BAB 3 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Produktivitas Produktivitas pada dasarnya berkaitan erat pengertiannya dengan system produksi, yaitu system dimana faktor-faktor semacam : Tenaga kerja (direct atau indirect labor) Modal / kapital berupa mesin, perlatan kerja, bahan baku, bangunan pabrik, dll Dikelola dalam suatu cara yang teroganisir untuk mewujudkan barang atau jasa secara efektif dan efisien. (Wignjosoebroto, 1992, P2). Produktivitas didefinisikan sebagai hubungan antara input dan output suatu system produksi. Hubungan ini sering lebih umum dinyatakan sebagai rasio output dibagi input. (Nasution, 2006, P421) Dengan diketahuinya nilai (indeks) produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efisien sumber-sumber input telah berhasil dihemat. (Wignjosoebroto, 1992, P3). Supaya produktivitas dapat meningkat, perlu diupayakan proses produksi dapat memberikan kontribusi sepenuhnya terhadap kegiatan-kegiatan produktif yang berkaitan dengan nilai tambah dan justru yang terpenting adalah berusaha menghindari atau meminimalkan langkah-langkah kegiatan yang tidak produktif seperti banyaknya idle / delays, set up, lading unloading, material handlings, dsbnya. (Wignjosoebroto, 1992, P3)

2 Pengukuran Produktivitas Terdapat beberapa metode dalam pengukuran produktivitas, yaitu : Metode Mundel Marvin E. Mundel mengemukakan dua bentuk pengukuran indeks produktivitas, yaitu : IP = IP = AOMP / RIMP AOBP / RIBP AOMP / AOBP RIMP / RIBP X 100 X 100 Dimana : IP = Indeks Produktivitas AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur AOBP RIMP RIBP = Output agregat untuk periode dasar = Input-input untuk periode yang diukur = Input-input untuk periode dasar. Dari dua bentuk indeks produktivitas yang dikemukakan oleh Marvin E. Mundel tampak bahwa pada dasarnya kedua bentuk pengukuran itu adalah serupa. Formula (1) merupakan rasio antara indeks performansi untuk periode dasar dan formula (2) merupakan rasio antara indeks output dan indeks input. (Nasution, 2006, P444) Metode The American Productivity Center Pusat produktivitas Amerika (The American Productivity Center APC) mengemukakan ukuran produktivitas sebagai berikut :

3 21 Profitabilitas = = HasilPenjualan Biaya Biaya BanyaknyaOutput * H argaperunit BanyaknyaInput * BiayaPerUnit = BanyaknyaOutput BanyaknyaInput x H arga Biaya = (Produktivitas) x (Indeks perbaikan harga) Indeks perbaikan harga menunjukkan perubahan dalam biaya input terhadap harga output perusahaan. Dalam model APC ini, biaya per unit tenaga kerja, material dan energi dapat dihitung atau ditentukan secara langsung. (Nasution, 2006, P ) Metode OMAX Objective Matrix (OMAX) adalah suatu system pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut. Fungsi dari OMAX adalah : Sebagai sarana pengukuran produktivitas Sebagai alat memecahkan masalah produktivitas Alat pemantau pertumbuhan produktivitas. Dalam OMAX diharapkan aktivitas seluruh personil perusahaan unutk menilai, memperbaiki dan mempertahankan karena system ini merupakan

4 22 system pengukuran yang diserahkan langsung ke bagian-bagian unit proses industri. (Nasution, 2006, P447) Metode Balanced Scorecard Ukuran keuangan hanya menangkap aspek proses kinerja yang paling akhir dari suatu rantai proses kinerja yang panjang. Adanya kekurangmampuan kinerja keuangan dalam perusahaan mengilhami Kaplan dan Norton (1996) untuk komprehensif, inilah yang disebut sebagai Balanced Scorecard. Balanced Scorecard dipergunakan untuk menjalankan proses manajemen seperti (Nasuation, 2006, P453) : Mengklarifikasikan dan menerjemahkan visi dan strategi Mengkomunikasikan dan menghubungkan sasaran strategi dan ukuranukurannya Merencanakan, menetapkan target dan menyusun inisiatif strategi Memperluas umpan balik dan pembelajaran yang strategis. 3.3 Pengertian dan Fungsi Manajemen Manajemen adalah proses mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. (Robbins, 2004, P6). Berdasarkan pendapat dari Dessler (1997, P2), terdapat lima fungsi dasar yang harus dijalankan oleh manajer yaitu :

5 23 1. Perencanaan / Planning Menetapkan tujuan dan standar, mengembangkan aturan dan prosedur, mengembangkan rencana dan peramalan, meramalkan atau memproyeksi beberapa peristiwa di masa depan. 2. Pengorganisasian / Organizing Memberikan setiap bawahan suatu tugas khusus, membangun departemen, mendelegasikan wewenang kepada bawahan, menetapkan saluran wewenang dan komunikasi, mengkoordinasikan kerja bawahan. 3. Penstafan / Staffing Memutuskan tipe atau jenis orang yang akan dipekerjakan, merekrut calon karyawan, mengevaluasi kinerja, menyuluh karyawan, melatih dan mengembangkan karyawan. 4. Pemimpinan / Leading Membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan semangat kerja, memotivasi bawahan. 5. Pengendalian / Controlling Menetapkan standar seperti kuota penjualan, standar mutu atau tingkat produksi, melakukan pengecekan untuk melihat bagaimana perbandingan antara kinerja actual dengan standar ini, mengambil tindakan perbaikan sesuai kebutuhan. Manajemen pada semua tingkatan dalam organisasi akan melakukan minimal empat aktivitas, baik pada tingkatan atas, menengah, maupun bawah. Meskipun keempat aktivitas tersebut dilakukan oleh semua tingkatan tetapi terdapat perbedaan untuk masing-masing tingkatan manajemen tersebut dalam

6 24 aktivitasnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini. (Nasution, 2006, P14) Tabel 3.1. Perbedaan Aktivitas Manajemen pada Berbagai Tingkatan Manajemen Tingkatan Aktivitas Manajemen Planning Organizing Staffing Controlling Atas Tinggi Rendah Rendah Sedang Menengah Sedang Tinggi Sedang Sedang Bawah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Sumber : Arman H. Nasution, Manajemen Industri, Andi Offset, 2006, hal Proses Manajemen Sumber Daya Manusia Proses manajemen sumber daya manusia adalah berbagai kegiatan yang diperlukan untuk mengisi staf dan mempertahankan karyawan yang berkinerja tinggi. Proses ini terdiri dari delapan kegiatan yang dapat dilihat pada Gambar 3.1. Delapan kegiatan ini terdiri dari tiga kegiatan pertama yang menjamin bahwa karyawan yang berkompeten dapat diidentifikasikan dan dipilih. Dua kegiatan berikutnya yang mencakup memberikan kepada karyawan pengetahuan dan keahlian yang up to date dan tiga kegiatan terakhir mencakup memastikan bahwa organisasi mempertahankan karyawan yang kompeten dan berkinerja baik yang mampu terus-menerus menghasilkan kinerja yang tinggi (Robbins, 2004, P305)

7 25 Gambar 3.1. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber : Stephen P. Robbins, Manajemen, PT Indeks, 2004, hal 305 Perencanaan sumber daya manusia adalah proses yang dilakukan para manajer untuk menjamin bahwa mereka memiliki jumlah dan jenis orang yang tepat dan pada saat yang tepat yang mampu menyelesaikan sejumlah tugas yang dibebankan secara efektif dan efisien. Perencanaan sumber daya manusia ini terbagi menjadi tiga langkah yaitu : (Robbins, 2004, P307) 1. Menilai sumber daya manusia yang ada sekarang 2. Menilai kebutuhan sumber daya manusia di masa depan 3. Menyusun program untuk memenuhi kebutuhan di masa depan Setelah para manajer mengetahui status sumber daya manusia yang ada sekarang dan kebutuhan mereka di masa dateng, mereka dapat mulai menyelesaikan segala ketidak konsistenan. Apabila muncul satu lowongan atau lebih, mereka dapat menggunakan informasi yang dikumpulkan melalui analisis pekerjaan itu untuk membimbing mereka dalam perekrutan. Sebaliknya, apabila perencaaan sumber daya manusia menunjukkan adanya kelebihan karyawan,

8 26 manajemen dapat mempertimbangkan pengurangan angkatan kerja dalam organisasi tersebut (Robbins, 2004, P309) Perekrutan sendiri berarti proses mencari, mengidentifikasi dan menarik para calon yang berkemampuan sedangkan pengurangan adalah sejumlah teknik untuk mengurangi pasokan tenaga kerja di dalam organisasi. (Robbins, 2004, P309). Orientasi merupakan proses selanjutnya jika dalam analisis yang dilakukan manajemen dihasilkan bahwa organisasi sebaiknya melakukan perekrutan bukan pengurangan. Orientasi adalah Pengenalan karyawan baru dengan pekerjaan dan organiasasi. (Robbins, 2004, P316). Orientasi yang berhasil, baik formal maupun informal akan menghasilkan peralihan dari orang luar ke orang dalam yang membuat karyawan baru itu merasa kerasan dan beradaptasi dengan cukup baik sehingga menurunkan kemungkinan pekerjaan yang buruk dan mengurangi kemungkinan pengunduran diri mendadak dari karyawan tersebut setelah satu atau dua minggu bekerja. (Robbins, 2004, P317). Pelatihan diberikan kepada karyawan baru untuk mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. (Dessler, 1997, P263). Setelah pelatihan, proses manajemen sumber daya manusia dilanjutkan dengan manajemen kinerja. Manajemen kinerja adalah suatu proses menetapkan standar kinerja dan menilai kinerja untuk tiba pada keputusan sumber daya manusia yang objektif sehingga dapat memberikan dokumentasi untuk mendukung keputusan itu.

9 27 Langkah selanjutnya adalah kompensasi dan tunjangan. Kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu. (Dessler, 1997, P85). Sedangkan tunjangan adalah pembayaran tidak langsung yang diberikan kepada karyawan dapat mencakup asuransi jiwa, cuti, pension, rencana pendidikan dan rabat untuk produk-produk perusahaan. (Dessler, 1997, P174) Langkah terakhir dalam menghasilkan karyawan yang berkompeten dan berkinerja tinggi adalah pengembangan karir. Karir adalah rentetan posisi yang dipegang seseorang selama hidupnya. (Robbins, 2004, P322). Sedangkan pengembangan karir adalah proses yang disengaja dan menjadikan seseorang sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan rangkaian-rangkaian langkah-langkah sepanjang hidup yang menyumbang kepada pemenuhan karirnya. (Dessler, 1997, P45) Analisis Jabatan Analisis jabatan adalah prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan ketrampilan dari suatu jabatand an orang macam apa yang akan dipekerjakan utnuk itu. Analisis jabatan ini selanjutnya digunakan untuk mengembangkan uraian jabatan-job description dan spesifikasi jabatan-job specification. Uraian jabatan adalah suatu daftar tugas-tugas, tanggung jawab, hubungan laporan, kondisi kerja, tanggung jawab kepenyeliaan suatu jabatan. Sedangkan spesifikasi jabatan adalah suatu daftar dari tuntutan manusiawi suatu jabatan yakni pendidikan, ketrampilan, kepribadian yang sesuai. (Dessler, 1997, P90).

10 28 Informasi dari analisis jabatan ini akan memberikan manfaat seperti yang terlihat pada Gambar 3.2. berikut (Dessler, 1997, P90-91) : Analisis Jabatan Uraian Jabatan dan Spesifikasi Jabatan Keputusan Perekrutan dan Seleksi Penilaian Kinerja Evaluasi Jabatan- Keputusan Upah dan Gaji (Kompensasi) Gambar 3.2. Kegunaan dari Informasi Analisis Jabatan Tuntutan Pelatihan Sumber : Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Prehallindo, 1997, Hal 91 Analisis jabatan menyajikan informasi tentang apa yang dibuthkan jabatan tersebut dan karakteristik manusiawi yang dituntut untuk melaksanakan kegiatankegiatan ini atau dengan kata lain analisis jabatan memutuskan orang macam apakah yang akan direkrut dan dipekerjakan. Suatu penilaian kinerja membandingkan setiap kinerja aktual dari masingmasing karyawan dengan standar kinerjanya. Melalui analisis jabatan dapat ditetapkan standar untuk dicapai dan kegiatan spesifik untuk dilaksanakan. Informasi analisis jabatan juga dapat dipergunakan untuk memprakirakan nilai dan kompensasi yang tepat untuk masing-masing jabatan. Hal ini dikarenakan kompensasi tergantung kepada ketrampilan dan tingkat pendidikan yang dituntut dari suatu jabatan, risiko keselamatan dan tingkat tanggung jawab. Manfaat dari analisis jabatan adalah untuk merancang program pelatihan dan pengembangan karena analisis dan uraian jabatan menunjukkan ketrampilan.

11 Komunikasi Suatu perusahaan hanya akan merealisasikan tujuannya jika setiap pegawai bekerja secara efisien dan adanya kerja sama antara pegawai yang satu dengan yang lainnya. Salah satu faktor yang memungkinkan terjadi adalah hubungan (komunikasi) yang baik antara pegawai di dalam perusahaan, terlebih-lebih antara pimpinan dengan bawahan. Komunikasi ini dilakukan dengan pertemuanpertemuan, berbicara melalui telepon, mengirim surat, berbicara langsung, pemberian laporan, pemberian petunjuk dan pemberian perintah. (Manullang, 2005, P161) Komunikasi dibagi menjadi beberap jenis. Jenis-jenis komunikasi dapat dilihat pada Gambar 3.3. (Manullang, 2005, P161) KOMUNIKASI Komunikasi Ke Dalam Komunikasi Ke Luar Komunikasi Vertikal Komunikasi Horisontal Komunikasi ke Bawah Komunikasi ke Atas Gambar 3.3. Jenis-Jenis Komunikasi Sumber : Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Gadjah Mada University Press, 2005, Hal 161 Komunikasi ke dalam sesuai dengan tujuan kepada siapa warta itu disampaikan, dibedakan menjadi dua macam yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Komunikasi vertikal adalah proses penyampaian sesuatu warta dari pihak pimpinan kepada pihak bawahan atau sebaliknya. Sedangkan komunikasi horizontal bermaksud menjamin hubungan yang baik antara pimpinan

12 30 yang setingkat dan diwujudkan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan secara berkala. Komunikasi vertikal dibagi menjadi komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas. Komunikasi ke bawah diwujudkan oleh pimpinan dengan jalan pemberian perintah atau dengan jalan pemberian petunjuk. Komunikasi ke atas ini mempunyai tujuan untuk menjamin hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan bawahan agar tertuju kepada tujuan perusahaan. Sedangkan komunikasi ke atas diwujudkan dengan pemberian laporan oleh bawahan kepada atasan Wewenang Wewenang adalah hak untuk mengambil keputusan, mengarahkan kerja orang lain dan memberikan perintah. Wewenang ini dibagi menjadi dua yaitu (Dessler, 197, P4) : o Wewenang lini Wewenang lini merupakan wewenang manajer lini untuk mengarahkan pekerjaan bawahan karena manajer lini bertugas untuk menyelesaikan atau mencapai tujuan-tujuan organisasi. o Wewenang staf Wewenang staf merupakan wewenang dari manajer staf untuk membantu dan menasehati manajer lini dalam menyelesaikan tujuan dasar ini.

13 Delegasi Delegasi merupakan kegiatan seorang manajer untuk menugaskan bawahannya untuk mengerjakan bagian daripada tugas manajer yang bersangkutan dan pada waktu yang bersamaan memberikan kekuasaan kepada bawahan tersebut sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya atau dapat mempertanggungjawabkan hal-hal yang didelegasikan kepadanya. (Manullang, 2005, P107) Tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang pada jabatan tertentu sedangkan kekuasanaan adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya. (Manullang, 2005, P107) Delegasi mempunyai manfaat ganda yang terpenting, diantaranya (Manullang, 2005, P69) : Atasan dapat memusatkan perhatiannya pada pekerjaan pokok saja Putusan dapat dibuat lebih cepat dan pada unit yang tepat Inisiatif dan rasa tanggung jawab bawahan dapat dimotivasi sehingga bawahan tidak selalu menunggu perintah atasan Merupakan cara mendidik atau mengembangkan bawahan sehingga kelak mampu memberi tugas dan tanggung jawab yang lebih besar Salah satu hal yang amat penting dalam masalah delegasi ialah bagaimana supaya delegasi itu efektif. Untuk mencapai hal tersebut ada beberapa hal yang dapat dipedomani yaitu (Manullang, 2005, P ) :

14 32 Unsur delegasi harus lengkap dan jelas Manajer harus mendelegasikan kepada orang yang tepat. Manajer yang mendelegasikan harus memberikan peralatan yang cukup dan mengusahakan keadaan sekitar yang efisien. Manajer yang mendeleger harus memberikan insentif Pelatihan Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. (Dessler, 1997, P263). Terdapat beberapa teknik pelatihan yang popular yaitu (Dessler, 1997, P ) : Pelatihan di tempat kerja Pelatihan di tempat kerja berarti melatih seseorang untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya. Terdapat beberapa jenis pelatihan ditempat kerja diantaranya : o Metode Pelatihan Pada metode ini, karyawan dilatih di tmepat kerja oleh seorang karyawan berpengalaman atau penyelia peserta pelatihan. o Pelatihan Magang Pelatihan magang merupakan satu proses terstruktur yang dengannya individu-individu menjadi karyawan terlatih melalui kombinasi instruksi di kelas dan pelatihan di tempat kerja.

15 33 Pelatihan instruksi jabatan Pelatihan instruksi jabatan adalah pendaftaran masing-masing tugas dasar jabatan, bersama dengan titik-titik kunci untuk memberikan pelatihan langkah demi langkah kepada karyawan. Teknik audio visual Teknik audio visual merupakan teknik pelatihan dengan menggunakan bantuan film, televisi, audiotape, dan videotape. Teknik ini lebih efektif dan dapat digunakan secara meluas tetapi membutuhkan biaya yang cukup besar. Teknik audio visual dibagi menjadi : Pelatihan jarak jauh Dengan pelatihan ini, seorang pelatih di lokasi sentral dapat melatih kelompok karyawan pada lokasi yang jauh lewat siaran televisi. Konferensi video Konferensi video adalah suatu cara dengan menggabungkan dua atau lebih kelompok yang berjauhan yang menggunakan sebuah sebuah kombinasi perlengkapan audio dan visual. Pembelajaran terprogram Pembelajaran terprogram adalah suatu metode sistematik untuk mengajarkan ketrampilan yang mencakup penyajian pertanyaan atau fakta, memungkinkan orang itu untuk memberikan tanggapan dan memberikan peserta belajar suatu umpan balik segera tentang kecermatan jawabannya.

16 34 Pelatihan simulasi Pelatihan simulasi adalah pelatihan karyawan pada peralatan khusus di luar tempat kerja, seperti pelatihan pilot pada pesawat sehingga biaya dan bahayanya dapat dikurangi. Pelatihan berdasarkan komputer Pelatihan ini menggunakan sebuah system berdasarkan computer untuk secara interaktif meningkatkan pengetahuan atau ketrampilannya Penilaian Kinerja Penilaian kinerja ini terdiri dari tiga tahap yang yaitu (Dessler, 1997, P3) : Mendefinisikan pekerjaan berarti memastikan bahwa atasan dan bawahan sepakat tentang tugas-tugas dan standar pekerjaan. Menilai kinerja berart membandingkan kinerja actual bawahan dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Memberikan umpan balik Terdapat beberapa metode dalam melakukan penilaian kinerja diantaranya adalah (Dessler, 1997, P5-17) : Metode skala penilaian grafik Skala penilaian grafik merupakan skala yang mendaftarkan sejumlah ciri dan kisaran kinerja untuk masing-masingnya. Karyawan kemudian dinilai dengan mengidentifikasi skor yang paling baik menggambarkan tingkat kinerja untuk masing-masing ciri.

17 35 Metode peningkatan alternasi Metode peringkatan alternasi membuat peringkat karyawan dari yang terbaik ke yang terjelek berdasarkan ciri tertentu. Metode perbandingan berpasangan Metode ini memeringkatkan karyawan dengan membuat peta dari semua pasangan karyawan yang mungkin untuk setiap ciri dan menunjukkan mana karyawan yang lebih baik dari pasangannya. Metode distribusi paksa Metode ini serupa dengan pemeringkatan pada sebuah kurva, persentase yang sudah ditentukan dari peserta penilaian ditempatkan dalam berbagai kategori kinerja. Metode insiden kritis Metode insiden kritis membuat satu catatan tentang contoh-contoh yang luar biasa baik atau tidak diinginkan dari perilaku yang berhubungan dengan kerja seorang karyawan dan meninjaunya bersama karyawan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Skala penilaian berdasarkan perilaku Skala penilaian ini merupakan suatu metode penilaian yang bertujuan mengkombinasikan manfaaat dari insiden kritis dan penilaian berdasarkan kuantitas.

18 36 Metode manajamen berdasarkan sasaran (MBO) Metode ini meliputi penetapan tujuan khusus yang dapat diukur bersama dengan masing-masing karyawan dan selanjutnya secara berkala meninjau kemajuan yang dicapai Kompensasi Kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu. Kompensasi ini terdiri dari dua komponen yaitu (Dessler, 1997, P85) : Pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Pembayaran keuangan yang tidak langsung berupa tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan. Tunjangan adalah pembayaran keuangan tidak langsung yang diberikan kepada karyawan, dapat mencakup seperti asuransi jiwa dan kesehatan, cuti, pensiun, rencana pendidikan dan rabat untuk produk-produk perusahaan. Tunjangan ini terdiri dari (Dessler, 1997, P ) : Upah untuk waktu tidak bekerja Merupakan tunjangan untuk masa tidak bekerja seperti asuransi pengagguran, upah cuti dan liburan dan upah sakit.

19 37 Tunjangan pengagguran tambahan Tunjangan ini memberikan satu pendapatan tahunan terjamin dalam industri tertentu di mana atasan harus menutup pabrik untuk mengganti mesin atau karena pekerjaan dikurangi. Tunjangan asuransi Tunjangan asuransi memberikan pendapatan dan tunjangan medis kepada korban kecelakaan yang berhubungan dengan kerja atau keluarga mereka lepas dari bersalah atau tidak. Tunjangan asuransi ini terdiri dari asuransi jiwa, asuransi rumah sakit, medis dan cacat Jaminan sosial Jaminan sosial memberikan tiga jenis tunjangan yaitu pendapatan pensiun pada usia 62 tahun dan sesudahnya, tunjangan kematian atau mereka mereka yang bertahan hidup yang dapat dibayarkan kepada tanggungan karyawan lepas dari usia pada saat kematian dan tunjangan kepada karyawan penyandang cacat dan tanggungan mereka. Tunjangan dinas karyawan Tunjangan ini berupa dinas personal (seperti konseling), dinas yang berkaitan dengan kerja (seperti fasilitas pengasuhan anak) dan penghasilan tambahan eksekutif (seperti mobil perusahaan dan pesawat terbang untuk para eksekutifnya).

20 Perintah Perintah adalah suatu instruksi resmi dari seorang atasan kepada bawahan untuk mengerjakan atau tidak melakukan sesuatu guna merealisasi tujuan perusahaan. Tujuan dari pemberian perintah dari atasan kepada bawahan ialah untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahan agar kegiatan masing-masing bawahan yang beraneka macam itu terkoordinasi kepada satu arah yaitu tujuan perusahaan. (Manullang, 2005, P ). Secara umum, jenis-jenis perintah dapat dibagi menjadi (Manullang, 2005, P ) : Perintah Lisan Perintah lisan ini mempunyai kelebihan diantaranya : o Tidak membutuhkan banyak waktu untuk mempersiapkannya o Mempunyai kemungkinan untuk menjelaskan hal-hal yang kurang jelas o Dapat dipergunakan kepada banyak orang Kekurangan dari perintah lisan adalah bahwa perintah tidak dipersiapkan dengan matang atau direncanakan. Selain itu perintah secara lisan terlalu fleksibel. Perintah Tertulis Jenis kedua dari perintah adalah perintah tertulis. Perintah ini mempunyai kelebihan diantaranya : o Perintah tertulis dapat mudah diperiksa guna memelihara kebenaran o Adanya perintah tertulis menyebabkan orang yang menerima perintah mengetahui benar tanggung jawabnya

21 39 o Perintah tertulis merupakan cara terbaik untuk menjamin persamaan dan kesupaan pelaksanaan di seluruh organisasi. Kekurangan dari perintah tertulis adalah memakan waktu dan menelan biaya. Perintah ini mempunyai beberapa prinsip yang harus dijalankan agar perintah menjadi efektif yaitu (Manullang, 2005, P ) : Perintah harus jelas Perintah diberikan satu per satu Perintah harus positif Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat Perintah harus erat dengan motivasi Perintah merupakan salah satu aspek berkomunikasi Motivasi Motivasi adalah daya perangsang oleh atasan guna mendorong pegawai untuk mau bekerja dengan segiat-giatnya dan dengan segala upayanya, berbeda antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan motif, tujuan dan kebutuhan dari masing-masing pegawai untuk bekerja, juga oleh perbedaan waktu dan tempat. (Manullang, 2005, P147) Motivasi ini dapat berupa uang maupun tidak. Motivasi yang tidak berupa uang seperti (Manullang, 2005, P ) :

22 40 Penempatan yang tepat Penempatan yang tepat dari seorang pegawai adalah salah satu hal yang dapat menaikkan efisiensi pegawai dan menimbulkan kepuasan dalam bekerja. Latihan sistematik Latihan atau pendidikan yang sistematik dapat menimbulkan kegairahan bekerja karena dengan pendidikan dan latihan terbuka jalan bagi pegawai untuk menaiki tangga-tangga kedudukan di dalam perusahaan dan hal ini dapat menstabilkan pegawai. Promosi yang objektif Promosi yang objektif berkaitan erat dengan latihan atau pendidikan yang sistematik. Promosi merupakan hal yang pada umumnya diidamidamkan oleh masing-masing pegawai sebab dengan demikian ia memiliki kekuasaan yang lebih besar dan berarti menaikkan penghasilannya. Pekerjaan yang terjamin, Pekerjaan yang terjamin bagi pegawai perusahaan haruslah tetap dipertahankan sebab pegawai akan menunjukkan loyalitas yang kecil bila ia merasa bahwa jabatannya hanya bersifat sementara saja. Turut sertanya wakil-wakil pegawai dalam pengambilan keputusan di dalam perusahaan Turut sertanya wakil-wakil pegawai dalam pengambilan keputusan perusahaan merupakan suatu langkah mengurangi salah pengertian dan memajukan kerja sama. Adanya perasaan di pihak pegawai bahwa mereka

23 41 mempunyai hak untuk turut memecahkan masalah-masalah pimpinan akan menimbulkan perasaan tanggung jawab dan memajukan perhatian terhadap perusahaan. Kondisi pekerjaan yang menyenangkan Kondisi-kondisi pekerjaan yang menyenangkan terlebih waktu jam kerja akan memperbaiki moral pegawai dan kesungguhan bekerja. Peralatan yang baik, ruangan kerja yang nyaman, perlindungan terhadap mara bahaya, ventilasi yang baik, penerangan cukup dan kebersihan bukan saja dapat menambah kegairahan bekerja tetapi pula akan menaikkan efisiensi. Pemberian informasi tentang perusahaan Pemberian informasi tentang perusahaan dapat diwujudkan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan khusus melalui majalah perusahaan atau pengiriman surat. Tindakan semacam ini dapat menimbulkan saling pengertian antara pemimpin perusahaan dengan para pegawai, dapat memajukan kerja sama dan dapat pula menumbuhkan perasaan sekeluarga antara pegawai-pegawai perusahaan. Fasilitas-fasilitas Pemberian fasilitas-fasilitas seperti rekreasi, pelayanan kesehatan dan perumahan akan membantu perusahaan dalam memotivasi pegawai dan membangun loyalitas pegawai kepada perusahaan.

24 Perilaku Adil dan Disiplin Perlakuan adil yang dijamin adalah program atasan yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua karyawan diperlakukan secara adil, umumnya dengan memberikan sarana yang dirumuskan, terdokumentasi bak dan terpublikasi yang melaluinya karyawan dapat memperoleh soal-soal yang dapat dipilih. (Dessler, 1997, P273). Sedangkan disiplin adalah suatu prosedur yang mengoreksi atau menghukum seorang bawahan karena melanggar aturan atau prosedur. Tujuan dari disiplin adalah untuk mendorong karyawan berperilaku secara bijaksana di tempat kerja, di mana menjadi bijaksana didefinisikan sebagai taat kepada peraturan dan keputusan. (Desller, 1997, P275) Proses disiplin yang adil dan jujur didasarkan pada tiga landasan yaitu (Dessler, 1997, P ): Aturan dan keputusan Tujuan dari aturan-aturan ini adalah untuk menginformasikan kepada karyawan sebelumnya rentang perilaku apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Hal ini biasanya dilakukan pada saat orientasi karyawan. Sistem hukum progresif Hukuman-hukuman ini seperti peringatan lisan, peringatan tertulis, skorsing hingga pemecatan. Kerasnya hukuman bergantung pada jenis pelanggaran dan banyaknya pelanggaran.

25 43 Proses naik banding Proses naik banding membantu dalam memastikan bahwa disiplin dikeluarkan secara adil dan jujur Standar Kerja Standar kerja merupakan alat pengukur atau alat penilai dari hasil kerja bawahan. Standar kerja ini harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum bawahan melaksanakan pekerjaannya dan bawahan harus mengetahui benar standar penilaian yang dipergunakan atasannya untuk menilai pekerjaannya. (Manullang, 2005, P185) Secara garis besarnya, jenis-jenis standar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan yaitu (Manullang, 2005, P ) : Standar dalam bentuk fisik Standar ini adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dan bersifat nyata, tidak dalam bentuk uang. Standar ini terdiri dari : o Kuantitas hasil produksi Contoh dari standar ini adalah jumlah hasil produksi untuk tiap jam mesin kerja, panjangnya kawat untuk setiap ton tembaga dan jumlah jam mesin kerja untuk setiap unit hasil produksi. o Kualitas hasil produksi Jenis standar berupa kualitas hasil produksi seperti berapa lama sesuatu produksi tahan dipakai.

26 44 o Waktu Contoh dari standar waktu adalah berapa hari atau berapa jam mesin bekerja atau berapa jam kerja suatu unit hasil produksi diselesaikan. Standar dalam bentuk uang Standar dalam bentuk uang adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dalam bentuk jumlah uang. Standar dalam bentuk uang biasanya terdapat dalam suatu budget perusahaan dan dapat dibagi menjadi : o Standar biaya Standar biaya ialah ditentukan besarnya biaya yang ahrus dikeluarkan untuk mnghasilkan atau mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. o Standar penghasilan Dengan standar penghasilan maka ditentukan berapa penghasilan yang harus diterima dari suatu penjualan tertentu. o Standar investasi Standar investasi artinya ditentukannya keefektifan dalam penggunaan modal. Contohnya ialah ditentukannya keuntungan bersih yang harus diperoleh dari setiap penggunaan modal sebesar 10%.

27 45 Standar intangible Standar ini adalah standar yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai kegiatan bawahan yang diukur baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk uang. Contohnya ialah menilai sikap pegawai terhadap perusahaan seperti banyaknya keluhan-keluhan pegawai yang disampaikan, banyaknya saran-saran pegawai kepada pemimpin, banyaknya pegawai yang mangkir dan banyaknya pegawai yang berhenti untuk pindah bekerja pada perusahaan-perusahaan lain Teknik Analisis Validitas dan Realibilitas Validitas Suatu kuesioner akan dinyatakan valid jika dapat mengukur apa yang dituju. (Aritonang, 2005, P53). Dikarenakan keterbatan waktu maka pengujian validitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi Nilai dari corrected item yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik. (Singarimbun, 1989, P139). Untuk taraf signifikansi 5% dengan df = 24 diperoleh angka kritik Untuk selengkapnya tabel angka kritik nilai r dapat dilihat pada lampiran. Reliabilitas Kuesioner analisis organizing, staffing, leading dan controlling dinyatakan reliable (dapat dipercaya) jika setelah dipergunakan beberapa kali dapat memberikan hasil pengukuran yang relatif sama. Artinya, hasil dari beberapa kali pengukuran itu diharapkan homogen. (aritonang, 2005, P51).

28 46 Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan SPSS versi Menurut Aritonang (2005, P53), tingkat reliabilitas minimal agar suatu kuesioner dapat dinyatakan reliabel sangat bergantung pada keputusan apa yang akan dibuat dari hasil kuesioner itu. Semakin penting keputusan yang akan dibuat, semakin tinggi koefisien realibilitas yang dituntut. Untuk penelitian dasar, dituntut realibilitas sebesar 0.8 atau lebih.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN 53 BAB 5 HASIL dan PEMBAHASAN 5.1 Data Pendukung Data-data yang didapat untuk menyelesaikan masalah produktivitas diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung di lapangan maupun dari data-data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil

Lebih terperinci

ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI

ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI Lingkup Manajemen Perencanaan (Planning) Fungsi Manajemen Pengorganisasian (Organizing) Pelaksanaan (Actuating) Goal/target usaha Pengawasan (Controlling) Lingkup Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V L1 KUESIONER Berilah tanda (V) pada jawaban yang dipilih UMUM 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V 2 Apakah struktur organisasi perusahaan memuat secara jelas garis

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja pada dasarnya memiliki banyak arti berdasarkan sudut pandang atau pendapat para ahli. Menurut Hardiyanto (2003), kinerja adalah hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mangkunegara (2002) menyatakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BAB IX MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB IX MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA BAB IX MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA Sumber daya namusia (human resources) merujuk pada orang-orang yang bekerja di lingkungan suatu organisasi, disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan.(simamora,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Pengertian Kinerja Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Perencanaan Karir Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan usianya (Rivai, 2009:369). Karir adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama harmonis, melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai tujuan akan sia-sia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Rachmawati (2010:3) manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses pernecanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Lunak Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : 2.1.1 Pengertian Perangkat Lunak Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan atau organisasi dibentuk dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, dan tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012). B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sumber Daya Manusia a. Pengertian Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat difenisikan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

KUISIONER Penentuan Tingkat Kepentingan Kriteria MBNQA SDM

KUISIONER Penentuan Tingkat Kepentingan Kriteria MBNQA SDM KUISIONER Penentuan Tingkat Kepentingan Kriteria MBNQA SDM A. BIODATA Nama Jabatan Umur Jenis Kelamin Alamat :.. :.. :.. :.. :.. B. PETUNJUK PENGISIAN Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Prestasi Kerja 2.1.1 Pengertian Prestasi Kerja Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Samsudin (2006: 22) Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

Agar setiap fungsi MSDM dapt diterapkan dengan baik dan tepat maka perlu adanya perencanaan. 1. Perencanaan organisasi

Agar setiap fungsi MSDM dapt diterapkan dengan baik dan tepat maka perlu adanya perencanaan. 1. Perencanaan organisasi PERTEMUAN KE-TUJUH PERENCANAAN FUNGSI-FUNGSI MSDM Agar setiap fungsi MSDM dapt diterapkan dengan baik dan tepat maka perlu adanya perencanaan. 1. Perencanaan organisasi organisasi merupakan alat dan wadah

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. ITS Jakarta) Robertus Tang Herman*), Faisal Safa*), Rhiren R. Mukti*) Binus University,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan aset penting dan berperan sebagai faktor penggerak utama dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berproduksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 6 Manajemen Personalia Agar supaya pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan personalia-personalia yang handal dan cakap. Personaliapersonalia ini diberi wewenang, tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu terus berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya pelaksanaan bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Beban sks : Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM) : IAB4217 : 3 sks (1) Minggu ke (2) Materi Pembelajaran 1 Peran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia 2.1.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Penilaian kualitas terhadap sumberdaya manusia dimaksudkan agar menjadi sumberdaya manusia yang professional,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Kiggundu dalam Gomes (2003:4-5), manajemen sumber daya adalah pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai tingkah laku,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Manajemen

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya), yaitu sebuah perusahan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengembangan Sumber daya Manusia:2004) sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengembangan Sumber daya Manusia:2004) sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia pada hakikatnya adalah penerapan manajemen tersebut khusus untuk sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Modul ke: 14 Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen

Lebih terperinci

MSDM. Performance Management and Appraisal. Peran Strategis MSDM. Peluang yang sama dan Hukum. Mengelola Karir. Menetapkan rencana upah strategis

MSDM. Performance Management and Appraisal. Peran Strategis MSDM. Peluang yang sama dan Hukum. Mengelola Karir. Menetapkan rencana upah strategis Peran Strategis MSDM Peluang yang sama dan Hukum Performance Management and Appraisal Mengelola Karir Job Analysis (Analisis Pekerjaan) Menetapkan rencana upah strategis Perencanaan Personil dan Perekrutan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Waktu Kerja Sistem kerja yang baik merupakan faktor yang penting dalam suatu manajemen operasional suatu perusahaan. Dalam merancang suatu sistem kerja yang baik dibutuhkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manusia dengan segala kelebihan dan kelemahan tidak dapat terlepas dari kehidupan berkelompok dengan manusia lain, karena manusia adalah makhluk sosial.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut.

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian dan Penilaian Prestasi Kerja a. Pengertian Prestasi Kerja Kinerja sumber daya manusia merupakan istilah yang berasal dari kata job performance

Lebih terperinci

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia Persamaan MSDM dan Manajeen Personalia adalah keduanya merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi, agar mendukung terwujudnya

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang melalui perencanaan, pengarahan dan pengendalian semua unsur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Penilaian Kinerja Kinerja adalah hasil dari suatu proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembagian Kerja 2.1.1 Pengertian Pembagian Kerja Induk kajian pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengelola faktor-faktor produksi. Proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsifungsi manajemen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sekarang ini dipahami sebagai suatu wadah atau tempat berkumpulnya manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumber daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia tidak terlepas dari pengertian Manajemen,

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung Kompensasi Finansial Langsung Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka. Tujuan umum pemberian kompensasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sukses atau tidaknya sebuah organisasi sangat tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sumber daya manusia memegang peranan yang

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung MSDM Materi 10 Kompensasi Finansial Langsung http://deden08m.com 1 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya menjadi fungsi penting dalam suatu organisasi, peran yang semakin penting tersebut disebabkan antara lain karena perubahan pandangan terhadap

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Andhina (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Promosi Jabatan pada Bappeda Sumatera Utara menunjukkan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU Robertus Robet Robertus_robet@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Untuk upaya mendapatkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu kesatuan yang kompleks yang berusaha mengalokasikan sumber daya secara penuh demi tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu hal yang harus

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Paradigma Baru Dalam Memanajemeni. Oleh: Rojuaniah Dosen FE - UIEU

MANAJEMEN KINERJA. Paradigma Baru Dalam Memanajemeni. Oleh: Rojuaniah Dosen FE - UIEU MANAJEMEN KINERJA Oleh: Rojuaniah Dosen FE - UIEU rojuaniah@indonusa.ac.id ABSTRAK Saat ini perusahaan menghadapi banyak tantangan dari lingkungan. Perubahanperubahan terjadi begitu cepat dan kadangkadang

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016 Materi #5 TIN211 - Keselamatan & Kesehatan Kerja Industri Definisi 2 Manajemen personalia, Istilah lain pengelolaan sumber daya manusia: Manajemen sumber daya manusia, Manajemen tenaga kerja. 6623 - Taufiqur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang)

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang) PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang) Faldian Putra Rahmanda Djamhur Hamid Hamidah Nayati Utami Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan agroindustri memiliki tujuan memberi nilai tambah pada produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang semua bekerja secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan negara lain. Salah satu cara untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau jasa yang berkualitas dengan harga yang murah. Apabila perusahaan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. atau jasa yang berkualitas dengan harga yang murah. Apabila perusahaan tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis atau perusahaan adalah suatu badan hukum yang menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan pelanggan (Madura, 2001, P2). Secara umum, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI Oleh : FAJAR BHASKARA B 100 060 122 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci