MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
|
|
- Sudirman Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Pemeliharaan Arrester GI dan GIS 150 kv PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JATENG & DIY, UPT Semarang Jimy harto S. 1, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak: PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang adalah suatu oragnisasi atau tata kerja yang bergerak dibidang penyaluran energi listrik antar Gardu Induk dalam suatu wilayah/region. Arrester merupakan salah satu peralatan yang ada pada Gardu Induk yang berfungsi untuk mengamankan peralatan yang ada pada Gardu Induk dari surja petir/surja hubung. Pemeliharaan Arrester pada GI dan GIS ini meliputi pemeriksaan kondisi Arrester, pengukuran kemampuan Arrester dan juga pengujian kemampuan dari Arrester. Laporan Kerja Praktek ini akan membahas tentang pemeliharaan Arrester yang di GI dan GIS 150 kv PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang. Kata-kunci : Arrester, UPT Semarang, GI, GIS, petir. PENDAHULUAN P.T PLN (PERSERO) sebagai Perusahaan Listrik Negara berusaha untuk mensuplay energi listrik dengan se-optimal mungkin seiring dengan semakin meningkatnya konsumen energi listrik. Agar dapat memanfaatkan energi listrik yang ada serta menjaga keandalan sistem penyaluran dan kerusakan peralatan, maka diperlukan suatu sistem pengaman dan sistem pemeliharaan instalasi gardu induk. Hal tersebut harus memperhatikan aspek teknis, ekonomis dan yang sesuai dengan kondisi peralatan yang ada. Pemeliharaan instalasi Gardu Induk pada hakekatnya adalah untuk mendapatkan kepastian atau jaminan bahwa sistem suatu peralatan yang dipelihara akan berfungsi secara optimal, meningkatkan umur teknisnya dan keamanan bagi personil. Pemeliharaan instalasi Gardu Induk dilihat dari sifat dan jenis pemeliharaanya dibedakan dalam pemeliharaan rutin, pemeliharaan korektif dan pemeliharaan darurat. Mengingat bidang pemeliharaan ini sangat diperlukan dalam sistem penyaluran, maka pemeliharaan memerlukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasinya yang dilaksanakan baik ditingkat pusat, kesatuan, unit administrasi sampai unit terkecil. TUJUAN Kerja Praktek ini bertujuan untuk mempelajari secara langsung mengenai peralatan tegangan tinggi terutama pada Arrester GI dan GIS 150 kv yang ada di UPT Semarang. BATASAN MASALAH Kerja Praktek yang telah dilakukan ini dibatasi hanya pada masalah pemeriksaan dan pemeliharaan Arrester pada GI dan GIS 150 kv yang ada di UPT Semarang. DASAR TEORI Sejarah Singkat PT PLN (Persero) P3B Region Jateng dan DIY UPT Semarang. PT PLN (persero) di Indonesia didirikan berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia No. 163/53 Tanggal 3 Oktober 1953 yang kemudian ditegaskan dalam pasal 8 ayat 2 UU No. 9 Tahun Tujuan PLN dalam mengelola kelistrikan Negara adalah seperti tercantum pada PP No. 18 tahun 1972, yaitu: Ikut serta membangun ekonomi dan ketahanan nasional sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam pengusahaan tenaga listrik dengan maksud untuk mempertinggi derajat manusia Indonesia. Jumlah Gardu Induk di Wilayah UPT Semarang terdiri dari 14 (empat belas) Gardu Induk yaitu : 1. Gardu Induk TET 500 kv Ungaran 2. Gardu Induk 150 kv Sayung 3. Gardu Induk 150 kv Ungaran 4. Gardu Induk 150 kv Pudak Payung (GIS) 5. Gardu Induk 150 kv Srondol 6. Gardu Induk 150 kv Pandean Lamper 7. Gardu Induk 150 kv Simpang Lima (GIS) 8. Gardu Induk 150 kv Kalisari (GIS) 9. Gardu Induk 150 kv Tambak Lorok 10. Gardu Induk 150 kv Krapyak 11. Gardu Induk 150 kv Randugarut (GIS) 12. Gardu Induk 150 kv Kaliwungu 13. Gardu Induk 150 kv BSB (Bukit Semarang Baru) 14. Gardu Induk 150 kv Mranggen 1
2 Gardu Induk Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk : 1. Transformasi tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi yang lainnya atau ke tegangan menengah. 2. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik. 3. Mengatur penyaluran daya ke gardu-gardu lain melalui tegangan tinggi dan ke gardugardu distribusi setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang (feeder) tegangan menengah. Sedangkan menurut tegangannya Gardu Induk dibagi menjadi: 1. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kv. Gardu listrik yang mendapat daya dari Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi atau Saluran Udara Tegangan Tinggi untuk kemudian menyalurkannya ke GITET atau GITT lain melalui SUTET atau SUTT lain. 2. Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITT) 150 kv. Gardu listrik yang mendapat daya dari saluran transmisi tegangan ekstra tinggi, saluran transmisi Tegangan Tinggi untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban melalui penyaluran distribusi. 3. Gardu Induk Distribusi (20-70 kv). Gardu listrik yang mendapat daya dari saluran distribusi primer (penyulang untuk kemudian menyalurkannya ke saluran tegangan rendah). Sedangkan menurut penempatnya Gardu Induk dapat dibagi sebagai berikut : 1. Gardu Induk Pasangan Dalam / GIS. Gardu listrik dimana semua peralatannya (switchgear, isolator dan sebagainya) dipasang dalam gedung / ruangan tertutup. 2. Gardu Induk Pasangan Luar / Konvensional Gardu listrik dimana semua / sebagian besar peralatannya ditempatkan diluar / udara terbuka. 3. Gardu Induk Setengah Pasangan Dalam dan Setengah Pasangan Luar. Gardu listrik ini merupakan paduan dari Gardu Induk jenis pasangan dalam dan Gardu Induk pasangan Luar. 4. Gardu Induk Bawah Tanah. Gardu listrik ini biasanya dipakai di pusat kota yang sangat ramai dan gedung bertingkat tinggi. Transformator Trafo adalah suatu alat yang mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi besaran yang sama dengan nilai yang berbeda. Pada Gardu Induk terdapat 3 jenis trafo yaitu: Trafo Daya Trafo Tegangan Trafo Arus a. b. c. Gambar 1. Macam macam trafo di GI. a. trafo daya. b. trafo tegangan. c. trafo arus. Pemutusan Tenaga (PMT) Berfungsi untuk memutuskan hubungan tenaga listrik dalam keadaan gangguan maupun dala keadaan berbeban dan proses ini harus dilakukan dengan cepat. Pemutusan tenaga listrik dalam keadaan gangguan akan menimbulkan arus yang relative besar, pada saat itu PMT bekerja sangat berat. Bila kondisi peralatan PMT menurun karena kurangnya pemeliharaan, sehingga tidak sesuai lagi kemempuan dengan daya yang diputuskan maka PMT tersebut akan dapat rusak. Gambar 2. PMT dengan media pemadam gas SF 6, GI 150 kv Srondol. PMT yang digunakan dengan sebagai media peredam loncatan bunga api listrik yang timbul selama pemutusan kontak-kontak adalah gas SF 6. Penggunaan gas SF 6 mempunyai alasan, yaitu : Tidak berwarna Tidak berbau Tidak beracun Tidak mudah terbakar 2
3 Pemisah Sistem (PMS) Adalah alat yang digunakan untuk memisahkan dan menghubungkan bagian-bagian yang bertegangan. Pemisah dioperasikan tanpa beban. Jadi harus diperhatikan bahwa pada waktu pelepasan sedang tidak ada arus mengalir. PMS harus dibuka dan ditutup dalam keadaan tanpa beban. Sesuai dengan fungsi PMS dapat dibedakan menjadi: Pemisahan Tanah Berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik dari sisa tegangan yang timbul sesudah SUTT diputuskan, atau induksi tegangan dari penghantar, hal ini perlu untuk keamanan dari orang yang bekerja pada instalasi. Pemisahan Peralatan Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan dari peralatan yang bertegangan. Gambar 4. Arrester pada GI 150 kv Srondol. Busbar Busbar digunakan untuk mengumpulkan tenaga listrik dengan tegangan 150 KV serta membaginya ke tempat-tempat yang diperlukan. Di Gardu induk 150 KV Srondol terdapat dua Busbar yaitu busbar I dan Busbar II. Gambar 3. Salah satu PMS yang ada pada GI 150 kv Srondol. Arrester Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (Switching Saurge). Alat ini bersifat sebagai By-pas disekitar lokasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolator peralatan listrik. Pada keadaan normal Arrester berlaku sebagai isolator. Saat timbul tegangan surja, alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja, Arrester harus dapat dengan cepat kembali menjadi isolator. Sesuai fungsinya yaitu melindungi peralatan listrik pada sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan surja petir/surja hubung, maka pada umumnya Arrester dipasang pada setiap ujung yang memasuki Gardu Induk. 3 Gambar 5. Busbar yang ada pada GI 150 kv Srondol. Prinsip Dasar Arrester Teori Arrester Pada saluran transmisi udara sangat rawan terhadap sambaran petir yang dapat menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke peralatan listrik. Oleh karena itu, dalam saluran transmisi harus ada lightning Arrester (LA) yang berfungsi menangkap gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi peralatan listrik. Gelombang berjalan juga dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau circuit breaker (switching). Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kv, surja tegangan yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir. Saluran udara yang keluar dari transmisi udara merupakan bagian yang paling rawan terkena sambaran petir dan karenanya harus diberi lightning Arrester. Selain itu, lightning Arrester harus berada di depan setiap transformator dan
4 harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning Arrester harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator. Lightning Arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan operasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebut rasio proteksi Arrester. Jenis Lightning Arrester Lightning Arrester (LA) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai pengaman terhadap tegangan surja yang terjadi ketika terjadi sambaran petir. Sambaran petir pada jaringan hantaran udara sistem tenaga listrik merupakan suntikan muatan listrik yang menimbulkan kenaikan tegangan sesaat yang cukup besar pada jaringan. Agar tegangan lebih tersebut tidak merusak isolasi peralatan pada jaringan, maka dipasang pelindung yang akan mengalirkan surja petir tersebut ke tanah. Terdapat dua macam Arrester yang umum dipergunakan, yaitu : 1. Jenis Ekspulsi Arrester jenis ini mempunyai dua jenis sela, yaitu sela luar dan sela dalam. Sela dalam diletakkan di dalam tabung serat. Ketika pada terminal Arrester tiba suatu surja petir, maka kedua sela tepercik. Arus susulan memanaskan permukaan dalam tabung serat, sehingga tabung akan mengeluarkan gas. Arus tersebut merupakan arus yang berbentuk sinusoidal, sehingga suatu saat pasti akan mencapai siklus dengan nilai nol. Ketika mencapai nol, maka gas pada tabung akan menjadi isolasi yang akan memadamkan arus tersebut. Arrester jenis ini mampu melindungi trafo distribusi dengan rating tegangan 3-15kV, tetapi belum mampu melindungi trafo daya yang memiliki rating daya lebih besar. Arrester jenis ekspulsi ini dapat juga dipasang pada saluran transmisi hantaran udara untuk mengurangi gangguan surja petir yang masuk ke gardu induk. Gambar 6. Arrester jenis ekspulsi 2. Jenis Katup Arrester jenis ini berupa beberapa sela percik yang dihubungkan seri dengan resistor tak linier. Resistor tak linier akan memiliki tahanan yang rendah ketika dialiri arus besar dan tahanan akan menjadi besar ketika arus kecil. Resistor yang umum digunakan berasal dari bahan silikon karbid. Sela percik dan resistor tak linier ditempatkan pada tabung isolasi sehingga Arrester ini tak dipengaruhi udara luar. Metode pengamanan pada Arrester ini adalah, ketika terjadi surja petir dan sela Arrester akan tepercik maka akan ada arus masuk yang cukup besar pada Arrester. Karena resistor yang digunakan adalah resistor tak linier, maka ketika awal surja nilai tahanan akan mengecil karena arus yang membesar. Hal ini akan membatasi tegangan maksimal pada terminal Arrester, namun ketika arus mulai turun maka tahanan resistor membesar, sehingga arus susulan dapat dihambat oleh nilai tahanan yang besar ini. Biasanya arus dapat dikendalikan hingga mencapai arus nominal yang dikenal sebagai arus kendali sebesar 50A. Saat tegangan sesaat sistem nol, percikan akan padam dan arus kendali menjadi nol serta arus susulan tidak berlanjut lagi. Secara umum Arrester jenis katup dibagi menjadi empat jenis, yaitu : a. Jenis Gardu b. Jenis Saluran (15-39kV) c. Jenis Gardu untuk Mesin (2,4-15kV) d. Jenis Distribusi untuk Mesin ( V) 4
5 λ = (m/μs). kecuraman gelombang tegangan surja datang (kv/μs) Gambar 7. Arrester jenis katub. Cara Menempatan Arrester Tingkat proteksi yang diperlukan tidak ditentukan secara langsung dengan mencocokkan nilai Basic Insulation Level (BIL) dengan nilai pelepasan Arrester melainkan masih harus memperhitungkan efek voltage-doubling. Fenomena ini terjadi jika gelombang berjalan pada suatu saluran direfleksikan sehingga tegangannya menjadi 2 kali tegangan semula. Pada penggunaan Arrester dikenal ratio proteksi atau protective margin (PM), ratio proteksi adalah ukuran kemampuan Arrester untuk melindungi peralatan atau sistem. Perhitungannya menggunakan perbandingan rating BIL dari peralatan yang akan diproteksi dengan harga pelepasan Arrester. Contoh : Dimisalkan suatu kabel dengan rating BIL 125 kv dipasang pada sistem 24,9 kv Jenis Arrester Silicon Carbide (SiC) yang akan digunakan mempunyai harga pelepasan 67 kv. Jika dilihat secara sepintas, Arrester tampaknya telah sesuai karena tegangan pelepasannya sudah lebih kecil dari BIL trafo. Akan tetapi dengan memperhitungkan efek dari Voltage-Doubling maka tegangan Surja akan menjadi 2 kalinya yaitu sebesar 134 kv. Nilainya ini ternyata lebih besar 9 kv dari BIL kabel. PM diperoleh -9 kv/125 kv = -0,072 atau -7,2%. Nilai ini dituliskan sebagai -7,2% karena nilai ratio proteksinya negatif berarti Arrester tidak sesuai. Peletakan Arrester diupayakan seefektif mungkin dengan menerapkan Zoning Area Proteksi yaitu membagi cakupan yang akan diproteksi dalam bagian tertentu yang dibentuk oleh didinding bangunan, ruangan-ruangan, peralatan-peralatan dan permukaan dari logam. Sedangkan untuk mencari jarak aman pemasangan Arrester digunakan rumus berikut: Gambar 8. Arrester line GI konvensional 150 kv. Gambar 9. Arrester bus GI konvensional 150 kv. Sedangkan pada GIS terdapat Arrester luar dan Arrester dalam, maka untuk pemasangan Arrester luar pada GIS sendiri, secara prinsip sama saja dengan memasangan GI konvensional, yaitu dengan mempertimbangkan BIL dari trafo. Tetapi pada umumnya untuk GIS jarak Arrester dengan trafo daya lebih dekat dari pada GI konvensional, hal ini karena pada GIS ruang untuk penempatan peralatan tegangan tinggi lebih sempit dibandingkan GI konvensional. Sedangkan untuk Arrester dalam sendiri sudah menjadi satu kesatuan dengan perangkat yang lain dalam switchgear. V t = V a + 2. λ. l/v Dimana: V t = tegangan terminal trafo (V). V a = tegangan percik Arrester (V). l = jarak maksimal Arrester (m). v = kecepatan rambat tegangan surja Gambar 10. Arrester luar pada GIS 150 kv. 5
6 Gambar 11. Arrester dalam pada GIS 150 kv. Pengaruh Sambaran Petir Sambaran langsung mengenai kawat fasa mengakibatkan kenaikan tegangan tinggi pada kawat fasa. Kenaikan tegangan yang cukup tinggi ini dapat menyebabkan pecahnya isolator, kerusakan trafo tenaga, dan pecahnya Arrester. Gangguan petir dan kerusakan pada peralatan elektronik, kontrol dan telekomunikasi berdasarkan jenis sambarannya dibedakan menjadi kerusakan akibat sambaran langsung dan kerusakan akibat sambaran tidak langsung. Kerusakan akibat sambaran langsung. Kerusakan ini terjadi karena petir mengenai suatu struktur bangunan dan merusak bangunan tersebut sekaligus peralatan elektronik yang ada didalamnya. Kerusakan yang diakibatkan dapat berupa kebakaran gedung, keretakan pada dinding bangunan, kebakaran pada peralatan elektronik, kontrol, telekomunikasi jaringan data dan sebagainya. Kerusakan akibat sambaran tidak langsung. Kerusakan jenis ini terjadi karena petir menyambar suatu titik lokasi misalnya pada suatu menara transmisi atau menara telekomunikasi kemudian terjadi hantaran secara induksi melalui kabel aliran listrik, kabel telekomunikasi atau peralatan lain yang bersifat konduktif sampai jarak tertentu yang tanpa disadari telah merusak peralatan elektronik yang jaraknya jauh dari lokasi sambaran semula. Sistem Proteksi Pemeriksaan terhadap sistem proteksi harus dilakukan secara berkala. Hal ini penting untuk mengetahui kinerja dari peralatan proteksi dan peralatan yang dilindungi. Frekuensi pemeriksaan terhadap sistem proteksi petir ditentukan berdasarkan beberapa faktor berikut : Jenis instalasi atau daerah yang dilindungi. Tingkat proteksi yang dipasang pada sistem yang dilindungi. Pengaruh lingkungan (misalnya : korosi udara) Jenis bahan yang digunakan untuk peralatan proteksi. Jenis bahan yang digunakan pada instalasi di mana Sistem Proteksi Petir (SPP) tersebut dipasang. Sistem Proteksi Petir juga harus diperiksa ketika ada perubahan atau pemasangan baru pada sistem yang diproteksi dan khususnya ketika ada petir yang menyambar sistem tersebut. Pemeriksaan visual terhadap SPP disarankan paling sedikit satu tahun sekali. Untuk beberapa daerah dengan kepadatan sambaran petir yang tinggi, pemeriksaan visual harus dilakukan setiap enam bulan sekali atau setelah terjadi perubahan-perubahan setelah terjadi sambaran petir. Pemeriksaan secara lebih mendetail atau lebih lengkap harus dilakukan satu kali dalam tiga atau lima tahun. Untuk sistem yang kritis atau sensitif disarankan untuk diperiksa satu kali dalam setahun atau tiga tahun. Tergantung pada kondisi petir didaerah di mana peralatan tersebut terpasang, sedangkan pada gardu induk dilakukukan setiap 2 tahun sekali. Pemeriksaan dan Pemeliharaan Arrester Pemeriksaan Arrester Pemeriksaan Eksternal : Periksa angka pada counter yang terpasang di kaki tower atau panel listrik. Periksa kondisi sistem proteksi eksternal (finial, down conductor dan pentanahan). Pemeriksaan Internal: Periksa Arrester dengan cara mengukur tegangan sisa Arrester atau melihat indicator yang terdapat pada Arrester, untuk mengetahui apakah ada penurunan kualitas Arrester atau tidak. Periksa hubungan antara Arrester ke peralatan lain dan hubungan antara Arrester ke tanah. Periksa baut-baut yang ada, kalau ada baut yang kendor harap segera dikencangkan. Pengamatan Visual Pengamatan Visual harus dilakukan untuk mengetahui beberapa faktor berikut : Sistem dalam keadaan baik. Tidak ada baut yang kendor yang dapat menyebabkan tingginya tahanan pada sambungan. Tidak ada bagian sistem dengan kondisi yang lemah yang disebabkan oleh korosi atau vibrasi. 6
7 Seluruh Down Conductor dan terminal pentanahan dalam kondisi baik Seluruh konduktor dan komponen Sistem Proteksi Petir (SPP) dalam keadaan aman dan terlindung dari kemungkinan kerusakan secara mekanik. Tidak diijinkan melakukan perubahan atau penambahan pada sistem yang diproteksi tanpa sepengetahuan yang berwenang. SPP harus selalu mengacu pada standar yang ada. Pemeliharaan Arrester Pemeliharaan terhadap Arrester adalah sangat penting, sehingga dalam pemeliharaannya harus diperhatikan secara khusus agar terlindung dari korosi dan handal terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh petir. Setelah beberapa tahun, ada beberapa komponen Arrester yang menurun efektifitas kerjanya yang disebabkan oleh korosi, kerusakan karena pengaruh lingkungan dan karena impuls petir. Program pemeliharaan harus mencakup kondisikondisi sebagai berikut : Melakukan pemeriksaan untuk konduktor dan komponen dari proteksi petir. Melakukan pemeriksaan seluruh sambungan dan bonding pada Arrester. Melakukan pengukuran tahanan tanah pada terminal elektroda pentanahan. Melakukan pemeriksaan atau pengujian pada surge suppressor (Arrester) untuk mengetahui efektifitasnya dan membandingkan dengan Arrester baru. Menguji kekuatan dan ketebalan seluruh komponen dan konduktor yang dibutuhkan. Program pemeliharaan diatas berlaku untuk GI konvensional dan GIS, ini karena keduanya membutuhkan perawatan yang sama utuk dapat menjaga keandalan dan kestabilan kerja. PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (Switching Surge). 2. Pada kondisi tegangan normal, Arrester bersifat sebagai isolator dan pada saat terjadi tegangan gangguan Arrester bersifat sebagai konduktor. 3. Prinsip kerjanya adalah sebagai By-pas disekitar lokasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolator peralatan listrik. 4. Pemeriksaan kondisi Arrester dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pemeriksaan eksternal, internal, dan visual. 5. Program pemeliharaan Arrester mencakup kondisi-kondisi sebagai berikut : Melakukan pemeriksaan untuk konduktor dan komponen dari proteksi petir. Melakukan pemeriksaan seluruh sambungan dan bonding pada Arrester. Melakukan pengukuran tahanan tanah pada terminal elektroda pentanahan. Melakukan pemeriksaan atau pengujian pada surge suppressor (Arrester) untuk mengetahui efektifitasnya dan membandingkan dengan Arrester baru. Menguji kekuatan dan ketebalan seluruh komponen dan konduktor yang dibutuhkan. SARAN 1. Perlu adanya pemahaman yang mendasar baik teori maupun praktek dalam melakukan perawatan dan pemeriksaan pada bidang tertentu, hal ini akan mempermudah dalam pengecekan kerusakan nantinya. 2. Dalam menjalankan kegiatan perawatan baik di dalam maupun di luar GI sebaiknya menggunakan perlengkapan keamanan yang sesuai. 3. Perlu adanya komunikasi dan kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan teknisi. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] ml/ [3] [4] Manual Book ABB MasterView 850. [5] Manual Book Siemens Surge Arrester. [6] [7] Tobing Bonggas, Peralatan Teganggan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 7
8 gggf f sf gs PENULIS Jimy Harto Saputro (L2F ). Dilahirkan di Kendal, 13 Mei 1988, menempuh pendidikan dasar di SD N 1 Kebondalem, Kendal, SMP N 1 Kendal, SMK N 2 Kendal. Saat ini masih menjadi Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang konsentrasi Teknik Energi Listrik. Semarang, Oktober 2010 Mengetahui dan Mengesahkan Pembimbing Abdul Syakur, ST, MT NIP
PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciTUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR
TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciAbstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.
PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB III LIGHTNING ARRESTER
BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.
Lebih terperinciSela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad
23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG Faisal Oktavian S. 1,Ir.Juningtyastuti, M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik pada umumnya dihubungkan oleh saluran transmisi udara dari pembangkit menuju ke pusat konsumsi tenaga listrik seperti gardu induk (GI). Saluran transmisi
Lebih terperinciBAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat
BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang berbahaya terhadap saluran transmisi yang dapat menggagalkan keandalan dan keamanan sistem tenaga
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk
LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Fenomena Petir Proses awal terjadi petir disebabkan karena adanya awan bermuatan di atas bumi. Pembentukan awan bermuatan disebabkan karena adanya kelembaban
Lebih terperinciPEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak
PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Airlangga Avryansyah Akbar. 1, Ir.Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv
Rahmawati, Sistem Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Pada Gardu Trafo SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Yuni Rahmawati, S.T., M.T., Moh.Ishak Abstrak: Gangguan tegangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gardu Induk 500 kv atau disebut dengan GITET ini mempunyai fungsi untuk mentransformasikan tegangan listrik 500 kv yang dikirim dari beberapa pembangkit di Jawa menjadi
Lebih terperinciPROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)
PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) Oleh : Hery Setijasa Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak
Lebih terperinciEVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD
EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB III LIGHTNING ARRESTER
BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindungan terhadap gangguan tegangan
Lebih terperinciOPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.
OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT ABSTRAK Tegangan lebih adalah tegangan yang hanya dapat ditahan
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT.
Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciStudi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching
Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching Media Riski Fauziah, I Gusti Ngurah Satriyadi, I Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciVol.3 No1. Januari
Studi Penempatan Arrester di PT. PLN (Persero) Area Bintaro Badaruddin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon: 021-5857722
Lebih terperinciGARDU INDUK TRANSFORMATOR
Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV Muhamad Rifqi¹, Karnoto, ST, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN
PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN Oleh : Nina Dahliana Nur 2211106015 Dosen Pembimbing : 1. I Gusti Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciPENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI
PENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI Ringga Nurhaidi 1), Danial 2), Managam Rajagukguk 3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciSistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul
Nama Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul : Tri Hardiyanto NPM : 16410946 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri
Lebih terperinciSIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK
Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia tenaga listrik, salah satu bidang usahanya yaitu sistem distribusi tenaga listrik.
Lebih terperinciI Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc
I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc SUTT merupakan instalasi yang sering terjadi sambaran petir karena kontruksinya yang tinggi dan berada pada lokasi yang
Lebih terperinciBAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER
37 BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER 4.1 Data-Data Peralatan Adapun penelitian ini dilakukan pada peralatan-peralatan yang terdapat di Panel distribusi STIP Marunda dengan data-data peralatan
Lebih terperinciKOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009
KOORDINASI ISOLASI By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009 KOORDINASI ISOLASI (INSULATION COORDINATION) Koordinasi Isolasi : Korelasi antara daya isolasi alat-alat dan rangkaian
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI Agung Aprianto. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV
TUGAS AKHIR RE 1599 ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV IKA PRAMITA OCTAVIANI NRP 2204 100 028 Dosen
Lebih terperinciDwi Bowo Raharjo ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI
Dwi Bowo Raharjo 12409859 ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI LATAR BELAKANG Gas Insulated Switchger (GIS) adalah Gardu Induk jenis pasang dalam adalah semua komponen yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK
86 Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.2 ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK Tegangan lebih adalah
Lebih terperinciMAKALAH GARDU INDUK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN KATA PENGANTAR. Nama : Alek Susi Putra NPM :
MAKALAH GARDU INDUK Nama : Alek Susi Putra NPM : 054108014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 2010 2011 KATA PENGANTAR Puji sukur ats kehadiran tuhan yang maha esa, ats berkat dan rehmatnya juga makalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gardu Induk Gardu Induk merupakan suatu instalasi yang terdiri dari sekumpulan peralatan listrik yang disusun menurut pola tertentu dengan pertimbangan teknis, ekonomis
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik
Lebih terperincimakalah tentang kubikel 20 kv
makalah tentang kubikel 20 kv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH (ARRESTER)
Assalamu alaikum Wr. Wb. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH (ARRESTER) PENDAHULUAN Sambaran petir merupakan suntikan muatan listrik yang mengakibatkan timbulnya kenaikan tegangan. Oleh karena itu, perlu dibuat pelindung
Lebih terperinciSatellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT
Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT Sistem pentanahan Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan terhadap perangkat - perangkat yang mempergunakan listrik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Lightning Arrester yang biasanya disingkat dengan LA sering disebut juga penangkal petir, adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik dari gangguan tegangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk melindungi saluran dari adanya tegangan lebih akibat surja hubung dan surja petir. Untuk tegangan
Lebih terperinciBAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )
BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah
Lebih terperinciPROSEDUR PELAKSANAAN K2 DAN K3 PADA INSTALASI TT / TET SAAT PEMELIHARAAN DALAM KONDISI OFF LINE
PROSEDUR PELAKSANAAN K2 DAN K3 PADA INSTALASI TT / TET SAAT PEMELIHARAAN DALAM KONDISI OFF LINE Pangestuningtyas D.L 1, Ir. Tejo Sukmadi, M.T. 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciSistem Transmisi Tenaga Listrik
Sistem Transmisi Tenaga Listrik Definisi Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Sistem Transmisi terdiri atas: Saluran Transmisi Gardu Induk Pusat Pengaturan Beban
Lebih terperinciBAB 1 P E N D A H U L U A N
BAB 1 P E N D A H U L U A N Pada umumnya lokasi pembangkit tenaga listrik tidak selalu dekat dengan pusat beban, sehingga penyaluran daya diselenggarakan melalui instalasi penyaluran (transmisi dan gardu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinci1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit
BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN PERALATAN GI : 138 HARI KERJA (6
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciKINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv
KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv Abdul Syakur 1, Agung Warsito 2, Liliyana Nilawati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciAnalisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan
JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 37 Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa Jurusan
Lebih terperinciKata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.
PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA CONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Priya Surya Harijanto¹, Moch. Dhofir², Soemarwanto ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciKelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman
Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Bagan dari letak komponen gardu induk KOMPONEN KOMPONEN GI Bagian dari gardu induk yang di jadikan sebagai peletakan komponen utama. Bagian yang berfungsi
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN Pramudya Nur Perdana 1 ; Bambang Winardi, S.T., M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen
Lebih terperinciSIMULASI INDUKSI SAMBARAN PETIR DAN KINERJA ARESTER PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
SIMULASI INDUKSI SAMBARAN PETIR DAN KINERJA ARESTER PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv MENGGUNAKAN EMTP (Studi Kasus Penyulang Gardu Induk Mojosongo Boyolali) Liliyana Nilawati Sumardi, Ir.Agung Warsito,
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI
BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga
Lebih terperinciSTUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV
STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV Fariz Dwi Pratomo NRP 2209105044 Dosen Pembimbing IG Ngurah Satriyadi Hernanda, ST, MT Dr.
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI.
13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa sekarang kebutuhan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR DAN DATA
BAB III TEORI DASAR DAN DATA 3.1. MENENTUKAN JARAK ARRESTER Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena dengan analisis data yang diperoleh mampu memberikan arti dan makna untuk memecahkan
Lebih terperinciProteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri
Proteksi Terhadap Petir Distribusi Daya Dian Retno Sawitri Pendahuluan Sambaran petir pada sistem distribusi dapat menyebabkan kerusakan besar pada kabel overhead dan menyuntikkan lonjakan arus besar yang
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. sumber yang sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian guna dijadikan
7 BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dari pembahasan penelitian ini, terdapat beberapa referensi dari beberapa sumber yang sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian guna dijadikan
Lebih terperinciSTUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN
TUGAS AKHIR - RE 1599 STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN RIO WIBISONO NRP 2201 109 023 Dosen Pembimbing Ir.Soedibyo, MMT. I Gusti Ngurah Satriyadi H, S.T,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP
STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP Oleh : Augusta Wibi Ardikta 2205.100.094 Dosen Pembimbing : 1. I
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik menunjukkan trend yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak
Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir. Judul
1 Judul ANALISA PENGGUNAAN ECLOSE 3 PHASA 20 KV UNTUK PENGAMAN AUS LEBIH PADA SUTM 20 KV SISTEM 3 PHASA 4 KAWAT DI PT. PLN (PESEO) APJ SEMAANG Disusun oleh : Kunto Herwin Bono NIM : L2F 303513 Jurusan
Lebih terperinciSISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH Ir. JM Sihombing PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI BARU TERBARUKAN Distribusi Ketenagalistrikan Sistem grid Jawa Bali (500KVA) JARINGAN LISTRIK
Lebih terperinciEVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU
EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT. SEMARANG GI 150 kv SRONDOL Aji Suryo Alam 1, Dr. Ir. Hermawan,
Lebih terperinciSTUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)
STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *) Abstrak Electric energy has been transmiting from power station to end
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan diagram segaris suatu sistem tenaga listrik yang sederhana. Gambar ini menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik terdiri atas lima sub-sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi
Lebih terperinciKOKO SURYONO D
ANALISIS DROP TEGANGAN SALURAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG WONOGIRI 8 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Trafo Distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Trafo Distribusi dapat dipasang
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1
Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 1 Mahasiswa dan 2 Hafrizal Lazuardi Susiawan. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperincisaklar pemisah (disconnecting switch)
saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Dengan letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, maka Indonesia berpeluang untuk memiliki kerapatan petir
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY Jagra Bagus Haryanto. 1, Karnoto, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA
41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinci