PENDETEKSIAN KEDALAMAN RETAK BETON MENGGU- NAKAN METODE ULTRASONIK
|
|
- Sucianty Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Dyah Sulistyani R., dkk. ISSN PENDETEKSIAN KEDALAMAN RETAK BETON MENGGU- NAKAN METODE ULTRASONIK Dyah Sulistyani R*, Sumaryanto** *) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN, yayuk@batan.go.id **) B2TKS, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ABSTRAK PENDETEKSIAN KEDALAMAN RETAK BETON MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK. Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH- IPSB3) berfungsi untuk menerima dan menyimpan bahan bakar bekas dan bahan teriradiasi yang lain. Kanal hubung ini berfungsi sebagai jalur untuk memindahkan elemen bakar bekas dari PRSG dan bahan teriradiasi lain yang berasal dari IPR dan RMI. Diindikasikan ada rembesan air di ruang purifikasi yang bersebelahan dengan kanal hubung, yang kemungkinan disebabkan adanya kebocoran di kanal hubung. Pendeteksian kebocoran di kanal hubung sudah dilakukan dengan menggunakan metode n Destructive Test (NDT), yaitu metode penetran cair. Selain itu beton yang membatasi antara kanal hubung dan ruang purifikasi perlu juga dideteksi keretakannya. Dalam kegiatan ini dilakukan pendeteksian kedalaman retak beton menggunakan metode ultrasonik dengan menggunakan alat Pundit. Prinsip dari teknik ini adalah pengukuran berkurangnya intensitas gelombang bunyi yang ditransmisikan. Pengukuran intensitas ini ditunjukkan oleh intensitimeter. Pengambilan titik sampel pengukuran berdasarkan pola rembesan air pada dinding beton, terbagi menjadi 3 area. Pada area 1 hasil pendeteksian menunjukkan bahwa kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 80 mm sampai dengan 299 mm. Area 2 kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 92 mm sampai dengan 98 mm. Pada area 3 kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 58 mm sampai dengan 63 mm. Dari hasil pendeteksian terlihat bahwa keretakan beton sangat bervariasi tergantung dari kelemahan struktur beton tersebut, karena sifat air selalu mencari celah/jalan untuk bisa mengalir. Penurunan kualitas beton pada bangunan sangat dipengaruhi oleh beban, iklim, cuaca dan lingkungan. Kata kunci : retak beton, uji tak merusak, ultrasonik ABSTRACT DETECTION OF DEPTH CONCRETE CRACK USING ULTRASONIC METHOD. The main function of Transfer Channel of Interim Storage For Spent Fuel (TC-ISSF) is to receive and store of spent fuels and other irradiated material. The transfer channel, is a channel connected among three installations, that is Radio Metallurgy Installation (IRM), Production of Radioisotop Installation (IPR) and G.A Siwabessy Reactor (PRSG). There was indication that water leakage occurred at section adjacent to the transfer channel. It was assumed that leakage come from the channel. Detection of leakage in transfer channel and pool storage had applied by n Destructive Test (NDT) method, using liquid penetration method. Detection of depth of concrete crack also detected using pundit ultrasonic method. In area 1, depth of concrete crack shown 80 mm 299 mm. Area 2, concrete crack detection shown 92 mm 98 mm. Area 3, concrete crack detection shown 58 mm 63 mm. This occurrence should be repaired to avoid radiation hazard. From the detection results showed that concrete cracks vary widely depending on the weakness of the concrete structure. Decline in the quality of concrete is influenced by climate, weather and environment. Keyword : concrete crack, non destructive test, ultrasonic PENDAHULUAN F asilitas Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3) dibangun pada tahun 1993 dan dirancang oleh AEA Technology, United Kingdom (UK-AEA). Kanal hubung ini menghubungkan IPSB3 dengan tiga instalasi, yaitu Instalasi Radio Metalurgi (IRM), Instalasi Produksi Radioisotop (IPR) dan Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG), yang berfungsi sebagai jalur untuk memindahkan elemen bakar bekas dari PRSG dan bahan teriradiasi lain yang berasal dari IPR dan RMI [1]. Sedangkan fungsi utama dari IPSB3 adalah untuk menerima dan menyimpan bahan bakar bekas dan bahan teriradiasi yang lain. Denah lokasi kanal hubung dan kolam penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 1. Diindikasikan ada rembesan air di ruang purifikasi yang bersebelahan dengan kanal hubung, yang kemungkinan disebabkan adanya kebocoran di kanal hubung, dan sudah dilakukan pendeteksian kebocoran di kanal hubung dan kolam penyimpanan bahan bakar bekas dengan menggunakan metode n Destructive Test yaitu metode penetran cair. Dari hasil pendeteksian yang dilakukan didapat 109 titik kebocoran pada dinding kanal
2 52 ISSN Dyah Sulistyani R., dkk. hubung dan 236 titik kebocoran pada lantai kanal hubung dengan variasi diameter diskotinuitas/cacat yang berbeda, diameter antara 2-10 mm dan ada 8 titik kebocoran. Indikasi diskotinuitas/cacat terdapat pada las di posisi angkur pada permukaan stainlees steel di kanal hubung. Hal ini disebabkan karena penggerindaan/pengikisan hasil las-lasan yang terlalu dalam [3]. Diskontinuitas / cacat pada kanal hubung ini harus ditanggulangi atau dicegah karena dapat mengakibatkan bahaya radiasi. Selain itu beton yang membatasi antara kanal hubung dan ruang purifikasi perlu juga dideteksi keretakannya. Dalam kegiatan ini dilakukan pendeteksian kedalaman retak beton menggunakan metode ultrasonik dengan menggunakan alat Pundit. Prinsip dari teknik ini adalah pengukuran berkurangnya intensitas gelombang bunyi yang ditransmisikan. Kolam penyimpan bahan bakar bekas di fasilitas KH-IPSB3 terletak di tengah-tengah IPSB3 pada ketinggian 6,5 m (basement) dengan ukuran 5m x 14m. Kolam bahan bakar bekas mampu menampung bahan bakar bekas yang dihasilkan dari pengoperasian RSG-GAS selama 25 tahun. Kolam IPSB3, seperti diperlihatkan pada Gambar 2 mempunyai kapasitas penyimpanan elemen bakar atau elemen kendali sebanyak 1458 perangkat. Komponen dari kolam penyimpanan terdiri dari: rak penyimpan bahan bakar bekas, sistem pendingin dan komponen internal lainnya. Semua bahan nuklir yang disimpan di kolam penyimpanan dimasukkan ke dalam rak dari stainless steel yang dapat dipindah-pindahkan dengan ukuran 0,94m x 0,94m. Konstruksi kanal hubung dan kolam penyimpanan di KH-IPSB3 terbuat dari beton bertulang yang sangat kokoh dilengkapi dengan liner bagian dalam terbuat stainlees steel dengan ketebalan 3 mm yang berfungsi sebagai pengungkung air bebas mineral. Meskipun beton ini tidak tembus air tapi mempunyai kemungkinan terjadinya kebocoran. Beton ini dikelilingi oleh steel tank (tangki baja) yang merupakan penyangga kedua. Tangki baja dikelilingi oleh beton dan tankage, dan secara struktur berada di bawah level tanah. Kanal hubung menggunakan seismic joints yang didisain untuk mengantisipasi apabila terjadi gempa. Seismic joint didisain berdasarkan konsep multi barrier dari lining primer yang dibuat dari lapisan anti air. Kanal hubung berada di bawah ground level [2]. Kolam bahan bakar bekas terletak di tengah-tengah IPSB3 pada elevasi -6,5 m dan mampu menampung bahan bakar bekas yang dihasilkan dari pengoperasian RSG-GAS selama 25 tahun. Adapun letak dari ruang purifikasi, dimana terjadi perembesan air dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 1. Denah lokasi kanal hubung dan kolam penyimpanan. [1] Gambar 2. Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas KH-IPSB3. [1] Gambar 3. Denah lokasi keretakan beton. Permasalahan yang timbul adalah adanya perembesan air di dinding ruang purifikasi yang mengakibatkan genangan air yang cukup banyak di ruangan tersebut. Hal ini dimungkinkan karena adanya kebocoran pada dinding kanal hubung atau bisa juga dikarenakan penurunan kualitas beton pada bangunan sangat dipengaruhi oleh umur
3 Dyah Sulistyani R., dkk. ISSN bangunan, beban, iklim, cuaca dan lingkungan. Kelemahan struktur beton tersebut, akan mengakibatkan air tanah akan masuk melalui poripori dari beton tersebut (gaya kapilaritas) karena sifat air selalu mencari celah/jalan untuk bisa mengalir, sehingga akan mengakibatkan rembesan air pada dinding tersebut. Dalam hal ini maka dilakukan pendeteksian kedalaman retak beton menggunakan metode ultrasonik dengan menggunakan alat Pundit. Diharapkan dengan adanya hasil kedalaman retak dan posisi keretakan beton, maka akan ditentukan metode yang sesuai untuk perbaikan lebih lanjut. TEORI Metode Ultrasonik Metode ultrasonik menggunakan energi suara berfrekuensi tinggi untuk melakukan pengujian dan pengukuran. Metode ultrasonik merupakan metode yang cukup luas pemakainnya. Metode ultrasonik dilakukan untuk mendeteksi/ mengevaluasi cacat, pengukuran dimensi, dan mengkarakterisasi material. Sistem Metode ultrasonik umumnya terdiri dari pulser/receiver, transducer dan peralatan display. Pulser/receiver adalah peralatan elektronik yang dapat menghasilkan pulsa listrik tegangan tinggi. Dikendalikan oleh pulser, transducer membangkitkan energi ultrasonik frekuensi tinggi. Energi suara ditransfer dan menjalar melalui material dalam bentuk gelombang. Bila terdapat discontinuitas (seperti crack) sepanjang jalur gelombang, sebagian energi akan dipantulkan kembali dari permukaan cacat. Suatu diskontinuitas akan memantulkan gelombang ultrasonic yang diaplikasikan, sehingga pada alat pencatat gelombang pantul dicatat adanya pulsa dari gelombang pantul yang bukan dari permukaan benda uji. Sinyal gelombang pantul lalu diubah menjadi sinyal listrik oleh transducer dan ditampilkan pada layar. Waktu tempuh sinyal dapat diubah langsung menjadi jarak yang ditempuh sinyal. Dari sinyal, dapat diperoleh informasi mengenai lokasi discontinuitas, ukuran, orientasi dan sifat-sifat lainnya. Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi diatas batas pendengaran manusia. Berdasar pada frekuensinya, bunyi dapat dibedakan [4] : 1. Infrasonic : f < 16 Hz 2. Audible sonic : 16 Hz < f < 20 KHz 3. Ultrasonic : f > 20 KHz 4. Hypersonic : f > 1 GHz Dalam metode ultrasonik, daerah frekuensi yang cocok untuk pengujian/pemeriksaan suatu jenis material adalah sebagai berikut : 1. Aluminium, keramik, baja : 2 10 MHz 2. Besi tuang : 0,5 2 Hz 3. Beton : f < 0,5 MHz Prinsip dari teknik Pundit adalah pengukuran berkurangnya intensitas gelombang bunyi yang ditransmisikan. Pengukuran intensitas ini ditunjukkan oleh intensitimeter. Persamaan yang digunakan untuk menghitung kedalaman retak adalah [4] : X=75{((4(T1) 2 (T2) 2 )}/{(T2) 2 -(T1) 2 )} 0,5 (1) dimana X adalah kedalaman retak (mm), T1 dan T2 adalah waktu rambat (µs). Dalam kegiatan ini menggunakan probe ultrasonik yang terdiri dari tranduser piezoelektrik, bahan pendukung, kemasan probe serta matching transformer yang menyebandingkan impedan elektrik tranduser piezoelektrik dan kabel untuk memindahkan energi maksimum dari kabel ke tranduser dan sebaliknya. Probe yang memancarkan gelombang tegak lurus permukaan disebut probe normal. Kebanyakan probe normal memancarkan dan menerima gelombang longitudinal. Probe ultrasonik tersedia dalam beberapa tipe, sesuai dengan teknik pemakainnya, yaitu : 1. Probe kontak Probe ini langsung dikontakkan dengan benda uji. Ada dua macam probe kontak, yaitu probe normal dan probe sudut. 2. Probe rendam Probe tipe ini pada dasarnya sama dengan probe normal, namun harus tahan air karena terendam air pada waktu pemakainnya. Beberapa kelebihan metode ultrasonik adalah sebagai berikut: 1. Sensitif untuk discontinuitas di permukaan dan di bawah permukaan. 2. Kedalaman dari penetrasi untuk deteksi cacat atau pengukuran adalah mengungguli metode NDT lainnya. 3. Hanya dibutuhkan akses satu sisi bila menggunakan teknik pulse-echo. 4. Sangat akurat dalam menentukan posisi reflektor dan estimasi ukuran dan bentuk cacat. 5. Persiapan terhadap obyek hanya minimal. 6. Peralatan elektronik menghasilkan hasil instan. 7. Gambar detil dapat dibuat dengan sistem otomatis. 8. Dapat digunakan untuk mengukur ketebalan, selain dari deteksi cacat. Seperti semua metode NDT lainnya, metode ultrasonik juga memiliki keterbatasan, yaitu: 1. Permukaan benda uji harus dapat mentransmisikan ultrasound. 2. Ketrampilan dan pengetahuan lebih ekstensif daripada beberapa metode lainnya.
4 54 ISSN Dyah Sulistyani R., dkk. 3. Umumnya dibutuhkan medium coupling untuk membantu transfer energi suara ke dalam obyek tes. 4. Material-material yang kasar, bentuk tidak normal, sangat kecil, sangat tipis atau tidak homogen akan sulit untuk diinspeksi. 5. Besi kasar dan material berbutiran kasar lainnya sulit untuk diinspeksi akibat transmisi suara yang rendah dan banyaknya noise. 6. Cacat linear yang orientasinya sejajar dengan arah suara mungkin sulit untuk dideteksi. grease. Waktu rambat (µs) dibaca pada peralatan pundit. Demikian seterusnya sampai didapatkan beberapa variasi titik pengukuran. Sistem pendeteksian keretakan beton dapat dilihat pada Gambar 4 [6]. Setelah didapatkan titik pengukuran dan waktu rambatnya, kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan kedalam Persamaan (1), sehingga didapat kedalaman retak beton dalam satuan mm. TATA KERJA Alat dan bahan Peralatan yang digunakan adalah peralatan Ultrasonik PUNDIT. Bahan bahan yang diperlukan adalah grease untuk menempelkan probe ke benda uji serta kain majun untuk membersihkan debu dan kotoran yang menempel di benda uji. Metode Gambar 5. Denah pendeteksian keretakan beton pada ruang purifikasi. Gambar 4. Sistem pendeteksian keretakan beton. [5] Permukaan benda uji harus dibersihkan dahulu dengan menggunakan majun yang bersih.pengambilan titik ukur didasarkan pada pola bekas rembesan air pada dinding beton dan dibagi menjadi 3 area, seperti terlihat pada Gambar 5. Setelah ditentukan areanya, ditentukan titik pengukuran X1 berdasarkan pola rembesan air pada dinding. Untuk teknik ini digunakan 2 macam probe, yaitu probe yang satu berfungsi sebagai transmitter dan satu lagi berfungsi sebagai receiver. Kedua probe ditempelkan ke benda uji yang sebelumnya diolesi grease. Kemudian waktu rambat (µs) dibaca pada peralatan pundit. Setelah itu ditentukan titik pengukuran X2, Kedua probe ditempelkan ke benda uji yang sebelumnya diolesi HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pendeteksian dan perhitungan kedalaman retak beton pada area 1,2, dan 3 dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3. Pada Tabel 1, pendeteksian dan perhitungan kedalaman retak beton pada area 1 menunjukkan kedalaman retak beton berkisar antara 78 mm sampai dengan 299 mm. Pada area 2 menunjukkan kedalaman retak beton berkisar antara 92 mm sampai dengan 99 mm. Pada area 3 menunjukkan kedalaman retak beton berkisar antara 55 mm sampai dengan 63 mm. Hasil pendeteksian dan perhitungan kedalaman retak beton dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil pendeteksian terlihat bahwa keretakan beton sangat bervariasi tergantung dari kelemahan struktur beton tersebut, karena sifat air selalu mencari celah/jalan untuk bisa mengalir. Sejalan dengan bertambahnya umur bangunan, maka kekuatannya pun akan semakin menurun, hal tersebut disebabkan karena adanya kerusakan pada bagaian dari bangunan ataupun penurunan kualitas beton. Penurunan kualitas beton pada bangunan sangat dipengaruhi oleh beban, iklim, cuaca dan lingkungan. Dengan adanya pengaruh tersebut, maka karakteristik beton lambat laun akan mengalami perubahan, jika dibiarkan maka
5 Dyah Sulistyani R., dkk. ISSN keretaka ini akan semakin parah. Diharapkan dengan adanya hasil kedalaman retak dan posisi keretakan beton, maka akan ditentukan metode yang sesuai untuk perbaikan lebih lanjut, yaitu dengan teknik crack injection. Tabel 1. Tabel hasil pendeteksian dan perhitungan kedalaman retak beton. Area 1 Kedalaman Retak (mm) Jarak Waktu Rambat (mm) (µs) X1 X2 T1 T Area 2 Jarak Waktu Rambat Kedalaman (mm) (µs) Retak X1 X2 T1 T2 (mm) Area 3 Jarak Waktu Rambat Kedalaman (mm) (µs) Retak X1 X2 T1 T2 (mm) KESIMPULAN Dari pendeteksian menunjukkan pada Area 1 bahwa kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 78 mm sampai dengan 299 mm. Area 2 kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 92 mm sampai dengan 98 mm. Pada area 3 kedalaman retak beton terukur dari kedalaman 55 mm sampai dengan 63 mm. Keretakan beton sangat bervariasi tergantung dari kelemahan struktur beton tersebut, karena sifat air selalu mencari celah/jalan untuk bisa mengalir. Penurunan kualitas beton pada bangunan sangat dipengaruhi oleh beban, iklim, cuaca dan lingkungan. Dengan adanya hasil kedalaman retak dan posisi keretakan beton, maka akan ditentukan metode yang sesuai untuk perbaikan lebih lanjut, yaitu dengan teknik crack injection. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Laporan Analisis Keselamatan kanal hubung dan Instalasi Penyimpanan sementara Bahan Bakar Bekas, PRSG-BATAN, ANONIM, Technical Report Series 240, Guidebook on Spent Fuel storage, Second Edition, International Atomic Energy Agency, Vienna, DYAH SULISTYANI R, Pendeteksian Kebocoran Kanal Hubung Di Instalasi Penyimpanan sementara Bahan Bakar Bekas Dengan Metode Penetran Cair, Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG, 2008, Jakarta. 4. MUHAMMAD MARGONO, DRS,MSi, NDT Umum, UPT LUK, Puspiptek Serpong, Powered by journal,
OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS
ABSTRAK OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS Dyah Sulistyani Rahayu Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG- INSTALASI PENYIMPANAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan
BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium adalah dengan pulse echo single probe. Pulse echo single probe adalah salah satu probe ultrasonik
Lebih terperinciKEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH
KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH - 2012 Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini
PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan khusus Ultrasonic pulse velocity adalah metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan hantaran dari gelombang (pulse velocity) ultrasonik yang melewati suatu beton. Standar
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN
BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium
Lebih terperinciLAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test)
LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) Oleh : Ahmad Rizeki Erika Rizky Ratih Kusumaningtyas Rahardi Wardhana Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PPNS 2012/2013 BAB 1 Tujuan Untuk mendeteksi adanya
Lebih terperinciDASAR TEORI ULTRASONIC TEST
DASAR TEORI ULTRASONIC TEST (materi kuliah UTR ) Tegas Sutondo Tujuan Memberikan dasar teori teknik inspeksi menggunakan peralatan UT Problem Testing menggunakan UT Karakteristik gelombang suara Pembangkitan
Lebih terperinciPemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.
III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,
Lebih terperinciPengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.
Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri pembuatan peralatan dengan material benda padat baik secara otomatis menggunakan mesin maupun yang masih menggunakan tenaga manusia, tidak bisa
Lebih terperincipenetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant.
penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. Metode yang lain adalah menggunakan penetrant bercahaya/fluoresens. Langkah-langkah inspeksinya
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *
RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya
Lebih terperinciPERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3
ISSN 979-2409 (Antonio ogo) PERANCANAN HANDLIN TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3 Antonio ogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PERANCANAN HANDLIN TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM
Lebih terperinciBAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau
BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan
Lebih terperinciTRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3
No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3 Junaedi, Agus Jamaludin, Muradi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek,
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia
BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita dapat menemukan benda-benda di dunia ini seperti kayu, beton, air, udara, pensil, susu, kecap, balon dan yang lainnya. Dari bentuk wujudnya benda dapat dibedakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan
Lebih terperinciPENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN
PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN Ashadi Salim Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9,
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010
EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010 Antonio Gogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinciUltrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012
LANJUTAN MATERI KE III Ultrasonic Testing Prinsip Ultrasonic Gelombang suara frekuensi tinggi dimasukkan ke dalam material dipantulkan kembali dari permukaan atau cacat. Energi suara yang dipantulkan ditampilkan
Lebih terperinciAkurasi Non-destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang
Akurasi Non-destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang Oleh: Heri Khoeri Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta Email : hkhoeri@hesa.co.id Abstract: Estimasi
Lebih terperinciNON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG
NON-DESTRUCTIVE TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG (Heri) NON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG oleh: Heri Khoeri Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciPetunjuk Penggunaan SENSOR GERAK (GSC )
Petunjuk Penggunaan SENSOR GERAK (GSC 410 15) Jl. PUDAK No. 4 Bandung 40113, Jawa Barat-INDONESIA - Phone +62-22-727 2755 (Hunting) Fax. +62-22-720 7252 - E-mail: contact@pudak.com - Website: www.pudak.com
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENDINGINAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBAGUNA SIWABESSY DI KOLAM PENYIMPANAN SEMENTARA
OPTIMALISASI PENDINGINAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBAGUNA SIWABESSY DI KOLAM PENYIMPANAN SEMENTARA ABSTRAK Kuat Heriyanto, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PENDINGINAN
Lebih terperinciPROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK
PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Sarjito Jokosisworo, Hartono Yudo Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengujian tidak merusak merupakan bagian dari pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metoda non-destructive testing (NDT) pada bidang rekayasa sipil saat ini semakin berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi yang diterapkan pada peralatan
Lebih terperinciInvestigasi Keandalan Struktur Beton Bertulang Dengan Alat Pundit Lab Pada Bangunan Gedung Penunjang Pendidikan
Investigasi Keandalan Struktur Beton Bertulang Dengan Alat Pundit Lab Pada Bangunan Gedung Penunjang Pendidikan Ery Radya Juarti, Yullianty Noorlaelasari Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Negeri Bandung
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER
INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER Jojo Sumarjo *), Aa Santosa, Riko Purbowo Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciSistem Ground Penetrating Radar untuk Mendeteksi Benda-benda di Bawah Permukaan Tanah
Sistem Ground Penetrating Radar untuk Mendeteksi Benda-benda di Bawah Permukaan Tanah Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian diawali dengan pembuatan sampel untuk uji serapan panjang gelombang sampel. Sampel yang digunakan pada uji serapan panjang gelombang sampel adalah
Lebih terperinciEVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI
No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinciPENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran
Lebih terperinciPrinsip Kerja Ultrasound Therapy
ultrasound therapy writen by Nabila Souza at 12/15/2013 07:38:00 AM Fungsi Ultrasound Therapy Terapi ultrasound adalah modalitas pengobatan yang digunakan oleh terapis fisik atau okupasi terapis untuk
Lebih terperinciPEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN
PEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN Adi Wijayanto, L. Kwin Pudjiastuti Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN adi_w@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi literature dan pengumpulan bahan Pengolahan dan analisa Mempersiapkan Alat dan Bahan Prosedur pengujian Non Destructive Test Pengujian
Lebih terperinciAKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA
AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA SRI NITISWATI, ROZIQ HIMAWAN Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310,
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
EVALUASI KESELAMATAN RADIASI DI KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS (KH-IPSB3) PASCA PENGISIAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY ABSTRAK L.Kwin
Lebih terperinciPengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter
Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter 1I. F. Parmono, 1 B. H. Iswanto 1Lab Instrumentasi dan Komputasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta
Lebih terperinciRENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH Antonio Gogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Non-destructive Testing (NDT) adalah teknik non-invasif untuk menentukan integritas bahan, komponen, struktur atau kuantitatif karakteristik dari sebuah objek tanpa
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa dengan metode uji ultrasonik terhadap material didasarkan pada pengukuran dengan beberapa parameter propagasinya, dimana propagasi atau perambatan gelombang ultrasonik erat
Lebih terperinciPENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL
PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL SUMARNA Program Studi Teknik Informatika Universita PGRI Yogyakarta Abstrak Sinyal ultrasonik merupakan sinyal dengan frekuensi tinggi berkisar
Lebih terperinciPENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G
PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G Hendro Wahyono, Agus Sunarto, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciGambar 17. Paparan kolektif selama dekomisioning reaktor riset: (a) reaktor daya; dan (b) reaktor energi terintegrasi
Gambar 17. Paparan kolektif selama dekomisioning reaktor riset: (a) reaktor daya; dan (b) reaktor energi terintegrasi 67 Masalah dengan mudah dapat diralat dengan melihat kondisi terburuk suatu kasus berdasar
Lebih terperinciAPLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO-HATTA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 APLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO-HATTA As at Pujianto 1
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS
SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS A.Mariatmo, Edison, Jaja Sukmana ABSTRAK Sistem pelaporan kejadian di RSG GAS mengikuti sistem pelaporan kejadian untuk reaktor riset IRSRR yang dikeluarkan oleh IAEA,
Lebih terperinciHASIL, KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dibagi menjadi tiga sub bab tersendiri yaitu : 1. Hasil Hasil yang didapatkan setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil pengujian. Berikut hasil
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Januari 2007 Pengantar Sejak tahun 2000 BATAN telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi
Lebih terperinciPERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING. Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA
Lebih terperinciTugas Sensor Ultrasonik HC-SR04
Fandhi Nugraha K D411 13 313 Teknik Elektro Makalah Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Universitas Hasanuddin Makassar 2015/2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi saat ini sangat
Lebih terperinciPRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF
PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Ultrasonik Pemakaian gelombang ultrasonik telah digunakan sejak abad ke 19 dimana pertama kali digunakan untuk mendeteksi kapal selam. Sumber ultrasonik dihasilkan oleh
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING)
15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING) Pengujian NDT (Non Destructive Testing) digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi dan kehandalan produk, komponen dan
Lebih terperinciPEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR
PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR Dyah Sulistyani R, Arie Budiyanti Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN Abstrak PEMINDAHAN BAHAN
Lebih terperinciKAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK
KAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK Cici Purnawati 1,*, Adrianus Inu Natalisanto 2, Supriyanto 2 1 Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas
Lebih terperinciBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012
B.58 ASPEK KESELAMATAN OPERASI KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS Prof.Ir.Zainus Salimin, M.Si ; Drs.Gunandjar, MSc ; Ir.Herlan Martono, M.Sc ; Joner Sitompul, ST ; Endang
Lebih terperincidi: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (2016)
PERANCANGAN WADAH PENYIMPANAN SISTEM DRY-CASK UNTUK BBNB (BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS) RSG-LP (REAKTOR SERBA GUNA LABAORATORIUM PENGEMBANGAN) TIPE MTR (MATERIAL TESTING REACTOR) Ichwan Pratama Hardi *), Zainus
Lebih terperinciEVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan
Lebih terperinciPEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Guswardani, Susworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3
Lebih terperinciAPLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PADA INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON (Studi Kasus : Kolom Basement K4 Pada Bangunan Stadion Utama Riau)
APLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PADA INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON (Studi Kasus : Kolom Basement K4 Pada Bangunan Stadion Utama Riau) Widya Apriani Program Studi Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Optika dan Aplikasi Laser Departemen Fisika Universitas Airlangga dan Laboratorium Laser Departemen Fisika
Lebih terperinciBAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR)
BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR).1 Prinsip Dasar GPR Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fluida adalah zat - zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan bentuk dengan bentuk tempat/wadahnya. Selain itu, fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang
Lebih terperinciBAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran
11 BAB III WAVEGUIDE 3.1 Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,
Lebih terperinciDASAR-DASAR PENGELASAN
DASAR-DASAR PENGELASAN Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. Pengelasan dapat dilakukan dengan : - pemanasan tanpa
Lebih terperinciPertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :
Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK Dahlan Abdullah Email : dahlan@unimal.ac.id Website : http://www.dahlan.web.id Pendahuluan Dalam setiap komunikasi salah satunya selalu diperlukan sumber informasi
Lebih terperinciPengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter
Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter 1 Imas Fatoni Parmono, 1 Bambang Heru Iswanto 1 Lab Instrumentasi dan Komputasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciUJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA
UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA Petrus Zacharias, Harno Garnito, Tri Wahono Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang Selatan,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran yang standar. Pekerjaan
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Alat Ukur Level Mengukur adalah suatu aktivitas atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN OPERASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS
ASPEK KESELAMATAN OPERASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS Ahmad Indra Permana, Zainus Salimin, Badrus Zaman, Ratiko Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Tenik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciSpektrum Gelombang Elektromagnetik
Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik
Lebih terperinciIX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN. Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar
IX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN A. Sub Kompetensi Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Teknologi radar telah menjadi pusat perhatian dalam dunia eksplorasi dangkal (near surface exploration). Ground Penetrating
Lebih terperinciPEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3
PEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3 Adi Wijayanto, L. Kwin Pudjiastuti, Purwantara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,
BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
Lebih terperincisepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran
contoh soal dan pembahasan jawaban getaran dan gelombang, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup amplitudo, frekuensi, periode dari getaran dan gelombang, panjang gelombang, cepat rambat suatu gelombang
Lebih terperinciBAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL
BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS
SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS HARI SUDIRJO Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Abstrak RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM Sunardi ABSTRAK PENGELOLAAN LlMBAH RAOIOAKTIF DAN B3 01 IRM. Telah dilakukan pengelolaan Limbah radioaktif dan B3 di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Limbah radioaktif
Lebih terperinciMS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA
MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA Antonio Gogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA. Tulisan ini
Lebih terperinci08/01/2012. Pengujian Visual Las. Pengujian Dye Penetrant. Pengujian Serbuk Magnet PENGUJIAN TIDAK MERUSAK. Pengujian Ultrasonik. Pengujian Arus Eddy
MATERI KE - III Pengujian tidak merusak (NDT) Pengujian Visual Las Pengujian Dye Penetrant penyusun: Heri Wibowo, MT Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2011 1 PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan salah satu hal yang banyak diperbincangkan di era globalisasi ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan salah satu hal yang banyak diperbincangkan di era globalisasi ini. Menurut Nana Syaodih S (1997) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas praktikum fisika kami. Tujuan dari praktikum ini adalah membuat alat sederhana berdasarkan konsep fisika untuk kehidupan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER
41 BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER 4.1 Laser Laser atau sinar laser adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, yang berarti suatu berkas sinar yang diperkuat dengan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN Penelitian yang di gunakan oleh penulis dengan metode deskritif kuantitatif. Yang dimaksud dengan deskritif kuantitatif adalah jenis penelitian terhadap masalah masalah berupa
Lebih terperinciJOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL)
JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL) A. TUJUAN Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menguji piranti hardware sensor ultrasonik. 2) Mengukur sinyal keluaran
Lebih terperinciSoal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi)
Xpedia Fisika Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Doc Name : XPPHY0299 Version : 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02, merujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang menjalar pada tali dengan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian
Lebih terperinciKAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 9 No. 2, Oktober 2012: 17-26 KAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS ABSTRAK Sukino
Lebih terperinciBAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik
BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada
Lebih terperinciRANCANG BANGUN GROUND PENETRATING RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN PIPA BAWAH TANAH
RANCANG BANGUN GROUND PENETRATING RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN PIPA BAWAH TANAH Amir D Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln Banda Aceh-Medan Km
Lebih terperinciBAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT
BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang
Lebih terperinciPENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI
PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI Unggul Hartoyo 1), Nazly Kurniawan, Suhadi, Subiharto 1) PRSG Batan Serpong Indonesia unggul@batan.go.id
Lebih terperinci