BAB 3 ANALISIS SISTEM JARINGAN YANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM JARINGAN YANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM JARINGAN YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Trisula Corporation Didirikan pada tahun 1968, Trisula Corporation telah berkembang secara mantap untuk menjadi sebuah perusahaan garment yang utama untuk pasar nasional, regional, dan internasional. Selama lebih dari 30 tahun Trisula telah sukses dalam menghadapi setiap tantangan dan keberhasilan bahkan tujuan yang paling sulit. Sekarang Trisula berdiri di garis depan di industri textile. Ketahanan dan kerja keras dari sang pendiri, Tirta Suherian membuat Trisula mencapai puncaknya. Pengakuannya bahwa kualitas dari semua yang kita lakukan menjamin hidup yang lebih baik telah membuat Trisula untuk mengatasi segala halangan, tidak perduli bagaimana sulitnya kondisi dari ekonomi lokal. Pada tahun 1985 trisula berhasil mengakuisisi PT Southern Cross Textile Industry, pesaing utamanya. Pada tahun 1988 ekspor tercatat sebanyak 50% dari produksi total. Pada tahun-tahun terakhir Trisula telah berfokus sekali lagi dalam mengembangkan ekspornya dengan menyatukan selera masyarakat menengah kebawah. Trisula Corporation telah muncul sebagai salah satu dan perusahaan textile dan garment yang paling berkompetitif di dunia. Dalam infrastrukturnya Trisula pada awalnya hanya mempunyai jaringan lokal di tiap perusahaannya saja. Trisula menyadari bahwa komunikasi antar tiap perusahaan dibutuhkan untuk membantu mereka dalam melaksanakan aktifitasnya. Pertama-tama 36

2 Trisula menghubungkan antar perusahaan dengan menggunakan dial-up. Tetapi trisula mengalami hambatan di beberapa anak-anak perusahaan seperti di TTI, TGM, Trimas dimana data yang setiap harinya dikirimkan ataupun diterima cukup besar sehingga koneksi dial up dinilai kurang memenuhi kebutuhan. Kemudian Trisula mengganti koneksi wireless untuk hubungan TTI, TGM, Trimas dengan menggunakan wireless yang berkapasitas 3 MB sebab letak diantara ketiganya berdekatan dan dapat dijangkau oleh wireless. Trisula mengalami kesulitan lagi yaitu terjadinya bottle neck diantara Trisula dengan TTI yang pada saat itu menggunakan koneksi dial-up. Langkah berikutnya Trisula mulai mengganti koneksi antara Trisula dengan TTI dari dial-up menjadi fiber optic yang memiliki bandwidth 2MB. Dan untuk mempercepat pengiriman data dan dial-up dinilai kurang mampu Trisula akhirnya mengganti semua koneksi dial-up dengan ADSL yang memiliki bandwidth lebih besar. Infrastruktur jaringan seperti inilah yang dimiliki oleh Trisula Corporation pada saat ini. 3.2 Struktur Organisasi Gambar 3.1 Struktur Organisasi Trisula Corporation 37

3 3.3 Topologi Jaringan Trisula Corporation Gambar 3.2 Topologi Trisula Corporation Trisula memiliki beberapa cabang yang bergerak di berbagai bidang yang terhubung dalam suatu jaringan. Cabang-cabangnya antara lain TTI (Trisula Textile Industries) yang berada di Bandung dan bergerak di bidang textile, SCTI ( South Cross Textile Industries) di Bogor (bergerak di bidang textile), TGM (Trisula Garmindo) di Bandung (bergerak di bidang garment), Trimas di Bandung yang juga bergerak di bidang garment, TGF (Trisula Global Fashion) di Jakarta yang bergerak di bidang fashion, TIM-MIDO, serta pusatnya yaitu Trisula Corporation yang berada di Jakarta. 38

4 Gambar 3.3 Topologi Connection Seperti yang terlihat pada gambar diatas bahwa Trisula memiliki beragam jenis teknologi jaringan yang membuat suatu koneksi jaringan antar anak-anak perusahaan maupun dengan perusahaan pusat seperti Dial-Up, ADSL, Fiber Optic, dan Wireless (radio link). Setelah penjelasan teknologi yang digunakan antara Trisula Corporation dengan anak perusahannya, berikut dijelaskan topologi jaringan pada Trisula Corporation beserta anak - anak perusahaannya. 39

5 Tabel 3.1 Network Device Trisula Corporation (Head Office) Gambar 3.4 Topologi Trisula Corporation (Head Office) 40

6 Gambar diatas merupakan gambar topologi jaringan dari Trisula Corporation (kantor pusat). Pada gambar diatas, jaringan ini menggunakan router cisco 3600, switch 3 com 24 port, firewall Cisco PIX 515, juga terdapat beberapa server. Router tersebut merupakan penghubung jaringan internal perusahaan dengan internet, menggunakan kabel UTP. Jasa provider yang digunakan oleh Trisula terdapat dalam satu gedung yang sama sehingga memungkinkan digunakannya kabel UTP, kabel ini juga digunakan untuk menghubungkan router dengan firewall dan jaringan internal melalui switch. Firewall terhubung langsung dengan internet. Fungsi dari firewall ini adalah untuk membatasi beberapa IP komputer yang ada di kantor yang diperbolehkan untuk mengakses ke internet. Firewall ini juga digunakan untuk menutup beberapa port (port-port yang ditutup di Trisula adalah port ) yang dianggap dapat membahayakan keamanan dari jaringan kantor seperti serangan dari jaringan luar atau internet. Switch digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer kedalam suatu jaringan. Switch yang digunakan di kantor ini sebanyak tiga switch yang masingmasingnya memiliki 24 port. Selain menghubungkan komputer-komputer kantor, switch ini juga menghubungkan komputer dengan server-server. Server server yang ada di Trisula adalah mail server, active directory server, intranet server, backup active directory server, web server. Mail server bertugas untuk mengatur segala kegiatan mail dan mengatur komunikasi antara pihak Trisula Corporation dengan para clientnya, active directory server digunakan untuk mengatur DNS dan DHCP server, backup active directory server digunakan sebagai backup dari active directory server apabila active directory server mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi, intranet server digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan dalam perusahaan seperti menyimpan 41

7 data-data mengenai IP yang ada, dan web server yang digunakan untuk mengatur web dari Trisula ( Untuk web server, server ini tidak terhubung ke jaringan melalui switch tetapi server ini terhubung langsung dengan firewall. Semua server dijalankan dengan menggunakan Windows 2000 Server, kecuali untuk web server yang menggunakan Redhat. Karena yang terhubung secara langsung terhadap internet hanya di kantor pusat, maka semua anak-anak perusahaan yang ingin melakukan koneksi ke luar harus melalui kantor pusat. Dengan menggunakan metode seperti ini terdapat kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah HeadOffice dapat mengatur secara penuh kegiatan koneksi internet dari setiap komputer yang terletak pada anak-anak perusahaanya. Sedangkan kekurangannya yang terjadi adalah ketika jaringan internet pada HeadOffice terputus atau mengalami ganggguan hal ini akan berdampak pada semua jaringan anakanak perusahaannya, komunikasi dan aliran data antara anak perusahaan yang terletak di Jakarta dan Bandung akan terganggu begitu juga dengan pihak luar sehingga berdampak pada kegiatan bisnis. Pengalamatan IP yang digunakan oleh Trisula sebagian besar menggunakan IP private yang bertujuan agar jaringan menjadi lebih aman karena pihak-pihak dari luar tidak dapat mengakses ke jaringan internal Trisula. IP yang terdapat pada komputerkomputer di kantor pusat menggunakan dynamic IP melalui DHCP yang berange dari Selain itu terdapat beberapa komputer yang menggunakan static IP. Terdapat perbedaan diantara kedua IP tersebut dimana komputer-komputer yang diberikan IP dynamic tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk akses ke internet, sedangkan komputer yang diberikan IP static diperbolehkan melakukan koneksi internet, 42

8 dalam hal ini komputer Kepala divisi dan staff-staff lain yang diperbolehkan. Agar IP private ini dapat melakukan koneksi internet dan dikenal oleh dunia internet maka digunakan teknologi Network Address Translation (NAT) yang dimana IP private dibungkus atau dienkapsulasikan dengan IP public sehingga IP yang dikenal adalah IP public. IP public dari Trisula ada 16 IP yaitu xx. dimana empat IP public digunakan untuk web server, firewall, mail server, dan IP untuk terhubung keinternet (IP dari router). Tabel 3.2 Network Device TIM-MIDO Gambar 3.5 Topologi TIM-MIDO 43

9 TIM merupakan anak perusahaan Trisula yang terletak di Harmoni, Struktur jaringan yang terdapat pada perusahaan ini tidak menggunakan router untuk terhubung dengan HeadOffice, melainkan menggunakan koneksi ADSL 64 Kbps yang dihubungkan dengan modem ADSL. Kemudian sebuah switch 3Com dengan 24 port, dimana masing-masing port terhubung dengan modem ADSL, tiga buah server (Intranet Server, Active Directory, dan Backup Active Directory), dan 15 PC yang terdiri dari departemen seperti Marketing sebanyak 8 PC, Financial & Accounting 4 PC, IT sebanyak 1 PC, dan Direksi 2 PC. Untuk pembagian IP diperusahaan ini menggunakan IP static dan IP dynamic seperti pada HeadOffice. Tabel 3.3 Network Device Transindo Global Fashion (TGF) Gambar 3.6 Topologi Transindo Global Fashion (TGF) 44

10 Topologi diatas merupakan topologi dari perusahaan Transindo Global Fashion (TGF) yang bergerak di bidang fashion yang berada di Bandara. Struktur jaringan perusahaan ini tidak jauh berbeda dengan perusahaan TIM-MIDO yang berada di Harmoni. Struktur jaringan ini juga tidak menggunakan router untuk melakukan komunikasi dengan HeadOffice, tetapi perusahaan ini menggunakan koneksi ADSL 64 Kbps yang dihubungkan dengan modem ADSL. Kemudian sebuah switch 3Com dengan 24 port, dimana masing-masing port terhubung dengan modem ADSL, tiga buah server (Intranet Server, Active Directory, dan Backup Active Directory), dan 20 PC yang terdiri dari departemen seperti Marketing sebanyak 10 PC, Financial & Accounting 6 PC, IT sebanyak 2 PC, dan Direksi 2 PC. Untuk pembagian IPnya diperusahaan ini menggunakan IP static dan IP dynamic sama seperti pada HeadOffice. Tabel 3.4 Network Device South Cross Textiles Industries (SCTI) 45

11 Gambar 3.7 Topologi South Cross Textiles Industries (SCTI) Jaringan pada South Cross Textile Industies (SCTI) dihubungkan dengan kantor pusat menggunakan ADSL pada sisi routernya, jaringan ini menggunakan router Cisco 3600, switch 3com 24 port, switch Allied Tellesyn 24 port, dan beberapa server. Switch 3Com yang digunakan di kantor ini sebanyak tiga switch yang masingmasingnya memiliki 24 port. Tiga switch yang ada adalah switch A, B, dan C. Switch A menghubungkan komputer dengan server-server, switch B menghubungkan divisi IT dan switch C, kemudian switch C juga dihubungkan dengan beberapa switch Allied 46

12 Tellesyn menggunakan kabel UTP, switch-switch Allied Tellesyn ini nantinya akan digunakan untuk menghubungkan PC yang terdiri dari berbagai divisi atau departemen seperti Marketing terdiri dari 10 PC, Finance & Accounting terdiri dari 4 PC, HRD terdiri dari 4 PC, Dying, dan Weaving masing-masing terdiri dari 10 PC. Server server yang ada di SCTI adalah active directory server, intranet server, dan backup active directory server. Active directory server digunakan untuk mengatur DNS dan DHCP server, backup active directory server digunakan sebagai backup dari active directory server apabila active directory server mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi, intranet server digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan dalam perusahaan seperti menyimpan data-data mengenai IP yang ada. Sedangkan untuk aliran data yang menggunakan pada SCTI tersimpan didalam mail server yang terletak di HeadOffice. Tabel 3.5 Network Device Trisula Textile Industries (TTI) 47

13 Gambar 3.8 Topologi Trisula Textile Industries (TTI) Jaringan pada Trisula Textile Industries (TTI) dihubungkan dengan kantor pusat menggunakan FiberOptic pada sisi Routernya, penggunaan FiberOptic untuk memenuhi besarnya aliran data antara TTI sebagai pusat dari dua anak perusahaan yang terletak di bandung, yaitu Kopo 1 dan Kopo 2. jaringan ini menggunakan router cisco 3600, switch 3com 24 port, switch Allied Tellesyn 24 port, dan beberapa server. Switch 3Com yang digunakan di kantor ini sebanyak 3 switch yang masingmasingnya memiliki 24 port. Terdiri dari switch A, B, dan C. Switch A menghubungkan komputer dengan server-server, switch B menghubungkan kopo1 dan kopo2 yang 48

14 terletak dibandung menggunakan radiolink Marconi, radiolink ini terhubung dengan radiolink lainnya yang terletak di TGM (kopo1) dan Trimas (kopo2), dan switch C dihubungkan dengan beberapa switch Allied Tellesyn menggunakan kabel UTP, switchswitch Allied Tellesyn ini nantinya akan digunakan untuk menghubungkan PC dari berbagai departemen seperti Marketing menggunakan 15 PC, Finance & Accounting menggunakan 10 PC, HRD menggunakan 6 PC, Dying menggunakan 15, dan Weaving menggunakan 20 PC. Server server yang ada di TTI adalah mail server, active directory server, intranet server, dan backup active directory server,. Mail server ini bertugas untuk menampung - yang terdapat pada TTI, TGM, dan Trimas yang kemudian akan dilanjutkan ke Mail Server pada HeadOffice, active directory server digunakan untuk mengatur DNS dan DHCP server, backup active directory server digunakan sebagai backup dari active directory server apabila active directory server mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi, intranet server digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan dalam perusahaan seperti menyimpan data-data mengenai ip yang ada. Tabel 3.6 Network Device Trisula Garmindo (TGM) 49

15 Gambar 3.9 Topologi Trisula Garmindo (TGM) Topologi jaringan perusahaan Trisula Garmindo (TGM) terletak di Kopo, Bandung. Perusahaan TGM ini memiliki beberapa peralatan jaringan berupa wireless radiolink beserta routernya dan dua buah switch 3com 24 port. Dua buah switch yang terdapat di TGM berada di tempat yang terpisah. Switch yang pertama berada di kantor dan switch yang kedua berada di gudang. Switch yang berada di kantor dinamakan switch A dan switch yang berada di gudang dinamakan switch B. TGM melakukan komunikasi dengan TTI yang berada di Cimahi menggunakan koneksi wireless yang memiliki bandwidth sebesar 3 MB. TGM menggunakan wireless karena jarak antara TGM dan TTI cukup dekat dan terjangkau oleh wireless. Sedangkan router wireless dihubungkan dengan menggunakan kabel UTP ke switch A. Switch A tersebut juga menghubungkan server-server (active directory server, backup active 50

16 directory server, intranet server) dan komputer-komputer dari bermacam-macam divisi (Accounting, Financial, IT, dan Direksi). Switch B yang berada di gudang menghubungkan komputer-komputer dari staf-staf yang berada di gudang produksi. Switch B terhubung dengan Switch A menggunakan kabel Coaxial. Tabel 3.7 Network Device TRIMAS Gambar 3.10 Topologi TRIMAS 51

17 Seperti gambar topologi yang terletak di atas, dapat diketahui bahwa TRIMAS memiliki beberapa peralatan jaringan yang mendukung kinerja dari jaringan yang ada. Jaringan tersebut terdiri dari dua switch 3com yang memiliki 24 port yang menghubungkan beberapa komputer yang terletak pada beberapa divisi ( Direksi, Produksi, IT, Financial & Accounting ), satu wireless yang terhubung ke TTI dengan bandwith sebesar 3 MB, sedangkan router wireless digunakan untuk menghubungkan wireless dengan jaringan internal di TRIMAS. TRIMAS memiliki beberapa server yang mendukung kinerja dari jaringan tersebut, antara lain Intranet Server yang berfungsi sebagai pendeteksi IP static ataupun dinamik, Aktif Direktori Server yang memiliki fungsi mengatur DNS dan DHCP server, dan Backup Aktif Direktori Server yang digunakan untuk mendukung kinerja dari Aktif Direktori Server 3.4 Analisis Permasalahan Yang Sedang Terjadi Struktur jaringan yang sedang berjalan di Trisula Corporation bersifat terpusat, dimana seluruh aktifitas komunikasi dan aliran data yang melalui jalur internet dikontrol oleh Head Office. Kemudian data-data internal perusahaan yang terletak di Bandung yaitu TGM dan TRIMAS diatur oleh TTI yang merupakan pusat mail server untuk perusahaan - perusahaan yang terletak di Bandung, sedangkan secara keseluruhan anak - anak perusahaan yang terletak di Jakarta seperti TIM - MIDO dan TGF, serta SCTI yang terletak di Bogor diatur oleh mail server yang terletak di Head Office. 52

18 Gambar 3.11 Aliran pada saat Mail-Server dalam keadaan normal Berdasarkan dari hasil wawancara dengan para staf IT, pada umumnya komunikasi yang terjadi pada Trisula Corporation, baik yang dilakukan dengan anak - anak perusahaan ataupun dengan perusahaan lainnya lebih banyak menggunakan . Hal ini dikarenakan Trisula Corporation yang bergerak dibidang Textile membutuhkan banyak jenis-jenis warna ataupun motif dari pakaian-pakaian yang akan diproduksi, diambil atau dibuat melalui contoh gambar-gambar. Penggunaan sangat tepat untuk memenuhi komunikasi antara anak-anak perusahaan dengan masing-masing divisinya karena dapat mendukung aliran data berupa teks, gambar, dan lain-lain. Peranan dari sangatlah besar dan dipengaruhi oleh kinerja mail server. Jika Mail- Server mengalami gangguan akan berdampak pada terhambatnya aliran dan komunikasi 53

19 data dengan anak-anak perusahaan serta pihak luar, seperti terlihat pada gambar 3.12 terjadinya antrian pada saat server dalam keadaan down. Gambar 3.12 Antrian pada saat Mail-Server Down Gangguan-gangguan pada Mail-Server yang terjadi pada Trisula Corporation diantaranya disebabkan oleh kerusakan harddisk, memori, dan power supply yang pada umumnya telah digunakan dalam jangka waktu yang lama. Analisis gangguan-ganguan pada mail server ini dilihat dari beberapa kategori, diantaranya user, perangkat lunak, dan perangkat keras. Pada user dianalisis bahwa admin jarang menggunakan server dan lebih sering digunakan untuk memaintenance server, pada perangkat lunak dianalisis 54

20 bahwa server hanya menggunakan perangkat lunak yang dibutuhkan saja seperti antivirus,dll. Apabila downtime pada mail-server yang terjadi melebihi 20 menit akan mengakibatkan server sulit beroperasi kembali seperti sedia kala. Hal ini disebabkan menumpuknya antrian dengan size yang besar, baik dari dalam maupun dari luar yang menyebabkan penuhnya traffic pada gerbang . Pada saat ini Trisula mengatasi masalah tersebut dengan menghapus yang mengalami antrian,. Hal ini memakan tenaga yang cukup besar dari staf IT dan juga memakan waktu yang sangat lama. Sehingga komunikasi Trisula yang menggunakan mengalami gangguan atau terputus yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian yang besar pada Trisula Corporation. Kritisnya permasalahan tersebut mendorong Trisula Corporation untuk segera menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut Analisis Penggunaan dan Besarnya Untuk mengatasi masalah ini akan dianalisis struktur jaringan yang dimulai dari besarnya penggunaan secara keseluruhan. Berdasarkan wawancara dengan staf IT di Perusahaan Trisula, karyawan pada perusahaan Trisula memiliki kebiasaan untuk mengirim baik untuk berkomunikasi dengan pihak dalam maupun dengan pihak luar. Hal ini didorong pula dengan kegiatan bisnis Trisula yang banyak menggunakan yang biasanya berukuran besar, melalui survei yang dilakukan terdapat 80% yang berattachment gambar-gambar dengan size lebih besar dari 1 MB. Didasarkan pada daftar yang diberikan oleh staf IT pada Trisula Corporation. Sedangkan karyawan Trisula yang menggunakan tersebut sebanyak 260 orang karyawan. 260 orang karyawan tersebut terdiri dari 60 user pada 55

21 HeadOffice, 15 user pada TIM-MIDO, 20 user pada TGF, 40 user pada SCTI, 70 user pada TTI, 25 user pada TGM, dan 30 user pada TRIMAS Analisis Bandwidth Internet Berdasarkan data penggunaan dan besarnya yang dikirim pada Trisula Corporation yang telah dianalisis dapat menyebabkan traffic jalur internet sangat padat dengan bandwidth yang dimiliki oleh Trisula sebesar 128 Kbps. Hal ini dapat dilihat dari Multi Router Traffic Grapher (MRTG) yang telah diambil yaitu berupa MRTG harian yang diupdate setiap lima menit sekali dan MRTG mingguan yang diupdate selama 30 menit sekali. Kedua grafik ini merupakan hasil dari pengamatan berbasis web dan merupakan satu kesatuan. Multi Router Traffic Grapher (MRTG) adalah sebuah alat untuk memonitor traffic pada jaringan. MRTG menghasilkan halaman html yang berisi sebuah image GIF yang menyediakan sebuah representasi langsung pada traffic ini. Pada grafik MRTG warna hijau menunjukkan incoming traffic dan warna biru menunjukkan outgoing traffic. Untuk grafik harian bagian horizontal menunjukkan waktu yang diambil dengan interval dua jam. Sedangkan untuk bagian vertikal menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth per satuan bit. Pada grafik mingguan bagian horizontal merepresentasikan hari. Sedangkan untuk bagian vertikal menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth per satuan bit. 56

22 Gambar 3.13 Daily MRTG Trisula Corporation Pada grafik MRTG Harian Trisula Corporation dapat dilihat bahwa mulai dari pukul 07:00 pagi pada Trisula menunjukkan pergerakan grafik yang menaik dan membuktikan bahwa bandwidth sudah mulai digunakan, kemudian mulai memadat pada pukul 08:00 sampai dengan pukul 17:00 sore. Dengan minimal penggunaan = 3.2 kbps dan maksimal penggunaan = kbps untuk incoming traffic dengan rata-rata 43.8 kbps. Serta dengan minimal penggunaan = 3.0 kbps dan maksimal penggunaan = kbps untuk outgoing traffic dengan rata-rata penggunaan sebesar 107,6 kbps. Gambar 3.14 Weekly MRTG Trisula Corporation 57

23 Pada grafik MRTG mingguan Trisula Corporation dapat dilihat bahwa pada hari-hari kerja incoming traffic sangat padat dengan minimal penggunaan sebesar 3.2 kbps dan maksimal penggunaan sebesar kbps. Untuk outgoing traffic minimal penggunaan 3.2 kbps dan maksimal penggunaan kbps. Dari hasil pengamatan kedua grafik diatas dapat dilakukan perhitungan utilisasi bandwidth ( perhitungan dilakukan dengan cara mengambil nilai rata-rata incoming dan outgoing traffic untuk setiap harinya. Kemudian nilai tersebut dijumlah dan dibagi dengan lamanya hari dalam pengambilan data MRTG tersebut) sebagai berikut : Tabel 3.8 Rumus Perhitungan Utilization Incoming utilization = Data Throughput terukur * 100% Kapasitas Bandwidth yang tersedia outgoing utilization = Data Throughput terukur * 100% Kapasitas Bandwidth yang tersedia Incoming utilization= 43.8 kbps *100 % = 34.2 % 128 kbps outgoing utilization = kbps * 100% = % 128 kbps 58

24 Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa sehari-hari trisula menggunakan bandwidth yang cukup banyak dan padat dengan utilisasi jaringan akses internet untuk mengirimkan bernilai %. Hal ini berarti bandwidth yang dimiliki oleh Trisula masih dapat memenuhi kebutuhan mereka selama jaringan akses internet untuk mengirimkan dan menerima dalam keadaan lancar ( tidak adanya kerusakan yang diakibatkan oleh rusaknya server). Apabila mail server mengalami kerusakan maka dapat menyebabkan kepadatan antrian yang sangat panjang. 3.5 Alternatif Penyelesaian Masalah Beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, sebagai berikut : 1. Penambahan Bandwidth Salah satu cara untuk mengatasi kepadatan antrian yang terjadi pada saat mail server mengalami gangguan atau down adalah dengan menambah bandwidth internet pada Trisula Corporation. Bandwidth internet yang tadinya sebesar 128 kbps ditambah menjadi 256 kbps. Menumpuknya pada saat mail server down membuat antrian yang akan keluar dan masuk melalui jalur internet menjadi padat. Pada saat server aktif kembali, server tidak dapat melakukan proses aliran data karena penumpukan yang akan diproses melebihi kapasitas bandwidth internet yang dimiliki Trisula. Dengan penambahan bandwidth ini penumpukan atau antrian pada jalur internet yang terjadi dapat diproses dan dialirkan oleh mail server, besarnya 59

25 penggunaan bandwidth pada saat antrian dapat diatasi dengan bandwidth yang telah diperbesar menjadi 256 kbps. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat diperoleh oleh Trisula Corporation didalam melakukan penambahan bandwidth internetnya. Kelebihan yang dapat diperoleh : Proses aliran data dan komunikasi melalui jaringan internet menjadi lebih cepat Dapat memenuhi besarnya penggunaan bandwidth pada saat terjadi antrian Memberikan toleransi down time yang lebih lama pada mail-server. Kerugian yang dapat diperoleh : Meningkatnya biaya internet menjadi dua kali lipat Penambahan bandwidth tidak dapat mengatasi gangguan komunikasi dan aliran data melalui yang disebabkan oleh rusak atau down- nya mail server. 2. Pembuatan jalur alternative internet Masalah yang terjadi pada Trisula Corporation dapat juga diatasi dengan menggunakan penambahan jalur internet alternative di Bandung. Sehingga jalur komunikasi keluar dari Trisula tidak bersifat terpusat dan jalur juga menjadi terbagi dua sehingga apabila salah satu mail server mengalami down. Akan memiliki waktu toleransi downtime yang lebih lama. Sehingga ketika mail server dinyalakan kembali akan dapat berjalan seperti semula. Solusi ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat diperoleh Trisula Corporation. 60

26 Kelebihan yang dapat diperoleh: Tidak terjadinya antrian yang panjang dan padat ketika salah satu mail server mengalami down. Jalur internet tidak bersifat terpusat sehingga jika internet di Jakarta down, Trisula masih dapat melakukan akses internet dengan menggunakan jalur internet di Bandung. Dapat mempercepat komunikasi dengan pihak luar karena anak-anak perusahaan yang terletak di Bandung tidak memerlukan akses ke Jakarta. Kekurangan yang dapat diperoleh: Dibutuhkan pengamanan yang lebih karena adanya jalur internet baru. Membutuhkan penambahan biaya untuk pembelian firewall Pihak Trisula tidak menginginkan adanya alamat lain (karena jika Trisula menggunakan akses melalui Bandung alamat nya bandung.trisula.co.id) Adanya penambahan staf IT untuk memonitor dan mengawasi serta menjaga keamanan jaringan. Terputusnya komunikasi antara Bandung dengan Jakarta apabila terjadinya kerusakan pada salah satu mail server. 3. Penggunaan Bandwidth Manager Penyelesaian lain adalah dengan penggunaan tool atau software sebagai bandwidth manager yang dapat digunakan untuk mengatur pemakaian dari bandwidth oleh user dengan cara membuat suatu aturan, agar pemakaian bandwidth dapat diatur 61

27 dan dikoordinasi secara baik dan terperinci. Dengan penggunaan bandwidth manager ini maka user dibedakan berdasarkan prioritas, dengan adanya prioritas penggunaan akses internet tidak semua user dapat leluasa mengirimkan yang akan mengurangi Contoh software yang dapat digunakan antara lain SoftPerfect Bandwidth Manager. Penyelesaian ini memiliki beberapa kelemahan dan kerugian bagi Trisula Corporation. Kelebihan yang diperoleh Penggunaan bandwidth yang terorganisir dengan cara membuat aturan, pada alamat IP, protokol, dan port (untuk penggunaan TCP / IP). Bandwidth yang ada dapat digunakan secara maksimal sesuai dengan kebutuhan. Kekurangan yang diperoleh Hanya dapat membatasi bandwidth tetapi tidak dapat mengatasi kerusakan dari sisi hardware. Pengguna lain yang mendapatkan prioritas yang lebih rendah akan mengalami akses internet yang lebih lambat. 4. Penggunaan Exchange Server Cluster Kerusakan yang selama ini sering terjadi pada mail-server Trisula Corporation tidak disebabkan oleh kesalahan konfigurasi ataupun kesalahan dalam keamanan jaringan, melainkan disebabkan oleh kesalahan hardware, seperti rusaknya memori dan hardisk. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya keluhan dari para karyawan mengenai adanya virus pada komputer yang mereka gunakan. Kegagalan utama yang disebabkan oleh kerusakan hardware dapat diatasi dengan menerapkan Exchange Server 62

28 Cluster pada mail-server trisula Corporation yang terdapat pada HeadOffice, konsep Excange Server Cluster yang menggunakan dua server atau lebih yang saling terhubung dan saling mendukung dapat digunakan untuk mengantisipasi terputusnya komunikasi melalui yang disebabkan oleh downnya mail-server. Apabila salah satu mail-server mengalami kegagalan atau down tidak akan mengganggu aliran data yang menggunakan , hal ini dimungkinkan karena adanya mail-server lain yang terhubung dan melakukan kendali terhadap fungsi-fungsi yang dimiliki oleh mail-server yang mengalami gangguan atau down. Kelebihan yang dapat diperoleh Server yang ter-cluster dapat saling mendukung Terciptanya always on server (tidak adanya down time) Tidak menyebabkan terputusnya komunikasi dan aliran data dengan Memudahkan staf IT untuk penginstalan software dan perbaikan hardware tanpa mengganggu jalannya servis mail Dapat mengurangi beban processing pada mail-server (dengan metode aktif/aktif) Masih dapat digunakannya mail-server yang lama Kekurangan yang diperoleh Membutuhkan mail-server tambahan Biaya penerapan yang relative mahal Dibutuhkannya keahlian tambahan oleh staf IT dalam menangani Cluster Server 63

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset

Lebih terperinci

Lampiran Wawancara. Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian

Lampiran Wawancara. Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian L1 Lampiran Wawancara Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian Pusyantis BPPT. Tanya : Selamat siang Pak Chaerul Jawab : Selamat siang Tanya : Kami mahasiswa dari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 Analisis dan Perancangan Exchange Server Cluster Untuk Mengatasi Antrian E- mail Pada Trisula

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN EXCHANGE SERVER CLUSTER UNTUK MENGATASI KEPADATAN ANTRIAN STUDI KASUS PT. TC

ANALISIS DAN PERANCANGAN EXCHANGE SERVER CLUSTER UNTUK MENGATASI KEPADATAN ANTRIAN  STUDI KASUS PT. TC ANALISIS DAN PERANCANGAN EXCHANGE SERVER CLUSTER UNTUK MENGATASI KEPADATAN ANTRIAN E-MAIL STUDI KASUS PT. TC Fransiscus Ati Halim 1) Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang 1) fransiscus_halim@uph.edu

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO I. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka perusahaan tempat kami bekerja sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI 10 Urusan Layanan E-Government Administrator Server Administrator Server Mengelola komponen (server, workstation, sistem operasi) sistem informasi sesuai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Departemen Kehutanan Pada PELITA I, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu, kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PADA SAAT KERJA PRAKTEK. Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan pada Sesko TNI, tepatnya pada

BAB III KEGIATAN PADA SAAT KERJA PRAKTEK. Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan pada Sesko TNI, tepatnya pada BAB III KEGIATAN PADA SAAT KERJA PRAKTEK 3.1 Jadwal Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan pada Sesko TNI, tepatnya pada komplek Sesko TNI. Yang berlokasi di Jalan R.A.A. Martanegara No.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam merancang sistem jaringan wireless yang baru untuk meningkatkan kualitas sinyal wireless di SMA Tarsisius II, Jakarta Barat diperlukan beberapa sarana

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Topologi Jaringan Hotspot Perancangan arsitektur jaringan hotspot secara fisik dapat dilihat seperti Gambar 3.1. Gambar 3.1 Skema rancangan jaringan

Lebih terperinci

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Desain Topologi Jaringan Gambar.3.1 Desain Topologi Sharring File Topologi diatas digunakan saat melakukan komunikasi data digital secara peer to peer sehingga PLC ataupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus

BAB IV ANALISA. Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus BAB IV ANALISA 4.1 ANALISA TOPOLOGI Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus difungsikan sebagai router penghubung dengan jaringan internet. Masing-masing server dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini akan membahas secara rinci mengenai langkah-langkah yang dilakukan terhadap rancangan infrastruktur yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi

Lebih terperinci

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso P267 Alamat: Sudirman TG Jakarta Tugas 5 Network Development Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso 5 Daftar Isi 5.1 Fase Requirement Gathering & Analysis Latar Belakang Perusahaan P267 merupakan perusahaan

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan VPN Untuk menghubungkan jaringan PT. Finroll dan perusahaan relasinya maka perlu adanya proses tunneling antar perusahaan tersebut. Dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM 62 BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem yang Berjalan Di bawah ini adalah topologi awal jaringan RT / RW NET Optima dalam menjangkau pelanggannya Gambar 3.1 Topologi Jaringan Optima 62 63 Dari gambar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Teknik Pengkabelan Twisted Pair Pengkabelan Twisted Pair menggunakan sebuah konektor Registered Jack (RJ). Adapun konektor RJ untuk kabel UTP CAT5/5 enchanced adalah RJ-45. Hal-hal

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB. bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Soeharto kepada Prof Dr. Ing.B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB. bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Soeharto kepada Prof Dr. Ing.B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974. BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB 3.1 Profil BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi kementrian Menteri Negara dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini telah dilakukan observasi untuk mengetahui masalah ataupun keluhan yang dihadapi oleh customer maupun PT. Legreen itu sendiri. Berikut adalah

Lebih terperinci

JARINGAN LAN. Keuntungan Jaringan LAN

JARINGAN LAN. Keuntungan Jaringan LAN JARINGAN LAN LAN adalah singkatan dari Lokal Area Network. LAN terdiri dari beberapa komputer yang terhubung dalam suatu jaringan. Pada jaringan ini setiap komputer dapat mengakses data dari komputer lain.

Lebih terperinci

Struktur Jaringan Komputer

Struktur Jaringan Komputer Struktur Jaringan Komputer 1. LAN (Local Area Network) Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750 Achmad Muharyadi 23109113 Latar Belakang Mikrotik merupakan salah satu system operasi yang berbasis linux. Dibandingkan dengan distro

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, akan dibuat jaringan yang terintegrasi

Lebih terperinci

Pembuatan Jaringan Internet Wireless Pada Kawasan Rt.07/Rw.04 Kel.kalibata Menggunakan Gateway Server ClearOS. Ahmad Thantowi

Pembuatan Jaringan Internet Wireless Pada Kawasan Rt.07/Rw.04 Kel.kalibata Menggunakan Gateway Server ClearOS. Ahmad Thantowi Pembuatan Jaringan Internet Wireless Pada Kawasan Rt.07/Rw.04 Kel.kalibata Menggunakan Gateway Server ClearOS Ahmad Thantowi 50408070 LATAR BELAKANG MASALAH Ketertarikan untuk membuat sebuah konsep dimana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori pendukung yang diperlukan untuk mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Teori-teori yang dituliskan pada bab ini yaitu mengenai jaringan komputer,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Scalability Checklist No. Pertanyaan Pilihan Note Ya Sebagian Tidak

LAMPIRAN. Scalability Checklist No. Pertanyaan Pilihan Note Ya Sebagian Tidak LAMPIRAN Availability Checklist 1 Apakah memiliki SLA(Service Level Agreement) untuk ketersediaan network? 2 Apakah memiliki Disaster Recovery Plan untuk network yang 3 Apakah setiap link/jalur dalam network

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung BAB III PEMBAHASAN 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung Analisa pada jaringan LAN di PT. Kereta Api Indonesia di batasi hanya pada jaringan LAN di kantor pusat PT. Kereta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sekilas Tentang Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory berdiri pada tanggal 30 September 1955, didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi modern sangat berperan dalam menunjang pekerjaan dan aktifitas sehari-hari. Pekembangan teknologi informasi telah mengubah

Lebih terperinci

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH Aidil Fitri Saputra Aldhi Febriansyah Dwi Rahmanto Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Suatu serangan yang ada

Lebih terperinci

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah... A. Star B. Bus C. WAN D. Wireless E. Client-server

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah... A. Star B. Bus C. WAN D. Wireless E. Client-server 1. Ciri-ciri jaringan komputer adalah sebagai berikut ini, kecuali... A. Berbagi pakai perangkat keras (hardware) B. Berbagi pakai perangkat lunak (software) C. Berbagi user (brainware) D. Berbagi saluran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Rancangan Topologi 4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Desain topologi jaringan komputer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Perusahaan minyak goreng ini berdiri pada tahun 1950 dengan nama NV. A yang berlokasi di L, Jakarta. Produk minyak goreng yang pertama kali

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU Pada bab ini akan membahas tentang topologi baru sebagai solusi pemecahan masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat akan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN USULAN SOLUSI. 4.1 Identifikasi Kebutuhan User Dalam Pemakaian Jaringan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN USULAN SOLUSI. 4.1 Identifikasi Kebutuhan User Dalam Pemakaian Jaringan BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN USULAN SOLUSI 4.1 Identifikasi Kebutuhan User Dalam Pemakaian Jaringan Untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan user dalam pemakaian jaringan dilakukan pengamatan (observasi)

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT Latar Belakang Walaupun internet sudah menjadi suatu kebutuhan bagi para penggunanya. Namun,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Langkah-langkah yang akan dijalani berdasarkan metode ini adalah :

BAB 3 METODOLOGI. Langkah-langkah yang akan dijalani berdasarkan metode ini adalah : BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Perancangan sistem monitoring jaringan ini menggunakan pendekatan iteratif sebagai dasar metodologinya. Hal ini dikarenakan pendekatan tersebut dapat menemukan solusi dari

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk dapat melakukan implementasi maka diperlukan perangkat Hardware dan Software yang digunakan. Hardware - Router Wifi Mikrotik RB951 - Modem ISP Utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini informasi berperan sangat penting dalam kehidupan di era globalisasi. Setiap aktivitas dan kehidupan kita sangat didasarkan oleh informasi. Peranan informasi

Lebih terperinci

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer)

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer) .: BAB II :. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer) --- Modul TKJ 15 (hal 34-37) --- Sesi 1 Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Sistem Jaringan Pada tahap implementasi sistem, dilakukan semua konfigurasi perangkat keras untuk membangun jaringan manajemen bandwidth didukung dengan akses data

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem 3.1.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Sistem jaringan komputer yang sedang berjalan pada Cisnet RT/RW Net saat ini terkoneksi dengan tiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003 www.ilmukomputer.com/yuhefizar-komputer.pdf).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang demikian pesat pada beberapa tahun belakangan ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. dibidang usaha jasa pengecekan dan maintenance VSAT dan perangkat jaringan. PT

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. dibidang usaha jasa pengecekan dan maintenance VSAT dan perangkat jaringan. PT 24 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT Cakrawala Lintas Media didirikan di Jakarta pada bulan Agustus 2008. Perusahaan ini beralamat di Kompleks Mutiara Taman Palem Blok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Sistem Saat melakukan pengujian jaringan VPN PPTP dan L2TP, dibutuhkan perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis unjuk kerja jaringan

Lebih terperinci

OLIMPIADE KOMPUTER (OLKOM) STMIK BUMIGORA 2017 BIDANG LOMBA JARINGAN KOMPUTER

OLIMPIADE KOMPUTER (OLKOM) STMIK BUMIGORA 2017 BIDANG LOMBA JARINGAN KOMPUTER OLIMPIADE KOMPUTER (OLKOM) STMIK BUMIGORA 2017 BIDANG LOMBA JARINGAN KOMPUTER Diinformasikan bagi sekolah baik SMK/SMA/MA di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berencana mengikuti lomba bidang Jaringan Komputer,

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI 32 BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI 3.1 Mekanisme Analisis QoS (Quality of Service) Jaringan ASTInet Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai mekanisme analisis QoS (Quality of Service) di Head Office

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BERBASIS IP VPN PADA UD. TANI SUBUR

ANALISIS DAN PERANCANGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BERBASIS IP VPN PADA UD. TANI SUBUR ANALISIS DAN PERANCANGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BERBASIS IP VPN PADA UD. TANI SUBUR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Area Cianjur yang beralamat di Jalan Siliwangi No. 14 Cianjur. Adapun pelaksanaan

BAB III PEMBAHASAN. Area Cianjur yang beralamat di Jalan Siliwangi No. 14 Cianjur. Adapun pelaksanaan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jadwal Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT Telekomunikasi Indonesia divisi IS Area Cianjur yang beralamat di Jalan Siliwangi No. 14 Cianjur. Adapun pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis proses bisnis yang sedang berjalan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis proses bisnis yang sedang berjalan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Berjalan Setiap proses pembuatan sistem, pasti berdasarkan permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis proses bisnis

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING

MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING 1. Tujuan a. Peserta Kerjalab memahami konsep jaringan pada workstation b. Peserta Kerjalab dapat menentukan kebutuhan akan jaringan dengan subneting c. Peserta

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Langkah Kerja

BAB 3 METODOLOGI Langkah Kerja BAB 3 3.1. Langkah Kerja METODOLOGI Metodologi yang tim penulis gunakan adalah metodologi Top and Down Approach dari buku karangan Goldman. Di dalam buku tersebut metodologi tersusun atas lima bagian yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut ini merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan atau digunakandalam pembuatan rancangan jaringan yang diusulkan agar dapat berjalan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Ulang Jaringan Komputer Setelah ditentukannya solusi masalah yakni dengan menambah akses point dan menambah kabel utp untuk 2 PC baru diruangan operasional, maka

Lebih terperinci

Tim SOSIALISASI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI BADAN GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Tim SOSIALISASI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI BADAN GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) Oleh : Tim SOSIALISASI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI BADAN GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL AGENDA Latar Belakang Maksud dan Tujuan Istilah dalam Jaringan Penggolongan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : 1 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

PRAKTIKUM ROUTING STATIK PRAKTIKUM ROUTING STATIK A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 92 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Dengan keterbatasan waktu, tempat, dan biaya yang ada, serta jaringan kantorkantor PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk yang berlokasi di Jakarta, Samarinda, Tanjung Harapan

Lebih terperinci

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Seperti telah dijelaskan sebelumnya, koneksi lewat layanan ADSL memerlukan suatu peralatan yang dinamakan ADSL modem dan layanan SHDSL memerlukan peralatan yang dinamakan

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET

ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET Latar Belakang Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi ini mampu menyambungkan hampir

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan PT. Mastersystem Infotama merupakan salah satu perusahaan System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN ANALISA JARINGAN

BAB III PERANCANGAN DAN ANALISA JARINGAN BAB III PERANCANGAN DAN ANALISA JARINGAN Proses menganalisa sistem merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam membangun sebuah system infrastukur. Analisa system adalah proses menguraikan beberapa

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI VPN PPTP,IPSec DAN L2TP

BAB III IMPLEMENTASI VPN PPTP,IPSec DAN L2TP BAB III IMPLEMENTASI VPN PPTP,IPSec DAN L2TP 3.1 Umum Pada saat ini setiap perusahan atau organisasi pasti menggunakan jaringan komputer untuk melakukan tugas operasional sehari-hari. Pada organisasi yang

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3. 1 Riwayat Perusahaan PT Hipernet IndoData yang lebih dikenal dengan HyperNet yang berarti "jaringan yang melebihi layanan jaringan biasa", merupakan perusahaan

Lebih terperinci

MATERI TIK 5 PERTEMUAN KE-3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Malang 2015

MATERI TIK 5 PERTEMUAN KE-3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Malang 2015 MATERI TIK 5 PERTEMUAN KE-3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Malang 2015 Pokok Pembahasan Pengertian Jenis-jenis Jarkom Jenis Jaringan LAN Jenis Jaringan WAN Jenis Jaringan Tanpa Kabel Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Uji Coba Dengan rancangan jaringan yang telah dibuat, perlu dilakukan uji coba untuk membuktikan bahwa rancangan load balancing dan failover tersebut dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X 3.1 Topologi Jaringan VPN IP Cakupan yang dibahas di dalam tugas akhir ini adalah layanan VPN IP Multiservice, dan digunakan topologi jaringan berbentuk

Lebih terperinci

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER Mengenal LAN TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer di internet. perbedaan jenis komputer

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM & PERANCANGAN 3.1. Analisa Masalah Permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran khususnya TIK, yang memerlukan akses internet adalah penggunaan internet yang tidak

Lebih terperinci

Lampiran A : Hasil Wawancara. Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service

Lampiran A : Hasil Wawancara. Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service L1 Lampiran A : Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service Provider (ISP) Kingkongznet untuk mendapatkan informasi mengenai sistem yang sedang berjalan. Berikut

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, maka akan diaplikasikan teknologi

Lebih terperinci

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server 1. Ciri-ciri jaringan komputer adalah sebagai berikut ini, kecuali. a. Berbagi pakai perangkat keras (hardware) b. Berbagi pakai perangkat lunak (software) c. Berbagi user (brainware) d. Berbagi saluran

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Pemantauan Lalulintas Jaringan dan Manajer Bandwidth Berbasis Mikrotik RouterOS : Studi Kasus PT Arumindo Karya Utama

Perancangan dan Pembuatan Pemantauan Lalulintas Jaringan dan Manajer Bandwidth Berbasis Mikrotik RouterOS : Studi Kasus PT Arumindo Karya Utama Perancangan dan Pembuatan Pemantauan Lalulintas Jaringan dan Manajer Bandwidth Berbasis Mikrotik RouterOS : Studi Kasus PT Arumindo Karya Utama Harry Muttaqien 1 dan Abdusy Syarif 2 Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PENGATURAN PERALATAN

PENGATURAN PERALATAN PENGATURAN PERALATAN Sistem Komputer terdiri dari 4 elemen yang saling berkaitan, yaitu hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), sistem operasi dan pengguna (user). Untuk keterhubungan antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Permasalahan Dari hasil wawancara dan observasi objek penelitian maka ditemukan beberapa permasalahan yang muncul, diantaranya : a) Terdapat

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Kerja Praktek 3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Kerja Praktek 3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Kerja Praktek Kegiatan kerja praktek dilakukan selama 1 bulan di PT INTI Bandung pada Divisi Sistem dan Teknologi Informasi mulai dari tanggal 19 Agustus 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif. yang bersifat global menyebabkan terjadinya perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif. yang bersifat global menyebabkan terjadinya perubahan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam hal teknologi seperti laptop, komputer, smartphone, internet, dan lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti. Aditya Erlangga (2013) Menjaga

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 149 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah implementasi yang dilakukan pada rancangan jaringan pada PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. Pada bab ini juga akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan peralatan komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan membagi sumber daya, dimana dibutuhkan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs

JARINGAN KOMPUTER. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs JARINGAN KOMPUTER PENGENALAN JARINGAN Pertemuan 1 Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Jl. Kolonel Wahid Udin Lk. I Kel. Kayuara, Sekayu 30711 web:www.polsky.ac.id mail: polsky@polsky.ac.id

Lebih terperinci

NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015

NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015 NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : 13111039 TANGGAL : 10 JUNI 2015 1. Penjelasan fitur Mikrotik RouterOS -Firewall Adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan suatu tahapan yang berusaha untuk menguraikan pembahasan pada penelitian yang akan dilakukan. Tahapan ini merupakan dasar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi 47 48 Dari kerangka yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa metodologi dimulai dengan melakukan analisa sistem yang sedang berjalan yaitu melihat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. MikroTikls atau yang lebih di kenal dengan Mikrotik didirikan tahun 1995

BAB III LANDASAN TEORI. MikroTikls atau yang lebih di kenal dengan Mikrotik didirikan tahun 1995 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Mikrotik MikroTikls atau yang lebih di kenal dengan Mikrotik didirikan tahun 1995 bertujuan mengembangkan sistem ISP dengan wireless. Mikrotik saat ini telah mendukung

Lebih terperinci

B AB 1 PENDAHULUAN. pegawai negeri sipil, data-data transaksi, beserta dokumen-dokumen peserta

B AB 1 PENDAHULUAN. pegawai negeri sipil, data-data transaksi, beserta dokumen-dokumen peserta B AB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Taspen (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program asuransi sosial pegawai negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelancaran operasional dalam suatu instansi didukung oleh berbagai jenis perangkat yang saling berhubungan menggunakan berbagai sistem dan aplikasi. Sehingga apabila

Lebih terperinci