P U T U S A N Nomor 41/Pdt.G/2012/PA.Sgr.

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 41/Pdt.G/2012/PA.Sgr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama, telah menjatuhkan penetapan sebagai berikut, dalam perkara Itsbat Nikah yang diajukan oleh ; PEMOHON, umur 59 tahun, agama Islam, pendidikan tidak sekolah, pekerjaan petani, bertempat tinggal di Kabupaten Buleleng, sebagai Pemohon ; Melawan TERMOHON, umur 22 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Buleleng, sebagai Termohon ; Pengadilan Agama tersebut ; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara; Telah mendengarkan keterangan Pemohon, Termohon dan saksi-saksi dalam persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 6 Juni 2012 yang telah terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Singaraja dengan Register Nomor : 41/Pdt.P/2012/PA.Sgr., tanggal 6 Juni 2012, yang kemudian diubah dalam bentuk catatan permohonan itsbat nikah, karena Pemohon tidak dapat membaca dan 1

2 menulis, yang dicatatkan oleh Hakim Pengadilan Agama Singaraja, KAMALI, S.Ag. tertanggal 4 Juli 2012, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut : Bahwa Pemohon dan SUAMI PEMOHON adalah pasangan suani isteri yang telah menikah secara syari at Islam pada tanggal 19 Oktober 1972 di rumah SAUDARA SUAMI PEMOHON di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dengan wali nikah ayah kandung Pemohon bernama BAPAK KANDUNG PEMOHON yang bertaukil kepada TOKOH MASYARAKAT, mas kawin berupa Uang Rp.1.000,- (Seribu rupiah) dibayar tunai, dan ijab qobul antara SUAMI PEMOHON dengan wali nikah Pemohon adalah langsung tanpa berselang waktu, serta disaksikan oleh beberapa orang antara lain bernama SAKSI NIKAH I dan SAKSI NIKAH II keduanya sekarang telah meninggal dunia; Bahwa Termohon adalah anak kandung Permohon dengan SUAMI PEMOHON; 3. Bahwa pada saat pernikahan tersebut Pemohon berstatus perawan dan Pemohon berstatus jejaka, tidak ada pertalian nasab, semenda maupun sesusuan yang menghalangi sahnya pernikahan serta tidak ada orang lain yang keberatan atas pernikahan tersebut ; Bahwa setelah menikah, Pemohon dan suami Pemohon telah hidup sebagaimana layaknya suami isteri hingga sekarang dan tiadak pernah bercerai dan dikaruniai 3 (tiga) orang anak bernama : ANAK I PEMOHON DAN SUAMI PEMOHON, laki-laki, lahir tanggal 08 Juli 1984 (umur 27 tahun 11 bulan) ; 2

3 2. ANAK II PEMOHON DAN SUAMI PEMOHON, perempuan, lahir tanggal 15 Juli 1988 (umur 23 tahun 11 bulan ) ; ANAK III PEMOHON DAN SUAMI PEMOHON, laki-laki, lahir tanggal 01 Januari 1990 ; Bahwa Pemohon sudah berencana mengajukan permohonan Itsbat Nikah ke Pengadilan Agama Singaraja, namun keinginan Pemohon terhenti dikarenakan suami Pemohon meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2009, berdasarkan Surat Keterangan Kematian yang dikeluarkan oleh Perbekel Dese Sumberklampok Nomor : 410.3/75/SKK/V/Pem/2012, tanggal 15 Mei 2012 ; Bahwa walaupun pernikahan Pemohon dengan suami Pemohon tersebut telah dilaksanakan sedemikian rupa secara syari at Islam namun tidak tercatat di PPN/KUA setempat, sehingga Pemohon dan suami Pemohon tidak memiliki Akta Nikah, oleh karenanya Pemohon mengajukan Itsbat Nikah melalui Pengadilan Agama Singaraja, agar perkawinan Pemohon dengan suami Pemohon dapat diitsbatkan, dan memperoleh pengakuan hukum, untuk mengurus Akta Kelahiran anak-anak Pemohon ; Bahwa Pemohon tergolong orang yang tidak mampu, sebagaimana diterangkan dalam surat keterangan yang dikeluarkan oleh Perbekel Desa Sumberklampok Nomor : 410.3/70/SKTM/V/Kesra/2012 tertanggal 15 Mei 2012, maka sebelum pokok perkara ini diputus, Pemohon mohon ijin untuk berperkara secara Cuma- Cuma (prodeo) ; Berdasarkan alasan-alasan tersebut Pemohon I dan Pemohon II mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Singaraja c.q Majelis Hakim yang mengadili perkara 3

4 ini segera memeriksa, mengadili dan menjatuhkan penetapan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : PRIMAIR : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon ; Menyatakan sah perkawinan Pemohon (PEMOHON) dengan SUAMI PEMOHON yang dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 1972, di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng ; Membebaskan Pemohon dari membayar biaya perkara menurut hukum ; SUBSIDAIR : Apabila Pengadilan Agama berpendapat lain mohon putusan yang seadiladilnya ; Bahwa sebelum perkara itsbat nikah tersebut disidangkan, Pengadilan Agama Singaraja telah mengumumkan permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh Pemohon tersebut melalui papan pengumuman di Pengadilan Agama Singaraja ; Bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan, Pemohon dan Termohon telah datang menghadap ke persidangan secara pribadi, kemudian Majelis memberikan nasehat dan masukan kepada Pemohon dan Termohon mengenai pentingnya pencatatan perkawinan; Bahwa kemudian dibacakan surat permohonan yang telah diubah tersebut; --- Bahwa terhadap permohonan Pemohon untuk beracara secara cuma-cuma (prodeo) dengan alasan Pemohon tergolong orang yang mampu, Termohon tidak keberatan dan membenarkan bahwa Pemohon tergolong orang yang tidak mampu; 4

5 Bahwa terhadap permohonan Pemohon agar diberi izin untuk beracara cuma-cuma (prodeo) tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Agama telah menjatuhkan putusan sela Nomor : 41/Pdt.G/2012/PA.Sgr, tanggal 11 Juli 2012, yang amarnya berbunyi sebagai berikut; M E N G A D I L I Sebelum menjatuhkan putusan akhir, terlebih dahulu menjatuhkan putusan sela sebagai berikut: Memberi izin kepada Pemohon untuk berperkara secara prodeo; Memerintahkan Pemohon dan Termohon untuk melanjutkan pemeriksaan pokok perkara; Membebankan biaya perkara kepada Negara melalui DIPA Pengadilan Agama Singaraja tahun 2012; Menangguhkan perhitungan biaya perkara pada putusan akhir; Bahwa setelah putusan sela tersebut dibacakan, Pemohon kemudian memberikan keterangan tambahan, sebagai berikut; Bahwa sebenarnya Pemohon tidak ingat betul kapan tepatnya tanggal, bulan dan tahun perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON ; Bahwa yang Pemohon ingat, Pemohon menikah dengan SUAMI PEMOHON suami Pemohon pada hari Rabu, bulan Asyura dan setelah 4 tahun menikah Pemohon dan SUAMI PEMOHON suami Pemohon, baru dikaruniai anak yang pertama ; Bahwa ada banyak orang yang ikut menghadiri prosesi perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON ;

6 Bahwa Termohon menyatakan tidak keberatan dengan dalil-dalil permohonan itsbat nikah yang diajukan Pemohon; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti surat berupa : Asli Surat Keterangan Nomor :Kk /PW.01/69/2012, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Gerokgak, tanggal 22 Mei 2012, tentang pernyataan belum terdaftarnya Nikah Pemohon dengan SUAMI PEMOHON (P.1); Fotocopy KTP atas nama Pemohon Nomor yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Buleleng (P.2) ; 3. Asli Surat Keterangan Kematian Nomor :410.3/75/SKK/V/Pem/2012, atas nama SUAMI PEMOHON (suami Pemohon) yang dikeluarkan oleh Sekdes Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng; (P.3); Bahwa Pemohon juga telah mengajukan dua orang saksi yaitu : SAKSI 1, umur 64, agama Islam, pekerjaan Tani, tempat tinggal di Kabupaten Buleleng yang memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut: Bahwa saksi kenal dengan Pemohon, Termohon dan suami Pemohon sejak sebelum mereka menikah ; Bahwa saksi adalah tetangga Pemohon dan Termohon ; Bahwa saksi hadir dan menyaksikan perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON, namun pada saat itu Saksi hanya ikut bantu-bantu dalam walimahan (Rewang) bahasa Jawa ;

7 - Bahwa saksi mengetahui bahwa saat menikah Pemohon berstatus perawan dan SUAMI PEMOHON berstatus jejaka, antara Pemohon dengan SUAMI PEMOHON tidak berhubungan darah yang dilarang menikah, tidak sesusuan dan tidak berhubungan semenda serta tidak ada halangan menurut ajaran agama Islam untuk melangsungkan pernikahan/perkawinan; Bahwa pelaksanaan perkawinan dilaksanakan sesuai dengan syari at Islam; -- - Bahwa saksi mengetahui bahwa pernikahan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON sejak menikah hingga SUAMI PEMOHON meninggal, belum pernah putus ikatan pernikahannya karena perceraian ataupun sebab-sebab lain ; Bahwa selama dalam perkawinan tersebut Pemohon dengan SUAMI PEMOHON telah hidup rukun sebagai suami istri dan telah dikaruniai 3 orang anak dan selama dalam perkawinan tersebut tidak ada yang menggugat atau mempermasalah-kan tentang hubungan perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON ; Bahwa Pemohon sejak kawin belum pernah memperoleh Kutipan Akta Nikah ataupun Duplikatnya, padahal Kutipan Akta Nikah tersebut sangat diperlukan oleh Pemohon dan Termohon untuk kepastian hukum atas pernikahannya dan untuk mengurus akta kelahiran anaknya ; SAKSI 2, umur 68 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kabupaten Buleleng, yang memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut: Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon ;

8 - Bahwa saksi adalah tetangga dekat Pemohon ; Bahwa saksi tidak ikut menyaksikan perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON karena waktu itu saksi menengok orang tua ke Jawa ; Bahwa saksi mengetahui dari cerita Pemohon dan keluarga Pemohon serta tetangga-tetangga Pemohon dan Termohon bahwa pernikahan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON dahulu dilaksanakan secara syari at Islam dan sudah memenuhi syarat dan rukun pernikahan; Bahwa telah diberitahu oleh Pemohon bahwa yang menjadi wali nikah saksi tidak mengetahuinyasaat itu adalah bapak kandung Pemohon yaitu BAPAK KANDUNG PEMOHON; Bahwa saksi diberitahu juga oleh Pemohon bahwa maskawinnya dulu berupa uang tunai Rp ,- (Seribu rupiah); Bahwa saksi mengetahui bahwa saat menikah Pemohon berstatus perawan dan SUAMI PEMOHON berstatus jejaka, kemudian antara Pemohon dengan SUAMI PEMOHON tidak ada hubungan nasab yang dilarang untuk menikah, dan tidak sesusuan maupun semenda serta tidak ada halangan menurut ajaran agama Islam untuk melangsungkan perkawinan; Bahwa saksi mengetahui bahwa Pemohon dengan SUAMI PEMOHON sejak menikah hingga SUAMI PEMOHON meninggal, masih hidup rukun serumah, belum pernah putus ikatan pernikahannya baik karena perceraian ataupun sebab-sebab lain ; Bahwa selama dalam perkawinan tersebut Para Pemohon telah hidup rukun sebagai suami istri dan telah dikaruniai 3 orang anak dan selama dalam 8

9 perkawinan tersebut tidak ada yang mengganggu gugat tentang hubungan perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON ; Bahwa Pemohon sejak kawin belum pernah memperoleh Kutipan Akta Nikah ataupun Duplikatnya, padahal Kutipan Akta Nikah tersebut sangat diperlukan oleh Para Pemohon untuk kepastian hukum atas pernikahannya dan untuk mengurus akta kelahiran anaknya ; Bahwa terhadap keterangan para saksi, Pemohon dan Termohon menerima, membenarkan dan tidak keberatan ; Bahwa dalam kesimpulannya, Pemohon dan Termohon telah menyatakan tidak akan mengajukan lagi sesuatu bukti apapun dan mohon putusan; Bahwa untuk mempersingkat uraian dalam penetapan ini, maka semua peristiwa hukum yang tercantum dalam Berita Acara Persidangan perkara ini merupakan bagian tak terpisahkan dari putusan ini ; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana diuraikan tersebut di atas ; Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah Pemohon mengajukan permohonan itsbat nikah dengan alasan perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON yang dilangsungkan menurut hukum Islam pada hari Rabu bulan Asyura, di Desa Banjar Dinas Sumberklampok, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, belum didaftarkan pada KUA setempat, 9

10 sehingga Pemohon dan SUAMI PEMOHON tidak memperoleh bukti perkawinan yang berupa Kutipan Akta Nikah ; Menimbang, bahwa karena perkawinan dari Pemohon dengan SUAMI PEMOHON tidak dicatatkan di KUA setempat, maka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk memperoleh kepastian dan ketertiban hukum serta masa depan anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON, diantaranya untuk membuat akta kelahiran sebagai persyaratan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, Pemohon mengajukan itsbat nikah; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti Surat berupa P.1, P.2 dan P.3; Menimbang, bahwa dari bukti P.1. dan P.2, terbukti bahwa Pemohon dan SUAMI PEMOHON beragama Islam yang perkawinannya tidak dicatatkan pada KUA setempat dan bertempat tinggal di wilayah hukum Kabuaten Buleleng; Menimbang, bahwa permohonan istbat nikah ini diajukan oleh orang yang beragama Islam, yang hendak mendapat kepastian hukum tentang status perkawinannya karena tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, maka berdasarkan ketentuan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 perubahan kedua Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 jo. Pasal 7 Ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, Pengadilan Agama in casu Pengadilan Agama Singaraja berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini ;

11 Menimbang, bahwa dari bukti P.3, terbukti bahwa SUAMI PEMOHON telah meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2009; Menimbang, bahwa Pemohon dalam persidangan telah menghadirkan 2 (dua) orang saksi yang bernama SAKSI 1 dan SAKSI 2; Menimbang, bahwa para saksi semuanya hidup bertetangga dengan Pemohon dan Termohon bahkan para saksi sudah mengenal dan berteman baik dengan Pemohon sejak masih kanak-kanak dan saksi SAKSI 1, terlibat langsung dalam prosesi pernikahan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON; Menimbang, bahwa meskipun saksi SAKSI 2 sama sekali tidak mengetahui mengenai proses pernikahan antara Pemohon dengan SUAMI PEMOHON, saksi tersebut mengetahui Pemohon dan SUAMI PEMOHON telah menikah berdasarkan berita yang sudah tersiar luas di kalangan masyarakat Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, maka keterangan saksi tersebut merupakan syahadah istifadhah/testimonium de auditu, hal mana menurut doktrin hukum Islam yang telah disepakati para ulama, penggunaan syahadah istifadhah dalam memutus perkara bidang perkawinan maupun status keperdataan seseorang (an-nasab wal wiladah) dapat dibenarkan (vide: Nadzomul Qadha Fis-Syari atil Islamiyyati, 1984, halaman 175). Bahkan telah menjadi praktek peradilan di Indonesia, sebagaimana yurisprudensi Mahkamah Agung RI No: 329 K/Sip/1973, tanggal 25 Nopember 1975; Menimbang, bahwa dari pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat keterangan saksi-saksi telah memenuhi ketentuan Pasal 308 dan 11

12 309 RBg, saksi-saksi telah memberikan keterangan dibawah sumpah dan sebagian keterangannya saling mendukung dan bersesuain, oleh karenanya keterangan saksisaksi tersebut dapat Majelis Hakim jadikan bahan pertimbangan dalam memeriksa dan memutus perkara a quo ; Menimbang, bahwa berdasar surat permohonan Pemohon yang dikuatkan dengan bukti P.1, P.2 dan P.3. serta keterangan dua orang saksi, telah ditemukan fakta sebagai berikut: Bahwa Pemohon dengan SUAMI PEMOHON telah menikah secara agama Islam pada hari Rabu, bulan Asyura di Banjar Dinas Sumber klampok, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, dan setelah 4 tahun menikah Pemohon dan MUYADI bin HARTONO baru dikaruniai anak, yang hingga sekarang berjumlah 3 orang, yaitu: ANAK I PEMOHON DAN SUAMI PEMOHON, laki-laki, lahir tanggal 08 Juli 1984; ANAK II PEMOHON DAN SUAMI PEMOHON, perempuan, lahir tanggal 15 Juli 1988; ANAK III PEMOHON DAN SUAMI PEMOHON, laki-laki, lahir tanggal 01 Januari 1990 ; Bahwa yang menjadi wali dalam pernikahan tersebut adalah BAPAK KANDUNG PEMOHON (Bapak kandung Pemohon), dan disaksikan oleh banyak saksi antara lain SAKSI NIKAH I dan SAKSI NIKAH II, dengan maskawin berupa uang Rp ,- (Seribu rupiah) tunai;

13 - Bahwa sebelum Pemohon dengan SUAMI PEMOHON menikah, Pemohon berstatus perawan dan SUAMI PEMOHON berstatus jejaka serta di antara keduanya tidak ada hal yang menghalangi untuk menikah; Bahwa Pemohon masih tetap beragama Islam dan SUAMI PEMOHON, selama pernikahannya sampai meninggal tetap beragama Islam, ikatan perkawinannya tidak pernah putus kecuali dengan meninggalnya SUAMI PEMOHON pada tanggal 21 Desember 2009; Bahwa antara Pemohon dengan suaminya tidak ada halangan syar i untuk melakukan pernikahan ; Bahwa tidak ada protes atau gugatan dari masyarakat mengenai keabsahan pernikahan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON; Bahwa Itsbat Nikah yang diajukan selain untuk mendapatkan kepastian hukum juga untuk melengkapi persyaratan mengajukan penerbitan Akta Kelahiran Anak ; Menimbang, bahwa meskipun penjelesan Pasal 49 huruf a angka 22 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan diubah lagi untuk yang kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 7 Ayat (2) dan (3) huruf d Kompilasi Hukum Islam menentukan, hanya perkawinan yang dilakukan sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang dapat dimintakan pengesahannya di Pengadilan Agama, bila perkawinannya tersebut tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, sementara perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON dilangsungkan setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (sebagaimana keterangan Pemohon yang 13

14 menyatakan bahwa dirinya baru dikaruniai anak setelah 4 tahun hidup berumah tangga, sementara anak pertama Pemohon dengan SUAMI PEMOHON yang bernama ANAK I PEMOHON DAN SUAMI PEMOHON, lahir pada tahun 1984, dengan demikian dapat disimpulkan Pemohon menikah dengan SUAMI PEMOHON pada tahun 1980) dan perkawinannya tidak dicatatkan pada Kantor Urusan Agama dimana perkawinan tersebut dilangsungkan, namun dikarenakan adanya faktor tertentu seperti adanya hak-hak anak yang harus dilindungi dan pada perkawinannya tersebut tidak terdapat halangan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (Vide Pasal 7 Ayat (3) huruf e Kompilasi Hukum Islam), Majelis Hakim berpendapat patut untuk mempertimbangkan permohonan yang diajukan Pemohon ; Menimbang, bahwa untuk menentukan dapat tidaknya Pengadilan Agama Singaraja mengitsbatkan perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON perlu terlebih dahulu Majelis Hakim mempertimbangkan tentang syarat rukun perkawinan ; Menimbang, bahwa menurut hukum, mengitsbatkan perkawinan yang dilangsungkan secara sirri atau di bawah tangan, hanya dimungkinkan apabila perkawinan tersebut memang sah, dan untuk keabsahan suatu perkawinan bagi orang Islam menurut Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 4 dan Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam adalah apabila perkawinan dilakukan menurut Hukum Islam dan harus terpenuhi rukunnya, yaitu : a. Calon suami ; b. Calon istri ; c. Wali nikah ;

15 d. Dua orang saksi ; e. Ijab dan Kabul ; Menimbang, bahwa sebagaimana hujah hukum dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Dari Imran bin Hushain yang diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hanbal dari riwayat Abdullah, yang berbunyi sebagai berikut : من عمران بن حصین عن رسول االله صلى االله علیھ وسلم قال لا نكاح إلا بولي وشاھدي عدل (رواه أحمد بن حنبال روي عن عبداالله ( Artinya : Dari Imran bin Hushain, dari Nabi SAW. Telah bersabda : Tidaklah sah suatu nikah, tanpa adanya wali dan dihadiri oleh dua orang saksi yang adil (HR. Ahmad ibn Hanbal dari riwayat Abdullah); Menimbang, bahwa dalam perkara ini Majelis Hakim mengambil dalil dalam Kitab Minhajut Thalibin jilid III, halaman 222, sebagai pendapat Majelis yang berbunyi: و یقبل إقرار البالغة العاقلة بالنكاح Artinya: Diterima pengakuan seorang perempuan (atau sebaliknya: seorang lakilaki) yang baligh dan berakal dengan nikah, bagi seseorang yang mempercayainya; Menimbang, bahwa sebagaimana pendapat ulama dalam kitab I anatut Thalibin Juz IV, halaman yang dijadikan sebagai pendapat Majelis berbunyi; و فى الدعوى بنكاح على إمرأة دكر صحتھ و سروطھ من نحوى ولى و شاھدین عدول : Artinya : Dalam hal pengakuan perkawinan terhadap seorang perempuan harus dapat menyebutkan sahnya perkawinan terlebih dahulu, seperti adanya wali nikah dan dua orang saksi yang adil;

16 Menimbang, bahwa perkawinan tidak boleh terjadi antara pria dengan wanita yang berbeda agama, atau yang masih memiliki hubungan nasab, semenda maupun sesusuan. Seorang pria juga tidak boleh menikahi wanita yang sudah bercerai atau ditinggal mati suaminya namun masih dalam masa iddah, atau menikahi wanita yang masih terikat perkawinan dengan pria lain, sebagaimana ketentuan Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 221, 228 dan 234, surat An-Nisa ayat 22 s/d 24, jo. Pasal 39 s/d Pasal 44 Kompilasi Hukum Islam; Menimbang bahwa berdasaran fakta sebagaimana diuraikan di atas, dihubungkan dengan ketentuan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Majelis Hakim berpendapat perkawinan antara Pemohon dengan SUAMI PEMOHON telah memenuhi syarat dan rukun nikah sebagaimana diatur dalam Hukum Islam, perkawinan tersebut telah memenuhi unsur-unsur adanya calon mempelai laki-laki dan perempuan, wali, dan dua orang saksi serta ijab qabul, dan juga tidak terdapat halangan atau larangan untuk menikah antara Pemohon dengan SUAMI PEMOHON, baik karena hubungan nasab, semenda atau sesusuan maupun karena perbedaan agama, oleh karenanya permohonan Pemohon untuk disahkan perkawinannya dengan SUAMI PEMOHON, dapat dikabulkan ; Menimbang, bahwa di persidangan Pemohon menyatakan lupa kapan tepatnya tanggal, bulan dan tahun perkawinannya dengan SUAMI PEMOHON, Pemohon hanya ingat menikah dengan SUAMI PEMOHON pada hari Rabu, bulan Asyura dan setelah 4 tahun menikah baru dikaruniai anak;

17 Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan di atas, bila dilihat dari pernyataan Pemohon yang menyatakan bahwa 4 tahun setelah menikah Pemohon dan SUAMI PEMOHON baru dikarunai anak, sedangkan anak pertama Pemohon dan SUAMI PEMOHON yang bernama ANAK I PEMOHON DAN SUAMI PEMOHON, lahir pada tahun 1984, maka dapat disimpulkan bahwa tahun perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON adalah tahun 1980 dan bulan Asyura atau dalam penanggalan hijriyah disebut dengan bulan Muharram, pada tahun 1980 bertepatan dengan bulan Nopember, sementara hari Rabu pada bulan Nopember tahun 1980 diantaranya ada yang bertepatan dengan tanggal 19, yang mana tanggal 19 ini sesuai dengan tanggal perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON sebagaimana tercantum dalam surat permohonan Pemohon, oleh karenanya Majelis Hakim dalam putusan ini menetapkan tanggal bulan dan tahun perkawinan Pemohon dengan SUAMI PEMOHON adalah tanggal 19 Nopember 1980 M, yang bertepatan dengan tanggal 11 Muharram 1401 H ; Menimbang, bahwa agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam di Indonesia dan juga agar dapat mempunyai kekuatan hukum secara formil sesuai dengan maksud Pasal 5 Kompilasi Hukum Islam serta ketentuan perundang undangan yang berlaku, maka setiap perkawinan harus dicatat sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974; Menimbang, bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, dalam hal perkawinan tidak tercatat dan tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, pencatatannya dilakukan 17

18 setelah adanya penetapan pengadilan, dengan demikian setelah dikabulkannya permohonan itsbat nikah ini, maka Pemohon dapat mengurus pencatatan perkawinannya di Kantor Urusan Agama Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Singaraja telah menjatuhkan Putusan Sela Nomor 41/Pdt.G/2012/PA.Sgr. tanggal 11 Juli 2012, biaya perkara dibebankan kepada Negara melalui DIPA Pengadilan Agama Singaraja Tahun 2012; Memperhatikan dalil-dalil syar i dan segala ketentuan lain yang berlaku dan berkaitan dengan perkara ini ; M E N G A D I L I 1. Mengabulkan permohonan Pemohon ; Menyatakan sah perkawinan antara Pemohon (PEMOHON) dengan SUAMI PEMOHON yang dilaksanakan pada tanggal 19 Nopember 1980, yang bertepatan dengan tanggal 11 Muharram 1401 H. di Banjar Dinas Sumberklampok, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng ; Membebankan biaya perkara ini kepada Negara melalui DIPA Pengadilan Agama Singaraja Tahun 2012 yang hingga kini dihitung sebesar Rp ,- (lima puluh enam ribu rupiah) ; Demikian putusan ini diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Singaraja pada hari Rabu, tanggal, 11 Juli 2012 M. bertepatan dengan tanggal 21 Sya ban 1433 H. oleh kami, MUH. DALHAR 18

19 ASNAWI, S.H., sebagai Ketua Majelis, serta ABDUL RAHMAN, S.Ag. dan ABDUL MUSTOPA, S.HI., masing-masing sebagai Hakim Anggota dan pada hari itu juga dibacakan dalam persidangan terbuka untuk umum, oleh Majelis Hakim tersebut dengan dibantu oleh RICHAH LAILI SIFA, S.H., sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Pemohon dan Termohon ; Hakim-Hakim Anggota, ttd ABDUL RAHMAN, S.Ag. ttd ABDUL MUSTOPA, S.HI. Perincian Biaya Perkara : Ketua Majelis, ttd MUH. DALHAR ASNAWI, S.H, Panitera Pengganti, ttd RICHAH LAILI SIFA, S.H. 1. Biaya Proses Rp ,00 2. Meterai Rp ,00 (+) Jumlah Rp ,00 (lima puluh enam ribu rupiah); Untuk salinan yang sama bunyinya oleh Panitera Pengadilan Agama Singaraja SUPIAN, S.H. Catatan admin: Telah dilakukan anonimasi pada salinan putusan/penetapan ini demi untuk menjaga kerahasiaan identitas para pihak, para saksi dan pihak lain yang terkait dengan perkara ini, dengan demikian salinan putusan/penetapan yang telah dianonimasi ini, sedikit memiliki perbedaan dengan putusan/penetapan aslinya, namun demikian anonimasi ini tidak merubah pertimbangan hukum dan isi putusan/penetapan. 19