BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang dikalahkan oleh Sekutu. Kekalahan tersebut membawa Jepang ke dalam masa pendudukan oleh Sekutu. Pada tanggal 26 Juli 1945, Deklarasi Potsdam 1 yang ditujukan kepada Jepang diumumkan. Deklarasi Potsdam ditandatangani oleh ketiga pemimpin Sekutu yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan Cina, yang berisikan bahwa Jepang harus menyerah kepada pasukan Sekutu. Terdapat 13 pasal dalam deklarasi ini yang intinya adalah untuk menetapkan syarat-syarat penyerahan bagi Jepang 2. Sekutu memberikan pilihan kepada pemerintah Jepang untuk menyerah tanpa syarat atau merasakan kehancuran total oleh Sekutu. Pada awalnya pemerintah Jepang tidak memperdulikan deklarasi tersebut. Amerika Serikat kemudian mengambil tindakan dengan menjatuhkan bom atom pertama di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan bom atom kedua di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus Kerugian yang dirasakan Jepang karena bom atom yang dijatuhkan oleh Sekutu tersebut sangatlah besar. Jumlah korban jiwa di Hiroshima adalah antara 70,000 80,000 jiwa dan di Nagasaki 35,000 40,000 jiwa serta kurang lebih 70,000 jiwa terluka 3. 1 Lihat lampiran 1 2 Occupation of Japan:Policy and Progress (New York: Greenwood Press, 1969), hlm 38 3 U. S. Strategic Bombing Survey: The Effects of the Atomic Bombings of Hiroshima and Nagasaki, June 19, 1946 (President's Secretary's File, Truman Papers), hlm 36 1

2 2 Kondisi ini diperparah dengan pernyataan perang dari Uni Soviet pada tanggal 8 Agustus 1945 yang melihat keadaan Jepang yang sedang lemah akibat serangan bom atom. Keadaan tersebut menyebabkan Jepang menyampaikan penyerahan pada tanggal 10 Agustus Jepang bersedia untuk menerima deklarasi Potsdam dengan syarat bahwa deklarasi tersebut tidak berisi permintaan yang dapat merendahkan hak istimewa Kaisar sebagai pusat pemerintahan tertinggi. 4 Pada tanggal 11 Agustus, mewakili Sekutu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menyampaikan balasan atas permintaan Jepang, yang menyatakan bahwa sejak masa penyerahan, wewenang Kaisar dan Pemerintah Jepang dalam menjalankan pemerintahan akan tunduk kepada Panglima Tertinggi Pasukan Pendudukan Sekutu yang akan mengambil langkah yang dianggap perlu untuk menjalankan syarat-syarat penyerahan. Hal ini mengindikasikan penolakan dari pihak Sekutu atas permintaan Pemerintah Jepang. Kerugian perang yang sangat besar, serangan bom atom terhadap dua kota besar di Jepang dan pernyataan perang dari Uni Soviet membuat pemerintah Jepang segera mengambil keputusan untuk menerima Deklarasi Potsdam demi menghindari kehancuran yang lebih parah. Pada tanggal 14 Agustus 1945 pemerintah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Keesokan harinya melalui siaran radio Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa perang telah selesai kepada masyarakat Jepang, 4 Occupation of Japan: Policy and Progress, Op. Cit., hlm 4

3 3 Penerimaan Deklarasi Potsdam oleh pemerintah Jepang tersebut menandakan dimulainya masa pendudukan Sekutu di Jepang. Berdasarkan pasal tujuh dari Deklarasi Potsdam, Sekutu berhak menduduki Jepang dalam jangka waktu yang tidak ditentukan sampai tujuan dari deklarasi tercapai. Dalam masa pendudukan Sekutu yang berlangsung kurang lebih selama tujuh tahun dari 1945 hingga 1952, Jepang harus mengikuti instruksi dari sekutu dalam menjalankan pemerintahannya serta melaksanakan kebijakan-kebijakan yang disampaikan oleh Sekutu. Pada tanggal 2 Oktober 1945 Sekutu mendirikan sebuah markas besar di Tokyo yang dikenal dengan nama Markas Besar Pasukan Sekutu (Rengou Kokugun Saikou Shireikan Soushireibu) yang menandakan dimulainya masa pendudukan. Kekuasaan tertinggi pemerintah pendudukan Sekutu di Jepang terletak pada Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu (Rengou Kokugun Saikou Shireikan) atau yang lebih dikenal dengan Supreme Commander of the Allied Powers (SCAP). SCAP dipimpin oleh seorang jenderal dari Amerika Serikat yang bernama Douglas MacArthur. Tugas utama dari SCAP adalah menjadi perantara antara pemerintah Amerika Serikat dengan pemerintah Jepang. Setelah pembentukan SCAP dilanjutkan dengan dibentuknya juga dua badan multinasional yaitu Komisi Timur Jauh (Kyokutou Iinkai) di Washington dan Dewan Sekutu untuk Jepang (Tainichi Rijikai) di Tokyo. Komisi Timur Jauh yang dipimpin Amerika Serikat bertugas menetapkan garis besar kebijakan pendudukan yang kemudian disampaikan kepada Jenderal MacArthur sebagai pemimpin SCAP. Dewan Sekutu untuk Jepang bertugas memberikan nasehat kepada SCAP.

4 4 Walaupun pendudukan terhadap Jepang mengatasnamakan Sekutu, dalam kenyataannya garis besar dan arah kebijakannya di Jepang lebih didominasi dan ditentukan oleh Amerika Serikat. Hal tersebut dapat dilihat dari peran Amerika Serikat sebagai pemimpin Komisi Timur Jauh dan SCAP sebagai pemegang kekuasaan tertinggi Sekutu di Jepang dijabat oleh Jenderal MacArthur dari Amerika Serikat. Jadi karena itu peran Amerika Serikat sangat dominan dalam mereformasi dan mengatur Jepang sesuai dengan kebijakan dan kepentingan Amerika Serikat. Sebagai negara yang diduduki oleh Sekutu, Jepang tidak lagi mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan pemerintahan sendiri tanpa campur tangan dari Sekutu. Sekutu menduduki Jepang untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang tercantum dalam Deklarasi Portsdam, terutama demiliterisasi dan demokratisasi. Selama masa pendudukan Sekutu di Jepang, sebagai pelaksanaan agenda kebijakan demiliterisasi dan demokratisasi tersebut, maka dimulailah pelaksanaan reformasi di Jepang dalam berbagai bidang seperti bidang politik, sosial dan ekonomi oleh Sekutu. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II meninggalkan banyak masalah dalam bidang sosial dan ekonomi di dalam negeri Jepang. Selama masa perang, kota-kota yang penting bagi Jepang seperti Tokyo, Osaka, Nagoya, Kobe, dan Yokohama diserang oleh pasukan Sekutu melalui serangan udara. Penyerangan pasukan Sekutu tersebut bukan hanya menghancurkan fasilitas penting untuk transportasi di Jepang seperti bandara, pelabuhan, jalan raya, rel kereta api tetapi juga menghancurkan sebagian besar infrastruktur seperti pemukiman penduduk,

5 5 gedung-gedung dan pabrik. Kehancuran dari wilayah pemukiman memunculkan masalah sosial karena banyak orang yang kehilangan tempat tinggal. Bidang ekonomi juga terkena imbasnya karena pabrik dan pusat-pusat industri juga hancur mengakibatkan kegiatan produksi terhenti. Hal tersebut menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga menambah jumlah pengangguran yang sebelumnya sudah cukup tinggi karena demiliterisasi. Jepang juga mengalami kekurangan persediaan makanan bagi rakyatnya karena terjadi gagal panen dan produksi pangan mengalami penurunan setelah perang berakhir. Tabel 1. Kerugian Jepang Atas Perang Dunia II (dalam jutaan-yen pada masa akhir perang) Aset Sebelum Perang Setelah perang Presentase Kehancuran Aset Total 253, , % Perkapalan 9,125 1, % Mesin Industri 23,346 15, % Bangunan 90,435 68, % Material Industri 32,953 25, % Aset Rumah Tangga 46,427 36, % Komunikasi dan Persediaaan Air 4,156 3, % Listrik dan Gas 14,933 13, % Kereta dan Kendaraan Darat 15,415 13, % Sumber: Economic Stabilization Board, A Comprehensive Report on the War Damage of Japan Caused by the Pacific War, Hubungan perdagangan dengan negara asing dan daerah koloni Jepang juga menjadi terputus. Selain itu Jepang sebagai negara yang kalah harus membayar ganti rugi perang dan kehilangan daerah koloninya di luar negeri seperti Manchuria, Korea, dan lain-lain. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II

6 6 sangat memengaruhi keadaan perekonomian di Jepang. Keadaan perekonomian pada masa setelah perang menjadi semakin buruk dengan bertambahnya jumlah pengangguran dalam skala besar, penurunan jumlah produksi, persediaan pangan yang tidak mencukupi, inflasi yang parah hingga munculnya pasar gelap. Masalah-masalah ekonomi tersebut membuat keadaan dan situasi di dalam negeri menjadi bertambah kacau dan sulit dikendalikan oleh pemerintah Jepang. Takafusa Nakamura seorang ahli ekonomi dari Universitas Tokyo berpendapat di dalam pendahuluan buku yang berjudul Postwar Reconstruction of the Japanese Economy oleh Okita Saburo, bahwa hal yang paling penting dalam perekonomian Jepang yang hancur karena perang adalah bagaimana membangun dan memulihkan kembali perekonomian di dalam negeri untuk memperbaiki dan menjamin kelangsungan hidup rakyatnya 5. Pada masa awal pendudukan Sekutu, kebijakan yang disampaikan oleh SCAP masih berdasarkan tujuan utama dari Deklarasi Potsdam yaitu berkonsentrasi pada demiliterisasi dan demokratisasi, sehingga kebijakan ekonomi yang diinstruksikan oleh SCAP pada awal masa pendudukan bertujuan untuk mendukung demiliterisasi dan demokratisasi. Pada saat itu, bidang ekonomi belum menjadi prioritas utama dalam kebijakan yang diambil SCAP. Tetapi kondisi perekonomian Jepang yang hancur dan banyak masalah yang terjadi setelah perang menyebabkan pelaksanaan tujuan utama dari Deklarasi Postdam menjadi terhambat. Selain itu kebijakan Sekutu di Jepang sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi politik internasional seperti perang dingin dan perang Korea. 5 Okita, Saburo. Postwar Reconstruction of the Japanese Economi (Tokyo University Press, 1992), hlm x

7 7 Dengan terjadinya perang dingin dan Perang Korea, pemerintah Amerika Serikat terpaksa mengubah arah kebijakan ekonomi Sekutu bagi Jepang. Melihat Jepang di masa sekarang, masa pendudukan Sekutu di Jepang paska Perang Dunia II berpengaruh bagi kemajuan dan kemakmuran yang dicapai Jepang. Berbagai reformasi yang dilakukan Amerika Serikat selama masa pendudukan membawa keuntungan bagi Jepang. Kenyataan bahwa Amerika Serikat yang membentuk kebijaksanaan pendudukan dan memulihkan kedaulatan Jepang telah menentukan kerangka ekonomi Jepang dalam periode paska perang baik dalam negeri maupun secara internasional 6. Arah kebijakan ekonomi yang diambil Sekutu ditujukan untuk mendukung penuh pembangunan kembali perekonomian Jepang. Sejak saat itu Amerika Serikat menjadikan Jepang sebagai salah satu sekutunya di Asia untuk membendung pengaruh komunis. Selama masa pendudukannya di Jepang, peran Amerika Serikat sangat besar dalam menentukan kebijakan ekonomi bagi Jepang. Kebijakan-kebijakan seperti pemecahan zaibatsu, reformasi tanah pertanian, rencana Dodge tersebut mampu mengarahkan dan mendorong pemerintah Jepang untuk menstabilkan dan memulihkan kembali perekonomian Jepang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang, pertanyaan utama yang dapat diajukan adalah bagaimana pengaruh pendudukan Sekutu terhadap kebangkitan ekonomi Jepang yang terpuruk oleh Perang Dunia II? 6 Kunio, Yoshihara. Perkembangan Ekonomi Jepang. (Jakarta: Gramedia, 1983). hlm 23

8 8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan skripsi ini adalah menjelaskan pengaruh pendudukan Sekutu dalam pembangunan kembali perekonomian Jepang setelah Perang Dunia II. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan difokuskan pada situasi dan kondisi perekonomian Jepang setelah kalah dalam Perang Dunia II pada tahun 1945 sampai akhir masa pendudukan Sekutu pada tahun Dalam masa pendudukan tersebut pemerintah Jepang melaksanakan kebijakan-kebijakan ekonomi Sekutu yang pada akhirnya membantu membangkitkan perekonomiannya yang hancur karena Perang Dunia II. 1.5 Landasan Teori Untuk memperoleh penjelasan yang memadai terhadap suatu peristiwa sejarah yang bersifat kompleks, diperlukan suatu pendekatan multi dimensional, artinya bahwa di samping menggunakan pendekatan historis yang difokuskan pada urutan-urutan suatu peristiwa, juga digunakan pendekatan beberapa disiplin ilmu sosial yang lain. Dengan demikian diperlakukan teori-teori dan konsepkonsep dari disiplin ilmu yang lain yang mempunyai penjelasan lebih baik untuk menganalisis fenomena yang lebih luas dan memuaskan. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Interdependensi atau saling ketergantungan. Interdependensi terjadi ketika dua negara atau lebih bekerjasama demi mencapai tujuan tertentu. Kerjasama tersebut menyebabkan saling ketergantungan antara kedua negara, di mana kedua negara

9 9 saling membutuhkan satu sama lain. Dalam bukunya, Yanuar menjelaskan bahwa interdependensi merupakan saling ketergantungan yang mempertemukan kekurangan dari masing-masing negara melalui keunggulan komparatif masyarakat 7 Pemahaman tersebut berdasarkan pemikiran dari Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye dalam bukunya Power and Interdependence. Menurut Keohane dan Nye, dapat ditarik kesimpulan bahwa interdependensi merupakan hubungan saling ketergantungan ekonomi dan ekologi global, dan juga mendekati karakteristik seluruh hubungan antara beberapa negara. Ketergantungan yang cukup kompleks ini memunculkan proses politik yang khas, yaitu tujuan suatu negara akan menjadi bervariasi berdasarkan masalah di wilayah dengan politik daerah yang bersangkutan 8 Teori interdependensi dalam penelitian ini menjadi panduan dalam memahami pengaruh dari adanya kerjasama antara Amerika Serikat dan Jepang, sehingga berpengaruh terhadap kebangkitan perekonomian Jepang. Teori interdependensi juga dapat menjelaskan sisi ketidakadilan dalam suatu kerjasama. Interdependensi atau saling ketergantungan tidak mungkin berjalan seimbang bagi masing-masing pihak. Karena pasti ada salah satu negara yang lebih diuntungkan sementara yang lain berada di bawahnya. Akan terjadi diskriminasi, baik dalam bidang ekonomi, politik dan budaya yang pada umumnya dirasakan oleh negara 7 Yanuar, Ikbar. Ekonomi Politik Internasional 2: Implementasi Konsep dan Teori. (Bandung: PT Refika Aditama, 2007) hlm Keohane, Robert O. & Joseph S. Nye. Power and Interdependence; Third Edition. New York: Longman Pub. Group, 2000), hlm 5.

10 10 yang berkedudukan lebih rendah. Namun sejatinya kerjasama yang diraih akan menguntungkan kedua negara yang terlibat. 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode sejarah, yaitu melalui proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan pengalaman masa lampau. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan sumber-sumber, hal ini dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang mempunyai relevansi dengan tema. Karena keterbatasan penulis dalam mendapatkan sumber primer, maka sumber-sumber sekunder yang digunakan. Salah satu yang menjadi sumber utama dalam penelitian ini adalah buku Occupation of Japan: Policy and Progress. 2. Melakukan verifikasi, yaitu menguji keotentikan dan kredibilitas sumber yang digunakan dengan melihat referensi dari sumber-sumber yang digunakan. 3. Melakukan interpretasi, yaitu dengan melakukan penyimpulan sementara dan menggunakan teori interdependensi sebagai alat analisis dalam menginterpretasikan kerangka tulisan; 4. Melakukan penyusunan, yaitu dengan menyusun kerangka tulisan tersebut dalam bentuk historiografi yang jelas. Berdasarkan pemikiran ini, penulis akan mengkaji alasan mengapa pendudukan Sekutu memberikan pengaruh terhadap kebangkitan ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II.

11 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun menjadi empat bab. Bab pertama adalah pendahuluan yang membahas ide dari penyusunan skripsi ini, yang berisi latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penulisan, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab kedua membahas pembentukan struktur pemerintah pendudukan dan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh Sekutu bagi Jepang. Bab ketiga membahas kebijakan-kebijakan ekonomi Sekutu bagi Jepang. Bab keempat adalah penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan yang diuraikan dalam penulisan skripsi ini.

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 26 Juli 1945, diumumkanlah Deklarasi Potsdam untuk Jepang, yang ditandatangani oleh ketiga pemimpin pemerintahan negara Sekutu yaitu Amerika Serikat,

Lebih terperinci

2. PEMERINTAH PENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN SEKUTU SERTA PELAKSANAANNYA DI JEPANG

2. PEMERINTAH PENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN SEKUTU SERTA PELAKSANAANNYA DI JEPANG 2. PEMERINTAH PENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN SEKUTU SERTA PELAKSANAANNYA DI JEPANG 2.1 Pembentukan Struktur Pemerintahan Pendudukan Sekutu di Jepang Jepang sebagai negara yang kalah dalam Perang Dunia II harus

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG

BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG 1945-1947 A. Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II Perang Dunia II adalah konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

3. KEBIJAKAN EKONOMI JEPANG PADA MASA PENDUDUKAN SEKUTU

3. KEBIJAKAN EKONOMI JEPANG PADA MASA PENDUDUKAN SEKUTU 3. KEBIJAKAN EKONOMI JEPANG PADA MASA PENDUDUKAN SEKUTU 3.1 Kebijakan Demokratisasi Ekonomi Ada beberapa masalah perekonomian yang muncul setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Masalah yang pertama

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

Jepang Abad NIHON/NIPPON I

Jepang Abad NIHON/NIPPON I Jepang Abad 18-19 NIHON/NIPPON I Sejarah Asia Timur Pendidikan Sejarah Pertemuan 12,13 Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd Email: ariayuliantri@uny.ac.id Abad 18 Shogun ke delapan Eyoshimune, keadaan ekonomi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.4

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.4 SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.4 1. LBB dainggap tidak bisa bekerja karena telah terjadi perang dunia II.Sehingga setelah perang dunia II reda kemudian didirikan organisasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Hari, tanggal Selasa, 21 Oktober 2014 Sumber Berita http://palingaktual.com/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

BAB II. Perekonomian Negara Jepang. sumber daya alam yang dimiliki oleh Negara Jepang, namun negara ini dapat

BAB II. Perekonomian Negara Jepang. sumber daya alam yang dimiliki oleh Negara Jepang, namun negara ini dapat BAB II Perekonomian Negara Jepang Jepang merupakan negara yang dikenal dengan perekonomian yang maju walaupun dengan keterbatasan sumber daya alam. Walaupun dengan keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh sangat besar bagi ekonomi dunia. Secara politik, Amerika Serikat merupakan negara demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. perekonomian suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang memandang

BAB I. Pendahuluan. perekonomian suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang memandang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kerjasama merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan perekonomian suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang memandang pentingnya kerjasama dengan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan

Bab 1. Pendahuluan. bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah bangsa yang mendapatkan nilai plus di mata dunia, sebagai bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan berjalan dengan sangat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Sogo Shosha dalam Perkembangan Perekonomian Jepang Pasca Perang Dunia II (1952-. Kesimpulan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB III PERANG DUNIA II

BAB III PERANG DUNIA II Page1 BAB III PERANG DUNIA II I. Sebab Tidak Langsung 1. Lahirnya negara totalitarian Nazisme Jerman (Adolf Hitler), Fasisme Italia (Benito Mussolini) dan Militerisme 2. Munculnya chauvinisme (nasionalisme

Lebih terperinci

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya

Lebih terperinci

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

1 BAB I 2 PENDAHULUAN 1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2.1 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan diplomatik yang terjadi antara dua negara tentu dapat meningkatkan keuntungan antara kedua belah pihak negara dan berjalan dengan lancar.

Lebih terperinci

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II 101 BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II A. Awal Kedatangan Jepang Awal mula ekspansi Jepang ke wilayah Papua didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan perang. Menipisnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Kemajuan tersebut dipengaruhi

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1).

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik geografis suatu Negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah kehancuran fisik diperkirakan sama dengan kira-kira dua kali GNP untuk 1948 s/d

I. PENDAHULUAN. Jumlah kehancuran fisik diperkirakan sama dengan kira-kira dua kali GNP untuk 1948 s/d I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang Dunia II dapat dikatakan melumpuhkan ekonomi Jepang secara total. Produksi di sektor pertambangan dan manufaktur tinggal sepertujuh dari tingkat tahun 1941.

Lebih terperinci

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN OLEH : (XI-IIS.1) FIKRI NUR WAFA (16) FIRJATULLAH AL F. (17) HANIFATUL WAHDA (18) ISYFA MAULANA A. (19) JIHAN FADIYAH M. (20) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis cerita anak-anak sekaligus penulis novel wanita terkenal dari negara Jepang yang bernama Tsuboi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

2. SEJARAH INVESTASI. Page9 POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA

2. SEJARAH INVESTASI. Page9 POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA Page9 2. SEJARAH INVESTASI Dengan uraian berikut ini diharapkan akan dipahami sejarah terjadinya investasi di berbagai negara, serta motivasi dilakukannya investasi baik oleh negara maupun swasta. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan menurunnya angka kelahiran adalah permasalahan yang banyak dialami negara maju, salah satu negara yang mengalaminya adalah Jepang. Jepang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara yang menjadi bagian dari Perang Dunia II dan mengalami kekalahan. Kekalahan ini yang menyebabkan ekonomi Jepang memburuk, karena dua

Lebih terperinci

KAISAR AMERIKA DI NEGERI SAKURA : PERANAN DOUGLAS MACARTHUR DALAM REKONSTRUKSI JEPANG PASCA PERANG DUNIA II

KAISAR AMERIKA DI NEGERI SAKURA : PERANAN DOUGLAS MACARTHUR DALAM REKONSTRUKSI JEPANG PASCA PERANG DUNIA II KAISAR AMERIKA DI NEGERI SAKURA : PERANAN DOUGLAS MACARTHUR DALAM REKONSTRUKSI JEPANG PASCA PERANG DUNIA II Oleh: Ginanjar Setia Mulyana, Agus Mulyana, Leli Yulifar 1 ABSTRACT The main purpose of this

Lebih terperinci

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini fenomena globalisasi sudah menyebar dan menjadi suatu bahasan yang menarik bagi setiap orang. Fenomena globalisasi membuat dunia menjadi suatu tempat

Lebih terperinci

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konvensi-konvensi Den Haag tahun 1899 merupakan hasil Konferensi Perdamaian I di Den Haag pada tanggal 18 Mei-29 Juli 1899. Konvensi Den Haag merupakan peraturan

Lebih terperinci

12. Pada tanggal 12 April 1945 presiden F.D.Roosevelt meninggal dunia. Apa yang menyebabkan meningglnya presiden F.D.Roosevelt?

12. Pada tanggal 12 April 1945 presiden F.D.Roosevelt meninggal dunia. Apa yang menyebabkan meningglnya presiden F.D.Roosevelt? 12. Pada tanggal 12 April 1945 presiden F.D.Roosevelt meninggal dunia. Apa yang menyebabkan meningglnya presiden F.D.Roosevelt? 13. Harry S. Truman (presiden AS 1945-1953) meneruskan proyek Manhattan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang disebut Nihon dalam bahasa Jepang. Kata Nihon berarti. "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. Jepang disebut Nihon dalam bahasa Jepang. Kata Nihon berarti. negara/negeri matahari terbit. Nama ini disebut dalam korespondensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang disebut Nihon dalam bahasa Jepang. Kata Nihon berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam korespondensi Kekaisaran Jepang dengan Dinasti

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat

Lebih terperinci

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR Pada saat perang Dunia ke-ii terjadi, militer Jepang menyerang negaranegara dan daerah jajahannya yang ada di Asia serta menduduki wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras

Lebih terperinci

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 SEJARAH PEAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Perang 30 Tahun & Perang Napoleon Perang Dunia I & Perang Dunia II Perang Dingin & Perang Global Melawan Terorisme

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Kav , Jakarta. Dan penulis melakukan wawancara kepada Bapak

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Kav , Jakarta. Dan penulis melakukan wawancara kepada Bapak BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Obyek Penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu berasal dari penelitian yang diambil di Direktorat Jenderal Pajak terutama di Direktorat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi yang berjudul Blokade Ekonomi Napoleon Bonaparte dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Inggris

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Amerika 1776 Perang Sipil di Amerika 1861-1845 Perkembangan Amerika Serikat dan Amerika Latin Amerika Serikat Sebagai

Lebih terperinci

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Periode abad ke-18 hingga abad ke-19 merupakan suatu periode yang memiliki peristiwa-peristiwa besar dan bersejarah di Eropa. Berbagai macam peristiwa itu

Lebih terperinci

SEJARAH JEPANG Ni Made Savitri P.

SEJARAH JEPANG Ni Made Savitri P. SEJARAH JEPANG Ni Made Savitri P. JAMAN SHOWA 昭和時代 (1926-1989) KAISAR SHOWA Michi no Miya Kaisar Hirohito Lahir 29 April 1901 25 Desember 1926 7 Januari 1989 Meninggal 7 Januari 1989 Kaisar Heisei KONDISI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di

I. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di Negara Indonesia dimana semua kebijakan-kebijakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKONOMI M. SETIO N 2008

KONSEP DASAR EKONOMI M. SETIO N 2008 KONSEP DASAR EKONOMI 1 M. SETIO N 2008 KONSEP DASAR EKONOMI PENDAHULUAN Dua buku Adam Smith yang ditulis (1759, The Theory of Moral Sentiments, dan 1776, Wealth of Nations) mengajarkan 2 (dua) sifat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aspek Hukum Internasional itu sendiri yang menjadi alasan utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Aspek Hukum Internasional itu sendiri yang menjadi alasan utama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Aspek Hukum Internasional itu sendiri yang menjadi alasan utama dalam upaya pemilihan judul skripsi ini. Sebab dunia internasional dihadapkan kepada beragam

Lebih terperinci

Politik & Strategi Nasional

Politik & Strategi Nasional Politik & Strategi Nasional 4 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat mengerti, memahami, mendalami, menghayati politik dan strategi nasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Lebih terperinci

K14. Konvensi Istirahat Mingguan (Industri), 1921

K14. Konvensi Istirahat Mingguan (Industri), 1921 K14 Konvensi Istirahat Mingguan (Industri), 1921 2 K-14 Konvensi Istirahat Mingguan (Industri), 1921 K14 Konvensi Istirahat Mingguan (Industri), 1921 Konvensi mengenai Penerapan Istirahat Mingguan dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci