangan. 5. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS. Pada tahun 2013, Sekretaris Perusahaan telah melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Melakukan langkah-langkah compliance terhadap Corporate Action meliputi pasar modal, anggaran dasar, Board Manual. b. Reorganisasi Corporate Secretary c. Penyelesaian pendirian anak perusahaan di Perancis terkait sewa pesawat d. Dalam rangka fairness opinion, telah menunjuk KJPP untuk melakukan penilaian saham Gapura & akuisisi AWS. e. Memberikan opini serta alternatif terkait pengalihan pengoperasian pesawat Turbo Propeller dari Citilink ke Garuda f. Melakukan kajian internal terkait strategic partnership Citilink Kinerja Sekretaris Perusahaan tahun 2013 sesuai tugas dan fungsi yang ditetapkan Perusahaan 1. Surat Keputusan Direksi Sekretaris Perusahaan telah memastikan bahwa penerbitan surat keputusan Direksi dilakukan sesuai dengan mekanisme Perusahaan serta memastikan bahwa materi keputusan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan. Pada tahun 2013 ini, Sekretaris Perusahaan telah memeriksa dan melegalisasi sebanyak 100 surat keputusan Direksi. 2. Perjanjian/Kontrak Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab pula atas legalisasi seluruh perjanjian Perusahaan yang diterima oleh Sekretaris Perusahaan. Pada tahun 2013 jumlah perjanjian yang dilegalisasi sebanyak 1290 buah perjanjian, meningkat 14% dibandingkan dengan tahun Adapun cakupan perjanjian sebagai berikut: a. Pesawat Udara Perjanjian terkait dengan pesawat udara (aircraft) baik perjanjian pembelian pesawat (aircraft purchase agreements), perjanjian sewa pesawat (aircraft lease agreements) dan perjanjian wet lease untuk penerbangan haji b. Mesin Pesawat Udara c. Perjanjian terkait dengan mesin pesawat (aircraft engine) mencakup perjanjian sewa mesin pesawat (engine lease agreements), perjanjian perawatan pesawat (engine maintenance agreements).

197 195 d. Teknologi Informasi Perjanjian teknologi informasi mencakup perjanjian terkait aplikasi teknologi (software), penyediaan hardware, jaringan sistem informasi dan komunikasi serta konsultasi. e. Keuangan Perjanjian keuangan mencakup perjanjian terkait kerjasama bank, perjanjian pinjaman (loan), asuransi dan Perjanjian dengan Internasional Swap & Derivatives Association Inc. f. Niaga Perjanjian niaga mencakup perjanjian terkait ground handling, corporate sales, co-branding, Frequent Flier Program dan airport facility. g. Umum Perjanjian Umum mencakup perjanjian terkait dengan fuel, sewa kantor, outsourcing, pembangunan gedung, sewa kendaraan, akomodasi hotel Crew dan Pilot. Sesuai ketentuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara Pasal 28, bahwa Direksi BUMN wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang dilakukan dengan: a. Membentuk Satuan Pengawasan Intern; b. Membuat Piagam Pengawasan Intern. Fungsi pengawasan intern sebagaimana dimaksud butir a di atas, antara lain meliputi: a. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundangundangan dan kebijakan perusahaan. b. Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia, pengamanan aset perusahaan, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya. Jumlah perjanjian yang dilegalisasi mengalami peningkatan jumlah yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, sejalan dengan meningkatnya jumlah transaksi bisnis dan operasional yang dilakukan oleh Perusahaan, antara lain terkait dengan pengadaan pesawat udara, kerjasama dengan para airline member aliansi (+/- 18 airlines) mengenai code share, airport lounge, frequent flyer, dan perjanjian perjanjian bilateral lainnya dalam rangka SkyTeam, beberapa perjanjian lainnya sejalan dengan program Quantum Leap, serta perjanjian sublease perjanjian sewa pesawat udara Dalam rangka untuk memenuhi ketentuan di atas Perusahaan telah membentuk Satuan Pengawasan Intern dengan nama Unit Internal Audit. VP Internal Audit Berdasarkan ketentuan Peraturan BUMN dan juga Peraturan Bapepam-LK, Unit Internal Audit dipimpin oleh seorang Kepala Unit Internal Audit (Vice President Internal Audit) yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris, dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Setiap pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian VP Internal Audit harus segera diberitahukan kepada Bapepam-LK. Audit Internal (tahun 2013) Berdasarkan pasal 67 Undang-Undang No. 19 tanggal 19 Juni 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-496/ BL/2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, yang dimaksud Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal, dan proses tata kelola perusahaan. Setiap tahun VP Internal Audit menetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Perusahaan dan Anggaran Pemeriksaan Tahunan. Dalam melaksanakan tugasnya, VP Internal Audit memiliki akses untuk memeriksa dokumen, pencatatan, personal, dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh unit kerja guna mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas audit. Di samping itu VP Internal Audit juga berkewajiban menerapkan nilai-nilai budaya perusahaan dalam setiap aktivitas di lingkungan kerjanya dan konsisten melakukan pembinaan serta pengawasan terhadap implementasinya pada seluruh SDM di unit kerjanya.

198 196 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Biografi VP Internal Audit Sri Mulyati menjabat sebagai VP Internal Audit sejak Mei Beliau sebelumnya merintis karir di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sejak 1984 dengan posisi terakhir sebagai Kepala Seksi Pengawasan Kontraktor Minyak Asing. Sri Mulyati lahir 2 Juni 1956, lulusan Universitas Airlangga Surabaya, jurusan Ekonomi Akuntansi pada tahun 1982 ini telah mengikuti berbagai kursus dan pelatihan di bidang akuntansi dan audit dari berbagai institusi di dalam dan luar negeri. Piagam Pengawasan Intern Perusahaan telah memiliki Piagam Pengawasan Intern (Internal Audit Charter) yang memuat mengenai: a. Struktur dan kedudukan Unit Internal Audit. b. Tugas, Lingkup, Wewenang dan tanggung jawab Unit Internal Audit. c. Ketentuan Kerja Unit Internal Audit. d. Persyaratan auditor yang duduk dalam Unit Internal Audit. e. Pertanggungjawaban Unit Internal Audit. f. Pengendalian Mutu g. Kode etik Unit Internal Audit Uraian Pelaksanaan Tugas Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa pengendalian internal, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan telah berjalan & sesuai dengan aturan yang berlaku; Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, pengamanan aset, teknologi informasi dan kegiatan lainnya; Berfungsi sebagai konsultan, Fasilitator dan katalisator untuk membantu Manajemen dan Auditee dalam mencapai tujuan Perusahaan sekaligus menjadi mitra kerja bagi Eksternal Auditor (BPK, BPKP, KAP) dan Komite Audit dalam menjalankan fungsi pengawasan; Memberikan saran perbaikan yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa, membuat laporan hasil pemeriksaan dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris/Komite Audit. Struktur Organisasi Internal Audit President & CEO Vice President Internal Audit Senior Manager Planning, Analysis, Evaluation & Investigation Senior Manager Production & Financial Audit Senior Manager Commercial & General Audit Senior Manager EDP & SBU Audit Jumlah Pegawai Kekuatan pegawai unit internal audit pada Desember 2013 adalah 34 pegawai terdiri dari 1 pejabat Vice President, 4 pejabat Senior Manager dan 27 auditor serta 2 pegawai sekretariat. Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Internal Audit a. Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris. b. Direktur Utama dapat memberhentikan kepala Unit Audit Internal, setelah mendapat persetujuan dewan komisaris, jika kepala Unit Audit Internal tidak memenuhi persyaratan sebagai auditor Unit Audit Internal sebagaimana diatur dalam peraturan ini dan atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas.

199 197 c. Setiap Pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian kepala Unit Audit Internal diberitahukan kepada Bapepam dan LK. Sertifikasi Dalam rangka meningkatkan keahlian profesi auditor internal perusahaan telah mengirimkan pegawainya untuk mengikuti pelatihan keahlian auditor bersertifikasi/keahlian profesi Internasional dan Nasional meliputi CFE, CISA, CIA, dan QIA serta secara bertahap auditor yang ada diwajibkan mengikuti pelatihan keahlian/sertifikasi. Aktivitas Unit Internal Audit Dalam rangka melaksanakan fungsi pemeriksaan unit internal audit memastikan bahwa pengendalian internal, manajemen risiko dan proses tata kelola perusahaan telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Di samping itu juga fungsi unit audit internal memberikan nilai tambah bagi Perusahaan dengan cara membantu manajemen dan auditee dalam mencapai tujuan perusahaan sekaligus menjadi mitra kerja untuk Komite Audit dan Eksternal Auditor dalam rangka memperlancar proses pemeriksaan termasuk menindaklanjuti adanya laporan/pengaduan masyarakat. Selama tahun 2013 Internal Audit Perusahaan telah merealisasikan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) sebanyak 43 program pemeriksaan dan 14 pemeriksaan dalam rangka menindaklanjuti laporan pengaduan yang berasal dari Whistle Blowing System dan media laporan lainnya yang merupakan sarana yang disediakan perusahaan untuk menerima laporan dan pengaduan dari karyawan serta masyarakat. Aplikasi IT Evaluasi Aplikasi Skychain Evaluasi atas Implementasi IT Master Plan Evaluasi Implementasi aplikasi Pricing Strategy Evaluasi Aplikasi KMS & LMS Evaluasi Aplikasi ISMS Evaluasi Aplikasi New PSS Operasi Evaluasi atas pencapaian RPP & Fleet Plan Pemeriksaan Optimalisasi Rute Internasional Pemeriksaan Pengelolaan Crew Pemeriksaan Optimalisasi utilisasi Pesawat CRJ Teknik Pemeriksaan Operasional pemenuhan SLA perawatan pesawat oleh GMFAA Pemeriksaan Pengelolaan Inventory Teknik & Rotable Part Pemeriksaan MR Claim Pemeriksaan Pengelolaan Fixed Asset non Pesawat Evaluasi kontrak MRO Evaluasi Repair dan Maintenance cost Commercial Pemeriksaan Channel Distribution Pemeriksaan Pengelolaan Promosi & Marketing Program Evaluasi atas Pemenuhan Sky Team Member Evaluasi Pre Flight Services Pemeriksaan Pengadaan PT Aero Food Catering Services. Pemeriksaan Pengelolaan Corporate Account Pemeriksaan Pengadaan barang & Jasa Financial Pemeriksaan Utang Usaha Pemeriksaan Asuransi Pemeriksaan Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) Pemeriksaan Biaya IT Pertanggungjawaban Uang Muka Branch Office Pemeriksaan Branch Office sebanyak 10 pemeriksaan SBU & Entitas Anak Pemeriksaan Citilink Pemeriksaan PT ABACUS Personalia Pemeriksaan Pengelolaan Human Capital Management Pemeriksan Khusus Pemeriksaan Garuda CSC Bandara Soetta Pemeriksaan Penggunaan Kartu Kredit Perusahaan Pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku di Citilink Pemeriksaan perjalanan non dinas unit JKTCL Pemeriksaan dugaan adanya Pungli di cargo Garuda Indonesia Pemeriksaan komplain Penumpang GA 410 Pemeriksaan pemanfaatan mobil dinas operasional perusahaan

200 198 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pemeriksaan Penerbangan Idul Fitri Pemeriksaan penyalahgunaan jabatan di BO Gorontalo Pemeriksaan Penyimpangan pengeluaran obat di GSM Pemeriksaan atas Permasalahan Renovasi kantor BO Kendari Pemeriksaan Pemanfaat fasilitas mobil dinas di BO Jakarta Pemeriksaan Harga Konsorsium rute JKT- HKG pp Pemeriksaan Penempatan FSM Homebase UPG Disamping menjalankan program kerja pemeriksaan tersebut, unit audit internal juga melaksanakan program kerja lainnya, meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Melaksanakan Sharing session atas pengalaman yang didapat selama proses pelaksanaan audit maupun pengetahuan yang didapat selama mengikuti pendidikan/pelatihan, selama tahun 2013 telah dilakukan sebanyak 15 sharing session meliputi; 12 sharing session dilaksanakan dengan peserta jajaran unit internal audit 3 sharing session terhadap pengelolaan unit internal audit dan pengelolaan audit khusus atas laporan melalui WBS telah dilaksanakan bersama instansi Inspektorat Dirjen Pajak, PT Semen Padang dan PT Pupuk Kaltim b. Melakukan review terhadap Internal Audit Charter dengan mengacu kepada Surat Keputusan Ketua Bapepam & LK, No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008 serta melakukan review terhadap standar profesi audit internal dan SOP lainnya sesuai standar dokumen perusahaan. c. Berkoordinasi secara rutin dengan Komite Audit dalam rangka menyelaraskan program kerja, mengevaluasi pelaksanaannya termasuk membahas current issue yang berkembang di perusahaan serta membahas laporan kinerja perusahaan. d. Merealisasikan program pendidikan berkelanjutan (PPL) dan program sertifikasi auditor baik lingkup Nasional (QIA) maupun Internasional (CIA, CISA, CFE) serta beberapa workshop & diklat lainnya. e. Sebagai mitra auditor eksternal yaitu KAP, BPK dan BPKP dalam rangka membantu kelancaran pemeriksaan yang dilakukan. f. Melakukan koordinasi secara rutin dengan unit kerja di perusahaan dalam rangka menindaklanjut rekomendasi atas hasil audit eksternal auditor dan audit internal (SPI). Sistem Pengendalian Interen (SPI) Sistem pengendalian bertujuan untuk mencapai keseimbangan optimum atas kualitas, delivery dan biaya dalam upaya pencapaian tujuan Perusahaan dan mempertahankan serta meningkatkan kepuasan pengguna jasa intern meliputi aspek-aspek keuangan, non keuangan, kualitatif maupun kuantitatif. dalam rangka mencapai tujuan organisasi, yaitu mencakup: Dalam pelaksanaannya, fungsi pengendalian intern harus selalu memperhatikan kepentingan-kepentingan Perusahaan, Pemegang Saham dan stakeholders terkait (pengguna jasa, Pegawai, masyarakat, dan negara) sesuai dengan kerangka yang digariskan dalam visi, misi dan tujuan Perusahaan. Pengawasan dan pengendalian intern pada tingkat Komisaris dibantu oleh Komite Audit. Fungsi pengawasan dan pengendalian juga mencakup fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat pada setiap unit bisnis termasuk unit-unit pendukung (embedded internal control), Audit Internal dan Manajemen Risiko Pengendalian internal atau internal control adalah suatu proses yang melibatkan seluruh personil yang ada dalam organisasi mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, manajemen, hingga karyawan tingkat bawah, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) dalam rangka mencapai tujuan organisasi, yaitu mencakup: efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum, peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku. Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditambahkan dalam proses manajemen tersebut, akan tetapi merupakan bagian integral dalam proses tersebut. Terdapat 5 komponen yang menunjang efektivitas internal control, yaitu: 1. Lingkungan pengendalian (Control Environment) 2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) 4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) 5. Monitoring

201 199 Di dalam tahun 2013, telah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan efektivitas pengendalian intern perusahaan dan operasionalnya dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Perusahaan dalam penerapan lingkungan pengendalian telah melakukan melalui: a. Perusahaan telah melaksanakan penegakan integritas (fakta integritas), penerapan nilai-nilai budaya Perusahaan (FLYHI) dan Etika Bisnis & Etika Kerja. b. Pembentukan struktur organisasi perusahaan beserta penjabarannya disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan. c. Adanya pembagian tugas dan wewenang pada tingkat Direksi, unsur pelaksana, unsur pendukung dan Strategi Bisnis Unit termasuk implementasi standar operating prosedur pada setiap proses bisnis mperusahaan. d. Perusahaan telah menetapkan system Manajemen Kinerja dengan menetapkan KPI Perusahaan (Corporate), unit kerja dan individu. e. Perusahaan telah mengimplementasikan Enterprise Risk Management (ERM). f. Penggunaan sistem Teknologi Informasi untuk menunjang kegiatan operasional Perusahaan dan Perusahaan juga telah memiliki Policy terkait IT di antaranya IT Governance dll. g. Perusahaan telah menjalankan sistim keterbukaan informasi kepada pelanggan maupun karyawan diantaranya melalui Whistleblowing System (WBS) dan pelaporan Gratifikasi. h. Pelaksanakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). i. Rekruitmenn karyawan dilakukan secara online dan melibatkan konsultan independen 2. Perusahaan telah membentuk unit ERM dengan tujuan untuk melakukan Kegiatan identifikasi, mengukur, dan menetapkan prioritas risiko perusahaan yang berkaitan dengan operasional Perusahaan dan operasional unit serta penilaian dilaksanakan secara periodik baik oleh unit intern Perusahaan maupun pihak independen. 3. Komunikasi terhadap kebijakan Perusahaan disampaikan melalui web intranet, secara tertulis, secara langsung melalui pimpinan dan juga melalui pedoman manual. Sedangkan komunikasi bagi pihak eksternal seperti pengaduan dan lainnya melalui web yang disediakan Perusahaan 4. Monitoring dan Evaluasi terhadap efektitifitas pelaksanaan pengendalian intern secara keseluruhan baik pada tingkat Komisaris, Direksi, Pimpinan dan unit pelaksanaan dilakukan secara periodik baik tahunan, quarterly, bulanan, mingguan serta harian setidaknya meliputi aspek: a. Laporan untuk memastikan optimalisasi dan efisiensi dalam perencanaan dan realisasi anggaran (budget) yang telah ditetapkan kepada setiap fungsi b. Laporan pencapaian KPI Perusahaan dan unit meliputi aspek-aspek keuangan, non keuangan. c. Laporan tingkat kepatuhan atas seluruh halhal termasuk aspek-aspek yang dipersyaratkan (mandatory items) oleh standar Perusahaan dan standar internasional; di antaranya meliputi standar teknis penerbangan (technical standard) dan standar keselamatan penerbangan (flight aviation safety standard). Akuntan Publik Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Perusahaan dilakukan dengan melaksanakan jasa audit umum yang dilakukan oleh Audit Eksternal yaitu: Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), beralamat di The Plaza Office Tower 32nd Floor, Jl. MH Thamrin Kav , Jakarta 10350, ditunjuk sebagai Auditor Independen Perusahaan yang akan melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan Perseroan dan laporan keuangan PKBL Perseroan untuk periode 31 Desember 2013 dengan biaya Rp dan jasa review atas laporan keuangan konsolidasian 6 (enam) bulanan untuk periode 30 Juni 2013 sebesar Rp Osman Bing Satrio & Eny telah melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan konsolidasian Garuda Indonesia sebanyak 2(dua) tahun buku berturut-turut yaitu tahun buku 2013 dan 2012, sedangkan KAP Osman Bing Satrio & Rekan telah melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan konsolidasian Garuda Indonesia sebanyak 3 (tiga) tahun buku berturut-turut sejak tahun 2009, 2010 dan Untuk Akuntan Publik Drs. Osman Sitorus dari KAP Osman Bing Satrio dan Eny telah melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan konsolidasian Garuda Indonesia sebanyak 1 (satu) periode tahun buku yaitu 31 Desember 2012, sedangkan Akuntan Publik Muhammad Irfan dari KAP Osman Bing Satrio & Rekan telah melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan konsolidasian sebanyak 3 (tiga) tahun buku 2009, 2010 dan 2011, serta Akuntan Publik Muhammad Irfan dari KAP Osman Bing Satrio & Eny sebanyak 1 (satu) tahun buku Selain melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan Perseroan dan laporan keuangan PKBL, KAP Osman Bing Satrio dan Eny juga melakukan jasa review atas laporan keuangan konsolidasian untuk periode buku 30 Juni 2013.

202 200 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Biro Administrasi Efek Pencatatan, penerbitan serta penyampaian daftar pemegang saham, baik kepada Perusahaan maupun kepada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tentang sahamsaham yang telah dicatat dalam daftar pemegang saham atas nama KSEI, dilakukan oleh PT Datindo Entrycom beralamat di Jl. Jend. Sudirman Kav 34-35, Jakarta 10220, dengan total biaya Rp untuk periode Maret 2013 sampai dengan Februari Manajemen Risiko Industri penerbangan di Indonesia semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun dan telah diklaim sebagai yang terbesar ketiga di dunia pada tahun Perkembangan pesat ini juga diikuti oleh adanya potensi risiko misalnya yang berasal dari perubahan faktor lingkungan makro seperti fluktuasi harga bahan bakar dan keterbatasan infrastruktur yang berkontribusi dalam meningkatkan biaya operasional. Selain itu, persaingan usaha juga menjadi hambatan tambahan yang harus dihadapi oleh perusahaan penerbangan. Secara keseluruhan, risiko yang terjadi pada perusahaan penerbangan akan berdampak pada operasional, pelanggan, nilai perusahaan, keamanan dan keselamatan. Munculnya ketidakpastian (risiko) yang dihadapi oleh perusahaan penerbangan adalah salah satu alasan utama semakin pentingnya implementasi Enterprise Risk Management (ERM) dalam membangun perusahaan penerbangan yang unggul di seluruh dunia. Dengan adanya implementasi manajemen risiko di setiap bagian Perusahaan, maka diharapkan risiko-risiko dapat dikelola dan dikendalikan secara efektif dan efisien agar tidak mengganggu dalam pencapaian target Perusahaan. Integrasi Manajemen Risiko dengan Corporate Strategy Pengintegrasian dan otomasi proses pengendalian dan pengelolaan risiko ke dalam proses optimisasi kinerja menjadi program untuk peningkatan tingkat kematangan dalam mengelola risiko perusahaan. Pencapaian proses integrasi tersebut dilakukan dengan cara menerapkan manajemen risiko di setiap corporate strategy yang diambil oleh perusahaan sehingga setiap pengambilan keputusan perusahaan mempertimbangkan dan menanggapi ketidakpastian dalam bisnis. Sepanjang tahun 2013, implementasi manajemen risiko telah dilakukan terhadap inisiatif strategis Perusahaan. Implementasi tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran mengenai risiko-risiko yang mungkin terjadi sehingga tindakan mitigasi terhadap risiko tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sebagai upaya untuk menjaga pencapaian sasaran yang diharapkan oleh perusahaan. Integrasi Manajemen Risiko dengan Anak Perusahaan Untuk mendukung penerapan manajemen risiko sampai dengan anak perusahaan, Perusahaan melakukan beberapa upaya seperti integrasi kerangka manajemen risiko dan profil risiko perusahaan secara keseluruhan baik induk maupun anak perusahaan. Dalam upaya untuk mengakomodasi integrasi tersebut, perusahaan membuat suatu forum manajemen risiko dengan anak perusahaan selama tahun Risiko Utama yang Dihadapi dan Mitigasi Risiko Perusahaan di Tahun 2013 Besarnya peluang ketidakpastian yang mungkin dihadapi oleh Perusahaan telah mendorong Manajemen untuk melakukan upaya pengelolaan dan pengendalian atas risiko-risiko utama yang telah diidentifikasi sepanjang tahun 2013, diantaranya sebagai berikut: 1. Fluktuasi Harga Bahan Bakar Pesawat Pasokan dan harga bahan bakar pesawat berdampak signifikan terhadap beban operasional dan hasil usaha perusahaan. Secara umum fluktuasi harga dipengaruhi oleh isu-isu geopolitik serta penawaran dan permintaan. Ketersediaan bahan bakar juga bergantung kepada periode ketika pasar surplus dan defisit dan dapat dipengaruhi oleh permintaan seperti bensin. Perusahaan telah melakukan lindung nilai untuk bahan bakar selama tahun 2013, baik untuk bahan bakar haji maupun penerbangan reguler. Total bahan bakar yang dilakukan lindung nilai sebesar 97% untuk haji dan 9% untuk penerbangan reguler. Lindung nilai tersebut telah berhasil menekan biaya fuel hingga mencapai 2% lebih rendah dari harga pasar. Selain lindung nilai perusahaan juga melakukan Fuel Conservation Program guna menghemat biaya penggunaan bahan bakar. 2. Kegagalan Sistem Teknologi Informasi terhadap Pencapaian Bisnis Perusahaan Pada tahun 2013, perusahaan telah mengimplementasikan sistem teknologi informasi baru, yaitu New PSS Altea untuk reservasi, inventori, dan ticketing serta integrasinya dengan DCS. Adanya sistem baru ini diharapkan dapat membantu operasional perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Saat ini, sebagian besar kegiatan operasional perusahaan sangat bergantung pada keandalan

203 201 teknologi informasi, baik dari sisi aplikasi, jaringan maupun infrastruktur. Ketergantungan ini menimbulkan potensi risiko yang besar terhadap kemungkinan kegagalan sistem teknologi informasi guna mendukung pencapaian bisnis perusahaan. Selain mengganggu operasional perusahaan secara langsung, risiko ini juga berdampak pada terganggunya reputasi perusahaan di mata publik. Beberapa upaya yang telah dilakukan Perusahaan dalam menjaga keandalan dan ketersediaan sistem teknologi informasi antara lain: Melakukan perbaikan infrastruktur sesuai kebutuhan new PSS baik terhadap bandwidth, reliability dan security. Melaksanakan Join Planning Session antara Unit IT Strategy dan Asyst untuk meningkatkan kerjasama dan membuat rencana ke depan untuk produk IT yang akan disampaikan ke Unit. 3. Likuiditas Tidak tercapainya target perencana terkait dengan arus kas masuk dan arus kas keluar dapat mengakibatkan adanya gangguan terhadap pembiayaan kegiatan operasional perusahaan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh penjualan yang tidak mencapai target atau adanya pengeluaran signifikan yang tidak direncanakan. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk tetap mempertahankan likuiditas perusahaan, antara lain: Meningkatkan kontrol atas performance Perusahaan dan Anak Perusahaan Melakukan pinjaman komersil Penerbitan obligasi 4. Keterbatasan Merekrut, Melatih dan Mempertahankan Pilot dan Awak Kabin Kapasitas produksi Perusahaan di tahun 2013 meningkat seiring dengan penambahan armada di tahun ini. Peningkatan tersebut dilakukan guna mengikuti pertumbuhan usaha dan kebutuhan pasar. Namun, Perusahaan mengalami kendala yang cukup besar khususnya dalam hal pemenuhan sumber daya manusia, yaitu pilot dan awak kabin, guna mendukung peningkatan operasional. Risiko ini mungkin timbul dikarenakan beberapa hal seperti tidak seimbangnya demand dan supply untuk pilot dan awak kabin, keterbatasan jumlah instruktur, standar kualifikasi perusahaan yang cukup tinggi, serta persaingan dalam mendapatkan pilot dengan kompetitor. Perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi keterbatasan perusahaan dalam merekrut, melatih dan mempertahankan pilot dan awak kabin, yaitu dengan melakukan pioritas pelaksanaan training dari Chief Pilot untuk mempercepat kualifikasi pilot, merekrut ab initio sesuai jadwal, merekrut hire expat (licence crew), dan meningkatan kontrol terhadap assignment pilot untuk mengoptimalkan kegiatan operasional dan training. 5. Kompetisi Industri Penerbangan Kompetisi dalam industri penerbangan sangat erat kaitannya dengan proporsi pangsa pasar yang dimiliki oleh Perusahaan. Hal ini dikarenakan pergerakan pangsa pasar berkorelasi terhadap pergerakan nilai keuntungan Perusahaan. Selain itu, kondisi ekonomi dan kebijakan dari regulator juga memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan pangsa pasar. Posisi Perusahaan saat ini sangat rentan terhadap munculnya pesaing baru ataupun lama yang melakukan ekspansi sebagai sebuah langkah untuk meningkatkan dominasi pasar mereka. Oleh karena itu, Perusahaan telah menjalankan beberapa langkah efektif guna menghadapi kemungkinan risiko persaingan usaha antara lain: Mengintensifkan program marketing pada area domestik dengan tujuan value proposition (TV, radio, billboard, print advertisement) Penambahan armada dan frekuensi penerbangan Memfokuskan beberapa program marketing kepada First Class (untuk rute-rute tertentu) Mengintensifkan loyalty program dengan cara redesign semua kartu (design, benefit, procedure, dan lain-lain) dan promotion melalui bonus mileage Menentukan strategi kebijakan penetapan harga Implementasi New PSS (RIT) di awal Juli 2013 dan DCS mulai September Keterbatasan Infrastruktur Bandara Kemajuan industri penerbangan saat ini telah berakibat pada semakin terbatasnya infrastruktur bandara yang tersedia. Beberapa kondisi infrastruktur bandara di Indonesia dapat dikatakan sudah tidak memadai kapasitasnya bila dibandingkan dengan kebutuhan. Hal ini berdampak pada terganggunya pencapaian target operasional Perusahaan seperti On-Time Performance, perluasan rute, peningkatan layanan, maupun gangguan keamanan dan keselamatan.

204 202 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Dalam hal mengurangi kemungkinan dan dampak dari risiko ini, Perusahaan telah melakukan beberapa langkah antara lain: Dedicated Gate di Makassar, Surabaya, Balikpapan, dan Denpasar Penandatanganan MoU dengan Angkasa Pura II terkait dedicated terminal untuk Perusahaan 7. Hambatan dalam Perluasan Jangkauan Destinasi Perluasan jangkauan destinasi baik di wilayah domestik maupun internasional yang dilakukan oleh Perusahaan dalam upaya meningkatkan performa memiliki kendala tersendiri yang harus dihadapi oleh perusahaan. Salah satu kendalanya adalah dari sisi produk. Hal ini berkaitan dengan kesiapan infrastruktur dari destinasi baru yang akan dituju, ketersediaan personil baik darat maupun udara yang akan melayani destinasi tersebut, serta kesiapan dari segi slot dan perizinan. Kendala lainnya dapat dilihat dari sisi pasar dan segmentasi. Kendala dari sisi pasar meliputi hal-hal yang berkaitan dengan kesiapan program pemasaran, promosi dan distribusi. Sedangkan kendala dari sisi segmentasi meliputi proyeksi pasar, jumlah dan proyeksi pertumbuhan traffic serta jumlah kompetitor. Perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hambatan dalam perluasan jangkauan destinasi, meliputi: Menyiapkan studi kelayakan dengan akurat. Membuat rolling forecast untuk mengurangi gap antara actual dengan Budget Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kementrian Perhubungan perihal masalah perizinan. Melakukan persiapan operasional, teknis, dan komersil. Menerapkan penambahan frekuensi iso rute baru. 8. Fluktuasi Suku Bunga dan Nilai Tukar Fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Besarnya fluktuasi nilai tukar mata uang asing mempengaruhi pendapatan dan beban perusahaan serta utang yang harus ditanggung. Besarnya eksposur tersebut disebabkan oleh sebagian besar penerimaan perusahaan diperoleh dalam mata uang rupiah sedangkan mayoritas pengeluaran perusahaan dikeluarkan dalam mata uang asing. Peningkatan eksposur fluktuasi nilai tukar juga mempengaruhi besarnya beban suku bunga yang harus dilunasi khususnya jika menggunakan tingkat suku bunga mengambang. Dengan penuh prinsip kehati-hatian perusahaan telah melakukan pengelolaan risiko fluktuasi suku bunga dan nilai tukar melalui mekanisme seperti: Hedging Penggunaan skema fixed rate 9. Biaya Modal dan Operasional di atas Perkiraan (Capex & Opex Overrun) Besarnya ekspansi yang dilakukan perusahaan tentunya membutuhkan biaya Capex yang cukup tinggi. Peningkatan utama biaya tersebut berasal dari kenaikan investasi pada bangunan serta peralatan yang dapat menunjang kinerja perusahaan. Semakin tinggi nilai dan tingkat kompleksitas suatu investasi makan semakin besar pula eksposur risiko tersebut. Selain itu besarnya Opex yang dihasilkan berbanding lurus dengan kegiatan operasional perusahaan, namun hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan besarnya pendapatan yang diraih sehingga menyebabkan adanya gap yang dapat memberikan tekanan yang cukup tinggi. Untuk mengurangi besarnya eksposur akibat pengeluaraan yang berlebihan maka dilakukan beberapa upaya seperti: Persetujuan realisasi anggaran difokuskan pada aktivitas yang mendukung program strategis perusahaan Memperketat pengawasan terhadap persetujuan realisasi biaya-biaya terkait dengan pencapaian pendapatan Persetujuan Capex/Opex mengacu pada anggaran yang telah disetujui Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam memonitor ketersediaan arus kas perusahaan 10. Kegagalan dalam Menyediakan Pesawat Sesuai dengan Jadwal Kompleksitas pengadaan pesawat baik dari sisi dokumentasi, permasalahan teknik, dan hal lainnya yang memiliki keterkaitan dapat mengganggu perusahaan dalam menyediakan pesawat sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Keterlambatan tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam perencanaan pengembangan network dan peningkatan pendapatan.

205 203 Perusahaan telah meningkatkan antisipasi terhadap potensi adanya kegagalan dalam menyediakan pesawat tepat waktu antara lain melalui : Menjadikan fleet plan sebagai acuan dalam penentuan perencanaan kedatangan pesawat Meningkatkan koordinasi dengan semua unit terkait dalam proses pengadaan pesawat Aktivitas Guna Meningkatkan Pengelolaan Risiko 1. Review Risiko Tahunan Selama tahun 2013, efektivitas pengelolaan risiko telah di-review secara rutin (per kuartal) melalui Unit Enterprise Risk Management (ERM). Review ini dilakukan dengan kontribusi dari setiap PIC unit yang disebut dengan PRO Team (Performance and Risk Officer Team) melalui media workshop, focus group discussion, maupun sharing session. Selain review pengelolaan risiko secara rutin, Unit ERM bersama dengan PRO Team juga melakukan review terkait kemungkinan munculnya risiko-risiko baru yang belum diidentifikasi sebelumnya serta memastikan kecukupan dari tindakan mitigasi yang akan dilakukan. 2. Tahapan Implementasi ERM Untuk mendukung pencapaian tujuan Perusahaan melalui implementasi ERM yang semakin baik ke depan, diperlukan adanya tahapan yang jelas sebagai arahan implementasi ERM di setiap tahunnya. Tahapan tersebut digambarkan melalui Snapshot of ERM Roadmap sebagai berikut: Perbaikan keenam pilar sesuai ERM Roadmap di atas (meliputi risk governance & organization, risk management strategy, risk management activities, reporting & communication, tools & technology, culture & capabilities) diharapkan dapat meningkatkan tingkat maturitas implementasi manajemen risiko. Snapshot of ERM Roadmap Stage4 ERM Maturity Risk Simulation Tools LEADING Stage 3 (RMI 8) Risk Management Information System ADVANCED RM KPI Proactive Business Development and Risk Monitoring Committees Early Warning System RM Capabilities Assessment Report Success Measurement for ERM Activities ERM Internet RM Recruitment Requirement Stage 2 Risk Management Delegation of Authority Matrix Key Risk Indicator RBIA Risk Dashboard DEVELOPING Update ERM Manual Risk Escalation Procedure Defined ERM Roles & Responsibilities Risk Interrelationship Analysis Enterprise Risk Profile Risk Awareness Program Stage 1 Intensive Done from the Top Enterprise-wide RACM Risk Capacity Risk Templates ERM Communication Plan ESTABLISHED Risk Governance & Organization RM Strategy RM Activities Reporting & Communication Tools & Technology Culture & Capabilities Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Uraian tentang aktivitas pelestarian lingkungan; ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja; serta pengembangan sosial kemasyarakatan disajikan pada bab khusus Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di buku Laporan Tahunan ini.

206 204 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Dari waktu ke waktu, Perusahaan berupaya terus untuk menyelesaikan tuntutan dari pihak ketiga yang terkait dengan kegiatan operasional dan bisnis Perusahaan melalui cara-cara yang terbaik bagi kedua belah pihak. Selama tahun 2013, perkara-perkara penting yang dihadapi Perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Pada tanggal 6 Agustus 2004, Perusahaan dan PT World Simulator Technology (WST) menandatangani Perjanjian Sewa Ruang Simulator beserta Fasilitas Pendukung dimana Perusahaan setuju untuk menyewakan ruang simulator beserta fasilitas pendukungnya di lokasi SBU Garuda Indonesia Training Center untuk digunakan sebagai tempat pemasangan Full Flight Simulator B Level D Six Axis milik WST. Karena Perusahaan dianggap tidak melaksanakan perjanjian, pada tanggal 19 Desember 2006, WST mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas dasar wanprestasi terhadap perjanjian tersebut dan perbuatan melawan hukum. Pada tanggal 4 Juni 2007, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusan yang mengabulkan gugatan WST dan memerintahkan Perusahaan membayar ganti rugi kepada WST sebesar USD dan Rp Pada tanggal 21 Agustus 2008, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan menguatkan putusan Pengadilan Jakarta Pusat tersebut dan menghukum Perusahaan membayar ganti rugi sebesar USD dan Rp Perusahaan mengajukan permohonan kasasi tanggal 7 November Pada tanggal 4 Maret 2010, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan dalam perkara menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Perusahaan. Sehingga pada tanggal 28 Januari 2011 Perusahaan melakukan pembayaran ganti rugi kepada WST sebesar Rp dan USD , dan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dengan WST. Pada tanggal 15 Juli 2011 Perusahaan telah melakukan pembayaran sisa kewajiban ganti rugi sebesar Rp putusan PK No. 267 PK/PDT/2011 tanggal 20 Maret 2013 yang memutuskan menolak permohonan PK dari Perusahaan. 2. Pada tanggal 17 Desember 2007, Perusahaan telah menerima Notice to Fursnish Information and Produce Document dari Australian Competition and Commerce Commission ( ACCC ) terkait dugaan kartel bersama maskapai penerbangan internasional lain dalam penetapan harga Fuel Surcharge Kargo. Saat ini, perkara masih dalam proses pemeriksaan oleh Pengadilan Federal Australia. 3. Pada tanggal 16 November 2009, Perusahaan telah menerima Pemberitahuan Pemeriksaan Lanjutan Perkara dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU ) terkait dugaan kartel penetapan harga Fuel Surcharge tiket domestik. Pada tanggal 4 Mei 2010, KPPU telah memutus perkara ini dan menyatakan Perusahaan bersalah serta menghukum untuk membayar denda sebesar Rp 25 miliar dan ganti rugi sebesar Rp 162 miliar. Pada tanggal 17 Juni 2010 ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada tanggal 28 Februari 2011, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengabulkan permohonan keberatan yang diajukan oleh Perusahaan dan membatalkan putusan KPPU tanggal 4 Mei 2010 serta menghukum KPPU untuk membayar biaya perkara. KPPU telah mengajukan upaya Kasasi atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Perusahaan juga telah mengajukan kontra memori kasasi pada tanggal 27 April Sehubungan dengan upaya kasasi yang dilakukan oleh KPPU terkait dugaan kartel penetapan harga fuel surcharge tiket domestik, Perusahaan, pada tanggal 29 Mei 2013 telah menerima turunan Putusan No. 613 K/pdt. Sus/2011 tanggal 27 Februari 2012, yang menyatakan bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak permohonan kasasi dari KPPU. Putusan ini telah mengikat dan berkekuatan hukum tetap. Meskipun Perusahaan telah melaksanakan sebagian kewajibannya berdasarkan putusan kasasi Mahkamah Agung tersebut, Perusahaan tetap mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung sebagaimana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 19 November Pada tanggal 20 Maret 2013, Perusahaan telah menerima 4. Pada tanggal 8 Agustus 2008, GMFAA, entitas anak, Perusahaan dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menghadapi gugatan ganti rugi dari PT Metro Batavia (MB) untuk: (1) siklus tidak terpakai sebesar USD (atau setara Rp ) (2) kerugian material sebesar Rp setiap hari dan USD (atau setara Rp ) setiap

207 205 bulan sejak tanggal 23 Oktober 2007 sampai pesawat dapat beroperasi (3) kerugian imaterial sebesar USD 10 juta (atau setara Rp 92 miliar) dan (4) memperbaiki mesin yang rusak. Tuntutan ganti rugi timbul karena GMFAA dinyatakan melanggar kontrak terkait dengan garansi yang diberikan GMFAA atas penggantian dan pemasangan 5 mesin pesawat ESN yang dimiliki MB. Sehubungan dengan kasus ini, GMFAA mengajukan gugatan balik kepada MB karena MB tidak memenuhi kewajiban pembayaran utang kepada GMFAA atas jasa penggantian dan perbaikan mesin tersebut sebesar USD ditambah bunga sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan. Pada tanggal 11 Maret 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan untuk menolak tuntutan MB kepada GMFAA dan menerima gugatan balik GMFAA sebesar USD dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 17 November Pada tanggal 18 Mei 2009, MB mengajukan memori banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Sebagai respon, pada tanggal 16 Juli 2009 GMFAA mengajukan kontra memori banding. Pada tanggal 15 Januari 2010 Pengadilan Tinggi menolak banding yang diajukan oleh MB. MB kemudian mengajukan upaya kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 25 Maret GMFAA mengajukan kontra kasasi pada tanggal 17 Mei Pada tanggal 22 Februari 2013, GMFAA telah menerima pemberitahuan isi putusan kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia yang memutuskan menolak permohonan kasasi MB. Salinan putusan kasasi tersebut diterima oleh GMFAA pada tanggal 15 April MB sebesar USD dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 15 Juli 2008 serta kerugian GMFAA sebesar USD Pengadilan juga menyatakan sita jaminan terhadap 4 pesawat MB. Pada tanggal 28 April 2009, MB mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Selanjutnya, pada tanggal 19 Agustus 2009 GMFAA mengajukan kontra banding.pada tanggal 30 Oktober 2009, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan putusan yang menolak permohonan banding MB. Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan Memori Kasasi ke Mahakamah Agung Republik Indonesia atas Perkara Banding No. 504, Sebagai tanggapan, pada tanggal 29 Juli 2010 GMFAA mengajukan kontra memori kasasi. Perkara ini telah diputus oleh Mahkamah Agung yang menolak permohonan kasasi MB. Perusahaan telah menerima pemberitahuan putusan Mahkamah Agung tersebut pada tanggal 15 April Pada tanggal 4 Agustus 2010, Hutomo Mandala Putera ( Tommy Suharto ) menyampaikan gugatan atas beberapa Tergugat, termasuk Perusahaan, sehubungan dengan artikel yang dipublikasikan oleh in-flight magazine, Majalah Garuda edisi Desember Tommy Suharto menyampaikan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan menuntut ganti rugi material dan imaterial, serta permintaan maaf dari Pihak Tergugat yang dipublikasikan di Majalah Garuda dan beberapa media nasional lainnya. Perusahaan telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada tanggal 1 Juni 2011 dan menyerahkan memori banding melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 19 Agustus Manajemen berpendapat bahwa tuntutan ganti tersebut tidak berpengaruh material terhadap laporan keuangan dan kegiatan usaha GMFAA. 5. Pada tanggal 25 September 2008, GMFAA menuntut ganti rugi kepada MB atas (1) pembayaran utang MB kepada GMFAA sebesar USD , (2) bunga utang MB sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan dan (3) membayar kerugian sebesar USD 200 juta. Pada tanggal 22 April 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan menerima gugatan GMFAA terhadap Pada tanggal 11 Maret 2013, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tanggal 24 Oktober 2012 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang mengabulkan gugatan Tommy Suharto kepada Perusahaan sebesar Rp ,- (dua belas miliar lima ratus juta rupiah). Pada tanggal 22 Maret 2013, Perusahaan telah menyatakan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan telah juga menyampaikan memori kasasi pada tanggal 3 April Saat ini Perkara dalam

208 206 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan proses pemeriksaan di tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia. 7. Pada bulan Januari 2012, Hotel Al Azhar mengajukan perubahan atas gugatan kepada Perusahaan yang telah diajukan sebelumnya pada tanggal 14 Juni 2009 di Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi terkait dugaan cidera janji atas Perjanjian yang telah dibuat berkenaan dengan akomodasi penginapan jamaah haji dalam hal terjadi irregular penerbangan. Al Azhar menuntut pembayaran tagihan dan ganti rugi kepada Perusahaan sebesar SAR ditambah biaya pengacara sebesar SAR Dalam perubahan gugatan yang diajukan, Hotel Al-Azhar merubah jumlah tuntutan menjadi sebesar SAR ditambah biaya pengacara sebesar SAR Saat ini perkara masih dalam proses di Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi. Pengaruh Perkara Penting terhadap Keuangan Perusahaan Tidak ada dari perkara-perkara penting tersebut di atas yang memiliki dampak material terhadap keuangan Perusahaan. Keterbukaan Informasi Sebagai Perusahaan Terbuka yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda Indonesia wajib untuk menyampaikan Keterbukaan Informasi kepada Publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No. X.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-86/ Pm/1996 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-306/BEJ/ tentang Peraturan No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi. Sampai dengan akhir Desember 2012, Direksi telah menyampaikan 67 laporan keterbukaan informasi kepada BEI. Berita Pers Tahun 2013 No Tanggal Berita 1 Minggu, 13 Januari GA Wisuda Pilot BIFA Angkatan 9 dan 10 2 Kamis, 17 Januari Operasional Penerbangan Garuda Indonesia Pada Situasi Banjir di Jakarta 3 Jumat, 18 Januari Garuda memperpanjang Kebijakan pembebasan cancellation fee 4 Minggu, 20 Januari Garuda Indonesia Memenangkan Skyscanner Asia Pacific Airline Food Awards 5 Minggu, 20 Januari Asia Pacific Airline Food Awards 2012 (ENG) 6 Rabu, 30 Januari GMF Dipercaya Sebagai Pusat Perawatan Produk B/E Aerospace 7 Rabu, 30 Januari Ekspansi Kapasitas, GMF Bangun Hangar Baru 8 3 February 2013 Garuda Indonesia Operasikan Penerbangan Langsung Jakarta-London mulai Q February 2013 Miss Universe 2012 Olivia Culpo Kunjungi Garuda Indonesia Dan Laksanakan Penanaman Pohon 10 Kamis, 14 Februari Garuda Indonesia Raih Penghargaan The Best Airline dalam Pelaksanaan Penerbangan Haji 11 Minggu, 17 Februari Garuda Indonesia Perluas Jaringan Penerbangan ke 6 Destinasi Baru 12 Senin, 25 Februari Garuda Indonesia Resmikan Garuda Indonesia and Liverpool FC Experience 13 Jumat, 01 Maret Mobile Ticketing Counter Garuda Hadir di Java Jazz Kamis, 07 Maret Garuda Indonesia Terima Penghargaan Contact Center Service Excellence Award Rabu, 13 Maret Penjelasan Garuda Indonesia tentang penumpang Disabilitas 16 Jumat, 15 Maret Garuda Indonesia Luncurkan Layanan Wheelchair Transporter Untuk Penumpang Penyandang Difabel dan Pengguna Kursi Roda 17 Jumat, 22 Maret Garuda Indonesia Laksanakan Garuda Indonesia Bike Tour - Solo Sabtu, 23 Maret Garuda Indonesia Kembali Dukung Earth Hour Kamis, 04 April Garuda Indonesia Gallery Terbesar dan Terlengkap di Surabaya 20 Sabtu, 13 April Garuda Indonesia selenggarakan seminar disabilitas 21 Senin, 15 April Garuda Indonesia Perluas Jaringan Penerbangan Domestik dengan Membuka Rute Baru 22 Kamis, 18 April Garuda Indonesia, Cita Tenun Indonesia (CTI) dan METRO Dept. Store Kembangkan Masyarakat Tenun 23 Senin, 22 April Garuda Indonesia dan ALAFCO Tandatangani Perjanjian Kerjasama Pengadaan 2 Boeing ER dengan Prinsip Syariah 24 Rabu, 24 April Garuda Indonesia Laksanakan Golf Loyalty Tournament Series Kamis, 25 April Garuda Indonesia Luncurkan Garuda Orient Holidays (GOH) Taiwan 26 Jumat, 26 April Garuda Indonesia Laksanakan RUPS Tahunan 2013

209 207 Berita Pers Tahun 2013 No Tanggal Berita 27 Jumat, 26 April PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Laksanakan RUPS Tahunan 2013 (ENG) 28 Selasa, 30 April Kinerja GA Q Selasa, 30 April Kinerja GA Q (ENG) 30 Rabu, 01 Mei GA-GE Medical Drive (IND) 31 Rabu, 01 Mei GA-GE Medical Drive (ENG) 32 Jumat, 03 Mei Garuda Indonesia Resmikan Medan Sebagai Hub Baru di Indonesia Barat 33 Jumat, 03 Mei Garuda Indonesia Resmikan Hub Medan (ENG) 34 Minggu, 05 Mei Garuda Indonesia Terapkan Immigration on Board Rute Shanghai-Jakarta 35 Minggu, 05 Mei Garuda Indonesia Terapkan Layanan Immigration on Board Pada Rute Shanghai Jakarta (ENG) 36 Jumat, 10 Mei Garuda Indonesia Resmikan Crew Center Denpasar 37 Sabtu, 11 Mei Pergelaran Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) Senin, 13 Mei Garuda Indonesia Siap Terbangkan Calon Jemaah Haji Indonesia Mulai 10 September Rabu, 15 Mei Garuda Indonesia Operasikan Rute Jakarta Tanjung Pandan (Belitung) dan Jakarta Bengkulu 40 Rabu, 15 Mei Coca-Cola Amatil Indonesia, Quiksilver dan Garuda Indonesia Tandatangani MoU 41 Kamis, 16 Mei Garuda Indonesia Resmikan Cargo Service Center (CSC) Tangerang 42 Jumat, 17 Mei Garuda Indonesia Resmikan Rute Penerbangan Bandung - Denpasar (vv) Mulai 18 Mei Kamis, 23 Mei Garuda Indonesia Wisuda Pilot Baru Batch 11 & 12 dari BIFA 44 Selasa, 28 Mei Garuda Indonesia Terima Penghargaan Indonesia Service Quality Award 2013 dan Indonesia Most Admired Companies Sabtu, 01 Juni Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Medan-Penang 46 Sabtu, 01 Juni Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Medan-Penang (ENG) 47 Jumat, 07 Juni Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Kerjasama Penyediaan Jasa Road Feeder Service di Eropa 48 Jumat, 07 Juni Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Tandatangani Kerjasama Road Feeder Service di Eropa (ENG) 49 Senin, 10 Juni SBU Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Tandatangani Kerjasama Penyediaan Road Feeder Service di Eropa 50 Selasa, 11 Juni Garuda Indonesia Menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I Selasa, 18 Juni Garuda Indonesia Raih World s Best Economy Class 2013 dari SkyTrax di Paris Airshow 52 Kamis, 20 Juni Garuda Indonesia Lunasi Pinjaman Sindikasi Citi Club Deal Senilai US$ 55 juta 53 Sabtu, 22 Juni Cocal Cola, Quick Silver, GA Bali Beach 54 Minggu, 23 Juni Garuda Indonesia Implementasikan Sistem Layanan Penumpang Baru 55 Kamis, 27 Juni GA Bersama Pemerintah Resmikan Pendidikan dan Pelatihan Awak Kabin di Makassar 56 Jumat, 28 Juni Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta Perth 57 Jumat, 28 Juni Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta Perth (ENG) 58 Senin, 01 Juli Garuda Indonesia Tanda Tangani PKS Bersama Bank Muamalat Indonesia 59 Senin, 01 Juli Garuda Indonesia Tandatangani MoU Bersama Bank Syariah Mandiri 60 Selasa, 02 Juli Garuda Indonesia dan Kementerian Perhubungan Gelar International Green Aviation Conference Selasa, 02 Juli Garuda Indonesia Sambut Boeing ER dan Resmikan Layanan First Class 62 Kamis, 04 Juli Garuda Indonesia dan Taman Safari Indonesia Resmikan Konservasi dan Pelestarian Jalak Bali 63 Senin, 08 Juli Garuda Indonesia Laksanakan Berbagi Sembako 64 Selasa, 09 Juli Garuda Indonesia Mulai Operasikan Armada B ER untuk rute Jakarta Jeddah 65 Minggu, 14 Juli Garuda Indonesia Siapkan 88 Penerbangan Ekstra untuk angkutan Lebaran Rabu, 17 Juli Liverpool Tiba di Jakarta Menggunakan Pesawat Khusus Garuda Indonesia 67 Rabu, 17 Juli Liverpool Tiba di Jakarta Menggunakan Pesawat Khusus Garuda Indonesia (ENG) 68 Jumat, 19 Juli Garuda Indonesia dan Liverpool FC luncurkan Garuda Frequent Flyer Liverpool FC Edition Card 69 Senin, 22 Juli Mulai 25 Juli, Garuda Layani Penerbangan Medan melalui Bandara Kuala Namu 70 Rabu, 24 Juli Garuda Indonesia Mulai Operasikan Penerbangan Dari dan Menuju Medan dari Kuala Namu International Airport 71 Kamis, 25 Juli Penerbangan GA181 Menandai Operasional Kuala Namu International Airport

210 208 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Berita Pers Tahun 2013 No Tanggal Berita 72 Rabu, 31 Juli Garuda Indonesia Terpaksa Menunda Penerbangan ke London Sebagai Akibat dari Keterbatasan Kemampuan Landasan Bandara Soekarno Hatta 73 Rabu, 31 Juli Garuda Indonesia Layani Kembali Rute Penerbangan Denpasar - Brisbane (vv) (ENG) 74 Kamis, 01 Agustus Garuda Indonesia Layani Tiga Rute Baru Dari Balikpapan Menuju Berau Banjarmasin Manado dan Garuda Indonesia Layani Kembali Rute Penerbangan Denpasar - Brisbane (vv) 75 Sabtu, 03 Agustus Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta - Tanjung Pinang (vv) 76 Rabu, 07 Agustus Kopilot Garuda Indonesia Tidak Terbukti Terkena Psikotropika 77 Kamis, 08 Agustus Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan Operasi Sebesar USD 1.725,4 juta Sepanjang Semester I Jumat, 09 Agustus Dua Penerbangan Garuda Indonesia Sore Ini Berangkat Menuju Gorontalo, Setelah Bandara Sultan Jalaluddin Dinyatakan Dibuka Kembali 79 Jumat, 23 Agustus Garuda Indonesia Wisuda 21 Pilot Baru dari Bali International Flight Academy (BIFA) 80 Selasa, 27 Agustus Garuda Indonesia, PMI dan KADIN Tandatangani Nota Kesepahaman 81 Rabu, 28 Agustus Garuda Indonesia Kembali Menggelar Garuda Indonesia Travel Fair Jumat, 30 Agustus Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan Operasi Sebesar USD 1.725,4 juta Sepanjang Semester I Jumat, 30 Agustus Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan Operasi Sebesar USD 1.725,4 juta Sepanjang Semester I 2013 (ENG) 84 Sabtu, 31 Agustus Grand Final Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) Senin, 09 September Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta Tanjung Pinang (Bintan) 86 Rabu, 11 September Garuda Indonesia Terbangkan Calon Jemaah Haji Mulai Hari Ini 87 Rabu, 11 September Garuda Indonesia Terpilih sebagai Maskapai Terbaik Region Asia dan Australasia dalam Ajang Passengers Choice Awards 2013 di Anaheim, USA 88 Jumat, 13 September Garuda Indonesia Bersama BNI Menggelar Garuda Indonesia Travel Fair Minggu, 15 September Garuda Indonesia : Pembukaan Penerbangan Langsung Jakarta Ambon 90 Minggu, 15 September Garuda Indonesia Sesuaikan Jadwal Penerbangan Ke Denpasar, Bali, Selama Pelaksanaan APEC CEO Summit Minggu, 15 September Garuda Indonesia Sesuaikan Jadwal Penerbangan Ke Denpasar, Bali, Selama Pelaksanaan APEC CEO Summit 2013 (ENG) 92 Minggu, 15 September Garuda Indonesia : Pembukaan Penerbangan Langsung Jakarta - Ambon 93 Jumat, 27 September Garuda Indonesia: Garuda Sambut Pesawat A330s Ketujuh Belas 94 Jumat, 27 September Garuda Sambut Pesawat A330s Ketujuh Belas (ENG) 95 Selasa, 01 Oktober Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR Selasa, 01 Oktober Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR (ENG) 97 Rabu, 02 Oktober Garuda Indonesia Hadirkan Layanan Inflight Connectivity di Pesawat B ER 98 Rabu, 02 Oktober Garuda Indonesia Hadirkan Layanan Inflight Connectivity di Pesawat B ER (ENG) 99 Kamis, 03 Oktober Garuda Indonesia dan ICBC Limited Tandatangani Perjanjian Kerjasama Pendanaan Pesawat 100 Kamis, 03 Oktober Garuda Indonesia Gelar Turnamen Internasional Garuda Indonesia Tennis Open 2013 dan Garuda Indonesia Tennis Junior Masters 2013 (Press Conference) 101 Rabu, 09 Oktober Garuda Indonesia Telah Terbangkan Calon Jemaah Haji Ke Tanah Suci Dengan Ketepatan Penerbangan Mencapai 97 Persen 102 Rabu, 16 Oktober Garuda Jalin Kerjasama dengan Prefektur Yamanashi 103 Jumat, 18 Oktober Garuda Indonesia Terpilih sebagai The Rising Star Carrier of The Year untuk Layanan Kargo dalam Ajang Payload Asia Award Rabu, 23 Oktober President & CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar Terpilih Sebagai The 2013 Travel Business Leader of The Year November 2013 Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Langsung Semarang Denpasar dan Batam Bandar Lampung November 2013 Garuda Indonesia Resmikan Penerbangan Langsung Jakarta - Osaka November 2013 Garuda Indonesia Telah Selesaikan Penerbangan Haji Tahun 2013/1434 H 108 Rabu, 20 November Garuda Indonesia Jet Airways Tandatangani Kerjasama Code Share 109 Rabu, 20 November Garuda Indonesia Hentikan Pengangkutan Produk Hiu November 2013 Garuda Layani Rute Baru - Makassar Manokwari Sorong Jayapura Final November 2013 Garuda Indonesia Perkenalkan Sub-Brand Explore ATR untuk Melayani Rute-rute Penerbangan di Remote Area

211 209 Berita Pers Tahun 2013 No Tanggal Berita November 2013 Garuda Indonesia Perkenalkan Sub-Brand Explore ATR untuk Melayani Rute-rute Penerbangan di Remote Area (ENG) 113 Kamis, 28 November Turnamen Internasional Garuda Indonesia Tennis Open 2013 dan Garuda Indonesia Tennis Junior Masters Minggu, 01 Desember Hendrawan Susanto dan Deria Nurhaliza Juarai Garuda Indonesia Junior Tennis Masters Senin, 02 Desember Garuda Indonesia Mulai Turnamen Garuda Indonesia Tennis Open Minggu, 08 Desember Petenis Australia Juarai Garuda Indonesia Tennis Open Senin, 16 Desember Garuda Indonesia Raih Penghargaan Indonesia Sustainable Business Awards 2013 untuk Kategori Logistik dan Transportasi 118 Selasa, 17 Desember Tingkatkan Layanan, Garuda Luncurkan Mobile Ticketing Counter 119 Rabu, 18 Desember SkyTeam Umumkan Bergabungnya Garuda Indonesia sebagai Anggota ke Rabu, 18 Desember SkyTeam Umumkan Bergabungnya Garuda Indonesia sebagai Anggota ke -20 (ENG) 121 Kamis, 19 Desember Garuda Indonesia Kembangkan Layanan Inflight Connectivity di Jajaran Armada Airbus A Kamis, 19 Desember Garuda Indonesia ANA (All Nippon Airways) Tandatangani MoU Kerjasama Strategis 123 Kamis, 19 Desember Garuda Indonesia ANA (All Nippon Airways) Tandatangani MoU Kerjasama Strategis (ENG) Keterbukaan Informasi ke IDX Net Tahun 2013 No. Tanggal No. Surat Perihal Keterangan 1. 2 Januari 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Januari 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Februari 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Februari 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Maret 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Maret 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Maret 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Maret 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS /201 3 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perubahan Komite Audit Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Pemberitahuan Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Penyampaian Bukti Pemberitahuan RUPS Penyampaian Bukti Iklan Informasi Laporan Keuangan Tahunan Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Penyampaian Bukti Iklan Panggilan RUPS Keterbukaan Informasi Sehubungan Dengan Kuasi Reorganisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik periode Oktober - Desember 2012 Perubahan Susunan Komite Audit Penandatanganan Perjanjian Pinjaman antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Permata Tbk., Pemberitahuan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham pada Jumat 26 April 2013 Iklan Bukti iklan tentang Pemberitahuan RUPS di koran Kompas, Bisnis Indonesia, The Jakarta Post terbit 27 Maret 2013 Bukti iklan tentang Informasi Laporan Keuangan Tahunan di Koran Kompas dan Bisnis Indonesia 27 Maret 2013 Laporan keuangan untuk Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Ranggilan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham pada 26 April 2013 Bukti iklan tentang Panggilan RUPS yang telah diiklankan di media cetak Kompas, Bisnis Indonesia, The Jakarta Post terbit pada tanggal 11 April 2013

212 210 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Keterbukaan Informasi ke IDX Net Tahun 2013 No. Tanggal No. Surat Perihal Keterangan April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / April 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Mei 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Mei 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Mei 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Mei 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Juni 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Juli 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Juli 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Juli 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Juli 2013 GARUDA/IDX/JKTDS /2013 Penyampaian Laporan Tahunan Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Peringkat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek Penyampaian Bukti Iklan Lainnya Rencana Transaksi Afiliasi Penyampaian Bukti Iklan Hasil RUPS Rencana Penyelenggaraan Public Expose Tahunan. Penyampaian Materi Public Expose - Tahunan Penyampaian Laporan Keuangan Interim Penyampaian Materi Public Expose Tahunan (KOREKSI) Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan Laporan Hasil Public Expose Tahunan Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek Penyampaian Bukti Iklan lainnya Rencana Transaksi Afiliasi Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penyampaian Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek PenyampaianLaporan Tahunan (KOREKSI) Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Pemberitahuan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., akan melakukan penelaahan terbatas atas Laporan Tahunan/Semester I Tahun Laporan Tahunan tahun 2012 dengan periode tahun buku dari 01 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember Peringkat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Mei 2013 Keterbukaan Informasi Sehubungan Dengan Transaksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., pada Media Cetak Bisnis Indonesia tanggal 23 April 2013 Perolehan fasilitas kredit dari BNI dalam jumlah sebesar USD 40,000,000. Bukti iklan tentang Hasil RUPS di media cetak Bisnis Indonesia, The Jakarta Post, Kompas terbit 29 April 2013 Rencana Penyelenggaraan Public Expose Tahunan, Kamis 2 Mei 2013 Materi public expose Laporan keuangan untuk Periode 3 bulan yang berakhir pada 31 Maret 2013 Materi public expose Hasil RUPST Hasil Public Expose Tahunan Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 April 2013 Keterbukaan Informasi Sehubungan Dengan Transaksi Afiliasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., di media Cetak Bisnis Indonesia 31 Mei 2013 Perolehan fasilitas kredit dari BRI dalam jumlah sebesar US$ 40,000,000. Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 Mei 2013 Penyampaian Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 Juni 2013 Laporan Tahunan tahun 2012 dengan periode tahun buku dari 01 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012 Pemberitahuan bahwa PT GarudaIndonesia(Persero)Tbk., akan melakukan penelaahan terbatas atas Laporan Keuangan Tengah Tahunan/ Semester I Tahun 2013.

213 211 Keterbukaan Informasi ke IDX Net Tahun 2013 No. Tanggal No. Surat Perihal Keterangan Agustus 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Agustus 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / September 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / September 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / September 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / September 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Oktober 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Oktober 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Oktober 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Oktober 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Oktober 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / November 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Desember 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Desember 2013 GARUDA/IDX/JKTDS / Desember GARUDA/IDX/JKTDS /2013 Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek Penyampaian Laporan Keuangan Interim Penyampaian Bukti Iklan Informasi Laporan Keuangan Interim Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penandatanganan Perjanjian Pengadaan Pesawat ATR Laporan Bulanan Registerasi Pemegan Efek Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Berita Pers - Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Berita Pers-Garuda Indonesia dan ICBC Tandatangani Kerjasama Pendanaan Pesawat Laporan Bulanan Registerasi Pemegan Efek Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Penyampaian Laporan Keuangan Interim Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Rencana Transaksi Afiliasi Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 31 Juli 2013 Laporan keuangan untuk Periode 6 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2013 Bukti iklan tentang Informasi Laporan Keuangan Interim di Koran Sinar Harapan 31 Agustus 2013 Penjelasan atas berita Garuda Indonesia Digugat Penumpang pada Koran Kontan 6 Sept 2013 Penandatanganan Perjanjian Pengadaan Pesawat ATR Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 31 Agustus 2013 BeritaPers -Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR Berita Pers -Garuda Indonesia dan ICBC Tandatangani Kerjasama Pendanaan Pesawat Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 September 2013 Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum per Juli Agustus 2013 Laporan keuangan untuk Periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 31 Oktober 2013 Penandatangan Perjanjian Fasilitas Kredit Sindikasi PT Garuda Indonesia (Persero)Tbk. sebagai pemberi pinjaman dan PT Citilink Indonesia sebagai penerima pinjaman. Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 November 2013 Kegiatan Hubungan Investor di Tahun 2013 Sebagai upaya membangun kredibilitas pasca IPO melalui keterbukaan informasi yang seimbang, konsisten dan tepat waktu, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. membentuk Unit Hubungan Investor pada bulan Maret Aktivitas utamanya adalah menjadi jembatan antara manajemen Garuda Indonesia dengan investor dan analis dengan cara melakukan komunikasi dengan analis dan investor yang ingin memperoleh informasi yang komprehensif tentang Garuda Indonesia. Penyampaian dan keterbukaan informasi yang seimbang, konsisten dan tepat waktu, dilakukan melalui berbagai sarana komunikasi, seperti , situs Perseroan, pemuatan artikel di majalah, conference call. Selain itu juga dengan menghadiri berbagai pertemuan langsung dengan analis atau investor melalui sarana paparan publik, temu analis reguler secara kuartalan, kunjungan analis, kunjungan lapangan, partisipasi dalam berbagai konferensi dalam dan luar negeri serta melakukan non deal roadshow.

214 212 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Sepanjang tahun 2013, Garuda Indonesia menghadiri 13 konferensi yang diselenggarakan oleh CIMB, Citi, Credit Suisse, Daiwa, HSBC, JP Morgan, Macquarie, Mandiri Sekuritas, RHB-OSK, dan UBS, serta telah bertemu dengan lebih dari 130 investor dari dalam dan luar negeri. Selain itu GIAA juga berpartisipasi dalam kegiatan Investor Day yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia serta kegiatan Indonesia Investment Summit Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang perusahaan serta industri penerbangan di Indonesia, pada tahun 2013 ini kami mengadakan kunjungan lapangan dan diskusi bersama bagi para analis ke Angkasa Pura I di Sultan Hasanuddin International Airport Makassar dan Angkasa Pura II di Soekarno-Hatta International Airport Cengkareng serta mengadakan analyst gathering dengan tema One hour closer with Indonesian airlines industry & Garuda Indonesia. Detail dari kegiatan Hubungan Investor sepanjang tahun 2013 ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Keterangan Non-Deal Roadshow dan Conference Frekuensi X 13X 13X Kunjungan Analis 30X 52X 41X Analyst Meeting 4X 4X 4X Conference Call 2X 7X 19X Site Visit - 5X 2X RUPS 1X 1X 1X Public Expose 1X 1X 1X Investor Day - 1X 1X Annual Report 1X 1X 1X Pencapaian dari kegiatan sepanjang tahun 2013 telah meningkatkan jumlah analis yang membuat laporan riset tentang Garuda Indonesia dari 11 analis di 2012 menjadi 18 analis, serta meningkatkan persentase (dari free float) kepemilikan saham investor asing dari sekitar 16% menjadi sekitar 31%. Rencana Hubungan Investor di Tahun 2014 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. secara konsisten akan senantiasa mengimplementasikan prinsip transparansi dan pengungkapan untuk menyesuaikan dengan pemenuhan kewajiban sebagai Perusahaan Terbuka. Selain melanjutkan kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2013, Hubungan Investor juga akan meningkatkan pertemuan dengan para investor dan analis pasar modal, serta meningkatkan kualitas laporan. Hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat keuangan atas bisnis penerbangan yang dijalankan oleh Garuda Indonesia. Akses Informasi dan Komunikasi Internal Komunikasi karyawan diselenggarakan melalui penerapan strategi komunikasi internal yang efektif guna mendukung peningkatan produktivitas karyawan, image dan reputasi Perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance. Tanggung jawab komunikasi karyawan adalah memastikan optimalisasi media internal untuk kepentingan Perusahaan, dengan tujuan meningkatkan pemahaman karyawan dan menunjang produktivitas karyawan, yang dilaksanakan dengan mengembangkan efektivitas komunikasi berbasis teknologi informasi. Akses informasi internal dan data Perusahaan diselenggarakan dalam format: 1. Message Management, terbagi ke dalam: a. Sambutan Direksi merupakan pesan manajemen yang disiapkan bagi Jajaran Direksi (atau yang mewakili), yang dapat menjadi arahan bagi pihak internal (karyawan), dan menjadi pesan perusahaan bagi pihak eksternal. b. Memo Direktur Utama merupakan media bagi pimpinan perusahaan (terutama direktur utama) untuk menyampaikan pernyataan (statement) dan atau arahan manajemen, yang dikeluarkan dan ditanda tangani oleh Direktur Utama. Memo Direktur Utama diterbitkan pada awal atau akhir tahun, atau pada saat terdapat arahan manajemen yang baru dan perlu diketahui oleh seluruh karyawan. 2. INFO GA merupakan media komunikasi internal yang mengandung ulasan mengenai kebijakan dan atau kegiatan perusahaan yang bersifat korporat, dengan pendekatan penulisan yang memberikan masukan kepada karyawan.

215 Corporate Info merupakan media komunikasi internal melalui (broadcast message/ blast) yang dikirim ke seluruh karyawan (yang memiliki alamat Garuda). Diperuntukkan bagi penyebarluasan informasi kegiatan yang bersifat korporat dan aktivitas yang dilaksanakan oleh unit kerja/kantor cabang/ serta komunitas di lingkungan perusahaan, dan memiliki kemanfaatan bagi mayoritas karyawan, dan atau kepentingan dalam mendukung program perusahaan. 4. Corporate Portal merupakan media komunikasi internal (berbasis Internet) yang disediakan perusahaan bagi seluruh unit kerja/branch Offices untuk menampilkan kinerja/aktivitas unit kerja. 5. Dynamic Digital Signage (DDS) merupakan medium broadcast, melalui televisi yang ditempatkan di beberapa sentra kerja karyawan, bagi Perusahaan dalam mempublikasikan informasi mengenai event, kegiatan, dan kejadian yang melibatkan perusahaan. 6. Public Announce merupakan fasilitas yang terdapat di Ged. Manajemen Garuda City, Cengkareng dan Crew Center GSO yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan informasi yang bersifat situasional bagi kepentingan karyawan yang berkantor/bekerja di dalam gedung tersebut. 7. Newsletter/Buletin merupakan medium bagi sosialisasi implementasi budaya perusahaan dan/atau programprogram perusahaan yang sedang dijalankan. 8. Majalah Internal (Garuda VIEW) merupakan majalah internal perusahaan yang ditujukan bagi karyawan beserta keluarganya. 9. Forum CEO Brief merupakan wadah komunikasi bersifat dua arah bagi manajemen dengan people managers (level Vice Presidents dan Senior Managers). Akses Informasi dan Komunikasi Eksternal Kegiatan yang dilaksanakan perusahaan untuk memastikan penyelenggaraan komunikasi eksternal yang efektif guna mendukung peningkatan image/reputasi perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance. Akses informasi dan data mengenai Garuda Indonesia dapat diakses publik melalui medium sebagai berikut: Website Garuda Indonesia Website resmi perusahaan ( yang berisikan informasi terkait kegiatan komersial, industri, operasional, keuangan, Good Corporate Governance (GCG), maupun Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Inflight Magazine (Colours) Majalah khusus yang didistribusikan di seluruh penerbangan Garuda Indonesia, baik domestik maupun internasional. Darksite Website khusus perusahaan yang hanya diaktivasi dalam situasi emergency atau krisis, seperti kecelakaan pesawat. Website tersebut ditujukan sebagai pusat informasi kepada media maupun publik berkaitan dengan perkembangan situasi emergency yang terjadi. Media Sosial 1. Twitter ( 2. Facebook ( PT.GarudaIndonesia) 3. YouTube Media Massa 1. Berita pers/press Release Informasi tertulis yang disampaikan kepada media berkaitan dengan perkembangan terbaru perusahaan, mencakup kinerja perusahaan, aksi dan rencana perusahaan, kinerja keuangan, kinerja operasional penerbangan, pengembangan jaringan penerbangan (pembukaan rute maupun destinasi penerbangan baru, penetapan hub baru, kerjasama code share agreement dengan airline partners, dan lainnya), maupun layanan terbaru Perusahaan.

216 214 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 2. Wawancara khusus/media interviews Sesi wawancara khusus antara media elektronik, online, maupun cetak dengan Direksi perusahaan berkaitan dengan perkembangan terbaru perusahaan, mencakup kinerja perusahaan, aksi dan rencana perusahaan, kinerja keuangan, kinerja operasional penerbangan, pengembangan jaringan penerbangan (pembukaan rute maupun destinasi penerbangan baru, penetapan hub baru, kerjasama code share agreement dengan airline partners, dan lainnya), maupun layanan terbaru Perusahaan. 3. Advertorial Pembuatan laporan khusus berkaitan perkembangan perusahaan di media massa cetak maupun elektronik, yang mencakup kinerja perusahaan, aksi dan rencana perusahaan, kinerja keuangan, kinerja operasional penerbangan, pengembangan jaringan penerbangan (pembukaan rute maupun destinasi penerbangan baru, penetapan hub baru, kerjasama code share agreement dengan airline partners, dan lainnya), maupun layanan terbaru Perusahaan. 4. Corporate Ad Sebagai perusahaan terbuka dan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance, Perusahaan mempublikasikan iklan kinerja keuangan di media cetak secara berkala sebanyak 4 kali setahun, serta iklan pengadaan di media massa cetak nasional dan internasional. Analyst Meeting Forum pertemuan antara manajemen dengan para analyst keuangan yang diselenggarakan perusahaan secara berkala untuk menginformasikan kinerja perusahaan per periode tertentu. Annual Report Laporan perusahaan tahunan yang berisi informasi berkaitan dengan seluruh kegiatan komersial, industri, operasional, keuangan, Good Corporate Governance (GCG), Corporate Social Responsibility (CSR), dan anak perusahaan. Assessment Implementasi Good Corporate Governance Tahun Buku 2013 Garuda Indonesia telah meratifikasi Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/ GCG) Pada BUMN ( Permen BUMN ). Pasal 44 Permen BUMN tersebut mewajibkan setiap BUMN melakukan evaluasi (review) yang dilakukan sendiri oleh BUMN yang bersangkutan (self assessment) untuk mendeskripsikan tindak lanjut pelaksanaan dan penerapan GCG di Perusahaan yang dilakukan tahun berikutnya setelah assessment dengan maksud mengevaluasi hasil penilaian dan tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 ini, Garuda Indonesia melaksanakan assessment GCG untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2013 yang dilakukan oleh Ernst & Young Indonesia selaku assessor independent. Press Conference Forum pertemuan antara manajemen dengan media yang diselenggarakan perusahaan berkaitan dengan perkembangan terbaru perusahaan, mencakup kinerja perusahaan, aksi dan rencana perusahaan, kinerja keuangan, kinerja operasional penerbangan, pengembangan jaringan penerbangan (pembukaan rute maupun destinasi penerbangan baru, penetapan hub baru, kerjasama code share agreement dengan airline partners, dan lainnya), dan layanan terbaru Perusahaan. Assessment dilakukan dengan mengacu kepada Indikator/ Parameter GCG yang ditetapkan oleh Sekretaris Menteri Negara BUMN melalui Surat Keputusan No. SK-16/S. MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Sampai dengan laporan tahunan ini diterbitkan, pelaksanaan GCG assessment masih berlangsung sehingga perusahaan belum memperoleh skor nilai GCG assessment tahun buku 2013.

217 215 Hasil Assessment GCG lainnya Penilaian Menggunakan ASEAN GCG Scorecard ASEAN Capital Market Forum telah menetapkan ASEAN GCG Scorecard yang diadopsi dari berbagai standard dan best practices Internasional yang digunakan untuk menilai praktik GCG dari perusahaan publik yang ada di Negara ASEAN. Ada 2 tingkat (level) penilaian, untuk level 1 penilaian dilakukan pada aspek: (1) rights of shareholders, (2) equitable treatment of shareholders, (3) role of stakeholders, (4) disclosure & transparency dan (5) responsibilities of the boards. Level 2 berkaitan dengan bonus dan penalti. Bonus akan diberikan kepada perusahaan yang mempraktikkan GCG melebihi standar minimum dan penalti berupa pengurangan skor diberikan pada perusahaan yang mempraktikkan bad governance. Jumlah total parameter pada level 1 sebanyak 196 dan untuk level 2 sebanyak 9 parameter. The Indonesian Institute Corporate Directorship (IICD) sebagai lembaga independen untuk menilai praktik GCG pada perusahaan publik di Indonesia dan dengan menggunakan ASEAN GCG scorecard telah menetapkan Garuda Indonesia sebagai Perusahaan BUMN terbaik untuk kategori Best Rights of Shareholder. Etika Bisnis dan Etika Kerja berisi: Jati Diri Perusahaan, yang berisi mengenai Visi dan Misi Perseroan, Tata Nilai Perseroan serta Perilaku Utama yang harus ditampilkan oleh pegawai Perseroan Perilaku Terpuji yang menjelaskan mengenai hubungan dengan Insan Perseroan, hubungan dengan Pelanggan, hubungan dengan Mitra Kerja, hubungan dengan Pemegang Saham, dan hubungan dengan Pesaing Kepatuhan dalam bekerja yang menjelaskan mengenai bagaimana transparansi komunikasi dan informasi keuangan, penanganan benturan kepentingan, pengendalian gratifikasi, perlindungan terhadap aset Perseroan dan perlindungan terhadap rahasia Perseroan. Tanggung jawab Insan Perseroan yang menjelaskan mengenai tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung jawab kepada Pemerintah dan tanggung jawab kepada Lingkungan, Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja yang menjelaskan mengenai pelaporan pelanggaran whistle blowing system (WBS), sanksi atas pelanggaran, sosialisasi Etika Bisnis dan Etika Kerja, penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh Insan Perseroan Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award Garuda Indonesia pada tahun 2013 mengikuti riset pemeringkatan implementasi GCG untuk tahun buku 2012 yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dengan tema Good Corporate Governance dalam Perspektif Pengetahuan. Keikutsertaan Garuda Indonesia kali ini merupakan yang ke-lima kalinya. Garuda Indonesia memperoleh skor 85,93 dan masuk dalam kategori Most Trusted Company. Kebijakan Pelaksanaan GCG di Garuda Indonesia Berbagai kebijakan untuk mendukung pelaksanaan GCG telah dilakukan oleh Garuda Indonesia, antara lain: Etika Bisnis dan Etika Kerja Etika Bisnis dan Etika Kerja Garuda Indonesia yang diresmikan pada tanggal 10 Februari 2011 ditandai dengan penandatanganan Komitmen oleh Direksi, Dewan Komisaris, Pejabat Vice President, dan Senior GM Branch Office. Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perseroan telah disahkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama Perseroan No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret Pemberlakuan Etika Bisnis dan Etika Kerja Etika Bisnis dan Etika Kerja berlaku bagi setiap level organisasi di Perseroan mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat struktural dan seluruh staf non struktural. Etika bisnis dan Etika Kerja di sosialisasikan kepada seluruh level organisasi melalui acara tatap muka secara langsung atau melalui tulisan-tulisan pada media intra pegawai maupun di upload pada web/laman Perusahaan. Penerapan dan Penegakan Etika bisnis dan Etika Kerja Nilai-nilai budaya perusahaan Fly-Hi telah mendasari penerapan dan penegakan etika kerja dan etika bisnis di Garuda Indonesia. Perusahaan secara intensif melakukan upaya sosialisasi, internalisasi, dan monitoring secara sistematis agar Panduan Etika Kerja dan Etika Bisnis yang dimiliki setiap pegawai benar-benar mendasari sikap dan perilaku kerja sehari-hari. Untuk mengukur implementasinya, secara periodik dilaksanakan survei dan evaluasi atas penerapan kode etik di seluruh unit kerja dan branch office.

218 216 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan People Manager berperan sebagai role model dalam penegakan dan penerapan kode etik. Hasil penilaian kinerja individu juga dilihat dari aspek perilaku kerja melalui metode 360 Assessment pada saat Employee Performance Tracking setiap semester. Monitoring implementasi kode etik juga dilakukan secara on-site melalui observasi di seluruh unit dan branch office (domestik). Sistem pelaporan dalam penegakan etika bisnis juga dibangun agar Insan Garuda Indonesia selalu menghindarkan diri dari hal-hal yang terkait gratifikasi melalui penerapan Whistleblowing System. Program Pengendalian Gratifikasi Sebagai tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara Perseroan dengan Komisi Pemberantas Korupsi ( KPK ) pada tanggal 10 Februari 2011, Perseroan mencanangkan dan mulai melaksanakan Program Pengendalian Gratifikasi ( PPG ). Program pengendalian gratifikasi merupakan inisiatif program dalam rangka mengimplementasikan tata nilai perusahaan Fly Hi, terutama nilai-nilai kejujuran (honesty) dan integritas (integrity) serta implementasi dari prinsipprinsip Good Corporate Governance terutama prinsip transparansi, responsibilitas dan independen. Kebijakan pengendalian gratifikasi Perusahaan adalah bahwa setiap karyawan Garuda Indonesia tidak diperbolehkan menerima gratifikasi dan harus membuat laporan (disclose) kepada perusahaan apabila menerima gratifikasi karena dihadapkan pada kondisi yang sulit untuk melakukan penolakan. Perusahaan telah menerbitkan ketentuan detail mengenai penerimaan gratifikasi sebagai mana diatur dalam Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50001/2013 tanggal 09 Januari 2013, sebagai berikut: (1). Pegawai Perseroan dan anggota keluarganya dilarang menerima gratifikasi dari Pihak lain. (2). Setiap penerimaan gratifikasi oleh pegawai Perseroan wajib dilaporkan kepada Unit Pengendali Gratifikasi. (3). Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan adalah: a) Diperoleh dari keluarga baik sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas dan atau ke bawah. b) Diperoleh dari pihak lain sebagai hadiah perkawinan, ulang tahun, khitanan anak, atau terkait dengan tradisi, musibah/bencana, atau sakit yang nilainya paling besar Rp ,- (satu juta rupiah) dari masing-masing pemberi pada setiap kegiatan atau peristiwa tersebut. c) Diperoleh dari atasan dan tidak bertentangan dengan pelaksanaan tugas. d) Diperoleh dari Panitia Penyelenggara, berupa fasilitas akomodasi/transportasi, hidangan, seminar kits, sertifikat yang secara umum diterima oleh peserta training, seminar, workshop, konferensi, sepanjang gratifikasi yang diterima tersebut biayanya tidak ditanggung oleh Perseroan. Perusahaan menjalin kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam membangun pengendalian gratifikasi di Garuda Indonesia. KPK memberikan bantuan teknis dalam bentuk assessment atas kesiapan Garuda Indonesia untuk menjalankan program pengendalian gratifikasi serta pelatihan bagi Tim Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) yang dibentuk Perusahaan. Penandatanganan komitmen antara Garuda Indonesia dengan KPK dilaksanakan pada tanggal 10 Februari Perusahaan melakukan sosialisasi program pengendalian gratifikasi secara intensif dan konsisten ke seluruh pegawai Garuda Indonesia melalui media komunikasi Perusahaan baik cetak maupun elektronik, seperti dan intranet serta buletin dan majalah. Sosialisasi juga dilakukan melalui tatap muka dan diskusi dengan para pegawai. Sebagai media komunikasi dalam menyampaikan laporan gratifikasi, perusahaan menyediakan khusus dengan alamat: gcg@garuda-indonesia.com Sosialisasi kepada pemangku kepentingan lainnya dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan para pemasok (vendor gathering) dan agen penjualan baik penumpang maupun kargo serta dengan memuat etika bisnis dan etika kerja Perusahaan pada website agar dapat diakses oleh para pemangku kepentingan. Perusahaan juga sedang melakukan proses sistem automasi untuk pengelolaan laporan penerimaan gratifikasi yang disampaikan oleh seluruh pegawai Garuda Indonesia dimana pelapor dapat melaporkan penerimaan gratifikasi dan mengupload dokumen pendukungnya secara online system, namun tetap bukti gratifikasi disampaikan kepada Perusahaan melalui unit Corporate Secretary. Sistem ini sekaligus merupakan sarana bagi perusahaan untuk melakukan sosialisasi program pengendalian gratifikasi kepada seluruh pegawai.

219 217 Program sosialisasi yang intensif atas prinsip dan kebijakan pengendalian gratifikasi Perusahaan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman bagi pegawai maupun para pemangku kepentingan bahwa pengendalian gratifikasi merupakan salah satu aspek penting yang diupayakan oleh Perusahaan dalam membangun dan menumbuhkembangkan lingkungan kerja yang bersih dan berintegritas. atau tindakan melawan hukum lainnya. Jadi sejatinya pengendalian gratifikasi adalah untuk melindungi pegawai dan meningkatkan harkat dan martabat para pegawai. Bagi perusahaan, pengendalian gratifikasi dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dan yang paling utama adalah meningkatkan reputasi perusahaan karena berhasil mempraktikkan bisnis yang bersih, beretika dan bermartabat. Pengendalian gratifikasi tidak hanya berdampak positif kepada Perusahaan, tetapi juga bagi pegawai maupun pemangku kepentingan lainnya. Bagi pegawai penolakan atas pemberian gratifikasi dapat menghindari perasaan untuk melakukan balas budi yang dapat mendorong terjadinya benturan kepentingan sehingga tidak lagi menjadi independen dalam pengambilan keputusan. Gratifikasi merupakan bahaya laten yang dapat mendorong pegawai menjadi kecanduan dan bila tidak terpenuhi maka dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan melanggar prosedur dan pemerasan Laporan Penerimaan Gratifikasi Hingga 30 Desember 2013 jumlah laporan penerimaan gratifikasi yang disampaikan oleh pelapor kepada perusahaan melalui unit Corporate Secretary sebanyak 102 laporan, dengan rincian 25 gratifikasi dalam bentuk uang tunai, 4 gratifikasi dalam bentuk check/voucher belanja dan 73 gratifikasi dalam bentuk barang dan atau makanan dengan status kepemilikan 17 laporan milik negara 71 laporan dikelola perusahaan dan 14 laporan telah disumbang kepada Panti Sosial. Rekapitulasi Laporan Penerimaan Gratifikasi sampai dengan bulan Desember 2013 Jenis Gratifikasi Jumlah Laporan Tindak Lanjut Uang Tunai Rp ,- 5 Voucher Belanja senilai Rp ,- 3 2 set Ball Point Mont Blanc 2 1 set Jam tangan Calvin Klein 1 2 buah Gelas dan Frame Foto 1 Ditetapkan menjadi milik Negara dan telah diserahkan melalui KPK 1 set Belt Salvatore Ferragamo 2 1 set Card Holder dan Ball Point 1 2 set Jaket Kulit 2 Cek Tunai Rp ,- 1 Uang Tunai Rp ,- 19 Dikelola perusahaan dan akan disumbangkan kepada Panti Sosial Barang-barang lainnya 41 Makanan dan/atau Minuman 14 Telah disumbangkan kepada Panti Sosial Total Laporan 102 Jumlah laporan penerimaan gratifikasi pada tahun 2013 sebanyak 102 laporan, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah sebanyak 128 laporan. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan antara lain keberhasilan program sosialisasi yang telah diadakan oleh Perusahaan sehingga pemberian gratifikasi oleh stakeholder menurun atau adanya keberanian dari Pegawai dalam menolak pemberian yang ditawarkan oleh stakeholder.

220 218 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Tindak Lanjut Laporan Gratifikasi Tahun 2013 Unit Corporate Secretary sebagai unit pengendali gratifikasi (UPG) menerima laporan penerimaan gratifikasi yang disampaikan oleh pegawai dan UPG merekapitulasi laporan dan menyampaikan kepada KPK secara berkala. KPK akan menetapkan status kepemilikan atas laporan gratifikasi dan menyampaikannya kepada Perusahaan. Data selengkapnya atas laporan dan penanganannya seperti termuat dalam tabel berikut ini. No. Tanggal Pelaporan Jumlah Laporan Surat dan Tanggal Tanggapan KPK Catatan KPK 1 17 Januari laporan - Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th Februari laporan B-920/10-13/04/ April 2013 Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th April Laporan - Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th April Laporan KEP-335/01-13/05/2013 KEP-336/01-13/05/2013 KEP-337/01-13/05/ Mei Mei laporan B. 1444/10-13/06/ Juni Juni laporan KEP-739/01-13/10/ Oktober Juni laporan B-3094/10-13/10/ Oktober Juli laporan B-1979/10-13/08/ Agustus Agustus laporan B-2782/10-13/10/ Oktober Agustus laporan KEP-697/01-13/09/ September Agustus laporan B-2899/10/13/10/ Oktober Agustus laporan KEP-729/10-13/10/2013 KEP-730/10-13/10/2013 KEP-730/10-13/10/ Oktober September laporan KEP-874 A/01-13/11/ November September laporan B-3474/10-13/12/ Desember Oktober laporan KEP-901/10-13/12/2013 KEP-902/10-13/12/2013 KEP-903/10-13/12/ Desember Oktober laporan B-3596/10/13/12/ Desember November laporan KEP-65/10-13/01/2014 KEP-66/10-13/01/2014 KEP-67/10-13/01/ Januari November laporan B-167/10-13/01/ Januari 2014 Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

221 219 No. Tanggal Pelaporan Jumlah Laporan Surat dan Tanggal Tanggapan KPK Catatan KPK Desember laporan KEP-107/01-13/02/2014 KEP-108/01-13/02/ Februari 2014 Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th Desember laporan Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th Desember 3 laporan Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001 Penyaluran gratifikasi yang ditetapkan menjadi milik perusahaan Sebagai bagian dari warga industri yang baik (good corporate citizen), Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang diwujudkan dengan menyalurkan gratifikasi kepada Yayasan Sosial. Pada tahun 2013 perusahaan telah menyalurkan gratifikasi dalam bentuk makanan dan minuman kepada Yayasan Sosial Marfati Tangerang (Graha Lansia, Rehabilitasi eks Kusta dan Balai Pengobatan) dan Rumah Yatim Piatu Putera Asih keduanya di Tangerang. Perusahaan juga telah menyalurkan sebagian gratifikasi dalam bentuk barang yang dapat dimanfaatkan kepada Panti Sosial Asuhan Anak di Babakan Ciamis, Bandung, dengan rincian: No. Jenis Barang Banyaknya 1 Kaos 5 helai 2 Handuk 2 helai 3 Kemeja Batik 2 helai 4 Buku Agenda 31 buku 5 Ballpoint 6 buah 6 Memo pad 8 buku 7 Buku cerita anak 1 buku 8 Parfum berbagai merk 6 botol Evaluasi Program Pengendalian Gratifikasi Garuda Indonesia bersama KPK melakukan evaluasi atas kebijakan dan implementasi program pengendalian gratifikasi. Hasil evaluasi bersama tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan untuk perbaikan dan penyempurnaan sistem pengendalian gratifikasi di Perusahaan. Rekomendasi hasil evaluasi berupa rencana aksi sebagai berikut: 1. Garuda Indonesia akan membuat kebijakan dan ketentuan yang lebih ketat mengenai batasan gratifikasi yang dikelola perusahaan terutama gratifikasi dalam bentuk honor pembicara. 2. Lebih memberdayakan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) Perusahaan untuk melakukan analisa dan membuat keputusan status kepemilikan atas laporan gratifikasi. Rencana PPG di tahun 2014 Berdasarkan rekomendasi hasil evaluasi Garuda Indonesia dan KPK serta evaluasi internal perusahaan, maka untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian gratifikasi, maka program kerja pengendalian gratifikasi tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Melakukan sosialisasi kebijakan dan ketentuan baru mengenai gratifikasi kepada pegawai dan seluruh stakeholder Perusahaan. 2. Merencanakan dan mengadakan program pelatihan dan pengembangan pegawai yang bertanggung jawab atas program pengendalian gratifikasi 3. Melakukan sosialisasi atas sistem online laporan penerimaan gratifikasi. Whistleblowing System Prinsip dan Kebijakan Sejak tahun 2010 Perusahaan telah mulai membangun sistem pelaporan pelanggaran berbasis web yang dikenal dengan nama Whistleblowing System (WBS). Penerapan WBS Garuda Indonesia telah disahkan berdasarkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50032/12 tanggal 13 Agustus 2012 dan disempurnakan dengan Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50001/14 tanggal 30 Januari 2014.

222 220 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Whistleblowing System di Perusahaan merupakan penyempurnaan dari sistem penanganan laporan dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme yang dijalankan sejak tahun 2006 dan disesuaikan dengan Pedoman Whistleblowing System yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Pengembangan Whistleblowing System ini merupakan salah satu upaya untuk penegakan etika bisnis, etika kerja, serta upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebagai Perusahaan yang berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) penerapan Whistleblowing System menjadi salah satu sarana untuk mengawasi penegakan etika bisnis dan etika kerja di Perusahaan, karena memungkinkan seluruh unsur Perusahaan dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menyampaikan laporan dugaan pelanggaran dan kecurangan (fraud) dan bentuk pelanggaran etika lainnya yang terjadi di Perusahaan. Pelapor dapat melaporkan secara online melalu sistem berbasis web dengan alamat Dalam penerapan Whistleblowing System, Perusahaan memiliki kebijakan yang menjamin perlindungan atas identitas dari pelapor dan akan menggunakan berbagai cara untuk menjaga kerahasiaan identitas pelapor. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelaporan pelanggaran yang terjadi di Perusahaan dan menjamin keamanan pelapor maupun keluarganya. Program Kerja Keberhasilan penggunaan Whistleblowing System sebagai sarana untuk penegakkan etika bisnis dan etika kerja Perusahaan, harus didukung juga oleh perencanaan yang memberikan pedoman pada arah pengembangan Whistleblowing System. Untuk itu diperlukan adanya penyusunan program kerja untuk pengembangan Whistleblowing System setiap tahunnya. Setelah melakukan pencanangan WBS bersamaan dengan pencanangan etika Perusahaan dan Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) pada tahun 2011, dan selanjutnya pada tahun 2012 Perusahaan melanjutkan program sosialisasi secara intensif kepada pegawai serta ke beberapa Mitra, Pemasok Perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya, dan pada tahun 2013, untuk meningkatkan efektivitas dan penyempurnaan pengelolaan Whistleblowing System Perusahaan menunjuk pihak independen yang bukan merupakan ensure Perusahaan untuk mengelola Whistleblowing System. Dengan adanya pihak independen ini penanganan laporan yang masuk ke Whistleblowing System akan terjaga independennya karena meminimalisir adanya risiko benturan kepentingan yang dapat terjadi apabila Whistleblowing System dikelola oleh pihak internal Perusahaan. Laporan WBS Selama tahun 2013 tercatat terdapat 63 laporan yang masuk ke website Whistleblower System com. Laporan tersebut disampaikan oleh berbagai pihak, diantaranya oleh pegawai, pelanggan dan para pemangku kepentingan lainnya. Laporan yang masuk ke website Whistleblower System tersebut selanjutnya dianalisa untuk menentukan ada atau tidaknya indikasi pelanggaran etika bisnis dan etika kerja dari laporan yang disampaikan tersebut. Dari hasil analisa tersebut, pada tahun 2013 laporan yang masuk dapat dikategorikan sebagai berikut: laporan kosong (46%) laporan terkait keluhan pelayanan/operasional (tidak terkait pelanggaran kecurangan & pelanggaran etika perusahaan) (30%) laporan terkait pelanggaran kecurangan dan etika perusahaan (24%) Selanjutnya, terhadap 15 laporan yang terkait Whistleblowing System, 9 laporan dilanjutkan prosesnya dengan investigasi oleh investigator yang ditunjuk. Dari proses investigasi yang dilakukan, 1 laporan terbukti kebenarannya dan 1 laporan tidak terbukti. Berdasarkan data-data tersebut tingkat prosentase laporan yang terbukti kebenarannya mencapai 7% dari total jumlah laporan terkait Whistleblowing System yang masuk. Pengelolaan Laporan WBS 2013 Pengelolaan sistem Whistleblowing System di Perusahaan dilakukan sesuai tata cara dan prosedur pelaporan yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Pengelolaan Whistleblowing System meliputi kegiatan penanganan laporan, investigasi laporan, hingga penindakan terhadap terlapor apabila terbukti terjadi pelanggaran etika bisnis dan etika kerja. Pihak yang melakukan pengelolaan Whistleblowing System sejak pertengahan tahun 2013 telah dilakukan oleh pihak independen.

223 221 Dalam penanganan laporan yang masuk ke website Whistleblower System, ditangani oleh Whistleblowing System Office (WBS Officer) yang akan melakukan analisis mengenai ada atau tidaknya indikasi pelanggaran etika bisnis maupun etika kerja. Selanjutnya apabila laporan tersebut terindikasi adanya pelanggaran, maka selanjutnya akan dilakukan investigasi atas laporan yang masuk tersebut. Namun apabila tidak ada indikasi pelanggaran dan laporan tersebut merupakan laporan keluhan pelanggan maka WBS Officer akan menyampaikan laporan tersebut kepada unit yang bertanggung jawab terhadap penanganan keluhan pelanggan. Dalam menangani laporan tentang dugaan kecurangan yang tidak disertai dengan informasi yang jelas dan lengkap, maka WBS Officer akan berupaya untuk mendapatkan informasi tambahan dari pelapor. Namun apabila upaya ini tidak berhasil, maka laporan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti dengan proses investigasi. Selain itu, untuk laporan yang sifatnya masukan maupun keluhan pelanggan, Perusahaan juga tidak melanjutkan prosesnya ke tahap investigasi melainkan akan diteruskan ke unit terkait di Perusahaan untuk ditindaklanjuti. Untuk laporan yang telah dianalisis dan terindikasi pelanggaran, maka selanjutnya akan dilakukan proses investigasi. Dalam proses investigasi, dilakukan pengumpulan data dan informasi untuk dapat menemukan bukti-bukti yang cukup atas laporan yang berindikasi pelanggaran. Dari pengumpulan data dan informasi tersebut, nantinya akan dapat diketahui kebenaran suatu laporan yang disampaikan oleh pelapor. Apabila laporan dugaan kecurangan dan pelanggaran etika terbukti, maka investigator akan menyampaikan hasil investigasinya kepada Perusahaan untuk ditindaklanjuti. Evaluasi Pengelolaan Whistleblowing System Sejak awal dicanangkan pada tahun 2010 hingga saat ini, perbaikan terhadap penerapan dan pengelolaan Whistleblowing System terus dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan awareness Perusahaan maupaun para pemangku kepentingan, melakukan penyempurnaan peraturan, penggunaan pihak independen sampai dengan perbaikan sistem informasi teknologi yang digunakan untuk Whistleblowing System. Dari tahun ke tahun, terlihat adanya tren yang semakin meningkat untuk pelaporan melalui Whistleblowing System ini. Apabila dibandingkan jumlah laporan dugaan kecurangan dan pelanggaran etika yang disampaikan tahun 2012 melalui WBS, laporan di tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 200% dibandingkan dengan jumlah laporan tahun Perbandingan Pencapaian Pengelolaan WBS No Jenis Laporan Laporan Kosong (Testing)/tidak terkait WBS Laporan terkait WBS * a. Laporan terkait WBS yang terbukti b. Laporan terkait WBS yang tidak terbukti Total Laporan Masuk * sebagian besar laporan masih dalam proses investigasi

224 222 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan/atau Manajemen Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 15 November 2010 Perseroan telah memperoleh persetujuan untuk melaksanakan Management and Employee Stock Option Program (MESOP). Jumlah Saham yang dapat dibeli oleh peserta MESOP adalah sebanyak-banyaknya saham. Perseroan telah mengumumkan pelaksanaan program MESOP sebagai berikut: Tahapan Masa Laku Hak Opsi Harga Pelaksanaan Keterangan Jumlah Hak Opsi Hak Opsi Tahap I 10 Februari 2016 Rp Hak Opsi Tahap II 30 November 2016 Rp Hak Opsi Tahap III 30 November 2017 Rp Periode pelaksanaan adalah 2 kali setiap tahun sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek No. I-A Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-305/BEJ/ tanggal 19 Juli 2004 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-00001/ BEI/ tanggal 20 Januari Harga pelaksanaan opsi tersebut sudah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku sebagaimana dikonfirmasikan oleh BEI dalam surat No. S-02342/BEI.PPJ/ tanggal 12 April 2011 perihal Persetujuan Pencatatam Saham Dalam Rangka Pelaksanaan Management Employee Stock Option Plan dan Employee Stock Option Plan (MSOP/ESOP). Perseroan telah menetapkan Periode Pelaksanaan baik untuk Tahap I, II dan III sesuai dengan Surat No. GARUDA/JKTDI/2006/12, tanggal 30 November 2012, perihal Perubahan Periode Pelaksanaan Management Employee Stock Option Plan. Periode Pelaksanaan adalah 30 Hari Bursa. Periode Pelaksanaan Pertama terhitung sejak tanggal 15 Mei 2013 dan untuk Periode Pelaksanaan Kedua dimulai 1 November setiap tahunnya sampai dengan masa laku Hak Opsi setiap tahap berakhir. Adapun persyaratan program MESA dan MESOP Tahap I adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris selain Komisaris Independen pada saat IPO dilaksanakan. 2. Direksi yang menjabat pada saat IPO dilaksanakan. 3. Pegawai tetap Perusahaan yang tercatat pada data Perusahaan pada tanggal 15 Januari Pegawai yang tidak mendapat alokasi Program MESA adalah Pegawai yang pada tanggal 15 Januari 2011 berstatus: a. Pegawai dalam status Cuti Luar Tanggungan Perseroan; b. Pegawai dalam status pembinaan; c. Pegawai yang ditempatkan di anak perusahaan/ instansi lain. Peserta Program MESOP tahap selanjutnya adalah: 1. Dewan Komisaris yang menjabat pada selambatlambatnya 14 hari sebelum penerbitan hak opsi, kecuali komisaris independen. 2. Direksi yang menjabat pada selambat-lambatnya 14 hari sebelum penerbitan hak opsi. 3. Pegawai tetap Perusahaan yang tercatat pada data Perusahaan selambat-lambatnya 14 hari sebelum penerbitan hak opsi. 4. Pegawai yang tidak mendapat alokasi Program MESOP adalah Pegawai yang pada 14 hari sebelum penerbitan Hak Opsi berstatus: a. Pegawai dalam status Cuti Luar Tanggungan Perseroan; b. Pegawai dalam status pembinaan; c. Pegawai yang ditempatkan di anak perusahaan/ instansi lain; d. Local Staff

225 223 Komitmen Terhadap Perlindungan Konsumen 1. Website GA Prinsip dan Kebijakan Pelanggan merupakan stakeholders utama Perusahaan, oleh karena itu Perusahaan senantiasa meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan dan perlindungan yang optimal bagi para pelanggan. Peningkatan kualitas layanan dilakukan pada semua rantai perjalanan mulai dari tahap sebelum perjalanan (pre journey), selama perjalanan (in journey) dan setelah perjalanan (pre journey). Perusahaan telah menemukenali 28 titik (28 touch points) penting yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan secara signifikan. Pada titik titik inilah sumber daya Perusahaan dikerahkan untuk ditingkatkan kapabilitasnya, terutama melalui intervensi teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai stakeholders utama, Perusahaan memberikan kesempatan dan melibatkan pelanggan untuk berperan dan memberikan kontribusi untuk kemajuan bersama. Pada era kolaborasi saat ini, dimana keterbukaan menjadi prinsip dasar yang sangat penting dalam membangun hubungan jangka panjang, Garuda Indonesia berupaya untuk menjalin hubungan pelanggan berdasarkan prinsip keterbukaan. Untuk itu Perusahaan menyediakan berbagai saluran komunikasi interaktif yang mudah diakses oleh pelanggan, sehingga Perusahaan dapat mendengar keluhan, apresiasi maupun saran pelanggan. Berbagai feedback yang diterima baik berupa Keluhan (complaint), saran (suggestion) dan apresiasi (compliment) yang kemudian disebut sebagai Customer Voice. 2. Suggestion Form Salah satu akses Customer Voice yang tersedia di Inflight magazine Garuda Indonesia, yaitu suggestion form. Merupakan media yang secara bersama digunakan untuk survei kepuasan pelanggan Garuda. Kemudahan Akses Perusahaan menyediakan beberapa akses untuk menyampaikan Customer Voice baik berupa Compliment, Suggestion dan Complaint. Beberapa akses dimaksud adalah: 3. Call Centre Salah satu akses Customer Voice Garuda melalui Call Centre Garuda Indonesia: Contact Number: atau pilih fitur Bahasa, Fitur: 2 Informasi dan Pengaduan.

226 224 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 4. Surat elektronik ( ): com Akses lain Customer Voice adalah melalui alamat Com Best Month Compliment, Setiap bulan akan dipilih 3 Compliment terbaik yang akan dimuat dalam Inflight Magazine GA End Year Gift, pemberian cindera mata akhir tahun GA Birthday Gift, pemberian cindera mata pada momentum Ulang Tahun Garuda Indonesia. 5. Media Massa Selain dari beberapa akses yang secara resmi disediakan perusahaan untuk menerima Feedback dari pelanggan, Perusahaan juga memantau masukan yang disampaikan pelanggan melalui berbagai media masa baik cetak maupun elektronik. Prosedur dan Instruksi Kerja Keseriusan Garuda Indonesia dalam menangani Customer Voices ditunjukkan dengan mengembangkan dan mengimplementasikan Standard Operating Procedures (SOP) dan Working Instruction yang diperlukan, di antaranya adalah: SOP Penanganan Complaint Penumpang dan Bagasi SOP Penanganan Bagasi Rusak SOP Penanganan Temuan Barang Eks Kabin SOP Penanganan Keluhan melalui berbagai Akses SOP Penanganan Feedback melalui SOP Penanganan Feedback melalui CCOL SOP Penanganan Feedback melalui Suggestion Form SOP Penanganan Feedback melalui Media Sosial SOP Pemutakhiran dan Input Database Customer Voice SOP Penyelesaian Customer Feedback System Irregularities Apresiasi dan Penghargaan Pelanggan Sebagai wujud komitmen Perusahaan dalam meningkatkan keterlibatan dan partisipasi pelanggan, Garuda Indonesia memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pelanggan yang aktif memberikan masukan dan saran perbaikan kepada Perusahaan. Apresiasi dan penghargaan ini merupakan bagian dari program customer intimacy, yaitu bagi pelanggan yang setia menyampaikan masukan ke Garuda Indonesia baik berupa Compliment, Complaint dan Suggestion dalam kurun waktu satu tahun melalui berbagai akses yang disediakan akan mendapatkan apresiasi, yaitu: Berdasarkan Customer Voice yang disampaikan melalui berbagai saluran yang disediakan serta program apresiasi kepada pelanggan, kinerja layanan Perusahaan tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun Jumlah customer voice yang masuk meningkat 8%, Compliment dari penumpang meningkat sebesar 1% sementara Complaint turun sebesar 5%. Tindak Lanjut Customer voice yang diterima Perusahaan, merupakan informasi yang sangat berharga dan perlu ditindaklanjuti untuk perbaikan dan penyempurnaan proses di sepanjang rantai 28 Touch Points. Setiap complaint pelanggan akan langsung ditangani untuk diselesaikan (pendekatan reaktif) sebagai upaya melakukan recovery service terhadap kegagalan/ketidaksempurnaan produk/ layanan. Perusahaan juga menggunakan data customer voices untuk merencanakan program perbaikan secara komprehensif sebagai upaya Perusahaan untuk melakukan tindakan preventif, agar Customer tidak dikecewakan oleh hal yang sama berulang kali (repeated complaint) Berbagai penyempurnaan program yang telah dan akan dilakukan: Program Training bagi Frontliner untuk meningkatkan sikap pelayanan yang berbasis Indonesian Hospitality Program Remain & Monitoring Evaluasi dan penyederhanaan proses/prosedur yang terkait dengan pelayanan pelanggan Customer Intimacy Program --> melakukan berbagai upaya komunikasi/membina keeratan dengan pelanggan lewat berbagai event momentum Strategic Program Evaluasi SLA dengan Ground Handling Agent khususnya untuk peningkatan pelayanan Pre Flight (Check In Service, Boarding Process) dan Post Flight (Baggage Handling).

227 225 Perusahaan menempatkan Unit Customer Service di setiap bandara yang disinggahi untuk membantu menangani pelanggan yang menghadapi masalah serta untuk memastikan adanya tindakan korektif yang harus segera dilakukan apabila layanan yang diberikan tidak sesuai harapan pelanggan. Hasil-Hasil yang Dicapai Melalui pengelolaan data customer voice, tindakan korektif dan preventif yang dilakukan secara konsisten memberikan hasil yang positif. Tingkat indeks kepuasan pelanggan dapat dipertahankan pada kisaran indeks 84 di tahun Dengan skala pengukuran 100, indeks tersebut menunjukkan bahwa pelanggan Garuda Indonesia berada pada level Satisfaction/ Puas terhadap kinerja layanan secara keseluruhan. Customer Satisfaction Index ini kemudian digunakan sebagai informasi untuk menetapkan fokus pengembangan dan strategi Perusahaan ke depannya. Rencana Program GCG Tahun 2014 Untuk meningkatkan penerapan GCG pada tahun 2014 Garuda Indonesia memiliki rencana kerja terkait penerapan GCG sebagai berikut: 1. Penyesuaian dan perubahan Anggaran Dasar, Pedoman Kebijakan Perusahaan dan Board Manual. 2. Pembuatan Board of Director Policy. 3. Keikutsertaan dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2013 yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dengan tema Corporate Governance dalam Perspektif Organisasi Pembelajaran. 4. Sosialisasi Etika Bisnis & Etika Kerja dan perubahan sistem Program Pengendalian Gratifikasi, serta Whistleblowing Systems kepada jajaran internal Garuda Indonesia dan pemangku kepentingan. Asuransi Penumpang Sebagai wujud tanggung jawab Perusahaan atas keselamatan dan keamanan penumpang, Perusahaan mengasuransikan semua penumpang. Pada tahun 2013, Perusahaan telah membayarkan premi asuransi (Liability Insurance) bagi penumpang sebesar USD Hal ini merupakan bukti komitmen Perusahaan untuk memberikan perlindungan bagi para pelanggan dan keluarganya, sehingga pelanggan yang terbang bersama Garuda Indonesia senantiasa merasa aman, nyaman dan selamat sampai tujuan. Sehubungan dengan mulai berlakunya Peraturan Menteri Perhubungan No. 77 tahun 2011 dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 92 tahun 2011 pada tanggal 1 Januari 2012, yang mengatur mengenai tanggung jawab pengangkut angkutan udara terhadap kejadian kecelakaan dan ketidaknyamanan perjalanan, Garuda sudah melakukan persiapan terkait asuransi penumpang yang wajib dimiliki oleh seluruh pengangkut domestik.

228 226 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi Data Perusahaan Profil Komite-Komite Komite Audit Betti Setiastuti Alisjahbana Ketua Wendy Aritenang Wakil Ketua Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris. Chaerul Djusman Djakman Anggota Menjadi anggota Komite Audit sejak Oktober Beliau saat ini juga menjabat sebagai Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) dan staf pengajar dan peneliti Departemen Akuntansi FEUI. Beliau memiliki sertifikasi dalam bidang akuntansi dan CSR, sertifikasi dosen dan sertifikasi sebagai asesor program studi. Sebelumnya, beliau adalah Ketua Pusat Pengembangan Akuntansi Universitas Indonesia (PPA UI) dan Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Beliau pernah menjabat sebagai asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi untuk program studi Akuntansi dan Manajemen universitas seluruh Indonesia, asesor tatakelola perusahaan, spesialis teknis industri perbankan, membantu penilaian manajemen mutu perusahaan berdasarkan ISO 9001/2008, dan juri dalam berbagai perlombaan dan award. Beliau terlibat aktif dalam kegiatan asosiasi profesi seperti Ikatan Akuntan Indonesia, Institut Akuntan Publik Indonesia, ikatan akuntan yang peduli terhadap masalah sosial dan lingkungan (National Center for Sustainability of Reporting (NCSR)), dan Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik. Chaerul Djusman Djakman lahir 28 Januari 1962, meraih gelar Doktor bidang akuntansi di Universitas Indonesia (UI), Master in Business Administration dari University of Colorado at Boulder, USA dan Sarjana Ekonomi dan akuntan dari Universitas Indonesia. Prasetyo Suhardi Anggota Menjadi anggota Komite Audit sejak Januari Beliau saat ini juga menjabat sebagai anggota Advisory Board Institut Teknologi Bandung, Partner TASS Consulting. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Associate Director di Price Waterhouse Indonesia Konsultan, Manager di SGV Utomo/Andersen Consulting, mengelola pelaksanaan manajemen proyek konstruksi di Sarana Metropolitan/ Stopha Corporation, pengelolaan manajemen proyek pembangunan Pertamina LNG Arun. Prasetyo Suhardi lahir 6 Februari 1951, meraih gelar Sarjana Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB), menempuh pendidikan Business Management Process Program di Asian Institute Management.

229 227 Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Peter F. Gontha Ketua Chris Kanter Wakil Ketua Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris. Asril Fitri Syamas Anggota Menjadi anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko sejak Mei Sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Komite Kebijakan Risiko sejak November Sejak Mei 2013, beliau telah menyelesaikan tugasnya untuk selama 31 tahun di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan juga sebagai Chairman of Board of Director pada IPTN North America Inc. Seattle, USA pada bulan Nopember 2013 Saat ini beliau menjabat Ketua Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI), suatu lembaga intermediasi yang memiliki kompetensi dalam penumbuhkembangan wirausaha baru berbasis inovasi. Sebelumnya pernah menjabat Sebagai Presiden Komisaris PT Nusantara System International, Direktur Keuangan dan Komisaris pada PTIndustri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Asril Fitri Syamas lahir 30 April 1957, meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia, Master di bidang Technological Economics dari University of Stirling, Inggris. Tahun 2009, memperoleh Sertifikat Profesional Manajemen Risiko dari Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Risiko (LSPMR). Ahmad Ridwan Dalimunthe Anggota Menjadi anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko sejak Oktober Beliau saat ini juga menjabat sebagai Head of BOC Secretariat PT First Media Tbk., Direktur PT Sidiq Indonesia di Yogyakarta, Pendiri dan Direktur CV Momentum Anak Negeri di Yogyakarta, Pendiri dan Direktur CV Yakin Usaha Sampai di Yogyakarta. Ahmad Ridwan Dalimunthe lahir 25 Juli 1970, meraih gelar Sarjana di bidang Sosiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Magister Manajemen Bisnis Internasional dari UGM.

230 228 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi Data Perusahaan Profil Internal Audit, Sekretaris Perusahaan, dan Komunikasi Perusahaan Sri Mulyati Vice President Internal Audit Menjabat sebagai VP Internal Audit sejak Mei Sebelumnya, beliau merintis karir di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sejak tahun 1984, dengan posisi terakhir sebagai Kepala Seksi Pengawasan Kontraktor Minyak Asing. Sri Mulyati lahir 2 Juni Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi Akuntansi dari Universitas Airlangga, Surabaya, tahun Ike Andriani Vice President Corporate Secretary Menjabat sebagai VP Corporate Secretary sejak Oktober Sebelumnya, beliau bekerja di PT XL Axiata Tbk. (dahulu PT Exelcomindo Pratama Tbk.) sejak tahun 2005 dengan posisi terakhir sebagai Corporate Secretary dan Kepala Divisi Hukum & Manajemen Tata Kelola. Ike Andriani lahir 9 Juli Meraih gelar Sarjana di bidang Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, tahun Pujobroto Vice President Corporate Communications Menjabat sebagai VP Corporate Communications sejak tahun Sebelumnya, beliau menjabat VP Corporate Secretary sejak tahun 2007, dan berbagai posisi lain di Garuda Indonesia. Karir sebelumnya adalah di Indo PR, konsultan public relations. Pujobroto lahir 12 September Meraih gelar Sarjana di bidang Ilmu Sosial dan Politik dari Universitas Indonesia, tahun 1987, dan kemudian gelar Master di bidang Public Relations dari Pittsburgh University, AS. Garuda Indonesia 2013 Laporan Tahunan

231 229 Profil Sekretaris Dewan Komisaris Achmad Jaka Santos Adiwijaya Sekretaris Dewan Komisaris Menjadi Sekretaris Dewan Komisaris sejak Mei Beliau saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Tjahaja Elektrik, Dosen Tamu di Fakultas Teknik Sipil Magister Infrastruktur Universitas Indonesia, Dosen di Fakultas Hukum, Magister Hukum Universitas Djuanda. Sebelumnya, beliau adalah Senior Partner di Simbolon and Partners, Partner di AZP Legal Consultant, Kepala Unit Hukum PT Elnusa Tbk, Group Head, Vice President di Asset Management Investment (AMI), Divisi Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham 2, Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN). Achmad Jaka Santos Adiwijaya lahir 7 Juli 1969, meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjadjaran, lalu meraih Doktor bidang hukum di Universitas Padjadjaran, Master of Laws di Corporate and Commercial Law, Law School, the University of Technology Sydney Australia.

232 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Rencana pengoperasian dedicated terminal Garuda Indonesia di sejumlah bandara domestik mulai tahun 2014 diharapkan mendukung peningkatan aspek pelayanan dalam kemudahan dan kenyamanan penumpang.

233

234 232 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bagi Garuda Indonesia, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) merupakan salah satu sarana untuk mengakar dan berkembang bersama masyarakat. Komitmen yang dimiliki Garuda Indonesia dalam melaksanakan tanggung jawab sosial diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang direncanakan secara matang dan dilakukan secara berkesinambungan. Tujuannya adalah untuk menciptakan dampak positif yang maksimal, dalam arti memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi karyawan, konsumen, pemegang saham, serta masyarakat luas dan manfaat tersebut dapat dirasakan dalam jangka panjang. Pelaksanaan CSR di Garuda Indonesia sangat erat hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan, dimana kegiatan perusahaan tidak semata-mata berdasarkan faktor keuangan namun juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun jangka panjang. Seiring dengan pengembangan rute dan jaringan penerbangan, maka jangkauan program CSR Garuda Indonesia semakin berkembang dan meluas ke berbagai wilayah Nusantara. A. VISI DAN MISI PELAKSANAAN CSR Visi dan misi merupakan kunci utama dalam menjalankan segala kegiatan Perusahaan, termasuk dalam membuat perencanaan kegiatan CSR. Komitmen Garuda Indonesia tersebut tertuang dalam visi dan misi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berikut: Visi Menjadi pengelola Corporate Social Responsibility yang efektif dan tepat guna sehingga memberikan dampak positif terhadap masyarakat, lingkungan, dan Perusahaan. Misi Berkomitmen dalam pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat di Indonesia melalui program berkelanjutan yang inovatif.

235 233 Rp bantuan pelaksanaan program Garuda Indonesia Peduli selama tahun ,47Nilai Miliar Jumlah Mitra Binaan Usaha Kecil Menegah (UKM) di Indonesia yang telah menjadi Mitra Binaan melalui program Garuda Indonesia Peduli. B. GARUDA INDONESIA PEDULI Garuda Indonesia menyadari bahwa setiap kemajuan yang diraih oleh Perusahaan selayaknya harus dapat dinikmati pula oleh masyarakat. Untuk tujuan tersebut, Garuda Indonesia menyusun berbagai program kerjasama yang dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Program-program tersebut berada di bawah payung program yang dinamakan Garuda Indonesia Peduli. Melalui Garuda Indonesia Peduli, berbagai kegiatan CSR yang dilakukan oleh Garuda Indonesia dilaksanakan secara terintegrasi untuk memberi hasil yang lebih efektif, berdampak luas, dan berkelanjutan. Program-program Garuda Indonesia Peduli merupakan bentuk penerapan konsep Triple Bottom Line (Economic, Environment and Social) yang diwujudkan oleh Perusahaan melalui upaya menyeimbangkan kesinambungan profitabilitas (economic) dengan kesejahteraan masyarakat (social) dan pelestarian lingkungan (environment). Pada tahun 2013, seiring dengan pengembangan rute dan jaringan penerbangan, maka jangkauan program CSR Garuda Indonesia semakin berkembang dan meluas ke berbagai wilayah Nusantara.

236 234 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Secara keseluruhan, pada tahun 2013 Garuda Indonesia telah mengalokasikan Rp 18,47 miliar untuk melaksanakan programprogram Garuda Indonesia Peduli dengan jangkauan program hingga ke titik-titik luar wilayah Indonesia, seperti provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua. Hal ini menggambarkan upaya Perusahaan dalam pemerataan pelaksanaan program CSR di Indonesia. Penyaluran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 2013 (Rp) Kegiatan Garuda Indonesia Peduli Jumlah 2013 Akumulasi s.d CSR Pinjaman Kemitraan Pembinaan Kemitraan Bina Lingkungan BUMN Pembina Bina Lingkungan BUMN Peduli Total Sebagai BUMN, pelaksanaan program Garuda Indonesia Peduli turut mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 dan PER-08/MBU/2013 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan. 1. Garuda Indonesia Peduli Perekonomian Kemajuan perekonomian masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah operasional Perusahaan merupakan salah satu indikator keberhasilan program CSR yang dijalankan Perusahaan. Garuda Indonesia sebagai BUMN Pembina telah melaksanakan Program Kemitraan melalui penyaluran dana program kemitraan dan membina serta memantau perkembangan usaha kecil atau Mitra Binaan. Melalui Program Pinjaman dan Program Pembinaan Kemitraan, Garuda Indonesia menyalurkan pinjaman modal untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di seluruh Indonesia. Program Kemitraan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Bantuan permodalan itu diberikan kepada UKM mitra binaan untuk mendukung pengelolaan usaha yang baik dan mendorong potensi pertumbuhan bisnis yang mereka miliki. Penyaluran dana kemitraan diberikan melalui sinergi antar BUMN, LSM atau lembaga lain yang berkompeten. Program Kemitraan yang dijalankan Garuda Indonesia terdiri dari dua komponen, yakni: 1. Pemberian pinjaman lunak untuk modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, 2. Pembinaan yang bersifat hibah dan diperuntukkan bagi pendidikan, pelatihan, pemagangan, promosi dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan. Hingga akhir tahun 2013, secara keseluruhan Garuda Indonesia telah memiliki mitra binaan yang terdiri atas mitra binaan yang dibina melalui sinergi antar BUMN dan lembaga lainnya, seperti PT Permodalan Madani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dan 724 mitra binaan yang dibina secara langsung oleh Perusahaan.

237 235 Mitra Binaan sampai dengan Tahun 2013 Provinsi Mitra Binaan Bali 117 Banten 143 Daerah Istimewa Yogyakarta 115 DKI Jakarta 13 Gorontalo * Jawa Barat 181 Jawa Tengah 154 Jawa Timur 363 Kalimantan Barat 351 Kalimantan Selatan 5 Nanggroe Aceh Darussalam 30 Nusa Tenggara Barat 417 Nusa Tenggara Timur 23 Sulawesi Barat 25 Sulawesi Selatan 3 Sulawesi Utara 153 Sumatera Barat 243 Timor Timur ** 3 Total *) Sesuai instruksi Kementrian BUMN terkait Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) melalui sinergi BUMN. **) Sudah tidak aktif sejak tahun 1999 Pada tahun 2013, Perusahaan menyalurkan dana pinjaman kemitraan sebesar Rp 955 Juta melalui penyaluran secara langsung kepada 11 mitra binaan yang tersebar di wilayah Jawa Barat (4 Mitra Binaan), Bali (6 Mitra Binaan), dan Lombok (1 Mitra Binaan). Tabel berikut ini menunjukkan penyaluran pinjaman kemitraan pada tahun 2013 berdasarkan sektor bisnis. Penyaluran Dana Kemitraan Tahun 2013 (Rp) Jumlah 2013 Komposisi Industri % Jasa % Total % Penyaluran Dana Program Kemitraan Langsung & Sinergi BUMN/Lembaga Penyalur (Rp) Akumulasi s.d Komposisi Sektor Industri ,47% Sektor Jasa ,30% Sektor Perdagangan ,75% Sektor Perikanan ,85% Sektor Perkebunan ,99% Sektor Pertanian ,28% Sektor Peternakan ,35% Total % Penyaluran pinjaman kemitraan yang telah berlangsung dari tahun ke tahun telah membantu sejumlah usaha kecil-menengah dalam mengembangkan usaha mereka dan pada akhirnya membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Garuda Indonesia juga melakukan pembinaan terhadap mitra binaan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, pemagangan, dan promosi. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia telah menyalurkan dana untuk pembinaan sebesar Rp 264 Juta. Garuda Indonesia juga membantu mitra binaan untuk melakukan promosi, antara lain melalui kegiatan pameran yang diikuti oleh mitra binaan selama tahun 2013, seperti: 1. Adiwastra Indonesia ke Bazar Ramadhan Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) Pameran APEC di Bali 5. Pameran HUT IIP-BUMN dan Hari Ibu Garuda Indonesia juga memberikan kesempatan pada mitra binaan untuk mempromosikan produknya pada katalog penjualan di pesawat, dan menggunakan produk mitra binaan (kerajinan perak) sebagai salah satu atribut seragam awak kabin. Hingga akhir tahun 2013, total penyaluran dana kemitraan Garuda Indonesia mencapai Rp baik melalui penyaluran langsung maupun sinergi BUMN/Lembaga Penyalur.

238 236 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Untuk memastikan efektivitas penggunaan dana bantuan kemitraan, serta sebagai salah satu upaya mempertahankan kualitas usaha mitra binaan, Garuda Indonesia selalu melakukan pemantauan dan supervisi terhadap perkembangan mitra binaan. Tingkat efektivitas penyaluran dana kemitraan Garuda Indonesia tercatat sebesar 20,09% atau skor 3 dan kinerja kolektabilitas piutang pinjaman mitra binaan di tahun 2013 juga meraih skor 3, dengan pencapaian sebesar 77,96%. Penyaluran dana kemitraan ditangguhkan pada awal tahun 2013 sesuai dengan Surat Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategi BUMN nomor S-92/05.MBU/2013 tanggal 3 April 2013 tentang peniadaan sementara penyaluran program kemitraan di tahun Sementara itu, berdasarkan surat edaran Kementrian BUMN BUMN No. S-723/MBU/2013 tanggal 3 Desember 2013 terkait tidak optimalnya program kemitraan akibat beberapa perubahan kebijakan, maka penilaian indikator skor efektivitas penyaluran pada tahun 2013 dapat diberikan penyesuaian skor 3. bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatif. Aspek lingkungan yang telah menjadi pilar CSR merupakan bagian dari komitmen Garuda Indonesia untuk menjadi Green Airline dan dalam membantu mencegah atau meminimalkan dampak pada pelestarian lingkungan. Upaya tersebut diterapkan oleh Perusahaan melalui pengoperasian bisnis berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat emisi dan limbah serta menghemat penggunaan energi dan sumber daya alam lainnya. Hal ini sejalan dengan visi IATA yang menargetkan efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 1,5% setiap tahun mulai 2009 hingga 2020, pertumbuhan 0% karbon pada tahun 2020, dan penurunan tingkat emisi hingga 50% pada tahun Komitmen Garuda Indonesia untuk meminimalkan dampak aktivitas bisnis terhadap kelestarian lingkungan hidup terwujud melalui program-program Garuda Indonesia Peduli Lingkungan yang diantaranya adalah: 92,77 Efektivitas Penyaluran Dana Kemitraan 68,92 80,35 77,96 Kolektibilitas Piutang Pinjaman Kemitraan 65, ,95 20, Efektivitas Penyaluran Dana Kemitraan (%) Skor 13, Kolektibilitas Piutang Pinjaman Kemitraan (%) Skor 2. Garuda Indonesia Peduli Lingkungan Garuda Indonesia menyadari, bisnis apapun dapat berjalan dengan baik di tengah lingkungan yang sehat. Itu sebabnya, setiap perusahaan harus mempertimbangkan efek yang ditimbulkan oleh kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan 1. Program Earth Hour Sejak tahun 2009, bersama dengan seluruh masyarakat dunia, Garuda Indonesia berpartisipasi dalam program Earth Hour, dengan cara melakukan pemadaman lampu selama 1 jam setiap hari Sabtu di minggu terakhir bulan maret setiap tahunnya.

239 237 Pencapaian Garuda Indonesia Group dalam Program Earth Hour Pegawai 130 Pegawai 179 Pegawai 350 Pegawai 225 Pegawai 21 Branch Office (BO) 25 BO 6 BO, 2 SBU & Subsidiaries Menghemat: Watt Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 0,51 ton CO2 Menghemat: Watt Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 0,38 ton CO2 Menghemat: Watt Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 1,92 ton CO2 31 BO, 8 SBU & Subsidiaries Menghemat: Watt Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 2,43 ton CO2 12 BO, 8 SBU & Subsidiaries Menghemat: Watt Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 3,77 ton CO2 2. Fuel Conservation Program Emisi gas buang memiliki korelasi erat dengan penggunaan bahan bakar, sehingga penghematan bahan bakar atau fuel conservation dapat mengurangi jumlah emisi gas buang. Fuel conservation merupakan program penghematan pemakaian bahan bakar akan terus dijalankan oleh Garuda Indonesia, melalui penerapan beberapa langkah strategis berikut: Potable Water Management Optimum center of gravity Nearest Alternate Cost Index ATC Coordination (Direct Routes & Optimum Flight Level) Pilot Flight Technique Maintenance Program 3. Pembuatan Buku Daur Ulang Garuda Indonesia melakukan program daur ulang kertas bekas yang berasal dari kertas bekas kertas karbon tiket dan dokumen yang tidak digunakan kembali untuk menjadi buku tulis, notes dan memopad. Program ini merupakan program berkelanjutan yang dirintis sejak tahun Notes dan memopad tersebut digunakan oleh unit Training and Development Garuda Indonesia sebagai training kit baik untuk kebutuhan pelatihan internal maupun dengan pihak eksternal. Buku tulis daur ulang yang dihasilkan kemudian dibagikan ke sekolah-sekolah dan meningkatkan kampanye Peduli Lingkungan & Peduli Pendidikan kepada masyarakat bekerja sama dengan berbagai pihak. Pada tahun 2013 saja, produksi buku tulis mencapai kurang lebih , dan secara keseluruhan program ini telah menghasilkan lebih dari buku daur ulang. 4. Penggunaan Paper Cup Garuda Indonesia menerapkan penggunaan paper cup untuk penyajian minuman panas dan dingin pada in-flight service baik untuk penerbangan domestik dan internasional. Paper cup adalah produk yang ramah lingkungan ini karena terbuat dari bahan dasar alami yang bebas bahan beracun dan dapat terurai secara alami dalam waktu singkat ketika sudah tidak dipakai lagi dan bercampur dengan tanah. 5. Embargo Kargo Sirip Hiu Pada tanggal 7 Oktober 2013, SBU Cargo Garuda Indonesia mengeluarkan Cargo Information Notice yang berisikan informasi mengenai penolakan untuk mengangkut kargo sirip hiu baik untuk rute domestik maupun internasional. SBU Cargo menolak semua jenis pengiriman sirip hiu, dan akan mengembalikan sirip hiu kepada pemilik kargo jika sudah terlanjur diterima. Hal ini mulai diberlakukan terhitung tanggal 8 Oktober Garuda Indonesia Eco Office Garuda Indonesia memahami bahwa bangunan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Itu sebabnya, Kantor Pusat Garuda Indonesia dibangun dengan konsep eco-building, antara lain dengan mengurangi penggunaan cahaya lampu melalui pemasangan dinding kaca dan penataan lampu sesuai letak untuk mendapatkan pencahayaan yang optimal namun efisien. Selain itu, pengelola gedung juga mematikan pendingin ruangan setelah jam kerja untuk areaarea non operasional. Upaya penghematan air dilakukan melalui aspek pengelolaan sumber daya air di seluruh area kerja Garuda Indonesia dengan mengurangi tingkat debit air dan penggunaan hand wash detector. Garuda Indonesia juga membuat

240 238 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan lubang resapan biopori untuk mengurangi bencana banjir, meningkatkan cadangan air tanah, serta mempercepat terjadinya penyerapan air hujan. Garuda Indonesia terus memaksimalkan lahan hijau yang ada di area perkantoran sebagai daerah penghijauan dan resapan air dengan meningkatkan jumlah penanaman pohon pelindung baru. 7. Program More Passengers More Trees Program More Passengers More Trees menjadi bagian komitmen Garuda Indonesia untuk mengiringi laju kenaikan penumpang dengan pertambahan jumlah pohon sebagai langkah nyata untuk mengurangi emisi karbon. Melalui More Passengers More Trees, Peseroan telah melaksanakan penanaman pohon pada tahun 2013 dengan detil pelaksanaan sebagai berikut: Penanaman Pohon Tumbuhan Asli Kawasan Jawa-Bali di Ecopark Cibinong Science Centre-LIPI Program yang sudah dimulai sejak tahun 2010 ini sudah memasuki tahap kedua. Program yang terselenggara atas kerjasama Garuda Indonesia, Yayasan KEHATI, dan LIPI tersebut secara keseluruhan telah menanam pohon di Kawasan Jawa-Bali, Ecopark Cibinong Science Centre-LIPI. Penanaman Pohon Mahoni di Agam, Sumatera Barat Kegiatan penanaman pohon di Jorong, Kab. Agam, Sumatera Barat tersebut merupakan bagian dari kegiatan bantuan bencana alam longsor yang menimpa wilayah yang sama pada bulan Februari Penanaman pohon tersebut tidak hanya berfungsi sebagai penghijauan namun juga dapat membantu memulihkan kondisi tanah dan daya serap air demi mencegah longsor di kemudian hari. Penanaman Pohon di Bali dan DKI Jakarta Kegiatan penanaman pohon di Bali merupakan bagian dari kegiatan Bali s Big Eco weekend yaitu kegiatan yang mengajak komunitas dan turis untuk berpartisipasi menjaga kebersihan pulau Bali. Jenis pohon yang ditanam pada kegiatan tersebut adalah Kelapa, Ketapang dan Waru dengan total mencapai 500 pohon. Sementara itu, kegiatan penanaman pohon di Jakarta merupakan bagian dari kegiatan CSR Garuda Indonesia bersama Ikatan Isteri Pimpinan BUMN (IIP BUMN) untuk penghijauan di wilayah yang terkena banjir di DKI Jakarta pada bulan Januari Program Bali Beach Clean Up Program Bali Beach Clean Up yang merupakan kerjasama antara Garuda Indonesia, Coca Cola Amatil dan Quick Silver Indonesia berupaya mengembalikan Bali sebagai salah satu wajah pariwisata Indonesia sejak bergabung dalam program tersebut di tahun Melalui program kerjasama Bali Beach Clean Up antara ketiga perusahaan tersebut, Garuda Indonesia telah menyumbangkan dua mesin pembersih pantai Barber Surf Rake untuk menyapu berbagai jenis sampah dari atas pasir dengan instan. Kedua unit mesin itu digunakan untuk membersihkan garis pantai sejauh 9,6 km dari pantai Kuta, Seminyak, Jimbaran, Legian, dan Kedonganan. Sementara itu kerjasama ini juga menghasilkan kegiatan Bali s Big Eco Weekend yaitu sebuah kegiatan yang melibatkan wisatawan asing maupun lokal di Bali untuk ikut menjaga kebersihan pantai melalaui tantangan pengumpulan sampah terbanyak. 9. Indonesia Business Council for Sustainable Development Garuda Indonesia bersama-sama dengan beberapa perusahaan lain terus mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) yang berdiri sejak tahun Garuda Indonesia Peduli Pembinaan Masyarakat Program Pembinaan Masyarakat Garuda Indonesia adalah wujud kepedulian dan komitmen Perusahaan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan dan program Pembinaan Masyarakat pada sektor-sektor Pendidikan dan Olahraga, Kesehatan, Bantuan Bencana Alam, Sarana dan Prasarana Umum serta Sarana Ibadah. a. Pendidikan, Pelatihan dan Olahraga Program Pengembangan dan Pelatihan Masyarakat Perajin Tenun Garuda indonesia berpartisipasi dalam upaya pelestarian warisan budaya Indonesia, salah satunya tenun. Upaya melestarikan tenun tersebut antara lain dilakukan dengan melakukan peremajaan dan pengenalan teknik dan motif-motif terbaru, sehingga tradisi tenun tidak hanya dilestarikan namun juga diperkaya keragamannya dan mampu bertahan di tengah perubahan jaman.

241 239 Sejak tahun 2009, Garuda Indonesia berkolaborasi dengan Cita Tenun Indonesia dalam menjalankan program Pengembangan dan Pelatihan Masyarakat Perajin Tenun. Program yang dimulai di daerah Sidemen, Klungkung, Seraya dan Singaraja-Bali ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tenun, memberikan nuansa baru sehingga dapat mengikuti trend pasar, bahkan dapat dibawa ke pasar mode internasional. Program Pengembangan dan Pelatihan tersebut mencakup pelatihan teknik pewarnaan natural yang modern, pelatihan pengembangan pola atau motif yang sesuai selera pasar, pendidikan tentang manajemen dan pemasaran, pengendalian mutu, hingga pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Pelatihan diberikan oleh para instruktur ahli dan desainer tekstil dan fashion. Program ini kemudian dilanjutkan di beberapa masyarakat perajin tenun wilayah Sambas- Kalimantan Barat, dan Lombok-Nusa Tenggara Barat dan pada tahun 2013, program tersebut merambah ke masyarakat perajin tenun di Nagari Halaban-Sumatera Barat. Kedepannya, Garuda Indonesia akan memperluas program ke Nusa Tenggara Timur. Sejak tahun 2011 Garuda Indonesia bersama Metro Department Store telah melaksanakan program Pelestarian Tenun Lokal Nusantara yang mencakup pelatihan tentang kewirausahaan, pemasaran kepada 18 orang perajin tenun binaan Garuda Indonesia. Program Renovasi Sekolah dan Bantuan Fasilitas Belajar Mengajar Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar, pada tahun 2013 Garuda Indonesia telah membantu perbaikan dan atau renovasi fasilitas belajar mengajar di berbagai sekolah baik dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menegah Atas, di wilayah Jawa Barat, Sumatra Barat, Banten, dan Riau. Bantuan yang diberikan berupa renovasi bangunan, fasilitas belajarmengajar, dan buku-buku pelajaran. Selain itu, Perusahaan juga memberikan buku tulis daur ulang yang berasal dari Program Pembuatan Buku Daur Ulang kepada sekolah dasar dan menengah dan yayasan panti asuhan yang tersebar di lebih dari 12 provinsi di Indonesia. Perhatian Garuda Indonesia terhadap Olahraga Tenis melalui Garuda Indonesia Tennis Open Sebagai bagian dari program CSR dan perwujudan komitmen Perusahaan untuk mengembangkan olahraga nasional, Garuda Indonesia turut mendukung dan berperan serta dalam pengembangan olahraga nasional, antara lain dilaksanakan melalui penyelenggaraan turnamen tenis tahunan Garuda Indonesia Tennis Open yang bertujuan untuk menyaring dan membina atlet muda berbakat di Indonesia hingga dapat berkembang menjadi pemain tenis yang berprestasi di kancah internasional. Turnamen tersebut sebelumnya dikenal sebagai Garuda Indonesia Tennis Master dan telah dilaksanakan sejak tahun Pada tahun 2013, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia melaksanakan Garuda Indonesia Tennis Master Junior yang diikuti oleh delapan pemain terbaik putra dan delapan pemain terbaik putri nasional berusia di bawah 16 tahun. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi ajang pembinaan para pemain muda untuk menjadi pemain tenis profesional yang dapat mengharumkan nama bangsa di pentas internasional. b. Kesehatan Kepedulian terhadap Kanker Serviks dan AIDS di Wilayah Indonesia Timur Perusahaan menunjukkan kepeduliannya pada upaya untuk menumbuhkan kesadaran terhadap risiko Kanker Serviks dan upaya mencegah penyebaran AIDS melalui kegiatan Garuda Indonesia Peduli Kanker Serviks dan AIDS yang diadakan di Jayapura, Manado, dan Ambon bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Kegiatan ini mencakup penyuluhan, pelatihan dan pelayanan deteksi dini Kanker Serviks serta pengobatan melalui Krioterapi.

242 240 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Program ini juga ditujukan untuk memberikan sertifikasi pada dokter umum dan bidan agar dapat memberikan pelatihan pelayanan deteksi dini Kanker Serviks pada tenaga medis lainnya (Train of Trainers). Hal ini diharapkan dapat menurunkan angka kasus kanker serviks di Papua melalui deteksi dan pengobatan dini. Program Garuda Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat Kapuk Muara Garuda Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Isteri Pimpinan BUMN (IIP BUMN) dan Perusahaan Gas Negara (PGN) mengadakan kegiatan pelayanan kesehatan gratis kepada Ibu dan Anak di wilayah Kapuk Muara, Jakarta sebagai bagian dari bantuan kesehatan pasca banjir. Sebanyak orang telah menerima pelayanan kesehatan dan paket peningkatan gizi untuk balita. Program Garuda Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat Sekitar Embarkasi Haji Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di sekitar embarkasi haji, Perusahaan melaksanakan program Garuda Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat Sekitar Embarkasi Haji dalam bentuk khitanan masal di wilayah embarkasi haji di Jakarta (Halim Perdanakusuma) dan Solo (Asrama haji Donohudan, Boyolali). Penerima manfaat adalah anak yatim piatu dan dhuafa yang bertempat tinggal di sekitar embarkasi haji sebanyak 413 orang. c. Prasarana dan Sarana Umum serta Sarana Ibadah Untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana umum di bawah kondisi layak pakai, Garuda Indonesia memberikan bantuan perbaikan maupun pembangunan. Garuda Indonesia juga telah membantu perbaikan sarana ibadah di beberapa wilayah di Indonesia seperti di NTB, Bali, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. d. Bencana Alam Garuda Indonesia menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat yang menjadi korban bencana alam di Indonesia melalu pemberian bantuan yaitu bantuan sembako, bantuan barang tepat guna dan bantuan pelayanan kesehatan. Masyarakat yang memperoleh bantuan bencana alam pada tahun 2013 mencakup korban bencana banjir Jakarta dan Makassar, bencana longsor di Agam-Sumatera Barat, dan bencana gempa di Aceh Tengah-Naggroe Aceh Darussalam (NAD). C. KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SDM yang berkualitas merupakan modal utama bagi Perusahaan untuk mencapai peningkatan kinerja yang berkelanjutan sehingga setiap karyawan diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif untuk menjadikan Garuda Indonesia sebagai sebuah organisasi yang berkinerja tinggi. Di lain pihak, Perusahaan juga menyadari dan berkomitmen untuk melaksanakan tanggungjawabnya terhadap karyawan sebaik mungkin. Garuda Indonesia berupaya menciptakan iklim kerja yang kondusif yang membuat karyawan merasa nyaman di tempat kerja dan mampu mencurahkan kemampuan terbaiknya. Salah satu cara yang ditempuh Perusahaan adalah dengan membangun suatu sistem manajemen kinerja yang berorientasi pada pencapaian produktivitas, yang diterapkan bagi individu, unit dan karyawan, Dengan demikian karyawan akan memahami bahwa mereka secara individu dan secara kolegial dibutuhkan oleh Perusahaan. Bagi karyawan yang mempunyai keahlian, kompetensi, bakat dan minat di luar kompetensinya sebagai karyawan, Garuda Indonesia memberikan mereka kesempatan untuk mengaktualisasikan hal tersebut, antara lain dengan membangun sport dan art center bagi peminat olah raga dan kesenian, mendukung perkumpulan atau komunitas di lingkungan kantor, seperti komunitas fotografi, karawitan, kolintang, dan lain sebagainya. Untuk karyawan yang ingin menyampaikan keluhan atau keresahan seputar pekerjaan dan situasi pekerjaan, Garuda Indonesia menyediakan saluran komunikasi. Salah satunya adalah employee services (saluran telepon maupun ruangan bagi kebutungan karyawan). Berbagai hal, mulai dari keluhan karyawan sampai dengan konseling dapat dijadwalkan. Garuda Indonesia memberi kesempatan mengembangkan karir yang jelas dan terencana tanpa membedakan gender, suku, agama dengan melalui talent review pada setiap jenjang yang dipertimbangkan adalah kemampuan, pengetahuan, prilaku, kinerja serta potensi dari setiap karyawan. Garuda Indonesia juga menyediakan program kompensasi dan benefit yang kompetitif, yang mencakup fasilitas kesehatan yang komprehensif, baik preventif maupun kuratif, antara lain fasilitas rawat inap, rawat jalan,

243 241 persalinan, kacamata, perawatan gigi, pemeriksaan laboratorium hingga medical check up dan lain sebagainya, dengan menggunakan pihak ketiga. Khusus pengawasan kesehatan kru pesawat (baik Penerbang maupun Awak Kabin), Garuda Indonesia menyediakan dokter khusus penerbangan agar kesehatan kru pesawat dapat dikelola dengan baik. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menjalankan program yang ditujukan untuk menjaga kesejahteraan atau kesehatan karyawan, seperti misalnya: seminar kesehatan, donor darah, pemeriksaan kesehatan rutin tahunan bagi pegawai. Garuda Indonesia menyediakan asuransi kecelakaan kerja, kematian, hari tua bagi karyawan. Dalam rangka mengupayakan tempat kerja dan komunitas yang sehat, aman, dan berwawasan lingkungan secara berkesinambungan, sejak tahun 2012 Garuda Indonesia telah memberlakukan Occupational Safety, Health, and Environment Management System (OSH&EMS). OSH&EMS Manual memuat satu set ekspektasi dan persyaratan yang harus dipatuhi atau dijadikan persyaratan minimum oleh semua personel Perusahaan, para rekan bisnis, para kontraktor, para pemasok, dan semua pihak lain yang terlibat dalam proses bisnis Garuda Indonesia. Sistem ini jugalah yang digunakan untuk memastikan ketersediaan fasilitas, ruang kerja, peralatan, dan jasa pendukung, serta lingkungan kerja yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan operasional keselamatan dan keamanan. Persyaratan yang tercakup di dalam manual mengacu pada regulasi/standar-standar internasional dan pemerintah, yang disesuaikan dengan bisnis proses di Garuda Indonesia. Di bulan Oktober dan November 2013, untuk pertama kalinya perusahaan mengadakan pelatihan dasar untuk petugas evakuasi darurat atau Emergency Response Team (ERT), yang terdiri dari petugas Floor Warden, Fire Warden, dan First Aider. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali ERT dengan pengetahuan dan keterampilan terkait prosedur tanggap darurat di perkantoran Garuda Indonesia. Pelatihan ini kemudian dilanjutkan dengan Emergency Evacuation Drill yang bertujuan agar seluruh karyawan gedung, para tamu, dan ERT memahami prosedur dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga apabila terjadi satu kondisi darurat, evakuasi darurat dapat dijalankan dengan sebagaimana mestinya. D. RENCANA TAHUN 2014 Di tahun 2014, Garuda Indonesia akan meningkatkan kuantitas dan kualitas program CSR yang berkesinambungan, serta memeratakan program di wilayah Indonesia yang belum tersentuh melalui sinergi program dengan kantor cabang Perusahaan. Dari sisi kemitraan, Perusahaan akan terus melakukan pemantuan kondisi usaha mitra binaan secara intensif melalui penyampaian laporan perkembangan usaha dari mitra binaan, dan memperluas pasar mitra binaan baik di pasar domestik maupun internasional

244 242 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Dengan mengoperasikan pesawat tipe ATR dan Bombardier CRJ1000 NextGen, Garuda Indonesia kini mampu mengantarkan wisatawan mancanegara langsung ke destinasi wisata unik di berbagai penjuru Indonesia.

245 243

246 244 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Dan Informasi Tambahan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013 Dan Laporan Auditor Independen

247

248

249

250 248 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DESEMBER 2013 DECEMBER 31, Desember/ 31 Desember/ Catatan/ December 31, December 31, Notes USD USD ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 5, Cash and cash equivalents Piutang usaha Trade accounts receivables Pihak berelasi 6, Related parties Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan Third parties - net of allowance for kerugian penurunan nilai sebesar impairment loss of USD pada 31 Desember 2013 dan USD 2,968,386 in December 31, 2013 and USD pada 31 Desember USD 1,503,631 in December 31, 2012 Piutang lain-lain Other receivables Persediaan - bersih Inventories - net Uang muka dan biaya dibayar dimuka Advances and prepaid expenses Pajak dibayar dimuka Prepaid taxes Jumlah Aset Lancar Total Current Assets ASET TIDAK LANCAR NON CURRENT ASSETS Dana perawatan pesawat dan Maintenance reserve fund and uang jaminan 11,47, security deposits Uang muka pembelian pesawat Advances for purchase of aircraft Investasi pada entitas asosiasi Investments in associates Aset pajak tangguhan Deferred tax assets Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi Property and equipment penyusutan sebesar USD net of accumulated depreciation of pada 31 Desember 2013 dan USD 1,026,833,500 in December 31, 2013 and USD pada 31 Desember USD 948,246,186 in December 31, 2012 Properti investasi Investment properties Aset takberwujud - bersih Intangible assets - net Beban tangguhan - bersih Deferred charges - net Aset lain-lain - bersih 17, Other assets - net Jumlah Aset Tidak Lancar Total Non Current Assets JUMLAH ASET TOTAL ASSETS Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

251 249 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DESEMBER Lanjutan DECEMBER 31, Continued 31 Desember/ 31 Desember/ Catatan/ December 31, December 31, Notes USD USD LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES Utang bank dan lembaga keuangan 18, Loan from banks and financial institution Utang usaha Trade accounts payables Pihak-pihak berelasi 19, Related parties Pihak ketiga Third parties Utang lain-lain Other payables Utang pajak Taxes payable Beban akrual Accrued expenses Pendapatan diterima dimuka Unearned revenues Uang muka diterima Advances received Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo Current maturities of dalam satu tahun: long term liabilities Pinjaman jangka panjang 23, Long-term loans Liabilitas sewa pembiayaan Lease liabilities Liabilitas estimasi biaya pengembalian Estimated liability for aircraft return dan pemeliharaan pesawat and maintenance cost Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Total Current Liabilities LIABILITAS JANGKA PANJANG NON CURRENT LIABILITIES Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi Non current maturities of long-term bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: liabilities: Pinjaman jangka panjang 23, Long-term loans Liabilitas sewa pembiayaan Lease liabilities Liabilitas estimasi biaya pengembalian Estimated liability for aircraft return dan pemeliharaan pesawat and maintenance cost Utang obligasi Bonds payable Liabilitas pajak tangguhan Deferred tax liabilities Liabilitas imbalan kerja Employment benefits obligation Liabilitas tidak lancar lainnya Other non current liabilities Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Total Non Current Liabilities EKUITAS EQUITY Modal saham - Capital stock - Nilai nominal Rp 459 per saham Rp 459 par value per share masing-masing untuk saham Seri A for Series A Dwiwarna share and Dwiwarna dan saham Seri B Series B shares Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna Authorized - 1 of Series A Dwiwarna share dan saham Seri B and 29,999,999,999 Series B shares Modal ditempatkan dan disetor - 1 saham Seri A Issued and paid-up capital - 1 Series A Dwiwarna dan saham Seri B Dwiwarna shares and 22,640,995,999 Series B Tambahan modal disetor Additional paid-in capital Opsi saham Stock option Saldo laba Retained earnings Defisit sebesar USD pada tanggal Deficit amounting to USD 1,385,459,977 as of 1 Januari 2012 telah dieliminasi dalam rangka January 1, 2012 was eliminated in kuasi-reorganisasi (Catatan 52) connection with quasi reorganization (Note 52) - Dicadangkan Appropriated - Belum dicadangkan Unappropriated Komponen ekuitas lainnya 14,31 ( ) ( ) Other component of equity Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Equity attributable to owners of the company Kepentingan non pengendali Non controlling interest Jumlah Ekuitas Total Equity JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS TOTAL LIABILITIES AND EQUITY Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

252 250 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013 Catatan/ Notes USD USD PENDAPATAN USAHA OPERATING REVENUES Penerbangan berjadwal Scheduled airline services Penerbangan tidak berjadwal Non-scheduled airline services Lainnya Others Jumlah Pendapatan Usaha Total Operating Revenues BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES Operasional penerbangan Flight operations Tiket, penjualan dan promosi Ticketing, sales and promotion Pemeliharaan dan perbaikan Maintenance and overhaul Pelayanan penumpang Passenger services Bandara User charges and station Administrasi dan umum General and administrative Operasional hotel Hotel operation Operasional transportasi Transportation operation Operasional jaringan Network operation Jumlah Beban Usaha Total Operating Expenses BEBAN (PENDAPATAN) LAIN-LAIN OTHER (INCOME) CHARGES Keuntungan selisih kurs ( ) ( ) Gain on foreign exchange Lain-lain 42 ( ) Others Bersih ( ) Net LABA USAHA INCOME FROM OPERATIONS Bagian laba bersih asosiasi Equity in net income of associates Pendapatan keuangan Finance income Beban keuangan 43 ( ) ( ) Finance cost LABA SEBELUM PAJAK INCOME BEFORE TAX MANFAAT (BEBAN) PAJAK ( ) TAX BENEFITS (EXPENSE) LABA BERSIH TAHUN BERJALAN NET INCOME FOR THE YEAR LABA KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOME Peningkatan revaluasi aset Gain on revaluation of property tetap - bersih and equipment - net Selisih kurs karena penjabaran Exchange differences on translating laporan keuangan ( ) ( ) foreign operations Pajak penghasilan terkait ( ) Related income tax Jumlah laba (rugi) komprehensif lain-lain ( ) Total other comprehensive income (loss) JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: NET INCOME ATTRIBUTABLE TO: Pemilik entitas induk Owners of the Company Kepentingan non pengendali Non controlling interest LABA BERSIH TAHUN BERJALAN NET INCOME FOR THE YEAR JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: ATRIBUTABLE TO: Pemilik entitas induk Owners of the Company Kepentingan non pengendali 33 ( ) Non controlling interest JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME LABA PER SAHAM DASAR - EARNING PER SHARE - BASIC diatribusikan kepada pemilik entitas induk 44 0, ,00488 attributable to owner of the parent company Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

253 251 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGE IN EQUITY UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013 Komponen ekuitas lainnya/other component equity Total Selisih pendapatan Tambahan Penjabaran komprehensif modal disetor/ Saldo laba/ Retained Earning Surplus laporan lainnya/ Kepentingan non Additional Belum revaluasi/ keuangan/ Total other pengendali/ Catatan/ Modal saham/ paid-up Opsi saham/ Dicadangkan/ dicadangkan/ Revaluation Translation comprehensive Sub jumlah/ Non controlling Jumlah ekuitas/ Notes Capital stock capital Stock option Appropriated Unappropriated Surplus adjustments income Sub total interest Total equity USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD Saldo 1 Januari 2012 sebelum Balance as of January 1, 2012 kuasi-reorganisasi ( ) ( ) ( ) prior to quasi-reorganization Eliminasi defisit dalam rangka Elimination of deficit in connection kuasi-reorganisasi 52 ( ) ( ) ( ) ( ) - ( ) with quasi-reorganization Saldo 1 Januari 2012 setelah Balance as of January 1, 2012 kuasi-reorganisasi ( ) ( ) after quasi-reorganization Opsi saham manajemen dan Management and employee stock karyawan (MESOP) option (MESOP) Jumlah pendapatan komprehensif ( ) Total comprehensive income Saldo 31 Desember ( ) ( ) Balance as of December 31, 2012 Opsi saham manajemen dan Management and employee stock karyawan (MESOP) option (MESOP) Cadangan wajib perusahaan ( ) The Company's mandatory reserve Dipindahkan ke laba ditahan 14, ( ) - ( ) Transferred to retained earning Jumlah pendapatan komprehensif ( ) ( ) ( ) Total comprehensive income Saldo 31 Desember ( ) ( ) Balance as of December 31, 2013 Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan See accompanying notes to consolidated financial statements bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. which are an integral part of the consolidated financial statements.

254 252 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, USD USD ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari pelanggan Cash receipts from customers Pengeluaran kas kepada pemasok ( ) ( ) Cash paid to suppliers Pengeluaran kas kepada karyawan ( ) ( ) Cash paid to employees Kas dihasilkan dari operasi Cash generated from operations Pembayaran bunga dan beban keuangan ( ) ( ) Interest and financial charges paid Pembayaran pajak penghasilan ( ) ( ) Income taxes paid Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi Net Cash Provided from Operating Activities ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Penerimaan bunga Interest received Penerimaan dividen Dividend received Hasil pelepasan aset tetap Proceeds from disposal of property and equipment Penerimaan pengembalian uang muka Refund of advance payments for purchase pembelian pesawat of aircraft Penerimaan pengembalian dana Receipts of aircraft maintenance pemeliharaan pesawat reimbursements Penerimaan uang jaminan Receipts of security deposit Pengeluaran untuk dana pemeliharaan pesawat ( ) ( ) Payments for aircraft maintenance reserve fund Uang muka pembelian pesawat ( ) ( ) Advance payments for aircrafts Uang muka perolehan aset tetap ( ) ( ) Advance payments for property and equipment Pengeluaran untuk perolehan aset pemeliharaan Payments for aircraft maintenance dan aset sewa pesawat ( ) ( ) and aircraft leased asset Pengeluaran untuk perolehan aset tetap ( ) ( ) Acquisition of property and equipment Pembayaran uang jaminan ( ) ( ) Payments for security deposit Kenaikan (penurunan) lainnya dari aktivitas investasi ( ) Increased (decreased) other investment Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ( ) ( ) Net Cash Used in Investing Activities ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Penerimaan pinjaman jangka panjang Proceeds of long-term loan Penerimaan utang bank dan lembaga keuangan Proceeds of bank loans and financial institution Penerimaan obligasi - bersih Proceeds of bonds - net Pembayaran biaya pengembalian pesawat ( ) ( ) Payment for aircraft return and maintenance Pembayaran pinjaman jangka panjang ( ) ( ) Payments of long-term loan Pembayaran utang bank dan lembaga keuangan ( ) ( ) Payments of bank loans and financial institution Kenaikan kas yang dibatasi penggunaannya ( ) ( ) Increase in restricted cash Pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya ( ) ( ) Payments for other financing activities Kas Bersih Diperoleh dari Net Cash Provided from Aktivitas Pendanaan Financing Activities PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) IN KAS DAN SETARA KAS ( ) CASH AND CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN AT BEGINNING OF THE YEAR Efek perubahan kurs mata uang asing ( ) ( ) Effect of foreign exchange rate changes CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN AT END OF THE YEAR Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

255 253 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED 1. UMUM 1. GENERAL a. Pendirian dan Informasi Umum a. Establishment and General Information PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ( Perusahaan ) didirikan berdasarkan akta No. 137 tanggal 31 Maret 1950 dari notaris Raden Kadiman. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Serikat No. 30 tanggal 12 Mei 1950, tambahan No Perusahaan yang awalnya berbentuk Perusahaan Negara, berubah menjadi Persero berdasarkan Akta No. 8 tanggal 4 Maret 1975 dari Notaris Soeleman Ardjasasmita, S.H., sebagai realisasi Peraturan Pemerintah No. 67 tahun Perubahan ini telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68 tanggal 26 Agustus 1975, tambahan No Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 1 tanggal 26 Juli 2012 dari Aulia Taufani, S.H, notaris di Tangerang, mengenai perubahan nilai nominal saham. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2012 tanggal 27 Desember Perusahaan berkantor pusat di Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah sebagai berikut: 1. Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri; 2. Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri; 3. Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; 4. Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi catering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; 5. Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ( the Company ) was established based on Notarial Deed No. 137 dated March 31, 1950 of Raden Kadiman. The deed was approved by the Minister of Law of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. J.A.5/12/10 dated March 31, 1950 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 30 dated May 12, 1950, Supplement No The Company was previously a State Company, based on Deed No. 8 dated March 4, 1975 of Notary Soeleman Ardjasasmita, S.H., and has changed into a state-owned limited liability company pursuant to Government Regulation No. 67 in This change was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 68 dated August 26, 1975, supplement No The Company s Articles of Association has been amended several times, most recently by Deed No. 1 dated July 26, 2012 of Aulia Taufani, S.H, notary in Tangerang, concerning the change in par value of capital stock. The amendment deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU AH Tahun 2012 dated December 27, The Company s head office is located at Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta. In accordance with article 3 of the Company's Articles of Association, the scope of its activities comprises of the following: 1. Undertaking scheduled commercial air transportation of domestic or international passengers, cargoes and mails; 2. Undertaking non-scheduled commercial air transportation of domestic or international passengers, cargoes and mails; 3. Providing aircraft repair and maintenance, to satisfy own needs and the needs of third party; 4. Rendering support services for commercial air transportation operation, such as catering services and ground handling services, to satisfy own needs and the needs of third party; 5. Providing information systems services relating to aviation industry, to satisfy own needs and the needs of third party;

256 254 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 6. Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan; 7. Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; 8. Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun pihak ketiga. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak ( Grup ) per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah dan orang. Pembukuan Perusahaan sejak tahun 2012 telah menggunakan bahasa Inggris dan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) dan telah disetujui oleh Direktorat Jendral Pajak dengan keputusan No. KEP-289/WPJ.19/2012. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 6. Providing consultating services relating to aviation industry; 7. Providing education and training services relating to aviation industry, to satisfy own needs and the needs of third party; 8. Providing health care services for aircrew to satisfy own needs and the needs of third party. The Company started commercial operations in The Company and subsidiaries (the Group ) total employees as of December 31, 2013 and 2012 were 14,592 and 13,314, respectively. Starting in 2012, the Company has maintained their accounting records in English language and in United States Dollar (USD) which have been approved by the Directorate General of Tax No. KEP-289/WPJ.19/2012. b. Dewan Komisaris dan Direksi b. Board of Commissioners and Directors Susunan pengurus Perusahaan per 31 Desember 2013 adalah berdasarkan Akta No. 129 tanggal 26 April 2013 dari Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. notaris di Jakarta, sedangkan susunan pengurus Perusahaan per 31 Desember 2012 adalah berdasarkan akta No. 2 tanggal 28 Juni 2012 dari Aulia Taufani, S.H., notaris di Serpong Kabupaten Tangerang. Susunan pengurus Perusahaan per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: The Company's management at December 31, 2013 as stated in Deed No. 129 dated April 26, 2013 of Aryanti Artisari, SH, M.Kn., notary in Jakarta, and that of December 31, 2012 as stated in Deed No. 2 dated June 28, 2012 of Aulia Taufani, S.H., notary in Serpong- Tangerang District, is as follows: Komisaris Utama Bambang Susantono Bambang Susantono President Commissioner Komisaris Bagus Rumbogo *) Bambang Wahyudi Commissioners Wendy Aritenang Yazid Wendy Aritenang Yazid - Sonatha Halim Jusuf Komisaris Independen Peter F. Gontha Peter F. Gontha Independent Commissioners Betti S. Alisjahbana Betti S. Alisjahbana Chris Kanter - Direktur Utama Emirsyah Satar Emirsyah Satar President & CEO Direktur Keuangan Handrito Hardjono Handrito Hardjono EVP Finance Direktur Pemasaran & Penjualan Frederik Johannes Erik Meijer Elisa Lumbantoruan EVP Marketing & Sales Direktur Teknik & Pengelolaan EVP Maintenance & Armada Batara Silaban Batara Silaban Fleet Management Direktur Layanan Faik Fahmi Faik Fahmi EVP Services Direktur Operasi Novijanto Herupratomo Novijanto Herupratomo EVP Operations Direktur Strategi, Pengembangan, EVP Strategy, Business Bisnis & Manajemen Resiko Judi Rifajantoro Judi Rifajantoro Development & Risk Management Direktur Sumber Daya Manusia EVP Human Capital & & Umum Heriyanto Agung Putra Heriyanto Agung Putra Corporate Affairs *) Mengundurkan diri sejak 26 Nopember 2013/ Resigned since November 26, 2013

257 255 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan c. Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Audit Internal Susunan Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Audit Internal pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued c. Audit Committee, Corporate Secretary and Internal Audit The Company s Audit Committee, Corporate Secretary and Internal Audit as of December 31, 2013 and 2012 are the following: Komite Audit Audit Committee Ketua Betti S. Alisjahbana Betti S. Alisjahbana Chairman Wakil Ketua Wendy Aritenang Yazid - Vice Chairman Anggota Chaerul D Djakman Chaerul D Djakman Members Prasetyo Suhardi Lily Sihombing Sekretaris Perusahaan Ike Andriani Ike Andriani Corporate Secretary Audit Internal Sri Mulyati Sri Mulyati Internal Audit d. Penawaran Umum Efek Grup d. Initial Public Offering of Share of the Group Pada tanggal 1 Pebruari 2011, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui Surat No. S-325/BL/2011 untuk penawaran umum perdana atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Pebruari Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah lembar saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. On February 1, 2011, the Company obtained the Notice of Effectivity from the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Board (BAPEPAM-LK) in its Letter No. S-325 /BL/2011 for the offering to the public of 6,335,738,000 shares. On February 11, 2011, all of these shares are listed on the Indonesia Stock Exchange. As of December 31, 2013 and 2012, all of the Company s outstanding share or 22,640,996,000 shares have been listed on the Indonesia Stock Exchange. e. Entitas Anak e. Consolidated Subsidiaries Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas anak berikut: The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries: Entitas anak/ Subsidiary Kegiatan usaha Persentase Tahun operasi utama/ kepemilikan/ komersial/ Start Jumlah aset sebelum eliminasi/ Lokasi/ Main business Percentage of commercial Total assets before elimination Domicile activities of ownership operations % USD USD PT Abacus Distribution Systems Jakarta Penyedia jasa 95, Indonesia (ADSI) **) sistem komputerisasi reservasi/ Computerize reservation system services provider PT Garuda Maintenance Facility Jakarta Perbaikan dan 99, Aero Asia (GMFAA) **) pemeliharaan pesawat terbang/ Aircraft maintenance and overhaul

258 256 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Entitas anak/ Subsidiary Kegiatan usaha Persentase Tahun operasi utama/ kepemilikan/ komersial/ Start Lokasi/ Main business Percentage of commercial Jumlah aset sebelum eliminasi/ Total assets before elimination Domicile activities of ownership operations % USD USD PT Aero Systems Indonesia (ASI) **) Jakarta Penyedia jasa 99, teknologi informasi/ Information technology services PT Citilink Indonesia (CT)**) Jakarta Jasa transportasi udara/ 99, Air transportation services PT Aero Wisata dan entitas anak/ Jakarta Hotel, jasa boga, 99, and subsidiaries (AWS) penjualan tiket/ Hotel, catering, ticketing services PT Mirtasari Hotel Development (MHD)*) Denpasar Hotel 99, PT Aerofood ACS (d/h PT Angkasa Citra Sarana Jakarta Jasa boga pesawat/ 99, Catering Services (ACS)) *) Aircraft catering services PT Aero Globe (d/h PT Biro Perjalanan Wisata Jakarta Biro perjalanan wisata/ 99, Satriavi (BPWS)) *) Travel agent PT Aerotrans Services Indonesia *) Jakarta Jasa transportasi/ 99, (d/h PT Mandira Erajasa Wahana (MEW)) *) Transportation services PT Aerojasa Perkasa (AJP) *) Jakarta Penjualan tiket/ 99, Ticketing PT Senggigi Pratama Internasional Lombok Hotel 99, (SPI) *) Garuda Orient Holidays, Pty, Sydney Biro perjalanan wisata/ 99, Limited (GOHA) *) Travel agent Garuda Orient Holidays Korea Co, Korea Biro perjalanan wisata/ 60, Limited (GOHK) *) Travel agent Garuda Orient Holidays Japan Co, Jepang/ Biro perjalanan wisata/ 60, Ltd (GOHJ) *) Japan Travel agent PT Bina Inti Dinamika (BID) *) Bandung Hotel 61, PT Aero Hotel Management (AHM) *) Jakarta Manajemen hotel/ 99, Hotel management PT GIH Indonesia *) Jakarta Biro perjalanan wisata/ Travel agent PT Belitung Intipermai (BIP) Jakarta Hotel 99,99 Dalam tahap pengembangan/ Under development stage *) Kepemilikan tidak langsung/ Indirect ownership **) Kepemilikan langsung dan tidak langsung / Direct and Indirect ownership 2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan Dalam tahun berjalan, Grup telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari Penyesuaian PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan Standar ini mensyaratkan pengungkapan antara lain deskripsi agunan yang dimiliki entitas sebagai jaminan, dan peningkatan kualitas kredit lain, dan dampak keuangannya (misalnya kuantifikasi sejauh mana agunan dan peningkatan kualitas kredit lain dalam memitigasi risiko kredit) dengan mengacu pada jumlah terbaik yang mencerminkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit. 2. ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) AND INTERPRETATIONS OF PSAK (ISAK) a. Standards effective in the current year In the current year, the Group adopted the new and revised standards issued by the Financial Accounting Standard Board of the Indonesian Institute of Accountants that are effective for accounting period beginning on January 1, Amendment to PSAK 60, Financial Instruments: Disclosure Among other things, the standard requires the disclosures of the description of collateral held as security and of other credit enhancements, and their financial effect (e.g., quantification of the extent to which collateral and other credit enhancements mitigate credit risk) in respect of the amount that best represents the maximum exposure to credit risk.

259 257 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan (i) Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2014 adalah: ISAK 27, Pengalihan Aset dari Pelanggan ISAK 28, Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas ISAK 29, Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka PPSAK 12, Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum Penerapan awal terhadap PSAK dan ISAK tidak berdampak terhadap pelaporan atau perhitungan nilai dalam laporan keuangan konsolidasian. (ii) Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015 adalah: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued b. Standards and interpretation in issue not yet adopted (i) Effective for periods beginning on or after January 1, 2014: ISAK 27, Transfers of Assets from Customers ISAK 28, Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments ISAK 29, Stripping Cost in the Production Phase of a Surface Mine PPSAK 12, Withdrawal of PSAK 33, Stripping Cost Activity and Environmental Management in the Public Mining The initial adoption of the above PSAK and ISAK has no effect on the disclosure or amounts recognized in the consolidated financial statements. (ii) Effective for periods beginning on or after January 1, 2015: PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian PSAK 1 (revised 2013), Presentation Laporan Keuangan of Financial Statements PSAK 4 (revisi 2013), Laporan PSAK 4 (revised 2013), Separate Keuangan Tersendiri Financial Statements PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15 (revised 2013), Investments in Associates and Joint Ventures PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja PSAK 24 (revised 2013), Employee Benefits PSAK 65, Laporan Keuangan PSAK 65, Consolidated Financial Konsolidasian Statements PSAK 66, Pengaturan Bersama PSAK 66, Joint Arrangements PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 67, Disclosures of Interests in Other Entities PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar PSAK 68, Fair Value Measurements Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar laporan keuangan konsolidasian. As of the issuance date of the consolidated financial statements, the effect of adoption of the above standards is still being evaluated by management. 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a. Pernyataan Kepatuhan a. Statement of Compliance Laporan keuangan konsolidasian disusun menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards. These financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.

260 258 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued b. Dasar Penyusunan b. Basis of Preparation Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Dolar Amerika Serikat (USD), dan Iaporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The presentation currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the United States Dollar (USD), while the measurement basis is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies. The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classification of cash flows into operating, investing and financing activities. c. Prinsip-Prinsip Konsolidasian c. Principles of Consolidation Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Grup. Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian. Kepentingan nonpengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Kepentingan nonpengendali pemegang saham awalnya diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi pemilikan kepentingan nonpengendali dari nilai wajar aset neto yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dilakukan pada akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, jumlah tercatat kepentingan nonpengendali adalah jumlah kepemilikan pada pengakuan awal ditambah bagian kepentingan nonpengendali dari perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit. The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company (its subsidiaries). Control is achieved where the Company has the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from its activities. Income and expenses of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statements of comprehensive income from the effective date of acquisition and up to the effective date of disposal, as appropriate. Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Group. All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation. Non-controlling interests in subsidiaries are identified separately and presented within equity. The interest of non-controlling shareholders maybe initially measured either at fair value or at the non-controlling interests proportionate share of the recognized amounts of the fair value of the acquiree s identifiable net asset. The choice of measurement is made on acquisition by acquisition basis. Subsequent to acquisition, the carrying amount of noncontrolling interests is the amount of those interests at initial recognition plus noncontrolling interests share of subsequent changes in equity. Total comprehensive income of subsidiaries is attributed to the owners of the Company and to the non-controlling interests even if this results in the non-controlling interests having deficit balance.

261 259 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Perubahan dalam bagian kepemilikan Grup pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk. Ketika Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak, keuntungan dan kerugian diakui didalam laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i) keseluruhan nilai wajar yang diterima dan nilai wajar dari setiap sisa investasi dan (ii) nilai tercatat sebelumnya dari aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari entitas anak dan setiap kepentingan non pengendali. Ketika aset dari entitas anak dinyatakan sebesar nilai revaluasi atau nilai wajar dan akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas, jumlah yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi ekuitas dicatat seolah-olah Grup telah melepas secara langsung aset yang relevan (yaitu direklasifikasi ke laba rugi atau ditransfer langsung ke saldo laba sebagaimana ditentukan oleh PSAK yang berlaku). Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau, jika sesuai, biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Changes in the Group s interests in subsidiaries that do not result in a loss of control are accounted for as equity transactions. The carrying amounts of the Group interests and the non-controlling interests are adjusted to reflect the changes in their relative interests in the subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling interests are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognised directly in equity and attributed to owners of the Company. When the Group loses control of a subsidiary, a gain or loss is recognized in profit or loss and is calculated as the difference between (i) the aggregate of the fair value of the consideration received and the fair value of any retained interest and (ii) the previous carrying amount of the assets (including goodwill), and liabilities of the subsidiary and any non-controlling interest. When assets of the subsidiary are carried at revalued amount or fair values and the related cumulative gain or loss has been recognized in other comprehensive income and accumulated in equity, the amounts previously recognized in other comprehensive income and accumulated in equity are accounted for as if the Group had directly disposed of the relevant assets (i.e. reclassified to profit or loss or transferred directly to retained earnings as specified by applicable accounting standards). The fair value of any investment retained in the former subsidiary at the date when control is lost is regarded as the fair value on initial recognition for subsequent accounting under PSAK 55 (revised 2011), Financial Instruments: Recognition and Measurement or, when applicable, the cost on initial recognition of an investment in an associate or a jointly controlled entity. d. Kombinasi Bisnis d. Business Combinations Akuisisi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh Grup, liabilitas yang diakui oleh Grup kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dalam pertukaran pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biayabiaya terkait akuisisi diakui di dalam laba rugi pada saat terjadinya. Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih diakui pada nilai wajar kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu yang diukur sesuai dengan standar yang relevan. Acquisitions of businesses are accounted for using the acquisition method. The consideration transferred in a business combination is measured at fair value, which is calculated as the sum of the acquisition-date fair values of the assets transferred by the Group, liabilities incurred by the Group to the former owners of the acquiree, and the equity interests issued by the Group in exchange for control of the acquiree. Acquisition-related costs are recognized in profit or loss as incurred. At the acquisition date, the identifiable assets acquired and the liabilities assumed are recognized at their fair value except for certain assets and liabilities that are measured in accordance with the relevant standards.

262 260 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Kepentingan non pengendali diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Bila imbalan yang dialihkan oleh Grup dalam suatu kombinasi bisnis termasuk aset atau liabilitas yang berasal dari pengaturan imbalan kontinjen (contingent consideration arrangement), imbalan kontinjen tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan termasuk sebagai bagian dari imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis. Perubahan dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran disesuaikan secara retrospektif, dengan penyesuaian terkait terhadap goodwill. Penyesuaian periode pengukuran adalah penyesuaian yang berasal dari informasi tambahan yang diperoleh selama periode pengukuran (yang tidak melebihi satu tahun sejak tanggal akuisisi) tentang fakta-fakta dan kondisi yang ada pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang tidak memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran tergantung pada bagaimana imbalan kontinjen tersebut diklasifikasikan. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali pada tanggal sesudah tanggal pelaporan dan penyelesaian selanjutnya dicatat dalam ekuitas. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai asset atau liabilitas diukur setelah tanggal pelaporan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan dengan mengakui keuntungan atau kerugian terkait dalam laba rugi atau dalam pendapatan komprehensif lain (OCI). Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara bertahap, kepemilikan terdahulu Grup atas pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi dan keuntungan atau kerugian nya, jika ada, diakui dalam laba rugi. Jumlah yang berasal dari kepemilikan sebelum tanggal akuisisi yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi dimana perlakuan tersebut akan sesuai jika kepemilikannya dilepas/dijual. Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Grup melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Non-controlling interests are measured either at fair value or at the non-controlling interests proportionate share of the acquiree s identifiable net assets. When the consideration transferred by the Group in a business combination includes assets or liabilities resulting from a contingent consideration arrangement, the contingent consideration is measured at its acquisitiondate fair value and included as part of the consideration transferred in a business combination. Changes in the fair value of the contingent consideration that qualify as measurement period adjustments are adjusted retrospectively, with corresponding adjustments against goodwill. Measurement period adjustments are adjustments that arise from additional information obtained during the measurement period (which cannot exceed one year from the acquisition date) about facts and circumstances that existed at the acquisition date. The subsequent accounting for changes in the fair value of the contingent consideration that do not qualify as measurement period adjustments depends on how the contingent consideration is classified. Contingent consideration that is classified as equity is not remeasured at subsequent reporting dates and its subsequent settlement is accounted for within equity. Contingent consideration that is classified as an asset or liability is remeasured subsequent to reporting dates in accordance with the relevant accounting standards, as appropriate, with the corresponding gain or loss being recognized in profit or loss or in other comprehensive income. When a business combination is achieved in stages, the Group s previously held equity interest in the acquiree is remeasured to fair value at the acquisition date and the resulting gain or loss, if any, is recognized in profit or loss. Amounts arising from interests in the acquiree prior to the acquisition date that have previously been recognized in other comprehensive income are reclassified to profit or loss where such treatment would be appropriate if that interests were disposed of. If the initial accounting for a business combination is incomplete by the end of the reporting period in which the combination occurs, the Group reports provisional amounts for the items for which the accounting is incomplete. Those provisional amounts are adjusted during the measurement period, or additional assets or liabilities are recognized, to reflect new information obtained about facts and circumstances that existed as of the acquisition date that, if known, would have affected the amount recognized as of that date.

263 261 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan e. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan pada masing-masing entitas di dalam Grup, kecuali AWS dan entitas anak diselenggarakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (USD), mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Transaksitransaksi selama periode berjalan dalam mata uang non-fungsional dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang non fungsional disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi. Pembukuan AWS dan entitas anak selain GOHA, GOHK dan GOHJ diselenggarakan dalam Rupiah, sedangkan GOHA dalam Dolar Australia, GOHK dalam Won Korea dan GOHJ dalam Yen Jepang. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas entitas anak tersebut pada tanggal pelaporan dijabarkan masing-masing ke dalam mata uang USD dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain. Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut (dalam satuan USD): AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued e. Foreign Currency Transactions and Translations The books of accounts of each entity in the Group, except AWS and its subsidiaries are maintained in U.S. Dollar (USD), the currency of the primary economic environment in which the entity operates (its functional currency). Transactions during the period involving nonfunctional currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At reporting date, monetary assets and liabilities denominated in non-functional currency are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to profit and loss. The books of accounts of AWS and its subsidiaries except GOHA, GOHK and GOHJ are maintained in Rupiah, while GOHA in Australian Dollars, GOHK in Korean Won and GOHJ in Japan Yen. For consolidation purposes, assets and liabilities of these subsidiaries at reporting date are translated into USD using the exchange rates at reporting date, while revenues and expenses are translated using the average rates of exchange for the year. Resulting translation adjustments are shown as part of other comprehensive income. The main exchange rates used, based on the mid rates published by Bank Indonesia are as follows (in full USD): USD USD Mata uang/ Currencies IDR 1 0,0001 0,0001 EURO 1 1,3801 1,3247 YEN 1 0,9531 1,1579 SGD 1 0,7899 0,8177 AUD 1 0,8923 1,0368 GBP 1 1,6488 1,6111 f. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi f. Transactions with Related Parties Group melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 Pengungkapan pihak-pihak berelasi. Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian. The Group enters into transactions with related parties as defined in PSAK No. 7 Related Party Disclosures. All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those done with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.

264 262 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued g. Kas dan Setara Kas g. Cash and Cash Equivalents Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. For cash flows presentation purposes, cash and cash equivalents comprise of cash on hand, cash in bank and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement. h. Aset Keuangan h. Financial Assets Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar. Aset keuangan Grup diklasifikasikan sebagai berikut: All financial assets are recognized and derecognized on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the timeframe established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as at fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value. The Group financial assets are classified as follows: Nilai wajar pada laporan laba rugi (FVTPL) Fair value through profit or loss (FVTPL) Derivatif keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini kecuali ditujukan sebagai derivatif lindung nilai. Keuntungan atau kerugian dari derivatif non lindung nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Nilai wajar yang ditentukan dinyatakan pada Catatan 46. Financial derivatives are classified in this category unless designated as hedging derivatives. Gain or loss on non-hedging derivative is recognized in profit or loss. Fair value is determined in the manner described in Note 46. Tersedia untuk dijual (AFS) Available for sale (AFS) Investasi jangka panjang dalam bentuk saham, kecuali investasi pada perusahaan asosiasi, diklasifikasikan dalam kategori ini. Bila tidak ada pasar aktif untuk investasi tersebut dan nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal, investasi ini diukur sebesar biaya perolehan, dikurangi penurunan nilai. Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Grup untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan. Long-term investments in shares, except investments in associates, are classified in this category. As there is no active market for these investments and the fair value cannot be reliably measured, these investments are measured at cost, less impairment. Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognised in profit or loss when the Group s right to receive the dividends is established. Pinjaman dan piutang Loans and receivables Kas dan setara kas, dana pemeliharaan pesawat dan uang jaminan atas sewa operasi, piutang usaha dan piutang lain-lain yang mempunyai jangka waktu pembayaran yang tetap dan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penurunan nilai. Cash and cash equivalents, maintenance reserve funds and security deposits on operating leases, trade and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in active market, are classified as loans and receivables. Loans and receivables are measured at amortized cost using the effective interest method, less impairment.

265 263 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk piutang jangka pendek di mana pengakuan bunga tidak material. Metode bunga efektif Metode bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan dan mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode terkait. Tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas masa depan (termasuk semua biaya yang dibayar atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium atau diskonto lainnya), selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih pendek atas nilai tercatat bersih pada pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain instrumen keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan, selain yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti yang objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang dalam nilai wajar dari instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif terjadinya penurunan nilai. Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan Interest is recognized by applying the effective interest method, except for short term receivable where the recognition or interest would be immaterial. Effective interest method The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts or payments (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition. Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments assessed as at fair value through profit or loss. Impairment of financial assets Financial assets, other than those at fair value through profit and loss (FVTPL), are assessed for indicators of impairment at each reporting date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been affected. For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the value of the security below its cost is considererd to be objective evidence of impairment. For all other financial assets, objective evidence of impairment could include: significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or default or delinquency in interest or principal payments; or it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial re-organisation

266 264 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, penurunan nilai adalah sebesar perbedaan antara nilai tercatat dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang, didiskonto dengan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi arus kas masa depan. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dibalik melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain. Penghentian pengakuan aset keuangan Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individuallu are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Group s past experiences of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables. For financial assets carried at amortized cost, the amount of the impairment is the difference between the asset s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial assets original effective interest rate. For financial asset carried at cost, the amount of the impairment loss is measured as the difference between the asset s carrying amount and the present value of the estimated future. When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognized in equity are reclassified to profit or loss. Impairment losses previously recognized in profit and loss are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognized directly in other comprehensive income. Derecognition of financial assets The Group derecognises a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Group neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Group recognises its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Group retain substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Group continues to recognise the financial asset and also recognises a collateralised borrowing for the proceeds received.

267 265 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Saling hapus Aset dan Liabilitas Keuangan Aset dan liabilitas keuangan Grup saling hapus dan menyajikan nilai bersih pada laporan posisi keuangan jika dan hanya jika: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Netting of Financial Assets and Financial Liabilities The Group only offsets financial assets and liabilities and presents the net amount in the statement of financial position where it: saat ini memiliki hak hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan berniat untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. currently has a legal enforceable right to set off the recognized amount; and intends either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously. i. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas i. Financial Liabilities and Equity Instruments Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Grup diklasifikasikan sesuai substansi perjanjian kontrak dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang membuktikan hak residual atas aset Grup setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil yang diterima, setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Liabilitas keuangan Utang bank dan lembaga keuangan, utang jangka panjang, utang obligasi, utang usaha dan utang lainnya pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya dinilai berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan beban bunga diakui berdasarkan suku bunga efektif. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika, dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi. Classification as debt or equity Financial liabilities and equity instruments issued by the Group are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument. Equity instruments An equity instruments is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Group after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs. Financial liabilities Bank loans and financial institution, long-term loans, bonds payable and trade and other payables are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognized on an effective yield basis. Derecognition of financial liabilities The Group derecognized financial liabilities when, and only when, their obligations are discharged, cancelled or expired. The difference between the carrying amount of the financial liability derecognized and the consideration paid and payable is recognized in profit or loss. j. Persediaan j. Inventories Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih merupakan taksiran harga jual persediaan dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan biaya yang diperlukan untuk menjual. Inventories are stated at the lower of cost and net realizable value. Cost is determined using the weighted average method. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less all estimated costs of completion and costs necessary to make the sale.

268 266 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued k. Biaya Dibayar Dimuka k. Prepaid Expenses Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus. Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method. l. Investasi Pada Entitas Asosiasi l. Investments in Associates Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Grup mempunyai pengaruh yang signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Penghasilan dan aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, sesuai dengan PSAK 58 (revisi) 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Grup atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Grup atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian dari Grup dan nilai investasi bersih entitas anak dalam entitas asosiasi) diakui hanya sebatas bahwa Grup telah mempunyai kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atau melakukan pembayaran atas kewajiban entitas asosiasi. Setiap kelebihan biaya perolehan investasi atas bagian Grup atas nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjensi dari entitas asosiasi yang diakui pada tanggal akuisisi, diakui sebagai goodwill, yang termasuk dalam jumlah tercatat investasi. Setiap kelebihan dari kepemilikan Grup dari nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjensi atas biaya perolehan investasi, sesudah pengujian kembali segera diakui di dalam laporan laba rugi. Persyaratan dalam PSAK 55 (revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, diterapkan untuk menentukan apakah perlu untuk mengakui setiap penurunan nilai sehubungan dengan investasi pada entitas asosiasi Grup. Jika perlu, jumlah tercatat investasi yang tersisa (termasuk goodwill) diuji penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 An associate is an entity over which the Group has significant influence and that is neither a subsidiary nor an interest in a joint venture. Significat influence is the power to participate in the financial and operating policy decisions of the investee but is not control or joint control over those policies. The results of operations and assets and liabilities of associates are incorporated in these consolidated financial statements using the equity method of accounting, except when the investment is classified as held for sale, in which case, it is accounted for in accordance with PSAK 58 (Revised 2009), Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations. Under the equity method, an investment in an associate is initially recognized in the consolidated statement of financial position at cost and adjusted thereafter to recognized the Group s share of the profit or loss and other comprehensive income of the associate. When the Group s share of losses of an associate exceeds the Group s interest in that associate (which includes any long-term interests that, in substance, form part of the Group s net investment in the associate) the Group discontinues recognizing its share of further losses. Additional losses are recognized only to the extent that the Group has incurred legal or constructive obligations or made payments on behalf of the associate. Any excess of the cost of acquisition over the Groups share of the net fair value of identifiable assets, liabilities and contingent liabilities of the associate recognized at the date of acquisition, is recognized as goodwill, which is included within the carrying amount of the investment. Any excess of the Groups share of the net fair value of the identifiable assets, liabilities and contingent liabilities over the cost of acquisition, after reassessment, are recognised immediately in profit or loss. The requirements of PSAK 55 (revised 2011), Financial Instruments: Recognition and Measurement, are applied to determine whether it is necessary to recognize any impairment loss with respect to the Group s investment in an associate. When necessary, the entire carrying amount of the investment (including goodwill) is tested for impairment in accordance with PSAK

269 267 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset, sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan antara jumlah terpulihkan (mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual) dengan jumlah tercatatnya. Rugi penurunan nilai yang diakui pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada setiap aset yang membentuk bagian dari nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi. Setap pembalikan dari penurunan nilai diakui sesuai dengan PSAK 48 sepanjang jumlah terpulihkan dari investasi tersebut kemudian meningkat. Pada saat pelepasan suatu entitas asosiasi yang mengakibatkan Grup kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi, investasi yang tersisa diukur pada nilai wajar pada tanggal tersebut dan nilai wajarnya dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal sebagai suatu aset keuangan sesuai dengan PSAK 55. Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya atas entitas asosiasi diatribusikan ke sisa kepemilikan dan nilai wajar termasuk dalam penentuan keuntungan atau kerugian atas pelepasan entitas asosiasi. Selanjutnya, Grup memperhitungkan seluruh jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait dengan entitas asosiasi tersebut dengan menggunakan dasar yang sama dengan yang diperlukan jika entitas asosiasi telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas yang terkait. Oleh karena itu, jika keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain oleh entitas asosiasi akan direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset atau liabilitas yang terkait, maka Grup mereklasifikasi keuntungan atau kerugian dari ekuitas ke laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) sejak Grup kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi Ketika Grup melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi diakui dalam laporan keuangan konsolidasian Grup hanya sepanjang kepemilikan dalam entitas asosiasi yang tidak terkait dengan Grup. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 48 (Revised 2009), Impairment of Assets, as a single asset by comparing its recoverable amount (higher of value in use and fair value less costs to sell) with its carrying amount. Any impairment loss recognized forms part of the carrying amount of the investment. Any reversal of that impairment loss is recognized in accordance with PSAK 48 to the extent that the recoverable amount of the investment subsequently increases. Upon disposal of an associate that results in the Group losing significant influence over that associate, any retained investment is measured at fair value at that date and the fair value is regarded as its fair value on initial recognition as a financial asset in accordance with PSAK 55. The difference between the previous carrying amount of the associate attributable to the retained interest and the fair value is included in the determination of the gain or loss on disposal of the associate. In addition, the Group accounts for all amounts previously recognized in other comprehensive income in relation to that associate on the same basis as would be required if that associate had directly disposed of the related assets or liabilities. Therefore, if a gain or loss previously recognized in other comprehensive income by that associate would be reclassified to profit or loss on the disposal of the related assets or liabilities, the Group reclassifies the gain or loss from equity to profit or loss (as a reclassification adjustment) when it loses significant influence over that associate. When a group entity transacts with its associate, profits and losses resulting from the transaction with the associate are recognized in the Group s consolidated financial statements only to the extent of its interest in the associate that are not related to the Group. m. Properti Investasi m. Investment Properties Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya. Properti investasi awalnya dinilai sebesar biaya perolehan. Selanjutnya setelah penilaian awal, properti investasi dinilai dengan menggunakan nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Investment properties are properties (land or a building or part of a building or both) held to earn rentals or for capital appreciation or both. Investment properties are recorded initially at cost. Subsequent to initial recognition, investment properties are measured at fair value. Gains and losses arising from changes in fair value are recognized in profit or loss in the period in which they arise.

270 268 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Properti investasi diberikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan dan jumlah tercatat aset dan diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya penghentian atau pelepasan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Investment properties shall be derecognized upon disposal or when the investment property is permanently withdrawn from use and no future economic benefits are expected from its disposal. Any gain or loss arising on derecognition of the property (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in profit or loss in the period in which the property is derecognized. n. Aset Tetap n. Property and Equipment Pesawat, tanah dan bangunan dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Kenaikan yang berasal dari revaluasi pesawat, tanah dan bangunan diakui pada pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasian, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi pesawat, tanah dan bangunan dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada. Surplus revaluasi pesawat, tanah dan bangunan yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Aset tetap pesawat disusutkan hingga ke estimasi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat, sebagai berikut: Aircraft, land and buildings are stated at their revalued amounts, being the fair value at the date of revaluation, less any subsequent accumulated depreciation and subsequent accumulated impairment losses. Revaluation is made with sufficient regularity to ensure that the carrying amount does not differ materially from that which would be determined using fair value at the reporting date. Any revaluation increase arising on the revaluation of such aircraft, land and buildings is recognized in other comprehensive income and accumulated in equity under the heading of revaluation surplus, except to the extent that it reverses a revaluation decrease, for the same asset which was previously recognized in profit or loss, in which case the increase is credited to profit and loss to the extent of the decrease previously charged. A decrease in carrying amount arising on the revaluation of such aircraft, land and buildings is charged to profit or loss to the extent that it exceeds the balance, if any, held in the properties revaluation reserve relating to a previous revaluation of such aircraft, land and buildings. The revaluation surplus in respect of aircrafts, land and buildings is directly transferred to retained earnings when the asset is derecognized. Aircraft assets are depreciated using the straight-line method to an estimated residual value based on their estimated useful lives, as follows: Tahun/ Years Tahun/ Years Rangka Pesaw at Airframe Mesin Engine Simulator Simulator Rotable parts Rotable parts Aset pemeliharaan Maintenance assets Inspeksi rangka pesaw at Periode inspeksi berikut/ Airframe inspection Overhaul mesin Next inspection period Periode overhaul berikut/ Next overhaul period Engine overhaul

271 269 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pada tahun 2013, Perusahaan merubah umur masa manfaat untuk jenis pesawat Boeing dari 20 tahun menjadi 22 tahun. Perubahan tersebut diperlakukan secara prospektif yang menyebabkan penurunkan beban penyusutan sebesar USD ditahun Aset tetap non pesawat kecuali tanah dan bangunan dicatat berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada dan disusutkan dengan metode garis lurus selama masa manfaat aset tesebut, sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued In 2013, the Company changed the estimated useful life of Boeing aircraft from 20 to 22 years. Such change in estimate was accounted prospectively resulting to reduction in depreciation expense by USD 3,214,148 in Non aircraft assets except land and buildings, are stated at cost less accumulated depreciation and impairment, if any, and are depreciated using the straight-line method based on the estimated useful lives of the asset, as follows: Tahun/ Years Bangunan dan prasarana 40 Buildings and infrastructure Kendaraan 3-5 Vehicles Aset tetap lainnya (perlengkapan, Other fixed assets (office perangkat keras dan instalasi) 2-10 equipment, hardw are and installation) Tanah tidak disusutkan. Aset sewaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode sewa dan umur manfaatnya. Taksiran masa manfaat, nilai residu dan metode penyusutan direviu minimum setiap akhir tahun buku, dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi diterapkan secara prospektif. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. Land is not depreciated. Assets held under finance lease are depreciated based on the same estimated useful life with owned assets or over the lease period which ever is shorter. The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at least each year end and the effect of any changes in estimate is accounted for on a prospective basis. The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property, and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying amount is removed from the consolidated financial statement and the resulting gains or losses are recognized in profit or loss. Construction in progress is stated at cost which includes borrowing costs during construction on debts incurred to finance the construction. Construction in progress is transferred to the respective property and equipment account when complete and ready to use.

272 270 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pinjaman yang tidak spesifik digunakan untuk perolehan aset tertentu, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tertentu terhadap jumlah pengeluaran untuk perolehan aset tersebut. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman terhadap saldo pinjaman terkait selama periode tersebut, tidak termasuk jumlah pinjaman yang spesifik digunakan untuk perolehan aset tertentu lainnya. Aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama tahun. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued For borrowings that are not specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount capitalized is determined by applying a capitalization rate to the expenditures on qualifying asset. The capitalization rate is the weighted average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to financing other qualifying assets. Properties under BOT (build, operate and transfer) are stated at cost, less accumulated depreciation. Depreciation is computed using the straight-line method over years. o. Aset Tidak Lancar Tersedia Untuk Dijual o. Non Current Assets Held For Sale Aset tidak lancar dan kelompok yang akan dijual harus diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui penggunaan yang berkelanjutan. Kondisi ini dapat terpenuhi hanya ketika penjualan sangat mungkin dan aset tidak lancar (atau kelompok yang akan dijual) tersedia untuk dijual segera dalam kondisi sekarang. Manajemen harus berkomitmen terhadap penjualan tersebut, yang diharapkan untuk memenuhi syarat untuk pengakuan sebagai penjualan dalam satu tahun dari tanggal klasifikasi. Aset tidak lancar (dan kelompok yang akan dijual) diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual diukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar dikurangi biaya penjualannya. Noncurrent assets and disposal groups are classified as held for sale if their carrying amount will be recovered principally through a sale transaction rather than through continuing use. This condition is regarded as met only when the sale is highly probable and the noncurrent asset (or disposal group) is available for immediate sale in its present condition. Management must be committed to the sale, which should be expected to qualify for recognition as a completed sale within one year from the date of classification. Non current assets (and disposal groups) classified as held for sale are measured at the lower of their previous carrying amount and fair value less costs to sell. p. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan p. Impairment of Non-Financial Asset Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset. Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual atau nilai pakai. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan. Jika jumlah yang dapat At reporting dates, the Group reviews the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Group estimates the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs. Estimated recoverable amount is the higher of fair value less cost to sell or value in use. In assessing value in use, the estimated future cash flows are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset for which the estimates of future cash flows have not been adjusted. If the recoverable amount of a non-financial asset (cash generating unit) is

273 271 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi kecuali aset tersebut dicatat sebesar nilai revaluasi, dimana kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan diungkapkan dalam Catatan 3h. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings unless the relevant asset is carried at revaluation amount, in which the impairment loss is treated as revaluation decrease. Accounting policy for impairment of financial assets is disclosed in Note 3h. q. Sewa q. Leases Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai Lessee Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Grup yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasi sebagai liabilitas sewa pembiayaan. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke laba rugi. Rental kontijensi dibebankan pada periode terjadinya. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijensi diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna. Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases, which do not meet these criteria, are classified as operating leases. As Lessee Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Group at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated statement of financial position as a finance lease obligation. Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Finance charges are charged directly to profit or loss. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred. Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred. In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate amount of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.

274 272 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Jual dan Sewa Balik Aset yang dijual berdasarkan transaksi jual dan sewa-balik diperlakukan sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Sale and Leaseback Assets sold under a sale and leaseback transaction are accounted for as follows: Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih hasil penjualan diatas nilai tercatat, tidak segera diakui sebagai pendapatan tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa. If the sale and leaseback transaction results in a finance lease, any excess of sales proceeds over the carrying amount of the asset is deferred and amortized over the lease term. Jika transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi dan transaksi tersebut dilakukan pada nilai wajar, maka laba atau rugi diakui segera. Jika harga jual dibawah nilai wajar, maka laba atau rugi diakui segera, kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga jual diatas nilai wajar, selisih lebih diatas nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset. If the sale and leaseback transaction results in an operating lease and the transaction is established at fair value, any profit or loss is recognized immediately. If the sale price is below fair value, any profit or loss is recognized immediately except that, if the loss is compensated by future lease payments at below market price, it is deferred and amortized in proportion to the lease payments over the period for which the asset is expected to be used. If the sale price is above fair value, the excess over fair value is deferred and amortized over the period for which the asset is expected to be used. Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka rugi sebesar selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar diakui segera. Untuk sewa pembiayaan, tidak diperlukan penyesuaian kecuali jika telah terjadi penurunan nilai. Dalam hal ini, nilai tercatat diturunkan ke jumlah yang dapat dipulihkan. For operating leases, if the fair value at the time of a sale and leaseback transaction is less than the carrying amount of the asset, a loss equal to the amount of the difference between the carrying amount and fair value is recognized immediately. For finance leases, no such adjustment is necessary unless there has been impairment in value, in which case the carrying amount is reduced to recoverable amount. r. Biaya Pemeliharaan Pesawat r. Heavy Maintenance Costs of Aircraft Biaya inspeksi besar rangka pesawat dan perbaikan besar mesin pesawat milik sendiri dan sewa pembiayaan dikapitalisasi dan disusutkan selama periode sampai dengan inspeksi atau perbaikan besar berikutnya. Bila terdapat komitmen untuk perawatan pesawat sesuai yang diatur dalam perjanjian sewa operasi, penyisihan diakui selama jangka waktu sewa atas liabilitas pengembalian sesuai yang dipersyaratkan dalam perjanjian tersebut. Penyisihan dibuat berdasarkan pengalaman historis, petunjuk pabrik dan, jika relevan, liabilitas kontrak untuk menentukan nilai sekarang dari perkiraan biaya masa depan dari inspeksi rangka pesawat dan perbaikan mesin. Biaya perbaikan dan pemeliharaan lainnya dibebankan pada saat terjadinya. Major airframe inspection cost relating to heavy maintenance visit and engine overhauls for owned aircraft and those held on finance lease is capitalized and amortized over the period until the next expected major inspection or overhaul. If there is a commitment related to maintenance of aircraft held under operating lease arrangements, a provision is made during the lease term for the lease return obligations specified within those lease agreements. The provision is made based on historical experience, manufacturers advice and if relevant, contractual obligations, to determine the present value of the estimated future major airframe inspections cost and engine overhauls. All other repair and maintenance costs are expensed as incurred.

275 273 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued s. Beban Tangguhan s. Deferred Charges Biaya-biaya lain yang memenuhi kriteria pengakuan aset akan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan masa manfaatnya. Other charges that meet the asset recognition criteria are deferred and amortized using the straight-line method over their beneficial periods. t. Pengakuan Pendapatan dan Beban t. Revenue and Expense Recognition Penjualan tiket penumpang dan jasa kargo awalnya diakui sebagai pendapatan diterima dimuka transportasi. Pendapatan operasional diakui pada saat penerbangan telah dilakukan. Penjualan didalamnya termasuk juga atas pemulihan surcharges selama periode berjalan. Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat atas kontrak jangka pendek diakui pada saat jasa diserahkan kepada langganan. Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat atas kontrak jangka panjang diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian. Pendapatan atas jasa perhotelan, jasa boga, biro perjalanan dan jasa sistem reservasi serta jasa lain yang berhubungan dengan penerbangan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan. Pendapatan bunga di-akru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang berlaku. Penghasilan dividen dari investasi saham diakui pada saat hak menerima dividen telah ditetapkan. Beban diakui pada saat terjadi. Passenger ticket and cargo waybill sales are initially recorded as unearned transportation revenue. Revenue is recognized when transportation service is rendered. Revenue also includes recoveries from surcharges during the period. Revenue from short-term aircraft maintenance and overhaul contract is recognized when the service is rendered. Revenue from long-term aircraft maintenance and overhaul contracts is recognized using the percentage-of-completion method. Revenues from hotels, catering, travel agency services, reservation system services and other services related to flight operations are recognized when the services are rendered. Interest revenue is accrued on time basis, by reference to the principal outstanding and at the applicable interest rate. Dividend income from investment in shares is recognized when the shareholders rights to receive such dividend have been established. Expenses are recognized when incurred. u. Frequent Flyer Program u. Frequent Flyer Program Perusahaan menyelenggarakan program Garuda Frequent Flyer yang menyediakan penghargaan perjalanan kepada anggotanya berdasarkan akumulasi jarak tempuh. Sebagian pendapatan penumpang diatribusikan terhadap penghargaan perjalanan yang diestimasi dan dihitung berdasarkan ekpektasi penggunaan penghargaan tersebut, ditangguhkan sampai penghargaan digunakan dan dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka. Penghargaan yang tidak digunakan diakui sebagai pendapatan pada saat masa berlaku habis. The Company operates a frequent flyer program called Garuda Frequent Flyer that provides travel awards to its members based on accumulated mileage. A portion of passenger revenue attributable to the award of frequent flyer benefits, estimated based on expected utilization of these benefits, is deferred until they are utilized. These deferments of revenue are recorded as unearned revenue. Any remaining unutilized benefits are recognized as revenue upon expiry.

276 274 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan v. Imbalan Pasca-kerja dan Imbalan Kerja Jangka Panjang Imbalan Pasca-Kerja Perhitungan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar diantara nilai kini liabilitas imbalan pasti atau nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung, apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya diakui sebagai beban dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasca-kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial belum diakui dan biaya jasa lalu belum diakui, dan dikurangi dengan nilai wajar aset program. Imbalan Kerja Jangka Panjang Perhitungan imbalan kerja jangka panjang ditentukan dengan menggunakan Projected Unit Credit. Biaya jasa lalu dan keuntungan (kerugian) aktuarial diakui langsung pada periode yang bersangkutan. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan kerja pasti. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued v. Post-Employment Benefits and Long-Term Benefits Post-Employment Benefits Post-employment benefits are determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligations and the fair value of plan assets, is recognized on straight-line basis over the expected average remaining service years of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. The employee benefits obligation recognized in the consolidated statements of financial position represents the present value of the defined benefit obligation as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost, and reduced by the fair value of plan assets. Long-Term Benefits Long-term benefits are determined using the Projected Unit Credit Method. Past service cost and actuarial gains (losses) are recognized immediately in the current operations. The long-term employee benefit obligation recognized in the consolidated statement of financial position represents the present value of the defined benefit obligation. w. Provisi w. Provision Provisi diakui bila Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan Grup diharuskan menyelesaikan kewajiban serta jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal. Jumlah diakui sebagai provisi merupakan taksiran terbaik yang diharuskan menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan memperhatikan unsur risiko dan ketidakpastian yang melekat pada kewajiban tersebut. Provisi diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini dengan jumlah tercatatnya sebesar nilai kini dari arus kas tersebut. Provisions are recognized when the Group has a present obligation (legal or constructive) as a result of a past event, it is probable that the Group will be required to settle the obligation, and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation. The amount recognized as a provision is the best estimate of the consideration required to settle the obligation at the end of the reporting period, taking into account the risks and uncertainties surrounding the obligation. Where a provision is measured using the cash flows estimated to settle the present obligation, its carrying amount is the present value of those cash flows.

277 275 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Bila beberapa atau keseluruhan dari manfaat ekonomis mengharuskan penyelesaian provisi diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian tagihan dapat diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued When some or all of the economic benefits required to settle a provision are expected to be recovered from a third party, the receivable is recognized as an asset if it is virtually certain that reimbursement will be received and the amount of the receivable can be measured reliably. x. Pajak Penghasilan x. Income Tax Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Grup ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan serta Grup yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using the prevailing tax rates. Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences and fiscal losses can be utilized. Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply in the period in which the liability is settled or the asset realized, based on the tax rates (and tax laws) that have been enacted, or substantively enacted, by the end of the reporting period. The measurement of deferred tax assets and liabilities reflects the consequences that would follow from the manner in which the Group expects, at the end of the reporting period, to recover or settle the carrying amount of its assets and liabilities. The carrying amount of deferred tax asset is reviewed at the end of each reporting period and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profits will be available to allow all or part of the asset to be recovered. Deferred tax assets and liabilities are offset when there is legally enforceable right to set off current tax assets against current tax liabilities and when they relate to income taxes levied by the same taxation authority and the Group intends to settle their current tax assets and current tax liabilities on a net basis.

278 276 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Current and deferred tax are recognized as an expense or income in profit or loss, except when they relate to items that are recognized outside of profit or loss (whether in other comprehensive income or directly in equity), in which case the tax is also recognized outside of profit or loss. y. Instrumen Keuangan Derivatif y. Derivative Financial Instruments Instrumen keuangan derivatif awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat tanggal kontrak dibuat, dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajar pada tanggal pelaporan keuangan. Perlakuan akuntansi atas perubahan kemudian dalam nilai wajar tergantung apakah derivatif tersebut ditujukan untuk instrumen lindung nilai, dan jika benar, sifat dari obyek yang dilindungi nilainya. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif keuangan yang ditujukan untuk lindung arus kas masa depan yang efektif diakui sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain dan bagian yang tidak efektif langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika transaksi lindung nilai mengakibatkan pengakuan aset atau liabilitas, akumulasi keuntungan dan kerugian dalam pendapatan komprehensif lain direklasfikasi ke laporan laba rugi komprehensif dalam periode yang sama selama aset atau liabilitas yang terkait mempengaruhi laba rugi. Untuk lindung nilai yang tidak mengakibatkan pengakuan aset atau liabilitas, jumlah yang ditangguhkan dalam pendapatan komprehensif lain diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode yang sama dimana item yang dilindung nilai mempengaruhi laba atau rugi bersih. Untuk lindung nilai efektif terhadap eksposur perubahan nilai wajar, item yang dilindung nilai disesuaikan dengan perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan terhadap risiko yang dilindung nilai dan perubahan tersebut langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Derivatives are initially recognized at fair value at the date the derivative contract is entered into and are subsequently measured to their fair value at each reporting date. The accounting for subsequent changes in fair value depends on whether the derivative is designated as a hedging instrument, and if so, the nature of the item being hedged. Changes in fair value of derivative financial instruments that are designated as effective hedges of future cash flows are recognized as part of other comprehensive income and the ineffective portion is recognized immediately in earnings. If the hedged transaction results in the recognition of an asset or liability, the accumulated gains and losses under other comprehensive income are reclassified into earnings in the same period in which the related asset or liability affects earnings. For hedges that do not result in the recognition of an asset or liability, amounts deferred in other comprehensive income are recognized in earnings in the same period in which the hedged item affects profit or loss. For an effective hedge of an exposure to changes in the fair value, the hedged item is adjusted for changes in fair value attributable to the risk being hedged and such changes are recognized immediately in earnings. z. Laba per Saham z. Earnings per Share Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Basic earnings per share is computed by dividing net income attributable to owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding during the period. Diluted earnings per share is computed by dividing net income attributable to owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effects of all dilutive potential ordinary shares.

279 277 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan aa. Informasi Segmen Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Grup yang secara regular direviu oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penillaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk. bb. Aset Takberwujud Lisensi dan perangkat lunak yang diperoleh dikapitalisasi berdasarkan biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh dan menpersiapkannya hingga siap digunakan. Biaya-biaya ini diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi manfaat 3 8 tahun. cc. Manufacturer s Incentive Perusahaan mendapatkan kredit dari vendor sehubungan dengan perolehan atas peralatan udara tertentu. Berdasarkan sifatnya, kredit ini akan dicatat sebagai pengurang biaya perolehan atas peralatan udara tersebut. Kredit ini akan diselesaikan baik dengan pengembalian uang untuk pembelian selanjutnya atau saling hapus dengan tagihan dari vendor tersebut. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued aa. Segment Information Operating segments are identified on the basis of internal reports about components of the Group that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performances. An operating segment is a component of an entity: a) that engages in business activities from which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same entity); b) whose operating results are reviewed regularly by the entity s chief operating decision maker to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance; and c) for which discrete financial information is available. Information reported to the chief operating decision maker for the purpose of resource allocation and assessment of their performance is more specifically focused on the category of each product. bb. Intangible Assets Software and licenses are capitalized on the basis of the cost incurred to acquire and to prepare the assets for intended use. These costs are amortized using the straight-line method over the estimated useful life of 3 8 years. cc. Manufacturer s Incentive The Company receives credits from vendors in connection with the acquisition of certain avionic equipments. Depending on their nature, these credits are recorded as a reduction to the cost of the related avionic equipments. The credits are either settled as cash back on subsequent purchases or net-off with payable to vendors.

280 278 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan dd. Program Opsi Saham Manajemen dan Karyawan Perusahaan menyediakan program opsi saham untuk anggota manajemen serta karyawan tetap (MESOP). Program ini terdiri dari program opsi saham bahwa setelah diselesaikan melalui penerbitan saham (pengaturan pembayaran saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas) dicatat sebagai transaksi ekuitas. Pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas kepada karyawan dan layanan sejenis lainnya diukur pada nilai wajar instrumen ekuitas pada tanggal pemberian opsi. Nilai wajar yang ditentukan pada tanggal pemberian opsi pembayaran saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas dicatat sebagai beban dengan metode garis lurus sepanjang periode vesting, berdasarkan estimasi instrumen ekuitas Perusahaan yang akhirnya akan diberikan, dengan peningkatan yang sesuai pada ekuitas. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengubah estimasi dari jumlah instrumen ekuitas yang diharapkan akan diberikan. Dampak dari perubahan atas estimasi awal, jika ada, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai biaya kumulatif yang mencerminkan perubahan estimasi, dengan penyesuaian berdasarkan cadangan imbalan kerja yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas. ee. Kuasi-Reorganisasi Pada tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan melakukan kuasi-reorganisasi dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 51 (revisi 2003) Akuntansi Kuasi- Reorganisasi. Kuasi-reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi dimana aset dan liabilitas dinilai kembali sebesar nilai wajarnya yang dihitung dengan metode nilai pasar dan arus kas yang didiskontokan. Selisih hasil revaluasi aset dan liabilitas disajikan dalam saldo selisih revaluasi aset dan liabilitas yang digunakan untuk mengeliminasi defisit. Rincian dari saldo defisit yang dieliminasi dijelaskan pada Catatan 52. Sebagai tambahan, nilai wajar dari aset dan liabilitas yang digunakan dalam kuasi-reorganisasi menjadi saldo awal di dalam laporan keuangan yang dimulai tanggal 1 Januari 2012 dan selanjutnya diukur menggunakan kebijakan akuntansi yang relevan. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued dd. Management and Employee Stock Option Program The Company provides stock option program to its members of management and eligible employees (MESOP). The program consists of stock option plan that upon exercise is settled through issuance of shares (equity-settled share based payment arrangement) which is accounted as equity transaction. Equity-settled share-based payments to employees and others providing similar services are measured at the fair value of the equity instruments at the grant date. The fair value determined at the grant date of the equitysettled share-based payments is expensed on a straight-line basis over the vesting period, based on the Company s estimate of equity instruments that will eventually vest, with a corresponding increase in equity. At the end of each reporting period, the Company revises its estimate of the number of equity instruments expected to vest. The impact of the revision of the original estimates, if any, is recognised in consolidated statements of comprehensive income such that the cumulative expense reflects the revised estimate, with a corresponding adjustment to the equity-settled employee benefits reserve. ee. Quasi-Reorganization As of January 1, 2012, the Company carried out a quasi-reorganization in accordance with the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 51 (revised 2003), Accounting for Quasi-Reorganization. The quasi-reorganization was carried out using the accounting reorganization method, wherein assets and liabilities are revalued at their fair values using market value and discounted cash flows model. The revaluation surplus of asset and liabilities is recognized as difference in revaluation of assets and liabilities and used for eliminating deficit. Details of the elimination of deficit are discussed in Note 52. In addition, the fair value of those assets and liabilities as used in the quasi-reorganization becomes their initial carrying amount in the consolidated financial statements commencing January 1, 2012 and are subsequently measured using the relevant accounting policies.

281 279 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Berikut ini adalah pertimbangan kritis, selain dari pertimbangan yang melibatkan estimasi (lihat di bawah) yang telah dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan yang memiliki dampak yang paling signifikan pada jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 4. CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES Critical Judgments in Applying Accounting Policies The following are the critical judgments, apart from those involving estimation (see below) that management has made in the process of applying the accounting policies and that have the most significant impact on the amounts recognized in the consolidated financial statements: i. Komitmen Sewa Operasi Sebagai Lessee i. Operating Lease Commitments As Lessee Perusahaan mengadakan perjanjian sewa operasi untuk pesawat. Perusahaan menetapkan berdasarkan evaluasi atas syarat dan kondisi yang ada dalam perjanjian, pihak lessor menanggung seluruh resiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan atas pesawat sehingga diakui sebagai sewa operasi. Komitmen sewa operasi telah diungkapkan dalam Catatan 47. The Company has entered into commercial leases on its aircraft. The Company has determined, based on an evaluation of the substance of the terms and conditions of the arrangements, that the lessor retains all the significant risks and rewards of ownership of these aircrafts and so accounts for the contracts as operating leases. The operating lease commitments are disclosed in Note 47. ii. Jual dan Sewa-Balik ii. Sale and Leaseback Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan sewa balik untuk pesawat. Perusahaan menetapkan berdasarkan evaluasi atas syarat dan kondisi yang ada dalam perjanjian, transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi dan transaksi tersebut dilakukan pada nilai wajar. Transaksi jual dan sewa-balik telah diungkapkan dalam Catatan 47. Sumber Estimasi Ketidakpastian Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini. The Company has entered into sale and leaseback of certain newly acquired aircrafts. The Company has determined, based on an evaluation of the substance of the terms and conditions of the arrangements, that sale and leaseback transaction results in an operating lease, and the transaction is established at fair value. Sale and leaseback transactions are disclosed in Note 47. Key Sources of Estimation Uncertainty The preparation of consolidated financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimates and assumptions that has an effect to the carrying amount of assets and liabilities and disclosure of contingent and liabilities at the date of consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could be different from those estimates. The key assumptions concerning future and other key sources of estimation at the end of the reporting period, that have the significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below.

282 280 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued i. Estimasi Masa Manfaat Atas Aset Tetap i. Estimated Useful Lives Of Property and Equipment ii. Manajemen mengestimasi masa manfaat aset tetap berdasarkan penggunaan dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi dimasa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Grup secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang sama. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode pelaporan dan diperbaharui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil dimasa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Nilai tercatat aset tetap telah diungkapkan dalam Catatan 14. Provisi Biaya Pengembalian dan Pemeliharaan Pesawat Dimana ada suatu komitmen untuk mempertahankan pesawat yang disewa dalam perjanjian sewa operasi, suatu penyisihan dibuat selama masa sewa untuk kewajiban pengembalian sewa yang telah ditetapkan dalam perjanjian sewa. Suatu penyisihan ini didasarkan pada pengalaman yang telah terjadi, saran pabrikan dan, mana yang lebih tepat, kewajiban konstruktif dalam menentukan nilai sekarang dari biaya masa yang akan datang diperkirakan atas inspeksi yang signifikan kerangka badan pesawat besar dan overhaul mesin. Perkiraan ini harus dibuat sehubungan dengan waktu pemeliharaan. Nilai tercatat liabilitas estimasi telah diungkapkan dalam Catatan 25. Management has estimated the useful lives of property and equipment based on expected asset utilization based on business plans and strategies that also consider expected future technological developments and market behavior. The estimation of the useful lives of property and equipment is based on the Group s collective assessment of industry practice, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful lives are reviewed at least each financial period-end and are updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limitations on the use of the assets. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the estimates brought about by changes in the factors mentioned above. The carrying amount of property and equipment is disclosed in Note 14. ii. Provision For Aircraft Return and Maintenance Cost Whenever there is a commitment to maintain aircraft held under operating lease arrangements, a provision is made during the lease term for the lease return obligations specified within those lease agreements. The provision is based upon historical experience, manufacturers' advice and, where appropriate, contractual obligations in determining the present value of the estimated future costs of major airframe inspections and engine overhauls. Estimates are required to be made in respect of the timing of maintenance. The carrying amount of estimated liability is disclosed in Note 25. iii. Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja iii. Post-Employment Benefits Obligation Beban dari program pensiun manfaat pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan oleh penilaian aktuaris dengan menggunakan beberapa asumsi diantaranya tingkat diskonto, tingkat pengembalian dana yang diharapkan, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Nilai tercatat liabilitas telah diungkapkan dalam Catatan 28. The cost of defined benefit plan and present value of the pension obligation are determined based on actuarial valuation which makes use of various assumptions such as discount rates, expected rates of return on plan assets, rates of compensation increases and mortality rates. The defined benefit obligation is highly sensitive to changes in the assumptions. The carrying amount of the obligation is disclosed in Note 28.

283 281 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued iv. Pajak Penghasilan iv. Income Tax Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57, Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi. Pajak penghasilan telah diungkapkan dalam Catatan 10c. v. Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Grup menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direviu secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 6 dan 7. In certain circumstances, the Company may not be able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to ongoing investigations by, or negotiations with, the taxation authority. Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income. In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Company applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with PSAK 57, Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Asset. Income tax is disclosed in Note 10c. v. Impairment Loss on Loans and Receivables The Group assesses its loans and receivables for impairment at each reporting date. In determining whether an impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgment as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Management also makes judgment as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss. The carrying amount of loans and receivables are disclosed in Notes 6 and 7. vi. Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan vi. Allowance for Decline in Value of Inventories Grup membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Grup. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 8. The Group provides allowance for decline in value of inventories based on estimated future usage of such inventories. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in value of inventories are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the allowance for decline in value of inventories, which ultimately will impact the result of the Groups operations. The carrying amount of inventories is disclosed in Note 8.

284 282 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 5. KAS DAN SETARA KAS 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS USD USD Kas Cash on hand Rupiah Rupiah Dolar Amerika Serikat U.S. Dollar Mata uang asing lainnya Other foreign currencies Jumlah Kas Total Cash on hand Bank Banks Pihak berelasi (Catatan 45) Related parties (Note 45) Bank Negara Indonesia Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Bank Rakyat Indonesia Pihak ketiga Third parties Citibank N.A Citibank N.A. Commonw ealth Bank of Australia Commonw ealth Bank of Australia Standard Chartered Bank Standard Chartered Bank Bank of China Bank of China Korean Exchange Bank Korean Exchange Bank Industrial Commercial Bank of China Industrial Commercial Bank of China The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Saudi Arabian Bank Saudi Arabian Bank Bank Central Asia Bank Central Asia California Bank California Bank Mizuho Bank Mizuho Bank Bank Muamalat Bank Muamalat National Australian Bank National Australian Bank Bank Permata Bank Permata CIMB Niaga CIMB Niaga Llyods Bank Ltd Llyods Bank Ltd Lain-lain (masing-masing Other banks dibaw ah USD ) (each below USD 300,000) Jumlah bank Total bank Deposito berjangka Time deposits Pihak berelasi (Catatan 45) Related parties (Note 45) Bank Rakyat Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri Bank Rakyat Indonesia Syariah Bank Rakyat Indonesia Syariah Bank Negara Indonesia Bank Negara Indonesia Pihak ketiga Third parties Bank Muamalat Bank Muamalat Bank Permata Bank Permata Bank Mega Bank Mega Bank Bukopin Bank Bukopin Bank Artha Graha Bank Artha Graha Bank Mega Syariah Bank Mega Syariah Bank CIMB Niaga Bank CIMB Niaga Bank Jatim Bank Jatim Bank Himpunan Saudara Bank Himpunan Saudara Jumlah deposito berjangka Total time deposits Jumlah Total Tingkat bunga deposito berjangka Interest rate per annum on per tahun: time deposit Rupiah 5,00% - 11,00% 3,80% - 8,00% Rupiah Dolar Amerika Serikat 0,10% - 3,75% 0,25% - 3,35% U.S. Dollar

285 283 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Kas dan setara kas berdasarkan mata uang: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Cash and cash equivalent by currency: USD USD Rupiah Rupiah Dolar Amerika Serikat U.S. Dollar Renmimbi China Chinese Renmimbi Dolar Australia Australian Dollar Yen Jepang Japanese Yen Euro Euro Won Korea Korean Won Dolar Singapura Singapore Dollar Dolar Hongkong Hongkong Dollar Riyal Saudi Arabia Saudi Arabian Riyal Poundsterling Inggris Great Britain Poundsterling Baht Thailand Thailand Bath Dirham Uni Emirat Arab United Arab Emirates Dirham Dolar Taiw an Taiw an Dollar Mata uang lainnya (masing-masing Other currencies (each dibaw ah USD ) under USD 300,000) Jumlah Total 6. PIUTANG USAHA 6. TRADE ACCOUNTS RECEIVABLES a. Berdasarkan Debitur a. By Debtors USD USD Pihak berelasi (Catatan 45) Related parties (Note 45) PT Jiw asraya PT Jiw asraya PT Gapura Angkasa PT Gapura Angkasa PT POS Indonesia PT POS Indonesia Abacus International Ltd Abacus International Ltd PT Bukit Asam (Persero) Tbk PT Bukit Asam (Persero) Tbk Kementrian Agama RI Ministry of Religious Affairs Lain-lain Others Jumlah Total Pihak ketiga Third parties Jasa penerbangan Airlines services Agen penumpang Passenger agents Agen kargo Cargo agents Kartu kredit Credit cards Perusahaan penerbangan Airlines Lain-lain Others Sub jumlah Sub total Non jasa penerbangan Non airlines services Jumlah Total Cadangan kerugian penurunan nilai ( ) ( ) Allow ance for impairment loss Jumlah Total Jumlah Piutang Usaha Total Trade Accounts Receivable

286 284 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued b. Berdasarkan Mata Uang b. By Currency USD USD Rupiah Rupiah Dolar Amerika Serikat U.S. Dollar Yen Jepang Japanese Yen Euro Euro Dolar Australia Australian Dollar Won Korea Korean Won Renmimbi China Chinese Renmimbi Riyal Saudi Arabia Saudi Arabian Riyal Ringgit Malaysia Malaysian Ringgit Dolar Singapura Singapore Dollar Mata uang lainnya Other currencies Jumlah Total Cadangan kerugian penurunan nilai ( ) ( ) Allow ance for impairment loss Jumlah bersih Total - net c. Berdasarkan Umur Piutang Usaha Tetapi Tidak Mengalami Penurunan Nilai c. Aging of Trade Accounts Receivable Not Impaired USD USD Belum jatuh tempo Not yet due Jatuh tempo Past due 1-60 hari days hari days hari days > 360 hari > 360 days Jumlah Total Jangka waktu rata-rata kredit penjualan adalah hari untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan Bunga tidak dikenakan kepada pelanggan yang umur piutang usaha telah jatuh tempo. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai: The average credit term is days for the year ended December 31, 2013 and No interest is charged on the overdue trade accounts receivables. Changes in the allowance for impairment loss: USD USD Saldo aw al Beginning balance Penambahan Addition Pemulihan ( ) - Recovery Jumlah Ending balance Umur piutang usaha yang mengalami penurunan nilai adalah umur piutang diatas 360 hari. Beban cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut: The age of impaired trade accounts receivables is above 360 days. Allowance for impairment loss from individual and collective impairment are as follows: USD USD Penilaian Individu Individual assessments Penilaian kolektif Collective assessments Jumlah Total

287 285 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Dalam menentukan pemulihan dari piutang usaha, Grup mempertimbangkan setiap perubahan dalam kualitas kredit dari piutang usaha dari tanggal awalnya kredit diberikan sampai dengan akhir periode pelaporan. Konsentrasi risiko kredit terbatas pada basis pelanggan adalah besar dan tidak saling berhubungan. Berdasarkan penelahaan yang dilakukan oleh manajemen atas piutang usaha yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai, manajemen beranggapan bahwa piutang usaha tersebut masih dapat dipulihkan karena tidak terdapat perubahan yang signifikan atas kualitas kredit dari pelanggan tersebut. Untuk piutang usaha yang berasal dari jasa non-penerbangan, Grup tidak memiliki jaminan atau peningkatan kredit lainnya atas piutang usaha dan juga tidak memiliki hak hukum yang saling hapus dengan setiap jumlah yang terhutang oleh Grup kepada pihak lawan. Untuk piutang dari penjualan tiket pesawat, lebih lanjut akan dibahas dalam Catatan 46 tentang risiko kredit. Penurunan nilai piutang usaha secara individu terdiri atas beberapa rekening yang dianggap oleh manajemen tidak terpulihkan berdasarkan penilaian atas kualitas kredit dan kondisi keuangan pelanggan tersebut. Grup tidak memiliki jaminan atas saldo tersebut. Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Tidak diadakan pencadangan kerugian penurunan nilai atas piutang kepada pihak berelasi karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued In determining the recoverability of a trade account receivable, the Group considers any change in the credit quality of the trade receivable from the date credit was initially granted up to the end of the reporting period. The concentration of credit risk is limited as the customer base is large and unrelated. Based on management s identification for trade accounts receivables that are past due but not impaired, management considers that those receivables are still realizable because based on its assessment there is no significant change in credit quality from those customers. For accounts receivables from non-airlines services, the Group does no maintain any collateral or credit enhancement over those accounts receivable and doesn t have any legal right of offset against any amounts owed by the Group to the counterparty. For receivable from sales of airline ticket, further discussion about credit policy is set forth in Note 46 about credit risk. Individually impaired trades receivables consist of accounts which management considers are no longer recoverable based on its assessment of credit quality and financial condition of the customers. The Group doesn t have any collateral over those balances. Management believes that the allowance for impairment losses from third parties is adequate. Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivable. No allowance for impairment loss was provided on receivables from related parties, as management believes that all such receivables are collectible. 7. PIUTANG LAIN-LAIN 7. OTHER RECEIVABLES USD USD Pendapatan masih harus diterima Accrued revenues Piutang pegaw ai Employee receivables Lain-lain Others Jumlah Total Manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga cadangan kerugian penurunan nilai tidak dibentuk. Management believes that all such receivables are collectible thus allowance for impairment losses was not provided.

288 286 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 8. PERSEDIAAN 8. INVENTORIES USD USD Suku cadang Spare parts Jasa boga Catering Dokumen tiket Ticketing document Lain-lain Others Jumlah Total Penyisihan penurunan Allow ance for decline nilai persediaan ( ) ( ) in value Jumlah bersih Net amount Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut: Changes in the allowance for decline in value of inventories are as follows: USD USD Saldo aw al Beginning balance Penambahan Additions Pemulihan (53.792) - Recovery Saldo akhir Ending balance Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari penurunan nilai persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, persediaan Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan nilai pertanggungan masingmasing USD dan USD Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan. Management believes that the allowance for decline in value of inventories is adequate to cover possible losses on the decline in inventory value. At December 31, 2013 and 2012, the inventories of the Company were insured with PT Asuransi Jasa Indonesia against fire and other risks under pool policies with total sum insured of USD 207,224,954 and USD 250,000,000 respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the inventories insured. As of December 31, 2013 and 2012, no inventories were used as collateral. 9. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA 9. ADVANCES AND PREPAID EXPENSES USD USD Sew a dibayar dimuka Prepaid rent Sew a pesaw at Aircraft rental Bahan bakar Fuel Sew a gedung Building rental Suku cadang Spare parts Perjalanan dinas Duty trip Perbaikan pesaw at Aircraft maintenance Asuransi Insurance Lain-lain Others Jumlah Total

289 287 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 10. PERPAJAKAN 10. TAXATION a. Pajak Dibayar Dimuka a. Prepaid Taxes USD USD Perusahaan The Company Taksiran Pajak Penghasilan Badan Estimated Overpayment of Lebih Bayar Corporate Income Tax Tahun Year 2013 Entitas Anak Subsidiaries Taksiran Pajak Penghasilan Badan Estimated Overpayment of Lebih Bayar Corporate Income Tax Tahun Year 2013 Tahun Year 2012 Tahun Year 2011 Tahun Year 2010 Tahun Year 2009 Tahun Year 2008 Pajak Pertambahan Nilai Value Added Tax Sub jumlah Sub total Jumlah Total b. Utang Pajak b. Taxes Payable USD USD Perusahaan The Company Pajak penghasilan Income taxes Pasal Article 21 Pasal Article 23 Pasal Article 22 Pasal Article 26 Pasal 4 (2) Article 4 (2) PPh badan Income tax article 29 Pajak Pertambahan Nilai Value Added Taxes Pajak lain-lain Other taxes Sub jumlah Sub total Entitas anak Subsidiaries Pajak penghasilan Income taxes Pasal Article 21 Pasal Article 23 Pasal Article 25 Pasal Article 26 Pasal 4 (2) Article 4 (2) PPh badan Income tax article 29 Pajak Pertambahan Nilai Value Added Taxes Pajak Pembangunan Local Government Taxes 1 Pajak lain-lain Other taxes Sub jumlah Sub total Jumlah Total

290 288 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued c. Manfaat (Beban) Pajak c. Tax Benefit (Expense) USD USD Pajak kini Current tax Perusahaan - ( ) The Company Entitas anak ( ) ( ) Subsidiaries Jumlah pajak kini ( ) ( ) Total current tax Pajak tangguhan Deferred tax Perusahaan ( ) ( ) The Company Entitas anak Subsidiaries Jumlah pajak tangguhan ( ) Total deferred tax Beban pajak Perusahaan dan Tax expense of Company entitas anak sehubungan and its subsidiaries related dengan SKP dan SPT to tax assessment letter and pembetulan - (19.541) revised annual tax return Jumlah ( ) Total Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba (rugi) fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut: Current Tax A reconciliation between profit before tax per consolidated statements of comprehensive income and taxable income (fiscal loss) of the Company is as follows: USD USD Laba sebelum pajak menurut Profit before tax per laporan laba rugi komprehensif consolidated statements konsolidasian of comprehensive income Eliminiasi dan penyesuian Elimination and adjustments Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan Income before tax of the Company Perbedaan temporer: Temporary differences: Cadangan kerugian penurunan Allow ance for impairment losses nilai piutang (64.381) of accounts receivable Penyisihan penurunan Allow ance for decline in value nilai persediaan (28.567) (17.247) of inventories Beban penyusutan ( ) Depreciation expense Penurunan nilai aset Impairment of assets Perbedaan perlakuan aset pemeliharaan ( ) ( ) Maintenance assets Imbalan pasca kerja ( ) ( ) Post employment benefits Beban akrual Accrued expense Beban emisi saham ( ) ( ) Stock issuance cost Sub jumlah ( ) ( ) Sub total Perbedaan yang tidak dapat Nondeductible expenses/ diperhitungkan menurut fiskal: Non taxable income Sew a pembiayaan ( ) ( ) Lease liabilities Penghasilan yang dikenakan pajak final ( ) ( ) Income subjected to final tax Beban yang tidak dapat Expenses that are not deductible diperhitungkan menurut fiskal for tax purposes Pinjaman sindikasi ( ) ( ) Syndicated loan Opsi saham - ( ) Stock option Biaya bergabung pilot Pilot joining fee Sub jumlah ( ) ( ) Sub total Laba kena pajak (rugi fiskal) Taxable income (fiscal loss) Perusahaan ( ) of the Company

291 289 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Laba kena pajak (rugi fiskal) dalam laporan keuangan konsolidasi ini menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). Laba kena pajak tahun 2012 berbeda dengan SPT yang dilaporkan disebabkan karena adanya perubahan atas perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal. Rincian beban pajak dan utang (lebih bayar) pajak kini adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Taxable income (fiscal loss) in this consolidated financial statement will be the basis for filling Annual Tax Return (SPT). Taxable income in 2012 was different with SPT that has been reported due to a change on difference that cannot be calculated based on fiscal. The details of current tax expense and tax payable (overpayment) are as follows: USD USD Perusahaan The Company Beban pajak kini Current tax expense Dikurangi pajak dibayar dimuka Less prepaid taxes Pajak penghasilan - Pasal 25 ( ) ( ) Income tax - Article 25 Pajak penghasilan - Pasal 22 ( ) ( ) Income tax - Article 22 Pajak penghasilan - Pasal 23 ( ) ( ) Income tax - Article 23 Pajak penghasilan - Pasal 15 ( ) ( ) Income tax - Article 15 Sub jumlah ( ) ( ) Sub total Kurang (lebih) bayar pajak kini ( ) Current tax under (over) payment Entitas anak Subsidiaries Beban pajak kini Current tax expense PT Garuda Maintenance Facility PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Aero Asia PT Aero Wisata dan entitas anak PT Aero Wisata and subsidiaries PT Aero Systems Indonesia PT Aero Systems Indonesia Jumlah Total Dikurangi pajak dibayar dimuka ( ) ( ) Less prepaid taxes Jumlah ( ) Total Disajikan sebagai: Presented as: Pajak dibayar dimuka ( ) ( ) Prepaid tax Utang Pajak Tax payable Bersih ( ) Net

292 290 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Pajak Tangguhan Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut: Deferred Tax Details of deferred tax assets and liabilities are as follows: Dikreditkan Dicatat di (dibebankan) pendapatan ke laporan komprehensif laba rugi/ lain/ Penjabaran Credited Recognized laporan 1 Januari/ (charged) in other Keuangan/ 31 Desember/ January 1, to income comprehensive Translation December 31, 2013 for the year income Adjustments 2013 USD USD USD USD USD Aset pajak tangguhan Def erred tax assets Entitas anak Subsidiaries PT Citilink Indonesia PT Citilink Indonesia PT Abacus Distribution PT Abacus Distribution Sy stems Indonesia (72.423) Sy stems Indonesia PT Garuda Maintenance PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (79.706) Facility Aero Asia PT Aero Wisata dan PT Aero Wisata and entitas anak its subsidiaries Jumlah aset pajak tangguhan - bersih Total def erred tax asset - net Liabilitas pajak tangguhan Def erred tax liabilities Perusahaan The Company Cadangan kerugian Allowance f or impairment penurunan nilai piutang loss of account receiv able Peny isihan penurunan Allowance f or decline in nilai persediaan (21.362) v alue of inv entories Aset tetap ( ) ( ) ( ) Property and equipment Penurunan nilai aset ( ) ( ) Impairment of asset Cadang piutang Prov ision f or long term jangka panjang receiv able Aset pemeliharaan ( ) ( ) - - ( ) Maintenance assets Liabilitas estimasi biay a Estimated liabilities pengembalian dan f or aircraf t return and pemeliharaan pesawat maintenance cost Imbalan pasca kerja ( ) Employ ment benef its obligation Beban akrual ( ) Accrued expense Biay a emisi saham ( ) Share issuance cost Akumulasi rugi f iskal Tax loss carry f orwad Jumlah ( ) ( ) ( ) Total Entitas anak Subsidiaries PT Aero Sy stems Indonesia ( ) - - ( ) PT Aero Sy stems Indonesia PT Aero Wisata dan PT Aero Wisata and entitas anak ( ) ( ) ( ) its subsidiaries Jumlah liabilitas pajak Total def erred tax tangguhan - bersih ( ) ( ) ( ) ( ) liabilities - net

293 291 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Dikreditkan Dicatat di (dibebankan) pendapatan ke laporan komprehensif laba rugi/ lain/ Penjabaran Credited Recognized laporan 1 Januari/ (charged) in other Keuangan/ 31 Desember / January 1, to income comprehensive Translation December 31, 2012 for the year income Adjustments 2012 USD USD USD USD USD Aset pajak tangguhan Def erred tax assets Entitas anak Subsidiaries PT Citilink Indonesia ( ) PT Citilink Indonesia PT Abacus Distribution PT Abacus Distribution Sy stems Indonesia (8.000) (7.027) Sy stems Indonesia PT Garuda Maintenance PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia ( ) (8.366) Facility Aero Asia PT Aero Wisata dan PT Aero Wisata and entitas anak ( ) its subsidiaries PT Aero Sy stems Indonesia PT Aero Sy stems Indonesia Jumlah aset pajak tangguhan - bersih ( ) Total def erred tax asset - net Liabilitas pajak tangguhan Def erred tax liabilities Perusahaan The Company Cadangan kerugian Allowance f or impairment penurunan nilai piutang loss of account receiv able Peny isihan penurunan Allowance f or decline in nilai persediaan ( ) v alue of inv entories Aset tetap ( ) ( ) ( ) - ( ) Property and equipment Penurunan nilai aset ( ) ( ) Impairment of asset Cadang piutang Prov ision f or long term jangka panjang receiv able Aset pemeliharaan ( ) ( ) - - ( ) Maintenance assets Liabilitas estimasi biay a Estimated liabilities pengembalian dan f or aircraf t return and pemeliharaan pesawat ( ) maintenance cost Imbalan pasca kerja ( ) Employ ment benef its obligation Beban akrual Accrued expense Biay a emisi saham ( ) Share issuance cost Jumlah ( ) ( ) - ( ) Total Entitas anak Subsidiaries PT Aero Wisata dan PT Aero Wisata and entitas anak ( ) ( ) ( ) ( ) its subsidiaries Jumlah liabilitas pajak Total def erred tax tangguhan - bersih ( ) ( ) ( ) ( ) liabilities - net

294 292 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Rekonsiliasi laba pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued A reconciliation total taxable income and the amounts computed by applying the effective tax rate to profit before income tax is as follows: USD USD Laba sebelum pajak menurut Income before tax per consolidated laporan laba rugi komprehensif statements of comprehensive konsolidasian income Manfaat (beban) pajak dengan tarif yang berlaku ( ) ( ) Tax benefit (expense) at effective tax rates Dampak pajak atas perbedaan yang tidak Tax effects of non deductible dapat diperhitungkan menurut fiskal expenses: Perusahaan The Company Entitas anak ( ) ( ) Subsidiaries Penyesuaian yang diketahui pada Adjustment recognized in current year tahun berjalan terkait pajak tangguhan in relation to the prior year tahun sebelumnya entitas anak ( ) deferred tax of subsidiaries Beban pajak Perusahaan dan entitas Tax expenses of the Company anak sehubungan dengan SKP dan and its subsidiaries related to SPT Pembetulan - (19.541) SKP and SPT correction Rugi fiskal yang tidak diakui pada entitas anak ( ) ( ) Unrecognized tax loss in subsidiaries Beban pajak menurut laporan laba rugi Tax expense per consolidated statements komprehensif konsolidasian ( ) of comprehensive income 11. DANA PERAWATAN PESAWAT DAN UANG JAMINAN 11. MAINTENANCE RESERVE FUND AND SECURITY DEPOSITS USD USD Dana peraw atan pesaw at Aircraft maintenance reserve funds (Catatan 47) (Note 47) Uang jaminan sew a operasi Operating lease security deposits (Catatan 47) (Note 47) Jumlah Total 12. UANG MUKA PEMBELIAN PESAWAT 12. ADVANCES FOR PURCHASE OF AIRCRAFT Akun ini merupakan uang muka pembelian pesawat Boeing ER, Boeing , Airbus A , Airbus A , Bombardier CRJ1000, dan ATR serta peralatan simulator. Rincian atas perjanjian tersebut telah dijelaskan dalam Catatan 48. This account represents advances for the purchase of Boeing ER, Boeing , Airbus A , Airbus A , Bombardier CRJ1000, and ATR and simulator equipment. Details of related agreements have been disclosed in Note 48.

295 293 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Berikut dengan rincian uang muka pembelian pesawat: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Below are the details of advances for purchase of aircraft: USD USD A330 A330 Saldo Aw al Beginning balance Penambahan Additions Pengurangan ( ) ( ) Deductions Saldo Akhir Ending balance A320 A320 Saldo Aw al Beginning balance Penambahan Additions Pengurangan ( ) - Deductions Saldo Akhir Ending balance B ER B ER Saldo Aw al Beginning balance Penambahan Additions Pengurangan ( ) - Deductions Saldo Akhir Ending balance B B Saldo Aw al Beginning balance Penambahan Additions Pengurangan ( ) ( ) Deductions Saldo Akhir Ending balance CRJ1000 NextGen CRJ1000 NextGen Saldo Aw al Beginning balance Penambahan Additions Pengurangan ( ) ( ) Deductions Saldo Akhir Ending balance ATR ATR Saldo Aw al - - Beginning balance Penambahan Additions Pengurangan - - Deductions Saldo Akhir Ending balance Peralatan Simulator Pesaw at Flight Simulator Equipment Saldo Aw al - - Beginning balance Penambahan Additions Pengurangan - - Deductions Saldo Akhir Ending balance Jumlah Total

296 294 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 13. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI 13. INVESTMENT IN ASSOCIATES Persentase Tempat kepemilikan/ kedudukan/ Percentage of Domicile Ownership % USD USD PT Gapura Angkasa Jakarta 37, PT Aeroprima Jakarta 40, PT Aeronurti Catering Services Jakarta 45, Jumlah/Total Entitas asosiasi yang dimiliki oleh Grup seluruhnya beroperasi di Indonesia. Mutasi investasi pada entitas asosiasi: The associates of the Group are operating exclusively in Indonesia. Changes in investments in associates: USD USD PT Gapura Angkasa PT Gapura Angkasa Saldo aw al tahun Balance at beginning of year Bagian laba bersih Equity in net income Dividen ( ) ( ) Dividends Saldo akhir tahun Balance at end of year PT Aeroprima PT Aeroprima Saldo aw al tahun Balance at beginning of year Bagian laba bersih Equity in net income Dividen - (69.702) Dividends Selisih kurs penjabaran ( ) (50.830) Translation adjustment Saldo akhir tahun Balance at end of year PT Aeronurti Catering Services PT Aeronurti Catering Services Saldo aw al tahun Balance at beginning of year Bagian laba (rugi) bersih (29.917) Equity in net income (loss) Selisih kurs penjabaran (18.736) (8.444) Translation adjustment Saldo akhir tahun Balance at end of year Ringkasan informasi keuangan dari entitas asosiasi yang dipertanggung jawabkan dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut: Summarized financial information in respect of associates is set out below: Liabilitas/ Pendapatan/ Laba (rugi)/ Aset/ Assets Liabilities Revenue Profit (loss) USD USD USD USD PT Gapura Angkasa PT Gapura Angkasa PT Aeroprima PT Aeroprima PT Aeronurti Catering Services (66.482) PT Aeronurti Catering Services Jumlah Total PT Gapura Angkasa PT Gapura Angkasa PT Aeroprima PT Aeroprima PT Aeronurti Catering Services PT Aeronurti Catering Services Jumlah Total

297 295 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 14. ASET TETAP 14. PROPERTY AND EQUIPMENT Jumlah sebelum penyesuaian Selisih kurs revaluasi/ Surplus 1 Januari/ penjabaran/ Total before revaluasi/ 31 Desember/ 31 Desember/December 31, 2013 January 1, Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Currency revaluation Revaluations December 31, Biaya perolehan/ Revaluasi/ 2013 Additions Deductions Reclassification conversion adjustment surplus 2013 Cost Revaluation USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD Biaya Perolehan/revaluasi: Acquisition Cost/Revaluation: Aset pesawat Aircraft assets Pemilikan langsung Direct Acquisition Rangka pesawat ( ) ( ) Airframes Mes i n ( ) ( ) ( ) Engines Simulator ( ) Simulators Rotable parts (28.176) Rotable parts Aset pemeliharaan Maintenance assets Rangka pesawat ( ) Airframes Mesin sewa ( ) ( ) Engines Aset dalam penyelesaian ( ) Assets in progress Aset sewa pembiayaan Leased assets Rangka pesawat ( ) Airframes Mes i n ( ) ( ) Engines Pemugaran kabin pesawat ( ) Cabin refurbrishment Pengembangan aset sewa Leasehold improvement Aset non-pesawat Non aircraft assets Pemilikan langsung Direct Acquisition Peralatan ( ) ( ) Equipment Perangkat keras Hardware Kendaraan ( ) ( ) Vehicles Mes i n ( ) ( ) Engines Instalasi (56.907) ( ) Installation Tanah (13.832) ( ) Land Hak atas tanah Land right Bangunan dan prasarana (48.736) ( ) ( ) ( ) Buildings and infrastructure Aset dalam penyelesaian ( ) ( ) Assets under construction Aset sewa kendaraan ( ) Lease assets vehicles Pengembangan aset sewa Leasehold improvement Bangunan Buildings Bangun, kelola, alih Building, operate, transfer Bangunan dan prasarana ( ) Buildings and infrastructure Mes i n (249) - (31.662) Engines Instalasi (32.017) Installation Jumlah ( ) ( ) ( ) Total

298 296 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Jumlah sebelum penyesuaian Selisih kurs revaluasi/ Surplus 1 Januari/ penjabaran/ Total before revaluasi/ 31 Desember/ January 1, Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Currency revaluation Revaluation December 31, 2013 Additions Deductions Reclassification conversion adjustment surplus 2013 USD USD USD USD USD USD USD USD Akumulasi penyusutan: Accumulated depreciation: Asset pesawat Aircraft assets Pemilikan langsung Direct Acquisition Rangka pesawat ( ) ( ) Airframes Mes in ( ) ( ) Engines Simulator ( ) Simulators Rotable parts (22.416) Rotable parts Aset pemeliharaan Maintenance assets Rangka pesawat ( ) Airframes Mesin sewa ( ) ( ) Engines Aset sewa pembiayaan Leased assets Rangka pesawat ( ) ( ) Airframes Mes in ( ) ( ) Engines Refurbishment Cabin ( ) Cabin refurbishment Leasehold Improvement Leasehold improvement Aset non pesawat Non aircraft assets Pemilikan langsung Direct Acquisition Peralatan ( ) ( ) ( ) Equipment Perangkat keras Hardware Kendaraan ( ) ( ) Vehicles Mes in ( ) (24.505) ( ) Engine Instalasi (56.907) (74.229) ( ) Installation Bangunan dan prasarana (362) ( ) ( ) Buildings & Infrastructure Aset sewa Leased assets Kendaraan ( ) Vehicles Pengembangan aset sewa Leasehold improvement Bangunan Buildings Bangun, kelola, alih Buildings, operate, transfer Bangunan dan prasarana ( ) Buildings & Infrastructure Mes in (249) - (31.662) Engine Instalasi (32.017) Installation Jumlah ( ) ( ) ( ) Total Nilai tercatat Net carrying value

299 297 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Eliminasi Jumlah dalam rangka sebelum kuasi penyesuaian reorganisasi/ Selisih kurs revaluasi/ Surplus 31 Desember/ Elimination 1 Januari/ penjabaran/ Total before revaluasi/ 31 Desember/ 31 Desember/December 31, 2012 December 31, due to quasi January 1, Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Currency revaluation Revaluations December 31, Biaya perolehan/ Revaluasi/ 2011 reorganization 2012 Additions Deductions Reclassifications conversion adjustment surplus 2012 Cost Revaluation USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD Biaya Perolehan/revaluasi: Acquisition Cost/Revaluation: Aset pesawat Aircraft assets Pemilikan langsung Direct Acquisition Rangka pesawat ( ) Airframes Mes i n ( ) Engines Simulator Simulators Rotable parts ( ) Rotable parts Aset pemeliharaan Maintenance assets Rangka pesawat Airframes Mesin sewa Engines Aset dalam penyelesaian Assets in progress Aset sewa pembiayaan Leased assets Rangka pesawat Airframes Mes i n Engines Pemugaran kabin pesawat Cabin refurbishment Pengembangan aset sewa Leasehold improvement Aset non-pesawat Non aircrat assets Pemilikan langsung Direct Acquisition Peralatan ( ) ( ) Equipment Perangkat keras Hardware Kendaraan ( ) ( ) Vehicles Mes i n (1.600) Engines Instalasi (76.952) ( ) Installation Tanah Land Hak atas tanah ( ) Land Right Bangunan dan prasarana ( ) Buildings and infrastructure Aset dalam penyelesaian ( ) (22.003) ( ) ( ) Assets under construction Aset sewa kendaraan (30.721) Leased assets vehicles Pengembangan aset sewa Leasehold improvement Bangunan (33.343) Buildings Bangun, kelola, alih Building, operate, transfer Bangunan dan prasarana (72.848) Buildings and infrastructure Mes i n (10.192) Engines Instalasi (10.285) Installation Jumlah ( ) ( ) Total

300 298 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Eliminasi Jumlah dalam rangka sebelum kuasi penyesuaian reorganisasi/ Selisih kurs revaluasi/ Surplus 31 Desember/ Elimination 1 Januari/ penjabaran/ Total before revaluasi/ 31 Desember/ December 31, due to quasi January 1, Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Currency revaluation Revaluations December 31, 2011 recognization 2012 Additions Deductions Reclassification conversion adjusments surplus 2012 USD USD USD USD USD USD USD USD USD USD Akumulasi penyusutan: Accumulated depreciation: Asset pesawat Aircraft assets Pemilikan langsung Direct Acquisition Rangka pesawat ( ) Airframes Mes i n ( ) Engines Simulator Simulators Rotable parts Rotable parts Aset pemeliharaan Maintenance assets Rangka pesawat Airframes Mesin sewa Engines Aset sewa pembiayaan Leased assets Rangka pesawat Airframes Mes i n Engines Refurbishment Cabin Cabin refurbishment Leasehold Improvement Leasehold improvement Aset non pesawat Non aircraft assets Pemilikan langsung Direct Acquisition Perlengkapan dan Peralatan ( ) Supplies and equipment Perangkat keras Hardware Kendaraan ( ) Vehicles Mes i n (1.067) ( ) Engines Instalasi ( ) Installation Bangunan dan prasarana ( ) ( ) Buildings and infrastructure Aset sewa Leased assets Kendaraan Vehicles Pengembangan aset sewa Leasehold improvement Bangunan Buildings Bangun, kelola, alih Buildings, operate, transfer Bangunan dan prasarana (71.723) Buildings and infrastructure Mes i n (10.192) Engines Instalasi (10.285) Installation Jumlah ( ) ( ) Total Nilai tercatat Net carrying value

301 299 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Beban penyusutan yang dibebankan dalam beban operasional untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar USD dan USD Pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Depreciation expense charged to operations for the year ended December 31, 2013 and 2012 amounted to USD 153,913,595 and USD 129,956,634, respectively. Disposal of property and equipment are as follows: USD USD Nilai tercatat Net carrying value Hasil penjualan setelah dikurangi Proceeds net of the selling biaya penjualan expenses Gain on sale of property and Keuntungan penjualan aset tetap equipment Pada bulan April 2013, satu pesawat register PK- GGN milik PT Citilink Indonesia, entitas anak, mengalami kerusakan akibat hard landing di Bandara Internasional Minangkabau, Padang. Entitas anak telah mengajukan klaim asuransi kepada PT Asuransi Jasa Indonesia sebesar USD dan telah diterima oleh entitas anak. Nilai buku pesawat tersebut sebesar USD Selisih antara klaim yang disetujui dengan nilai buku asset sebesar USD dicatat sebagai pendapatan lain-lain (Catatan 42). Penilaian atas nilai wajar aset tetap berupa tanah, bangunan dan pesawat dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan tahun 2013 dan Berdasarkan laporannya penilaian tersebut dilakukan sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan biaya. Selisih nilai wajar asset dengan nilai tercatat dikurangi dengan penghasilan pajak tangguhan, dibukukan pada pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi dalam ekuitas pada bagian Cadangan Revaluasi Aset. Jika aset tetap berupa pesawat, tanah, bangunan dan prasarana dicatat sebesar biaya perolehan, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut: In April 2013, one aircraft registered as PK-GGN owned by PT Citilink Indonesia, a subsidiary, was damaged from a "hard landing" at the Minangkabau International Airport, Padang. The subsidiary claimed and received the insurance coverage from PT Asuransi Jasa Indonesia amounting to USD 8,715,000. The book value of the aircraft amounted to USD 4,763,179. The difference of USD 3,951,821 between the agreed claim and the book value of the aircraft is recorded as other income (Note 42). The revaluation of land, buildings and aircrafts was performed by independent appraisers registered in Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan in 2013 and Based on the appraisal reports the valuation was determined in accordance with the Indonesian Appraisal Standards (SPI), referring to recent arm s length market transaction. Appraisal method used is the market value approach and cost approach. The difference between the fair value and carrying amount of the assets net of tax, was recorded in other comprehensive income and accumulated in equity as Revaluation Surplus Reserve. If property and equipment, aircraft, land, building and improvements were stated at the historical cost basis, the carrying amount would be as follows: USD USD Pesaw at Aircraft Tanah Land Bangunan dan prasarana Building and improvements Jumlah Total

302 300 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Manajemen berpendapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai wajar dan nilai tercatat aset, jika aset lainnya selain pesawat, tanah, bangunan dan prasarana diukur menggunakan nilai wajar. Pada tanggal 31 Desember 2013, aset dalam penyelesaian terdiri dari: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Management believes that there is no significant difference between the fair value and carrying value of property and equipment, if those assets (excluding aircraft, land, building and infrastructure) have been measured at fair value basis. As of December 31, 2013, assets under construction consisted of the following: 31 Desember/ December 31, 2013 Persentase Estimasi penyelesaian/ Penyelesaian/ Nilai tercatat/ Jumlah kontrak/ Percentage of Estimated Carrying amount Total contract completion completion USD USD % Perangkat lunak/ Software %-94% 2014 Instalasi mesin/ Machinery construction % 2014 Kontruksi bangunan/ Building construction %-90% Jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan per 31 Desember 2013 sebesar USD Aset tetap Grup digunakan sebagai jaminan utang bank, jaminan pinjaman jangka panjang dan utang sewa pembiayaan (Catatan 18, 23 dan 24). Pada tanggal 31 Desember 2013, empat pesawat Boeing yang dimiliki PT Citilink Indonesia, entitas anak, tidak digunakan untuk sementara dengan nilai tercatat sebesar USD Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, aset tetap kecuali tanah, telah diasuransikan kepada perusahaan asuransi terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya sebagai berikut: Gross carrying amount of property that have been fully depreciated and still in use as of December 31, 2013 amounted to USD 29,000,549. Property and equipment of the Group are used as collateral for bank loan, long-term loans and lease liabilities (Notes 18, 23 and 24). As of December 31, 2013, four Boeing aircraft owned by PT Citilink Indonesia, a subsidiary, are temporarily idle with carrying amount of USD 16,928,140. As of December 31, 2013 and 2012, property and equipment except land, were insured with insurance companies against fire, theft and other possible risk as follows: Tahun/ Year Perusahaan asuransi/ Insurance company Nilai pertanggungan/ Sum insured USD Rupiah 2013 PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Tugu Pratama Indonesia, PT Asuransi Central Asia dan/ and PT Himalaya Pelindung PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Tugu Pratama Indonesia, dan/and PT Asuransi Takaful Umum Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.

303 301 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 15. PROPERTI INVESTASI 15. INVESTMENT PROPERTIES USD USD Saldo aw al Beginning balance Keuntungan atas revaluasi Gain on revaluation Jumlah Ending balance Grup mempunyai properti investasi berupa tanah dan bangunan. Penilaian atas nilai wajar properti investasi dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan tahun 2013 dan Berdasarkan laporannya penilaian tersebut dilakukan sesuai dengan standar penilaian Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar. Metode penilaian yang digunakan adalah nilai pasar dan biaya. Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat, dibukukan sebagai keuntungan atas revaluasi properti investasi. The Group has investment properties in land and building. The revaluation of investment properties was performed by independent appraisers registered with Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan in 2013 and Based on the appraisal reports the valuation was determined in accordance with the Indonesian Appraisal Standards (SPI) valuation standards, with reference to recent arm s length term market transactions. Appraisal method used is the market value and cost approach. The difference between the fair value and carrying amount of the asset is recorded as gain on revaluation of investment properties. 16. ASET TAKBERWUJUD - BERSIH 16. INTANGIBLE ASSETS NET 1 Januari/ Penambahan/ Reklasif ikasi/ 31 Desember/ January 1, 2013 Additions Reclassifications December 31, 2013 USD USD USD USD Biay a perolehan: Acquisition cost: Pemilikan langsung Direct acquisitions Perangkat lunak Sof tware Lisensi License Aset sewa pembiay aan Leased assets Perangkat lunak Sof tware Lisensi License Perangkat lunak dalam Sof tware still under peny elesaian ( ) installation Jumlah Total Akumulasi peny usutan: Accumulated amortization: Pemilikan langsung Direct acquisitions Perangkat lunak Sof tware Lisensi License Aset sewa pembiay aan Leased assets Perangkat lunak Sof tware Lisensi License Jumlah Total Nilai buku Net carry ing v alue

304 302 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 1 Januari/ Penambahan/ Reklasif ikasi/ 31 Desember/ January 1, 2012 Additions Reclassifications December 31, 2012 USD USD USD USD Biay a perolehan: Acquisition cost: Pemilikan langsung Direct acquisitions Perangkat lunak Sof tware Lisensi License Aset sewa pembiay aan Leased assets Perangkat lunak Sof tware Lisensi License Perangkat lunak dalam Sof tware still under peny elesaian ( ) installation Jumlah Total Akumulasi peny usutan: Accumulated amortization: Pemilikan langsung Direct acquisitions Perangkat lunak Sof tware Lisensi License Aset sewa pembiay aan Leased assets Perangkat lunak Sof tware Lisensi License Jumlah Total Nilai buku Net carry ing v alue Aset takberwujud merupakan sistem COMPASS ARGA, pembelian lisensi yang berkaitan dengan jasa sistem teknologi informasi Perusahaan berupa Profitline Yield, Netline Shed, Netline Plan, Profitline Price yang dibeli dari Lufthansa Systems Asia Pasific, Pte, Ltd., Fare Management Systems (FMS), Revenue Management Systems (RMS), dan juga pembelian lisensi oracle dari PT Oracle Indonesia dan Internet Booking Engine (IBE). Beban amortisasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar USD dan USD disajikan sebagai beban operasional jaringan. Perangkat lunak dalam penyelesaian merupakan beban ditangguhkan atas implementasi system aplikasi ERP. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset takberwujud pada tanggal pelaporan. Pada 31 Desember 2013 dan 2012 tidak terdapat aset takberwujud yang dijaminkan. Intangible assets represent COMPASS ARGA system, purchase of licenses from Lufthansa Systems Asia Pasific Pte, Ltd., in relation to the Company s information technology service, such as Profitline Yield, Netline Shed, Netline Plan, Profitline Price, Fare Management Systems (FMS), Revenue Management Systems (RMS), and purchase of oracle license from PT Oracle Indonesia and Internet Booking Engine (IBE). Amortization expense for the year ended December 31, 2013 and 2012 amounted to USD 1,344,912 and USD 702,779, respectively, which are presented as network operation expenses. Software still under installation consists of deferred expenses for the implementation of ERP application. Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate impairment of intangible assets as of reporting date. On December 31, 2013 and 2012, there were no intangible assets used as collateral.

305 303 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 17. ASET LAIN-LAIN BERSIH 17. OTHER ASSETS NET USD USD Piutang lain-lain - bersih Others receivables - net Aset program (Catatan 28) Plan assets (Note 28) Uang jaminan ECA (Catatan 24) Security deposits - ECA (Note 24) Manufacturer's incentive Manufacturer's incentive Aset keuangan lainnya - Other financial assets - tersedia untuk dijual available for sale Uang jaminan - non aircraft Security deposits - non aircraft Aset tidak digunakan Non productive assets Kas yang dibatasi penggunaannya Restricted cash Lain-lain Others Jumlah Total Piutang lain-lain bersih Perusahaan memiliki piutang jangka panjang kepada PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) atas jasa perawatan pesawat. MNA merupakan entitas afiliasi karena kepemilikan pemerintah. Berdasarkan Perjanjian tanggal 10 Maret 1999, MNA setuju untuk melunasi dalam jangka waktu 8 tahun dengan tingkat bunga 7% per tahun untuk tagihan dalam USD dan 15% per tahun untuk tagihan dalam Rupiah. Pada tahun 2003, manajemen Perusahaan dan MNA telah sepakat mengkonversi piutang tersebut menjadi Obligasi Wajib Konversi (MCB) sebesar USD dan Rp , sementara piutang sebesar USD diselesaikan secara terpisah. Menteri Negara BUMN telah menyetujui penerbitan MCB tersebut dengan jangka waktu 5 tahun, bunga 3% per tahun dan imbal hasil sampai jatuh tempo 18%. Namun, MNA tidak dapat menyetujui beberapa klausal yang ingin ditambahkan Perusahaan dalam draft perjanjian tersebut. Pada tahun 2004, MNA membatalkan proses MCB dan mengusulkan untuk dikonversi menjadi saham. Hal ini diperkuat dengan surat Menteri Negara BUMN No. S-89/MBU/2005 tanggal 25 Pebruari Menanggapi surat tersebut, MNA telah mengirimkan surat kepada Menteri Negara BUMN No. DF-2108/05 tanggal 15 April 2005 yang menyatakan bahwa MNA sedang melaksanakan program restrukturisasi utang hingga tahun 2010 dan selama melaksanakan program tersebut MNA harus tunduk pada batasan yang telah ditetapkan masing-masing kreditur sesuai komitmen dalam perjanjian restrukturisasi utang, termasuk keputusan investasi MNA. Other receivables net The Company has long term receivables from PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) which arose from the maintenance of aircrafts. MNA is an affiliated entity due to government ownership. Based on the agreement dated March 10, 1999, MNA agreed to settle its payables within 8 years with interest rate of 7% per annum for receivable denominated in USD and 15% per annum for receivable denominated in Rupiah. In 2003, the Company s management and MNA agreed to convert the accounts receivable into Mandatory Convertible Bonds (MCB) amounting to USD 30,502,683 and Rp 999,003,673, while the remaining balance of USD 2,770,572 will be settled separately. The Minister of State-Owned Enterprise had approved the issuance of MCB with a term of 5 years at interest rate of 3% per annum and yield to maturity of 18%. However, MNA did not agree with several clauses that the Company added in the agreement. In 2004, MNA has cancelled the MCB process and proposed the conversion into shares. This proposal was confirmed by the Minister of State-Owned Enterprise in his letter No. S-89/MBU/2005 dated February 25, In response to the letter, MNA sent a letter to the Minister of State-Owned Enterprise No. DF-2108/05 dated April 15, 2005 which stated that MNA is still conducting the restructuring program until year 2010 and during the restructuring program; MNA should comply with the covenants determined by each creditor in accordance with the commitment stated in the loan restructuring agreement, including MNA s investment decision.

306 304 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pada bulan Maret 2009, Perusahaan dan MNA telah menandatangani Nota Kesepahaman dimana kedua belah pihak setuju bahwa MNA akan memenuhi liabilitasnya kepada Perusahaan sebesar USD dan Rp dalam jangka waktu 13 (tiga belas) tahun terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian Restrukturisasi Utang. Pada tanggal 28 Pebruari 2012, nota kesepahaman ini telah diperpanjang sampai dengan 11 Maret Di samping itu, pada tanggal 10 Januari 2012, Perusahaan juga memperoleh surat dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang menyatakan bahwa utang Merpati kepada Perusahaan akan dilakukan penjadualan kembali pembayaran secara cicilan dimulai pada tahun Pada tanggal 18 November 2013 Perusahaan dan MNA menandatangani Nota Kesepahaman untuk melakukan perpanjangan jangka waktu MOU sampai dengan 11 Maret Sejak 2009 sampai tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan memiliki cadangan penurunan nilai sebesar USD Atas piutang tersebut, manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai cukup untuk menutupi kerugian piutang tersebut. Manufacturer s Incentive AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued In March 2009, the Company and MNA have signed a Memorandum of Understanding where both parties agreed that MNA will settle its liabilities to the Company of USD 33,273,256 and Rp 999,003,673 in 13 (thirteen) years since the signing of Debt Restructuring Agreement. On February 28, 2012, this memorandum of understanding has been extended until March 11, Moreover on January 10, 2012, the Company received a letter from The Ministry of State Owned Enterprise, which stated that the loan owed by Merpati to the Company will be rescheduled with installment payment to start by On November 18, 2013, the Company and MNA signed a Memorandum of Understanding to reschedule the term of MOU until March 11, In 2009 until December 31, 2013, the Company has an impairment reserve amounting to USD 16,898,932. The management believes that the impairment reserve is adequate to cover possible losses on this receivable. Manufacturer s Incentive Mutasi manufacturer s berikut: incentive adalah sebagai Movements of manufacturer s follows: incentive are as USD USD Saldo aw al Beginning balance Penambahan Additions Pengurangan ( ) ( ) Deductions Saldo Akhir Ending balance

307 305 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Aset keuangan lainnya - tersedia untuk dijual Saldo investasi tersedia untuk dijual Grup adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Other financial assets - available for sale The Group available for sale investments are as follows: Persentase Tempat kepemilikan/ kedudukan/ Percentage of Domicile Ownership % USD USD Investasi saham - sebesar biaya/ Investments in shares - at cost PT Merpati Nusantara Airlines Jakarta 4, Papas Limited Hongkong 17, Abacus International Singapura/ Holdings Ltd Singapore 2, PT Nusa Dua Graha International Bali 8, PT Arthaloka Indonesia Jakarta 3, PT Bumi Minang Padang Plaza Padang 10, Jumlah Aset Keuangan Lainnya/ Total Other Financial Assets Grup memiliki saham-saham tersebut dimaksudkan untuk memperoleh potensi keuntungan dalam jangka panjang karena Perusahaan tersebut bergerak dalam industry sama dengan Grup. Perusahaan tersebut tidak terdaftar di bursa efek sehingga tidak tersedia nilai wajar dari sahamnya, oleh karena itu investasi tersebut dinyatakan sebesar biaya perolehan. Aset tidak digunakan Aset tidak digunakan terdiri dari bangunan gedung Garuda Indonesia Training Center (GITC) dan rotable. The Group owns shares held primarily for long-term growth potential since such companies are engaged in the same industry similar to the Group. Those companies are non-listed and there is no readily available measure of fair value of shares thus the investment is stated at cost. Non productive assets Non productive assets consist of Garuda Indonesia Training Center (GITC) building and rotables USD USD Net carrying amount - before Nilai buku - sebelum penurunan impairment Penyisihan penurunan nilai aset ( ) ( ) Provision for impairment of assets Bersih Net The movement of the provision is Mutasi penyisihan sebagai berikut: follow s: Saldo aw al ( ) - Beginning balance Perubahan bersih tahun berjalan ( ) ( ) Net changes for the year Saldo akhir ( ) ( ) Ending balance Uang jaminan non aircraft Akun ini merupakan uang jaminan atas sewa gedung kantor cabang dan biaya utilitas. Kas yang dibatasi penggunaannya Akun ini merupakan kas yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan pinjaman sindikasi II dan III serta BCA Club Deal (Pinjaman Sindikasi). Security deposits non aircraft This account represents security deposits for branch office buildings and utilities. Restricted cash This account represents restricted cash related to syndicated loan II and III and BCA Club Deal (Syndicated Loan).

308 306 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 18. UTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN 18. LOANS FROM BANKS AND FINANCIAL INSTITUTION USD USD Bank Negara Indonesia Bank Negara Indonesia Indonesia Infrastructure Finance Indonesia Infrastructure Finance Jumlah Total Bank Negara Indonesia Bank Negara Indonesia Perusahaan The Company Pada tanggal 28 September 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari Bank Negara Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri ( SKBDN ) Bank Negara Indonesia ( BNI ). Berdasarkan perjanjian kredit antara Perusahaan dan BNI dengan jumlah plafon maksimal yang dapat digunakan oleh Perusahaan adalah USD 15 juta. Fasilitas BNI SKBDN hanya khusus digunakan untuk pembelian bahan bakar avtur dari PT Pertamina (Persero) dan Perusahaan diwajibkan untuk memelihara saldo deposito atau rekening giro di BNI pada saat 2 hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo pelunasan pokok sebesar nilai pokok ditambah dengan bunga. Pada tanggal 19 April 2013 sesuai dengan akte No 16 dari Wenda Taurista Anindya, S.H. Fasilitas ini diamandemen dari USD 15 juta menjadi USD 40 juta dengan tingkat bunga 3.5% per tahun. Fasilitas tersebut digunakan untuk pembelian bahan bakar pesawat dan kebutuhan operasi. Jumlah saldo utang bank per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah sebesar USD dan USD On June 28, 2012, the Company obtained credit facility from Bank Negara Indonesia, herein referred to as Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri ( SKBDN ) Bank Negara Indonesia ( BNI ). Under the credit facility, the maximum credit limit is USD 15 million. The purpose of the BNI SKBDN is for purchase of fuel from PT Pertamina (Persero). The Company is required to maintain deposits or checking account balances with BNI during the 2 working days before the due date of repayment amounting to the principal amount plus interest. On April 19, 2013, in accordance with deed No. 16 by Wenda Taurista Anindya, S.H., the maximum credit has been amended from USD 15 million to USD 40 million with interest rate at 3,5% per annum. The facility is to be used for jet fuel purchase and operating activities. The outstanding balance as of December 31, 2013 and 2012 amounted to USD 39,618,118 and USD 4,957,664, respectively. PT Aerotrans Services Indonesia (ATS) PT Aerotrans Services Indonesia (ATS) Pada tanggal 29 Nopember 2012, ATS memperoleh pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) BNI dengan maksimum kredit Rp , tingkat bunga efektif 11% per tahun, dengan jatuh tempo berakhir tanggal 28 Nopember Pinjaman ini di jamin dengan seluruh piutang ATS kepada GMFAA. Jumlah saldo utang bank per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah sebesar Rp (setara dengan USD ) dan Rp (setara dengan USD ). In November 29, 2012, ATS obtained Working Capital Loans (KMK) BNI with maximum limit of Rp 7,500,000,000, effective interest rate of 11% per annum, and with last maturity date on November 28, This loan is guaranteed with all ATS s receivable from GMFAA. The outstanding balance as of December 31, 2013 and 2012 amounted to Rp 7,368,853,033 (equivalent to USD 604,550) and Rp 6,706,994,303 (equivalent to USD 693,587), respectively.

309 307 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Indonesia Infrastructure Finance (IIF) AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Indonesia Infrastructure Finance (IIF) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) Pada 23 Desember 2013, GMFAA, entitas anak menandatangani perjanjian fasilitas modal kerja dengan PT Indonesia Infrastructure Finance sebesar USD dengan tingkat bunga Libor 3 bulan + margin 3.5%. Fasilitas ini berlaku 1 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut. Pinjaman ini digunakan untuk melaksanakan pembangunan, penyelesaian dan pengoperasian hangar baru di pulau Batam/Bintan dan atau untuk pengadaan peralatan mesin. On December 23, 2013, GMFAA, a subsidiary entered a working capital facility agreement with PT Indonesia Infrastructure Finance amounting to USD 5,000,000 with interest rate Libor 3 months + margin at 3,5%. This facility is valid for 1 year from the date of signing of the agreement. This loan is used to finance the development of a new hangar in Batam/Bintan, and/or the procurement of machine and equipment. Per 31 Desember 2013, jumlah saldo pinjaman sebesar USD As of December 31, 2013, outstanding balance amounted to USD 5,000, UTANG USAHA 19. TRADE ACCOUNTS PAYABLE a. Berdasarkan Pemasok a. By Creditor USD USD Pihak-pihak berelasi (Catatan 45) Related parties (Note 45) PT Pertamina (Persero) PT Pertamina (Persero) PT Gapura Angkasa PT Gapura Angkasa Perum LPPNI Perum LPPNI PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Indonesia (Persero) Tbk PT Abacus International Pte Ltd PT Abacus International Pte Ltd Subjumlah Subtotal Pihak ketiga Third parties Jasa penerbangan Airline services Bahan bakar Fuel Administrasi dan umum General and administrative Bandara User charges and station Pemeliharaan dan perbaikan Maintenance and overhaul Jasa boga Catering Maskapai penerbangan Airline Sew a pesaw at Aircrafts leasing Sub jumlah Sub total Non jasa penerbangan Non airline services Subjumlah Subtotal Jumlah Total

310 308 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued b. Berdasarkan Mata Uang b. By Currency USD USD Rupiah Rupiah Dolar Amerika Serikat U.S. Dollar Yen Jepang Japanese Yen Dolar Singapura Singapore Dollar Riyal Saudi Arabia Arabian Riyal Euro Euro Dolar Australia Australian Dollar Won Korea Korean Won Mata uang lainnya Other currencies Jumlah Total 20. UTANG LAIN-LAIN 20. OTHER PAYABLES USD USD Retribusi bandara luar negeri Foreign airport retribution Asuransi tiket penumpang Passenger ticket insurance Asuransi dan kesehatan Insurance and healthcare Lain-lain Others Jumlah Total 21. BEBAN AKRUAL 21. ACCRUED EXPENSES USD USD Administrasi dan umum General and administrative Pemeliharaan dan perbaikan Maintenance and overhaul Bandara User charges and station Operasional penerbangan Flight operations Tiket penjualan dan promosi Ticketing sales and promotion Pelayanan penumpang Passenger services Bunga Interest Pembangunan hangar IV Hangar IV construction Lain-lain Others Jumlah Total 22. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA 22. UNEARNED REVENUES USD USD Jasa penerbangan berjadw al Traffic scheduled flight Lain-lain Others Jumlah Total

311 309 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 23. PINJAMAN JANGKA PANJANG 23. LONG-TERM LOANS Rincian pinjaman jangka panjang Grup pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 setelah memperhitungkan biaya transaksi sebelum diamortisasi. Details of long-term loans at December 31, 2013 and 2012 net of unamortized transaction cost USD USD Pihak Berelasi (Catatan 45) Related Parties (Note 45) Bank Negara Indonesia Bank Negara Indonesia PT Pertamina (Persero) PT Pertamina (Persero) Bank Rakyat Indonesia Bank Rakyat Indonesia PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Indonesia Eximbank Indonesia Eximbank Sub jumlah Sub total Pihak ketiga Third parties Pinjaman sindikasi II Syndicated loan II Bank Pan Indonesia Bank Pan Indonesia Pinjaman sindikasi - BCA Club Deal BCA Club Deal - Syndicated loan Bank Permata Bank Permata Pinjaman sindikasi III Syndicated loan III Dolar Amerika Serikat U.S. Dollar Rupiah Rupiah Wesel bayar bunga mengambang Floating Rate Notes Dolar Amerika Serikat U.S. Dollar Rupiah Rupiah Bank CIMB Niaga Bank CIMB Niaga PT Mandiri Tunas Finance PT Mandiri Tunas Finance Bringin Indotama Sejatera Bringin Indotama Sejatera Pinjaman sindikasi Syndicated loan National Australia Bank Limited National Australia Bank Limited Sub jumlah Sub total Jumlah pinjaman jangka panjang Total long term liabilities Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Less current maturities Bagian jangka panjang Long term loans portion

312 310 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Detail pembayaran untuk 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Payment details at December 31, 2013 and 2012 are as follows: USD USD Indonesia Eximbank Indonesia Eximbank Pinjaman sindikasi Syndicated loan Wesel bayar bunga mengambang Floating Rate Notes Dolar Amerika Serikat U.S. Dollar Rupiah Rupiah PT Pertamina (Persero) PT Pertamina (Persero) Bank Negara Indonesia Bank Negara Indonesia Bank CIMB Niaga Bank CIMB Niaga PT Mandiri Tunas Finance PT Mandiri Tunas Finance PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia Bringin Indotama Sejatera Bringin Indotama Sejatera St. George Bank Australia dan St. George Bank Australia and National Australia Bank Limited National Australia Bank Limited PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Bank Jabar Banten Bank Jabar Banten Jumlah Total Rata-rata tingkat suku bunga sebagai berikut: The average interest rate are as follows: USD USD Dolar Amerika Serikat 1,159% - 4,750% 1.325% % U.S. Dollar Rupiah 6,500% - 11,152% 6.500% % Rupiah PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia a. GMFAA a. GMFAA Pada tanggal 31 Maret 2010, GMFAA, entitas anak, memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar Rp 100 miliar, jatuh tempo tanggal 30 Desember 2015 dan suku bunga mengambang dari Bank Negara Indonesia. Fasilitas kredit berjangka waktu 5 tahun 9 bulan ini ditujukan untuk pembiayaan pengembangan usaha berupa sarana dan prasarana baru serta pengadaan mesin dan peralatan sebesar 52,32% dari nilai pembiayaan aset. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan aset yang dibiayai melalui fasilitas ini. Pada tanggal 25 Juni 2012, GMFAA memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi sebesar Rp 55 miliar, jatuh tempo tanggal 25 Mei 2018 dengan tingkat suku bunga mengambang. Fasilitas kredit berjangka waktu 6 tahun ini ditujukan untuk pembiayaan pengembangan kemampuan dan penambahan kapasitas perawatan pesawat. On March 31, 2010, GMFAA, a subsidiary, obtained a Rp 100 billion loan facility which will mature on December 30, 2015 and subject to floating interest rate from Bank Negara Indonesia. The term of credit facility is 5 years and 9 months the purpose of which is for business development financing of new facilities and infrastructure and also for machine and equipment procurement of 52.32% from value of asset financing. This credit facility is secured by assets financed by the facility. On June 25, 2012, GMFAA obtained an additional investment credit facility with maximum amount of Rp 55 billion, due on May 25, 2018 at a floating interest rate. The facility has a term of 6 years and is intended to finance the capability development and increased capacity for aircraft maintenance.

313 311 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pada tanggal 31 Mei 2013, GMFAA memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi dengan plafon maksimal sebesar Rp 490 milyar dan USD 6 juta, jatuh tempo pada tanggal 30 Nopember 2025 dan suku bunga mengambang dari Bank Negara Indonesia. Fasilitas kredit berjangka waktu 12 tahun ini ditujukan untuk pembiayaan pembangunan hanggar IV dan pengadaan peralatan hanggar dengan jaminan aset yang dibiayai. Perusahaan akan membayar bunga pada tanggal 25 setiap bulannya yang terhitung mulai bulan Juni Pembayaran pokok atas fasilitas ini akan dibayar setiap triwulan sebesar Rp yang terhitung mulai tanggal 25 Agustus Pembatasan penting dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini adalah: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued On May 31, 2013, GMFAA obtained additional investment credit facility with maximum plafond of Rp 490 billion and USD 6 million, due on November 30, 2025 at a floating interest rate from Bank Negara Indonesia. The facility has a term of 12 years and intended to finance the building of hangar IV and hangar equipment. The loan facility is secured with assets financed by this facility. Interest is payable on the 25 th of each month starting on June The loan principal of this facility is payable in quarterly installment of Rp 11,112,500,000 starting on August 25, The major covenant of this facility include the following: a. Current ratio minimum 1 kali a. Minimum Current ratio is 1 time b. Debt to equity ratio maksimal 2,5 kali b. Debt to equity ratio is maximum of 2.5 times c. Debt service coverage ratio minimal 100% c. Debt service coverage ratio is minimum of 100% Pada tanggal 31 Desember 2013, GMFAA telah memenuhi seluruh rasio keuangan yang dipersyaratkan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing sebesar Rp (setara dengan USD ) dan Rp (setara dengan USD ). On December 31, 2013, GMFAA has met the financial ratio requirement based on the agreement. As of December 31, 2013 and 2012, outstanding balance amounted to Rp 403,285,640,026 (equivalent to USD 33,086,032) and Rp 103,912,736,960 (equivalent to USD 10,745,888), respectively. b. PT Aerofood ACS b. PT Aerofood ACS Pada tanggal 20 Juni 2012, PT Aerofood ACS, entitas anak, memperoleh pinjaman dari Bank Negara Indonesia dengan jumlah maksimum sebesar Rp 110 milyar dan jatuh tempo pada tanggal 19 Juni Pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan pembangunan fasilitas dapur di Denpasar, Medan dan Balikpapan. Pinjaman ini dijamin secara fidusia dengan fasilitas kitchen yang dibiayai. Per 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah outstanding pinjaman adalah masing-masing sebesar Rp (setara dengan USD ) dan Rp (setara dengan USD ). On June 20, 2012, PT Aerofood ACS, a subsidiary, obtained loan from Bank Negara Indonesa with maximum credit of Rp 110 billion and will be due on June 19, This loan is used for project development of kitchen facilities in Denpasar, Medan and Balikpapan. The loan is secured by fiduciary right over the related kitchen facility. As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding balance of the loan amounted to Rp 90,302,457,964 (equivalent to USD 7,408,521) and Rp 40,030,930,664 (equivalent to USD 4,139,704). c. PT Aerowisata c. PT Aerowisata Pada bulan Maret 2013, PT Aerowisata memperoleh pinjaman dari Bank Negara Indonesia dengan jumlah maksimum sebesar Rp 18 milyar dan jatuh tempo pada tanggal 19 Juni Fasilitas ini digunakan untuk biaya renovasi Hotel Grand Preanger. In March 2013, PT Aerowisata obtained loan from Bank Negara Indonesia with maximum amount of Rp 18 billion and maturity date on June 19, The loan is used to finance the renovation of Hotel Grand Preanger.

314 312 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Per 31 Desember 2013, jumlah outstanding pinjaman sebesar Rp (setara dengan USD ). PT Pertamina (Persero) Berdasarkan perjanjian pada tanggal 19 Oktober 2009, PT Pertamina (Persero) setuju untuk mengkonversikan utang usaha Perusahaan atas pembelian avtur sejumlah USD menjadi pinjaman jangka panjang dengan pembayaran cicilan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah USD dan USD Bank Rakyat Indonesia AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued As of December 31, 2013, the outstanding balance of the loan amounted to Rp 28,145,161,200 (equivalent to USD 2,309,062). PT Pertamina (Persero) Based on agreement dated October 19, 2009, PT Pertamina (Persero) agreed to convert the Company s trade payable for fuel purchase transactions amounting to USD 76,484,911 into a long-term loan payable with installment terms. This loan is due on December 31, As of December 31, 2013 and 2012, outstanding loan balance amounted to USD 43,137,490 and USD 57,516,654, respectively. Bank Rakyat Indonesia a. Perusahaan a. The Company Pada tanggal 29 Mei 2013, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan jumlah fasilitas sebesar USD dengan jangka waktu 24 Bulan sejak ditanda tangani perjanjian ini. Pinjaman tersebut digunakan untuk pembiayaan general purpose termasuk pembiayaan pra-pengiriman pesawat Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah memenuhi pembatasan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian ini. Pembatasan penting dalam perjanjian diantaranya adalah debt to equity ratio tidak melebihi 5 kali. Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo pinjaman berjumlah USD On May 29, 2013, the Company has signed a Credit Facility with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk with a total facility of USD 40,000,000 and term of 24 months. This facility is used for general purposes including pre-delivery financing of aircraft purchases in As of December 31, 2013 the Company has complied with the financial covenant stipulated in the agreement. Major covenant of the agreement includes, among other the debt-toequity ratio not to exceed 5 times. As of December 31, 2013, the outstanding loan amounted to USD 39,870,262. b. PT Aerofood ACS b. PT Aerofood ACS ACS entitas anak AWS memperoleh pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia dengan jumlah plafon maksimum sebesar Rp 40 Milyar yang jatuh tempo pada tanggal 28 Juni Pinjaman ini dijamin dengan hak fidusia atas persediaan dan piutang usaha milik ACS. Jumlah saldo pinjaman per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 4 milyar (setara dengan USD ). ACS, a subsidiary of AWS, obtained loan from Bank Rakyat Indonesia with maximum plafond of Rp 40 billion, due in June 28, This loan is secured by inventory and account receivables of ACS. The outstanding balance on December 31, 2013 amounted to Rp 4 billion (equivalent to USD 328,165).

315 313 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan PT Angkasa Pura II (Persero) Berdasarkan perjanjian tanggal 27 Mei 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) setuju untuk mengkonversikan utang usaha Perusahaan sejumlah Rp atau setara dengan USD menjadi pinjaman jangka panjang dengan pembayaran cicilan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 30 Desember Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah USD PT Angkasa Pura I (Persero) Berdasarkan perjanjian tanggal 27 Mei 2009, PT Angkasa Pura I (Persero) setuju untuk mengkonversikan utang usaha Perusahaan sejumlah Rp atau setara dengan USD menjadi pinjaman jangka panjang dengan pembayaran cicilan. Pinjaman ini jatuh tempo tanggal 30 Desember 2015 masing-masing berjumlah Rp (atau setara dengan USD ) dan Rp (atau setara dengan USD ). Indonesia Eximbank Pada tanggal 12 Pebruari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit fasilitas Pembiayaan Tranche A dengan plafon USD 15 juta dengan tingkat bunga LIBOR (6 bulan) + 3,5% per tahun, dimana tingkat bunga LIBOR akan di-reviu setiap 6 bulan dan akan jatuh tempo dalam jangka waktu 2 tahun. Pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan dan pembiayaan kembali Pre-Delivery Payment (PDP) pesawat Boeing NG yang telah memperoleh komitmen pembiayaan melalui perjanjian jual dan sewa balik dengan lessor. Pinjaman ini dijamin dengan saham Perusahaan di GMFAA, entitas anak. Perjanjian kredit telah diamandemen pada tanggal 29 Oktober 2010 dan 28 Juni 2011, dengan menambahkan PDP pesawat Boeing B ER dan fasilitas pembiayaan Tranche B dengan plafon USD 27 juta sehingga total plafon fasilitas menjadi USD 42 juta. Pada tanggal 10 Pebruari 2012, perjanjian tersebut diamandemen kembali menjadi kredit modal kerja transaksional (KMK) dengan plafon USD 42 juta yang akan jatuh tempo dalam waktu 4 tahun. Selanjutnya, pada tanggal 15 Agustus 2012, Perusahaan dan Indonesia Eximbank setuju untuk mengamandemen fasilitas plafon USD 42 juta menjadi USD 25 juta. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued PT Angkasa Pura II (Persero) Based on agreement dated May 27, 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) agreed to convert the Company s trade payable of Rp 195,910,872,304 or equivalent to USD 21,052,103 into a long-term loan payable with installment terms. This loan will fall due on December 30, 2015 and as of December 31, 2013 and 2012, the outstanding loan balance amounted to USD 16,104,859, respectively. PT Angkasa Pura I (Persero) Based on agreement dated May 27, 2009, PT Angkasa Pura I (Persero) agreed to convert the Company s trade payable amounting to Rp 91,465,097,646 or equivalent to USD 8,872,465 into a long-term loan payable with installment terms. This loan will fall due on December 30, As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding loan balance amounted to Rp 70,677,575,510 (equivalent to USD 5,798,472) and Rp 70,677,575,510 (equivalent to USD 7,308,953) respectively. Indonesia Eximbank On February 12, 2010, the Company signed a Credit Agreement for Financing Tranche A with a credit limit of USD 15 million due in 2 years and interest rate of LIBOR (6 months) + 3.5% per year. The LIBOR rate will be reviewed every 6 months. This loan is used to finance and refinance the Pre- Delivery Payment (PDP) for Boeing NG aircraft, which is already subject to financing commitment through sale and leaseback agreement with a lessor company and collateralized with the Company s shares in GMFAA, a subsidiary. The credit agreement was amended on October 29, 2010 and again on June 28, 2011, by adding a PDP for Boeing B ER and Tranche B financing facility with a plafond of USD 27 million; thus the total facility limit amounted to USD 42 million. On February 10, 2012, the facilities were amended to transactional working capital facilities (KMK) with a plafond of USD 42 million due in 4 years. Furthermore, on August 15, 2012, the Company and Indonesia Eximbank approved to amend the maximum plafond from USD 42 million to USD 25 million.

316 314 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pada tanggal 15 Agustus 2012 Perusahaan dan Lembaga Pembiayaan Expor Impor Indonesia menandatangi perjanjian kredit dengan nilai total sebesar USD 75 juta yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu tranche A sebesar USD 25 juta dan tranche B sebesar USD 50 juta yang dipergunakan untuk pembayaran pre-delivery payment (PDP) untuk pembelian seluruh pesawat dari Boeing, Airbus, Embraer dan Bombardier yang memperoleh komitmen pembiayaan dalam bentuk sale and leaseback agreement dari lessor. Jangka waktu perjanjian ini adalah 24 bulan terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian. Pembayaran bunga dilakukan per 3 bulan. Jaminan atas perjanjian kredit adalah akta gadai saham Perusahaan ke PT GMFAA, entitas anak, sebesar USD 100 juta. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar nihil dan USD 100 juta. Pinjaman Sindikasi II Pada tanggal 6 Nopember 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman sindikasi yang difasilitasi oleh Citicorp International Limited dan secara sirkuler dengan delapan bank : Citigroup global markets Singapore Pte Ltd, PT Bank Panin Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, First Gulf Bank PJSC, Cabang Singapura, Korea Development Bank, KDB Asia Limited, Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta dan Bank of China limited, Cabang Jakarta. Plafon fasilitas sebesar USD 120 juta dalam jangka waktu 24 bulan. Pembayaran pokok akan dilakukan pada bulan ke 15, 18, 21 dan 24 setelah periode tutup buku dengan jumlah yang sama, yaitu sebesar USD 30 juta. Pinjaman ini digunakan untuk tujuan yang umum (general purposes). Pinjaman ini dijaminkan dengan saldo rekening USD di Citibank NA Cabang Jakarta dengan rekening No Perusahaan mencairkan seluruh plafon fasilitas pada tanggal 31 Desember 2012 dengan rincian sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued On August 15, 2012, the Company and Indonesia Exim Bank signed a credit agreement with a total value of USD 75 million which is divided into two tranches: tranche A with credit limit of USD 25 million and tranche B with credit limit of USD 50 million used for the payment of pre-delivery payment (PDP) of the entire aircrafts purchase from Boeing, Airbus, Embraer and Bombardier which are covered by financing commitments in the form of sale and leaseback agreement of the lessor. The term of this agreement is 24 months from the signing. Interest payments are made every 3 months. The loan is collateralized by a deed of pledge over the Company s shares in PT GMFAA, subsidiary, for USD 100 million. The outstanding loan at December 31, 2013 and 2012 amounted to nil and USD 100 million respectively. Syndicated loan II On November 6, 2012, the Company entered into a Syndicated Loan Facility which was facilitated by Citicorp International Limited and circularly with eight banks: Citigroup global markets Singapore Pte Ltd, PT Bank Panin Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, First Gulf Bank PJSC, Singapore Branch, Korea Development Bank, KDB Asia Limited, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and Bank of China Limited, Jakarta Branch. The maximum credit facility is USD 120 million with term of 24 months. Principal payments will be made at month 15, 18, 21 and 24 by the same amount of USD 30 million. This facility is used for general purposes. The loan is secured by an existing USD bank account held with Citibank NA Jakarta Branch No The Company has used all the facility as of December 31, 2012 with details as follow: Jumlah/Total USD Agen fasilitas/ Facility agents Citigroup global markets Singapore Pte Ltd PT Bank Panin Tbk PT Bank ICBC Indonesia First Gulf Bank PJSC, Singapore Branch Korea Development Bank *) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Bank of China Limited, Jakarta branch *) Komitmen senilai USD akan dipisahkan antara Korea Development Bank dan KDB Asia Limited/ USD 15,000,000 commitment to be split between Korea Development Bank and KDB Asia Limited

317 315 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pembatasan penting dalam perjanjian diantaranya adalah: Coverage ratio tidak kurang dari 1,05. Debt ratio tidak melebihi 5,75 kali. Persentase kas minimum 5 persen. Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah memenuhi pembatasan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian ini. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman berjumlah masing-masing USD dan USD Pinjaman Sindikasi III Pada tanggal 21 Pebruari 2013, Perusahaan menerima pinjaman sindikasi III yang difasilitasi oleh Citibank dengan nilai total pinjaman sebesar USD 90 juta. Pinjaman sindikasi tersebut dihimpun dari beberapa bank yaitu: PT Bank Panin Tbk sebesar USD 20 juta dan Rp (setara dengan USD 24 juta), PT Bank ICBC Indonesia sebesar USD 6 juta, PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp (setara dengan USD 24 juta), dan Emirates NBD PJSC, Singapore Branch sebesar USD 20 juta. Jangka waktu pinjaman adalah 24 bulan terhitung mulai tanggal 7 Nopember 2012 dengan pembayaran pokok pinjaman pada bulan ke 15, 18, 21 dan 24. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar USD untuk pinjaman Sindikasi III dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Rp (atau setara dengan USD ) untuk pinjaman Sindikasi III dalam Rupiah. PT Bank Pan Indonesia Pada tanggal 2 Agustus 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman komersial dengan PT Bank Pan Indonesia. Jumlah fasilitas pinjaman yang diberikan kepada Perusahaan sebesar USD 75 juta dengan jangka waktu 36 bulan. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar USD BCA Club Deal- Pinjaman Sindikasi Pada tanggal 2 Desember 2013, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Sindikasi yang difasilitasi oleh PT Bank Central Asia Tbk., dan secara sirkuler dengan lima bank: - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia - PT Bank Central Asia, Tbk - PT Bank Internasional Indonesia Tbk - PT Bank CTBC Indonesia - Bank of China Limited AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued The major covenants of the agreement include the following: Coverage ratio not less than Debt ratio not to exceed 5.75 times. The minimum cash percentage of the Group shall not be less than 5 percent. As of December 31, 2013 the Company has complied with the financial covenants in the agrement. As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding loan amounted to USD 119,708,057 and USD 117,635,644, respectively. Syndicated Loan III On February 21, 2013, the Company entered into a USD 90 million syndicated loan III facilitated by Citibank. This syndicated loan is raised from several banks, namely: PT Bank Panin Tbk amounting to USD 20 million and Rp 213,378,000,000 (equivalent to USD 24 million), PT Bank ICBC Indonesia amounting to USD 6 million, PT Bank Central Asia Tbk amounting to Rp 213,378,000,000 (equivalent to USD 24 million), and Emirates NBD PJSC, Singapore Branch for USD 20 million. The loan has a term of 24 months from November 7, 2012 with principal payments at month 15, 18, 21 and 24. The outstanding loan at December 31, 2013 amounted to USD 45,640,043 for Syndicated loan III in U.S Dollar currency and Rp 421,991,834,190 (equivalent to USD 34,620,710) for syndicated loan III in Rupiah. PT Bank Pan Indonesia On August 2, 2013, the Company entered into a commercial loan agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. The total loan facility amounted to USD 75 million with term of 36 months. The outstanding loan at December 31, 2013 amounted to USD 74,105,017. BCA Club Deal Syndicated Loan On December 2, 2013, the Company entered into a Syndicated Loan Agreement facilitated by PT Bank Central Asia, Tbk., and in circular with five banks: - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia - PT Bank Central Asia, Tbk - PT Bank Internasional Indonesia Tbk - PT Bank CTBC Indonesia - Bank of China Limited

318 316 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pinjaman Sindikasi ini berjumlah USD 100 juta dan Rp untuk kebutuhan pendanaan Perusahaan secara umum. Fasilitas Pinjaman Sindikasi ini memiliki jangka waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 Desember Pembayaran pokok dilakukan secara mencicil setiap 3 (tiga) bulan dimulai pada bulan ke 12 (dua belas) semenjak tanggal penandatanganan Perjanjian. Pinjaman ini dijamin dengan rekening penampungan untuk pembayaran bunga selama 3 (tiga) bulan ke depan di PT Bank Central Asia, Tbk selaku Agen Fasilitas dan Agen Jaminan. Pada tanggal 31 Desember 2013, fasilitas yang telah digunakan Perusahaan adalah sebesar USD 75 juta. Pembatasan-pembatasan penting dalam perjanjian ini antara lain menjaga rasio keuangan sebagai berikut: - Debt ratio maksimum 5,75 kali - Coverage ratio minimum 1,00 - Persentase kas minimum 5,00% Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah memenuhi pembatasan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian ini. Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo pinjaman berjumlah USD PT Bank Permata Pada tanggal 18 Pebruari 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman komersial dengan PT Bank Permata Tbk. Jumlah fasilitas pinjaman yang diberikan kepada Perusahaan sebesar USD 70 juta dengan jangka waktu 24 bulan dan bunga tetap 4,5% per tahun. Seluruh pembayaran pokok di bulan ke 24 yaitu pada bulan 18 Pebruari Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar USD Wesel Bayar Bunga Mengambang Perusahaan menerbitkan Wesel Bayar Bunga Mengambang (Floating Rate Note (FRN)) dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Rupiah. Dalam penerbitan FRN ini, The Chase Manhattan Bank - London Branch bertindak sebagai Trustee. FRN tersebut jatuh tempo tahun Sesuai dengan akta perubahan dan perjanjian kembali tertanggal 21 Januari 2010, FRN yang belum dilunasi masing-masing sebesar USD 75 juta dan Rp 108 miliar direstrukturisasi dan akan jatuh tempo pada tahun AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued The syndicated loan facility amounted to USD 100 million and Rp 1,193,000,000,000 for general purpose of the Company. The loan has a term of 36 (thirty six) months due on December 2, The principal will be repaid every 3 (three) months in which the first repayment will be made 12 (twelve) months from the signing date. The loan is secured by an interest reserve account in which the balance is to be kept sufficient for 3 (three) months of interest payments. The account is held with PT Bank Central Asia, Tbk as the Facility Agent as well as the Security Agent. As of December 31, 2013, the Company has utilized USD 75 million of the loan facility. The major covenants include maintaining certain financial covenants as follow: - Debt ratio not to exceed 5.75 times - Coverage ratio not less than The minimum cash percentage of the Group shall not be less than 5.00% As of December 31, 2013, the Company has complied with the financial covenants in the agreement. As of December 31, 2013 the outstanding loan amounted to USD 73,488,690. PT Bank Permata On February 18, 2013, the Company entered into a commercial loan agreement with PT Bank Permata Tbk. The total loan facility amounted to USD 70 million with term of 24 months and fixed interest rate at 4.5% per annum. The loan principal will be paid on the 24th month which on February 18, The outstanding loan at December 31, 2013 amounted to USD 69,591,334. Floating Rate Note Payable The Company issued Floating Rate Notes payable (FRN) in U.S. Dollar and Rupiah currencies. The Chase Manhattan Bank - London Branch acted as Trustee in the issuance of the FRN. The FRN matured in Based on deed of changes and buyback agreement dated January 21, 2010, the remaining unsettled FRN which amounted to USD 75 million and Rp 108 billion respectively, was restructured and will be due in 2018.

319 317 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Saldo FRN per tanggal 31 Desember 2013 berjumlah sebesar USD dan Rp (setara USD ) dan per 31 Desember 2012 sebesar USD dan Rp (setara dengan USD ). Bank CIMB Niaga AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Outstanding balance of FRN at December 31, 2013 amounted to USD 30,418,159 and Rp 41,261,123,098 (equivalent to USD 3,385,111) and at December 31, 2012 amounted to USD 44,719,965 and Rp 62,813,399,660 (equivalent to USD 6,495,698). Bank CIMB Niaga a. PT Aerowisata a. PT Aerowisata Pada 6 Oktober 2009, PT Aerowisata, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman khusus investasi dari Bank CIMB Niaga dengan jumlah kredit maksimum sebesar Rp 20 miliar. Fasilitas ini digunakan untuk biaya renovasi Hotel Irian Biak. Jangka waktu pinjaman adalah 8 tahun, termasuk didalamnya grace period 18 bulan, dan akan berakhir pada 6 Oktober Pinjaman ini dijaminkan dengan tiga sertifikat kepemilikan tanah dimana hotel tersebut berdiri (Catatan 14). Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah Rp (setara dengan USD ) dan Rp (setara dengan USD ). On October 6, 2009, PT Aerowisata, a subsidiary, obtained on investment credit loan facility from Bank CIMB Niaga with maximum credit of Rp 20 billion. The loan is used to finance the renovation of Irian Biak Hotel. The term of the loan is 8 years, which includes a grace period of 18 months and will mature on October 6, The loan is secured by three landright certificates on the land area where the hotel is located (Note 14). As of December 31, 2013 and 2012, outstanding loan balance amounted Rp 9,499,000,022 (equivalent to USD 779,309) and Rp 12,421,769,246 (equivalent to USD 1,284,568). b. PT Aerotrans Service b. PT Aerotrans Service PT Aerotrans Services Indonesia memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank CIMB Niaga yang digunakan sebagai pembiayaan dalam pengadaan kendaraan baru untuk kegiatan operasional dengan jangka waktu 3-4 tahun. Perjanjian pinjaman tersebut mencakup persyaratan jangka waktu dan kondisi tertentu untuk membatasi PT Aerotrans Services Indonesia dalam melakukan pembagian dividen dan merubah struktur organisasi tanpa ada pemberitahuan secara tertulis kepada pihak bank. PT Aerotrans Services Indonesia memperoleh pinjaman khusus untuk pendanaan talangan atas kekurangan likuiditas yang timbul akibat kegiatan investasi. Pinjaman ini berjangka waktu maksimum satu tahun atau selama masa perjanjian sewa, dengan tingkat bunga per tahun sebesar 1,25% diatas bunga deposito dijamin Pemerintah. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka. Pada tanggal 24 Juni 2010, PT Aerotrans Services Indonesia telah melakukan restrukturisasi atas pinjaman tersebut. Hal-hal yang direstrukturisasi adalah sebagai berikut: a. Mengurangi tingkat bunga dari 13% - 16% per tahun menjadi 11% - 12,25% per tahun. PT Aerotrans Services Indonesia obtained investment loan facility from Bank CIMB Niaga to finance the purchase of new vehicle for operations with term of 3 to 4 years per annum. Such loan agreement includes certain terms and conditions that restrict PT Aerotrans Services Indonesia to distribute dividends and change its organizational structure without written notification to the bank. PT Aerotrans Services Indonesia obtained a loan facility to be used as bridging financing for liquidity gap arising from investment activities. This loan has a maximum term of one year or the period of leased agreement whichever is shorter, with interest rate per annum at 1.25% plus the interest rate of time deposits guaranteed by the government. This loan is secured by time deposit. On June 24, 2010, PT Aerotrans Services Indonesia restructured its loan. The agreed restructured terms are as follows: a. Reduce interest rate from 13% - 16% per annum to 11% % per annum.

320 318 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan b. Mengubah alokasi dari fasilitas pinjaman sebagai berikut: Pinjaman Transaksi Khusus (PTK) Investasi No. 2 dan Novasi sebagian dari pinjaman tetap back to back senilai Rp 7 miliar digabungkan menjadi PTK Investasi No. 5. PTK Investasi No. 3 dan Novasi sebagian dari pinjaman tetap back to back sebesar Rp 4 miliar digabungkan menjadi PTK Investasi No. 6. Fasilitas ini memiliki jangka waktu 36 bulan sampai 42 bulan. Utang yang telah direstrukturisasi dijamin dan diikat secara fidusia dengan kendaraan bermotor yang dibeli dengan total nilai minimum sebesar Rp , piutang yang timbul dari kontrak sewa kendaraan dengan total nilai minimum sebesar Rp dan penyerahan/ pengelolaan escrow account serta comfort letter dari PT Aerowisata. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah Rp (atau setara dengan USD ) dan Rp (atau setara dengan USD ). AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued b. Change in allocation of loan facility as follows: Investment loan transaction (PTK) No. 2 and partial Novation from fixed back to back loan amount of Rp 7 billion was combined into PTK investment No. 5. PTK investment No. 3 and partial Novation from fixed back to back loan amount of Rp 4 billion was combined into PTK investment No. 6. These facilities have a term of 36 months to 42 months. The restructured loan is secured by related vehicles purchased with a minimum amount of Rp 175,124,150,000, accounts receivable from rental of vehicles with minimum amount of Rp 10,504,404,158 and opening of escrow account and a comfort letter from PT Aerowisata. As of December 31, 2013 and 2012, outstanding loan balances amounted Rp 40,199,683,876 (equivalent with USD 3,298,030) and Rp 36,776,406,852 (equivalent to USD 3,803,144), respectively. c. PT Aerofoods ACS c. PT Aerofoods ACS Pada bulan Oktober 2011, ACS entitas anak AWS memperoleh pinjaman dari CIMB Niaga dengan jumlah plafon maksimum Rp 10 milyar yang jatuh tempo pada tanggal 24 Oktober Pinjaman ini dijamin dengan hak fidusia kendaraan Hi Lift Truck dengan nilai pinjaman sebesar Rp. 12,5 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah Rp (setara dengan USD ) dan Rp (setara dengan USD ). PT Mandiri Tunas Finance Merupakan pinjaman PT Aerotrans Services Indonesia, entitas anak, atas pembelian 27 unit kendaraan dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dijamin secara fidusia dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 saldo pinjaman masing-masing berjumlah Rp (setara dengan USD ) dan Rp (setara dengan USD ). On October 2011, ACS, subsidiary of AWS obtained loan from CIMB Niaga with maximim limit of 10 billion which maturity date on October 24, The loan is pledged by fiduciary right of Hi Lift Truck amounting to Rp 12.5 billion. As of December 31, 2013 and 2012, oustanding loan balance amounted to Rp 5,666,666,673 (equivalent to USD 464,900) and Rp 7,666,666,665 (equivalent to USD 792,830). PT Mandiri Tunas Finance This loan was obtained by PT Aerotrans Services Indonesia, a subsidiary, for the purchase of 27 vehicles with term of 36 months. This loan is secured by the financed vehicles. As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding loan balance amounted to Rp 13,406,183,732 (equivalent to USD 1,099,859) and Rp 27,954,210,586 (equivalent to USD 2,890,818), respectively.

321 319 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Bringin Indotama Sejahtera Pada tahun 2012, ATS melakukan kerjasama pembiayaan pembelian kendaraan dengan Bringin Indotama Sejahtera untuk pembelian kendaraan. Jangka waktu pinjaman 3 tahun dengan tingkat bunga pinjaman tetap sebesar 12,25% per tahun. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp (atau setara dengan USD ) dan Rp (setara dengan USD ). Pinjaman Sindikasi Pada tanggal 24 Juni 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Club Deal secara sirkuler dengan tujuh bank : Citibank, UBS AG, PT Bank Central Asia, PT Bank ICBC Indonesia, PT Bank International Indonesia,PT Bank Permata Tbk dan Bank of China Limited. Plafon fasilitas sebesar USD 55 juta dalam jangka waktu 24 bulan. Pembayaran pokok akan dilakukan pada bulan ke 15, 18, 21 dan 24 dengan jumlah yang sama, yaitu sebesar USD 13,75 juta. Pinjaman ini digunakan untuk tujuan yang umum (general purposes). Pinjaman ini dijaminkan dengan 3 bulan pembayaran bunga yang disimpan pada rekening perusahaan di Citibank (interest reserve account). Saldo jaminan ini akan dijaga mengikuti fluktuasi LIBOR 1 bulan serta tidak akan diambil sampai pinjaman dilunasi. Perusahaan mencairkan seluruh plafon fasilitas pada tanggal 31 Desember 2011 dengan rincian sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Bringin Indotama Sejahtera In 2012, ATS entered into vehicle purchase financing with Bringin Indotama Sejahtera for the purchase of vehicles. The finance lease has a term of 3 years and a fixed interest rate of 12.25% per annum. The outstanding balance of this loan as of December 31, 2013 and 2012 amounted to Rp 651,008,040 (equivalent to USD 53,409) and Rp 1,629,233,440 (equivalent to USD 168,483), respectively. Syndicated Loan On June 24, 2011, the Company entered into a Loan Facility Deal Club circularly with seven banks: Citibank, UBS AG, PT Bank Central Asia, PT Bank ICBC Indonesia, PT Bank International Indonesia, PT Bank Permata Tbk and Bank of China Limited. Maximum credit facility is USD 55 million with term of 24 months. Principal payments will be made at month 15, 18, 21 and 24 by the same amount, amounting to USD million. This facility is used for general purposes. The loan is secured by 3 months of interest payments that are deposited on a Company account in Citibank (interest reserve account). The balance of this collateral will be adjusted for fluctuations of 1-month LIBOR and will not be taken until the loan is settled. The Company has used all the facility as of December 31, 2011 with details as follow: Jumlah/Total USD Facility Agents Citibank N.A. Jakarta Branch PT Bank Central Asia PT Bank ICBC Indonesia PT Bank International Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk Bank of China Limited, Jakarta Branch Nilai komitmen PT Bank International Indonesia Tbk (BII) USD 17 juta terdiri dari komitmen dua bank yaitu BII dan UBS AG, cabang Singapura masingmasing senilai USD 8,5 juta. Pada saat perjanjian kredit ini disetujui, Perusahaan belum memiliki ijin PKLN (Persetujuan Kredit Luar Negeri) dari Kementerian BUMN sehingga UBS AG, Cabang Singapura tidak bisa memberikan pinjaman langsung ke Perusahaan dan melakukan fronting ke BII. Pembatasan penting dalam perjanjian diantaranya adalah: Coverage ratio tidak kurang dari 1,05. Debt ratio tidak melebihi 5,75 kali. Persentase kas minimum 5 persen. The commitment value of PT Bank International Indonesia Tbk (BII) of USD 17 million consists of two banks, i.e. BII and UBS AG, Singapore Branch amounting to USD 8.5 million, respectively. The Company does not have permission for PKLN (Persetujuan Kredit Luar Negeri) from the Ministry of SOEs, thus UBS AG, Singapore branch can not provide loans directly to the Company and used BII as front. The major covenants of the agreement include the following: Coverage ratio not less than Debt ratio not to exceed 5.75 times. The minimum cash percentage of the Group shall not be less than 5 percent.

322 320 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Pada tanggal 31 Desember 2013 seluruh pinjaman ini telah dilunasi dan tanggal 31 Desember 2012 jumlah saldo pinjaman sindikasi adalah sebesar USD National Australia Bank Limited Pada 9 Agustus 2010, GOH Australia, entitas anak PT Aerowisata, memperoleh utang sewa pembiayaan aset dari National Australia Bank Limited. Jangka waktu perjanjian sewa pembiayaan adalah 3 tahun dan telah dilunasi pada 9 Juli On December 31, 2013, all the outstanding loan has been settled and at December 31, 2012, the outstanding loan amounted to USD 27,319,373. National Australia Bank Limited On August 9, 2010, GOH Australia, a subsidiary of PT Aerowisata, obtained finance lease for purchase of assets from National Australia Bank Limited. The term of finance lease is 3 years and settled on July 9, LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN 24. LEASE LIABILITIES Grup melakukan transaksi sewa pesawat Airbus tipe A-330 yang dibiayai oleh Lloyd (ECA) dengan masa sewa sejak tahun , Export Development Canada (EDC) untuk sewa pesawat CRJ1000 dengan masa sewa Grup juga melakukan transaksi sewa dengan PT Hewlett-Packard Finance Indonesia dan PT Orix Indonesia atas transaksi sewa perangkat keras dan lunak dengan masa sewa 3 tahun. Pembayaran minimum sewa berdasarkan perjanjian sewa adalah sebagai berikut: The Group entered into lease transaction for the lease of aircraft Airbus type A-330 which were financed by Lloyd (ECA), with lease period of and Export Development Canada (EDC) for lease of aircraft CRJ1000 with lease period of The Group also entered into lease agreement with PT Hewlett-Packard Finance Indonesia and PT Orix Indonesia for the lease of software and hardware with lease period of 3 years. The minimum lease payments based on the lease agreements are as follows: USD USD Dalam satu tahun Within one year Lebih dari satu tahun tapi Over one year but tidak lebih dari lima tahun not longer than five years Lebih dari lima tahun Over five years Jumlah pembayaran sew a Total future masa depan lease payment Dikurangi beban keuangan Less future di masa depan finance charges Nilai kini pembayaran Present value of minimum sew a minimum lease payments Disajikan di laporan posisi Presented in consolidated keuangan konsolidasian statement of financial sebagai: position as: Jatuh tempo dalam satu tahun Current maturities Jangka panjang Non current maturities Jumlah Total Export Credit Agency (ECA) Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan telah selesai melaksanakan restrukturisasi atas utang ECA. Dalam restrukturisasi tersebut dijelaskan halhal sebagai berikut: Export Credit Agency (ECA) On December 21, 2010, the Company completed the restructuring of the ECA debt. The restructuring clarified the following matters:

323 321 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Saldo utang ECA pada tanggal 21 Desember 2010 yang terdiri dari utang kepada Commercial Lender sebesar USD dan kepada ECA sebesar USD dijadwal ulang dan jatuh tempo setiap bulan sampai dengan Desember Tingkat bunga atas pinjaman ECA sebesar LIBOR + 0,9/0,95%, sedangkan tingkat bunga atas pinjaman Commercial Lender sebesar LIBOR + 1,75%. Utang ECA dan Commercial Lender dijamin dengan 6 (enam) pesawat Airbus A dan 3 (tiga) mesin Rolls Royce model Trent 768 engines. Tambahan jaminan untuk sebagian dari utang ECA (Tranche A dan B1) sebesar USD 50 juta adalah 7 pesawat Boeing Jaminan ini telah dilepaskan sesuai Deed of Release tanggal 2 Maret Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan membeli kembali pinjamannya melalui proses reverse dutch auction sebesar USD dengan nilai USD 11 juta, sehingga memperoleh keuntungan sebesar USD The outstanding ECA debt balance as of December 21, 2010 consisting of debt to Commercial Lenders amounting to USD 78,782,738 and ECA amounting to USD 175,461,456 was rescheduled and will now fall due each month until December The interest on the ECA loan is LIBOR + 0.9/0.95%, while the interest rate on loans to Commercial Lenders is LIBOR+1.75%. The debt with ECA and Commercial Lenders is secured by 6 (six) Airbus A aircraft and three 3 (three) Rolls Royce model Trent 768 engines. Additional collateral for a portion of ECA debt (Tranche A and B1) amounting to USD 50 million is 7 Boeing aircraft. All collateral has been released based on Deed of Release dated March 2, On December 21, 2010, the Company repurchased USD 15,546,270 of its loan through reverse dutch auction process, for USD 11 million, generating a gain of USD 4,546,270. Pembatasan penting dalam perjanjian sewa pembiayaan diantaranya adalah: The major covenants in the finance lease agreement include the following: Perusahaan tidak akan dan akan menjaga bahwa tidak terdapat perusahaan dalam Garuda grup yang memiliki liabilitas keuangan kecuali untuk: - Liabilitas keuangan yang terjadi berdasarkan perjanjian ini, perjanjian sewa tambahan, dokumen-dokumen sewa lain dan liabilitas kepada kreditur yang terdapat pada tanggal efektif dan diungkapkan dalam Deed Poll. - Liabilitas keuangan yang timbul akibat sewa operasi dimana penyewa adalah perusahaan dalam Garuda grup. - Sejak tanggal efektif sampai dengan 30 Juni 2011, total liabilitas keuangan Garuda grup tidak boleh melebihi USD 80 juta, setelahnya (sejak tanggal 1 Juli 2011) sampai berakhirnya perjanjian, pembatasan ini telah dihapuskan. - Garuda grup harus memenuhi pembatasan financial covenant yang dipersyaratkan dalam perjanjian, antara lain: Coverage ratio tidak kurang dari 1,3. Debt ratio tidak melebihi 5 kali. Tahun maksimum belanja modal tiap tahun adalah 2,5% dari total penerimaan operasional. Perusahaan juga menyetujui untuk melakukan pembayaran kembali kepada para kreditur dengan dana dari kelebihan kas Perusahaan sebagaimana diatur dalam Cash Sweep Deed of Covenant. The Company will not, and will ensure that no companies in the Garuda group, have any financial liabilities except for: - Financial liabilities arising from this agreement, supplementary rental agreements, other rental documents, and liabilities to creditors already existing on the effective date and disclosed in the Deed Poll. - Financial liabilities incurred from operating leases in which the lessee is a company in the Garuda group. - From the effective date of the agreement until June 30, 2011, the total financial liabilities incurred by the companies in the Garuda group may not exceed USD 80 million, thereafter (starting from July 1, 2011) until the termination of the agreement such restriction has been waived. - Garuda group shall meet the financial covenant restrictions required in the agreement, such as: Coverage ratio not less than 1.3. Debt ratio not to exceed 5 times. For the years the maximum capital expenditure each year shall be 2.5% of the total operating revenue. The Company also agreed to settle the abovementioned loans to the creditors using the excess cash of the Company as stipulated in the Cash Sweep Deed of Covenant.

324 322 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Dalam perjanjian restrukturisasi ECA tersebut terdapat negative covenant yaitu Perusahaan tidak diperkenankan untuk membayar atau mengumumkan dividen atau distribusi lainnya kecuali: a) Dividen tersebut tidak melebihi: (i) 10% dari laba bersih Perusahaan sebelum IPO atau (ii) 50% dari laba bersih Perusahaan setelah IPO. b) Dividen dibagikan jika terdapat kelebihan kas (excess cash Perusahaan) seperti yang didefinisikan dalam perjanjian pada tahun bersangkutan. c) Diperbolehkan berdasarkan hukum bagi Perusahaan untuk melakukan pembayaran atau pengumuman. d) Tidak ada saldo yang jatuh tempo dan belum dibayar atas perjanjian sewa dan tidak ada saldo lainnya yang jatuh tempo dan belum dibayar atas peminjaman utang lainnya. e) Tidak ada kejadian sehubungan dengan pailit dan ketidakmampuan membayar liabilitas yang ada. Pada tanggal 15 Desember 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran atas tax security deposit tranche A dan security deposit tranche B masingmasing sebesar EUR 7 juta dan EUR 1 juta, sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi Perusahaan dalam restrukturisasi utang ECA (Catatan 17). Pada tanggal 31 Desember 2013, Coverage ratio Perusahaan sebesar 1,13 dan Debt Ratio sebesar 6,28 kali. Manajemen telah mereviu perjanjian ECA dan menyimpulkan bahwa terlampauinya batasanbatasan financial covenants tidak menyebabkan pinjaman Perusahaan menjadi jatuh tempo seketika dan terutang. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo utang sewa pembiayaan ECA sebesar USD dan USD Export Development Canada (EDC) Pada 27 Juli 2012 Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan dari EDC terkait sewa pesawat CRJ1000 Next Generation sebesar plafon maksimal USD 135 juta sampai dengan 31 Desember 2012, dan Perusahaan telah menggunakjan, Pada 31 Desember 2013, fasilitas yang digunakan sebesar USD dari maksimum plafon yang ditentukan. Terdapat dua tingkat bunga yang diaplikasikan untuk pinjaman ini: Bunga Tetap dan Bunga Mengambang. - Bunga tetap yang berlaku adalah Semi-annual 6-years swap rate + Margin + Premium. - Bunga mengambang yang berlaku adalah: 3- months LIBOR + Margin + Premium. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued In the ECA debt restructuring agreement, there is a negative covenant that does not allow the Company to pay or announce any dividend or other distribution, except: a) The dividend does not exceed: (i) 10% of the distributable profit for such financial year prior to an IPO or (ii) 50% of the distributable profit for such financial year after an IPO. b) Dividend is distributed if the Company has excess cash in the year concerned as defined in the agreement. c) It is allowed by law for the Company to make payment or announcement. d) There is no outstanding balance that has fallen due and has not been paid for any rental agreement and no other balances that have fallen due and not been paid for other debt borrowings. e) There are no occurrences relating to continuing inability to pay. On December 15, 2010, the Company has paid the tax security deposit tranche A and security deposit tranche B, of EUR 7 million and EUR 1 million, respectively, as one of the conditions to be met by the Company in the ECA debt restructuring process (Note 17). At December 31, 2013, the Company s coverage ratio is 1.13 and Debt Ratio is 6.28 times. Management has reviewed the terms of the ECA agreement and concluded that exceeding the limit of such financial covenant does not make the loan to become immediately due and payable. As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding balance of ECA finance lease obligation amounted to USD 83,743,135 and USD 137,089,080, respectively. Export Development Canada (EDC) On July 27, 2012, the Company obtained financing from EDC facility related to CRJ1000 Next- Generation with a maximum credit of USD 135 million. Until December 31, 2012, the Company has used USD 67,029,003 of the maximum credit. At December 31, 2013, used facility amounted to USD 112,678,853 from the maximum plafond available. There are two interest rates applicable to these financing: Fixed Rate and Floating Rate. - Fixed interest rate is computed using the semiannual 6-year swap rate + margin + premium. - Floating interest rate is computed using the 3- month LIBOR + margin + premium.

325 323 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Perusahaan diminta untuk memberikan konfirmasi terlebih dahulu mengenai jenis tingkat bunga yang akan diaplikasikan pada saat pengiriman pesawat. Pada saat eksekusi Pinjaman, tingkat suku bunga yang direalisasikan adalah: 1. Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PK-GRA. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 7 Januari Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PK-GRC. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 30 Januari Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PK-GRE. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 9 Pebruari Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PK-GRM. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 25 September Perusahaan memilih pembayaran bunga mengambang untuk pembiayaan atas PK-GRN. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 29 Nopember Pembatasan-pembatasan penting dalam fasilitas pinjaman ini adalah: 1. Debt Ratio Grup tidak lebih atau sama dengan 7.25 kali. 2. Coverage Ratio Grup tidak boleh sama atau kurang dari (i) 1.3 kali pada tanggal yang lebih awal antara tanggal 20 April 2015 atau tanggal di mana Pembiayaan tersebut dibayar lunas dan (ii) 1.1 kali setelahnya. 3. Prosentase kas minimum tidak harus sama dengan atau kurang dari 5% selama lebih dari dua (2) kuartal berturut-turut. Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan memenuhi seluruh covenant yang disyaratkan. Jangka waktu pembiayaan adalah 10 tahun dengan tanggal jatuh tempo sebagai berikut: 1. CRJ1000 PK-GRA jatuh tempo tanggal 5 tiap bulan. Pembayaran pertama tanggal 5 Januari 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 5 Oktober CRJ1000 PK-GRC jatuh tempo tanggal 30 tiap bulan. Pembayaran pertama tanggal 30 Januari 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 30 Oktober AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued The Company is required to confirm in advance the applicable interest rate to be used upon delivery of the aircraft. Upon execution of financing agreement, the interest rate is realized as follows: 1. The Company elected fixed interest payment for the loan tied to PK-GRA. Payments are made each quarter beginning on January 7, The Company elected fixed interest payment for the loan tied to PK-GRC. Payments are made each quarter beginning on January 30, The Company elected fixed interest payment for the loan tied to PK-GRE. Payments are made each quarter beginning on February 9, The Company elected fixed interest payment for the loan tied to PK-GRM. Payments are made each quarter beginning on September 25, The Company elected floating interest payment for the loan tied to PK-GRM. Payments are made each quarter beginning on November 29, Significant covenants of the financing facility are as follow: 1. Debt ratio of the Group shall not be equal to or more than 7.25 times. 2. Coverage ratio of the Group shall not be equal to or less than (i) 1.3 times on the earlier of April 20, 2015 or the date on which the Relevant Financing is fully repaid and (ii) 1.1 times thereafter. 3. Minimum cash percentage of the Group shall not be equal to or less than 5% for more than two (2) consecutive quarters. At December 31, 2013, the Company is in compliance with the required covenants. Financing period is 10 years with maturity as follows: 1. CRJ1000 PK-GRA will be due every 5th of each month. The first payment date is on January 5, 2013, with final maturity on October 5, CRJ1000PK-GRC will be due every 30th of each month. The first payment date is on January 30, 2013, with final maturity on October 30, 2022.

326 324 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 3. CRJ1000 PK-GRE jatuh tempo tanggal 9 tiap bulan. Pembayaran pertama tanggal 5 Pebruari 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 9 Nopember CRJ1000 PK-GRM jatuh tempo setiap tanggal 25 pada bulan ketiga. Pembayaran pertama tanggal 25 September 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 25 Juni CRJ1000 PK-GRN jatuh tempo setiap tanggal 29 pada bulan ketiga. Pembayaran pertama tanggal 29 Nopember 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 29 Agustus Tidak ada uang jaminan atas pembiayaan ini. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo utang sewa pembiayaan EDC masing-masing sebesar USD dan USD PT Hewlett-Packard Finance Indonesia dan PT Orix Indonesia Merupakan utang pembelian perangkat keras dan perangkat lunak dengan jangka waktu sewa 36 bulan dengan tingkat bunga efektif sebesar 7% dan 8% tahun 2013 dan Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 saldo utang sewa pembiayaan masing-masing sebesar USD dan USD AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 3. CRJ1000PK-GRE will be due on 9 th of each month. The first payment date is on February 5, 2013, with final maturity on November 9, CRJ1000PK-GRM will be due on 25th of each quarter. The first payment date is on September 25, 2013, with final maturity on June 25, CRJ1000PK-GRN will be due on 29th of each quarter. The first payment date is on November 29, 2013, with final maturity on August 29, No security deposit is issued for this financing. At December 31, 2013 and 2012, the outstanding balance of EDC financing amounted to USD 105,784,435 and USD 67,029,003, respectively. PT Hewlett-Packard Finance Indonesia and PT Orix Indonesia The loan is related to the purchase of hardware and software with lease term of 36 months and effective interest rate per annum of 7% and 8% in 2013 and 2012, respectively. As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding balance amounted to USD 2,223,374 and USD 2,234,515, respectively. 25. LIABILITAS ESTIMASI BIAYA PENGEMBALIAN DAN PEMELIHARAAN PESAWAT 25. ESTIMATED LIABILITY FOR AIRCRAFT RETURN AND MAINTENANCE COST USD USD Saldo aw al tahun Balance at beginning of year Penambahan tahun berjalan Provision during the year Jumlah digunakan ( ) ( ) Amount utilised Amortisasi diskonto Amortized discount Saldo akhir tahun Balance at end of year Penyajian Presentation Jatuh tempo dalam satu tahun Current maturities Jangka panjang Non current maturities Jumlah Total

327 325 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 26. UTANG OBLIGASI 26. BONDS PAYABLE Di Juli 2013, Perusahan melakukan penawaran efek grup bernama Obligasi Garuda Indonesia Berkelanjutan 1. Perusahaan menargetkan untuk meraih Rp 4,000,000,000,000 dari penawaran tersebut. Pada fase pertama Bond yang ditawarkan sebesar Rp 2,000,000,000,000 (setara dengan USD 200,724,972). 80% dari hasil yang diperoleh akan digunakan sebagai uang muka untuk pembelian pesawat dan 20% sisanya akan digunakan sebagai capital untuk pembayaran sewa pesawat. Pembayaran obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) saat jatuh tempo. Tingkat bunga sebesar 9,25% per tahun dan dibayar setiap 3 bulanan, dimulai 5 Oktober 2013 sampai 5 Juli Pembelian kembali obligasi dapat dilakukan setelah satu tahun dari tanggal penjatahan berdasarkan harga pasar. PT CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai wali amanat. Obligasi tersebut mendapatkan IdA fitch rating dan tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli Obligasi tidak dijamin oleh apapun atau siapapun. Saldo per 31 December 2013 sebesar USD In July 2013, the Company carried out a sustainable public offering called Garuda Indonesia Sustainable Bond 1. The Company is aiming to raise Rp 4,000,000,000,000 from the offering. In the first phase, the Company offered Sustainable Bond Garuda Indonesia 2013 amounting to Rp 2,000,000,000,000 (equivalent to USD 200,724,972). About 80% of the proceeds will be used as advance payment for the purchase of aircrafts and the remaining 20% will be used as working capital to pay for aircraft lease rentals. The bond principal is to be settled at bullet payment on maturity. Interest is fixed at 9.25% per annum, payable every three months starting on October 5, 2013 to July 5, Buy-back of bond can be made one year after allotment date at market price. The Trustee for the bonds is PT CIMB Niaga Tbk. The bond received Fitch rating of IdA, and listed in the Indonesian Stock Exchange on July 8, The bond is not secured by any collateral and not guaranteed by any party. Balance at December 31, 2013 amounted to USD 162,850, LIABILITAS TIDAK LANCAR LAINNYA 27. OTHER NONCURRENT LIABILITIES USD USD Pendapatan ditangguhkan atas Deferred income from jual dan sew a balik (Catatan 47) sale and leaseback (Note 47) Uang muka agen Advances from agent Lain-lain Others Jumlah Total 28. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA 28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION a. Imbalan Pasca-kerja a. Post-employment Benefits Program Iuran Pasti Perusahaan dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA), entitas anak, menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA), yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-403/KM.17/1999 tanggal 15 Nopember luran dana pensiun masingmasing berjumlah 7,5% dari gaji dasar karyawan dimana sebesar 2% ditanggung karyawan dan sisanya ditanggung Perusahaan dan GMFAA. Defined Contribution Plan The Company and PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA), a subsidiary, established a defined contribution pension plan for all their permanent employees. The pension plan is managed by Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA), whose deed of establishment was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. KEP-403/KM.17/1999 dated November 15, The pension fund contributions are equivalent to 7.5% of employees basic salaries wherein 2% are assumed by the employees and the difference is assumed by the Company and GMFAA.

328 326 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perusahaan tanggal 26 April 2013, di setujui dan ditetapkan perubahan iuran dana pensiun Perusahaan dari yang semula 7,5% dari gaji dasar karyawan menjadi 10% dan perubahan iuran yang ditanggung karyawan dari yang semula 2% menjadi 3% dan sisanya menjadi tanggungan Perusahaan. PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI), entitas anak, menyelenggarakan program penutupan asuransi atas jaminan hari tua untuk semua karyawan yang memenuhi persyaratan. Program jaminan hari tua ini memberikan manfaat jaminan hari tua yang ditentukan berdasarkan penghasilan terakhir peserta. Program jaminan hari tua ini dikelola oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Pendanaan jaminan hari tua berasal dari kontribusi entitas anak tersebut dan karyawannya masing-masing sebesar 7,5% dan 2,5% dari gaji dasar. Beban iuran pasti untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masingmasing sebesar USD dan USD dicatat sebagai beban operasional. Program Imbalan Pasti PT Aero Wisata, entitas anak, menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang dikelola oleh Dana Pensiun Aero Wisata yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-044/KM.10/2007 tanggal 26 Maret Iuran dana pensiun berasal dari kontribusi PT Aero Wisata dan karyawan masing-masing sebesar 11,40% dan 5% dari gaji kotor. Pada masa pensiun, karyawan akan memperoleh manfaat sebesar 2,5% kali masa kerja kali penghasilan dasar pensiun. GMFAA, ADSI, ASI dan AWS juga memberikan imbalan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kebijakan Perusahaan yang didasarkan pada Undangundang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini. Based on the Company s Annual General Shareholder Meeting (RUPST) dated April 26, 2013, RUPST agreed and approved the changes in pension funding from 7,5% of employee basic salary to become 10%, while the contribution ratio as borne by an employees was changed from 2% to become 3% with the remaining portion is borne by the Company. PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI), a subsidiary, established an insurance program covering post-retirement benefits for all qualified permanent employees. This program provides post-retirement benefits based on the participants latest salaries. This program is managed by PT Asuransi Jiwasraya (Persero). The program is funded by contributions from the subsidiary and its employees at 7.5% and 2.5%, of the employees' basic salaries, respectively. Pension expense was recorded as part of operating expense for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounting to USD 7,432,668 and USD 7,581,136, respectively. Defined Benefit Plan PT Aero Wisata, a subsidiary, established a defined benefit pension plan for all its permanent employees. The plan is managed by Dana Pensiun Aero Wisata whose deed of establishment was approved by the Minister of Finance of Republic of Indonesia in his Decision Letter No. KEP-044/KM.10/2007 dated March 26, The pension fund is funded by contribution from PT Aero Wisata and its employees at 11.40% and 5%, respectively, of the employees gross salaries. At retirement age, the employees will obtain benefit of 2.5% times working period times basic pension income. The GMFAA, ADSI, ASI and AWS also provide benefits to their qualifying employees in accordance with the Company s policies based on Labor Law No. 13 Year No funding has been made to this defined benefit plan. b. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain b. Other Long-term Benefit GMFAA, ADSI, ASI dan AWS memberikan penghargaan masa bakti kepada karyawan yang telah bekerja selama 20 tahun sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini. The GMFAA, ADSI, ASI and AWS provide long service awards to their employees who have already rendered 20 years of service in accordance with their policies. No funding has been made to this long-term benefit.

329 327 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pada 31 Desember 2013 dan 2012, perhitungan imbalan kerja program imbalan pasti dan imbalan kerja jangka panjang lainnya dihitung oleh PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris independen, dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued At December 31, 2013 and 2012, the cost of providing defined benefit plan and other longterm benefits is calculated by PT Padma Radya Aktuaria, an independent actuary, using the following key assumptions: Tingkat diskonto 8,6% - 9% 5,75% - 6,5% Discount rate Tingkat kenaikan gaji 3% - 8% 6% - 8% Future salary increment rate Tingkat kematian TMII TMII Mortality rate Tingkat cacat 10% dari tingkat kematian/ 10% of mortality rate Disability rate Tingkat pengunduran diri 5% usia 25 tahun menurun secara garis lurus sampai 0% usia 56 tahun/ 5% at age 25 and decreasing linearly to 0% at age 56 Resignation rate Tingkat pensiun normal 56 tahun/56 years 56 tahun/56 years Normal retirement rate Tingkat kenaikan biaya Medical cost increment rate - kesehatan - untuk kesehatan 6,1% sampai tahun ,2% sampai tahun 2014 for healthcare kemudian flat 5%/ kemudian flat 5%/ 6,1% until year % until year 2014 then 5% flat rate then 5% flat rate Jumlah yang dibebankan atas imbalan pasca-kerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain adalah sebagai berikut: The amounts recognized in profit or loss arising from the post-employment defined benefits plan and other long-term benefits, are as follows: 2013 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Imbalan Program Pensiun Penghargaan kesehatan/ imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Healthcare Defined benefit Health Long service Jumlah/ plan plan care award Total USD USD USD USD USD Biay a jasa kini Current serv ice cost Biay a jasa lalu Past serv ice cost Beban bunga Interest costs Keuntungan (kerugian) aktuaria ( ) ( ) ( ) Actuarial gain (losses) Dampak kurtailmen - ( ) - (56.257) ( ) Ef f ect of curtailment Expected return on plan Hasil aset program diharapkan - - ( ) - ( ) assets Jumlah ( ) Total 2012 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Imbalan Program Pensiun Penghargaan kesehatan/ imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Healthcare Defined benefit Health Long service Jumlah/ plan plan care award Total USD USD USD USD USD Biay a jasa kini Current serv ice cost Biay a jasa lalu Past serv ice cost Beban bunga Interest costs Keuntungan (kerugian) aktuaria ( ) (35.981) Actuarial gain (losses) Dampak kurtailmen - ( ) - ( ) ( ) Ef f ect of curtailment Expected return on plan Hasil aset program diharapkan - - ( ) - ( ) assets Jumlah ( ) Total

330 328 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Liabilitas imbalan kerja pasca-kerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: The amounts included in the consolidated statements of financial position arising from the postemployment defined benefits plan and other longterm benefit are as follows: 2013 Liabilitas imbalan pasca kerja/ Employee benefit obligations Imbalan Program Pensiun Penghargaan kesehatan/ imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Healthcare Defined benefit Health Long service Jumlah/ plan plan care award Total USD USD USD USD USD Nilai tunai kewajiban Present v alue of obligation Biay a jasa lalu y ang masih akan Unrecognized past diakui dimasa mendatang - ( ) - - ( ) serv ice cost Keuntungan (kerugian) aktuaria Unrecognized actuarial belum diakui - ( ) - - ( ) gains (losses) Nilai wajar aset program - - ( ) - ( ) Fair v alue of plan assets Selisih Kurs Foreign exchange dif f erential Kewajiban bersih ( ) Net liability Liabilitas imbalan kerja Employee benef it obligations Surplus imbalan kerja - - ( ) - ( ) Plan assets 2012 Liabilitas imbalan pasca kerja/ Employee benefit obligations Imbalan Program Pensiun Penghargaan kesehatan/ imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Healthcare Defined benefit Health Long service Jumlah/ plan plan care award Total USD USD USD USD USD Nilai tunai kewajiban Present v alue of obligation Biay a jasa lalu y ang masih akan Unrecognized past diakui dimasa mendatang - ( ) - - ( ) service cost Keuntungan (kerugian) aktuaria Unrecognized actuarial belum diakui - ( ) ( ) gains (losses) Nilai wajar aset program - - ( ) - ( ) Fair v alue of plan assets Selisih kurs ( ) Foreign exchange dif f erential Kewajiban bersih ( ) Net liability Kewajiban imbalan kerja Employee benef it obligations Surplus imbalan kerja - - ( ) - ( ) Plan assets Mutasi nilai kini kewajiban adalah sebagai berikut: Movements in the present value obligation are as follows: 2013 Liabilitas imbalan pasca kerja/ Employee benefit obligations Imbalan Program Pensiun Penghargaan kesehatan/ imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Healthcare Defined benefit Health Long service Jumlah/ plan plan care award Total USD USD USD USD USD Nilai kini kewajiban Present v alue obligation imbalan pasti - awal tahun beginning balance Biaya jasa kini Current service cost Biaya bunga Interest expense Biaya jasa lalu Past service cost Kurtailment dan penyelesaian - ( ) - (56.257) ( ) Curtailment and settlement Imbalan yang dibayarkan (66.263) ( ) ( ) ( ) ( ) Benef it payment (Keuntungan) kerugian aktuaria Actuarial gain/loss dan koreksi data - ( ) ( ) ( ) ( ) and data correction Perubahan kurs valuta asing (6.117) ( ) ( ) ( ) ( ) Foreign exchage dif f erential Nilai kini kewajiban Present v alue obligation Imbalan pasti - akhir tahun ending balance

331 329 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 2012 Liabilitas imbalan pasca kerja/ Employee benefit obligations Imbalan Program Pensiun Penghargaan kesehatan/ imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Healthcare Defined benefit Health Long service Jumlah/ plan plan care award Total USD USD USD USD USD Nilai kini kewajiban Present v alue obligation imbalan pasti - awal tahun beginning of the y ear Biaya jasa kini Current service cost Biaya bunga Interest expense Biaya jasa lalu Past service cost Kurtailmen dan penyelesaian - ( ) - ( ) ( ) Curtailment and settlement Imbalan yang dibayarkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Benefit payment (Keuntungan) kerugian aktuaria Actuarial gain/loss dan data koreksi ( ) (39.597) ( ) and data correction Perubahan kurs v aluta asing ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Foreign exchange dif f erential Nilai kini kewajiban Present v alue obligation Imbalan pasti - saldo akhir end of the y ear Mutasi liabilitas imbalan kerja pasca-kerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain adalah sebagai berikut: Movements in the net liability of the post-employment defined benefits plan and other long-tern benefit are as follows: 2013 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Imbalan Program Pensiun Penghargaan kesehatan/ imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Healthcare Defined benefit Health Long service Jumlah/ plan plan care award Total USD USD USD USD USD Saldo awal tahun ( ) Balance of beginning of y ear Beban tahun berjalan ( ) Expense f or the y ear Selisih kurs (6.117) ( ) ( ) ( ) Foreign exchange dif f erential Pembay aran imbalan (66.263) ( ) (68.948) ( ) ( ) Pay ments of benef its Saldo akhir tahun ( ) Balance at end of y ear 2012 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Imbalan Program Pensiun Penghargaan kesehatan/ imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Healthcare Defined benefit Health Long service Jumlah/ plan plan care award Total USD USD USD USD USD Saldo awal tahun ( ) Balance of beginning of y ear Beban tahun berjalan ( ) Expense f or the y ear Selisih kurs ( ) ( ) ( ) ( ) Foreign exchange dif f erential Pembay aran imbalan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Pay ments of benef its Saldo akhir tahun ( ) Balance at end of y ear Perusahaan telah menghentikan imbalan kesehatan atas karyawan yang pensiun pada periode tertentu. The Company has discontinued the healthcare plan program for the employee who retired for certain period.

332 330 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Mutasi nilai wajar aset program kesehatan adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Movements in the present value of health care plan assets are as follows: Nilai w ajar aset program USD USD Fair value of plan assets - aw al tahun beginning balance Imbal hasil ekspektasian aset program Expected return on plan assets (Keuntungan) kerugian aktuaria Actuarial gain/loss dan koreksi data ( ) and data correction Kontribusi pemberi kerja The Company contribution Pembayaran manfaat ( ) ( ) Benefit payment Perubahan kurs valuta asing ( ) ( ) Foreign exchange differential Nilai w ajar aset program Fair value of plan assets - akhir tahun ending balance Pengaruh kenaikan/penurunan 1% dalam tingkat tren biaya kesehatan yang diasumsikan atas: The effect of an increase/decrease of 1% in the assumed medical cost trend rate on: USD USD Biaya jasa kini agregat dan The aggregate of the current biaya bunga service cost and interest cost Akumulasi kew ajiban imbalan The accumulated post-employment benefit pasca kerja untuk biaya kesehatan for medical costs. Kategori utama aset program, dan tingkat imbal hasil ekspektasian pada akhir periode pelaporan untuk setiap kategori, adalah sebagai berikut: The major category of plan assets, and the expected rate of return at the end of the reporting period for each category, are as follows: Tingkat imbal hasil ekspektasian/ Nilai w ajar aset program/ Expected return Fair value of plan assets % % USD USD Instrumen ekuitas 85,18% 52,06% Equity instruments Deposito dan lainnya 8,42% 47,94% Time deposits and others Imbalan hasil Investment result ekspektasian rata-rata 6,39% 8,71% expected average Nilai w ajar aset program Fair value of plan assets - akhir tahun 100% 109% ending balance Tingkat imbal hasil ekspektasian keseluruhan adalah rata-rata tertimbang dari imbal hasil ekspektasian dari berbagai kategori aset program yang diselenggarakan. Penilaian direksi atas imbal hasil ekspektasian didasarkan pada tren pengembalian historis dan analis prediksi pasar untuk aset selama masa kewajiban tersebut. Imbalan hasil aset program adalah USD dan USD masing-masing pada tahuntahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan The overall expected rate of return is a weighted average of the expected returns of the various categories of plan assets held. The directors assessment of the expected return is based on historical return trends and analysis predictions of the market for the assets over the life of the related obligation. The actual return on plan assets was USD 2,587,857 and USD 4,592,518 in the years ended December 31, 2013 and 2012, respectively.

333 331 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Riwayat penyesuaian pengalaman adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued The history of experience adjustment is as follows: USD USD USD USD USD Nilai kini kewajiban Present v alue of def ined imbalan pasti benefit obligation Nilai wajar aset progam ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Fair v alue of plan assets Def isit Def icit Penyesuaian pengalaman Experience adjustment on liabilitas program ( ) plan liabilities Penyesuaian pengalaman Experience adjustment on aset program ( ) plan assets 29. MODAL SAHAM 29. CAPITAL STOCK 2013 Jumlah Persentase Jumlah modal saham/ kepemilikan/ disetor/ Number of Percentage of Total paid-up shares ownership capital % USD Saham seri A Dw iw arna: Series A Dw iw arna share: Pemerintah Negara Government of the Republic Republik Indonesia 1 0,0000% 0,10 of Indonesia Saham biasa seri B: Series B share: Pemerintah Negara Government of the Republic Republik Indonesia ,1362% of Indonesia Credit Suisse AG Singapore Credit Suisse AG Singapore TC AR CL PT Trans Airw ays ,8960% TC AR CL PT Trans Airw ays Credit Suisse AG Singapore Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients ,0436% Trust A/C Clients Komisaris: Commisioners: Wendy Aritenang Yazid ,0010% Wendy Aritenang Yazid Direktur: Directors: Emirsyah Satar ,0084% Emirsyah Satar Batara Silaban ,0013% Batara Silaban Heriyanto Agung Putra ,0008% Heriyanto Agung Putra Faik Fahmi ,0007% Faik Fahmi Novijanto Herupratomo ,0005% Novijanto Herupratomo Handrito Hardjono ,0004% Handrito Hardjono Masyarakat Public (kepemilikan di baw ah 2%) ,9110% (each holding below 2%) Jumlah ,0000% Total

334 332 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 2012 Jumlah Persentase Jumlah modal saham/ kepemilikan/ disetor/ Number of Percentage of Total paid-up shares ownership capital % USD Saham seri A Dw iw arna: Series A Dw iw arna share: Pemerintah Negara Government of the Republic Republik Indonesia 1 0,0000% 0,10 of Indonesia Saham biasa seri B: Series B share: Pemerintah Negara Government of the Republic Republik Indonesia ,1362% of Indonesia Credit Suisse AG Singapore Credit Suisse AG Singapore TC AR CL PT Trans Airw ays ,8960% TC AR CL PT Trans Airw ays PT Angkasa Pura II (Persero) ,7828% PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) ,0975% PT Angkasa Pura I (Persero) Komisaris: Commisioners: Wendy Aritenang Yazid ,0010% Wendy Aritenang Yazid Direktur: Directors: Emirsyah Satar ,0084% Emirsyah Satar Elisa Lumbantoruan ,0043% Elisa Lumbantoruan Batara Silaban ,0013% Batara Silaban Heriyanto Agung Putra ,0008% Heriyanto Agung Putra Novijanto Herupratomo ,0005% Novijanto Herupratomo Faik Fahmi ,0005% Faik Fahmi Handrito Hardjono ,0004% Handrito Hardjono Masyarakat Public (kepemilikan di baw ah 2%) ,0702% (each holding below 2%) Jumlah ,0000% Total Saham Seri A adalah saham khusus yang dimiliki oleh Pemerintah dan mempunyai hak suara khusus. Hak dan batasan yang berlaku pada saham Seri B juga berlaku bagi saham Seri A, kecuali bahwa Pemerintah tidak dapat mengalihkan saham Seri A, dan mempunyai hak veto sehubungan dengan (i) perubahan maksud dan tujuan Perusahaan; (ii) penambahan modal tanpa hak memesan terlebih dahulu; (iii) penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan; (iv) perubahan atas ketentuan-ketentuan yang mengatur hak-hak saham Seri A sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar; dan (v) pembubaran, kepailitan dan likuidasi Perusahaan. Saham Seri A juga memiliki hak untuk menunjuk satu orang Direktur dan satu orang Komisaris Perusahaan. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 28 Juni 2012, pemegang saham menyetujui pelaksanaan kuasireorganisasi sesuai dengan ketentuan yang tertuang di PSAK 51 (Revisi 2003) dan Peraturan Bapepam No. IX.L1 tentang tata cara pelaksanaan Kuasi- Reorganisasi, lampiran keputusan ketua Bapepam No. Kep-16/PM/2004 tanggal 13 April Kuasireorganisasi dilakukan berdasarkan laporan keuangan per 1 Januari 2012 yang telah disajikan dalam mata uang US Dolar sebagai mata uang penyajian. Series A share is a special share owned by the Government that has special voting rights. The rights and restrictions in effect on "Series B" share also applies to "Series A" share, except that the Government cannot transfer the "Series A" share, and has a veto in connection with (i) changes in scope of the Company, (ii) capital increase without rights issue in advance, (iii) a merger, consolidation, acquisition and separation, (iv) changes of the provisions governing the rights of shares of "Series A" as stipulated in the Articles of Association, and (v) the dissolution, bankruptcy and liquidation of the Company. "Series A" share also has the right to appoint one director and one commissioner. Based on Extraordinary Shareholder Meeting (RUPSLB) dated June 28, 2012, the shareholders agreed to carry out a quasi-reorganization in accordance with PSAK 51 (Revised 2003) and Bapepam rules No. IX.L1 related to quasireorganization procedures, supplementary to the Bapepam Chairman Decision Letter No. Kep- 16/PM/2004 dated April 13, The Company performed the procedures of quasi-reorganization based on the opening consolidated financial statement as of January 1, 2012, as remeasured in U.S. Dollar which is the Company s functional and presentation currency.

335 333 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Sehubungan dengan kuasi-reorganisasi, RUPSLB menyetujui pengurangan modal Perusahaan dengan cara menurunkan nilai nominal saham Perusahaan dari semula sebesar Rp 500 menjadi sebesar Rp 459 yang akan dilaksanakan setelah Peraturan Pemerintah terkait pengurangan modal tersebut diterbitkan. Setelah tanggal efektif, struktur modal Perusahaan akan menjadi: 1. Modal dasar, semula Rp menjadi sebesar Rp Modal ditempatkan dan disetor semula Rp menjadi Rp Pada tanggal 27 Desember 2012, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 114 tahun 2012 sehubungan dengan pengurangan penyertaan modal Pemerintah pada Perusahaan sebesar Rp Perusahaan juga menerima Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia No. AHU AH tahun 2012 tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terkait proses Kuasi-reorganisasi. Dikarenakan komponen ekuitas selain modal saham tidak mencukupi untuk mengeliminasi saldo defisit yang ada, maka dilakukan penurunan modal saham sebesar USD sehingga saldo modal saham setelah Kuasi-reorganisasi menjadi USD AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued In connection with quasi-reorganization, the RUPSLB approved the capital reduction by lowering the nominal value of shares from the original amount of Rp 500 to Rp 459 to be carried out after the government regulation related with new capital structure is issued. After the effective date, the capital structure of the Company will be: 1. Authorized capital reduced from Rp 15,000,000,000,000 to Rp 13,770,000,000, Issued and paid-up capital reduced from Rp 11,320,498,000,000 to Rp 10,392,217,164,000. On December 27, 2012, the Government or Republic of Indonesia issued Government Regulation No. 114 year 2012 related to the decrease of the Government Equity participation in the Company amounting to Rp 641,778,248,000. The Company also received the Decision Letter from Minister of Law and Human Rights of the Republic Indonesia No. AHU AH tahun 2012 related with the amendment of the Company, articles of association in connection with quasi-reorganization. Because the component of equity other than the capital stock is not sufficient to eliminate the deficit balance, the Company reduced its capital stock by USD 1,145,905,003. The capital stock after quasireorganization amounted to USD 1,146,031, TAMBAHAN MODAL DISETOR 30. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL USD USD Cadangan modal Capital reserve GEP on 2 boeing aircrafts PMP atas 2 pesaw at Boeing and 7 boeing aircrafts dan 7 pesaw at Boeing based on Government Regulation sesuai PP No. 70 tahun No. 70/2000 PMP atas jet engine test cell GEP on jet engine test cell based on berdasarkan Keputusan Menteri the Decision Letter of Ministry of Keuangan Republik Indonesia Finance of the Republic of Indonesia No. S-124/MK.016/ No. S-124/MK.016/1998 Pengeluaran saham melalui penaw aran Issuance of shares through umum perdana kepada masyarakat public offering Biaya Emisi Efek ( ) ( ) Share issuance cost Eliminasi defisit dalam rangka Elimination of deficit in connection kuasi reorganisasi ( ) ( ) w ith quasi-reorganization Jumlah Total Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) sebesar Rp atau setara dengan USD dicatat sebagai tambahan modal disetor karena Perusahaan belum melakukan peningkatan modal disetor. The Government Equity Participation (GEP) of Rp 8,401,219,715 or equivalent with USD 4,088,185 was presented as additional paid-in capital since the Company has not yet increased its paid-up capital.

336 334 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Agio saham berasal dari selisih nilai par sebesar Rp 750 per saham dan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham pada saat penawaran umum perdana Perusahaan pada tahun Total agio saham sebelum biaya emisi efek sebesar Rp setara dengan USD Penyesuian atas tambahan modal disetor sebesar USD merupakan penyesuaian terkait dengan kuasi-reorganisasi untuk menghapus saldo defisit Perusahaan pada tanggal 1 Januari AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Share premium arose from the market value of Rp 750 per share and nominal value of Rp 500 per share at initial public offering in Total share premium recorded before stock issuance cost amounted Rp 1,100,000,000,000 equivalent with USD 121,453,020. The adjustment in additional paid in capital of USD 108,518,998 was made in connection with quasi-reorganization to eliminate opening deficit balance as of January 1, KOMPONEN EKUITAS LAINNYA 31. OTHER COMPONENT OF EQUITY USD USD Surplus revaluasi Revaluation surplus Saldo aw al Beginning Balance Peningkatan Additions Penurunan ( ) - Deductions Dipindahkan ke laba ditahan ( ) - Transferred to retained earning Pembalikan pajak tangguhan Deferred tax realization Dampak pajak tangguhan ( ) ( ) Deferred tax effect Kepentingan non pengendali Non controlling interest Sub jumlah Sub total Akumulasi selisih kurs penjabaran Cumulative translation laporan keuangan adjustments Pemilik entitas induk ( ) ( ) Ow ner of the parent company Kepentingan non pengendali Non controlling interest Sub jumlah ( ) ( ) Sub total Jumlah ( ) ( ) Total 32. OPSI SAHAM 32. STOCK OPTION Pada tahun 2011, Perusahaan memberikan opsi saham kepada komisaris, direksi dan karyawan dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Biaya kompensasi saham pada tanggal penerbitan dihitung berdasarkan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui dalam beban kompensasi. Berdasarkan program hak yang diakui pada tahun berjalan (cliff-vesting) dengan metode garis lurus selama masa tunggu. Akumulasi biaya kompensasi saham diakui sebagai Opsi saham dalam bagian ekuitas pada tahun 2011 sebesar Rp atau setara dengan USD , yang terdiri dari saham untuk opsi tahap 1 dan saham untuk opsi tahap 2. Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai oleh appraisal independen Towers Watson Purbajaga dalam laporannya tertanggal 19 Mei 2011 untuk tahap 1 dan 29 Pebruari 2012 untuk tahap 2 dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black- Scholes. In 2011, the Company granted stock options to qualifying commissioners, directors and employees. Stock compensation expense is calculated based on the fair value of stock options granted and recognized as compensation expense. Based on the program, compensation expenses are recognized (cliff-vesting) using straight-line method during the vesting period. The accumulated costs are recognized as stock options in equity in 2011 which amounted to Rp 19,740,236,981 or equivalent with USD 2,278,677, consisting of 87,847,064 shares for phase 1 and 65,885,298 shares for phase 2. The fair value of stock options are valued by Towers Watson an independent appraisal, in its report dated May 19, 2011 for phase 1 and February 29, 2012 for phase 2 which used Black-Scholes model to measure the option price.

337 335 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pelaksanaan program MESOP dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Hak opsi pembelian saham diberikan kepada seluruh peserta yang memenuhi persyaratan yang ditentukan. b) Hak opsi pembelian saham yang dibagikan dalam program MESOP dapat digunakan oleh Peserta untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga yang akan ditetapkan dengan memperhatikan peraturan dan perundangan yang berlaku. c) Hak Opsi pembelian saham akan diterbitkan oleh Perusahaan dalam tiga tahapan selama periode dua tahun setelah tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia. d) Hak Opsi, tahap pertama diberikan bersamaan dengan tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia. Tahap kedua diberikan selambat-lambatnya pada Bulan Desember Tahap ketiga diberikan selambatlambatnya pada bulan Desember e) Hak Opsi yang diterbitkan dalam setiap tahap akan dikenakan masa tunggu selama 1 tahun atau 12 bulan sejak tanggal penerbitannya yaitu periode transaksi yang diperkenankan untuk mengkonversi hak opsi menjadi saham. f) Harga pelaksanaan hak opsi akan ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku, peserta yang akan menggunakan hak opsi untuk membeli saham, wajib membayar secara penuh harga pelaksanaan dan biaya-biaya lainnya yang timbul dalam rangka pelaksanaan hak opsi tersebut. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued The implementation of MESOP program is carried out through the following: a) Share purchase option rights granted to all participants who meet the specified requirements. b) Share purchase option rights that were distributed in MESOP program can be used by participants to purchase the Company's new shares at a price to be determined with due regard to rules and regulations. c) Right to purchase stock options will be issued by the Company in three stages over a period of two years after the date of listing on the Indonesia Stock Exchange. d) Stock option on first stage is given on the date of listing of shares on the Indonesia Stock Exchange. The second stage is given not later than December The third stage is given not later than December e) Stock option issued in each stage will be subject to the vesting period of one year or 12 months from the date of issuance within the transaction period allowed to convert into stock option rights. f) Right to exercise the option will be determined based on state laws, participants will use the option to purchase stock, must pay the full price of implementation and cost incurred in implementation of the option rights. g) Vesting period selama 12 bulan g) Vesting period within 12 months h) Option life selama 5 tahun h) Option life in 5 years Pada tahun 2012, Perusahaan memberikan opsi saham Tahap ke 3 dengan jumlah lembar saham Akumulasi biaya kompensasi saham diakui sebagai opsi saham dalam bagian ekuitas per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar USD dan USD Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai oleh appraisal independen Towers Watson Purbajaga dalam laporannya tertanggal 26 Pebruari 2013 untuk tahap 3 dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black-Scholes. In 2012, the Company granted stock option phase 3 of 65,885,298 shares. The accumulated cost recognized as stock option in equity as of December 31, 2013 and 2012 amounted USD 2,770,970 and USD 1,148,451, respectively. The fair values of stock options are valued by Towers Watson an independent appraisal, in its report dated February 26, 2013 for phase 3 which used Black-Scholes model to measure the option price.

338 336 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 33. SALDO LABA DICADANGKAN 33. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas, Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari Laba Bersih setiap tahun untuk cadangan apabila Perusahaan mempunyai saldo laba positif. Penyisihan Laba Bersih tersebut dilakukan sampai cadangan wajib mencapai paling sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan disetor penuh. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 26 April 2013 yang dinyatakan dalam akta No. 128 yang dibuat oleh Aryanti Artisari, S.H., M.Kn Notaris di Jakarta menyebutkan bahwa RUPST menyetujui dan menetapkan penggunaaan Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk untuk tahun buku 2012 sebesar USD adalah sebagai berikut: Under Indonesian Company Law, companies are obliged to allocate certain amount from the net earnings of each accounting year to reserve fund if the Company has a positive profit balance. The allocation of net earnings shall be performed up to an amount of 20% of the company s issued and paid up capital. At the Annual General Meeting of Shareholders (RUPST) dated April 26, 2013 as stated in Deed No. 128 of Aryanti Artisari, S.H, M.Kn, notary in Jakarta the RUPST approved and stipulated the use of Net Income Attributable to Owners of the Parent Company for the fiscal year 2012 amounting to USD 110,598,370 with details as follows: 1. Dividen sebesar 0%. 1. Dividend of 0%. 2. Sebesar 5% dari Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk berdasarkan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD digunakan untuk Cadangan Wajib Perusahaan. 3. Sebesar 95% dari laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk berdasarkan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD digunakan untuk cadangan lainnya. Saldo laba dicadangkan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar USD atau sebesar 0,48% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. 2. 5% of the Net Income Attributable to Owners of the Parent Company based on the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2012 or in the amount of USD 5,529,919 shall be used as the Company s Mandatory Reserve % of the net income attributable to owners of the Parent Company based on the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2012 or in the amount of USD 105,068,451 shall be used as other reserves. The balance of the Company s appropriated retained earnings as of December 31, 2013 amounted USD 5,529,919 or 0.48% of the Company s issued and paid up capital. 34. KEPENTINGAN NON PENGENDALI 34. NON CONTROLLING INTEREST Kepentingan non pengendali atas atas laba (rugi) bersih/ Kepentingan non pengendali atas aset bersih/ Net income attributable to Non controlling interests in net assets non controlling interests USD USD USD USD PT Abacus Distribution Systems Indonesia PT Aero Wisata dan entitas anak/ and its subsidiaries Jumlah/ Total

339 337 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 35. PENDAPATAN USAHA 35. OPERATING REVENUE USD USD Penerbangan berjadw al Scheduled airline services Penumpang Passenger Kargo Cargo Kelebihan bagasi Excess baggage Surat dan dokumen Mail and document Sub jumlah Sub total Penerbangan tidak berjadw al Non-scheduled airline services Haji Hajj Charter Charter Sub jumlah Sub total Lain-lain Others Biro perjalanan Travel agent Pemeliharaan dan perbaikan Aircraft maintenance and pesaw at overhaul Jasa boga Catering Pelayanan penerbangan Airline related Fasilitas Facilities Hotel Hotel Transportasi Transportation Teknologi informasi Information technology Kesehatan Healthcare service Pelatihan Training service Lain-lain Others Sub jumlah Sub total Jumlah Total Tidak terdapat pendapatan dari pelanggan individu yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha. No revenue earned from individual customers exceeded 10% of total operating revenue. 36. BEBAN OPERASIONAL PENERBANGAN 36. FLIGHT OPERATIONS EXPENSES USD USD Bahan bakar Fuel Sew a dan charter pesaw at Aircraft rental and charter Gaji dan tunjangan Salaries and allow ances Beban penyusutan Depreciation expenses Asuransi Insurance Beban imbalan pasca kerja Employee benefit expenses Lain-lain Others Jumlah Total 72% tahun 2013 dan 63% tahun 2012 dari total biaya operasi penerbangan yang berkaitan dengan pembelian bahan bakar dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 45), 72% in 2013 and 63% in 2012 of total flight operations expenses pertains to purchases of fuel from related party (Note 45).

340 338 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 37. BEBAN TIKET, PENJUALAN DAN PROMOSI 37. TICKETING, SALES AND PROMOTION EXPENSES USD USD Komisi Commissions Reservasi Reservations Gaji dan tunjangan Salaries and allow ances Promosi Promotions Sew a Rental Jasa profesional dan pelatihan Professional services and training Beban imbalan pasca kerja Employee benefit expenses Lain-lain Others Jumlah Total 38. BEBAN PELAYANAN PENUMPANG 38. PASSENGER SERVICE EXPENSES USD USD Pelayanan penumpang Passenger services Gaji dan tunjangan Salaries and allow ances Pemakaian persediaan umum General inventories consumption Beban imbalan pasca kerja Employee benefit expenses Jasa profesional dan pelatihan Professional services and training Lain-lain Others Jumlah Total 39. BEBAN BANDARA 39. USER CHARGE AND STATION EXPENSES USD USD Pelayanan pesaw at dan penerbangan Aircraft and flight services Gaji dan tunjangan Salaries and allow ances Sew a Rental Beban imbalan pasca kerja Employee benefit expenses Beban penyusutan Depreciation expenses Lain-lain Others Jumlah Total

341 339 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 40. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM 40. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES USD USD Gaji dan tunjangan Salaries and allow ances Beban penyusutan Depreciation expenses Pajak Taxes Sew a Rental Utilitas Utilities Pemeliharaan dan perbaikan Maintenance and repairs Jasa profesional dan pelatihan Professional services and training Asuransi Insurances Beban imbalan pasca kerja Employee benefit expenses Perlengkapan kantor Office supplies Kesehatan Healthcare services Iuran keanggotaan Membership dues and subscription Lain-lain Others Jumlah Total 41. BEBAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN 41. MAINTENANCE AND OVERHAUL EXPENSES USD USD Pemeliharaan dan perbaikan Maintenance and overhaul Beban penyusutan Depreciation expenses Suku cadang Spareparts Gaji dan tunjangan Salaries and allow ances Beban imbalan pasca kerja Employee benefit expenses Sew a Rental Bahan bakar Fuel Asuransi Insurances Lain-lain Others Jumlah Total 42. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN BERSIH 42. OTHER INCOME (CHARGES) NET USD USD Klaim asuransi Gain on insurance claim Keuntungan revaluasi Gain on revaluation of properti investasi investment property Pendapatan dividen Dividend income Keuntungan (kerugian) sale and leaseback ( ) Income (loss) on sale and leaseback Penurunan nilai aset ( ) ( ) Impairment loss on property and equipment Premium kontrak ( ) ( ) Contract premium Keuntungan penjualan aset tetap Gain on sale of property and dan aset tidak produktif equipment and non productive (Catatan 14) assets (Note 14) Lain-lain - bersih ( ) ( ) Others - net Jumlah ( ) Total

342 340 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 43. BEBAN KEUANGAN 43. FINANCE COST USD USD Beban bunga Interest expense Pinjaman jangka panjang Long-term loans Utang obligasi Bonds payable Sew a pembiayaan Leases Utang bank Bank loans Lain-lain Others Sub jumlah Sub total Beban keuangan lainnya Other finance cost Jumlah beban bunga Total finance cost 44. LABA PER SAHAM 44. EARNINGS PER SHARE Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan. Berikut ini data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar: Basic earnings per share is calculated by dividing income atributable to parent company owners by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the period. Below is the data used for the computation of basic earnings per share: USD USD Laba yang dapat diatribusikan Net income atributable kepada pemilik entitas induk to ow ner of the parent Jumlah rata-rata tertimbang saham Weighted average number of share untuk tujuan perhitungan laba per for calculation of basic earning saham dasar per share Laba per saham - dasar 0, ,00488 Earnings per share - basic Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena potensi saham biasa (seperti opsi) bersifat anti-dilusian. The Company did not compute diluted earnings per share because the potential ordinary shares (i.e. options) are anti-dilutive. 45. SIFAT HUBUNGAN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI 45. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES i) Sifat hubungan berelasi i) Nature of relationship Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan adalah pemegang saham utama Perusahaan. Seluruh entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh Kementerian Keuangan Pemerintah Republik Indonesia serta entitas dimana Kementerian Keuangan Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh signifikan. Komisaris dan direksi merupakan manajemen kunci. The Government of the Republic of Indonesia represented by Ministry of Finance, is the majority stockholder of the Company. All entities that are owned and controlled by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and also entities where the Ministry of Finance Republic of Indonesia have significant influence. Commissioners and directors are key management personnel. ii) Transaksi dengan Pihak Berelasi ii) Transactions with Related Parties

343 341 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Dalam kegiatan usahanya, Grup melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi. a. Rincian akun signifikan dengan pihak-pihak berelasi (pemerintah, entitas pemerintah atau dinyatakan lain) adalah sebagai berikut: In the normal course of business, the Group entered into certain transactions with related parties. a. Details of significant accounts with related parties (government - owned entities unless otherwise indicated) are as follows: % terhadap Aset/ Liabilitas Jumlah/ Total % to Assets/ Liabilities USD USD % % Kas dan setara kas (Catatan 5)/ Cash and Cash Equivalents (Note 5) Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Rakyat Indonesia Syariah ,49% 4,93% Piutang usaha (Catatan 6)/ Trade Accounts Receivable (Note 6) PT Jiw asraya PT Abacus International Ltd PT Gapura Angkasa PT POS Indonesia PT Bukit Asam (Persero) Tbk Kementerian Agama/Ministry of Religious Affairs Lain-lain/ Others ,14% 0,28% Aset lain-lain (Catatan 17)/ Other assets (Note 17) PT Merpati Nusantara ,57% 0,67% Utang bank (Catatan 18)/ Bank Loans (Note 18) Bank Negara Indonesia ,19% 0,40% Utang usaha (Catatan 19)/ Trade Accounts Payable (Note 19) PT Pertamina (Persero) PT Gapura Angkasa Perum LPPNPI PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk PT Abacus International Pte. Ltd ,66% 5.97% Pinjaman Jangka Panjang (Catatan 23)/ Long term liabilities (Note 23) Bank Negara Indonesia PT Pertamina (Persero) Bank Rakyat Indonesia PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Indonesia Eximbank ,06% 13,96%

344 342 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan b. 30,03% dan 26,29% dari jumlah beban usaha masing-masing pada tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, merupakan beban usaha dari pihak berelasi. Pada tanggal pelaporan, utang atas beban tersebut dicatat sebagai bagian dari utang usaha, yang meliputi 6,66% dan 5.97% dari jumlah liabilitas masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued b. Operating expenses from related parties constituted 30,03% and 26.29% of the total operating expenses for the years ended December 31, 2013 and 2012, respectively. At reporting date, the liabilities for these expenses were presented as trade accounts payable which constituted 6.66% and 5.97%, respectively, of the total liabilities as of December 31, 2013 and Rincian beban usaha dari sebagai berikut: pihak berelasi USD USD The details of operating expenses from related parties are as follows: PT Pertamina (Persero) PT Pertamina (Persero) PT Gapura Angkasa PT Gapura Angkasa PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Perum LPPNPI Perum LPPNPI Jumlah Total Prosentase terhadap: Percentage of: Total beban usaha 30,03% 26,29% Total operating expense c. Transaksi perusahaan dengan PT Pertamina (Persero) berupa transaksi pembelian bahan bakar pesawat khususnya rute domestik dan beberapa rute internasional sedangkan PT Gapura Angkasa, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) berkaitan dengan jasa kebandaraan. c. The transactions with PT Pertamina (Persero) were related to aircraft fuel purchase mainly for domestic route and certain international route while the transactions, with PT Gapura Angkasa, PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) are related to airport operation and ground handling. d. Kompensasi Komisaris dan Direksi d. Renumeration of Commissioners and Directors USD USD Komisaris Commisioners Imbalan kerja jangka pendek Short term benefits Imbalan kerja pasca kerja Post employment benefits Pesangon pemutusan kontrak kerja Termination benefits Direksi Directors Imbalan kerja jangka pendek Short term benefits Imbalan kerja pasca kerja Post employment benefits Pesangon pemutusan kontrak kerja Termination benefits

345 343 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 46. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 46. FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT A. Manajemen permodalan A. Capital management Grup berupaya untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam mencapai tujuan usaha, termasuk mempertahankan rasio modal yang sehat dan peringkat kredit yang kuat, guna memaksimalkan nilai pemegang saham dan kelangsungan usaha Grup. Struktur modal Grup terdiri dari pinjaman seperti diungkapkan dalam Catatan 18, 23 dan 24, kas dan setara kas, dan ekuitas yang terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, laba ditahan dan kepentingan non pengendali. Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: The Group strives to achieve an optimum capital structure in achieving the business goals, including maintaining a sound capital ratio and a strong credit rating, in order to maximize shareholder value and ensure the Group s business continuity. The capital structure of the Group consists of debt as disclosed in Notes 18, 23 and 24, cash and cash equivalents, and total equity comprising issued capital, additional paid-in capital, retained earnings and non-controlling interest. The gearing ratio as of December 31, 2013 and 2012 are as follows: USD USD Pinjaman Debt Loan from banks and Utang bank dan lembaga keuangan financial institution Pinjaman jangka panjang Long-term loans Obligasi Bonds payable Liabilitas sew a pembiayaan Lease liabilities Jumlah pinjaman Total debt Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Pinjaman bersih Net debt Ekuitas Equity Rasio pinjaman bersih terhadap modal 47% 26% Net debt to equity ratio Dewan Komisaris dan Direksi secara berkala melakukan reviu performa keuangan Grup. Sebagai bagian dari reviu ini, Dewan Komisaris dan Direksi mempertimbangkan eksposur risiko keuangan. The Boards of Commissioners and Directors periodically review the Groups financial performance. As part of this review, the Board of Commissioners and Directors consider the Groups financial risk exposure. B. Kategori instrumen keuangan B. Categories of financial instruments Klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan Grup adalah sebagai berikut: Classification of the Groups financial assets and liabilities are as follows: USD USD Tersedia untuk dijual Available-for-sale Aset keuangan lainnya Other financial assets Pinjaman yang diberikan dan piutang Loan and receivables Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Piutang usaha Trade accounts receivables Piutang lain-lain Other receivables Dana peraw atan pesaw at Maintenance reserve fund and dan uang jaminan security deposits Aset lain-lain Other assets Jumlah Total

346 344 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued USD USD Liabilitas keuangan - amortized cost Financial liabilities - amortized cost Utang bank dan lembaga keuangan Bank loans and financial institution Utang usaha Trade payables Utang lain-lain Other payable Beban akrual Accrued expenses Pinjaman jangka panjang Long-term loans Liabilitas sew a Lease liabilities Utang obligasi Bonds payable Jumlah Total Grup tidak memiliki instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. C. Kebijakan dan tujuan manajemen risiko keuangan Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang industri penerbangan domestik dan internasional, Grup dihadapkan dan banyak dipengaruhi oleh risiko keuangan seperti risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko kredit. Secara keseluruhan pendekatan manajemen risiko bertujuan untuk meminimalkan efek dari setiap risiko kinerja keuangan pada Grup. Kebijakan Grup menggunakan derivatif hanya untuk tujuan lindung nilai. Setiap kebijakan manajemen risiko keuangan yang dibuat harus senantiasa diarahkan kepada tujuan: The Group does not have financial assets classified as Held-to-Maturity. C. Financial risk management policies and objectives As a Group of companies that operates in the domestic and international aviation industry and other related areas, the Group faces and is strongly affected by various financial risks such as market risk, liquidity risk, and credit risk. The overall risk management approach is to minimize the effect of such risks on the Group s financial performance. The Group s policy is to use derivatives only for hedging purposes. All financial risk management policies must constantly adhere to the following objectives: Melindungi pendapatan bersih Grup dari pengaruh perubahan harga keuangan bahkan mampu memanfaatkan perubahan harga tersebut sebagai suatu kesempatan untuk meningkatkan laba; Mencapai atau bahkan lebih baik dari anggaran Grup; Membatasi tingkat dampak negatif pergerakan harga terhadap arus kas dan profitabilitas sampai pada tingkat yang dapat ditolerir. To protect the Group s net revenue against price changes, and when possible to make use of such price changes as an opportunity to increase profits; To achieve or do better than the Group s budget plan; To limit to a tolerable level the negative impact of price movements on cash flow and profitability. Direksi telah menelaah kebijakan manajemen risiko keuangan secara berkala. Manajemen risiko pasar Grup memiliki eksposur terhadap risiko pasar yaitu diantaranya risiko harga bahan bakar pesawat, risiko nilai tukar mata uang, dan risiko tingkat bunga. Perusahaan melakukan transaksi lindung nilai atas Fuel Call Option untuk mengelola risiko harga bahan bakar pesawat khusus untuk penerbangan haji. Tidak terdapat saldo transaksi lindung nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan The Directors review the financial risk management policies periodically. Market risk management The Group is exposed to market risk in particular aircraft fuel price risk, currency exchange rate risk and interest rate. The Company entered into Fuel Call Option derivative financial instruments to manage its exposure to aircraft fuel price risk for hajj flight. There are no derivatives outstanding as of December 31, 2013 and 2012.

347 345 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued (i) Risiko harga bahan bakar pesawat (i) Aircraft fuel price risk Risiko harga bahan bakar pesawat didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran yang disebabkan perubahan harga komoditi bahan bakar. Paparan risiko dan strategi Paparan risiko Perusahaan dari harga bahan bakar pesawat adalah menggunakan referensi pasar dengan 100% harga mengambang, sehingga fluktuasi kenaikan harga akan sangat berdampak signifikan terhadap pencapaian target perusahaan. Biaya harga bahan bakar pesawat merupakan komponen biaya yang cukup besar dalam struktur biaya Perusahaan selain biaya sewa dan perawatan pesawat. Komposisi biaya bahan bakar untuk saat ini di kisaran 30% - 40% dari rata-rata biaya operasional Perusahaan. Strategi untuk meminimalisir risiko fluktuasi kenaikan harga yang dilakukan oleh Perusahaan pada saat ini adalah dengan melakukan lindung nilai arus kas dengan instrumen lindung nilai plain vanila call option, khusus untuk penerbangan haji. Risiko tersebut diantisipasi dengan mengukur harga Mark to Market yang dihasilkan setiap bulan saat jatuh tempo transaksi. Selain upaya mengurangi risiko pergerakan harga melalui transaksi lindung nilai, Perusahaan juga terus melakukan upaya pengelolaan pemakaian bahan bakar secara operasional yaitu penghematan biaya dengan penggunaan alternatif pesawat secara efektif dan efisien, termasuk juga melakukan evaluasi untuk kontrak-kontrak berjalan. Upaya efisiensi ini dituangkan dalam program kinerja Perusahaan. Analisa sensitivitas risiko harga bahan bakar pesawat berdasarkan asumsi bahwa semua faktor tetap termasuk biaya-biaya lain dan uplifted volume, yang dianalisa berdasarkan kontrak yang masih outstanding pada periode pelaporan atas penggunaan bahan bakar penerbangan regular dan haji. Jika terjadi kenaikan (penurunan) harga sebesar 1 Dolar Amerika Serikat per barel, sebagai akibat perubahan harga bahan bakar, maka laba setelah pajak Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, akan mengalami kenaikan (penurunan) sebesar USD dan USD Aircraft fuel price risk is defined as decline in the value of assets/revenue or increase in the value of liabilities/expenditures caused by changes in the prices of fuel commodities. Risk exposure and strategy The Company s exposure to aircraft fuel price risk uses market references with 100% floating prices, with the result that any upward price fluctuations will have a significant impact on achievement of the Company s targets. Aircraft fuel expenditure is a major cost component of the Company s cost structure, as well as the costs of aircraft leasing and maintenance. Fuel cost accounts for around 30% to 40% of the Company s overall operational expense. Strategy implemented by the Company to minimize the risk of fluctuations in the price increase in the current year is to use cash flow hedge with a hedge instruments plain vanilla call option, especially for hajj flight. Such risk is anticipated by monitoring the monthly Mark to Market at maturity date. Apart from these efforts to reduce price fluctuation risk through hedging transactions, the Company also constantly strives to ensure that costs are controlled by using fuel efficiently in all flight operations through effective and efficient use of alternative aircraft and evaluation of current contracts. These efficiency efforts are set forth in the Company s work programs. The aircraft fuel price risk sensitivity analysis is based on the assumption that all other factors, such as uplifted volume and other costs, remain constant. The aircraft price risk analysis is based on regular and hajj flight contracts that are still outstanding at reporting date. If the aircraft fuel price had increased (decreased) in price of USD 1 per barrel, as the result of change in price of fuel, the profit after tax for years ended December 31, 2013 and 2012 would increased (decreased) by USD 5,780,348 and USD 6,030,750.

348 346 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan (ii) Risiko nilai tukar mata uang non-fungsional Risiko nilai tukar mata uang non-fungsional didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran yang disebabkan fluktuasi nilai tukar mata uang nonfungsional tersebut. Paparan risiko dan strategi Sebagai perusahaan jasa penerbangan kelas internasional, Grup memerlukan dana serta biaya dan investasi yang cukup besar dengan melibatkan pelanggan ataupun kreditur baik dalam maupun luar negeri dengan kondisi dimana transaksi dicatat berdasarkan satuan mata uang (transaction by currency). Pergerakan nilai tukar nonfungsional terhadap mata uang lainnya sangat mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan berkaitan dengan risiko nilai tukar yang saat ini dijalankan adalah secara natural (tanpa lindung nilai) yaitu: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued (ii) Non-functional currency exchange rate risk Non-functional currency exchange rate risk is defined as decline in the value of assets/revenue or increase in the value of liabilities/expenditures caused by fluctuation in non-functional currency exchange rates. Risk exposure and strategy As a world-class airline, the Group requires significant amounts of funds, expenses and investment, involving both domestic and foreign customers and creditors, with situations in which transactions are denominated in certain currencies (transactions per currency). Movements in the non-functional exchange rate against other currencies strongly affect the consolidated financial statements. The policy currently applied in connection with exchange rate risk is natural (i.e. without hedging), as follows: Grup memanfaatkan peluang harga pasar nilai tukar mata uang lainnya (multi currency) untuk menutup kemungkinan risiko melemahnya nilai tukar fungsional dan begitu sebaliknya, sehingga secara natural risiko adanya pergerakan nilai tukar mata uang nonfungsional bisa saling menghilangkan. Transaksi valuta mata uang bisa dilakukan dengan selalu mempertimbangkan kurs yang menguntungkan Grup. The Group takes advantage of opportunities in the market prices of other currencies (multi currency) to cover possible risk of weakening value of the functional currency, and vice versa; thus, in a natural way, the risks of nonfunctional currency exchange rate movements will be mutually eliminated/ reduced. Currency transactions are always done with consideration to the exchange rate favorable to the Group. Grup mengatur risiko dengan berusaha menyelaraskan penerimaan dan pembayaran untuk setiap jenis mata uang. Rincian aset dan liabilitas yang terexpose terhadap resiko nilai tukar diungkapkan pada Catatan 50. Berikut ini sensitivitas untuk perubahan 100 basis point nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap saldo mata uang non-fungsional lainnya yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dengan variabel lain konstan terhadap laba setelah pajak Grup. 100 basis point adalah tingkat sensitivitas yang digunakan ketika melaporkan secara internal risiko mata uang asing kepada para karyawan kunci, dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada nilai tukar valuta asing. Analisis sensitivitas hanya mencakup item mata uang asing moneter yang ada dan menyesuaikan translasinya pada akhir periode untuk perubahan 100 basis point dalam nilai tukar mata uang asing. The Group helps manage the risk by matching receipt and payment in each individual currency. Details of monetary assets and liabilities exposed to foreign exchange risk are set forth in Note 50. Following is the sensitivity to a 100 basis point change in exchange rate of functional currency of U.S. Dollar against significant outstanding non-functional currency as of December 31, 2013 and 2012, with other variables held constant, of the Group s profit after tax. The 100 basis point is the sensitivity rate used when reporting foreign currency risk internally to key management personnel and represents management's assessment of the reasonably possible change in foreign exchange rates. The sensitivity analysis includes only outstanding foreign currency denominated monetary items and adjusts their translation at the period end for a 100 basis point change in foreign currency rates.

349 347 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Perubahan kurs/ Changes in Dampak terhadap laba setelah pajak/ Effect on profit after tax currency rate USD USD Mata uang selain fungsional Other functional currency rates Penguatan (pelemahan) Strenghthening (w eakening) Rupiah 100 bp Rupiah Yen 100 bp (95.067) ( ) Yen AUD 100 bp ( ) ( ) AUD (iii) Risiko suku bunga Risiko suku bunga didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran yang disebabkan perubahan tingkat suku bunga. Paparan risiko dan strategi Pendapatan Grup dipengaruhi oleh beban bunga yang berdampak terhadap perubahan tingkat bunga dari pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang termasuk juga pembayaran bunga untuk sewa pesawat. Acuan tingkat suku bunga yang digunakan adalah mengambang yaitu LIBOR untuk pinjaman USD dan rata-rata tingkat suku bunga Bank Pemerintah untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah. Pergerakan tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap beban bunga yang harus dibayar oleh Grup. Kebijakan Grup terkait risiko suku bunga adalah dengan mengelola eksposur pada pinjaman bersuku bunga mengambang dengan strategi lindung nilai tingkat suku bunga. Kontrak transaksi lindung nilai sampai dengan 31 Desember 2013 belum berjalan meskipun kebijakan lindung nilai risiko tingkat suku bunga sudah disetujui oleh manajemen Grup. Hal ini disebabkan selama periode 2013 tingkat suku bunga LIBOR di pasar sangat rendah sebagai dampak dari melemahnya perekonomian dunia. Dengan demikian Grup dapat memanfaatkan tingkat suku bunga yang rendah sehingga dapat menekan beban bunga. Instrumen keuangan Grup tersebut yang terekspos terhadap risiko tingkat bunga seperti diungkapkan pada table likuiditas seksi iv dibawah ini. (iii) Interest rate risk Interest rate risk is defined as decline in value of assets/revenue or increase in value of liabilities/expenditures caused by changes in interest rates. Risk exposure and strategy The Group earnings are affected by changes in interest rate, such as changes on interest of short-term and long-term borrowings, including interest payments for aircraft leasing. The interest rate references used are floating, i.e. LIBOR for USD loans and the average interest of government banks for loans in Rupiah. Interest rate movements strongly affect the total amount of interest expense that must be paid by the Group. The Group s policy regarding interest rate risk is to manage exposure in loans with floating interest rates through an interest rate hedging strategy. As of December 31, 2013, no hedging transaction contract is yet in effect, although the interest rate risk hedging policy has been approved by the Group s management. This is because in 2013, the rate of LIBOR market is very low as a result of the weakening world economy. Thus, the Group can take advantage of low interest rates that reduce the burden of interest charges. The Group s financial liabilities that are exposed to interest rate risk are included in the liquidity table in section iv below.

350 348 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Berikut ini analisis sensitivitas, ditentukan berdasarkan eksposur suku bunga terhadap liabilitas keuangan yang menggunakan suku bunga mengambang pada tanggal 31 Desember 2013 dan Analisis ini disajikan dengan asumsi liabilitas keuangan pada akhir periode pelaporan masih beredar sepanjang periode, dengan variabel lain konstan terhadap laba setelah pajak Grup. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued The sensitivity analysis below had been determined based on the exposure of the financial liabilities to floating interest rates as of December 31, 2013 and The analysis is prepared assuming the amount of the liability outstanding at the end of the reporting period was outstanding for the whole period, with other variables held constant, of the Group s profit after tax. Perubahan tingkat suku bunga/ Changes in Dampak terhadap laba setelah pajak/ Effect on profit after tax interest rate USD USD Suku bunga Interest rate Penguatan (pelemahan) Strenghthening (w eakening) LIBOR 1% LIBOR SBI 0,5% SBI (iv) Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas didefinisikan sebagai ketidakmampuan Grup untuk memenuhi liabilitas keuangannya yang selanjutnya mengakibatkan Grup tidak dapat memanfaatkan peluang investasi atau tidak dapat memenuhi liabilitas keuangan jangka pendek yang pada akhirnya mengakibatkan default, peminjaman yang berlebihan atau tingkat suku bunga yang buruk. Dalam mengelola risiko likuiditas, Grup memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo pinjaman jangka panjang, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk mengambil inisiatif mencari dana sebagai modal kerja. Aktivitas tersebut dapat meliputi penerbitan utang bank. Tabel berikut ini merupakan analisis likuiditas instrumen keuangan pada 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan jatuh tempo atas liabilitas keuangan Grup dalam rentang waktu yang menunjukkan kontraktual tidak terdiskonto untuk semua aset dan liabilitas keuangan non-derivatif. Jatuh tempo didasarkan pada tanggal yang paling awal dimana Grup dapat diminta untuk membayar: (iv) Liquidity risk Liquidity risk is defined as the Group s inability to fulfill its financial liabilities, which in turn makes the Group unable to take advantage of investment opportunities or unable to meet its short-term financial liabilities, ultimately leading to default, excessive borrowing, or unfavorable interest rates. To manage liquidity risk, the Group monitors and maintains a level of cash and cash equivalents that is considered adequate to finance the Group s operations and to overcome the impact of cash flow fluctuations. The Group also routinely evaluates the projected and actual cash flow, including scheduled maturity of long-term debts, and continually reviews conditions in the financial markets to take initiatives to seek funds for working capital. This activity may include obtaining bank loans. The following table represents the liquidity analysis of financial instruments as of December 31, 2013 and 2012 based on exposure on due date on undiscounted contractual maturities for all non-derivative financial assets and liabilities. The contractual maturity is based on the earliest date on which the Group may be required to pay:

351 349 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 2013 Tingkat bunga Lebih dari satu efektif rata-rata tahun tetapi tertimbang/ tidak lebih dari Weighted Dalam lima tahun/ Lebih dari average satu tahun/ Over one year lima tahun/ effective Within but longer than Over than Jumlah/ interest rate one year five years five years Total % USD USD USD USD Tanpa bunga Non-interest bearing Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Piutang usaha Account receivables Piutang lain-lain Others receivables Dana perawatan pesawat Maintenance reserv ed f und dan uang jaminan and security deposits Tingkat bunga variable Variable interest rate Kas dan setara kas 0,1% - 11% Cash and cash equivalents Piutang lain-lain 0,1% - 11% Others receivables Kas y ang dibatasi penggunaannya 0,51% - 4,25% Restricted cash Tingkat bunga tetap Fixed interest rate Kas dan setara kas 0,1% - 11% Cash and cash equivalents Jumlah Tanpa bunga Non-interest bearing Utang usaha Trade pay ables Utang lain-lain Other payables Beban akrual Accrued expenses Tingkat bunga variabel Variable interest rate Pinjaman jangka panjang 1,15% - 11,15% Long-term loans Liabilitas sewa 1,13% - 8% Lease liabilities Tingkat bunga tetap Fixed interest rate Pinjaman jangka panjang 1,15% - 11,15% Long-term loans Liabilitas sewa 1,13% - 8% Lease liabilities Utang bank dan Loans from banks and lembaga keuangan 1,15% - 11,15% f inancial institution Jumlah Total 2012 Tingkat bunga Lebih dari satu efektif rata-rata tahun tetapi tertimbang/ tidak lebih dari Weighted Dalam lima tahun/ Lebih dari average satu tahun/ Over one year lima tahun/ effective Within but longer than Over than Jumlah/ interest rate one year five years five years Total % USD USD USD USD Tanpa bunga Non-interest bearing Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Piutang usaha Account receivables Piutang lain-lain Others receivables Tingkat bunga variable Variable interest rate Kas dan setara kas 0,25% -8% Cash and cash equivalents Piutang lain-lain 0,25% - 8% Others receivables Kas y ang dibatasi penggunaannya 0,51% - 4,25% Restricted cash Tingkat bunga tetap Fixed interest rate Kas dan setara kas 0,25% - 8% Cash and cash equivalents Dana perawatan pesawat Maintenance reserv ed f und dan uang jaminan 0,59% and security deposits Jumlah Total Tanpa bunga Non-interest bearing Utang usaha Trade pay ables Utang lain-lain Other payables Beban akrual Accrued expenses Tingkat bunga variabel Variable interest rate Pinjaman jangka panjang 1,32% - 7,58% Long-term loans Liabilitas sewa 1,13% - 8% Lease liabilities Tingkat bunga tetap Fixed interest rate Pinjaman jangka panjang 1,32% - 7,58% Long-term loans Liabilitas sewa 1,13% - 8% Lease liabilities Utang bank dan Loans from banks and lembaga keuangan 1,32% - 7,58% f inancial institution Jumlah Total

352 350 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Fasilitas pembiayaan Grup memperoleh pembiayaan dari bank dan lembaga keuangan lainnya untuk menunjang operasional dan modal kerja Grup seperti diungkapkan di Catatan 18, 23 dan 24. Berikut komposisi fasilitas pembiayaan Grup: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Financing facilities The Group obtained financing facilities from banks and other financial institution for the Group s operational and working capital activities as described in Notes 18, 23 and 24. Below is the Group s composition of financing facilities as follows: USD USD Fasilitas pembiayaan tanpa jaminan: Unsecured financing facilities: - Jumlah yang digunakan Amount used - Jumlah yang tidak digunakan Amount unused Jumlah Total Fasilitas utang dengan jaminan dan Secured bank facilities w ith tanggal jatuh tempo yang berbeda various maturity dated through mulai tahun 2013 yang diperpanjang 2013 and w hich maybe dengan perjanjian bersama: extended: - Jumlah yang digunakan Amount used - Jumlah yang tidak digunakan Amount unused Jumlah Total (v) Risiko kredit Risiko kredit yang dihadapi Grup adalah risiko ketidakmampuan dari pihak-pihak yang berhutang (debitur) untuk memenuhi liabilitas keuangan mereka sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati bersama. Eksposur tersebut terutama berasal dari: (v) Credit risk The credit risk faced by the Group is the risk of inability of debtors to fulfill their financial obligations in accordance with the terms of the agreement. This exposure derives mainly from: risiko pelanggan akan gagal memenuhi liabilitasnya, risiko dana atau instrumen keuangan tidak diserahkan oleh rekanan sebagaimana yang diharapkan. risk of customers failing to fulfill their obligations, risk that funds or financial instruments are not transferred by counterparties. Dalam sebagian besar kasus, penjualan pasasi dan kargo ditangani melalui agen yang berada dalam pengaruh dan naungan IATA. Agen-agen ini terhubung dengan sistem kliring untuk setiap negara untuk penyelesaian penjualan pasasi atau kargo. Agen individual diperiksa oleh clearing house tertentu. Risiko kredit dari agen penjualan relatif rendah. Kecuali perjanjian yang menjadi dasar pembayaran tidak menyatakan lain, klaim dan liabilitas yang timbul antar maskapai penerbangan biasanya diselesaikan secara bilateral atau melalui IATA Clearing House. Penyelesaian dilakukan terutama dengan cara menandingkan piutang dan liabilitas secara berkala, yang menyebabkan berkurangnya risiko gagal bayar secara signifikan. In most cases, sales of passenger ticket and cargo are handled by agents under the influence and auspices of IATA. These agents are connected with a clearing system for every country for settlement of passage or cargo sales. Individual agents are audited by certain clearing houses. The credit risk from sales agents is relatively low. Except when the contract that serves as the basis for payment stipulates otherwise, claims and liabilities incurred between airlines are normally settled bilaterally or through the IATA Clearing House. Settlement is mainly done by periodically offsetting payables and receivables, which significantly reduces the risk of failure to pay.

353 351 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Risiko kredit transaksi dari investasi dan instrumen keuangan derivatif dengan pihak ketiga yang timbul dari tidak dilakukannya pembayaran sesuai kontrak, relatif rendah karena transaksi hanya dilakukan dengan pihak yang memiliki peringkat kredit yang tinggi. Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang kredibel. Semua lawan transaksi harus mendapat persetujuan sebelumnya dari manajemen sebelum kesepakatan dilakukan. Batasan lawan transaksi (jumlah dan waktu kredit) harus ditetapkan terhadap masing-masing lawan transaksi dan ditelaah secara tahunan oleh manajemen. Di samping itu, saldo piutang dimonitor secara berkelanjutan untuk mengurangi eksposur piutang bermasalah. Transaction counterpart credit risk from investments and derivative financial instruments, arising from failure to make payments as per the contract, is relatively low because such transactions are only conducted with parties with a high credit rating. The Group enters into business relationships only with credible third parties. All transaction counterparts must be approved in advance by the management before an agreement is made. Restrictions on transaction counterparts (amounts and periods of loans) must be stipulated for each transaction counterpart and are reviewed annually by the management. In addition, the outstanding receivables are continually monitored to reduce exposure to bad debts. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian dikurangi dengan pencadangan kerugian penurunan nilai yang mencerminkan eksposur maksimum risiko kredit pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: USD USD The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net any of allowance for losses represents the maximum credit risk exposure at the reporting date as follows: Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Piutang usaha Trade receivable Piutang lain-lain Other receivable Dana peraw atan pesaw at Maintenance reserve fund dan uang jaminan and security deposits Aset lain-lain Other assets Jumlah Total Resiko kredit pada dana likuid terbatas karena counterparty adalah bank dengan peringkat kredit tinggi yang dinilai oleh lembaga pemeringkat kredit. The credit risk on liquid funds is limited because the counterparties are banks with high credit-ratings assigned by credit-rating agencies. D. Estimasi Nilai Wajar Instrumen Keuangan D. Fair Value Estimation of Financial Instruments Nilai wajar instrumen keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Kecuali sebagaimana tercantum dalam tabel berikut, direksi menganggap bahwa nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya. Fair value of financial instruments recorded as amortized cost Except as detailed in the table below, management considers that the carrying amount of financial assets and liabilities recorded in consolidated financial statements approximately agreed the fair value Nilai tercatat/ Nilai w ajar/ Nilai tercatat/ Nilai w ajar/ Carrying amount Fair value Carrying amount Fair value USD USD USD USD Dana peraw atan pesaw at Maintenance reserve fund dan uang jaminan and security deposit Pinjaman jangka panjang Long-term loans Liabilitas sew a pembiayaan Lease liabilities Utang obligasi Bond payable

354 352 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Valuation techniques and assumptions applied for the purposes of measuring fair value The fair values of financial assets and financial liabilities are determined as follows: Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan syarat dan kondisi standar dan diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada harga pasar. The fair values of financial assets and financial liabilities with standard terms and conditions and traded on active liquid markets are determined with reference to quoted market prices. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya (tidak termasuk yang dijelaskan di atas) ditentukan sesuai dengan model penentuan harga yang berlaku umum berdasarkan analisis discounted cash flow menggunakan harga dari transaksi pasar yang dapat diamati saat ini dan kutipan dealer untuk instrumen sejenis The fair values of other financial assets and financial liabilities (excluding those described above) are determined in accordance with generally accepted pricing models based on discounted cash flow analysis using prices from observable current market transactions and dealer quotes for similar instruments. Secara khusus, asumsi signifikan yang digunakan dalam menentukan nilai wajar dari liabilitas keuangan ditetapkan di bawah ini: Pinjaman jangka panjang Nilai wajar dari pinjaman jangka panjang untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 diperkirakan masing-masing sebesar USD dan USD , dengan tingkat suku bunga diskonto tahun 2013 sebesar 1,159% - 4,750% untuk USD dan 6,5% - 11,15% untuk Rupiah. Liabilitas sewa pembiayaan Nilai wajar dari liabilitas sewa pembiayaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 diperkirakan masing-masing sebesar USD dan USD , dengan tingkat diskonto 7,33% - 8,59% dan berdasarkan tingkat bunga Libor 3 bulan. Utang obligasi Nilai wajar dari utang obligasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 diperkirakan USD dengan menggunakan tingkat bunga pasar 11,15% berdasarkan Indonesia Government Bond Yield Curve. Specifically, significant assumptions used in determining the fair value of the following financial liabilities are set out below: Long-term loan The fair value of long-term loan as at December 31, 2013 and 2012 are estimated to be USD 601,555,736 and USD 401,518,540 with discount rate in 2013 are estimated to 1.159% % in USD and 6.5% % in Rupiah. Lease liabilities The fair value of lease liabilities as at December 31, 2013 and 2012 are estimated to be USD 184,361,683 and USD 194,935,133 using 7.33% % discount rates and interest Libor 3 months. Bond payable The fair value of bond payable as at December 31, 2013 estimated to be USD 139,452,393 million using the market interest rate of 11.15% by Indonesian Government Bond Yield Curve.

355 353 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 47. PERJANJIAN SEWA OPERASI 47. OPERATING LEASE AGREEMENTS Grup mengadakan perjanjian sewa operasi antara lain: The Group entered into the following operating lease agreements: 1. Pesawat 1. Aircraft Perusahaan sewa operasi/ Lessors Aset Sewaan/ Leased Assets Jatuh Tempo/ Year of Maturity Pesawat/ Airline GECAS (FRANCE) SARL 1 Boeing Boeing Boeing Boeing AABS Aviation 1 France S.A.R.L 2 Boeing GY Aviation Lease (France) SARL 2 Boeing Int'l Lease Finance Corporation (ILFC) 2 Airbus Boeing Boeing Nice Location SARL 1 Airbus AerCo France S.A.R.L 1 Boeing ALS France S.A.R.L. 1 Boeing Boeing SARL MASA FRANCE 1 Boeing SARL MASB FRANCE 1 Boeing SARL MASC FRANCE 1 Boeing MSN Leasing France SARL 1 Boeing MSN Leasing France SARL 1 Boeing MSN Leasing France SARL 1 Boeing MSN Leasing France SARL 1 Boeing MSN Leasing France SARL 1 Boeing MSN Leasing France SARL 1 Boeing MSN Leasing France SARL 1 Boeing MSN Leasing France SARL 1 Boeing Biarritz Location S.A.R.L 1 Airbus BANK OF UTAH 2 Boeing BBAM Aircraft Holding 121 SARL 1 Boeing BBAM Aircraft Holding 122 SARL 1 Boeing CIT Aerospace International (France) SARL 1 Boeing Trojan Aircraft Leasing (France) SARL 1 Airbus Boeing

356 354 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Perusahaan sewa operasi/ Lessors Aset Sewaan/ Leased Assets Jatuh Tempo/ Year of Maturity Pesawat/ Airline La Victoire 3 Holding SARL 1 Boeing Centennial Aviation (France) 2, SARL 1 Airbus Airbus MITSUBISHI France S.A.S 3 Boeing PEMBROKE LEASE FRANCE SAS 1 Boeing Boeing Boeing Boeing Boeing ICIL Paris (A Limited Liability Company) 1 Boeing BBAM Aircraft Holding 129 SARL 1 Boeing BBAM Aircraft Holding 130 SARL 1 Boeing AWAS 1214 S.A.R.L. 1 Airbus AWAS SARL 1 Boeing AWAS SARL 1 Boeing AWAS (France) Two SARL 2 Boeing ALC A , LCC 1 Airbus Java Aircraft Leasing (France) SARL 1 Airbus NAC Aviation France 1 SAS 2 Bombardier CRJ Bombardier CRJ SMBC Aviation Capital Paris Leasing 1 SARL 2 Boeing ACG Acquisition LLC 1 Boeing ACG Acquisition LLC 1 Boeing Salwa Aircraft Leasing (One) Limited 2 Boeing Gold Coast Aircraft Leasing 1 Airbus Sailes 4, LLC 2 Boeing NAC Aviation France 2 SAS 2 ATR ALC B , LLC 1 Boeing ALC B , LLC 1 Boeing Sumatra Aircraft Leasing (France) SARL 1 Airbus Wells Fargo Bank Northwest 1 Airbus ACG Acquisition XX LLC 1 Airbus ILFC France SARL 1 Airbus ILFC France SARL 1 Airbus ALS France SARL 3 Airbus Whitney France Leasing SARL 1 Airbus BOC Aviation (France) SARL 1 Airbus SMBC Aviation Capital Limited 2 Airbus SMBC Aviation Capital Limited 2 Airbus Centennial Aviation (France) 2 SARL 3 Airbus Gecas France 6 Airbus Mesin 2. Engine Perusahaan sewa operasi/ Lessors Aset Sewaan/ Leased Assets Jatuh Tempo/ Year of Maturity Mesin / Engine Aviation Lease Finance 1 Mesin Boeing B Engine Lease Finance Corp. 1 Mesin Boeing B GECAS (France) S.A.R.L 2 Mesin Boeing B Mesin Boeing B Mesin Boeing B Willis Lease Finance 2 Mesin Boeing B Mesin Boeing B

357 355 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pembayaran Sewa Operasi Total komitmen sewa adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Operating Rental Payments Total rental commitments are as follows: Pembayaran sew a operasi masa depan/ Future lease payments USD USD Dalam satu tahun Within one year Lebih dari satu tahun tapi Over one year but not tidak lebih dari lima tahun longer than five years Lebih dari lima tahun Over five years Jumlah Total Uang Jaminan Grup diharuskan untuk membayar uang jaminan atas kewajiban Perusahaan terhadap pembayaran sewa. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo uang jaminan masingmasing sebesar USD dan USD (Catatan 11). Dana Perawatan Pesawat Sesuai dengan perjanjian sewa operasi untuk pesawat, Perusahaan diharuskan untuk membayar dana perbaikan dan pemeliharaan untuk pesawat yang disewa kepada lessor. Dana perbaikan didasarkan atas penggunaan pesawat selama periode sewa yang mencakup dana perbaikan untuk rangka pesawat, pengembalian kinerja mesin, dan suku cadang mesin, serta alat pendaratan dan Auxiliary Power Unit (APU). Selama masa sewa, Perusahaan diwajibkan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan rangka pesawat, mesin, APU dan seluruh suku cadang sesuai dengan standar yang disetujui. Pekerjaan perbaikan dan perawatan rangka pesawat, mesin dan bagian lainnya secara teratur dikerjakan oleh perusahaan perbaikan pesawat yang telah ditunjuk (MRO) yang telah memenuhi standar. Berdasarkan Perjanjian sewa, Perusahaan akan mengajukan biaya penggantian sesuai dengan yang diperbolehkan dalam perjanjian, setelah pekerjaan selesai dan setelah perbaikan rangka pesawat, mesin, alat pendaratan atau APU keluar dari bengkel, dengan melampirkan faktur dan dokumen terkait beberapa hari setelah pekerjaan selesai. Sampai tanggal berakhirnya perjanjian, Perusahaan berkewajiban untuk membayar dana cadangan, dan klaim biaya penggantian akan dikaji dan dibayarkan, sepanjang tidak terjadi gagal bayar. Mengacu kepada masingmasing perjanjian, lessor dapat menguasai atau mengembalikan sisa dana perawatan. Security Deposits The Group is required to pay security deposits that will serve as guarantee for the payment of the Company s obligations. As of December 31, 2013 and 2012, the balance of the security deposits amounted to USD 144,443,468 and USD 111,254,884, respectively (Note 11). Maintenance Reserve Funds Based on operating lease arrangements for aircrafts, the Company is required to pay maintenance and repair reserve funds for the leased aircraft to the lessors. Maintenance reserve funds are based on the use of the aircraft during the lease term consisting of reserves funds for airframe structure maintenance, engine performance restoration maintenance, engine life limited parts maintenance, landing gear maintenance and Auxiliary Power Unit (APU) maintenance. During the lease term, the Company is obliged to maintain and repair the airframes, engines, APU and all the parts in accordance with agreed standard. The maintenance and repair work on the airframes, engines and other part, or engines will be regularly performed by authorized maintenance repair and overhaul companies (MRO). Based on the lease agreement, the Company will be entitled to its reimbursement of applicable maintenance and repair reserve funds after the work is completed and the workshop company releases the airframe, engine, landing gear or APU, by submitting invoices and proper documentation within certain days after the completion of the work. Up to the termination date, the Company shall have the obligation to pay contribution into the reserve funds, and any outstanding reimbursable expenses shall be reviewed and disbursed, provided no default occurred. Depending on the specific agreements, the lessor may or may not retain the remaining balance of the maintenance reserve funds.

358 356 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo dana perawatan pesawat masing-masing sebesar USD dan USD Jual dan sewa kembali Perusahaan mencatat pendapatan ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa kembali pesawat. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah pendapatan ditangguhkan setelah dikurangi nilai amortisasi masing-masing sebesar USD dan USD AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued On December 31, 2013 and 2012, aircraft maintenance reserve funds amounted to USD 473,179,589 and USD 350,678,928, respectively. Sale and leaseback The Company recognized deferred income from sale and leaseback of aircrafts. As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding deferred income net of the related amortization amounted to USD 22,720,707 and USD 5,014,143, respectively. 3. Sewa Operasi Non Pesawat 3. Non Aircraft Operating Lease a. Pada tanggal 25 Januari 2008, GMFAA mengadakan Perjanjian Pemanfaatan Tanah dan Konsesi Usaha dengan PT Angkasa Pura II (Persero) sehubungan dengan pemanfaatan tanah seluas ± m 2 untuk digunakan dalam kegiatan usaha pemeliharaan pesawat di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Desember 2011 dengan kompensasi dan konsesi sesuai dengan tarif yang disepakati. GMFAA wajib memberikan jaminan bank yang diterbitkan oleh bank umum untuk menjamin pembayaran kompensasi tersebut. Masa berlaku jaminan tersebut selama 1 tahun dan diperpanjang setiap tahunnya sampai berakhirnya perjanjian ini. b. GMFAA juga mengadakan perjanjian sewa operasi peralatan operasional, koneksi internet, dan lainnya dengan beberapa pihak. c. Perusahaan mengadakan perjanjian pemanfaatan tanah di Bandara Soekarno- Hatta seluas m 2 dengan PT Angkasa Pura II (Persero), untuk jangka waktu 30 tahun yang berakhir 30 September Tanah tersebut digunakan Perusahaan untuk lokasi gedung perkantoran kargo. Kompensasi atas tanah tersebut sebesar Rp 800 per m 2 per bulan atau seluruhnya Rp dan dapat ditinjau kembali setiap 5 tahun. Uang muka sebesar 10% atau Rp Pembayaran dilakukan setiap tahun sebesar Rp Pada akhir periode perjanjian, tanah beserta seluruh fasilitas diatasnya diserahkan kepada PT Angkasa Pura II. a. On January 25, 2008, GMFAA entered into Land Utilization and Business Concession Agreements with PT Angkasa Pura II (Persero) in relation to land utilization measuring approximately 900,000 square meters used for aircraft maintenance business activities in Soekarno-Hatta Airport, Cengkareng, Tangerang. The term of this agreement is effective until December 31, 2011, with compensation and concession based on agreed tariffs. GMFAA is obliged to provide bank guarantee issued by general bank to secure the payment of such compensation. The term of such guarantee is 1 year and renewable annually until the expiration of the agreement. b. GMFAA also entered into operating lease agreements of operational equipment, internet connection, and others with several parties. c. The Company entered into an agreement for utilization of 6,246 square meters of land at the Soekarno-Hatta Airport with PT Angkasa Pura II (Persero), for 30-year period until September 30, The land is used for the purpose of cargo office building. The compensation for the use of the land is Rp 800 per square meter per month or a total of Rp 1,798,848,000, which is subject for review every 5 years. A deposit of 10% or Rp 179,884,800 was also paid. Payment of Rp 53,965,440 is made annually. At the expiration of the agreement, the Company will return the land and all the facilities to PT Angkasa Pura II.

359 357 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Perusahaan juga mengadakan perjanjian pemanfaatan tanah di Bandara Soekarno- Hatta seluas m 2 dengan PT Angkasa Pura II (Persero), untuk jangka waktu 20 tahun yang berakhir 31 Desember Perusahaan membangun gedung perkantoran di atas tanah tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, perpanjangan perjanjian tersebut masih dalam proses finalisasi. Dalam perjanjian sewa operasi tersebut terdapat opsi perpanjangan masa sewa. Perusahaan tidak memiliki hak opsi untuk membeli aset sewaan pada akhir masa sewa. Perjanjian tersebut juga memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan pengakhiran perjanjian sebelum masa sewa berakhir. Jumlah komitmen sewa lainnya adalah sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued The Company also entered into an agreement with PT Angkasa Pura II (Persero) for the use of another parcel of land with an area of 164,742 square meters at the Soekarno-Hatta Airport, for a period of 20 years until December 31, The Company constructed on such land the office building. As of the issuance date of the consolidated financial statements, the extension agreement is under finalization process. The operating lease agreements contain option to renew the lease term. The Company does not have an option to purchase the lease asset at the expiry of the lease term. The lease agreements include certain conditions that may cause the leases to be terminated prior to the expiry of the lease terms. Total of other lease commitments is as follows: USD USD Dalam satu tahun Within one year Lebih dari satu tahun tapi Longer than one year tidak lebih dari lima tahun not longer than five years Lebih dari lima tahun Over five year Jumlah Total 48. IKATAN 48. COMMITMENTS a. Pembelian Pesawat a. Purchase of Aircrafts (i). Pesawat Boeing ER Sesuai dengan Purchase Agreement No tanggal 4 Juni 1996 yang terakhir diamandemen melalui Supplemental Agreement No. 4 tanggal 29 Desember 2005, Perusahaan mengadakan kontrak pembelian pesawat Boeing ER sebanyak 6 pesawat dengan harga dasar (aircraft basic price) USD Harga pesawat akan ditetapkan pada saat penyerahan dengan penyesuaian harga sesuai perjanjian. Penyerahan direncanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan Agustus Berdasarkan konfirmasi dari The Boeing Company No DJH-1049R-1 tanggal 30 Maret 2007, pembelian 6 pesawat tipe Boeing ER diubah menjadi pembelian 10 pesawat tipe Boeing 787 dengan jadwal pengiriman April 2014 sampai dengan Juli Konfirmasi tersebut kemudian dilanjutkan dengan adanya penawaran pembaharuan Purchase Agreement No oleh Boeing menjadi sepuluh pesawat jenis B ER/ 300ER/200LR. (i). Boeing ER Aircraft Based on Purchase Agreement No dated June 4, 1996, which had been amended several times, most recently by Supplemental Agreement No. 4 dated December 29, 2005, the Company entered into a contract to purchase 6 Boeing ER with basic price of USD 198,192,610. The price of the aircrafts will be determined at the time of delivery by calculating the price adjustments in accordance with the agreement. Delivery was scheduled within the period of June 2010 up to August However, based on confirmation from The Boeing Company No DJH-1049R- 1, dated March 30, 2007, the purchase of 6 Boeing ER was replaced with purchase of 10 Boeing 787 and will be delivered April 2014 up to July The confirmation is preceded by the Boeing s offering to renew the Purchase Agreement No into purchase of ten B ER/300ER/200LR aircrafts.

360 358 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Menanggapi penawaran tersebut, Perusahaan merencanakan menambah pembelian pesawat B 777 dari 6 pesawat B menjadi 10 pesawat B ER, melalui Supplemental Agreement No. 5 atas Purchase Agreement No Melalui Supplemental Agreement No. 9 atas Purchase Agreement No jadwal pengiriman pesawat telah diubah dari mulai Agustus 2012 menjadi mulai Mei 2013 sampai dengan Januari Harga dasar pesawat (aircraft basic price) untuk sepuluh (10) pesawat B ER adalah USD Sehubungan dengan penambahan row pada First Class seat pada pesawat B777 yang mengakibatkan perubahan jadwal pengiriman pesawat pertama B777 dari bulan Mei 2013 menjadi bulan Juni Pada 23 April 2012, Perusahaan telah menandatangani Supplemental Agreement No. 10 atas Purchase Agreement No dengan The Boeing Company. Pada tanggal 23 Mei 2012, Perusahaan dan The Boeing Company menandatangani Supplemental Agreement No. 11 atas Purchase Agreement No sehubungan dengan finalisasi konfigurasi pesawat B777. Pada tanggal 6 Juli 2012, Perusahaan dan The Boeing Company menandatangani Supplemental Agreement No. 12 atas Purchase Agreement No sehubungan dengan percepatan pengiriman pesawat B777 dari Januari 2014 menjadi Oktober 2013, perubahan tabel harga serta perubahan formula penghitungan. Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan sewa balik dengan Alafco dan Gugenheim atas 4 pesawat. Harga jual ditentukan pada saat kedatangan pesawat. Pada tahun 2013, sebanyak 4 pesawat Boeing ER yang telah diikat dengan perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim, dengan jangka waktu sewa 12 tahun dan diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD dan USD In response to the offer, the Company plans to increase the number of units purchased from 6 aircrafts B into 10 aircrafts B ER by submitting Supplemental Agreement No. 5 to Purchase Agreement No Through Supplemental Agreement No. 9 to Purchase Agreement No. 1938, the schedule for aircraft delivery was revised from an original date starting August 2012 and changed to May 2013 until January The aircraft basic price for ten (10) B ER aircraft is USD 251,397,000. In relation with the addition of additional rows in First Class seat on B777 aircrafts which caused a change in delivery schedule of the first B777 aircraft from May 2013 to June On April 23, 2012, the Company signed Supplemental Agreement No. 10 to Purchase Agreement No with The Boeing Company. On May 23, 2012, the Company and The Boeing Company executed Supplemental Agreement No. 11 to Purchase Agreement No with regard to the finalisation of B777 aircraft configuration. On July 6, 2012, the Company and The Boeing Company executed Supplemental Agreement No. 12 to Purchase Agreement No with regard to the acceleration of the delivery of B777 aircraft from January 2014 to October 2013, revision of the pricing table and the change of calculation formula. The Company entered into a sale and leaseback with Alafco and Gugenheim for 4 aircrafts. The selling price is determined at the time of arrival of aircraft. In 2013, 4 Boeing ER aircraft under sale and leaseback agreement has been delivered, with 12 years lease period and classified as operating lease. Advance payments for acquisition of aircrafts were made in stages starting from the signing of the memorandum of understanding until the signing of the agreement, ie. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advances for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 219,297,500 and USD 279,424,180, respectively.

361 359 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan (ii). Pesawat Boeing Perusahaan juga melakukan Purchase Agreement No tanggal 19 Juni 1998 untuk pembelian 18 pesawat Boeing , yang terakhir diamandemen melalui Supplemental Agreement No. 8 tanggal 18 Januari 2010, di mana Perusahaan menambah jumlah pesawat menjadi 25 pesawat tipe B dengan harga dasar (aircraft basic price) USD Harga pesawat ditetapkan pada saat penyerahan dengan penyesuaian harga sesuai perjanjian. Jadwal pengiriman pesawat adalah dari Juni 2009 sampai dengan Pebruari Selanjutnya pada tahun 2009 dan 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan sewa balik dengan Dubai Aerospace Enterprise (DAE) atas 8 pesawat dan MCAP atas 3 pesawat dan Pembroke Lease France SAS atas 9 Pesawat. Harga jual ditentukan pada saat kedatangan pesawat. Pada tahun 2013, sebanyak 1 pesawat Boeing yang telah diikat dengan perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim, dengan jangka waktu sewa 10 tahun dan diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pada tahun 2012, sebanyak 4 unit pesawat Boeing yang telah diikat dengan perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim, dengan jangka waktu sewa 10 tahun dan diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD dan USD (iii). Pesawat Airbus A Pada tanggal 4 Nopember 1989, Perusahaan melakukan Purchase Agreement dengan Airbus untuk pembelian dan pengiriman 9 pesawat Airbus A Perusahaan telah menerima pengiriman 6 pesawat, akan tetapi berupaya melakukan perpanjangan waktu atas pengiriman 3 pesawat sisanya, yang berdasarkan Side Letter tanggal 21 Desember 1995 dinyatakan bahwa penyerahan 3 pesawat terakhir dijadwalkan bulan Juli 1998, Agustus 1998 dan Januari AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued (ii). Boeing Aircraft The Company also entered into Purchase Agreement No dated June 19, 1998 for the purchase of 18 Boeing , which had been amended several times, most recently by Supplemental Agreement No. 8 dated January 18, 2010, whereby the Company increased the number of units purchased into 25 Boeing aircrafts with basic price of USD 67,518,600. The price of the aircraft will be determined at the time of delivery by calculating the price adjustments in accordance with the agreement. Delivery of the aircrafts is within the period of June 2009 up to February In relation to these scheduled deliveries, during 2009 and 2010, the Company entered into a sale and leaseback with Dubai Aerospace Enterprise (DAE) for 8 aircrafts and MCAP for 3 aircrafts and Pembroke Lease Finance SAS for 9 aircrafts. The selling price is determined at the time of arrival of aircraft. In 2013, 1 aircraft of Boeing under sale and leaseback agreement has been delivered, with 10 years lease period and classified as operating lease. In 2012, 4 units of Boeing aircraft under sale and leaseback agreement has been delivered, with 10 years lease period and classified as operating lease. Advance payment for the purchase of aircrafts were made in stages starting from the signing of a memorandum of understanding until signing of the agreement, ie. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advance for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 9,664,720 and USD 14,771,356, respectively. (iii). Airbus A Aircraft On November 4, 1989, the Company entered into a Purchase Agreement with Airbus for the purchase and delivery of 9 Airbus A aircrafts. The Company has received 6 of the aircrafts but has sought rolling extension for the delivery of the final 3 aircrafts, in which based on a Side Letter dated December 21, 1995, the final delivery of 3 aircrafts was scheduled in July 1998, August 1998 and January 1999.

362 360 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pengiriman pesawat tersebut belum dapat dilakukan karena Perusahaan belum mencapai kesepakatan formal dengan Airbus sehubungan dengan kewajiban dalam Purchase Agreement untuk pengiriman 3 pesawat Airbus A sisanya. Berdasarkan side letter tanggal 9 Nopember 2009, pengiriman sisa 3 pesawat Airbus A digantikan dengan pemesanan 6 pesawat Airbus A dengan jadwal pengiriman mulai Oktober 2012 sampai dengan Oktober Harga dasar pesawat (aircraft basic price) untuk 6 pesawat A sebesar USD Pada bulan Juli 2011 Perusahaan dan Airbus menandatangani Amendment No. 3 atas Perjanjian Pembelian pesawat sebelumnya Melalui Perjanjian tersebut Perusahaan menggantikan 3 dari pemesanan 6 pesawat Airbus A menjadi Airbus A dan membeli tambahan 4 pesawat Airbus A Pada tanggal 19 Desember 2011, Perusahaan dan Airbus menandatangani Amendment No. 4, 5 dan 6 atas Purchase Agreement dimana Perusahaan melakukan pembelian 11 (sebelas) Airbus tipe A dan 3 (tiga) Airbus tipe A F. Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan sewa balik dengan Aircastle atas 4 pesawat. Harga jual ditentukan pada saat kedatangan pesawat. Pada tahun 2013, sebanyak 2 pesawat Airbus A dan 1 pesawat Airbus A yang telah diikat dengan perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim, dengan jangka waktu sewa 12 tahun dan diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD dan USD AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued These deliveries have not taken place because the Company has not reached any subsequent formal agreement with Airbus in relation to its obligation under the Purchase Agreement for the delivery of the remaining 3 Airbus A aircrafts. Based on side letter dated November 9, 2009, delivery of the remaining 3 Airbus A was replaced with 6 Airbus A with delivery schedule starting in October 2012 until October The aircraft basic price for 6 aircraft A amounted to USD 173,949,317. On July 2011 the Company and Airbus signed Amendment No. 3 related to Purchase Agreement. Under this agreement, the Company replaced 3 of remaining 6 Airbus A into A and purchased additional 4 Airbus A On December 19, 2011, the Company and Airbus signed Amendment No. 4, 5 and 6 to the Purchase Agreement. Under those agreement the Company purchase 11 (eleven) Airbus aircraft type A and 3 (three) aircraft type A F. The Company entered into a sale and leaseback with Aircastle for 4 aircrafts. The selling price is determined at the time of arrival of aircraft. In 2013, 2 aircraft Airbus A and 1 aircraft Airbus A has been delivered which is under sale and leaseback agreements, with a lease term of 12 years and are classified as operating leases. Advance payment for purchase of aircrafts were made in stages starting from the signing of the memorandum of understanding until the signing of the agreement, ie. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advance for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 189,873,807 and USD 151,389,855, respectively.

363 361 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan (iv). Pembelian Pesawat Airbus A Pada tanggal 2 Agustus 2011 Perusahaan dan Airbus menandatangani Perjanjian Pembelian pesawat A untuk pembelian 25 pesawat Airbus tipe A Jadwal pengiriman mulai 2014 sampai dengan Harga dasar pesawat masing-masing adalah USD Terkait dengan pembelian pesawat ini Perusahaan juga menandatangani Perjanjian dengan CFM International untuk pengadaan mesin tipe CFM56-5B4 untuk 15 (lima belas) pesawat A dan mesin tipe Leap-X1A26 untuk 10 (sepuluh) A320 NEO aircraft. Pada Juli 2012, Perusahaan dan Airbus SAS menandatangani Amendment No. 1 to the Purchase Agreement A320 tentang pelaksanaan opsi untuk menambah jumlah pesawat yang dibeli yaitu sebanyak 25 pesawat. Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD dan USD (v). Pembelian Pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen Series Aircraft Pada tanggal 18 Desember 2011, Perusahaan dan Bombardier Aerospace telah menandatangani Proposal untuk pembelian pasti (firm) atas 6 (enam) pesawat dan memiliki opsi membeli sebanyak 18 (delapan belas) CRJ1000 NextGen Series. Pada tanggal 13 Pebruari 2012 Perusahaan dan Nordic Aviation Capital A/S telah menandatangani Letter of Intent sehubungan dengan sewa 12 (dua belas) pesawat CRJ1000 NextGen. Aircraft Lease Agreement sebagai dasar pelaksanaan sewa 12 (dua belas) pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen dimaksud tandatangani Perusahaan dan Nordic Aviation Capital A/S pada tanggal 19 Juni dan 25 Juni AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued (iv). Purchase of Airbus A Aircrafts On August 2, 2011 the Company and Airbus signed an Agreement for the purchase of 25 Airbus Aircraft type A Delivery schedule begins in 2014 until The base price of each aircraft is USD 83,041,000. Related to this aircraft purchase, the Company also signed an agreement with CFM International for the procurement of engine type CFM56-5B4 for 15 (fifteen) A aircrafts and engine type Leap-X1A26 for 10 (ten) A320 NEO aircrafts. In July 2012, the Company and Airbus SAS signed Amendment No. 1 to the Purchase Agreement of A320 with regards to exercise of an option to increase the number of aircrafts purchased to 25 aircrafts. Advance payment for the purchase of aircrafts were made in stages starting from the signing of the memorandum of understanding until the signing of the agreement, ie. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advance for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 73,273,288 and USD 44,217,895, respectively. (v). Purchase of Bombardier CRJ1000NextGen Series Aircraft On December 18, 2011, the Company and Bombardier Aerospace signed a proposal for a firm commitment to purchase 6 (six) aircrafts and option to purchase 18 (eighteen) CRJ1000 NextGen Series. On February 13, 2012, the Company and Nordic Aviation Capital A/S signed Letter of Intent regarding lease of 12 (twelve) CRJ1000 NextGen aircrafts. Aircraft Lease Agreement as a basis of the implementation of such 12 (twelve) Bombardier CRJ1000 NextGen aircrafts lease was signed between the Company and Nordic Aviation Capital A/S on June 19 and June 25, 2012.

364 362 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD dan USD (vi). Pembelian Pesawat ATR Pada tanggal 7 Pebruari 2013, CI dan Avions De Transport Regional G.I.E. ( ATR ) menandatangani Letter Of Intent ( LOI ) sehubungan dengan pembelian 25 (dua puluh lima) pesawat New ATR dan opsi membeli sampai dengan 25 (dua puluh lima) Pesawat New ATR Jadual pengiriman mulai September 2013 sampai dengan Desember 2015 untuk pesawat yang dibeli, dan Pebruari 2016 sampai dengan Agustus 2018 untuk pesawat opsi. Harga dasar masing-masing pesawat adalah USD Pada tanggal 15 Pebruari 2013, CI telah melakukan pembayaran uang Muka Pembelian Pesawat sebesar USD Pada tanggal 6 September 2013 telah dilakukan pengalihan kepemilikan atas pembelian tersebut kepada PT Garuda Indonesia. b. Perjanjian Pooling Komponen dengan SR Technics Switzerland ("SR Technics") Perusahaan mengadakan perjanjian component pooling A-330 dengan SR Technics. Perusahaan berpartisipasi sebagai anggota pool A-330 untuk menggunakan persediaan komponen A-330 yang berada di penyimpanan persediaan induk Zurich. Perusahaan juga berhak meminta SR Technics untuk memberikan temporary services, tim asistensi lapangan atau pelayanan khusus lainnya serta memberikan pelatihan teknik dan administrasi kepada personil Perusahaan pada tempat perawatan pesawat Perusahaan di Jakarta atau pada line station-nya. Perjanjian ini telah diperpanjang beberapa kali dengan amendemen terakhir. Setelah tanggal tersebut, salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian dengan syarat pemberitahuan 6 bulan sebelumnya kepada pihak lainnya. Biaya pooling ditentukan dengan menggunakan tarif sesuai dengan komponen yang digunakan. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Advance for purchase of aircraft were made in stages starting from the signing of the memorandum of understanding, i.e. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advance for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 4,467,371 and USD 7,354,133, respectively. (vi). Purchase of ATR Aircrafts On February 7, 2013, CI and Avions De Transport Regional G.I.E ( ATR ) signed Letter of Intent ( LOI ) regarding the purchase of 25 (twenty five) New ATR aircrafts and option to purchase up to 25 (twenty five) New ATR aircrafts. Delivery schedule will begin in September 2013 until December 2015 for purchased aircrafts, and February 2016 until August 2018 for option aircrafts. The base price of each aircraft is USD 19,180,000. On February 15, 2013, CI has paid USD 2,418,000 as pre-delivery payment. On September 6, 2013, the ownership of the aircraft purchase agreement has been transferred to PT Garuda Indonesia. b. Component Pooling Agreement with SR Technics Switzerland ("SR Technics") The Company entered into a component pooling agreement for A-330 with SR Technics. As a participant to the A-330 pool, the Company is allowed to use A-330 components which are available in the main storage at Zurich. The Company also has the right to ask SR Technics to provide temporary services, field assistance team or other special services, as well as technical and administrative training in the Company's maintenance facility in Jakarta or in any other line stations of SR Technics. This agreement has been extended several times with the latest amendment, relating to each party may cancel the agreement by giving to the other party 6 months notice. The corresponding pooling expense is determined according to the tarif applied to the components used.

365 363 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Perusahaan juga melakukan perjanjian critical spare untuk jenis pesawat Boeing dengan SR Technics melalui memorandum of understanding tanggal 25 Pebruary Perusahaan juga berhak meminta SR Technic untuk melakukan pengujian, perbaikan, overhaul dan modifikasi atas komponenkomponen tersebut. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued The Company also entered into a critical spare component agreement for Boeing aircraft component with SR Technics with memorandum of Understanding dated February 25, The Company also has the right to ask SR Technics to perform test repair, overhaul and modification of the component. c. Perjanjian Sistem Layanan Penumpang c. Service Agreement for Passenger Service Systems Pada tanggal 20 April 2012, Perusahaan dan Amadeus IT Group, S.A, menandatangani Service Agreement for Passenger Service Systems, untuk sistem layanan penumpang (Passenger Services Systems (PSS)) Amadeus Altéa. Sistem ini merupakan platform sistem yang digunakan oleh maskapaimaskapai penerbangan di aliansi global Sky Team, sehingga sistem Garuda akan terhubung (connected) dengan maskapai penerbangan anggota SkyTeam lainnya. On April 20, 2012, the Company and Amadeus IT Group, S.A, signed Service Agreement for Passenger Service Systems, for Amadeus Altéa Passenger Services Systems (PSS). This system is a platform system which is used by airlines which are members of Sky Team global alliance, so that Garuda system shall be connected with other Sky Team members. d. Perjanjian dengan Rolls Royce. d. Agreements with Rolls Royce. Pada bulan Juli 2012, Perusahaan dan Rolls Royce menandatangani beberapa perjanjian yaitu: (i). Product Agreement sehubungan dengan Trent 772B dan Trent 772C engines DEG (ii). Supplementary Financial Assistance Agreement dengan Rolls Royce terkait Trent 772B dan Trent 772C engines DEG (iii). Total Care Service Agreement relating to Trent 772B engines DEG (iv). Thrust Upgrade Offer for Garuda Indonesia sehubungan dengan penawaran upgrade thrust. Perjanjian tersebut diatas terkait dengan perawatan engine dengan konsep prognostic maintenance untuk engine tipe TRENT 700 (engine Airbus A330), dimana metode perawatan engine yang dimaksud dilakukan secara keseluruhan dari mulai pemantauan engine selama beroperasi (On-wing Health Monitoring) hingga perencanaan overhaul engine dan pengerjaan overhaul. In July 2012, the Company and Rolls Royce executed the following agreements: (i). Product Agreement relating to Trent 772B and Trent 772C engines DEG (ii). Supplementary Financial Assistance Agreement relating to Trent 772B and Trent 772C engines DEG (iii). Total Care Service Agreement relating to Trent 772B engines DEG (iv). Thrust Upgrade Offer agreement with regards to Airbus offer on thrust upgrade. The above-mentioned agreements are related to engine maintenance with prognostic maintenance concept for TRENT 700 engine type (engine Airbus A330), where the engine treatment method is performed in its entirety from start of monitoring engine during operation (on-wing Health Monitoring) to engine overhaul planning and execution overhaul.

366 364 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued e. Perjanjian pemasangan galley pada A e. Agreement for installing galley in A Perusahaan menandatangani perjanjian dengan BE Aerospace sehubungan dengan pemasangan galley pada pesawat Airbus Perusahaan juga menandatangani General Terms Agreement For The Purchase Of Aircraft Galley Insert For 3 X A330 BFE Program dengan Driessen Aircraft Interiors Systems (Europe) BV sehubungan dengan pembelian galley untuk 3 (tiga) pesawat Airbus 330 dengan nilai EUR per pesawat. Jangka waktu pemasangan galley A adalah sampai dengan sebelum on dock date seperti yang telah ditetapkan oleh Airbus yaitu tahun The Company entered into an agreement with BE Aerospace with regards to galley installation on Airbus aircraft. The Company also entered into General Terms Agreement For The Purchase Of Aircraft Galley Installation For 3 X A330 BFE Program with Driessen Aircraft Interiors Systems (Europe) BV regarding the purchase of aircraft galley for 3 (three) Airbus 330 aircrafts with a value of EUR 938,050 per aircraft. Installation period of galley for A is up to before on dock date as specified by Airbus in f. Perjanjian dengan General Electric (GE) f. Agreement with General Electric (GE). Pada bulan Juni 2012, Perusahaan menandatangani General Terms Agreement dengan GE terkait dengan suku cadang, peralatan/tooling, publikasi dan pelatihan sehubungan dengan mesin pesawat jenis GE90-115B dan CF34-8C. g. Perjanjian Sub-distribution dengan Abacus International Pte., Ltd ADSI, entitas anak, mengadakan perjanjian sub-distribution dengan Abacus International Pte., Ltd (dahulu Abacus Distribution Systems Pte., Ltd), Singapura, (AIPL) yang efektif sejak tanggal 11 April Dalam perjanjian ini, AIPL memberikan hak sub-lisensi eksklusif kepada ADSI untuk memasarkan dan mendistribusikan sendiri sistem reservasi komputer (Sistem Abacus) di wilayah Indonesia. Sistem ini memadukan suatu paket perangkat lunak yang melakukan berbagai fungsi termasuk reservasi seketika tempat duduk pesawat, jadwal pemesanan pelayanan udara, mobil dan hotel, pembelian tiket otomatis serta tampilan ongkos. Perjanjian ini akan berlanjut kecuali diakhiri lebih awal sebagaimana ditentukan dalam perjanjian. Sebagai imbalan atas pemesanan bersih yang dilakukan pelanggan melalui sistem Abacus atas jasa penyedia produk perjalanan yang ditawarkan berdasarkan sistem Abacus. AIPL diwajibkan membayar imbalan jasa tertentu kepada ADSI sebagaimana ditentukan dalam perjanjian. Efektif tanggal 1 Pebruari 2009, imbalan tersebut diubah menjadi sebesar 25% dari tarif dasar tahun 2009 yang dikenakan pada pesawat udara per segmen pemesanan bersih yang dilakukan pelanggan setelah dikurangi biaya-biaya tertentu sebagaimana ditentukan dalam perjanjian. In June 2012, the Company executed General Terms Agreement with GE related to spare part, tooling, publication, training regarding engine model GE90-115B and CF34-8C. g. The Sub-distribution Agreement with Abacus International Pte., Ltd ADSI, a subsidiary, entered into the subdistribution agreement with Abacus International Pte., Ltd (formerly Abacus Distribution Systems Pte., Ltd), Singapore (AIPL) effective since April 11, Under this agreement, AIPL grants ADSI an exclusive sub-license to operate its own marketing and distribution of computer reservation systems (Abacus Systems) in Indonesia teritory. This system incorporate a software package which performs various function, including real-time air line seat reservation, schedules/booking for a variety of air, car and hotel service, automated ticketing and fare display. The agreement shall remain valid, except for early termination as stipulated in the agreements. In return for each net booking made by a subscriber through the Abacus Systems for any travel product offered in the system, AIPL shall pay a certain fee to ADSI as stipulated in the agreement. Effective from February 1, 2009, such fee is at 25% of the 2009 basic rates payable by airline per net segment for air bookings made by subscribers after deducting certain expenses as stipulated in the agreement.

367 365 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan h. GMFAA melakukan perjanjian jangka panjang untuk pemeliharaan dan perbaikan dengan beberapa airline GMFAA melakukan perjanjian jangka panjang untuk pemeliharaan dan perbaikan pesawat dengan PT Sriwijaya Air, Hellenic Imperial Airways, Yemen Airways, International Air Parts Pty Ltd, Gatewick Aviation Service, dan Southern Air. GMFAA memperoleh pendapatan atas jasa ini sesuai tarif yang disepakati dalam perjanjian. i. Pada tanggal 16 Desember 2013, GMFAA mengadakan perjanjian dengan PT Bank Syariah Mandiri mengenai pemberian fasilitas Ijarah Muntahia Bit-Tamlik dengan jangka waktu 8 tahun. Fasilitas ini ditujukan untuk penyewaan peralatan test cell untuk perawatan dan perbaikan besar Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) Oil Company. GMFAA mendapatkan fasilitas maksimal sebesar USD j. Commodity Call option atas bahan bakar untuk penerbangan Perusahaan melakukan transaksi lindung nilai untuk meminimalkan risiko kenaikan harga bahan bakar penerbangan regular dan penerbangan haji 2013 dengan tujuan dan strategi manajemen risiko untuk mengantisipasi adanya risiko kenaikan harga bahan bakar pesawat (jet fuel) pada penerbangan regular dan penerbangan haji tahun Tipe dari transaksi lindung nilai yang dilakukan adalah lindung nilai arus kas dengan sifat risiko yang dilindung nilai adalah lindung nilai harga bahan bakar sebesar USD untuk penerbangan regular dan sebesar USD untuk penerbangan haji. Item yang dilindungi adalah pemakaian biaya bahan bakar penerbangan regular flight untuk periode April sampai dengan Desember 2013 dan untuk penerbangan haji untuk periode September sampai dengan Nopember Instrumen lindung nilai yang digunakan oleh Perusahaan adalah Platts Jet/Kero Sing Asian Close. Perusahaan mengakui beban premi instrument derivative sebesar USD untuk tahun 2013 dan USD untuk tahun AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued h. GMFAA entered into a long-term contract for maintenance and repair of aircrafts GMFAA entered into a long-term contract for maintenance and repair of aircraft with PT Sriwijaya Air, Hellenic Imperial Airways, Yemen Airways, International Air Parts Pty Ltd, Gatewick Aviation Service, and Southern Air. GMFAA earns revenue for these services according to rates agreed in the contract. i. On December 16, 2013, GMFAA entered into an agreement with PT Bank Syariah Mandiri regarding Ijarah Muntahia Bit - Tamlik facility with terms of 8 years. This facility is used for the rental of test cell equipment for maintenance and overhaul of Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) Oil Company. GMFAA obtained a facility with maximum credit of USD 9,562,955. j. Commodity call option for flight fuel The Company uses hedging in minimizing the risk of upward fuel price for regular flight and hajj flight in 2013 consistent with the risk management objective and strategy to protect highly probable purchase of jet fuel for regular flight and Hajj flight in 2013 against unfavorable movements in jet fuel price. The type of hedge relationship is cash flow hedge with the nature of risk being hedge is for regular flight and Hajj fuel price hedge, by setting fuel price of USD for regular flight and for USD for hajj flight. The hedge items are regular flight for the period April to December 2013 and hajj flight costs for the period September to November Hedge instrument used by the Company is Platts Jet/Kero Sing Asian Close. For entering into the contract, the Company paid a premium of USD 6,528,600 in 2013 and USD 5,361,580 in 2012.

368 366 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 49. KONTINJENSI 49. CONTINGENCIES a. Pada tanggal 6 Agustus 2004, Perusahaan dan PT World Simulator Technology (WST) menandatangani Perjanjian Sewa Ruang Simulator beserta Fasilitas Pendukung dimana Perusahaan setuju untuk menyewakan ruang simulator beserta fasilitas pendukungnya di lokasi SBU Garuda Indonesia Training Center untuk digunakan sebagai tempat pemasangan Full Flight Simulator B Level D Six Axis milik WST. Karena Perusahaan dianggap tidak melaksanakan perjanjian, pada tanggal 19 Desember 2006, WST mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas dasar wanprestasi terhadap perjanjian tersebut dan perbuatan melawan hukum. Pada tanggal 4 Juni 2007, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusan yang mengabulkan gugatan WST dan memerintahkan Perusahaan membayar ganti rugi kepada WST sebesar USD dan Rp Pada tanggal 21 Agustus 2008, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan menguatkan putusan Pengadilan Jakarta Pusat tersebut dan menghukum Perusahaan membayar ganti rugi sebesar USD dan Rp Perusahaan mengajukan permohonan kasasi tanggal 7 Nopember Pada tanggal 4 Maret 2010, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan dalam perkara menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Perusahaan. Sehingga pada tanggal 28 Januari 2011 Perusahaan melakukan pembayaran ganti rugi kepada WST sebesar Rp dan USD , dan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dengan WST. Pada tanggal 15 Juli 2011 Perusahaan telah melakukan pembayaran sisa kewajiban ganti rugi sebesar Rp Meskipun Perusahaan telah melaksanakan sebagian kewajibannya berdasarkan putusan kasasi Mahkamah Agung tersebut, Perusahaan tetap mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung sebagaimana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 19 Nopember Pada tanggal 20 Maret 2013, Perusahaan telah menerima putusan PK No. 267 PK/PDT/2011 tanggal 20 Maret 2013 yang memutuskan menolak permohonan peninjauan kembali dari Perusahaan. a. On August 6, 2004, the Company and PT World Simulator Technology (WST) entered into Rental Agreement on Area for Simulator and Support Facilities whereby the Company agreed to rent its simulator area and support facilities located at SBU Garuda Indonesia Training Center to be used as space for Full Flight Simulator B Level D Six Axis owned by WST. As the Company is considered not in compliance with the agreement, on December 19, 2006, WST filed a lawsuit with the Central Jakarta District Court against the Company for breach of contract and for committing illegal act. On June 4, 2007, the Central Jakarta District Court issued a verdict accepting claim of WST and ordered the Company to pay to WST the amount of USD 1,360,800 and Rp 1,590,000,000. On August 21, 2008, the High Court of DKI Jakarta decided to uphold the verdict of the District Court of Central Jakarta and ordered the Company to pay USD 1,984,500 and Rp 1,590,000,000. The Company filed cassation dated November 7, On March 4, 2010, the Supreme Court issued a decision rejecting the request for cassation filed by the Company. Thus on January 28, 2011, the Company has paid to WST Rp 590,000,000 and USD 1,984,500, based on agreement between the Company and WST. On July 15, 2011, the Company paid the remaining claim amounted to Rp 1,000,000,000. Although the Company has complied with some of the obligations under the decision of the Supreme Court, the Company still filed a judicial review to the Supreme Court that was registered with the Central Jakarta District Court on November 19, On March 20, 2013, the Company received the judicial review Decision No. 267 PK/PDT/2011 dated March 20, 2013 under which the judicial review from the Company was rejected.

369 367 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan b. Pada tanggal 17 Desember 2007, Perusahaan telah menerima Notice to Fursnish Information and Produce Document dari Australian Competition and Commerce Commission ( ACCC ) terkait dugaan kartel bersama maskapai penerbangan internasional lain dalam penetapan harga Fuel Surcharge Kargo. Saat ini, perkara masih dalam proses pemeriksaan oleh Pengadilan Federal Australia. c. Pada tanggal 16 Nopember 2009, Perusahaan telah menerima Pemberitahuan Pemeriksaan Lanjutan Perkara dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU ) terkait dugaan kartel penetapan harga Fuel Surcharge tiket domestik. Pada tanggal 4 Mei 2010, KPPU telah memutus perkara ini dan menyatakan Perusahaan bersalah serta menghukum untuk membayar denda sebesar Rp 25 miliar dan ganti rugi sebesar Rp 162 miliar. Pada tanggal 17 Juni 2010 ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada tanggal 28 Pebruari 2011, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengabulkan permohonan keberatan yang diajukan oleh Perusahaan dan membatalkan putusan KPPU tanggal 4 Mei 2010 serta menghukum KPPU untuk membayar biaya perkara. KPPU telah mengajukan upaya Kasasi atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Perusahaan juga telah mengajukan kontra memori kasasi pada tanggal 27 April Pada tanggal 29 Mei 2013 telah menerima turunan Putusan No. 613 K/pdt. Sus/2011 tanggal 27 Pebruari 2012, yang menyatakan bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak permohonan kasasi dari KPPU. Putusan ini telah mengikat dan berkekuatan hukum tetap. d. Pada tanggal 8 Agustus 2008, GMFAA, entitas anak, Perusahaan dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menghadapi gugatan ganti rugi dari PT Metro Batavia (MB) untuk: (1) siklus tidak terpakai sebesar USD (atau setara Rp ) (2) kerugian material sebesar Rp setiap hari dan USD 50,000 (atau setara Rp ) setiap bulan sejak tanggal 23 Oktober 2007 sampai pesawat dapat beroperasi (3) kerugian imaterial sebesar USD 10 juta (atau setara Rp 92 miliar) dan (4) memperbaiki mesin yang rusak. Tuntutan ganti rugi timbul karena GMFAA dinyatakan melanggar kontrak terkait dengan garansi yang diberikan GMFAA atas penggantian dan pemasangan 5 mesin pesawat ESN yang dimiliki MB. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued b. On December 17, 2007, the Company has received a Notice to Furnish Information and Produce Document from Australian Competition and Commerce Commission ( ACCC ) related to allegation of price fixing cartel on Cargo Fuel Surcharge with other international carriers. Currently, the case is still under examination by Federal Court of Australia. c. On November 16, 2009, the Company has received Notice of Advance Proceeding (Commercial List) from The Supervision of Business Competition Committee ( KPPU ) related to allegations of price fixing cartel on Fuel Surcharge of Domestic tickets. On May 4, 2010, KPPU has issued a verdict and ordered the Company to pay the fine amounting to Rp 25 billion and the claim of Rp 162 billion. On June 17, 2010, the Company filed an objection to Central Jakarta District Court. On February 28, 2011, the Central Jakarta District Court accepted the request for an objection by the Company and canceled KPPU decision dated May 4, 2010 and ordered KPPU to pay for legal cost. The KPPU has filed Cassation of the verdict to the Supreme Court of the Republic of Indonesia. The Company has also filed a statement of counter cassation on April 27, On May 29, 2013, the Company received decision No. 613 K/pdt. Sus/2011 dated February 27, 2012, under which the Supreme Court of the Republic of Indonesia rejected the KPPU cassation. This decision is binding and have permanent legal effect. d. On August 8, 2008, GMFAA, subsidiary, the Company and State Minister of State-owned Enterprise faced a lawsuit claim from PT Metro Batavia (MB) for: (1) unused cycles amounting to USD 73,215,579 (or equivalent to Rp 673,583,333,330) (2) material loss amounting to Rp 500,000,000 each day and USD 50,000 (or equivalent to Rp 460,000,000) every month starting October 23, 2007 until the aircraft is able to be operated (3) immaterial loss amounting to USD 10 million (or equivalent to Rp 92 billion) and (4) repairs on engine failure. The lawsuit claims arise from the declaration that GMFAA has conducted a breach of contract in relation to the warranty given by GMFAA regarding the replacement and installation of bearing in 5 engine ESN owned by MB.

370 368 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Sehubungan dengan kasus ini, GMFAA mengajukan gugatan balik kepada MB karena MB tidak memenuhi kewajiban pembayaran utang kepada GMFAA atas jasa penggantian dan perbaikan mesin tersebut sebesar USD ditambah bunga sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan. Pada tanggal 11 Maret 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan untuk menolak tuntutan MB kepada GMFAA dan menerima gugatan balik GMFAA sebesar USD dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 17 Nopember Pada tanggal 18 Mei 2009, MB mengajukan memori banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Sebagai respon, pada tanggal 16 Juli 2009 GMFAA mengajukan kontra memori banding. Pada tanggal 15 Januari 2010 Pengadilan Tinggi menolak banding yang diajukan oleh MB. MB kemudian mengajukan upaya kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 25 Maret GMFAA mengajukan kontra kasasi pada tanggal 17 Mei Pada tanggal 15 April 2013, GMFAA telah menerima pemberitahuan isi putusan kasasi tertanggal 22 Pebruari 2013 dari Mahkamah Agung Republik Indonesia yang memutuskan menolak permohonan kasasi MB. Manajemen berpendapat bahwa tuntutan ganti tersebut tidak berpengaruh material terhadap laporan keuangan dan kegiatan usaha GMFAA. e. Pada tanggal 25 September 2008, GMFAA menuntut ganti rugi kepada MB atas (1) pembayaran utang MB kepada GMFAA sebesar USD , (2) bunga hutang MB sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan dan (3) membayar kerugian sebesar USD 200 juta. Pada tanggal 22 April 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan menerima gugatan GMFAA terhadap MB sebesar USD dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 15 Juli 2008 serta kerugian GMFAA sebesar USD Pengadilan juga menyatakan sita jaminan terhadap 4 pesawat MB. Pada tanggal 28 April 2009, MB mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Selanjutnya, pada tanggal 19 Agustus 2009 GMFAA mengajukan kontra banding. Pada tanggal 30 Oktober 2009, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan putusan yang menolak permohonan banding MB. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued In relation to this case, GMFAA has filed counterclaims lawsuit against MB for failure to fulfill the obligation to pay GMFAA for such engine replacement and installation services of USD 256,266 and interest amounting to 6% per annum starting July 15, 2008 until the judgment is final and binding. On March 11, 2009, the District Court of Central Jakarta has decided to reject MB s claims against GMFAA and accepted the counterclaim from the GMFAA amounting to USD 256,266 with interest 6% per annum calculated from November 17, On May 18, 2009, MB filed a statement of appeal to the High Court of Central Jakarta. As a response on July 16, 2009, GMFAA filed a statement of counter appeal. On January 15, 2010, the High Court rejected MB s appeal. MB then filed an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia dated March 25, GMFAA filed a counter appeal dated May 17, On April 15, 2013, GMFAA received the decision letter dated February 22, 2013 under which the Supreme Court of the Republic of Indonesia rejected MB s appeals. Management believes that the demand for compensation does not materially affect the financial statements and activities of GMFAA. e. On September 25, 2008, GMFAA has filed claims against MB for: (1) payment of MB s debt to GMFAA amounting to USD 1,191,615, (2) interest on MB s debt amounting to 6% per annum on debts starting July 15, 2008 until the judgment is final and binding and (3) payment of loss amounting to USD 200 million. On April 22, 2009, the District Court of Central Jakarta decided to accept the claim from GMFAA amounting to USD 1,191,615 with interest of 6% per annum, calculated since July 15, 2008 and GMFAA loss amounting to USD 500,000. The Court also declared the security of attachment of 4 airplanes owned by MB. On April 28, 2009, MB has filed a statement of appeal to High Court of Central Jakarta. As a response, on August 19, 2009, GMFAA filed a statement of counter appeal. On October 30, 2009, the High Court rejected MB s appeal.

371 369 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan Memori Kasasi ke Mahakamah Agung Republik Indonesia atas Perkara Banding No. 504, Sebagai tanggapan, pada tanggal 29 Juli 2010 GMFAA mengajukan kontra memori kasasi. Perkara ini telah dihapus oleh Mahkamah Agung yang menolak permohonan kasasi MB. GMFAA telah menerima pemberitahuan putusan Mahkamah Agung tersebut pada tanggal 15 April f. Pada tanggal 4 Agustus 2010, Hutomo Mandala Putera ("Tommy Suharto") menyampaikan gugatan atas beberapa Tergugat, termasuk Perusahaan, sehubungan dengan artikel yang dipublikasikan oleh in-flight magazine, Majalah Garuda edisi Desember Tommy Suharto menyampaikan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan menuntut ganti rugi material dan imaterial, serta permintaan maaf dari Pihak Tergugat yang dipublikasikan di Majalah Garuda dan beberapa media nasional lainnya. Perusahaan telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada tanggal 1 Juni 2011 dan menyerahkan memori banding melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 19 Agustus Pada tanggal 11 Maret 2013, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tanggal 24 Oktober 2012 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang mengabulkan gugatan Tommy Suharto kepada Perusahaan. Pada tanggal 22 Maret 2013, Perusahaan telah menyatakan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan telah juga menyampaikan memori kasasi pada tanggal 3 April Saat ini Perkara dalam proses pemeriksaan di tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia. g. Pada bulan Januari 2012, Hotel Al-Azhar mengajukan perubahan atas gugatan kepada Perusahaan yang telah diajukan sebelumnya pada tanggal 14 Juni 2009 di Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi terkait dugaan cidera janji atas Perjanjian yang telah dibuat berkenaan dengan akomodasi penginapan jamaah haji dalam hal terjadi irregular penerbangan. Al-Azhar menuntut pembayaran tagihan dan ganti rugi kepada Perusahaan sebesar SAR ditambah biaya pengacara sebesar SAR AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued On March 25, 2010, MB has filed a statement of Cassation to the Supreme Court of the Republic of Indonesia for the Appeal Verdict No As a response, GMFAA filed a statement of counter cassation on July 29, This case has been decided by Supreme Court in favor of MB s. GMFAA has received the notification on April 15, f. On August 4, 2010, Hutomo Mandala Putera ("Tommy Suharto") submitted a claim against several defendants, including the Company, in relation to the article published by in-flight magazine, Majalah Garuda, December 2009 edition. Tommy Suharto submitted a claim to the South Jakarta District Court and demanded payment for material and immaterial damages, as well as an apology from the Defendants, published in Majalah Garuda and several other national media. The Company has filed an objection to High Court of DKI Jakarta on June 1, The Company has also filed an objection memory to South Jakarta District Court on August 19, On March 11, 2013, the Company received a notice of DKI Jakarta High Court dated October 24, 2012 which upheld the verdict from South Jakarta District Court which was in favor of Tommy Suharto over the Company. On March 22, 2013, the Company has declared an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia through the South Jakarta District Court and has also submitted cassation on April 3, The case is currently in the review process at the level of the Supreme Court of the Republic of Indonesia. g. On January 2012, Al-Azhar Hotel submitted an amended statement of claim against the Company which had been filed on June 14, 2009 at Jeddah District Court, Saudi Arabia in relation to the allegation of breaching the contract on hajj pilgrims accommodation in the event of irregular flight. Al-Azhar Hotel claimed the payment of its invoice together with the loss against the Company in the amount of SAR 750,040 plus the legal cost in the amount of SAR 100,000.

372 370 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Dalam perubahan gugatan yang diajukan, Hotel Al-Azhar merubah jumlah tuntutan menjadi sebesar SAR ditambah biaya pengacara sebesar SAR Saat ini perkara masih dalam proses di Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi. AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued In its amended statement of claim, Al-Azhar Hotel amended the amount of the claim to SAR 10,905,355 plus the legal cost in the amount of SAR 100,000. Currently, the case is still under examination by Jeddah District Court, Saudi Arabia. 50. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Grup mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing (mata uang selain USD dinyatakan dalam setara USD) sebagai berikut: 50. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY At December 31, 2013 and 2012, the Group had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies (currencies other than USD are stated at the equivalent USD) as follows: 31 Desember/ December 31, Desember/ December 31, 2012 Mata uang Mata uang selain USD/ Setara dengan/ selain USD/ Setara dengan/ Currencies Equivalent Currencies Equivalent other than USD in USD other than USD in USD A SET ASSETS Kas dan setara kas Cash and cash equivalents IDR IDR CNY CNY AUD AUD JPY JPY EUR EUR KRW KRW SGD SGD HKD HKD SAR SAR GBP GBP Mata uang asing lainnya*) Other foreign currencies *) Piutang usaha Trade account receivable IDR IDR JPY JPY EUR EUR AUD AUD KRW KRW CNY CNY SAR SAR MYR MYR SGD SGD Mata uang asing lainnya*) Other foreign currencies *) Piutang lain-lain Other accounts receivable IDR IDR Mata uang asing lainnya*) Other foreign currencies *) Pajak dibayar dimuka Prepaid taxes IDR IDR Aset Lain-lain Other assets EUR EUR IDR IDR AUD AUD SGD SGD Mata uang asing lainnya*) Other foreign currencies *) Jumlah aset Total Assets

373 371 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 31 Desember/ December 31, Desember/ December 31, 2012 Mata uang Mata uang selain USD/ Setara dengan/ selain USD/ Setara dengan/ Currencies Equivalent Currencies Equivalent other than USD in USD other than USD in USD LIABILITAS LIABILITIES Utang bank dan lembaga Loans from banks and keuangan financial institution IDR ( ) ( ) ( ) ( ) IDR Utang usaha Trade accounts payable IDR ( ) ( ) ( ) ( ) IDR JPY ( ) ( ) ( ) ( ) JPY SGD ( ) ( ) ( ) ( ) SGD SAR ( ) ( ) ( ) ( ) SAR EUR ( ) ( ) ( ) ( ) EUR AUD ( ) ( ) (75.489) (78.267) AUD KRW ( ) ( ) ( ) ( ) KRW Mata uang asing lainnya*) ( ) ( ) ( ) ( ) Other foreign currency *) Utang lain-lain Other accounts payable EUR ( ) ( ) ( ) ( ) EUR IDR ( ) ( ) ( ) ( ) IDR Mata uang asing lainnya*) ( ) ( ) ( ) ( ) Other foreign currency *) Beban akrual Accrued expenses IDR ( ) ( ) ( ) ( ) IDR JPY ( ) ( ) ( ) ( ) JPY AUD ( ) ( ) ( ) ( ) AUD EUR ( ) ( ) ( ) ( ) EUR SGD ( ) ( ) ( ) ( ) SGD MYR ( ) ( ) ( ) ( ) MYR Mata uang asing lainnya*) ( ) ( ) ( ) ( ) Other foreign currency *) Pinjaman jangka panjang Long term loans IDR ( ) ( ) ( ) ( ) IDR AUD - - (20.167) (20.909) AUD Utang obligasi Bond IDR ( ) ( ) - - IDR Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Employment benefit obligation IDR ( ) ( ) ( ) ( ) IDR Liabilitas tidak lancar lainnya Other non-current liabilities IDR ( ) ( ) ( ) ( ) IDR CNY ( ) ( ) ( ) ( ) CNY SGD ( ) ( ) ( ) ( ) SGD Mata uang asing lainnya*) (62.062) (62.062) (10.320) (10.320) Other foreign currency *) Jumlah Liabilitas ( ) ( ) Total Liabilities Liabilitas - bersih ( ) ( ) Liabilities - net *) Aset dan liabilitas dalam mata uang lainnya disajikan dalam jumlah setara USD, menggunakan kurs tanggal laporan posisi keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kurs konversi yang digunakan Grup adalah: *) Assets and liabilities denominated in other currencies are presented into its USD equivalent using the exchange rate prevailing at end of reporting date. The conversion rates used by the Group on December 31, 2013 and 2012, were as follows: 31 Desember/ 31 Desember/ December 31, December 31, USD USD Mata uang/ Currencies IDR 1 0,0001 0,0001 EURO 1 1,3801 1,3247 YEN 1 0,9531 1,1579 SGD 1 0,7899 0,8177 AUD 1 0,8923 1,0368 GBP 1 1,6488 1,6111

374 372 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 51. INFORMASI SEGMEN 51. SEGMENT INFORMATION Grup melaporkan segmen-segmen berdasarkan PSAK 5 (revisi 2009) berdasarkan divisi-divisi operasi yaitu operasi penerbangan dan jasa pemeliharaan pesawat. Segmen operasi penerbangan menyediakan jasa penerbangan domestik dan internasional. Segmen pemeliharaan pesawat menyediakan jasa pemeliharaan pesawat baik itu milik Perusahaan dan umum. Segmen usaha yang secara individu tidak melebihi 10% dari pendapatan usaha perusahaan disajikan sebagai lain-lain. Pendapatan dan beban segmen meliputi transaksi antar segmen usaha. The Group s reportable segments under PSAK 5 (revised 2009) are based on their operating divisions namely flight operations and aircraft maintenance services. Flight operations segment provides domestic and international flight services. Aircraft maintenance segment provides aircraft maintenance services of both for the Company aircraft and others. Business segments that individually do not exceed 10% of the Company's operating revenues are presented as others. Income and expenses include the inter segment transaction. Hasil Segmen/ Segment Result 2013 Jasa pemeliharaan Jumlah sebelum Operasi pesawat/ eliminasi/ penerbangan/ Aircraft maintenance Operasi lain-lain/ Total before Eliminasi/ Jumlah/ Flight operation services Other operations elimination Elimination Total USD USD USD USD USD USD Pendapatan Eksternal/ External Pendapatan Antar Segmen/ Intersegment Revenue ( ) - Jumlah Pendapatan/ Net Revenue ( ) Beban Eksternal/ External Beban Antar Segmen/ Intersegment Expense ( ) - Jumlah Beban/ Net Expense ( ) Hasil Segmen/ Segment Result Pendapatan (Beban) yang tidak dapat dialokasikan/ Unallocated income (expenses) Bagian laba bersih asosiasi/ Equity in net income of associates Pendapatan keuangan/ Finance income Beban keuangan/ Finance cost ( ) Laba sebelum pajak/ Income before tax Manfaat pajak/tax benefits Laba bersih tahun berjalan/net income for the year Jumlah rugi komprehensif lain-lain/ Total other comprehensive loss ( ) Jumlah laba komprehensif/ Total comprehensive income POSISI KEUANGAN/FINANCIAL POSITION Aset segmen/ Segment assets ( ) Liabilitas segmen/ Segment liabilities ( ) Penyusutan dan amortisasi segmen/ Segment depreciation and amortization

375 373 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Hasil Segmen/ Segment Result 2012 Jasa pemeliharaan Jumlah sebelum Operasi pesawat/ eliminasi/ penerbangan/ Aircraft maintenance Operasi lain-lain/ Total before Eliminasi/ Jumlah/ Flight operation services Other operations elimination Elimination Total USD USD USD USD USD USD Pendapatan Eksternal/ External Pendapatan Antar Segmen/ Intersegment Revenue ( ) - Jumlah Pendapatan/ Net Revenue ( ) Beban Eksternal/ External Beban Antar Segmen/ Intersegment Expense ( ) - Jumlah Beban/ Net Expense ( ) Hasil Segmen/ Segment Result Pendapatan (Beban) yang tidak dapat dialokasikan/ Unallocated income (expenses) Bagian laba bersih asosiasi/ Equity in net income of association Pendapatan keuangan/ Finance income Beban keuangan/ Finance cost ( ) Laba sebelum pajak/ Income before tax Beban pajak/ Tax expense ( ) Laba bersih tahun berjalan/ Income for the period Jumlah pendapatan komprehensif lainnya/ Total other comprehensive income Jumlah laba komprehensif Total Comprehensive Income POSISI KEUANGAN/FINANCIAL POSITION Aset segmen/ Segment assets ( ) Liabilitas segmen/ Segment liabilities ( ) Penyusutan dan amortisasi segmen/ Segment depreciation and amortization Pada bulan September 2013, Perusahaan melakukan penyesuaian organisasi induk Garuda Indonesia, terutama terhadap pembagian wilayah domestik dan internasional, agar "Region" atau "Area" ke depan dapat lebih fokus dalam melaksanakan pengelolaan dan peningkatan penjualan. Perubahan terhadap "Organisasi Induk Perusahaan" tersebut adalah dengan membentuk 4 (empat) region domestik dan 5 (lima) region internasional. Berikut merupakan pendapatan segmen usaha tiap region berdasarkan pusat region: In September 2013, the Company made adjustments to its organizational structure mainly the division of domestic and international region, in order for Region or Area to be more focused to manage and increase sales in the future. Changes to Organizational Structure of Parent Company established four (4) domestic regions and five (5) international regions. The following is the total operating revenue of each region based on its Central Region: USD USD Pendapatan berdasarkan Total revenue based on geografis geographical segment Domestik Domestic Jakarta Jakarta Surabaya Surabaya Makassar Makassar Medan Medan Internasional International Tokyo Tokyo Sydney Sydney Amsterdam Amsterdam Shanghai Shanghai Singapore Singapore Jumlah TOTAL

376 374 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 52. KUASI REORGANISASI 52. QUASI-REORGANIZATION Sebagai dampak memburuknya kondisi ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 dan dampak negatif lainnya, Perusahaan memiliki akumulasi defisit sebesar USD per 1 January. Para pemegang saham Perusahaan menyetujui dilakukannya kuasi reorganisasi pada tanggal 1 Januari 2012, dalam rangka mengeliminasi akumulasi kerugian mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 51 (revisi 2003). Selanjutnya, Perusahaan mengajukan pengurangan nilai nominal per saham dari Rp 500 menjadi Rp 459, tanpa mengurangi jumlah saham yang beredar. Penurunan nilai nominal saham tersebut menghasilkan tambahan modal disetor sebesar USD pada tanggal 1 Januari Sesuai dengan peraturan yang berlaku, pelaksanaan kuasi-reorganisasi dan penurunan nilai nominal saham Perusahaan harus mendapat persetujuan dari para pemegang saham Perusahaan dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebelum hal tersebut berlaku. Berdasarkan akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) No. 1 tanggal 28 Juni 2012 dari Aulia Taufani, SH., para pemegang saham, telah menyetujui pelaksanaan kuasi-reorganisasi per tanggal 1 Januari 2012 dan penurunan modal saham. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2012 tanggal 27 Desember Lebih lanjut, Perusahaan telah memperoleh persetujuan dari Presiden Republik Indonesia yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 114 Tahun 2012 tanggal 27 Desember 2012, yang diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 287 tahun Selanjutnya, Grup melakukan penilaian kembali laporan keuangan konsolidasian per tanggal 1 Januari 2012, ke nilai wajar yang dilakukan oleh penilai independen. Dampak penyesuaian atas nilai wajar aset tersebut, menyebabkan kenaikan aset sebesar USD Berikut daftar aset yang mengalami penyesuaian atas nilai wajarnya: As a result of adverse economic condition in Indonesia since in the middle of 1997 and other negative factors, the Company has accumulated deficit totaling to USD 1,385,459,977. The Company stockholders had approved to carry out quasi-reorganization in order to eliminate the accumulated losses as of January 1, 2012, in accordance with PSAK No. 51 (revised 2003). Moreover, the Company proposed a reduction of par value per share from 500 to 459, without reducing the number of shares; thereby creating additional paid-in capital of USD 459,852 as of January 1, In accordance with regulation, both the quasireorganization and reduction of par value of shares of the Company should be approved by the Company s stockholders and Minister of Justice and Human Rights before they became effective. Based on the Shareholders Extraordinary General Meeting Deed No. 1 dated June 28, 2012 of Aulia Taufani, SH., the stockholders approved the quasi-reorganization as of January 1, 2012 and the reduction of par value per share to effect the quasi-reorganization. This deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his decision letter No. AHU AH Tahun 2012 dated December 27, Further, the Company had obtained approval from the President of the Republic of Indonesia as stated in the Indonesia Government Regulation No. 114 Year 2012 dated December 27, 2012, which is published in State Gazette of the Republic of Indonesia No, 287 in Accordingly, the Group revalued its opening consolidated statement of financial position at January 1, 2012, to fair value which was determined by an independent appraiser. The fair value adjustment resulted in USD 44,963,385 revaluation increase of assets. The assets principally affected by the fair value adjustments and the amount of such adjustments are as follows: Penilai/ Appraisal Kenaikan revaluasi/ Revaluation increase USD Persediaan KJPP Doli Siregar & Rekan Inventories Dana peraw atan Maintenance reserve pesaw at dan uang jaminan KJPP Doli Siregar & Rekan funds and securities deposits Investasi pada entitas assosiasi KJPP Doli Siregar & Rekan Investment in associates Aset keuangan lain KJPP Doli Siregar & Rekan Other financial assets Aset Tetap KJPP Doli Siregar & Rekan Property and equipment Aset lain-lain bersih KJPP Doli Siregar & Rekan Other assets - net Jumlah Total

377 375 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Tidak terdapat penyesuaian atas nilai liabilitas pada tanggal 1 Januari 2012, karena jumlah tercatat sebelum kuasi-reorganisasi telah mencerminkan nilai wajarnya. Dengan kuasi-reorganisasi tersebut, Perusahaan mengeliminasi defisit per tanggal 1 Januari 2012 sebesar USD , dengan komponen ekuitas sebagai berikut: AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued No adjustment was made to the value of liabilities as of January 1, 2012, because the carrying amount prior to quasi-reorganization has already reflected their fair value. Through the quasi-reorganization, the Company eliminated the balance of its accumulated losses as of January 1, 2012 of USD 1,385,459,977, against the following equity components: USD Defisit ( ) Accumulated losses Difference on revaluation assets and Selisih penilaian kembali aset dan liabilitas liabilities Opsi saham Share option Komponen ekuitas lainnya - surplus revaluasi Other component of equity revaluation surplus Tambahan modal disetor Additional paid-in capital Modal ditempatkan dan disetor Issued and paid-up capital Jumlah - Total Kuasi-reorganisasi diatas merupakan yang tahap pertama dari serangkaian tahapan yang akan diambil oleh Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya sekaligus mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Manajemen dan pemegang saham Perusahaan berkeyakinan dan senantiasa berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki prospek usaha yang baik dimasa depan seperti tercantum pada rencana usaha jangka panjang Perusahaan. The above quasi-reorganization is the first of a series of steps which the Company will take in its effort to sustain its ability to continue as a going concern while also achieving sustainable longterm growth. The management and shareholders of the Company believed and continue to believe that the Company has good future business prospects, as outlined in the long-term business plan of the Company. 53. INFORMASI TAMBAHAN 53. SUPPLEMENTARY INFORMATION Informasi keuangan tersendiri entitas induk dari halaman 132 sampai 137 menyajikan laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, perubahan ekuitas dan laporan arus kas dimana investasi saham pada entitas anak dan asosiasi dicatat menggunakan metode biaya. The supplementary information the parent company only on pages 132 to 137 presented the statements of financial position, statements of comprehensive income, statements of changes in equity, and statements of cash flows in which investments in subsidiaries and associates were accounted for using cost method.

378 376 DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 54. TRANSAKSI NON KAS 54. NON CASH TRANSACTIONS Pada tahun-tahun yang berakhir 31 Dseember 2013 dan 2012, Grup melakukan transaksi investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas dan tidak termasuk dalam laporan arus kas konsolidasian dengan rincian sebagai berikut: For the years ended December 31, 2013 and 2012, the Group have investment and financing transactions that did not affect cash and cash equivalents and hence not included in the consolidated statements of cash flows with details as follows: USD USD AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN YANG NONCASH INVESTING AND FINANCING TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS ACTIVITIES Kenaikan aset tetap melalui liabilitas estimasi Increase in property and equipment through pengembalian dan pemeliharaan estimated liability for aircraft return and pesaw at (Catatan 25) maintenance cost (Note 25) Penambahan (penurunan) aset tetap atas Increase (decrease) of property and equipment surplus revaluasi (Catatan 14) through revaluation surplus (Note 14) Kenaikan (penurunan) aset tetap atas selisih Increase (decrease) in property and equipment kurs penjabaran (Catatan 14) ( ) due to transaction adjustment (Note 14) Penambahan aset tetap melalui Increase in property and equipment through utang usaha accounts payable Penambahan aset tetap melalui Increase in property and equipment through utang sew a lease liabilities Penambahan aset tetap melalui uang Increase in property and equipment through muka pembelian pesaw at advance payment for purchase aircrafts 55. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian dari halaman 3 sampai 131 merupakan tanggung jawab manejemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 30 Januari MANAGEMENT RESPONSIBILITY AND APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS The preparation and fair presentation of the consolidated financial statements on pages 3 to 131 were the responsibilities of the management, and were approved by the Directors and authorized for issuance on January 30, *****

379 377 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO)Tbk PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR I - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *) SCHEDULE I - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *) LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DESEMBER 2013 DECEMBER 31, Desember/ 31 Desember/ December 31, December 31, USD USD ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Piutang usaha - bersih Trade accounts receivables - net Pihak berelasi Related parties Pihak ketiga Third parties Piutang lain-lain Other receivables Persediaan - bersih Inventories - net Uang muka dan biaya dibayar dimuka Advances and prepaid expenses Pajak dibayar dimuka Prepaid taxes Jumlah Aset Lancar Total Current Assets ASET TIDAK LANCAR NON CURRENT ASSETS Dana perawatan pesawat dan Maintenance reserve fund and uang jaminan security deposits Uang muka pembelian pesawat Advances for purchase of aircraft Investasi pada entitas asosiasi Investments in associates Aset keuangan lain Other financial assets Aset pajak tangguhan Deferred tax assets Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi Property and equipment penyusutan sebesar net of accumulated depreciation USD tahun 2013 dan USD 1,020,712,277 in 2013 and USD tahun USD 948,246,186 in 2012 Properti investasi Investment properties Beban tangguhan - bersih Deferred charges - net Aset lain-lain - bersih Other assets - net Jumlah Aset Tidak Lancar Total Non Current Assets JUMLAH ASET TOTAL ASSETS *) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

380 378 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR I - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *) SCHEDULE I - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *) LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DESEMBER Lanjutan DECEMBER 31, Continued 31 Desember/ 31 Desember/ December 31, December 31, USD USD LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES Utang bank Bank loans Utang usaha Trade accounts payables Pihak-pihak berelasi Related parties Pihak ketiga Third parties Utang lain-lain Other payables Utang pajak Taxes payable Beban akrual Accrued expenses Pendapatan diterima dimuka Unearned revenues Uang muka diterima Advances received Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo Current maturity of dalam satu tahun: long term liabilities Pinjaman jangka panjang Long-term loans Liabilitas sewa pembiayaan Lease liabilities Liabilitas estimasi biaya pengembalian Estimated liability for aircraft return dan pemeliharaan pesawat and maintenance cost Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Total Current Liabilities LIABILITAS JANGKA PANJANG NON CURRENT LIABILITIES Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi Non current maturities of long-term bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: liabilities: Pinjaman jangka panjang Long-term loans Liabilitas sewa pembiayaan Lease liabilities Liabilitas estimasi biaya pengembalian Estimated liability for aircraft return dan pemeliharaan pesawat and maintenance cost Obligasi Bonds payable Liabilitas pajak tangguhan Deferred tax liabilities Liabilitas imbalan kerja Employment benefits obligation Liabilitas tidak lancar lainnya Other non current liabilities Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Total Non Current Liabilities EKUITAS EQUITY Modal saham - Capital stock - Nilai nominal Rp 459 saham Rp 459 par value per share masing-masing untuk saham Seri A for Series A Dwiwarna share and Dwiwarna dan saham Seri B Series B shares Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna Authorized - 1 of Series A Dwiwarna share dan saham Seri B and 29,999,999,999 Series B shares Modal ditempatkan dan disetor - 1 saham Seri A Issued and paid-up capital - 1 Series A Dwiwarna dan saham Seri B Dwiwarna shares and 22,640,995,999 Series B Tambahan modal disetor Additional paid-in capital Difference in the value of restructuring transactions Selisih restrukturisasi entitas anak between entities under common control Komponen ekuitas lainnya Other component of equity Opsi saham Stock option Saldo laba Retained earnings Defisit sebesar USD pada tanggal Deficit amounting USD 1,391,302,073 as of 1 Januari 2012 telah dieliminasi dalam rangka January 1, 2012 was eliminated in kuasi-reorganisasi ( ) ( ) connection with quasi reorganization Jumlah Ekuitas Total Equity JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS TOTAL LIABILITIES AND EQUITY *) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

381 379 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR II - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *) SCHEDULE II - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *) LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, USD USD PENDAPATAN USAHA OPERATING REVENUES Penerbangan berjadwal Scheduled airline services Penerbangan tidak berjadwal Non-scheduled airline services Lainnya Others Jumlah Pendapatan Usaha Total Operating Revenues BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES Operasional penerbangan Flight operations Tiket, penjualan dan promosi Ticketing, sales and promotion Pelayanan penumpang Passenger services Bandara User charges and station Administrasi dan umum General and administrative Pemeliharaan dan perbaikan Maintenance and overhaul Jumlah Beban Usaha Total Operating Expenses BEBAN (PENDAPATAN) LAIN-LAIN OTHER (INCOME) CHARGES Keuntungan selisih kurs Gain on foreign exchange Lain-lain ( ) Others Bersih ( ) Net LABA USAHA INCOME FROM OPERATIONS Beban keuangan ( ) ( ) Finance cost LABA SEBELUM PAJAK PROFIT BEFORE TAX BEBAN PAJAK ( ) ( ) TAX EXPENSE LABA BERSIH TAHUN BERJALAN NET INCOME FOR THE YEAR PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOME Peningkatan revaluasi aset Gain on revaluation of property tetap - bersih and equipment Pajak penghasilan terkait ( ) Related income tax Jumlah pendapatan komprehensif Total other comprehensive lain-lain - bersih income - net JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME LABA PER SAHAM - DASAR 0, , EARNING PER SHARE - BASIC *) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

382 380 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES DAFTAR III - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *) SCHEDULE III - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013 Selisih restrukturisasi entitas anak/ Pendapatan Tambahan Difference Saldo laba/ komprehensif modal disetor/ arising from Retained Earning lainnya/ Additional restructuring of Belum Other Modal saham/ paid-up Opsi saham/ entities under Dicadangkan/ dicadangkan/ comprehensive Jumlah ekuitas/ Capital stock capital Stock option common control Appropriated Unappropriated income Total equity USD USD USD USD USD USD USD Saldo 31 Desember 2011 Balance as of December 31, 2011 Sebelum kuasi-reorganisasi ( ) Prior to quasi-reorganization Revaluation increment on assets Selisih penilaian aset dan liabilitas and liabilities in connection with dalam rangka kuasi-reorganisasi quasi-reorganization Eliminasi defisit dalam rangka Elimination of deficit in connection with kuasi-reorganisasi ( ) ( ) ( ) ( ) quasi-reorganization Saldo 1 Januari 2012 Balance as of January 1, 2012 Setelah kuasi-reorganisasi ( ) After to quasi-reorganization Opsi saham manajemen dan Management and employee stock karyawan (MESOP) option (MESOP) Difference in the value of restructuring transactions between entities Selisih restrukturisasi entitas anak under common control Jumlah pendapatan komprehensif Total comprehensive income Saldo 31 Desember ( ) Balance as of December 31, 2012 Opsi saham manajemen dan Management and employee stock karyawan (MESOP) option (MESOP) Penerapan PSAK ( ) Adoption of PSAK 38 Jumlah pendapatan komprehensif Total comprehensive income Saldo 31 Desember ( ) Balance as of December 31, 2013 *) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

383 381 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk INFORMASI TAMBAHAN SUPLEMENTARY INFORMATION DAFTAR IV - LAPORAN ARUS KAS ENTITAS INDUK *) SCHEDULE IV - STATEMENTS OF CASH FLOWS THE PARENT *) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, USD USD ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari pelanggan Cash receipts from customers Pengeluaran kas kepada pemasok ( ) ( ) Cash paid to suppliers Pengeluaran kas kepada karyawan ( ) ( ) Cash paid to employees Kas dihasilkan dari operasi Cash generated from operations Pembayaran bunga dan beban keuangan ( ) ( ) Interest and financial charges paid Pembayaran pajak penghasilan ( ) ( ) Income taxes paid Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi Net Cash Provided from Operating Activities ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Penerimaan bunga Interest received Penerimaan dividen Dividend received Penerimaan pengembalian uang muka Refund of advance payments for purchase pembelian pesawat of aircraft Penerimaan pengembalian dana pemeliharaan Receipts of aircraft maintenance pesawat reimbursements Penerimaan uang jaminan Receipts of security deposit Pengembalian pinjaman dari entitas anak Loan repayment from subsidiaries Payments for aircraft maintenance reserve Pengeluaran untuk dana pemeliharaan pesawat ( ) ( ) fund Uang muka pembelian pesawat ( ) ( ) Advance payments for aircrafts Uang muka perolehan aset tetap ( ) ( ) Advance payments for fixed assets Pengeluaran untuk perolehan aset pemeliharaan pesawat ( ) ( ) Payments for aircraft maintenance asset Pengeluaran untuk perolehan aset tetap ( ) ( ) Acquisition of property and equipment Pembayaran uang jaminan ( ) ( ) Payments for security deposit Kenaikan lainnya dari aktivitas investasi ( ) - Increase in other investment Pengeluaran untuk pinjaman ke entitas anak ( ) - Financing to subsidiaries Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ( ) ( ) Net Cash Used in Investing Activities ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Penerimaan pinjaman jangka panjang Proceeds of long-term loan Penerimaan utang bank dan lembaga keuangan Proceeds of bank loans and finance institutions Penerimaan Surat berharga yang diterbitkan - bersih Proceeds of Debt securities in issue - net Pembayaran pinjaman jangka panjang ( ) ( ) Payments of long-term loan Pembayaran utang bank dan lembaga keuangan ( ) ( ) Payments of bank loans and finance institutions Pembayaran biaya pengembalian pesawat ( ) ( ) Payment for aircraft return and maintenance Kenaikan kas yang dibatasi penggunaannya ( ) ( ) Decrease (increase) in restricted cash Pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya ( ) ( ) Payments for other financing activities Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan Net Cash Provide from Financing Activities KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) IN KAS DAN SETARA KAS ( ) CASH AND CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN AT BEGINNING OF THE YEAR Efek perubahan kurs mata uang asing ( ) ( ) Effect of foreign exchange rate changes CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN AT END OF THE YEAR *) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

384 382 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk INFORMASI TAMBAHAN SUPLEMENTARY INFORMATION DAFTAR V - CATATAN ATAS INVESTASI PADA SCHEDULE V - NOTES TO INVESTMENT IN ENTITAS ANAK DAN ASOSIASI SUBSIDIARIES AND ASSOCIATE UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2013 Rincian investasi dalam entitas anak dan asosiasi adalah sebagai berikut:/ Detail of investments in subsidiaries and associates as follows: Entitas anak/ Subsidiaries Kegiatan usaha utama/ Persentase kepemilikan/ Lokasi/ Main business Percentage of ownership Domicile activities % % Kepemilikan langsung dan tidak langsung/ Direct and non direct investment PT Abacus Distribution Systems Jakarta Penyedia jasa sistem 95,00 95,00 Indonesia (ADSI)**) komputerisasi reservasi/ Computerize reservation system services provider PT Garuda Maintenance Facility Jakarta Perbaikan dan pemeliharaan 99,99 99,99 Aero Asia (GMFAA) **) pesawat terbang/ Aircraft maintenance and overhaul PT Aero Systems Indonesia (ASI) **) Jakarta Penyedia jasa teknologi 99,99 99,99 informasi/ Information technology services PT Citilink Indonesia (CI)**) Jakarta Jasa transportasi udara/ 99,99 99,99 Air transportation services PT Aero Wisata dan entitas anak/ Jakarta Hotel, jasa boga, 99,99 99,99 and subsidiaries (AWS)**) penjualan tiket/ Hotel, catering, ticketing services PT Mirtasari Hotel Development (MHD)*) Denpasar Hotel 99,99 99,99 PT Aerofood Indonesia*) Jakarta Jasa boga pesawat/ 99,99 99,99 Aircraft catering services PT Aero Globe*) Jakarta Biro perjalanan wisata/ 99,99 99,99 Travel agent PT Aerotrans Services Indonesia(ATS)*) Jakarta Jasa transportasi/ 99,99 99,99 Transportation services PT Aerojasa Perkasa (AJP) *) Jakarta Penjualan tiket/ Ticketing 99,87 99,87 PT Senggigi Pratama Internasional (SPI) *) Lombok Hotel 99,99 99,99 Garuda Orient Holidays, Pty, Limited (GOHA) *) Sydney Biro perjalanan wisata/ 99,99 99,99 Travel agent Garuda Orient Holidays Korea Co, Limited (GOHK) *) Korea Biro perjalanan wisata/ 60,00 60,00 Travel agent Garuda Orient Holidays Japan Co, Ltd (GOHJ) *) Jepang/ Biro perjalanan wisata/ 60,00 60,00 Japan Travel agent PT Bina Inti Dinamika (BID) *) Bandung Hotel 61,89 61,89 PT Aero Hotel Management (AHM) *) Jakarta Manajemen hotel/ 99,99 99,99 Hotel management PT GIH Indonesia *) Jakarta Biro perjalanan wisata/ 60,00 60,00 Travel agent PT Belitung Intipermai (BIP)*) Jakarta Hotel 99,99 99,99 Entitas asosiasi/ Associate PT Gapura Indonesia Jakarta Jasa pengelolaan ground 37,50 37,50 handling pesawat terbang/ Management services, aircraft ground handling *) Kepemilikan tidak langsung / Indirect ownership **) Kepemilikan langsung dan tidak langsung / Direct and indirect ownership

385 383 Data Perusahaan

386 384 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Profil Dewan Komisaris Bambang Susantono Komisaris Utama Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak 27 April Saat ini beliau juga menjabat sebagai Wakil Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Persaingan Usaha, Sekretaris Komite Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (KKPPI), Wakil Ketua Tim Teknis Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN), dan Wakil Ketua Tim Pelaksana Tim Nasional Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus. Bambang Susantono yang lahir di Yogyakarta, 4 November 1963, meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB), gelar MCP (City & Regional Planning), MSCE (Transportation Engineering), dan PhD (Infrastructure Planning), seluruhnya dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat. Beliau masih mengajar dan membimbing skripsi, tesis dan disertasi di Program Pasca Sarjana Bidang llmu Teknik Universitas Indonesia (UI) dan di Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), merupakan Koordinator Kelompok Keahlian Manajemen Infrastruktur di UI serta dipercaya menjadi Presiden Intelligent Transportation System (ITS) di Indonesia. Betti Setiastuti Alisjahbana Komisaris Independen Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 6 Februari Saat ini beliau juga menjabat sebagai Pendiri dan Komisaris PT Quantum Business International, Komisaris PT Sigma Cipta Caraka, Wakil Ketua Dewan Riset Nasional, Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN), Anggota Advisory Board Insitut Teknologi Bandung, Ketua Asosiasi Open Source Indonesia, Ketua Komite Tetap Bidang Perangkat Lunak KADIN Indonesia. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT IBM Indonesia, Direktur Operasi PT IBM Indonesia, General Manager e-business and Cross Industry Solutions IBM untuk Kawasan Regional ASEAN dan Asia Selatan, General Manager General Business IBM untuk Kawasan Regional ASEAN dan Asia Selatan. Betti Setiastuti Alisjahbana yang lahir di Bandung, 2 Agustus 1960, meraih gelar Sarjana Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung. Chris Kanter Komisaris Independen Menjabat sebagai Komisaris Independen sejak 26 April Selain itu beliau juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Apindo, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Dewan Komisaris PT Bank BNP Paribas Indonesia, Tim Pakar Joint Study Group on Long Term Vision for Trade and Investment Cooperation Indonesia European Union Departemen Perdagangan, Komite Ekonomi Nasional Perpres No.31/2010, Komite Penanaman Modal Bidang Hubungan Dunia Usaha BKPM, Dewan Komisaris PT Indosat Tbk, Founder dan Chairman Sigma Sembada Group, Founder and Chairman di Swis German University. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Investasi dan Transportasi, Anggota MPR-RI, Ketua Organising Committee Asia-Africa Summit 2005, Tim Koordinasi Peningkatan Kelancaran Arus Barang Ekspor dan Impor Pemerintah Indonesia. Chris Kanter yang lahir di Manado, 25 April 1952 meraih gelar Sarjana dari Fakultas Teknik, Universitas Trisakti.

387 385 Peter F. Gontha Komisaris Independen Menjabat sebagai Komisaris Independen sejak 28 Juni Saat ini beliau juga menjabat sebagai Executive Chairman PT First Media Tbk., Komisaris Utama PT Linknet, Direktur Utama Persada Giri Abadi, Pendiri dan Komisaris Utama PT Java Festival Production, Presiden Sun Yen Engineering Singapore, Publisher The Jakarta Globe, Suara Pembaruan, Investor Daily dan Berita Satu Media Holding, Anggota Komisi Ekonomi Nasional, Anggota Komite Investasi BKPM dan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia bidang Investasi. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai, Assistant Vice President Citibank N.A., Regional Head Vice President American Express Bank Asia; Komisaris Star Motor/Mercedes Benz, Komisaris German Motors/Star Engine Manufacturing, Pendiri dan Direktur Osprey Maritime Singapore, Komisaris Karimun Granite Singapore, Komisaris PT Nestle Indonesia, Pendiri dan Direktur PT Jasa Angkasa Semesta, Komisaris PT Cardig Air, Direktur PT Indonesia Air Transport, Pendiri dan Direktur Utama/ CEO PT Chandra Astri Petrochemical, Direktur APP Singapore, Pendiri dan Direktur PT Tri Polyta Indonesia Tbk., Pendiri Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Pendiri dan Anggota Direksi PT Surya Citra Televisi (SCTV), Pendiri PT Datakom/ Indovision, Pendiri Java Festival Production dan Pendiri PT First Media. Wendy Aritenang Komisaris Menjabat sebagai Komisaris sejak 4 Juni Saat ini beliau juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Perhubungan. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Perkeretaapian, Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan, Deputi Menteri Riset dan Teknologi, Komisaris PT PLN Batam, Komisaris PT Adyatirta Batam, Deputi Ketua Otorita Batam, Kepala Biro Perencanaan - BPP Teknologi. Wendy Aritenang yang lahir di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1954, meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1979 dan memperoleh gelar Master of Science& Diploma tahun 1986 dan meraih gelar Doktor (PhD) dalam bidang Structural Engineering dari University of London at Imperial College of Science & Technology tahun Peter F. Gontha yang lahir di Semarang, 4 Mei 1948, menempuh pendidikan Computer Design dan Operation di Shell Benelux Computing Center, Finance Accounting and Business Administration di Praep Institute, The Netherlands.

388 386 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Profil Direksi Emirsyah Satar Direktur Utama Batara Silaban Direktur Teknik & Pengelolaan Armada Menjabat sebagai Direktur Utama sejak 16 Maret Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Bank Danamon, Direktur Keuangan Garuda Indonesia, CEO/Managing Director Niaga Finance di Hong Kong, CEO/Managing Director PT Niaga Leasing Corporation di Jakarta, Presiden Direktur/CEO PT Niaga Factoring Corporation di Jakarta, General Manager- Corporate Finance Jan Darmadi Group, Assistant VP Corporate Banking Group Citibank NA, Auditor untuk Coopers & Lybrand Audit Firm. Menjabat sebagai Direktur Teknik & Pengelolaan Armada sejak 27 April Sebelumnya beliau menjabat sebagai VP Aircraft Maintenance Management, VP Asset & Counter Trade Management, Vice President Material, GM Technical System Development, GM Aircraft Maintenance Planning & Control, Senior Manager Maintenance Planning, Manager Maintenance Planning & Method. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Hubungan Kerjasama Ekonomi Internasional, Anggota Board of Governors the International Air Transport Association (IATA) dan Anggota Executive Committee Association of Asia Pacific Airlines (AAPA). Batara Silaban lahir di Mataram 24 Juni 1963, meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung, lalu meraih gelar Magister Manajemen Jalur Profesi, Universitas Indonesia, Jakarta. Pada tahun 2013 Emirsyah Satar meraih penghargaan Indonesia Most Admired CEO 2013 dari Warta Ekonomi, CEO Inovatif untuk Negeri dari GATRA, The 1st Rank of The Best CEO 2013 dari SWA, Pemimpin Pelestari Bumi dari The La Tofi School of CSR, Senayan City Infinite Merit Award 2013 dari Senayan City, The 2013 Travel Business Leader of the Year dari Singapore Tourism Board dan CNBC, CEO Pilihan SPS dari SPS, Akuntan of The Year 2013 dari IAI. Emirsyah Satar lahir di Jakarta 28 Juni 1959, meraih gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia dan menyelesaikan program Diploma di Sorbonne University, Paris.

389 387 Faik Fahmi Direktur Layanan Handrito Hardjono Direktur Keuangan Menjabat sebagai Direktur Layanan pada 27 April Sebelumnya, Ia memegang beberapa jabatan seperti Presiden Direktur Garuda Orient Holidays Japan Co, Ltd (perusahaan dengan komisi kemitraan atau joint venture di Jepang bersama firma lokal Jepang dan PT Aero Wisata), VP wilayah Jepang-Korea-China, General Manager Tokyo, General Manager Osaka, General Manager Pekanbaru, Manager Corporate Service Line Replenishment dan Manager Procurement. Faik Fahmi lahir di Purbalingga 12 Desember 1967, meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 27 April Sebelumnya beliau menjabat sebagai EVP Finance and Human Capital PT Aero Wisata, dan beberapa jabatan di lingkungan Garuda Indonesia yaitu EPM Initial Public Offering Perseroan, EPM Debt Restructuring, VP Treasury Management, VP Controlling, VP Material, VP Operations Suport, GM Operations Planning, GM Economic Planning, GM Tech. Research & Development dan GM Shop Sup. Aircraft System Development. Handrito Hardjono lahir di Malang 18 Juli 1955, meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1981, lalu meraih gelar Magister Manajemen dari Universitas Indonesia, Jakarta. Beliau juga meraih gelar Master of Public Administration dari Harvard University, Amerika Serikat dan Master of Science in Management dari Sloan School MIT, Amerika Serikat, pada tahun 1993.

390 388 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Profil Direksi Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & Umum Menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum sejak 27 April Sebelumnya beliau menjabat sebagai VP Human Capital Management, VP Business Support, GM General Strategic Sourcing, General Manager Corporate Services dan General Manager Cost Controlling. Heriyanto Agung Putra lahir di Bandung 23 November 1965, meraih gelar Sarjana Manajemen Keuangan dari STIM YPLG Jakarta, lalu meraih gelar Magister Kebijakan Bisnis dari Universitas Indonesia Jakarta. Judi Rifajantoro Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko Menjabat sebagai Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko sejak 27 April Sebelumnya beliau menjabat sebagai VP IT Strategy and Governance - Dit ITSS Bandung PT Telkom, Head of Information System Center - ISC Bandung PT Telkom, Head of Business Unit - Kandatel Semarang PT Telkom, Deputy Head of Business Unit - Kandatel Jakarta Timur PT Telkom, Deputy Head of Business Unit - Kandatel Tangerang PT Telkom, IT General Manager - SISFO Divre2 Jakarta PT Telkom, IT Senior Manager - SISFO Divre5 Surabaya PT Telkom. Judi Rifajantoro lahir di Bandung 27 November 1959, meraih gelar Sarjana Teknik Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung, lalu meraih gelar Magister Telekomunikasi Bisnis dari TU- Delft Belanda.

391 389 Meijer Frederik Johannes Direktur Pemasaran dan Penjualan Novianto Herupratomo Direktur Operasi Menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Penjualan sejak 19 Juli Sebelumnya beliau menjabat sebagai Director & Chief Commercial Officer PT Indosat Tbk, President Director PT Bakrie Connectivity, Deputy President Director PT Bakrie Telecom, Tbk, CEO PT Vivanews Indonesia, CEO PT Visi Media Asia (VIVA), Vice President Telkomsel, Manager Koninklijke PTT Nederland (KPN) Royal Dutch Telecom. Meijer Frederik Johannes lahir di Hoogezand-Sappemeer Belanda 6 September 1970, lulus dari Internasional Business Studies, Hanzehogeschool Groningen Netherland; International Marketing, Middlesex Poly University London. Menjabat sebagai Direktur Operasi sejak 27 April Sebelumnya beliau menjabat sebagai VP Corporate Quality, Safety & Environment Management, VP Flight Safety, Aviation Security & Environment, GM Incident Management, GM Incident Investigation, Company Check Pilot B-737 Strata III, GM Flight Standard, Manager Company Operating Procedure, Manager Technical, Pilot B-737, Simulator Instructor B-737, Captain Narrow Body, Senior Flight Officer Wide Body, Copilot DC-9 dan Junior Copilot DC-9. Memulai karir sebagai penerbang di Garuda Indonesia sejak 27 November Novianto Herupratomo lahir di Malang 25 November 1959, lulusan Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU) Curug.

392 390 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Pejabat Senior Sudiman Riyanto Noto VP Corporate Quality, Safety & Environment Management Pujobroto VP Corporate Communications Ike Andriani VP Corporate Secretary Sri Mulyati VP Internal Audit Heriyanto VP CEO Office Muhammad Nur VP Corporate Security Friatma Mahmud VP Strategic Management Office Jenny Mustopha VP IT Strategy Boedi Soeharto VP Enterprise Risk Management Lukman VP Human Capital Management Edward Okky Avianto VP Business Support & General Affairs M. Fajar Siddik VP Learning & Development Esther Siahaan VP Financial Analysis Mega Satria VP Treasury Management Insan Nur Cahyo VP Financial Accounting

393 391 Nuzirman Nurdin VP Investor Relations Suhasril Samad VP Flight Operation Triyanto Moeharsono VP Operation Planning & Control Puji Nur Handayani VP Operation Support Hady Syahrean VP HAJJ, VVIP & Charter Adrian Azhar VP Fleet Acquisition Enny Kristiani VP Fleet Management Jaka Ari Triyoga VP Aircraft Maintenance Management Sakib Nasution VP Airworthiness Management Prijastono Purwanto VP Ground Services Lou D Allessio VP Inflight Services Grace Purukan VP Cabin Services Tenten Wardaya VP Network Management Djunadi Putra Satrio VP Marketing Vera Yunita VP Revenue Management

394 392 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Pejabat Senior Devi Yanti VP Account & Sales Management EPM Proyek Implementasi New PSS Amelia Nasution VP Customer Relationship Management Ichwan Zulhidzaan VP SBU Garuda Sentra Medika Rajendra Kartawiria VP SBU Garuda Cargo Dony Widojoko VP Domestic Region 1 Nicodemus P. Lampe VP Domestic Region 2 Ari Suryanta VP Domestic Region 3 Rosyinah VP Domestic Region 4 Sentot Mujiono VP International Region 1 Risnandi VP International Region 2 I Wayan Subagja VP International Region 3 Uun Setiawan VP International Region 4

395 393 Suranto Head of SkyTeam Alliance & Interline Cooperation Management Daniel Simeon Tumiwa Head of Digital Business M. Iksan EPM Cost Effectivenes Andi Rivai EPM Dedicated Terminal A. Wahyudo EPM Delivery Pesawat Kokoh Ritonga EPM SkyTeam Project Budiyanto EPM Proyek Pembangunan Kantor

396 394 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Direktur Utama Entitas Anak Alexander M.T. Maneklaran Direktur Utama PT Aero Wisata (Aerowisata) M. Arif Wibowo Direktur Utama PT Citilink Indonesia (Citilink) Iswandi Said Direktur PT Abacus Distribution System Indonesia (Abacus DSI)

397 395 Tulus Danardono Direktur Utama PT Aero Systems Indonesia (Asyst) Richard Budihadianto Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AA) Agus Priyanto Direktur Utama PT Gapura Angkasa

398 396 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Pejabat Kantor Cabang No Jabatan Nama VP Domestic Region - 1 Dony Widojoko 1 DM Banda Aceh Nano Setiawan 2 DM Batam IDN Gede Dewa Suastika 3 DM Jambi Henny Nurcahyani 4 DM Medan Dony Widojoko 5 DM Padang Ryanto Adi Winarso 6 DM Palembang Syamsuddin Jusuf Souib 7 BM Pangkal Pinang Triatmodjo S 8 DM Pekanbaru Suyatno 9 DM Tanjung Karang/Lampung Hendra Soemarno VP Domestic Region - 2 Nicodemus P Lampe 1 DM Bandung Dwi Hendratno 1 DM Jakarta Raya Nicodemus P Lampe VP Domestic Region - 3 Ari Suryanta 1 DM Denpasar Taufik Hidayat 2 DM Jogyakarta Muhammad Anshori 3 BM Kupang Micky Arfandi A. S. 4 BM Malang Agung Prabowo 5 DM Mataram Sudarmadi 6 DM Semarang Husein Sjarif P 7 DM Solo Flora Izza 8 DM Surabaya Ari Suryanta VP Domestik Region - 4 Rosyinah 1 BM Ambon Sonny Pongoh 2 DM Balikpapan Joseph A Saul 3 DM Banjarmasin Harry Agung 4 DM Biak Andreas Firdaus 5 DM Gorontalo Antony Zulkarnain 6 DM Jayapura Supriyono 7 BM Kendari Boydike Kussudiarso 8 DM Makassar Rosyinah 9 DM Manado Piktor Sitohang 10 BM Palu M. Yunus 11 BM Palangkaraya Siswo Pudjo Hadiwibowo 12 DM Pontianak Donald Jerry Rieuwpassa 13 DM Ternate Wahyudi Kresna

399 397 No Jabatan Nama VP International Region-1 Sentot Mujiono 1 DM Bangkok Sudiarto Sugito 2 DM Kuala Lumpur Dasep Mansyursyah S 3 DM Singapore Sentot Mujiono VP International Region-2 Risnandi 1 DM Osaka Nandung Wijaya 2 DM Seoul Dewa Kadek Rai 3 DM Tokyo Risnandi VP International Region-3 I Wayan Subagia 1 DM Beijing Asa Perkasa 2 DM Guangzhou Dharmawan Yuliardy H 3 DM Hongkong Dedy Irawan 4 DM Shanghai I Wayan Subagia 5 DM Taipei Joseph Tendean VP International Region-4 Uun Setiawan 1 DM Brisbane Aryo Wijoseno 2 DM Melbourne Bobby Rosyandi 3 DM Perth Ronald L. Tobing 4 DM Sydney Uun Setiawan International Region-5 1 DM Amsterdam Dian Ediono 2 DM Jeddah Fikdanel Taufik 3 BM London Jubi Prasetyo Catatan: * DM : District Manager * BM : Branch Manager * LM : Line Manager

400 398 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Struktur Organisasi VP CORP. QUALITY SAFETY & ENVIRONMENT MANAGEMENT Sudiman Riyanto Noto VP CORPORATE COMMUNICATIONS Pujobroto Direktur Utama Emirsyah Satar VP CORPORATE SECRETARY Ike Andriani VP INTERNAL AUDIT Sri Mulyati VP CEO OFFICE Heriyanto Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko Judi Rifajantoro Direktur SDM & Umum Heriyanto Agung Putra Direktur Keuangan Handrito Hardjono Direktur Operasi Novianto Herupratomo VP CORPORATE SECURITY Muhammad Nur VP STRATEGIC MANAGEMENT OFFICE Friatma Mahmud VP HUMAN CAPITAL MANAGEMENT Lukman VP FINANCIAL ANALYSIS Esther Siahaan VP FLIGHT OPERATION Suhasril Samad VP IT STRATEGY Jenny Mustopha VP BUSINESS SUPPORT & GENERAL AFFAIRS Edwar Okky Avianto VP TREASURY MANAGEMENT Mega Satria VP OPERATIONS PLANNING & CONTROL Triyanto Moeharsono VP ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Boedi Soeharto VP LEARNING & DEVELOPMENT M. Fajar Siddik VP FINANCIAL ACCOUNTING Insan Nurcahyo VP OPERATION SUPPORT Puji Nur Handayani VP INVESTOR RELATIONS Nuzirman Nurdin VP HAJJ, VVIP & CHARTER Hadi Syahrean

401 399 Direksi SUBSIDIARIES VP SBU GARUDA SENTRA MEDIKA Ichwan Zulhidzaan VP SBU GARUDA CARGO Rajendra Kartawiria Direktur Teknik & Pengelolaan Armada Batara Silaban Direktur LAYANAN Faik Fahmi Direktur Pemasaran & Penjualan Meijer Frederik Johannes VP FLEET ACQUISITION Adrian Azhar VP GROUND SERVICES Prijastono Purwanto VP NETWORK MANAGEMENT Tenten Wardaya VP DOMESTIC REGION - 1 Dony Widojoko VP INTERNATIONAL REGION - 1 Sentot Mujiono VP FLEET MANAGEMENT Elisabeth Enny K. VP INFLIGHT SERVICES Luigi John D alessio VP MARKETING Djunadi Putra Satrio VP DOMESTIC REGION - 2 Nicodemus P. Lampe VP INTERNATIONAL REGION - 2 Risnandi VP AIRCRAFT MAINTENANCE MANAGEMENT Jaka Ari Triyoga VP CABIN SERVICES Grace Purukan VP REVENUE MANAGEMENT Vera Yunita VP DOMESTIC REGION - 3 Ari Suryanta VP INTERNATIONAL REGION - 3 I Wayan Subagja VP AIRWORTHINESS MANAGEMENT Sakib Nasution VP ACCOUNT & SALES MANAGEMENT Devi Yanti VP DOMESTIC REGION - 4 Rosyinah VP INTERNATIONAL REGION - 4 Uun Setiawan VP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT Amelia Nasution DOMESTIC REGION VP INTERNATIONAL REGION - 5 INTERNATIONAL REGION

402 400 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Perkembangan Armada DC 3 Dakota DH-HERON CV-340 Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun DC 8 Fokker 27 Fokker 28 Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun Airbus A300-B4 Boeing Boeing Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun sekarang. Dioperasikan pada tahun Airbus A Boeing NG Airbus A Boeing NG (New Livery) Dioperasikan pada tahun sekarang. Dioperasikan pada tahun sekarang. Dioperasikan pada tahun sekarang. Dioperasikan pada tahun sekarang.

403 401 CV-440 Lockheed L-118 Electra Convair 990 A Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun DC 9 DC 10 Boeing Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun Boeing MD 11 Boeing Dioperasikan pada tahun sekarang. Dioperasikan pada tahun Dioperasikan pada tahun sekarang. Bombardier CRJ1000 NextGen Boeing ER ATR Airbus A Citilink Dioperasikan pada tahun sekarang. Dioperasikan pada tahun sekarang. Dioperasikan pada tahun sekarang. Dioperasikan pada tahun sekarang.

404 402 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Armada BOEING ER BOEING Jumlah : 4 Pesawat Mesin : GE B Kecepatan Maksimum : 944 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 8 First Class + 38 * ** = 314 Kru : 2 Cockpit, 14 Cabin Jumlah : 2 Pesawat Mesin : GE CF6-80C2B1F Kecepatan Maksimum : 990 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 42* + 386** = 428 Kru : 2 Cockpit, 16 Cabin AIRBUS A AIRBUS A Jumlah : 7 Pesawat Mesin : RR Trent 772 Kecepatan Maksimum : 880 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 42* + 215** = * + 215** = 251 Kru : 2 Cockpit, 12 Cabin Jumlah : 11 Pesawat Mesin : RR Trent 772 Kecepatan Maksimum : 880 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 36* + 186** = 222 Kru : 2 Cockpit, 12 Cabin BOEING NG BOEING Jumlah : 65 Pesawat Mesin : CFM56-7 B Kecepatan Maksimum : 853 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 12* + 150** = 162 Kru : 2 Cockpit, 6 Cabin Jumlah : 3 Pesawat Mesin : CFM56-3C1 Kecepatan Maksimum : 840 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 16* + 94** = 110 Kru : 2 Cockpit, 5 Cabin

405 403 BOEING BOMBARDIER CRJ1000 NextGen Jumlah : 4 Pesawat Mesin : CFM56-3C1 Kecepatan Maksimum : 840 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 12* + 84** = 96 Kru : 2 Cockpit, 5 Cabin Jumlah : 12 Pesawat Mesin : GE CF34-8C5A1 Kecepatan Maksimum : 871 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 12* + 84** = 96 Kru : 2 Cockpit, 2 Cabin ATR Jumlah : 2 Pesawat Mesin : PW127M Kecepatan Maksimum : 508 kph Jangkauan : 926 Km Kapasitas Kursi : 70** Kru : 2 Cockpit, 2 Cabin AIRBUS CITILINK BOEING CITILINK Jumlah : 24 Pesawat Mesin : IAE V2527-A5 dan CFM56-5B/4 Kecepatan Maksimum : 871 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 180** Kru : 2 Cockpit, 4 Cabin Jumlah : 1 Pesawat Mesin : CFM56-3C1 Kecepatan Maksimum : 840 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 170** Kru : 2 Cockpit, 4 Cabin BOEING CITILINK Jumlah : 5 Pesawat Mesin : CFM56-3C1 Kecepatan Maksimum : 840 kph Jangkauan : km Kapasitas Kursi : 142** Kru : 2 Cockpit, 3 Cabin * Kelas eksekutif ** Kelas ekonomi

406 404 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Alamat Kantor Cabang No Negara ALamat Telepon Faksimili 1 AUSTRALIA Brisbane Level 1, G73, Brisbane International Terminal, Mailbox 69, Brisbane Airport QLD 4007, Australia, www. garuda-indonesia.net.au 2 Darwin 1A/10 Mc Lachlan Street, Darwin NT 0800, www. garuda-indonesia.net-au 3 Melbourne Level 1, 30 Collins Street Melbourne VIC 3000, www. garuda-indonesia.net-au 4 Perth Ground Floor, 16 St Georges Terrace, Perth WA 6000, PO.Box Z5240, Pert WA 6831, net-au 5 Sydney Level 6,55 Hunter Street Sydney NSW 2000 GPO, PO.Box 3836 Sydney NSW 2001, 6 CHINA Beijing RM , 2F China Life Tower 16 Chaoyang, District Beijing, PRC, 7 Shanghai Unit G-H, 17F Huamin Empire Plaza, 726, Yan Anh Road(W) Shanghai, PRC Room B1-M14 Terminal Two, Pudong International Airport Shanghai, China 9 Guangzhou Rm , Asia Int L Hotel 326, Section 1, Huanshi East Road, Guangzhou Unit , Main Tower Guang Dong Int l Building, Huangshi, Dong Lu, Guangzhou,PR China Room VIP 6, East Wing, Pullman Hotel Guangzhou Baiyun International Airport 10 HONGKONG Hong Kong Unit 10, 10/F, 68 Yee Woo Street Causeway Bay,Hong Kong 11 JAPAN Osaka OCAT Building 3F, Minatomachi, Naniwa-ku, Osaka-shi, 12 Tokyo Shin Tokyo Bldg. 1F Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo KOREA Seoul 7F, YG TOWER 155 Da-dong, Jung-gu Seoul Korea, Zip Code MALAYSIA Kuala Lumpur Ground Floor, Menara Park, Megan Avenue II, Block, D, No. 12 Jl. Yap Kwan Seng Kuala Lumpur Lot S23 S24, Level 4, KLIA main terminal Building, Sepang Selangor 15 THE NETHERANDS Amsterdam WTC Tower B-8th Floor, Schiphol Boulevard 177, 1118, BG Schiphol Airport, 16 SAUDI ARABIA Jeddah City Center First Floor, no.25-26, Madina Road, PO.Box Jeddah SINGAPORE Singapore 101 Thomson Road #12-03 United Square Singapore, 18 TAIWAN Taipei 5F-2, No 90, Jian Guo North Road Section 1, Taipei, 104, Taiwan, 19 THAILAND Bangkok 1168/77 Lumpini Tower, 27th floor, Rama IV RD, Thungmahamek, Sathorn, Bangkok UNITED KINGDOM London Marble Arch Tower, 55 Bryanston Street, London W1H 7 AA (61 7) (61 7) , (61-8) , (61-3) , (61-8) , (61-2) (61-8) (61-3) (60-8) (61-2) (86-10) (86-10) (86-21) (86-20) , (86-20) (86-20) , (86-20) (86-20) (86-20) (86-20) / (86-20) (85-2) (85-2) (81-6) (81-6) (81-3) (81-3) (82-2) (82-2) (603) (603) (603) (603) (31-20) (31-20) (966-2) , (966-2) (966-2) (65) (65) (88-62) (88-62) (66-2) , (44) (66-2)

407 405 No Negara ALamat Telepon Faksimili DOMESTIC 21 INDONESIA Ambon The Orchid Hotel, Lt Dasar, Jl. Raya Pattimura No. 5, Ambon 22 Balikpapan Komplek Balikpapan, Permai Blok H 1 No 23-24, Balikpapan (62-911) , (62-911) (62-911) Bandara Pattimura, Jl.Dr.Leimana Laha Ambon (62-911) (62-911) Jl. Marsma R.Iswahyudi Sepinggan International Airport (62-542) /1 (62-542) ) , (62-542) (62-542) Banda Aceh Jl.Teuku Imum Lueng Bata No.78 Banda Aceh (62-651) (62-651) Bandara Sultan Iskandar Muda (62-651) (62-651) Bandung Gd. Annex, Graha Bumiputera, Jl. Asia Afrika No (62-22) / Bandara Husein Sastranegara, Jl. Pajajaran No. 156 Bandung Hotel Grand Tryas, Jl. Tentara Pelajar No , Cirebon 25 Banjarmasin Jl. MH Hasanuddin No. 31 (62-511) / Bandara Syamsudin Noor (62-511) Ext. 610 (62-22) (62-22) (62-22) (62-231) (62-231) (62-511) (62-511) Batam I-Hotel Jl. Teuku Umar, Bukit Nagoya (62-778) (62-778) Hang Nadim Int l Airport (62-778) (62-778) Bengkulu Splash Hotel, Jl.Jend, Sudirman No. 48 (62-736) (62-736) Bandara Fatmawati Soekarno, Jl. Padang Kemiling (62-736) (62-736) Berau Hotel Derawan Indah, Jln Panglima Batur no. 396, Tanjung Redeb Berau Kaltim, Bandara Kalimarau Berau Jl. Silo, Tanjung Redeb 29 Biak Jl. Jend. Sudirman No. 3 (62-981) 25737/47 (62-981) Bandara Frans Kaisepo, Jl.Muh.Yamin no.2 Biak Papua (62-981) Denpasar Jl. Sugianyar No 5, Denpasar (62-361) (62-361) Rukan Golf Arcade Sanur, Jl. By Pass Ngurah Rai No 126 (62-361) / Kuta Paradiso Hotel, level 1, Jln Kartika Plaza, Kuta (62-361) Ext 7807 (62-361) (62-361) Bali Collection Nusa Dua Bali (62-361) (62-361) Domestic Arrival Terminal, Ngurah Rai Airport (62-361) Ext Benoa Square, Jl. By Pass Ngurah Rai No. 12 A, Kedonganan (62-361) nil Swissbell Hotel, Jl. Sun Set, Seminyak (62-361) nil (62-361) Gorontalo Gorontalo Business Park, Jl. Sultan Botutihe blok A-9 (62-435) (62-435) Airport Office, Djalaluddin Airport, terminal (62-435) (62-435) Jakarta Panin Tower (Senayan City) Lt. 7, Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta Gd. Kementerian BUMN, Jl. Merdeka Selatan No. 13 Jakarta (62-21) (62-21) (62-21) (62-21) Gd. Garuda Indonesia, Jl. Gunung Sahari Raya No. 52 (62-21) (62-21) Intiland Tower, Jl. Jendral Sudirman Kav.32 (62-21) (62-21)

408 406 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Alamat Kantor Cabang No Negara ALamat Telepon Faksimili Graha Rekso Building, Ground Floor, Jl. Boulevard Artha Gading Kav.A1, Artha Gading Botani Square, Ground Floor No.12, Jl.Raya Pajajaran Bogor 32, Bogor (62-21) (62-21) (62-251) (62-251) Hotel Horison Jl.KH Nur Ali, Bekasi (62-21) (62-21) Dharmawangsa Square, The City Walk Ground, Floor Blok 57, Jl. Darmawangsa VI & IX No. 64 Jakarta Menara Bidakara, Jl. Gatot Subroto, Kav.70-73, Pancoran (62-21) (62-21) (62-21) (62-21) Puskopal Mabes AL, Jl. Raya Hankam Cilangkap (62-21) (62-21) Emporium Pluit Mall No. UG-36 dan UG-37,Jl. Pluit Selatan Raya Jakarta Utara (62-21) (62-21) SPBU Kuningan, Jl. Rasuna Said Kav. X2/2, Jakarta (62-21) (62-21) Margo City, Ground Floor 12 C, Jl. Margonda Raya No.358, Depok Panin Tower (Senayan City) Lantai 2, Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta Puri Indah Mall Lt.Dasar Unit KC 10 Jl. Puri Agung, Jakarta Barat Pondok Indah Mall I, Jl. Metro Duta Niaga Blok V, Lt.Dasar 60 B, Pondok Indah, Jakarta (62-21) (62-21) (62-21) / (62-21) / (62-21) (62-21) (62-21) (62-21) Le Dien Hotel Jl.Jend. Sudirman No.88, Serang (62-21) (62-21) Bandara Halim Perdana Kusuma Lt.1, Jakarta (62-21) (62-21) Soekarno Hatta Airport, Lt.2, Terminal 2E/2F (62-21) Living World Alam Sutera Lt. 1, Unit I - 02, Jalan Alam Sutera Boulevard Kav.21, Tangerang Selatan 33 Jambi Abadi Suite Hotel & Tower, Jl. Prof. HMO Bafadhal No.111 (62-21) / (62-741) / 0868 Bandara Sultan Thaha (62-741) Jayapura Kompleks Ruko Pasifik Permai Blok G11-12 Matoa Square Lt.2, Jl.Abepura (021) (62-741) (62-967) (62-967) Bandara Sentani, Jayapura, (62-967) (62-967) Jl. Safri Darwin No. 2, Wamena ( ) ( ) Kendari Ahmad Yani Square, Jl. Ahmad Yani, Kendari (62-401) (62-401) Haluoleo Airport (62-401) Kupang Jalan WJ. Lalamentik No 75E, Kupang - Nusa Tenggara Timur ( ) ( ) Bandara El Tari Kupang (62-380) (62-380) Jl. Jend. Gatot Subroto No. 100, Ende (62-381) (62-381) Bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende (62-381) Jl. Pius papu Langka Kabe Ruko No. 3, Waekelambu, Komodo, Manggarai Barat Jl. Radamata, Waitabula, Tambolaka ( ) / Lampung Jl. Jend. Sudirman No. 17 A-B, Bandar Lampung (62-721) / Bandara Raden Inten II Jl.Branti Raya Tromol Pos no.1, Tanjung Karang ( ) (62-721) (62-721) (62-721)

409 407 No Negara ALamat Telepon Faksimili 38 Makassar Jl. Slamet Riyadi No.6 (62-411) (62-411) Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (62-411) Gedung Baruga, Telkomsel Lt. 1, Jl. AP. Pettarani No. 3 A Makassar Jl. Poros Makassar - Maros Km. 21 No. 6 Bulu-Bulu, Maros Sulawesi Selatan (62-411) (62-411) (62-411) Jl. Gajah Mada No. 13 Bulukumba (62-413) Malang Hotel Savana, Jl. Let. Jend. Sutoyo No Malang (62-341) / Bandara Abdurrahman Saleh, Jl. Lettu Suwoto (62-341) / (62-341) / Manado Jl. Sam Ratulangi No. 212 (62-431) (62-431) Bandara Sam Ratulangi (62-431) (62-431) Mataram Jl. Majapahit No. 1 (62-370) / 9999 Lombok International Airport, Jl. Raya By Pass Tanak Awu Praya (62-370) (62-370) (62-370) Jl. Soekarno Hatta No. 1 F, Bima, NTB (62-374) (62-374) Medan Jl Dr. Wolter Monginsidi No. 34 A (62-61) (62-61) Departure Hall Kualanamo Int l Airport (62-61) (62-61) Padang Jl. Jend. Sudirman no. 343 (62-751) Ext.11/13 Hotel Grand Rocky, Jl. Yos Sudarso No. 29, Bukit Tinggi Bandara Int l Minangkabau, Lantai Dasar (62-751) Palangkaraya Palangkaraya Mall, Jl. Kinibalu No.1 Blok D1-D2 (62-751) Ext.11/13 Tjilik Riwut Airport, Palangkaraya (62-536) Palembang Jl. Kapten A. Rivai No. 35 (62-711) Ext.110/105 (62-751) (62-752) (62-752) (62-751) (62-711) / Bandar Udara Int L Sultan Mahmud Badaruddin II (62-711) (62-711) Palu Jl. Moh. Hatta No.6 (62-451) / (62-451) Bandara Mutiara, Jl.Abdul Rahman Saleh Palu (62-451) (62-451) Pangkal Pinang Hotel Novotel, Jl. Soekarno Hatta Km 5, Pangkal Pinang Departure Hall Depati Amir Airport Pangkal Pinang (62-717) Pekanbaru Jl. Jend. Sudirman No. 343, Pekanbaru (62-761) 29115/116, 43903/45063 (62-717) (62-717) (62-761) Bandara Kasim II, Jl.Perhubungan, Simpang Tiga (62-761) (62-761) Mona Plaza Hotel, Annex Building, JL. HR. Soebrantas No.18 Pekanbaru (Panam) 49 Pontianak Jl. Rahadi Usman No. 8A (62-561) , Bandara Supadio, Pontianak (62-561) Mercure Hotel, Lt.1 Jl.Ahmad Yani no.91 (62-561) / Aston Hotel, Lt.1 Jl.Gajah Mada no.21 (62-561) / Samarinda Jl. S. Parman, Komplek Mall Lembuswana, Blok L-10 (62-541) / ( ) ( ) (62-561) (62-541)

410 408 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Alamat Kantor Cabang No Negara ALamat Telepon Faksimili 51 Semarang Gedung BPD Jateng Lt.3, Jl.Pemuda no.142 (62-24) (62-24) Ahmad Yani Airport (62-24) Dafam Hotel, Jl.Urip Simoharjo No.53 Pekalongan (62-285) (62-285) Dafam Hotel, Jl.Urip Simoharjo No.53 Pekalongan (62-291) /737 (62-291) Solo Hotel Riyadi Palace,Lt.4 Jl. Slamet Riyadi No. 335 (62-271) (62-271) Bandara Adi Sumarno (62-271) Surabaya Jl. Tunjungan 29 (62-31) (62-31) Graha Bumi Modern Lt. 1, Jl. Basuki Rachmat (62-31) , City of Tomorrow GE 3, Jl. Achmad Yani 288, Bundaran Waru Juanda International Airport (62-31) Service Center Surabaya, Mall Ciputra World 1st floor Unit 15-16, Jl. Mayjend Sungkono No. 89 Surabaya 54 Tanjung Pandan Billiton Hotel & Club, JL. Depati Gegedek, Tanjung Pandan, Belitung (62-31) (62-31) (62-31) (62-31) (62-31) (62-719)23408 / Bandara H.A.S. Hananjudin (62-719) Tanjung Pinang Jl Ahmad Yani Ruko Bisnis Metro No 6, Sungai Jang, Bukit Bestari (61-771) 27000, 28330, Bandara Raja Ali Haji Fisabilllah (61-771) , Tarakan Bandar Udara International Juwata, Jl. Mulawarman No Ternate Ruko Jatiland Business Center, Jl. Boelevard Raya No. 43, Ternate (62-719)23425 (62-771) (62-771) (62-551) (62-551)33015 (62-921) / (62-921) Bandara Sultan Babullah (62-921) (62-921) Timika JL. Budi Utomo No , Inauga, Mimika Baru ) / Mosses Kilangin Airport Jl.Freeport Timikia(62-901) Yogyakarta Royal Ambarukmo Hotel Lt. 1, Jl. Laksda Adi Sucipto No. 81 GENERAL SALES AGENT (GSA) (62-901) (62-901) (62-901) (62-274) (62-274) Hotel Inna Garuda, Jl. Malioboro No.60 (62-274) (62-274) Bandara Adi Sudjipto, Jl.Solo Km 9 (62-274) Ext.32 CALL CENTER (62-21) CANADA Toronto AIR WORLD INC Bay Street Suite 601 Toronto, ON M5R 3K4, yyz@ garudana.com Vancouver 1167 Alberni Street, Suite 1406, Vancouver, BC Canada V6E 3Z3, yvr@garudana.com (416) / GARUDA / GARUDA (416) (604) UNI EMIRATE Abu Dhabi ABU DHABI TRAVEL BUREAU (ADTB) ARAB Maidan Al Itihad Street, Abu Dhabi, Uni Arab Emirate (971-2) (971-2) NEW ZEALAND Auckland AIRLINE MARKETING NEW ZEALAND LTD. Level 10, Westpac, Trust Tower, 120 Albert Street (64-9) (64-9) PHILIPPINES Manila AIRESOURCES, INC. Lower Lobby, Century Park Hotel P, Ocampo Sr. Cor Adriatico Sts Malate 64 QATAR Doha CONTINENTAL Building Office No 3 Thani Bin Abdulla, Commercial Complex C Ring Road-VIP, or clock round about Doha- Qatar (63-2) / (63-2) (974) (974)

411 409 No Negara ALamat Telepon Faksimili 65 U.S.A California AIR WORLD INC Venture Boulevard - Suite 115 Encino, CA , lax@garudana.com Chicago Houston New York 66 SAUDI ARABIA Makkah Al Mukkaramah 101 North Wacker Drive, Suite 350 Chicago, Illinois 60606, chi@garudana.com 3050 Post Oak Boulevard- Suite 350, Houston TX 77056, hou@garudana.com One Penn Plaza, Suite 1416 New York, NY , nyc@ garudana.com Al Mansoor Commercial Centre, Ground Floor, Mansoor Street (818) / GARUDA (312) / GARUDA (713) / GARUDA (212) / GARUDA Dammam King Abdul Azis Road, 19th Cross Street, Al Khobar (96-63) / / Jeddah Riyadh Al Nakheel Center, Madinah Road, (Near NCB Bank), PO.Box Jeddah Al Fawzan Building, Olaya Main Road, Near to Ministry of Interior, PO.Box 58458, Riyadh, SULTAN OF OMAN Muscat SHARAF Travel 309 MGM Building, 3rd floor, Ruwi Roundabout, JIBROO0 68 VIETNAM Ho Chi Minh City 69 BRUNEI DARUSSALAM Hanoi Bandar Seri Begawan TRANSVIET TRAVEL GROUP 2nd Floor, Travel House Building, , Nam Ky Khoi Nghia Street, District 3, GA.SGN@transviet.com 4th Floor, Dao Duy Anh Tower, 9 Dao Duy Anh Street, Dong Da District, Hanoi ADATC Sales Bandar Seri Begawan No. 1 Lot 20171, Jl. Laksamana Abdul Razak, Km. 2 Bandar Seri Begawan, 70 KUWAIT Kuwait Caesar International Company W.L.L Al -Jawhara Tower, Ground Floor, Al- Salhiya, Ali Al- Salem Street, P.B# Safat Code 13056, Kuwait 71 GERMANY Frankfurt AVIAREPS Kaisertrabe 77, Frankfurt / Main Germany 72 ENGLAND London FLIGHT DIRECTORS SCHEDULED SERVICES LTD Flighthouse Fernhill Road Horley Surrey, RH6 9 SY, United Kingdom 73 BELGIUM Belgium APG AIR AGENCIES Bosstraat Zaventum, Belgium 74 MALAYSIA Penang MAPLE TRAVEL (M) SDN BHD G-03 Penang Plaza, Burma Road 75 INDIA BIRD TRAVELS PRIVATE LIMITED New Delhi Hyderabad Calcuta E-9, Connaught House Ground Floor, Connaught Place (Middle Circle), New Delhi H. No , 101, 1st Floor, V.V. Vintage Boulevard Somajiguda, Rajbhivan Road Hyderarab, India Room 606 Krishna Building 224, AJC Bose Road Ccalcuta, W. Bengal India Chennai 105, 1ST Floor Prince Center, 248 Pathari Road Anna Salai, Chennai Mumbai 14, Nirman Kendra, DR. E. Moses Road, Near Famous Studio Mahalaxmi, West Mumbai (818) (312) (713) (212) (966-2) (966-2) (99-63) (966-2) (966-2) (966-1) / (966-1) (968-2) (968-2) (84-8) (84-8) (84-8) (84-8) / Bangalore 138A Brigade Gardens, Church Street, Bangalore SRI LANKA Colombo 11 York Street, Colombo 01, Sri Lanka

412 410 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2013 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2013 telah dimuat secara lengkap, dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan perusahaan. Jakarta, Maret 2014 Dewan Komisaris Bambang Susantono Komisaris Utama Betti Setiastuti Alisjahbana Komisaris Independen Chris Kanter Komisaris Independen Peter F. Gontha Komisaris Independen Wendy Aritenang Komisaris

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III. 1 Objek Penelitian III. 1. 1. Sejarah Singkat Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama Indonesian Airways. Pesawat pertama yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang kurang lebih dari 240 juta jiwa dan termasuk negara yang memiliki banyak pulau.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI A. Simpulan 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi diferensiasi Quantum Leap 2011-2015 antara lain adalah: a. Penciptaan Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri penerbangan LCC (Low Cost Carrier) seperti airasia, lion air, tiger

BAB I PENDAHULUAN. industri penerbangan LCC (Low Cost Carrier) seperti airasia, lion air, tiger BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nama Garuda Indonesia bukanlah nama baru di dunia industri penerbangan domestik dan international. Di penerbangan lokal, nama Garuda Indonesia termasuk di golongan

Lebih terperinci

Nilai Transaksi* Jml. Transaksi** Harga Terakhir Kapitalisasi Pasar***

Nilai Transaksi* Jml. Transaksi** Harga Terakhir Kapitalisasi Pasar*** Nilai Transaksi* 14.78 3.36 4.97 Jml. Transaksi** 32.85 9.59 13.43 Harga Terakhir 423 342 348 Kapitalisasi Pasar*** 8.74 8.85 9.01 Catatan: * Rata-rata Nilai Transaksi dalam Miliar Rupiah ** Rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis perkiraan lalu lintas di industri penerbangan yang menunjukkan harapan akan menyambut sekitar 3,6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garuda Indonesia sebagai national flag carrier kini melayani lebih dari 50% pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan customer service

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK & ANALYST MEETING PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Kinerja Kuartal I, 2015 Jakarta, 15 Mei 2015

PAPARAN PUBLIK & ANALYST MEETING PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Kinerja Kuartal I, 2015 Jakarta, 15 Mei 2015 PAPARAN PUBLIK & ANALYST MEETING PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Kinerja Kuartal I, 2015 Jakarta, 15 Mei 2015 1 Agenda Hal 1. Profil Perusahaan 3 8 2. Kinerja Operasional 9 13 3. Kinerja Keuangan 14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia.

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 8 tanggal 4 Maret 1975 dan memperoleh status badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Garuda Indonesia (persero) Tbk adalah maskapai penerbangan milik negara atau bisa disebut juga perusahaan BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan laporan keuangan tahun 2008 hingga

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan laporan keuangan tahun 2008 hingga BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan penilaian bisnis yang telah dilakukan oleh penulis pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan laporan keuangan tahun 2008 hingga 2010 disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah keputusan niat beli ada beberapa perilaku yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah keputusan niat beli ada beberapa perilaku yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah keputusan niat beli ada beberapa perilaku yang dapat mempengaruhi antara lain kepercayaan merek, kesadaran merek, dan persepsi merek mewah. Kepercayaan

Lebih terperinci

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - PGN Raih Platinum Award - LACP's AR Competition 2011 Vision Award

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - PGN Raih Platinum Award - LACP's AR Competition 2011 Vision Award No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 021600.S/HM.02.00/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 12 Jul 2012 20:26:49 Perihal Keterbukaan Informasi Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi, semua bidang industri saling bersaing untuk memperebutkan pasar. Tingginya tingkat persaingan dalam suatu industri mendorong perusahaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada Bab ini peneliti akan menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan mengenai profil perusahaan dimana memuat sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak hanya produk berupa barang yang banyak memberikan manfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Di era modern dan perkembangan teknologi serta meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jasa transportasi udara di era globalisasi ini meningkat pesat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di Indonesia. Hadirnya

Lebih terperinci

JURNAL JEMEN SISTEM. Dosen : Disusun oleh : KELAS 2DB01 JURUSAN

JURNAL JEMEN SISTEM. Dosen : Disusun oleh : KELAS 2DB01 JURUSAN JURNAL SISTEM INFORMASI MANAJ JEMEN 1 JURNAL PERUSAHAAN PT.GARUDAA INDONESIA (PERSERO). Tbk Dosen : Masimbangan Susannaa Herawati Disusun oleh : WAHYU EDI SANTOSO ( 39113197 ) uyhaw.ok@gmail.comm KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu diperhatikan dan sangat penting peranannya. Pengangkutan udara mempermudah dalam melakukan transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian signifikan merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi industri transportasi dalam mengembangkan

Lebih terperinci

GARUDA DIMILIKI PUBLIK By : Berton Manurung

GARUDA DIMILIKI PUBLIK By : Berton Manurung GARUDA DIMILIKI PUBLIK By : Berton Manurung Company Profile Sejarah perkembangan komersial di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari masamasa perjungan rakyat Indonesia dalam usaha mempertahankan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Industri penerbangan Indonesia adalah industri yang memiliki persaingan yang kompetitif. Persaingan yang kompetitif ini dialami tidak hanya dengan maskapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, transportasi di Indonesia semakin diperlukan bagi semua kalangan. Keberadaan sebuah sarana transportasi dalam kehidupan manusia menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencakup pelayanan pre-flight, in-flight, dan post-flight. Sehingga pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencakup pelayanan pre-flight, in-flight, dan post-flight. Sehingga pelayanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian full service carrier Menurut Undang-Undang No.1 tahun 2009 tentang penerbangan, Full service carrier adalah pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan secara

Lebih terperinci

Press Release. BNI Layani 1,4 Juta Nasabah Prudential

Press Release. BNI Layani 1,4 Juta Nasabah Prudential BNI Layani 1,4 Juta Nasabah Prudential Jakarta, 26 September 2012. Dalam rangka meningkatkan layanan kepada nasabah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan Prudential Indonesia sepakat menjalani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Tbk Gambar 1.1 Logo Garuda Indonesia Sumber: www.garuda-indonesia.com (05 November 2015) PT. Garuda Indonesia

Lebih terperinci

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Blue Bird Tbk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Jakarta, 4 Juni 2015 Mata Acara Rapat 1 Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan 2 Penetapan penggunaan Laba Bersih Perseroan 3 Penunjukan Akuntan Publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Daftar Maskapai Penerbangan di Indonesia Nama Maskapai Penerbangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Daftar Maskapai Penerbangan di Indonesia Nama Maskapai Penerbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rencana Induk Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengenai Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025, menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT... vi MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di Amerika Serikat, yang diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Lebih terperinci

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi LAPORAN INDUSTRI Juli 2013 STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.... 1.1 Kata Pengantar. 1 2 IV. PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Garuda Indonesia merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak dibidang penerbangan. Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lampiran 2 Ringkasan tanya jawab dalam Public Expose Tahun 2017: Pertanyaan 1: Berapa total dividen yang akan dibagikan tahun ini dan tanggal berapa pembagiannya. Untuk tahun 2017, berapa target

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa transportasi udara sejak awal berkembang dalam menanggapi peningkatan potensi pergerakan manusia yang tersebar dalam berbagai segmentasi masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak globalisasi yang sangat besar, secara tidak langsung membuat masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan praktis (mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mobilitas masyarakat dewasa ini meningkat pesat. Hal ini dapat dilihat dari berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 16 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. sejarah PT Garuda Indonesia sebagai induk dari SBU Citilink. Sebagai national

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. sejarah PT Garuda Indonesia sebagai induk dari SBU Citilink. Sebagai national 8 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sebelum masuk ke SBU Citilink yang merupakan unit usaha mandiri yang berada didalam lingkup perusahaan PT Garuda Indonesia maka perlu melihat sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang penelitian Industri penerbangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung relatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tahun-tahun mendatang muncul suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap Badan Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industry jasa, di sisi lain meningkatnya keperluan masyarakat

Lebih terperinci

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya BAB V KESIMPULAN Fenomena ASEAN Open Sky menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari oleh Pemerintah Indonesia. sebagai negara yang mendukung adanya iklim perdagangan bebas dunia, Indonesia harus mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC)

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha penerbangan saat ini telah berkembang pesat dengan berbagai perubahan strategi bagi operator dalam menggunakan berbagai model penerbangan salah satu

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Juli 2013 Halaman : 174 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Indonesia (2013) menyebutkan bahwa krisis. ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di beberapa kawasan di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Indonesia (2013) menyebutkan bahwa krisis. ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di beberapa kawasan di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia (2013) menyebutkan bahwa krisis ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. pembenahan mulai dari armada pesawat baru dan pelayanan. Berdasarkan pada

BAB IV PENUTUP. pembenahan mulai dari armada pesawat baru dan pelayanan. Berdasarkan pada BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Di era globalisasi saat ini, industri penerbangan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Transportasi penerbangan saat ini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat dalam melakukan

Lebih terperinci

PT. RIMAU MULTI PUTRA PRATAMA, Tbk

PT. RIMAU MULTI PUTRA PRATAMA, Tbk PT. RIMAU MULTI PUTRA PRATAMA, Tbk 1 PROFIL PERSEROAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN KINERJA KEUANGAN JANUARI SEPTEMBER 2017 LAPORAN KEUANGAN UPAYA PENINGKATAN KINERJA PERSEROAN KEJADIAN PENTING TAHUN 2015 S.D.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat dalam berbagai bidang, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat dalam berbagai bidang, setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat dalam berbagai bidang, setiap perusahaan tentunya ingin terus maju dan tetap eksis serta mampu bersaing dengan para kompetitornya

Lebih terperinci

Paparan Publik PT FIRST MEDIA Tbk. Jakarta, 20 April 2018

Paparan Publik PT FIRST MEDIA Tbk. Jakarta, 20 April 2018 Agenda 1. Ikhtisar Kerja Operasional 2. Laporan Keuangan 3. Rencana Mendatang 4. Penghargaan 5. Sesi Tanya Jawab 1 IKHTISAR KINERJA OPERASIONAL IKHTISAR KERJA OPERASIONAL TAHUN 2017 SEGMEN USAHA TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada saat ini, sektor transportasi nasional khususnya jasa udara dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis sangat ketat khususnya pada bisnis jasa penerbangan. Hal ini menuntut setiap perusahaan menempatkan orientasi purchase decision pelanggan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini sarana transportasi memiliki peranan yang sangat vital untuk melakukan berbagai kegiatan, terlebih dalam dunia bisnis. Pertumbukan industri

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2009 MENCAPAI 60,59 PERSEN

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2009 MENCAPAI 60,59 PERSEN No. 06/02/34/TH.XII, 01 Februari 2010 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2009 MENCAPAI 60,59 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

AGENDA PERTAMA PERSETUJUAN ATAS LAPORAN TAHUNAN DAN PENGESAHAN PERHITUNGAN TAHUNAN 2014

AGENDA PERTAMA PERSETUJUAN ATAS LAPORAN TAHUNAN DAN PENGESAHAN PERHITUNGAN TAHUNAN 2014 AGENDA PERTAMA PERSETUJUAN ATAS LAPORAN TAHUNAN DAN PENGESAHAN PERHITUNGAN TAHUNAN 2014 Jakarta, 1 April 2015 XL External KINERJA PERSEROAN TAHUN 2014 XL External 2014 ADALAH TAHUN KONSOLIDASI BAGI XL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri jasa penerbangan di Indonesia, khususnya untuk penerbangan komersial berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya deregulasi yang mengatur transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan perekonomian serta perubahan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di industri penerbangan Indonesia semakin meningkat, ditunjukkan dengan semakin banyak pemain maskapai penerbangan yang masuk ke pasar Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman telah mendorong manusia untuk terus berkembang, tidak terkecuali dengan dunia penerbangan. Pertumbuhan penduduk yang tergolong cepat dan diringi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi kebutuhan masyarakat, mulai dari transportasi lewat darat menggunakan mobil, motor, atau kereta api, transportasi

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MAINTENANCE REPAIR AND OVERHOUL INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 20 April 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MAINTENANCE REPAIR AND OVERHOUL INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 20 April 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MAINTENANCE REPAIR AND OVERHOUL INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 20 April 2016 Yang terhormat. : Saudara Menteri Perhubungan, atau yang mewakili;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif dalam segala bidang usaha. Keberhasilan kompetisi ini sangat ditentukan oleh antisipasi pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maskapai Garuda 7,665,390 8,398,017 9,993,272 13,701,879 15,304,472

BAB I PENDAHULUAN. Maskapai Garuda 7,665,390 8,398,017 9,993,272 13,701,879 15,304,472 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kebutuhan mobilitas jarak jauh penduduk Indonesia akan membuat industri penerbangan kembali bertumbuh pesat pada tahun 2013. Pertumbuhan jumlah penumpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri penerbangan di Indonesia kian kompetitif seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri penerbangan di Indonesia kian kompetitif seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri penerbangan di Indonesia kian kompetitif seiring dengan dilonggarkannya peraturan pemerintah mengenai penerbangan di Indonesia pada tahun 2000 lalu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang sangat cepat. Teknologi Informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Paparan Publik

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Paparan Publik PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Paparan Publik Laporan Tahunan 2013 Jakarta, 2 April 2014 Delivering Indonesia s Best to the World 0 Kinerja & Pemegang Saham Daftar Pemegang Saham per 30 Desember 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan meratanya distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan melalui berbagai macam moda transportasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BISNIS. Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat

BAB II PROFIL BISNIS. Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat BAB II PROFIL BISNIS 2.1. Sejarah Berdirinya Usaha Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat adanya peluang bisnis yang bagus yaitu banyaknya mahasiswa yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Peranan pesawat terbang sebagai sarana

Lebih terperinci

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004)

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004) I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penumpang angkutan udara dari waktu ke waktu cenderung meningkat, hal ini terlihat dari pengguna Bandara Soekarno-Hatta seperti terlihat dari Gambar 1. orang 1000000 900000

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sekilas Tentang Angkasa Pura II Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan

Lebih terperinci

Jaminan Nilai Premi yang Dibayarkan INVESTRA PLATINUM. Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra

Jaminan Nilai Premi yang Dibayarkan INVESTRA PLATINUM. Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra Jaminan Nilai Premi yang Dibayarkan INVESTRA PLATINUM Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra INVESTRA PLATINUM Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra INVESTRA PLATINUM adalah perlindungan asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbagai kejadian di masa silam yang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbagai kejadian di masa silam yang sejalan dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai kejadian di masa silam yang sejalan dengan perkembangan zaman, membuat masyarakat sadar betapa pentingnya jasa asuransi sebagai sarana untuk menjamin

Lebih terperinci

Manajemen E-Business pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk.

Manajemen E-Business pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. Manajemen E-Business pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. Tugas UAS Mata Kuliah : Pengetahuan Manajemen dan E-Bisnis Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Alvin Soesilo (01-2014-024)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, Indonesia membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi masyarakatnya. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Jasa penerbangan Indonesia saat ini diwarnai dengan munculnya pemain-pemain baru di dalam industri penerbangan domestik. Hal tersebut didukung oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majunya perekonomian di Indonesia ditandai dengan berkembangnya industri di Indonesia. Setiap negara dituntut untuk dapat meningkatkan sektor-sektor industri yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. 2006). Perusahaan menganggap aset takberwujud merupakan aset yang sangat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. 2006). Perusahaan menganggap aset takberwujud merupakan aset yang sangat BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, penilaian dan pemeringkatan merek telah menjadi isu yang semakin menarik di kalangan pemasaran (Chu dan Tat Keh, 2006). Perusahaan menganggap

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN BAB 3 DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN 3.1. Tentang Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan Sebagai penyedia layanan terpadu bagi semua nasabahnya yaitu "One Stop Financial Service", pada tanggal 28 November 1996,

Lebih terperinci

Berita Pers Implementasi Single Investor Identity Menuju Transparansi Pasar Modal Indonesia

Berita Pers Implementasi Single Investor Identity Menuju Transparansi Pasar Modal Indonesia Berita Pers Implementasi Single Identity Menuju Transparansi Pasar Modal Indonesia Jakarta, 10 Agustus 2011 - Sebagai salah satu Self Regulatory Organization (SRO) bersama dengan PT Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang harus dibayar oleh perusahaan agar tetap survive dalam bisnisnya. Apabila dahulu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut tetap menjadi pilihan utama konsumen. sertifkasi ISO. Dengan adanya sertifikasi tersebut, perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut tetap menjadi pilihan utama konsumen. sertifkasi ISO. Dengan adanya sertifikasi tersebut, perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan bisnis sekarang ini, untuk menghadapi persaingan global dibutuhkan suatu keunggulan agar dapat bersaing dengan berbagai perusahaan baik dari dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sebuah organisasi atau perusahaan, komunikasi merupakan kunci untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut digunakan untuk menjalin

Lebih terperinci

Berita Pers Single Investor Identity dan Pemisahan Rekening Dana Investor, akses menuju transparansi pasar modal Indonesia

Berita Pers Single Investor Identity dan Pemisahan Rekening Dana Investor, akses menuju transparansi pasar modal Indonesia Berita Pers Single Identity dan Pemisahan Rekening Dana, akses menuju transparansi pasar modal Indonesia Jakarta, 30 Desember 2011 Sebagai salah satu Self Regulatory Organization (SRO), PT Kustodian Sentral

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016 Yang saya Hormati. : 1. Direktur Utama Garuda Maintenance Facility AeroAsia 2. Jajaran

Lebih terperinci