BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28-Januari Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina. Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus Diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun

2 Berikut kepala-kepala BPPT dari awal berdiri sampai sekarang : No Nama Periode 1. Prof. Dr.Ing. B.J. Habibie Prof. Dr. Rahardi Ramelan Prof. Dr. Zuhal Dr. A.S. Hikam Ir. M. Hatta Rajasa Dr. Kusmayanto Kadiman Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenie, Sc.D 2006-Sekarang Tabel 3.1 Kepala BPPT VISI Mewujudkan teknologi sebagai pilar utama pembangunan untuk meningkatkan daya saing industri dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. MISI Meningkatkan daya saing industri. Mewujudkan BPPT sebagai agen pembangunan masyarakat dalam bidang teknologi. Menyusun kebijakan pengkajian dan penerapan teknologi. 38

3 Mengembangkan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi dan SDM yang handal (technology center of excellence). TUGAS POKOK Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku. FUNGSI Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. WEWENANG Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. Penetapan sistem informasi di bidangnya. 39

4 Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. b. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit teknologi. 3.2 Struktur Organisasi Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPPT 40

5 3.3 Proses kerja yang Sedang Berjalan Pelaksanaan proses kerja pada BPPT secara keseluruhan di laksanakan oleh berbagai peneliti yang tersebar diberbagai balai dan pusat BPPT di Indonesia Penelitian Para peneliti membuat suatu proposal proyek penelitian yang belum mendapat persetujuan dari Kepala Bidang. Proposal ini masih berbentuk suatu draft penelitian. Proposal yang berbentuk draft kemudian di kirim ke Kepala Bidang dari masing masing bidang peneliti. Kepala Bidang kemudian melakukan suatu kajian terhadap draft proposal yang diterima yang kemudian setelah mendapat persetujuan dari Kepala Bidang maka draft proposal tersebut kemudian di kirimkan ke Kepala Pusat. Kepala Pusat menerima draft proposal tersebut lalu kemudian melakukan kajian ulang terhadap draft proposal tersebut, draft proposal yang telah di terima oleh Kepala Pusat di laporkan ke Deputi dan Deputi kemudian melaporkan ke Kepala BPPT. Deputi dan Kepala BPPT yang telah menerima draft proposal tersebut tidak terlibat dalam pengkajian terhadap suatu draft proposal, Deputi dan Kepala BPPT hanya menerima laporan bahwa ada suatu kegiatan yang akan dan sedang dalam tahap pengkajian. Dari Kepala Pusat, kajian draft proposal tersebut kemudian dikirim ke Biro Perencanaan untuk kemudian diseleksi oleh tim pakar penyeleksi yang bertugas untuk menyeleksi setiap draft proposal yang telah masuk. Setiap draft-draft proposal yang telah masuk tersebut, kemudian di buat suatu prioritas pelaksanaannya. Bersamaan dengan itu, Biro Perencanaan melakukan koordinasi dengan pihak Dirjen Anggaran pemerintah untuk mendapatkan informasi keuangan yang diberikan oleh pemerintah ke BPPT. Dana yang telah di anggarkan tersebut 41

6 kemudian di simpan dan di gunakan untuk pengerjaan draft proposal yang telah diterima oleh Biro Perencanaan. Draft proposal yang mendapat persetujuan untuk dilaksanakan, kemudian di kembalikan ke Kepala Pusat untuk dilaporkan bahwa draft proposal tersebut telah mendapatkan dana untuk dikerjakan. Draft proposal tersebut kemudian menjadi proposal peneltian karena sudah mendapat persetujuan dari Kepala Pusat dan Kepala Pusat kemudian melaporkan ke Deputi bahwa proposal penelitian sedang dikerjakan untuk dilaksanakan. Deputi melaporkan ke Kepala BPPT bahwa ada proposal penelitian yang sedang di kerjakan. Kemudian setelah mendapat persetujuan dari Kepala Pusat, proposal tersebut di kirimkan ke Kepala Bidang dan Kepala Bidang melakukan koordinasi dengan para peneliti bahwa draft proposal yang telah di buat dapat dilaksanakan karena sudah mendapat persetujuan dan dana dari BPPT. 42

7 Gambar 3.2 Diagram alur proses penelitian pada BPPT Pelayanan BPPT sebagai lembaga non-departemen juga melakukan kerjasama dengan pihak luar. Pelaksanaan pelayanan umum dilakukan oleh masing-masing balai BPPT yang ada tersebar di seluruh Indonesia. Para peneliti mangajukan suatu proposal dan kemudian di kaji oleh Kepala Bidang dan dari Kepala Bidang kemudian dikirimkan ke Kepala Balai untuk di daftarkan pada Balai lalu di laporkan ke Deputi dan Deputi melaporkan ke Kepala BPPT. Kepala Balai kemudian mengirimkan laporan kepada Biro Perencanaan untuk di daftarkan sebagai kegiatan BPPT lalu Kepala Balai kemudian mengembalikan proposal tersebut ke Kepala Bidang untuk dilaksanakan 43

8 pengerjaannya oleh para peneliti. Dana pelayanan umum diperoleh dari biaya yang dibayarkan oleh pihak luar yang telah diterima oleh Biro Perencanaan sebagai Biro yang bertugas untuk mencatat setiap kegiatan di BPPT. Gambar 3.3 Diagram pelayanan umum pada BPPT 44

9 3.4 Sistem Yang Sedang Berjalan Topologi Jaringan Gambar 3.4 Gambaran umum jaringan pada BPPT 45

10 Topologi Jakarta Gambar 3.5 Topologi jaringan BPPT dijakarta Keterangan: 1. Server Server yang digunakan pada kantor pusat BPPT ada 4, yaitu: DNS server, berfungsi untuk NAT. Proxy server, berfungsi untuk untuk menyimpan data web yang pernah diakses oleh pengguna. 46

11 WEB server, berfungsi untuk tempat mengatur website BPPT yang ada di seluruh cabang. Mail server, berfungsi untuk sebagai tempat karyawan BPPT. 2. Workstation Menggunakan Desktop PC dengan system operasi Windows XP atau Linux. Spesifikasi yang digunakan adalah Pentium 4,harddisk 80 Gb,memori 256 Mb. 3. Printer Printer yang digunakan adalah printer Laser dan Deskjet. 4. Switch Switch yang digunakan adalah Alcatel. 5. Kabel Kabel yang digunakan adalah UTP Cat 5e dan FiberOptic. 6. Firewall Firewall yang digunakan adalah Linux RedHat Router Router yang digunakan adalah Cisco seri

12 Topologi Serpong Wireless Radio Internet Printer Hub ` ` Floor Switch Workstation Workstation Switch Fiber optic Switch Hub Printer Printer Hub ` ` Workstation ` ` Web Server Floor Switch Hub Printer Workstation ` ` Mail Server Gambar 3.6 Topologi jaringan BPPT diserpong Keterangan: 1. Server Server yang digunakan pada kantor cabang BPPT Serpong ada 2, yaitu: WEB server, berfungsi untuk tempat memanage website BPPT yang ada di seluruh cabang. Mail server, berfungsi untuk sebagai tempat karyawan BPPT. 2. Workstation 48

13 Menggunakan Desktop PC dengan system operasi Windows XP atau Linux. Spesifikasi yang digunakan adalah Pentium 4,harddisk 80 Gb,memori 256 Mb. 3. Printer Menggunakan printer Laser dan Deskjet 4. Switch Menggunakan switch 3com. 5. Kabel Kabel yang digunakan adalah UTP Cat5e dan FiberOptic 49

14 Topologi Surabaya Internet ` ` Workstation Modem ADSL Switch ` ` Printer Gambar 3.7 Topologi jaringan BPPT Surabaya Keterangan: 1. Workstation Menggunakan Desktop PC dengan system operasi Windows XP atau Linux. Spesifikasi yang digunakan adalah Pentium 4,harddisk 80 Gb,memori 256 Mb. 2. Printer Menggunakan printer Laser dan Deskjet 3. Modem Menggunakan modem ADSL dengan 4 port 50

15 4. Switch Menggunakan switch 3com. Topologi Lampung, Yogyakarta dan Bali Gambar 3.8 Topologi jaringan BPPT Lampung,Yogyakarta dan Bali Keterangan: 1. PC Gateway Menggunakan PC sebagai gateway untuk ke internet. 2. Workstation Menggunakan Desktop PC dengan system operasi Windows XP atau Linux. Spesifikasi yang digunakan adalah Pentium 4,harddisk 80 Gb,memori 256 Mb. 3. Printer Menggunakan printer Laser dan Deskjet 4. Modem 51

16 Menggunakan modem Dial-Up 5. Switch Menggunakan switch 3com Jaringan Akses Internet Jakarta Saat ini BPPT mendapatkan akses internet dari IptekNet sebagai ISP BPPT yang berada di gedung BPPT di lantai 16 dengan menggunakan kabel UTP, dengan kecepatan yang didapatkan sebesar 2 Mbps untuk koneksi lokal dan 1 Mbps untuk koneksi internasional. Setiap pekerja yang mendapat akses komputer dapat langsung terhubung dengan internet. Ketentuan dalam akses Internet di BPPT adalah: 1. Tidak adanya prioritas bandwidth, jadi bandwidth yang ada dibagi sama rata. Tidak diprioritaskan untuk user tertentu. 2. Tidak menggunakan DHCP, tetapi menggunakan filter MAC address port. 3. User tidak dapat browsing situs-situs yang tidak berhubungan dengan pekerjaan (seperti game, situs porno). 4. Mengenai account, setiap user diberikan sebuah account Serpong Akses internet pada BPPT Serpong menggunakan wireless CBN. Setiap pekerja yang mendapatkan komputer diberikan hak akses untuk mendapatkan sambungan internet. 52

17 Ketentuan dalam akses Internet di BPPT Serpong adalah: 1. Tidak adanya prioritas bandwidth, jadi bandwidth yang ada dibagi sama rata. Tidak diprioritaskan untuk user tertentu. 2. Tidak menggunakan DHCP, tetapi menggunakan filter MAC address port. 3. User tidak dapat browsing situs-situs yang tidak berhubungan dengan pekerjaan (seperti game, situs porno). 4. Mengenai account, setiap user diberikan sebuah account Surabaya Untuk BPPT cabang Surabaya, akses internet menggunakan ADSL TelkomSpeedy. Setiap pekerja yang mendapat akses komputer dapat menggunakan koneksi internet untuk pekerjaannya. Ketentuan dalam akses Internet di BPPT Surabaya adalah: 1. Tidak adanya prioritas bandwidth, jadi bandwidth yang ada dibagi sama rata. Tidak diprioritaskan untuk user tertentu. 2. Menggunakan statis IP karena jumlah user yang menggunakan komputer hanya 33 orang. 3. User tidak dapat browsing situs-situs yang tidak berhubungan dengan pekerjaan (seperti game, situs porno). 4. Mengenai account, setiap user diberikan sebuah account. 53

18 Lampung, Yogyakarta, Bali Akses internet pada Lampung,Yogyakarta dan Bali menggunakan Dial- Up telkomnetinstant. Pekerja yang mendapatkan komputer diberi hak akses untuk menggunakan internet. Ketentuan dalam akses Internet di BPPT Lampung, Yoyakarta dan Bali adalah: 1. Tidak adanya prioritas bandwidth, jadi bandwidth yang ada dibagi sama rata. Tidak diprioritaskan untuk user tertentu. 2. Menggunakan statis IP sebab kantor cabang BPPT Lampung,Yogyakarta, dan Bali masing masing memiliki user sejumlah 11 orang, 13 orang dan 8 orang. 3. User tidak dapat browsing situs-situs yang tidak berhubungan dengan pekerjaan (seperti game, situs porno). 4. Mengenai account, setiap user diberikan sebuah account. 3.5 Hambatan pada Jaringan Komputer di BPPT Saat ini BPPT melakukan komunikasi dengan menggunakan sarana umum seperti faksmili, , telepon dan pos. Komunikasi tersebut berupa pengiriman data seperti laporan kegiatan - kegiatan proyek, administrasi harian, bulanan, triwulan dan lain - lain. Komunikasi data yang seharusnya dapat berjalan secara lancar terkadang mendapat hambatan karena hanya menggunakan sarana umum tersebut. 54

19 BPPT menggunakan metode akses desentralisasi (dapat dilihat pada topology diatas), yaitu dimana setiap cabang memiliki akses internet sendiri - sendiri dengan jenis koneksi dan bandwidth yang berbeda. Untuk wilayah BPPT Pusat menggunakan ISP IpTekNet. IpTekNet merupakan ISP yang dimiliki oleh BPPT sendiri. IpTekNet berfungsi juga sebagai backbone untuk departemen departemen pemerintah. BPPT cabang serpong menggunakan wireless radio CBN, kemudian untuk wilayah Lampung,Yogyakarta dan Bali menggunakan Dial-Up TelkomnetInstan dan untuk wilayah BPPT Surabaya menggunakan ADSL TelkomSpeedy. Setiap cabang harus menjaga keamanan dirinya sendiri. Dan keamanan ini harus benarbenar dijaga karena dengan tembusnya pertahanan pada salah satu cabang dapat menyebabkan informasi BPPT bocor, terutama apabila menyangkut masalah informasi keuangan BPPT atau informasi lainnya yang berkaitan dengan proyek penelitian. Seluruh BPPT terhubung melalui internet jalur public. BPPT membutuhkan alat-alat keamanan baik berupa hardware ataupun software seperti firewall, server - server, dan lainnya. Selain itu BPPT juga membutuhkan tenaga-tenaga ahli tambahan pada setiap cabangnya yang berfungsi untuk mengatur dan menjaga keamanan jaringan. Dalam hal komunikasi data, akses dari pusat ke cabang maupun dari cabang ke cabang lainnya akan lebih lambat dan kurang efektif. Hal ini disebabkan karena tidak adanya jaringan intranet pada BPPT sehingga komunikasi BPPT dengan cabang lainnya harus menggunakan jaringan internet atau jalur public. Komunikasi data berjalan lebih lambat karena adanya antrian data dan kemacetan transmisi data untuk dapat diterima atau dikirim oleh cabang ke cabang, cabang ke pusat dan pusat ke cabang. Selain itu, proses pengiriman data dan file pada BPPT sering rusak atau mengalami corrupted 55

20 file. Hal ini disebabkan oleh karena koneksi yang digunakan oleh BPPT pada saat ini tidak mempunyai suatu jaminan link. 3.6 Analisis Bandwidth Internet Berdasarkan data penggunaan dan besarnya data yang dikirim pada BPPT yang telah dianalisis dapat menyebabkan traffic jalur internet sangat padat dengan bandwidth yang dimiliki oleh BPPT sebesar 2 Mbps. Hal ini dapat dilihat dari Multi Router Traffic Grapher (MRTG) yang telah diambil yaitu berupa MRTG harian yang diupdate setiap lima menit sekali dan MRTG mingguan yang diupdate selama 30 menit sekali. Kedua grafik ini merupakan hasil dari pengamatan berbasis web dan merupakan satu kesatuan. Multi Router Traffic Grapher (MRTG) adalah sebuah alat untuk memonitor traffic pada jaringan. MRTG menghasilkan halaman html yang berisi sebuah image GIF yang menyediakan sebuah representasi langsung pada traffic ini. Pada grafik MRTG warna hijau menunjukkan incoming traffic dan warna biru menunjukkan outgoing traffic. Untuk grafik harian bagian horizontal menunjukkan waktu yang diambil dengan interval dua jam. Sedangkan untuk bagian vertikal menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth per satuan bit. Demikian juga untuk masalah kemacetan lalu lintas data yang ada. BPPT pusat sebagai tujuan utama data baik data masuk maupun data keluar, memerlukan suatu pengaturan lalu lintas data karena berdasarkan hasil dari observasi dengan menggunakan software MRTG, terlihat pada grafik bahwa dari 2 Mbps bandwith yang di miliki oleh BPPT maka 1,8 Mbps terpakai secara penuh terutama untuk data yang masuk ke BPPT 56

21 pusat seperti pada gambar dibawah ini. Hal ini menggambarkan bahwa lalu lintas data pada BPPT sangat tinggi dan terkadang menyebabkan terjadinya kemacetan data. 4 April 2006 at 10:32`Daily' Graph (5 Minute Average) Gambar 3.9 Daily MRTG BPPT Max Average Current In kb/s (15.7%) kb/s (11.3%) kb/s (15.7%) Out 95.5 kb/s (7.6%) 59.2 kb/s (4.7%) 59.0 kb/s (4.7%) Tabel 3.2 Daily MRTG BPPT 5 April 2006 at 10:47 `Daily' Graph (5 Minute Average) 57

22 Gambar 3.10 Daily MRTG BPPT Max Average Current In kb/s (15.7%) kb/s (11.9%) kb/s (15.7%) Out kb/s (9.5%) 70.1 kb/s (5.6%) 71.8 kb/s (5.7%) Tabel 3.3 Daily MRTG BPPT 6 April 2006 at 9:37 `Daily' Graph (5 Minute Average) Gambar 3.11 Daily MRTG BPPT Max Average Current 58

23 In kb/s (15.7%) kb/s (12.7%) kb/s (15.6%) Out kb/s (11.1%) 80.0 kb/s (6.4%) 63.2 kb/s (5.1%) Tabel 3.4 Daily MRTG BPPT 7 April 2006 at 9:52 `Daily' Graph (5 Minute Average) Gambar 3.12 Daily MRTG BPPT Max Average Current In kb/s (15.7%) kb/s (13.1%) kb/s (15.5%) Out kb/s (11.1%) 76.8 kb/s (6.1%) 59.5 kb/s (4.8%) Tabel 3.5 Daily MRTG BPPT 11 April 2006 at 10:32 `Daily' Graph (5 Minute Average) 59

24 Gambar 3.13 Daily MRTG BPPT Max Average Current In kb/s (15.7%) 87.9 kb/s (7.0%) kb/s (15.6%) Out kb/s (8.2%) 78.8 kb/s (6.3%) 43.5 kb/s (3.5%) Tabel 3.6 Daily MRTG BPPT 12 April 2006 at 8:17 `Daily' Graph (5 Minute Average) Gambar 3.14 Daily MRTG BPPT Max Average Current 60

25 In kb/s (15.7%) kb/s (9.3%) kb/s (15.4%) Out 90.7 kb/s (7.3%) 54.6 kb/s (4.4%) 63.8 kb/s (5.1%) Tabel 3.7 Daily MRTG BPPT Pada grafik MRTG harian BPPT dapat dilihat bahwa mulai dari pukul 06:00 pagi pada BPPT menunjukkan pergerakan grafik yang menaik dan membuktikan bahwa bandwidth sudah mulai digunakan, kemudian mulai padat pada pukul 07:00 sampai dengan pukul 21:00 malam. Dengan maksimal penggunaan = kbps untuk incoming traffic dengan rata-rata kbps. Serta dengan maksimal penggunaan = 90.7 kbps untuk outgoing traffic dengan rata-rata penggunaan sebesar 54.6 kbps. Dari hasil pengamatan grafik diatas dapat dilakukan perhitungan : 1.Utilization Perhitungan dilakukan dengan cara mengambil nilai rata-rata incoming dan outgoing traffic untuk setiap harinya. Kemudian nilai tersebut dijumlah dan dibagi dengan lamanya hari dalam pengambilan data MRTG. Perhitungannya sebagai berikut : Incoming utilization = Data Throughput terukur * 100% Kapasitas Bandwidth yang tersedia outgoing utilization = Data Throughput terukur * 100% Kapasitas Bandwidth yang tersedia Tabel 3.8 Rumus Perhitungan Utilization 61

26 Incoming utilization= (( ) * 8) 6 * 100% 2048 kpbs Incoming utilization= 1087,84 kbps * 100 % = 54,39 % 2048 kbps outgoing utilization = ((59,2 + 70,1 + 80,0 + 76,8 + 78,8 + 54,6) * 8) 6 * 100% 2048 kbps outgoing utilization = 559,33 kbps * 100% = 27,31 % 2048 kbps Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa incoming utilization bernilai 54,39 %, dan untuk hasil perhitungan outgoing utilization dapat dilihat bernilai 27,31 %, dengan demikian maka maka utilization jaringan BPPT pada saat ini tidak memenuhi kriteria karakteristik performa jaringan yang terdapat pada bab Perbandingan Teknologi WAN No Jenis Koneksi Keterangan 1 Leased Line - Mahal (semakin banyak node maka biaya semakin mahal) - Koneksinya point to point 62

27 - Tidak ada jaminan link 2 ADSL (Asymmetric Digital - Hanya lewat daerah tertentu - Tidak ada jaminan link Subscriber Line) 3 X.25 - Tidak Dipakai lagi - Lebih lambat dari Frame Relay - Biaya tergantung banyak data 4 ATM (Asynchronous Transfer Mode) - Bandwith yang dibutuhkan 20% lebih besar untuk mengirim data yang sama dibandingkan Frame Relay - Paketnya fixed size 53 bytes, sementara jaringan harus dapat mentransmit data mencapai 1500 bytes 5 ISDN (Integrated Services Digital Network) 6 VSAT (Very Small Aperture - Circuit Switching - Biaya tergantung lamanya koneksi - Tidak ada jaminan link - Mahal - Pengaruh cuaca Terminals) 7 MPLS (multi-protocol label switching) - Masih baru di Indonesia sehingga di ISP masih dalam tahap pengembangan - Konfigurasinya kompleks 8 VPN - Fokus untuk Mobile User 63

28 (Virtual Private Network) - Harus implementasi software dan untuk VPN 9 Frame Relay - Ada jaminan link berupa CIR (Commited Information Rate) yaitu 50% dari bandwith yang dimiliki. - Ada mekanisme pengendalian kemacetan (FECN/BECN) - Ada DE (Discard Eligibility) yaitu untuk memprioritaskan suatu frame - Ada CRC (Cyclic Redundancy Check) yaitu mekanisme pemeriksaan error - Ada LMI (Local Management Interface) yaitu suatu fitur yang mengatur jaringan yang kompleks 3.8 Usulan Pemecahan Masalah Dari hasil analisis jaringan di atas, terlihat bahwa BPPT memerlukan solusi untuk memecahkan masalah komunikasi data seperti yang telah dikemukakan di atas. Dengan solusi yang diberikan berikut ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan sebelumnya. Sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, diusulkan 64

29 untuk merancang jaringan WAN menggunakan teknologi Frame Relay dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Kecepatan akses sedang hingga tinggi (64 Kbps sampai 4 Mbps) 2. Dengan menggunakan Frame Relay topologi hub and spoke, data tersentralisasi di kantor pusat, sehingga akan lebih mudah pengorganisasiannya. 3. Mudah dalam pengaturannya, karena jalur yang ada digunakan secara bersama-sama. Pusat perusahaan memperoleh jalur pribadi ke node dalam jaringan Frame Relay dan cabang-cabang perusahaan juga memperoleh jalur pribadi ke node Frame Relay terdekat. 4. Koneksi point to multipoint (satu ke banyak). 5. Dengan adanya CIR (Commited Information Rate), yaitu batas bawah throughput yang digaransi oleh penyedia jaringan Frame Relay, link nya lebih stabil. 6. Adanya mekanisme pengendalian kemacetan berupa FECN dan BECN. 7. Adanya pemeriksaan error yang disebut Cylic Redudancy Check (CRC). 65

Lampiran Wawancara. Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian

Lampiran Wawancara. Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian L1 Lampiran Wawancara Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian Pusyantis BPPT. Tanya : Selamat siang Pak Chaerul Jawab : Selamat siang Tanya : Kami mahasiswa dari

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB. bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Soeharto kepada Prof Dr. Ing.B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB. bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Soeharto kepada Prof Dr. Ing.B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974. BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB 3.1 Profil BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi kementrian Menteri Negara dan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 43 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Sejarah BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM JARINGAN YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM JARINGAN YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM JARINGAN YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Trisula Corporation Didirikan pada tahun 1968, Trisula Corporation telah berkembang secara mantap untuk menjadi sebuah perusahaan garment

Lebih terperinci

BAB 3 INTI PENELITIAN. merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang

BAB 3 INTI PENELITIAN. merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi, analisa masalah dan merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang ada. 3.1 Profil Organisasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Departemen Kehutanan Pada PELITA I, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu, kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM. berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa.

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM. berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa. 40 BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah Singkat Pada Tahun 1976 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Pemimpin-pemimpin Dunia tentang kependudukan. Walaupun demikian untuk menetapkan

Lebih terperinci

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER LAN untuk kantor kecil. LAN dengan topologi STAR dilengkapi dengan sepasang Server dan sepasang Modem, agar para karyawan dapat mengakses internet. Komputer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus

BAB IV ANALISA. Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus BAB IV ANALISA 4.1 ANALISA TOPOLOGI Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus difungsikan sebagai router penghubung dengan jaringan internet. Masing-masing server dihubungkan

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750 Achmad Muharyadi 23109113 Latar Belakang Mikrotik merupakan salah satu system operasi yang berbasis linux. Dibandingkan dengan distro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang

Lebih terperinci

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA 36 BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA Sebagai penyedia layanan komunikasi data, PT. Telkom Indonesia menawarkan berbagai macam pilihan teknologi komunikasi data terutama

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung BAB III PEMBAHASAN 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung Analisa pada jaringan LAN di PT. Kereta Api Indonesia di batasi hanya pada jaringan LAN di kantor pusat PT. Kereta

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Dengan keterbatasan waktu, tempat, dan biaya yang ada, serta terlalu banyakmya jaringan di kantor-kantor dan laboratorium BPPT yang perlu dihubungkan dengan interkoneksi

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET Jenis-jenis dari koneksi Internet adalah senagai berikut : A. Koneksi fisik, misalnya ethernet, fiber-optik, modem, ADSL, wave-lan, satelit, dan masih banyak lagi. Dari segi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM 62 BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem yang Berjalan Di bawah ini adalah topologi awal jaringan RT / RW NET Optima dalam menjangkau pelanggannya Gambar 3.1 Topologi Jaringan Optima 62 63 Dari gambar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam merancang sistem jaringan wireless yang baru untuk meningkatkan kualitas sinyal wireless di SMA Tarsisius II, Jakarta Barat diperlukan beberapa sarana

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI 10 Urusan Layanan E-Government Administrator Server Administrator Server Mengelola komponen (server, workstation, sistem operasi) sistem informasi sesuai kebutuhan

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan VPN Untuk menghubungkan jaringan PT. Finroll dan perusahaan relasinya maka perlu adanya proses tunneling antar perusahaan tersebut. Dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KONFIGURASI DI BPPT

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KONFIGURASI DI BPPT 28 BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KONFIGURASI DI BPPT 3.1. Profil Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah

Lebih terperinci

WAN (Wide Area Network)

WAN (Wide Area Network) MELAKUKAN INSTALASI PERANGKAT JARINGAN BERBASIS LUAS ( WIDE AREA NETWORK ) Oleh Ariya Kusuma, A.Md. WAN (Wide Area Network) WAN (Wide Area Network) merupakan sistem jaringan dengan skala luas yang menghubungkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sekilas Tentang Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory berdiri pada tanggal 30 September 1955, didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

Tim SOSIALISASI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI BADAN GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Tim SOSIALISASI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI BADAN GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) Oleh : Tim SOSIALISASI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI BADAN GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL AGENDA Latar Belakang Maksud dan Tujuan Istilah dalam Jaringan Penggolongan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika. Program Studi Applied Networking. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil tahun 2005/2006

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika. Program Studi Applied Networking. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil tahun 2005/2006 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Applied Networking Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Pemantauan Lalulintas Jaringan dan Manajer Bandwidth Berbasis Mikrotik RouterOS : Studi Kasus PT Arumindo Karya Utama

Perancangan dan Pembuatan Pemantauan Lalulintas Jaringan dan Manajer Bandwidth Berbasis Mikrotik RouterOS : Studi Kasus PT Arumindo Karya Utama Perancangan dan Pembuatan Pemantauan Lalulintas Jaringan dan Manajer Bandwidth Berbasis Mikrotik RouterOS : Studi Kasus PT Arumindo Karya Utama Harry Muttaqien 1 dan Abdusy Syarif 2 Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN USULAN SOLUSI. 4.1 Identifikasi Kebutuhan User Dalam Pemakaian Jaringan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN USULAN SOLUSI. 4.1 Identifikasi Kebutuhan User Dalam Pemakaian Jaringan BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN USULAN SOLUSI 4.1 Identifikasi Kebutuhan User Dalam Pemakaian Jaringan Untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan user dalam pemakaian jaringan dilakukan pengamatan (observasi)

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) 3.1 Elemen-Elemen Perangkat Keras Jaringan (LAN) Elemen- elemen perangkat keras yang digunakan untuk membuat LAN diantaranya ialah:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Di abad ke 21 ini, teknologi yang memegang peranan kunci adalah teknologi pengumpulan, pengolahan, dan pengiriman informasi atau data, baik data visual

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. Agar komunikasi data dapat dilakukan, 3 buah elemen harus ada. data. Media transmisi. penerima. sumber

KOMUNIKASI DATA. Agar komunikasi data dapat dilakukan, 3 buah elemen harus ada. data. Media transmisi. penerima. sumber JARINGAN KOMPUTER Pendahuluan Jaringan komputer adalah kumpulan dari dua atau lebih komputer yang terhubung(terkoneksi) satu dengan yang lainnya. Apabila komputer-komputer berada dalam suatu jaringan maka

Lebih terperinci

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO I. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka perusahaan tempat kami bekerja sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3. 1 Riwayat Perusahaan PT Hipernet IndoData yang lebih dikenal dengan HyperNet yang berarti "jaringan yang melebihi layanan jaringan biasa", merupakan perusahaan

Lebih terperinci

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer)

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer) .: BAB II :. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer) --- Modul TKJ 15 (hal 34-37) --- Sesi 1 Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data Jenis Perangkat Keras dan Lunak Contoh Konfigurasi Arsitektur Protokol Sistem Operasi Jaringam Definisi Jaringan komputer

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat DEPKOMINFO RI Sejarah berdirinya Departemen Komunikasi dan Informatika RI ( DEPKOMINFO RI ) sebagai departemen baru, berdasarkan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Teknik Pengkabelan Twisted Pair Pengkabelan Twisted Pair menggunakan sebuah konektor Registered Jack (RJ). Adapun konektor RJ untuk kabel UTP CAT5/5 enchanced adalah RJ-45. Hal-hal

Lebih terperinci

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ ~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi

Lebih terperinci

Cara Setting IP Address DHCP di

Cara Setting IP Address DHCP di Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda: Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda Berikut beberapa langkah mudah untuk mensetting ip address model manual ke model DHCP di komputer/laptop

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN WAN BERBASIS MPLS PADA PT.INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN WAN BERBASIS MPLS PADA PT.INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN WAN BERBASIS MPLS PADA PT.INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk gelar kesarjanaan pada Jurusan Teknik Informatika Jenjang

Lebih terperinci

Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010

Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010 Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010 Nama Mahasiswa : Susanto e-mail : ntbsanto@yahoo.com Mata Kuliah : Intro to Computer System and Computer Networks (Pengantar Sistem Komputer dan

Lebih terperinci

LIMITASI PENGGUNA AKSES INTERNET BERDASARKAN KUOTA WAKTU DAN DATA MENGGUNAKAN PC ROUTER OS MIKROTIK (Studi Kasus : SMK YPM 7 Tarik)

LIMITASI PENGGUNA AKSES INTERNET BERDASARKAN KUOTA WAKTU DAN DATA MENGGUNAKAN PC ROUTER OS MIKROTIK (Studi Kasus : SMK YPM 7 Tarik) Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, 125-130 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print LIMITASI PENGGUNA AKSES INTERNET BERDASARKAN KUOTA WAKTU DAN DATA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISA DAN PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK PADA PT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer,

BAB 2 LANDASAN TEORI. penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Network Network adalah kumpulan dari peralatan (node) yang dihubungkan oleh media penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer, printer,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Uji Coba Dengan rancangan jaringan yang telah dibuat, perlu dilakukan uji coba untuk membuktikan bahwa rancangan load balancing dan failover tersebut dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara BAB 4 PENGUJIAN SISTEM 4.1 Persiapan Simulasi Dikarenakan untuk mengimplementasikan sistem jaringan VPN dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara langsung ke dalam sistem jaringan

Lebih terperinci

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX Disusun Oleh : NURFAN HERDYANSYAH ( 09.18.055 ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA S-1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2012 VPN di LINUX VPN

Lebih terperinci

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server 1. Ciri-ciri jaringan komputer adalah sebagai berikut ini, kecuali. a. Berbagi pakai perangkat keras (hardware) b. Berbagi pakai perangkat lunak (software) c. Berbagi user (brainware) d. Berbagi saluran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Sistem Jaringan LAN di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

BAB IV PEMBAHASAN Sistem Jaringan LAN di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Sistem Jaringan LAN di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Jaringan komputer LAN digunakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat terutama pada bidang

Lebih terperinci

MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING

MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING 1. Tujuan a. Peserta Kerjalab memahami konsep jaringan pada workstation b. Peserta Kerjalab dapat menentukan kebutuhan akan jaringan dengan subneting c. Peserta

Lebih terperinci

MANAGEMENT TRAFFIC ECMP (EQUAL-COST MULTI- PARTH) LOAD BALANCE BANDWITH DENGAN MIKROTIK ROUTER PADA PT. SKYE MOBILE MONEY. Abstrak

MANAGEMENT TRAFFIC ECMP (EQUAL-COST MULTI- PARTH) LOAD BALANCE BANDWITH DENGAN MIKROTIK ROUTER PADA PT. SKYE MOBILE MONEY. Abstrak MANAGEMENT TRAFFIC ECMP (EQUAL-COST MULTI- PARTH) LOAD BALANCE BANDWITH DENGAN MIKROTIK ROUTER PADA PT. SKYE MOBILE MONEY Indra Priyandono ipriyandono@bundamulia.ac.id Program Studi Sistem Informasi Universitas

Lebih terperinci

Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu

Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu dalam satu detik. Kecepatan transfer data dinyatakan

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM & PERANCANGAN 3.1. Analisa Masalah Permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran khususnya TIK, yang memerlukan akses internet adalah penggunaan internet yang tidak

Lebih terperinci

Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices

Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices 1 Networking Devices Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices Device ini terbagi menjadi dua yaitu: end user device: komputer, printer, scanner dan device yang

Lebih terperinci

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut : 51 Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan perancangan penulis secara langsung, maka penulis mensimulasikan jaringan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi 47 48 Dari kerangka yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa metodologi dimulai dengan melakukan analisa sistem yang sedang berjalan yaitu melihat

Lebih terperinci

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu 1 Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain. Setiap Ethernet card mempunyai alamat

Lebih terperinci

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah... A. Star B. Bus C. WAN D. Wireless E. Client-server

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah... A. Star B. Bus C. WAN D. Wireless E. Client-server 1. Ciri-ciri jaringan komputer adalah sebagai berikut ini, kecuali... A. Berbagi pakai perangkat keras (hardware) B. Berbagi pakai perangkat lunak (software) C. Berbagi user (brainware) D. Berbagi saluran

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem 3.1.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Sistem jaringan komputer yang sedang berjalan pada Cisnet RT/RW Net saat ini terkoneksi dengan tiga

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisis Kebutuhan Sering kali permasalahan dalam sebuah jaringan computer adalah proses pengiriman data lambat, rusak, dan tidak sampai ke tujuan. Permasalahan muncul

Lebih terperinci

MATERI TIK 5 PERTEMUAN KE-3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Malang 2015

MATERI TIK 5 PERTEMUAN KE-3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Malang 2015 MATERI TIK 5 PERTEMUAN KE-3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Malang 2015 Pokok Pembahasan Pengertian Jenis-jenis Jarkom Jenis Jaringan LAN Jenis Jaringan WAN Jenis Jaringan Tanpa Kabel Jenis

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PADA SAAT KERJA PRAKTEK. Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan pada Sesko TNI, tepatnya pada

BAB III KEGIATAN PADA SAAT KERJA PRAKTEK. Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan pada Sesko TNI, tepatnya pada BAB III KEGIATAN PADA SAAT KERJA PRAKTEK 3.1 Jadwal Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan pada Sesko TNI, tepatnya pada komplek Sesko TNI. Yang berlokasi di Jalan R.A.A. Martanegara No.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Layanan multimedia streaming saat ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan internet. Dengan tersedianya layanan multimedia streaming kita dapat melakukan

Lebih terperinci

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso P267 Alamat: Sudirman TG Jakarta Tugas 5 Network Development Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso 5 Daftar Isi 5.1 Fase Requirement Gathering & Analysis Latar Belakang Perusahaan P267 merupakan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN INTERNET DI KAMPUS J2 KALIMALANG UNIVERSITAS GUNADARMA

ANALISIS JARINGAN INTERNET DI KAMPUS J2 KALIMALANG UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISIS JARINGAN INTERNET DI KAMPUS J2 KALIMALANG UNIVERSITAS GUNADARMA PENDAHULUAN Proxy server dapat digunakan sebagai lintas komunikasi data antara komputer klien dengan internet. Bekerja di layer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan (Yuhefizar, p9, 2003 www.ilmukomputer.com/yuhefizar-komputer.pdf).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Komputer berasal dari istilah Latin computare yang kemudian diartikan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Komputer berasal dari istilah Latin computare yang kemudian diartikan dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari istilah Latin computare yang kemudian diartikan dalam bahasa Inggeris yaitu to compute atau to reckon yang berarti hitung, sehingga

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA CACHE PROXY SERVER ANTARA METODE PROXY INTERNAL DAN EXTERNAL

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA CACHE PROXY SERVER ANTARA METODE PROXY INTERNAL DAN EXTERNAL ANALISA PERBANDINGAN KINERJA CACHE PROXY SERVER ANTARA METODE PROXY INTERNAL DAN EXTERNAL Galih Agam Irawan Zukna Muhammad Diaz Prana Tirta Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony BAB 3 Metodologi 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony Masalah yang diindetifikasi adalah mengenai penggunaan telepon konvensional pada kantor yang dalam pengoperasiannya mengeluarkan

Lebih terperinci

LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA

LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA Terminologi LAN Dari definisi, LAN terbatas hanya pada suatu area local. LAN pertama Jarak terjauh dari titik central = 185 meter dan tidak lebih dari 30 komputer

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Local Area Network (LAN) Metropolitan Area Network (MAN) Wide Area Network (WAN) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless) LAN Adalah : Suatu jaringan komputer yang terbatas dalam jarak atau area setempat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Area Cianjur yang beralamat di Jalan Siliwangi No. 14 Cianjur. Adapun pelaksanaan

BAB III PEMBAHASAN. Area Cianjur yang beralamat di Jalan Siliwangi No. 14 Cianjur. Adapun pelaksanaan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jadwal Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT Telekomunikasi Indonesia divisi IS Area Cianjur yang beralamat di Jalan Siliwangi No. 14 Cianjur. Adapun pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai sarana transport yang menghubungkan LAN baik yang berada dalam satu wilayah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakilnya Presiden

Lebih terperinci

INSTALASI LAN JARINGAN KOMPUTER BANDUNG, 2013

INSTALASI LAN JARINGAN KOMPUTER BANDUNG, 2013 INSTALASI LAN JARINGAN KOMPUTER BANDUNG, 2013 Rincian Pembelajaran! KOMPONEN JARINGAN Sebuah komputer file- server atau yang lebih dikenal dengan server, sebagai pusat data. Komputer sebagai tempat kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN INTERKONEKSI JARINGAN DI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET. disusun oleh:

DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET. disusun oleh: DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET disusun oleh: disusun oleh: Aditya Shofwan Zulma 1202144025 KELAS SI-38-01 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai perencanaan internet protocol virtual private network (IP VPN) dan network management untuk efisiensi koneksi internet dengan sistem intranet menggunakan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika. Program Studi Applied Networking. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2005/2006

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika. Program Studi Applied Networking. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2005/2006 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Applied Networking Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM 3.1. Analisa Masalah Rumah dan toko Buanjar Photocopy terdapat koneksi internet dengan kecepatan 10 Mbps dari ISP (Internet Service Provider) Indihome. Semua user yang berada di tempat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Ketergantungan pengguna terhadap internet selain dapat menunjang pekerjaan, juga dapat menghambat kinerja mereka di perusahaan. Jaringan internet yang disediakan

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG Eka Fuji Rahayu Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Penggabungan dua jalur ISP (Internet Service Provider)

Lebih terperinci

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Desain Topologi Jaringan Gambar.3.1 Desain Topologi Sharring File Topologi diatas digunakan saat melakukan komunikasi data digital secara peer to peer sehingga PLC ataupun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, dimana jaringan komputer ini menggunakan NAT Server yang berada dalam fitur Router OS Mikrotik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Jaringan internet di lingkungan Universitas Bina Nusantara dibagi menjadi 3 wilayah diantaranya daerah Anggrek, Syahdan, dan Taisir. Hal

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN BERBASIS MPLS DI PT INDONUSA SYTEM INTEGRATOR PRIMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN BERBASIS MPLS DI PT INDONUSA SYTEM INTEGRATOR PRIMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN BERBASIS MPLS DI PT INDONUSA SYTEM INTEGRATOR PRIMA Christian

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER 1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Dua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall,

BAB 2 LANDASAN TEORI. klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall, 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai pengertian dari jaringan komputer, klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall,

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN BAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN 3.1 Tahapan Proses Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses penelitian yang dibagi dalam beberapa tahap seperti berikut: 1. Mempelajari konfigurasi layanan

Lebih terperinci

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi.

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi. Danny Kriestanto 2 Pengantar Jaringan Komputer Konsep Jaringan Komputer Sesi 1 Pengantar Jaringan Komputer Klasifikasi Jaringan Komputer Terminologi Jaringan Komputer Komponen Jaringan Komputer Kode MK

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci