BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
|
|
- Suryadi Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sintesis suara percakapan adalah pembangkitan suara percakapan dari tulisan atau teks yang dilakukan dengan program komputer. Saat ini sedang diusahakan agar suara hasil sintesis ucapan sulit dibedakan dengan suara percakapan orang. Salah satu aspek yang berpengaruh besar terhadap kealamian suara hasil sintesis ucapan adalah ketepatan prosodi (Taylor, 2009). Prosodi adalah nilai pitch (tinggi rendah nada ucapan), intonasi, volum, durasi, dan tekanan selama pengucapan kalimat. Dengan kata lain prosodi adalah nilai-nilai pitch, intonasi, volum, durasi, dan tekanan sebagai fungsi waktu. Pitch merupakan frekuensi suara yang digunakan untuk membangkitkan ucapan. Ucapan suatu fonem merupakan sekumpulan frekuensi namun ada frekuensi utama yang dinamakan frekuensi fundamental atau frekuensi dasar dan simbolkan sebagai F 0 (Burkhardt, 2005; Mustafa dkk., 2010). Prosodi bersifat sangat spesifik untuk setiap bahasa, sehingga model yang diperlukan untuk membangkitkan data prosodi menjadi sangat spesifik juga untuk setiap bahasa. Dengan prosodi yang benar maka informasi yang disampaikan seseorang melalui ucapannya dapat diterima oleh pendengar dengan benar. Pendengar dapat membedakan batas frase, kata, ataupun kalimat berdasarkan prosodi ucapan pembicara. Beberapa model pendekatan umum prosodi pernah dikembangkan. Misalnya pendekatan secara corpus based (basis data suara), rule-based (berbasis aturan), template based, dan learning based. Namun saat digunakan pada suatu bahasa tertentu masih perlu banyak penyesuaian (Burkhardt, 2005). Ada 2 pendekatan dalam sistem sintesis ucapan yang berdasarkan pada basis data suara yaitu: berdasarkan basis data rekaman frase dan berdasarkan basis data rekaman potongan ucapan. Aplikasi telepon banyak menggunakan model pertama. Misalnya informasi tagihan atau jam dari TELKOM. Untuk menyuarakan suatu kalimat dilakukan dengan menyambung rekaman suara masing-masing kata dalam kalimat tersebut. Misalnya kalimat saat ini pukul tiga belas lebih sepuluh 1
2 2 menit maka diperlukan rekaman kata saat, ini, pukul, tiga, belas, lebih, sepuluh, dan menit. Model ini mudah dibuat dan sederhana. Kelemahannya adalah, jika variasi informasi yang disampaikan banyak dan diambilkan dari frase yang ada, intonasi hasil penggabungan menjadi terdengar janggal. Kelemahan lainnya adalah tidak ada modifikasi intonasi (Taylor, 2009; Arslan, 2014). Model yang kedua menggunakan rekaman potongan ucapan atau fonem. Model ini sangat fleksibel dan dapat melayani berbagai variasi ucapan. Kelemahannya adalah pada penentuan prosodi setiap fonem (Shaw, 2005). Proses sintesis ucapan text-to-speech umumnya melibatkan (Huang dkk., 2001): 1. Analisis teks yang meliputi: (a) normalisasi teks: mengubah simbol dan bilangan menjadi teks; (b) analisis linguistik: analisis sintaktik dan semantik sesuai dengan konteks. 2. Analisis fonetik yang mengubah grafem (tulisan) menjadi fonem; 3. Analisis prosodik yang membubuhi informasi prosodi terutama pitch, dan durasi; 4. Sintesis ucapan yang membangkitkan sinyal suara. Intonasi Bahasa Indonesia mempunyai kaidah umum walaupun tidak begitu ketat mempengaruhi arti kalimat. Kaidah yang umum digunakan adalah bahwa di akhir kalimat intonasi akan turun. Intonasi akan naik pada suku kata penultima (suku kata sebelum suku kata terakhir (Halim, 1974). Intonasi suara percakapan dalam Bahasa Indonesia akan lebih jelas jika dapat ditentukan bagian-bagian dalam kalimat, yang meliputi penentuan bagian subjek, predikat, dan objek. Masing-masing bagian kalimat tersebut dapat diperinci menjadi subbagian-subbagian. Jadi ada subbagian subjek, subbagian predikat, dan juga subbagian objek. Untuk masing-masing bagian dapat ditentukan intonasi yang cocok dengan cara menentukan prosodi pada subbagian tersebut (Halim, 1984). Intonasi bahasa Indonesia juga dipengaruhi oleh daerah. Walaupun demikian intonasi suara penyiar pembaca berita radio (khususnya RRI) rata-
3 3 rata sama. Oleh karena itu suara penyiar pembaca berita radio dapat dijadikan sebagai pola bahasa Indonesia. Jika bisa dibuat sintesis ucapan bahasa Indonesia yang melibatkan kaidah umum intonasi bahasa Indonesia, struktur kalimat bahasa Indonesia, dan pola intonasi penyiar maka akan didapatkan sintesis bahasa Indonesia yang dapat diterima oleh sebagian besar penutur bahasa Indonesia. Sintesis ucapan yang sudah pernah dibuat biasanya belum melibatkan pola intonasi berdasarkan rekaman suara kalimat lengkap. Misalnya penelitian Schröder (2001) dan Cahn (1989) sama sekali tidak melibatkan rekaman suara karena menggunakan metode sintesis Formant. Sedangkan Vroomen dkk. (1993), Heuft dkk. (1996), dan Murray dkk. (2000) menggunakan rekaman suara difon, bukan rekaman suara kalimat lengkap. Oleh karena itu perlu dibuat sintesis suara dengan penekanan pada intonasi (bagian dari prosodi) dari setiap fonem yang dipengaruhi oleh kaidah umum intonasi, struktur kalimat, dan pola intonasi dari rekaman suara. Dengan harapan bahwa jika prosodi dapat ditentukan berdasarkan kaidah umum intonasi, struktur kalimat, dan pola intonasi maka hasil sintesis ucapan akan lebih mendekati ucapan alami. 1.2 Perumusan Masalah Apakah model penentuan intonasi secara otomatis pada sintesis ucapan (text-to-speech) dalam Bahasa Indonesia yang melibatkan pola intonasi dari rekaman suara kalimat dapat dibuat dan apakah dapat ditentukan juga proses-proses yang diperlukan dalam penentuan intonasi pada sintesis bahasa Indonesia? 1.3 Batasan Masalah Sintesis ucapan yang akan dibuat dibatasi pada: 1. hanya pada kalimat berita; 2. pendengar dewasa, pada forum dan suasana formal; 3. keperluaan penyampaian informasi;
4 4 4. kaidah umum yang digunakan sesuai dengan buku Amran Halim (Halim, 1974, 1984); Buku ini banyak diacu oleh pembahas masalah intonasi bahasa Indonesia. 5. prosodi yang dimodifikasi hanya unsur durasi dan pitch; 6. pola intonasi rekaman dari seorang pembaca berita RRI; 7. struktur kalimat menggunakan model bangun kalimat dari Ajat Sakri (Sakri, 1994); Penguraian struktur kalimat yang mendasarkan pada frasa. Dengan cara ini kalimat diuraikan menjadi 2 bagian atau ruas. 8. model lebih menekankan pada penyusunan berkas fonem dan prosodi yang menyertainya. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: mengembangkan model/metode penentuan intonasi secara otomatis pada sintesis ucapan Bahasa Indonesia berdasarkan penggandengan difon, pola intonasi, dan struktur kalimat. 1.5 Manfaat Model sintesis ucapan dapat diterapkan pada beberapa aplikasi sintesis ucapan seperti pembaca buku elektronik, penyampai pengumuman di tempat umum (bank, stasiun, bus, kereta api, rumah sakit), pembelajar bahasa Indonesia dan lain-lain. 1.6 Kontribusi Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi alternatif model sintesis ucapan bahasa Indonesia yang sudah melibatkan pola intonasi dari rekaman suara pembaca berita. Dengan model ini diharapkan dapat dikembangkan lagi menjadi sintesis ucapan berdasar pada dialek tertentu.
5 5 1.7 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang dilakukan secara garis besar adalah membuat model sintesis ucapan dengan melibatkan struktur kalimat dan pola intonasi. Pada awalnya dilakukan telaah artikel dan aplikasi tentang sintesis ucapan. Pada aplikasi MBROLA, sebagai pembangkit ucapan dari berkas berformat pho, ditemukan cara untuk memanipulasi intonasi dengan cara mengubah isi berkas pho. Pengubahan berkas pho dilakukan pada bagian durasi dan pitch atau frekuensi.pengubahan didasarkan pada struktur kalimat dan pola intonasi. Gambar 1.1 menunjukkan metodologi penelitian yang dilakukan. Telaah artikel dan aplikasi tentang sintesis ucapan Pengambilan data rekaman berita RRI Pembuatan model sintesis ucapan Pemenggalan rekaman kalimat demi kalimat Pembuatan aplikasi sintesis ucapan Penyusunan basis data pola intonasi Ujicoba aplikasi Pembahasan dan pengukuran kualitas suara ucapan Penarikan kesimpulan dan saran Gambar 1.1: Alur metodologi penelitian
6 6 Telaah artikel dan aplikasi tentang sintesis ucapan dilakukan untuk membuka wawasan dan memperluas pengetahuan tentang sintesis ucapan. Selain itu telaah dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sintesis ucapan telah dilakukan dan kira-kira model seperti apa yang masih bisa dikembangkan. Pembuatan model sintesis ucapan dilakukan setelah mempelajari beberapa sintesis ucapan yang telah ada. Dalam model yang dibuat melibatkan struktur kalimat dan pola intonasi. Dari telaah artikel dan aplikasi yang telah dilakukan, model sintesis ucapan semacam ini belum ada. Pembuatan aplikasi sintesis ucapan merupakan implementasi dari model yang dibuat. Aplikasi ini sekaligus untuk menunjukkan bahwa model bisa diimplementasikan. Aplikasi dibuat cukup sederhana dan dapat dijalankan pada console. Pengambilan data rekaman berita RRI sebagai bahan untuk penyusunan basis data pola intonasi. Rekaman berita RRI dipilih dengan asumsi bahwa intonasinya mengikuti standar bahasa Indonesia. Data rekaman diperoleh dari siaran RRI online. Pemenggalan rekaman kalimat demi kalimat dilakukan agar memudahkan saat akan disimpan dalam basis data pola. Tidak semua kalimat dalam berita tersebut digunakan. Berita yang berupa kutipan dari suara sumber berita tidak digunakan karena intonasinya belum tentu sesuai dengan pola intonasi penyiar berita RRI. Penyusunan basis data pola intonasi diawali dengan cara melakukan transliterasi dari kalimat suara rekaman berita menjadi tulisan (teks) kalimat bahasa Indonesia. Kemudian kalimat suara rekaman berita dikenai proses pengambilan frekuensi fundamental menggunakan aplikasi Praat. Hasil dari tahap ini adalah teks, jumlah fonem, deretan waktu dan frekuensi fundamental. Ujicoba aplikasi dilakukan dengan menggunakan kalimat hasil transliterasi dan juga kalimat rekaan yang mengandung bilangan, simbol, atau singkatan.
7 7 Hasil akhir ujicoba dari kalimat transliterasi yang berupa berkas audio (wav) disimpan untuk keperluan uji kualitas. Pembahasan dilakukan terhadap hasil ujicoba. Pembahasan juga dilakukan untuk modul-modul yang ada dalam model sintesis ucapan. Hasil antara yang diamati antara lain teks ternormalisasi, pola intonasi, dan berkas pho. Pengukuran kualitas suara ucapan dilakukan dengan membandingkan berkas rekaman suara dan berkas hasil sintesis ucapan untuk kalimat yang sama. Pengukuran kualitas menggunakan metode PESQ dan jarak Mahalanobis. Penarikan kesimpulan dan saran dilakukan setelah proses pembahasan hasil. Saran lebih menekankan pada kemungkinan perbaikan agar hasilnya lebih baik. 1.8 Sistematika Penulisan Disertasi ini ditulis dalam 7 bab. Hubungan antar bab disajikan dalam diagram Gambar 1.2. Inti dari disertasi ini ada di Bab IV yang berisi model sintesis ucapan yang diusulkan yaitu pelibatan pola intonasi dan struktur kalimat dalam penentuan intonasi. Pada Bab I disajikan pendahuluan dari penelitian. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, kontribusi, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Pada Bab II disajikan tinjauan pustaka tentang sintesis ucapan terutama yang menggunakan metode penggandengan difon. Pengkajian tentang pengaturan pitch dan kontur durasi pada sintesis ucapan. Beberapa peneliti melakukan penelitian tentang pengaturan ekspresi dengan menggunakan penanda teks. Berdasarkan kajian dalam bab ini dibuatlah pengaturan prosodi menggunakan pola intonasi dan struktur kalimat. Bab III mengajikan dasar teori yang mendasari model yang diusulkan. Pengaturan intonasi sintesis memerlukan pengetahuan tentang fonetik bahasa Indonesia. Teori tentang struktur kalimat diperlukan untuk dapat melakukan pengelompokan kata (frasa) yang nantinya digunakan untuk pengaturan
8 8 Bab I Pendahuluan Latar belakang, tujuan, rumusan masalah, batasan masalah, sistematika penulisan Bab II Tinjauan Pustaka Tinjauan artikel tentang sintesis ucapan terutama yang menggunakan metode penggandengan; tinjauan pengaturan prosodi; MBROLA Bab III Dasar Teori Fonetik bahasa Indonesia: fonem, prosodi, tekanan Struktur kalimat: penguraian kalimat berdasar kategori, pencarian kata dasar Metode sintesis ucapan: NLP, DSP, berbasis aturan, penggandengan, teks ke fonem; teori:psola, MBROLA Pengukuran kualitas suara ucapan: PESQ, Mahalanobis Bab IV Analisis Normalisasi: bilangan, simbol Pola intonasi: frekuensi fundamental, pola intonasi rekaman kalimat Analis sintaks: penulisan BNF, algoritme pencarian kata dasar Model sintesis yang diusulkan: penjelasan modul di dalamnya Bab V Rancangan dan Implementasi Rancangan Modul normalisasi Modul pemilih pola Modul Analis Sintaks Pembangkit prosodi Implementasi Modul normalisasi Modul pemilih pola Modul Analis Sintaks Pembangkit prosodi Bab VI Pembahasan Pembahasan normalisasi: dapat bekerja dengan baik Pembahasan pemilih pola: kriteria panjang teks, jarak terdekat Pembahasan analis sintaks: dapat menguraikan kalimat berdasar kategori kata Pembangkit prosodi: menghasilkan deretan fonem beserta prosodinya Bab VII Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dari pembahasan; saran terhadap perbaikan berdasarkan kesimpulan Gambar 1.2: Diagram Sistematika Penulisan jeda. Metode sintesis ucapan dibahasa mulai dari pengertian umum sampai dengan metode sintesis penggandengan unit suara terutama unit suara difon. Dalam bab ini dibahas pula tentang pengubahan teks ke fonem dan teori dasar PSOLA yang digunakan dalam MBROLA. Bagian akhir bab ini memuat cara pengukuran kualitas suara ucapan dengan metode PESQ dan
9 9 jarak Mahalanobis. Bab IV menyajikan model sintesis yang diusulkan. Model ini mengandung 4 bagian utama yaitu normalisasi, pola intonasi, analis sintaks, dan pembangkit prosodi. Normalisasi berhubungan dengan struktur kalimat dan pengubahan teks ke fonem dari Bab III. Normalisasi merupakan proses awal dari sintesis ucapan. Pola intonasi berhubungan dengan pembicaraan tekanan pada Bab III. Analis sintaks berhubungan langsung dengan bagian struktur kalimat pada Bab III. Analis sintaks menggunakan teori struktur kalimat dan BNF untuk menghasilkan parser bahasa Indonesia. Bagian akhir dari bab ini menyajikan pembangkit prosodi yang merupakan muara dari bagian-bagian lainnya. Bagian ini bertanggung jawab untuk menghasilkan prosodi yang menyertai deretan fonem. Bab V berisi rancangan dan implementasi dari model sintesis ucapan yang diusulkan. Rancangan berupa modul dari masing-masing bagian dari Bab IV yaitu modul normalisasi, pemilih pola, analis sintaks, dan pembangkit prosodi. Bagian implementasi merupakan implementasi dari modul-modul dalam bagian rancangan di bab ini juga. Bab VI berisi pembahasan kinerja dan hasil dari modul-modul yang sama dengan yang diuraikan pada Bab V. Pada bagian akhir disajikan tentang hasil pengujian kualitas suara dari model sintesis yang diusulkan. Bab VII berisi kesimpulan dan saran tentang hasil penelitian dalam disertasi ini.
DAFTAR ISI. Halaman Judul. Halaman Pernyataan. Halaman Persembahan. Halaman Motto
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Halaman Motto PRAKATA INTISARI ABSTRACT ii iv v vi vii xvi xviii I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah....................... 1 1.2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi non-verbal biasanya banyak dilakukan oleh mereka yang memiliki kekurangan dalam kemampuan berbicara (tuna wicara). Cara berkomunikasi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi Informasi telah berkembang sedemikian pesatnya. Penemuan penemuan baru, yang pada dasarnya ditunjukkan untuk memudahkan pekerjaan manusia, semakin berkembang
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin meningkat menimbulkan berbagai macam metode ataupun sistem yang memungkinkan komputer mengubah tulisan menjadi suara atau sebaliknya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan lafal manusia agar dapat dilakukan oleh sebuah mesin telah menjadi fokus dari berbagai riset selama lebih dari empat dekade. Ide dasar yang sederhana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang asal-usul penelitian ini. Beberapa hal yang dibahas pada bab ini adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, metodologi penelitian, dan
Lebih terperinciKonversi dari Teks ke Ucapan
Konversi dari Teks ke Ucapan Oleh : Arry Akhmad Arman Peneliti dan Dosen di Departemen Teknik Elektro ITB Email : aa@lss.ee.itb.ac.id, aa_arman@rocketmail.com Sistem to Speech pada prinsipnya terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi bahasa di Indonesia walaupun masih tertinggal jauh dengan kondisi di negara-negara maju, namun Indonesia tidak tertinggal dalam pengembangan
Lebih terperinciNatural Language Processing
Disiplin ilmu NPL Natural Language Processing By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Fonetik / fonologi Morfologi Sintaksis Semantik Pragmatik Discource knowledge World knowledge 1 3 Apa itu NLP Proses pembuatan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis dan Kebutuhan Sistem Untuk merancang suatu sistem yang baik diperlukan beberapa persiapan seperti menentukan kebutuhan dari aplikasi yang akan dibuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat cepat, yang tanpa disadari telah menjadi suatu kebutuhan primer di
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dewasa ini pengguna handphone di dunia telah berkembang dengan sangat cepat, yang tanpa disadari telah menjadi suatu kebutuhan primer di masyarakat umum. Hampir semua
Lebih terperinciPembuatan Text-To-Speech Synthesis System Untuk Penutur Berbahasa Indonesia
The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Pembuatan Text-To-Speech Synthesis System Untuk Penutur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana
Lebih terperinciTEXT TO SPEECH ENGINE GENERIK BAHASA BUGIS WAJO
TEXT TO SPEECH ENGINE GENERIK BAHASA BUGIS WAJO Arif Bijaksana Putra Negara 1, Novi Safriadi 2, Anggi Perwitasari 3,Mizky Dwi Mentari Putri 4 (1) Universitas Tanjungpura,(arifbpn@gmail.com) (2) Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran
Lebih terperinciPENENTUAN FREKUENSI FUNDAMENTAL DAN FORMANT SUARA MANUSIA DEWASA BERDASARKAN PERBEDAAN SUKU DAN GENDER MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT
PENENTUAN FREKUENSI FUNDAMENTAL DAN FORMANT SUARA MANUSIA DEWASA BERDASARKAN PERBEDAAN SUKU DAN GENDER MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Endah Mulyani (1), Erwin (2), dan Salomo (2) 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi telekomunikasi, internet menjadi sesuatu yang tidak lagi sulit dan mahal. Kemudahan ini menyebabkan internet dipenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan satu sistem simbol vocal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu atau orang lain yang telah mempelajari sistem
Lebih terperinciCAMPUR KODE DALAM IKLAN ACARA DI RADIO RRI SURAKARTA
CAMPUR KODE DALAM IKLAN ACARA DI RADIO RRI SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Mencapai Gelar Sarjana S1 Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Diajukan oleh: ASEP
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset di bidang sistem pengenalan ucapan otomatis (Automatic Speech Recognition) merupakan salah satu riset yang banyak ditekuni dan terus dikembangkan hingga saat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini. Pada dasarnya penelitian ini terpisah antara pengembangan MBROLA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. Pada dasarnya penelitian ini terpisah antara pengembangan MBROLA dan sistem
Lebih terperinciKONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih
KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimat memiliki peran penting sebagai wujud tuturan dalam komunikasi dan wujud interaksi dengan sesama manusia. Penutur dalam berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas deskripsi umum penelitian, yang terdiri dari lima bagian, yakni latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian,
Lebih terperinciPenambahan Emosi Menggunakan Metode Manipulasi Prosodi Untuk Sistem Text To Speech Bahasa Indonesia
1 Penambahan Emosi Menggunakan Metode Manipulasi Prosodi Untuk Sistem Text To Speech Bahasa Indonesia Salita Ulitia. P 1, Ary S. Prihatmanto 2 School of Electrical Engineering and Informatics, Institut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,
Lebih terperinciFrekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia
Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan
Lebih terperinciTahap Pemrolehan Bahasa
Tahap Pemrolehan Bahasa Setelah Anda mempelajari KB 2 dengan materi teori pemerolehan bahasa, Anda dapat melanjutkan dan memahami materi KB 3 mengenai tahapan pemerolehan bahasa. Tahapan ini biasa disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang sering digunakan baik pada percakapan sehari-hari maupun pada dunia akademik. Penelitian mengenai pemeriksaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Suara adalah suatu alat komunikasi paling utama yang dimiliki oleh manusia. Dengan suara, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Melalui suara,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Informan dan Lokasi Dalam penelitian ini, pengambilan struktur melodik dan struktur temporal bahasa Indonesia yang digunakan oleh penutur asli bahasa Korea dan penutur asli
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengkonversikan tulisan / teks ke dalam bentuk ucapan dengan menggunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aplikasi Text-to-Speech ( TTS ) merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk mengkonversikan tulisan / teks ke dalam bentuk ucapan dengan menggunakan pemodelan
Lebih terperinciPenyusunan Daftar Difon untuk Keperluan Sintesis Ucapan
Penyusunan Daftar Difon untuk Keperluan Sintesis Ucapan Yohanes Suyanto FMIPA UGM, Sekip Utara, Yogyakarta E-mail : yanto@ugm.ac.id Abstrak: Teknologi sintesis ucapan (text-to-speech) ada yang menggunakan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa lisan dapat digunakan dalam segala situasi, salah satu contoh adalah, bahasa lisan yang digunakan seseorang dengan sengaja untuk mengajak atau memancing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbeda, akan tetapi kesemuanya itu memiliki kesamaan fungsi yaitu
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa memiliki kedudukan penting dalam sejarah kehidupan manusia. Disamping sebagai simbol komunikasi, juga sebagai bahasa pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan benar ialah berbahasa sesuai
Lebih terperinciPENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT
PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Salomo, Natalia, Erwin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru email:m.cnatalia@yahoo.co.id
Lebih terperinciPortabel Text to Speech yang Terintegrasi dengan Telepon Seluler untuk Tunawicara
Portabel Text to Speech yang Terintegrasi dengan Telepon Seluler untuk Tunawicara Akhmad Hendriawan, Ardik Wijayanto,Paulus S.W, Muhammad Taufiq, Email:hendri@eepis-its.edu,ardik@eepis-its.edu, wardana@eepis-its.edu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa baku bahasa yang mempunyai pengaruh dalam segi bahasa di Indonesia. Tidak memandang siapapun yang memakai bahasa Indonesia, menggunakan dua macam bahasa yakni
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, setiap orang dituntut untuk bisa memanfaatkan dengan baik perkembangan teknologi dan dapat menggunakan di dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Natural Language Processing (NLP) adalah area penelitian dan pengaplikasan yang mengekplorasi bagaimana caranya sebuah komputer dapat digunakan dan memanipulasi berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pengajaran membaca juga sangat penting. Hal itu disebabkan membaca informasi dapat diserap dan dipergunakan di kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Lazimnya, manusia tersebut jarang memperhatikan peranan bahasa itu sendiri dan lebih sering menganggapnya sebagai
Lebih terperinciText To Speech Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Dhipone Concatenation
Text To Speech Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Dhipone Concatenation Ahmad Fahrudi Setiawan Jurusan Teknik Infomatika Fakultas Teknik Industri ITN Malang, Jl. Raya Candi VIB Kav. Pairs No 2 Tidar Malang,
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS
Lebih terperinciINSTRUMEN PENILAIAN AUDIO TERINTEGRASI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ASING SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA)
INSTRUMEN PENILAIAN AUDIO TERINTEGRASI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ASING SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) KODE BUKU KOMPONEN A. FUNGSI MENUNJANG PEMBELAJAR AN 1. Menunjang pencapaian kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Oleh karena itu manusia disebut dengan makhluk sosial karena manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan tentang pendahuluan dalam penyusunan Laporan Penelitian. Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. penelitian ini adalah bagaimana proses produksi iklan di radio mandiri yang dimulai dari
BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini peneliti menyajikan data yang diperoleh dari hasil wawancara proses produksi iklan di radio mandiri 98,3 FM Pekanbaru. Adapun yang menjadi kajian dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Merancang sebuah sistem yang dapat meringkas teks dokumen secara otomatis menggunakan metode generalized vector space model (GVSM). 1.2 Latar Belakang Dunia informasi yang
Lebih terperinciyaitu dalam ketepatan pengenalan pola berdasarkan kelas untuk menampilkan genre.
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi berbasis digital, masyarakat membutuhkan lagu-lagu yang telah dibuat dalam bentuk digital. Musik digital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang (subbab 1.1), tujuan penelitian (subbab 1.2), perumusan dan pembatasan masalah (subbab 1.3), metodologi penelitian (subbab 1.4), serta penjelasan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH
PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH Devita Vuri Guru SDN Karawang Kulon II Kabupaten Karawang Abstrak Pembelajaran bahasa di SD kelas rendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN! 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Untuk dapat tetap bisa menjalankan proses bisnisnya dengan baik, suatu instansi harus memenuhi suatu standar dalam melayani keinginan konsumen atau yang biasa dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin canggihnya teknologi di bidang komputasi dan telekomunikasi pada masa kini, membuat informasi dapat dengan mudah didapatkan oleh banyak orang. Kemudahan ini
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007
Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN DESAIN APLIKASI TEXT-TO-SPEECH CONVERTER BERBAHASA
Lebih terperinciModul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN
Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BSNIS Drs. SUMARDI, M. Pd. RAGAM BAHASA Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa menurut pemakaian
Lebih terperinci: Peringkasan Terpandu Otomatis (Automatic Guided Summarization)
I. Identitas Calon Promotor Nama Lengkap Fakultas/Sekolah Kelompok Keahlian Telp/Fax/E mail : Ir. Dwi Hendratmo Widyantoro, M.Sc., Ph.D. : STEI : Informatika : (022)2502260/dwi@stei.itb.ac.id II. Deskripsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini menjelaskan tentang pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data
Lebih terperinciKETUNTASAN KELULUSAN MINIMAL (KKM)
KETUNTASAN KELULUSAN MINIMAL () Satuan Pendidikan : SMP Negeri... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII / I Tahun Ajaran : 2009 / 2010 NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR 1.1 Menganalisis laporan
Lebih terperinciANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI
ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN SARAN
190 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama ditemukan pola dasar fitur-fitur suprasegmental yang terdiri atas, enam baris pada bait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di masyarakat tidak hanya sebagai individu melainkan juga sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dan bekerja sama. Masyarakat Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
Standar : Mendengarkan 1. Memahami instruksi tindakan dalam konteks kelas 1.1 Merespon mengulang kosakata baru ucapan lantang : Guru: chalk Siswa: chalk Guru: book Siswa bersama-sama mengulang suara lantang
Lebih terperinciPREDIKSI JEDA DALAM UCAPAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DENGAN HIDDEN MARKOV MODEL. Adhitya Teguh Nugraha
PREDIKSI JEDA DALAM UCAPAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DENGAN HIDDEN MARKOV MODEL Adhitya Teguh Nugraha Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura ituteguh@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan, dan ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan. Subbab metodologi penelitian akan menjelaskan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai kebutuhan utama yang harus dipelajari dan dikembangkan karena bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Chaer (2009: 3) berpendapat
Lebih terperinciCIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA
TUGAS KELOMPOK CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA MATA KULIAH : FONOLOGI DOSEN : Yuyun Safitri, S.Pd DISUSUN OLEH: ANSHORY ARIFIN ( 511000228 ) FRANSISKA B.B ( 511000092 ) HAPPY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciTEXT-TO-SPEECH BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN CONCATENATION SYNTHESIZER BERBASIS FONEM
TEXT-TO-SPEECH BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN CONCATENATION SYNTHESIZER BERBASIS FONEM Iwan Iwut Tritoasmoro Speech Processing Research Group, Jurusan Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jiwa manusia, yang dinyatakan dalam bentuk deretan nada yang diciptakan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dharma gita atau seni suara adalah suatu pernyataan atau gambaran dari jiwa manusia, yang dinyatakan dalam bentuk deretan nada yang diciptakan atau dicetak maupun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif, menulis berkaitan erat dengan aktifitas berpikir. Menulis menuntut kemampuan berpikir yang memadai
Lebih terperinciMasmimar Mangiang, Dasar-dasar Penulisan materi kuliah Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia
Menulis adalah merekonstruksi fakta, dan alat untuk merekonstruksi itu adalah bahasa. Kata atau pilihan kata menjadi sangat menentukan dalam hal mengungkapkan makna atau pengertian yang hendak kita nyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer saat ini sangatlah pesat dan menjadi kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin mudah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz
Lebih terperinciPEMBUATAN PERANGKAT BASIS DATA UNTUK SINTESIS UCAPAN (NATURAL SPEECH SYNTHESIS) BERBAHASA INDONESIA BERBASIS HIDDEN MARKOV MODEL (HMM)
PEMBUATAN PERANGKAT BASIS DATA UNTUK SINTESIS UCAPAN (NATURAL SPEECH SYNTHESIS) BERBAHASA INDONESIA BERBASIS HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) Oleh: ELOK ANGGRAYNI NRP. 2409 100 092 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.
Lebih terperinci33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)
271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagaimana tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Ciri akustik penutur asli BK dan penutur asli BI, serta perbedaan ciri akustik pada penutur asli BK dan penutur asli BK adalah sebagai berikut. 1. Nada tertinggi penutur
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa dapat disajikan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana komunikasi merupakan salah satu penunjang utama dalam bekehidupan di dunia. Khususnya di Indonesia, pengguna sarana komunikasi pribadi sangatlah tinggi. Dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan ada akhirnya karena, terus-menerus diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Hal tersebut selaras dengan ungkapan Tirtarahardja
Lebih terperinciSILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat utama yang digunakan manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar belakang Bahasa merupakan alat utama yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu dengan yang lain. Dalam kehidupan seharihari, manusia tidak dapat terlepas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG
KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG Kompetens Pedagogik 2. Menguasai teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran yang mendidik. 1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip prinsip
Lebih terperinciCAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI
CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad ke-17 John Selden, seorang ahli hukum berkebangsaan Inggris, menyatakan: "Syllables govern the world" Selden (1819). Pada zaman itu, pernyataan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan
522 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan dan saran dipaparkan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab rumusan masalah yang dijabarkan melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu
digilib.uns.ac.id 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sebuah penelitian diperlukan adanya metode, karena metode merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam sepanjang hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinci