LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN 70% DOSEN PEMBINA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN 70% DOSEN PEMBINA"

Transkripsi

1 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 724/Pendidikan Geografi LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN 70% DOSEN PEMBINA Kajian Pengembangan Lokasi Pasar Tradisional Berbasis Masyarakat di Kota Tasikmalaya sebagai Materi Pembelajaran (Studi pada Mata Kuliah Perencanaan Wilayah) TIM PENGUSUL Nama Ketua : Dr. Siti Fadjarajani, M.T. ( ) Anggota : Darwis Darmawan, M.Pd. ( ) UNIVERSITASI SILIWANGI Juli 2017

2

3 i

4 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Luaran Penelitian Rencana Pencapaian... 4 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Pengertian Pasar Tradisional Kriteria Penentuan Lokasi Pasar Lingkungan sebagai Sumber Materi Pembelajaran Pembangunan Berbasis Masyarakat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Metode Analisis Teknik Analisis Data Tahapan dan Alur Peneliti BAB IV Biaya dan Jadwal 4.1 Anggaran Penelitian Jadwal Penelitian BAB V HASIL YANG DICAPAI 5.1 Kondisi Geografis Wilayah Penelitian Kondisi Sosial Deskripsi Pasar Tradisional di Kota Tasikmalaya BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 6.1 Lanjutan Analisis Data Hasil Penelitian Persiapan Buku Teks Pembelajaran ii

5 6.3 Persiapan Draf Jurnal BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran iii

6 RINGKASAN Salah satu elemen yang sangat penting dari keberadaan suatu kota atau suatu pusat wilayah adalah adanya pasar atau tempat berkumpul dan bertransaksi antara para pedagang dan masyarakat yang akan memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak ada suatu permukiman masyarakat tanpa fasilitas yang mendukung kegiatan perdagangan seperti pasar, pertokoan dan warung.kota Tasikmalaya tumbuh menjadi kota pusat perdagangan dan industri termaju di wilayah Priangan Timur. Kekuatan ekonomi terbesar saat ini didominasi oleh usaha perdagangandan industri pengolahan melalui sektor perdagangan, hotel dan restoran.tingginya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan pasar baik pasar rakyat maupun toko modern, serta meningkatnya jumlah dan kualitas hotel dan restoran yang ada.seiring dengan perkembangan global sekarang ini, kondisi pasar tradisional selain kualitas yang perlu ditingkatkan, secara kuantitas juga masih sangat sedikit.berdasarkan data yang ada, pasar rakyat yang dikelola Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui PD Pasar Resik. Untuk itu di perlukan pengembangan lokasi pasar tradisional Berbasis Masyarakat di Kota Tasikmalaya. Pasar tradisional yang dikelola PD Pasar resik terdapat di 8 lokasi. Arah pengembangan Pasar menuju daerah Transisi Wilayah Kota tasik ke arah Kabupaten Tasikmalaya. Arah pengembangan ke arah luar ini lebih baik karena keberadaan Pasar Modern/Mall, Plaza, Supermarket, Minimarket semakim banyak jumpalahnya dan lokasinya berada di pusat Kota. Hal ini berpengaruh terhadap daya saing Pasar tradisional dengan Pasar Modern jika dilihat dari kenyamanan dan keamanan Masyarakat dalam berbelanja. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif.pengumpulan data dilakukanberupa data sekunder maupun primer dengan teknik observasi, survey lapangan, dan wawancara, Studi dokumentasi dan studi literatur.populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat dengan menggunakan metode Random Sampling. Penelitian ini di lakukan di seluruh Pasar Tradisonal yang berada di Tasikmalaya dengan metodetotal Sampling. Hasil yang diharapkan adalah pengembangan lokasi Pasar Tradisional di Kota Tasikmalaya. Hasil kajian dapat menjadi masukan materi pembelajaran, terutama bagi mata kuliah Perencanaan Wilayah. Kata Kunci : Lokasi Pasar Tradisional, Berbasis Masyarakat, Kota Tasikmalaya, Materi Pembelajaran, Perencanaan Wilayah. iv

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu elemen yang sangat penting dari keberadaan suatu kota atau suatu pusat wilayah adalah adanya pasar atau tempat berkumpul dan bertransaksi antara para pedagang dan masyarakat yang akan memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak ada suatu permukiman tanpa fasilitas yang mendukung kegiatan perdagangan seperti pasar, pertokoan dan warung.untuk kota-kota besar dimana jumlah penduduk dengan tingkat pendapatan yang tinggi cukup banyak banyak ditemui Mall atau Super-market yang dikelola secara modern.sebaliknya di wilayah yang dominan perdesaan pasar tradisional merupakan fasilitas yang diperlukan yang kadang-kadang hanya buka seminggu sekali atau dua kali. Kota Tasikmalaya memasuki tahun ke-16 semenjak berdiri pada tanggal 17 Oktober 2001 berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001.Dalam perjalanannya Kota Tasikmalaya telah tumbuh menjadi kota pusat perdagangan dan industri termaju di wilayah Priangan Timur. Kekuatan ekonomi terbesar saat ini didominasi oleh usaha perdagangandan industri pengolahan melalui sektor perdagangan, hotel dan restoran. Artinya, hampir separuh perekonomian Kota Tasikmalaya digerakkan industri tersebut. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Tasikmalaya secara agregat, kuantitas output perekonomiannya meningkat.sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan kedua setelah sektor bangunan dalam pertumbuhan sektoral, namun mempunyai sumber pertumbuhan ekonomi terbesar Kota Tasikmalaya.Tingginya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan pasar baik pasar rakyat maupun toko modern, serta meningkatnya jumlah dan kualitas hotel dan restoran yang ada di Kota Tasikmalaya. Seiring dengan perkembangan global sekarang ini, kondisi pasar tradisional selain kualitas yang perlu ditingkatkan, secara kuantitas juga masih 1

8 2 sangat sedikit.berdasarkan data yang ada, pasar rakyat yang dikelola Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui PD Pasar Resik baru berjumlah 8 (delapan) buah. Ditambah laju pertumbuhan jumlah penduduk Kota Tasikmalaya yang semakin bertambah, kebutuhan adanya pasar untuk menunjang kebutuhan perekonomian sangat diperlukan. Atas dasar pemikiran tersebut diatas, perlu disusun suatu kajian analisis kondisi pasar yang ada serta perkembangannya di Kota Tasikmalaya yang sangat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan/kebijakan khususnya bagi pemimpin daerah, maupun pihak-pihak yang berwenang dalam menentukan model pembangunan ekonomi yang memberi kemaslahatan bagi segenap masyarakat Kota Tasikmalaya. Selain itu juga, hasil kajian pengembangan melalui analisis lokasi pasar tradisional diharapkan dapat menjadi pengayaan materi pembelajaran pada matakuliah Perencanaan Wilayah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Kajian Pengembangan Lokasi Pasar Tradisional Berbasis Masyarakat di Kota Tasikmalaya sebagai Materi Pembelajaran(Studi pada Mata Kuliah Perencanan Wilayah). 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian lanjutan ini adalah: Bagaimanakah pengembangan lokasi pasar tradisionalyang berbasis masyarakat di Kota Tasikmalaya sebagai materi pembelajaranpada mata kuliahperencanaaan Wilayah? 1.3 TujuanPenelitian Tujuandari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikankondisi pasar tradisional yang ada di Kota Tasikmalaya. 2. Menganalisis pengembangan lokasi pasar tradisional di Kota Tasikmalaya. 3. Rekomendasi calon lokasi strategis pengembangan/pembangunan pasar tradisional berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan pengembangan materi Perencanaan Wilayah.

9 3 1.4 Luaran Penelitian 1. Tersusunnya dokumen kajian pengembangan pasar tradisional di Kota Tasikmalaya. 2. Teranalisisnya pengembangan lokasi pasar tradisional di Kota Tasikmalaya. 3. Tersusunnya rekomendasi dan dokumentasi calon lokasi strategis pengembangan/pembangunan pasar tradisional berbasis masyarakat di Kota Tasikmalaya.

10 4 1.5 Rencana Target Capaian No Jenis Luaran Indikator Capaian 1 Publikasi Ilmiah Internasional Type equation here. Nasional Terakreditasi 2 Pemakalah dalam Temu Internasional - Ilmiah Nasional 3 Invited Speaker dalam temu Internasional - ilmiah Nasional - 4 Visiting Lecturer Internasional - 5 HKI Paten - Paten sederhana - Hak Cipta - Merk Dagang - Rahasia Dagang - Desain produk - Industri Indikasi - Geografis Perlindungan - varietas tanaman Perlindungan - topografi 6 Teknologi Tepat Guna - 7 Model/purwarupa/desain/karya - seni/rekayasa sosial 8 Buku Ajar ISBN - 9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) -

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan dengan kegiatannya, bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau kegiatan jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya. Menurut William J. Stanton (1993:92) pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Dari definisi di atas, didapatkan 3 unsur penting di dalam pasar, antara lain: a. Orang dengan segala keinginannya b. Daya beli c. Kemauan untuk membelanjakannya Pasar atau konsumen dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni konsumen akhir (pasar konsumen) dan pasar bisnis (pasar industri). Dimana pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk dikonsumsi dan bukannya untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan pasar bisnis adalah pasar yang terdiri dari individu-individu atau organisasi yang membeli barang untuk diproses lagi menjadi barang lain dan kemudian dijual. Berdasarkan pengertian tersebut, sebagai contoh maka petani digolongkan kedalam pasar bisnis, sebab mereka membeli barang digunakan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang-barang hasil pertanian. Jenis-jenis pasar dapat kita bedakan menurut beberapa kategori, yakni menurut fisiknya, menurut waktunya, menurut barang yang diperjualbelikan, menurut luas kegiatannya, menurut bentuknya, dan menurut sifat pembentukan harganya. Berikut ini masing-masing penjelasan terhadap jenis-jenis pasar tersebut: 5

12 6 a. Jenis-Jenis Pasar Menurut Fisiknya Pasar konkret (pasar nyata) adalah tempat pertemuan antara pembeli dan penjual melakukan transaksi secara langsung. Barang yang diperjualbelikan juga tersedia di pasar. Contohnya adalah pasar sayuran, buah-buahan dan pasar tradisional. Pasar abstrak (pasar tidak nyata) adalah terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli hanya melalui telepon, internet, dan lain-lain berdasarkan contoh barang. Contohnya adalah online shopping dan pasar modal. b. Jenis-Jenis Pasar Menurut Waktunya Pasar harian adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung setiap hari dan sebagian barang yang diperjual belikan adalah barang kebutuhan sehari-hari. Pasar mingguan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung seminggu sekali. Biasanya terdapat di daerah yang belum padat penduduk dan lokasi permukimannya masih bejauhan. Pasar bulanan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung sebulan sekali. Biasanya barang yang diperjualbelikan adalah barang yang akan dijual kembali (agen/grosir). Pasar tahunan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung setahun sekali, misalnya PRJ (Pasar Raya Jakarta). c. Jenis-Jenis Pasar Menurut Barang yang Diperjualbelikan Pasar barang konsumsi adalah pasar yang memperjualbelikan barangbarang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pasar sumber daya produksi adalah pasar yang memperjualbelikan faktorfaktor produksi, seperti tenaga kerja, tenaga ahli, mesin-mesin, dan tanah. d. Jenis-Jenis Pasar Menurut Luas Kegiatannya Pasar setempat adalah pasar yang penjual dan pembelinya hanya penduduk setempat.

13 7 Pasar daerah atau pasar lokal adalah pasar di setiap daerah yang memperjualbelikan barang-barang yang diperlukan penduduk daerah tersebut. Contohnya adalah Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya. Pasar Nasional adalah pasar yang melakukan transaksi jual beli barang mencakup satu negara. Contohnya Pasar Tanah Abang. Pasar Internasional adalah pasar yang melakukan transaksi jual beli barangbarang keperluan masyarakat internasional. Contohnya pasar kopi di Santos, Brasil. e. Jenis-Jenis Pasar Menurut Bentuknya Pasar persaingan sempurna (terorganisir) Pasar persaingan tidak sempurna Jenis-jenis pasar menurut sifat pembentukan harga Pasar persaingan adalah pasar yang pembentukan harga ditentukan oleh persaingan antara permintaan dan penawaran. Pasar monopoli adalah pasar yang penjualnya hanya satu orang. Contohnya PT. Kereta Api Indonesia. Pasar duopoli adalah pasar yang penjualnya hanya dua orang dan menguasai penawaran suatu barang dan mengendalikan harga barang. Pasar oligopoli adalah pasar yang di dalamnya terdapat beberapa penjual dengan dipimpin oleh salah satu dari penjual tersebut mengendalikan tingkat harga barang. Contohnya perusahaan otomotif Astra Indonesia. Pasar monopsoni adalah pasar yang pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh satu orang atau sekelompok pembeli. Pasar duopsoni adalah pasar pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh dua orang atau dua kelompok pembeli.

14 8 Pasar oligopsoni adalah pasar yang pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh beberapa orang atau beberapa kelompok pembeli. 2.2 Pengertian Pasar Tradisional Menurut pengertiannya, pasar merupakan suatu tempat bagi manusia dalam mencari keperluan sehari-harinya (Trisnawati, 1988). Sedangkan menurut Belshaw (dalam Suprapto) pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomis, kebudayaan, politis dan lain-lainnya, tempat pembeli dan penjual (atau penukar tipe lain) saling bertemu untuk mengadakan tukar menukar. Jika dilihat dari mutu pelayanannya, kegiatan perdagangan dapat dibedakan atas kegiatan perdagangan tradisional dan kegiatan perdagangan modern. Kegiatan perdagangan tradisional di antaranya adalah pasar tradisional dan toko-toko eceran, sedangkan kegiatan perdagangan modern dijumpai dalam bentuk pasar modern yang dikenal dengan mall, pasar swalayan, department store, shopping center dan hypermarket. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi, dalam hal mana organisasi pasar yang ada masih sangat sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, lingkungan fisik yang kotor dan pola bangunan yang sempit (Agustiar, dalam Fitri, 1999). Pasar tradisional dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. Dalam penelitian ini juga dipaparkan beberapa potensi dan ciri pasar tradisional, yaitu: a. Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari kawasan sekitarnya. b. Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian, perumahan, serta kebutuhan pokok masyarakat secara luas. c. Pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri, yang membedakannya dari pasar modern.

15 9 d. Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita sehingga sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha untuk kaum wanita, dalam arti wanita umumnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pria dalam melayani konsumen. Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang cukup cepat dengan sistem pembayaran tunai. Menurut Lubis (2005), yang dianggap selama ini sebagai pasar tradisional adalah pasar yang bentuk bangunannya relatif sederhana, dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang tempat usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar, dan penerangan yang kurang baik). Barang-barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari dengan mutu barang yang kurang diperhatikan, harga barang relatif murah, dan cara pembeliannya dengan sistem tawar menawar. Para pedagangnya sebagian besar adalah golongan ekonomi lemah dan cara berdagangnya kurang profesional. Secara umum pasar dapat ditinjau dari dua segi utama, yaitu segi sosial ekonomis dan segi fisik (Ibrahim, 1979 dalam Sulistyowati, 1999). Berdasarkan segi sosial ekonomis, pasar dibedakan pengertiannya secara kulturil, administrasi dan fungsi. Ketiga pengertian tersebut antara lain: Secara kulturil, pasar adalah tempat kegiatan perdagangan eceran berbagai jenis barang tanpa memandang apakah tempat itu disediakan secara resmi atau tidak oleh pemerintah setempat. Secara administrasi, pasar diartikan sebagai tempat kegiatan perdagangan eceran yang dibedakan atas pasar resmi dan tidak resmi. Pasar resmi ditetapkan oleh pemerintah kota berdasarkan surat keputusan kepala daerah setempat. Sedangkan pasar tidak resmi, tidak diakui secara hukum, namun diakui keberadaannya (de facto). Pasar-pasar tersebut secara tetap ditarik retribusinya. Secara fungsi, pasar merupakan tempat berbelanja barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh penduduk secara keseluruhan, tempat bekerja (berdagang) dan memberikan pendapatan

16 10 kepada pedagang, dan sebagai fasilitas perkotaan yang memberikan pendapatan kepada pedagang, dan sebagai fasilitas perkotaan yang memberikan pendapatan bagi pemerintah kota. Berdasarkan segi fisiknya, pasar diartikan sebagai pemusatan beberapa pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau ruangan tertutup atau suatu bagian tepi jalan. selanjutnya pengelompokkan para pedagang eceran tersebut menempati bangunan-bangunan dengan kondisi bangunan temporer, semi permanen, ataupun permanen. Sulistyowati (1999) merumuskan karakteristik umum kegiatan pasar tradisional sebagai berikut: a. Pengelolaan: o Dikelola oleh pemerintah daerah (Dinas Pengelolaan Pasar) o Terdiri dari unit-unit usaha kecil yang dimiliki perseorangan/ rumah tangga yang pengelolaannya masih tradisional (umumnya berdasarkan bakat dan naluri) b. Organisasi: o Ada koperasi pedagang pasar, tetapi organisasi dalam pengelolaan kegiatan berdagangnya sendiri tidak ada c. Kondisi fisik tempat usaha: o Bangunan temporer, semi permanen atau permanen, terdiri atas toko, kios, jongko, los dan pelataran. o Kebersihan tidak terjaga dengan baik (becek, kotor, bau, dll) sehingga mengurangi kenyamanan berbelanja. o Gang antar kios/los terlalu sempit sehingga mengurangi keleluasaan bergerak o Fasilitas parkir tidak memadai d. Barang: o Barang yang dijual adalah barang-barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari (barang primer dan sekunder), bahan pangan pokok yang tidak tahan lama cukup menonjol. o Barang yang dijual umumnya lebih segar dan bervariasi.

17 11 o Harga barang relatif murah, tidak bersifat mati dan dapat ditawar. o Penataan barang seadanya. e. Hubungan antara penjual dan pembeli: o Terdapat interaksi antara penjual dn pembeli terlihat dari adanya tawarmenawar dalam proses jual beli f. Waktu kegiatan: o Waktu kegiatan harian rata-rata dimulai pukul ± hingga pukul 15.00/16.00 (9-10 jam). Namun adapula pasar yang dimulai pada malam hari. g. Mekanisme perolehan komoditas: o Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dipeoleh dari pasar induk/pasar yang lebih tinggi tingkatannya. h. Lokasi: o Pada awalnya pasar tumbuh tanpa perencanaan karena berkembang dengan sendirinya, dan biasanya berlokasi di tempattempat yang dianggap strategis dan aksesibilitasnya baik (mudah dijangkau). 2.3 Kriteria Penentuan Lokasi Pasar Pasar merupakan salah satu komponen pelayanan dari suatu kota, daerah dan wilayah tertentu sehingga akan mengakibatkan kaitan dan pengaruh antar unsur penunjang kegiatan perekonomian kota. Sebuah pasar yang letaknya strategis akan lebih terjamin kelancaran penjualannya daripada yang letaknya di tempat yang kurang strategis. Faktor-faktor keramaian lalu lintas, kemungkinan sebagai tempat pemberhentian orang untuk berbelanja, keadaan penduduk di lingkungan tersebut, keadaan perparkiran kendaraan dan lain-lain merupakan hal-hal yang pelokasi dimana pasar itu dibangun akan sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjungi pasar tersebut. Faktor penting yang harus menjadi pertimbangan adalah wilayah perdagangan yang membatasi suatu kota. Pasar sebaiknya dibangun pada wilayah perdagangan yang ramai dan luas. Pasar yang dibangun

18 12 pada tempat yang tidak ada aktivitas perdagangan sangat sulit diharapkan akan dikunjungi oleh masyarakat. Jarak antara masyarakat yang diperkirakan akan berkunjung sebaiknya juga tidak terlalu jauh dan untuk mencapainya tersedia cukup fasilitas transportasi atau aksesibilitas yang lancar. Beberapa hal yang menjadikan jarak yang jauh dirasakan menjadi lebih dekat yaitu adanya jalan dan alat transportasi, kemudahan untuk parkir, kelengkapan dan kualitas barang-barang yang dijual dan kemudahan untuk mencapai lokasi (tidak macet misalnya). Jumlah penduduk, pendapatan perkapita, distribusi pendapatan, aglomerasi dan kebijakan pemerintah sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi suatu kegiatan (Marsudi Djojodipuro, 1992). Suatu daerah yang memiliki jumlah penduduk banyak merupakan pasar yang perlu dipertimbangkan. Lokasi sebuah pasar menurut David Dewar dan Vanessa W (1990), merupakan faktor yang penting/berpengaruh pada keberhasilan pasar tersebut. Tiga faktor utama yang mempengaruhi lokasi pada skala kota adalah : 1. Location of generator of population movement (lokasi yang menimbulkan pergerakan populasi/orang). Suatu pasar mampu berkembang secara baik karena berada pada lokasi yang begitu dekat dengan pergerakan orang banyak. Pasar yang paling berhasil berada pada CBD (central business district) dan kumpulan pedagang formal yang lain, pusat/konsentrasi industri, sekitar terminal transportasi umum (terminal bus, station kereta api, dsb) serta lokasi yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. 2. Sources of supply (lokasi yang dekat dengan sumber-sumber persediaan barang yang diperjualbelikan). 3. Location of consumers (lokasi yang dekat dengan pembeli/pengguna pasar). Pembangunan pasar bertujuan untuk melayani kebutuhan konsumen kota semudah/sedekat mungkin. Lokasi pasar sebaiknya mudah dijangkau oleh konsumen pasar, baik yang menggunakan kendaraan pribadi, pejalan kaki maupun yang menggunakan angkutan umum. Proses penentuan lokasi pasar merupakan proses yang sangat penting sebagai bentuk pengambilan keputusan strategis

19 13 pemanfaatan ruang dan pemenuhan kebutuhan masyarakat oleh para pengambil keputusan. Kegiatan pemilihan lokasi merupakan kegiatan yang penting karenanya masing-masing stakeholder harus memegang peranan besar. Chiara dan Koppelman (1997) mengemukakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi dalam menentukan lokasi pusat perbelanjaan adalah: Kedekatan terhadap pangsa pasar. Kedekatan terhadap bahan baku (supply). Ketersediaan tenaga listrik dan air. Ketersediaan modal. Iklim Perlindungan terhadap kebakaran, perlindungan polisi dan pelayanan kesehatan. Perumahan / pemukiman penduduk Sikap masyarakat. Peraturan setempat. Pertumbuhan kota di masa yang akan datang. Duncan dan Hollander, dalam Ristantyo (2004), mengemukakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi pasar adalah: Populasi yang terdapat pada daerah perdagangan, meliputi komposisi dan pertumbuhannya. Perkembangan kota yang dapat diukur dari perubahan sosial ekonomi. Kebiasaan belanja penduduk. Daya beli penduduk yang dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan jumlah tabungan yang dimiliki. Perbedaan status sosial yang dapat dilihat dari tipe rumah, kepemilikan rumah, tingkat pendidikan dan jumlah kepemilikan kendaraan. Jumlah, luas, tipe dan lokasi pasar yang lama. Aksesibilitas berupa fasilitas transportasi umum, kedekatan dengan konsumen yang potensial (dekat dengan daerah perumahan dan perkantoran). Kondisi fisik lahan, dapat dilihat dari tofografi, kondisi geologis, daerah rawan bencana atau b2.4ukan dan sebagainya. 2.4 Lingkungan sebagai Sumber Materi Pembelajaran Lingkungan memiliki kekayaan akan pengetahuan dan pembelajaran. Hal yang tidak dapat pelajar pelajari di dalam ruangan, Memanfaatkan lingkungan sebagaisumber materi pembelajaran memiliki banyak kelebihan. Beberapa kelebihan tersebut antara lain; 1. Menghemat anggaran, karena memanfaatkan lokasi,benda-benda dan aktivitas yang telah ada di lingkungan 2. Menambah pengalaman yang nyata kepada pelajar, pelajaran menjadi lebih, tidak verbalistik, konkrit

20 14 3. Karena lokasi, benda-benda dan aktivitas tersebut berasal dari lingkungan pelajar, maka benda-benda dan aktivitas tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pelajar. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning) 4. Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh pelajar melalui media lingkungan kemungkinan akan dapat diaplikasikan langsung, karena pelajarakan sering menemui benda-benda, aktivitas atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari; 5. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada pelajar. Dengan media lingkungan, pelajar dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi, aktivitas atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah; 2.5 Pembangunan Berbasis Masyarakat Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi, sekarang telah banyak diterima, bahkan telah berkembang dalam berbagai literatur didunia barat.pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yaknibersifat people-centered, participatory, empowering and sustainable (Chambers, 1995 dalam Kartasasmita, 1996).Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirinnya belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain oleh Friedman (1992) disebut alternative development, yang menghendaki inclunsive democracy, appropriate economic growth, gender equality and intergenerational equality. Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (dipedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakatmenentukan jenis usaha, kondisi

21 15 wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat. Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat, tentunya memiliki keberdayaan yang tertinggi. Keberdayaan masyarakat merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa yang didalam wawasan politik disebut sebagai disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya bahwa apabila masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal tersebut merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional.dalam keranggka pikir inilah upaya memberdayakan masyarakat pertama-tama haruslah dimulai dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri, dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkanya selanjutnya, upaya tersebut diakui dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki olehmasyarakat itu sendiri. Dalam konteks ini diperlukan langkah-langkah yang positif, selain dari hanya hanya menciptakan iklim dan suasana konduksif. Perkataan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input, serta pembukaan akses kepada berbagi peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya (Kartasasmita, 1996).Dengan demikian, pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, kebertanggung jawaban dan lainlain yang merupakan bagian pokok dari upaya pemberdayaan itu sendiri. Strategi pembangunan berpusat pada rakyat memiliki tujuan akhir untuk memperbaiki kualitas hidup seluruh rakyat dengan aspirasi-aspiras dan harapan

22 16 individu dan kolektif, dalam konsep tradisi tradisi budaya dan kebiasaankebiasaan mereka yang sedang berlaku.tujuan objektif dalam strategi pembangunan berpusat pada rakyat pada intiny memberantas kemiskinan absolut, realisasi keadilan distributif, dan peningkatan partisipasi masyarakat secara nyata. Prioritas awal dipertunjukan pada daerah yang tidak menguntungkan dan kelompok-kelompok sosial yang rawan terpengaruh, termasuk wanita, anak-anak, generasi muda yang tidak mampu, lanjut usia, dan kelompok-kelompok marginal lainya. Seiring dengan berkembangnya pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, maka berkembang pendekatan yang berpusat pada rakyat.model pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat sebenarnya merupakan antitesis dari model pembangunan yang berorientasi pada produksi.untuk model pembangunan yang berorientasi pada produksi ini, termasuk dadalamnya model-model pembangunan ekonomi yang memposisikan pemenuhan kebutuhan sistem produksi lebih utama daripada kebutuhan rakyat. Berdasarkan hal tersebut, model pembangunan yang berpusat pada rakyat merupakan suatu alternatif baru untuk meningkatkan hasil produksi pembangunan guna memenuhi kebutuhan penduduk yang sangat banyak dan terus bertambah, tetapi peningkatan itu harus dicapai dengan cara-cara yang sesuai dengan asasasas dasar partisipasi dan keadilan dan hasil-hasil itu dapat dilestaraikan untuk kelangsungan hidup manusia di dunia. Model pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat lebih menekankan kepada pemberdayaan, yaitu menekankan kenyataan pengalaman masyarakat dalam sejarah penjajahan dan posisinys dalam tata ekonomi internasional.karena itu pendekatan ini berpendapat bahwa masyarakat harus menggugat struktur dan situasi keterbelakangan secara simultan dalam berbagai tahapan.

23 3.1 Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif, yang bertujuan untuk mengkaji masalah yang terjadi saat sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikan data, kemudian dianalisis. Selain itu digunakan juga metode pendekatan Partisipatory Planning. Hal ini diselaraskan dengan paradigma baru pembangunan yang menghendaki adanya keterlibatan stakeholders dalam proses pembangunan, terutama Masyarakat sekitar sejak proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan program, serta pengawasan dan evaluasi. Penyusunan kajian ini diawali dengan kajian fisik dan biofisik serta kajian sosial-ekonomi wilayah. Kajian fisik dan biofisik dilakukan melalui studi dokumen, yang ditindak lanjuti dengan ground check lapangan. Sementara dalam pelaksanaan kajian aspek sosial-ekonomi selain dilakukan telaahan atas perundang-undangan, peraturan pemerintah atau dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh institusi pemerintah maupun swasta yang berkaitan dengan kajian ini.selain itu,dilakukan juga penjaringan informasi secara langsung dari masyarakat sebagai responden. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Survey Lapangan (Field Study) b. Wawancara (Interview) c. Studi Dokumentasi d. Studi Literatur 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Wilayah Adapun populasi wilayah adalah seluruh Pasar Tradisional yang ada di Kota Tasikmalaya, terdisi atas 8 (delapan) buah pasar yang tersebar di 10 (sepuluh) Kecamatan di Kota Tasikmalaya. 17

24 Populasi Penduduk Populasi Penduduk dalam penelitian ini adalah Masyarakat Yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya. Menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan jumlah sampel50 Masyarakat yang tersebar di 10 Kecamatan Di Kota TasikmalayaSimple Random Sampling. 3.3 Metode Analisis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Deskriptif Kualitatif Digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar tradisional yang ada di Kota Tasikmalaya Analisis Lokasi Digunakan untuk menentukan pengembangan lokasi pasar tradisional di 10 (sepuluh) Kecamatan di Kota Tasikmalaya Analisis SWOT Digunakan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi pengembangan lokasi pasar tradisional berbasis masyarakat di Kota Tasikmalaya. Analisis SWOT adalah analisis kualitatif argumentatif untuk menetapkan strategi dalam pencapaian kondisi ideal berdasarkan kondisi aktual. Glueck dan Jauch (1999) menyatakan bahwa, proses analisis situasi lingkungan diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan kemahan, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Hal yang sama disampaikan Freddy Rangkuti (1998) yang juga menyatakan bahwa, analisis lingkungan melalui inventarisasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diperlukan untuk menentukan strategi yang akan dijalankan. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumberdaya.strategi merupakan alat untuk mencapai keunggulan bersaing.dengan demikian salah satu fokus strategi adalah menilai dan memutuskan apakah suatu aktivitas relevan atau tidak dengan pihak-

25 19 pihak yang berkepentingan; Layak atau tidak dijalankan. Sisi lain dari kegiatan usaha harus dinilai apakah kegiatan usaha tersebut dapat diterima atau tidak oleh pihak-pihak yang berkepentingan/stakeholder (Learned, Christensen, Andrew dan Guth 1965). Penetapan strategi prioritas dari berbagai alternatif, dilakukan dengan menggunakan pendekatan kriteria kriteria yang dikemukakan oleh Freddy Rangkuti (2000), yaitu kriteria kesesuaian, kelayakandan kriteria penerimaan. 3.4 Teknik Analisis Data Penelitian ini akan dilakukan dalam dua tahap yaitu: a. Tahap 1 merupakan tahap persiapan, hal-hal yang dilakukan adalah : (1) Melakukan observasi awal (2) Merancang perlakuan (3) Membuat instrumen dan validasinya (4) Menentukan jenis, alat dan sumber data (5) Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol b. Tahap 2 merupakan tahap implementasi, hal yang dilakukan adalah : (1) Implementasi rancangan (2) Mengumpulkan data dan menyajikan data (3) Melakukan analisa data (4) Menentukan hasil dan pembahasan (5) Membuat kesimpulan dan laporan

26 Tahapan dan Alur Penelitian PENGKAJIAN 1. Pembentukan Team work 2. Analisis Lokasi dan Pengembangan Lokasi Kajian 3.Survey Lapangan 4. Pengolahan Data 5. Penyusunan Bahan Ajar 6.Publikasi/SeminarHasil Penelitian - BAHAN AJAR - PUBLIKASI

27 BAB IV BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN 4.1 Anggaran Penelitian Tabel 4.1. Justifikasi Anggaran Penelitian No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan(Rp) 1 Gaji dan Upah Bahan Habis Pakai dan Peralatan Perjalanan Lain-lain (publikasi,seminar, Laporan, lainnya) Jumlah Jadwal Penelitian Jadwal pelaksanaan kegiatan diuraikan dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No Kegiatan Bulan ke Persiapan Studi Pendahuluan Penyusunan proposal 2 Pelaksanaan Pembentukan Team Work Pengumpulan data Pengolahan Data Analisis Lokasi Pasar Tradisonal Pembuatan Jurnal 3 Laporan Hasil Publikasi Hasil Penelitian Penerbitan Jurnal Pembuatan Bahan Ajar 21

28 BAB V HASIL YANG DICAPAI 5.1. Kondisi Geografi Wilayah Penelitian Gambaran umum tentang kondisi fisik geografis Kota Tasikmalaya ini dibatasi pada gambaran umum yang berkaitan dengan Letak Geografis dan Aksesibilitas; Kondisi Geologis dan Topografi; Kondisi Klimatologis dan Kondisi Hidrologis Kota Tasikmalaya Letak Geografis dan Aksesibilitas Kota Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah otonomi yang secara adimistratif termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Barat. Terletak disebelah tenggara Kota Bandung, berjarak ± 105 Km atau ± 255 Km dari Ibu Kota Jakarta. Berdasarkan posisi garis lintang wilayah Kota Tasikmalaya terletak pada posisi koordinat ( , ,77 ) BT dan ( , ,5 ) LS. Secara administratif batas wilayah Kota Tasikmalaya dapat diuraikan sebagai berikut: Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Jatiwaras dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya; Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Manonjaya, Kecamatan Salopa, Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya; Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Cisayong dan Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, Kecamatan Cihaurbeuti dan Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis; Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singaparna, Kecamatan Sukarame, dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya; Pada posisi geografis, Kota Tasikmalaya memiliki aksesibilitas yang sangat strategis. Wilayah Kota Tasikmalaya dilalui oleh jalan arteri primer yang menghubungkan kota Bandung dengan kota Yogyakarta, dan kota-kota lain di belahan Selatan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain dihubungkan 22

29 23 dengan jalan arteri primer, Kota Tasikmalaya dilalui oleh jalur jalan Kereta Api lintas selatan Pulau Jawa. Pusat Kota Tasikmalaya memiliki jarak yang cukup dekat dengan dua pelabuhan laut yang selama ini sudah berjalan sebagai pintu eksporimpor.pelabuhan laut dimaksud adalah Pelabuhan Cirebon.Pelabuhan laut lainnya adalah Pelabuhan Cilacap.Secara administratif pelabuhan Cilacap termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Namun pelabuhan tersebut sudah biasa digunakan sebagai jalur transportasi barang yang akan keluar atau masuk wilayah Propinsi Jawa Barat.

30 Gambar 5.1. Peta Administrasi Kota Tasikmalaya 24

31 25 Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) telah ditetapkan bahwa dalam sistem perkotaan nasional Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan Banjar berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Disamping itu di dalam RTRWN dinyatakan pula bahwa peran Kota Tasikmalaya lebih ditonjolkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, sedangkan kota orde berikutnya yang berperan sebagai kota penyebar kegiatan ekonomi adalah Kota Banjar, Ciamis, dan Pangandaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kota Tasikmalaya merupakan Kota Orientasi, yang menjadi pusat pertumbuhan di Kawasan Andalan Priangan Timur Kondisi Klimatologi dan Hidrologi Berdasarkan klasifikasi tipe curah hujan Schmidt dan Ferguson (1951) yang didasarkan atas pertimbangan banyaknya bulan basah (> 200 mm) dan bulan kering (< 100 mm), tipe curah hujan di wilayah Kota Tasikmalaya digolongkan kedalam tipe curah hujan C, yakni memiliki 4 bulan kering dan 8 bulan basah. Sedangkan berdasarkan klasifikasi iklim Mohr, wilayah Kota Tasikmalaya termasuk ke dalam klasifikasi iklim II.Sementara menurut klasifikasi iklim Oldeman (1979) yang lebih spesifik pada gambaran untuk iklim pertanian termasuk ke dalam zone agroklimat I a. Kelembaban udara bervariasi antara 83 persen sampai dengan 86 persen, dengan penyinaran sinar matahari terlama terjadi pada bulan Juni, hingga mencapai 94 persen. Suhu udara terendah 18 o C dan suhu udara tertinggi mencapai 34 o C. Kisaran suhu udara pada dataran rendah berkisar (20-34) o C dan suhu pada dataran tinggi (18-22) o C. Kecepatan angin berkisar antara 2 sampai 6 knot. Curah hujan rata-rata mencapai 47,50 mm/bulan, dengan jumlah hari hujan rata-rata 82 hari per tahun. Kondisi hidrologi wilayah Kota Tasikmalaya dapat diuraikan melalui pendekatan klasifikasi air permukaan; air hujan; air sungai dan air waduk; air tanah. Air Permukaan. Air permukaan dapat diartikan sebagai aliran air yang mengaliri permukaan wilayah Kota Tasikmalaya, baik dalam bentuk aliran maupun bentuk

32 26 genangan. Bentuk air permukaan di Kota Tasikmalaya meliputi sungai dan air dalam cekungan berupa danau. Air hujan. Potensijumlah air permukaan yang berasal dari air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk sumberdaya air di wilayah Kota Tasikmalaya cukup besar. Sebagai ilustrasi, potensi air di Kecamatan Tamansari mencapai juta m 3 /hari, sementara potensi di Kecamatan Mangkubumi mencapai juta m 3 /hari. Permasalahannya, permukaan resapan air sekarang ini semakin berkurang, sehingga pada saat terjadi hujan, air langsung mengalir ke bagian hilir terbuang percuma. Aliran air alih-alih dapat dimanfaatkan, malah berpotensi menimbulkan banjir di beberapa tempat tertentu. Air sungai. Wilayah Kota Tasikmalaya termasuk ke dalam 2 (dua) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Citanduy dan DAS Ciwulan. DAS Citanduy memiliki limpasan air rata-rata bulanan sebesar 17 m 3 /detik atau rata-rata harian sekitar 5,5 m 3 /detik, sedangkan DAS Ciwulan memiliki limpasan air sungai rata-rata harian sebesar 13,7m 3 /detik. Jumlah kedua limpasan adalah m 3 /hari. Sungai yang mengairi wilayah Kota Tasikmalaya diantaranya adalah Sungai Citanduy, Ciloseh, Ciwulan dan Sungai Cibanjaran. Sedangkan anak-anak sungainya dari Sungai Cibanjaran meliputi Sungai Cihideung, Cipedes, Ciromban, Cidukuh, Cicacaban, Cibadodon, Cikalang, Tonggong Londok, Cibeureum dan Sungai Cimulu. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dan bermuara di Sungai Citanduy. Air Waduk (Situ). Kota Tasikmalaya mempunyai tujuh waduk yang potensial sebagai sumber air dengan kapasitas total daya tampung air sebesar m 3. Sumber air tersebut adalah Situ Gede terletak di Kecamatan Mangkubumi potensial dapat mengairi sawah seluas 230 Ha; Situ Cibeureum potensial dapat mengairi sawah 69 Ha; Situ Cipanjaran berpotensi dapat mengairi sawah 20 Ha; Situ Malingping berpotensi mengairi sawah 30 Ha;, Situ Bojong berpotensi mengairi sawah 25 Ha; Situ Rusdi berpotensi mengairi sawah 98 Ha dan Situ Cicangri berpotensi mengairi sawah seluas 65 Ha. Air Tanah. Selain memiliki potensi air permukaan, Kota Tasikmalaya memiliki potensi air tanah yang relatif dangkal. Air tanah dapat diperoleh dari sumur gali

33 27 dengan kedalaman (1,50-10,00) meter. Sumber air tanah dalam bentuk mata air terdapat di Cibunigeulis Kecamatan Bungursari, mata air Cibangbay di Kecamatan Tamansari serta mata air Cianjur II di Kecamatan Mangkubumi. Tidak dapat dipungkiri, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir kondisi hidrologi mengalami perubahan yang cukup signifikan. Di beberapa wilayah tertentu yang semula memiliki jaminan pengairan sepanjang tahun, akhir-akhir ini pada saat-saat tertentu, sudah mulai mengalami kesulitan air bersih Kondisi Geologi dan Topografi Wilayah Kota Tasikmalaya secara geomorpologis dapat dibagi menjadi tiga satuan wilayah, yaitu: Satuan geomorfologi perbukitan landai menempati bagian Barat Laut Kota Tasikmalaya, dengan ketinggian berkisar ( ) m dpl. Satuan Geomorfologi ini membentuk perbukitan-perbukitan soliter dengan ukuran bervariasi dengan variasi puluhan meter. Satuan geomorfologi pedataran menempati bagian tengah dan timur Kota Tasikmalaya, dengan ketinggian berkisar ( ) mdpl. Satuan geomorfologi perbukitan curam menempati bagian selatan Kota Tasikmalaya. Satuan ini memiliki ketinggian berkisar ( ) mdpl. Satuan ini tersusun atas litologi breksi gunung api, lahar, tuff yang bersifat andesitis sampai basaltis yang termasuk ke dalam endapan gunung api muda yang berumur holosen. Dua satuan geomorfologi yang disebutkan pertama di atas tersusun atas litologi breksi vulkanik, lava andesit, tuff dan endapan pasir tufaan yang termasuk ke dalam endapan breksi vulkanik Gunung Galunggung yang berumur holosen.endapan ini merupakan hasil letusan dan longsoran saat terjadi erupsi Gunung Galunggung.Komposisi kemiringan lahan di wilayah Kota Tasikmalaya dapat dilihat dalam Tabel 5.1.

34 28 Tabel 5.1. Komposisi Kemiringan Lahan Kota Tasikmalaya Kelas Lereng Keterangan Luas (Hektar) Luas (%) 0 2 Datar 4659,00 25, Landai 6443,14 35, Sedang 6221,24 33, Curam 1061,69 05,77 Total ,07 100,00 Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya Wilayah KotaTasikmalaya terletak pada ketinggian ( ) m dpl.wilayah tertinggi terletak di Kelurahan Bungursari Kecamatan Bungursari yaitu 503 m dpl sedangkan wilayah terendah terletak di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu sekitar 201 m dpl.sebagian besar wilayah Kota Tasikmalaya merupakan daerah dengan kategori kemiringan datar, landai, sedang dan curam yang merupakan bagian dari dasar lekukan terendah punggung pegunungan Pulau Jawa. Wilayah ini berhadapan dengan wilayah tangkapan hujan di sebelah Barat, yakni berupa perbukitan yang membentuk tapal kuda, dengan puncaknya di Kecamatan Bungursari yang merupakan bagian dari kaki Gunung Galunggung. Ditinjau dari segi fisiografi wilayah, tempat tertinggi Kota Tasikmalaya terdapat di bagian Barat dan Selatan, kemudian menurun ke tengah di sekitar pusat kota menuju utara serta sebagian kecil dari timur ke tengah dan utara Kota Tasikmalaya. Pada bagian selatan wilayah Kota Tasikmalaya, di sekitar kecamatan Kawalu dan Cibeureum, kondisinya cenderung berbukit-bukit dengan vegetasi yang terdiri dari hutan dan kebun campuran. Rincian ketinggian per wilayah kecamatan di Kota Tasikmalaya dapat dilihat dalam Tabel 5.2.

35 29 Tabel 5.2. Ketinggian Tempat Wilayah Kecamatan di Kota Tasikmalaya No Kecamatan Tinggi dari muka laut 1. Kawalu ( ) m dpl (Kelurahan Urug - Gunung Tandala) 2. Tamansari ( ) m dpl (Kelurahan Setiamulya - Setiawargi) 3. Cibeureum ( ) m dpl (Kelurahan Singkup - Setiajaya) 4. Purbaratu 320 mdpl Kelurahan Purbaratu 5. Tawang ( ) m dpl (Kelurahan Lengkongsari - Kahuripan) 6. Cihideung ( ) m dpl (Kelurahan Nagarawangi - Cilembang) 7. Mangkubumi ( ) m dpl (Kelurahan Sambongjaya - Cipawitra) 8. Indihiang 410 m dpl (Kelurahan Sukajaya) 9. Bungursari 503 m dpl (Kelurahan Bungursari) 10. Cipedes ( ) m dpl (Kelurahan Sukamanah) - Cipedes) Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya Kondisi Sosial Bahasan tentang kondisi sosial ini berisikan tentang Jumlah dan laju pertumbuhan jumlah penduduk Kota Tasikmalaya; Penyebaran dan Kepadatan Penduduk; Rasio ketergantungan penduduk; Kondisi Pendidikan dan Kondisi Kesehatan Penduduk Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kota Tasikmalaya berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014, penduduk Kota Tasikmalaya mengalami pertumbuhan sebesar 0,41 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015

36 30 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 101,38. Perkembangan sex ratio penduduk di Kota Tasikmalaya yang selalu lebih dari 100 sejak beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa pertambahan penduduk laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan penduduk perempuan. Sementara itu, distribusi penduduk menurut kecamatan, kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya adalah Kecamatan Mangkubumi, yaitu mencapai sebanyak jiwa atau mencapai 13,44 persen dari total penduduk Kota Tasikmalaya, disusul oleh Kecamatan Kawalu yang mencapai sebanyak jiwa (13,38 persen) dan Kecamatan Cipedes jiwa (11,78 persen), sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan Purbaratu, yaitu sebanyak jiwa (5,97 persen). Kepadatan penduduk di Kota Tasikmalaya tahun 2015 mencapai jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 3.66 orang. Kepadatan Penduduk di 10 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Cihideung dengan kepadatan sebesar jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Tamansari sebesar jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumah tangga sebesar pada tahun Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Per-Kecamatan dan Sex Ratio Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio Kawalu ,03 Tamansari ,13 Cibeureum ,43 Purbaratu ,93 Tawang ,68 Cihideung ,65 Mangkubumi ,04 Indihiang ,86 Bungursari ,57 Cipedes ,34 Jumlah ,38 Sumber : BPS. Kota Tasikmalaya Dalam Angka, Tahun 2016

37 31 Laju pertumbuhan penduduk, Kota Tasikmlaya masih tergolong laju pertumbuhan penduduk alamiah, artinya perubahan jumlah penduduk dominan dipengaruhi oleh fertilitas dan mortalitas.sementara faktor migrasi dapat diabaikan sehubungan dengan Kota Tasikmalaya bukan termasuk kawasan industri yang mampu banyak menyerap tenaga kerja, sehingga menjadi faktor penarik (full fakcor) bagi tenaga kerja dari luar daerah.sebaliknya Kota Tasikmalaya juga bukan termasuk daerah minus sehinga menjadi faktor pendorong (push factor) bagi penduduknya untuk bermigrasi keluar daerah. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Tasikmalaya dalam sepuluh tahun terakhir mengalami kecenderungan yang terus menurun. Dari laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,98 persen pada awal tahun 2003, dalam lima tahun terakhir berturut-turut menjadi 1,66 persen tahun 2009, menjadi 0,84 persen tahun 2010, menjadi 0,67 persen tahun 2011 dan pada tahun 2014 menjadi 0,48 persen. Kecenderungan laju pertumbuhan penduduk yang terus menurun merupakan kondisi ideal.laju pertumbuhan penduduk yang diharapkan adalah laju pertumbuhan yang mendekati nol (zero growth rate population).perlembangan jumlah penduduk selama periode tahun 2003 sampai tahun 2014 dapat dilihat dalam Gambar 5.3 berikut. 2,5 2 1,5 1,98 1,93 1,86 1,97 2,01 1,88 1,66 LPP 1 0,5 0,84 0,67 0,6 0,54 0, Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2015 Gambar 5.2 Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Tasikmalaya Tahun

38 32 Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa penduduk adalah potensi pasar. Maka dengan asumsi daya beli masyarakat dan faktor lainnya adalah ceteris paribus, maka potensi pasar Kota Tasikmalaya akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Gambar 5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Tasikmalaya Sampai Tahun 2025 Berbasis Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2014 Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, laju pertumbuhan penduduk, Kota Tasikmlaya masih tergolong laju pertumbuhan penduduk alamiah, artinya perubahan jumlah penduduk masih dominan dipengaruhi oleh fertilitas dan mortalitas. Sementara faktor migrasi dapat diabaikan sehubungan dengan Kota Tasikmalaya bukan termasuk daerah yang banyak menyerap tenaga kerja, sehingga menjadi faktor penarik (full fakcor) bagi tenaga kerja dari luar daerah.sebaliknya Kota Tasikmalaya juga bukan termasuk daerah minus sehinga menjadi faktor pendorong (push factor) bagi penduduknya untuk bermigrasi keluar daerah. Proyeksi Jumlah Penduduk Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Keberadaan prasarana dan sarana, seperti fasilitas pendidikan, pusat pemerintahan, prasarana dan sarana perekonomian serta fasititas sosial lain

39 33 mempengaruhi penyebaran penduduk. Kondisi ini berlaku pula dalam penyebaran penduduk Kota Tasikmalaya, tidak merata ke seluruh wilayah. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Mangkubumi mencapai jiwa, diikuti Kecamatan Kawalu jiwa dan Kecamatan Cipedes sebanyak jiwa. Sedangkan Kecamatan dengan penduduk terpadat ialah Kecamatan Cihideung jiwa/km 2 diikuti Kecamatan Tawang jiwa/km 2 dan Cipedes mencapai jiwa/km 2. Sedangkan 7 kecamatan lainnya berkisar jiwa/km 2 sampai dengan jiwa/km 2..Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Tasikmalaya sebesar jiwa/km 2.Kondisi ini menunjukan terdapat ketimpangan sebaran penduduk yang mencolok antara 3 kecamatan kawasan perkotaan dan 7 kecamatan lainnya.untuk lebih lengkapnya mengenai jumlah penduduk di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Kepadatan Penduduk Per-Kecamatan Kota Tasikmalaya Tahun 2016 Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan (Km 2 ) (%) (Jiwa) (%) (Jiwa/Km2) Kawalu 42,78 23, Tamansari 35,99 19, Cibeureum 19,04 10, Purbaratu 12,02 6, Tawang 7,08 3, Cihideung 5,49 2, Mangkubumi 24,53 13, Indihiang 11,04 6, Bungursari 16,91 9, Cipedes 8,97 4, jumlah 183, Sumber : BPS. Kota Tasikmalaya Dalam Angka, Tahun Kondisi Pendidikan Penduduk

40 34 Salah satu peran sentral pendidikan adalah menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan kompeten yang berlandaskan iman dan taqwa.oleh karena itu, perkembangan kualitas pendidikan tidak hanya dilihat dari sarana dan prasarana yang tersedia tetapi juga dilihat pada implementasi outputnya di lingkungan masyarakat.tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah.peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan.oleh karena itu pemerintah berusaha secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk melalui jalur pendidikan. Berbagai upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional telah dilakukan, diantaranya melalui jalur pendidikan formal dengan menjalankan Program Nasional Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 Tahun sebagai kelanjutan dari Program Nasional Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang telah sukses dilaksanakan. Untuk meningkatakan kualitas pendidikan yang telah diupayakan oleh pemerintah, sangat diharapkan peran serta dan dukungan masyarakat untuk dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masa depan generasi mendatang. Untuk lebih lengkap mengenai jumlah Penduduk Usia Sekolah di Kota Tasikmalaya, dapat dilihat di tabel berikut. Tabel 5.5 Jumlah Penduduk Usia Sekolah di Kota Tasikmalaya, 2015*) Kecamatan 5-6 Tahun 7-12 Tahun Tahun Tahun Kawalu Tamansari Cibeureum Purbaratu Tawang Cihideung Mangkubumi Indihiang Bungursari

41 35 Cipedes Sumber: Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya *) Data tahun DESKRIPSI PASAR TRADISIONAL DI KOTA TASIKMALAYA Pasar tradisioanal adalah salah satu tempat kegiatan perekonomian yaitu tempat bertemunya penjual dengan pembeli, selain itu pasar tradisional sebagai tempat dan pusat pemasaran produk pertanian dan kerajinan lokal.daerah). Seiring dengan kemajuan teknologi dan persaingan Global banyak bermunculan Pasar-pasar modern (Mini Market, Swalayan, Thoserba, Mall, dll) sehingga hal ini mengakibatkan efek negatif terhadap keramaian Pasar Tradisonal, oleh karena itu Pasar Tradisonal harus mampu bersaing dengan pasar-pasar modern yaitu pengelolaan Pasar Tradisoanal harus benar-benar maximal dari faktor pelayanan, kebersihan dan keramaian. Dikarenakan pengelolaan pasar di Kota Tasikmalaya selama ini dikelola oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (INDAG) dirasakan kurang maximal tidak sesuai lagi dengan kemajuan teknologi dan persaingan global, maka seiring dengan perkembangan Kota Tasikmalaya sebagai Kota Perindustrian dan Perdagangan termaju se Priangan Timur menuntut kualitas pelayanan di berbagai bidang termasuk pasar dan persaingan usaha yang kompetitif. Dengan berbagai pertimbangan hal diatas, Pemerintah Kota Tasikmalaya mendirikan (BUMD) Badan Usaha Milik Daerah yaitu Perusahaan Daerah Pasar Resik Kota Tasikmalaya dengan status dan kedudukan hukumnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 6A Tahun Sebagai salah satu BUMD yang memiliki aset besar dan memainkan peranan strategis karena terkait langsung dengan urat nadi perekonomian rakyat dan membawa dampak sangat besar terhadap penyerapan tenaga kerja serta pertumbuhan Perekonomian Kota Tasikmalaya. PD Pasar Resik Kota Tasikmalaya dibentuk dengan maksud dan tujuan memberikan Pelayanan Pemerintah yang maximal dari segi Kebersihan, Keramaian dan Ketertiban kepada masyarakat sesuai dengan lingkup usahanya, meningkatka Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan turut serta melaksanakan

42 36 pembangunan daerah. Berikut ini Pasar Tradisional Yang dikelola oleh PD Pasar Resik Kota Tasikmalaya.

43 37 Tabel 5.6 Pasar Yang Dikelola PD. Pasar Resik No Nama Pasar Alamat Kecamatan Jumla h Kios Luas Pasar (m 2 ) Tahun Pemba ngunan 1 Ps. Cikurubuk Jl. Residen Mangkubum Ardiwinangun i 2 Ps. Pancasila Jl. Pancasila Tawang Tasikmalaya 3 Ps. Padayungan Jl. Perintis Cihideung Kemerdekaan 4 Ps. Indihiang Jl. Letnan Harun Indihiang Ps. Jl. Residen Mangkubum Burung&Besi Ardiwinangun i 6 Ps. Gegernoong Jl. Tamansari Tamansari Ps. Cibeuti Jl. Raya Cibeuti Kawalu di rehab Ps. Nyemplong Jl. Sariwangisetiawargi Tamansari (terbangun) Mei 2017 Perusahaan Daerah Pasar Resik dibentuk dan didirikan dengan maksud dan tujuan menyediakan pelayanan pemerintah kepada masyarakat sesuai dengan lingkup usahanya dan kapasitasnya sebagai sebuah perusahaan, meningkatkan pendapatan daerah dan turut serta melaksanakan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam pasal 5 Peraturan Daerah Nomor 6A Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Pasar Resik Kota Tasikmalaya. Gambar 5.4 Sebaran Pasar Tradisional di Kota Tasikmalaya

44 38 Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Daerah Nomor 6A Tahun 2009, guna mencapai maksud dan tujuannya, Perusahaan Daerah Pasar Resik melakukan kegiatankegiatan usaha sebagai berikut : a. Mendirikan, membangun dan/atau mengelola fasilitas pasar b. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga c. Melakukan penyertaan modal pada badan usaha lain d. Melaksanakan pemberdayaan pedagang pasar tradisional e. Melakukan usaha lain yang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan pendirian Perusahaan Daerah. Dari uraian di atas, Perusahaan Daerah Pasar Resik memiliki keleluasaan dan ruang lingkup yang cukup luas untuk mengembangkan perusahaan dan kegiatankegiatan usahanya. DIREKTUR OPERASIONAL WALIKOTA DIREKTUR UTAMA BADAN PENGAWAS DIREKTUR ADMIINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN KEPALA BAGIAN PELAYANAN / UNIT USAHA KEPALA BAGIAN KEAMANAN DAN PEMBINAAN PEDAG KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN PASAR KEPALA UNIT PASAR CIKURUBUK KEPALA UNIT PASAR PANCASILA KEPALA UNIT PASAR INDIHIANG KEPALA UNIT PASAR PADAYUNGAN DAN CIBEUTI KEPALA UNIT PASAR BURUNG DAN BESI KEPALA UNIT PASAR BURUNG DAN BESI PASAR NYEMPLONG Gambar 5. 5 Struktur Organisari PD Pasar Resik

45 Pasar Cikurubuk Pasar Cikurubuk adalah salah satu Pasar Tradisional terbesar yang ada di Tasikmalaya, di bangun pada tahun 1994 menempati lahan seluas m 2, berlokasi di 7 20'20.58"S108 12'11.23"T. Pasar Cikurubuk dirancang sebagai Pasar Induk yang memiliki beberapa pungsi yaitu sebagai Pasar glosir dan eceran, sebagai penunjang tranportasi, Pasar Cikurubuk dijadikan lintasan angkutan kota dari beberapa rute yang ada serta ditunjang pula oleh salah satu sub terminal bagi mikro Bis dan Elf untuk tujuan ke selatan, secara geografis Pasar Cikurubuk berada diwilayah administrative Kecamatan Mangkubumi, Kelurahan Linggajaya, Kota Tasikmalaya, dengan guna lahan : Buah Blok 2. Jumlah Kios Data Sekarang : Buah Kios yang terdiri dari : 1. A.I A.IV = 860 Kios 2. B.I B.II = Kios 3. C.I C.IV = 551 Kios 4. MCK = 9 Kios Jumlah = Kios 1 buah fildbak / tempat sampah 7 Hidrant 4 Buah mesjid jami / mushola 1 Buah sub Terminal 1 Buah kantor pasar 1 Buah kantor himpunan pedagang (HIPPATAS) Tabel 5.6. Jumlah Staf Pelaksana No Staf Pelaksana Jumlah 1 Kepala Unit 1 2 Bendahara 1 3 Staf Administrasi Umum dan Kepegawaian 2 4 Staf Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 1 5 Staf Adminitrasi Pembukuan 1 6 Kolektor 9

46 40 7 Keamanan (Sekurity) 8 8 Kebersihan 23 Total 46 Di pasar ini terdapat lebih dari pedagang pasar yang terdaftar dan belum termasuk pedagang kaki lima di lapak-lapak pedagang kaki lima. Barang dagangan yang diperdagangkan disini, beranekaragam. Mulai dari makanan kecil, sayur mayor dan buah-buahan segar sampai acesoris dan pakaian jadi tersedia di sini dengan harga yang sangat terjangkau. Gambar 5.5 Denah Pasar Cikurubuk Banyak pedagang eceran ataupun warungan yang membeli barang dagangan atau pun bahan baku dagangan mereka di tempat ini karena barangnya beranekaragam dan murah, belum lagi bila membeli dalam partai besar atau grosiran yang memang banyak pula bersebaran di Pasar Cikurubuk tersebut. Baru baru ini sempat terjadi musibah kebakaran yang menghanguskan Blok A-2 dan Blok B. Namun pemerintah dan developer segera bertindak sehingga dalam waktu singkat, kurang lebih 4 bulan, blok tersebut telah dibangun kembali dan pedagang Blok tersebut yang sementara harus berjualan di Blok A-1 dan sekitarnya dapat kembali menempati lokasi usaha mereka seperti semula.

47 41 Tabel 5.7 Jumlah Pedagang di Pasar Cikurubuk NO NAMA BLOK Jumlah Kios Jumlah Pedagang Peruntukan 1. Blok A. I Pedagang 2. Blok A. II Pedagang 3. Blok A. III Pedagang 4. Blok A. IV Pedagang 5. Blok B. I Pedagang + 4 MCK 6. Blok B. II Pedagang + 4 MCK 7. Blok C. I Pedagang 8. Blok C. II Pedagang 9. Blok C. III Pedagang 10. Blok C. IV Pedagang + 1 MCK Jumlah Pedagang Dengan luas pasar cikurubuk yang sangat luas, disini ada beberapa masalah yang ditimbulkan dari kondisi pasar cikurubuk tersebut seperti, semakin banyak PKL sekitar 643 yang terdata, dan kemungkinan masih banyak PKL dari hari ke hari yang berjualan d sekitar pacar cikurubuk, sehingga menimbulkan kemacetan kemacetan karena berjualan di badan jalan umum kendaraan.

48 42 Gambar 5.6 Foto Udara Pasar cikurubuk (menggunakan drone) Konsidi jalan yang banyak berlubang, sehingga kondisi pasar di saat sekarang musim hujan menjadi becek, dan banyak tumpukan tumpukan sampah, selain itu aliran air (drainase) bayak yang tertutup sampah serta ukuran yang kecil dan ada juga yang tertutup oleh lapak-lapak pedagang.untuk kondisi jarak antar kios cukup rapat, ditambah dengan adanya PKL jadi seolah-olah tidak semakin teratur. Kondisi hal seperti itu ditemukan pada lapak pedagang sembako, sedangkan pada blok yang berjkualan pakaian, jarak anatar ruko atau kios rapat akan tetapi tertata rapi. Pasar Cikurubuk ini beroperasi hampir 24 jam, karena Pasar Cikurubuk ini merupakan komoditas perekonomian untuk wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, sehingga bisa dikatakan Pasar Cikurubuk ini adalah pasar pusatnya.

49 43 Gerbang Utama Pasar Cikurubuk Kantor Unit Pasar Cikurubuk PKL Pasar Cikurubuk Kondisi Jalan yang Berlubang, Becek dan Banyak Sampah Kondisi Jalan Aspal WC Umum Pasar Cikurubuk Kondisi jalan di luar pasar dan

50 44 Kondisi Ruas Jalan di Dalam Pasar PKL Kondisi Ruas Jalan pejalan kaki di dalam pasar Kondisi pedagang di Pasar Cikurubuk Gambar 5.7Kondisi Pasar Cikurubuk Pasar Pancasila Pasar Pancasila berada di7 19'31.82"S&108 13'43.41"T Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, kodisi letak Pasar Pancasila ini berada dengan Terminal Pancasila, terminal untuk angkutan dalam kota dan merupakan daerah transit Ciamis Tasikmalaya. Wilayah pasar pancasila ini ada sejak dari tahun 1995, dengan luas m 2, dengan jumlah kios ada 299 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Pancasila ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi pukul WIB dan untuk pedagang pakaian pukul WIB.

51 45 Gambar 5.7 Foto Udara Pasar Pancasila(menggunakan drone) Kondisi kios kios yang ada di dalam pasar, kurang rapi dilihat dari kondisi bangunan sudan mulai rusak, jarak antar kios pun cukup rapat, serta ukuran untuk pejalan kaki relatif sempit, sehingga disaat kondisi, seperti menjelasng idul fitri pasar tersebut menjadi sesak. Dengan kondisi antar kios yang berdempetan tersebut, ada beberapa kios kios yang dirasa kurang nyaman yaitu dengan bersatunya lokasi kios kios dengan sembako yang kebanyakan kios kios tersebut pedagang PKL yang membangun bangunan sendiri diluar bangunan pasar, sehingga menimbulkan bau yang kurang enak, disaat konsumen hanya akan membeli pakaian. Untuk kondisi saran prasarana, seperti mushola, Toilet ada cukup baik, akan tetapi ukurannya yang kecil kurang menunjang di pasar pancasila ini, kondisi pemeliharaan cukup baik dan bersih. Serta tidak ditemukannya plang pasar. Plang Pasar Tampak samping & terminal

52 46 Kondisi Mushola Kondisi dalam Pasar yang Sempit Kondisi Bangunan Pedagang PKL di luar Pasar Jarak antar pedagang dan pejalan kaki Kondisi Luar Pasar Gambar 5.8 Kondisi Pasar Pancasila Pasar Gegernoong Pasar Gegernoong berada di 7 23'8.31"S108 14'1.39"Tkawasan Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Wilayah pasar Gegernoong ini ada sejak dari tahun 1999, dengan luas 1.000m 2, dengan jumlah kios ada 91 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Gegernoong ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi

53 47 pukul WIB dan untuk pedagang pakaian pukul WIB.Pada awal bulan Agustus 2017 akan mengalami relokasi untuk renovasi bangunan pasar. Gambar 5.8 Denah Pasar Gegernoong Kondisi kios kios yang ada di dalam pasar, kurang rapi dilihat dari kondisi bangunan sudan mulai rusak, jarak antar kios pun cukup rapat, serta ukuran untuk pejalan kaki relatif sempit, sehingga disaat kondisi, seperti menjelasng idul fitri pasar tersebut menjadi sesak.

54 48 Gambar 5.9 Foto Udara Pasar Gegernoong (menggunakan drone) Dengan kondisi antar kios yang berdempetan tersebut, ada beberapa kios kios yang dirasa kurang nyaman yaitu dengan bersatunya lokasi kios kios dengan sembako yang kebanyakan kios kios tersebut pedagang PKL yang membangun bangunan sendiri diluar bangunan pasar, sehingga menimbulkan bau yang kurang enak, disaat konsumen hanya akan membeli pakaian. Kondisi draenase tidak berfungsi, kondisi jalan pasar reltif baik. Pembiayaan per bulan disesuaikan dengan ukuran bangunanya Rp ,- sampai Rp ,- per bulan dan PKL dikarcis Rp. 2000,- per hari. Plang Pasar Lahan Parkir

55 49 Kondisi jalan masuk pasar Kondisi Jarak antar kios Kondisi bangunan dalam pasar Draenase yang tidak berfungsi Tampak depan Tidak ada penampungan sampah Gambar 5.10Kondisi Pasar Gegernoong Pasar Padayungan Pasar Padayungan berada di 7 21'1.51"S108 13'1.34"Tkawasan Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, kodisi letak Pasar Padayungan ini berada dengan Terminal Padayungan yang merupakan subterminal menggubungkan Kota Tasikmalaya-Kabupaten Tasikmalaya Selatan. Wilayah pasar Padayungan ini ada sejak dari tahun 1995, dengan luas m 2, dengan jumlah kios ada 261 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Padayungan ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan

56 50 setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi pukul WIB dan untuk pedagang pakaian pukul WIB. Gambar 5.11 Foto udara pasar padayungan (menggunakan drone) Kondisi kios kios yang ada di dalam pasar, kurang rapi dilihat dari kondisi bangunan sudan mulai rusak, jarak antar kios pun cukup rapat, serta ukuran untuk pejalan kaki relatif sempit. Dengan kondisi antar kios yang berdempetan tersebut, ada beberapa kios kios yang dirasa kurang nyaman yaitu dengan bersatunya lokasi kios kios dengan sembako yang kebanyakan kios kios tersebut pedagang PKL yang membangun bangunan sendiri diluar bangunan pasar, sehingga menimbulkan bau yang kurang enak, disaat konsumen hanya akan membeli pakaian. Untuk kondisi saran prasarana, seperti mushola, Toilet ada cukup baik, ada dibeberapa titik seperti di depan pasar, di tengah, dan di belakang dekat dengan kantor PD Pasar Padayungan, sarana angkutan pun memadai karena adanya terminal padayungan tersebut. Akan tetapi sekarang pasar padayungan ini menjadi sepi setelah dibukanya/adanya jalan suaka sehingga pembeli pun menjadi sedikit, dan banyak pedagang-pedagang yang gulung tikar sehingga tidak bisa berjulan lagi akhirnya menutup kiosnya, selain itu dengan kondisi letak pasar yang di belakang yang terhalangi oleh pedagang ruko ruko yang ada di depan sehingga calon para membeli atau konsumen tidak tau danya pasar di belakang, sehingga

57 51 banyak para pembeli sekarang untuk berbelanja ke pasar cikurubuk, serta tidak Untuk pembayaran iuran rbulan disesuaika dengan letak dan ukurn dari setiap kios mulai Rp ,- sampai Rp ,- per bulannya. Kondisi Jalan Masuk ke Pasar dariselatan Kondisi PKL di depan Pasar Kondisi jalan masuk pasar dari sebelah Utara Kondisi Ruko-Ruko yang di depan Pasar WC Umun dan Mushola di Belakang WC Umum dan Mushola di Tengah

58 52 Kondisi Jarak Antar Pedagang Kondisi jalan yang berlubang Kondisi Terminal Transit Kondisi Pedagang di Pasar Kondisi Ruas Jalan di dalam Bagian tengan bangunan pasar

59 53 Plang Pasar Padayungan Kondisi Aliran Draenase berfungsi baik Gambar 5.12 Kondisi Pasar Padayungan

60 Pasar Indihiang Pasar Indihiang berada di 7 17'22.87"S108 11'34.79"Tkawasan Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, letak Pasar Indihiang ini berada di sebelah selatan terminal Kota Tasikmalaya, terminal untuk angkutan luar kota. Pasar indihiang ini sebagai pasar komoditas khususunya masyarakat kecamatan Indiahiang, akan tetatpi diluar kecamatan Indihiang pun ada untuk berbelanja ke pasar Indihiang ini seperti wilayah bungursari, kecamatan mangkubumi, dan lain lain. Gambar 5.13 Denah Pasar Indihiang Wilayah pasar ini ada sejak tahun 1997, dengan luas m 2, dengan jumlah kios ada 488 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Indiahiang ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi pukul WIB dan untuk pedagang pakaian pukul WIB.

61 55 Gambar Foto Udara Pasar Indihiang (menggunakan drone) Kondisi jalan di pasar Indihiang banyak jalan yang berlubang, sehingga memungkinkan saat musim hujan pasar tersebut becek, jarak antar kios cukup rapat.faktor keamanan sangat kurang, tidak ada pagar penutup area pasar, siapapun dan kapanpun bisa masuk ke dalam pasar. Untuk pembiayaan, bvagi pedagang yang memiliki bangunan resmi itu dengan bayaran Rp ,- per bulan sedagangkan yang PKL Rp. 2000,- per hari Kantor Unit Pasar Indihiang Plang Pasar Indihiang Kondisi Jalan Luar Area Pasar Kondisi dalam Pasar

62 56 Kondisi kios yang kosong Kondisi Area Luar pasar, jalan yang kurang baik Kondisi Jarak pedagang Kondisi jalan yang rusak Kondisi penatan kebersihan Kondisi Kurang Kerapian Pasar Gambar 5.15Kondisi Pasar Indihiang

63 Pasar Burung & Besi Pasar burung dan besi berada di 7 20'5.38"S108 11'59.76"Tkawasan Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Wilayah pasar burung dan besi ini ada sejak dari tahun 1997, dengan luas 4.076m 2, dengan jumlah kios ada 244 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar burung dan besi ini bersifat tematik yaitu berbagai jenis burung peliharaan, dan pakan burung serta peralatan yang menunjang lainnya, seperti sangkar burung, tempat pakan burung dan aksesoris aksesoris lainnya untuk kelengkapan burung serta terdapat arena kontes burung bertarap SNI. Gambar foto udara pasar burung & besi (menggunakan drone) Sedangkan di pasar besi itu menjual brang barang sperpat motor dan mobil yang bekas ada juga yang menjual baru, serta besi besi panjang atau batangan.operasi pasar mulai pukul WIB. Dengan biaya iuaran per bulannya adalah Rp ,- per kios dengan ukuran kios 2x2 meter.dengan kondisi lahan dari kios kiosnya sudah lumayan tertata rapi karena tidak adanya pedagang pedagang kaki lima, semua pedagang sudah ada kiosnya masing masing.

64 58 Gambar 5.17 Denah Pasar Burung & Besi Kondisi sarana prasarana toilet dan mushola tersedia dengan ukuran yang relatif besar untuk pasar ini. Akan tetapi kondisi kulitas air kurang baik, karena nampak keruh (kuning), kondisi seperti ini dikarenakan sumber airnya itu adalah sumur gali, dengan kualitas air kurang baik, karena dulunya adalah lahan pesawahan. Kondisi jalan tidak di papingblok, akan tetapi apabila musim hujan tidak terlalu becek karena drainase berjalan baik. Palang Pasar Kantor Unit Pasar

65 59 Kondisi Jalan Kondisi jarak antar kios Kios Besi Panjang Arena Kontes Burung Bertandar SNI Kondisi pasar besi blok Besi Panjang Kondisi Pasar Besi Onderdil Kondisi Pasar Besi Onerdil (Sparpat) Kondisi Blok Pasar Besi Onerdil Gambar 5.18Kondisi Pasar Burung dan Pasar Besi

66 Pasar Cibeuti Pasar Cibeuti berada di 7 23'12.56"S108 11'17.49"Tkawasan Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Wilayah pasar Cibeuti ini ada sejak dari tahun 1930 di rehab 2006, dengan luas 696,51m 2, dengan jumlah kios ada 28 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Pancasila ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi pukul WIB dan untuk pedagang pakaian pukul WIB. Gambar 5.19 Foto udara pasar Cibeuti (menggunakan drone) Pasar Cibeuti ini merupakan komoditas perekonomian masyarakat palaing utama di desa Cibeuti, setiap harinya pun ramai. Yang menjadi pembeli di pasar ini tidak hanya masyarakat desa Cibeuti pada khususnya akan tetapi dai wilayah Sukarame, Singaparna Kabupaten Tasikmalaya pun ke pasar ini, karena pasar ini dekat dengan perbatasan Kabupaten Tasikmalaya diantaranya, wilayah sukaraja dan daerah sekitarnya. Sehingga pasar ini pendapatannya lebih besar dibandingkan dengan pasar Gegernoong dan pasar Padayungan. Kondisi kios kios yang ada di dalam pasar, cukup rapi dilihat dari kondisi bangunan terlihat masih baru, jarak antar kios berdempetan, ukuran jalan untuk pejalan kaki relatif sempit, sehingga disaat kondisi pasar ramai pasar tersebut menjadi sesak. Kondisi draenase tidak berfungsi tertutup oleh pedagang, kondisi jalan pasar relatif baik. Pembiayaan per bulan disesuaikan dengan ukuran

67 61 bangunanya Rp ,- sampai Rp ,- per bulan dan PKL dikarcis Rp. 2000,- per hari. Lahan Parkir Plang Pasar Cibeuti Kondisi jalan masuk ke pasar Kondisi pedagang Kondisi jarak pedagang Kondisi jalan di dalam pasar PKL di Bagian Utara PKL di Bagian Barat Gambar 5.20 Kondisi Pasar Cibeuti

68 Pasar Nyemplong Pasar Nyemplong berada di 7 23'12.56"S108 11'17.49"Tkawasan jl. Sariwangi Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Memiliki Luas lahan 5.650m 2 dan lahanterbangun 312 m 2, baru diresmikan pada tanggal 3 Mei 2017, dengan jumlah kios ada 26 kios, jenis dagangan yang dijualdi pasar ini tidak begitu beragam, yaitu sembako, pakaian, sayur dan buah, bahanbahan setengah jadi dan lain sebagainya. Gambar 5.21 Foto Udara Pasar Nyemplong (menggunakan drone) Waktu operasi pasar mulai pukul WIB,namun karena baru berdiri Pasar ini beroprasi hanya pada hari Selasa dan Sabtu, namun hanya optimal di hari Sabtu saja. Lokasinya saangat jauh dari wilayah perkotaan, berada di daerah perbatasan Kabupaten Tasikmalaya Kecamatan salopa & Gunungtanjung. Kondisi aksesibilitas sangat terbatas, tidak ada kendaraan umum menuju lokasi pasar.

69 63 Peresmian Pasar Nyemplong Acara Peresmian Pasar Bangunan Permanen Pasar Lapak Non Permaen Pedagang Lapak Non permanen Bagian dalam Bangunan permanen Area Parkir Denah Pasar Nyemplong di Bangunan Permanen Gambar 5.15 Kondisi Pasar Nyemplong

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN KONDISI GEOGRAFI KOTA TASIKMALAYA A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota Tasikmalaya termasuk kedalam Wilayah Pengembangan (WP) Priangan Timur dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LOKASI PASAR TRADISIONAL DI KOTA TASIKMALAYA

PENGEMBANGAN LOKASI PASAR TRADISIONAL DI KOTA TASIKMALAYA PENGEMBANGAN LOKASI PASAR TRADISIONAL DI KOTA TASIKMALAYA ARTIKEL Penyusun: Dr. Siti Fadjarajani, M.T. (0406046602) Darwis Darmawan, M.Pd. (0002028803) UNIVERSITASI SILIWANGI TASIKMALAYA - 2017 i ABSTRAK

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan kota sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai macam faktor-faktor perubahan yang menyangkut segi-segi sosial, ekonomi, politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pasar Rakyat mempunyai peranan penting dalam menggerakkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat. Dengan berkembangnya Toko Modern dikhawatirkan keberadaan Pasar Rakyat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

Laporan Penelitian. STUDI KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA PERKOTAAN KOTA TASIKMALAYA (Studi Kasus Penataan Papan Reklame Perkotaan) Disusun Oleh:

Laporan Penelitian. STUDI KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA PERKOTAAN KOTA TASIKMALAYA (Studi Kasus Penataan Papan Reklame Perkotaan) Disusun Oleh: Laporan Penelitian STUDI KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA PERKOTAAN KOTA TASIKMALAYA (Studi Kasus Penataan Papan Reklame Perkotaan) Disusun Oleh: Indra Mahdi, MT. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 8 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RGS Mitra 1 of 8 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RGS Mitra 1 of 8 Lampiran UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan perkembangan kemajuan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan paparan pendahuluan yang menunjukkan gejala-gejala

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan paparan pendahuluan yang menunjukkan gejala-gejala 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan paparan pendahuluan yang menunjukkan gejala-gejala kesenjangan yang terjadi di lapangan dengan teori yang ada, maka dengan demikian perlu dilakukan penelitian ini.

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik 47 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Kabupaten Pringsewu 1. Sejarah Singkat Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Lampung yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13). 28 IV. KONDISI UMUM 4.1 Wilayah Kota Kota merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kota memiliki luas wilayah sebesar 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan.

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1 PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1 Oleh Anwar Rinjani, Alpa Laeli, Lusy Beliana S, M. Denis Juliansyah, Ulpah Mardiani dan Wilda Yustiadini 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DI WILAYAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DI WILAYAH KOTA TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DI WILAYAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a.

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain 56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR Oleh: EVA SHOKHIFATUN NISA L2D 304 153 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Kota Depok 5.1.1 Letak dan Keadaan Geografi Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o 19 00 sampai 6 o 28 00 Lintang Selatan dan 106 o 43 00 sampai 106

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE

BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE 5.1 Sejarah Kota Depok Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memacu pertumbuhan di berbagai sendi kehidupan seperti bidang ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. memacu pertumbuhan di berbagai sendi kehidupan seperti bidang ekonomi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia telah berhasil memacu pertumbuhan di berbagai sendi kehidupan seperti bidang ekonomi, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BADAN PUSAT STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 01/02/ST13/32/78, 18 FEBRUARI 2014 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 18.405 RUMAH TANGGA, TURUN 48,43

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Isu Strategis Dalam penyusunan renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor tentunya tidak terlepas dari adanya isu strategis pembangunan Kota Bogor, yaitu : a. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar 1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada dalam rangka memberikan kontribusi untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN Yusrinawati Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: yusri47@yahoo.com Retno Indryani Eko Budi Santoso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari penelitian. Pendahuluan adalah awal suatu cara untuk mengetahui suatu masalah dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di berbagai kota di Indonesia, baik kota besar maupun kota kecil dan sekitarnya pembangunan fisik berlangsung dengan pesat. Hal ini di dorong oleh adanya pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS

Lebih terperinci