APLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO-HATTA
|
|
- Agus Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, Oktober 2017 APLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO-HATTA As at Pujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta pujiantoasat@umy.ac.id ABSTRAK Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai pintu gerbang negara Indonesia saat ini mengalami peningkatan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat sejak awal beroperasi dari tahun 1984, baik dari segi angkutan udara maupun fasilitas yang ada di kawasan bandara. Jika dilihat secara visual perkembangan tersebut sudah melebihi kapasitas yang ada saat ini. Selain itu perkembangan fasilitas bangunan yang terjadi sudah tidak sesuai dengan lingkungan di sekitarnya, sehingga terjadi beberapa hal seperti pemanfaatan ruang yang sudah tidak tertata dan tidak sesuai dengan fungsi aslinya, tidak seragamnya facade/tampilan tiap ruang, menurunnya tingkat pelayanan, berkurangnya tingkat kenyamanan penumpang, menurunnya kebersihan dan tampilan secara visual dan lain sebagainya. Sebagaimana diketahui, akibat adanya penyempurnaan bangunan terminal 1, khususnya pada balok-balok lantai 2 yang terkena dampak langsung perluasan bangunan baru yang merubah fungsi awal. Hal tersebut menyebabkan terjadinya deformasi akibat pembebanan tambahan yang tidak terencana dan tidak simetris pada balok-balok lantai 2 di atas gedung terminal 1, untuk itu diperlukan penelitian dan analisis agar dapat memastikan tingkat keamanan dan stabilitas aktual struktur bangunan terminal 1, serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan dan memperbaiki strukturnya bila dianggap perlu. Metode yang dipergunakan dalam menganalisis penelitian ini yaitu Metode Elemen Hingga (Finite Element Method) dengan menggunakan software SAP 2000, serta berdasarkan kriteria pembebanan, spesifikasi material, dan geometri elemen struktur yang sesuai dengan as-built drawing. Sedangkan kuat tekan betonnya diuji dengan alat yang tidak merusak strukturnya, yaitu Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) dan Hammer Test. Berdasarkan pengujian kualitas bahan melalui pengujian di lapangan, serta hasil analisis struktur dengan menggunakan program SAP2000 dapat disimpulakan sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton dengan alat UPV maupun Hammer bahwa struktur Anjungan Terminal 1 tidak memenuhi persyaratan untuk bangunan tahan gempa, kecepatan dengan alat UPV menunjukan bahwa kondisi keseragaman beton pada kolom, balok induk, balok anak dan plat lantai dalam kondisi baik. Berdasarkan dari hasil perhitungan kekuatan kolom dan balok, ada kolom dan balok yang mampu menahan beban namun ada juga kolom dan balok yang tidak mampu menahan beban yang diterimanya. Kolom dan balok yang tidak mampu menahan beban harus segera diperbaiki dengan memberikan perkuatan. Sedangkan beton yang mengalami retak rambut harus segera diinjeksi. Kata kunci : Evaluasi, Kuat Tekan Beton, UPV, Bandara, Lendutan. 1. PENDAHULUAN Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai pintu gerbang negara Indonesia saat ini mengalami peningkatan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat sejak awal beroperasi dari tahun 1984, baik dari segi angkutan udara maupun fasilitas yang ada di kawasan bandara. Jika dilihat secara visual perkembangan tersebut sudah melebihi kapasitas yang ada saat ini. Selain itu perkembangan fasilitas bangunan yang terjadi sudah tidak sesuai dengan lingkungan di sekitarnya, sehingga terjadi beberapa hal seperti pemanfaatan ruang yang sudah tidak tertata dan tidak sesuai dengan fungsi aslinya, tidak seragamnya facade/tampilan tiap ruang, menurunnya tingkat pelayanan, berkurangnya tingkat kenyamanan penumpang, menurunnya kebersihan dan tampilan secara visual dan lain sebagainya. Sebagaimana diketahui, akibat adanya penyempurnaan bangunan terminal 1, khususnya pada balok-balok lantai 2 yang terkena dampak langsung perluasan bangunan baru yang merubah fungsi awal. Hal tersebut menyebabkan terjadinya deformasi akibat pembebanan tambahan yang tidak terencana dan tidak simetris pada balok-balok lantai 2 di atas gedung terminal 1, untuk itu diperlukan penelitian dan analisis agar dapat SK-73
2 memastikan tingkat keamanan dan stabilitas aktual struktur bangunan terminal 1, serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan dan memperbaiki strukturnya. 2. ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV) Tes UPV adalah cara untuk memperkirakan kekerasan beton yang didasarkan pada hubungan cepat-rambat gelombang melalui media beton dengan kekuatan tekan beton itu (International Atomic Energy Agency, Vienna, 2002). Pengujian dilakukan dengan mengukur kecepatan perambatan gelombang elektronik longitudinal yang melalui media beton. Cara kerja alat UPV, dengan memberi getaran gelombang longitudinal lewat tranduser elektro akustik, melalui cairan perangkai yang berwujud gemuk ataupun sejenis pasta selulose, yang dioleskan pada permukaan beton sebelum tes dimulai. Saat gelombang merambat melalui media yang berbeda, yaitu gemuk dan beton, pada batas gemuk dan beton akan terjadi pantulan gelombang yang merambat dalam bentuk gelombang geser dan longitudinal. Gelombang geser merambat tegak lurus lintasan, dan gelombang longitudinal merambat sejajar lintasan. Pertama kali yang mencapai tranduser penerima adalah gelombang longitudinal. Oleh tranduser, gelombang ini diubah menjadi sinyal gelombang elektronik yang dapat dideteksi oleh tranduser penerima, sehingga waktu tempuh gelombang dapat diukur. Waktu tempuh T yang dibutuhkan untuk merambatkan gelombang pada lintasan beton sepanjang L dapat diketahui, sehingga kecepatan ν gelombang dapat dicari dengan persamaan : ν = L / T Tes UPV dapat digunakan untuk: (1) mengetahui keseragaman kualitas beton, (2) mengetahui kualitas struktur beton setelah umur beberapa tahun, (3) mengetahui kekuatan tekan beton, serta (4) menghitung modulus elastisitas dan koefisien Poisson beton. Kecepatan gelombang ultrasonik dipengaruhi oleh kekakuan elastis dan kekuatan beton; pada beton dengan pemadatan yang kurang baik, atau mengalami kerusakan butiran material, gelombang UPV akan mengalami penurunan kecepatan. Perubahan kekuatan beton pada tes UPV ditunjukkan dengan perbedaan kecepatan gelombangnya, jika kecepatan turun, menunjukan bahwa beton mengalami penurunan kekuatan, dan sebaliknya, jika kecepatan naik, menunjukan bahwa kekuatan beton meningkat. Dengan demikian berdasarkan kecepatan dapat dinilai kualitas betonnya, sebagaimana ditunjukan Tabel METODE PENELITIAN Tabel 1. Klasifikasi Kualitas Beton Berdasarkan Kecepatan Gelombang Kecepatan Gelombang Kualitas Beton Longitudinal km/ (detik.10 3 ) Ft/ detik >4,5 > 15 Sangat baik 3,50 4, Baik 3,00 3, Diragukan 2,00 3, Jelek < 2,00 <7 Sangat jelek Secara garis besar, ruang lingkup tahapan evaluasi ini berupa pengujian lapangan, analisis struktur dan analisis kekuatan. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Pengamatan secara visual (Visual Check), baik dengan mata telanjang maupun dengan bantuan kamera dan pemeriksaaan kerusakaannya, khususnya retak-retak. Investigasi cacat struktur yang lain seperti keropos, berlubang, mengelupas dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan terutama terhadap komponen yang berfungsi memikul beban-beban, baik beban vertikal maupun beban horizontal. Hasil dari kegiatan ini berupa penggambaran pola-pola keretakan pada elemen balok struktur Crack Pattern. 2) Pemeriksaan (review) pada gambar-gambar yang ada, yaitu berupa as build drawing (gambar realisasi pelaksanaan). Review ini dimaksudkan untuk mendapatkan dimensi struktur beton bertulang yang terpasang dilapangan, termasuk dimensi tulangannya. Disamping itu untuk mendapatkan informasi kuat tekan betonnya dan kuat tarik tulangannya. Hasil yang didapat digunakan sebagai pembanding dengan kondisi eksisting lapangan dan sebagai bahan masukan/input dalam evaluasi struktur. 3) Pengujian mutu bahan dengan cara non destructive test (uji tanpa merusak). Untuk pengujian beton digunakan alat Schmidt Rebound Hammer dan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). Pengujian jumlah dan diameter baja tulangan terpasang dengan menggunakan alat Rebar Locator. Pengukuran lebar retak struktur beton dengan menggunakan alat microcrackmeter. SK-74
3 4) Pengukuran geometri struktur bangunan dengan menggunakan alat Meteran. Kegiatan pengukuran ini berupa pengamatan atas dimensi struktur beton bertulang yang terpasang dilapangan. Kondisi ini dilakukan jika gambar as build drawing kurang lengkap atau tidak jelas, maka untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang kondisi eksisting struktur, dilakukan pengukuran langsung dilapangan. Hasil dari kegiatan ini berupa denah struktur, panjang bentang balok, dimensi balok, dimensi kolom, dimensi plat lantai dan tinggi antar tingkat. 5) Analisis struktur dalam rangka evaluasi kelayakan struktur yang didasarkan pada ukuran dan kondisi eksisting yang ada, untuk mendapatkan gaya-gaya dalam akibat berbagai kombinasi pembebanan. Alat yang digunakan adalah komputer yang telah dilengkapi dengan software analisis struktur dalam bentuk program SAP2000. Pada tahap kegiatan ini dilakukan analisis struktur dengan mengacu pada gambar-gambar as build drawing dan hasil data pengujian geometri di lapangan. 6) Berdasarkan hasil analisis struktur dan review gambar, dilakukan kontrol kekuatan elemen kolom, balok, dan plat lantai yang berfungsi sebagai rangka pemikul beban-beban yang bekerja. 7) Rekomendasi penanganan agar bangunan secara struktural bisa berfungsi dan bisa diteruskan penggunaannya. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pengamatan Visual/Visual Check Langkah awal yang dilakukan pada pemeriksaan visual di lapangan adalah memeriksa kondisi bangunan secara keseluruhan dan kondisi komponen struktur terpasang. Berdasarkan hasil pengamatan visual terhadap Struktur/Konstruksi Gedung Terminal 1A, B, & C Bandara Soekarno-Hatta didapatkan data-data sebagaimana ditunjukan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengamatan Visual Secara Keseluruhan No. Lokasi Bangunan Hasil Pengamatan 1. Terminal 1A Shopping Arcade Sebelah Kiri : Breakdown, Check In Counter, Passenger Service Charge (PSC) dan Lobby Keberangkatan. 2. Terminal 1A Shopping Arcade Sebelah Kanan : Breakdown, Baggage Claim, dan Lobby Kedatangan. Kondisi kolom ada yang terkelupas selimut betonnya (di Area Breakdown) Balok ada yang mengalami lendutan dan retak rambut (di Area Breakdown) Terdapat Balok mengalami tambahan lendutan partisi dan pengelupasan selimut beton (di Area Breakdown) Terdapat tambahan penebalan plat lantai 3. Terminal 1A : Anjungan Balok mengalami lendutan dan retak rambut 4. Terminal 1B : VIP Room (di Terjadi Area retakan Breakdown) non struktural pada samping pintu masuk 5. Terminal 1C Shopping Arcade Sebelah Kiri : Breakdown, Check In Counter, Passenger Service Charge (PSC) dan Lobby Keberangkatan. Balok mengalami lendutan (di Area Breakdown) Retakan pada balok relatif lebar (di Area Breakdown) Terjadi pengelupasan pada bagian balok (di Area Breakdown) 6. Terminal 1C Shopping Arcade Bagian Tengah : Koridor 7. Terminal 1C Shopping Arcade Sebelah Kanan : Breakdown, Baggage Claim, dan Lobby Kedatangan. b. Data Crack Pattern Kondisi kolom dan plat lantai masih utuh Balok mengalami lendutan dan retak rambut (di Area Breakdown) Pernah dilakukan perbaikan dengan CFRP (Carbon Fiber Retak (cracks) adalah pecah pada beton dalam garis-garis yang relatif panjang dan sempit. Retak pada beton dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, salah satu diantaranya adalah retak yang terjadi karena pembebanan pada struktur. Salah satu tingkat kerusakan akibat retak yang sudah mengarah ke kerusakan struktural dan sifatnya parah adalah retak pada bagian komponen balok struktur. SK-75
4 Berdasarkan hasil data pengamatan visual di lapangan, dapat dilihat bahwa hampir keseluruhan retak balok arahnya vertikal (bukan retak miring sebagai indikasi kerusakan geser), tetapi pola keretakan yang mengarah pada keretakan lentur murni. Lebar retakan ada yang kurang dari 0,3 mm, tetapi ada juga di beberapa tempat yang lebar retakannya melebihi 0,3 mm hingga mencapai 0,5 mm (di Terminal 1A : Anjungan, gambar 1), bahkan ada yang mencapai 2,08 mm (di Terminal 1C : Shopping Arcade Sebelah Kiri, gambar 2). Pada kolom juga ada yang retak, seperti terlihat pada Gambar 4. Retak Retak Selimut Beton Yang Terkelupas Gambar 1. Retak pada Balok Gambar 2. Retak pada Balok Gambar 3. Retak pada kolom c. Data Pengujian Kualitas Beton Pada Balok Induk Dan Kolom Pengujian kualitas beton telah dilakukan melalui pengujian di lapangan pada bagian elemen-elemen struktur balok dan kolom. Pengujian yang dilakukan di lapangan ini adalah menggunakan alat Schmidt Rebound Hammer Test dan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Test untuk mengetahui kuat tekan beton dan integritas beton. Adapun hasil yang didapatkan dari pengujian Kuat Tekan Beton pada balok induk dan kolom dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan hasil yang didapatkan dari pengujian Keseragaman Beton pada balok induk dan kolom dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan kecepatan rerata yang didapat, yaitu antara 3,5 4,5 km/s maka menunjukan bahwa keseragaman beton dalam kondisi baik. Tabel 3. Kuat Tekan Beton Pada Balok Induk dan Kolom Kuat Tekan Beton (MPa) Kuat Tekan Lokasi Hasil Uji UPV Hasil Uji Hammer Rerata Min Maks Rerata Min Maks Rerata (MPa) Terminal 1A : Shopping Arcade Sebelah Kiri Terminal 1A : Shopping Arcade Sebelah Kanan Terminal 1A : Anjungan Terminal 1B : VIP Room Terminal 1C : Shopping Arcade Sebelah Kiri Terminal 1C : Shopping Arcade Bagian Tengah Terminal 1C : Shopping Arcade Sebelah Kanan Tabel 4. Keseragaman Beton Pada Balok Induk dan Kolom Lokasi Kecepatan (km/s) Minimum Maksimum Rerata Keseragaman Terminal 1A : Shopping Arcade Sebelah Kiri Baik Terminal 1A : Shopping Arcade Sebelah Kanan Baik Terminal 1A : Anjungan Baik Terminal 1B : VIP Room Baik Terminal 1C : Shopping Arcade Sebelah Kiri Baik Terminal 1C : Shopping Arcade Sebelah Kanan Baik d. Data Pengujian Kualitas Beton Pada Balok Anak Dan Plat Lantai Hasil yang didapatkan dari pengujian Kuat Tekan Beton pada balok anak dan plat lantai dapat dilihat pada Tabel 5, sedangkan hasil yang didapatkan dari pengujian Keseragaman Beton pada balok induk dan kolom dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan kecepatan rerata yang didapat, yaitu antara 3,5 4,5 km/s maka menunjukan bahwa keseragaman beton dalam kondisi baik. SK-76
5 Tabel 5. Kuat Tekan Beton Pada Balok Anak dan Plat Lantai Kuat Tekan Beton (MPa) Kuat Tekan Lokasi Hasil Uji UPV Hasil Uji Hammer Rerata Min Maks Rerata Min Maks Rerata (MPa) Terminal 1A : Area Passenger Service Charge Terminal 1A : Area Baggage Claim Terminal 1B : Area Passenger Service Charge Terminal 1B : Area Baggage Claim Terminal 1C : Area Passenger Service Charge Terminal 1C : Area Baggage Claim Tabel 6. Keseragaman Beton Pada Balok Anak dan Plat Lantai Lokasi Kecepatan (km/s) Minimum Maksimum Rerata Keseragaman Terminal 1A : Area Passenger Service Charge Baik Terminal 1A : Area Baggage Claim Baik Terminal 1B : Area Passenger Service Charge Baik Terminal 1B : Area Baggage Claim Baik Terminal 1C : Area Passenger Service Charge Baik Terminal 1C : Area Baggage Claim Baik e. Data Pengujian Tulangan Mutu tulangan dan jumlah tulangan yang dipergunakan dalam evaluasi kekuatan struktur ditentukan berdasar data As Build Drawing, namun karena tidak didapatkannya data dari As Build Drawing, serta tidak diperbolehkannya merusak struktur sehingga kuat leleh baja tulangan diasumsi sebesar 340 MPa, sedangkan jumlah tulangan diuji dengan menggunakan alat Rebar Locator. Hasil pengujian jumlah tulangan diperlihatkan pada Gambar 4 sampai dengan Gambar 7. Gambar 4. Penulangan Semua Kolom Yang mempunyai ukuran 50 x 54 (cm) Gambar 5. Penulangan Semua Kolom Yang mempunyai ukuran 50 x 110 (cm) SK-77
6 Gambar 6. Penulangan Semua Kolom Yang mempunyai ukuran 70 x 70 Gambar 7. Penulangan Semua Balok Induk 50x150 f. Perhitungan Kekuatan Dan Kebutuhan CFRP Pada Balok Dan Kolom Perkuatan lentur balok didasarkan pada limit state sesuai dengan ACI 318, yang ditentukan oleh batasan kuat tekan beton dan tegangan leleh baja tulangan serta tegangan efektif CFRP. Dalam analisis tampang, sebagai dasar perhitungan untuk mendapatkan Beban yang Dapat ditahan Balok Setelah di Perkuat (M nf ) pada kondisi lentur murni dapat diturunkan dari persamaan kesetimbangan gaya-gaya dalam berdasarkan gambar 8. Beban yang dapat ditahan oleh balok sebelum diperkuat (M n ) dihitung menggunakan program Beton Sedangkan Beban yang Harus ditahan Oleh Balok (M u ) dihitung menggunakan SAP A rp = b rp t rp f rp h d As As b rp b d c h-c d-c s rp + bi c (a) Penampang (b) Distribusi Regangan (c) Distribusi Tegangan (d) Kopel Gaya Gambar 8. Distribusi Regangan & Tegangan Serta Keseimbangan Gaya Pada Penampang Balok Dalam analisis Tampang, sebagai dasar perhitungan untuk mendapatkan M nf pada kondisi lentur murni dapat diturunkan dari persamaan kesetimbangan gaya-gaya dalam, sebagai berikut : s gn a= 1 c f s f rp =E rp rp f c T s a/2 a/2 C s C c T rp = E rp rp A rp T s + T fe = C c + C s SK-78
7 dengan : T s = Gaya tarik baja tulangan T fe = Gaya tarik sumbangan CFRP C c = Gaya tekan beton C s = Gaya tekan baja tulangan Dengan memperhatikan letak titik masing-masing resultan gaya serta ukuran penampang akan didapatkan kuat lentur nominal M nf, dengan besarnya faktor reduksi sebesar 0,85. M nf = A s f s + A s f s + A f f fe Karena M n dihitung menggunakan program beton 2000 sehingga yang perlu dihitung yang cukup perkuatannya saja yaitu dengan persamaan : M f = A rp f rp Sebagai contoh perhitungan kebutuhan CFRP pada balok B9 (Tabel 6) sebagai berikut : Beban yang Harus ditahan oleh Balok (M u ) = 1115,54 knm Beban yang dapat ditahan oleh balok sebelum diperkuat (M n ) = 894,80 knm Sehingga beban yang harus di tahan oleh CFRP sebesar = 1115,54-894,80 = 220,74 knm Luas tulangan baja tarik, A s = 3 x x π x 22 2 = 1140,86 mm Tegangan leleh baja, f y = 340 MPa (prakiraan berhubungan dengan usia baja) Kuat Tekan beton, f c = 22,50 MPa (Hasil uji UPV dan Hammer) Lebar balok, b = 500 mm a = = = 40,56 Tinggi balok, h = 1500 mm Tegangan leleh CFRP, f rp = 340 MPa Tebal CFRP, t rp = 0,11 mm Lebar CFRP, b rp = 500 mm Dicoba jumlah lapis CFRP = 2, maka Volume CFRP, A rp = 2 x 0,11 x 500 = 110 mm 2 M f = A rp f rp = 0,85 x 110 x 340 x = ,22 Nmm = 320,98 knm M nf = M n + M f = 894, ,98 = 1215,78 knm > M u = 1115,54 knm Karena beban yang dapat ditahan oleh balok setelah diperkuat (M nf ) lebih besar dari pada beban yang harus ditahan (M u ) maka, dapat dikatakan Struktur dalam kondisi Aman. Analog untuk balok-balok yang lain, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 10 serta tabel lainnya. Tabel 7. Kekuatan dan Kebutuhan CFRP Balok Terminal 1A Shopping Arcade Sebelah Kiri (Gambar 9) Kode Mn Mu (knm) Ukuran CRFP (mm) Jumlah Mnf Keterangan Sisi Balok (knm) Tebal Lebar Panjang Lapis (knm) Kekuatan B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman SK-79
8 Gambar 9. Lokasi Balok & Kolom Terminal 1A Lantai 1 Sebelah Kiri Gambar 10. Lokasi Balok dan Kolom Terminal 1A Lantai 1 Sebelah Kanan Tabel 8. Kekuatan & Kebutuhan CFRP Balok Terminal 1A Shopping Arcade Sebelah Kanan (Gambar 10) Kode Mu Mn Ukuran CRFP (mm) Jumlah Mnf Keterangan Sisi Balok (knm) (knm) Tebal Lebar Panjang Lapis (knm) Kekuatan B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman B Bawah Aman Tabel 9. Kekuatan dan Kebutuhan CFRP Kolom Terminal 1A Shopping Arcade Sebelah Kiri (Gambar 9) Kode Mu Mn Ukuran CRFP (mm) Jumlah Keterangan Sisi Mnf (knm) Kolom (knm) (knm) Tebal Lebar Panjang Lapis Kekuatan K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman SK-80
9 Tabel 10. Kekuatan & Kebutuhan CFRP Kolom Terminal 1A Shopping Arcade Sebelah Kanan (Gambar 10) Kode Mu Mn Ukuran CRFP (mm) Jumlah Mnf Keterangan Sisi Kolom (knm) (knm) Tebal Lebar Panjang Lapis (knm) Kekuatan K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Lebar Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman K Pendek Aman 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pengamatan visual di lapangan, pengujian kualitas bahan melalui pengujian di lapangan, serta hasil analisis struktur dengan menggunakan program SAP2000 pada Bangunan Gedung Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta ini, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengamatan secara visual didapat bahwa pola keretakan yang didapat bukan keretakan geser tetapi mengarah pada keretakan lentur murni. 2. Berdasarkan hasil pengujian kecepatan dengan alat UPV menunjukan bahwa kondisi keseragaman beton pada kolom, balok induk, balok anak dan plat lantai dalam kondisi baik. 3. Berdasarkan dari hasil perhitungan kekuatan kolom, ada kolom yang mampu menahan beban dan ada kolom yang tidak mampu menahan beban yang ditopangnya. Kolom yang tidak mampu menahan beban diantaranya adalah : Kolom K22 (Gambar 9); Kolom K24 (Gambar 10). 4. Berdasarkan dari hasil perhitungan kekuatan balok, terdapat balok yang tidak mampu menahan beban yaitu : Balok B9 sampai dengan B16 (Gambar 9); Balok B9 sampai dengan B16 (Gambar 10) Saran Memperhatikan hasil Evaluasi yang telah dilakukan dan keterbatasan kajian, di dalam penelitian ini disarankan sebagai berikut : 1. Pada kolom dan balok-balok yang mengalami keretakan, segera dilakukan perbaikan dengan menutup keretakan tersebut dengan injeksi/grouting. 2. Pada kolom dan balok-balok yang tidak mampu menahan beban segera dilakukan perbaikan/perkuatan, salah satu alternatif yang dapat dipergunakan yaitu CFRP (Carbon Fiber Reinforced Polymer). 3. Kajian terhadap pemilihan bahan pada alternatif perkuatan struktur didalam evaluasi ini masih terbatas pada aspek kekuatan, aspek kemudahan pelaksanaan, aspek waktu, dan aspek lingkungan selama proses pelaksanaan. Dalam alternatif perkuatan struktur ini belum melakukan peninjauan secara lebih mendalam dari aspek biaya, padahal aspek biaya inilah yang nantinya akan memegang peranan penting dalam pelaksanaan rehabilitasi/perkuatan ini selanjutnya. SK-81
10 4. Kuat leleh baja tulangan diasumsi sebesar 340 MP, kondisi ini diambil karena tidak diperbolehkannya merusak struktur serta tidak didapatkannya data dari As Build Drawing. 5. Pemakaian alat Rebar Locator, sebagai alat pendeteksi tulangan, hanya mampu mendeteksi tulangan lapis terluar, sehingga jika dalam satu elemen struktur terdapat dua lapis tulangan maka tulangan bagian dalam tidak akan terbaca oleh alat pendeteksi ini. Jika dilain waktu ditemukan as build drawing yang lebih lengkap atau dilakukan pengujian dengan alat yang lebih sempurna, dan ditemukan adanya tulangan dalam, maka hasil kekuatannya akan berubah, dan cederung lebih kuat karena tulangan yang diperhitungkan lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA DPU, (1989), Pedoman Pembebanan Indonesia untuk Rumah dan Gedung SK-SNI F. DPU, (2002), Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK-SNI DPU, (2002), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SK-SNI FEMA, (1998), Handbook for the Seismic Evaluation of Buildings, Federal Emergency Management Agency/ FEMA 310, Januari 1998 International Atomic Energy Agency, Vienna Guidebook on non des-tructive testing of concrete structures. Training Course Series No. 17. SK-82
APLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1A, 1B, & 1C BANDARA SOEKARNO HATTA
APLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1A, 1B, & 1C BANDARA SOEKARNO HATTA Oleh : As at Pujianto A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Bandara Internasional Soekarno Hatta
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.
VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 EVALUASI KELAYAKAN BANGUNAN BERTINGKAT PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 SUMATERA BARAT ( Studi Kasus : Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera
Lebih terperinciEVALUASI STRUKTUR GEDUNG BANK PAPUA CABANG MANOKWARI PASCA GEMPA 7 JANUARI 2008
EVALUASI STRUKTUR GEDUNG BANK PAPUA CABANG MANOKWARI PASCA GEMPA 7 JANUARI 8 Nur Ahmad Husin & M. Sigit Darmawan Dosen Diploma Teknik Sipil FTSPITS ABSTRAK Pada tanggal 7 Januari 8 terjadi gempa di manokwari
Lebih terperinciEVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)
EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES) Himawan Indarto & Ferry Hermawan ABSTRAK Gedung Sekretaris Daerah Brebes yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRUKTUR
BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Pondasi Pertemuan - 5 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain pondasi telapak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin kekuatan dan keamanan suatu bangunan, karena inti dari suatu bangunan terletak pada kekuatan bangunan
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT YANG BERUBAH FUNGSI 1. Jika ada perubahan fungsi ruangan 2. Jika ada perubahan beban hidup/mati yang bekerja pada struktur 3. Jika ada perubahan
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL
Lebih terperinciISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 49 ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR JEMBATAN PUSKESMAS NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT.
ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 49 ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR JEMBATAN PUSKESMAS NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh: Khairul Rijal Dosen Pada Program Studi Teknik Sipil, Universitas Nusa
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG ABSTRAK
VOLUME 7 NO.1, FEBRUARI 2011 IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG Febrin Anas Ismail 1 ABSTRAK Pasca gempa 30 September 2009 Gedung Poltekes
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima
Lebih terperinciBAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh
Lebih terperinciANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli
ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email: nugrafindo@gmail.com
Lebih terperinciJl. Banyumas Wonosobo
Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton SNI 03-1974-1990 memberikan pengertian kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENILAIAN KELAYAKAN FISIK BANGUNAN PASAR DI PASAR GIANYAR KABUPATEN GIANYAR
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENILAIAN KELAYAKAN FISIK BANGUNAN PASAR DI PASAR GIANYAR KABUPATEN GIANYAR PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS UDAYANA 2015 KATA PENGANTAR Laporan ini
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR
TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR Laksmi Irianti 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran kuat geser dan kuat lentur balok
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinciDinding Penahan Tanah
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Dinding Penahan Tanah Pertemuan - 7 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik diperlukan pengetahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol
60 LAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol Pertama yang dilakukan ialah dengan menginputkan dimensi kolom dan gaya dalam yang didapat dari ETABS pada CSICOL. Berikut langkah input pada program CSICOL.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Jakarta adalah ibukota negara republik Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km 2 (Anonim, 2011). Semakin banyaknya jumlah penduduk maka
Lebih terperinciPerancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori
BAB II Dasar Teori 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya beberapa rintangan seperti lembah yang dalam, alur
Lebih terperinciEVALUASI STRUKTUR BANGUNAN PASAR DI MADIUN PASKA KEBAKARAN
EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN PASAR DI MADIUN PASKA KEBAKARAN M. Sigit Darmawan Prodi Diploma Teknik Sipil ITS Kampus ITS Jl. Menur 127 Surabaya Tel :031-5981006 Fax :031-5981006 Email:msdarmawan@ce.its.ac.id
Lebih terperinciMEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE Antonius 1, Endah K. Pangestuti 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Jl. Raya Kaligawe
Lebih terperinciPERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) [C]2010 : M. Noer Ilham A. DATA BAHAN STRUKTUR PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB ) Kuat tekan beton, f c ' = 20 MPa Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, f y = 240
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR
PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR Million Tandiono H. Manalip, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : tan.million8@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kemajuan teknologi industri, transportasi,
Lebih terperinci2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT
2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT Pendahuluan Elemen struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan
Lebih terperinciTULANGAN GESER. tegangan yang terjadi
TULANGAN GESER I. PENDAHULUAN Semua elemen struktur balok, baik struktur beton maupun baja, tidak terlepas dari masalah gaya geser. Gaya geser umumnya tidak bekerja sendirian, tetapi berkombinasi dengan
Lebih terperinciKAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA
KAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA Nur Ahmad Husin Program Diploma Teknik Sipil-FTSP ITS Jl. Raya Menur No. 127 Surabaya Tel : 031-5947637 Fax : 031-5938025 Email : na_husin@yahoo.co.id, nahusin@ce.its.ac.id
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan
3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450 Eben Tulus NRP: 0221087 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini, juga membuat semakin berkembangnya berbagai macam teknik dalam pembangunan infrastruktur, baik itu
Lebih terperinciPerbaikan Struktur Gedung Bangunan Cagar Budaya (Studi Kasus pada bangunan di Jl. Rajawali No. 3 5, Surabaya)
Jurnal APLIKASI Volume 11, Nomor 1, Pebruari 2013 Perbaikan Struktur Gedung Bangunan Cagar Budaya (Studi Kasus pada bangunan di Jl. Rajawali No. 3 5, Surabaya) Akhmad Yusuf Zuhdy, R. Buyung Anugraha, Sungkono
Lebih terperinciDesain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Pertemuan 13, 14 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK
Lebih terperinciABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102
nalisis Perbandingan Kebutuhan Biaya..(Basuki) NLISIS PERBNDINGN KEBUTUHN BHN (BIY) TULNGN SENGKNG KONVENSIONL DN SENGKNG LTERNTIF PD BLOK BETON BERTULNG BNGUNN GEDUNG 2 LNTI Basuki Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG
PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG Arusmalem Ginting 1 Rio Masriyanto 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta 2 Alumni Jurusan
Lebih terperinciANALISA KAPASITAS DAN DESAIN PERKUATAN KOLOM BULAT STRUKTUR GEDUNG AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI GEDUNG
ANALISA KAPASITAS DAN DESAIN PERKUATAN KOLOM BULAT STRUKTUR GEDUNG AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI GEDUNG Oleh: Wachid Hasyim Fakultas Teknik (FT) Universitas Wiralodra Indramayu Abstract Perubahan fungsi gedung
Lebih terperinciPERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA SLAB LANTAI JEMBATAN Tebal slab lantai jembatan t s = 0.35 m Tebal trotoar t t = 0.25 m Tebal lapisan aspal + overlay
Lebih terperinciANALISIS BIAYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DARI STRUKTUR BALOK YANG DILAKSANAKAN TERHADAP YANG DIPERSYARATKAN
ANALISIS BIAYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DARI STRUKTUR BALOK YANG DILAKSANAKAN TERHADAP YANG DIPERSYARATKAN Agung Nira Wijoyo 1, Saifoe El Unas 2, R. Martin Simatupang
Lebih terperinciEvaluasi kinerja dan perbaikan struktur beton gedung pendingin air (Hendro Ahmad Fauzi)
Evaluasi kinerja dan perbaikan struktur beton gedung pendingin air (Hendro Ahmad Fauzi) EVALUASI KINERJA DAN PERBAIKAN STRUKTUR BETON GEDUNG PENDINGIN AIR EVALUATION ON THE PERFORMANCE OF AND REPAIR OF
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Pelat Pertemuan - 1 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain sistem pelat
Lebih terperinciVERIFIKASI PENYEBAB RETAK PADA PEMANCANGAN TIANG PIPA MENGGUNAKAN HYDRAULIC JACK
VERIFIKASI PENYEBAB RETAK PADA PEMANCANGAN TIANG PIPA MENGGUNAKAN HYDRAULIC JACK Edwin Tanjung 1, Hadi Rusjanto 2, Grace Kurniawati 3 1 Alumni Mahaiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Email:
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)
KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) Hazairin 1, Bernardinus Herbudiman 2 dan Mukhammad Abduh Arrasyid 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jl. PHH. Mustofa
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)
1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciPERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER
PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang
BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang terhadap kekakuan dan kekuatan struktur beton bertulang berlantai banyak pada studi ini melalui beberapa
Lebih terperinciNgudiyono*, Joedono*, Nurun Ainuddin*
38 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 2, No. 1 : 38-48, Maret 2015 KAJIAN KAPASITAS EKSISTING DAN PERKUATAN STRUKTUR BETON BERTULANG MASJID AGUNG KOTA BIMA Study o Existing and Strengthening Capacity
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi
Lebih terperinciMETODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG
METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG A. Arwin Amiruddin 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
Lebih terperinciKEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA
Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 2, Nopember 2012 : 103-108 KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA Joni Irawan (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Bangunan yang
Lebih terperinciPerencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1
Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial Struktur Beton 1 Perilaku Kolom terhadap Kombinasi Lentur dan Aksial Tekan Momen selalu digambarkan sebagai perkalian beban
Lebih terperinciPERKUATAN KOLOM YANG MIRING AKIBAT GEMPA BUMI
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 PERKUATAN KOLOM YANG MIRING AKIBAT GEMPA BUMI F.X. Nurwadji Wibowo 1,Yoyong Arfiadi 2, Fransisca
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG
PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG Irmawati Indahriani Manangin Marthin D. J. Sumajouw, Mielke Mondoringin Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciAndini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 16 STUDI KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG BERDASARKAN SNI 3 847 DAN SNI 847 : 13 DENGAN SNI 3 176 1 (Studi Kasus : Apartemen 11 Lantai
Lebih terperinciDesain Elemen Lentur Sesuai SNI
DesainElemenLentur Sesuai SNI 03 2847 2002 2002 Balok Beton Bertulang Blkdik Balok dikenal sebagai elemen lentur, yaituelemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur dan juga geser.
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN
JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Tinjauan Umum
BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang dapat diklasifikasikan dalam dua jenis data, yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)
PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Notasi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Abstraksi... BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR DAN KONTROL KEKUATAN BALOK DAN KOLOM PORTAL AS L1-L4 PADA GEDUNG S POLITEKNIK NEGERI MEDAN
ANALISA STRUKTUR DAN KONTROL KEKUATAN BALOK DAN KOLOM PORTAL AS L1-L4 PADA GEDUNG S POLITEKNIK NEGERI MEDAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )
BAB I PENDAHULUAN 1. Data Teknis Bangunan Data teknis dari bangunan yang akan direncanakan adalah sebagai berikut: a. Bangunan gedung lantai tiga berbentuk T b. Tinggi bangunan 12 m c. Panjang bangunan
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO
PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Heroni Wibowo Prasetyo NPM :
Lebih terperinciKERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK
KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK Ratna Widyawati 1 Abstrak Dasar perencanaan struktur beton bertulang adalah under-reinforced structure
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Berdasarkan SNI 03 1974 1990 kuat tekan beton merupakan besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan
BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur
Lebih terperinciPERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)
PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S) Johanes Januar Sudjati 1, Hastu Nugroho 2 dan Paska Garien Mahendra 3 1 Program Studi Teknik Sipil,
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik di Indonesia. Beberapa diantaranya fasilitas umum seperti
Lebih terperinciKata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif
ABSTRAK Ballroom pada Hotel Mantra di Sawangan Bali terbuat dari beton bertulang. Panjang bentang bangunan tersebut 16 meter dengan tinggi balok mencapai 1 m dan tinggi bangunan 5,5 m. Diatas ballroom
Lebih terperinciVerifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000
Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000 Balok adalah salah satu elemen struktur bangunan yang berfungsi utama untuk menerima beban lentur dan geser, namun tidak untuk gaya aksial. Perlu
Lebih terperinciYogyakarta, Juni Penyusun
KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati serta puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala kasih sayang-nya sehingga
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pelat Pelat beton (concrete slabs) merupakan elemen struktural yang menerima beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke balok dan kolom sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Baja Baja merupakan bahan konstruksi yang sangat baik, sifat baja antara lain kekuatannya yang sangat besar dan keliatannya yang tinggi. Keliatan (ductility) ialah kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolom Kolom beton murni dapat mendukung beban sangat kecil, tetapi kapasitas daya dukung bebannya akan meningkat cukup besar jika ditambahkan tulangan longitudinal. Peningkatan
Lebih terperinciDESAIN BALOK ELEMEN LENTUR SESUAI SNI
DESAIN BALOK ELEMEN LENTUR SESUAI SNI 03-2847-2002 2002 Analisis Lentur Balok Beton Bertulang Balok mengalami 3 tahap sebelum runtuh: Balok mengalami 3 tahap sebelum runtuh: Sebelum retak (uncracked concrete
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi. Struktur
Lebih terperinciINVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON PADA BANGUNAN CEROBONG MENGGUNAKAN DESTRUCTIVE
INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON PADA BANGUNAN CEROBONG MENGGUNAKAN DESTRUCTIVE DAN NON DESTRUCTIVE TEST STUDI KASUS: STACK BOILER GRESIK UNIT 1 & Sri Murni Dewi, Hendro Suseno, Sugeng P. Budio, Kartika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini terjadi dengan sangat cepat tanpa terkecuali di bidang konstruksi. Bangunan gedung mulai dibuat
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Yusup Ruli Setiawan NPM :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul beban aksial, momen lentur, dan gaya geser sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
Lebih terperinciANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON
ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON Monika Eirine Tumimomor Servie O. Dapas, Mielke R. I. A. J. Mondoringin Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS
ANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS Ismeddiyanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau idediyant@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciEVALUASI KAPASITAS SEISMIK BANGUNAN BETON BERTULANG EKSISTING DI KOTA PADANG DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH DINDING BATA
EVALUASI KAPASITAS SEISMIK BANGUNAN BETON BERTULANG EKSISTING DI KOTA PADANG DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH DINDING BATA Oleh : Maidiawati 1), Sukma Witjaya 2) 1) Dosen Teknik Sipil 2 Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu
Lebih terperinciSTUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER
STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER Andi Algumari NRP : 0321059 Pembimbing : Daud Rachmat W., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciOleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )
Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA (3109 106 045) Dosen Pembimbing: BUDI SUSWANTO, ST.,MT.,PhD. Ir. R SOEWARDOJO, M.Sc PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan selain dari pada aspek keamanan. Untuk mempertahankan aspek tersebut maka perlu adanya solusi
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA
PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinding geser tidak mungkin digunakan tanpa adanya beberapa bukaan (openings) di dalamnya. Permintaan para arsitek yang ingin menempatkan jendela, pintu, lift, koridor,
Lebih terperinci