BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo merupakan satu-satunya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo merupakan satu-satunya"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo merupakan satu-satunya SMA di Kecamatan Paguyaman. Sekolah ini didirikan pada tanggal 28 Maret SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo beralamat di Desa Sosial Kecamatan Paguyaman terletak di Jalan Trans Sulawesi yang merupakan akses jalan lintas pulau Sulawesi. Secara rinci keadaan SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo dideskripsikan sebagai berikut: a. Keadaan Guru SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo saat ini memiliki guru sebanyak 39 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah, dan 38 orang guru. Berdasarkan pendidikan terakhir terdapat 5 orang guru berijazah S2 dan 28 orang berijazah S1. Sedangkan dari status guru terdapat 28 orang berstatus PNS dan 5 orang berstatus Guru Abdi. Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa keadaan guru di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo dari segi pendidikan sudah sesuai dengan standar pendidikan sebagaimana profesi guru yaitu S1 dan untuk kedepan diharapkan guru lain dapat mengambil pendidikan S2 dengan tidak mengganggu kegitan rutin sebagai pendidik dan pengajar. Demikian pula dari segi status guru masih terdapat enam orang guru yang perlu diangkat dan diperjuangkan menjadi PNS.

2 b. Keadaan Siswa Keadaan siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman ditahun pelajaran yaitu Kelas X sebanyak 193 orang, Kelas XII sebanyak 157 orang dan Kelas XII sebanyak 150 orang. Dengan demikian jumlah siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo sebanyak 500 orang. Siswa tersebut di tempat dalam kelas Paralel dengan jumlah siswa setiap rombongan belajar adalah 30 orang sehingga jika dirinci jumlah rombongan belajar di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo yaitu Kelas X sebanyak 7 kelas, Kelas XI sebanyak 6 Kelas dan Kelas XII sebanyak 6 kelas. Pembagian kelas di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo khusus untuk Kelas XI dan Kelas XII dibagi pula per jurusan yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan IPA dan Jurusan IPS. Di Kelas XI Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia terdiri atas 1 Kelas, Jurusan IPA sebanyak 3 Kelas dan Jurusan IPS sebanyak 2 Kelas. Sedangkan di Kelas XII terdiri atas Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sebanyak 1 kelas, Jurusan IPA sebanyak 3 Kelas dan Jurusan IPS sebanyak 2 kelas. c. Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan penunjang utama dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah.di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo terdiri atas Ruang Kelas sebayak 15 unit, Laboratorium sebnyak 4 Unit, Perpustakaan sebanyak 1 unit, Bengkel Seni sebanyak 1 Unit, Ruang Data sebanyak 1 unit dan Gedung Aula sebanyak 1 unit.

3 Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa keadaan sarana dan prasarana ruang kelas belum mencukupi keadaan rombongan kelas di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo yang saat ini terdiri atas 18 rombongan belajar sedangkan kelas yang tersedia hanya 15 ruang kelas sehingga masih kurang 3 ruang kelas. Hal ini disiasati oleh sekolah dengan memanfaatkan ruangan lain seperti ruang laboratorium di samping sebagai laboratorium juga befungsi sebgai ruang kelas. d. Keadaan Orang Tua Siswa Orang tua merupakan pendukung dari kegiatan pendidikan siswa di sekolah. Latar belakang orang tua siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo sebagian besar adalah petani yaitu sekitar 75%, dan sisanya dalam Pegawai Negeri 7% dan sisanya adalah pekerjan serabutan yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Latar belakang orang tua tersebut berdampak pada kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh siswa, namun sebagian besar telah ditampung oleh dana pendidikan gratis oleh Pemerintah Propinsi. Keadaan di atas merupakan gambaran umum SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo, yang merupakan pendukung pelaksanaan berbagai program di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo, baik program kegiatan kokurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan visi misi dari penyelenggaraan pendidikan di jenjang SMA Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian dalam upaya mengetahui kontibusi kegiatan Pramuka dalam pembinaan karakter siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten

4 Boalemo telah dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap berbagai kegiatan pramuka yang dilaksanakan di sekolah ini. Kegiatan pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo merupakan salah satu dari kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam pembelajaran. Program kegiatan Pramuka di sekolah dilaksanakan setiap seminggu sekali yaitu setiap hari Jumat sore dengan jenis kegiatan berupa pelatihan pengetahuan kepramukaan, pelatihan komunikasi dalam Pramuka, pelatihan baris berbaris dan kegiatan perkemahan. Pengetahuan kepramukaan mencakup sejarah pramuka, tingkatan-tingkatan dalam pramuka, serta tujuan dan manfaat kegiatan Pramuka bagi siswa. Pelatihan baris berbaris mencakup tata cara pelaksanaan upacara bendera, gerak jalan dan jenis-jenis perintah dalam baris berbaris yang langusng di praktekan siswa pada pelaksanaan kegiatan Pramuka. Di samping dalam pelatihan ini siswa dilatih untuk meningkatkan disiplin waktu yang merupakan modal awal dalam melaksanakan suatu aktifitas. Disiplin waktu mencakup pula ketepatan waktu dalam melaksanakan berbagai kegiatan siswa. Jenis kegiatan Pramuka dilaksanakan secara rutin setiap minggu satu jenis kegiatan untuk seluruh siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman dengan jadwal yang telah disusun sedemikian rupa. Pelaksanaan kegiatan Pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Bolamo secara rinci di deskripsikan sebagai berikut. a. Kegiatan Pelatihan Pengetahuan Umum Kepramukaan Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Rabu minggu pertama bulan berjalan yaitu pada jam sampai dengan Wita di Aula SMA Negeri 1

5 Paguyaman. Kegiatan diikuti oleh seluruh siswa dalam bentuk ceramah umum oleh Pembina Pramuka dan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab serta diskusi untuk memperdalam materi. Kegiatan pelatihan pengetahuan umum kepramukaan sangat penting bagi seluruh siswa untuk memahami hakikat Pramuka. Hal ini dijelaskan dengan panjang lebar oleh Pembina Pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (H. M, 45 Tahun) sebagai berikut: Pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang kegiatan Pramuka. Pengetahuan dalam Pramuka itu sangat banyak sehingga siswa diwajibkan mengikuti kegiatan ini secara rutin. Berbagai jenis pengetahuan kepramukaan misalnya sejarah Pramuka, tingkatan-tingkatan dalam Pramuka seperti Siaga, Penggalang dan Pandega. Serta usia yang tepat sesuai tingkatan tersebut. Di samping itu siswa diajarkan karakter-karakter moral dalam pramuka sehingga kelak siswa memiliki karakter yang baik dalam kehidupannya (Hasil Wawancara, 04 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dinyatakan bahwa pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Melalui kegiatan ini siswa dapat memiliki pengetahuan kepramukaan sebagai modal awal dalam mengikuti kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan ini siswa akan dapat memiliki karakter moral sesuai yang diharapkan sehingga kelak dapat digunakan dalam kehidupan masyarakat. Jenis kegiatan pengetahuan tentang kepramukaan di SMA Negeri 1 Paguyaman dilaksanakan dengan berbagai kegiatan. Di samping ceramah umum dan seminar dilaksanakan pula kegiatan pengetahuan Pramuka melalui cerdas cermat kepramukaan, dan debat siswa. Banyaknya ragam kegiatan ini

6 sebagaimana dijelaskan salah seorang guru Pembina Osis di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (A.R, 47 Tahun) sebagai berikut: Biasanya siswa itu cepat jenuh dengan kegiatan yang menoton, oleh karena itu kami bekerja sama dengan Pembina Pramuka telah menyarankan berbagai jenis dalam pemahamana siswa terhadap pengetahuan kepramukaan. Sebagian dari kegiatan itu telah dilaksanakan seperti diskusi kelompok dan debat siswa. Pada kegiatan tersebut berdasarkan pengamatan siswa sangat antusias dan termotivasi dalam kegiatan. Di samping itu melalui diskusi dan debat kita akan mempelajari siswa bekerja sama dan saling menghargai sesuai dengan pendidikan karakter yang diharapkan pada siswa (Hasil Wawancara, 02 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dinyatakan bahwa ragam model kegiatan dalam pengetahuan kepramukaan, seperti ceramah umum. Seminar, debat dan diskusi merupakan cara pembina Pramuka sehingga siswa tidak jenuh dengan materi Pramuka. Di samping itu pula melalui model pelatihan yang ada siswa akan mengembangkan karakter seperti kerja sama dalam diskusi. Saling menghargai pendapat orang lain dalam kegiatan debat serta karakter lain sebagaimana yang diharapkan dalam kegiatan Pramuka. Kegiatan pengetahuan kepramukaan melalui berbagai model di atas sangat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan Pramuka. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu peserta kegiatan dan merupakan pula Ketua OSIS SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (O.M, 17 Tahun) menjelaskan sebagai berikut: Walaupun kegiatan ceramah merupakan ciri khas dari kegiatan pengetahuan umum kepramukaan tetapi sering diselingi dengan model lain seperti debat dan diskusi. Debat dan diskusi sangat disukai siswa karena pada kegiatan tersebut siswa diberi kesempatan menyalurkan pendapat dan kemudian pendapat tersebut ditanggapi oleh siswa lain sehingga membuat penasaran. Model kegiatan ini memotivasi siswa karena menurut pengamatan saya jika model debat yang digunakan semua siswa akan

7 masuk ruangan dan terlibat langsung dalam kegiatan (Hasil Wawancara, 5 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas tampak bahwa kegiatan pengetahuan umum kepramukaan yang divariasi dengan model debat dan diskusi sangat disukai siswa karena pada kegiatan tersebut siswa diberi kesempatan menyalurkan pendapat. Di samping itu pendapat siswa ditanggapi oleh siswa lain sehingga kegiatan ini memotivasi siswa dalam memahami pengetahuan tentnag kepramukaan. Berdasarkan data kehadiran siswa pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan bahwa dari rata-rata siswa yang hadir dapat dipresentasikan 80%. Bagi siswa yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut disebabkan oleh alasanalasan seperti sakit. Di samping itu pula terdapat siswa yang meminta izin untuk tidak ikut kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan lain yang lebih penting di kelaurganya, namun hal ini harus mendapat persetujuan dari pembina kegiatan. Bagi siswa yang tidak ikut kegiatan tanpa alasan atau membolos diberikan sanksi pada besok harinya berupa mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kepramukaan dan diberikan pembinaan. b. Kegiatan Pelatihan Cara Berkomunikasi Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Rabu Sore pada minggu ke 2 bulan berjalan. Pelatihan tata cara berkomunikasi diikuti oleh siswa secara bergiliran setiap kelas dan dilaksanakan di halaman sekolah pada sore hari yaitu dari jam Wita sampai dengan Wita. Kegiatan pelatihan cara berkomunikasi mencakup kegiatan latihan salam pramuka, penghormatan dan janji-janji pramuka. Dalam kegiatan ini dilatih pula tata cara sopan santun sebagai anggota

8 pramuka baik sesama teman, guru, maupun dengan orang tua. Pelatihan cara berkomunikasi mencakup pula komunikasi melalui semaphore, morse, dan Sandisandi Pramuka. Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang Pembina Pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (Z.B, 28 Tahun) sebagai berikut: Kegiatan pelatihan Pramuka tata cara bekomunikasi sangat penting bagi siswa karena dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk memahami salam Pramuka, penghormatan dan janji-janji Pramuka yang merupakan pijakan bagi siswa dalam memahami hakikat kegiatan Parmuka bagi Siswa. Dalam kegiatan tata cara berkomunikasi mencakup pula sopan santung siswa dalam mengembangkan karakter interaksi seperti berbicara sopan santun. Hal ini berkenaan pula dengan pendidikan karakter siswa yang saat ini semakin merosot karena peradaban negara lain yang masuk ke negeri ini (Wawancara, 12 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pelatihan Pramuka tata cara bekomunikasi sangat penting bagi siswa. Pentingnya kegiatan tersebut karena berkenaan dengan pembinaan karakter siswa yang mencakup sopan santun dalam berhubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Pelatihan tata cara berkomunikasi berkenaan pula dengan pendidikan karakter siswa dalam meningkatkan pergaulan bersama teman-teman. Hal ini sebagiamana hasil wawancara dengan salah seorang siswa peserta pelatihan tata cara berkomunikasi di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (L.L,16 Tahun) sebagai berikut: Kami sangat senang dengan pelatihan tata cara berkomunikasi yang dilaksanakan di sekolah ini. Melalui kegiatan ini kami sebagai siswa akan dapat melatih pergaulan dengan teman-teman. Kami berusaha untuk saling menghargai sesama teman melalui komunikasi yang bermuatan sopan santun.kami sadari bahwa pergaulan selama ini telah dipengaruhi oleh pergaulan barat, seperti baju yang terbuka, rambut pirang dan pergaulan bebas. Oleh Karena itu melalui kegiatan ini kami sangat bersyukur bahwa kegiatan pramuka dapat membina karakter kami. Di samping itu pula

9 melalui kegiatan ini kami mulai membenahi diri bagaimana bersikap dan bertingkah laku dalam masyarakat (Hasil Wawancara, 12 Mei 2013) Berdasarka hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan tata cara berkomunikasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo sangat penting dalam melatih pergaulan siswa. Melalui tata cara berkomunikasi siswa dapat meningkatkan karakter sopan yang sesuai dengan norma dan etika-etika moral. Pembinaan karakter siswa dalam tata cara bekomunikasi berfungsi membina karakter siswa dalam berinteraksi sosial sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan data kehadiran siswa pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan bahwa dari rata-rata siswa yang hadir dapat dipresentasikan 80%. Bagi siswa yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut disebabkan oleh alasanalasan seperti sakit. Di samping itu pula terdapat siswa yang meminta izin untuk tidak ikut kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan lain yang lebih penting di kelurganya, namun hal ini harus mendapat persetujuan dari pembina kegiatan. Bagi siswa yang tidak ikut kegiatan tanpa alasan atau membolos diberikan sanksi pada besok harinya berupa mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kepramukaan dan diberikan pembinaan. c. Kegiatan Pelatihan Baris Berbaris Kegiatan pelatihan baris berbaris bertujuan untuk melatih fisik siswa dalam meningkatkan derajat kesehatan dalam kehidupan. Kegiatan ini dilaksanakan siswa terintergrasi dengan kegiatan tata cara berkomunikasi yaitu setiap hari Rabu Sore pada minggu ke 2 bulan berjalan. Jenis kegiatan dalam

10 Baris Berbaris mencakup latihan tata cara upacara bendera, aba-aba yang sesuai dengan prosedur tata upacara. Kegiatan baris berbaris diikuti oleh seluruh siswa karena bertujuan dalam membina karakter siswa untuk menanamkan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan pada terbentuknya perwatakan. Dengan demikian baris-berbaris bukan sekedar tahu tata cara tetapi memiliki makna dalam pembentukan karakter anggota Pramuka dan membentuk karakter konsekuensi, ketegasan dan berperilaku disiplin. Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang siswa peserta Pramuka (C.R, 16 Tahun) sebagai berikut: Dalam latihan baris berbaris kami dapat menerima materi berupa latihan baris berbaris dan aba-aba. Dalam latihan tersebut karaketr yang dikembangkan adalah disiplin dan konsekuensi diri. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa akan dapat membenahi diri dan membentuk watak serta kepribadian yang baik dalam meningkatkan dispilin sekolah (Hasil Wawancara, 16 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa dalam latihan baris berbaris siswa dapat menerima materi berupa latihan baris berbaris dan abaaba. Dalam latihan tersebut karakter yang dikembangkan adalah disiplin dan konsekuensi diri. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa akan dapat membenahi diri dan membentuk watak serta keperibadian yang baik dalam meningkatkan disiplin sekolah. Berdasarkan data kehadiran siswa pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan bahwa dari rata-rata siswa yang hadir dapat dipresentasikan 80%. Bagi siswa yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut disebabkan oleh alasanalasan seperti sakit. Di samping itu pula terdapat siswa yang meminta izin untuk tidak ikut kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan lain yang lebih penting di

11 kelaurganya, namun hal ini harus mendapat persetujuan dari pembina kegiatan. Bagi siswa yang tidak ikut kegiatan tanpa alasan atau membolos diberikan sanksi pada besok harinya berupa mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kepramukaan dan diberikan pembinaan d. Kegiatan Perkemahan Pramuka Kegiatan perkemahan merupakan kegiatan yang sangat disenangi siswa. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan perkemahan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo memiliki 2 jenis program perkemahan yaitu kegiatan perkemahan akhir semester dan kegiatan perkemahan sesuai dengan program Dinas Pendidikan Kabupaten yang diselenggarkan sertiap Hari Pramuka yaitu taggal 14 Agustus tahun berjalan. Program kegiatan Pramuka akhir semester dilaksanakan sesudah pelaksanan ujian semester yaitu terintegrasi dalam kegiatan Meeting Class yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan perkemahan pramuka di sekolah di ikuti oleh seluruh kelas dan masing-masing kelas memiliki dua tenda yaitu tenda Putera dan Tenda Puteri. Kegiatan ini dibina langsung oleh wali-wali kelas. Kegiatan perkemahan Pramuka bertujuan membina karakter siswa yang kompleks karena kegiatan ini mencakup seluruh kegitan Pramuka. Kegiatan perkemahan merupakan kegiatan evaluasi untuk pelatihan-pelatihan Pramuka yang dilaksanakan dalam 1 semester. Hal ini sebagaimana penjelasan seorang Wali Kelas (A.U, 42 tahun) di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo sebagai berikut:

12 Kami seluruh Wali Kelas wajib melibatkan diri dalam kegiatan Perkemahan karena kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh kelas. Khusus dalam kegiatan perkemahan Wali Kelas bertindak sebagai pembimbing siswa selama perkemahan berlangsung yang biasanya dilaksanakan selama 2 hari. Kegiatan perkemahan jika diamati sangat penting dalam membiasakan siswa dalam berdisiplin dan mandiri. Kegiatan perkemahan pramuka diisi dengan melakukan evaluasi terhadap seluruh jenis kegiatan Pramuka seperti pengetahuan tentang Pramuka, Baris Berbaris, Tata cara berkomunikasi dan sebagainya (Hasil Wawancara, 12 Mei 2013) Berdasarka hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan perkemahan melibatkan seluruh Wali Kelas sebagai pembina Pramuka.Kegiatan Pramuka sangat penting dalam membiasakan siswa dalam berdisiplin dan mandiri karena dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi terhadap seluruh jenis kegiatan Pramuka. Kegiatan perkemahan yang dilaksanakan di Sekolah sangat memotivasi siswa dalam membentuk karakter terutama kedisiplinan, konsekuensi, kejujuran dan kemandirian. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah seorang siswa peserta perkemahan akhir semester (A.K, 16 Tahun) sebagai berikut: Kami sangat senang dengan kegiatan Perkemahan Pramuka karena dalam kegiatan ini kami dilatih kedisiplinan dan kemadirian. Setiap pagi kami harus bangun berolah raga dan latihan baris berbaris, kemudian kami harus mempersiapkan konsumsi untuk kebutuhan kami. Dalam kegiatan ini kami merasakan hidup mandiri dialam bebas tanpa bergantung pada orang tua dan guru. Kami dapat merasakan bahwa kehidupan itu memerlukan kemandirian sebagai bekal kami setelah terjun dalam masyarakat (Hasil Wawancara 14 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa siswa sangat senang dengan kegiatan Perkemahan Pramuka karena dalam kegiatan ini siswa dilatih kedisiplinan dan kemadirian. Dalam kegiatan Pramuka siswa akan terlepas dari ketergantungan kepada orang tua dan dapat hidup mandiri di alam bebas tanpa tergantung pada orang lain.

13 Berdasarkan data kehadiran siswa pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan bahwa dari rata-rata siswa yang hadir dapat dipresentasikan 90%. Bagi siswa yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut disebabkan oleh alasanalasan seperti sakit. Di samping itu pula terdapat siswa yang meminta izin untuk tidak ikut kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan lain yang lebih penting di kelaurganya, namun hal ini harus mendapat persetujuan dari pembina kegiatan. Bagi siswa yang tidak ikut kegiatan tanpa alasan atau membolos diberikan sanksi pada besok harinya berupa mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kepramukaan dan diberikan pembinaan. 4.2 Pembahasan Kegiatan Pramuka yang dilaskanakan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo telah memberikan kontribusi terhadap pembinaan karakter siswa. Membentuk sikap dan kepribadian generasi muda sehingga dapat berkiprah dalam ketahanan bangsa dan negara melalui berbagai kegiatan yang menumbuhkan patriotisme serta hubungan sosial yang baik dalam masyarakat (Abidin, 2002:14). Kegiatan pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo dilaksanakan melalui program-program kegiatan rutin yang wajib dilaksankan di sekolah. Kegiatan itu mencakup pelatihan pengetahuan kepramukaan, latihan tata cara berkomunikasi, latihan baris-berbaris dan perkemaan pramuka yang dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar sekolah.

14 Kontribusi kegiatan Pramuka terhadap pembinaan karakter siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo tampak pada makna dari berbagai kegiatan Pramuka yang telah dilaksanakan yang akan dibahas sebagai berikut: Kegiatan Pelatihan Pengetahuan Umum Kepramukaan Pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Melalui kegiatan ini siswa dapat memiliki pengetahuan kepramukaan sebagai modal awal dalam mengikuti kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan ini siswa akan dapat memiliki karakter moral sesuai yang diharapkan sehingga kelak dapat digunakan dalam kehidupan masyarakat. beragam model kegiatan dalam pengetahuan kepramukaan, seperti ceramah umum, Seminar, debat dan diskusi merupakan cara pembina Pramuka sehingga siswa tidak jenuh dengan materi Pramuka. Melalui kegiatan pengetahuan kepramukaan siswa akan mengembangkan karakter seperti rasa tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan. Memiliki rasa kewarnegaraan, dan konsekuesni terhadap kegiatan Pramuka. ini memotivasi siswa dalam memahami pengetahuan tentang kepramukaan. Guna kejelasan kontribusi kegiatan Pramuka dalam pembinaan karakter siswa di bidang pengetahuan umum kepramukaan dapat disajikan pada tabel berikut:

15 Tabel 1 Kontribusi Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo Pada Kegiatan Pengetahuan Kepramukaan No Jenis Karakter Persentase Kemampuan Siswa Persentase Kehadiran Siswa 01 Tanggung Jawab 65% 80% 02 Kewarganegaraan 70% 80% 03 Kejujuran 75% 80% Persentase Rata-Rata 70% 80% Sumber:Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Berdasarkan tabel di atas tampak kemampuan karakter siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo, khususnya pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan. Kemampuan siswa pada karakter tersebut rata-rata hanya 70% sehingga masih terdapat kelemahan-kelemahan yang perlu dilakukan pembenahan. Namun dalam kegiatan ini belum diikuti siswa secara keseluruhan tetapi hanya wakil-wakil kelas sehingga siswa yang terdaftar aktif dalam kegiatan Pramuka hanya 100 orang dari 530 siswa di sekolah tersebut. Pramuka telah memberikan kontribusi terhadap pembinaan karakter siswa. Kemampuan siswa pada disiplin tampak pada kehadiran siswa pada kegiatan perkemahan, kemampuan siswa dalam menghargai waktu setiap kegiatan. Sedangkan pada kemandirian siswa dapat melakukan pekerjaan secara mandiri misalnya menyiapkan makanan, mengatur peralatan dan sebagainya. Demikian pula pada karaktaer tanggung jawab tampak sebagian besar siswa bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan dalam proses pelaksanaan kegiatan perkemahan. Berdasarkan temuan ini Koesoema (2011:99) menjelaskan bahwa

16 dalam konsep pendidikan, karakter merupakan penggerak nilai-nilai individu yang merengkuh domain sosial dan membentuk individu yang dewasa dan bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup bersama dan melalui pendidikan karakter dipandang mampu mengatasi determinasi dalam dirinya,sehubungan dengan itu juga Aunillah (2011:18) mengemukakan dalam bukunya bahwa pendidikan karakter adalah sebuah sistim yang menanamkan nilai-nilai terhadap Tuhan, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa sehingga akan terwujud insan kamil Kegiatan Pelatihan Cara Bekomunikasi Kegiatan pelatihan Pramuka tata cara bekomunikasi sangat penting bagi siswa karena berkenaan dengan pembinaan karakter siswa yang mencakup sopan santun dalam berhubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Pelatihan tata cara berkomunikasi berkenaan pula dengan pendidikan karakter siswa dalam meningkatkan pergaulan. Di samping itu pula sangat penting dalam melatih pergaulan siswa. Melalui tata cara berkomunikasi siswa dapat meningkatkan karakter sopan yang sesuai dengan norma dan etika-etika moral. Melalui pelatihan cara berkomunikasi ini pula siswa terlihat dapat menghargai dengan siapa dia berkomunikasi sehingga dapat melatih kesopanan.guna kejelasan kontribusi kegiatan Pramuka dalam pembinaan karakter siswa di bidang pengetahuan umum kepramukaan dapat disajikan pada tabel berikut:

17 Tabel 2 Kontribusi Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo Pada Tata Cara Berkomunikaasi No Jenis Karakter Persentase Kemampuan Siswa Persentase Kehadiran Siswa 01 Rasa Hormat 80% 80% 02 Kepedulian 50% 80% 03 Konsekuen 80% 80% Persentase Rata-Rata 70% 80% Sumber:Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa kegiatan Pramuka khususnya pada kegiatan tata cara berkomunikasi telah memberikan kontribusi terhadap pembinaan karakter siswa. Karakter rasa hormat tampak pada sikap siswa dalam bebrbicara dengan guru maupun sebagian rekan-rekannya dengan cara memperhatikan sikap dalam bebicara. Tetapi dalam karakter ini masih ada kelemahan yaitu siswa yang terbiasa berbicara dengan teman-teman sekelas dengan kata-kata yang kasar. Kepedulian siswa dalam tata cara berkomunikasi tampak pada perhatian pada pada jenis pembicaraan baik oleh guru maupun temannya, Sebagian besar siswa memperhatikan kegiatan pembicaraan yang dilakukan. Demikian pula dengan konsekuensi siswa tampak pada memikirkan apa yang diucapkan sesuai dengan hati dan diolah oleh pikiran dan harus dilakukan secara konsekuen. Sehubungan dengan itu temuan ini diperkuat oleh Fitri (2012: 20) beliau mengemukakan bahwa Secara etimologi karakter berasal dari bahasa Latin character yang artinya watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,

18 kepribadian dan akhlak sedangkan secara termonologi karakter adalah sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri, sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, yang menjadi ciri khas seseorang atau sekolompok orang dan kemudian disusul oleh Dali Gulo (dalam Asmani, 2011:28) karakter adalah keperibadian yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral yang biasanya sifat-sifatnya relatif tetap pada seseorang. Berdasarkan pendapat ini dapat dismpulkan bahwa karakter berkenaan dengan pola etika yang dimiliki individu yang ditampilkan dalam kesehariannya.melalui pengenalan etika individu dapat memahami sendi-sendi kehidupan yang bermanfaat dalam berinteraksi Kegiatan Pelatihan Baris Berbaris Kegiatan baris berbaris diikuti oleh seluruh siswa karena bertujuan dalam membina karakter siswa untuk menanamkan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan pada terbentuknya perwatakan. Dengan demikian baris-berbaris bukan sekedar tahu tata cara tetapi memiliki makna dalam pembentukan karakter anggota Pramuka dan membentuk karakter konsekuensi, ketergasan dan berperilaku disiplin. Guna kejelasan kontribusi kegiatan Pramuka dalam pembinaan karakter siswa di bidang pengetahuan umum kepramukaan dapat disajikan pada tabel berikut:

19 Tabel 3 Kontribusi Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo Pada Kegiatan Baris Berbaris No Jenis Karakter Persentase Kemampuan Siswa Persentase Kehadiran Siswa 01 Disiplin 80% 80% 02 Keberanian 70% 80% 03 Sportifitas 60% 80% Persentase Rata-Rata 70% 80% Sumber:Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa kegiatan Pramuka khususnya pada kegiatan Baris Berbaris telah memberikan kontribus terhadap pembinaan karakter siswa. Kemampuan siswa pada disiplin tampak pada kehadiran siswa pada kegiatan perkemahan, kemampuan siswa dalam menhargai waktu setiap kegiatan. Namun dalam kegiatan ini masih terdapat pula kelemahan sebagian siswa datang terlambat. Hal ini dilakukan arahan dan pembinaan oleh guru pembina dengan baik. Pada karakter keberanian sebagian siswa mulai memperlihatkan keberanian seperti maju memimpin kegiatan, menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dengan baik. Tetapi masih terdapat pula siswa yang kurang berani maju dalam memimpin kegiatan sehingga dilakukan arahan oleh pembina dengan maksimal. Keberanian tampak pula pada siswa dapat melakukan pekerjaan secara dengan mengambil inisiatif sendjri pada setiap kegiatan baruis berbaris.temuan ini diperkuat oleh Suparlan (dalam Asmani,2011:49) mengklasifikasi jenis-jenis karakter dalam 9 pilar karakter yaitu; a) tanggung jawab (resfonsibility), b) rasa

20 hormat (respect), c) keadilan (fairness) d) keberanian (courage) e) kejujuran (honesty) f) kewargenegaraan (cityzenship) g) disiplin diri (self dicipline) h) peduli (caring) i) ketekunan (perseverance).dan kemudian untuk lebih memperkuat disusul oleh Abidin (2011:42) bahwa pelatihan baris berbaris dalah wujud latihan fisik yang diperlukan untuk menanamkan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan pada terbentuknya perwatakan. Dengan demikian baris-berbaris bukan sekedar tahu tata cara tetapi memiliki makna dalam pembentukan karakter anggota pramuka Kegiatan Perkemahan Pramuka Kegiatan Pramuka sangat penting dalam membiasakan siswa dalam berdisiplin dan mandiri karena dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi terhadap seluruh jenis kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan siswa dilatih kedisiplinan dan kemadirian. Kegiatan Pramuka siswa akan terlepas dari ketergantungan kepada orang tua dan dapat hidup mandiri di alam bebas tanpa tergantung pada orang lain. Perkemahan merupakan kegiatan yang paling disenangi siswa sehingga mereka termotivasi untuk mengikutinya dan merupakan evaluasi dari semua Janis kegiatan dalam pramuka, sehingga dalam kegiatan perkemahan ini dapat terlihat karakter siswa seperti yang diharapkan. Salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang sangat penting di lembaga sekolah adalah kegiatan Pramuka yang mencakup kegiatan-kegiatan non akademik siswa.sehingga dapat membentuk karakter siswa. Berdasarkan pembahasan di atas tampak kegiatan Pramuka yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo telah

21 memberikan kontribusi dalam pembinaan karakter siswa. Melalui kegiatan Pramuka siswa akan dibiasakan memiliki keperibadian berdasarkan nilai-nilai karakter sesuai dengan pengembangan pendidikan karater yang diharapkan di lembaga pendidikan.. Guna kejelasan kontribusi kegiatan Pramuka dalam pembinaan karakter siswa di bidang pengetahuan umum kepramukaan dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 4 Kontribusi Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo Pada Kegiatan Perkemahan Pramuka No Jenis Karakter Persentase Kemampuan Siswa Persentase Kehadiran Siswa 01 Kemandirian 90% 100% 02 Kerja Sama 95% 100% 03 Percaya Diri 85% 100% Persentase Rata-Rata 90% 100% Sumber:Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa kegiatan Pramuka khususnya pada kegiatan Perkemahan Pramuka telah memberikan kontribus terhadap pembinaan karakter siswa. Kemampuan siswa pada disiplin tampak pada kehadiran siswa pada kegiatan perkemahan, kemampuan siswa dalam mengargai waktu setiap kegiatan. Sedangkan pada kemandirian siswa dapat melakukan pekerjaan secara mandiri misalnya menyiapkan makanan, megatur peralatan dan sebagainya. Demikian pula pada karaktaer tanggung jawab tampak sebagian besar siswa bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan dalam proses

22 pelaksanaan kegiatan perkemahan. Hal ini sesuai teori yang dikemukakan pemerintah (dalam, Aunilah (2011:97) bahwa tujuan Pendidikan Karakter Versi adalah; membentuk manusia Indonesia yang bermoral,cerdas, inovasi yang suka bekerja keras, optimis dan percaya diri dan membentuk manusia Indonesia yang berjiwa patriot. Seiring dengan itu Wayudin (2008:822) menjelaskan Pada dasarnya kegiatan pendidikan merupakan usaha sadar untuk mewujudkan suasana proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spritual, keagamaan, pengendalian diri, keperibadian serta keterampilan yang digunakan dalam lingkungan masyarakat kelak. Kegiatan tersebut disamping kegiatan kurikuler terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler.

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pengertian Karakter Secara etimologi karakter berasal dari bahasa Latin character yang

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pengertian Karakter Secara etimologi karakter berasal dari bahasa Latin character yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Karakter Secara etimologi karakter berasal dari bahasa Latin character yang artinya watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab menyiapkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan oleh pembangunan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang berguna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan mampu membentuk karakter suatu bangsa. Apabila pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan sebagai hak asasi manusia telah dilindungi oleh undangundang dan hukum, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya kemajuan. Sejarah bangsa-bangsa besar telah membuktikan bahwa kemandirian dan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha untuk membantu peserta didik mengembangkan seluruh potensinya (hati, pikir, rasa, dan karsa, serta raga). Dengan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa 68 Lampiran 1. Lembar Observasi Karakter Disiplin Hari : Sabtu Tanggal : 18 September 2016 KRITERIA No Nama Siswa 1 2 3 YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK 1 Sheva 2 Juan 3 Dimas 4 Nando 5 Alpin 6 Andika 7 Pandu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UNESCO (DEPAG RI, 2004: 8) mencanangkan pilar-pilar penting dalam pendidikan, yakni bahwa pendidikan hendaknya mengembangkan kemampuan belajar untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang serta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk kehidupan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segi budaya, social maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dari segi budaya, social maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat didalamnya, baik dari segi budaya,

Lebih terperinci

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merupakan cerminan dari seseorang. Seseorang bisa dikatakan baik atau buruk, sopan atau tidak, semua tercermin dari karakter dan tindakan yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkualitas harus berlandaskan tujuan yang jelas, sehingga dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA Ar-Risalah SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, merupakan salah satu instansi yang membutuhkan sistem informasi sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit

Lebih terperinci

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah : SDN-SN Pasar Lama 1 A l a m a t : Jl. Letjen. S. Parman Banjarmasin B e r d i r i :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia sekolah belakangan ini menjadi sorotan masyarakat, seperti yang baru beberapa bulan ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER DALAMKELUARGA

PENDIDIKAN KARAKTER DALAMKELUARGA PENDIDIKAN KARAKTER DALAMKELUARGA Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Pendahuluan Agama merupakan sistem aturan yang bersumber dari wahyu Tuhan yang membawa manusia menuju kebahagiaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat tidak dapat dihindari. Dampak positif dari globalisasi antara

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat tidak dapat dihindari. Dampak positif dari globalisasi antara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi memunculkan berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif khususnya pada bidang pendidikan. Dampak globalisasi yang semakin cepat tidak

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama. Pendidikan tidak mengenal batas-batas pendidikan informal, formal, maupun non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini menghadapi berbagai masalah yang amat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Informan 1. Informan I Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk agama Islam dan bersuku Jawa, informan sekarang duduk di

Lebih terperinci

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) A. Tentang MPK 1. MPK berasal dari perwakilan resmi dari masing masing kelas yang dipilih berdasarkan musyawarah kelas dan disetujui oleh wali kelas 2. Anggota MPK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan berbagai dinamika kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang dilaksanakan di Indonesia meliputi pembangunan disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di bidang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jaman globalisasi sekarang ini dapat di lihat adanya perubahan perilaku yang terjadi pada generasi muda khususnya peserta didik antara lain; perilaku rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa, secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Sebelum pelaksanaan PPL banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan oleh mahasiswa. Beberapa hal yang dilakukan mahasiswa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran dalam kelas sangat ditentukan oleh peran guru dalam mengelola kelas. Peran guru dalam mengelola kelas sangat penting kerena berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang sangat berpotensi membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuankemampuan yang dimilikinya. Selain mendididik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak. Anak berkedudukan sebagai anak didik dalam sebuah keluarga. Dasar

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja dalam bahasa latin adolescence berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Rentang waktu usia remaja dibedakan menjadi tiga, yaitu : 12-15

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

LOYALITAS DAN PERAN AKTIF SISWA DALAM MENDUKUNG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

LOYALITAS DAN PERAN AKTIF SISWA DALAM MENDUKUNG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER LOYALITAS DAN PERAN AKTIF SISWA DALAM MENDUKUNG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Wahyu Okta Sulistiani Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 E-mail: wahyu.soerati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang sangat strategis untuk membawa masyarakat dan bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan dan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam pembenahan diri manusia kearah yang lebih baik. Melalui pendidikan, manusia akan memperoleh ilmu pengetahuan yang merupakan

Lebih terperinci

BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /

BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) / BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) sgifis48@gmail.com 08128533491/0817804183 Tujuan Umum : Mewujudkan Visi dan Misi SMAN 48 Tujuan Khusus : Meningkatkan Pencapaian Kompetensi

Lebih terperinci

Semoga Buku Tanya Jawab ini bermanfaat. Jakarta, Februari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Semoga Buku Tanya Jawab ini bermanfaat. Jakarta, Februari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TANYA JAWAB TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan bagi pembentukan karakter bangsa sangat strategis tujuannya. Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang banyak digerakkan dikalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO 64 BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA YMI Wonopringgo, peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 3 BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 2014 Bukti fisik nomor 32 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Rata-rata nilai ketuntasan belajar kelompok mata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. setelah berlangsung beberapa tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. setelah berlangsung beberapa tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Tindakan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang hasilnya baru bisa dirasakan setelah berlangsung beberapa tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Tindakan, perilaku dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan. PENEGAKAN KEDISIPLINAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Tawang Sari, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan pengelolaan Negara itu sendiri dalam mengelola pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penanaman nilainilai moral dalam pembelajaran biologi di SMA, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas tanah untuk bangunan adalah 1,242 M². Sekolah Menegah Pertama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas tanah untuk bangunan adalah 1,242 M². Sekolah Menegah Pertama BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Lokasi SMP Negeri 13 Yogyakarta Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Yogyakarta merupakan sekolah menengah pertama negeri yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, kualitas sumber daya manusia pun harus terus ditingkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang

Lebih terperinci