Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm Peramalan Kenaikan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Malang menggunakan Metode Support Vector Regression (SVR) dengan Chaotic Genetic Algorithm-Simulated Annealing (CGASA) Muhammad Maulana Sholihin Hidayatullah 1, Imam Cholissodin 2, Rizal Setya Perdana 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 maulshh@gmail.com, 2 imam.cholissodin@gmail.com, 3 rizalespe@ub.ac.id Abstrak Peramalan inflasi adalah hal yang rumit. Tingkat inflasi yang dihitung berdasarkan kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dipengaruhi berbagai faktor mulai dari gejolak harga berbagai jenis barang yang tidak menentu, nilai tukar rupiah, tingkat inflasi dunia, kebijakan pemerintah, gejolak suplai barang dan permintaan masyarakat. Hibridasi algoritma support vector regression (SVR) dengan chaotic sequence dan algoritma genetika telah sukses diaplikasikan untuk meningkatkan akurasi peramalan dalam berbagai bidang. Tetapi masih belum banyak diekplorasi penggunaan algoritma ini dalam bidang ekonomi pasar yaitu peramalan inflasi. Jurnal ini akan menganalisa potensial dari algoritma hibridasi yaitu chaotic genetic algorithm-simulated annealing algorithm (CGASA) dengan model SVR untuk meningkatkan performa akurasi peramalan. Dengan tingkat keacakan yang kacau dari chaotic sequence akan mampu menghindarkan premature local optimum dan korvengensi dini, terlebih dengan adanya algoritma simulated annealing yang meningkatkan wilayah pencarian solusi. Hasil uji peramalan pada penelitian ini menunjukkan keakuratan yang lebih baik dibandingkan penelitian sebelumnya yang telah dikaji yaitu Metode ensembel gabungan antara algoritma autoregressive integrated moving average (ARIMA) dan jaringan syaraf tiruan (ANN). Kata Kunci: peramalan inflasi, indeks harga konsumen, support vector regression (SVR), chaotic genetic algorithm-simulated annealing (CGASA) Abstract Inflation forecasting is complicated. Inflation rate calculated based on the rise in the consumer price index (CPI) is influenced by various factors ranging from volatile prices of various types of goods, rupiah exchange rate, world inflation rate, government policy, fluctuations in the supply of goods and demand. Hybridation algorithm of support vector regression (SVR) with chaotic sequences and genetic algorithms has been successfully applied to improve the accuracy of forecasting in various fields. But it has not been explored the usability of this algorithm in the field of market economy which is forecasting inflation. This journal will analyze the potential of hybridization algorithm that which is chaotic genetic algorithm-simulated annealing algorithm (CGASA) with SVR model to improve the performance of forecasting accuracy. With the chaotic sequence of chaotic sequences, it will be able to avoid premature local optimum and early convergention, especially with the simulated annealing algorithm that increases the search area of the solution. The results of the forecasting test in this study show better accuracy than the previous research which has been studied is the combined ensemble method between autoregressive integrated moving average (ARIMA) and artificial neural network (ANN) algorithm. Keywords: inflation forecasting, consumer price index, support vector regression (SVR), chaotic genetic algorithm-simulated annealing (CGASA) 1. PENDAHULUAN Secara umum inflasi didefinisikan sebagai naiknya harga barang secara umum dan terus menerus. Inflasi tidak terjadi jika kenaikan harga yang dialami hanya pada satu atau dua barang saja, kecuali bila kenaikan itu menyebar (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya (Bank Indonesia, 2013). Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 857

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 858 adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari bulan ke bulan menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dalam upaya pengendalian inflasi di Indonesia, sejak tahun 2005 dibentuk Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) yang bertugas pada level pusat dan TPID pada level daerah (Bank Indonesia, 2013). Penelitian ini merupakan pengembangan peramalan IHK tiap kelompok pengeluaran pada tingkat daerah dengan studi kasus Kota Malang yang dapat memberikan input bagi TPID Kota Malang sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan. Penelitian dalam bidang peramalan timeseries adalah salah satu metode yang telah digunakan dalam berbagai implementasi dikarenakan oleh kemampuannya untuk memprediksi nilai masa depan. Metode timeseries yang sering digunakan dalam peramalan data non-linear antara lain Artificial Neural Networks (ANN), Threshold Autoregressive (TAR), Autoregressive Conditional Heteroscedastic (ARCH), dan Support Vector Regression (SVR) (Alwee, et al., 2013). Support Vector Regression (SVR) adalah salah satu metode dalam memperkirakan data non-linear. Ide SVR didasarkan pada perhitungan fungsi regresi linear dalam ruang fitur dimensi tinggi dimana input data dipetakan melalui sebuah fungsi non-linear (Basak, et al., 2007). SVR telah diterapkan di berbagai bidang time-series dan prediksi keuangan, pendekatan teknik analisis kompleks, pemrograman kurva konveks kuadrat, fungsi kemungkinan kerugian, dll (Basak, et al., 2007). SVR memiliki kegunaan terbesar saat dimensi dari ruang input dan urutan pendekatan yang menciptakan dimensi dari representasi ruang fitur yang lebih besar (Drucker, et al., 1996). Dalam implementasi SVR terdapat parameter-parameter yang menentukan yang berperan penting untuk meningkatkan akurasi peramalan. Oleh karena itu digunakan hibridisasi algoritma genetika dengan simulated annealing (GASA) dalam penentuan parameterparameter tersebut. Algoritma GASA merupakan percobaan inovatif dengan menerapkan kemampuan superior algoritma SA untuk mencapai solusi yang lebih ideal, dan dengan mempekerjakan proses mutasi GA untuk meningkatkan proses pencarian (Zhang, et al., 2012). Lebih jauh lagi penggunaan chaotic search yang dimasukkan dalam algoritma metaheuristik dapat meningkatkan perilaku pencarian algoritma dan melewati optima lokal (Sheikholeslami & Kaveh, 2013). Penelitian ini merupakan peramalan kenaikan IHK pada tingkat daerah dengan studi kasus Kota Malang. Metode yang digunakan adalah Support Vector Regression (SVR) yang optimasi menggunakan metode Chaotic Genetic Algorithm Simulated Annealing (CGASA). Dengan metode yang telah diajukan diharapkan mampu memberikan hasil peramalan inflasi yang akurat bagi TPID Kota Malang sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inflasi Secara umum inflasi didefinisikan sebagai naiknya harga barang secara umum dan terus menerus. Inflasi tidak terjadi jika kenaikan harga yang dialami hanya pada satu atau dua barang saja, kecuali bila kenaikan itu menyebar (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya (Bank Indonesia, 2013). Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Faktor yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari seiring dengan waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. 2.2 Support Vector Regression (SVR) Support Vector Regression (SVR) sudah banyak digunakan diberbagai macam bidang peramalan seperti peramalan inflasi di Indonesia dan peramalan kebutuhan listrik. Support Vector Regression (SVR) memetakan data ke dalam dimensi fitur yang lebih tinggi, sehingga dapat menerima regresi linear. Daripada mendapatkan empirical error, SVR bertujuan untuk meminimalisir batas dari error. Berikut adalah tahapan Algoritma Sekuensial untuk regresi nonlinear: 1. Inisialisasi parameter yaitu variable scalar (λ), learning rate (γ), variable slack (C), epsilon ( ), dan iterasi maksimum. 2. Inisialisasi α i dan α i dengan nilai awal 0 untuk keduanya, dilanjutkan dengan menghitung nilai matriks hessian. [R] ij = K(x i, x j ) + λ 2, i, j = 1,, l (1) 3. Lakukan iterasi untuk setiap titik data pelatihan sesuai dengan langkah a, b dan c.

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 859 a. Lakukan pada stiap data latih dengan persamaan berikut: E i = y i l j=1 (α i α i )R ij (2) b. Lakukan pada setiap data latih dengan persamaan berikut: δα i = min {max[γ( E i ε), α i ], C α i (3) δα i = min {max[γ( E i ε), α i ], C α i } (4) c. Setelah ditemukan nilai lagrange, tahap berikutnya dalah lakukan pada setiap data latih pada persamaan 5 dan 6 α i = α i + δα i (5) α i = α i + δα i (6) 4. Lakukan secara berulang langkah ketiga hingga mencapai iterasi maksimum atau max( δα i ) < ε dan max( δα i ) < ε 5. Menghitung fungsi regresi l f(x) = i=1(α i α i )K(x i, x) + λ 2 (7) Keterangan: [R] ij = matriks hessian K(x i, x j ) = fungsi kernel yang digunakan λ 2 = variabel skalar l = banyak data yang digunakan E i = nilai eror ke-i y i = nilai aktual data latih ke-i α i, α i = nilai Lagrange Multiplier δα i, δα i = perubahan nilai α i dan α i* = nilai epsilon γ = nilai learning rate Ϲ = variabel slack 2.3 Chaotic Genetic Algorithm-Simulated Annealing (CGASA) Metode Chaotic Genetic Algorithm- Simulated Annealing (CGASA) adalah gabungan dari Algoritma Genetika yang menggunakan Chaotic Sequence dengan Simulated Annealing. Penggabungan ini bertujuan untuk mendapatkan kelebihan dari masing-masing algoritma dan memberikan solusi optimal dalam penentuan variabelvariabel yang dibutuhkan pada SVR. 2.4 Genetic Algorithm (GA) Algoritma Genetika (GA) merupakan salah satu cabang Evolutionary Algorithm (EA) yang terkenal saat ini, pertama kali dicetuskan oleh John Holland dalam bukunya yang berjudul Adaptation in Natural and Artificial Systems pada tahun Ide dasar algoritma genetika adalah menerapkan sebuah teori evolusi genetika yang dicetuskan oleh Darwin pada teknologi komputasi, dimana individu dapat mengalami perubahan genetik atau biasa disebut dengan mutasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga dapat terus bertahan hidup (Gendreau and Potvin 2010). Algoritma genetika dikenal para peneliti sebagai algoritma karena kemampuannya menangani berbagai permasalahan yang memiliki ruang pencarian kompleks dengan model matematis sehingga cocok diterapkan pada berbagai bidang seperti pada pertanian, biologi, pendidikan, industri, pangan, militer, teknologi informasi, dan lainlain (Mahmudy, 2013). Penerapan algoritma genetika yang umum antara lain untuk menyelesaikan permasalahan penjadwalan peristiwa (time-tabling), optimasi penyusunan rute atau travelling salesman problem (TSP), dan lain-lain. Secara umum, GA memiliki 3 tahap, yaitu: membuat populasi awal, mengevaluasi fungsi fitness, dan memproduksi populasi baru (Wu & Lu, 2012). Untuk menggunakan GA, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut: (Zhang, et al., 2009) 1. Skema pemetaan Ada dua bentuk pemetaan skema, yaitu binary dan Real Coded Genetic Algorithm (RCGA). Pemetaan binary merupakan pemetaan yang paling sering digunakan dalam Genetic Algorithm. Sebagai contoh pada pemetaan binary, jika solusi yang kita cari merupakan sebuah bilangan antara 0 sampai dengan 15, kita dapat menggunakan 4 digit biner sebagai representasi dari solusi tersebut. Misalnya 0101 merupakan representasi dari bilangan 3, dan 1001 merupakan representasi dari bilangan Ukuran populasi Ukuran populasi akan mempengaruhi performa dari GA secara langsung. Jika ukuran terlalu kecil, populasi akan lebih mudah mencapai local minimization. Tetapi apabila ukuran populasi terlalu besar, itu akan menyebabkan banyak waktu yang diperlukan untuk melakukan kalkulasi. Berdasarkan pengalaman, ukuran yang paling sesuai selalu berada antara 50 dan Fungsi fitness Fungsi fitness digunakan untuk mengestimasi kecocokan antar kromosom.

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 860 Pemilihan fungsi fitness adalah kunci dalam pengaplikasian GA. Fungsi ini menyesuaikan dengan permasalahan yang sedang diselesaikan. Sebagai contoh, untuk mencari nilai fitness pada penelitian ini digunakan persamaan fitness = 1 1+MAPE (8) 4. Operator genetika Operator genetika terbagi atas tiga operator dasar yaitu reproduksi, crossover, dan mutasi. a. Reproduksi Operator reproduksi terdiri dari operasi seleksi copy dan operasi seleksi survive. Pada operasi ini, metode survival digunakan untuk memilih individu untuk generasi berikutnya. Ada beberapa metode seleksi dalam Genetic Algorithm, seperti roulette wheel, replacement selection, dan binary tournament. Metode seleksi yang paling sering digunakan adalah seleksi roulette wheel. p i = f i N j=1 f j (9) Dimana pi merupakan probabilitas terpilihnya individu i sebagai induk dari individu baru, fi merupakan nilai fungsi N fitness untuk individu i, dan j=1 f j merupakan total seluruh nilai fitness dari semua individu. Metode seleksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode seleksi roulette wheel. b. Crossover Operator crossover memilih 2 kromosom secara acak sesuai dengan probabilitas crossover Pc, dan kemudian secara acak menukar bagian dari gen kromosom untuk menghasilkan 2 kromosom baru. Ada 4 operator crossover yang paling sering digunakan, yaitu one-point crossover, two-point crossover, multi-point crossover, dan uniform crossover. Crossover yang digunakan dalam penelitian ini adalah extended intermediate crossover, yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: x c1 = x p1 + random (x p2 x p1 ) (10) x c2 = x p2 + random (x p1 x p2 ) (11) c. Mutasi Operator mutasi dapat mempertahankan keberagaman dari populasi. Untuk skema binary encoding, operator mutasi digunakan untuk mengubah gen kromosom 1 menjadi 0, atau 0 menjadi 1 sesuai dengan probabilitas mutasi Pm. Mutasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah random mutation, dimana anak diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut: x c = x p + random (batas maks batas min ) (12) 2.5 Chaotic Sequence Metode optimasi Chaos adalah teknik optimasi yang muncul dalam beberapa tahun terakhir dan memiliki sifat seperti chaotic ergodicity dan sensitivitas nilai awal sebagai mekanisme optimasi global (Zhang, et al., 2012). Logistic map, salah satu yang paling simple dari urutan kacau merupakan pemetaan polinomial pangkat dua, dengan fungsi sebagai berikut: x (i+1) = μx (i) (1 x (i) ) (13) x (i) (0,1), i = 0, 1, 2, (14) 2.6 Chaotic Genetic Algorithm (CGA) Saat ini Algoritma Genetika (GA) telah digunakan dalam berbagai permasalahan optimasi kompleks. Namun, metode ini memiliki kelemahan dalam jumlah iterasi yang besar dalam mencapai solusi optimum global dan titik konvergensi yang tersebar merupakan masalah utama dalam GA (Javidi & Hosseinpourfard, 2015). Dalam metode GA, populasi awal yang dihasilkan oleh pendekatan random mungkin tidak merata dan jauh dari solusi optimal. Oleh karena itu, digunakan distribusi seragam pemetaan logistic untuk menghasilkan populasi awal. Kemudian, pada penelitian ini juga menggunakan output peta logistik pada crossover dan mutasi setiap kali nomor acak diperlukan. Flowchart dari metode yang diusulkan ditunjukkan dalam gambar berikut:

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 861 Gambar 1 - Diagram alir chaotic genetic algorithm 2.7 Simulated Annealing Algoritma simulated annealing (SA) diilhami dari annealing yakni teknik pembetukan kristal dalam suatu materi dimana dilakukan pemanasan sampai suhu tertentu agar atom-atom pada materi tersebut dapat bergerak secara bebas kemudian dilakukan pendinginan secara bertahap agar atom-atom yang tadinya bergerak secara bebas, dapat menemukan tempat yang optimum. Dalam prosedur SA, dengan memilih suatu solusi awal kemudian dilakukan perubahan pada struktur solusinya, apabila solusi baru lebih baik maka akan langsung diterima sebagai solusi yang lebih optimal. Dan jika solusi baru dinyatakan lebih buruk maka akan dilakukan pemilihan solusi dengan probability acceptance. Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan algoritma SA (Kirkpatrick, et al., 1983): a. Konfigurasi sistem yang dan representasi masalah sesederhana mungkin b. Bagaimana cara memodifikasi kandidat solusi pada proses modifikasi c. Fungsi untuk menghitung seberapa optimal suatu kandidat solusi d. Kapan parameter T mulai diturunkan, dan banyak iterasi yang dibutuhkan 2.8 Chaotic Genetic Algorithm-Simulated Annealing (CGASA) CGASA adalah algoritma pencarian gabungan dengan menggabungkan dua algoritma pencarian yakni algoritma genetika yang menggunakan chaotic sequence dan simulated annealing. Penggabungan kedua algoritma ini bertujuan untuk saling menutupi kekurangan dari masing-masing algoritma dan memanfaatkan kelebihan agar mendapatkan solusi yang lebih optimal (Al-Milli, 2011). Algoritma genetika dikenal karena pencariannya yang luas namun sering terperangkap pada local optimum sehingga membutuhkan simulated annealing untuk mendapatkan solusi yang diharapkan mendekati global optimum. Simulated annealing pun dapat memanfaatkan kelebihan algoritma genetika karena pada simulated annealing tidak mempertimbangkan solusi terdahulu dan hanya terfokus pada satu solusi terbaik saat ini, padahal terdapat kemungkinan solusi terbaik didapat dari solusi terdahulu. Dengan algoritma genetika, akan didapatkan lebih banyak pilihan solusi yang dapat diproses pada perulangan selanjutnya. Gambar 2 Alur Algoritma CGASA 2.9 Normalisasi Data Sebelum melakukan proses peramalan nilai inflasi ini, akan dilakukan proses pengolahan data terlebih dahulu. Proses pengolahan data yang dilakukan adalah normalisasi data. Normalisasi pada data bertujuan untuk mengubah data agar berada pada jarak tertentu dan menyamakan standar dari semua data yang digunakan dalam proses perhitungan. Proses normalisasi yang digunakan adalah Min-Max Normalisasi. Rumus perhitungan Min-Max Normalization dapat dilihat pada persamaan berikut:

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 862 x = x x min x max x min (15) Sedangkan untuk melakukan proses denormalisasi data, yaitu proses untuk mengembalikan nilai data menjadi nilai yang sebenarnya (nilai sebelum dinormalisasi), adalah dengan mencari nilai x. Proses pencarian nilai x dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut: x = x min + (x (x max x min )) (16) 2.10 Nilai Evaluasi Nilai evaluasi merupakan sebuah nilai yang digunakan dalam melakukan pengujian dan pengukuran terhadap sebuah peramalan. Nilai evaluasi ini seringkali diukur dalam bentuk tingkat kesalahan atau error rate. Nilai error rate yang digunakan adalah Mean Absolute Percentage Error (MAPE) (Mathaba, et al., 2014). Rumus untuk MAPE dapat dituliskan sebagai persamaan berikut: MAPE = (y n i y i ) 100 i=1 (17) y i n MAPE digunakan dalam penelitian ini karena MAPE memberikan hasil yang relatif terhadap nilai yang sebenarnya sehingga tingkat error yang didapatkan lebih stabil pada batasan persentase. 3. METODOLOGI Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3 berupa diagram alir metodologi penelitian 3.1 Data Penelitian Dalam melakukan implementasi peramalan inflasi kota Malang, data latih yang diperlukan berupa nilai IHK kota Malang. Data tersebut berbentuk nilai per bulan selama 6 tahun terakhir (Januari 2011 Mei 2017) yang didapatkan dari website BPS Malang. Gambar 3 Diagram Alir Metodologi Penelitian Tahap perancangan sistem ini terdiri dari dua proses utama yaitu pelatihan SVR dan optimasi parameter SVR menggunakan metode CGASA. Proses pelatihan SVR menggunakan data inflasi selama beberapa tahun terakhir untuk mendapatkan variabel peramalan nilai inflasi berdasarkan fitur data yang telah diketahui. Fitur data yang digunakan adalah data inflasi pada bulan-bulan sebelumnya yang membentuk time series. Dari data time series inflasi yang terjadi di Kota Malang akan diekstraksi menjadi data training dan data testing untuk mengetahui akurasi. Perancangan perangkat lunak yang akan dibuat terdiri dari dua fitur, yaitu pelatihan dan peramalan SVR. Masing-masing fitur tersebut memiliki alur proses-proses yang dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi tujuan dari penelitian. Alur proses tiap fitur lebih jelas dapat dilihat pada subbab berikutnya. Sedangkan aliran data pada aplikasi yang dibangun secara detail dapat dilihat pada gambar berikut 4. PERANCANGAN Pada bagian perancangan diberikan penjelasan tentang penyelesaian permasalahan peramalan kenaikan indeks harga konsumen/inflasi kota malang menggunakan metode support vector regression (SVR) dengan chaotic genetic algorithm-simulated annealing (cgasa).

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian batas parameter CLR, nilai λ (lambda), nilai C (complexity), nilai epsilon, pengujian ukuran populasi, pengujian jumlah generasi, pengujian tingkat crossover, pengujian tingkat mutasi, pengujian temperatur awal SA, pengujian temperatur akhir, pengujian cooling factor, pengujian jumlah iterasi SVR, serta pengujian variasi data latih dan uji. Gambar 4 - Aliran data pada perancangan aplikasi 5. IMPLEMENTASI Implementasi antarmuka yang digunakan pada peramalan kenaikan indeks harga konsumen/inflasi kota malang menggunakan metode support vector regression (SVR) dengan chaotic genetic algorithm-simulated annealing (cgasa) terdiri atas halaman utama dan halaman pengaturan. 6.1 Pengujian Batas Parameter CLR 7, terlihat bahwa rerata fitness paling besar didapatkan pada batas CLR Constant learning rate (CLR) yang berkisar pada jangkauan tersebut mampu menghasilkan nilai error MAPE yang paling kecil. CLR merupakan konstanta yang digunakan dalam laju pembelajaran. Semakin kecil nilai CLR, proses learning akan berjalan lebih lambat, namun akan mendapatkan hasil yang lebih konvergen. Sebaliknya, semakin besar nilai CLR, hasil yang didapatkan lebih divergen (Vijayakumar & Wu, 1999). Pengujian Batas CLR 0,76 0,72 0,70 0,68 Batas CLR Gambar 5 - Halaman Utama Sistem Gambar 7 - Grafik Hasil Pengujian Batas Epsilon 6.2 Pengujian Batas Lamda Pada Gambar 8, terlihat bahwa nilai Lambda yang paling optimal adalah pada batas Lambda berhubungan erat dengan faktor penambahan, nilai ini berhubungan dengan jarak dalam matriks hessian. Lambda itu sendiri dapat didefinisikan sebagai ukuran besarnya penskalaan ruang pemetaan kernel pada SVR (Vijayakumar and Wu 1999) Gambar 6 - Halaman Pengaturan Sistem

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 864 Pengujian Batas Lambda Pengujian Batas Epsilon 0,75 0,72 Batas Lambda 0,72 1E-7 s.d E-7 s.d E-7 s.d E-6 s.d E-6 s.d E-6 s.d 0.09 Batas Epsilon 1E-8 s.d E-8 s.d 1E-8 s.d Gambar 8 - Halaman Utama Sistem 6.3 Pengujian Batas Kompleksitas Pada Gambar 9, dapat dilihat bahwa batas Complexity yang paling optimal adalah Nilai Complexity (C) merupakan sebuah variabel untuk menampung nilai pelanggaran toleransi berupa batas atas deviasi pada fungsi regresi. Semakin besar nilai C, maka regresi yang terbentuk semakin jauh dari batas deviasi, sedangkan semakin kecil nilai C, maka regresi yang terbentuk akan mendekati batas deviasinya. 0,78 0,68 0,58 Pengujian Batas Kompleksitas Batas Kompleksitas Gambar 9 - Grafik Hasil Pengujian Batas Kompleksitas 6.4 Pengujian Batas Epsilon Pada Gambar 10, dapat dilihat bahwa nilai Epsilon yang paling optimal berada pada batas 1E-8 s.d Nilai Epsilon menunjukkan tingkat ketelitian dalam regresi. Semakin kecil nilai Epsilon, mengindikasikan bahwa tingkat ketelitian dalam regresi semakin besar sehingga menghasilkan hasil yang lebih baik. Gambar 10 - Grafik Hasil Pengujian Batas Epsilon 6.5 Pengujian Ukuran Populasi GA 11, terlihat bahwa pada pengujian ukuran populasi, nilai rata-rata fitness mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena sifat algoritma yang stochastic, yang berarti bahwa nilai fitness masih bergantung pada pembangkitan individu secara acak pada inisialisasi populasi awal. Jumlah populasi yang terlalu kecil akan mengakibatkan kurangnya keberagaman dalam populasi awal. Pengujian Ukuran Populasi GA 0,75 0, Ukuran Populasi GA Gambar 11 - Grafik Hasil Pengujian Ukuran Populasi GA 6.6 Pengujian Generasi GA 12, terlihat bahwa pada pengujian banyak generasi, terjadi peningkatan rata-rata nilai fitness.

9 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 865 Pengujian Generasi GA Pengujian Tingkat Mutasi 0, Generasi GA 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 Tingkat Mutasi Gambar 12 - Grafik Hasil Pengujian Generasi GA 6.7 Pengujian Tingkat Crossover 13, terlihat bahwa semakin besar tingkat crossover, tidak menjamin nilai fitness akan meningkat. Hal ini disebabkan karena tingkat crossover hanya memperluas area pencarian di dalam populasi itu sendiri. Tingkat crossover yang tinggi memungkinkan GA untuk melakukan eksploitasi terhadap area tetangga yang memiliki kualitas lebih baik, sedangkan tingkat crossover yang rendah akan mengakibatkan GA hanya bergantung pada proses mutasi. Pengujian Tingkat Crossover 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 Tingkat Crossover Gambar 13 - Grafik Hasil Pengujian Tingkat Crossover 6.8 Pengujian Tingkat Mutasi 14, terlihat bahwa semakin besar tingkat mutasi, tidak menjamin nilai fitness akan meningkat. Hal ini disebabkan karena tingkat mutasi hanya memperluas area pencarian di luar populasi itu sendiri. Semakin tinggi tingkat mutasi memungkinkan GA untuk melakukan eksplorasi area baru pada ruang pencarian, sedangkan tingkat mutasi yang rendah akan mengakibatkan keberagaman populasi pada GA menjadi menurun. Gambar 14 - Grafik Hasil Pengujian Tingkat Mutasi 6.9 Pengujian Temperatur Awal SA 15, terlihat bahwa semakin besar temperatur awal, tidak menjamin nilai fitness akan meningkat. Hal ini disebabkan karena temperatur awal hanya berperan dalam menentukan batas awal temperatur pada SA. Semakin besar nilai temperatur awal, maka ruang pencarian SA akan menjadi semakin lebar, sedangkan semakin kecil nilai temperatur awal menjadikan ruang pencarian SA yang kecil mengakibatkan mudah terjebak pada local optimum. Pengujian Temperatur Awal SA 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00 2,25 2,50 Temperatur Awal SA Gambar 15 Grafik Hasil Pengujian Temperatur Awal SA 6.10 Pengujian Temperatur SA 16, terlihat bahwa semakin besar temperatur akhir, tidak menjamin nilai fitness akan meningkat. Hal ini disebabkan karena temperatur akhir hanya berperan dalam menentukan batas bawah dari temperatur pada SA. Semakin tinggi nilai temperatur akhir pada SA akan mengakibatkan ruang pencarian yang semakin sempit.

10 1 Tahun 6 Bulan 3 Bulan 1 Tahun 6 Bulan 3 Bulan 1 Tahun 6 Bulan 3 Bulan Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 866 Pengujian Temperatur Akhir SA Pengujian Jumlah Iterasi SVR 0,95 0,85 0,75 0,65 0,55 0,45 Temperatur Akhir SA Jumlah Iterasi SVR Gambar 16 - Grafik Hasil Pengujian Temperatur Akhir SA Gambar 18 - Grafik Hasil Pengujian Jumlah Iterasi SVR 6.11 Pengujian Cooling Factor SA 17, terlihat bahwa semakin besar cooling factor, maka nilai fitness juga akan meningkat. Hal ini disebabkan karena jumlah iterasi berpengaruh terhadap rata-rata yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena cooling factor hanya berperan dalam menentukan kecepatan penurunan temperatur pada SA. Pengujian Cooling factor SA 6.13 Pengujian Variasi Data 19, terlihat bahwa nilai fitness terbesar dihasilkan oleh peramalan dengan menggunakan 2 tahun. Dari grafik tersebut juga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah data training yang digunakan, tidak menjamin bahwa nilai fitness akan meningkat. Namun dengan bertambahnya jumlah data training yang digunakan, waktu komputasi yang diperlukan juga meningkat 0,75 0,75 0,72 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 Cooling factor SA 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 Pengujian Variasi Data Gambar 17 - Grafik Hasil Pengujian Cooling Factor SA 6.12 Pengujian Jumlah Iterasi SVR 18, terlihat bahwa semakin besar jumlah iterasi SVR, maka nilai fitness juga akan meningkat. Hal ini disebabkan karena jumlah iterasi SVR berpengaruh terhadap presisi dari SVR yang dihasilkan. Semakin banyak iterasi SVR yang digunakan akan menghasilkan nilai peramalan yang semakin baik, namun dengan bertambahnya jumlah iterasi SVR, waktu komputasi yang diperlukan juga meningkat secara eksponensial. Gambar 19 - Grafik Hasil Pengujian Variasi Data 7. KESIMPULAN 5 tahun 3 Tahun 2 Tahun Variasi data Kesimpulan yang diambil dari penelitian yang telah dilakukan tentang peramalan indeks harga konsumen Kota Malang menggunakan metode support vector regression (SVR) dengan chaotic genetic algorithm-simulated annealing (CGASA) adalah: 1. Metode SVR dengan CGASA dapat diterapkan dalam kasus peramalan kenaikan IHK/inflasi Kota Malang dengan cara sebagai berikut:

11 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 867 a. SVR merupakan metode pemodelan regresi non-linear yang digunakan untuk meramalkan nilai indeks harga konsumen menggunakan time-series pada bulan sebelumnya sebagai input. b. Untuk mendapatkan SVR yang bekerja secara baik dilakukan optimasi menggunakan metode CGASA. c. GA merupakan metode heuristik untuk menemukan parameter terbaik pada SVR sehingga mampu menghasilkan nilai akurasi tertinggi. d. SA merupakan proses perubahan solusi agar mampu mencoba pilihan solusi yang lebih luas dan menjaga GA agar tidak terjebak dalam konvergensi dini. e. Chaotic sequence digunakan sebagai metode pembangkitan angka yang digunakan dalam proses GA dan SA. f. Parameter algoritma SVR CGASA yang didapatkan berdasarkan hasil analisis adalah sebagai berikut: i. Batas CLR: ii. Batas Lambda: iii. Batas Complexity: iv. Batas Epsilon: 1E v. Generasi GA: 45 vi. Populasi GA: 50 vii. Crossover rate: 0.3 viii. Mutation rate: 0.4 ix. Temperatur awal SA: 1.25 x. Temperatur akhir: xi. Cooling factor: 0.9 xii. Iterasi SVR: xiii. Data Latih: 3 tahun xiv. Data Uji: 6 bulan 2. Hasil peramalan menggunakan parameter yang didapatkan pada proses analisis dan pengujian menghasilkan nilai error terkecil sebesar dan fitness sebesar Tingkat error ini dirasa terlalu besar dan masih tidak dapat terlalu diandalkan dalam meramalkan nilai IHK di Kota Malang. Namun hasil ini lebih baik dibandingkan penelitian yang sebelumnya dikaji yaitu peramalan inflasi menggunakan metode ensembel error sebesar DAFTAR PUSTAKA Al-Milli, N. R "Hybrid Genetic Algorithms with Simulating Annealing for University Course Timetabling Problems." Zarqa University College. Alwee, R., S. M. H. Shamsuddin, and R. Sallehuddin "Hybrid Support Vector Regression and Autoregressive Integrated Moving Average Models Improved by Particle Swarm Optimization for Property Crime Rates Forecasting with Economic Indicators." The Scientific World Journal Bank Indonesia Pengenalan Inflasi - Bank Sentral Republik Indonesia. diakses pada 25 Juli ngenalan/contents/default.aspx. Basak, Debasish, Srimanta Pal, and Dipak Chandra Patranabis "Support Vector Regression." Neural Information Processing Letters and Reviews 11: Drucker, Harris, Chris J.C. Burges, Linda Kaufman, Alex Smola, and Vladimir Vapnik Support Vector Regression Machines. West Long Branch: Bell Labs. Gendreau, Michel, and Jean-Yves Potvin, Handbook of Metaheuristics. 2nd. New York: Springer. Heidari-Bateni, G., and A. McGillem "Chaotic Direct-sequence Spread Spectrum Communication System." IEEE Transaction on Communication 42 (2): Javidi, Mohammad, and Roghiyeh Hosseinpourfard "Chaos Genetic Algorithm Instead Genetic Algorithm." The International Arab Journal of Information Technology 12 (2): Kirkpatrick, S., C. D. Gelatt, and M. P. Vecchi Optimization by Simulated Annealing. Science. Mahmudy, Wayan Firdaus Algoritma Evolusi. Malang: Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya. Mathaba, T., X. Xia, and J. Zhang "Analysing the Economic Benefit of Electricity Price Forecast in Industrial Load Scheduling." Electric Power Systems Research 116: Norozi, A., M. K. A. Ariffin, N. Ismail, and F. Mustapha "An Optimization Technique Using Hybrid GA-SA Algorithm for Multi-objective Scheduling

12 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 868 Problem." Scientific Research and Essays 6(8): Rajkumar, N., and P. Jaganathan "A New RBF Kernel Based Learning Method Applied to Multiclass Dermatology Diseases Classification." Conference on Information and Communication Technologies. Ren, Y., and G. Bai "Determination of Optimal SVM Parameters by Using GA/PSO." Journal of Computers 8 (3). Sheikholeslami, R., and A. Kaveh "A Survet of Chaos Embedded Meta- Heuristic." International Journal of Optimization in Civil Engineering 3 (Civil Eng): Silfiani, Mega, and Suhartono "Aplikasi Metode Ensembel untuk Peramalan Inflasi di Indonesia." Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). TPID Buku Petunjuk TPID. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Vijayakumar, S., and S. Wu "Sequential Support Vector Classifiers and Regression." International Conference on Soft Computing Wu, J., and Z. Lu "A Novel Hybrid Genetic Algorithm and Simulated Annealing for Feature Selection and Kernel Optimization in Support Vector Regression." Information Reuse and Integration Zhang, Q., G. Shan, X. Duan, and Z. Zhang "Parameters Optimization of Support Vector Machine based on Simulated Annealing and Genetic Algorithm." International Conference on Robotic and Biometrics Zhang, Wen Yu, Wei-Chiang Hong, Yucheng Dong, Gary Tsai, Jing-Tian Sung, and Guo-feng Fan "Application of SVR with chaotic GASA algorithm in cyclic electric load forecasting." Energy 45:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering terdapat tenggang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika 1 Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika Annisti Nurul Fajriyah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

Optimasi Parameter Support Vector Regression Dengan Algoritme Genetika Untuk Prediksi Harga Emas

Optimasi Parameter Support Vector Regression Dengan Algoritme Genetika Untuk Prediksi Harga Emas Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 273-281 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Parameter Support Vector Regression Dengan Algoritme

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. 12/11/2009 1 Ditemukan oleh Holland pada tahun 1975. Didasari oleh fenomena evolusi darwin. 4 kondisi yg mempengaruhi

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA andra Aditya 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

PREDIKSI TIME SERIES TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN EVOLUTION STRATEGIES

PREDIKSI TIME SERIES TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN EVOLUTION STRATEGIES PREDIKSI TIME SERIES TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN EVOLUTION STRATEGIES Universitas Telkom Jl.Telekomunikasi No. 1, Terusan Buah Batu, Bandung ritaris@telkomuniversity.ac.id Abstrak Prediksi tingkat

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Adidtya Perdana Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. H.M. Jhoni No. 70 C Medan adid.dana@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 169-173 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem Menggunakan Real Coded Genetic Algorithm

Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem Menggunakan Real Coded Genetic Algorithm Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 1, Januari 2017, hlm 57-62 http://j-ptiik.ub.ac.id Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

ANALISIS PENGATURAN INDIVIDU CROSSOVER DAN MUTASI ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

ANALISIS PENGATURAN INDIVIDU CROSSOVER DAN MUTASI ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ANALISIS PENGATURAN INDIVIDU CROSSOVER DAN MUTASI ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Sean Coonery Sumarta* 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Makassar,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Valuta Asing Valuta asing dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam hukum ekonomi bila terdapat

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit Abidatul Izzah 1), Ratih Kartika Dewi 2) 1)2) Jurusan Teknik Informatika ITS Surabaya Jl. Teknik

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH. Iqbal Dwihanandrio

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH. Iqbal Dwihanandrio ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 6447 PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH Iqbal Dwihanandrio S1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA I Dewa Made Adi Baskara Joni 1, Vivine Nurcahyawati 2 1 STMIK STIKOM Indonesia, 2 STMIK STIKOM

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1)

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 58-96X Vol., No. 6, Juni 08, hlm. 30-308 http://j-ptiik.ub.ac.id Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK Fajar Saptono 1, Taufiq Hidayat 2 Laboratorium Pemrograman dan Informatika Teori Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB Syafiul Muzid 1, Sri Kusumadewi 2 1 Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta e-mail: aakzid@yahoo.com 2 Jurusan

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 218, hlm. 259-2517 http://j-ptiik.ub.ac.id Peramalan Siaga Banjir dengan Menganalisis Data Curah Hujan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Algoritma genetik merupakan salah satu algoritma yang biasanya digunakan dalam optimalisasi data. Namun penggunaan algoritma genetik dalam melakukan peramalan

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Bali Menggunakan Support Vector Regression dengan Algoritma Genetika

Prediksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Bali Menggunakan Support Vector Regression dengan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2 No. 8, Agustus 2018, hlm. 2578-2586 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Bali Menggunakan

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 4, April 2017, hlm. 341-351 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1 SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Taufan Mahardhika 1 1 Prodi S1 Kimia, Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih 1 taufansensei@yahoo.com Abstrak Swarm

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik pada abad ini sudah merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa tergantikan. Karena pentingnya listrik ini, sistem yang menyuplai dan mengalirkan listrik ini

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35 Pendahuluan

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP Riska Sulistiyorini ), Wayan Firdaus Mahmudy ), Program Studi Teknik Informatika Program Teknologi Informasi dan Ilmu

Lebih terperinci

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author:

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author: Institut Teknologi Padang, 27 Juli 217 ISBN: 978-62-757-6-7 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/spi217 Optimasi Bentuk Struktur dan Penampang pada Struktur Rangka Baja Terhadap Kendala Kehandalan Material

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Syafiul Muzid Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta E-mail:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fuzzy Local Binary Pattern (FLBP) Fuzzifikasi pada pendekatan LBP meliputi transformasi variabel input menjadi variabel fuzzy, berdasarkan pada sekumpulan fuzzy rule. Dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas.

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. ABSTRAK Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. Pada skripsi ini, metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan job shop scheduling

Lebih terperinci

Penerapan algoritma evolution strategies untuk optimasi distribusi barang dua tahap

Penerapan algoritma evolution strategies untuk optimasi distribusi barang dua tahap Penerapan algoritma evolution strategies untuk optimasi distribusi barang dua tahap Candra Bella Vista 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2 Program Studi Informatika / Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK Rudy Adipranata 1) Felicia Soedjianto 2) Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH Penjadwalan Operasional Pembangkit Berbasis Algoritma Genetik (Dwi Ana dkk) PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH Rahmanul Ikhsan 1,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Rozak Arief Pratama 1, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal

Lebih terperinci

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4371-4376 http://j-ptiik.ub.ac.id Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Rudy Adipranata 1, Felicia Soedjianto 2, Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika

Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 1, Januari 2017, hlm. 63-68 http://j-ptiik.ub.ac.id Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

Peramalan Harga Saham Menggunakan Metode Support Vector Regression (SVR) Dengan Particle Swarm Optimization (PSO)

Peramalan Harga Saham Menggunakan Metode Support Vector Regression (SVR) Dengan Particle Swarm Optimization (PSO) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 218, hlm. 198-199 http://j-ptiik.ub.ac.id Peramalan Harga Saham Menggunakan Metode Support Vector Regression

Lebih terperinci

Optimasi Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Mengunakan Particle Swarm Optimization

Optimasi Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Mengunakan Particle Swarm Optimization IJCCS, Vol.8, No.1, January 2014, pp. 25~36 ISSN: 1978-1520 25 Optimasi Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Mengunakan Particle Swarm Optimization Harry Ganda Nugraha* 1 dan Azhari SN 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X)

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) Ria Krisnanti 1, Andi Sudiarso 2 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Prediksi Data Time Series Tingkat Inflasi di Indonesia dengan Menggunakan Differential Evolution

Prediksi Data Time Series Tingkat Inflasi di Indonesia dengan Menggunakan Differential Evolution Data Time Series Tingkat Inflasi di Indonesia dengan Menggunakan Differential Evolution Rita Rismala, S.T. 1, Suyanto, S.T., M.Sc., Retno Novi Dayawati, S.Si., M.T. 1,, Institut Teknologi Telkom 1 rismala.rita@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Penjadwalan kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan biasanya merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan menyita waktu. Pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Penyelesaian Masalah Penugasan dengan Algoritma Genetika Zainudin Zukhri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Optimasi Optimasi adalah salah satu ilmu dalam matematika yang fokus untuk mendapatkan nilai minimum atau maksimum secara sistematis dari suatu fungsi, peluang maupun

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Nico Saputro dan Suryandi Wijaya Jurusan Ilmu Komputer Universitas Katolik Parahyangan nico@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Metode Hybrid Algoritma Genetika Dan Algoritma Koloni Semut

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Metode Hybrid Algoritma Genetika Dan Algoritma Koloni Semut ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3711 OPEN ACCESS ISSN XXXX-XXXX IND. SYMPOSIUM ON COMPUTING VOL. XX, NO. XX, SEPT 2016 SOCJ.TELKOMUNIVERSITY.AC.ID/INDOSC Penjadwalan

Lebih terperinci

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang OPTIMASI PENJADWALAN PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI RANK M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Perusahaan Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan pengadaan suku cadang computer. Dalam bidang tersebut diharuskan berbadan hukum PD,

Lebih terperinci

Modul Matakuliah Algoritma Evolusi oleh

Modul Matakuliah Algoritma Evolusi oleh Modul Matakuliah Algoritma Evolusi oleh Wayan Firdaus Mahmudy Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya September 2013 Kata Pengantar Buku ini disusun untuk mengisi kelangkaan

Lebih terperinci

Optimasi SVR dengan Ant Colony Optimization untuk Prediksi Tingkat Produksi Susu Segar (Studi Kasus pada Koperasi Susu SAE Pujon, Malang)

Optimasi SVR dengan Ant Colony Optimization untuk Prediksi Tingkat Produksi Susu Segar (Studi Kasus pada Koperasi Susu SAE Pujon, Malang) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3343-3352 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi SVR dengan Ant Colony Optimization untuk Prediksi

Lebih terperinci

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN 1907-5022 OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Manahan Siallagan, Mira Kania Sabariah, Malanita Sontya Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

SKRIPSI HYBRIDRADIAL BASIS FUNCTION(RBF) DENGAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK

SKRIPSI HYBRIDRADIAL BASIS FUNCTION(RBF) DENGAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK SKRIPSI HYBRIDRADIAL BASIS FUNCTION(RBF) DENGAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK LUTHFI HIDAYATI PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

OPTIMASI HASIL PREDIKSI KETERSEDIAAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI HASIL PREDIKSI KETERSEDIAAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI HASIL PREDIKSI KETERSEDIAAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Eka Handayani 1, Jondri,Drs.,M.T. 2, Siti Sa adah,s.t.,m.t. 3 1,2,3 ProdiS1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan skripsi ini. Teori-teori yang dibahas mengenai optimisasi, pengertian penjadwalan,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut ekonomi terbuka, jadi pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Internasional. Oleh karena itu, jika terjadi fluktuasi pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem dengan menggunakan Real Coded Genetic Algorithm

Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem dengan menggunakan Real Coded Genetic Algorithm Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem dengan menggunakan Real Coded Genetic Algorithm M. C. C. Utomo 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2, Marji Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1874-1882 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian di bidang metode peramalan terhadap data runtun waktu keuangan (financial time series forecasting) selalu menjadi bahasan yang menarik. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Khowarizmi. Algoritma didasarkan pada prinsiup-prinsip Matematika, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Khowarizmi. Algoritma didasarkan pada prinsiup-prinsip Matematika, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ALGORITMA Algoritma adalah metode langkah demi langkah pemecahan dari suatu masalah. Kata algoritma berasal dari matematikawan Arab ke sembilan, Al- Khowarizmi. Algoritma didasarkan

Lebih terperinci

DINAMISASI PARAMETER ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POPULATION RESIZING ON FITNESS IMPROVEMENT FUZZY EVOLUTIONARY ALGORITHM (PROFIFEA)

DINAMISASI PARAMETER ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POPULATION RESIZING ON FITNESS IMPROVEMENT FUZZY EVOLUTIONARY ALGORITHM (PROFIFEA) DINAMISASI PARAMETER ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POPULATION RESIZING ON FITNESS IMPROVEMENT FUZZY EVOLUTIONARY ALGORITHM (PROFIFEA) Syafiul Muzid Program Studi Sistem Informasi, Fakulktas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Sri Kusumadewi, Hari Purnomo Teknik Informatika, Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta cicie@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci