PROGRAM STUDI JEPANG FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI JEPANG FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA Dampak Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II terhadap Jugun Ianfu Pasca Terbebas dari Kamp Telawang MAKALAH NON-SEMINAR Oleh, Maria Cherry Rondang Cattleya Ndoen PROGRAM STUDI JEPANG FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA

2 1

3 2

4 3

5 Dampak Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II terhadap Jugun Ianfu Pasca Terbebas dari Kamp Telawang Maria Cherry Rondang Cattleya Ndoen Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Kampus UI, Depok, 16424,Indonesia ABSTRAK Tidak puas dengan konstelasi dan perjanjian internasional yang diterima pasca Perang dunia I, membuat Jepang berbalik arah menyerang pihak sekutu. Jepang pun dapat menguasai wilayah Asia pasifik, termasuk Indonesia, lalu menguras sumber daya alam dan sumber daya manunsia Indonesia. Salah satu kebijakan untuk menguras sumber daya manusia adalah dengan membangun kamp hiburan, tempat untuk memenuhi kebutuhan biologi para tentara. Kamp Hiburan diisi dengan para perempuan yang disebut jugun ianfu. Sejak kalah dalam pertempuran Laut Midway, membuat Jepang berada di posisi defensif. Hal tersebut menyebabkan Jepang harus menarik pasukannya di kawasan Asia Tenggara secara perlahan. Dan hal tersebut berpengaruh terhadap nasib para jugun ianfu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak Jepang dalam Perang Dunia II terhadap Jugun Ianfu Pasca Terbebas dari Kamp Telawang. Dengan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif dengan studi pustaka dan wawancara, didapatkan bahwa kekalahan yang dialami Jepang dalam perang dunia II tidak hanya memberikan dampak internal bagi Jepang. Disatu sisi kekalahan Jepang membawa kebebasan bagi para jugun ianfu tapi disisi lain mendantangkan dampak baru, seperti dampak fisik, psikis, kehidupan sosial, dan kesulitan ekonomi, yang masih dirasakan hingga saat ini. The Impacts of Japan's Loss in World War II to the comfort women, after being freed from Telawang Camp ABSTRACT Being unsatisfied with the World War II constellation and International treaty post-world War II has made Japan turned their way and attacked the Allies. Japan was able to take control of Asia Pacific region, including Indonesia, and drain the natural resources and human resources in Indonesia. One of Japan's policies is to build a comfort camp, a place to served Japan's army biological needs. Comfort camp was filled with Indonesian women called jugun ianfu or comfort women. Ever since defeated in the battle of Midway Sea, Japan has changed into the defensive position. This caused Japan to gradually have to withdraw their troops in Southeast Asia, which affected the comfort women s fate. This research aims to explain the impacts of Japan's loss in World War II to the comfort women, after being freed from Telawang Camp. By using qualitative method such as literature(gw ga yakin istilahnya) and 4

6 interviews, researcher found that Japan's loss in World War II were not only affect Japan's internal (gw rada ragu dengan translatean gw yg ini. internal apa ini mksdnya?). On one side, Japan's loss has brought freedom to Indonesia s comfort women, but on the other side, it brought new effects, such as the negative impact of physical, psychological, social, and economy. Keyword : Coloniazation, Impacts, Jugun Ianfu, World War II PENDAHULUAN Pasca berakhirnya perang dunia I pada tahun 1918, banyak dampak pada bidang politik, ekonomi, dan sosial, yang dirasakan masing-masing negara yang terlibat didalamnya. Selain dampak internal masing-masing negara, terdapat juga dampak menyeluruh secara global, yaitu terjadi perubahan tatanan aliansi negara-negara di dunia. Seperti yang terjadi pada Jepang, yang semula bergabung pada blok Sekutu memutuskan keluar pada tahun 1930, lalu bergabung dengan blok sentral bersama Jerman. Hasil bergabung dengan blok sentral, Jepang dan Jerman sepakat membagi dua blok kepemimpinan, yaitu kepemimpinan kawasan Eropa oleh Jerman dan kepemimpinan kawasan Asia Raya oleh Jepang. 1 Perang melawan Sekutu adalah satu-satunya cara bagi Jepang untuk melakukan ekspansi ke Asia Raya. Oleh sebab itu pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang melakukan serangan udara ke pangkalan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. 2 Serangan tersebut berhasil membuat blok Sekutu berada di posisi defensif dan tidak sanggup menyerang. Memanfaatkan keadaan tersebut, Jepang bergerak cepat dan berhasil menguasai daerah-daerah di Asia Tenggara. Dimulai dari jatuhnya Malaya pada 1941, disusul dengan dikuasainya Singapura, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia, daerah pertama yang berhasil direbut dari tangan Belanda adalah Tarakan, Kalimantan Timur. Setelah merebut dengan Tarakan dengan mudah, Jepang kemudian melakukan penyerbuan ke Balikpapan, hingga berhasil menduduki Balikpapan pada 20 Januari Setelah menduduki dua kota penting bagi armada perang Belanda, pada awal Maret 1942, Jepang mengerahkan balatentara untuk menyerbu daratan Jawa. Pada tanggal 7 Maret 1942, Jepang berhasil menduduki pos-pos penting milik Belanda. Posisi Belanda yang semakin terdesak, memaksa Belanda menyerah, hingga pada akhirnya Indonesia secara penuh berada di bawah pendudukan Jepang, melalui sebuah perundingan di Bandung. Selama menjajah, Jepang menguras semua sumber daya Indonesia, sumber daya alam, maupun sumber daya manusia, untuk keperluan perang melawan Sekutu. 1 Edwin O. Reischauer, JAPAN Past and Present Third Edition, Revised, (Tokyo, 1983), hlm Ibid., hlm

7 Sumber daya alam Indonesia diperas melalui kewajiban rakyat menyerahkan hasil padi kepada tentara Jepang. Kewajiban tersebut bersifat resmi, karena diterapkan secara serempak di semua kerisidenan melalui dekrit. Hal tersebut berimbas pada rakyat yang menjadi kekurangan pangan. Setelah kebijakan tersebut Jepang juga memanfaatkan sumber daya manusia Indonesia melalui heiho, romusha dan jugun ianfu. Jugun Ianfu adalah sebutan bagi para perempuan lokal daerah jajahan Jepang, seperti perempuan-perempuan di Korea, Cina, Filipina, termasuk Indonesia, yang secara paksa dijadikan wanita penghibur untuk para tentara Jepang. Istilah jugun ianfu sudah dipergunakan oleh serdadu Jepang sejak melakukan ekspansi ke Nanking, Cina pada Para jugun ianfu ditempatkan pada sebuah kamp, di mana keperluan logistik dan kontrol manajemen kamp tersebut berada di bawah pengawasan militer Jepang. Keputusan membuat kamp jugun ianfu diambil oleh seorang dokter tentara yang ketika itu bertugas, Dokter Aso, sebagai langkah pencegahan agar serdadu yang menderita penyakit kelamin, akibat mempunyai kecendrungan untuk memakai para perempuan lokal di tempat Jepang menjajah, tidak bertambah. 4 Dokter Aso mencetuskan ide untuk membangun kamp wanita penghibur, khusus untuk tentara, di setiap wilayah jajahan Jepang, agar kesehatan para serdadu dapat terjaga. Jugun Ianfu tidak dapat disamakan dengan wanita tuna susila, karena traksasi seksual yang terjadi, antar jugun ianfu dan serdadu Jepang, berlangsung secara paksa. Perempuanperempuan daerah jajahan, dengan rentang umur 15 hingga 25 tahun, tidak pernah memilih secara sadar untuk menjadi jugun ianfu. Para perempuan tersebut direkrut dengan cara yang berbeda-beda. Pada umumnya proses pengumpulan dilakukan militer Jepang dan dibagi dalam 2 bentuk, yaitu secara massal dan berskala kecil, satu-dua orang. 5 Pengumpulan secara massal dilakukan dengan cara melibatkan aparatur pemerintahan setempat, seperti kepala desa atau lurah. Para aparatur pemerintah tersebut dipropaganda untuk mengumpulkan para perempuan di desa tersebut untuk mau bekerja bagi Jepang. Pengumpulan berskala kecil, satu-dua orang, dilakukan dengan penculikan. Namun ada juga yang dilakukan dengan cara meminta langsung perempuan tersebut untuk bekerja bagi Jepang. Pekerjaan yang dijanjikan akan diberikan tentu bukanlah sebagai jugun ianfu. Pada saat perekrutan terjadi, para perempuan tersebut diberi janji akan dipekerjakan dalam berbagai macam pekerjaan, seperti sebagai pembantu rumah tangga, perawat, bekerja di 3 Hayashi Shirou, Jugun Ianfu Mondai no Rekishitekikenkyu, (online) diakses 15 Oktober 2014 ( hlm. 2 4 A. Budi Hartono, Dadang Juliantoro, Op. Cit., hlm Ibid., hlm. 92 6

8 pabrik, bekerja sebagai juru masak di rumah makan dan barak tentara. 6 Terdesak dengan desakan ekonomi dan kondisi para perempuan pada daerah jajahan, yang umumnya miskin dan kurang berpendidikan, banyak yang tertipu dan pada akhirnya dipekerjakan sebagai jugun ianfu. Di Indonesia, kamp jugun ianfu terdapat dibeberapa daerah. Salah satu kamp terbesar berada di Kalimantan Timur, yang disebut Kamp Telawang. Penempatan kamp Telawang dipersiapkan dengan rapi dan tertutup. Kamp tersebut ditempatkan di tepi kota yang masih dalam satu wilayah dengan barak tentara. Pagar bangunan dibuat tinggi mengelilingi kamp dengan satu pintu masuk yang kecil, hanya bisa untuk dilalui 1 orang, Setiap kamp jugun ianfu memang terkesan tertutup, karena salah satu unsur yang diberikan kepada pada serdadu adalah kenyamanan dan privatisasi para serdadu. 7 Pada setiap kamp ditempatkan satu orang sipil Jepang yang bertindak sebagai kepala Kamp, satu orang dokter tentara, dan beberapa orang warga lokal yang bertugas sebagai pembantu. Di dalam kamp, perempuan-perempuan jugun ianfu mengalami penderitaan secara fisik dan psikis. Penderitaan secara fisik kerap terjadi dalam bentuk pemukulan oleh serdadu Jepang, karena ketika melakukan pemaksaan seksual mereka berada dibawah pengaruh alkohol. Secara psikis, perempuan-perempuan tersebut dilemahkan dengan cara hidup terkurung bertahun-tahun di dalam kamp dalam pengawasan ketat dan tidak dapat bersentuhan dengan dunia di luar kamp. Para perempuan tersebut, dalam ketakutannya, semakin lama semakin hilang keinginan untuk kabur dari kamp karena kemungkinan yang sangat kecil, sehingga mereka semakin melemah secara psikis, dan memilih untuk pasrah saja menjalani kehidupan mereka. Pada tahun 1942, posisi Jepang dalam Perang Dunia II yang semula ofensif mulai berubah. Tepatnya setelah Jepang kalah dalam pertempuran Midway, pada 6 Juni Pertempuran Midway menjadi titik balik tidak hanya bagi Jepang, tetapi juga terhadap konstelasi Perang Dunia II. Blok Sekutu semakin bertambah kuat berubah menjadi berada dalam posisi ofensif. Kekalahan demi kekalahan pun mulai dirasakan Jepang. Hal tersebut menyebabkan Jepang harus menarik pasukannya di kawasan Asia Tenggara secara perlahan. Penarikan pasukan tersebut memberikan perubahan pada kehidupan di kamp Telawang. Secara perlahan jumlah tentara yang datang semakin berkurang, semakin sepi. Hingga suatu saat Kepala Kamp Telawang, pergi dari kamp tersebut. Sehingga benar-benar tidak ada serdadu Jepang di kamp Telawang. Hal tersebut, secara tidak langsung, bermakna kebebasan 6 Hayashi Shirou, Op.Cit., 8 7 Ibid., hlm. 9 7

9 bagi para jugun ianfu dari tempat yang selama ini mengungkung mereka. Namun, kebebasan mendadak yang mereka alami tersebut malah membuat mereka bingung dan kehilangan arah. Terlebih juga ternyata kebebasan mendadak tersebut juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan para eks-jugun ianfu, karena mereka dianggap bukan orang yang sama seperti sebelum mereka menjadi jugun ianfu. Penarikan pasukan Jepang Kamp Talawang untuk kebutuhan perang dan kebebasan mendadak jugun ianfu memperlihatkan bahwa posisi Jepang didalam Perang Dunia ke II, berpengaruh terhadap nasib para jugun ianfu. Berangkat dari hal tersebut, jurnal penelian ini dibuat untuk menjelaskan dampak apa yang ditimbulkan dari kekalahan Jepang, dalam Perang Dunia II, terhadap jugun ianfu, pasca terbebas dari Kamp Telawang. Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan kehidupan wanita-wanita Indonesia yang dipaksa menjadi jugun ianfu di Kamp Telawang, latar sejarah apa yang terjadi pada saat kepergian pasukan Jepang dari Indonesia, khususnya dari kamp Telawang, pandangan dan pemerintah masyarakat Indonesia terhadap kehadiran jugun ianfu, dan pandangan bangsa Jepang terhadap kasus tersebut. Jurnal ilmiah ini menggunakan metode penelitian sejarah berupa pengumpulan data kualitatif dengan studi pustaka dan wawancara. Metode studi pustaka dipilih karena beberapa data-data yang dibutuhkan merupakan data-data sejarah dan sudah berlalu. Jadi dibutuhkan sumber yang bisa lintas antar waktu berupa buku-buku yang secara khusus mengungkap tentang sejarah Jepang dalam Perang Dunia II dan sejarah tentang jugun ianfu. Sedangkan metode wawancara dipilih, karena dalam jurnal ini dibutuhkan pernyataan langsung mengenai pengalaman yang dirasakan langsung oleh narasumber. Selanjutnya adalah menyeleksi sumber-sumber yang dikumpulkan secara kritis untuk memperoleh fakta sejarah dan mengkomparasikan dengan hasil wawancara dengan narasumber yang kredibel sehingga dapat dianalisis ke dalam suatu uraian yang sistematis. AKHIR KEPENDUDUKAN JEPANG DI TELAWANG AKIBAT KALAH DALAM PERANG DUNIA II Kekalahan yang dialami pada awal perang dunia II merupakan pukulan telak bagi pihak Sekutu, terlebih setelah serangan di pangkalan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Tidak hanya merubah posisi Sekutu menjadi defensif, tetapi blok Sekutu terpaksa melepas beberapa daerah jajahannya kepada blok sentral. Berangkat dari hal tersebut, blok Sekutu membuat taktik untuk mengalahkan blok sentral. Taktik pertama dengan membuat kebijakan 8

10 untuk secara bersama-sama mengalahkan terlebih dahulu musuh yang berada di medan perang Eropa, baru setelah itu menghadapi Jepang di perang pasifik. 8 Dengan bantuan Rusia yang mulai bergabung dengan blok Sekutu pada tahun 1941, musuh di medan perang Eropa berhasil dipukul mundur dan berada dalam posisi defensif. Setelah berhasil memukul mundur musuh di medan perang Eropa, blok Sekutu mulai merubah arah serangan ke arah asia pasifik, yang dikuasai oleh Jepang. Pada tanggal 18 April 1942, pihak Sekutu mulai melakukan balasan terhadap pihak Jepang. Serangan awal yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan mengirimkan 16 pesawat tempur untuk melakukan pengeboman di Tokyo. Serangan singkat tersebut mengakibatkan kerusakan kecil di Tokyo, namun secara perlahan mampu mempengaruhi kekuatan Jepang dalam perang pasifik. Titik balik posisi Jepang dan blok Sekutu pada perang asia pasifik terjadi dalam pertempuran Laut Midway pada tanggal 4 Juni 7 Juni Dalam peperangan tiga hari tersebu, Angkatan Laut dan Udara Sekutu berhasil menenggelamkan ton kapal Jepang. Selain itu Jepang juga kehilangan total pesawat tempur. Dari segi pasukan, menurut daftar dalam registrasi pemakaman Jepang, tercatat tentara tewas didalam pertempuran Midway. 9 Hal tersebut memaksa Jepang mulai menarik pasukannya dari beberapa kawasan di Asia Pasifik, sehingga posisi penjagaan Jepang terhadap kawasan jajahannya melemah. Menghadapi kondisi Jepang yang melemah, blok Sekutu mengeluarkan taktik perang loncat katak, yaitu strategi pertempuran yang digagas oleh Jendral dari Amerika Serikat, Dougals McArthur untuk mengalahkan Jepang di kawasan Asia yang berbentuk kepulauan. Dimana pasukan Sekutu memukul mundur pasukan Jepang dengan menyerang dari satu pulau ke pulau berikutnya. Menghadapi serangan laut dan udara Sekutu yang bertubi-tubi, Jepang mengeluarkan kebijakan kamikaze, yaitu melakukan serangan bunuh diri dengan cara menambrakkan pesawat ke arah kapal perang dan pesawat tempur musuh. Sampai akhir peperangan tercatat pesawat dan awak yang dikerahkan oleh Jepang untuk menyerang Sekutu. 10 Serangan bertubi-tubi dari pihak Sekutu pada pertempuran laut Midway membuat Jepang terpaksa berubah menjadi dalam posisi defensif yang sangat lemah. Puncak kekalahan Jepang adalah serangan bom atom dari pihak Sekutu ke kota Hiroshima, pada tanggal 6 Agustus 1945, dan pada kota Nagasaki, pada tanggal 9 Agustus 8 Dwight D. Eisenhower, Crusade in Erope, (New York, 1948), hlm Peng Koen Auwjong ; editor, R.B. Sugiantoro, Perang pasifik, (Jakarta, 2001) hlm Perang Jaman Dulu: Pertempuran Midway, (online), Op., Cit 9

11 1945, yang menewaskkan penduduk Jepang. 11 Dua kota tersebut merupakan 2 kota penting bagi Jepang. Hiroshima adalah pusat industri di Jepang, termasuk didalamnya terdapat industri militer dan logistik perang. Sedangkan Nagasaki adalah kota pelabuhan dimana dijadikan tempat berlabuh kapal-kapal perang. Oleh sebab itu, lumpuhnya kota tersebut membawa kehancuran total bagi militer Jepang. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang pun menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Penyerahan diri tersebut kemudian dikukuhkan melalui perjanjian damai dengan pihak Sekutu di atas kapal milik Amerika Serikat, Kapal Missouri, pada tanggal 2 September Kebutuhan Jepang akan sumber daya manusia, baik untuk melaksakan kebijakankebijakan dalam perang sebagai tentara maupun sebagai pilot kamikaze, memaksa Jepang menarik pasukannya dari kawasan Asia Pasifik, termasuk dari Telawang. Pernarikan pasukan dilakukan secara perlahan dari kamp Telawang. Hal itu bermula ketika pihak Sekutu telah mengetahui bahwa terdapat kamp militer Jepang di Telawang, sehingga pihak Sekutu pun mulai melacarkan serangan di Telawang. Jepang pun semakin mendekati ujung kependudukannya di Telawang. Setelah terjadi beberapa pengeboman di daerah sekitar kamp, jumlah serdadu di Telawang semakin berkurang, karena ada serdadu yang meninggal dan juga ada yang ditarik untuk berperang di kawasan lain. Hingga akhirnya setelah penyerahan diri Jepang terhadap Sekutu, serdadu Jepang secara menyeluruh pergi dari Telawang. DAMPAK KEPERGIAN JEPANG DARI TELAWANG TERHADAP JUGUN IANFU Kebijakan penarikan pasukan dari kawasan Asia Pasifik, dapat dirasakan langsung oleh para jugun ianfu di Kamp Telawang. Semakin lama jumlah tentara yang berkunjung ke kamp Telawang semakin berkurang. Meskipun para jugun ianfu tidak tahu alasan berkurangnya jumlah tentara yang berkunjung karena selama di kamp mereka terputus akses dengan dunia luar, sehingga tidak tahu berita kekalahan Jepang. Berkurangnya tentara yang datang justru membuat para jugun ianfu senang karena beban pekerjaan mereka berkurang. Selain itu, perubahan juga terjadi pada sistem manajemen di Telawang. Semakin lama kondisi kamp semakin tidak terawat, karena kepala kamp Telawang dan dokter tentara telah pergi dan digantikan oleh bawahannya, yang tidak peduli dengan kondisi kamp. Pada awal mereka dipekerjakan secara paksa, Jepang menerapkan sistem karcis yang dijanjikan dapat ditukar dengan uang, sebagai upah mereka. 12 Pembayaran dilakukan tidak 11 Peng Koen Auwjong ; editor, R.B. Sugiantoro, Perang pasifik, (Jakarta, 2001) hlm A. Budi Hartono, Dadang Juliantoro, Op. Cit., hlm

12 langsung kepada jugun ianfu. Jadi, para serdadu yang ingin menggunakan jasa jugun ianfu harus menghadap ke kasir yang terletak di kantor utama kamp. Lalu, para serdadu akan mendapatkan karcis dan alat pengaman. Karcis tersebut kemudian diberikan kepada jugun ianfu sebagai tanda berapa lama jasa mereka akan dipakai. Kepala kamp menjanjikan bahwa karcis itu dapat ditukar dengan uang, sehingga ketika mereka tidak bekerja sebagai jugun iainfu, uang tersebut dapat digunakan sebagai ongkos pulang ke kampung halaman mereka. 13 Namun, kepergian kepala kamp secara mendadak membuat para jugun ianfu tidak sempat mengurus keuangan mereka karena lebih fokus pada pelarian diri mereka dari kamp Telawang. Para jugun ianfu di kamp Telawang pun membubarkan diri tanpa komando, dan mengungsi ke tempat yang berbeda-beda. Tidak ada harta benda yang dibawa, selain baju yang melekat ditubuh, termasuk karcis-karcis yang dapat seharusnya ditukar dengan uang pun tidak dibawa, karena mereka yakin tidak ada juga kesempatan untuk menukarnya. 14 Kebebasan mendadak yang mereka alami tidak sepenuhnya membawa pengaruh baik bagi jugun ianfu. Tiga tahun dibawah tekanan dan direndahkan secara martabat membuat para jugun ianfu mendapat dampak-dampak dalam berbagai aspek pasca terbebas dari Kamp Telawang. Dampak pertama adalah dampak terhadap fisik para jugun ianfu. Praktik jugun ianfu sejak awal perekrutan sudah terdapat kasus kekerasan fisik. 15 Dalam perekrutan terdapat metode penculikan, dan kekerasaan dipakai sebagai upaya menundukan dan melemakan para perempuan yang akan dijadikan jugun ianfu. Selain itu, selama berada didalam kamp, para jugun ianfu juga kerap mendapat penyiksaan seksual, seperti kesaksian dari Mardiyem, jugun ianfu asal Yogyakarta : Yang paling menyakitkan kalau harus melayani serdadu Jepang pangkat rendah. Sering sekali mereka datang ke kamar dalam keadaan mabuk. Sehingga permintaan mereka aneh-aneh. Tidak jarang mereka menampari wajahku, sebelum berhubungan seksual. 16 Kesaksian serupa juga diungkapkan beberapa jugun ianfu lainya, karena rata-rata jugun ianfu mengalami kejadian yang sama. Sehingga ketika terbebas dari kamp, para jugun ianfu pergi membawa luka fisik. Seperti yang dialami Mardiyem, akibat kekerasan yang dialaminya, ia memiliki kaki yang tumbuh tidak seimbang, yaitu yang satu besar dan lainnya kecil, akibat 13 Ibid., hlm Ibid., hlm Jaringan Advokasi Jugun Ianfu Indonesia (JAJI), Menggugat Negara Indonesia Atas Pengabaian Hak-hak Asasi Indonesia, (Jakarta, 2010) hlm JAJI, Op., Cit., 46 11

13 tendangan dari serdadu Jepang sehingga tulang kaki Mardiyem mengalami pergeseran. Selain itu, beberapa jugun ianfu juga mendapat luka fisik permanen pada rahim. 17 Akibat hal tersebut, banyak eks-jugun ianfu yang setelah bebas dan berkeluarga tidak dapat mengandung dan melahirkan. Dampak kedua adalah dampak psikis. Luka yang dirasakan para jugun ianfu tidak hanya luka fisik, melainkan juga luka batin yang terus ada disepanjang hidup mereka. Tidak mudah bagi mereka melupakan peristiwa yang telah membuat mereka merasa direndahkan dan kehilangan hak atas tubuhnya. Dampak psikis yang timbul adalah berupa rasa trauma, perasaan rendah diri, dan rasa berdosa terhadap diri sendiri yang teramat dalam. Dalam rangka memperdalam penelitian tentang dampak psikis, penulis melakukan wawancara terhadap dua orang eks-jugun ianfu yang berdomisili di Jakarta Pusat, yaitu Aini (91) dan Tjarmah (80). Keduanya terdaftar sebagai eks-jugun ianfu, dalam daftar yang dibuat oleh Forum Pusat Komunikasi Ex-Heiho dan Ex-Jugun Ianfu Indonesia pada tahun Proses wawancara terkendala pada kondisi narasumber yang sudah renta, seperti Aini yang sudah pikun, susah bicara dan susah pendengaran, sehingga kesaksian dari Aini mengenai trauma pun tidak dapat diperloleh. Namun penulis tetap mendapat contoh trauma yang dirasakan eks-jugun ianfu, dalam wawancara yang dilakukan pada Tjarmah di Kampung Rawa, Jakarta Pusat, dengan proses wawancara dibantu oleh Sumadi, putra pertama Tjarmah. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh kesaksian : Setelah bebas dari ianjo, saya lari dari sana ke Jakarta. Sudah tidak peduli lagi dengan semua harta benda yang ada. Saya tinggalin rumah dan kebon. Saya sudah merasa tidak aman dikampung halaman sendiri. 18 Terlihat bahwa pengalaman Tjarmah, sebagai perempuan yang dipaksa menjadi jugun ianfu pada usia belia, meninggalkan luka batin yang mendalam sehingga menimbulkan trauma berupa rasa tidak aman terhadap kampung halamannya sendiri. Contoh trauma lain yang juga dirasakan oleh para eks-jugun ianfu adalah trauma terhadap perawakan orang tertentu. Seperti Mardiyem yang trauma dengan serdadu yang pertama kali memperkosanya, sehingga ia menjadi benci kepada setiap orang yang memiliki brewok. Selain trauma terhadap pelaku, beberapa eks-jugun ianfu mengalami trauma seksual dan menganggap seksualitas sebagai 17 Budi Hartono, Op., Cit., Wawancara dengan Tjarmah (80 tahun), Jakarta, 29 November

14 sesuatu yang menyakitkan. 19 Sehingga pasca terbebas dari kamp, ada yang memilih untuk tidak menikah karena menghindar dari kehidupan seksual suami-istri. Dampak psikis kedua adalah perasaan rendah diri. Rasa rendah diri itu timbul akibat terlalu lama hidup dibawah tekanan dan direndahkan martabatnya oleh bangsa lain di tanah air sendiri. Bentuk perendahan martabat yang dilakukan selain pemerkosaan adalah dengan mengganti nama para jugun ianfu. Ketika para perempuan tersebut dimasukkan kedalam kamp, mereka harus mengganti nama mereka dengan nama Jepang. Seperti nama Mardiyem jadi Momoye, Wagimin jadi Sakura, Harti jadi Masako, dan sebagainya. 20 Penggantian nama tersebut dimaksudkan agar para tentara merasa seakan-akan menggauli perempuan dari bangsa sendiri. Karena dengan mengganti nama diharapkan akan membentuk para perempuan pribumi tersebut menjadi memiliki citra perempuan Jepang. Dampak rendah diri yang dirasakan para eks-jugun ianfu juga merupakan akibat hilangnya keperawanan mereka secara paksa. Gambaran sebagai wanita ideal, yang seharusnya masih memiliki keperawanan, membuat para eks-jugun ianfu yang merasa rendah diri dan malu akan tubuhnya, walaupun mereka juga sadar itu bukan sepenuhnya salah mereka. Oleh sebab itu, rasa rendah diri akan hilangnya keperawanan juga menjadi satu alasan para eks-jugun ianfu memilih untuk tidak menikah pasca terbebas dari kamp. Dampak psikis ketiga yang timbul adalah rasa berdosa terhadap diri sendiri yang teramat dalam. Rasa berdosa tersebut muncul karena ketika menjadi jugun ianfu, para perempuan yang hamil, dipaksa untuk menggugurkan kandungan mereka. Bagi masyarakat Indonesia, menggugurkan janin adalah hal yang tabu, dan dianggap berdosa bagi orang-orang beragama, karena menggugurkan janin sama saja dengan membunuh bayi tersebut. Seperti yang terjadi pada Mardiyem. Meskipun ia sadar bahwa hal tersebut bukan mutlak kesalahannya, karena ia sendiri dipaksa untuk menggugurkan, Mardiyem tetap merasa berdosa seumur hidupnya, setelah melihat janin yang telah berbentuk, digugurkan dari kandungannya. 21 Dampak ketiga yang dialami para eks-jugun ianfu adalah dampak terhadap kehidupan sosial berupa pengucilan dan kemiskinan. Pasca terbebas, mereka kesulitan untuk bersosialisai dengan masyarakat umum mendapat stigmatisasi sebagai ransum Jepang atau pelacur. Kurangnya pengetahuan tentang apa itu jugun ianfu membuat masyarakat awam tidak mengerti bahwa jugun ianfu bukanlah pelacur. Seperti yang terjadi pada masyarakat 19 JAJI, Op., Cit.,63 20 Budi Hartono, Op., Cit., Budi Hartono, Op., Cit.,

15 sekitar kamp Telawang, yang bersikap acuh karena menganggap para perempuan di dalam kamp adalah pelacur, dan kamp Telawang adalah lokalisasi. 22 Sehingga meskipun tinggal tidak terlalu jauh, masyarakat sekitar kamp tidak ada usaha untuk menolong para jugun ianfu. Selain itu, pengucilan juga datang dari kalangan ibu rumah tangga, yang takut keberadan eks-jugun ianfu dapat merusak rumah tangga mereka. Berangkat dari hal tersebut, beberapa jugun ianfu memilih untuk menyembunyikan masa lalunya dan pindah ke daerah lain, agar dapat diterima ditengah masyarakat. 23 Seperti yang terjadi pada Aini dan Tjarmah, yang merupakan narasumber dalam penelitian ini. Keduanya merupakan jugun ianfu asal Jawa Barat yang pindah ke Jakarta. Aini dan Tjarmah tercatat dalam daftar korban perang dunia II, sebagai eks-jugun ianfu, dalam daftar yang dibuat oleh Forum Pusat Komunikasi Ex- Heiho dan Ex-Jugun Ianfu Indonesia. Namun, ketika dikonfimasi pada pihak keluarga, melalui wawancara pada 29 November 2014, terhadap Sumadi, putra pertama dari Tjarmah dan Husni, putra pertama Aini, pihak keluarga mengaku tidak tahu apa itu jugun ianfu dan seperti apa kehidupan masa lalu anggota keluarga mereka tersebut. Sumadi dan Husni mengaku baru tahu tentang jugun ianfu setelah Forum Pusat Komunikasi Ex-Heiho dan Ex- Jugun Ianfu Indonesia mengadakan pendataan pada tahun 2011 lalu. Menanggapi reaksi keluarga korban yang tidak mengetahui tentang masa lalu para eks-jugun ianfu tersebut, Sapardi (53), pengurus Forum Pusat Komunikasi Ex-Heiho dan Ex- Jugun Ianfu Indonesia cabang Jakarta Pusat, yang turut membantu dalam proses wawancara terhadap dua narasumber menyatakan : Sebagian besar mereka, kalau yang jugun ianfu menganggap kalau masa lalu mereka itu aib. Makanya, bahkan keluarga pun tidak tahu menahu tentang masa lalu Nyak Ini (panggilan akrab Aini). Yang keluarga tahu, mereka itu korban kekerasan Jepang, udah itu aja. 24 Dengan menutupi masa lalunya, kedua eks-jugun ianfu tersebut terbebas dari stigmatisasi dari masyarakat sekitar dan tidak mengalami pengucilan sosial. Dampak kehidupan sosial lain adalah kemiskinan. Pasca terbebas dari kamp, kehidupan para eks-jugun ianfu erat kaitannya dengan kemiskinan, seperti yang dialami oleh kedua narasumber dalam penelitian ini, Aini dan Tjarmah. Setelah terbebas dan melarikan diri 22 Ibid., hlm Ibid., hlm Wawancara dengan Sapardi (61 tahun), Jakarta, 29 November

16 ke Jakarta, Aini bekerja sebagai kuli cuci, sedangkan Tjarmah menjadi penjual kue serabi. 25 Melalui pekerjan dengan penghasilan minim tersebut, Aini dan Tjarmah hanya bisa tinggal di kawasan kumuh Jakarta, dan hidup dibawah garis kemiskinan seumur hidupnya. Kemiskinan yang dialami pada eks-jugun ianfu terjadi karena para perempuan Indonesia tersebut diambil secara paksa pada usia sekolah dan usia produktif. Perempuan pada zaman pendudukan dan berdomisili di desa pada dasarnya memang tidak mendapat pendidikan akademis. Namun, ketika diambil pada usia tahun, dikurung didalam kamp dengan jangka waktu satu sampai tiga tahun, dan tidak memiliki kegiatan selain melayani para serdadu, membuat mereka kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan bekerja mereka. Selain itu, terlalu lama terkurung dan mengalami siksaan fisik membuat mereka kehilangan cita-cita hidup. 26 Terlebih janji upah dari Jepang tidak pernah mereka dapatkan, oleh sebab itu, setelah terbebas dari kamp, para eks-jugun ianfu kesulitan untuk mencari pekerjaan dan mengalami kesulitan ekonomi. Dampak-dampak dalam berbagai aspek yang dialami jugun ianfu pasca terbebas dari kamp Telawang, tidak terlepas juga merupakan akibat dari beragam pandangan dan reaksi sosial masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat berpandangan bahwa para eks-jugun ianfu adalah korban perang yang kehilangan hak ekonomi, budaya, dan sosial, sehingga perlu diperjuangkan tuntutan pertanggungjawaban dari bangsa Jepang. Seperti pandangan dari para akademisi dan dari perkumpulan orang-orang yang tergabung dalam Jariangan Advokasi Jugun Ianfu Indonesia (JAJI) dan Forum Pusat Komunikasi Ex-Heiho dan Ex-Jugun Ianfu Indonesia. Sisanya, sebagaian besar masyarakat umum di Indonesia, masih acuh terhadap kasus jugun ianfu karena kurangnya pengetahuan masyarakat. Hal tersebut terjadi akibat dari tiga penyebab. Pertama, kurikulum pendidikan Sejarah di Indonesia belum memuat materi yang cukup tentang jugun ianfu. 27 Sehingga pengetahuan generasi muda akan jugun ianfu menjadi kurang. Penyebab kedua adalah akibat dari para eks-jugun Ianfu sendiri yang tidak bercerita banyak tentang masa lalu mereka, bahkan kepada keluarga dan anak cucu mereka, karena mereka mengangap masa lalu mereka adalah aib. Penyebab ketiga adalah kurangnya media ekspose terhadap kasus jugun ianfu itu sendiri. Sampai penelitian ini dibuat, pengetahuan akan jugun ianfu masih terbatas dikalangan aktivis, pemerintah, pelajar, dan sedikit masyarakat umum saja. Kurangnya pengetahuan akan jugun ianfu, berdampak pada sepinya dukungan 25 Wawancara dengan Sumadi dan Husni, Jakarta, 29 November Budi Hartono, Op., Cit., JAJI, Op., Cit.,5 15

17 dalam negeri terhadap tuntunan pertanggungjawaban Jepang. Padahal dukungan masyarakat yang begitu besar dapat memberi kekuatan politik terhadap tuntutan yang diajukan. 28 Selain itu, luasnya dukungan publik dan berkurangnya pandangan miring terhadap jugun ianfu dapat membuat para eks-jugun ianfu merasa didukung secara moril sehingga membantu mereka mengobati luka masa lalu. Selain tidak terlepas dari beragam pandangan dan reaksi sosial masyarakat Indonesia, dampak-dampak yang telah dipaparkan, khususnya dampak kesulitan ekonomi erat kaitannya dengan minimnya peran pemerintah Indonesia. Pemerintah sebagai lembaga resmi yang seharusnya melindungi masyarakatnya tidak banyak membantu dalam pemecahan kasus jugun ianfu. Dalam penanganan awal kasus jugun ianfu, Pemerintah Indonesia melalui Wakil Ketua Komisi III DPR RI, SK Effensi S.H, pada tahun 1993, menyatakan bahwa kasus jugun ianfu cukup ditangani oleh pihak swasta saja. 29 Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan pemerintah Korea yang menganggap kasus jugun ianfu adalah masalah serius dan perlu keterlibatan DPR dalam proses penyelesaiannya. Ketidakseriusan pemerintah Indonesia dalam pemecahan kasus jugun ianfu semakin terlihat, ketika pada tahun 2010, Departemen Sosial menganggap permasalahan jugun ianfu sudah selesai dengan diterimanya dana bantuan dari Pemerintah Jepang melalui Asia Women s Fund (AWF), yaitu suatu lembaga yang didirikan oleh pemerintah Jepang pada tahun 1995 dalam upaya menyelesaikan masalah jugun ianfu. Natalius Pigai, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam wawancara yang dilakukan pada 23 Noveber 2014 menyatakan : Waktu itu, Mentri Sosial Inten Suweno, menyetujui penerimaan dana kompensasi jugun ianfu tanpa berdiskusi dengan pihak advokad maupun pihak jugun infunya sendiri. Dana sudah turun, dan katanya akan digunakan untuk membangun panti jompo, tapi sampai sekarang belum ada realisasinya. Itu yang sedang kami perjuangkan kembali. 30 Pernyatan tersebut menunjukan bahwa pemerintah Indonesia, selain tidak serius terhadap kasus jugun ianfu, juga turut mengabaikan hak-hak jugun ianfu sebagai warga negara, dengan mengabaikan tuntutan para korban. Kehadiran mereka sebagai korban perang yang perlu mendapat perhatian, dianggap hanya sebagai bagian dari sejarah. Sampai penelitian ini dibuat, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), bersama Jariangan Advokasi Jugun Ianfu Indonesia (JAJI) dan Forum Pusat Komunikasi Ex-Heiho dan Ex-Jugun Ianfu Indonesia 28 Budi Hartono Op., Cit., Ibid., hlm Wawancara dengan Natalius Pigai (39 tahun), Depok, 23 November

18 bersama masih dalam proses memperjuangkan tuntutan para eks-jugun ianfu melalui gerakan menggugat negara indonesia atas pengabaian hak-hak asasi manusia: (pembiaran) jugun ianfu sebagai budak seks militer dan sipil jepang Pihak jugun ianfu sendiri menuntut tiga hal dari pemerintah Jepang. 31 Tuntutan pertama adalah permintaan maaf dari pemerintah Jepang. Melalui dua kali sidang Tribunal di Tokyo, dinyatakan bahwa Kaisar Hirohito bersalah, dan harus melakukan permintaan maaf secara terbuka kepada semua jugun ianfu. Namun, Jepang tidak mengakui adanya pengadilan rakyat tersebut, dan tetap belum meminta maaf secara terbuka dari Kaisar, permintaan maaf yang pernah dilakukan hanya diwakilkan, seperti permintaan maaf yang diwakilkan oleh Sekretaris Kabinet Negara, Yohei Kono, pada tahun Tuntutan kedua adalah tuntutan untuk memasukan fakta-fakta tentang jugun ianfu di dalam kurikulum pendidikan sejarah di Indonesia dan Jepang. Tuntutan ini dimaksudkan sebagai upaya pelurusan sejarah, bahwa jugun ianfu tidak sama dengan pelacur, dan upaya pengakuan bahwa jugun ianfu juga merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Tuntutan ketiga adalah tuntutan perbaikan hak-hak dasar sebgai warga negara, yaitu hak restitusi, hak kompensasi, dan terutama hak rehabilitasi. 33 Ketiga tuntutan dasar tersebut tidak didengarkan dengan baik oleh pemerintah Indonesia, sehingga kompensasi yang diberikan oleh pemerintah Jepang menjadi tidak tepat sasaran dan masalah jugun ianfu masih belum terselesaikan. PENUTUP Kekalahan demi kekalahan yang dialami Jepang dalam perang dunia II memaksa Jepang untuk melakukan penarikan pasukan Jepang dari Kamp Talawang untuk kebutuhan sumber daya manusia untuk berperang baik sebagai tentara maupun sebagai pilot kamikaze. Hal tersebut tidak hanya memiliki dampak internal pada negara Jepang sendiri. Melainkan menimbulkan juga masalah-masalah berkepanjangan pada daerah jajahannya. Seperti yang terjadi pada perempuan-perempuan di Indonesia yang dipaksa menjadi jugun ianfu. Kekalahan Jepang disatu sisi membawa kebebasan bagi para jugun ianfu dari tempat yang selama ini mengkungkung mereka. Tetapi disisi lain, kebebasan tersebut mendatangkan dampak baru yang berpengaruh secara luas dan berkepanjagan terhadap kehidupan para eksjugun ianfu, seperti dampak-dampak negatif pada fisik, psikis, kehidupan sosial, dan kesulitan ekonomi. Dampak-dampak tersebut masih dirasakan oleh para eks-jugun ianfu hingga diusia 31 JAJI, Op., Cit.,8 32 Ibid., hlm Ibid., hlm. 6 17

19 tua mereka, seperti yang terjadi pada Aini dan Tjarmah, dua orang eks-jugun ianfu yang menjadi narasumber dalam penelitian ini. Semua dampak yang dirasakan oleh para eks-jugun ianfu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia akan jugun ianfu dan juga kurang serius perhatian pemerintah Indonesia dalam menangani kasus jugun ianfu. Sepinya dukungan membuat tuntutan yang diajukan para eks-jugun ianfu kurang memiliki kekuatan politik dalam pengadilan Internasional, sehingga kasus ini pun semakin lama terselesaikan. Bahkan di usia kemerdekaan Indonesia yang menginjak angka 69 tahun, kasus jugun ianfu belum menemukan titik akhir, karena sampai saat ini belum dipenuhi tiga tuntutan inti para eks-jugun ianfu. DAFTAR ACUAN Auwjong, Peng Koen ; editor, R.B. Sugiantoro, Perang pasifik, Jakarta, Kompas Gramedia. Hartono, A. Budi, Juliantoro, Dadang, 1997, Derita Paksa Perempuan: Kisah Jugun Ianfu pada Masa Pendudukan Jepang, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan. Hick, George L., 1995, The Comfort Woman: Sex Slaves of the Japanese Imperial Force, New South Wales, Yenbooks. Jaringan Advokasi Jugun Ianfu Indonesia (JAJI), 2010, Menggugat Negara Indonesia Atas Pengabaian Hak-hak Asasi Indonesia: (Pembiaran) Jugun Ianfu sebagai Budak Seks Militer dan Sipil Jepang , Jakarta, KOMNASHAM Reischauer, Edwin O., 1983, JAPAN Past and Present Third Edition, Revised, Tokyo, Kodansha. Reischauer, Edwin O., 1970, JAPAN The Story of a Nation, Revised, Tokyo, Kodansha. Surajaya, I Ketut Pengantar Sejarah Jepang I: Depok : Universitas Indonesia Wawancara dengan Aini (91 tahun), eks-jugun ianfu, Jakarta, 29 November Proses wawancara dibantu oleh Husni, Putra Pertama Aini. Wawancara dengan Sapardi (61 tahun), Pengurus Forum Pusat Komunikasi Ex-Heiho dan Ex-Jugun Ianfu Indonesia cabang Jakarta Pusat. Wawancara dengan Tjarmah (80 tahun), eks-jugun ianfu, Jakarta, 29 November Proses wawancara dibantu oleh Sumadi, putra pertama Tjarmah. 18

20 Wawancara dengan Natalius Pigai (39 tahun), Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Depok, 23 November 2014 Aizawa, Kiyoshi, The Shock of the First World War: Japan and Total War, (online) diakses 23 November 2014 ( 林史郎, 従軍慰安婦問題の歴史的研究, (online) diakses 15 Oktober 2014 ( Perang Jaman Dulu: Pertempuran Midway, (online) diakses pada 19 Desember 2014 ( 19

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1).

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik geografis suatu Negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil yang analisis data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Jepang bukan hanya memanfaatkan sumber daya alam Indonesia saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian politik imperealismenya di Asia Tenggara. Kedatangannya di Indonesia merupakan bagian dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Perang Dunia Kedua adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1 Berbagai upaya dikerahkan pemerintah Jepang agar mereka dapat tetap menduduki Indonesia. Beribu-ribu

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan puncak dari suatu proses. Berkembangnya negara-negara fasis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II 101 BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II A. Awal Kedatangan Jepang Awal mula ekspansi Jepang ke wilayah Papua didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan perang. Menipisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada di bawah pengaruh laki-laki. Kadang perempuan dijadikan alat politik untuk memperoleh kekuasaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulisan skripsi tentunya tidak lepas dari kajian pustaka yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS Di dunia ini Laki-laki dan perempuan memiliki peran dan status sosial yang berbeda dalam masyarakat mereka, dan Komisi diharuskan untuk memahami bagaimana hal ini berpengaruh

Lebih terperinci

UPAYA MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMPERJUANGKAN KEADILAN JUGUN IANFUTAHUN ABSTRAK

UPAYA MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMPERJUANGKAN KEADILAN JUGUN IANFUTAHUN ABSTRAK Cahya et al., Upaya Masyarakat Indonesia Dalam Memperjuangkan Keadilan Jugun Ianfu Tahun 1993- UPAYA MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMPERJUANGKAN KEADILAN JUGUN IANFUTAHUN 1993-1 Adita Dwi May Cahya, Sri

Lebih terperinci

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20 KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Pada saat ini kondisi kaum perempuan di negeri ini memang telah mengalami perbaikan di bandingkan dengan masa-masa dahulu. Kita dapat melihat bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012 Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012 DOAKAN PARA IBU Bagi para ibu yang tinggal di lokasi yang kurang aman, dalam kemiskinan atau tanpa pertolongan dari pasangan yang penuh kasih, tanggungjawab terasa

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II. Pertemuan ke 2

SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II. Pertemuan ke 2 SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II Pertemuan ke 2 BAB II PERANG DUNIA II Jepang merupakan salah satu negara yang terlibat dalam perang dunia. Gambar di atas merupakan serangan kamikaze yang dilakukan oleh Jepang

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Setiap warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II 1.1 Latar Belakang Masalah Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 26 Juli 1945, diumumkanlah Deklarasi Potsdam untuk Jepang, yang ditandatangani oleh ketiga pemimpin pemerintahan negara Sekutu yaitu Amerika Serikat,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ASPEK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

BAB III DESKRIPSI ASPEK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG BAB III DESKRIPSI ASPEK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG A. Deskripsi UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang 1. Sejarah Singkat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu sebagai

Lebih terperinci

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai Karim 1 Mahir Karim Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 9 September 2011 PERANG DI INDONESIA Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai ada orang Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

Lebih terperinci

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak FEBRUARI 2016 Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak Setiap hari sekitar 41.000 anak perempuan di seluruh dunia yang berusia di bawah 18 tahun menikah - itu berarti setahun ada 15 juta anak perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelacuran merupakan salah satu fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pelacuran merupakan salah satu fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelacuran merupakan salah satu fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat kompleks, baik dari segi sebab-sebabnya, prosesnya maupun implikasi sosial yang

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hana Januari 2015

Kalender Doa Proyek Hana Januari 2015 Kalender Doa Proyek Hana Januari 2015 Berdoa Bagi Janda, Istri Yang Ditelantarkan, dan Anak Yatim Piatu. Pawa wanita Proyek Hana di Ivory Coast telah mengambil prioritas seperti apa yang di buat Tuhan

Lebih terperinci

Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian

Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian Dampak Konflik terhadap Perempuan dan Hubungan Jender. Peran Perempuan Sebagai Agen Konflik dan Perdamaian. Hambatan Partisipasi Perempuan dalam Kegiatan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis cerita anak-anak sekaligus penulis novel wanita terkenal dari negara Jepang yang bernama Tsuboi

Lebih terperinci

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang 5 Perbedaan dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Apa perbedaan dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H. TRAINING RULE OF LAW SEBAGAI BASIS PENEGAKAN HUKUM DAN KEADILAN Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk - Jakarta, 2 5 November 2015 MAKALAH Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM Oleh: Eko Riyadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan demografi (Kuntowijoyo, 2003: 113). Hal tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Perang Dunia II merupakan perang besar yang melibatkan banyak negara dunia yang terbagi atas dua blok poros dan blok sekutu. Blok poros terdiri atas Jerman,

Lebih terperinci

Kalender Doa TWR Women of Hope Maret 2017 Berdoa Bagi Wanita Agar Berdampak Bagi Kebutuhan Dunia

Kalender Doa TWR Women of Hope Maret 2017 Berdoa Bagi Wanita Agar Berdampak Bagi Kebutuhan Dunia Kalender Doa TWR Women of Hope Maret 2017 Berdoa Bagi Wanita Agar Berdampak Bagi Kebutuhan Dunia Meskipun banyak rintangan dan tidak memperdulikan apakah mereka menerima pengakuan, para wanita biasanya

Lebih terperinci

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan sistem satu partai atau partai tunggal dalam bidang pemerintahan. Oleh karena itu, semua partai politik termasuk AFPFL dihilangkan. Ne Win menganggap bahwa banyaknya partai politik akan mengacaukan pemerintahan

Lebih terperinci

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 3 Perbedaan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia? Menurut hukum internasional, kejahatan

Lebih terperinci

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA Jepang sebagaimana yang disebutkan pada bab pendahuluan, melakukan pendudukan di Indonesia bersamaan dengan keterlibatannya dalam Perang Dunia II. Karena keterlibatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan telah banyak diketahui oleh masyarakat. Itu semua tak lepas dari peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang dikalahkan oleh Sekutu. Kekalahan tersebut membawa Jepang ke dalam masa pendudukan oleh Sekutu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

Kalender Doa April Berdoa Bagi Wanita Yang Sangat Miskin

Kalender Doa April Berdoa Bagi Wanita Yang Sangat Miskin Kalender Doa April 2015 Berdoa Bagi Wanita Yang Sangat Miskin Di seluruh dunia pertolongan bagai kaum wanita yang sangat miskin sedang berlangsung. Banyaknya kampanye untuk menyediakan vaksin, obat malaria,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

1 BAB I 2 PENDAHULUAN 1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2.1 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan diplomatik yang terjadi antara dua negara tentu dapat meningkatkan keuntungan antara kedua belah pihak negara dan berjalan dengan lancar.

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

perkebunan kelapa sawit di Indonesia

perkebunan kelapa sawit di Indonesia Problem HAM perkebunan kelapa sawit di Indonesia Disampaikan oleh : Abdul Haris Semendawai, SH, LL.M Dalam Workshop : Penyusunan Manual Investigasi Sawit Diselenggaran oleh : Sawit Watch 18 Desember 2004,

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Impunitas yaitu membiarkan para pemimpin politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran

Lebih terperinci

Pengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965

Pengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965 Sepuluh Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Pengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965 Banyak kesalahpahaman terjadi terhadap Pengadilan Rakyat Internasional. Berikut sepuluh hal yang belum banyak diketahui

Lebih terperinci

I Want Him... Di Jogjakarta, lahirlah anaknya yang ketujuh, anak perempuan, dan itulah aku. Setelah kehamilan ibu yang boleh

I Want Him... Di Jogjakarta, lahirlah anaknya yang ketujuh, anak perempuan, dan itulah aku. Setelah kehamilan ibu yang boleh Aku dan Ibu Istimewa Melahirkan anak adalah rahmat yang luar biasa. Rasa sakitnya pun luar biasa. Tapi semua rasa sakit itu bisa hilang dalam sekejap saat aku mendengar suara tangis pertama anakku yang

Lebih terperinci

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah NENEK GAYUNG Nenek Gayung adalah sebuah urban legend yang berasal dari Indonesia tentang penampakan nenek misterius yang tiba-tiba muncul di tepi jalan. Menurut legendanya, Nenek Gayung merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hana Juli Berdoa Bagi Wanita di China

Kalender Doa Proyek Hana Juli Berdoa Bagi Wanita di China Kalender Doa Proyek Hana Juli 2016 Berdoa Bagi Wanita di China Jumlah penduduk pada kepulauan utama mendekati 1.4 juta dan terdiri dari 56 kelompok etnik. 96 persen penduduknya adalah Cina Han. Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) Pada perkembangannya GOJEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,

Lebih terperinci

B A B 1 P E N D A H U L U A N. Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi

B A B 1 P E N D A H U L U A N. Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi B A B 1 P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi hampir di seluruh belahan dunia ini, dan merupakan tindakan yang bertentangan

Lebih terperinci

SENGKETA INTERNASIONAL

SENGKETA INTERNASIONAL SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Indonesia-Malaysia SENGKETA INTERNASIONAL Pada hakikatnya sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat tiga hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kolonialisme, Jepang merupakan negara pertama di Asia yang memiliki pandangan dan aksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kolonialisme, Jepang merupakan negara pertama di Asia yang memiliki pandangan dan aksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kolonialisme, Jepang merupakan negara pertama di Asia yang memiliki pandangan dan aksi kolonialisme. Kolonialisme Jepang memang pada akhirnya menjadi kolonialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan menimbulkan korban. Korban/saksi dapat berupa pelaku tindak pidana yaitu: seorang Korban/saksi

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kerajaan Aceh, pernah melahirkan seorang Laksamana wanita, bernama Keumalahayati yang namanya dikenal tidak saja dalam literatur Indonesia, melainkan juga dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maksud, pekerjaan, perbuatan, daya upaya, ikhtiar untuk mencapai sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. maksud, pekerjaan, perbuatan, daya upaya, ikhtiar untuk mencapai sesuatu 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Usaha Pemerintah Indonesia Istilah Usaha dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai

Lebih terperinci

Akui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf

Akui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf Akui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf BY WEBMASTER OCTOBER 27, 2015 HTTP://1965TRIBUNAL.ORG/ID/AKUI-DULU-PEMBANTAIAN-BARU-MINTA-MAAF/ Menolak lupa, menjadi saksi (selama hayat di kandung badan). Galeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena berpacaran sudah sangat umum terjadi dalam masyarakat. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan memahami lawan jenisnya

Lebih terperinci

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra Disusun Oleh : Stephanie Kurnia Trihapsari C0204061 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia. Perbudakan adalah kondisi seseorang di bawah kepemilikan orang lain. Praktek serupa perbudakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

Briefing Pers Menyongsong Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc Untuk Kasus Penghilangan Orang Secara Paksa 1997/1998

Briefing Pers Menyongsong Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc Untuk Kasus Penghilangan Orang Secara Paksa 1997/1998 Briefing Pers Menyongsong Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc Untuk Kasus Penghilangan Orang Secara Paksa 1997/1998 Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Jakarta, 7 November 2009 I. Pendahuluan Menjelang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi dan proteksi Hak Asasi Manusia (HAM) boleh dikatakan telah menjadi agenda internasional. Jika sebelumnya, selama lebih dari 40 tahun, ide dan pelaksanaan HAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak salah jika pasangan yang telah berumah tangga belum merasa sempurna jika belum dikaruniai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya semua manusia mendambakan untuk hidup dalam suasana damai, tenteram, dan sejahtera, bahkan tak satupun makhluk hidup ini yang suka akan penderitaan.

Lebih terperinci