BAB I PENDAHULUAN. sintaksis. Aspek eksternal berarti bahasa berkaitan erat dengan faktor-faktor yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sintaksis. Aspek eksternal berarti bahasa berkaitan erat dengan faktor-faktor yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan perangkat komunikasi antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai alat berkomunikasi dan alat interaksi yang hanya dimiliki manusia, maka bahasa memiliki dua aspek penting dalam pengkajiannya. Aspek tersebut yakni aspek internal dan aspek eksternal. Aspek internal menyangkut struktur intern dari bahasa itu, seperti struktur fonologi, struktur morfologi dan sintaksis. Aspek eksternal berarti bahasa berkaitan erat dengan faktor-faktor yang berada di luar bahasa atau pemakaian bahasa oleh para penuturnya di dalam kelompok-kelompok sosial masyarakat (Chaer:1995:1). Hal yang paling penting dalam sebuah komunikasi adalah terdapat penutur dan lawan tutur yang bersama-sama membangun makna komunikasi agar komunikasi berjalan dengan baik sehingga lawan bicaranya dapat memahami pesan yang disampaikan (Wijana, 2009:43). Sebagai media dalam berkomunikasi secara verbal, kalimat atau tuturan memiliki bentuk yang beragam, salah satunya adalah tuturan yang secara semantik bermakna memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Menurut Kridalaksana (2008:91), kalimat perintah atau imperatif adalah makna ujaran yang menuntut atau melarang pelaksanaan suatu perbuatan. 1

2 2 Dalam kehidupan sehari-hari terkadang kalimat imperatif dapat disampaikan dengan maksud yang tidak sesuai dengan apa yang diucapkan oleh penutur. Tidak jarang kalimat imperatif ini disampaikan secara tersamar bahkan terkadang terdengar tidak memerintah. Contoh: (1) Mettez cette salle! Rapikan kamar ini! (2) Est-ce que tu as dêja mis ta salle? Apakah kamu sudah merapikan kamarmu? (3) Cette salle est très salle Kamar ini sangat kotor Ketiga contoh di atas yang dilontarkan seorang ibu kepada anaknya memiliki kesamaan maksud yaitu memberi perintah untuk merapikan kamar tetapi dalam bentuk yang berbeda. Pada contoh (1) tampak bahwa maksud perintahnya jelas yaitu penutur menyuruh lawan tutur untuk merapikan kamar. Sedangkan contoh (2) dan (3) memiliki makna pragmatik yang sama seperti pada contoh (1) yaitu bermakna menyuruh lawan tutur untuk merapikan kamar, namun contoh (2) dan (3) termasuk dalam perintah tidak langsung karena penutur menggunakan kalimat interogatif/pertanyaan dan kalimat berita. Searle dalam bukunya yang berjudul Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language (via Wijana, 2009:28-29) menjelaskan bahwa untuk berbicara secara sopan, perintah dapat diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa diperintah. Bila hal ini terjadi, terbentuk tindak tutur tidak langsung ( indirect speech act). Dalam contoh di atas tampak bahwa aspek yang ditekankan adalah tindak ilokusi. Searle juga menjelaskan bahwa tindak tutur ilokusi adalah tindak 1

3 3 tutur yang selain berfungsi untuk menyatakan sesuatu juga berfungsi untuk melakukan sesuatu (Wijana, 2009:210). Selain dalam bentuk lisan, tuturan sebagai bentuk komunikasi juga dapat disampaikan melalui bahasa tulis dengan salah satu medianya berupa rubrik pada suatu majalah. Menurut KBBI (1988:756), rubrik adalah ruangan atau kepala karangan yang fungsinya sebagai tempat untuk menampung pendapat pembaca. Rubrik juga diartikan sebagai bahan dari surat kabar ataupun majalah, misalnya olahraga, seni, sastra, rubrik pikiran pembaca, bagian atau ruangan yang memuat pendapat dari pembaca tentang apa saja (Badudu dan Zain, 1994:1181). Rubrik adalah salah satu bentuk wacana tulis. Tarigan (1987:20) menjelaskan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan terbesar/tertinggi di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang berkesinambungan, yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. Tarigan (1987:52) juga menjelaskan bahwa wacana tulis atau written discourse adalah wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis. Untuk menerima, memahami, atau menikmatinya maka sang penerima harus membacanya. Dalam penelitian ini digunakan data yang diambil dari situs femina.fr. Version Femina adalah salah satu dari sekian majalah Prancis yang dikhususkan bagi perempuan dewasa. Majalah yang merupakan gabungan dari majalah Version Femme dan Femina ini terbit pertama kali pada bulan April Majalah ini tidak dapat dibeli secara langsung melainkan hadir bersamaan dalam surat kabar Le Journal du dimache dan 32 harian regional lain di Prancis. Version Femina

4 4 mengulas berbagai macam hal seputar wawancara tokoh, fashion, gaya hidup, kesehatan, astrologi, dll. Selain dalam bentuk majalah, Version Femina juga dapat diakses melalui situs dengan alamat femina.fr. Rubrik Votre Courrier (selanjutnya disingkat menjadi VC) adalah rubrik yang disediakan oleh situs femina.fr sebagai rubrik konsultasi psikologi bagi pembaca yang membutuhkan bantuan baik dalam masalah kehidupan pribadi, keluarga ataupun asmara. Rubrik ini diminati oleh banyak pembaca karena pembaca dapat bertanya tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan konsultan. Dalam rubrik VC, pembaca yang mengirimkan pertanyaan berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda. Hal ini membuat redaktur atau konsultan yang bertanggung jawab dalam mengasuh rubrik ini menyesuaikan jawaban berupa saran atau nasehat sesuai dengan latar belakang penanya yang meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan dan sebagainya. Seringkali nasehat atau solusi yang diberikan oleh konsultan merupakan tuturan kalimat berbentuk imperatif yang bermakna baik itu langsung maupun tak langsung. Contoh rubrik konsultasi psikologi VC dengan bentuk imperatif langsung: (a) Pertanyaan J ai 14 ans et je suis tombée amoureuse d un garçon depuis peu. Je pensais qu en parler à mes parents serait une bonne chose, mais je m aperçois que non! Ils pensent que je suis trop jeune pour avoir un petit copain et ne peuvent pas s empêcher de dire que je vais (faire autre chose) avec lui. Comment en discuter calmement, de manière à ce qu ils comprennent ce que je ressens? 1 Saya berusia 14 tahun dan belum lama ini saya menyukai seorang pemuda. Saya pikir mengatakan hal ini kepada orang tua saya adalah hal yang benar, tetapi ternyata itu salah! Mereka berpikir bahwa saya terlalu

5 5 muda untuk memiliki pacar dan mereka juga tidak sanggup mengendalikan perkataannya bahwa saya akan berbuat hal yang tidaktidak dengannya. Bagaimana membicarakan hal ini dengan tenang agar mereka memahami apa yang saya rasakan? 1 Jawaban Pour l instant, rassurez vos parents, prouvez-leur que vous êtes consciente du danger qu il y a à brûler les étapes en matière de sexualité, que vous vous en tiendrez à un flirt et pas (autre chose) Untuk sementara, yakinkanlah orangtua anda, buktikanlah kepada mereka bahwa anda menyadari adanya bahaya yang mungkin tumbuh dalam hal seksual, bahwa anda dapat membawa diri dalam pacaran yang biasa dan tidak melakukan hal yang tidak-tidak Contoh rubrik konsultasi psikologi VC dengan tuturan interogatif bermakna imperatif: (b) Pertanyaan J ai 74 ans et je tiens mon journal intime depuis vint-cinq ans. Aujourd hui, mon fils est marié et j ai deux petite-filles. Dois-je détruire ces journaux intimes dans lesquels j ai consigné tout ce que je pensais et tout que je vivais? Jossete G., Orgeval 2 Saya berusia 74 tahun dan menulis catatan pribadi sejak berusia 25 tahun. Sekarang putra saya telah menikah dan saya memiliki dua orang cucu. Apakah saya harus memusnahkan catatan-catatan pribadi saya tempat saya mencatat semua yang saya pikirkan dan yang saya jalani? 2 Jossete G., Orgeval Jawaban Pourquoi détruiriez-vous votre journaux intimes? Ils sont le reflet de la femme que vous êtes, vous vous y êtes confiée sans fard et ils pourraient intéresser vos petite-fillles plus tard, quand elles voudront savoir qui est vraiement leurs mamie Mengapa anda ingin memusnahkan catatan-catatan pribadi anda? Buku itu merupakan refleksi dari anda sendiri, apa yang anda percayai dengan jujur dan itu nantinya akan menarik perhatian cucu anda ketika mereka ingin mengetahui siapa sebenarnya nenek mereka. 1 2 Informasi diakses melalui situs pada 2 April 2015 Informasi diakses melalui situs pada 2 April 2015

6 6 Pada contoh (a), surat bagian jawaban pada rubrik VC menggunakan bentuk imperatif langsung yaitu rassurez vos parents, prouvez-leur que vous êtes consciente du danger qu il y a à brûler les étapes en matière de sexualité yakinkanlah orangtua anda, buktikanlah kepada mereka bahwa anda menyadari adanya bahaya yang mungkin tumbuh dalam hal seksual sebagai cara penyampaian penutur dalam memberikan nasehat. Pada rubrik VC kalimat tanya atau interogatif hampir selalu digunakan pada surat bagian pertanyaan, akan tetapi tuturan kalimat interogatif juga muncul pada surat bagian jawaban seperti yang tampak pada contoh (b). Pada kalimat Pourquoi détruiriez-vous votre journaux intimes? Mengapa anda ingin memusnahkan catatan-catatan pribadi anda?, tuturan ini selain menanyakan kondisi penanya juga memiliki maksud lain yaitu penutur (O 1 ) secara tidak langsung melarang lawan tutur (O 2 ) untuk memusnahkan buku hariannya. Kehadiran kalimat berjenis interogatif ini merupakan salah satu bentuk dari tindak tutur tidak langsung. Rubrik konsultasi psikologi VC menarik untuk diteliti karena dalam surat jawaban yang ruangnya dibatasi ternyata ditemukan tuturan kalimat dengan bentuk imperatif atau tuturan dalam bentuk lain tetapi dengan makna imperatif. 1.2 Rumusan Masalah Rubrik konsultasi psikologi VC merupakan forum tanya jawab antara pembaca dengan pengasuh rubrik yang di dalamnya ditemukan jawaban atas pertanyaan berupa saran/nasihat. Pada isi surat jawaban dalam rubrik VC yang ruangnya terbatas ditemukan tuturan kalimat dengan bentuk imperatif atau tuturan dalam

7 7 bentuk lain tetapi dengan makna imperatif. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk tuturan dengan makna imperatif yang sering muncul pada rubrik surat jawaban konsultasi psikologi VC dalam situs femina.fr. 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tuturan dengan makna imperatif yang sering muncul pada surat jawaban rubrik VC dalam situs femina.fr sehingga dapat menjelaskan maksud yang ingin disampaikan melalui tindak tutur yang digunakan. 1.4 Landasan Teori Penelitian Bentuk dan Makna Imperatif dalam Jawaban Surat Rubrik Votre Courrier pada Situs femina.fr ini menggunakan pendekatan sintaksis dan pragmatik. Pendekatan sintaksis digunakan untuk mengetahui bentuk tuturan dengan makna imperatif yang digunakan pada rubrik VC. Pendekatan pragmatik digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi variasi tuturan dengan makna imperatif dalam rubrik VC Sintaksis Menurut Ramlan (2005:17), Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.

8 8 Ramlan (2005:26) juga menjelaskan bahwa berdasarkan fungsi dalam hubungan situasinya, kalimat dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu kalimat berita, kalimat tanya dan kalimat suruh. a. Kalimat berita: pada umumnya berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan hanyalah berupa perhatian. Misalnya berupa anggukan atau ungkapan ya (Ramlan, 2005:27). Contoh: Je vais avoir 23 ans cet été et je fais mes études à l enseignement supérieur Saya akan berusia 23 tahun musim panas ini dan saya sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi b. Kalimat tanya: berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Dalam kalimat tanya selalu diakhiri tanda tanya (?) (Ramlan, 2005:28). Contoh : Que puis-je faire? Apa yang dapat saya lakukan? c. Kalimat perintah: berfungsi untuk memerintah kepada lawan bicaranya. Atau dengan kata lain penutur mengharapkan tanggapan berupa tindakan dari orang yang diajak berkomunikasi (Ramlan, 2005:39). Contoh: Expliquez-lui ce que vous ressentez Jelaskan kepadanya apa yang anda rasakan Jenis Kalimat dalam Bahasa Prancis Menurut Delatour (1991:6) kalimat berarti sebuah rangkaian kata -kata yang membentuk satu kesatuan makna. Dalam bentuk tulisan, kata pertama dimulai

9 9 dengan huruf besar dan kata terakhir diikuti dengan tanda titik (.), tanda seru (!), tanda tanya (?), atau tanda suspensi/penundaan ( ). Kalimat deklaratif dalam Bahasa Prancis digunakan untuk memberitahukan sesuatu, mengemukakan atau menyatakan pikiran, atau untuk mengekspresikan ide kepada lawan tutur. (Grevisse, 1993:14) Contoh: L électrician a réparé le poste Tukang listrik sudah memperbaiki radio Bentuk kalimat imperatif dalam Bahasa Prancis biasanya ditujukan pada orang kedua tunggal tu dan jamak vous, atau orang pertama jamak nous apabila orang pertama ikut serta dalam ajakan yang diperintahkan. Kalimat ini tidak memerlukan subjek sebagai kata ganti (Delatour, 1991:70). Contoh: Passez de bonnes vacances! Selamat menikmati liburan yang menyenangkan! Passons de bonnes vacances! (apabila orang pertama ikut serta dalam ajakan) Bentuk kalimat interogatif dalam Bahasa Prancis memiliki dua jenis, yaitu interogatif total yang memerlukan jawaban berupa iya atau tidak dan interogatif sebagian yang mengandung elemen dari suatu kalimat (Delatour, 1991:188). Kalimat interogatif bisa diwujudkan dengan menambahkan : a) intonasi naik pada akhir kalimat b) kata tanya est-ce que c) dengan inversi atau perubahan urutan bagian-bagian kalimat Contoh: Est-ce que vous savez conduire? Apakah anda dapat mengemudi?

10 10 Dalam Bahasa Prancis, kalimat eksklamatif dengan atau tanpa kata kerja menunjukan suatu perasaan (senang, terkejut, terhina, penyesalan, dll). Dalam bentuk tulisan, kalimat atau kata eksklamatif diikuti dengan tanda seru (!). Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat eksklamatif ditandai dengan intonasi. Contoh: Quelle jolie maison! Alangkah bagusnya rumah itu! Dalam Bahasa Prancis juga terdapat enam modus kata kerja yaitu modus indicatif, Imperatif, subjonctif, conditionnel, infinitif dan participe (Dubois, 1973:123). Kridalaksana (2008:156) menerangkan bahwa modus adalah kategori gramatikal dalam bentuk verba yang mengungkapkan suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran pembicara atau sikap pembicara tentang apa yang diucapkannya. 1.Indicatif adalah modus untuk menyatakan atau menyampaikan keyakinan, pernyataan, pendapat, pendapat, rasa percaya, dll. Modus indicatif dapat digunakan dalam kalimat deklaratif atau interogatif (Dubois, 1973:214). Contoh: Il passe au travers des difficultés Ia dapat lolos dari berbagai kesukaran 2.Imperatif merupakan modus untuk menunjukan perintah. Modus ini terdapat pada kata kerja dari orang pertama jamak nous dan orang kedua tunggal tu atau jamak vous dan digunakan tanpa subjek (Dubois, 1973:214). Contoh : Ne réflechis plus, vas-y! Jangan berpikir lagi, majulah! 3. Subjonctif digunakan dalam suatu anak kalimat untuk menyatakan suatu perasaaan atau suatu penjelasan dan kehadirannya ditandai dengan suatu

11 11 penghubung tertentu ( que) (Delatour, 1991:58). Subjonctif juga digunakan untuk menyatakan suatu keinginan, suatu keharusan, dan suatu perasaan (Girardet, 2008:48). Dalam subjonctif bentuk présent/sekarang, aturan umumnya adalah bentuk konjugasi orang ketiga jamak ditambahkan akhiran e, -es, -e, ions, -iez, - ent yang sebelumnya diikuti dengan penghubung que. Contoh: Je suis bien content qu il soit là ce matin Saya sangat senang ia hadir di sana tadi pagi 4. Modus conditionnel adalah modus yang menunjukan pengandaian dan juga makna keadaan yang akan datang/futur dalam bentuk lampau/passé. Modus ini digunakan untuk menyatakan keinginan, penyesalan, informasi yang belum pasti kebenarannya, khayalan, kesopanan, keterkejutan, kemungkinan (Delatour, 1991:68). Modus conditionnel juga dapat digunakan untuk menyatakan kesopanan. Dalam conditionnel bentuk sekarang/présent, aturan umumnya adalah bentuk konjugasi futur ditambahkan akhiran ais, -ais, -ait, -ions, -iez, dan aient. (Girardet, 2008:24). Contoh: Je connait quelqu un qui pourrait te renseigner Saya mengenal seseorang yang dapat memberi anda keterangan Je voudrais vous voir seul (bentuk yang lebih sopan dari je veux vous voir seul) Saya ingin bertemu anda sendiri 5. Infinitif digunakan setelah preposisi-preposisi seperti avant de, pour, afin de, dan sans (Elle a mangé avant de partir 'ia makan sebelum berangkat'). Infinitif juga digunakan setelah preposisi après dengan menggunakan infinitifavoir atau être + kata kerja participe passé (Après avoir fini la leçon, nous somme allés au musée 'setelah menyelesaikan pelajaran, mereka pergi ke museum'), sebagai kata

12 12 benda(vouloir c'est pouvoir, 'di mana ada kemauan di situ ada jalan'), sebagai imperatif (Émincez les échalotes 'irislah bawang merah'). 6. Participe présent dibentuk dengan menghilangkan akhiran -ons dari bentuk jamak orang pertama kala présent dan menambahkan -ant. Modus ini sering digunakan setelah preposisi en. En berarti dengan, ketika, meskipun (Crocker, 2005:138). Dalam Prancis modus ini disebut juga Gérondif yang digunakan untuk menyatakan suatu keadaan dari kata kerja utama (En arrivant, j'ai rencontré mon ami 'Ketika tiba, saya bertemu dengan teman saya'). Participe présent juga dapat menggantikan qui + kata kerja ( Je vois Marie faisant la cuisine 'Saya melihat Marie yang sedang memasak') (Crocker, 2005:138) Wacana dan Prinsip Pragmatik Dalam sebuah komunikasi yang wajar seorang penutur akan selalu berusaha agar tuturannya selalu relevan dengan konteks, jelas dan mudah dipahami, padat dan ringkas, dan selalu pada persoalannya sehingga tidak menghabiskan waktu lawan tuturnya. Jika terjadi penyimpangan, ada implikasi implikasi tertentu yang hendak dicapai oleh penuturnya (Wijana, 2009: 45-46). Penelitian ini juga akan digunakan prinsip kesopanan. Prinsip ini mengatur cara berinteraksi dalam upaya menghargai atau menghormati lawan tutur. Prinsip ini berhubungan dengan diri sendiri (penutur) dan orang lain (lawan tutur dan orang ketiga yang dibicarakan penutur dan lawan tutur). Leech (1993: 132) menjabarkan prinsip kesopanan dalam enam maksim yaitu :

13 13 Maksim kearifan: maksim ini menggariskan setiap peserta pertuturan untuk meminimalkan kerugianuntuk orang lain ataumemaksimalkan keuntungan untuk orang lain. Contoh: Consultez un expert! Mintalah nasihat kepada ahlinya! Vous pouvez consulter un expert Anda dapat meminta nasehat kepada ahlinya Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin panjang tuturan seseorang maka semakin besar pula keinginan orang itu untuk bersikap sopan kepada lawan tuturnya. Maksim kedermawanan: maksim ini menuntut setiap peserta tutur untuk memaksimalkan keuntungan kepada orang lain dan meminimalkan keuntungan kepada diri sendiri. Contoh : Je peux vous emprunter ma voiture Saya dapat meminjamkan anda mobil saya Tuturan di atas yang seakan-akan memberi kesan bahwa orang yang menawarkan tidak rugi sama sekali membuat tuturan menjadi cukup sopan bagi lawan tutur untuk menerima tawaran tersebut. Maksim pujian: maksim ini mewajibkan setiap peserta tutur untuk memaksimalkan pujian kepada orang lain dan meminimalkan hal yang tidak menyenangkan kepada orang lain. Contoh: Votre maison est très belle Rumah anda sangat indah

14 14 Apabila dituturkan penutur kepada lawan tutur maka dengan demikian tuturan di atas terdengar sopan dan menaati maksim pujian yang akan sangat dihargai lawan tuturan. Maksim kerendahan hati: maksim ini menuntut setiap peserta tutur untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan minimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Contoh : J esperais que vous acceptez mon petit cadeau Saya berharap anda menerima hadiah kecil dari saya Pada tuturan di atas tampak bahwa penutur menggunakan bentuk yang mengecilkan arti yang membuat tuturan terasa lebih sopan sehingga dengan demikian tuturan tersebut menaati maksim kerendahan hati. Maksim kecocokan: maksim ini menggariskan setiap penutur dan lawan tuturan untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka. Contoh: A: Je trouve que les recettes sont difficiles pour me faire A: Menurut saya resep-resepnya sulit untuk dilakukan B: Oui. J ai aussi trouvé les ingrédients difficilement B: Ya. Saya juga sulit untuk menemukan bahan-bahannya Pada tuturan di atas tampak bahwa (B) senantiasa setuju dengan pendapat lawan tuturnya maka tuturan di atas menaati maksim kecocokan. Maksim kesimpatian: maksim ini mengharuskan peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa simpati terhadap lawan tutur dan meminimalkan rasa antipati terhadap lawan tutur.

15 15 Contoh: A: La semaine dernière mon chat, Nora est mort A: Minggu kemarin, kucingku Nora mati B: Je suis triste. Nora était très amusant B: Aku ikut sedih. Nora sangatlah lucu Dari apa yang dijelaskan di atas dapat diketahui bahwa (B) mematuhi maksim kesimpatian dengan memaksimalkan rasa antipati terhadap kedukaan yang menimpa (A) sehingga tuturan di atas terdengar sopan. Selain prinsip kesopanan, dalam pengungkapan imperatif suatu tuturan harus memenuhi skala kesopanan yang meliputi skala untung rugi, skala ketaklangsungan, skala pilihan, dan skala jarak sosial (Leech, 1993: ). Skala untung rugi digunakan untuk memperkirakan keuntungan atau kerugian tindakan tuturan bagi penutur atau bagi lawan tutur. Dalam skala untung rugi terdapat dua skala yang berbeda yaitu skala untung rugi bagi O 1 dan skala untung rugi bagi O 2. Pada contoh tuturan bermakna imperatif Voulez-vous consulter un expert? Maukah anda meminta nasihat kepada ahlinya? O 1 mengusulkan suatu tindakan yang dapat merugikan dirinya karena harus memberikan buah pikiran yaitu saran atau nasehat tetapi ini memberikan keuntungan bagi O 2 karena mendapatkan jalan keluar. Dengan demikian dari skala ini dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut adalah tuturan yang sopan. Pada skala ketaklangsungan akan diperkirakan peringkat langsung tidaknya maksud suatu tuturan. Semakin langsung maksud tuturan maka akan dianggap semakin tidak sopan dan semakin tidak langsung suatu tuturan maka semakin sopanlah tuturan itu. Jika contoh (1) Voulez-vous consulter un expert? yang terbentuk dari kalimat interogatif diubah menjadi kalimat dengan bentuk deklaratif (2) Vous pouvez consulter un expert

16 16 maka dilihat dari skala ketaklangsungannya tersebut kalimat deklaratif dianggap kurang santun daripada kalimat interogatif. Sedangkan jika kalimat imperatif (4) Consultez un expert! dibandingkan dengan contoh (1) dan (2) dan (3), maka contoh (4) dilihat dari skala ketaklangsungannya dianggap semakin tidak sopan. Berikut skala ketaklangsungannya : Ketaklangsungan Lebih Sopan (1) Voulez-vous consulter un expert? Maukah anda meminta nasihat kepada ahlinya? (2) Vous pouvez consulter un expert Anda dapat meminta nasehat kepada ahlinya (3) Vous pourriez consulter un expert Anda mungkin dapat meminta nasihat kepada ahlinya (4) Consultez un expert! Mintalah nasihat kepada ahlinya! Kurang Sopan Pada skala pilihan, imperatif diurutkan menurut jumlah pilihan yang diberikan O 1 kepada O 2. Semakin banyak pilihan dalam tuturan yang diberikan bagi O 2 maka tuturan tersebut dianggap sopan dan sebaliknya, semakin sedikit pilihan dalam tuturan yang diberikan bagi O 2 maka tuturan tersebut semakin kurang sopan. Pada contoh (1) O 2 memiliki pilihan untuk tidak menaati perintah, skala ini semakin menurun dengan penggunaan deklaratif (2), (3)dan imperatif (4) sehingga tuturan pada contoh (1) merupakan tuturan yang paling sopan dan tuturan pada contoh (4) merupakan tuturan yang paling tidak sopan. Sedangkan pada jarak sosial, menurut Leech (1993:199) derajat rasa hormat yang ada pada sebuah situasi ujar tertentu sebagian besar bergantung pada beberapa faktor yang relatif permanen, misalnya faktor status atau kedudukan, usia, derajat

17 17 keakraban dan sebagainya. Skala ini menyatakan kedekatan hubungan antara O 1 dan O 2 sehingga semakin dekat hubungannya maka tuturan tersebut menjadi semakin kurang sopan. Contohnya dalam Bahasa Prancis adalah penggunaan antara kata ganti sapaan yang hormat antara kata ganti tu dan vous Tindak Tutur Pragmatik diartikan sebagai aspek-aspek pemakaian bahasa atau konteks luar bahasa yang memberikan sumbangan kepada makna ujaran (Kridalaksana, 2008:198). Sebagai bagian dari ilmu pragmatik, pengamatan dalam tuturan mengakibatkan tindakan-tindakan yang secara umum dikenal dengan sebutan tindak tutur. Pada suatu tindakan yang ditampilkan akan menghasilkan tuturan yang mengandung tiga tindak tutur yang berhubungan yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. (Yule, 2006:84). Tindak lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang berarti hanya berfungsi untuk menginformasikan atau memberitahukan sesuatu. Tindak lokusi dapat dengan mudah diidentifikasi karena tidak memperhitungkan konteks tuturannya, contohnya sebagai berikut (5) Il fait très froid, ici! Udara di sini dingin sekali Berbeda dengan tindak lokusi, tindak ilokusi merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk menginformasikan atau mengatakan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tuturan di atas selain menginformasikan bahwa udara

18 18 sangat dingin juga ingin mengatakan bahwa penutur ingin lawan tutur mengetahui bahwa penutur sedang kedinginan. Tindak tutur perlokusi adalah hasil atau efek ujaran terhadap lawan tutur. Efek yang timbul ini bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Efek ujaran pada contoh (5) di atas secara tindak perlokusi dapat diartikan bahwa penutur membujuk lawan tutur untuk menyalakan pemanas ruangan. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang kalimat imperatif sudah pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah Skripsi berjudul Kesantunan Kalimat Perintah Bahasa Perancis dalam Novel La Bête Humaine Karya Emile Zola: Analisis Sosiolinguistik oleh Yessi Fitri Lia (2010 ) yang memaparkan bentuk ungkapan kesantunan kalimat Perintah dalam Bahasa Prancis juga fungsi dan tingkat kesantunan kalimat perintah langsung dan tidak langsung. Skripsi yang membahas tentang surat pembaca dalam rubrik antara lain Fungsi Bahasa dan Ciri Kebahasaan Rubrik On Se Dit Tout dalam Majalah Okapi oleh Novita Sari dwi Ayuningtyas (2011) yang mendeskripsikan ciri kebahasaan dan fungsi bahasa yang dipergunakan oleh remaja putra dan putri dalam rubrik yang sama. Wacana Rubrik L Infirmière Dit dalam Majalah Okapi: Analisis Kohesi, Koherensi dan Pragmatik oleh Aisyah Maulindina (2008) menjelaskan tentang

19 19 aspek koherensi dan kohesi juga bentuk dan makna tindak tutur pada rubrik L Infirmière Dit. Selain itu ditemukan pula skripsi berjudul Wacana Tips dalam Femme Actuelle : Analisis struktur wacana dan Kohesi oleh Heksi Diana Sari (2006) yang mendeskripsikan struktur wacana tips dan tipe tipe juga penanda kohesinya. Skripsi yang berjudul Tindak Tutur dalam Rubrik Bonne Humeur Mauvais Humeur Majalah Je Bouquine oleh Puji Sulastri (2006) menjelaskan tentang tindak tutur yang dipakai dan menjelaskan maksud yang ingin disampaikan melalui tindak tutur yang digunakan. Dari sejumlah tulisan di atas, penelitian tentang bentuk dan makna imperatif pada surat bagian jawaban khususnya dalam rubrik psikologi VC belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini mendasari dilakukannya penelitian tentang jenisjenis imperatif yang digunakan O 1 dalam rubrik VC dan menjelaskan maksud yang ingin disampaikan melalui penggunaan tindak tutur yang digunakan. 1.6 Data dan Metodologi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pengumpulan data, analisis data dan penyajian hasil data (Sudaryanto, 1993:33). Pengumpulan data penelitian diambil dari situs femina.fr selama tahun Setelah data dikelompokan maka tahap berikutnya adalah penyediaan data yang dilakukan dengan teknik catat, yaitu pencatatan data secara langsung dari sumber data. Data

20 20 yang diperoleh didapatkan dengan cara mengumpulkan surat dalam rubrik konsultasi VC pada situs femina.fr. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. Rubrik tanya jawab konsultasi psikologi yang dikirimkan oleh pembaca kemudian dijawab oleh konsultan dalam bentuk perintah saran/nasihat yang dituturkan dengan bentuk imperatif bermakna pragmatik perintah dapat diklasifikasikan untuk mengetahui jenis-jenis kalimatnya. Setelah data diklasifikasi menurut jenis kalimat yang membentuknya maka data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode padan yaitu metode dengan alat penentu dari luar dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:15). Sub jenis metode padan yang dipakai berupa metode padan pragmatik yaitu metode yang alat penentunya adalah mitra wicara. Analisis yang diterapkan pada data dilakukan dengan memperhitungkan dan mengaitkan konteks tuturan. Dengan menggunakan metode ini dapat ditentukan maksud ujaran penutur atas tanggapannya terhadap ujaran dari lawan tutur.. Analisis data ini juga memakai metode agih yaitu metode yang alat penentunya adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan. Untuk mengetahui kekuatan unsur kesopanannya maka pada beberapa data yang diperlukan akan dianalisis dengan teknik lanjutan dari metode agih seperti teknik lesap, teknik ganti dan teknik ubah wujud/parafrase. Selanjutnya hasil analisis data dari penelitian ini akan dipaparkan sebagai hasil dari penelitian.

21 Sistematika Penyajian Penelitian ini disusun dalam tiga bab. Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang yang mendasari penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian serta analisis data serta sistematika penyajian. Bab II menjelaskan analisis berdasar kalimat dan tindak tutur sehingga uraian hasil analisis dapat terlihat dengan jelas. Bab III merupakan kesimpulan dari hasil penelitian. Hal-hal yang belum dapat dijelaskan dalam penelitian ini akan dituangkan dalam saran untuk penelitian selanjutnya agar pembahasan mengenai surat jawaban pada rubrik konsultasi ini lebih lengkap.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SMA N 1 Sanden Kelas/ Semester : XI/1 Mata pelajaran : Bahasa Perancis Tema : La Famille Aspek/ Keterampilan : Expression Orale (Berbicara) Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjual kepada calon pembelinya. Iklan juga merupakan alat promosi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. penjual kepada calon pembelinya. Iklan juga merupakan alat promosi yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan suatu alat komunikasi untuk mempromosikan produk dari penjual kepada calon pembelinya. Iklan juga merupakan alat promosi yang digunakan untuk menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Berbahasa berkaitan dengan pemilihan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. STANDAR KOMPETENSI Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. STANDAR KOMPETENSI Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Membaca : 2 x 45 menit A. STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kaidah sebuah bahasa. Unsur-unsur atau satuan dari kalimat itu tersusun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kaidah sebuah bahasa. Unsur-unsur atau satuan dari kalimat itu tersusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kalimat memiliki unsur-unsur atau satuan yang lebih kecil yang tersusun sesuai dengan kaidah sebuah bahasa. Unsur-unsur atau satuan dari kalimat itu tersusun

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Berbicara : 2 x 45 menit A. STANDAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut

Lebih terperinci

2.1 Batasan dan ciri kalimat Seperti telah dikemukakan terdahulu, bahwa kalimat adalah satuan bahasa lengkap karena mempunya maksud dan dapat

2.1 Batasan dan ciri kalimat Seperti telah dikemukakan terdahulu, bahwa kalimat adalah satuan bahasa lengkap karena mempunya maksud dan dapat I. PENDAHULUAN Sintaksis yang disebut juga ilmu tata kalimat, berasal dari bahasa Belanda Syntaxis. Secara tradisional, dalam tataran linguistik sintaksis berada pada tataran yang sama dengan morfologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti penunjukan secara langsung (Purwo, 1984: 2). Dardjowidjojo (1988: 35) bersama beberapa ahli bahasa

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah Kelas/ Semester Mata pelajaran Tema Aspek/ Keterampilan Alokasi Waktu : SMA N 1 Sanden : XI/2 : Bahasa Perancis : La Famille : Expression Écrite (Menulis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naluri manusia untuk mencari kesenangan, kegembiraan, dan hiburan sudah

BAB I PENDAHULUAN. Naluri manusia untuk mencari kesenangan, kegembiraan, dan hiburan sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Naluri manusia untuk mencari kesenangan, kegembiraan, dan hiburan sudah dimiliki sejak bayi (Rahmanadji, 2007: 1). Hal itu dapat dilihat saat seorang ibu mengajari bayinya

Lebih terperinci

SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN. ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~

SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN. ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~ SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~ Oleh Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Dante Darmawangsa, M.Pd. Publik (pembelajar) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). Komunikasi merupakan suatu hal penting dalam membangun relasi antarindividu. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS SALAFIYAH NIM

SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS SALAFIYAH NIM ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK : STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berkomunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berkomunikasi dengan sesamanya. Alat komunikasi ini merupakan hal yang vital bagi manusia karena digunakan setiap hari. Alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari budaya yang hidup. Ia lahir dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari budaya yang hidup. Ia lahir dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari budaya yang hidup. Ia lahir dari suatu masyarakat yang memiliki kesepakatan untuk memakai kaidah-kaidah dalam suatu bahasa. Bahasa

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMAN 1 Mertoyudan MATA PELAJARAN : BAHASA PRANCIS KELAS / SEMESTER : XI / 1 PERTEMUAN KE- : 5 TEMA : LA MAISON WAKTU : 2 X 45 MENIT A. KOMPETENSI INTI 3.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

MULTIFUNGSI KATA TOUT DALAM BAHASA PRANCIS

MULTIFUNGSI KATA TOUT DALAM BAHASA PRANCIS MULTIFUNGSI KATA TOUT DALAM BAHASA PRANCIS Pengadilen Sembiring Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kosa kata dan sistem tata bahasa Prancis memiliki keunikan dan kesederhaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan subbab-subbab yaitu, (1) latar belakang, (2) fokus masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian dan (6) definisi operasional. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Pra-Siklus

LAMPIRAN 1 Pra-Siklus LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Pra-Siklus 1. Angket Pra-Tindakan 2. Hasil Angket Pra-Tindakan 3. Pedoman Wawancara dengan Guru 4. Hasil Wawancara dengan Guru 5. Soal Pre-Test 91 Lampiran 1 Nama : No. Absen : Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Hasil Tes Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali tes. Setelah hasil tes terkumpul, data tes tersebut diperiksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan komunikasi. Dalam berkomunikasi, bahasa memiliki perangkat-perangkat yang menyaratkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya telah dilakukan sejak jaman Yunani kuno dan Romawi kuno. Pada

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya telah dilakukan sejak jaman Yunani kuno dan Romawi kuno. Pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari iklan selalu mewarnai kehidupan manusia. Kegiatan periklanan sebenarnya telah dilakukan sejak jaman Yunani kuno dan Romawi kuno. Pada masa itu iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada Bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis gaya bahasa beserta makna dalam film L Ecume des Jours. Berikut ini adalah hasil

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan peneliti. Metode penelitian merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. linguistik yang merupakan ilmu bahasa yang sangat berkaitan dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. linguistik yang merupakan ilmu bahasa yang sangat berkaitan dengan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang pesat. Perkembangan tersebut juga merambah di bidang linguistik yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menyebabkan tawa bagi pendengar ataupun pemirsa. Danandjaja (1989:498)

BAB I PENDAHULUAN. dan menyebabkan tawa bagi pendengar ataupun pemirsa. Danandjaja (1989:498) BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Humor merupakan sebuah sarana hiburan yang menimbulkan kelucuan dan menyebabkan tawa bagi pendengar ataupun pemirsa. Danandjaja (1989:498) mengungkapkan bahwa di dalam

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Permasalahan itu antara lain dalam lingkup sintaksis, semantik, dan pergeseran

BAB IV KESIMPULAN. Permasalahan itu antara lain dalam lingkup sintaksis, semantik, dan pergeseran BAB IV KESIMPULAN Gérondif banyak digunakan baik dalam bp lisan maupun tulis, sedangkan bi tidak memiliki bentuk ini, sehingga menimbulkan permasalahan dalam penerjamahan. Permasalahan itu antara lain

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perancis dalam situs yang merupakan model

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perancis dalam situs  yang merupakan model BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab lima ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pertanyaan pada rumusan masalah pada bab satu dan hasil penelitian pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

RELASI KAUSAL DALAM BAHASA PRANCIS DAN BAHASA INDONESIA*

RELASI KAUSAL DALAM BAHASA PRANCIS DAN BAHASA INDONESIA* HUMANIORA VOLUME 15 No. Subiyantoro 2 Juni 2003 Halaman 146-153 RELASI KAUSAL DALAM BAHASA PRANCIS DAN BAHASA INDONESIA* Subiyantoro** Pengantar ahasa Prancis (bp) dan bahasa Indonesia (bi) merupakan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sayangnya, bahasa Prancis masih dianggap kurang familiar bagi orang Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sayangnya, bahasa Prancis masih dianggap kurang familiar bagi orang Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan di zaman globalisasi seperti sekarang ini semakin ketat yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan komunikasi antar bangsa. Penguasaan bahasa Inggris yang hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga

BAB I PENDAHULUAN. motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga 1 BAB I PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan memaparkan latar belakang yang menjadi motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga menjelaskan batasan-batasan dan rumusan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA PRANCIS

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA PRANCIS SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA PRANCIS Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK) Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur

Lebih terperinci

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah HERU SUTRISNO

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi dengan yang lain, manusia memiliki emosi yang dapat diekspresikan melalui banyak hal. Salah satu contoh emosi tersebut ialah perasaan kebencian.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang II. LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu salah satunya yaitu tentang pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar terlebih dahulu harus memahami kaidah-kaidah tata bahasa, seperti membuat kalimat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan dalam drama seri House M.D. di mana tuturantuturan dokter Gregory House

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono (2011:2) mengatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian gaya bahasa di kalangan masyaakat sangat beragam, tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga dipakai dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara lahiriah manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain. Mereka tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi menurut Servilla dkk (1993) dalam Mahsun (2005:28) adalah Kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Bahasa sangat penting untuk melakukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. STANDAR KOMPETENSI Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. STANDAR KOMPETENSI Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Mendengarkan : 2 x 45 menit A.

Lebih terperinci