BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
|
- Yandi Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kelas Kesesuaian Lahan Satuan Lahan Satuan lahan yang tersebar di wilayah Kecamatan Ponelo Kepulauan yaitu satuan lahan 1, 2, 3, 4 dan satuan lahan 5. Untuk lebih jelasnya satuan lahan daerah penelitian dapat dilihat pad Gambar 7. Tekstur tanah yang dominan di daerah penelitian adalah liat. Sisanya tekstur tanahnya lempung. Selanjutnya, derajat kemasaman tanah (ph) bervariasi mulai dari agak masam ( 5,70) sampai netral (ph 6, 15). Namun, umumnya derajat kemasaman tanah adalah agak masam. Kadar C-organik, K 2 O, P 2 O 5 dan Na relatif tinggi bahkan untuk C- organik ada yang masih sebanyak 2,50% atau kategori tinggi. Sisanya, meliputi N total, dan K dd relatif rendah. hal ini akan mempengaruhi nilai KTK tanah, sehingga kategorinya sedang. Tabel 4. Satuan Lahan Kecamatan Ponelo Kepulauan Satuan Tekstur C- N K P ph Organik Total Na K KTK 5 (me/ (me/ (me/ (me/ Lahan Pasir Debu Liat (ppm) (%) (%) 100 g) 100 g) 100 g) 100 g) 1 30,2 22,5 41,3 5,78 1,75 0, ,70 62, ,9 23,0 55,1 6,09 1,53 0, ,36 48, ,6 24,9 63,5 5,70 1,94 0, ,93 26, ,9 27,6 57,5 5,97 2,50 0, ,38 29, ,6 31,9 36,5 6,15 1,73 0, ,13 39, Kesesuaian Lahan Aktual Kesesuain lahan aktual terbagi atas 2 sub kelas untuk tanaman Kacang Tanah dan 2 sub Kelas untuk tanaman Kacang Hijau yaitu : - Sub Kelas Kacang Tanah - S3wr dengan faktor pembatas curah hujan Tekstur - S3r dengan Faktor Pembatas tekstur - Sub Kelas Kacang Hijau - S2twsn dengan Faktor Pembatas curah hujan, lereng retesi hara. - S2twrn dengan Faktor Pembatas temperatur, curah hujan, lereng dan retensi hara. Selengkapnya untuk kesesuain lahan aktual kacang tanah dan kacang hijau di Kecamatan Ponelo Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 5.
2 Gambar 7. Peta satuan lahan kecamatan Ponelo Kepulauan 25
3 Gambar 8. Kesesuain lahan Aktual Tanaman Kacang Tanah di Kecamatan Ponelo Kepulauan 26
4 Gambar 9. kesesuain Lahan Aktual Tanam Kacang Hijau di Kecamatan Ponelo Kepulauan 27
5 28 Tabel 5. Kesesuain Lahan Aktual Tanaman Kacang Tanah di Kecamatan Ponelo kepulauan Kesesuaian lahan Faktor Satuan Luas Kelas Sub Kelas Pembatas Lahan Ha % S1 (sangat Sesuai) S2 (Cukup Sesuai) S3 S3wr Curah Hujan dan Tekstur. 28, 29, 33, 34 24,39 95,50 S3r Tekstur 30 1,15 4,50 Jumlah 25, Tabel 6. Kesesuain Lahan Aktual Tanaman Kacang Hijau di Kecamatan Ponelo kepulauan Kesesuaian lahan Faktor Pembatas Satuan Luas Kelas Sub Kelas Lahan Ha % S1 (sangat Sesuai) S2 (Cukup S2twsn curah hujan, lereng retesi hara 30, 33 dan 34 12,38 48,47 Sesuai) S2twrn temperatur, curah hujan, lereng dan retensi hara 28 dan 29 13,16 51,53 Jumlah 25, Kesesuaian Lahan Potensial Tampaknya potensi pengembangan tanaman kacang tanah Kecamatan Ponelo Kepulauan adalah S3 atau sesuia marginal tersebar di satuan lahan 1, 2, 3, 4, dan satuan lahan 5 dengan luas lahan 25,54 ha (Tabel 7). Kondisi ini menandakan bahwa di Kecamatan Ponelo Kepulauan sesuai untuk tanaman kacang tanah, akan tetapi butuh pengelolaan yang intensif. Tabel 7. Kesesuaian lahan Potensial Tanamn Kacang Tanah di Kecamatan Ponelo Kepulauan Sub Kelas S3wr Faktor Pembatas Curah Hujan dan Tekstur. Satuan Potensial Luas Lahan Ha % 1, 2, 4 dan 5 S3 24,39 95, S3r Tekstur 3 S3 1,15 4, Jumlah 25, Berbeda dengan kacang tanah, tanaman kacang hijau cukup sesuai (S2) dikembangkan di Kecamatan Ponelo Kepulauan dengan luasm 25,54 ha (Tabel 8).
6 29 Hal ini menandakan bahwa daerah penelitian ini dapat dikembangkan tanaman kacang hijau. Tabel 8. Kesesuaian lahan Potensial Tanaman Kacang Hijau di Kecamatan Ponelo Kepulauan Sub Kelas S2twsn S2twrn Faktor Pembatas Satuan Lahan Potensial Luas Ha % curah hujan, lereng retesi hara 3, 4 dan 5 S2 12,38 48,47 temperatur, curah hujan, lereng dan retensi hara 1 dan 2 S2 13,16 51,53 Jumlah 25,54 100
7 Gambar 10. Peta Kesesuaian Lahan Potensial Kacang Tanah di Kecamatan Ponelo Kepulauan 30
8 Gambar 11. Peta Kesesuaian Lahan Potensial Kacang Hijau di Kecamatann Ponelo Kepulauan 31
9 Keunggulan Komparatif a. Aspek Finansial Soekartawi (1995) bahwa usahatani suatu komoditi dianggap menguntungkan apabila nilai R/C rasio > 1 secara finansial. Sesuai dengan pernyataan Bahkan Hasil analisis usahatani kacang tanah di Kecamatan Ponelo per tahu menguntungkan karena (R/C rasio > 1). Hal ini ditunjukkan oleh pendapatan bersih petani ( net farm income) yang paling tinggi mencapai Rp ,00 di desa ponelo dan yang paling rendah yaitu di Desa Tihengo. Sementara itu untuk tanaman kacang hijau juga menguntungkan dengan nilai R/C ratio > 1 secara finansial. Pendapatan bersih petahi untuk tanamn kacang hijau paling tingi yaitu di Desa Ponelo dengan keuntungan Rp ,00, dan yang paling rendah adalah Desa Tihengo dengan keuntungan Tabel 9. Keragaan usahatani kacang tanah di Kecamatan Ponelo Kepulauan Pembiayaan Biaya (Rp) Ponelo Malambe Otiola Tihengo Variable Cost/Biaya tidak tetap , , , ,00 Fix Cost/Biaya Tetap , , , ,00 Total Cost/Biaya Total , , , ,00 Revenue , , , ,00 Gross Margine , , , ,00 Net Farm Income , , , ,00 R/C Ratio 4,28 2,46 2,37 1,08 Tabel 10. Keragaan usahatani kacang hijau di Kecamatan Ponelo Kepulauan Pembiayaan Biaya (Rp) Ponelo Malambe Otiola Tihengo Variable Cost/Biaya tidak tetap , , , ,00 Fix Cost/Biaya Tetap , , , ,00 Total Cost/Biaya Total , , , ,00 Revenue , , , ,00 Gross Margine , , , ,00 Net Farm Income , , , ,00 R/C Ratio 2,04 1,09 2,84 0,93 b. Basis Komoditi 1) Kacang Tanah Analisis location quotient (LQ) digunakan untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis suatu aktifitas atau komoditi (Blakely, 1994). Secara umum, kacang tanah dikembangkan di seluruh wilayah di Kecamatan Ponelo Kepulauan. Namun, berdasarkan analisis LQ, kacang tanah merupakan komoditi basis (LQ > 1) di Desa Ponelo dan Desa Otiola, tetapi melihat sebaran angka yang diperoleh,
10 33 maka Desa Ponelo pengembangannya lebih memusat dibanding Desa Otiola. Sementara untuk Desa Malambe dan Desa Tihengo komoditi kacang tanah cenderung kecil pengembangannya (LQ < 1) dibanding desa -desa lainnya di Kecamatan Ponelo Kepulauan. Tabel 11. Keragaan Keunggulan Komparatif Komoditi Kacang Tanah di Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013 Kecamatan LQ LI SI Ponelo 1, , , Malambe 0, , , Otiola 1, , , Tihengo 0, , , Koefisien 0, , , Keterangan: LQ=location quotion; LI= Localization Index; SI=specialization index Sumber data: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo Utara (2013), diolah. Analisis localization index (LI) digunakan untuk menentukan wilayah mana yang potensial untuk mengembangkan suatu aktifitas (Blakely, 1994) atau suatu komoditi. Hasil analisis LI menunjukkan bahwa komoditi kacang tanah potensial dikembangkan di wilayah Desa Ponelo (LI mendekati 1) dibanding desa-desa lainnya di Kecamatan Ponelo Kepulauan. Desa Otiola juga masih cukup potensial untuk pengembangan komoditi kacang tanah, tetapi potensinya masih di bawah Desa Ponelo. Analisis specialization index (SI) merupakan salah satu indeks yang menggambarkan pembagian wilayah berdasarkan aktifitas-aktifitas yang ada (Blakely, 1994). Lokasi tertentu menjadi pusat atau khas bagi aktifitas atau komoditi yang dikembangkan. Hasil analisis SI menunjukkan bahwa kacang tanah merupakan komoditi yang khas di Desa Ponelo (SI mendekati 1) dibandingkan desa-desa lainnya di Kecamatan Ponelo Kepulauan. 2) Kacang Hijau Analisis location quotient (LQ) digunakan untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis suatu aktifitas atau komoditi (Blakely, 1994). Secara umum, kacang hijau dikembangkan di seluruh wilayah di Kecamatan Ponelo Kepulauan. Namun, berdasarkan analisis LQ, kacang hijau merupakan komoditi basis (LQ > 1) di Desa Ponelo dan Desa Otiola, tetapi melihat sebaran angka yang diperoleh, maka Desa Otiola pengembangannya lebih memusat dibanding Desa Ponelo.
11 34 Sementara untuk Desa Malambe dan Desa Tihengo komoditi kacang hijau cenderung kecil pengembangannya (LQ < 1) dibanding desa -desa lainnya di Kecamatan Ponelo Kepulauan. Tabel 12. Keragaan Keunggulan Komparatif Komoditi Kacang Hijau di Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2013 Kecamatan LQ LI SI Ponelo 0, , , Malambe 0, , , Otiola 1, , , Tihengo 0, , , Koefisien 0, , , Keterangan: LQ=location quotion; LI=location index; SI=specialization index Sumber data: Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo Utara (2013), diolah. Analisis localization index (LI) digunakan untuk menentukan wilayah mana yang potensial untuk mengembangkan suatu aktifitas (Blakely, 1994) atau suatu komoditi. Hasil analisis LI menunjukkan bahwa komoditi kacang hijau potensial dikembangkan di wilayah Desa Otiola (LI mendekati 1) dibanding desa-desa lainnya di Kecamatan Ponelo Kepulauan. Desa Ponelo juga masih cukup potensial untuk pengembangan komoditi kacang hijau, tetapi potensinya masih di bawah Desa Otiola. Analisis specialization index (SI) merupakan salah satu indeks yang menggambarkan pembagian wilayah berdasarkan aktifitas-aktifitas yang ada (Blakely, 1994). Lokasi tertentu menjadi pusat atau khas bagi aktifitas atau komoditi yang dikembangkan. Hasil analisis SI menunjukkan bahwa kacang hijau merupakan komoditi yang khas di Desa Otiola (SI mendekati 1) dibandingkan desa-desa lainnya di Kecamatan Ponelo Kepulauan. 5.3 Kalender Tanaman Berdasarkan hasil analisis neraca air, penanaman tanman kacang hijau dan kacang tanah dapat dilakukan pada bulan-bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, November dan Desember. Ini disebabkan karena pada bulan-bulan tersebu mengalami surplus air, atau dapat dikatakan kebutuhan air tanaman pada bulanbulan tersebut tersedi. Sebaliknya pada bulan Juni, Juli, Agustus, September dan Oktober tidak bisa dilakuakan penananaman sebab pada bulan-bulan tersebut terjadi defisit air. Atau dapat dikatakan air tidak cukup tersedia bagi tanaman.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kesesuain Lahan 4.1.1 Satuan Lahan Daerah penelitian memiliki 38 satuan lahan yang terseber di setiap kecamatan seluruh Kabupaten Gorontalo Utara. Satuan lahan
BAB III BAHAN DAN METODE
11 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. Lokasi penelitian secara geografis terletak pada koordinat
Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Keunggulan Wilayah untuk Pengembangan Tanaman Padi Sawah ( Oriza Sativa
1 Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Keunggulan Wilayah untuk Pengembangan Tanaman Padi Sawah (Oriza Sativa) di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Alfian Yunus, Nurdin, dan Wawan Pembengo ABSTRAK
I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September sampai Desember
II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI
II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Tipe Penggunaan Lahan (Land Utilization Type) Salah satu tahapan sebelum melakukan proses evaluasi lahan adalah mendeskripsikan 11 atribut kunci tipe penggunaan lahan. Berdasarkan
BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH
16 BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian secara geografis terletak pada koordinat 0,88340 o LU- 122,8850 o BT, berada pada ketinggian 0-500 m dpl (Gambar
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Komoditas Basis Komoditas basis adalah komoditas yang memiliki keunggulan secara komparatif dan kompetitif. Secara komparatif, tingkat keunggulan ditentukan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 12 desa dengan luas ± 161,64 km2 dengan kemiringan kurang dari 15% di setiap
LAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III
LAMPIRAN Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel Kontrol 0-20 0.12 0.25 0.94 20-40 0.34 0.41 0.57 40-60 0.39 0.45 0.50 60-80 0.28 0.39 0.57 80-100 0.23
METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian
METODE PENELITIAN 36 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : Peta-peta tematik (curah hujan, tanah, peta penggunaan lahan, lereng, administrasi dan RTRW), data-data
BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tanaman pangan pada 21 kecamatan di wilayah Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada komoditas unggulan, keragaman (diversitas), tingkat konsentrasi, dan tingkat spesialisasi komoditas tanaman
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet
57 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet Sektor pekebunan dan pertanian menjadi salah satu pilihan mata pencarian masyarakat yang bermukim
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 4 (5) : 559-564, Oktober 2016 ISSN : 2338-3011 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Evaluation
HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kualitas Lahan Kualitas lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah iklim, topografi, media perakaran dan kandungan hara sebagaimana
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
8 V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Budidaya Singkong Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Karawang merupakan wilayah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Ketiga lokasi tersebut dipilih karena
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam
13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam pada sektor pertanian terutama subsektor tanaman pangan.
Mahasiswa, 2) DosenPembimbing I, 3) Pembimbing II, Program Studi S1 Agroteknologi, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
Rini Anggriani Akuba, Nurdin, S.P, M.Si 2), Fauzan Zakaria, S.P, M.Si 3) Rini Anggriani Akuba, Nurdin, S.P, M.Si 2), Fauzan Zakaria, S.P, M.Si 3) ABSTRAK Rini Anggriani Akuba / 6134 09 050. Evaluasi Kesesuaian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan tanaman tahunan khususnya kakao dan kelapa dalam di Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU
KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU Ni Wayan Suryawardhani a, Atiek Iriany b, Aniek Iriany c, Agus Dwi Sulistyono d a. Department of Statistics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Brawijaya
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tipe Pemanfaatan Lahan Salah satu tahapan sebelum melakukan proses evaluasi lahan adalah mendeskripsikan 11 atribut kunci Tipe Pemanfaatan Lahan (TPL). Secara rinci diuaraikan
BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan Gambar 2, pada bulan Oktober 2008 sampai dengan Februari 2011. Secara geografis
VI. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG
79 VI. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG 6.1. Pendahuluan Tanaman hortikultura buah-buahan dan sayuran merupakan tanaman komoditas unggulan di Kabupaten
Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit
Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit Persyaratan penggunaan lahan/ karakteristik lahan Temperatur (tc) Temperatur rerata ( C) 25-28 22 25 28 32 Kelas keesuaian lahan S1 S2 S3 N Ketersedian
HASIL DAN PEMBAHASAN Komoditas Unggulan
HASIL DAN PEMBAHASAN Komoditas Unggulan Identifikasi komoditas pertanian hortikultura yang dibudidayakan merupakan pijakan untuk menentukan tanaman komoditas unggulan. Identifikasi tanaman yang dibudidayakan
PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun
Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia Lampiran 2. Struktur organisasi Kebun Helvetia STRUKTUR ORGANISASI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) KEBUN HELVETIA WILAYAH HELVETIA MANAGER Kadis
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan
IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di 4 (empat) desa di Kecamatan Windusari yaitu Desa Balesari, Desa Kembangkunig, Desa Windusari dan Desa Genito. Analisis terhadap
KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI
TOPIC KESESUIAN OF MANUSCRIPT LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2. No.2 (2015) 17-21 http:www... KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI Puspita Handayani
Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Al dd : 1 me Aldd/100 g tanah : 1.57 me CaCO 3 /100 g tanah
Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Al dd : Al dd yang diperoleh adalah : 1.2 me Aldd/100 g tanah 1 me Aldd/100 g tanah : 1.57 me CaCO 3 /100 g tanah 1 me CaCO 3 /100 g : 100/2 mg CaCO
TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dimanfaatkan bagian akarnya yang membentuk umbi
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADI SAWAH, PANGAN LAHAN KERING DAN TANAMAN TAHUNAN SUB DAS MALANGGA DESA TINIGI KECAMATAN GALANG KABUPATEN TOLITOLI
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADI SAWAH, PANGAN LAHAN KERING DAN TANAMAN TAHUNAN SUB DAS MALANGGA DESA TINIGI KECAMATAN GALANG KABUPATEN TOLITOLI Ansar ancha.soil@yahoo.com (Mahasiswa Program Studi Magister
Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.
49 Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza Asal Tanaman Golongan Umur Batang Tinggi Tanaman Tinggi letak tongkol Warna daun Keseragaman tanaman Bentuk malai Warna malai Warna sekam
I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia
HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah. wilayahnya, sehingga kondisi iklim pada masing-masing penggunaan lahan adalah
40 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah Data iklim yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data keadaan wilayah penelitian. Kecamatan Imogiri memiliki satu tipe iklim di
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta
I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan
I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi 4.1.1. Kakteristik Ultisol Gunung Sindur Hasil analisis pendahuluan sifat-sifat kimia tanah disajikan pada tabel.1.
Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 020-024 http://www.perpustakaan.politanipyk.ac.id Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh Moratuah
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei-Agustus 2015 di 5 unit lahan pertanaman
I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kondisi alam dan luas areal lahan pertanian yang memadai untuk bercocok tanam.
Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)
Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C) Bln/Thn 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan Jan 25.9 23.3 24.0 24.4 24.7
III. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu Tika ( 2005:6) survei merupakan suatu metode penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 046/11/12/Th.VI. 01 November 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2012) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2012,
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian di Pulau Jawa dihadapkan pada masalah konversi lahan untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh karena itu, tantangan
Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No. 2 (2015) 038-042 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. Kesesuaian Lahan Kopi, Sawit, Jagung, Kayu Manis, Kelapa, Tembakau, Kedelai, Kakao
Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna *
Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna * Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,
ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Rosihan Rosman dan Hermanto Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Nilam merupakan salah satu komoditi ekspor
Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang
Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 4. Lahan Kebun Campuran di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 5. Lahan Kelapa Sawit umur 4 tahun di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 6. Lahan Kelapa Sawit
e-j. Agrotekbis 4 (2) : April 2016 ISSN :
e-j. Agrotekbis 4 (2) :142-150 April 2016 ISSN : 2338-3011 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH (Eugenia aromatica L) DI DESA MAROWO DAN BONEVOTO KECAMATAN ULUBONGKA KABUPATEN TOJO
Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Fitriani et al.: Evaluasi Kuanlitatif dan Kuantitatif Pertanaman Jagung Vol. 4, No. 1: 93 98, Januari 2016 93 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Pertanaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisik dan Kimia Tanah Awal Sifat fisik tanah di lokasi penelitian dengan jenis tanah Vertisol menunjukkan tekstur lempung liat berdebu. Fraksi tanah yang dominan
TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan
22 TATACARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan di empat lokasi
I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berfungsi sebagai sumber devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya
IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara
IV. HASIL 4.. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Data fisikokimia tanah awal percobaan disajikan pada Tabel 2. Andisol Lembang termasuk tanah yang tergolong agak masam yaitu
I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia dan tergolong spesies dengan viabilitas genetik yang besar. Tanaman jagung dapat menghasilkan
Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Rafika Yogi1 Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Pertanian Negeri
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel
Lampiran 1. Segitiga Oldeman Untuk Menentukan Kelas Agroklimat
45 Lampiran 1. Segitiga Oldeman Untuk Menentukan Kelas Agroklimat Sumber : Handoko (1995) 46 Lampiran 2. Segitiga Tekstur Tanah Usda Sumber : Foth (1998) 47 Lampiran 3. Zona Agroklimat dan Kesesuaian untuk
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pasir di semua wilayah penelitian sehingga cukup baik untuk meloloskan air.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Lahan pertanian untuk tanaman kering di Kecamatan Doloksanggul memiliki karakteristik dengan ratarata suhu tahunan 22 0 C, dengan ratarata curah hujan tahunan
I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan
Lampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003
LAMPIRAN 34 Lampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003 Bulan Cikapundung Citarik Cirasea Cisangkuy Ciwidey mm Januari 62,9 311 177 188,5 223,6 Februari 242,1 442 149 234 264 Maret 139,3 247 190
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI
UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH
Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Desa Panapalan, Kecamatan Tengah Ilir terdiri dari 5 desa dengan luas 221,44 Km 2 dengan berbagai ketinggian yang berbeda dan di desa
Kesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani
KESESUAIAN LAHAN Kesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani Ahmad Tohir 1, Hasnah Wita 1 1 Mahasiswi semester 3 Prodi. Tata Air Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
IV. POTENSI SUMBER ENERGI TERBARUKAN
IV. POTENSI SUMBER ENERGI TERBARUKAN 4.1. Angin Potensi sumberdaya alam di wilayah Kecamatan Nusa Penida yang merupakan daerah kepulauan yang terletak di pantai selatan Nusa Tenggara terutama adalah kecepatan
V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)
Lampiran 1. Bagan Percobaan U V4(IV) V5 (II) V1 (II) V3(III) V2 (II) V3 (I) V3 (II) V4 (I) V1(IV) V2(III) V5(III) V0 (II) V0 (I) V4 (II) V0(IV) V2(IV) V5 (I) V1(III) V4(III) V5(IV) V3(IV) V0(III) V2 (I)
I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah dan Lahan Tanah merupakan sebuah bahan yang berada di permukaan bumi yang terbentuk melalui hasil interaksi anatara 5 faktor yaitu iklim, organisme/ vegetasi, bahan induk,
θ t = θ t-1 + P t - (ETa t + Ro t ) (6) sehingga diperoleh (persamaan 7). ETa t + Ro t = θ t-1 - θ t + P t. (7)
7 Persamaan-persamaan tersebut kemudian dikonversi menjadi persamaan volumetrik (Persamaan 5) yang digunakan untuk mendapatkan nilai kadar air tanah dalam % volume. 3.3.5 Pengukuran Curah Hujan dan Tinggi
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016 di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Ubi Kayu Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari famili Euphorbiaceae yang terkenal sebagai sumber utama karbohidrat dan daunnya
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.
17 IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017. Penelitian dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan
Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal
LAMPIRAN 41 42 Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal Variabel Satuan Nilai Kriteria Tekstur Pasir Debu Liat % % % 25 46 29 Lempung berliat ph (H 2 O) 5.2 Masam Bahan Organik C Walklel&Black N Kjeidahl
I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk
BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya (Moh.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan
TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta
BAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan tanaman holtikultura yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia yang digunakan sebagai bumbu masakan dan memiliki kandungan zat yang bermanfaat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Lampung yang beribukota di Bandar Lampung. Penelitian meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km 2.
PENGEMBANGAN KAKAO SECARA BERKELANJUTAN (Ditinjau dari aspek Kesesuaian lahan) Oleh : I Made Mega
PENGEMBANGAN KAKAO SECARA BERKELANJUTAN (Ditinjau dari aspek Kesesuaian lahan) Oleh : I Made Mega I.PENDAHULUAN Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah dikembangkan. Menurut Wood (1975)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,
V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor internal dari tanaman itu sendiri yaitu berupa hormon
TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pasir Pantai Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim relief/topografi,
V HASIL DAN PEMBAHASAN
V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penetapan Komoditas Unggulan 5.1.1 Penentuan Komoditas Basis Analisis Location Quotient (LQ) menggambarkan pangsa aktivitas produksi tanaman pangan suatu kecamatan terhadap pangsa
LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 19982007 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 1998 77 72 117 106 68 30 30 227 58 76 58 63
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.
III. BAHAN DAN METODE
34 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian terdahulu yang dilakukan di Jawa Barat. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari survei
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KEDELAI (Glycine max) DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KEDELAI (Glycine max) DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) Agnes Helen R. Purba 1 *, Posma Marbun 2, Asmarlaili Sahar
I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah Ananas comosus (L) Merr. Tanaman ini berasal dari benua Amerika, tepatnya negara Brazil.
V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)
Lampiran 1. Bagan Percobaan U V4(IV) V5 (II) V1 (II) V3(III) V2 (II) V3 (I) V3 (II) V4 (I) V1(IV) V2(III) V5(III) V0 (II) V0 (I) V4 (II) V0(IV) V2(IV) V5 (I) V1(III) V4(III) V5(IV) V3(IV) V0(III) V2 (I)