PENDETEKSIAN KEDALAMAN RETAK BETON MENGGU- NAKAN METODE ULTRASONIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDETEKSIAN KEDALAMAN RETAK BETON MENGGU- NAKAN METODE ULTRASONIK"

Transkripsi

1 Dyah Sulistyani R., dkk. ISSN PENDETEKSIAN KEDALAMAN RETAK BETON MENGGU- NAKAN METODE ULTRASONIK Dyah Sulistyani R*, Sumaryanto** *) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN, yayuk@batan.go.id **) B2TKS, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ABSTRAK PENDETEKSIAN KEDALAMAN RETAK BETON MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK. Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH- IPSB3) berfungsi untuk menerima dan menyimpan bahan bakar bekas dan bahan teriradiasi yang lain. Kanal hubung ini berfungsi sebagai jalur untuk memindahkan elemen bakar bekas dari PRSG dan bahan teriradiasi lain yang berasal dari IPR dan RMI. Diindikasikan ada rembesan air di ruang purifikasi yang bersebelahan dengan kanal hubung, yang kemungkinan disebabkan adanya kebocoran di kanal hubung. Pendeteksian kebocoran di kanal hubung sudah dilakukan dengan menggunakan metode n Destructive Test (NDT), yaitu metode penetran cair. Selain itu beton yang membatasi antara kanal hubung dan ruang purifikasi perlu juga dideteksi keretakannya. Dalam kegiatan ini dilakukan pendeteksian kedalaman retak beton menggunakan metode ultrasonik dengan menggunakan alat Pundit. Prinsip dari teknik ini adalah pengukuran berkurangnya intensitas gelombang bunyi yang ditransmisikan. Pengukuran intensitas ini ditunjukkan oleh intensitimeter. Pengambilan titik sampel pengukuran berdasarkan pola rembesan air pada dinding beton, terbagi menjadi 3 area. Pada area 1 hasil pendeteksian menunjukkan bahwa kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 80 mm sampai dengan 299 mm. Area 2 kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 92 mm sampai dengan 98 mm. Pada area 3 kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 58 mm sampai dengan 63 mm. Dari hasil pendeteksian terlihat bahwa keretakan beton sangat bervariasi tergantung dari kelemahan struktur beton tersebut, karena sifat air selalu mencari celah/jalan untuk bisa mengalir. Penurunan kualitas beton pada bangunan sangat dipengaruhi oleh beban, iklim, cuaca dan lingkungan. Kata kunci : retak beton, uji tak merusak, ultrasonik ABSTRACT DETECTION OF DEPTH CONCRETE CRACK USING ULTRASONIC METHOD. The main function of Transfer Channel of Interim Storage For Spent Fuel (TC-ISSF) is to receive and store of spent fuels and other irradiated material. The transfer channel, is a channel connected among three installations, that is Radio Metallurgy Installation (IRM), Production of Radioisotop Installation (IPR) and G.A Siwabessy Reactor (PRSG). There was indication that water leakage occurred at section adjacent to the transfer channel. It was assumed that leakage come from the channel. Detection of leakage in transfer channel and pool storage had applied by n Destructive Test (NDT) method, using liquid penetration method. Detection of depth of concrete crack also detected using pundit ultrasonic method. In area 1, depth of concrete crack shown 80 mm 299 mm. Area 2, concrete crack detection shown 92 mm 98 mm. Area 3, concrete crack detection shown 58 mm 63 mm. This occurrence should be repaired to avoid radiation hazard. From the detection results showed that concrete cracks vary widely depending on the weakness of the concrete structure. Decline in the quality of concrete is influenced by climate, weather and environment. Keyword : concrete crack, non destructive test, ultrasonic PENDAHULUAN F asilitas Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3) dibangun pada tahun 1993 dan dirancang oleh AEA Technology, United Kingdom (UK-AEA). Kanal hubung ini menghubungkan IPSB3 dengan tiga instalasi, yaitu Instalasi Radio Metalurgi (IRM), Instalasi Produksi Radioisotop (IPR) dan Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG), yang berfungsi sebagai jalur untuk memindahkan elemen bakar bekas dari PRSG dan bahan teriradiasi lain yang berasal dari IPR dan RMI [1]. Sedangkan fungsi utama dari IPSB3 adalah untuk menerima dan menyimpan bahan bakar bekas dan bahan teriradiasi yang lain. Denah lokasi kanal hubung dan kolam penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 1. Diindikasikan ada rembesan air di ruang purifikasi yang bersebelahan dengan kanal hubung, yang kemungkinan disebabkan adanya kebocoran di kanal hubung, dan sudah dilakukan pendeteksian kebocoran di kanal hubung dan kolam penyimpanan bahan bakar bekas dengan menggunakan metode n Destructive Test yaitu metode penetran cair. Dari hasil pendeteksian yang dilakukan didapat 109 titik kebocoran pada dinding kanal

2 52 ISSN Dyah Sulistyani R., dkk. hubung dan 236 titik kebocoran pada lantai kanal hubung dengan variasi diameter diskotinuitas/cacat yang berbeda, diameter antara 2-10 mm dan ada 8 titik kebocoran. Indikasi diskotinuitas/cacat terdapat pada las di posisi angkur pada permukaan stainlees steel di kanal hubung. Hal ini disebabkan karena penggerindaan/pengikisan hasil las-lasan yang terlalu dalam [3]. Diskontinuitas / cacat pada kanal hubung ini harus ditanggulangi atau dicegah karena dapat mengakibatkan bahaya radiasi. Selain itu beton yang membatasi antara kanal hubung dan ruang purifikasi perlu juga dideteksi keretakannya. Dalam kegiatan ini dilakukan pendeteksian kedalaman retak beton menggunakan metode ultrasonik dengan menggunakan alat Pundit. Prinsip dari teknik ini adalah pengukuran berkurangnya intensitas gelombang bunyi yang ditransmisikan. Kolam penyimpan bahan bakar bekas di fasilitas KH-IPSB3 terletak di tengah-tengah IPSB3 pada ketinggian 6,5 m (basement) dengan ukuran 5m x 14m. Kolam bahan bakar bekas mampu menampung bahan bakar bekas yang dihasilkan dari pengoperasian RSG-GAS selama 25 tahun. Kolam IPSB3, seperti diperlihatkan pada Gambar 2 mempunyai kapasitas penyimpanan elemen bakar atau elemen kendali sebanyak 1458 perangkat. Komponen dari kolam penyimpanan terdiri dari: rak penyimpan bahan bakar bekas, sistem pendingin dan komponen internal lainnya. Semua bahan nuklir yang disimpan di kolam penyimpanan dimasukkan ke dalam rak dari stainless steel yang dapat dipindah-pindahkan dengan ukuran 0,94m x 0,94m. Konstruksi kanal hubung dan kolam penyimpanan di KH-IPSB3 terbuat dari beton bertulang yang sangat kokoh dilengkapi dengan liner bagian dalam terbuat stainlees steel dengan ketebalan 3 mm yang berfungsi sebagai pengungkung air bebas mineral. Meskipun beton ini tidak tembus air tapi mempunyai kemungkinan terjadinya kebocoran. Beton ini dikelilingi oleh steel tank (tangki baja) yang merupakan penyangga kedua. Tangki baja dikelilingi oleh beton dan tankage, dan secara struktur berada di bawah level tanah. Kanal hubung menggunakan seismic joints yang didisain untuk mengantisipasi apabila terjadi gempa. Seismic joint didisain berdasarkan konsep multi barrier dari lining primer yang dibuat dari lapisan anti air. Kanal hubung berada di bawah ground level [2]. Kolam bahan bakar bekas terletak di tengah-tengah IPSB3 pada elevasi -6,5 m dan mampu menampung bahan bakar bekas yang dihasilkan dari pengoperasian RSG-GAS selama 25 tahun. Adapun letak dari ruang purifikasi, dimana terjadi perembesan air dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 1. Denah lokasi kanal hubung dan kolam penyimpanan. [1] Gambar 2. Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas KH-IPSB3. [1] Gambar 3. Denah lokasi keretakan beton. Permasalahan yang timbul adalah adanya perembesan air di dinding ruang purifikasi yang mengakibatkan genangan air yang cukup banyak di ruangan tersebut. Hal ini dimungkinkan karena adanya kebocoran pada dinding kanal hubung atau bisa juga dikarenakan penurunan kualitas beton pada bangunan sangat dipengaruhi oleh umur

3 Dyah Sulistyani R., dkk. ISSN bangunan, beban, iklim, cuaca dan lingkungan. Kelemahan struktur beton tersebut, akan mengakibatkan air tanah akan masuk melalui poripori dari beton tersebut (gaya kapilaritas) karena sifat air selalu mencari celah/jalan untuk bisa mengalir, sehingga akan mengakibatkan rembesan air pada dinding tersebut. Dalam hal ini maka dilakukan pendeteksian kedalaman retak beton menggunakan metode ultrasonik dengan menggunakan alat Pundit. Diharapkan dengan adanya hasil kedalaman retak dan posisi keretakan beton, maka akan ditentukan metode yang sesuai untuk perbaikan lebih lanjut. TEORI Metode Ultrasonik Metode ultrasonik menggunakan energi suara berfrekuensi tinggi untuk melakukan pengujian dan pengukuran. Metode ultrasonik merupakan metode yang cukup luas pemakainnya. Metode ultrasonik dilakukan untuk mendeteksi/ mengevaluasi cacat, pengukuran dimensi, dan mengkarakterisasi material. Sistem Metode ultrasonik umumnya terdiri dari pulser/receiver, transducer dan peralatan display. Pulser/receiver adalah peralatan elektronik yang dapat menghasilkan pulsa listrik tegangan tinggi. Dikendalikan oleh pulser, transducer membangkitkan energi ultrasonik frekuensi tinggi. Energi suara ditransfer dan menjalar melalui material dalam bentuk gelombang. Bila terdapat discontinuitas (seperti crack) sepanjang jalur gelombang, sebagian energi akan dipantulkan kembali dari permukaan cacat. Suatu diskontinuitas akan memantulkan gelombang ultrasonic yang diaplikasikan, sehingga pada alat pencatat gelombang pantul dicatat adanya pulsa dari gelombang pantul yang bukan dari permukaan benda uji. Sinyal gelombang pantul lalu diubah menjadi sinyal listrik oleh transducer dan ditampilkan pada layar. Waktu tempuh sinyal dapat diubah langsung menjadi jarak yang ditempuh sinyal. Dari sinyal, dapat diperoleh informasi mengenai lokasi discontinuitas, ukuran, orientasi dan sifat-sifat lainnya. Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi diatas batas pendengaran manusia. Berdasar pada frekuensinya, bunyi dapat dibedakan [4] : 1. Infrasonic : f < 16 Hz 2. Audible sonic : 16 Hz < f < 20 KHz 3. Ultrasonic : f > 20 KHz 4. Hypersonic : f > 1 GHz Dalam metode ultrasonik, daerah frekuensi yang cocok untuk pengujian/pemeriksaan suatu jenis material adalah sebagai berikut : 1. Aluminium, keramik, baja : 2 10 MHz 2. Besi tuang : 0,5 2 Hz 3. Beton : f < 0,5 MHz Prinsip dari teknik Pundit adalah pengukuran berkurangnya intensitas gelombang bunyi yang ditransmisikan. Pengukuran intensitas ini ditunjukkan oleh intensitimeter. Persamaan yang digunakan untuk menghitung kedalaman retak adalah [4] : X=75{((4(T1) 2 (T2) 2 )}/{(T2) 2 -(T1) 2 )} 0,5 (1) dimana X adalah kedalaman retak (mm), T1 dan T2 adalah waktu rambat (µs). Dalam kegiatan ini menggunakan probe ultrasonik yang terdiri dari tranduser piezoelektrik, bahan pendukung, kemasan probe serta matching transformer yang menyebandingkan impedan elektrik tranduser piezoelektrik dan kabel untuk memindahkan energi maksimum dari kabel ke tranduser dan sebaliknya. Probe yang memancarkan gelombang tegak lurus permukaan disebut probe normal. Kebanyakan probe normal memancarkan dan menerima gelombang longitudinal. Probe ultrasonik tersedia dalam beberapa tipe, sesuai dengan teknik pemakainnya, yaitu : 1. Probe kontak Probe ini langsung dikontakkan dengan benda uji. Ada dua macam probe kontak, yaitu probe normal dan probe sudut. 2. Probe rendam Probe tipe ini pada dasarnya sama dengan probe normal, namun harus tahan air karena terendam air pada waktu pemakainnya. Beberapa kelebihan metode ultrasonik adalah sebagai berikut: 1. Sensitif untuk discontinuitas di permukaan dan di bawah permukaan. 2. Kedalaman dari penetrasi untuk deteksi cacat atau pengukuran adalah mengungguli metode NDT lainnya. 3. Hanya dibutuhkan akses satu sisi bila menggunakan teknik pulse-echo. 4. Sangat akurat dalam menentukan posisi reflektor dan estimasi ukuran dan bentuk cacat. 5. Persiapan terhadap obyek hanya minimal. 6. Peralatan elektronik menghasilkan hasil instan. 7. Gambar detil dapat dibuat dengan sistem otomatis. 8. Dapat digunakan untuk mengukur ketebalan, selain dari deteksi cacat. Seperti semua metode NDT lainnya, metode ultrasonik juga memiliki keterbatasan, yaitu: 1. Permukaan benda uji harus dapat mentransmisikan ultrasound. 2. Ketrampilan dan pengetahuan lebih ekstensif daripada beberapa metode lainnya.

4 54 ISSN Dyah Sulistyani R., dkk. 3. Umumnya dibutuhkan medium coupling untuk membantu transfer energi suara ke dalam obyek tes. 4. Material-material yang kasar, bentuk tidak normal, sangat kecil, sangat tipis atau tidak homogen akan sulit untuk diinspeksi. 5. Besi kasar dan material berbutiran kasar lainnya sulit untuk diinspeksi akibat transmisi suara yang rendah dan banyaknya noise. 6. Cacat linear yang orientasinya sejajar dengan arah suara mungkin sulit untuk dideteksi. grease. Waktu rambat (µs) dibaca pada peralatan pundit. Demikian seterusnya sampai didapatkan beberapa variasi titik pengukuran. Sistem pendeteksian keretakan beton dapat dilihat pada Gambar 4 [6]. Setelah didapatkan titik pengukuran dan waktu rambatnya, kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan kedalam Persamaan (1), sehingga didapat kedalaman retak beton dalam satuan mm. TATA KERJA Alat dan bahan Peralatan yang digunakan adalah peralatan Ultrasonik PUNDIT. Bahan bahan yang diperlukan adalah grease untuk menempelkan probe ke benda uji serta kain majun untuk membersihkan debu dan kotoran yang menempel di benda uji. Metode Gambar 5. Denah pendeteksian keretakan beton pada ruang purifikasi. Gambar 4. Sistem pendeteksian keretakan beton. [5] Permukaan benda uji harus dibersihkan dahulu dengan menggunakan majun yang bersih.pengambilan titik ukur didasarkan pada pola bekas rembesan air pada dinding beton dan dibagi menjadi 3 area, seperti terlihat pada Gambar 5. Setelah ditentukan areanya, ditentukan titik pengukuran X1 berdasarkan pola rembesan air pada dinding. Untuk teknik ini digunakan 2 macam probe, yaitu probe yang satu berfungsi sebagai transmitter dan satu lagi berfungsi sebagai receiver. Kedua probe ditempelkan ke benda uji yang sebelumnya diolesi grease. Kemudian waktu rambat (µs) dibaca pada peralatan pundit. Setelah itu ditentukan titik pengukuran X2, Kedua probe ditempelkan ke benda uji yang sebelumnya diolesi HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pendeteksian dan perhitungan kedalaman retak beton pada area 1,2, dan 3 dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3. Pada Tabel 1, pendeteksian dan perhitungan kedalaman retak beton pada area 1 menunjukkan kedalaman retak beton berkisar antara 78 mm sampai dengan 299 mm. Pada area 2 menunjukkan kedalaman retak beton berkisar antara 92 mm sampai dengan 99 mm. Pada area 3 menunjukkan kedalaman retak beton berkisar antara 55 mm sampai dengan 63 mm. Hasil pendeteksian dan perhitungan kedalaman retak beton dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil pendeteksian terlihat bahwa keretakan beton sangat bervariasi tergantung dari kelemahan struktur beton tersebut, karena sifat air selalu mencari celah/jalan untuk bisa mengalir. Sejalan dengan bertambahnya umur bangunan, maka kekuatannya pun akan semakin menurun, hal tersebut disebabkan karena adanya kerusakan pada bagaian dari bangunan ataupun penurunan kualitas beton. Penurunan kualitas beton pada bangunan sangat dipengaruhi oleh beban, iklim, cuaca dan lingkungan. Dengan adanya pengaruh tersebut, maka karakteristik beton lambat laun akan mengalami perubahan, jika dibiarkan maka

5 Dyah Sulistyani R., dkk. ISSN keretaka ini akan semakin parah. Diharapkan dengan adanya hasil kedalaman retak dan posisi keretakan beton, maka akan ditentukan metode yang sesuai untuk perbaikan lebih lanjut, yaitu dengan teknik crack injection. Tabel 1. Tabel hasil pendeteksian dan perhitungan kedalaman retak beton. Area 1 Kedalaman Retak (mm) Jarak Waktu Rambat (mm) (µs) X1 X2 T1 T Area 2 Jarak Waktu Rambat Kedalaman (mm) (µs) Retak X1 X2 T1 T2 (mm) Area 3 Jarak Waktu Rambat Kedalaman (mm) (µs) Retak X1 X2 T1 T2 (mm) KESIMPULAN Dari pendeteksian menunjukkan pada Area 1 bahwa kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 78 mm sampai dengan 299 mm. Area 2 kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 92 mm sampai dengan 98 mm. Pada area 3 kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 55 mm sampai dengan 63 mm. Keretakan beton sangat bervariasi tergantung dari kelemahan struktur beton tersebut, karena sifat air selalu mencari celah/jalan untuk bisa mengalir. Penurunan kualitas beton pada bangunan sangat dipengaruhi oleh beban, iklim, cuaca dan lingkungan. Dengan adanya hasil kedalaman retak dan posisi keretakan beton, maka akan ditentukan metode yang sesuai untuk perbaikan lebih lanjut, yaitu dengan teknik crack injection. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Laporan Analisis Keselamatan kanal hubung dan Instalasi Penyimpanan sementara Bahan Bakar Bekas, PRSG-BATAN, ANONIM, Technical Report Series 240, Guidebook on Spent Fuel storage, Second Edition, International Atomic Energy Agency, Vienna, DYAH SULISTYANI R, Pendeteksian Kebocoran Kanal Hubung Di Instalasi Penyimpanan sementara Bahan Bakar Bekas Dengan Metode Penetran Cair, Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG, 2008, Jakarta. 4. MUHAMMAD MARGONO, DRS,MSi, NDT Umum, UPT LUK, Puspiptek Serpong, Powered by journal,

OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS

OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS ABSTRAK OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS Dyah Sulistyani Rahayu Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG- INSTALASI PENYIMPANAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium adalah dengan pulse echo single probe. Pulse echo single probe adalah salah satu probe ultrasonik

Lebih terperinci

KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH

KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH - 2012 Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan khusus Ultrasonic pulse velocity adalah metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan hantaran dari gelombang (pulse velocity) ultrasonik yang melewati suatu beton. Standar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test)

LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) Oleh : Ahmad Rizeki Erika Rizky Ratih Kusumaningtyas Rahardi Wardhana Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PPNS 2012/2013 BAB 1 Tujuan Untuk mendeteksi adanya

Lebih terperinci

DASAR TEORI ULTRASONIC TEST

DASAR TEORI ULTRASONIC TEST DASAR TEORI ULTRASONIC TEST (materi kuliah UTR ) Tegas Sutondo Tujuan Memberikan dasar teori teknik inspeksi menggunakan peralatan UT Problem Testing menggunakan UT Karakteristik gelombang suara Pembangkitan

Lebih terperinci

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2. III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,

Lebih terperinci

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing. Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri pembuatan peralatan dengan material benda padat baik secara otomatis menggunakan mesin maupun yang masih menggunakan tenaga manusia, tidak bisa

Lebih terperinci

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant.

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. Metode yang lain adalah menggunakan penetrant bercahaya/fluoresens. Langkah-langkah inspeksinya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. * RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya

Lebih terperinci

PERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3

PERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3 ISSN 979-2409 (Antonio ogo) PERANCANAN HANDLIN TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3 Antonio ogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PERANCANAN HANDLIN TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan

Lebih terperinci

TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3

TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3 No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3 Junaedi, Agus Jamaludin, Muradi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek,

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita dapat menemukan benda-benda di dunia ini seperti kayu, beton, air, udara, pensil, susu, kecap, balon dan yang lainnya. Dari bentuk wujudnya benda dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN

PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN Ashadi Salim Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010 EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010 Antonio Gogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang ABSTRAK EVALUASI

Lebih terperinci

Ultrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012

Ultrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012 LANJUTAN MATERI KE III Ultrasonic Testing Prinsip Ultrasonic Gelombang suara frekuensi tinggi dimasukkan ke dalam material dipantulkan kembali dari permukaan atau cacat. Energi suara yang dipantulkan ditampilkan

Lebih terperinci

Akurasi Non-destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang

Akurasi Non-destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang Akurasi Non-destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang Oleh: Heri Khoeri Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta Email : hkhoeri@hesa.co.id Abstract: Estimasi

Lebih terperinci

NON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG

NON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG NON-DESTRUCTIVE TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG (Heri) NON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG oleh: Heri Khoeri Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan SENSOR GERAK (GSC )

Petunjuk Penggunaan SENSOR GERAK (GSC ) Petunjuk Penggunaan SENSOR GERAK (GSC 410 15) Jl. PUDAK No. 4 Bandung 40113, Jawa Barat-INDONESIA - Phone +62-22-727 2755 (Hunting) Fax. +62-22-720 7252 - E-mail: contact@pudak.com - Website: www.pudak.com

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENDINGINAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBAGUNA SIWABESSY DI KOLAM PENYIMPANAN SEMENTARA

OPTIMALISASI PENDINGINAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBAGUNA SIWABESSY DI KOLAM PENYIMPANAN SEMENTARA OPTIMALISASI PENDINGINAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBAGUNA SIWABESSY DI KOLAM PENYIMPANAN SEMENTARA ABSTRAK Kuat Heriyanto, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PENDINGINAN

Lebih terperinci

PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK

PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Sarjito Jokosisworo, Hartono Yudo Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengujian tidak merusak merupakan bagian dari pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metoda non-destructive testing (NDT) pada bidang rekayasa sipil saat ini semakin berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi yang diterapkan pada peralatan

Lebih terperinci

Investigasi Keandalan Struktur Beton Bertulang Dengan Alat Pundit Lab Pada Bangunan Gedung Penunjang Pendidikan

Investigasi Keandalan Struktur Beton Bertulang Dengan Alat Pundit Lab Pada Bangunan Gedung Penunjang Pendidikan Investigasi Keandalan Struktur Beton Bertulang Dengan Alat Pundit Lab Pada Bangunan Gedung Penunjang Pendidikan Ery Radya Juarti, Yullianty Noorlaelasari Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Negeri Bandung

Lebih terperinci

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER Jojo Sumarjo *), Aa Santosa, Riko Purbowo Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

Sistem Ground Penetrating Radar untuk Mendeteksi Benda-benda di Bawah Permukaan Tanah

Sistem Ground Penetrating Radar untuk Mendeteksi Benda-benda di Bawah Permukaan Tanah Sistem Ground Penetrating Radar untuk Mendeteksi Benda-benda di Bawah Permukaan Tanah Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian diawali dengan pembuatan sampel untuk uji serapan panjang gelombang sampel. Sampel yang digunakan pada uji serapan panjang gelombang sampel adalah

Lebih terperinci

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK EVALUASI

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

Prinsip Kerja Ultrasound Therapy

Prinsip Kerja Ultrasound Therapy ultrasound therapy writen by Nabila Souza at 12/15/2013 07:38:00 AM Fungsi Ultrasound Therapy Terapi ultrasound adalah modalitas pengobatan yang digunakan oleh terapis fisik atau okupasi terapis untuk

Lebih terperinci

PEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN

PEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN PEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN Adi Wijayanto, L. Kwin Pudjiastuti Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN adi_w@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi literature dan pengumpulan bahan Pengolahan dan analisa Mempersiapkan Alat dan Bahan Prosedur pengujian Non Destructive Test Pengujian

Lebih terperinci

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA SRI NITISWATI, ROZIQ HIMAWAN Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310,

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979 EVALUASI KESELAMATAN RADIASI DI KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS (KH-IPSB3) PASCA PENGISIAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY ABSTRAK L.Kwin

Lebih terperinci

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter 1I. F. Parmono, 1 B. H. Iswanto 1Lab Instrumentasi dan Komputasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta

Lebih terperinci

RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH

RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH Antonio Gogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Non-destructive Testing (NDT) adalah teknik non-invasif untuk menentukan integritas bahan, komponen, struktur atau kuantitatif karakteristik dari sebuah objek tanpa

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa dengan metode uji ultrasonik terhadap material didasarkan pada pengukuran dengan beberapa parameter propagasinya, dimana propagasi atau perambatan gelombang ultrasonik erat

Lebih terperinci

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL SUMARNA Program Studi Teknik Informatika Universita PGRI Yogyakarta Abstrak Sinyal ultrasonik merupakan sinyal dengan frekuensi tinggi berkisar

Lebih terperinci

PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G

PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G Hendro Wahyono, Agus Sunarto, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

Gambar 17. Paparan kolektif selama dekomisioning reaktor riset: (a) reaktor daya; dan (b) reaktor energi terintegrasi

Gambar 17. Paparan kolektif selama dekomisioning reaktor riset: (a) reaktor daya; dan (b) reaktor energi terintegrasi Gambar 17. Paparan kolektif selama dekomisioning reaktor riset: (a) reaktor daya; dan (b) reaktor energi terintegrasi 67 Masalah dengan mudah dapat diralat dengan melihat kondisi terburuk suatu kasus berdasar

Lebih terperinci

APLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO-HATTA

APLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO-HATTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 APLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO-HATTA As at Pujianto 1

Lebih terperinci

SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS

SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS A.Mariatmo, Edison, Jaja Sukmana ABSTRAK Sistem pelaporan kejadian di RSG GAS mengikuti sistem pelaporan kejadian untuk reaktor riset IRSRR yang dikeluarkan oleh IAEA,

Lebih terperinci

HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dibagi menjadi tiga sub bab tersendiri yaitu : 1. Hasil Hasil yang didapatkan setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil pengujian. Berikut hasil

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Januari 2007 Pengantar Sejak tahun 2000 BATAN telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING. Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING. Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA

Lebih terperinci

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Fandhi Nugraha K D411 13 313 Teknik Elektro Makalah Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Universitas Hasanuddin Makassar 2015/2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi saat ini sangat

Lebih terperinci

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Ultrasonik Pemakaian gelombang ultrasonik telah digunakan sejak abad ke 19 dimana pertama kali digunakan untuk mendeteksi kapal selam. Sumber ultrasonik dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING) 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING) Pengujian NDT (Non Destructive Testing) digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi dan kehandalan produk, komponen dan

Lebih terperinci

PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR

PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR Dyah Sulistyani R, Arie Budiyanti Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN Abstrak PEMINDAHAN BAHAN

Lebih terperinci

KAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK

KAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK KAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK Cici Purnawati 1,*, Adrianus Inu Natalisanto 2, Supriyanto 2 1 Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas

Lebih terperinci

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012 B.58 ASPEK KESELAMATAN OPERASI KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS Prof.Ir.Zainus Salimin, M.Si ; Drs.Gunandjar, MSc ; Ir.Herlan Martono, M.Sc ; Joner Sitompul, ST ; Endang

Lebih terperinci

di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (2016)

di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (2016) PERANCANGAN WADAH PENYIMPANAN SISTEM DRY-CASK UNTUK BBNB (BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS) RSG-LP (REAKTOR SERBA GUNA LABAORATORIUM PENGEMBANGAN) TIPE MTR (MATERIAL TESTING REACTOR) Ichwan Pratama Hardi *), Zainus

Lebih terperinci

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Guswardani, Susworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3

Lebih terperinci

APLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PADA INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON (Studi Kasus : Kolom Basement K4 Pada Bangunan Stadion Utama Riau)

APLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PADA INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON (Studi Kasus : Kolom Basement K4 Pada Bangunan Stadion Utama Riau) APLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PADA INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON (Studi Kasus : Kolom Basement K4 Pada Bangunan Stadion Utama Riau) Widya Apriani Program Studi Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Optika dan Aplikasi Laser Departemen Fisika Universitas Airlangga dan Laboratorium Laser Departemen Fisika

Lebih terperinci

BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR)

BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR) BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR).1 Prinsip Dasar GPR Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fluida adalah zat - zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan bentuk dengan bentuk tempat/wadahnya. Selain itu, fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang

Lebih terperinci

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran 11 BAB III WAVEGUIDE 3.1 Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENGELASAN

DASAR-DASAR PENGELASAN DASAR-DASAR PENGELASAN Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. Pengelasan dapat dilakukan dengan : - pemanasan tanpa

Lebih terperinci

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah   Website : Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK Dahlan Abdullah Email : dahlan@unimal.ac.id Website : http://www.dahlan.web.id Pendahuluan Dalam setiap komunikasi salah satunya selalu diperlukan sumber informasi

Lebih terperinci

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter 1 Imas Fatoni Parmono, 1 Bambang Heru Iswanto 1 Lab Instrumentasi dan Komputasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA

UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA Petrus Zacharias, Harno Garnito, Tri Wahono Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang Selatan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran yang standar. Pekerjaan

BAB II DASAR TEORI. sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran yang standar. Pekerjaan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Alat Ukur Level Mengukur adalah suatu aktivitas atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah

Lebih terperinci

ASPEK KESELAMATAN OPERASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS

ASPEK KESELAMATAN OPERASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS ASPEK KESELAMATAN OPERASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS Ahmad Indra Permana, Zainus Salimin, Badrus Zaman, Ratiko Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Tenik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

IX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN. Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar

IX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN. Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar IX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN A. Sub Kompetensi Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara

BAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Teknologi radar telah menjadi pusat perhatian dalam dunia eksplorasi dangkal (near surface exploration). Ground Penetrating

Lebih terperinci

PEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3

PEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3 PEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3 Adi Wijayanto, L. Kwin Pudjiastuti, Purwantara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran contoh soal dan pembahasan jawaban getaran dan gelombang, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup amplitudo, frekuensi, periode dari getaran dan gelombang, panjang gelombang, cepat rambat suatu gelombang

Lebih terperinci

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS HARI SUDIRJO Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Abstrak RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM Sunardi ABSTRAK PENGELOLAAN LlMBAH RAOIOAKTIF DAN B3 01 IRM. Telah dilakukan pengelolaan Limbah radioaktif dan B3 di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Limbah radioaktif

Lebih terperinci

MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA

MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA Antonio Gogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA. Tulisan ini

Lebih terperinci

08/01/2012. Pengujian Visual Las. Pengujian Dye Penetrant. Pengujian Serbuk Magnet PENGUJIAN TIDAK MERUSAK. Pengujian Ultrasonik. Pengujian Arus Eddy

08/01/2012. Pengujian Visual Las. Pengujian Dye Penetrant. Pengujian Serbuk Magnet PENGUJIAN TIDAK MERUSAK. Pengujian Ultrasonik. Pengujian Arus Eddy MATERI KE - III Pengujian tidak merusak (NDT) Pengujian Visual Las Pengujian Dye Penetrant penyusun: Heri Wibowo, MT Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2011 1 PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan salah satu hal yang banyak diperbincangkan di era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan salah satu hal yang banyak diperbincangkan di era globalisasi ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan salah satu hal yang banyak diperbincangkan di era globalisasi ini. Menurut Nana Syaodih S (1997) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas praktikum fisika kami. Tujuan dari praktikum ini adalah membuat alat sederhana berdasarkan konsep fisika untuk kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER

BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER 41 BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER 4.1 Laser Laser atau sinar laser adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, yang berarti suatu berkas sinar yang diperkuat dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN Penelitian yang di gunakan oleh penulis dengan metode deskritif kuantitatif. Yang dimaksud dengan deskritif kuantitatif adalah jenis penelitian terhadap masalah masalah berupa

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL)

JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL) JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL) A. TUJUAN Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menguji piranti hardware sensor ultrasonik. 2) Mengukur sinyal keluaran

Lebih terperinci

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi)

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Xpedia Fisika Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Doc Name : XPPHY0299 Version : 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02, merujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang menjalar pada tali dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

KAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS

KAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 9 No. 2, Oktober 2012: 17-26 KAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS ABSTRAK Sukino

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN GROUND PENETRATING RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN PIPA BAWAH TANAH

RANCANG BANGUN GROUND PENETRATING RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN PIPA BAWAH TANAH RANCANG BANGUN GROUND PENETRATING RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN PIPA BAWAH TANAH Amir D Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln Banda Aceh-Medan Km

Lebih terperinci

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI Unggul Hartoyo 1), Nazly Kurniawan, Suhadi, Subiharto 1) PRSG Batan Serpong Indonesia unggul@batan.go.id

Lebih terperinci