PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM PENCAPAIAN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR KARYAWAN (STUDI KASUS: DNA CORE DIVISI SALES & MARKETING HOTEL INDONESIA KEMPINSKI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM PENCAPAIAN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR KARYAWAN (STUDI KASUS: DNA CORE DIVISI SALES & MARKETING HOTEL INDONESIA KEMPINSKI"

Transkripsi

1 PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM PENCAPAIAN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR KARYAWAN (STUDI KASUS: DNA CORE DIVISI SALES & MARKETING HOTEL INDONESIA KEMPINSKI JAKARTA) Apriliyah Sari Ramadanty, S.Sos, M.Si Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Bina Nusantara University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat, DKI Jakarta ABSTRAK Budaya organisasi merupakan suatu pegangan teguh dari kehidupan berorganisasi pada suatu perusahaan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peran budaya organisasi di dalam pencapaian komunikasi efektif pada suatu organisasi hotel. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori budaya organisasi oleh Michael Pacanowsky & Nick O Donnell. Metode penelitian yang dilakukan ialah penelitian kualitatif, dengan teknik wawancara semi-terstruktur, observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian, komunikasi organisasi internal berjalan cukup baik dan terarah. Budaya yang ada di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta divisi sales & marketing, terdiri dari nilai-nilai straightforward, people oriented, creating traditions, entrepreneurial performance dan passion for European luxury, disebut sebagai DNA core values. Serta berbagai macam ritual dan kebiasaan yang ada. Sebagian budaya tersebut memiliki peran dalam pencapaian komunikasi efektif. Walaupun demikian pencapaian komunikasi efektif masih harus terus ditingkatkan. (A) Kata kunci: Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi Internal, Komunikasi Efektif. ABSTRACT Organizational culture is a firm grip of organizational life in one company. The research objective was to determine the role of organizational culture in achieving effective communication in an organization in this case, hotel. The theory used in this research is organizational culture theory by Michael Pacanowsky & Nick O'Donnell. Research 1

2 methodology is a qualitative research, with a semi-structured interview techniques, observation and literature study. Internal organizational communication went pretty well and focused. Culture in Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, sales & marketing division, consisting of the DNA core values are: Straightforward, People-Oriented, Creating Traditions, Entrepreneurial Performance and Passion for European luxury. and various rituals and customs that exist. Some of that culture has a role in achieving effective communication. Nevertheless, for achieving effective communication still needs a lot of improvements. (A) Keywords: Organizational culture, Internal Organizational Communication, Effective Communiacation. PENDAHULUAN Budaya tidak dapat dikelola, budaya muncul begitu saja. Para pemimpin tidak menghasilkan budaya, para anggotalah yang menciptakan budaya. Budaya adalah suatu ekspresi kebutuhan manusia yang paling mendalam, suatu alat pencerahan pengalamaan manusia dengan makna bersama (Rohim, 2009). Budaya tercipta di dalam setiap kehidupan berkelompok. Kelompok sendiri merupakan sekumpulan individu yang di dalamnya terdiri dari dua orang atau lebih dan memiliki tujuan bersama. Kelompok kemudian membentuk sebuah pola sikap, kebiasaan dan makna tersendiri yang dianut oleh mereka di dalam satu kesatuan kelompok tersebut. Sebuah organisasi merupakan satu kesatuan dan sekumpulan individu dengan tujuan atau goal yang sama. Menurut Smircich, organisasi adalah perilaku simbolik dan eksistensinya bergantung pada makna bersama dan pada penafsiran yang diperoleh melalui interaksi manusia (Rohim, 2009). Begitupula yang terdapat di hotel. Hotel merupakan sebuah organisasi dimana perilaku simbolik sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial antara karyawan. Hotel merupakan sebuah organisasi dengan banyaknya sistem atau pengaturan yang diatur sedemikian rupa kepada karyawannya, untuk mengatur tata cara perilaku dari masing-masing individu. Hal tersebut berguna untuk mencapai satu tujuan bersama lewat visi misi dari sebuah hotel. Komunikasi di dalam hotel memiliki dua macam jenis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Hal ini terlihat dari kebiasaan-kebiasaan verbal dan nonverbal, verbal lewat perkataanperkataan yang diatur sedemikian rupa, contoh: standart greetings. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata di dalam penyampaiannya. Dapat berupa lisan ataupun tertulis. Serta nonverbal terlihat dari pemakaian baju, seragam, grooming serta hal-hal yang berkaitan komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata di dalam penyampaiannya. Bentuk-bentuk komunikasi inilah yang nantinya akan menghasilkan sebuah budaya. Jika dikaitkan dengan komunikasi efektif, komunikasi efektif sendiri (effective communication) merupakan komunikasi yang tepat sasaran, berhasil guna atau mencapai tujuan yaitu menyampaikan informasi. Berkomunikasi efektif berarti komunikator dan komunikan samasama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Komunikasi yang efektif akan menghasilan pengertian akan sebuah pesan, kesenangan, mempengaruhi sikap atau tindakan sehingga menentukan hubungan sosial yang baik diantara pelakunya. Hotel merupakan sebuah organisasi dimana di dalamnya terdapat kekayaan nilai, kebiasaan, ritual yang dianut oleh seluruh anggota di dalamnya. Ritual ataupun kebiasaan di dalam hotel sangat beragam, menjadikan sebuah bentuk organisasi kaya akan pemahaman makna. Hotel sendiri terdiri dari berbagai macam aspek individu yang berbeda-beda, kelompok-kelompok yang berbeda tugas atau job descriptions-nya. Sehingga dari masing-masing divisi dan departemen melahirkan sebuah kebiasaan dan identitas yang membentuk budaya itu sendiri. Budaya di dalam setiap hotel juga berbeda-beda, yang menjadikan setiap hotel memiliki keunikan tersendiri dan keunggulan masingmasing. Hotel Indonesia merupakan Hotel bersejarah yang ada di Indonesia, berdiri pada tahun 1962, kemudian me-rebranding nama pada tahun 2009 menjadi Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Hotel Indonesia Kempinski Jakarta (HIKJ) merupakan hotel berbintang 5 yang menjadi salah satu icon

3 bersejarah perhotelan di Indonesia. Hotel Indonesia Kempinski Jakarta memiliki berbagai macam departemen dan divisi. Berbagai macam departemen dan divisi inilah yang membentuk sebuah pola atau cara berkomunikasi yang berbeda-beda diantara tiap-tiap divisi atau departemen. Dengan banyaknya jumlah karyawan ataupun pekerja inilah yang akan menimbulkan suatu bentuk budaya. Salah satu department yang menjadi bahan acuan dalam penelitian ini adalah department sales & marketing, karena di dalam department sales & marketing sendiri terdapat kebiasaan-kebiasaan serta pola komunikasi yang tampak menarik untuk dilakukan sebuah penelitian. Hotel Indonesia Kempinski Jakarta sendiri memiliki percampuran kedua budaya antara budaya Eropa dan budaya Indonesia. Dimana budaya Eropa terlihat dari Kempinski sendiri sebagai salah satu jasa hotelier yang berasal dari Jerman, dimana terdapat pengaruh kebudayaan Eropa. Sementara Hotel Indonesia sendiri adalah cikal bakal perhotelan yang ada di Indonesia. Sehingga hal inilah yang menarik untuk dikaji, bahwa budaya di dalam organisasi terdapat pengaruh dari budaya Indonesia dan Eropa. Lewat penerapan nilai-nilai diantara nilai budaya Indonesia dan budaya Eropa yang kaya inilah, menjadikan budaya organisasi dari Hotel Indonesia Kempinski Jakarta sangat menarik untuk dikaji. Serta lewat ke-lima landasan nilai-nilai budaya Hotel Inmdonesia Kempinski Jakarta inilah yang diharapkan sebagai sarana komunikasi efektif antar karyawan khususnya divisi sales and marketing. Lewat implementasi atau penerapan nilai-nilai yang dianut Hotel Kempinski Jakarta, kita dapat mengetahui bagaimana kebiasaan serta komunikasi yang terbentuk disana. Lewat penelitian ini pula dapat diketahui apakah nilai-nilai budaya yang dianut memiliki peran dalam membentuk komunikasi yang efektif di dalam divisi sales & marketing? Untuk itu peneliti mengambil judul yakni Peran Budaya Organisasi Dalam Pencapaian Komunikasi Efektif Antar Karyawan (Studi Kasus: DNA Core Divisi Sales & Marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta) METODE PENELITIAN Perspektif dari masing-masing individu yang berbeda melahirkan berbagai macam interpretasi dan makna pesan. Hal inilah yang menjadi sebuah ketertarikan peneliti, bahwa setiap individu memiliki cara pandangnya masing-masing. Untuk mengungkap pandangan yang berbedabeda itulah, maka diperlukan penelitian secara mendalam. Sehingga pendekatan penelitian yang peneliti ambil ialah pendekatan kualitatif. Tipe atau jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Format deskriptif kualitatif umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus. Deksriptif kualitatif merupakan penelitian eksplorasi dan memainkan peranan yang amat penting dalam pemahaman orang tentnag variable sosial. Format deskriptif kualitatif memusatkan pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena tertentu. (Bungin, 2014) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu kasus secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif. Studi kasus bisa dilakukan terhadap individu, seperti yang lazim dilakukan para ahli psikologi analisis; juga terhadap kelompok, seperti yang dilakukan beberapa ahli antropologi, sosiologi dan psikologi sosial. Pengumpulan data diambil beberapa sumber: Data Primer : Data Primer diambil dari hasil wawancara beberapa sampel narasumber dari Hotel Indonesia Kempinski Jakarta divisi Sales & marketing. Selain itupula peneliti ikut di dalam kegiatan observasi, sehingga peneliti dapat ikut menyaksikan kegiatan langsung yang berguna untuk sumber data. Observasi Lapangan, Peneliti dalam hal ini melihat keadaan seccara langsung dan turut memperhatikan peristiwa di dalamnya. Peneliti akan terjun langsung ke tempat penelitian yaitu, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Observasi ini dilakukan peneliti selama kerja praktek periode Februari- Mei Observasi lapangan ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap segala bentuk kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi atau tempat dilakukannya penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu mengenai Peran Budaya Organisasi Dalam Pencapaian Komunikasi Efektif Antar Karyawan DNA Core Divisi sales & marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.

4 Wawancara Semiterstruktur, Wawancara akan dilakukan menggunakan teknik semi-terstruksur dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. (Sugiyono, 2014) Wawancara akan diajukan kepada beberapa sample dari pekerja Hotel Indonesia Kempiski Jakarta divisi sales & marketing. Wawancara akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan baik yang tersusun secara sistematis ataupun pertanyaan-pertanyaan yang diutarakan secara spontan untuk melengkapi pertanyaan yang telah disusun. Dengan adanya hal tersebut akan memungkinkan para narasumber untuk menceritakan tentang Peran Budaya Organisasi Dalam Pencapaian Komunikasi Efektif Antar Karyawan Data sekunder : Data sekunder didapat peneliti dari berbagai macam hal seperti buku, jurnal dan artikel. Selain itupula sumber lainnya dapat berupa foto, rekaman suara, dan lain-lain. Teknik analisis data merupakan sebuah langkah yang harus dilakukan oleh peneliti untuk menganalisa, merubah, dan menguji kebenaran data yang ia miliki untuk melanjutkan proses penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model kualitatif, menyatakan bahwa teknik analisis ini terdiri dari: Reduksi Data (Data Reduction), Penyajian Data (Data Display), Penarikan dan Pengujian Kesimpulan. Teknik Keabsahan Data yang dipakai ialah triangulasi sumber, yaitu mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik. Data yang telah dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan terdapat kesepakatan. Dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber, yaitu mengecek data yang telah diperoleh melalui sumber yang ahli dan relevan. Dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik. Data yang telah dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan terdapat kesepakatan, data wawancara yang sudah didapat akan digabungkan untuk mendapatkan satu kebenaran mengenai Peran Budaya Organisasi Dalam Pencapaian Komunikasi Efektif Antar Karyawan. HASIL DAN BAHASAN Komunikasi linear hanya terjadi satu arah saja tanpa adanya respon atau feedback secara langsung dari penerima pesan. Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti, model komunikasi linear pada divisi Sales & marketing kerap kali terjadi pada saat pemberian perintah kerja atau delegasi tugas. Berkaitan dengan kewajiban atau mandatory. Selain itu model komunikasi linier terjadi pula pada saat pemberian pengumuman atau announcement dan juga statement dari departemen yang berkaitan. Komunikasi interaksional merupakan interkasi yang terjadi apabila didalamnya terdapat komunikasi dari pemberi pesan atau pembawa pesan lalu mendapatkan feedback atau respon dari penerima pesan tersebut. Komunikasi interaksional yang terjadi di dalam divisi sales & marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta lebih banyak terjadi pada saat adanya diskusi, kemudian brainstorming ataupun adanya sesi tanya jawab disaat pemberian pelatihan atau training. Komunikasi interaksional terjadi pula pada saat pemecahan masalah yang memerlukan solusi atau jalan keluar tidak hanya dari satu pihak namun melibatkan pikiran team secara keseluruhan. Selain itupula komunikasi interaksional juga terlihat pada saat adanya handover atau pengalihan tugas kerja jika satu diantara karyawan ada yang berhalangan untuk hadir. Pasti didalamnya terjadi yang disebut komunikasi interaksional. Selain itupula hal yang dirasakan peneliti bahwa penggunaan komunikasi verbal secara tertulis atau written yang sangat dan selalu digunakan oleh divisi sales & marketing adalah . Penggunaan dirasakan oleh peneliti menjadi sebuah kebutuhan dan kewajiban di dalam kegiatan berkomunikasi terutama dalam berkomunikasi dengan departemen yang berbeda. Mengapa demikian karena fungsi sebagai sebuah bukti atau cadangan serta back up dari suatu hal atau pesan yang diinformasikan, sehingga penggunaan sebagai bentuk komunikasi verbal tertulis menurut peneliti sangatlah penting. Penggunaan kerap kali menjadi kunci sebuah pesan, atau terkadang menjadi syarat suatu hal yang akan dilakukan, misalnya saat divisi sales & marketing membutuhkan izin peminjaman tempat untuk pemotretran, maka harus ada bentuk secara tertulis yang diketahui paling tidak oleh divisi rooms atau front office, jika tidak diberikan atau tidak terkirim dengan benar maka izin tersebut tidak akan keluar.

5 Penggunaan bentuk komunikasi verbal lainnya terlihat pula dari penggunaan telepon yang sering terjadi baik secara internal di dalam satu divisi maupun divisi lainnya ataupun untuk tujuan eksternal misalnya kepada klien atau tamu. Komunikasi verbal yang lainnya ialah penggunaan memo, fax, dan ip-message namun memang kuantitas penggunaannya tidak sebanyak penggunaan ataupun komunikasi secara langsung. Selain itupula peneliti melihat bahwa penggunaan bahasa asing seperti bahasa inggris menjadi bagian yang sering terjadi tidak hanya pada saat komunikasi dengan kata-kata yang dikeluarkan langsung, namun pada saat tertulis misalnya lewat kembali. Komunikasi non verbal yang peneliti lihat dan rasakan, sangat terlihat dari adanya pemakaian pakaian pada saat kegiatan kerja berlangsung. Pada divisi sales & marketing memang agak berbeda dengan divisi lainnya dimana divisi lainnya wajib memakai seragam sesuai dengan standart dan ketentuan dari hotel yang mengikuti hotel regulations. Namun pada divisi sales & marketing yang notabene-nya selalu berhubungan dengan tamu dan klien pengaturan grooming serta pemakaian cukup berbeda. Terlihat bahwa ada yang memakai seragam ada yang tidak. Ketentuan tata rambut jika dari hotel harus diikat atau disanggul, di dalam divisi sales & marketing tidak. Warna pakaian walaupun ketentuan hotel mengatakan harus office look atau warna yang digunakan harus berwarna hitam atau dark color, namun kenyataannya tidak juga. Warna-warna cerah seperti biru, kuning atau merah masih digunakan. Selain itupula hal lain selain tata cara dan pemakaian baju sebagai bentuk komunikasi nonverbal, terlihat pula dengan tatacara greetings lewat senyuman yang menjadi bagian penting untuk divisi sales & marketing, karena selalu berhubungan dengan tamu dan pihak-pihak lainnya baik eksternal maupun internal, serta body language yang diatur sedemikian rupa yang mendukung dari bentuk komunikasi verbal. Selain itupula tone dan aksen pada saat berbicara merupakan bentuk komunikasi non-verbal yang dilakukan pula di dalam divisi ini. Tone suara disesuaikan dengan kebutuhan apakah itu dengan tamu, atau kepada sesama karyawan, sesuai kebutuhan. Selain itupula komunikasi nonverbal yang peneliti lihat ialah bahwa adanya pemberian-pemberian hadiah, makanan, snack-snack kecil ataupun hal-hal lainnya, sebagai pernyataan bahwa sang pemberi ingin memiliki hubungan yang baik dengan si penerima. Bentuk komunikasinya disampaikan lewat pemberian secaran nonverbal dengan hadiah-hadiah tersebut. Komunikasi nonverbal yang terjadi di dalam Hotel Indonesia Kempinski Jakarta divsi sales & marketing juga sesuai dengan fungsi komunikasi yaitu fungsi Komunikasi Ekspresif, Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal. (Mulyana, 2014) Menurut observasi yang dilakukan peneliti, komunikasi vertikal upward di dalam divisi sales & marketing terjadi pada saat ada suatu hal yang ditanyakan oleh bawahan kepada atasan, pemberian ide-ide atau gagasan. Misalnya pada saat ada hal yang tidak dimengerti dari suatu pekerjaan atau tugas oleh bawahan dan juga ketika ada ide-ide atau masukan yang ingin disampaikan dari bawahan yang jawabannya harus didapatkan dari atasan. Hal ini selaluu terjadi pada keseharian kegiatan berorganisasi. Selain itupula komunikasi vertikal dari atas ke bawah atau downward disampaikan pada saat pemberian perintah kerja atau tugas kerja dari atasan kepada bawahan. Penggunaan bahasa yang peneliti lihat di dalam komunikasi vertikal tidak bersifat kaku baik dari atasan ke bawahan, maupun dari bawahan ke atasan. Gaya dan pemilihan kata terlihat santai dan casual, hal ini terjadi pada setiap departemen di dalam divisi sales & marketing. Hal ini penting menurut peneliti agar bawahan tidak merasa sungkan atau takut terhadap atasan, justru dengan gaya yang santai bawahan dapat terbuka dengan atasan. Selain itupula hal yang juga berguna bagi atasan ialah bahwa atasan dapat lebih mengerti bawahannya dan sistem kerja-pun berjalan dengan baik. Komunikasi horizontal Menurut observasi yang didapat dari peneliti ialah terjadi diantara sesama karyawan secara mendatar. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya komunikasi diantara karyawan pada saat sedang makan siang, ataupun diluar jam kerja. Pada jam kerjapun komunikasi tetap dapat berlangsung walaupun kuantitasnya tidak sering. hal yang dibahas biasanya bukan mengenai pekerjaan, ataupun jika tentang pekerjaan dengan porsi yang berbeda. Selain itupula komunikasi diantaranya di bumbui dengan candaan ataupun gurauan tidak bersifat kaku dan formal.

6 Gossip atau membicarakan orang sering sekali peneliti alami ketika komunikasi horizontal ini terjadi. Selain itupula di dalam komunikasi horizontal biasanya juga terdapat beberapa informasiinformasi seperti adanya kegiatan internal, hal-hal baik yang berkaitan dengan pekerjaan ataupun tidak. Misalnya seperti pemberian informasi tanggal penerimaan gaji, ataupun pada saat adanya event internal, ataupun hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan dunia kerja. Komunikasi horizontal di dalam divisi sales & marketing menurut peneliti terlihat berguna bagi kehidupan berorganisasi. Mengapa demikian? Karena interaksi sosial dengan sesama pekerja yang selevel dapat memberikan suasana yang berbeda yang dapat menambah kesenangan di dalam kehidupan berorganisasi. Selain itu lewat komunikasi horizontal terdapat beberapa informasi-informasi yang terkadang kita tidak tahu sebelumnya namun berguan bagi kehidupan kita. Kegiatan gossiping memang sering terjadi di dalam komunikasi horizontal, baik hal tersebut yang berbau positif ataupun negative. hal-hal yang mengenai pekerjaan juga turut diutarakan biasanya ialah keluhan-keluhan akan suatu pekerjaan yang jumlahnya banyak atau overload, atau keluhan tentang sikap atasan (pimpinan). Komunikasi diagonal menurut peneliti sering sekali dilakukan oleh divisi sales & marketing kepada beberapa divisi lain seperti divisi F&B, security ataupun finance dan lain-lainnya. Komunikasi diagonal terjadi pada saat divisi sales & marketing membutuhkan sesuatu yang membutuhkan bantuan ataupun kerjasama dari divisi lain. Ataupun divisi lain yang juga membutuhkan peran dari divisi sales & marketing. Hal yang paling sering dirasakan oleh peneliti ialah pada saat adanya event, photoshoot, ataupun peminjaman barang-barang dari hotel untuk dibawa keluar. Budaya organisasi yang peneliti lihat didalam divisi sales & marketing merupakan hal-hal yang dapat melandasi kehidupan berorganisasi. Dari tradisi-tradisi yang ada serta sistem nilai dan juga sosok kepahlawanan yang dipegang dan dianut menjadikan sebuah budaya menjadi identitas dari Hotel Indonesia Kempinski sendiri khususnya untuk kegiatan berbudaya di dalam divisi sales & marketing. beberapa nilai-nilai ang dianut oleh Hotel Indonesia Kempinski Jakarta ialah nilai-nilai straightforward, people oriented, creating traditions, passion for European luxury serta Entrepreneurial performance. Kelima nilai tersebut disebut sebagai DNA core Value dimana kelima nilai tersebut yang melandasi budaya organisasi yang terjadi di dalam kehidupan berorganisasi tidak hanya pada divisi sales & marketing namun kehidupan Hotel secara menyeluruh. Kelima nilai tersebut merupakan gabungan dari unsur budaya Indonesia dengan budaya Eropa. Dimana di dalam DNA Core Value tersebut terdapat nilai passion for European luxury yang sangat mengacu kepada budaya eropa dan nilai yang mendominasi nilai Indonesia ialah people oriented. Kegiatan training sendiri dialami oleh peneliti dan sangat berguna khususnya bagi karyawan sendiri. Training yang didapatkan dapat berasal dari divisi diluar sales & marketing namun dapat juga ada training atau mentoring dari dalam masing-masing departemen. Training dari dalam masingmasing departemen biasanya berkaitan langsung dengan departemen sendiri, misalnya crisis communication plan yang dilakukan di dalam departemen PR ataupun misalnya training bagaimana menjalankan komunikasi persuasif yang dijalankan oleh divisi sales, hal-hal tersebut biasanya berkaitan langsung dengan kegiatan masing-masing departemen. Ada pula kegiatan mentoring dan coaching yang dijalankan langsung dari departemen, biasanya yang menjadi trainer adalah pemimpin dari departemen itu sendiri. Trainer tersebut dinamakan DT atau Departemental Trainer. Terdapat pula laporan mengenai training apa saja yang telah dilakukan setiap bulannya per departemen kepada pihak people services atau HRD. Nilai-nilai yang terdapat di dalam divisi sales & marketing, terdapat lima nilai. Nilai-nilai tersebut dinamakan DNA Core values, ialah nilai straightforward dimana peneliti melihat nilai tersebut merupakan nilai dimana perkataan dikatakan secara langsung, tanpa bertele-tele ataupun basa-basi. Nilai ini bertujuan agar pekerjaan secara langsung dapat disampaikan secara cepat dan tepat karena mengingat industri perhotelan yang membutuhkan ketepatan dan kecepatan atau kegesitan dalam setiap tindakannya. Nilai yang kedua ialah nilai people oriented. Dimana nilai ini nilai yang selalu mendahulukan kepentingan orang lain. Nilai yang ketiga ialah nilai creating traditions, dimana nilai ini selalau menerapkan kekreatifitasan karyawan di dalam menbangun tradisi dan hal-hal yang baru yang dapat membawa lingkungan kerja semakin baik. Nilai yang keempat ialah nilai entrepreneurial performance dimana nilai ini mengadaptasi performa wirausaha dengan sifat-sifat kemandirian di dalamnya dan menghasilkan sesuatu yang bersifat revenue atau hasil (berorentasi hasil) serta nilai terkahir ialah nilai passion for European luxury yang berkaitan erat dengan penampilan baik secara fisik, interior dan bangunan dan lain-lain. Di dalam divisi sales & marketing semua nilai diadaptasi dan memiliki jumlah atau porsinya masing-masing. Namun nilai yang sangat terlihat dari divisi sales & marketing ini ialah nilai

7 straightforward. Karena penyampaian pesan apapun itu bentuknya, disampaikan secara langsung dan cepat dan tepat. Karena kegiatan yang dijalankan oleh divisi sales & marketing terlihat juga sangat cepat. Untuk itulah nilai straightforward yang dominan terlihat didalam divisi sales & marketing. Walaupun di dalam kenyataannya tetap saja tidak semua orang dapat menerima nilai ini. Karena biasanya penyampaian bahasa yang digunakan nilai straightforward ini langsung dan to the point terkadang dapat melukai perasaan seseorang. Nilai creating traditions terjadi pula didalam divisi sales & marketing seperti adanya beberapa tradisi-tradisi baru yang diciptakan. Selain itupula nilai entrepreneurial performance terlihat pada departemen salesyang bertujuan memang untuk mencari profit atau keuntungan. Selain itupula nilai lainnya yang sudah terlihat ialah passion for European luxury dimana grooming dan tatanan pakaian serta penampilan dan estetiak telah dijalani di dalam divisi sales & marketing. Nilai yang menurut peneliti rasakan kurang diimplementasikan ialah nilai people oriented. Di dalam divisi sales & marketing, diantara departemennya yang berbeda masing terdapat kotak-kotak dan kurang berorientasi kepada sesama di dalam satu divisi. Masih juga terlihat kepentingan departemennya adalah hanya untuk kepentingan departemennya sendiri kurang terlihat adanya nilai yang memang berorientasi bagi seluruh karyawan lainnya. Hal yang juga terlihat bahwa nilai people oriented di dalam divisi sales & marketing kurang dijalani terlihat dari kurangnya inisiatif bantuan dari dalam departemen yang berbeda-bedadi dalam divisi sales & marketing ini. Pahlawan atau kepahlawanan disini merupakan sosok panutan yang dapat menjadi contoh dan teladan di dalam kehidupan berorganisasi. Selain itupula sosok pahlawan ini dapat pula membawa sebuah budaya kepada kehidupan berorganisasi. Dari hasil penelitian yang dijalankan oleh peneliti sosok yang menjadi sosok pahlawan, memang di dalam divisi sales & marketing sendiri tidak ada. Namun secara garis besar sosok General Manager dari HIKJ sendiri yang berinisial AP menjadi panutan dan dinilai menjadi sosok yang membawa contoh. Sosok AP dapat membawa sebuah budaya dimana budaya awareness akan satu sama lain, dimana hal tersebut masuk kedalam nilai people oriented, yang dibutuhkan oleh divisi sales & marketing. Sosok AP sesuai dengan gaya tim atau team style, seperti apa yang dikatakan oleh Pace & Faules bahwa Gaya tim (team style) ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap tugas dan manusia. Pemimpin tim amat menghargai keputusan yang logis dan kreatif sebagai hasil dari pengertian dan kesepakatan anggota organisasi. Bila terjadi konflik, pemimpin tim mencoba memeriksa alasan-alasan timbulnya perbedaan dan mencari penyebab utamanya. Pemimpin tim mampu menunjukkan kebutuhan akan saling mempercayai dan saling menghargai di antara sesama anggota tim, juga menghargai pekerjaan. (Pace & Faules, 2006) Tatacara, upacara atau ritual yang dijalankan di dalam divisi sales & marketing sangatlah beragam tergantung dari per departemennya. Namun ritual yang selalu dijalankan dan melibatkan seluruh departemen ialah kegiatan sales & marketing monthly meeting. Biasanya hal tersebut dilakukan selama satu bulan. Kegiatan didalamnya ialah melihat bagiamana pencapaian divisi sales & marketing selama satu bulan. Apa yang telah dilakukan divisi Sales, PR serta Marketing, bagaiamana pencapaian atau perolehan yang telah didapatkan selama satu bulan tersebut, dan lewat kegiatan tersebut terlihat performa dari masing-masing karyawan. Jika dilihat dari departemen salesritual atau kegiatan yang telah dilakukan adalah wedding meeting setiap minggunya yang merupakan bentuk ritual formal. Selain itupula ada bentuk ritual informal yakni makan-makan bersama, karaoke dan juga pada saat anggota tim ada yang berualng tahun, masing-masing orang mengumpulkan uang untuk membelikan hadiah. Jika dilihat dari departemen PR berbeda pula ritual yang dijalankan, terdapat morning briefing dan Monday briefing yang dijalankan di dalam departemen PR. Hal lainnya yang dilakukan ialah ketika ada yang berulang tahun, maka pasti makan-makan bersama dan ada pula pemberian hadiah. Serta setiap minggunya departemen PR bersama dengan departemen marketing melaksanakan marketing meeting. Jika dilihat dari departemen marketing berbeda pula ritual yang dijalankan, terdapat briefing yang dilakukan pula namun waktu dan jamnya tidak berlangsung secara pasti. Selain itu setiap minggunya bersama dengan departemen PR menjalankan marketing meeting yang isinya membahas hal-hal apa saja yang sedang dilakukan dalam bentuk misalnya promosi ataupun kerjasama dengan pihak-pihak eksternal dan hal-hal apa saja yang akan dilakukan selanjutnya. Jaringan budaya adalah sistem komunikasi melalui mana nilai-nilai budaya dan dilembagakan dan diperkuat. Jaringan budaya yang terdapat dan dijalankan dari divisi sales & marketing disebarkan melalui berbagai macam media. seperti media contonya mengenai undangan akan adanya kegiatan meeting atau training dari people training. Selain itupula

8 penyebarannya dapat melalui social media, group whatsapp. Selain itu penyebarannya juga melalui kegiatan meeting dan events yang sering berlangsung. Pengertian akan sebuah pesan adalah suatu sistem penerimaan makna atau pesan secara cermat maka pesan atau makna tersebut isinya dimengerti oleh penerima pesan sesuai dengan yang dimaksud oleh pemberi pesan. Nilai straightforward yang dianut di dalam budaya DNA Core Value menjadikan sebuah nilai penting didalam pemahaman dan pengertian akan sebuah pesan oleh divisi sales & marketing HIKJ. Nilai tidak bertele-tele dan langsung to the point menjadikan sebuah sistem kerja yang tepat sehingga pengertian dari sebuah pesan tersampaikan dengan tepat. Semakin singkat padat, cepat, jelas dan langsung akan meminimalisir terjadinya kesalahan. Dengan meminimalisir sebuah kesalahan maka pesan yang ditangkap dan dicerna-pun akan berjalan secara efektif. Nilai straightforward yang menjadi nilai dominan di dalam divisi sales an dmaketing terlihat mempengharuhi berbagai macam kegiatan berkomunikasi diantara karyawannya. Sebuah komunikasi akan berjalan efektif apabila didalamnya terdapat kesenangan yang dirasakan dari partisipannya. Di dalam hal tersebut peran budaya organisasi di dalam divisi sales & marketing, ritual diantaranya menghasilkan kesenangan diantara anggotanya. Ritual atau kegiatan tersebut antara lain adalah kegiataan formal sales & marketing monthly meeting, dimana lewat kegiatan tersebut performa kerja karyawan terlihat dengan jelas, di apresiasikan serta ada unsur bonding dan kebersamaan di dalamnya. Hal ini peneliti lihat dapat membawa kesenangan diantara satu divisi tersebut, lewat ritual tersebut ada bentuk apresiasi yang akan meningkatkan dan memotivasi kinerja kerja diantara karyawan divisi S&M. selain itupula hal yang bisa dilihat peneliti membawa kesenangan ialah ritual ulang tahun yang selalu dilakukan diantara tiap-tiap departemen. Kegiatan informal seperti ini dapat membangun kebersamaan diantara karyawan dan rasa syukur yang dirasakan pada masing-masing team. Serta kegiatan informal lainnya yang memiliki peran lebih besar dibanding ritual formal yang dijalankan seperti makan-makan bersama, outing, karaoke bersama dan hal lainnya. Dalam hal ini misalnya penggunaan sebagai sebuah kunci di dalam melakukan permintaan atau bentuk penyampaian informasi, secara tidak langsung budaya akan mempengaruhi setiap karyawan yang ada di dalam divisi sales & marketing. Selain itu adanya budaya meeting, mempengaruhi sikap dan tindakan karyawan terhadap kebutuhan meeting itu sendiri. Jika tidak ada meeting karyawan justru akan merasakan seusatu yang kurang akrena tidak adanya hal yang dapat diklarifikasi dan dijelaskan atau mendapat penjelasan. Selain itupula seperti nilai passion for European luxury yang mengatur dan mengkomunikasikan tatacara berpakaian dan berpenampilan mempengaruhi sikap dan tindakan karyawan divisi sales & marketing untuk mengikuti nilai yang ada tersebut. Karena untuk tujuan organisasi dan citra atau image dari hotel sendiri. Sehingga secara langsung karyawan divisi sales & marketing harus mengikuti standar berpakaian dan tatacara grooming dari hotel. Hubungan sosial yang dirasakan di dalam divisi sales & marketing di tiap-tiap departemen di dalam divisi sales & marketing yang peneliti lihat dan rasakan masih butuh banyak improvements atau peningkatan, mengapa demikian, karena di dalam divisi sales & marketing masih terjadi kelompokkelompok di dalam kelompok. Masing-masing departemen mementingkan hal-hal yang untuk kepentingan depertemennya sendiri. Padahal tujuan yang ingin dicapai ialah tujuan bersama di dalam satu divisi dan juga untuk keberlangsungan perusahaan. Sehingga kembali lagi kepada nilai people oriented yang terasa sangat kurang dijalankan di dalam divisi ini, sehingga hubungan yang terasa kurang. Hambatan di dalam divisi sales & marketing yang terjadi ialah masih terdapat ego yang mementingkan kepentingan bagi masing-masing departemennya sendiri, selain itupula menurut peneliti perbedaan usia yang terlampau berbeda jauh antara satu individu dengan individu diantara divisi sales & marketing membuat satu individu merasa lebih senior dan perlu dihargai namun disatu sisi yang lebih muda sering merasa dirinya lebih pintar daripada yang usianya lebih tua. Jadi sering terjadi clash atau bentrok diantara masing-masing individu. Hal yang terlihat pula bahwa terkadang yang lebih tua mengharapkan adanya sosok yang memiliki kepribadian yang lebih bisa menghargai satu sama lain, sementara yang lebih muda mengharapkan agar yang lebih tua dapat terbuka pikirannya dan mampu mengikuti adanya perubahan. Hal-hal tersebutlah yang menjadi hambatan diantara karyawan di dalam divisi sales & marketing. Selain itupula adanya keterbatasan di dalam penggunaan teknologi terkadang juga terasa, sehingga terkadang sulit di dalam pencapaian komunikasi efektif. Hal lainnya terkadang sering sekali perbedaan timing dan waktu diantara departemen yang berbeda menjadikan komunikasi tidak efektif. Misalnya departemen PR memerlukan design dan foto untuk diberikan kepada majalah, lalu meminta dari departemen marketing secara tibatiba, pasti tidak ada hasil yang didapatkan karena diminta secara tiba-tiba. Timing itulah yang terkadang menjadi suatu permasalahan. Selain itupula adanya perbedaan selera diantara satu

9 departemen dengan departemen lainnya juga membuat hambatan di dalam pencapaian komunikasi efektif. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 1. Komunikasi organisasi internal di dalam divisi sales & marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta terbentuk dari model komunikasi linear dan interaksional, serta dari komunikasi verbal maupun nonverbal. Jenis arah komunikasi dibedakan menjadi vertikal, horizontal dan juga diagonal. Jika dilihat bentuk komunikasi organisasi pada divisi sales & marketing berhubungan erat dengan perintah kerja, delegasi pekerjaan serta hal-hal formal lain yang berbetnuk meeting, briefing dan lain-lainnya. Selain itu komunikasi informal terlihat dari komunikasi horizontal dari percakapan-percakapan diantara karyawan yang levelnya sama atau setara. Komunikasi verbal yang ditandai oleh penggunaan menjadi sarana utama di dalam berkomunikasi satu sama lain diantara karyawan. Grooming dan pemakaian baju yang diatur sedemikian rupa menjadi salah satu aspek di dalam komunikasi non-verbal yang terlihat langsung di dalam divisi sales & marketing. 2. Budaya organisasi di dalam divisi sales & marketing terlihat dari lingkungan usaha yang dilakukan yakni berupa training, mentoring dan coaching, kebiasaan-kebiasaan atau ritual yang sering dijalankan yaitus sales & marketing meeting, marketing meeting, outing, perayaan pada saat ada yang berulang tahun dan sebagainya. Nilai-nilai yang dianut ialah people oriented, straightforward, creating traiditions, passion for European luxury & Entrepreneurial performance. Tokoh yang menjadi panutan ialah sosok GM sendiri dan juga jaringan kultural didapatkan dari berbagai sarana dan media seprti , whatsapp, dan social media. 3. Pencapaian komunikasi efektif dalam divisi sales & marketing Hotel Indonesia Kempinski Jakarta terlihat ketika adanya pengertian akan sebuah pesan yang didalam ini nilai straightforward berpengaruh terhadap penyampaian pesan sehingga pengertiannya tersampaikan dengan baik. Selain itu ada kesenangan yang diarasakan dari ritual-ritual yang dijalani karyawan di dalam divisi sales & marketing. Mempengarhui sikap dan tindakan karyawan karena budaya yang dipegang akan bertujuan untuk kemajuan perusahaaan serta hubungan sosial yang terjadi diantara individu diantara satu divisi sales & marketing yang masih membutuhkan peningkatan di dalamnya. 4. Hambatan yang terjadi di dalam divisi sales & marketing di dalam pencapaian komunikasi efektif jika dilihat ialah hambatan psikologis, sosiologis dan antropologis. Dimana terdapat persepsi antara satu departemen dengan departemen lainnya akan adanya persepsi bahwa departemen datu seperti ini dan departemen lainnya. hambatan-hambatan mental diantara departemen juga menjadi hambatan di dalam pencapaian komunikasi efektif dari segi psikologis.terjadi karena diantaranya masih merasa jabatan atau status menjadi sebuah hal yang sangat penting dan juga adanya perbedaan-perbedaan mengenai job desk seperti tugas karyawan ini hanya seperti ini tidak bisa seperti ini dan lain-lain. Hamabtan ini dari sisi sosiologis. Hambatan antropologis juga telihat di dalam divisi sales & marketing ini karena terdapatnya perbedaan umur, serta budaya, kebiasaan yang satu sama lain belum tentu dapat menerimanya. 1. Saran Teoritis Budaya Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, terutama pada divisi sales & marketing yang sangat kaya, karena terdapat dua budaya sekaligus, yaitu budaya Indonesia dan Eropa menajdikan budaya organisasi ini menjadi sebauh budaya yang penuh akan akulturasi dan toleransi. dapat dijadikan contoh dalam menerapkan budaya organisasi yang berpedoman pada nilai straightforward, people oriented, creating traditions, entrepreneurial performance dan European luxury sebagai nilai atau value dari perusahaan tersebut, seperti nilai-nilai Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Namun dicermati agar tetap menjalankan nilai-nilai budaya Indonesia sebagai landasan dan dasar yang utama.

10 Selain itupula komunikasi efektif diantara karyawan dengan rasa saling peduli, percaya, gotong royong, tidak individualis dan saling pengertian, aka menimbulkan pengertian yang sama akan pesan, kesenangan, hubungan yang baik dan mempengaruhi tindakan atau sikap. 2. Saran praktis Bagi Hotel Indonesia Kempinski Jakarta agar menjalankan nilai-nilai DNA Core Value secara terus menerus dan merta tidak hanya kepada karyawan-karyawan saja namun kepada pemimpin dan atasan-atasan atau yang levelnya lebih tinggi agar mereka tidak hanya berkerja namun mengimani nilai-nilai budaya secara mendalam. Selain itu komunikasi diantara karyawan masih sangat perlu peningkatan apalagi di dalam satu divisi. Karena masalah komunikasi masih menjadi masalah yang terlihat dan sering muncul. 3. Saran Masyarakat Bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang ingin membahas mengenai budaya organisasi, agar menggali keunikan-keunikan dari budaya yang terdapat di perusahaan tersebut dengan cara melakukan penelitian secara mendalam dengan metode yang lain misalnya in-depth interview, dan partisipan dengna jangka waktu yang lebih lama. dimana peneliti terlibat langsung dalam kehidupan organisasi, melakukan penelitian tanpa terlihat sedang meneliti. REFERENSI BUKU : Bungin, B. (2014). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media. Cozby, P. C. (2009). Methods in Behavioral Research. New York: McGraw-Hill. Effendy, O. U. (2013). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. Goman, C. K. (2008). The Nonverbal Advantage: Secrets and Science of Body Language at Work. San Francisco: Berrett Koehler. Graw-Hill, M. (2006). A First Look At Communication Theory. New York: Mc Graw-Hill Education (ISE Editions). Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Mangkunegara, A. P. (2005). Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama. Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis. USA: SAGE Publications. Miller, K. (2012). Organizational Communication: Approaches and Processes. Stamford, USA : Cengage Learning. Muhammad, A. (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyana, D. (2014). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pace, R. W., & Faules, D. F. (2006). Komunikasi Organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2014). Perilaku Organisasi : Organizational Behaviour. Jakarta, New Jersey: Salemba Empat, Copyright Upper Saddle River. Rohim, S. (2009). Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Romli, K. (2014). Buku Komunikasi Organisasi Lengkap. Grasindo. Ruliana, P. (2014). Komunikasi Organisasi: Teori dan Studi Kasus. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Saryono, & Anggraeni, M. D. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Sudaryono, S. (2014). Budaya & Perilaku Organisasi. Jakarta Pusat: Lentera Ilmu Cendekia. Sugiyono, S. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suryanto. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Redaksi Pustaka Setia. Susanto, A. (2008). Corporate Culture & Organization Culture. Jakarta: The Jakarta Consulting Group. Tika, P. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara. Wiryanto, W. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

11 JURNAL : Andish, Hamid Azad, MA; Yousefipour, Mojtaba, MA; Shahsavaripour, Hamidreza, MA; Ghorbanipour, Abdolreza, MA (2013). Organizational Culture and its Impact in Organizations Proquest Interdisciplinary Journal of Contemprary. Research In Business Sarangi, Swatee; Srivastava. R K (2012). Impact of Organizational Culture and Communication on Employee Engagement: An Investigation of Indian Private Banks. South Asian Journal of Management Lunenburg, Fred C. (2010), Communication: The Process, Barriers, And Improving Effectiveness. School and Communication Journal Taurisa, C.M & Ratnawati, Intan (2012), Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Sido Muncul Kaligawe Semarang). Jurnal Bisnis dan Ekonomi Hardjana, Andre A. (2010), Sosialisasi dan Dampak Budaya Organisasi. Jurnal Ilmu Komunikasi WEBSITE : Jonni, H. (2015). Retrieved May Sunday, 2015, from Tirta, R., & Abidin, I. (2014, March 3). Fortune PR. Retrieved May 4, 2015, from Fortune PR: ormal-vs- -dalam-eventmanagement.html?upm_export=print

12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Budaya tidak dapat dikelola, budaya muncul begitu saja. Para pemimpin tidak menghasilkan budaya, para anggotalah yang menciptakan budaya. Budaya adalah suatu ekspresi

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (Jurnal Internasional tahun 2013)

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (Jurnal Internasional tahun 2013) BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State Of The Art) Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (Jurnal Internasional tahun 2013) Nama Peneliti Andish, Hamid Azad, MA; Yousefipour, Mojtaba, MA; Shahsavaripour,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan merupakan cara mendekati atau menjinakkan, sehingga hakikat objek dapat diungkap sejelas mungkin. Pendekatan memegang peranan pokok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Komunikasi bagaikan urat nadi kehidupan sosial

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Konteks-Konteks Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dalam menjawab fokus penelitian yaitu Analisis Aliran Informasi Vertikal dan Horizontal dalam Komunikasi Internal melalui Gaya Kepemimpinan periode Maret sampai dengan Juni 2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian berjudul Strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai Budaya Organisasi kepada Karyawan PT Monica

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

STRATEGI KEPEMIMPINAN ORGANISASI PADA PT.BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT AREA SALES MANAGER

STRATEGI KEPEMIMPINAN ORGANISASI PADA PT.BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT AREA SALES MANAGER STRATEGI KEPEMIMPINAN ORGANISASI PADA PT.BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT AREA SALES MANAGER (Studi Kasus Tentang Strategi Komunikasi Organisasi Upward dan Downward Dalam Kepemimpinan PT.Bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations dalam dunia perhotelan telah menjadi hal yang tidak asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public Relations sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu: A. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Felicia Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 7, felicia_fc@ymail.com Agung Gita Subakti,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. organisasi mempunyai peran penting dalam perusahaan karena mempunyai

BAB IV PENUTUP. organisasi mempunyai peran penting dalam perusahaan karena mempunyai BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda-beda. Suatu budaya organisasi mempunyai peran penting dalam perusahaan karena mempunyai sejumlah fungsi dalam organisasi yaitu,

Lebih terperinci

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN KOMUNIKASI MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. I. DEFINISI KOMUNIKASI Komunikasi berasal dari bahasa Yunani communicare atau communico yang berarti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian lapangan ( field research), yang bersifat analisis yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN alamiah. 2 Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tentunya diperlukan sebuah metode. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan manajemen. Sebelum kita memfokuskan pandangan kita terhadap perusahaan ataupun organisasi ada baiknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Efektivitas Program Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti menggunakan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 73 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Kemudian dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. persoalan-persoalan yang menjadi fokus penelitian yaitu, Proses Komunikasi

BAB IV ANALISIS DATA. persoalan-persoalan yang menjadi fokus penelitian yaitu, Proses Komunikasi 95 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di PC IPPNU, penjelasan tentang analisis data penelitian ini lebih diutamakan pada persoalan-persoalan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Dengan pengambilan sampel secara purposive random sampling yakni

BAB II METODE PENELITIAN. Dengan pengambilan sampel secara purposive random sampling yakni 63 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dengan pengambilan sampel secara purposive random sampling yakni metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian konstruktivisme. Aliran konstruktivisme menyatakan bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian 3.1.1 Deskripsi Latar Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT. LG Electronics Indonesia pada kegiatan Public Relations

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut M. Nazir: Metode penelitian deskriptif ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan unsur pokok pada suatu organisasi karena di dalam organisasi terdapat interaksi sosial berlandaskan adanya pertukaran makna. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Metode merupakan proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban, dengan kata lain metode berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen. berproduktivitas tinggi. Bukanlah suatu pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen. berproduktivitas tinggi. Bukanlah suatu pekerjaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen pariwisata berusaha mengembangkan sumber daya manusianya, dalam memenuhi apa yang menjadi kebutuhan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian pastilah memerlukan metode-metode penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk menentukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan berdasarkan subjek penelitan, data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu akan mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen On Air Promotion PT Surya Citra Televisi, yang dibentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen On Air Promotion PT Surya Citra Televisi, yang dibentuk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini hendak mengetahui secara mendalam budaya organisasi di Departemen On Air Promotion PT Surya Citra Televisi, yang dibentuk dan dipertunjukkan melalui

Lebih terperinci

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Menurut Sugiyono 33 Setiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu untuk mengumpulkan fakta dan data sebagaimana dipergunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell, yang dikutip Rulam Ahmadi, penelitian kualitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang bersifat deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen

BAB III METODE PENELITIAN. data yang bersifat deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif, maksudnya yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

WE CANNOT NOT COMMUNICATE

WE CANNOT NOT COMMUNICATE 1 WE CANNOT NOT COMMUNICATE (Bateson, 1972) Komunikasi adalah prasyarat kehidupan Manusia, Fakta : KESIMPULAN : 1. Individu menghabiskan 70% dari waktu mereka untuk berkomunikasi menulis, membaca, berbicara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif untuk judul yang diajukan dimana penulis bisa memberikan gambaran mengenai strategi Public Relations

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Morse (dalam Daymon dan Holloway, 2008:368) penelitian kualitatif

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI Teori Budaya Organisasi

TEORI KOMUNIKASI Teori Budaya Organisasi Modul ke: 10 ADI Fakultas ILMU KOMUNIKASI TEORI KOMUNIKASI Teori Budaya Organisasi SULHARDI. Program Studi Penyiaran PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI Kebudayaan menyinggung daya cipta bebas dan serba ganda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Deskriptif Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif berguna untuk melahirkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Peneliti harus dapat memilih dan menentukan metode yang tepat dan mungkin dilaksanakan (feasible) guna mencapai tujuan penelitiannya. Karena itu, seorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis dalam mencari data yang berhubungan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma postpositivisme. Paradigma post-positivisme menurut Patton 40 adalah perbaikan positivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan pendekatan dan jenis penelitian

Lebih terperinci

AUDIT KOMUNIKASI ORGANISASI

AUDIT KOMUNIKASI ORGANISASI JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA AUDIT KOMUNIKASI ORGANISASI HORISONTAL DEPARTEMEN FRONT OFFICE SINGGASANA HOTEL SURABAYA Stephani Firmawan Panghegar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sesuai, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang sesuai, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk menemukan strategi penetapan target pasar dalam pemasaran yang sesuai, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan ( field research) karena peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan Penelitian; (B) Subjek dan Objek Penelitian ; (C) Lokasi Penelitian; (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan Penelitian; (B) Subjek dan Objek Penelitian ; (C) Lokasi Penelitian; (D) BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan diuraikan tentang metode penelitian, meliputi; (A) Jenis dan Pendekatan Penelitian; (B) Subjek dan Objek Penelitian ; (C) Lokasi Penelitian; (D) Data dan Sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Menurut kamus Oxford Advanced Leaner s Dictionary of Current English istilah research, yang berarti melakukan penyelidikan dalam aturan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Wimmer dan Dominick menyebut pendekatan sebagai paradigma, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Tabel Job Satisfaction and Organization al Culture,ProQ uest

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Tabel Job Satisfaction and Organization al Culture,ProQ uest BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) Tabel 2.1 No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil Perbandingan 1 Stebbins Lioyd H ; Dent, Eric B 2011 Job Satisfaction and Organization al Culture,ProQ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat / Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunaan metode Deskriptif. Menurut Robert K Yin dalam bukunya Studi Kasus Desain dan Metode mengatakan bahwa metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (fieldresearch), yaitu jenis penelitian yang mempelajari fenomena dalam lingkungannya yang alamiah.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode secara umum diartikan suatu cara atau tahapan yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu.1 Metode penelitian mencakup beberapa kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan bagaimana strategi membangun loyalitas pelanggan PT. ISS Indonesia cabanga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Public relations (PR) atau hubungan masyarakat (humas) telah menjadi semacam kebutuhan dalam manajemen di Indonesia, dengan berbagai istilahnya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Yang dimaksud pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir seluruh perusahaan terutama yang bergerak di bidang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir seluruh perusahaan terutama yang bergerak di bidang perbankan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hampir seluruh perusahaan terutama yang bergerak di bidang perbankan memiliki posisi customer service. Pelayanan pada perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku Abstract PT. Wenang Permai Sentosa continues to create

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ruang lingkup dalam penelitian ini pada bidang strategi bisnis, yang difokuskan pada analisis strategi bisnis online dalam meningkatkan pendapatan. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian seperti pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian seperti pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari atau alat untuk penelitian. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Penelitian 3.1.1 Sumber Data 3.1.1.1 Data Primer Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan dalam komunikasi organisasi menurut Muhammad (2009:

BAB I PENDAHULUAN. Pesan dalam komunikasi organisasi menurut Muhammad (2009: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi selalu melibatkan komunikasi dalam upaya pertukaran dan penyebaran informasi. Komunikasi organisasi sendiri dapat didefinisikan sebagai pertunjukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan dalam analisis pemahaman prosedural dan konseptual berdasarkan gaya belajar siswa A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, maka metode penelitian pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian ( research) sebagian tergantung kepada metode pengumpulan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sukardi, metode penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, terkontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah fieldresearch atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik merupakan antithesis terhadap paham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik merupakan antithesis terhadap paham BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik merupakan antithesis terhadap paham yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan, mengklarifikasi, dan menganalisa fakta yang ada ditempat sehingga ditemukan suatu kebenaran.

Lebih terperinci